perumahan rakyat miskin: perumnas...

10
Pendahuluan Pemerintah kotamadya Surabaya menyadari permasalahan masyarakat di perkotaan. Salah satunya kurangnya ketersediaan tempat tinggal dan penyediaan perumahan yang berkualitas bagi masyarakat kecil, baik pemerintah maupun beberapa golongan dalam masyarakat, menyadari adanya kekurangan yang besar akan perumahan, baik dalam jumlah maupun dalam kwalitasnya. Kekurangan akan perumahan ini dapat dilihat dari beberapa segi, selain itu banyaknya rumah-rumah liar dengan kondisi yang buruk di wilayah surabaya. Kondisi itu diperparah dengan rumah-rumah liar tersebut penghuninya dalam jumlah besar, sebagai contoh dalam satu rumah dihuni oleh beberapa orang. Tujuan utama dari kebijakan perumahan bukanlah membangun rumah, tetapi menyelenggarakan pemukiman rakyat secara wajar. Hal ini PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS TANDES I KOTA SURABAYA 1974-1984 Indra Aditia Fandi 1) Eni Sugiarti 2) Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang Perumahan Miskin: Perumnas Tandes I di Surabaya periode tahun 1974 hingga 1984. pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyisakan berbagai masalah, salah satunya berkurangnya persediaan pemukiman. Pada awal tahun 1970an pemukiman dibangun dan digunakan hanya untuk tempat tinggal orang-orang kelas menengah ke atas yang mempunyai status sosial yang tinggi. Akibatnya orang-orang menengah kebawah dalam artian orang-orang miskin tinggal di kawasan perkampungan-perkampungan kumuh Akan tetapi kondisi- kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di kota Surabaya sehingga perlunya adanya sebuah pembangunan dan peraturan tentang perumahan miskin di kota Surabaya Kata kunci: Perumahan, Rakyat Miskin, Surabaya Abstract This study examines the Housing the Poor: Housing Tandes I in Surabaya period 1974 to 1984. The rapid population growth leaves many problems, one of which housing shortages. In the early 1970s the settlement was built and used only for the residence of the upper middle class people who have high social status. As a result, the middle class in the sense that poor people living in the slums But these conditions are exacerbated because slums have mushroomed in the city of Surabaya thus the need for the existence of a housing development and regulation of the poor in the city of Surabaya Keywords: Housing, The Poor, Surabaya 124 1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya, email [email protected] 2) Dosen Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Upload: lythien

Post on 26-Aug-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

PendahuluanPemerintah kotamadya Surabaya

menyadari permasalahan masyarakat diperkotaan. Salah satunya kurangnyaketersediaan tempat tinggal danpenyediaan perumahan yang berkualitasbagi masyarakat kecil, baik pemerintahmaupun beberapa golongan dalammasyarakat , menyadar i adanyakekurangan yang besar akan perumahan,baik dalam jumlah maupun dalamkwali tasnya . Kekurangan akan

perumahan ini dapat dilihat daribeberapa segi, selain itu banyaknyarumah-rumah liar dengan kondisi yangburuk di wilayah surabaya. Kondisi itudiperparah dengan rumah-rumah liartersebut penghuninya dalam jumlahbesar, sebagai contoh dalam satu rumahdihuni oleh beberapa orang. Tujuan utama dari kebijakanperumahan bukanlah membangunrumah, tetapi menyelenggarakanpemukiman rakyat secara wajar. Hal ini

PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS TANDES IKOTA SURABAYA 1974-1984

Indra Aditia Fandi1)

Eni Sugiarti2)

AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang Perumahan Miskin: Perumnas Tandes I di Surabayaperiode tahun 1974 hingga 1984. pertumbuhan penduduk yang semakin pesatmenyisakan berbagai masalah, salah satunya berkurangnya persediaan pemukiman.Pada awal tahun 1970an pemukiman dibangun dan digunakan hanya untuk tempattinggal orang-orang kelas menengah ke atas yang mempunyai status sosial yangtinggi. Akibatnya orang-orang menengah kebawah dalam artian orang-orang miskintinggal di kawasan perkampungan-perkampungan kumuh Akan tetapi kondisi-kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur dikota Surabaya sehingga perlunya adanya sebuah pembangunan dan peraturantentang perumahan miskin di kota Surabaya

Kata kunci: Perumahan, Rakyat Miskin, Surabaya

AbstractThis study examines the Housing the Poor: Housing Tandes I in Surabaya period1974 to 1984. The rapid population growth leaves many problems, one of whichhousing shortages. In the early 1970s the settlement was built and used only for theresidence of the upper middle class people who have high social status. As a result, themiddle class in the sense that poor people living in the slums But these conditions areexacerbated because slums have mushroomed in the city of Surabaya thus the needfor the existence of a housing development and regulation of the poor in the city ofSurabayaKeywords: Housing, The Poor, Surabaya

124

1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya, [email protected]

2) Dosen Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Page 2: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

dapat dicapai dengan cara langsung ikutserta dalam produksi perumahan atausecara t idak l angsung denganmemberikan masukan dan fasilitasdengan mekan i sme pengadaanperumahan. Dalam hal yang kedua inimisalnya saja dengan penyediaan tanah,merangsang produksi bahan bangunan,mendorong terbentuknya lembaga -lembaga yang diper lukan ataumelancarkan tabungan dan perkreditan.

