pkm kami

Upload: allagan-dolen

Post on 08-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pkm

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Agrobisnis merupakan permasalahan yang sedang ditangani secara serius oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini, mengingat begitu pentingnya pemamfaatan hasil perkebunan sebagai komoditas penghasil devisa bagi Negara. Kopi merupakan salah satu komoditi ekspor bagi negara Indonesia dalam bidang pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 1988 tercatat ekspor kopi menghasilkan devisa sebesar US$ 818,4 juta dan menduduki peringkat pertama diantara komoditi ekspor perkebunan, (Najiyati ,Sri , 1988 )

Selain komoditi ekspor, kopi juga merupakan komoditi yang dikomsumsi di dalam negeri. Menurut Departemen Perkebunan dan Perdagangan, rata rata penduduk Indonesia mengkomsumsi kopi sebanyak 0,5 kg/orang setiap tahunnya. Untuk meningkatkan mutu kopi, pemerintah banyak melakukan langkahlangkah antara lain dengan cara mengembangkan varietas kopi unggul pada lahan-lahan yang sesuai; menetapkan teknik budidaya yang benar baik mengenai sistem penanaman, pemangkasan, pemupukan maupun pengendalian hama dan penyakit; serta menerapkan sistem panen dan pengolahan yang benar baik cara pemetikan , pengeringan dan sortasi.

Pengolahan buah kopi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu : cara basah dan cara kering. Pegolahan cara basah biasanya memerlukan modal yang besar, tetapi lebih cepat dan menghasilkan mutu kopi yang lebih baik. Oleh sebab itu pengolahan cara basah banyak dilakukan oleh PTP, Perkebunan Swasta yang cukup besar atau kelompok tani yang membentuk koperasi. Sedangkan cara kering merupakan pengolahan kopi secara sederhana yang umumnya dilakukan oleh para petani yang memiliki lahan kecil.

Banyak usaha yang telah dilakukan oleh para petani kopi untuk meningkatkan efisiensi dan keefektipan dalam pencucian biji kopi.

Seperti proses pengupasan kulit lendir pada biji kopi. Seperti saat ini proses pengupasan kulit lendir tersebut dilakukan secara manual, yaitu dengan cara merendamnya kemudian mengaduk biji kopi tersebut dengan tangan dan ada juga yang menggunakan pengaduk yang terbuat dari kayu namun hasilnya belum maksimal sehingga harus dilakukan berulang ulang.

Cara manual yang dilakukan ini mempunyai banyak kelemahan diantaranya membutuhkan banyak waktu, tenaga dan mutu kopi kupas kurang baik. Alat tradisional itu juga kurang produktif dan kurang ekonomis.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka penulis berminat membuat suatu mesin pencuci biji kopi yang dapat membantu para petani kopi dalam proses pencucian biji kopi tersebut.

Disamping itu, mesin ini merupakan modifikasi dari mesin pencuci biji kopi yang telah pernah direncanakan (Eddy S. S. 2004). Mesin tersebut kurang efektif, dimana posisi tangki pencucinya vertikal. Posisi vertikal dari tangki tersebut mengakibatkan biji kopi yang dicuci tidak bersih dan banyak yang terluka akibat bertumpuk di bagian bawah tangki.

Dari masalah di atas, sangat menarik minat penulis untuk menyempurnakan mesin tersebut. Mesin pencuci biji kopi yang dimaksud bekerja dengan menggunakan motor listrik yang berfungsi untuk memutar poros utama yang dilekatkan 3 buah kipas, dimana posisi tangkinya horizontal sehingga biji kopi yang tercuci lebih banyak serta biji kopinya tidak terluka.

Dengan adanya mesin pencuci kopi ini akan sangat membantu para petani dan pengusaha kopi dalam penanganan pengupasan kulit lendir biji kopi, karena waktu yang diperlukan menjadi lebih singkat, biaya ringan dan menghasilkan mutu kopi yang berkualitas sehingga bernilai jual tinggi. Oleh sebab itu maka dipandang perlu untuk merencanakan Mesin Pencuci Biji Kopi .

1.2 TOPIK BAHASAN

Mengingat begitu luasnya masalah pada perencanaan mesin pencuci kopi ini, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun masalah tersebut adalah seperti berikut ini :

1. Cara kerja mesin.

2. Perencanaan komponen - komponen utama.

3. Perhitungan komponen - komponen utama.

4. Perencanaan bentuk, dimensi dan kapasitas cuci mesin.

5. Proses manufacturing mesin

6. Perencanaan perawatan mesin.

1.3 TUJUAN

Tujuan dari perencanaan mesin pencuci biji kopi ini adalah :

1. Untuk mencuci lendir biji kopi yang terlebih dahulu telah dikupas kulit buahnya.

2. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan juga menambah daya pikir dan penalaran penulis.

3. Agar mahasiswa mampu merancang suatu peralatan/mesin dengan prinsip yang sederhana efisien dan praktis serta biaya pembuatan yang murah.

1.4 MANFAAT

Perencanan mesin pencuci kopi ini diharapkan bermamfaat bagi :

1. Memudahkan para petani kopi dalam mengolah kopi pada proses pasca panen yaitu pencucian biji kopi.

2. Membantu para petani kopi untuk menghasilkan mutu kopi yang berkualitas sehingga bernilai jual tinggi.

3. Penulis sendiri, dimana dalam perencanaan ini banyak memperoleh ilmu dan dapat mengaplikasikan illmu yang sudah diperoleh selama perkuliahan.

4. Mahasiswa yang akan membahas masalah yang sama.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengenalan Tentang Sejarah KopiTanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman yang berasal dari benua Afrika. Menurut sejarahnya, tanaman kopi ini mulai dikenal pertama kali di benua Afrika tepatnya di Ethiopia. Minuman kopi sagat digemari oleh bangsa Ethiopia dan Abbessinia karena berkasiat menyegarkan badan. Ketika orang Afrika mengembara ke wilayah-wilayah lain, buah kopi juga ikut dibawa dan tersebar kemana-mana. Minuman kopi pada waktu itu hanya dikenal sebagai minuman yang berkasiat menyegarkan badan yang dibuat dari cairan daun dan buah kopi segar yang diseduh dengan air panas. Namun semenjak ditemukannya cara-cara pengolahan buah kopi menjadi minuman berkhasiat dan mempunyai aroma harum yang khas serta rasanya nikmat. Maka kopi pun menjadi terkenal sehingga tersebar ke berbagai negara Eropa, Asia dan Amerika.

Di Indonesia tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC pada periode antara 1666-1696. Penanaman tanaman ini mula-mula hanya bersifat coba-coba (penelitian) tetapi karena dilihat menguntungkan, VOC menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah agar penduduk menanamnya. Perkebunan besarpun didirikan dan akhirnya tanaman kopi menyebar ke daerah-daerah seperti: Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Selatan dan berbagai daerah lain di Indonesia .

2.2 Pengenalan Tentang Bagian-bagian Buah Kopi

Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, tetapi setelah tua menjadi kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah. Besar buah kira-kira 10-15 (mm) dan bertangkai pendek. Buah kopi terdiri dari daging buah/kulit dan biji, pada bagian buah/kulit terbagi atas 3 bagian yaitu lapisan kulit luar, lapisan daging dan lapisan kulit dalam yang tipis dan keras.

Buah kopi umumnya terdiri dari dua buah butir biji, tetapi kadang-kadang hanya satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji kopi tersebut mempunyai dua bidang yaitu bidang datar (perut) dan bidang cembung (punggung). Biji-biji kopi terdiri atas dua bagian yaitu : kulit biji dan lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat bubuk kopi dan kulit biji merupakan selaput tipis yang membalut biji atau sering disebut kulit ari/selaput perak.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Buah Kopi.

Tabel 2.1 Jenis dan Ukuran Buah Kopi.CIRI-CIRIJENIS KOPI

Robusta Liberia Arabika

Bentuk dan buah BulatBulat/lonjong Bulat/bujur

Panjang buah (cm)0.8-1.52,0-2,51,0-1,5

Bentuk biji Lonjong LonjongLonjong

Panjang biji (cm)0,7-0,91,3-1,50,85-1,0

Bilah buah masak 650-1000140-260500-750

Kandungan kafein 2,0-2,71,4-1,530,7-1,7

PH 5,25-5,405,69-5,894,95-5,15

MutuSedang RendahTinggi

Lebar (mm)14-18 10-126-8

Sumber : (www.Agrobisnis Indonesia.com).

2.3 Pengenalan Cara Pengolahan Bubuk Kopi.

Bubuk kopi berasal dari biji kopi dimana dalam pengolahannya dibagi atas dua cara yaitu : 1. Cara kering.

Cara kering umumnya dilakukan oleh petani yang mempunyai lahan yang tidak terlalu luas karena alat yang digunakan sederhana dan rendah biaya investasinya.

2. Cara basah.

Cara basah umumnya dilakukan oleh perusahaanperusahan besar, PTP dan perkebunan-perkebunan swasta saja. Disebut cara basah karena dalam prosesnya bayak menggunakan air.

Walapun berbeda cara pengolahannya akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu untk mendapatkan biji kopi. Secara umum pengolahan kopi cara basah dan kering dari awal sampai akhir yaitu : dipetik ,disortr (dipilih), dijemur dibawah sinar matahari, dicuci, dikeringkan, dipisahkan antara biji kopi dengan kulit buah, kulit tanduk dan kulit arinya, digongseng dan digiling sampai menjadi bubuk kopi

penmpp

Kopi merah atau kopi hijau

Kopi gelondong kering

kulit buah

kulit tanduk dan kulit ari

Bagan pengolahan biji kopi cara kering

Gelondong

Gelondong

Merah

rambang

Kulit buah

Biji berkulit tanduk

dan berlendir

Biji berkulit tanduk masih berlendir

biji berkulit tanduk

bersih lendir

kopi berkulit tanduk kering

kulit tanduk, kulit ari

Bagan Pengolahan Biji kopi Cara Basah

Ket :

1. Sortasi gelondong

Bertujuan untuk memisahkan kopi merah yang berbiji dan sehat dengan kopi yang hampa dan terserang bubuk

2. Pulping (pengupasan kulit buah)

Bertujuan untuk memisahkan biji ulit buah sehingga diperoleh biji kopi yang masih terbungkus oleh kulit tanduk

3. Fermentasi

Bertujuan untuk membantu melepaskan lapisan lendir yang masih menyelimuti kopi yang keluar dari mesin

4. Pencucian

Bertujuan untuk menghilangkan seluruh lapisan lender dan kotoran yang tertinggal setelah difermentasi atau setelah keluar dari mesin

5. Pengeringan

Bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga kopi tidak mudah terserang cendawan dan tidak mudah pecah ketika dihulling

6. Hulling (pemecahan kulit tanduk)s

Bertujuan untuk memisahkan biji popi yang sudah kering dari kulit tanduk dan kulit arinya

7. Sortasi biji

Bertujuan untuk memisahkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasiakan menurut standar mutu

Latar belakang efesiensi tahapan pengeringan sangat ditentukan oleh kondisi kopi yang akan dikeringkan. Waktu pengeringan akan semakin panjang dengan semakin tingginya kadar air biji kopi dan komponen yang menyelemuti permukaan kopi. Pengeringan akan berlangsung dengan baik jika air dalam biji kopi dapat mendifusi keluar tanpa hambatan secara maksimal. Lendir yang menyelimuti biji kopi merupakan salah satu lapisan yang dapat menghambat proses tersebut.

Dari kedua jenis cara pengolahan biji kopi tersebut, pengolahan cara basah memiliki fleksibilitas dan keunggulan antara lain : hasil pelepasan dan perbersihan permukaan biji baik dan bersih, perawatan mudah dan murah serta mudah dioperasikan.

2.4 Mesin Pencuci Biji Kopi Yang Direncanakan

Mesin pencuci kopi yang direncanakan ini adalah mesin yang digunakan untuk melepas lapisan lendir dan membersihkan benda asing yang menempel pada biji kopi dengan cara mengaduk biji kopi di dalam tangki dengan menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak mesin.

2.5 Prinsip Kerja Mesin Pencuci kopiPertama sekali biji kopi yang telah dikupas kulit luarnya dimasukkan ke dalam tangki melalui corong masukan. Selain kopi juga dimasukkasn air ke dalam tangki. Apabila motor dinyalakan maka poros utama akan berputar bersama dengan kipas. Berputarnya kipas di dalam tangki menyebabakan air beserta kopi ikut berputar sehingga biji akan bergesekan dengan dinding tangki dan juga kipas. Selain bergesekan dengan dinding tangki dan kipas, biji kopi juga saling bergesekan satu dengan yang lainnya sehingga lapisan lendir pada biji kopi terkelupas. Setelah proses pengupasan di dalam tangki selesai, kopi dikeluarkan melalui corong keluaran yang berada pada bagian bawah tangki.

Untuk proses pencucian yang baik, perbandingan volume kopi dengan air adalah 2:3. Dengan menggunakan perbandingan ini, diasumsikan air akan dapat membasahi seluruh biji kopi dan cukup untuk melakukan proses pencucian di dalam tangki.

Gambar.2.2 Sketsa mesin pencuci kopi

Keterangan gambar:1. tangki

2. kipas

3. sabuk dan pulli

4. reducer

5. poros utama

6. bantalan radial

7. seal

8. motor listrik

9. saluran keluar

10. corong masukan

11. rangka

2.5 Komponen komponen Utama2.5.1 Tangki.

Tangki berfungsi sebagai wadah pencucian biji kopi. Tangki bisa dibuka dan di tutup dan dilengkapi dengan engsel. Bagian atas tangki dibuat corong masukan dan dilengkapi dengan plat penutup, sedangkan bagian bawah dibuat corong keluaran dan dibuat juga plat penutupnya.

Gambar.2.3 Tangki.

2.5.2 Kipas

Kipas berfungsi untuk memutar air di dalam tangki sekaligus untuk menggesek biji kopi sehingga tercuci bersih dan dihubungkan (dilas) dengan poros utama.

2.5.3 Sabuk dan Pulli

Sabuk merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran sedangkan pulli merupakan tempat sabuk berputar, besarnya putaran yang ditransmisikan sabuk tergantung pada diameter pulli penggerak dan pulli yang digerakkan.

Pada mesin ini, pulli digunakan untuk meneruskan putaran dari reducer ke poros utama, sementara sabuk digunakan untuk memindahkan daya dari pulli reducer ke pulli poros utama.

Gambar.2.5. Ukuran Penampang Sabuk -V

Gambar.2.6. Profil Alur Sabuk V

2.5.4 Reducer

Reducer adalah elemen pereduksi (penurun) putaran dari kecepatan tinggi menjadi rendah sesuai dengan perbandingan reduksi kecepatan (reducer speed) dari reducer tersebut. Putaran poros utama yang direncanakan adalah 120 (rpm) oleh sebab itu untuk mereduksi putaran motor 1450 ( rpm ) dipilih prerbandingan reducer 1 : 10. Pada mesin ini putaran motor pertrama sekali ditransfer ke reducer melalui poros kemudian dari reducer ditransfer ke poros utama melalui sabuk dan pulli.

Reducer terdiri dari roda gigi cacing, dimana keunggulan dari roda gigi cacing ini adalah :

1. kerjanya yang halus dan hampir tanpa bunyi

2. perbandingan transmisi yang besar.

Pada mesin pencuci kopi ini, penulis tidak merancang reducer melainkan dibeli dengan menyesuaikan putaran yang dibutuhkan untuk memutar poros utama.

2.5.5 Poros.

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sam dengan putaran. Peranan utama dalam sistem transmisi seperti ini dipegang oleh poros.

Poros untuk meneruskan daya dapat diklasifikasikan menurut pembebannya sebagai berikut :

a. Poros transmisi

Poros macam ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, pulli dan lain-lain.

b. Poros gandar

Poros ini hanya menerima beban puntiran saja dan syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus lebih kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

Sedangkan menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas beberapa jenis, antara lain :

a. Poros lurus umum

Poros ini memiliki bentuk lurus dengan diameter yang sama sepanjang poros tersebut.

b. Poros engkol

Poros engkol merupakan poros utama dari mesin torak.

c. Poros luwes

Poros luwes digunakan untuk transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah.

Untuk merencanakan suatu poros ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Kekuatan Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir dan lentur atau gabungan keduanya serta mendapat beban tarik atau tekanan pada poros. Seperti baling-baling kapal. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros bertangga atau poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan sehingga cukup kuat untuk menahan beban puntir, tekan dan lentur.

2. Kekakuan Poros

Sebuah poros meskipun kekuatan cukup tetapi jika lenturan atau defleksi terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara, misalnya pada turbin dan kotak roda gigi. Karena disamping kekuatan poros kekakuan juga harus diperhatikan dan sesuai dengan jenis mesin yang akan dilayani poros tersebut.

3. Putaran Kritis

Bila putaran mesin dinaikkan maka pada putaran harga tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya, putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan perusakan pada poros, jika mungkin poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kerjanya lebih kecil dari putaran kritis.

4. Korosi

Dalam merencanakan sebuah poros yang digunakan sebagai komponen sebuah mesin maka ketahanan beban poros tersebut harus diperhitungkan sebab korosi dapat merusak kekuatan poros dari mikro struktur pada poros.

5. Bahan Poros

Poros-poros yang digunakan untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat pada umumnya dibuat dari baja dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah krom nikel, baja krom, nikel dan molibden. Sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan beban berat. Dalam hal yang demikian dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan.

Pada perencanaan ini poros berguna untuk meneruskan daya dari motor penggerak melalui sabuk dan pulli ke kipas pencuci.

Gambar. 2.7. Poros Utama.

2.5.6 Bantalan.

Bantalan merupakan bagian dari elemen mesin yang menumpu beban poros dan berfungsi untuk memperkecil gesekan pada perputaran poros dengan rumah poros atau sebaliknya. Berdasarkan beban yang harus ditumpu, bantalan terbagi atas : bantalan radial, bantalan aksial, bantalan beban kombinasi antara aksial dan radial.

Pada mesin pencuci kopi ini, bantalan yang digunakan adalah bantalan radial tetap sebanyak dua buah.

2.5.7 Seal

Pada mesin ini, seal digunakan untuk mencegah kebococran air dari tangki. Seal ini terbuat dari karet yang ditempatkan diantara sisi sisi tangki.

2.5.8 Motor Listrik.

Motor listrik merupakan penggerak utama mesin pencuci kopi ini. Motor listrik ini digunakan untuk mensuplai putaran ke poros utama secara kontinue dengan menggunakan reducer serta pulli dan sabuk.

Daya motor digunakan untuk mengerakkan poros utama, menggerakkan kipas, mencuci biji kopi.

2.5.9 Kerangka.

Kerangka merupakan komponen mesin yang berfungsi sebagai tempat dudukan komponenkomponen mesin. Kerangka harus mampu menahan berat dari komponenkomponen di atas dan juga berat dari air dan biji kopi.

BAB III

PERHITUNGAN KOMPONENKOMPONEN UTAMAPada rancangan mesin pencuci kopi ini harus dipertimbagkan kemampuan daya pencucian dan kekuatan bahan yang digunakan serta dimensi mesin.

3.1 Dimensi Mesin.

Dimensi mesin adalah ukuran utama mesin berdasarkan sumbu koordinat 3 dimensi meliputi :

a. Tinggi total mesin; dirancang setinggi 1,20 m, diperkirakan bahwa dengan tinggi mesin tersebut akan memudahkan operator memasukkan biji kopi beserta air kedalam tangki dan juga untuk mengurangi berat mesin.

b. Panjang dan lebar mesin; dalam hal ini dibutuhkan kerangka mesin yang mampu untuk menopang semua komponen mesin dan mampu menahan gaya-gaya yang terjadi pada mesin tersebut.

3.2 Perhitungan Komponen Utama.

3.2.1 Tangki.

Tangki berfungsi untuk menampung air dan biji kopi yang akan dicuci. Tangki ini terbuat dari plat baja st. 37 dengan kekuatan tarik 37 kg/mm2 dengan tebal plat 3 mm. Diasumsikan bahan ini mampu menahan gaya-gaya yang terjadi di dalam tangki. Diameter tangki yang direncanakan 400 mm, panjang tangki 600 mm. Dengan menggunakan ukuran-ukuran ini, diasumsikan tangki dapat menampung kapasitas mesin yang direncanakan sebesar 29 kg ( = satu kali proses pencucian ).

Gambarr 3.1 Tangki.

Volume tangki (v) :

v =

EMBED Equation.3 Dimana ; D = diameter tangki

H = panjang tangki

v = 0,785.4.6 = 75, 36 dm

3.2.2 Kipas.Kipas merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk memutar air dan menggesekkan biji kopi di dalam tangki, sehingga kopi tercuci bersih. Pada mesin pencuci mesin ini, kipas yang digunakan berjumlah tiga buah. Kipas terbuat dari bahan plat baja st. 37, dengan kekuatan tarik 37 kg/mm2 dengan tebal plat 3mm. Diasumsikan bahan ini mampu menahan gaya-gaya yang terjadi di dalam tangki. Kipas ini berbentuk tembereng. Radius kipas yang direncanakan 206,3 mm, tinggi kipas 200 mm.

Adapun posisi kipas terhadap poros dan sisi tangki dibuat miring sebesar 300. Kemiringan tersebut bertujuan untuk memperoleh ruang bagi kopi dan kipas terhadap dinding tangki pada saat proses pencucian berlangsung. Dengan menggunakan ukuran-ukuran ini diasumsikan kipas dapat melakukan pengadukan secara sempurna.

Gambar 3.2 Posisi Kipas Terhadap Poros.

a. Volume kipas (V) :

V=

Dimana R = jari jari kipas = 20, 63 cm L = panjang kipas = 40 cm

T = tinggi kipas = 20 cm H = tebal kipas = 0,2 cm

= =112,676 cm = 0, 113 dm

Kipas yang digunakan berjumlah 3 buah, sehingga volume totalnya :

Vtotal = V.3

= 0, 133 . 3

= 0, 339 dm

b. Massa kipas (M) :

M= V

Dimana ; f= massa jenis kipas = 7,85

M= 0,339 x 7,85

= 2,67 kg

c. Torsi untuk menggerakkan kipas tanpa beban() :

= I

:

I =

.. (Paul A. Tippler, Hal : 288)

Dimana : = radius maksimum kipas = 200 mm

I= momen inersia kipas

I = .2,67.0,2

= 0,05 kgm

Dimana : n : kecepatan putaran poros utama = 120 rpm ..... ( direncanakan)

t : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai putaran = 4 6 detik

= 0,05 . 3,14 = 0,16 Nm

d. Gaya-gaya yang terjadi pada Kipas

Untuk mencuci biji kopi dibutuhkan gaya gesek, dimana kipas yang dilekatkan pada poros akan berputar dan bergesekan dengan biji kopi di dalam tangki yang juga dimasukkan air ke dalamnya. Untuk proses pencucian yang ideal, perbandingan antara air dengan bijikopi di dalam tangki adalah 60( air dan 40 ( biji kopi.

Gaya untuk menggesek biji kopi (Fk1) :

Fk1 = Mktotal

Dimana ; Mk : massa Kipas

total : Koefisien gesek total

total = koefisien gesek air dengan kopi (1) + koefisien gesek kopi

dengan kipas (2)

= 0,2 + 0,35 = 0,55

Fk1 = 2,67. 0,55 = 1,4685 kg

= 14,40 N

3.2.3 Reducer.

Reducer digunakan untuk mereduksi dan meneruskan putaran motor ke pulli penggerak. Dimana putaran motor yang akan direduksi adalah 1450 rpm.

Perbandingan reduksi (i) pada reducer adalah 1 :10, maka jumlah putaran yang diteruskan adalah :

N = i N

N =

3.2.4 Sabuk dan Pulli.a. Dimensi Sabuk.

Pada mesin ini, sabuk digunakan untuk mentransmisikan putaran N = 145 rpm dan daya P = 378 watt, maka sesuai dengan diagram pemilihan sabuk

( Sularso, Hal : 154 ), jenis sabuk yang digunakan adalah sabuk berpenampang-V dengan tipe A.

Gambar 3.3 Penampang Sabuk V Tipe A

b. Dimensi Pulli.

Dalam hal ini, dimensi pulli yang paling utama adalah diameter pitch. Diameter pitch merupakan dimensi yang sangat menentukan besarnya jumlah putaran yang diinginkan.

Pulli yang digunakan berjumlah 2 buah. Satu dipasang pada poros reducer sebagai pulli pengerak (driver), satu lagi pada poros utama sebagai pulli yang digerakkan (driven).Bahan pulli terbuat dari cast iron dengan alur V sebagai tempat dudukan sabuk.

Gambar 3.4 Penampang Pulli.

c. Diameter Pitch Pulli.

Diameter pitch pulli penggerak () dipilih 80 mm,sedangkan putaran poros reducer ( N ) 145 rpm. Untuk dapat mencuci kopi secara sempurna diperlukan putaran pada poros utama sebesar ( N) 120 rpm.

Maka untuk menentukan diameter pulli driven ( ), digunakan persamaan :

d

V1 = V2 = V

dimana :

: diameter pulli driver = 80 mm

N : putaran reducer = 145 rpm

N : putaran poras utama = 120 rpm

: diameter pulli driven

= . N

N

= mm

d. Massa Pulli ( Mpu ):

Mpu =

Dimana : B : panjang pulli = 23 mm

Dpu : diameter pulli pengerak = 80 mm

d : diameter poros pulli = 22 mm

: massa jenis pulli = 0,00722 .( Khurmi, hal :10 )

Mpu =

MPU = kg

e. momen Inersia Pulli ( Ipu ):

Ipu =

Dimana : rp : radius pulli = 40 mm

r : radius poros pulli = 11 mm

Ipu = = . 0,36 . 1721

= 309,78 kg mm

= 0,000341 kgm

f. Torsi Untuk Menggerakkan Pulli (pu ):

pu = Ipu

= 0,00031 . 3,14 = 0,00097 Nm

g. Panjang Sabuk (Lb):

Panjang sabuk yang digunakan, dalam hal ini transmisi sabuk terbuka, dipakai persamaan :

Lb = 2C + (Khurmi, 1980 : 661 )

Dimana ; C : jarak antara poros reducer dengan poros utama = 400 mm

Lb = 2.400 + 3,14 (80 + 96,6)+

= 800 + 554,524 + 0,172 = 1354, 69 mm

Sesuai dengan panjang sabuk V standar ( Sularso, Hal : 168 ) maka digunakan sabuk dengan panjang 1372 mm.

h. Kecepatan linear Sabuk (V):

V = . ( Sularso,1987 :166)

=

3.2.5 Poros Utama.

Pada mesin ini, poros dibuat bertingkat seperti gambar dibawah ini dan terbuat dari baja st. 37. Diasumsikan dengan menggunakan bahan dan ukuran tersebut, poros mampu menahan gaya-gaya yang terjadi dalam proses pencucian.

Gambar 3.5 Poros

a. Volume Poros (Vp):

diameter 31 mm

Vp

EMBED Equation.3 = 0,785.31.580 = 437543,3 mm3

= 0, 4375 dm

Diameter 25 mm.

Vp = 0,785.25

= 31890,625 mm3

= 0,0318 dm

Karena poros dengan ukuran ini terdiri dari dua buah, maka

Vptotal = 2.0,0318

= 0,0636 dm

Diameter ( D )22 mm, panjang ( L ) 50 mm:

Vp = = 0,785.22.50

= 18997 mm3

= 0,0189 dm

Volume Total Poros ( Vptot) :

Vptot = Vp1 + Vp2 +Vp3

= 0,4375 + 0,0636 + 0,0189

= 0,52 dm

b. Massa Poros (Mp) :

Mp = Vptot . fr

Dimana : Fr : berat jenis poros dengan bahan st.37 = 7,85 kg / dm

Mp = 0,52.7,85

= 4,08 kg

c. Momen Inersia Poros Utama (Ip)

Ip = Mpr

Dimana ; r : radius terbesar poros utama = 15,5 mm

Ip = . 4,08(0,0155)

= 0,00049 kgm

d. Torsi Untuk Menggerakkan Poros Utama (p) :

p = Ip = 0,00049. 3,14

= 0,0015 Nm

e. Tegangan tarik ijin bahan poros (ijin)

Poros dalam hal ini berfungsi sebagai tempat melekatnya kipas sekaligus untuk ,emutar kipas. Poros tersebut tersebut terbuat dari baja st.37 dengan kekuatan tarik maksimum (maks = 37 kg/mm). Karena beban pada poros berubah ubah yang disebabkan berputarnya kopi dalam tangki maka untuk menjamin kekuatan poros diperlukan faktor keamanan fc sebesar 8 ( Khurmi ; 1980 ).Beban yang didukung oleh poros secara aksial adalah berat poros itu sendiri beserta berat kipas, sehingga dengan demikian tegangan tarik yang diijinkan pada poros adalah

ijin = =

d. Gaya gaya yang terjadi pada poros.

RA

290

290

RB

Gambar 3.6 Diagram Bebas Poros

Untuk mencuci biji kopi dibutuhkan gaya gesek, dimana kipas yang dilekatkan pada poros akan berputar dan bergesekan dengan biji kopi di dalam tangki yang juga dimasukkan air ke dalamnya. Untuk proses pencucian yang ideal, perbandingan antara air dengan bijikopi didalam tangki adalah 60( air dan 40 ( biji kopi.

Gaya untuk menggesek biji kopi (Fk) :

Fk = Mkp

Dimana ; Mkp : massa kopi di dalam tangki

: koefisien gesek kopi dengan tangki = 0,35

Massa jenis kopi berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk kopi Sidikalang adalah k = 1

Dengan demikian massa kopi didalam tangki adalah:

Mkp = Vkk

Dimana ; Vk = (Vtangki Vptot Vk ) 40 ( = (75,36 0,52 0,339) 40 ( = 29,80 dm

Mkp = 29,80.1 = 29,80 kg

Fk2 = 29,80.0,35 = 10,43 kg = 102,31 N

Gaya gaya yang bekerja pada poros :

(MA = 0 ( RA . 0,58 Fk . 0,29 = 0

RB =

(MB = 0 ( RA . 0,58 Fk . 0,29 = 0

RA = 51,155 N

RA = RB

g. Beban yang diterima oleh poros:

Beban yang diterima oleh poros dalam rancangan ini adalah beban lentur dan beban puntir. Beban lentur diakibatkan oleh gaya untuk mencuci biji kopi. Untuk menghitung diameter poros menggunakan asumsi bahwa beban radial bekerja di titik berat poros yaitu ditengah poros, maka:

Momen bengkok yang terjadi (Mb):

Mb = ( Mp + Mk) L

= (4,08 + 2,67 ) 760

= 2565 kgmm

Momen ekivalen (Me) :

Me =

=

= 1/2 = 2569, 23 kgmm

diameter poros (dp):

Sesuai dengan persamaan tegangan bengkok, maka diameter poros dapat diketahui .

ijin =( 4,625 =

dp = = 17,82 mm

Dengan mempertimbangkan pemasangan poros pada bantalan yang diameter bantalan telah ditentukan yaitu 25 mm, poros tersebut dianggap aman.

3.2.6 Bantalan Radial.Bantalan radial yang digunakan pada poros utama adalah bantalan radial tetap dengan diameter dalam (d) = 25 mm dengan bahan besi cor.

Massa poros;Mp = 4,08 kg

Massa kipas; Mk = 2,76 kg

Fa = Mp + Mk = 6,75 kg

a.Kekuatan Bantalan (w):

W = w.l

(Sularso,Hal: 110 )

Dimana ; W = beban yang diterima bantalan

l = panjang bantalan

l/d =

l = (( 25

= 1,51.25 = 37,64 mm

w = = = 0,17

b. Tekanan Bantalan (P) :

P =

. ( Sularso, Hal :109 )

Dimana ; d ; diameter poros bantalan

P =

c. Faktor Kecepatan Maksimum Yang Diijinkan (PV) :

V =

Dimana ; N : putaran poros utama = 120 rpm

V =

PV = 0,0072.0,157 = 0,00113

d. Gaya Perlawanan Terhadap Gesekan (PH) :

PH = (kW)

(Sularso, Hal : 117)

Dimana; H : Besarnya kerja yang dilakukan bantalan tiap detik ( )

H = wV

.. (Sularso, Hal: 116)

Dimana ; : Viskositas pelumas (0,04)diambil

H = 0,04.6,75.0,157 = 0,0424 ( )

PH =

3.2.7 Daya Motor Listrik

Daya motor listrik yang dibutuhkan adalah daya untuk mencuci biji kopi ditambah dengan daya untuk menggerakkan elemen elemen mesin lainnya yang bergerak.

P = T.

Dimana ; T : Torsi untuk mencuci kopi ditambah dengan torsi akibat elemen elemen yang bergerak

: Kecepatan sudut

=

a.Torsi yang dibutuhkan untuk mencuci kopi ():

= FKtotal

(Suryanto, Hal: 109)

FKtotal = FK1 + FK2 = 102,31 + 14,40 = 116, 711 N

Diasumsikan bahwa kopi akan tercuci sempurna diantara sisi tangki

dengan poros.

d =

Dimana; dt : diameter tangki = 400 mm

dp : diameter poros = 31 mm

d =

= 0,1845 m

= (116,711) = 10,766 Nm

b. Torsi akibat elemen elemen yang bergerak ( ):

Torsi akibat elemen elemen yang bergerak adalah torsi untuk menggerakkan kipas ditambah untuk menggerakkan pulli dan sabuk dan ditambah dengan torsi untuk menggerakkan poros utama serta gaya perlawanan yang dialami oleh kipas dan poros.

= k +pu +p +

Dimana ;

k : Torsi untuk menggerakkan kipas

pu : Torsi unutk menggerakkan pulli dan sabuk

p : Torsi untuk menggerakkan poros

= Torsi perlawanan terhadap poros dan kipas

= 0,16 + 0,00097 + 0,0015 + 10,766

= 10,926 Nm

T =+ 85%efektif

= 10,926 + (85%.10,926)

= 20,2131 Nm

c. Daya Motor Listrik ( Pd ):

P = 20,2131.12,56

= 253,873Watt

Pd = fcP

. (Sularso,Hal: 7)

Dimana; fc : Faktor koreksi untuk daya nominal (1,5 diambil)

Pd = 1,5.253,873 = 380 Watt = 0,380 kW

atau Pd = = 0,52 HP

atau Pd = 0,5 HP

Berdasarkan spesifikasi Motor Listrik yang tersedia di pasaran maka dipilih Motor listrik dengan Daya 0,5 HP dengan Putaran 1450 rpm

3.3 Perencanaan Kapasitas Cuci Mesin

Massa kopi di dalam tangki (MKP) = 29,8 kg. Diasumsikan, biji kopi yang tercuci bersih adalah sebanyak 85 %, maka massa kopi yang tercuci bersih

( MKPb ) adalah MKPb = MKP .= 29,8.85 %

= 24,65 kg = 25 kg

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mencuci biji kopi adalah sekitar 10 menit, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan dan mengeluarakan biji kopi dar tangki adalah 5 menit. Maka waktu yang diperlukan dalam satu kali proses pencucian adalah tp.

tp = 10 + 5 = 15 menit.

Jadi dalam satu jam dapat dilakukan proses pencucian sebanyak S,

S = 60 /15 = 4 kali periode pencucian.

Maka dalam satu jam mesin mampu mencuci biji kopi sebanyak Q.

Q = MKPb.S

= 25.4

= 100 kg/jam

BAB IV

PROSES MANUFACTURING

4.1 Manufacturing Komponen Utama

1. Poros Utama

a.Perlengkapan Alat

1. Mesin bubut dan perlengkapannya

2. Jangka sorong

b. Bahan :

Baja pejal diameter ( ( ) 32 dengan panjang 362 mm

c. Tindakan keamanan dan keselamatan :1. Jangan merubah kecepatan mesin saat mesin hidup/jalan

2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman, terpisah dengan alat yang kasar

3. Pakailah alat pelindung mata selama membubut

4. Dilarang membersihkan beram (sisa potongan bahan ) selama mesin masih hidup.

d. Langkah kerja :

1. Chek ukuran bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan

2. Siapkan mesin bubut yang akan dipakai

3. Mengikat benda kerja pada cekam, kemudian melubanginya dengan conter sink

4. Menyetel kesenteran benda kerja

5. Melakukan pembubutan

Membubut poros dengan diameter 31 mm

Membubut poros dengan diameter 25 mm

Membubut poros dengan diameter 22 mm

6. Menghaluskan hasil bubutan

7. Mengechek hasil bubutan

8. Melumasi poros hasil bubutan dengan oli supaya tidak berkarat.

2. TANGKI .

a. Perlengkapan alat :

1. Mesin gunting plat

2. Mistar baja

3. Meteran

4. Mistar siku

5. Penggores

6. Mesin las listrik dan perlengkapanya

7. Palu terak

8. Palu plastik

9. Meteran

10. Tang

11. Jangka

12. Mesin rol

b.Bahan :

Baja plat dengan tebal = 2 mm

- (600 x 628) 2 lembar

- (400 x 400) 2 lembar

c. Tindakan keamanan dan keselamatan :1. Jangan merubah voltase trapo las pada saat trapo hidup

2. Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman

3. Gunakanlah sarung tangan, kaca mata las pada saat bekerja

d. Langkah kerja :

1. Mengechek kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan

2. Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan

3. Mengerol bahan untuk badan tangki

Pasang bahan pada mesin rol

Menyetel kedudukan/celah poros rol

Melakukan pengerolan

4. Menyetel/membetulkan hasil pengerolan sehingga diperoleh ukuran yang dikehendaki.

5. Mengelas badan tangki terhadap tutup tangki

Mengatur kuat arus trafo las

Mengelas sisi badan tangki pada tutup tangki

6. Mengechek kebenaran ukuran dari tangki

7. Menggerinda terak yang menempel pada tangki.

3. CORONG MASUKAN

a. Perlengkapan alat :

1. Mesin gunting plat

2. Mistar baja

3. Meteran

4. Mistar siku

5. Penggores

6. Mesin las listrik dan perlengkapanya

7. Palu terak

8. Palu plastik

9. Meteran

10. Tang

b. Bahan :

Baja plat, dengan tebal = 2 mm

- (210 x 112) 2 lembar

- (112 x 155) 2 lembar

c.Langkah kerja :

1. Mengechek kebutuhan bahan dan alat yang diperlukan

2. Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan

3. Mengelas

Mengatur kuat arus trafo las

Mengelas sisi-sisi bahan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki

4. Mengechek bentuk dan ukuran hasil pengelasan

5. Menggerinda terak yang masih menempel pada benda kerja

4. CORONG KELUARAN

a. Perlengkapan alat :

1. Mesin gunting plat

2. Mistar baja

3. Meteran

4. Mistar siku

5. Penggores

6. Mesin las listrik dan perlengkapanya

7. Palu terak

8. Palu plastik

9. Meteran baja

10. Tang

b. Langkah kerja :

1. Mengechek kebutuhan bahan dan alat yang diperlukan

2. Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan

3. Mengelas

Mengatur kuat arus trafo las

Mengelas sisi-sisi bahan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki 4. Mengechek bentuk dan ukuran hasil pengelasan

5. Menggerinda terak yang masih menempel pada benda kerja

5. Kipas

a. Alat :

1. Mesin gunting plat

2. Mistar baja

3. Meteran

4. Mistar siku

5. Penggores

6. Mesin las listrik dan perlengkapanya

7. Palu terak

8. Palu plastik

9. Meteran baja

10. Tang

b. Bahan :

Baja plat dengan tebal 2 mm

- (400 x 200) 3 lembar

c. Langkah kerja :

1. Mengechek alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Memotong bahan sesuai kebutuhan

3. Mengelas Kipas pada poros

Mengatur kuat arus trafo las

Mengelas Kipas pada poros dengan posisi kemiringan 3004. Mengechek hasil pengelasan

5. Mengerinda terak yang masih menempel pada kipas

6. Rangka

a. Alat :

1. Gerinda potong

2. Mistar baja

3. Meteran

4. Mistar siku

5. Palu terak

6. Palu baja

7. Mesin las dengan perlengkapannya

8. Penggores

b. Bahan :

Baja siku ; (50 x 50 x 3)

680 mm sebanyak 4 batang

600 mm sebanyak 4 batang

480 mm sebanyak 5 batang

c. Langkah kerja :

1. Mengechek alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan

3. Mengelas Rangka

Mengatur kuat arus trafo las

Mengelas bahan sesuai dengan yang dikehendaki

4. Mengechek hasil pengelasan

5. Menggerinda hasil pengelasan

4.2 Proses Perakitan Mesin

a. Langkah kerja :

1. Mengelas tangki pada Rangka

Mengatur kuat arus trafo las

Mengelas Tangki pada rangka

2. Memasang Bantalan pada Poros

3. Memasang Poros utama pada Rangka

4. Memasang Pulli Pada Poros utama

5. Memasang Motor dan Reducer pada rangka, kemudian pasang Pulli pada poros motor

6. Memasang Sabuk pada pulli

4.3 Pengujian Mesin

a. Langkah Kerja :

1. Mengisi Kopi dan Air pada tangki

Tutup corong keluar

Buka tutup corong masukan

Masukkan biji kopi kemudian masukkan air

Tutup corong masukan

2. Menghidupkan mesin selama satu periode

3. Mengeluarkan biji kopi dari dalam tangki

Matikan mesin

Sediakan wadah penampungan hasil cucian

Buka corong keluaran

Tampung hasil cucian

Pisahkan biji kopi dari air

Amati keadaan biji kopi

Pisahkan biji kopi yang masih berlendir dari biji kopi yang tercuci bersih

untuk selanjutnya kembali dicuci

4. Mengamati hasil pencucian.

BAB V

PERAWATAN MESIN PENCUCI KOPI4.1 Perawatan Mesin Pencuci Kopi.

Produktivitas suatu mesin sangat tergantung pada sistem perawatan yang diterapkan pada peralatan tersebut. Begitu juga dengan mesin pencuci biji kopi ini, hasil pencucian sangat didukung oleh perawatan yang diterapkan.

Perawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara peralatan (komponen) yang ada di dalam mesin dan mengadakan perbaikan yang diperlukan agar hasil sesuai dengan yang direncanakan. Karena dengan kondisi mesin yang baik akan memungkinkan proses kerja berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan perawatan mesin pencuci biji kopi ini.

Tujuan perawatan dan perbaikan pada mesin :

1. Menjamin kemampuan mesin sesuai dengan kapasitas yang terpasang

2. Menjamin kualitas pada tingkat yang sesuai dengan standar yang ditentukan

3. Menjamin kelancaran proses kerja mesin

4. Menjaga modal yang telah diinvestasikan dalm perusahaan selama waktu yang telah ditentukan

5. Melindungi pekerja atas keselamatan

Perawatan yang rutin dan teratur adalah satu-satunya cara agar proses pncucican dapat berjalan dengan lancar. Perawatan tersebut harus dilakukan secaras rutin, yaitu setiap selesai pemakaian dan juga secara berkala.

Berikut dalam tabel dibawah ini penulis memberikan beberapa cara dan waktu dalam perawatan komponen utama mesin pencuci biji kopi yang direncanakan.

TABEL 4.1 KEGIATAN PERAWATAN MESIN

No.Bagian-bagian

Yang dirawatUraian Kegiatan Yang DilakukanJadwal Pelaksaan

1Kipas- Menjaga kebersihan

- Keringkan dengan Kompresor

- Cat kembali- rutin

- selesai pemakaian

- 3 bulan sekali

2Tangki - menjaga kebersihan

- keringkan engan Kompresor

- Cat kembali- rutin

- selesai pemakaian

- 3 bulan sekali

3Poros- rutin

- selesai pemakaian

- 3 bulan sekali- rutin

- selesai pemakaian

- 3 bulan sekali

4Sabuk - Menjaga tegangan sabuk agar tidak terjadi slip yang terlalu besar

- Periksa kondisi sabuk, bila perlu ganti- 720 jam

- 4320 jam

5Bantalan- Memberikan minyak pelumas

- Periksa kebersihan

- Periksa kondisi,ganti bila perlu - Sekali sebulan

- Setiap minggu

- Lihat keadaan

BAB VI

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN.

Mesin yang dirancang ini dalah mesin pencuci biji kopi, yang direncanakan penggunaannya untuk mencuci lendir dan kotoran yang menempel pada biji kopi yang terlebih dahulu telah dikupas kulit luarnya.

Dari hasil perhitungan komponen utama, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Spesifiklasi Motor Listrik.

Daya motor

= 0,5 HP

Putaran

= 1450 rpm

2. Tangki.

Ukuran

= ( 400 x 600 x 3 ) mm

Volume

= 75,36 dm3

Bahan

= Baja Plat st. 37

3. Kipas

Volume kipas

= 0,339 dm3

Massa Kipas

= 2,67 kg

Bentuk

= Tembereng

Bahan

= Baja plat st.37

4. Sabuk dan Pulli

a. Pulli Penggerak.

Bahan

= FC. 20

Diameter

= 80 mm

Tebal

= 23 mm

b. Pulli yang digerakkan.

Bahan

= FC. 20

Diameter

= 96 mm

Tebal

= 23 mm

c. Sabuk.

Type

= A

Jenis

= Sabuk V

Bahan

= Karet

Panjang

= 1372 mm

5. Reducer.

Perbandingan Redusi= 1: 10

6. Poros Utama.

Bahan

= baja pejal st.37

Massa Poros

= 4,08 kg

Volume

= 0,52 dm3

7. Bantalan

Jenis Bantalan

= Radial

Dameter dalam

= 25 mm

Diameter Luar

= 47 mm

8. Kerangka

Bahan

= Baja Siku st.37

Ukuran

= 0,68 m x 0,4 m x 0,6m

5.2 SARAN

Dalam suatu perencanaan konstrusi mesin diharapkan menggunakan bahan yang sesuai dengan kriteria atau syarat kekuatan bahan yang diijinkan, agar kontruksi tersebut aman dan bertahan lama atau berkualitas. Pada waktu pengoperasian mesin diharapkan sesuai dengan kapasitas mesin yang direncanakan dan lama pemakaiannya juga harus sesuai dengan yang ditetapkan.

Untuk pemeliharaan mesin, dengan menggunakan pelumasan terprogram, hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena pelumasan bertujuan untuk mengurangi gesekan antar elemen, membawa panas yang timbul dan untuk mencegah korosi pada konstruksi.

Untuk memperoleh hasil cucian yang lebih sempurna, alangkah baiknya dalam satu kali proses pencucian, air di dalam tangki diganti-ganti, jangan hanya menggunakan air itu saja. Sehingga biji kopi yang tercuci lebih sempurna.

Mengingat bahwa panjang poros utama berdiameter 31 mm mempunyai jarak/gap yang terlalu kecil dengan dinding tutup tangki, maka alangkah baiknya kalau ukuran panjang dari poros tersebut dikurangi atau panjang tangki di tambah lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Beer, Ferdinand P. 1998. Statika untuk Insyinur. Jakarta. Erlangga

Khurmi, R.S, Gupta. 1980. A text Bokk Of Machine Design. New Delhi. Eurasia Publising House, Ltd.

Najiyati, Sri, Danart 1998. Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Kopi. Jakarta. Penerbit Swadaya.

Niemann, G. 1992. Elemen Mesin. Jilid I, Jakarta. Erlangga.

Sularso, Kiyukatsu Suga. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta. Pradnya Paramita.

Tippler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Erlangga.

Situmeang, Eddy S. 2004.Tugas Akhir : Perencanaan Mesin Pencuci Biji Kopi. Medan. Fakultas Teknik UNIMED.

1

4

Pemetikan

Sortasi gelondong

Pengolahan

Basah

Pengeringan

gan

Hulling

Digongseng

Digiling

SORTASI

GELONDONG

PETIK

FERMENTASI

PULPING

Biji kopi masih berkulit tanduk

PENGERINGAN

PENCUCIAN

DIGONGSENG

HULLING

DIGILING

PENGOLAHAN

KERING

EMBED PBrush

Gambar.2.4.Kipas

17

33

40

28

42

_1268908977.unknown

_1269507664.unknown

_1269510596.unknown

_1281332857.unknown

_1281333012.unknown

_1281333623.unknown

_1283126996.unknown

_1283128852.unknown

_1281333086.unknown

_1281332922.unknown

_1269511901.unknown

_1269512191.unknown

_1269512668.unknown

_1269512713.unknown

_1269512473.unknown

_1269512017.unknown

_1269511403.unknown

_1269511815.unknown

_1269510938.unknown

_1269511197.unknown

_1269510632.unknown

_1269509726.unknown

_1269510104.unknown

_1269510333.unknown

_1269510437.unknown

_1269510192.unknown

_1269509829.unknown

_1269509952.unknown

_1269509755.unknown

_1269508387.unknown

_1269509460.unknown

_1269509690.unknown

_1269509296.unknown

_1269507913.unknown

_1269508278.unknown

_1269507735.unknown

_1268911330.unknown

_1268912473.unknown

_1268913810.unknown

_1269506684.unknown

_1269507519.unknown

_1268914020.unknown

_1268912851.unknown

_1268913758.unknown

_1268912535.unknown

_1268912175.unknown

_1268912353.unknown

_1268912449.unknown

_1268912298.unknown

_1268911569.unknown

_1268911613.unknown

_1268911493.unknown

_1268909850.unknown

_1268910849.unknown

_1268911048.unknown

_1268911122.unknown

_1268910925.unknown

_1268910979.unknown

_1268910366.unknown

_1268910457.unknown

_1268910817.unknown

_1268910130.unknown

_1268909484.unknown

_1268909572.unknown

_1268909622.unknown

_1268909530.unknown

_1268909319.unknown

_1268909456.unknown

_1268909099.unknown

_1268904716.unknown

_1268905695.unknown

_1268907520.unknown

_1268908082.unknown

_1268908908.unknown

_1268908916.unknown

_1268908511.unknown

_1268907965.unknown

_1268907342.unknown

_1268907382.unknown

_1268907427.unknown

_1268907454.unknown

_1268907398.unknown

_1268906183.unknown

_1268906154.unknown

_1268905125.unknown

_1268905343.unknown

_1268905441.unknown

_1268905243.unknown

_1268905284.unknown

_1268905168.unknown

_1268904978.unknown

_1268905095.unknown

_1268904858.unknown

_1268585084.unknown

_1268585528.unknown

_1268904565.unknown

_1268904676.unknown

_1268585583.unknown

_1268904474.unknown

_1268585324.unknown

_1268585353.unknown

_1268585237.unknown

_1268583952.unknown

_1268584297.unknown

_1268584470.unknown

_1268584260.unknown

_1268583731.unknown

_1268583914.unknown

_1268583528.unknown

_1268583444.unknown

_1268583501.unknown