pkpm, mendorong pengembangan kawasan perdesaan dan ... · surat ke alamat redaksi. pelindung: dewan...

16
Laporan Utama > Hal 3 PKPM, Mendorong Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Percepatan Kemandirian Transformasi agar selaras regulasi dan melewati tahapan konsultasi dengan para pemangku kepentingan. Laporan Utama > Hal 4 Memetakan dan Mengembangkan Potensi Kawasan Perdesaan Sembilan kawasan dikembangkan dengan tujuan akhir kemandirian berkelanjutan. Informasi, Interaksi, Inspirasi WAWASAN > HAL 16 Bijak Bermedia Sosial EVENT > HAL 13 Kolaborasi dengan PGRI Lutim, Vale Gelar Pelatihan HOTS SAFETY> HAL 10 Tujuh Kewajiban Pengguna Jalan TabloidVerbeek @TabloidVerbeek EDISI 34 I FEBRUARI 2019 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - SCAN ME!

Upload: hoangkhanh

Post on 22-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Utama > Hal 3PKPM, Mendorong Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Percepatan KemandirianTransformasi agar selaras regulasi dan melewati tahapan konsultasi dengan para pemangku kepentingan.

Laporan Utama > Hal 4Memetakan dan Mengembangkan Potensi Kawasan PerdesaanSembilan kawasan dikembangkan dengan tujuan akhir kemandirian berkelanjutan.

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iWAWASAN > HAL 16

Bijak Bermedia SosialEVENT > HAL 13

Kolaborasi dengan PGRI Lutim, Vale Gelar Pelatihan HOTS

SAFETY> HAL 10

Tujuh Kewajiban Pengguna Jalan

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

E D I S I 3 4 I F E B R U A R I 2 0 1 9 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

SCAN ME!

VERBEEK EDISI 34 | 20192 EDITORIAL

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi.

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Gunawardana Vinyaman (Direktur Stakeholder Relations & Corporate Affairs ), Laode Muhammad Ichman (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab: Bayu Aji (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Ann Sjamsu | Editor:La Ode M. Ichman, Aswaddin, Iskandar Ismail, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi, Andi Fauzi Ramadhan | Fotografer: Harris Gunawan | Desain & Tata Letak: Andi Ashari Sapura | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Hubungan Pemangku Kepentingan & Hubungan Perusahaan, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeek08114056715

Pembaca yang budiman,Pertama, kami, Tim Redaksi Tabloid

Verbeek, menghaturkan permohonan maaf karena telah cukup lama tidak menyapa para pembaca melalui edisi cetak. Verbeek lebih banyak hadir melalui berita-berita singkat di media sosial yang tentunya punya keterbatasan dalam menyampaikan informasi dan ulasan-ulasan komprehensif, meskipun lebih menarik dari sisi interaksi.

Setelah absen sekian lama, Verbeek kembali hadir dalam genggaman Anda. Begitu banyak yang terjadi selama satu tahun terakhir. Banyak yang telah berkembang dan tentunya mengarah ke kondisi yang lebih baik lagi. Mengarah ke cita-cita besar Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat PT Vale yaitu mewujudkan kemandirian berkelanjutan.

Usai periode 5 tahun pertama (2012-2017), Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale memasuki fase kedua. Capaian di lima tahun pertama layak mendapat apresiasi. PTPM menyentuh lebih dari 36.000 penerima manfaat kurang mampu di Kabupaten Luwu Timur. Melalui Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) yang merupakan bagian terbesar dari PTPM, telah dibangun lebih dari 1.000 jamban keluarga sehat untuk rumah tangga miskin di 38 desa. Seluruh Posyandu di empat kecamatan pemberdayaan PT Vale tersentuh oleh PMDM melalui berbagai jenis bantuan. Melalui PMDM, setiap desa di wilayah pemberdayaan PT Vale kini sudah memiliki prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kegiatan tersebut sekaligus menjadi kontribusi Perusahaan terhadap program “Satu Desa Satu PAUD” yang digagas Pemerintah. Sementara bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), kehadiran PMDM dirasakan melalui bantuan sarana produksi usaha rumah tangga.

PTPM dirumuskan berdasarkan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping), studi dasar kebutuhan masyarakat (community needs assessment) di wilayah sekitar Perusahaan, serta kajian terhadap profil layanan Kabupaten Luwu Timur. Hasil yang diperoleh dari ketiga proses tersebut menjadi dasar perencanaan dan implementasi PTPM sebagai program untuk memberdayakan masyarakat setempat. Selain itu, pada tahun 2016, PT Vale melakukan assessment independen atas implementasi PTPM. Hasilnya menunjukkan bahwa

PTPM telah berhasil membangun pondasi dan sistem kemitraan antara Pemerintah, masyarakat, dan PT Vale dengan pendekatan musyawarah.

Selain kemitraan, PTPM meletakkan dasar partisipasi aktif masyarakat untuk merumuskan usulan kegiatan dengan mengutamakan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip tersebut didasari sinergi program antara PTPM dan program pemerintah daerah, serta bertujuan meminimalkan penyimpangan dan penyalahgunaan dana.

Di periode lima tahun kedua (2018-2022), ESDM menerbitkan Permen ESDM No. 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Menteri ESDM No 41 Tahun 2016 tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Maka disusunlah Rencana Induk PPM (RI-PPM) sebagai payung pelaksanaan program sosial Perusahaan. PT Vale juga mensinergikan pelaksanaan PPM dengan prakarsa internasional, di antaranya sustainable development goals (SDGs). Hal ini menegaskan dukungan PT Vale pada upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui penerapan SDGs.

Jika dalam PMDM setiap desa memiliki kegiatan pemberdayaan masing-masing, maka PPM memperkenalkan sebuah konsep yang mengedepankan sinergi antar-desa. Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) merupakan bentuk inovasi melanjutkan PMDM. Desa-desa kini bergabung, bahu-membahu, bersinergi dalam sebuah kawasan.

Seperti apa PKPM? Kawasan apa saja yang akan dikembangkan? Simak dalam Laporan Utama Verbeek edisi ke-34 ini. Selain itu, kami juga melaporkan beragam event yang digelar oleh PT Vale bekerja sama dengan Pemkab Luwu Timur belum lama ini serta menyajikan inovasi-inovasi menarik dari berbagai daerah di Indonesia yang layak menjadi inspirasi bagi program sosial di Luwu Timur. Verbeek juga memberikan informasi terkini tentang Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) yang telah berjalan sejak 2015.

Akhir kata, kami bahagia bisa menyapa Anda kembali.

Selamat membaca!

Petani di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, melakukan panen musim tanam ke-5 pada Agustus 2018. Petani mengolah lahan sawah dengan sistem SRI Organik untuk varian padi Mentik Susu, Cisantana, Sri Kuning, dan Sintanur. Pada musim panen tersebut, produktivitas tercatat sebesar 6 ton/hektar.

VERBEEK EDISI 34 | 2019

LAPORAN UTAMA 3

Transformasi agar selaras regulasi dan melewati tahapan konsultasi dengan para pemangku kepentingan.

S elama lima tahun (2013-2017), PT Vale menjalankan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) sebagai

bagian dari kegiatan pemberdayaan masyarakat di 38 desa pemberdayaan perusahaan. PMDM menorehkan sejumlah catatan penting. Di sektor ekonomi, PMDM mendanai pembangunan jalan tani sepanjang 25.128 meter, membangun irigasi pertanian sepanjang 4.150 meter, dan membangun 5 unit Pujasera di 4 kecamatan pemberdayaan PT Vale. Di sektor pendidikan, PMDM merealisasikan visi 1 Desa 1 PAUD, sementara di sektor kesehatan PMDM membangun 1.317 unit jamban keluarga sehat dan 13 unit Posyandu. Oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PMDM dinilai sebagai good practices penerapan Undang-undang No. 6/2014 tentang Desa.

Di 2018, transformasi dilakukan. Pepatah menyebutkan, “Tidak ada yang bisa bersiul simfoni. Diperlukan seluruh orkestra untuk memainkannya.” Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ketika desa-desa dalam satu kawasan bergabung dan mengembangkan potensi terbaiknya, niscaya pertumbuhan ekonomi yang berujung pada kemandirian masyarakat akan lebih cepat terwujud.

Maka lahirlah Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) sebagai bentuk inovasi melanjutkan

program sebelumnya. Desa tidak lagi berjalan sendiri-sendiri melainkan saling terhubung dan bergabung, maju bersama dalam satu kawasan. PKPM merupakan program kemitraan antara masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan PT Vale dalam jangka waktu lima tahun, mulai 2018-2022. PKPM menerapkan prinsip partisipatif, kemandirian, akuntabilitas, keterpaduan, dan keberpihakan terhadap masyarakat.

PKPM bertujuan meningkatkan kapasitas produksi, daya saing, nilai tambah dan kemandirian ekonomi masyarakat di wilayah terdampak operasi. PKPM memberikan dana stimulan bagi masyarakat untuk pengembangan kawasan dan produk unggulan desa/produk unggulan kawasan.

Selaras dengan regulasiPelaksanaan PKPM selaras dengan

berbagai regulasi, terutama terkait pelaksanaan program pengembangan masyarakat di lingkup perusahaan tambang. Transformasi PMDM ke PKPM juga telah melewati proses konsultasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait: Pemda Luwu Timur, Kementrian ESDM, dan masyarakat yang tergabung dalam Forum Tiga Pilar.

Di fase awal pelaksanaan PKPM, dilakukan penyesuaian regulasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Setelah itu,

pembentukan kelembagaan program dilakukan. Saat ini telah terbentuk tim Sekretariat Kecamatan, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang difasilitasi oleh Tim Koordinasi PPM Kabupaten.

Pengembangan kawasan perdesaan dilakukan melalui penataan ruang dan menumbuhkan pusat-pusat layanan yang mengarah pada terbentuknya desa-desa berbasis potensi unggulan dengan maksud meningkatkan pendapatan kawasan perdesaan (regional income). Dalam implementasinya, pengembangan kawasan perdesaan dikarakteristikkan pada sentra-sentra produksi dan pemasaran berbasis pariwisata, pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri yang mempunyai multiplier effect tinggi terhadap kegiatan ekonomi dan mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung keanekaragaman aktivitas ekonomi layaknya sebuah pusat pertumbuhan.

PKPM diharapkan mampu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan potensi dan sumberdaya lokal melalui pengembangan ekonomi komunitas, investasi sosial dan SDM, investasi di bidang prasarana dan sumberdaya alam. Pengembangan kawasan perdesaan dilakukan dengan disertai upaya peningkatan kapasitas (capacity building) bagi masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain.

Dalam pengembangan kasawasan perdesaan, terdapat beberapa tantangan. Pertama adalah otonomi daerah yang berimplikasi pada pembagian kewenangan mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, sampai tingkat desa. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberlanjutan pembangunan kawasan perdesaan, karena berhasil tidaknya pembangunan sangat ditentukan oleh arah kebijakan dari Pemerintah Daerah. Tantangan selanjutnya adalah perbedaan potensi sumberdaya alam, kualitas SDM, kelembagaan, ketersediaan infrastruktur, dan kesenjangan antar wilayah. Hal itu mengakibatkan kawasan tidak dapat disamakan strategi program pembangunannya.

Tantangan lain yang cukup berat ada-lah kerusakan lingkungan hidup yang se-makin masif sehingga berpengaruh terha-dap daya dukung dan ketersediaan sum-berdaya alam. Tanpa lingkungan yang mendukung, dapat dipastikan pengem-bangan kawasan perdesaan tidak akan berjalan, karena komoditas unggulan sa-ngat bergantung pada lingkungan yang baik. Dengan demikian, perlu upaya siste-matis dan strategis dalam mengatasi tan-tangan ini. Diharapkan melalui program ini, masyarakat kabupaten Luwu Timur, khususnya di wilayah terdampak opera-si PT Vale, dalam jangka panjang mampu membangun kemandirian ekonomi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

PKPM, Mendorong Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Percepatan Kemandirian

Sosialisasi PKPM yang dilakukan Tim Vale bersama Pemkab Luwu Timur dan Kecamatan Nuha pada Maret 2018 lalu. Wisata air di Pantai Ide, Sorowako. Pengembangan PKPM nanti berbasis potensi area

pemberdayaan.

VERBEEK EDISI 34 | 2019

LAPORAN UTAMA4

Kawasan Peternakan dan Penunjang

Mempercepat peningkatan produktivitas wilayah

dan ekonomi masyarakat pada sentra-sentra produk-

si peternakan yang didukung oleh sarana dan prasa-

rana fisik, termasuk sistem informasi teknologi dan

informasi pasar yang dapat diandalkan. PKPM mem-

fasilitasi upaya penyediaan alternatif mata pencaha-

rian, lapangan pekerjaan, pengembangan unit eko-

nomi produktif berbasis peternakan dan unit usaha

penunjangnya.

Lokasi: Kecamatan Towuti

Kawasan Pesisir Laut dan Industri Olahan Hasil Laut (Minapolitan)

Kawasan minapolitan merupakan sentra produk-

si, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan dan

kelautan, pelayanan jasa, dan kegiatan pendukung

lainnya secara terpadu dan holistik. Meningkatkan

pengembangan kawasan minapolitan sebagai alter-

natif model/strategi pembangunan perdesaan yang

mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan se-

cara terpadu dari hulu ke hilir.

Lokasi: Kecamatan Malili

Kawasan Pertanian Terpadu (Agropolitan)

Mempercepat peningkatan produktivitas wilayah dan ekono-

mi masyarakat pada sentra-sentra produksi pertanian terpadu

(perkebunan, peternakan, dan hal-hal yang relevan) yang didu-

kung oleh sarana dan prasarana fisik, termasuk sistem informasi

teknologi dan informasi pasar yang dapat diandalkan. PKPM—

bersinergi dengan program pengembangan ekonomi lainnya—

memfasilitasi upaya

penyediaan alternatif mata pencaharian, lapangan pekerja-

an, pengembangan unit ekonomi produktif berbasis pertanian

berkelanjutan.

Lokasi: Kecamatan Towuti

Kawasan AgrowisataPKPM mendukung upaya meningkatkan nilai tam-

bah bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan sebagai obyek wisata yang akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masya-rakat. Meningkatkan daya tarik bagi wisatawan da-lam mempelajari dan menikmati kawasan agrowisata yang menekankan karakteristik lokal.

Lokasi: Kecamatan Wasuponda

Kawasan Peternakan dan Pengolahan Non-kayuMempercepat peningkatan produktivitas wilayah dan ekonomi berdasarkan potensi komoditas unggulan pada sektor peternakan dan komoditas non-kayu yang saling berkontribusi. Hal ini biasa disebut wanaternak (silvopasture), yaitu kombinasi antara kegiatan kehutanan dan peternakan dalam suatu kawasan hutan atau luasan lahan.Lokasi: Kecamatan Wasuponda dan Nuha

Kawasan Perdagangan dan Industri Olahan

KomoditasPKPM memfasilitasi peningkatan produktivitas

wilayah dan ekonomi masyarakat untuk menopang

industri kawasan pada sentra-sentra produksi

komoditas unggulan di sekitarnya. Membangun sarana

dan prasarana industri dan perdagangan serta sistem

informasi teknologi yang mendukung aktivitas industri

dan pemasaran. Lokasi: Kecamatan Towuti

Kawasan Perkotaan dan Layanan Jasa Meningkatkan layanan jasa kepada masyarakat

perkotaan yang berkontribusi meningkatkan ke-

mandirian ekonomi masyarakat. PKPM memfasilitasi

pengembangan konsep layanan jasa dan perkotaan

sebagai alternatif mata pencaharian, lapangan pe-

kerjaan baru yang dapat berkontribusi meningkat-

kan pendapatan masyarakat perkotaan berdasarkan

kondisi dan karakteristik masyarakat.

Lokasi: Kecamatan Malili

Sembilan kawasan dikembangkan dengan tujuan akhir kemandirian berkelanjutan.

Memetakan dan Mengembangkan Potensi Kawasan

P KPM memfasilitasi percepatan pembangunan dan pening-katan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan melalui strategi pemberdayaan dan keswadayaan yang difo-

kuskan pada pengembangan kawasan berbasis potensi unggulan: pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan, peternakan, per-dagangan, wisata, serta pelayanan jasa dan perkotaan. Rumusan program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri yang difasi-litasi oleh tim koordinasi dan hasil kajian Universitas Hasanuddin meliputi 9 kawasan di 4 kecamatan.

Kawasan WisataPKPM mendukung pengembangan kawasan pariwi-

sata yang peduli terhadap keberlangsungan lingkung-

an, ekonomi, sosial dan budaya, serta menempatkan

masyarakat sebagai perencana, pengelola dan pemilik.

Pengembangan pariwisata bertujuan melestarikan ke-

kayaan alam, adat istiadat, cagar budaya, seni budaya,

serta memberi dampak positif terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Lokasi: Kecamatan Nuha

Kawasan Pengembangan Perkebunan Lada

Meningkatkan produksi dan pemasaran lada yang di-

dukung oleh sarana dan prasarana fisik, termasuk sistem

informasi teknologi dan informasi pasar yang dapat di-

andalkan. Diikuti peningkatan produktivitas wilayah dan

ekonomi masyarakat pada sentra-sentra produksi perke-

bunan lada dan hal-hal yang relevan. PKPM—bersinergi

dengan program pengembangan ekonomi lainnya—me-

ngembangkan perkebunan lada yang ramah lingkungan.

Lokasi: Kecamatan Towuti

VERBEEK EDISI 34 | 2019

LAPORAN UTAMA 5

Musyawarah Sosialisasi Program Kecamatan Nuha

Rapat Teknis PKPM yang berlangsung pada April 2018.

Pembekalan & Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Badan Kerja Sama antar Desa (BKAD) yang digelar akhir November 2018

Pelaksanaan kegiatan

Sosialisasi

Perencanaan kegiatan

Monitoring, evaluasi, pelaporan

Tahapan PKPM

VERBEEK EDISI 34 | 2019

LAPORAN UTAMA6

P T Vale menandatangani MoU dan kerja sama dengan Kementerian Desa, Pemprov Sulawesi Selatan dan

Pemkab Luwu Timur untuk sinergikan program pengembangan masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari rencana implementasi PKPM.

PT Vale melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memory of Understanding/MoU) dan Perjanjian Kerja Sama dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur terkait pelaksanaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kawasan Perdesaaan Mandiri di wilayah pemberdayaan PT Vale di Kabupaten Luwu Timur.

Penandatanganan dokumen tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur PT Vale Nico Kanter, Wakil Presiden Direktur PT Vale Bernardus Irmanto dan Direktur Hubungan Pemangku Kepentingan dan Hubungan Perusahaan PT Vale Gunawardana Vinyaman, Sekjen Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Gubernur Sulawesi Selatan H.M. Nurdin Abdullah dan Bupati Luwu Timur

M. Thorig Husler yang bertempat di Gedung Kementerian Desa PDTT, Jakarta (18/11/2018).

Nota Kesepahaman dan Perjanjian Ker-ja Sama dilakukan untuk mensinergikan program dan kegiatan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pemberdayaan PT Vale di Ka-bupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Lingkup kerja sama meliputi pengem-bangan dan pemberdayaan masyarakat dan kawasan perdesaan, implementasi Program Pengembangan dan Pemberda-yaan Masyarakat (PPM) dan Program Pe-ngembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM), pembinaan dan penguatan kapa-sitas kelembagaan pemerintahan di ting-kat desa dan kelurahan, pembinaan dan penguatan kapasitas Badan Kerjasama Antar Desa dan Pembinaan dan penguat-an kapasitas Badan Usaha Milik Desa dan, atau Badan Usaha Milik Desa Bersama.

Sesuai regulasiSinergi tersebut, menurut Presiden Di-

rektur dan CEO PT Vale, untuk mengikuti kehadiran regulasi baru, khususnya Kepmen ESDM Nomor 1824 tentang Pedoman Pelak-sanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dan UU Desa yang mengarahkan seluruh elemen baik pemerintah dan swasta bersama-sama dan sinergis dalam program

pengembangan masyarakat.“Dalam merealisasikan program

pengembangan masyarakat, PT Vale berupaya mencermati target-target nasional dan daerah. Kami juga mempertimbangkan regulasi-regulasi baru pemerintah terkait pembangunan desa. Kami harap dengan pola dan skema baru Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri, pembangunan khususnya desa dapat lebih tercapai

termasuk tujuan pembangunan Kabupaten Luwu Timur 2021,” ungkap Nico Kanter.

“Kami juga berterima kasih dan memberikan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kementerian Desa PDTT yang mau besinergi dan bekerjasama dalam pembangunan wilayah pemberdayaan perusahaan ke depan,” tambah Nico.

Agar Pembangunan ke Depan Lebih Sinergi

MoU Kementerian Desa dengan PT Vale dan Pemkab Lutim untuk penerapan program pengembangan masyarakat di wilayah konsesi Vale.

VERBEEK EDISI 34 | 2019

LAPORAN UTAMA 7

Peserta pelatihan pengembangan potensi desa wilayah pemberdayaan PT Vale di Luwu Timur ketika melakukan studi banding ke Desa Ponggok, Jawa Tengah pada Januari 2019 silam.

Dok.

Idri

s Sal

no

Dok.

Idri

s Sal

noAktivitas UKM yang dikelola BUMDes Ponggok yang maju dan berkembang pesat.

Danau Matano memang tidak semasyhur Danau Toba di Sumatera Utara. Atau mungkin belum saja?

Karena jika dinilai dari kemolekannya, Danau Matano bisa diibaratkan permata tersembunyi. Tidak kalah cantik dibandingkan destinasi wisata alam lain di Indonesia. Belum lagi fakta bahwa Matano masuk kategori danau purba yang memiliki biota air endemik. Tentu hal itu mengundang ketertarikan. Hanya saja, Danau Matano—dan Kecamatan Nuha—belum banyak dikenal wisatawan.

Menilik potensi yang demikian besar, maka wajar jika Kecamatan Nuha memilih pariwisata sebagai sektor andalan yang akan ditumbuhkan melalui skema Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM). Selain wisata alam yang berpusat di Danau Matano, Nuha juga memiliki potensi wisata adat dan budaya. Terdapat situs sejarah peninggalan Masyarakat Adat Matano yaitu sebuah kerajaan otonom dalam wilayah Kerajaan Luwu, serta kekayaan budaya dan tradisi anak suku.

PKPM memberikan dukungan kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam meningkatkan pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat demi memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat bertujuan meningkatkan pemanfaatan dan pelestarian kekayaan alam, adat istiadat, cagar budaya, dan seni budaya sebagai obyek wisata.

PKPM memfasilitasi identifikasi dan pemetaan daya tarik wisata; membangun

sarana dan prasarana destinasi wisata baik wisata alam maupun wisata budaya; meningkatkan kapasitas kelembagaan dan inovasi pengelolaan pariwisata; meningkatkan peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan pariwisata; mengembangkan industri pariwisata dan pemasaran; memfasilitasi kerja sama dengan para pemangku kepentingan.

Target dan tahapanMengembangkan sebuah kawasan

perdesaan tentu tidak bisa dilakukan dalam sesaat. Karena itu, PKPM merupakan program yang didesain sepanjang lima tahun, mulai 2018. Tim Sekretariat dan BKAD dibentuk. Selanjutnya, BKAD, BUMDes, bersama pendamping dan PT Vale mengikuti studi tiru di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tim mengunjungi Desa Ponggok, Desa Panggungharjo, dan Desa Martani, yang mempunyai potensi berbeda dan memelajari cara mengelola potensi demi meningkatkan pendapatan desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Banyak pelajaran yang kami petik dari kunjungan studi tiru. Salah satunya potensi wahana foto underwater di Umbul Ponggok yang juga bisa dikembangkan di Luwu Timur, khususnya di Danau Matano. Kami diajak untuk melihat langsung sistem pengelolaan objek wisata air agar dapat diimplementasikan di Luwu Timur,” kata Ketua BKAD Nuha Idris Salno.

Selain ke Jogja dan Jateng, Tim juga melakukan studi tiru ke Desa Tomok di Samosir, Sumatera Utara. Desa tersebut

merupakan jantung kekayaan budaya Batak Toba. Obyek wisatanya lengkap, mulai dari Kawasan Kampung Batak, Museum Batak Tomok yang berbentuk rumah adat (Rumah Bolon), kompleks makam raja-raja kuno Batak, sentra penjualan suvenir, hingga atraksi wisata yang cukup populer yaitu tari Tor-tor dari penduduk setempat dan tarian Sigale-gale.

Usai studi tiru, diharapkan para pelaku program bisa memulai kegiataan pemetaan daya tarik wisata yang akan dilakukan pada awal 2019. Wisata alam akan berpusat di Danau Matano, dengan kedalaman 590 meter yang merupakan danau terdalam di Asia Tenggara dan masuk jajaran 10 danau terdalam di dunia. Danau Matano memiliki berbagai jenis ikan purba endemik yang bsia dilihat dengan mudah berkat kondisi perairannya yang masih jernih dan asri.

Tahun lalu, telah dilakukan kegiatan perencanaan yang meliputi pembuatan matrik perencanaan selama 5 tahun ke depan yang disinkronkan dengan program pemerintah desa, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat dan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. Pada tahun lalu juga dilakukan pembuatan masterplan pengembangan wisata dan penataan wilayah Kecamatan Nuha sekaligus penataan ruang publik di dua lokasi yaitu di lapangan Camp Security dan lahan kosong di pertigaan Jalan Gamalama-Diponegoro.

Sinergi memajukan pariwisataPotensi alam adalah karunia. Namun

tanpa pengelolaan yang baik, potensi tersebut tidak dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Upaya mengelola pariwisata sudah dilakukan sebelum PKPM lahir. Sentra wisata, seperti Pantai Ide, dipugar oleh PT Vale dan diresmikan pada Februari 2009. Perusahaan juga membangun infrastruktur dasar penunjang pariwisata, seperti bandara, terminal bus antar-kota, dan fasilitas olahraga air di Matano Yacht Club.

Pada akhir 2017, PT Vale dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersinergi membangun Galeri UKM sebagai penopang visi Kota Wisata. Galeri yang berlokasi di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model-Kecamatan Nuha itu berfungsi sebagai pusat oleh-oleh. Di Galeri UKM inilah oleh-oleh khas Sorowako bisa dibawa pulang oleh wisatawan.

Pemprov Sulsel bahkan pernah menggelar Festival Danau Matano pada November 2015. Dalam ajang tersebut, ada tujuh destinasi wisata yang ditawarkan, yaitu Gua Air Matano, Gua Tengkorak, Mata Air Danau Matano (Bura-bura), Benteng Matano, Makam Raja Matano, empat pulau kecil, dan Sungai Lawa (Kali Dingin). Pemerintah Desa Sorowako juga tak mau berpangku tangan. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bumdes Mompamula, wahana dan olahraga air dihidupkan sejak pertengahan 2018. Program wisata air, seperti sepeda air, raft, kayak, dan banana boat, menyasar wisatawan keluarga.

Pariwisata yang Menopang Ekonomi

VERBEEK EDISI 34 | 20198 INSPIRASI

Kampung Mandiri Berkat Gaya Hidup Hijau

Suasana Desa Candi Rejo yang berada di Surabaya yang tampak asri dipenuhi tanaman herbal.

dok.

ram

adha

nnis

a.bl

ogsp

ot.co

m

dok.

nett

v-su

raba

yado

k.im

tli.o

r.id

dok.

imtli

.or.i

ddo

k.im

tli.o

r.id

Apa yang terbersit pertama kali ketika mendengar kata Surabaya? Tugu Pahlawan, lapis legit, atau tingkah-

polah crazy rich Surabayan yang viral di media sosial beberapa waktu lalu? Selain itu, Surabaya juga dikenal sebagai salah satu kota yang kerap dijadikan percontohan di bidang tata kota. Banyak kawasan yang dulunya kumuh atau memiliki masalah lingkungan kronis diubah menjadi kampung kreatif yang makin produktif. Lalu muncul kampung-kampung unik yang kini menjadi destinasi wisata baru di Surabaya.

Salah satu yang menarik untuk dijadikan inspirasi adalah Kampung Genteng Candire-jo. Jika datang ke sana, kita akan disambut oleh gerbang masuk bertuliskan Kampung Wisata Sampah Mandiri yang membuat si-apapun penasaran untuk mengeksplorasi seisi kampung. Mengintip sekilas, tampak lorong hijau-rimbun yang membuat kam-pung di tengah kota itu terlihat semakin unik, apalagi di tengah cuaca Surabaya yang panas menyengat.

Beberapa dekade lalu, Kampung Gen-teng Candirejo merupakan kawasan TPS untuk daerah sekitarnya. Saat ini, seluruh kampung terlihat sangat bersih, asri, dan warganya mampu mengolah sampah seca-ra mandiri. Sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah non-organik sebagian diseleksi untuk dijadikan kerajinan tangan. Mereka juga memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air limbah rumah tangga diolah menjadi air yang lebih bersih sebe-lum dialirkan ke sungai.

Lebih jauh lagi, Kampung Genteng kini menjadi permukiman mandiri. Semua ber-awal dari lomba kebersihan yang diadakan Pemerintah Kota Surabaya pada 2007. War-ga pun sepakat untuk menanam aneka ta-naman herbal. Tiap rumah diwajibkan un-tuk menanam lima jenis tumbuhan siap pa-kai yang bisa untuk pengobatan sekaligus bumbu masak. Setelah lomba usai dan Kam-

pung Genteng mendapat predikat tertinggi Best of the Best Kategori Jawara, beberapa jenis tanaman tumbuh melimpah. Agar tak terbuang percuma, tanaman dimanfaatkan menjadi produk minuman dan makanan.

Mulai tahun 2008, Genteng Candirejo dibina oleh Dinas Pertanian Kota Suraba-ya melalui pelatihan pembuatan jamu dan sirup dari bahan yang ada di kampung. Pada 2009, warga membentuk kelompok tani yang lantas mendapatkan bantuan dari LSM untuk mengembangkan usaha pada 2010. Produk minuman yang dihasilkan oleh war-ga Kampung Genteng ternyata cukup dimi-nati masyarakat. Selain dipesan oleh bebe-rapa pihak, mereka juga kerap kali meme-nangi kontes UMKM, baik di lingkup regi-onal Jatim hingga skala nasional.

Kampung herbalBerkunjung ke kampung sejuk membuat

siapapun melupakan hiruk-pikuk Kota Su-rabaya. Pengunjung akan disuguhi dengan varian minuman yang terbuat dari tanam-an khas Indonesia, mulai dari belimbing wuluh, rosela, jeruk selasih, temulawak, beras kencur, kunyit asem, sinom, jahe se-cang, dan kopi jahe dalam kemasan botol. Selain itu, pengunjung juga bisa membawa pulang oleh-oleh sirup herbal yang berta-han hingga satu bulan. Produk unggulan di kampung herbal ini adalah olahan belim-bing wuluh. Warga mengolahnya menjadi minuman segar, sirup, manisan, selai, dan madumongso.

Pada 2012, seorang warga, Wiwik Sri Ha-yati, menginisiasi pembuatan Usaha Dagang (UD) bernama Kendi 42. Nama Kendi dia ambil dari tempat minuman dan 42 meru-juk pada nomor rumahnya. Usaha minuman herbal tersebut ternyata mendapat apresi-asi dari pasar. Pesatnya permintaan mem-buat warga sekitar tergiur sehingga para tetangga ikut memproduksi minuman her-bal secara rutin. Hingga akhirnya mencapai

14 UD yang beroperasi di bawah naungan UKM Gencar (Genteng Candirejo) Mandiri.

Tiap UD tersebut menghasilkan varian minuman aneka rasa. Misalnya saja UD milik Wiwik yang menyiapkan 16 olahan minuman dan sambal. Mulai dari jeruk kemangi selasih, sari belimbing wuluh, hingga saos belimbing wuluh. Tiap harinya, ia bisa memasok puluhan botol ke empat gerai UKM di Surabaya. Dari sana, ia bisa meraup omset hingga jutaan rupiah per bulan. Tak hanya pembeli lokal, beberapa kali ia juga mendapat pesanan dari luar Jatim bahkan turis mancanegara. Warga yang menjadi wirausahawan semakin giat melakukan budidaya tanaman agar mendapat bahan baku produksi yang lebih banyak.

Kampung Herbal Genteng merupakan kampung yang selalu direkomendasikan Disperindag ketika ada tamu berkunjung ke Surabaya, baik mahasiswa, instansi, ma-upun tamu-tamu mancanegara. Candirejo menjadi jujukan peserta UN Habitat 2016. Ada 193 negara yang ikut saat Surabaya menjadi tuan rumah dunia dalam ajang yang membahas seputar permukiman. Nama Kampung Genteng semakin dikenal dunia. Awal 2017, ada 30 wisatawan asal Austria yang berkunjung selama sebulan di Candirejo dan mereka tinggal di rumah--rumah warga.

Mandiri melalui ekowisataSelain terkenal dengan olahan herbal,

Kampung Genteng juga masyur sebagai destinasi ekowisata. Hal itu terwujud ber-kat keinginan kuat warga dan tokoh-tokoh masyarakatnya untuk memandirikan kam-pung melalui gerakan hidup sehat, kreatif, mandiri, sekaligus melestarikan lingkungan dengan semangat gotong-royong.

Kampung Genteng punya peraturan yang melarang warga membeli tanaman. Sebagai gantinya, dibangun green house

di tengah kampung. Di sanalah semua tanaman dibudidayakan. Ada lima jenis tanaman, yakni tanaman hias, toga, tanaman lindung, tanaman produktif, dan aneka sayuran untuk urban farming. Selain tanaman, terdapat kolam ikan nila. Warga bergantian memberi makan. Ikan-ikan itu tidak dijual, melainkan dibagikan ke setiap rumah. Setelah dikuras, kolam diisi dengan bibit nila yang baru. Tanpa disadari, kolam tersebut menyatukan warga kampung. Mereka lebih peduli pada lingkungan. Kolam itu menjadi simbol gotong-royong dan saling berbagi.

Di bidang energi, kampung ini mengharuskan warga dan pengunjung untuk mematikan kendaraan dan mereka berjalan kaki. Selain untuk mengurangi pencemaran udara, juga untuk menghemat energi. Gaya hidup hijau, atau bahasa kerennya green living, menjadi denyut nadi Kampung Genteng yang warganya berjumlah 55 KK itu.

Waktu luang warga kampung, terma-suk anak-anak, banyak diisi dengan kegi-atan membaca. Terdapat kotak kayu berisi buku di sudut-sudut kampung dengan ha-rapan warga bisa mengakses buku berku-alitas tanpa harus pergi ke perpustakaan. Buku yang tersedia cukup beragam, mulai dari buku bacaan untuk anak-anak sampai buku panduan memasak. Tak heran Kam-pung Genteng Candirejo juga menyabet penghargaan Best of The Best Kampung Literasi 2016 dari Pemkot Surabaya.

Satu keunikan lagi dari Kampung Gen-teng Candirejo: pekarangan rumah warga dihiasi berbagai slogan motivasi seputar pentingnya menjaga lingkungan. Tulisan kreatif tersebut misalnya “Tepung roti wa-dahe coklat, kampung bersih wargane se-hat” (tepung roti wadahnya coklat, kam-pung bersih warganya sehat). Menarik, bu-kan? Mungkin Anda tertarik mencobanya di Luwu Timur.

VERBEEK EDISI 34 | 20199INSPIRASI

dok.

satu

timor

.com

dok.

sem

enan

jung

senj

a.bl

og.

H unian vertikal atau lebih dikenal dengan apartemen tidak hanya dikhususkan untuk manusia.

Hewan juga bisa tinggal di apartemen. Pernah dengar apartemen ikan? Sebuah teknologi konservasi yang semakin banyak dikembangkan di Indonesia.

Teknologi apartemen ikan digagas oleh Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang pada 2011. Inovasi itu ditujukan sebagai pengganti terumbu karang dan menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya ikan. Bangunan apartemen ikan dibuat menggunakan komponen partisi plastik jenis Polypropylene yang ramah lingkungan. Bentuknya kubus berukuran sekitar 30x30 centimeter dan memiliki banyak celah atau sekat layaknya bangunan apartemen. Partisi ini dibuat untuk melindungi telur, larva, dan anak-anak ikan. Agar tidak bergeser, hilang, dan disapu ombak, apartemen diberi pemberat beton.

Biasanya, struktur tersebut diletakkan di bagian laut yang berpasir atau tandus dengan kedalaman 10-20 meter. Apar-temen didiamkan terlebih dahulu sela-ma kurang lebih satu bulan. Setelah itu, barulah bibit ikan diletakkan. Aparte-men ikan diprediksi mampu bertahan di lautan hingga 30-50 tahun. Apartemen ikan modern menggantikan rumah ikan model lama dan sederhana yang disebut rumpon. Para nelayan biasanya membuat sendiri rumpon ini secara manual dengan memanfaatkan berbagai bahan, misalnya pelepah pohon kelapa dan ban bekas.

Apartemen ikan menciptakan perlin-

dungan biota laut, sehingga dapat ber-kembang biak dan hidup dengan aman. Apartemen tersebut akan ditumbuhi ko-ral, terumbu, dan kerang-kerangan seba-gai habitat dan pakan hewan-hewan laut.

Laut makin kaya, nelayan sejahtera

Sudah banyak catatan keberhasilan dari pilot projects apartemen ikan di perairan Jawa Timur. Sepanjang 2012-2015, tercatat 1.815 modul apartemen ikan telah ditenggelamkan di delapan wilayah Jawa Timur. Lebih dari 145.000 benih ikan juga telah ditebarkan di kawasan tersebut. Hasilnya, jumlah ikan yang berhasil ditangkap para nelayan meningkat hingga 40%. Nelayan juga tidak perlu berlayar terlalu jauh dari tempat tinggal mereka untuk mencari ikan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pro-bolinggo juga terus berupaya meningkat-kan produksi ikan demi meningkatkan ta-raf hidup nelayan melalui penenggelaman apartemen ikan. Berdasarkan data yang dimiliki Pemkab Probolinggo, dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan hasil tangkap ikan oleh nelayan setempat. Sejak ditempatkan apartemen ikan pada 2016, produksi perikanan tangkap di Kabupa-ten Probolinggo mencapai 18.252,60 ton. Jumlah tersebut meningkat jika diban-dingkan dengan produksi 2015 yang ha-nya mencapai 17.934,93 ton. Sementara pada 2017, hasil produksinya meningkat drastis menjadi 22.119,10 ton. Nelayan Probolinggo memanen ikan dengan be-rat 5-20 kg dengan mudah. Ikan-ikan itu merupakan penghuni apartemen ikan.

Pada 2018, Pemerintah Kabupaten Ba-nyuwangi bekerja sama dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Wira Laut, menambah jumlah apartemen ikan di da-erah tersebut. Sebanyak 210 apartemen ikan, ditenggelamkan di dasar laut ber-pasir seluas setengah hektar. Banyaknya ikan yang bermukim di apartemen men-jadi magnet bagi ikan lain untuk meng-hampiri wilayah tersebut. Ikan-ikan yang hilang bisa datang kembali. Ikan yang sebelumnya berada lima mil dari bibir pantai, dengan adanya apartemen ikan, semakin mendekat hingga jarak tiga mil dari bibir pantai.

Pelajaran berharga bisa dipetik dari Kelompok Nelayan Samudra Bakti, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Ba-nyuwangi. Penangkapan ikan hias di per-airan Bangsring telah dilakukan sejak 1970. Persaingan mendapatkan ikan hasil tangkapan semakin tinggi, sehingga pada tahun 1980-an banyak nelayan yang me-nangkap ikan dengan potas dan bahan peledak. Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan mengakibatkan rusaknya ekosistem perairan, terutama terumbu karang. Terumbu karang yang rusak mengakibatkan hasil tangkapan berkurang, ikan hasil tangkapan sema-kin mengecil, dan hilangnya beberapa jenis ikan di perairan tersebut, khusus-nya ikan karang.

Miris melihat semakin banyak nelayan yang beralih mata pencaharian, Kelompok Nelayan Samudra Bakti melakukan upaya konservasi mulai 2007. Mereka mengu-bah pola tangkap nelayan menjadi lebih ramah lingkungan dan membuat kawasan

konservasi seluas 15 hektar di wilayah Pantai Bangsring. Di wilayah konservasi atau zona perlindungan bersama terse-but, tidak boleh ada aktivitas penangkap-an ikan dan pengambilan karang.

Di tahun-tahun awal, secara otodidak mereka melakukan transplantasi terum-bu karang menggunakan rak dari pipa paralon. Bibit karang yang diambil dari karang yang sehat diikat dengan senar di pipa paralon lalu ditenggelamkan di dalam laut. Para nelayan juga melakukan perawatan secara berkala untuk terumbu karang yang ditanam.

Pada 2011, dimulai penanaman apartemen ikan, tak jauh dari tepi pantai. Hingga kini sudah ada sekitar 500 apartemen ikan. Pada 2013-2015, tangkapan ikan hias di Bangsring meningkat tajam. Persentase kenaikan hasil tangkapan nelayan mencapai 80% per tahun. Nelayan sudah tidak perlu melaut terlalu jauh untuk mencari ikan, karena beberapa jenis ikan sudah kembali ke perairan Bangsring. Wilayah tersebut juga terkenal di kalangan wisatawan dengan nama Bangsring Underwater Banyuwangi. Terumbu yang sehat, biota laut yang kaya, dan kisah konservasi telah menarik minat para wisatawan untuk melakukan ekoturisme di Bangsring.

Pada 2017, Kelompok Nelayan Samud-ra Bakti, Banyuwangi meraih pengharga-an Kalpataru dari Kementrian Lingkungan Hidup. Penghargaan itu merupakan apre-siasi atas jerih payah para nelayan menja-ga, menanam, merawat terumbu karang dan melestarikan kekayaan laut. Salah satu upaya konservasi yang berhasil ada-lah melalui penanaman apartemen ikan.

Apartemen Ikan, Upaya Konservasi yang Mendongkrak Pendapatan Nelayan

Nelayan sedang memanen ikan yang dibudidayakan dengan menggunakan apartemen ikan. Transplantasi terumbu.

VERBEEK EDISI 34 | 201910 SAFETY

S ebagai pengguna jalan, Anda harus menaati aturan lalu lintas yang ber-laku. Peraturan yang menjadi acuan

hukum di jalan tak lain adalah Undang-

-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. UU ini terdiri dari 326 pasal dan ratusan atur-an. Namun sebagai pengguna jalan dan

pengendara kendaraan, sedikitnya Anda perlu memahami 7 hal yang paling men-dasar ini untuk ditaati.

Pemotor, Gunakan Helm!Hal ini diatur pada Pasal 57 Ayat

2 dan Pasal 106 Ayat 8. Pada aturan tersebut juga disebutkan bahwa helm yang digunakan harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) baik pengemudi maupun penumpangnya. Bila tidak sesuai maka dapat dipidana kurangan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000 (Pasal 291). Mengapa harus helm SNI? Karena helm SNI telah melewati uji kekuatan yang dilakukan Badan Standarisasi Nasional.

Menggunakan sabuk tampaknya hal sepele. Padahal ini merupakan komponen keselamatan yang pen-ting layaknya helm bagi pengendara motor. Sabuk pengaman dapat melin-dungi Anda dari benturan bila terjadi tabrakan.

