pikp

6
III. LAUT DAN AWAL KEHIDUPAN DI BUMI A. Bukti-bukti Konsep Awal Mula Kehidupan Dari Laut Ilmuwan yang pertama sekali menuturkan teori evolusi biokimianya adalah Alexander Ivanovich Oparin, seorang Rusia (18 February 1894-21 April 1980 dan terkenal dengan bukunya yang berjudul "The Origin Of Life". Dan Oparinlah yang menyebutkan bahwa kehidupan berasal dari laut. Oparin secara tidak langsung mendukung teori Darwin bahwa semua makhluk hidup berasal dari keturunan yang sama.Oparin menjelaskan dalam teorinya, yaitu gabungan zat anorganik akan membentuk zat organik kemudian bergabung membentuk zat organik kompleks dalam proses koaservat (penggumplan) yang menjadi cikal bakal sel primordial yang ada di laut. Dan teori ini disebut dengan Primordial Soup (sup purba). Di umur 9 tahun Oparin pindah ke Moskow untuk menutut ilmu karena di tempat dia tinggal, pendidikan belum maju dibandingkan di Moskow. Maka dari itu bersama orang tuanya, hijrah ke ibukota Rusia itu. Menurut Oparin, bahwa keadaan awal bumi belum memiliki Oksigen (O2). Sehingga makhluk hidup pertama bersifat an-aerob (yang tidak menggunakan oksigen). Ditambahkannya bahwa makhluk hidup pertama pun tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga mengambil makanan dari lingkungan (heterotrof). Adapun skema teori Oparin adalah sebagai berikut: doc. Professor biokimia tumbuhan ini menjelaskan bahwa awal makhluk hidup berasal dari laut. Laut yang mengandung senyawa-senyawa metana (CH4), amoniak (NH3), Hidrogen (H2) dan air (H2O), mengalamai eksitasi (pengeluaran elektron dari unsur) yang diakibatkan energi tinggi dari sinar ultra violet yang memiliki panjang gelombang rendah (380 - 200 nM). Karena goncangan sinar UV inilah terjadi penguraian zat-zat tersebut di dalam laut. Ultra violet (UV) yang langsung masuk ke bumi dengan energi maksimal disebabkan karena pada awal kondisi bumi, belumlah memliki lapisan ozon (O3). Sehingga UV dapat menyentuh permukaan dan dalam laut. Penguaraian senyawa-senyawa yang ada di laut membentuk senyawa-senyawa monomer seperti Asam amino, asam lemak, glukosa dan basa nitrogen. Senyawa monomer ini akan bergabung membentuk senyawa polimer seperti Karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Setelah itu, senyawa polimer akan mengalami koaservat (penggumpalan) dan membentu sel awal (protobion) sebagai cikal bakal makhluk hidup.

Upload: rave-to-serenity

Post on 11-Jul-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pikp

TRANSCRIPT

III. LAUT DAN AWAL KEHIDUPAN DI BUMI

A. Bukti-bukti Konsep Awal Mula Kehidupan Dari Laut

Ilmuwan yang pertama sekali menuturkan teori evolusi biokimianya adalah Alexander Ivanovich Oparin, seorang Rusia (18 February 1894-21 April 1980 dan terkenal dengan bukunya yang berjudul "The Origin Of Life". Dan Oparinlah yang menyebutkan bahwa kehidupan berasal dari laut. Oparin secara tidak langsung mendukung teori Darwin bahwa semua makhluk hidup berasal dari keturunan yang sama.Oparin menjelaskan dalam teorinya, yaitu gabungan zat anorganik akan membentuk zat organik kemudian bergabung membentuk zat organik kompleks dalam proses koaservat (penggumplan) yang menjadi cikal bakal sel primordial yang ada di laut. Dan teori ini disebut dengan Primordial Soup (sup purba). Di umur 9 tahun Oparin pindah ke Moskow untuk menutut ilmu karena di tempat dia tinggal, pendidikan belum maju dibandingkan di Moskow. Maka dari itu bersama orang tuanya, hijrah ke ibukota Rusia itu.

Menurut Oparin, bahwa keadaan awal bumi belum memiliki Oksigen (O2). Sehingga makhluk hidup pertama bersifat an-aerob (yang tidak menggunakan oksigen). Ditambahkannya bahwa makhluk hidup pertama pun tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga mengambil makanan dari lingkungan (heterotrof). Adapun skema teori Oparin adalah sebagai berikut: doc. Professor biokimia tumbuhan ini menjelaskan bahwa awal makhluk hidup berasal dari laut. Laut yang mengandung senyawa-senyawa metana (CH4), amoniak (NH3), Hidrogen (H2) dan air (H2O), mengalamai eksitasi (pengeluaran elektron dari unsur) yang diakibatkan energi tinggi dari sinar ultra violet yang memiliki panjang gelombang rendah (380 - 200 nM). Karena goncangan sinar UV inilah terjadi penguraian zat-zat tersebut di dalam laut. Ultra violet (UV) yang langsung masuk ke bumi dengan energi maksimal disebabkan karena pada awal kondisi bumi, belumlah memliki lapisan ozon (O3). Sehingga UV dapat menyentuh permukaan dan dalam laut. Penguaraian senyawa-senyawa yang ada di laut membentuk senyawa-senyawa monomer seperti Asam amino, asam lemak, glukosa dan basa nitrogen. Senyawa monomer ini akan bergabung membentuk senyawa polimer seperti Karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Setelah itu, senyawa polimer akan mengalami koaservat (penggumpalan) dan membentu sel awal (protobion) sebagai cikal bakal makhluk hidup.

Walau cenderung logis dan sistematis, namun teori Oparin memiliki 'kecacatan' sehingga akhirnya dibantah oleh teori Urey-Miller. Kecerobohan Oparin pun terletak pada kondisi suhu yang dapat membentuk zat-zat monomer haruslah 400oC. Hanya saja jika terjadi di air laut, maka air laut akan mendidih hanya sampai 100 oC. Oleh karena itu, Urey- Miller membantah bahwa tidak mungkin terbentuk makhluk hidup awal di laut. Hampir dengan konsep yang sama, Urey dan Miller (Dosen dan mahasiswa S-2 -nya) yang juga ilmuwa yang menganut teori evolusi biokimia, mengatakan bahwa pembentukan zat-zat monomer tersebut dapa terjadi di atmosfer dengan energi halilintar. Sehingga dapat terbenbtuk monomer, polimer sampai terbentuk makhluk hidup awal. Namun, ternyawa teori Urey-Miller pun terbantahkan oleh teori Heinrich Holland (1927-2012), professor geokimia Universitas Harvard yang mengatakan bahwa radiasi UV akan merusak uap air (H2O) di atmosfer sehingga akan terbentuk ion H+ dan oksigen (O2).

Penulis buku berjudul The Chemical Evolution of the Ocean and Atmosphere menambahkan bahwa hidrogen tidak mungkin ada di atmosfer karena akan di buang ke luar bumi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembentukan  makhluk hidup pertama akan sulit terjadi atmosfer. Walau sampai sekarang teori evolusi biokimia belum mencapai titik kesepakatan, namun Oparin, Urey dan Miller telah mencatatkan nama mereka di buku-buku pelajaran sebgai ilmuwan yang tidak terlepas dari percakapan tentang sal-usul makhluk hidup. Dan teori evolusi biokimia selanjutnya menjadi pijakan beberapa evolusionis (tokoh teori evolusi) untuk mengembangkan teori evolusi makhluk hidup. Teori yang mirip dengan teori biologi abiogenesis ini pun masih diteliti dan ditinjau lebih lanjut. Jika memang laut dan atmosfer mengandung monomer glukosa (karbohidrat), asam amino (protein) dan asam lemak (lemak), dan keadaan itu bertahan sampai sekarang, barangkali tidak ada satu pun makhluk yang kelaparan atau terkena penyakit busung lapar, karena tinggal minum air laut atau menghirup udara dari atmosfer, semuanya beres.

B. Skema Hubungan Oksigen, Ozon dan Sinar Matahari

(Sumber: http://www.kompasiana.com/hendrytupang/asal-usul-kehidupan-berasal-dari-laut_552079ed8133119c7419f8b0)

IV. PENGANTAR: PENTINGNYA AIR BAGI KEHIDUPAN

A. Definisi Air;

Air adalah zat yang tudak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang bersifat universal. (Linsley, 1991)

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan Manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri dan perikanan. Air yang dapat diminum adalah air yang bebas dari bakteri berbahaya dan ketidak murnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak berbau dan tidak berwarna, dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan. (Adiono, 1987)

Manusia sejak dahulu kala sudah menyadari betapa pentingnya peranan air. Secara global tubuh manusia dewasa mengandung air sebanyak 50 – 70 % dari bobot tubuhnya. Bila tubuh air kehilangan air sebanyak 15 % dari bobot tubuhnya akan mengakibatkan kematian. Dalam tubuh manusia air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Sebagai contoh, oksigen perlu dilarutkan dahulu, sebelum dapat memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Demikian pula dengan zat makanan yang hanya dapat diserap apabila dapat larut dalam cairan yang meliputi selaput lendir usus. Air sebagai bahan pelarut, membawa segala jenis makanan keseluruh tubuh dan mengambil kembali segala buangan untuk dikeluarkan dari tubuh (Soemirat, 1994 )

Karena kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, maka penyediaan air baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas mutlak diupayakan ditengah-tengah kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok. Dari kualitasnya air dapat memenuhi kriteria atau standar air minum. Kualitas air minum perlu diperhatikan sebelum dikonsumsi, sebab air yang tidak bersih atau kualitas rendah dapat merugikan kesehatan manusia. (Mahida, 1986)

(Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26947/3/Chapter%20II.pdf)

B. Dinamika Air di Muka Bumi

Di mana terletak air tanah dan berada dalam bentuk apa? Kira-kira 97% dari semua air ada dalam lautan. Pembagian(distribusi) dari 3% air tanah itu adalah air segar. Bagian besar, kira-kira 69% dari air segar itu terkunci dalam gletser dan es abadi, sebagian besar di Greenland(kutub utara) dan Antartika (kutub selatan). Kamu boleh jadi akan tercengang kalau mengetahui bahwa sisa dari air segar itu berada dibawah kakimu merupakan air tanah. Di mana juga kamu berdiri di bumi, kemungkinan ada bahwa pada suatu kedalaman dari tanah di bawahmu penuh dengan air. Dari semua air segar di bumi, hanya kira-kira 0,3% terdapat dalam sungai-sungai dan danau.

(Sumber: https://www.oasen.nl/Lists/Downloads/Water%20en%20eigenschappen_ind.pdf)