pgsd_ssp - kartono dkk

198
MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) WORKSHOP SSP GURU SEKOLAH DASAR Oleh : Drs. Kartono, M. Pd Dr. Riyadi, M. Si Dra. Rukayah, M. Hum Drs. A. Dakir, M. Pd Drs. Hasan Mahfud, M. Pd Drs. Usada, M. Pd PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: informasi-guru-sekolah-dasar

Post on 27-Oct-2015

626 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PGSD_SSP - Kartono Dkk

TRANSCRIPT

Page 1: PGSD_SSP - Kartono Dkk

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

(PLPG)

WORKSHOP SSP

GURU SEKOLAH DASAR

Oleh :

Drs. Kartono, M. Pd

Dr. Riyadi, M. Si

Dra. Rukayah, M. Hum

Drs. A. Dakir, M. Pd

Drs. Hasan Mahfud, M. Pd

Drs. Usada, M. Pd

PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdullilah, kami telah menyelesaikan bahan

kajian bagi peserta PLPG 2013 yang berasal dari guru SD dan sederajat. Bahan kajian

Subject Specific Pedagogy (Ssp) berisi tentang rambu-rambu pengembangan Perangkat

Pembelajaran, nilia-nilai karakter bangsa, contoh Perangkat Pembelajaran tingkat SD

(Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, dan Tematik, ), serta lampiran KKO

(kata kerja operasional guna mengembangkan Indikator dan tujuan pembelajaran.

Bahan kajian ini telah disusun secara cermat, namun tim penulis menyadari tentu

masih ada kekurangannya. Untuk itu saran perbaikan dari pembaca akan kami terima

dengan senang hati. Akhirnya kami berharap bahwa bahan kajian ini dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya

Surakarta, Mei 2013

Tim Penulis

Page 3: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................... iii

BAB. I PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ................... 1

A. Silabi ........................................................................................... 1

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 1

BAB. II PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA ........................................ 6

BAB. III CONTOH PERANGKAT PEMBELAJARAN ............................. 9

A. Mata Pelajaran IPA ...................................................................... 9

B. Mata Pelajaran Matematika ......................................................... 27

C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ................................................ 46

D. Mata Pelajaran IPS ....................................................................... 63

E. Mata Pelajaran PKn ..................................................................... 76

F. Tematik ........................................................................................ 87

Lampiran Kata Kerja Operasional (KKO) ..................................................... 103

Page 4: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 1

BAB I

PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

Perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan meliputi (1) Silabi; (2)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (3) Materi Pembelajaran; (4) Media dan LKS; (5)

Kisi-kisi Evaluasi; dan (6) Instrumen evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Berikut ini disajikan format Silabi dan penjelasan detail tentang RPP.

Untuk mengembangkan Media, LKS, Kisi-kisi Evaluasi, dan Instrumen Evaluai dapat

melihat pada contoh perangkat pembelajaran.

A. SILABI

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/ Semester :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

Indikator Materi

Pokok

Pengalam

an

Belajar

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

/

Bahan/

Alat

Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

Sesuai

dengan

indikator

pada

RPP

Ditulis

singkat

Ditulis

bagian

pokok

sesuai

dengan

indikator

Tes

Nonte

s

Pilihan

ganda, Isian,

Uraian, dsb

Format

Pengamatan

Ditulis

salah satu

dari

instrumen

yang

dikemban

g-kan

Dituli

s

sesuai

denga

n yang

diruju

k pada

RPP

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik

dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

Page 5: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 2

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah :

1. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

pertemuan.

2. Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran.

3. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan

dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

7. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar.

Page 6: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 3

8. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari

setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai

kelas 3 SD.

9. Kegiatan pembelajaran

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran

yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom

petensi.

Page 7: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 4

Item nomor 9 yang berisi Kegiatan Pembelajaran dijabaran sebagai berikut :

1. Kegiatan pendahuluan, guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

b. Aperspi : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. Orientasi : menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

akan dicapai;

d. Motivasi : menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD

yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi.

a. Eksplorasi (Siswa menggali), guru berupaya :

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang (menjadikan alam dalam lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar, tempat berguru) jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

atau lapangan.

b. Elaborasi (Perluasan / Penjelasan sacara detail), guru berupaya :

Page 8: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 5

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi (Penguatan / penegasan), guru berupaya untuk :

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi dasar:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan

peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa

yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi;

Page 9: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 6

d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup, guru :

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

BAB II

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Secara umum istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah

“temperamen” ,”tabiat”, “watak” atau “akhlak” yang memberinya sebuah definisi

sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan

konteks lingkungan. Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter memiliki

berbagai arti seperti : “kharacter” (latin) berarti instrument of marking, “watek” (Jawa)

berarti ciri wanci; “watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi

tingkah laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai.

Pendidikan karakter sangat penting dalam pembelajaran yang dilakukan oleh

guru di dalam kelas. Bahwa pendidikan karakter merupan pendidikan yang mengandung

unsur moral, norma, sikap bahkan perilaku karena untuk menentukan apakah seseorang

memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik sehingga dapat diintegrasikan dalam

pembelajaran pada setiap mata pelajaran.

Page 10: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 7

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata

pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap

mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya

pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam

kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Berikut disajikan table 18 nilai karakter dan

deskripsinya.

NILAI DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin

Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar.

Page 11: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 8

10. Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta

Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12.Menghargai

Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13.Bersahabat/

Komuniktif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,

dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta

Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar

Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli

Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung-

jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa.

Page 12: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 9

Page 13: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 10

BAB III

CONTOH PERANGKAT PEMBELAJARAN

SILABUS

Nama Sekolah : SD

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : V / 1

Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses

Kompetensi Dasar : 4.1. Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap

Indikator Materi

Pokok Pengalaman Belajar

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

Kognitif

1. Mengidentifikasi

sifat benda sebelum

dan sesudah

mengalami

perubahan sebagai

hasil suatu proses.

2. Mendeskripsikan 6

Benda dan

sifatnya

1. Perubahan

sifat benda

2. Perubahan

1. Percobaan

menyelidiki sifat

benda seperti bentuk,

warna, kelenturan,

kekerasan, dan bau

sebelum dan sesudah

mengalami perubahan

a.Tes

Obyektif

1. Buah apel

dapat berubah

sifat secara

alami karena

proses …..

a. Pembusuka

n

2 x 35

Mnt

Sumber:

1. Sulistyanto H.

dan Wiyono E.

2008. BSE IPA

untuk SD/MI

kelas 5. Jakarta:

Depdiknas.

Halaman 83-90.

Page 14: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 11

Indikator Materi

Pokok Pengalaman Belajar

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

faktor yang

menyebabkan

perubahan pada

benda.

3. Menyebutkan benda

yang mengalami

perubahan tetap dan

sementara masing-

masing minimal 3

benda.

Afektif

4. Menunjukkan sikap

teliti dalam

melakukan

percobaan

Psikomotor

5. Mendemonstrasikan

langkah- langkah

percobaan

wujud yang

dapat

kembali

dan tidak

dapat

kembali

2. Diskusi kelompok

melakukan

identifikasi faktor -

faktor yang

menyebabkan

perubahan pada

benda.

3. Diskusi kelompok

setelah melakukan

pecobaan.

4. Percobaan

menyelidiki sifat

benda (bentuk, warna,

kelenturan, kekerasan,

dan bau) sebelum dan

sesudah mengalami

perubahan

5. Penugasan pada tiap

kelompok

mendemonstrasikan

b.Non

tes

Lembar

pengamata

n

b. pencampur

an dengan

air

c. Pembakara

n

d. pemanasan

Lampiran 5

2. Asmiyati C dan

Kusumawati R.

BSE IPA 5

Salingtemas.

Jakarta:

Depdiknas.

Halaman: 69-76.

3. Rositawati S. dan

Muharam A.

2008. BSE

Senang Belajar

IPA untuk SD/MI

kelas 5. Jakarta:

Depdiknas.

Halaman: 59-68

Alat dan Bahan

1. Alat : korek api,

wadah, sendok

2. Bahan : coklat,

Page 15: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 12

Indikator Materi

Pokok Pengalaman Belajar

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

perubahan sifat pada

benda.

satu percobaan secara

bergiliran.

lilin, lidi, kertas,

paku/besi,

belimbing, cabai.

Page 16: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

( RPP )

Nama Sekolah : SD

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / semester : V / I

Tahun pelajaran : 2011 / 2012

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

I. Standar Kompetensi

4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan

sifat benda sebagai hasil suatu proses.

II. Kompetensi Dasar

4.1 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda baik

sementara maupun tetap.

III. Indikator

Kognitif

1. Mengidentifikasi sifat benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan

sebagai hasil suatu proses.

2. Mendeskripsikan 6 faktor yang menyebabkan perubahan pada benda.

3. Menyebutkan benda yang mengalami perubahan tetap dan sementara masing-

masing minimal 3 benda.

Afektif

Menunjukkan sikap teliti dalam melakukan percobaan.

Psikomotorik

Mendemonstrasikan langkah- langkah percobaan pada perubahan sifat benda.

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

1. Melalui Pecobaan siswa dapat mendeskripsikan sifat benda sebelum dan

sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses dengan benar.

2. Melalui diskusi kelompok siswa mampu mendeskripsikan 6 faktor yang

menyebabkan perubahan pada benda dengan benar.

Page 17: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 14

3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan benda yang mengalami

perubahan tetap dan sementara masing-masing minimal 3 benda dengan

benar.

Afektif

Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan sikap teliti dalam melakukan

percobaan dengan baik.

Psikomotorik

Melalui penugasan kelompok siswa dapat mendemonstrasikan langkah-langkah

percobaan pada perubahan sifat benda dengan baik.

V. Materi Pembelajaran

PERUBAHAN SIFAT BENDA

Perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud menjadi

benda cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini

menyebabkan perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk,

warna, kelenturan, kekerasan dan baunya.

a. Berbagai penyebab perubahan sifat benda.

1) Pemanasan 4) Pembusukan

2) Pembakaran 5) Pelapukan

3) Pendinginan

b. Macam-macam perubahan sifat benda.

1) Perubahan sifat benda yang bersifat sementara ( dapat dibalik )

2) Perubahan sifat benda yang bersifat tetap ( tidak dapat dibalik )

VI. Metode dan model pembelajaran

1. Metode

Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Eksperimen, Demonstrasi, dan Penugasan.

2. Model pembelajaran

Pembelajaran Kontekstual ( CTL )

Page 18: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 15

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal ( 10 menit )

1. Menyiapkan kondisi kelas : menyiapkan media dan instrument

pembelajaran.

2. Apersepsi

Tanya jawab guru dan siswa tentang peristiwa sehari-hari yang

berhubungan dengan perubahan sifat benda.

3. Orientasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Motivasi

Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.

B. Kegiatan Inti ( 50 menit )

1. Eksplorasi

a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang sifat benda. ( questioning )

b. Siswa memperhatikan peragan guru membandingkan satu jenis benda

sebelum dan sesudah mengalami perubahan (misalnya cabe segar

dengan cabe yang telah membusuk). (modeling).

c. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan setiap eksperimen.

d. Guru membagikan lembar petunjuk kegiatan sebagai panduan dalam

melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda kepada setiap

kelompok.

e. Salah satu anggota tiap kelompok diminta untuk mengambil alat-alat

yang akan digunakan untuk melakukan eksperiman perubahan sifat

benda.

f. Setiap kelompok melakukan eksperimen perubahan sifat benda sesuai

dengan lembar petunjuk yang telah dibagikan. ( inquiry )

g. Setiap kelompok mengamati kegiatan eksperimen yaitu:

1) Perubahan wujud lilin, dengan cara membakar lilin.

2) Perubahan wujud kertas, dengan cara membakar kertas.

3) Perubahan wujud lidi, dengan cara membakar lidi.

4) Perubahan wujud coklat dan lilin, dengan cara coklat batang dan

lilin batang di taruh di atas sendok kemudian dipanaskan

menggunakan api.

5) Perubahan pada proses perkaratan, dengan cara mengamati

perbedaan besi yang belum berkarat dengan besi yang telah

berkarat.

Page 19: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 16

6) Perubahan pada proses pembusukan, dengan cara mengamati

perbedaan antara buah belimbing yang masih segar dan buah

belimbing yang telah busuk.

2. Elaborasi

a. Setiap kelompok diminta untuk mencatat hasil eksperimen di atas pada

Lembar Kerja Kelompok.

b. Guru meminta setiap kelompok untuk melaporkan semau hasil

eksperimen yang telah mereka lakukan (authentic assessment)

c. Kelompok lain menanggapi dan guru membahas hasil eksperimen

bersama-sama dengan semua kelompok.

d. Setiap siswa diminta untuk berdiskusi secara berkelompok sesuai

kelompok eksperimen mengenai penerapan perubahan sifat benda

dalam kehidupan sehari-hari. ( Learning community ).

3. Konfirmasi

a. Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk

hadiah, tulisan, lisan maupun isyarat terhadap keberhasilan peserta

didik.

b. Siswa diminta mememeriksa laporan yang belum benar, jika siswa

diminta untuk mengulang praktik pada bagian yang masih

diragukan.(reflection)

c. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisi aktif.

C. Kegiatan Akhir ( 10 menit )

1. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pelajaran mengenai

perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(constructivism )

2. Siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu. (authentic

assesment )

3. Memberikan tindak lanjut dalam bentuk tugas rumah.

VIII. Media Pembelajaran

Alat dan Bahan

1. Alat : korek api, wadah, sendok

2. Bahan : coklat, lilin, lidi, kertas, paku/besi, belimbing, cabai.

IX. Sumber balajar

1. Silabus kelas V

Page 20: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 17

2. Sulistyanto H. dan Wiyono E. 2008. BSE IPA untuk SD/MI kelas 5. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 83-90.

3. Asmiyati C dan Kusumawati R. BSE IPA 5 Salingtemas. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Halaman: 69-76.

4. Rositawati S. dan Muharam A. 2008. BSE Senang Belajar IPA untuk SD/MI

kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman: 59-68

X. Penilaian

1. Prosedur : penilaian proses dan penilaian hasil

2. Tek : tes dan non tes

3. Jenis

a. Tes : lisan, tertulis, perbuatan

b. Non tes : Pengamatan ( motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang

dihadapi, serta kegiatan dalam praktek )

4. Bentuk : subyektif dan obyektif

5. Alat penilaian ( terlampir )

a. Lembar Kerja Siswa

b. Lembar Evaluasi

c. Lembar Tugas

d. Kunci Jawaban

e. Lembar Penilaian

Mengetahui,

Kepala Sekolah

( )

NIP :

Surakarta,

Guru Kelas

( )

NIP :

Page 21: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 18

Lampiran 1 MATERI PEMBELAJARAN

PERUBAHAN SIFAT BENDA

1. Sifat Benda

a. Bentuk

Benda memiliki bentuk yang bermacam-macam baik yang berbentuk bangun

datar maupun bangun ruang.

b. Warna

Setiap benda memiliki warna yang bermacam-macam.

c. Kelenturan

Kelenturan adalah sifat benda yang mudah dilengkungkan. Benda yang bersifat

lentur dapat dibengkokkan dan tidak mudah patah.

d. Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan suatu banda untuk menahan goresan. Suatu benda

bersifat lebih keras daripada benda lain jika dapat menggores benda tersebut.

e. Bau

Benda ada yang berbau dan ada yang tidak berbau. Bau benda meliputi harum,

bentuk, dan amis.

2. Perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud menjadi benda

cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini menyebabkan

perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk, warna,

kelenturan, kekerasan dan baunya.

a. Berbagai penyebab perubahan sifat benda.

1) Pemanasan

Pemanasan lilin, pemanasan coklat, pemanasan mentega. Benda padat apabila

dipanaskan akan menjadi cair, sedangkan benda cair bila dipanaskan akan

menjadi gas.

2) Pembakaran

Pembakaran kayu, kayu yang semula bersifat padat dan keras berubah bentuk

menjadi arang dan abu yang mempunyai sifat rapuh.

3) Pencampuran dengan air

Page 22: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 19

Serbuk semen setelah dicampur dengan air, semen berubah menjadi agak

lengket. Jika sudah kering campuran ini akan berubah menjadi keras dan kuat.

4) Pendinginan

Air jika didinginkan di dalam lemari es akan menjadi es batu. Jadi

pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair

akan berubah wujudnya menjadi benda padat.

5) Pembusukan

Jika buah dibiarkan dalam udara terbuka selama beberapa hari maka buah

tersebut akan menjadi lembek, layu dan berubah warna. Hal ini terjadi karena

buah mengalami pembusukan.

6) Pelapukan

Logam sepert besi dapat mengalami perkaratan jika terkena air ataupun uap

air dan dibiarkan dalm waktu yang lama. Perkaratan ini menyebabkan besi

rapuh dan berubah warna.

b. Macam-macam perubahan sifat benda.

Pada dasarnya perubahan sifat benda dapat dibedakanmenjadi dua:

1) Perubahan sifat benda yang bersifat sementara ( dapat dibalik )

Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke

wujud semula. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara disebut juga

perubahan fisika.

Contoh: air berwujud cair dapat berubah menjadi es yang berwujud padat. Jika

es dipanaskan maka berubah wujud menjadi air kembali.

2) Perubahan sifat benda yang bersifat tetap ( tidak dapat dibalik )

Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke

wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat tetap

disebut juga perubahan kimia.

Contoh: perubahan yang bersifat tetap yaitu kertas yang dibakar yang dibakar

menjadi abu.

Page 23: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 20

Lampiran 2

LEMBAR KERJA KELOMPOK

I. PERUBAHAN WUJUD ZAT

Tujuan

Untuk mengamati perubahn wujud zat yang dapat dan tidak dapat kembali ke

wujud semula setelah mengalami suatu proses.

Alat dan Bahan

Alat : kaleng bekas, korek api, sendok, gelas bekas air mineral, kayu.

Bahan : lidi, kertas, coklat, lilin, cabe, belimbing, paku.

Langkah kerja

1. Nyalakan sebuah lilin, amati yang terjadi pada lilin yang dibakar. (Percobaan 1)

2. Bakarlah kertas. Perhatiakan kertas setelah apinya padam. (Percobaan 2)

3. Bakarlah lidi, perhatikan lidi terutama setelah apinya padam. ( Percobaan 3 )

4. Panaskan coklat dan lilin. Amatilah coklat dan lilin setelah ( Percobaan 4 )

Dipanaskan kemudian didinginkan.

5. Bandingkan paku yang berkarat dan paku yang tidak berkarat ( Percobaan 5 )

Perhatikan proses apa yang terjadi pada paku.

6. Bandingkan belimbing dan cabe yang masih segar dengan belimbing (Percobaan

6 ) dan cabe yang sudah hampir busuk.

Tabel hasil pengamatan I

Percobaan Nama

Benda

Penyebab

Perubahan

Sifat Benda

Sifat Benda

Sebelum

Perubahan Setelah Perubahan

1. Lilin …………….. …………. …………………….

2. Kertas ……………. ………….. …………………….

3. Lidi ……………. ………….. ……………………

4. Coklat dan

lilin …………… …………. ……………………..

5. Paku / besi ……………. …………. …………………….

6. Cabe ……………. …………. …………………….

7. Belimbing ……………. …………. ……………………..

Page 24: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 21

Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembakaran yaitu:

1. ………………………

2. ………………………

dst

Benda yang mengalami perubahan sifat karena pemanasan yaitu:

1. ………………………

2. ………………………

dst

Benda yang mengalami perubahan sifat karena perkaratan yaitu:

1. ………………………

Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembusukan yaitu:

1. ………………………

2. ………………………

II. Golongkan peristiwa-peristiwa berikut ke dalam kelompok perubahan benda yang

bersifat

sementara atau tetap!

1. Balok es mencair 6. Lilin meleleh

2. Perkaratan pada besi 7. Es Cream mencair

3. Tepung menjadi roti 8. Buah membusuk

4. Kayu diubah menjadi kursi 9. Kedelai diolah menjadi tempe

5. Air dibekukan 10. Kertas dibakar

Isikan jawabanmu dalam tabel Pengamatan II

Tabel Pengamatan II

No Perubahan Sementara Perubahan Tetap

1.

2.

DST

Page 25: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 22

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA

I. Tabel Pengamatan I

Percobaan Nama

Benda

Penyebab

Perubahan

Sifat Benda

Sifat Benda

Sebelum

Perubahan Setelah Perubahan

1. Lilin Pembakaran Padat Mencair kemudian

menjadi padat

2. Kertas Pembakaran Padat Abu

3. Lidi Pembakaran Padat Rapuh

4. Coklat dan

lilin Pemanasan Padat

Mencair kemudian

menjadi padat

5. Paku / besi Perkaratan Padat Rapuh, berubah warna

6. Cabe Pembusukan Padat Lembek, layu, berubah

warna

7. Belimbing Pembusukan Padat Lembek, Layu, berubah

warna

Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembakaran yaitu:

1. lilin

2. kertas

3. lidi

Benda yang mengalami perubahan sifat karena pemanasan yaitu:

1. es batu 3. coklat

2. mentega 4. lilin

Benda yang mengalami perubahan sifat karena perkaratan yaitu:

1. paku / besi

Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembusukan yaitu:

1. tomat

2. cabe

Page 26: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 23

II. Tabel pengamatan II

No Perubahan Sementara Perubahan Tetap

1. Balok es mencair Perkaratan pada besi

2. Lilin meleleh Tepung menjadi roti

3. Es krim mencair Kayu diubah menjadi kursi

4. Air dibekukan Buah membusuk

5. Kedelai di olah menjadi tempe

6. Kertas dibakar

Kesimpulan:

1. Perubahan Sementara:

Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke

wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru.

2. Perubahan Tetap:

Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapt kembali ke

wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru.

Page 27: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 24

Lampiran 3

MEDIA PEMBELAJARAN

Alat dan bahan

1. coklat

2. lidi

3. korek api

4. jarum / paku yang berkarat dan tidak berkarat

5. sendok

6. lilin

7. kertas

8. buah segar dan buah busuk

Jarum berkarat dan tidak berkarat Kertas

Page 28: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 25

Lampiran 4. KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Teknik

Tes

Bentuk

Tes Keterangan

1 Mengidentifikasi sifat benda

sebelum dan sesudah mengalami

perubahan sebagai hasil suatu

proses.

Tes Objektif Butir 1, 9

2 Mendeskripsikan faktor - faktor

yang menyebabkan perubahan

pada benda.

Tes Objektif Butir 2, 3, 8

3 Menyebutkan benda yang

mengalami perubahan tetap dan

sementara masing-masing

minimal 3 benda.

Tes Objektif Butir 4, 5, 6, 7,

10

4 Menunjukkan sikap teliti dalam

melakukan percobaan dengan

baik.

Nontes Pengamatan Terlampir

(lamp 5)

5 Mendemonstrasikan langkah-

langkah percobaan pada

perubahan sifat benda dengan

baik.

Nontes Pengamatan Terlampir

(lamp 5)

Page 29: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 26

Lampiran 5. INSTRUMEN EVALUASI

A. Kognitif

Pilihlah jawaban yang paling benar!

1. Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut…..

a. mencair c. menguap

b. membeku d. menyublim

2. Buah apel dapat berubah sifat secara alami karena proses …..

a. Pembusukan c. pencampuran dengan air

b. pembakaran d. pemanasan

3. Karet dapat mengalami perubahan sifat jika …..

a. ditekan c. ditarik dengan kuat

b. dicampur dengan air d. dibakar

4. Benda yang dapat kembali kewujud semula setelah dipanaskan yaitu …..

a. kayu c. kertas

b. lilin d. plastik

5. Perubahan benda yang bersifat sementara yaitu …..

a. Buah membusuk c. pembuatan tempe

b. Es balok mencair d. besi berkarat

6. Salah satu ciri perubahan benda yang bersifat tetap yaitu…..

a. Dapat kembali ke bentuk semula c. tidak dapat kembali ke bentuk

semula

b. Tidak menghasilkan zat baru d. tidak terjadi perubahan bentuk

7. Mentega akan mencair jika dipanaskan. Jika cairan mentega didinginkan, yang

terjadi yaitu…..

a. Mentega memanas kembali

b. Mentega menguap

c. Mentega tidak mengalami perubahan

d. Mentega berubah menjadi minyak goreng

8. Plastik tidak dapat kembali ke wujud semula setelah melalui proses …..

a. Pencampuran dengan air c. pendinginan

b. Pelarutan d. pembakaran

Page 30: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 27

9. Contoh perubahan benda yang dapat dibalik yaitu ……

a. Es batu c. arang

b. Besi berkarat d. nasi

10. Perubahan bentuk benda yang dapat kembali ke bentuk semula disebut…..

a. Perubahan wujud yang tidak dapat dibalik

b. Perubahan wujud benda yang dapt dibalik

c. Perubahan wujud karena perkaratan

d. Perubahan wujud karena pembakaran

KUNCI JAWABAN

1. C 2.A 3.D 4.B 5.B 6.C 7.C 8.D 9.A 10.B

B. Afektif

Menunjukkan Sikap teliti dalam percobaan

No Nama Siswa

Deskriptor

Jumlah skor A B C

1 ya ya ya 3

2 tdk ya ya 2

dst

Deskriptor

A. Mengerjakan percobaan sesuai petunjuk

B. Melakukan percobaan secara cermat

C. Mengulang percobaan bila masih ragu

Nilai:

1. Jumlah skor 3 = sangat baik

2. Jumlah skor 2 = baik

3. Jumlah skor 1 = cukup

4. Jumlah skor 0 = Kurang

Page 31: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 28

C. Psikomotor

PENILAIAN PSIKOMOTOR

MENDEMONSTRASIKAN PERCOBAAN

Kelas : V

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Perubahan Sifat Benda

Hari / Tanggal :

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jumlah skor Keaktifan Kerjasama Ketelitian

1 ya ya ya 3

2 tdk ya ya 2

dst

Keterangan:

5. Jumlah skor 3 = sangat baik

6. Jumlah skor 2 = baik

7. Jumlah skor 1 = cukup

8. Jumlah skor 0 = Kurang

Page 32: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 29

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V / 1

Standar Kompetensi : Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas daerah trapesium, belah ketupat dan layang-layang.

Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Penilaian Sumber Bahan /

Alat Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

Kognitif

1. Menentukan

rumus luas

daerah

trapesium.

2. Menghitung

luas daerah

trapesium

Afektif

Menunjukkan

sikap ketelitian

dalam

mengukur,

memotong-

Luas daerah

trapesium

1. Tanya jawab tentang

pengertian dan sifat-

sifat trapesium.

2. Tanya jawab tentang

rumus luas daerah

persegi panjang.

3. Mendemonstrasikan

cara memotong-

motong bangun

trapesium.

4. Praktik memotong-

motong bangun

trapesium.

5. Praktik merangkai

potongan-potongan

2 jam

pelajaran

(2 × 35

Menit)

1. Tes

2. Non

Tes

1. Tertulis

2. Pengamata

n

3. Unjuk

Kerja

Suatu trapesium panjang

sisi-sisi sejajar masing-

masing 18 cm dan 12 cm,

sedangkan tingginya

adalah 10 cm. Luas

daerah trapesium tersebut

adalah .... cm2.

1. Sumber

a. Aep Saepudin

dkk. 2009.

Gemar Belajar

Matematika SD

Kelas V.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Halaman: 115-

116

b. Indriyastuti.

2009. Dunia

Matematika

Kelas V.

Surakarta: PT

Page 33: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 30

motong bangun

trapesium dan

merangkainya

menjadi bangun

persegi panjang

Psikomotor

1. Terampil

memotong-

motong

bangun

trapesium

2. Terampil

merangkai

potongan-

potongan

bangun

trapesium

menjadi

bangun persegi

panjang

bangun trapesium

menjadi bangun

persegi panjang.

6. Berdiskusi

menentukan

hubungan ukuran

bangun trapesium

yang dipotong-

potong dan ukuran

bangun persegi

panjang yang

terbentuk.

7. Berdiskusi

mengkaitkan besar

(luas) daerah

trapesium dan besar

(luas) daerah persegi

panjang yang

terbentuk.

Tiga Serangkai.

Halaman: 102-

103

c. Tim Bina

Karya

Guru.2007.

Terampil

Berhitung

Matematika SD

Kelas V.

Jakarta:

Erlangga.

Halaman: 116-

117.

2. Media

a. Model luas

trapesium yang

terbuat dari

kayu.

b. Dua buah

bangun

trapesium yang

terbuat dari

kertas manila.

Page 34: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 31

8. Berdiskusi

menentukan rumus

luas daerah

trapesium.

9. Berdiskusi

menghitung luas

daerah trapesium

yang diketahui

panjang sisi-sisi

sejajar dan tingginya.

10. Presentasi hasil

kerja kelompok.

Seorang petani

mempunyai sebidang

tanah berbentuk trapsium

dengan panjang sisi-sisi

sejajar 10 cm dan 18 cm,

serta tingginya 10 cm.

Tanah tersebut akan

diberi pupuk. Jika setiap

1 m2 tanah membutuhkan

pupuk 0,25 kg pupuk,

berapa kg pupuk yang

dibutuhkan petani

tersebut?

c. Dua buah

bangun persegi

panjang yang

terbuat dari

kertas manila.

Page 35: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/1

Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 × 35 Menit)

A. Standar Kompetensi

Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

Menghitung luas daerah trapesium, belah ketupat dan layang-layang

C. Indikator

1. Kognitif

a) Menentukan rumus luas daerah trapesium.

b) Menghitung luas daerah trapesium.

2. Afektif

Pada saat Menunjukkan ketelitian dalam mengukur dan memotong-motong

bangun trapesium.

3. Psikomotor

a) Terampil memotong-motong bangun trapesium.

b) Terampil merangkai potongan-potongan bangun trapesium menjadi bangun

persegi panjang.

D. Tujuan Pembelajaran (TP)

1. Kognitif

a) Disediakan bangun trapesium dan bangun persegi panjang yang bersesuaian,

siswa dapat menemukan rumus luas daerah trapesium dengan benar.

b) Disediakan bangun trapesium yang diketahui panjang sisi-sisi sejajar dan

tingginya, siswa dapat menghitung luas daerah trapesium dengan benar.

Page 36: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 33

2. Afektif

Pada saat praktik mengukur, memotong-motong bangun trapesium dan

merangkainya menjadi bangun persegi panjang, siswa melakukannya dengan

teliti.

3. Psikomotor

a) Disediakan bangun trapesium, siswa terampil memotong-motong bangun

trapesium menjadi beberapa bentuk bangun datar lain.

b) Disediakan potongan-potongan bangun datar yang diperoleh dari bangun

trapesium, siswa terampil menyusun potongan-potongan bangun trapesium

menjadi bangun persegi panjang.

E. Materi Pembelajaran : Luas daerah trapesium (terlampir)

F. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Quantum

2. Metode Pembelajaran

a) Ceramah

b) Tanya jawab

c) Demonstrasi

d) Diskusi

e) Inkuiri

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Penerapan

Model

Quantum

1. Pendahuluan (10 Menit)

a. Pengkondisian kelas (mempersiapkan siswa secara psikis dan

fisik untuk mengikuti pembelajaran).

b. Apersepsi.

Tanya jawab tentang pengertian dan sifat-sifat trapesium.

Tanya jawab tentang benda-benda di lingkungan sekitar

yang berbentuk trapesium.

Tanya jawab tentang rumus luas daerah persegi panjang.

Tumbuhkan

Page 37: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 34

Kegiatan Pembelajaran

Penerapan

Model

Quantum

c. Orientasi: mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan

kegiatan yang akan dilakukan.

d. Motivasi: memberi contoh manfaat mempelajari luas daerah

trapesium dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Inti (45 Menit)

Eksplorasi

a. Membentuk kelompok yang heterogen dan setiap kelompok

beranggotakan 4 – 5 siswa.

b. Membagi LKS kepada setiap kelompok.

c. Secara berkelompok, siswa menyiapkan bahan dan alat

(gunting, kertas manila, lem, mistar).

d. Mendemonstrasikan cara memotong-motong bangun trapesium.

e. Secara berkelompok, siswa membuat trapesium dari kertas

manila dan menentukan unsur-unsur trapesium.

f. Secara berkelompok, siswa memotong-motong bangun

trapesium menjadi beberapa bangun datar lain.

g. Secara berkelompok, siswa mencoba-coba menempelkan

bangun-bangun datar yang diperoleh dari bangun trapesium

sehingga membentuk bangun persegi panjang.

Elaborasi

a. Secara berkelompok, siswa berdiskusi mengkaitkan besar

(luas) daerah trapesium dan besar (luas) daerah persegi panjang

yang terbentuk.

b. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menentukan

ukuran bangun persegi panjang yang terbentuk.

c. Secara berkelompok, siswa berdiskusi mengkaitkan ukuran-

ukuran yang ada pada daerah trapesium dan ukuran-ukuran

yang ada pada daerah persegi panjang yang terbentuk.

Tumbuhkan

Alami

Alami

Alami

Alami

Alami

Alami

Page 38: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 35

Kegiatan Pembelajaran

Penerapan

Model

Quantum

d. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menemukan

rumus luas daerah jajar genjang dengan cara mengkaitkannya

dengan rumus luas daerah persegi panjang.

e. Secara berkelompok, siswa menuliskan rumus luas daerah jajar

yang diperoleh

f. Secara berkelompok siswa menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan trapesium.

g. Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas dan kelompok lain menanggapi.

Konfirmasi

a. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil

kerjanya paling baik.

b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang rumus luas daerah

trapesium yang benar.

c. Guru memberi motivasi bagi siswa atau kelompok yang hasil

belajarnya belum maksimal.

Alami

Namai

Alami

Demonstrasi

Rayakan

Ulangi

Tumbuhkan

3. Penutup (15 Menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang

telah dipelajari.

b. Siswa mengerjakan tes tertulis.

c. Guru memberi umpan balik terhadap hasil tes siswa

d. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan

permasalahan yang berkaitan dengan luas daerah trapesium.

Ulangi

H. Evaluasi

1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil

2. Teknik : Tes dan Non Tes

Page 39: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 36

3. Bentuk : a. Tes Tertulis (penilaian hasil).

b. Lembar Pengamatan.

1). Lembar pengamatan untuk penilaian afektif.

2). Lembar pengamatan untuk penilaian kinerja

(psikomotor).

4. Instrumen : Terlampir.

I. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Belajar

1. Aep Saepudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika SD Kelas V. Jakarta:

Pusat Perbukuan. Halaman: 115-116.

2. Indriyastuti. 2009. Dunia Matematika Kelas V. Surakarta: PT Tiga Serangkai.

Halaman: 102-103.

3. Tim Bina Karya Guru.2007. Terampil Berhitung Matematika SD Kelas V.

Jakarta: Erlangga. Halaman: 116-117

Media Pembelajaran

1. Model luas trapesium yang terbuat dari kayu.

2. Dua buah bangun trapesium dan dua buah bangun persegi panjang yang terbuat

dari kertas manila.

3. Lembar Kerja Siswa.

Page 40: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 37

Lampiran 1: Materi Pelajaran

MATERI PELAJARAN

Luas Daerah Trapesium

½ t

½ t

a

b

t

a

b

½ t

½ t

a

b

½ t

b a

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Page 41: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 38

Langkah-langkah:

1) Melaui masing-masing titik sudut atas, dibuat garis tinggi yang tegak lurus alas

(lihat Gambar 2).

2) Buat garis horisontal tepat melaui titik tengah tinggi trapesium (lihat Gambar 2).

3) Segitiga kanan atas dipotong dan diletakkan di kanan bawah (lihat Gambar 3).

4) Segitiga kiri atas dipotong dan diletakkan di kiri bawah (lihat Gambar 3).

5) Diperhatikan bangun yang terbentuk (lihat Gambar 4), yaitu berupa bangun persegi

panjang dengan ukuran :

Panjang = Jumlah panjang sisi-sisi trapesium yang sejajar, yaitu (a + b).

Lebar = ½ dari tinggi trapesium, yaitu ½ t.

6) Diperhatikan besar daerah trapesium dan besar daerah persegi panjang yang

terbentuk. Ternyata besar kedua daerah tersebut sama (jadi luasnya sama besar).

Jadi berdasarkan rumus luas daerah persegi panjang, luas daerah trapesium dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Luas = Panjang x lebar

= Jumlah sisi sejajar x ½ tinggi

Atau disimbolkan dengan:

L = tba2

1

Page 42: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 39

Lampiran 2: Media Pembelajaran

Media Luas Daerah Trapesium

1. Langkah I

2. Langkah II

Page 43: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 40

3. Langkah III

4. Langkah IV

Page 44: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 41

Lampiran 3: LKS

Lembar Kerja Siswa

1. Mata Pelajaran

2. Kelas/Semester

3. Kelompok

4. Anggota

5. Nilai

:

:

:

:

:

Matematika

V/I

.............

1. …….....................................

2. …….....................................

3. …………………………….

4. …………………………….

5. …………………………….

Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai petunjuk dalam setiap soal!

Kegiatan I : Perhatikan gambar trapesium ABCD (daerah yang diarsir hijau pada

Gambar 1) dan persegi panjang (Gambar 2) di bawah ini.

A B

D C

Gambar 1

Gambar 2

E

H G

F

Page 45: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 42

Kegiatan II : Ulangi langkah 1) – 5) pada Kegiatan I utuk suatu trapesium panjang

sisi-sisi yang sejajar adalah 12 cm dan 8 cm, sedangkan tingginya adalah

6 cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2.

Kegiatan III : Ulangi langkah 1) – 5) pada Kegiatan I utuk suatu trapesium panjang

sisi-sisi yang sejajar adalah a cm dan b cm, sedangkan tingginya adalah t

cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2.

Berdasarkan Kegiatan 3 diperoleh rumus luas daerah trapesium yang dirumuskan

sebagai berikut :

1) Potong trapesium ABCD sepanjang sisi-sisinya.

2) Potong trapesium ABCD pada langkah 1) sepanjang garis mendatar dan tepat melalui

setengah tingginya, diperoleh ... daerah trapesium.

3). Potong secara tegak trapesium bagian atas sepanjang tingginya, diperoleh 2 buah ...

dan satu buah ....

4) Himpitkan model yang diperoleh pada langkah 1), 2) dan 3), ke daerah persegi

panjang pada Gambar 2. Apakah tepat berhimpit ? (Jawab .............)

5) Apakah luas daerah trapesium ABCD = luas daerah persegi panjang? (Jawab .........)

6) Perhatikan model daerah persegipanjang yang telah Anda buat!

a. Berapakah panjangnya? (Jawab ...........................)

b. Berapakah lebarnya ? ( Jawab .........................)

c. Berapakah luasnya? (Jawab ....................................................)

5) a. Berapakah luas trapesium ? (Jawab ....................................)

b. Berilah alasannya ? (Jawab .........................)

c. Berdasarkan jawaban a dan b diperoleh hubungan:

L =

L =

Page 46: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 43

Lampiran 4:

Kisi-kisi Penilaian Hasil

Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Nomor Soal

Kognitif

1. Menentukan rumus luas daerah

trapesium.

2. Menghitung luas daerah trapesium

Afektif

Menunjukkan sikap ketelitian dalam

mengukur, memotong-motong bangun

trapesium dan merangkainya menjadi

bangun persegi panjang

Psikomotor

1. Terampil memotong-motong bangun

trapesium.

2. Terampil merangkai potongan-

potongan bangun trapesium menjadi

bangun persegi panjang.

Tes

Non Tes

Non Tes

Tertulis

Lembar

Pengamatan

Lembar

Pengamatan

1

2, 3

Lampiran 7

Lampiran 8

Page 47: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 44

Lampiran 5: Instrumen Evaluasi

Instrumen Evaluasi

Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini!

1). Suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah d1 cm dan d2 cm, sedangkan

tingginya adalah t cm. Rumus luas daerah trapesium tersebut adalah ....

2). Suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah 18 cm dan 12 cm, sedangkan

tingginya adalah 10 cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2.

3). Seorang petani mempunyai sebidang tanah berbentuk trapesium siku-siku seperti

gambar berikut.

Tanah tersebut akan diberi pupuk. Jika setiap 1 m2 tanah membutuhkan pupuk 0,25

kg pupuk, berapa kg pupuk yang dibutuhkan petani tersebut?

10 m

8 m

10 m

Page 48: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 45

Lampiran 6: Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

KUNCI JAWABAN

1).

2).

Berdasarkan gambar diperoleh a = 18 cm, b = 12 cm dan t = 10 cm.

Luas =

2

tba =

2

101218 = 100

Jadi luas daerah trapesium tersebut adalah 100 cm2.

3.

Berdasarkan gambar diperoleh a = 10 + 8 cm = 18, b = 10 cm dan t = 10 cm.

Luas =

2

tba =

2

101018 = 90

Jadi luas tanah petani tersebut adalah 90 cm2.

Banyaknya pupuk yang dibutuhkan = 90 0,25 kg = 22,5 kg.

t cm

d2 cm

d1 cm

Rumus luas L =

2

21 tdd

10 cm

18 cm

12 cm

10 m

8 m

10 m

Page 49: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 46

PEDOMAN PENSKORAN

No. Soal Langkah Kriteria Skor

1. 1 Menggambar trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar

adalah d1 cm dan d2 cm, sedangkan tingginya adalah t

cm dengan benar.

2

2 Menuliskan hubungan a = d1 cm, b = d2 cm, dan tinggi

= t cm.

1

3 Menuliskan rumus luas daerah trapesium dengan

benar.

2

Skor Total Maksimum 5

2. 1 Menggambar trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar

adalah 18 cm dan 12 cm, sedangkan tingginya adalah

10 cm dengan benar.

2

2 Menuliskan hubungan a = 18 cm, b = 12 cm, dan

tinggi = 10cm.

1

3 Menghitung luas daerah trapesium dengan benar. 2

Skor Total Maksimum 5

3. 1 Menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan

dengan benar.

3

2 Menghitung luas daerah trapesium dengan benar, yaitu

2

101810 L = 140 m

2.

3

3 Menghitung banyaknya pupuk yang dibutuhkan

dengan benar, yaitu 140 × 0,25 kg = 35 kg.

4

Skor Total Maksimum 10

Nilai = 102

diperolehyangskorJumlah

= ….

Page 50: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 47

Lampiran 7:

PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF

No. Nama

Aspek yang Dinilai (Ketelitian)

Ketepatan

pengukuran

Ketepatan

rumus

Ketetpatan

penghitungan

Pengembangan Deskriptor

No. Aspek yang Dinilai Nilai

1. Ketepatan pengukuran

a. Salah dalam melakukan pengukuran 1

b. Benar dalam melakukan ukuran tetapi hasil berbeda 2

c. Benar dalam melakukan pengukuran dan hasil tepat 3

2. Ketepatan rumus

a. Rumus tidak tepat 1

b. Rumus benar tetapi salah dalam menggunakannya 2

c. Rumus dan cara menggunakannya benar 3

3. Ketetpatan penghitungan

a. Salah dalam melakukan penghitungan 1

Benar dalam melakukan penghitungan tetapi ada langkah yang

terlewati

2

b. Cara melakukan dan hasil perhitungan benar 3

Nilai = 1009

diperolehyangskorJumlah

= ….

Page 51: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 48

Lampiran 8:

PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTOR

No. Nama

Aspek yang Dinilai

Cara

memotong

Keruntutan

langkah

Ketepatan

pengukuran

Ketepatan

hasil

Pengembangan Deskriptor

No. Aspek yang Dinilai Nilai

1. Cara memotong

a. Tidak benar dalam menggunakan alat 1

b. Benar dalam menggunakan alat dan hasil tidak tepat 2

c. Benar dalam menggunakan alat dan hasil tepat 3

2 Keruntutan langkah

a. Langkah-langkah tidak runtut 1

b. Langkah-langkah runtut tetapi langkah ada yang terlewati 2

c. Langkah-langkah runtut dan lengkap 3

3. Ketepatan pengukuran

a. Salah dalam melakukan ukuran 1

b. Benar dalam melakukan ukuran tetapi hasil berbeda 2

c. Hasil dan ukuran tepat 3

4. Ketepatan hasil

a. Hasil tidak membentuk bangun persegi panjang 1

b. Hasil membentuk bangun persegi panjang tetapi ada selisih

ukuran

2

c. Hasil membentuk bangun persegi panjang dan ukuran tepat 3

Nilai = 10012

diperolehyangskorJumlah

= ….

Page 52: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 49

SILABUS

Nama Sekolah : SEKOLAH DASAR (SD)

Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA

Kelas / Semester : IV / 1

Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbl atau lambang korps

Kompetensi Dasar : Menjelaskan kembali secara lisan atau tertulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps

Indikator Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Penilaian

Sumber Belajar Teknik

Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

Kognitif

a. Menyebut

kan simbol

lalu lintas

b. Menjelaska

n arti

simbol lalu

lintas

Afektif

Menunjukka

Penjelasan

tentang

simbol dan

lambang

lalu lintas

1. Menyimak

penjelasan guru

tentang simbol-

simbol lalu lintas.

2. Bermain peran

dengan simbol-

simbol lalu lintas.

3. Diskusi kelompok

mengerjakan LKS

4. Presentasi hasil

2 x 35

menit

1. Tes

tertulis

2. Non tes

1. Uraian

2. Format

pengamat

an

1. Gambarlah 2

tanda lalu lintas

yang kamu

ketahui berikan

penjelasan arti

tanda lalu lintas

tersebut!

1. Dra. Sukini & Sri

Maryuni, S.Pd. Iva

KTSP Standar Isi

2006. Bahasa

Indonesia untuk

SD/MI Kelas IV

Semester Gasal.

Klaten: Viva

Pakarindo

2. Eny, K.K, Sumardi.

Page 53: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 50

Indikator Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Penilaian

Sumber Belajar Teknik

Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

nsikap

mematuhi

peraturan

sesuai

dengan

simbol-

simbol lalu

lintas.

Psikomotor

Menggambar

kan simbol-

simbol lalu

lintas

diskusi

2. Apa arti

simbol berikut!

Buku Ajar Acuan

Pengejaran Bahasa

Indonesia untuk SD

dan MI. Solo:

Sindunata.

3. Kaswan Darmadi

dan Ritha Nirbaya.

2008. Bahasa

Indonesia untuk SD

dan MI Kelas IV.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Page 54: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 51

Page 55: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 52

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi : Simbol atau Lambang Lalu Lintas

Kelas/Semester : IV / 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Hari/Tanggal :

A. Standar Kompetensi

Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol atau lambang korps.

B. Kompetensi Belajar

Menjelaskan kembali secara lisan atau tertulis penjelasan tentang simbol daerah atau

lambang korps.

C. Indikator

1. Kognitif

a. Menyebutkan simbol lalu lintas

b. Menjelaskan arti simbol lalu lintas

2. Afektif

Menunjukkan sikap mematuhi peraturan sesuai dengan simbol-simbol lalu

lintas.

3. Psikomotor

Menggambar simbol-simbol lalu lintas

D. Tujuan

1. Kognitif

a. Melalui ceramah bervariasi, siswa dapat menyebutkan simbol-simbol lalu

lintas dengan benar.

b. Melalui penugasan, siswa dapat menjelaskan arti simbol lalu lintas dengan

benar.

2. Afektif

Melalui ceramah bervariasi dan permainan, siswa dapat menunjukkan sikap

mematuhi peraturan sesuai dengan simbol lalu lintas dengan baik.

Page 56: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 53

3. Psikomotor

Melalui kerja kelompok, siswa terampil menggambar simbol-simbol lalu lintas

dengan benar.

E. Pendekatan/Metode

Pendekatan : Kontekstual

Metode : Ceramah bervariasi, Kerja kelompok, Penugasan.

F. Media/Alat Peraga

1. Simbol-simbol lalu lintas

2. Gambar denah jalan raya dengan simbol-simbol lalu lintas

G. Proses Pembelajaran

No Tahap KBM Waktu

1 Pendahu

luan

a. Menyiapkan kondisi kelas : menyiapkan media

dan instrumen pembelajaran dan guru

mengkondisikan kelas untuk persiapan

pembelajaran dan presensi.

b. Apersepsi : guru memperlihatkan salah satu simbol

lalu lintas, kemudian menanyakan apakah siswa

pernah melihat simbol atau mengetahui arti simbol

tersebut (konstruktivisme).

c. Orientasi : guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

d. Motivasi : menyanyikan lagu ”Saiki Aku Wis

Gede”

10 menit

2 Inti a. Eksplorasi

1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang

simbol-simbol lalu lintas.

2) Siswa dengan bimbingan guru menemukan

contoh simbul lalu lintas yang lain (modeling).

3) Beberapa orang siswa ke depan kelas untuk

mengartikan beberapa simbol yang terdapat di

papan tulis (inquiry).

45 menit

Page 57: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 54

b. Elaborasi

1) Siswa melakukan permainan yang berkaitan

dengan simbol-simbol lalu lintas.

2) Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, masing

- masing kelompok beranggotakan kurang

lebih 4 orang siswa (masyarakat belajar).

3) Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS .

4) Masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya.

c. Konfirmasi

1) Guru memberi acuan dengan cara membahas

LKS secara klasikal (refleksi).

2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika

ada yang kurang dipahami (bertanya).

3 Akhir a. Siswa dibimbing guru menyimpulkan.

b. Siswa mencatat hal-hal yang penting

c. Siswa mengerjakan soal evaluasi (jika waktu

mencukupi evaluasi dibahas secara klasikal)

(penilaian otentik)

d. Tindak lanjut: PR

e. Salam penutup

15 menit

H. Sumber

1. Dra. Sukini & Sri Maryuni, S.Pd. Iva KTSP Standar Isi 2006. Bahasa Indonesia

untuk SD/MI Kelas IV Semester Gasal. Klaten: Viva Pakarindo

2. Eny, K.K, Sumardi. Buku Ajar Acuan Pengejaran Bahasa Indonesia untuk SD

dan MI. Solo: Sindunata.

3. Kaswan Darmadi dan Ritha Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI

Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Page 58: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 55

I. Penilaian

1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil

2. Bentuk : Tes dan Non Tes

3. Jenis :

a. Tes : Tertulis

b. Non Tes : Observasi

4. Instrumen : Terlampir

Mengetahui

____________________

Surakarta,

Guru Kelas IV

SD Negeri________________

____________________

Page 59: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 56

Lampiran 1. Materi

MATERI

PENJELASAN SIMBOL / LAMBANG LALU LINTAS

Simbol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Simbol adalah

gambar/bentuk atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah

sesuatu. Simbol dibuat dengan tujuan untuk mempermudah kita menemukan tempat

atau larangan serta memahami anjuran dalam berbagai hal. Masing-masing simbol

mempunyai arti sendiri-sendiri. Arti yang terkandung dalam sebuah simbol kadang-

kadang tidak selalu kasat mata dapat kita pahami. Arti dari simbol tersebut baru kita

pahami apabila kita memperhatikannya dengan seksama atau dengan penjelasan orang

lain. Maka dari itu, pada saat mendengarkan penjelasan tentang simbol sebaiknya

dilakukan dengan cermat.

Di jalan raya biasanya terdapat rambu-rambu lalu lintas. Rambu-rambu lalu

lintas itu berguna untuk memberikan petunjuk, larangan, atau peringatan kepada

pemakai jalan agar terhindar dari kecelakaan. Rambu lalu lintas mempunyai tiga warna

dasar, yaitu kuning, merah, dan biru atau hijau. Warna dasar itu mempunyai arti sebagai

berikut:

Contoh:

Warna hijau atau biru berarti petunjuk kepada pemakai jalan. Misalnya warna

dasar biru kemudian ada gambar kubah masjid, maka rambu-rambu itu menunjukkan

bahwa kurang lebih seratus meter dari rambu-rambu ada masjid.

Warna dasar kuning berarti peringatan kepada pemakai

jalan. Misalnya ada gambar jembatan dengan warna

dasar kuning, maka rambu-rambu itu memperingatkan

kepada pemakai jalan agar berhati-hati.

SOLO KLATE

N

Page 60: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 57

Warna dasar merah berarti larangan kepada pamakai

jalan. Misalnya ada huruf P atau S digaris miring

dengan warna dasar merah, berarti bahwa pemakai

jalan dilarang parkir atau berhenti disepanjang jalan

tersebut.

Disepanjang tepi jalan raya terdapat tanda lalu lintas. Fungsi tanda-tanda lau

lintas itu dinyatakan dengan simbol-simbol tertentu yang berfungsi untuk menciptakan

keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.

Page 61: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 58

Lampiran 2 . Media Pembelajaran

Perhatikan simbol-simbol berikut ini:

Page 62: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 59

Lampiran 3. LKS, Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran LKS

LKS

Kerjakan kegiatan berikut secara berkelompok!

1. Gambarlah 3 tanda lalu linta yang kamu ketahui, berikan penjelasan arti tanda-tanda

lalu lintas tersebut!

2. Bagaimana sikap kamu ketika sewaktu kamu bersepeda dan ingin masuk pada

sebuah gang kecil di seberang jalan kemudian kamu melihat simbol seperti di bawah

ini, apa yang akan kamu lakukan?

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

3. Perwakilan kelompok menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas!

Page 63: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 60

KUNCI JAWABAN LKS

1.

2. Tidak memasuki tempat tersebut!

3. Unjuk kerja dari kerja hasil kelompok

Dilarang membalik (memutar)

Dilarang Parkir

Dilarang Berhenti

Page 64: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 61

RUBRIK PENSKORAN LKS

Soal No. 1

1. Jika siswa dapat menggambar 3 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol

tersebut dengan benar siswa mendapat skor 4.

2. Jika siswa dapat menggambar 2 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol

tersebut dengan benar siswa mendapat skor 3

3. Jika siswa dapat menggambar 1 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol

tersebut dengan benar siswa mendapat skor 2.

4. Jika siswa dapat menggambar simbol lalu lintas dan tidak dapat menjelaskan arti

simbol tersebut siswa mendapat skor 1.

5. Jika siswa tidak mengerjakan sama sekali siswa mendapat skor 0

Soal No. 2

1. Jika siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan arti simbol lalu lintas

seperti pada gambar, siswa mendapar skor 1.

2. Jika siswa dapat menunjukkan sikap yang tidak sesuai/kurang tepat dengan arti

simbol lalu lintas seperti pada gambar, siswa mendapar skor 0.

Soal No. 3

1. Jika siswa dapat menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa

mendapatkan skor 1.

2. Jika siswa tidak dapat menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa

mendapatkan skor 0.

Page 65: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 62

Lampiran 4. Kisi-Kisi Evaluasi, Evaluasi, Kunci Jawaban dan Rubrik

Penskoran Evaluasi

KISI-KISI EVALUASI

Indikator Bentuk

Penilaian Jenis Penilaian No. Butir

Kunci

Jawaban

1. Kognitif

a. Menyebut-kan simbol

lalu lintas

b. Menjelaskan arti simbol

lalu lintas

2. Afektif

Menunjukkan sikap

mematuhi peraturan sesuai

dengan simbol-simbol lalu

lintas.

3. Psikomotor

Menggambar simbol-

simbol lalu lintas

Tes

Tes

Tes dan non

tes

Tertulis

Tertulis

Tertulis dan

Observasi

1, 2, 3,

4, 5

LKS

No. 2

LKS

No 1

Terlampir

Terlampir

Terlampir

Page 66: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 63

LAMPIRAN 5 : LEMBAR EVALUASI

Isilah Arti tanda simbol berikut!

1. = _______________________________

2. = _______________________________

3. = _______________________________

4. = _______________________________

5. = _______________________________

6. Pilihlah simbol di atas yang menunjukkan larangan!

7. Gambarlah rambu-rambu/simbol yang menyatakan tanda kecepatan laju kendaraan!

Page 67: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 64

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF

No Nama

Berjalan di Kiri Bila Lampu

Merah Berhenti

Menyeberang

Jalan di Zebra

Cross Nilai

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR

No Nama

Dapat

Menggambar

Dapat

Mengartikan

Menjelaskan

Manfaat Nilai

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Keterangan:

Setiap Ya = bernilai 1

Nilai 3 = Baik / 70 – 80

Nilai 2 = Sedang / 60 – 69

Nilai 1 = Kurang / 50 – 59

Page 68: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 65

KUNCI JAWABAN EVALUASI

1. Jembatan sempit

2. Hati-hati

3. Tikungan tajam ke kiri

4. Dilarang masuk

5. Batas kecepatan maksimum yang ditentukan

6. Gambar nomor 4

7. Kebijakan guru

RUBRIK PENSKORAN EVALUASI

1. 1 soal benar siswa mendapat skor 2

2. Jika siswa dapat menjawab semua soal siswa mendat skor 10

3. Jika siswa tidak daat menjawab sama sekali siswa mendaat skor 0

Skor maksikmal lembar evaluasi = 10

Nilai Akhir = 100anKeberhasilSkor

SkorPerolehan

Kriteria Keberhasilan

Ketuntasan individu : siswa dikatakan berhasil apabila mendapat nilai > 65

Ketuntasan klasikan : siswa dikatakan berhasil jika 65% siswa mendapat nilai > 65.

Page 69: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 66

Lampiran 5. Lembar Pengamatan Sikap Mematuhi Peraturan Lalulintas

LEMBAR PENGAMATAN

Kelompok : ...................................................................................

Ketua Kelompok : ...................................................................................

Anggota : 1. ................................................................................

2. ................................................................................

3. ................................................................................

No Nama Siswa Skor Pengamatan

1 2 3 4

1 Partisipasi

2 Kerjasama

3 Antusias

4 Ide/Gagasan

5 Keberanian (berkomunikasi dan bertindak)

6 Produktivitas

Deskriptor

Keterangan:

4 = Bagus sekali

3 = Bagus

2 = Cukup bagus

1 = Kurang bagus

Jumlah skor maksimum = 24

Page 70: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 67

SILABUS

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : V / 1

Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu - Budha dan Islam di

Indonesia.

Kompetensi Dasar : Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu- Budha dan Islam di

Indonesia.

Indikator Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Penilaian Sumber dan Media

Pembelajaran Prosedur Jenis Bentuk

Kognitif

a. Menyebutkan

kerajaan - kerajaan

yang beragama Hindu

di Indonesia

b. Menyebutkan jenis -

jenis peninggalan

kerajaan Hindu di

Indonesia

Kerajaan

Hindu di

Indonesia

a. Pengamatan media

gambar candi dan

memberi komentar

b. Mengidentifikasi

jenis peninggalan

kerajaan Hindu di

Indonesia

c. Melakukan diskusi

mengenai bukti-

2 x 35

menit

tes

proses

dan tes

akhir

tes

tertulis

Isian

Contoh :

Candi

Prambanan

didirikan oleh

Raja dari…

Sumber:

1. Buku IPS Kelas V :

Reny Yulianti

2. Buku IPS Kelas V :

Siti Syamsiyah

Media : Gambar

candi

Page 71: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 68

c. Mengidentifikasi

jenis,-jenis

peninggalan pada

masa kerajaan Hindu

di Indonesia

d. Mengklarifikasi

kerajaan-kerajaan

Hindu di Indonesia

Afektif

Menghargai jenis-

jenis peninggalan-

peninggalan pada

masa kerajaan

Hindu di

Indonesia

Psikomotor

Membuat kliping

peninggalan sejarah

Hindu

bukti peninggalan

sejarah Hindu di

Indonesia

Page 72: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 69

Page 73: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 70

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SD…………..

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / semester : V / 1

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

I. STANDAR KOMPETENSI

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada

masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia

II. KOMPETENSI DASAR

Mengenal makna peninggalan - peninggalan sejarah yang berskala nasional pada

masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia

III. INDIKATOR

Kognitif

a. Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia

b. Menyebutkan jenis - jenis peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia

c. Mengidentifikasi jenis,-jenis peninggalan pada masa kerajaan Hindu di

Indonesia

d. Mengklarifikasi kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia

Afektif

Menghargai jenis-jenis peninggalan-peninggalan pada masa kerajaan Hindu di

Indonesia

Psikomotor

Membuat kliping peninggalan sejarah Hindu

Page 74: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 71

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kognitif

a. Melalui pengamatan gambar candi ,siswa dapat menyebutkan macam-

macam benda peninggalan kerajaan Hindu dengan benar.

b. Melalui tanya jawab ,siswa dapat menyebutkan contoh kerajaan yang

memeluk agama Hindu di Indonesia dengan benar.

c. Melalui pengamatan gambar candi, siswa dapat membedakan candi Hindu

dan Budha dengan benar

d. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjebutkan kerajaan-kerajaan yang

beragama Hindu di Indonesia dengan benar

Afektif

Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pentingnya menghormati benda–benda

peninggalan sejarah di Indonesia dengan baik

Psikomotor

Melalui pemberian tugas siswa dapat membuat kliping yang berisi macam-

macam benda peninggalan Hindu dengan baik

V MATERI PEMBELAJARAN

Kerajaan Hindu di Indonesia

Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia (terlampir)

VII METODE PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan, tugas

Model Pembelajaran : Koperatif model STAD

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

a. Mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran

b. Mengadakan tanya jawab yang berhubungan dengan budaya setempat

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai

d. Menyampaikan uraian kegiatan yang akan dilakukan

Page 75: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 72

Kegiatan Inti (50 menit )

1. Eksplorasi

a. Guru memaparkan berbagai media candi yang ada di Indonesia

b. Siswa mengadakan curah pendapat tentang berbagai peninggalan

sejarah agama Hindu.

c. Guru mengadakan tanya jawab mengenai kerajaan Hindu beserta raja-

rajanya.

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok masing-

masing terdiri dari 4-5 siswa.

e. Guru membagikan lembar kerja siswa dan penjelasan singkatcara

mengerjakan

2. Elaborasi

a. Siswa melakukan diskusi kelompok mengerjakan tugas masing-

masing mengenai kerajaan dan peninggalan Hindu di Indonesia

b. Selama diskusi guru memberikan motivasi dan pengarahan apabila

ada kelompok yang mengalami kesulitan

c. Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan diskusi

d. Kelompok lain menanggapi hasil kelompok

3. Konfirmasi

a. Bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi

b. Memberi kesempatan kepada siswa kalau masih ada yang bertanya

Kegiatan Penutup (15 menit)

a. Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran

b. Menyampaikan pesan moral pada siswa

c. Siswa mengerjakan soal evaluasi

d. Memberi tindak lanjut: membuat kliping bukti-bukti peninggalan

sejarah Hindu.

IX MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : gambar bangunan candi, gambar patung

Sumber belajar :

1. KTSP Silabus Kelas V, BSNP,

Page 76: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 73

2. Buku IPS Kelas V, Reny Yulianti

3. Buku IPS Kelas V, Siti Syamsiyah .

X. PENILAIAN

a. Prosedur : tes proses, tes hasil

b. Jenis tes : tertulis

c. Bentuk tes : tes isian

d. Alat tes : LKS, soal, kunci jawaban kriteria penilaian.

Surakarta, 2012

Mengetahui

Guru Pamong Praktikan

(………………….……) (………………………..)

Page 77: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 74

LAMPIRAN I

MATERI PELAJARAN

1. Kerajaan dan Peninggalan Hindu di Indonesia

Sebelum masuknya agama-agama di Indonesia nenek moyang kita telah

mempunyai kepercayaan. Kepercayaan nenek moyang kita itu disebut animisme dan

dinamisme. Animisme adalah kepercayaan kepada roh. Roh-roh itu mendiami suatu

benda seperti batu,pohon besar gunung, sungai dan lain-lain. Dinamisme adalah

kepercayaan pada benda yang dianggap mempunyai kekuatan atau kesaktian Sampai

sekarang kepercayaan itu masih ada

Kira-kira abad pertama masehi masuklah kebudayaan Hindu ke Indonesia yang

dibawa oleh para pedagang dari India, Agam Hindu percaya kepada trimurti yaitu tiga

dewa (dewa Brahma, dewa Wisnu, dewa Syiwa). Kitab sucinya disebut Weda.

Masyarakat Hindu mengenal pembagian tingkatan sosian manusia yang disebut kasta.

Kasta dalam masyarakat Hindu adalah :

1 kasta brahmana, golongan para pendeta

2 kasta ksatria, golongan raja dan para bangsawan

3 kasta waisya, para pedagang dan petani

4 kasta sudra, golongan buruh dan budak

Peninggalan sejarah Hindu

Agama Hindu banyak mempengarui budaya Indonesia. Hal itu dibuktikan

dengan adanya bangunan candi, seni patung, ukir, seni sastra dan upacara keagamaan,

Dalam bidang politik juga banyak pengaruhnya seperti kerajaan Hindu.

a. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur

Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Berdiri

pada abd ke 4 ,hal itu didasarkan pada Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang

disebut Yupa. Dalam prasasti tersebut tidak berangka tahun tetapi bentuk tulisan

berhuruf Pallawa, huruf Pallawa berasal dari India maka kerajaan Kutai diperkitakan

berdiri pada abad ke 4 dalam prasasti disebutkan raja tertua Kudungga mempunyai

putra bernama Aswawarman, Aswawarman mempunyai putra Mulawarman. Raja

Mulawarman terkenal sebagai raja bijaksana dan dermawan.

Page 78: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 75

a. Karajaan Tarumanegara di Jawa Barat

Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-5. kerajaan itu diperintah oleh

seorang raja bernama Purnawarman. Kerjaan Tarumanegara pusatnya di tepi sungai

Citarum, sekitar daerah Bekasi sekarang. Peninggalan kerajaan itu berupa prasasti yang

ditemukan di daerah Bogor, Jakarta dan Banten.

Ada dua prasasti yang perlu diketahui. Pertama, Prasasti Ciaruten yang berupa

batu besar. Isinya menyebutkan bahwa Purnawarman adalah raja yang gagah berani

yang ada di dunia. Kedua adalah Prasasti Tugu. Prasasti ini ditemukan di daerah

Jakarta. Prasasti ini berisi penggalian sebuag saluran air sepanjang lebih kurang 12 km

dalam waktu 21 hari. Keberhasilan pekerjaan itu ditandai dengan selamatan dan

pemberian hadiah kepada para brahmana.

Pada saat berdiri, Kerajaan Tarumanegara sudah sering disinggahi pendeta

Buddha dari Cina, seperti Fa-Hien, yang akan berlayar ke India. Dari pendeta itulah

dikabarkan behwa rakyat Tarumanegara telah banyak yang menganut agama Hindhu

dan Buddha. Mata pencaharian rakyat terutama bercocok tanam.

b. Kerajaan Mataran Hindu

Di Jawa Tengah ditemukan prasati yang mengungkapkan keberadaan Kerajaan

Mataram Hindu di desa Canggal, Magelang. Prasasti Canggal ditulis dalam huruf

Pallawa dan menggunakan bahasa Sanskerta serta menggunakan angka tahun 732 M.

Prasasti Canggal dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya yang berkaitan dengan

pendirian sebuah lingga. Lingga itu adalah lambing Dewa Syiwa. Dengan demikian,

dapat diketahui bahwa agama yang dianut adalah Hindu Syiwa.

Kemudian, dalam Pasasti Balitung dijelaskan silsilah raja di Kerajaan Mataram

Hindu, antara lain :

a. Sanjaya

b. Rakai Panangkaran

c. Rakai Panunggalan

d. Rakai Warak

e. Rakai Garung

f. Rakai Pikatan

g. Rakai Kayuwangi

Page 79: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 76

h. Rakai Watuhumalang

i. Balitung.

Setelah wafat, Raja Balitung digantikan oleh Daksa, Tulodong dan Wawa yang

memindahkan kerajaan ke jawa Timur. Setelah wafat, Wawa digantikan oleh Mpu

Sendok yang menurunkan raja di Jawa Timur.

c. Kerajaan Majapahit

Ratu Tribuwana memerintah tahun 1328-1350. Pada masa pemerintahannya,

tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng. Untuk menumpasnya, Gajah Mada diangkat

sebagai panglima perang. Ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagai

penghargaan atas keberhasilannya, Gajah Mada diangkat sebagai perdana menteri. Pada

saat pelantikan, ia mengucapkan Sumpah Palapa yang isinya akan mempersatukan

wilayah Nusantara di bawah pemerintahan Majapahit.

