petarisiko (risk map) - nusindo.co.idnusindo.co.id/wp-content/uploads/2018/07/risk-map.pdf · dalam...

72

Upload: truonghanh

Post on 12-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PetaRisiko (Risk Map)PT RajawaliNusindo (RNI Group)

Copyright @ 2014 PT RajawaliNusindo

Team Risk Map PT RN: Amir Hamzah RiniPeni Widodo YantoTogi F. Marpaung (Koordinator)

Team BPKP : AzhariEffendy RachmatDani Risnandar (Ketua Tim)

PT RajawaliNusindo (RNI Group)Gedung RNI Lantai 2

EdisiPertama :Juni 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Pendahuluan

Setiap entitas, baik berorientasi laba, nirlaba, ataupun lembaga pemerintah,

keberadaannya dimaksudkan untuk memberikan nilai kepada para

stakeholdernya. Dalam proses penciptaan dan peningkatan nilai stakeholder,

setiap entitas dihadapkan pada ketidakpastian, baik yang bersumber dari

faktor internal organisasi maupun faktor lingkungan eksternalnya.

Ketidakpastian dapat menciptakan risiko yang berpotensi menghambat

pencapaian tujuan atau peluang yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan.

Sebagai suatu entititas, PT Rajawali Nusindo tidak lepas dari risiko yang dapat

menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Lingkup usaha perusahaan

berupa distribusi, marketing dan trading memiliki karakteristik bisnis tersendiri

yang dihadapkan pada risiko yang spesifik. Risiko tersebut memerlukan

pengelolaan dan penanganan yang memadai dengan menerapkan

manajemen risiko.

Dalam konteks itulah manajemen PT Rajawali Nusindo menginginkan adanya

gambaran profil risiko perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian

tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Profil risiko dimaksud dapat diperoleh

melalui kegiatan risk assessmentdengan hasil utama berupa peta risiko (risk

map).

2. Pelaksanaan Risk Assessment

Risk assessmentini dilaksanakan oleh manajemen PT Rajawali Nusindo

dalam bentuk Focus Group Discussion dengan dibantu Tim BPKP sebagai

Tim Asistensi. Kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan identifikasi

peristiwa risiko, menaksir kemungkinan terjadinya peristiwa dan dampak yang

ditimbulkan jika peristiwa itu terjadi, mengidentifikasi respon serta aktivitas

pengendalian yang dapat memitigasi ancaman atau mengoptimalkan peluang

dari suatu peristiwa risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran

perusahaan.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan risk assessment ini dilakukan dengan

pendekatan yang memungkinkan unsur-unsur dan proses-proses di PT

Rajawali Nusindo mengembangkan dan meningkatkan kapasitasnya di

bidang pengelolaan risiko. Ini dimungkinkan dengan dijalinnya kerjasama

yang selaras dan saling melengkapi antara aspek pemahaman dan

penguasaan proses bisnis dari PT Rajawali Nusindo dengan kapasitas di

bidang metodologi dan fasilitasi dari Tim BPKP.

2. Selera Risiko (Risk Apetite)Selera Risiko(Risk appetite) merupakan tingkat risiko yang dapat dan tidak

dapat diterima dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang

telah ditetapkan.

Direksi dan Komisaris menetapkan Selera Risiko (Risk Apetite) perusahaan

adalah sebagai berikut:

o Direksi dan Komisiaris Perusahaan tidak dapat menerima(zero tolerance)

terhadapsetiap bentuk penyelewengan, penggelapan dan korupsi

berapapun nilainya bagi perusahaan sehingga diperlukan tindakan

pengendalian internal dan pengendalian risiko yang kuat serta pemberian

sanksi yang tegas.

o Sedangkan tingkatan risiko yang dapat diterima perusahaan dan tidak

memerlukan tindak lanjut yaitu apabila :

i. Tingkat risiko rendah (hasil perkalian tingkat kemungkinan (likelihood)

dan dampak bernilai 1 s.d 5)

ii. Biaya penanganan lebih tinggi dari manfaat yang diperoleh

3. Hasil Risk Assesment

Hasil risk assessment memberikan gambaran secara komperehensif risiko

yang dihadapi perusahaan, apa penyebabnya, pengendalian yang telah ada,

dampak pada sasaran, level risiko, respon risiko, dan aktivitas pengendalian

yang direncanakan dilakukan manajemen untuk mengurangi level risiko

sampai pada tingkat yang dapat diterima manajemen atau sampai pada

batasan selera risiko manajemen (risk appetite).

Tingkatan Risiko dapat diterima perusahaan dan tidak memerlukan tindak

lanjut bila:

b. Tingkat risiko rendah ( hasil perkalian tingkat kemungkinan (likelihood)

dan dampak bernilai 1 s.d 5);

c. Biaya penanganan lebih tinggi dari manfaat yang diperoleh.

Risk assessment dilakukan di Tingkat Kantor Pusat dan Tingkat Kantor

Cabang, yang masing-masing dibagi dalam fungsi-fungsi yang terkait proses

bisnis perusahaan. Hasil dari kegiatan risk assessment tersebut berupa:

1) Profil Risiko Tingkat Kantor Pusat, yang diperoleh dari hasil Focus Group

Discussion dengan jajaran manajemen di Kantor Pusat.

2) Profil Risiko Tingkat Kantor Cabang, yang diperoleh dari hasil workshop

yang diikuti wakil-wakil dari seluruh cabang.

Risk assessment ini menggunakan kriteria ukuran likelihood, dampak, dan

level risiko sebagai berikut:

Tabel 1 Ukuran likelihoodLevel Keterjadian Penjelasan

5 Hampir pastiDapat terjadi pada banyak keadaan (probabilitas 80% sampai99%)

4 KemungkinanBesar

Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan (probabilitas60% sampai 80%)

3KemungkinanSedang

Dapat terjadi pada beberapa waktu (probabilitas 40% sampai60%)

2KemungkinanKecil

Mungkin terjadi pada beberapa waktu (probabilitas 20%sampai 40%)

1 JarangMungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal(probabilitas <20%)

Sedangkan kriteria ukuran dampak risiko adalah sebagai berikut:

Tabel2

Ukuran Dampak

Level Besaran Penjelasan

5 Katastropik (sangatsignifikan) Kriteria untuk dampak risiko akan sangat

banyak, tergantung satuan ukuran yangdigunakan untuk masing-masing sasaran yangterpengaruh oleh risiko.(Lebih rinci dapat dilihat pada bab III)

4 Besar

3 Moderat

2 Rendah

1 Tidak signifikan

Kriteria yang dijadikan pedoman untuk menentukan risiko yang dapat

diterima dan tidak dapat diterima adalah sebagai berikut:

Unacceptable : diperlukan tindakan segera untuk mengelola risiko

Issue : diperlukan tindakan untuk mengelola risiko

Supplementary issue : disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya

Acceptable : tidak diperlukan tindakan

IR = Inherent Risk RR = Residual Risk

Dengan menggunakan kriteria ukuran sebagaimana disebutkan di atas, Profil

Risiko PT Rajawali Nusindo untuk Tingkat Kantor Pusat Maupun Kantor

Cabang dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Kantor Pusat

FungsiJumlah Risiko

Unacceptable Issue SupplementaryIssue

Acceptable

Akuntansi,Keuangan, dan TI

1 1 1

Health Care

- Distribusi 1 3

- Marketing 2 3

- Trading 3

Legal 1 1

Logistik 3 2

Manajemen Risiko 3

SekretarisPerusahaan

1 1

Pengembangan 1 1 1

SPI 1 2 1

SDM 2

Aset dan Umum 1 1 1

Pengadaan 1 1

ConsumerIndustrial

3 3 1

Rajawali Mart 3 1 1

Jumlah 20 19 10 4

Uraian risiko Unacceptable, dapat diuraikan sebagai berikut:

No Fungsi Uraian Risiko

1 Akuntansi, Keuangan,dan TI

Piutang Tidak Tertagih

2 Distribusi Healthcare Risiko hukum pelayanan ke modern market karenakendala regulasi.

3 Marketing Healthcare 1. Penurunan semangat kerja untuk mencapai target2. Penurunan semangat kerja untuk mencapai target

4 Legal Penggelapan Uang dan Aset Perusahaan

5 Logistik 1. Terjadinya Over Stock & Out of Stock setiapbulannya.

2. Ketidaksesuaian proses pemesanan & DistribusiPsykotropica & Prekursor.

3. Perizinan PBF lalai untuk diurus

6 Manajemen Risiko 1. Kurangnya SDM di unit MR2. Risiko terjadinya suatu peristiwa yang belum

masuk dalam register risiko.3. Risiko terjadinya kembali suatu peristiwa yang

sudah masuk dalam register risiko.

7 Sekretaris Perusahaan Risiko menurunnya Komitmen Manajemen dalammenerapkan GCG

8 SPI Kekurangan Auditor

9 Aset dan Umum Infrastruktur bisnis perusahaan masih belum optimal

10 Consumer Industrial 1. Termin Pembayaran Panjang khususnya dariinternal

2. Service level rendah3. Fluktuasi Harga

11 Rajawali Mart 1. Risiko tidak mendapatkan ijin IUTM2. Risiko Permintaan Pemenuhan Tambahan SDM

yang belum terpenuhi3. Risiko lokasi tempat yang potensial, namun harga

sewanya yang tidak terjangkau

2) Kantor Cabang

FungiJumlah Risiko

Unacceptable Issue SupplementaryIssue

Acceptable

Marketing 1 1 7 3

Trading HC

- E-Catalog 3 - - 1

- Non E-Catalog 7 - - -

- PenjualanTender

- 5 2 5

Akuntansi,Keuangan, dan TI

7 3 5 -

PenanggungJawab Farmasi

10 7 3 3

Gudang 1 4 3 2

Farmasi HC - 6 7 1

Philips 2 4 1 4

Consumer 1 7 2 2

Jumlah 32 37 30 21

Uraian risiko Unacceptable, dapat diuraikan sebagai berikut:

No Fungsi Uraian Risiko

1 Marketing Adanya ketidakpastian stok yang dapat menurunkankepercayaan pelanggan

2 Trading HC 1. Barang dari pabrikan/prinsipal terlambat2. Terbatasnya kapasitas gudang karena banyaknya cacat

produk dalam pengiriman3. Terlambatnya penerimaan pembayaran dari pelanggan

(RS/Dinas Kesehatan)4. Barang dari pabrikan/prinsipal terlambat5. Terlambatnya penerimaan pembayaran dari pelanggan

(RS/Dinas Kesehatan)6. Salah dalam penyusunan spesifikasi teknis7. Surat dukungan susah didapat8. Izin Edar/Regristrasi tidak Valid9. Terbatasnya kapasitas gudang10. Terlambatnya pengiriman barang

3 Akuntansi,Keuangan, danTI

1. Outlet tutup/bangkrut/kabur2. Keterlambatan penyelesaian Pos-pos Gantungan3. Idle stok & barang rusak/ED4. Perputaran stok lambat5. SSP cacat, hilang6. Proses pengolahan data terlambat7. Hasil tagihan tidak disetorkan

4 PenanggungJawab Farmasi

1. SP asli belum diterima (penyaluran psikotropika danprekursor)

2. SDM kurang berkompeten (penyaluran vaksin)3. Alat dan prasarana kurang memadai (penyaluran

vaksin)4. Pengajuan rekomendasi ke institusi terkait terhambat5. Barang yang diterima tidak tidak sesuai pesanan6. SP tidak sesuai regulasi (penyaluran psikotropika dan

prekursor)7. Dokumentasi SP tidak lengkap8. Dokumentasi faktur/ SPB9. inspeksi diri tidak berjalan10. Sarana prasarana yang ada kurang memenuhi

persyaratan

5 Gudang Kondisi gudang tidak sesuai standar CDOB

6 Philips 1. Backlog2. Menumpuknya stock di toko

7 Consumer Sistem komputer pesanan terkunci

Atas risiko yang bersifat unacceptable tersebut, dalam forum FGD, masing-masing fungsi telah menyusun langkah-langkah pengendalian dalam rangkamengurangi level risiko ke level yang acceptable. Uraian langkah-langkahpengendalian disajikan pada bab III .

