peta potensi fraud/korupsi pengelolaan … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. mekanisme...

14
PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN DANA KAPITASI FKTP PROGRAM JKN Oleh Dewi Anggraeni Febri Hendri Antoni Arif Indonesia Corrupon Watch Februari 2018 Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 1 dari 14

Upload: lyminh

Post on 02-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN DANAKAPITASI FKTP PROGRAM JKN

Oleh

Dewi Anggraeni

Febri Hendri Antoni Arif

Indonesia Corruption Watch

Februari 2018

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 1 dari 14

Page 2: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

I. Pendahuluan

OTT KPK terhadap Bupati Jombang pada awalbulan Februari 2018 telah mencuatkanmasalah pengelolaan dana kapitasipuskesmas. OTT kali ini melibatkan setoranatau suap dari plt. Kadinkes pada Bupatidengan menggunakan dana kapitasi yangberasal dari masing-masing puskesmas diKabupaten Jombang.

Kasus ini merupakan puncak gunung es daripengelolaan dana kapitasi disebagian besarpukesmas Indonesia. Pada tahun 2016diperkirakan terdapat 9.767 puskesmas danFKTP lainnya yang menerima dana kapitasidiseluruh Indonesia senilai Rp 13 triliun. Danaini digunakan untuk membiayai pelayananpada target peserta sebanyak 188 juta (LHPBPK atas Kinerja BPJS Kesehatan, 2016). Akantetapi tata kelola puskesmas masih buruksehingga meningkatkan potensi fraud dankerawanan dalam pengelolaan dana kapitasi.

Besarnya dana kapitasi yang ditransfer BPJSKesehatan pada FKTP/Puskesmas telahmenjadi isu publik ditingkat nasional dandaerah. Kepentingan politik kepala daerahyang nembutuhkan biaya tinggi, akreditasipuskesmas dan kepentingan pribadi KepalaPuskesmas dan Bendahara telah mencuatkanisu ini.

Berdasarkan riset investigasi KPK ditemukan 4kelemahan dalam tata kelola dana kapitasi dipuskesmas yakni, regulasi, pembiayaan, tatalaksana dan sumberdaya, dan pengawasan.

Ditingkat regulasi misalnya masih ada masalahpembagian dana kapitasi untuk jaspel (jasapelayanan) dan biaya operasional. Ditingkat

pembiayaan, masih dibolehkan adanyapeserta yang berpindah dari puskesmas keFKTP swasta. Tata laksana, masalah eligibilitasdan verifikasi peserta. Pengawasan, tidakadanya dana pengawasan pengelolaan danakapitasi.

Korupsi dana dana kapitasi tidak hanyaterjadi di Kabupaten Jombang akan tetapi jugaterjadi didaerah lain. Kasus dugaan korupsidana kapitasi sebelumnya yang didugamelibatkan kepala Dinas KesehatanKabupaten Subang dan kemudian jugamenyeret bupati Subang adalah bukti laibahwa korupsi dana kapitasi terjadi secaraluas, sistemik dan melibatkan kepala daerahdan pejabat dinas kesehatan.

Dana kapitasi penting terutama bagipelayanan kesehatan dasar yang dilakukanoleh puskesmas. Ditingkat puskesmas upayakesehatan promotif dan preventif adalahujung tombak agar masyarakat tidak terkenapenyakit. Puskesmas juga diharapkan dapatmemberi pelayanan kuratif dalam bentukdiagnosis non spesialistik. Dana kapitasidiharapkan mampu meningkatkankemampuan puskesmas dalam meningkatkanperan promotif, preventif dan kuratif tersebut.

Namun, potensi fraud dan korupsi dalampengelolaan dana kapitasi mengancam fungsipuskesmas tersebut. Korupsi dana kapitasiakan berdampak terhadap mutupelayanannya pada masyarakat terutamapeserta JKN-PB.

Dalam konteks inilah ICW memandangpenting untuk menyusun peta potensi frauddan korupsi dana kapitasi. Dengan adanyapeta ini diharapkan upaya pencegahan danpenindakan fraud dan korupsi dalampengelolaan dana kapitasi bisa berjalan

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 2 dari 14

Page 3: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

dengan efektif sehingga pengelolaan danakapitasi ditingkat puskesmas berdampaksignifikan terhadap mutu layanan puskesmas.

II. Tujuan

Memetakan peta potensi fraud dan korupsi dana kapitasi di FKTP terutama puskesmas.

III. Metodologi

Peta potensi fraud dan korupsi dalampengelolaan JKN didasarkan pada kasuskorupsi yang ditangani oleh penegak hukum(KPK, Kejaksaan dan Kepolisian) serta hasilpemantauan ICW atas potensi fraud dalamimplementasi program JKN tahun 2017.

