pesta para mayat -...

24

Upload: dolien

Post on 17-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang
Page 2: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

Pesta para mayat

Pagi ini nampak seperti biasanya. Para petani

pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi

kesekolahnya. Arie dan Habib masih saja tertidur di sofa

mereka, Andi dan Baihaqi tengah asyik menonton acara

berita olah raga pagi. Sedang Edi entah kemana, pagi-

pagi sekali sudah keluyuran entah kemana. Tapi,

entahlah kenapa pagi ini terasa begitu berbeda, padahal

sejak hari pertama juga aku sering meringkuk dan

bersandar di tiang teras seperti ini, mungkin karena

kangen keluarga kali.

Pagi semakin tinggi, cahayanya mulai terasa

panas. Jendela dan korden ruang tamu aku buka hingga

cahayanya menyilaukan Arie dan Habib. Hadeh!

Pekerjaan membuka dan menutup jendela nampaknya

jadi piket setiap pagi dan sore hariku.

Mereka berdua sepertinya terganggu oleh ku

yang membuka tabir jendela. Sinarnya memang terik

pagi ini, tapi apa iya sampai jam segini belum bangun.

Apa mereka tak malu sama bapak dan ibuk yang sedari

Page 3: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

pagi buta sudah bangun dan bergegas ke pasar. Hah, pagi

ini memang sungguh indah.

Ku tinggalkan mereka berdua saja, biar sinar

matahari saja yang cukup mengganggu mereka. Dapur

adalah tujuan utamaku, biar ku tebak, pasti mie keriting

yang sudah dingin dan sedikit masam pasti tersedia.

Haduh! Sejak hari pertama, mie seperti ini pasti ada,

sempat terlintas di pikiranku apa mungkin mie seperti ini

adalah makanan khas desa ini. Tapi, apa yang telah

disediakan ibu sikat ajalah. Bersama piring penuh mie

masam dan segelas teh hangat aku menyusul Andi dan

Baihaqi, menonton berita pagi.

“sarapan dulu bro... biar ganteng”. Sapaku

menggoda mereka berdua. Sapaan seperti itu tengah

menjadi tren dikalangan markas tim delapan ini. Semua

ini adalah ulah si Edi yang sering mengucapkannya

saatnya sarapan. Untungnya dia masih tidur, kalau pun

bangun tetap akan ku gunakan sapaan itu untuk

menggoda Edi.

Page 4: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

Edi adalah seorang aktifis tua yang satu fakultas

dengan ku. Wajahnya yang kotak dengan kulit dan bibir

tebal hitamnya seolah menandakan bahwa ia adalah

aktifis yang kolot dengan idealisnya yang naif, cara

bicaranya yang ngebass seakan ia sering teriak-teriak tak

jelas di pinggir jalan adalah kesan pertama yang nampak

dari wajahnya, namun setelah beberapa hari tinggal satu

rumah ternyata ia orangnya humoris dan cukup konyol,

ia sering sekali menggoda anggota tim cewek, terutama

si Dian, ya kerena memang dialah yang paling cantik di

tim ini.

Ku duduk di samping Andi yang memasang

wajah lesu karena belum mandi. Ku tawari saja untuk

sarapan biar ganteng, tapi Bai menimpaliku bahwa ia

sudah sarapan pagi-pagi sekali tadi, sebelum subuh.

Gokil, sarapan apa sahur. Tak lama berselang Bai pun

berkunjung ke dapur dan menyusulku sarapan, sarapan

yang damai dan penuh aura kegantengan.

Jujur saja hari ini aku bingung mau ngapain,

mana ketuanya masih tidur lagi, seolah tak ada beban

Page 5: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

sama sekali sebagai ketua untuk mengkoordinir anak

buahnya. Divisi pendidikan yang aku pegang untuk hari

ini memang belum ada kegiatan karena memang SD juga

lagi mengadakan ujian tengah semester, jadi devisi

pendidikan akan bergerak saat ujian tengah semester itu

berkahir. Tapi, ya sudahlah nonton tivi lagi, nonton

Spongebob.