BAB I

INFORMASI UMUM PERUSAHAAN

A. Dasar Pendirian Perusahaan

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Rajawali Nusindo) merupakan salah satu

perusahaan tertua di Indonesia dengan ukiran sejarah yang cemerlang. Pada

awalnya Perusahaan bernama Kian Gwan Company Limited NV didirikan

dengan akta No.85 dari Tan A Sioe Notaris di Semarang tanggal 22 Juli 1955

yang bernaung di dalam grup Oei Tiong Ham Concern. Anggaran Dasar telah

mengalami perubahan dengan akta No. 91 tanggal 30 Agustus 1955 dari

Notaris yang sama dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman

RI No.J.A.1/103/13 tanggal 5 November 1955.

Pada tahun 1961 perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh Pemerintah RI

berdasarkan Keputusan Pengadilan Ekonomi No.32/1961 EKS tanggal 10

Juli 1961 yang kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Mahkamah Agung

RI No.5/Kr/K/1963 tanggal 27 April 1963 dimana kegiatan perusahaan berada

dibawah penguasaan Menteri / Jaksa Agung, untuk selanjutnya pada tanggal

20 Juli 1963 penguasaan diserahterimakan dari Jaksa Agung kepada Menteri

Urusan Pendapatan Pembiayaan dan Pengawasan (P3) yang sekarang

menjadi Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kompartemen Keuangan tanggal 19

Agustus 1964 No.0642/M.K.3/64 dari seluruh harta Oei Tiong Ham Concern

oleh Pemerintah dipergunakan sebagai Penyertaan Modal Pemerintah dalam

pendirian PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali

Nusantara Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh saham Kian Gwan

Company Indonesia Limited NV.

Dalam perkembangannya sesuai dengan akte No.5 dari Joeni Moelyani

Notaris di Semarang tanggal 1 Pebruari 1971 telah diadakan perubahan

Anggaran Dasar Perseroan Kian Gwan Company Indonesia Limited NV

dengan merubah nama perusahaan tersebut menjadi PT. Rajawali Impor

Ekspor dan pada tanggal 18 Juni 1971 terjadi lagi perubahan Anggaran

Dasar Perseroan dengan akta No.37 dari Notaris yang sama dengan

merubah kembali nama perusahaan menjadi PT. Perusahaan Impor Ekspor

Rajawali Nusindo dan perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari

Menteri Kehakiman RI No.J.A.5/138/3 tanggal 23 September 1971. Pada

tanggal 27 Juni 1975 Anggaran Dasar mengalami perubahan kembali dengan

menyatakan seluruh saham PT. Perusahaan Impor Ekspor Rajawali Nusindo

dimiliki oleh PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia. Perubahan Anggaran

Dasar Perseroan terjadi kembali pada tanggal 6 Agustus 1981 dengan

meningkatkan modal perseroan dan telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman RI No.C2-5684.HT.01.04.TH.83.

Pada tanggal 29 Mei 1995 dengan akta No. 107 dari Imas Fatimah SH.

Notaris di Jakarta terjadi lagi perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan

peningkatan modal dan penyingkatan nama PT. Perusahaan Impor Ekspor

Rajawali Nusindo menjadi PT. Rajawali Nusindo dan perubahan anggaran

dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-

7539.HT.01.04.TH.96 tanggal 6 Maret 1996. Kemudian Anggaran Dasar

mengalami perubahan kembali dengan akta No.88 dari Notaris Sutjipto SH

tanggal 17 Juli 1996 tentang peningkatan modal dan perubahan tersebut

telah pula mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-

HT.01.04.A.805 tanggal 25 Januari 1997.

Pada tanggal 8 Juli 1998 Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan

kembali dengan akta No.21 tanggal 8 Juli 1998 tentang maksud dan tujuan

serta perubahan struktur permodalan. Perubahan tersebut telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-18.868.HT.01.04.TH.98

tanggal 2 Oktober 1998. Terakhir Anggaran Dasar Perseroan mengalami

perubahan kembali dengan akta No.32 dari Notaris Sutjipto SH tanggal 12

Juni 2001 tentang penggabungan PT Rajawali Nusindo ke dalam PT Rajawali

Nusantara Indonesia. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.C-

05796.HT.01.04.TH.2001 tanggal 14 Agustus 2001.

Pada tanggal 31 Oktober 2004 dengan akta nomor 4 dari Nanda Fauz Iwan,

SH, M.Kn, notaris yang berkedudukan di Jakarta, terjadi lagi perubahan

tentang pemisahan unit distribusi dan perdagangan PT. Rajawali Nusantara

Indonesia menjadi perusahaan anak sendiri dengan nama PT. Rajawali

Nusindo. Pendirian perseroan tersebut telah disetujui oleh Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara nomor S-244/MBU/2004 tanggal 4 Mei 2004 serta

telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia nomor C-16617 HT.01.01.TH.2004 tanggal 2 Juli 2004.

B. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan distribusi yang unggul dan terpecaya pada produk

kesehatan, consumer dan industrial melalui pelayanan terbaik bagi

pelanggan dan peningkatan nilai bagi para pemangku kepentingan

C. Misi Perusahaan

Misi Perusahaan adalah:

Menyediakan produk berkualitas

Mengembangkan kemintraan yang saling menguntungkan dengan

principal yang menghasilkan produk yang bermutu

Memberdayakan seluruh karyawan sebagai aset yang berharga untuk

memberikan layanan terbaik bagi pelanggan

Meningkatkan kemampuan teknologi informasi secara berkelanjutan untuk

menghadapi kompetisi global

Meningkatkan peran internal control dan manajemen risiko untuk

mendorong kegiatan operasi yang efektif dan efisien

D. Sasaran Strategik Perusahaan

Sasaran stratgik perusahaan yaitu sasaran pertumbuhan penjualan dan

tingkat kesehatan perusahaan.

1. Sasaran Pertumbuhan Penjualan:

1) Sasaran Farmasi adalah pertumbuhan penjualan 15% per tahun

2) Sasaran Alat Kesehatan adalah pertumbuhan penjualan 20% per

tahun

3) Sasaran Consumeratau Perdagangan Umum (PU) adalah

pertumbuhan 15% per tahun

4) Sasaran Industrial adalah pertumbuhan penjualan 10% per tahun

Core BusinessSasaran Pertumbuhan Penjualan Per Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Farmasi 15% 15% 15% 15% 15%

Alat Kesehatan 20% 20% 20% 20% 20%

Produk Konsumer 15% 15% 15% 15% 15%

Produk Industrial 10% 10% 10% 10% 10%

2. Sasaran Kinerja Perusahaan:

Sasaran kinerja perusahaan terdiri atas sasaran profitabilitas, rasio-rasio

keuangan dan rasio aktivitas (collection period, perputaran persediaan)

hingga imbal balik perusahaan (return on investment dan return on

equity).

E. Tujuan Perusahaan

Berdasarkan akta No. 21 tanggal 8 Juli 1998, pasal 3 tentang perubahan

Anggaran Dasar Perusahaan PT Rajawali Nusindo maksud dan tujuan

didirikannya Perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang

kebijakan serta program Pemerintah di bidang industri dan perdagangan,

angkutan serta jasa.

Tujuan Perusahaan adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui

peningkatan integritas, professionalisme berdasarkan praktek tata kelola

perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), yang diwujudkan

melalui:

1. Peningkatan Corporate Business Process, melalui:

a. Pembinaan Hubungan dengan Prinsipal

- Penyediaan Produk Berkualitas

- Pengembangan Usaha

b. Pemberdayaan Karyawan sebagai asset berharga perusahaan sesuai

dengan kompetensinya (Competencies Based Human Resource

Management)

2013 2014 2015 2016 2017

- Margin kotor terhadap penjualan 10.21% 10.27% 10.34% 10.40% 10.47%- Margin usaha terhadap penjualan 2.86% 2.84% 2.87% 2.88% 2.92%- Margin bersih terhadap penjualan 1.56% 1.72% 1.82% 1.91% 2.01%- Laba bersih terhadap total aset 4.80% 5.66% 6.41% 6.94% 7.74%- Laba bersih terhadap ekuitas 14.00% 15.97% 17.38% 18.54% 19.73%- Rasio kas 19.28 17.98 17.78 16.92 16.57- Rasio lancar 140.59 140.46 142.23 142.37 146.02- Collection Periods 32.97 28.86 25.35 23.90 21.03- Perputaran Persediaan 31.39 30.64 30.39 30.12 30.00- Perputaran Total Asset 308.05 329.29 351.91 364.01 385.63- Perputaran Modal Sendiri thd Aktiva 21.56 20.13 18.77 16.94 15.66- ROI 10.87 11.37 12.53 13.26 13.63- ROE 4.82 10.29 12.70 14.73 18.81

