plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · hubungan produksi, konsumsi, impor dan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PRODUKSI, KONSUMSI, IMPOR DAN HARGA BARANG SUBSTITUSI DENGAN HARGA BERAS NASIONAL
TAHUN 1984-2003
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
KRISTINA HATI AMALIA NIM: 021324001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN PRODUKSI, KONSUMSI, IMPOR DAN HARGA BARANG SUBSTITUSI DENGAN HARGA BERAS NASIONAL
TAHUN 1984-2003
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
KRISTINA HATI AMALIA NIM: 021324001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan hidup ini tak selalu mudah, berbatu terjal dan penuh liku.
Terkadang terluka dan menderita, namun akan tetap ku jalani. Badai
guntur ‘kan kuhadapi, jurang tebing kurayapi, duka lara pun ‘ku
alami. Demi meraih apa yang kucari.
(YR. Widadaprayitna)
Tuhan mengasihiku dan mempunyai rencana indah bagi hidupku.
Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang.
(Amsal 23 : 18)
Iya membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak
dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampe
akhir.
(pengkotbah 3 : 11)
Karya ini kupersembahkan untuk:
♥Tuhan Yesus
♥Bunda Maria
♥Bapak, Ibu, Kakak & Adik Tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN PRODUKSI, KONSUMSI, IMPOR DAN HARGA BARANG SUBSTITUSI DENGAN HARGA BERAS NASIONAL
TAHUN 1984-2003
KRISTINA HATI AMALIA 021324001
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan produksi, konsumsi, impor, dan barang subsitusi (jagung) dengan harga beras nasional tahun 1984-2003.
Penelitian ini termasuk jenis ex post facto. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data sekunder deret waktu selama 20 tahun yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS). Teknik pengumpuilan data dilakukan secara arsipal, yaitu mengumpulkan data dari arsip Biro Pusat Statistik (BPS). Data dianalisis dengan rumus koefisien korelasi linier berganda setelah dilakukan pengujian normalitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2008.
Hasil dari penelitia ini adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan positif dan siknifikan antara produksi beras dengan harga beras nasional; (2) ada hubungan negatif antara Konsumsi beras Nasional dengan harga beras nasional; (3) ada hubungan positif dan siknifikan antara impor dan harga beras nasional; dan (4) ada hubungan positif dan signifikan antara harga barang subsitusi dengan harga beras nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PRODUCTION, IMPORT AND SUBSTITUTIVE PRODUCT PRICE TOWARDS NATIONAL RICE
PRICE IN 1984 – 2003
KRISTINA HATI AMALIA 021324001
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of the research is to know the correlation between production, consumption, import and substitutive products (corn) toward national rice price in 1984-2003
The research is an ex post facto type. The data used in the research were secondary data type of time series for 20 years, taken from Statistical Central Board. The technique of data collection was done partially by collecting data from the archives of Statistical Central Board. The data was analyzed by applying formulation of multiple linear correlation coefficient after examined by test of normality. The research was conducted in September 2008.
The result of the research shows that: (1) there is positive and significant correlation between rice production and national rice price; (2) there is negative correlation between consumption of national rice and national rice price; (3) there is positive and significant correlation between import and national rice price; and (4) there is positive and significant correlation between substitutive products price and national rice price.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia
yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ Hubungan produksi, Konsumsi, Impor dan Harga Barang Subsitusi dengan
Harga Beras Nasional Tahun 1984-2003. Skripsi ini ditulis guna mendapat gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala
dukungan, bantuan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Maka
dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Pd.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan, Ketua
Program Studi, dan Dosen pembimbing I, yang dengan sabar dan penuh
perhatian memberi dukungan, arahan dan telah meluangkan waktu
ditengah kesibukan beliau, sehingga memberikan motivasi yang tinggi
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing
II, terimakasih atas bimbingan , nasehat dan telah bersedia meluangkan
waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Bapak Indra Darmawan, SE, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan
masukan dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terimakasih atas bimbingan abstrak dari
bapak.
6. Sekretariat Prodi Pendidikan Ekonomi (terutama Mbak Titin) yang telah
banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis.
7. Bapakku P Suyoto dan Ibuku C Ngatirah terima kasih atas segala kasih
sayang yang telah diberikan selama ini terima kasih pula atas segala
dukungan, doa, dan material yang diberikan kepada penulis.
8. Kakak dan adik tercinta mas herman dan mb ari, mas anton dan mb lala,
benny (pak kunting) dan keponakanku yang pinter dan centil anin. Terima
kasih doanya I Always Love You .
9. Kekasihku Yohanes Catur Kisworojati S.Psi, terima kasih atas semua doa
dan kasih sayang yang tetap aku rasakan, atas hari-hari indah kita, semoga
kelak impian kita terwujud. I Love You Forever.
10. Bapak Ignatius Suhadi dan ibu Theresia Sri Ngimpuni, terima kasih atas
semua dukungan dan doanya.
11. Temen-temen Bambang Tutuko 9. Billa (trims ya suby leptopnya), Rinna,
Yessy, Varo, Dian, Ariana, Eca, Endah, Nope, Velly terimakasih atas
canda tawa dan kebersamaan kita selama ini.
12. Temen-temen PE 2002. Yentri , endro (pakde), Yunarto, kresen, Ega,
Heny, Heny PA, Totok, Didik Terima kasih atas kebersamaan kita selama
ini. Sukses buat kalian !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
13. Dek lely makasih banget ya atas bantuan Power Poinya
14. Willy trims ya sobat atas jemputannya saat aku gak ada motor untuk
kekampus aku selalu ngerepotin kamu. Sukses selalu dan kalo nikah
undang aku ya
15. Temen-temen dan kenalan-kenalan baru yang selalu menghiasi depan
ruang dosen. Jangan patah semangat, ditunggu saja sampe dosenya datang,
yang sabar ya !!! Sukses buat kalian semua.
16. Mb Lely (Vion Salon), ana menil, Vanda makasih ya atas canda tawa dan
keceriaan serta persahabatan yang kalian berikan selama ini jangan sedih
ya kalau ditinggal.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
segala saran,kritik,dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan skripsi pada masa-masa yang akan datang sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta 25Agustus 2009
Penulis
Kristina Hati Amalia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTARA ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ v
MOTO DAN HALAMA PERSEMBAHAN ....................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Batasan Masalah ..................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 8
A. Mekanisme Harga dalam Perekonomian ................................ 8
B. Kebijakan Pemerintah tentang Perberasan Nasional .............. 13
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Beras .................... 18
1. Produksi .............................................................................. 18
2. Konsumsi ............................................................................ 20
3. Impor .................................................................................. 22
4. Barang Substitusi ............................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Penellitian Terdahulu ..................................................................... 25
E. Kerangka Pemikiran ................................................................ 27
F. Hipotesis ................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 30
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 30
B. Waktu ...................................................................................... 31
C. Objek Penelitian ...................................................................... 31
D. Data Yang Dicari .................................................................... 31
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ................................. 32
F. Jenis Data ................................................................................ 33
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 33
1. Pengujian Normalitas ......................................................... 33
2. Analisis Koefisien Linier Berganda ................................... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM .......................................................... 37
A. Keadaan Geografis .................................................................. 37
B. Pertanian ................................................................................. 38
1. Lahan Sawah ...................................................................... 38
2. Produksi .............................................................................. 40
C. Perkembangan Ekspor dan Impor ........................................... 41
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................... 44
A. Analisis Data ........................................................................... 44
1. Pengujian Prasyarat ............................................................ 44
2. Analisis Korelasi Berganda ............................................... 46
3. Analisis Korelasi Parsial ................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................. 50
BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
PENELITIAN ........................................................................ 52
A. Simpulan ................................................................................ 52
B. Keterbatasan ............................................................................ 53
C. Saran ....................................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 55
LAMPIRAN ....................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan II.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Pergeseran Kurva Penawaran ........................................ 20
Gambar II.2 Pergeseran Kurva Permintaan ....................................... 22
Gambar II.3 Pergeseran Kurva Penawaran ........................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Konsumsi Beras Nasional ……………………………….. 2
Tabel V.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 44
Tabel V.3 Hasil Analisis Nilai R 2 ....................................................... 49
Tabel V.4 Hasil Analisis Korelasi Parsial ............................................ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data .................................................................................... 57
Lampiran 2 Hasil uji Normalitas ........................................................... 64
Lampiran 3 Hasil Analisis Korelasi Berganda ...................................... 66
Lampiran 4 Hasil Analisis Korelasi Parsial ........................................... 68
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ............................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beras merupakan salah satu unsur penting dalam struktur anggaran
pemerintah. Salah satu komoditas tingkat harga-harga umum, pemerintah
menerapkan kebijakan khusus untuk pengadaan pangan. Kebijakan yang
dimaksud antara lain meliputi pemberian subsidi tentang harga pupuk,
penyedian kredit, penetapan harga gabah. Untuk pengadaan dan pengendalian
pangan ini pemerintah menyerahkan pengelolaanya kepada Badan Urusan
Logistik (BULOG).
Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar penduduk
Indonesia, menjadi komoditas yang strategis baik secara politis maupun
ekonomi. Kurangnya ketersediaan beras akan berdampak pada kerawanan
sosial maupun keamanan selain itu kelangkaan beras juga memicu naiknya
harga sehingga akan mempengaruhi laju inflasi nasiona. Oleh karena itu
berbagai upaya telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah guna menjaga
ketersedian pangan umumnya dan ketersedian beras pada khususnya, serta
menjaga stabilitas harganya. Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan
untuk tetap meningkatkan produksi beras adalah dengan melakukan upaya
intensifikasi bagi lahan pertanian yang tidak mungkin lagi dikembangkan.
