perubahan sosial di jawa timur

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita semua menyadari perubahan itu merupan konsekuensi dari kehidupan umat manusia yang terus menerus mendapatkan pengaruh internal maupun eksternal terhadap tata kehidupan dalam masyarakat kita. Sehingga tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti dari perubahan. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita melakukan rencana perubahan yang sebaik-baiknya untuk mengkondisikan masyarakat pada masa yang akan datang lebih baik dari kondisi yang sekarang. Perubahan itu sendiri akan mampu mengantarkan manusia kepada hakekat kehidupannya yang dicita-citakan yaitu tercapainya suatu suasana kehidupan yang damai, sejahtera, serasi dan dalam istilah agama disebut dengan bahagia. Ditinjau dari sudut agama bahwa perubahan itu adalah sangat penting untuk dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan tarap kehidupannya maupun untuk mengembangkan masyarakat pada tahap yang lebih baik dan ini juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya untuk melakukan Hijrah dari Makkah ke Madinah yang merupakan perubahan arah perjuangan untuk mencapai kemajuan dalam pengembangan dakwah islam. Didalam al- Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11 Allah juga telah mensinyalir bahawa melakukan perubahan kepada yang lebih baik itu adalah sangat penting untuk dilakukan. Makalah ini akan membahas perubahan social meliputi pendahuluan, pengertian perubahan ii

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 25-Jan-2015

2.493 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita semua menyadari perubahan itu merupan konsekuensi dari kehidupan umat manusia

yang terus menerus mendapatkan pengaruh internal maupun eksternal terhadap tata

kehidupan dalam masyarakat kita. Sehingga tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti

dari perubahan. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita melakukan rencana

perubahan yang sebaik-baiknya untuk mengkondisikan masyarakat pada masa yang akan

datang lebih baik dari kondisi yang sekarang.

Perubahan itu sendiri akan mampu mengantarkan manusia kepada hakekat kehidupannya

yang dicita-citakan yaitu tercapainya suatu suasana kehidupan yang damai, sejahtera, serasi

dan dalam istilah agama disebut dengan bahagia. Ditinjau dari sudut agama bahwa perubahan

itu adalah sangat penting untuk dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan tarap

kehidupannya maupun untuk mengembangkan masyarakat pada tahap yang lebih baik dan ini

juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya untuk

melakukan Hijrah dari Makkah ke Madinah yang merupakan perubahan arah perjuangan

untuk mencapai kemajuan dalam pengembangan dakwah islam. Didalam al-Qur’an surat Ar-

Ra’du ayat 11 Allah juga telah mensinyalir bahawa melakukan perubahan kepada yang lebih

baik itu adalah sangat penting untuk dilakukan. Makalah ini akan membahas perubahan

social meliputi pendahuluan, pengertian perubahan social, teori-teori perubahan social, sebab-

sebab terjadinya perubahan sosial, perubahan dan pembangunan, perubahan social terencana

dalam kontek komuniakasi islam, 

1.2. Permasalahan

2.1 Proses Perubahan Sosial Budaya

2.2 Perubahan dan Fenomena Sosial di Jawa Timur

2.3 Pembangunan Sosial Di Jawa Timur

ii

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran.

Dengan demikian perubahan adalah sebuah proses yang mengakibatkan keadaan sekarang

berbeda dengan keadaan sebelumnya, karena mengalami perubahan atau pertukaran. William

F.Ogburn memberi batasan terhadap makna perubahan social hanya pada unsure-unsur

kebudayaan.[2]Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan social adalah perubahan dalam

struktur masyarakat. Misalnya dengan timbulnya organisasi buruh dalam masyarakat

kapitalis, terjadi perubahan-perubahan hubungan antara buruh dan majikan, selanjutnya

perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan politik.

Perubahan memiliki aspek yang luas, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan nilai,

norma, tingkah laku, organisasi social, lapisan social, kekuasaan, wewenang dan intraksi

social. Menurut Koenjaraningrat perubahan social itu sendiri mencakup nilai-nilai yang

bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian

masayarakat adalah kelompok social yang mendiami suatu tempat. Istilah social itu sendiri

dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan

kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini

mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan

masyarakat.

