petrol ogi

17
PETROLOGI Petrologi berasal dari dua kata yaitu “ petro “ yang berarti batu dan kata “ logos “ yang berarti ilmu. Jadi, petrologi secara bahasa adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan. Sedangkan secara istilah petrologi adalah ilmu mengenai batuan, secara luas mempelajari asal , kejadian ,sejarah dan sejarah batuan. Batuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Batuan beku 2. Batuan sendimen 3. Batuan metamorf Mineral utama penyusun kerak bumi adalah batuan. Batuan merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang sejenis maupun tidak sejenis yang terbentuk secara alami. Batuan memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lain. Batuan penyusun kerak bumi terbagi menjadi tiga, yaitu : Igneous Rock ( Batuan Beku ) Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen ) Metamorphic Rock ( Batuan Metamorf ) Kejadian dan sifat batuan ditentukan oleh kandungan mineralnya dan hubungan atau keadaan mineralnya satu sama lain. Igneous Rock ( Batuan Beku ), terbentuk dari magma yang asalnya dari dalam bumi yang naik menuju permukaan dan membeku sebagai batuan yang padat pada titik beku nya. Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen ), terbentu dari hasil pengumpulan dankompaksi dari : a. Fragmen- fragmen dari batuan sebelumnya yang telah lepas dan mengalami erosi ( pengikisan ) dan tertransportasi.

Upload: richardanceng

Post on 22-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ilmu batuan

TRANSCRIPT

Page 1: Petrol Ogi

PETROLOGI

            Petrologi berasal dari dua kata yaitu “ petro “ yang berarti batu dan kata “ logos “

yang berarti ilmu. Jadi, petrologi secara bahasa adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan.

Sedangkan secara istilah petrologi adalah ilmu mengenai batuan, secara luas mempelajari asal

, kejadian ,sejarah dan sejarah batuan.

            Batuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1.      Batuan beku

2.      Batuan sendimen

3.      Batuan metamorf

Mineral utama penyusun kerak bumi adalah batuan. Batuan merupakan kumpulan dari

mineral-mineral yang sejenis maupun tidak sejenis yang terbentuk secara alami. Batuan

memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lain. Batuan penyusun kerak bumi

terbagi menjadi tiga, yaitu :

  Igneous Rock ( Batuan Beku )

  Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen )

  Metamorphic Rock ( Batuan Metamorf )

Kejadian dan sifat batuan ditentukan oleh kandungan mineralnya dan hubungan atau keadaan

mineralnya satu sama lain.

  Igneous Rock ( Batuan Beku ), terbentuk dari magma yang asalnya dari dalam bumi yang naik

menuju permukaan dan membeku sebagai batuan yang padat pada titik beku nya.

  Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen ), terbentu dari hasil pengumpulan dankompaksi dari :

a.       Fragmen- fragmen dari batuan sebelumnya yang telah lepas dan mengalami erosi

( pengikisan ) dan tertransportasi.

b.      Bahan- bahan organic, cangkang binatang, atau sisa tanaman.

c.       Bahan-bahan terlarut air atau air tanah yang terendapkan, pada kondisi yang jenuh.

  Metamorphic Rock ( Batuan Metamorf ), terbentuk dari batuan apa pun yang sudah ada

sebelumnya, terubah karena adanya kenaikan temperature ( T ) dan tekanan ( P ) atau

keduanya, perubahan ini menghasilkan sifat yang berbeda dari batuan asalnya baik

kenampakan tekstur ataupun komposisi mineralnya.

  Batuan Beku

1.1  Dasar Teori

Page 2: Petrol Ogi

            Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat

cair,pijar,bersifat mudah bergerak yang di kenal dengan magma.Penggolongan batuan beku

dapat di dasarkan pada berbagai hal,seperti ganesanya,senyawa kimianya,mineraloginya atau

tempat terbentuknya.

            Menurut tempat terbentuknya,batuan beku dapat di bagi atas :

1.      Batuan Ekstrusi,terdiri dari semua material yang di keluarkan ke permukaan bumi baik di

daratan ataupun di bawah permukaan air laut.Material ini membeku dengan cepat sehingga

Kristal yang dihasilkan berukuran halus.

2.      Batuan Intrusi, sangat berbeda dengan batuan vulkanik.Hal ini disebabkan karena perbedaan

tempat terbentuknya dari kedua jenis batuan ini.Terdapat tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi

batuan beku,bentuk dasar dari geometri adalah :

a.      Bentuk tidak beraturan, pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk

yang jelas di permukaan bumi. Terdiri dari tiga bentuk yaitu : Pluton, Batholit, dan stock.

b.      Intrusi berbentuk tabular, memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu Dike (retas) mempunyai

bentuk diskordan dan sill mempunyai bentuk konkordan, Dike adalah intrusi yang memotong

bidang perlapisan dari batuan induk. Sedangkan sill adalah lempengan batuan beku yang di

intrusikan diantara dan sepanjang lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa

mm sampai beberapa km. Variasi dari sill adalah lakolit, yaitu bentuk batuan beku yang

menyerupai sill akan tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar di bandingkan dengan

lebarnya dan bagian atasnya melengkung. Sedangkan lopolit adalah bentuk batuan beku yang

luas, dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkug karena batuan

dibawahnya lentur.

c.       Tipe ketiga dari tubuh intrusi relative memiliki tubuh kecil, hanya pluton-pluton diskordan.

Bentuk yang khas dari group ini adalah intrusi-intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar

merupakan sisa dari korok suatu gunung api tua, buasa di sebut vulkannek (teras gunung

api).  

Pemerian batuan  beku

            Dalam melakukan pendeskripsian batuan terhadap batuan beku, perlu diamati

mengenai hal-hal sebagai berikut:

A.    Stuktur

Struktur batuan beku adalah bentuk batuan dalam skala yang besar, seperti lava bantal yang

terbentuk di lingkungan air ( laut ), seperti lava bongkah, struktur aliran dan lain-lainnya.

Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Macam-macam

struktur batuan beku adalah:

Page 3: Petrol Ogi

a.       Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam

tubuhnya.

b.      Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi

tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah

umumnya 30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.

c.       Join, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah aliran.

Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.

d.      Vesikuler, merupakan struktur batuan ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang sebagai

akibat pelepasan gas selama pendinginan.

e.       Scoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya)

f.       Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-mineral sekunder

seperti zeloid, karbonat dan bermacam silica.

g.      Xenoliths, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau

tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak

sempurna dari suatu batuan samping didalam magma yang menerobos.

h.      Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.

B.     Tekstur

Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan massa

gelas yang membentuk massa merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengaruhi

oleh kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi

kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur merupakan fungsi

dari sejarah pembentukan batuan beku. Tekstur batuan beku dapat menunjukkan derajat

kristalisasi (degree of crystallinity), kemas (fabric), granularitas.

a.          Derajat kristalisasi (degree of crystallinity)

Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara massa Kristal dan massa gelas

dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

1.      Holokristalin        : Apabila batuan tersusun oleh seluruh massa Kristal.

2.      Holohyalin           : Apabila batuan tersusun oleh seluruh massa gelas.

3.      Hypokristalin       : Apabila batuan tersusun oleh massa Kristal dan gelas.

b.      Granularitas

   Glanularitas merupakan ukuran butir Kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus yang

tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar.

Umumnya dikenal 2 kelompok ukuran butir, yaitu:

1.   Afanitik

Page 4: Petrol Ogi

  Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu Kristal sangat halus, sehingga tidak dapat

dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun atas massa

Kristal, massa gelas atau keduanya. Selain itu dikenal pula istilah mikrokristalin dan

kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apabila Kristal individu dapat dikenal dengan

mikroskop, sedangkan dikatakan kriptokristalin apabila tidak dapat dikenal dengan

menggunakan mikroskop.

2.   Fanerik

   Kristal individu yang termasuk Kristal fanerik dibedakan menjadi:

-       Halus, ukuran diameter rata-rata Kristal individu < 1 mm.

-          Sedang, ukuran diameter Kristal 1 mm – 5 mm.

-          Kasar, ukuran diameter Kristal 5 mm – 30 mm.

-          Sangat kasar, ukuran diameter Kristal  > 30 mm.

C.     Kemas

     Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan Kristal dalam suatu batuan.

1.      Bentuk butir

Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam:

-    Euhedral: Apabila bentuk Kristal dan butiran mineral mempunyai bidang Kristal yang

sempurna.

-    Subhedral: apabila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang Kristal

yang sempurna.

-    Anhedral: Apabila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang Kristal

yang tidak sempurna.

2.   Relasi

  Relasi merupakan hubungan antara Kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari

ukuran dikenal:

1.      Granularitas atau equigranular, apabila mineral mempunya ukuran butir yang relative

seragam terdiri dari

-          Panidioformik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam dan euhedral

-          Hipiodiomorfik gb granular, yaitu sebagian besar mineral nya berukuran relative seragam

dan anhedral

-          Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral nya berukuran relative seragam dan

anhedral

2.      Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama, antara lain terdiri

dari :

Page 5: Petrol Ogi

-          Porfiritik, adalah tekstur batuan dimana Kristal besar(fenoriks) tertanam dalam massa dasar

yang lebih halus

-          Vitroverik, apabila fenoriks tertanam dalam massa dasar berupa gelas

Tekstur khusus , adalah tekstur disamping menunjukkan hubungan antara bentuk dan ukuran

butir juga ada yang menunjukkan arah serta menunjukkan pertumbuhan bersama antara

mineral – mineral  yang berbeda, terdiri dari :

a)Diabasik, tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama piroksen, disini piroksen tidak terlihat

jelas dan plagioklas radier terhadap piroksen.

b)   Trakhitik, fenoriks sanidin dan piroksen tertanam dalam massa dasar Kristal sanidin yang

relative tampak penjajaran dengan isian butir-butir piroksen, oksida besi dan aksesori

mineral.

c)Intergranular, ruang  antar  Kristal-kristal plagioklas ditempati oleh Kristal-kristal piroksen ,

olivine atau biji besi.

D.    Komposisi Mineral

            Menurut Walker T. Huang ( 1962 ), komposisi mineral dikelompokkan menjadi tiga

kelompok mineral, yaitu :

1)      Mineral utama

Mineral – mineral terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadiran nya sangat

menentukan dalam penamaan batuan. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan

menjadi dua, yaitu :

a.    Mineral felsik ( warna terang, densitas 2,5-2,7 ), yaitu :

-          Kuarsa (SiO2)

-          Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali ( K, Na ) AISi3O8 dan seri plagioklas.

Seri feldspar alkali terdiri dari sanidin, ortoklas, Anhortoklas, adularia, dan mikrolin. Seri

plagioklas terdiri dari albit, aligoklas, andesine labradorit, bwonit, dan anortit.

-          Kelompok feldspartoid ( Na, K Alumina Silika ), terdiri dari nefelin, sodalit,leusit.

-          Kelompok feldspatoid ( Na, K Alumina Silika), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.

b.   Mineral Mafik ( warna gelap, densitas 3 -3,6 ), yaitu :

-          Kelompok olivine, terdiri dari fayalite dan forsterite.

-          Kelompok piroksen, terdiri dari enstite, hiperstein, augit, pigeonit diopsid.

-          Kelompok mika, terdiri dari biotitic, muscovit, plogopit.

-          Kelompok amphibole, terdiri dari anthofilit, cumingtonit, hornblende, rieberkit,tremolit,

aktinolit, glaukofan, dll.

2)      Mineral Sekunder

Page 6: Petrol Ogi

       Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat daril hasil pelapukan,

hydrothermal maupun methamotfisme terhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian

mineral-mineral ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma ( non pirogenetik ).

Mineral sekunder terdiri dari ;

a.       Kelompok kalsit ( kalsit, dolomit, magnesit, siderite ) ; dapat terbentuk dari hasil ubahan

mineral plagioklas.

b.      Kelompok serpentin ( antigorit dan krisotil )  : umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral

plagioklas.

c.       Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas.

d.      Kelompok kaolin ( kaolin, hallosyte ) : umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan

beku.

3)      Mineral tambahan ( accessory Mineral )

      Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam

jumlah sedikit, apabila hadir dalam jumlah cukup banyak, tetap tidak mempengaruhi

penanaman batuan, tetapi hal ini bisa mempunyai nilai ekonomis, termasuk dalam golongan

ini antara lain : Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit, dll.

E.     Klasifikasi dan Penanaman Batuan Beku

      Berbagai klasifikasi telah ditemukan oleh beberapa ahli, kadang-kadang satu batuan pada

klasifikasi yang lain penanamannya berlainan pula. Dengan demikian seseorang petrolog

harus bena-benar mengerti akan dasar penanaman yang diberikan pada suatu batuan beku.

Klasifikasi batuan beku dapat dilihat, antara lain berdasarkan:

1.    Klasifikasi berdasarkan kimiawi

      Klasifikasi ini telah lama menjadi standart Geologi ( C.J. Hughes, 1962 ), dan dapat

dibagi menjadi empat golongan, yaitu :

a. Batuan beku asam : bila batuan beku mengandung lebuh dari 66 % SiO², biasanya berwarna

cerah sampai putih. Misal : Granit, rhyolit.

b. Batuan beku intermediet : bila batuan beku mengandung 52% - 66% SiO², biasanya berwarna

agak gelap sampai kehitaman. Misal : Diorit, Andesit.

c. Batuan beku basa : bila batuan beku mengandung 45% - 52% SiO², biasanya berwarna hitam

sampai hitam kelam. Misal : Gabro, Basalt.

d.    Batuan beku ultra basa : bila batuan beku mengandung kurang dari 45% SiO², biasanya

berwarna hijau sampai hijau kehitaman. Misal : Peridotit.

2.      Klasifikasi berdasarkan mineralogy

Page 7: Petrol Ogi

     Dalam klasifikasi ini indeks warna akan menunjukkan perbandingan mineral mafik

dengan mineral felsik. S.J.Shand, 1943, membagi empat macam batuan, yaitu :

a. Leucromatic rock; bila batuan beku tersebut mengandung 30% mineral mafik

b.Mesocratic rock; bila batuan beku tsb mengandung 30% - 60% mineral mafic

c. Melanocratic rock; bila batuan beku tsb mengandung 60% - 90% mineral mafic

d.    Hipermelanuc rock; bila batuan beku tsb mengandung 90% mineral mafic.

Sedangkan S.J. Elis, 1948, membagi menjadi empta golongan tekstur, yaitu :

1. Felsic, untuk batuan beku dengan indek warna kurang dari 10%

2. Mafelsik, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% - 40%

3. Mafic, untuk batuan dengan indeks warna 40% - 70%

4. Ultra mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%

3.      Klasifikasi berdasarkan tekstru dan komposisi mineral

      Berdasarkan ukuran butir dan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua

yaitu batuan beku vulkanik dan batuan beku plutonik.

a.    Batuan plutonik

     Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuk jauh dari permukaan dan memiliki ukuran

butir besar dan bentuk butir nya Euhedral sampai Subhedral, hal ini disebabkan karena proses

pembekuan yang terjadi adalah sangay lambat. Komposisi mineral nya adalah alakali

feldspar, plagioklas, dan juga kuarsa. Contoh batuannya adalah granit, andesit, granodiorit,

dan lain-lain.

b.   Batuan vulkanik

     Batuan vulkanik adalah batuan yang terbentuk dekat dengan permukaan atau bahkan

diluar permukaan dan memiliki ukuran butir yang halus dan bentuk butirnya anhedral sampai

subhedral, hal ini disebabkan karena proses pembekuan yang terjadi adalah sangat cepat.

Komposisi mineralnya adalah fenokris kuarsa, biotit, plagioklas asam, dan lain-lain.

Contohnya batuan basalt.

  Batuan metamorf

     Batuan metamorf  adalah batuan ubahan dari batuan yang sebelumnya ada, pada tekanan

padat, akibat pengaruh suhu ( T ), dan tekanan ( P ), atau keduanya, dan larutan yang aktif

secara kimiawi. Proses tersebut disebut “ metamorfisme “ yang berlangsung pada komdisi

bawah permukaan.

Proses metamorfisme meliputi :

Page 8: Petrol Ogi

-          Rekristalisasi

-          Reorientasi

-          Pembentukan mineral baru, dari unsur yang telah ada sebelumnya.

    Berdasarkan pengaruh terbentuknya, proses metamorfisma dapat dibagi menjadi tiga

macam, yaitu:

1. metamorfisma kontak adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan metamorf

dengan factor utama yang mempengaruhinya adalah berupa suhu tingg, dan biasanya terjadi

disekitar tubuh batuan intrusi. Contohnyan hornfesl ( batu tanduk )

2. metamorfisma dinamik adalah proses metamorfisma yang menghasilkan batuan metamorf 

dengan factor utama yang mempengaruhi adalah berupa tekanan tinggi. Batuan ini berupa

setempat-setempat dan dapat dijadikan indikasi struktur geologi (cermin sesar). Contohnya

batuan milonit.

3. matemorfisma regional adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan

metamorf dengan factor utama yag mempengaruhinya adalah berupa suhu dan tekanan yang

tinggi. Contoh nya schist ( sekis ).

Batuan metamorf dapat dikenali berdasarkan tekstur, struktur, dan komposisi mineral.

Berdasarkan teksturnya, batuan metamorf terbagi menjadi atas dua bagian, yaitu batuan

metamorf berfoliasi dan nonfoliasi.

a.       tekstur foliasi berasal dari kata foliatus ( daun ) atau berlembar-lembar. Tekstur ini

disebabkan adanya orientasi kesejajaran penyususn mineral batuannya, tetapi haurs

dibedakan dengan orientasi batuan sendimen, yang sama sekali tidak ada hubungannya

dengan batuan metamorf berdasarkan kenampakkan tekstur batuan asalnya ( apakah masih

terlihat atau tidak terlihat ) batuan metamorf dapat dibagi menjadi dua, yaitu kristobiastik dan

palimpsest.

1.      kristoblastik, yaitu jika tekstur batuan tidak terlihat lagi. Dalam penanamannya digunakan

akhiran blastik, kemudian kita lihat kemasnya, dan guanakan istilah :

  Homoblastik, apabila terdiri atas satu jenis tekstur.

  Heteroblastik, apabila lebih dari satu jenis tekstur.

c.       Tekstur nonfoliasi ditunjukan dengan kenampakan tidak berlampis atau berlembar. Adapun

struktur yang biasa terdapat pada batuan metamorf nonfoliasi ini adalah ;

a.       Granulose, apabila tersusun atas mineral yang berukuran relatif sama.

b.      Hornfelsic, apabial sebagian besar terdiri atas mineral tanpa persejajaran mineral pipih.

Page 9: Petrol Ogi

c.       Milonic, apabila sturktur yang terjadi berupa metamorfosa kataklastik, yaitu sifat tergerus,

berupa lembar atau bidang yang yang disebut jalur minolit.

d.      Breksi kataklastik, apabila fragmen-fragmen pembentuk ( butiran ) terdiri atas mineral yang

sama dengan matrik dan semennya, dan biasanya menunjukan orientasi arah.

Derajarmetamorfosis

Mineral khas

Rendah ( Low grade

Metamorphism )Klorit, Biotit

Menengah (Medium

Grade

Metamorphisme)

Kianit, Almandit

Tinggi (High Grade

Metamorrphism)Silimanit

Zona Derajat Metamorfisma

Mineral-Mineral Pembentuk Batuan Metamorf

            Jika batuan asal diberikan perubahan tekanan dan temperatur yang tinggi, maka pada

kondisi tersebut batuan akan melakukan penyesuaian setelah batas kestabilannya

  Batuan sendimen

            Batuan sendimen yaitu batuan yeng terbentuk dalam suatu siklus sendimentasi

(pelapukan-transprotasi-sendimentasi-diagenesa).

- Komposisi Batuan sendimen

Mineral-mineral dalam batuan sendimen

  Mineral Autigenic

- Terbentuk didaerah sendimentasi dan langsung diendapkan

Contoh : gypsum, kalsit, anhidrit, aksida besi, halit, glaukonit.

  Mineral Allogenik

- Terbentuk diluar diluar daerah sendimentasi

- Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan didaerah sendimentasi.

- Harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama tertranportasi

  Sampai pengendapan.

- Klasifikasi batuan sendimen

Pembagian batuan sendimen berdasarkan tekstur :

Page 10: Petrol Ogi

  Batuan sendimen bertekstur klastik

  Batuan sendimen non klastik ( kristallin )

            - Batuan sendimen non klastik ( kristalin )

  Umumnya terdiri dari mineral autigenik

  Pada P dan T tertentu sering kali memperlihatkan gejala diagenesa,akibatya porositas batuan

menjadi sangat rendah atau hilang.

  Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh : batu gamping).

  Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon dan opal)sebagai semen.

            - Pengaruh diagenesa pada batuan sedimen non klastik (kristalin)

 - Butiran/Kristal yang mula-mula kecil akibat diagenesa akan menjadi besar sehingga

porositas mengecil.

- Terjadi rekristalisasi

- Tidak ada perubahan mineral

- Bila ada replacement/penggantian, umumnya memperkecil besar butir (menjadi lebih halus

dari semula).

- Pelarutan akan menyebabkan porositas bertambah, terjadi tekstur stylolitik (batas-batas

mineral sangat bergerigi tidak beraturan).

            - Besar butiran/Kristal batuan sedimen non klastik (Kristal)

- > 5mm                       : kasar

- 1mm – 5mm              : sedang

- < 1mm                       :halus

- Mikrokristalin           : butiran sangat halus sehingga sulit di bedakan satu dengan lainnya.

- Afanitik                    :butiran Kristal tidak dapat di bedakan satu sama lainnya.

  Macam batuan sendimen non klastik :

1.   Sendimentasi organis : batubara, batu gamping terumbu, batu gamping bioklastik, radiolarian,

diatomae.

2.   Sendimentasi kimiawi : batu gamping kristalin, dolomite, batu gamping oolit, gips, anhidrit,

napal, flint, chert, fosforit.

  Batuan sedimen bertekstur klastik

Page 11: Petrol Ogi

Tekstur yang harus di perhatikan dalam batuan Besar butir (grain size) : unsur utama dari

tekstur klastik, yang berhubungan dengan tingkat enersi pada saat transportasi dan

pengendapan.

-          Butiran dapat dibagi menjadi fragmen, matrik, dan semen. Dalam batuan sedimen klastik

ketiganya tidak harus selalu ada.

1.      Fragmen : butiran klastik ( yang tertransport ) disebut sebagai fragmen.

2.      Masa dasar ( matrik ) : lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama dengan

fragmen.

3.      Semen ( cement ) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen, dan matriks, terbentuk

sebagian komponen autigenik selama proses siagenesa.

  Pemilahan/sorting : derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.

  Kebundaran/roundness : menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang

mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.

-          Merupakan sifat permukaan dari butiran.

-          Disebabkan oleh transport terhadap butiran.

  Fabric : merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan kemas

( packing ), secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi

serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.