Pada tahun 1984 Indonesia mencapai keberhasilan swasembada beras,
sebelumnya bahan makanan pokok ini masih harus diimpor. Bahkan pada
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tahun-tahun 1970-an Indonesia merupakan negara pengimpor beras terbesar
dunia. Tetapi sekarang ini indonesia merupakan salah satu negara pengimpor
beras dan diperkirakan jumlah impornya akan semakin besar. Padahal
sebagian besar penduduk negara Indonesia tingal di pedesaan dan bekerja
sebagai petni. Swasembada beras ini berdampak penting pada meningkatnya
kualitas gizi, pendapatan masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
Saat ini konsumsi beras masyarakat Indonesia tergolong sangat tinggi
yaitu 139,15 kg perkapita tiap tahun. Tingginya konsumsi beras telah
membuat upaya mencapai dan mempertahankan ketahanan pangan menjadi
berat. Ini karena luas areal tanam padi semakin sempit dan jumlah penduduk
terus bertambah. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel I.1 dibawah ini.
Tabel I.1
Konsumsi Beras Nasional (Ton)
TAHUN KONSUMSI BERAS
NASIONAL
1984 2049.00
1985 2054.00
1986 2059.00
1987 2064.00
1988 2132.67
1989 2201.33
1990 2270.00
1991 2256.67
1992 2243.33
1993 2230.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1994 2199.33
1995 2168.67
1996 2138.00
1997 2089.00
1998 2040.00
1999 1991.00
2000 1968.67
2001 1946.33
2002 1924.00
2003 1930.00
Sumber: Badan Pusat Statistik
Masuknya beras impor membuat petani menjadi semakin sulit menjual
hasil panennya, karena tersaingi beras impor yang bisa jadi lebih murah dan
sudah lebih dahulu masuk pasar. Kebijakan bulog yang menetapkan untuk
membeli gabah dari petani yang harganya relaif murah membuat petani padi
semakin terpuruk. Gabah tersebut nantinya akan digiling di tempat
pengilingan tertentu yang ditunjuk oleh bulog, kemudian beras yang bagus
kualitasnya akan disimpan digudang sebanyak-banyaknya dan akan dilepas di
pasaran setelah panen raya berakhir, sehingga harga beras akan melampung
tinggi.
Persoalan harga beras dari waktu ke waktu menimbulkan perdebatan
mengenai kebijakan impor beras yang mencakup besarnya jumlah, saat
pelaksanaannya, harga jual kemasyarakat, pelabuhan tujuan hingga masalah
parahnya penyelundupan. Jumlah impor berkaitan dengan jumlah produksi,
ketika panen melimpah sedang impor tetap dilakukan maka otomatis harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
akan anjlok. Sebaliknya, ketika terjadi puso (gagal panen) namun impor tidak
dilakukan maka harga beras akan melambung tinggi.
Dari segi waktu impor juga selalu menjadi bahan perdebatan antara
bulog dengan departemen pertanian. Bulog sebagai badan yang bertangung
jawab terhadap kesediaan barang pokok, termasuk beras, tidak mau
bersepekulasi dengan menunda-nunda pesanan ke luar negeri. Keterlambatan
impor bisa berakibat terjadinya kelangkaan beras, sehingga dapat
mengakibatkan harga beras menjadi melambung tinggi. Sebaliknya
departemen pertanian yang berjuang demi meningkatnya harga beras
menghendaki agar impor beras hanya dilakukan pada musim peceklik.
Turunnya harga beras menyebabkan petani mengalami kerugian. Kerugian
yang besar dan terus menerus dapat menghambat program pengentasan
kemiskinan. Dalam jangka panjang bisa menurunkan produksi dalam negeri
jika sebagian besar petani tidak mau lagi bertanam padi.
Sedangkan harga jual kepada masyarakat, sudah menjadi pengetahuan
umum bahwa harga beras impor umumnya lebih murah dibanding harga beras
lokal. Akibatnya beras lokal kurang laku sehingga harga terpaksa diturunkan.
Akibat selanjutnya petani banyak mengalami kerugian.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi masalah
pangan, adalah dengan melakukan diversifikasi pangan, dengan menggalakan
pangan lokal sebagai substitusi beras dan jaging. sebagai pengganti beras.
Pasalnya, selain harga yang relatif murah, yakni Rp 2.300 per kg-nya. Jagung
lebih mudah didapat apalagi di daerah pedesaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasar uraian di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian
dengan judul “HUBUNGAN PRODUKSI, KONSUMSI, IMPOR DAN
HARGA BARANG SUBSTITUSI DENGAN HARGA BERAS
NASIONAL TAHUN 1984-2003”
B. Batasan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah dikemukakan di atas terdapat
berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap harga beras nasional.
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan peneliti tidak meneliti
semua faktor yang berhubungan dengan harga beras nasional akan dikaji
dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya berfokus pada produksi, konsumsi,
impor,harga barang substitusi (jagung).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat
oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan produksi beras nasional dengan harga beras
nasional?
2. Bagaimana hubungan konsumsi beras nasional dengan harga beras
nasional?
3. Bagaimana hubungan impor beras dengan harga beras nasional?
4. Bagaimana hubungan harga barang substitusi (jagung) dengan harga beras
nasional?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis hubungan produksi beras nasional dengan harga
beras nasional.
2. Untuk menganalisis hubungan konsumsi beras masyarakat dengan harga
beras nasional.
3. Untuk menganalisis hubungan antara impor beras dengan harga beras
nasional.
4. Untuk menganalisis hubungan antara harga barang substitusi (jagung)
dengan harga beras nasional.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa
pihak, antara lain:
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi dalam
membut kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan harga beras
nasional.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan dan pengetahuan
bidang lain bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan memberikan informasi bagi peneliti lain yang berminat pada
masalah yang sama atau dengan masalah lain yang masih berhubungan
dengan masalah penelitian ini.
4. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini penulis memperoleh tambahan wawasan,
pengalaman, dan pengetahuan dalam mempraktikkan ilmu dan teori
yangdiperoleh dibangku kuliah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mekanisme Harga Dalam Perekonomian
Harga merupakan salah satu kekuatan penting dalam perekonomian
yang berorientasi pada pasar, dalam hal ini harga sering menjadi faktor
penentu dalam pembelian.Beberapa pengertian harga menurut para ahli:
Menurut Monroe (1992: 8) didefinisikan dalam konteks ekonomi
biasanya harga dipandang sejumlah yang harus kita keluarkan untuk
mendapatkan suatu barang yang kita inginkan, yaitu kita menganggap harga
sebagai suatu perbandingan formal yang mengindikasikan kualitas uang yang
diperlukan untuk memperoleh sejumlah barang atau jasa.
Menurut Gilarso (1992:70) harga adalah nilai (tukar) barang yang
dinyatakan atau diukur dengan uang, jadi antara nilai dan harga tidak sama.
Nilai tukar (suatu) barang diukur dengan membandingkanya dengan barang
lain, sedangkan harga diukur dengan uang. Nilai (value) suatu barang adalah
dasar untuk penentuan harga barang tersebut.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa harga adalah jumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Dalam hal ini hanya
menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan pembeli. Konsumen sering
menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam menentukan nilai suatu
barang. Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap tinggi tingkatanya dan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
barang yang mempunyai harga rendah dianggap rendah tingkatannya, oleh
karma itu penentuan harga jual haruslah diperkirakan baik-baik.
Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran dipasar. Keputusan
harga jual dibuat berulang-ulang karena biaya bukan merupakan satu-satunya
faktor penentu harga jual, karena selain itu harga jual dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi selera
konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat harga meliputi:
a. Keadan perekonomian
Sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, karena perubah kondisi
perekonomian sangat peka terhadap harga misalnya inflasi dan deflasi.
b. Permintaan dan penawaran
1. Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada
tingkat harga tertentu, pada waktu tertentu dengan catatan ceteris
paribus. Pada tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan
jumlah yang diminta lebih besar, sedangkan pada tingkat harga yang
lebih tinggi mengakibatkan jumlah beras yang yang diminati lebih
kecil.
2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada tingkat
harga tertentu pada waktu tertentu dengan catatan ceteris paribus , pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tingkat harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan
lebih besar.
c. Elastisitas permintaan
Sifat permintaan selain mempengaruhi tingkat harga juga mempengaruhi
volume penjualan. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume
penjualan berbanding terbalik artinya kepekaan perubahan permintaan
terhadap perubahan harga. Jika ada kenaikan harga maka volume
penjualan akan menurun sedangkan bila harga turun volume penjualan
akan meningkat.
d. Jenis – jenis pasar
1. Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah sebuah pasar dengan ciri penjual
dan pembelinya cukup banyak, perusahaan adalah pengambil harga,
setiap perusahaan mudah ke luar atau masuk, menghasilkan barang
serupa, terdapat perusahaan beras adalah contoh produk yang
mendekati jenis pasar persaingan sempurna., pembeli mempunyai
pengetahuan sempurna mengenai pasar.
2. Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah sebuah pasar dengan ciri tidak mempunyai
barang pengganti yang mirip, tidak terdapat kemungkinan untuk
masuk kedalam industri, dapat mempengaruhi penentuan harga,
promosi iklan kurang diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Pasar persaingan monopolistis
Pasar persaingan monopolistis adalah pasar yang berada diantara dua
jenis pasar yang ekstrim, yaitu persaingan sempurna dan monopoli.
Oleh sebab itu sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar
monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna. Ciri-
cirinya adalah terdapat banyak penjual, barangnya bersifat berbeda
corak, perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga,
kemasukan ke dalam industri relatif murah, persaingan
mempromosikan penjualan sangat aktif.
4. Pasar oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar dengan ciri menghasilkan barang standar
maupun barang berbeda corak, kekuasaan menentukan harga
adakalanya lemah dan ada kalanya sangat tangguh, pada umumnya
perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan.
e. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, karena jika tingkat harga
tidak dapat memenuhi biaya yang telah dikeluarkan mka akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahan, sedangkan jika tingkat harga
ditetapkan melebihi semua biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan
keuntungan.
Salah satu kebijkan harga hasil-hasil pertanian yaitu untuk
mengusahakan adanya keseimbangan antara pendapatan sektor pertanian dan
pendapatan diluar pertanian tanaman sektor industri. Karena adanya perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
struktur pertanian dan struktur iindustri maka tiap proses atau tahap
pembangunan ekonomi selalu membawa perubahan yang berbeda.