UraianTahun

c. Peningkatan Peran Teknologi Informasi guna peningkatan mutu layanan

dan peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

- Optimalisasi Nusipal yaitu sistem informasi untuk prinsipal

- Optimalisasi Nusitory yaitu sistem informasi untuk inventory

2. Pembinaan Hubungan Masyarakat melalui Program Kemitraan & Bina

Lingkungan untuk UMKM

F. Strategi Perusahaan

Strategi Korporasi

Pembenahan kondisi keuangan & SDM perusahaan

Fokus pada produk yang memiliki pertumbuhan pasar yang tinggi dan

menarik (high growth and attractiveness) serta bermargin tinggi

Perbaikan, peningkatan dan pemantapan Intenal Business Process

perusahaan

Strategi Usaha (Bisnis)

Strategi Bidang Distribusi Peningkatan kemampuan direct distribution (distribusi ritel) melalui

peningkatan infrastruktur dan sales force yang berkualitas

Peningkatan kualitas pelayanan jasa (excellent customer service)

dankepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Strategi Bidang Marketing Penambahan Prinsipal baru yang memiliki produk dan reputasi baik

Penambahan SDM Marketing yang berkualitas sesuai kebutuhan

dan besar bisnis

Peningkatan kompetensi SDM melalui training dan pelatihan

Strategi Bidang Trading Meningkatkan fokus pada penjualan produk sendiri (farmasi dan

alat kesehatan) dan produk anak perusahaan RNI Group lainnya

G. Tata Nilai Perusahaan

1 Integrity : Satunya pemikiran, perkataam dan tindakan

secara konsisten

2 Professionalism : Memenuhi dan mengembangkan

kompetensinya sesuai tunututan jabatan serta

berkomitmen menerapakan stadar

profesionalisme tertinggi

3 Teamwork : Memelihara semangat partisipatif, kolaboratif,

dan kooperatif

4 Respect : Memiliki komitmen untuk memperlakukan

orang lain dengan penuh rasa hormat dan

saling menghargai

5 Excellence : Semangat untuk memberikan yang terbaik

serta peningkatan yang terus menerus

H. Struktur Organisasi Perusahaan

I. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan komisaris dan Direksi sebagai berikut:

Dewan Komisaris:1. Komisaris Utama : Oki Jamhur Warnaen

2. Komisaris : Mohammad Najib

3. Komisaris : dr. Zaenal Arifin, MHKes

BoD

GM Unit Usaha- Rajawali Mart- Gula Kemas

Kepala Cabang Manager Marketing HC 1

Manager Sekretariat PerusahaanManager Marketing HC 2

Manager Distribusi HC

Manager Trading HC

Manager Marketing Lab Diagnostik

Manager Distribusi Philips

Manager Distribusi Gula

Manager Industrial Trade

Manager Logistik

Manager SDM

GENERAL MANAGERManager Mgn Asset & CONSUMER & INDUSTRIAL

Pelayanan Umum

Manager PengembanganGENERAL MANAGER

SDM & UMUM

Manager Keuangan

Manager YuridisManager IT

Manager PemeriksaManager Akuntansi

GENERAL MANAGER Kepala SPI GENERAL MANAGERAKUNTANSI, KEUANGAN & TI HEALTH CARE

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan & SDM Direktur Operasional

Direksi1. Direktur Utama : Burhanudin

2. Direktur Keuangan dan SDM : Ananto Widodo Utomo

3. Direktur Operasioanal : Chairani Harahap

J. Kegiatan Usaha Perusahaan

PT Rajawali Nusindo saat ini bergerak di bidang penjualan produk farmasi

dan alat kesehatan. Selain itu, PT Rajawali Nusindo juga memasarkan dan

mendistribusikan produk pertanian serta produk perdagangan umum.

Dalam produk farmasi dan alat kesehatan, PT Rajawali Nusindo memiliki

beberapa prinsipal sebagai berikut:

Prinsipal Produk Prinsipal ProdukPT Phapros Ethical, OTC,

Generik, AgromedSchmidtBiomedtech

Mesin Anaestesi,Ventilator ICU

PT JaswaInternasional

Vaksin Meningitis ECG Monitor

PT Bio Farma Serum, Vaksin Smiths Medical Medex (IV Catheter)PT Abadi Nusa Pipette Level 1 (Hotline,

Equator)DFI Co Ltd. Korea Cybow Urine

ChemistryAnalyzer

SMI Belgia Benang Bedah

Cybow ReagentiaUrine Strips

Rielle Semi AutoChemistry/Photometric

PT Graha Ismaya Alat Ukur GulaDarah

Mindray Hematology Analyzer

ReagentiaGlukometer

Hematology Reagent

PT Mitra RajawaliBanjaran

Three wayStopcock

Auto ChemistryAnalyzer

Stomach Tube,Feeding Tube

Ecolab Surgical Scrub

Disposible Syringe AntisepticNon Woven Lubricating Jelly

Abbott Auto ChemistryAnalyzer

PT Lestari DiniTunggul

Medical Apparel

ClinicalChemistry/Reagent

AcvatisIndonesia

Ethical

ImunologyAnalyzer

Kruessler Ethical

ImunologyReagentHematologyAnalyzer

Human GmbH Reagentia Kimia Klinik

HematologyReagent

IMT Medical Ventilator Medtronics Cardiologi Instrument

PT Rajawali Nusindo juga memiliki produk perdagangan umum dan

melakukan penjualan institusi (dinas/rumah sakit) secara tender (atau disebut

juga dengan trading), dengan prinsipal-prinsipal sebagai berikut:

Consumer IndustrialPrinsipal Produk Prinsipal Produk

PT Mitra RajawaliBanjaran

KondomPTP Mitra Ogan

Palm KernelGula Sachet Minyak Sawit (CPO)

PT Makassar Jaya Minyak Tawon PT Citramas Plastik Karung PlastikPT Mustika Ratu Mustika Ratu PT Pupuk Kaltim Pupuk & Pestisida

PT Tokai DharmaIndonesia Korek Api Gas PT Petro Gresik Pupuk & Pestisida

PT Inti Bagas Perkasa Kampas Rem PT Pupuk Kujang Pupuk & PestisidaPT Phillips Lighting Lampu Philips GFHI Co, Ltd Mesin PabrikPT PG Rajawali I Gula Kiloan PT Prima Agrotech PupukPT PG Rajawali II Alkohol, Spiritus PT Berdikari PupukPT Mikie Oleo NabatiIndustries

Minyak GorengSunco

Bousted MaxithermIndustries Mesin

PT Mitra Kerinci Teh Kemas PT Larasati SaranaPerdana Mesin

K. Proses Bisnis Perusahaan

PT Rajawali Nusindo dalam kegiatan operasi sehari-hari terbagi menjadi 3

(tiga) kegiatan usaha utama (tiga pilar) yaitu:

1. Pilar Consumer (Produk Konsumer)

2. Pilar Healthcare (Produk Farmasi dan Alat Kesehatan)

3. Pilar Industrial (Produk Agro Industri)

Dalam memasarkan dan mendistribusikan produk-produk dari farmasi dan

alat kesehatan, produk pertanian serta produk perdagangan umum PT

Rajawali Nusindo didukung oleh cabang-cabang sebanyak 42 cabang yang

tersebar diseluruh Indonesia.

Cabang-cabang PT Rajawali Nusindo terbagi menjadi 4 (empat) tingkat

berdasarkan target penjualan, dimulai dengan cabang Perintis dengan target

penjualan yang paling kecil, cabang Perdana, cabang Madya, serta cabang

Utama dengan target penjualan terbesar.

No. Kelas Cabang Cabang No

. Kelas Cabang Cabang

1 Utama Jakarta I 3 Perdana SerangMedan PurwokertoSurabaya I PadangJakarta II DenpasarMakassar SamarindaBandung BalikpapanSemarang Pontianak

2 Madya Yogyakarta PekanbaruTangerang CirebonBogor Bandar LampungManado SoloSurabaya 2 BanjarmasinMataram JayapuraPalembang CikarangMadiun Malang

4 Perintis PaluKudusBatamBanda AcehJemberKupangJambiPangkal PinangSorongKendariMagelangAmbon

Palangkaraya

1. Pilar Consumer

Pilar Consumerterbagi menjadi dua bagian besar yaitu:

1) Philips Lighting

Kegiatan usaha ini mendistribusikan produk Philips Lighting, yang

terdiri atas Philips Trade Retail dan PEUR ke beberapa wilayah

distribusi PT Rajawali Nusindo.

2) Consumer Non Philips

Kegiatan usaha ini mendistribusikan produk consumer lain selain

produk Philips Lighting. Produk-produk lain tersebut seperti: minyak

goreng, lampu, tepung terigu, elektrik (terutama lampu), korek api, dan

kosmetik. Adapun merek-merek dari produk perdagangan umum ini

adalah sebagai berikut:

2. Pilar Healthcare

Kegiatan usaha Pilar Healthcare PT Rajawali Nusindo difokuskan pada

penciptaan brand image, dan demand untuk produk-produk dari prinsipal-

prinsipal yang dipegang oleh perusahaan. Selain memasarkan berbagai

produkfarmasi dan alat kesehatan, kegiatan usaha PilarHealthcare ini juga

menyediakan layanan purna jual yang didukung oleh tenaga teknisi

professional.

Produk-produk maupun jasa yang dipasarkan dan disediakan oleh

kegiatan Pilar Marketing terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

Lab Diagnostic

Pada bagian ini, kegiatan usaha marketing memasarkan alat untuk lab

diagnostic. Alat-alat medis untuk laboratorium seperti Reagent

Chemistry, Reagent Hematology, Reagent Immunology, peralatan

Semi Automatic Chemistry, Auto Analyzer Chemistry, Pipette, Urine

Analyzer, Urine Strip, Chemistry, Hematology, serta

Immunology.Produk-produk tersebut berasal dari berbagai prinsipal

antara lain:

Teknisi

Selain menyediakan produk-produk lab diagnostic, perusahaan juga

menyediakan suku cadang untuk beberapa produk yang dipasarkan

dan layanan purna jual.

Farmasi

Kegiatan distribusi farmasi healthcare menyalurkan produkPT Phapros

dan perusahaan farmasi lainnya.

Produk dari Phapros meliputi Phapros Alpha, Phapros OTC, Phapros

Combrand, Phapros Gamma OGB, Phapros Gamma Askes, Phapros

Agromed.

Surgery

Semua produk-produk yang berkaitan dengan pembedahan, seperti

benang bedah, hand disinfectant, skin disinfectant, dan Foley catheter.

Produk-produk tersebut berasal dari berbagai prinsipal, yaitu:

IV Cathether dan Vascular Access

Produk yang dijual pada sub bagian Pilar Healthcare ini adalah produk

IV Catheter dan Vascular Access.

