pgsd_ssp - kartono dkk
DESCRIPTION
PGSD_SSP - Kartono DkkTRANSCRIPT
MODUL
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLPG)
WORKSHOP SSP
GURU SEKOLAH DASAR
Oleh :
Drs. Kartono, M. Pd
Dr. Riyadi, M. Si
Dra. Rukayah, M. Hum
Drs. A. Dakir, M. Pd
Drs. Hasan Mahfud, M. Pd
Drs. Usada, M. Pd
PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdullilah, kami telah menyelesaikan bahan
kajian bagi peserta PLPG 2013 yang berasal dari guru SD dan sederajat. Bahan kajian
Subject Specific Pedagogy (Ssp) berisi tentang rambu-rambu pengembangan Perangkat
Pembelajaran, nilia-nilai karakter bangsa, contoh Perangkat Pembelajaran tingkat SD
(Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, dan Tematik, ), serta lampiran KKO
(kata kerja operasional guna mengembangkan Indikator dan tujuan pembelajaran.
Bahan kajian ini telah disusun secara cermat, namun tim penulis menyadari tentu
masih ada kekurangannya. Untuk itu saran perbaikan dari pembaca akan kami terima
dengan senang hati. Akhirnya kami berharap bahwa bahan kajian ini dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya
Surakarta, Mei 2013
Tim Penulis
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB. I PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ................... 1
A. Silabi ........................................................................................... 1
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 1
BAB. II PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA ........................................ 6
BAB. III CONTOH PERANGKAT PEMBELAJARAN ............................. 9
A. Mata Pelajaran IPA ...................................................................... 9
B. Mata Pelajaran Matematika ......................................................... 27
C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ................................................ 46
D. Mata Pelajaran IPS ....................................................................... 63
E. Mata Pelajaran PKn ..................................................................... 76
F. Tematik ........................................................................................ 87
Lampiran Kata Kerja Operasional (KKO) ..................................................... 103
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 1
BAB I
PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
Perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan meliputi (1) Silabi; (2)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (3) Materi Pembelajaran; (4) Media dan LKS; (5)
Kisi-kisi Evaluasi; dan (6) Instrumen evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Berikut ini disajikan format Silabi dan penjelasan detail tentang RPP.
Untuk mengembangkan Media, LKS, Kisi-kisi Evaluasi, dan Instrumen Evaluai dapat
melihat pada contoh perangkat pembelajaran.
A. SILABI
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator Materi
Pokok
Pengalam
an
Belajar
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
/
Bahan/
Alat
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Sesuai
dengan
indikator
pada
RPP
Ditulis
singkat
Ditulis
bagian
pokok
sesuai
dengan
indikator
Tes
Nonte
s
Pilihan
ganda, Isian,
Uraian, dsb
Format
Pengamatan
Ditulis
salah satu
dari
instrumen
yang
dikemban
g-kan
Dituli
s
sesuai
denga
n yang
diruju
k pada
RPP
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 2
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah :
1. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah
pertemuan.
2. Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
3. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
7. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 3
8. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai
kelas 3 SD.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom
petensi.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 4
Item nomor 9 yang berisi Kegiatan Pembelajaran dijabaran sebagai berikut :
1. Kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b. Aperspi : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. Orientasi : menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai;
d. Motivasi : menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi (Siswa menggali), guru berupaya :
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang (menjadikan alam dalam lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, tempat berguru) jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.
b. Elaborasi (Perluasan / Penjelasan sacara detail), guru berupaya :
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 5
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi (Penguatan / penegasan), guru berupaya untuk :
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa
yang baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 6
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup, guru :
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
BAB II
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
Secara umum istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah
“temperamen” ,”tabiat”, “watak” atau “akhlak” yang memberinya sebuah definisi
sesuatu yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan
konteks lingkungan. Secara harfiah menurut beberapa bahasa, karakter memiliki
berbagai arti seperti : “kharacter” (latin) berarti instrument of marking, “watek” (Jawa)
berarti ciri wanci; “watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan yang mempengaruhi
tingkah laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai.
Pendidikan karakter sangat penting dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di dalam kelas. Bahwa pendidikan karakter merupan pendidikan yang mengandung
unsur moral, norma, sikap bahkan perilaku karena untuk menentukan apakah seseorang
memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik sehingga dapat diintegrasikan dalam
pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 7
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap
mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya
pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam
kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Berikut disajikan table 18 nilai karakter dan
deskripsinya.
NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin
Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dan didengar.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 8
10. Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta
Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12.Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13.Bersahabat/
Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta
Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli
Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-
jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 9
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 10
BAB III
CONTOH PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS
Nama Sekolah : SD
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
Kompetensi Dasar : 4.1. Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap
Indikator Materi
Pokok Pengalaman Belajar
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Kognitif
1. Mengidentifikasi
sifat benda sebelum
dan sesudah
mengalami
perubahan sebagai
hasil suatu proses.
2. Mendeskripsikan 6
Benda dan
sifatnya
1. Perubahan
sifat benda
2. Perubahan
1. Percobaan
menyelidiki sifat
benda seperti bentuk,
warna, kelenturan,
kekerasan, dan bau
sebelum dan sesudah
mengalami perubahan
a.Tes
Obyektif
1. Buah apel
dapat berubah
sifat secara
alami karena
proses …..
a. Pembusuka
n
2 x 35
Mnt
Sumber:
1. Sulistyanto H.
dan Wiyono E.
2008. BSE IPA
untuk SD/MI
kelas 5. Jakarta:
Depdiknas.
Halaman 83-90.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 11
Indikator Materi
Pokok Pengalaman Belajar
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
faktor yang
menyebabkan
perubahan pada
benda.
3. Menyebutkan benda
yang mengalami
perubahan tetap dan
sementara masing-
masing minimal 3
benda.
Afektif
4. Menunjukkan sikap
teliti dalam
melakukan
percobaan
Psikomotor
5. Mendemonstrasikan
langkah- langkah
percobaan
wujud yang
dapat
kembali
dan tidak
dapat
kembali
2. Diskusi kelompok
melakukan
identifikasi faktor -
faktor yang
menyebabkan
perubahan pada
benda.
3. Diskusi kelompok
setelah melakukan
pecobaan.
4. Percobaan
menyelidiki sifat
benda (bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan,
dan bau) sebelum dan
sesudah mengalami
perubahan
5. Penugasan pada tiap
kelompok
mendemonstrasikan
b.Non
tes
Lembar
pengamata
n
b. pencampur
an dengan
air
c. Pembakara
n
d. pemanasan
Lampiran 5
2. Asmiyati C dan
Kusumawati R.
BSE IPA 5
Salingtemas.
Jakarta:
Depdiknas.
Halaman: 69-76.
3. Rositawati S. dan
Muharam A.
2008. BSE
Senang Belajar
IPA untuk SD/MI
kelas 5. Jakarta:
Depdiknas.
Halaman: 59-68
Alat dan Bahan
1. Alat : korek api,
wadah, sendok
2. Bahan : coklat,
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 12
Indikator Materi
Pokok Pengalaman Belajar
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
perubahan sifat pada
benda.
satu percobaan secara
bergiliran.
lilin, lidi, kertas,
paku/besi,
belimbing, cabai.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
( RPP )
Nama Sekolah : SD
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / semester : V / I
Tahun pelajaran : 2011 / 2012
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
I. Standar Kompetensi
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses.
II. Kompetensi Dasar
4.1 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda baik
sementara maupun tetap.
III. Indikator
Kognitif
1. Mengidentifikasi sifat benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan
sebagai hasil suatu proses.
2. Mendeskripsikan 6 faktor yang menyebabkan perubahan pada benda.
3. Menyebutkan benda yang mengalami perubahan tetap dan sementara masing-
masing minimal 3 benda.
Afektif
Menunjukkan sikap teliti dalam melakukan percobaan.
Psikomotorik
Mendemonstrasikan langkah- langkah percobaan pada perubahan sifat benda.
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1. Melalui Pecobaan siswa dapat mendeskripsikan sifat benda sebelum dan
sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok siswa mampu mendeskripsikan 6 faktor yang
menyebabkan perubahan pada benda dengan benar.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 14
3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan benda yang mengalami
perubahan tetap dan sementara masing-masing minimal 3 benda dengan
benar.
Afektif
Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan sikap teliti dalam melakukan
percobaan dengan baik.
Psikomotorik
Melalui penugasan kelompok siswa dapat mendemonstrasikan langkah-langkah
percobaan pada perubahan sifat benda dengan baik.
V. Materi Pembelajaran
PERUBAHAN SIFAT BENDA
Perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud menjadi
benda cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini
menyebabkan perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk,
warna, kelenturan, kekerasan dan baunya.
a. Berbagai penyebab perubahan sifat benda.
1) Pemanasan 4) Pembusukan
2) Pembakaran 5) Pelapukan
3) Pendinginan
b. Macam-macam perubahan sifat benda.
1) Perubahan sifat benda yang bersifat sementara ( dapat dibalik )
2) Perubahan sifat benda yang bersifat tetap ( tidak dapat dibalik )
VI. Metode dan model pembelajaran
1. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Eksperimen, Demonstrasi, dan Penugasan.
2. Model pembelajaran
Pembelajaran Kontekstual ( CTL )
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 15
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
1. Menyiapkan kondisi kelas : menyiapkan media dan instrument
pembelajaran.
2. Apersepsi
Tanya jawab guru dan siswa tentang peristiwa sehari-hari yang
berhubungan dengan perubahan sifat benda.
3. Orientasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Motivasi
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.
B. Kegiatan Inti ( 50 menit )
1. Eksplorasi
a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang sifat benda. ( questioning )
b. Siswa memperhatikan peragan guru membandingkan satu jenis benda
sebelum dan sesudah mengalami perubahan (misalnya cabe segar
dengan cabe yang telah membusuk). (modeling).
c. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan setiap eksperimen.
d. Guru membagikan lembar petunjuk kegiatan sebagai panduan dalam
melakukan eksperimen tentang perubahan sifat benda kepada setiap
kelompok.
e. Salah satu anggota tiap kelompok diminta untuk mengambil alat-alat
yang akan digunakan untuk melakukan eksperiman perubahan sifat
benda.
f. Setiap kelompok melakukan eksperimen perubahan sifat benda sesuai
dengan lembar petunjuk yang telah dibagikan. ( inquiry )
g. Setiap kelompok mengamati kegiatan eksperimen yaitu:
1) Perubahan wujud lilin, dengan cara membakar lilin.
2) Perubahan wujud kertas, dengan cara membakar kertas.
3) Perubahan wujud lidi, dengan cara membakar lidi.
4) Perubahan wujud coklat dan lilin, dengan cara coklat batang dan
lilin batang di taruh di atas sendok kemudian dipanaskan
menggunakan api.
5) Perubahan pada proses perkaratan, dengan cara mengamati
perbedaan besi yang belum berkarat dengan besi yang telah
berkarat.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 16
6) Perubahan pada proses pembusukan, dengan cara mengamati
perbedaan antara buah belimbing yang masih segar dan buah
belimbing yang telah busuk.
2. Elaborasi
a. Setiap kelompok diminta untuk mencatat hasil eksperimen di atas pada
Lembar Kerja Kelompok.
b. Guru meminta setiap kelompok untuk melaporkan semau hasil
eksperimen yang telah mereka lakukan (authentic assessment)
c. Kelompok lain menanggapi dan guru membahas hasil eksperimen
bersama-sama dengan semua kelompok.
d. Setiap siswa diminta untuk berdiskusi secara berkelompok sesuai
kelompok eksperimen mengenai penerapan perubahan sifat benda
dalam kehidupan sehari-hari. ( Learning community ).
3. Konfirmasi
a. Memberikan umpan balik yang positif dan penguatan dalam bentuk
hadiah, tulisan, lisan maupun isyarat terhadap keberhasilan peserta
didik.
b. Siswa diminta mememeriksa laporan yang belum benar, jika siswa
diminta untuk mengulang praktik pada bagian yang masih
diragukan.(reflection)
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisi aktif.
C. Kegiatan Akhir ( 10 menit )
1. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pelajaran mengenai
perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(constructivism )
2. Siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu. (authentic
assesment )
3. Memberikan tindak lanjut dalam bentuk tugas rumah.
VIII. Media Pembelajaran
Alat dan Bahan
1. Alat : korek api, wadah, sendok
2. Bahan : coklat, lilin, lidi, kertas, paku/besi, belimbing, cabai.
IX. Sumber balajar
1. Silabus kelas V
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 17
2. Sulistyanto H. dan Wiyono E. 2008. BSE IPA untuk SD/MI kelas 5. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 83-90.
3. Asmiyati C dan Kusumawati R. BSE IPA 5 Salingtemas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. Halaman: 69-76.
4. Rositawati S. dan Muharam A. 2008. BSE Senang Belajar IPA untuk SD/MI
kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman: 59-68
X. Penilaian
1. Prosedur : penilaian proses dan penilaian hasil
2. Tek : tes dan non tes
3. Jenis
a. Tes : lisan, tertulis, perbuatan
b. Non tes : Pengamatan ( motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang
dihadapi, serta kegiatan dalam praktek )
4. Bentuk : subyektif dan obyektif
5. Alat penilaian ( terlampir )
a. Lembar Kerja Siswa
b. Lembar Evaluasi
c. Lembar Tugas
d. Kunci Jawaban
e. Lembar Penilaian
Mengetahui,
Kepala Sekolah
( )
NIP :
Surakarta,
Guru Kelas
( )
NIP :
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 18
Lampiran 1 MATERI PEMBELAJARAN
PERUBAHAN SIFAT BENDA
1. Sifat Benda
a. Bentuk
Benda memiliki bentuk yang bermacam-macam baik yang berbentuk bangun
datar maupun bangun ruang.
b. Warna
Setiap benda memiliki warna yang bermacam-macam.
c. Kelenturan
Kelenturan adalah sifat benda yang mudah dilengkungkan. Benda yang bersifat
lentur dapat dibengkokkan dan tidak mudah patah.
d. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan suatu banda untuk menahan goresan. Suatu benda
bersifat lebih keras daripada benda lain jika dapat menggores benda tersebut.
e. Bau
Benda ada yang berbau dan ada yang tidak berbau. Bau benda meliputi harum,
bentuk, dan amis.
2. Perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Benda-benda dapat berubah wujud. Benda padat dapat berubah wujud menjadi benda
cair ataupun gas. Demikian juga sebaliknya. Perubahan wujud ini menyebabkan
perubahan sifat-sifat benda. Perubahan sifat benda meliputi bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan dan baunya.
a. Berbagai penyebab perubahan sifat benda.
1) Pemanasan
Pemanasan lilin, pemanasan coklat, pemanasan mentega. Benda padat apabila
dipanaskan akan menjadi cair, sedangkan benda cair bila dipanaskan akan
menjadi gas.
2) Pembakaran
Pembakaran kayu, kayu yang semula bersifat padat dan keras berubah bentuk
menjadi arang dan abu yang mempunyai sifat rapuh.
3) Pencampuran dengan air
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 19
Serbuk semen setelah dicampur dengan air, semen berubah menjadi agak
lengket. Jika sudah kering campuran ini akan berubah menjadi keras dan kuat.
4) Pendinginan
Air jika didinginkan di dalam lemari es akan menjadi es batu. Jadi
pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair
akan berubah wujudnya menjadi benda padat.
5) Pembusukan
Jika buah dibiarkan dalam udara terbuka selama beberapa hari maka buah
tersebut akan menjadi lembek, layu dan berubah warna. Hal ini terjadi karena
buah mengalami pembusukan.
6) Pelapukan
Logam sepert besi dapat mengalami perkaratan jika terkena air ataupun uap
air dan dibiarkan dalm waktu yang lama. Perkaratan ini menyebabkan besi
rapuh dan berubah warna.
b. Macam-macam perubahan sifat benda.
Pada dasarnya perubahan sifat benda dapat dibedakanmenjadi dua:
1) Perubahan sifat benda yang bersifat sementara ( dapat dibalik )
Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara disebut juga
perubahan fisika.
Contoh: air berwujud cair dapat berubah menjadi es yang berwujud padat. Jika
es dipanaskan maka berubah wujud menjadi air kembali.
2) Perubahan sifat benda yang bersifat tetap ( tidak dapat dibalik )
Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke
wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat tetap
disebut juga perubahan kimia.
Contoh: perubahan yang bersifat tetap yaitu kertas yang dibakar yang dibakar
menjadi abu.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 20
Lampiran 2
LEMBAR KERJA KELOMPOK
I. PERUBAHAN WUJUD ZAT
Tujuan
Untuk mengamati perubahn wujud zat yang dapat dan tidak dapat kembali ke
wujud semula setelah mengalami suatu proses.
Alat dan Bahan
Alat : kaleng bekas, korek api, sendok, gelas bekas air mineral, kayu.
Bahan : lidi, kertas, coklat, lilin, cabe, belimbing, paku.
Langkah kerja
1. Nyalakan sebuah lilin, amati yang terjadi pada lilin yang dibakar. (Percobaan 1)
2. Bakarlah kertas. Perhatiakan kertas setelah apinya padam. (Percobaan 2)
3. Bakarlah lidi, perhatikan lidi terutama setelah apinya padam. ( Percobaan 3 )
4. Panaskan coklat dan lilin. Amatilah coklat dan lilin setelah ( Percobaan 4 )
Dipanaskan kemudian didinginkan.
5. Bandingkan paku yang berkarat dan paku yang tidak berkarat ( Percobaan 5 )
Perhatikan proses apa yang terjadi pada paku.
6. Bandingkan belimbing dan cabe yang masih segar dengan belimbing (Percobaan
6 ) dan cabe yang sudah hampir busuk.
Tabel hasil pengamatan I
Percobaan Nama
Benda
Penyebab
Perubahan
Sifat Benda
Sifat Benda
Sebelum
Perubahan Setelah Perubahan
1. Lilin …………….. …………. …………………….
2. Kertas ……………. ………….. …………………….
3. Lidi ……………. ………….. ……………………
4. Coklat dan
lilin …………… …………. ……………………..
5. Paku / besi ……………. …………. …………………….
6. Cabe ……………. …………. …………………….
7. Belimbing ……………. …………. ……………………..
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 21
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembakaran yaitu:
1. ………………………
2. ………………………
dst
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pemanasan yaitu:
1. ………………………
2. ………………………
dst
Benda yang mengalami perubahan sifat karena perkaratan yaitu:
1. ………………………
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembusukan yaitu:
1. ………………………
2. ………………………
II. Golongkan peristiwa-peristiwa berikut ke dalam kelompok perubahan benda yang
bersifat
sementara atau tetap!
1. Balok es mencair 6. Lilin meleleh
2. Perkaratan pada besi 7. Es Cream mencair
3. Tepung menjadi roti 8. Buah membusuk
4. Kayu diubah menjadi kursi 9. Kedelai diolah menjadi tempe
5. Air dibekukan 10. Kertas dibakar
Isikan jawabanmu dalam tabel Pengamatan II
Tabel Pengamatan II
No Perubahan Sementara Perubahan Tetap
1.
2.
DST
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 22
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA
I. Tabel Pengamatan I
Percobaan Nama
Benda
Penyebab
Perubahan
Sifat Benda
Sifat Benda
Sebelum
Perubahan Setelah Perubahan
1. Lilin Pembakaran Padat Mencair kemudian
menjadi padat
2. Kertas Pembakaran Padat Abu
3. Lidi Pembakaran Padat Rapuh
4. Coklat dan
lilin Pemanasan Padat
Mencair kemudian
menjadi padat
5. Paku / besi Perkaratan Padat Rapuh, berubah warna
6. Cabe Pembusukan Padat Lembek, layu, berubah
warna
7. Belimbing Pembusukan Padat Lembek, Layu, berubah
warna
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembakaran yaitu:
1. lilin
2. kertas
3. lidi
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pemanasan yaitu:
1. es batu 3. coklat
2. mentega 4. lilin
Benda yang mengalami perubahan sifat karena perkaratan yaitu:
1. paku / besi
Benda yang mengalami perubahan sifat karena pembusukan yaitu:
1. tomat
2. cabe
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 23
II. Tabel pengamatan II
No Perubahan Sementara Perubahan Tetap
1. Balok es mencair Perkaratan pada besi
2. Lilin meleleh Tepung menjadi roti
3. Es krim mencair Kayu diubah menjadi kursi
4. Air dibekukan Buah membusuk
5. Kedelai di olah menjadi tempe
6. Kertas dibakar
Kesimpulan:
1. Perubahan Sementara:
Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru.
2. Perubahan Tetap:
Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapt kembali ke
wujud semula. Perubahan ini menghasilkan zat baru.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 24
Lampiran 3
MEDIA PEMBELAJARAN
Alat dan bahan
1. coklat
2. lidi
3. korek api
4. jarum / paku yang berkarat dan tidak berkarat
5. sendok
6. lilin
7. kertas
8. buah segar dan buah busuk
Jarum berkarat dan tidak berkarat Kertas
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 25
Lampiran 4. KISI-KISI EVALUASI
No Indikator Teknik
Tes
Bentuk
Tes Keterangan
1 Mengidentifikasi sifat benda
sebelum dan sesudah mengalami
perubahan sebagai hasil suatu
proses.
Tes Objektif Butir 1, 9
2 Mendeskripsikan faktor - faktor
yang menyebabkan perubahan
pada benda.
Tes Objektif Butir 2, 3, 8
3 Menyebutkan benda yang
mengalami perubahan tetap dan
sementara masing-masing
minimal 3 benda.
Tes Objektif Butir 4, 5, 6, 7,
10
4 Menunjukkan sikap teliti dalam
melakukan percobaan dengan
baik.
Nontes Pengamatan Terlampir
(lamp 5)
5 Mendemonstrasikan langkah-
langkah percobaan pada
perubahan sifat benda dengan
baik.
Nontes Pengamatan Terlampir
(lamp 5)
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 26
Lampiran 5. INSTRUMEN EVALUASI
A. Kognitif
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Perubahan wujud benda cair menjadi gas disebut…..
a. mencair c. menguap
b. membeku d. menyublim
2. Buah apel dapat berubah sifat secara alami karena proses …..
a. Pembusukan c. pencampuran dengan air
b. pembakaran d. pemanasan
3. Karet dapat mengalami perubahan sifat jika …..
a. ditekan c. ditarik dengan kuat
b. dicampur dengan air d. dibakar
4. Benda yang dapat kembali kewujud semula setelah dipanaskan yaitu …..
a. kayu c. kertas
b. lilin d. plastik
5. Perubahan benda yang bersifat sementara yaitu …..
a. Buah membusuk c. pembuatan tempe
b. Es balok mencair d. besi berkarat
6. Salah satu ciri perubahan benda yang bersifat tetap yaitu…..
a. Dapat kembali ke bentuk semula c. tidak dapat kembali ke bentuk
semula
b. Tidak menghasilkan zat baru d. tidak terjadi perubahan bentuk
7. Mentega akan mencair jika dipanaskan. Jika cairan mentega didinginkan, yang
terjadi yaitu…..
a. Mentega memanas kembali
b. Mentega menguap
c. Mentega tidak mengalami perubahan
d. Mentega berubah menjadi minyak goreng
8. Plastik tidak dapat kembali ke wujud semula setelah melalui proses …..
a. Pencampuran dengan air c. pendinginan
b. Pelarutan d. pembakaran
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 27
9. Contoh perubahan benda yang dapat dibalik yaitu ……
a. Es batu c. arang
b. Besi berkarat d. nasi
10. Perubahan bentuk benda yang dapat kembali ke bentuk semula disebut…..
a. Perubahan wujud yang tidak dapat dibalik
b. Perubahan wujud benda yang dapt dibalik
c. Perubahan wujud karena perkaratan
d. Perubahan wujud karena pembakaran
KUNCI JAWABAN
1. C 2.A 3.D 4.B 5.B 6.C 7.C 8.D 9.A 10.B
B. Afektif
Menunjukkan Sikap teliti dalam percobaan
No Nama Siswa
Deskriptor
Jumlah skor A B C
1 ya ya ya 3
2 tdk ya ya 2
dst
Deskriptor
A. Mengerjakan percobaan sesuai petunjuk
B. Melakukan percobaan secara cermat
C. Mengulang percobaan bila masih ragu
Nilai:
1. Jumlah skor 3 = sangat baik
2. Jumlah skor 2 = baik
3. Jumlah skor 1 = cukup
4. Jumlah skor 0 = Kurang
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 28
C. Psikomotor
PENILAIAN PSIKOMOTOR
MENDEMONSTRASIKAN PERCOBAAN
Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Perubahan Sifat Benda
Hari / Tanggal :
No Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah skor Keaktifan Kerjasama Ketelitian
1 ya ya ya 3
2 tdk ya ya 2
dst
Keterangan:
5. Jumlah skor 3 = sangat baik
6. Jumlah skor 2 = baik
7. Jumlah skor 1 = cukup
8. Jumlah skor 0 = Kurang
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 29
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / 1
Standar Kompetensi : Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas daerah trapesium, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penilaian Sumber Bahan /
Alat Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Kognitif
1. Menentukan
rumus luas
daerah
trapesium.
2. Menghitung
luas daerah
trapesium
Afektif
Menunjukkan
sikap ketelitian
dalam
mengukur,
memotong-
Luas daerah
trapesium
1. Tanya jawab tentang
pengertian dan sifat-
sifat trapesium.
2. Tanya jawab tentang
rumus luas daerah
persegi panjang.
3. Mendemonstrasikan
cara memotong-
motong bangun
trapesium.
4. Praktik memotong-
motong bangun
trapesium.
5. Praktik merangkai
potongan-potongan
2 jam
pelajaran
(2 × 35
Menit)
1. Tes
2. Non
Tes
1. Tertulis
2. Pengamata
n
3. Unjuk
Kerja
Suatu trapesium panjang
sisi-sisi sejajar masing-
masing 18 cm dan 12 cm,
sedangkan tingginya
adalah 10 cm. Luas
daerah trapesium tersebut
adalah .... cm2.
1. Sumber
a. Aep Saepudin
dkk. 2009.
Gemar Belajar
Matematika SD
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Halaman: 115-
116
b. Indriyastuti.
2009. Dunia
Matematika
Kelas V.
Surakarta: PT
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 30
motong bangun
trapesium dan
merangkainya
menjadi bangun
persegi panjang
Psikomotor
1. Terampil
memotong-
motong
bangun
trapesium
2. Terampil
merangkai
potongan-
potongan
bangun
trapesium
menjadi
bangun persegi
panjang
bangun trapesium
menjadi bangun
persegi panjang.
6. Berdiskusi
menentukan
hubungan ukuran
bangun trapesium
yang dipotong-
potong dan ukuran
bangun persegi
panjang yang
terbentuk.
7. Berdiskusi
mengkaitkan besar
(luas) daerah
trapesium dan besar
(luas) daerah persegi
panjang yang
terbentuk.
Tiga Serangkai.
Halaman: 102-
103
c. Tim Bina
Karya
Guru.2007.
Terampil
Berhitung
Matematika SD
Kelas V.
Jakarta:
Erlangga.
Halaman: 116-
117.
2. Media
a. Model luas
trapesium yang
terbuat dari
kayu.
b. Dua buah
bangun
trapesium yang
terbuat dari
kertas manila.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 31
8. Berdiskusi
menentukan rumus
luas daerah
trapesium.
9. Berdiskusi
menghitung luas
daerah trapesium
yang diketahui
panjang sisi-sisi
sejajar dan tingginya.
10. Presentasi hasil
kerja kelompok.
Seorang petani
mempunyai sebidang
tanah berbentuk trapsium
dengan panjang sisi-sisi
sejajar 10 cm dan 18 cm,
serta tingginya 10 cm.
Tanah tersebut akan
diberi pupuk. Jika setiap
1 m2 tanah membutuhkan
pupuk 0,25 kg pupuk,
berapa kg pupuk yang
dibutuhkan petani
tersebut?
c. Dua buah
bangun persegi
panjang yang
terbuat dari
kertas manila.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 × 35 Menit)
A. Standar Kompetensi
Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas daerah trapesium, belah ketupat dan layang-layang
C. Indikator
1. Kognitif
a) Menentukan rumus luas daerah trapesium.
b) Menghitung luas daerah trapesium.
2. Afektif
Pada saat Menunjukkan ketelitian dalam mengukur dan memotong-motong
bangun trapesium.
3. Psikomotor
a) Terampil memotong-motong bangun trapesium.
b) Terampil merangkai potongan-potongan bangun trapesium menjadi bangun
persegi panjang.
D. Tujuan Pembelajaran (TP)
1. Kognitif
a) Disediakan bangun trapesium dan bangun persegi panjang yang bersesuaian,
siswa dapat menemukan rumus luas daerah trapesium dengan benar.
b) Disediakan bangun trapesium yang diketahui panjang sisi-sisi sejajar dan
tingginya, siswa dapat menghitung luas daerah trapesium dengan benar.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 33
2. Afektif
Pada saat praktik mengukur, memotong-motong bangun trapesium dan
merangkainya menjadi bangun persegi panjang, siswa melakukannya dengan
teliti.
3. Psikomotor
a) Disediakan bangun trapesium, siswa terampil memotong-motong bangun
trapesium menjadi beberapa bentuk bangun datar lain.
b) Disediakan potongan-potongan bangun datar yang diperoleh dari bangun
trapesium, siswa terampil menyusun potongan-potongan bangun trapesium
menjadi bangun persegi panjang.
E. Materi Pembelajaran : Luas daerah trapesium (terlampir)
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Quantum
2. Metode Pembelajaran
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Demonstrasi
d) Diskusi
e) Inkuiri
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penerapan
Model
Quantum
1. Pendahuluan (10 Menit)
a. Pengkondisian kelas (mempersiapkan siswa secara psikis dan
fisik untuk mengikuti pembelajaran).
b. Apersepsi.
Tanya jawab tentang pengertian dan sifat-sifat trapesium.
Tanya jawab tentang benda-benda di lingkungan sekitar
yang berbentuk trapesium.
Tanya jawab tentang rumus luas daerah persegi panjang.
Tumbuhkan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 34
Kegiatan Pembelajaran
Penerapan
Model
Quantum
c. Orientasi: mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan.
d. Motivasi: memberi contoh manfaat mempelajari luas daerah
trapesium dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan Inti (45 Menit)
Eksplorasi
a. Membentuk kelompok yang heterogen dan setiap kelompok
beranggotakan 4 – 5 siswa.
b. Membagi LKS kepada setiap kelompok.
c. Secara berkelompok, siswa menyiapkan bahan dan alat
(gunting, kertas manila, lem, mistar).
d. Mendemonstrasikan cara memotong-motong bangun trapesium.
e. Secara berkelompok, siswa membuat trapesium dari kertas
manila dan menentukan unsur-unsur trapesium.
f. Secara berkelompok, siswa memotong-motong bangun
trapesium menjadi beberapa bangun datar lain.
g. Secara berkelompok, siswa mencoba-coba menempelkan
bangun-bangun datar yang diperoleh dari bangun trapesium
sehingga membentuk bangun persegi panjang.
Elaborasi
a. Secara berkelompok, siswa berdiskusi mengkaitkan besar
(luas) daerah trapesium dan besar (luas) daerah persegi panjang
yang terbentuk.
b. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menentukan
ukuran bangun persegi panjang yang terbentuk.
c. Secara berkelompok, siswa berdiskusi mengkaitkan ukuran-
ukuran yang ada pada daerah trapesium dan ukuran-ukuran
yang ada pada daerah persegi panjang yang terbentuk.
Tumbuhkan
Alami
Alami
Alami
Alami
Alami
Alami
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 35
Kegiatan Pembelajaran
Penerapan
Model
Quantum
d. Secara berkelompok, siswa berdiskusi untuk menemukan
rumus luas daerah jajar genjang dengan cara mengkaitkannya
dengan rumus luas daerah persegi panjang.
e. Secara berkelompok, siswa menuliskan rumus luas daerah jajar
yang diperoleh
f. Secara berkelompok siswa menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan trapesium.
g. Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas dan kelompok lain menanggapi.
Konfirmasi
a. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil
kerjanya paling baik.
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang rumus luas daerah
trapesium yang benar.
c. Guru memberi motivasi bagi siswa atau kelompok yang hasil
belajarnya belum maksimal.
Alami
Namai
Alami
Demonstrasi
Rayakan
Ulangi
Tumbuhkan
3. Penutup (15 Menit)
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi yang
telah dipelajari.
b. Siswa mengerjakan tes tertulis.
c. Guru memberi umpan balik terhadap hasil tes siswa
d. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan
permasalahan yang berkaitan dengan luas daerah trapesium.
Ulangi
H. Evaluasi
1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil
2. Teknik : Tes dan Non Tes
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 36
3. Bentuk : a. Tes Tertulis (penilaian hasil).
b. Lembar Pengamatan.
1). Lembar pengamatan untuk penilaian afektif.
2). Lembar pengamatan untuk penilaian kinerja
(psikomotor).
4. Instrumen : Terlampir.
I. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar
1. Aep Saepudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika SD Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan. Halaman: 115-116.
2. Indriyastuti. 2009. Dunia Matematika Kelas V. Surakarta: PT Tiga Serangkai.
Halaman: 102-103.
3. Tim Bina Karya Guru.2007. Terampil Berhitung Matematika SD Kelas V.
Jakarta: Erlangga. Halaman: 116-117
Media Pembelajaran
1. Model luas trapesium yang terbuat dari kayu.
2. Dua buah bangun trapesium dan dua buah bangun persegi panjang yang terbuat
dari kertas manila.
3. Lembar Kerja Siswa.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 37
Lampiran 1: Materi Pelajaran
MATERI PELAJARAN
Luas Daerah Trapesium
½ t
½ t
a
b
t
a
b
½ t
½ t
a
b
½ t
b a
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 38
Langkah-langkah:
1) Melaui masing-masing titik sudut atas, dibuat garis tinggi yang tegak lurus alas
(lihat Gambar 2).
2) Buat garis horisontal tepat melaui titik tengah tinggi trapesium (lihat Gambar 2).
3) Segitiga kanan atas dipotong dan diletakkan di kanan bawah (lihat Gambar 3).
4) Segitiga kiri atas dipotong dan diletakkan di kiri bawah (lihat Gambar 3).
5) Diperhatikan bangun yang terbentuk (lihat Gambar 4), yaitu berupa bangun persegi
panjang dengan ukuran :
Panjang = Jumlah panjang sisi-sisi trapesium yang sejajar, yaitu (a + b).
Lebar = ½ dari tinggi trapesium, yaitu ½ t.
6) Diperhatikan besar daerah trapesium dan besar daerah persegi panjang yang
terbentuk. Ternyata besar kedua daerah tersebut sama (jadi luasnya sama besar).
Jadi berdasarkan rumus luas daerah persegi panjang, luas daerah trapesium dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Luas = Panjang x lebar
= Jumlah sisi sejajar x ½ tinggi
Atau disimbolkan dengan:
L = tba2
1
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 39
Lampiran 2: Media Pembelajaran
Media Luas Daerah Trapesium
1. Langkah I
2. Langkah II
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 40
3. Langkah III
4. Langkah IV
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 41
Lampiran 3: LKS
Lembar Kerja Siswa
1. Mata Pelajaran
2. Kelas/Semester
3. Kelompok
4. Anggota
5. Nilai
:
:
:
:
:
Matematika
V/I
.............
1. …….....................................
2. …….....................................
3. …………………………….
4. …………………………….
5. …………………………….
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai petunjuk dalam setiap soal!
Kegiatan I : Perhatikan gambar trapesium ABCD (daerah yang diarsir hijau pada
Gambar 1) dan persegi panjang (Gambar 2) di bawah ini.
A B
D C
Gambar 1
Gambar 2
E
H G
F
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 42
Kegiatan II : Ulangi langkah 1) – 5) pada Kegiatan I utuk suatu trapesium panjang
sisi-sisi yang sejajar adalah 12 cm dan 8 cm, sedangkan tingginya adalah
6 cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2.
Kegiatan III : Ulangi langkah 1) – 5) pada Kegiatan I utuk suatu trapesium panjang
sisi-sisi yang sejajar adalah a cm dan b cm, sedangkan tingginya adalah t
cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2.
Berdasarkan Kegiatan 3 diperoleh rumus luas daerah trapesium yang dirumuskan
sebagai berikut :
1) Potong trapesium ABCD sepanjang sisi-sisinya.
2) Potong trapesium ABCD pada langkah 1) sepanjang garis mendatar dan tepat melalui
setengah tingginya, diperoleh ... daerah trapesium.
3). Potong secara tegak trapesium bagian atas sepanjang tingginya, diperoleh 2 buah ...
dan satu buah ....
4) Himpitkan model yang diperoleh pada langkah 1), 2) dan 3), ke daerah persegi
panjang pada Gambar 2. Apakah tepat berhimpit ? (Jawab .............)
5) Apakah luas daerah trapesium ABCD = luas daerah persegi panjang? (Jawab .........)
6) Perhatikan model daerah persegipanjang yang telah Anda buat!
a. Berapakah panjangnya? (Jawab ...........................)
b. Berapakah lebarnya ? ( Jawab .........................)
c. Berapakah luasnya? (Jawab ....................................................)
5) a. Berapakah luas trapesium ? (Jawab ....................................)
b. Berilah alasannya ? (Jawab .........................)
c. Berdasarkan jawaban a dan b diperoleh hubungan:
L =
L =
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 43
Lampiran 4:
Kisi-kisi Penilaian Hasil
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Nomor Soal
Kognitif
1. Menentukan rumus luas daerah
trapesium.
2. Menghitung luas daerah trapesium
Afektif
Menunjukkan sikap ketelitian dalam
mengukur, memotong-motong bangun
trapesium dan merangkainya menjadi
bangun persegi panjang
Psikomotor
1. Terampil memotong-motong bangun
trapesium.
2. Terampil merangkai potongan-
potongan bangun trapesium menjadi
bangun persegi panjang.
Tes
Non Tes
Non Tes
Tertulis
Lembar
Pengamatan
Lembar
Pengamatan
1
2, 3
Lampiran 7
Lampiran 8
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 44
Lampiran 5: Instrumen Evaluasi
Instrumen Evaluasi
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1). Suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah d1 cm dan d2 cm, sedangkan
tingginya adalah t cm. Rumus luas daerah trapesium tersebut adalah ....
2). Suatu trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar adalah 18 cm dan 12 cm, sedangkan
tingginya adalah 10 cm. Luas daerah trapesium tersebut adalah .... cm2.
3). Seorang petani mempunyai sebidang tanah berbentuk trapesium siku-siku seperti
gambar berikut.
Tanah tersebut akan diberi pupuk. Jika setiap 1 m2 tanah membutuhkan pupuk 0,25
kg pupuk, berapa kg pupuk yang dibutuhkan petani tersebut?
10 m
8 m
10 m
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 45
Lampiran 6: Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
KUNCI JAWABAN
1).
2).
Berdasarkan gambar diperoleh a = 18 cm, b = 12 cm dan t = 10 cm.
Luas =
2
tba =
2
101218 = 100
Jadi luas daerah trapesium tersebut adalah 100 cm2.
3.
Berdasarkan gambar diperoleh a = 10 + 8 cm = 18, b = 10 cm dan t = 10 cm.
Luas =
2
tba =
2
101018 = 90
Jadi luas tanah petani tersebut adalah 90 cm2.
Banyaknya pupuk yang dibutuhkan = 90 0,25 kg = 22,5 kg.
t cm
d2 cm
d1 cm
Rumus luas L =
2
21 tdd
10 cm
18 cm
12 cm
10 m
8 m
10 m
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 46
PEDOMAN PENSKORAN
No. Soal Langkah Kriteria Skor
1. 1 Menggambar trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar
adalah d1 cm dan d2 cm, sedangkan tingginya adalah t
cm dengan benar.
2
2 Menuliskan hubungan a = d1 cm, b = d2 cm, dan tinggi
= t cm.
1
3 Menuliskan rumus luas daerah trapesium dengan
benar.
2
Skor Total Maksimum 5
2. 1 Menggambar trapesium panjang sisi-sisi yang sejajar
adalah 18 cm dan 12 cm, sedangkan tingginya adalah
10 cm dengan benar.
2
2 Menuliskan hubungan a = 18 cm, b = 12 cm, dan
tinggi = 10cm.
1
3 Menghitung luas daerah trapesium dengan benar. 2
Skor Total Maksimum 5
3. 1 Menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan
dengan benar.
3
2 Menghitung luas daerah trapesium dengan benar, yaitu
2
101810 L = 140 m
2.
3
3 Menghitung banyaknya pupuk yang dibutuhkan
dengan benar, yaitu 140 × 0,25 kg = 35 kg.
4
Skor Total Maksimum 10
Nilai = 102
diperolehyangskorJumlah
= ….
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 47
Lampiran 7:
PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF
No. Nama
Aspek yang Dinilai (Ketelitian)
Ketepatan
pengukuran
Ketepatan
rumus
Ketetpatan
penghitungan
Pengembangan Deskriptor
No. Aspek yang Dinilai Nilai
1. Ketepatan pengukuran
a. Salah dalam melakukan pengukuran 1
b. Benar dalam melakukan ukuran tetapi hasil berbeda 2
c. Benar dalam melakukan pengukuran dan hasil tepat 3
2. Ketepatan rumus
a. Rumus tidak tepat 1
b. Rumus benar tetapi salah dalam menggunakannya 2
c. Rumus dan cara menggunakannya benar 3
3. Ketetpatan penghitungan
a. Salah dalam melakukan penghitungan 1
Benar dalam melakukan penghitungan tetapi ada langkah yang
terlewati
2
b. Cara melakukan dan hasil perhitungan benar 3
Nilai = 1009
diperolehyangskorJumlah
= ….
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 48
Lampiran 8:
PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTOR
No. Nama
Aspek yang Dinilai
Cara
memotong
Keruntutan
langkah
Ketepatan
pengukuran
Ketepatan
hasil
Pengembangan Deskriptor
No. Aspek yang Dinilai Nilai
1. Cara memotong
a. Tidak benar dalam menggunakan alat 1
b. Benar dalam menggunakan alat dan hasil tidak tepat 2
c. Benar dalam menggunakan alat dan hasil tepat 3
2 Keruntutan langkah
a. Langkah-langkah tidak runtut 1
b. Langkah-langkah runtut tetapi langkah ada yang terlewati 2
c. Langkah-langkah runtut dan lengkap 3
3. Ketepatan pengukuran
a. Salah dalam melakukan ukuran 1
b. Benar dalam melakukan ukuran tetapi hasil berbeda 2
c. Hasil dan ukuran tepat 3
4. Ketepatan hasil
a. Hasil tidak membentuk bangun persegi panjang 1
b. Hasil membentuk bangun persegi panjang tetapi ada selisih
ukuran
2
c. Hasil membentuk bangun persegi panjang dan ukuran tepat 3
Nilai = 10012
diperolehyangskorJumlah
= ….
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 49
SILABUS
Nama Sekolah : SEKOLAH DASAR (SD)
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas / Semester : IV / 1
Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbl atau lambang korps
Kompetensi Dasar : Menjelaskan kembali secara lisan atau tertulis penjelasan tentang simbol daerah atau lambang korps
Indikator Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Penilaian
Sumber Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Kognitif
a. Menyebut
kan simbol
lalu lintas
b. Menjelaska
n arti
simbol lalu
lintas
Afektif
Menunjukka
Penjelasan
tentang
simbol dan
lambang
lalu lintas
1. Menyimak
penjelasan guru
tentang simbol-
simbol lalu lintas.
2. Bermain peran
dengan simbol-
simbol lalu lintas.
3. Diskusi kelompok
mengerjakan LKS
4. Presentasi hasil
2 x 35
menit
1. Tes
tertulis
2. Non tes
1. Uraian
2. Format
pengamat
an
1. Gambarlah 2
tanda lalu lintas
yang kamu
ketahui berikan
penjelasan arti
tanda lalu lintas
tersebut!
1. Dra. Sukini & Sri
Maryuni, S.Pd. Iva
KTSP Standar Isi
2006. Bahasa
Indonesia untuk
SD/MI Kelas IV
Semester Gasal.
Klaten: Viva
Pakarindo
2. Eny, K.K, Sumardi.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 50
Indikator Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Penilaian
Sumber Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
nsikap
mematuhi
peraturan
sesuai
dengan
simbol-
simbol lalu
lintas.
Psikomotor
Menggambar
kan simbol-
simbol lalu
lintas
diskusi
2. Apa arti
simbol berikut!
Buku Ajar Acuan
Pengejaran Bahasa
Indonesia untuk SD
dan MI. Solo:
Sindunata.
3. Kaswan Darmadi
dan Ritha Nirbaya.
2008. Bahasa
Indonesia untuk SD
dan MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 51
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 52
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Simbol atau Lambang Lalu Lintas
Kelas/Semester : IV / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/Tanggal :
A. Standar Kompetensi
Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan simbol atau lambang korps.
B. Kompetensi Belajar
Menjelaskan kembali secara lisan atau tertulis penjelasan tentang simbol daerah atau
lambang korps.
C. Indikator
1. Kognitif
a. Menyebutkan simbol lalu lintas
b. Menjelaskan arti simbol lalu lintas
2. Afektif
Menunjukkan sikap mematuhi peraturan sesuai dengan simbol-simbol lalu
lintas.
3. Psikomotor
Menggambar simbol-simbol lalu lintas
D. Tujuan
1. Kognitif
a. Melalui ceramah bervariasi, siswa dapat menyebutkan simbol-simbol lalu
lintas dengan benar.
b. Melalui penugasan, siswa dapat menjelaskan arti simbol lalu lintas dengan
benar.
2. Afektif
Melalui ceramah bervariasi dan permainan, siswa dapat menunjukkan sikap
mematuhi peraturan sesuai dengan simbol lalu lintas dengan baik.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 53
3. Psikomotor
Melalui kerja kelompok, siswa terampil menggambar simbol-simbol lalu lintas
dengan benar.
E. Pendekatan/Metode
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah bervariasi, Kerja kelompok, Penugasan.
F. Media/Alat Peraga
1. Simbol-simbol lalu lintas
2. Gambar denah jalan raya dengan simbol-simbol lalu lintas
G. Proses Pembelajaran
No Tahap KBM Waktu
1 Pendahu
luan
a. Menyiapkan kondisi kelas : menyiapkan media
dan instrumen pembelajaran dan guru
mengkondisikan kelas untuk persiapan
pembelajaran dan presensi.
b. Apersepsi : guru memperlihatkan salah satu simbol
lalu lintas, kemudian menanyakan apakah siswa
pernah melihat simbol atau mengetahui arti simbol
tersebut (konstruktivisme).
c. Orientasi : guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
d. Motivasi : menyanyikan lagu ”Saiki Aku Wis
Gede”
10 menit
2 Inti a. Eksplorasi
1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang
simbol-simbol lalu lintas.
2) Siswa dengan bimbingan guru menemukan
contoh simbul lalu lintas yang lain (modeling).
3) Beberapa orang siswa ke depan kelas untuk
mengartikan beberapa simbol yang terdapat di
papan tulis (inquiry).
45 menit
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 54
b. Elaborasi
1) Siswa melakukan permainan yang berkaitan
dengan simbol-simbol lalu lintas.
2) Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok, masing
- masing kelompok beranggotakan kurang
lebih 4 orang siswa (masyarakat belajar).
3) Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS .
4) Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.
c. Konfirmasi
1) Guru memberi acuan dengan cara membahas
LKS secara klasikal (refleksi).
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika
ada yang kurang dipahami (bertanya).
3 Akhir a. Siswa dibimbing guru menyimpulkan.
b. Siswa mencatat hal-hal yang penting
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi (jika waktu
mencukupi evaluasi dibahas secara klasikal)
(penilaian otentik)
d. Tindak lanjut: PR
e. Salam penutup
15 menit
H. Sumber
1. Dra. Sukini & Sri Maryuni, S.Pd. Iva KTSP Standar Isi 2006. Bahasa Indonesia
untuk SD/MI Kelas IV Semester Gasal. Klaten: Viva Pakarindo
2. Eny, K.K, Sumardi. Buku Ajar Acuan Pengejaran Bahasa Indonesia untuk SD
dan MI. Solo: Sindunata.
3. Kaswan Darmadi dan Ritha Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI
Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 55
I. Penilaian
1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil
2. Bentuk : Tes dan Non Tes
3. Jenis :
a. Tes : Tertulis
b. Non Tes : Observasi
4. Instrumen : Terlampir
Mengetahui
____________________
Surakarta,
Guru Kelas IV
SD Negeri________________
____________________
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 56
Lampiran 1. Materi
MATERI
PENJELASAN SIMBOL / LAMBANG LALU LINTAS
Simbol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Simbol adalah
gambar/bentuk atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah
sesuatu. Simbol dibuat dengan tujuan untuk mempermudah kita menemukan tempat
atau larangan serta memahami anjuran dalam berbagai hal. Masing-masing simbol
mempunyai arti sendiri-sendiri. Arti yang terkandung dalam sebuah simbol kadang-
kadang tidak selalu kasat mata dapat kita pahami. Arti dari simbol tersebut baru kita
pahami apabila kita memperhatikannya dengan seksama atau dengan penjelasan orang
lain. Maka dari itu, pada saat mendengarkan penjelasan tentang simbol sebaiknya
dilakukan dengan cermat.
Di jalan raya biasanya terdapat rambu-rambu lalu lintas. Rambu-rambu lalu
lintas itu berguna untuk memberikan petunjuk, larangan, atau peringatan kepada
pemakai jalan agar terhindar dari kecelakaan. Rambu lalu lintas mempunyai tiga warna
dasar, yaitu kuning, merah, dan biru atau hijau. Warna dasar itu mempunyai arti sebagai
berikut:
Contoh:
Warna hijau atau biru berarti petunjuk kepada pemakai jalan. Misalnya warna
dasar biru kemudian ada gambar kubah masjid, maka rambu-rambu itu menunjukkan
bahwa kurang lebih seratus meter dari rambu-rambu ada masjid.
Warna dasar kuning berarti peringatan kepada pemakai
jalan. Misalnya ada gambar jembatan dengan warna
dasar kuning, maka rambu-rambu itu memperingatkan
kepada pemakai jalan agar berhati-hati.
SOLO KLATE
N
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 57
Warna dasar merah berarti larangan kepada pamakai
jalan. Misalnya ada huruf P atau S digaris miring
dengan warna dasar merah, berarti bahwa pemakai
jalan dilarang parkir atau berhenti disepanjang jalan
tersebut.
Disepanjang tepi jalan raya terdapat tanda lalu lintas. Fungsi tanda-tanda lau
lintas itu dinyatakan dengan simbol-simbol tertentu yang berfungsi untuk menciptakan
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 58
Lampiran 2 . Media Pembelajaran
Perhatikan simbol-simbol berikut ini:
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 59
Lampiran 3. LKS, Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran LKS
LKS
Kerjakan kegiatan berikut secara berkelompok!
1. Gambarlah 3 tanda lalu linta yang kamu ketahui, berikan penjelasan arti tanda-tanda
lalu lintas tersebut!
2. Bagaimana sikap kamu ketika sewaktu kamu bersepeda dan ingin masuk pada
sebuah gang kecil di seberang jalan kemudian kamu melihat simbol seperti di bawah
ini, apa yang akan kamu lakukan?
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
3. Perwakilan kelompok menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas!
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 60
KUNCI JAWABAN LKS
1.
2. Tidak memasuki tempat tersebut!
3. Unjuk kerja dari kerja hasil kelompok
Dilarang membalik (memutar)
Dilarang Parkir
Dilarang Berhenti
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 61
RUBRIK PENSKORAN LKS
Soal No. 1
1. Jika siswa dapat menggambar 3 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol
tersebut dengan benar siswa mendapat skor 4.
2. Jika siswa dapat menggambar 2 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol
tersebut dengan benar siswa mendapat skor 3
3. Jika siswa dapat menggambar 1 simbol lalu lintas dan menjelaskan arti simbol
tersebut dengan benar siswa mendapat skor 2.
4. Jika siswa dapat menggambar simbol lalu lintas dan tidak dapat menjelaskan arti
simbol tersebut siswa mendapat skor 1.
5. Jika siswa tidak mengerjakan sama sekali siswa mendapat skor 0
Soal No. 2
1. Jika siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan arti simbol lalu lintas
seperti pada gambar, siswa mendapar skor 1.
2. Jika siswa dapat menunjukkan sikap yang tidak sesuai/kurang tepat dengan arti
simbol lalu lintas seperti pada gambar, siswa mendapar skor 0.
Soal No. 3
1. Jika siswa dapat menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa
mendapatkan skor 1.
2. Jika siswa tidak dapat menjelaskan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa
mendapatkan skor 0.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 62
Lampiran 4. Kisi-Kisi Evaluasi, Evaluasi, Kunci Jawaban dan Rubrik
Penskoran Evaluasi
KISI-KISI EVALUASI
Indikator Bentuk
Penilaian Jenis Penilaian No. Butir
Kunci
Jawaban
1. Kognitif
a. Menyebut-kan simbol
lalu lintas
b. Menjelaskan arti simbol
lalu lintas
2. Afektif
Menunjukkan sikap
mematuhi peraturan sesuai
dengan simbol-simbol lalu
lintas.
3. Psikomotor
Menggambar simbol-
simbol lalu lintas
Tes
Tes
Tes dan non
tes
Tertulis
Tertulis
Tertulis dan
Observasi
1, 2, 3,
4, 5
LKS
No. 2
LKS
No 1
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 63
LAMPIRAN 5 : LEMBAR EVALUASI
Isilah Arti tanda simbol berikut!
1. = _______________________________
2. = _______________________________
3. = _______________________________
4. = _______________________________
5. = _______________________________
6. Pilihlah simbol di atas yang menunjukkan larangan!
7. Gambarlah rambu-rambu/simbol yang menyatakan tanda kecepatan laju kendaraan!
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 64
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
No Nama
Berjalan di Kiri Bila Lampu
Merah Berhenti
Menyeberang
Jalan di Zebra
Cross Nilai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR
No Nama
Dapat
Menggambar
Dapat
Mengartikan
Menjelaskan
Manfaat Nilai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Keterangan:
Setiap Ya = bernilai 1
Nilai 3 = Baik / 70 – 80
Nilai 2 = Sedang / 60 – 69
Nilai 1 = Kurang / 50 – 59
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 65
KUNCI JAWABAN EVALUASI
1. Jembatan sempit
2. Hati-hati
3. Tikungan tajam ke kiri
4. Dilarang masuk
5. Batas kecepatan maksimum yang ditentukan
6. Gambar nomor 4
7. Kebijakan guru
RUBRIK PENSKORAN EVALUASI
1. 1 soal benar siswa mendapat skor 2
2. Jika siswa dapat menjawab semua soal siswa mendat skor 10
3. Jika siswa tidak daat menjawab sama sekali siswa mendaat skor 0
Skor maksikmal lembar evaluasi = 10
Nilai Akhir = 100anKeberhasilSkor
SkorPerolehan
Kriteria Keberhasilan
Ketuntasan individu : siswa dikatakan berhasil apabila mendapat nilai > 65
Ketuntasan klasikan : siswa dikatakan berhasil jika 65% siswa mendapat nilai > 65.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 66
Lampiran 5. Lembar Pengamatan Sikap Mematuhi Peraturan Lalulintas
LEMBAR PENGAMATAN
Kelompok : ...................................................................................
Ketua Kelompok : ...................................................................................
Anggota : 1. ................................................................................
2. ................................................................................
3. ................................................................................
No Nama Siswa Skor Pengamatan
1 2 3 4
1 Partisipasi
2 Kerjasama
3 Antusias
4 Ide/Gagasan
5 Keberanian (berkomunikasi dan bertindak)
6 Produktivitas
Deskriptor
Keterangan:
4 = Bagus sekali
3 = Bagus
2 = Cukup bagus
1 = Kurang bagus
Jumlah skor maksimum = 24
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 67
SILABUS
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu - Budha dan Islam di
Indonesia.
Kompetensi Dasar : Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu- Budha dan Islam di
Indonesia.
Indikator Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Penilaian Sumber dan Media
Pembelajaran Prosedur Jenis Bentuk
Kognitif
a. Menyebutkan
kerajaan - kerajaan
yang beragama Hindu
di Indonesia
b. Menyebutkan jenis -
jenis peninggalan
kerajaan Hindu di
Indonesia
Kerajaan
Hindu di
Indonesia
a. Pengamatan media
gambar candi dan
memberi komentar
b. Mengidentifikasi
jenis peninggalan
kerajaan Hindu di
Indonesia
c. Melakukan diskusi
mengenai bukti-
2 x 35
menit
tes
proses
dan tes
akhir
tes
tertulis
Isian
Contoh :
Candi
Prambanan
didirikan oleh
Raja dari…
Sumber:
1. Buku IPS Kelas V :
Reny Yulianti
2. Buku IPS Kelas V :
Siti Syamsiyah
Media : Gambar
candi
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 68
c. Mengidentifikasi
jenis,-jenis
peninggalan pada
masa kerajaan Hindu
di Indonesia
d. Mengklarifikasi
kerajaan-kerajaan
Hindu di Indonesia
Afektif
Menghargai jenis-
jenis peninggalan-
peninggalan pada
masa kerajaan
Hindu di
Indonesia
Psikomotor
Membuat kliping
peninggalan sejarah
Hindu
bukti peninggalan
sejarah Hindu di
Indonesia
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 69
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : SD…………..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / semester : V / 1
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia
II. KOMPETENSI DASAR
Mengenal makna peninggalan - peninggalan sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu - Budha dan Islam di Indonesia
III. INDIKATOR
Kognitif
a. Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia
b. Menyebutkan jenis - jenis peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia
c. Mengidentifikasi jenis,-jenis peninggalan pada masa kerajaan Hindu di
Indonesia
d. Mengklarifikasi kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
Afektif
Menghargai jenis-jenis peninggalan-peninggalan pada masa kerajaan Hindu di
Indonesia
Psikomotor
Membuat kliping peninggalan sejarah Hindu
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 71
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif
a. Melalui pengamatan gambar candi ,siswa dapat menyebutkan macam-
macam benda peninggalan kerajaan Hindu dengan benar.
b. Melalui tanya jawab ,siswa dapat menyebutkan contoh kerajaan yang
memeluk agama Hindu di Indonesia dengan benar.
c. Melalui pengamatan gambar candi, siswa dapat membedakan candi Hindu
dan Budha dengan benar
d. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjebutkan kerajaan-kerajaan yang
beragama Hindu di Indonesia dengan benar
Afektif
Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pentingnya menghormati benda–benda
peninggalan sejarah di Indonesia dengan baik
Psikomotor
Melalui pemberian tugas siswa dapat membuat kliping yang berisi macam-
macam benda peninggalan Hindu dengan baik
V MATERI PEMBELAJARAN
Kerajaan Hindu di Indonesia
Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia (terlampir)
VII METODE PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pengamatan, tugas
Model Pembelajaran : Koperatif model STAD
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
a. Mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Mengadakan tanya jawab yang berhubungan dengan budaya setempat
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai
d. Menyampaikan uraian kegiatan yang akan dilakukan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 72
Kegiatan Inti (50 menit )
1. Eksplorasi
a. Guru memaparkan berbagai media candi yang ada di Indonesia
b. Siswa mengadakan curah pendapat tentang berbagai peninggalan
sejarah agama Hindu.
c. Guru mengadakan tanya jawab mengenai kerajaan Hindu beserta raja-
rajanya.
d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok masing-
masing terdiri dari 4-5 siswa.
e. Guru membagikan lembar kerja siswa dan penjelasan singkatcara
mengerjakan
2. Elaborasi
a. Siswa melakukan diskusi kelompok mengerjakan tugas masing-
masing mengenai kerajaan dan peninggalan Hindu di Indonesia
b. Selama diskusi guru memberikan motivasi dan pengarahan apabila
ada kelompok yang mengalami kesulitan
c. Setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan diskusi
d. Kelompok lain menanggapi hasil kelompok
3. Konfirmasi
a. Bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi
b. Memberi kesempatan kepada siswa kalau masih ada yang bertanya
Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran
b. Menyampaikan pesan moral pada siswa
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi
d. Memberi tindak lanjut: membuat kliping bukti-bukti peninggalan
sejarah Hindu.
IX MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media : gambar bangunan candi, gambar patung
Sumber belajar :
1. KTSP Silabus Kelas V, BSNP,
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 73
2. Buku IPS Kelas V, Reny Yulianti
3. Buku IPS Kelas V, Siti Syamsiyah .
X. PENILAIAN
a. Prosedur : tes proses, tes hasil
b. Jenis tes : tertulis
c. Bentuk tes : tes isian
d. Alat tes : LKS, soal, kunci jawaban kriteria penilaian.
Surakarta, 2012
Mengetahui
Guru Pamong Praktikan
(………………….……) (………………………..)
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 74
LAMPIRAN I
MATERI PELAJARAN
1. Kerajaan dan Peninggalan Hindu di Indonesia
Sebelum masuknya agama-agama di Indonesia nenek moyang kita telah
mempunyai kepercayaan. Kepercayaan nenek moyang kita itu disebut animisme dan
dinamisme. Animisme adalah kepercayaan kepada roh. Roh-roh itu mendiami suatu
benda seperti batu,pohon besar gunung, sungai dan lain-lain. Dinamisme adalah
kepercayaan pada benda yang dianggap mempunyai kekuatan atau kesaktian Sampai
sekarang kepercayaan itu masih ada
Kira-kira abad pertama masehi masuklah kebudayaan Hindu ke Indonesia yang
dibawa oleh para pedagang dari India, Agam Hindu percaya kepada trimurti yaitu tiga
dewa (dewa Brahma, dewa Wisnu, dewa Syiwa). Kitab sucinya disebut Weda.
Masyarakat Hindu mengenal pembagian tingkatan sosian manusia yang disebut kasta.
Kasta dalam masyarakat Hindu adalah :
1 kasta brahmana, golongan para pendeta
2 kasta ksatria, golongan raja dan para bangsawan
3 kasta waisya, para pedagang dan petani
4 kasta sudra, golongan buruh dan budak
Peninggalan sejarah Hindu
Agama Hindu banyak mempengarui budaya Indonesia. Hal itu dibuktikan
dengan adanya bangunan candi, seni patung, ukir, seni sastra dan upacara keagamaan,
Dalam bidang politik juga banyak pengaruhnya seperti kerajaan Hindu.
a. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur
Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Berdiri
pada abd ke 4 ,hal itu didasarkan pada Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang
disebut Yupa. Dalam prasasti tersebut tidak berangka tahun tetapi bentuk tulisan
berhuruf Pallawa, huruf Pallawa berasal dari India maka kerajaan Kutai diperkitakan
berdiri pada abad ke 4 dalam prasasti disebutkan raja tertua Kudungga mempunyai
putra bernama Aswawarman, Aswawarman mempunyai putra Mulawarman. Raja
Mulawarman terkenal sebagai raja bijaksana dan dermawan.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 75
a. Karajaan Tarumanegara di Jawa Barat
Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-5. kerajaan itu diperintah oleh
seorang raja bernama Purnawarman. Kerjaan Tarumanegara pusatnya di tepi sungai
Citarum, sekitar daerah Bekasi sekarang. Peninggalan kerajaan itu berupa prasasti yang
ditemukan di daerah Bogor, Jakarta dan Banten.
Ada dua prasasti yang perlu diketahui. Pertama, Prasasti Ciaruten yang berupa
batu besar. Isinya menyebutkan bahwa Purnawarman adalah raja yang gagah berani
yang ada di dunia. Kedua adalah Prasasti Tugu. Prasasti ini ditemukan di daerah
Jakarta. Prasasti ini berisi penggalian sebuag saluran air sepanjang lebih kurang 12 km
dalam waktu 21 hari. Keberhasilan pekerjaan itu ditandai dengan selamatan dan
pemberian hadiah kepada para brahmana.
Pada saat berdiri, Kerajaan Tarumanegara sudah sering disinggahi pendeta
Buddha dari Cina, seperti Fa-Hien, yang akan berlayar ke India. Dari pendeta itulah
dikabarkan behwa rakyat Tarumanegara telah banyak yang menganut agama Hindhu
dan Buddha. Mata pencaharian rakyat terutama bercocok tanam.
b. Kerajaan Mataran Hindu
Di Jawa Tengah ditemukan prasati yang mengungkapkan keberadaan Kerajaan
Mataram Hindu di desa Canggal, Magelang. Prasasti Canggal ditulis dalam huruf
Pallawa dan menggunakan bahasa Sanskerta serta menggunakan angka tahun 732 M.
Prasasti Canggal dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya yang berkaitan dengan
pendirian sebuah lingga. Lingga itu adalah lambing Dewa Syiwa. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa agama yang dianut adalah Hindu Syiwa.
Kemudian, dalam Pasasti Balitung dijelaskan silsilah raja di Kerajaan Mataram
Hindu, antara lain :
a. Sanjaya
b. Rakai Panangkaran
c. Rakai Panunggalan
d. Rakai Warak
e. Rakai Garung
f. Rakai Pikatan
g. Rakai Kayuwangi
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 76
h. Rakai Watuhumalang
i. Balitung.
Setelah wafat, Raja Balitung digantikan oleh Daksa, Tulodong dan Wawa yang
memindahkan kerajaan ke jawa Timur. Setelah wafat, Wawa digantikan oleh Mpu
Sendok yang menurunkan raja di Jawa Timur.
c. Kerajaan Majapahit
Ratu Tribuwana memerintah tahun 1328-1350. Pada masa pemerintahannya,
tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng. Untuk menumpasnya, Gajah Mada diangkat
sebagai panglima perang. Ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagai
penghargaan atas keberhasilannya, Gajah Mada diangkat sebagai perdana menteri. Pada
saat pelantikan, ia mengucapkan Sumpah Palapa yang isinya akan mempersatukan
wilayah Nusantara di bawah pemerintahan Majapahit.
Untuk mewujudkan cita-citanya, gajah Mada dibantu oleh Adityawarman dan
Mpu Nala sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit. Dengan armada laut yang kuat,
Gajah Mada dapat menaklukkkan Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku,
Sumatra dan Semenanjung Malaya. Untuk memperkuat kekuasaannnya, dia
mengangkat Adityawarman sebagai raja di Melayu.
Pada tahun 1350-1389 pemerintahan Majapahit dipegang oleh Hayam Wuruk.
Kerajaan semakin kuat sehingga mencapai kejayaan. Ia didampingi oleh Gajah Mada.
Wilayah kekuasaan Majapahit sampai Semenanjung Malaya, Filipina dan Tumasik
(Singapura sekarang).
Hubungan dengan negara tetangga semakin baik, antar lain dengan Cina, India,
Campa dan Kamboja. Mereka saling mengirim utusan (diplomat). Kebutuhan rakyat
tercukupi. Pertanian semakin maju. Bendungan dan saluran irigasi dibangun sehingga
hasil pertanian melimpah.
Perdagangan semakin maju. Bandar pelabuhan ramai dikunjungi pedagang dari
luar. Ujung Galuh di muara sungai Brantas, Tuban, Gresik dan Surabaya banyak
didatangi pedagang dari Arab, India dan Cina. Pemasukan keuangan semakin besar
sehingga rakyat semakin sejahtera.
Untuk menjaga keamanan perairan Nusantara, Majapahit mempunyai angkatan
laut yang kuat. Pertanian juga semakin maju sehingga Majapahit menjadi kerajaan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 77
agraris dan juga kerajaan maritim. Peninggalan Kerajaan Majapahit di bidang budaya,
antara lain:
a. Candi Panataran di Blitar
b. Candi Surawana di Kediri
c. Candi Tikus di Trowulan, Mojokerto
d. Candi jabang di Kraksaan
Peninggalan Karajaan Majapahit di bidang karya sastra, antara lain:
a. Kitab Kutaramanawa yang disusun oleh Gajah Mada berisi tentang aturan hukum
Kerajaan Majapahit.
b. Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca berisi tentang sejarah
Kerajaan Singasari dan Majapahit.
c. Kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular. Dalam kitab ini terdapat istilah
Bhineka Tunggal Ika.
Setelah Gajah Mada (1364) dan Hayam Wuruk (1389) wafat, Majapahit
mengalami kemunduran. Jatuhnya Majapahit karena perang sodara untuk merebutkan
kekuasaan dan masuknya pengaruh Islam di Indonesia.
LAMPIRAN : Kumpulkan foto media
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 78
LAMPIRAN II
LEMBAR KERJA
Pelajarilah bukti-bukti peninggalan sejarah Hindu di Indonesia dan diskusikan dengan
kelompokmu, kerjakan soal-soal di bawah ini!
No
Bukti
Peninggalan
Sejarah Hindu
Tempat / Lokasi Waktu
ditemukan Kerajaan
1 Prasasti Kutai Kalimantan
Timur
Abad ke 4 Kerajaan Kutai
2
3
4
dst
NAMA KELOMPOK :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
LEMBAR PENILAIAN KINERJA
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Nilai Kerja sama Disiplin Gagasan
1
2
3
dst
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 79
Lampiran III. KISI-KISI EVALUASI
No Indikator Teknik
Tes
Bentuk
Tes
Keterangan
1 Menyebutkan kerajaan - kerajaan yang
beragama Hindu di Indonesia
Tes Objetif Butir 1, 10
3 Menyebutkan jenis - jenis
peninggalan kerajaan Hindu di
Indonesia
Tes Objetif Butir 4,
4 Mengidentifikasi jenis,-jenis
peninggalan pada masa kerajaan Hindu
di Indonesia
Tes Objetif Butir 3, 6, 7,
8
5 Mengklarifikasi kerajaan-kerajaan
Hindu di Indonesia
Tes Objetif Butir 2, 5
6 Menghargai jenis-jenis peninggalan-
peninggalan pada masa kerajaan
Hindu di Indonesia
Tes Objetif Butir 9
7 Membuat kliping peninggalan sejarah
Hindu
Nontes Pengam
atan
Tugas
LAMPIRAN IV INSTRUMEN EVALUASI
A. Evaluasi Kognitif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad………
2. Raja Tarumanegara yang terkenal adalah……….
3. Candi Prambanan didirikan oleh raja dari…….
4. Mpu Tantular menulis buku Sutasoma, yang didalamnya terdapat semboyan…..
5. Kerajaan Majapahit mengalami jaman keemasan sewaktu diperintah oleh……..
6. Prasasti Tugu berisi mengenai pembangunan saluran sepanjang 12 km, yang
membuat adalah raja………
7. Candi terkenal dari peninggalan kerajaan Majapahit Hindu ialah…….
8. Masyarakat Hindu mengenal pembagian tingkatan sosial manusia , disebut…….
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 80
9. Cagar budaya yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan kuno perlu di…….
10. Sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada terkenal dengan nama….
KUNCI JAWABAN
1. Abad ke 4
2. Purnawarman
3. Mataram
4. Bhineka Tunggal Ika
5. Hayam Wuruk
6. Purnawarman
7. Candi Panataran
8. Kasta
9. jaga / dilestarikan
10. Sumpah Palapa
KRITERIA PENILAIAN
1. Setiap soal dijawab benar nilainya 1
2. Nilai akhir : Perolehan skor X 1
B. Evaluasi Psikomotor
TUGAS
Buatlah kliping tentang peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia!
Lengkapilah klipingmu dengan gambar senjata, gambar patung dan sebagainya yang
merupakan peninggalan kerajaan Hindu!
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 81
SILABUS
Nama Sekolah : SEKOLAH DASAR (SD)
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Kelas : IV
Semester : 1
STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
KOMPETENSI DASAR : 1.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
Materi
Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber/Bahan
Belajar Jenis Bentuk
Contoh
Instrume
n
Pemeri
ntahan
Kecam
atan
Mengkaji pengertian
pemerintah kecamatan
Menganalisis tentang
unsur-unsur yang
berperan penting dalam
pemerintahan
kecamatan
Mendeskripsikan
struktur pemerintahan
Mengkaji pengertian
pemerintah kecamatan
Menganalisis tentang
unsur-unsur yang berperan
penting dalam
pemerintahan kecamatan
Mendeskripsikan struktur
pemerintahan kecamatan
Tes
tertulis
dan
pengama
tan
Tes dan
Non Tes
Siapa
yang
mengangk
at camat?
2 x 35
menit
Buku paket (Buku
Pendidikan
Kewarganegaraan
untuk Sekolah
Dasar Kelas IV,
terbitan ESIS,
karangan Dra.
Dyah Sriwilujeng,
M.Pd.) hlm. 1-10,
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 82
kecamatan 11-14, 15-16.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : SD Mandiri
Mata pelajaran : PKn
Kelas/ Semester : IV/ 1
Alokasi Waktu : 2 × 35 menit
Hari dan Tanggal :
I. Standar Kompetensi
1.1 Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
II. Kompetensi dasar
2.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan
III. Indikator
3.1. Menjelaskan pengertian pemerintah kecamatan
3.2. Menganalisis tentang unsur-unsur yang berperan penting dalam pemerintahan
kecamatan
3.3. Mendeskripsikan struktur pemerintahan kecamatan
IV. Tujuan Pembelajaran
4.1. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian dari kecamatan
dengan benar.
4.2. Melalui diskusi siswa dapat menganalisis tiga unsur penting yang terdapat
dalam struktur pemerintahan di kecamatan setempat.
4.3. Melalui penugasan siswa dapat membuat bagan struktur pemerintahan
kecamatan setempat.
V. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Pemerintahan Kecamatan
2. Struktur Pemerintahan Kecamatan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 84
VI. Langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan
1
2
Kegiatan Pendahuluan (10 menit.
Mengkondisikan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran misal,
mengabsen siswa
Apersepsi
Guru mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang
akan disampaikan melalui tanya jawab tentang desa dan kecamatan,
contoh: Siapa yang ingat alamat rumahnya dengan lengkap? Di desa mana
kamu tinggal?
dan seterusnya.
Orientasi
Guru memberikan orientasi materi yang akan disampaikan yaitu tentang
pemerintahan
Motivasi
Guru memberikan penjelasan mengenai pentingnya mempelajari materi-
materi pemerintahan yaitu tentang pengertian kecamatan, unsur-unsur
penting dalam struktur pemerintahan di kecamatan setempat dan juga
susunan pemerintahan dalam kecamatan
Kegiatan Inti (45 menit)
Eksplorasi
Tanya jawab kepada siswa tentang dimana rumah, desa, dan kecamatan.
Siswa menemukan hubungan antara rumah, desa, dan kecamatan.
Guru memberi informasi bahwa kecamatan itu gabungan dari beberapa
desa/ kelurahan.
Guru memasang struktur pemerintahan kecamatan
Siswa mendiskusikan struktur pemerintahan kecamatan
Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 orang.
Guru membimbing siswa dalam berdiskusi membahas struktur
pemerintahan kecamatan
Siswa melakukan diskusi tentang tiga unsur yang ada di kecamatan.
Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja diskusi
Tanggapan dari kelompok lain
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang disampaikan.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 85
3
Guru memberi penguatan dalam materi pembelajaran tentang kecamatan
Guru bertanya kepada siswa apabila siswa mengalami kesulitan guru akan
membantu memecahkan masalah
Kegiatan Akhir (15 menit)
Rangkuman
Penilaian
Refleksi/ tindak lanjut
VII. Media dan Sumber Belajar
Media : Gambar Struktur pemerintahan kecamatan
Sumber belajar :
Silabus Kelas IV SD
Prayoga, dkk. 2008. Menjadi Warga Negara yang Baik IV. Jakarta: Departemen
Pendidikan Jakarta pusat perbukuan ( halaman 19-21 )
Umar, H. Arsyad. 2006. Pendidikan Kewaganegaraan IV. Jakarta: Erlangga.
(halaman 3-6 )
VIII. Penilaian
Prosedur : Penilaian proses dan hasil
Bentuk : Tes dan Non Tes
Jenis : 1. Tes Tertulis
2. Pengamatan
Instrumen : Terlampir
........................., 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah
Suwarno, S. Pd., MM
NIP. 19631111 198304 1 005
Guru Kelas IV
NIP. 15967023 200501 2 006
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 86
LAMPIRAN I
PENGEMBANGAN MATERI
a. Pemerintahan Kecamatan
Pengertian kecamatan,
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.
Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja
tertentu yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga dengan "Sagoe Cut" sedangkan di Papua
disebut dengan istilah "Distrik".
Tiga lembaga desa dan kecamatan mempunyai peranan penting dalam suatu
kecamatan sebagai berikut:
1. Pemerintahan Kecamatan
Wilayah kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa dan atau
kelurahan. Berbeda dengan kepala desa dan lurah, kecamatan
dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan tugasnya camat dibantu oleh
sekretaris camat (sekcam). Adapun seorang camat mempunyai tugas sebagai
berikut: Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum,
Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan,
Mengoordinasikan penyelenggaraan pemeliharaan prasana dan fasilitas
pelayanan., Mengoordinasikan penyelenggaraan dari semua kegiatan
pemerintahan di tingkat kecamatan, Membina penyelenggaraan pemerintahan
desa atau kelurahan, Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang
lingkup tugasnya. Juga mengkoordinasikan yang belum dapat dilaksanakan
pemerintahan desa dan atau kelurahan.
Dalam wilayah kecamatan, ada tiga unsur yang mempunyai peranan penting.
Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 87
Camat
Camat merupakan kepala wilayah kecamatan. Tugas camat adalah
menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan
kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya,
pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan, pemberdayaan
masyarakat, dan sumber daya kecamatan. Camat diangkat oleh
bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai
negeri sipil. Syaratnya, yaitu harus menguasai pengetahuan teknis tentang
pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Komando Rayon Militer
Harus diketahui bahwa selama ini ada yang menjaga keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di kecamatan, tugas untuk menjaga
keutuhan wilayah dilaksanakan oleh Komando Rayon Militer (Koramil).
Mereka bertugas menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan
dan ancaman, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam. Koramil
merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kepala Kepolisian Sektor
Kamu pasti tahu apa itu polisi. Mereka dapat ditemui di jalan raya, orang
menyebutnya Polisi Lalu Lintas. Nah, untuk wilayah kecamatan kantor polisi
yang ada di sana biasa disebut dengan Polsek
2. Kepala Desa,
Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung jawab, di antaranya: memimpin
penyelenggaraan pemerintahan desa, membina perekonomian desa, membina
kehidupan masyarakat desa, memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat
desa.
3. Kepala kelurahan,
Lurah mempunyai tugas, di antaranya: melaksanakan kegiatan pemerintahan
kelurahan, memberdayakan masyarakat, melayani masyarakat,
menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tenteram dan tertib,
memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 88
Dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada bupati/walikota
melalui camat. Lurah dibantu oleh beberapa perangkat kelurahan yang
bertanggung jawab kepada lurah. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa
Rukun Warga (RW).
Susunan pemerintahan kelurahan, desa dan kecamatan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 89
Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : STAD (Student Teams Achievment Development)
Metode Pembelajaran :
a. Tanya jawab
b. Ceramah
c. Diskusi
d. Demonstrasi
e. Pemberian Tugas
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 90
LAMPIRAN II
LEMBAR KERJA SISWA
Petunjuk :
1. Perhatikan gambar-gambar struktur pemerintahan kecamatan!
2. Tempelkan gambar-gambar nama lembaga!
3. Identifikasikan tugas yang dibebankan pada lembaga tersebut!
4. Persiapkan diri untuk kegiatan presentasi hasil kerja di depan teman-teman!
NO Gambar (Nama Lembaga) Tugas
1
2
3
4
dst
Rubrik Penilaian Proses
No
Nama
Aspek yang dinilai
JML NA Ketepatan Kerja
sama
Tanggung
jawab Partisi pasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
dst
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 91
LAMPIRAN III
MEDIA
Struktur Pemerintahan Kecamatan
SEKSI
KAMTIB &
LINMAS
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 92
LAMPIRAN IV KISI-KISI EVALUASI
No Indikator Teknik Tes Bentuk
Tes
Keterangan
1 Menjelaskan pengertian
pemerintah kecamatan
Tes Objektif Butir 3,
2 Menganalisis tentang unsur-
unsur yang berperan penting
dalam pemerintahan
kecamatan
Tes Objektif Butir 1, 2
3 Mendeskripsikan struktur
pemerintahan kecamatan
Tes Objektif Butir 4, 5,
LAMPIRAN V
Soal Evaluasi
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Apakah nama lembaga kepolisian yang terdapat di tingkat kecamatan . . .
2. Siapakah yang dimaksud dengan muspika . . .
3. Siapa yang mengangkat camat . . .
4. Apakah tugas koramil . . .
5. Apakah tugas camat . . .
Kunci Jawaban
1. Kapolsek
2. Camat, Danramil, Kapolsek
3. Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari
pegawai negeri sipil
4. Menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan dan ancaman, baik itu
yang datang dari luar maupun dari dalam
5. Menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada
camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 93
Silabus Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SD……….
Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan
Kelas/Semester : I/2
Standar Kompetensi : 1. PKn
Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
2. IPS
Mendiskripsikan lingkungan rumah
3. Matematika
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1. PKn
Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah
2. IPS
Mendiskripsikan letak rumah
3. Matematika
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
INDIKATOR MATERI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU PENILAIAN
SUMBER
BELAJAR
1. PKn
o Kognitif.
Menjelaskan jenis–jenis kewajiban
murid di sekolah
o Afektif.
Melaksanakan piket sesuai dengan
jadwal dengan sunguh-sungguh
o Psikomotorik
Kewajiban
anak di
sekolah
Guru bertanya-
jawab dengan
siswa
Siswa berdiskusi
tentang kewajiban
anak di sekolah
15 menit
Proses dan hasil
dengan tes isian
singkat
Contoh: Tugas
ayah adalah …
Suliasih, dkk. 2008.
PKN 1: SD dan MI
Kelas 1. Jakarta.
Pusat Perbukuan,
Departemen
Pendidikan Nasional
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 94
Melakanakan piket sesuai jadwal
2. IPS
o Psikomotorik
Menggambar denah rumah sendiri
o Psikomotorik
Menjelaskan denah rumah sendiri di
depan kelas
o Afektif
Menggambar dan menjelaskan denah
rumah dengan penuh percaya diri
3. Matematika
o Kognitif
Menyelesaikan soal cerita yang
mengandung penjumlahan dan
pengurangan
o Afektif
Mengerjakan soal dengan penuh
percya diri dan tertib
o Psikomotorik
Menyelesaikan soal cerita yang
mengandung penjumlahan dan
pengurangan dengan cekatan
Gambar
denah rumah
dan fungsi
rumah
Penjumlahan
dan
pengurangan
Memperhatikan
denah dan
menggambar denah
Mengerjakan LKS
tentang
penjumlahan dan
pengurangan
15 menit
15 menit
Proses dan hasil
dengan tes
menggambar denah
Contoh: Gambarlah
denah rumahmu
sendiri
Proses dan hasil
dengan tes isian
singkat
Contoh: 5 + 5 = ..
Haryanto. 2004.
IPS untuk Sekolah
Dasar Kelas 1.
Jakarta: Erlangga.
Hernawan, Edi.
2008. IPS untuk SD
dan MI Kelas 1.
Jakarta: Depdikbud.
Sulardi. 2006,
Matematika untuk
SD kelas 1. Jakarta:
Erlangga
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 95
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 96
Jaring-jaring tema
Lingkungan
PKn
Mengikuti tata tertib di sekolah
IPS
Mendiskripsikan letak rumah
Matematika
Melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan dua angka
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SD .......
Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan (PKn, IPS, Matematika)
Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (1 x pertemuan)
Hari, tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
1. PKn
Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
2. IPS
Mendiskripsikan lingkungan rumah
3. Matematika
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua angka
dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR
1. PKn
Mengikuti tata tertib di sekolah
2. IPS
Mendeskripsikan letak rumah
3. Matematika
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
C. INDIKATOR
1. PKn
o Kognitif.
Menjelaskan jenis–jenis kewajiban murid di sekolah
o Afektif.
Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal dengan sunguh-sungguh
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 98
o Psikomotorik
Melakanakan piket sesuai jadwal
2. IPS
o Psikomotorik
Menggambar denah rumah sendiri
o Psikomotorik
Menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas
o Afektif
Menggambar dan menjelaskan denah rumah dengan penuh percaya diri
3. Matematika
o Kognitif
Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan
o Afektif
Mengerjakan soal dengan penuh percya diri dan tertib
o Psikomotorik
Menyelesaikan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan
dengan cekatan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
Dengan disediakan daftar isian tentang jenis-jenis kewajiban siswa, siswa
dapat menyebutkan jenis-jenis kewajiban siswa di sekolah dengan benar.
Melalui contoh dari guru tentang soal cerita penjumlahan, siswa dapat
menyelesaikan soal cerita yang mengndung penjumlahan dengan benar.
Melalui latihan soal tentang masalah sehari-hari, siswa dapat memecahkan
masalah sehari-hari yang mengandung pengurangan dengan tepat.
2. Afektif
Dengan disediakan jadwal piket kelas, siswa dapat melaksanakan
kewajibannya dengan sungguh-sungguh.
Dalam mengerjakan tuga individual siswa penuh keaktifan dan keberanian
Dalam mengerjakan tugas kelompok siswa penuh kekompakan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 99
3. Psikomotorik
Dengan mengamati gambar denah rumah, siswa dapat menyebutkan ruangan-
ruangan yang ada di rumah dengan benar.
Dengan mengamati denah rumah, siswa dapat menjelaskan fungsi setiap
ruangan dengan benar.
Melalui penugasan dari guru tentang denah rumah sendiri, siswa dapat
membuat gambar denah rumah sendiri dengan benar.
Melalui kegiatan demonstrasi tentang denah rumah sendiri, siswa dapat
menjelaskan denah rumah sendiri di depan kelas
E. MATERI PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN
Pentingnya Tata Tertib
Tata tertib adalah aturan yang harus kita taati agar kita hidup tertib. Tata tertib
sangat penting terutama bagi kita. Tata tertib membuat kita hidup teratur dan disiplin.
Tata tertib terdapat disetiap tempat di rumah, di sekolah, dan sebagainya.
Rumah adalah tempat tinggal. Rumah juga sebagai tempat berkumpul keluarga.
Setiap orang memerlukan rumah untuk berlindung dari hujan dan panas.
Letak rumah bermacam-macam. Ada yang berada di perkampungan, di pedesaan, ada
juga yang di perkotaan. Rumah di perkotaan jauh lebih ramai dari pada rumah di
pedesaan karena pada umumnya orang bekerja di kota lebih banyak.
Penjumlahan Dan Pengurangan
Contoh penjumlahan :
Adik mempunyai 3 permen. Kemudian kakak memberi adik 2 permen lagi. Maka
permen adik bertambah banyak.
Contoh pengurangan :
Adik mempunyai 5 kelereng. Karena adik baik hati, dia memberikan kelerengnya
kepada temannya sebanyak 2 buah. Sekarang kelereng adik tinggal 3 buah.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 100
F. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Metode
o Ceramah
o Tanya jawab
o Observasi
o Demonstrasi
o Penugasan
2. Media
o Gambar denah rumah
o Lingkungan sekolah
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan
a. Pengkondisian kelas
Salam pembuka
”Assalamu’alaikum wr.wb.”
Berdoa
”Sebelum pelajaran hari ini kita mulai, mari kita berdoa terlebih dahulu.
Silakan ketua kelas memimpin doa.”
Mengabsen Kehadiran Siswa
”Anak-anak, siapa teman kalian yang hari ini tidak masuk?”
b. Appersepsi
”Coba sebutkan ruangan-ruangan yang ada di rumah kalian?”
c. Orientasi
”Hari ini kita akan mempelajari tentang menggambar denah rumah sendiri.
Setelah pelajaran ini selesai, ibu harap kalian dapat menggambar denah
rumah sendiri demgan benar.”
d. Motivasi
Anak-anak kita perlu mengenal dan menjaga lingkungan hidup kita, agar kita
dapt hidup nyaman, tertib, dan aman
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 101
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Siswa mempehatikan gambar tentang kewajiban anak di sekolah yang
diperlihatkan oleh guru, menyebutkan kewajiban anak-anak di sekolah,
disertai tanya jawab.
Siswa memperhatikan media denah rumah yang dijelaskan oleh guru dan
menyebutkan ruangan-ruangannya.
Siswa bertanya jawab tentang fungsi ruangan dari denah yang dijelaskan
guru.
Siswa dibentuk kelompok untuk berdiskusi tentang kewajiban anak di
sekolah.
b. Elaborasi
Siswa berdiskusi kelompok membahas kewajiban anak di sekolah
Siswa melaporkan hasil diskusinya secara perwakilan
Siswa menggambar denah sekolah berdasarkan pengamatan langsung
Siswa menggambar denah rumah masing-masing.
Siswa menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di rumahnya di depan
kelas.
c. Konfirmasi
Guru memberi umpan balik dan penguatan terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi
Guru memberikan konfirmasi/ penegasan/pelurusan terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
3. Kegiatan akhir
a. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
materi pelajaran.
b. Siswa bersama guru meyimpulkan materi pelajaran
c. Siswa mencatat hal-hal penting dari materi pelajaran
d. Siswa melaksanakan evaluasi
e. Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran dengan berdo’a.
f. Siswa menjawab salam dari guru.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 102
H. SUMBER PEMBELAJARAN
Haryanto. 2004. IPS untuk Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: Erlangga.
Hernawan, Edi. 2008. IPS untuk SD dan MI Kelas 1. Jakarta: Depdikbud.
Suliasih dkk. 2008. PKN 1: SD dan MI Kelas 1.Jakarta: Pusat Kurikulum
Departemen Pendidikan Nasional
I. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian
a. Penilaian proses
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor
Akhir Ket
Keaktifan Keberanian Kekompakan
Keterangan:
Skor kuantitatif ( skala 50 - 90)
Deskriptor:
1) Keaktifan
Aktif bertanya
Aktif menjawab pertanyaan
Penuh perhatian dalam KBM
Memberikan masukan dalam KBM
2) Keberanian
Berani bertanya
Berani menjawab pertanyaan
Berani berpendapat/memberikan masukan
Berani melakukan percobaan/ simulasi
3) Kekompakan
Memberikan pendapat /masukan
Bekerja sama dengan anggota lain
Tidak meninggalkan kelompoknya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 103
Bersungguh – sungguh dalam melaksanakan tugas
Skala Penilaian:
> 80 bila terdapat 4 diskriptor
70 - 79 bila terdapat 3 diskriptor
60 - 69 bila terdapat 2 diskriptor
50 - 59 bila terdapat 1 diskriptor
b. Penilaian Hasil:
- Prosedur Penilaian : Penilaian proses, dan hasil
- Jenis Penilaian : Tertulis, dan praktik
- Bentuk Penilaian : Subyektif
- Instrumen, Kunci Jawaban, dan Teknik Penskoran
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 104
Lampiran 1
Pengembangan Materi
Lingkungan
Tata tertib adalah aturan yang harus kita taati agar kita hidup tertib. Tata tertib
sangat penting terutama bagi kita. Tata tertib membuat kita hidup teratur dan disiplin.
Tata tertib terdapat disetiap tempat di rumah, di sekolah, dan sebagainya.
Anak wajib berpamitan kepada orang tuanya sewaktu mau berangkat ke sekolah. Ia
wajib mengenakan seragam sekolah dan topi untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di
sekolah, ia wajib menaati peraturan tata tertib sekolah. Waktu bel tanda masuk kelas
berbunyi, mereka wajib masuk kelas dengan berbaris dengan rapi Sesampai di dalam
kelas duduk dengan tertib dan derdoa sebelum pelajaran dimulai. Kemudian mengikuti
pelajaran dengan tertib. Ia wajib memperhatikan penjelasan gurunya.
Waktu bel istirahat berbunyi, anak-anak ke luar kelas untuk istirahat, bermain, makan
dan minum. Bungkus makanan harus dibuang di tempat sampah. Waktu bel tanda
pulang berbunyi, anak-anak meningaalkan ruang kelas dengan tertib. Dalam perjalanan
pulang, mereka wajib menaati tata-tertib di jalan agar dapat sampai di rumah dengan
selamat
Sesampainya di rumah, ia melepas sepatu dan ganti pakaian. Rumah adalah
tempat tinggal. Rumah juga sebagai tempat berkumpul keluarga. Setiap orang
memerlukan rumah untuk berlindung dari hujan dan panas.
Letak rumah bermacam-macam. Ada yang berada di perkampungan, di pedesaan, ada
juga yang di perkotaan. Rumah di perkotaan jauh lebih ramai dari pada rumah di
pedesaan karena pada umumnya orang bekerja di kota lebih banyak. Di rumah ada
ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, dapur, kamar kecil, gudang, dan
garasi. Jadi dalam satu rumah ada beberapa kamar dengan fungsinya masing-masing.
Rumah ada yang kamarnya lengkap, ada yang kurang lengkap.
Ruang tamu berfungsi untuk melayani tamu. Ruang makan merupakan tempat
makan dan minum. Kamar tidur adalah kamar untuk beristirahat dan tidur. Di kamar
tidur terdapat tempat tidur. Disana ada bantal, guling, selimut, dan kasur. Dapur tempat
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 105
untuk memasak dan mencuci piring. Kamar kecil adalah tempat untuk mandi, cuci
pakaian, buang air besar dan kecil. Gudang adalah untuk menyimpan berbagai peralatan
rumah tangga. Garasi tempat menyimpan kendaraan.
Di rumah, adik sering bermain kelereng dengan temannya. Ia memiliki banyak
kelereng. Ia memiliki 15 kelereng. Tadi siang ia member temannya yang bernama Tono
3 buah kelereng. Sehingga jumlah kelereng yang dimiliki berkurang. Paman datang
berkunjung. Ia tahu bahwa adik suka kelereng. Ia membelikan kelereng adik 10 buah.
Jadi kelereng adik sekarang bertambah banyak
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 106
Lampiran 2.
Lembar Kerja Siswa
Nama : .......................................
Kelas : .......................................
No. : .......................................
Coba kamu sebutkan kewajiban anak di sekolah
Kewajiban anak di sekolah
No Kewajiban anak
1
2
3
4
Denah Rumah
Gambarlah denah rumah kalian masing-masing dan beri keterangannya !
Coba diskusikan dengan kelompokmu!
Jumlah anak yang piket pada hari Senin 4 orang anak, Selasa 5 orang anak, dan Rabu 4
orang anak. Berapa jumlah anak yang piket pada hari Senin sampai dengan Rabu?
Tono memiliki 10 buah kelereng, kemudian Riko minta empat kelereng. Berapa
kelereng yang dimiliki Tono sekarang?
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 107
Lampiran 3
Alat peraga
Denah rumah
Gambar 1. Denah Rumah
Sumber: http://rahmayeni.wordpress.com. 2007.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 108
Gambar 1. Denah Rumah
Sumber: http://rumahminimalisidaman.blogspot.com/2011/10/denah-rumah.html. 2011
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 109
Lampiran 4
Lembar evaluasi
LEMBAR EVALUASI
Tema (Mata Pelajaran) : Lingkungan
Kelas / Semester : I / 2
1. Jawablah soal di bawah ini dengan teliti !
2. Apa kewajiban anak sebelum berangkat kesekolah?
3. Sebutkan kewajiban anak waktu mendengar bel masuk kelas berbunyi?
4. Apa kewajiban anak waktu guru menjelaskan pelajaran?
5. Sebutkan ruangan-ruangan yang ada di rumahmu !
6. Apa fungsi dari ruang tamu ?
7. Sebutkan benda apa saja yang mungkin ada di kamar tidur !(3)
8. Ruangan apa yang berfungsi untuk memasak dan mencuci piring ?
9. Apa fungsi kamar kecil ?
10. Pada hari senin anak yang piket ada 4 orang, hari selasa ada 5 orang. Berapa
jumlah anak yang piket pada hari Senin dan Selasa?
11. Ani mempunyai 10 buah bola bekel, kemudian diberikan kepada Tina 3 buah.
Berapa jumlah bola bekel Ani sekarang?
Kunci Jawaban :
1. Berpamitan pada orang tua
2. Berkumpul di depan kelas dan berbaris engan rapi, kemudian masuk kelas
3. Duduk dengan tertib dan mendengarkan penjelasan guru
4. Ruang tamu, ruang makan, ruang dapur.
5. Untuk melayani para tamu.
6. Bantal, kasur, selimut.
7. Dapur.
8. Untuk mandi, buang air kecil, dan buang air besar.
9. 9 orang anak
10. 7 buah
Penskoran:
Jumlah Skor: jumlah jawaban benar X 10
Apabila jawaban semua benar: 10 X 10 = 100
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 110
LAMPIRAN
KATA KERJA OPERASIONAL (KKO)
I. Daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kata Kerja Operasional
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendefinisikan '
Menunjukkan
Menerapkan
Membaca
Mengkoristruksikan
Menghitung
Mengidentifikasikan
Menggambarkan
Mengenali
Melafalkan
Menyelesaikan
Mengucapkan
Menyusun
Membedakan
Mengidentifikasikan
Menafsirkan
Menerapkan
Menceriterakan
Menggunakan
Menentukan
Menyusun
Menyimpulkan
Mendemonstrasikan
Menterjemahkan
Merumuskan
Menyelesaikan
Menganalisis
Mensintesis
Mengevaluasi
Keterangan :
1. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Perbedaannya adalah pada
Standar Kompetensi cakupannya lebih luas dari Kompetensi Dasar.
2. Satu butir Standar Kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 butir atau lebih
Kompetensi Dasar.
3. Satu butir Kompetensi Dasar nantinya harus dapat dipecah menjadi minimal 2 butir
indikator.
4. Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar belum memuat indikator secara
rinci.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 111
II. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis Sintesis Kreatifitas
Mengutip
Menperkirakan
Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi
Membandingkan
Menyebutkan
Menjelaskan
Mengurutkan
Mengaudit
Mengatur
Menyimpulkan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Menentukan
Memecah
Menganimasi
Menilai
Menggambar
Mmencirikan
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan
Mengarahkan
Membilang
Merinci
Menyesuaikan
Mendeteksi
Mengkategorikan
Mengkritik
Mengidentifikasi
Mengasosiasikan
Mengkalkulasi
Mendiagnosis
Mengkode
Menimbang
Mendaftar
Membandingkan
Memodifikasi
Menyeleksi
Mengombinasikan
Memutuskan
Menunjukkan
Menghitung
Mengklasifikasi
Memerinci
Menyusun
Memisahkan
Memberi label
Mengkontraskan
Menghitung
Menominasikan
Mengarang
Memprediksi
Memberi indek
Mengubah
Membangun
Mendiagramkan
Membangun
Memperjelas
Memasangkan
Mempertahankan
Membiasakan
Mengorelasikan
Menanggulangi
Menugaskan
Menamai
Menguraikan
Mencegah
Merasionalkan
Menghubungkan
Menafsirkan
Menandai
Menjalin
Mengambarkan
Menguji
Menciptakan
Mempertahankan
Membaca
Membedakan
Menggunakan
Mencerahkan
Mengkreasikan
Merinci
Menyadari
Mendiskusikan
Menilai
Menjelajah
Mengoreksi
Mengukur
Menghafal
Menggali
Melatih
Membagankan
Merancang
Merangkum
Meniru
Mencontohkan
Menggali
Menyimpulkan
Merencanakan
Membuktikan
Mencatat
Menerangkan
Mengemukakan
Menemukan
Mendikte
Mendukung
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 112
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis Sintesis Kreatifitas
Mengulang
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menelaah
Meningkatkan
Memvalidasi
Mereproduksi
Mempolakan
Menyelidiki
Memaksimalkan
Memperjelas
Mengetes
Meninjau
Mcmperluas
Mengopcrasikan
Memcrintahkan
Memfasilitasi
Memilih
Memilih
Menyimpulkan
Mempersoalkan
Mengedit
Membentuk
Memproyeksi
Menyatakan
Meramalkan
Mengkonsepkan
Mengaitkan
Merumuskan
Mempelajari
Merangkum
Melaksanakan
Memilih
Menggeneralisasi
Menginternalisasikan
Mentabulasi
Menjabarkan
Meramalkan
Mengukur
Menggabungkan
Memberi Kode
Memproduksi
Melatih
Memadukan
Menulis
Memproses
Mentransfer
Membatasi
Mengaitkan
Mereparasi
Menyusun
Menampilkan
Mensimulasikan
Menyiapkan
Memecahkan
Memproduksi
Melakukan
Merangkum
Mentabulasi
Mengkostruksi
III. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor
Peniruan
Manipulasi
Artikulasi
Pengalamiahan
Mengaktifkan x ,
Mengoreksi
Mengalihkan
Mengalihkan
Menyesuaikan
Mendemonstrasikan
Menggantikan
Mempertajam
Menggabungkan
Merancang
Memutar
Membentuk
Melamar
Memilah
Mengirim
Memadankan
Mengatur
Melatih
Memindahkan
Menggunakan
Mengumpulkan
Memperbaiki
Mendorong
Memulai
Merimbang
Mengidentifikasikan
Menarik
Menyetir
Memperkecil
Mengisi
Memproduksi
Menjeniskan
Membangun
Menempatkan
Mencampur
Menempel
Mengubah
Membuat
Mengoperasikan
Mensketsa
Membersihkan
Memanipulasi
Mengemas
Melonggarkan
Memposisikan
Mereparasi
Membungkus
Menimbang
Mengkonstruksikan
Mencampur
IV. Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif
Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati
Memilih
Menjawab
Mengasumsikan
Menganut
Mengubah prilaku
Mempertanyaka
n
Membantu
Meyakini
Mengubah
Berbuat sesuai akhlak
mulia
Mengikuti
Mengajukan
Melengkapi
Menata
Mempengaruhi
Memberi
Mengompromika
n
Meyakinkan
Mengklasifikasikan
Mendengarkan
Menganut
Menyenangi
Memprakarsai
Mengombinasikan
Mengkualifikasi
Mematuhi
Menyambut
Mcngimani
Mempertahankan
Melayani
Meminati
Mendukung
Mengundang
Membangun
Menunjukkan
Menyetujui
Menggabungkan
Membentuk pendapat
Membuktikan
Menampilkan
Memperjelas
Memadukan
Memecahkan
Melaporkan
Mengusulkan
Mengelola
Memilih
Menekankan
Menegosiasikan
Mengatakan
Menyumbang
Merembuk
Memilah
Menolak
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta ii
MODUL
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLPG)
MODEL, MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
GURU SEKOLAH DASAR
Oleh :
Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd
Dra. MG.Dwiji Astuti, M.Pd
Dra.Hj.Lies Lestari, M.Pd
PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
karuniaNya yang telah melimpahkan kepada kami penulis ini, sehingga penyusunan
buku dapat selesai dan terlaksana dengan lancar.
Buku ini berisi model-model pembelajaran inovatif yang perlu dikembangkan di
SD, dan contoh-contoh membuat RPP. Hal ini dimaksudkan agar guru memiliki
pengetahuan dan ketrampilan untuk merencakan dan menerapkan pembelajaran dengan
lebih baik.
Penulisan buku ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerja keras penulis dan
partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada pimpinan fakultas, jurusan dan prodi yang telah mempercayakan penulisan
materi, model-model pembelajaran inovatif dan juga kepada rekan-rekan dosen
kelompok bidang studi maupun keguruan yang telah banyak memberikan masukan..
Apabila didalam penulisan buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
penulis benar-benar mengakuinya dan menyadarinya oleh karena itu kritik konstruktif
demi perbaikan sangat diharapkan semua jenis bantuan dan kritikan konstruktif dari
beberapa pihak yang memberikan andil dalam penulisan dan penyelesaian ini. Semoga
segala bantuan dan pengorbanan itu semua menjadi amal baik dan dilimpai rahmat dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Surakarta, Mei 2013
Tim Penulis
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5
A. Tujuan Penulisan Buku Panduan PLPG ....................................................... 6
B. Manfaat ......................................................................................................... 6
C. Hasil yang Diharapkan .................................................................................. 7
BAB II PENGEMBANGAN PAKEM DI SD ......................................................... 8
A. Pengertian PAKEM ...................................................................................... 8
B. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM ................. 16
C. Penyajian Pembelajaran .............................................................................. 18
D. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ............................ 21
E. Asas-asas Mendasar Pada PAKEM ............................................................ 23
BAB III MODEL – MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI SD ................. 26
A. Pembelajaran Tematik ................................................................................ 26
B. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 28
C. Pembelajaran Kontektual ............................................................................ 34
D. Pembelajaran Kuantum ............................................................................... 38
BAB IV MEDIA PEMBELAJARAN ................................................................... 47
A. MEDIA: ...................................................................................................... 47
B. MEDIA PEMBELAJARAN: ...................................................................... 47
BAB V EVALUASI PEMBELAJARAN .............................................................. 56
A. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar –mengajar yang optimal
menunjukkan hasil yang berciri: ................................................................ 56
B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ETIKA PENGUKURAN DAN PENILAIAN
.................................................................................................................... 56
C. PENGUKURAN ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 75
Lampiran : .............................................................................................................. 77
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 5
BAB I
PENDAHULUAN
Inovasi (Pembaharuan) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi
disegala bidang termasuk bidang pendidikan. Inovasi pendidikan (pembelajaran)
diterapkan di dalam berbagai jenjang pendidikan termasuk jenjang pendidikan SD.
Pendidikan adalah jabatan dan pekerja profesional, didalam melaksanakan
tugasnya pendidik mempunyai tugas mengajar, mendidik, membimbing, melatih dan
melaksanakan administrasi. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut pendidik
harus memiliki kompetensi / kemampuan antara lain kompetensi pedagogic, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagai seorang pendidik,
bahwa profesionalisme seorang guru bukannya pada kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang
menarik dan bermakna bagi siswanya. Degeng (1998) mengatakan daya tarik
pembelajaran terletak dalam dua hal yaitu dalam mata pelajaran dan cara mengajar.
Untuk melaksanakan pembelajaran tersebut tidaklah mudah karena dibutuhkan
pendidikan, keahlian dan sikap khusus serta pengakuan masyarakat.
Menurut Winataputra (2001) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakasanakan
aktivitas pembelajaran.
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa yang semua itu sudah dirintis dengan diterapkannya
model pembelajaran PAKEM yang perlu disebar luaskan dan dikembangkan keseluruh
jenjang SD. Dalam pembelajaran di SD untuk meningkatkan mutu pendidikan, model
PAKEM yang sudah diterapkan di SD perlu ditindak lanjuti. Maka untuk itu model-
model yang lain diterapkannya dalam pembelajaran di SD antara lain model
pembelajaran tematik, model pembelajaran kuantum, model pembelajaran kooperatif,
model pembelajaran kontektual.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 6
A. Tujuan Penulisan Buku Panduan PLPG
Tujuan yang diharapkan dari sajian buku ini bagi guru-guru SD adalah:
1. Memahami berbagai model dan teknik pembelajaran untuk meningkatkan
pembelajaran yang menarik, bermakna dan menyenangkan.
2. Memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran
yang menarik, bermakna dan menyenangkan.
3. Memahami dan menerapkan model pembelajaran tematik / terpadu.
4. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kontektual
5. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan variasinya
6. Memahami dan menerapkan model pembelajaran kuantum
B. Manfaat
Manfaat dari buku ini bagi peserta PLPG adalah :
7. Menambah khasanah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran inovatif
menuju pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM)
8. Memilih dan menerapkan model-model pembelajaran yang tepat untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa yang menjadi tanggung jawab profesional
pada guru SD
9. Memberikan bekal bagi para peserta agar dapat menerapkan dan
mengembangkan berbagai model pembelajaran baru yang cocok dengan kondisi
kelas yang menjadi tanggung jawabnya
10. Memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 7
C. Hasil yang Diharapkan
Setiap guru memerlukan kreatifitas untuk menumbuhkembangkan daya
imajinasi dan berpikir bagi peserta didiknya. Terkait dengan hal tersebut diperlukan
uji coba secara terus menerus dalam penerapan model-model pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu diperlukan upaya dari guru untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Proses pembelajaran di kelas sebagai bagian integral kehidupan masyarakat
pendidikan di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan
berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal bagi peserta didik.
Pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas harus mampu menumbuhkembangkan
berbagai kompetensi peserta didik. Hal inilah yang akan mendukung terciptanya
keterampilan intelektual, sosial, dan personal yang didasarkan pada logika, inspirasi,
kreatifitas, moral dan budi pekerti secara komprehensif antara guru dan siswa.
Merujuk pada upaya pembentukan karakter siswa yang kreatif, inovatif dan
inspiratif dalam proses pembelajaran di kelas dalam berbagai mata pelajaran maka
diperlukan implementasi model-model pembelajaran berbasis PAIKEM secara terus
menerus untuk mewujudkan kreatifitas siswa semakin meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, pembaca(guru) diharapkan dapat menguasai dan
menerapkan model-model pembelajaran ini sesuai dengan berbagai situasi
pembelajaran yang akan dikelola sehari-hari, serta mengembangkannya lebih lanjut
agar dapat memberikan layanan pembelajaran optimal bagi siswanya.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 8
BAB II
PENGEMBANGAN PAKEM DI SD
A. Pengertian PAKEM
1. Apa itu PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Aktif maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan
suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan
proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.
Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga
siswa memuaskan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar,
gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 9
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
Apa itu PAKEM
Dari segi guru :
A = Aktif, guru aktif
Memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan
pertanyaan yang menanyang, mempertanyakan gagasan siswa.
K = Kreatif, guru kreatif
Mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar
sederhana.
E = Efektif, pembelajaran
A
K
E
M
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 10
Mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan
M = Menyenangkan, pembelajaran
Tidak membuat anak takut (takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap
sepele) dan jangan sampai guru menjadi menakutkan.
Dari segi siswa :
A = Aktif, siswa aktif
Bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasannya
K = Kreatif, siswa kreatif
Merancang/membuat sesuatu, menulis/mengarang dan lain-lain
E = Efektif, siswa
Menguasai keterampilan yang diperlukan sesuai yang diajarkan
M = Menyenangkan, pembelajaran
Membuat anak : berani mencoba / berbuat, berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat/gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang
lain.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 11
2. Mengapa PAKEM
* Belajar = proses aktif * Anak dilahirkan
membangun makna/ memiliki :
pemahaman dari - rasa ingin tahu
informasi & penga- - imajinasi
laman oleh si pembe-
lajaran Modal K
* Pembelajaran memiliki tujuan
yang harus dicapai
* Untuk keberlanjutan pembelajaran
Menyenangkan
* Senang perhatian terhadap tugas besar / penuh
Hasil belajar meningkat
Senang belajar
Belajar seumur hidup
Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa pembelajaran model PAKEM
diterapkan di Indonesia, yaitu :
A K
E
M
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 12
1. PAKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat
dalam pembelajaran. Selama ini kita mengenal pembelajaran model
konvensional dinilai hanya guru yang aktif (monologis), sementara peserta
didiknya pasif, sehingga pembelajaran dinilai menjemukan, kurang menarik dna
tidak menyenangkan.
2. PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama
kreatif. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta
didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula
dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru maupun bahan ajar dengan
segala alat bantunya, sehingga pada akhirnya hasil pembelajaran dapat
meningkat. Pembelajaran PAKEM dilandasi oleh filsafah kontrustivitisme yang
menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan
gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Harapannya mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda,
sedangkan filsafah lainnya adalah pragmatisme yang menekankan agar dalam
pembelajaran peserta didik sebagai subyek aktif dan guru fasilitator.
AKTIF
Proses belajar dapat dikatakan aktif dengan mengandung :
1. Komitmen (Kelekatan pada tugas)
Materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa (meaningful)
sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal).
2. Tanggung jawab (Responsibility)
Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk
kritis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormati ide-ide
siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan
sendiri.
3. Motivasi
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 13
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan
motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul
berdasarkan minat dan inisiatif sendiri bukan karena dorongan.
Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar
yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (student centred approach),
guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan ke ember, tetapi menghidupkan
api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa.
PAKEM memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan
lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya. Dalam pembelajaran
ini, guru terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan, serta mengevaluasi proses
pembelajaran. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar
dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima
kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
KREATIF
Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24
ciri kepribadian kreatif yaitu : 1) terbuka terhadap pengalaman baru, 2) fleksibel
dalam berpikir dan merespons, 3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan,
4) menghargai fantasi, 5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif, 6) mempunyai
pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, 7) mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi, 8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang
tidak pasti, 9) berani mengambil resiko yang diperhitungkan, 10) percaya diri dan
mandiri, 11) memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas, 12) tekun dan
tidak mudah bosan, 13) tidak kehabisan akal daam memecahkan masalah, 14) kaya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 14
akan inisiatif, 15) peka terhadap situasi lingkungan, 16) lebih berorientasi ke masa
kini dan masa depan dari pada masa lalu, 17) memiliki citra diri dan stabilitas
emosional yang baik, 18) tertarik terhadap hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik
dan mengandung teka-teki, 19) memiliki gagasan yang orisinal, 20) mempunyai
minat yang luas, 21) menggunakan waktu yang luang untuk kegiatan yang
bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri, 22) kritis terhadap pendapat
orang lain, 23) senang mengajukan pertanyaan yang baik, dan 24) memiliki
kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi. Sedangkan Kirton (1976)
membedakan ciri kepribadian kreatif ke dalam dua gaya berpikir : adaptors dan
innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan dalam menghadapi
perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada
yang menggunakan metode, nilai, kebijakan dan prosedur. Mereka percaya pada
standard dan consesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan
implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi masalah,
berpikir. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,
mengimajinasikan, melakukan, inovasi dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya.
Sedangkan yang dimaksud kreatifitas adalah kemampuan (berdasar data dan
informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan
menemukan kemungkinan banyak jawaban terhadap suatu masalah, yang
menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Pembelajaran haruslah membangun
kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan
sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang
harus diselesaikan dalam pembelajaran. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.
EFEKTIF
Efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 15
kualitas hasil belajar peserta didik. Jika suatu pembelajaran tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
MENYENANGKAN
Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, dengan didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin
bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi
ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor
serta istirahat dan jeda secara teratur. Selain itu, pembelajaran akan menyenangkan
manakala secara sadar pikiran otak kiri dan kanan sadar, menantang peserta didik
berekspresi dan berpikir jauh ke depan, serta mengonsolidasikan bahan yang sudah
dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks. Dengan
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan, siswa dapat memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut :
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
1. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
2. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
3. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 16
B. Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau
anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat
itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,
anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak
karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru
yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan
untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga
belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan
dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas
sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 17
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua
jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan
tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai
dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai
dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul
hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam
PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang
kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan
memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan,
atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat
kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media
belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam
belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 18
seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik
pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri
dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan
guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah
ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu,
guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang
dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat
bertentangan dengan ‘PAKEM”menyenangkan.’
C. Penyajian Pembelajaran
Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pemecahan
masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by doing),
menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 19
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan,
memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan,
menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran di kelas, dan
pembelajaran kerjasama yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk mengatasi
permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini agar terjadi
ketergantungan yang positif dan tanggungjawab individu yang mendalam.
Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, sebelum siswa dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan,
keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan. Disamping
itu siswa dapat melakukan “SSN” (senyum, santai dan nikmat) yang artinya siswa
dapat melakukan dengan senyum (dalam hati) berarti senang dalam proses kegiatan
pembelajaran, santai berarti siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tidak
tegang/stress serta siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran. Dengan proses
tersebut akhirnya siswa dapat menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan
benar.
Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau dalam bentuk
permainan (games), misalnya menghitung huruf “a” pada satu (lebih) paragraph
dengan beberapa kalimat, latihan membayangkan sendiri.
Di samping itu guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa
bahwa pelajaran tidak ada yang sulit, semua siswa mampu menguasai materi
tersebut dengan baik.
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut
tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru :
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 20
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
1. Guru merancang dan mengelola
KBM yang mendorong siswa
untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
Guru melaksanakan KBM dalam
kegiatan yang beragam, misalnya:
Percobaan
Diskusi kelompok
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan / cerita / puisi
Berkunjung keluar kelas
2. Guru menggunakan alat bantu
dan sumber belajar yang
beragam
Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan alat yang tersedia atau
yang dibuat sendiri misalnya: gambar,
studi kasus, nara sumber, lingkungan
dll.
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
keterampilan
Siswa : melakukan percobaan,
pengamatan atau wawancara,
mengumpulkan data / jawaban dan
mengolahnya sendiri : menarik
kesimpulan : memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri : menulis laporan /
hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
3. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya
sendiri secara lisan atau tulisan
Melalui
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri
4. Guru menyesuaiakan bahan dan
kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
Siswa dikelompokkan sesuai dengan
kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 21
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
5. Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sendiri
Siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalaman sendiri
Siswa menerapkan hal yang dipelajari
dalam kegiatan sehari-hari
6. Menilai KBM dan kemajuan
belajar siswa secara terus
menerus
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
D. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
1. Sasaran
2. Ruang Gerak
Pada Jam Efektif (Pkl. 07.00 – 12.40)
(Bagaimana KBM Berlangsung)
Di Luar Jam Efektif
- Ekstrakurikuler
- Ko kurikuler
- Kegiatan pengisi waktu
(bagaimana ini berjalan)
GURU
BAGAIMANA
GURU PAKEM
MURID/SISWA
BAGAIMANA
MURID YANG
PAKEM
ORANG TUA /
LINGKUNGAN
BAGAIMANA
ORANG TUA YANG
PAKEM
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 22
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 23
E. Asas-asas Mendasar Pada PAKEM
1. Mengapa Belajar Harus PAKEM
Tujuan pendidikan dasar pokok
- Kognitif, afektif dan psiko motor
Perlu diperhatikan :
Survival / skils – (Kemampuan dasar manusia bertahan hidup)
Life Skill - (Keterampilan individu sehingga memungkinkan mendapat
kehidupan yang lebih baik)
2. Yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM
1. Mengerti tujuan dan fungsi belajar
2. Mengenal anak secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian kelas
4. Mengembangkan kemampuan berfikir
kritis, kratif dan kemampuan memecahkan
masalah
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif
mental
9. Menciptakan dan menggunakan metode
yang tepat
Ciri-ciri
PAKEM
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 24
3. Ciri-ciri PAKEM
a. Menggunakan berbagai metode
Bermain peran, diskusi, pemecahan masalah, pemberian tugas, ceramah,
expositoring,, tanya jawab dsb.
b. Menggunakan berbagai media
Media cetak, media elektronik dsb.
c. Menggunakan berbagai alat bantu
Alam lingkungan, beli dari pabrik, buatan sendiri dll.
d. Berisi berbagai kegiatan
Percobaan, merangkum bacaan, merancang sesuatu, membuat laporan,
menyajikan laporan, tindak lanjut dll.
e. Menggunakan berbagai sumber
Lingkungan, minat siswa, kehidupan sehari-hari dll.
f. Memperhatikan individu siswa
Merancang kegiatan sesuai kemampuan siswa
g. Membuat anak tidak takut
Sikap guru yang ramah
h. Tidak menganggap siswa sebagai botol kosong
Guru sebagai fasilitator
4. Langkah-langkah PAKEM
i. Review
Guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau (mencongak,
pertanyaan lisan)
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 25
j. Pengembangan
Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep (siswa harus tahu tujuan
pelajaran dan memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran). Pembelajaran
dilakukan dengan “INTERAKTIF”. Penggunaan metode, peraga, contoh
konkrit tempatnya di sini.
k. Latihan terkontrol
Siswa merespok soal sambil guru memeriksa kemungkinan terjadinya
moskonsepsi. Diajukan dengan kerja kelompok.
l. Seat Work
Siswa bekerja mandiri atau dalam kelompok untuk latihan atau perluas dan
mempelajari konsep pada langkah ke-2
m. Laporan siswa perorangan / kelompok
Hasil kerja kelompok maupun individu anak dilaporkan, kalau perlu ada
perbaikan diperbaiki.
n. Pendalaman melalui permainan
Anak diajak bermain-main tujuannya untuk memperdalam materi
o. Pemanjangan hasil karya
Hasil karya dipanjangkan berfungsi sebagai perpustakaan kelas
p. Pemberian PR untuk tindak lanjut
Jangan lupa dikoreksi dan dinilai
LATIHAN;
Setelah mempelajari konsep pakem di atas, selanjutnya buatlah RPP yang bernuansa
PAKEM
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 26
BAB III
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI SD
A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari
suatu materi guna mencari kompetensi tertentu. Tema adalah suatu bidang yang
luas yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran. Topik adalah bagian
dari tema / sub tema. Jenis tema : infra disciplinary dan inter disciplinary.
2. Rasional Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik menyajikan pendekatan belajar yang bermakna, tema
memberikan kerangka berpikir untuk menemukan kaitan antar bidang studi,
mengajar dengan tema sebagai suatu cara untuk melakukan keterpaduan,
kecenderungan menemukan kaitan dalam pembelajaran yang diorganisasikan
secara tematik.
Mengapa Pembelajaran Tematik?
Keterbatasan kemampuan siswa kelas 1, 2 dan 3 dalam memahami konsep yang
abstrak seperti matematika, IPA, IPS, bahasa dan seterusnya. Siswa usia dini masih
melihat segala sesuatu secara utuh / satu kesatuan / holistik sehingga pembelajaran
masih tergantung pada obyek yang dekat dengan dirinya (kontektual) sehingga
diberikan tema yang telah diketahui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Landasan Pembelajaran Tematik
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi
(B.2c) pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik
sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 27
Pembelajaran Tematik
Beranjak dari tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk memahami konsep,
menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia anak,
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara simultan, merakit dan
menghubungkan sejumlah konsep beberapa mata pelajaran yang berbeda dengan
harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Keunggulan Pembelajaran Tematik
1. Pembelajaran lebih mudah memahami apa dan mengapa mereka belajar.
2. Hubungan antara konten dan proses lebih jelas
3. Mempercepat transfer konsep lintas bidang studi
4. Belajar secara mendalam dan meluas
5. Penggunaan waktu efektif
6. Mengembangkan sikap positif
Strategi Pembelajaran
1. Memilih tema
2. Menentukan konsep kunci
3. Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep
4. Menentukan bidang studi yang digunakan sebagai bagian kegiatan
5. Review kegiatan bidang-bidang studi yang berkaitan
6. Mengorganisasi bahan-bahan untuk memudahkan distribusi dan penggunaan
7. Menentukan urutan kegiatan yang disajikan di kelas
8. Diskusi tindak lanjut
Penggalian Tema
1. Tidak terlalu luas dapat digunakan untuk semua mata pelajaran
2. Bermakna, artinya dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 28
3. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
4. Mampu mewadahi sebagian besar minat anak
5. Mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik
6. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
belajar sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
2. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan
masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling
asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif
menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat
belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga
dari sesama siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan,
sebagai latihan hidup di masyarakat.
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif
menurut Lie (2004) adalah (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap
muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) ketrampilan untuk menjalin hubungan
antarpribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
a. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong
agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 29
membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.
Saling ketergantungan dapat dicapai melalui a) saling ketergantungan
mencapai tujuan, b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, c) saling
ketergantungan bahan atau sumber, d) saling ketergantungan peran, e) saling
ketergantungan hadiah.
b. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam
kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan
dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa
lebih mudah belajar dari sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.
Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya
disampaikan oleh guru kepada kelompok yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-
rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus
memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok
yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara
individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.
d. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran
logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang
bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa
yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran
dari guru juga dari sesama siswa.
4. Beberapa Teknik Pembelajaran Kooperatif
Berikut ini disajikan empat teknik dalam pembelajaran kooperatif
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 30
e. Metode STAD (Student Achievement Division)
Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari
universitas John Hopkins.
Langkahnya :
1) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim,
masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim
memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuan (tinggi, sedang, rendah).
2) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian
saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau
diskusi antar sesama anggota tim.
3) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan
akademik yang telah dipelajari.
4) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan
ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi
tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-
kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu
meraih suatu kriteria atau standar tertentu.
f. Metode Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson .
Langkahnya :
1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6
siswa dengan karakteristik yang heterogen
2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap
siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan
akademik tersebut
3) Para anggota dari beberapa tim yang berebda memiliki tanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 31
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.
Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar (expert group)
4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke
kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai
materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar
5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para
siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
Dalam metode Jigsaw versi Slavin, pemberian skor dilakukan speerti
dalam metode STAD. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi
diberi penghargaan oleh guru.
g. Metode GI (Group Investigation)
Dasar-dasar metode GI dirancang oleh Herbert Thelen.
Deskripsi mengenai langkah-langkah metode GI adalah sebagai beriku:
1) Seleksi Topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah
umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada
tugas (task oriented group) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
Komposisi kelompok bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik
maupun kemampuan akademik.
2) Merencanakan Kerjasama
Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan
subtopik yang telah dipilih seperti langkah di atas.
3) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah
sebelumnya, pembelajaran harus melibatkan bebagai aktivitas dan
ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 32
luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok memberikan bantuan jika diperlukan.
4) Analisis dan Sintesis
Para siswa menganalisis dan mensistensikan berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5) Penyajian Hasil Akhir
Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai
topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai
prespektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinasikan guru.
6) Evaluasi selanjutnya
Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu kesleuruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok atau
keduanya.
h. Metode Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kgan dan kawan-kawan. Beberapa
teknik dari metode struktural antara lain: menacri pasangan, bertukar
pasangan, berkirim soal.
Contoh-contoh teknik pembelajaran metode struktural
1) Mencari Pasangan
a) Pengertian
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Manch)
dikembangkan oleh Larana Curran (1994). Salah satu keunggulan
teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik
ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 33
b) Langkah teknik mencari pasangan
(1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang mungkin cocok untuk sesi reviu (persiapan
menjelang tes atau ujian)
(2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu
(3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempnyai kartu yang cocok
dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan
lima akan berpasangan dengan pemegang kartu PERU. Atau
pemegang kartu yang berisi nama KOFI ANNAN akan
berpasangan dengan pemegang kartu SEKRETARIS JENDERAL
PBB.
(4) Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang
memegang kartu yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 akan
membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4 dan 6x2.
(5) Dalam setiap para siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas
secara bersama-sama.
(6) Presentasi hasil kelompok atau kuis
2) Bertukar pasangan
a) Pengertian
Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi siswa
kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik.
b) Langkah-langkahnya
(1) Setiap siswa mendapatkan satu pasangan guru bisa menunjukkan
pasangannya atau siswa melakukan prosedur / teknik mencari
pasangan seperti yang dijelaskan di depan.
(2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
(3) Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan
yang lain.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 34
(4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing
pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan
mengukuhkan jawaban mereka.
(5) Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan pada pasangan semula.
3) Berkirim Salam dan Soal
a) Pengertian
Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi siswa
kesempatan untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka.
Siswa membuat pertanyan sendiri sehingga akan merasa lebih
terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh
teman-teman sekelasnya.
Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang
tes dan ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia didik.
b) Langkah-langkahnya
(1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dalam
kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk
menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke
kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih
soal-soal yang cocok.
(2) Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan satu orang
utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari
kelompoknya (salam kelompok yang bisa disertai sorak
kelompok)
(3) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain
(4) Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan
dengan jawaban kelompok yang membuat soal.
C. Pembelajaran Kontektual
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 35
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning-CTL)
menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan
juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan
ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut
Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong
para siswa melihat makan di dalam materi akademik yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam
kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan
budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh
komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
melakukan pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang,
berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan
penilaian autentik.
2. Komponen Model Pembelajaran CTL
Pembelajaran berbasis CTL menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran, yaitu Konstruktivimisme (Construkvism),
bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic
assessment).
Kontruksivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut
kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh
diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting
yaitru obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk
mengintrepretasi objek tersebut. Asumsi ini melandsi CTL pembelajaran melalui
CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkontruksi pengetahuannya
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 36
melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang dibangun oleh individu
si pembelajar.
Inkuiri, artinya propses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri
dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu 1) merumuskan masalah, 2)
mengajukan hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat
kesimpulan.
Penerapan asas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang
jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan
masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir
sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar
pembentukan kreatifitas.
Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan.
Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam
pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi
memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya
sendiri.
Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada pendapat
Vygotsky, bahwa pengetahuan dan prengalaman anak banyak dibentuk oleh
komunikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan
sendirian, tetapi tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling
membutuhkan. Dalam model CTL hasil belajar dapat diperoleh dari hasil
sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya
guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar
kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu
yang menjadi fokus pembelajaran.
Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan
memperagaan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh,
membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrumen
memperlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 37
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau
peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang
dicapai baik yang bernilai positif atau tidak bernilai (negatif). Melalui refleksi
siswa akan dapat memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta
menambah khazanah pengetahuannya.
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini
diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak,
penilaian ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai
pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intlektual, mental, maupun
psikomotorik.
3. Pola/Skenario Pembelajaran Kontekstual
Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang
dilakukan oleh guru-guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran
akademik dengan konteks siswa itu sendiri. Mereka menunjukkan bahwa
pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL cocok diterapkan mulai dari
sekolah dasar hingga universitas.
Contoh Pengaitan dalam CTL di Kelas
Di kelas yang sudah tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca,
menulis, dan berpikir secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada
persoalan-persoalan kontroversial di lingkungan atau masyarakat mereka.
Kelas di bagai menjadi empat atau lima kelompok. Setiap kelompok memilih
sebuah persoalan kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan
penelitian di perpustakaan, melakukan survei lapangan, dan mewawancarai
pejabat setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka
menyajikan penemuan-penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto,
gambar, diagram, dan gran. Mereka menyampaikan penemuan-penemuan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 38
tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman sekelas dan para orang
tua.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL
Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis besar
adalah sebagai berikut :
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
f. Lakukan refleksi di akhir penemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual
Pengalaman nyata
Kerja sama, saling menunjang
Gembira, belajar dengan bergairah
Pembelajaran terintegrasi
Menggunakan berbagai sumber
Siswa aktif dan kritis
Menyenangkan, tidak membosankan
Sharing dengan teman
Guru kreatif
D. Pembelajaran Kuantum
Pengertian
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum
teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di
sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 39
mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala
nuansanya. Quantum Teaching menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan
yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka
belajar.
Asas Quantum Teaching
Asas dari Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita,
dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Asas ini mengingatkan kita untuk
pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertamanya. Untuk
mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan
autentik memasuki kehidupan murid.
Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
1. Segalanya berbicara
Maksudnya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang
guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan
tentang belajar
2. Memiliki tujuan
Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru yang
harus secara hati-hati menyusun pelajaran.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi
ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa
yang mereka pelajari. Pembelajaran berjalan sukses ketika murid mengalami
informasi pada awal pembelajaran.
4. Mengakui setiap usaha
Dalam belajar mengandung resiko dan keluar dari rasa nyaman. Pada langkah
ini, murid berhak atas pengakuan dari kecakapan dan rasa percaya diri mereka.
Murid mengambil resiko dan membangun kompetensi dan kepercayaan diri
mereka.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 40
5. Layak dipelajari maka layak dirayakan (diberi reward)
Perayaan atau memberikan sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik
mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar’.
Model Quantum Teaching
"Quantum Teaching" shows teachers how to orchestrate their students'
success by taking into account "everything" in the classroom along with the
environment, the design of the curriculum, and how it's presented. The result: a
highly-effective way to teach anything to anybody. Model ini hampir sama dengan
sebuah simfoni. Jika kita menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi
faktor pengalaman musik kita. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Konteks
Konteks yaitu latar belakang pengalaman guru. Jika dalam sebuah orkestra
musik, konteks merupakan keakraban ruang orkestra (lingkungan), semangat
konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan
musisi dalam bekerja sama (landasan), dan interpretasi dari maestro terhadap
lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan menciptakan
pengalaman bermusik secara menyeluruh
2. Isi
Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian).
Isi juga meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan
bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.
Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang
sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan,
penyajian, dan fasilitas.
Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching melakukan langkah-langkah
pengajaran dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR, yaitu :
1. Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajaran tersebut
bagi guru dan murid.
2. Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti
semua pelajar.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 41
3. Namai, untuk ini harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi :
yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi si anak
4. Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan
bahwa mereka tahu.
5. Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara-cara mengulang materi
dan menegaskan “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”
6. Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan
Dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam
Quantum Teaching tersebut terlihat adanya empat ciri sebagai berikut :
1. Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat bahwa dalam
Quantum Teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kepada seluruh para
siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap
suatu mata pelajaran
2. Sebagai akibat dari ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan
terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak
3. Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini terlihat dari adanya pengakuan
terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak, sehingga
secara proporsional
4. Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan
yang diajarkan. Hal initerlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang
sudah dikuasai si anak
5. Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang
dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya.
LATIHAN:
Setelah mempelajari materi di atas , buatlah RPP yang mengacu
model pembelajaran :
a. Tematik
b. Kooperatif
c. Kontekstual (CTL)
d. Quantum
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 42
EVALUASI:
Setelah semua materi dibahas, maka kerjakan soal-soal dibawah ini:
1.Anda seorang guru SD , setelah mengikuti PLPG nanti dan dinyatakan lulus, maka
anda akan menjadi guru yang profesional, selanjutnya dalam melaksanakan
pembelajaran anda akan menerapkan inovasi dalam pembelajaran yang telah anda
miliki. Namun kenyataannya dengan penerapan iniovasi itu akan menimbulkan masalah
antara lain : waktu pelaksanaan pembelajaran kurang , sehingga akan molor dan anda
pada waktu ada supervisi dari KS maupun PS akan mendapat teguran untuk tepat
waktu.
PERTANYAAN:
Bagaimana sikap anda terhadap keadaan tersebut?
2.Ibu Lita adalah seorang guru SD yang baru 1 tahun mengajar di kelas III. Walaupun
termasuk guru baru, Ibu Lita selalu mempersiapkan diri baik fisik maupun psychis
setiap kali akan melaksanakan salah satu tugas guru yaitu mengajar. Pada saat akan
mengajarkan materi “Berbagai macam alat transportasi”, Ia mengawalinya dengan
mengajak siswanya untuk menyanyikan lagu naik Kereta Api. Ia selalu berusaha untuk
menciptakan Kegiatan Pembelajaran yang beragam, seperti memperlihatkan berbagai
macam alat transportasi yang tradisional maupun modern lewat tayangan LCD, dan
berusaha untuk bertanya pada siswa untuk bisa menggali apa kelebihan dan kekurangan
dari kedua macam Alat transportasi tersebut. Begitu pula saat kegiatan berlangsung, ibu
Lita ternyata sudah mempersiapkan berbagai macam bahan untuk membuat berbagai
contoh alat transportasi sesuai dengan minat anak secara berkelompok.ia selalu
mempertanyakan pada sisiwa-siswanya tentang gagasan-gagasan apa yang akan mereka
buat dengan bahan-bahan tersebut dan selalu memantaunya.
Pada suatu hari ibu Lita tidak bisa mengajar karena sakit, sehingga kelas diajar oleh ibu
Susi yang sudah 15 tahun mengajar, sehingga ibu Susi tidak perlu mempersiapkan diri,
bahkan mediapun tidak ia siapkan. Agar materi cepat selesai ibu Susi dalam mengajar
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 43
banyak memberikan Informasi pada siswa dan tidak memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya. Siswa diharuskan duduk
yang rapi, tenang, dan harus mendengarkan. Ia beranggapan bahwa dengan siswa
mendengarkan dan tidak banyak bertanya, materi yang ia ajarkan cepat selesai dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
PERTANYAAN :
Berdasarkan paparan di atas, bagaimanakah menurut pendapat Anda sebagai seorang
guru SD tentang pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Lita dan Ibu Susi. Apakah
sudah menggambarkan pembelajaran yang Pakem ? Berikan Penjelasannya !
3.Sekarang ini pembelajaran di kelas I-III SD dilaksanakan melalui pendekatan
Tematik.Siswa kelas rendah melihat segala sesuatu secara Holistik. Melalui Tema
tertentu sebagai pusat perhatian untuk memahami konsep. Untuk itu guru dituntut bisa
merakit dan menggabungkan sejumlah konsep beberapa mata pelajaran yang berbeda,
karena guru berharap siswa bisa belajar lebih bermakna artinya ada bekal bagi siswa
untuk belajar selanjutnya.
Namun demikian masih banyak guru yang mengalami kesulitan mengajar di kelas
rendah, khususnya dalam menyusun RPP, karena dituntut untuk melakukan pemetaan
hubungan antara SK, KD, Indikator dengan Tema, sehingga pelaksanaan
pembelajarannya masih Konvensional.
PERTANYAAN :
a.Menurut pendapat Anda, mengapa pembelajaran di kelas rendah dengan pendekatan
Tematik dan di kelas tinggi dengan pendekatan mata pelajaran ? Uraikan
b.Bagaimana cara guru melakukan pemetaan hubungan KD, SK, Indikator dengan
Tema ?
c.Apabila guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Tematik, apa
kekuatannya ? Jelaskan !
4.Ibu Surti guru kelas 4 di dalam mengajar tidak pernah mau menghubungkan dengan
kehidupan nyata siswa tidak pernah membuat RPP, setiap mengajar sering ditinggal
atau mengerjakan pekerjaan lain, kepala sekolah sudah sering menegurnya, bu Surti
selalu menjawab bahwa saya sudah hafal, tanpa RPP tidak ada masalah.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 44
Kebiasaan yang dilakukan guru tersebut kurang baik, dapat mengganggu pencapaian
tujuan pembelajaran wawasan anak juga tidak berkembang dan bertambah.
PERTANYAAN:
Bagaimana tindakan anda kalau anda sebagai kepala sekolah yang menghadapi masalah
guru tersebut?
5.Pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial dan
meningkatkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois serta meningkatkan kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, tetapi hal itu jarang digunakan
oleh guru-guru yang sedang mengajar. Kepala sekolah selalu mengajak dan
mengajarkan ke arah pembelajaran yang selalu memupuk hal itu, tetapi guru selalu
kembali ke konvensional sehingga pendidikan di Indonesia selalu tertinggal dengan
negara-negara berkembang lainnya. Hal tersebut merupakan kasus di bidang pendidikan
di Indonesia.
PERTANYAAN:
Bagaimana pendapat anda sebagai guru menghadapi hal tersebut?
6.Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran
diperlukan penyerasian proses pembaharuan pengembangan pembelajaran dengan
pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di berbagai bidang. Pembelajaran
kuantum berpakal pada psikologi, kognitif dan lebih bersifat humanistik dan
konstruktivistis. Pembelajaran memusatkan perkalian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran.
Pembelajaran sangat menekankan kealamiah dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
heartifisialan atau keandalan yang dibuat-buat, kealamiahan dan kewajaran
menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan, sedang
heartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan.
Pembelajaran sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses
pembelajaran. Pembelajaran memiliki model yang memadukan kontek dan isi
pembelajaran dan memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis,
ketrampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 45
Banyak guru yang belum memahami pelaksanaan pembelajaran ini, karena dalam
pembuatan perencanaan guru harus memasuki dunia mereka/anak, kemudian membawa
mereka ke dunia isi anda / guru, kemudian kembali ke dunia mereka, semua telah
berubah. Guru harus mendengarkan siswa mengantisipasi, berpartisipasi, dan
memperagakan kejeneusan mereka yang terlepas guru harus merasakan kegairahan saat
siswa melaju dalam belajar, yang belum pernah terjadi sebelumnya, relevansi, kejelasan
dan ikatan terekatkan dalam pengalaman mereka. Guru harus menyertakan anak
menciptakan pengalaman mereka / anak belajar untuk momen-momen yang
mengandung pelajaran siswa menangkap informasi saat mereka penataran dan
merekapun / anak menyukainya, anak akan dapat menggunakan banyak kecerdasan
mereka, sebagaimana guru mensugestikan, melakukan dan melukiskan kesuksesan
dalam dunia mereka.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 46
PERTANYAAN:
Apa saja yang anda lakukan dalam pembuatan perencanaan untuk menyiapkan
anak untuk sukses? Bagaimana usaha guru / anda dalam memindahkan mereka / anak
dari kelompok besar ke kelompok kecil, kemudian ke perorangan dengan belajar visual
auditorial dan kenestitik?
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 47
BAB IV
MEDIA PEMBELAJARAN
A. MEDIA:
“Alat komunikasi yang digunakan membawa suatu informasi
“Segala sesuatu yang dapat menyalurkam pesan dari pengirim ke penerima
pesan “
B. MEDIA PEMBELAJARAN:
Alat komunikasi (pembelajaran ) yang digunakan untuk menyampaikan pesan
/materi pelajaran
Teknologi pembawa pesan pembelajaran
Manfaat Media dalam PBM
Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Proses pembelajaran lebih menarik
Proses pembelajaran lebih interaktif
Jumlah waktu belajar –mengajar dapat dikurangi
Kualitas belajar dapat ditingkatkan
Proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja
Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar
Peran guru berubah ke arah positif dan produktif
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 48
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 49
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 50
Teleconference :
Teknik komunikasi (pembelajaran ) dimana kelompok-kelompok yang berada di
lokasi geografis berbeda setiap orang dapat berpartisipasi aktif dalam suatu
pertemuan .
Telelecture (Kuliah Jarak Jauh ) :
Suatu teknik pengajaran dimana seorang ahli bidang tertentu dapat
menghadapi/berinteraksi dengan sekelompok pendengar.
Computer Assisted Instruction (CAI) :
Sistem penyampaian pelajaran yang berbasis mikroprosesor dimana pelajaran /
materi
ajar dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.
Hipertext :
Suatu tulisan yng tak berurutan (sistem menulis)yang mampu
menghubungkan informasi dari bagian manapun dalam paket pelajaran.Melalui suatu
korpus jalur-jalur materi yang berkaitan dapat memberi keterangan /penjelasan teks
Syarat Pengembangan Media :
V isibel : Mudah dilihat
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 51
I nteresting : Menarik
S Simple : Sederhana
U seful : isinya berguna/bermanfaat
A ccurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
L egitimate : Masuk akal/sah
S tructured : Terstruktur/ tersusun dengan baik
Prinsip Pengembangan / Pembuatan Media Visual (Grafis)
• Kesederhanaan ( Simplicity)
• Keterpaduan /Kesatuan (Unity)
• Penekanan /Penonjolan (emphasis)
• Keseimbangan (Balance )
• Kontras (Contrast)
• Ritme ( Rhythm )
• OHP: Sebagai Perangkat Keras (Untuk memproyeksikan gambar/tulisan)
• OHT: Sebagai Perangkat Lunak (Untuk Menuangkan materi)
Kelebihan OHP
• 1.Murah dan praktis
• 2.Tidak menimbulkan polusi
• 3. Tidak membutuhkan operator dan ruang yang gelap
• 4. Dapat memperagakan bentuk dua atau tiga demensi
• 5. Meningkatkan daya ingat
• 6. Dapat dikombinasikan dengan media lain
• 7. Terjadi kontak mata
• 8. Dapat digunakan tanpa layar
Kekurangan OHP
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 52
1. Tergantung pada aliran listrik
2. Tidak mudah dibawa-bawa
3. Alat tulisnya harus khusus
Kelebihan OHT
1. Penyajian materi sistematis
2. Bisa disajikan secara overlay
3. Dapat digunakan berkali-kali
4. Dapat disimpan dalam waktu cukup lama
5. Materi dapat disajikan dengan :
- Tulisan tangan
- Komputer
- Gambar-gambar
Kekurangan OHT
1. Waktu pembuatan cukup lama
2. Susunannya mudah kacau
3. Ada masalah dalam penyimpanan
PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN :
Mempertimbangkan aspek yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
• Ketepatan/kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas (fakta,konsep,
prinsip, prosedur atau generalisasi)
• Tersedianya sarana dan prasarana
• Karakteristik audience
• Keterampilan /kemampuan dosen dalam menggunakan /mengoperasikan
media
Taksonomi / Katagori media Menurut Seels & Glasgow
Pilihan Media Tradisional
Pilihan Media Teknologi
Pilihan Media tradisional
Visual Diam yang takdiproyeksikan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 53
Gambar mati/gambar diam(still picture),
Poster, Karikatur, Foto
Peta datar,
Berbagai jenis papan
Flip chart (Bagan lembaran balik)
Berbagai jenis grafik,Diagram
Berbagai jenis papan
Realia dan model
Visual diam yang diproyeksikan
Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
Proyeksi overhead
Slide (film bingkai)
Filmstrips (film rangkai)
Overhead projector(OHP)
Slide projector
Filmstrip projector
Karakteristik Media Audio
Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim
ke
penerima pesan melalui indera pendengaran.
Jenis media audio yg bisa digunakan di dalam kelas adalah berbagai jenis alat
rekaman,seperti:
* open –reel tape recorder
* cassette tape recorder
* piringan hitam
* radio
Bentuk-bentuk program audio meliputi:
a. Program wicara
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 54
b. Wawan cara
c. Diskusi
d.Boletin berita
e. Warta berita
f. Program dukumenter
g.Program feature dan majalah udara
h. Drama audio
Media Tidak diproyeksikan
o Realia: benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
o Model: benda tiga demensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya
o Bahan grafis :gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan
o Dispay : bahan pameran /display yang penggunaanya dipasang di tempat
tertentu
Media yang Diproyeksikan
Over Head Projektor(OHP): alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan
pada transparansi film (OHT)
Slide proyektor : alat untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada film
positif
Filmstrip/film rangkai
Opaque: alat untuk memproyeksikan benda tiga demensi tak tembus pandang
Media Berbasis Komputer: Media yang dioperasikan melalui komputer, yang biasa
dikenal
sebagai perangkat lunak (Software)
Kelebihan
1. Memungkinkan terjadinya interaksi siswa dan materi pelajaran
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 55
2. Proses belajar secara individual sesuai kemampuan siswa
3. Menampilkan unsur audiovisual
4. Langsung memberikan umpan balik
5. Menciptakan proses pembelajaran yang berkesinambungan
Kekurangannya
1. Peralatan untuk memanfaatkannya masih mahal
2. Perlu ketrampilan khusus untuk mengoperasikannya
Multi Media Kit
Paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media digunakan untuk
menjelaskan materi tertentu, yang biasanya dilengkapi dengan buku panduan
(study guide,lembar kerja yang moduler) .
Atau : Koleksi materi- materi yang melibatkan lebih dari satu jenis media
Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Tidak ada satu jenis media yang cocok /tepat /sesuai untuk segala macam
kegiatan belajar
Tidak ada satu jenis media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain.
Media harus merupakan bagian yang integral dari seluruh proses kegiatan
pembelajaran
Perlu persiapan yang cukup untuk menggunakan media(dicoba lebih dahulu
sebelum digunakan )
Media harus sesuai dengan kompetensi,sifat materi, dan karakteristik peserta
didik
(Kematangan, kesulitan, entry behavior).
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 56
BAB V
EVALUASI PEMBELAJARAN
A. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar –mengajar yang optimal
menunjukkan hasil yang berciri:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi instrinsik pd diri
siswa.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
diingatannya , membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek
lain dan mengembangkan kreativitasnya.
4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif)
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya
dalam menilai hasil yang dicapainya.
B. PENGERTIAN, FUNGSI DAN ETIKA PENGUKURAN DAN PENILAIAN
Guru selalu dihadapkan pada berbagai keadaan untuk mengambil keputusan-
keputusan yang berhubungan dengan tugas mereka (pembelajaran) sejak anak masuk
sampai anak melaksanakan ujian akhir dst.
Kualitas keputusan haruslah benar dan adil. Agar benar dan adil harus
menggunakan alattes yang baik, tes yang baik hanya dapat dibuat oleh guru yang
menguasai ilmu yang khusus membicarakan masalah ilmu evaluasi.dengan penjelasan
tersebut nampak bahwa ilmu evaluasi memang memerlukan salah satu kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 57
C. PENGUKURAN,PENILAIAN ,TES
Pengukuran
Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang , hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas.
Pengukuran adalah usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagai mana
adanya,pengukuran dapat berupa pengumpulan data tentang sesuatu (Ditjen Dikti
Depdikbud,1981:7)
Kesimpulan: pengukuran merupakan pengumpulan informasi tentang sesuatu
dengan menggunakan angka-angka menurut aturan-aturan tertentu sehingga
dapat menggambarkan keadaan benda seperti apa adanya.
Angka atau skala dapat diklasifikasikan : Skala nominal,ordinal,interval dan
ratio.
D. TESTING (PENGUJIAN)
Tes dapat diartikan sebagai suatu tugas atau rangkaian tugas yang digunakan
untuk memperoleh pengamatan yang sistematik tentang sesuatu atribut atau hasil
pendidikan yang representatif (Gilbert Sax,1981).
Tes sebagai suatu prosedur yang sistematik untuk mengamati tingkah laku
seseorang dan melukiskannya dengan bantuan angka atau sistem
pengelompokan (Cronbach ,1971 : 26).
Kesimpulan:tes adalah seperangkat atau serangkaian tugas yang diberikan
kepada siswa yang berisi bahan- bahan uji yang representatif tentang sesuatu
bidang studi atau kemampuan psikis.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 58
E. ARTI PENTINGNYA PENGUKURAN ,PENILAIAN PENDIDIKAN
Dalam kaitannya dengan pengumpulan data, maka peranan pengukuran dan penilaian
adalah sangat penting hal ini sesuai dengan pendapat Stanley,Yaitu seorang guru
dituntut untuk menguasai berbagai aspek tentang pengukuran dan penilaian ,
termasuk bagaimana menyusun alat ukur, melaksanakan, menilai, menggunakan
dan memilih mana yang paling tepat untuk berbagai tujuan .
Secara umum peranan evaluasi dalam pendidikan:
1. Sebagai alat seleksi
2. Sebagai alat penempatan
3. Sebagai alat diagnosa dan remidi
4. Sebagai alat umpan balik
5. Sebagai alat memotivasi belajar siswa
6. Sebagi alat perbaikan kurikulum
Dalam bidang pendidikan dan bidang ilmu sosial dan ilmu lain akan terjadi kesalahan-
kesalahan pengukuran.
KESALAHAN PENGUKURAN
True – score: sekor hasil pengukuran yang tidak dicemari
kesalahan tidak pernah kita peroleh.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 59
Obtained-score: adalah score yang kita peroleh
Error : Kesalahan
Obtained score = true score + error
Kesalahan dalam bidang pendidikan disebabkan karena adanya sebab antara lain
:
a. Obyek yang kita ukur merupakan aspek internal yang tidak nampak, sehingga
tidak dapat diukur secara langsung.
b. Alat ukur yang dipakai belum ada yang baku, yang terandalkan validitas dan
reliabilitasnya.
c. Banyak guru atau petugas belum mempunyai pengetahuan yang memadai.
d. Kesalahan prosedural.
Kesalahan pengukuran dapat dibedakan menjadi dua :
Kesalahan random /kesalahan rambang
Kesalahan sistematik
Kesalahan random/rambang yaitu kesalahan yang disebabkan oleh keadaan
luar biasa sehingga hasil yang dicapai tidak seperti biasanya (lebih jelek dari
biasanya)
Contoh :A .biasanya bagus dan termasuk anak pandai tetapi karena sesuatu hal
(misal kehilangan sesuatu yang sangat disenangi) maka hasilnya jelek
Kesalahan sistematik yaitu kesalahan -kesalahan yang disebabkan alat ukur
/kesalahan prosedural .Karena salah alat ukur /prosedur sehingga setiap
pengukuran akan merupakan kesalahan dan dilaksanakan berulang-ulang
Contoh : kita membeli jeruk, alat ukurnya timbangan yang diberi ganjal 1 ons
,sehingga jeruk tinggal 9 ons . Sehingga setiap 1X menimbang akan kehilangan 1 ons
secar ajeg ( sistemik).
Fungsi Tes
Tes memiliki dua fungsi
• Formatif
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 60
• Sumatif
Tes formatif untuk melihat sejauh mana kemajuan siswa dalam suatu program
pelajaran yang sedang berjalan.
Tes Sumatif nuntuk mengetahui penguasaan siswa dalam suatu akhirprogram
pelajaran.
Perencanaan Tes
Setiap mata pelajaran memiliki penekanan kemampuan yang berbeda.
Salah satu pedoman untuk menentukan item tes adalah taksonomi tujuan
pendidikan yang dirumuskan oleh Benyamin S.Bloom dkk(1956)
Ada 3 aspek perilaku:
a. Kognitif
b. Afektif
c.Psikomotor
BEBERAPA ASPEK PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM
PENDIDIKAN
A. Pendekatan Dalam Penilaian
Dalam difinisi penilaian telah disebutkan bahwa dalam penilaian guru
melakukan interpretasi terhadap data hasil pengukuran dengan membandingkan dengan
patokan –patokan atau alat pembanding. Dalam membandingkan /menilai ini ada dua
pendekatan yang akan memberikan informasi yang berbeda,yaitu:
PAN
PAP
Penilaian Acuan Norma ,menentukan batas kelulusan siwa menggunakan mean
atau rata-rata.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 61
Penilaian Acuan Patokan,menggunakan batas kelulusan berdasarkan tingkat
penguasaan siswa.
PENILAIAN ACUAN NORMA (NORMA REFERENCED
EVALUATION)
Dalam penilaian ini hasil belajar siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam
kelompoknya. Pendekatan PAN ini menggunakan konsep kurve normal dalam statistik,
serta komputasi dalam kurve tersebut digunakan sebagai dasar penilaian .Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan PAN menggunakan standar /patokan
“relatif”.Bila hasil tes kelompok tinggi ,maka batas lulus juga tinggi, tetapi bila hasil tes
kelompok rendah maka batas lulusnya juga rendah. Batas lulus dalam PAN ditentukan
rerata (mean ) dan simpangan baku.Dengan penilaian PAN seorang guru sudah dapat
memperkirakan berapa persen jumlah siswa dalam kelompoknya yang akan lulus dan
berapa persen yang akan gagal dengan menggunakan daerah liputan kurve normal.
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (CRITERION REFERENCED
EVALUATION)
Pendekatan PAP adalah membandingkan prestasi siswa dengan patokan yqang
telah ditetapkan sebelumnya .Sebelum tes dilakukan telah ditetapkan persyaratan /
patokan tertentu sebagai batas lulus atau “pasing grade”.Batas lulus ini merupakan
kemampuan minimal yang harus dikuasai oleh siswa untuk bisa lulus pada suatu
pelajaran tertentu.Untuk membantu siswa mencapai kriteria itu ,maka guru harus
mampumengarahkan kegiatan siswa dengan rencana kegiatan yaqng telah disusun
secara terarah.Bila ada siswa yang belum mampu mencapai batas lulus maka diadakan
remidi/ ujianpembinaan dalam bentuk formatif test.
B. JENIS-JENIS ALAT UKUR DALAM PENDIDIKAN
1.Alat ukur yang berupa tes
Alat ukur yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
maupun karakteristik psikologik siswa.Ciri utama tes adalah adanya jawaban yang
diberikan oleh siswa terhadap butir-butir pertanyaan tentang sesuatu hal yang akan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 62
diukur,dan siswa tahu/ sadar bahwa dirinya sedang dites.Alat ukur ini dibedakan
menjadi:
a. Menurut hal yang diukur,yaitu:
1) tes prestasi belajar
2) Psiko tes
b. Menurut cara pelaksanaanya
1) tes individual
2) tes kelompok /colective test
2. Alat ukur non –test
a. Daftar cek (check list ): daftar ini digunakan oleh evaluator untuk
mengevaluasi langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa dalam memamerkan
kemampuannya(keterampilannya)
b. Ranting-scale :digunakan untukmengukur prosedur maupun hasil
keterampilan siswa .Bedanya dengan chek list yaitu bahwa dalam ranting scale
telah dicantumkan skala nilai untuk mengukur setiap langkah atau aspek hasil
yang akan diukur.
c. Pedoman wawancara
Untuk keperluan tertentu dibutuhkan hasil pengukuran yang
berasal dari wawancara secara langsung cara pengembangan pedoman
wawancara mengikuti prosedur dan syarat- syarat yang biasa berlaku dalam
pengembangan alat ukur yang baik.
d. Angket
Angket adalah pertanyaan –pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa
untuk memperoleh informasi tetang berbagai hal.
C . PENILAIAN BERBASIS KELAS
Dalam penilaian berbasis kelas akan dibicarakan:
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 63
1) Pengertian dan keunggulan penilaian berbasis kelas,
2) Tujuan, manfaat,dan fungsi penilaian berbasis kelas,
3) Konteks dan strategi penilaian berbasis kelas,
4) Prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas,
5) Karakteristik penilaian berbasis kelas,
6) Bentuk dan alat penilaian ,
7) Implikasi penerapan penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran bahasa.
1.Pengertian dan Keunggulan penilaian berbasis kelas.
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu
dengan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas,2002).
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran (Supranoto dan Hatta).
Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan
informasi dan hasil belajar peserta didikyang dilakukan oleh guru untuk
menetapkan tingkat pencapaiannya dan penguasaan peserta didik terhadap
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan yaitu standar kompetensi, kompetensi
dasar, Indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas
1. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun nonformal
diadakan secara terpadu , dalam suasana yang menyenangkan .
2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi
kelompok,tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya .
3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara agar kemajuan siswa dapat
terdeteksi secara lengkap.
4. Siswa perlu dituntut agar dapat mengekplorasi dan memotivasi diri untuk
mengerahkan semua potensi dalam menanggapi , mengatasi semua masalah
yang dihadapi dengan caranya sendiri.
2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
Manfaat penilaian berbasis kelas adalah:
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 64
1) Memberi umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan oleh peserta
didik dan guru dalam kegiatan proses belajar .
2) Membantu pembuatan laporan lebih bagus .
3) Mendorong pembelajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan
banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan
3.Konteks dan strategi penilaian berbasis kelas,
Menurut Subyantoro dkk (2004: 12 – 17) strategi penilaian kelas meliputi:
(1). Mengacu pada ketercapaian standar nasional didasarkan pada indikator,
(2). Memperhatikan keseimbangan tiga ranah,
(3). Menilai kecakapan hidup (life skill)
(4). Menggunakan berbagai alat,
(5). Mengutamakan proses dan produk,
(6). Berkelanjutan ,
4.Prinsip-prinsip Penilaian berbasis Kelas
1) Valid
2) Mendidik
3) Berorientasi pada kompetensi
4) Adil dan obyektif
5) Terbuka
6) Berkesinambungan
7) Menyeluruh
8) Bermakna
5.Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas , menurut Supranata dan Hatta(2006: 13 – 15) memiliki
dua karakteristik istimewa yaitu:
a. Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran
apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran , tujuannya tidak
lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian
berbasis kelas dapat dipandang sebagai usaha untuk membangun proses
pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan umpan balik.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 65
b. Umpan balik
Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses
umpan balik di kelas .Dari hasil penilaian berbasis kelas guru maupun peserta
didik dapat melakukan saran perbaikan belajar.
6. Bentuk dan Alat Penilaian
Seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan al
sbb:
(1). Kuis
(2). Pertanyaan lisan di kelas
(3). Ulangan harian
(4). Tugas individu
(5). Tugas kelompok
(6). Ulangan semester
(7) .Ulangan kenaikan
7. Implikasi penerapan PBK dalam pembelajaran
Pertama ,esensi dan prosedur penilaian berbasis kelas harus dapat
diterima oleh guru dan dipahami secara jelas , untuk itu ,perlu ada upaya dari
sekolah atau Dinas Pendidikan maupun upaya proaktif dari guru untuk dapat
memahami pengertian ,keunggulan , tujuan , fungsi , prinsip, bentuk dan alat
penilaian ,serta pelaporan penilaian berbasis kelas.
Kedua ,siswa hendaknya memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam
penilaian berbasis kelas .Untuk itu guru perlu menjelaskan esensi penilaian
berbasis kelas.Dengan pemahaman itu , siswa diharapkan dapat terlibat dalam
kegiatan penilaian pembelajaran yang akan dilaksanakan.dst
D.Penilaian Kinerja
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 66
1. Pengertian
Penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Contoh: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktik O R, presentasi diskusi,
bermain peran, dll.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan :
a. Langkah-langkah kinerja
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yg akan dinilai
c. Kemampuan –kemampuan khusus yg diperlukan
d. Upayakan aspek yg akan dinilai tidak terlalu banyak
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan dengan urutan yg akan diamati
2. Teknik penilaian unjuk kerja
untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat/instrumen:
a. Daftar cek (Chec-list)
b. Skala penilaian (Ranting scale)
Contoh Ranting scale,penilaian lompat jauh
Nama siswa: ..........Kelas ..........
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Teknik awalan
Teknik tumpuan
Sikap/posisi tubuh saat diudara
Teknik mendarat
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 67
Jumlah
Skor maksimum
E. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek.
Sikap bisa terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif,affektif, konatif.Obyek sikap
yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah :
(1) Sikap terhadap materi pelajaran
(2) Sikap terhadap guru/pengajar
(3) Sikap terhadapproses pembelajaran
(4) Sikap berkaitan dengan nilai /norma yang berkaitan dengan suatu materi
pelajaran
2. Teknik penilaia sikap al : observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan
pribadi
F. Penilaian Proyek
1.Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam pereode /waktu tertentu . Tugas tersebut berupa
sutu investigasi sejak dari perencanaan , pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Dalam penilaian proyek ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan al :
a. Kemampuan pengelolaan
b. Relevansi
c. Keaslian
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 68
Beberapa contoh penilaian proyek misalnya membuat penelitian
sederhana tentang air dirumah, penelitian sederhana tentang perkembangan
harga sembako.
G.Penilaian produk
1. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk.Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni , seperti: makanan, pakaian hasil
karya seni (patung, lukisan, gambar),barang-barang terbuat dari kayu, keramik,
plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap,yaitu :
tahap persiapan,
tahap pembuatan produk (proses),
tahap penilaian produk.
2.Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
(1) Cara analitik ,yaitu berdasarkan aspek-aspek produk ,biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prosesw pengembangan
.
(2) Cara holistik,yaitu berdasarkan kesan-keseluruhan dari produk,biasanya
dilakukan pada tahap penilaian produk(apprasial).
.Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
(1) Cara analitik ,yaitu berdasarkan aspek-aspek produk ,biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prosesw pengembangan
.
(2) Cara holistik,yaitu berdasarkan kesan-keseluruhan dari produk,biasanya
dilakukan pada tahap penilaian produk(apprasial).
H.Penilaian Portofolio
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 69
1. Pengertian
Menurut Popham (1995:163),portofolio adalah sekumpulan sistematik tentang
pekerjaan seseorang
Menurut Genesce &Upshur (1977;99 ), portofolio adalah sekumpulan pekerjaan
siswa yang dapat menunjukkan kepada mereka (juga bagi yang lain) atas usaha,
kemajuan , dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu.
Menurut Epstein (2003) portofolio, dalam konteks kelas , adalah kumpulan
koleksi pekerjaan siswa yang menunjukkan penguasaan pengetahuan ,
keterampilan dan sikap siswa
Penilaian Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu pereode tertentu.Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik , hasil
tes (bukan nilai ) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi
tertentu dalam satu mata pelajaran (Depdiknas ,2006 : 15 – 16 ).
(b) Portofolio Pameran portofolio jenis ini berisi seluruh pekerjaan siswa
dalam bidang tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.Portofolio jenis ini berisi
tahapan pengalaman siswa dalam mengerjakan tugas –tugas dalam
pembelajaran.Bukti – bukti proses dan produk terekam dengan lengkap
termasuk draf kasar, sketsa, perbaikan – perbaikan , serta hasil akhir
pendidikansiswa.
Portofolio jenis ini dapat menggambarkan keseluruhan proses dan
perkembangan siswa , kesulitan yang dialami siswa , tahapan pengalaman yang
dialam siswa , serta kemampuan siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran.
(c) Portofolio Refleksi portofolio jenis ini memfokuskan pada refleksi proses
dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan .Portofolio jenis ini berisi
kumpulan proses dan hasil pekerjaan dalam bidang tertentu dalam kurun waktu
tertentu, penilaian diri oleh siswa terhadap karya yang dihasilkan , penilaian
guru terhadap karya siswa , dan simpulan tentang kualitas proses dan
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 70
hasil.Portofolio ini digunakan oleh guru sebagai alat penilaian dan juga untuk
membantu siswa merekflesikan apa yang mereka telah pelajari.
Karakteristik portofolio
(a) Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kemampuan
seseorang dalam satu bidang .misal menulis, musik dll.
(b) Portofolio merupakan bukti autentik dari ke3mampuan seseorang .
(c) Portofolio dapat menggambarkan kemampuan seseorang secara lebih
komprehensif.
(d) Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang
tergambar dalam tahapan pengalaman siswa dalam mencapai tujuan .
Keuntungan penilaian portofolio
(1) Suatu catatan komulatif dan berkesinambungan;
(2) Pandangan menyeluruh tentang belajar siswa;
(3) Pengetahuan tentang kemajuan siswa secara perorangan ;
(4) Kesempatan kolaboratif dengan siswa dalam pengukuran dan penetapan tujuan ;
(5) Bukti nyata pelajar siswa untuk orang tua, guru, dan siswa lain ;
(6) Kesempatan menggunakan metabahasa untuk berbicara tentang bahasa
I.Penilaian Diri
Pengertian : Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Dalam pelaksanaan penilaian baik proses maupun produk untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran secara totalitas maka guru harus mengkaitkan evaluasi dengan nilai –
nilai karaktar. Adapun deskripsi nilai pendidikan karakter seperti tabel deskripsi
berikut ini.
Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
Nilai Deskripsi
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 71
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakanajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan
pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinyasebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama,suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuhpada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguhdalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan caraatau hasil baru dari
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 72
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung padaorang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8.Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai samahak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untukmengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebang-saan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yangmenempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12.Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untukmenghasilkan sesuatu yang berguna
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 73
bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
13.Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain.
14. CintaDamai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan oranglain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
15. GemarMembaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagaibacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingku-ngan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegahkerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuanpada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggun-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugasdan kewajibannya, yang
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 74
seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 75
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2003. Pembelajaran Terpadu : Implementasi Paradigma Kontruktivistik
Dalam Rangka Pengembangan Kecerdasan Ganda. Pidato Pengukuhan Guru
Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka
Cipta, 2002.
De Porter, Bobbi; Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2002. Quantum Teaching.
Editor, Hernacki, Mike. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari, Bandung: Kaifa PT.
Mizan Pustaka.
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mik. 2002. Quantum Learning, Diterjemahkan oleh
Alwiyah Adurrahman. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka
Forgaty, Robin, 1991. Integrate Curricula. Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Hadisubroto, Tisno dan Herawati, Siti Ida. 2002. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Johnson B. Elaine. 2006. Contextual Teaching and Learning. Diterjemahkan oleh Ibnu
Setiawan, MLC : Bandung.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning, Jakarta : Grasindo
Saryono, Djoko. 2007. Pembelajaran Quantum Sebagai Model Pembelajaran yang
Menyenangkan.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 76
Slavin E. Robbert. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Diterjemahkan
oleh Nurulita Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Sukardi Ujang, dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: CV Duta Graha
Pustaka.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Udin, S. Winataputra. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI.
Tilaar, H.A.R (1966 ).Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Abat ke
-21. Magelang : Indonesia Tora.
Wijaya, Cece,Et.Al , (1991 ).Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan .Bandung :
Rosdakarya.
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 77
Lampiran :
SISTEMATIKA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN ...........................
Mata Pelajaran : ..................................................
Kelas / Semester : ..................................................
Pertemuan ke : ..................................................
Alokasi Waktu : ..................................................
Standar Kompetensi : ..................................................
Kompetensi Dasar : ..................................................
Indikator : ..................................................
I. Tujuan Pembelajaran : ..................................................
II. Dampak Pengiring : ..................................................
III. Materi Ajar : ..................................................
IV. Metode Pembelajaran : ..................................................
V. Langkah-langkah Pembelajaran : ..................................................
A. Kegiatan Awal (......) : Motivasi
Apersepsi
Kompetensi
B. Kegiatan Inti (......) : Uraian
Contoh-contoh
Latihan dsb
C. Kegiatan Akhir (......) : Pembuatan ringkasan
Penilaian
Tindak lanjut
VI. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran :
A. Media/Alat Pembelajaran : ..................................................
B. Sumber Pembelajaran : ..................................................
VII. Penilaian
A. Prosedur : Tes awal, proses, tes akhir
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 78
B. Jenis tes : Tertulis, lisan, perbuatan
C. Bentuk tes : Obyektif, subyektif
D. Alat tes : Soal, kunci jawaban, kriteria
Penilaian, lembar pengamatan dsb.
Mengetahui
Instruktur PLPG
(.......................................)
Surakarta, ........................
Peserta PLPG
(.......................................)
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : ........................................................
MAPEL : ........................................................
KELAS/SMT : ........................................................
WAKTU : ........................................................
I. STADAR KOMPETENSI
1. ..........................................................................................................................
II. KOMPETENSI DASAR
1.1......................................................................................................................
III. INDIKATOR
1.1.1. ................................................................................................................
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
...........................................................................................................................
V. DAMPAK PENGIRING
...........................................................................................................................
VI. MATERI PEMBELAJARAN
...........................................................................................................................
VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : ..........................................................................
2. Model Pembelajaran : ..........................................................................
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
........................................................
........................................................
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
........................................................
b. Elaborasi
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 80
........................................................
c. Konfirmasi
........................................................
3. Penutup
........................................................
........................................................
IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
a. Media
........................................................ ..............................................................
b. Sumber Belajar
........................................................ ..............................................................
X. PENILAIAN
a. Prosedur : ................................................................................................
b. Jenis : ................................................................................................
c. Bentuk : ................................................................................................
d. Alat tes : ................................................................................................
Mengetahui
Instruktur PLPG
___________________
NIP. ..............................
Surakarta, Juni 2011
Peserta PLPG
___________________
NIP. ..............................
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH :
MAPEL :
KELAS/SMT :
WAKTU :
I. STANDART KOMPETENSI
II. KOMPETENSI DASAR
III. INDIKATOR
1. Kognitif
2. Afektif’
3. Psikomotor
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
2. Afektif’
3. Psikomotor
V. DAMPAK PENGIRING
VI. MATERI PEMBELAJARAN
VII. METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN
1. Metode
2. Model Pembelajaran
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Tahap KBM Pengorganisasian
Siswa Waktu
1 Pendahuluan
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3 Penutup
IX. MEDIA DAN SEMBER BELAJAR
1. Media
2. Sumber Belajar
X. PENILAIAN
1. Prosedur
2. Jenis
3. Bentuk
4. Alat Tes
a. Soal
b. Kunci
c. Skor
Surakarta,…….
Mengetahui Peserta PLPG
Instruktur PLPG
..,……………………
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH :
MAPEL :
KELAS/SMT :
WAKTU :
I. STANDART KOMPETENSI
II. KOMPETENSI DASAR
III. INDIKATOR
1. Kognitif
2. Afektif’
3. Psikomotor
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
2. Afektif’
3. Psikomotor
V. DAMPAK PENGIRING
VI. MATERI PEMBELAJARAN
VII. METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN
1. Metode
2. Model Pembelajaran
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Tahap KBM Nilai Karakter
1 Pendahuluan
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3 Penutup
IX. MEDIA DAN SEMBER BELAJAR
1. Media
2. Sumber Belajar
X. PENILAIAN
1. Prosedur
2. Jenis
3. Bentuk
4. Alat Tes
a. Soal
b. Kunci
c. Skor
Surakarta,………
Mengetahui Peserta PLPG
Instruktur PLPG
Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH :
MAPEL :
KELAS/SMT :
WAKTU :
I. STANDART KOMPETENSI
II. KOMPETENSI DASAR
III. INDIKATOR
1. Kognitif
2. Afektif’
3. Psikomotor
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
2. Afektif’
3. Psikomotor
V. DAMPAK PENGIRING
VI. MATERI PEMBELAJARAN
VII. METODE DAN MEDEL PEMBELAJARAN
1. Metode
2. Model Pembelajaran
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Tahap KBM Waktu
1 Pendahuluan
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3 Penutup
IX. MEDIA DAN SEMBER BELAJAR
1. Media
2. Sumber Belajar
X. PENILAIAN
1. Prosedur
2. Jenis
3. Bentuk
4. Alat Tes
a. Soal
b. Kunci
c. Skor
Surakarta,…….
Mengetahui Peserta PLPG
Instruktur PLPG