Ciri-ciri pokok perbedaan antara pertanian dan industri kebijaksanaan yang
diperlukan juga harus berbeda adalah (Mubyarto,1994:249).
a. Produksi pertanian sangat kurang pasti dan resikonya besar karena
tergantung pada alam yang kebanyakan di luar kekuasaan manusia untuk
mengontrolnya, sedangkan industri tidak demikian.
b. Pertanian memproduksi makanan pokok dan bahan mentah yang dengan
kemajuan ekonomi dan kenaikan tingkat hidup manusia permintaanya
tidak akan naik seperti pada permintaan barang industri.
c. Pertanian adalah bidang usaha dimana tidak hanya faktor-faktor ekonomi
saja yang menentukan tetapi juga faktor-faktor sosiologi, kebiasaan dan
lain-lain.
Petani menjual gabah atau padi yang dihasilkan kepada tengkulak atau
pedagang kecil dan sisanya diolah dan digunakan untuk keperluan sendiri.
Pedagang kecil ini kemudian menggilingkan padi atau gabahnya pada huler
kecil di desa dan langsung menjualnya pada penggilingan padi ataupun gabah
digiling sendiri lalu dijual kepada pedagang-pedagang besar (wholesales
grosir) lalu dijual lagi kepada pengecer.
Kebijakan harga dasar bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
petani dan untuk melindungi anjloknya harga pada masa panen. Dengan
adanya harga dasar, pemerintah bertujuan untuk memberikan jaminan
sehingga para petani menjual gabahnya dengan harga diatas batas minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
harga dasar gabah yang telah ditetapkan. Kebijakan ini diharapkan mampu
mewujudkan ketersediaan pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan
terjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Harga beras ditingkat grosir di Pasar Induk Cipinang Jakarta untuk
tahun 1995, pada bulan panen (Mei) harga beras cianjur yang biasa
dikonsumsi golongan tinggi adalah Rp 4.500,-/kg, sekarang ini mencapai Rp
5.000,-/kg (naik 11%), tahun 2003-2004 bergerak stabil sepanjang tahun Rp
4.500,-/kg. sedang beras IR-I untuk golongan menengah pada bulan panen
(Mei) harganya 2.800,-/kg sekarang ini Rp 3.500,-/kg (naik 25%) sebelumnya
bergerak stabil sepanjang tahun Rp 2.750,-/kg. sedang beras IR-III untuk
golongan berpendapatan rendah pada bulan Mei harganya Rp 2.400,-/kg
sekarang Rp 3.200,-/kg (naik 33%). Sebelum tahun 2003 harga beras IR-III
bergerak stabil Rp 2.500,-/kg, tahun 2004 bergerak stabil pada harga Rp
2.300,-/kg sepanjang tahun.( Gafar,2007:41)
B. Kebijakan Pemerintah Tentang Perberasan Nasional
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pengaturan impor beras
seperti tertuang dalam Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan No
9/MPP/Kep/2004. Sebagai mana tercantum di dalam inpres No 9 tahun 2002
tentang penetapan kebijakan perberasan. Inpres No 9/2002 bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional melalui
komponen-komponen kebijakan sebagai berikut: (a) kebijakan peningkatan
produktivitas dan produksi padi/beras nasional, (b) kebijakan pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diversifikasi kegiatan ekonomi petani padi, (c) kebijakan harga pembelian
gabah/beras oleh pemerintah, (d) kebijakan impor beras yang melindungi
produsen dan konsumen, (e) kebijakan pemberian jaminan penyediaan dan
penyaluran beras untuk kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan.
Berdasarkan elemen-elemen kebijakan tersebut dapat diketahui bahwa
kebijakan perberasan nasional merupakan suatu paket kebijakn yang terdiri
dari lima elemen kebijakan. Elemen kebijakan pertama (peningkatan
produksi), elemen kebijakan kedua (diversifikasi), dan elemen kebijakan
ketiga (kebijakan harga), dapat dipandang sebagai elemen kebijakan yang
mempromosikan agribisnis perberasan nasional. Adapun elemen kebijakan
keempat (kebijakan impor), dan elemen kebijakan kelima (distribusi beras
untuk keluarga miskin, Raskin) merupakan kebijakan yang melindungi petani
dan konsumen dari dampak negatif perdagangan beras internasional
Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan produksi padi nasional,
pemerintah tengah mempromosikan pengembangan system dan usaha
agribisnis berbasis usaha tani padi. Berbagai program promosi yang
dilaksanakan secara berkelanjutan adalah sebagai berikut: (a) pengembangan
infrastruktur mendukung usaha tani padi dan peningkatan akses petani
terhadap sarana produksi dan sumber permodalan, (b) peningkatan mutu
intensifikasi usaha tani padi dengan menggunakan teknologi maju, (c)
melaksanakan ekstensifikasi lahan pertanian terutama diluar jawa, (d)
peningkatan akses petani terhadap sarana pengolahan pasca panen dan
pemasaran. Pelaksanaan tersebut ternyata telah mendorong peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
produksi padi pada tahin 2003 mencapai 51,85 juta ton gabah kering giling,
atau meningkat sekitar 0,70 persen dibanding produksi tahun 2002. Adapun
produksi padi tahun 2003 meningkat menjadi 45,27 kuintal/ha, atau naik
sekitar 1,29 persen dibandingkan tahun 2002. Dalam jangka menengah,
program promosi peningkatan produktivitas usahatani padi ini diharapkan
dapat meningkatkan efesiensi dan daya saing usaha tani padi. Dengan
demikian, dalam jangka menengah tingkat proteksi terhadap komoditas padi
secara bertahap dapat dikurangi.
Rata-rata luas pemilikan lahan petani yang sempit, maka pendapatan
rumah tangga petani tidak mungkin dapat dicukupi jika petani hanya
mengandalkan usaha tani padi saja. Petani perlu melakukan diversifikasi
usahanya, guna meningkatkan pendaatan dan meningkatkan kemampuan
untuk mengantisipasi resiko produksi yang tinggi. Sehubungan dengan hal
tersebut, pemerintah tengah mempromosikan diversifikasi usaha di pedesaan
secara berkelanjutan, diantaranya melaui program diversifikasi pada tingkat
usaha tani, diversifikasi usaha yang terkait dengan usaha tani, diversifikasi
menurut wilayah pengembangan agro-ekosistem membentuk kawasan
agribisnis unggulan. Guna mendukung diversifikasi usaha pedesaan ini,
pemerintah secara terus menerus mengupayakan penyaluran kredit agribisnis
dengan bunga bersubsidi. Dengan adanya kredit ini, diharapkan petani dan
lembaga usaha dipedesaan dapat melakukan investasi dalam bidang usaha
agribisnis dan agroindustri. Kebijakan harga pembelian pemerintah bertujuan
agar petani padi menerima harga gabah yang layak, sehingga mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menerima insentif untuk meningkatkan produktivitasnya. Sebagai
implementasi dari kebijakan harga ini, pemerintah melalui perum bulog
melakukan pembelian gabah dalam negeri sejumlah 6-7 persen dari produksi
nasional dengan harga sesui dengan harga pembelian pemerintah.
Hasil pemantauan harga yang dilakukan oleh BPS menunjukkan
bahwa pada bulan april-juli 2004 rata-rata hara gabah kering panen yang
diterima petani berkisar antara 93,5-98,9 persen dari harga pembelian
pemerintah. Tetapi diluar musim tersebut harga yang diterima petani telah
sama atau lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah. Mencermati fakta
tersebut dapat dikatakan bahwa kebijakan harga mempunyai pengaruh yang
positif terhadap harga gabah dipasar, walaupun pada waktu itu kebijkan harga
ini belum didukung sepenuhnya oleh kebijakan impor beras. Hal tersebut
ditunjukkan oleh rata-rata harga nominal gabah petani pada tahun 2003
sebesar 99,0 persen dibandingkan dengan harga pembelian pemerintah.
Dalam jangka waktu empat tahun terakhir ini, harga beras dipasar
internasional cenderung menurun dari sekitar US$ 300/ton menjadi sekitar
US$175/ton. Perubahan di pasar internasional beras disebabkan antara lain
oleh: (a) terjadinya peningkatan produksi beras dimasing-masing negara
anggota ASEAN,cina dan India, (b) berkembangnya sarana transportasi dan
komunikasi, (c) menurunya laju peningkatan konsumsi beras karena
peningkatan pendapatan, (d) meningkatnya investasi di bidang produksi
padi/beras antar negara. Rendahnya harga beras dipasar internasional pada
saat ini tidak mencerminkan nilai ekonomis untuk memproduksinya, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
negara-negara eksportir beras menerapkan tariff bea masuk beras yang tinggi
(40-65 %), negara eksportir beras memberikan berbagai bentuk subsidi dan
subsidi ekspor, serta pasar beras internasional merupakan pasar residual,
dalam arti bahwa beras yang dijual murah tersebut adalah beras yang
mempunyai kualitas rendah dan tidak dikonsumsi didalam negeri. Keadaan ini
menyebabkan petani dalam negeri harus bersaing secara tidak adil dengan
petani luar negeri yang sarat dengan perlindungan dan subsidi. ( http; //www.
suara merdeka. Com/harian)
Kebijakan proteksi dengan pengenaan tariff impor sebesar Rp 430/kg
yang berlaku pada saat ini belum dapat melindungi petani dari rendahnya
harga beras di pasar internasional. Menurut perhitungan, masih ada perbedaan
sekitar Rp 200/kg antara harga gabah dalam negeri dan harga paritas ekspor
impor (setelah pengenaan tarif) dalam ekuivalen gabah. Perlindungan tersebut
akan semakin berkurang terutama pada saat musim panen raya, karena beras
impor dengan harga yang rendah tetap membanjiri sentra-sentra produksi padi.
(http; // www. Suara merdeka. Com / harian)
Sebagai alternatif dari kebijakan tarif, pemerintah telah melakukan
perlindungan petani dengan menerapkan kebijakan pengaturan impor beras
berdasarkan kepmen perindag No 9/MPP/Kep/1/2004 yang mengatur
perlarangan impor beras satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah panen raya
sehingga beras impor dilarang masuk ke ilayah Indonesia pada bulan Januari-
juni, dan pada periode di luar panen raya, beras impor dapat masuk dengan
pengaturan jumlah, tempat (pelabuhan), kualitas dan waktu. Dengan menutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
impor beras pada musim panen raya, diharapkan para petani yang selama ini
tidak pernah menikmati harga gabah yang bagus pada musim panen raya,
diharapkan dapat terlindungi dari serbuan beras impor yang harganya murah.
