plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileilmu di universitas sanata dharma hingga...

87
PENGARUH STRESOR DENGAN METODE BISING DAN METODE AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL TERHADAP EFEK ANALGESIK PARASETAMOL PADA MENCIT PUTIH JANTAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Reyneldis Aprilia Adista Boleng NIM : 088114066 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doankiet

Post on 05-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

PENGARUH STRESOR DENGAN METODE BISING DAN METODE

AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL TERHADAP EFEK ANALGESIK

PARASETAMOL PADA MENCIT PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Reyneldis Aprilia Adista Boleng

NIM : 088114066

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

ii

ii

PENGARUH STRESOR DENGAN METODE BISING DAN METODE

AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL TERHADAP EFEK ANALGESIK

PARASETAMOL PADA MENCIT PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Reyneldis Aprilia Adista Boleng

NIM : 088114066

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

v

v

Kupersembahkan karya ini kepada:

Tuhan yang Maha Esa,

Bapak dan Ibuku, adikku,

serta semua orang yang berperan dalam proses hidupku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

vii

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

viii

viii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan

penyertaan-Nya yang menjadi inspirasi serta kekuatan selama penulis menuntut

ilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan

penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Stresor dengan Metode Bising

dan Metode Aktivitas Fisik Maksimal terhadap Efek Analgesik Parasetamol

pada Mencit Putih Jantan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi pada Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Keberhasilan penelitian serta penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus hati membantu hingga

terselesaikannya skripsi ini, oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma, atas bimbingannya selama penulis

berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Alm. Drs. Mulyono, Apt. yang telah membantu dalam proses pencarian

judul skripsi kami.

3. Bapak Ipang Djunarko M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing yang telah

sabar memberi bimbingan, memberi arahan dan saran, serta kritik selama

proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Phebe Hendra, M.Si.,Ph.D., Apt. dan Ibu dr. Fenty, M.Kes, Sp.PK. selaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

ix

ix

5. dosen penguji atas kesediaan menguji serta memberi kritik, saran, dan arahan

yang telah diberikan dalam skripsi ini.

6. Ibu Rini Dwiastuti M.Sc., Apt. selaku Kepala Penanggungjawab Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah memberi izin dalam penggunaan fasilitas

Laboratorium Hayati Imono demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Dr. Ignasius Edi Santosa M.S. selaku kepala penanggungjawab

laboratorium fisika yang telah member izin dalam peminjaman alat “sound

level meter” demi terselesaikannya skripsi ini.

8. Papa, mama, dan adikku tersayang atas doa, motivasi, kesabaran, perhatian dan

kasih sayang serta dukungannya dalam setiap proses hidup penulis. Semoga

karya ini dapat menjadi kebanggaan dan dapat diterima sebagai tanda bakti dan

terima kasihku.

9. Oma, tante, om dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan, doa

dan kasih sayangnya.

10. Sahabat serta teman seperjuanganku dalam penelitian dan penyusunan skripsi

(Arum, Prima, Utik, Ledy) atas bantuan, kritik dan saran, serta kebersamaan

dan perhatian kalian atas segala hal yang ada dalam proses ini.

11. Laboran Laboratorium (Mas Parjiman, Mas Heru, dan Mas Satijo) dan drh.

Ary atas bantuannya dalam memberikan saran, serta dalam penyediaan sarana

dan prasarana penelitian.

12. Sahabatku Nila dan Intan yang telah mendukung dalam doa dan memberikan

semangat kepadaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

x

x

13. Teman-teman kost (Sinta dan Tika) yang membantu dalam proses belajar dan

kebersamaan serta dukungan semangatnya.

14. Semua teman-teman angkatan 2008, Teman-teman FKK-A 2008. Terima kasih

untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini.

15. Semua pihak, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan serta

banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan

adanya kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan berperan dalam

pengembangan untuk kemajuan masyarakat.

Yogyakarta, 20 September 2012

Penulis

Reyneldis Aprilia Adista Boleng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

xi

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi

LEMBAR PENGESAHAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vii

PRAKATA .............................................................................................. viii-x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi-xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

INTISARI ................................................................................................ xix

ABSTRACT .............................................................................................. xx

BAB I PENGANTAR .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.Permasalahan ............................................................................ 4

2. Keaslian penelitian ................................................................... 4

3. Manfaat penelitian .................................................................... 6

B. Tujuan ............................................................................................ 7

1.Tujuan umum ............................................................................ 7

2.Tujuan khusus ........................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ....................................................... 8

A. Stres ............................................................................................... 8

B. Distres dan Eustres .......................................................................... 10

C. Stresor ............................................................................................ 11

D. Bising ............................................................................................. 12

E. Aktivitas Fisik Maksimal ................................................................ 14

F. Reaksi Stres ..................................................................................... 15

G. Hubungan Stres dengan Sistem Endokrin ........................................ 17

H. Stres Memicu Timbulnya Nyeri ...................................................... 19

I. Nyeri ................................................................................................ 20

J. Analgetika ....................................................................................... 21

K. Parasetamol .................................................................................... 22

L. Metode Pengujian Daya Analgesik secara in-vivo ............................ 23

M. Landasan Teori .............................................................................. 23

N. Hipotesis ......................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 25

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 25

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 25

1. Variabel .................................................................................... 25

2. Definisi operasional .................................................................. 26

C. Bahan Penelitian ............................................................................. 27

D. Alat Penelitian ............................................................................... 27

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................ 28

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

1. Penentuan metode perlakuan stres.............................................. 28

2. Penentuan metode uji efek analgesik ......................................... 28

3. Pembuatan sediaan .................................................................... 28

4. Penentuan dosis ......................................................................... 29

5. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat ......................... 29

6. Perlakuan hewan uji ................................................................... 30

F. Analisis Hasil………………………………………………………. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 32

A. Pengaruh Stresor dengan Metode Bising dan Metode Aktivitas Fisik

Maksimal terhadap Efek Analgesik Parasetamol …………………….

1. Pengaruh Stresor dengan Metode Aktivitas Fisik Maksimal

terhadap Efek Analgesik Parasetamol…………………………….

2. Pengaruh Stresor dengan Metode Bising terhadap Efek Analgesik

Parasetamol………………………………………………………..

32

33

37

B. Persentase Daya Analgesik Parasetamol yang Diakibatkan oleh

Stresor dengan Metode Aktivitas Fisik Maksimal dan Metode

Bising………………………………………………………………….

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 46

A. Kesimpulan …………………………………………………………. 46

B. Saran .............................................................................................. 46

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 47

LAMPIRAN ........................................................................................... 50

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 67

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Rata-rata Jumlah Geliat Mencit Pada Kelompok Stresor

dengan Metode Aktivitas Fisik Maksimal...............................

34

Tabel II. Hasil Uji One Way Anova dengan Taraf Kepercayaan 95%

pada Kelompok Stresor dengan Metode Aktivitas Fisik

Maksimal………………………….........................................

35

Tabel III. Hasil Uji Post Hoc dengan taraf kepercayaan 95% pada

Kelompok Stresor dengan Metode Aktivitas Fisik

Maksimal……………………………………….....................

36

Tabel IV. Rata-rata Jumlah Geliat Mencit Pada Kelompok Stresor

dengan Metode Bising………………………………………

38

Tabel V. Hasil Uji One Way Anova dengan Taraf Kepercayaan 95%

pada Kelompok Stresor dengan Metode Bising…………..

38

Tabel VI. Hasil Uji Post Hoc dengan taraf kepercayaan 95% pada

Kelompok Stresor dengan Metode Bising…………………

39

Tabel VII. Nilai rata-rata % daya analgesik……………………….. 38

Tabel VIII. Hasil Uji Independent t-test persen daya analgesik……........ 44

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Stres Sebagai Suatu Stimulus .................................... 9

Gambar 2. Skema Stres Sebagai Suatu Respon………………………… 10

Gambar 3. Skema Respon Stres ......................................................... 18

Gambar 4. Struktur Parasetamol ............................................................ 22

Gambar 5. Diagram Batang Kelompok Kontrol dan Perlakuan vs rata –

rata jumlah geliat pada stresor metode aktivitas fisik

maksimal....................................................................................

35

Gambar 6. Diagram Batang Kelompok Kontrol dan Perlakuan vs rata –

rata jumlah geliat pada stresor metode bising………………...

39

Gambar 7. Diagram Batang kelompok vs persen daya analgesik

parasetamol ...................................................... …………….

43

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto Pemberian Stresor dengan Metode Bising pada

Mencit……..........................................................................

51

Lampiran 2 Foto Pemberian Stresor dengan Metode Aktivitas Fisik

Maksimal pada Mencit …………………………………

51

Lampiran 3. Foto Geliat Mencit……………………………………..... 52

Lampiran 4. Konversi Dosis Parasetamol dari Manusia ke Mencit 20 g

BB…………………………………………………............

52

Lampiran 5. Perhitungan % Daya Analgesik dengan Pemberian

Parasetamol ………………………………………………

53

Lampiran 6. Jumlah Geliat pada Kelompok Kontrol CMC dan

Parasetamol…………………………………...…………...

54

Lampiran 7. Jumlah Geliat pada Kelompok Kontrol AFM dan

Perlakuan AFM….…………………………...…………...

55

Lampiran 8. Jumlah Geliat pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Bising………..….…………………………...…………...

55

Lampiran 9. Uji Normalitas pada Masing – Masing Kelompok ……... 56

Lampiran 10. Hasil Uji One Way Anova pada Kelompok AFM……… 59

Lampiran 11. Hasil Uji One Way Anova Hasil dari Transformasi pada

kelompok stresor dengan metode aktivitas fisik

maksimal………………………………………….

60

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

Lampiran 12. Hasil Uji One Way Anova pada Kelompok

Bising……….…………………………...........................

60

Lampiran 13. Uji Post Hoc kelompok stresor dengan metode aktivitas

fisik maksimal……………….........................................

61

Lampiran 14. Uji Post Hoc kelompok stresor dengan metode Bising… 62

Lampiran 15. Uji Independent t test kelompok perlakuan

parasetamol+aktiitas fisik maksimal dengan kelompok

perlakuan parasetamol+bising…………………………..

63

Lampiran 16. Uji Independent t test % daya analgesik kelompok kontrol

parasetamol dengan perlakuan parasetamol+aktivitas fisik

maksimal…………………………………………………..

64

Lampiran 17.

.

Uji Independent t test % daya analgesik kelompok kontrol

parasetamol dengan perlakuan parasetamol+bising………

65

Lampiran 18. Uji Independent t test % daya analgesik kelompok

perlakuan parasetamol+aktiitas fisik maksimal dengan

kelompok perlakuan parasetamol+bising…………………

66

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

INTISARI

Stres merupakan suatu ketegangan fisiologis maupun psikologis yang

disebabkan oleh adanya rangsangan yang merugikan. Emotional stress atau

kecemasan yang disebabkan oleh stres dapat meningkatkan nyeri. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh stresor menggunakan metode bising dan

aktivitas fisik maksimal dalam menurunkan efek analgesik parasetamol.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Metode perlakuan stres menggunakan

metode bising (diberi suara rotor selama 2 jam) dan AFM (dengan perlakuan

renang selama 30 menit), sedangkan uji efek analgesik menggunakan metode

rangsang kimia, dan untuk subyek uji menggunakan mencit putih jantan,umur

antara 2-3 bulan. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol

CMC tanpa perlakuan stres; kelompok kontrol parasetamol tanpa perlakuan stres;

kelompok perlakuan CMC + AFM dengan perlakuan stres; kelompok perlakuan

PCT + AFM dengan perlakuan stres; kelompok perlakuan CMC + bising dengan

perlakuan stres; dan kelompok perlakuan PCT + bising dengan perlakuan stres.

Pengamatan dilakukan dengan melihat jumlah geliat setiap menit selama 1 jam.

Data yang diperoleh dan dianalisis secara statistik dengan one-way Anova tests,

Post Hoc test dan Independent T Tests dengan taraf kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

tidak signifikan antara kelompok perlakuan bising dengan kelompok perlakuan

aktivitas fisik maksimal terhadap efek analgesik parasetamol.

Kata kunci: stres, stresor, metode bising, AFM, parasetamol, analgesik

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

ABSTRACT

Stress is a physiological or psychological strain caused by the presence of

harmful stimuli. Emotional stress or anxiety caused by stress can increase pain.

This study aims to determine the effect of stressors using the method of noise and

maximal physical activity to decrease the analgesic effect of paracetamol.

This research is a pure experimental wich the program of this research is

random research plan, complete, and one direction pattern. The treatment method

are using the method of noise stress (given voice rotor for 2 hours) and maximal

physical activity (with treatment of swimming for 30 minutes), whereas the

analgesic effect test using the method of chemical stimuli, This research uses

white male mice as a subject, aged between 2-3 months. Mice were divided into 6

groups: control group without treatment of stress CMC; paracetamol control

group without stress treatment; maximal physical activity control group with

treatment of stress; maximal physical activity group treated with the treatment of

stress; noise control group with treatment of stress; and noisy group treated with

the treatment of stress. Observations made by looking at the amount of stretching

every 5 minute for 1 hour. The data obtained and analyzed statistically with one-

way ANOVA tests and Independent T Tests with 95% confidence level.

Based on the analysis, it is found that there are not significant differences

between the treatment method of noise and the treatment method of maximum

physical activity of analgesic paracetamol.

Key Words: Stress, Stressor, Noisy methode, maximal physical activity,

paracetamol, analgesic

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, semua individu pasti pernah mengalami suatu keadaan

di mana ada perasaan tertekan atau stres. Menurut Nevid, Rathus, dan Greene

(2005), sumber stres kebanyakan disebabkan oleh berbagai peristiwa kehidupan

yang kita alami serta dalam respon fisik dan emosi kita saat menghadapinya.

Stres dapat didefinisikan sebagai pengalaman emosional negatif yang

disertai dengan adanya perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif serta

perilaku yang bertujuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang

menyebabkan stres. Faktor yang dapat memicu terjadinya stres disebut dengan

stresor. Menurut teorinya, stresor fisik maupun psikologik dapat mengakibatkan 3

tingkatan gejala yaitu tahap reaksi alam, resistensi dan tahap kehabisan tenaga

(Gunawan, Sumadiono, 2007). Penyebab stres (stresor) dikelompokkan menjadi

dua yaitu: stresor fisik dan stresor psikososial (Gunarsa, 2002). Stresor dapat

terjadi dengan berbagai macam metode, salah satu metodenya yaitu metode bising

dan metode aktivitas fisik maksimal. Metode bising merupakan metode pemberian

stres dengan paparan bising menggunakan intensitas 85-100 dB di mana intensitas

ini merupakan batas tertinggi dari kondisi jalan raya yang hiruk pikuk dan

perusahaan yang gaduh (Inayah, 2008). Sedangkan metode aktivitas fisik

maksimal merupakan metode dengan berenang selama 25-45 menit hingga

mencapai aktivitas maksimal (Harahap, 2008).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

2

Stres bukan merupakan suatu penyakit itu sendiri, tetapi banyak penyakit

manusia yang bila ditelurusi berakar pada kondisi stres dari si pengidap. Stres

akan memicu berbagai macam penyakit mulai dari gangguan pencernaan, tekanan

darah tinggi, asma, migrain, sampai depresi dan penyakit lainnya (Looker dan

Gregson, 2005). Individu yang mengalami stres dapat merasakan nyeri yang lebih

hebat. Seperti pada penderita pasca bedah selektif yang mengalami kecemasan

merasakan nyeri lebih tinggi dari pada yang tidak mengalami kecemasan (Suwito,

Putra, Sudiana, dan Mu’afiro, 2004).

Ketika tubuh kita mengalami paparan oleh stresor dan mengakibatkan

stres, hipotalamus akan menstimulasi sistem saraf simpatik yang akan

menyebabkan adrenal medulla akan mampu mensekresikan katekolamin.

katekolamin akan masuk ke sirkulasi darah dan memicu peningkatan irama

jantung, pernafasan, serta metabolisme glukosa. Pada saat yang sama hipotalamus

juga akan melepaskan hormon Corticotropin-releasing-hormone (CRH) yang

dihantarkan oleh sirkulasi darah menuju ke kelenjar pituitaridan selanjutnya akan

mensekresi hormon lain termasuk Adrenocorticotropic hormone (ACTH), yang

mengaktivasi kelenjar adrenal yang dan akan melepaskan kortisol (Seligman,

Walker, Rosenham, 2001).

Pada umumnya, individu yang mengalami rasa nyeri pasti membutuhkan

obat atau senyawa yang dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang muncul

akibat rasa cemas atau khawatir maupun beberapa faktor yang menyebabkan

seseorang stres dan menimbulkan nyeri. Golongan obat yang sering digunakan

untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri yaitu analgesik. Ada penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

3

sebelumnya yang menunjukkan bahwa stres dapat menurunkan efek analgesik

parasetamol dosis terapi (91 mg/kg) yang ditunjukkan dengan terjadinya

penurunan persen proteksi geliat tiap interval waktu pada kelompok perlakuan

parasetamol yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok perlakuan

parasetamol tanpa diberi pra-perlakuan stres (Bertiyanto, 2009).

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan

(Sukandar,Andrajati, Sigit, Adyana, Setiadi, Kusnandar, 2008). Nyeri berdasarkan

durasi muncul nyeri yaitu nyeri akut dan kronik. Nyeri kronik biasanya terjadi

karena kerusakan saraf, sedangkan nyeri akut merupakan nyeri yang

menimbulkan reflek untuk menghindari sumber nyeri.

Salah satu contoh obat yang tergolong analgesik di mana mampu

menekan ataupun menghilangkan rasa nyeri adalah parasetamol atau disebut juga

dengan asetaminofen. Obat jenis ini berguna untuk analgetik dan antipiretik.

Parasetamol ini menginhibisi sintesis prostaglandin pada sistem saraf pusat dan

perifer dengan memblok impuls nyeri (Lacy, Amstrong, Goldman, Lance, 2009).

Parasetamol ini mudah didapatkan dan tidak memiliki daya kerja sebagai

antiradang, serta tidak menimbulkan iritasi pada lambung. Selain itu, efek

samping yang ditimbulkan paling ringan.

Berdasarkan hal di atas, pada penelitian ini penulis ingin mengamati

pengaruh stresor dengan metode bising dan metode aktivitas fisik maksimal

terhadap efek analgesik pada parasetamol. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi tambahan kepada masyarakat mengenai penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

4

obat analgesik pada keadaan stres yang disebabkan oleh metode stresor yang

berbeda dalam hal ini metode stresor dengan metode bising dan metode aktivitas

fisik maksimal.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka permasalah

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh pemberian stresor dengan metode bising dan metode

aktivitas fisik maksimal tehadap efek analgesik parasetamol?

b. Apakah terdapat perbedaan pengaruh stresor dengan metode bising dan

metode aktivitas fisik maksimal terhadap efek analgesik parasetamol?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan penulis, telah dilakukan penelitian yang terkait

dengan pengaruh stresor :

a. Pengaruh Stresor Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan

IL-1 Beta Serum pada Tikus Jantan Galur Wistar yang dilakukan oleh

Suwito, dkk.(2004). Hasil analisis menunjukkan bahwa stresor psikososial

restraint test meningkatkan kadar kortisol dan IL-1 beta serum pada tikus

jantan galur Wistar.

b. Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik Parasetamol pada Mencit Putih

Jantan dengan Metode Rangsang Kimia yang dilakukan oleh Bertiyanto

(2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres mampu menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

5

efek analgesik parasetamol. Persen proteksi geliat kelompok perlakuan

parasetamol tanpa pra perlakuan stres dengan pra-perlakuan stres berturut-

turut sebesar 47,94% dan 25,29% serta terdapat perbedaan bermakna

antara kelompok parasetamol tanpa pra-perlakuan stres dengan kelompok

perlakuan parasetamol yang diberi pra perlakuan stres.

c. Pengaruh Kebisingan Terhadap Jumlah Leukosit Mencit BALB/C yang

dilakukan oleh Inayah (2008). Kesimpulan dari penelitian ini,

menunjukkan bahwa jumlah leukosit kelompok yang diberi kebisingan

akut lebih tinggi disbanding kelompok kontrol tetapi masih dalam rentang

yang normal.

d. Pengaruh Aktivitas Fisik Maksimal Terhadap Jumlah Leukosit dan Hitung

Jenis Leukosit pada Mencit (Mus musculus L) Jantan yang dilakukan oleh

Harahap (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aktivitas Fisik

Maksimal (AFM) dapat meningkatkan jumlah leukosit dan hitung jenis

limfosit secara signifikan dan AFM dapat menurunkan hitung jenis

neutrophil, eosinophil, dan monosit secara signifikan, sedangkan hitung

jenis basophil tidak ada perubahan.

Hingga saat ini belum ada penelitian yang membahas tentang pengaruh

stresor dengan metode bising dan metode aktivitas fisik maksimal terhadap.

efek analgesik parasetamol pada mencit jantan dengan metode rangsang kimia.

Perbedaan dengan penelitian yang sebelumnya adalah jumlah metode stresor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

6

yang digunakan untuk melihat efek analgesik pada penelitian ini ada dua

macam metode dan waktu penelitiannya berbeda.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis: memberikan tambahan informasi di bidang kefarmasian

mengenai pengaruh stresor dengan metode bising dan metode aktivitas

fisik maksimal terhadap efek analgesik.

b. Manfaat praktis: memberi informasi baru bagi pelayanan kefarmasian

pada masyarakat tentang pengaruh stresor dengan metode bising dan

metode aktivitas fisik maksimal terhadap efek analgesik dari parasetamol.

c. Manfaat metodologis: menjadi salah satu metode alternatif untuk

pengujian pengaruh stresor dengan metode bising dan metode aktivitas

fisik maksimal terhadap efek analgesik dari suatu obat di mana metode

alternatif ini merupakan gabungan dari dua metode yaitu metode perlakuan

stres dan metode rangsang kimia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

7

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menambah informasi tentang pengaruh stresor dengan metode bising dan

metode aktivitas fisik maksimal terhadap efek analgesik.

2. Tujuan khusus

Membuktikan bahwa ada perbedaan pengaruh stresor dengan metode

bising dan metode aktivitas fisik maksimal terhadap efek analgesik khususnya

dari obat parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Stres

Stres didefinisikan sebagai suatu ketegangan fisiologis maupun

psikologis yang disebabkan oleh adanya rangsangan merugikan, fisik, mental atau

emosi, internal ataupun eksternal, yang cenderung mengganggu fungsi organisme

dan keinginan alamiah organisme tersebut untuk menghindar (Dorland and

Newman, 2000). Stres juga memiliki wujud dengan ukuran, bentuk, dan intensitas

yang berbeda-beda. Beberapa orang sering kali lebih cemas daripada orang lain,

dan sebagian di antaranya memilih meledakkan amarah untuk mengatasinya

(Roizen dan Oz, 2009).

Dalam kamus Webster's, stres dinyatakan bahwa stres adalah faktor fisik,

kimia, atau emosional yang dapat menyebabkan ketegangan pada tubuh maupun

mental dan dapat bertindak sebagai faktor penyebab penyakit. Berbagai hal dapat

bertindak sebagai penyebab dari stres dan hanya kemampuan kita dalam hal

mengelola munculnya faktor penyebab stres yang dapat menentukan seberapa

besar tingkatan stres yang akan terjadi pada kita (Colbert, 2011). Stres menurut

Looker dan Gregson (2005) adalah sebuah keadaan ketika ada ketidaksesuaian

antara tuntutan yang harus dijalani dan kemampuan untuk mengatasinya. Stres

merupakan keseimbangan antara bagaimana kita memandang tuntutan tersebut

dan bagaimana kita berpikir bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang

menentukan kita merasakan stres atau tidak.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

9

Dalam perkembangannya ada tiga pendekatan stres. Pendekatan yang

pertama yaitu stres sebagai suatu stimulus. Berdasarkan konsep stres sebagai suatu

stimulus ini titik beratnya terdapat pada lingkungan dan stres dalam hal ini

digambarkan sebagai stimulus atau variabel bebas. Konsep pendekatan ini

ditunjukkan dalam gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Stres sebagai suatu stimulus (Smet, 1994)

Kelemahan dari model pendekatan ini ditunjukkan oleh perbedaan individual,

tingkat toleransi seseorang dan harapan-harapannya serta tidak adanya kriteria

yang obyektif yang dapat mengukur situai penuh stres (Smet,1994).