Pentingnya sabuk pengaman dia-

tur di Pasal 106 Ayat 6. Bila Anda ti-dak mematuhinya, bisa dipidana atau ditilang dengan hukuman kurungan paling lama selama satu bulan atau denda maksimal Rp250.000. Besar kan? Nah, makanya ketika Anda ma-suk kendaraan, sebelum jalan lang-sung pasang ya sabuk pengamannya.

Jangan Main HP Selama Berkendara

Diatur pada Pasal 283. Disebutkan setiap orang yang mengemudi kenda-raan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan kon-sentrasi dalam mengemudi. Bila tidak mentaatinya dapat dikurung maksimal tiga bulan atau denda paling banyak Rp750.000.

Diatur pada Pasal 106 Ayat 2. Di-sebutkan bahwa pengendara (roda dua dan roda empat/lebih) harus mengutamakan keselamatan peja-lan kaki dan pesepeda. Bagi mereka yang tidak mengindahkan aturan ini dapat dipidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000.

Sedangkan Pasal 131 Ayat 1, 2 dan 3 menyebutkan bahwa Pejalan kaki

berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tem-pat penyeberangan, dan fasilitas lain (1), Pejalan kaki berhak mendapat-kan prioritas pada saat menyeberang jalan di tempat penyeberangan (2), Bila fasilitas sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 belum tersedia, pejalan kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya.Belok, Aktifkan Lampu Sein

Lampu sein berguna memberi isyarat bagi pengguna jalan lainnya bahwa kita akan belok atau balik arah. Hal ini agar kecelakaan dapat terhindar. Maka itu soal kewajiban mengaktifkan lampu sein ke-tika pengendara akan belok diatur pada Pasal 112 Ayat 1. Sedangkan sanksi bagi yang tidak mematuhinya dapat berupa ku-rungan satu bulan atau denda Rp250.000 (Pasal 284).

dok

http

indo

nesi

auto

sblo

g.co

mdo

k.be

rau.

prok

al.co

dok.

drea

m.co

.id

dok.

AZCe

ntra

l.com

polr

i.go.

idGr

idOt

o.co

m

Anda Wajib Punya SIM Hal ini sesuai Pasal 86. Pasalnya, de-

ngan adanya SIM membuktikan bahwa Anda kompeten dan sudah layak usia untuk mengemudi. SIM juga memuat keterangan identitas lengkap pengemu-di dimana data ini dapat digunakan un-tuk mendukung kegiatan penyelidikan, penyidikan dan identifikai forensik ke-polisian bila terjadi suatu hal di jalan.

Plat Nomor Wajib DipasangHal ini diatur di Pasal 68 Ayat 1. Plat

nomor kendaraan wajib dipasang di dua sisi, yakni depan dan belakang. Bila ti-dak mematuhinya, Anda dapat dipida-na kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500.000 (Pa-sal 280).

Sabuk Pengaman adalah Keharusan

Pesepeda dan Pejalan Kaki adalah Prioritas

Demi keselamatan dan kenyamanan di jalan raya taati aturan ini yuk!

Tujuh Kewajiban Pengguna Jalan

VERBEEK EDISI 34 | 201911EVENT

pembukaan acara.

E vent yang melibatkan komunitas dan berdampak langsung terhadap masyarakat mulai digiatkan di

wilayah pemberdayaan PT Vale. Salah satunya kegiatan bertajuk “Luwu Timur Bersih Sehat” yang digelar di Taman Iniaku, 15 Desember 2018. Acara yang berlangsung sejak pagi hingga lepas tengah hari itu merupakan kerja sama antara PT Vale, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Badan Narkotika Kabupaten (BNK), KONI, dan Sorowako Bicycle Club (Sobec).

Berbagai kegiatan digelar sesuai tema, yaitu mengampanyekan gaya hidup bersih dan sehat. Dimulai dari senam pagi, fun bike dengan berbagai hadiah menarik, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, aktivitas bersih lingkungan, hingga sunatan massal. Taman Iniaku bebas kendaraan alias car-free di akhir pekan itu.

“PT Vale punya value terkait kebersihan dan pelestarian alam, yaitu menjaga kelestarian Bumi. Sementara segala upaya menjaga kesehatan merupakan

perwujudan dari nilai utama Vale yaitu kehidupan adalah hal terpenting,” kata Direktur Stakeholder Relations & Corporate Affairs PT Vale Gunawardana Vinyaman. Sementara Ketua DPRD Lutim Amran Syam, sesaat sebelum melepas peserta fun bike, menyatakan apresiasi terhadap PT Vale yang telah menginisiasi program bersama dengan pemerintah dan masyarakat.

Selain mengikuti fun bike, masyarakat juga bisa menambah wawasan seputar pencegahan narkoba di stand BNK, mendapat pemeriksaan kesehatan dasar dari tenaga medis Puskesmas Nuha, serta mengikuti edukasi seputar pemberian ASI dari para anggota Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Cabang Sorowako.

Selain mengajak masyarakat untuk mempraktikkan gaya hidup bersih-sehat, event tersebut juga bertujuan menggerakkan ekonomi lokal. Stand yang menjual aneka makanan dan minuman—termasuk stand pegiat UKM binaan PT Vale—tersedia bagi warga yang ingin sekadar menghabiskan Sabtu pagi dengan

bersantai bersama keluarga.Tak jauh dari Taman Iniaku, tepatnya di

Kantor Kepala Desa Sorowako, diadakan kegiatan sunatan massal. Sebanyak 40 anak berusia maksimal 11 tahun dari Desa Sorowako, Desa Nikkel, Kelurahan

Magani, bahkan dari Kecamatan Towuti, mengikuti kegiatan tersebut. Sunatan massal pagi hari itu merupakan kerja sama Ikatan Keluarga Vale Indonesia (IKVI), pemerintah Desa Sorowako, Puskesmas Nuha, dan RS Inco.

Kampanye Bersih-Sehat dalam Kemeriahan Car-Free Day

Direktur Stakeholder Relations & Corporate Affairs PT Vale Gunawardana Vinyaman di acara

Fun bike keliling Sorowako.

VERBEEK EDISI 34 | 201912 EVENT

M unif Chatib, pengarang buku “Gu-runya Manusia” tidak hanya meng-ajak para audiens guru merenung-

kan cara mereka mengajar. Namun juga memberikan kiat agar pendidikan men-jadi lebih manusiawi.

Gedung pertemuan Ontaeluwu, Soro-wako (2 Februari 2019) tampak dipenuh para guru. Hampir 400 guru hadir ketika itu. Mereka datang dari berbagai penju-ru di Kabupaten Luwu Timur. Ya, mereka adalah para pengajar tingkat dasar hing-ga atas yang berasal dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Luwu Timur yang datang untuk mengikuti se-minar nasional bertema "Gurunya Ma-nusia". Tema tersebut merupakan judul buku karangan Munif Chatib.

Pria kelahiran Surabaya, 5 Juli 1969 ini adalah seorang praktisi pendidikan dan penulis buku-buku pendidikan populer. Buku pertamanya “Sekolahnya Manusia” (2009) sempat dibedah bersama Bobbi De Porter, penulis buku “Quantum Lear-ning” yang kondang itu.

Munif kemudian mendirikan konsul-tan dan lembaga pendidikan Next Edu In-donesia yang mengembangkan Program

“Guardian Angel” yakni perkuliahan ten-tang konsep “Sekolahnya Manusia” yang juga mengembangkan Multiple Intellegen-ces Research (MIR) atau alat riset untuk mengetahui kecerdasan dominan anak. MIR saat ini telah diterapkan di ratusan sekolah di Indonesia.

Pada penyampaiannya, Munif mengatakan bahwa menjadi guru adalah tugas yang mulia karena menyampaikan kebaikan. Dia juga sempat menceritakan tentang program “Sekolah Manusia” yang digalangnya sejak beberapa tahun belakangan yang telah melahirkan guru-guru dengan kemampuan yang luar biasa.

Pada kesempatan tersebut juga dijelas-kan bahwa mengajar siswa bukan dengan hapalan namun metode yang menyenang-kan sehingga memori mereka tentang suatu sangat membekas dan kuat. Guru harus pintar mencari cara agar belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan. Dia juga memberikan beberapa tips ke-pada guru seperti; memahami gaya bela-jar siswa, strategi pembelajaran yang ba-nyak varian, guru wajib membuat rencana belajar juga metode pembelajaran yang tidak melulu dengan ceramah.

Munif memang dikenal sebagai praktisi pendidikan yang memahami teknik “multilple intelligence” yang diperkenalkan Howard Gardner yang kemudian dia transformasikan menjadi proses pembelajaran yang manusiawi dan aplikatif. Dengan metode yang dirancang Munif tersebut, dunia pendidikan kini dapat mengajar anak dengan tepat dan sesuai potensi dirinya. “Tiap anak punya potensinya masing-masing. Anak nakal, anak bodoh itu tidak ada. Itu hanya label yang dibuat selama ini. Kita hanya perlu mengetahui dan menggali potensi dan bakatnya agar anak tersebut menjadi pintar dan tumbuh berkembang dengan sempurna,” ujar dia.