Dengan terbitnya keputusan mentri perindustrian dan perdagangan
Nomor 9/MPP/kep/1/2004 tentang peraturan impor beras, maka lengkaplah
instrument kebijakan perberasan nasional, terutama yang menyangkut
kebijakan perlindungan petani dalam negeri dari dampak negatif perdagangan
bebas besar di pasar internasional adalah kewajiban pemerintah, pemerintah
propinsi dan kabupaten /kota untuk melaksanakan kebijakan perbersan
nasional secara terkoordinasi, sistematis, konsekuen dan berkelanjutan.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Beras
1. Produksi
Jika jumlah produksi diperbesar, maka biaya produksi juga akan
bertambah. Pertambahan biaya yang diperlukan untuk menambah jumlah
produksi hanya akan dilakukan saat harga jual suatu barang lebih tinggi.
Pada umumnya para produsen hanya bersedia memperbesar jumlah barang
yang ditawarkan dalam jangka pendek pada saat harga jual lebih tinggi.
Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan untuk tetap
meningkatkan produksi beras adalah dengan melakukan upaya intensifikasi
bagi lahan pertanian yang tidak mungkin lagi dikembangkan misalnya pulau
jawa. Sedangkan perluasan areal pertanian dengan membuka lahan-lahan
sawah baru, dilakukan dipulau jawa, terutama didaerah transmigrasi. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perluasan areal dan peningkatan secara maksimal lahan yang telah ada,
pemerintah juga mendorong petani untuk bisa mengembangkan diri dalam
usaha agribisnis, sehingga petani akan sejahtera dari usaha tanaman lainya
selain padi.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga dasar gabah pada
pertengahan tahun 2002 adalah salah satu upaya untuk menarik petani agar
meningkatkan produksi padinya. Namun kebijakan itu tidak disertai dengan
kebijakan untuk menurunkan harga sarana produksi pertanian lainya, seperti
pupuk dan obat-obatan pertanian yang dirasakan petani sangatlah
memberatkan.
Hasil dari upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dapat
dilihat dari produksi beras yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Sementara itu, perkembangan luas panen walaupun secara umum mengalami
peningkatan, namun dalam dua tahun terakhir yaitu 2000 dan 2001
mengalami penurunan.
Secara teoritis pengaruh produksi terhadap harga adalah negatif
artinya jika produksi terus naik maka harga beras akan cenderung turun
akibat dari kelebihan produksi. Sebaliknya jika jumlah yang diproduksi
turun maka harga beras akan meningkat karena keterbatasan beras tersebut.
Seperti dalam ilustrasi gambar 2.1 nampak bahwa peningkatan produksi Q1
ke Q2 menyebabkan harga turun dari P1 ke P2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar II.1 Pergeseran Kurva Penawaran
2. Konsumsi
Konsumsi beras nasional dinilai sangat tinggi yaitu sekitar 139
kg/kapita /tahun, dibandingkan negara lain di Asia seperti Jepang 60 kg dan
Malaysia 80 kg per kapita per tahun, mengakibatkan permintaan beras di
dalam negeri tinggi dan tidak seimbang dengan ketersediaan. (http; // www.
Indef. or.id)
Akibat tingginya permintaan akan beras di dalam negeri tidak
seimbang dengan ketersediaan, sehingga untuk menutupi kekuranganya di
lakukan impor, tetapi mengimpor beras tersebut tidak mudah karena sering
ada penolakan dari petani dalam negeri.penyubang beras nasional sangat
tergantung dari prasarana dan sarana irigasi dimana 84 persen penyediaan
S2
S1
Q
D
Q1 Q2
P1 P2
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
airnya sangat tergantung pada kesediaan air sungai. Air sungai mengalami
kekurangan di musim kemarau dan akan mengancam penyediaan beras
nasional ,bila penyediaan pangan nasional terancam maka pemerintah bisa
goyah.
Faktor-faktor penentu pergerakan kegiatan konsumsi beras di
masyarakat: (a). tingkat pendapatan, tingkat pendapatan konsumen sudah
pasti akan mempengaruhi pola permintaan dan reaksi yang diberikan
apabila terjadi lonjakan harga. Rumah tangga konsumen berpendapatan
rendah akan sangat sensitif atas perkembangan harga. (b) jumlah penduduk
pertambahan jumlah penduduk satu wilayah dapat mempengaruhi pola
kebutuhan konsumsi beras didaerah tersebut. (c) selera konsumen selera
konsumen sudah pasti akan sangat berpengaruh pada jenis beras yang
dikonsumsi,terutama yang terjadi pada kelompok rumah tangga masyarakat
kebanyakan dan kelompok rumah tangga kaya. Kelompok rumah tangga
kebanyakan akan mengkonsumsi beras jenis kualitas sedang yang harganya
pun relative lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kualitas rendah. (http; //
businessenviroment.wordpress.com)
Secara teoritis pengaruh jumlah konsumsi terhadap harga beras
positif artinya semakin banyak jumlah konsumsi (permintaan beras) maka
harga cenderung meningkat , sebaliknya semakin sedikit jumlah konsumsi
beras maka harga semakin berkurang (turun). Seperti ilustrasi gambar 2.2
nampak bahwa peningkatan jumlah beras yang dikonsumsi naik Q1 ke Q2
menyebabkan harga akan ikut naik P1 ke P2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar II.2 Pergeseran Kurva Permintaan
3. Impor
Surplus beras 1,11 % ternyata tidak mengurungkan niat pemerintah
untuk mengimpor beras 210 ribu ton. Berbagai alasan dilakukan untuk
melakukan impor beras, seperti tingginya harga beras dipasaran, kekeringan
serta stok Badan Urusan Logistik (Bulog) yang berada dibawah satu juta
ton. ( http;//www.vhrmedia.net/home)
Harga pembelian pemerintah itu ternyata mempengaruhi harga
beras, kemudian kalo harga beras dinaikkan, itu resikonya harga akan naik,
harga akan naik itu banyak dampaknya. Kalau harga beras terlalu tinggi
masyarakat miskin makin kasihan. Sekarang harga beras rata-rata sudah
sekitar Rp 5000. sedangkan pendapatan buruh tani hanya sekitar Rp10000
P
Q
S
D1 D2
P2 P1
Q1 Q2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sampe Rp 15000, kalau satu kilo harga beras Rp 5000 sepertiga penghasilan
hanya untuk beli beras. Dengan harga beras semakin mahal dan tidak
terkendali sebenarnya tidak hanya kaum miskin perkotaan, tetapi juga petani
miskin yang menjadi konsumen beras akan tertekan dan makin sulit.
(http;//www.vhrmedia.net/home)
Secara teoritis pengaruh impor beras terhadap harga beras negatif
karena semakin banyak impor beras dari luar negeri kecenderungan harga
akan turun, sebaliknya semakin sedikit impor beras dengan harga murah
akan mengakibatkan harga beras dalam negeri akan mengalami kenaikan
karena saingan sedikit. Seperti dalam ilustrasi gambar 2.3 nampak bahwa
peningkatan jumlah impor Q1 ke Q2 menyebabkan harga turun P1 ke P2
Gambar II.3 Pergeseran Kurva Penawaran
P
Q
Q
S2
S1
P1 P2
Q1 Q2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Barang Substitusi
Negara kita Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai
suku, adat istiadat dan kebudayaan. Tiap daerah di Indonesia memiliki
berbagai macam-macam kebiasaan yang berbeda satu sama lain, salah
satunya adalah makanan pokok sehari-hari. Sebetulnya makanan pokok
masyarakat kita sangat beragam. Misalnya di wilayah sebelah timur, seperti
Maluku dan Papua makanan pokoknya adalah sagu, orang Madura dan
Nusa Tenggara Timur makanan pokoknya jagung , masyarakat pedalaman
di Sumatra seperti orang Mentawai, makanan pokoknya ubi-ubian,
sedangkan pulau yang paling padat yaitu pulau jawa makanan pokoknya
beras (nasi).
Namun saat ini masyarakat sudah jarang yang mengkonsumsi
jagung,sagu, dan umbi-umbian sebagai bahan makanan pokok yang berasal
dari daerah masing-masing,hal ini disebabkan karena mereka lebih gemar
mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Saat ini mereka sudah
terbiasa mengkonsumsi beras, tanpa beras atau nasi mereka belum merasa
kalau mereka sudah makan meskipun mereka sudah makan dengan jagung
dan umbi-umbian. Akibatnya konsumsi beras di Indonesia terus bertambah.
Secara teoritis pengaruh harga barang subsitusi (jagung) terhadap
harga beras positif artinya jika harga barang subsitusi (jagung) naik maka
konsumen akan beralih ke beras dan harga beras akan ikut naik, sebaliknya
harga barang subsitusi (jagung) turun maka konsumen akan beralih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kejagung sehingga harga beras cenderung diturunkan untuk menarik
konsumen.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilaksanakan oleh Angga Cahya Widhayati, SE ini
dibukukan dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan Deskriptif Terhadap
Impor Beras Di Indonesia tahun 2000-2004”
Jenis penelitian ini bersifat deskriptis dimana peneliti berusaha
mengungkapkan permasalahan yang timbul dengan cara mendeskripsikan
atau memaparkan permasalahan yang digunakan sebagai bahan penelitian.
Sedangkan objek penelitian yang digunakan adalah impor beras
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Analisis Produksi dan Konsumnsi Beras
Analisis produksi dan konsumsi beras indonesia digunakan untuk
mengetahui kuantitas produksi dan konsumsi beras indonesia. Kuantitas
produksi dan konsumsi indonesia diterangkan dengan menggunakan tabel
luas panen, prediksi dan rata-rata perhektar padi, selain menggunakan
tabel juga dilengkapi dengan mengunakan grafik rata-rata komposisi
pengunaan beras Indonesia, produksi gabah kering giling Indonesia, dan
grafik produksi dan kebutuhan beras Indonesia yang semua angkanya
diterangkan dalam nilai. Perkembangan produksi padi dan produksi beras
indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunya, akan tetapi
peningkatan produksi beras tersebut tidak sebesar peningkatan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan konsumsi beras masyarakat indonesia yang cenderung meningkat tiap
tahunya.
