pkm takakukra
TRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PERBANDINGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI, SERBUK GERGAJI, DAN
SABUT KELAPA SEBAGAI BANTALAN KOMPOSTER TAKAKURA
TERHADAP KUALITAS KOMPOS YANG DIHASILKAN
BIDANG KEGIATAN :
PKM – P
Diusulkan Oleh :
Anggrieka Maharani 06174011/2006
Resti Ayu Lestari 07174002/2007
Ayomi Puji Amelia 07174023/2007
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
LEMBAR PENGESAHAN USULAN
PKM-P
1. Judul Kegiatan : Perbandingan Pemanfaatan Sekam Padi, Serbuk Gergaji dan Sabut Kelapa Sebagai Bantalan Komposter Takakura Terhadap Kualitas Kompos yang Dihasilkan
2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P ( ) PKM-K( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian( ) MIPA (√) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Anggrieka Maharanib. NIM : 06174011c. Jurusan : Teknik Lingkungand. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Andalase. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jondul V Blok L/6 Tabing/081374444105f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Yenni Ruslinda, MTb. NIP : 19700103 199412 2002c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komp. Pelangi Indah C5 No. 10 Kuranji,
Padang Tep. 0852639401707. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : -b. Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Padang, Oktober 2010MenyetujuiKetua Jurusan Teknik Lingkungan Ketua Pelaksana KegiatanUniversitas Andalas
( Ir. Yenni Ruslinda, MT) (Anggrieka Maharani)NIP. 197001031994122002 NIM. 06174011
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen PendampingUniversitas Andalas
(Prof. Dr. H. Novesar Jamarun, MS) (Ir. Yenni Ruslinda, MT)NIP. 196205061988111001 NIP. 197001031994122002
A. JUDUL
Perbandingan Pemanfaatan Sekam Padi, Serbuk Gergaji, Dan Sabut Kelapa Sebagai
Bantalan Komposter Takakura Terhadap Kualitas Kompos Yang Dihasilkan
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pengelolaan sampah (limbah padat) merupakan masalah klasik yang kerap terjadi di
daerah perkotaan. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi selalu berbanding lurus
dengan tingkat konsumsi dan aktivitas masyarakat, menyebabkan jumlah sampah
(limbah padat) yang dihasilkan juga semakin tinggi. Pengelolaan sampah kota yang
saat ini banyak diterapkan di beberapa kota di Indonesia masih terbatas pada sistem 3P
(Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pembuangan). Sampah dikumpulkan dari
sumbernya, kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan akhirnya
dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Wahyono, 2003).
Penanganan sampah 3R (reuse, reduce dan recycle) akan mengurangi timbulan dan
biaya pengelolaan sampah serta dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup.
Salah satu bentuk konsep 3R adalah dengan mengubah sampah menjadi kompos dalam
waktu yang relatif singkat. Pembuatan kompos merupakan suatu cara untuk
menghancurkan sampah secara biologis menjadi pupuk alami, sehingga dengan
demikian dapat mengembalikan sampah ke tanah.
Dalam menangani masalah sampah, diperlukan perubahan paradigma sistem
pengelolaan persampahan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadu sudah waktunya
diterapkan, yaitu dengan meminimasi sampah serta maksimisasi kegiatan daur ulang
dan pengomposan. Dengan paradigma baru, pengelolaan sampah tidak lagi merupakan
satu rangkaian yang hanya berhasil di TPA, tapi lebih merupakan satu siklus yang
sejalan dengan konsep ekologi (Departemen PU, 1999). Paradigma baru pengelolaan
sampah ini juga telah diatur dalam UU No. 8 tahun 2008 tentang. Di dalam UU ini
dijelaskan tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga sampah
selayaknya diolah di sumber untuk mengurangi beban sampah yang masuk ke TPA.
Proporsi sampah organik merupakan proporsi terbesar dari sampah perkotaan. Data volume
sampah untuk kota-kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa sampah organik mencapai
73,35% dari total volume sampah (Kementerian Lingkungan Hidup, 2002), dan sebanyak
53,3% sampah kota tidak tertangani dengan baik (BPS, 2000 dalam Wibowo, 2002). Oleh
karenanya diperlukan metode pengelolaan sampah organik yang efisien dan ramah
lingkungan seperti pengomposan.
