petrol ogi
DESCRIPTION
ilmu batuanTRANSCRIPT
PETROLOGI
Petrologi berasal dari dua kata yaitu “ petro “ yang berarti batu dan kata “ logos “
yang berarti ilmu. Jadi, petrologi secara bahasa adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan.
Sedangkan secara istilah petrologi adalah ilmu mengenai batuan, secara luas mempelajari asal
, kejadian ,sejarah dan sejarah batuan.
Batuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Batuan beku
2. Batuan sendimen
3. Batuan metamorf
Mineral utama penyusun kerak bumi adalah batuan. Batuan merupakan kumpulan dari
mineral-mineral yang sejenis maupun tidak sejenis yang terbentuk secara alami. Batuan
memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lain. Batuan penyusun kerak bumi
terbagi menjadi tiga, yaitu :
Igneous Rock ( Batuan Beku )
Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen )
Metamorphic Rock ( Batuan Metamorf )
Kejadian dan sifat batuan ditentukan oleh kandungan mineralnya dan hubungan atau keadaan
mineralnya satu sama lain.
Igneous Rock ( Batuan Beku ), terbentuk dari magma yang asalnya dari dalam bumi yang naik
menuju permukaan dan membeku sebagai batuan yang padat pada titik beku nya.
Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen ), terbentu dari hasil pengumpulan dankompaksi dari :
a. Fragmen- fragmen dari batuan sebelumnya yang telah lepas dan mengalami erosi
( pengikisan ) dan tertransportasi.
b. Bahan- bahan organic, cangkang binatang, atau sisa tanaman.
c. Bahan-bahan terlarut air atau air tanah yang terendapkan, pada kondisi yang jenuh.
Metamorphic Rock ( Batuan Metamorf ), terbentuk dari batuan apa pun yang sudah ada
sebelumnya, terubah karena adanya kenaikan temperature ( T ) dan tekanan ( P ) atau
keduanya, perubahan ini menghasilkan sifat yang berbeda dari batuan asalnya baik
kenampakan tekstur ataupun komposisi mineralnya.
Batuan Beku
1.1 Dasar Teori
Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat
cair,pijar,bersifat mudah bergerak yang di kenal dengan magma.Penggolongan batuan beku
dapat di dasarkan pada berbagai hal,seperti ganesanya,senyawa kimianya,mineraloginya atau
tempat terbentuknya.
Menurut tempat terbentuknya,batuan beku dapat di bagi atas :
1. Batuan Ekstrusi,terdiri dari semua material yang di keluarkan ke permukaan bumi baik di
daratan ataupun di bawah permukaan air laut.Material ini membeku dengan cepat sehingga
Kristal yang dihasilkan berukuran halus.
2. Batuan Intrusi, sangat berbeda dengan batuan vulkanik.Hal ini disebabkan karena perbedaan
tempat terbentuknya dari kedua jenis batuan ini.Terdapat tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi
batuan beku,bentuk dasar dari geometri adalah :
a. Bentuk tidak beraturan, pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk
yang jelas di permukaan bumi. Terdiri dari tiga bentuk yaitu : Pluton, Batholit, dan stock.
b. Intrusi berbentuk tabular, memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu Dike (retas) mempunyai
bentuk diskordan dan sill mempunyai bentuk konkordan, Dike adalah intrusi yang memotong
bidang perlapisan dari batuan induk. Sedangkan sill adalah lempengan batuan beku yang di
intrusikan diantara dan sepanjang lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa
mm sampai beberapa km. Variasi dari sill adalah lakolit, yaitu bentuk batuan beku yang
menyerupai sill akan tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar di bandingkan dengan
lebarnya dan bagian atasnya melengkung. Sedangkan lopolit adalah bentuk batuan beku yang
luas, dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkug karena batuan
dibawahnya lentur.
c. Tipe ketiga dari tubuh intrusi relative memiliki tubuh kecil, hanya pluton-pluton diskordan.
Bentuk yang khas dari group ini adalah intrusi-intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar
merupakan sisa dari korok suatu gunung api tua, buasa di sebut vulkannek (teras gunung
api).
Pemerian batuan beku
Dalam melakukan pendeskripsian batuan terhadap batuan beku, perlu diamati
mengenai hal-hal sebagai berikut:
A. Stuktur
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan dalam skala yang besar, seperti lava bantal yang
terbentuk di lingkungan air ( laut ), seperti lava bongkah, struktur aliran dan lain-lainnya.
Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Macam-macam
struktur batuan beku adalah:
a. Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam
tubuhnya.
b. Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya 30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.
c. Join, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah aliran.
Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
d. Vesikuler, merupakan struktur batuan ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang sebagai
akibat pelepasan gas selama pendinginan.
e. Scoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya)
f. Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-mineral sekunder
seperti zeloid, karbonat dan bermacam silica.
g. Xenoliths, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau
tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak
sempurna dari suatu batuan samping didalam magma yang menerobos.
h. Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.
B. Tekstur
Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan massa
gelas yang membentuk massa merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengaruhi
oleh kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi
kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur merupakan fungsi
dari sejarah pembentukan batuan beku. Tekstur batuan beku dapat menunjukkan derajat
kristalisasi (degree of crystallinity), kemas (fabric), granularitas.
a. Derajat kristalisasi (degree of crystallinity)
Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara massa Kristal dan massa gelas
dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
1. Holokristalin : Apabila batuan tersusun oleh seluruh massa Kristal.
2. Holohyalin : Apabila batuan tersusun oleh seluruh massa gelas.
3. Hypokristalin : Apabila batuan tersusun oleh massa Kristal dan gelas.
b. Granularitas
Glanularitas merupakan ukuran butir Kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus yang
tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar.
Umumnya dikenal 2 kelompok ukuran butir, yaitu:
1. Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu Kristal sangat halus, sehingga tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun atas massa
Kristal, massa gelas atau keduanya. Selain itu dikenal pula istilah mikrokristalin dan
kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apabila Kristal individu dapat dikenal dengan
mikroskop, sedangkan dikatakan kriptokristalin apabila tidak dapat dikenal dengan
menggunakan mikroskop.
2. Fanerik
Kristal individu yang termasuk Kristal fanerik dibedakan menjadi:
- Halus, ukuran diameter rata-rata Kristal individu < 1 mm.
- Sedang, ukuran diameter Kristal 1 mm – 5 mm.
- Kasar, ukuran diameter Kristal 5 mm – 30 mm.
- Sangat kasar, ukuran diameter Kristal > 30 mm.
C. Kemas
Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan Kristal dalam suatu batuan.
1. Bentuk butir
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam:
- Euhedral: Apabila bentuk Kristal dan butiran mineral mempunyai bidang Kristal yang
sempurna.
- Subhedral: apabila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang Kristal
yang sempurna.
- Anhedral: Apabila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang Kristal
yang tidak sempurna.
2. Relasi
Relasi merupakan hubungan antara Kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari
ukuran dikenal:
1. Granularitas atau equigranular, apabila mineral mempunya ukuran butir yang relative
seragam terdiri dari
- Panidioformik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam dan euhedral
- Hipiodiomorfik gb granular, yaitu sebagian besar mineral nya berukuran relative seragam
dan anhedral
- Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral nya berukuran relative seragam dan
anhedral
2. Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama, antara lain terdiri
dari :
- Porfiritik, adalah tekstur batuan dimana Kristal besar(fenoriks) tertanam dalam massa dasar
yang lebih halus
- Vitroverik, apabila fenoriks tertanam dalam massa dasar berupa gelas
Tekstur khusus , adalah tekstur disamping menunjukkan hubungan antara bentuk dan ukuran
butir juga ada yang menunjukkan arah serta menunjukkan pertumbuhan bersama antara
mineral – mineral yang berbeda, terdiri dari :
a)Diabasik, tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama piroksen, disini piroksen tidak terlihat
jelas dan plagioklas radier terhadap piroksen.
b) Trakhitik, fenoriks sanidin dan piroksen tertanam dalam massa dasar Kristal sanidin yang
relative tampak penjajaran dengan isian butir-butir piroksen, oksida besi dan aksesori
mineral.
c)Intergranular, ruang antar Kristal-kristal plagioklas ditempati oleh Kristal-kristal piroksen ,
olivine atau biji besi.
D. Komposisi Mineral
Menurut Walker T. Huang ( 1962 ), komposisi mineral dikelompokkan menjadi tiga
kelompok mineral, yaitu :
1) Mineral utama
Mineral – mineral terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadiran nya sangat
menentukan dalam penamaan batuan. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. Mineral felsik ( warna terang, densitas 2,5-2,7 ), yaitu :
- Kuarsa (SiO2)
- Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali ( K, Na ) AISi3O8 dan seri plagioklas.
Seri feldspar alkali terdiri dari sanidin, ortoklas, Anhortoklas, adularia, dan mikrolin. Seri
plagioklas terdiri dari albit, aligoklas, andesine labradorit, bwonit, dan anortit.
- Kelompok feldspartoid ( Na, K Alumina Silika ), terdiri dari nefelin, sodalit,leusit.
- Kelompok feldspatoid ( Na, K Alumina Silika), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.
b. Mineral Mafik ( warna gelap, densitas 3 -3,6 ), yaitu :
- Kelompok olivine, terdiri dari fayalite dan forsterite.
- Kelompok piroksen, terdiri dari enstite, hiperstein, augit, pigeonit diopsid.
- Kelompok mika, terdiri dari biotitic, muscovit, plogopit.
- Kelompok amphibole, terdiri dari anthofilit, cumingtonit, hornblende, rieberkit,tremolit,
aktinolit, glaukofan, dll.
2) Mineral Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat daril hasil pelapukan,
hydrothermal maupun methamotfisme terhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian
mineral-mineral ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma ( non pirogenetik ).
Mineral sekunder terdiri dari ;
a. Kelompok kalsit ( kalsit, dolomit, magnesit, siderite ) ; dapat terbentuk dari hasil ubahan
mineral plagioklas.
b. Kelompok serpentin ( antigorit dan krisotil ) : umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral
plagioklas.
c. Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas.
d. Kelompok kaolin ( kaolin, hallosyte ) : umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan
beku.
3) Mineral tambahan ( accessory Mineral )
Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam
jumlah sedikit, apabila hadir dalam jumlah cukup banyak, tetap tidak mempengaruhi
penanaman batuan, tetapi hal ini bisa mempunyai nilai ekonomis, termasuk dalam golongan
ini antara lain : Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit, dll.
E. Klasifikasi dan Penanaman Batuan Beku
Berbagai klasifikasi telah ditemukan oleh beberapa ahli, kadang-kadang satu batuan pada
klasifikasi yang lain penanamannya berlainan pula. Dengan demikian seseorang petrolog
harus bena-benar mengerti akan dasar penanaman yang diberikan pada suatu batuan beku.
Klasifikasi batuan beku dapat dilihat, antara lain berdasarkan:
1. Klasifikasi berdasarkan kimiawi
Klasifikasi ini telah lama menjadi standart Geologi ( C.J. Hughes, 1962 ), dan dapat
dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
a. Batuan beku asam : bila batuan beku mengandung lebuh dari 66 % SiO², biasanya berwarna
cerah sampai putih. Misal : Granit, rhyolit.
b. Batuan beku intermediet : bila batuan beku mengandung 52% - 66% SiO², biasanya berwarna
agak gelap sampai kehitaman. Misal : Diorit, Andesit.
c. Batuan beku basa : bila batuan beku mengandung 45% - 52% SiO², biasanya berwarna hitam
sampai hitam kelam. Misal : Gabro, Basalt.
d. Batuan beku ultra basa : bila batuan beku mengandung kurang dari 45% SiO², biasanya
berwarna hijau sampai hijau kehitaman. Misal : Peridotit.
2. Klasifikasi berdasarkan mineralogy
Dalam klasifikasi ini indeks warna akan menunjukkan perbandingan mineral mafik
dengan mineral felsik. S.J.Shand, 1943, membagi empat macam batuan, yaitu :
a. Leucromatic rock; bila batuan beku tersebut mengandung 30% mineral mafik
b.Mesocratic rock; bila batuan beku tsb mengandung 30% - 60% mineral mafic
c. Melanocratic rock; bila batuan beku tsb mengandung 60% - 90% mineral mafic
d. Hipermelanuc rock; bila batuan beku tsb mengandung 90% mineral mafic.
Sedangkan S.J. Elis, 1948, membagi menjadi empta golongan tekstur, yaitu :
1. Felsic, untuk batuan beku dengan indek warna kurang dari 10%
2. Mafelsik, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% - 40%
3. Mafic, untuk batuan dengan indeks warna 40% - 70%
4. Ultra mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%
3. Klasifikasi berdasarkan tekstru dan komposisi mineral
Berdasarkan ukuran butir dan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua
yaitu batuan beku vulkanik dan batuan beku plutonik.
a. Batuan plutonik
Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuk jauh dari permukaan dan memiliki ukuran
butir besar dan bentuk butir nya Euhedral sampai Subhedral, hal ini disebabkan karena proses
pembekuan yang terjadi adalah sangay lambat. Komposisi mineral nya adalah alakali
feldspar, plagioklas, dan juga kuarsa. Contoh batuannya adalah granit, andesit, granodiorit,
dan lain-lain.
b. Batuan vulkanik
Batuan vulkanik adalah batuan yang terbentuk dekat dengan permukaan atau bahkan
diluar permukaan dan memiliki ukuran butir yang halus dan bentuk butirnya anhedral sampai
subhedral, hal ini disebabkan karena proses pembekuan yang terjadi adalah sangat cepat.
Komposisi mineralnya adalah fenokris kuarsa, biotit, plagioklas asam, dan lain-lain.
Contohnya batuan basalt.
Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan ubahan dari batuan yang sebelumnya ada, pada tekanan
padat, akibat pengaruh suhu ( T ), dan tekanan ( P ), atau keduanya, dan larutan yang aktif
secara kimiawi. Proses tersebut disebut “ metamorfisme “ yang berlangsung pada komdisi
bawah permukaan.
Proses metamorfisme meliputi :
- Rekristalisasi
- Reorientasi
- Pembentukan mineral baru, dari unsur yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan pengaruh terbentuknya, proses metamorfisma dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
1. metamorfisma kontak adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan metamorf
dengan factor utama yang mempengaruhinya adalah berupa suhu tingg, dan biasanya terjadi
disekitar tubuh batuan intrusi. Contohnyan hornfesl ( batu tanduk )
2. metamorfisma dinamik adalah proses metamorfisma yang menghasilkan batuan metamorf
dengan factor utama yang mempengaruhi adalah berupa tekanan tinggi. Batuan ini berupa
setempat-setempat dan dapat dijadikan indikasi struktur geologi (cermin sesar). Contohnya
batuan milonit.
3. matemorfisma regional adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan
metamorf dengan factor utama yag mempengaruhinya adalah berupa suhu dan tekanan yang
tinggi. Contoh nya schist ( sekis ).
Batuan metamorf dapat dikenali berdasarkan tekstur, struktur, dan komposisi mineral.
Berdasarkan teksturnya, batuan metamorf terbagi menjadi atas dua bagian, yaitu batuan
metamorf berfoliasi dan nonfoliasi.
a. tekstur foliasi berasal dari kata foliatus ( daun ) atau berlembar-lembar. Tekstur ini
disebabkan adanya orientasi kesejajaran penyususn mineral batuannya, tetapi haurs
dibedakan dengan orientasi batuan sendimen, yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan batuan metamorf berdasarkan kenampakkan tekstur batuan asalnya ( apakah masih
terlihat atau tidak terlihat ) batuan metamorf dapat dibagi menjadi dua, yaitu kristobiastik dan
palimpsest.
1. kristoblastik, yaitu jika tekstur batuan tidak terlihat lagi. Dalam penanamannya digunakan
akhiran blastik, kemudian kita lihat kemasnya, dan guanakan istilah :
Homoblastik, apabila terdiri atas satu jenis tekstur.
Heteroblastik, apabila lebih dari satu jenis tekstur.
c. Tekstur nonfoliasi ditunjukan dengan kenampakan tidak berlampis atau berlembar. Adapun
struktur yang biasa terdapat pada batuan metamorf nonfoliasi ini adalah ;
a. Granulose, apabila tersusun atas mineral yang berukuran relatif sama.
b. Hornfelsic, apabial sebagian besar terdiri atas mineral tanpa persejajaran mineral pipih.
c. Milonic, apabila sturktur yang terjadi berupa metamorfosa kataklastik, yaitu sifat tergerus,
berupa lembar atau bidang yang yang disebut jalur minolit.
d. Breksi kataklastik, apabila fragmen-fragmen pembentuk ( butiran ) terdiri atas mineral yang
sama dengan matrik dan semennya, dan biasanya menunjukan orientasi arah.
Derajarmetamorfosis
Mineral khas
Rendah ( Low grade
Metamorphism )Klorit, Biotit
Menengah (Medium
Grade
Metamorphisme)
Kianit, Almandit
Tinggi (High Grade
Metamorrphism)Silimanit
Zona Derajat Metamorfisma
Mineral-Mineral Pembentuk Batuan Metamorf
Jika batuan asal diberikan perubahan tekanan dan temperatur yang tinggi, maka pada
kondisi tersebut batuan akan melakukan penyesuaian setelah batas kestabilannya
Batuan sendimen
Batuan sendimen yaitu batuan yeng terbentuk dalam suatu siklus sendimentasi
(pelapukan-transprotasi-sendimentasi-diagenesa).
- Komposisi Batuan sendimen
Mineral-mineral dalam batuan sendimen
Mineral Autigenic
- Terbentuk didaerah sendimentasi dan langsung diendapkan
Contoh : gypsum, kalsit, anhidrit, aksida besi, halit, glaukonit.
Mineral Allogenik
- Terbentuk diluar diluar daerah sendimentasi
- Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan didaerah sendimentasi.
- Harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama tertranportasi
Sampai pengendapan.
- Klasifikasi batuan sendimen
Pembagian batuan sendimen berdasarkan tekstur :
Batuan sendimen bertekstur klastik
Batuan sendimen non klastik ( kristallin )
- Batuan sendimen non klastik ( kristalin )
Umumnya terdiri dari mineral autigenik
Pada P dan T tertentu sering kali memperlihatkan gejala diagenesa,akibatya porositas batuan
menjadi sangat rendah atau hilang.
Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh : batu gamping).
Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon dan opal)sebagai semen.
- Pengaruh diagenesa pada batuan sedimen non klastik (kristalin)
- Butiran/Kristal yang mula-mula kecil akibat diagenesa akan menjadi besar sehingga
porositas mengecil.
- Terjadi rekristalisasi
- Tidak ada perubahan mineral
- Bila ada replacement/penggantian, umumnya memperkecil besar butir (menjadi lebih halus
dari semula).
- Pelarutan akan menyebabkan porositas bertambah, terjadi tekstur stylolitik (batas-batas
mineral sangat bergerigi tidak beraturan).
- Besar butiran/Kristal batuan sedimen non klastik (Kristal)
- > 5mm : kasar
- 1mm – 5mm : sedang
- < 1mm :halus
- Mikrokristalin : butiran sangat halus sehingga sulit di bedakan satu dengan lainnya.
- Afanitik :butiran Kristal tidak dapat di bedakan satu sama lainnya.
Macam batuan sendimen non klastik :
1. Sendimentasi organis : batubara, batu gamping terumbu, batu gamping bioklastik, radiolarian,
diatomae.
2. Sendimentasi kimiawi : batu gamping kristalin, dolomite, batu gamping oolit, gips, anhidrit,
napal, flint, chert, fosforit.
Batuan sedimen bertekstur klastik
Tekstur yang harus di perhatikan dalam batuan Besar butir (grain size) : unsur utama dari
tekstur klastik, yang berhubungan dengan tingkat enersi pada saat transportasi dan
pengendapan.
- Butiran dapat dibagi menjadi fragmen, matrik, dan semen. Dalam batuan sedimen klastik
ketiganya tidak harus selalu ada.
1. Fragmen : butiran klastik ( yang tertransport ) disebut sebagai fragmen.
2. Masa dasar ( matrik ) : lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama dengan
fragmen.
3. Semen ( cement ) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen, dan matriks, terbentuk
sebagian komponen autigenik selama proses siagenesa.
Pemilahan/sorting : derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.
Kebundaran/roundness : menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.
- Merupakan sifat permukaan dari butiran.
- Disebabkan oleh transport terhadap butiran.
Fabric : merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan kemas
( packing ), secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi
serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.