pestisida dari daun pepaya

Upload: rahmat-mozchal-redokz

Post on 17-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pemanfaatan daun pepaya sebagai peptisida

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBelakangan ini industri pertanian tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) dalam perannya tidaklah hanya dalam ranah semata-mata menjaga kelangsungan tanaman. Namun industri pertanian juga tetap harus mengupayakan keseimbangan ekosistem yang kerjasama lintas sektor dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Sehingga menuntut industri pertanian untuk dapat menggunakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk mengusir atau menghalau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) yang menyerang tanaman tanpa harus mematikannya, sehingga siklus keseimbangan ekosistem masih tetap terjaga.Namun yang terjadi saat ini masih banyak masalah pada industri pertanian terkait penggunaan pestisida. Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi hama. Dalam industri pertanian dan petani lokal sangat bergantung pada penggunaan pestisida kimiawi atau pestisida sintesis. Namun sebaliknya hasil yang didapat dalam kenyataannya justru sering meningkatkan populasi jasad Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Dan ditemukan beberapa hama yang justru resisten terhadap penggunaan pestisida yang selanjutnya mendorong penggunaan pestisida dengan dosis yang lebih tinggi dan begitu seterusnya. Kondisi demikian dapat mencemari lingkungan dan merusak keseimbangan ekosistem karena menjadikan hama resisten dan jumlahnya menjadi berkali lipat. Semua hal ini sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida kimiawi.Oleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida kimiawi, mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida kimiawi. Dalam aplikasi pestisida nabati dapat memanfaatkan musuh alami hama yang dimiliki oleh berbagai bahan alami yang tersedia. Salah satunya adalah ekstrak daun pepaya. Dari berbagai aspek ekonomis, kemudahan, serta rendahnya bahaya keracunan dan residu pestisida yang menjadikan daun pepaya sebagai teknologi sederhana alternatif untuk digunakan sebagai pestisida.1.2 Rumusan MasalahPeneliti merumuskan masalah pada bagaimana cara pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya (Carica papaya L.) untuk mengendalikan hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..)1.3TujuanAdapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah tersebut adalah :1. Mengetahui pembuatan pestisida dari daun papaya (Carica papaya L.).2. Mengetahui manfaat daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai pestisida nabati pada pengendalian hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada Kunyit (Curcuma domestica val..)1.4ManfaatManfaat penulisan dari proposal praktikum ini adalah untuk menambah wawasan penulis khususnya dan pada umumnya mengenai pembuatan pestisida alami dari daun papaya dan pemanfaatannya sebagai teknologi sederhana alternatif.

BAB 2LANDASAN TEORI2.1Tanaman PepayaPepaya (Carica papaya L.), adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica.Carica papaya mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, dan enzim aktif papain. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan mempercepat proses pemecahan protein. Kemampuan memecah protein inilah yang membuat Carica papaya memiliki berbagai keistimewaan seperti:1) Bagi pencernaanMempercepat proses pencernaan kareana papain mampu memecah protein, meningkatkan absorbsi berbagai nutrisi karena protein menyusun dan mengoptimalkan kerja enzim dan hormon2) Bagi MetabolismeMemperlancar metabolisme karena enzim papain memecah protein menjadi asam amino yang digunakan tubuh untuk berbagai aktifitas biologis dan kimiawi tubuh.3) Mencegah pertumbuhan sel kanker payudara karena terbentuknya arginin dari pemecahan protein

Gambar 2.1 Struktur Enzim PapainSumber : www. google. Liptan-pestisida.Doc. 2007.Papain terdapat pada seluruh bagian Carica papaya. Hal ini lah yang membuat setiap bagian dari tumbuhan pepaya memiliki khasiat. Bahkan, getah pepaya yang terdapat di seluruh bagian tanaman, mulai dari buah, daun, batang, sampai akarnya. Dengan adanya enzim papain pada daun Carica papaya sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap hal ini dikarenakan enzim papain juga pada getah secara alami membuat Organisme Penggaggu Tanaman (OPT) menjauh. 2.2Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..)Curcuma domestica val. di Indonesia dikenal sebagai tanaman Kunyit yang sering menjadi Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. (Sumiati , 2004.)

Kunyit merupakan komoditi pangan dan mempunyai nilai ekonomis untuk rumah tangga di Indonesia. Kunyit menjadi salah satu rempah-rempah yang memberikan identitas negara Indonesia sebagai kekayaan rempah-rempahya.2.3 Ulat daunUlat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera. Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian lainnya.Kingdom: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas : InsektaOrdo : LepidopteraFamily : HyblaeadaeGenus : HyblaeaSpesies: Handeuleum doleschallia polibete

1. Kepala2. Dada3. Perut4. Spirakulum5. Kait anal6. Tungkai perut (abdominal)7. Segmen8. Tungkai dada (thoracis)9. AntenaKebanyakan ulat memiliki badan panjang dan berbentuk giling (silinder). Ulat memiliki tiga pasang tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah dengan empat pasang tungkai semu yang disebut tungkai perut pada segmen tengah perut dan sering sepasang tungkai perut pada segmen perut terakhir. Ulat mempunyai sepuluh segmen perut.Sempat terpikirkan cara pembasmian hama ulat ini dengan lebih komprehensif sehingga kehadiran ulat ini tidak sekedar menjadi hama yang memiliki dampak negatif saja, melainkan menjadi hama yang memiliki nilai ekonomis. Pada negara thailand. Salah satu keunikan Thailand adalah makanan yang berbasis serangga, ulat daun pun dapat dimanfaatkan sebagai makanan yang kaya protein.

2.4Pengendalian Organisme Pengganggu TanamanDalam Peraturan Pemerintah No. 6/1995 ditetapkan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pemberantasan Hama terpadu (PHT). Demikian juga dengan penggunaan pestisida dalam Pemberantasan Hama terpadu (PHT) haruslah mengacu pada prinsip Pemberantasan Hama terpadu (PHT). Penekanan pengendalian tetap pada cara-cara bercocok tanam dan pendayagunaan musuh alami Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), yang mengutamakan penggunaan cara alami atau non-kimiawi terlebih dahulu. Sedangkan penggunaan pestisida kimia atau pestisida sintetis dapat digunakan bila cara non-kimiawi tidak dapat menekan populasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hingga tingkat yang tidak merugikan. Prinsip Pemberantasan Hama terpadu (PHT) yang lain adalah pemantauan hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang lain secara teratur dan benar sehingga pengendalian dapat dilakukan tepat waktu. Dan beberapa pestisida sifat penggunaannya dapat sebagai komplementer ataupun substitusi.2.4.1PestisidaPestisida berasal dari kata pest yang artinya organisme pengganggu dan ticide yang artinya menghambat atau menghentikan. Pestisida merupakan suaatu teknologi aplikatif yang digunkan dalam pertanian untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Dalam penggunaan pestisida perlu memperhatikan beberapa hal terkait kelangsungan ekosistem yang seimbang. Penggunaan pestisida tidak seharusnya memberikan dampak negatif seperti meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya ketergantungan pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil atau tidak seimbang.2.4.2Pestisida NabatiPestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau tanaman alami. Pembuatan pestisida nabati dapat dengan menggunakan teknologi sederhana yaitu dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman antara lain berupa akar, umbi, batang, daun,biji, dan buah.Pestisida nabati dapat mengendalikan serangga hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) lainnya melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Beberapa cara kerja pestisida nabati spseifik yaitu antara lain :1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa2) mengganggu komunikasi serangga3) menyebabkan serangga menolak makan4) menghambat reproduksi serangga betina5) memblokir kemampuan makan serangga6) mengusir serangga7) menghambat perkembangan patogen penyakit.Tabel 2.1 kelebihan dan kekurangan Pestisida NabatiKelebihanKekurangan

1) murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani2) relatif aman terhadap lingkungan3) menyebabkan keracunan pada tanaman4) sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama5) kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain6) menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.1) daya kerjanya relatif lambat2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung3) tidak tahan terhadap sinar matahari4) kurang praktis5) tidak tahan disimpan

2.5Pestisida Nabati Daun PepayaPestisida nabati adalah suatu pestisida alami yang bahan dasarnya berasal dari alam yaitu tumbuhan. Adapun beberapa fungsi penggunaan pestisida alami untuk pengendalian hama, antara lain:1) Senyawa papain merupakan racun kontak yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga. Setelah masuk, racun akan menyebar ke seluruh tubuh serangga dan menyerang sistem saraf sehingga dapat menganggu aktivitas serangga dan serangga akan mati. Setelah itu senyawa papain juga bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui alat mulut pada serangga (stilet), dengan mengisap cairan pada tanaman cabai yang telah disemprot dengan ekstrak daun pepaya. Kemudian cairan tersebut masuk lewat kerongkongan serangga dan selanjutnya masuk ke saluran pencernaan serangga yang akan meyebabkan terganggunya akivitas makan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete), sehingga menurunnya aktivitas makan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) secara perlahan-lahan dan mati. Hal ini didukung oleh pendapat Trizelia (2001), residu pestisida menyebabkan aktivitas makan serangga menurun bahkan dapat terhenti. Selain itu, serangga juga menunjukkan penurunan akitivitas gerakan seperti dari cepat menjadi lambat dan akhirnya mati.2) mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).3) Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.4) Dapat sebagai pengumpul sehingga dapat menjadi alat perangkap hama tanaman5) Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia bibit secara gratis (ekonomis).6) Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimiawi atau pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.

Gambar 2.3 Daun Carica papaya L.Sumber : www.kebonkembang.com

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman).Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu, ulat daun serta berbagai jenis serangga.

BAB 3METODELOGI PENELITIAN3.1Rancang Bangun PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan teknologi sederhana alernatif yang diuji cobakan. Yaitu dengan memanfaatkan bahan alam sebagai bahan pestisida dan tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) sebagai salah satu upaya Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penelitian dilakukan dengan mengamati tiga Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete). Susunan perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Botol 1 = Daun pepaya 150gBotol 2 = Konsentasi campuran larutan detergen 2,5g dan ekstrak daun pepaya 150gBotol 3 = Konsentarsi campuran larutan daun pepaya 150 g, detergen 2,5g, minyak tanah 25mlSehingga subjek penelitian yaitu tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang ditemukan langsung telah terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan setiap potnya masing-masing mendapat perlakuan berbeda yaitu botol 1, botol 2, botol 3dengan penyemprotan sebanyak 15ml yang dilakukan bersamaan yaitu pada sore hari pukul 15.00. Dalam mengukur tingkat efektivitasnya, parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada tingkah laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan pestisida nabati daun pepaya dengan batasan pengamatan selama 1 jam setelah penyemprotan. Matsumura, 1985 dalam Nursal, et al. (1997) menyatakan bahwa senyawa toksin yang terkandung dalam insektisida adalah senyawa yang dapat menyebabkan bagian tubuh serangga menjadi kaku, sehingga aktifitas serangga akan terganggu dan mengakibatkan penurunan aktifitas, metabolisme tubuh, dan pencernaan. Toksin yang terkandung dalam senyawa papain adalah racun kontak dan racun perut. 3.1.1Prosedur PenelitianDalam hal penelitian ini, kami melakukan uji coba pestisida nabati daun pepaya untuk mengetahui keefektifannya sebagai teknologi alternatif pengendalian hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..). Sehingga subjek penelitian adalah pada Jenis Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang telah ditemukan terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete). Kemudian penelitian meliputi kegiatan:1) pembuatan larutan daun pepaya2) pemberian perlakuan 3) pengamatan4) Pencatatan waktu responSetelah dilakukan perlakuan dengan penyemprotan, dapat dilakukan pengamatan dengan batasan pengamatan selama 1 jam setelah penyemprotan. Yang diamati adalah perubahan tingkah laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan. Diharapkan dengan penggunaan pestisida nabati daun pepaya dapat mengurangi aktifitas atau melemahkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebagai upaya pengendalian.

3.1.2 Cara Pembuatan Pestisida Nabati Daun PepayaLangkah-langkah dalam pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya, yaitu:1.Kumpulkan kurang lebih 500 g daun pepaya 2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.3. Pisahkan 150g hasil tumbukan/rajangan dan direndam dalam 1 liter air kemudian tambahkan 25 ml minyak tanah dan 1/2 sendok teh detergen yang berfungsi sebagai pengemulsi. Hasil campuran, didiamkan semalam.4.Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus.5.Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman. Dengan butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad Organisme Pengganggu tanaman (OPT) sasaran berada.3.1.3Perkiraan Rincian Biaya Penelitian500 g Daun pepaya segarRp 3000,-1sachet DetergentRp 1.500,- liter Minyak tanahRp 4.500,-3 PenyemprotRp 18.000.-TotalRp 27.000,-3.2Waktu dan TempatPelaksanaan dimulai pada tanggal 3 mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan TOGA rumah salah satu anggota kelompok. Dengan Timeline jadwal praktikum terlampir pada lampiran 1.

3.3Alat dan BahanAlat : 1. Ember 2. Penumbuk 3 Saringan Kain halus. 4. Penyemprot5. Kamera dokumentasiBahan : 1. Air2. Daun pepaya segar3. Detergent4. Minyak tanah5. Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang terserang ulat daun3.4Sasaran PenelitianSasaran pengamatan penelitian dengan aplikasi pestisida nabati dari daun papaya (Carica papaya L.) adalah hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN4.1Hasil PraktikumPengamatan dilakukan setelah mengaplikasikan botol 1, botol 2, dan botol 3 ke masing-masing tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) terhadap perubahan tingkah laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan pada pukul 15.00 dengan batasan pengamatan selama 1 jam.Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Perubahan Tingkah Laku dan Waktu Respon Respon__PerlakuanBergerak MenghindarAktifitas MelemahMati

Botol 160--

Botol 2602215-

Botol 3601387-

4.2PembahasanUlat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan botol 1, botol 2, dan botol 3 waktu respon untuk menghindar dari lokasi dimana mendapat penyemprotan langsung sangat cepat, yaitu 1 detik setelah perlakuan masing-masing. Hal ini dikarenakan bentuk pestisida nabati yang cairan, sehingga ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) menjauh dari lokasi yang menjadi basah karena penyemprotan langsung.Ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) tidak menunjukkan perubahan tingkah laku yang berarti dalam 1 jam setelah penyemprotan. Sedangkan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan pada variabel botol 2 menunjukkan menurunnya aktifitas, yaitu gerakan tubuh yang pada awalnya bergerak aktif menjadi terlihat lemas atau bergerak pasif pada detik ke 2215 setelah penyemprotan (36 menit 55 detik). Dan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dengan perlakuan botol 3 juga menunjukkan menurunnya aktifitas, yaitu gerakan tubuh yang pada awalnya bergerak aktif menjadi terlihat lemas atau bergerak pasif pada detik ke 1387 setelah penyemprotan (23 menit 7 detik). Namun untuk kematian ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) belum terlihat dalam 60 menit (1 jam) pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya yang diaplikasikan memberikan pengaruh terhadap perilaku ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan dapat menurunkan aktifitas dari ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).Untuk melihat penurunan fungsi sistemik tubuh membutuhkan waktu pengamatan lebih dari 60 menit (1 jam) dan perlakuan lebih dari 1 kali penyemprotan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pestisida nabati Carica papaya L. Memberikan efek utama yaitu melemahkan dengan waktu respon dibawa 1 jam.

BAB 5PENUTUP5.1 KesimpulanDari hasil praktikum pestisida nabati daun pepaya yang telah dilakukan dan hasil pengamatan yang didapat, efektif mengurangi aktifitas dan mempengaruhi perubahan morfologi dari ulat daun handeuleum doleschallia polibete. Sehingga pestisida daun pepaya bisa dijadikan teknologi alternatif ramah lingkungan yang efektif dan efisien.5.2SaranSebaiknya pestisida nabati ini dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu teknologi alternatif ramah lingkungan untuk mengusir hama. Karena penggunaan pestisida nabati lebih aman digunakan dari pada pestisida kimia. Disamping itu harganya relatif lebih murah dan lebih efisien jika dibandingkan dengan pestisida kimia karena bisa dibuat secara mandiri oleh pelaku bercocok tanam.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat keefektifan dan keefisienan pengendalian ulat daun handeuleum doleschallia polibete dengan menggunakan pestisida nabati daun pepaya.

DAFTAR PUSTAKAAl-Qodar, F. 2008. Pengaruh Air Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Hama Bayam Cabut (Amaranthus tricolor). www. Google .com/[email protected]. diakses pada 5 Maret 2013 18.37

Rachmawati, Diding dan Korlina, Eli. Teknologi untuk Petani. BPTP Jawa Timur. FEATI. 2009Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.Prijono, D. 2007. Modul Praktikum Toksikologi Insektisida Pengujian Toksisitas Insektisida. Departemen Proteksi Tanaman. IPB. Bogor.

Setiadi. 2001. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.http://www.kebonkembang.com diakses pada 5 Maret 2013 18:35http://www.tipspetani.blogspot.com diakses pada 5 Maret 2013 18.59http://dc252.4shared.com/doc/NHghHyv7/preview.html

20