Perubahan adalah proses social yang dialami oleh masyarakat serta semua unsur-unsur

budaya dan system social, dimana semua tingkatan kehidupan masyarakat secara sukarela

atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan

system social lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,

budaya, dan system social baru.[5] Sebagaimana telah diaungkapkan diatas perubahan itu

adalah sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran, maka perubahan itu

sendiri terjadi membutuhkan sebuah proses sehingga akan mengakibatkan terjadinya

perubahan social. Dengan demikian perubahan adalah suatu proses yang mengakibatkan

keadaan sekaran berbeda dengan keadaan sebelunya.

ii

B. Teori-Teori Perubahan Sosial

Masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ada yang menganggap bahwa

perubahan tersebut tak ubahnya sebuah siklus yang selalu berputar dan tidak ada akhirnya.

Adapula yang beranggapan bahwa suatu perubahan pasti mengacu pada kondisi yang lebih

baik. Ada pula yang beranggapab bahwa tidak mungkin terjadi perubahan jika tidak ada

pemicu, seperti sebuah hubungan yang timbale balik. Berikut ini adalah beberapa pandangan

atau perspektif perubahan social yang dikemukakan oleh para ahli sebagai beriku :

1. Teori Sosiohistoris

Teori ini menempatkan variable latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi

sebagai factor penting terjadinya perubahan. Perspektif ini melihat dua dimensi yang saling

berbeda asumsi antara lain ;

Perubahan sebagai siklus; Perubahan sebagai perkembangan.

Perubahan sebagai siklus akan sulit diketahui ujung pangkal perubahannya. Asumsi ini

memandang sejarah sebagai siklus yang tak berujung. Ibnu Khaldun adalah salah satu

pendukung teori sosiohistoris, yang mengemukakan perubahan, sebagai suatu siklus yang

memfokuskan pada bentuk dan tingkat pengorganisasian kelompok dengan latar social

budaya yang berbeda. Model perubahan social seperti ini biasanya dianut oleh masyarakat di

kawasan Timur, terutama Cina. Sementara Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Emile

Durkheim adalah penganut perspektif yang melihat perubahan sebagai perkembangan. Setiap

masyarakat lambat laun pasti berubah kearah yang lebih maju, kompleks dan modern.

2. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori ini melihat perubahan social sebagai dinamika adaptif menuju keseimbangan baru,

akibat dari perubahan lingkungan eksternal.

3. Teori-teori Psikologi Sosial

Teori ini memadang perubahan social, sebagai akibat dari peran actor individual untuk

berkereasi dan berkembang.

4. Teori Konflik

Dalam teori konflik dijelaskan bagaimana perubahan social biasa diakibatkan dari adanya

proses social yang disosiatif dalam masyarakat. Teori konflik berbicara secara terang-

terangan banyak perubahan masyarakat. Tokoh sentral konflik ini adalah Karl Marx yang

mendasarkan diri pada asumsi yang mengisyaratkan adanya kontradiksi sebagai substansi

segala sesuatu, baik alam maupun manusia, sekaligus fakta sentral segala sesuatu. Strauss

mengatakan konflik dan kontradiksi yang merupakan proses tawar menawar antara beberapa

ii

kekuatan untuk menuju tertib social dan setiap masyarakat akan selalu mengalami proses

tersebut.

Jadi, agar manusia dapat bertahan dengan segalam perubahan yang terjadi baik didalam diri

mereka maupun perubahan yang terjadi dilikungkungan mereka, keempat fungsi tersebut

haruslah dapat dilaksanakan. Dan ini tidak hanya berlaku bagi manusia sebagai individu,

tetapi juga berlaku bagi manusia sebagai kelompok social. Melakukan tindakan yang nyata

baik tindakan secara individual maupun tindakan social merupakan kunci utam untuk

berfungsinya keempat hal di atas. Jika keberfungsian terjadi, maka segala perubahan yang

terjadi dapat dijalani sebagai hal yang wajar dan sebagai proses yang alami yang justru akan

menyehatkan masyarakat manusia itu sendiri.