2. Analisis Kuantitas dan Nilai Impor Beras Indonesia
Analisis kuantitas dan nilai impor beras Indonesia dijelaskan dengan
menggunakan grafik impor beras Indonesia untuk mengetahui kuantitas
impor beras Indonesia. Sedangkan tabel impor beras menurut negara asal
utama untuk mengetahui nilai impor beras menurut negara asal utama
yang angkanya diterangkan dalam nilai. Perkembangan impor beras
Indonesia tiap tahunnya cenderung meningkat untuk mengetahui pasokan
beras dipasar dalam negeri. Indonesia memang harus melakukan impor
beras maka akan menimbulkan persaingan harga antar beras domestik
dengan beras impor.
3. Analisis Harga Beras Domestik dan Harga Beras Internasional
Analisis harga beras domestik dengan harga beras internasional digunakan
untuk mengetahui perkembangan harga beras domestik dan harga beras
internasional. Analisis ini dijelaskan dengan mengunakan tabel harga
eceran beras dipasar bebas diberbagai kota di Indonesia dalam satuan Rp
per kilogram dan US $ per metric ton dan tabel harga beras di pasaran
internasional dalam satuan US $ per metric ton dan perkilogram.
Indonesia pada tahun 1984, pernah diakui dunia sebagai negara yang
telah berswasembada beras. Tetapi sekarang Indonesia merupakan salah satu
negara pengimpor beras. Padahal sebagaian besar penduduk negara Indonesia
tinggal dipedesaan dan bekerja sebagai petani. Tingginya impor beras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Indonesia membuat para petani makin sulit menjual hasil panennya, karena
tersaingi oleh beras impor.Dalam hal ini kecenderungan meningkatkan impor
beras Indonesia meliputi produksi dan konsumsi beras Indonesia, kuantitas
dan nilai impor beras Indonesia, serta harga beras Indonesia dan harga beras
internasional.
Hasil penelitian didapatkan bahwa konsumsi beras masyarakat
Indonesia yang masih tinggi, yaitu sekitar 135 kilogram per kapita per tahun
mengakibatkan kebutuhan beras masyarakat Indonesia cenderung meningkat
setiap tahunya. Sedangkan peningkatan produksi beras Indonesia setiap
tahunnya tidak sebesar peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras perlu dilakukan
impor beras. Hal ini mendorong kuantitas impor beras Indonesia meningkat.
Kekeringan dan bencana alam yang menimpa beberapa negara di
dunia sepanjang tahun 2003 dan tahun 2004, mengakibatkan pasokan beras
dipasar internasional mengalami penurunan, sehingga harga beras
internasional menjadi meningkat. Meningkatnya harga beras internasional
tersebut mengakibatkan harga beras domestic (nasional) juga mengalami
kenaikan.
E. Kerangka Pemikiran
Hubungan antara produksi beras nasional dengan harga beras nasional
adalah negatif. Hal ini terjadi karena produksi beras nasional meningkat maka
jumlah beras yang ditawarkan juga meningkat konsekuensinya harga beras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
nasional akan turun. Hal ini terjadi karena ada kelebihan jumlah beras yang
ditawarkan. Sebaliknya jika produksi beras nasional turun maka jumlah beras
yang akan ditawarkan akan berkurang. Akibatnya harga beras nasional akan
meningkat hal ini terjadi karena beras menjadi langka.
Hubungan antara konsumsi beras nasional dengan harga beras nasional
adalah positif. Hal ini terjadi karena jumlah konsumsi beras nasional
meningkat maka jumlah beras yang diminta juga akan meningkat.
Konsekuensinya harga beras nasional akan meningkat. Sebaliknya semakin
sedikit jumlah konsumsi beras nasional maka harga beras nasional semakin
berkurang atau turun.
Hubungan antara impor beras dengan harga beras nasional adalah
negatif. Hal ini terjadi karena semakin banyak impor beras dari luar negri
kecenderungan harga beras nasional akan turun. Sebaliknya semakin sedikit
impor beras dengan harga murah akan mengakibatkan harga beras dalam
negeri akan mengalami kenaikan karena kekurangan supplay beras.
Hubungan antara harga barang subsitusi (jagung) dengan harga beras
nasional adalah positif. Hal ini terjadi karena harga barang subsitusi naik
(jagung) maka konsumen akan beralih mengkonsumsi beras sehingga harga
beras akan ikut naik. Sebaliknya harga barang subsitusi (jagung) turun maka
konsumen akan beralih ke jagung sehingga harga beras cenderung turun untuk
menarik konsumen kembali mengkonsumsi beras. Hubungan antara variabel-
variabel bebas dengan variabel terikat dapat digambarkan dalam bagan berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Bagan II.I
Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis
1. Ada hubungan negatif dan signifikan antara produksi beras nasional dan
harga beras nasional
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara konsumsi beras nasional dan
harga beras nasional.
3. Ada hubungan negatif dan signifikan antara impor beras dan harga beras
nasional.
4. Ada hubungan positif dan signifikan antara harga barang subsitusi (jagung)
dan harga beras nasional.
PRODUKSI BERAS NASIONAL (X1 )
KONSUMSI BERAS NASIONAL (X 2 )
IMPOR BERAS (X 3 )
HARGA BERAS NASIONAL (Y)
HARGA BARANG SUBTITUSI (X 4 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini merupakan keseluruhan dari prosedur dan
alat yang digunakan dalam penelitian. Penentuan metode penelitian
menjadi sangat penting karena digunakan untuk menentukan jawaban dari
permasalahan yang diteliti.
Dengan menggunakan metode kualitatif dan kuatitatif diharapkan
dapat memberikan deskripsi yang mendalam tentang hubungan antara
produksi konsumsi impor dan barang subsitusi dengan harga beras
nasional tahun 1984-2004.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian ex post
facto untuk menelaah secara mendalam mengenai permasalahan yang
diteliti. Ex post facto adalah jenis penelitian yang mana dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoaalkan itu berlangsung dan data yang
diperoleh tidak dapat dimanipulasi. Menurut Winarno (1990 : 139),
penelitian ilmiah adalah jenis penelitian yang mana data dikumpulkan
setelah setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah berlangsung.
Dengan menggunakan jenis penelitian ex post facto, peneliti
mencari berbagai sumber yang ada melalui koleksi buku-buku Badan
Pusat Statistik, internet, koran-koran. Dari data tersebut selanjutnya diolah
dan dianalisis kemudian ditarik kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
hanya berlaku bagi objek data yang diteliti. Variabel yang diamati adalah
produksi bertas, konsumsi beras, impor beras, harga barang subsitusi
(jagung), untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai dampak atau
pengaruh harga beras nasional tahun 1984-2003. penulis memiliki alasan
yang objektif mengambil tahun 1984-2003, yang pertama akan terlihat
seberapa pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat apabila
menggunakan waktu yang range panjang yaitu 20 tahun.
B. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2008
C. Objek Penelitian
Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah:
1. Produksi beras nasional
2. Konsumsi beras masyarakat
3. Impor beras
4. Harga barang substitusi (jagung)
5. harga beras nasional
D. Data yang dicari
1. Data produksi beras nasional diukur dalam satuan ton selama periode
1984-2003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Data konsumsi beras diukur dalam satuan ton selama periode 1984 -
2003.
3. Data impor beras diukur dalam satuan ton selama periode 1984 -2003.
4. Data harga jagung diukur dalam satuan Rp/Kg selama periode 1984 -
2003.
5. Data beras harga nasional diukur dalam satuan ton selama periode
1984-2003.
Pengambilan data dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan
atau peneliti. Penulis mengambil data tahun 1984 -2003, dengan
pertimbangan bahwa data tersebut merupakan data terbaru dan juga antara
tahun 1984 – 2003 di Indonesia banyak sekali kejadian – kejadian yang
berhubungan dengan beras nasional.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Bebas ( Independent Variabel )
Variabel bebas adalah variabel yang akan menjelaskan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah produksi beras nasional
(X1 ), konsumsi beras (X 2 ), impor beras (X 3 ), dan harga barang
substitusi (jagung) (X 4 )
2. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )
Variabel terikat adalah variabel yang akan dijelaskan oleh variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Harga beras
nasional (Y).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
F. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data
sekunder deret waktu (time series) selama 20 tahun (1984 -2003) yang
diambil dari Badan Pusat Statistik.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan atau mencari data dengan
jalan membaca atau melihat data yang tersedia yang berkaitan dengan
masalah penelitian yaitu produksi beras nasional, konsumsi beras, impor
beras, harga barang substitusi (jagung).
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
setiap data variabel, digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 11. Jika
nilai α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah α = 0,05
maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-
masing variabel mempunyai nilai diatas 0,05 maka dapat disimpulkan
baahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji
Kolmogorov- Smirnov sebagai berikut ( Ghozali, I. 2002:36):
D = Max Fo(Xi) – SN (Xi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Keterangan :
D = Devisi Maksimum
Fo (Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
SN = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf siknifikan 5%
(α = 0,05) maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya
jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka distribusi dikatakan normal.
2. Analisis Koefisien Korelasi Linier Berganda
Analisis koefisien korelasi linier berganda digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen (X1
sampai X5) terhadap variabel dependen (Y), maka digunakan teknik
koefisien korelasi linier berganda (Sugiyono, 1999: 218)
R 1.Χy4321
2433214321
2222
432 124321
xxxx
xxxxxyxyxyxyx
rrrrrryxryxryxryxr
−
−+++=ΧΧΧ
Keterangan:
Ry.Χ 1Χ 2Χ 3Χ 4 = koefisien korelasi linier berganda antara X1,X2,X3,X4,
secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1 = Koefisien korelasi X1 dengan Y
ryx2 = Koefisien korelasi X2 dengan Y
ryx3 = Koefisien korelasi X3 dengan Y
ryx4 = Koefisien korelasi X4 dengan Y
r x1x2x3x4 = koefisien korelasi X1, X2, X3, X4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Y = Harga beras nasional
X1 = Produksi beras nasional
X2 = Konsumsi beras
X3 = Impor beras
X4 = Harga barang subsitusi (jagung)
Nilai r dapat bervariasi dari + 1 melalui 0 hingga – 1
1. Apabila nilai r = + a1 atau mendekati + 1, maka hubungan positif dan
sangat kuat
2. Apabila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan atau
lemah sekali
3. Apabila nilai r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan negatif dan
sangat kuat.
Batasan-batasan yang dipakai untuk korelasi (Mubyarto dan
Suratno, 1986: 103) adalah:
r = 0,8 – 1,00 berarti korelasi sangat kuat
r = 0,7 – 0,799 berarti korelasi kuat
r = 0,4 – 0, 699 berarti korelasi sedang
r = 0,2 – 0,399 berarti korelasi lemah
r = 0,0 – 0,199 berarti korelasi sangat lemah.
Uji F
F = )1/()1(
/2
2
−−− knRkR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Keterangan :
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sempel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis
Indonesia terletak antara 6 0 08 lintang utara dan 11 0 15’ lintang
selatan dan antara 94 0 45’ bujur timur dan 141 0 05’ bujur timur. Negara
kesatuan yang berbentuk republik ini sejak tahun 2005 dibagi menjadi 33
propinsi dengan 3 tambahan propinsi yaitu kepulauan riau, sulawesi barat,
dan irian jaya barat. Pada tahun 2005 propinsi-propinsi tersebut terdiri dari
349 kabupaten, 91 kota, 5.641 kecamatan dan 71,555 desa.
Negara indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, hal ini
dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk lahan
pertanian dari luas lahan yang ada di indonesia 71,33 persen digunakan
untuk usaha pertanian, yaitu untuk kebun, tegal, ladang, tambak, kolam,
lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perkebunan negara/swasta dan sawah.
Sedangkan sisanya digunakan oleh pekarangan/lahan untuk bangunan dan
halaman sekitarnya, padang rumput serta lahan yang sementara tidak
diusahakan.
Pada tahun 2004 luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian
mencapai 52,36 juta hektar, sedangkan luas lahan yang tidak diusahakan
untuk pertanian sebesar 21,05 juta hektar. Luas lahan tersebut belum
termasuk luas lahan yang ada di propinsi maluku dan papua. Bila dirinci
menurut penggunaanya, lahan yang paling luas adalah lahan yang
digunakan untuk perkebunan yaitu sebesar 19,57 juta hektar (26,66
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
persen). Urutan terbesar selanjutnya lahan yang digunkan untuk
tegal/kebun sebesar 14,88 juta hektar (20,27 persen), kemudian lahan
untuk tanaman kayu-kayuan dan sawah masing-masing sekitar 9,45 juta
hektar dan 7,696 juta hektar (12,87 persen dan 10,48 persen). Selain itu
lahan yang sementara tidak diusahakan mencapai 12,42 juta hektar (16,92
persen) sedangkan untuk bangunan dan halam mencapai 5,56 juta hektar
(7,57 persen). Penggunaan untuk padang rumput dan tambak sebesar 3,07
juta hektar (4,19 persen) dan 0,54 juta hektar (0,37 persen). Penggunaan
lahan terkecil adalah sekitar 0,32 juta hektar (0,31 persen) untuk
kolam/tebet/empang.
B. Pertanian
1. Lahan Sawah
Lahan sawah di indonesia ini pada tahun 2005 seluas 7,89 juta
hektar. 3,24 juta hektar (41,03 persen) diantaranya berada di jawa dan 4,6
juta hektar (58,97 persen) d luar jawa. Dari 4,65 juta hektar lahan sawah di
luar jawa dan sumatra masih sebagai wilayah dengan potensi lahan sawah
terbesar dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya.
Lahan sawah di jawa terluas terdapat di propinsi jawa timur 91,10
juta hektar), diikuti oleh jawa tengah (968 ribu hektar) dan jawa barat (918
ribu hektar).Sedangkan di luar jawa lahan sawah terluas terdapat di
propinsi Sumatra Utara (575 ribu hektar), Sulawesi Selatan (569 ribu
hektar) dan Sumatra Selatan (484 ribu hektar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Menurut jenis pengairannya, lahan sawah di Indonesia terdiri dari
lahan sawah irigasi teknis 2,19 juta hektar (27,72 persen0, lahan irigasi
setengah teknis 990 ribu hektar (12,56 persen0, irigasi sederhana 1,58 juta
hektar (19,99 persen), lahan sawah tadah hujan 2,09 juta hektar (26,49
persen) dan lahan sawah pasang surut serta laiannya masing-masing 658
ribu hektar (8,34 persen) dan 387 ribu hektar (4,91 persen).
Lahan sawah irigasi teknis di Jawa terluas ada di propinsi Jawa
Timur yaitu 641 ribu hektar, serta propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat
relatif sama yaitu masing-masing seluas 382 ribu hektar dan 377 ribu
hektar. Sedangkan propinsi di luar jawa dengan luas lahan sawah
irigasiteknis tersebar adalah Sulawesi Selatan yaitu 154 ribu hektar dan
diikuti oleh propinsi lampung 103 ribu hektar.
Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat mempunyai lahan sawah
irigasi setengah teknis terluas di jawa yaitu 120 ribu hektar dan 119 ribu
hektar diikuti oleh propinsi Jawa Timur seluas 110 ribu hektar. Sedangkan
di luar jawa, sawah irigasi setengah teknis terluas terdapa di propinsi
Sumatra Utara 78 ribu hektar dan Nusa Tenggara Barat 74 ribu hektar.
Lahan sawah sederhana di Jawa terluas terdapat di propinsi Jawa
Barat dan Jawa Tengah masing-masing selauas 250 ribu hektar dan 188
ribu hektar. Lahan sawah irigasi sederhana d luar jawa terluar terdapat di
propinsi Sumatra Utara 232 ribu hektar, Sulawesi Selatan 131 ribu hektar
dan Nanggroe aceh Darusalam seluas 108 ribu hektar. Selain sawah
dengan sistem irigasi, terdapat lahan sawah tadah hujan, pasang surut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
lainnya. Ternyata di luar jawa masih banyak mengandalkan curah hujan
sebagai sumber air bagi usaha tani di lahan sawah.
2. Produksi
Produksi padi pada tahun 2006 sebesar 54,40 juta ton gabah kering
giling (GKG) atau naik sebesar 250,92 ribu ton jika dibandingkan dengan
produksi padi tahun 2005.Kenaikan produksi terjadi karena peningkatan
produktivitas sebesar 0,44 kuintal/hektar, sedangkan luas panen
mengalami penurunan seluas 58,69 ribu hektar. Di Jawa produktivitas naik
sebesar 0,38 kuintal/hektar dan luas panen turun seluas 4,36 ribu hektar.Di
luar jawa, produktivitasnya naik sebesar 0,44 kuintal/hektar dan luas
panen turun seluas 54,33 ribu hektar.
Produksi jagung tahun 2006 sebesar 11,61 juta ton pipilan kering,
turun sekitar 913,25 ribu ton dibandingkan tahun 2005. Penurunan terjadi
karena luas panen turun 279,6 ribu hektar. Sedangkan produktivitasnya
naik sebesar4 0,16 kuintal/hektar.
Produksi kedelai tahun 2006 sekitar 749,04 ribu ton biji kering.
Apabila dibandingkan dengan produksi tahun 2005, mengalami penurunan
sekitar 59,32 ribu ton biji kering. Luas panen kedelai tahun 2006 seluas
581,6 ribu hektar, menurun seluas 39,9 ribu hektar dibandingkan dengan
tahun 2005, produktivitasnya tahun 2006 mengalami penurunan sekitar
0,13 kuintal/hektar.
Produksi kacang tanah tahun 2006 sebesar 837,99 ribu ton biji
kering atau mengalami kenaikan 1,70 ribu ton dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
produksi kacang tanah tahun 2005. Kenaikan produksi ini terutama
disebabkan oleh kenaikan produktivitas sebesar 0,25 kuintal/hejtar
sedangkan luas panenn mengalami penurunan seluas 13,9 ribu hektar.
Produksi ubi kayu pada tahun 2006 mencapai 19,93 juta ton umbi
basah atau mengalami kenaikan sebesar 606,41 ribu ton ubi basah
dibandingkan produksi ubi kayu tahun 2005. Luas panen ubi kayu pada
tahun 2006 seluas 1,22 juta hektar atau mengalami kenaikan sebesar 9,3
ribu hektar. Produktivitas ubi kayu pada tahun 2006 sebesar 163
kuintal/hektar atau mengalami kenaikan sebesar 4 kuintal/hektar.
Sedangkan produksi untuk ubi jalar pada tahun 2006 sebesar 1,85 juta ton
ubi basah, dengan luas panen 176,2 ribu hektar dan produktivitas sebesar
105 kuintal/hektar. Dibandingkan produksi tahun 2005 produksi ubi jalar
turun sebesar 5,13 ribu ton.
C. Perkembangan ekspor dan impor
Perkembangan nilai ekspor Indonesia sampai dengan tahun 1986
masih didominasi oleh ekspor migas. Tetapi sejak tahun 1987 didominasi
ekspor tersebut beralih kekomoditi non migas. Pergeseran ini terjadi
setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan diregulasi di
bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk meningkatkan
ekspor non migas. Pada tahun 1998 nilai ekspor non migas telah mencapai
83,88 persen dari total nilai ekspor Indonesia, sementara itu pada tahun
1999 peran nilai ekspor non migas tersebut menurun menjadi 79,88 persen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
atau nilainya 38.873,2 juta US dolar. Hal ini berkaitan erat dengan krisis
moneter yanag melanda Indonesia sejak pertengan tahun 1997. Tahun
2000 terjadi peningkatan ekspor yang pesat, baik untuk total maupun tanpa
migas yaitu menjadi 62.124,0 juta US dolar untuk total ekspor dan
47.757,4 juta dollar untuk non migas namun peningkatan tersebut tidak
berlanjut di tahun berikutnya.
Pada tahun 2001 total ekspor hanya sebesar 56.320,9 juta dollar
atau menurun 9,34 persen. Demikian juga dengan ekspor non migas yang
menurun 8,53 persen. Di tahun 2002 ekspor kembali mengalami sedikit
peningkatan menjadi 57.158,8 juta US dollar atau naik 1,49 persen, hal
sama terjadi pada non migas, yang naik 3,12 persen menjadi 45.046,1 juta
US dollar. Di tahun 2003 ekspor mengalami peningkatan menjadi 61.058,2
juta US dollar atau naik 6,82 persen. Hal yang sama terjadi pada ekspor
non migas yang naik 5,24 persen menjadi 47.406,8 juta US dollar. Tahun
2004 ekspor kembali mengalami peningkatan menjadi 71.584,6 juta US
dollar atau naik menjadi 66.428,4 juta US dollar.
Krisis moneter yang berkepanjangan sangat berdampak terhadap
nilai impor Indonesia. Nilai impor Indonesia selam lima tahun terakhir
menunjukkan tren meningkat dengan rata-rata 18,01 persen pertahun.
Pada tahun 2001 nilai impor mencapai 30.962,1 juta US dollar kemudian
meningkat menjadi 31.288,9 juta us dollar. Di tahun 2002 dan 2003 nilai
impor mencapai 32.550,7 juta US dollar. Bahkan di tahun 2004 meningkat
sangat signifikan menjadi 46.524,5 juta US dollar dan di tahun 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengalami peningkatan menjadi 57.700,9 juta US dollar. Peningkatan nilai
impor tahun 2005 disebabkan oleh meningkatnya impor migas dari
11.732,0 juta US dollar menjadi 17.457,5 juta US dollar dan impor non
mias dari 34.792,5 juta US dollar menjadi 40.234,2 juta US dollar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat
Uji Normalitas
Sebelum melakukan analisis data, maka lebih dahulu akan dilakukan
pengujian normalitas.
Tabel V.1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
20 20 20 20 20
30161.6500 2097.7500 947574.4 78604.1000 129353.6000
2494.76085 112.90034 1244873 67633.087 104483.0277
.199 .118 .246 .273 .269
.178 .118 .246 .273 .269
-.199 -.116 -.223 -.190 -.183
.891 .526 1.101 1.220 1.203
.405 .945 .177 .102 .111
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
X1 ProduksiBeras
Nasional
X2 Konsumsi
Beras
X3 ImporBeras
X4 HargaBarang
Subsitusi(Jagung)
Y HargaBeras
Nasional
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Sumber: Hasil olahan data primer,2008
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus atau uji “One
Sample Kalmograv” Pengujian normalitas dilakukan untuk semua data atau
variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1) Produksi Beras Nasional ( X1 )
a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N): 20, Mean
30161.6500, standar deviasi : 2494.76085
b) Dari hasil pengujian “one sample kolmograv’’ diperoleh nilai asymp, Sig
yaitu: 0,405 jadi probabilitas (Sig) 0.405>0.05 hal ini berarti data harga
beras nasional (X1 ) berdistribusi normal
2) Konsumsi Beras (X 2 )
a) Dari tabel deskriptis statistik diperoleh jumlah Case (N) :20 Mean :
2097.7500, standar deviasi : 112.90034
b) Dari hasil pengujian “one sample kolmograv” diperoleh nilai asymp Sig
yaitu:0,945 jadi probalitas (Sig) yaitu 0,945 > 0.05. hal ini berarti data
konsumsi beras (X 2 ) berdistribusi normal
3) Impor Beras (X3)
a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N) : 20, Mean :
947574.40 Standar Deviasi: 1244872.8
b) Dari hasil pengujian “One Sampel Kolmogrov” diperoleh nilai asymp sig
yaitu 0.177 jadi probabilitas (Sig) 0.1777 > 0.05. hal ini berarti data impor
beras (X 3 ) berdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4) Harga Barang Substitusi (X 4 )
a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N) : 20 Mean :
78604.1000, Standar deviasi: 67633.0872
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmograv” diperoleh nilai asymp. Sig
yaitu: 0.102 jadi probabilitas (Sig) 0.102 > 0.05. hal ini berarti data barang
subsitusi berdistribusi normal.
5) Harga Beras Nasional
a) Dari tabel deskriptif diperoleh jumlah Case (N) 20 Mean : 129353.6000,
standar deviasi :104483.02774
b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmograv” diperoleh nilai asymp Sig
yaitu: 0.111 jadi probabilitas (Sig) 0.111> 0.05. hal ini berarti data harga
beras nasional (Y) berdistribusi normal
2. Analisis Korelasi Berganda
Hasil analisis korelasi berganda diketahui dari nilai koefisien
determinasi (R 2 ) merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya presentase
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya
koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati 0
besarnya koefisien determinan suatu persamaan regresi, maka semakin kecil
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
semakin besar koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar
pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel V.3
Hasil analisis nilai R 2
Model R R Square F Sig
1 .994 a .987 295.234 .000
A. predictors: (Constant), barang subsitusi,impor beras, produksi beras,konsumsi beras
Sumber: Hasil olahan data primer,2008
Hasil nilai R 2 pada penelitian ini diperoleh nilai R Square sebesar
0.987 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel produksi beras nasional,
impor beras, harga barang subsitusi terhadap harag beras nasional sebesar
98,7% sedangkan sisanya 1,3 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Analisis Korelasi Parsial
Hasil analisis korelasi berganda diatas dapat dibaca secara parsial
menggunakan tabel berikut ini:
Tabel V.4
Hasil Analisis Korelasi Parsial
Correlations
1 -.243 .607** .682** .698**
.302 .005 .001 .001
20 20 20 20 20
-.243 1 -.400 -.755** -.755**
.302 .080 .000 .000
20 20 20 20 20
.607** -.400 1 .633** .662**
.005 .080 .003 .001
20 20 20 20 20
.682** -.755** .633** 1 .992**
.001 .000 .003 .000
20 20 20 20 20
.698** -.755** .662** .992** 1
.001 .000 .001 .000
20 20 20 20 20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1 Produksi BerasNasional
X2 Konsumsi Beras
X3 Impor Beras
X4 Harga BarangSubsitusi (Jagung)
Y Harga BerasNasional
X1 Produksi
BerasNasional
X2 Konsumsi
Beras
X3 ImporBeras
X4 HargaBarang
Subsitusi(Jagung)
Y HargaBeras
Nasional
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Sumber: Hasil Olahan Data Primer
a. Hubungan produksi beras nasional dengan harga beras nasional
Berdasarkan tabel V.4 dapat diketahui bahwa hubungan antara produksi
beras nasional (X1 ) dengan harga beras nasional (Y) sebesar 0,698 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
probabilitas sebesar 0,001. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara produksi beras nasional (X1 ) dan harga
beras nasional (Y) sebesar 0,698 atau 69,8 %. Hubungan produksi beras
nasional (X1 ) dan harga beras nasional (Y) adalah signifikan karena
probabilitasya atau sig (2-tailed) sebesar 0,001< 0,05
b. Hubungan konsumsi beras nasional (X 2 ) dengan harga beras nasional (Y).
Berdasarkan tabel V.4 dapat diketahui bahwa hubungan antara konsumsi
beras nasional (X 2 ) dengan harga beras nasional (Y) sebesar - 0,775 dengan
probabilitas sebesar 0,000. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan negatif antara konsumsi beras nasional (X 2 ) dan harga
beras nasional (Y) sebesar 0,755 atau 75,5%. Hubungan konsumsi beras
nasional (X 2 ) dan harga beras nasional (Y) adalah signifikan karena
probabilitasnya atau sig (2-tailed) sebesar 0,000< 0,05
c. Hubungan impor beras (X 3 ) dengan harga beras nasional (Y)
Berdasarkan tabel V.4 dapat diketahui bahwa hubungan antara impor beras
(X 3 ) dan harga beras nasional (Y) sebesar 0.662 dengan probabilitas
sebesar 0,000. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif antara impor beras (X 3 ) dengan harga beras nasional (Y)
sebesar 0,662 atau 66,2%. Hubungan impor beras (X 3 ) dan harga beras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
nasional (Y) adalah signifikan karena karena probabilitasya atau sig (2-
tailed) sebesar 0,000<0,05
d. Hubungan harga barang substitusi (X 4 ) dengan harga beras nasional (Y)
Berdasarkan tabel V.4 dapat diketahui bahwa harga barang subsitusi (X 4 )
dan harga beras nasional (Y) sebesar 0,992 dengan probabilitas sebesar
0,000. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
positif antara (X 4 ) dan harga beras nasional (Y) adalah signifikan karena
probabilitasnya atau sig (2-tailed) sebesar 0,000<0,05
B. Pembahasan
1. Hubungan produksi beras nasional dengan harga beras nasional
Hubungan antara produksi beras nasional dengan harga beras nasional adalah
positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa jika produksi beras nasional
meningkat maka harga beras nasional juga meningkat. Hal ini terjadi karena
adanya pengaruh inflasi secara umum. Ketika produksi beras nasional
meningkat harga beras nasional juga meningkat pada tahun berikutnya karena
pengaruh inflasi pada tahun tersebut
2. Hubungan konsumsi beras nasional dengan harga beras nasional
Hubungan antara konsumsi beras nasional dengan harga beras nasional adalah
negatif. Hal ini terjadi karena ketika konsumsi beras nasional meningkat stok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dalam negeri tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi beras
nasional. Akibatnya kita terpaksa mengimpor lebih banyak beras, sehingga
harga beras nasional menjadi turun.
3. Hubungan impor beras dengan harga beras nasional
Hubungan impor beras dengan harga beras nasional adalah positif. Hal ini
terjadi ketika impor beras meningkat, jumlah beras di dalam negeri menjadi
banyak, sehingga jika kita terus mengimpor beras maka terjadi kelebihan
jumlah beras yang ditawarkan. Konsekuensinya harga beras nasional menjadi
turun.