Kebijakan Perumahan Rakyat Dalam pembangunan nasionalbangsa Indonesia, yang pada hakekatnyaadalah pembangunan manusia Indonesiaseutuhnya dan pembangunan seluruhmasyarakat Indonesia. Pembangunanhunian bagi rakyat merupakan usahauntuk memenuhi kebutuhan dasarmanusia disamping sandang dan pangan.Sejalan dengan pemenuhan kebutuhandasar tersebut pembangunan perumahanr a k y a t j u g a d i t u j u k a n u n t u kmewujudkan permukiman yangfungsional, yang ditata menurut pola tataruang dalam pengembangan wilayah(Prisma .XV No: 5, 1986) Pemerintah Orde Lama padatahun 1950 mengadakan KongresPerumahan Rakyat Sehat yangdilaksanakan 25- 30 Agustus diBandung, di dalam keputusan kongreste rsebu t berhas i l mence tuskankeputusan-keputusan yakni Satu,mengajukan kepada pemerintah agartiap-tiap provinsi diusahakan selekasmungkin berdirinya perusahaanp e m b a n g u n a n p e r u m a h a n d a nm em b e r i k an f a s i l i t a s - f a s i l i t a ss e p e r l u n y a u n t u k m e n u n j a n gperusahaan tersebut. Dua, di bidangteknik-teknologi dirumuskan diantaralain norma dan syarat-syarat perumahanrakyat minimum: luas rumah induk36m2 dengan dua kamar tidur, luasrumah samping 17,5m2. Hal inidiusulkan kepada pemerintah agard i m a s u k k a n d a l a m p e r a t u r a n

p e r u n d a n g - u n d a n g a n . T i g a ,mengusulkan kepada pemerintah, untuksegara membentuk badan atau lembagaperumahan yang dijamin penyediaandan a d a l am an gga r an be l an japemerintah setiap tahun. Dalam PELITAI perumahan rakyat menjadi salah satusektor dikenal dengan nama Sektor Oatau bisa dikenal sebagai Sektor Papan,dari 17 sektor pengendalian operasionalpembangunan lima tahun (PELITA) dandiketuai oleh Menteri Pekerjaan Umumdan Tenaga Listrik dengan anggota 10Menteri ditambah Gubernur BankIndonesia dan Ketua LIPI Untukmenunjang program tentang perumahan:Satu, Pada tahun 1970 dibentuk PusatInformasi Pembangunan di empat kotayaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta danDenpasar. Dua, pada tanggal 6 Mei 1972Lokakarya Nasional KebijaksanaanP e r u m a h a n d a n P e m b i a y a a nPembangunan dibuka presiden RepublikIndonesia di Bina Graha Jakarta. Pada hasil Lokakarya NasionalKebi jaksanaan Perumahan danP e m b i a y a a n P e m b a n g u n a nmenghasilkan; dibentuknya asosiasiReal Estate Indonesia (REI). Dalamperiode ini diperkenalkan Program P1000 yang merupakan uji cobapembangunan rumah sebesar 1000 unitdi Jakarta, Karawang, Bandung,Semarang, Yogyakarta, Surabaya danJember. Berdasarkan surat keputusanbersama mengenai perumahan murahmenteri Pekerjaan Umum dan TenagaListrik dan Menteri Keuangan padatahun 1973, yang menghasilkanprasyarat rumah murah, yang dapatditunjang dengan fasilitas penananamanmodal. Yaitu luas lantai minimum45m2, dengan dua kamar tidur danpembayaran bulanan dalam bentukangsuran sewa beli atau sewamaksimum Rp.6000. Dalam rangkap e l a k s a n a a n u n d a n g - u n d a n gPenananaman Modal Asing danPenanaman Modal Dalam Negeri dibidang perumahan, dikeluarkan surat