Kasus dugaan korupsi yang dijadikan dasardalam kajian ini adalah kasus korupsi danakapitasi yang telah masuk tahap penyidikandan juga telah memiliki tersangka.Berdasarkan pemantauan ICW terdapat 12kasus korupsi dana kapitasi yang terjadidipuskesmas dan menyeret Kepala Daerah,Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris Dinkes,Kepala Puskesmas, dan BendaharaPuskesmas.

Selain kasus tersebut, beberapa isu terkaitdengan pemotongan, penyalahugunaaan danpenggelapan dana kapitasi juga ikut mencuatke publik. Dalam periode 2014 sampai 2017terdapat 12 isu pemotongan, penyimpangandan penyelewengan dana kapitasi di 12daerah.

IV. Sistem Dana Kapitasi Dalam JKN

a. Pengertian Dana Kapitasi dan perhitungannilai kapitasi FKTP

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6Perpres 32 Tahun 2014, dana kapitasimerupakan besaran pembayaran per-bulanyang dibayar dimuka kepada FKTPberdasarkan jumlah peserta yang terdaftartanpa memperhitungkan jenis dan jumlahpelayanan kesehatan yang diberikan.Pengertian ini sama dengan istilah “tarifkapitasi” sebagaimana diatur dalam Pasal 1angka 1 Permenkes Nomor 21 Tahun 2016tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKNUntuk Jaspel dan Dukungan BiayaOPerasional pada FKTP Milik Pemda.

Perhitungan dana kapitasi puskesmas yangditerima puskesmas perbulan didasarkanpada Permenkes No. 12 Tahun 2016tentang Perubahan atas Permenkes No. 59Tahun 2014 tentang Standar TarifPElayanan Kesehatan DalamPenyelenggaran Program JKN. Pasal 3 ayat(4) Permenkes ini menyatakan :

Standar tarif kapitasi di FKTP ditetapkansebagai berikut: a. Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang

setara sebesar Rp 3.000,00 (tiga riburupiah) sampai dengan Rp 6.000,00(enam ribu rupiah) per peserta perbulan;

b. Rumah sakit Kelas D Pratama, klinikpratama, praktik dokter, atau fasilitaskesehatan yang setara sebesar Rp8.000,00 (delapan ribu rupiah) sampaidengan Rp 10.000,00 (sepuluh riburupiah) per peserta per bulan; dan

c. Praktik perorangan dokter gigi sebesarRp 2.000,00 (dua ribu rupiah) perpeserta per bulan.

Perhitungan tarif kapitasi ini selanjutnyamempertimbangkan kriteria sumber dayamanusia, kelengkapan sarana dan

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 3 dari 14

Page 4: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

prasarana, lingkup pelayanan, dankomitmen pelayanan.

b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi

Setelah ada perhitungan dana kapitasi,pembayaran dana kapitasi selanjutnyaditransfer BPJS Kesehatan pada rekeningJKN Pueskmas. Pembayaran ini didasarkanpada jumlah peserta yang terdaftar dipuskesmas sesuai dengan data pesertaBPJS Kesehatan.

Transfer langsung dari BPJS Kesehatan padarekening Puskesmas memang pengecualiandari pasal 1 angka 48 Permendagri No. 13Tahun 2006, yang menentukan bahwapenerimaan daerah adalah uang yangmasuk ke kas daerah. Demikian juga Pasal13 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara yangmenentukan bahwa semua penerimaandan pengeluaran daerah dilakukan melaluirekening kas umum daerah.

Namun demikian, berdasarkan Perpres 32Tahun 2014 memang menyatakan bahwarekening dana kapitasi JKN yang dikelolaoleh Bendahara Dana Kapitasi JKN dipuskesmas ditetapkan oleh Kepala Daerahdan merupakan bagian dari rekeningBendahara Umum Daerah.

c. Penganggaran dana Kapitasi

Setiap tahun, Kepala Puskesmas sebagaikepala UPT Dinas Kesehatan, membuatrencana pendapatan dan belanjapuskesmas yang bersumber dari danakapitasi JKN (RPBDK). Hal ini harus masukdalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)Dinas Kesehatan. RPBDK selanjutnyadianggarkan dalam RKA-SKPD DinasKesehatan.

d. Mekanisme Pelaksanaan dan

Penatausahaan

Berdasarkan Pasal 5 – Pasal 9 Perpres No. 32 Tahun 2014, mekanisme pelaksanaan dan penatausahaan dana kapitasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1.Kepala Dinas Kesehatan menyusunDokumen Pelaksanaan Anggaran(DPA) berdasarkan peraturan daerahtentang APBD tahun anggaranberkenaan dan peraturan kepaladaerah tentang penjabaran APBDtahun anggaran berkenaan;

2.Kepala daerah menetapkan BendaharaDana Kapitasi JKN pada Puskesmasatas usul Kepala Dinas Kesehatanmelalui PPKD;

3.Bendahara Dana Kapitasi JKN padaPuskesmas membuka Rekening DanaKapitasi JKN, yang ditetapkan olehKepala Daerah dan merupakan bagiandari Rekening BUD;