Medica

Produk-produk yang tercakup dalam bagian Medica antara lain:

Tensimeter

Stethoscope

Nebulizer

Thermometer

Wound dressing

Casting Bandaging

Anesthesia

Produk-produk tersebut dari beberapa prinsipal antara lain:

Dalam upaya menciptakan pasar (demand) kegiatan usaha Pilar

Marketing didukung oleh medical sales yang tersebar diseluruh cabang

PT Rajawali Nusindo. Para medical sales mendatangi rumah sakit baik

rumah sakit swasta maupun rumah sakit Pemerintah untuk

memperkenalkan produk-produk yang dipasarkan kepada instansi terkait.

3. Pilar Industrial

Selain memasarkan dan mendistribusikan produk-produk dari berbagai

prinsipal, PT Rajawali Nusindo juga mengikuti tender pengadaan produk-

produk farmasi, alat kesehatan maupun produk-produk perdagangan

umum dengan ukuran penjualan secara curah (bulk).

Produk-produk farmasi dan alat kesehatan dengan target pengguna dari

instansi-instansi kesehatan Pemerintah baik rumah sakit pusat, daerah

maupun poliklinik dan posyandu di seluruh Indonesia. Adapun faktor-

faktor yang menyebabkan PT Rajawali Nusindo berhasil memperoleh

kontribusi pendapatan yang cukup tinggi dengan mengikuti

tender/pengadaan produk-produk farmasi dan alat kesehatan, yaitu:

Jaringan kerjasama dengan prinsipal-prinsipal yang luas dan dengan

pengguna produk-produk tersebut.

Kepemilikan perusahaan oleh salah satu BUMN menjadikan perusahaan

mendapatkan prioritas menjual produk-produk tersebut kepada para

pengguna dari lingkungan BUMN dan juga lebih dipercaya oleh para

pengguna dari instansi pemerintah lainnya.

BAB II

PELAKSANAAN RISK ASSESSMENT

A. Latar Belakang

Setiap entitas dihadapkan pada ketidakpastian, baik yang besumber dari

internal organisasi seperti infrastruktur, proses bisnis dan sumber daya

manusia maupun maupun eksternal organisasi seperti kondisi ekonomi,

politik, sosial budaya dan teknologi. Ketidakpastian dapat menciptakan

risiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan atau peluang yang

dapat meningkatkan pencapaian tujuan.

Sebagai suatu entititas, PT Rajawali Nusindo tidak lepas dari risiko yang

dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Lingkup usaha

perusahaan berupa distribusi, marketing dan trading memiliki karakteristik

bisnis tersendiri yang dihadapkan pada risiko yang spesifik. Risiko

tersebut memerlukan pengelolaan dan penanganan yang memadai

dengan menerapkan manajemen risiko, dimana salah satu proses dalam

manajemen risiko tersebut adalah melakukan risk assement dengan hasil

berupa peta risiko (risk map).

Dengan adanya peta risiko, akan diperoleh gambaran secara visual risiko

yang dihadapi oleh perusahaan dalam suatu matriks dua sumbu, yaitu

sumbu likehood dan dampak risiko.

B. Maksud dan Tujuan

Dengan adanya peta risiko (risk map) ini akan diperoleh gambaran

secara menyeluruh mengenai profil risiko yang dihadapi PT Rajawali

Nusindo. Profil risiko yang diperoleh akan dipergunakan sebagai dasar

bagi manajemen untuk menyusun langkah-langkah pengendalian atas

risiko.

C. Konsep Yang digunakan

Konsep yang digunakan dalam pemetaan risiko ini adalah standar

internasional yang ditetapkan oleh ISO 31000:2009 Risk Management –

Principles &Guidelines, dimana risiko didefinisikan sebagai ketidakpastian

dalam proses pencapaian objektif-objektif perusahaan, dan ketidakpastian

tidak selalu berupa hal negatif yang harus dihindari, tapi dapat juga

berupa kesempatan yang membawa nilai bagi perusahaan bila dikelola

secara tepat.Beberapa istilah dan uraian pengertian adalah sebagai

berikut :

1. Risiko

Risiko adalah segala peristiwa (events), yang kemungkinan akan

terjadi (likelihood), dan dapat berdampak (impact) negatif pada

pencapaian sasaran (objective). Likelohood menggambarkan kadar

ketidakpastian terjadinya peristiwa, sedangkan dampak kadar

ketidakpastian tercapainya sasaran.

2. Indentifikasi Risiko

Indentifikasi risiko berarti mengindentifikasikan peristiwa yang memiliki

unsur ketidakpastian yang secara negatif mempengaruhi pencapaian

sasaran. Peristiwa diidentifikasikan sebagai suatu kejadian dari

sumber internal maupun eksternal entitas, yang dapat mempengaruhi

pencapaian sasaran.

3. Katagori Peristiwa

Berdasarkan sumber risiko, risiko dikelompok ke dalam dua katagori

yaitu: faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor eksternal terdiri

dari faktor ekonomi, lingkungan alam, politik dan sosial. Sedangkan

faktor internal terdiri dari infrastruktur, proses, sumber daya dan

teknologi yang dimiliki perusahaan.

4. Pengukuran Risiko

Pengkuran risiko merupakan penilaian risiko yang memungkian

perusahaan memahami tingkat peristiwa yang mungkin berdampak

terhadap sasaran. Pengkuran risiko dilakukan terhadap risiko inheren

dan risiko residual. Risiko Inheren (inherent risk) adalah risiko sebelum

mempertimbangkan semua tindakan untuk mempengaruhi/merubah

tingkat likelihood dan besar dampaknya.Risiko Residual (residual risk)

adalah risiko yang masih tersisa setelah respon manajemen terhadap

risiko yang bersangkutan.

5. Respon Risiko

Respon risiko adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon

risiko yang dihadapi. Respon risiko dapat dibedakan menjadi empat

macam, yaitu menerima, menghindari, mengurangi dan membagi

risiko. Respon risiko dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan risiko

inheren ke tingkat yang yang dapat diterima. Dari empat pilihan respon

risiko tersebut, pemilik risiko (risk owner) dapat memutuskan untuk

menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa respon

dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

6. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko adalah kebijakan, proses, alat, praktik atau

tindakan lain yang dirancang untuk meyakinkan bahwa respon risiko

telah dilaksanakan agar kemungkinan dan dampak terjadinya risiko

diminimalkan sampai pada tingkat yang dapat diterima.

7. Kriteria Risiko

Kriteria risiko adalah kriteria yang digunakan dalam pengkuran risiko.

Kriteria likelihood risiko dinyatakan dengan prosentase probabilitas

keterjadian risiko, sedangkan kriteria dampak dinyatakan dengan

satuan ukuran pengaruh terhadap sasaran, yang bias berupa kerugian

financial, kehilangan reputasi, kecelakaan kerja dan sebagainya.

8. Selera Risiko (Risk Appetite)

Selera Risiko(Risk appetite) merupakan tingkat risiko yang dapat dan

tidak dapat diterima perusahaan dalam rangka mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan.

Direksi dan Komisaris menetapkan Selera Risiko (Risk Apetite)

perusahaan adalah sebagai berikut:

o Direksi dan Komisiaris Perusahaan tidak dapat menerima setiap

bentuk penyelewengan (zero tolerance) terhadap setiap bentuk

penyelewengan, penggelapan dan korupsi berapapun nilainya bagi

perusahaan sehingga diperlukan tindakan pengendalian internal

dan pengendalian risiko yang kuat serta pemberian sanksi yang

tegas.

o Sedangkan tingkatan risiko yang dapat diterima perusahaan dan

tidak memerlukan tindak lanjut yaitu apabila :

i. Tingkat risiko rendah (hasil perkalian tingkat kemungkinan

(likelihood) dan dampak bernilai 1 s.d 5)

ii. Biaya penanganan lebih tinggi dari manfaat yang diperoleh

9. Peta Risiko Perusahaan

Peta risiko merupakan gambaran secara visual risiko yang dihadapi

oleh perusahaan dalam suatu matiks dua sumbu, yaitu sumbu

likelihood dan sumbu dampak risiko. Peta risiko ini mencerminkan

posisi risiko pada kondisi inheren dan residual. Dengan memetakan

risiko inheren secara visual, manajemen diharapkan dapat melihat

kapabilitas pengendalian risiko yang diciptakan untuk mengelola risiko

sampai tingkat yang dapat diterima.

D. Langkah Kerja

Langkah Kerja yang dilakukan dalam rangka Pemetaan Risiko adalah

sebagai berikut:

1. Sosialisasi Manajemen Risiko

Untuk memberikan pemahaman dan persamaan persepsi mengenai

risiko, Tim BPKP Tim BPKP sebagai pendamping dalam penyusunan

peta risiko dan PT Rajawali Nusindo melakukan lngkah-langkah

sebagai berikut:

1) Forum Group Discussion (FGD) antara Tim BPKP dengan bagian

manajemen risiko perusahaan, yang membahajaws mengenai

langkah-langkah kerja dalam penyusunan peta risiko perusahaan

2) Workshop manajemen risiko dengan tujuan untuk

mensosialisasikan konsep manajemen risiko kepada personil PT

Rajawali Nusindo. Pelaksanaan Workshop dilaksanakan sebanyak

3 angkatan untuk kantor cabang dan 1 angkatan untuk kantor

pusat. Materi workshop terdiri atas teori mengenai risiko dan praktik

identifikasi risiko.

3) Forum Group Discussion (FGD) antara Tim BPKP dengan Direksi

perusahaan mengenai kriteria risiko yang akan digunakan oleh

perusahaan untuk melakukan pengukuran risiko yang telah

diidentifikasikan.

2. Indentifikasi Risiko

Indentifikasi risiko perusahaan dilakukan dengan mengidentifikasikan

risiko pada proses bisnis utama perusahaan yang dijalankan di setiap

divisi pada kantor pusat dan kantor cabang.

Proses utama yang dijalankan oleh Divisi di Kantor Pusat yaitu :

1. Akuntansi, Keuangan dan TI

2. Divisi Marketing

3. Divisi Health Care

4. Divisi Trading

5. Logistik

6. Divisi Pengembangan

7. SDM dan Umum

8. Consumer dan Industrial

Proses utama yang dijalankan di kantor cabang yaitu:

1) Marketing

2) Trading Health Care

3) Akuntansi, Keuangan, Teknologi Informasi

4) Farmasi

5) Farmasi Health Care

6) Gudang

7) Philips

8) Consumer Goods

3. Pengukuran Risiko Inheren

Atas seluruh risiko yang telah diidentifikasikan dilakukan pengukuran

likelihood dan dampak terjadinya risiko. Pengkuran likelihood

dilakukan oleh masing-masing kantor cabang dan divisi pada saat

workshop manajemen risiko, dengan pedekatan semi kuantitatif

menggunakan skala linkert.

4. Penyusunan Peta Risiko

Berdasarkan hasil pengkuran risiko tersebut di atas dibuatlah peta

risiko

5. Penetapan Rencana Pengendalian

Atas risiko yang telah diindentifikasikan, maka manajemen menyusun

rencana pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai dengan level yang dapat diterima

BAB III

HASIL RISK ASSESSMENT

Hasil risk assessment memberikan gambaran secara komprehensif risiko yang

dihadapi perusahaan, apa penyebabnya, pengendalian yang telah ada, dampak

pada sasaran, level risiko, respon risiko dan aktivitas pengendalian yang

direncanakan dilakukan manajemen untuk mengurangi level risiko sampai pada

tingkat risiko yang dapat diterima manajemen.

Risk assessmentdengan melakukan pemetaan risikodilakukan pada tingkat

kantor pusat dan kantor cabang. Pemetaan risiko dilakukan dengan cara

pembentukan forum grup discussion (FGD) berdasarkan fungsi yang

dilaksanakan pada saat workshop manajemen risiko tingkat cabang dan pusat.

Masing-masing FGD melakukan identifikasi dan pengukuran atas risiko yang

dapat menghambat pencapaian sasaran pada fungsi-fungsi perusahaan.

A. Kriteria Risiko

Risiko-risiko yang telah diidentifikasikan kemudian dilakukan pengukuran

risiko, Risiko diukur berdasarkan ukuran likelihood dan dampak risiko sebagai

berikut:

1. Likelihood

Level Tingkatan Skala Keterangan

5 Almost certain(Hampir Pasti) > 80%

Kejadian risiko yang kemungkinankejadiannya di atas 80% atau lebih dari15 kejadian akan terjadi pada 1 (satu)tahun kedepan;

4Likely(KemungkinanBesar)

60% <peluang≤ 80%

Kejadian risiko yang kemungkinankejadiannya sering, dengankemungkinan kejadian di atas 60% s.d80% atau maksimal 15 kejadian dalamwaktu 1 (satu) tahun kedepan;

Level Tingkatan Skala Keterangan

3Moderate(KemungkinanSedang)

20% <peluang≤ 60%

Kejadian risiko yang mungkin terjadisewaktu-waktu dengan kemungkinankejadian di atas 20% s.d 60% ataumaksimal 10 kejadian dalam jangkawaktu 1 (satu) tahun kedepan;

2Unlikely(KemungkinanKecil)

5% <peluang≤ 20%

Kejadian risiko yang bisa saja terjadisewaktu-waktu dengan kemungkinankejadian diatas 5% s.d 20% ataumaksimal 5 kejadian dalam jangka waktu1 (satu) tahun kedepan;

1 Rare(Jarang)

peluang≤5%

Kejadian risiko yang diperkirakan hanyaakan terjadi dalam kondisi yang sangatspesifik. Biasanya hanya memilikipeluang kejadian maksimal sama dengan5% atau maksimal 1 kejadian dalam 1(satu) tahun kedepan;

2. Dampak

Level DampakAspek

Kinerja DeviasiAnggaran

KerugianFinancial Reputasi Kepatuhan Pelayana

nLingkunga

n1 Tidak

SignifikanTargetKinerjatidaktercapaisampaidengan 2%

Terjadinya deviasianggaransampaidengan5%

Terjadikerugianperusahaan sampaidengan Rp0,1 M

Tidakberdampak padapencemaran/reputasiorganisasi

Terjadinyapelanggaranprosedurnamun tidakmenimbulkanakibat yangsiginifikan

Agakmengganggupelayanan

Tidakada/hanyaberdampak kecilpadakerusakanlingkungan

2 Kecil TargetKinerja

Terjadinya deviasi

Terjadikerugian

Kehilangan reputasi

Terjadinyapelanggaran

Cukupmenggan

Berdampak kecil

Level DampakAspek

Kinerja DeviasiAnggaran

KerugianFinancial Reputasi Kepatuhan Pelayana

nLingkunga

ntidaktercapai diatas 2%sampaidengan 5%

anggarandi atas5%sampaidengan10%

perusahaan diatas Rp0,1 Msampaidengan Rp0,5 M

ataupublisitasjelek dilingkungan internalperusahaan

prosedurmenimbulkanakibat yangsiginifikan,namun tidakmenimbulkanprotes(tuntutan)

ggupelayanan

padakerusakanlingkungan

3 Sedang TargetKinerjatidaktercapai diatas 5%sampaidengan15%

Terjadinya deviasianggarandi atas10%sampaidengan20%

Kehilangan reputasiataupublisitasjelekmedialokal danpemegangsaham

Terjadinyapelanggaranprosedurmenimbulkanakibat yangsiginifikan,menimbulkantuntutanhukum

Mengganggupelayanan secarasignifikan

Berdampak cukupbesarpadakerusakanlingkungan

4 Besar TargetKinerjatidaktercapai diatas 15%sampaidengan30%

Terjadinya deviasianggarandi atas20%sampaidengan40%

Terjadikerugianperusahaan diatas Rp1 M sampaidengan Rp5 M

Kehilangan reputasiataupublisitasjelekmedianasional

Terjadinyapelanggaranprosedurmenimbulkanakibat yangsangatsiginifikan,menimbulkantuntutanhukum

Mengganggupelayanan lebihdari 1harisampai 1minggu

Berdampak besarpadakerusakanlingkungan

5 Katastropik

TargetKinerjatidak

Terjadinya deviasianggaran

Terjadikerugianperusahaa

Kehilangan reputasiatau

Terjadinyapelanggaranprosedur dan

Mengganggupelayana

Berdampak sangatbesar

Level DampakAspek

Kinerja DeviasiAnggaran

KerugianFinancial Reputasi Kepatuhan Pelayana

nLingkunga

ntercapai diatas 30 %

di atas40%

n diatasRp 5 M

publisitasjelekmedianasionaldantuntutanhukum

KKNmenimbulkanakibat yangsangatsiginifikan,menimbulkantuntutanhukum danmengancampenutupanoperasiperusahaan

n lebih 1minggu

padakerusakanlingkungan

3. Level Risiko

Unacceptable : diperlukan tindakan segera untuk mengelola risiko

Issue : diperlukan tindakan untuk mengelola risiko

Supplementary issue : disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya

Acceptable : tidak diperlukan tindakan

IR = Inherent Risk RR = Residual Risk

B. Peta Risiko

1. Tingkat Kantor Pusat

Dari hasil FGD masing-masing fungsi telah diidentifikasikan risiko sebagai

berikut:

1) Akuntansi, Keuangan dan TI

Dari hasil FGD, diidentifikasi 3 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Piutang tidak tertagih. Adapun daftar 3 risiko dan

diagram adalah sebagai berikut:

No Nama Ukuran Risiko LevelRisiko

L D1 Piutang Tidak Tertagih 3,80 4,80 18,24

2 Koreksi Dari Pemeriksa Pajak LebihBesar Dari 5% 2,20 4,80 10,56

3 Pelaksanaan Implementasi Paralel DtmsTidak Maksimal 2,00 2,20 4,40

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Update kebijakan dan sop penagihan, plafond dan termin piutang;

(2) Pengetatan pemberian plafond dan termin ke pelanggan;

(3) Offset hutang dan piutang atas pelanggan / supplier berskala

nasional;

(4) Selektif pemberian termin kredit dan plafond terhadap pelanggan

baru

(5) Penagihan khusus dan intensif atas pelanggan rs, instansi

pemerintah dan RNI group;

(6) Penambahan personil penagih dan piutang

2) Health Care

Distribusi

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Dari hasil FGD, diidentifikasi 4 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu risiko hukum karena pelayanan ke modern market.Adapun daftar 4 risiko dan diagram adalah sebagai berikut

No NamaKriteriaRisiko Level

RisikoL D

1 Risiko hukum karena pelayanan ke modernmarket karena kendala regulasi.

5,00 5,00 25,00

2 Over stock produk di sub-distributor 3,00 3,00 9,00

3 Risiko service level modern market yangrendah di beberapa titik cabang

3,00 3,00 9,00

4 Stock kosong produk Biofarma 3,00 3,00 9,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Kesepakatan dengan prinsipal untuk membatasi pengambilan

subdistributor;

(2) Roadshow ke cabang-cabang dengan tingkat service level rendah

untuk modern market;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(3) Meminta jadwal dan ketersediaan di pabrikan lebih awal dibanding

distribusi lain.

MarketingDari hasil FGD, diidentifikasi 5 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu risiko Penurunan semangat kerja untuk mencapaitarget. Adapun daftar 5 risiko dan diagram adalah sebagai berikut

No Nama RisikoKriteriaRisiko

LevelRisiko

L D1 Penurunan semangat kerja untuk mencapai

target4,60 5,00 23,00

2 Kualitas produk tidak diterima pelanggan 3,60 4,00 14,403 Jumlah Prinsipal bermargin besar kurang 3,00 4,00 12,004 Harga tidak kompetitif 3,00 4,00 12,005 Tidak seluruh area tergarap 3,40 3,40 11,56

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Mengusulkan sistem reward yg lebih baik;

(2) Menggunakan sistem pareto pelanggan;

(3) Menghadiri pameran alat kesehatan;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(4) Usulan tambahan training berkal;

(5) Pemberian tambahan diskon.

Trading

Dari hasil FGD, diidentifikasi 3 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu risiko Margin dan pencapaian TOP tidak tercapai.Adapun daftar 3 risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisiko

LevelRisiko

L D1 Margin dan pencapaian TOP tidak tercapai 3,20 2,40 7,682 Risiko Masalah Hukum dan Denda 2,40 2,40 5,763 Pengadaan Alkes berkurang intensitas dan

valuenya3,20 1,60 5,12

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Negosiasi Fee Distribusi yang saling menguntungkan

(2) Negosiasi Termin pembayaran

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(3) . Koordinasi dengan pabrikan dan satker, agar RKO tidak

terdeviasi, atau terserap mendekati 100%

(4) Sosialisasi mengenai regulasi pengadaan barang dan jasa yang

teraktual.

3) Legal

Dari hasil FGD, diidentifikasi 2 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu rIsiko Penggelapan Uang dan Aset Perusahaan.Adapun daftar 2 risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama Risiko Kriteria RiskoLevelRisiko

L D1 Penggelapan Uang dan Aset Perusahaan 3,33 4,33 14,44

2 Perselisihan Pemahaman atas Klausuldalam Perjanjian

2,67 2,33 6,22

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(1) workshop sosialisasi aturan hukum atas perbuatan pidana

penyelewengan keuangan perusahaan;

(2) Sosialisasi perjanjian yang telah disepakati para pihak kepada

tenaga operasional.

4) Logistik

Dari hasil FGD, diidentifikasi 5 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu rIsiko Terjadinya Over Stock & Out of Stock setiapbulannya.Adapun daftar 5 risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisko

LevelRisiko

L D1 Terjadinya Over Stock & Out of Stock setiap

bulannya5,00 5,00 25,00

2 Ketidaksesuaian proses pemesanan &Distribusi Psykotropica & Prekursor

5,00 4,00 20,00

3 Perizinan PBF lalai untuk diurus 4,00 5,00 20,004 Barang rusak dan Expired 3,00 4,00 12,005 Keterlambatan pengiriman barang 3,00 3,00 9,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(1) Melakukan evaluasi & Monitoring pesanan dan penjualan secara

regular;

(2) Melakukan evaluasi & Monitoring atas laporan distribusi obat

psykotropika dan prekusor;

(3) mematuhi peraturan CDOB yang berlaku yang belum dipenuhi;

(4) Melakukan evaluasi & Monitoring kartu & administrasi gudang;

(5) Membuat Daftar rekanan ekpedisi yang terseleksi.

5) Manajemen Risiko

Dari hasil FGD, diidentifikasi 3 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu rIsiko Terjadinya Over Stock & Out of Stock setiapbulannya.Adapun daftar 3 risiko dan diagram adalah sebagai berikut

No Nama RisikoKriteriaRisko

LevelRisiko

L D1 Kurangnya SDM di unit MR 4,2 4,4 18,482 Risiko terjadinya suatu peristiwa yang belum

masuk dalam register risiko. 4,2 3,8 15,96

3 Risiko terjadinya kembali suatu peristiwayang sudah masuk dalam register risiko 3,8 3,6 13,68

0,00,51,01,52,02,53,03,54,04,55,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Melakukan Focus Group Discussion (FGD) secara berkala dengan

masing2 divisi/unit secara berkala;

(2) Meningkatkan pengendalian internal;

(3) Melakukan Pengawasan Melekat ( intensif );

(4) Mengajukan penambahan SDM MR ke divisi SDM

6) Sekretaris Perusahaan

Dari hasil FGD, diidentifikasi 2 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu rIsiko menurunnya Komitmen Manajemen dalammenerapkan GCG.Adapun daftar 2 risiko dan diagram adalah sebagai

berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisko Level

RisikoL D1 Risiko menurunnya Komitmen Manajemen

dalam menerapkan GCG3,8 4,2 15,96

2 Risiko tidak cukupnya informasi yangtersedia bagi Manajemen dan pihak ketiga(stakeholders)

3,2 3,8 12,16

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Melalukan workshop GCG secara berkala;

(2) Mengikuti pelatihan kesekretariatan dan kehumasan.

7) PengembanganDari hasil FGD, diidentifikasi 3 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Tidak mendapatkan produk/principal yangberkualitas.Adapun daftar 3 risiko dan diagram adalah sebagai berikut

:

No Nama RisikoKriteriaRisko Level

RisikoL D

1 Tidak mendapatkan produk/ principal yangberkualitas 3,00 4,00 12,00

2 Tidak/ belum mendapatkan Ijin edar 2,00 4,33 8,67

3 Mendapatkan principal yang menempatkanproduknya secara multidistributor 1,33 3,33 4,44

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Mengikuti kegiatan kegiatan pameran di dalam dan luar negeri;

(2) Melakukan pendekatan langsung dengan regulator

8) SPI

Dari hasil FGD, diidentifikasi 4 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Kekurangan Auditor. Adapun daftar 4 risiko dan

diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisko Level

RisikoL D1 Kekurangan Auditor 4,25 4,50 19,132 Kekosongan Organisasi Manager 2,00 3,50 7,00

3 Mutasi Personil (personil baru) 2,00 3,00 6,00

4 Tugas-tugas diluar PTKP 1,75 2,75 4,81

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Mengurangi scope pemeriksaan (Misal fokus pada Piutang atau

Persediaan). Percepatan Penyelesaian LHP;

(2) Mengajukan permohonan penambahan SDM sebanyak 5 orang;

(3) Mendelegasikan pekerjaan ke para auditor.;

(4) Setiap Auditor yang melakukan tugas diluar PTKP dituangkan

dalam laporan yang disetarakan dengan LHP.

9) Sumber Daya Manusia

Dari hasil FGD, diidentifikasi 2 Risiko. Adapun daftar2 risiko dan

diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisko Level

RisikoL D1 Pengadaan karyawan yang tidak sesuai

kebutuhan3,00 4,00 12,00

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

2 Program Pengembangan Karyawan yangtidak sesuai kebutuhan

4,00 3,00 12,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Melakukan kaderisasi terkait kebutuhan karyawan untuk 3-5

tahun ke depan;

(2) Melakukan analisa beban kerja secara periodik khususnya

terhadap pekerjaan-pekerjaan baru;

(3) Meningkatkan kompetensi bagi karyawan internal dalam mengisi

gap sesuai kebutuhan;

(4) Melakukan pelatihan bagi Staf Rekrutmen & Seleksi;

(5) Peningkatan kompetensi komunikasi dalam melakukan koordinasi

dengan berbagai pihak terkait;

(6) Peningkatan kualitas personil di Bagian SDM melalui pelatihan

teknis fungsional;

(7) Melakukan benchmark dengan perusahaan sejenis yang sudah

menerapkan CBHRM;

(8) Memberikan penugasan (assignment) bagi karyawan potensial;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(9) Melakukan pelatihan secara periodik dalam mengisi gap

kompetensi;

(10) Melakukan identifikasi penyedia jasa pelatihan;

(11) Menyusun mekanisme knowledge sharing secara berkala;

(12) Melakukan koordinasi secara berkala dengan Pimpinan Bagian /

Cabang terkait pelaksanaan pelatihan;

(13) Mengikuti pelatihan HR for Non HR;

(14) Menyusun mekanisme coaching & conselling;

(15) Melakukan mekanisme coaching & conselling secara periodik dan

terdokumentasi.

10) Aset dan Umum

Dari hasil FGD, diidentifikasi 3 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Infrastruktur bisnis perusahaan masih belumoptimal. Adapun daftar 3 risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisko

LevelRisiko

L D1 Infrastruktur bisnis perusahaan masih belum

optimal4,00 4,00 16,00

2 Pencatatan asset yang tidak akurat/valid 3,00 3,00 9,003 Pemeliharaan fasilitas kerja yang tidak

sesuai standar3,00 2,00 6,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Pengelompokkan dokumen aset berdasarkan jenis aset yang

dimiliki perusahaan;

(2) Pemberian kode / pengenal / tanda pada setiap asset;

(3) Membuat standarisasi kelengkapan dokumen aset perusahaan

(berita acara, dokumen legal lainnya);

(4) Mapping standarisasi infrastruktur bisnis perusahaan;

(5) Melakukan penyusunan urgensi atas dukungan infrastruktur

bisnis perusahaan;

(6) Melakukan mapping kebutuhan finansial terkait investasi asset;

(7) Membagi tugas dan tanggung jawab Bagian Umum menjadi lebih

spesifik;

(8) Menyusun standar pelayanan umum KP dan Cabang;

(9) Melakukan inventarisasi kebutuhan pelayan umum lainnya;

(10) Meningkatkan kualitas karyawan dalam melakukan pelayanan

umum melalui pelatihan;

(11) Melakukan survei penilaian kepuasan pelayanan umum

11) Pengadaan

0,00,51,01,52,02,53,03,54,04,55,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Dari hasil FGD, diidentifikasi 2 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Risiko Harga Barang/jasa hasil pengadaan tidakdapat dipertanggungjawabkan.Adapun daftar 2 risiko dan diagram

adalah sebagai berikut :

No Nama RisikoKriteriaRisko

LevelRisiko

L D1 Risiko Harga Barang/jasa hasil pengadaan

tidak dapat dipertanggungjawabkan3,00 4,00 12,00

2 Risiko Proses Pembelian Barang 2,00 2,00 4,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Melaksanakan pelatihan pengadaan barang dan jasa kepada

seluruh tim pengadaan;

(2) Membuat dan menandatangani Pakta Integritas pada setiap

pengadaan barang dan jasa;

(3) Peningkatan kompetensi Staf Pengadaan;

(4) Melaksanakan pelatihan time management.

0,00,51,01,52,02,53,03,54,04,55,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

12) Consumer dan IndustrialDari hasil FGD, diidentifikasi 7 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Termin Pembayaran Panjang khususnya dariinternal, Service level rendah, Fluktuasi Harga. Adapun daftar 7

risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama Risiko Kriteria Risko LevelRisikoL D

1 Termin Pembayaran Panjangkhususnya dari internal

4,00 4,00 16,00

2 Service level rendah 4,00 4,00 16,003 Fluktuasi Harga 4,00 4,00 16,004 Tingkat Distribusi yang rendah 3,00 4,00 12,005 Out Of Stock 3,00 4,00 12,006 Produk ditolak outlet ( Kualitas produk

dan kualitas packaging )3,00 4,00 12,00

7 Jumlah supplier terbatas 2,00 3,00 6,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) melakukan forecast kebutuhan;

(2) melakukan sortir sebelum delivery kepada outlet.

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

13) Rajawali MartDari hasil FGD, diidentifikasi 5 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Risiko tidak mendapatkan ijin IUTM,Adapun daftar 5

risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoKriteriaRisko

LevelRisiko

L D1 Risiko tidak mendapatkan ijin IUTM 4,60 4,20 19,322 Risiko Permintaan Pemenuhan Tambahan

SDM yang belum terpenuhi 4,60 3,80 17,48

3 Risiko lokasi tempat yang potensial, namunharga sewanya yang tidak terjangkau 4,00 3,60 14,40

4 Risiko lokasi yang disewa untuk outlet tidakpotensial 3,00 4,00 12,00

5 Risiko ditutupnya outlet karena belummemiliki ijin 1,40 4,40 6,16

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Diperlukan tim khusus survey lokasi yang berpengalaman;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(2) Melakukan model investasi berupa KPR Ruko atau beli kaving dan

membangunnya;

(3) Diperlukannya tim legal yang bertugas khusus pengurusan ijin

IUTM;

(4) Melengkapi jumlah personal sesuai struktur organisasi baik di

Kantor Pusat maupun di daerah (DC).

