pkm vera new

Upload: faris4ever

Post on 09-Jul-2015

187 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 A. JUDUL PROGRAM Pengaruh Pemberian Pupuk KCL dan Biopestisida Terhadap Kandungan Fenol Total Dan Capsaicin Pada Cabai Besar (Capsicum annuum L) B. LATAR BELAKANG MASALAH Tumbuhan cabai merupakan tanaman yang dibutuhkan di seluruh dunia.Rasa buahnya yang pedas merupakan salah satu ciri yang membuatnya dicari orang (Andrianto dan Indarto, 2004). Cabai merah (Capsicum annuum Linn.) merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga solanaceae dan merupakan tanaman asli Amerika Tropik. Cabai besar mempunyai banyak varietas yaitu cabai merah (Capsicum annuum var.longum), cabai bulat (Capsicum annuum var.abbreviata), paprika (Capsicum annuum var.grosum), cabai hijau (Capsicum annuum var.annuum), capsicum annuum var.glabriusculum (Setiadi, 1994). Cabai yang kaya akan vitamin A dapat mencegah kebutaan dan menyembuhkan sakit tenggorokan. Bidang industri memanfaatkan bubuk cabai dalam makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada (Setiadi, 1994). Samangun (2007) menunjukkan bahwa ekstrak paprika yang mengandung karotenoid, mempunyai aktifitas antioksidan yang tinggi dalam menghambat reaksi radikal bebas.Cabai merah memiliki warna merah terutama selama penuaan buah yang berasal dari pigmen karotenoid.(Hidayat, 2007). Serangan hama dan penyakit pada cabai merah dapat menyebabkan kualitas dan kuantitas buah menurun. Kualitas buah cabai ditentukan oleh kandungan kapsaisin, gula, protein, dan vitamin A dan C, juga ditentukan oleh ukuran buah, jumlah biji, tebal daging buah, dan warna buah (Heiser dan Smith, 1953; Kalloo, 1988). Penyakit Antraknos pada cabai disebabkan oleh cendawan Colletotrichum spp. Menyerang buah masak atau yang berwarna merah di lapangan bahkan sampai ke tempat penyimpanan (AVRDC, 1988a,b, 1989; Hadden dan Black, 1989). Di Indonesia belum ditemukan kultivar cabai merah yang imun terhadap penyakit Antraknos (Setiamihardja dan Warid Ali Qosim, 1991). Hasil penelitian Chew (1987) menunjukkan bahwa tanaman cabai merah rentan terhadap penyakit Antraknos, tetapi sebaliknya tanaman cabai rawit tahan terhadap penyakit tersebut (Amalia et al., 1994; AVRDC, 1988a,b).. Untuk mengatasi penyakit Antraknos pada tanaman cabai, umumnya dilakukan pengendalian secara kimiawi yang memberikan hasil cukup memuaskan (Reddy et al., 1981; Singh et al., 1977). Akan tetapi, pengendalian dengan cara kimiawi akan mengakibatkan terjadinya kekebalan penyebab penyakit terhadap fungisida, berdampak negatif terhadap lingkungan, terjadinya resurgensi, dan

2 kecenderungan konsumen memilih produk yang bebas dari penggunaan pestisida (Mah, 1985; Suryaningsih dan Suhardi, 1993). Penyebabnya adalah karena pemupukan dengan urea yang tinggi menyebabkan peningkatan kadar nitrogen daun dan buah, yang diikuti dengan peningkatan intensitas serangan Antraknos (Vos, 1994). Aplikasi pupuk Kalium dilaporkan mampu menekan pertumbuhan populasi Schirzophaga incertulas pada tanaman padi. Kondisi ini berhubungan dengan kandungan silikat yang tinggi pada helaian daun tanaman padi. Konsentrasi silikat yang tinggi pada daun padi menyebabkan tanaman tersebut menjadi tidak palatabel dan merusak maxilla serangga yang masih memakannya. Dengan pemberian pupuk KCl, maka terjadi peningkatan ion-ion kalium pada tanaman. Akibatnya biogenesis asam amino akan mengalami peningkatan untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang dapat menginduksi system pertahanan tumbuhan. Diduga jalur Biogenesis kapsaisin akan dipengaruhi oleh pemberian pupuk KCl pada tanaman kubis-kubisan. Kapsaisin telah diketahui sebagai sinyal induced system resistance (ISR) dan senyawa phenol sebagai systemic acquired resistance (SAR) terhadap pathogen dan serangga herbivore Mengingat hal-hal tersebut di atas kami anggap penting untuk meneliti tentang Gabungan peran Induced Systemic Resistance (ISR) dan Sistemic Aquired Resistance (SAR) sebagai system pertahanan internal serta bio-rational insecticide sebagai pertahanan eksternal cabai organik. Metodologi berbasis pertahanan tumbuhan akan dapat diterapkan dalam program SLPHT cabe organik di desa Mojorejo Curup khususnya dan Kab Rejang lebong pada umumnya dalam upaya menjaga ketersediaan pangan di waktu mendatang. Maka berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka akan dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Pupuk KCL dan Biopestisida Capsaicin Pada Cabai Besar (Capsicum annuum L) C.PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengangkat beberapa permasalahan, yaitu: 1.Bagaimana pengaruh pemberian pupuk KCL dan Biopestisida terhadap kandungan Fenol total dan Capsaicin pada Cabai besar (Capsicum annuum L)? 2. Berapa konsentrasi yang tepat dalam pemberian pemupukan KCL dan Biopestisida terhadap kandungan Fenol total dan Capsaicin pada Cabai besar (Capsicum annuum L)? D. TUJUAN PROGRAM Terhadap Kandungan Fenol Total Dan