4. Hubungan harga barang substitusi dengan harga beras nasional
Hubungan harga barang substitusi dengan harga beras nasional adalah positif.
Hal ini terjadi karena ketika harga barang substitusi (jagung) naik maka
konsumen akan beralih mengkonsumsi beras sehingga harga beras akan ikut
naik. Sebaliknya jika harga barang substitusi (jagung) turun maka konsumen
akan beralih mengkonsumsi jagung sehingga harga beras akan diturunkan agar
konsumen kembali mengkonsumsi beras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB V1
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan positif antara produksi beras nasional dengan harga beras
nasional. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis korelasi parsial sebesar
0,698 atau 69,8%. Hubungan produksi beras nasional dan harga beras
nasional adalah signifikan karena probabilitasnya atau sig (2-tailed)
sebesar 0,001<0,05
2. Ada hubungan negatif antara konsumsi beras nasional dengan harga
beras nasional. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis korelasi parsial
sebesar -0,755 atau -75,5%. Hubungan konsumsi beras nasional dengan
dengan harga beras nasional adalh signifikan karena probabilitasnya atau
sig (2-tailed) sebesar 0,000<0,05
3. Ada hubungan positif antara impor beras dengan harga beras nasional.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis korelasi parsial sebesar 0,662 atau
66,2%. Hubungan impor beras dengan harga beras nasional adalah
signifikan karena probabilitasnya atau sig (2-taeled) sebesar 0,000<0,05
4. Ada hubungan positif antara barang substitusi dengan harga beras
nasional. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis korelasi parsial sebesar
0,992 atau 99,2%. Hubungan barang substitusi dengan harga beras
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
nasional adalah signifikan karena probabilitasnya atau sig (2-taeled)
sebesar 0,000<0,05
B. Keterbatasan penelitian
1. Peneliti belum memasukkan pengaruh dari variabel constan dan belum
mengeliminasi pengaruh inflasi sehingga variabel yang ada diluar
penelitian (konstanta) dianggap tetap meskipun dalam kenyataanya
pengaruh dari variabel tersebut siknifikan.
2. Peneliti baru sebatas menganalisis kuat lemahnya hungan X1 dengan Y,
X 2 dengan Y, X 3 dengan Y, dan X 4 dengan Y. peneliti belum
menganalisis seberapa besar sumbangan efektif atau pengaruh bersama
X1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap Y
C. Saran
1. Karena peningkatan produksi tidak berpengaruh negatif terhadap
kesetabilan harga beras maka peran bulog dapat dikurangi sampe pada
batas tertentu terutama berkaitan dengan kegiatan operasi pasar.
2. karena konsumsi beras hasil produksi dalam negeri (beras lokal)
berpengaruh negatif terhadap kesetabilan harga maka konsumsi beras
perlu didukung dengan konsumsi beras impor.
3. ternyata impor beras tidak menurunkan harga maka impor beras dapat
dilakukan pada masa paceklik sampe batas tertentu karena hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bahwa impor beras tidak berdampak negatif terhadap kesetabilan harga
beras
4. Pemerintah bersama masyarakat sebaiknya menjaga keseimbangan tingkat
konsumsi barang subsitusi (jagung) dan konsumsi beras sehingga tidak
terjadi fluktuasi harga pada kedua jenis barang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
DAFTAR PUSTAKA
Gafar, Sapuan. 2007 Surplus Beras Kok Impor. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Ghozali, Imam. 2002 Statistik Non-Parametik: Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponogoro.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ekonomi Bagian Makro, Yogyakarta: Kanisius
http;//www.suara merdeka.com/harian
http;//www.indef.or.id
http;//businessenviroment.wordpress.com
http;//www.vhrmedia.net/home
Sujana. 2001. Metode Statistika, Bandung: Tarsito
Sugiyono.1999. Statistik Non Parametris: Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Supranto, J.1984. Ekonometrik (Jilid kedua), Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Mubiyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Indonesia: PT Pustaka LP3ES
Mubyarto dan Soeratno.1992. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: LP3ES
Winarno.1990. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik.
Indonesia.Tarsito
Monroe. 1992. Kebijakan Harga. Indonesia Elex Media Komputind
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN 1
DATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
HARGA BERAS NASIONAL
TAHUN HARGA BERAS
NASIONAL
1984 34714.00
1985 36085.00
1986 43115.00
1987 47543.00
1988 50468.00
1989 50445.00
1990 55717.00
1991 62171.00
1992 66368.00
1993 67337.00
1994 78931.00
1995 100209.00
1996 101382.00
1997 111183.00
1998 246123.00
1999 270358.00
2000 250720.00
2001 289794.00
2002 306229.00
2003 318180.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
PRODUKSI BERAS NASIONAL
TAHUN PRODUKSI BERAS
NASIONAL
1984 25933.00
1985 26542.00
1986 27014.00
1987 27256.00
1988 27090.00
1989 27072.00
1990 29366.00
1991 29047.00
1992 31356.00
1993 31318.00
1994 30317.00
1995 32234.00
1996 33216.00
1997 32095.00
1998 31118.00
1999 32148.00
2000 32800.00
2001 31891.00
2002 32472.00
2003 32948.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
KONSUMSI BERAS NASIONAL
TAHUN KONSUMSI BERAS
NASIONAL
1984 2049.00
1985 2054.00
1986 2059.00
1987 2064.00
1988 2132.67
1989 2201.33
1990 2270.00
1991 2256.67
1992 2243.33
1993 2230.00
1994 2199.33
1995 2168.67
1996 2138.00
1997 2089.00
1998 2040.00
1999 1991.00
2000 1968.67
2001 1946.33
2002 1924.00
2003 1930.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
IMPOR BERAS
TAHUN IMPOR BERAS
1984 4143.00
1985 338.00
1986 278.00
1987 550.00
1988 110.00
1989 268321.00
1990 49577.00
1991 170994.00
1992 611697.00
1993 24317.00
1994 633048.00
1995 1807875.0
1996 2149758.0
1997 349681.00
1998 2895118.0
1999 4751398.0
2000 1355666.0
2001 644733.00
2002 1805380.0
2003 1428506.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
HARGA BARANG SUBSTITUSI (JAGUNG)
TAHUN HARGA JAGUNG
1984 19197.00
1985 20834.00
1986 20654.00
1987 26756.00
1988 31207.00
1989 32381.00
1990 35207.00
1991 40642.00
1992 34877.00
1993 39829.00
1994 45020.00
1995 50000.00
1996 62740.00
1997 66208.00
1998 129417.00
1999 173896.00
2000 147042.00
2001 178550.00
2002 197000.00
2003 220625.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tahun X1 Produksi
Beras Nasional
X2 Konsumsi
Beras X3 Impor
Beras
X4 Harga Barang
Subsitusi (Jagung)
Y Harga Beras
Nasional 1 1984 25933.00 2049.00 4143.00 19197.00 34714.00 2 1985 26542.00 2054.00 338.00 20834.00 36085.00 3 1986 27014.00 2059.00 278.00 20654.00 43115.00 4 1987 27256.00 2064.00 550.00 26756.00 47543.00 5 1988 27090.00 2132.67 110.00 31207.00 50468.00 6 1989 27072.00 2201.33 268321.00 32381.00 50445.00 7 1990 29366.00 2270.00 49577.00 35207.00 55717.00 8 1991 29047.00 2256.67 170994.00 40642.00 62171.00 9 1992 31356.00 2243.33 611697.00 34877.00 66368.00 10 1993 31318.00 2230.00 24317.00 39829.00 67337.00 11 1994 30317.00 2199.33 633048.00 45020.00 78931.00 12 1995 32234.00 2168.67 1807875.0
0 50000.00 100209.00
13 1996 33216.00 2138.00 2149758.00 62740.00 101382.00
14 1997 32095.00 2089.00 349681.00 66208.00 111183.00 15 1998 31118.00 2040.00 2895118.0
0 129417.00 246123.00
16 1999 32148.00 1991.00 4751398.00 173896.00 270358.00
17 2000 32800.00 1968.67 1355666.00 147042.00 250720.00
18 2001 31891.00 1946.33 644733.00 178550.00 289794.00 19 2002 32472.00 1924.00 1805380.0
0 197000.00 306229.00
20 2003 32948.00 1930.00 1428506.00 220625.00 318180.00
Total N 20 20 20 20 20 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN 2
HASIL UJI
NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
20 20 20 20 20
30161.6500 2097.7500 947574.4 78604.1000 129353.6000
2494.76085 112.90034 1244873 67633.087 104483.0277
.199 .118 .246 .273 .269
.178 .118 .246 .273 .269
-.199 -.116 -.223 -.190 -.183
.891 .526 1.101 1.220 1.203
.405 .945 .177 .102 .111
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
X1 ProduksiBeras
Nasional
X2 Konsumsi
Beras
X3 ImporBeras
X4 HargaBarang
Subsitusi(Jagung)
Y HargaBeras
Nasional
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
LAMPIRAN 3
HASIL ANALISIS
KORELASI
BERGANDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
.994a .987 295.234 .000R R Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4 Harga Barang Subsitusi(Jagung), X3 Impor Beras, X1 Produksi BerasNasional, X2 Konsumsi Beras
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN 4
HASIL ANALISIS
KORELASI
PARSIAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Correlations
1 -.243 .607** .682** .698**
.302 .005 .001 .001
20 20 20 20 20
-.243 1 -.400 -.755** -.755**
.302 .080 .000 .000
20 20 20 20 20
.607** -.400 1 .633** .662**
.005 .080 .003 .001
20 20 20 20 20
.682** -.755** .633** 1 .992**
.001 .000 .003 .000
20 20 20 20 20
.698** -.755** .662** .992** 1
.001 .000 .001 .000
20 20 20 20 20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1 Produksi BerasNasional
X2 Konsumsi Beras
X3 Impor Beras
X4 Harga BarangSubsitusi (Jagung)
Y Harga BerasNasional
X1 Produksi
BerasNasional
X2 Konsumsi
Beras
X3 ImporBeras
X4 HargaBarang
Subsitusi(Jagung)
Y HargaBeras
Nasional
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN 5
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI