plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar...

121
i PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI SMP KEMASYARAKATAN PROMASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : Bernardinus Kristianto NIM : 091434022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 24-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

i

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI

SMP KEMASYARAKATAN PROMASAN TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Bernardinus Kristianto

NIM : 091434022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

iii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Va’ Dove Ti Porta Il Coure”

Dan kelak. di saat begitu banyak jalan terbentang di

hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang

harus kauambil, janganlah memilih dengan asal saja,

tetapi duduklah dan tunggulah sesaat. Tariklah

napas dalam-dalam, dengan penuh

kepercayaan,seperti saat kau bernapas di hari

pertamamu di dunia ini.Jangan biarkan apa pun

mengalihkan perhatiamu, tunggulah dan tunggulah

lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan

dengarkan hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara,

beranjaklah,dan pergilah ke masa hati

membawamu... (Susanna Tamaro)

Ku persembahkan karyaku ini untuk:

1. Ayah bunda tercinta, yang dengan tulus iklas selalu mencurahkan kasih sayang,

doa, dan dukungan agar aku dapat melangkah lebih baik dalam menjalani

kehidupan ini.

2. Keluarga besar Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009

3. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2013

Penulis,

Bernardinus Kristianto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

vi

PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Bernardinus Kristianto

Nomor Mahasiswa : 091434022

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI

SMP KEMASYARAKATAN PROMASAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal 17 Desember 2013

Yang menyatakan,

Bernardinus Kristianto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan metodeContextual Teaching and Learning. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswikelas VII semester genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 36 siswa.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari instrumenpembelajaran (Silabus dan RPP), dan instrumen pengumpulan data (tes, lembarobservasi, dan kuisioner). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelasdengan model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali denganperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasiproses hasil tindakan, dan refleksi.

Tingkat hasil belajar siswa hanya 17,65% sebelum dilakukan penelitian.Dengan penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning, terjadipeningkatan hasil belajar siswa, dari 58% pada siklus I, menjadi 77,78% padasiklus II. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa. Interaksi antar siswameningkat dari 14% menjadi 81%, dan kerjasama dalam kelompok meningkatdari 14% menjadi 92%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunakan pendekatanContextual Teaching and Learning pada materi pencemaran lingkungan dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP KemasyarakatanPromasan.

Kata kunci : Contextual Teaching and Learning, hasil belajar, aktivitas belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

viii

ABSTRACT

This study aims to improve the activity and student learning outcomes inthe subject of pollution and environmental damage. The subjects of this studywere students of class VII semester of academic year 2012/2013, as many as 36students. The instrument used in this study, consists of a learning instrument(Syllabus and RPP), and data collection instruments (tests, observation sheets,and quesinoer). Research model used is Model Combined Sanford and Kemmis.This model begins with action planning, action, observing and evaluating theresults of the action, and reflection.

Prior to this research, the level of student learning outcomes is only17.65%. With the uses of Contextual Teaching and Learning approach, anincrease in student leaming outcomes, from 58% in the first cycle, to 77.78% inthe second cycle. Increase also occurred in student activities. interaction amongstudents increased from 14% to 81%, and cooperation within the group increasedfrom 14% to 92%.

Thus, it can be concluded that the use Contextual Teaching and Learningon the pollution and environmental damage can improving activities and studentlearning outcomes class VII SMP Kemasyarakatan Promasan at academic year2012/2013.

Key words: Contextual Teaching and Learning, student learning outcomes,activities

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih-Nya yang

besar, serta melalui kehendak dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII Melalui Metode Contextual Teaching and Learning Pada Materi

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan

Tahun Ajaran 2012/2013.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada program studi Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat

dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan

senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

4. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan.

5. Staf Sekre JPMIPA /laboran PBIO (Bu Heni, Mas Arif, Pak Sugeng dan

Mas Agus yang telah memfasilitasi selama proses masa studi di

Universitas Sanata Dharma.

6. Sr. M. Magreeth Widyastuti, SPM. Selaku Kepala SMP Kemasyarakatan

Promasan yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Melkyas Putrawan Basuki, B. Sc selaku guru mata pelajaran

biologi, staf guru, karyawan, siswa-siswi kelas VII, serta seluruh siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

x

SMP Kemasyarakatan Promasan yang telah bersedia membantu selama

proses penelitian.

8. Bapak dan ibu serta keluarga yang memberi dukungan doa serta

pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.

9. Christin yang selalu memberi semangat dan dukungan dalam pengerjaan

skripsi.

10. Sahabat-sahabat ku: Widi, Leo, Wiwik, Rio, Riris, Adit, Ius, dan teman-

teman prodi Pendidikan Biologi 2009 atas kebersamaannya selama masa

studi banyak suka duka yang kita alami bersama. Untuk Alm Pimchan,

selamat jalan kawan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari

pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

dan semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

Bernardinus Kristianto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

SKRIPSI................................................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................v

PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GRAFIK ..............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Permasalahan ...............................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................8

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................8

D. Batasan Masalah ......................................................................................9

E. Manfaat Penelitian.................................................................................10

F. Hipotesis..................................................................................................11

BAB II DASAR TEORI.......................................................................................12

A. Belajar.....................................................................................................12

B. Aktivitas Belajar ....................................................................................16

C. Hasil Belajar ...........................................................................................19

D. Contextual Teaching And Learning.......................................................34

a. Pengertian Contextual Teaching and Learning ...................................34

b. Karakteristik Contextual Teaching and Learning ..............................37

c. Pola pembelajaran Contextual Teaching and Learning .....................47

E. Materi Pembelajaran.............................................................................49

1. Standar Kompetensi..............................................................................49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

xii

2. Kompetensi Dasar .................................................................................49

3. Indikator.................................................................................................50

4. Pokok materi : pencemaran dan kerusakan lingkungan...................50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................55

A. Jenis Penelitian Yang Digunakan.........................................................55

B. Variabel Penelitian.................................................................................56

C. Jenis Data................................................................................................56

D. Subyek Penelitian...................................................................................56

E. Waktu Penelitian....................................................................................56

F. Instrumen Penelitian Yang Digunakan ...............................................57

G. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian...................................................58

H. Analisis Data...........................................................................................63

I. Indikator Keberhasilan .........................................................................66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................67

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.........................................................67

1. Siklus 1 ....................................................................................................67

a. Perencanaan...........................................................................................67

b. Pelaksanaan dan Pengamatan..............................................................69

c. Refleksi ...................................................................................................77

2. Siklus 2 ....................................................................................................78

a. Perencanaan...........................................................................................78

b. Pelaksanaan dan Pengamatan..............................................................79

c. Refleksi ...................................................................................................82

B. Hasil Penelitian.......................................................................................83

1. Hasil belajar siswa.................................................................................83

2. Aktivitas belajar siswa ..........................................................................86

C. Pembahasan............................................................................................88

1. Hasil Belajar ..........................................................................................88

2. Aktivitas Belajar Siswa .........................................................................93

3. Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)97

4. Faktor yang Mendukung Penerapan Pendekatan ContextualTeaching and Learning (CTL) di SMP Kemasyarakatan Promasan .......99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

xiii

5. Faktor yang Menghambat Penerapan Pendekatan ContextualTeaching and Learning (CTL) dan cara mengatasi ...................................99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................101

A. Kesimpulan...........................................................................................101

B. Saran .....................................................................................................101

Daftar Pustaka....................................................................................................104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai awal hasil belajar siswa ................................................... 4

Tabel 3.1 Rancangan penelitian tindakan kelas ....................................... 58

Tabel 3.2 Kriteria penggolongan aktivitas belajar siswa ......................... 65

Tabel 3.3 Penskoran setiap pernyataan questioner .................................. 66

Tabel 3.4 Kriteria tanggapan siswa .......................................................... 66

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa ranah kognitif siklus I ................................ 88

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa ranah kognitif siklus II............................... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ................... 88

Grafik 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ........ 89

Grafik 4.3 Presentase Ketuntasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 90

Grafik 4.4 Persentase Ketuntasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II .. 91

Grafik 4.5 Persentase Perbandingan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa

antar Siklus ....................................................................... 93

Grafik 4.6 Persentase Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa

antar Siklus ....................................................................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Gabungan Sanford dan Kemmis ............................... 55

Gambar 4.1 Siswa sedang praktikum kerusakan hutan dengan cara

mencabuti rumput dalam lahan ............................................. 73

Gambar 4.2 Siswa sedang praktikum pengaruh pencemaran udara

terhadap pencemaran ikan ..................................................... 74

Gambar 4.3 Siswa praktikum pengaruh pencemaran air terhadap

pernafasan ikan ...................................................................... 76

Gambar 4.4 Siswa praktikum pengaruh eutrofikasi terhadap

kelangsungan hidup ikan ....................................................... 76

Gambar 4.5 Seorang siswa sedang mencatat hasil diskusi mengenai

pencemaran dan kerusakan lingkungan ................................. 78

Gambar 4.6 Siswa sedang praktikum penyaringan air limbah secara

fisika dan biologi ................................................................... 82

Gambar 4.7 Siswa mengukur pH dalam air saringan terakhir .................. 83

Gambar 4.8 Siswa sedang menuang dekomposer ke dalam bahan

kompos .................................................................................. 84

Gambar 4.9 Siswa sedang menutup bahan dengan plastik ........................ 84

Gambar 4.10 Siswa sedang menuliskan jawaban di papan tulis ................. 85

Gambar 4.11 Siswa sedang membuat poster ............................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Proses belajar mengajar hanya akan terjadi jika terjalin relasi antara

pendidik dan peserta didik, yang di dalamnya terjadi transfer ilmu dan

berlangsung secara berlanjut. Dalam proses belajar mengajar diharapkan

mampu menumbuh kembangkan situasi pendidikan (setiap kegiatan

pendidikan yang berlangsung) melalui teraktualisasinya kondisi tertentu di

dalam relasi kedua belah pihak. Komponen yang terkandung di dalamnya,

seperti komponen peserta didik, pendidik, tujuan pendidikan, dan proses

pembelajaran berjalan bersama (Slamet, 2005).

Dalam pendidikan formal, di mana pendidikan bersifat resmi, pendidik

cenderung lebih berperan sebagai pengawal dan sekaligus pengembang situasi

pendidikan. Dalam situasi formal tersebut, pendidik dalam kondisi

melaksanakan tugasnya (tugas profesional) dan peserta didik bertindak

sebagai sasaran dari tugas yang dilaksanakan pendidik. Di sini, pendidik

adalah seorang ahli yang mempunyai tanggung jawab akan proses dan

keberhasilan pendidikan. Sebagai seorang ahli, pendidik diharapkan mampu

menciptakan situasi yang kondusif guna terjadinya proses pendidikan, agar

pendidikan tersebut dapat dikatakan berhasil dengan adanya indikator-

indikator yang tercapai. Jadi seorang pendidik adalah seorang ahli yang

profesional, di mana ia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

2

waktu dan sasaran, serta melaksanakan tugas tersebut dengan penuh tanggung

jawab (Sanjaya, 2011).

Dalam usaha mengaktualisasikan profesionalitasnya, seorang pendidik

membutuhkan perangkat pendidikan. Segenap ilmu dan ketrampilan serta

kinerja pendidik dapat disebut sebagai perangkat pendidikan. Dengan kata lain

perangkat pendidikan tersebut berisi hard and soft skill. Oleh karena itu,

perangkat pendidikan hendaknya dimiliki dan dilaksanakan oleh pendidik

untuk menumbuh-kembangkan proses pendidikan. Dengan adanya

penguasaan ilmu dan ketrampilan dari seorang pendidik, hal ini diharapkan

mampu memberikan nilai positif bagi perkembangan peserta didik.

Penguasaan “hard and soft skill” seorang pendidik akan membantu dalam

proses pembelajaran. Komponen-komponen pendidikan yang saling bersinergi

akan membantu dalam tercapainya tujuan pendidikan. Komponen-komponen

yang berisi hard and soft skill juga dibutuhkan seorang guru biologi dalam

mengampu mata pelajaran biologi.

Dalam belajar biologi, seringkali siswa kurang memahami apa yang

sebenarnya mereka pelajari. Pelajaran biologi sering dinilai sulit dipahami

oleh sebagian dari siswa. Seringkali siswa merasa yang mereka pelajari dalam

pelajaran biologi tersebut abstrak. Siswa merasa apa yang mereka pelajari

jauh dari kenyataan dan jauh dari kehidupan mereka, sehingga tidak sedikit

siswa yang mendapat nilai jelek dalam mata pelajaran biologi karena tidak

paham dengan materi yang siswa pelajari.

Dalam proses pembelajaran biologi yang sering terjadi adalah siswa

menyalin tulisan yang ada dalam buku paket ke dalam buku tulis siswa. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

3

sudah selesai menyalin, guru baru menjelaskan materi yang dicatat tadi.

Proses pembelajaran yang demikian membuat siswa tidak berpikir kritis

melainkan membuat siswa terpaku dengan buku paket. Kemampuan siswa

untuk mengembangkan pengetahuannya menjadi terhambat. Metode yang

demikian mendidik siswa untuk menjadi follower bukan developer. Secara

tidak langsung justru akan membuat siswa menjadi tidak suka untuk berpikir

tetapi membuat siswa untuk gemar meniru. Jika dilihat secara lebih

mendalam penggunaan metode tersebut justru membuka peluang bagi siswa

untuk tidak fokus dengan materi pembelajaran dan dapat menurunkan minat

belajar siswa. Bagi siswa “nakal” justru memberi peluang untuk ribut sendiri,

atau bermain sendiri, dan yang lebih parah adalah waktu pelajaran yang

seharusnya digunakan untuk memahami materi yang dipelajari justru

digunakan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang tidak atau

belum dikerjakan. Secara tidak sadar guru telah mendukung siswa untuk

menyepelekan, sehingga tidak mau belajar lagi.

Kejadian tersebut justru menjadi bumerang bagi diri siswa itu sendiri,

karena ketika tiba saatnya ujian mereka sudah tidak ingat lagi materi yang

dipelajari. Minimnya penguasaan materi pelajaran tersebut membuat siswa

tidak bisa mengerjakan ulangan dengan baik, jawaban mereka hanya asal-

asalan , sehingga nilai mereka menjadi hancur.

Salah satu sekolah yang mengalami hal serupa adalah SMP

Kemasyarakatan Promasan. SMP Kemasyarakatan Promasan merupakan

sebuah sekolah yang terletak di pedesaan, yaitu di Pedukuhan Promasan,

Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

4

sekolah yang terletak di pedesaan ada kemungkinan besar bahwa siswa yang

sekolah di sana adalah siswa yang berasal dari pedukuhan Promasan dan

sekitarnya, meski tidak menutup kemungkinan bahwa ada siswa yang berasal

dari pinggiran kota, pusat kota, bahkan dari luar daerah atau luar propinsi.

Kecenderungan anak dari pedesaan adalah tidak percaya diri, pemalu, namun

mereka mau menghargai orang lain dan menyaudara. Guru Biologi di SMP

Kemasyarakatan Promasan merupakan guru pindahan dari Magelang, yang

juga sudah mendekati pensiun, sehingga tenaga dan kemampuannya pun

sudah berkurang.

Salah satu materi yang sulit diajarkan kepada siswa adalah materi

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari

tingkat pencapaian KKM siswa. KKM yang ditetapkan adalah 75, sedangkan

siswa yang mencapai KKM adalah 16, 67%, berarti masih ada 83,33% siswa

yang belum tuntas. Dengan kata lain, masih ada 30 siswa yang butuh

pendampingan khusus dalam proses pembelajaran, sehingga siswa harus

mengikuti remidial untuk menaikkan nilai yang mereka peroleh. Rendahnya

hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1Nilai awal hasil belajar siswa

No Hasil Ulangan Hasil

1 Nilai tertinggi 72

2 Nilai terendah 44

3 Rata-rata 54,54

4 Jumlah siswa yang tuntas belajar ( nilai ≥ 65) 6

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar (nilai < 65) 30

6 Persentase ketuntasan belajar secara klasikal 16.67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

5

Hasil belajar siswa rendah karena KKM yang ditentukan sekolah

terlalu tinggi. Pemasangan target yang tinggi justru berbanding terbalik

dengan hasil belajar siswa. justru siswa harus melakukan remidial agar

nilainya bisa mencapai KKM tersebut. KKM 75% tidak sesuai jika dilihat

dari sarana dan prasarana belajar, dan sumber daya manusia, dan

kompleksitas materi. Dari segi sarana dan prasarana, sekolah tersebut tidak

layak mematok KKM 75% karena laboratorium dijadikan kelas untuk mata

pelajaran IPA baik saat praktik maupun teori. Ruang laboratorium juga terlalu

sempit, sehingga siswa kurang leluasa untuk melakukan praktikum. Buku

panduan IPA juga terbatas, sehingga buku yang menjadi satu-satunya sumber

informasi tidak dapat mereka peroleh.

Dari segi SDM, hampir sebagian besar siswa berasal dari daerah

pegunungan, sehingga dari segi keluasan wawasan sangat sedikit, apalagi

ditambah dengan belum banyaknya teknologi yang masuk ke daerah tersebut.