4.Kepala Puskesmas menyampaikanRekening Dana Kapitasi JKN kepadaBPJS Kesehatan;

5.BPJS Kesehatan membayar dana kapitasiJKN melalui Rekening Dana KapitasiJKN pada Puskesmas yang diakuisebagai pendapatan Puskesmas dandapat dipergunakan langsung untukpelayanan peserta JKN padaPuskesmas;

6.Bendahara Dana Kapitasi JKN padaPuskesmas mencatat danmenyampaikan realisasi pendapatandan belanja setiap bulan kepadaKepala Puskesmas;

7.Kepala Puskesmas menyampaikanlaporan realisasi pendapatan danbelanja tersebut kepada Kepala Dinas

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 4 dari 14

Page 5: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

Kesehatan dengan melampirkan suratpernyataan tanggung jawab. Dalamhal pendapatan dana kapitasi tidakdigunakan seluruhnya pada tahunanggaran berkenaan, dana kapitasitersebut digunakan untuk tahunanggaran berikutnya;

8.Berdasarkan laporan realisasipendapatan dan belanja yangdisampaikan oleh Kepala Puskesmas,Kepala Dinas Kesehatanmenyampaikan Surat PermintaanPengesahan Pendapatan dan Belanja(SP3B) Puskesmas kepada PPKD. SP2BFKTP tersebut termasuk sisa danakapitasi yang belum digunakan padatahun anggaran berkenaan;

9.Berdasarkan SP3B Puskesmas, PPKDselaku BUD menerbitkan SuratPengesahan Pendapatan dan Belanja(SP2B) Puskesmas. PPK-SKPD danPPKD melakukan pembukuan ataspendapatan dan belanja Puskesmasberdasarkan SP2B.

e. Mekanisme Pertanggungjawaban

Penggunaan dana kapitasi harusdipertanggunjawabkan oleh Puskesmas.Pejabat yang mempertanggungjawabkanhal tersebut adalah Kepala Puskesmassebagai pejabat yang bertanggung jawabsecara formal dan material ataspendapatan dan belanja dana kapitasi JKN.Pendapatan dan belanja dana kapitasidisajikan dalam Laporan Keuangan DinasKesehatan dan Laporan KeuanganPemerintah Daerah. Hal ini sesuai denganpasal 184 ayat (2) Permendagri No. 13Tahun 2006 yang menentukan bahwapejabat yang menandatangani dan/ataumengesahkan dokumen yang berkaitandengan surat bukti yang menjadi dasar

penerimaan dan/atau pengeluaran ataspelaksanaan APBD bertanggung jawabterhadap kebenaran material dan akibatyang timbul dari penggunaan surat buktidimaksud. Dalam pelaksanaannya, KepalaPuskesmas dibantu oleh Bendahara (JKN)Puskesmas.

f. Pemanfataan dana kapitasi

Sesuai dengan Perpres No. 32 Tahun 2014dan Permenkes No. 12 Tahun 2016, danakapitasi yang diperoleh puskesmasdigunakan untuk dua kelompok yakni, JasaPelayanan (Medis dan Non MEdis) danBiaya Operasional. Persentase pembagianjasa dan biaya operasional medis sekurang-kurangnya 60 persen untuk Jaspel dan 40persen untuk belanja operasional. Dalamprakteknya, Kepala Daerah bersama Dinkesdan Kepala Puskesmas sesuai denganrencana anggaran bisa menaikkan jaspellebih besar dari aturan diatas.

Termasuk jasa pelayanan adalah jasa yang diberikan pada petugas puskesmas baik medis maupun petugas non medis berdasarkan jabatan dan kehadiran. Sementara belanja operasional ditetapkan berdasarkan rencana belanja yang telah diusulkan Puskesmas paa Dinas Kesehatan melalui Dokumen Penggunaan Anggaran.

Alokasi dana kapitasi untuk dukungan biayaoperasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk :

1. Obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang pengadaannya dapat dilakukan melalui SKPD Dinas Kesehatan, dengan mempertimbangkan ketersediaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 5 dari 14

Page 6: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah; dan

2. Kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya, yang meliputi;

1. Upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif lainnya;

2. Kunjungan rumah dalam rangkaupaya kesehatan perorangan;

3. Operasional untuk puskesmas keliling;

4. Bahan cetak atau alat tulis kantor; dan/atau

5. Administrasi keuangan dan sistem informasi.

g. Pengawasan

Pengawasan pengelolaan dana apitasi dilakuka oleh APIP (Aparatur Pengawas Internal Pemerintah) berdasarkan peraturan perundang-undangan.