125

V :ERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

Page 3: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

keputusan ketua Badan KoordinasiPenanaman Modal (BPKM) no 28/1974tentang pedoman penanaman modalbidang pembangunan perumahanbeserta fasilitasnya, yang antara lainmenetapkan perbandingan jumlahpembangunan perumahan mewah,perumahan menengah dan perumahansederhana adalah 1:3:6, sedangkan luaslantai rumah sederhana maksimum70m2 (Prisma ).XV No: 5, 1986 Pada akhir pelaksanaan RepelitaI dirumuskan suatu sistem pembiayaanpemilikan rumah berupa fasilitasperkreditan jangka panjang. Lembaga-lembaga yang berhubungan denganprogram perumahan akan mulai bekerjadalam tahun pertama Repelita II.Dengan adanya fasilitas perkreditantersebut merupakan kebutuhan mutlakuntuk dapat merangsang pembanggunanperumahan rakyat, dan memungkinkanbagi golongan-golongan masyarakatyang berpendapatan rendah untuk ikutmemperoleh kesempatan mendapatfasilitas perumahan atas dasar sewa-beliatau sewa saja. D a l a m u p a y a r e a l i s a s iperumahan sehat mulai dibangun rumahpercontohan. Rumah percontohan telahdibangun di beberapa daerah, sebagaipenerapan hasil riset dan usaha untukmemperoleh pengalaman dalammembangun perumahan dalam skalayang lebih besar. Hasil proyek-proyekpercontohan tersebut dinilai untukmenentukan tipe-tipe yang paling cocokbagi kondisi masing-masing tempat.Proyek-proyek percontohan baru akandidirikan di daerah lain yang berbeda.

Sosialisasi adanya rumah murahdiadakan pembangunan perumahan danbimbingan teknik dimaksudkan untukmenyeba r ke t r ampi l an kepad amasyarakat. Dalam rangka usahapenyuluhan ini telah dibentuk PusatInformasi Teknik Pembangunan (BIC)di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali,Surabaya, Semarang, Medan, Ujung

Pandang dan Banjarmasin (Bappenas,w w w. b a p p e n a s . g o . i d / g e t - f i l e -server/node/5760/, Akses 12 November2012).

Program Pemerintah Kota SurabayaUntuk Penyediaan RumahMasyarakat Miskin di Surabaya. Pemerintah kotamadya Surabayamenyadari permasalahan masyarakat diperkotaan. Salah satunya kurangnyaketersediaan tempat tinggal danpenyediaan perumahan yang berkualitasbagi masyarakat kecil, baik pemerintahmaupun beberapa golongan dalammasyarakat , menyadar i adanyakekurangan yang besar akan perumahan,baik dalam jumlah maupun dalamkwali tasnya . Kekurangan akanperumahan ini dapat dilihat daribeberapa segi, selain itu banyaknyarumah-rumah liar dengan kondisi yangburuk di wilayah surabaya. Kondisi itudiperparah dengan rumah-rumah liartersebut penghuninya dalam jumlahbesar, sebagai contoh dalam sau rumahdihuni oleh beberapa orang (Prisma: 6Juli 1976). Tujuan utama dari kebijakanperumahan bukanlah membangunrumah, tetapi menyelenggarakanpemukiman rakyat secara wajar. Hal inidapat dicapai dengan cara langsung ikutserta dalam produksi perumahan atausecara t i dak langsung denganmemberikan masukan dan fasilitasdengan mekan isme pengadaanperumahan. Dalam hal yang kedua inimisalnya saja dengan penyediaan tanah,merangsang produksi bahan bangunan,mendorong terbentuknya lembaga -lembaga yang diperlukan ataumelancarkan tabungan dan perkreditan. Untuk lebih memudahkanm e l a k s a n a k a n m e k a n i s m ependistribusian rumah rakyat supayatepat sasaran, pemerintah mengadakanklasifikasi golongan masyarakatberdasarkan pendapatan. Penerapan

126

Perumahan Rakyat Miskin: Perumnas Tandes I Kota Surabaya 1974-1984

Page 4: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

kebijaksanaan tersebut mengandungkelemahan antara lain adanya banyakperbedaan tingkat pendapatan danpembagian pendapatan di kota Surabayayang sedang berkembang, namun carapendekatan ini tetap merupakan hal yangbermanfaat. Klasifikasi ini diukurdengan besarnya pendapatan keluarga,yang secara umum dapat di gambarkansebagai berikut (Prisma: 6 Juli 1976).

Satu, golongan masyarakat yangberpendapatan tinggi: Golongan inimerupakan sebagian kecil dari puncakpiramida pendapatan, yang tidakmemerlukan bantuan dalam usahamenyewa atau memiliki rumah, tetapiperlu diatur agar tidak berlebihanmenyerap sumber dana dan fasilitas dibidang perumahan secara keseluruhan.Golongan ini biasanya menempatirumah-rumah mewah yang berada dipusat-pusat kota Surabaya ataupun didaerah timur Surabaya.di khawatirkangolongan ini lebih banyak memilihuntuk membeli rumah-rumah sedangdan sederhana untuk di sewakan kepadaorang lain sehingga golongan inimendapat keuntungan yang tidaksedikit. Maka dari itu pemerintahmembatasi rumah-rumah sederhanamaupun rumah-rumah sedang yangtidak boleh di beli oleh golongan-golongan berpendapatan tinggi.Golongan berpendapatan t inggibiasanya bermukim di daerah DarmoSatelit, Dupak, Sawahan dan galaxy(Daerah kertajaya) kawasan tersebut disebut juga dengan kawasan elite (ImamMufi’i, Wawancara, 10 Oktober 2013),golongan ini berpenghasilan di antaraRp, 150.000 keatas. Dua, golonganmasyarakat yang berpendapatanmenengah golongan ini mempunyaikemampuan yang cukup. Mereka masihmemerlukan bantuan dan fasilitastertentu, misalnya dalam bentukpinjaman hipotik dan bantuan dalammemperoleh tanah untuk perumahan.Golongan ini bisa menerima bantuandari pemerintah daerah kotamadya

Surabaya melalui KPR (KreditPemilikan Rumah) yang dimiliki BTNdan rumah penabung di YKP ( YayasanKas Pembangunan). Biasanya golongan-golongan ini memilih menetap di rumah-rumah sedang yang bertipe 45, 54 dan 70dengan luas areal tanah 200+/-(SriRahayu, Wawancara, 20 Agustus 2013),golongan ini berpenghasilan Rp, 55.000- Rp, 150.000. Tiga, golonganmasyarakat yang berpendapatan rendahgolongan ini memerlukan bantuan yangcukup besar dan secara langsung dapatmemenuhi kebutuhan perumahannya.Misalnya, penyediaan tanah matang danbantuan teknis agar mereka dapatmembangun dan mengembangkanperumahannya sendiri. Pada umumnyagolongan ini terdiri dari mereka yangmempunyai pekerjaan dan penghasilantetap tetapi pendapatannya rendah.Golongan ini golongan yang diutamakan pemerintah mengenaipermukiman yang layak. Di kotamadyaSurabaya sendir i golongan inimendapatkan rumah-rumah sederhanayang bisa ditempati secara layakbersama keluarga mereka, golongan iniberpenghasilan Rp,30.000 - Rp,75.000.Empat, golongan masyarakat yangberpendapatan sangat rendah golonganini meliputi sebagian besar di daerahpedesaan dan masyarakat yang tinggal dikampung dan perumahan liar di kota-kota. Mereka termasuk golonganmenganggur. Pemecahan masalahperumahan untuk golongan masyarakatini memerlukan subsidi yang sangatbesar dari pemerintah. Golongan inimerupakan golongan strata terendahuntuk masyarakat Surabaya, golonganini berpenghasilan kurang dari Rp,30.000.

Pemetaan Wilayah UntukPerumahan Miskin M a s a l a h p e r u m a h a n d ikotamadya Surabaya berkaitan eratdengan soal kependudukan. Denganjumlah penduduk pada tahun 1971

127

V :ERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

Page 5: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

sebanyak 1.567.646 dan tingkatkepadatannya sekitar 5.358 per km2,penduduk surabaya pada tahun 1980sebanyak 1.720.781 dan tingkatkepadatanya sekitar 6.946 per km2.diperki rakan jumlah pendudukKotamadya Surabaya lambat laun akanakan terus meningkat seiring denganbanyaknya orang-orang pendatang yangmenetap di kotamadya Surabaya. Sepertitabel di bawah ini tingkat kebutuhanrumah untuk masyarakat Surabaya(Prisma: 4 April 1983). Bagi warga Surabaya, kebutuhanakan perumahan memang terusm e n i n g k a t s e i r i n g d e n g a nperkembangan jumlah penduduknya.Misalnya untuk tahun 1981 di kotaSurabaya penduduknya 2.087.886 jiwa,sedangkan di Surabaya tingkatkepadatan rumah dihuni oleh 6 orang perkepala keluarga, sedangkan rumah yangdibangun pada sampai tahun 1981 hanyasekitar 326.037 unit, sehingga masihkurang 209.280 unit. Sehinggadibutuhkan 535.317 unit rumah, dankepadatan rumah per kepala keluargaidealnya ialah 4 orang. Sedangkan tahun1984 di kota Surabaya penduduknya2.271.388 jiwa, sedangkan di Surabayatingkat kepadatan rumah dihuni oleh 6orang per kepala keluarga, sedangkanrumah yang dibangun pada sampai tahun1984 hanyalah 364.480 sehingga masihbelum tercukupi sebanyak 209.624untuk per keluarga di Surabaya.Sehingga dibutuhkan 584.104 unitrumah, dan kepadatan rumah per kepalakeluarga idealnya ialah 4 orang (Prisma:4 April 1983). Pada KotamadyaSurabaya perumahan miskin yangdibangun Perumnas berada di wilayahTandes dan Pemerintah pada waktu itumenggalakkan program KeluargaBerencana dan akan mendukungprogram Perum Perumnas. Pada Tahun 1973 denganlandasan yang lebih kuat, ketetapanMPR No. IV/1973 tentang Garis-garisBesar Haluan Negara (GBHN), dimana

bidang perumahan mendapat prioritasyang lebih tinggi dan merupakan sasaranpenting dalam Repelita ke II. Seiringdengan perkembangannya pada tahun1978 ketetapan MPR di perkuat melaluikeputusan MPR No. IV/1978 tentangGBHN, mengamanatkan agar dalampelita III pembangunan perumahanr a k y a t b a n y a k d i t i n g k a t k a n .Peningkatan ini menyangkut baikprogram-nya maupun penanganannya,dimana azaz keterjangkauan danpemerataan lebih ditekankan dalampelaksanaanya (Prisma No: 5, 1986).

Sementara d i ko tamadyaSurabaya melalui Direktur Jendral CiptaKarya Ir. Rachmad Wiradisuryamemberitahukan, kalau setiap tahunnyap e m e r i n t a h k o t a S u r a b a y amembutuhkan 90.000 buah dikarenakanpersediaan dana anggarannya sangatterbatas, kalau ingin membangun arahanperumahan di Pelita II, pemerintahmenjalankan program langsung ataupuntidak langsung menjadi 3 macamprogram yaitu(Penyebar Semangat 29September 1977): Satu, perbaikanperkampungan (memperbaiki jalan-jalan kampung, memperbaiki riol-riol,pembuangan kotoran, pembuangan air digot-got kampung) yang diadakan untukmembantu golongan masyarakatberpenghasilan rendah serta pemugaranrumah-rumah pedesaan. Dua, programmenyediakan tanah resmi atau standartguna untuk mendirikan tanah kavling.Tiga, program pembangunan rumah-rumah sederhana. Kecamatan Tandesyang merupakan wilayah kerja pertamaPerumnas wilayah VI. di KecamatanTandes tersebut Perumnas membangunproyek rumah sangat sederhana. Rumah-rumah miskin yang dibangun di daerahkecamatan tandes merupakan proyekalokasi masyarakat kota Surabaya yangterkena alokasi proyek brantas hilir.Pada proyek Perumnas Wilayah VISurabaya akan dibangun di bagi 5wilayah, yakni : Simomulyo I ,Simomulyo II, Tandes I, Tandes II dan

128

Perumahan Rakyat Miskin: Perumnas Tandes I Kota Surabaya 1974-1984

Page 6: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

Tandes III. Rumah-rumah tersebut akandi isi dengan 4 tipe yakni: D-20 denganluas rumah 4 m x 5m, D-36 dengan luasrumah 6m x 6m, D-45, dengan luasrumah 6m x 8m, M-70 dengan luasrumah 7m x 10m dengan dua lantai.Perumnas Tandes dibangun pada tahun1979 dan ditempati pada tahun 1981.

Realisasi Program Kebijakan RumahMiskin Perumnas Tandes I Surabaya Pada dasarnya, fungsi pokokPerum Perumnas adalah melaksanakanprogram pemerintah daerah di bidangperumahan rakyat dan penyediaanlingkungan perumahan (sites andservices) yang sasarannya adalah untukmembantu golongan pendudukberpenghasilan rendah dan sedang, yangpada umumnya kurang mampu untukdapat menempati atau memiliki rumahyang layak dalam lingkungan sehat. Kebijaksanaan pelayanan publiksedemikian ini setidak-tidaknyamenyiratkan bahwa aza keterjangkauandan pemerataan akan tercemin di dalamrealisasinya. Namun sebagaimanadikemukakan oleh banyak para ahli,bahwa terdapat perbedaan yang cukupbesar antara berbagai golongan di dalammasyarakat untuk memanfaatkanfasilitas pelayanan public melalui jalurbirokrasi pemerintah sedemikian itusehubungan dengan kombinasi berbagaifaktor ekonomi, sosiologis daninstitusional (Prisma: Desember 1986). Proyek perumnas Surabaya danMadura termasuk dalam wilayah VIyang memiliki 2 cabang yaitu cabang 20daerah Simomulyo I, Simomulyo IISimomulyo III (Kota Surabaya) sertaKamal I dan Kamal II (KabupatenBangkalan Madura) dan cabang 21dengan daerah: Tandes I,II dan III (KotaSurabaya). Warga kota Surabaya yang tergusur akibat perluasan kota,terutama perluasan proyek brantas hilirakhirnya di relokasi dan di pindahkan keperumnas lokasi Simomulyo I dan II,

Tandes I dan II. Perumnas Simomulyo I terdiridari 1.684 unit rumah, perumnasSimomulyo II terdiri dari 1.340 unitrumah, perumnas Tandes I terdiri dari1.888 unit rumah, perumnas Tandes IIdan Tandes III terdiri dari 3.748 unitrumah. Jumlah keseluruhan rumah yangdibangun perumnas sampai tahun 1982yaitu 8.614. Sebagian besar penghuniproyek perumnas ini, ditujukan terutamamereka yang berlatar belakangpekerjaan sektor informal, seperti buruhharian, supir, karyawan golongan I,tukang tambal ban, penjahit, juru parkirdan sebagainya. Lapisan ini memperolehjatah perumahan tipe D. 20 yangmemiliki luas tanah 90m2 (PrismaDesember 1986). Secara Geografis administratifwilayah Perumnas Kecamtan Tandes,Kotamadya Surabaya.berbatasan dengan wilayah-wilayahantara lain : Sebelah utara berbatasan dengan pendukuhan Simogunung. Sebelah Timur berbatasan denganKelurahan Ngesong Sebelah Selatan.b e r b a t a s a n d e n g a n w i l a y a hSonokwijenan, dan Sebelah Baratb e r b a t a s a n d e n g a n d a e r a hSukomanunggal Rumah Sangat Sederhana yangdibangun pemerintah kota Surabayadiperuntukan untuk golongan-golongantidak mampu yang secara nyata tidakbisa membeli rumah atau mencicildengan cara kredit dikarenakan faktorekonominya sangat rendah. Untuk itupemerintah kotamadya Surabayaberencana membangun rumah-rumahsederhana di kota Surabaya. Rumahyang terjangkau oleh daya belimasyarakat. Bahan bangunan yangdipakai harus produksi nasional. M e n u r u t d e f i n i s i r u m a hsederhana adalah rumah yang berukurandari 36m2 yang dibangun di atas kavling60m2 sampai dengan rumah berukuran70m2 di atas tanah 200m2. Jjika pada

129

V :ERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

Page 7: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

pelita I pembangunan perumahandidasarkan pada proyek-proyekpercontohan, maka pada pelita II danseterusnya sudah memulai tahappengembangan kebijaksanaan danpengembangan program-programperumahan. Untuk permukimanperumnas kecil sampel yang diambil daribermacam tipe rumah 21 sampai tipe 45(Prisma XV No: 5, 1986). Rumah sederhana didirikan diatas kavling yang luasnya standart. Luasbangunan dari ukuran 15 m2, 18 m2, 21m2 dan 27 m2, sedangkan luas tanahnya60m2, 72m2, 90m2, 120m2, 160m2sampai 200m2. Penetapan standartkavling di suatu lokasi perumahandidasarkan atas pertimbangan untukmenjaga kelestarian lingkungan,pembuatan jalan, sekolah, taman danlain sebagainya. Konsep rumahsederhana memang amat terkait dengantingkat pendapatan masyarakat palingbawah, yang menjadi kelompok sasaranprogram perumahan. Pembanguannrumah inti memang harus disertaidengan pembangunan fasilitas lain .prasarana seperti listrik, air minum,jalan, sekolah, tempat ibadah dan lain-lain harus disediakan oleh pemerintah.Ini di lakukan sebab kelompokmasyarakat yang tinggal di lokasi rumaht u m b u h t a k m a m p u u n t u kmembangunnya sendiri. Kepada merekadiberikan fasilitas dengan dasarpendekatan keterjangkauan (Prisma XVNo: 5 1986). Proyek pemerintah kotamadyaSurabaya membangun rumah-rumahmurah atau bisa dikenal sebagaiperumahan golongan kelas bawahsegera dibangun dengan produksimassal, proyek rumah sederhana yangberada di Surabaya memerlukanperencanaan. Guna untuk menunjangproduksi massal tersebut yakni (PrismaXV No: 5 1986):

Pertama: perencanaan yang baikdan memenuhi persyaratan, baik tata

letak rumah maupun prasarana danfasilitas sosial yang perlu ada,menghendaki areal tanah yang luas,untuk wilayah Surabaya melaluiPerumnas VI mendapatkan tempat didaerah kecamatan tandes denganperencanaan pembangunan sekitar 8614Unit. Kedua, sehubungan denganpengadaan tanah yang pembebasanyadan pematangannya relatif lebih murahkalau dalam jumlah yang luas. Tanahyang akan di bangun Perumnas VI diSurabaya sudah mendapat persetujuandari Walikotamadya Surabaya yangberisikan:

Berdasarkan Surat PermohonanPimpinan Perum Perumnas No. Pro.Sb.186/III/81, Tanggal. 17 Maret 1981 danP e r s e t u j u a n P e m b a n g u n a nNo.648.3/3505/411.56/82. Tanggal. 13Oktober 1982, beserta gambar-gambardan lampirannya, tertanggal dan tercatatdalam agenda No. 49/6901/PP-UT/81,Tanggal 18 Maret 1981 (KeputusanWalikotamadya Kepala Daerah TingkatII Surabaya 1988). Undang-undang No.5 tahun 1974 tentang Pokok-pokokpemerintahan di Daerah. Satu,undang-undang No. 12 tahun 1957 undang-undang No. 1 tahun 1961 tentangPeraturan Umum retribusi Daerah. Dua,Surat Keputusan DPDP-KPS tanggal 7September 1957 No. 1590/DPD. Tiga,peraturan Daerah Kotamadya DaerahTingkat II Surabaya No. 55 tahun 1955 Peraturan Daerah No. 16 Tahun1982. Empat, Surat KeputusanWalikotamadya KMS No. 74/Wk/1981Tanggal 10 Maret 1981.

Dengan ketentuan sebagai manatercantum dibalik keputusan inibeserta lampirannya dengancatatan bahwa izin ini tidakmengurangi kewajiban antarapengembang ijin dengan pemliktanah yang digunakan, atau tidakmengandung sesuatu izinbagaimanapun juga yangditetapkan oleh peraturan umumlainya.

130

Perumahan Rakyat Miskin: Perumnas Tandes I Kota Surabaya 1974-1984

Page 8: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

MemutuskanMemberi Izin Kepada PimpinanPerum PERUMNAS un i tSurabaya dan Kamal untukmendirikan 6.936 unit bangunandari batu guna rumah tempattinggal, di persil komplekPerumahan Perum Perumnasd e n a M a n u k a n K u l o n ,Simomulyo, dan Balongsarisebagai mana daftar terlampirStatus Tanah: Negara HakPengelolaan Perum Perumnas.Memungut Dan MenagihRetribusi Sempadan : R p . 645.740,- Ijin Bangunan : , Rp. 16.756.800,- Jumlah : , Rp. 17.402.540,- (Tujuh BelasJuta Empat Ratus Dua Ribu LimaRatus Empat Pulh Rupiah) Ijinini hanya dianggap sah, jika telahada bukti tanda pembayaranuang sempadan dan uang ijinbangunan.

Ketiga, sifat penghunian menurutadanya suatu lingkungan perumahan,sehingga ia berarti pengusaha dituntutm e mb a n gu n su a t u l i ng k un g a nperumahan, bukan membangun hanyasatu rumah. Rumah-rumah Perumnas inidibangun secara layak dan memadai,walaupun pembangunannya di daerahpinggiran kota Surabaya, yaitu daerahkecamatan tandes akan tetapi peminat-peminatnya cukup banyak karenamendapat bantuan subsidi dan lain-lainguna untuk menunjang faktor kehidupanmereka sekarang hingga masa depanmereka sendiri. Keempat, penekananb i a y a d a n p e r c e p a t a n w a k t upembangunan menghendaki pemakaianteknologi yang maju dan penerapanteknologi yang maju itu hanya efisienbila pembangunan dilaksanakan secaramasal. Pembangunan Perumnas inimemang tidak main-main selain dalampembangunannya dalam skala besar,a k a n t e t a p i p i h a k P e r u m n a smengedepankan kondisi fisik bangunan

dengan struktural tanah yang masihlabil, sehingga diperlukan perencanaansecara cepat dan matang untukmembangun Perumnas tersebut. Membangun secara massal tidakberarti membangun rumah yang banyakdengan teknik tradisional, tetapimembangun lingkungan perumahanlengkap dengan prasarana dan faslitaslingkungannya dengan mengunakanteknologi modern serta memakai bahanbangunan, komponen rumah dan designyang merupakan penemuan baru. Dari pembangunan proyek perumnaswilayah VI di Surabaya terdapatspesifikasi atau tipe-tipe bangunanPerumnas di Surabaya yakni tipe D.15,D. 20, D. 36. D. 45 dan M. 70. Tipe-tipeperumnas tersebut memiliki kisaranharga yang berbeda-beda. Akan tetapirumah-rumah perumnas yang di subsidiatau yang mendapat bantuan daripemerintah yakni tipe-tipe kecil. Perum Perumnas Tandes I.dengan meliputi wilayah, ManukanKrido, Manukan Yoso, Manukan Rejo,Manukan Mulyo. Yang berada dikawasan Kecamatan Tandes KotamadyaSurabaya. Proyek tersebut membangun1.888 unit rumah yang di perinci dua tipeyakni; tipe D-36 dibangun 1.228 unit dantipe D-20 dibangun 660 unit. Denganfasilitas Perumnas Tandes I yaitu : Satu:Transportasi. Pada awal penempatanpenghuni Perumnas Tandes I pada tahun1979 akses-akses tidak begitu sulit akantetapi di tempuh 2.5 km untuk mencapaijalan raya utama untuk memperolehangkutan kota. Yaitu Lyn I satu-satunyaangkutan kota yang melewati PerumnasTandes I dengan jurusan Kupang -Manukan Kulon – Benowo. Dua (HumasKMS, 1988: 91), Listrik: Pada awalpenempatan Perumnas Tandes I rata-rata daya listrik masing-masing tiperumah Perumnas Tandes I ialah 450 watt.Selama awal penempatan rumah hinggatahun 1985 tidak pernah terjadi masalah-masalah yang cukup serius untukPerumas Tandes I. Pasokan listrik pun

131

V :ERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014

Page 9: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

cukup lancar bahkan jarang sekali untukpemadaman listrik daerah PerumnasTandes I. Tiga, Air: Pasokan Air padaPerumnas Tandes I mulai daripenempatan pertama hingga tahun 1985tidak ada masalah. Penduduk-pendudukPerumnas Tandes I tidak pernahkekurangan air dan masing-masingrumah sudah di aliri dengan air PAM.Empat, Infrastruktur: fasilitas-fasilitaspendukung seperti jalan yang luasnya2.5 m2 parit-parit yang sudah tertatarapi, proses sanitasi pun berjalan sesuairencana. Adapun juga lapangan yangberjumlah 3 untuk fasilitas umum gunamenunjang kehidupan warga PerumnasTandes. Sedangkan tempat ibadahperumnas Tandes I masih belum punya.Warga-warga Perumnas, melaksanakanibadahnya di desa Manukan dikarenakanmerupakan tempat ibadah terdekat.Lima, Pendidikan: Pada PerumnasTandes I fasilitas pendidikanny masihbelum ada. Anak-anak yang tinggal didaerah Perumnas Tandes I kebanyakandisekolahkan orang tuanya di desaManukan yakni Sekolah Dasar NegeriManukan Wetan No: 114 Surabaya(Wawancara dengan Yeyen 12 Oktober2013).

Kesimpulan Perumnas Tandes I terletak diKotamadya Surabaya bagian Utara.Pada awal pembangunannya PerumnasTandes I pada tahun 1977. PerumnasTandes I mulai awal di tempati tahun1979 Perumnas Tandes I hingga Akhirtahun 1983. Penduduk Perumnas TandesI pada awal penempatan secara bertahapTahun 1979-1983, respon dar imasyarakat kotamadya Surabaya punsangat antusias akan tetapi PerumnasTandes I rata-rata sudah di pesan olehTNI-AL karena untuk membantukesejaterahan para Prajurit-prajuritnya.Proses pendaftarannya pun cukup ketatyakni seleksi dari pihak Perumnas VIdan Bank Tabungan Negara. Disampingproses seleksi cukup ketat Perumnas

Tandes I ini merupakan rumah sangatsederhana dan bis dikatakan Rumahmiskin, dikarenakan rumah PerumnasTandes I ini calon-calon penghuninya dikhususkan untuk golongan-golonganmasyarakat berpenghasilan rendahataupun para aparatur Negara sepertiPNS dan ABRI Golongan I dan II.

D PAFTAR USTAKA

Arsip

Keputusan Walikotamadya KepalaD a e r a h T i n g k a t I I S u r a b a y aNo188.45/1253.93/411.56/88.Surat Kabar dan MajalahPenyebar Semangat, 29 September1977.Prisma, 6 juli 1976, 4 April 1983, 6 Juni1984, No: 5, 1986.12 Desember 1986,

BukuHumas Pemer in tah Kotamadya

Surabaya. 1988. SewinduMembangun Surabaya 1979- 1987, Surabaya: Bagian HumasKMS.

Republik Indonesia, Provinsi JawaTimur, Surabaya; PenerbitKementrian Penerangan, 1955.

Internethttp://xa.yimg.com/kq/groups/22454160/1382986034/name/Lintas+SEJARAHPR KIM.doc, d i ak s e s P a d a Tanggal 12 November 2012.w w w. b a p p e n a s . g o . i d / g e t - f i l e -server/node/5760/, diakses pada tanggal

132

Perumahan Rakyat Miskin: Perumnas Tandes I Kota Surabaya 1974-1984

Page 10: PERUMAHAN RAKYAT MISKIN: PERUMNAS …journal.unair.ac.id/download-fullpapers-verledenc464e80053full.pdf · kondisi ini diperparah karena pemukiman-pemukiman kumuh sudah menjamur di

12 November 2012. Informan

1. Nama : Imam Mufi’i Pekerjaan : Wiraswasta Umur : 52 Tahun Alamat : Palm Spring, Jambangan Blok G-1 Surabaya2. Nama : Sri Rahayu Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Umur : 51 Tahun Alamat : RK V

Perumahan YKP No 2 Surabaya3. Nama : Yeyen Pekerjaan : Dosen Umur : 40 Tahun Alamat : PerumnasTandes I Blok 5-B/11 Surabaya

133

V :ERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014