petunjuk teknistanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/buku juknis...

140
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2020 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

118 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

PETUNJUK TEKNISBANTUAN PEMERINTAH

PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

TAHUN ANGGARAN 2020

KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIANREPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

i

KATA PENGANTAR

Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga Pemerintah/Non Pemerintah. Bantuan Pemerintah yang disalurkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan meliputi bantuan sarana prasarana, bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah, pemberian penghargaan, bantuan operasional.

Bantuan Pemerintah dilaksanakan melalui Program Peningkatan Produksi Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan yang dijabarkan dalam enam kegiatan utama meliputi : Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang Umbi, Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan Organisme Pengganggu Tanaman, Dampak Perubahan Iklim, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

Dalam rangka peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan minimal 7% serta kenaikan tiga kali lipat ekspor di tahun 2024, dilaksanakan melalui pendekatan Kawasan Utama, Kawasan Andalan, Kawasan Pengembangan. Peningkatan nilai tambah dilakukan melalui pengolahan hasil, inovasi pengembangan produk baru, mekanisasi, hilirisasi, diversifikasi produk, serta kemudahan akses pasar. Pengelolaan sub system hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung, diarahkan pada pola pengembangan kawasan berbasis korporasi petani. Implementasi pelaksanaan kegiatan khusunya bantuan pemerintah tidak terlepas dari peran Kostratani, Kostrawil, Kostrada, Kostratanas, serta penggunaan sistem teknologi pertanian.

Anggaran Bantuan Pemerintah Tahun 2020 melalui APBN, dialokasikan kepada kelompok tani atau kelompok penerima dalam melaksanakan kegiatan tanaman pangan melalui bantuan benih, pupuk, pestisida, peralatan mesin pasca panen dan pengolah hasil, penerapan perbenihan, pengendalian hama terpadu dan dampak perubahan iklim, serta bantuan lainnya. Capaian output serta dampak pemberian bantuan pemerintah yang disalurkan harus terukur dan berkontribusi pada peningkatan produktivitas, produksi, peningkatan ekspor maupun penurunan losses hasil panen.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

ii

Dalam rangka pengelolaan Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka disusun Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun 2020, sebagai acuan kepada pelaksana di tingkat pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Jakarta, Desember 2019

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iDAFTAR ISI ................................................................................................ iiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi

BAB I. Pendahuluan .................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2. Pengertian ............................................................................. 2 1.3. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis ............................................ 17

BAB II. Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ........................................................................................... 18 2.1. Tujuan ..................................................................................... 18 2.2. Sasaran .................................................................................. 18 2.3. Indikator Keberhasilan ........................................................... 18 2.4. Pemberi Bantuan dan Sumber Pendanaan ............................ 18 2.5. Jenis Bentuk Bantuan Pemerintah ......................................... 19 2.6. Program, Kegiatan dan Output Kegiatan ................................ 24 2.7. Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)/Calon Penerima ............. 26

BAB III. Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai Aneka dan Kacang dan Umbi ........................................................ 30 3.1. Strategi Peningkatan Produksi Kedelai dan Komoditas Aneka Kacang Umbi... ....................................................................... 30 3.2. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ...................................... 32 3.3. Penerima Bantuan Pemerintah ............................................. 33 3.4. Bentuk Bantuan Pemerintah ................................................... 33 3.5. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah .. 34

BAB IV. Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan ProduksiTanaman Serealia .......................................................................................... 36 4.1. Strategi Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Komoditas Serealia Lainnya ..................................................................... 36 4.2. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ...................................... 39 4.3. Penerima Bantuan Pemerintah .............................................. 39 4.4. Bentuk Bantuan Pemerintah .................................................. 39

DAFTAR ISI

Halaman

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

iv

4.5. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah ............................................................................. 40

BAB V. Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan ................................................................ 42 5.1 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ...................................... 44 5.2. Penerima Bantuan Pemerintah .............................................. 44 5.3. Bentuk Bantuan Pemerintah .................................................. 45 5.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah .. 45

BAB VI. Bantuan Pemerintah Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI ............................ 48 6.1 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ...................................... 49 6.2. Penerima Bantuan Pemerintah .............................................. 49 6.3. Bentuk Bantuan Pemerintah .................................................. 50 6.4. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah .......................... 50

BAB VII. Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan .................................................................. 52 7.1. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ...................................... 54 7.2. Penerima Bantuan Pemerintah .............................................. 54 7.3. Bentuk Bantuan Pemerintah .................................................. 55 7.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah ............................................................................. 55 BAB VIII.Bantuan Pemerintah Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya ................................................................................ 57 8.1 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah ...................................... 58 8.2. Penerima Bantuan Pemerintah .............................................. 58 8.3. Bentuk Bantuan Pemerintah .................................................. 59 8.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah ...... 59 BAB IX. Tata Kelola Bantuan Pemerintah Dalam Bentuk Uang ................... 61 9.1. Bantuan Pemberian Penghargaan (Transfer uang)............... 61 9.2. Bantuan Operasional ............................................................ 62 9.3. Bantuan Sarana/Prasarana ................................................... 62

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

v

9.4. Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/ Bangunan ............................................................................... 64 9.5. Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Yang Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran ....... 66 9.6. Penyaluran Bantuan Pemerintah Melalui Bank Penyalur ...... 68 9.7. Ketentuan Perpajakan ........................................................... 68 9.8. Sanksi .................................................................................... 68 BAB X. Tata Kelola Bantuan Pemerintah Dalam Bentuk Barang ................... 69 10.1. Jenis Bantuan Pemerintah Dalam Bentuk Barang ................... 69 10.2. Penyaluran, Pencairan dan Penyelesaian Tagihan Bantuan Pemmerintah ............................................................... 69 10.3. Ketentuan Perpajakan ................................................................ 71 10.4. Sanksi ......................................................................................... 71

BAB XI. Pembinaan, Pengendalian, Evaluasi Dan Pelaporan .................... 72 11.1. Pembinaan dan Pengendalian ............................................. 72 11.2. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan .................................... 79 11.3 Pelaporan Hibah Barang Milik Negara (BMN) ........................ 80 11.4. Pencatatan Dan Penyelesaian Tunggakan ............................ 81

BAB XII. PENUTUP .................................................................................... 84LAMPIRAN ................................................................................................ 85

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi misi pembangunan 2020-2024 terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong, ditempuh melalui tujuh agenda Prioritas Pembangunan Nasional, salah satunya adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Pertanian merupakan sektor strategis berperan dalam prioritas nasional penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan yang dijabarkan kedalam program prioritas peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan serta peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, investasi.

Penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sebagaimana tertuang dalam Undang Undang No.20 tahun 2019 bahwa tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020 adalah pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas. Sektor pertanian dititik beratkan pada dua kegiatan Prioritas Nasional, yaitu: a) Nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja (PN3); b) Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup (PN4).

Sejalan dengan Prioritas Nasional, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan program utama yaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, yang dijabarkan ke dalam 8 (delapan) kegiatan utama meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

vi

Lampiran 1. Kegiatan dan Output Bantuan Pemerintah TA 2020 ............................................................................. 87Lampiran 2. Satuan Biaya Bantuan Pemerintah ................................... 93Lampiran 3. Form Usulan CPCL ............................................................ 97Lampiran 4. SK CPCL Dinas Kab/Kota ................................................. 98Lampiran 5 Persetujuan CPCL Dinas Provinsi ..................................... 101Lampiran 6 Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah .. ..................... 102Lampiran 7. Contoh Perjanjian Kerjasama (Trf Uang) ........................... 105Lampiran 8. Contoh Kuitansi (Trf Uang) ................................................ 112Lampiran 9. Contoh Lap kemajuan pekerjaan (Trf Uang).. .................... 113Lampiran 10. Contoh Format BAST (Trf Uang ........................................ 114Lampiran 11. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah ........ 115Lampiran 12. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN ............................. 116Lampiran 13. BAST Hibah BMN Pengadaan Pusat ............................... 120Lampiran 14. BAST Hibah BMN Pengadaan Daerah ............................. 123

LAMPIRAN

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi misi pembangunan 2020-2024 terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong, ditempuh melalui tujuh agenda Prioritas Pembangunan Nasional, salah satunya adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Pertanian merupakan sektor strategis berperan dalam prioritas nasional penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan yang dijabarkan kedalam program prioritas peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan serta peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, investasi.

Penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sebagaimana tertuang dalam Undang Undang No.20 tahun 2019 bahwa tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020 adalah pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas. Sektor pertanian dititik beratkan pada dua kegiatan Prioritas Nasional, yaitu: a) Nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja (PN3); b) Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup (PN4).

Sejalan dengan Prioritas Nasional, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan program utama yaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, yang dijabarkan ke dalam 8 (delapan) kegiatan utama meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

1

Lampiran 1. Kegiatan dan Output Bantuan Pemerintah TA 2020 ............................................................................. 87Lampiran 2. Satuan Biaya Bantuan Pemerintah ................................... 93Lampiran 3. Form Usulan CPCL ............................................................ 97Lampiran 4. SK CPCL Dinas Kab/Kota ................................................. 98Lampiran 5 Persetujuan CPCL Dinas Provinsi ..................................... 101Lampiran 6 Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah .. ..................... 102Lampiran 7. Contoh Perjanjian Kerjasama (Trf Uang) ........................... 105Lampiran 8. Contoh Kuitansi (Trf Uang) ................................................ 112Lampiran 9. Contoh Lap kemajuan pekerjaan (Trf Uang).. .................... 113Lampiran 10. Contoh Format BAST (Trf Uang ........................................ 114Lampiran 11. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah ........ 115Lampiran 12. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN ............................. 116Lampiran 13. BAST Hibah BMN Pengadaan Pusat ............................... 120Lampiran 14. BAST Hibah BMN Pengadaan Daerah ............................. 123

2. Dekonsentrasi adalah Pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu;

3. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau Desa, dari Pemerintah Provinsi kepada Kabupaten, atau kota dan/atau Desa, serta dari Pemerintah Kabupaten, atau kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan;

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disingkat RPJM adalah dokumen perencanaan pembangunan Nasional untuk periode 5 (lima tahun);

5. Prioritas Nasional adalah program/ kegiatan/ proyek untuk pencapaian Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan kebijakan Presiden lainnya;

6. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Renstra K/L, adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun;

7. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat RKP adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1 ( satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember;

8. Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementerian Lembaga (Renja-K/L), adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 1 ( satu) tahun;

Pengujian Benih (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan. Rincian kegiatan utama dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) yang meliputi output, sub output, komponen serta jenis belanja yang diklasifikasikan sesuai mekanismenya antara lain salah satunya adalah Bantuan Pemerintah.

Pelaksanaan Bantuan Pemerintah mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, serta perubahnnya yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016. Pada pasal 6, disebutkan bahwa Pengguna Anggaran (PA) menyusun Pedoman Umum, dan menunjuk Pejabat Eselon I selaku Penanggung Jawab Program menyusun Pedoman Teknis.

Berdasarkan PMK tersebut, telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020, dan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.218/HK.310/C/12/2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2020. Selanjutnya Direktur Jenderal Tanaman Pangan mendelegasikan kepada Direktur/Pejabat Eselon II untuk menyusun Petunjuk Pelaksanaan masing-masing Kegiatan Teknis.

1.2. Pengertian 1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi

kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga Pemerintah/Non Pemerintah;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

2

2. Dekonsentrasi adalah Pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu;

3. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau Desa, dari Pemerintah Provinsi kepada Kabupaten, atau kota dan/atau Desa, serta dari Pemerintah Kabupaten, atau kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan;

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disingkat RPJM adalah dokumen perencanaan pembangunan Nasional untuk periode 5 (lima tahun);

5. Prioritas Nasional adalah program/ kegiatan/ proyek untuk pencapaian Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan kebijakan Presiden lainnya;

6. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Renstra K/L, adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun;

7. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat RKP adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1 ( satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember;

8. Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementerian Lembaga (Renja-K/L), adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 1 ( satu) tahun;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

3

14. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program;

15. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu Kegiatan;

16. Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan kegiatan yang telah direncanakan;

17. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;

18. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;

19. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN;

20. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);

21. Bendahara dalam hal ini adalah Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga;

9. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disingkat RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya;

10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga serta disahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akutansi Pemerintah;

11. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan instansi Pemerintah/Lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi Pemerintah;

12. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pasa suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang bersifat personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa;

13. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

4

14. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program;

15. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu Kegiatan;

16. Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan kegiatan yang telah direncanakan;

17. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;

18. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;

19. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN;

20. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);

21. Bendahara dalam hal ini adalah Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

5

28. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar perkiraan buku besar meliputi kode dan uraian organisasi, fungsi dan sub fungsi, program, kegiatan, output, bagian anggaran/unit organisasi eselon I/Satker dan kode perkiraan yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran,serta pertanggungjawaban dan laporan keuangan pemerintah pusat;

29. Kontraktual adalah ikatan kontrak yang dilakukan antara pengelola bantuan pemerintah lingkup Kementerian Pertanian baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan penyedia barang/jasa;

30. Swakelola adalah kegiatan pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat;

31. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah;

32. Hibah BMN adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah pusat/ pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh pergantian;

33. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat;

22. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung;

23. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung;

24. Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara dan disampaikan kepada PP-SPM;

25. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

26. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM;

27. Akun adalah daftar perkiraan/kodefikasi yang disusun dan ditetapkan secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, serta pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

6

28. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar perkiraan buku besar meliputi kode dan uraian organisasi, fungsi dan sub fungsi, program, kegiatan, output, bagian anggaran/unit organisasi eselon I/Satker dan kode perkiraan yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran,serta pertanggungjawaban dan laporan keuangan pemerintah pusat;

29. Kontraktual adalah ikatan kontrak yang dilakukan antara pengelola bantuan pemerintah lingkup Kementerian Pertanian baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan penyedia barang/jasa;

30. Swakelola adalah kegiatan pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat;

31. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah;

32. Hibah BMN adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah pusat/ pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh pergantian;

33. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

7

41. Kelembagaan ekonomi petani yang selanjutnya disebut KEP adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usaha tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum;

42. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya disebut CPCL adalah calon petani penerima bantuan dan calon lokasi lahan yang akan menerima bantuan pemerintah;

43. Petani adalah perorangan warga negara Indoneseia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, didalam dan sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang;

44. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun/LMDH yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota;

45. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha;

46. Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang selanjutnya disebut LMDH adalah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berada didalam atau disekitar hutan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya;

34. Bank Penyalur adalah bank/pos mitra kerja sebagai tempat dibukanya rekening atas nama satuan kerja untuk menampung Dana Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan Pemerintah;

35. Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan yang menyertakan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pada setiap tahapan proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan;

36. Komando Strategis Pembangunan Pertanian selanjutnya disebut Kostratan adalah Gerakan pembaharuan pembangunan pertanian nasional berbasis Teknologi Informasi. Kostratani, berkedudukan di Kecamatan, Kostrada berkedudukan di dinas Kabupaten atau kota yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian; Kostrawil berkedudukan di Provinsi; dan Kostratanas berkedudukan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian;

37. Komando Strategis Petani selanjutnya disebut Kostratani adalah gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian;

38. BPP adalah lembaga penyuluhan pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi penyuluhan pertanian pada tingkat kecamatan serta merupakan unit kerja nonstruktural dengan wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan;

39. Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan Penyuluhan Pertanian;

40. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentinganpetani;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

8

41. Kelembagaan ekonomi petani yang selanjutnya disebut KEP adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usaha tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum;

42. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya disebut CPCL adalah calon petani penerima bantuan dan calon lokasi lahan yang akan menerima bantuan pemerintah;

43. Petani adalah perorangan warga negara Indoneseia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, didalam dan sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang;

44. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun/LMDH yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota;

45. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha;

46. Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang selanjutnya disebut LMDH adalah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berada didalam atau disekitar hutan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

9

54. Pelaku Usaha Pertanian adalah Setiap Orang yang melakukan usaha Prasarana Budi Daya Pertanian, Sarana Budi Daya Pertanian, budi daya Pertanian, panen, pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil Pertanian, serta jasa penunjang Pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia;

55. Rencana Usaha Kelompok (RUK) adalah Rencana kerja usaha tani dari kelompok tani/ gabungan kelompok tani/penerima bantuan untuk satu periode tanam atau periode tertentu, disusun berdasarkan hasil musyawarah meliputi kebutuhan sarana prasarana maupun biaya lain, jumlah/volume, satuan biaya berdasarkan harga yang wajar;

56. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja,dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem;

57. Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam hayati dalam memproduksi komoditas pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup;

58. Tanaman adalah sumber daya alam nabati yang dibudidayakan mencakup tanaman semusim dan tahunan;

59. Benih Tanaman adalah Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembang biakkan Tanaman;

60. Varietas Tanaman yang selanjutnya disebut Varietas, adalah sekelompok Tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk Tanaman, pertumbuhan Tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik

47. Kelompok Tani Hutan yang selanjutnya disebut KTH adalah kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan di dalam dan diluar kawasan hutan yang meliputi usaha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, baik di hulu maupun di hilir;

48. Kelompok Petani Kebun adalah kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang perkebunan;

49. Kelompok Usaha Bersama yang selanjutnya disebut (KUB) adalah kelompok yang dibentuk oleh beberapa orang anggota masyarakat untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan;

50. Kelompok Usaha Bersama Petani Muda adalah Kumpulan Pemuda/ Petani Muda yang bergabung dan bekerjasama mengelola usaha pertanian bersama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha;

51. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang - seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan;

52. Unit Pengelola Jasa Alsintan yang selanjutnya disebut UPJA adalah lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan;

53. Brigade Alsintan adalah satuan mobilisasi sarana/alat mesin pertanian prapanen dan pascapanen yang dikelola dalam struktur organisasi yang jelas dan berfungsi mengkoordinir kegiatan prapanen dan pascapanen di wilayahnya;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

10

54. Pelaku Usaha Pertanian adalah Setiap Orang yang melakukan usaha Prasarana Budi Daya Pertanian, Sarana Budi Daya Pertanian, budi daya Pertanian, panen, pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil Pertanian, serta jasa penunjang Pertanian yang berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia;

55. Rencana Usaha Kelompok (RUK) adalah Rencana kerja usaha tani dari kelompok tani/ gabungan kelompok tani/penerima bantuan untuk satu periode tanam atau periode tertentu, disusun berdasarkan hasil musyawarah meliputi kebutuhan sarana prasarana maupun biaya lain, jumlah/volume, satuan biaya berdasarkan harga yang wajar;

56. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja,dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem;

57. Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam hayati dalam memproduksi komoditas pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup;

58. Tanaman adalah sumber daya alam nabati yang dibudidayakan mencakup tanaman semusim dan tahunan;

59. Benih Tanaman adalah Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembang biakkan Tanaman;

60. Varietas Tanaman yang selanjutnya disebut Varietas, adalah sekelompok Tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk Tanaman, pertumbuhan Tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

11

67. Penambahan Areal Tanam Baru yang selanjutnya disebut PATB adalah penanaman padi, jagung, kedelai pada lahan yang belum pernah ditanami komoditas tersebut;

68. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik;

69. Pupuk Urea adalah pupuk kimia tunggal yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi minimal 45%. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi baik;

70. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah;

71. Pupuk Anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk;

72. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air;

73. Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2 dan sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagi tanah dan tanaman yang berfungsi mensuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO);

genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan;

61. Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau mengakibatkan kematian tumbuhan;

62. Sarana Budi Daya Pertanian adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan/atau bahan yang dibutuhkan untuk budi daya Pertanian;

63. Prasarana Budi Daya Pertanian adalah segala sesuatu yang menjadi penunjang utama dan pendukung budi daya Pertanian;

64. Intensifikasi Pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan yang sudah ada dengan pola penerapan teknologi budidaya yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar melalui penerapan teknologi tepat guna, pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, bahan organik, dan lainnya;

65. Ektensifikasi Pertanian adalah usaha memperluas lahan pertanian pada wilayah yang sebelumnya belum dimanfaatkan atau belum dioptimalkan, misalnya lahan hutan, rawa, padang rumput, gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan marginal (terpinggirkan);

66. Indeks Pertanaman merupakan hasil perbandingan antara jumlah luas masing-masing jenis tanaman dalam pola tanam selama setahun dengan luas lahan yang tersedia untuk ditanami dikalikan 100;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

12

67. Penambahan Areal Tanam Baru yang selanjutnya disebut PATB adalah penanaman padi, jagung, kedelai pada lahan yang belum pernah ditanami komoditas tersebut;

68. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik;

69. Pupuk Urea adalah pupuk kimia tunggal yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi minimal 45%. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi baik;

70. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah;

71. Pupuk Anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk;

72. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air;

73. Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2 dan sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagi tanah dan tanaman yang berfungsi mensuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO);

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

13

81. Benih Jagung Hibrida adalah jagung yang benihnya merupakan keturunan pertama dari persilangan dua galur atau lebih yang sifat-sifat individunya heterozigot dan homogen;

82. Padi Gogo adalah tanaman pertanian yang diusahakan di lahan kering pada di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada bagian teratas dari suatu daerah berlereng yang tidak/kurang mampu menampung air relatif lama;

83. Lahan rawa, adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air atau tergenang air dangkal, berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar di musim hujan. Zona wilayah rawa terbagi dalam 3 zona yaitu; zona 1: wilayah pasang surut air asin; zona 2: wilayah rawa pasang surut air tawar; zona 3: wilayah rawa lebak atau rawa non pasang surut;

84. Rawa pasang surut diartikan sebagai daerah rawa yang mendapatkan pengaruh langsung atau tidak langsung oleh ayunan pasang surut air laut harian atau sungai di sekitarnya;

85. Rawa lebak adalah kawasan rawa yang genangan airnya dipengaruhi air hujan atau luapan sungai. Lebak biasanya berada di antara dua buah sungai besar di dataran rendah. Berbeda dengan rawa pasang surut yang genangan airnya dipengaruhi pasang surut air laut harian, lebak tergenang selama musim hujan dan berangsur-angsur kering pada musim kemarau. Ada tiga jenis lebak berdasarkan tinggi dan lama genangan. Lebak pematang atau dangkal, bila genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan; lebak tengahan, dengan genangan air antara 50–100 cm selama 3—6 bulan; dan lebak dalam bila genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan

74. Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia;

75. Insektisida Biologi adalah pengendali hama pengganggu tanaman, antara lain ngengat, larva, ulat, wereng, belalang, uret, trips, aphis dll yang ramah lingkungan;

76. Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian;

77. Rice Milling Unit (RMU) adalah jenis penggilingan padi yang kompak dan mudah dioperasikan dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses;

78. Dryer adalah mesin pengering sistem sirkulasi yang terdiri dari ruang pengering, ruang tempering, konveyor, elevator, sumber pemanas, motor penggerak, kipas, dan perlengkapan pendukung lainnya yang berfungsi untuk menurunkan kadar air sampai kadar air tertentu dengan cara menghembuskan atau menghisap udara panas tegak lurus arah sirkulasi bahan yang akan dikeringkan;

79. Pengering Ultra Violet (UV) adalah pengering gabah/jagung/kedelai dengan memanfaatkan sinar matahari dengan rumah plastik UV;

80. Benih Varietas Unggul Bersertifikat, adalah benih varietas unggul yang dalam proses produksinya dilaksanakan sesuai peraturan sertifikasi benih;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

14

81. Benih Jagung Hibrida adalah jagung yang benihnya merupakan keturunan pertama dari persilangan dua galur atau lebih yang sifat-sifat individunya heterozigot dan homogen;

82. Padi Gogo adalah tanaman pertanian yang diusahakan di lahan kering pada di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada bagian teratas dari suatu daerah berlereng yang tidak/kurang mampu menampung air relatif lama;

83. Lahan rawa, adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air atau tergenang air dangkal, berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar di musim hujan. Zona wilayah rawa terbagi dalam 3 zona yaitu; zona 1: wilayah pasang surut air asin; zona 2: wilayah rawa pasang surut air tawar; zona 3: wilayah rawa lebak atau rawa non pasang surut;

84. Rawa pasang surut diartikan sebagai daerah rawa yang mendapatkan pengaruh langsung atau tidak langsung oleh ayunan pasang surut air laut harian atau sungai di sekitarnya;

85. Rawa lebak adalah kawasan rawa yang genangan airnya dipengaruhi air hujan atau luapan sungai. Lebak biasanya berada di antara dua buah sungai besar di dataran rendah. Berbeda dengan rawa pasang surut yang genangan airnya dipengaruhi pasang surut air laut harian, lebak tergenang selama musim hujan dan berangsur-angsur kering pada musim kemarau. Ada tiga jenis lebak berdasarkan tinggi dan lama genangan. Lebak pematang atau dangkal, bila genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan; lebak tengahan, dengan genangan air antara 50–100 cm selama 3—6 bulan; dan lebak dalam bila genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

15

92. Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan sesuai yang direncanakan;

93. Pemantauan adalah kegiatan memantau perkembangan pelaksanaan rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/ atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin;

94. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar yang ditetapkan;

95. Laporan adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah, sedang atau akan dilaksanakan sebagai indikator pelaksanaan kegiatan sesuai yang direncanakan;

1.3. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, memuat antara lain: Dasar hukum pemberian bantuan pemerintah, tujuan dan sasaran, pemberi bantuan, bentuk bantuan, persyaratan penerima, rincian bantuan, tatakelola pencairan, penyaluran dan pertanggung jawaban, ketentuan perpajakan dan sanksi, serta hal lainnya terkait Bantuan Pemerintah.

86. Kawasan Tanaman Pangan adalah gabungan sentra-sentra pertanian (Cluster) yang mengembangkan komoditas tanaman pangan yang memenuhi batas minimal skala ekonomi pengusahaan dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah secara berkelanjutan serta terkait secara fungsional dalam hal potensi sumber daya alam, kondisi sosial budaya, faktor produksi dan keberadaan infrastruktur penunjang;

87. Cluster Tanaman Pangan merupakan bagian dari Kawasan Tanaman Pangan yang terdiri dari kelompoktani/Gabungan Kelompoktani yang saling berhubungan atau saling terikat memiliki ciri tertentu dalam kegiatan produksi komoditas unggulan tanaman pangan yang ditunjang oleh prasarana dan sarana produksi dalam suatu kesatuan fungsional fisik lahan, agroklimat, letak geografis yang berdekatan atau dalam satu hamparan, infrastruktur dan kelembagaan serta sumber daya manusianya;

88. Korporasi Petani adalah Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani;

89. Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani adalah Kawasan Pertanian yang dikembangkan dengan strategi memberdayakan dan mengkorporasikan petani;

90. Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi Petani adalah Kawasan Pertanian Tanaman Pangan yaitu padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya, dikembangkan dengan strategi memberdayakan dan mengkorporasikan petani;

91. Pembinaan adalah proses, pembuatan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

16

92. Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan sesuai yang direncanakan;

93. Pemantauan adalah kegiatan memantau perkembangan pelaksanaan rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/ atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin;

94. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar yang ditetapkan;

95. Laporan adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah, sedang atau akan dilaksanakan sebagai indikator pelaksanaan kegiatan sesuai yang direncanakan;

1.3. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, memuat antara lain: Dasar hukum pemberian bantuan pemerintah, tujuan dan sasaran, pemberi bantuan, bentuk bantuan, persyaratan penerima, rincian bantuan, tatakelola pencairan, penyaluran dan pertanggung jawaban, ketentuan perpajakan dan sanksi, serta hal lainnya terkait Bantuan Pemerintah.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

17

untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawabnya.

Untuk pengelolaan dana Tugas Pembantuan, Menteri Pertanian memberikan Penugasan kepada Gubernur, dan untuk dana Dekonsentrasi Menteri Pertanian melimpahkan kewenangan untuk melaksanakan dan mengelola kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga

Penugasan dan pelimpahan kewenangan dilaksanakan berdasarkan asas akuntabilitas, efisiensi, eksternalitas dan prioritas nasional

2.5 Jenis Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, antara lain:

1. Bantuan sarana/prasarana, meliputi:

bantuan alat mesin pasca panen

alat mesin pengolahan hasil /Unit Pengolahan Hasil (UPH)

bantuan alsin penanganan kekeringan,

bantuan lainnya.

Bantuan dapat diberikan kepada petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Mellenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, Sentra Pelayanan Padi Terpadu (SP3T), Kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah

BAB II BANTUAN PEMERINTAH

LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

2.1 Tujuan Memberikan bantuan komponen input budidaya tanaman pangan,

penanganan pasca panen, pengolahan hasil tanaman pangan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu hasil tanaman pangan serta mendukung peningkatan ekspor. Bantuan melalui dana APBN termasuk dana monitoring dan pembinaan.

2.2 Sasaran Tersalurnya bantuan komponen input budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan hasil tanaman pangan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu hasil tanaman pangan serta mendukung peningkatan ekspor.

2.3 Indikator Keberhasilan Bantuan pemerintah tersalur 100 % kepada penerima manfaat untuk mendukung pertumbuhan produksi minimal 7% dan peningkatan ekspor tiga kali lipat komoditas utama tanaman pangan sampai dengan tahun 2024 baik komoditas segar, olahan serta turunannya.

2.4 Pemberi Bantuan dan Sumber Pendanaan Pemberi Bantuan adalah Pemerintah melalui APBN Kementerian Pertanian. Pengguna Anggaran (PA) adalah Menteri Pertanian yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran. Selanjutnya PA memberikan kuasa kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

18

untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawabnya.

Untuk pengelolaan dana Tugas Pembantuan, Menteri Pertanian memberikan Penugasan kepada Gubernur, dan untuk dana Dekonsentrasi Menteri Pertanian melimpahkan kewenangan untuk melaksanakan dan mengelola kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga

Penugasan dan pelimpahan kewenangan dilaksanakan berdasarkan asas akuntabilitas, efisiensi, eksternalitas dan prioritas nasional

2.5 Jenis Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, antara lain:

1. Bantuan sarana/prasarana, meliputi:

bantuan alat mesin pasca panen

alat mesin pengolahan hasil /Unit Pengolahan Hasil (UPH)

bantuan alsin penanganan kekeringan,

bantuan lainnya.

Bantuan dapat diberikan kepada petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Mellenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, Sentra Pelayanan Padi Terpadu (SP3T), Kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

19

4. Pemberian Penghargaan, meliputi bantuan dalam rangka pemberian penghargaan kepada perorangan, Petugas Lapangan, PNS/pegawai fungsional, petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani Penangkar, Produsen Benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, Sentra Pelayanan Padi Terpadu (SP3T), kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Kostratani/BPP/BP3K/ Petugas Lapangan, Pelaku agribisnis pertanian, Eksportir, Investor, Mahasiswa, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah.

5. Bantuan Operasional, dapat diberikan kepada petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Kostratani/BPP/BP3K/Petugas Lapangan, Lembaga/Instansi Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah.

Pada Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), mekanisme dan pola pelaksanaan Jenis-jenis Bantuan Pemerintah tersebut di atas, mengacu pada Penggunaan akun/MAK Belanja Bantuan Pemerintah, yang dikelompokan sebagai berikut:

1. Bantuan Pemerintah dalam bentuk sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/ bangunan dialokasikan pada Kelompok Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah (akun 5261xx).

2. Bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/bangunan, meliputi:

bantuan pembuatan/rehabilitasi bangunan tempat kedudukan alsintan dryer, RMU

dryer ultra violet

bantuan lainnya

Bantuan dapat diberikan kepada Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, Sentra Pelayanan Padi Terpadu (SP3T), kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah

3. Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah, meliputi:

bantuan benih padi, jagung, kedelai, dan komoditas tanaman pangan lainnya

bantuan sarana produksi: pupuk, pestisida/herbisida, rhizobium, dolomit, lainnya

bantuan lainnya

Bantuan dapat diberikan kepada petani, kelompok Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

20

4. Pemberian Penghargaan, meliputi bantuan dalam rangka pemberian penghargaan kepada perorangan, Petugas Lapangan, PNS/pegawai fungsional, petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani Penangkar, Produsen Benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, Sentra Pelayanan Padi Terpadu (SP3T), kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Kostratani/BPP/BP3K/ Petugas Lapangan, Pelaku agribisnis pertanian, Eksportir, Investor, Mahasiswa, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah.

5. Bantuan Operasional, dapat diberikan kepada petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Kostratani/BPP/BP3K/Petugas Lapangan, Lembaga/Instansi Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah.

Pada Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), mekanisme dan pola pelaksanaan Jenis-jenis Bantuan Pemerintah tersebut di atas, mengacu pada Penggunaan akun/MAK Belanja Bantuan Pemerintah, yang dikelompokan sebagai berikut:

1. Bantuan Pemerintah dalam bentuk sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/ bangunan dialokasikan pada Kelompok Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah (akun 5261xx).

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

21

Tabel 1. Kodefikasi Akun 526 Belanja Barang Untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda dan Akun 5212 Belanja Barang Non Operasional:

No Akun 4 Digit Akun 5 Digit Akun 6 Digit Sistem Akutansi (SAIBA & SIMAK)

5261 526111.Belanja Tanah untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526112.Belanja alsin untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526113.Belanja Gedung & Bangunan untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526114.Belanja jalan, irigasi, jaringan untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526115.Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526121.Belanja Tanah untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang526122.Belanjaperalatan mesin untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang526123.Belanja gedung & bangunan untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang526124.Belanja Jaringan, irigasi untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang

5263 52631. Transfer Barang

526311.Belanja BarangBantuan Lainnya untuk diserahkan ke Pemda/Masy

Pendekatan Aset <6bln, BAST Hibah BMN 526

Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat

52631. Transfer Uang

526312.Belanja Barang untuk bantuan lainnya yg memiliki karakteristik bantuan pemerintah

Pendekatan Beban, tidak perlu Hibah BMN 526

3 5212 521219. Belanja Barang Non Operasional Lainnya521234.Belanja Barang pemberian penghargaan dalam bentuk barang521213.Belanja Barang pemberian penghargaan dalam bentuk uang

521233.Belanja Barang bantuan operasional dalam bentuk uang

5262 526211.Belanja barang penunjang dekon untuk diserahkan ke Pemda526212.Belanja barang penunjang tugas pembantuan untuk diserahkan ke Pemda526222.Belanja peralatan mesin Tgs pemb untuk diserahkan ke Pemda526223.Belanja gedung dan bangunan Tgs pemb untuk diserahkan ke Pemda526224.Belanja jalan, irigasi & jaringan Tgs pemb untuk diserahkan ke Pemda

Transfer Barang/ UangBelanja Barang Non

Operasional meliputi: a) Bantuan operasional, b) Pemberian penghargaan

4 52621. Transfer Barang

Pendekatan Aset <6bln, BAST Hibah BMN 526

Belanja Barang Penunjang Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan untuk diserahkan ke Pemda

2

1 52611. Transfer Barang

Pendekatan Aset <6bln, BAST Hibah BMN 526

Belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat , meliputi: a) Bantuan sarana prasarana b) Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan

52612. Transfer Uang

Pendekatan Beban, tidak perlu Hibah BMN 526

2. Bantuan Pemerintah dalam bentuk Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran dialokasikan pada Kelompok Akun Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah (akun 5263xx).

3. Bantuan Pemerintah Pemberian Penghargaan dan Bantuan Operasional dialokasikan pada Kelompok Akun Belanja Barang Non Operasional (akun 5212xx).

4. Belanja Barang Penunjang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah dialokasikan pada Kelompok Akun 5262xx.

Klasifikasi penggunaan akun dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

22

Tabel 1. Kodefikasi Akun 526 Belanja Barang Untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda dan Akun 5212 Belanja Barang Non Operasional:

No Akun 4 Digit Akun 5 Digit Akun 6 Digit Sistem Akutansi (SAIBA & SIMAK)

5261 526111.Belanja Tanah untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526112.Belanja alsin untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526113.Belanja Gedung & Bangunan untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526114.Belanja jalan, irigasi, jaringan untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526115.Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada Masy/Pemda526121.Belanja Tanah untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang526122.Belanjaperalatan mesin untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang526123.Belanja gedung & bangunan untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang526124.Belanja Jaringan, irigasi untuk diserahkan kepada Masy/Pemda bentuk uang

5263 52631. Transfer Barang

526311.Belanja BarangBantuan Lainnya untuk diserahkan ke Pemda/Masy

Pendekatan Aset <6bln, BAST Hibah BMN 526

Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat

52631. Transfer Uang

526312.Belanja Barang untuk bantuan lainnya yg memiliki karakteristik bantuan pemerintah

Pendekatan Beban, tidak perlu Hibah BMN 526

3 5212 521219. Belanja Barang Non Operasional Lainnya521234.Belanja Barang pemberian penghargaan dalam bentuk barang521213.Belanja Barang pemberian penghargaan dalam bentuk uang

521233.Belanja Barang bantuan operasional dalam bentuk uang

5262 526211.Belanja barang penunjang dekon untuk diserahkan ke Pemda526212.Belanja barang penunjang tugas pembantuan untuk diserahkan ke Pemda526222.Belanja peralatan mesin Tgs pemb untuk diserahkan ke Pemda526223.Belanja gedung dan bangunan Tgs pemb untuk diserahkan ke Pemda526224.Belanja jalan, irigasi & jaringan Tgs pemb untuk diserahkan ke Pemda

Transfer Barang/ UangBelanja Barang Non

Operasional meliputi: a) Bantuan operasional, b) Pemberian penghargaan

4 52621. Transfer Barang

Pendekatan Aset <6bln, BAST Hibah BMN 526

Belanja Barang Penunjang Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan untuk diserahkan ke Pemda

2

1 52611. Transfer Barang

Pendekatan Aset <6bln, BAST Hibah BMN 526

Belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat , meliputi: a) Bantuan sarana prasarana b) Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan

52612. Transfer Uang

Pendekatan Beban, tidak perlu Hibah BMN 526

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

23

produksi dan akselerasi peningkatan ekspor melalui pengembangan kawasan tanaman pangan. Ketentuan lebih lanjut tentang kawasan tanaman pangan diatur dalam Pedoman Program Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi Petani (ProPaktani).

Dalam rangka pencapaian target peningkatan produksi dan ekspor, diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan pihak eksternal, diantaranya: Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pelaku usaha. Disamping itu juga fokus melaksanakan program prioritas melalui pendekatan kawasan utama, andalan dan pengembangan. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pengolahan, pengembangan produk baru, dan kemudahan akses pasar, sehingga petani mendapatkan jaminan dari usahataninya. Inisiatif dalam pengembangan produk inovatif sebagai turunan dari capaian target program pembangunan pertanian berupa mekanisasi, hilirisasi, dan diversifikasi produk.

Sasaran peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. Sasaran Produksi Tahun 2020-2024 2020-2024

L. Tanam (Jt Ha)

L. Panen (Jt Ha)

Provitas (Kw/Ha)

Produksi (Jt Ton)

% Produksi (Jt Ton)

Produksi (Jt Ton)

Produksi (Jt Ton)

Produksi (Jt Ton)

Pertum- buhan (%)

1 Padi 11,67 11,28 52,45 59,15 12,1% 62,50 67,00 71,50 74,00 7,0%

2 Jagung 4,49 4,33 55,78 24,17 7,0% 26,00 28,00 29,50 31,70 7,0%

3 Kedelai 0,30 0,29 14,45 0,42 16,8% 0,44 0,48 0,50 0,52 7,8%

4 Kacang Tanah 0,34 0,33 13,14 0,44 7,0% 0,47 0,50 0,55 0,58 7,3%

5 Kacang Hijau 0,17 0,16 8,82 0,14 7,0% 0,16 0,17 0,18 0,19 7,5%

6 Ubi Kayu 0,60 0,58 242,23 14,09 7,0% 15,10 16,15 17,50 18,50 7,0%

7 Ubi Jalar 0,07 0,06 223,90 1,43 7,0% 1,53 1,64 1,75 1,88 7,0%

17,63 17,04 58,60 99,84 9,1% 106,20 113,94 121,48 127,37 7,2%

2024

Jumlah

No. Komoditas2020 2021 2022 2023

2.6. Program, Kegiatan dan Output Kegiatan Bantuan Pemerintah dilaksanakan berdasarkan Program, Kegiatan, dan output Kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian target produksi dan produktivitas, serta akselerasi ekspor pertanian.

Tabel 2. Uraian Program, Kegiatan, Output Bantuan Pemerintah:

Kode Program/ Kegiatan/ Output Satuan

018.03 Ditjen Tanaman Pangan018.03.06 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 1761.611 Kawasan Kedelai Hektar 1761.612 Kawasan Ubi Kayu Hektar 1761.613 Kawasan Ubi Jalar Hektar 1761.614 Kawasan Kacang Tanah Hektar 1761.615 Kawasan Kacang Hijau Hektar 1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1762.621 Kawasan Padi Hektar 1762.622 Kawasan Jagung Hektar 1762.625 Kawasan Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) Hektar 1762.626 Kawasan Serealia Lainnya Hektar 1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 1763.632 Areal Sertifikasi Benih Hektar 1763.633 Areal yang diberikan Bantuan Benih Padi Bersertifikat Hektar

1.763.635 Benih Sumber padi Kg 1763.639 Produsen Benih Padi Hektar 1763.640 Produsen Benih Jagung Hektar 1763.643 Areal yang diberikan Bantuan Benih Jagung Bersertifikat Hektar 1764 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 1764.641 Areal yang difasilitasi untuk penanganan OPT Hektar 1764.645 Areal yang mendapatkan Sarana Prasarana Pengendalian OPT Hektar 1766 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan 1766.950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan 1768 Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 1768.007 Model Peramalan OPT Model 5885 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 5885.851 Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Unit 5885.852 Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Unit 5885.853 Penerapan Standardisasi dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Sert/Reg Sejalan dengan program utama Kementerian Pertanian, bahwa pembangunan tanaman pangan difokuskan pada peningkatan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

24

produksi dan akselerasi peningkatan ekspor melalui pengembangan kawasan tanaman pangan. Ketentuan lebih lanjut tentang kawasan tanaman pangan diatur dalam Pedoman Program Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi Petani (ProPaktani).

Dalam rangka pencapaian target peningkatan produksi dan ekspor, diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan pihak eksternal, diantaranya: Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pelaku usaha. Disamping itu juga fokus melaksanakan program prioritas melalui pendekatan kawasan utama, andalan dan pengembangan. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui pengolahan, pengembangan produk baru, dan kemudahan akses pasar, sehingga petani mendapatkan jaminan dari usahataninya. Inisiatif dalam pengembangan produk inovatif sebagai turunan dari capaian target program pembangunan pertanian berupa mekanisasi, hilirisasi, dan diversifikasi produk.

Sasaran peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. Sasaran Produksi Tahun 2020-2024 2020-2024

L. Tanam (Jt Ha)

L. Panen (Jt Ha)

Provitas (Kw/Ha)

Produksi (Jt Ton)

% Produksi (Jt Ton)

Produksi (Jt Ton)

Produksi (Jt Ton)

Produksi (Jt Ton)

Pertum- buhan (%)

1 Padi 11,67 11,28 52,45 59,15 12,1% 62,50 67,00 71,50 74,00 7,0%

2 Jagung 4,49 4,33 55,78 24,17 7,0% 26,00 28,00 29,50 31,70 7,0%

3 Kedelai 0,30 0,29 14,45 0,42 16,8% 0,44 0,48 0,50 0,52 7,8%

4 Kacang Tanah 0,34 0,33 13,14 0,44 7,0% 0,47 0,50 0,55 0,58 7,3%

5 Kacang Hijau 0,17 0,16 8,82 0,14 7,0% 0,16 0,17 0,18 0,19 7,5%

6 Ubi Kayu 0,60 0,58 242,23 14,09 7,0% 15,10 16,15 17,50 18,50 7,0%

7 Ubi Jalar 0,07 0,06 223,90 1,43 7,0% 1,53 1,64 1,75 1,88 7,0%

17,63 17,04 58,60 99,84 9,1% 106,20 113,94 121,48 127,37 7,2%

2024

Jumlah

No. Komoditas2020 2021 2022 2023

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

25

Sejalan dengan Permentan No.49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratan), bahwa Kostratani merupakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.

Peran BPP sangat strategis sebagai komponen yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah lingkup Ditjen Tanaman Pangan, terutama dalam hal usulan CPCL, pengawalan tanam, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan dan pemasaran di tingkat petani, Poktan/Gapoktan. Sesuai Permentan tersebut, bahwa tugas Kostratani salah satunya adalah melaksanakan koordinasi dan sinergi kegiatan pembangunan pertanian meliputi: 1. Pendataan dan penguatan data potensi pertanian di

Kecamatan, meliputi luas baku lahan, luas tanam, produksi, luas panen, produktivitas, alat mesin pertanian pra dan pasca panen, pengolahan hasil dan pemasaran produk per komoditas;

2. Penguatan pos penyuluhan desa; 3. Penguatan Kelembagaan Petani, Kelembagaan Ekonomi

Petani; 4. Pengusulan anggaran kegiatan pembangunan pertanian 5. Fasilitasi pengembangan kemitraan petani atau kelompok tani

dan pelaku usaha; dan 6. Pendampingan, pengawalan, penyusunan rencana

pelaksanaan program pembangunan pertanian, antara lain varietas, benih atau bibit, pupuk, obat obatan, pakan, pola tanam, kalender tanam, pasca panen, rencana definitif kelompok tani (RDK) atau rencana delinitif kebutuhan kelompok (RDKK);

Dalam rangka peningkatan produksi dan akselerasi peningkatan ekspor komoditas tanaman pangan, sumber pendanaan bantuan pemerintah melalui APBN hanya sebagian dari total investasi di sub sektor tanaman pangan, dan sifatnya hanya trigger/pemicu. Diperlukan sumber pendanaan lain untuk membantu petani dan pelaku agribisnis tanaman pangan baik melalui DAK, Subsidi, APBD, APBN Kementerian/Lembaga Lain (PUPR, Kemendes, Kemensos), BUMN, perbankan, investor swasta, dan stakeholders lainnya.

Kementerian Pertanian tahun 2020 mendorong optimalisasi pemanfaatan Kredir Usaha Rakyat (KUR) yang nilainya terus berkembang setiap tahun dan mengalami kenaikan plafond di tahun 2020 menjadi Rp 190 trilyun. Disamping kenaikan flafond juga beberapa perubahan kebijakan yang lebih pro kerakyatan, seperti penurunan suku bunga menjadi 6%, plafond KUR Mikro naik dari 25 juta menjadi Rp 50 juta per debitur, serta kenaikan target di sektor produksi sebesar minimal 60%.

Target KUR untuk komoditas tanaman Pangan : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, porang, komoditas tanaman pangan lainnya pada tahun 2020 sebesar Rp 14,25 Trilyun.

2.7. Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)/Calon Penerima Mengacu pada pasal 4 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020, bahwa pelaksanaan bantuan pemerintah dalam rangka mendukung pencapaian target produksi dan produktifitas, serta akselerasi ekspor dengan menggunakan pendekatan Kostratani, Kostrawil, Kostrada, Kostratanas, dan penggunaan sistem teknologi pertanian.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

26

Sejalan dengan Permentan No.49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratan), bahwa Kostratani merupakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.

Peran BPP sangat strategis sebagai komponen yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah lingkup Ditjen Tanaman Pangan, terutama dalam hal usulan CPCL, pengawalan tanam, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan dan pemasaran di tingkat petani, Poktan/Gapoktan. Sesuai Permentan tersebut, bahwa tugas Kostratani salah satunya adalah melaksanakan koordinasi dan sinergi kegiatan pembangunan pertanian meliputi: 1. Pendataan dan penguatan data potensi pertanian di

Kecamatan, meliputi luas baku lahan, luas tanam, produksi, luas panen, produktivitas, alat mesin pertanian pra dan pasca panen, pengolahan hasil dan pemasaran produk per komoditas;

2. Penguatan pos penyuluhan desa; 3. Penguatan Kelembagaan Petani, Kelembagaan Ekonomi

Petani; 4. Pengusulan anggaran kegiatan pembangunan pertanian 5. Fasilitasi pengembangan kemitraan petani atau kelompok tani

dan pelaku usaha; dan 6. Pendampingan, pengawalan, penyusunan rencana

pelaksanaan program pembangunan pertanian, antara lain varietas, benih atau bibit, pupuk, obat obatan, pakan, pola tanam, kalender tanam, pasca panen, rencana definitif kelompok tani (RDK) atau rencana delinitif kebutuhan kelompok (RDKK);

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

27

diseleksi/diverifikasi sesuai kewenangan sebelum ditetapkan sebagai Penerima Bantuan Pemerintah oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan di sahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Beberapa perbaikan dalam CPCL Bantuan Pemerintah tahun 2020, meliputi:

1. Penyederhanaan formulir dan alur CPCL

2. Melibatkan peran Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan

3. Percepatan proses administrasi sampai penetapan Penerima

4. Penggunaan sistem aplikasi terintegrasi

5. Proses verifikasi berjenjang

6. Melengkapi NIK, Nomor HP, dokumen pendukung lainnya

7. CPCL mencantumkan kondisi existing produktivitas dan target peningkatan produktivitas yang akan dicapai. Untuk bantuan alsintan pasca panen berupa target penurunan susut hasil.

Gambar 1. Alur seleksi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)

Mekanisme perencanaan Bantuan Pemerintah disusun dengan pendekatan top down policy dan bottom up planning. Mekanisme bottom up planning diawali dengan need assessment di tingkat lapangan, dilanjutkan secara berjenjang dibahas dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan pertanian tingkat kabupaten/kota, selanjutnya dibahas di tingkat provinsi dan dibahas di tingkat Nasional melalui Musrenbangtannas.

Pola penentuan seleksi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) kegiatan yang dibangun Kementerian Pertanian diarahkan secara bertahap menuju kepada pola eproposal, dimana setiap SKPD lingkup pertanian kabupaten/kota, Provinsi sebagai pengusul e-Proposal melakukan seleksi CPCL di setiap kegiatan mengacu pada usulan calon penerima manfaat yang ada di dalam data base e-Proposal. Proses seleksi CPCL dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran atau pada tahun anggaran berjalan, sebelum kegiatan dilaksanakan.

Disamping melalui e-proposal, pengusulan CPCL bisa dilakukan melalui proses berjenjang baik secara langsung/manual maupun menggunakan aplikasi yang terintegrasi sehingga proses dan tahapan bisa dilalui dengan cepat.

Pelaksanaan kegiatan Bantuan Pemerintah dimonitor oleh Tim Supervisi dan Pendampingan Pelakanaan Program Utama Kementerian Pertanian. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.785/Kpts/OT.050/M/11/2019 salah satu tugas Tim Supervisi dan Pendampingan adalah mengkordinasikan validasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) program dan kegiatan utama Kementerian Pertanian.

Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya disingkat CPCL adalah calon petani penerima bantuan dan calon lokasi lahan yang akan menerima bantuan pemerintah. Secara umum dapat diartikan sebagai Calon Penerima Bantuan Pemerintah dengan kriteria dan persyaratan tertentu untuk selanjutnya

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

28

diseleksi/diverifikasi sesuai kewenangan sebelum ditetapkan sebagai Penerima Bantuan Pemerintah oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan di sahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Beberapa perbaikan dalam CPCL Bantuan Pemerintah tahun 2020, meliputi:

1. Penyederhanaan formulir dan alur CPCL

2. Melibatkan peran Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan

3. Percepatan proses administrasi sampai penetapan Penerima

4. Penggunaan sistem aplikasi terintegrasi

5. Proses verifikasi berjenjang

6. Melengkapi NIK, Nomor HP, dokumen pendukung lainnya

7. CPCL mencantumkan kondisi existing produktivitas dan target peningkatan produktivitas yang akan dicapai. Untuk bantuan alsintan pasca panen berupa target penurunan susut hasil.

Gambar 1. Alur seleksi Calon Petani Calon Lokasi (CPCL)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

29

Ketersediaan benih unggul yang tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga harus bisa terpenuhi, karena benih merupakan penciri produktivitas dan pondasi menuju peningkatan produksi.

Disamping komoditas kedelai, pada tahun 2020 program tanaman pangan adalah pengembangan komoditas kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, porang dan komoditas aneka kacang umbi lainnya. Disamping target peningkatan produksi minimal 7% per tahun, target peningkatan volume dan nilai ekspor juga menjadi prioritas. Melalui bantuan pemerintah baik dari aspek budidaya, maupun pengolahan dan pemasaran diharapkan akan tumbuh entrepreuner dan menarik minat banyak investor serta eksportir. Bantuan pemerintah yang disalurkan untuk pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi meliputi benih unggul, dan/atau sarana produksi.

Strategi dalam rangka peningkatan produksi komoditas aneka kacang, umbi terutama kedelai, antara lain melalui:

1. Peningkatan produksi dengan pendekatan pengembangan kawasan berbasis korporasi petani, dengan melibatkan semua sub system mulai dari hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung (penyuluhan, perbankan, koperasi);

2. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, mekanisasi alat mesin pertanian;

3. Perluasan Areal Tanam (PAT), lahan kering, lahan sawah, lahan perkebunan, lahan perhutani/inhutani, perhutanan sosial, tegalan, rawa, lahan eks tambang, dan lainnya.

4. Pengamanan produksi melalui penanganan dampak dari perubahan iklim (banjir dan kekeringan), pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhanh (OPT).

BAB III BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN ANEKA KACANG DAN UMBI LAINNYA

3.1. Strategi Peningkatan Produksi Kedelai dan Komoditas

Aneka Kacang Umbi Lainnya

Kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu, tempe dan bahan olahan lainnya setiap tahun meningkat. Sebagian besar kebutuhan tersebut masih dipenuhi dari kedelai impor. Peningkatan produksi kedelai lokal menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor. Melalui pendekatan pengembangan kawasan kedelai di tahun 2020, diharapkan terjadi peningkatan produksi di daerah sentra kedelai dan akan tumbuh sentra-sentra baru pengembangan kedelai.

Upaya peningkatan produksi dan produktifitas kedelai diklasifikasikan dalam kategori Kawasan Utama, Kawasan Andalan, Kawasan pertumbuhan. Dengan kriteria tersebut, maka pengembangan kedelai akan lebih terfokus di wilayah-wilayah yang signifikan dapat mendongkrak peningkatan produksi. Pada beberapa lokasi Kabupaten sentra dengan luas areal pengembangan kedelai diatas 20 ribu hektar, dapat diarahkan menjadi kawasan show windows.

Bantuan pemerintah dalam rangka peningkatan produksi kedelai difokuskan pada peningkatan produktivitas, Perluasan Areal Tanam (PAT), dengan komponen bantuan berupa benih unggul bersertifikat serta sarana produksi lainnya. Bantuan Pemerintah sifatnya hanya sebagai stimulan/pengungkit, diharapkan diluar lokasi yang tidak mendapat bantuan, petani, investor atau secara bermitra dapat melakukan budidaya secara swadaya.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

30

Ketersediaan benih unggul yang tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga harus bisa terpenuhi, karena benih merupakan penciri produktivitas dan pondasi menuju peningkatan produksi.

Disamping komoditas kedelai, pada tahun 2020 program tanaman pangan adalah pengembangan komoditas kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, porang dan komoditas aneka kacang umbi lainnya. Disamping target peningkatan produksi minimal 7% per tahun, target peningkatan volume dan nilai ekspor juga menjadi prioritas. Melalui bantuan pemerintah baik dari aspek budidaya, maupun pengolahan dan pemasaran diharapkan akan tumbuh entrepreuner dan menarik minat banyak investor serta eksportir. Bantuan pemerintah yang disalurkan untuk pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi meliputi benih unggul, dan/atau sarana produksi.

Strategi dalam rangka peningkatan produksi komoditas aneka kacang, umbi terutama kedelai, antara lain melalui:

1. Peningkatan produksi dengan pendekatan pengembangan kawasan berbasis korporasi petani, dengan melibatkan semua sub system mulai dari hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung (penyuluhan, perbankan, koperasi);

2. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, mekanisasi alat mesin pertanian;

3. Perluasan Areal Tanam (PAT), lahan kering, lahan sawah, lahan perkebunan, lahan perhutani/inhutani, perhutanan sosial, tegalan, rawa, lahan eks tambang, dan lainnya.

4. Pengamanan produksi melalui penanganan dampak dari perubahan iklim (banjir dan kekeringan), pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhanh (OPT).

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

31

6. Kawasan Aneka Kacang dan Umbi Lainnya

7. Koordinasi, Bimbingan Teknis, monev (1761.617)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan budidaya aneka kacang dan umbi dapat dilihat pada lampiran 1

3.3. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani

(Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Bantuan non operasional dapat diberikan kepada kostratan.

Setelah melalui tahapan seleksi, Calon Penerima Bantuan Pemerintah ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

3.4. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan pengelolaan produksi kedelai dan aneka kacang umbi lainnya dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan benih, sarana produksi, bantuan operasional, bantuan lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

5. Peningkatan pengelolaan pasca panen untuk mengurangi susut hasil, serta peningkatan pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan kualitas produk, daya saing dan nilai tambah.

6. Perbaikan data aneka kacang dan umbi menuju satu data yang terintegrasi dan dapat diakses setiap saat.

7. Pengawalan intensif di tingkat lapangan dengan melibatkan kostratani/BPP sebagai ujung tombak di tingkat lapangan dari mulai proses CPCL, penyaluran bantuan pemerintah, penanaman, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan sampai pemasaran. Juga koordinasi dan peran aktif Kostrada (Tingkat Kabupaten/Kota), Kostrawil (Tingkat Provinsi), Kostranas (Tingkat Nasional), Tim Suvervisi dan Pendampingan Program Kementerian Pertanian.

8. Penguatan kelembagaan petani, kemitraan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

9. Dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta/investor, dan stakeholders lainnya.

3.2 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah

Jenis bantuan pemerintah kegiatan Pengelolaan Produksi kedelai, aneka kacang umbi lainnya, meliputi: a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. b) bantuan operasional.

Komponen bantuan pemerintah berada pada output:

1. Kawasan kedelai (1761.611)

2. Kawasan Ubi kayu (1761.612)

3. Kawasan Ubi Jalar (1761.613)

4. Kawasan Kacang Tanah (1761.614)

5. Kawasan Kacang Hijau (1761.615)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

32

6. Kawasan Aneka Kacang dan Umbi Lainnya

7. Koordinasi, Bimbingan Teknis, monev (1761.617)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan budidaya aneka kacang dan umbi dapat dilihat pada lampiran 1

3.3. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani

(Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Bantuan non operasional dapat diberikan kepada kostratan.

Setelah melalui tahapan seleksi, Calon Penerima Bantuan Pemerintah ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

3.4. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan pengelolaan produksi kedelai dan aneka kacang umbi lainnya dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan benih, sarana produksi, bantuan operasional, bantuan lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

33

6. Direktorat Akabi melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima Bantuan Pemerintah.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Kedelai dan Aneka Kacang Umbi Tahun 2020.

3.5. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah 1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL/calon

penerima sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (benih, saprodi, lainnya), jenis varietas, jadwal tanam, produktivitas existing dan target produktivitas, nomor HP, lampiran photo lahan, dan informasi lainya yang diperlukan.(Form CPCL Lampiran 3)

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL. Lampiran 4)

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat Persetujuan (Lampiran 5) dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota. Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA dalam menetapkan PPK.

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

34

6. Direktorat Akabi melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima Bantuan Pemerintah.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Kedelai dan Aneka Kacang Umbi Tahun 2020.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

35

juga dilakukan dengan pola pendekatan pengembangan kawasan korporasi. Pengembangan jagung diprioritaskan pada Perluasan Areal Tanam Baru (PATB), peningkatan produktivitas, penanaman jagung pada lahan kering, tadah hujan, lahan kritis, areal berlereng maupun di areal kebun/hutan agar dilakukan tumpangsari, menanam tanaman tahunan, menerapkan prinsip konservasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan

Komponen kegiatan Bantuan Pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia antara lain: Pengembangan padi tadah hujan dan lahan kering/padi gogo, padi rawa, padi organik/bebas residu, budidaya padi khusus, budidaya padi biofortifikasi, pengembangan jagung kerjasama dengan institusi lain, pengembangan pangan alternatif, dan kegiatan lainnya. Jenis bantuan pemerintah yang difasilitasi meliputi bantuan benih unggul, sarana produksi, bantuan operasional, dan lainnya.

Ketersediaan benih unggul yang tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga harus bisa terpenuhi dalam melaksanakan program dan kegiatan tahun 2020.

Strategi dalam rangka peningkatan produksi komoditas tanaman serealia khususnya padi dan jagung antara lain melalui:

1. Peningkatan produksi dengan pendekatan pengembangan kawasan berbasis korporasi petani, dengan melibatkan semua sub system mulai dari hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung (penyuluhan, perbankan, koperasi);

2. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, mekanisasi alat mesin pertanian, peningkatan mutu sarana prasarana.

BAB IV BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN SEREALIA

4.1. Strategi Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Komoditas Serealia Lainnya. Komoditas Padi, Jagung merupakan komoditas strategis dan menjadi Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024 dengan Indikator Priorotas Nasional adalah ketersediaan beras serta produksi Jagung.

Berdasarkan data BPS melalui metode Kerangka Sampel Area (KSA), produksi padi tahun 2019 sebesar 52,82 juta ton GKG setara dengan produksi beras 30,29 juta ton beras, masih diatas angka konsumsi beras tahun 2019 sebesar 29,78 juta ton.

Pada tahun 2020, pertumbuhan produksi padi diharapkan bisa mencapai 12,1% atau sebesar 59,15 juta ton GKG setara dengan 33,93 juta ton beras sehingga bisa surplus untuk memenuhi angka konsumsi beras yang diprediksi sekitar 30,18 juta ton. Disamping target peningkatan produksi, kenaikan ekspor beras diharapkan dapat meningkat pada angka 100 ribu ton tahun 2020 yang berasal dari ekspor beras konsumsi, beras ketan, beras khusus, beras merah, beras organik, beras pecah dan lainnya.

Strategi peningkatan produksi padi dan ekspor beras pada tahun 2020 ditempuh melalui Program Pengembangan Kawasan Padi. Akselerasi program peningkatan produksi padi diklasifikasi kedalam Kawasan Utama, Kawasan Andalan serta Kawasan Pengembangan. Pada beberapa lokasi Kabupaten sentra dengan luas areal pengembangan padi diatas 50 ribu hektar, dapat diarahkan menjadi kawasan show windows.

Disamping strategi untuk peningkatan produksi dan ekspor untuk komoditas padi, strategi program peningkatan produksi jagung

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

36

juga dilakukan dengan pola pendekatan pengembangan kawasan korporasi. Pengembangan jagung diprioritaskan pada Perluasan Areal Tanam Baru (PATB), peningkatan produktivitas, penanaman jagung pada lahan kering, tadah hujan, lahan kritis, areal berlereng maupun di areal kebun/hutan agar dilakukan tumpangsari, menanam tanaman tahunan, menerapkan prinsip konservasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan

Komponen kegiatan Bantuan Pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia antara lain: Pengembangan padi tadah hujan dan lahan kering/padi gogo, padi rawa, padi organik/bebas residu, budidaya padi khusus, budidaya padi biofortifikasi, pengembangan jagung kerjasama dengan institusi lain, pengembangan pangan alternatif, dan kegiatan lainnya. Jenis bantuan pemerintah yang difasilitasi meliputi bantuan benih unggul, sarana produksi, bantuan operasional, dan lainnya.

Ketersediaan benih unggul yang tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga harus bisa terpenuhi dalam melaksanakan program dan kegiatan tahun 2020.

Strategi dalam rangka peningkatan produksi komoditas tanaman serealia khususnya padi dan jagung antara lain melalui:

1. Peningkatan produksi dengan pendekatan pengembangan kawasan berbasis korporasi petani, dengan melibatkan semua sub system mulai dari hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung (penyuluhan, perbankan, koperasi);

2. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, mekanisasi alat mesin pertanian, peningkatan mutu sarana prasarana.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

37

4.2. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Pengelolaan Produksi tanaman serealia, meliputi: a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. b) bantuan operasional.

Komponen bantuan pemerintah berada pada output: 1. Kawasan Padi (1762.621) 2. Kawasan Jagung (1762.622) 3. Kawasan Padi Kaya Gizi/ Biofortifikasi (1762.625) 4. Kawasan Serealia Lainnya (1762.626) 5. Koordinasi, Bimbingan Teknis, Monev (1762.624)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia dapat dilihat pada lampiran 1.

4.3. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pemerintah

Setelah melalui tahapan seleksi, Calon Penerima Bantuan Pemerintah ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

4.4. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Produksi tanaman serealia dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang

3. Pengembangan padi dilahan rawa untuk meningkatkan IP dan produktivitas, pengembangan padi Tadah Hujan dan Lahan Kering/ padi gogo, penambahan luas tambah tanam dilahan-lahan potensi lainya.

4. Penanaman padi dan jagung pada lahan kering, tadah hujan, lahan kritis, areal berlereng maupun di areal kebun/hutan, baik secara monokultur maupun tumpangsari dengan tanaman tahunan, dengan menerapkan prinsip konservasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan.

5. Diprioritaskan untuk Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) dalam rangka meningkatkan luas tambah tanam.

6. Pengamanan produksi melalui penanganan dampak dari perubahan iklim (banjir dan kekeringan), pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhanh (OPT)

7. Peningkatan pengelolaan pasca panen untuk mengurangi susut hasil, serta peningkatan pengolahan, pemasaran untuk meningkatkan kualitas produk, daya saing dan nilai tambah

8. Perbaikan data komoditas serealia menuju satu data yang terintegrasi dan dapat diakses setiap saat.

9. Pengawalan intensif di tingkat lapangan dengan melibatkan kostratani/BPP sebagai ujung tombak di tingkat lapangan dari mulai proses CPCL, penyaluran bantuan pemerintah, penanaman, budidaya, panen, pasca panen, pengolahan sampai pemasaran. Juga koordinasi dan peran aktif Kostrada (Tingkat Kabupaten/Kota), Kostrawil (Tingkat Provinsi), Kostranas (Tingkat Nasional), Tim Suvervisi dan Pendampingan Program Kementerian Pertanian.

10. Penguatan kelembagaan petani, kemitraan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

11. Dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta/investor, dan stakeholders lainnya

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

38

4.2. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Pengelolaan Produksi tanaman serealia, meliputi: a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. b) bantuan operasional.

Komponen bantuan pemerintah berada pada output: 1. Kawasan Padi (1762.621) 2. Kawasan Jagung (1762.622) 3. Kawasan Padi Kaya Gizi/ Biofortifikasi (1762.625) 4. Kawasan Serealia Lainnya (1762.626) 5. Koordinasi, Bimbingan Teknis, Monev (1762.624)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia dapat dilihat pada lampiran 1.

4.3. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pemerintah

Setelah melalui tahapan seleksi, Calon Penerima Bantuan Pemerintah ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

4.4. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Produksi tanaman serealia dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

39

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA dalam menetapkan PPK.

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Serealia.

6. Direktorat Serealia melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima Bantuan Pemerintah.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Serealia Tahun 2020.

dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan benih, sarana produksi, bantuan operasional, bantuan lainnya.

Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

4.5. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah 1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL/calon

penerima sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (benih, saprodi, lainnya), jenis varietas, jadwal tanam, produktivitas existing dan target produktivitas, nomor HP, lampiran photo lahan, dan informasi lainya yang diperlukan. (Form CPCL. Lampiran 3)

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/Penyuluh. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL. Lampiran 4)

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat Persetujuan dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota (Lampiran 5). Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

40

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA dalam menetapkan PPK.

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Serealia.

6. Direktorat Serealia melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima Bantuan Pemerintah.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Serealia Tahun 2020.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

41

dari hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung (penyuluhan, perbankan, koperasi);

2. Penggunaan benih varietas unggul, pergantian varietas, penerapan teknologi benih dengan metode kultur jaringan;

3. Perbaikan sistem pengelolaan penyediaan benih untuk menjamin ketersediaan benih secara 6 tepat (jenis/varietas, jumlah, mutu, waktu, lokasi, harga) bisa terpenuhi, melalui penguatan kelembagaan perbenihan,

4. Pengembangan usaha agribisnis perbenihan, dan pengembangan potensi pasar benih;

5. Perbanyakan benih sumber padi, jagung, kedelai dan palawija lainnya yang dilakukan oleh Balai Benih Provinsi, dan produsen benih;

6. Sertifikasi, pengawasan mutu benih, serta pengawasan peredaran benih yang dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura;

7. Mengembangkan dan mengintegrasikan Desa Mandiri Benih yang sudah ada pada lokasi kawasan tanaman pangan berbasis korporasi petani.

8. Perbaikan data perbenihan menuju satu data yang terintegrasi dan dapat diakses setiap saat.

9. Pengawalan intensif di tingkat lapangan dengan melibatkan konstratani/BPP sebagai ujung tombak di tingkat lapangan dari mulai proses CPCL, penyaluran bantuan, penanaman, budidaya, panen, pasca panen sampai pemasaran. Juga koordinasi dan peran aktif Kostrada (Tingkat Kabupaten/Kota), Kostrawil (Tingkat Provinsi), Kostranas (Tingkat Nasional), Tim suvervisi dan pendampingan Program Kementerian Pertanian.

10. Penguatan kelembagaan petani penangkar, kemitraan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR),

BAB V BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN

Penggunaan benih varietas unggul berserti kat yang disertai dengan penerapan teknologi lainnya, diyakini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu hasil komoditas tanaman pangan. Oleh karena itu ketersediaan benih varietas unggul berserti kat perlu terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan di lapangan dan mudah diakses petani.

Mengingat pentingnya arti benih dalam kegiatan dan peningkatan ketahanan pangan, maka perlu diciptakan suatu kondisi perbenihan yang dapat mendukung ketersediaan benih secara 6 (enam) tepat yaitu varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi sistem perbenihan yang telah dibangun, meliputi subsistem penelitian, pemuliaan dan pelepasan varietas; subsistem produksi dan distribusi benih; subsistem sertifikasi dan pengawasan mutu benih; serta subsistem penunjang.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kegiatan utama perbenihan yang akan dilaksanakan meliputi: perbanyakan benih sumber oleh UPTD Balai Benih (BBI) di 30 Provinsi, pengembangan varietas, sertifikasi dan pengawasan mutu benih oleh UPTD BPSB-TPH di 31 Provinsi, serta kegiatan pengembangan perbenihan dan pengadaan bantuan benih padi, jagung yang dialokasikan pada Satker Tugas Pembantuan Provinsi dan Satker Pusat

Dalam rangka mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan, maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan, dilaksanakan melalui:

1. Pengembangan perbenihan tanaman pangan berbasis korporasi petani, dengan melibatkan semua subsistem mulai

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

42

dari hulu, onfarm (budi daya), hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem pendukung (penyuluhan, perbankan, koperasi);

2. Penggunaan benih varietas unggul, pergantian varietas, penerapan teknologi benih dengan metode kultur jaringan;

3. Perbaikan sistem pengelolaan penyediaan benih untuk menjamin ketersediaan benih secara 6 tepat (jenis/varietas, jumlah, mutu, waktu, lokasi, harga) bisa terpenuhi, melalui penguatan kelembagaan perbenihan,

4. Pengembangan usaha agribisnis perbenihan, dan pengembangan potensi pasar benih;

5. Perbanyakan benih sumber padi, jagung, kedelai dan palawija lainnya yang dilakukan oleh Balai Benih Provinsi, dan produsen benih;

6. Sertifikasi, pengawasan mutu benih, serta pengawasan peredaran benih yang dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura;

7. Mengembangkan dan mengintegrasikan Desa Mandiri Benih yang sudah ada pada lokasi kawasan tanaman pangan berbasis korporasi petani.

8. Perbaikan data perbenihan menuju satu data yang terintegrasi dan dapat diakses setiap saat.

9. Pengawalan intensif di tingkat lapangan dengan melibatkan konstratani/BPP sebagai ujung tombak di tingkat lapangan dari mulai proses CPCL, penyaluran bantuan, penanaman, budidaya, panen, pasca panen sampai pemasaran. Juga koordinasi dan peran aktif Kostrada (Tingkat Kabupaten/Kota), Kostrawil (Tingkat Provinsi), Kostranas (Tingkat Nasional), Tim suvervisi dan pendampingan Program Kementerian Pertanian.

10. Penguatan kelembagaan petani penangkar, kemitraan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR),

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

43

Benih, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pemerintah. Penerima bantuan pemerintah tersebut ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), setelah melalui proses seleksi CPCL.

5.3. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan benih, gudang benih, lantai jemur, alat prosesing benih, biaya pembuatan badan usaha perbenihan, sarana produksi, biaya sertifikasi, alat mesin pertanian, bantuan operasional, sarana pendukung lainnya.

Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2. 5.4 Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (benih, saprodi, lainnya), jenis varietas, jadwal tanam, produktivitas existing dan target produktivitas, nomor HP, lampiran photo lahan, dan informasi lainya yang diperlukan. (Form CPCL. Lampiran 3)

11. Dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta/investor, dan stakeholders lainnya

5.1. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan meliputi: a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. b) bantuan sarana dan prasarana c) bantuan operasional. Komponen bantuan pemerintah berada pada output:

1. Areal sertifikasi benih (1763.632)

2. Areal yang diberikan Bantuan Benih Padi Bersertifikat (1763.633)

3. Benih Sumber padi (1763.635)

4. Produsen Benih Padi (1763.639)

5. Podusen Benih Jagung (1763.640)

6. Areal yang diberikan Bantuan Benih Jagung Bersertifikat (1763.643)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan dapat dilihat pada lampiran 1.

5.2. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani penangkar/produsen benih, Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Manajemen Kawasan Korporasi, Kelompok Desa Mandiri Benih, Kelompok Penangkar

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

44

Benih, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pemerintah. Penerima bantuan pemerintah tersebut ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), setelah melalui proses seleksi CPCL.

5.3. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan benih, gudang benih, lantai jemur, alat prosesing benih, biaya pembuatan badan usaha perbenihan, sarana produksi, biaya sertifikasi, alat mesin pertanian, bantuan operasional, sarana pendukung lainnya.

Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2. 5.4 Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (benih, saprodi, lainnya), jenis varietas, jadwal tanam, produktivitas existing dan target produktivitas, nomor HP, lampiran photo lahan, dan informasi lainya yang diperlukan. (Form CPCL. Lampiran 3)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

45

Direktorat Perbenihan untuk diseleksi dan ditetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah disahkan oleh KPA

6. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

7. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima Bantuan Pemerintah.

8. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

9. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Tahun 2020.

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/Penyuluh. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL Lampiran 4)

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat Persetujuan (Lampiran 5) dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota. Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA dalam menetapkan PPK.

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Perbenihan.

Khusus untuk CPCL bantuan benih padi, bantuan benih Jagung (kegiatan 1763), usulan dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi ditujukan ke Pusat u.p. Direktur Serealia selaku penanggung jawab teknis budidaya komoditas padi, jagung.

6. Direktorat Perbenihan melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

Untuk bantuan benih padi, bantuan benih Jagung, Direktorat Serealia melakukan verifikasi kelayakan usulan CPCL, selanjutnya hasil verifikasi disampaikan kepada PPK

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

46

Direktorat Perbenihan untuk diseleksi dan ditetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah disahkan oleh KPA

6. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

7. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima Bantuan Pemerintah.

8. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

9. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Tahun 2020.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

47

pemberdayaan petani. Petugas POPT ini merupakan bagian dari Kostratani di tingkat Kecamatan.

6.1 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI meliputi: a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. b) bantuan sarana dan prasarana c)bantuan operasional. Komponen bantuan pemerintah berada pada output:

1. Areal yang difasilitasi untuk penanganan OPT (1764.641)

2. Penerapan Penanganan DPI (1764.644)

3. Areal yang mendapat Sarana Prasarana Pengendalian OPT (1764.645)

4. Koordinasi, monev (1764.642)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI dapat dilihat pada lampiran 1.

6.2. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Masyarakat, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah.

Penerima bantuan Pemerintah tersebut ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, setelah melalui proses seleksi CPCL.

BAB VI BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI

Sesuai Undang Undang No.22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian berkelanjutan, bahwa pelindungan pertanian dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta penanganan dampak perubahan iklim. Pelaksanaan pelindungan pertanian menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya, petani, pelaku usaha, dan masyarakat.

Pelindungan tanaman dilaksanakan melalui kegiatan: pencegahan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Dalam pelaksanaan perlindungan tanaman tidak diperkenankan menggunakan sarana prasarana budi daya pertanian dan/atau cara yang dapat mengganggu kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia serta menimbulkan gangguan dan kerusakan sumber daya alam dan/atau kelestarian lingkungan hidup serta dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi budidaya tanaman;

Dalam rangka pengamanan produksi komoditas tanaman pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan Bantuan Pemerintah untuk penanganan OPT berupa dem area budidaya tanaman sehat, bantuan pestisida/herbisida dan sejenisnya serta melakukan gerakan pengendalian OPT, Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengembangan Agens Hayati (PAH). Untuk penanganan DPI, dialokasikan bantuan pompa serta sumur pantek penanganan kekeringan. Sebagai ujung tombak dilapangan, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) yang berjumlah sekitar 3.347 orang tersebar di seluruh Indonesia, bertugas melakukan pengendalian OPT dan penanganan DPI serta berperan dalam

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

48

pemberdayaan petani. Petugas POPT ini merupakan bagian dari Kostratani di tingkat Kecamatan.

6.1 Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI meliputi: a) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran. b) bantuan sarana dan prasarana c)bantuan operasional. Komponen bantuan pemerintah berada pada output:

1. Areal yang difasilitasi untuk penanganan OPT (1764.641)

2. Penerapan Penanganan DPI (1764.644)

3. Areal yang mendapat Sarana Prasarana Pengendalian OPT (1764.645)

4. Koordinasi, monev (1764.642)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI dapat dilihat pada lampiran 1.

6.2. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Masyarakat, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah.

Penerima bantuan Pemerintah tersebut ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, setelah melalui proses seleksi CPCL.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

49

Persetujuan (Lampiran 5) dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota. Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Perlindungan Tanaman.

6. Direktorat Perlindungan Tanaman melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan, data serangan OPT/DPI, identitas penerima.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2020.

6.3. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan sarana produksi, pestisida/herbisida, alat mesin pertanian, bantuan operasional, sarana pendukung lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

6.4 Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL/calon penerima sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/POPT dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (saprodi, pestisida/ herbisida, alsin, bantuan lainnya), luas serangan OPT, jenis OPT, luas kekeringan/banjir, jadwal tanam, produktivitas existing, target produktivitas/target penurunan luas serangan OPT, nomor HP, lampiran photo lahan/pertanaman, dan informasi lainya yang diperlukan. (Form CPCL. Lampiran 3)

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/PPL/POPT. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kadis Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL. Lampiran 4)

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

50

Persetujuan (Lampiran 5) dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota. Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Perlindungan Tanaman.

6. Direktorat Perlindungan Tanaman melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan, data serangan OPT/DPI, identitas penerima.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2020.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

51

pembangunan kawasan untuk produk bernilai ekspor, tax allowance, promosi, regulasi tata kelola produk substitusi Impor

Strategi kegiatan pengelolaan dan pemasaran hasil tanaman pangan antara lain:

1. Fasilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana pascapanen tanaman pangan.

2. Pengembangan manajemen pascapanen berbasis kawasan produksi tanaman pangan.

3. Penerapan inovasi teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk olahan hasil tanaman pangan.

4. Penerapan sistem jaminan mutu, keamanan pangan.

5. Pengembangan pelayanan informasi pasar melalui pemantauan harga dan stok.

6. Mendorong akselerasi ekspor komoditas tanaman pangan segar, olahan dan turunan.

7. Peningkatan koordinasi dan fasilitasi antar pelaku usaha.

8. Pengawalan intensif di tingkat lapangan dengan melibatkan konstratani/BPP sebagai ujung tombak di tingkat lapangan dari mulai proses CPCL, penyaluran bantuan, penanaman, budidaya, panen, pasca panen sampai pemasaran. Juga koordinasi dan peran aktif Kostrada (Tingkat Kabupaten/Kota), Kostrawil (Tingkat Provinsi), Kostranas (Tingkat Nasional), Tim suvervisi dan pendampingan Program Kementerian Pertanian.

9. Penguatan kelembagaan petani, kemitraan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR),

10. Dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta/investor, dan stakeholders lainnya

BAB VII BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN

Tantangan pembangunan tanaman pangan kedepan meliputi kesejahteraan (pendapatan petani), peningkatan produksi untuk pemenuhan kebutuhan domestik yang stabil, terjangkau, serta peningkatan mutu dan nilai tambah produk berorientasi ekspor. Pascapanen merupakan kegiatan penanganan hasil panen yang bertujuan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan daya guna serta nilai tambah hasil budi daya Pertanian. Hasil budi daya Pertanian yang dipasarkan harus memenuhi standar mutu. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya membina dan memfasilitasi pemenuhan standar mutu serta mengawasi mutu hasil budi daya Pertanian.

Penanganan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan merupakan rangkaian lanjutan yang perlu dilakukan untuk memperoleh nilai tambah. Penguatan nilai tambah melalui pengolahan dapat mendorong variasi produk berbasis sumber daya lokal yang bisa bersaing di pasar domestik maupun pasar Internasional.

Sasaran program kegiatan tanaman pangan tahun 2020, disamping peningkatan produksi, juga peningkatan ekspor komoditas tanaman pangan sebesar 3 kali lipat sampai dengan tahun 2024 yang meliputi komoditas segar, olahan serta turunannya. Upaya-upaya dalam rangka peningkatan ekspor dan pengendalian impor pangan antara lain meliputi: fasilitasi input produksi, kepengurusan dokumen ekspor satu pintu (One Single Submission) secara online, pengujian mutu dan sertifikasi, mekanisasi pertanian (pra panen dan pasca panen),

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

52

pembangunan kawasan untuk produk bernilai ekspor, tax allowance, promosi, regulasi tata kelola produk substitusi Impor

Strategi kegiatan pengelolaan dan pemasaran hasil tanaman pangan antara lain:

1. Fasilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana pascapanen tanaman pangan.

2. Pengembangan manajemen pascapanen berbasis kawasan produksi tanaman pangan.

3. Penerapan inovasi teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk olahan hasil tanaman pangan.

4. Penerapan sistem jaminan mutu, keamanan pangan.

5. Pengembangan pelayanan informasi pasar melalui pemantauan harga dan stok.

6. Mendorong akselerasi ekspor komoditas tanaman pangan segar, olahan dan turunan.

7. Peningkatan koordinasi dan fasilitasi antar pelaku usaha.

8. Pengawalan intensif di tingkat lapangan dengan melibatkan konstratani/BPP sebagai ujung tombak di tingkat lapangan dari mulai proses CPCL, penyaluran bantuan, penanaman, budidaya, panen, pasca panen sampai pemasaran. Juga koordinasi dan peran aktif Kostrada (Tingkat Kabupaten/Kota), Kostrawil (Tingkat Provinsi), Kostranas (Tingkat Nasional), Tim suvervisi dan pendampingan Program Kementerian Pertanian.

9. Penguatan kelembagaan petani, kemitraan, pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR),

10. Dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta/investor, dan stakeholders lainnya

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

53

7.3. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan alat mesin pertanian pasca panen, alat mesin pengolahan hasil, bangunan tempat kedudukan alsintan dryer, RMU, bantuan sertifikasi, bantuan operasional, bantuan sarana prasarana lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

7.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah 1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL

sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/Petugas LApangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (alsintan, rehab bangunan, bantuan lainnya), jenis/tipe alsintan, produktivitas eksisting, target penurunan susut hasil, produksi hasil pengolahan, nomor HP, lampiran photo dokumentasi, dan informasi lainya yang diperlukan. (Form CPCL Lampiran 3)

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/PPL. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL. Lampiran 4)

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat

7.1. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, meliputi: a) bantuan sarana dan prasarana; b) bantuan pembangunan/rehabilitasi bangunan c) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran d) bantuan operasional.

Komponen bantuan pemerintah berada pada output:

1. Sarana Pascapanen Tanaman Pangan (5885.851)

2. Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan (5885.852)

3. Penerapan Standardisasi Dan Mutu Hasil Tanaman Pangan (5885.583)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dapat dilihat pada lampiran 1.

7.2. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, SP3T, Manajemen Kawasan Korporasi, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah. Kostratani dapat menerima bantuan non operasional dalam pelaksanaan Bantuan Pemerintah.

Penerima bantuan Pemerintah tersebut ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, setelah melalui proses seleksi CPCL.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

54

7.3. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan pemerintah pada kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Komponen input bantuan pemerintah dapat berupa bantuan alat mesin pertanian pasca panen, alat mesin pengolahan hasil, bangunan tempat kedudukan alsintan dryer, RMU, bantuan sertifikasi, bantuan operasional, bantuan sarana prasarana lainnya. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

7.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah 1. Kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL

sesuai Juknis/Juklak mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/Petugas LApangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap, misalnya: Identitas Ketua, anggota poktan disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (alsintan, rehab bangunan, bantuan lainnya), jenis/tipe alsintan, produktivitas eksisting, target penurunan susut hasil, produksi hasil pengolahan, nomor HP, lampiran photo dokumentasi, dan informasi lainya yang diperlukan. (Form CPCL Lampiran 3)

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/PPL. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL. Lampiran 4)

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

55

BAB VIII BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA

Sejalan dengan Undang Undang No. 22 tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian berkelanjutan, bahwa penyelenggaraan sistem budi daya pertanian berkelanjutan bertujuan untuk: a) meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian, guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor; b)meningkatkan pendapatan dan taraf hidup Petani; dan c)mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan penyelenggaraan sistem budi daya pertanian berkelanjutan, diselenggarakan perencanaan budi daya pertanian, yang merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional, perencanaan pembangunan daerah, dan perencanaan pembangunan sektoral.

Upaya mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan pada Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya, dilakukan melalui aspek manajemen meliputi aspek perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, monitoring, evaluasi. Disamping aspek manajemen, juga mencakup dukungan aspek teknis dalam rangka pelaksanaan kegiatan utama mendukung peningkatan produksi, produktivitas, mutu hasil serta akselerasi peningkatan ekspor komoditas tanaman pangan segar, olehan dan turunannya.

Dukungan manajemen maupun aspek teknis, bersinergi antar kegiatan sehingga upaya pencapaian sasaran program dapat dilaksanakan secara simultan. Kegiatan operasional mendukung kegiatan teknis seperti gerakan tanam/panen, biaya non operasional dalam rangka supervisi dan pendampingan, pemberian penghargaan pelaku bidang pertanian, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Persetujuan (Lampiran 5) dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota. Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA dalam menetapkan PPK.

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP)

6. Direktorat PPHTP melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah disahkan KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, identitas penerima Bantuan Pemerintah.

9. E-Proposal merupakan salah satu yang dijadikan acuan dalam usulan CPCL

10. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi.

Kriteria, persyaratan teknis CPCL, dan hal lainnya diatur lebih lanjut di dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2020.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

56

BAB VIII BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA

Sejalan dengan Undang Undang No. 22 tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian berkelanjutan, bahwa penyelenggaraan sistem budi daya pertanian berkelanjutan bertujuan untuk: a) meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian, guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor; b)meningkatkan pendapatan dan taraf hidup Petani; dan c)mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan penyelenggaraan sistem budi daya pertanian berkelanjutan, diselenggarakan perencanaan budi daya pertanian, yang merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional, perencanaan pembangunan daerah, dan perencanaan pembangunan sektoral.

Upaya mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan pada Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya, dilakukan melalui aspek manajemen meliputi aspek perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, monitoring, evaluasi. Disamping aspek manajemen, juga mencakup dukungan aspek teknis dalam rangka pelaksanaan kegiatan utama mendukung peningkatan produksi, produktivitas, mutu hasil serta akselerasi peningkatan ekspor komoditas tanaman pangan segar, olehan dan turunannya.

Dukungan manajemen maupun aspek teknis, bersinergi antar kegiatan sehingga upaya pencapaian sasaran program dapat dilaksanakan secara simultan. Kegiatan operasional mendukung kegiatan teknis seperti gerakan tanam/panen, biaya non operasional dalam rangka supervisi dan pendampingan, pemberian penghargaan pelaku bidang pertanian, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

57

agribisnis pertanian, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah

8.3 Bentuk Bantuan Pemerintah

Bantuan pemerintah pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Mekanisme pelaksanaan bisa dilakukan melalui swakelola atau kontraktual sesuai karakteristik jenis bantuan Pemerintah atau Bantuan Non Operasional.

Komponen bantuan pemerintah dapat berupa saprodi, alat mesin pertanian, penghargaan, belanja bahan, barang non operasional baik berupa barang maupun uang, sarana pendukung lainnya.

Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

8.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah 1. kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL

mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap. Dalam hal bantuan penghargaan usulan dapat langsung dari Kostratani/BPP/PPL atau dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan informasi sesuai kriteria penghargaan yang dipersyaratkan.

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/PPL. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL Lampiran 4)

8.1. Jenis Kegiatan Bantuan Pemerintah Jenis bantuan pemerintah kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya meliputi: a) bantuan sarana dan prasarana; b) bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan Pengguna Anggaran c)pemberian penghargaan, d) bantuan operasional.

Komponen bantuan pemerintah berada pada output Layanan Dukungan Manajemen (1766.950)

Rincian Bantuan Pemerintah kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya dapat dilihat pada lampiran 1.

8.2. Penerima Bantuan Pemerintah Penerima Bantuan Pemerintah antara lain: Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Manajemen Kawasan Korporasi Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah.

Penerima bantuan Pemerintah tersebut ditetapakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, setelah melalui proses seleksi CPCL. Untuk bantuan penghargaan dan non operasional, dapat diberikan kepada perorangan, PNS/pegawai fungsional, petani, Kelompoktani (Poktan), Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), Kelompoktani Millenial, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA), Brigade Alsintan, SP3T, kelembagaan ekonomi petani, Manajemen Kawasan Korporasi, Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan, Pelaku

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

58

agribisnis pertanian, Lembaga Pemerintah, dan/atau Lembaga Non Pemerintah

8.3 Bentuk Bantuan Pemerintah

Bantuan pemerintah pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya dapat disalurkan dalam bentuk transfer barang dan/atau transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Mekanisme pelaksanaan bisa dilakukan melalui swakelola atau kontraktual sesuai karakteristik jenis bantuan Pemerintah atau Bantuan Non Operasional.

Komponen bantuan pemerintah dapat berupa saprodi, alat mesin pertanian, penghargaan, belanja bahan, barang non operasional baik berupa barang maupun uang, sarana pendukung lainnya.

Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

8.4. Persyaratan dan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah 1. kelompoktani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL

mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap. Dalam hal bantuan penghargaan usulan dapat langsung dari Kostratani/BPP/PPL atau dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan informasi sesuai kriteria penghargaan yang dipersyaratkan.

2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas usulan CPCL dari Kostratani/BPP/PPL. Hasil verifikasi ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi. (Form CPCL Lampiran 4)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

59

BAB IX TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH

DALAM BENTUK UANG Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang, meliputi: bantuan pemberian penghargaan, bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran. Penggunaan mekanisme transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK pada DIPA dan POK dengan kodefikasi sebagaimana tercantum dalam Bab 2 Tabel 1. Pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dalam bentuk uang serta pembelian barang dilaksanakan pada tahun berjalan. 9.1. Bantuan Pemberian Penghargaan (Transfer uang)

1. Pemberian bantuan penghargaan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan PPK dan disahkan KPA

2. Pembebanan anggaran menggunakan kelompok akun Belanja Barang Non Operasional (akun 5212xx).

3. Mekanisme pencairan uang : (a) LS ke rekening penerima bantuan penghargaan atau ke rekening bendahara; (b) Uang Persediaan (UP)

4. Dalam hal pembayaran melalui LS ke rekening penerima atau bendahara, PPK melakukan verifikasi kelengkapan dokumen untuk selanjutnya menerbitkan SPP dan diajukan kepada PPSPM

5. PPSPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen pendukung, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk selanjutnya diajukan ke KPPN

6. Penerima Bantuan menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa BAST.

3. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat Persetujuan (Lampiran 5) dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kab/Kota. Selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA (Lampiran 6)

4. PPK dapat berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau dari Dinas Pertanian Provinsi sesuai kewenangan KPA dalam menetapkan PPK.

5. Dalam hal bantuan Pemerintah menggunakan DIPA Pusat, maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi beserta lampiranya, disampaikan ke Pusat u.p Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan.

6. Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan CPCL, selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA.

7. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurangnya memuat: (a) Identitas penerima bantuan: Nomor Induk Kependudukan (NIK)/ KTP, (b) Jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.

8. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap kebenaran CPCL, identitas penerima Bantuan Pemerintah.

9. Proses usulan CPCL sampai dengan Penatapan SK Penerima Bantuan Pemerintah diselesaikan dalam waktu 10 hari kalender dan dapat menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi,

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

60

BAB IX TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH

DALAM BENTUK UANG Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang, meliputi: bantuan pemberian penghargaan, bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran. Penggunaan mekanisme transfer uang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK pada DIPA dan POK dengan kodefikasi sebagaimana tercantum dalam Bab 2 Tabel 1. Pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dalam bentuk uang serta pembelian barang dilaksanakan pada tahun berjalan. 9.1. Bantuan Pemberian Penghargaan (Transfer uang)

1. Pemberian bantuan penghargaan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan PPK dan disahkan KPA

2. Pembebanan anggaran menggunakan kelompok akun Belanja Barang Non Operasional (akun 5212xx).

3. Mekanisme pencairan uang : (a) LS ke rekening penerima bantuan penghargaan atau ke rekening bendahara; (b) Uang Persediaan (UP)

4. Dalam hal pembayaran melalui LS ke rekening penerima atau bendahara, PPK melakukan verifikasi kelengkapan dokumen untuk selanjutnya menerbitkan SPP dan diajukan kepada PPSPM

5. PPSPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen pendukung, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk selanjutnya diajukan ke KPPN

6. Penerima Bantuan menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa BAST.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

61

• pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi;

• pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel;

• pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;

• sanksi; dan

• penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

3. Mekanisme pencairan uang adalah LS ke rekening penerima bantuan atau melalui rekening penampungan Satker (sesuai ketentuan yang berlaku) sebelum ditransfer ke rekening penerima.

4. Ketentuan pemberian bantuan, dapat dilakukan secara:

a. Bertahap:

jika barang/jasa diproduksi/dihasilkan/dilaksanakan sendiri oleh penerima bantuan dengan nilai diatas 100 juta; atau

Tahap I sebesar 70%, tahap II sebesar 30% apabila prestasi kerja sudah mencapai 50%

b. Sekaligus:

jika barang/jasa diproduksi/dihasilkan/dilaksanakan sendiri oleh penerima bantuan sampai dengan 100 juta; atau

jika nilai per jenis barang bantuan yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan sampai dengan 50 juta

9.2. Bantuan Operasional (Transfer uang) 1. Pembebanan anggaran menggunakan kelompok akun Belanja

Barang Non Operasional, (akun 5212xx). 2. Mekanisme pencairan uang : (a) LS ke rekening penerima

bantuan operasional ; (b) Uang Persediaan (UP); LS bisa melalui rekening penampungan Satker (sesuai ketentuan yang berlaku) sebelum di transfer ke rekening penerima;

3. Pencairan dapat dilakukan sekaligus atau bertahap 4. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan

dana, mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PP-SPM

5. PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN

9.3. Bantuan Sarana/Prasarana (Transfer Uang) 1. Pemberian bantuan sarana/prasarana dilaksanakan

berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA; (Lampiran 6)

2. Pemberian bantuan sarana/prasarana dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan, meliputi:

• hak dan kewajiban kedua belah pihak;

• jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkan/ dibeli;

• Jenis & spesifikasi barang yang akan dihasilkan/dibeli;

• jangka waktu penyelesaian pekerjaan;

• tata cara dan syarat penyaluran;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

62

• pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi;

• pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel;

• pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;

• sanksi; dan

• penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

3. Mekanisme pencairan uang adalah LS ke rekening penerima bantuan atau melalui rekening penampungan Satker (sesuai ketentuan yang berlaku) sebelum ditransfer ke rekening penerima.

4. Ketentuan pemberian bantuan, dapat dilakukan secara:

a. Bertahap:

jika barang/jasa diproduksi/dihasilkan/dilaksanakan sendiri oleh penerima bantuan dengan nilai diatas 100 juta; atau

Tahap I sebesar 70%, tahap II sebesar 30% apabila prestasi kerja sudah mencapai 50%

b. Sekaligus:

jika barang/jasa diproduksi/dihasilkan/dilaksanakan sendiri oleh penerima bantuan sampai dengan 100 juta; atau

jika nilai per jenis barang bantuan yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan sampai dengan 50 juta

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

63

2. Pemberian bantuan sarana/prasarana dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan, meliputi: a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah dan nilai rehabilitasi dan/ atau pembangunan gedung/

bangunan; c. jenis dan spesifikasi rehabilitasi dan/ atau pembangunan

gedung/bangunan; d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan; e. tata cara dan syarat penyaluran dana; f. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah

untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jenis dan spesifikasi yang telah ditetapkan;

g. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;

h. sanksi; dan i. penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada

PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

3. Dalam hal pembangunan bantuan rehabilitasi gedung/ bangunan dapat dilaksanakan sendiri oleh penerima bantuan, maka diberikan dalam bentuk uang. Kelompok Penerima/Lembaga Pemerintah/Non Pemerintah tersebut memiliki Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK) yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk menguji tagihan dan melaksanakan pembayaran.

4. Mekanisme pencairan uang melalui LS ke rekening UPKK atau ke rekening Kelompok/lembaga/ Penerima Bantuan jika belum memiliki UPKK. Bisa juga melalui rekening penampungan Satker (sesuai ketentuan yang berlaku) sebelum di transfer ke rekening penerima bantuan.

5. Permohonan pencairan dana kepada PPK baik secara sekaligus maupun bertahap, dilampirkan dengan Perjanjian Kerjasama, Kuitansi bukti penerimaan uang. Untuk pengajuan tahap kedua dilampirkan laporan kemajuan penyelesiaan pekerjaan (Lampiran 7, 8 dan 9)

6. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana, mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PP-SPM

7. PPSPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN

8. Penerima Bantuan Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran, berupa BAST meliputi: laporan jumlah dana yang diterima, dana yang dipergunakan, sisa dana, serta pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-bukti pengeluaran telah disimpan. Selain itu juga melampirakan foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan (Lampiran 10).

9. Dalam hal terdapat sisa dana Bantuan Pemerintah, harus menyampaikan bukti surat setoran ke rekening Kas Negara kepada PPK.

9.4. Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/

Bangunan (transfer uang) 1. Pemberian bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan

gedung/ bangunan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA; (Lampiran 6);

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

64

2. Pemberian bantuan sarana/prasarana dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan, meliputi: a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah dan nilai rehabilitasi dan/ atau pembangunan gedung/

bangunan; c. jenis dan spesifikasi rehabilitasi dan/ atau pembangunan

gedung/bangunan; d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan; e. tata cara dan syarat penyaluran dana; f. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah

untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jenis dan spesifikasi yang telah ditetapkan;

g. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;

h. sanksi; dan i. penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada

PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

3. Dalam hal pembangunan bantuan rehabilitasi gedung/ bangunan dapat dilaksanakan sendiri oleh penerima bantuan, maka diberikan dalam bentuk uang. Kelompok Penerima/Lembaga Pemerintah/Non Pemerintah tersebut memiliki Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK) yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk menguji tagihan dan melaksanakan pembayaran.

4. Mekanisme pencairan uang melalui LS ke rekening UPKK atau ke rekening Kelompok/lembaga/ Penerima Bantuan jika belum memiliki UPKK. Bisa juga melalui rekening penampungan Satker (sesuai ketentuan yang berlaku) sebelum di transfer ke rekening penerima bantuan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

65

2. Kegiatan yang termasuk kategori Bantuan Pemerintah yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah ini, ditetapkan oleh Pengguna Anggaran dalam hal ini dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020;

3. Penerima bantuan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan PPK dan disahkan oleh KPA dengan memperhatikan sifat dan karakteristik bantuan (Lampiran 6)

4. Pemberian bantuan dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan,

5. Mekanisme pencairan uang melalui LS ke rekening Penerima Bantuan

6. Pencairan Bantuan dalam bentuk uang dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan

7. Permohonan pencairan dana kepada PPK dilampirkan dengan Perjanjian Kerjasama, Kuitansi bukti penerimaan uang. Untuk pengajuan tahap kedua dilampirkan laporan kemajuan penyelesiaan pekerjaan (Lampiran 7,8 dan 9)

8. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana, mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PP-SPM

9. PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN

10. Penerima Bantuan Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran, berupa BAST meliputi: laporan jumlah dana yang diterima, dana yang dipergunakan, sisa dana, serta pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-bukti pengeluaran telah

5. Pencairan bantuan dapat dilakukan sekaligus jika nilai bantuan dibawah 100 juta, dan bisa dilakukan bertahap sebagi berikut: Tahap I sebesar 70%, tahap II sebesar 30% apabila prestasi kerja sudah mencapai 50%

6. Permohonan pencairan dana kepada PPK dilampirkan dengan Perjanjian Kerjasama, Kuitansi bukti penerimaan uang, SPTJB. Untuk pengajuan tahap kedua dilampirkan laporan kemajuan penyelesiaan pekerjaan (Lampiran 8, 9)

7. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana, mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PP-SPM

8. PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN

9. Penerima Bantuan Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran, berupa BAST meliputi: laporan jumlah dana yang diterima, dana yang dipergunakan, sisa dana, serta pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-bukti pengeluaran telah disimpan. Selain itu juga melampirakan foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan (Lampiran 10)

9.5. Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan

Pemerintah yang Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran (Transfer Uang) 1. Kategori bantuan ini adalah bantuan yang tidak termasuk dalam

kategori bantuan penghargaan, bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, dan bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

66

2. Kegiatan yang termasuk kategori Bantuan Pemerintah yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah ini, ditetapkan oleh Pengguna Anggaran dalam hal ini dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020;

3. Penerima bantuan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan PPK dan disahkan oleh KPA dengan memperhatikan sifat dan karakteristik bantuan (Lampiran 6)

4. Pemberian bantuan dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan,

5. Mekanisme pencairan uang melalui LS ke rekening Penerima Bantuan

6. Pencairan Bantuan dalam bentuk uang dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan

7. Permohonan pencairan dana kepada PPK dilampirkan dengan Perjanjian Kerjasama, Kuitansi bukti penerimaan uang. Untuk pengajuan tahap kedua dilampirkan laporan kemajuan penyelesiaan pekerjaan (Lampiran 7,8 dan 9)

8. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana, mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PP-SPM

9. PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN

10. Penerima Bantuan Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran, berupa BAST meliputi: laporan jumlah dana yang diterima, dana yang dipergunakan, sisa dana, serta pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-bukti pengeluaran telah

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

67

BAB X TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH

DALAM BENTUK BARANG/JASA

10.1. Jenis Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang/Jasa Jenis Bantuan Pemerintah dalam bentuk barang/jasa meliputi: Pemberian penghargaan, Bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/bangunan; dan Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran. Penggunaan mekanisme transfer barang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK pada DIPA dan POK dengan kodefikasi sebagaimana tercantum dalam Bab 2 Tabel 1.

Pengadaan barang untuk Bantuan Pemerintah melalui penyedia dilakukan melalui: Lelang, E-purchasing e-catalog, penunjukan langsung. pengadaan langsung. Proses pengadaan termasuk pelaksanaan, penyaluran barang sampai dengan diterima oleh penerima Bantuan Pemerintah berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur mengenai pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dan peraturan terkait lainnya.

10.2. Penyaluran, Pencairan dan Penyelesaian Tagihan Bantuan Pemerintah (Dalam Bentuk Barang/Jasa) Proses pencairan, penyaluran dan pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang/Jasa, diatur sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk barang/jasa dilaksanakan melalui mekanisme kontraktual maupun swakelola sesuai karakteristik bantuan pemerintah.

disimpan. Selain itu juga melampirakan foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan (Lampiran 10)

9.6. Penyaluran Bantuan Pemerintah melalui Bank Penyalur Dalam rangka efisiensi, efektifitas dan meningkatkan fungsi kontrol PPK terhadap penyaluran bantuan pemerintah dalam bentuk uang kepada kelompoktani/penerima bantuan, mekanisme LS transfer uang dapat melalui rekening penampungan Satker (KPA/PPK/PPSPM) melalui kerjasama dengan Bank penyalur, untuk selanjutnya di transfer ke rekening penerima. KPA mengusulkan kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) Kantor Perbendaharaan untuk mendapatkan Rekening Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah (melalui rekening giro). Penyaluran kembali kepada penerima Bantuan Pemerintah dengan cara pemindahbukuan dari rekening Bank Penyalur ke rekening penerima Bantuan Pemerintah. Ketentuan lebih lanjut diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan No.252/PMK.05/2014.

9.7. Ketentuan Perpajakan Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana bantuan

pemerintah tahun anggaran 2020 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait perpajakan. Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang pihak ketiga/penyedia barang dikenakan pajak PPN atas penjualan barang sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.

9.8. Sanksi

Pelaksanaan penanganan sanksi sesuai peraturan dan perundang-undangan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

68

BAB X TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH

DALAM BENTUK BARANG/JASA

10.1. Jenis Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang/Jasa Jenis Bantuan Pemerintah dalam bentuk barang/jasa meliputi: Pemberian penghargaan, Bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/bangunan; dan Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran. Penggunaan mekanisme transfer barang sesuai dengan penggunaan Akun/MAK pada DIPA dan POK dengan kodefikasi sebagaimana tercantum dalam Bab 2 Tabel 1.

Pengadaan barang untuk Bantuan Pemerintah melalui penyedia dilakukan melalui: Lelang, E-purchasing e-catalog, penunjukan langsung. pengadaan langsung. Proses pengadaan termasuk pelaksanaan, penyaluran barang sampai dengan diterima oleh penerima Bantuan Pemerintah berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur mengenai pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dan peraturan terkait lainnya.

10.2. Penyaluran, Pencairan dan Penyelesaian Tagihan Bantuan Pemerintah (Dalam Bentuk Barang/Jasa) Proses pencairan, penyaluran dan pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah dalam Bentuk Barang/Jasa, diatur sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk barang/jasa dilaksanakan melalui mekanisme kontraktual maupun swakelola sesuai karakteristik bantuan pemerintah.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

69

9. Proses pengajuan tagihan pembayaran oleh Penyedia Barang diajukan kepada PPK berdasarkan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran antara lain: a. Perjanjian/Kontrak; b. Referensi Bank (nama dan nomor rekening penyedia

barang/jasa), c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang (BASTB) e. Berita Acara Pembayaran, f. Kuitansi, g. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP), h. Dokumen lain yang dipersyaratkan.

10. PPK melakukan pengujian dokumen tagihan, apabila telah memenuhi persyaratan, PPK mengesahkan dokumen tagihan dan menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PPSPM

11. PPSPM melakukan verifikasi Dokumen, selanjutnya menerbitkan SPM dan disampaikan ke KPPN untuk proses penerbitan SP2D

10.3. Ketentuan Perpajakan Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana bantuan pemerintah tahun anggaran 2020 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait perpajakan.

10.4. Sanksi Pelaksanaan penanganan sanksi sesuai peraturan dan perundang-undangan.

2. Kontrak pengadaan barang/jasa dilakukan antara PPK dengan penyedia barang/jasa.

3. Mekanisme pencairan uang dalam rangka pengadaan barang/jasa dilakukan melalui LS ke rekening Penyedia, kecuali untuk pemberian penghargaan dapat dilakukan melalui UP

4. Pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dalam bentuk barang dilakukan oleh penyedia barang/jasa sesuai kontrak atau oleh PPK

5. Perjanjian/kontrak yang pembayarannya akan dilakukan melalui SPM-LS, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mendaftarkannya pada sistem yang disediakan oleh KPPN/Direktorat Jenderal Perbendaharaan, selanjutnya disampaikan kepada KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatatkan dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN.

6. Pada saat penyaluran bantuan atau pelaksanaan, dilakukan pemeriksaan jumlah dan spesifikasi barang serta dilakukan serah terima yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB).

7. Untuk beberapa jenis barang tertentu, pemeriksaan dan serah terima barang dilakukan setelah konstruksi/instalasi/perakitan barang selesai dikerjakan.

8. Tatacara penyerahan Barang Milik Negara (BMN) yang berasal dari belanja Bantuan Pemerintah dalam bentuk Barang mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini Peraturan Menteri Keuangan No.111/PMK.06/2016 tentang tatacara pelaksanaan pemindahtanganan BMN

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

70

9. Proses pengajuan tagihan pembayaran oleh Penyedia Barang diajukan kepada PPK berdasarkan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran antara lain: a. Perjanjian/Kontrak; b. Referensi Bank (nama dan nomor rekening penyedia

barang/jasa), c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang (BASTB) e. Berita Acara Pembayaran, f. Kuitansi, g. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP), h. Dokumen lain yang dipersyaratkan.

10. PPK melakukan pengujian dokumen tagihan, apabila telah memenuhi persyaratan, PPK mengesahkan dokumen tagihan dan menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan kepada PPSPM

11. PPSPM melakukan verifikasi Dokumen, selanjutnya menerbitkan SPM dan disampaikan ke KPPN untuk proses penerbitan SP2D

10.3. Ketentuan Perpajakan Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana bantuan pemerintah tahun anggaran 2020 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait perpajakan.

10.4. Sanksi Pelaksanaan penanganan sanksi sesuai peraturan dan perundang-undangan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

71

langkah-langkah cepat untuk menyelesaikan kendala dan permasalahan dilapangan Kepala Dinas, Badan, dan/atau Kantor daerah provinsi yang menyelenggarakan urusan pertanian atau urusan pangan atas nama Gubernur bertanggung jawab melakukan koordinasi, pembinaan program kegiatan, pelaksanaan bantuan pemerintah lintas daerah kabupaten/kota, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan bantuan pemerintah, aspek akuntabilitas pengelolaan bantuan pemerintah, administrasi (pengadaan, penyelesaian tagihan, BAST), pencapaian output/target, serta pemanfaatan bantuan pemerintah menjadi hal yang harus diperhatikan. Kepala Dinas, Badan, dan/atau Kantor daerah kabupaten/ kota yang menyelenggarakan urusan pertanian atau urusan pangan atas nama Bupati/Walikota bertanggung jawab melakukan koordinasi teknis operasional program kegiatan, pelaksanaan bantuan pemerintah, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan bantuan pemerintah, aspek akuntabilitas pengelolaan bantuan pemerintah, administrasi (pengadaan, penyelesaian tagihan, BAST), pencapaian output/target, serta pemanfaatan bantuan pemerintah menjadi hal yang harus diperhatikan Sesuai dengan Permentan No 56 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020, bahwa untuk pelaksanaan program dan kegiatan Bantuan Pemerintah, Dinas Pertanian Provinsi membentuk Tim Pembina/monev dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membentuk Tim Teknis. Tim Pembina Provinsi di Dinas Pertanian Provinsi, mempunyai tugas: 1. Melakukan sosialisasi program kegiatan dan menetapkan

langkah-langkah persiapan, pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

BAB XI PEMBINAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

11.1.Pembinaan dan Pengendalian

Pembinaan kepada penerima bantuan harus dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan sehingga penerima bantuan mampu mengembangkan usahanya atau fungsi yang dimiliki secara mandiri. Untuk mengoptimalkan keberhasilan pembinaan tersebut, diharapkan komitmen dan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Agar bantuan pemerintah memenuhi prinsip pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean government), maka dalam pelaksanaan kegiatan harus: 1) Mentaati ketentuan peraturan dan perundang-undangan; 2)Membebaskan diri dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme; 3)Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; 4) Memenuhi asas efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas; 5) Penerapan SPI handal di seluruh unit kerja Direktur Jenderal selaku penanggungjawab program bertanggungjawab dalam penyusunan Petunjuk Pelaksanan Bantuan Pemerintah dan pencapaian sasaran Program. Direktur sebagai penanggung jawab kegiatan, melaksanakan: 1) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (pendelegasian dari Direktur Jenderal selaku Penanggung Jawab Program) 2) Dapat membentuk Tim CPCL/Tim Monev 3) Melakukan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan dari mulai persiapan, pelaksananaan, output dan pemanfaatan bantuan pemerintah serta aspek administrasi bantuan pemerintah 4) Melaporkan perkembangan fisik dan keuangan serta kendala pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah; 5) Mengambil

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

72

langkah-langkah cepat untuk menyelesaikan kendala dan permasalahan dilapangan Kepala Dinas, Badan, dan/atau Kantor daerah provinsi yang menyelenggarakan urusan pertanian atau urusan pangan atas nama Gubernur bertanggung jawab melakukan koordinasi, pembinaan program kegiatan, pelaksanaan bantuan pemerintah lintas daerah kabupaten/kota, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan bantuan pemerintah, aspek akuntabilitas pengelolaan bantuan pemerintah, administrasi (pengadaan, penyelesaian tagihan, BAST), pencapaian output/target, serta pemanfaatan bantuan pemerintah menjadi hal yang harus diperhatikan. Kepala Dinas, Badan, dan/atau Kantor daerah kabupaten/ kota yang menyelenggarakan urusan pertanian atau urusan pangan atas nama Bupati/Walikota bertanggung jawab melakukan koordinasi teknis operasional program kegiatan, pelaksanaan bantuan pemerintah, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dalam pelaksanaan bantuan pemerintah, aspek akuntabilitas pengelolaan bantuan pemerintah, administrasi (pengadaan, penyelesaian tagihan, BAST), pencapaian output/target, serta pemanfaatan bantuan pemerintah menjadi hal yang harus diperhatikan Sesuai dengan Permentan No 56 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020, bahwa untuk pelaksanaan program dan kegiatan Bantuan Pemerintah, Dinas Pertanian Provinsi membentuk Tim Pembina/monev dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membentuk Tim Teknis. Tim Pembina Provinsi di Dinas Pertanian Provinsi, mempunyai tugas: 1. Melakukan sosialisasi program kegiatan dan menetapkan

langkah-langkah persiapan, pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

73

Pengendalian Kegiatan Bantuan Pemerintah dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, Kostratani/BPP/Petugas Lapangan terhadap output kegiatan dengan memperhatikan:

1. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pusat, Tim Pembina di Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;

2. Persiapan pelaksanaan bantuan Pemerintah, seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi

3. Proses pengadaan, distribusi bantuan pemerintah dalam bentuk barang ke penerima bantuan pemerintah;

4. Transfer/penyaluran dana kegiatan bantuan pemerintah ke rekening penerima bantuan pemerintah dalam bentuk uang;

5. Pencairan dana kegiatan bantuan pemerintah oleh penerima bantuan;

6. Penyelesaian pembayaran tagihan kepada penyedia

7. Kebenaran dan ketepatan penggunaan barang/uang yang dilakukan oleh penerima bantuan;

8. Pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh penerima bantuan;

9. Pengembalian sisa dana sebelum akhir tahun anggaran yang dilakukan oleh penerima bantuan;

10. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, outcome, benefit dan impact; seperti peneingkatan produktivitas, peningkatan ekspor setelah diberikan bantuan pemerintah.

11. BAST dan Surat Pernyataan bersedia menerima hibah.

2. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/ pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Bantuan Pemerintah

3. Melakukan koordinasi lintas sektoral antar-instansi di tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program kegiatan.

4. Melakukan verifikasi/seleksi usulan calon kelompok sasaran/penerima bantuan pemerintah

5. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dengan KPA/PPK, Pejabat Pengadaan, Pejabat/Staf pengelola keuangan lainnya

6. Tim Pembina Provinsi dapat menyusun petunjuk operasional bantuan Pemerintah di tingkat daerah provinsi.

7. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian

Tugas Tim Teknis Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

1. Melakukan sosialisasi program kegiatan dan menetapkan langkah-langkah persiapan, pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

2. Melakukan pemantauan/ pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah di tingkat lapangan

3. Melakukan verifikasi/seleksi calon kelompok sasaran/penerima bantuan pemerintah

4. Melakukan koordinasi dengan Tim Pembina Provinsi, dengan KPA/PPK, Pejabat Pengadaan, Pejabat/Staf pengelola keuangan lainnya

5. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

74

Pengendalian Kegiatan Bantuan Pemerintah dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, Kostratani/BPP/Petugas Lapangan terhadap output kegiatan dengan memperhatikan:

1. Sosialisasi yang dilakukan oleh Pusat, Tim Pembina di Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;

2. Persiapan pelaksanaan bantuan Pemerintah, seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi

3. Proses pengadaan, distribusi bantuan pemerintah dalam bentuk barang ke penerima bantuan pemerintah;

4. Transfer/penyaluran dana kegiatan bantuan pemerintah ke rekening penerima bantuan pemerintah dalam bentuk uang;

5. Pencairan dana kegiatan bantuan pemerintah oleh penerima bantuan;

6. Penyelesaian pembayaran tagihan kepada penyedia

7. Kebenaran dan ketepatan penggunaan barang/uang yang dilakukan oleh penerima bantuan;

8. Pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh penerima bantuan;

9. Pengembalian sisa dana sebelum akhir tahun anggaran yang dilakukan oleh penerima bantuan;

10. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, outcome, benefit dan impact; seperti peneingkatan produktivitas, peningkatan ekspor setelah diberikan bantuan pemerintah.

11. BAST dan Surat Pernyataan bersedia menerima hibah.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

75

5. Pengendalian intern dilakukan berkaitan dengan aspek program dan anggaran, termasuk proses pengambilan keputusan, keefektifan sumber daya, dan berbagai hal lainnya.

Identifikasi Resiko pelaksanaan Bantuan Pemerintah yang akan berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah yang harus diantisipasi antara lain:

Tabel.4. Identifikasi Resiko Bantuan Pemerintah

No Identifikasi Resiko Resiko Solusi

1 Keterlambatan penyerahan DIPA, penginputan SIRUP

Terlambat realisasi Banper, terlambat tanam

Sudah terbit DIPA, segera tetapkan POK, Permentan No.52/ 2019 Dekon/TP; Awal Jan Input SIRUP, Buat jadwal pengadaan

2 Keterlambatan Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan

Idem Permentan No.52/ 2019; Awal Jan’20 Satker menetapkan Pejabat Pengelola Keuangan

2 Keterlambatan penerbitan Pedum/ Petujuk Teknis/ Petunjuk Pelaksanaan

idem Permentan 56/2019 Pedoman Banper. Kepdirjen 218/2019 Juknis Banper TP. Awal Jan’20 Juklak Teknis,

3 Keterlambatan CPCL dari CPCL tidak sesuai

idem Penyederhanaan proses CPCL, penggunaan aplikasi, Optimalkan Peran Kostratani/BPP,

4 Benih terlambat, tidak ada Terlambat salur, Pemetaan kebutuhan

Terkait dengan pemberian bantuan pemerintah, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2015, pasal 43 diamanatkan agar KPA bertanggung jawab atas hal-hal sebagai berikut: 1) Pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah. 2)Transparansi pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah. 3) Akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah.

Dalam menjamin pelaksanaan tanggung jawab di atas, KPA melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan menitik beratkan pada kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya. Serta Kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pengelolaan anggaran dan penerima manfaat dapat berjalan secara transparan, akuntabel, terbuka, efektif dan efisien. Untuk mencari solusi kendala dan permasalahan yang muncul, maka perlu dilakukan pengendalian intern sebagai berikut:

1. Mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran serta efektivitas pemanfaatan anggaran sesuai dengan tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.

2. Antisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya

3. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

4. Memanfaatkan tahapan pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan masukan dalam penyempurnaan dan evaluasi kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

76

5. Pengendalian intern dilakukan berkaitan dengan aspek program dan anggaran, termasuk proses pengambilan keputusan, keefektifan sumber daya, dan berbagai hal lainnya.

Identifikasi Resiko pelaksanaan Bantuan Pemerintah yang akan berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah yang harus diantisipasi antara lain:

Tabel.4. Identifikasi Resiko Bantuan Pemerintah

No Identifikasi Resiko Resiko Solusi

1 Keterlambatan penyerahan DIPA, penginputan SIRUP

Terlambat realisasi Banper, terlambat tanam

Sudah terbit DIPA, segera tetapkan POK, Permentan No.52/ 2019 Dekon/TP; Awal Jan Input SIRUP, Buat jadwal pengadaan

2 Keterlambatan Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan

Idem Permentan No.52/ 2019; Awal Jan’20 Satker menetapkan Pejabat Pengelola Keuangan

2 Keterlambatan penerbitan Pedum/ Petujuk Teknis/ Petunjuk Pelaksanaan

idem Permentan 56/2019 Pedoman Banper. Kepdirjen 218/2019 Juknis Banper TP. Awal Jan’20 Juklak Teknis,

3 Keterlambatan CPCL dari CPCL tidak sesuai

idem Penyederhanaan proses CPCL, penggunaan aplikasi, Optimalkan Peran Kostratani/BPP,

4 Benih terlambat, tidak ada Terlambat salur, Pemetaan kebutuhan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

77

OPT, peningkatan ekspor

11 Tidak ada laporan pertanggungjawaban

Tidak bisa diukur kinerja, temuan Audit

Disiplin Laporan setiap kegiatan, disampaikan rutin, laporan akuntabel,

12 Target realisasi triwulan (40%, 70% 90%, 100%) tidak tercapat

Penumpukan di akhir tahun,

Evaluasi rutin, penerapan reward punishment

13 Perubahan kebijakan program & kegiatan

Terlambat realisasi

Pemantapan kebijakan di awal, konsistensi pelaksanaan

11.2. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan

Evaluasi dilaksanakan untuk menilai pemanfaatan bantuan, pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah, pencapaian target yang ditetapkan, serta mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang menghambat pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan bantuan sehingga dapat dicari solusi atas permasalahan dan kendala tersebut.

Evaluasi dapat dilaksanakan secara berkala, mulai sebelum pelaksanaan sampai setelah pelaksanaan. ex-ante evaluation adalah evaluasi yang dilakukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. on-going evaluation adalah evaluasi yang dilakukan saat kegiatan tersebut sedang berjalan. ex-post evaluation adalah evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan tersebut selesai.

Kewajiban pelaporan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi dilaksanakan baik secara elektronik maupun manual, antara lain meliputi:

1. Pelaporan secara elektronik sesuai PMK No 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran Atas

stock, ongkos kirim tidak cukup

tanam benih dilokasi terdekat, Koordinasi BPSB, BBI, Dinas, Penangkar, Produsen, Korporasi Perbenihan

5 Kualitas benih tidak sesuai, benih tidak bersertifikat

Tidak tumbuh, produksi rendah, temuan Audit

Pengawasan ketat benih yang beredar, peran BPSB , penggunaan barcode label benih

6 Stock alsin tidak tersedia, kualitas alsin tidak sesuai standar

Terlambat salur, tidak optimal hasil pasaca panen, temuan Audit

Pengadaan terencana, Spesifikasi sesuai kebutuhan; hasil evaluasi sebelumnya jadi acuan

7 Pengadaan saprodi kemahalan, tidak sesuai spesifikasi

Hasil produksi tidak maksimal, temuan Audit

Pengadaan terencana, survey, HPS, mekanisme sesuai Perpres Pengadaan.

8 Keterlambatan penagihan dan pembayaran

Penolakan SPM, Tidak terbayar/ tunggakan

Disiplin prosedur, Kontrak penyaluran maksimal 1-2 bulan, BAST lengkapi, sosialisasi ke penyedia

9 BAST tidak lengkap, proses Hibah BMN melewati tahun

Terlambat pembayaran, Lap Keuangan tidak akuntable

Disiplin prosedur, BAST lengkapi. Proses Hibah BMN segera setelah BAST, Aplikasi BAT

10 Bantuan Pemerintah tidak berdampak peningkatan produksi, provitas

Sasaran produksi tidak tercapai

Tetapkan target kpd penerima banper: kenaikan Provitas, penurunan susut hasil, penurunan serangan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

78

OPT, peningkatan ekspor

11 Tidak ada laporan pertanggungjawaban

Tidak bisa diukur kinerja, temuan Audit

Disiplin Laporan setiap kegiatan, disampaikan rutin, laporan akuntabel,

12 Target realisasi triwulan (40%, 70% 90%, 100%) tidak tercapat

Penumpukan di akhir tahun,

Evaluasi rutin, penerapan reward punishment

13 Perubahan kebijakan program & kegiatan

Terlambat realisasi

Pemantapan kebijakan di awal, konsistensi pelaksanaan

11.2. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan

Evaluasi dilaksanakan untuk menilai pemanfaatan bantuan, pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah, pencapaian target yang ditetapkan, serta mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang menghambat pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan bantuan sehingga dapat dicari solusi atas permasalahan dan kendala tersebut.

Evaluasi dapat dilaksanakan secara berkala, mulai sebelum pelaksanaan sampai setelah pelaksanaan. ex-ante evaluation adalah evaluasi yang dilakukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. on-going evaluation adalah evaluasi yang dilakukan saat kegiatan tersebut sedang berjalan. ex-post evaluation adalah evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan tersebut selesai.

Kewajiban pelaporan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi dilaksanakan baik secara elektronik maupun manual, antara lain meliputi:

1. Pelaporan secara elektronik sesuai PMK No 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran Atas

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

79

dilakukan proses hibah serah terima barang maksimal 6 bulan setelah barang diserahterimakan.

Terkait pemberian Bantuan Pemerintah, sesuai PMK Nomor 173/PMK.05/2016 pasal 53A bahwa Tata Cara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) dari pemberi bantuan kepada penerima bantuan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara pemindahtanganan Barang Milik Negara, dalam hal ini Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2017.

Form terkait Hibah BMN pada Lampiran 11 s.d 14.

11.4. Pencatatan dan Penyelesaian Tunggakan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.206/PMK.02/2018 tentang tata cara revisi anggaran serta PMK perubahannya No.132/PMK.02/2019, bahwa tunggakan merupakan tagihan atas pekerjaan/penugasan yang telah diselesaikan tahun-tahun sebelumnya tetapi belum dibayarkan sampai dengan berakhirnya tahun anggaran yang lalu. Tunggakan merupakan kegiatan yang sudah dikontrakkan/dilakukan perjanjian namun karena sesuatu hal, misalnya keterlambatan penyampaia SPM, sehingga mengakibatkan kontrak tidak terbayar pada tahun anggaran berkenaan. Tunggakan yang sudah lebih dari 1 (satu) tahun anggaran diproses di Direktorat Jenderal Anggaran. Dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya, K/L dapat mengusulkan pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama sepanjang tidak mengurangi volume keluaran (output).

Tahapan penyelesaian tunggakan tahun berikutnya adalah:

1. PPK melakukan Identifikasi dan inventarisasi tagihan yang menjadi tunggakan, dilengkapi dengan dokumen pendukung

Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga dilakukan melalui aplikasi Smart,

2. Pelaporan sesuai PP No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan PermenPAN No 5 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah dilakukan melalui aplikasi e-Monev Bappenas ver.3.

3. Pelaporan sesuai Permentan No 56 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020 berupa laporan perkembangan realisasi fisik/output dan realisasi keuangan bantuan pemerintah serta kendala dilapangan

4. Mengacu pasal 16 Permentan Nomor 56 tahun 2019, bahwa rekapitulasi hasil seleksi CPCL dilaporkan kepada Menteri Pertanian. Dalam hal ini laporan disampaikan melalui Direktur Jenderal Tanaman Pangan

5. Laporan penyelesaian BAST dan Hibah BMN

6. Laporan lainnya yang ditetapkan lebih lanjut baik sifatnya rutin maupun insidentil.

7. Laporan disampaikan ke Pusat setiap minggu pertama awal bulan u.p. Bagian Evaluasi dan Pelaporan Ditjen Tanaman Pangan

11.3. Pelaporan Hibah Barang Milik Negara (BMN)

Sesuai Bagan Akun Standar (BAS), bahwa penggunaan Akun 526 (Belanja yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda) dalam bentuk transfer barang/kontraktual, harus dicatat sebagai aset persediaan pada Neraca Laporan Keuangan. Selanjutnya

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

80

dilakukan proses hibah serah terima barang maksimal 6 bulan setelah barang diserahterimakan.

Terkait pemberian Bantuan Pemerintah, sesuai PMK Nomor 173/PMK.05/2016 pasal 53A bahwa Tata Cara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) dari pemberi bantuan kepada penerima bantuan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara pemindahtanganan Barang Milik Negara, dalam hal ini Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2017.

Form terkait Hibah BMN pada Lampiran 11 s.d 14.

11.4. Pencatatan dan Penyelesaian Tunggakan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.206/PMK.02/2018 tentang tata cara revisi anggaran serta PMK perubahannya No.132/PMK.02/2019, bahwa tunggakan merupakan tagihan atas pekerjaan/penugasan yang telah diselesaikan tahun-tahun sebelumnya tetapi belum dibayarkan sampai dengan berakhirnya tahun anggaran yang lalu. Tunggakan merupakan kegiatan yang sudah dikontrakkan/dilakukan perjanjian namun karena sesuatu hal, misalnya keterlambatan penyampaia SPM, sehingga mengakibatkan kontrak tidak terbayar pada tahun anggaran berkenaan. Tunggakan yang sudah lebih dari 1 (satu) tahun anggaran diproses di Direktorat Jenderal Anggaran. Dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya, K/L dapat mengusulkan pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama sepanjang tidak mengurangi volume keluaran (output).

Tahapan penyelesaian tunggakan tahun berikutnya adalah:

1. PPK melakukan Identifikasi dan inventarisasi tagihan yang menjadi tunggakan, dilengkapi dengan dokumen pendukung

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

81

usul Revisi Anggaran dapat menggunakan hasil audit dari pihak pemeriksa yang berwenang tersebut sebagai dokumen pendukung pengganti surat pernyataan dari KPA atau pengganti hasil verifikasi dari APIP K/L atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

e) Dalam hal terdapat perbedaan angka antara tunggakan yang tercantum dalam halaman IV.B DIPA dengan hasil verifikasi/ audit, maka angka yang digunakan adalah angka hasil verifikasi/ audit.

6. Hasil verifikasi BPKP/Itjen/pernyataan KPA diusulkan ke Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan untuk pembukaan blokir tunggakan, apabila alokasi dana diblokir/dibintang.

7. Setelah proses pencairan blokir disetujui Kementerian keuangan, maka selanjutnya dilakukan proses pegajuan tagihan, penerbitan SPP, SPM, SP2D

8. Setelah dilakukan pembayaran, KPA menghapus pencatatan hutang akun belanja yang masih harus dibayar pada neraca Laporan Keuangan Semester tahun sebelumnya.

Mekanisme penyelesaian pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran diatur dalam PMK No.194/PMK.05/2014 tentang pelaksanaan anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran dan PMK perubahannya No.243/pmk.05/2015.

(seperti dokumen kontrak/perjanjian, penetapan Penerima Bantuan, RUK, BASTB, bukti pembelian, SPP, SPM dan dokumen lainnya)

2. PPK mengusulkan pengalokasian anggaran untuk membayar tunggakan tahun berikutnya, dan KPA mengusulkan ke Ditjen Anggaran usulan pengalokasian anggaran untuk membayar tunggakan .

3. Mencatat nilai tunggakan pada Neraca Laporan Keuangan Semester II sebagai Hutang dengan menggunakan akun “Belanja yang Masih Harus Dibayar” menggunakan Jurnal Manual.

4. Untuk tiap-tiap tunggakan harus dicantumkan dalam catatan-catatan terpisah per akun dalam halaman IV DIPA pada tiap-tiap alokasi yang ditetapkan untuk mendanai suatu Kegiatan per DIPA per Satker. Dalam hal kolom yang terdapat dalam sistam aplikasi untuk mencantumkan catatan untuk semua tunggakan tidak mencukupi, rincian detil tagihan per akun dapat disampaikan dalam lembaran terpisah, yang ditetapkan oleh KPA.

5. Dalam hal jumlah tunggakan per tagihan nilainya:

a) sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), harus dilampiri surat pernyataan dari KPA;

b) di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), harus dilampiri hasil verifikasi dari APIP K/L; dan

c) di atas Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), harus dilampiri hasil verifikasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

d) Dalam hal tunggakan tahun-tahun sebelumnya sudah dilakukan audit oleh pihak pemeriksa yang berwenang,

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

82

usul Revisi Anggaran dapat menggunakan hasil audit dari pihak pemeriksa yang berwenang tersebut sebagai dokumen pendukung pengganti surat pernyataan dari KPA atau pengganti hasil verifikasi dari APIP K/L atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

e) Dalam hal terdapat perbedaan angka antara tunggakan yang tercantum dalam halaman IV.B DIPA dengan hasil verifikasi/ audit, maka angka yang digunakan adalah angka hasil verifikasi/ audit.

6. Hasil verifikasi BPKP/Itjen/pernyataan KPA diusulkan ke Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan untuk pembukaan blokir tunggakan, apabila alokasi dana diblokir/dibintang.

7. Setelah proses pencairan blokir disetujui Kementerian keuangan, maka selanjutnya dilakukan proses pegajuan tagihan, penerbitan SPP, SPM, SP2D

8. Setelah dilakukan pembayaran, KPA menghapus pencatatan hutang akun belanja yang masih harus dibayar pada neraca Laporan Keuangan Semester tahun sebelumnya.

Mekanisme penyelesaian pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran diatur dalam PMK No.194/PMK.05/2014 tentang pelaksanaan anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran dan PMK perubahannya No.243/pmk.05/2015.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

83

BAB XII PENUTUP

Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga Pemerintah/Non Pemerintah;

Jenis Bantuan Pemerintah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, antara lain: 1) Bantuan sarana/prasarana ;2) Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, meliputi:; 3)Bantuan Lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah, miliputi: 4) Pemberian penghargaan 5) Bantuan operasional,

Bantuan Pemerintah dilaksanakan berdasarkan Program, Kegiatan, dan output Kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian target produksi dan produktivitas, serta akselerasi ekspor pertanian.

Tujuan Bantuan Pemerintah Memberikan bantuan sebagian komponen input dalam budidaya tanaman pangan, penanganan pasca panen, pengolahan hasil tanaman pangan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu hasil tanaman pangan, dengan indikator keberhasilan yang diharapkan adalah tersalurkanya Bantuan Pemerintah kepada penerima manfaat untuk mendukung peningkatan produksi dan akselerasi peningkatan ekspor komoditas tanaman pangan .

Indikator pemberian Bantuan Pemerintah dalam rangka pelaksanaan Program adalah tercapainya peningkatan produksi, akselerasi peningkatan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

84

LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

85

86

Lam

pira

n 1.

Keg

iata

n, O

utpu

t Ban

tuan

Pem

erin

tah

TA. 2

020 Sa

rana

Pr

a-sa

rana

Reha

b/ ba

ngu-

nan

Bant

uan

lainy

a ka

rakte

ristik

Ba

ntua

n Pe

merin

tah

Peng

har

gaa

n

Ban-

tuan

Op

era-

siona

l

Uang

Bara

ng/Ja

sa

Kawa

san K

edela

iKe

lompo

k Tan

i (Pok

tan),

Gapo

ktan,

Pokta

n Mille

nial,

Kelom

pok m

asya

raka

t, Lem

baga

Ma

syar

akat

Desa

Huta

n (LM

DH),

Kelom

pok U

saha

Ber

sama

(K

UB),

Mana

jemen

Kaw

asan

Ko

rpor

asi, L

emba

ga P

emer

intah

, da

n/atau

Lemb

aga N

on

Peme

rintah

Penin

gkata

n Pro

dukti

vitas

ke

delai

v v

21 P

rov

Kawa

asan

Ubi

Kayu

idem

Penin

gkata

n Pro

dukti

vitas

Ub

i Kay

u v

v 18

Pro

v

Kawa

san K

acan

g Tan

ahide

mPe

ningk

atan P

rodu

ktivit

as

Kaca

ng T

anah

v v

19 P

rov

Kawa

san K

acan

g Hija

uide

mPe

ningk

atan P

rodu

ktivit

as

Kaca

ng H

ijau

v v

16 P

rov

Kawa

san U

bi Ja

larIde

mPe

ningk

atan P

rodu

ktivit

as

Ubi J

alar

v v

4 Pr

ov

Idem

Peng

emba

ngan

Bud

idaya

Po

rang

v v

6 Pr

ov

Pene

rima M

anfaa

tNa

ma B

antu

an

Peme

rintah

Jenis

Ban

tuan

Pem

erint

ahMe

kanis

me

Loka

si Pr

iorita

sNo

Kegia

tanOu

tput

Keg

iatan

1Pe

ngelo

laan

Prod

uksi

Tana

man

Anek

a Kac

ang

dan U

mbi

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

86

86

Lam

pira

n 1.

Keg

iata

n, O

utpu

t Ban

tuan

Pem

erin

tah

TA. 2

020 Sa

rana

Pr

a-sa

rana

Reha

b/ ba

ngu-

nan

Bant

uan

lainy

a ka

rakte

ristik

Ba

ntua

n Pe

merin

tah

Peng

har

gaa

n

Ban-

tuan

Op

era-

siona

l

Uang

Bara

ng/Ja

sa

Kawa

san K

edela

iKe

lompo

k Tan

i (Pok

tan),

Gapo

ktan,

Pokta

n Mille

nial,

Kelom

pok m

asya

raka

t, Lem

baga

Ma

syar

akat

Desa

Huta

n (LM

DH),

Kelom

pok U

saha

Ber

sama

(K

UB),

Mana

jemen

Kaw

asan

Ko

rpor

asi, L

emba

ga P

emer

intah

, da

n/atau

Lemb

aga N

on

Peme

rintah

Penin

gkata

n Pro

dukti

vitas

ke

delai

v v

21 P

rov

Kawa

asan

Ubi

Kayu

idem

Penin

gkata

n Pro

dukti

vitas

Ub

i Kay

u v

v 18

Pro

v

Kawa

san K

acan

g Tan

ahide

mPe

ningk

atan P

rodu

ktivit

as

Kaca

ng T

anah

v v

19 P

rov

Kawa

san K

acan

g Hija

uide

mPe

ningk

atan P

rodu

ktivit

as

Kaca

ng H

ijau

v v

16 P

rov

Kawa

san U

bi Ja

larIde

mPe

ningk

atan P

rodu

ktivit

as

Ubi J

alar

v v

4 Pr

ov

Idem

Peng

emba

ngan

Bud

idaya

Po

rang

v v

6 Pr

ov

Pene

rima M

anfaa

tNa

ma B

antu

an

Peme

rintah

Jenis

Ban

tuan

Pem

erint

ahMe

kanis

me

Loka

si Pr

iorita

sNo

Kegia

tanOu

tput

Keg

iatan

1Pe

ngelo

laan

Prod

uksi

Tana

man

Anek

a Kac

ang

dan U

mbi

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

87

88

Sara

na

Pra-

sara

na

Reha

b/

bang

u-na

n

Bant

uan

lain

ya

kara

kter

istik

Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban-

tuan

O

pera

-si

onal

Uang

Bara

ng/J

asa

Bant

uan

Beni

h Ja

gung

Hi

brid

a (U

mum

2)

vv

30 P

rov,

Pus

at

(usu

lan

daer

ah)

Bant

uan

Beni

h Ja

gung

Hi

brid

a (U

mum

3)

vv

30 P

rov

dan

Pusa

t (u

sula

n da

erah

)

Bant

uan

Beni

h Pa

di In

brid

a v

v33

Pro

v da

n Us

ulan

pu

sat

Bant

uan

Beni

h Pa

di H

ibrid

a v

v10

Pro

v da

n Us

ulan

Da

erah

Pem

berd

ayaa

n Pr

odus

en

Beni

h Pa

div

v4

Prov

dan

Usu

lan

daer

ahPe

ngem

bang

an P

erbe

niha

n Pa

di In

brid

av

vAl

okas

i Pus

at d

an

1 pa

ket u

ntuk

M

erau

kePe

ngem

bang

an P

erbe

niha

n Pa

di H

ibrid

a v

v

Alok

asi P

usat

(u

sula

n da

erah

)

Prod

usen

Ben

ih J

agun

g Pe

ngem

bang

an P

erbe

niha

n Ja

gung

Hib

rida

v

vAl

okas

i Pus

at

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Sorg

umv

vAl

okas

i Pus

at

Prod

usen

Ben

ih K

edel

ai

Pem

berd

ayaa

n Pr

odus

en

Beni

h Ke

dela

iv

vv

Kalb

ar, S

ulut

, NTT

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Kede

lai

vv

Alok

asi P

usat

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Kaca

ng T

anah

vv

Alok

asi P

usat

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Kaca

ng H

ijau

vv

Alok

asi P

usat

Area

l Ser

tifika

si Be

nih

BPSB

TPH

Sara

na d

an P

rasa

rana

v

v25

Pro

v

Beni

h Su

mbe

r Pad

iBa

lai B

enih

Pro

vinsi

Sara

na d

an P

rasa

rana

v

v8

Prov

idem

Peng

elol

aan

Sist

em

Peny

edia

an

Beni

h Ta

nam

an

Pang

an

3

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n), G

apok

tan,

Ke

lom

pokt

ani p

enan

gkar

/pro

duse

n be

nih,

Kel

ompo

k m

asya

raka

t, M

anaj

emen

Kaw

asan

Kor

pora

si,

Kelo

mpo

k De

sa M

andi

ri Be

nih,

Le

mba

ga P

emer

inta

h, d

an/a

tau

Lem

baga

Non

Pem

erin

tah

Idem

Prod

usen

Ben

ih P

adi

Area

l yan

g di

berik

an

Bant

uan

Beni

h Ja

gung

Be

rser

tifika

t

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n), G

apok

tan,

Po

ktan

Mille

nial

, Kel

ompo

k m

asya

raka

t, LM

DH, K

UB,

Man

ajem

en K

awas

an K

orpo

rasi,

Le

mba

ga P

emer

inta

h, d

an/a

tau

Lem

baga

Non

Pem

erin

tah

Area

l yan

g di

berik

an

Bant

uan

Beni

h Pa

di

Bers

ertif

ikat

Idem

Pene

rima

Man

faat

Nam

a Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Jeni

s Ba

ntua

n Pe

mer

inta

hM

ekan

ism

e

Loka

si P

riorit

asNo

Kegi

atan

Out

put K

egia

tan

87

Sara

na

Pra-

sara

na

Reha

b/

bang

u-na

n

Bant

uan

lainy

a ka

rakt

erist

ik Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban-

tuan

Op

era-

siona

l

Uang

Bara

ng/Ja

sa

2Ka

wasa

n Pa

diBa

ntua

n Bu

diday

a Pa

di La

han

Kerin

g v

v 31

Pro

v (P

usat

Us

ulan

Daer

ah)

Bant

uan

Peng

emba

ngan

Bu

diday

a Pa

di Ra

wa v

v

10 P

rov

(Pus

at

Usula

n Da

erah

)Pe

ngem

bang

an P

adi

Beba

s Res

idu v

v

13 P

rov

(Pus

at

Usula

n Da

erah

)Pe

ngem

bang

an P

adi

Khus

us v

v

8 Pr

ov (P

usat

Us

ulan

Daer

ah)

Peng

emba

ngan

Pad

i M

erau

ke v

v 1

Prov

Peng

emba

ngan

Bud

idaya

Pa

di or

ganik

v v

15

Pro

v

Kawa

san

Padi

Kaya

Gizi

(B

iofor

tifika

si)Id

emPe

ngem

bang

an B

udida

ya

Kaya

Gizi

(Biof

ortifi

kasi)

v v

9

Prov

(Pus

at

Usula

n Da

erah

)Ka

wasa

n Ja

gung

Idem

Kerja

sam

a Ba

ntua

n Bu

diday

a Ja

gung

v v

Pusa

t (Us

ulan

Dara

h)

Kawa

san

Sere

alia

Lainn

yaId

emPe

ngem

bang

an B

udida

ya

Pang

an A

ltern

atif

v v

20

Pro

v

Peng

elolaa

n Pr

oduk

si Ta

nam

an

Sere

alia

Pene

rima M

anfa

at

Kelom

pok T

ani (

Pokta

n),

Gapo

ktan,

Pok

tan

Mille

nial,

Kelom

pok m

asya

raka

t, Le

mba

ga

Mas

yara

kat D

esa

Huta

n (L

MDH

), Ke

lompo

k Usa

ha B

ersa

ma

(KUB

), M

anaje

men

Kaw

asan

Ko

rpor

asi, L

emba

ga P

emer

intah

, da

n/at

au L

emba

ga N

on

Pem

erint

ah

Nam

a Ban

tuan

Pe

mer

inta

h

Jeni

s Ban

tuan

Pem

erin

tah

Meka

nism

e

Loka

si Pr

iorit

asNo

Kegi

atan

Outp

ut K

egiat

an

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

88

88

Sara

na

Pra-

sara

na

Reha

b/

bang

u-na

n

Bant

uan

lain

ya

kara

kter

istik

Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban-

tuan

O

pera

-si

onal

Uang

Bara

ng/J

asa

Bant

uan

Beni

h Ja

gung

Hi

brid

a (U

mum

2)

vv

30 P

rov,

Pus

at

(usu

lan

daer

ah)

Bant

uan

Beni

h Ja

gung

Hi

brid

a (U

mum

3)

vv

30 P

rov

dan

Pusa

t (u

sula

n da

erah

)

Bant

uan

Beni

h Pa

di In

brid

a v

v33

Pro

v da

n Us

ulan

pu

sat

Bant

uan

Beni

h Pa

di H

ibrid

a v

v10

Pro

v da

n Us

ulan

Da

erah

Pem

berd

ayaa

n Pr

odus

en

Beni

h Pa

div

v4

Prov

dan

Usu

lan

daer

ahPe

ngem

bang

an P

erbe

niha

n Pa

di In

brid

av

vAl

okas

i Pus

at d

an

1 pa

ket u

ntuk

M

erau

kePe

ngem

bang

an P

erbe

niha

n Pa

di H

ibrid

a v

v

Alok

asi P

usat

(u

sula

n da

erah

)

Prod

usen

Ben

ih J

agun

g Pe

ngem

bang

an P

erbe

niha

n Ja

gung

Hib

rida

v

vAl

okas

i Pus

at

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Sorg

umv

vAl

okas

i Pus

at

Prod

usen

Ben

ih K

edel

ai

Pem

berd

ayaa

n Pr

odus

en

Beni

h Ke

dela

iv

vv

Kalb

ar, S

ulut

, NTT

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Kede

lai

vv

Alok

asi P

usat

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Kaca

ng T

anah

vv

Alok

asi P

usat

Peng

emba

ngan

Per

beni

han

Kaca

ng H

ijau

vv

Alok

asi P

usat

Area

l Ser

tifika

si Be

nih

BPSB

TPH

Sara

na d

an P

rasa

rana

v

v25

Pro

v

Beni

h Su

mbe

r Pad

iBa

lai B

enih

Pro

vinsi

Sara

na d

an P

rasa

rana

v

v8

Prov

idem

Peng

elol

aan

Sist

em

Peny

edia

an

Beni

h Ta

nam

an

Pang

an

3

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n), G

apok

tan,

Ke

lom

pokt

ani p

enan

gkar

/pro

duse

n be

nih,

Kel

ompo

k m

asya

raka

t, M

anaj

emen

Kaw

asan

Kor

pora

si,

Kelo

mpo

k De

sa M

andi

ri Be

nih,

Le

mba

ga P

emer

inta

h, d

an/a

tau

Lem

baga

Non

Pem

erin

tah

Idem

Prod

usen

Ben

ih P

adi

Area

l yan

g di

berik

an

Bant

uan

Beni

h Ja

gung

Be

rser

tifika

t

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n), G

apok

tan,

Po

ktan

Mille

nial

, Kel

ompo

k m

asya

raka

t, LM

DH, K

UB,

Man

ajem

en K

awas

an K

orpo

rasi,

Le

mba

ga P

emer

inta

h, d

an/a

tau

Lem

baga

Non

Pem

erin

tah

Area

l yan

g di

berik

an

Bant

uan

Beni

h Pa

di

Bers

ertif

ikat

Idem

Pene

rima

Man

faat

Nam

a Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Jeni

s Ba

ntua

n Pe

mer

inta

hM

ekan

ism

e

Loka

si P

riorit

asNo

Kegi

atan

Out

put K

egia

tan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

89

90

Sara

na

Pra-

sara

na

Reh

ab/

bang

u-na

n

Ban

tuan

la

inya

ka

rakt

eris

tik

Ban

tuan

Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban

-tu

an

Ope

ra-

sion

al

Uan

gB

aran

g/J

asa

5C

ombi

ne H

arve

ster

Bes

ar v

v

Com

bine

Har

vest

er S

edan

g v

v

C

ombi

ne H

arve

ster

Kec

il v

v

Cor

n C

ombi

ne H

arve

ster

Bes

ar v

v

Cor

n C

ombi

ne H

arve

ster

Sed

ang

v

v

Com

bine

Har

vest

er M

ultif

ungs

i v

v

Cor

n S

helle

r v

v

C

orn

She

ller M

obile

v

v

Pow

er T

hres

her

Mul

tigun

a/Ke

dela

i v

v

Pow

er T

hres

her

Mul

tigun

a M

obile

v

v

Pow

er T

hres

er v

v

R

MU

a. B

angu

nan

v

v

b. A

lat

v

v

Col

our S

orte

r v

v

Hus

ker d

an P

olis

her

v

v

RM

U P

neum

atic

a.

Ban

guna

n v

v

b.

Al

at v

v

V

ertic

al D

ryer

(Kap

6 to

n)

a. B

angu

nan,

Pere

nc/P

enga

was

an v

v

b.

Ala

t v

v

V

ertic

al D

ryer

(Ka

p 10

ton)

a.

Ban

guna

n, P

eren

c/Pe

ngaw

asan

v

v

b.

Ala

t v

v

D

ryer

UV

v

v

Gra

ding

/pac

king

V

V

UPH

Jag

ung

v

v

(ban

guna

n) v

v

U

PH K

edel

ai

v

v

(Ban

guna

n) v

v

U

PH ta

nam

an p

anga

n la

inny

a v

v

(B

angu

nan)

v

v

Pene

rapa

n st

anda

rdis

asi

dan

mut

u ha

sil

Idem

Serti

fikas

i Jam

inan

Mut

u (O

rgan

ik)

v

v

Fasi

litas

Sa

rana

Pe

ngol

ahan

H

asil

Tana

man

Fasi

litas

Sa

rana

Pa

scap

anen

Ta

nam

an

Pang

an

Peng

olah

an

dan

Pem

asar

an

Has

il Ta

nam

an

Pang

an

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n),

Gap

okta

n, K

elom

pokt

ani

Mille

nial

, Kel

ompo

k m

asya

raka

t, Le

mba

ga M

asya

raka

t Des

a H

utan

(LM

DH

), Ke

lom

pok

Usa

ha

Bers

ama

(KU

B), U

nit P

elay

anan

Ja

sa A

lsin

tan

(UPJ

A), B

rigad

e Al

sint

an, S

P3T,

Man

ajem

en

Kaw

asan

Kor

pora

si, L

emba

ga

Pem

erin

tah,

dan

/ata

u Le

mba

ga

Non

Pem

erin

tah

Pene

rima

Man

faat

Idem

Nam

a B

antu

an P

emer

inta

h

Jeni

s B

antu

an P

emer

inta

hM

ekan

ism

e

No

Keg

iata

nO

utpu

t K

egia

tan

89

Sara

na

Pra-

sara

na

Reha

b/

bang

u-na

n

Bant

uan

lain

ya

kara

kter

istik

Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban-

tuan

Op

era-

sion

al

Uang

Bara

ng/J

asa

Baha

n da

n/at

au A

lat

Pend

ukun

g Pe

nera

pan

PHT

Padi

v v

31 P

rov

Baha

n da

n/at

au A

lat

Pend

ukun

g Pe

nera

pan

PHT

Jagu

ng

v v

20 P

rov

Baha

n da

n/at

au A

lat

Pend

ukun

g Pe

nera

pan

PHT

Kede

lai

vv

22 P

rov

Baha

n da

n/at

au a

lat

pend

ukun

g PP

DPI

(Pem

buat

an S

umur

Pa

ntek

/Sun

tik d

an P

ompa

Ai

r)

vv

21 P

rov

Baha

n da

n/at

au a

lat

pend

ukun

g PP

DPI

(Pem

buat

an S

umur

Pa

ntek

/Sun

tik d

an P

ompa

Ai

r)

vv

2 Pr

ov

Idem

Dem

Are

a Bu

diday

a Ta

nam

an S

ehat

Pad

i Sa

wah/

Pena

ngan

an D

PI

vv

v20

Pro

v

Sum

ur S

untik

vv

PPAH

vv

31 P

rov

Rum

ah B

urun

g Ha

ntu

vv

22 P

rov

Idem

Pesti

sida

vv

27 P

rov

Herb

isida

vv

Pom

pav

vSe

lang

vv

Sara

na d

an B

ahan

Pe

ngen

dalia

n OP

T

Peng

uata

n pe

rlindu

ngan

ta

nam

an

pang

an d

ari

gang

guan

OPT

da

n DP

I

4 F

asilit

as P

engu

atan

Pe

rlindu

ngan

Tan

aman

Pa

ngan

dar

i Gan

ggua

n OP

T

Kelom

pok T

ani (

Pokta

n),

Gapo

ktan,

Lem

baga

Mas

yara

kat

Desa

Hut

an (L

MDH

), Ke

lompo

k Us

aha

Bers

ama

(KUB

), Po

ktan

Mille

nial, K

elom

pok M

asya

raka

t, M

anaje

men

Kaw

asan

Kor

pora

si,

Lem

baga

Pem

erint

ah, d

an/a

tau

Lem

baga

Non

Pem

erint

ah

Pene

rapa

n Pe

nang

anan

DP

IId

em

Pene

rima

Man

faat

Nam

a Ba

ntua

n Pe

mer

inta

h

Jeni

s Ba

ntua

n Pe

mer

inta

hM

ekan

ism

e

Loka

si P

riorit

asNo

Kegi

atan

Outp

ut K

egia

tan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

90

90

Sara

na

Pra-

sara

na

Reh

ab/

bang

u-na

n

Ban

tuan

la

inya

ka

rakt

eris

tik

Ban

tuan

Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban

-tu

an

Ope

ra-

sion

al

Uan

gB

aran

g/J

asa

5C

ombi

ne H

arve

ster

Bes

ar v

v

Com

bine

Har

vest

er S

edan

g v

v

C

ombi

ne H

arve

ster

Kec

il v

v

Cor

n C

ombi

ne H

arve

ster

Bes

ar v

v

Cor

n C

ombi

ne H

arve

ster

Sed

ang

v

v

Com

bine

Har

vest

er M

ultif

ungs

i v

v

Cor

n S

helle

r v

v

C

orn

She

ller M

obile

v

v

Pow

er T

hres

her

Mul

tigun

a/Ke

dela

i v

v

Pow

er T

hres

her

Mul

tigun

a M

obile

v

v

Pow

er T

hres

er v

v

R

MU

a. B

angu

nan

v

v

b. A

lat

v

v

Col

our S

orte

r v

v

Hus

ker d

an P

olis

her

v

v

RM

U P

neum

atic

a.

Ban

guna

n v

v

b.

Al

at v

v

V

ertic

al D

ryer

(Kap

6 to

n)

a. B

angu

nan,

Pere

nc/P

enga

was

an v

v

b.

Ala

t v

v

V

ertic

al D

ryer

(Ka

p 10

ton)

a.

Ban

guna

n, P

eren

c/Pe

ngaw

asan

v

v

b.

Ala

t v

v

D

ryer

UV

v

v

Gra

ding

/pac

king

V

V

UPH

Jag

ung

v

v

(ban

guna

n) v

v

U

PH K

edel

ai

v

v

(Ban

guna

n) v

v

U

PH ta

nam

an p

anga

n la

inny

a v

v

(B

angu

nan)

v

v

Pene

rapa

n st

anda

rdis

asi

dan

mut

u ha

sil

Idem

Serti

fikas

i Jam

inan

Mut

u (O

rgan

ik)

v

v

Fasi

litas

Sa

rana

Pe

ngol

ahan

H

asil

Tana

man

Fasi

litas

Sa

rana

Pa

scap

anen

Ta

nam

an

Pang

an

Peng

olah

an

dan

Pem

asar

an

Has

il Ta

nam

an

Pang

an

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n),

Gap

okta

n, K

elom

pokt

ani

Mille

nial

, Kel

ompo

k m

asya

raka

t, Le

mba

ga M

asya

raka

t Des

a H

utan

(LM

DH

), Ke

lom

pok

Usa

ha

Bers

ama

(KU

B), U

nit P

elay

anan

Ja

sa A

lsin

tan

(UPJ

A), B

rigad

e Al

sint

an, S

P3T,

Man

ajem

en

Kaw

asan

Kor

pora

si, L

emba

ga

Pem

erin

tah,

dan

/ata

u Le

mba

ga

Non

Pem

erin

tah

Pene

rima

Man

faat

Idem

Nam

a B

antu

an P

emer

inta

h

Jeni

s B

antu

an P

emer

inta

hM

ekan

ism

e

No

Keg

iata

nO

utpu

t K

egia

tan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

91

92

Lampiran 2. Satuan Biaya Bantuan Pemerintah Keg No Komponen Bantuan Pemerintah Satuan Biaya

(Rp) Biaya (Rp)

1761 1 Peningkatan Produktivitas kedelai 1 Ha 1.023.595 1.023.595

- Benih kedelai 45 kg 11.891 535.095

- Pupuk Hayati cair 3 liter 84.000 252.000

- Rhizobium 250 gr 226 56.500

- Herbisida/pestisida 3 liter 60.000 180.000

2 Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah 1 Ha 3.552.000 3.552.000

- Benih kacang tanah 120 kg 27.500 3.300.000

- Pupuk Hayati cair 3 liter 84.000 252.000

3 Peningkatan Produktivitas Kacang Hijau 1 Ha 927.000 927.000

- Benih kacang hijau 25 kg 27.000 675.000

- Pupuk Hayati cair 3 liter 84.000 252.000

4 Peningkatan Produktivitas Ubi kayu 1 Ha 1.150.000 1.150.000

- Pupuk oragnik padat 10 kg 115.000 1.150.000

5 Peningkatan Produktivitas Ubi Jalar 1 Ha 6.000.000 6.000.000

- Bibit/stek ubi jalar 20.000 stek 300 6.000.000

6 Pengembangan Budidaya Porang 1 Ha 2.500.000 2.500.000

- Urea 200 kg 5.000 1.000.000

- SP 36 100 kg 5.000 500.000

- Pupuk organik 1.000 kg 1.000 1.000.000

1762 7 Budidaya Padi Inbrida Lahan Kering 1 Ha 1.395.000 1.395.000

a. Bantuan Benih 40 kg 10.000 400.000

b. Pupuk organik non subsidi (500 kg/ha)/NPK non subsidi 100 kg/ha

500 Kg 1.750 875.000

c. Herbisida pra/purna tanam (2 liter/ha) 2 liter 60.000 120.000 ctt: volume saprodi batas tertinggi

8 Pengembangan Budidaya Padi Rawa 1 Ha 1.880.000 1.880.000

a. Bantuan Benih 60 kg 10.000 600.000

b. Dolomit (100 kg/ha)/kapur pertanian (300 kg/ha) 100 kg 1.500 150.000

c. NPK non Subsidi (100 kg/ha) 100 kg 6.875 687.500

d. Herbisida pra/purna tanam 3 liter 60.000 180.000

e. Pupuk hayati (25 kg/ha atau setara 3 liter/ha) 25 kg 10.500 262.500 ctt: volume saprodi batas tertinggi

9 Pengembangan Padi Merauke 1 Ha 550.000 550.000

a. Bantuan Benih 25 kg 10.000 250.000

b. Pupuk organik dan ongkos angkut 500 kg 600 300.000

10 Pengembangan padi kaya gizi (Biofortifikasi) 1 Ha 1.002.500 1.002.500

a. Benih padi 25 kg 12.600 315.000

b. Pupuk NPK non subsidi 100 kg 6.875 687.500

Volume

91

Sara

na

Pra-

sara

na

Reh

ab/

bang

u-na

n

Ban

tuan

la

inya

ka

rakt

eris

tik

Ban

tuan

Pe

mer

inta

h

Peng

har

gaa

n

Ban

-tu

an

Ope

ra-

sion

al

Uan

gB

aran

g/J

asa

Kelo

mpo

k Ta

ni (P

okta

n),

Gap

okta

n, L

emba

ga M

asya

raka

t D

esa

Hut

an (L

MD

H),

Kelo

mpo

k U

saha

Ber

sam

a (K

UB)

, Pok

tan

Mille

nial

, Kel

ompo

k M

asya

raka

t, M

anaj

emen

Kaw

asan

Kor

pora

si,

Lem

baga

Pem

erin

tah,

dan

/ata

u Le

mba

ga N

on P

emer

inta

h

Bant

uan

Pem

erin

tah

Men

duku

ng

Prod

uksi

vv

vv

Pero

rang

an, P

NS/

pega

wai

fu

ngsi

onal

, pet

ani,

Kelo

mpo

ktan

i (P

okta

n), G

apok

tan,

Ke

lom

pokt

ani M

illeni

al, K

elom

pok

Mas

yara

kat,

LMD

H, K

UB,

UPJ

A,

Brig

ade

Alsi

ntan

, SP3

T,

Man

ajem

en K

awas

an K

orpo

rasi

, Ko

stra

tani

/BPP

/PPL

/Pet

ugas

La

pang

an, P

elak

u ag

ribis

nis

perta

nian

, Lem

baga

Pem

erin

tah,

da

n/at

au L

emba

ga N

on

Pem

erin

tah

Bant

uan

peng

harg

aan,

ban

tuan

op

eras

iona

lv

vv

v

6D

ukun

gan

Man

ajem

en

dan

Tekn

is

Lain

nya

Pada

D

itjen

Ta

nam

an

Pang

an

Laya

nan

duku

ngan

m

anaj

emen

es

elon

I

Pene

rima

Man

faat

Nam

a B

antu

an P

emer

inta

h

Jeni

s B

antu

an P

emer

inta

hM

ekan

ism

e

No

Keg

iata

nO

utpu

t K

egia

tan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

92

92

Lampiran 2. Satuan Biaya Bantuan Pemerintah Keg No Komponen Bantuan Pemerintah Satuan Biaya

(Rp) Biaya (Rp)

1761 1 Peningkatan Produktivitas kedelai 1 Ha 1.023.595 1.023.595

- Benih kedelai 45 kg 11.891 535.095

- Pupuk Hayati cair 3 liter 84.000 252.000

- Rhizobium 250 gr 226 56.500

- Herbisida/pestisida 3 liter 60.000 180.000

2 Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah 1 Ha 3.552.000 3.552.000

- Benih kacang tanah 120 kg 27.500 3.300.000

- Pupuk Hayati cair 3 liter 84.000 252.000

3 Peningkatan Produktivitas Kacang Hijau 1 Ha 927.000 927.000

- Benih kacang hijau 25 kg 27.000 675.000

- Pupuk Hayati cair 3 liter 84.000 252.000

4 Peningkatan Produktivitas Ubi kayu 1 Ha 1.150.000 1.150.000

- Pupuk oragnik padat 10 kg 115.000 1.150.000

5 Peningkatan Produktivitas Ubi Jalar 1 Ha 6.000.000 6.000.000

- Bibit/stek ubi jalar 20.000 stek 300 6.000.000

6 Pengembangan Budidaya Porang 1 Ha 2.500.000 2.500.000

- Urea 200 kg 5.000 1.000.000

- SP 36 100 kg 5.000 500.000

- Pupuk organik 1.000 kg 1.000 1.000.000

1762 7 Budidaya Padi Inbrida Lahan Kering 1 Ha 1.395.000 1.395.000

a. Bantuan Benih 40 kg 10.000 400.000

b. Pupuk organik non subsidi (500 kg/ha)/NPK non subsidi 100 kg/ha

500 Kg 1.750 875.000

c. Herbisida pra/purna tanam (2 liter/ha) 2 liter 60.000 120.000 ctt: volume saprodi batas tertinggi

8 Pengembangan Budidaya Padi Rawa 1 Ha 1.880.000 1.880.000

a. Bantuan Benih 60 kg 10.000 600.000

b. Dolomit (100 kg/ha)/kapur pertanian (300 kg/ha) 100 kg 1.500 150.000

c. NPK non Subsidi (100 kg/ha) 100 kg 6.875 687.500

d. Herbisida pra/purna tanam 3 liter 60.000 180.000

e. Pupuk hayati (25 kg/ha atau setara 3 liter/ha) 25 kg 10.500 262.500 ctt: volume saprodi batas tertinggi

9 Pengembangan Padi Merauke 1 Ha 550.000 550.000

a. Bantuan Benih 25 kg 10.000 250.000

b. Pupuk organik dan ongkos angkut 500 kg 600 300.000

10 Pengembangan padi kaya gizi (Biofortifikasi) 1 Ha 1.002.500 1.002.500

a. Benih padi 25 kg 12.600 315.000

b. Pupuk NPK non subsidi 100 kg 6.875 687.500

Volume

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

93

94

Keg No Komponen Bantuan Pemerintah Satuan Biaya (Rp) Biaya (Rp)

1764 28 PPHT Padi (non remote dan remote) 1 Pkt/25 Ha 23.500.000 23.500.000

29 PPHT Jagung (non remote dan remote) 1 Pkt/15 Ha 15.400.000 15.400.000

30 PPHT Kedelai (Wil Non Remote & Remote) 1 Pkt/10 Ha 9.850.000 9.850.000

31 PPDPI

a. Biopori Wil Non Remote 1 Pkt/10 Ha 22.600.000 22.600.000

b. Biopori Wil Remote 1 Pkt/10 Ha 24.350.000 24.350.000

c. Sumur Suntik Wil Non Remote 1 Pkt/10 Ha 36.232.000 36.232.000

b. Sumur Suntik Wil Remote 1 Pkt/10 Ha 46.317.000 46.317.000

32 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi 1 Ha 1.600.000 1.600.000

33 Pestisida/Insektisida 1 Pkt 10.000.000.000 10.000.000.000

34 Herbisida 1 Pkt 18.000.000.000 18.000.000.000

35 Pompa Mitigasi Kekeringan (2/3/4/6 inc) 1 Pkt 7.261.900 s/d 40.000.000

7.261.900 s/d 40.000.000

36 Selang pompa air 1 meter 38.500 38.500

37 Sumur suntik 1 paket 12.500.000 12.500.000

38 PPAH 1 paket 10.000.000 10.000.000

39 Rumah Burung Hantu 1 unit 2.000.000 2.000.000

5885 39 Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Combine Harvester Besar 1 unit 439.666.000 - 562.666.000

439.666.000 - 562.666.000

Combine Harvester Sedang 1 unit 152.000.000 - 191.966.000

152.000.000 - 191.966.000

Combine Harvester Kecil 1 unit 131.233.000 - 176.700.000

131.233.000 - 176.700.000

Corn Combine Harvester Besar 1 unit 424.500.000 - 525.700.000

424.500.000 - 525.700.000

Corn Combine Harvester Sedang 1 unit 187.500.000 - 232.250.000

187.500.000 - 232.250.000

Combine Harvester Multifungsi 1 unit 365.500.000 - 466.700.000

365.500.000 - 466.700.000

Corn Sheller 1 unit 22.900.000 - 39.700.000

22.900.000 - 39.700.000

Corn Sheller Mobile 1 unit 51.200.000 - 56.200.000

51.200.000 - 56.200.000

Power Thresher Multiguna 1 unit 21.700.000 - 38.500.000

21.700.000 - 38.500.000

Power Thresher Multiguna Mobile 1 unit 56.200.000 - 61.200.000

56.200.000 - 61.200.000

Power Threser 1 unit 11.500.000 - 30.150.000

11.500.000 - 30.150.000

Volume

94

Keg No Komponen Bantuan Pemerintah Satuan Biaya (Rp) Biaya (Rp)

1762 11 Pengembangan budidaya padi khusus 1 Ha 1.312.500 1.312.500

a. Bantuan Benih 25 kg 25.000 625.000

b. Pupuk NPK non Subsidi 100 kg 6.875 687.500

12 Pengembangna Budidaya padi organik 1 Ha 2.415.000 2.415.000

a. Benih padi 25 kg 10.000 250.000

b. Pupuk organik non subsidi dan ongkos kirim 1.000 kg 2.100 2.100.000

c. Biopestisida 1 Paket 65.000 65.000

13 Pengembangan padi bebas residu 1 Ha 1.500.000 1.500.000

a. Benih padi 25 kg 10.000 250.000

b. Pupuk hayati, pestisida hayati, pupuk organik, pupuk an organik

1 paket 1.250.000 1.250.000

14 Kerjasama pengembangan jagung 1 Ha 1.527.500 1.527.500

a. Benih jagung hibrida varietas umum 2 15 kg 44.000 660.000

b. Pupuk NPK non subsidi 100 kg 6.875 687.500

c. Herbisida 3 liter 60.000 180.000

15 Pengembangan budidaya pangan alternatif 1 Ha 947.500 947.500

a. Bantuan Benih 10 kg 26.000 260.000

b. Pupuk NPK non subsidi 100 kg 6.875 687.500

1763 16 Bantuan Benih

a Bantuan Benih Jagung Hibrida Umum-2 15 Kg 44.000 660.000

b Bantuan Benih Jagung Hibrida Umum-3 15 Kg 37.000 555.000

c Bantuan Benih Padi inbrida 25 Kg 10.000 250.000

d Bantuan Benih Padi hibrida 15 Kg 60.000 900.000

17 Pengembangan perbenihan jagung hibrida 1 Ha 5.385.000 5.385.000

18 Pengembangan perbenihan padi inbrida

a. Sarana produksi, sertifikasi dan bahan prosesing 1 Ha 3.275.000 3.275.000

b. Pendirian badan usaha 1 unit 4.000.000 4.000.000

19 Pengembangan perbenihan padi hibrida 1 Ha 15.000.000 15.000.000

20 Pengembangan perbenihan kedelai 1 Ha 1.801.500 1.801.500

21 Pengembangan perbenihan kacang tanah 1 Ha 3.000.000 3.000.000

22 Pengembangan perbenihan kacang hijau 1 Ha 3.000.000 3.000.000

23 Pengembangan perbenihan sorgum 1 Ha 2.000.000 2.000.000

24 Pemberdayaan produsen benih padi 1 Unit 250.000.000 250.000.000

25 Pemberdayaan produsen benih kedelai 1 Unit 230.000.000 230.000.000

26 Sarana pendukung BPSB-TPH 1 Paket 10.000.000 - 1.000.000.000

10.000.000 - 1.000.000.000

27 Sarana pendukung Balai Benih 1 Paket 2.000.000 - 35.000.000

2.000.000 - 35.000.000

Volume

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

94

94

Keg No Komponen Bantuan Pemerintah Satuan Biaya (Rp) Biaya (Rp)

1764 28 PPHT Padi (non remote dan remote) 1 Pkt/25 Ha 23.500.000 23.500.000

29 PPHT Jagung (non remote dan remote) 1 Pkt/15 Ha 15.400.000 15.400.000

30 PPHT Kedelai (Wil Non Remote & Remote) 1 Pkt/10 Ha 9.850.000 9.850.000

31 PPDPI

a. Biopori Wil Non Remote 1 Pkt/10 Ha 22.600.000 22.600.000

b. Biopori Wil Remote 1 Pkt/10 Ha 24.350.000 24.350.000

c. Sumur Suntik Wil Non Remote 1 Pkt/10 Ha 36.232.000 36.232.000

b. Sumur Suntik Wil Remote 1 Pkt/10 Ha 46.317.000 46.317.000

32 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi 1 Ha 1.600.000 1.600.000

33 Pestisida/Insektisida 1 Pkt 10.000.000.000 10.000.000.000

34 Herbisida 1 Pkt 18.000.000.000 18.000.000.000

35 Pompa Mitigasi Kekeringan (2/3/4/6 inc) 1 Pkt 7.261.900 s/d 40.000.000

7.261.900 s/d 40.000.000

36 Selang pompa air 1 meter 38.500 38.500

37 Sumur suntik 1 paket 12.500.000 12.500.000

38 PPAH 1 paket 10.000.000 10.000.000

39 Rumah Burung Hantu 1 unit 2.000.000 2.000.000

5885 39 Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Combine Harvester Besar 1 unit 439.666.000 - 562.666.000

439.666.000 - 562.666.000

Combine Harvester Sedang 1 unit 152.000.000 - 191.966.000

152.000.000 - 191.966.000

Combine Harvester Kecil 1 unit 131.233.000 - 176.700.000

131.233.000 - 176.700.000

Corn Combine Harvester Besar 1 unit 424.500.000 - 525.700.000

424.500.000 - 525.700.000

Corn Combine Harvester Sedang 1 unit 187.500.000 - 232.250.000

187.500.000 - 232.250.000

Combine Harvester Multifungsi 1 unit 365.500.000 - 466.700.000

365.500.000 - 466.700.000

Corn Sheller 1 unit 22.900.000 - 39.700.000

22.900.000 - 39.700.000

Corn Sheller Mobile 1 unit 51.200.000 - 56.200.000

51.200.000 - 56.200.000

Power Thresher Multiguna 1 unit 21.700.000 - 38.500.000

21.700.000 - 38.500.000

Power Thresher Multiguna Mobile 1 unit 56.200.000 - 61.200.000

56.200.000 - 61.200.000

Power Threser 1 unit 11.500.000 - 30.150.000

11.500.000 - 30.150.000

Volume

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

95

Lam

pira

n 3.

For

m U

sula

n C

PCL

(Kel

ompo

ktan

i mel

alui

Kos

trata

ni/B

PP/B

P3K/

PPL/

......

Ko

de C

PCL

Kegi

atan

: 17

61. C

PCL

Budi

daya

Ked

elai

Su

mbe

r Dan

a

: DIP

A Pr

ovin

si/ D

IPA

Pusa

t (Pi

lih s

alah

sat

u)

Nam

a Po

ktan

:

xxx

xxxx

xxx

Des

a : x

xxxx

Ke

tua/

NIK

:

yyyy

yyyy

yyyy

/ 197

1234

5683

4 Ke

c :

yyy

yy

Angg

ota/

Lah

an :

25 o

rg /

30 H

ekta

r Pr

ov :

zzz

zz

Usu

lan

CPC

L N

o Pe

tani

/NIK

Lu

as

laha

n (h

a)

Jeni

s la

han

Beni

h (k

g)

Varie

tas

Beni

h Pu

puk

Hay

ati

(lt)

Rhi

zo-

bium

(g

r)

Her

bi-

sida

(lt

)

Jadw

al

tana

m

Prov

itas

Exis

ting

(kw

/ha)

Targ

et

Prov

itas

(kw

/ha)

Ket l

ain-

lain

1 Xx

xxxx

x 19

7398

3774

56

1 la

dang

45

an

jasm

oro

3 25

0 3

Jan’

19

15,1

16

,0

Phot

o te

rlam

pir

2 Yy

yyyy

y 19

6599

8890

00

dst

saw

ah

Ju

mla

h 30

1.35

0

90

7.50

0 90

15,2

16

,1

......

......

......

......

.., ..

......

....2

020

Kost

rata

ni/K

a BP

P/BP

3K K

ec...

...Ka

b....

...

Ke

tua

Kelo

mpo

ktan

i Ta

ndat

anga

n/St

empe

l

ta

ndat

anga

n/st

empe

l N

ama/

NIP

/No

HP

N

ama/

No

HP

95

Keg No Komponen Bantuan Pemerintah Satuan Biaya (Rp) Biaya (Rp)

5885 RMU 1 unit 370.000.000 370.000.000

RMU Pneumatic 1 unit 480.000.000 480.000.000

Bangunan RMU 1 unit 180.000.000 180.000.000

Colour Sorter 1 unit 400.000.000 400.000.000

Husker dan Polisher 1 unit 90.000.000 90.000.000

Grading/Packing 1 unit 160.000.000 160.000.000

Vertical Dryer Padi (Kap 6 Ton) 1 unit 537.610.000 - 628.559.000

537.610.000 - 628.559.000

Vertical Dryer padi/jagung (Kap 10 Ton) 1 unit 654.511.000 - 948.500.000

654.511.000 - 948.500.000

Vertical Dryer Jagung (Kap 6 Ton) 1 unit 586.600.000 - 670.000.000

586.600.000 - 670.000.000

Dryer UV 1 unit 200.000.000 200.000.000

Bangunan Vertical Dryer Padi (Kap 6 Ton) 1 unit 246.000.000 246.000.000

Bangunan Vertical Dryer padi (Kap 10 Ton) 1 unit 310.000.000 310.000.000

Bangunan Vertical Dryer Jagung (Kap 10 Ton) 1 unit 310.000.000 310.000.000

40 Sarana Pengolahan Hasil TP

UPH Jagung 1 unit 70.000.000 70.000.000

UPH Kedelai 1 unit 70.000.000 70.000.000

UPH Tanaman Pangan Lainnya 1 unit 70.000.000 70.000.000

Bangunan UPH 1 unit 50.000.000 50.000.000

41 Sertifikasi Organik 1 sertifikat 30.000.000 30.000.000

1766 42 Bantuan pemerintah mendukung peningkatan produksi Padi, Jagung dan Kedelai

43 Bantuan Penghargaan, Bantuan Non Operasional

Volume

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

96

Lam

pira

n 3.

For

m U

sula

n C

PCL

(Kel

ompo

ktan

i mel

alui

Kos

trata

ni/B

PP/B

P3K/

PPL/

......

Ko

de C

PCL

Kegi

atan

: 17

61. C

PCL

Budi

daya

Ked

elai

Su

mbe

r Dan

a

: DIP

A Pr

ovin

si/ D

IPA

Pusa

t (Pi

lih s

alah

sat

u)

Nam

a Po

ktan

:

xxx

xxxx

xxx

Des

a : x

xxxx

Ke

tua/

NIK

:

yyyy

yyyy

yyyy

/ 197

1234

5683

4 Ke

c :

yyy

yy

Angg

ota/

Lah

an :

25 o

rg /

30 H

ekta

r Pr

ov :

zzz

zz

Usu

lan

CPC

L N

o Pe

tani

/NIK

Lu

as

laha

n (h

a)

Jeni

s la

han

Beni

h (k

g)

Varie

tas

Beni

h Pu

puk

Hay

ati

(lt)

Rhi

zo-

bium

(g

r)

Her

bi-

sida

(lt

)

Jadw

al

tana

m

Prov

itas

Exis

ting

(kw

/ha)

Targ

et

Prov

itas

(kw

/ha)

Ket l

ain-

lain

1 Xx

xxxx

x 19

7398

3774

56

1 la

dang

45

an

jasm

oro

3 25

0 3

Jan’

19

15,1

16

,0

Phot

o te

rlam

pir

2 Yy

yyyy

y 19

6599

8890

00

dst

saw

ah

Ju

mla

h 30

1.35

0

90

7.50

0 90

15,2

16

,1

......

......

......

......

.., ..

......

....2

020

Kost

rata

ni/K

a BP

P/BP

3K K

ec...

...Ka

b....

...

Ke

tua

Kelo

mpo

ktan

i Ta

ndat

anga

n/St

empe

l

ta

ndat

anga

n/st

empe

l N

ama/

NIP

/No

HP

N

ama/

No

HP

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

97

7. Keputusan Direktur ..............No........tentang Petunjuk Pelaksanaan 8. dst...............

Memutuskan

Menetapkan: Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota......Prov....... tentang Penetapan CPCL kegiatan.......Kab....... Tahun 2020

Kesatu:

SK CPCL sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, telah dilakukan verifikasi dan layak diusulkan sebagai calon penerima bantuan pemerintah melalui DIPA Tugas Pembantuan Provinsi/DIPA Pusat TA 2020 (pilih salah satu)

Kedua:

Saya bertanggung jawab mutlak terhadap Kebenaran CPCL dan akan melakukan pembinaan, pengendalian, monev dan pelaporan terhadap CPCL yang ditetapkan sebagai penerima Bantuan Pemerintah, serta mengupayakan pencapaian target peningkatan produktivitas/penurunan susut hasil/penurunan serangan OPT/luas penanganan kekeringan (pilih salah satu) sebagai dampak dari pemberian bantuan pemerintah.

Ketiga:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, jika kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

.................,....................2020 Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota.... Nama/NIP/tandatangan

Tembusan: 1. Bupati...... 2. Kepala Dinas Pertanian Provinsi..... 3. Direktur......

Lampiran 4.a. SK CPCL Kabupaten/Kota

KOP DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA..................

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KAB/KOTA........... No.........

PENETAPAN CPCL/CALON PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN............ KAB/KOTA.......... PROV........TAHUN 2020 Menimbang:

a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan, dilaksanakan Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

b. dalam rangka usulan penerima Bantuan Pemerintah, perlu ditetapkan Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) untuk diproes lebih lanjut

Mengingat:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara /Lembaga;

4. Peraturan Mengteri Pertanian No.52/2019 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

5. Peraturan Menteri Pertanian No.56/2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2020

6. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No. No.218/HK.310/C/12/2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan T2020

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

98

7. Keputusan Direktur ..............No........tentang Petunjuk Pelaksanaan 8. dst...............

Memutuskan

Menetapkan: Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota......Prov....... tentang Penetapan CPCL kegiatan.......Kab....... Tahun 2020

Kesatu:

SK CPCL sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, telah dilakukan verifikasi dan layak diusulkan sebagai calon penerima bantuan pemerintah melalui DIPA Tugas Pembantuan Provinsi/DIPA Pusat TA 2020 (pilih salah satu)

Kedua:

Saya bertanggung jawab mutlak terhadap Kebenaran CPCL dan akan melakukan pembinaan, pengendalian, monev dan pelaporan terhadap CPCL yang ditetapkan sebagai penerima Bantuan Pemerintah, serta mengupayakan pencapaian target peningkatan produktivitas/penurunan susut hasil/penurunan serangan OPT/luas penanganan kekeringan (pilih salah satu) sebagai dampak dari pemberian bantuan pemerintah.

Ketiga:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, jika kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

.................,....................2020 Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota.... Nama/NIP/tandatangan

Tembusan: 1. Bupati...... 2. Kepala Dinas Pertanian Provinsi..... 3. Direktur......

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

99

Lampiran 5. Persetujuan CPCL Dinas Pertanian Provinsi

KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI.......

SURAT PERSETUJUAN

CALON PETANI CALON LOKASI (CPCL)/CALON PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA ........................TAHUN 2020

Nomor: Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : NIP : Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Provinsi.......... Dengan ini menyatakan bahwa : 1. CPCL sebagaimana terlampir telah dilakukan verifikasi dan disetujui

untuk diusulkan sebagai calon Penerima Bantuan Pemerintah Kegiatan .......... melalui DIPA Pusa/Tugas Pembantuan Provinsi (pilih salah satu) dengan rincian : a. SK CPCL No.............. Tgl............ Kab/Kota....... b. SK CPCL No.............. Tgl............ Kab/Kota........ c. dst....

2. Saya bertanggung jawab mutlak terhadap Kebenaran usulan CPCL tersebut sesuai tugas, fungsi dan kewenangan

3. Terhadap CPCL yang ditetapkan sebagai Penerima Bantuan Pemerintah, saya akan melakukan pembinaan, pengendalian, monev dan pelaporan, serta mengupayakan pencapaian target peningkatan produktivitas/penurunan susut hasil/penurunan serangan OPT/luas penanganan kekeringan (pilih salah satu) sebagai dampak dari pemberian bantuan pemerintah

.................,....................2020 Kepala Dinas Pertanian Prov.... Tandatangan/Stempel Nama/NIP/

Tembusan: 1. Gubernur Provinsi...... 2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota...... 3. Pejabat Pembuat Komitmen............ 4. Direktur..................

Lam

pira

n 4.

b.

Lam

pira

n SK

CPC

L D

inas

Per

tani

an K

ab/K

ota

Kode

Keg

iata

n :

1761

. Ked

elai

Su

mbe

r Dan

a : D

IPA

Prov

insi

/ DIP

A Pu

sat (

Pilih

sal

ah s

atu)

Ka

b/ P

rov

: .

......

......

......

......

......

N o

Pokt

an

Des

a/

Kec

Ketu

a/

NIK

/No

HP

Jml

Ang-

gota

Luas

La

han

(Ha)

Be

nih

(kg)

Varie

-ta

s Be

nih

Pupu

k H

ayat

i (lt

)

Rhi

zo-

bium

(g

r)

Her

bis

ida

(lt)

Jad

wal

ta

nam

Pro

vita

s Ex

is

ting

(kw

/ ha

)

Tar

get

Pro

vita

s (k

w/

ha)

1 xx

xxx

yyyy

y zz

zzz

Nam

a xx

xx

NIK

.197

398

HP.

0812

74

50

30

1.35

0 An

jas

mor

o 90

7.

500

90

Jan

15,2

16

,0

2 xx

xxx

yyyy

y zz

zzz

Nam

axxx

xx

NIK

578

587

HP.

0864

54

40

40

1.80

0 G

robo

gan

120

10.0

00

120

Jan

14,4

15

,0

Ju

mla

h

70

3.15

0

210

17.5

00

210

...

.....,

......

......

......

......

.202

0

Ke

pala

Din

as P

erta

nian

Kab

Tt

d &

ste

mpe

l N

ama

NIP

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

100

Lampiran 5. Persetujuan CPCL Dinas Pertanian Provinsi

KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI.......

SURAT PERSETUJUAN

CALON PETANI CALON LOKASI (CPCL)/CALON PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA ........................TAHUN 2020

Nomor: Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : NIP : Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Provinsi.......... Dengan ini menyatakan bahwa : 1. CPCL sebagaimana terlampir telah dilakukan verifikasi dan disetujui

untuk diusulkan sebagai calon Penerima Bantuan Pemerintah Kegiatan .......... melalui DIPA Pusa/Tugas Pembantuan Provinsi (pilih salah satu) dengan rincian : a. SK CPCL No.............. Tgl............ Kab/Kota....... b. SK CPCL No.............. Tgl............ Kab/Kota........ c. dst....

2. Saya bertanggung jawab mutlak terhadap Kebenaran usulan CPCL tersebut sesuai tugas, fungsi dan kewenangan

3. Terhadap CPCL yang ditetapkan sebagai Penerima Bantuan Pemerintah, saya akan melakukan pembinaan, pengendalian, monev dan pelaporan, serta mengupayakan pencapaian target peningkatan produktivitas/penurunan susut hasil/penurunan serangan OPT/luas penanganan kekeringan (pilih salah satu) sebagai dampak dari pemberian bantuan pemerintah

.................,....................2020 Kepala Dinas Pertanian Prov.... Tandatangan/Stempel Nama/NIP/

Tembusan: 1. Gubernur Provinsi...... 2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota...... 3. Pejabat Pembuat Komitmen............ 4. Direktur..................

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

101

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

3. Peraturan Mengteri Pertanian No.52/2019 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

4. Peraturan Menteri Pertanian No.56/2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2020

5. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No. No.218/HK.310/C/12/2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan T2020

6. Keputusan Direktur ............ No........tentang Petunjuk Pelaksanaan 7. dst...........

Memperhatikan:

1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor DIPA ......: 2. SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten..... No..... 3. Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi

No.....

MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU :

Menetapkan Penerima Bantuan Pemerintah berupa Transfer Uang/Barang (pilih salah satu) untuk Kegiatan .......... Tahun 2020 sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.

KEDUA : Penerima Bantuan Pemerintah bertanggungjawab terhadap: a) penggunaan dana dan/ atau penggunaan barang yang dialokasikan sesuai dengan peruntukkannya b)melakukan penanaman/pemasangan sesuai jadwal c)melakukan upaya pencapaian target peningkatan produktivitas/penurunan susut hasil/ penurunan luas serangan OPT (pilih salah satu) d)menandatangani BAST serta dokumen yang dipersyaratkan e)melaporkan hasil pekerjaan kepada PPK.

Lampiran 6 Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEGIATAN........ SATKER.................

Nomor : 3.14.b/Kpts/P9/7/2019

TENTANG

PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH .KEGIATAN........................................................................

TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Menimbang:

1. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 3 dan 4, Peraturan Menteri Keuangan No.173/PMK.05/2016, PPK setelah melakukan seleksi, selanjutnya menetapkan Penerima Bantuan Pemerintah yang di sahkan KPA

2. bahwa Penerima Bantuan Pemerintah yang ditetapkan dalam keputusan ini dipandang tepat dan mampu untuk menerima/mengelola bantuan pemerintah

Mengingat:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

3. Peraturan Menteri Keuangan No.190/Pmk.05/2012 Tentang Tata cara pembayaran dalam rangka Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

102

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

3. Peraturan Mengteri Pertanian No.52/2019 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

4. Peraturan Menteri Pertanian No.56/2019 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2020

5. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No. No.218/HK.310/C/12/2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan T2020

6. Keputusan Direktur ............ No........tentang Petunjuk Pelaksanaan 7. dst...........

Memperhatikan:

1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor DIPA ......: 2. SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten..... No..... 3. Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi

No.....

MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU :

Menetapkan Penerima Bantuan Pemerintah berupa Transfer Uang/Barang (pilih salah satu) untuk Kegiatan .......... Tahun 2020 sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.

KEDUA : Penerima Bantuan Pemerintah bertanggungjawab terhadap: a) penggunaan dana dan/ atau penggunaan barang yang dialokasikan sesuai dengan peruntukkannya b)melakukan penanaman/pemasangan sesuai jadwal c)melakukan upaya pencapaian target peningkatan produktivitas/penurunan susut hasil/ penurunan luas serangan OPT (pilih salah satu) d)menandatangani BAST serta dokumen yang dipersyaratkan e)melaporkan hasil pekerjaan kepada PPK.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

103

Lampiran 7. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama (Transfer Uang)

PERJANJIAN KERJASAMA BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI

................. TAHUN ANGGARAN 2020

NOMOR : ..............(nomor surat dari Dinas Pertanian) NOMOR :...............(nomor surat Kelompok Tani/Gapoktan)

Pada hari ini,......... tanggal ........bulan .......... tahun dua ribu dua puluh kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :------------------------ (nama) NIP :------------------------ (NIP) Jabatan :------------------------ (jabatan pada satuan kerja Dinas Pertanian) Alamat :------------------------ (alamat kantor tempat kerja) Selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi tempat kerja), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA 2. Nama :------------------------ (nama Ketua kelompoktani ) Jabatan :------------------------ (Ketua Kelompoktani) Alamat :------------------------ (alamat) Selaku Ketua kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

KETIGA : Biaya yang diakibatkan atas kegiatan Bantuan Pemerintah ini dibebankan pada DIPA …….. Tahun 2020.

KEEMPAT :

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya.

Disahkan oleh

Ditetapkan di ..................... Pada tanggal..........................

Kuasa Pengguna Anggaran Ttd/stempel/ Nama/NIP .......................................

Pejabat Pembuat Komitmen, Ttd/stempel/ Nama/NIP ........................................

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth : 1. Kuasa Pengguna Anggaran 2. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi 3. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten 4. Direktur.....

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

104

Lampiran 7. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama (Transfer Uang)

PERJANJIAN KERJASAMA BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI

................. TAHUN ANGGARAN 2020

NOMOR : ..............(nomor surat dari Dinas Pertanian) NOMOR :...............(nomor surat Kelompok Tani/Gapoktan)

Pada hari ini,......... tanggal ........bulan .......... tahun dua ribu dua puluh kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :------------------------ (nama) NIP :------------------------ (NIP) Jabatan :------------------------ (jabatan pada satuan kerja Dinas Pertanian) Alamat :------------------------ (alamat kantor tempat kerja) Selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama -----------(institusi tempat kerja), berkedudukan di ---- alamat). Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA 2. Nama :------------------------ (nama Ketua kelompoktani ) Jabatan :------------------------ (Ketua Kelompoktani) Alamat :------------------------ (alamat) Selaku Ketua kelompok tani ---------- yang bertindak untuk dan atas nama -------(nama kelompok tani), alamat ------(alamat). Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

105

2. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA a. Berkewajiban mengelola Bantuan Pemerintah program/Kegiatan

……….. .......... tahun 2020 yang diterima dari Pihak Pertama secara efisien, efektif dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis penggunaan bantuan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku;

b. Berkewajiban melaksanakan Bantuan Pemerintah program/Kegiatan ….. ............. tahun 2020 dalam waktu selambat - lambatnya ………………. (dalam huruf) hari, setelah Perjanjian ini ditandatangani; (disesuaikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak)

c. Jika tidak dapat mempertanggung jawabkan dana bantuan sebagaimana dimaksud pada poin (a) bersedia mengembalikan dana bantuan tersebut ke Kas Negara dan menerima sanksi yuridis berdasarkan ketentuan dan perundang - undangan yang berlaku;

d. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran

Pasal 3 NILAI BANTUAN

1. Nilai Bantuan Pemerintah program/Kegiatan program … ............ tahun 2020 tersebut dalam pasal 1 sebesar Rp. -------(nominal),-(-----------rupiah);

2. Bantuan Pemerintah program/Kegiatan ….................. tahun 2020 sebagaimana tercantum dalam ayat (1) merupakan nilai yang telah ditetapkan dan pasti sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan adanya perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Pertanian/Dinas Pertanian Propinsi/ Pertanian Dinas Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2019.

Pasal 4

JENIS DAN SPESIFIKASI BANTUAN

1. Jenis bantuan Pemerintah program/Kegiatan…............ tahun 2020 adalah: ……………………………..

Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama, dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pemerintah program/Kegiatan …...... tahun 2020 dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

KETENTUAN UMUM 1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian dimana

Pihak Pertama mengikat Pihak Kedua, dan Pihak Kedua telah sepakat untuk pelaksanakan ketentuan - ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini dengan mengacu pada petunjuk teknis Pengelolaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah kegiatan ……………………… ........... tahun 2020;

2. Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan Pihak Pertama dan Pihak Kedua tanpa ada unsur paksaan.

Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN

1. Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA a. Berhak membuat ketentuan penggunaan bantuan untuk

pelaksanaan Bantuan Pemerintah program/Kegiatan ……………............ tahun 2020 serta menyampaikannya kepada PIHAK KEDUA ;

b. Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan Pemerintah program/Kegiatan pengelolaan produksi .............. tahun 2020 dari PIHAK KEDUA;

c. Berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan dana Bantuan Pemerintah program/Kegiatan program pengelolaan produksi ........... tahun 2020 yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;

d. Berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan dana Pemerintah program/Kegiatan ….......... tahun 2019 kepada PIHAK KEDUA apabila ternyata kegiatan bantuan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan;

e. Berkewajiban membayar nilai bantuan yang telah ditetapkan apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua persyaratan pencairan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

106

2. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA a. Berkewajiban mengelola Bantuan Pemerintah program/Kegiatan

……….. .......... tahun 2020 yang diterima dari Pihak Pertama secara efisien, efektif dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis penggunaan bantuan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku;

b. Berkewajiban melaksanakan Bantuan Pemerintah program/Kegiatan ….. ............. tahun 2020 dalam waktu selambat - lambatnya ………………. (dalam huruf) hari, setelah Perjanjian ini ditandatangani; (disesuaikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak)

c. Jika tidak dapat mempertanggung jawabkan dana bantuan sebagaimana dimaksud pada poin (a) bersedia mengembalikan dana bantuan tersebut ke Kas Negara dan menerima sanksi yuridis berdasarkan ketentuan dan perundang - undangan yang berlaku;

d. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran

Pasal 3 NILAI BANTUAN

1. Nilai Bantuan Pemerintah program/Kegiatan program … ............ tahun 2020 tersebut dalam pasal 1 sebesar Rp. -------(nominal),-(-----------rupiah);

2. Bantuan Pemerintah program/Kegiatan ….................. tahun 2020 sebagaimana tercantum dalam ayat (1) merupakan nilai yang telah ditetapkan dan pasti sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan adanya perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian Pertanian/Dinas Pertanian Propinsi/ Pertanian Dinas Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2019.

Pasal 4

JENIS DAN SPESIFIKASI BANTUAN

1. Jenis bantuan Pemerintah program/Kegiatan…............ tahun 2020 adalah: ……………………………..

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

107

4. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap kedua sebesar 30% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pihak Kedua telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan

uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama; b. Pihak Kedua telah melaporkan dan menandatangani kemajuan

penyelesaian pekerjaan minimal telah mencapai prestasi pekerjaan 50%.

Pasal 7

KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN 1. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan bantuan Pemerintah

program/Kegiatan ……................tahun 2020 sesuai petunjuk teknis pengelolaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi ............ 2020.

2. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan bantuan Pemerintah program/Kegiatan ….............. tahun 2020 sesuai dengan nilai bantuan sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Teknis

Pasal 8 SISA DANA BANTUAN

1. Pihak Kedua diperbolehkan menggunakan sisa dana bantuan untuk

perluasan areal tanam, jika pengadaan sarana prasarana telah dilaksanakan sesuai dengan volume dan spesifikasi sebagaimana telah diatur dalam petunjuk teknis;

2. Penggunaan sisa dana bantuan oleh Pihak Kedua harus mendapatkan persetujuan Pihak Pertama;

3. Pihak Kedua siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara jika sudah tidak digunakan.

2. Spesifikasi bantuan paket sarana produksi kegiatan …............ program pengelolaan produksi ............. tahun 2020 sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis.

Pasal 5

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN 1. Pekerjaan bantuan Pemerintah program/Kegiatan …................ tahun

2019 dilaksanakan dalam jangka waktu -------- (dalam huruf) hari kalender dimulai sejak ditanda tanganinya perjanjian ini;

2. Jangka waktu pelaksanaan dapat diperpanjang, atas persetujuan Pihak Pertama, didasarkan pada surat permohonan perpanjangan dari Pihak Kedua dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Pembelanjaan komponen bantuan pemerintah paling lambat 31 Desember 2020 dengan bukti pembelian dan/atau berita acara penitipan barang. Penanaman komoditas dapat melewati tahun anggaran berjalan dengan data dukung dari instansi berwenang (BMKG), sedangkan pekerjaan swakelola konstruksi, perakitan peralatan dilaksanakan sesuai kondisi lapangan.

Pasal 6

TATACARA DAN SYARAT PENCAIRAN

1. Pencairan bantuan dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Pihak Kedua melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS);

2. Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada Pihak Kedua dilakukan dengan satu/dua tahap; (pilih salah satu)

3. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap pertama sebesar 70% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut : a. Surat Perjanjian Kerjasama telah ditandatangani oleh Pihak

Pertama dan Pihak Kedua; b. Pihak Kedua telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan

uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

108

4. Pihak Pertama akan mencairkan bantuan tahap kedua sebesar 30% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pihak Kedua telah menandatangani kuitansi bukti penerimaan

uang bantuan dan disahkan oleh Pihak Pertama; b. Pihak Kedua telah melaporkan dan menandatangani kemajuan

penyelesaian pekerjaan minimal telah mencapai prestasi pekerjaan 50%.

Pasal 7

KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN 1. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan bantuan Pemerintah

program/Kegiatan ……................tahun 2020 sesuai petunjuk teknis pengelolaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi ............ 2020.

2. Pihak Kedua siap dan sanggup melaksanakan bantuan Pemerintah program/Kegiatan ….............. tahun 2020 sesuai dengan nilai bantuan sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Teknis

Pasal 8 SISA DANA BANTUAN

1. Pihak Kedua diperbolehkan menggunakan sisa dana bantuan untuk

perluasan areal tanam, jika pengadaan sarana prasarana telah dilaksanakan sesuai dengan volume dan spesifikasi sebagaimana telah diatur dalam petunjuk teknis;

2. Penggunaan sisa dana bantuan oleh Pihak Kedua harus mendapatkan persetujuan Pihak Pertama;

3. Pihak Kedua siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara jika sudah tidak digunakan.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

109

4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian ini tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini

Pasal 12 KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat setelah

melalui konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

2. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah diantara PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Pejabat Pembuat Komitmen, Ketua Kelompok Tani Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten /Gapoktan

Materai 6000 Materai 6000 -------------------- (nama jelas) --------------------(nama jelas)

Pasal 9 SANKSI

1. Pihak Kedua siap menerima sanksi hukum sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku 2. Pihak Kedua siap menggembalikan dana bantuan jika tidak dapat

mempertanggungjawabkan sesuai dengan petunjuk teknis.

Pasal 10 LAPORAN

1. Pihak Kedua siap dan sanggup memberikan laporan penyelesaian pekerjaan secara berkala (sesuai dengan tahapan pembayaran) kepada Pihak Pertama sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis;

2. Pihak Kedua siap dan sanggup laporan pertanggungjawaban kepada Pihak Pertama setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran

Pasal 11 FORCE MAJEURE

1. PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan

atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force majeure;

2. Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure adalah antara lain adanya bencana alam seperti: gempa bumi, taufan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara, adanya tindakan Pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini;

3. Apabila terjadi force majeure maka pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat - lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya force majeure;

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

110

4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 perjanjian ini tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini

Pasal 12 KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat setelah

melalui konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

2. Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah diantara PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Pejabat Pembuat Komitmen, Ketua Kelompok Tani Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten /Gapoktan

Materai 6000 Materai 6000 -------------------- (nama jelas) --------------------(nama jelas)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

111

Lampiran 9. Format Laporan kemajuan pekerjaan ( Transfer Uang)

<KOP SURAT>

LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

NOMOR...............................

Pada hari ini ....................... tanggal ....................... bulan ............... tahun................, yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : .................................................. Jabatan : Pimpinan Lembaga .................... Alamat : .................................................. Dengan ini menyatakan sebagai berikut: Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ..................... dan Perjanjian Kerjasama nomor ...................... mendapatkan bantuan ................ berupa .............. dengan nilai bantuan sebesar ............. ( ...... ). 1. Sampai dengan tanggal ........................, kemajuan penyelesaian

pekerjaan ............... sebesar.................%. 2. Apabila di kemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah

dibuat mengakibatkan kerugian Negara, maka saya bersedia untuk dituntut penggantian kerugian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

......................................... Pimpinan/Ketua Lembaga .......

.........................................

Materai

Rp. 6.000

Lampiran 8. Contoh Format Kuitansi (Transfer Uang)

AKUN/MAK…………………………..

K U I T A N S I Nomor...............................................

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran

Terbilang : …………………………………

Untuk membayar : Dana Bantuan Pemerintah lainnya berupa transfer uang untuk pembelian …………………….sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor: ..................

Uang Sebanyak : Rp .......................

…………………….. 2020

Mengetahui, Ketua Tim Teknis ...........................

Yang menerima, KELOMPOKTANI KARYA TANI

Ketua

Setuju dibayar :

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan

………………………………..

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

112

Lampiran 9. Format Laporan kemajuan pekerjaan ( Transfer Uang)

<KOP SURAT>

LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

NOMOR...............................

Pada hari ini ....................... tanggal ....................... bulan ............... tahun................, yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : .................................................. Jabatan : Pimpinan Lembaga .................... Alamat : .................................................. Dengan ini menyatakan sebagai berikut: Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ..................... dan Perjanjian Kerjasama nomor ...................... mendapatkan bantuan ................ berupa .............. dengan nilai bantuan sebesar ............. ( ...... ). 1. Sampai dengan tanggal ........................, kemajuan penyelesaian

pekerjaan ............... sebesar.................%. 2. Apabila di kemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah

dibuat mengakibatkan kerugian Negara, maka saya bersedia untuk dituntut penggantian kerugian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

......................................... Pimpinan/Ketua Lembaga .......

.........................................

Materai

Rp. 6.000

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

113

Lampiran 11. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN (526 DIPA Pusat)

SURAT PERNYATAAN

BERSEDIA MENERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA Nomor :……………………..

Yang bertanda Tangan dibawah ini : Nama : …………………………………………. Jabatan : …………………………………………. Alamat : …………………………………………. Dengan ini menyatakan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara yang berasal dari kegiatan …………………….. Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2020 dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berupa ………………….. dengan nilai Rp ………………...… -( ………………………… ) sebagaimana tercantum dalam lampiran surat ini untuk digunakan sebagai sarana keperluan poktan dibidang pertanian, dengan rincian sebagai berikut :

NO KODE BARANG

JENIS BARANG

MERK / TYPE /

VARIETASTAHUN JUMLAH NILAI

PEROLEHANNILAI BUKU

KONDISI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BAIK

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ………….., .……..… 2020 Ketua …………..

………………………….

Materai

Rp. 6.000

Lampiran 10. Contoh Format BAST (Transfer Uang)

<KOP SURAT> BERITA ACARA SERAH TERIMA

NOMOR..................................

Pada hari ini ...................... tanggal ................... bulan ................. Tahun................. yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ........................................................................ Jabatan : Pimpinan/Ketua ............................................. Alamat : ........................................................................ Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU Nama : ........................................................................ NIP : ........................................................................ Jabatan : PPK Satker ...................................................... Alamat : ........................................................................ Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA Dengan ini menyatakan sebagai berikut: 1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa

............................. sesuai dengan Surat Keputusan Nomor ............... dan Perjanjian Kerjasama Nomor .................

2. PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama, dengan rincian sebagai berikut: a. Jumlah total dana yang telah diterima : .................... ( ..... ) b. Jumlah total dana yang dipergunakan : .................... ( ..... ) c. Jumlah total sisa dana : .................... ( ..... )

3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana bantuan ................. sebesar ................ ( ..... ) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan adminitrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK KESATU berupa .................. dengan nilai ........................

5. PIHAK KESATU telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar................... sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) *).

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaiman mestinya. PIHAK KESATU PIHAK KEDUA ............................. PPK Satker................ ............................. NIP ...........................

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

114

Lampiran 11. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN (526 DIPA Pusat)

SURAT PERNYATAAN

BERSEDIA MENERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA Nomor :……………………..

Yang bertanda Tangan dibawah ini : Nama : …………………………………………. Jabatan : …………………………………………. Alamat : …………………………………………. Dengan ini menyatakan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara yang berasal dari kegiatan …………………….. Tanaman Pangan APBN Pusat TA. 2020 dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berupa ………………….. dengan nilai Rp ………………...… -( ………………………… ) sebagaimana tercantum dalam lampiran surat ini untuk digunakan sebagai sarana keperluan poktan dibidang pertanian, dengan rincian sebagai berikut :

NO KODE BARANG

JENIS BARANG

MERK / TYPE /

VARIETASTAHUN JUMLAH NILAI

PEROLEHANNILAI BUKU

KONDISI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BAIK

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ………….., .……..… 2020 Ketua …………..

………………………….

Materai

Rp. 6.000

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

115

hibah berupa ………………….. Kepada Penerima ……………………………

2. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah Barang Milik Negara yang berasal dari Kegiatan Pengadaan……………………………………. APBN TA. 2020 dari Kelompok Tani/Gapoktan Nomor : …………………………………

3. Surat Menteri Pertanian Nomor : ………………….. tanggal …………… hal Persetujuan Hibah Barang Milik Negara berupa Peralatan dan Mesin Pada Kementerian Pertanian R.I. Kepada Dalam rangka menindaklanjuti persetujuan Hibah Barang Milik Negara dari Menteri Pertanian Nomor :………………………….…….. tanggal ……………..……. dan Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara, PIHAK KESATU menerangkan dengan ini menghibahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima hibah dari PIHAK KESATU, Barang Milik Negara Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (081.03.0199.238251.000.KP) Kegiatan ………………………….. APBN Pusat TA. 2020 berupa …………………………. Senilai Rp ………………….- (………………………. ) sebagaimana terlampir.

Kedua belah pihak menerangkan bahwa hibah ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH

1) PIHAK KESATU menghibahkan Barang Milik Negara Kementerian

Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (018.03.0199.238251.000.KP) sebagaimana daftar terlampir kepada PIHAK KEDUA yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Naskah Perjanjian Hibah ini, dengan nilai sebesar Rp …………………………,- (………………………………..) Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi.

Lampiran 12.Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN (526 DIPA Pusat)

NASKAH PERJANJIAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA

BERUPA ………………………………………………….. ANTARA

KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN

PENERIMA ……………………………………….. Nomor : ……………………………….

Pada hari ini ……….. tanggal …………bulan…………….. tahun ...................., kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. Nama : Jabatan : Yang bertandatangan untuk dan atas nama ………………………… berkedudukan di Jalan ………………………………….…. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan memperhatikan : 1. Surat Permohonan ………………..… Kabupaten …………………… Nomor

: ………………… tanggal …………………. hal Permohonan Persetujuan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

116

hibah berupa ………………….. Kepada Penerima ……………………………

2. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah Barang Milik Negara yang berasal dari Kegiatan Pengadaan……………………………………. APBN TA. 2020 dari Kelompok Tani/Gapoktan Nomor : …………………………………

3. Surat Menteri Pertanian Nomor : ………………….. tanggal …………… hal Persetujuan Hibah Barang Milik Negara berupa Peralatan dan Mesin Pada Kementerian Pertanian R.I. Kepada Dalam rangka menindaklanjuti persetujuan Hibah Barang Milik Negara dari Menteri Pertanian Nomor :………………………….…….. tanggal ……………..……. dan Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara, PIHAK KESATU menerangkan dengan ini menghibahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima hibah dari PIHAK KESATU, Barang Milik Negara Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (081.03.0199.238251.000.KP) Kegiatan ………………………….. APBN Pusat TA. 2020 berupa …………………………. Senilai Rp ………………….- (………………………. ) sebagaimana terlampir.

Kedua belah pihak menerangkan bahwa hibah ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH

1) PIHAK KESATU menghibahkan Barang Milik Negara Kementerian

Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (018.03.0199.238251.000.KP) sebagaimana daftar terlampir kepada PIHAK KEDUA yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Naskah Perjanjian Hibah ini, dengan nilai sebesar Rp …………………………,- (………………………………..) Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

117

Demikian Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP.

Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara Nomor : Tanggal :

NO KODE BARANG

JENIS BARANG

MERK / TYPE /

VARIETASTAHUN JUMLAH NILAI

PEROLEHANNILAI BUKU

KONDISI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BAIK

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP

PASAL 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU

1) Menyerahkan Objek Hibah Kepada PIHAK KEDUA; 2) Mengeluarkan Catatan Barang Milik Negara tersebut dari Laporan

SIMAK - BMN Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (018.03.0199.238251.000.KP)

3) Melakukan monitoring atas pelaksanaan Naskah Perjanjian Hibah ini menjamin difungsikannya aset sesuai dengan Permohonan Hibah, baik secara berkala maupun sewaktu-waktu;

4) Meminta keterangan, tanggapan atas penjelasan dari PIHAK KESATU terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan monitoring tersebut pada ayat (3).

PASAL 3

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1) Menerima Objek dari PIHAK KESATU; 2) Menggunakan dan memelihara Objek Hibah dengan baik sesuai dengan

tujuan hibah; 3) Melakukan pengamanan Objek Hibah yang meliputi pengamanan

adminitrasi, fisik dan pengamanan hukum.

PASAL 4

SERAH TERIMA

Penyerahan Barang Milik Negara dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan atas nama Menteri Pertanian Kepada Kelompok Tani/Gapoktan…………………………………… yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Naskah perjanjian Hibah ini.

PASAL 5 LAIN-LAIN

1) Segala Ketentuan dan persyaratan dalam Naskah Perjanjian Hibah ini

berlaku serta mengikuti bagi PARA PIHAK yang menandatangani; 2) Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) masing-

masing satu rangkap untuk PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan Kepala KPKNL Jakarta II

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

118

Demikian Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP.

Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara Nomor : Tanggal :

NO KODE BARANG

JENIS BARANG

MERK / TYPE /

VARIETASTAHUN JUMLAH NILAI

PEROLEHANNILAI BUKU

KONDISI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BAIK

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

119

…………………………………………. sebagaimana tercantum dalam lampiran Berita Acara Serah Terima ini.

2. Penyerahan ini dilakukan dalam rangka hibah dari Kementerian Pertanian Cq. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan kepada ………………………………. sesuai persetujuan Nomor ………………………………… tanggal …………………….. bulan …………………………… tahun 2020

3. Nilai Barang Milik Negara yang akan dihibahkan seluruhnya …………………………… berdasarkan ……………………………….

4. Terhitung sejak penandatanganan Berita Acara Serah Terima ini, maka seluruh hak dan kewajiban, tanggung jawab, dan kepemilikan terhadap BMN berupa …………………………………….. sebagaimana dimaksud dalam angka 1 beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

5. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Berita Acara Serah Terima ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP

Lampiran 13. Contoh BAST Hibah BMN 526 (DIPA Pusat)

BERITA ACARA SERAH TERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA

ANTARA KEMENTERIAN PERTANIAN

DENGAN PENERIMA ………………………………………..

Nomor : ……………………………….

Pada hari ini ……….. tanggal …………bulan…………….. tahun ...................., kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. Nama : Jabatan : Yang bertandatangan untuk dan atas nama ………………………… berkedudukan di Jalan ………………………………….…. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan ini menyatakan sebagai berikut : 1. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK

KEDUA menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA Barang Milik Negara berupa ………………………………….. dengan nilai sebesar Rp …………………………. ( ……………………………………………………………… ) yang terletak di

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

120

…………………………………………. sebagaimana tercantum dalam lampiran Berita Acara Serah Terima ini.

2. Penyerahan ini dilakukan dalam rangka hibah dari Kementerian Pertanian Cq. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan kepada ………………………………. sesuai persetujuan Nomor ………………………………… tanggal …………………….. bulan …………………………… tahun 2020

3. Nilai Barang Milik Negara yang akan dihibahkan seluruhnya …………………………… berdasarkan ……………………………….

4. Terhitung sejak penandatanganan Berita Acara Serah Terima ini, maka seluruh hak dan kewajiban, tanggung jawab, dan kepemilikan terhadap BMN berupa …………………………………….. sebagaimana dimaksud dalam angka 1 beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

5. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Berita Acara Serah Terima ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

121

Lampiran 14. Contoh BAST Hibah BMN Pengadaan Daerah

BERITA ACARA SERAH TERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA

PENGADAAN SATKER DINAS PERTANIAN …………….. KABUPATEN/KOTA ……………. (KODE SATKER)

DARI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

ATAS NAMA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KEPADA

BUPATI KABUPATEN/KOTA ………………….. C.Q KEPALA DINAS PERTANIAN …………………

KABUPATEN/KOTA …………………… (KODE SATKER)

NOMOR :

Pada hari ini ……….. tanggal …………bulan…………….. tahun ...................., kami masing-masing yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Pangkat : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan selanjutnya selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. Nama : NIP :

Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara Nomor : Tanggal :

NO KODE BARANG

JENIS BARANG

MERK / TYPE /

VARIETASTAHUN JUMLAH NILAI

PEROLEHANNILAI BUKU

KONDISI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BAIK

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Penerima a.n Menteri Pertanian

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

…………..………… ………….………………… NIP.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

122

Lampiran 14. Contoh BAST Hibah BMN Pengadaan Daerah

BERITA ACARA SERAH TERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA

PENGADAAN SATKER DINAS PERTANIAN …………….. KABUPATEN/KOTA ……………. (KODE SATKER)

DARI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

ATAS NAMA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KEPADA

BUPATI KABUPATEN/KOTA ………………….. C.Q KEPALA DINAS PERTANIAN …………………

KABUPATEN/KOTA …………………… (KODE SATKER)

NOMOR :

Pada hari ini ……….. tanggal …………bulan…………….. tahun ...................., kami masing-masing yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Pangkat : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan selanjutnya selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. Nama : NIP :

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

123

(2) Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ………………… menatausahakan barang tersebut dan melaporkan pada neraca Kabupaten/Kota ……………………..

PASAL 4

Dengan ditandatangani Berita Acara Serah Terima ini oleh kedua belah pihak, maka tanggung jawab penggunaan dan pengelolaan barang tersebut beralih dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 5 Berita Acara Serah Terima ini dibuat dalam rangkap 4 (Empat), masing-masing 1 (Satu) rangkap untuk PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ………………………….

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA a.n. Gubernur/Bupati/Walikota Asal a.n Menteri Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota ……… Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kepala Dinas Nama Satker Nama Kepala Dinas ……..………… Nama Direktur Jenderal TP ………… NIP.

Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………….… bertindak untuk dan atas nama Bupati …………….. berkedudukan di Jalan ……………………… selanjutnya selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Selanjutnya dengan mengingat: 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5089/Kpts/PL.140/12/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Direktur Jenderal/Kepala Badan Dilingkungan Kementerian Pertanian Untuk dan Atas Nama Menteri Pertanian Menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Yang Berasal Dari Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan diatas, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA telah saling setuju untuk melaksanakan serah terima Barang Milik Negara pengadaan Dinas ………………………………. yang diperoleh dari belanja MAK 526 yang berasal dari DIPA TA. 2020 dengan syarat-syarat dan ketentuan seperti diuraikan pada pasal-pasal berikut :

PASAL 1

PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA Barang Milik Negara Pengadaan Satker Dinas ……………….... Kabupaten/Kota …………………. (kode satker) yang dihasilkan dari belanja MAK 526 yang berasal dari DIPA TA. 2020 sebagaimana tersebut dalam lampiran Berita Acara ini

PASAL 2

PIHAK KEDUA menerima penyerahan Barang Milik Negara Pengadaan Satker Dinas Dinas ……………….... Kabupaten/Kota ……………………. (kode satker) yang dihasilkan dari belanja MAK 526 yang berasal dari DIPA TA. 2020 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dari PIHAK KESATU untuk digunakan bagi kepentingan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ………………………….

PASAL 3 (1) Kementerian Pertanian melalui Satker Dinas Dinas …………....

Kabupaten/Kota …………………. (kode satker) selaku Kuasa Pengguna Barang Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengeluarkan barang tersebut dari Aplikasi Persediaan serta melaporkan mutasi kurang kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

124

(2) Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ………………… menatausahakan barang tersebut dan melaporkan pada neraca Kabupaten/Kota ……………………..

PASAL 4

Dengan ditandatangani Berita Acara Serah Terima ini oleh kedua belah pihak, maka tanggung jawab penggunaan dan pengelolaan barang tersebut beralih dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 5 Berita Acara Serah Terima ini dibuat dalam rangkap 4 (Empat), masing-masing 1 (Satu) rangkap untuk PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ………………………….

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA a.n. Gubernur/Bupati/Walikota Asal a.n Menteri Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota ……… Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kepala Dinas Nama Satker Nama Kepala Dinas ……..………… Nama Direktur Jenderal TP ………… NIP.

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU HASIL TANAMAN PANGAN

125