V. Peta Potensi Fraud dan Korupsi Dana Kapitasi

di FKTP Milik Daerah

ICW telah melakukan pemantauan terhadappotensi fraud yang terjadi pada puskesmas(FKTP) milik pemerintah daerah. Pemantauandilakukan dengan melakukan pendampinganpasien PBI (Penerima Bantuan Iuran) yangdilakukan pada 26 Puskesmas di 14 Provinsi.Pemantauan dilakukan mulai dari bulan Maretsampai Agustu 2017.

Dari pemantauan tersebut ditemukan 13potensi fraud yang terjadi di Puskesmas. Dari

13 potensi fraud tersebut, 8 temuan terkaitdengan kapitasi. Rincian temuan antara lainterkait dengan memanfaatkan dana kapitasitidak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan (2 temuan),memanipulasi bukti pertangungjawaban danpencairan dana kapitasi (1 temuan) danmenarik biaya dari peserta yang seharusnyatelah dijamin dalam biaya kapitasi dan/ataunonkapitasi sesuai dengan standar tarif yangditetapkan (5 temuan).

Selain pemantauan fraud, ICW jugamemantau penanganan perkara korupsi danisu terkait dengan dana kapitasi yang terjadidiseluruh Indonesia. Sejak diberlakukannyaprogram JKN tahun 2014, ICW menemukanpaling sedikit telah terjadi 8 kasus korupsiterkait pengelolaan dana kapitasi di 8 daerahIndonesia. Kerugian negara terkait kasus inimencapai Rp 5,8 miliar. Jumlah tersangkaterkait dengan kasus dana kapitasi inimencapai 14 orang.

Menariknya, meski dalam jumlah kasus dankerugian negara kecil, akan tetapi korupsidana kapitasi tidak hanya melibatkan birokrasimenengah bawah (Kepala Puskesmas danBendahara) akan tetapi juga melibatkanpejabat Dinkes seperti Kadinkes, SekretarisDinkes, Bendahara Dinkes dan Kabid Dinkes.Lebih dari itu, kepala daerah juga ikut terlibatdalam menikmati aliran dana kapitasi ini.

Dari 8 kasus korupsi dana kapitasi, paling tidakdua kepala daerah telah ikut terseret dalampusaran kasus ini yakni, Bupati Jombang danBupati Subang. Kedua kepala daerah inididuga telah menikmati aliran dana kapitasi.Selain itu, terdapat 4 Kandinkes juga menjaditersangka terkait dalam kasus ini yakni,Kadinkes Pesisir Barat Provinsi (Lampung), plt

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 6 dari 14

Page 7: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

Kadinkes Jombang (Jatim), Kadinkes LampungTimur (Lampung), Kadinkes Ketapang (Kalbar).

Sementara itu, selain Kepala daerah danpejabat eselon 2 dan 3 Dinkes, KepalaPuskesmas juga ikut menjadi tersangka dalamkasus korupsi dana kapitas. Terdapat 3 orangkepala puskesmas dan bendahara puskesmasyang juga ikut terseret dalam kasus korupsi.Mereka diduga memanipulasi dokumenterkait dana kapitasi atau ikut memotongdana kapitasi untuk jasa pelayanan padapetugas puskesmas.

Berikut adalah kasus dugaan korupsi dalampengelolaan dana kapitasi.

1. Kasus dugaan korupsi dana JKN tahun 2017 Puskesmas Moro Karimun, Kepulauan Riau.

2. Kasus dugaan korupsi dana kapitasi JKN Tahun 2015 oleh Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

3. Kasus dugaan korupsi dana JKN-Kapitasi Tahun 2015-2016 Kabupaten Ketapang Kalbar oleh Kepala Dinas Kesehatan

4. Kasus dugaan korupsi dana kapitasi Tahun 2014 Puskesmas Tanasitolo Kabupaten Wajo, Sulsel.

5. Kasus dugaan korupsi dana kapitasi puskesmas tahun 2017 oleh Bupati dan Kadinkes Jombang, Jatim

6. Kasus dugaan korupsi dana kapitasi Tahun 2014 Kabupaten Subang oleh Bupati Subang.

7. Kasus dugaan korupsi dana kapitasi tahun 2017 Lampung Timur, Lampung

8. Kasus dugaan pemotongan dana kapitasi di Puskesmas Parampuan, Kabupaten Lombok Barat, NTB Tahun 2016S

Selain kasus korupsi dana kapitasi (kasus yangmasuk tahap penyidikan) ada beberapa isulain yang juga mencuat ke publik daerahterkait dengan pengelolaan dana kapitasi.

1. Isu pemotongan dana kapitasi JKN tahun 2017 untuk akreditasi puskesmas di Kabupaten KarawangSumber http://www.pelitakarawang.com/2017/08/bola-liar-pemotongan-dana-kapitasi.html

2. Isu pemotongan dana kapitasi puskesmas periode 2015-2017 di Kediri,JatimSumber : 1. https://www.jawapos.com/radarkediri/read/2017/11/03/24202/wah-dana-jasa-pelayanan-puskesmas-ini-dipotong . http://www.harianterbit.com/2015/read/2014/07/20/5484/29/29/Dana-Kapitasi-JKN-Tetap-Dibajak-Dinkes

3. Isu pemotongan dana kapitasi puskesmas tahun 2015 di Padang Lawas, Sumut. Sumber : https://www.apakabarsidimpuan.com/puskesmas-menjerit-dana-kapitasi-bpjs-padang-lawas-dipotong-dinkes/

4. Isu pemotongan jasa pelayanan bidan Puskesmas Simpang Ulin tahun 2015 di Kabupaten Acceh Timur, DI Aceh. Sumber : http://www.globalaceh.com/2015/06/polisi-dan-jaksa-diminta-usut-kasus.html

5. Isu pemotongan dana kapitasi puskesmas tahun 2014-2017 di Serdang Bedagai Sumut. Sumber : https://www.hetanews.com/article/96044/dinkes-sergai-potong-jasa-medik-perawat-dan-tenaga-medis-hingga-50-persen

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 7 dari 14

Page 8: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

6. Isu dugaan penggelapan dana kapitasi di Puskesmas Bonto Kabupaten Pangkep, Sulsel tahun 2017. Sumber : https://www.sulselsatu.com/2017/11/08/sulsel/gowatamapan/kepala-puskesmas-bonto-perak-diduga-selewengkan-dana-medis.html

7. Isu pemotongan dana kapitasi tahun 2014 di Kabupaten Musi Rawas Banyuasin, Sumsel. Sumber : https://www.jurnalindependen.com/kppd-kecam-keras-dugaan-pemotongan-uang-jkn-dinkes-mura/

8. Isu pemotongan dana kapitasi puskesmas di Kabupaten Labuhan Batu Urata Sumut. Sumber : http://suarasumut.com/arsip/rp-568-dana-kapitasi-jkn-bpjs-labura-menguap/

9. Isu pemotongan dan penyimpangan dana kapitasi di Kabupaten Bogor tahun2015Sumber : https://www.kupasmerdeka.com/2015/09/bau-kkn-terhembus-di-dinkes-kab-bogor/

10. Isu dugaan penyimpangan dana kapitasidi Puskesmas Jatibarang Indramayu Jabar tahun 2014.Sumber : http://harianjayapos.com/detail-8800-dana-kapitasi-jkn-indramayu-untuk-puskesmas-diduga-penyimpangan.html

Berdasarkan kasus korupsi dan isu kapitasiserta hasil pemantauan ICW atas potensifraud dalam implementasi program JKN dapatdikelompokkan potensi Fraud dan korupsidalam pengelolaan dana kapitasi didaerah.Potensi tersebut adalah :1. Dugaan manipulasi kehadiran dan

komposisi petugas puskesmas untuk

perhitungan jaspel. Kasus diketahuiterjadi di Puskesmas Simalingkar kotaMedan dimana petugas puskesmasdimintas mengisi absen kehadiran penuhuntuk 1 bulan meski mereka izin selama 4hari. Namun demikian, jaspel yangditerima petugas tetap disesuaikandengan ketidakhadiran selama 4 hari. Sisadana 4 hari diambil pihak puskesmasdengan dalih untuk operasional atautambahan biaya akreditasi puskesmas.

2. Pemotongan dana jasa pelayanan bagipetugas medis dan non medis puskesmas.Pola ini terjadi hampir disemuapuskesmas disemua daerah. Nilaipotongan bervariasi dimasing-masingdaerah seperti di Medan dipotongsebesar Rp 100 ribu perbulan perpetugas. Atau didaerah lain dipotong olehKapus dan Bendahara Puskesmas Rp 1juta. Pemotongan terjadi terutama padapuskesmas atau daerah yang belummenerapkan cashless transaction.Pemberian jaspel dilakukan secara tunaioleh bendahara puskesmas dan langsungdipotong. Nilai potongan variatif dari yangterendah RP 100 ribu sampai denganpenetapan angka 75 persen dari jaspeldiberikan pada Kepala Puskesmas (kasusdana kapitasi Puskesmas Moro, Batam)

3. Pungutan liar terhadap petugaspuskesmas yang menerima JasaPelayanan. Hal ini terjadi ketika danajaspel sudah ditangan petugas puskesmasnamun kemudian mereka diminta untukmembayar, menyetor, menyumbang uangatau istilah lainnya yang pada dasarnyaadalah pungutan liar dilakukan oleh pihakmanajemen puskesmas.

4. Setoran atau suap Puskesmas padaatasan lebih tinggi seperti Kepala DinasKesehatan, Sekretaris Dinas Kesehatan

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 8 dari 14

Page 9: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

dan Kepala Daerah. Hasil pemotonganatau pungutan liar selanjutnya digunakanuntuk berbagai keperluan. Kasus diJombang digunakan untuk menyuap pltKadinkes dan Bbupati atau juga setorantertentu pada pejabat Dinkes. Atau danahasil potongan atau pungli digunakanuntuk membayar biaya adminitrasipuskesmas dalam proses sertifikasi. Hal inipaling tidak diduga terjadi di Kota Medandan daerah lainnya.