3 Tujuan dilaksanakannya program ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk KCL dan Biopestisida terhadap kandungan Fenol total dan Capsaicin pada Cabai besar (Capsicum annuum L) 2. Sebagai rancangan skripsi bagi penulis E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Adapun luaran yang diharapkan setelah dilaksanakannya program ini adalah: 1. Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh pupuk KCL dan Biopestisida terhadap kandungan Fenol total dan Capsaicin pada Cabai besar (Capsicum annuum L ) dalam peningkatan produksi. 2. Tulisan ilmiah mengenai Pengaruh pupuk KCL dan Biopestisida untuk kemudian diajukan sebagai rancangan skripsi bagi penulis. F. KEGUNAAN PROGRAM Manfaat yang akan diperoleh setelah program ini dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat, Menambah pengetahuan tentang manfaat dan proses pembuatan Biopestisida 2. Bagi penulis, dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Biologi Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Bengkulu. G.TINJAUAN PUSTAKA Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabai dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Tanaman cabai berbentuk perdu tegak. Batang berkayu, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal dan bertangkai Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya berbentuk kerucut memanjang, lurus terhadap

kandungan Fenol total dan Capsaicin pada Cabai besar (Capsicum annuum L )

4 atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukan licin mengkilap , bertangkai pendek, rasanya pedas (Dalimartha, 2003).Taksonomi tanaman cabai merah adalah sebagai berikut (Anonymous, 2007a): Kingdom : Plantae (tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisio : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub-kelas : Asteridae Ordo : Solanales Familia : Solanaceae (suku terung-terungan) Genus : Capsicum Spesies : Capsicum annum L

Gambar 2.1 Cabai merah (Sumber: Anonymous, 2007a).

Buah muda berwarna hijau tua setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi coklat, berbentuk pipih,berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya. Cabai merah dapat diperbanyak dengan biji (Dalimartha, 2003). Kandungan Kimia Cabai Merah Cabai merah mengandung banyak kandungan gizi seperti terlihat padaKandungan Gizi Energi Protein Lemak Jumlah 31,00 kal 1,00 g 0,30 g

5Karbohidrat Kalsium Fosfor Serat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C 7,30 g 29,00 mg 24,00 mg 0,30 g 0,50 mg 71,00 mg 0,05 mg 0,03 mg 18,00 mg

Niacin 0,20 mg Sumber : Wirahakusumah (1995) dalam Anrianto dan Indarto (2004) Keterangan : Kandungan dalam 100 BDD (Berat Dapat Dimakan)

Senyawa fenol Senyawa fenol adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa ini dikelompokkkan sebagai asan fenolat, flavonoid, stilben, koumarin, dan tannin. Senyawa fenol yang mempunyai antioksidan adalah asam fenolat dan flavonoid. Beberapa penelitian membuktikan bahwa buah dan sayur berperan panting dalam mencegah berbagai penyakit degeneratif dan penuaan dini. Kapsaisin Kapsaisin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida) termasuk di dalam Kapsaisinoid, yaitu zat kimia yang menimbulkan rasa pedas yang ada dalam tumbuh-tumbuhan, seperti cabai. Rasa pedas ini muncul karena kapsaisin menciptakan isyarat yang sama bagi otak seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas dari lidah ini hanya "rasa", bukan terbakar sesungguhnya. Polisi sering menggunakan kapsaisin untuk menggendalikan massa demonstran. Cairan kapsaisin ini lazim disebut "gas air mata", yang mudah membuat iritasi orang. Tidak semua makhluk bisa merasa pedas. Burung misalnya, sama sekali tidak dapat merasakan pedas. Jadi burung bisa mengudap cabai dengan leluasa. Penggemar burung pun sering mencampur makanan dengan kapsaisin agar tidak dimakan bajing. Bajing peka terhadap pedas, sedangkan burung sama sekali tidak berpengaruh. Skala Kapsaisin Rasa pedas ini diukur dengan skala yang disebut Scoville. Kapsaisin murni mengandung 15 juta Scoville. Menurut Guinness Book of Records, cabai paling pedas adalah jenis Red savina

6 habanero dengan ukuran 577 ribu unit Scoville. Tetapi ada klaim sejenis cabai di India, Naga jolokia yang mencapai 855 ribu Scoville. Kapsaisinoid Kapsaisin adalah kapsaisinoid yang utama di dalam cabai yang diikuti oleh dihidrokapsaisin. Dua campuran ini juga adalah kapsaisinoid yang dua kali lebih panas dari nordihidrokapsaisin, homodihidrokapsaisin, dan homokapsaisin. Senyawa kapsaisin merupakan senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol dengan aktivitas antioksidan yang tinggi. Senyawa ini ditemukan dalam sel- sel tumbuhan.sebagai antioksidan, flavonoid dapat menghambat reaksi perokdasi lipid dan merupakan senyawa pereduksi yang baik. Dalam hal ini, flavonoid bertindak sebagai penangkal yang baik untuk radikal hidroksil dan peroksida sehingga lipid membran terlindungi.(Harpenas dan Dermawan, 2010). Beragam hama dan penyakit itulah yang menyebabkan tingginya proses produksi ( pengendalian hama penyakit ) dan bahkan produksi tanaman bisa menurun(Firdaus,2008). Salah satu upaya untuk menanggulangi hal tersebut,maka perlu dilakukan pencegahan hama dengan menggunakan pestisida yang tidak mencemari lingkungan dan juga tidak sangat berbahaya bagi konsumen. Pestisida yang dapat digunakan adalah pestisida nabati atau Biopepetisida, karena pestisida nabati berasal dari bahan organik yang jauh lebih murah dan aman untuk lingkungan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan pestisida nabati : Serangan penyakit Antraknos pada cabai merah dapat menyebabkan kualitas dan kuantitas buah menurun. Kualitas buah cabai ditentukan oleh kandungan kapsaisin, gula, protein, dan vitamin A dan C, juga ditentukan oleh ukuran buah, jumlah biji, tebal daging buah, dan warna buah (Heiser dan Smith, 1953; Kalloo, 1988). Penyakit Antraknos pada cabai disebabkan oleh cendawan Colletotrichum spp. Menyerang buah masak atau yang berwarna merah di lapangan bahkan sampai ke tempat penyimpanan (AVRDC, 1988a,b, 1989; Hadden dan Black, 1989). Di Indonesia belum ditemukan kultivar cabai merah yang imun terhadap penyakit Antraknos (Setiamihardja dan Warid Ali Qosim, 1991). Hasil penelitian Chew (1987) menunjukkan bahwa tanaman cabai merah rentan terhadap penyakit Antraknos, tetapi sebaliknya tanaman cabai rawit tahan terhadap penyakit tersebut (Amalia et al., 1994; AVRDC, 1988a,b).. Untuk mengatasi penyakit Antraknos pada tanaman cabai, umumnya dilakukan pengendalian secara kimiawi yang memberikan hasil cukup memuaskan (Reddy et al., 1981; Singh et al.,

7 1977). Akan tetapi, pengendalian dengan cara kimiawi akan mengakibatkan terjadinya kekebalan penyebab penyakit terhadap fungisida, berdampak negatif terhadap lingkungan, terjadinya resurgensi, dan kecenderungan konsumen memilih produk yang bebas dari penggunaan pestisida (Mah, 1985; Suryaningsih dan Suhardi, 1993). Pemupukan dengan urea yang tinggi menyebabkan peningkatan kadar nitrogen daun dan buah, yang diikuti dengan peningkatan intensitas serangan Antraknos (Vos, 1994). Maka upaya pengendalian penyakit Antraknos dengan cara biologis, seperti peningkatan daya tahan tanaman dengan prinsip ISR dan SAR akan lebih ramah terhadap lingkungan. Maka berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka akan dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Pupuk KCL dan Biopestisida Kandungan Fenol Total Dan Capsaicin Pada Cabai Besar (Capsicum annuum L) H.METODE PENELITIAN 1. Variabel Dalam Penelitian Pada penelitian ini, diuji kandungan fenol total dan senyawa capsaisin pada Cabe merah Pemeriksaan kandungan kimia meliputi pemeriksaan pendahuluan terhadap berbagai ekstrak dengan reaksi warna dan pengendapan guna mengetahui golongan senyawa polifenol, selanjutnya dilakukan pemeriksaan senyawa-senyawa turunan fenol dengan kromatografi kertas dan spektrofotometer UV. Hasil pemeriksaan pendahuluan ditunjukkan adanya tanin, flavanoid, antosianin, dan leukoantosianin. Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan kromatografi kertas didapat tannin galat dan diduga adanya asam protokatekuat, sedangkan kromatografi kertas preparatif yang dikarakteristik dengan spektrofotometer UV diduga adanya flavon atau flavonol. 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di Laboratorium BPP Desa Mojorejo. Jl. Raya Curup Lubuk Linggau Kec. Sindang Kelingi, Kab Rejang Lebong dari bulan Maret Juli 2012. 2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu : - Nampan persemaian - Cangkul - Pisau - Polybag - Jangka sorong - Plastik mulsa - Meteran - Hand sprayer - Kamera - Ember. - Neraca analitik - Blender Terhadap

8 - Ratay shaker - Turbo vap (Alat untuk menguapkan larutan) - Alat sentrifugasi - Spektrofotometer - Alat-alat gelas -Water bath

Bahan-bahan yang digunakan yaitu : -Benih cabai besar - Air - Aseton 80 % -Metanol 70 % -Na2CO3 20% -Methanol 50% -EM4. -NaOH 0,5 M -HCl 2M -Aquadest -Pereaksi follin lengkuas,

(Capsicum annum L.) -Pupuk kandang -Pupuk KCl -Pupuk NPK -Biopestisida (daun mimba, serai dan Detergen

3. Langkah Kerja a.Penyemaian, Persiapan Lahan dan Pemindahan Bibit Ke Lapangan Benih cabe merah yang disediakan, direndam dalam air hangat( 500 C) selama 0,5 jam.Hal ini dilakukan untuk mempercepat perkecambahan dan untuk membebaskan benih dari serangan penyakit yang terbawa pada benih cabe merah tersebut. Kemudian benih dikeringanginkan dan disemaikan pada media semai yang berisi tanah sebagai media, disiram setiap hari. Persiapan lahan yaitu dengan membolak-balik tanah, bertujuan agar tanah gembur dan sirkulasi udara dapat berganti dan berjalan lancar. Lahan yang telah diolah didiamkan selama 3 hari, diukur panjang dan lebarnya menggunakan meteran, kemudian dibuat patok-patok untuk pembuatan bedengan. Jarak antar bedengan 1 m dan jarak antar tanaman cabe merah 80 cm. Pemindahan Benih ke Lapangan setelah tanaman Cabe merah berumur 6 minggu dalam persemaian. Benih cabe merah ditanam dalam bedengan ukuran 1 x 8 meter. Untuk satu bedengan digunakan untuk satu perlakukan yang terdiri dari 25 perlakuan yang berbeda dan ditanam 8 benih cabe merah. Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan konsentrasi pupuk KCl dan konsentrasi Biopepetisida. Untuk media tanam digunakan campuran tanah dan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan perbandingan 1 : 1. Media dimasukkan ke dalam polibag berukuran 20 x 20 x 50 cm. Media yang dimasukkan sebanyak bagian polibag. Media yang telah dimasukkan dipindahi ke dalam bedengan dengan jarak antar polibag 80 cm. Benih cabe merah yang telah berumur 6 minggu tersebut dipindahkan ke dalam polibag. b. Pemupukan Untuk media tumbuh digunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 dan ditambahkan EM4 serta NPK (15 : 15 : 15 ) 0,5 g setiap 1 kg campuran pupuk kandang dan tanah (1 : 1) sebagai pupuk dasar. Dibiarkan semalam dan terakhir diberi perlakuan pupuk KCl. Bibit cabe merah yang telah berumur satu minggu setelah disemai, ditanam dalam media tanam yang berisi tanah (media) yang telah disediakan untuk masing-masing perlakuan. Pemupukan KCl diberikan dengan berbagai tingkat konsentrasi per hektarnya antara 100 sampai dengan 250 kg/ha (Kontrol, 100, 150, 200 dan 250 masa tanam). Pada setiap kg/ ha hektar yang diaplikasikan setelah 30 hari kombinasi perlakuan pupuk KCl dan Biopeptisida