Jenis sampah yang paling mudah dibuat kompos adalah sampah organik. Sampah
organik sering dihasilkan dari sampah rumah tangga. Oleh karena itu perlu disediakan
tempat pembuangan sampah yang tepat dan cara pengolahan sampah yang benar
sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain misalnya sebagai penyubur
tanah pada lahan pertanian dan perkebunan.. Dalam hal ini, media yang tepat untuk
sampah menjadi kompos dalam rumah tangga adalah keranjang Takakura. Keranjang ini
dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses
pembuatan kompos. Keranjang Takakura dirancang untuk mengolah sampah organik di
rumah tangga. Sampah organik setelah dipisahkan dari sampah lainnya, diolah dengan
memasukkan sampah organik tersebut ke dalam keranjang Takakura.
Guna memaksimalkan proses pengomposan tersebut dibutuhkan bahan –bahan yang
paling efektif seperti pemilihan bantalan yang tepat yang berguna untuk mengurangi
munculnya larva lalat, mempercepat proses pembusukan, penampung air lindi dari
sampah bila ada, sehingga bisa menyerap bau. Selain itu juga berfungsi sebagai alat
kontrol udara di tempat pengomposan agar bakteri berkembang dengan baik dan
mencegah timbulnya belatung dalam keranjang karena tidak memungkinkannya kondisi
untuk perkembangbiakan serangga. Bantalan yang dapat digunakan adalah sekam padi,
serbuk gergaji ataupun sabut kelapa. Bahan-bahan ini memiliki karakteristik tersendiri
yang dapat mempengaruhi kualitas kompos, sehingga diperlukan penelitian untuk
mengetahui bahan bantalan yang dapat menghasilkan kompos dengan kualitas terbaik.
C. RUMUSAN MASALAH
Pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan sangat mempengaruhi jenis dan volume
sampah yang dihasilkan. Setiap aktivitas mahluk hidup tentu menghasilkan limbah atau
yang disebut sampah. Jenis dan volume sampah yang dihasilkan ini sebanding dengan
tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau bahan yang digunakan sehari-hari.
Besarnya Komposisi sampah organik yang dihasilkan masyarakat merupakan peluang
besar untuk mengembangkan produksi kompos sehingga dapat mengurangi volume
sampah yang masuk ke TPA. Untuk memudahkan masyarakat, saat ini tengah
dikembangkan pengomposan metode Takakura yang bisa digunakan pada tingkat
keluarga. Salah satu cirri khas dari komposter Takakura adalah bantalan yang dapat
terbuat dari serbuk gergaji, sekam padi dan sabut kelapa.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka rumusan permasalahan-permasalahannya adalah
sebagai berikut :
1. Apakah berbagai bahan bantalan komposter Takakura yang diujikan memberikan
pengaruh terhadap kualitas kompos yang dihasilkan
2. Bagaimana kualitas kompos yang dihasilkan dengan jenis bantalan komposter yang
berbeda
3. Apakah berbagai bahan bantalan komposter yang diujikan memberikan perbedaan
kualitas kompos yang signifikan
Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan bantalan yang digunakan pada
komposter Takakura. Sampel sampah organik dimasukkan ke dalam keranjang dengan
komposisi yang sama sehingga di akhir penelitian, kompos yang sudah jadi dapat dinilai
kualitasnya dengan mengacu pada SNI 19-7030-2004.
D. TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan tujuan program sebagai
berikut.
1. Mengetahui pengaruh pemanfaatan bantalan komposter Takakura terhadap kompos
yang dihasilkan;
2. Mengetahui jenis bantalan yang dapat menghasilkan kompos dengan kualitas
terbaik.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran dari kegiatan penelitian Perbandingan Pemanfaatan Sekam Padi, Serbuk Gergaji,
Dan Sabut Kelapa Sebagai Bantalan Komposter Takakura Terhadap Kualitas Kompos
yang Dihasilkan adalah mahasiswa dapat membuat artikel yang dapat menyosialisasikan
dan memberitahukan kepada masyarakat mengenai kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Diketahuinya bahan bantalan komposter Takakura yang menghasilkan kompos
dengan kualitas terbaik berdasarkan SNI 19-7030-2004;
2. Penelitian akan menimbulkan dampak positif bagi mahasiswa dan konsumen.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Takakura merupakan sistem pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan
Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-
cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005.
Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu
mempercepat proses pembuatan kompos antara lain keranjang, batalan sekam, serbuk
gergaji atau sabut kelapa, kardus, kain, cetok, manual, dan kompos yang berasal dari
sampah organik.
Keranjang tersebut disebut ’Takakura Home Method’ yang dilingkungan masyarakat
lebih dikenal dengan nama ‘Keranjang Takakura’. Satu keranjang standar dengan starter
8 kg dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang.
Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg/hari.
Jenis-jenis sampah yang diolah seperti sisa sayuran yang idealnya sisa sayuran tersebut
belum basi. Namun bila telah basi, sayuran tersebut dicuci terlebih dahulu, diperas, dan
dibuang airnya. Sampah buah yang lunak (anggur,kulit jeruk, apel, dan lain-lain), nasi
dan sebagainya juga dapat dijadikan bahan baku pembuatan kompos dengan Takakura.
Untuk mendapatkan kualitas kompos yang maksimal, hindari memasukkan kulit buah
yang keras seperti kulit salak.
Keranjang Takakura ini dirakit dari bahan-bahan sederhana, Adapun langkah kerja yang
dilakukan :
1. Persiapan bahan- bahan, antara lain :
a. Keranjang plastik cucian kotor (kalau bisa yang sisi2nya agak berlubang, lebih
baik jangan berlubang terlalu besar) dan lebih baik yang memiliki tutup
b. Batalan sekam, serbuk gergaji atau sabut kelapa dua buah. Sarung sang ‘bantal’
dapat dibuat dari kasa nyamuk, dicabik-cabik. Gunanya untuk menampung
kelebihan air dan mencegah lalat dan lalat buah berkembang biak di dalam
komposter kita.
c. Kompos halus 8 kg.
d. Karton bekas, dibuka, kemudian kita tinggikan, agar volumenya bertambah.
e. Catok, penggaruk, sekop. Untuk membulak-balik sampah.
f. Batu bata. Untuk penyangga komposter.Solder, pisau atau gunting untuk
membuat lubang udara di dasar komposter
Gambar 1. Susunan isi keranjang Takakura
2. Pembuatan lapisan kompos, dengan langkah :
a. Lubangi dasar keranjang cucian dengan menggunakan solder, pisau ataupun
gunting. Lubang ini berguna untuk sirkulasi udara, dan membuang kelebihan air
dari kompos.
b. Buatlah bantal dari kasa nyamuk seukuran dengan panjang x lebar dari
keranjang plastik kita, bentuk seperti kantung terlebih dahulu. Kemudian isi
dengan sekam, jangan sekam bakar. Atau dengan sabut kelapa kering yang
sudah cicabik-cabik. Kemudian jahit mati bantal ini, sehingga isi tidak akan
berceceran. Bantal dibuat dari kasa nyamuk, agar udara, air dapat melewatinya.
Tetapi lalat, lalat buah akan terperangkap dan mati dalam sabut atau sekam.
c. Letakkan keranjang plastik yang sudah berlubang di atas batu bata, sehingga
memudahkan pertukaran udara.
d. Masukkan kardus bekas ke dalam keranjang. Kardus ini juga berfungsi untuk
menyerap kelebihan air yang dihasilkan dalam proses pengomposan.
e. Letakkan bantalan sekam pertama ke dasar keranjang menutupi lubang di dasar
keranjang.
f. Masukkan kompos jadi di atas bantalan sekam pertama.
g. Bantalan sekam kedua berfungsi untuk menyelimuti (kalau boleh mengambil
kata2 mesranya Pak Djamaludin untuk komposter ini) kompos dan sampah
organik di dalamnya. Selain berfungsi menjadi perangkap bagi serangga,
bantalan ini juga berfungsi sebagai ‘selimut hangat’.
3. Cara pengomposan, dengan langkah :
a. Sampah dapur berupa sisa sayur, nasi, tahu, tempe dll dipotong, atau dicincang
kasar. Gunanya…untuk mempermudah bakteri bekerja, karena volume sampah
menjadi bertambah untuk mereka. Jika sisa makanan berasal dari sayur atau dari
makanan yang memiliki kadar air tinggi, lebih baik ditiriskan terlebih dahulu.
Jika sayur terdapat kaldu atau santan, sisa makanan tersebut harus dicuci dan
ditiriskan terlebih dahulu.
b. Kemudian keluarkan bantalan sabut pertama, masukkan sampah organik yang
sudah dicincang ke dalam keranjang. Aduk-aduk dengan menggunakan catok
atau sekop atau penggaruk dengan kompos yang sudah jadi sampai sampah tidak
terlihat (seperti seekor kucing yang menutupi pup nya).
c. Selimuti kembali kompos dengan bantalan pertama.
Gambar 2. Letak bahan pengisi keranjang Takakura
Untuk membuat kompos dengan metode Takakura, maka diperlukan sampah coklat dan
sampah hijau dengan perbandingan tertentu. Sampah berwarna coklat merupakan ciri-
ciri kalau sampah tersebut mengandung karbon (C) yang banyak yang berfungsi untuk
mengurangi kadar air dalam pembuatan kompos. Sedangkan sampah berwarna hijau
menandakan kalau sampah tersebut mengandung nitrogen (N) yang tinggi sebagai
bahan makanan untuk mikroorganisme pembuat kompos. Oleh karena itu, diperlukan
perbandingan C/N yang cocok untuk mendapatkan kompos yang berkualitas. Berikut
merupakan tabel beberapa jenis sampah dengan kandungan karbon dan nitrogen yang
cukup tinggi.
Tabel 1 Beberapa Jenis Sampah Yang Mengandung Karbon Dan Nitrogen
Sampah coklat
(Karbon tinggi)
Sampah hijau
(Nitrogen tinggi)
Daun kering
Rumput kering
Serbuk gergaji serutan kayu
Sekam padi
Kertas
Kulit jagung
Jerami
Tangkai sayuran
Sayuran
Buah-buahan
Potongan rumput segar
Daun segar
Sampah dapur
Bubuk the dan kopi
Kulit telur
Pupuk kandang
Sumber :
Untuk mengetahui apakah kompos yang dihasilkan berkualitas baik, maka kompos
perlu dibandingkan dengan SNI 19- 7030- 2004. Standar kualitas kompos berdasarkan
SNI tersebut apat dilihat pada table berikut.
Tabel 2 Standar Kualitas Kompos
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
1. Kelembapan % 50
2. Temperatur Temperatur air tanah
3. Warna Kehitaman
4. Bau Berbau tanah
5. Ukuran partikel Mm 0,55 25
6. Kemampuan ikat air % 58
7. pH 6,80 7,49
8. Bahan asing % * 1,5
Unsur makro
9. Bahan organic % 27 58
10. Nitrogen % 0,40
11. Karbon % 9,8 32
12. Phosphor(P2O5) % 0,1
13. Rasio C/N 10 20
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
14. Kalium (K2) % 0,2
Unsur mikro
15. Arsen mg/kg * 13
16. Cadmiun (Cd) mg/kg * 3
17. Cobal (Co) mg/kg * 34
18. Chromium (Cr) mg/kg * 210
19. Tembaga (Cu) mg/kg * 100
20. Mercuri (Hg) mg/kg * 0,8
21. Nikel (Ni) mg/kg * 62
22. Timbal (Pb) mg/kg * 150
23. Selenium (Se) mg/kg * 2
24. Seng (Zn) mg/kg * 500
Unsur lain
25. Calsium % * 25,5
26. Magnesium (Mg) % * 0,6
27. Besi (Fe) % * 2,0
28 Alumunium (Al) % 2,2
29. Mangan (Mn) 0,1
Bakteri
30. Fecal Coli MPN/gr 1000
31. Salmonella sp. MPN/4gr 3
Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
Sumber : SNI : 19- 7030- 2004
Selain standar yang diberlakukan oleh SNI 19- 7030- 2004, terdapat beberapa hasil
penelitian yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pengomposan. Sutanto
(2002) menyatakan pH kompos yang baik antara 6 – 7,5, rasio C/N antara 5 – 20, dan
temperatur kompos telah mendekati temperatur tanah atau sama dengan temperatur
awalnya. CPIS (1992) menyatakan bahwa temperatur kompos yang baik adalah
mendekati temperatur ruang, dengan kelembapan antara 40 – 60 %, dan rasio C/N kecil
dari 20. Yuwono (2005) juga menyatakan bahwa kualitas kompos yang baik antara 6 –
8 atau dipertahankan dalam kondisi mendekati netral.
Gambar 3. Hasil Pengomposan Takakura
H. METODE PELAKSANAAN
H.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian perbandingan pemanfaatan serbuk gergaji, sekam padi dan sabut
kelapa sebagai bantalan komposter Takakura terhadap kompos yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
1. Studi literatur
Sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan terlebih dahulu studi literatur. Studi
literatur mencakup literatur yang berkaitan untuk memperdalam dan mempertajam
teori dasar yang berhubungan dengan sistem pengolahan sampah organik dengan
metode Takakura.
2. Survey Awal
Survey awal yang dilaksankan dalam penelitian ini mencakup
a. Penentuan lokasi dan waktu sampling
b. Pengambilan data sekunder
Data sekunder yang diperlukan adalah data komposisi sampah kota Padang dan
karakteristik kompos yang baik menurut aturan pemerintah.
c. Penentuan parameter dan metode
Parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan
mengacu pada SNI 19-7030-2004 yang terdiri dari kelembaban, temperatur,
warna, bau, PH, Nitrogen, Karbon, rasio C/N dan Fecal Coli, sedangkan metode
yang digunakan adalah pengomposan Takakura.
d. Survey awal lokasi sampling
Lokasi sampling yang dipilih adalah tempat-tempat yang menghasilkan samah
organik dalam jumlah besar seperti rumah makan.
3. Pengambilan data primer (sampling) & pengkondisian sampel
Pengambilan data primer dilaksanakan di di tempat-tempat yang telah di survey
sebelumnya. Sampel yang telah diambil, dipilah berdasarkan komposisinya dan
dimasukkan ke dalam keranjang Takakura dengan komposisi yang sama. Sampah
dimasukkan 2 x seminggu dengan kuantitas yang sama.
4. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dilaksanakan berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
Untuk parameter temperatur, warna dan bau dilaksanakan 5 kali selama penelitian
berlangsung. Sedangkan untuk parameter yang lain dilaksanakan ketika semua
sampah organik telah menjadi kompos matang.
5. Analisis Data
Data yang didapat dari analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan SNI
19-7030-2004 untuk dinilai kompos yang memiliki kualitas terbaik. Dengan
didapatnya kompos dengan kualitas terbaik, maka diketahuilah bahan mana yang
paling cocok untuk dijadikan bantalan pada komposter Takakura.
6. Laporan Akhir
Laporan akhir ditulis untuk memepertanggungjawabkan penelitian yang sudah
dilakukan.
Tahapan dalam studi penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4 Diagram Alir Tahapan Penelitian
H.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Andalas selama 5 bulan. Penelitian diawali dengan pengumpulan bahan dan
data yang akan digunakan, dilanjutkan dengan pengamatan. Data yang telah diperoleh
dari penelitian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan bahan bantalan yang
menghasilkan kompos dengan kualitas terbaik berdasarkan SNI 19-7030-2004 dengan
menggunakan metode Takakura.
MulaiMulai
Studi LiteraturStudi Literatur
Penyusunan Laporan
SelesaiSelesai
Persiapan
Pengambilan data Primer Gas CO (sampling)
Analisis Data
Penentuan Lokasi dan waktu sampling
Penentuan Lokasi dan waktu sampling
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder
Penentuan Absorban gas Pencemar
Penentuan Absorban gas Pencemar
Analisis Laboratorium
H.3 Variasi Penelitian
Pada penelitian ini, variasi dilakukan pada bahan bantalan komposter Takakura. Bahan
bantalan yang akan diperbandingkan adalah sekam padi, serbuk gergaji dan sabut
kelapa.
Variasi penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 5 Variasi Penelitian
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut
Pengomposan Takakura
Bahan bantalan
Sekam PadiSekam Padi Serbuk gergajiSerbuk gergajiSabut KelapaSabut Kelapa
No.
KegiatanBulan
1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literature 2 Pengumpulan dan pengolahan data sekunder a. Data kepadatan kendaraan b. Data meteorologi 5 tahun terakhir
c. Data hasil penelitian konsentrasi dan distribusi partikulat
3 Persiapan a. Penyiapan absorban gas pencemar b. Penentuan lokasi dan waktu sampling
4 Pengambilan data primer (sampling)5 Analisis laboratorium6 Analisis data
7 Penyusunan laporan
J. Rancangan Biaya
Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Rencana Anggaran Biaya Penelitian
No. Pekerjaan Vol Satuan Harga satuan (Rp) Total (Rp)
1 Studi literature
- Fotocopy 150 lembar 125 18750
- Buku penunjang 2 buah 100000 200000
Subtotal 218750
2 Pembuatan laporan dan proposal
- Kertas A4 2 rim 32000 64000
- Tinta printer 2 buah 25000 50000
- Tuner printer 1 Ls 700000 700000
- Jilid 10 buah 15000 150000
Subtotal 964000
3 Sampling
- Kantong plastic 1 pak 35000 35000
- Konsumsi untuk pengambilan
sampling, 5 orang 8 kali 75000 600000 - Transportasi untuk pengambilan
sampah ke lokasi sampling, 5 orang
8 kali 75000 600000
Subtotal 1235000
4 Peralatan dan bahan habis pakai
- Sekam padi 2 Ls 8000 16000
- Serbuk gergaji 2 Ls 8000 16000
- Sabut kelapa 2 Ls 8000 16000
- Pupuk kompos jadi 2 karung 50000 100000
- Keranjang Takakura ukuran
sedang 6 buah 125000 750000
- Jarum jahit 1 sachet 3000 3000
-Tali raffia 3 gulung 2000 6000
- Kain jarring 5 m 50000 250000
- Kain hitam 5 m 50000 250000
- Gunting 3 buah 5000 15000
- Pisau 2 buah 10000 20000
- Kardus bekas 3 pak 5000 15000
- Sarung tangan 1 pak 15000 15000
- Sprayer 1 buah 20000 20000
- Kertas label 1 pak 5000 5000
- masker 2 pak 15000 30000
No. Pekerjaan Vol Satuan Harga satuan (Rp) Total (Rp)
- Konsumsi, 3 orang 15 hari 75000 1125000
- Insentif asisten dan analis Laboratorium 3 orang 100000 300000
- tambahan thermometer 2 buah 100000 200000
Subtotal 3152000
5 Analisis
Analisis C/N kompos 1 Ls 300000 300000
Subtotal 300000
6 Biaya lain-lain
Pengambilan data sekunder 1 Ls 150000 150000
Subtotal 150000
Total 6019750
K. DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, Mochamad Arief. 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah Di Tpa Dengan Mengunakan Aktivator Em4 (Effective Microorganism). Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip.
Sulistyawati, Endah dkk. 2008. Pengaruh Agen Dekomposer Terhadap Kualitas Hasil Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.
Supadma, Nyoman dan Dewa Made Arthagama. 2008. Uji Formulasi Kualitas Pupuk Kompos Yang Bersumber Dari Sampah Organik Dengan Penambahan Limbah Ternak Ayam, Sapi, Babi Dan Tanaman Pahitan. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008. hal. 113-121.
Tchobanoglous, George, Hiliary Theisen and Samuel Vigil. 1993. Integrated Solid Waste Management. Singapore: Mc.Graw Hill, Inc.
SNI 10-7030-2004. Standar Kualitas Kompos. http://www.pu.go.id/balitbang/sni/buat%20web/RSNI%20CD/ABSTRAKS/Cipta%20Karya/PERSAMPAHAN/SPESIFIKASI/SNI%2019-7030-2004.pdf.
L. LAMPIRAN
L.1 Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
Ketua
Nama : Anggrieka Maharani
Tempat/tanggal lahir :
No. BP : 06174011
Jurusan : Teknik Lingkungan
Alamat : Jondul V Blok L/6 Tabing
No. Telp/Hp : 081374444105
Anggota 1
Nama : Resti Ayu Lestari
Tempat/tanggal lahir : P. Sialang/ 19 Juli 1989
No. BP : 07174002
Jurusan : Teknik Lingkungan
Alamat : Jalan Tunggang Lorong Masjid Hidayah, Padang
No. Telp/Hp : 085263001960
Anggota 2
Nama : Ayomi Puji Amelia
Tempat/tanggal lahir : Bukittinggi/ 22 November 1989
No. BP : 07174023
Jurusan : Teknik Lingkungan
Alamat :
No. Telp/Hp : 08197594784
L.2 Biodata Dosen Pendamping
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Alamat :
Riwayat pendidikan :
Pelatihan yang pernah diikuti :
No Telp/Hp :