5. Penggelembungan harga dan volumeatau belanja fiktif dana kapitasi dalamkelompok belanja operasional puskesmas.Dana kapitasi untuk operasionalpuskesmas digunakan untuk membelibahan medis dan non medis. KepalaPuskesmas dan Bendahara membelibarang pada penyedia atau toko dimanabukti pertanggungjawaban dimanipulasimeski barangnya tidak ada. Atau hargabarang yang dibeli jauh lebih tinggi dariharga pasar. Hal ini bisa terjadi karena adakongkalingkong antara Kepala Puskesmasdan Bendahara dengan penyedia yangmemberi kwitansi kosong atau manipulasibukti pembelian. Kasus ini terjadi diPuskesmas Moro Batam dimana

pengeluaran biaya operasional didugadirekayasa (digelembungkan ataudimanipulasi).

6. Anggaran ganda dimana satu kegiatandidanai oleh dua sumber yakni DanaKapitasi Operasional dan dana BOK(Bantuan Operasional Kesehatan). Sesuaidengan permenkes dana kapitasioperasional bisa digunakan untukkegiatan upaya (perseorangan) preventifdan promotof kesehatan puskesmas.Kegiatan ini juga bisa dibiayai dari BOK.Oleh karena itu, potensi korupsi terjadiketika satu kegiatan yang seharusnyacukup didanai dari satu sumber, danakapitasi misalnya, tetapi juga memperolehdana dari BOK. Dana dari BOK kemudiandigunakan untuk kepentingan lain diluarkepentingan pelayanan puskesmas.

7. Mengarahkan pasien berobat pada klinikswasta. Untuk menghindari habisnyaserta berkurangnya dana kapitasi sertakeuntungan pribadi, petugas puskesmasmengarahkan pasien BPJS terutamapeserta PBI berobat ke klinik swasta yangada kaitan dengan dirinya. Meski hal initidak menjadi kasus korupsi namundiduga praktik ini terjadi secara sistemikdan luas.

Kajian Peta Korupsi ICW Halaman 9 dari 14

Page 10: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

No Pola Dugaan Pelaku Penyebab Solusi1. Manipulasi dokumen dan isinya

untuk perhitungan Jaspel seperti dokumen absensi dan jumlah pegawai

Petugas puskesmas (medis non medis, bendahara dan kepala puskesmas

1. Adanya desakan untuk menyetor sebagiandana kapitasi pada atasan.

2. Kebutuhan dana puskesmas yang tidak bisa dipenuhi oleh dana kapitasi, BOK danlainnya.

3. Adanya keinginan untuk keuntungan pribadi kepala puskesmas dan bendahara

4. Sistem pencatatan pertanggungjawaban keuangan belum baik.

5. Petugas puskesmas takut pada kepala puskesmas

Transparansi dokumen perhitungan pembagian jaspel ditingkat puskesmas pada publik

Membangun Sistem Perlindungan dan Jaminan bagi saksi pelapor di internal petugas puskesmas dan Dinkes (Whistle Blower System)

Memperkuat sistem pemeriksaan terutama anggaran pemeriksaan dana

2. Pemotongan dan jaspel Kepala Puskesmas dan Bendahara

1. Kepala puskesmas memiliki otoritas kuat dalam puskesmas sehingga pegawai tidak berani mengkritik jika terjadi pemotongananggaran

2. Sistem pengawasan internal pemda lemah

3. Menyetor dana hasil pemotongan jaspel pada kepala dinas kesehatan atau kepala daerah (menyuap). Dana juga digunakan untuk membiaya kegiatan lain seperti sertifikasi/akreditasi puskesmas

Kepala Puskesmas dan Bendahara

1. Ada ketakutan pada atasan untuk dimutasi atau dicopot dari jabatan.

2. Ingin mendapatkan pendapatan dan belanja sesuai dengan keinginannya

3. Sistem pengawasan pegawai rendah4. Adanya kebutuhan untuk dana kampanye

atau dana politik/pilkada4. Manipulasi dan

penggelembungan harga pembelian obat dan bahan habis pakai yang didanai dari dana kapitasi untuk operasional.

Kepala Puskesmas dan Bendahara

1. Sistem pengawasan dan pemeriksaan pertanggungajawaban lemah.

2. Ada pihak lain seperti penyedia obat meubalair dan lainnya yang bersedia memberi atau merekayasa bukti pertanggungjawaban belanja.

5. Anggaran ganda, dimana Kepala 1. Adanya keinginan untuk mendapatkan

Page 11: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

belanja operasional didanai dari dana kapitasi dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Kegiatan satu tapi didanai dari dua sumber yakni dana kapitasi dan BOK. Salah satu sumber.dana digelapkan.