B.Sebab-Sebab terjadinya Perubahan Sosial

Proses perubahan masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola prilaku kehidupan

dari seluruh norma-norma social yang baru secara seimbang, berkemajuan dan

berkesinambungan. Polo-pola kehidupan masyarakat lama yang dianggap sudah usang dan

tidak relevan lagi akan diganti dengan pola-pola kehidupan baru yang tidak sesuai dengan

kebutuhan sekarang dan masa mendatang.[6] Pendapat lain mengatakan bahwa perubahan itu

juga terjadi dalam suatu masyarakat dapat disebabkan oleh terganggunya keseimbangan atau

tidak adanya sinkronisasi, terganggunya keseimbangan ini akan mengakibatkan terjadinya

ketegangan-ketegangan dalam tubuh manusia, disamping itu juga adanya ketidak puasan

suatu masyarakat terhadap kondisi budaya yang ada.

Disisi lain yang dominant dalam perubahan itu sendiri, tidak boleh dipungkiri karena adanya

penemuan baru (invention), pertumbuhan penduduk yang semakin banyak dan kebudayaan

(culture).[7] Aspirasi seorang individu atau kelompok dalam melaksanakan perubahan social

sangat dipengaruhi oleh inovasi dan adaptasi dari setiap tekhnologi yang baru muncul, atau

nampak ditengah-tengah masyarakat, baik tekhnologi yang berasal dari dalam (intern)

maupun luar (ekstren) negeri. Fenomena ini menggambarkan bahwa betapa pentingnya

inovasi bagi kemajuan dan perubahan dalam suatu masyarakat, sehingga pada akhirnya dapat

dijadikan sebagai bagian dari peradaban masyarakat.

Berkaitan dengan hal ini O.P.Darma dan O.P.Bhatnagar mencatat setidaknya ada empat

factor yang merangsang perubahan pada manusia yaitu :

Manusia secara terus menerus berupaya untuk memodifikasi sumber daya alam dalam

bentuk pemecahan maslah.

ii

Upaya tersebut dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, melengkapi dan

menyempurnakan perubahan yang secara berkelanjutan tercipta dalam lingkungan

manusia.

Proses kompetitif untuk membandingkan kemampuan seseorang dengan orang lain

sangat ditentukan oleh daya dorong mengatasi inovasi.

Dalam hal disorganisasi yang sangat menyedihkan adalah kebiasaan masyarakat

biasanya sangat sedikit dalam bekerja pada lingkungan yang baru sebagai suatu

rangsangan untuk melakukan perubahan.[8]

Berdasarkan ulasan para tokoh tersebut, maka sebuah perubahan yang bersifat komperhensif

membutuhkan rangsangan yang dapat memotivasi objek sasaran perubahan tersebut. Yang

tak kalah pentingnya sejauh manakah rangsangat itu dapat membawa dampak, baik secara

positif maupun negative, hal ini dimaklumi otomatis rangsangan itu akan cepat diterima

apabila membawa keuntungan bagi penerima perubahan itu sendiri.

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan itu pada masyarakat diantaranya

adalah :

Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

Kemajuan komunikasi dan transformasi

Urbanisasi yang dialami masyarakat

Bertambahnya harapan dan tuntutan masyarakat.[9]

C. Perubahan dan Pembangunan

Masyarakat yang telah berkembang (maju) banyak mengalami perubahan –perubahan baik

dalam bidang ekonomi, politik social dan lainnya, hal ini dialami oleh masyarakat. Perubahan

yang terjadi merupakan pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan

transformasi yang dijadikan landasan untuk mengembangkan pembangunan dalam segala

bidang. Perubahan yang riil terjadi akan mewujudkan kehidupan modern bagi masyarakat.

Din Samsuddin mengatakan bawa salah satu bentuk perubahan social yang sering menjadi

perbincangan di Negara yang sedang berkembang adalah perubahan dihasilkan oleh

pembangunan (modernisasi). Pembangunan adalah merupakan sebuah proses peralihan dari

kehidupan lama tradisional kepada kehidupan yang maju (modern)

Rogers sebagaimana dikutif oleh Zulkarimin mengartikan modernisasi pembangunan adalah

merupakan proses terjadinya pada level atau tingkatan-tingkatan system social, sedangkan

modernisasi menunjukkan pada proses yang terjadi pada individu, oleh karena itu perubahan

yang dialami adalah seluruh lapisan masyarakat.

ii

Setiap siapa saja yang mempelopori pergerakan dan merencanakan perubahan social itu dapat

dikategorikan agen perubahan. Agen Perubahan adalah seseorang yang membantu

terlaksananya perubahan social atau enovasi yang yang berencana. Adapun peran agen

perubahan dalam proses pembangunan masyarakat menurut O.Gorman sebagaimana dikutip

oleh Zulkarimen Nasution adalah :

Mengidentifikasikan tujuan dan permasalahan

Melakukan identifikasi pemanfaatan dari sumber-sumber kepemimpinan dan

organisasi

Penetapan prioritas, rencana dan evaluasi.

Kemajuan yang dialami oleh suatu daerah dalam segala bidangnya pada saat ini tidak terlepas

dari peran agen perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah sebagai bentuk dari

pembangunan yang sedang dirasakan oleh masyarakat. Pembangunan akan terlaksana

apabila, pembangunan itu sendiri dilakukan dengan perubahan terencana, dengan meninjau

elemen-elemen mana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan itu sendiri.

D. Perubahan Sosial Terencana dalam kontek Komunikasi Islam

Islam sebagai agama yang bersifat universal dimana segala ajaran yang ada didalamnya tidak

akan pernah mengalami istilah usang atau ketinggalan (pasif), akan tetapi sebaliknya yaitu

ajaran islam akan selalu mampu menyesuaikan diri dengan segalam kemajuan zaman, artinya

ajarannya akan selalu relevan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi di zaman

modern. Disamping itu juga bahwa ajaran ini akan selalu mampu memberikan jawaban-

jawaban tentang segala bentuk problem (permasalahan) hidup yang dialami oleh manusia, hal

ini diketahui bahwa ajaran islam adalah bersifat absolute (murni) yang mengandung ajaran

wahyu dan akal, yang dikenal dengan dalil aqli dan naqli.

Dalam ajaran islam diperintahkan untuk mengembangkan komunikasi baik dengan khaliknya

(hablumminallah) maupun sesama manusia sendiri (hablumminannas) tujuan menjalin

komunikasi ini semata-mata untuk memenuhi kebituhan manusia itu sendiri, dimana setiap

manusia menginginkan kebahagiaan baik dunia dan akhirat. Untuk memperoleh hal tersebut

tentunya setiap manusia baik secara individu maupun kelompok berkepribadian yang islami.

Untuk mengubah prilaku seseorang dalam kehidupan social membutuhkan sebuah

perencanaan komunikasi yang efektif dan langkah-langkah yang matang dalam ajaran islam

dikenal dengan dakwah. Orang yang melakukan dakwah juga dapat dikategorikan agen

perubahan social terencana, berkaitan dengan hal ini Abd Rosyad Shaleh mengemukakan

beberapa langkah dalam mengadakan dakwah yaitu :

ii

Memperkirakan dan memperhitungkan masa depan

Menentukan dan merumuskan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah

Menetapkan tindakan-tindakan dan prioritas dakwah

Menetapkan metode yang tepat

Menetapkan dan menjadwalkan waktu pelaksanaan

Menetapkan lokasi

Menetapkan biaya dan fasilitas serta hal-hal lain yang dianggap perlu.[13]

Jadi peran komunikasi islam dalam perubahan social masyarakat merupakan hal yang

signifikan karena dalam menjalankan peranannya selalu mengutamakan ajaran islam. Agama

dapat diposisikan pada tiga tempat, yaitu: pertama memainkan peran dalam memberikan sprit

dan inspirasi bagi proses perubahan kepada hal yang positif. Kedua memberikan norma dan

batasan-batasan dalam mengadakan perubahan social. Ketiga memberikan penghargaan

kepada agen perubahan itu sendiri.