Kemitraan strategisSeminar ini merupakan bagian dari

realisasi Program Pengembangan Ma-syarakat (PPM) PT Vale di sektor Kemit-raan Strategis. “Aktivitas ini bagian dari peningkatan kapasitas sumber daya ma-nusia di area pemberdayaan khususnya untuk kalangan pengajar,” papar Mana-ger Stakeholder Relations PT Vale Yusri Yunus. Ke depan, PT Vale akan tetap ko-mit dalam mendukung aktivitas serupa,

khususnya bagian peningkatan kapasi-tas SDM di sektor pendidikan di wilayah pemberdayaannya.

Ketua PGRI Kabupaten Luwu Timur Nursalam mengatakan sangat mengapresiasi inisiatif dan dukungan yang luar biasa dari PT Vale ini. Beberapa minggu sebelumnya, PGRI Luwu Timur juga diundang untuk mengikuti Pelatihan Pembuatan Soal HOTS untuk para guru tingkat dasar, menengah dan atas.

“Kegiatan ini tentu sangat membantu para guru mendapatkan perspektif dan wawasan baru dalam mengajar. Sehing-ga ilmunya semakin kaya dan aktivitas belajar mengajar menjadi lebih efektif dan maksimal hasilnya,” papar Nursalam.

Seminar ini juga dibarengi dengan agenda PGRI Luwu Timur yakni berupa Konferensi Kerja IV-2019.

Mewakili Bupati Luwu Timur Assisten 2 (Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan) Budiman mengucapkan terima kasih kepada PT Vale yang telah ambil bagian dalam mendukung program peningkatan SDM di Luwu Timur yang juga bagian dari fokus program pemerintah.

Menjadi Guru yang ManusiawiMunif Chatib memberikan wawasan kepada para peserta seminar .

VERBEEK EDISI 34 | 201913EVENT

S ebanyak 125 guru tingkat dasar, me-nengah dan atas/kejuruan dari ling-kungan Persatuan Guru Republik

Indonesia (PGRI) Cabang Luwu Timur berkumpul di Hall TQI YPS, Sorowako se-lama dua hari (18 – 19/1/2019). Mereka mengikuti workshop “Pembuatan Soal Pertanyaan HOTS (High Order Thinking Skill)”. Metode HOTS memang sedang tren di kalangan dunia pendidikan bebera-pa waktu belakangan. Pasalnya, metode ini konon mampu menstimulasi peserta didik berpikir kritis dan komprehensif. Caranya dengan dipicu dari menjawab soal-soal pertanyaan ujian yang berbasis HOTS disusun pengajar yang kompeten.

Pelatihan ini merupakan kerja sama program kemitraan strategis PT Vale de-ngan PGRI Luwu Timur. “Kegiatan ini me-rupakan bagian dari kontribusi PT Vale ikut ambil bagian di program peningkat-an kualitas pendidikan di wilayah pem-berdayaannya,” ujar Senior Coordinator PTPM Laode Muhammad Ichman pada pembukaan acara. Acara juga dihadiri Kadis Pendidikan Luwu Timur dan Ke-

tua PGRI Luwu Timur.Ichman juga menyampaikan bahwa

PT Vale akan menjajaki kebutuhan peningkatan kompetensi dan kualitas pengajar di wilayah pemberdayaan yang nantinya akan diimplementasikan ke dalam bentuk aktivitas. “Dengan tangan terbuka kami menerima masukan dari pemangku kepentingan,” ujar dia.

Junaedi, salah satu peserta pelatihan yang juga pengajar di SMP 3 Towuti ini mengaku senang sekali mendapat undangan untuk bisa mengikuti pelatihan ini. Pasalnya dengan adanya keterampilan dan memahami metode HOTS, dia bisa memperbaiki kualitas mengajarnya, khususnya dalam membuat soal pertanyaan yang memicu kemampuan kognifit, afektif sekaligus psikomotoris anak didiknya. “Selama ini saya hanya dengar-dengar saja soal HOTS. Dengan adanya pelatihan ini saya bisa melihat langsung seperti apa cara menyusun pertanyaan HOTS tersebut,” papar dia.

Ada pula Kanap. Guru SD 175 Dusun Kawarasan, Kecamatan Tomoni yang juga

menjadi peserta pelatihan. Bersama 6 rekan pengajar lainnya dari daerah yang sama dia datang ke pelatihan ini dengan semangat. “Untuk nambah wawasan agar saya bisa mengajarnya lebih maju lagi. Sehingga agar murid saya juga bisa lebih pinter,” ujar pria yang telah menjadi guru selama 10 tahun ini.

Dalam sambutannya Ketua PGRI Luwu Timur Nursalam menyampaikan apresiasinya kepada PT Vale yang berkomitmen dalam program peningkatan kapasitas dan kompetensi para guru ini. Juga Dinas Pendidikan Luwu Timur yang mendorong PGRI dan PT Vale dapat sinergis bekerja sama.

Beberapa waktu sebelumnya, PT Vale juga menggelar “Pelatihan Penulisan Il-miah bagi Para Guru” yang juga meng-gandeng PGRI Luwu Timur sebagai target pengajar yang dilatih.

Kata Nursalam, dengan adanya pelatih-an ini diharapkan mempertahankan posi-si Luwu Timur sebagai daerah di Provin-si Sulawesi Selatan yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia di nomor tiga dari

21 kabupaten yang ada. “Dengan adanya pelatihan-pelatihan

para guru ini dapat berkontribusi dalam mempertahankan indeks tersebut kare-na ada tiga indikator yang dinilai yakni kesehatan, pendidikan dan kesejahtera-an,” ujar dia.

Tentang HOTSHOTS singkatan dari Higher Order

Thinking Skills yang memiliki arti ke-mampuan berpikir tingkat tinggi. Isti-lah ini memberikan definisi baru dalam tujuan pendidikan yakni harus memi-liki aspek kognitif (pengetahuan), afek-tif (emosi dan sikap), serta psikomotorik (aktivitas fisik).

Sedangkan soal tipe HOTS lebih men-dayagunakan logika dan kemampuan ber-pikir analitis. Sehingga aspek berpikir komprehensif seperti analisis, memban-dingkan, menyimpulkan, menciptakan, mengombinasikan, dan merencanakan akan memicu peserta didik.

Kolaborasi dengan PGRI Lutim, Vale Gelar Pelatihan HOTSBentuk dukungan Vale terhadap peningkatan kompetensi pengajar di wilayah pemberdayaan.

Sebanyak 125 guru dari PGRI Luwu Timur mengikuti Pelatihan Pembuatan Soal HOTS.

VERBEEK EDISI 34 | 201914 PSRLB

S ejak 2015, PT Vale dan Pemkab Luwu Timur memperkenalkan Pertanian Sehat Ramah Lingkung-

an Berkelanjutan (PSRLB) sebagai bagi-an dari program pengembangan masya-rakat. Salah satu wujudnya adalah pela-tihan dan pendampingan budidaya padi dengan metode System of Rice Intensifi-cation (SRI) Organik.

Budidaya padi SRI Organik adalah cara budidaya tanaman padi melalui mana-jemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman, dan air. Kebutuhan pupuk di sediakan secara mandiri oleh petani dengan memanfaat-kan sumber daya alam yang ada di seki-tar. Petani menjadi terampil dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan untuk ber-

cocok tanam, tidak tergantung kepada produsen pupuk, bahan agrokimia, serta penyalur bibit.

Metode SRI Organik tidak memerlukan biaya tinggi karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah banyak tersedia di alam. Dari sisi hasil panen, budidaya padi SRI Organik lebih produktif diban-ding budidaya padi kovensional.

Namun bukan berarti perjalanan budi-daya padi dengan metode SRI Organik di Luwu Timur tidak menemui kendala. Di awal 2018, total luasan lahan mencapai 41,90 hektar, dengan total jumlah

petani 101 orang. Tantangan dihadapi pegiat pertanian ramah lingkungan di mu-sim tanam kedua. Ada penurunan jumlah lahan dan jumlah pelaku SRI Organik.

Program SRI Organik Masuki Tahun Ke-4, Apa Tantangannya?

Sejumlah tantangan sepanjang 2018: Musim Tanam

Strategi mengatasi tantangan:

� Harga gabah/beras tidak sesuai permintaan petani.

� Kendala pembelian gabah oleh Koperasi AKAR� Beberapa lahan tidak ditanami karena keter-

batasan tenaga kerja.� Ada lahan yang sulit mendapat perlakuan SRI

Organik karena drainase kurang baik sehing-ga sawah tergenang dan sering banjir.

� Ditariknya pendamping yang bertugas di wi-layah barat sehingga komunikasi dengan pe-tani hanya dilakukan via telpon. Pendamping tidak bisa memastikan apakah budidaya yang dijalankan petani telah sesuai dengan kaidah SRI Organik, sehingga data wilayah barat ti-dak dimasukkan.

�Menangani panen, pasca-panen, dan pema-saran dengan seksama

�Mengimplementasikan matriks kualitas (SOP) untuk proses budidaya dan pasca--panen di semua wilayah pendampingan untuk menyeragamkan seluruh tahapan dan hasil produk

�Meningkatkan dan mengembangkan kerja sama antar-wilayah pendampingan

�Bekerja sama dengan UKM Mutiara Timur untuk membuka pasar ritel dan mengurus legalitas produk

� Membentuk jaringan kelompok tani organik

Kegiatan program SRI Organik di 2019:

� Pendampingan di empat kecamatan pemberdayaan PT Vale� Monitoring dan evaluasi program setiap bulan� Pelatihan ekologi tanah untuk calon petani SRI Organik� Meningkatkan kapasitas petani SRI Organik yang telah ada� Sekolah lapangan petani untuk memberi pembelajaran budidaya secara langsung di lapangan� Pelatihan pasca-panen agar petani menghasilkan produk yang berkualitas� Training of trainers untuk membentuk kader-kader lokal agar program PSRLB bisa berkembang

di tengah masyarakat.� Lokakarya untuk mengekspos kegiatan selama satu tahun� Perpanjangan sertifikasi organik dari INOFICE� Bekerja sama dengan UKM Mutiara Timur untuk membuka akses pasar

77

Salah satu sawah SRI Organik di wilayah pemberdayaan PT Vale di Kabupaten Luwu Timur.

VERBEEK EDISI 34 | 201915PSRLB

K etika ada pameran maupun kegiatan bazar yang digelar oleh pemerintah desa, Pemkab Luwu Timur, maupun PT Vale, pengunjung dengan

mudah menemukan tenda UKM Herbal yang menjual aneka minuman sehat. Bahkan jika PT Vale mengikuti pameran di luar Sorowako, produk-produk herbal dari UKM binaan Perusahaan kerap ditampilkan.

Sejak 2016, PT Vale menyosialisasikan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) berbasis herbal dan mendapat respons positif dari masyarakat di wilayah pemberdayaan. Kegiatan pelatihan dan pendampingan UKBM Herbal terus dilakukan hingga hari ini. Kader herbal datang dari anggota Tim Penggerak (TP) PKK, staf Puskesmas, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Mereka mendalami teknik budidaya dan pengolahan tanaman obat, hingga manajemen kelompok dan pemasaran produk.

Pendampingan UKBM Herbal tahun 2018 dilakukan di dua kecamatan pemberdayaan PT Vale, yaitu Keca-matan Nuha dan Kecamatan Wasuponda. Di dua wi-layah tersebut, terdapat 75 orang kader herbal yang aktif, 16 orang petugas Puskesmas, dan lebih dari 200 orang yang sudah rutin mengonsumsi herbal untuk menjaga kebugaran maupun mengobati berbagai ke-luhan kesehatan. Sudah lebih dari 100 jenis tanaman obat dan sayur dikembangkan di taman obat keluarga (TOGA) yang dikelola TP PKK dan mendapat dukung-an dari Pemerintah Desa. Tanaman-tanaman tersebut bahkan sudah dijadikan sampel untuk diteliti oleh Ke-mentrian Kesehatan dalam projek Riset Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA).

Di tahun 2018 juga diadakan pelatihan Penyehat Tra-disional (Hattra) Ramuan Pratama sekaligus kewirau-sahaan. Total sudah 46 orang kader herbal yang lulus uji kompetensi Hattra Ramuan Pratama dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi COHESPA. Kader herbal yang di-nyatakan kompeten mendapatkan sertifikat skala na-sional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Hattra Ramuan Pratama adalah klasifikasi untuk

Capaian dan Target UKBM Herbal

asisten pengobat. Masih ada dua tingkatan lagi supaya kader herbal Luwu Timur bisa menjadi pengobat tradisional. Pemilik sertifikat Hattra Pratama sudah bisa memberikan resep pegobatan herbal kepada klien melalui konsultasi dengan dokter ahli.

Selain 46 herbalis yang sudah mendapat sertifi-kasi, sebanyak 74 produk olahan herbal juga telah mendapatkan izin Pangan-Industri Rumah Tangga

(P-IRT) Dinas Kesehatan Luwu Timur. Produk mi-numan herbal dipasarkan ke sejumlah toko, tersedia di Galeri UKM Luwu Timur, serta dijual melalui ber-bagai bazar dan pameran.

Selain itu, ada 38 orang kader herbal yang mendapat sertifikat penyehat tradisional keterampilan pijat refleksi, dan 6 orang di antaranya aktif membuka jasa pijat.

Suasana posyandu herbal di Kelurahan Magani

Kader PKK dan penggiat herbal di Kelurahan Magani ketika berada di kebun herbal mereka.

VERBEEK EDISI 34 | 201916 WAWASAN

dok.

pint

eres

t.com

dok.

shut

ters

tock

.co

m

dok.

wor

kmat

es.in

dok.

daily

illin

i.com

D i era teknologi ini, media sosial sudah menjadi kebutuhan primer bagi hampir semua orang. Meng-

gunakan Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, dan sebagainya memang terli-hat mudah. Sekilas. Mungkin Anda per-

nah mendengar kalimat, “Jejak digital itu kejam.” Satu kali Anda mengunggah sebuah status, foto, atau video di dunia maya, maka jejak tersebut akan kekal.

Karena itu, mengelola media sosial dengan baik dan benar sangatlah pen-

ting. Ketika dimanfaatkan dengan baik, bahkan dioptimalkan, banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dari bermedia sosial. Medsos menyediakan ruang un-tuk menjalin silaturahmi, menyampai-kan dan mendapatkan informasi dengan

cepat, melahirkan inovasi, bertukar ga-gasan, dan menghargai perbedaan pen-dapat. Berikut panduan umum agar kita semakin bijak bermedia sosial.

Bijak Bermedia Sosial

1. Perlakukan media sosial seperti ruang publik.

Kita seringkali merasa sendirian ketika memegang ponsel dan mengunggah sesuatu di media sosial. Padahal medsos adalah ruang publik yang membutuhkan etika dalam setiap interaksi di dalamnya. “Makanya kalau mau beretika di media sosial caranya gampang banget. Ketika megang ponsel, sadarlah kamu mau berbicara di depan publik,” ujar Bapak Medsos Indonesia (alm) Nukman Luthfie, dikutip dari cnnindonesia.com. Jika hal itu sudah dipahami, kita akan selalu ingat untuk menjaga etika, tutur kata, dan sopan-santun di media sosial.

2. Pikir dan pilah sebelum unggah.

Ketika Anda membaca sebuah berita di Facebook, jangan buru-buru membagikannya hanya karena Anda sependapat dengan berita tersebut. Cek kebenarannya. Jangan sampai Anda “terkenal” di dunia maya karena sering membagikan berita palsu. Selain itu, pikir ulang sebelum menulis status atau mengunggah foto. Siapapun bisa melihat unggahan Anda, termasuk keluarga, rekan kerja, bahkan atasan Anda di tempat kerja. Tentu kita tidak ingin kehilangan pekerjaan gara-gara unggahan di Facebook atau Instagram, bukan?

3. Jaga privasi. Pengguna media sosial diharapkan

pandai memilah hal-hal pribadi. Hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi ke publik seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon, atau informasi pribadi lainnya. Kasus penyalahgunaan informasi dan penipuan sudah terlalu sering kita dengar. Anda juga diharapkan mengatur “privacy settings” di akun medsos untuk membatasi siapa saja yang bisa mengakses informasi dan galeri foto Anda.

4. Jadilah panutan. Selalu ingat bahwa jejak digital

adalah kekal. Jika anak Anda sekarang masih kecil, bayangkan 5 atau 10 tahun lagi dia akan berkutat di dunia maya dan, mungkin, mencari

profil Anda. Ketika Anda mengunggah banyak hal yang bermanfaat dan menginspirasi perbuatan baik, tentu anak-anak akan merasa bangga.

5. Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.

Jika Anda ingin hasil karya Anda tidak dijiplak, maka selalu cantumkan sumber ketika Anda mengunggah karya orang lain. Jika Anda ingin mendapat komentar sopan, maka berikan komentar positif kepada orang lain.

6. Batasi penggunaan media sosial. Melihat-lihat galeri atau story di Instagram memang mengasyikkan. Namun jangan lakukan itu hingga berjam-jam sehingga Anda membuang waktu berharga. Pastikan penggunaan media sosial adalah pengisi waktu luang dari kegiatan utama Anda, yaitu sekolah/kuliah, bekerja, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, atau menjalin hubungan di dunia nyata dengan keluarga dan sahabat.

Apapun yang salah di dunia nyata, hal itu juga salah di media sosial.

Like & Follow

@ptvaleindonesia

@ptvaleindonesia

PT Vale Indonesia Tbk