Untuk mewujudkan cita-citanya, gajah Mada dibantu oleh Adityawarman dan

Mpu Nala sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit. Dengan armada laut yang kuat,

Gajah Mada dapat menaklukkkan Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku,

Sumatra dan Semenanjung Malaya. Untuk memperkuat kekuasaannnya, dia

mengangkat Adityawarman sebagai raja di Melayu.

Pada tahun 1350-1389 pemerintahan Majapahit dipegang oleh Hayam Wuruk.

Kerajaan semakin kuat sehingga mencapai kejayaan. Ia didampingi oleh Gajah Mada.

Wilayah kekuasaan Majapahit sampai Semenanjung Malaya, Filipina dan Tumasik

(Singapura sekarang).

Hubungan dengan negara tetangga semakin baik, antar lain dengan Cina, India,

Campa dan Kamboja. Mereka saling mengirim utusan (diplomat). Kebutuhan rakyat

tercukupi. Pertanian semakin maju. Bendungan dan saluran irigasi dibangun sehingga

hasil pertanian melimpah.

Perdagangan semakin maju. Bandar pelabuhan ramai dikunjungi pedagang dari

luar. Ujung Galuh di muara sungai Brantas, Tuban, Gresik dan Surabaya banyak

didatangi pedagang dari Arab, India dan Cina. Pemasukan keuangan semakin besar

sehingga rakyat semakin sejahtera.

Untuk menjaga keamanan perairan Nusantara, Majapahit mempunyai angkatan

laut yang kuat. Pertanian juga semakin maju sehingga Majapahit menjadi kerajaan

Page 80: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 77

agraris dan juga kerajaan maritim. Peninggalan Kerajaan Majapahit di bidang budaya,

antara lain:

a. Candi Panataran di Blitar

b. Candi Surawana di Kediri

c. Candi Tikus di Trowulan, Mojokerto

d. Candi jabang di Kraksaan

Peninggalan Karajaan Majapahit di bidang karya sastra, antara lain:

a. Kitab Kutaramanawa yang disusun oleh Gajah Mada berisi tentang aturan hukum

Kerajaan Majapahit.

b. Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca berisi tentang sejarah

Kerajaan Singasari dan Majapahit.

c. Kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular. Dalam kitab ini terdapat istilah

Bhineka Tunggal Ika.

Setelah Gajah Mada (1364) dan Hayam Wuruk (1389) wafat, Majapahit

mengalami kemunduran. Jatuhnya Majapahit karena perang sodara untuk merebutkan

kekuasaan dan masuknya pengaruh Islam di Indonesia.

LAMPIRAN : Kumpulkan foto media

Page 81: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 78

LAMPIRAN II

LEMBAR KERJA

Pelajarilah bukti-bukti peninggalan sejarah Hindu di Indonesia dan diskusikan dengan

kelompokmu, kerjakan soal-soal di bawah ini!

No

Bukti

Peninggalan

Sejarah Hindu

Tempat / Lokasi Waktu

ditemukan Kerajaan

1 Prasasti Kutai Kalimantan

Timur

Abad ke 4 Kerajaan Kutai

2

3

4

dst

NAMA KELOMPOK :

Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

LEMBAR PENILAIAN KINERJA

No Nama Siswa Aspek yang dinilai

Nilai Kerja sama Disiplin Gagasan

1

2

3

dst

Page 82: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 79

Lampiran III. KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Teknik

Tes

Bentuk

Tes

Keterangan

1 Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang

beragama Hindu di Indonesia

Tes Objetif Butir 1, 10

3 Menyebutkan jenis - jenis

peninggalan kerajaan Hindu di

Indonesia

Tes Objetif Butir 4,

4 Mengidentifikasi jenis,-jenis

peninggalan pada masa kerajaan Hindu

di Indonesia

Tes Objetif Butir 3, 6, 7,

8

5 Mengklarifikasi kerajaan-kerajaan

Hindu di Indonesia

Tes Objetif Butir 2, 5

6 Menghargai jenis-jenis peninggalan-

peninggalan pada masa kerajaan

Hindu di Indonesia

Tes Objetif Butir 9

7 Membuat kliping peninggalan sejarah

Hindu

Nontes Pengam

atan

Tugas

LAMPIRAN IV INSTRUMEN EVALUASI

A. Evaluasi Kognitif

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad………

2. Raja Tarumanegara yang terkenal adalah……….

3. Candi Prambanan didirikan oleh raja dari…….

4. Mpu Tantular menulis buku Sutasoma, yang didalamnya terdapat semboyan…..

5. Kerajaan Majapahit mengalami jaman keemasan sewaktu diperintah oleh……..

6. Prasasti Tugu berisi mengenai pembangunan saluran sepanjang 12 km, yang

membuat adalah raja………

7. Candi terkenal dari peninggalan kerajaan Majapahit Hindu ialah…….

8. Masyarakat Hindu mengenal pembagian tingkatan sosial manusia , disebut…….

Page 83: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 80

9. Cagar budaya yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan kuno perlu di…….

10. Sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada terkenal dengan nama….

KUNCI JAWABAN

1. Abad ke 4

2. Purnawarman

3. Mataram

4. Bhineka Tunggal Ika

5. Hayam Wuruk

6. Purnawarman

7. Candi Panataran

8. Kasta

9. jaga / dilestarikan

10. Sumpah Palapa

KRITERIA PENILAIAN

1. Setiap soal dijawab benar nilainya 1

2. Nilai akhir : Perolehan skor X 1

B. Evaluasi Psikomotor

TUGAS

Buatlah kliping tentang peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia!

Lengkapilah klipingmu dengan gambar senjata, gambar patung dan sebagainya yang

merupakan peninggalan kerajaan Hindu!

Page 84: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 81

SILABUS

Nama Sekolah : SEKOLAH DASAR (SD)

Mata Pelajaran : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kelas : IV

Semester : 1

STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

KOMPETENSI DASAR : 1.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Materi

Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

(menit)

Sumber/Bahan

Belajar Jenis Bentuk

Contoh

Instrume

n

Pemeri

ntahan

Kecam

atan

Mengkaji pengertian

pemerintah kecamatan

Menganalisis tentang

unsur-unsur yang

berperan penting dalam

pemerintahan

kecamatan

Mendeskripsikan

struktur pemerintahan

Mengkaji pengertian

pemerintah kecamatan

Menganalisis tentang

unsur-unsur yang berperan

penting dalam

pemerintahan kecamatan

Mendeskripsikan struktur

pemerintahan kecamatan

Tes

tertulis

dan

pengama

tan

Tes dan

Non Tes

Siapa

yang

mengangk

at camat?

2 x 35

menit

Buku paket (Buku

Pendidikan

Kewarganegaraan

untuk Sekolah

Dasar Kelas IV,

terbitan ESIS,

karangan Dra.

Dyah Sriwilujeng,

M.Pd.) hlm. 1-10,

Page 85: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 82

kecamatan 11-14, 15-16.

Page 86: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SD Mandiri

Mata pelajaran : PKn

Kelas/ Semester : IV/ 1

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit

Hari dan Tanggal :

I. Standar Kompetensi

1.1 Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

II. Kompetensi dasar

2.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan

pemerintahan kecamatan

III. Indikator

3.1. Menjelaskan pengertian pemerintah kecamatan

3.2. Menganalisis tentang unsur-unsur yang berperan penting dalam pemerintahan

kecamatan

3.3. Mendeskripsikan struktur pemerintahan kecamatan

IV. Tujuan Pembelajaran

4.1. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian dari kecamatan

dengan benar.

4.2. Melalui diskusi siswa dapat menganalisis tiga unsur penting yang terdapat

dalam struktur pemerintahan di kecamatan setempat.

4.3. Melalui penugasan siswa dapat membuat bagan struktur pemerintahan

kecamatan setempat.

V. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Pemerintahan Kecamatan

2. Struktur Pemerintahan Kecamatan

Page 87: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 84

VI. Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan

1

2

Kegiatan Pendahuluan (10 menit.

Mengkondisikan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran misal,

mengabsen siswa

Apersepsi

Guru mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang

akan disampaikan melalui tanya jawab tentang desa dan kecamatan,

contoh: Siapa yang ingat alamat rumahnya dengan lengkap? Di desa mana

kamu tinggal?

dan seterusnya.

Orientasi

Guru memberikan orientasi materi yang akan disampaikan yaitu tentang

pemerintahan

Motivasi

Guru memberikan penjelasan mengenai pentingnya mempelajari materi-

materi pemerintahan yaitu tentang pengertian kecamatan, unsur-unsur

penting dalam struktur pemerintahan di kecamatan setempat dan juga

susunan pemerintahan dalam kecamatan

Kegiatan Inti (45 menit)

Eksplorasi

Tanya jawab kepada siswa tentang dimana rumah, desa, dan kecamatan.

Siswa menemukan hubungan antara rumah, desa, dan kecamatan.

Guru memberi informasi bahwa kecamatan itu gabungan dari beberapa

desa/ kelurahan.

Guru memasang struktur pemerintahan kecamatan

Siswa mendiskusikan struktur pemerintahan kecamatan

Elaborasi

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 orang.

Guru membimbing siswa dalam berdiskusi membahas struktur

pemerintahan kecamatan

Siswa melakukan diskusi tentang tiga unsur yang ada di kecamatan.

Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa)

Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja diskusi

Tanggapan dari kelompok lain

Konfirmasi

Guru memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang disampaikan.

Page 88: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 85

3

Guru memberi penguatan dalam materi pembelajaran tentang kecamatan

Guru bertanya kepada siswa apabila siswa mengalami kesulitan guru akan

membantu memecahkan masalah

Kegiatan Akhir (15 menit)

Rangkuman

Penilaian

Refleksi/ tindak lanjut

VII. Media dan Sumber Belajar

Media : Gambar Struktur pemerintahan kecamatan

Sumber belajar :

Silabus Kelas IV SD

Prayoga, dkk. 2008. Menjadi Warga Negara yang Baik IV. Jakarta: Departemen

Pendidikan Jakarta pusat perbukuan ( halaman 19-21 )

Umar, H. Arsyad. 2006. Pendidikan Kewaganegaraan IV. Jakarta: Erlangga.

(halaman 3-6 )

VIII. Penilaian

Prosedur : Penilaian proses dan hasil

Bentuk : Tes dan Non Tes

Jenis : 1. Tes Tertulis

2. Pengamatan

Instrumen : Terlampir

........................., 2012

Mengetahui

Kepala Sekolah

Suwarno, S. Pd., MM

NIP. 19631111 198304 1 005

Guru Kelas IV

NIP. 15967023 200501 2 006

Page 89: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 86

LAMPIRAN I

PENGEMBANGAN MATERI

a. Pemerintahan Kecamatan

Pengertian kecamatan,

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja

tertentu yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga dengan "Sagoe Cut" sedangkan di Papua

disebut dengan istilah "Distrik".

Tiga lembaga desa dan kecamatan mempunyai peranan penting dalam suatu

kecamatan sebagai berikut:

1. Pemerintahan Kecamatan

Wilayah kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa dan atau

kelurahan. Berbeda dengan kepala desa dan lurah, kecamatan

dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan tugasnya camat dibantu oleh

sekretaris camat (sekcam). Adapun seorang camat mempunyai tugas sebagai

berikut: Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,

Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum,

Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan,

Mengoordinasikan penyelenggaraan pemeliharaan prasana dan fasilitas

pelayanan., Mengoordinasikan penyelenggaraan dari semua kegiatan

pemerintahan di tingkat kecamatan, Membina penyelenggaraan pemerintahan

desa atau kelurahan, Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

lingkup tugasnya. Juga mengkoordinasikan yang belum dapat dilaksanakan

pemerintahan desa dan atau kelurahan.

Dalam wilayah kecamatan, ada tiga unsur yang mempunyai peranan penting.

Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut.

Page 90: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 87

Camat

Camat merupakan kepala wilayah kecamatan. Tugas camat adalah

menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan

kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya,

pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan, pemberdayaan

masyarakat, dan sumber daya kecamatan. Camat diangkat oleh

bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai

negeri sipil. Syaratnya, yaitu harus menguasai pengetahuan teknis tentang

pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Komando Rayon Militer

Harus diketahui bahwa selama ini ada yang menjaga keutuhan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di kecamatan, tugas untuk menjaga

keutuhan wilayah dilaksanakan oleh Komando Rayon Militer (Koramil).

Mereka bertugas menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan

dan ancaman, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam. Koramil

merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kepala Kepolisian Sektor

Kamu pasti tahu apa itu polisi. Mereka dapat ditemui di jalan raya, orang

menyebutnya Polisi Lalu Lintas. Nah, untuk wilayah kecamatan kantor polisi

yang ada di sana biasa disebut dengan Polsek

2. Kepala Desa,

Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung jawab, di antaranya: memimpin

penyelenggaraan pemerintahan desa, membina perekonomian desa, membina

kehidupan masyarakat desa, memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat

desa.

3. Kepala kelurahan,

Lurah mempunyai tugas, di antaranya: melaksanakan kegiatan pemerintahan

kelurahan, memberdayakan masyarakat, melayani masyarakat,

menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tenteram dan tertib,

memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat.

Page 91: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 88

Dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada bupati/walikota

melalui camat. Lurah dibantu oleh beberapa perangkat kelurahan yang

bertanggung jawab kepada lurah. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa

Rukun Warga (RW).

Susunan pemerintahan kelurahan, desa dan kecamatan

Page 92: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 89

Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Development)

Metode Pembelajaran :

a. Tanya jawab

b. Ceramah

c. Diskusi

d. Demonstrasi

e. Pemberian Tugas

Page 93: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 90

LAMPIRAN II

LEMBAR KERJA SISWA

Petunjuk :

1. Perhatikan gambar-gambar struktur pemerintahan kecamatan!

2. Tempelkan gambar-gambar nama lembaga!

3. Identifikasikan tugas yang dibebankan pada lembaga tersebut!

4. Persiapkan diri untuk kegiatan presentasi hasil kerja di depan teman-teman!

NO Gambar (Nama Lembaga) Tugas

1

2

3

4

dst

Rubrik Penilaian Proses

No

Nama

Aspek yang dinilai

JML NA Ketepatan Kerja

sama

Tanggung

jawab Partisi pasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

dst

Page 94: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 91

LAMPIRAN III

MEDIA

Struktur Pemerintahan Kecamatan

SEKSI

KAMTIB &

LINMAS

Page 95: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 92

LAMPIRAN IV KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Teknik Tes Bentuk

Tes

Keterangan

1 Menjelaskan pengertian

pemerintah kecamatan

Tes Objektif Butir 3,

2 Menganalisis tentang unsur-

unsur yang berperan penting

dalam pemerintahan

kecamatan

Tes Objektif Butir 1, 2

3 Mendeskripsikan struktur

pemerintahan kecamatan

Tes Objektif Butir 4, 5,

LAMPIRAN V

Soal Evaluasi

Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!

1. Apakah nama lembaga kepolisian yang terdapat di tingkat kecamatan . . .

2. Siapakah yang dimaksud dengan muspika . . .

3. Siapa yang mengangkat camat . . .

4. Apakah tugas koramil . . .

5. Apakah tugas camat . . .

Kunci Jawaban

1. Kapolsek

2. Camat, Danramil, Kapolsek

3. Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari

pegawai negeri sipil

4. Menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan dan ancaman, baik itu

yang datang dari luar maupun dari dalam

5. Menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada

camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah

Page 96: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 93

Silabus Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SD……….

Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan

Kelas/Semester : I/2

Standar Kompetensi : 1. PKn

Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah

2. IPS

Mendiskripsikan lingkungan rumah

3. Matematika

Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 1. PKn

Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah

2. IPS

Mendiskripsikan letak rumah

3. Matematika

Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka

INDIKATOR MATERI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALOKASI

WAKTU PENILAIAN

SUMBER

BELAJAR

1. PKn

o Kognitif.

Menjelaskan jenis–jenis kewajiban

murid di sekolah

o Afektif.

Melaksanakan piket sesuai dengan

jadwal dengan sunguh-sungguh

o Psikomotorik

Kewajiban

anak di

sekolah

Guru bertanya-

jawab dengan

siswa

Siswa berdiskusi

tentang kewajiban

anak di sekolah

15 menit

Proses dan hasil

dengan tes isian

singkat

Contoh: Tugas

ayah adalah …

Suliasih, dkk. 2008.

PKN 1: SD dan MI

Kelas 1. Jakarta.

Pusat Perbukuan,

Departemen

Pendidikan Nasional

Page 97: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 94

Melakanakan piket sesuai jadwal

2. IPS

o Psikomotorik

Menggambar denah rumah sendiri

o Psikomotorik

Menjelaskan denah rumah sendiri di

depan kelas

o Afektif

Menggambar dan menjelaskan denah

rumah dengan penuh percaya diri

3. Matematika

o Kognitif

Menyelesaikan soal cerita yang

mengandung penjumlahan dan

pengurangan

o Afektif

Mengerjakan soal dengan penuh

percya diri dan tertib

o Psikomotorik

Menyelesaikan soal cerita yang

mengandung penjumlahan dan

pengurangan dengan cekatan

Gambar

denah rumah

dan fungsi

rumah

Penjumlahan

dan

pengurangan

Memperhatikan

denah dan

menggambar denah

Mengerjakan LKS

tentang

penjumlahan dan

pengurangan

15 menit

15 menit

Proses dan hasil

dengan tes

menggambar denah

Contoh: Gambarlah

denah rumahmu

sendiri

Proses dan hasil

dengan tes isian

singkat

Contoh: 5 + 5 = ..

Haryanto. 2004.

IPS untuk Sekolah

Dasar Kelas 1.

Jakarta: Erlangga.

Hernawan, Edi.

2008. IPS untuk SD

dan MI Kelas 1.

Jakarta: Depdikbud.

Sulardi. 2006,

Matematika untuk

SD kelas 1. Jakarta:

Erlangga

Page 98: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 95

Page 99: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 96

Jaring-jaring tema

Lingkungan

PKn

Mengikuti tata tertib di sekolah

IPS

Mendiskripsikan letak rumah

Matematika

Melakukan penjumlahan dan

pengurangan bilangan dua angka

Page 100: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 97

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD .......

Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan (PKn, IPS, Matematika)

Kelas / Semester : I / 2

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (1 x pertemuan)

Hari, tanggal :

A. STANDAR KOMPETENSI

1. PKn

Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah

2. IPS

Mendiskripsikan lingkungan rumah

3. Matematika

Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka

dalam pemecahan masalah

B. KOMPETENSI DASAR

1. PKn

Mengikuti tata tertib di sekolah

2. IPS

Mendeskripsikan letak rumah

3. Matematika

Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka

C. INDIKATOR

1. PKn

o Kognitif.

Menjelaskan jenis–jenis kewajiban murid di sekolah

o Afektif.

Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal dengan sunguh-sungguh

Page 101: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 98

o Psikomotorik

Melakanakan piket sesuai jadwal

2. IPS

o Psikomotorik

Menggambar denah rumah sendiri

o Psikomotorik

Menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas

o Afektif

Menggambar dan menjelaskan denah rumah dengan penuh percaya diri

3. Matematika

o Kognitif

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan

o Afektif

Mengerjakan soal dengan penuh percya diri dan tertib

o Psikomotorik

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan

dengan cekatan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Dengan disediakan daftar isian tentang jenis-jenis kewajiban siswa, siswa

dapat menyebutkan jenis-jenis kewajiban siswa di sekolah dengan benar.

Melalui contoh dari guru tentang soal cerita penjumlahan, siswa dapat

menyelesaikan soal cerita yang mengndung penjumlahan dengan benar.

Melalui latihan soal tentang masalah sehari-hari, siswa dapat memecahkan

masalah sehari-hari yang mengandung pengurangan dengan tepat.

2. Afektif

Dengan disediakan jadwal piket kelas, siswa dapat melaksanakan

kewajibannya dengan sungguh-sungguh.

Dalam mengerjakan tuga individual siswa penuh keaktifan dan keberanian

Dalam mengerjakan tugas kelompok siswa penuh kekompakan

Page 102: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 99

3. Psikomotorik

Dengan mengamati gambar denah rumah, siswa dapat menyebutkan ruangan-

ruangan yang ada di rumah dengan benar.

Dengan mengamati denah rumah, siswa dapat menjelaskan fungsi setiap

ruangan dengan benar.

Melalui penugasan dari guru tentang denah rumah sendiri, siswa dapat

membuat gambar denah rumah sendiri dengan benar.

Melalui kegiatan demonstrasi tentang denah rumah sendiri, siswa dapat

menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas

E. MATERI PEMBELAJARAN

LINGKUNGAN

Pentingnya Tata Tertib

Tata tertib adalah aturan yang harus kita taati agar kita hidup tertib. Tata tertib

sangat penting terutama bagi kita. Tata tertib membuat kita hidup teratur dan disiplin.

Tata tertib terdapat disetiap tempat di rumah, di sekolah, dan sebagainya.

Rumah adalah tempat tinggal. Rumah juga sebagai tempat berkumpul keluarga.

Setiap orang memerlukan rumah untuk berlindung dari hujan dan panas.

Letak rumah bermacam-macam. Ada yang berada di perkampungan, di pedesaan, ada

juga yang di perkotaan. Rumah di perkotaan jauh lebih ramai dari pada rumah di

pedesaan karena pada umumnya orang bekerja di kota lebih banyak.

Penjumlahan Dan Pengurangan

Contoh penjumlahan :

Adik mempunyai 3 permen. Kemudian kakak memberi adik 2 permen lagi. Maka

permen adik bertambah banyak.

Contoh pengurangan :

Adik mempunyai 5 kelereng. Karena adik baik hati, dia memberikan kelerengnya

kepada temannya sebanyak 2 buah. Sekarang kelereng adik tinggal 3 buah.

Page 103: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 100

F. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Metode

o Ceramah

o Tanya jawab

o Observasi

o Demonstrasi

o Penugasan

2. Media

o Gambar denah rumah

o Lingkungan sekolah

G. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan

a. Pengkondisian kelas

Salam pembuka

”Assalamu’alaikum wr.wb.”

Berdoa

”Sebelum pelajaran hari ini kita mulai, mari kita berdoa terlebih dahulu.

Silakan ketua kelas memimpin doa.”

Mengabsen Kehadiran Siswa

”Anak-anak, siapa teman kalian yang hari ini tidak masuk?”

b. Appersepsi

”Coba sebutkan ruangan-ruangan yang ada di rumah kalian?”

c. Orientasi

”Hari ini kita akan mempelajari tentang menggambar denah rumah sendiri.

Setelah pelajaran ini selesai, ibu harap kalian dapat menggambar denah

rumah sendiri demgan benar.”

d. Motivasi

Anak-anak kita perlu mengenal dan menjaga lingkungan hidup kita, agar kita

dapt hidup nyaman, tertib, dan aman

Page 104: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 101

2. Kegiatan inti

a. Eksplorasi

Siswa mempehatikan gambar tentang kewajiban anak di sekolah yang

diperlihatkan oleh guru, menyebutkan kewajiban anak-anak di sekolah,

disertai tanya jawab.

Siswa memperhatikan media denah rumah yang dijelaskan oleh guru dan

menyebutkan ruangan-ruangannya.

Siswa bertanya jawab tentang fungsi ruangan dari denah yang dijelaskan

guru.

Siswa dibentuk kelompok untuk berdiskusi tentang kewajiban anak di

sekolah.

b. Elaborasi

Siswa berdiskusi kelompok membahas kewajiban anak di sekolah

Siswa melaporkan hasil diskusinya secara perwakilan

Siswa menggambar denah sekolah berdasarkan pengamatan langsung

Siswa menggambar denah rumah masing-masing.

Siswa menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di rumahnya di depan

kelas.

c. Konfirmasi

Guru memberi umpan balik dan penguatan terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi

Guru memberikan konfirmasi/ penegasan/pelurusan terhadap hasil

eksplorasi dan elaborasi

3. Kegiatan akhir

a. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari

materi pelajaran.

b. Siswa bersama guru meyimpulkan materi pelajaran

c. Siswa mencatat hal-hal penting dari materi pelajaran

d. Siswa melaksanakan evaluasi

e. Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran dengan berdo’a.

f. Siswa menjawab salam dari guru.

Page 105: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 102

H. SUMBER PEMBELAJARAN

Haryanto. 2004. IPS untuk Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: Erlangga.

Hernawan, Edi. 2008. IPS untuk SD dan MI Kelas 1. Jakarta: Depdikbud.

Suliasih dkk. 2008. PKN 1: SD dan MI Kelas 1.Jakarta: Pusat Kurikulum

Departemen Pendidikan Nasional

I. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT

1. Penilaian

a. Penilaian proses

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor

Akhir Ket

Keaktifan Keberanian Kekompakan

Keterangan:

Skor kuantitatif ( skala 50 - 90)

Deskriptor:

1) Keaktifan

Aktif bertanya

Aktif menjawab pertanyaan

Penuh perhatian dalam KBM

Memberikan masukan dalam KBM

2) Keberanian

Berani bertanya

Berani menjawab pertanyaan

Berani berpendapat/memberikan masukan

Berani melakukan percobaan/ simulasi

3) Kekompakan

Memberikan pendapat /masukan

Bekerja sama dengan anggota lain

Tidak meninggalkan kelompoknya

Page 106: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 103

Bersungguh – sungguh dalam melaksanakan tugas

Skala Penilaian:

> 80 bila terdapat 4 diskriptor

70 - 79 bila terdapat 3 diskriptor

60 - 69 bila terdapat 2 diskriptor

50 - 59 bila terdapat 1 diskriptor

b. Penilaian Hasil:

- Prosedur Penilaian : Penilaian proses, dan hasil

- Jenis Penilaian : Tertulis, dan praktik

- Bentuk Penilaian : Subyektif

- Instrumen, Kunci Jawaban, dan Teknik Penskoran

Page 107: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 104

Lampiran 1

Pengembangan Materi

Lingkungan

Tata tertib adalah aturan yang harus kita taati agar kita hidup tertib. Tata tertib

sangat penting terutama bagi kita. Tata tertib membuat kita hidup teratur dan disiplin.

Tata tertib terdapat disetiap tempat di rumah, di sekolah, dan sebagainya.

Anak wajib berpamitan kepada orang tuanya sewaktu mau berangkat ke sekolah. Ia

wajib mengenakan seragam sekolah dan topi untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di

sekolah, ia wajib menaati peraturan tata tertib sekolah. Waktu bel tanda masuk kelas

berbunyi, mereka wajib masuk kelas dengan berbaris dengan rapi Sesampai di dalam

kelas duduk dengan tertib dan derdoa sebelum pelajaran dimulai. Kemudian mengikuti

pelajaran dengan tertib. Ia wajib memperhatikan penjelasan gurunya.

Waktu bel istirahat berbunyi, anak-anak ke luar kelas untuk istirahat, bermain, makan

dan minum. Bungkus makanan harus dibuang di tempat sampah. Waktu bel tanda

pulang berbunyi, anak-anak meningaalkan ruang kelas dengan tertib. Dalam perjalanan

pulang, mereka wajib menaati tata-tertib di jalan agar dapat sampai di rumah dengan

selamat

Sesampainya di rumah, ia melepas sepatu dan ganti pakaian. Rumah adalah

tempat tinggal. Rumah juga sebagai tempat berkumpul keluarga. Setiap orang

memerlukan rumah untuk berlindung dari hujan dan panas.

Letak rumah bermacam-macam. Ada yang berada di perkampungan, di pedesaan, ada

juga yang di perkotaan. Rumah di perkotaan jauh lebih ramai dari pada rumah di

pedesaan karena pada umumnya orang bekerja di kota lebih banyak. Di rumah ada

ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, dapur, kamar kecil, gudang, dan

garasi. Jadi dalam satu rumah ada beberapa kamar dengan fungsinya masing-masing.

Rumah ada yang kamarnya lengkap, ada yang kurang lengkap.

Ruang tamu berfungsi untuk melayani tamu. Ruang makan merupakan tempat

makan dan minum. Kamar tidur adalah kamar untuk beristirahat dan tidur. Di kamar

tidur terdapat tempat tidur. Disana ada bantal, guling, selimut, dan kasur. Dapur tempat

Page 108: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 105

untuk memasak dan mencuci piring. Kamar kecil adalah tempat untuk mandi, cuci

pakaian, buang air besar dan kecil. Gudang adalah untuk menyimpan berbagai peralatan

rumah tangga. Garasi tempat menyimpan kendaraan.

Di rumah, adik sering bermain kelereng dengan temannya. Ia memiliki banyak

kelereng. Ia memiliki 15 kelereng. Tadi siang ia member temannya yang bernama Tono

3 buah kelereng. Sehingga jumlah kelereng yang dimiliki berkurang. Paman datang

berkunjung. Ia tahu bahwa adik suka kelereng. Ia membelikan kelereng adik 10 buah.

Jadi kelereng adik sekarang bertambah banyak

Page 109: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 106

Lampiran 2.

Lembar Kerja Siswa

Nama : .......................................

Kelas : .......................................

No. : .......................................

Coba kamu sebutkan kewajiban anak di sekolah

Kewajiban anak di sekolah

No Kewajiban anak

1

2

3

4

Denah Rumah

Gambarlah denah rumah kalian masing-masing dan beri keterangannya !

Coba diskusikan dengan kelompokmu!

Jumlah anak yang piket pada hari Senin 4 orang anak, Selasa 5 orang anak, dan Rabu 4

orang anak. Berapa jumlah anak yang piket pada hari Senin sampai dengan Rabu?

Tono memiliki 10 buah kelereng, kemudian Riko minta empat kelereng. Berapa

kelereng yang dimiliki Tono sekarang?

Page 110: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 107

Lampiran 3

Alat peraga

Denah rumah

Gambar 1. Denah Rumah

Sumber: http://rahmayeni.wordpress.com. 2007.

Page 111: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 108

Gambar 1. Denah Rumah

Sumber: http://rumahminimalisidaman.blogspot.com/2011/10/denah-rumah.html. 2011

Page 112: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 109

Lampiran 4

Lembar evaluasi

LEMBAR EVALUASI

Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan

Kelas / Semester : I / 2

1. Jawablah soal di bawah ini dengan teliti !

2. Apa kewajiban anak sebelum berangkat kesekolah?

3. Sebutkan kewajiban anak waktu mendengar bel masuk kelas berbunyi?

4. Apa kewajiban anak waktu guru menjelaskan pelajaran?

5. Sebutkan ruangan-ruangan yang ada di rumahmu !

6. Apa fungsi dari ruang tamu ?

7. Sebutkan benda apa saja yang mungkin ada di kamar tidur !(3)

8. Ruangan apa yang berfungsi untuk memasak dan mencuci piring ?

9. Apa fungsi kamar kecil ?

10. Pada hari senin anak yang piket ada 4 orang, hari selasa ada 5 orang. Berapa

jumlah anak yang piket pada hari Senin dan Selasa?

11. Ani mempunyai 10 buah bola bekel, kemudian diberikan kepada Tina 3 buah.

Berapa jumlah bola bekel Ani sekarang?

Kunci Jawaban :

1. Berpamitan pada orang tua

2. Berkumpul di depan kelas dan berbaris engan rapi, kemudian masuk kelas

3. Duduk dengan tertib dan mendengarkan penjelasan guru

4. Ruang tamu, ruang makan, ruang dapur.

5. Untuk melayani para tamu.

6. Bantal, kasur, selimut.

7. Dapur.

8. Untuk mandi, buang air kecil, dan buang air besar.

9. 9 orang anak

10. 7 buah

Penskoran:

Jumlah Skor: jumlah jawaban benar X 10

Apabila jawaban semua benar: 10 X 10 = 100

Page 113: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 110

LAMPIRAN

KATA KERJA OPERASIONAL (KKO)

I. Daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kata Kerja Operasional

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendefinisikan '

Menunjukkan

Menerapkan

Membaca

Mengkoristruksikan

Menghitung

Mengidentifikasikan

Menggambarkan

Mengenali

Melafalkan

Menyelesaikan

Mengucapkan

Menyusun

Membedakan

Mengidentifikasikan

Menafsirkan

Menerapkan

Menceriterakan

Menggunakan

Menentukan

Menyusun

Menyimpulkan

Mendemonstrasikan

Menterjemahkan

Merumuskan

Menyelesaikan

Menganalisis

Mensintesis

Mengevaluasi

Keterangan :

1. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Perbedaannya adalah pada

Standar Kompetensi cakupannya lebih luas dari Kompetensi Dasar.

2. Satu butir Standar Kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 butir atau lebih

Kompetensi Dasar.

3. Satu butir Kompetensi Dasar nantinya harus dapat dipecah menjadi minimal 2 butir

indikator.

4. Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar belum memuat indikator secara

rinci.

Page 114: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 111

II. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

Pengetahuan

Pemahaman

Penerapan

Analisis Sintesis Kreatifitas

Mengutip

Menperkirakan

Menugaskan

Menganalisis

Mengabstraksi

Membandingkan

Menyebutkan

Menjelaskan

Mengurutkan

Mengaudit

Mengatur

Menyimpulkan

Menjelaskan

Mengkategorikan

Menentukan

Memecah

Menganimasi

Menilai

Menggambar

Mmencirikan

Menerapkan

Menegaskan

Mengumpulkan

Mengarahkan

Membilang

Merinci

Menyesuaikan

Mendeteksi

Mengkategorikan

Mengkritik

Mengidentifikasi

Mengasosiasikan

Mengkalkulasi

Mendiagnosis

Mengkode

Menimbang

Mendaftar

Membandingkan

Memodifikasi

Menyeleksi

Mengombinasikan

Memutuskan

Menunjukkan

Menghitung

Mengklasifikasi

Memerinci

Menyusun

Memisahkan

Memberi label

Mengkontraskan

Menghitung

Menominasikan

Mengarang

Memprediksi

Memberi indek

Mengubah

Membangun

Mendiagramkan

Membangun

Memperjelas

Memasangkan

Mempertahankan

Membiasakan

Mengorelasikan

Menanggulangi

Menugaskan

Menamai

Menguraikan

Mencegah

Merasionalkan

Menghubungkan

Menafsirkan

Menandai

Menjalin

Mengambarkan

Menguji

Menciptakan

Mempertahankan

Membaca

Membedakan

Menggunakan

Mencerahkan

Mengkreasikan

Merinci

Menyadari

Mendiskusikan

Menilai

Menjelajah

Mengoreksi

Mengukur

Menghafal

Menggali

Melatih

Membagankan

Merancang

Merangkum

Meniru

Mencontohkan

Menggali

Menyimpulkan

Merencanakan

Membuktikan

Mencatat

Menerangkan

Mengemukakan

Menemukan

Mendikte

Mendukung

Page 115: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 112

Pengetahuan

Pemahaman

Penerapan

Analisis Sintesis Kreatifitas

Mengulang

Mengemukakan

Mengadaptasi

Menelaah

Meningkatkan

Memvalidasi

Mereproduksi

Mempolakan

Menyelidiki

Memaksimalkan

Memperjelas

Mengetes

Meninjau

Mcmperluas

Mengopcrasikan

Memcrintahkan

Memfasilitasi

Memilih

Memilih

Menyimpulkan

Mempersoalkan

Mengedit

Membentuk

Memproyeksi

Menyatakan

Meramalkan

Mengkonsepkan

Mengaitkan

Merumuskan

Mempelajari

Merangkum

Melaksanakan

Memilih

Menggeneralisasi

Menginternalisasikan

Mentabulasi

Menjabarkan

Meramalkan

Mengukur

Menggabungkan

Memberi Kode

Memproduksi

Melatih

Memadukan

Menulis

Memproses

Mentransfer

Membatasi

Mengaitkan

Mereparasi

Menyusun

Menampilkan

Mensimulasikan

Menyiapkan

Memecahkan

Memproduksi

Melakukan

Merangkum

Mentabulasi

Mengkostruksi

Page 116: PGSD_SSP - Kartono Dkk

III. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor

Peniruan

Manipulasi

Artikulasi

Pengalamiahan

Mengaktifkan x ,

Mengoreksi

Mengalihkan

Mengalihkan

Menyesuaikan

Mendemonstrasikan

Menggantikan

Mempertajam

Menggabungkan

Merancang

Memutar

Membentuk

Melamar

Memilah

Mengirim

Memadankan

Mengatur

Melatih

Memindahkan

Menggunakan

Mengumpulkan

Memperbaiki

Mendorong

Memulai

Merimbang

Mengidentifikasikan

Menarik

Menyetir

Memperkecil

Mengisi

Memproduksi

Menjeniskan

Membangun

Menempatkan

Mencampur

Menempel

Mengubah

Membuat

Mengoperasikan

Mensketsa

Membersihkan

Memanipulasi

Mengemas

Melonggarkan

Memposisikan

Mereparasi

Membungkus

Menimbang

Mengkonstruksikan

Mencampur

IV. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

Memilih

Menjawab

Mengasumsikan

Menganut

Mengubah prilaku

Mempertanyaka

n

Membantu

Meyakini

Mengubah

Berbuat sesuai akhlak

mulia

Mengikuti

Mengajukan

Melengkapi

Menata

Mempengaruhi

Memberi

Mengompromika

n

Meyakinkan

Mengklasifikasikan

Mendengarkan

Menganut

Menyenangi

Memprakarsai

Mengombinasikan

Mengkualifikasi

Mematuhi

Menyambut

Mcngimani

Mempertahankan

Melayani

Meminati

Mendukung

Mengundang

Membangun

Menunjukkan

Menyetujui

Menggabungkan

Membentuk pendapat

Membuktikan

Menampilkan

Memperjelas

Memadukan

Memecahkan

Melaporkan

Mengusulkan

Mengelola

Memilih

Menekankan

Menegosiasikan

Mengatakan

Menyumbang

Merembuk

Memilah

Menolak

Page 117: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta ii

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

(PLPG)

MODEL, MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

GURU SEKOLAH DASAR

Oleh :

Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd

Dra. MG.Dwiji Astuti, M.Pd

Dra.Hj.Lies Lestari, M.Pd

PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 118: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

karuniaNya yang telah melimpahkan kepada kami penulis ini, sehingga penyusunan

buku dapat selesai dan terlaksana dengan lancar.

Buku ini berisi model-model pembelajaran inovatif yang perlu dikembangkan di

SD, dan contoh-contoh membuat RPP. Hal ini dimaksudkan agar guru memiliki

pengetahuan dan ketrampilan untuk merencakan dan menerapkan pembelajaran dengan

lebih baik.

Penulisan buku ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerja keras penulis dan

partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada pimpinan fakultas, jurusan dan prodi yang telah mempercayakan penulisan

materi, model-model pembelajaran inovatif dan juga kepada rekan-rekan dosen

kelompok bidang studi maupun keguruan yang telah banyak memberikan masukan..

Apabila didalam penulisan buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,

penulis benar-benar mengakuinya dan menyadarinya oleh karena itu kritik konstruktif

demi perbaikan sangat diharapkan semua jenis bantuan dan kritikan konstruktif dari

beberapa pihak yang memberikan andil dalam penulisan dan penyelesaian ini. Semoga

segala bantuan dan pengorbanan itu semua menjadi amal baik dan dilimpai rahmat dari

Tuhan Yang Maha Kuasa.

Surakarta, Mei 2013

Tim Penulis

Page 119: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5

A. Tujuan Penulisan Buku Panduan PLPG ....................................................... 6

B. Manfaat ......................................................................................................... 6

C. Hasil yang Diharapkan .................................................................................. 7

BAB II PENGEMBANGAN PAKEM DI SD ......................................................... 8

A. Pengertian PAKEM ...................................................................................... 8

B. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM ................. 16

C. Penyajian Pembelajaran .............................................................................. 18

D. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ............................ 21

E. Asas-asas Mendasar Pada PAKEM ............................................................ 23

BAB III MODEL – MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI SD ................. 26

A. Pembelajaran Tematik ................................................................................ 26

B. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 28

C. Pembelajaran Kontektual ............................................................................ 34

D. Pembelajaran Kuantum ............................................................................... 38

BAB IV MEDIA PEMBELAJARAN ................................................................... 47

A. MEDIA: ...................................................................................................... 47

B. MEDIA PEMBELAJARAN: ...................................................................... 47

BAB V EVALUASI PEMBELAJARAN .............................................................. 56

A. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar –mengajar yang optimal

menunjukkan hasil yang berciri: ................................................................ 56

B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ETIKA PENGUKURAN DAN PENILAIAN

.................................................................................................................... 56

C. PENGUKURAN ......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 75

Lampiran : .............................................................................................................. 77

Page 120: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 5

BAB I

PENDAHULUAN

Inovasi (Pembaharuan) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi

disegala bidang termasuk bidang pendidikan. Inovasi pendidikan (pembelajaran)

diterapkan di dalam berbagai jenjang pendidikan termasuk jenjang pendidikan SD.

Pendidikan adalah jabatan dan pekerja profesional, didalam melaksanakan

tugasnya pendidik mempunyai tugas mengajar, mendidik, membimbing, melatih dan

melaksanakan administrasi. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut pendidik

harus memiliki kompetensi / kemampuan antara lain kompetensi pedagogic, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagai seorang pendidik,

bahwa profesionalisme seorang guru bukannya pada kemampuan mengembangkan ilmu

pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang

menarik dan bermakna bagi siswanya. Degeng (1998) mengatakan daya tarik

pembelajaran terletak dalam dua hal yaitu dalam mata pelajaran dan cara mengajar.

Untuk melaksanakan pembelajaran tersebut tidaklah mudah karena dibutuhkan

pendidikan, keahlian dan sikap khusus serta pengakuan masyarakat.

Menurut Winataputra (2001) model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakasanakan

aktivitas pembelajaran.

Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha

mengoptimalkan hasil belajar siswa yang semua itu sudah dirintis dengan diterapkannya

model pembelajaran PAKEM yang perlu disebar luaskan dan dikembangkan keseluruh

jenjang SD. Dalam pembelajaran di SD untuk meningkatkan mutu pendidikan, model

PAKEM yang sudah diterapkan di SD perlu ditindak lanjuti. Maka untuk itu model-

model yang lain diterapkannya dalam pembelajaran di SD antara lain model

pembelajaran tematik, model pembelajaran kuantum, model pembelajaran kooperatif,

model pembelajaran kontektual.

Page 121: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 6

A. Tujuan Penulisan Buku Panduan PLPG

Tujuan yang diharapkan dari sajian buku ini bagi guru-guru SD adalah:

1. Memahami berbagai model dan teknik pembelajaran untuk meningkatkan

pembelajaran yang menarik, bermakna dan menyenangkan.

2. Memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran

yang menarik, bermakna dan menyenangkan.

3. Memahami dan menerapkan model pembelajaran tematik / terpadu.

4. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kontektual

5. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan variasinya

6. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kuantum

B. Manfaat

Manfaat dari buku ini bagi peserta PLPG adalah :

7. Menambah khasanah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran inovatif

menuju pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM)

8. Memilih dan menerapkan model-model pembelajaran yang tepat untuk

mengoptimalkan hasil belajar siswa yang menjadi tanggung jawab profesional

pada guru SD

9. Memberikan bekal bagi para peserta agar dapat menerapkan dan

mengembangkan berbagai model pembelajaran baru yang cocok dengan kondisi

kelas yang menjadi tanggung jawabnya

10. Memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

Page 122: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 7

C. Hasil yang Diharapkan

Setiap guru memerlukan kreatifitas untuk menumbuhkembangkan daya

imajinasi dan berpikir bagi peserta didiknya. Terkait dengan hal tersebut diperlukan

uji coba secara terus menerus dalam penerapan model-model pembelajaran di kelas.

Oleh karena itu diperlukan upaya dari guru untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Proses pembelajaran di kelas sebagai bagian integral kehidupan masyarakat

pendidikan di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan

berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal bagi peserta didik.

Pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas harus mampu menumbuhkembangkan

berbagai kompetensi peserta didik. Hal inilah yang akan mendukung terciptanya

keterampilan intelektual, sosial, dan personal yang didasarkan pada logika, inspirasi,

kreatifitas, moral dan budi pekerti secara komprehensif antara guru dan siswa.

Merujuk pada upaya pembentukan karakter siswa yang kreatif, inovatif dan

inspiratif dalam proses pembelajaran di kelas dalam berbagai mata pelajaran maka

diperlukan implementasi model-model pembelajaran berbasis PAIKEM secara terus

menerus untuk mewujudkan kreatifitas siswa semakin meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, pembaca(guru) diharapkan dapat menguasai dan

menerapkan model-model pembelajaran ini sesuai dengan berbagai situasi

pembelajaran yang akan dikelola sehari-hari, serta mengembangkannya lebih lanjut

agar dapat memberikan layanan pembelajaran optimal bagi siswanya.

Page 123: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 8

BAB II

PENGEMBANGAN PAKEM DI SD

A. Pengertian PAKEM

1. Apa itu PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan

Menyenangkan. Aktif maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan

suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan

proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.

Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang

kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang

lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga

siswa memuaskan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah

perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu

curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan

tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan

apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab

pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika

pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka

pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar,

gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:

a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

Page 124: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 9

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”

d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok

e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa

dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

Apa itu PAKEM

Dari segi guru :

A = Aktif, guru aktif

Memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan

pertanyaan yang menanyang, mempertanyakan gagasan siswa.

K = Kreatif, guru kreatif

Mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar

sederhana.

E = Efektif, pembelajaran

A

K

E

M

Page 125: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 10

Mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan

M = Menyenangkan, pembelajaran

Tidak membuat anak takut (takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap

sepele) dan jangan sampai guru menjadi menakutkan.

Dari segi siswa :

A = Aktif, siswa aktif

Bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan

gagasannya

K = Kreatif, siswa kreatif

Merancang/membuat sesuatu, menulis/mengarang dan lain-lain

E = Efektif, siswa

Menguasai keterampilan yang diperlukan sesuai yang diajarkan

M = Menyenangkan, pembelajaran

Membuat anak : berani mencoba / berbuat, berani bertanya, berani

mengemukakan pendapat/gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang

lain.

Page 126: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 11

2. Mengapa PAKEM

* Belajar = proses aktif * Anak dilahirkan

membangun makna/ memiliki :

pemahaman dari - rasa ingin tahu

informasi & penga- - imajinasi

laman oleh si pembe-

lajaran Modal K

* Pembelajaran memiliki tujuan

yang harus dicapai

* Untuk keberlanjutan pembelajaran

Menyenangkan

* Senang perhatian terhadap tugas besar / penuh

Hasil belajar meningkat

Senang belajar

Belajar seumur hidup

Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa pembelajaran model PAKEM

diterapkan di Indonesia, yaitu :

A K

E

M

Page 127: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 12

1. PAKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat

dalam pembelajaran. Selama ini kita mengenal pembelajaran model

konvensional dinilai hanya guru yang aktif (monologis), sementara peserta

didiknya pasif, sehingga pembelajaran dinilai menjemukan, kurang menarik dna

tidak menyenangkan.

2. PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama

kreatif. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta

didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula

dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru maupun bahan ajar dengan

segala alat bantunya, sehingga pada akhirnya hasil pembelajaran dapat

meningkat. Pembelajaran PAKEM dilandasi oleh filsafah kontrustivitisme yang

menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan

gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh peserta didik.

Harapannya mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda,

sedangkan filsafah lainnya adalah pragmatisme yang menekankan agar dalam

pembelajaran peserta didik sebagai subyek aktif dan guru fasilitator.

AKTIF

Proses belajar dapat dikatakan aktif dengan mengandung :

1. Komitmen (Kelekatan pada tugas)

Materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa (meaningful)

sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal).

2. Tanggung jawab (Responsibility)

Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk

kritis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormati ide-ide

siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan

sendiri.

3. Motivasi

Page 128: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 13

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan

motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul

berdasarkan minat dan inisiatif sendiri bukan karena dorongan.

Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar

yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (student centred approach),

guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan ke ember, tetapi menghidupkan

api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa.

PAKEM memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan

lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya. Dalam pembelajaran

ini, guru terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan, serta mengevaluasi proses

pembelajaran. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar

dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima

kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran

tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting

dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan

sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

KREATIF

Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24

ciri kepribadian kreatif yaitu : 1) terbuka terhadap pengalaman baru, 2) fleksibel

dalam berpikir dan merespons, 3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan,

4) menghargai fantasi, 5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif, 6) mempunyai

pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, 7) mempunyai rasa

ingin tahu yang tinggi, 8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang

tidak pasti, 9) berani mengambil resiko yang diperhitungkan, 10) percaya diri dan

mandiri, 11) memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, 12) tekun dan

tidak mudah bosan, 13) tidak kehabisan akal daam memecahkan masalah, 14) kaya

Page 129: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 14

akan inisiatif, 15) peka terhadap situasi lingkungan, 16) lebih berorientasi ke masa

kini dan masa depan dari pada masa lalu, 17) memiliki citra diri dan stabilitas

emosional yang baik, 18) tertarik terhadap hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik

dan mengandung teka-teki, 19) memiliki gagasan yang orisinal, 20) mempunyai

minat yang luas, 21) menggunakan waktu yang luang untuk kegiatan yang

bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri, 22) kritis terhadap pendapat

orang lain, 23) senang mengajukan pertanyaan yang baik, dan 24) memiliki

kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi. Sedangkan Kirton (1976)

membedakan ciri kepribadian kreatif ke dalam dua gaya berpikir : adaptors dan

innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan dalam menghadapi

perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada

yang menggunakan metode, nilai, kebijakan dan prosedur. Mereka percaya pada

standard dan consesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan

implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi masalah,

berpikir. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,

mengimajinasikan, melakukan, inovasi dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya.

Sedangkan yang dimaksud kreatifitas adalah kemampuan (berdasar data dan

informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan

menemukan kemungkinan banyak jawaban terhadap suatu masalah, yang

menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan

menerapkannya dalam pemecahan masalah. Pembelajaran haruslah membangun

kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan

sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang

harus diselesaikan dalam pembelajaran. Kreatif juga dimaksudkan agar guru

menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa.

EFEKTIF

Efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan

pembelajaran yang harus dicapai. Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak

Page 130: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 15

kualitas hasil belajar peserta didik. Jika suatu pembelajaran tidak efektif, maka

pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

MENYENANGKAN

Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan, dengan didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin

bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi

ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor

serta istirahat dan jeda secara teratur. Selain itu, pembelajaran akan menyenangkan

manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan sadar, menantang peserta didik

berekspresi dan berpikir jauh ke depan, serta mengonsolidasikan bahan yang sudah

dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks. Dengan

suasana belajar-mengajar yang menyenangkan, siswa dapat memusatkan

perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut :

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

1. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan

pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

2. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih

menarik dan menyediakan ‘pojok baca’

3. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk

cara belajar kelompok.

4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam

menciptakan lingkungan sekolahnya

Page 131: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 16

B. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM

1. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.

Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau

anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat

itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya

sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,

anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak

karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru

yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan

pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

2. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus

tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu

mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan

belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan

untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal

kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga

belajar anak tersebut menjadi optimal.

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan

dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas

sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan

pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk

berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan

bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara

perorangan agar bakat individunya berkembang.

Page 132: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 17

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini

memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis

masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua

jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan

imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas

guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan

tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai

dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai

dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul

hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam

PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang

kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan

memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi

siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan,

atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,

puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil

pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam

PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu

masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat

kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media

belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam

belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.

Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan

waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan

Page 133: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 18

seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,

berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk

interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap

kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik

pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri

dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten

memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan

guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri

siswa daripada hanya sekedar angka.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa

kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur

berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah

ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif

fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan

mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat

berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut

ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu,

guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang

dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat

bertentangan dengan ‘PAKEM”menyenangkan.’

C. Penyajian Pembelajaran

Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pemecahan

masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by doing),

menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok.

Page 134: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 19

Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan,

memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan,

menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran di kelas, dan

pembelajaran kerjasama yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk mengatasi

permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini agar terjadi

ketergantungan yang positif dan tanggungjawab individu yang mendalam.

Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, sebelum siswa dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan,

keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan. Disamping

itu siswa dapat melakukan “SSN” (senyum, santai dan nikmat) yang artinya siswa

dapat melakukan dengan senyum (dalam hati) berarti senang dalam proses kegiatan

pembelajaran, santai berarti siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tidak

tegang/stress serta siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran. Dengan proses

tersebut akhirnya siswa dapat menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan

benar.

Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau dalam bentuk

permainan (games), misalnya menghitung huruf “a” pada satu (lebih) paragraph

dengan beberapa kalimat, latihan membayangkan sendiri.

Di samping itu guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa

bahwa pelajaran tidak ada yang sulit, semua siswa mampu menguasai materi

tersebut dengan baik.

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan

kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut

tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru :

Page 135: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 20

Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

1. Guru merancang dan mengelola

KBM yang mendorong siswa

untuk berperan aktif dalam

pembelajaran

Guru melaksanakan KBM dalam

kegiatan yang beragam, misalnya:

Percobaan

Diskusi kelompok

Memecahkan masalah

Mencari informasi

Menulis laporan / cerita / puisi

Berkunjung keluar kelas

2. Guru menggunakan alat bantu

dan sumber belajar yang

beragam

Sesuai mata pelajaran, guru

menggunakan alat yang tersedia atau

yang dibuat sendiri misalnya: gambar,

studi kasus, nara sumber, lingkungan

dll.

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan

keterampilan

Siswa : melakukan percobaan,

pengamatan atau wawancara,

mengumpulkan data / jawaban dan

mengolahnya sendiri : menarik

kesimpulan : memecahkan masalah,

mencari rumus sendiri : menulis laporan /

hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.

3. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

mengungkapkan gagasannya

sendiri secara lisan atau tulisan

Melalui

Diskusi

Lebih banyak pertanyaan terbuka

Hasil karya yang merupakan

pemikiran anak sendiri

4. Guru menyesuaiakan bahan dan

kegiatan belajar dengan

kemampuan siswa

Siswa dikelompokkan sesuai dengan

kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

Bahan pelajaran disesuaikan dengan

kemampuan kelompok tersebut

Page 136: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 21

Tugas perbaikan atau pengayaan

diberikan

5. Guru mengaitkan KBM dengan

pengalaman siswa sendiri

Siswa menceritakan atau

memanfaatkan pengalaman sendiri

Siswa menerapkan hal yang dipelajari

dalam kegiatan sehari-hari

6. Menilai KBM dan kemajuan

belajar siswa secara terus

menerus

Guru memantau kerja siswa

Guru memberikan umpan balik

D. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan

1. Sasaran

2. Ruang Gerak

Pada Jam Efektif (Pkl. 07.00 – 12.40)

(Bagaimana KBM Berlangsung)

Di Luar Jam Efektif

- Ekstrakurikuler

- Ko kurikuler

- Kegiatan pengisi waktu

(bagaimana ini berjalan)

GURU

BAGAIMANA

GURU PAKEM

MURID/SISWA

BAGAIMANA

MURID YANG

PAKEM

ORANG TUA /

LINGKUNGAN

BAGAIMANA

ORANG TUA YANG

PAKEM

Page 137: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 22

Page 138: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 23

E. Asas-asas Mendasar Pada PAKEM

1. Mengapa Belajar Harus PAKEM

Tujuan pendidikan dasar pokok

- Kognitif, afektif dan psiko motor

Perlu diperhatikan :

Survival / skils – (Kemampuan dasar manusia bertahan hidup)

Life Skill - (Keterampilan individu sehingga memungkinkan mendapat

kehidupan yang lebih baik)

2. Yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM

1. Mengerti tujuan dan fungsi belajar

2. Mengenal anak secara perorangan

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam

pengorganisasian kelas

4. Mengembangkan kemampuan berfikir

kritis, kratif dan kemampuan memecahkan

masalah

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai

lingkungan yang menarik

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai

sumber belajar

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk

meningkatkan kegiatan belajar

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif

mental

9. Menciptakan dan menggunakan metode

yang tepat

Ciri-ciri

PAKEM

Page 139: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 24

3. Ciri-ciri PAKEM

a. Menggunakan berbagai metode

Bermain peran, diskusi, pemecahan masalah, pemberian tugas, ceramah,

expositoring,, tanya jawab dsb.

b. Menggunakan berbagai media

Media cetak, media elektronik dsb.

c. Menggunakan berbagai alat bantu

Alam lingkungan, beli dari pabrik, buatan sendiri dll.

d. Berisi berbagai kegiatan

Percobaan, merangkum bacaan, merancang sesuatu, membuat laporan,

menyajikan laporan, tindak lanjut dll.

e. Menggunakan berbagai sumber

Lingkungan, minat siswa, kehidupan sehari-hari dll.

f. Memperhatikan individu siswa

Merancang kegiatan sesuai kemampuan siswa

g. Membuat anak tidak takut

Sikap guru yang ramah

h. Tidak menganggap siswa sebagai botol kosong

Guru sebagai fasilitator

4. Langkah-langkah PAKEM

i. Review

Guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau (mencongak,

pertanyaan lisan)

Page 140: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 25

j. Pengembangan

Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep (siswa harus tahu tujuan

pelajaran dan memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran). Pembelajaran

dilakukan dengan “INTERAKTIF”. Penggunaan metode, peraga, contoh

konkrit tempatnya di sini.

k. Latihan terkontrol

Siswa merespok soal sambil guru memeriksa kemungkinan terjadinya

moskonsepsi. Diajukan dengan kerja kelompok.

l. Seat Work

Siswa bekerja mandiri atau dalam kelompok untuk latihan atau perluas dan

mempelajari konsep pada langkah ke-2

m. Laporan siswa perorangan / kelompok

Hasil kerja kelompok maupun individu anak dilaporkan, kalau perlu ada

perbaikan diperbaiki.

n. Pendalaman melalui permainan

Anak diajak bermain-main tujuannya untuk memperdalam materi

o. Pemanjangan hasil karya

Hasil karya dipanjangkan berfungsi sebagai perpustakaan kelas

p. Pemberian PR untuk tindak lanjut

Jangan lupa dikoreksi dan dinilai

LATIHAN;

Setelah mempelajari konsep pakem di atas, selanjutnya buatlah RPP yang bernuansa

PAKEM

Page 141: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 26

BAB III

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI SD

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari

suatu materi guna mencari kompetensi tertentu. Tema adalah suatu bidang yang

luas yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran. Topik adalah bagian

dari tema / sub tema. Jenis tema : infra disciplinary dan inter disciplinary.

2. Rasional Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik menyajikan pendekatan belajar yang bermakna, tema

memberikan kerangka berpikir untuk menemukan kaitan antar bidang studi,

mengajar dengan tema sebagai suatu cara untuk melakukan keterpaduan,

kecenderungan menemukan kaitan dalam pembelajaran yang diorganisasikan

secara tematik.

Mengapa Pembelajaran Tematik?

Keterbatasan kemampuan siswa kelas 1, 2 dan 3 dalam memahami konsep yang

abstrak seperti matematika, IPA, IPS, bahasa dan seterusnya. Siswa usia dini masih

melihat segala sesuatu secara utuh / satu kesatuan / holistik sehingga pembelajaran

masih tergantung pada obyek yang dekat dengan dirinya (kontektual) sehingga

diberikan tema yang telah diketahui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Landasan Pembelajaran Tematik

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi

(B.2c) pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik

sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

Page 142: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 27

Pembelajaran Tematik

Beranjak dari tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk memahami konsep,

menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia anak,

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara simultan, merakit dan

menghubungkan sejumlah konsep beberapa mata pelajaran yang berbeda dengan

harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.

Keunggulan Pembelajaran Tematik

1. Pembelajaran lebih mudah memahami apa dan mengapa mereka belajar.

2. Hubungan antara konten dan proses lebih jelas

3. Mempercepat transfer konsep lintas bidang studi

4. Belajar secara mendalam dan meluas

5. Penggunaan waktu efektif

6. Mengembangkan sikap positif

Strategi Pembelajaran

1. Memilih tema

2. Menentukan konsep kunci

3. Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep

4. Menentukan bidang studi yang digunakan sebagai bagian kegiatan

5. Review kegiatan bidang-bidang studi yang berkaitan

6. Mengorganisasi bahan-bahan untuk memudahkan distribusi dan penggunaan

7. Menentukan urutan kegiatan yang disajikan di kelas

8. Diskusi tindak lanjut

Penggalian Tema

1. Tidak terlalu luas dapat digunakan untuk semua mata pelajaran

2. Bermakna, artinya dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya

Page 143: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 28

3. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak

4. Mampu mewadahi sebagian besar minat anak

5. Mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik

6. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

belajar sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

2. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan

masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling

asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif

menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat

belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga

dari sesama siswa.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan,

sebagai latihan hidup di masyarakat.

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif

menurut Lie (2004) adalah (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap

muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) ketrampilan untuk menjalin hubungan

antarpribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong

agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling

Page 144: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 29

membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.

Saling ketergantungan dapat dicapai melalui a) saling ketergantungan

mencapai tujuan, b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, c) saling

ketergantungan bahan atau sumber, d) saling ketergantungan peran, e) saling

ketergantungan hadiah.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam

kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan

dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa

lebih mudah belajar dari sesamanya.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.

Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya

disampaikan oleh guru kepada kelompok yang memerlukan bantuan dan

siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-

rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus

memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok

yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara

individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi

Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,

mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran

logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang

bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal

relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa

yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran

dari guru juga dari sesama siswa.

4. Beberapa Teknik Pembelajaran Kooperatif

Berikut ini disajikan empat teknik dalam pembelajaran kooperatif

Page 145: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 30

e. Metode STAD (Student Achievement Division)

Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari

universitas John Hopkins.

Langkahnya :

1) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim,

masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim

memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun

kemampuan (tinggi, sedang, rendah).

2) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian

saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau

diskusi antar sesama anggota tim.

3) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru

mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan

akademik yang telah dipelajari.

4) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan

ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi

tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-

kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu

meraih suatu kriteria atau standar tertentu.

f. Metode Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson .

Langkahnya :

1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6

siswa dengan karakteristik yang heterogen

2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap

siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan

akademik tersebut

3) Para anggota dari beberapa tim yang berebda memiliki tanggung jawab

untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya

Page 146: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 31

berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.

Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar (expert group)

4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke

kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai

materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar

5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para

siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Dalam metode Jigsaw versi Slavin, pemberian skor dilakukan speerti

dalam metode STAD. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi

diberi penghargaan oleh guru.

g. Metode GI (Group Investigation)

Dasar-dasar metode GI dirancang oleh Herbert Thelen.

Deskripsi mengenai langkah-langkah metode GI adalah sebagai beriku:

1) Seleksi Topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah

umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa

diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada

tugas (task oriented group) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.

Komposisi kelompok bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik

maupun kemampuan akademik.

2) Merencanakan Kerjasama

Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus

tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan

subtopik yang telah dipilih seperti langkah di atas.

3) Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah

sebelumnya, pembelajaran harus melibatkan bebagai aktivitas dan

ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk

menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di

Page 147: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 32

luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap

kelompok memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Analisis dan Sintesis

Para siswa menganalisis dan mensistensikan berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan

dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Penyajian Hasil Akhir

Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai

topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai

prespektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok

dikoordinasikan guru.

6) Evaluasi selanjutnya

Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu kesleuruhan. Evaluasi

dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok atau

keduanya.

h. Metode Struktural

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kgan dan kawan-kawan. Beberapa

teknik dari metode struktural antara lain: menacri pasangan, bertukar

pasangan, berkirim soal.

Contoh-contoh teknik pembelajaran metode struktural

1) Mencari Pasangan

a) Pengertian

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Manch)

dikembangkan oleh Larana Curran (1994). Salah satu keunggulan

teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik

ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik.

Page 148: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 33

b) Langkah teknik mencari pasangan

(1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep

atau topik yang mungkin cocok untuk sesi reviu (persiapan

menjelang tes atau ujian)

(2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu

(3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempnyai kartu yang cocok

dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan

lima akan berpasangan dengan pemegang kartu PERU. Atau

pemegang kartu yang berisi nama KOFI ANNAN akan

berpasangan dengan pemegang kartu SEKRETARIS JENDERAL

PBB.

(4) Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang

memegang kartu yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 akan

membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4 dan 6x2.

(5) Dalam setiap para siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas

secara bersama-sama.

(6) Presentasi hasil kelompok atau kuis

2) Bertukar pasangan

a) Pengertian

Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi siswa

kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini bisa

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik.

b) Langkah-langkahnya

(1) Setiap siswa mendapatkan satu pasangan guru bisa menunjukkan

pasangannya atau siswa melakukan prosedur / teknik mencari

pasangan seperti yang dijelaskan di depan.

(2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan

pasangannya.

(3) Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan

yang lain.

Page 149: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 34

(4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing

pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan

mengukuhkan jawaban mereka.

(5) Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan

kemudian dibagikan pada pasangan semula.

3) Berkirim Salam dan Soal

a) Pengertian

Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi siswa

kesempatan untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka.

Siswa membuat pertanyan sendiri sehingga akan merasa lebih

terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh

teman-teman sekelasnya.

Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang

tes dan ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran

dan untuk semua tingkatan usia didik.

b) Langkah-langkahnya

(1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dalam

kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk

menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke

kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih

soal-soal yang cocok.

(2) Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan satu orang

utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari

kelompoknya (salam kelompok yang bisa disertai sorak

kelompok)

(3) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain

(4) Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan

dengan jawaban kelompok yang membuat soal.

C. Pembelajaran Kontektual

1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Page 150: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 35

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning-CTL)

menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk

menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan

juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan

ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri

pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut

Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong

para siswa melihat makan di dalam materi akademik yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan

budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh

komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,

melakukan pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,

melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang,

berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan

penilaian autentik.

2. Komponen Model Pembelajaran CTL

Pembelajaran berbasis CTL menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh

komponen utama pembelajaran, yaitu Konstruktivimisme (Construkvism),

bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic

assessment).

Kontruksivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut

kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh

diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting

yaitru obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk

mengintrepretasi objek tersebut. Asumsi ini melandsi CTL pembelajaran melalui

CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkontruksi pengetahuannya

Page 151: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 36

melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang dibangun oleh individu

si pembelajar.

Inkuiri, artinya propses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri

dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu 1) merumuskan masalah, 2)

mengajukan hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat

kesimpulan.

Penerapan asas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang

jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan

masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir

sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar

pembentukan kreatifitas.

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan.

Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam

pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi

memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya

sendiri.

Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada pendapat

Vygotsky, bahwa pengetahuan dan prengalaman anak banyak dibentuk oleh

komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan

sendirian, tetapi tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling

membutuhkan. Dalam model CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil

sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya

guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar

kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu

yang menjadi fokus pembelajaran.

Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan

memperagaan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh,

membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrumen

memperlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar.

Page 152: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 37

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau

peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang

dicapai baik yang bernilai positif atau tidak bernilai (negatif). Melalui refleksi

siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta

menambah khazanah pengetahuannya.

Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini

diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak,

penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai

pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intlektual, mental, maupun

psikomotorik.

3. Pola/Skenario Pembelajaran Kontekstual

Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang

dilakukan oleh guru-guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran

akademik dengan konteks siswa itu sendiri. Mereka menunjukkan bahwa

pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL cocok diterapkan mulai dari

sekolah dasar hingga universitas.

Contoh Pengaitan dalam CTL di Kelas

Di kelas yang sudah tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca,

menulis, dan berpikir secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada

persoalan-persoalan kontroversial di lingkungan atau masyarakat mereka.

Kelas di bagai menjadi empat atau lima kelompok. Setiap kelompok memilih

sebuah persoalan kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan

penelitian di perpustakaan, melakukan survei lapangan, dan mewawancarai

pejabat setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka

menyajikan penemuan-penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto,

gambar, diagram, dan gran. Mereka menyampaikan penemuan-penemuan

Page 153: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 38

tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman sekelas dan para orang

tua.

4. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL

Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis besar

adalah sebagai berikut :

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f. Lakukan refleksi di akhir penemuan.

g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual

Pengalaman nyata

Kerja sama, saling menunjang

Gembira, belajar dengan bergairah

Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber

Siswa aktif dan kritis

Menyenangkan, tidak membosankan

Sharing dengan teman

Guru kreatif

D. Pembelajaran Kuantum

Pengertian

Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum

teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di

sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang

Page 154: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 39

mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa

menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala

nuansanya. Quantum Teaching menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan

yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan

dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka

belajar.

Asas Quantum Teaching

Asas dari Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita,

dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Asas ini mengingatkan kita untuk

pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertamanya. Untuk

mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan

autentik memasuki kehidupan murid.

Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

1. Segalanya berbicara

Maksudnya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang

guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan

tentang belajar

2. Memiliki tujuan

Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru yang

harus secara hati-hati menyusun pelajaran.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan

menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi

ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa

yang mereka pelajari. Pembelajaran berjalan sukses ketika murid mengalami

informasi pada awal pembelajaran.

4. Mengakui setiap usaha

Dalam belajar mengandung resiko dan keluar dari rasa nyaman. Pada langkah

ini, murid berhak atas pengakuan dari kecakapan dan rasa percaya diri mereka.

Murid mengambil resiko dan membangun kompetensi dan kepercayaan diri

mereka.

Page 155: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 40

5. Layak dipelajari maka layak dirayakan (diberi reward)

Perayaan atau memberikan sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik

mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar’.

Model Quantum Teaching

"Quantum Teaching" shows teachers how to orchestrate their students'

success by taking into account "everything" in the classroom along with the

environment, the design of the curriculum, and how it's presented. The result: a

highly-effective way to teach anything to anybody. Model ini hampir sama dengan

sebuah simfoni. Jika kita menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi

faktor pengalaman musik kita. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Konteks

Konteks yaitu latar belakang pengalaman guru. Jika dalam sebuah orkestra

musik, konteks merupakan keakraban ruang orkestra (lingkungan), semangat

konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan

musisi dalam bekerja sama (landasan), dan interpretasi dari maestro terhadap

lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan menciptakan

pengalaman bermusik secara menyeluruh

2. Isi

Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian).

Isi juga meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan

bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.

Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang

sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan,

penyajian, dan fasilitas.

Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching melakukan langkah-langkah

pengajaran dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR, yaitu :

1. Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajaran tersebut

bagi guru dan murid.

2. Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti

semua pelajar.

Page 156: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 41

3. Namai, untuk ini harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi :

yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi si anak

4. Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan

bahwa mereka tahu.

5. Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara-cara mengulang materi

dan menegaskan “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”

6. Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan

keterampilan dan ilmu pengetahuan

Dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam

Quantum Teaching tersebut terlihat adanya empat ciri sebagai berikut :

1. Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat bahwa dalam

Quantum Teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kepada seluruh para

siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap

suatu mata pelajaran

2. Sebagai akibat dari ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan

terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak

3. Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini terlihat dari adanya pengakuan

terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak, sehingga

secara proporsional

4. Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan

yang diajarkan. Hal initerlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang

sudah dikuasai si anak

5. Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang

dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya.

LATIHAN:

Setelah mempelajari materi di atas , buatlah RPP yang mengacu

model pembelajaran :

a. Tematik

b. Kooperatif

c. Kontekstual (CTL)

d. Quantum

Page 157: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 42

EVALUASI:

Setelah semua materi dibahas, maka kerjakan soal-soal dibawah ini:

1.Anda seorang guru SD , setelah mengikuti PLPG nanti dan dinyatakan lulus, maka

anda akan menjadi guru yang profesional, selanjutnya dalam melaksanakan

pembelajaran anda akan menerapkan inovasi dalam pembelajaran yang telah anda

miliki. Namun kenyataannya dengan penerapan iniovasi itu akan menimbulkan masalah

antara lain : waktu pelaksanaan pembelajaran kurang , sehingga akan molor dan anda

pada waktu ada supervisi dari KS maupun PS akan mendapat teguran untuk tepat

waktu.

PERTANYAAN:

Bagaimana sikap anda terhadap keadaan tersebut?

2.Ibu Lita adalah seorang guru SD yang baru 1 tahun mengajar di kelas III. Walaupun

termasuk guru baru, Ibu Lita selalu mempersiapkan diri baik fisik maupun psychis

setiap kali akan melaksanakan salah satu tugas guru yaitu mengajar. Pada saat akan

mengajarkan materi “Berbagai macam alat transportasi”, Ia mengawalinya dengan

mengajak siswanya untuk menyanyikan lagu naik Kereta Api. Ia selalu berusaha untuk

menciptakan Kegiatan Pembelajaran yang beragam, seperti memperlihatkan berbagai

macam alat transportasi yang tradisional maupun modern lewat tayangan LCD, dan

berusaha untuk bertanya pada siswa untuk bisa menggali apa kelebihan dan kekurangan

dari kedua macam Alat transportasi tersebut. Begitu pula saat kegiatan berlangsung, ibu

Lita ternyata sudah mempersiapkan berbagai macam bahan untuk membuat berbagai

contoh alat transportasi sesuai dengan minat anak secara berkelompok.ia selalu

mempertanyakan pada sisiwa-siswanya tentang gagasan-gagasan apa yang akan mereka

buat dengan bahan-bahan tersebut dan selalu memantaunya.

Pada suatu hari ibu Lita tidak bisa mengajar karena sakit, sehingga kelas diajar oleh ibu

Susi yang sudah 15 tahun mengajar, sehingga ibu Susi tidak perlu mempersiapkan diri,

bahkan mediapun tidak ia siapkan. Agar materi cepat selesai ibu Susi dalam mengajar

Page 158: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 43

banyak memberikan Informasi pada siswa dan tidak memberikan kesempatan pada

siswa untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya. Siswa diharuskan duduk

yang rapi, tenang, dan harus mendengarkan. Ia beranggapan bahwa dengan siswa

mendengarkan dan tidak banyak bertanya, materi yang ia ajarkan cepat selesai dan

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

PERTANYAAN :

Berdasarkan paparan di atas, bagaimanakah menurut pendapat Anda sebagai seorang

guru SD tentang pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Lita dan Ibu Susi. Apakah

sudah menggambarkan pembelajaran yang Pakem ? Berikan Penjelasannya !

3.Sekarang ini pembelajaran di kelas I-III SD dilaksanakan melalui pendekatan

Tematik.Siswa kelas rendah melihat segala sesuatu secara Holistik. Melalui Tema

tertentu sebagai pusat perhatian untuk memahami konsep. Untuk itu guru dituntut bisa

merakit dan menggabungkan sejumlah konsep beberapa mata pelajaran yang berbeda,

karena guru berharap siswa bisa belajar lebih bermakna artinya ada bekal bagi siswa

untuk belajar selanjutnya.

Namun demikian masih banyak guru yang mengalami kesulitan mengajar di kelas

rendah, khususnya dalam menyusun RPP, karena dituntut untuk melakukan pemetaan

hubungan antara SK, KD, Indikator dengan Tema, sehingga pelaksanaan

pembelajarannya masih Konvensional.

PERTANYAAN :

a.Menurut pendapat Anda, mengapa pembelajaran di kelas rendah dengan pendekatan

Tematik dan di kelas tinggi dengan pendekatan mata pelajaran ? Uraikan

b.Bagaimana cara guru melakukan pemetaan hubungan KD, SK, Indikator dengan

Tema ?

c.Apabila guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Tematik, apa

kekuatannya ? Jelaskan !

4.Ibu Surti guru kelas 4 di dalam mengajar tidak pernah mau menghubungkan dengan

kehidupan nyata siswa tidak pernah membuat RPP, setiap mengajar sering ditinggal

atau mengerjakan pekerjaan lain, kepala sekolah sudah sering menegurnya, bu Surti

selalu menjawab bahwa saya sudah hafal, tanpa RPP tidak ada masalah.

Page 159: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 44

Kebiasaan yang dilakukan guru tersebut kurang baik, dapat mengganggu pencapaian

tujuan pembelajaran wawasan anak juga tidak berkembang dan bertambah.

PERTANYAAN:

Bagaimana tindakan anda kalau anda sebagai kepala sekolah yang menghadapi masalah

guru tersebut?

5.Pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial dan

meningkatkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois serta meningkatkan kesediaan

menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, tetapi hal itu jarang digunakan

oleh guru-guru yang sedang mengajar. Kepala sekolah selalu mengajak dan

mengajarkan ke arah pembelajaran yang selalu memupuk hal itu, tetapi guru selalu

kembali ke konvensional sehingga pendidikan di Indonesia selalu tertinggal dengan

negara-negara berkembang lainnya. Hal tersebut merupakan kasus di bidang pendidikan

di Indonesia.

PERTANYAAN:

Bagaimana pendapat anda sebagai guru menghadapi hal tersebut?

6.Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

diperlukan penyerasian proses pembaharuan pengembangan pembelajaran dengan

pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di berbagai bidang. Pembelajaran

kuantum berpakal pada psikologi, kognitif dan lebih bersifat humanistik dan

konstruktivistis. Pembelajaran memusatkan perkalian pada interaksi yang bermutu dan

bermakna, interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran.

Pembelajaran sangat menekankan kealamiah dan kewajaran proses pembelajaran, bukan

heartifisialan atau keandalan yang dibuat-buat, kealamiahan dan kewajaran

menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sedang

heartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan.

Pembelajaran sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses

pembelajaran. Pembelajaran memiliki model yang memadukan kontek dan isi

pembelajaran dan memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis,

ketrampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.

Page 160: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 45

Banyak guru yang belum memahami pelaksanaan pembelajaran ini, karena dalam

pembuatan perencanaan guru harus memasuki dunia mereka/anak, kemudian membawa

mereka ke dunia isi anda / guru, kemudian kembali ke dunia mereka, semua telah

berubah. Guru harus mendengarkan siswa mengantisipasi, berpartisipasi, dan

memperagakan kejeneusan mereka yang terlepas guru harus merasakan kegairahan saat

siswa melaju dalam belajar, yang belum pernah terjadi sebelumnya, relevansi, kejelasan

dan ikatan terekatkan dalam pengalaman mereka. Guru harus menyertakan anak

menciptakan pengalaman mereka / anak belajar untuk momen-momen yang

mengandung pelajaran siswa menangkap informasi saat mereka penataran dan

merekapun / anak menyukainya, anak akan dapat menggunakan banyak kecerdasan

mereka, sebagaimana guru mensugestikan, melakukan dan melukiskan kesuksesan

dalam dunia mereka.

Page 161: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 46

PERTANYAAN:

Apa saja yang anda lakukan dalam pembuatan perencanaan untuk menyiapkan

anak untuk sukses? Bagaimana usaha guru / anda dalam memindahkan mereka / anak

dari kelompok besar ke kelompok kecil, kemudian ke perorangan dengan belajar visual

auditorial dan kenestitik?

Page 162: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 47

BAB IV

MEDIA PEMBELAJARAN

A. MEDIA:

“Alat komunikasi yang digunakan membawa suatu informasi

“Segala sesuatu yang dapat menyalurkam pesan dari pengirim ke penerima

pesan “

B. MEDIA PEMBELAJARAN:

Alat komunikasi (pembelajaran ) yang digunakan untuk menyampaikan pesan

/materi pelajaran

Teknologi pembawa pesan pembelajaran

Manfaat Media dalam PBM

Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Proses pembelajaran lebih menarik

Proses pembelajaran lebih interaktif

Jumlah waktu belajar –mengajar dapat dikurangi

Kualitas belajar dapat ditingkatkan

Proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja

Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar

Peran guru berubah ke arah positif dan produktif

Page 163: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 48

Page 164: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 49

Page 165: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 50

Teleconference :

Teknik komunikasi (pembelajaran ) dimana kelompok-kelompok yang berada di

lokasi geografis berbeda setiap orang dapat berpartisipasi aktif dalam suatu

pertemuan .

Telelecture (Kuliah Jarak Jauh ) :

Suatu teknik pengajaran dimana seorang ahli bidang tertentu dapat

menghadapi/berinteraksi dengan sekelompok pendengar.

Computer Assisted Instruction (CAI) :

Sistem penyampaian pelajaran yang berbasis mikroprosesor dimana pelajaran /

materi

ajar dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.

Hipertext :

Suatu tulisan yng tak berurutan (sistem menulis)yang mampu

menghubungkan informasi dari bagian manapun dalam paket pelajaran.Melalui suatu

korpus jalur-jalur materi yang berkaitan dapat memberi keterangan /penjelasan teks

Syarat Pengembangan Media :

V isibel : Mudah dilihat

Page 166: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 51

I nteresting : Menarik

S Simple : Sederhana

U seful : isinya berguna/bermanfaat

A ccurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)

L egitimate : Masuk akal/sah

S tructured : Terstruktur/ tersusun dengan baik

Prinsip Pengembangan / Pembuatan Media Visual (Grafis)

• Kesederhanaan ( Simplicity)

• Keterpaduan /Kesatuan (Unity)

• Penekanan /Penonjolan (emphasis)

• Keseimbangan (Balance )

• Kontras (Contrast)

• Ritme ( Rhythm )

• OHP: Sebagai Perangkat Keras (Untuk memproyeksikan gambar/tulisan)

• OHT: Sebagai Perangkat Lunak (Untuk Menuangkan materi)

Kelebihan OHP

• 1.Murah dan praktis

• 2.Tidak menimbulkan polusi

• 3. Tidak membutuhkan operator dan ruang yang gelap

• 4. Dapat memperagakan bentuk dua atau tiga demensi

• 5. Meningkatkan daya ingat

• 6. Dapat dikombinasikan dengan media lain

• 7. Terjadi kontak mata

• 8. Dapat digunakan tanpa layar

Kekurangan OHP

Page 167: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 52

1. Tergantung pada aliran listrik

2. Tidak mudah dibawa-bawa

3. Alat tulisnya harus khusus

Kelebihan OHT

1. Penyajian materi sistematis

2. Bisa disajikan secara overlay

3. Dapat digunakan berkali-kali

4. Dapat disimpan dalam waktu cukup lama

5. Materi dapat disajikan dengan :

- Tulisan tangan

- Komputer

- Gambar-gambar

Kekurangan OHT

1. Waktu pembuatan cukup lama

2. Susunannya mudah kacau

3. Ada masalah dalam penyimpanan

PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN :

Mempertimbangkan aspek yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

• Ketepatan/kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas (fakta,konsep,

prinsip, prosedur atau generalisasi)

• Tersedianya sarana dan prasarana

• Karakteristik audience

• Keterampilan /kemampuan dosen dalam menggunakan /mengoperasikan

media

Taksonomi / Katagori media Menurut Seels & Glasgow

Pilihan Media Tradisional

Pilihan Media Teknologi

Pilihan Media tradisional

Visual Diam yang takdiproyeksikan

Page 168: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 53

Gambar mati/gambar diam(still picture),

Poster, Karikatur, Foto

Peta datar,

Berbagai jenis papan

Flip chart (Bagan lembaran balik)

Berbagai jenis grafik,Diagram

Berbagai jenis papan

Realia dan model

Visual diam yang diproyeksikan

Proyeksi opaque (tak tembus pandang)

Proyeksi overhead

Slide (film bingkai)

Filmstrips (film rangkai)

Overhead projector(OHP)

Slide projector

Filmstrip projector

Karakteristik Media Audio

Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim

ke

penerima pesan melalui indera pendengaran.

Jenis media audio yg bisa digunakan di dalam kelas adalah berbagai jenis alat

rekaman,seperti:

* open –reel tape recorder

* cassette tape recorder

* piringan hitam

* radio

Bentuk-bentuk program audio meliputi:

a. Program wicara

Page 169: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 54

b. Wawan cara

c. Diskusi

d.Boletin berita

e. Warta berita

f. Program dukumenter

g.Program feature dan majalah udara

h. Drama audio

Media Tidak diproyeksikan

o Realia: benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar

o Model: benda tiga demensi yang merupakan representasi dari benda

sesungguhnya

o Bahan grafis :gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan

o Dispay : bahan pameran /display yang penggunaanya dipasang di tempat

tertentu

Media yang Diproyeksikan

Over Head Projektor(OHP): alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan

pada transparansi film (OHT)

Slide proyektor : alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada film

positif

Filmstrip/film rangkai

Opaque: alat untuk memproyeksikan benda tiga demensi tak tembus pandang

Media Berbasis Komputer: Media yang dioperasikan melalui komputer, yang biasa

dikenal

sebagai perangkat lunak (Software)

Kelebihan

1. Memungkinkan terjadinya interaksi siswa dan materi pelajaran

Page 170: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 55

2. Proses belajar secara individual sesuai kemampuan siswa

3. Menampilkan unsur audiovisual

4. Langsung memberikan umpan balik

5. Menciptakan proses pembelajaran yang berkesinambungan

Kekurangannya

1. Peralatan untuk memanfaatkannya masih mahal

2. Perlu ketrampilan khusus untuk mengoperasikannya

Multi Media Kit

Paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media digunakan untuk

menjelaskan materi tertentu, yang biasanya dilengkapi dengan buku panduan

(study guide,lembar kerja yang moduler) .

Atau : Koleksi materi- materi yang melibatkan lebih dari satu jenis media

Prinsip-prinsip Penggunaan Media

Tidak ada satu jenis media yang cocok /tepat /sesuai untuk segala macam

kegiatan belajar

Tidak ada satu jenis media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain.

Media harus merupakan bagian yang integral dari seluruh proses kegiatan

pembelajaran

Perlu persiapan yang cukup untuk menggunakan media(dicoba lebih dahulu

sebelum digunakan )

Media harus sesuai dengan kompetensi,sifat materi, dan karakteristik peserta

didik

(Kematangan, kesulitan, entry behavior).

Page 171: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 56

BAB V

EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar –mengajar yang optimal

menunjukkan hasil yang berciri:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi instrinsik pd diri

siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama

diingatannya , membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek

lain dan mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif)

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya

dalam menilai hasil yang dicapainya.

B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ETIKA PENGUKURAN DAN PENILAIAN

Guru selalu dihadapkan pada berbagai keadaan untuk mengambil keputusan-

keputusan yang berhubungan dengan tugas mereka (pembelajaran) sejak anak masuk

sampai anak melaksanakan ujian akhir dst.

Kualitas keputusan haruslah benar dan adil. Agar benar dan adil harus

menggunakan alattes yang baik, tes yang baik hanya dapat dibuat oleh guru yang

menguasai ilmu yang khusus membicarakan masalah ilmu evaluasi.dengan penjelasan

tersebut nampak bahwa ilmu evaluasi memang memerlukan salah satu kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru

Page 172: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 57

C. PENGUKURAN,PENILAIAN ,TES

Pengukuran

Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik

tertentu yang dimiliki oleh orang , hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau

formulasi yang jelas.

Pengukuran adalah usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagai mana

adanya,pengukuran dapat berupa pengumpulan data tentang sesuatu (Ditjen Dikti

Depdikbud,1981:7)

Kesimpulan: pengukuran merupakan pengumpulan informasi tentang sesuatu

dengan menggunakan angka-angka menurut aturan-aturan tertentu sehingga

dapat menggambarkan keadaan benda seperti apa adanya.

Angka atau skala dapat diklasifikasikan : Skala nominal,ordinal,interval dan

ratio.

D. TESTING (PENGUJIAN)

Tes dapat diartikan sebagai suatu tugas atau rangkaian tugas yang digunakan

untuk memperoleh pengamatan yang sistematik tentang sesuatu atribut atau hasil

pendidikan yang representatif (Gilbert Sax,1981).

Tes sebagai suatu prosedur yang sistematik untuk mengamati tingkah laku

seseorang dan melukiskannya dengan bantuan angka atau sistem

pengelompokan (Cronbach ,1971 : 26).

Kesimpulan:tes adalah seperangkat atau serangkaian tugas yang diberikan

kepada siswa yang berisi bahan- bahan uji yang representatif tentang sesuatu

bidang studi atau kemampuan psikis.

Page 173: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 58

E. ARTI PENTINGNYA PENGUKURAN ,PENILAIAN PENDIDIKAN

Dalam kaitannya dengan pengumpulan data, maka peranan pengukuran dan penilaian

adalah sangat penting hal ini sesuai dengan pendapat Stanley,Yaitu seorang guru

dituntut untuk menguasai berbagai aspek tentang pengukuran dan penilaian ,

termasuk bagaimana menyusun alat ukur, melaksanakan, menilai, menggunakan

dan memilih mana yang paling tepat untuk berbagai tujuan .

Secara umum peranan evaluasi dalam pendidikan:

1. Sebagai alat seleksi

2. Sebagai alat penempatan

3. Sebagai alat diagnosa dan remidi

4. Sebagai alat umpan balik

5. Sebagai alat memotivasi belajar siswa

6. Sebagi alat perbaikan kurikulum

Dalam bidang pendidikan dan bidang ilmu sosial dan ilmu lain akan terjadi kesalahan-

kesalahan pengukuran.

KESALAHAN PENGUKURAN

True – score: sekor hasil pengukuran yang tidak dicemari

kesalahan tidak pernah kita peroleh.

Page 174: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 59

Obtained-score: adalah score yang kita peroleh

Error : Kesalahan

Obtained score = true score + error

Kesalahan dalam bidang pendidikan disebabkan karena adanya sebab antara lain

:

a. Obyek yang kita ukur merupakan aspek internal yang tidak nampak, sehingga

tidak dapat diukur secara langsung.

b. Alat ukur yang dipakai belum ada yang baku, yang terandalkan validitas dan

reliabilitasnya.

c. Banyak guru atau petugas belum mempunyai pengetahuan yang memadai.

d. Kesalahan prosedural.

Kesalahan pengukuran dapat dibedakan menjadi dua :

Kesalahan random /kesalahan rambang

Kesalahan sistematik

Kesalahan random/rambang yaitu kesalahan yang disebabkan oleh keadaan

luar biasa sehingga hasil yang dicapai tidak seperti biasanya (lebih jelek dari

biasanya)

Contoh :A .biasanya bagus dan termasuk anak pandai tetapi karena sesuatu hal

(misal kehilangan sesuatu yang sangat disenangi) maka hasilnya jelek

Kesalahan sistematik yaitu kesalahan -kesalahan yang disebabkan alat ukur

/kesalahan prosedural .Karena salah alat ukur /prosedur sehingga setiap

pengukuran akan merupakan kesalahan dan dilaksanakan berulang-ulang

Contoh : kita membeli jeruk, alat ukurnya timbangan yang diberi ganjal 1 ons

,sehingga jeruk tinggal 9 ons . Sehingga setiap 1X menimbang akan kehilangan 1 ons

secar ajeg ( sistemik).

Fungsi Tes

Tes memiliki dua fungsi

• Formatif

Page 175: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 60

• Sumatif

Tes formatif untuk melihat sejauh mana kemajuan siswa dalam suatu program

pelajaran yang sedang berjalan.

Tes Sumatif nuntuk mengetahui penguasaan siswa dalam suatu akhirprogram

pelajaran.

Perencanaan Tes

Setiap mata pelajaran memiliki penekanan kemampuan yang berbeda.

Salah satu pedoman untuk menentukan item tes adalah taksonomi tujuan

pendidikan yang dirumuskan oleh Benyamin S.Bloom dkk(1956)

Ada 3 aspek perilaku:

a. Kognitif

b. Afektif

c.Psikomotor

BEBERAPA ASPEK PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM

PENDIDIKAN

A. Pendekatan Dalam Penilaian

Dalam difinisi penilaian telah disebutkan bahwa dalam penilaian guru

melakukan interpretasi terhadap data hasil pengukuran dengan membandingkan dengan

patokan –patokan atau alat pembanding. Dalam membandingkan /menilai ini ada dua

pendekatan yang akan memberikan informasi yang berbeda,yaitu:

PAN

PAP

Penilaian Acuan Norma ,menentukan batas kelulusan siwa menggunakan mean

atau rata-rata.

Page 176: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 61

Penilaian Acuan Patokan,menggunakan batas kelulusan berdasarkan tingkat

penguasaan siswa.

PENILAIAN ACUAN NORMA (NORMA REFERENCED

EVALUATION)

Dalam penilaian ini hasil belajar siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam

kelompoknya. Pendekatan PAN ini menggunakan konsep kurve normal dalam statistik,

serta komputasi dalam kurve tersebut digunakan sebagai dasar penilaian .Secara

sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan PAN menggunakan standar /patokan

“relatif”.Bila hasil tes kelompok tinggi ,maka batas lulus juga tinggi, tetapi bila hasil tes

kelompok rendah maka batas lulusnya juga rendah. Batas lulus dalam PAN ditentukan

rerata (mean ) dan simpangan baku.Dengan penilaian PAN seorang guru sudah dapat

memperkirakan berapa persen jumlah siswa dalam kelompoknya yang akan lulus dan

berapa persen yang akan gagal dengan menggunakan daerah liputan kurve normal.

PENILAIAN ACUAN PATOKAN (CRITERION REFERENCED

EVALUATION)

Pendekatan PAP adalah membandingkan prestasi siswa dengan patokan yqang

telah ditetapkan sebelumnya .Sebelum tes dilakukan telah ditetapkan persyaratan /

patokan tertentu sebagai batas lulus atau “pasing grade”.Batas lulus ini merupakan

kemampuan minimal yang harus dikuasai oleh siswa untuk bisa lulus pada suatu

pelajaran tertentu.Untuk membantu siswa mencapai kriteria itu ,maka guru harus

mampumengarahkan kegiatan siswa dengan rencana kegiatan yaqng telah disusun

secara terarah.Bila ada siswa yang belum mampu mencapai batas lulus maka diadakan

remidi/ ujianpembinaan dalam bentuk formatif test.

B. JENIS-JENIS ALAT UKUR DALAM PENDIDIKAN

1.Alat ukur yang berupa tes

Alat ukur yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar

maupun karakteristik psikologik siswa.Ciri utama tes adalah adanya jawaban yang

diberikan oleh siswa terhadap butir-butir pertanyaan tentang sesuatu hal yang akan

Page 177: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 62

diukur,dan siswa tahu/ sadar bahwa dirinya sedang dites.Alat ukur ini dibedakan

menjadi:

a. Menurut hal yang diukur,yaitu:

1) tes prestasi belajar

2) Psiko tes

b. Menurut cara pelaksanaanya

1) tes individual

2) tes kelompok /colective test

2. Alat ukur non –test

a. Daftar cek (check list ): daftar ini digunakan oleh evaluator untuk

mengevaluasi langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa dalam memamerkan

kemampuannya(keterampilannya)

b. Ranting-scale :digunakan untukmengukur prosedur maupun hasil

keterampilan siswa .Bedanya dengan chek list yaitu bahwa dalam ranting scale

telah dicantumkan skala nilai untuk mengukur setiap langkah atau aspek hasil

yang akan diukur.

c. Pedoman wawancara

Untuk keperluan tertentu dibutuhkan hasil pengukuran yang

berasal dari wawancara secara langsung cara pengembangan pedoman

wawancara mengikuti prosedur dan syarat- syarat yang biasa berlaku dalam

pengembangan alat ukur yang baik.

d. Angket

Angket adalah pertanyaan –pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa

untuk memperoleh informasi tetang berbagai hal.

C . PENILAIAN BERBASIS KELAS

Dalam penilaian berbasis kelas akan dibicarakan:

Page 178: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 63

1) Pengertian dan keunggulan penilaian berbasis kelas,

2) Tujuan, manfaat,dan fungsi penilaian berbasis kelas,

3) Konteks dan strategi penilaian berbasis kelas,

4) Prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas,

5) Karakteristik penilaian berbasis kelas,

6) Bentuk dan alat penilaian ,

7) Implikasi penerapan penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran bahasa.

1.Pengertian dan Keunggulan penilaian berbasis kelas.

Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu

dengan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas,2002).

Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran (Supranoto dan Hatta).

Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan

informasi dan hasil belajar peserta didikyang dilakukan oleh guru untuk

menetapkan tingkat pencapaiannya dan penguasaan peserta didik terhadap

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan yaitu standar kompetensi, kompetensi

dasar, Indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.

Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas

1. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun nonformal

diadakan secara terpadu , dalam suasana yang menyenangkan .

2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi

kelompok,tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya .

3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara agar kemajuan siswa dapat

terdeteksi secara lengkap.

4. Siswa perlu dituntut agar dapat mengekplorasi dan memotivasi diri untuk

mengerahkan semua potensi dalam menanggapi , mengatasi semua masalah

yang dihadapi dengan caranya sendiri.

2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Manfaat penilaian berbasis kelas adalah:

Page 179: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 64

1) Memberi umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan oleh peserta

didik dan guru dalam kegiatan proses belajar .

2) Membantu pembuatan laporan lebih bagus .

3) Mendorong pembelajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan

banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan

3.Konteks dan strategi penilaian berbasis kelas,

Menurut Subyantoro dkk (2004: 12 – 17) strategi penilaian kelas meliputi:

(1). Mengacu pada ketercapaian standar nasional didasarkan pada indikator,

(2). Memperhatikan keseimbangan tiga ranah,

(3). Menilai kecakapan hidup (life skill)

(4). Menggunakan berbagai alat,

(5). Mengutamakan proses dan produk,

(6). Berkelanjutan ,

4.Prinsip-prinsip Penilaian berbasis Kelas

1) Valid

2) Mendidik

3) Berorientasi pada kompetensi

4) Adil dan obyektif

5) Terbuka

6) Berkesinambungan

7) Menyeluruh

8) Bermakna

5.Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas , menurut Supranata dan Hatta(2006: 13 – 15) memiliki

dua karakteristik istimewa yaitu:

a. Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran

apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran , tujuannya tidak

lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian

berbasis kelas dapat dipandang sebagai usaha untuk membangun proses

pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan umpan balik.

Page 180: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 65

b. Umpan balik

Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses

umpan balik di kelas .Dari hasil penilaian berbasis kelas guru maupun peserta

didik dapat melakukan saran perbaikan belajar.

6. Bentuk dan Alat Penilaian

Seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan al

sbb:

(1). Kuis

(2). Pertanyaan lisan di kelas

(3). Ulangan harian

(4). Tugas individu

(5). Tugas kelompok

(6). Ulangan semester

(7) .Ulangan kenaikan

7. Implikasi penerapan PBK dalam pembelajaran

Pertama ,esensi dan prosedur penilaian berbasis kelas harus dapat

diterima oleh guru dan dipahami secara jelas , untuk itu ,perlu ada upaya dari

sekolah atau Dinas Pendidikan maupun upaya proaktif dari guru untuk dapat

memahami pengertian ,keunggulan , tujuan , fungsi , prinsip, bentuk dan alat

penilaian ,serta pelaporan penilaian berbasis kelas.

Kedua ,siswa hendaknya memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam

penilaian berbasis kelas .Untuk itu guru perlu menjelaskan esensi penilaian

berbasis kelas.Dengan pemahaman itu , siswa diharapkan dapat terlibat dalam

kegiatan penilaian pembelajaran yang akan dilaksanakan.dst

D.Penilaian Kinerja

Page 181: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 66

1. Pengertian

Penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

Contoh: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktik O R, presentasi diskusi,

bermain peran, dll.

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan :

a. Langkah-langkah kinerja

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yg akan dinilai

c. Kemampuan –kemampuan khusus yg diperlukan

d. Upayakan aspek yg akan dinilai tidak terlalu banyak

e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan dengan urutan yg akan diamati

2. Teknik penilaian unjuk kerja

untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat/instrumen:

a. Daftar cek (Chec-list)

b. Skala penilaian (Ranting scale)

Contoh Ranting scale,penilaian lompat jauh

Nama siswa: ..........Kelas ..........

No Aspek yang dinilai

1 2 3 4

1 Teknik awalan

Teknik tumpuan

Sikap/posisi tubuh saat diudara

Teknik mendarat

Page 182: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 67

Jumlah

Skor maksimum

E. Penilaian Sikap

1. Pengertian

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek.

Sikap bisa terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif,affektif, konatif.Obyek sikap

yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah :

(1) Sikap terhadap materi pelajaran

(2) Sikap terhadap guru/pengajar

(3) Sikap terhadapproses pembelajaran

(4) Sikap berkaitan dengan nilai /norma yang berkaitan dengan suatu materi

pelajaran

2. Teknik penilaia sikap al : observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan

pribadi

F. Penilaian Proyek

1.Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas

yang harus diselesaikan dalam pereode /waktu tertentu . Tugas tersebut berupa

sutu investigasi sejak dari perencanaan , pengumpulan data, pengorganisasian,

pengolahan dan penyajian data.

Dalam penilaian proyek ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan al :

a. Kemampuan pengelolaan

b. Relevansi

c. Keaslian

Page 183: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 68

Beberapa contoh penilaian proyek misalnya membuat penelitian

sederhana tentang air dirumah, penelitian sederhana tentang perkembangan

harga sembako.

G.Penilaian produk

1. Pengertian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas

suatu produk.Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik

membuat produk-produk teknologi dan seni , seperti: makanan, pakaian hasil

karya seni (patung, lukisan, gambar),barang-barang terbuat dari kayu, keramik,

plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi tiga tahap,yaitu :

tahap persiapan,

tahap pembuatan produk (proses),

tahap penilaian produk.

2.Teknik Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

(1) Cara analitik ,yaitu berdasarkan aspek-aspek produk ,biasanya dilakukan

terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prosesw pengembangan

.

(2) Cara holistik,yaitu berdasarkan kesan-keseluruhan dari produk,biasanya

dilakukan pada tahap penilaian produk(apprasial).

.Teknik Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

(1) Cara analitik ,yaitu berdasarkan aspek-aspek produk ,biasanya dilakukan

terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prosesw pengembangan

.

(2) Cara holistik,yaitu berdasarkan kesan-keseluruhan dari produk,biasanya

dilakukan pada tahap penilaian produk(apprasial).

H.Penilaian Portofolio

Page 184: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 69

1. Pengertian

Menurut Popham (1995:163),portofolio adalah sekumpulan sistematik tentang

pekerjaan seseorang

Menurut Genesce &Upshur (1977;99 ), portofolio adalah sekumpulan pekerjaan

siswa yang dapat menunjukkan kepada mereka (juga bagi yang lain) atas usaha,

kemajuan , dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu.

Menurut Epstein (2003) portofolio, dalam konteks kelas , adalah kumpulan

koleksi pekerjaan siswa yang menunjukkan penguasaan pengetahuan ,

keterampilan dan sikap siswa

Penilaian Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta

didik dalam satu pereode tertentu.Informasi tersebut dapat berupa karya peserta

didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik , hasil

tes (bukan nilai ) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi

tertentu dalam satu mata pelajaran (Depdiknas ,2006 : 15 – 16 ).

(b) Portofolio Pameran portofolio jenis ini berisi seluruh pekerjaan siswa

dalam bidang tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.Portofolio jenis ini berisi

tahapan pengalaman siswa dalam mengerjakan tugas –tugas dalam

pembelajaran.Bukti – bukti proses dan produk terekam dengan lengkap

termasuk draf kasar, sketsa, perbaikan – perbaikan , serta hasil akhir

pendidikansiswa.

Portofolio jenis ini dapat menggambarkan keseluruhan proses dan

perkembangan siswa , kesulitan yang dialami siswa , tahapan pengalaman yang

dialam siswa , serta kemampuan siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran.

(c) Portofolio Refleksi portofolio jenis ini memfokuskan pada refleksi proses

dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan .Portofolio jenis ini berisi

kumpulan proses dan hasil pekerjaan dalam bidang tertentu dalam kurun waktu

tertentu, penilaian diri oleh siswa terhadap karya yang dihasilkan , penilaian

guru terhadap karya siswa , dan simpulan tentang kualitas proses dan

Page 185: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 70

hasil.Portofolio ini digunakan oleh guru sebagai alat penilaian dan juga untuk

membantu siswa merekflesikan apa yang mereka telah pelajari.

Karakteristik portofolio

(a) Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kemampuan

seseorang dalam satu bidang .misal menulis, musik dll.

(b) Portofolio merupakan bukti autentik dari ke3mampuan seseorang .

(c) Portofolio dapat menggambarkan kemampuan seseorang secara lebih

komprehensif.

(d) Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang

tergambar dalam tahapan pengalaman siswa dalam mencapai tujuan .

Keuntungan penilaian portofolio

(1) Suatu catatan komulatif dan berkesinambungan;

(2) Pandangan menyeluruh tentang belajar siswa;

(3) Pengetahuan tentang kemajuan siswa secara perorangan ;

(4) Kesempatan kolaboratif dengan siswa dalam pengukuran dan penetapan tujuan ;

(5) Bukti nyata pelajar siswa untuk orang tua, guru, dan siswa lain ;

(6) Kesempatan menggunakan metabahasa untuk berbicara tentang bahasa

I.Penilaian Diri

Pengertian : Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik

diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat

pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik

penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Dalam pelaksanaan penilaian baik proses maupun produk untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran secara totalitas maka guru harus mengkaitkan evaluasi dengan nilai –

nilai karaktar. Adapun deskripsi nilai pendidikan karakter seperti tabel deskripsi

berikut ini.

Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

Nilai Deskripsi

Page 186: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 71

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakanajaran agama yang dianutnya,

toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan

pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinyasebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama,suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib

dan patuhpada berbagai ketentuan dan

peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguhdalam mengatasi berbagai hambatan

belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-

baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan caraatau hasil baru dari

Page 187: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 72

sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung padaorang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

8.Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai samahak dan kewajiban dirinya dan

orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untukmengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebang-saan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yangmenempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,

budaya,

ekonomi, dan politik bangsa.

12.Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untukmenghasilkan sesuatu yang berguna

Page 188: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 73

bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan

orang lain.

13.Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan

orang lain.

14. CintaDamai Sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan oranglain merasa senang dan

aman atas kehadiran dirinya.

15. GemarMembaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagaibacaan yang memberikan

kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingku-ngan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegahkerusakan pada lingkungan alam

di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuanpada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggun-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugasdan kewajibannya, yang

Page 189: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 74

seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam,

sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Page 190: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 75

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2003. Pembelajaran Terpadu : Implementasi Paradigma Kontruktivistik

Dalam Rangka Pengembangan Kecerdasan Ganda. Pidato Pengukuhan Guru

Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka

Cipta, 2002.

De Porter, Bobbi; Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2002. Quantum Teaching.

Editor, Hernacki, Mike. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari, Bandung: Kaifa PT.

Mizan Pustaka.

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mik. 2002. Quantum Learning, Diterjemahkan oleh

Alwiyah Adurrahman. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka

Forgaty, Robin, 1991. Integrate Curricula. Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Hadisubroto, Tisno dan Herawati, Siti Ida. 2002. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka.

Johnson B. Elaine. 2006. Contextual Teaching and Learning. Diterjemahkan oleh Ibnu

Setiawan, MLC : Bandung.

Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning, Jakarta : Grasindo

Saryono, Djoko. 2007. Pembelajaran Quantum Sebagai Model Pembelajaran yang

Menyenangkan.

Page 191: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 76

Slavin E. Robbert. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Diterjemahkan

oleh Nurulita Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi

Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sukardi Ujang, dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: CV Duta Graha

Pustaka.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Udin, S. Winataputra. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI.

Tilaar, H.A.R (1966 ).Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Abat ke

-21. Magelang : Indonesia Tora.

Wijaya, Cece,Et.Al , (1991 ).Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan .Bandung :

Rosdakarya.

Page 192: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 77

Lampiran :

SISTEMATIKA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN ...........................

Mata Pelajaran : ..................................................

Kelas / Semester : ..................................................

Pertemuan ke : ..................................................

Alokasi Waktu : ..................................................

Standar Kompetensi : ..................................................

Kompetensi Dasar : ..................................................

Indikator : ..................................................

I. Tujuan Pembelajaran : ..................................................

II. Dampak Pengiring : ..................................................

III. Materi Ajar : ..................................................

IV. Metode Pembelajaran : ..................................................

V. Langkah-langkah Pembelajaran : ..................................................

A. Kegiatan Awal (......) : Motivasi

Apersepsi

Kompetensi

B. Kegiatan Inti (......) : Uraian

Contoh-contoh

Latihan dsb

C. Kegiatan Akhir (......) : Pembuatan ringkasan

Penilaian

Tindak lanjut

VI. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran :

A. Media/Alat Pembelajaran : ..................................................

B. Sumber Pembelajaran : ..................................................

VII. Penilaian

A. Prosedur : Tes awal, proses, tes akhir

Page 193: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 78

B. Jenis tes : Tertulis, lisan, perbuatan

C. Bentuk tes : Obyektif, subyektif

D. Alat tes : Soal, kunci jawaban, kriteria

Penilaian, lembar pengamatan dsb.

Mengetahui

Instruktur PLPG

(.......................................)

Surakarta, ........................

Peserta PLPG

(.......................................)

Page 194: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH : ........................................................

MAPEL : ........................................................

KELAS/SMT : ........................................................

WAKTU : ........................................................

I. STADAR KOMPETENSI

1. ..........................................................................................................................

II. KOMPETENSI DASAR

1.1......................................................................................................................

III. INDIKATOR

1.1.1. ................................................................................................................

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

...........................................................................................................................

V. DAMPAK PENGIRING

...........................................................................................................................

VI. MATERI PEMBELAJARAN

...........................................................................................................................

VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode : ..........................................................................

2. Model Pembelajaran : ..........................................................................

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Waktu Metode

1. Pendahuluan

........................................................

........................................................

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

........................................................

b. Elaborasi

Page 195: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 80

........................................................

c. Konfirmasi

........................................................

3. Penutup

........................................................

........................................................

IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

a. Media

........................................................ ..............................................................

b. Sumber Belajar

........................................................ ..............................................................

X. PENILAIAN

a. Prosedur : ................................................................................................

b. Jenis : ................................................................................................

c. Bentuk : ................................................................................................

d. Alat tes : ................................................................................................

Mengetahui

Instruktur PLPG

___________________

NIP. ..............................

Surakarta, Juni 2011

Peserta PLPG

___________________

NIP. ..............................

Page 196: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH :

MAPEL :

KELAS/SMT :

WAKTU :

I. STANDART KOMPETENSI

II. KOMPETENSI DASAR

III. INDIKATOR

1. Kognitif

2. Afektif’

3. Psikomotor

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

2. Afektif’

3. Psikomotor

V. DAMPAK PENGIRING

VI. MATERI PEMBELAJARAN

VII. METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN

1. Metode

2. Model Pembelajaran

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Tahap KBM Pengorganisasian

Siswa Waktu

1 Pendahuluan

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

3 Penutup

IX. MEDIA DAN SEMBER BELAJAR

1. Media

2. Sumber Belajar

X. PENILAIAN

1. Prosedur

2. Jenis

3. Bentuk

4. Alat Tes

a. Soal

b. Kunci

c. Skor

Surakarta,…….

Mengetahui Peserta PLPG

Instruktur PLPG

..,……………………

Page 197: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH :

MAPEL :

KELAS/SMT :

WAKTU :

I. STANDART KOMPETENSI

II. KOMPETENSI DASAR

III. INDIKATOR

1. Kognitif

2. Afektif’

3. Psikomotor

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

2. Afektif’

3. Psikomotor

V. DAMPAK PENGIRING

VI. MATERI PEMBELAJARAN

VII. METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN

1. Metode

2. Model Pembelajaran

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Tahap KBM Nilai Karakter

1 Pendahuluan

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

3 Penutup

IX. MEDIA DAN SEMBER BELAJAR

1. Media

2. Sumber Belajar

X. PENILAIAN

1. Prosedur

2. Jenis

3. Bentuk

4. Alat Tes

a. Soal

b. Kunci

c. Skor

Surakarta,………

Mengetahui Peserta PLPG

Instruktur PLPG

Page 198: PGSD_SSP - Kartono Dkk

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH :

MAPEL :

KELAS/SMT :

WAKTU :

I. STANDART KOMPETENSI

II. KOMPETENSI DASAR

III. INDIKATOR

1. Kognitif

2. Afektif’

3. Psikomotor

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

2. Afektif’

3. Psikomotor

V. DAMPAK PENGIRING

VI. MATERI PEMBELAJARAN

VII. METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN

1. Metode

2. Model Pembelajaran

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Tahap KBM Waktu

1 Pendahuluan

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

3 Penutup

IX. MEDIA DAN SEMBER BELAJAR

1. Media

2. Sumber Belajar

X. PENILAIAN

1. Prosedur

2. Jenis

3. Bentuk

4. Alat Tes

a. Soal

b. Kunci

c. Skor

Surakarta,…….

Mengetahui Peserta PLPG

Instruktur PLPG