Tingkat kepandaian siswa juga sangat beragam, kondisi daerah pedesaan

membuat siswa enggan untuk belajar, karena tenaga mereka selalu terkuras

untuk berjalan kaki baik saat berangkat maupun pulang sekolah. Kebanyakan

siswa harus menempuh perjalanan ±2 km, dengan kondisi jalan yang naik

turun, atau jika berangkat sekolah turun bukit, tetapi jika pulang sekolah naik

bukit. Disamping siswa yang inputnya rendah, kondisi guru yang sudah tua,

dan sangat jauh dari sekolah menjadikan beliau tidak bisa mencurahkan

tenaga dan pikirannya dengan sepenuh hati. Banyak waktu yang terbuang

untuk transpostasi dari magelang hingga sekolahan, sehingga waktu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

6

persiapan menjadi tidak maksimal, apalagi jika menggunakan metode

pembelajaran yang baru yang membutuhkan banyak bahan dan alat.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat observasi awal,

pemahaman yang kurang terhadap pelajaran biologi dapat disebabkan oleh

beberapa faktor. Salah satu faktor yang menentukan dalam ketuntasan KKM

adalah metode pembelajaran. Metode penyampaian guru juga berpengaruh

dalam tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran biologi. Metode

yang tepat akan membantu siswa dalam memahami pelajaran, sebaliknya

metode yang kurang tepat justru akan membuat siswa semakin tidak paham

dengan materi yang dipelajari. Oleh karena itu, untuk membantu tingkat

pemahaman siswa diperlukan metode pembelajaran dan media belajar yang

tepat. Metode pembelajaran yang digunakan di SMP Kemasyarakatan

Promasan untuk mengajar materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

adalah metode ceramah. Metode ceramah digunakan karena perbendaharaan

metode pembelajaran guru masih kurang. Dalam metode ceramah siswa

hanya mendengar orasi dari guru. Dalam metode ceramah, siswa lebih banyak

pasif, dan guru yang lebih banyak aktif. Dengan metode ceramah siswa

kurang diajak untuk mengekplor diri mereka sendiri untuk menemukan

pengetahuan. Kepasifan siswa membuat siswa tidak berkembang secara

mental.

Faktor yang lain adalah aktivitas belajar siswa yang kurang berimbang

antara komponen yang satu dengan yang lainnya. Dengan metode ceramah

aktivitas siswa yang lebih dominan adalah mendengar dan mencatat.

Kemampuan untuk mendengar seorang yang beranjak remaja tergolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

7

rendah. Dominasi aktivitas belajar yang cenderung tidak membuat anak

kreatif tersebut justru membuat proses kegiatan belajar mengajar menjadi

membosankan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang justru

melamum, menopang dagu, tiduran, ramai dengan teman sebangku.

Pada jaman sekarang, telah banyak terdapat berbagai model

pengajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan di sekolah. Salah satu

model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan Contextual

Teaching and Learning (Rustana, 2002).

Contextual Teaching and Learning merupakan metode pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan yang berdasarkan kehidupan nyata siswa

dan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa yang dikaitkan dengan materi.

Dalam Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), guru

berperan sebagai motivator dan fasilitator. Peran guru adalah membantu agar

proses belajar bukan merupakan transfer pengetahuan dari guru ke siswa,

melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri

pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa

(Widodo, 2002).

Contextual Teaching and Learning menjadi pilihan dalam metode

mengajar dengan tujuan agar siswa dapat lebih aktif dalam belajar. Selain itu,

melalui metode tersebut diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik

jika dibanding dengan metode ceramah (Widodo, 2002). KKM untuk

penelitian diturunkan menjadi 65%, berdasarkan pertimbangan sarana dan

prasarna sekolah kurang memadai, dan sumber daya manusia yang inputnya

rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

8

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang ditemukan, peneliti

ingin mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII melalui Pendekatan Contextual

Teaching Learning pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di

SMP Kemasyarakatan Promasan tahun ajaran 2012/2013.”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII pada materi Pencemaran

dan Kerusakan Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan tahun

ajaran 2012/2013?

2. Apakah Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada materi Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan tahun ajaran

2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII pada materi Pencemaran

dan Kerusakan Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan tahun

ajaran 2012/2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

9

2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada materi Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan tahun ajaran

2012/2013

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak berkembang dengan asumsi atau pengartian

yang lain maka perlu adanya pembatasan masalah pada:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Merupakan kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada komponen utama

saat proses belajar mengajar berlangsung yaitu kerjasama dalam kelompok

dan interaksi dengan siswa lain. Kerjasama dalam kelompok dan interaksi

antar siswa menjadi fokus dalam penelitian tindakan karena dalam

penelitian sebelumnya belum disinggung, dan relasi antar siswa belum

terbangun dengan baik.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diteliti adalah aspek kognitif, suatu perubahan

yang menyangkut pengetahuan, pemahaman, dan analisis sehingga terjadi

peningkatan pada hasil belajar, dalam hal ini peningkatan nilai dari siklus

ke siklus.

3. CTL (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang digunakan

dalam penelitian adalah pembelajaran yang menekankan aspek REACT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

10

yaitu Relating (mengaitkan), Experiencing (mengalami), Applying

(menerapkan teori), Cooperating (kerjasama), dan Transfering

(memperoleh pengetahuan baru).

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi dalam penelitian adalah memahami saling

ketergantungan dalam ekosistem. Dari standar kompetensi tersebut,

penelitian tindakan kelas yang dilakukan menitik-beratkan pada

kompetensi dasar mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Membantu siswa dalam memahami konsep biologi karena materi

dikaitkan dengan konteks keseharian siswa dan lingkungan dunia

nyata siswa.

c. Semakin mencintai pelajaran biologi.

2. Bagi guru

a. Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual.

b. Membantu guru dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih

menarik minat siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

11

c. Guru dapat lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan

proses pembelajaran guna peningkatan kualitas pembelajaran biologi.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh selama di

bangku kuliah dengan kenyataan sehari-hari.

F. Hipotesis

Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII pada materi

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan

tahun ajaran 2012/2013”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

12

BAB II

DASAR TEORI

A. Belajar

Belajar menurut teori konstruktivisme berarti belajar merupakan

pencarian makna. Oleh sebab itu pembelajaran harus dimulai dengan isu-isu

yang mengakomodasi siswa untuk secara aktif menyusun makna. Sehingga

pemaknaan memerlukan pemahaman secara keseluruhan, sedangkan bagian-

bagian dari konsep dipahami dalam konteks keseluruhan. Proses

pembelajaran berfokus terutama pada konsep-konsep primer dan bukan

kepada fakta-fakta yang terpisah (Suparno, 2005).

Tujuan belajar adalah bagaimana setiap siswa menyusun makna, tidak

sekedar mengingat jawaban apa yang benar dan menolak makna milik orang

lain. Untuk mengukur hasil pembelajaran adalah melakukan penilaian

terhadap bagian-bagian dari proses pembelajaran, menjamin bahwa setiap

siswa akan memperoleh informasi tentang kualitas pembelajarannya

(Hamalik, 2002).

Menurut konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan aktif, yang

memungkinkan pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari

sendiri hal-hal yang mereka pelajari. Pelajar sendiri yang bertanggung jawab

terhadap semua hasil belajar. Oleh karena itu, belajar sebenarnya adalah yang

dikatakan dan dilakukan oleh pebelajar. Pengetahuan bukan sesuatu yang

diserap peserta belajar, tetapi pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan

oleh pebelajar sendiri (Suparno, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

13

Belajar merupakan proses organik untuk menemukan sesuatu, lebih

daripada suatu proses mekanik untuk mengumpulkan sesuatu. Belajar

bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi suatu perkembangan

pemikiran yang berkembang dengan membuat kerangka pengertian yang

berbeda. Pelajar harus mempunyai pengalaman dengan membuat hipotesa,

prediksi, menguji hipotesa, memanipulasi objek, memecahkan persoalan,

mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi,

mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk membentuk

konstruksi yang baru. Belajar terjadi melalui suatu refleksi, pemecahan

konflik pengertian, dan dalam proses selalu memperbaharui tingkat pemikiran

yang tidak lengkap (Muhibbin, 2003).

Menurut Vygotsky dalam kutipan Suyono (2011) menjelaskan bahwa

siswa merupakan individu yang unik dengan kebutuhan dan latar belakang

yang unik pula. Sebagai individu yang unik, maka siswa mempunyai

kekhasan untuk mengerti sesuatu dan mengkonstruksi pengetahuan, sehingga

siswa diharapkan mampu menemukan sendiri cara belajar yang tepat bagi

mereka sendiri yang mungkin berbeda dengan teman-temannya.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari,

bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan

materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi

gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan

jangka panjang (Hamalik, 2002).

Pembelajaran diharapkan dapat berlangsung secara alamiah. Tugas

guru adalah mengelola kelas agar tim bekerja bersama menemukan sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

14

yang baru. Guru tidak memberikan informasi, tetapi siswa sendiri yang

mencari informasi tersebut. Dalam proses belajar mengajar, siswa aktif untuk

menggali dan menemukan sendiri informasi (Hamalik, 2002).

Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan tentang

belajar bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus

mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Dengan demikain

diharapkan anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola

bermakna dari pengetahuan baru dan bukan diberi begitu saja oleh guru.

Ketrampilan dan pengetahuan diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit

demi sedikit). Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia

menggunakan pengetahuan dan ketrampilan itu (Rustana, 2002).

Belajar efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada

siswa. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan

pengetahuan baru mereka. Oleh karena itu perlu strategi belajar. Agar belajar

lebih efektif diperlukan adanya umpan balik dan komunitas belajar dalam

bentuk kerja kelompok (Daryanto, 2012).

Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku,

sikap, dan mengokohkan kepribadian. Belajar dimaknai sebagai kegiatan aktif

siswa dalam membangun makna. Tanggung jawab belajar ada pada diri siswa

itu sendiri, sedangkan guru bertanggung jawab menciptakan situasi yang

mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.

Belajar bukan lagi merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian

informasi oleh guru ke dalam kepada siswa. Belajar membutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

15

keterlibatan mental dan aktivitas siswa sendri, artinya belajar baru bermakna

jika ada pembelajaran terhadap dan oleh siswa. Siswa sebagai subyek belajar

harus aktif meraih dan memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan minat,

bakat, perilaku dan norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku. Belajar adalah

suatu kebutuhan hidup yang self generating, yang mengupayakan diri sendiri,

karena sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk melangsungkan hidup,

menuju suatu tujuan tertentu (Muklas, 2012).

Hakikat belajar menurut UNESCO (1996) ada empat pilar dalam

belajar, yaitu : Belajar Untuk Mengetahui : Hal ini berkaitan dengan

perolehan, penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan. Belajar untuk

mengetahui bertujuan untuk memberikan kepuasan karena perolehan

pemahaman, pengetahuan, dan kepuasan melalui penemuan-penemuan yang

mandiri. Untuk itu diperlukan kertampilan berpikir reflektif untuk melatih

anak menyelesaikan berbagai problema kehidupan. Belajar untuk berpikir

merupakan pembelajaran sepanjang hayat. Seseorang yang selalu siap belajar

untuk berpikir, selama hidupnya tidak akan mengalami kebosanan karena

menghadapi rutinitas.

Belajar Untuk Bekerja adalah berlatih atau belajar menguasai

ketrampilan dan kompetensi belajar. Dengan adanya penguasaan ketrampilan

dan kompetensi berarti pembelajaran harus mampu mengembangkan jiwa

inovatif siswa.

Belajar Untuk Hidup Bersama, hal ini mengisyaratkan adanya

interaksi berbagai kelompok dan golongan dalam kehidupan. Antar kelompok

dan golongan diharapkan dapat hidup secara berdampingan dan berkembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

16

bersama. Untuk itu perlu adanya skill yang harus dipelajari siswa. Belajar

Menjadi Manusia Seutuhnya mengharuskan tujuan belajar dirancang dan

diimplementasikan sehingga pebelajar menjadi manusia yang utuh. Keutuhan

sebagai manusia dilihat dari aspek kepribadiaannya yang berkembang secara

seimbang dan optimal. Kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan

spiritual dan kecerdasan intelektual yang multi intelegent diharapkan tumbuh

dan berkembang secara seimbang, sehingga siswa menjadi pribadi yang

matang (UNESCO, 1996).

B. Aktivitas Belajar

Menurut Edi Sudardi dalam kutipan Syaiful (2010) dalam bukunya

mengungkapkan bahwa kegiatan belajar mengajar salah satunya ditandai

aktivitas anak didik. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas belajar tersebut aktif

baik secara fisik maupun mental. Kegiatan belajar mengajar dinilai tidak

berguna jika peserta didik hanya pasif. Dalam kegiatan belajar mengajar,

seharusnya guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Hal ini

sejalan dengan sistem pengajaran student center. Kegiatan pembelajaran

menghendaki aktivitas siswa seoptimal mungkin. Aktivitas siswa bukan

hanya secara individual, tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas belajar

dalam kelompok akan membuahkan interaksi dalam kelompok. Hal ini sesuai

dengan komponen masyarakat belajar pada pendekatan kontekstual.

John Dewey dalam kutipan Daryanto (2012) mengemukakan

pentingnya aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar. Aktivitas belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

17

siswa yang dimaksud adalah aktivitas jasmaniah dan aktivitas moral.

Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan dalam:

1. Aktivitas visual seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan

demonstrasi.

2. Aktivitas lisan seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi,

menyanyi.

3. Aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah,

pengarahan.

4. Aktivitas gerak seperti senam, atletik, menari, melukis.

5. Aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.

Setiap jenis aktivitas memiliki bobot penilaian yang berbeda

bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar

mengajar. Aktivitas belajar hendaknya memiliki bobot penilaian yang lebih

tinggi.

Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal : turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya,

melaksanakan diskusi kelompok atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau permasalahan yang sedang

dihadapinya (Depdiknas, 2002).

Ausebel (1978) seperti yang dikutip Daryanto (2012) mengemukakan

penjernihan pengertian di dalam mengkaji keaktifan dan kebermaknaan

kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan dua dimensi, yaitu : (1).

Kebermaknaan materi serta proses belajar mengajar; (2). Modus kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

18

belajar mengajar. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan

sifat-sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat

maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, dan rasa percaya.

Menurut Faig (2013) Siswa dikatakan aktif apabila :

1. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa

a. Melakukan pengamatan atau penyelidikan

b. Membaca dengan aktif

c. Mendengarkan dengan aktif

2. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran

(membangun pemahaman)

a. Berlatih

b. Berpikir kreatif

c. Berpikir kritis

3. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya

a. Mengemukakan pendapat

b. Menjelaskan

c. Berdiskusi

d. Mempresentasikan laporan

e. Memajang hasil karya

4. Siswa berpikir reflektif

a. Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran

b. Memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran

c. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

19

C. Hasil Belajar

Penilaian keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilakukan

dengan penilaian tes formatif. Tes formatif digunakan untuk mengukur satu

atau beberapa pokok bahasan tertentu dengan tujuan memperoleh gambaran

tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tertentu. Hasil tes

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu

dalam waktu tertentu.

Keberhasilan belajar dibagi menjadi tingkatan yaitu :

1. Istimewa/ maksimal : 80% - 100% bahan ajar dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/ optimal : 76% - 79% bahan ajar dikuasai oleh siswa.

3. Baik/ minimal : 60% - 75% bahan ajar dikuasai oleh siswa.

4. Kurang: kurang dari 60% bahan ajar dikuasai oleh siswa.

Bloom mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor.

A. Ranah Kognitif

Menurut Anderson dan Krathwohl (2001) dimensi proses kognitif

terdiri atas beberapa tingkat yaitu:

1. Remember (Mengingat)

Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan

yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori Remember terdiri dari

proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling

(mengingat). Untuk menilai Remember, siswa diberi soal yang berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

20

dengan proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling

(mengingat).

a. Recognizing (mengenal kembali).

Recognizing adalah memperoleh kembali pengetahuan yang

relevan dari memori jangka panjang kemudian membandingkannya

dengan informasi yang tersaji. Dalam Recognizing, siswa mencari

potongan informasi dalam memori jangka panjang yang identik atau

hampir sama dengan informasi yang baru disampaikan. Ketika

menemui informasi baru, siswa menentukan mana informasi yang

berkaitan dengan pengetahuan yang sebelumnya diperoleh kemudian

mencari yang cocok.

b. Recalling (mengingat)

Recalling adalah memperoleh kembali pengetahuan yang

sesuai dari memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah

atau diberikan suatu perintah. Perintah dapat berupa sebuah

pertanyaan. Dalam Recalling, siswa mencari sebagian informasi

dalam memori jangka panjang, kemudian membawanya untuk

mengerjakan memori dimana informasi ini dapat diproses.

2. Understand (Memahami)

Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan

pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan,

tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan

hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

21

mereka yang lalu. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif

Interpreting (menginterpretasikan), Exemplifying (memberi contoh),

Classifying (mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan),

Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining

(menjelaskan)

a. Interpreting (menginterpretasikan)

Interpreting adalah kemampuan siswa untuk mengubah

informasi yang disajikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Interpreting dapat berupa mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke

kalimat, angka ke kalimat, kalimat ke angka, dan lain sebagainya.

b. Exemplifying (memberi contoh)

Exemplifying adalah kemampuan siswa untuk memberikan

contoh yang spesifik atau contoh mengenai konsep secara umum.