Sebenarnya aku merasa mual kalau harus setiap

sarapan pasti dengan mie masam ini, lendir-lendirnya

bikin geli di tenggorokan. Tapi anehnya baik Andi

maupun Bai merasa oke-oke saja menyantapnya meski

mereka juga merasakan kalau mienya memang masam,

apa mereka makan hanya sekedar makan, entahlah.

Setelah sarapan selesai pun aku enggan untuk

lekas mandi, walaupun sedari tadi para cewek yang

berseliweran1 untuk mandi mengingatkan untuk segera

mandi, mungkin karena tak tahan melihat wajah lusuh

1 Lalu lalang/lewat-lewat terus

Page 6: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

kami yang selepas sarapan masih saja terpaku di depan

tivi. Tapi itulah nikmatnya hidup di desa yang damai ini.

Jam tujuh lebih, Bai meninggalkan kami berdua

dan bergegas mandi, dan aku berencana menyusulnya

setelah ia selesai mandi. Arie bangun dari tidurnya,

seperti biasanya saat ia bangun, pasti ngolet2 dengan

kencang. Hadeh! Menurutnya ia masih tertidur di

kostnya mungkin, apa perlu ia ngolet sambil teriak

begitu, sungguh tak etis.

“sarapan! sarapan!”.

Teriak Arie yang sambil jalan menuju ke dapur

dengan telanjang dada dan sarung lusuhnya, tulang-

tulang rusuknya yang timbul simbol kesengsaraan hidup.

“sarapan pak! Sarapan dulu biar guanteng!”

Sapa Arie pada ku dan Andi. Tak ku hiraukan

karena memang aku tau itu hanya sekedar basa-basi ala

2 Merenggangkan tubuh setelah bangun dari tidur

Page 7: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

orang jawa yang benar-benar basi. Andi pun tak

menghiraukannya dan tetap terpaku pada layar tivi yang

menampikan acara musik yang berisik dengan penonton

bayarannya.

“pak, dah mandi belum?”. Tanya Arie pada ku.

“belum”. Jawabku santai.

“habis ini ikut aku ya ke kantor kelurahan”

“hah! Aku? En, kau ikut juga ya”. Pintaku pada

Andi.

“ogah! Habis ini aku mau keluar ma mas Habib”

Jam sembilan kurang lima belas, aku bergegas

mandi guna mempersiapkan diri berkunjung ke kantor

kelurahan. Tapi pagi-pagi ke kelurahan pasti bisa ku

tebak nanti hasilnya. Jam sembilan kurang satu menit

telah ku selesaikan mandiku, Arie telah siap dengan

leher yang terlilit handuk kuningnya. Sambil menunggu

rambut keritingku kering, nongkrong di depan tivi adalah

wajib.

