plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat...

94
EVALUASI KETAATAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PASIEN ASKES HIPERTENSI KOMORBIDITAS DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-OKTOBER 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh: Wenny Daniaty NIM : 088114147 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lamdat

Post on 11-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

EVALUASI KETAATAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PASIEN ASKES HIPERTENSI KOMORBIDITAS DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN PANTI RINI YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI-OKTOBER 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh: Wenny Daniaty

NIM : 088114147

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

i

EVALUASI KETAATAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PASIEN ASKES HIPERTENSI KOMORBIDITAS DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN PANTI RINI YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI-OKTOBER 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Wenny Daniaty

NIM : 088114147

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cute
Rectangle
Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk

Jesus Christ, sumber segala berkat dan kekuatanku

My Lovely Fam Mama, Papa , yang selalu mendoakanku…..

Ceceku yang selalu menyemangati…..

Sahabat-sahabatku…..

Dan

Almamaterku yang selalu kubanggakan…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala karunia dan berkat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Evaluasi Ketaatan Penggunaan Obat

Antihipertensi Pasien ASKES Hipertensi Komorbiditas Diabetes Melitus di Rumah

Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2011” yang

merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas

Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa dalam setiap proses

penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, maka pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih, atas izin penelitian yang

diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelitian di rumah sakit tersebut

2. Kepala instalasi farmasi dan Kepala instalasi rekam medik Rumah Sakit Panti

Rini dan Panti Rapih, atas kerja sama yang dilakukan sehingga proses

pengambilan data dapat berjalan dengan lancar

3. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

vii

4. Ibu Maria Wisnu Donowati M.Si., Apt. sebagai dosen pembimbing atas bantuan,

masukan, saran dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis selama proses

penyusunan

5. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. sebagai dosen pendamping penelitian lapangan yang

telah memberikan masukan, saran dan semangat yang mempelancar penulis

dalam melakukan penelitian

6. Ibu Phebe Hendra, M. Si., Ph. D., Apt dan ibu dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK sebagai

dosen penguji yang telah bersedia menguji, memberikan kritik dan saran kepada

penulis

7. Teman-teman sepenelitian penulis Arum dan Aga, terimakasih atas

kebersamaannya

8. Mama dan papa atas doa yang selalu dipanjatkan agar penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik dan tenang

9. Cece Oni yang selalu memberikan semangat sehingga penulis dapat terus maju,

percaya diri, dan berpikiran optimis

10. Ayen, Gina, Mona, Naomi, Siska dan seluruh teman kost penulis yang selalu

mendengarkan keluhan dan menyemangati

11. Keluarga besar FKK B 2008 yang selalu menjadi pendukung selama perkuliahan

dan masa penyusunan skripsi

12. Vivi, Carul, Ivon, Ukay, dan keluarga tongkol yang selalu memberikan semangat

melalui pesan singkatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ v

PRAKATA......................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

INTISARI .......................................................................................................... xvii

ABSTRACT......................................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah ............................................................................ 4

2. Keaslian Penelitian ............................................................................. 4

3. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7

1. Tujuan umum ..................................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xi

2. Tujuan khusus .................................................................................... 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 8

A. Hipertensi ..................................................................................................... 8

1. Definisi .................................................................................................. 8

2. Klasifikasi ............................................................................................. 8

3. Diagnosis ............................................................................................... 9

4. Patogenesis ........................................................................................... 10

B. Diabetes Melitus .......................................................................................... 12

1. Definisi ................................................................................................. 12

2. Klasifikasi ............................................................................................. 13

3. Diagnosis .............................................................................................. 15

4. Pathogenesis ......................................................................................... 16

C. Terapi Farmakologi ..................................................................................... 18

D. Ketaatan Pasien ........................................................................................... 19

1. Definisi ................................................................................................. 19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ketaatan ....................................... 19

3. Ketidaktaatan Pasien ............................................................................ 20

4. Pengukuran Ketaatan ........................................................................... 22

E. PT. ASKES .................................................................................................. 23

1. Definisi ................................................................................................. 23

2. Anggota ................................................................................................. 24

3. Jenis Pelayanan Kesehatan .................................................................. 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xii

F. Keterangan Empiris..................................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 26

B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 26

1. Variabel bebas ...................................................................................... 26

2. Variabel tergantung ............................................................................. 27

C. Definisi Operasional ................................................................................... 27

D. Subyek Penelitian ........................................................................................ 29

E. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 29

F. Bahan Penelitian .......................................................................................... 29

G. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 30

1. Tahap Persiapan .................................................................................... 30

2. Pengumpulan Data ............................................................................... 30

3. Pengolahan Data .................................................................................. 30

4. Penarikan Kesimpulan .......................................................................... 30

H. Analisis Hasil .............................................................................................. 31

I. Kesulitan Penelitian ................................................................................... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34

A. Profil Pasien ................................................................................................ 34

1. Profil Pasien Berdasarkan Umur .......................................................... 34

2. Profil Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 35

3. Profil Tekanan Darah Baseline dan Final Subyek Penelitian ............ 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xiii

4. Profil Jumlah Kunjungan Subyek Penelitian ...................................... 39

5. Profil Jumlah Obat ............................................................................... 41

6. Profil Golongan dan Jenis Obat .......................................................... 42

B. Ketaatan Pasien .......................................................................................... 45

C. Proporsi Tekanan Darah Target ................................................................ 48

D. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 51

A. Kesimpulan ................................................................................................ 51

B. Saran ........................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

LAMPIRAN ...................................................................................................... 58

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa ≥ 18 Tahun ................ 8

Tabel II Patogenesis Mekanisme Potensial ............................................... 11

Tabel III Kriteria Diabetes Menurut American Diabetes Association

(ADA) ............................................................................................ 15

Tabel IV Profil Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi dan Diabetes

di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih ................................. 42

Tabel V Profil Golongan dan Jenis Obat di Rumah Sakit Panti Rini dan

Panti Rapih .................................................................................... 44

Tabel VI Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

......................................................................................................... 45

Tabel VII Nilai PR Bulan Februari-Oktober di Rumah Sakit Panti Rini dan

Panti Rapih .................................................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Mekanime Pengaturan Tekanan Darah melalui Sistem Saraf

Simpatik dan renin-Angiotensin-Aldosteron ............................. 12

Gambar 2 Lokasi Β Sel di Pulau Langerhans Pankreas ................................ 13

Gambar 3 Profil Pasien Pengguna Antihipertensi Berdasarkan Umur di

Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih ..................................... 35

Gambar 4 Profil Pasien Pengguna Antihipertensi Berdasarkan Jenis

Kelamin di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih ................. 36

Gambar 5 Profil Tekanan Darah Baseline dan Final Subyek Penelitian di

Rumah Sakit Panti Rini ................................................................ 37

Gambar 6 Profil Tekanan Darah Baseline dan Final Subyek Penelitian di

Rumah Sakit Panti Rapih ............................................................. 39

Gambar 7 Profil Jumlah Kunjungan Subyek Penelitian di Rumah Sakit

Panti Rini dan Panti Rapih ............................................................ 40

Gambar 8 Nilai PR bulan Februari - Oktober di Rumah Sakit Panti Rini

dan Panti Rapih ............................................................................ 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini ................... 58

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih ................. 59

Lampiran 3. Data Subyek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini ............... 60

Lampiran 4. Data Subyek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini ............... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xvii

INTISARI

Tekanan darah pada penyakit hipertensi dapat dikontrol dengan pengobatan jangka panjang, sehingga ketaatan pasien akan menentukan keberhasilan terapi hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien ASKES hipertensi komorbiditas diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan deskriptif yang pengambilan datanya secara retrospektif. Penelitian ini menggunakan subjek pasien hipertensi komorbiditas diabetes melitus yang menggunakan obat antihipertensi. Data yang digunakan yaitu tanggal kunjungan pasien, jenis dan jumlah obat yang diterima dan tekanan darah. Pengukuran ketaatan dilakukan dengan menentukan nilai Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan ketaatan populasi dilihat melalui Persistence Rate (PR).

Di Rumah Sakit Panti Rini ditemukan jumlah subjek MPR dan PDC lebih banyak pada ketaatan sedang dengan PR cenderung turun. Di Rumah Sakit Panti Rapih ditemukan jumlah subjek MPR dan PDC lebih banyak pada ketaatan tinggi dengan PR cenderung stabil. Proporsi pencapaian tekanan darah target pada ketaatan tinggi tidak selalu lebih besar dari ketaatan sedang maupun rendah.

Kata kunci : Ketaatan, Obat Antihipertensi, Medication Possession Ratio, Proportion of Days Covered, Persistence Rate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

xviii

ABSTRACT

Blood pressure in hypertension can be controlled by long term medications, so that patient compliance will determine the success of hypertension therapy. This study aims to find out patients ASKES compliance on hypertension comorbidity diabetes mellitus in Panti Rini and Panti Rapih Hospital inYogyakarta.

This study was a non-experimental research with descriptive design, the data retrieval done by retrospective. This study used patients who took antihypertensive drugs. The data used were patient visit date, the type and amount of drug received, and blood pressure. Measurement of patients compliance done with Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) and population compliance by Persistence Rate (PR).

In Panti Rini hospital found that the subjects number of MPR and PDC were more in medium compliance with PR tends to fall. In Panti Rapih hospital found that the subject number of MPR and PDC were more in high compliance with stable PR. The proportion achieving blood pressure target in the high compliance is not always greater than medium or low compliance. Key words: Compliance, antihypertensive medication, Medication Possession Ratio, Proportion of Days Covered, Persistence Rate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi atau yang biasa dikenal dengan penyakit darah tinggi

merupakan penyakit paling mematikan nomor satu di dunia. Di Indonesia,

penyakit ini masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu (Wahdah, 2011).

Penyakit hipertensi didefinisikan sebagai penyakit dengan tekanan darah yang

abnormal. Umumnya tekanan darah yang optimal <120 mmHg untuk tekanan

sistolik dan 80 mm Hg untuk tekanan diastolik (Corwin, 2007).

Jumlah penyakit hipertensi terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Sebanyak satu milyar orang di dunia atau satu dari empat orang dewasa menderita

penyakit ini. Kenaikan tekanan darah dapat menyebabkan 7,5 juta angka

kematian, sekitar 12.8 % (World Health Organization, 2012). Di Indonesia

berdasarkan data yang diperoleh dari riset kesehatan dasar (Riskedas) (2007),

prevalensi penyakit hipertensi mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk

dewasa atau satu di antara 3 penduduk memiliki hipertensi. Berdasarkan data

Riskesdas (2007), hipertensi adalah penyebab kematian penyakit tidak menular

kedua terbanyak setelah stroke.

Penyakit ini sebagian besar diderita oleh seseorang tanpa merasakan

gejala-gejalanya walaupun sudah dalam tahap yang serius sehingga penyakit ini

juga disebut silent killer. Tidak adanya gejala yang dirasakan menyebabkan

penderita tidak percaya terhadap diagnosis dan tidak menjalankan terapi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

2

diperlukan. Padahal bila hipertensi terjadi terus menerus dapat memicu penyakit

lain yang lebih berat yang dapat berakibat kematian. Penyakit hipertensi tidak

dapat secara langsung membunuh penderitanya (Darmawan, 2008).

Menurut Wahdah (2011), hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan

pembuluh darah pada otak yang menimbulkan stroke, serangan jantung, gagal

jantung, aritmia, retinopati, gagal ginjal kronik, dan dapat meningkatkan risiko

diabetes. Komplikasi hipertensi diabetes melitus paling sering dijumpai dengan

prevalensi sebesar 20-60% (Halim, 2011). Indonesia sendiri dikenal sebagai

negara dengan pengidap diabetes nomor empat terbanyak di dunia (Wahdah,

2011).

Walaupun penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan, namun

hipertensi dapat ditangani dan dikontrol. Bila hipertensi dibiarkan tanpa

pengobatan maka tekanan darah akan terus meningkat secara bertahap (Wahdah,

2011). Sedangkan pengobatan hipertensi dilakukan dalam jangka waktu yang

panjang, sehingga ketaatan dalam minum obat sangat menentukan keberhasilan

terapi khususnya hipertensi (WHO, 2008). Ketidaktaatan penggunaan obat dapat

berakibat buruk terhadap kesehatan pasien, pada penderita hipertensi tekanan

darah pasien menjadi tidak terkontrol (Albert and Thomas, 2011). Semakin tinggi

tekanan darah pasien, maka risiko kerusakan organ-organ tubuh semakin

melonjak (Yahya, 2011).

Menurut laporan WHO pada tahun 2003, rata-rata kepatuhan pasien pada

terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar

50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

3

(Badan POM, 2006). Ketaatan pasien dipengaruhi oleh beberapa hal, salah

satunya adalah masalah psikososial yang meliputi biaya dari pengobatan yang

dilaksanakan, baik biaya obat maupun non-obat (Behrman, Kliegman dan Nelson,

1996). Biaya pengobatan yang tinggi berpengaruh pada rendahnya ketaatan,

mengacu pada masalah tersebut maka maka pemerintah mengadakan penggunaan

asuransi kesehatan (Nurhayati, 2010). PT. ASKES merupakan salah satu bentuk

implementasi pemenuhan hak masyarakat terhadap kesehatan agar anggota

masyarakat dapat memperoleh pelaanan kesehatan yang layak (PT. ASKES,

2011).

Dari uraian di atas dilakukan penelitian mengenai “Evaluasi Ketaatan

Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien ASKES Hipertensi Komorbiditas

Diabetes Melitus di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta Periode

Januari-Oktober 2011” dan diharapkan dapat menunjukan ketaatan pasien dengan

mengggunakan metode tidak langsung melalui perhitungan MPR, PDC dan PR.

Penelitian ini merupakan penelitian bersama mengenai ketaatan pasien ASKES

pengguna obat antihipertensi dengan 3 kajian berdasarkan diagnosa, yaitu

hipertensi, hipertensi komorbisitas diabetes melitus dan hipertensi komorbiditas

kardiovaskular.

Penelitian ini bekerjasama antara Fakultas Farmasi Sanata Dharma

Yogyakarta dengan Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta.

Digunakan data dari dua rumah sakit ini karena adanya kerja sama rumah sakit

dengan PT ASKES dan rumah sakit ini memiliki dokter spesialis penyakit dalam

serta jumlah pasien PT. ASKES yang relatif banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

4

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, permasalahan yang

diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah :

a. Seperti apakah profil penggunaan obat dan pasien pada pasien ASKES

hipertensi komorbiditas diabetes melitus yang menerima obat antihipertensi

di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta.

b. Seperti apakah ketaatan pasien ASKES hipertensi komorbiditas diabetes

melitus yang menerima obat antihipertensi dilihat dari nilai Medication

Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC), dan ketaatan

populasi dilihat dari Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan

Panti Rini Yogyakarta.

c. Seperti apakah proporsi pencapaian tekanan darah target pada pasien ASKES

hipertensi komorbiditas diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Rapih dan

Panti Rini Yogyakarta.

2. Keaslian Penelitian

Penelitian terkait dengan masalah ketaatan pasien yang menderita

penyakit hipertensi-diabetes melitus dan menerima obat antihipertensi, yaitu:

a. Evaluasi Pola Pengobatan dan Ketaatan dengan Homevisit pada Pasien

Hipertensi di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode

Februari-Maret 2010. Penelitian ini dilakukan oleh Apriyanti pada tahun

2010, menggunakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan

deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif. Hasil penelitian menunjukan

29% pasien tidak taat terhadap pengobatan yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

5

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu subjek merupakan

pasien ASKES yang didiagnosa hipertensi-diabetes mellitus dan metode

dalam mengukur ketaatan pasien dengan menggunakan MPR, PDC dan PR.

b. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi Plus Alat Bantu

Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat

Antidiabetes). Penelitian ini dilakukan oleh Nastiti pada tahun 2009,

menggunakan jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan

penelitian analitik pola searah. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan

ketaatan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berdasarkan

jumlah obat yang diminum.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek merupakan

pasien ASKES yang didiagnosa hipertensi-diabetes melitus, jenis dan

rancangan penelitian dan metode pengukuran ketaatan yang dilakukan secara

tidak langsung yaitu dengan menggunakan MPR, PDC dan PR.

c. Analisis Ketaatan Penggunaan Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 2003. Penelitian

ini dilakukan oleh Sirait pada tahun 2003. Penelitian tersebut merupakan

penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional.

Hasil penelitian ini adalah semakin banyak jumlah jenis obat yang diterima

oleh pasien maka kepatuhan pasien semakin menurun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

6

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah rancangan

penelitian dan subjek merupakan pasien ASKES yang didiagnosa hipertensi-

diabetes melitus.

Berdasarkan hasil penelusuran pustaka terkait penelitian mengenai

“Evaluasi Ketaatan Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien ASKES Hipertensi

Komorbiditas Diabetes Melitus di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2011” dengan menggunakan metode tidak

langsung melalui perhitungan MPR, PDC, dan PR belum pernah dilakukan.

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian mengenai ketaatan pasien dengan metode MPR, PDC,

dan PR ini dapat digunakan untuk mengukur ketaatan penggunaan obat

antihipertensi pasien ASKES hipertensi komorbiditas diabetes melitus di

Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta periode Januari-Oktober

2011.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran mengenai ketaatan

penggunaan obat antihipertensi pasien ASKES hipertensi komorbiditas

diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta

periode Januari-Oktober 2011, sehingga nantinya pihak rumah sakit

khususnya instalasi farmasi dapat meningkatkan kualitas pelayanannya dalam

health care team agar kondisi pasien dapat terkontrol secara baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

7

B. Tujuan

Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketaatan penggunaan obat

antihipertensi pasien ASKES hipertensi komorbiditas diabetes melitus di Rumah

Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta periode Januari-Oktober 2011

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui profil penggunaan obat dan pasien pada pasien ASKES

hipertensi komorbiditas diabetes melitus yang menerima obat antihipertensi di

Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta.

b. Mengetahui ketaatan pasien ASKES hipertensi komorbiditas diabetes melitus

yang menerima obat antihipertensi dilihat dari nilai Medication Possession

Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC), dan ketaatan populasi

dilihat melalui Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti

Rini Yogyakarta.

c. Mengetahui proporsi pencapaian tekanan darah target pada pasien ASKES

hipertensi komorbiditas diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Rapih dan

Panti Rini Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

8

BAB II

Penelaahan Pustaka

A. Hipertensi

1. Definisi

Menurut Joint National Committee 7 (JNC 7) (cit., Hoffman and George,

2000), hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90

(sistolik/diastolik) mm Hg yang ditetapkan berdasarkan kondisi yang ditentukan.

Sistolik didefinisikan sebagai tekanan darah saat jantung berdenyut sambil

memompa darah, sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan darah yang terukur

saat jantung istirahat (National Heart Lung and Blood Institute, 2011).

2. Klasifikasi

Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis

hipertensi harus spesifik terhadap usia (Corwin, 2007). Klasifikasi hipertensi

berdasarkan JNC7 untuk usia dewasa 18 tahun atau lebih, yaitu:

Tabel I. Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa ≥ 18 Tahun

(JNC 7, 2004).

Klasifikasi tekanan darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi stage 1 140 - 159 90 – 99

Hipertensi stage 2 ≥ 160 ≥ 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

9

Krisis hipertensi terjadi saat tekanan darah berada di atas 180/120 mm Hg

yang dapat dikategorikan sebagai hipertensi darurat/hypertensive emergencies

(meningkatnya tekanan darah akut atau disertai kerusakan organ) atau hipertensi

gawat/hypertensive urgency (tekanan darah meningkat tidak akut) (Sukandar,

Retnosari, Joseph, I ketut, Adji, dan Kusnandar, 2009).

Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

disebut juga hipertensi idiopatik. Hipertensi primer terjadi sekitar 95 % kasus.

Beberapa teori menunjukan adanya faktor genetik, perubahan hormon, dan

perubahan simpatis (Mansjoer, Kuspuji, Rakhmi, Wahyu, dan Wiwiek, 2001).

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terjadi sekitar 5 % kasus. Penyebab

spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal, hipertensi

vaskular renal dan lain-lain (Mansjoer dkk, 2001). Pada hipertensi sekunder,

peningkatan tekanan darah terjadi akibat menderita penyakit lain (Wahdah, 2011).

3. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pengkuran diagnostik pada tekanan

darah menggunakan sphygmomanometer yang akan memperlihatkan peningkatan

sistolik dan diastolik (Corwin, 2007).

Tekanan darah secara alami dapat naik atau turun sesuai kondisi tubuh dan

aktivitas tubuh. Dikatakan hipertensi jika tekanan darah tetap tinggi jika dalam

rentang waktu yang lebih panjang (minimal tiga kali kunjungan berurutan ke dokter)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

10

tekanan darah lebih besar dari 140/90 mm Hg kecuali terdapat kenaikan yang tinggi

atau gejala-gejala klinis (Darmawan, 2008, Mc Phee dan William, 2006).

Penyakit hipertensi sendiri tidak menyebabkan gejala. Rasa nyeri kepala,

rasa lelah, pusing bergoyang, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar

tidur, merupakan gejala yang dianggap disebabkan oleh hipertensi yang sifatnya

tidak spesifik. Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala.

(Manjoer dkk, 2001; Mc Phee and William, 2006; Price and Wilson, 1982).

4. Patogenesis

Tekanan darah adalah hasil kali cardiac output dan total peripheral

resistance, yang dirumuskan dalam persamaan:

Blood Pressure (BP) = Cardiac Output (CO) x Total Peripheral Resistance (TPR)

(Saseen and Maclaughlin, 2005).

Peningkatan cardiac output atau peripheral resistance dapat menyebabkan

hipertensi (Tabel II). Cardiac output dapat meningkatkan fungsi dari kontraksi

miokardium , denyut jatung, dan vena return (Hoffman and George, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

11

Tabel II. Patogenesis Mekanisme Potensial

Cardiac output meningkat

Preload meningkat karena asupan Na yang berlebihan atau retensi Na karena GFR menurun. Kontriksi vena yang disebabkan karena:

stimulasi SRAA yang berlebihan sistem saraf simpatis terlalu aktif.

Peripheral resistance meningkat

Kontriksi vaskular yang disebabkan karena: stimulasi SRAA yang berlebihan sistem saraf simpatis yang terlalu aktif perubahan genetik membran sel faktor endotel.

Hipertropi vaskular yang dapat disebabkan oleh: stimulasi SRAA yang berlebihan sistem saraf simpatis yang terlalu aktif perubahan genetik membran sel faktor endotel hiperinsulinemia yang dihasilkan dari obesitas atau

metabolit sindrom.

SRAA: sistim renin-angiotensin-aldosteron

(Saseen and Maclaughlin, 2005).

Pada orang normal dan hipertensi, cardiac output dan peripheral resistance

diatur oleh mekanisme barorefleks melalui sistem saraf simpatik dan sistem renin-

angiotensin-aldosteron (Gambar 1). Obat anti hipertensi pada umumnya bekerja

dengan mengurangi cardiac output dan/atau menurunkan peripheral resistance

(Mycek, Harvey, Champe, and Fisher, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

12

Gambar 1. Mekanime Pengaturan Tekanan Darah melalui Sistem Saraf Simpatik dan renin-Angiotensin-Aldosteron

(Mycek et al., 2001).

B. Diabetes Melitus

1. Definisi

Menurut American Diabetes Association (2011), diabetes adalah suatu

kelompok panyakit yang dikarakteristikan dengan tingkat glukosa darah yang tinggi

sebagai hasil dari kurangnya kemampuan tubuh untuk memproduksi atau

menggunakan insulin.

Penyakit diabetes bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah terlampau

meningkat) dan gangguan kronis khususnya menyangkut metabolisme hidrat arang

(glukosa) di dalam tubuh, metabolisme lemak dan protein yang juga terganggu (Tjay

dan Kirana, 2007).

Aktivitas simpatik

Aktivasi adrenoreseptor β1 pada jantung

Aktivasi adrenoreseptor α1 pada otot polos

Penurunan tekanan darah

Aliran darah ginjal

Renin Angiotensin II

Laju filtrasi glomerlar

Cardiac output

Peripheral resistance

Kenaikan tekanan darah

Aldosteron

Retensi air, natrium

volume darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

13

Insulin adalah hormon yang disekresikan dari granula penyimpanan di dalam

sel β pulau Langerhans dalam pankreas (Gambar 2) (Benowitz dan Bourne, 2006).

Insulin berfungsi memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel untuk dimetabolisir

dan dimanfaatkan sebagai sumber energi (Tjay dan Kirana, 2007).

Gambar 2. Lokasi β Sel di Pulau Langerhans Pankreas

(Titus, Badet, and Gray, 2000).

2. Klasifikasi

Diabetes dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Tipe-1, jenis remaja (juvenile,IDDM, DM1)

Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel-sel beta pankreas, sehingga tidak

memproduksi insulin lagi dengan akibat sel-sel tidak dapat menyerap glukosa dari

darah (ketiadaan absolut insulin) (Tjay dan Kirana, 2008). Diabetes ini biasanya

dijumpai pada individu tidak gemuk yang berusia kurang dari 30 tahun (sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

14

dimulai usia 10-13 tahun), karena insiden diabetes tipe 1 memuncak pada usia remaja

dini, maka bentuk diabetes ini juga dikenal sebagai diabetes juvenile. Akan tetapi

diabetes tipe 1 dapat timbul pada semua kelompok usia. Diabetes ini disebut juga

sebagai diabetes melitus tergantung insulin (IDDM, insulin dependent diabetes

melitus), karena individu pengidap penyakit ini harus mendapat insulin pengganti

(Corwin, 2007).

b. Tipe-2, jenis dewasa (maturity onset, NIDDM, DM2)

Disebabkan insensitivitas selular terhadap insulin, selain itu terjadi defek

sekresi insulin ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan insulin yang cukup

untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal. Disebut pula diabetes melitus

tidak tergantung insulin (NIDDM, noninsulin dependent diabetes melitus) (Corwin,

2007). Lazim ditemukan di atas 40 tahun dengan insidensi lebih besar pada orang

gemuk (BMI > 27) dan usia lanjut (Tjay dan Kirana, 2007).

c. Tipe-3, tipe spesifik lainnya

Tipe diabetes ini memiliki banyak macamnya, antara lain disebabkan karena

terjadinya mutasi gen yang mengakibatkan resistensi insulin, gangguan genetik pada

sel beta pankreas, infeksi bakteri, dan berbagai kelainan genetik (Triplit, Rearner, and

Isley, 2005).

d. Tipe-4, diabetes kehamilan (diabetes gestational)

Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang

sebelumnya tidak mengidap diabetes. 50% wanita pengidap kelainan ini tidak akan

kembali ke status nondiabetes setelah kehamilan berakhir (Corwin, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

15

3. Diagnosis

Diagnosis penyakit diabetes melitus dapat diketahui bila kadar glukosa ≥ 200

mg/dL dan dengan mengamati gejala klinis yang muncul seperti poliuria, polidipsia,

polifagia, menurunnya berat badan, rasa lemah dan lemas otot, gangguan penglihatan

(Corwin, 2007). Berdasarkan American Diabetes Association (ADA), kriteria

diabetes melitus dibagi berdasarkan kadar gula darah, seperti yang tercantum pada

tabel III

Tabel III. Kriteria Diabetes Menurut American Diabetes Association (ADA)

Normal Pre-diabetes Diabetes melitus

kadar gula darah puasa (mg/dL) <100 100-125 ≥126

kadar gula darah

2 jam sesudah makan (mg/dL)

<140 140-199 ≥200

(Benedich and Richard, 2009).

Terapi tahap pertama pada penggunaan obat antihipertensi pada pasien

diabetes mellitus menggunakan ACE inhibitor atau penyekat β adrenoresptor,

selanjutnya untuk terapi kombinasi obat antihipertensi pada pasien hipertensi

komorbiditas diabetes dapat menggunakan diuretik, penyekat β dan penyekat kanal

kalsium (Saseen and Maclaughlin, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

16

4. Patogenesis

a. Diabetes Melitus Tipe-2. Terjadi akibat proses menua, gaya hidup yang

kelebihan kalori, kurang olah raga dan obesitas. Banyak penderita jenis ini yang

mengalami penyusutan sel-sel beta yang progresif serta penumpukan amiloid di

sekitarnya. Sel-sel beta yang tersisa umumnya masih aktif, namun sekresi insulinnya

semakin berkurang (defisiensi insulin relatif). Selain itu, kepekaan reseptornya juga

menurun (Tjay dan Kirana, 2007).

Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam

lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan

glukosa pada otot skelet (Sukandar dkk, 2009).

b. Akibat Penggunaan Obat Antihipertensi. Menurut Elliot dan Peter (2007)

dalam uji klinis yang dilakukan, obat antihipertensi dapat

menimbulkan/meningkatkan risiko diabetes bagi pengguna obat antihipertensi jenis

diuretik dan penghambat beta, sedangkan penyekat kanal kalsium berisiko sedang

dalam menyebabkan hipertensi. Hal ini bergantung pada beberapa faktor seperti lama

menjalani pengobatan, berat badan, riwayat diabetes dalam keluarga, dosis obat

antihipertensi. Menurut Goodman dan Gilman (2001), penggunaan diuretik golongan

tiazid diketahui dapat meningkatkan hemoglobin terglikosilasi pada pasien diabetes

melitus.

c. Hipertensi yang Disebabkan Diabetes Melitus. Terjadinya komplikasi diabetes

melitus dengan hipertensi disebabkan saat kadar glukosa darah meningkat dan tidak

dapat masuk ke dalam sel maka, glukosa tersebut akan masuk ke dalam tubulus ginjal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

17

dan diabsorpsi. Glukosa yang tidak dapat diabsorpsi akan dikeluarkan melalui urin

(pada kadar glukosa darah di atas 180 mg/dl). Pada saat tersebut akan terjadi diuresis

osmotik dimana ginjal mengeluarkan cairan secara berlebih yang disebabkan karena

reabsorpsi cairan di tubulus ginjal berkurang (Guyton and Hall, 2006; Sherwood,

2007).

Pengeluaran urin yang berlebihan akan menyebabkan cairan ekstrasel

berkurang dan tubuh mengalami dehidrasi, selanjutnya dapat menyebabkan kegagalan

sirkulasi perifer akibat berkurangnya volume darah secara mencolok. Hal ini

mangakibatkan terjadinya gagal ginjal sekunder selain itu, kadar glukosa yang tinggi

dapat mengakibatkan pembuluh darah di berbagai jaringan akan mengalami gangguan

fungsi dan perubahan struktur seperti terjadi kerusakan ginjal yang kemudian

menimbulkan hipertensi (Guyton and Hall, 2006; Sherwood, 2007).

Komplikasi juga dapat terjadi dengan adanya pengapuran atau penebalan

dinding pembuluh darah akibat metabolit glukosa yang dapat merusak lapisan endotel

arteri. Akibat kerusakan tersebut, sel endotel meningkat sehingga molekul yang

mengandung lemak masuk ke arteri. Kerusakan lapisan ini akan menimbulkan reaksi

imun dan inflamasi sehingga terjadi pengendapan trombosit, makrofag dan jaringan

fibrosis. Sel-sel otot polos akan berproliferasi. Penebalan dinding arteri menyebabkan

hipertensi (Corwin, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

18

C. Terapi Farmakologi

Pemilihan obat antihipertensi yang akan digunakan tergantung pada derajat

meningkatnya tekanan darah. Pada umumnya penderita hipertensi stage 1 diawali

dengan penggunaan obat diuretik, sedangkan pada stage 2 diberikan terapi kombinasi

(Sukandar dkk, 2009).

Obat antihipertensi dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu:

1. Diuretik

Obat diuretika oral efektif untuk pengobatan hipertensi dengan menurunkan

tekanan darah melalui pengeluaran natrium tubuh dan mengurangi volume darah.

Contoh obat ini adalah tiazid, furosemid (Lasix®), spironolakton (Aldactone®) dan

lain-lain (Mycek et al., 2001; Benowitz dan Bourne, 2006).

2. Obat penyekat adrenoreseptor (penghambat α dan β adrenoreseptor)

Obat ini termasuk dalam obat simpatolitik yang dapat menurunkan tekanan

darah dengan mengurangi tahanan vaskular perifer yang memperkecil curah jantung.

Obat simpatolitik dibagi kembali berdasarkan tempat kerjanya, yaitu:

a. Bekerja pada susunan saraf pusat, contoh: clonidin, metildopa, guanabenz.

b. Bekerja pada ganglion otonom, contoh: trimetafan.

c. Bekerja pada neuron simpatis pasca ganglion, contoh: guanadrel, guanetidin,

reserpin.

d. penghambat α dan β adrenoreseptor, contoh α adrenoreseptor: fentolamin,

prazoxin, sedangkan β adrenoreseptor, yaitu propanolol, metoprolol, atenolol

(Benowitz dan Bourne, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

19

3. ACE inhibitor

Obat yang menghambat produksi atau kerja angiotensin sehingga

menurunkan resistensi vaskular perifer dan volume darah, contoh: captopril, ramipril,

lisinopril dan lain-lain (Benowitz dan Bourne, 2006).

4. Antagonis angiotensin II

Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis dari angiotensin II, sehingga

dapat menurukan tekanan darah seperti ACE inhibitor dengan efek vasodilatasi dan

menyekat sekresi aldosteron. Contoh dari obat ini adalah valsartan, irbesartan,

telmisartan dan lain-lain (Hoffman and George, 2000; Mycek et al., 2001).

5. Penyekat kanal kalsium

Obat ini bekerja dengan menghambat kanal kalsium tipe L di jantung dan

otot polos koroner dan vaskular perifer sehingga menimbulkan dilatasi otot (Mycek et

al., 2001). Contoh obat ini adalah diltiazem, nifedipin, hydralazin, verapamil, dan

lain-lain (Benowitz dan Bourne, 2006).

D. Ketaatan Pasien

1. Definisi

Ketaatan (compliance/adherence) merupakan suatu kondisi tingkat

kepatuhan pasien dalam melaksanakan segala intruksi pengobatan yang diberikan

(Katzung, 2004).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketaatan

Faktor yang mempengaruhi ketaatan obat adalah usia, jenis kelamin, ras,

kelas sosial, lama penyakit berlangsung, dan harga obat yang termasuk dalam faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

20

regimen terapi (Cipolle, Linda and Peter, 2004; Siregar, 2006). Tingginya biaya

kesehatan yang harus dikeluarkan oleh perseorangan, menyebabkan tidak semua

anggota masyarakat mampu untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak

sehingga mempengaruhi ketaatan pasien (PT. ASKES, 2011).

Ketidaktaatan mencakup beberapa situasi, yaitu:

a. Pasien gagal mendapat medikasi. Beberapa pasien tidak menebus resep obat

karena tidak merasa memerlukan obat atau tidak mengambil obat tersebut karena

tidak mampu menanggung biaya obat.

b. Pasien gagal melakukan medikasi sesuai dengan yang diresepkan. Hal ini

meliputi dosis yang salah, pengaturan waktu yang tidak tepat, frekuensi

pemberian yang keliru, cara pemberian yang salah, dan penggunaan medikasi

untuk tujuan yang keliru.

c. Pasien menghentikan medikasi secara dini karena menganggap pengobatan tidak

lagi diperlukan bila obat sudah habis atau terjadi kemajuan pada gejala.

d. Penggunaan medikasi yang tidak tepat dengan berbagi medikasi kepada orang

lain karena satu atau berbagai alasan.

(Katzung, 2004).

3. Ketidaktaatan Pasien

Ketidaktaatan pasien berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan

mortalitas pada penyakit kronik (Fischer, Margareth, Joyce, Christine, William, Alan,

et al., 2010). Rendahnya ketaatan pasien pengguna antihipertensi umumnya

berkontribusi pada tekanan darah yang tidak memenuhi target dan hasil yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

21

diinginkan, sehingga tujuan terapi tidak tercapai dan dapat menimbulkan kerusakan

organ seperti angina, infark miokard, gagal jantung, stroke, gagal ginjal dan retinopati

(Krousel-Wood, Mutner, Islam, Moriky, and Webber, 2010; Cipolle et al., 2004).

Tujuan terapi selalu memiliki bentuk yang spesifik dan selalu memuat:

a. Parameter klinis (tanda dan gejala) dan atau nilai tes laboratorium yang dapat

diamati diukur dan realistis

b. Memiliki nilai yang diinginkan atau perubahan terhadapat parameter yang diamati

c. Memiliki batas waktu yang spesifik untuk mencapai target

(Cipolle et el., 2004).

Perlu dipertimbangkan penggunaan terapi obat yang sesuai jika modifikasi

gaya hidup gagal dalam mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi dengan

komorbiditas diabetes menjadi 130/80 mm Hg atau kurang (JNC 7, 2004).

Faktor-faktor hambatan dalam pengendalian hipertensi yang optimal melalui

kontrol tekanan darah dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Faktor terkait pasien, meliputi kepercayaan pasien tentang hipertensi dan

pengobatannya, depresi dan disfungsi kognitif lainnya, pendidikan kesehatan

yang rendah, komorbiditas, motivasi pasien, dan kurangnya dukungan sosial.

b. Faktor terkait dokter, meliputi kurangnya intensitas terapi obat (juga dikenal

sebagai inersia klinis), gaya komunikasi, dan kesadaran serta pengetahuan

tentang pedoman pengobatan.

c. Faktor terkait lingkungan medis/sistem pelayanan kesehatan. Faktor yang

berhubungan dengan lingkungan medis/sistem pelayanan kesehatan (kurangnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

22

akses, biaya obat, status sosial ekonomi yang rendah, penggunaan formularium

yang terbatas atau mengganti formularium) menjelaskan penyebab hipertensi

yang tidak terkontrol, namun penyebab ini mungkin kurang menonjol pada

pasien yang memiliki asuransi dan pelayanan kesehatan umum.

(Ogedegbe, 2008).

4. Pengukuran Ketaatan

Ketaatan pasien dapat diukur menggunakan 2 metode pengukuran yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran ketaatan secara langsung dilakukan

dengan observasi langsung, dan mengukur konsentrasi obat atau metabolitnya di

darah atau urin. Metode ini bersifat akurat, obyektif, namun tidak praktis, mahal dan

terpengaruh dengan adanya variasi respon metabolisme yang dapat mengakibatkan

hasil menunjukan ketaatan palsu (Osterberg and Blaschke, 2005).

Pengukuran ketaatan metode tidak langsung dilakukan dengan bertanya

kepada pasien, melihat respon klinis, menghitung jumlah obat, memastikan pasien

mengambil/mengambil ulang resep, mengumpulkan kuesioner, melihat catatan-

catatan. Pengukuran ketaatan tidak langsung dengan memastikan pasien

mengambil/mengambil ulang resep dan melihat respon klinis merupakan metode

yang bersifat obyektif dan sederhana, namun ada kemungkinan pasien mengambil

obat tapi tidak dikonsumsi, memerlukan sistem farmasi yang tertutup dan respon

klinis dapat terpengaruh oleh berbagai faktor (Osterberg and Blaschke, 2005).

Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran ketaatan dengan

menggunakan Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

23

(PDC), dan Persistent Rate (PR) yang termasuk pengukuran ketaatan secara tidak

langsung dengan fokus penelitian pada faktor hambatan terkait pasien. Data yang

diperoleh berupa data pasien mengambil resep dan data respon klinis.

MPR dihitung sebagai the ratio of the sum of the days’ supply of prescription

filled by the patient divided by the number of days from the fill date of the index

prescription to the last fill date, plus the days’ supply for the final prescription fill.

(Robertson, Cooke, Wang, Shaya, and Lee, 2008). PDC calculated using the days

supply from each purchase prescription within the observation period. (McGinnis,

Olson, Delate, and Stolcpart, 2009). Persistence merupakan At monthly intervals

post-index fill date (i.e. month 2, 3, 4…) and for the 12-month study period overall,

the percentage of individuals remaining on therapy who did not discontinue therapy

with the index class. Berdasarkan hasil perhitungan nilai ketaatan, kriteria ketaatan

dibagi menjadi 3, yaitu tinggi (≥ 80%), sedang (50-79%), dan rendah (< 50%) (Patel,

Remigio-Baker, Thibaud, Preblick, and Plauschinat, 2008).

E. PT. ASKES

1. Definisi

Asuransi merupakan perjanjian atau kontrak antara pihak penanggung jawab

terhadap risiko dari suatu potensi kerugian yang masuk ke dalam perjanjian dan pihak

lain sebagai anggota/pihak yang tertanggung yang akan menerima ganti rugi sebesar

kerugian atau sebesar nilai yang dijanjikan (Nurhayati, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

24

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991, Asuransi Kesehatan

(ASKES) adalah jasa jaminan kesehatan bagi seseorang yang telah memenuhi

persyaratan tertentu yang ditentukan oleh PT. ASKES (Persero).

Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh perseorangan,

menyebabkan tidak semua anggota masyarakat mampu untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang layak. Sehingga asuransi kesehatan hadir sebagai bentuk

implementasi pemenuhan hak masyarakat terhadap kesehatan sebab kemampuan

pemerintah untuk mensubsidi pelayanan kesehatan masih sangat rendah (PT. ASKES,

2011).

2. Anggota

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) beserta anggota keluarganya

b. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) beserta anggota keluarganya

c. Pejabat Negara beserta anggota keluarganya

d. Pensiunan PNS beserta anggota keluarganya

Berdasarkan Keppres No.16 tahun 1994, anggota keluarga meliputi Isteri

atau suami dan anak yang sah dan atau anak angkat, dengan ketentuan belum

mencapai usia 21 tahun, belum menikah, belum berpenghasilan dan masih menjadi

tanggungan peserta atau sampai usia 25 tahun bagi yang masih mengikuti pendidikan

formal. Adapun jumlah anak yang ditanggung adalah dua anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

25

3. Jenis Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung, asuransi kesehatan,

yaitu:

a. Pelayanan kesehatan dasar: konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan

pengobatan, tindakan medis kecil/sederhana, pemeriksaan penunjang diagnostik

sederhana, pemberian obat pelayanan dasar dan bahan kesehatan habis pakai.

b. Pelayanan kesehatan lanjutan:

1) Rawat Jalan: konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis,

pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium, rontgen/ radiodiagnostik,

elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih), tindakan medis poliklinik dan

rehabilitasi medis, pelayanan obat sesuai daftar dan plafon harga obat (DPHO) dan

ketentuan lain yang ditetapkan.

2) Rawat Inap: Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis, pemeriksaan

penunjang diagnostik, tindakan medis operatif, perawatan intensif (ICU, ICCU,HCU,

NICU, PICU), pelayanan rehabilitasi medis, pelayanan obat sesuai DPHO dan

ketentuan lain yang ditetapkan.

(PT. ASKES, 2011)

F. Keterangan Empiris

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien ASKES hipertensi komorbiditas

diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta, melalui

pengukuran MPR, PDC dan PR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai “Evaluasi Ketaatan Penggunaan Obat Antihipertensi

Pasien ASKES Hipertensi komorbiditas Diabetes Melitus di Rumah Sakit Panti Rapih

dan Panti Rini Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2011” merupakan penelitian non-

eksperimental (observasional) dengan rancangan deskriptif yang pengambilan data

dilakukan secara retrospektif. Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-

eksperimen karena peneliti tidak memberikan perlakuan kepada subjek penelitian.

Rancangan deskriptif karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memberikan

gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif. Retrospektif karena evaluasi

dilakukan terhadap peristiwa yang sudah ada (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah obat

antihipertensi yang digunakan pasien selama periode penelitian, jumlah kunjungan

pasien, jumlah pasien perbulan yang konsisten berkunjung, tekanan darah awal dan

akhir penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

27

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini berupa ketaatan pasien diukur

dengan menggunakan Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days

Covered (PDC), dan ketaatan populasi dilihat melalui Persistence Rate (PR).

C. Definisi Operasional

1. Pasien merupakan peserta PT. ASKES Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi,

yaitu terdiagnosa hipertensi komorbiditas diabetes melitus atau diabetes mellitus

yang menerima obat antihipertensi dengan kunjungan minimal tiga kali pada

bulan yang berbeda selama periode Januari-Oktober 2011.

2. Profil pasien meliputi umur, jenis kelamin, tekanan darah awal dan akhir pasien

dan jumlah kunjungan pasien.

3. Tekanan darah baseline merupakan data tekanan darah pada kunjungan pertama

pasien yang mendapatkan obat antihipertensi pada periode penelitian.

4. Tekanan darah final merupakan tekanan darah pasien yang tercatat di akhir

kunjungan pasien pada periode penelitian. Bila diakhir kunjungan pasien tidak

tercatat data tekanan darah, maka tekanan darah final diambil dari data tekanan

darah satu bulan kunjungan sebelumnya.

5. Profil obat meliputi jumlah obat antihipertensi dan antidiabetes, golongan obat

dan jenis obat berdasarkan nama generik obat antihipertensi.

6. Obat antihipertensi yang digunakan merupakan obat antihipertensi yang

didapatkan pasien berupa nama generik maupun nama dagang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

28

7. Tanggal awal perhitungan ketaatan yaitu tanggal pertama kunjungan pasien yang

mendapat obat antihipertensi.

8. Jumlah obat adalah jumlah hari penggunan obat selama periode penelitian yang

mewakili rentang 1 bulan. Bila 1 bulan 2 kali atau lebih pengambilan obat maka

jumlah obat ditentukan dari obat yang mencakup 1 bulan beserta gabungannya.

9. Jumlah total pasien yang masuk dalam penelitian merupakan jumlah kumulatif

pasien setiap bulan.

10. Medication Possession Ratio (MPR) merupakan perbandingan jumlah obat

dengan jumlah hari sampai pengobatan terakhir yang dilakukan pasien dan

pengobatan selanjutnya.

11. Proportion of Days Covered (PDC) merupakan jumlah obat yang diterima pasien

dari awal penelitian hingga akhir penelitian dibanding dengan jumlah hari selama

periode penelitian.

12. Persistence Rate (PR) merupakan perbandingan jumlah pasien baru dan pasien

yang melanjutkan terapi terhadap jumlah total pasien yang dinyatakan dalam

persentase. PR dihitung pada bulan ke-2, 3, 4 dan seterusnya periode penelitian.

13. Kriteria ketaatan MPR, PDC yang digunakan adalah ketaatan tinggi (≥ 80%),

ketaatan sedang (50-79%), dan ketaatan rendah (< 50%). Pasien dikatakan taat

bila nilai MPR, PDC ≥ 80%.

14. Tekanan darah target subjek penelitian yang diinginkan dengan komorbiditas

diabetes mellitus yaitu ≤130 mm Hg.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

29

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan

ekslusi. Kriteria inklusi pasien meliputi pasien dewasa memiliki asuransi kesehatan

berusia ≥ 18 tahun yang melakukan pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit Panti

Rapih dan Panti Rini Yogyakarta, terdiagnosa memiliki penyakit hipertensi dan atau

diabetes melitus yang menerima pengobatan antihipertensi dalam waktu sepuluh

bulan, dengan kunjungan minimal sebanyak tiga kali. Kriteria eksklusi subjek

penelitian meliputi pasien di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta

yang menerima pengobatan antihipertensi dengan penyakit kardiovaskular seperti

cardiac arrest, heart failure, iskemia jantung, acute coronary syndrome, aritmia,

diastolic heart failure, dan stroke serta pasien yang hanya terdiagnosis hipertensi.

Penelitian ini merupakan penelitian payung yang dibagi menjadi tiga

subjudul berdasarkan komorbiditas dengan pengumpulan data dilakukan bersama-

sama.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Yogyakarta ruang instalasi farmasi dan ruang instalasi rekam medis.

F. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah resep dokter, nota pembayaran

dari pihak ASKES, surat jaminan pelayanan (SJP), dan lembar rekam medik pasien

yang menjadi subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

30

G. Tata Cara Penelitian

1. Tahap persiapan

Dimulai dengan observasi awal ke lokasi penelitian yaitu instalasi farmasi dan

rekam medis yang kemudian dilanjutkan dengan mengajukan permohonan izin

ke bagian personalia Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai pada bulan Oktober 2011-Januari 2012. Data yang

diambil adalah data pasien ASKES yang menggunakan obat antihipertensi pada

bulan Januari-Oktober 2011 di Instalasi Farmasi dan dilanjutkan dengan

pencatatan data rekam medis pasien di ruang rekam medis. Data yang

dikumpulkan berupa profil pasien, obat yang diresepkan dan tekanan darah.

Profil pasien yang diambil meliputi umur, jenis kelamin, penyakit penyerta, dan

data tekanan darah yang meliputi tekanan darah baseline dan tekanan darah final.

3. Pengolahan data

Data yang diperoleh memuat nomor rekam medik pasien, nomor SJP, tanggal

mengambil obat, obat yang digunakan, dan jumlah obat yang diterima pasien.

Data tersebut akan diolah secara komputerisasi dengan memasukan data ke dalam

program komputer kemudian dihitung ke dalam persamaan MPR, PDC dan PR.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan terhadap ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien

hipertensi komorbiditas diabetes melitus dilakukan berdasarkan nilai MPR, PDC,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

31

dan ketaatan populasi melalui PR serta jumlah proporsi pencapaian tekanan darah

target pasien.

H. Analisis Hasil

1. Profil umur pasien dihitung dengan membagi subjek penelitian menjadi 4

kelompok umur, yaitu dewasa 20-39 tahun, dewasa tengah 40-59 tahun, dan

dewasa tua ≥ 60 tahun. Perhitungan dilakukan pada masing-masing kelompok

dibagi dengan jumlah total subjek penelitian yang menggunakan obat

antihipertensi dikali 100%.

2. Profil jenis kelamin subjek penelitian terdiri dari perempuan dan laki-laki,

masing-masing dihitung dengan membagi jumlahnya terhadap jumlah

keseluruhan subjek penelitian dikali 100%.

3. Profil tekanan darah dihitung dengan mengelompokkan data tekanan darah

berdasarkan klasifikasi menurut JNC 7, yaitu < 120 mm Hg, 120-139 mm Hg,

140-159 mm Hg, dan ≥ 160 mm Hg. Jumlah pada tiap kelompok dibagi jumlah

subjek penelitian dikali 100%.

4. Profil jumlah kunjungan pasien dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Kelompok

subjek penelitian dengan 3-5, 6-8, 9-11 dan ≥ 12 kali kunjungan. Jumlah

kunjungan dihitung pada masing-masing kelompok dan dibagi jumlah subjek

penelitian dikali 100%.

5. Profil jumlah obat dihitung berdasarkan jumlah obat antihipertensi dan

antidiabetes mellitus yang diterima subjek berdasarkan nama generik obat dibagi

jumlah subjek penelitian dikali 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

32

6. Profil golongan obat yang diterima subjek penelitian dihitung pada masing-

masing golongan obat antihipertensi dan dibagi subjek penelitian dikali 100%.

7. Profil jenis obat dihitung berdasarkan jumlah dari nama generik obat

antihipertensi dibagi subjek penelitian dikali 100%.

8. Perhitunggan ketaatan pasien dilakukan dengan menggunakan rumus MPR, PDC

dan PR, yaitu:

a. Medication Possession Ratio (MPR)

푀푃푅 =푗푢푚푙푎ℎ 표푏푎푡

(푡푎푛푔푔푎푙 푎푤푎푙 − 푡푎푛푔푔푎푙 푎푘ℎ푖푟 푘푢푛푗푢푛푔푎푛) + 푗푢푚푙푎ℎ ℎ푎푟푖 표푏푎푡 푥100%

(Robertson et al., 2008)

b. Propotion of Days Covered (PDC)

푃퐷퐶 = 푗푢푚푙푎ℎ 표푏푎푡

푡푎푛푔푔푎푙 푎푤푎푙 − 푡푎푛푔푔푎푙 푎푘ℎ푖푟 푝푒푛푒푙푖푡푖푎푛 푥 100%

(McGinnis et.al., 2009).

c. Persistence Rate (PR)

푃푅 = 푗푢푚푙푎ℎ 푝푎푠푖푒푛 푦푎푛푔 푚푒푙푎푛푗푢푡푘푎푛 푡푒푟푎푝푖

푗푢푚푙푎ℎ 푡표푡푎푙 푝푎푠푖푒푛 푦푎푛푔 푚푎푠푢푘 푑푎푙푎푚 푝푒푛푒푙푖푡푖푎푛 푥 100%

(Patel et al., 2008).

9. Proporsi pencapaian tekanan darah target dihitung dengan membagi jumlah

pasien pada masing-masing kriteria ketaatan yang mencapai tekanan darah taget

dibagi total pasien pada masing-masing kriteria dan dikali 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

33

I. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami selama periode penelitian adalah kesulitan dalam

tahap pengambilan data. Data yang tersedia tidak lengkap, seperti data tekanan darah,

dan penentuan jumlah obat antihipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan penelitian mengenai “Evaluasi Ketaatan Penggunaan

Obat Antihipertensi Pasien Askes Hipertensi-Diabetes Melitus di Rumah Sakit Panti

Rapih dan Panti Rini Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2011”, meliputi profil

pasien, profil obat, evaluasi ketaatan pasien ASKES kesehatan yang menggunakan

obat antihipertensi dan proporsi pencapaian tekanan darah target.

A. Profil Penggunaan Obat dan Pasien

Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta, menunjukan pasien

yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian sebanyak 51 subjek dan di Rumah

Sakit Panti Rapih sebanyak 91 subjek, sehingga total subjek penelitian sebesar 142

subjek dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Profil Pasien Berdasarkan Umur

Penyakit hipertensi berkaitan erat dengan umur, semakin tua seseorang maka

semakin besar kemungkinan menderita hipertensi. Lebih dari separuh penderita

hipertensi berusia di atas 45 tahun dan kebanyakan berumur 50 atau 60 tahun, hal ini

disampaikan oleh Oktora (2007) (cit., Manurung, 2011).

Hasil penelitian pada gambar 3, menunjukan jumlah subjek terbesar

ditemukan pada range umur ≥ 60 tahun sebesar 55% di Rumah Sakit Panti Rini dan

70% di Rumah Sakit Panti Rapih. Menurut Manjoer dkk. (2001), faktor risiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

35

penyakit hipertensi komorbiditas diabetes melitus meningkat pada umur lebih dari 60

tahun.

Gambar 3. Profil Pasien Pengguna Antihipertensi Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

2. Profil Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua Rumah Sakit Panti Rini dan

Panti Rapih, subjek penelitian dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (Panti

Rini sebesar 55% dan Panti Rapih 57%) dibanding subjek penelitian dengan jenis

kelamin laki-laki (Panti Rini sebesar 45% dan panti rapih sebesar 43%) (Gambar 4).

Prevalensi penyakit hipertensi pada perempuan menopause lebih tinggi

dibanding pada laki-laki. Hal ini disebabkan karena menurunnya kadar hormon

esterogen pada perempuan menopause. Hormon esterogen berperan untuk

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang

tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.

0%

45%

55%

Rumah Sakit Panti Rini

20-39 tahun

0%

30%

70%

Rumah Sakit Panti Rapih

40-59 tahun ≥ 60 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

36

Aterosklerosis dapat meningkatkan retensi air dan natrium yang kemudian akan

meningkatkan tekanan darah (Manurung, 2011).

Gambar 4. Profil Pasien Pengguna Antihipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

3. Profil Tekanan Darah Baseline dan Final Subjek Penelitian

Profil tekanan darah dibagi menjadi 4 kelompok sesuai klasifikasi hipertensi

berdasarkan JNC7. Dari hasil penelitian yang dilakukan tekanan darah baseline,

jumlah subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rini yang ditunjukan melalui gambar

5, jumlah subjek penelitian paling besar berada pada klasifikasi hipertensi stage 1

sebanyak 49% dan jumlah subjek penelitian paling kecil dengan klasifikasi tekanan

darah hipertensi normal 2%.

Profil tekanan darah final subjek uji dilihat pada akhir kunjungan subjek

penelitian yang merupakan outcomes terapi. Hasil yang diperoleh menunjukan

tekanan darah final subjek penelitian paling banyak pada klasifikasi hipertensi stage 1

55%

45%

Rumah Sakit Panti Rini

Perempuan

57%

43%

Rumah Sakit Panti Rapih

Laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

37

sebesar 37% di Rumah Sakit Panti Rini dan paling sedikit pada klasifikasi normal

sebesar 6%.

Gambar 5. Profil Tekanan Darah Baseline dan Final

Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini

Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini menunjukan

tekanan darah final mengalami kenaikan terhadap tekanan darah baseline setelah

dilakukan proses terapi dengan menggunakan antihipertensi. Persentase untuk

klasifikasi normal dengan tekanan darah <120 mm Hg meningkat sebanyak 4% yang

menunjukan bahwa subjek mengalami penurunan tekanan darah sehingga persentase

meningkat. Pada klasifikasi prehipertensi persentase mengalami penurunan 2%,

hipertensi stage 1 turun 12% dan hipertensi stage 2 mengalami peningkatan sebesar

10%, sehingga jumlah subjek penelitian yang tergolong hipertensi stage 2 bertambah

karena subjek mengalami kenaikan tekanan darah. Hal ini dapat disebabkan karena

jumlah kunjungan subjek di Rumah Sakit Panti Rini lebih rendah dan kurangnya

2%

24%

49%

25%

Baseline

Normal Prehipertensi

6%

22%

37%

35%

Final

Hipertensi stage 1 Hipertensi stage 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

38

penggunaan obat kombinasi, sehingga tekanan darah final subjek mengalami

kenaikan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tekanan darah baseline jumlah subjek

penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih yang ditunjukan melalui gambar 6, jumlah

subjek penelitian paling besar berada pada klasifikasi hipertensi stage 1 sebanyak

42%. Jumlah subjek penelitian paling kecil dengan klasifikasi tekanan darah

hipertensi normal 3%. Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih menunjukan

tekanan darah final subjek penelitian paling banyak pada klasifikasi hipertensi stage 1

sebesar 36% dan paling sedikit pada klasifikasi normal sebesar 4%.

Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih menunjukan

tekanan darah final subjek penelitian mengalami penurunan terhadap tekanan darah

baseline setelah dilakukan proses terapi dengan menggunakan antihipertensi,

sehingga persentase untuk klasifikasi normal dengan tekanan darah <120 mm Hg

meningkat sebanyak 1%, prehipertensi meningkat 3%, dan hipertensi stage 1

berkurang 6%. Pada hipertensi stage 2 terjadi peningkatan sebesar 2% yang

disebabkan karena tekanan darah final beberapa subjek penelitian yang berada pada

klasifikasi hipertensi stage 1 mengalami kenaikan tekanan darah final, sehingga

persentase pada hipertensi stage 2 meningkat.

Diharapkan diakhir penelitian tekanan darah final pada klasifikasi normal

dan prehipertensi mengalami kenaikan persentase yang disebabkan karena tekanan

darah final subjek penelitian mencapai tekanan darah target, yaitu ≤ 130 mm Hg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

39

(berada pada klasifikasi normal dan prehipertensi), sehingga jumlah subjek pada

klasifikasi tersebut meningkat.

Menurut Benowitz dan Bourne (2006), kenaikan tekanan darah dapat

disebabkan gabungan dari beberapa faktor (multifaktor) seperti genetik, stres

psikologi, serta faktor lingkungan dan diet (peningkatan konsumsi garam dan karena

penurunan masukan kalsium).

Gambar 6. Profil Tekanan Darah Baseline dan Final Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih

4. Jumlah Kunjungan Subjek Penelitian

Jumlah kunjungan subjek penelitian selama periode penelitian 10 bulan

dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu subjek penelitian dengan kunjungan sebanyak 3-5

kali, 6-8 kali, 9-11 kali dan ≥ 12 kali.

Di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih, jumlah kunjungan subjek

penelitian paling banyak pada 3-5 kali kunjungan (53% dan 37%). Paling sedikit

dengan 9-11 kali kunjungan (6%) di Rumah Sakit Panti Rini, dan ≥ 12 kali kunjungan

( 8%) di Rumah Sakit Panti Rapih (Gambar 7). Jumlah kunjungan ≥ 12 kali tidak

3%

28%

42%

27%

Baseline

Normal Prehipertensi

4%

31%

36%

29%

Final

Hipertensi stage 1 Hipertensi stage 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

40

dilakukan oleh subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rini, sedangkan di Rumah

sakit Panti rapih subjek dapat melakukan kunjungan hingga 20 kali. Jumlah

kunjungan yang tinggi di Panti Rapih disebabkan karena pasien hanya mendapat

sebagian obat dari yang diresepkan sehingga subjek harus melakukan kunjungan

kembali untuk memperoleh sisa resep. Hal ini membuat jumlah kunjungan paling

sering dilakukan oleh subjek penelitian yang merupakan pasien Rumah Sakit Panti

Rapih.

Gambar 7. Profil Jumlah Kunjungan Subjek Penelitian

di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Jumlah kunjungan pasien yang rendah merupakan bentuk ketidaktaatan

pasien yang akan meningkatkan morbidity dan mortality pada penyakit kronis seperti

hipertensi (Fischer et al., 2010). Kunjungan yang rutin dapat memperbaiki kondisi

pasien, sehingga diharapkan dengan kunjungan yang semakin sering, tekanan darah

pasien dapat dikontrol, kondisi pasien dapat diperbaiki dan dapat mencapai tekanan

darah target.

53%41%

6% 0%

Rumah Sakit Panti Rini

3-5 kali 6-8 kali

37%

34%

21%

8%

Rumah Sakit Panti Rapih

9-11 kali ≥ 12 kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

41

5. Profil Jumlah Obat

Ketidakpatuhan secara signifikan berkaitan dengan penggunaan lebih dari 5

obat yang diresepkan (Siregar, 2006). Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rini

(Tabel IV) menunjukan jumlah obat antihipertensi yang paling banyak diterima

subjek penelitian sebanyak 5 macam obat, namun memiliki persentase terkecil (4%).

Subjek penelitian yang menerima terapi antihipertensi tunggal (menerima 1 macam

obat) memiliki nilai persentase terbesar yaitu 45% dengan jumlah penggunaan obat

antidiabetes paling banyak pada 1-2 macam (13%). Obat antidiabetes yang paling

banyak diterima subjek 6 macam obat dengan persentase penggunaan paling kecil.

Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih menunjukan jumlah obat yang

paling banyak diterima subjek penelitian berjumlah 5 macam obat dengan persentase

penggunaan paling sedikit (1%). Penggunaan obat antihipertensi di Rumah Sakit

Panti Rapih paling banyak menggunakan terapi kombinasi 2 macam obat

antihipertensi (43%) dengan jumlah penggunaan obat antidiabetes paling banyak pada

1-2 macam obat (33%) (Tabel IV).

Keberadaan penyakit penyerta dapat mempengaruhi pemilihan obat

antihipertensi sebab obat tunggal dapat bermanfaat untuk lebih dari satu penyakit,

jika obat tunggal belum cukup mampu mengontrol tekanan darah maka dapat

menggunakan terapi kombinasi (Benowitz, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

42

Tabel IV. Profil Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi dan Antidiabetes di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Jumlah obat anihipertensi

Jumlah obat antidiabetes

Rumah Sakit Panti Rini (n=51)

Rumah Sakit Panti Rapih (n=91)

Jumlah Subjek

Persentase (%)

Jumlah Subjek

Persentase (%)

1 1-2 13 25 16 18

3-4 10 20 8 9

5-6 0 0 1 1

2 1-2 8 16 30 33

3-4 4 8 11 12

5-6 0 0 0 0

3 1-2 4 8 14 15

3-4 3 6 5 5

5-6 0 0 0 0

4 1-2 4 8 2 2

3-4 3 6 2 2

5-6 0 0 0 0

5 1-2 1 2 0 0

3-4 0 0 1 1

5-6 1 2 0 0

Terapi kombinasi obat merupakan strategi yang efektif untuk mengendalikan

tekanan darah yang tinggi (stage 2) dan meminimalkan efek merugikan terkait dosis

karena pemberian terapi kombinasi memiliki efek saling melengkapi (Goodman dan

Gilman, 2011). Terapi kombinasi dapat berpengaruh pada ketaatan subjek. Menurut

Siregar (2006), jumlah obat yang diterima dapat mempengaruhi ketaatan pasien.

Umumnya, semakin banyak obat yang diterima maka ketaatan pasien akan menurun.

6. Profil Golongan dan Jenis Obat

Golongan obat yang digunakan di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

adalah diuretik, penyekat β adrenoreseptor, ACE inhibitor, antagonis angiotensin II,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

43

penyekat kanal kalsium dan golongan lain-lain yang ditunjukan oleh tabel V.

Golongan obat yang paling sering diresepkan adalah golongan penyekat kanal

kalsium dan yang paling sedikit adalah golongan diuretik di Rumah Sakit Panti Rini

dan golongan lain-lain di Rumah Sakit Panti Rapih.

Profil jenis obat yang dihitung merupakan jenis obat berdasarkan nama

generik obat yang diterima subjek penelitian yang ditentukan dengan menggunakan

ISO Indonesia volume 45 dan BNF edisi 52.

Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rini (Tabel 5) menunjukan obat

antihipertensi yang paling banyak diresepkan adalah amlodipin yang termasuk dalam

golongan penyekat kanal kalsium dan valsartan yang termasuk dalam golongan

antagonis angiotensin II. Obat antihipertensi yang paling sedikit diresepkan adalah

spironolakton yang merupakan golongan diuretik dan ramipril golongan ACE

inhibitor. Di Rumah Sakit Panti Rini jenis obat yang tidak diresepkan ada 4 jenis,

yaitu captopril, imidapril, irbesertan, dan telmisartan.

Hasil penelitian menunjukan obat antihipertensi yang paling banyak

diresepkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah valsartan yang termasuk dalam

golongan antagonis angiotensin II dan diltiazem yang termasuk dalam golongan

penyekat kanal kalsium. Obat antihipertensi yang paling sedikit diresepkan adalah

lisinopril yang merupakan golongan ACE inhibitor (Tabel 5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

44

Tabel V. Profil Golongan dan Jenis Obat di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Golongan

Jenis

Rumah Sakit Panti Rini

Rumah Sakit Panti Rapih

Jumlah

Persentase (%)

Jumlah

Persentase (%)

Diuretik furosemid 2 4 16 18 spironolakton 1 2 5 5 Penyekat β adrenoreseptor

bisoprolol 6 12 13 14

ACE inhibitor captopril 0 0 6 7 imidapril 0 0 9 10 lisinopril 6 12 3 3 ramipril 1 2 18 20 Antagonis angiotensin II irbesertan 0 0 9 10 telmisartan 0 0 5 5 valsartan 22 43 34 37 Penyekat kanal kalsium nifedipin 0 0 5 5 diltiazem 14 27 30 33 amlodipin 26 51 27 30 Lain-lain clonidin 6 12 5 5

Pemilihan obat bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Hipertensi

stage 1 menggunakan terapi farmakologi tahap pertama, sedangkan hipertensi stage 2

menggunakan terapi kombinasi (Sukandar dkk, 2009).

Menurut Hoffman dan George (2000); Goodman dan Gilman (2011), obat

antihipertensi golongan penyekat kanal kalsium merupakan terapi farmakologi tahap

pertama yang efektif yang memiliki kontrol terhadap tekanan darah yang baik dan

dapat mengurangi kejadian kardiovaskular pada pasien lanjut usia. Obat anti

hipertensi golongan lain-lain diberikan jika pasien tidak menunjukan respon yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

45

memadai terhadap kombinasi obat lain, namun penggunaan obat ini kurang, karena

tidak menurunkan risiko terhadap penyakit kardiovaskular yang merugikan.

B. Ketaatan Pasien

Ketaatan pasien dilihat dari hasil perhitungan persentase MPR, PDC dan PR.

Pasien dikatakan taat bila memiliki nilai MPR dan PDC ≥ 80% yang merupakan

kriteria ketaatan tinggi. Nilai MPR dan PDC dihitung berdasarkan jumlah obat yang

diterima dibandingkan jumlah hari pengobatan atau jumlah hari penelitian.

Data awal yang diperoleh berupa data subjek penelitian

mengambil/mengambil ulang obat yang diresepkan, dan data respon klinis berupa

data tekanan darah. Data akan diolah menggunakan persamaan MPR, PDC,

sedangkan ketaatan populasi dengan menggunakan PR.

Nilai MPR Rumah Sakit Panti Rini pada tabel VI menunjukan bahwa

ketaatan subjek penelitian dengan kriteria ketaatan tinggi sejumlah 10 subjek

penelitian (20%) dari total keseluruhan subjek penelitian dan untuk nilai PDC

sejumlah 15 subjek penelitan (29%). Jumlah ketaatan paling banyak ditemukan pada

kriteria ketaatan sedang dengan MPR sebesar 63% dan PDC 43%.

Tabel VI. Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Rumah Sakit Panti Rini Rumah Sakit Panti Rapih

Nilai MPR Nilai PDC Nilai MPR Nilai PDC

Ketaatan(%) ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50

Jumlah 10 32 9 15 22 14 45 37 9 42 32 15

Persentase(%) 20 63 18 29 43 28 50 41 10 46 35 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

46

Nilai MPR dan nilai PDC dengan kriteria ketaatan tinggi di Rumah Sakit

Panti Rapih memiliki proporsi paling besar yaitu sebanyak 45 subjek (50%) dan 42

subjek (46%) dari keseluruhan subjek penelitian di rumah sakit tersebut, sehingga

dapat dikatakan subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih lebih taat. Hal ini dapat

disebabkan karena jumlah kunjungan pasien di Rumah Sakit Panti Rapih lebih tinggi.

Sesuai dengan pernyataan Fischer et al. (2010) yang menyatakan bahwa jumlah

kunjungan pasien yang rendah menunjukan ketidaktaatan pasien.

Nilai MPR dan PDC pada masing-masing subjek penelitian memiliki nilai

yang berbeda, dikarenakan adanya perbedaan cara perhitungan. MPR didasarkan pada

jumlah hari sampai pengobatan terakhir yang dilakukan oleh subjek penelitian,

sedangkan PDC didasarkan pada jumlah hari pengobatan hingga akhir periode

penelitian .

Pengukuran ketaatan dengan metode tidak langsung, seperti MPR dan PDC

memiliki kelemahan, yaitu adanya kemungkinan pasien mengambil obat namun tidak

dikonsumsi, memerlukan sistem farmasi yang tertutup dan data respon klinis yang

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor (Osterberg and Blaschke, 2005). Faktor

penghambat dalam mengontrol hipertensi ada 3, yaitu terkait pasien, terkait dokter,

dan terkait lingkungan medis/sistem pelayanan kesehatan (Ogedegbe, 2008). Pada

penelitian ini faktor yang diamati adalah faktor terkait pasien.

Nilai PR menunjukan jumlah subjek penelitian yang tetap meneruskan

pengobatan pada bulan berikutnya, dinyatakan dalam persen (%). Persisten dari

pengobatan penyakit kronis seperti hipertensi sering kali rendah dikarenakan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

47

menebus resep sebab penyakit hipertensi relatif tidak memberikan gejala sehingga

pasien merasa tidak memerlukan obat (Siregar, 2006).

Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rini menunjukan PR cenderung

mengalami penurunan (Gambar 8). Penurunan paling tajam terjadi pada bulan ketiga.

Hal ini dikarenakan banyak subjek penelitian yang tidak meneruskan pengobatan

pada bulan tersebut. Pada bulan keempat terjadi peningkatan yang disebabkan karena

subjek penelitian kembali meneruskan pengobatannya.

Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih (Gambar 8) menunjukan PR

cenderung sama, namun terjadi penurunan paling rendah pada bulan kesepuluh. Hal

ini juga disebabkan karena subjek penelitian tidak meneruskan pengobatan pada

bulan terakhir periode penelitian.

Gambar 8. Nilai PR Bulan Februari-Oktober di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Penurunan PR disebabkan jumlah kunjungan yang rendah. Sebagian besar

subjek penelitian hanya melakukan kunjungan sebanyak 3-5 kali kunjungan, sehingga

2030405060708090

100

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Persentase

Bulan ke-Rumah Sakit Panti Rini Rumah Sakit Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

48

nilai PR pada bulan selanjutnya mengalami penurunan. Di Rumah Sakit Panti Rapih,

subjek penelitian melakukan kunjungan hingga ≥ 12 kali, sehingga nilai PR di Rumah

Sakit Panti Rapih cenderung lebih stabil.

Penurunan PR juga dapat disebabkan karena jumlah obat yang digunakan,

namun pada penelitian yang dilakukan hal ini tidak terbukti. Jumlah obat yang paling

banyak digunakan pada subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih sebanyak 2

macam obat antihipertensi, namun PR di Rumah Sakit Panti Rapih lebih baik dari

pada PR di Rumah Sakit Panti Rini yang banyak menggunakan 1 macam obat.

Ketidakpatuhan pasien rawat jalan disebabkan pasien tidak mengerti

intruksi, salah menginterprestasikan, dan kurangnya pengawasan (Siregar, 2006).

Pola makan yang kaya buah-buahan, sayuran, perilaku merokok, konsumsi alkohol

dan garam juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tekanan darah.

Perilaku ketidaktaatan pasien akan meningkatkan morbidity dan mortality

penyakit hipertensi sehingga untuk meningkatkan ketaatan pasien usaha yang dapat

dilakukan apoteker yaitu dengan mengidentifikasi faktor risiko, pengembangan

rencana pengobatan, menggunakan alat bantu kepatuhan, pemantauan terapi,

komunikasi dengan pasien, dan pemberian edukasi kepada pasien akan pentingnya

ketaatan serta akibat dari ketidaktaatan (Siregar, 2006).

C. Proporsi Tekanan Darah Target

Tekanan darah target dapat menunjukan berhasil tidaknya terapi yang

dilakukan. Tekanan darah target yang diinginkan pada penelitian ini adalah ≤ 130

mm Hg yang berada pada klasifikasi prehipertensi. Di Rumah Sakit Panti Rini jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

49

subjek penelitian yang berhasil mencapai tekanan darah target pada ketaatan MPR

tinggi sebesar 30% dan ketaatan PDC dengan kriteria ketaatan tinggi sebesar 20%,

namun jumlah subjek terbanyak yang berhasil mencapai tekanan darah target

ditemukan pada kriteria ketaatan rendah.

Hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rini tidak sesuai dengan pernyataaan

Krousel-Wood et al.(2010) yang menyatakan bahwa rendahnya ketaatan pasien

pengguna antihipertensi umumnya berkontribusi pada tekanan darah yang tidak

memenuhi target. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena tekanan darah

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kebiasaan merokok, pola makan, dan asupan

garam, jumlah kunjungan di Rumah Sakit Panti Rini yang relatif lebih rendah

dibandingkan Panti Rapih, kurangnya penggunaan terapi kombinasi obat selain itu,

penentuan tekanan darah target dilihat melalui tekanan darah final pasien yang

terukur pada kunjungan terakhir pasien sehingga hasil tekanan darah target dapat

tercapai walau perhitungan ketaatan MPR dan PDC rendah.

Tabel VII. Proporsi Pencapaian Tekanan Darah Target di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Rumah Sakit Panti Rini Rumah Sakit Panti Rapih MPR PDC MPR PDC

Ketaatan (%)

≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50

Jumlah subjek 3 8 3 3 6 5 19 13 2 17 12 4 Proporsi pencapaian TD target (%) 30 25 33 20 27 36 42 35 22 41 38 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

50

Di akhir penelitian Rumah Sakit Panti Rapih, jumlah subjek terbanyak yang

berhasil mencapai tekanan darah target yaitu pada kriteria ketaatan MPR tinggi (≥

80%) sebesar 42% dan ketaatan PDC dengan kriteria ketaatan tinggi sebesar 41%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

51

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. a. Profil pasien yang paling banyak ditemukan di Rumah Sakit Panti Rini dan

Panti Rapih pada range umur ≥ 60 dengan paling banyak subjek berjenis kelamin

perempuan. Tekanan darah baseline dan final paling banyak ditemukan pada

klasifikasi hipertensi stage 1 dan jumlah kunjungan paling banyak dilakukan

pada 3-5 kali kunjungan.

b. Profil jumlah obat yang memiliki nilai terbesar di Rumah Sakit Panti Rini

pada penggunaan 1 macam obat dan di Panti Rapih pada 2 macam obat.

Golongan antihipertensi yang paling banyak digunakan, yaitu penyekat kanal

kalsium dan jenis obat yang banyak digunakan adalah amlodipin, valsartan dan

diltiazem.

2. Ketaatan pasien ASKES di Rumah Sakit Panti Rini dengan nilai MPR tinggi

sebesar 20%, nilai PDC tinggi sebesar 29% dan nilai PR cenderung mengalami

penurunan. Jumlah subjek paling banyak ditemukan pada ketaatan sedang. Di

Rumah Sakit Panti Rapih ketaatan MPR dan PDC subjek paling banyak

ditemukan pada ketaatan tinggi sebesar 50% dan 46% dengan nilai PR

cenderung stabil.

3. Di Rumah Sakit Panti Rini proporsi pencapaian tekanan darah target pada

ketaatan MPR dan PDC tinggi sebesar 30% dan 20% dengan nilai proporsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

52

terbesar ditemukan pada ketaatan rendah. Di Rumah Sakit Panti Rapih nilai

proporsi paling besar ditemukan pada ketaatan MPR dan PDC tinggi yaitu

sebesar 42% dan 41%.

B. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian serupa di rumah sakit yang sama pada periode berbeda

setelah dilakukan evaluasi oleh pihak rumah sakit dalam meningkatkan ketaatan

pasien dan keberhasilan terapi yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

evaluasi yang telah dilakukan atau dapat dilakukan penelitian serupa di rumah

sakit yang berbeda.

2. Dapat dilakukan penelitian dengan membandingkan ketaatan pasien antara pasien

yang memiliki asuransi dan pasien yang tidak memiliki asuransi.

3. Dilakukan penelitian pengukuran ketaatan dengan membandingkan pengukuran

ketaatan secara langsung dan tidak langsung untuk mengetahui metode

pengukuran ketaatan yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

53

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2011, Diabetes Basics, http://www.diabetes.org/diabetes-basics/?loc=GlobalNavDB, diakses tanggal 15 Januari 2012.

Albert and Thomas, 2011, Medication Compliance Research : Still So Far To Go, http://jrnlappliedresearch.com/articles/Vol3Iss3/Wertheimer.htm, diakses pada tanggal 4 Mei 2011.

Aprianti, C. A. R. I., 2010, Evaluasi Pola Pengobatan dan Ketaatan dengan Homevisit

pada Pasien Hipertensi di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010, Skripsi,Fakultas Farmasi Univeritas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Badan POM, 2006, Kepatuhan Pasien: Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi,

Info POM Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BADAN POM RI), 7 (5), 1.

Behrman, Kliegman dan Nelson, A., 1996, Nelson Textbook of Pediatrics.15/E,

diterjemahkan oleh Wahab S., hal 372, EGC, Jakarta.

Benedich, A., and Richard, J. D., 2009, Preventive Nutrition: The Comprehensive Guide for Health Professionals,4th ed, Humana Press., New York, pp. 391.

Benowitz, N.L., 2007, Obat Antihipertensi in Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 10, EGC, Jakarta, pp. 180-181.

Benowitz, N.L., dan Bourne, H.R., 2006, Obat Antihipertensi in Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 9, EGC, Jakarta, pp. 128-147.

Cipolle, R. J., Linda, M.S., and Peter, C.M., 2004, Pharmaceutical Care Practise, University of Minnesofa, New York, pp.173-191.

Corwin, E. J., 2007, Buku Saku Patofisiologi, edisi revisi, EGC, Jakarta, pp. 625-630, 635

Darmawan, H., 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, kanisius, JGJ, pp. 93-98.

Elliot, W., and Peter, M., 2007, Incident Diabetes In Clinical Trials Of Antihypertensive Drugs, The Lancet.com, 369, 1514.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

54

Fischer, M.A., Margareth, R.S., Joyce, L., Christine, V., William, H.S., Alan, B., et al., 2010, Primary Medication Non-Adherence: Analysis of 195,930 Electronic Prescriptions, JGIM, 284.

Goodman dan Gilman, 2001, Goodman dan Gilman: The Pharmacological Basis of Therapeutics, diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa, hal. 850, EGC, Jakarta.

Goodman dan Gilman, 2011, Goodman dan Gilman: Pharmacology and Therapeutics, diterjemahkan oleh Sukandar, hal. 507-519, EGC, Jakarta.

Guyton, A.C., and Hall, J.E., 2006, Textbook of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Irawati, Ramadhani, D., Indriyani, F., Dany, F., Nuryanto, I., Rianti, S.S.P., dkk., hal. 1023, EGC, Jakarta.

Halim, M.C., 2011, Evaluasi Penggunaan Antidiabetes pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Hipertensi di IRNA Rumah Sakit Harapan Magelang, Skripsi, 2, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Hoffman, B.B., and George, C., 2000, Cardiovascular Disorder Hypertension, in Melmon and Morelli’s, Clinical Phamacology, Chapter 1, Mc Gram Hill, USA, pp. 65-66.

Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, buku 3 edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, pp. 617-618.

Krousel-Wood, Mutner, P., Islam, T., Moriky, DE., and Webber, LS., 2010, Barriers to and Determinants of Medication Adherence inHypertension Management: Perspective of the Cohort Study ofMedication Adherence among Older Adults (CoSMO), NIH Public Access, 8.

Joint National Committee, 2004, The Sevent Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, U.S. Departement of Health and Human Service, USA, pp. 12.

Manurung, B., 2011, Hubungan Pengetahuan Pasien Hipertensi dengan Kepatuhan Pasien dalam Pelaksanaan Program Terapi Hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan Rsup Haji Adam Malik Medan, Skripsi,Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mansjoer, A., Kuspuji, T., Rakhmi, S., Wahyu, I.W., dan Wiwiek, S., 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid pertama, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 518.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

55

McGinnis, B.D., Olson, K.L., Delate, T.M.A., and Stolcpart, R.S., 2009, Statin Adherence and Mortality in Patients Enrolled in a Secondary Prevention Program, The American Journal of Managed Care, (www.ajmc. com), 15 (10), 691.

McPhee, S.J., dan William, F.G., 2006, Pathophysiologi of Disease: an Introduction to Clinical Medicine, 5th ed, diterjemahkan oleh Brahm U., hal 340, EGC, Jakarta.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., dan Fisher, B.D., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, edisi 2, diterjemahkan oleh Agoes, H.A., hal 181-193, Widya Medika, Jakarta.

Nastiti, C.A., 2009, Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

National Heart Lung and Blood Institute, 2011, What Is High Blood Pressure?, http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp/, diakses tanggal 15 Januari 2012.

Nurhayati, 2010, Kajian Yuridis terhadap Pelaksanaan Asuransi Kesehatan di Semarang (Studi pada PT. ASKES (PERSERO) Cabang Semarang), Tesis, 22, 28, Universitas Diponogoro, Semarang.

Ogedegbe G. 2008. Barriers to Optimal Hypertension Control. The Journal of Clinical Hypertension, 10 (8), 644.

Osterberg, L., and Blaschke, T., 2005, Adherence to Medication, The New England Journal od Medication (NEJM), 353 (5), 488-489.

Patel, B.V., Remigio-Baker, R.A., Thibaud, P., Preblick, R., and Plauschinat, C.,

2008, Improved Persistence and Adherence to Diuretic Fixed-Dose Combination Therapy Compared to Diuretic Monotherapy, Biomed Central (BMC), http://www.biomedcentral.com/1471-2296/9/61, diakses tanggal 8 Oktober 2010.

Price, S. A., Wilson, L. M., 1982, Pathophysiology Clinical Concepts of Disease

Processes, diterjemahkan oleh Dharma, A., hal 427, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

56

PT. ASKES, 2011, Pelayanan Kesehatan Asuransi Sosial Jaminan Penyakit Berbiaya Tinggi, Info ASKES, 6.

Riskesdas, 2007, Riset Kesehatan Dasar, BPPK Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Robertson, T. A., Cooke, C. E., Wang, J., Shaya, F. T., and Lee, H. Y., 2008, Effect of Medication Burden on Persistent Use of Lipid-Lowering Drugs Among Patients with Hypertension, The American Journal of Managed Care (www.ajmc. com), 14 (11), 711.

Saseen, J.J., and Maclaughlin, E.J., 2005, Hypertension in DiPiro, J.T., Tarlbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6th ed, McGraw-Hill, New York, pp. 186-210.

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010, Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis, edisi 3

cetakan kedua, Sagung Seto, Jakarta, pp. 92-101. Sherwood, L., 2007, Human Physiology: from Cell to Systems, diterjemahkan oleh

Pendit, B.U., hal. 784, EGC, Jakarta. Sukandar, E.Y., Retnosari, A., Joseph, I.S., I ketut A., Adji, P.S., dan Kusnandar,

2009, Iso Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta, pp. 119. Sirait, F., 2003, Analisis Kepatuhan Penggunaan Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe-

2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2003, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Siregar, C. J. P., 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta, pp. 330-

339.

Titus, T., Badet, L., and Gray, Derek W.R. 2000, Location of Human β Cells in the Islets of the Pancreas, http://www-ermm.cbcu.cam.ac.uk, diakses tanggal 25 Maret 2011.

Tjay, T. H. dan Kirana R., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, edisi ketujuh, cetakan pertama, Gramedia, Jakarta, pp. 738, 741-742.

Triplitt, C.T., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2008, Diabetes Melitus in DiPiro, J(Ed), Pharmacotherapy: Patophysiologic Approach, 7th edition, McGraw-Hill, New York, pp. 1205-1237.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

57

Wahdah, N., 2011, Menaklukan Hipertensi dan Diabetes [Mendeteksi, Mencegah dan Mengobati dengan Cara Medis dan Herbal], Cetakan pertama, Multi Press, Yogyakarta, pp. 5, 7, 10, 12, 14, 30.

World Health Organization, 2012, Raised Blood Pressure, http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/, Diakses tanggal 13 Januari 2011.

World health organization, 2008, Cardiovascular Diseases, http://www.who.int/topics/cardiovascular_diseases/en/, Diakses tanggal 29 Maret 2011.

Yahya, 2011, Hipertensi, Jangan Biarkan Ganggu Jantung, http://health.kompas.com/read/2011/05/07/07013559/Hipertensi.Jangan.Biarkan.Ganggu.Jantung , diakses pada tanggal 21 Juni 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

58

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

59

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

60

Lampiran 3. Data Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini

TD jumlah

no sex age antihipertensi antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S1 F 72 calcigard glucodex 140 150 8 86 80 ethivask 80 90 S2 F 64 herbesser gludepatic 160 160 3 77 36 ethivask 80 100 S3 M 51 ramixal lodem 120 120 4 41 44 interpril gludepatic 80 80 lisinopril intervask S4 F 61 calcigard glucodex 150 100 6 77 76 gludepatic 90 50 glucobay eclid S5 F 62 maintate glucodex 160 170 6 63 63 clonidin gludepatic 100 100 ethivask glucobay valsartan S6 M 61 ethivask glucodex 120 140 7 89 101 lodem 90 90 gludepatic S7 M 59 calcigard glucodex 150 130 8 87 82 valsartan gludepatic 100 80 S8 M 44 ethivask glucodex 120 130 5 79 73 gludepatic 70 90 S9 M 69 ethivask lodem 150 140 5 75 85 gludepatic 100 90 eclid glucobay glucodex

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

61

TD jumlah

no sex age antihipertensi antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S10 F 55 intervask lodem 140 140 5 66 53 herbesser gludepatic 90 90 ethivask glucobay valsartan eclid glucodex S11 F 49 ethivask glucodex 170 190 3 50 38 gludepatic 100 110 S12 M 50 herbesser gludepatic 150 140 3 47 33 valsartan 80 90 amlodipin S13 F 62 calcigard glucodex 130 160 8 76 82 valsartan gludepatic 70 80 adalat glucobay eclid lodem metformin S14 M 67 intervask glucodex 130 110 8 85 81 ethivask gludepatic 90 70 eclid lodem glucobay metformin S15 F 56 herbesser novomix 160 160 7 67 74 ethivask 90 100 S16 M 59 herbesser humulin 160 150 9 90 94 valsartan gludepatic 70 80 adalat metformin maintate levemir carpiaton novorapid S17 M 67 adalat lodem 140 140 7 73 76 gludepatic 80 80 glurenorm S18 M 77 valsartan lodem 150 140 6 78 69 nifedipin gludepatic 90 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

62

TD jumlah

no sex age antihipertensi antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S19 M 66 valsartan gludepatic 150 140 4 57 60 90 80 S20 F 67 clonidin gludepatic 130 130 4 65 45 70 80 S21 M 67 calcigard lodem 140 140 8 79 86 gludepatic 80 80 glucobay eclid S22 F 57 intervask lodem 140 150 7 71 71 ethivask gludepatic 80 80 eclid glucobay metformin S23 M 71 herbesser lodem 120 160 8 79 87 calcigard 70 80 ethivask valsartan S24 F 58 calcigard glucodex 140 160 4 67 63 maintate gludepatic 90 90 valsartan S25 M 58 calcigard eclid 150 160 6 102 69 herbesser metformin 100 90 clonidin lodem glucobay gliformin S26 M 48 noperten lodem 100 150 4 44 47 calcigard gludepatic 100 90 clonidin eclid herbesser valsartan S27 M 67 intervask glucodex 160 170 7 78 76 ethivask gludepatic 80 100 valsartan herbesser

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

63

TD jumlah

no sex age antihipertensi antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S28 F 50 calcigard lodem 140 140 3 40 34 80 90 S29 F 67 calcigard glucodex 140 140 7 77 82 ethivask gludepatic 70 90 valsartan S30 F 67 valsartan glucodex 170 160 5 73 64 ethivask gludepatic 90 100 adalat noperten gralixa S31 F 51 amlodipin gludepatic 130 110 7 84 86 valsartan glucobay 80 70 ethivask glucodex eclid S32 F 59 valsartan glucodex 160 130 3 47 36 ethivask gludepatic 90 80 eclid S33 F 68 intervask glucodex 160 130 4 38 40 ethivask gludepatic 70 80 lodem S34 F 73 ethivask glucodex 190 160 6 72 72 clonidin gludepatic 100 80 adalat valsartan nifedipin gralixa S35 F 49 noperten lodem 150 130 6 60 62 gludepatic 90 90 glucobay eclid S36 M 58 herbesser lodem 150 140 3 70 92 90 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

64

TD jumlah

no sex age antihipertensi antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S37 M 63 intervask glucodex 150 130 5 59 53 valsartan gludepatic 90 80 ethivask novomix S38 F 62 herbesser glucodex 160 160 5 70 80 valsartan glucobay 100 100 noperten gludepatic maintate eclid S39 M 69 intervask glucodex 130 120 5 52 57 ethivask 80 80 S40 M 56 calcigard lodem 150 140 5 56 54 gludepatic glucodex eclid S41 F 68 clonidin glucodex 210 180 9 95 88 valsartan 100 100 adalat herbesser ethivask S42 F 62 herbesser lodem 150 130 6 64 61 90 70 S43 F 65 valsartan humalog 140 180 5 58 56 maintate novomix 80 100 S44 F 56 herbesser lodem 200 170 8 73 79 valsartan gludepatic 90 100 S45 M 87 adalat glibenklamid 130 180 4 66 41 gludepatic 70 90 glucobay eclid S46 M 59 calcigard glucodex 140 140 9 81 87 gludepatic 80 80 S47 F 58 herbesser glucodex 120 150 3 37 34 gludepatic 60 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

65

TD jumlah

no sex age antihipertensi antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S48 F 64 valsartan glucodex 140 160 3 61 35 gludepatic 90 100 S49 F 50 maintate lodem 140 150 5 81 55 herbesser gludepatic 80 90 S50 F 51 ethivask glucodex 130 130 4 73 47 gludepatic 80 100 S51 M 66 intervask novorapid 150 160 4 28 28 ethivask levemir 70 100 gralixa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

66

Lampiran 4. Data Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S1 F 80 herbesser glurenorm 180 180 6 70 68 valsartan 100 80 bisoprolol S2 F 73 valsartan lantus 110 150 10 93 99 furosemid glikuidon 80 90 S3 F 61 valsartan glurenorm 130 140 9 94 86 amlodipin 80 80 amdixal novask S4 M 76 clonidin glibenklamid 130 130 7 87 83 metformin 80 90 S5 M 72 adalat metformin 140 120 7 84 70 glimepirid 80 80 lantus S6 F 57 valsartan glibenklamid 180 150 4 50 41 amdixal 100 100 amlodipin clonidin S7 F 58 valsartan metformin 150 120 10 75 76 nifedipin glimepirid 80 80 amlodipin levemir clonidin glucob S8 M 72 micardis glucobay 160 160 8 74 76 adalat novomix 100 90 S9 F 82 valsartan glibenklamid 160 140 8 86 86 furosemid 90 90 amlodipin S10 M 75 amlodipin glucodex 140 140 8 57 60 concor metformin 80 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

67

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S11 F 69 amlodipin glimepirid 130 120 8 77 49 cardace 70 70 S12 F 72 diltiazem metformin 140 140 8 79 73 bisoprolol glimepirid 90 90 S13 F 65 herbesser glurenorm 130 120 9 89 95 metformin 80 80 S14 M 71 tanapress metformin 140 180 9 72 70 herbesser novorapid 80 80 irtan noperten S15 F 64 amdixal metformin 110 110 11 95 96 amlodipin 70 70 irtan S16 M 67 amlodipin glben 110 130 9 93 96 amdixal metformin 70 80 S17 F 70 clonidin glucobay 170 140 7 60 64 captopril metformin 90 70 amlodipin eclid valsartan amdixal S18 F 80 irtan gliquidon 130 170 20 91 99 valsartan glurenorm 80 amlodipin glimepirid S19 F 52 valsartan glurenorm 150 130 5 42 40 diltiazem metformin 90 80 eclid S20 M 57 valsartan metformin 130 130 3 81 30 amlodipin 90 80 S21 M 87 tanapress glimepirid 160 160 9 71 65 cardace gludepatic 90 90 herbesser metformin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

68

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S22 F 43 irtan metformin 140 120 18 89 93 amlodipin 90 80 norvask amdixal S23 F 60 captopril metformin 180 200 5 53 41 diltiazem novorapid 90 100 valsartan glimepirid S24 M 77 valsartan metformin 150 170 3 64 28 cardace glimepirid 90 100 concor glurenorm S25 F 58 amlodipin glimepirid 140 120 8 83 85 novomix 80 70 S26 M 82 herbesser glurenorm 120 140 6 72 56 irtan 80 80 S27 F 58 bisoprolol glimepirid 140 140 11 93 96 herbesser 95 90 valsartan S28 F 59 captopril glurenorm 140 150 8 88 87 cardace glimepirid 80 80 bisoprolol S29 M 73 amlodipin metformin 170 160 6 68 64 amdixal glimepirid 90 100 S30 M 58 adalat glurenorm 130 140 12 97 98 glucobay 90 90 S31 M 70 valsartan glimepirid 150 140 3 99 48 amlodipin lantus 80 80 tanapress S32 F 68 irtan metformin 160 130 9 89 94 micardis glimepirid 90 80 captopril valsartan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

69

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S33 F 78 valsartan novomix 150 150 8 97 111 amlodipin glurenorm 90 90 lantus S34 M 74 amlodipin glucovance 140 160 8 80 83 furo glimepirid 80 100 S35 M 41 cardace novomix 150 150 6 97 99 90 90 S36 M 82 cardace metformin 150 170 5 59 55 hyperil 80 80 S37 F 66 herbesser novomix 160 160 10 97 99 cardace Gludepatic 90 90 noperten glucobay valsartan bisoprolol S38 F 56 herbesser glucophage 150 160 5 39 38 maintate metformin 90 90 S39 F 56 irtan metformin 180 130 6 84 76 90 80 S40 F 57 amlodipin glimepirid 170 150 5 73 85 bisoprolol metformin 110 100 S41 F 59 cardace novomix 150 140 8 67 71 furosemid 90 90 S42 F 74 cardace glibenklamid 130 120 6 50 54 metformin 80 80 glucobay lantus S43 F 63 cardace novomix 150 130 7 69 66 herbesser 90 90 S44 M 66 tanapress glibenklamid 150 130 3 108 146 cardace metformin 100 90 eclid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

70

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S45 F 73 herbesser glucovance 160 160 4 54 55 valsartan glucobay 100 100 S46 M 58 bisoprolol glurenorm 130 150 5 111 124 valsartan levemir 80 100 eclid S47 M 48 tensivask glucodex 150 170 3 27 24 amlodipin metformin 95 100 cardace eclid herbesser S48 F 65 tanapress metformin 130 120 6 56 56 amdixal glimepirid 80 90 norvask amlodipin S49 F 76 valsartan glimepirid 150 140 4 47 47 amdixal metformin 90 90 amlodipin glucobay irtan glucodex S50 F 55 furosemid glucobay 120 110 9 95 96 glurenorm 80 70 lantus novomix glucophage S51 M 62 cardace metformin 130 120 5 89 58 80 80 S52 F 47 noperten novomix 130 140 7 59 57 tanapress lantus 80 90 metformin eclid

53 M 54 captopril glurenorm 150 150 5 94 116 metformin 100 95 S54 F 57 valsartan novomix 150 170 3 32 25 90 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

71

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S55 M 65 herbesser glurenorm 140 160 5 54 56 novomix 80 90 eclid S56 M 72 valsartan eclid 140 140 5 49 52 glimepirid 80 90 glucob lantus S57 F 65 valsartan glurenorm 150 170 3 87 93 herbesser 90 70 S58 F 56 herbesser glucophage 150 170 4 49 48 maintate metformin 90 90 S59 M 73 tensivask glimepirid 160 130 5 38 32 micardis metformin 90 90 nifedipin S60 M 78 furosemid novorapid 130 140 9 91 91 tanapres levemir 80 70 S61 F 44 herbesser glurenorm 130 150 5 59 66 tanapres glucodex 90 100 bisoprolol S62 F 65 herbesser levemir 160 160 9 87 88 amlodipin novomix 90 90 furosemid S63 M 75 furosemid glucovance 140 130 12 96 106 spironolakton glucobay 90 90 metformin glibenklamid S64 F 47 valsartan metformin 130 180 7 86 61 herbesser glimepirid 80 90 S65 FF 69 cardace metformin 130 140 8 98 90 valsartan 80 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

72

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S66 M 64 valsartan lantus 160 130 4 92 111 glucodex 100 90 glucobay S67 F 65 herbesser glurenorm 120 120 10 80 83 amlodipin glucovance 90 90 noperten S68 M 76 irtan gluvas 120 90 6 66 67 furosemid metformin 80 55 S69 M 51 herbesser novorapid 150 150 6 100 108 levemir 90 100 S70 F 50 herbesser glimepirid 160 150 4 72 68 valsartan lantus 90 90 S71 M 71 valsartan novomix 180 160 3 70 46 90 100 S72 M 60 irtan lantus 140 170 4 69 44 glurenorm 70 90 S73 M 61 furosemid novorapid 140 130 4 79 81 spironolakton lantus 90 80 S74 M 67 nifedipin lantus 140 150 14 96 96 adalat glibenklamid 80 90 micardis metformin herbesser clonidin S75 F 80 herbesser glurenorm 135 130 12 81 88 furosemid 80 70 spironolakton S76 M 67 herbesser glurenorm 170 150 5 94 117 eclid 100 90 lantus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

73

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S77 F 75 cardace glucovance 140 130 6 57 60 diltiazem 80 80 S78 M 74 cardace glurenorm 140 140 4 92 100 80 70 S79 F 64 furosemid glucodex 160 130 8 84 86 spironolakton glucob 80 80 valsartan S80 M 69 valsartan glucodex 125 150 11 85 86 furosemid glucobay 80 90 mixtard novomix S81 M 72 amlodipin glucovance 120 130 8 80 79 micardis metformin 80 80 glimepirid S82 M 69 tanapress levemir 180 140 11 90 96 cardace metformin 70 80 herbesser glurenorm S83 F 53 maintate glurenorm 120 160 12 79 86 valsartan 80 90 amlodipin S84 F 77 herbesser glurenorm 140 160 9 96 99 eclid 90 90 glucob S85 F 84 furosemid glimepirid 130 130 6 64 59 valsartan 70 60 S86 F 66 irtan glucovance 160 110 3 63 81 furosemid metformin 90 80 S87 F 68 valsartan novomix 150 150 5 27 28 90 80 S88 F 66 tanapress levemir 160 160 6 59 60 herbesser novorapid 70 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

74

antihipertensi

TD jumlah

no sex age antidiabetes awal

(mmHg) akhir

(mmHg) kunjungan MPR (%) PDC (%)

S89 F 64 amlodipin glimepirid 160 130 9 65 21 irtan metformin 100 80 S90 M 78 valsartan lantus 140 140 3 85 50 glibenklamid 100 80 Gludepatic S91 F 58 cardace novomix 140 161 4 59 49 furosemid 80 76 spironolakton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien askes hipertensi komorbiditas diabetes melitus di rumah sakit panti

75

BIOGRAFI PENULIS

Wenny Daniaty, dilahirkan di Krui, Lampung Barat pada

tanggal 1 Juli 1990. Anak Kedua dari 2 bersaudara, pasangan

Jahja Halim dan Imelda. Menempuh pendidikan di TK Dharma

Wanita (1995-1997), SDN 1 (1997-2002), SMPN 2 (2002-

2005), SMA Xaverius (2005-2008), dan melanjutkan di Fakultas

Famasi Universitas Sanata Dharma. Selama masa kuliah penulis

mengikuti organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia

sebagai seksi dana dan usaha dalam rangka pengobatan gratis, Ikatan Sehat

Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia sebagai peserta dalam kampanye informasi

obat, kepanitiaan Dies Natalis sebagai seksi acara dan seksi liturgi, kepanitiaan Open

House Paingan sebagai seksi P3K dan pendamping kelompok, dan menjadi asisten

dosen Botani Farmasi tahun ajaran 2010-2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI