pkm gt teknik pertambangan 2011

19
i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGGUNAAN BORAKS YANG MURAH DAN RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI MERKURI PADA PROSES EKSTRAKSI BIJIH EMAS UNTUK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT (ARTISANAL SMALL-SCALE GOLD MINING) DI INDONESIA BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : RESA RIFAL PRADITIA D621 11 277 Angkatan 2011 AHMAD AMIRUDDIN D621 11 901 Angkatan 2011 REZKI AGUNG D621 12 901 Angkatan 2012 UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: bryan-kevin-toding-manginte

Post on 02-Dec-2015

510 views

Category:

Documents


75 download

DESCRIPTION

cntoh

TRANSCRIPT

Page 1: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

i

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM

PENGGUNAAN BORAKS YANG MURAH DAN RAMAH LINGKUNGANSEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI MERKURI

PADA PROSES EKSTRAKSI BIJIH EMASUNTUK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT(ARTISANAL SMALL-SCALE GOLD MINING)

DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN :PKM-GT

Diusulkan oleh :

RESA RIFAL PRADITIA D621 11 277 Angkatan 2011AHMAD AMIRUDDIN D621 11 901 Angkatan 2011REZKI AGUNG D621 12 901 Angkatan 2012

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 2: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

ii

MenyetujuiWakil Dekan III Fakultas Teknik

(Ir.Syamsul Asri, M.T)NIP.19650318 199103 1 000

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Resa Rifal Praditia)NIM. D62111277

Pembantu Rektor IIIBidang Kemahasiswaan,

(Ir. H. Nasaruddin Salam,M.T)NIP. 19591220 198601 1 001

Dosen Pendamping

(Meinarni Thamrin, S.T., M.T)NIP.19710512 200812 2 001

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan :“PENGGUNAAN BORAKS YANG MURAH DAN RAMAHLINGKUNGAN SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTIMERKURI PADA PROSES EKSTRAKSI BIJIH EMAS UNTUKPERTAMBANGAN EMAS RAKYAT (ARTISANAL SMALL-SCALE GOLDMINING) DI INDONESIA”

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Resa Rifal Praditiab. NIM : D62111277c. Jurusan : Teknik Geologid. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Hasanuddin, Makassare. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Maccini Gusung stp.10 no. 7f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Meinarni Thamrin, S.T, M.Tb. NIP : 19710512 200812 2 001c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jln.Rappocini Raya IV/ No. 20

Makassar 90222, 081355324705

Makassar, 15 Maret 2013

Page 3: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahanrahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisanProgram Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul“PENGGUNAAN BORAKS YANG MURAH DAN RAMAH LINGKUNGANSEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI MERKURI PADA PROSESEKSTRAKSI BIJIH EMAS UNTUK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT(ARTISANAL SMALL-SCALE GOLD MINING) DI INDONESIA” dengan baiktanpa suatu halangan yang berarti. Tulisan ini disusun sebagai usulan PKM-GTtahun 2012. Tidak lupa pula sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabibesar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yangberjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyakkepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitudosen pendamping Meinarni Thamrin,S.T.,M.T dari Program Studi TeknikPertambangan Fakultas Teknik yang membimbing kami, dalam persiapanpenyusunan karya tulis ini, orangtua kami yang selalu memberikan motivasi danbantuan moril yang tiada henti, serta teman-teman yang telah memberi motivasidan dukungan dalam penulisan karya tulis ini.

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi sertawacana yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Penulis menyadaribahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulismengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangundemi kesempurnaantulisan. Semoga tulisan ini dapatmemberi manfaat bagi perkembangan ilmupengetahuan dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis danpembaca

Makassar, 2 Maret 2013

Tim Penyusun

Page 4: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... iHALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iiKATA PENGANTAR…………………………………………………………. iiiDAFTAR ISI………………………………………………………………….... ivDAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... ivDAFTAR TABEL……………………………………………………………… vRINGKASAN………………………………………………………………….. vPENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

Latar Belakang………………………………………………………………. 1Tujuan……………………………………………………………………….. 2Manfaat……………………………………………………………………… 2

GAGASAN…………………………………………………………………….. 2Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan………………………………………... 2

Kondisi Pertambangan Emas Rakyat (ASGM) di Indonesia…………. 2Penggunaan Merkuri (Hg) pada Tambang Emas Rakyat…………….. 3Penggunaan Boraks (Na2B4O7.10H2O) dalam Proses Ekstraksi Emas.. 4

Solusi yang Pernah Ditawarkan…………………………………………… 4Seberapa Jauh Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki MelaluiGagasan yang diajukan……………………………………………………. 5

Gagasan yang Diajukan……………………………………………….. 5Prediksi Tingkat Keberhasilan………………………………………… 8

Pihak-Pihak yang dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan…... 9Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan………………………… 9

KESIMPULAN………………………………………………………………… 10Gagasan yang diajukan……………………………………………………... 10Teknik Implementasi yang akan Dilakukan………………………………… 10Prediksi Keberhasilan Gagasan……………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 10DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………. 11LAMPIRAN……………………………………………………………………. 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Konsentrat emas pada kantong plastik dicampur dengan boraks……7Gambar 2 Campuran emas dan boraks dibakar menggunakan arang

Pemanasan ditingkatkan dengan bantuan handblower……………… 7Gambar 3 Pembakaran menggunakan pembakar acetylene……………………. 7Gambar 4 Hasil peleburan emasmenggunakan boraks………………………….8Gambar 5 Emas murni yang dihasilkan tanpa penggunaan merkuri…………… 8Gambar 6 Perbandingan emas hasil ekstraksi dengan metode boraks dan

metode amalgamasi…………………………………………………. 8

Page 5: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data distribusi pencemaran merkuri akibat kegiatan pertambanganemas rakyat di berbagai wilayah Indonesia ……………………….. 3

Tabel 2 Campuran emas dan boraks dibakar menggunakan arangPemanasan ditingkatkan dengan bantuan handblower……………… 6

RINGKASAN

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Salah satunya adalahsumber daya bahan tambang seperti emas, sehingga usaha di sektorpertambangan berkembang pesat, termasuk usaha pertambangan emas rakyat(Artisanal Small-Scale Gold Mining). Pertambangan emas rakyat (ASGM) diIndonesia menggunakan merkuri sebagai bahan pengekstraksi bijih emas.Penggunaan merkuri ini sangat berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungankarena toksisitasnya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan merkuridalam bentuk apapun harus dimitigasi.

Salah satu solusi untuk memitigasi penggunaan merkuri pada sektorpertambangan emas rakyat adalah beralih dari metode amalgamasi yangmemakai merkuri ke metode boraks dalam pengekstraksian emas yang lebihmurah dan ramah lingkungan. Prinsip penggunaan boraks pada proses ekstraksiemas adalah boraks dapat menurunkan titik lebur dari emas, sehingga emasdapat dilebur dan dipisahkan dengan material pengotor dengan biaya yangmurah. Dengan beralih ke penggunaan metode boraks, dampak buruk bagikesehatan dan pencemaran lingkungan akibat usaha pertambangan emas rakyatdapat dihentikan karena sifat boraks yang tidak berbahaya. Untuk merealisasikanpenggunaan metode boraks ini, diperlukan sosialisasi intensif hasil kerja samaantara pemerintah dan seluruh pihak yang terkait di dalamnya.

Page 6: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia kaya akan sumberdaya alam yang melimpah, baik sumberdayayang dapat diperbaharui (renewable resources) maupun sumberdaya yang tidakdapat diperbaharui (nonrenewable resources). Dalam hal ini sumberdaya mineralnonrenewable resources yang melimpah adalah bahan tambang seperti emas,perak, dan tembaga. Ketiga mineral ini sering ditemukan saling berasosiasi.

Kekayaan sumberdaya mineral yang terdapat di Indonesia didukung olehletaknya di jalur cincin api (ring of fire) dan dilewati oleh 3 zona penunjamanlempeng tektonik (Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan LempengPasifik). Pada daerah terjadinya penunjaman lempeng (zona subduksi) terdapatbanyak proses mineralisasi yang menghasilkan mineral-mineral logam berharga,seperti emas (Au) yang biasanya hadir bersamaan dengan batuan bekuintermediet-asam (Purnamawati dan Tapilatu, 2012).

Melimpahnya cadangan emas primer yang tersebar di seluruh Indonesiamenyebabkan banyak usaha pertambangan emas yang bermunculan, baikpertambangan skala besar, maupun skala kecil, termasuk pertambangan rakyat.Dalam karya tulis ini akan dibahas usaha pertambangan emas rakyat skala kecil(artisanal small-scale gold mining).

Pertambangan emas rakyat di Indonesia yang genesanya berasal dari emasprimer secara umum menggunakan merkuri dalam proses pengekstraksian emas.Merkuri dicampur dengan bijih emas membentuk suatu ikatan kimia, kemudiandibakar untuk memisahkan massa merkuri dengan massa emas. Sekitar 80% daripenggunaan merkuri dilepas kembali ke lingkungan, di mana sebagian besareksposur merkuri dengan manusia berasal dari udara karena sifatnya yang sangatmudah menguap. Industri pertambangan merupakan salah satu penghasil emisimerkuri yang paling besar. Apabila merkuri ini masuk ke dalam tubuh manusia,baik melalui udara, air, maupun makanan, manusia yang bersangkutan akankeracunan, cacat tubuh atau bahkan akan meninggal (US EPA, 1976).

Sifat beracun dari merkuri inilah yang melatarbelakangi dibuatnya karya tulisini. Harus ada teknologi pengekstraksian emas yang dapat menggantikanteknologi pengekstraksian menggunakan merkuri, karena penggunaan merkurisangat berbahaya bagi lingkungan dan juga manusia. Salah satu solusi darimasalah ini adalah dengan beralih menggunaan boraks yang lebih murah danramah lingkungan untuk mengekstraksi emas, dimana boraks adalah zat kimiadengan toksisitas yang rendah dan dampaknya terhadap lingkungan tidakberbahaya.

Kebanyakan pertambangan emas rakyat dilakukan oleh masyarakat yangkurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bahaya merkuri terhadapkesehatan dan lingkungan. Kekurangan informasi tentang teknologi alternatifiniliah yang telah menjadi penyebab utama penggunaan merkuri secara terusmenerus di usaha pertambangan rakyat (European Environmental Bureau, 2010).Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi yang lebih intensif kepada para pekerjatambang agar mereka dapat memahami bahaya penggunaan merkuri sehinggabersedia beralih ke metode lainnya, yakni metode boraks.

Page 7: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

2

Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:1. Memberikan review kepada pemerintah dan masyarakat mengenai bahaya

penggunaan merkuri pada usaha pertambangan rakyat serta dampaknyabagi lingkungan di Indonesia.

2. Memberikan solusi terhadap bahaya penggunaan merkuri, yaitu denganmenggunakan boraks sebagai pengganti merkuri pada proses ekstraksiemas.

Manfaat

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah mensosialisasikan penggunaanboraks yang lebih murah, mudah, dan ramah lingkungan sebagai penggantimerkuri pada proses ekstraksi emas kepada para pekerja tambang rakyat diseluruh wilayah Indonesia. Selain itu tulisan ini diharapkan mampu menjadi bahanpertimbangan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dalam mengurangidampak pencemaraan merkuri terhadap lingkungan seperti larangan penggunaanmerkuri pada pertambangan emas rakyat serta mendukung penggunaan borakssebagai solusi pengganti merkuri.

GAGASAN

Kondisi Kekinian

Kondisi Pertambangan Emas Rakyat (ASGM) di Indonesia

Sektor pertambangan di Indonesia telah berkembang pesat, mulai daripertambangan rakyat sampai pada pertambangan skala besar. Untukpertambangan skala besar, pengelolaan limbahnya sudah terorganisir dengan baikkarena Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral telah mengeluarkan UUMineral dan Batubara No.4/2009 sebagai peraturan perundang-undangan terbaruyang mewajibkan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk mengelolasisa tambang baik dalam bentuk padat, cair, ataupun gas sampai memenuhistandar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan. Namun padausaha pertambangan rakyat, UU Minerba No.4 tahun 2009 hanya memberikanwewenang kepada pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan danpembinaan bagi masyarakat yang melakukan kegiatan penambangan rakyat. Akantetapi, faktanya pengawasan oleh pemerintah daerah masih kurang tegas. Hal inidapat dilihat dari maraknya penggunaan zat berbahaya pada usaha tambang rakyattanpa adanya pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan,seperti penggunaan merkuri untuk ekstraksi pada tambang emas rakyat diberbagai daerah.

Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan dua kalilipat dari jumlah hotspot sektor pertambangan emas rakyat (Artisanal Small-scaleGold Mining – ASGM). Situs ASGM yang ada umumnya terletak di tanah milikpribadi yang dikelola oleh sebuah kelompok penambang maupun masyarakatumum. Di tahun 2010, terdapat sekitar 900 hotspot, yang mencakup sekitar250.000 penambang, termasuk di dalam jumlah tersebut adalah para perempuandan anak-anak di bawah umur. Sekitar 1.000.000 populasi menggantungkan

Page 8: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

3

keberlangsungan kehidupan mereka dari perputaran ekonomi bisnis tambang emasyang eksploitatif ini. Dari berbagai literatur diperkirakan tiap penambang dalamsehari dapat menghasilkan sekitar 10 gram emas (Ismawati, 2010). Dalam setiapgram emas yang dihasilkan, terdapat 1-3 gram merkuri yang terlepas kelingkungan dari proses amalgamasi konsentrat (Telmer, 2007).

Akibat dari pertumbuhan jumlah pertambangan emas rakyat yang sangatpesat, maka jumlah merkuri yang dilepas ke lingkungan juga meningkat. Hasilpenelitian mengenai tingkat pencemaran merkuri di berbagai wilayah di Indonesiaditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Data distribusi pencemaran merkuri akibat kegiatan pertambangan emasrakyat di berbagai wilayah Indonesia

No Lokasi Kadar Merkuri Bagian yang tercemari Tahun

1 Baban Timur, Jawa Timur 741 ppm Lapisan tanah atas 20002 Sungai Kapuas, Kalimantan 2 ppm Dalam rambut masyarakat 19963 Kalimantan Tengah 0,09-1,6 ppm Dalam Ikan 20074 Pongkor, Jawa Barat 12 ppm Dalam rambut penambang 20015 Pongkor, Jawa Barat 3 ppm Dalam rambut non penambang 20016 Teluk Buyat, Manado 5,9 μg/L Dalam darah manusia 20007 Kota Palu 20-40000 ng/m3 Di udara 20108 Bukit Labaong, Sumbawa 122,22 ppm Permukaan tanah 20119 Bukit Labaong, Sumbawa 0,7 ppm Dalam Ikan Tawes 2011

Sumber : Forum Lokakarya Praktik Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) bebas Merkuri di LombokGarden Hotel, Mataram,Indonesia (9-11 Februari 2012)

Dilihat dari data pada Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungandi berbagai wilayah Indonesia sangat memprihatinkan, karena kadar merkuri padadaerah-daerah tersebut jauh diatas standar yang dikeluarkan oleh WHO yaitu0,001 ppm. Oleh karena itu, diperlukan tindakan-tindakan pencegahan untukmenghentikan penggunaan merkuri pada pertambagan emas rakyat.

Penggunaan Merkuri (Hg) pada Tambang Emas Rakyat

Tambang rakyat memiliki banyak efek negatif, karena penggunaan merkuripada tambang emas secara signifikan menyebabkan lingkungan tercemar danmasalah kesehatan serius bagi para penambaang dan bagi populasi yang tinggal disekitar daerah tambang itu (Peter and Jesper, 2010).

Dampak-dampak tersebut terjadi karena terbuangnya tailing (limbah) merkurihasil pengekstraksian emas yang bersifat sangat beracun (toxic) tanpa dikelolaterlebih dahulu. Kebanyakan, kontak limbah merkuri dengan manusia iniberwujud gas karena sifatnya yang mudah menguap sebagai hasil daripembakaran dari proses amalgam untuk memisahkannya dengan emas. Uapmerkuri ini sebagian dihirup oleh pekerja tambang yang secara simultan dapatmenyebabkan kerusakan permanen pada otak. Sisa uap merkuri berangsur-angsurmengembun dan mengendap di tanah, kemudian memasuki sistem drainase, dimana merkuri dirombak oleh bakteri menjadi metil merkuri. Metil merkuri sangatberbahaya bagi sistem saraf pusat, di mana ia dapat menyebabkan kejang-kejang,kesulitan berjalan, masalah penglihatan, masalah psikologis, dan bahkankematian. Tidak ada perawatan untuk keracunan merkuri (Clarkson et.al, 2003).

Page 9: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

4

Selain dapat merusak lingkungan, proses ekstraksi emas denganmenggunakan merkuri ini kurang efisien, sehingga tailing dari proses amalgamasidiproses kembali sampai 10 kali untuk memperoleh lebih banyak recovery emas(Peter and Jesper, 2010). Dengan melakukan pemprosesan secara berulang, makalebih banyak emas yang tertangkap oleh bubuk merkuri yang dihasilkan dariproses penggerusan. Emas yang ditangkap oleh bubuk merkuri tidak dapat diambildan akan berakhir menjadi tailing. Analisis tailing dari Tanzania dan Filipinamenunjukkan bahwa kandungan emas pada tailing yang dibuang mencapai 20gram dan 400 gram merkuri per ton (Appel, 2010).

Alasan para pekerja tambang memilih merkuri sebagai bahan untukmengekstraksi emas karena merkuri memilik sifat khusus yaitu kemampuan yangdapat melarutkan logam lain seperti emas dan perak, kemudian membentuk suatucampuran yang disebut dengan amalgam (Setiabudi, 2005). Untuk memperolehamalgam ini, caranya relatif mudah. Batuan pembawa emas dihancurkan secarasederhana dengan menggunakan palu, kemudian digerus sampai menghasilkanbijih yang berukuran lebih halus. Selanjutnya dimasukkan ke dalam suatu wadahkemudian dialiri air melewati penyaring (sluicebox). Material yang lebih ringanakan terbawa oleh air dan berakhir menjadi tailiing. Sementara material yangberat akan terendapkanpada sluicebox dan kemudian diproses denganmencampurkan merkuri sampai membentuk amalgam. Selanjutnya amalgamdibakar untuk memisahkan merkuri dan emas dengan memanfaatkan sifat merkuriyang mudah menguap (Peter and Jesper, 2010).

Penggunaan Boraks (Na2B4O7.10H2O) dalam Proses Ekstraksi Emas

Penggunaan bahan kimia boraks atau yang disebut juga sodium borat, munculsebagai salah satu jalan terbaik yang dianjurkan untuk mengurangi ataumenghentikan penggunaan merkuri pada usaha pertambangan emas rakyat.Boraks digunakan sebagai pengganti merkuri dalam proses pengekstraksian emasuntuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh penggunaan merkuri. Prinsippenggunaan boraks pada proses ekstraksi emas adalah boraks dapat menurunkantitik lebur dari emas, sehingga emas dapat dilebur dan dipisahkan dengan materialpengotor dengan biaya yang murah (Peter and Jasper, 2010).

Berdasarkan hasil perbincangan yang dilakukan oleh Peter dan Jasper (2010)dengan Leancio Na-Oy yang menyatakan bahwa metode pengekstraksian emasdengan menggunakan boraks telah digunakan di daerah Benguet wilayah bagianutara Filipina. Faktanya sekitar 15.000 aktifitas penambangan emas rakyat telahmelakukan proses eksraksi dengan menggunakan boraks dengan cara pemanasandan peleburan. Akan tetapi, metode boraks saat ini belum diaplikasikan padapertambangan emas rakyat di Indonesia.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Salah satu upaya dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan daripenggunaan merkuri pada usaha pertambangan rakyat di Indonesia yaitu denganmelakukan tindakan preventif dalam pencegahan pencemaran merkuri terhadaplingkungan secara lebih lanjut. Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintahadalah dengan melakukan sosialisasi mengenai teknologi daur ulang merkurimenggunakan mercury retort.

Page 10: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

5

Mercury retort adalah wadah yang digunakan untuk memanaskan danmemasak pentol emas (amalgam); uap dari raksa yang mendidih akan mengalirmelalui tabung dan terkumpul ke dalam tempat pendingin yang telah disediakan.Dengan mercury retort, jumlah raksa yang tertangkap kembali biasanya mencapailebih dari 95%. Dengan demikian polusi udara yang besar dapat dikurangi. Jenisretort ada berbagai macam, beberapa di antaranya dibuat dari besi tahan karat danbeberapa yang lain terbuat dari besi bekas biasa yang murah (Paul dkk, 2006).

Mercury retort ini telah disosialisasikan di beberapa daerah, sepertiKalimantan Tengah, namun tidak berhasil. Beberapa penambang di sana masihmenggunakan metode amalgamasi tanpa menggunakan mercury retort. Hal initerjadi karena selain sosialisasi yang kurang gencar, cara untuk memperoleh alatini terbilang cukup sulit. Alat ini cukup langka di pasaran dan harganya pun tidakmurah. Walaupun telah tersedia mercury retort yang dapat dibuat sendiri olehpenambang, untuk membuatnya harus dalam pengawasan seorang ahli karenaberkaitan dengan penggunaan merkuri yang sangat beracun.

Kekurangan dari alat ini adalah masih tersisanya 5% merkuri hasilpembakaran yang tidak tertangkap. Sisa uap merkuri ini kemungkinan masihdapat terhirup oleh para penambang yang dapat menyebabkan gangguankesehatan hanya dengan dosis yang sangat kecil. Oleh karena itu, penggunaanmerkuri dalam ekstraksi emas walaupun menggunakan mercury retort tidakdianjurkan.

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki Melalui Gagasan

yang Diajukan

Gagasan yang Diajukan

Berdasarkan uraian mengenai dampak penggunaan merkuri pada aktifitaspenambangan emas di Indonesia, maka penggunaan merkuri pada usahapertambangan emas rakyat harus dihentikan demi kesehatan dan keselamatan parapekerja dan masyarakat sekitar wilayah penambangan. Untuk merealisasikan haltersebut, harus disediakan metode baru untuk mengekstraksi emas yang mudah,murah, dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami mengajukan gagasan yaknipenggunaan boraks sebagai pengganti merkuri pada proses ekstraksi emas dalamusaha pertambangan rakyat.

Melihat dampak penggunaan merkuri terhadap lingkungan yang sangatberbahaya, penggantian metode boraks terhadap metode pengekstraksian merkuriini harus diimplementasikan secara menyeluruh di seluruh daerah pertambanganemas rakyat di Indonesia, tidak hanya terfokus pada satu daerah saja. Pemerintahharus serius dalam menanggulangi permasalahan ini, tidak seperti pada sosialisasipenggunaan mercury retort yang belum terealisasikan sampai saat ini.

Seluruh pihak yang terkait harus bekerja sama agar gagasan ini dapatdirealisasikan di berbagai daerah pertambangan di seluruh Indonesia. Prosessosialisasi ini harus dilakukan secara terorganisir agar sosialisasi dapat berjalansecara efektif.

Merubah kebiasaan masyarakat sangat sulit dan memerlukan alasan yangbaik. Penggunaan merkuri sebagai bahan pengekstraksi emas pada tambang emasrakyat telah menjadi tradisi. Hal ini terjadi karena prosesnya relatif mudah dan

Page 11: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

6

dapat menghasilkan emas dalam waktu yang singkat seperti yang telah dijelaskansebelumnya. Untuk itu, dalam sosialisasi penggunaan boraks sebagai penggantimerkuri, kelebihan penggunaan boraks dibandingkan dengan penggunaan merkuriharus ditekankan untuk meyakinkan masyarakat. Adapun kelebihan dankekurangan metode boraks dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan Metode Merkuri dan Metode Boraks pada ProsesPengekstrksian Emas

Metode Merkuri (Hg) Metode Boraks (Na2B4O7.10H2O)Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan

Dapatmemperoleh emasdengan capat

Sangat berbahayabagi lingkungan dankesehatanmasyarakat

Ramah lingkungan Waktu yangdiperlukan lebihlama dibandingdengan metodeamalgamasi

Relatif mudahuntuk digunakan

Hasilpengekstraksianemas tidak murnikarena masihmengangungmerkuri

Hasilpengekstraksianberupa emas murni

Membutuhkan skilyang tinggi,khususnya dalamproses pendulangan

Harga merkuriterbilang mahal dansulit didapatkan

Harga boraks relatifmurah dan mudahdidapatkan

Recovery rendahkarena menghasilkantailing yang masihmengandung emas

Recovery tinggikarena tidakmenghasilkan tailingyang mengandungemas

Toksisitas tinggi danmudah menguap(dapat merusaksistem syarafmeskipun hanyaterhirup)

Toksisitas rendahbagi manusia(berbahaya hanyajika tertelan padadosis 15-20 gram)

Sumber: Peter dan Jasper (2010)

Langkah-langkah metode boraks dalam pengektstraksian emas menurutApple (2010) adalah sebagai berikut.1. Grinding. Bijih emas dihancurkan, digerus, kemudian dialiri air dan disaring

dengan menggunakan sluice box.2. Washing. Bijih yang telah digerus “dicuci” pada alat pendulang emas

tradisional untuk memperoleh konsentrasi mineral berat, termasuk emas.Konsentrat akhir harus memiliki kandungan emas yang tinggi, yaitu minimal90%.

3. Mixing. Konsentrasi mineral dicampurkan dengan boraks. Disarankan,perbandingan antara konsentrasi emas dan boraks adalah 1 : 3. Konsentrasi

Page 12: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

7

emas dan boraks secara teliti dicampur ke dalam kantung plastik kecil dengansedikit tetesan air.

Gambar 1. Konsentrat emas pada kantong plastik dicampur dengan boraks

4. Heating. Kantung plastik ditaruh di atas tembikar. Pemanasan dapatdilakukan melalui dua cara yang berbeda, yaitu:a. Arang dinyalakan dan pembakaran dapat ditingkatkan dengan

menggunakan hand held blower. Keuntungan menggunakan arang untukpembakaran adalah biaya yang dibutuhkan lebih murah dan mudahdidapatkan, sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkan waktupemanasan yang cukup lama, yaitu sampai 30 menit.

Gambar 2.Campuran emas dan boraks dibakar menggunakan arang.Pemanasan ditingkatkan dengan bantuan handblower

b. Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan api acetylene sehinggapenggunaan arang tidak lagi dibutuhkan. Keuntungan menggunakanacetylene adalah pemanasan dapat berlangsung lebih cepat sedangkankelemahannya adalah harga acetylene dan peralatannya cukup mahal.

Gambar 3. Pembakaran menggunakan pembakar acetylene

7

emas dan boraks secara teliti dicampur ke dalam kantung plastik kecil dengansedikit tetesan air.

Gambar 1. Konsentrat emas pada kantong plastik dicampur dengan boraks

4. Heating. Kantung plastik ditaruh di atas tembikar. Pemanasan dapatdilakukan melalui dua cara yang berbeda, yaitu:a. Arang dinyalakan dan pembakaran dapat ditingkatkan dengan

menggunakan hand held blower. Keuntungan menggunakan arang untukpembakaran adalah biaya yang dibutuhkan lebih murah dan mudahdidapatkan, sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkan waktupemanasan yang cukup lama, yaitu sampai 30 menit.

Gambar 2.Campuran emas dan boraks dibakar menggunakan arang.Pemanasan ditingkatkan dengan bantuan handblower

b. Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan api acetylene sehinggapenggunaan arang tidak lagi dibutuhkan. Keuntungan menggunakanacetylene adalah pemanasan dapat berlangsung lebih cepat sedangkankelemahannya adalah harga acetylene dan peralatannya cukup mahal.

Gambar 3. Pembakaran menggunakan pembakar acetylene

7

emas dan boraks secara teliti dicampur ke dalam kantung plastik kecil dengansedikit tetesan air.

Gambar 1. Konsentrat emas pada kantong plastik dicampur dengan boraks

4. Heating. Kantung plastik ditaruh di atas tembikar. Pemanasan dapatdilakukan melalui dua cara yang berbeda, yaitu:a. Arang dinyalakan dan pembakaran dapat ditingkatkan dengan

menggunakan hand held blower. Keuntungan menggunakan arang untukpembakaran adalah biaya yang dibutuhkan lebih murah dan mudahdidapatkan, sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkan waktupemanasan yang cukup lama, yaitu sampai 30 menit.

Gambar 2.Campuran emas dan boraks dibakar menggunakan arang.Pemanasan ditingkatkan dengan bantuan handblower

b. Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan api acetylene sehinggapenggunaan arang tidak lagi dibutuhkan. Keuntungan menggunakanacetylene adalah pemanasan dapat berlangsung lebih cepat sedangkankelemahannya adalah harga acetylene dan peralatannya cukup mahal.

Gambar 3. Pembakaran menggunakan pembakar acetylene

Page 13: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

8

5. Extraction. Setelah beberapa saat, boraks meleleh dan dengan pemanasanyang lebih jauh selama beberapa menit akan melelehkan konsentrasi mineralberat. Emas cair akan mengumpul pada dasar tembikar. Pemanasandihentikan dan butir emas yang bersinar dapat diambil dengan menggunakanbantuan pisau.

Gambar 4. Hasil peleburan emas menggunakan boraks

Gambar 5.Emas murni yang dihasilkan tanpa penggunaan merkuri

Gambar 6. Perbandingan emas hasil ekstraksi dengan metode boraks (kiri) danmetode amalgamasi (kanan)

Prediksi Tingkat Keberhasilan

Apabila gagasan yang diajukan telah disosialisasikan dengan baik, maka parapekerja tambang emas rakyat akan lebih memahami bahaya penggunaan merkurisehingga mereka akan beralih menggunakan boraks yang memiliki banyakkelebihan jika dibandingkan dengan merkuri, salah satunya adalah sifatnya yangramah lingkungan.

Bahaya lingkungan dan kesehatan yang diakibatkan oleh penggunaan merkuridapat ditekan dengan beralihnya penggunaan metode merkuri ke metode boraks.

8

5. Extraction. Setelah beberapa saat, boraks meleleh dan dengan pemanasanyang lebih jauh selama beberapa menit akan melelehkan konsentrasi mineralberat. Emas cair akan mengumpul pada dasar tembikar. Pemanasandihentikan dan butir emas yang bersinar dapat diambil dengan menggunakanbantuan pisau.

Gambar 4. Hasil peleburan emas menggunakan boraks

Gambar 5.Emas murni yang dihasilkan tanpa penggunaan merkuri

Gambar 6. Perbandingan emas hasil ekstraksi dengan metode boraks (kiri) danmetode amalgamasi (kanan)

Prediksi Tingkat Keberhasilan

Apabila gagasan yang diajukan telah disosialisasikan dengan baik, maka parapekerja tambang emas rakyat akan lebih memahami bahaya penggunaan merkurisehingga mereka akan beralih menggunakan boraks yang memiliki banyakkelebihan jika dibandingkan dengan merkuri, salah satunya adalah sifatnya yangramah lingkungan.

Bahaya lingkungan dan kesehatan yang diakibatkan oleh penggunaan merkuridapat ditekan dengan beralihnya penggunaan metode merkuri ke metode boraks.

8

5. Extraction. Setelah beberapa saat, boraks meleleh dan dengan pemanasanyang lebih jauh selama beberapa menit akan melelehkan konsentrasi mineralberat. Emas cair akan mengumpul pada dasar tembikar. Pemanasandihentikan dan butir emas yang bersinar dapat diambil dengan menggunakanbantuan pisau.

Gambar 4. Hasil peleburan emas menggunakan boraks

Gambar 5.Emas murni yang dihasilkan tanpa penggunaan merkuri

Gambar 6. Perbandingan emas hasil ekstraksi dengan metode boraks (kiri) danmetode amalgamasi (kanan)

Prediksi Tingkat Keberhasilan

Apabila gagasan yang diajukan telah disosialisasikan dengan baik, maka parapekerja tambang emas rakyat akan lebih memahami bahaya penggunaan merkurisehingga mereka akan beralih menggunakan boraks yang memiliki banyakkelebihan jika dibandingkan dengan merkuri, salah satunya adalah sifatnya yangramah lingkungan.

Bahaya lingkungan dan kesehatan yang diakibatkan oleh penggunaan merkuridapat ditekan dengan beralihnya penggunaan metode merkuri ke metode boraks.

Page 14: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

9

Usaha pertambangan emas rakyat menjadi lebih ramah lingkungan dan tidakmembahayakan kesehatan masyarakat di sekitar area pertambangan emas rakyat,termasuk para pekerja tambang itu sendiri. Produksi pertambangan emas rakyatakan tetap berjalan, bahkan kualitas produk dan recovery-nya akan meningkat.

Pihak-Pihak yang dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan

Pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu untuk mengimplementasikangagasan ini, yakni :1. Pemerintah

Sebagai pihak yang memiliki wewenang untuk memberlakukan peraturan disuatu wilayah, pemerintah diharapkan dapat membuat peraturan yangmembatasi penggunaan merkuri dalam usaha pertambangan, termasuk dalampengekstrkasian emas pada tambang rakyat dengan memberikan sanksi yangtegas apabila terjadi pelanggaran. Pemerintah juga dapat membantumelakukan sosialisasi mengenai metode boraks dalam pengekstraksian emasdengan mengerahkan personil yang terlatih ke berbagai daerah.

2. Peneliti (Mahasiswa dan Dosen)Peneliti dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam melakukan sosialisasipenggunaan boraks dalam proses ekstraksi emas pada usaha penambanganrakyat di Indonesia. Peneliti berperan sebagai penyuluh dan memberikandemonstrasi secara langsung kepada masyarakat dilapangan untukmembandingkan penggunaan boraks dengan merkuri. Selain itu, penelitidiharapkan mampu menemukan cara pengoptimalan metode boraks denganmenyesuaikannya terhadap kondisi daerah setempat.

3. Badan Lingkungan Hidup (BLH)BLH sebagai badan pemerhati lingkungan hidup dapat memberikanpenyuluhan masyarakat mengenai dampak pencemaran merkuri dan urgensiuntuk beralih ke metode boraks.

4. Tokoh MasyarakatSebagai pihak yang memiliki pengaruh kuat terhadap masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat setempat diharapakan dapat menghimbau warga untukberalih menggunakan metode boraks sebagai pengganti merkuri

5. Para pekerja tambang emas rakyatTanpa adanya kerja sama dari para pekerja tambang emas rakyat sebagaiobjek pengimplementasian gagasan, gagasan ini tidak akan mungkin dapatterwujud.

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengimplementasi gagasan adalahsebagai berikut: Langkah awal adalah melakukan demonstrasi metode boraks dan

mendemonstrasikannya ke pemerintah atau BLH untuk meyakinkankeberhasilan metode ini kepada mereka.

Setelah pemerintah menyutujui gagasan, pemerintah bekerja sama denganBLH melakukan penyuluhan dan demonstrasi mengenai metode borakskepada para penambang emas rakyat di seluruh Indonesia yang dibantu oleh

Page 15: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

10

tokoh masyarakat setempat. Keunggulan penggunaan metode boraks harusditekankan.

Melakukan training kepada para pekerja tambang agar mereka dapatmenguasai teknik pengekstraksian emas dengan metode boraks.

Pemerintah menyediakan pasokan (supply) bahan dan peralatan, sepertiboraks dan pembakar acetylene, khususnya pada daerah terpencil.

Melakukan pengawasan terhadap para pekerja tambang emas yang masihmenggunakan merkuri.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Permasalahan pencemaran lingkungan akibat penggunaan merkuri pada usahapertambangan rakyat dapat ditanggulangi dengan mengganti penggunaan merkuridengan boraks pada proses ekstraksi emas dalam usaha pertambangan emasrakyat. Untuk merealisasikannya, dibutuhkan sosialisasi secara intensif hasilkerjasama antara pemerintah, BLH, peneliti, tokoh masyarakat, dan parapenambang itu sendiri.

Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan

Teknik implementasi yang akan dilakukan adalah sistem yang berjenjang.Setelah gagasan disetujui oleh pemerintah, pemerintah bekerja sama denganpihak-pihak yang terkait untuk mensosialisasikan dan mendemonstrasikan metodeboraks ke para penambang emas rakyat. Tokoh masyarakat setempat harus diajakbekerja sama, karena pengaruhnya yang kuat terhadap masyarakat. Apabilametode ini telah diterima oleh masyarakat, pemerintah harus menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk pengekstraksian emas dengan metode boraks ini.

Prediksi hasil yang akan diperoleh

Apabila para pekerja tambang emas rakyat telah menerima metode boraksdalam pengekstraksian emas, maka dampak pencemaran lingkungan yang terjadiselama ini akibat dari penggunaan merkuri dapat ditekan. Lingkungan areapertambangan akan bebas dari pencemaran merkuri sehingga tidak lagimembahayakan kesehatan masyarakat di sekitar area pertambangan, khususnyapara pekerja tambang rakyat itu sendiri. Selain itu, recovery dari proses ekstraksidapat ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agenda. 2010. Training of Trainers on Alternatives of Mercuryand Best AvailableTechniques (Bats) and Best Environmental Practices (BEPs) in Artisanal andSmall Scale Mining in Tanzania (Phase III). Tanzania: AGENDA bekerjasama dengan European Environmental Bureau (aisbl)

Anonymous. 2012. Laporan Lokakarya Praktek Pertambangan Emas Skala Kecil(PESK) Bebas Merkuri di Lombok Garden Hotel, Mataram.

Page 16: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

11

Appel, W.U.P. 2010.Borax Replacing Mercury in Small-Scale Mining. GeologicalSurvey of Denmark and Greenland (GEUS)

Clarkson, T.W. Magos, L. & Myers, G.J., 2003: The toxicology of mercury –current exposures and clinical manifestations. New England Journal ofMedicine 349, 1731–1737.

Ismawati, Y., 2010. Presentation at The National Mercury Roundtable Forum,Jakarta, 4 August 2010.

Paul dkk. 2006. Rumah Emas Kita (Edukasi Memakai Air Raksa agar Selamat).Yayasan Tambuhak Sinta Edisi 2 Oktober 2006.

Peter and Jesper. 2010. Borax – an Alternative to Mercury for Gold Extraction bySmall-scale Miners: Introducing the Method in Tanzania. Geological Surveyof Denmark and Greenland (GEUS). Halaman 87-90.

Purnamawati dan Tapilatu. 2012. Ganesa dan Kelimpahan Mineral Logam Emas,dan Asosiasinya Berdasarkan Analisis Petrografi, dan Atomic AbsorbtionSpectrophotometry (AAS), di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo,Provinsi DIY. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, halaman163.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Mineraldan Batubara. Lembaran Negara RI Tahun 2009. Sekretariat Negara: Jakarta.

Setiabudi, B. T. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas diDaerah Sangon Kabupaten Kulon Progo D.I. Yogyakarta. Subdit Konservasi,halaman 2.

Telmer, K. 2007. Mercury and Small-Scale Gold Mining-Magnitude andchallenge Worldwide. GEF/UNDP/UNIDO Global Mercury Project

US EPA. 1976. Toxic Information Series: Mercury. Washington DC: UnitedStates Environmental Protection Agency (US EPA)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok

Nama : Resa Rifal PraditiaNIM : D621 11 277Program Studi : Teknik PertambanganTempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 28 Agustus 1993Perguruan Tinggi : Universitas HasanuddinNo. HP : 082343994741Alamat : Jl. Maccini Gusung stp.10 no.7Email : [email protected] ilmiah yang pernah dibuat :

No. Judul Kategori Tahun

1Pengaruh Penggunaan Metode

Presentasi Terhadap Prestasi Siswadi SMAN 17 Makassar

Prasyarat kenaikan kelasdi SMAN 17 Makassar

2009

Prestasi yang diraih :

No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat1 Olimpiade Geosains Peserta 2010 Dinas SMA

Page 17: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

12

No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara TingkatTingkat ProvinsiSulawesi Selatan

Pendidikan danKebudayaan

2 Sience Competition Peserta 2010Ranu Prima

CollegeSMA

Anggota 1

Nama : Ahmad AmiruddinNIM : D621 11 901Program Studi : Teknik PertambanganTempat, tanggal lahir : Pare-pare 02 September 1993Perguruan Tinggi : Universitas HasanuddinHP : 085656371501Alamat : Jl.Goa Ria Sudiang, BPS 2 blok C3/14Email : [email protected] yang diraih :

No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat

1

Cerdas-Cermat UUD RI1945 dan Tap.MPR RIse-Indonesia di Prov.

SulSel

Juara 1 2010

Pan-Pel LCCUUD 1945 &

Tap. MPR RI se-Indonesia

SMA

2

Lomba Cerdas CermatPertambangan dan

Energi (LCCPE) se-Indonesia

Juara 3 2010

KementerianEnergi dan

SumberdayaMineral (ESDM)

SMA

3

Olimpiade SainsNasional ke IX bidangKebumian di Medan,Sumatera Utara

Peserta 2010Kementrian

Pendidikan danKebudayaan

Nasional

Anggota 2

Nama : RezkiAgungNIM : D62112901Program Studi : TeknikPertambanganTempat, tanggal lahir : Pare- Pare, 31 Januari 1994PerguruanTinggi : Universitas HasanuddinHP : 085656663819Alamat : Jln. Mahoni No. 65 Romang lompoa GowaEmail : [email protected]

Prestasi yang diraih :

No. Judul Kategori Tahun Penyelenggara Tingkat

1

Olimpiade SainsNasional ke X bidangKebumian di Manado,Sulawesi Utara

Peserta 2011Kementrian

Pendidikan danKebudayaan

Nasional

Page 18: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

13

LAMPIRAN

Curricullum Vitae Dosen Pendamping

1. Nama : Meinarni Thamrin, S.T., M.T2. Tempat/Tanggal Lahir : Makassar/ 12 Mei 19713. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli4. Pangkat : Penata Muda Tingkat I5. Alamat

a. Kantor : Jl. Perintis Kemerdekaan km.10 Kampus UnhasTamalanrea, Fakultas Teknik JurusanTeknikGeologi, Prodi Teknik Pertambangan.

b. Rumah : Jl. Rappocini Raya IV/ No. 20 Makassar 90222c. Email : [email protected] / [email protected]

6. PendidikanSarjana (S1) :a. Jurusan/program studi : Teknik Geologib. Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddinc. Kota/Negara : Makassard. Tahun : 1996Magister (S2) :a. Program Studi : Teknik Pertambanganb. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandungc. Kota/Negara : Bandungd. Tahun : 2002

7. Pengalaman Penelitian

1. Studi Kelayakan Rencana Tambang Molibdenum dan Mineral PengikutDaerah Mimbala Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli,Sulawesi Tengah”. Tahun 2008

2. Studi Kelayakan Rencana Tambang Molibdenum dan Mineral PengikutDaerah Buluminung (Desa Bangkir-Soni) dan sekitarnya KecamatanDampal Selatan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah”. Tahun 2009.

3. Analisis Uji Reaktifitas Terhadap Kenaikan Suhu Pada Semen PozolanDan Semen Portland Sebagai Material Konstruksi, Tahun 2011.

8. Karya ilmiah yang sudah di publikasikan

“Aplikasi Proper pada Pengelolaan Lingkungan Pertambangan di Indonesia,Prosiding TPT XX Perhapi 2011”

9. Pengalaman Pelatihan/seminar1. Workshop River Assessment , 20082. Pengendalian Kerusakan Lahan dan Watershed Management, 20083. Kursus Amdal Penyususun 2009

Page 19: PKM GT Teknik Pertambangan 2011

14

4. Workshop Climate Change, 20115. Preparing,Writing and Publishing Research Paper in International

Journal, 20126. Workshop Mempercepat Temuan Cadangan Minyak dan Gas Bumi di

Kawasan Timur Indonesia, 2012

( Meinarni Thamrin, S.T., M.T )NIP. 19710512 200812 2 001