Pendekatan yang kedua yaitu pendekatan stres sebagai respon. Pada

gambar 2 ditunjukkan bahwa fokusnya terletak pada reaksi seseorang terhadap

stresor. Respon stres yang terjadi terdiri dari respon psikologi, fisiologi dan

tingkah laku.

LINGKUNGAN

Respon

Ketegangan

stres

stres stres stimulus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

10

LINGKUNGAN

Stimulus Respon

Gambar 2. Stres sebagai suatu respon (Smet, 1994)

Pendekatan yang ketiga yaitu pendekatan yang menggambarkan stres

sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan. Pada pendekatan ini, stres

merupakan proses antara pengantara (agen) yang aktif dapat mempengaruhi

stresor.

B. Distres dan Eustres

Distres didefinisikan sebagai suatu penderitaan atau kengerian fisik

maupun mental (Dorland, 2000). Distres juga didefinisikan sebagai suatu stres

yang berkelanjutan yang tidak dapat terselesaikan oleh mekanisme penyelesaian

masalah atau adaptasi dan dapat memberikan dorongan untuk melarikan diri pada

perilaku menarik diri dalam keadaan depresi (Nurdin, 2011). Ketika menghadapi

jumlah tuntutan yang semakin banyak atau memandang tuntutan yang

menghadang kita sebagai ancaman, kita perlu membuat satu penilaian tentang

kemampuan untuk menghadapinya. Distres juga dapat muncul karena terlalu

sedikitnya tuntutan yang merangsang, yang dapat menyebabkan kebosanan dan

Agen

stres

Respon

stres

Psikologi

Fisiologi

Tingkah Laku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

11

frustasi. Dalam kasus ini, kemampuan yang dirasakan lebih berat dari pada

tuntutannya (Looker dan Gregson, 2005).

Eustres merupakan stres yang dianggap dapat meningkatkan fungsi fisik

(Nurdin, 2011). Eustres dapat dialami ketika kemampuan yang kita rasakan untuk

mengatasi tekanan yang dirasakan. Situasi eustres dapat membangkitkan rasa

percaya diri, menjadi terkontrol dan mampu mengatasi dan menangani tugas,

tantangan, dan tuntutan- tuntutan (Looker dan Gregson, 2005).

C. Stresor

Stresor adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan

reaksi stres, misalnya jumlah semua respon fisiologik nonspesifik yang

menyebabkan kerusakan dalam sistem biologis (Sriati, 2008). Stresor merupakan

sumber penyebab terjadinya stres. Stresor menyangkut faktor-faktor psikologis

dan perubahan hidup (Nevid, Rathus, Greene, 2005). Menurut Nasution (2007)

stresor dapat berwujud atau fisik, seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan

dengan lingkungan sosial, seperti interaksi sosial. Penyebab stres yang disebut

sebagai stresor dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: stresor fisik

dan stresor psikososial (Gunarsa, 2002).

Adanya perubahan fisiologi tertentu seperti ketidakseimbangan

hormonal, nutrisi buruk, dan berbagai faktor yang terkait penuaan, dapat

meningkatkan beban stres pada seseorang (Colbert, 2011). Stresor fisik (faktor

lingkungan) yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab stres seperti makanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

12

obat-obatan, hamil, abortus, operasi, cedera, penyakit, panas, dingin haus dan

kelelahan (Gunarsa,2002).

Stresor psikososial merupakan setiap situasi sosial, yaitu peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seorang, sehingga orang tersebut harus

beradaptasi, berusaha menanggulangi stresor yang muncul (Gunarsa, 2002).

Menurut Nasution (2007) ada beberapa jenis stresor psikososial, yaitu: tekanan,

frustasi, dan konflik. Diyakini bahwa otak sendirilah yang mempersepsikan

apakah situasi maupun keadan tertentu, merupakan penyebab dari stres. Sehingga

bila sejak awal sudah menganggap suatu situasi tersebut menjadi sebuah ancaman

atau penyebab stres. Jadi pikiran kita menjadi salah satu faktor yang penting

dalam peranannya atas terjadinya stres (Colbert, 2011).

D. Bising

Menurut Wahyu (2003) definisi kebisingan yaitu salah satu faktor bahaya

fisik yang sering dijumpai di lingkungan kerja. Di lingkungan kerja, kebisingan

merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu timbul pada industri besar.

Kebisingan menurut Permenkes RI NO: 718 / MENKES / PER / XI / 1987 tentang

kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan, kebisingan adalah terjadinya

bunyi yang tidak dikehendaki, sehingga mengganggu dan atau membahayakan

kesehatan (Babba, 2007). Kebisingan bisa disebabkan oleh berbagai macam

sumber seperti kebisingan yang berasal dari peralatan dan mesin. Kebisingan

dapat juga merugikan kesehatan manusia. Salah satu gangguan yang terjadi adalah

gangguan fisiologis. Efek fisiologis dari kebisingan terhadapa kesehatan manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

13

dibedakan menjadi efek jangka panjang dan efek jangka pendek. Efek jangka

pendek yang terjadi dapat berupa reflek otot (kontraksi otot-otot), dan respon

sistem kardiovaskular berupa takikardi dan meningkatnya tekanan darah. Pada

respon gastrointestinal efek ini dapat berupa gangguan dismotilitas sampai

timbulnya keluhan dispepsia. Sedangakan efek jangka panjang dapat berupa

gangguan homeostatis tubuh karena hilangnya keseimbangan simpatis dan

parasimpatis yang secara klinis dapat berupa keluhan psikosomatik akibat

angguan saraf otonom (Arifiani, 2004).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Inayah (2008), dikatakan bahwa

bising merupakan peningkatan suara dengan gelombang kompleks yang tidak

beraturan, sehingga bising merupakan salah satu stresor bagi individu. Saat ini

kebisingan mulai meningkat di berbagai negara, padahal bila terjadi berulang kali

dan terus menerus sehingga melampui daya adaptasi individu maka berakibat

terjadi kondisi stres yang merusak. Keadaan bising dapat mengakibatkan

gangguan yang serius dan dapat berpengaruh pada kondisi fisiologis dan

psikologis seseorang. Metode bising yang digunakan untuk membuat hewan uji

menjadi stres berupa paparan suara bising yaitu menggunakan suara mesin pabrik

dan suara mesin kendaraan dengan durasi selama 2 jam setiap hari selama 3 hari

dengan intensitas 85-100 dB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

14

E. Aktivitas Fisik Maksimal

Aktivitas fisik adalah kerja fisik yang menyangkut sistem pada tubuh

yang ditujukan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari. Aktivitas fisik akan

menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh manusia, baik bersifat sementara

maupun yang bersifat menetap. Aktivitas fisik berdasarkan intensitasnya terdiri

tiga jenis yaitu: aktivitas fisik dengan intensitas rendah, aktivitas fisik dengan

intensitas sedang dan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi. Aktivitas fisik

merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan dapat

memberikan pengaruh terhadap berbagai macam aspek (Harahap, 2008).

Aktivitas fisik dengan intensitas maksimal dan melelahkan akan dapat

menyebabkan gangguan imunitas (Hartanti, Pardede, Kodariah, 1999; Harahap,

2008). Aktivitas fisik maksimal ini juga dapat memicu terjadinya ketidak

seimbangan antara produksi radikal bebas dan sistem pertahanan antioksidan

tubuh (Leeuwenburgh dan Heinecke,2001)

Metode aktivitas fisik maksimal yang digunakan untuk memberikan stres

pada hewan uji berupa berenang sekuat-kuatnya hingga hampir tenggelam atau

menunjukkan tanda-tanda kelelahan berupa tenggelam hampir semua badan dan

melelahnya gerakan anggota gerak ketika berenang. Lamanya renang berkisar

antara 25-45 menit (Harahap, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

15

F. Reaksi Stres

General Adaptation Syndrome atau Sindrom Adaptasi Umum (SAU)

yang mengacu pada respon fisis terukur terhadap stres, terdiri 3 fase atau tahapan

yaitu:

1. Tahapan pertama : Peringatan (Alarm)

Respon tubuh yang pertama kali setelah terjadi stres, yaitu keadaan

peringatan. Gejala inisial sistem saraf otonom mulai muncul. Kadar

nonadrenalin meningkat maka timbul respon fight or flight, sehingga perlu

dilakukan kewaspadaan. Aksis Hipotalamus-hipofisis-adrenal aktif yang

membantu pembentukan kortisol dan ketika stres berakhir aktivitasnya serta

dari sistem saraf otonom akan kembali ke tingkat basal (Nurdin, 2011).

Reaksi peringatan ini, umumnya menyebabkan melonjaknya sekresi hormon

adrenalin dalam waktu yang singkat yang nantinya akan menambah jumlah

energi untuk dapat melawan (fight) atau bereaksi. Kadar adrenalin yang

meningkat dapat membuat seseorang merasa menjadi lebih kuat dan (Colbert,

2011). Sindrome Adaptasi Umum di mana pada saat tubuh terpapar stresor

maka terjadi fase alarm di mana tubuh akan mengaktivasi aksis HPA dan

sistem saraf simpatik, yang akan meningkatkan aktivitas mental dan psikologi

(Seligman, dkk., 2001).

2. Tahap kedua : Resitensi (Resistence)

Dalam tahap ini, usaha beradaptasi dengan situasi negatif yang terjadi.

dalam tahap ini lama kelamaan tubuh akan menghasilkan hormon stres yang

semakin bertambah. Bila otak mengalami stres yang berlebih, maka bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

16

hipotalamus akan menghasilkan hormon CHR yang selanjutnya dapat

menyebabkan lepasnya hormon ACTH (adrenocorticothropic hormone) oleh

kelenjar pituitari. Hormon ACTH ini, akan menghasilkan kortisol. Pada

keadaan stres, kadar kortisol semakin meningkat (Colbert, 2011). Tubuh

memulai beradaptasi terhadap stresor lingkungannya dan mengupayakan

pertahanan homeostatis melalui mekanisme penyelesaian masalah, sehingga

mobilitas sistem energi dan pertahanan tubuh berlanjut pada tingkat lebih

rendah dari keadaan awal. Pada kondisi tahap ini, tidak selamanya dapat

ditoleransi terus menerus karena semakin berkurangnya sumber daya (Nurdin,

2011).

3. Tahap ketiga : Kelelahan (Exhaustion)

Bila mekanisme penyelesaian masalah tidak efisien dan efektif maka

tubuh sudah tidak mampu lagi mempertahankan normalnya.

Ketidakmampuan secara biologis untuk mempertahankan homeostasis yang

berperan sebagai peringatan ulang. Pada titik inilah, gejala inisial sistem saraf

otonom muncul dengan derajat yang lebih tinggi. Aksis hipotalamus

dirangsang, sehingga kadar kortisol meningkat dan seolah mengalami

akselerasi. Tahap akhir inilah terjadi bermacam-macam manifestasinya seperti

terjadi penurunan fungsi imun, gangguan kardiovaskular, depresi dan lainnya.

Bila sudah mencapai fase ini dan tidak segera diatasi maka akan

menyebabkan terjadinya kematian (Nurdin, 2011).

Menurut Durand dan Barlow (2006) efek-efek fisiologis dari tahapan-

tahapan awal stres yang bersifat mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

17

menstimulasi sumber daya yang kita miliki selama menghadapi ancaman atau

bahaya. Caranya yaitu dengan mengaktifkan organ-organ dalam agar tubuh

kita siap mengambil tindakan segera, baik dengan melawan (fight) atau

menghindar / melarikan diri (flight). Perubahan-perubahan ini meningkatkan

kekuatan dan aktivitas mental kita.

G. Hubungan Stres dengan Sistem Endokrin

Selain mempengaruhi sistem saraf simpatis, stres dapat juga

mempengaruhi hipotalamus. Adrenalin dan norepinefrin yang dikeluarkan untuk

persiapan perlawanan terhadap situasi stres yang akan terjadi. Korteks adrenal

yang memproduksi hormon steroid dalam usaha untuk membantu tubuh dalam

menghadapi keadaan stres. Bila adrenalin dan norepinefrin cepat dimetabolisme

tubuh, sedngkan steroid memilki struktur yang besa dan butuh waktu yang lama

untuk dieliminasi. Steroid ini dapat menyebabkan peningkatan pelepasan energi,

penekan respon imun dan respon inflamasi (Leatz and Stolar, 1993).

Ketika tubuh kita mengalami stres, hipotalamus akan menstimulasi

sistem saraf simpatik yang akan menyebabkan adrenal medulla mensekresikan

katekolamin yang akan masuk ke dalam sirkulasi darah dan memicu peningkatan

irama jantung, pernafasan, serta metabolisme glukosa. Pada saat yang sama

hipotalamus juga akan melepaskan hormon Corticotropin-releasing-hormone

(CRH) yang dihantarkan oleh sirkulasi darah menuju ke kelenjar pituitari.

Kemudian kelenjar pituitari akan mensekresi hormon lain termasuk

Adrenocorticotropic hormone (ACTH), yang mengaktivasi kelenjar adrenal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

18

Meningkatkan pelepasan

energi

Menekan respon inflamasi

Menekan respon imun

dan akan melepaskan hormon stres yang disebut juga sebagai kortisol

(Seligman,dkk., 2001). Seperti yang dijabarkan di atas, gambar 3 ini menunjukkan

alur dari respon stres.

Gambar 3. Respon stres (Seligman, dkk., 2001)

Stresor

Hipotalamus

(melepasankan CRH)

Hipotalamus

Meningkatkan respon

kardiovaskular

Meningkatkan respirasi

Meningkatkan perspirasi

Mengalirkan darah menuju

otot

Menstimulasi aktivitas

mental

Meningkatkan metabolisme

Medula adrenal

(melepaskan

norepinefrin dan

adrenalin)

Kelenjar pituitari

(melepasankan ACTH)

Sistem sraf

simpatik

Kelenjar Adrenal

(melepaskan hormon stres)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

19

H. Stres Memicu Timbulnya Nyeri

Stres dapat juga mempengaruhi nyeri, tetapi belum diketahui secara pasti

penyebabnya. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kecemasan yang disebabkan

oleh stres dapat meningkatkan rasa sakit atau nyeri. Penjelasan yang masuk akal

mengenai fenomena ini adalah bahwa emotional stress mungkin meningkatkan

rasa sakit atau nyeri dengan peningkatan kecemasan di mana terjadi ketegangan

otot dan respon fisiologik yang lain, yang memicu timbulnya sensasi nyeri

(Bishop, 1994). Menurut Widiastuti (2005), banyak penelitian yang menunjukkan

kaitan antara nyeri kepala tegang dengan maladaptasi faktor lingkungan,faktor

kecemasan serta depresi. Faktor kecemasan yang menjadi salah satu faktor yang

dapat menurunkan ambang nyeri dan toleransi terhadap nyeri sehingga akan lebih

mudah terbentuk rasa nyeri kepala tegang. Nyeri dan cemas secara langsung

dapat menimbulkan stres pada sistem imun, atau melalui peptide hipotalamik,

kelenja pituitari dan katekolamin sebagai produk cabang simpatis. CRH, ACTH

dan substansi P merupakan beberapa substansi yang menjadi penghubung antara

kedua sistem otak dan sistem imun. Otak akan memberi respon terhadap stres

dengan melepas CRH oleh PVN dan terjadi beberapa perubahan yang diinduksi

stres, diantaranya aktivasi aksi HPA dan aksis Medula adrenal simpatik

(Triyono,2005).

Nyeri dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau stres. Stres yang

disebabkan oleh aktivitas fisik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan

atau sel. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan oksigen selama

terjadinya aktivitas fisik, sedangkan asupan oksigen yang diperoleh tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

20

mencukupi sehingga terjadi ketidak seimbangan antara asupan oksigen yang

diterima dan yang dikeluarkan. Ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen ini

terkait dengan produksi radikal bebas yang dkenal sebagai stres oksidatif

(Iriyanti,2008).

I. Nyeri

Menurut Sukandar dkk. (2008), nyeri merupakan suatu pengalaman

sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan

adanya kerusakan jaringan. Tahapan awal munculnya sensasi nyeri yaitu dengan

adanya rangsangan atau stimulasi pada reseptor yang dikenal dengan nosiseptor.

Reseptor ini terdapat pada struktur somatik dan viseral. Aktivasi reseptor ini

dilakukan oleh rangsangan kimia, suhu, dan mekanis. Tahap berikutnya yaitu

tahap transmisi (Dipiro, Talber, Matzke, Wells, Posey, 2008).

Suatu nyeri akan dirasakan secara sadar ketika proses transmisi nyeri

menuju otak berjalan dengan baik. Tubuh secara alami akan dapat menangani

rangsangan nosiseptif melalui tahap modulasi. Pada tahap modulasi ini yang

dilakukan tubuh yaitu menghambat transmisi nyeri. Sistem saraf pusat juga

memiliki sitem yang berguna untuk mengontrol transmisi nyeri (Dipiro et

al,2008). Mekanisme terjadinya nyeri berkaitan dengan aktivitas enzim

cyclooxygenase (COX) yang memetabolisme asam arakhidonat menjadi

prostaglandin (PG).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

21

J. Analgetika

Analgetik ini terdiri dari dua jenis yaitu analgetik narkotik dan analgetik

non narkotik. Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang digunakan untuk

meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ

viseral. Kerja analgetik narkotik yaitu mengurangi nyeri dengan menurunkan

persepsi rasa nyeri atau menaikkan nilai ambang rasa sakit.analgetik narkotik ini

tidak mempengaruhi sistem saraf perifer. Contoh analgetik parasetamol yang

masih digunaan hingga sekarang : morfin HCl, kodein, petidin, dan fentanyl HCl

(Priyanto, 2008),

Analgetik non narkotik berasal dari golongan antiinflamasi non steroid

(AINS) dan berfungsi menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. AINS ini

bukan hanya sebagai analgetik, tetapi berfungsi juga sebagai antipiretik dan

antiinflamasi (Priyanto, 2008). Efek analgesik AINS digunakan baik di perifer

maupun di sentral, tetapi efek di perifernya lebih banyak. Efek analgesik biasanya

berhubungan dengan efek antiinflamasi dan diakibatkan oleh inhibisi sintesis

prostaglandin dalam jaringan yang meradang. Prostaglandin menghasilkan sedikit

nyeri, tetapi mempotensiasi nyeri yang disebabkan oleh mediator inflamasi lain

(Neal, 2005). Obat AINS ini memiliki efek analgesik yang jauh lebih lemah

daripada efek analgesik opiat atau analgesik narkotik. Mekanisme kerja obat ini

hanya mengubah persepsi sensorik nyeri dan tidak mempengaruhi sensorik

lainnya (Tanu, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

22

K. Parasetamol

Parasetamol merupakan analgesik lemah yang banyak digunakan, secara

normal mengalami glukoronnidasi dan sulfatasi (Neal, 2005). Parasetamol

merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, dan memiliki rasa pahit.

Parasetamol larut dalam air mendidih, NaOH, dan mudah larut dalam etanol.

Bobot molekul parasetamol 151,16 dengan rumus molekul C8H9NO2 (Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Gambaran dari bentuk struktur

parasetamol atau C8H9NO2 ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Struktur Parasetamol (Anonim, 2011).

Parasetamol ini menginhibisi sintesis prostaglandin pada sistem saraf

pusat dan perifer dengan memblok impuls nyeri (Lacy, dkk., 2009). Obat ini

bekerja dengan menghambat biosintesis prostaglandin terutama di hipotalamus,

sehingga obat ini sangat efektif sebagai analgesik antipiretik. Selain itu

parasetamol bekerja mengurangi produksi prostaglandin dengan cara menghambat

enzim cyclooxygenase (COX). (Rang, Dale, Ritter dan Flower, 2007).

Parasetamol merupakan obat yang aman bila digunakan dalam dosis terapi dan

tidak menimbulkan iritasi pada lambung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

23

L. Metode Pengujian Daya Analgesik secara in-vivo

Salah satu metode pengujian daya efek analgesik secara in-vivo pada

golongan analgetika non narkotika, yaitu metode rangsang kimia. Metode

rangsang kimia ini menggunakan zat kimia yang diinjeksikan pada heawan uji

secara i.p (intraperitonial), sehingga akan menimbulkan nyeri. Beberapa zat kimia

yang biasanya digunakan antara lain asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini

cukup peka untuk pengujian senyawa analgesik dengan daya analgesik lemah,

selain itu metode ini sederhana. Pemberian analgesik akan mengurangi rasa nyeri

sehingga jumlah geliat dalam jangka waktu tertentu akan berkurang. Daya

analgesik dapat dievaluasi menggunakan persamaan menurut Handerson dan

Forsaith.

Keterangan :

O = jumlah kumulatif geliat mencit kelompok perlakuan.

K = jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol. (Turner, 1965).

M. Landasan Teori

Stres merupakan suatu keadaan atau kondisi ketegangan fisiologis

maupun psikologis yang disebabkan oleh adanya rangsangan merugikan, fisik,

mental atau emosi, internal maupun eksternal, yang mengganggu fungsi

organisme (Dorland and Newman, 2000). Stres disebabkan oleh stresor, di mana

stresor memiliki dua jenis yaitu stresor fisik dan stresor psikososial. Stres dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

24

dipengaruhi oleh stresor. Metode stresor yang digunakan adalah metode aktivitas

fisik maksimal yaitu dengan berenang selama 30 menit (Harahap,2008) dan

metode bising yaitu pemberian paparan bising dengan intensitas >85 dB

(Inayah,2008). Stres ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit. Salah satu

penyakit yang diakibatkan oleh keadaan stres ini adalah nyeri. Nyeri merupakan

suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang

berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan (Sukandar, 2008). Untuk

mengurangi nyeri diberikan obat golongan analgesik perifer yaitu parasetamol.

Metode yang digunakan untuk menguji efek analgesik adalah metode rangsang

kimia, yaitu dengan memberikan injeksi asam asetat yang berfungsi sebagai

pemberi rasa nyeri.

Pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa efek

analgesik parasetamol dosis terapi (91 mg/kg) menurun pada kondisi atau

keadaan stres. Penurunan efek tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penurunan

persen proteksi geliat tiap interval waktu pada kelompok perlakuan parasetamol

yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok perlakuan parasetamol tanpa

diberi pra-perlakuan stres (Bertiyanto,2009).

N. Hipotesis

1. Stres yang disebabkan stresor dapat menurunkan efek analgesik parasetamol,

baik pada metode bising maupun aktivitas fisik maksimal.

2. Terdapat perbedaan pengaruh stresor dengan metode bising dan aktivitas fisik

maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, di mana

dilakukan perlakuan terhadap seluruh subyek uji dan bersifat eksploratif yaitu

untuk mengetahui pengaruh stresor dengan metode bising dan metode aktivitas

fisik maksimal terhadap efek analgesik parasetamol.

Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan acak

lengkap pola searah. Acak berarti pengelompokan mencit dilakukan secara

random, setiap subyek uji memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan ke

dalam kelompok perlakuan.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel utama

1) Variable bebas: pengaruh jenis stresor dengan metode bising dan

metode aktivitas fisik maksimal terhadap parasetamol.

2) Variable tergantung: jumlah geliat mencit.

b. Variabel pengacau terkendali

1) Jenis kelamin mencit : mencit putih jantan

2) Galur mencit : Wistar

3) Berat badan mencit (20-30 gram)

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

26

4) Umur mencit (2-3 bulan)

c. Variabel pengacau tak terkendali

1) Kondisi patologis dari mencit yang digunakan pada penelitian ini.

2. Definisi Operasional

a. Stres merupakan keadaan di mana merasa adanya ancaman dengan sesuatu

atau ketidak mampuan dalam mengatasi yang dapat mempengaruhi

keadaan fisiologis maupun psikologis. Dalam penelitian stres pada hewan

uji adalah ketika hewan uji diberi paparan stresor dengan metode yang

ditentukan.

b. Aktivitas fisik maksimal adalah kerja fisik dengan intensitas tinggi yang

menyangkut sistem pada tubuh dan menyebabkan perubahan-perubahan

pada tubuh. Aktivitas fisik maksimal berupa renang selama 30 menit yang

dilakukan selama 3 hari.

c. Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki serta dapat

membahayakan kesehatan. Pemaparan bising yang diberikan

menggunakan intensitas 85 sampai 100 dB selama 2 jam per hari yang

dilakukan selama 3 hari.

d. Pengukuran intensitas bunyi untuk bising menggunakan alat sound level

meter.

e. Nyeri ditunjukkan dengan munculnya geliat setelah diberi asam asetat.

f. Analgetika adalah senyawa yang dapat mengurangi rasa nyeri, tanpa

menghilangkan kesadaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

27

g. Geliat merupakan suatu respon dari mencit yaitu ketika kaki belakang

dijulurkan ke arah belakang dan bagian perut menempel pada alas atau

tempat pengamatan.

h. Metode rangsang kimia merupakan salah satu metode uji efek analgesik

dengan mengukur jumlah geliat tiap 5 menit selama 60 menit setelah

mencit diinjeksi asam asetat secara i.p.

C. Bahan atau Materi Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: hewan uji

mencit putih jantan galur Wistar sehat dengan umur 2-3 bulan dan memiliki berat

badan 20-30 gram sebanyak 30 ekor. Seluruh bahan diperoleh dari Laboratorium

Hayati Imono, Laboratorium Biokimia-Fisiologi Manusia, dan Farmakologi-

Biofarmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Alat atau Instrumen yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: tempat kaca dengan

tutup yang terbuat dari kardus dan dilapisi karpet dan aquarium kaca sebagai

tempat untuk perlakuan stres dengan bising, speaker, timbangan mencit,

timbangan analitik, alat suntik oral, alat suntik parenteral (intraperitonial), alat-

alat gelas, dan alat pencatat waktu (stopwatch).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

28

E. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan metode perlakuan stres

a. Untuk kelompok perlakuan stres dengan metode aktivitas fisik maksimal,

masing-masing mencit dimasukkan dalam bejana atau aquarium berisi air

yang nantinya mencit tersebut berusaha untuk berenang. Perlakuan ini

dilakukan selama 30 menit selama 3 hari berturut-turut.

b. Untuk kelompok perlakuan stresor dengan metode bising, masing-masing

mencit dimasukkan ke dalam wadah kaca bersekat yang diberi suara bising

dengan intensitas 85-100 dB. Perlakuan tersebut dilakukan selama 2 jam

per hari selama 3 hari berturut-turut.

2. Penentuan metode uji efek analgesik

Pada penelitian ini peneliti memilih metode uji efek analgesiknya

adalah metode uji rangsang kimia, karena metode ini mudah dilakukan dan

pengerjaannya relatif singkat serta hasil yang diperoleh cukup akurat. lain itu

hasil yang ditunjukkan mudah untuk diamati.

3. Pembuatan sediaan

a. Pembuatan larutan asam asetat 1% dengan dosis 100 mg/kg BB

Larutan asam asetat 1% dibuat dengan mengambil asam asetat

100% sebanyak 0,25 ml menggunakan pipet, lalu dilarutkan dalam

aquades secukupnya, kemudian diencerkan dengan aquadest hingga

volumenya 25 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

29

b. Pembuatan larutan CMC-Na 1% 100 ml

Menimbang dengan seksama serbuk CMC-Na sebanyak 1 gram

dilarutkan dengan air panas secukupnya sambil diaduk sampai 100,0 ml.

CMC yang digunakan adalah Natrium karboksil metil selulosa (bersifat

higroskopik).

c. Pembuatan suspensi parasetamol dalam CMC-Na 1%

Suspensi parasetamol dibuat dengan mensuspensikan parasetamol

sebanyak 0,1 gram dalam CMC-Na 1% yang telah dibuat hingga

volumenya 10 ml.

4. Penentuan dosis

a. Penentuan dosis asetat

Dosis yang digunakan yaitu 50 mg/kg BB. Subyek uji diinjeksi

secara i.p. dengan asam asetat dan diamati geliat setiap 5 menit selama 60

menit.

b. Penentuan dosis parasetamol

Dosis parasetamol yang biasa digunakan sebesar 500 mg/50 kg BB.

Dosis ini akan dikonversikan ke mencit sehingga didapat dosis 91 mg/kg

BB (dosis terapeutik).

5. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Senyawa uji yang digunakan adalah suspensi parasetamol dalam CMC-

Na 1% dengan dosis 91 mg/kg BB. Selang waktu pemberian asam asetat yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

30

15 menit. Selang waktu pemberian yang dipilih adalah selang waktu yang

memberikan jumlah geliat paling sedikit dibanding dengan kelompok

perlakuan lainnya.

6. Perlakuan pada hewan uji

Hewan uji dikelompokkan secara random kemudian ditimbang.

Dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok teridiri dari 5 mencit:

1. kelompok kontrol CMC tanpa perlakuan stres dengan pemberian CMC-

Na 1% b/v dan asam asetat 1% v/v.

2. kelompok kontrol parasetamol tanpa perlakuan stres dengan pemberian

parasetamol 91 mg/kg BB dan asam asetat 1% v/v.

3. kelompok perlakuan CMC + aktivitas fisik maksimal (mencit

diberenangkan selama 30 menit selama 3 hari) dengan pemberian CMC-

Na 1% b/v dan asam asetat 1% v/v.

4. kelompok perlakuan parasetamol + aktivitas fisik maksimal (mencit

diberenangkan selama 30 menit selama 3 hari) dengan pemberian

parasetamol 91 mg/kg BB dan asam asetat 1% v/v.

5. kelompok perlakuan CMC + bising (mencit diberi suara bising selama 2

jam per hari selama 3 hari) dengan pemberian CMC-Na 1% b/v dan asam

asetat 1% v/v.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

31

6. kelompok perlakuan parasetamol + bising (mencit diberi suara bising

selama 2 jam per hari selama 3 hari) dengan pemberian parasetamol 91

mg/kg BB dan asam asetat 1% v/v.

Masing-masing perlakuan dilakukan pengamatan jumlah geliat

selama 60 menit

Mencari % daya analgesik dihitung dengan rumus :

% daya analgesik = 100% - ( × 100% )

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh berupa jumlah geliat mencit pada kelompok kontrol

CMC (tanpa perlakuan stres); kelompok kontrol parasetamol (tanpa perlakuan

stres); kelompok perlakuan CMC + aktivitas fisik maksimal; kelompok perlakuan

parasetamol + aktivitas fisik maksimal; kelompok perlakuan CMC + bising; dan

kelompok perlakuan PCT + bising. Kemudian dihitung jumlah geliatnya dan

dianalisis secara statistik.

Penggujian yang dilakukan adalah uji Shapiro-Wilk (uji normalitas), uji

One Way Anova, Uji Post Hoc dan uji Independent t-test (uji yang digunakan

untuk membandingkan hasil dari kelompok perlakuan aktivitas fisik maksimal

dan kelompok perlakuan bising). Selain itu, dari hasil jumlah geliat dihitung juga

persentase daya analgesik dari masing-masing mencit dan dibandingkan dengan

kelompok lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Stresor dengan Metode Bising dan Metode Aktivitas Fisik

Maksimal tehadap Efek Analgesik Parasetamol

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk meneliti efek

analgesik yaitu dengan menggunakan metode rangsang kimia dengan pemberian

asam asetat. Asam asetat ini merupakan iritan yang dapat merangsang nyeri, yang

disuntikkan secara intraperitonial (i.p) dan dapat menimbulkan kerusakkan secara

lokal. Mencit yang disuntik secara i.p dengan asam asetat akan menunjukkan

respon berupa geliat. Geliat merupakan respon dari mencit yaitu ketika kaki

belakang dari mencit menjulur ke belakang dan bagian perut menempel pada alas

atau lantai. Geliat muncul karena respon dari rasa sakit yang dirasakan oleh

mencit akibat pemberian asetat. Pengamatan jumlah geliat ini dilakukan setiap 5

menit selama 60 menit. Jumlah geliat yang ditunjukkan oleh kelompok mencit

akan diamati dan selanjutnya akan dianalisis. Analisis secara statistik yang

digunakan pada penelitian ini yaitu uji Shapiro-Wilk (uji normalitas), uji One Way

Anova, uji Post Hoc dan uji Independent t-test.

Mengacu dari penelitian yang pernah ada yang dilakukan oleh Bertiyanto

pada tahun 2009, dosis parasetamol yang digunakan untuk penelitian ini sebesar

91 mg/kg BB mencit. Alasan pemilihan dosis 91 mg/kg BB mencit karena dosis

ini merupakan dosis terapi yang optimal dari parasetamol yang diberikan untuk

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

33

mencit. Pemberian parasetamol ini dilakukan setelah mencit mendapat perlakuan

stres maupun tanpa perlakuan stres dan kemudian ditunggu hingga 15 menit

setelah pemberian parasetamol. Selang waktu selama 15 menit dipilih berdasarkan

penelitian yang pernah dilakukan dan diuji dengan waktu lainnya. Waktu 15 menit

ini menunjukkan bahwa dapat diasumsikan parasetamol yang diberikan sudah

terabsorpsi sepenuhnya. Setelah 15 menit kemudian diberi asam asetat dengan

dosis 50 mg/kg BB, di mana asam asetat ini berfungsi untuk memberikan

rangsangan nyeri.

Penggunaan CMC-Na yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

pelarut parasetamol karena parasetamol tidak dapat larut dalam air (aquadest).

Konsentrasi CMC-Na yang digunakan adalah CMC-Na sebesar 1 %. Suspensi

CMC-Na ini hanya bersifat sebagai suspending agent sehingga tidak akan

berpengaruh terhadap daya analgesik pada parasetamol.

1. Pengaruh Stresor dengan Metode Akifitas Fisik Maksimal terhadap Efek

Analgesik Parasetamol

Metode stresor yang digunakan pada pengujian aktivitas fisik maksimal

yaitu berupa renang, di mana hewan uji dibiarkan berenang selama 30 menit

hingga hampir tenggelam dalam akuarium kaca. Perlakuan renang terhadap

hewan uji dilakukan selama 3 hari berturut-turut dan pada hari ketiga setelah

hewan uji berenang kemudian diberi parasetamol dan asam asetat untuk

selanjutnya diamati geliat yang muncul. Respon geliat mencit diamati dan

dicatat tiap 5 menit selama 60 menit. Berdasarkan hasil penelitian pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

34

kelompok aktivitas fisik maksimal, diperoleh untuk rata-rata jumlah geliat

yang telah diringkas dalam tabel I.

Tabel I. Rata-rata Jumlah Geliat Mencit pada Kelompok Stresor dengan

Metode Aktivitas Fisik Maksimal

Kelompok Rata-rata Jumlah Geliat ± SD

Kontrol CMC 85,5 ± 9,5

Kontrol PCT 47, 6 ± 10,5

Perlakuan CMC + AFM 128 ± 23,8

Perlakuan PCT + AFM 51,2 ± 9,2

Setelah didapat data rata-rata jumlah geliat mencit pada kelompok stresor

dengan metode aktivitas fisik maksimal dilakukan uji normalitas dengan

menggunakan uji Shaphiro-Wilk (pengujian normalitas untuk sampel yang

kurang dari 50). Berdasarkan uji normalitas, nilai p kelompok kontrol CMC

dan kontrol parasetamol yaitu 0,810 dan 0,763. Pada kelompok perlakuan

CMC+AFM nilai p = 0,457 dan kelompok perlakuan PCT+AFM nilai p =

0,482. Hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut telah terdistribusi secara

normal karena nilai p > 0,05. Selanjutnya, untuk melihat perbedaan antara 4

kelompok maka dilakukan uji One Way Anova, tetapi sebelum itu perlu dilihat

uji homogenitas variansinya supaya diketahui apakah sesuai dengan ketentuan

dan syarat dari uji One Way Anova. Pada kelompok stresor dengan metode

aktivitas fisik maksimal ini menunjukkan bahwa nilai p pada uji homogenitas

0,029; hal ini diartikan bahwa data tidak valid atau variansi tidak sama

sehingga perlu dilakukkan transformasi. Hasil dari tansformasi tersebut

menunjukkan nilai p = 0,486, di mana > 0,05 sehingga data dapat dilanjutkan

dengan uji One Way Anova.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

35

Tabel II. Hasil Uji One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95 % pada

kelompok stresor dengan metode aktivitas fisik maksimal

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .619 3 .206 33.930

.000

Within Groups .097 16 .006

Berdasarkan data di tabel II. ditunjukkan nilai signifikansinya sebesar 0,000.

Dengan ini, diketahui bahwa pada keempat kelompok stresor dengan metode

aktivitas fisik maksimal ini memiliki perbedaan yang bermakna. Dan untuk

menunjukkan gambaran rata-rata jumlah geliat mencit pada kelompok stresor

dengan metode aktivitas fisik maksimal ditampilkan dalam diagram batang

pada gambar 5.

G

ambar 5. Diagram batang kelompok kontrol dan perlakuan vs rata-rata jumlah geliat

pada stresor metode aktivitas fisik maksimal

Untuk mengetahui pada kelompok mana yang memiliki perbedaan yang

bermakna maka perlu dilakukan uji statistik yang berfungsi untuk

menunjukkan kelompok yang berbeda bermakna yaitu uji Post Hoc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

36

Tabel III. Hasil Uji Post Hoc dengan taraf kepercayaan 95 % pada kelompok

stresor dengan metode aktivitas fisik maksimal

Kelompok Kelompok Nilai p =

Kontrol CMC

dengan

Kontrol PCT 0,000 Signifikan

Kontrol CMC P. CMC + AFM 0,003 Signifikan

Kontrol CMC P.PCT + AFM 0,000 Signifikan

Kontrol PCT P. CMC + AFM 0,000 Signifikan

Kontrol PCT P.PCT + AFM 0,487 Tidak Signifikan

P. CMC + AFM P.PCT + AFM 0,000 Signifikan Nilai p < 0,05

Dilihat dari data tabel di atas, bahwa antara kelompok kontrol CMC berbeda

bermakna dengan kelompok kontrol parasetamol karena tidak dapat

menghambat nyeri sehingga jumlah geliat yang ditimbulkan oleh kelompok

kontrol CMC lebih banyak dari pada kelompok kontrol parasetamol. Pada

kelompok kontrol CMC dengan kelompok perlakuan CMC+AFM berbeda

bermakna walaupun kedua kelompok tersebut sama-sama diberi CMC tetapi

perbedaannya ditunjukkan dengan adanya pemberian stresor (renang) yang

semakin meningkatkan jumlah geliat bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol CMC tanpa pemberian stresor. Kelompok kontrol CMC juga berbeda

bermakna dengan kelompok perlakuan PCT+AFM. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya perbedaan jumlah geliat pada kelompok perlakuan PCT+AFM

lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol CMC, yang berarti

bahwa dengan adanya pemberian parasetamol pada kelompok perlakuan

mampu mempengaruhi efek analgesik dengan penghambatan efek analgesik

sehingga jumlah geliat pada kelompok perlakuan lebih sedikit bila

dibandingkan dengan kontrol. Untuk kelompok kontrol PCT juga berbeda

bermakna dengan kelompok perlakuan CMC+AFM di mana perbedaannya

hampir sama dengan kelompok kontrol CMC dengan perlakuan CMC+AFM,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

37

tetapi hanya berbeda pada kontrolnya yang digunakan adalah parasetamol dan

dapat dilihat dari nilai signifikansinya yaitu 0,003 (kontrol CMC –

p.CMC+AFM) dengan 0,000 (kontrol CMC – p.PCT+AFM). Hanya untuk

kelompok kontrol PCT dengan kelompok perlakuan PCT+AFM berbeda tidak

bermakna karena nilainya melebihi dari 0,05 dan bila dilihat dari diagram

batangnya antara kedua kelompok tersebut tingginya hampir sama, sehingga

dapat dimungkinkan adanya pemberian stresor (renang) tidak berpengaruh

terhadap jumlah geliat dari mencit, walaupun keduanya sama-sama diberi

parasetamol.

2. Pengaruh Stresor dengan Metode Bising terhadap Efek Analgesik

Parasetamol

Untuk uji perlakuan pada kelompok stresor dengan metode bising,

berupa suara-suara bising seperti suara mesin kendaraan bermotor dan suara

mesin pabrik. Metode suara bising ini menggunakan intensitas 85 -100 dB.

Waktu yang digunakan untuk memberi paparan stresor dengan suara bising

adalah 2 jam per hari selama 3 hari berturut-turut (Inayah, 2008).

Pada kelompok perlakuan CMC+Bising dan kelompok perlakuan

PCT+Bising, semua mencit diberi perlakuan stres dengan pemberian suara

bising selama 2 jam/hari selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ketiga, mencit

pada kelompok perlakuan CMC+Bising diberi CMC-Na 1% b/v dan setelah

15 menit diberi asam asetat dosis 50 mg/kg BB, sedangkan untuk kelompok

perlakuan PCT+Bising diberi parasetamol dosis 91 mg/kg BB dan setelah 15

menit diberi asam asetat dosis 50 mg/kg BB. Setelah pemberian asam asetat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

38

diamati dan dicatat jumlah geliat mencit tiap 5 menit selama 60 menit dan

selanjutnya akan dianalisis. Hasil perhitungan dari rata-rata jumlah geliat telah

diringkas dalam tabel IV.

Tabel IV. Rata-rata Jumlah Geliat Mencit pada Kelompok Stresor dengan

Metode Bising

Kelompok Rata-rata Jumlah Geliat ± SD

Kontrol CMC 85,5 ± 9,5

Kontrol PCT 47, 6 ± 10,5

Perlakuan CMC + Bising 88,2 ± 15,6

Perlakuan PCT + Bising 67 ± 13,8

Data yang akan akan dilihat pengaruh stresor dengan metode bising ini,

sebelumnya dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shaphiro-Wilk. Nilai

pengujian normalitas untuk kelompok perlakuan CMC+Bising p = 0,743 dan

pada kelompok perlakuan PCT+Bising p = 0,610. Hal tersebut menunjukkan

bahwa keduanya telah terdistribusi secara normal karena p > 0,05. Selanjutnya

untuk pengujian One Way Anova. Hasil uji tercatat di dalam tabel V.

Tabel V. Hasil Uji One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95 % pada

masing-masing kelompok

Sum of

Squares dF Mean Square F Sig.

Between Groups 6017,750 3 2005,917 12,652 ,000

Within Groups 2536,800 16 158,550

Berdasarkan data di tabel V ditunjukkan nilai p sebesar 0,000 (lebih kecil

dari 0,05). Dengan ini, diketahui bahwa antar kelompok kontrol dan perlakuan

stresor dengan metode bising ini terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk

menunjukkan gambaran rata-rata jumlah geliat mencit pada kelompok stresor

dengan metode bising ditampilkan dalam diagram batang pada gambar 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

39

Gambar 6. Diagram batang kelompok kontrol dan perlakuan vs rata-rata jumlah geliat pada

stresor metode bising

Untuk mengetahui pada kelompok mana yang memiliki perbedaan yang

bermakna maka perlu dilakukan uji statistik yang berfungsi untuk

menunjukkan kelompok yang berbeda bermakna adalah uji Post Hoc.

Tabel VI. Hasil Uji Post Hoc dengan taraf kepercayaan 95 % pada kelompok

stresor dengan metode bising

Kelompok Kelompok Nilai

p =

Kontrol CMC

dengan

Kontrol PCT 0,000 Signifikan

Kontrol CMC P. CMC + Bising 0,767 Tidak Signifikan

Kontrol CMC P.PCT + Bising 0,004 Signifikan

Kontrol PCT P. CMC + Bising 0,000 Signifikan

Kontrol PCT P.PCT + Bising 0,172 Tidak Signifikan

P. CMC + Bising P.PCT + Bising 0,002 Signifikan Nilai p < 0,05

Dilihat dari data tabel di atas, bahwa antara kelompok kontrol CMC berbeda

bermakna dengan kelompok kontrol parasetamol karena tidak dapat

menghambat nyeri sehingga jumlah geliat yang ditimbulkan oleh kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

40

kontrol CMC lebih banyak dari pada kelompok kontrol parasetamol. Pada

kelompok kontrol CMC dengan kelompok perlakuan CMC+Bising berbeda

tidak bermakna karena nilai signifikansinya yaitu 0,767 di mana nilainya lebih

dari 0,05. Meningkatnya jumlah geliat pada kedua kelompok ini kemungkinan

tidak dipengaruhi oleh adanya pemberian stresor (berupa suara mesin) dan hal

ini ditunjukkan dengan terdapat perbedaan yang tidak begitu tampak pada

kedua kelompok tersebut dari diagram batang pada gambar 6. Kelompok

kontrol CMC berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan PCT+Bising.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan jumlah geliat pada kelompok

perlakuan PCT+Bising lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol

CMC, yang berarti bahwa dengan adanya pemberian parasetamol pada

kelompok perlakuan mampu mempengaruhi efek analgesik dengan

penghambatan efek analgesik sehingga jumlah geliat pada kelompok

perlakuan lebih sedikit bila dibandingkan dengan kontrol. Untuk kelompok

kontrol parasetamol juga berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan

CMC+Bising, di mana perbedaannya hampir sama dengan kelompok kontrol

CMC dengan perlakuan PCT+Bising, tetapi hanya berbeda pada kontrolnya

yang digunakan adalah parasetamol dan dapat dilihat dari nilai signifikansinya

yaitu 0,000 (kontrol PCT-p.CMC+Bising) dengan 0,004 (kontrol CMC-

p.PCT+Bising). Selain itu, untuk kelompok kontrol parasetamol dengan

kelompok perlakuan PCT+Bising berbeda tidak bermakna karena nilainya

melebihi dari 0,05 yaitu 0,172 dan bila dilihat dari diagram batangnya antara

kedua kelompok tersebut terlihat perbedaan walaupun tidak terlalu banyak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

41

sehingga dapat dimungkinkan adanya pemberian stresor (suara mesin) tidak

berpengaruh terhadap jumlah geliat dari mencit, walaupun keduanya sama-

sama diberi parasetamol.

Hasil pada metode bising dan aktivitas fisik maksimal, dapat simpulkan

bahwa dengan adanya pemberian stresor baik berupa paparan bising > 85 dB

maupun berupa perlakuan berenang selama 30 menit tidak mampu

menurunkan efek analgesik dari parasetamol. Penurunan efek analgesik hanya

disebabkan adanya pemberian parasetamol. hal ini ditunjukkan dari diagram

untuk kelompok kontrol parasetamol dengan kelompok perlakuan

parasetamol+bising (gambar 6) dan diagram untuk kelompok kontrol

parasetamol dengan kelompok perlakuan parasetamol+aktivitas fisik

maksimal (gambar 5), rata-rata jumlah geliat yang diperoleh kelompok kontrol

lebih sedikit dari pada kelompok perlakuan.

Hasil pengaruh stresor pada metode bising dan aktivitas fisik maksimal

terhadap efek analgesik parasetamol pada penelitian ini tidak sesuai dengan

teori yang ada. Di mana pada penelitian yang dilakukan oleh Bertiyanto

(2009) menunjukkan bahwa adanya stres dapat menurunkan efek analgesik

parasetamol, sedangkan pada penelitian ini pemberian stres yang dilakukan

dengan dua metode yang berbeda tidak mampu menurunkan efek analgesik

parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

42

B. Perbedaan Pengaruh Stresor dengan Metode Aktivitas Fisik Maksimal

dan Metode Bising Terhadap Efek Analgesik Parasetamol

Pada penelitian ini % daya analgesik dimaksudkan untuk melihat seberapa

besar kemampuan dari parasetamol untuk menurunkan efek analgesik. Nilai rata-

rata % daya analgesik pada kelompok aktivitas fisik maksimal dapat dilihat pada

tabel VII.