Exemplifying dapat pula berarti mengidentifikasi pengertian dari

bagian-bagian pada konsep

c. Classifying (mengklasifikasikan)

Classifying adalah ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu

merupakan bagian dari suatu kategori. Classifying dapat diartikan

pula sebagai mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri

atau pola tersebut sesuai dengan kategori tertentu atau konsep

tertentu. Jika Exemplifying dimulai dari konsep umum dan meminta

siswa untuk mencari contoh khususnya, maka Classifying dimulai

dari contoh khusus dan meminta siswa untuk mencari konsep

umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

22

d. Summarizing (menyimpulkan)

Siswa dikatakan memiliki kemampuan Summarizing ketika

siswa dapat memberikan pernyataan tunggal yang menyatakan

informasi yang disampaikan atau topik secara umum.

e. Inferring (menduga)

Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa contoh

kasus. Siswa dikatakan memiliki kemampuan Inferring jika siswa

dapat membayangkan konsep atau prinsip yang merupakan bagian

dari contoh dengan cara mengkode karakteristik yang sesuai dari

masing-masing contoh dan lebih penting lagi dengan tidak ada

hubungan antara contoh-contoh tersebut.

f. Comparing (membandingkan)

Comparing adalah kemampuan menunjukkan persamaan dan

perbedaan antara dua atau lebih objek. Comparing dapat juga

diartikan sebagai mencari korespondensi satu-satu antara objek yang

satu dengan objek yang lain.

g. Explaining (menjelaskan)

Explaining adalah kemampuan merumuskan dan

menggunakan model sebab akibat sebuah sistem. Siswa yang

memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan hubungan

sebab akibat antar bagian dalam suatu sistem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

23

3. Apply (Menerapkan)

Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk

menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa

terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk

menyelesaikan soal. Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses

kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan

menerapkan (Implementing).

a. Executing (melakukan)

Dalam Executing, jika siswa menemui soal yang sudah

dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang akan digunakan.

Keadaan yang sudah dikenal ini sering memberikan petunjuk kepada

siswa mengenai cara apa yang akan digunakan. Executing lebih

cenderung kepada kemampuan menyelesaikan masalah secara skill

dan algoritma daripada kemampuan teknik dan metode. Skill dan

algoritma memiliki ciri sebagai berikut: 1) langkah pengerjaan soal

lebih berurutan 2) jika setiap langkah dikerjakan dengan benar, maka

hasil yang akan diperoleh juga pasti benar.

b. Implementing (menerapkan)

Dalam Implementing, siswa memilih dan menggunakan

prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum dikenal siswa.

Karena itu, siswa harus memahami benar masalah tersebut sehingga

siswa dapat menemukan prosedur yang tepat digunakan untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Implementing berhubungan dengan

dua kategori yang lain yaitu Understand dan Create. Karena siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

24

belum mengenal soal yang dihadapi sehingga siswa belum

mengetahui prosedur apa yang akan digunakan. Karena itu,

kemungkinan prosedur yang akan digunakan bukan hanya satu,

mungkin membutuhkan beberapa prosedur yang dimodifikasi.

Implementing berhubungan dengan teknik dan metode daripada skill

dan algoritma. Teknik dan metode memiliki dua ciri: 1) prosedur

mungkin lebih cenderung berupa flowchart daripada langkah yang

berurutan, karena itu prosedur memiliki beberapa titik tujuan, 2)

jawaban mungkin tidak tunggal. Jawaban yang tepat mungkin terjadi

jika setiap langkah dilakukan dengan benar.

4. Analyze (Menganalisis)

Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu

kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-

bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut

dengan keseluruhannya. Analisis menekankan pada kemampuan merinci

sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antar

bagian tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa

informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi

ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau

hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab

dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori Apply terdiri

kemampuan membedakan (Differentiating), mengorganisasi

(Organizing) dan memberi simbol (Attributing).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

25

a. Differentiating (membedakan)

Membedakan meliputi kemampuan membedakan bagian-

bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai.

b. Organizing (mengorganisasi)

Mengorganisasi meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur-

unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait.

c. Attributing (Memberi simbol)

Attributing adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan

tentang sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah

yang diajukan. Attributing membutuhkan pengetahuan dasar yang

lebih agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan yang

diajukan.

5. Evaluate (Menilai)

Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement

berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan

adalah menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi,

sedangkan standar digunakan dalam menentukan kuantitas maupun

kualitas.

Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya

kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

26

sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan

Critiquing (mengkritik).

a. Checking (mengecek)

Cheking adalah kemampuan untuk mengetes konsistensi

internal atau kesalahan pada operasi atau hasil. mendeteksi

keefektifan prosedur yang digunakan.

b. Critiquing (mengkritik)

Critique adalah kemampuan memutuskan hasil atau operasi

berdasarkan criteria dan standar tertentu. mendeteksi apakah hasil

yang diperoleh berdasarkan suatu prosedur menyelesaikan suatu

masalah mendekati jawaban yang benar.

6. Create (Berkreasi)

Create didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru, produk

atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Create di sini

diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang

menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau

fungsional. Siswa dikatakan mampu Create jika dapat membuat produk

baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk

atau stuktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya.

Proses Create umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa

yang sebelumnya.

Proses Create dapat dipecah mnjadi tiga fase yaitu: masalah

diberikan, dimana siswa mencoba untuk memahami soal, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

27

mengeluarkan solusi yang mungkin; perencanaaan penyelesaian, di mana

siswa memeriksa kemungkinan dan memikirkan rancangan yang

dilaksanakan; dan pelaksanaan penyelesian, di mana siswa berhasil

melaksanakan rencana. Karena itu, proses kreatif dapat diartikan sebagai

awalan yang memiliki fase yang berbeda di mana akan muncul

kemungkinan penyelesaian yang bermacam-macam sebagaimana yang

dilakukan siswa yang mencoba untuk memahami soal (Generating).

Langkah ini dilanjutkan dengan langkah yang mengerucut, dimana siswa

memikirkan metode penyelesaian dan menggunakannya dalam rancangan

kegiatan (Planning). Terakhir, rencana dilaksanakan dengan cara siswa

menyusun penyelesaian (Producing).

Sedangkan dimensi pengetahuan terdiri atas pengetahuan faktual

(factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge),

pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan

metakognisi (metacognitive knowledge). Pengetahuan faktual adalah

pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa sehingga siswa mampu

memahami suatu masalah atau memecahkan masalah tersebut.

Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan dasar yang

saling berhubungan dan dengan struktur yang lebih besar sehingga dapat

digunakan secara bersama-sama. Pengetahuan prosedural adalah

pengetahuan mengenai bagaimana untuk melakukan sesuatu; metode

untuk mencari sesuatu, suatu pengetahuan yang mengutamakan

kemampuan, algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan metakognisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

28

adalah pengetahuan yang melibatkan pengetahuan kognitif secara umum.

(Anderson dan Krathwohl, 2001:45-56).

B. Ranah Afektif

Ciri-ciri belajar efektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai

tingkah laku. Misalnya; perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi

belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan

sosial. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar; (a)

Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan. (b) Responding/

menanggapi. (c) Valuing/ penilaian. (d) Organization/ Organisasi. (e)

Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau

internalisasi nilai.

Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan adalah semacam

kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang

kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe

ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan

seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Receiving juga diartikan sebagai

kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang

ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang

diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan menggabungkan

diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.

Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan

adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang

dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

29

fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab

stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai artinya memeberikan

nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek,

sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan kan memebrikan suatu

penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak

hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk

menilai konsep atau fenomena baik atau buruk.

Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam

suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang

lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk

kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan

lain-lain. Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai

atau internalisasi nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah

dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam

hierarki nilai.

C. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu. Adapun kategori dalam ranah psikomotor; (a) Peniruan, (b)

Manipulasi, (c) Pengalamiahan, (d) Artikulasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

30

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal,

yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu

faktor-faktor yang berada di luar diri pelajar.

Yang tergolong faktor internal ialah :

Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang

diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh.

Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang

meliputi :

o Faktor intelektual terdiri atas faktor potensial yang meliputi

intelegensi dan bakat, dan faktor aktual yang meliputi kecakapan

nyata dan prestasi. Intelegensi adalah suatu kemampuan umum

dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu

permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun

usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada

bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan

berhasil.

o Faktor non intelektual, yaitu komponen-komponen kepribadian

tertentu seperti sikap, minat, kebisaan, motivasi, kebutuhan,

konsep diri, penyesuaian diri, dan emosional.

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar

seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor

psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang

signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

31

kemampukan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang

utama mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa (Djamara,

2008).

Bakat merupakan kemampuan yang menonjol di suatu

bidang tertentu misalnya bidang studi matematika atau bahasa

asing. Bakat adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu,

sejumlah lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada

umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh

pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri.

Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan

lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat

kesempatan untuk berkembang.

Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi

tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat

lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan

terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan

cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan

harus untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat

dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar..

Bila ada siswa yang kurang memiliki motivasi instrinsik diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

32

dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar mahasiswa

termotivasi untuk belajar (Djamara, 2008).

Faktor kematangan baik fisik maupun psikis,

Faktor kematangan fisik dan psikis ini maksudnya adalah

seseorang yang mengalami perkembangan fisik dalam arti bahwa

kematangan fisik seseorang harus seimbang dengan perkembangan

psikisnya.

Yang tergolong faktor eksternal ialah :

Faktor sosial yang terdiri : sosial lingkungan, sosial sekolah, dan sosial

masyarakat.

Faktor budaya seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi,

kesenian.

Faktor lingkungan fisik seperti : fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim,

sekolah.

Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Menurut Slameto (2010), dari faktor eksternal tersebut, sekolah

menjadi salah satu syarat dalam keberhasilan belajar. Yang termasuk dalam

faktor sekolah di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Metode Mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah

menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain

itu menerima, menguasai dan mengembangkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

33

b. Relasi Guru dengan Siswa. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik,

siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang

diberikan sehingga siswa berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal

tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia

segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya

pelajarannya tidak maju.

c. Relasi Siswa dengan Siswa. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau

tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa

rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan

dari kelompok. Akibat makin parah masalahnya dan akan mengganggu

belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan

alasan- alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan

yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Menciptakan relasi

yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang

positif terhadap belajar siswa.

d. Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan

siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah

mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata

tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan

kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain. Dengan

demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam

belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin

haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula. Alat pelajaran erat

hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

34

oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima

bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.

e. Metode Belajar. Banyak siswa malaksanakan cara belajar yang salah.

Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat

dan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu

belajar, kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus,

karena besok akan tes.

D. Contextual Teaching And Learning

a. Pengertian Contextual Teaching and Learning

Sanjaya (2006) dalam bukunya strategi pembelajaran menjelaskan

bahwa Contextual Teaching and Learning adalah suatu strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning bukan merupakan

suatu konsep yang baru. Di kelas Amerika pertama-tama diusulkan oleh Jhon

Dewey pada tahun 1916. Dewey mengusulkan suatu kurikulum dan

metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa

(Trianto, 2007).

Ada tiga hal yang perlu dipahami dalam konsep Contextual Teaching

and Learning. Pertama, Contextual Teaching and Learning menekankan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

35

proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar

diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Kedua, Contextual

Teaching and Learning mendorong agar siswa menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Ketiga, Contextual Teaching and Learning

mendorong siswa untuk dapat menerapkannyan dalam kehidupan, artinya

Contextual Teaching and Learning bukan hanya mengharapkan siswa dapat

memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran

itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi

pelajaran dalam konteks Contextual Teaching and Learning bukan untuk

ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka

mengarungi kehidupan nyata.

Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi pembelajaran

yang membantu guru dalam mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan

nyata, dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dipelajarinya dengan kehidupan mereka (Blanchard, 2001). Melalui

pembelajaran kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat

diintegrasikan dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat

memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik dan mudah. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru mengkaitkan konteks dalam kerangka

pembelajarannya guna meningkatkan makna belajar siswa (Ome’ara, 2002).

Konteks sangat penting untuk semua situasi belajar (Supriyadi, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

36

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa didalam konteks

bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang

sedang dipelajarinya dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan

individual siswa dan peran guru. Siswa belajar diawali dengan pengetahuan,

pengalaman, dan konteks keseharian yang mereka miliki yang dikaitkan

dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas. Selanjutnya

dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam kehidupan keseharian

mereka. Bawalah mereka dari dunia mereka ke dunia kita, kemudian

hantarkanlah mereka dari dunia kita kedunia mereka kembali (Supriyadi,

2006).

Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan

pengetahuan yang lebih bermakna, secara fleksibel dapat diterapkan

(ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu

konteks ke konteks lainnya. Transfer dapat juga terjadi didalam suatu konteks

melalui pemberian tugas yang terkait erat dengan materi pelajaran. Hasil

pembelajaran kontekstual diharapkan dapat lebih bermakna bagi siswa untuk

memecahkan persoalan, berpikir kritis, dan melaksanakan pengamatan serta

menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya (Rustana, 2004).

Tujuan belajar siswa adalah mampu menemukan sendiri dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang mereka temukan dalam benak

mereka. Itulah prinsip dasar tujuan belajar melalui pendekatan Contextual

Teaching and Learning. Dengan demikian hasil belajar bukanlah hanya suatu

penguasaan materi, tetapi jauh lebih dari itu adalah kemampuan memecahkan

persoalan yang siswa alami dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hasil dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

37

pengkonstruksian pengetahuan dapat dilihat dengan hasil karya mereka.

Dalam proses mengkonstruksi tentunya dibutuhkan partisipasi siswa, oleh

karena itu partisipasi dapat digunakan untuk pengukuran dalam proses

penemuan pengetahuan. Dengan Contextual Teaching and Learning, hasil

pembelajaran dapat diukur dengan authentic assesment. Authentic assesment

dapat dilakukan dengan cara menilai produk (kinerja), mengukur pengetahuan

dan ketrampilan siswa, tugas yang relevan dan kontekstual (Daryanto dan

Rahardjo, 2012).

b. Karakteristik Contextual Teaching and Learning

Menurut Djamarah dan Zain (2010) terdapat lima karakteristik

penting dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning yaitu :

1. Dalam Contextual Teaching and Learning, pembelajaran merupakan

proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting

knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari

pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan

yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang

memiliki keterkaitan satu sama lain.

2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).

Pengetahuan baru diperoleh dengan cara deduktif, artinya

pembelajaran dimulai dengan dengan mempelajari secara keseluruhan,

kemudian memperhatikan detailnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

38

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal melainkan untuk

dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan

tersebut baru pengetahuan dikembangkan.

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya

harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak

perubahan perilaku siswa.

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

Strategi pembelajaran kontektual dikemukakan oleh Center for

Occupational Research and Develoment (CORD) yang dikenal dengan REACT,

yaitu :

1. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks dunia nyata.

2. Experiencing, belajar ditekankan pada penggalian (eksplorasi),

penemuan (discovery), dan penciptaan (invention)

3. Applying, belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam

konteks pemanfaatannya.

4. Cooperating, belajar melalui konteks komunikasi interpersonal,

pemakaian bersama, atau tugas kelompok.

5. Transfering, belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam

situasi atau konteks baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

39

Selama ini kelas-kelas dalam pendidikan di sekolah kurang produktif

karena adanya pandangan mengenai pengetahuan sebagai seperangkat fakta

yang harus dihafal. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas

seringkali diisi dengan ceramah dan guru sebagai sumber utama

pengetahuan, sementara siswa dipaksa untuk menerima dan menghafal fakta-

fakta yang diberikan oleh guru. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi

belajar yang lebih memberdayakan siswa. Bagi Contextual Teaching and

Learning, program pembelajaran adalah rencana guru mengenai skenario

(tahap-tahap) pembelajaran yang akan dilaksanakannya dalam satu pertemuan

atau lebih. Dalam program itulah guru dapat melihat apa saja yang perlu

dipersiapkan sebelum proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam

pembelajaran kontekstual dituntut untuk bagaimana menghidupkan kelas

dengan mengembangkan pemikiran anak, sehingga proses belajar akan lebih

bermakna karena anak bekerja sendiri untuk menemukan sendiri dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya (Rustana,

2002 ).

Contextual Teaching and Learning banyak dipengaruhi oleh filsafat

konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat,

bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang

kemudian dinamakan “skema”, yang terbentuk dari pengalaman. Semakin

dewasa anak, maka semakin sempurnalah skema yang dimilikinya. Proses

penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi berarti proses penyempurnaan skema, sedangkan akomodasi berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

40

proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema baru

(Daryanto dan Raharjo, 2012).

Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu

terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa

model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual. Dalam

pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala

ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari

hasil pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadi pengetahuan yang

bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak

fungsional (Sanjaya, 2011).

Dalam Contextual Teaching and Learning, pengetahuan terbentuk

karena peran aktif subyek, dalam hal ini siswa. Belajar bukanlah peristiwa

mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses

mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan

atau pengalaman. Oleh karena itu, dalam usaha menemukan dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan, guru harus menghindari mengajar

sebagai proses penyampaian informasi. Kalaupun guru memberikan informasi

kepada siswa, guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi itu

agar lebih bermakna bagi kehidupan mereka (Sanjaya, 2011).

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa

mencapai tujuannya. Guru lebih banyak mengurusi strategi pemberian

informasi dari pada memberi informasi itu sendiri. Tugas guru adalah

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

41

sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang datang dari menemukan sendiri

bukan dari apa kata guru (Daryanto dan Raharjo, 2012).

Pembelajaran kontekstual sangat memperhatikan kebutuhan

individual siswa. Oleh karena itu Hamalik (dalam Rustana, 2002), guru harus

memperhatikan hal-hal berikut :

a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan

mental siswa.

b. Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung. Siswa saling

belajar dari sesamanya di dalam kelompok kelompok kecil dan

belajar bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar (kelas)

c. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri

dengan karakteristik kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan

motivasi berkelanjutan.

d. Mempertimbangkan keragaman siswa, seperti latar belakang suku

bangsa, status sosial, ekonomi, bahasa utama yang dipakai di rumah,

dan berbagai kekurangan yang mungkin dimiliki siswa.

e. Memperhatikan multi intelegensia siswa.

f. Menggunakan teknik teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran

siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan ketrampilan berpikir

tingkat tinggi.

g. Menerapkan penilaian autentik yang akan mengevaluasi

pengetahuan dan berpikir kompleks seorang siswa, daripada sekedar

hafalan informasi faktual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

42

Sebagai suatu metode pendekatan pembelajaran, Contextual Teaching

and Learning mempunyai 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses

pembelajaran (Sanjaya, 2006). Ketujuh asas tersebut adalah :

1. Konstruktivisme

Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman. Menurut kontruktivisme, pengetahuan memang berasal

dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.

Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu

obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek

untuknya. Dengan demikian pengetahuan tidak bersifat statis tetapi

bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan

mengkonstruksinya.

Prinsip dasar konstruktivisme dalam praktik pembelajaran

harus dipegang guru (Rustana, 2002) adalah sebagai berikut:

Proses pembelajaran lebih utama daripada hasil pembelajaran.

Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa

lebih penting daripada informasi verbalistis.

Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk

menemukan dan menerapkan idenya sendiri dalam belajar.

Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan strateginya sendiri

dalam belajar.

Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

43

Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin

kuat apabila diuji dengan pengalaman baru.

Pengalaman siswa dibangun secara asimilasi (yaitu

pengetahuan baru dibangun dari struktur pengetahuan yang sudah ada)

maupun akomodasi (struktur pengetahuan yang sudah ada di

modifikasi untuk menampung/menyesuaikan hadirnya pengalaman

baru).

2. Inkuiri

Inkuiri berarti proses pembelajaran didasarkan pada pencarian

dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis, oleh karena

itu ketrampilan berpikir kritis harus dibangun. Pengetahuan bukanlah

sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses

menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan,

guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal

akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Sehingga terjadi

perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Belajar pada

dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara

mekanis. Melalui proses mental itu diharapkan siswa berkembang

secara utuh baik intelektual, mental, emosional, maupun pribadinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

44

Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa

langkah, yaitu :

a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan

e. Membuat kesimpulan.

3. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab

pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan

mencermikan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya

akan sangat berguna untuk :

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran.

b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Merangsang keingintahuan siswa terbadap sesuatu.

d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.

e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan

sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

45

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar dalam Contextual Teaching and

Learning menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui

kerja sama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar formal maupun dalam

kelompok yang terbentuk secara alamiah. Hasil belajar dapat

diperoleh dari sharing dengan orang lain, antar teman, antar

kelompok; yang sudah memberi tahu pada yang belum tahu, yang

pernah memiliki pengalaman membagai pengalamannya pada orang

lain.

Dalam konsep ini dapat dilakukan dengan menerapkan

pembelajaran melalui kelompok belajar. Biarkan dalam kelompoknya

mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar didorong untuk

membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu

didorong untuk menularkannya pada orang lain.

5. Permodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses

pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang

dapat ditiru oleh setiap siswa. Modeling merupakan asas yang cukup

penting dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning,

sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang

teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

46

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-

kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui

proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam

struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari

pengetahuan yang dimilikinya.

Di setiap proses pembelajaran berakhir, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali

apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa menafsirkan

pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang

pengetahuan belajarnya.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assesment)

Dalam Contextual Teaching and Learning, keberhasilan

pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan

intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Penilaian

nyata adalah proses penilaian yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang

dilakukan siswa. Penilaian diperlukan untuk mengetahui apakah siswa

benar-benar belajar atau tidak. Penilaian yang autentik dilakukan

secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian dilakukan

secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

47

Oleh karena itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan

kepada hasil belajar.

Dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan di SMP

Kemasyarakatan Promasan menitikberatkan pada azaz konstruktivisme,

modeling, dan refleksi. Ketiga asas tersebut dipilih dengan tujuan agar

siswa dapat membangun pengetahuannya akan materi pencemaran dan

kerusakan lingkungan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Nanang

(2009) dalam bukunya Konsep Strategi Pembelajaran bahwa peserta didik

harus mengkonstruksi pengetahuan baru secara bermakna melalui

pengalaman nyata. Untuk dapat semakin mengkonstruksi pengetahuannya

maka dibutuhkan permodelan dan refleksi untuk melakukan penilaian yang

benar terhadap pengetahuan yang dibangun, dalam hal ini materi

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

c. Pola pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Sanjaya (2006) menjelaskan bahwa untuk mencapai kompetensi

yang sama menggunakan Contextual Teaching and Learning, guru

melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini :

1. Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai, materi yang

akan dipelajari, dan manfaat pembelajaran

2) Guru membagi kelompok

3) Guru menjelaskan secara singkat tugas yang harus dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

48

2. Inti

1) Di lapangan

a. Siswa melakukan observasi/praktikum sesuai tugas yang

diberikan

b. Siswa mencatat hasil observasi/praktikum

2) Di kelas

a. Siswa mendiskusikan hasil observasi/ praktikum

b. Siswa melaporkan hasil diskusi

c. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan

3. Penutup

3) Siswa membuat kesimpulan

4) Guru memberi penugasan

5) Guru mengajak siswa berefleksi

Pendekatan kontekstual ini menekankan salah satunya kepada

bagaimana belajar di sekolah yang dapat diterapkan ke dalam situasi dunia

nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengetahuan yang dipelajarinya

dalam kehidupan mereka. Pada pembelajaran kontekstual tidak

mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta yang hasilnya tidak akan bertahan

lama, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri melalui keterlibatan aktif dalam proses

pembelajaran. Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman

dalam bentuk siswa bekerja, praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

49

fisik, mendemonstrasikan sendiri, dan lain sebagainya. Dengan begitu siswa

belajar mengalami sendiri (Depdiknas , 2002).

Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila :

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tertinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK)

telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Keberhasilan pembelajaran kontekstual, baik proses maupun hasil

belajarnya dapat diketahui melalui beberapa indikator, antara lain:

a. Siswa belajar dari melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling

mengoreksi.

b. Perilaku dibangun atas kesadaran diri.

c. Siswa dapat menguasai materi atau informasi secara mendalam dan

bermakna serta dapat menerapkan dalam kehidupan nyata.

E. Materi Pembelajaran

1. Standar Kompetensi

Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

2. Kompetensi Dasar

Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk

mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

50

3. Indikator

a. Menyebutkan bentuk-bentuk pencemaran dan kerusakan

lingkungan

b. Menemukan cara penanggulangan pencemaran dan kerusakan

lingkungan.

4. Pokok materi : pencemaran dan kerusakan lingkungan

Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan

Polusi adalah masuknya zat, energi, makhluk hidup, atau komponen

lain ke dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan menurun. Penurunan

kualitas lingkungan dapat menimbulkan kerugian terhadap makhluk hidup

lain. Misalnya, CO2 yang kadarnya 0,092% dapat merusak karena secara

alami kadar CO2 di udara adalah 0,032%.

Air tawar merupakan sumber air bagi tumbuhan, hewan, manusia, dan

organisme lain. Pada umunya, air yang ada di bumi tidak berada dalam

keadaan murni dan bersih, namun ada unsur dan senyawa yang terlarut di

dalamnya. Keadaan air yang menyimpang dari keadaan normalnya disebut air

yang tercemar.

Pencemaran tanah pada umumnya berasal dari limbah berbentuk

padat. Limbah tersebut terdiri dari berbagai komponen, baik yang bersifat

organik maupun anorganik. Komponen polutan tanah di kota besar antara

lain berupa kertas, kaleng, logam (misalnya besi), plastik, dan kayu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

51

Penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan

Kerusakan lingkungan yang sebagian besar disebabkan oelh aktivitas

manusia, harus segera ditanggulangi. Jika tidak, bumi akan dilanda bencana,

seperti banjir, longsor, dan kebakaran sering terjadi belakangan ini. Untuk itu,

diperlukan upaya bersama dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam

menanggulangi pencemaran lingkungan.

1. Penanggulangan Pencemaran Udara

2. Penanggulangan Pencemaran Air

3. Penanggulangan Pencemaran Tanah

4. Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Melalui Pengawasan

5. Penanggulangan Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Melalui

Pendidikan (Sumarwan, 2007).

F. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Purwanto (2012) dengan judul meningkatkan aktifitas dan

hasil belajar biologi pokok bahasan ekosistem menggunakan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada siswa kelas VII di

SMP Promasan Kalibawang tahun ajaran 2011/2012.” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning, yaitu peningkatan

hasil belajar siswa dari nilai rata-rata siswa 6,72 dengan ketuntasan belajar

61,53 % menjadi nilai rata-rata siswa 7,83 dengan ketuntasan belajar 92,30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

52

%. Sedangkan peningkatan aktivitas belajar dari 34,61 % meningkat menjadi

65,35 %.

Penelitian yang lain, juga dilakukan di Salatiga oleh Handayani

(2012) dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen

Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil keberhasikan proses pada

penelitian ini adalah sebelum tindakan rata-rata hasil belajar yang disapai

siswa sebesar 53,52% dan ketuntasan belajar sebesar 19,35 %. Rata-rata hasil

belajar siswa pada siklus I sebesar 66,41% dan ketuntasan belajar sebesar

51,7 %. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 93,86% dan

ketuntasan belajar sebesar 100 %.

G. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran biologi yang terjadi pada saat observasi

awal dilakukan adalah siswa menyalin tulisan yang ada dalam buku paket ke

dalam buku tulis siswa. Jika sudah selesai menyalin, guru baru menjelaskan

materi yang dicatat tadi. Proses pembelajaran yang demikian membuat siswa

tidak berpikir kritis melainkan membuat siswa terpaku dengan buku paket.

Kemampuan siswa untuk mengembangkan pengetahuannya menjadi

terhambat.

Metode yang demikian mendidik siswa untuk menjadi follower bukan

developer. Secara tidak langsung justru akan membuat siswa menjadi tidak

suka untuk berpikir tetapi membuat siswa untuk gemar meniru. Jika dilihat

secara lebih mendalam penggunaan metode tersebut justru membuka peluang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

53

bagi siswa untuk tidak fokus dengan materi pembelajaran dan dapat

menurunkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut dapat berbanding lurus

dengan tingkat pencapaian KKM siswa. KKM yang ditetapkan adalah 75,

sedangkan siswa yang mencapai KKM adalah 16, 67%, berarti masih ada

83,33% siswa yang belum tuntas. Dengan kata lain, masih ada 30 siswa yang

butuh pendampingan khusus dalam proses pembelajaran, sehingga siswa harus

mengikuti remidial untuk menaikkan nilai yang mereka peroleh.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan pendekatan

kontekstual. Contextual Teaching and Learning merupakan metode

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang berdasarkan kehidupan

nyata siswa dan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa yang dikaitkan

dengan materi. Peran guru adalah membantu agar proses belajar bukan

merupakan transfer pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan

yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa (Widodo, 2002).

Pendekatan Contextual Teaching and Learning dipilih karena dalam

pendekatan Contextual Teaching and Learning terdapat beberapa aspek yang

mendukung dalam proses peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Pertama, Contextual Teaching and Learning menekankan pada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar

diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Kedua, Contextual

Teaching and Learning mendorong agar siswa menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

54

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Ketiga, Contextual Teaching and Learning

mendorong siswa untuk dapat menerapkannyan dalam kehidupan, artinya

Contextual Teaching and Learning bukan hanya mengharapkan siswa dapat

memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran

itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran

dalam konteks Contextual Teaching and Learning bukan untuk ditumpuk di

otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka mengarungi

kehidupan nyata.

Strategi pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning dikenal dengan REACT, yaitu: Relating, belajar dikaitkan dengan

konteks dunia nyata; Experiencing, belajar ditekankan pada penggalian

(eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention); Applying,

belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks

pemanfaatannya; Cooperating, belajar melalui konteks komunikasi

interpersonal, pemakaian bersama, atau tugas kelompok; Transfering, belajar

melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.

Dengan strategi yang saling berhubungan dan berjalan secara terus menerus

diharapkan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani dkk,

2007).

Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model

Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2010). Desain penelitian tindakan kelas yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Gambar. 3.1 Model Gabungan Sanford dan Kemmis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

56

B. Variabel Penelitian

Ada tiga variabel dalam penelitian yang akan dilakukan. Ketiga

variabel tersebut adalah:

a. Variabel bebas : Metode Contextual Teaching and Learning

b. Variabel terikat : Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Aktivitas

Siswa

C. Jenis Data

Jenis data dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

Kuantitatif terdiri atas hasil belajar,hasil karya siswa, dan hasil observasi

aktivitas belajar siswa.

D. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan

Promasan, pedukuhan Promasan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang,

Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 2012/ 2013 dengan jumlah 36 siswa.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 – 21 Mei 2013 yang

bertempat di SMP Kemasyarakatan Promasan, Banjaroya, Kalibawang,

Kulon Progo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

57

F. Instrumen Penelitian Yang Digunakan

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini ada dua jenis yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan

instrumen pengumpulan data. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam ini berupa silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3) yang disusun oleh peneliti dengan

mengacu pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL

(Contextual Teaching and Learning), juga dilengkapi panduan praktikum

(Panduan Praktikum dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7).

2. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1) Melakukan pretest di setiap awal siklus dan postest disetiap akhir

siklus, disamping itu juga melalui hasil karya siswa untuk mengetahui

hasil belajar siswa. Cara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data

kuantitatif.

2) Melakukan observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus dengan

lembar observasi yang dilakukan oleh observer. Cara tersebut

digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dengan analisis

kuantitatif deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

58

G. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas yang dilakukan terdiri dari 2 siklus.

Dalam setiap siklus menggunakan desain penelitian, yang terdiri atas

perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan

(Observing), dan refleksi (reflecting). Ke empat aspek tersebut tertuang dalam

masing-masing siklus.

Berdasarkan observasi awal, dan dengan menggunakan desain

penelitian tindakan kelas, maka ditetapkan bahwa tindakan yang

dipergunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam

materi pembelajaran Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan adalah melalui

pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Secara umum,

rancangan penelitian tindakan kelas pada materi pencemaran dan kerusakan

lingkungan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus Indikator Tujuan Materi Tempat

I 1. Menjelaskan

proses terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan

2. Sadar akan

terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan

3. Menunjukkan

1. Siswa dapat

menjelaskan

proses terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan

2. Siswa sadar akan

terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

Pencemaran

lingkungan

Kelas

dan

kebun

sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

59

Siklus Indikator Tujuan Materi Tempat

penyebab

terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

3. Siswa dapat

menunjukkan

penyebab

terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

2 1. Menjelaskan cara

penanggulangan

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

2. Menaruh minat

pada dampak

terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

3. Mendemonstrasi-

kan cara

penanggulangan

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

1. Siswa dapat

menjelaskan cara

penanggulangan

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

2. Siswa menaruh

minat pada

dampak

terjadinya

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

3. Siswa dapat

mendemonstrasi

kan cara

penanggulangan

pencemaran dan

kerusakan

lingkungan.

Penanggula-

ngan

pencemaran

dan

kerusakan

lingkungan

Kelas

dan luar

ruangan

a. Siklus 1

Materi pembelajaran pada siklus pertama dalam materi

pembelajaran Pencemaran dan kerusakan Lingkungan adalah bentuk dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

60

dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan. Proses pembelajaran

diharapkan berlangsung dengan cara :

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka dalam tahap perencanaan ini

peneliti melakukan :

a. Melakukan observasi di lingkungan sekolah.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi

pencemaran tanah dan kerusakan hutan.

c. Menyusun panduan praktikum dengan materi bentuk dan dampak

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

d. Mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kepada

guru bidang studi, didiskusikan agar proses pembelajaran sesuai

dengan waktu dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

e. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan soal tes.

f. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

pembelajaran.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari serta tujuan

pembelajaran.

b. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 6

orang, sehingga kelompok yang terbentuk ada 6 kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

61

c. Siswa bekerja dalam kelompok dan melakukan praktikum

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok, kemudian mempresentasikan

hasil praktikum untuk mengambil kesimpulan bersama.

e. Siswa membuat laporan hasil praktikum.

f. Guru melakukan tes akhir siklus 1.

g. Peneliti bersama observer mengamati proses belajar siswa yang

melibatkan aktivitas siswa. Yang diamati dan dinilai adalah

aktivitas siswa: interaksi antar siswa dan kerja sama dalam

kelompok.

h. Peneliti menilai laporan, hasil karya, dan tes

3. Refleksi

Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil pengamatan

untuk perbaikan, guna meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar

siswa pada siklus 2.

b. Siklus 2

Dalam siklus ke 2, materi pembelajaran yang digunakan yaitu cara

penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Proses

pembelajaran diharapkan berlangsung sebagai berikut:

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus 1 maka perencanaan

yang dibuat adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

62

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan panduan

praktikum tentang cara penanggulangan pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

b. Mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

panduan praktikum pada guru bidang studi untuk didiskusikan,

diperbaiki seperlunya agar sesuai dengan waktu dan tingkat

pemahaman siswa.

c. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

d. Membuat lembar observasi

e. Membuat soal tes akhir siklus 2

2. Pelaksanaan

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, tujuan

pembelajaran.

b. Guru membagi siswa dalam kelompok. Siswa dibagi dalam 4

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 9 orang.

c. Siswa melakukan praktikum cara penanggulangan pencemaran

dan kerusakan lingkungan.

d. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan mempresentasikan hasil

praktikum.

e. Siswa menggambar desain praktikum. Gambar akan dijadikan

hasil karya

f. Peneliti dan observer melakukan pengamatan dan menilai proses

belajar yang berkaitan dengan aktivitas siswa. Yang diamati dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

63

dinilai adalah aktivitas siswa: kerja sama dalam kelompok dan

interaksi antar siswa.

g. Peneliti menilai laporan kegiatan, hasil karya, dan tes.

3. Refleksi

Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil pengamatan pada

siklus ke 2. Guru melakukan evaluasi untuk melihat kemajuan pada

siklus 2.

H. Analisis Data

Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut :

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar dengan cara persentase. Yaitu dengan menghitung peningkatan

ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu

mencapai nilai 65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh

nilai 65 ini jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-

masing dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut

dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan

klasikal dengan rumus sebagai berikut :

Ketuntasan individu = 100%Ketuntasan klasikal = 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

64

Keterangan :

Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan KKM

sekolah > 65

Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai

ketuntasan > 65

2. Analisis data aktivitas belajar siswa dari lembar observasi.

: 100%Keterangan Penskoran :

Skor 3 jika 3 deskriptor tampak

Skor 2 jika 2 deskriptor tampak

Skor 1 jika 1 deskriptor tampak

Skor 0 jika tidak ada deskriptor tampak

Ketuntasan klasikal =ℎ ℎ ℎ 100%Adapun penetapan kriteria hasil skor dari data observasi secara

individu yaitu sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

65

Tabel 3.2Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar Siswa

Skor Kriteria

X ≥ 15 Sangat Aktif

12 < X ≤ 14,9 Aktif

9 < X ≤ 11,9 Cukup Aktif

5 < X ≤ 8,9 Kurang Aktif

X < 4,9 Sangat Kurang Aktif

Keterangan :

X = Jumlah skor aktivitas belajar siswa

3. Questioner Contextual Teaching and Learning

Persentase hasil questioner siswa:

100%Persentase rata-rata skor questioner:

100%Ketuntasan klasikal =ℎ ℎ ℎ 100%

Penskoran untuk setiap masing-masing questioner penerapan

Contextual Teaching and Learning adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

66

Tabel 3.3Penskoran setiap pernyataan questioner

Keterangan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

1

2

3

4

4

3

2

1

(Kisi-kisi kuisioner dapat dilihat pada lampiran 20)

Adapun penetapan kriteria penggolongan questioner Contextual

Teaching and Learning secara individu yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4Kriteria Tanggapan Siswa

Skor Kriteria

60 < X ≤ 80 Sangat Baik

40 < X ≤ 59 Baik

20 < X ≤ 39 Cukup

0 < X ≤ 19 Kurang

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila ada peningkatan hasil

dari setiap siklus.

Indikator keberhasilan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Tercapainya tuntas belajar klasikal yaitu 75 % siswa mendapat nilai

minimal 65.

2. Untuk per-orangan, seorang siswa disebut tuntas belajar apabila telah

mencapai skor 65 % atau nilai 65.

3. Minimal ≥ 60 % siswa aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Kemasyarakatan

Promasan pada bulan Mei 2013. Subyek penelitian tindakan kelas adalah

siswa kelas VII yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 8 siswa putra dan

28 siswa putri.

Berdasarkan masalah yang terindetifikasi pada saat observasi awal

maka direncanakan model pembelajaran pada pokok bahasan Pencemaran

dan Kerusakan Lingkungan melalui pendekatan kontekstual (Contextual

Teaching and Learning). Contextual Teaching and Learning menjadi pilihan

pertama agar pelajaran biologi dapat menyatu dengan kehidupan siswa sehari-

hari.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti mencoba membangun

interaksi dengan siswa. Peneliti melakukan pendekatan dengan siswa

dengan cara mengajar materi “pengaruh kepadatan penduduk terhadap

kelestarian lingkungan.” Tujuan peneliti mengajar adalah agar siswa

tidak canggung dengan guru yang baru. Peneliti tidak dipertanyakan

lagi tentang identitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

68

Dengan dilakukan pengajaran tersebut diharapkan siswa fokus

pada materi pembelajaran bukan fokus pada peneliti. Dengan adanya

interaksi antara siswa dengan peneliti diharapkan terjadi pembiasaan

dan terbangun sebuah kondisi yang mendukung dalam penelitian.

Pembiasaan tersebut membantu siswa untuk tidak canggung dalam

menyampaikan pendapat dan bertanya. Setidaknya pembiasaan tersebut

meminimalisir ketakutan-ketakutan siswa dengan sosok yang baru.

Peneliti mengajar pada kelas VII A, dan yang menjadi subyek

penelitian pada awalnya adalah siswa kelas VII A. Akan tetapi, karena

guru di SMP Kemasyarakatan Promasan melakukan pendalaman iman

secara bergiliran di Propinsi DIY, maka terjadi perubahan jadwal

penelitian dan juga subyek penelitian. Siswa yang menjadi subyek

penelitian adalah siswa kelas VII A yang berjumlah 20 orang dan VII B

yang berjumlah 16 orang. Sehingga ketika digabungkan jumlah siswa

menjadi 36 orang. Perubahan jadwal tersebut justru berpengaruh positif

dalam pelaksanaan penelitian. Pengaruh yang diperoleh adalah jumlah

sampel populasi bertambah, jam pelajaran IPA dilaksanakan pada jam 1

dan 2, sehingga pikiran masih segar.

Dalam tahap perencanaan penelitian, peneliti menyusun silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), panduan praktikum, kisi soal,

soal pretest dan postest beserta panduan skoring berkaitan penggunaan

metode Contextual Teaching and Learning, yang akan digunakan

sebagai acuan dalam mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

69

b. Pelaksanaan dan Pengamatan

Di SMP Kemasyarakatan Promasan, biasanya pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam dilakukan di laboratorium, baik saat kegiatan belajar

mengajar secara teori maupun praktikum. Laboratorium IPA di SMP

Kemasyarakatan Promasan sudah memiliki peralatan yang hampir

lengkap, dan masih banyak peralatan yang masih baru. Namun

intensitas penggunaan alat-alat tersebut masih kurang. Praktikum

dengan menggunakan alat-alat berbahan kaca dan kimia yang relatif

mahal harganya dikurangi porsinya, karena guru takut alat tersebut

rusak, dan takut jika bahan tersebut justru disalahgunakan saat

praktikum.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan yang dimulai pada tanggal 15 Mei 2013. Setiap pertemuan

terdiri atas 2 jam pelajaran, setiap jam pelajaran terdiri dari 45 menit.

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Mei 2013, dan pertemuan

kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Mei 2013.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Dalam

penelitian tersebut peneliti dibantu guru kolaborator dan observer untuk

mengamati aktivitas belajar yang dilakukan guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Guru kolaborator sebagai observer

detail sedangkan observer sebagai observer umum. Pokok bahasan pada

pertemuan pertama dari siklus I mengenai pencemaran lingkungan dan

dampak pencemaran lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

70

Untuk memulai pelajaran siswa secara bersama-sama

menyampaikan salam kepada guru, dan guru menanggapi salam dari

siswa tersebut. Di awal pembelajaran tersebut, peneliti tidak langsung

masuk ke materi, tetapi guru menanyakan kepada siswa tentang materi

apa yang akan dipelajari hari ini. Banyak siswa yang tidak tahu apa

yang akan dipelajari hari itu. Pertanyaan tersebut merupakan

pengukuran awal tentang kesiapan siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak

mempersiapkan diri terlebih dahulu tentang materi pelajaran. Peristiwa

tersebut juga dapat digunakan sebagai identifikasi awal bahwa sebagian

besar siswa tidak belajar di rumah, atau sesudah kegiatan belajar

mengajar di sekolah berakhir.

Pada pertemuan pertama, siswa diajak untuk praktikum tentang

pencemaran tanah, air, udara, dan kerusakan hutan. Siswa dibagi dalam

beberapa kelompok yaitu 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 6

orang, tiga orang berasal dari kelas A dan tiga orang dari kelas B.

Untuk mengurangi diskriminasi, maka jumlah siswa laki-laki dan

perempuan dibagi rata dalam kelompok. Pembagian kelompok

didasarkan pada nilai awal sebelum penelitian menggunakan pretest

dengan tujuan agar tidak terjadi pengelompokan antara siswa yang

pandai dan yang kurang pandai.

Pencemaran tanah dan kerusakan hutan dipraktikan dengan cara

penggundulan lahan yang ditanami rumput. Kelompok yang mendapat

praktik pencemaran tanah dan kerusakan hutan diberi lahan yang penuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

71

ditanami rumput. Sebelum melakukan penggundulan lahan, siswa

diminta untuk mengamati dan mencatat jenis tumbuhan dan binatang

yang ada di lahan tersebut. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

lampiran no 19.

Setelah selesai melakukan pengamatan, kelompok tersebut baru

mencabuti ½ bagian lahan tersebut hingga bersih, dan ½ bagian lagi

dibiarkan. Dengan demikian siswa melihat perbandingan antara tanah

yang gundul dengan tanah yang penuh dengan tanaman. Lahan tersebut

diposisikan miring kemudian disiram. Lahan yang gundul tidak dapat

menampung air, dan justru tanah permukaan ikut hanyut dalam aliran

air, sedangkan lahan yang tidak gundul tidak terjadi run off.

Kelompok tersebut diminta untuk melihat dampak dari

terjadinya penggundulan hutan. Dari praktik tersebut siswa juga dapat

mengetahui proses terjadinya tanah longsor. Siswa yang mempraktikan

kerusakan hutan mencatat hasil praktikum dalam buku masing-masing.

Untuk membantu dalam proses mencatat hasil dan sampai pada

kesimpulan, siswa diberi pertanyaan penuntun yang tergabung dalam

panduan praktikum.

Gambar 4.1 Siswa sedang praktikum kerusakan hutan dengan caramencabuti rumput dalam lahan

71

ditanami rumput. Sebelum melakukan penggundulan lahan, siswa

diminta untuk mengamati dan mencatat jenis tumbuhan dan binatang

yang ada di lahan tersebut. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

lampiran no 19.

Setelah selesai melakukan pengamatan, kelompok tersebut baru

mencabuti ½ bagian lahan tersebut hingga bersih, dan ½ bagian lagi

dibiarkan. Dengan demikian siswa melihat perbandingan antara tanah

yang gundul dengan tanah yang penuh dengan tanaman. Lahan tersebut

diposisikan miring kemudian disiram. Lahan yang gundul tidak dapat

menampung air, dan justru tanah permukaan ikut hanyut dalam aliran

air, sedangkan lahan yang tidak gundul tidak terjadi run off.

Kelompok tersebut diminta untuk melihat dampak dari

terjadinya penggundulan hutan. Dari praktik tersebut siswa juga dapat

mengetahui proses terjadinya tanah longsor. Siswa yang mempraktikan

kerusakan hutan mencatat hasil praktikum dalam buku masing-masing.

Untuk membantu dalam proses mencatat hasil dan sampai pada

kesimpulan, siswa diberi pertanyaan penuntun yang tergabung dalam

panduan praktikum.

Gambar 4.1 Siswa sedang praktikum kerusakan hutan dengan caramencabuti rumput dalam lahan

71

ditanami rumput. Sebelum melakukan penggundulan lahan, siswa

diminta untuk mengamati dan mencatat jenis tumbuhan dan binatang

yang ada di lahan tersebut. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

lampiran no 19.

Setelah selesai melakukan pengamatan, kelompok tersebut baru

mencabuti ½ bagian lahan tersebut hingga bersih, dan ½ bagian lagi

dibiarkan. Dengan demikian siswa melihat perbandingan antara tanah

yang gundul dengan tanah yang penuh dengan tanaman. Lahan tersebut

diposisikan miring kemudian disiram. Lahan yang gundul tidak dapat

menampung air, dan justru tanah permukaan ikut hanyut dalam aliran

air, sedangkan lahan yang tidak gundul tidak terjadi run off.

Kelompok tersebut diminta untuk melihat dampak dari

terjadinya penggundulan hutan. Dari praktik tersebut siswa juga dapat

mengetahui proses terjadinya tanah longsor. Siswa yang mempraktikan

kerusakan hutan mencatat hasil praktikum dalam buku masing-masing.

Untuk membantu dalam proses mencatat hasil dan sampai pada

kesimpulan, siswa diberi pertanyaan penuntun yang tergabung dalam

panduan praktikum.

Gambar 4.1 Siswa sedang praktikum kerusakan hutan dengan caramencabuti rumput dalam lahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

72

Praktik pencemaran udara yang dilakukan adalah proses hujan

asam terjadi. Ada dua kelompok yang mendapat lotere untuk praktikum

hujan asam.

Kelompok pertama dengan tingkat keasaman rendah, dan

kelompok kedua dengan tingkat keasaman tinggi. Hujan asam terjadi

karena ada percampuran antara Sox (asam sulfat dan asam sulfit)

dengan Nox (asam nitrat) di udara dengan bantuan sinar matahari. Sox

diperoleh dari hasil pembakaran minyak solar. Kemudian asap

dimasukkan ke dalam plastik. Nox diperoleh dari hasil buangan knalpot

sepeda motor yang dimasukkan ke dalam plastik. Kedua bahan tersebut

kemudian diberi air mineral. Air Sox dan Nox kemudian dicampur, dan

dituang ke dalam toples. Air tersebut diukur pH dengan menggunakan

kertas lakmus. Siswa diminta untuk mencatat hasil pengukuran pH.

Setelah pH diukur kemudian dimasukkan satu ekor ikan nila

seukuran 2 jari ke dalam air tersebut. Siswa diminta untuk mengamati

banyaknya membuka dan menutupnya insang pada ikan tersebut. Ikan

dalam kondisi normal membuka dan menutup insang rata-rata sebanyak

86 kali dalam kurun waktu satu menit, akan tetapi jika dalam kondisi

asam ikan akan meningkat, ikan tersebut membuka dan menutup insang

sebanyak 124 kali.

Ikan pada kelompok kedua mati setelah lima belas menit,

dihitung dari waktu memasukkan, dan perut ikan menjadi

menggelembung, sisik menjadi mudah lepas. Dari praktikum tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

73

kelompok diminta untuk menuliskan hasil praktikum ke dalam buku

masing-masing dengan dibantu pertanyaan panduan untuk menuntun

pikiran siswa pada kesimpulan.

Gambar 4.2 Siswa sedang praktikum pengaruh pencemaran udaraterhadap pernafasan ikan

Praktik pencemaran air adalah dengan cara mengotori air

dengan cuka, dan praktik eutrofikasi. Ada dua kelompok yang

mendapat lotere pencemaran air dan 1 kelompok yang mendapat praktik

eutrofikasi.

Kelompok yang mendapat lotere pencemaran air mengamati

pengaruh tingkat keasaman terhadap daya hidup makhluk hidup. Setiap

kelompok diberi tiga toples. Toples pertama berisi air dari kran. Toples

kedua berisi air mineral yang diberi air cuka sebanyak lima tetes. Dan

toples ketiga diberi air cuka sebanyak sepuluh tetes. Setelah semua

toples terisi dengan air, air tersebut diukur pHnya untuk melihat tingkat

keasamaan. Langkah selanjutnya adalah memasukkan seekor ikan ke

dalam toples yang berisi air. Setiap kelompok diminta untuk

73

kelompok diminta untuk menuliskan hasil praktikum ke dalam buku

masing-masing dengan dibantu pertanyaan panduan untuk menuntun

pikiran siswa pada kesimpulan.

Gambar 4.2 Siswa sedang praktikum pengaruh pencemaran udaraterhadap pernafasan ikan

Praktik pencemaran air adalah dengan cara mengotori air

dengan cuka, dan praktik eutrofikasi. Ada dua kelompok yang

mendapat lotere pencemaran air dan 1 kelompok yang mendapat praktik

eutrofikasi.

Kelompok yang mendapat lotere pencemaran air mengamati

pengaruh tingkat keasaman terhadap daya hidup makhluk hidup. Setiap

kelompok diberi tiga toples. Toples pertama berisi air dari kran. Toples

kedua berisi air mineral yang diberi air cuka sebanyak lima tetes. Dan

toples ketiga diberi air cuka sebanyak sepuluh tetes. Setelah semua

toples terisi dengan air, air tersebut diukur pHnya untuk melihat tingkat

keasamaan. Langkah selanjutnya adalah memasukkan seekor ikan ke

dalam toples yang berisi air. Setiap kelompok diminta untuk

73

kelompok diminta untuk menuliskan hasil praktikum ke dalam buku

masing-masing dengan dibantu pertanyaan panduan untuk menuntun

pikiran siswa pada kesimpulan.

Gambar 4.2 Siswa sedang praktikum pengaruh pencemaran udaraterhadap pernafasan ikan

Praktik pencemaran air adalah dengan cara mengotori air

dengan cuka, dan praktik eutrofikasi. Ada dua kelompok yang

mendapat lotere pencemaran air dan 1 kelompok yang mendapat praktik

eutrofikasi.

Kelompok yang mendapat lotere pencemaran air mengamati

pengaruh tingkat keasaman terhadap daya hidup makhluk hidup. Setiap

kelompok diberi tiga toples. Toples pertama berisi air dari kran. Toples

kedua berisi air mineral yang diberi air cuka sebanyak lima tetes. Dan

toples ketiga diberi air cuka sebanyak sepuluh tetes. Setelah semua

toples terisi dengan air, air tersebut diukur pHnya untuk melihat tingkat

keasamaan. Langkah selanjutnya adalah memasukkan seekor ikan ke

dalam toples yang berisi air. Setiap kelompok diminta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

74

menghitung membuka dan menutupnya insang dari masing-masing ikan

dari setiap toples.

Ikan yang berada dalam air dengan pH netral dapat membuka

dan menutup insang sebanyak 86 kali. Sedangkan ikan pada air dengan

kondisi agak asam membuka dan menutup insang sebanyak 126 kali,

dan ikan pada air dengan kondisi paling asam membuka dan menutup

insang sebanyak 114 kali, dengan ritme yang tidak menentu (kadang

cepat, kadang lambat). Dari praktikum ini, kelompok tersebut dapat

mengetahui dampak pencemaran air terhadap kelangsungan hidup

makhluk hidup. Setiap siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan

di dalam buku masing-masing.

Gambar 4.3 Siswa praktikum pengaruh pencemaran air terhadappernafasan ikan.

Kelompok yang mendapat lotere eutrofikasi mengamati

pengaruh lonjakan populasi enceng gondok terhadap makluk hidup.

Ikan yang dimasukkan dalam zona eutrofikasi akan mengalami

percepatan dalam bernafas, lama-kelamaan ikan tersebut menjadi

lemas.

74

menghitung membuka dan menutupnya insang dari masing-masing ikan

dari setiap toples.

Ikan yang berada dalam air dengan pH netral dapat membuka

dan menutup insang sebanyak 86 kali. Sedangkan ikan pada air dengan

kondisi agak asam membuka dan menutup insang sebanyak 126 kali,

dan ikan pada air dengan kondisi paling asam membuka dan menutup

insang sebanyak 114 kali, dengan ritme yang tidak menentu (kadang

cepat, kadang lambat). Dari praktikum ini, kelompok tersebut dapat

mengetahui dampak pencemaran air terhadap kelangsungan hidup

makhluk hidup. Setiap siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan

di dalam buku masing-masing.

Gambar 4.3 Siswa praktikum pengaruh pencemaran air terhadappernafasan ikan.

Kelompok yang mendapat lotere eutrofikasi mengamati

pengaruh lonjakan populasi enceng gondok terhadap makluk hidup.

Ikan yang dimasukkan dalam zona eutrofikasi akan mengalami

percepatan dalam bernafas, lama-kelamaan ikan tersebut menjadi

lemas.

74

menghitung membuka dan menutupnya insang dari masing-masing ikan

dari setiap toples.

Ikan yang berada dalam air dengan pH netral dapat membuka

dan menutup insang sebanyak 86 kali. Sedangkan ikan pada air dengan

kondisi agak asam membuka dan menutup insang sebanyak 126 kali,

dan ikan pada air dengan kondisi paling asam membuka dan menutup

insang sebanyak 114 kali, dengan ritme yang tidak menentu (kadang

cepat, kadang lambat). Dari praktikum ini, kelompok tersebut dapat

mengetahui dampak pencemaran air terhadap kelangsungan hidup

makhluk hidup. Setiap siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan

di dalam buku masing-masing.

Gambar 4.3 Siswa praktikum pengaruh pencemaran air terhadappernafasan ikan.

Kelompok yang mendapat lotere eutrofikasi mengamati

pengaruh lonjakan populasi enceng gondok terhadap makluk hidup.

Ikan yang dimasukkan dalam zona eutrofikasi akan mengalami

percepatan dalam bernafas, lama-kelamaan ikan tersebut menjadi

lemas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

75

Gambar 4.4 Siswa praktikum pengaruh eutrofikasi terhadapkelangsungan hidup ikan.

Setelah praktikum selesai, setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan hasil pengamatan yang dibantu pertanyaan agar siswa

memahami proses pencemaran terjadi dan memahami akibat dan

dampak yang terjadi karena pencemaran lingkungan.

Pada pertemuan pertama tersebut, siswa diajak untuk berefleksi

tentang apa yang sudah dipelajari. Siswa ada yang mengatakan senang

karena dapat mengetahui dampak dari pencemaran lingkungan. Ada

juga siswa yang mengatakan tidak akan mencemari air lagi karena dapat

menyebabkan ikan menjadi mati.

Dalam pertemuan kedua siklus I, masing-masing kelompok

menyampaikan hasil praktikum dan dilanjutkan dengan pembahasan

tentang pencemaran lingkungan dan dampaknya. Proses diskusi terjadi

secara lambat. Untuk mengaktifkan siswa dalam diskusi, peneliti harus

memancing pendapat siswa dengan cara mengajukan pertanyaan

pancingan. Ada juga siswa yang justru bermain sendiri, dan tidak

memperhatikan penjelasan dari temannya. Ada juga siswa yang ditanya

justru diam. Banyak siswa yang malu untuk menyampaikan

75

Gambar 4.4 Siswa praktikum pengaruh eutrofikasi terhadapkelangsungan hidup ikan.

Setelah praktikum selesai, setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan hasil pengamatan yang dibantu pertanyaan agar siswa

memahami proses pencemaran terjadi dan memahami akibat dan

dampak yang terjadi karena pencemaran lingkungan.

Pada pertemuan pertama tersebut, siswa diajak untuk berefleksi

tentang apa yang sudah dipelajari. Siswa ada yang mengatakan senang

karena dapat mengetahui dampak dari pencemaran lingkungan. Ada

juga siswa yang mengatakan tidak akan mencemari air lagi karena dapat

menyebabkan ikan menjadi mati.

Dalam pertemuan kedua siklus I, masing-masing kelompok

menyampaikan hasil praktikum dan dilanjutkan dengan pembahasan

tentang pencemaran lingkungan dan dampaknya. Proses diskusi terjadi

secara lambat. Untuk mengaktifkan siswa dalam diskusi, peneliti harus

memancing pendapat siswa dengan cara mengajukan pertanyaan

pancingan. Ada juga siswa yang justru bermain sendiri, dan tidak

memperhatikan penjelasan dari temannya. Ada juga siswa yang ditanya

justru diam. Banyak siswa yang malu untuk menyampaikan

75

Gambar 4.4 Siswa praktikum pengaruh eutrofikasi terhadapkelangsungan hidup ikan.

Setelah praktikum selesai, setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan hasil pengamatan yang dibantu pertanyaan agar siswa

memahami proses pencemaran terjadi dan memahami akibat dan

dampak yang terjadi karena pencemaran lingkungan.

Pada pertemuan pertama tersebut, siswa diajak untuk berefleksi

tentang apa yang sudah dipelajari. Siswa ada yang mengatakan senang

karena dapat mengetahui dampak dari pencemaran lingkungan. Ada

juga siswa yang mengatakan tidak akan mencemari air lagi karena dapat

menyebabkan ikan menjadi mati.

Dalam pertemuan kedua siklus I, masing-masing kelompok

menyampaikan hasil praktikum dan dilanjutkan dengan pembahasan

tentang pencemaran lingkungan dan dampaknya. Proses diskusi terjadi

secara lambat. Untuk mengaktifkan siswa dalam diskusi, peneliti harus

memancing pendapat siswa dengan cara mengajukan pertanyaan

pancingan. Ada juga siswa yang justru bermain sendiri, dan tidak

memperhatikan penjelasan dari temannya. Ada juga siswa yang ditanya

justru diam. Banyak siswa yang malu untuk menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

76

pendapatnya, dan masih saling menyuruh. untuk mengetahui ciri-ciri

dan dampak dari pencemaran lingkungan, siswa ditawari untuk maju,

menuliskan tentang ciri-ciri pencemaran dan dampak dari pencemaran

lingkungan.

Gambar 4.5 Seorang siswa sedang mencatat hasil diskusi mengenaipencemaran dan kerusakan lingkungan

Hasil diskusi dan praktikum dari masing-masing kelompok

diminta untuk dicatat. Tujuan dari pencatatan tersebut adalah agar siswa

mempunyai bahan untuk belajar nantinya. Sebab dengan menuliskan

lagi, siswa akan ingat apa yang sudah dipelajari.

Setelah pembahasan tentang dampak pencemaran lingkungan

selesai, siswa diajak untuk berefleksi bersama. Dari refleksi siswa, ada

yang mengatakan senang karena dapat praktikum, dapat mengetahui

bentuk-bentuk pencemaran lingkungan. Ada juga siswa yang berefleksi,

tidak akan membuang sampah sembarangan karena akan

mengotori/mencemari lingkungan.

Selesai pelajaran, air bekas dari praktikum pencemaran dibuang

ke dalam wastafel, namun ternyata wastafel tersebut rusak. Kerusakan

76

pendapatnya, dan masih saling menyuruh. untuk mengetahui ciri-ciri

dan dampak dari pencemaran lingkungan, siswa ditawari untuk maju,

menuliskan tentang ciri-ciri pencemaran dan dampak dari pencemaran

lingkungan.

Gambar 4.5 Seorang siswa sedang mencatat hasil diskusi mengenaipencemaran dan kerusakan lingkungan

Hasil diskusi dan praktikum dari masing-masing kelompok

diminta untuk dicatat. Tujuan dari pencatatan tersebut adalah agar siswa

mempunyai bahan untuk belajar nantinya. Sebab dengan menuliskan

lagi, siswa akan ingat apa yang sudah dipelajari.

Setelah pembahasan tentang dampak pencemaran lingkungan

selesai, siswa diajak untuk berefleksi bersama. Dari refleksi siswa, ada

yang mengatakan senang karena dapat praktikum, dapat mengetahui

bentuk-bentuk pencemaran lingkungan. Ada juga siswa yang berefleksi,

tidak akan membuang sampah sembarangan karena akan

mengotori/mencemari lingkungan.

Selesai pelajaran, air bekas dari praktikum pencemaran dibuang

ke dalam wastafel, namun ternyata wastafel tersebut rusak. Kerusakan

76

pendapatnya, dan masih saling menyuruh. untuk mengetahui ciri-ciri

dan dampak dari pencemaran lingkungan, siswa ditawari untuk maju,

menuliskan tentang ciri-ciri pencemaran dan dampak dari pencemaran

lingkungan.

Gambar 4.5 Seorang siswa sedang mencatat hasil diskusi mengenaipencemaran dan kerusakan lingkungan

Hasil diskusi dan praktikum dari masing-masing kelompok

diminta untuk dicatat. Tujuan dari pencatatan tersebut adalah agar siswa

mempunyai bahan untuk belajar nantinya. Sebab dengan menuliskan

lagi, siswa akan ingat apa yang sudah dipelajari.

Setelah pembahasan tentang dampak pencemaran lingkungan

selesai, siswa diajak untuk berefleksi bersama. Dari refleksi siswa, ada

yang mengatakan senang karena dapat praktikum, dapat mengetahui

bentuk-bentuk pencemaran lingkungan. Ada juga siswa yang berefleksi,

tidak akan membuang sampah sembarangan karena akan

mengotori/mencemari lingkungan.

Selesai pelajaran, air bekas dari praktikum pencemaran dibuang

ke dalam wastafel, namun ternyata wastafel tersebut rusak. Kerusakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

77

wastafel terjadi karena ada pipa yang tidak rapat saat pengelemannya,

sehingga air yang dituang ke dalam wastafel justru membasahi lantai.

c. Refleksi

Dari pelaksanaan dan pengamatan pada siklus 1, dapat

direfleksikan siklus 1 sudah ada yang baik, namun masih terdapat pula

kekurangan. Kekurangan yang masih ditemukan dalam siklus 1 adalah

masih ada siswa yang tidak mencatat hasil diskusi, masih ada siswa

yang kurang aktif dalam berdiskusi sehingga guru harus memulai

dengan melontarkan pertanyaan kepada siswa, sebagian besar siswa

tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai.

Kebaikan yang terjadi dalam siklus 1 adalah siswa sudah membangun

interaksi dengan guru, beberapa siswa sudah langsung aktif bertanya,

dan melakukan praktikum.

Dari tes akhir siklus I, diperoleh data baru 21 siswa yang tuntas

belajar dan masih ada 15 siswa yang belum tuntas. Dengan kata lain

kentuntasan belajar secara klasikal hanya 58,34%. Data tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang memahami materi pembelajaran masih

rendah, sehingga perlu ditingkatkan lagi intensitas kegiatan belajar

mengajarnya.

Begitu juga aktivitas belajar siswa. Tingkat aktivitas siswa

sangat bervariasi, masih ada 86% siswa yang tidak berinteraksi dengan

temannya dan 86% pula siswa yang kerjasama dalam kelompoknya

kurang. Aktivitas belajar yang rendah dan cukup tersebut disinyalir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

78

dikarenakan siswa tidak tahu apa yang akan dipelajari. Mereka tidak

tahu apa yang akan dipelajari atau dikerjakan karena siswa tidak

mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum sekolah. Pendapat ini

didukung dengan banyaknya siswa yang tidak tahu apa yang akan

dipelajari ketika peneliti menanyakan akan belajar materi apa. Pendapat

ini juga didukung dengan adanya pre test. Banyak siswa yang tidak bisa

menjawab pertanyaan, dan hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai lebih

dari 65.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, pada pertemuan kedua

khususnya, siswa sangat alot untuk diajak berdiskusi. Hal ini

dikarenakan siswa belum terbiasa untuk berdiskusi. Ada kemungkinan

kaget, karena biasanya siswa hanya mencatat kini harus berpikir.

Sehingga perlu pertanyaan-pertanyaan pancingan untuk

membangkitkan kemampuan berpikir siswa. Di sini diperlukan

kesabaran dalam mengajak siswa menjadi aktif berpikir.

Dari data-data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, dan

aktivitas siswa yang menunjukkan persentase yang masih rendah, maka

perlu diadakan siklus kedua guna untuk melihat perkembangan hasil

belajar dan aktivitas siswa.

2. Siklus 2

a. Perencanaan

Materi pembelajaran pada siklus kedua adalah penanggulangan

pencemaran lingkungan. Dari hasil pembelajaran di siklus pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

79

dan mengingat bahwa sebagian besar siswa berasal dari keluarga

petani maka peneliti merancang agar pencemaran lingkungan dapat

diaplikasikan oleh setiap keluarga dari siswa tersebut.

Dalam perencanaan siklus 2, peneliti menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta instrumennya. Siswa dibagi

dalam 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 8 siswa. Pembagian

kelompok didasarkan pada hasil test dan pengamatan pada siklus 1.

Perubahan anggota kelompok dimaksudkan agar komposisi siswa

lebih merata, dengan harapan agar kerja dalam kelompok dapat lebih

ditingkatkan.

b. Pelaksanaan dan Pengamatan

Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Mei 2013, dan

Senin 20 Mei 2013. Materi pembelajarannya adalah cara

penanggulangan pencemaran lingkungan. Siklus II dilaksanakan

dalam dua pertemuan.

Pada pertemuan pertama siswa mempraktikan bentuk-bentuk

penanggulangan pencemaran lingkungan. Di awal pelajaran, siswa

ditanya lagi tentang materi yang sudah dipelajari, setelah mengingat

kembali, pokok bahasan dilanjutkan. Siswa duduk membentuk

kelompok kerja. Di setiap kelompok terdiri atas 8 siswa diberi tugas

untuk mempraktikan cara penanggulangan pencemaran lingkungan.

Penanggulangan pencemaran lingkungan yang dipelajari adalah

penyaringan air limbah rumah tangga, dan pembuatan pupuk kompos.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

80

Penyaringan air limbah rumah tangga dipraktikkan oleh dua

kelompok. Limbah rumah tangga yang disaring adalah air detergent

bekas untuk mencuci. Sebelum disaring, air limbah diukur pHnya

terlebih dahulu. Penyaringan melalui 3 tahap. 2 tahap pertama

merupakan penyaringan biologis, yaitu dengan menggunakan ijuk

pada toples pertama, dan arang untuk toples kedua. Toples ketiga

menggunakan formula dekomposer.

Air dimasukkan dari toples yang berisi ijuk, kemudian dengan

sendirinya air akan masuk ke toples kedua yang sudah berisi arang.

Jika air terus dituang, maka akan masuk ke toples ketiga yang sudah

berisi formula dekomposer. Air di toples ketiga yang sudah bercampur

dengan dekomposer diukur pHnya. Dari pengukuran tersebut dapat

diketahui bahwa setelah 15 menit, pH akan menjadi netral, sehingga

limbah tersebut dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

Gambar 4.6 Siswa praktikumpenyaringan air limbah secara

fisika dan biologi

Gambar 4.7 Siswa mengukur pHdalam air saringan terakhir.

Pembuatan kompos dipraktikan oleh dua kelompok. Kompos

dibuat dalam kotak sampah yang dinding-dindingnya tertutup rapat.

Kompos yang dipraktikan terbuat dari kotoran sapi, tanah bawah

80

Penyaringan air limbah rumah tangga dipraktikkan oleh dua

kelompok. Limbah rumah tangga yang disaring adalah air detergent

bekas untuk mencuci. Sebelum disaring, air limbah diukur pHnya

terlebih dahulu. Penyaringan melalui 3 tahap. 2 tahap pertama

merupakan penyaringan biologis, yaitu dengan menggunakan ijuk

pada toples pertama, dan arang untuk toples kedua. Toples ketiga

menggunakan formula dekomposer.

Air dimasukkan dari toples yang berisi ijuk, kemudian dengan

sendirinya air akan masuk ke toples kedua yang sudah berisi arang.

Jika air terus dituang, maka akan masuk ke toples ketiga yang sudah

berisi formula dekomposer. Air di toples ketiga yang sudah bercampur

dengan dekomposer diukur pHnya. Dari pengukuran tersebut dapat

diketahui bahwa setelah 15 menit, pH akan menjadi netral, sehingga

limbah tersebut dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

Gambar 4.6 Siswa praktikumpenyaringan air limbah secara

fisika dan biologi

Gambar 4.7 Siswa mengukur pHdalam air saringan terakhir.

Pembuatan kompos dipraktikan oleh dua kelompok. Kompos

dibuat dalam kotak sampah yang dinding-dindingnya tertutup rapat.

