pkn sd rev

Upload: anonymous-8xwl5gl

Post on 07-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PKN SD

TRANSCRIPT

Sejarah Singkat Perkembangan CivicsPada tahun 1907 ada seorang tokoh yang bernama W.A. Dunn yang mempelopori gerakan Community Civics yang memiliki keinginan lebih fungsionalnya pelajaran bagi para siswa. Hal ini dilakukan dengan menghadapkan mereka kepada lingkungan atau kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan ruang lingkup lokal, nasional maupun internasional.Disaat yang hampir bersamaan ketika Community Civics menggaungkan pembelajaran tersebut yang tersebut, ada lagi gerakan yang membarengi gerakan Community Civic tersebut, yaitu gerakan Civic Education atau sering disebut Citizenship Education. Alasan timbulnya gerakan Civic Education tersebut hampir sama dengan alasan Community Civics, tetapi dalam beberapa hal dapat diartikan luas.Pada Juni 1995 di Praha diadakan sebuah pertemuan yang dihadiri oleh tidak kurang dari 450 pemuka pendidikan demokrasi dari 52 negara. Pada acara tersebut para peserta sepakat membentuk Civitas Internasional yang menekankan pentingnya pendidikan demokrasi bagi pembelajaran Civil Culture yang kedepannya memiliki tujuan untuk membentuk masyarakat yang demokratis.Di Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan civics education yang dikenal diberbagai negara. PKn bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner.Awal perkembangan PKn di Indonesia bisa dilihat dari sejarah itu sendiri. Berikut adalah perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia.1. Pada awal tahun 1979, materi ajar disusun oleh Lemhannas dan Dirjen Dikti yang terdiri dari Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, politik dan Strategi Nasional, Politik dan Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional, sistem Hankamrata. Mata kuliah ini bernama Pendidikan Kewiraan.2. Tahun 1985, diadakan penyempurnaan oleh Lemhannas dan Dirjen Dikti, terdiri atas pengantar yang bersisikan gambaran umum tentang bahan ajar PKn dan interelasinya dengan bahan ajar mata kuliah lain, sedangkan materi lainnya tetap ada3. Tahun 1995, nama mata kuliah berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan yang bahan ajarnya disusun kembali oleh Lemhannas dan Dirjen Dikti dengan materi pendahuluan, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik strategi nasional, politik dan strategi pertahanan dan keamanan nasional, sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.4. Tahun 2001, materi disusun oleh Lemhannas dengan materi pengantar dengan tambahan materi demokrasi, HAM, lingkungan hidup, bela negara, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional5. Tahun 2002, Kep. Dirjen Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002 materi berisi pengantar sebagai kaitan dengan MKP, demokrasi, HAM, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional.Civics dan PemerintahanSebelum membahas keterkaitan antara civics dan pemerintahan akan lebih baik bila memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan civics. Seorang ahli bernama Cresshore (1886), pada waktu itu mengartikan civics sebagai the science of citizenship atau Ilmu Kewarganegaraan, yang isinya mempelajari hubungan antar individu, dan antara individu dengan negara. Istilah civics dan civic education, ternyata lebih cenderung digunakan untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang cerdas dan baik ( Somantri: 2001).Winataputra, seperti yang dikutip oleh Budimansyah (2008; 4) merumuskan pengertian civics sebagai berikut:Civics is the study of government taught in the schools. It is an area of learning dealing with how democratic government has been and should be carried out, and how the citizen should carry out his duties and rights purposefully with full responsibility.Civics atau kewarganegaraan merupakan tentang pemerintahan yang dilaksanakan disekolah, civics mata pelajaran tentang bagaimana pemerintahan demokrasi dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagaimana warga negara seyogyanya melaksanakan hak dan kewajibannya secara sadar dan penuh rasa tanggung jawab.Menurut Stanley E. Dimond dan Elmer F. Peliger (1970: 5) secara terminologis civics diartikan studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan dan hak kewajiban warga negara. Pada tahun 1886 civics adalah suatu ilmu tentang kewarganegaraan yang berhubungan dengan manusia sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungannya dengan negara (Somantri, 1976: 45).

Civics sebagai ilmu kewarganegaraan bermanfaat bagi pemerintah dalam rangka mempersatukan warga negaranya. Dengan begitu civics merupakan cabang ilmu yang di dalamnya ada pembelajaran tentang kaidah-kaidah menjadi pembelajaran yang baik.Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Civics, diberikan pada tingkat persekolahan mempunyai maksud agar para siswa dapat mengenal, memahami serta mampu melaksanakan apa yang menjadi hak, maupun apa yang menjadi kewajibannya dalam hidup bernegara.Government atau pemerintah merupakan organ negara yang berfungsi sebagai pengatur kehidupan dalam negara demi tercapainya tujuan negara. Pemerintah diselenggarakan dalam rangka pencapaian kesejahteraan bersama bagi warga masyarakat. Pelakasana pemerintah adalah aparat pemerintah. Jadi bila seseorang telah menjadi aparat pemerintah maka yang bersangkutan harus memiliki pressure yang baik demi menjalankan pemerintahan dengan baik. Contohnya memiliki kecakapan dan kemahiran dalam mengerjakan tugas-tugas, memiliki semangat yang dan tidak lupa memiliki moral yang baik sehingga dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya. Hubungan antara civics dan pemerintahan terkait dengan tujuan pendidikan yang dinyatakan Socrates sejak 2500 tahun yang silam yang mengatakan bahwa bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, sekitar 1500 tahun yang lalu Muhammad Saw. Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character). Begitu juga Marthin Luther King Jr. Menyetujui pemikiran tersebut dengan mengatakan, Intelligence plus character, that is the true aim of education. Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar dari pendidikan. Hal tersebut selaras dengan batasan dari Civics sebagaimana yang telah dijelaskan dimuka bahwa Civics menekankan pada kualitas pribadi seseorang (Desirable personal qualities). Dalam perkuliahan Landasan dan Teori Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan oleh Prof.Dr.A.Azis Wahab disebutkan bahwa Tujuan utama karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan adalah meningkatkan kualitas pribadi yang baik (Pendidikan Karakter) dan meningkatkan kompetensi dalam melakukan sesuatu pekerjaan (Holding The Public Office).Upaya mempersiapkan generasi baru dari warga negara merupakan suatu tujuan yang telah disepakati. Dengan memiliki warga negara yang memiliki sikap good and smart diharapkan dalam pemerintahan akan tercipta pemerintahan yang bersih dan baik. Jika aparatnya memiliki mental baik maka pemerintah akan berjalan sesuai yang diharapkan.

Perbedaan Civics Education dan Citizenship Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.Sedangkan menurut Mahoney yang merumuskanCivic Education includes and involves those teaching; that type of teaching method; rhose student activities; those administrative and supervisory procedures which the school may utility purposively to make for better living together in the democratic way or (synonymously) to develop to better civics behaviors. atau Pendidikan Civic mencakup dan melibatkan mengajar mereka, bahwa jenis metode pengajaran; rhose kegiatan mahasiswa; prosedur-prosedur administrasi dan pengawas sekolah yang dapat utilitas secara purposif untuk membuat lebih baik hidup bersama dalam cara demokratis atau (sinonim) untuk mengembangkan yang lebih baik untuk perilaku kewarganegaraan. "Menurut Merphin Panjaitan,Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial. Sementara Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.Menurut Muhammad Numan Soemantri, Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut (a) Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah; (b) Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan prilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokrasi; (c) dalam Civic Education termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.TH Marshall dalam bukunya Citizenship and Sosial Class (1950) menyatakan citizenship sebagai a status bestowed on those who are full members of a community(including civil, political, social rights atau kewarganegaraan sebagai "status yang diberikan pada mereka yang merupakan anggota penuh dari sebuah komunitas(termasuk sipil, politik, hak-hak sosial ".Bryan S Turner dalam Citizenship and Social Theory (1993) menyatakan Citizenship as that set of practices (juridicial, political, economic and cultural) which asa consequence shape the flow of resources to person and sosial groupsatau Kewarganegaraan sebagai yang mengatur praktek (juridicial, politik, ekonomi dan budaya) yang sebagaikonsekuensi bentuk aliran sumber daya untuk orang dan kelompok-kelompok Sosial ". Civics adalah studi tentang hak dan kewajiban kewarganegaraan. Dengan kata lain, itu adalah studi tentang pemerintah dengan memperhatikan peran warga negara - sebagai lawan faktor eksternal - dalam operasi dan pengawasan pemerintah.Henry Randall Waite (1886) merumuskan, Civics denganThe sciens of citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized collections, the individual in his relation to the state atau Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi, politik), dan individu individu dengan negara.Edmonson (1958) mengemukakan bahwa Civics is usually defined as the study of government and of citizenship, that is, of the duties, right and priviliges of citizens atau kajian yang berkaitan dengan pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban warga negara. Civics merupakan cabang ilmu politik.Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship mempunyai dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama, kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak, organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung jawab.Ditinjau dari berbagai makna maka dapat dilihat sebuah perbedaan bahwa Citizenship adalah sebuah masyrakat yang beradab, menghargai harkat dan martabat manusia, menjunjung tinggi HAM, kebebasan dan keterbukaan serta keadilan dan persamaan dan bukan negara yang diatur oleh militer tetapi oleh sipil (pemerintah sipil). Sedangkan Civic Education merupakan sebuah mata pelajaran bagi siswa sekolah yang membicarakan tentang hal-hal yang menyangkut kewarganegaraan dan pemerintahan demokratis.

Daftar PustakaAdha, MM. 2013. Civics and Government.http://muhammad-monaadha.blogspot.com/2013/05/civics-and-government.html. Diunduh tanggal 16 September 2013 pukul 15: 23Husain, ainnur. 2011. Sejarah Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan. http://husainnur.wordpress.com/2011/03/02/sejarah-perkembangan-pendidikan-kewarganegaraan/. Diunduh tanggal 16 September 2013 pukul 15: 20 WIB

NN. 2012. CIVICS, CIVIC EDUCATION, DAN CITIZENSHIP EDUCATION . http://matakuliahpknlanjutan.blogspot.com/2012/10/civics-civic-education-dan-citizenship.html. Diunduh tanggal 16 September 2013 pukul 15: 04 WIBSayuti, Wahyu. 2012.Civic Education. http://wahdisayuti.wordpress.com/2009/02/17/selayang-pandang-civic-education/. Diunduh tanggal 17 September 2013 pukul 05: 04 WIB