Puskesmas keuntungan dari belanja operasional2. Adanya permintaan setoran dari atasan.

kapitasi puskesmas. Penegakan aturan terutama pemberian

sanksi bagi pelaku. Membangun sistem elektronik untuk

perhitungan, perencanaan, penganggaran, belanja, pertanggungjawaban dan pengelolaan aset puskesmas (e-govt).6. Memeras kepala puskesmas

pada saat pengesahan rencana pendapatan dan belanja kapitasisetiap tahun.

Kepala daerah dan Kepala Dinas Kesehatan

1. Menguasai informasi tentang besaran danakapitasi dan BOK yang diterima puskesmas.

2. Kebutuhan dana politik dan kebutuhan pribadi.

3. Kepala puskesmas dan pegawainya adalah anak buah yang takut pada Kadinkes dan Kepala daerah

7. Sebagian peserta (PBI) tidak mendapatkan kartu sehingga tidak bisa mengakses layanan puskesmas. Atau, jika mengakses layanan puskesmas harus mengeluarkan biaya sendiri. Informasi ini dijadikan kongkalingkong antara BPJS Kes dengan Kepala Daerah, Dinkes atau Kepala Puskesmas bahwa dana kapitasi yang ditransfer ke FKTP tidak akan habis pada tingkat tertentu.

Verifikasi dan validasi peserta terutama terkait dengan apakah mereka telah memiliki kartu JKN-KIS.Membuka informasi peserta JKN-PBI yang ditetapkan oleh Kemenkes dan data BPJS yang menjadi dasar perhitungan dana kapitasi puskesmas.

Penyebab Korupsi Dana Kapitasi Dari beberapa peta potensi fraud dan korupsi dana kapitasi diatas dapat diindentifikasi penyebabnya sebagai berikut :

Page 12: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

1. Dana yang diterima puskesmas sangat besar. Puskesmas tidakhanya menerima dana kapitasi akan tetapi juga menerimadana lainnya seperti dana BOK, dana Jamkesda, dan APBDlainnya. Rata-rata setiap puskesmas menerima dana kapitasisebesar Rp 400 juta pertahun. Ditambah dengan dana BOK,dana Jamkesda (bagi daerah yang memiliki jamkesda), APBDdan lainnya. Besarnya dana ini telah menjadikan pejabatpemda mulai dari Kepala Daerah, Kepala Dinas Kesehatan,Sekretaris Dinas, Bendahara dinas, Kepala Puskesmas danBendahara tertarik menikmati keuntungan.

Dorongan ini diperkuat oleh adanya kewenangan yang dimilikikepala daerah dalam perencanaan, penganggaran,penangkatan bendahara JKN Puskesmas, dan pencairan danabelanja kapitasi. Selain itu, kepala daerah, Kepala DinasKesehatan dan Kepala Puskesmas memiliki otoritas terhadappromosi dan mutasi pegawai puskesmas. Kondisi ini membuatpemotongan, pemerasan atau penyuapan bisa terjadi.Pegawai puskesmas, baik pegawai medis atau non medis,tidak berani menyikapi pemotongan atau pungutan liar atasdana jasa pelayanan yang menjadi hak mereka.

Jika mereka melakukan protes atas pemotongan ataupungutan liar maka mereka dicap sebagai pembangkang,pemberontak dan tidak loyal pada atasan. Mereka terkadangdinilai tidak mendukung kemajuan puskesmas tempat merekabekerja. Tidak hanya itu, mereka sebagai PNS/ASN jugadihambat. Dokter pembangkan dihambat karirnya atau nilaiSKP.

2. Pengelolaan dana kapitasi puskesmas tidak transparan.Pengelolaan dana kapitasi mulai dari perencanaan,penanggaran, pelaksanaan, pertanggungjawaban danpengelolaan aset puskesmas sepenuhnya tertutup dikelolaoleh kepala puskesmas dan bendahara. Publik tidak bisamengakses besaran dan pemanfaatan dana puskesmas.Bahkan, petugas puskesmas sendiri juga tidak bisa mengaksespemanfaatan dana kapitasi dan dana puskesmas lainnya.

Hal ini mengakibatkan Kepala Puskesmas sebagaipenanunggjawab penggunaan kapitasi bersama denganbendahara puskesmas leluasa melakukan manipulasi,pemotongan, pungli dan penyelewengan dana kapitasi.Mereka tidak khawatir pada publik atau petugas puskesmaslainnya yang akan melaporkan penyelewengan karena tidakmemiliki bukti penyelewengan tersebut.

3. Belum efektifnya pendampingan dan pengawasan APIP(Aparat Pengawas Internal Pemerintah). Hal ini terjadi karenadana kapitasi bukanlah prioritas diawasi oleh Inspektoratdaerah. Akibatnya, tidak ada program dan anggaran untukpendampingan, pengawasan bahkan pemeriksaan jika adalaporan pemotongan atau penyimpangan dana kapitasi didaerah mereka.