Kompos yang dipraktikan terbuat dari kotoran sapi, tanah bawah

80

Penyaringan air limbah rumah tangga dipraktikkan oleh dua

kelompok. Limbah rumah tangga yang disaring adalah air detergent

bekas untuk mencuci. Sebelum disaring, air limbah diukur pHnya

terlebih dahulu. Penyaringan melalui 3 tahap. 2 tahap pertama

merupakan penyaringan biologis, yaitu dengan menggunakan ijuk

pada toples pertama, dan arang untuk toples kedua. Toples ketiga

menggunakan formula dekomposer.

Air dimasukkan dari toples yang berisi ijuk, kemudian dengan

sendirinya air akan masuk ke toples kedua yang sudah berisi arang.

Jika air terus dituang, maka akan masuk ke toples ketiga yang sudah

berisi formula dekomposer. Air di toples ketiga yang sudah bercampur

dengan dekomposer diukur pHnya. Dari pengukuran tersebut dapat

diketahui bahwa setelah 15 menit, pH akan menjadi netral, sehingga

limbah tersebut dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

Gambar 4.6 Siswa praktikumpenyaringan air limbah secara

fisika dan biologi

Gambar 4.7 Siswa mengukur pHdalam air saringan terakhir.

Pembuatan kompos dipraktikan oleh dua kelompok. Kompos

dibuat dalam kotak sampah yang dinding-dindingnya tertutup rapat.

Kompos yang dipraktikan terbuat dari kotoran sapi, tanah bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

81

pohon bambu, kapur dolomit, sisa-sisa makanan dan sampah dapur,

dan dekomposer. Setelah tempat sampah penuh, kemudian ditutup

dengan plastik, sehingga proses fermentasi terjadi dengan anaerob.

Gambar 4.8 Siswa sedangmenuang dekomposer ke dalam

bahan kompos

Gambar 4.9 Siswa sedangmenutup bahan dengan plastik.

Setelah praktik penanggulangan pencemaran lingkungan, setiap

kelompok menyampaikan hasil praktik guna memantapkan

pemahaman siswa.

Untuk memperkaya pengetahuan siswa, siswa diajak

berdiskusi tentang cara-cara lain yang dapat digunakan untuk

menanggulangi pencemaran lingkungan. Dalam diskusi, siswa

antusias untuk menyampaikan pendapatnya dengan cara menuliskan

cara-cara penanggulangan pencemaran lingkungan di papan tulis

secara bergiliran. Bahkan ada siswa yang berebut untuk menuliskan

jawaban di papan tulis. Untuk bisa sampai pada keinginan untuk

berpartisipasi aktif, diperlukan reward, yang berupa nilai. Bagi siswa

yang mau membagikan jawabannya, maka akan mendapat poin plus.

81

pohon bambu, kapur dolomit, sisa-sisa makanan dan sampah dapur,

dan dekomposer. Setelah tempat sampah penuh, kemudian ditutup

dengan plastik, sehingga proses fermentasi terjadi dengan anaerob.

Gambar 4.8 Siswa sedangmenuang dekomposer ke dalam

bahan kompos

Gambar 4.9 Siswa sedangmenutup bahan dengan plastik.

Setelah praktik penanggulangan pencemaran lingkungan, setiap

kelompok menyampaikan hasil praktik guna memantapkan

pemahaman siswa.

Untuk memperkaya pengetahuan siswa, siswa diajak

berdiskusi tentang cara-cara lain yang dapat digunakan untuk

menanggulangi pencemaran lingkungan. Dalam diskusi, siswa

antusias untuk menyampaikan pendapatnya dengan cara menuliskan

cara-cara penanggulangan pencemaran lingkungan di papan tulis

secara bergiliran. Bahkan ada siswa yang berebut untuk menuliskan

jawaban di papan tulis. Untuk bisa sampai pada keinginan untuk

berpartisipasi aktif, diperlukan reward, yang berupa nilai. Bagi siswa

yang mau membagikan jawabannya, maka akan mendapat poin plus.

81

pohon bambu, kapur dolomit, sisa-sisa makanan dan sampah dapur,

dan dekomposer. Setelah tempat sampah penuh, kemudian ditutup

dengan plastik, sehingga proses fermentasi terjadi dengan anaerob.

Gambar 4.8 Siswa sedangmenuang dekomposer ke dalam

bahan kompos

Gambar 4.9 Siswa sedangmenutup bahan dengan plastik.

Setelah praktik penanggulangan pencemaran lingkungan, setiap

kelompok menyampaikan hasil praktik guna memantapkan

pemahaman siswa.

Untuk memperkaya pengetahuan siswa, siswa diajak

berdiskusi tentang cara-cara lain yang dapat digunakan untuk

menanggulangi pencemaran lingkungan. Dalam diskusi, siswa

antusias untuk menyampaikan pendapatnya dengan cara menuliskan

cara-cara penanggulangan pencemaran lingkungan di papan tulis

secara bergiliran. Bahkan ada siswa yang berebut untuk menuliskan

jawaban di papan tulis. Untuk bisa sampai pada keinginan untuk

berpartisipasi aktif, diperlukan reward, yang berupa nilai. Bagi siswa

yang mau membagikan jawabannya, maka akan mendapat poin plus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

82

Diakhir pertemuan, siswa diajak untuk berefleksi. Siswa

merasa senang karena dapat membuat kompos, dan ada siswa yang

ingin mempraktikan cara penyaringan air di rumahnya. Sebelum

pertemuan ditutup terlebih dahulu dilakukan tes akhir siklus, dan

siswa diberi tugas untuk membuat poster di rumah, dengan harapan

pada pertemuan kedua siswa tinggal mempresentasikan hasil poster

mereka.

Pada pertemuan kedua, siswa membuat poster untuk

penanggulangan pencemaran lingkungan, dan menggambarkan

kembali cara penyaringan limbah cair dan pembuatan kompos. Siswa

merasa senang karena dapat membuat poster, meski ada siswa yang

tidak bisa menggambar.

Gambar 4.10 Siswa sedangmenuliskan jawaban di papan

tulis.

Gambar 4.11 Siswa sedangmembuat poster

c. Refleksi

Dari pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan dalam

siklus 2, dapat direfleksikan bahwa: semangat belajar siswa

meningkat, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme siswa melakukan

82

Diakhir pertemuan, siswa diajak untuk berefleksi. Siswa

merasa senang karena dapat membuat kompos, dan ada siswa yang

ingin mempraktikan cara penyaringan air di rumahnya. Sebelum

pertemuan ditutup terlebih dahulu dilakukan tes akhir siklus, dan

siswa diberi tugas untuk membuat poster di rumah, dengan harapan

pada pertemuan kedua siswa tinggal mempresentasikan hasil poster

mereka.

Pada pertemuan kedua, siswa membuat poster untuk

penanggulangan pencemaran lingkungan, dan menggambarkan

kembali cara penyaringan limbah cair dan pembuatan kompos. Siswa

merasa senang karena dapat membuat poster, meski ada siswa yang

tidak bisa menggambar.

Gambar 4.10 Siswa sedangmenuliskan jawaban di papan

tulis.

Gambar 4.11 Siswa sedangmembuat poster

c. Refleksi

Dari pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan dalam

siklus 2, dapat direfleksikan bahwa: semangat belajar siswa

meningkat, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme siswa melakukan

82

Diakhir pertemuan, siswa diajak untuk berefleksi. Siswa

merasa senang karena dapat membuat kompos, dan ada siswa yang

ingin mempraktikan cara penyaringan air di rumahnya. Sebelum

pertemuan ditutup terlebih dahulu dilakukan tes akhir siklus, dan

siswa diberi tugas untuk membuat poster di rumah, dengan harapan

pada pertemuan kedua siswa tinggal mempresentasikan hasil poster

mereka.

Pada pertemuan kedua, siswa membuat poster untuk

penanggulangan pencemaran lingkungan, dan menggambarkan

kembali cara penyaringan limbah cair dan pembuatan kompos. Siswa

merasa senang karena dapat membuat poster, meski ada siswa yang

tidak bisa menggambar.

Gambar 4.10 Siswa sedangmenuliskan jawaban di papan

tulis.

Gambar 4.11 Siswa sedangmembuat poster

c. Refleksi

Dari pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan dalam

siklus 2, dapat direfleksikan bahwa: semangat belajar siswa

meningkat, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme siswa melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

83

praktikum. Keprihatinan guru tentang persiapan diri sebelum sekolah

masih kurang, hal ini semakin diperkuat dengan fenomena masih

banyak siswa yang belum membuat poster, sehingga poster baru

dibuat di sekolah saat pelajaran berlangsung.

Hasil belajar pada siklus kedua mengalami peningkatan, dari

yang semula 58% menjadi 77,78%. Begitu juga dengan aktivitas

belajar siswa. Semula siswa yang aktif 14% menjadi 81% untuk

interaksi antar siswa dan dari 14% menjadi 92% siswa mampu bekerja

sama dalam kelompok. Peningkatan dalam hasil belajar dan aktivitas

belajar siswa dikarenakan sudah ada pembiasaan dalam diri siswa

dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Semangat

untuk belajar siswa meningkat dengan adanya praktikum. Untuk

menyiasati kelambatan dalam diskusi peneliti membuat pertanyaan-

pertanyaan pancingan. Siswa perlu dibiasakan untuk berpikir, dan

mengkritisi pengetahuan.

B. Hasil Penelitian

Di akhir pertemuan Siklus I dilakukan ulangan/tes akhir siklus yang

berfungsi untuk mengukur pemahaman siswa. Hasil belajar siswa yang

menjadi pokok penelitian adalah ranah kognitif, yang diukur melalui

peningkatan nilai tes awal (pre test) dan nilai tes akhir (post test). Dari siklus

pertama diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

84

Pada penelitian ini, untuk mengetahui hasil belajar siswa pada akhir siklus

I, peneliti menggunakan instrumen soal postest. Adapun hasil evaluasi

akhir belajar siswa pada siklus I berikut ini :

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I

No Hasil Ulangan Hasil

1 Nilai tertinggi 88

2 Nilai terendah 46

3 Rata-rata 65.95

4 Jumlah siswa yang tuntas belajar ( nilai ≥ 65) 21

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar (nilai < 65) 15

6 Persentase ketuntasan belajar secara klasikal 58.34

Secara klasikal siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas ada 21

siswa dengan ketuntasan belajar 58,34%.

Grafik penyebaran hasil belajar dapat dilihat sebagai berikut :

42%

58%

0%10%20%30%40%50%60%70%

tidak tuntas tuntas

grafik 4.1 persentase ketuntasan hasil belajarsiswa siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

85

Dengan memperhatikan grafik tersebut dapat diketahui bahwa dari

36 siswa, yang tuntas belajar secara individu 21 siswa dan yang belum

tuntas belajar ada 15 siswa. Ketuntasan belajar klasikal hanya 58,34%

berarti belum memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal, karena

ketuntasan belajar klasikal dicapai sekurang-kurangnya 75% dari jumlah

siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih.

Untuk mengetahui ada dan tidaknya peningkatan hasil belajar

siswa pada siklus 2, maka diadakan post test. Hasil belajar siklus II adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II

No Hasil Ulangan Hasil

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 40

3 Rata-rata 67.5

4 Jumlah siswa yang tuntas belajar ( nilai ≥ 65) 28

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar (nilai < 65) 8

6 Persentase ketuntasan belajar secara klasikal 77,78

Secara klasikal, siswa yang tuntas belajar adalah 27 siswa

dengan persentase ketuntasan belajar 77,78%. Perbandingan

ketuntasan belajar dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

86

2. Aktivitas belajar siswa

Aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang

dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung, baik aktivitas yang

bersifat fisik/ jasmani maupun mental/ rohani. Aspek aktivitas yang dilihat

adalah antusiasme siswa dalam pembelajaran, interaksi siswa dengan guru,

interaksi antar siswa, kerjasama dalam kelompok, aktivitas siswa dalam

diskusi kelompok dan partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi

pembelajaran.

Dari aspek tersebut, yang sudah baik sejak awal adalah antusiasme

siswa dalam pembelajaran, dan interaksi siswa dengan guru. Sedangkan

aspek interaksi antar siswa, kerjasama dan partisipasi dalam kelompok,

dan partisipasi dalam menyimpulkan materi masih kurang. Siswa yang

tidak berinteraksi dengan temannya ada 86%, sedangkan yang berinteraksi

dengan temannya ada 14%. Siswa yang bekerjasama dalam kelompok juga

22.22%

77.78%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

tidak tuntas tuntas

grafik 4.2 persentase ketuntasan hasil belajar siswasiklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

87

masih kurang, baru terdapat 14% siswa yang bekerjasama dalam kelompok

dan masih terdapat 86% siswa bekerja secara individu.

Aktivitas belajar pada siklus II mengalami peningkatan. Grafik

peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Siswa yang mampu berinteraksi dengan temannya ada 81% dan

92% siswa mampu bekerja sama dalam kelompok.

14% 14%

-102030405060708090

100

interaksi antar siswa kerjasama dlm kelompok

pers

enta

se

grafik 4.3 persentase ketuntasan aktivitas belajarsiswa siklus I

81%92%

0102030405060708090

100

interaksi antar siswa kerjasama dlm kelompok

pers

enta

se

grafik 4.4 persentase ketuntasan aktivitas belajar siswasiklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

88

C. Pembahasan

Melalui penelitian yang dilakukan di SMP Kemasyarakatan Promasan

dengan metode Contextual Teaching and Learning pada materi pencemaran

dan kerusakan lingkungan dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Menurut Suparno (2005) belajar merupakan pencarian makna. Oleh

sebab itu pembelajaran harus dimulai dengan isu-isu yang

mengakomodasi siswa untuk secara aktif menyusun makna. Kegiatan

belajar adalah kegiatan aktif yang memungkinkan pelajar membangun

sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari sendiri hal-hal yang mereka

pelajari. Pelajar sendiri yang bertanggungjawab terhadap semua hasil

belajar.

Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012:157) tujuan belajar siswa

adalah mampu menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan yang mereka temukan dalam benak mereka. Itulah prinsip

dasar tujuan belajar melalui pendekatan Contextual Teaching and

Learning. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila daya

serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tertinggi, baik secara individual maupun kelompok. Dan perilaku

digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa baik

secara individual maupun kelompok. Dengan demikian hasil belajar

bukanlah hanya suatu penguasaan materi, tetapi jauh lebih dari itu adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

89

kemampuan memecahkan persoalan yang siswa alami dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

Siswa kelas VII senang dengan diadakannya metode pembelajaran

dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Rasa senang

tersebut terwujud dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari

siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat

berdasarkan grafik ketuntasan belajar siswa di bawah ini.

Pada siklus I, siswa yang tuntas hasil belajarnya baru 21 orang,

atau ketuntasan belajar secara klasikal baru 58%, sehingga masih ada 15

siswa yang belum tuntas, atau masih ada 42% siswa yang belum

memenuhi standard ketuntasan belajar secara klasikal. Pencapaian 58%

tersebut masih rendah, namun secara umum hasil belajar siswa sudah

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar sebelum

adanya penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Ada

peningkatan sebanyak 40,35%, dari yang semula 17,65% menjadi 58%.

58%

77.78%

0102030405060708090

100

siklus 1 siklus 2

pers

enta

se

grafik 4.5 persentase perbandingan hasil belajar ranahkognitif siswa antar siklus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

90

Peningkatan hasil belajar pada siklus pertama tersebut dipengaruhi oleh

siswa itu sendiri. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi karena sebagian

besar siswa memperhatikan penjelasan guru dan teman sebaya mereka,

sehingga siswa-siswa tersebut dapat menyimpulkan materi yang sudah

dipelajari karena mereka memahami materi yang disampaikan yaitu

mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, data menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa mendapat poin 3 untuk aktivitas interaksi

dengan guru. Data lengkap dapat dilihat pada lampiran no 24. Data

tersebut didukung dengan hasil kuesioner yang menunjukkan 83,33%

siswa dapat memahami materi dengan metode Contextual Teaching and

Learning (CTL) (kuesioner no 6), data sumber lampiran no 26.

Meskipun sudah terjadi peningkatan dalam jumlah ketuntasan

belajar siswa, yang ditunjukkan dengan angka ketuntasan belajar 58%,

namun angka tersebut belum menunjukkan adanya ketercapaian standar

ketuntasan minimal. Belum tercapainya standar ketuntasan belajar siswa

dipengaruhi oleh masih adanya siswa yang tidak mencatat hasil diskusi,

atau pembahasan. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat

kerjasama siswa dalam kelompok berdasarkan hasil observasi, yang

menunjukkan masih ada 86% siswa yang tingkat kerjasama dalam

kelompoknya kurang. Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada

lampiran no22.

Ada juga siswa yang seperti blank atau kosong pikirannya. Hal ini

ditunjukkan dengan peristiwa siswa menjawab tidak tahu akan materi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

91

dipelajari ketika ditanya oleh guru. Ada juga siswa yang memang enggan

untuk belajar, sehingga menggantungkan dirinya pada temannya yang

lebih pandai. Sebagai contoh, ketika siswa ditugaskan untuk mencatat

hasil praktikum, ada siswa yang hanya duduk diam, dan kepalanya

disandarkan di meja, padahal siswa tersebut belum mencatat hasil

praktikum. Atau ketika dalam kelompok tersebut sedang mendiskusikan

hasil, siswa tersebut justru bermain, dan tidak mau ikut berpikir untuk

menjawab pertanyaan. Contoh tersebut didukung dengan adanya data yang

menunjukkan 86% siswa belum membangun interaksi dengan temannya.

Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran no 22.

Keengganan dalam berpikir tersebut disinyalir karena belum

adanya pembiasaan dalam diri siswa. Hampir dari semua siswa terbiasa

untuk mencatat, tetapi hanya sedikit siswa yang terbiasa berpikir untuk

memahami. Karena berdasarkan observasi awal, dalam hampir setiap

kegiatan belajar mengajar biologi dengan metode ceramah siswa diminta

untuk menyalin dari buku paket, dan tidak pernah diajak untuk diskusi.

Sehingga meskipun banyak catatan, tetapi siswa itu sendiri tidak tahu

sebenarnya apa yang dicatat.

Ada kesadaran untuk belajar yang belum terbuka, sehingga ketika

ada temannya dari kelompok lain yang menjelaskan mereka tidak

memperhatikan. Siswa yang tidak memperhatikan tersebut justru bermain

dengan temannya. Ketidak-seriusan dalam belajar tersebut tergambar

dalam hasil observasi awal yang menunjukkan masih rendahnya interaksi

antar siswa. Masih terdapat 86% siswa yang belum bertanya, menjawab,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

92

dan memberi penjelasan terkait materi yang belum diketahui dengan

temannya.

Kebiasaan-kebiasaan yang kurang mendukung dalam proses

pembelajaran dapat diminimalisir dengan adanya pembiasaan-pembiasaan

yang baru pula. Siswa yang tidak biasa untuk berpikir, hanya

menggantungkan pada temannya yang lebih pandai, dan enggan belajar

perlu diajak untuk berpikir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar

dan mengajar. Siswa yang cenderung pasif dan tidak mau berpikir banyak

mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan, karena mereka tidak

mampu menjawab soal-soal yang diberikan pada saat post test. Terdapat

42% siswa yang belum tuntas belajar.

Dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL), siswa

diajak untuk berpikir, untuk membangun pengetahuannya sendiri sesuai

dengan kemampuannya. Dalam proses membangun pengetahuan tentang

pencemaran lingkungan sangat diperlukan partisipasi siswa. Beberapa asas

dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar adalah belajar berkelompok, permodelan dan

refleksi. Siswa senang dengan penerapan Contextual Teaching and

Learning (CTL), hal ini didukung oleh data dari pengisian kuesioner yang

menunjukkan bahwa 80% siswa senang belajar dengan menggunakan

metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Untuk melihat data

lebih lengkap lihat lampiran no 28.

Dalam usaha membangun pengetahuannya tersebut, sudah ada 21

siswa yang sudah bisa membangun pengetahuan mengenai pencemaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

93

dan kerusakan lingkungan beserta cara penanggulangannya, usaha

membangun pengetahuan tersebut ditunjukkan dengan terdapatnya 58%

siswa yang secara klasikal tuntas belajar. Namun jumlah tersebut belum

memenuhi standar ketuntasan belajar yang diinginkan, oleh karena itu

perlu dilakukan siklus II.

Dalam siklus II terjadi pengingkatan hasil belajar dari yang semula

58% di siklus I menjadi 77,78%. Peningkatan hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh mulai tumbuhnya kebiasaan berpikir dalam diri siswa.

Ada sebuah dorongan yang mengharuskan mereka menggunakan pikiran

mereka, yang tujuannya adalah membangkitkan kesadaran mereka akan

tujuan mereka belajar di sekolah. Dengan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) ini minat siswa untuk menanggulangi pencemaran

lingkungan dibangkitkan, hingga akhirnya hasil belajar mereka menjadi

meningkat. Secara klasikal siswa yang tuntas belajar ada 27 orang, atau

dengan kata lain 77,78% siswa tuntas belajar. Sehingga terjadi

peningkatan 19,78% dalam ketuntasan belajar siswa.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Edi Sudardi dalam kutipan Syaiful (2010) dalam bukunya

mengungkapkan bahwa kegiatan belajar mengajar salah satunya ditandai

aktivitas anak didik. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas belajar tersebut aktif

baik secara fisik maupun mental.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

94

John Dewey dalam kutipan Daryanto (2012) mengemukakan

pentingnya aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar. Aktivitas

belajar siswa yang dimaksud adalah aktivitas jasmaniah dan aktivitas

moral. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan dalam: aktivitas visual,

seperti membaca; menulis; dan demonstrasi. Aktivitas lisan, seperti

bercerita; membaca sajak; tanya jawab; diskusi dan menyanyi. Aktivitas

mendengarkan, seperti ceramah; mendengarkan penjelasan guru dan

pengarahan. Aktivitas gerak seperti senam; atletik; menari dan melukis.

Aktivitas menulis, seperti mengarang; membuat makalah; dan membuat

surat. Belajar tidak dapat berlangsung dengan baik jika tidak ada aktivitas

siswa dalam belajar dan proses belajar sehingga menghasilkan hasil

belajar.

Usaha membangun pengetahuan dan mengaplikasikan pengetahuan

tersebut juga diimbangi dengan peningkatan aktivitas belajar siswa.

Seperti yang tertuang dalam grafik di bawah ini.

14%

86.5%

0102030405060708090

100

siklus 1 siklus 2

pers

enta

se

grafik 4.6 persentase perbandingan aktivitas belajar siswaantar siklus

siklus 1siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

95

Peningkatan aktivitas tersebut terjadi karena dengan penggunaan

metode Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa harus mencari

sendiri pengetahuan dan membangunnya sendiri. Di sini guru hanya

sebagai fasilitator. Peningkatan aktivitas meningkat karena ada perubahan

metode mengajar. Jika dahulu metode yang digunakan adalah cemarah

sekarang berubah menjadi Contextual Teaching and Learning (CTL).

Pada sisklus I siswa yang membangun interaksi dengan siswa lain

baru 14%, namun pada siklus II siswa yang membangun interaksi dengan

temannya menjadi 81%. Terjadi peningkatan interaksi antar siswa

sebanyak 67%. Peningkatan interaksi antar siswa dipengaruhi adanya rasa

percaya diri dalam diri siswa, sehingga mereka tidak malu untuk bertanya

kepada temannya, dan temannya tidak ragu untuk memberikan jawaban.

Hal ini ditunjukkan dengan perolehan poin 3 dalam interaksi antar siswa,

data pada lampiran no 23. Rasa percaya diri tersebut muncul karena siswa

merasa cocok dengan metode yang digunakan dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Data kuesioner menunjukkan ada 87,5% siswa merasa

nyaman dengan penggunaan metode Contextual Teaching and Learning

(Data dapat dilihat pada lampiran no 28).

Peningkatan kerjasama dalam kelompok juga dapat dirasakan, hal

ini terlihat dengan adanya peningkatan kerjasama dalam kelompok, dari

yang semula 14% pada siklus I, menjadi 92% pada siklus II. Dengan

demikian terjadi peningkatan kerjasama dalam kelompok sebanyak 78%.

Yang dikerjakan dalam kelompok adalah prakikum pencemaran dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

96

kerusakan lingkungan beserta cara penanggulangan pencemaran dan

kerusakan lingkungan yang terjadi.

Dengan melakukan praktikum akhirnya siswa tidak hanya duduk

diam mendengarkan dan mencatat, tetapi ada partisipasi yang lebih.

Antusiasme siswa untuk mengikuti pelajaran akhirnya meningkat, karena

siswa merasa menjadi subyek bukan obyek. Antusiasme ini terlihat dengan

adanya semangat belajar melalui praktek. Ada keceriaan yang muncul

dalam diri siswa melalui praktikum yang dilakukan. Ketika siswa merasa

digunakan atau dilibatkan mereka menjadi tidak pasif, ada rasa bangga

dalam diri siswa sehingga mereka antusias untuk belajar. Siswa menjadi

lebih menghormati dan dapat meningkatkan kerjasama antar teman

terutama dalam kelompok. Dari sini dapat terbangun sebuah kepercayaan

untuk saling mengembangkan diri. Data sumber lampiran no 22 dan 23.

Sebagian besar siswa tanpa diminta sudah langsung membaca

panduan praktikum, dan melakukan praktikum, meski ada kelompok yang

masih menunggu dan bertanya kepada guru tentang apa yang harus

dikerjakan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya 3 kelompok yang langsung

melakukan praktikum pada siklus 2. Siswa tergerak hatinya untuk

langsung bekerja karena siswa merasa praktikum itu menyenangkan. Data

sumber lampiran no 23.

Ada siswa yang sudah maju cara berpikirnya, namun masih ada

juga yang dibelakang. Oleh karena itu dengan praktikum dalam kelompok

siswa yang kurang aktif menjadi ikut ketularan aktif, karena ada temannya

yang aktif dalam kelompok tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

97

Dengan melakukan praktikum, siswa digiring untuk menyadari

keterkaitan antara mata pelajaran biologi dengan kehidupan mereka sehari-

hari dan juga dengan lingkungan sekitar. Siswa diajak untuk peduli dengan

alam sekitar dengan cara melakukan penanggulangan pencemaran

lingkungan.

3. Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan sebuah

pendekatan belajar yang berorientasi pada kehidupan nyata siswa, dengan

demikian siswa mengalami sendiri secara aktif proses kegiatan belajar

(Sanjaya, 2011). Dengan mengalami sendiri siswa menjadi lebih aktif

untuk belajar, dan menjadi tidak terpaku lagi dengan buku paket. Tingkat

keaktifan, kreatifitas siswa menggunakan pendekatan Contextual Teaching

and Learning masuk dalam kategori sangat tinggi, terdapat 84,72% siswa

menyatakan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning

membuat mereka lebih aktif dan serius dalam belajar, dan kreatif, serta

lebih mudah dan santai dalam belajar (Data lengkap dapat dilihat lampiran

21, questioner no 19, 18, 17, 12,).

Praktikum yang dilakukan siswa dalam penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning dinilai dapat membantu siswa untuk

memahami materi yang sedang mereka pelajari karena berkaitan langsung

dengan kehidupan nyata mereka, terdapat 79,86% siswa menyatakan

mereka dapat memahami materi dengan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning(questioner no 6). Selain itu dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning siswa dapat memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

98

kaitan antara teori dan praktek. Sebanyak 78,47% siswa menyatakan dapat

memahami kaitan antara teori dengan praktek (questioner no 15).

Bekerja dalam kelompok juga dapat meningkatkan kerjasama antar

siswa, dan dapat membangun interaksi antar siswa. Hal ini ditunjukkan

dengan 81,94% siswa menyatakan dapat bekerja sama selama

pembelajaran berlangsung (questioner no 13). Bekerja dalam kelompok

juga memupuk keaktifan siswa dalam berdiskusi, sebanyak 78,47% siswa

menyatakan bahwa dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

membuat mereka aktif berdiskusi dalam kelompok selama proses

pembelajaran berlangsung (questioner no 8).

Siswa masih belum berani menjawab pertanyaan dari teman, hal ini

ditunjukkan dengan 68,75% siswa masih belum berani menjawab

pertanyaan dari teman (questioner no 9). Hal ini disinyalir karena siswa

belum terbiasa untuk mengeluarkan pendapat pribadi dan terdapat keragu-

raguan dalam diri siswa untuk menjawab pertanyaan dari teman, sehingga

ketika ditanya, siswa takut salah jika menjawab. Siswa juga belum berani

untuk presentasi di depan kelas, baru terdapat 61,11% siswa yang berani

untuk mempresentasikan hasil kerjanya (questioner no 10). Siswa belum

berani untuk presentasi dan mengeluarkan pendapat pribadi karena dalam

metode sebelumnya siswa tidak dibiasakan untuk mengeluarkan pendapat

pribadi dan presentasi di depan kelas.

Satu hal yang mendukung dengan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning adalah bahwa siswa menyatakan

senang dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

99

Learning. 87,5% siswa menyatakan senang belajar dengan menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning dibanding menggunakan

metode sebelumnya (questioner no 16).

4. Faktor yang Mendukung Penerapan Pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) di SMP Kemasyarakatan Promasan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dilaksanakan di SMP

Kemasyarakatan Promasan karena ada beberapa faktor yang mendukung,

diantaranya :

Setiap dari siswa mempunyai sampah tumah tangga, yang dapat

dijadikan sebagai sumber belajar siswa.

Banyak tersedia sumber belajar yang dapat diajarkan kepada siswa

untuk mempraktikannya secara langsung sehingga siswa tidak hanya

belajar teori saja namun juga dapat menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata.

Di SMP Kemasyarakatan Promasan terdapat kegiatan agriculture

dimana siswa mempelajari tentang bercocok tanam/pertanian sehingga

dari kegiatan tersebut dapat diterapkan metode Contextual Teaching

and Learning (CTL).

5. Faktor yang Menghambat Penerapan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dan cara mengatasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

100

Dalam pelaksanaan penelitian, ada beberapa hal yang terjadi sehingga

menghambat proses penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Yang menghambat dalam pelaksanaan adalah :

Sebagian besar siswa enggan berpikir, sehingga peneliti harus

memancing dengan pertanyaan-pertanyaan.

Kurangnya sikap memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari

guru, sehingga sebagian besar siswa hanya diam dan mengobrol. Maka

peneliti harus menegur siswa tersebut atau peneliti memberikan

pertanyaan kepada mereka.

Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, karena siswa cenderung

kurang percaya diri dalam melakukan aktivitasnya selama

pembelajaran, misalnya; bertanya, mengeluarkan pendapat, menulis

jawaban di papan tulis dan sebagainya, sehingga peneliti harus

menunjuk beberapa siswa agar siswa mau melakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VII pada materi

Pencemaran Lingkungan di SMP Kemasyarakatan Promasan.

Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat dari yang semula tingkat

keaktifannya dalam berinteraksi dengan siswa lain dari 14% menjadi 81%, dan

tingkat keaktifan dalam kerjasama dalam kelompok naik dari 14% menjadi 92%.

Begitu juga dengan hasil belajar siswa, dari semula yang tuntas hanya 58%

menjadi 77,78%.

Dengan demikian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

yang diterapkan pada materi pencemaran lingkungan cocok dilakukan.

Pemenuhan standar ketuntasan belajar siswa dapat tercapai 75%.

B. Saran

Ketika sebuah kegiatan berjalan, maka akan ada sesuatu yang tercapai,

tetapi ada sesuatu yang tertinggal. Begitu juga dengan penelitian tindakan kelas

yang dilakukan. Dibalik kesuksesan dalam penelitian, masih ada kekurangan-

kekurangan yang ditemukan dan perlu diperbaiki. Oleh karena itu, ada sedikit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

102

saran untuk sekolah dan juga peneliti agar dapat tercapai pendidikan yang

mencerdaskan siswa dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan. Adapun saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ada baiknya ruang laboratorium di sekolah tidak dijadikan sebagai ruang

kelas untuk mengajar IPA (teori). Sehingga laboratorium dapat digunakan

sebagai sarana untuk praktikum.

2. Prasarana yang menunjang dalam praktikum mungkin bisa diperbaiki,

misalnya pipa saluran pembuangan air dari wastafel. Sehingga air buangan

tidak membanjiri ruang laboratorium.

3. Sekolah sudah banyak memiliki peralatan yang menunjang praktikum, ada

baiknya sarana tersebut digunakan dalam proses pembelajaran untuk

menunjang semangat belajar siswa agar tidak monoton dan dapat

meningkatkan aktivitas dan semangat belajar siswa.

4. Ada baiknya siswa mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum siswa belajar

di sekolah. Kesadaran siswa untuk belajar perlu dibangun sejak dini, agar

siswa nantinya tidak kaget jika sekolah di luar daerah dan bergabung dengan

siswa lain yang tingkat intelektualitasnya lebih tinggi dan lebih maju dalam

sistem pengajarannya.

5. Sebelum melakukan penelitian, ada baiknya peneliti mengenal secara lebih

mendalam karakter dari masing-masing siswa agar mudah masuk dalam

dunia siswa.

6. Dalam PTK ini aktivitas belajar siswa lebih fokus pada interaksi antar siswa

dan kerjasama dalam kelompok, sehingga masih banyak aktivitas belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

103

siswa yang belum diteliti. Oleh karena itu dapat dikembangkan dalam

penelitian selanjutnya.

7. Dalam PTK selanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk melihat

peningkatan motivasi siswa dengan menggunakan Contextual Teaching and

Learning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

104

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto, dan Mulyo R. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: GavaMedia.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta: Ditjen DikdasmenDepdiknas.

Djamarah, B.S dan Aswan, Z. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Edy, S. 2006. Panduan Pembelajaran Kontekstual untuk Sekolah MenengahPertama. Jakarta: Dit. P.SMP Depdiknas.

Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Sinar BumiAlgensindo.

Hanafiah, N. 2009.Konsep Sterategi Pembelajaran. Bandung. Refika aditama.

Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhibbin, S. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rustana, C. E. 2002. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta.Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan.

Slamet, dkk. 2005. Pespektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Yogyakarta:USD.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar BumiAgensindo.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: RosdaKarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan. Kata kunci : Contextual Teaching and

105

Suparno, P. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.

Susilo. 2010. Aktivitas-aktivitas Belajar Siswa. Dalamhttp://susilofy.wordpress.com/2011/01/18/aktivitas-aktivitas-belajar-siswa/, diakses tanggal 02 Mei 2013

Syaiin. 2012. Skripsi biologi. http://syaiinalim-syaiinalim.blogspot.com/2012/03/skripsi-biologi-ctl.html. Diaksestanggal 02 Mei 2013

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik .Jakarta perpustakaan nasional.

UNESCO. 1996. Learning: the treasure within.

Wardhani, I. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.

Widodo, W. 2002. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (VersiTransparansi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI