ph dan larutan buffer fix

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata pH dan larutan buffer sering dijumpai ketika mempelajari materi tentang konsep asam dan basa. pH merupakan singkatan dari “power of Hydrogen”, sedangkan larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH-nya apabila ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa. Suatu pH larutan dapat dihitung jika ingin mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau basa. namun, selain bersifat asam atau basa, terdapat pula larutan yang bersifat netral dengan pH 7 yaitu air murni. pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dasar 10 dari konsentrasi ion H + . Konsentrasi dari ion dalam larutan akan menentukan sifat keasaman atau sifat kebasaan dari larutan itu. Adanya zat terlarut seperti asam, basa, atau garam dapat mengubah konsentrasi ion-ion tersebut dalam larutannya. Melarutnya asam ke dalam air akan memperbesar konsentrasi H + , sedangkan basa akan memperbesar konsentrasi OH - , dan garam dapat memperbesar H + atau OH - bergantung pada tipe garam yang melarut.

Upload: fitriya-sakinah-syam

Post on 13-Dec-2014

219 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: pH Dan Larutan Buffer Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata pH dan larutan buffer sering dijumpai ketika

mempelajari materi tentang konsep asam dan basa. pH

merupakan singkatan dari “power of Hydrogen”,

sedangkan larutan buffer adalah larutan yang dapat

mempertahankan pH-nya apabila ditambahkan sedikit

asam atau sedikit basa. Suatu pH larutan dapat dihitung

jika ingin mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam

atau basa. namun, selain bersifat asam atau basa, terdapat

pula larutan yang bersifat netral dengan pH 7 yaitu air

murni.

pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dasar 10

dari konsentrasi ion H+. Konsentrasi dari ion dalam larutan

akan menentukan sifat keasaman atau sifat kebasaan dari

larutan itu. Adanya zat terlarut seperti asam, basa, atau

garam dapat mengubah konsentrasi ion-ion tersebut dalam

larutannya. Melarutnya asam ke dalam air akan

memperbesar konsentrasi H+, sedangkan basa akan

memperbesar konsentrasi OH-, dan garam dapat

memperbesar H+ atau OH- bergantung pada tipe garam

yang melarut.

Hubungan antara pH dan larutan buffer yaitu larutan

buffer harus mengandung konsentrasi asam yang cukup

untuk bereaksi dengan ion OH- yang ditambahkan

kepadanya dan harus mengandung konsentrasi basa yang

sama tingginya untuk bereaksi dengan H+ yang

ditambahkan.

Page 2: pH Dan Larutan Buffer Fix

Pada laporan ini, pembahasan yang akan ditujukan

adalah bagaimana memahami cara kerja larutan buffer dan

cara menghitung pH suatu larutan. Larutan buffer yang

berfungsi untuk mempertahankan pH banyak digunakan

dalam percobaan-percobaan. Namun, kebutuhan buffer

kadang menyulitkan, karena hampir setiap analisa

membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil.

Karena banyaknya macam dan jenis buffer, pemilihan

buffer yang akan digunakan menjadi masalh tersendiri.

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk

mempelajari pengukuran pH suatu larutan dan memahami

cara kerja sistem buffer. Kedua hal tersebut sangatlah

penting karena akan selalu digunakan dalam laboratorium

terutama di bidang farmasi.

Page 3: pH Dan Larutan Buffer Fix

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

Mengetahui cara mengukur pH dan cara kerja dari

larutan buffer.

2. Tujuan Percobaan

a) Mempelajari cara mengukur pH suatu larutan

b) Memahami cara kerja sistem buffer

C. Prinsip Percobaan

1. Penentuan pH dari HCl, NaOH, Asam Sitrat, dan Natrium

Sitrat dengan menggunakan pH meter yang dicelupkan

ke dalam sampel sebanyak 5 ml. Lihat pH pada monitor.

2. Penentuan pH dari HCl, NaOH, Asam Sitrat, dan Natrium

Sitrat dengan indikator universal yang membandingkan

warna kertas indikator yang telah dicelupkan dengan

warna yang ditentukan.

3. Penentuan sistem buffer dengan mencampurkan Asam

Sitrat dan Natrium Sitrat 5:5 dan 1:10 yang kemudian

ditambahkan 0,5 ml HCl 0,1 M dan 0,5 ml NaOH 0,1 M.

Lalu mengukur dengan pH meter dan indikator

universal.

Page 4: pH Dan Larutan Buffer Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Pada asam, asam umumnya melarut dan terionisasi

di dalam air memberikan ion H+ sehingga memperbesar

konsentrasi ion ini di dalam larutan. Banyaknya ion H+ yang

terbentuk bergantung pada larutan suatu asam, biasanya

diartikan oleh derajat ionisasi asam (α) atau ketetapan

ionisasi atau (Ka) dari asam itu sendiri. pH larutan asam

dapat dihitung melalui hubungan berikut apabila nilai α

(ionisasi asam) dan Ka (tetapan ionisasi asam) diketahui.

[H+ ] = [n . α . pa ] atau [H+]2 = Pa . Ka. Dimana Pa

adalah konsentrasi asam, n adalah valensi asam, α adalah

derajat ionisasi asam, dan Ka adalah tetapan ionisasi asam.

Hal-hal tersebut pada penentuan pH larutan asam.

Sedangkan untuk pOH larutan basa adalah sebagai berikut.

Telah ditemukan bahwa hampir sebagian besar basa

tergolong sukar larut, dan hanya sebagian kecil yang

mudah larut. Di antara basa terakhir ini hanya beberapa

yang bersifat basa kuat. Untuk basa lemah seperti NH 4OH

dan lainnya. Maka konsentrasi ion-ion OH- ditentukan dari

nilai α (derajat ionisasi basa) atau nilai Kb (tetapan ionisasi

basa).Beberapa hubungan di bawah itu dapat ditetapkan

untuk memperkirakan harga pH larutan basa terutama dari

basa yang mudah larut.

pH = 14 – log [OH-]

[OH-] = [n – α . Pb] atau [OH-] = Pb . Kb. Dimana Pb

adalah konsentrasi larutan basa, untuk n adalah valensi

basa. sedangkan α adalah derajat ionisasi pada larutan

Page 5: pH Dan Larutan Buffer Fix

basa dan yang terakhir yaitu untuk Kb adalah simbol untuk

tetapan ionisasi basa.

(Mulyono, 2008 hal. 14 – 16)

pH pada dasarnya hanyalah suatu cara untuk

menyatakan konsentrasi ion hidrogen, larutan asam dan

larutan basa pada 250C dapat diidentifikasi berdasarkan

nilai pH-nya. Asam (acid) dapat digambarkan sebagai zat

yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan

dalam air. Basa (base) dapat digambarkan sebagai zat

yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika dilarutkan

dalam air. Asam kuat ialah asam yang merupakan elektrolit

kuat dan dianggap terionisasi sempurna dalam air. Asam

lemah ialah asam yang merupakan elektrolit lemah dan

dianggap terionisasi hanya sedikit dalam air. Sedangkan,

basa kuat ialah basa yang merupakan elektrolit kuat yang

terionisasi sempurna di air. Basa lemah ialah basa yang

merupakan elektrolit lemah yang terionisasi sedikit di air.

(Chang, 2003 hal. 48-51, 99)

Karena konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan air

seringkali sangat kecil dan karenanya sulit diukur,

biokimiawan Denmark Soren Sorensen pada tahun 1909

mengajukan cara pengukuran yang lebih praktis yang

disebut pH. pH suatu larutan didefinisikan sebagai

logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen (dalam mol

per liter) :

pH = -log [H3O+] atau pH = - log [H+]

Persamaan di atas hanyalah definisi yang dibuat agar

kita mudah menangani angka-angka. Dalam sebagian

Page 6: pH Dan Larutan Buffer Fix

besar kasus, logaritma negatif menghasilkan angka positif

untuk pH, di mana logaritma positif sebaliknya akan

menghasilkan angka negatif karena kecilnya nilai [H+].

Selain itu, suku [H+] dalam persamaan di atas berlaku

hanya untuk bagian numerik pada persamaan konsentrasi

ion hidrogen, sebab kita tidak dapat melogaritmakan

satuan. Jadi, seperti halnya konstanta kesetimbangan, pH

larutan tak berdimensi.

Karena pH pada dasarnya hanyalah suatu cara untuk

menyatakan konsentrasi ion hidrogen, larutan asam dan

larutan basa pada 250 C dapat diidentifikasi berdasarkan

nilai pH-nya sebagai berikut :

Larutan asam : H+ > 1,0 × 10-7 M, pH

< 7,00

Larutan basa : H+ < 1,0 × 10-7 M, pH

> 7,00

Larutan netral : H+ = 1,0 × 10-7 M, pH

= 7,00

Perhatikan bahwa pH meningkat dengan menurunnya

[H+]. Perubahan satu satuan pH berarti perubahan sebesar

10-kali [H+].

Di laboratorium, pH larutan diukur dengan pH meter

yang memuat pH dari sejumlah cairan dan gas yang lazim.

Skala pOH yang analog dengan skala pH dapat dibuat

dengan menggunakan logaritma negatif dari konsentrasi

ion hidroksida. Jadi, kita mendefinisikan pOH sebagai

pOH = - log [OH-]

Dari definisi pH dan pOH kita peroleh

pH + pOH = 14,00

pH Beberapa Fluida (Cairan dan Gas) yang Lazim

Page 7: pH Dan Larutan Buffer Fix

Sampel Nilai pH

Cairan getah lambung 1,0 – 2,0

Jus limau 2,4

Cuka 3,0

Jus grapefruit 3,2

Jus orange 3,5

Urine 4,8 – 7,5

Air yang terpapar ke udara* 5,5

Ludah 6,4 – 6,9

Susu 6,5

Air murni 7,0

Darah 7,35 – 7,45

Air mata 7,4

Bubur magnesia 10,6

Amonia rumah tangga 11,5

*Air yang terpapar ke udara untuk waktu yang lama

menyerap CO2 dari atmosfer dan membentuk asam

karbonat H2CO3.

(Chang, 2003 hal. 99 – 100)

Istilah pH merupakan singkatan dari “daya H” (power

of H) dan didefinisikan sebagai logaritma negatif (atau

1/logaritma) dari konsentrasi ion hidrogen.

(Fried dan Hademenos, 2006 hal. 16)

Larutan buffer adalah semua larutan yang pH-nya

dapat dikatakan tetap tetap, walaupun ditambahkan sedikit

asam atau basa. biasanya, larutan buffer, mengandung

asam lemah beserta basa lemah konjugatnya dalam

konsentrasi yang hampir sama. Larutan buffer berperan

besar dalam mengontrol kelarutan ion-ion dalam larutan

Page 8: pH Dan Larutan Buffer Fix

sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia dan

fisiologis. Banyak proses kehidupan sensitif terhadap pH

sehingga diperlukan sedikit pengaturan dalam interval

konsentrasi H3O- dan OH-. Organisme mempunyai buffernya

sendiri-sendiri untuk melindunginya dari perubahan pH

yang besar. Sebagai contoh, darah manusia mempunyai pH

7,4 yang dipertahankan oleh kombinasi sistem buffer

karbonat, posfat, dan protein. pH darah di bawah 7 atau di

atas 7,8 dapat mempercepat kematian.

(Oxtoby, dkk, 2001 hal. 310)

1. Perilaku Larutan Buffer

Secara umum larutan buffer mengandung pasangan

asam basa konjugat, seperti HOAc – Oac- atau NH3 –

NH4+. Komponen-komponen ini bereaksi dengan

hidrogen atau hidroksida apa saja yang memasuki

larutan.

2. Keefektifan Larutan Buffer

Keefektifan larutan buffer dalam menahan perubahan

pH persatuan asam dan basa kuat yang

ditambahkan, mencapai nilai maksimumnya ketika

rasio asam penyangga terhadap garam adalah 1.

3. Kapasitas Larutan Buffer

Kapasitas suatu larutan buffer merupakan

keefektifannya dalam menahan perubahan pH dalam

penambahan asam atau basa. Semakin besar

konsentrasi asam dan basa konjugatnya, semakin

besar kapasitas penyangganya.

4. Penyangga dan Larutan Asam dan Basa Kuat

Larutan asam dan basa kuat juga mengalami

perubahan pH yang cukup besar saat pengenceran.

Page 9: pH Dan Larutan Buffer Fix

Sebaliknya, pH penyangga yang dibuat dengan

pasangan asam basa konjugat secara teoritis tidak

tergantung volume larutan.

(Day dan Underwood, 1998 hal. 148)

B. Uraian Bahan

1. HCl (Dirjen POM, 1979 : 53)

Nama Resmi : ACIDUM

HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam Klorida

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46

Rumus Bangun : H – Cl

Pemerian : Cairan tidak berwarna,

berasap, bau merangsang, jika

diencerkan dengan 2 bagian

air, asap dan bau hilang

Kelarutan : Mudah larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

2. NH4OH (Dirjen POM, 1979 : 412)

Nama Resmi : AMMONIA

Nama Lain : Amonia

Rumus Molekul : NH4OH

Berat Moleku l : 35,05

Rumus Bangun : -

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,

bau khas menusuk kuat

Page 10: pH Dan Larutan Buffer Fix

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

3. CH3COOH (Dirjen POM, 1979 : 41)

Nama Resmi : ACIDUM ACETIUM

Nama Lain : Asam Asetat

Rumus Molekul : CH3COOH

Berat Molekul : 60,65

Rumus Bangun : -

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,

bau menusuk, rasa asam

dan tajam

Kelarutan : Mudah larut dalam air, etanol

95%, dan gliserol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

4. Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979 : 50)

Nama Resmi : ACIDUM CITRISUM

Nama Lain : Asam Sitrat

Rumus Molekul : C6H8O7.H2O

Berat Molekul : 210,14

Pemerian : Hablur tidak berwarna,

serbuk putih, tidak berbau,

rasa sangat asam, agak hidroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Page 11: pH Dan Larutan Buffer Fix

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

5. NaOH (Dirjen POM, 1979 : 412)

Nama Resmi : NATRIUM HYDROXIDUM

Nama Lain : Natrium Hidroksida

Rumus Molekul : NaOH

Berat Molekul : 40,00

Rumus Bangun : Na - OH

Pemerian : Bentuk batang, butiran,

massa hablur atau keping,

kering, keras, rapuh, mudah meleleh

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan

etanol 90%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

6. Natrium Sitrat (Dirjen POM, 1979 : 406)

Nama Resmi : NATRII CITRISUM

Nama Lain : Natrium Sitrat

Rumus Molekul : C6H5Na3O7.H2O

Berat Molekul : 94,10

Pemerian : Hablur tidak berwarna,

serbuk halus, putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

Page 12: pH Dan Larutan Buffer Fix

7. Natrium Bikarbonat (Dirjen POM, 1979 : 400)

Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS

Nama Lain : Natrium Bikarbonat

Rumus Molekul : Na2HCO3

Berat Molekul : 84,01

Pemerian : Serbuk putih atau hablur

Kelarutan : Mudah larut dalam 2 bagian

air, praktis tidak larut

dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel

8. Aquades ( Dirjen POM, 1979 : 96 )

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 18, 02

Rumus Bangun : H – O - H

Pemerian : Cairan jernih, tidak

berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

baik

Kegunaan : Sebagai sampel dan untuk

kalibrasi pH meter

C. Prosedur Kerja

1. Pengukuran pH

Page 13: pH Dan Larutan Buffer Fix

a) Masukkan 1 tetes 0,1 HCl oada plat tetes.

Celupkan 2 cm kertas pH universal ke dalam

larutan. Keluarkan kelebihan cairan dari kertas

dengan menyentuhkan ke plat. Bandingkan warna

kertas dengan bagan warna yang disediakan.

Catat pH pada lembar laporan anda.

b) Ulangi prosedur yang sama dengan 0,1 M Asam

Asetat, 0,1 M Natrium Asetat, 0,1 M Asam

Karbonat, 0,1 M Natrium Bikarbonat, 0,1 M

Amonia, 0,1 Natrium Sitrat. Untuk setiap larutan,

gunakan lubang yang berbeda dari plat tetes.

Catat hasilnya pada lembar laporan anda.

c) Tergantung pada ketersediaan jumlah pH meter

ini mungkin menjadi percobaan untuk satu kelas

(Demonstrasi) atau 6-8 praktikum dapat

menggunakan satu pH meter. Tambahkan 5 ml

0,1 M Asam Asetat untuk sebuah gelas kimia 10

ml kering dan bersih. Masukkan elektroda kering

ke dalam larutan asam asetat. pH meter anda

telah dikalibrasi oleh instruktur anda. Switch “ ON

“ pH meter dan baca pH dari posisi jarum pada

skala anda, atau jika anda memiliki pH meter

digital angka yang sesuai dengan pH akan

muncul.

d) Ulangi prosedur yang sama dengan Natrium

Asetat 0,1 M, 0,1 M Asam Karbonat, 0,1 M

Natrium Bikarbonat, dan Amonia 0,1 M. Pastikan

bahwa untuk setiap larutan anda menggunakan

gelas kimia yang kering dan bersih dan sebelum

setiap pengukuran cuci elektroda terlebih dahulu

Page 14: pH Dan Larutan Buffer Fix

dengan air suling dan keringkan dengan

kimwipes. Catat pada lembar laporan anda.

e) Siapkan empat sistem buffer dalam 4 gelas kimia

50 ml secara terpisah, berlabel, kering, dan bersih

sebagai berikut :

a. 5 ml 0,1 M Asam Asetat + 5 ml 0,1 M Natrium

Asetat

b. 1 ml 0,1 M Asam Asetat + 10 ml 0,1 M Natrium

Asetat

c. 5 ml 0.1 M Asam Karbonat + 5 ml 0,1 M

Natrium Bikarbonat

d. I ml 0,1 M Asam Karbonat + 10 ml 0,1 M

Natrium Bikarbonat

Ukur pH setiap sistem buffer dangan bantuan

kertas pH universal. Rekam data anda pada

lembar laporan.

f) Bagi masing-masing buffer anda (a-b) menjadi

dua bagian (masing-masing 5 ml). Dan masukkan

ke dalam gelas kimia 10 ml yang kering dan

bersih. Untuk sampel pertama dari buffer (a),

tambahkan 0,5 ml 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH

dengan bantuan kertas pH universal. Catat data

anda pada lembar laporan anda (4). Untuk sampel

kedua buffer (a), tambahkan 0,5 ml 0,1 M NaOH.

Campur dan ukur pH dengan kertas pH. Merekam

data anda pada lembar laporan (5).

g) Ulangi pengukuran yang sama denag buffer (b),

(c), dan (d). Catat data anda pada lembar

laporan.

Page 15: pH Dan Larutan Buffer Fix

h) Masukkan 5 ml air suling pada dua gelas kimia 10

ml, ukur pH air suling dengan bantuan kertas pH

universal. Cacat data pada lembar laporan (15).

Untuk sampel pertama air suling tambahkan 0,5

ml 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH dengan

bantuan kertas pH universal dan mencatatnya

pada lembar laporan (16). Untuk sampel air suling

yang kedua tambahkan 0,5 ml 0,1 M NaOH.

campur dan ukur pH seperti sebelumnya dan

mencatatnya pada lembar laporan (17).

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Adapun yang digunakan dalam percobaan ini

adalah botol semprot, gelas kimia, gelas ukur, kertas

pH universal, pH meter, dan pipet tetes.

2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam

percobaan ini adalah HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, Asam

Sitrat 0,1 M, Natrium Sitrat 0,1 M, dan Aquadest.

B. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Page 16: pH Dan Larutan Buffer Fix

2. Dambil 5 ml HCl dengan pipet tetes dan diukur

dengan gelas ukur, dimasukkan ke dalam gelas

kimia. Diulangi prosedur yang sama pada NaOH,

Asam Sitrat, dan Natrium Sitrat. Diberi label.

3. Diukur pH masing-masing sampel dalam gelas kimia

dengan kertas pH universal dan pH meter. Sebelum

dan setelah digunakan dari satu sampel ke sampel

lain pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu.

Dicatat pH sampel dalam lembar laporan.

4. Diambil 5 ml Asam Sitrat dan 5 ml Natrium Sitrat

dengan pipet tetes, diukur dengan gelas ukur, dan

dimasukkan dalam gelas kimia. Dihomogenkan dan

diukur pH-nya dengan kertas pH universal. Dicatat

hasilnya dalam lembar laporan. Diulangi prosedur

yang sama pada 1 ml Asam Sitrat dan 10 ml Natrium

Sitrat.

5. Dibagi dua larutan buffer yang telah dibuat tadi ke

dalam gelas kimia dan diberi label. Ditambahkan 0,5

HCl dan 0,5 NaOH pada masing-masing gelas kimia.

Diukur pH dengan kertas pH universal, dicatat pH

dalam lembar laporan.

6. Dicatat semua data yang diperoleh dalam lembar

laporan.

Page 17: pH Dan Larutan Buffer Fix

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

1. Pengukuran pH

NO. SAMPEL

pH LARUTAN  

   (0,1 M)INDIKATOR UNIVERSAL pH METER

1. NaOH 13 9,82. HCl 1 5,63. Asam Sitrat 1 5,3

4.Natrium Sitrat 7 6,7

2. Larutan Buffer

NO. SAMPEL Ph1. Campuran I 42. Campuran II 73. Campuran I + 0,5 ml HCl 4

4.Campuran I + 0,5 ml NaOH 5

Page 18: pH Dan Larutan Buffer Fix

5. Campuran II + 0,5 ml HCl 4

6.Campuran II + 0,5 ml NaOH 7

7. Aquadest + 0,5 ml HCl 4,98. Aquadest + 0,5 ml NaOH 8,3

B. Reaksi

C6H8O9 + C6H5Na3O7 2C6H5O73- + 3Na+ +

3H+

Campuran I + HCl NaCl + C6H5O72-

HCl H2O H+ + Cl-

NaOH H2O Na+ + OH-

C. Perhitungan

1. HCl 0,1 M

M1 = 10 p %

Bm

= 10 . 1,19 kg/L . 3,7

36,46

= 440, 3

36,46

= 12,07 M

V1M1 = V2M2

V1 - 12,07 = 1000 . 0,1

V1 = 100

12,07

= 8,2 ml

2. NaOH O,I M

O,1 = x . 1000

40,00 1000

Page 19: pH Dan Larutan Buffer Fix

x = 4 gram

3. Asam Sitrat 0,1 M

O,1 = x . 1000

210,14 1000

x = 21,014 gram

4. Natrium Sitrat 0,1 M

O,1 = x . 1000

294,90 1000

x = 29,4 gram

Page 20: pH Dan Larutan Buffer Fix

BAB V

PEMBAHASAN

pH merupakan singkatan dari power of Hydrogen atau

potensial Hydrogen. pH juga didefinisikan sebagai logaritma

negatif dari konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter). pH

pada dasarnya hanyalah suatu cara untuk menyatakan

konsentrasi ion hidrogen, larutan asam dan larutan basa pada

250C dapat diidentifikasi berdasarkan nilai pH-nya. Sedangkan

larutan buffer atau larutan penyangga adalah semua larutan

yang pH-nya dapat dikatakan tetap, walaupun ditambahkan

sedikit asam atau basa. biasanya larutan buffer mengandung

asam lemah beserta basa lemah konjugatnya dalam konsentrasi

yang hampir sama. Larutan buffer berperan besar dalam

mengontrol kelarutan ion-ion dalam larutan sekaligus

mempertahankan pH dalam proses biokimia dan fisiologis.

Asam (acid) dapat digambarkan sebagai zat yang

menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air.

Basa (base) dapat digambarkan sebagai zat yang menghasilkan

ion hidroksida (OH-) ketika dilarutkan dalam air. Asam kuat ialah

asam yang merupakan elektrolit kuat dan dianggap terionisasi

sempurna dalam air. Asam lemah ialah asam yang merupakan

elektrolit lemah dan dianggap terionisasi hanya sedikit dalam air.

Page 21: pH Dan Larutan Buffer Fix

Sedangkan, basa kuat ialah basa yang merupakan elektrolit kuat

yang terionisasi sempurna di air. Basa lemah ialah basa yang

merupakan elektrolit lemah yang terionisasi sedikit di air.

Pengukuran pH dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Yang pertama menggunakan kertas lakmus. Lakmus adalah

suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika

dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa. ada dua macam

kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Lakmus

merah dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa

berwarna biru. Sedangkan lakmus biru dalam larutan asam

berwarna merah, dalam larutan basa berwarna biru. Yang kedua

ialah dengan menggunakan kertas indikator universal. Indikator

universal adalah indikator pH yang terdiri dari campuran

beberapa senyawa yang menunjukkan perubahan warna halus

pada rentang nilai pH 1-14 untuk menunjukkan keasaman atau

kebasaan. Indikator universal biasanya terdiri dari air, propan-1-

ol, fenolftalein natrium garam, natrium hidroksida, metil merah,

bromthymol biru garam monosodium, dan timol biru garam

monosodium. Warna grafik indikator universal yang cocok akan

dapat dilihat di strip kotak indikator universal. Yang ketiga

adalah menggunakan larutan indikator. Larutan indikator adalah

zat-zat warna yang mempunyai warna yang berbeda dalam

larutan yang bersifat asam, basa, dan netral, sehingga dapat

digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam, basa,

dan netral. Larutan yang biasa digunakan ialah fenolftalein, metil

merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Yang keempat adalah

pengukuran pH menggunakan indikator alami. Indikator alami

adalah bahan-bahan yang berasal dari alam yang dapat

menunjukkan wrana yang berbeda dalam larutan asam ataupun

basa. contoh indikator alami yang sering digunakan ialah : bunga

Page 22: pH Dan Larutan Buffer Fix

sepatu, kunyit, kulit manggis, kubis ungu, dan lain-lain.

Pengukuran pH selanjutnya ialah menggunakan elektroda

potensiometri. Elektroda potensiometri digunakan untuk

mengukur pH secara kuantitatif. Elektroda ini memonitor

perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktifitas ion

Hidrogen (H+) dalam larutan. Yang terakhir ialah menggunakan

pH meter. pH meter adalah alat untuk mengukur satu satuan

ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman suatu

larutan. Prinsip kerja pH meter adalah didasarkan pada potensial

elektrokimia yang terjadi antara larutan yang terdapat dalam

elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang

terdapat dalam elektroda gelas yang tidak diketahui. Instrumen

yang digunakan dalam pH meter dapat bersifat analog maupun

digital. Pada penggunaan pH meter, kalibrasi alat harus

diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran. Caranya ialah

dengan membilas elektroda menggunakan air suling dan

dikeringkan menggunakan tissue bersih. Kalibrasi terhadap pH

meter dilakukan dengan larutan buffer standar : pH = 4,01; 7,00;

10,01.

Cara kerja dalam percobaan ini adalah pertama kita

siapkan alat dan bahan yang akan digunakan agar tidak terjadi

kerepotan selama percobaan berlangsung. Ambil HCl 0,1 M

sebanyak 5 ml menggunakan pipet tetes diukur dalam gelas

ukur. Lakukan hal yang sama untuk NaOH 0,1 M, Asam Sitrat 0,1

M, dan Natrium Sitrat 0,1 M. Masukkan masing-masing sampel ke

dalam gelas kimia dan beri label. Ambil kertas indikator universal

dan masukkan dalam sampel. Setelah beberapa menit, lihat

perubahan warna, cocokkan dengan rentang pH yang terdapat di

kotak dan catat hasilnya dalam lembar laporan. Selanjutnya,

ambil 5 ml Asam Sitrat dan 5 ml Natrium Sitrat menggunakan

Page 23: pH Dan Larutan Buffer Fix

pipet tetes dan ukur dengan gelas ukur. Setelah itu, campurkan

dua sampel tersebut ke dalam gelas kimia, homogenkan. Jangan

lupa beri label pada setiap gelas kimia. Siapkan kertas indikator

universal dan ukur pH campuran tersebut. Catat hasilnya pada

lembar laporan. Lakukan langkah yang sama untuk 1 ml Asam

Sitrat dan 10 ml Natrium Sitrat. Campuran yang telah dibuat

tersebut adalah larutan buffer. Larutan buffer tersebut masing-

masing dibagi dua dan dimasukkan ke dalam gelas kimia, beri

label. Tambahkan masing-masing 0,1 ml HCl dan 0,1 ml NaOH.

Ukur pH menggunakan kertas indikator universal. Catat hasilnya

dalam lembar laporan.

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh ialah sebagai

berikut. pH untuk masing-masing dari NaOH 0,1 M, HCl 0,1 M,

Asam Sitrat 0,1 M, dan Natrium Sitrat 0,1 M berturut-turut adalah

pada pH meter 9,8 ; 5,6 ; 5,3 ; 6,7 dan pada kertas indikator

universal 13 ; 1 ; 1 ; 7. Untuk larutan buffer yakni pada campuran

I (Asam Sitrat + Natrium Sitrat 5 : 5), campuran II (Asam Sitrat +

Natrium Sitrat 1 : 10), campuran I + HCl, campuran I +NaOH,

campuran II + HCl, campuran II + NaOH, Aquadest + HCl dan

Aquadest + NaOH adalah 4 ; 7 ; 4 ; 5 ; 4 ; 7 ; 4 ; 9 ; 8,3.

Larutan buffer dapat mempertahankan pH walaupun

ditambahkan sedikit asam atau basa. karena penambahan

sedikit asam atau basa pada larutan buffer menjaga pH yang

tetap pada nilai yang agak rendah atau tinggi. Penambahan HCl

yang bersifat asam pada larutan buffer dalam percobaan ini

menyebabkan kesetimbangan bergerser ke arah kiri

(pembentukan asam lemah). Sedangkan penambahan NaOH

yang bersifat basa pada larutan buffer dalam percobaan ini

menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan

(pembentukan basa lemah). Alasan penambahan HCl dan NaOH

Page 24: pH Dan Larutan Buffer Fix

pada larutan buffer dalam percobaan ini adalah untuk

mengetahui pengaruh penambahan sedikit asamdan basa

seperti yang disebutkan oleh literatur. Maka didapatkan

kesimpulan bahwa penambahan sedikit asam atau basa akan

sedikit mengakibatkan perubahan kecil pula pada konsentrasi

dan nilai pH pada sistem buffer.

Aplikasi pH dan larutan buffer dalam bidang kesehatan,

antara lain kita dapat menggunakan sistem pengukuran pH

untuk mengetahui kadar keasaman ataupun kebasaan obat yang

terdiri dari campuran senyawa –senyawa tertentu kita dapat

menggunakan prinsip buffer. Dalam tubuh manusia, sistem

buffer berfungsi untuk mempertahankan harga pH cairan tubuh

yang bisa intrasel maupun ekstrasel. Banyak zat aktif yang harus

berada pada keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan

menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang, bahkan

hilang sama sekali.

Pada percobaan ini, terdapat beberapa hasil percobaan

yang tidak sesuai dengan literatur. Misalnya saja pada pH Asam

Sitrat yang pada pengukuran pH meter 5,3 dan kertas pH

universal 1. Ini menunjukkan perbedaan jauh antara dua alat

yang digunakan untuk mengukur pH. Banyak juga contoh

kesalahan dan penyimpangan antara hasil percobaan dan teori

yang ada. Kesalahan-kesalahan tersebut biasanya disebabkan

oleh :

1. pH meter yang digunakan berulang-ulang sehingga

kalibrasinya tidak

lagi maksimal.

2. Kurangnya ketelitian praktikan dalam pembacaan nilai pH.

3. Wadah sampel yang kurang bersih dan tidak kering.

Page 25: pH Dan Larutan Buffer Fix

4. Alat yang digunakan untuk mengukur pH dalam kondisi

yang tidak

baik.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh pH

sebagai berikut. Pengukuran pH menggunakan pH meter

untuk NaOH = 9,8, HCl = 5,6, Asam Sitrat = 5,3, dan

Natrium Sitrat = 6,7. Pengukuran dengan kertas indikator

universal untuk NaOH = 13, HCl = 1, Asam Sitrat = 1, dan

Natrium Sitrat = 7.

Untuk larutan buffer diperoleh nilai pH untuk

campuran I (Asam Sitrat + Natrium Sitrat 5 : 5) = 4,

Page 26: pH Dan Larutan Buffer Fix

campuran I + HCl 0,5 ml = 4, campuran I + NaOH o,5 ml =

5, campuran II (Asam Sitrat + Natrium Sitrat 1 : 10) = 7,

campuran II + HCl 0,5 ml = 4, campuran II + NaOH 0,5 ml =

7, Aquadest + HCl 0,1 M = 4,9, Aquadest + NaOH 0,1 M =

8,3.

B. Saran

1. Laboratorium

Tingkatkan ketertiban dan kebersihan laboratorium.

2. Asisten

Pertahankan keramahan dalam membimbing praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Cairns, Donald. Intisari Kimia Farmasi Edisi III. Jakarta : Buku

Kedokteran. 2008

Chang, Raymond. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta :

Erlangga. 2003

Day JR, R.A dan A.L Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi

Keenam. Jakarta : Erlangga. 2002

Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

1979

Oxtoby, dkk. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

2001

Page 27: pH Dan Larutan Buffer Fix