Tabel VII. Nilai rata-rata % daya analgesik

% daya analgesik kelompok Nilai rata-rata % daya

analgesik ± SD

Parasetamol 44,5 % ± 12,2

parasetamol dengan metode aktivitas

fisik maksimal 40,3 % ± 10,7

parasetamol dengan metode bising 31,2 % ± 16,0

Keterangan :

parasetamol : subyek uji dengan pemberian suspensi

parasetamol 91 mg/kg BB tanpa perlakuan

stres

metode aktivitas fisik maksimal : subyek uji dengan pemberian suspensi

parasetamol 91 mg/kg BB dengan perlakuan

stres (renang)

metode bising : subyek uji dengan pemberian suspensi

parasetamol 91 mg/kg BB dengan perlakuan

stres (bising)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa efek analgesik pada kelompok

parasetamol tanpa pemberian stres nilai % daya analgesiknya lebih rendah bila

dibandingkan dengan kelompok parasetamol dengan metode aktivitas fisik

maksimal. Daya analgesik pada kelompok parasetamol dengan metode bising

paling rendah daripada kedua kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan parasetamol dengan pemberian perlakuan stres, dalam hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

43

menggunakan metode aktivitas fisik maksimal memiliki % daya analgesik yang

tinggi, sehingga menunjukkan kemampuan menurunkan efek analgesik yang baik.

Persen daya analgesik dapat dilihat dari diagram di bawah ini.

Gambar 7. Diagram Batang kelompok vs persen daya analgesik parasetamol

Dari gambar diagram di atas, menunjukkan bahwa kemampuan efek analgesik

dalam menurunkan nyeri pada kelompok hewan uji yang diberi parasetamol tanpa

ada pemberian perlakuan stresor lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

perlakuan yang diberi parasetamol+aktivitas fisik maksimal. Pada kelompok

parasetamol lebih tinggi dibanding dengan kelompok perlakuan parasetamol+

bising. Berdasarkan pada perbandingan dari kelompok di atas menunjukkan

bahwa tingkat % daya analgesik pada kelompok parasetamol yang tidak diberi

stresor memiliki kemampuan menurunkan efek analgesik lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang diberi perlakuan stresor. Untuk

kelompok perlakuan parasetamol+aktivitas fisik maksimal pada diagram gambar 7

lebih tinggi dibanding kelompok perlakuan parasetamol+bising. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

44

menunjukkan kemampuan menurunkan efek analgesik pada kelompok yang

menggunakan metode bising lebih kecil dibanding dengan kelompok metode

aktivitas fisik maksimal.

Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan pada kelompok yang

memiliki persen daya analgesik, maka dilakukan pengujian secara statistik dengan

menggunakan uji independent t-test. Tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas

(Shappiro-Wilk) dan diperoleh data yang memiliki sebaran data yang normal

karena nilai p > 0,05. Tabel VIII menunjukkan hasil dari uji independent t-test

antara kelompok kontrol, perlakuan PCT+AFM dan perlakuan PCT+bising.

Tabel VIII. Hasil uji independent t-test persen daya analgesik

kelompok Nilai p

(test levene)

Nilai p

(uji t)

Kontrol parasetamol dengan perlakuan

PCT+AFM 0,558 0,579

Kontrol parasetamol dengan perlakuan

PCT+Bising 0,517 0,177

Perlakuan PCT+AFM dengan

Perlakuan PCT+bising 0,286 0,321

Nilai p test levene atau uji homogenitas, menunjukkan bahwa nilai p >

0,05 yang artinya kedua varian sama, sedangkan nilai p pada uji t menunjukkan

bahwa nilai p > dari 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan. Berdasarkan hasil di

atas, ditunjukkan bahwa hasil independen t-test % daya analgesik pada kelompok

kontrol dengan kelompok perlakuan parasetamol+aktivitas fisik maksimal

menunjukkan nilai sebesar 0,579, yang artinya % daya analgesik antara kedua

kelompok tersebut memiliki perbedaan yang tidak bermakana dalam kemampuan

untuk menurunkan efek analgesik. Pada kelompok kontrol parasetamol dengan

kelompok perlakuan parasetamol+bising nilai signifikansinya sebesar 0,177. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

45

ini menunjukkan bahwa antara kedua kelompok ini memiliki perbedaan yang

tidak bermakna dalam kemampuan menurunkan efek analgesik parasetamol pada

kelompok perlakuan aktivitas fisik maksimal dan bising yang sama-sama diberi

parasetamol.

Pada penelitian ini perbedaan pengaruh pada stresor dengan metode

aktivitas fisik maksimal dan metode bising dapat dilihat dengan menggunakan uji

independent t-test. Alasan penggunaan uji ini karena dua kelompok yang akan

diuji tidak saling berkaitan. Dalam hal ini kelompok yang dibandingkan adalah

kelompok perlakuan aktivitas fisik maksimal dengan kelompok perlakuan bising.

Sebelum pengujian dengan uji independent t-test tidak berpasangan perlu

dilakukan uji normalitas yaitu dengan menggunkan uji Saphiro-Wilk. Hasil uji

normalitas menunjukkan bahwa kelompok perlakuan stresor metode bising

menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,610 (p > 0,05) dan kelompok perlakuan

stresor metode aktivitas fisik maksimal menunjukkan nilai signifikansi sebesar

0,482 (p > 0,05). Kedua nilai ini menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi

secara normal dan kemudian dapat dilakukan uji t tidak berpasangan. Hasil uji

independent t-test ini menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,323 (p > 0,05)

sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara

kelompok perlakuan bising dan kelompok perlakuan aktivitas fisik maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Adanya stresor dengan metode bising dan metode aktivitas fisik maksimal

tidak dapat menurunkan efek analgesik dengan pemberian parasetamol.

2. Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada stresor dengan metode bising

dan metode aktivitas fisik maksimal terhadap efek analgesik parasetamol.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan efek analgesik

pada pemberian stresor dengan metode bising menggunakan tingkat intensitas

yang berbeda-beda dan metode aktivitas fisik maksimal dalam jangka waktu yang

lebih lama.

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

47

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Paracetamol (Acetaminofen),

http://www.ch.ic.ac.uk/rzepa/mim/drugs/html/paracet_text.htm, diakses

tanggal 19 Oktober 2011.

Arifiani, N., 2004, Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan Tanaga Kerja,

Cermin Dunia Kedokteran, 144, 24-28.

Babba, J., 2007, Hubungan Antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja

dengan Peningkatan Tekanan Darah, Tesis, 27-28, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Bertiyanto, S.Y., 2009, Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik Parasetamol

Pada Mencit Putih Jantan dengan Metode Rangsang Kimia, Skripsi, 38,

55, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Bishop, G.D., 1994, Health Psychology : Integrating Mind and Body, Allyn and

Bacon, Boston London Toronto Sydney Tokyo Singapore, pp. 129-130,

395-396.

Colbert, 2011, Stress: Cara Mencegah dan Menanggulainya, Udayana University

Press, Dendapasar-Bali.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope

Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

pp. 649.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,

2008, Pharmacotheraphy: A Patophysiologic Approach Seventh edition,

McGraw Hill, Medical Publishing Division, USA, pp. 989-990.

Dorland, W.A., and Newman, 2000, Dorland’s Illustrated Medical Dictionary,

diterjemahkan oleh Hartanto , H., dkk., Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, pp. 2080.

Durand, V.M., and Barlow, D.H., 2006, Intisari Psikologi Abnormal, 4th

edition,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 341.

Gunarsa, S.D.,2002, Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman, Gunung Mulia,

Jakarta.

Gunawan, B., Sumadiono, 2007, Stres dan Sistem Imun Tubuh: Suatu Pendakatan

Psikoneuroimunologi, Cermin Dunia Kedokteran,154, 13-16.

Harahap, N.S., 2008, Pengaruh Aktivitas Maksimal Terhadap Jumlah Leukosit

dan Hitung Jenis Leukosit pada Mencit Jantan, Tesis, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

48

Hartanti, M., Pardede, H., Kodariah, R., 1999, Kadar Imunoglobulin A Dalam Air

Liur Atlet Pasca Pertandingan, dalam Harahap, N.S., 2008, Pengaruh

Aktivitas Maksimal Terhadap Jumlah Leukosit dan Hitung Jenis

Leukosit pada Mencit Jantan,Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Inayah, 2008, Pengaruh Kebisingan Terhadap Jumlah Leukosit Mencit

BALB/C,Tesis.

Iryanti, E., 2008, Pengaruh Aktivitas Fisik Sedang terhadap Hitung Leukosit dan

Hitung Jenis Sel Leukosit pada Orang yang Tidak Terlatih, Tesis, Sekolah

Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P.G., Lance, L.L., 2009, Drug

Information Handbook, 18th edition, Lexi-Comp Inc., USA, pp. 25-26.

Leatz, C.A., and Stolar M.W., 1993, Career Succes/Personal Stress, McGraw-

Hill, Inc., USA, pp.30-32.

Leeuwenburgh, C. dan Heinecke, J.W., 2001, Oxidative Stress And Antioxidant In

Exercise Cuurent, Medical Chemistry, pp.829.

Looker, T., dan Gregson, O., 2005, Managing Stress : Mengatasi Stres Secara

Mandiri, Penerbit Baca, Yogyakarta, pp. 44.

Nasution, I.K., 2007, Stres Pada Remaja, USU Repository, 2008, 6-10.

Neal, M.J., 2005, At a Glance Farmakologi Medis, ed.5, Penerbit Erlangga,

Jakarta, pp. 15, 70-71.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B., 2005, Psikologi Abnormal edisi kelima jilid

1, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 135.

Nurdin, A.E., 2011, Tumbuh Kembang Perilaku Manusia, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 287-299.

Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi & Keperawatan

edisi II, Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi (Leskonfi), Jakarta,

pp.114, 118.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Flower, R.J., 2007, Pharmacology, 6th

ed., Churcill Livingstone, London, pp. 215.

Redza, N.R., 2010, Pengaruh Paparan Bising Intermittent Kronik terhadap CD8+

pada Tikus Putih (Rattus norvegicus), Skripsi, 48, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

Roizen, M.F., Oz, M.C., 2009, You Staying Young : The Owners’ Manual

Extending Your Warranty,diterjemahkan oleh Rani Sundari, Penerbit

Qanita, Bandung, pp. 97.

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

49

Sarafino, E.P., 2008, Health Psychology : Biopsychosocial interactions 6th ed.,

John Wiley & Sons INC., USA, pp. 306.

Seligman, M. E.P., Walker, E. F., Rosenham, D. C., 2001, Abnormal Psychology,

edisi keempat, W W Norton & Co Inc, London, pp. 505-506.

Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, PT Grasindo, Jakarta, pp. 107-118.

Sriati, A., 2008, Tinjauan Tentang Stres, Universitas Padjajaran.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adyana, I.K., Setiadi, A.A.P.,

Kusnandar, 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta, pp.

517.

Sulistyani, E., Barid, I., Isnaini, K., 2007, Pengaruh Stresor Rasa Nyeri pada

Waktu Perdarahan Tikus Wistar Jantan, Denta Jurtnal Kedokteran Gigi

FKG-UHT, Vol.1, No.2, 81-84.

Suwito, J., Putra, S.T., Sudiana, I.K., dan Mu’afiro, A., 2004, Pengaruh Stresor

Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-1 Beta Serum

Pada Tikus Jantan Galur Wistar, Artocarpus, 4:1, 14-20.

Tanu, I., 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan

Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, pp. 230-235.

Turner, P.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Academic Press, New

York, pp. 100-107.

Widiastuti, M.I., 2005, Aspek Anatomi Terapan pada Pemahaman

Neuromuskulosskeletal Kepala dan Leher Sebagai Landasan Penanganan

Nyeri Kepala Tegang Primer, Pidato Pengukuhan, 22, Universitas

Diponegoro, Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

50

LAMPIRAN

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

51

Lampiran 1. Foto pemberian stresor dengan metode bising pada mencit

Lampiran 2. Foto pemberian stresor dengan metode aktivitas fisik maksimal

pada mencit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

52

Lampiran 3. Foto geliat mencit

Lampiran 4. Konversi dosis parasetamol dari manusia ke mencit 20 g BB

= 0,0091 mg/g BB

= 91 mg/kg BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

53

Lampiran 5. Perhitungan % daya analgesik dengan pemberian parasetamol

% daya analgesik = 100 % -

Perhitungan data % daya analgesik kelompok parasetamol :

Mencit 1 = 100 % - = 100 % - = 49,9 %

Mencit 2 = 100 % - = 100 % - = 60,4 %

Mencit 3 = 100 % - = 100 % - = 47,6 %

Mencit 4 = 100 % - = 100 % - = 34,7 %

Mencit 5 = 100 % - = 100 % - = 30,1 %

Total :

Perhitungan data % daya analgesik kelompok perlakuan PCT + AFM

Mencit 1 = 100 % - = 100 % - = 42,9 %

Mencit 2 = 100 % - = 100 % - = 39,4 %

Mencit 3 = 100 % - = 100 % - = 44,1 %

Mencit 4 = 100 % - = 100 % - = 23,1 %

Mencit 5 = 100 % - = 100 % - = 52,2 %

Total :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

54

Perhitungan data % daya analgesik kelompok perlakuan PCT + Bising

Mencit 1 = 100 % - = 100 % - = 31,2 %

Mencit 2 = 100 % - = 100 % - = 17,2 %

Mencit 3 = 100 % - = 100 % - = 13,8 %

Mencit 4 = 100 % - = 100 % - = 42,9 %

Mencit 5 = 100 % - = 100 % - = 51,0 %

Total :

Lampiran 6. Jumlah geliat pada kelompok kontrol CMC dan parasetamol

WAKTU

(menit)

Kelompok Kontrol

CMC ( - ) PCT ( + )

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5 9 20 0 3 5 8 0 0 2 8

10 22 16 9 19 10 10 3 1 7 7

15 20 12 19 15 10 5 5 0 9 9

20 11 12 12 14 7 4 6 2 4 5

25 10 4 13 8 6 4 4 10 5 4

30 3 2 9 5 8 2 3 8 3 7

35 4 6 8 3 9 3 3 9 4 5

40 5 2 5 3 5 2 4 5 3 6

45 5 10 4 4 5 2 3 5 2 4

50 3 5 4 2 5 2 2 3 3 2

55 3 2 2 2 2 1 0 2 12 2

60 2 2 1 1 2 0 1 0 2 1

Total 97 93 86 79 74 43 34 45 56 60

Jumlah 429 238

Rata-rata ±SD 85,8 ± 9,5 47,6 ± 10,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

55

Lampiran7. Jumlah geliat pada kelompok kontrol dan perlakuan AFM

WAKTU

(menit)

Kelompok dengan Metode AFM

CMC+AFM PCT+AFM

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5 0 9 1 5 0 0 2 0 2 2

10 23 23 25 11 10 2 5 5 10 6

15 24 20 19 13 15 3 8 6 11 10

20 19 16 15 11 12 8 3 6 13 5

25 17 19 15 10 16 10 10 5 5 3

30 16 15 18 10 11 3 11 5 11 3

35 15 13 6 9 8 5 4 2 5 3

40 14 8 8 11 9 7 3 6 2 4

45 11 8 8 7 7 4 2 4 2 2

50 8 7 9 6 7 4 2 5 2 1

55 6 3 5 4 6 2 1 2 2 1

60 4 3 2 6 4 1 1 2 1 1

Total 157 144 131 103 105 49 52 48 66 41

Jumlah 640 256

Rata-rata ± SD 128 ± 23,8 51,2± 9,2

Lampiran 8. Jumlah geliat pada kelompok kontrol dan perlakuan bising

WAKTU

(menit)

Kelompok dengan Metode Bising

CMC+Bising PCT+Bising

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5 3 2 0 7 15 2 0 0 0 0

10 5 8 5 16 15 2 2 1 0 0

15 8 10 10 21 10 5 6 0 1 4

20 7 10 13 14 7 9 7 9 2 10

25 10 8 11 10 9 9 7 6 4 8

30 11 7 16 11 5 8 9 17 6 2

35 8 12 7 6 3 7 8 11 9 3

40 6 6 6 4 6 5 10 3 5 5

45 6 6 10 5 4 5 12 14 8 5

50 4 4 9 7 4 3 5 6 8 4

55 2 3 5 7 3 2 3 7 3 1

60 2 1 4 3 4 2 2 0 3 0

Total 72 77 96 111 85 59 71 74 49 42

Jumlah 441 295

Rata-rata ± SD 88,2 ± 15,6 59 ± 13,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

56

Lampiran 9. Uji normalitas pada masing-masing kelompok

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol paracetamol .198 5 .200* .954 5 .763

Kontrol CMC .175 5 .200* .960 5 .810

Perlakuan CMC+AFM .233 5 .200* .908 5 .457

Perlakuan CMC+Bising .181 5 .200* .951 5 .743

Perlakuan PCT+AFM .265 5 .200* .912 5 .482

Perlakuan PCT+Bising .208 5 .200* .932 5 .610

*. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

57

Perlakuan CMC+AFM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

58

Perlakuan CMC+ Bising

Perlakuan PCT+AFM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

59

Lampiran 10. Uji One Way Anova pada kelompok stresor

metode aktivitas fisik maksimal

Descriptives

Jumlah geliat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol CMC 5 85.80 9.524 4.259 73.97 97.63 74 97

Kontrol

parasetamol 5 47.60 10.455 4.675 34.62 60.58 34 60

Perlakuan

CMC+AFM 5 128.00 23.770 10.630 98.49 157.51 103 157

perlakuan

PCT+AFM 5 51.20 9.203 4.116 39.77 62.63 41 66

Total 20 78.15 35.847 8.016 61.37 94.93 34 157

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.895 3 16 .029

Perlakuan PCT+ Bising

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

60

Lampiran 11. Uji One Way Anova Hasil dari Transformasi pada kelompok

stresor dengan metode aktivitas fisik maksimal

Test of Homogeneity of Variances

COMPUTE afm=LG10(JMLH.GELIAT)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.851 3 16 .486

ANOVA

COMPUTE afm=LG10(JMLH.GELIAT)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .619 3 .206 33.930 .000

Within Groups .097 16 .006

Total .716 19

Lampiran 12. Uji One Way Anova pada kelompok stresor metode bising

Descriptives

Jumlah geliat

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol CMC 5 85.80 9.524 4.259 73.97 97.63 74 97

Kontrol

parasetamol 5 47.60 10.455 4.675 34.62 60.58 34 60

Perlakuan

CMC+Bising 5 88.20 15.643 6.996 68.78 107.62 72 111

Perlakuan

PCT+Bising 5 59.00 13.766 6.156 41.91 76.09 42 74

Total 20 70.15 21.219 4.745 60.22 80.08 34 111

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.673 3 16 .581

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

61

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6017.750 3 2005.917 12.652 .000

Within Groups 2536.800 16 158.550

Total 8554.550 19

Lampiran 13. Uji Post Hoc kelompok stresor dengan metode AFM

Multiple Comparisons COMPUTE afm=LG10(JMLH.GELIAT)LSD

(I)

kelompok

mencit

(J)

kelompok

mencit

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

1 2 .26242* .04932 .000 .1579 .3670

3 -.16979* .04932 .003 -.2743 -.0652

4 .22737* .04932 .000 .1228 .3319

2 1 -.26242* .04932 .000 -.3670 -.1579

3 -.43221* .04932 .000 -.5368 -.3277

4 -.03505 .04932 .487 -.1396 .0695

3 1 .16979* .04932 .003 .0652 .2743

2 .43221* .04932 .000 .3277 .5368

4 .39716* .04932 .000 .2926 .5017

4 1 -.22737* .04932 .000 -.3319 -.1228

2 .03505 .04932 .487 -.0695 .1396

3 -.39716* .04932 .000 -.5017 -.2926

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

KETERANGAN :

Kelompok mencit 1 = kelompok kontrol CMC

Kelompok mencit 2 = kelompok kontrol PCT

Kelompok mencit 3 = kelompok perlakuan CMC + AFM

Kelompok mencit 4 = kelompok perlakuan PCT + AFM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

62

Lampiran 14. Uji Post Hoc kelompok stresor dengan metode bising

Multiple Comparisons

Jumlah geliat LSD

(I)

kelompok

mencit

(J)

kelompok

mencit

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

1 2 38.200* 7.964 .000 21.32 55.08

5 -2.400 7.964 .767 -19.28 14.48

6 26.800* 7.964 .004 9.92 43.68

2 1 -38.200* 7.964 .000 -55.08 -21.32

5 -40.600* 7.964 .000 -57.48 -23.72

6 -11.400 7.964 .172 -28.28 5.48

5 1 2.400 7.964 .767 -14.48 19.28

2 40.600* 7.964 .000 23.72 57.48

6 29.200* 7.964 .002 12.32 46.08

6 1 -26.800* 7.964 .004 -43.68 -9.92

2 11.400 7.964 .172 -5.48 28.28

5 -29.200* 7.964 .002 -46.08 -12.32

*The mean difference is significant at the 0.05

level.

KETERANGAN :

Kelompok mencit 1 = kelompok kontrol CMC

Kelompok mencit 2 = kelompok kontrol PCT

Kelompok mencit 5 = kelompok perlakuan CMC + Bising

Kelompok mencit 6 = kelompok perlakuan PCT + Bising

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

63

Lampiran 15. Uji Independent t-test kelompok perlakuan

parasetamol+aktivitas fisik maksimal dengan kelompok perlakuan

parasetamol+bising

Group Statistics

mencit N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Jumlah geliat Kelompok perlakuan stresor

metode AFM 5 51.20 9.203 4.116

Kelompok perlakuan stresor

metode bising 5 59.00 13.766 6.156

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

jumlah

geliat

Equal

variances

assumed

1.304 .287 -1.053 8 .323 -7.800 7.405 -24.877 9.277

Equal

variances

not assumed

-1.053 6.980 .327 -7.800 7.405 -25.321 9.721

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

64

Lampiran 16. Uji Independent t-test % daya analgesik kelompok kontrol

parasetamol dengan perlakuan parasetamol+aktivitas fisik maksimal

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

persen daya analgesik kontrol parasetamol 5 44.540 12.1960 5.4542

perlakuan PCT+AFM 5 40.340 10.7174 4.7930

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

persen daya

analge

sik

Equal variances

assumed

.374 .558 .578 8 .579 4.2000 7.2609 -12.5437 20.9437

Equal

variances

not assumed

.578 7.870 .579 4.2000 7.2609 -12.5920 20.9920

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

65

Lampiran 17. Uji Independent t-test % daya analgesik kelompok kontrol

parasetamol dengan kelompok perlakuan parasetamol+bising

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

persen daya analgesik kontrol parasetamol 5 44.540 12.1960 5.4542

perlakuan PCT+Bising 5 31.220 16.0288 7.1683

Independent Samples Test

Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std.

Error Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

persen

daya

analge

sik

Equal

variances

assumed

.459 .517 1.479 8 .177 13.3200 9.0074 -7.4511 34.0911

Equal

variances

not assumed

1.479 7.469 .180 13.3200 9.0074 -7.7110 34.3510

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

66

Lampiran 18. Uji Independent t-test % daya analgesik kelompok perlakuan

parasetamol+aktivitas fisik maksimal dengan perlakuan parasetamol+bising

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

persen daya analgesik perlakuan PCT+AFM 5 40.340 10.7174 4.7930

perlakuan PCT+Bising 5 31.220 16.0288 7.1683

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std. Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

persen

daya analge

sik

Equal

variances assumed

1.310 .286 1.058 8 .321 9.1200 8.6231 -10.7648 29.0048

Equal variances

not

assumed

1.058 6.981 .325 9.1200 8.6231 -11.2816 29.5216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileilmu di Universitas Sanata Dharma hingga terselesaikannya penelitian dan ... laboratorium fisika yang telah member izin dalam

67

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Reyneldis Aprilia Adista Boleng,

lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 9 April

1990 dari pasangan Yosef Maria Boleng dan

Anastasia Budiningsih. Penulis menempuh pendidikan

di SD Cahaya Nur Kudus (1996-2002), SMP Keluarga

Kudus (2002-2005), kemudian melanjutkan ke SMA

Keluarga Kudus (2005-2008). Setelah itu penulis

menempuh studi lanjutan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagai

mahasiswa angkatan 2008. Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai

kegiatan. Penulis pernah menjadi pengurus BEMF Farmasi USD (2009-2010),

sebagai Divisi Kesejahteraan Mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI