phacoemulsifikasi-iol

2
Katarak dan Phacoemulsifikas Di RS Mata Fatma, pada awalnya operasi katarak dilakukan dengan cara Small Incision Cataract Surgery (SICS), namun seiring kemajuan tekhnologi, Operasi Katarak dilakukan dengan Phacoemulsifikasi. Phacoemulsifikasi merupakan teknik operasi dengan getaran ultrasonic untuk menghancurkan katarak, yang kemudian katarak yang telah hancur tersebut diserap keluar oleh mesin. Setelah itu ditanam Lensa tanam yang dapat dilipat / foldable dan dimasukkan ke dalam mata melalui luka operasi yang sangat kecil. Menjadi sebuah kebanggaan bagi RS Mata Fatma karena bisa memiliki teknologi tersebut. Pada tehnik Phacoemulsifikasi yang konvensional menggunakan sayatan selebar 2,8 mm. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan alat-alat bedah khusus dan dokter operator berpengalaman serta lensa tanam yang disesuaikan dengan lebar sayatan tersebut. Teknik ini dinamakan mikro-aksial Phakoemulsifikasi. Kelebihan Yang diperoleh dari tehnik operasi Phacoemulsifikasi ini dibandingkan dengan jenis operasi katarak standar antara lain: 1. Pemulihan fungsi penglihatan yang optimal dan cepat 2. Mengurangi rasa nyeri, ngeres dan ketidaknyamanan pasca operasi 3. Waktu operasi lebih cepat (±15 menit) 4. Tidak menunggu katarak matang 5. Bius tanpa suntikan Maka dari itulah, Pada abad millennium ini tehnik Phakoemulsifikasi makin banyak diminati baik oleh pasien maupun dokter mata di seluruh dunia. Saat ini di RS Mata Fatma Sepanjang, sudah menggunakan tehnik Phacoemulsifikasi yang lebih canggih dan terkini yakni dengan menerapkan sayatan luka operasi yang lebih kecil (ukuran paling kecil di dunia untuk saat ini) yaitu hanya 2,2 mm.

Upload: bagus-ayu-purnamasari

Post on 03-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

phacoemulsifikasi-IOL

TRANSCRIPT

Page 1: phacoemulsifikasi-IOL

Katarak dan Phacoemulsifikas

Di RS Mata Fatma, pada awalnya operasi katarak dilakukan dengan cara Small Incision Cataract Surgery (SICS), namun seiring kemajuan tekhnologi, Operasi Katarak dilakukan dengan Phacoemulsifikasi. Phacoemulsifikasi merupakan teknik operasi dengan getaran ultrasonic untuk menghancurkan katarak, yang kemudian katarak yang telah hancur tersebut diserap keluar oleh mesin.Setelah itu ditanam Lensa tanam yang dapat dilipat / foldable dan dimasukkan ke dalam mata melalui luka operasi yang sangat kecil.

Menjadi sebuah kebanggaan bagi RS Mata Fatma karena bisa memiliki teknologi tersebut. Pada tehnik Phacoemulsifikasi yang konvensional menggunakan sayatan selebar 2,8 mm.

Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan alat-alat bedah khusus dan dokter operator berpengalaman serta lensa tanam yang disesuaikan dengan lebar sayatan tersebut. Teknik ini dinamakan mikro-aksial Phakoemulsifikasi.

Kelebihan Yang diperoleh dari tehnik operasi Phacoemulsifikasi ini dibandingkan dengan jenis operasi katarak standar antara lain:

1. Pemulihan fungsi penglihatan yang optimal dan cepat

2. Mengurangi rasa nyeri, ngeres dan ketidaknyamanan pasca operasi

3. Waktu operasi lebih cepat (±15 menit)

4. Tidak menunggu katarak matang

5. Bius tanpa suntikan

Maka dari itulah, Pada abad millennium ini tehnik Phakoemulsifikasi makin banyak diminati baik oleh pasien maupun dokter mata di seluruh dunia.

Saat ini di RS Mata Fatma Sepanjang, sudah menggunakan tehnik Phacoemulsifikasi yang lebih canggih dan terkini yakni dengan menerapkan sayatan luka operasi yang lebih kecil (ukuran paling kecil di dunia untuk saat ini) yaitu hanya 2,2 mm.

Dengan lebar sayatan sepanjang 2,2 mm ini dapat bermanfaat:

1. Membantu dalam mempercepat pemulihan penglihatan pasien,

2. Pasien dapat merasa lebih nyaman,

3. Astigmetisme (kelainan mata silinder) yang sangat rendah,

4. Penyembuhan yang lebih cepat lagi, serta

5. Komplikasi pasca operasi yang lebih ringan dibanding tehnik Phakoemulsifikasi biasa atau konvensional.

Page 2: phacoemulsifikasi-IOL

Maka dari itu, tehnik Phacoemulsifikasi dengan sayatan 2,2 mm memberikan lebih banyak lagi kelebihan dan harapan dalam memulihkan penglihatan serta meningkatkan kualitas hidup sehari-hari pasien penderita katarak