Page 8: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

~~~

Jaket biru dan topi biru mirip topi anak SMP ku

pakai, sebenarnya aku tak ingin mengenakannya karena

warnanya yang memang mirip dengan topi SMP, cukup

jaketnya saja yang ingin ku pakai, tapi Arie tetap

menyuruhku memakainya itung-itung menghormati

warga desa.

Kami berjalan berdampingan laksana karib, pagi

itu banyak sekali santri laki-laki dari dusun Kedung Lue

yang berkerumun di lapangan depan kantor kelurahan.

Aku dan Arie berhenti sejenak di halaman balai desa

melihat-lihat kerumunan yang dibuat oleh para santri.

Seperti dugaanku, jam segini pasti kantor kelurahan

masih tertutup rapat. Hadeh! Apa saja yang mereka

lakukan sampai jam segini masih belum buka.

Aku dan Arie masih menunggu perangkat desa

atau pak kadesnya untuk membuka kantornya. Masa iya

sudah siang gini masih belum buka.

Page 9: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

“yo...! mas-mas KKN!”. Sapaan keras dan sok

akrab dilempar ke kami, Arie dengan gaya sok akrabnya

juga membalas sapaan itu, sementara aku hanya

tersenyum menanggapi sapaan para santri tadi. Ternyata

para santri tersebut adalah santri dari pak Rokhim yang

kami temui saat pertama kami berkunjung ke rumah para

tetua desa. Mereka tengah membangun Ka’bah di

lapangan guna melakukan latihan haji.

Tak lama kemudian melintaslah pak Rokhim

yang mengendarai Satria FUnya dengan santai menuju

ke lapangan dan mengamati kegiatan para santrinya. Aku

dan Arie masih menunggu perangkat desa yang bertugas

di kantor. Sampai jam sepuluh lebih belum ada tanda-

tanda akan adanya perangkat desa yang hadir. Arie dan

aku lantas duduk di teras balai desa sembari ngobrol-

ngobrol dan memandangi kegiatan para santri di

lapangan.

Gila, lama amat nungguin para perangkat desa.

Kalau seperti ini terus mending pulang aja kalau

perangkat desa aja kayak gini. Aku mengeluh, Arie pun

Page 10: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

ikut mengeluh. Apa iya kantornya harus selalu buka

siang, hadeh!

Sekitar jam setengah sebelas salah seorang

perangkat desa tiba, dengan baju batik khas biru yang

dikenakannya. Apa ia tak merasa malu ya dengan

bajunya yang khas itu. Perangkat desa tertua yang ada di

sini dan merupakan tangan kanan pak kades. Ia

tersenyum ramah ketika melihat kami, menunduk-

nundukkan kepala seolah meminta maaf karena datang

terlambat, bukan, tapi sangat terlambat.

Dari bangku di teras kami berpindah ke bangku

ruang tamu, itupun masih harus menunggu lagi karena

pak kadesnya belum tiba, tapi setidaknya ada segelas air

mineral dalam kemasan yang tersaji. Ruang tamu kantor

desa yang lusuh, tembok-tembok yang dulu putih

kelihatan kusam nan coklat. Papan-papan administrasi

terbiar termakan waktu, penuh debu dan jaring laba-laba.

Bahkan data-datanya pun masih utuh dari tahun 1956

meski tinta yang menempel di white board-nya samar-

Page 11: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

samar. Ini pasti kades-kadesnya cinta dengan nuansa

nostalgia, atau mungkin.

Tak lama kemudian perangkat desa yang lainnya

menyusul secara bergantian. Capek juga kalau setiap

perangkat desa yang datang harus kami senyumi dan

salami satu persatu, duduk sebentar lalu bangkit lagi,

serasa dihukum oleh hukum adat.

Akhirnya, yang tunggu datang juga. Pak kades

dengan motor Scorpio-nya terlihat dari jendela ruang

tamu. Arie yang sedari tadi ngerokok langsung

membunuh rokoknya dan berdiri menyalami pak kades.

Kami pun ikut ke ruang khususnya guna membicarakan

program kerja lagi.

Di dalam ruang pak kades kami saling

berhadapan, pak kades membaca proposal yang Arie

ajukan, ia membaca sejenak lantas meletaknya di atas

meja, ia mengangguk-ngangguk tanda setuju dengan

program kerja tim kami. Sebenarnya itu saja sudah

cukup jika kami ingin meninggalkan kantor balai desa,

tapi emang dasar pak kades ini orangnya supel atau

Page 12: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

cerewet, ada saja bahan omongan yang ia bicarakan dan

si Arie pun orangnya juga gampang supel, sudahlah,

jadilah mereka itu saling jual beli obrolan, sementara aku

hanya mendengarkan omongan mereka dan sesekali

menanggapi obrolan mereka.

“jadi, nanti malam udah pada siap ronda malam

ya?”.

“siap pak!”.

“jadi nanti malam siapa yang ikut ronda?”.

“rencananya sih saya , Bilal dan Edi pak”.

“eh! Aku ikut?”.

Hadeh, males banget sebenarnya aku harus ikut

ngeronda, inginnya sih hari berikutnya biar bisa denger-

denger dulu cerita dari yang lainnya dulu. Tapi ya

sudahlah jalani saja.

~~~

Page 13: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

Sore ini terjadi seperti biasanya, kami para

cowok selalu pergi ke masjid bersama-sama sekadar

menghormati tuan rumah, aku sih yakin kalau di kost-

kostan pasti pada gak pernah pada sholat berjamaah di

masjid, dan sekalian bersosialisasi dengan warga desa

bahwa kami ini ada di desa kalian. Lepas ashar kami pun

tak langsung balik ke markas, tapi ngobrol-ngobrol dulu

dengan beberapa warga yang masih di teras masjid.

Seperti biasa, hanya Arie, Bai yang lebih banyak bisa

mengajak orang lain mengobrol, sementara aku dan Andi

hanya mendengarkan mereka saling adu obrolan.

Sebenarnya sore di desa ini sangat menenangkan,

sering sekali akhir-akhir ini aku duduk di teras sembari

menyesap lagu-lagu mp3 yang ku sumbat di telinga,

memandangi pepadian yang masih muda bergoyang

tertiup angin senja, sungguh damai. Tak hanya aku, Tari

pun juga sering di teras main video call dengan pacarnya

yang kerja di Jepang. Alasannya simple, karena jika di

dalam rumah, operator apapun, operator secanggih

apapun, operator seluas apapun jaringannya pasti akan

Page 14: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

kehilangan sinyalnya. Jika keluar dari pintu sinyal secara

perlahan akan datang, rumah yang aneh.

Mendengarkan musik di senja hari sampai

maghrib tiba mungkin harus ku masukkan ke dalam list

harianku selama di sini, karena ini sungguh nikmat,

jarang sekali aku bisa merasakan kedamaian seperti ini.

Sore adalah peristirahatan lamunan, waktu yang paling

nikmat untuk menikmati semilir angin, yang paling

mulia bagi para pelamun.

Langitku menguning, pepadian yang hijau mulai

menghitam tertutup bayangan bulan, malam ini adalah

purnama pertama kami di sini. Dan gema-gema adzan

magrib mulai sahut menyahut, kami para cowok

bergegas pergi ke masjid lagi. Aku ingin segera

menyelesaikan magrib ini karena ada tugas dari Arie

yang dipasrahkan kepada ku, sungguh merepotkan.

Seperti malam-malam yang lalu, malam di desa

Pesaren sungguh sunyi dan remang. Selepas isya’ aku

memang sengaja tidur lebih awal karena harus jaga

malam kali ini. Jam sebelas, Andi dan Habib masih

Page 15: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

betah nongkrong di depan tivi, sementara Arie dan Edi

masih tertidur di sofa.

Dengan setengah sadar aku berjalan

menghampiri Andi dan Habib untuk sekedar

mengumpukan nyawa agar melek saat jaga malam nanti.

Mereka berdua ternyata lagi nonton acara yang gak

penting, sedari tadi gonta-ganti channeli terus.

“gimana Lal? Jaga malam ya?”. Ucap Habib

menggodaku.

“hah...! males banget! Gantian gih, kau yang jaga

aja dari pada nonton-nonton gak jelas gitu”

“sorry Lal, udah punya jatah sendiri. Hehehe...”

Benar sih sudah punya jatah sendiri-sendiri, tapi

lebih enak kayaknya seperti Baihaqi yang tengah tertidur

lelap di depan tivi beralaskan tikar, damai. Untuk desa

sesunyi ini dan sedamai ini kenapa harus ada ronda

malam, memang apa yang menarik para pencuri untuk

Page 16: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

beraksi di desa ini. Pikirku melayang sembari menatap

layar tivi yang gonta-ganti channel terus.

Pukul setengah dua belas malam, Arie dan Edi

masih tertidur juga. Ya ampun, mereka itu niat gak sih

jaga malam? Apa aku juga yang harus membangunkan

mereka. Kaki, badan ku tendang-tendang saja bermaksud

membangunkan Arie, males banget bersuara ditengah

keheningan ini. Tak lama kemudian ku tendang-tendang

Edi supaya bangun, mereka bangun dengan nyawa yang

mengepul-ngepul tak karuan, raut mukanya seperti

orang-orangan sawah.

Jam dua belas lebih, kami bertiga keluar rumah.

Hawa dingin yang turun dari puncak gunung mencabik-

cabik jaket biru kami, jaket kami tak bisa melindungi

kami dari hawa dingin. Arie dan Edi membawa sarung

motif kotak-kotak yang diselempangkan, hadeh, apa

mereka tak tau mode.

Kami harus berjalan ke rumah pak kades karena

kami memang janjian di sana. Berjalan bertiga

menembus kegelapan malam ini sebenarnya

Page 17: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

menyenangkan. Kapan lagi bisa bernostalgia seperti

waktu pramuka dulu, yang harus menyesuri jejak tengah

malam karena perintah kakak pembina yang merepotkan.

Jarak rumah pak kades dari markas sekitar dua

makam. Kami terus berjalan sampai di makam pertama,

jalanan petang karena hanya ada bolam 5 watt yang

susah payah berpendar. Nisan-nisan yang rame saat

siang tertelan gelap. Iseng-iseng ku sorotkan lampu

senterku ke arah pemakaman senbari terus berjalan, tak

ada apa-apa, hanya nisan dan nisan. Dalam hatiku

sebenarnya berharap bisa melihat salah sebiji sosok

hingga bisa membuat dua temanku ini tercengang.

Salam-salam kepada orang mati terus Arie umbar

sedari tadi, ku anggap itu hanya sebagai penguat

psikologinya yang mungkin lagi ketakutan. Sedangkan

Edi orangnya dari tadi juga santai saja, seperti ia tak

terlalu takut dengan suasana ini seperti aku. Kami

berbelok, tak lama lagi makam kedua akan kami lewati.

Salam-salam semakin kencang Arie lontarkan hingga

membuat Edi tertarik perhatiannya.

Page 18: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

“ngapain tho Des3? Kayak cewek aja”. Timpali

Edi.

“santai aja ngapa des”. Imbuhku.

“ya nggak ngapa-ngapa. Kitakan musti salam

kalau masuk ke kuburan”. Jawab Arie.

“ya tapi gak perlu sekencang itu. Malah jadi lucu

dan gak sopan Des. Ntar para penghuni makam malah

tertawa”. Timpal Edi.

Sejenak mereka berdua terdiam dan terus

berjalan di belakangku. Kabut yang turun terasa semakin

tebal dan dingin. Makam kedua ini pun sama, petang dan

remang-remang. Ku percepat langkahku karena ternyata

lama-lama aku merinding juga, mungkin karena hawa

dingin. Arie dan Edi pun ikut menyusul langkah kakiku

yang cepat dengan meneriaki dulu sebelum ikut berlari-

lari kecil. Kami sampai dengan nafas yang cukup

3 Des, panggilan karena Arie seorang Kordes (Koordinasi Desa)/ketua tim

Page 19: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

terengah-engah karena berlari-lari kecil, rumah pak

kades dan sekitarnya sangat sepi, aku merasa seperti

alien yang tengah terjatuh di suatu belantara sunyi

dengan kabut tipis yang menepis garis iris, sepanjang

mata memandang hanya kabut-kabut tipis.

Kami bertiga berdiri di depan pintu gerbang

rumah pak kades. Kami dilanda kebingungan, mau

berteriak takut mengganggu tetangga, mau menggedor-

gedor pintu gerbang takut mengganggu tetangga dan

dikira pencuri. Akhirnya Arie me-miss call pak kades

supaya cepat keluar. Cukup lama Arie mengotak-atik

hpnya, hadeh!, apakah pak kades lupa dengan janjinya

untuk jaga malam atau ia sengaja berniat mengerjai kami

ini yang belum lama tinggal di desa supaya tidak betah.

Arie dan Edi jonggok, entah karena kedinginan

atau kesal dengan ulah pak kades yang tidak muncul-

muncul, asal jangan ia muncul secara tiba-tiba di depan

kami saja. Kabut di jalanan masih sama, melayang-

layang menghibur kami.

Page 20: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

“hadeh! Pak kades niat gak sih?”. Gerutuku

kesal.

“sabar ae pak, paling lagi ... sama istrinya,

hehehe...!”. balas Arie.

“haha... raine! Coba telpon lagi Des. Kalo gak

muncul-muncul mending pulang aja”. Jawabku tak

sabar.

“iyo Des, coba telpon lagi”. Tambah Edi.

Dengan gaya jongkoknya Arie mencoba

menelpon lagi pak kades, tapi masih saja tak ada respon,

hadeh!. Pukul satu kurang lima menit, hadeh, sudah dini

hari gini kami bertiga masih di depan rumah pak kades

menunggunya, payah!.

“YO MAS!!!”

Sinar kemuning menyoroti kami hingga buta

sejenak. Ternyata itu adalah orang yang sedari tadi kami

cari, si pak kades.

Page 21: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

“maaf mas, sudah lama ya nunggu saya? hehe...”

“iya pak lama nunggunya dari tadi”. Jawab Arie.

“saya sudah keliling-keliling dari tadi. Barusan

ingat kalau mas-masnya ini mau ikut jaga malam jadi

pasti kalian ke rumah dulu, ya jadi saya putusan kemari”.

Waktu menunggu kami berakhir dengan

munculnya pak kades, dan kami pun mulai berkeliling.

Kami berempat berjalan meninggalkan haluan

rumah pak kades. Kami berjalan menembus gelap malam

dipandu pak kades, jalanan setapak kami lewati, padang

sawah. Ya, kali ini kami membelah gelap persawahan.

Suara desir angin malam dan suara-suara binatang

malam mengiringi. Hawanya semakin dingin karena

hembusan angin malam, aku menggigil sampai gigiku

bergemeretak dan tiap nafasku mengeluarkan asap bag

orang ngerokok. Dalam masa dingin ini, sempat terlintas

di benakku bahwa ini pasti bercanda, masa jaga malam

hanya pak kades sendiri, tanpa ada warga lain yang

menemaninya.

Page 22: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

Tanpa sadar areal persawahan telah kami lampaui

dan kini mulai memasuki areal pemakaman dan

perumahan penduduk. Seperti biasa, gelap dan sunyi

menghiasi pemandangan, kami beristirahat sejenak di

teras rumah salah satu warga, menghadap pemakaman

sembari mengobrol. Arie sepertinya tak seperti saat

berangkat, ia nampak lebih berani dan tak sering

melempar salam-salam saat melewati makam, malah ia

terasa sangat cerewet bagiku saat tengah mengobrol

dengan pak kades, sungguh membosankan.

GEDEBUUK!!!

Suara seperti benda jatuh mengagetkan ku,

hingga membuat Arie menjadi latah. Aku yang

penasaran langsung menyoroti arah asal suara tersebut

yang berada di sebelah rumah tempat kami beristirahat.

Kaki ku langkahkan untuk memeriksanya, tapi tak ku

dapati apapun. Aneh, suara apa ya tadi? Entahlah.

Ku putuskan saja untuk kembali ke teras tempat

kami beristirahat tadi, namun yang ada hanya pak kades

dan si Arie yang tampak kebingungan dengan kepala

Page 23: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

yang menoleh-noleh kekanan dan kekiri, seperti

kepanikan telah menyandera isi kepala mereka.

“lho... Edi kemana Des?”.

“mbuh4! Tiba-tiba saja Edi gak ada pas

5 ada

suara tadi”.

“loh! Kok bisa”.

Arie nampak semakin panik karena sebelumnya

Edi duduk di sebelahnya dan hilang begitu saja. Padahal

sisi sebelah Edi adalah tembok, tak mungkin rasanya jika

ia ditelan bulat-bulat oleh si tembok, kalaupun ia lewat

di depan Arie saat terdengar suara seperti benda jatuh itu

pasti ia juga akan menyadarinya walaupun ia tadi

terlatah-latah.

Suasana menjadi canggung dan sedikit

mencekam, aku dan Arie hanya terjonggok sembari

4 entahlah

5 saat

Page 24: Pesta para mayat - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/be3cd770e0ca746939843b040adb...pada berangkat bersawah dan anak-anak SD pergi ... ya kerena memang dialah yang

sekali-kali berteriak memanggi Edi, sementara pak kades

hanya terdiam duduk dibangku teras, kemana juga warga

sekitar dan orang pemilik teras rumah, kok gak keluar-

keluar padahal kami dari tadi juga berteriak-teriak.

####

PENASARAN? SILAHKAN BELI BUKUNYA

HANYA DI NULISBUKU.COM