2. Tingkat Cabang

Dari hasil FGD masing-masing fungsi telah diidentifikasikan risiko sebagai

berikut:

1) Fungsi MarketingDari hasil FGD, didentifikasi 12 risiko dimana risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu risiko adanya ketidakpastian stok yang dapatmenurunkan kepercayaan pelanggan. Adapun daftar 12 risiko dan

diagram adalah sebagai berikut:

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D1 Adanya ketidakpastian stok yang dapat

menurunkan kepercayaan pelanggan4,00 4,00 16,00

2 Area marketing produk terlalu luas sehinggatidak dapat tercover seluruhnya

3,00 3,00 9,00

3 Sarana presentasi kurang mendukungsehingga hasilnya kurang optimal

3,00 2,50 7,50

4 Kurangnya tenaga teknisi produk spesialissehingga bila terjadi trouble tidak dapatsegera di atasi

2,67 2,67 7,11

5 Kurangnya sosialisasi sehingga produkkurang dikenal

2,00 3,50 7,00

6 Kurangnya tingkat rutinitas kunjungan 2,00 3,50 7,007 Kualitas produk terlalu tinggi sehingga harga

yang ditawarkan tidak masuk dalamanggaran calon pelanggan

2,50 2,50 6,25

8 Harga tidak kompetitif 2,50 2,50 6,259 Kurangnya pengetahuan produk dan selling

skill2,00 3,00 6,00

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D10 Jadwal dan peserta Presentasi tidak sesuai

yang diharapkan2,00 2,00 4,00

11 Spesifikasi produk tidak sesuai dengan yangdiminta user

1,00 3,00 3,00

12 Salesman kurang percaya diri 1,00 1,00 1,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Fokus pelaggan pareto;

(2) Training produk lebih diintensifkan;

(3) Penambahan principal baru;

(4) Rekuitmen tenaga ahli;

(5) Traning dan Konseling min 3bl sekali;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(6) Membuat strategi price lebih kompetitifatau menonjolkan

kelebihan produk;

(7) Penambahan teknisi;

(8) Melakukan survei &Update datapelanggan terbaru;

(9) Pendekatan lebih intens kebag. Keuangan;

(10) Melakukan intensitas pendekatan ke pelanggan;

(11) Pendekatan lebih intens ke pelanggan sehingga dapt informasi

competitor.

2) Fungsi Trading HC

Dari hasil FGD, didentifikasi 23 yang dibagi dalam kelompok E-

Katalog, Non E-Katalog dan Penjualan Tender.Risiko yang memiliki

level tertinggi pada E-KatalogyaituRisiko Barang daripabrikan/prinsipal terlambat dan Terbatasnya kapasitas gudangkarena banyaknya cacat produk dalam pengiriman.Non E-KatalogBarang, pabrikan/prinsipal terlambat Terlambatnya penerimaanpembayaran dari pelanggan (RS/Dinas Kesehatan). PenjualanTender, Kalah dalam proses tender karena masalah harga, Kalahtender karena spesifikasi teknis tidak sesuai dengan yangdiminta, Kalah tender karena dokumen tidak lengka dan targetmargin tidak tercapai. Adapun daftar 23 risiko dan diagram adalah

sebagai berikut:

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D

A E-Catalog1 Barang dari pabrikan/prinsipal terlambat 5,00 5,00 25,002 Terbatasnya kapasitas gudang karena

banyaknya cacat produk dalampengiriman

5,00 5,00 25,00

3 Terlambatnya penerimaan pembayarandari pelanggan (RS/Dinas Kesehatan)

4,00 4,00 16,00

4 Terjadinya cross border 1,00 4,00 4,00B Non E-Catalog

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D

5 Barang dari pabrikan/prinsipal terlambat 5,00 5,00 25,006 Terlambatnya penerimaan pembayaran

dari pelanggan (RS/Dinas Kesehatan)5,00 5,00 25,00

7 Salah dalam penyusunan spesifikasiteknis

5,00 5,00 25,00

8 Surat dukungan susah didapat 5,00 5,00 25,009 Izin Edar/Regristrasi tidak Valid 5,00 5,00 25,0010 Terbatasnya kapasitas gudang 4,00 4,00 16,0011 Terlambatnya pengiriman barang 3,00 5,00 15,00C Penjualan Tender12 Kalah dalam proses tender karena

masalah harga3,00 4,00 12,00

13 Kalah tender karena spesifikasi teknistidak sesuai dengan yang diminta

3,00 4,00 12,00

14 Kalah tender karena dokumen tidaklengkap

3,00 4,00 12,00

15 Target margin tidak tercapai 3,00 4,00 12,0016 Terlambat memasukkan penawaran 2,00 4,00 8,0017 Sanksi hukum perdata dan pidana 2,00 4,00 8,0018 Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan

yang telah diperjanjikan1,00 5,00 5,00

19 Tender yg diikuti tidak menguntungkan 1,00 4,00 4,0020 Pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat

waktu2,00 2,00 4,00

21 Tagihan ditolak 2,00 2,00 4,0022 Tagihan lewat waktu anggaran 1,00 4,00 4,0023 PPN tidak bisa di restitusi 1,00 4,00 4,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Memastikan ketersedian barang dari pabrik;

(2) Ekspedisi yang terpercaya;

(3) Pembayaran yang back to back;

(4) SOP pembuatan Formulir Pre kalkulasi;

(5) Tehnik negosiasi harga dgn prinsipal /pabrikan dan penetapan

harga penawaran;

(6) Pencarian produk sesuai spek;

(7) Pembuatan Checklist dokumen SPH;

(8) Lengkapi Dokumen /Upload lebih awal/ upload ditempat

penyelenggara

(9) Surat Pernyataan Pabrikan/prinsipal tentang kesanggupan supply

tepat jenis dan tepat waktu serta tanggung jawab atas

keterlambatan;

(10) Koordinasi dan pemantauan secara ketat atas item produk

dengan Supplier / atau persiapan produk pengganti;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(11) Memastikan ketersedian barang dari pabrik;

(12) Pendekatan yang baik dengan Suplier.

3) Fungsi Akuntansi, Keuangan dan TI

Dari hasil FGD, didentifikasi 15 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Outlet tutup/bangkrut/kabur, Keterlambatanpenyelesaian Pos-pos Gantungan Idle stok & barang rusak/EDPerputaran stok lambat SSP cacat, hilang Proses pengolahandata terlambat.Adapun daftar 15 risiko dan diagram adalah sebagai

berikut:

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D

1 Outlet tutup/bangkrut/kabur 4,00 4,00 16,002 Keterlambatan penyelesaian Pos-pos

Gantungan4,00 4,00 16,00

3 Idle stok & barang rusak/ED 4,00 4,00 16,004 Perputaran stok lambat 4,00 4,00 16,005 SSP cacat, hilang 4,00 4,00 16,006 Proses pengolahan data terlambat 4,00 4,00 16,007 Hasil tagihan tidak disetorkan 3,33 4,00 13,338 Fisik faktur hilang 3,00 4,00 12,009 Hasil tagihan tidak disetorkan tepat waktu 3,00 3,00 9,0010 Kerusakan hardware yang berisiko

kehilangan data dan keterlambatanpelaporan

3,00 3,00 9,00

11 Kesalahan dalam pembuatan Faktur 2,50 3,00 7,5012 Terganggunya pendanaan operasional

dan pembayaran hutang ke supplier2,50 3,00 7,50

13 Gagalnya penagihan karenakekuranglengkapan dokumen penagihan

2,50 2,50 6,25

14 Pembayaran melewati batas termin 3,00 2,00 6,0015 Sisa piutang akibat pelanggan memotong

tagihan2,00 3,00 6,00

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) konfirmasi berkala 1x bulan sekali secara acak;

(2) Pendataan sistematis dokumen tagihan pelanggan;

(3) Opname fisik faktur membandingkan dengan laporan sisa piutang

(laporan penjualan harian dan Sisa faktur);

(4) Rekonsiliasi Bank, opname kas secara rutin dan kontinue,

pemisahan fungsi kasir dan bag. Piutang;

(5) Laporan cash flow melalui sistem IT yang up to date;

(6) Pendataan dan up grade hardware berkala untuk semua unit

usaha, back up data harian; pemasangan UPS yang berkualitas;

pemasangan anti virus;

(7) Opname fisik faktur untuk menginventarisasi permasalahan

piutang yang ada;

(8) Konfirmasi piutang dilakukuan dua bulan sekali untuk piutang

yang over due;

(9) Kebijakan penentuan batasan termin dan plafond pelanggan,

survey kemampuan pelanggan dan kebijakan termin kredit;

(10) Back up data harian dan pemasangan UPS yang berkwalitas

serta pengadaan genset.

4) Penanggung Jawab Farmasi

Dari hasil FGD, didentifikasi 15 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu SP asli belum diterima (penyaluran psikotropika danprekursor),SDM kurang berkompeten (penyaluran vaksin), Alatdan prasarana kurang memadai (penyaluran vaksin).Adapun daftar

15 risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

No Nama Risiko Rata-Rata LevelRisiko

L D1 SP asli belum diterima (penyaluran

psikotropika dan prekursor)4,00 5,00 20,00

2 SDM kurang berkompeten (penyaluranvaksin)

4,00 5,00 20,00

3 Alat dan prasarana kurang memadai(penyaluran vaksin)

4,00 5,00 20,00

4 Pengajuan rekomendasi ke institusi terkaitterhambat

4,00 4,00 16,00

5 Barang yang diterima tidak tidak sesuaipesanan

4,00 4,00 16,00

6 SP tidak sesuai regulasi (penyaluranpsikotropika dan prekursor)

4,00 4,00 16,00

7 Dokumentasi SP tidak lengkap 4,00 4,00 16,00

8 Dokumentasi faktur/ SPB 4,00 4,00 16,00

9 inspeksi diri tidak berjalan 3,00 5,00 15,00

10 Sarana prasarana yang ada kurangmemenuhi persyaratan

4,00 3,50 14,00

11 Kesalahan dalam pembuatan SP 3,00 4,00 12,00

No Nama Risiko Rata-Rata LevelRisiko

L D12 Terjadinya pembatalan pemesanan 3,00 4,00 12,00

13 Barang tidak sesuai dengan kebutuhan 3,00 4,00 12,00

14 Sistem IT pelaporan eror 3,00 4,00 12,00

15 Stock yang tidak ideal 3,50 3,00 10,50

16 Ketidakrutinan kontrol suhu 3,50 3,00 10,50

17 Ketidak absahan SP 3,00 3,50 10,50

18 Ketidaksesuaian kartu stock/stock komputerdengan fisik di gudang

3,00 2,00 6,00

19 Penyimpanan barang tidak memperhatikanED dan mendekati ED

2,50 2,00 5,00

20 Kesalahan dalam entry faktur 2,00 2,50 5,00

21 Legalitas pelanggan 1,50 3,00 4,5022 Keterlambatan Pelaporan 1,00 4,00 4,00

23 keterlambatan pengiriman 1,50 2,00 3,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Follow up, CAPA;

(2) Pengadaan sesuai kebutuhan;

(3) Evaluasi output;

(4) Pemberian note di SP

(5) Konfirmasi Pesanan secara berkala;

(6) Cek Data Pelanggan / Konfirmasi;

(7) Reward & Punishment u.salesman;

(8) SOP dan team dengan jelas.

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

5) Gudang

Dari hasil FGD, didentifikasi 10 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Kondisi gudang tidak sesuai standar CDOB. Adapun

daftar 10 risiko dan diagram adalah sebagai berikut:

NO Nama Risiko Rata-Rata LevelRisiko

L D1 Kondisi gudang tidak sesuai standar CDOB 5,00 3,00 15,00

2 Barang hilang di perjalanan 4,00 3,00 12,00

3 Serangan hama 4,50 2,50 11,254 Terjadinya over stock 5,00 2,00 10,00

5 Penempatan barang Tidak sesuai dengansuhu

2,67 3,33 8,89

6 Keterlambatan dalam pengiriman 4,00 2,00 8,007 Terjadinya kesalahan pengiriman barang 4,00 2,00 8,008 Barang rusak 2,33 3,00 7,009 Out of stock 2,00 2,00 4,0010 Pengeluaran barang tidak sesuai dengan

dokumen yang sah1,00 2,00 2,00

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Evaluasi penjualan sebelum PO;

(2) Batch/ED ditentukan minimalnya;

(3) Melaksanakan CDOB;

(4) menambah armada,sosialisasi jadwal;

(5) Sosialisasi jadwal pengiriman;

(6) Pemasangan cctv,pengontrolan satpam;

(7) Konfirmasi ke pihak Expedisi;

(8) Kerjasama dengan perusahaan pembasmi Hama;

(9) Pengaturan Barang sesuai dengan kelompok produk.

6) Farmasi HC

Dari hasil FGD, didentifikasi 14 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Tidak dilayani supplier, tidak mendapat tagihan danterjadi penyimpangan keuangan. Adapun daftar 14 risiko dan

diagram adalah sebagai berikut

No Nama Risiko Rata-Rata LevelRisikoL D

1 Tidak dilayani dari suplier 3,00 4,00 12,002 Tidak mendapat tagihan 3,00 4,00 12,003 Terjadi penyimpangan keuangan 3,00 4,00 12,004 Pelanggan menunda pembelian 3,00 3,00 9,005 Kalah diskon 3,00 3,00 9,006 Overdue 3,00 3,00 9,007 pengiriman barang dari pabrik terlambat 2,00 4,00 8,008 Keterlambatan pengiriman barang ke

pelanggan2,00 4,00 8,00

9 Fungsi Kontrol tidak berjalan dgn baik 2,00 4,00 8,0010 Target Kunjungan tidak tercapai (15 call) 2,50 3,00 7,5011 Stok kosong 2,00 3,50 7,0012 Data pelanggan tidak up date 2,00 3,00 6,0013 Laporan yang tidak akurat & tidak tepat

waktu2,00 2,50 5,00

No Nama Risiko Rata-Rata LevelRisikoL D

14 Order sedikit 2,00 2,00 4,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Komunikasi dengan pabrikan/principal;

(2) pemesanan ke pabrik 1 kali / bulan;

(3) koordinasi dengan tim marketing;

(4) Konfirmasi pelanggan;

(5) follow up ke GM akuntansi;

(6) Evaluasi stok;

(7) Konfirmasi ke supplier;

(8) Mapping potensi pelanggan;

(9) Evaluasi Piutang;

(10) Verifikasi pelanggan

(11) Menyesuaikan jadwal antarakunjungan dan tagihan;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(12) Penyusunan SOP Survey Pelanggan;

(13) Monitoring Laporan Kunjungan Harian;

(14) Pembuatan Rencana Kunjungan yg akan diverifikasi oleh SPV;

(15) Checklist faktur harian.

7) Philips

Dari hasil FGD, didentifikasi 12 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Backlog dan Menumpuknya stock di Toko. Adapun

daftar 12 risiko dan diagram adalah sebagai berikut

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D

1 Backlog 5,00 4,00 20,002 Menumpuknya stock di toko 5,00 4,00 20,003 Tidak tercapainya target sell thru 4,00 3,00 12,004 Pesanan tidak terlayani/ pending order. 3,00 3,00 9,005 Overstock 3,00 3,00 9,006 Volume penjualan tidak meningkat, padahal

ada komitmen Selling In atas promotersebut

3,00 3,00 9,00

7 Pelanggan hanya mengetahui programdikompetitor

2,00 3,00 6,00

8 Kesalahan dalam pembuatan CoveragePlan

2,00 2,00 4,00

9 Tidak melakukan kunjungan 2,00 2,00 4,0010 Program tidak sampai ke pelanggan

sehingga pelanggan tidak melakukan order2,00 2,00 4,00

11 Rebate semester tidak maksimal 1,00 3,00 3,00

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Memastikan forecast sesuai dengan target Philips;

(2) Menghitung stock yang ada dan stock dalam perjalanan yang ada

ditradelink sebelum membuat MTP;

(3) Inject order sesuai dengan yang di rencanakan ( MTP );

(4) Monitoring dan Coaching;

(5) meningkatkan Service Level;

(6) memaksimalkan sosialisasi promo secara optimal;

(7) Menjual produk selain yg dijual oleh grosir.

8) Consumer

Dari hasil FGD, didentifikasi 12 Risiko. Risiko yang memiliki level

tertinggi yaitu Sistem komputer pesanan terkunci. Adapun daftar 12

risiko dan diagram adalah sebagai berikut

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D

1 Sistem komputer pesanan terkunci 5,00 5,00 25,002 Stok pabrik kosong 4,00 3,00 12,003 Poduk tidak dikenal 4,00 3,00 12,004 Pedagang mendapat harga yang murah

dengan produk sama4,00 3,00 12,00

5 Modern Market untuk produk Mustika Ratukarena pendeknya termin yang dapat

3,00 3,00 9,00

No Nama RisikoUkuranRisiko Level

RisikoL D

diberikan

6 Target kunjungan tidak tercapai 3,00 3,00 9,007 Effective reach Tidak Tercapai 3,00 3,00 9,008 Kwalitas produk jelek 3,00 3,00 9,009 Hasil tagihan tidak disetorkan 2,00 3,00 6,0010 Effectivce Call Tidak Tercapai 2,00 3,00 6,0011 Pelanggan kabur 2,00 2,00 4,0012 Perilaku pelanggan mengulur umur tagihan 2,00 1,00 2,00

Rencana Pengendalian yang akan dilaksanakan untuk menurunkan

tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima (warna hijau)

adalah:

(1) Follow up usulan yg diajukan ke Direksi;

(2) Setting ketepatan waktu pengiriman dari pabrik ke cabang atau

dari cabang ke pelanggan;

(3) Memperbaiki kualitas;

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Dam

pak

Likelihood

Peta Risiko

(4) Follow up usulan yg diajukan ke Direksi;

(5) Laporan Kunjungan diperiksa 1 minggu 1 kali;

(6) Meeting dan Coaching dgn Salesman dan Prinsipal;

(7) Tambah armada dan SDM;

(8) Survey dan Jaminan Outlet baru;

(9) Konfirmasi pelanggan untuk faktur-2 yang berpotensi

diselewengkan;

(10) Memberikan laporan ke pabrik;

(11) Menyesuaikan jadwal antara kunjungan dan tagihan.

LEMBAR PENGESAHAN

Dewan Komisaris dan Direksi PT Rajawali Nusindo (RNI Group) dengan ini menyatakan Risk Apetite(Selera Risiko) Perusahaan bahwa Direksi dan Komisaris Perusahaan tidak dapat menerima(zero tolerance) terhadap setiap bentuk penyelewengan, penggelapan dan korupsi berapapun nilainyabagi perusahaan sehingga diperlukan tindakan pengendalian internal dan pengendalian risiko yang kuatserta pemberian sanksi yang tegas.

UNTUK ITU KAMIDEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PT. RAJAWALI NUSINDO (RNI GROUP)

Dengan Mengucap“Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa”

MENGESAHKANRISK MAP (PETA RISIKO) PT RAJAWALI NUSINDO

Pangkalpinang, 30 Mei 2014

BurhanudinDirektur Utama

Ananto Widodo UtomoDirektur Keuangan & SDM

Chairani HarahapDirektur Operasional

Oki Jamhur WarnaenKomisaris Utama

Muhammad NajibKomisaris

dr. Zainal Abidin,MHKesKomisaris

LEMBAR PENGESAHAN

Dewan Komisaris dan Direksi PT Rajawali Nusindo (RNI Group) dengan ini menyatakan Risk Apetite(Selera Risiko) Perusahaan bahwa Direksi dan Komisaris Perusahaan tidak dapat menerima(zero tolerance) terhadap setiap bentuk penyelewengan, penggelapan dan korupsi berapapun nilainyabagi perusahaan sehingga diperlukan tindakan pengendalian internal dan pengendalian risiko yang kuatserta pemberian sanksi yang tegas.

UNTUK ITU KAMIDEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PT. RAJAWALI NUSINDO (RNI GROUP)

Dengan Mengucap“Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa”

MENGESAHKANRISK MAP (PETA RISIKO) PT RAJAWALI NUSINDO

Pangkalpinang, 30 Mei 2014

BurhanudinDirektur Utama

Ananto Widodo UtomoDirektur Keuangan & SDM

Chairani HarahapDirektur Operasional

Oki Jamhur WarnaenKomisaris Utama

Muhammad NajibKomisaris

dr. Zainal Abidin,MHKesKomisaris

LEMBAR PENGESAHAN

Dewan Komisaris dan Direksi PT Rajawali Nusindo (RNI Group) dengan ini menyatakan Risk Apetite(Selera Risiko) Perusahaan bahwa Direksi dan Komisaris Perusahaan tidak dapat menerima(zero tolerance) terhadap setiap bentuk penyelewengan, penggelapan dan korupsi berapapun nilainyabagi perusahaan sehingga diperlukan tindakan pengendalian internal dan pengendalian risiko yang kuatserta pemberian sanksi yang tegas.

UNTUK ITU KAMIDEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PT. RAJAWALI NUSINDO (RNI GROUP)

Dengan Mengucap“Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa”

MENGESAHKANRISK MAP (PETA RISIKO) PT RAJAWALI NUSINDO

Pangkalpinang, 30 Mei 2014

BurhanudinDirektur Utama

Ananto Widodo UtomoDirektur Keuangan & SDM

Chairani HarahapDirektur Operasional

Oki Jamhur WarnaenKomisaris Utama

Muhammad NajibKomisaris

dr. Zainal Abidin,MHKesKomisaris