dilakukan ulangan sebanyak 10 ulangan. Jumlah total tanaman pengamatan berjumlah 250 batang di lapangan. c. Pembuatan Biopeptisida Bahan Biopeptisida yang akan dibuat terdiri dari daun mimba (Azadirachta indica A.Juss), lengkuas (Alpinia galanga) dan serai (Andropogon nardus L). Daun mimba mengandung azadiracthin, salanin, nimbin, dan anti feedant. Lengkuas mengandung senyawa minyak atsiri, galangol, galangin dan memiliki sifat yang menghangatkan. Serai mengandung sitronelol yang bersifat sebagai racun dedehidrasi (Kardinan, 2000). Campuran ketiga bahan tersebut dibagi lagi menjadi 5 tingkatan konsentrasi yaitu 0 %, 25%, 50%, 75 %, dan 100 %. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan takaran konsentrasi yang digunakan kemudian dihaluskan/diblender dengan air sebanyak satu liter, lalu dicampurkan dan ditambah dengan deterjen. Campuran bahan pestisida ini disaring untuk memisahkan antara ekstrak pestisida dengan ampas bahan dasar. Campuran didiamkan selama 24 jam, kemudian diencerkan dengan air sebanyak 3 liter dan Biopeptisida siap untuk digunakan. Adapun komposisi masing-masing bahan dari setiap konsentrasi (Kardinan, 2000) yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi Biopeptisida yang digunakan dalam penelitian NO 1 2 3 4 Jumlah Bahan (g) Daun mimba Lengkuas Serai Deterjen 0% 0 0 0 0 Konsentrasi Biopeptisida 25 % 100 75 75 0,25 50 % 200 150 150 0,50 75 % 300 225 225 0,75 100 % 400 300 300 1

d. Penyemprotan Biopeptisida terhadap Tanaman Cabe merah Pada hari yang sama pemberian perlakuan pupuk KCl dilakukan juga penyemprotan Biopeptisida. Biopeptisida disemprot pada tanaman Cabe merah sebanyak 125 ml/40 tanaman. Penyemprotan dilakukan pada setiap sisi bawah dan atas daun tanaman Cabe merah pada setiap perlakuan. Penyemprotan dilakukan setiap 3 hari sekali.

e. Pengukuran konsentrasi Phenol Total pada cabai merah Senyawa Phenol total (Phenolin Pla) di analisis dengan menggunakan metode Campbell dan Ellis. Adapun langkah kerjanya sebagai berikut : 1-5 gram contoh bubuk ditambahkan 10 ml methanol 50% selama 1,5 jam temperatur 80 oC dalam water bath. Campuran dikocok dan dicentrifuge 3000 rpm selama 5 menit. Sisa dari sampel 20 ml NaOH 0,5 M dan dibiarkan selama 24 jam dalam temperatur ruang. Kemudian di netralisasi dengan larutan HCl 2M, dicentrifuge larutan alkohol dan larutan ekstrak NaOH disatukan dan di encerkan kedalam 50 ml labu ukur, 50 ml contoh ditambahkan 1 ml aquadest dan 0,5 ml 2M pereaksi follin dan 2,5 ml Na2CO3 20%, biarkan larutan selama 20 menit temperatur kamar. Kemudian contoh diukur pada panjang gelombang 725 nm dengan alat spektrofotometry. (Anonimous, 1985) f. Pengukuran Konsentrasi Kapsaisin pada Cabai merah Untuk mengetahui kadar capsaisin pada cabe merah, ambil bahan lalu di celupkan dalam alkohol mendidih lumatkan dengan selama 1-3 menit ,kemudian di potong- potong dan blender. Selanjutnya dilakukan ekstraksi menggunakan

menggunakan dua macam pengekstrak yaitu aseton 80% dan metanol 70%, ekstraksi dilakukan dianalisis dengan metode KCKT dengan fase balik menggunakan kolom C18dan fase gerak Asetonitril CH3COOH 2% (6:4), kecepatan aliran 1,0 ml/menit serta menggunakan detektor UV 2 80nm (Musfiroh, Mutakin, Angelina, 2007)

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM N o Nama Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan 1 Persiapan lahan 2 Pengadaan alat dan bahan 3 Persiapan penelitian Pelaksanaan 1 Perlakuan 1 2 Perlakuan 2 3 Perlakuan 3 Penyelesaian 1 Analisis data 2 Penyusunan laporan akhir

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK 1. a. b. c. d. Pengetahuan alam e. f. jam/minggu 2. a. b. c. d. Fakultas e. Perguruan Tinggi f. Waktu untuk kegiatan PKM 3. a. b. c. Program studi d. Fakultas e. Perguruan Tinggi f. Waktu untuk kegiatan PKM Anggota Pelaksana Nama NPM : Mawardi andri : F1D010075 : Biologi Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu Waktu untuk kegiatan PKM : 8 Ketua Pelaksana Nama NPM Fakultas : Chasi Avera : F1D009029 : Biologi Matematika dan Ilmu :

Program studi

Program studi

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam : Universitas Bengkulu : 6 jam/minggu Nama NPM : Biologi : Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam : Universitas Bengkulu : 6 jam/minggu : Yuniestri Imanti : F1D009015 Anggota Pelaksana

K.NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING a. Nama c. Jabatan Struktural d. Program Studi e. Fakultas f. Perguruan Tinggi : Drs.Syalfinaf Manaf,M.S : IV C / 19600527198703001 : Lektor Kepala : Biologi : Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam : Universitas Bengkulu b. Golongan Pangkat dan NIP

g. Bidang Keahlian h. Waktu untuk kegiatan PKM L.BIAYA 1. Biaya Habis PakaiNo 1 Rincian

: Entomologi (Plant-Insect Interacation) : 6 jam/minggu

Banyaknya

Biaya

Bahan kimia habis pakaiSewa Lahan 1 musim (4 bulan)ukuran 14 x 12 m

Rp. 400.000

Rp.

400.000

Benih cabai merah Pupuk kandang 650 kg Pupuk KCl 500 gDaun Mimba 4 kg Lengkuas 2 kg Serai 12 ikat Detergen

Rp. 35.000 Rp. 5000 Rp. 4000 Rp. 6000 Rp. 10.000 Rp. 6000 Rp. 1000

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.Rp.

35.000 325.000 4000 24000 20000 6000 1000815.000,-

Jumlah sub 1

2.Biaya Penunjang PKM Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah

Nampan persemaian 10 buah Dirigen 40 L 4 buah Plastik 1 pak Triplek 1 keping Paku Bambu 5 batang Staples + isi Polibag 10 kg Tabung penyemprot 8 buah Kertas label 1 pak Botol film 10 buah Alkohol 4 botol Cutter 2 buah Spidol 5 buah -Metanol 70 % -Na2CO3 20% -Methanol 50% -EM4. -NaOH 0,5 M -HCl 2M Plastik mulsa 1 gulung Meteran Ember 4 buah@ 12.000 Jumlah sub 2

Rp. Rp.

7.000,6.000,-

Rp. 70.000,Rp. 60.000,Rp. Rp. 6.000,3.000,Rp. 25.000,Rp. 150.000,Rp. 10.000 Rp. 210.000,Rp. 96.000,Rp. 6.000,Rp. 15.000,Rp. 22.000,Rp. 13.000,Rp. 25.000,Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 15.000,10.000,15.000,25.000,7.000,5.000,-

Rp. 15.000,Rp. 25.000,Rp. 30.000,Rp. 10.000 Rp. 20.000,Rp. 12.000,Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 6.000,1500,5.500,6.500,5.000,15.000,10.000,15.000,25.000,7.000,5.000,-

Rp 100.000 Rp. 50.000 Rp. 48.000

Rp 100.000 Rp. 50.000 Rp. 48.000 Rp. 986.000,-

3.Biaya Pembayaran Pekerja Jenis Pengeluaran Upah cangkul lahan dan buat bedengan 1 orang (2 hari) Upah pemagaran lahan 1 orang (1 hari) Upah pembersihan lahan 1 orang (3 kali) Pengawasan lahan selama penelitian (1 orang) Jumlah sub 3 4.Biaya Penyelesaian Laporan Harga Satuan Rp. 40.000,Rp. 50.000,Rp. 45.000,Jumlah Rp. 80.000,Rp. 50.000,Rp. 135.000,Rp. 500.000,Rp. 765.000,-

Jenis Pengeluaran Kertas kuarto 1 rim Tinta data print hitam 2 pak Tinta data print collour 2 pak Sewa camera digital 3 hari Baterai Energizer 1 pak Foto kopi dan penjilidan laporan Buku tulis lusin Flashdisk 4 gb Printer Canon Jumlah Sub 4 5.Biaya Akomodasi dan Transportasi Jenis Pengeluaran Transportasi 5 orang x 2 kali PP 3 orang x 3 kali PP 2 orang x 6 kali PP 1 orang x 2 kali PP Bimbingan dengan dosen pembimbing (4 orang x 15 kali bimbingan Konsumsi 10 orang x 13 kali PP x Rp. 10.000,Dan lain- lainDokumentasi Penelitian Laporan dan Pengandaan

Harga Satuan Rp. Rp Rp. Rp. Rp. 30.000,28.000,35.000,150.000,25.000,-

Jumlah Rp. 30.000,Rp. 56.000,Rp. 70.000,Rp. 450.000,Rp. 25.000,Rp. 50.000,Rp. 25.000,Rp. 180.000 Rp. 568.000 Rp. 1.434.000,-

Rp. 180.000 Rp. 568.000

Harga Satuan1 orang x 1 kali PP = Rp. 100.000,-

Jumlah Rp. 1.000.000,Rp. 900.000,Rp. 1.200.000,Rp. 200.000,-

Rp.5000

Rp. 300.000,-

Rp. 1.300.000,Rp. 600.000 Rp. 500.000

Jumlah sub 5Jumlah Total

Rp6.000.000,Rp. 815.000,-

a. b.

Biaya Habis Pakai Biaya Penunjang Pembayaran Penyelesaian

PKM c. Biaya Pekerja d. Biaya Laporan

Rp. 986.000,Rp. 765.000,Rp. 1.434.000,-

e.

Biaya Akomodasi

dan TransportasiJUMLAH TOTAL

Rp6.000.000,Rp. 10.000.000,-

M.DAFTAR PUSTAKAIda Musfiroh, Mutakin, Treesye Angelina S. W. 2007. Pengukuran Capsaicin Pada Cabe.

Hidayat, N., 2007, Komponen Nutrisi Lombok (Capsicum annuum), (Online) in Preventing Rancidity in Sunflower Oil, The Journal of Food Indonesia 2003, Yogyakarta. Joss, B., Aryani, R.D., dan Setiyono, 2003. Ekstraksi Karotenoid Dari Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO), Seminar Nasional Teknik Kimia Kumalaningsih, S., 2007, Antioksidan, Sumber dan Manfaatnya, (Online) Manaf S. Prima Y.S, Syafril., 2011 Pemanfatan sistem peratahahn Isr dan SAR pada tanaman kubis untuk pengembangan priduksi kubis organik. J. Korservasi Hayati (in progress) Mulyono,M. Jenis Senyawa Fenol dan Cara Penanggulangannya di Dalam Air Terproduksi, Penerbit : Bidang Program dan Afiliasi Sumber Publikasi : Lembaran Publikasi LEMIGAS, Vol. 33 no.2, Tahun 1999/2000 Rukmana, R. 2001. Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Kanisius. Yogyakarta Manaf. Letriana dan Adva M.,2003. Peran asam salisilat pada kubis (brassica spp.) Sebagai isyarat sistem pertahanan. Skripsi Penelitian tidak dipublikasi Manaf, Anggraeni, A. Sastra dan M Adva; 2006. Keberadaan Senyawa progoitrin sebagai Induced Systemic Resistance (ISR) dan hubungannya dengan dinamika populasi Plutella xylostella, Lm pada kubis Brassica oleraceae var capitata J. Ilmiah Konservasi vol 02(02): Manaf, Anggraeni, A. Sastra dan M Adva; 2007. Kombinasi peran senyawa Kairomon, Progoitrin sebagai Induced SystemicResistance (ISR) dan bio-rational insecticide untuk mendukung produksi kubis organic jenis Brassica oleraceae var capitata J. Ilmiah Konservasi 03(01) : Murphy J. L Br. JB. And G. W. Felton . 1997. Does Salisilat Acid Act As Signal In Cotton for Induced Resistance to Heliocoverpa zea. J. Chem Ecol 23 (7): 1805-1818 Nayar, J.K and A.J. Thorstein. 1963. Further investigation into the chemical basis of insect-host plant relationship in an oligophagous insect Plutella maculipennis Curtis (Lepidoptera; Plutellidae). Can. J. Zool_. 41 : 923-929

Rustini. N; A. Baihaki; R. Setiamihardja dan G. Suryatmana.,2003 Korelasi Kandungan Klorofil dan beberapa karakter daun dengan hasil pada tanaman kedelai. Zuriat 14(2): 47-50 Sastromarsono. S.,1989 Pengaruh pupuk KCl terhadap populasi Schircophaga inncertulas.Makalah Seminar Pengendalian Hama secara Terpadu_. Departemen Pertanian. Jakarta Slansky., 1989 Insect nutritional Ecology; A basic concept in plant Insect-plant relationship: J. Chem. Ecol :43: 927-988 Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, Penerbit ITB, Samadi, R.2007. Budidaya Cabai Merah Secara Komersial. Yayasan Pustaka Nusantara Samangun . H . 2000. penyakit-penyakit tanaman hortikultur di Indonesia . Gajah mada University. Setiadi, 1994, Bertanam Cabai, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta

N. LAMPIRAN Lampiran 1 Riwayat Hidup Ketua Pelaksana Nama NPM Anak ke Jenis Kelamin Status Alamat Telp. Rumah/ HP Riwayat Pendidikan Nama Pendidikan Tahun lulus SDN 19 2003 SLTPN 03 2006 SMA N 1 2009 Universitas Bengkulu Pengalaman Berorganisasi Tempat Belitar Muka Sindang Kelingi Sindang Kelingi Bengkulu Spesialis IPA Biologi ( MIPA ) : Chasi Avera : F1D009029 : 1 (satu) dari 2 (dua) bersaudara : Perempuan : Mahasiswi di Universitas Bengkulu : Jl.Wr. Supratman, Kandang Limun UNIB belakang, Bengkulu : / 085273526988 Tempat/tanggal lahir : Belitar Muka/ 16 maret 1991

1. Anggota Bidang Pendidikan dan Penalaran HIMABIO 2010 2011 2. Staff Bidang Usaha Koperasi mahasaiswa Universitas Bengkulu 3. Anggota KSR PMI Universitas Bengkulu Prestasi : 1. Peserta Praolimpiade Biologi tingkat Provinsi 2007 2. Juara 1 Olimpiade Olahraga Siswa Nasional ( OOSN) Tingkat Kabupaten Rejang Lebong 2008 Riwayat Hidup Anggota Nama NPM Anak ke Jenis Kelamin Status Alamat Telp. Rumah/ HP Riwayat Pendidikan Nama Pendidikan Tahun lulus SDN 05 2003 SLTPN 01 2006 SMA N 01 2009 Universitas Bengkulu Pengalaman Berorganisasi Tempat Aman Jaya Sungkai Utara Sungkai Utara Bengkulu Spesialis IPA Biologi ( MIPA) : Yuniestri Imanti : F1D009015 : 3 (tiga) dari 3 (tiga) bersaudara : Perempuan : Mahasiswa di Universitas Bengkulu : Jl. Wr. Supratman, No 40 Unib Belakang, Bengkulu : / 085224767045 Tempat/tanggal lahir : Titi Galih / 20 Juni 1991

1. Anggota Bidang Kesekretariatan HIMABIO 2010 2011 2. Anggota KSR Universitas Bengkulu 3. Staff Bidang Humas Koperasi Universitas Bengkulu Riwayat Hidup Anggota Nama NPM Anak ke Jenis Kelamin Status Alamat Telp. Rumah/ HP : Mawardi Andri : F1D0010075 : 6 (enam) dari 6 (enam) bersaudara : Laki- laki : Mahasiswa di Universitas Bengkulu : Jl. Wr. Supratman, Bengkulu : / 087894789416 Tempat/tanggal lahir : Belitar/ 17 September 1991

Riwayat Pendidikan Nama Pendidikan Tahun lulus SDN 19 2004 SLTPN 03 2008 SMAN 01 2010 Universitas Bengkulu Pengalaman Berorganisasi : Tempat Belitar Sindang kelingi Sindang kelingi Bengkulu Spesialis IPA Biologi ( MIPA)

1. Anggota UKM MAHESAPALA divisi Adventure