4. Belum ada sanksi yang tegas atas pemotongan, pungutan liar,dan penyelewengan dana kapitasi oleh puskesmas. Sejauh ini,baru 8 kasus koruiipsi dana kapitasi yang masuk dalam proseshokum. Sementara itu, penyelewengan dana kapitasi patutdiduga terjadi secara luas dan sistemik. Hal ini juga membuatpelaku korupsi dana kapitasi semakin berani karena merasadilindungi dan tidak akan tersentuh oleh penegak hukum.

Page 13: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

5. Belum adanya sistem perlindungan saksi pelapor dalampemerintah daerah. Modus korupsi terbanyak dalampengelolaan dana kapitasi adalah pemotongan atau pungutanpada petugas puskesmas. Seharusnya banyak keluhan danlaporan dari PNS/ASN atas laporan ini. Akan tetapi, meskiterjadi sistemik dan luas hanya sedikit yang protes danmencuat ke publik. Hal ini disebabkan karena PNS/ASN tidakberani mengungkapkan penyelewengan ini karena takutdengan atasannya. Ancaman mutasi, karir dihambat sertaancaman terhadap keluarga menghantui mereka sehinggatidak berani protes atau melaporkannya.

VI. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Potensi fraud dan korupsi dalam pengelolaan dana kapitasi diPuskesmas tinggi. Hal ini terjadi karena besarnya dana yang dikelolaoleh puskesmas terutama dana kapitasi. Besarnya dana ini telahmendorong pejabat daerah seperti kepala daerah, kepala dinaskesehatan, kepala puskesmas untuk menyelewengkan dana ini.

Besarnya kewenangan kepala daerah, kepala dinas dan kepalapuskesmas cukup efektif menekan petugas puskesmas yangmenerima jaspel. Berlindung dibalik loyalitas, kepatuhan terhadapatasan dan ancaman mutasi serta jenjang karir, PNS/ASN yang honorjaspel dipotong tidak berani memprotes dan melaporkan. Belumadanya penegakan hokum dan aturan yang efektif dan luas sertaperlindungan dan jaminan karir membuat mereka semakin tidakberani melaporkan penyelewengan dana kapitasi ini.

Modus paling banyak adalah memotong dana jasa pelayanan yangoleh petugas medis dan non medis puskesmas. pengelolaan dana inibelum transparan, tata kelola belum baik, minimnya pengawasan,serta belum ada nya sistem perlindungan dan jaminan bagi PNS/ASNatau pihak lain dalam pelaporan penyimpangan.

Selain itu, rendahnya kemampuan sumberdaya puskesmasmengakibatkan tata kelola terutama pencatatan keuangan danakapitasi bermasalah. Hal ini semakin diperparah belum adanya alatatau sistem elektronik yang andal untuk membuat prosesperencanaan, penanggaran, belanja, pencatatan danpertanggungjawaban. Sistem elektronik akan membantu kecepatanpencatatan, penyimpana arsip serta keamanan file dan dokumenpertanggungjawaban. Dengan adanya sistem ini maka potensipenyelewengan dana kapitasi bisa diperkecil.

Rekomendasi

Terkait dengan masalah ini kami merekomendasikan hal berikukt :

1. Kemenkes perlu memperbaiki regulasi ditingkat permenkesyang mengatur tentang transparansi rencana kerja,anggaran, belanja dan pertanggungjawaban puskesmaspada publik. Puskesmas diwajibkan untuk membukainformasi tentang besaran dana kapitasi yang diperoleh perbulan dan pertahun pada publik serta bukti belanja yangmenggunakan dana kapitasi.

2. Kemenpan RB, KPK serta LPSK membangun sistemperlindungan saksi dan pelapor serta jaminan karir bagiPNS/ASN yang mengungkap adanya fraud dan korupsi dalampengelolaan dana kapitasi.

Page 14: PETA POTENSI FRAUD/KORUPSI PENGELOLAAN … lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. b. Mekanisme penyaluran dana kapitasi Setelah ada perhitungan dana kapitasi, pembayaran dana kapitasi

3. Pemerintah daerah terutama inspektorat daerahmembangun program pengawasan sehingga ada anggaranuntuk melakukan pengawasan dan pemeriksaanakuntabilitas pengelolaan dana kapitasi ditingkat FKTPterutama Puskesmas.

4. Pemerintah daerah harus memberi sanksi tegas terhadappelaku yang menyelewengkan dan memotong dana kapitasi.

5. Kemendagri membuat regulasi terkait pengelolaan danakapitasi secara elektronik.

6. BPJS Kesehatan membuka data peserta pada publikterutama peserta yang telah mendapatkan kartu BPJSKesehatan agar bisa diverifikasi dan validasi oleh publik.