E. Perubahan Sosial Yang Terjadi Di Jawa Timur

Menjelang detik – detik peresmian jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), seperti

menjelang detik – detik ijab qabul pasangan suami istri. Setelahnya, akan ada kehidupan baru

bagi kedua pasangan, Surabaya dan Madura, yang dipersatukan oleh jembatan Suramadu.

Kehidupan baru ini, memicu adanya perubahan sosial yang pasti terjadi, khususnya di sekitar

jalur jembatan Suramadu. Perubahan sosial yang muncul dipastikan akan mempengaruhi

banyak aspek – aspek kehidupan masyarakat sekitar jembatan Suramadu, khususnya

Masyarakat Madura sebagai objeknya. 

Tentu saja disini perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Madura bukan merupakan

sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial ini merupakan

sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat Madura sebagai reaksi

adanya perubahan teknis kewilayahan akibat dari pembangunan jembatan Suramadu.

Kurt Lewin yang dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, mengenalkan konsep yang

dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai modelpower-based karena

menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena

munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan

bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan

(resistences) untuk berubah. Sama halnya dengan yang sedang dihadapi masyarakat Madura

yang mendapat tekanan, yaitu tekanan menghadapi fakta keberadaan Suramadu yang sangat

disadari akan membawa banyak pengaruh pada kehidupan sosial masyarakat Madura sendiri.

ii

Namun, masyarakat Madura menanggapi driving forces sebagai pengaruh positif yang dapat

dimanfaatkan untuk perubahan sosial ke arah positif pula. Masyarakat Madura justru

mereduksi resistences to change, dengan menemukan peluang perbaikan ekonomi,

peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan pelayanan kesehatan. Dengan adanya

Suramadu diharapkan mampu mentransfer pola – pola kehidupan sosial penduduk Surabaya

sebagai servis baru dalam pola kehidupan masayarakat Madura.

Dalam sebuah master plan yang dirancang untuk kedua wilayah jalur Suramadu, tergambar

perubahan model tata ruang wilayah yang sangat signifikan. Digambarkan bahwa di kedua

wilayah berubah menjadi pusat kehidupan dari wilayahmasing- masing, dengan jalan utama

dan bangunan – bangunan utama yang menunjang segala kebutuhan dua wilayah tersebut.

Gambar ini menunjukkan adanya reaksi terhadap perubahan sosial. Dalam hal ini perubahan

sosial tidak muncul dengan sendirinya, melainkan memang direncanakan.

Masyarakat Madura menyadari sepenuhnya bahwa akan ada perubahan sosial, sehingga,

diluar keterkaitan dengan master plan yang dimaksudkan, masyarakat madura juga telah

merencanakan sendiri perubahan sosial tersebut. Masyarakat mulai mencari peluang dan

menemukan kesempatan – kesempatan untuk memperbarui pola – pola kehidupan. Terlihat

setelah diresmikannya Jembatan Suramadu, masyarakat berbondong – bondong membuka

lapangan penghasilan disekitar jembatan Suramadu. Mengarah masuk ke Kota Bangkalan,

juga mulai mucul berbagai fasilitas kemasyarakatan yang dibangun sebagai bentuk

penerimaan terhadap adanya orang – orang baru dan investor yang nantinya akan mendatangi

Madura. Telah muncul gerai fastfood, pasar induk yang diimplementasikan dari bentuk mall,

cafe, dan bangunan – bangunan lain yang mengidentifikasikan kehidupan perkotaan seperti di

Surabaya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Madura akan banyak meniru pola

kehidupan sosial masyarakat Surabaya, sebagai bentuk transfer, yang kini telah mudah, yaitu

melalui Jembatan Suramadu.

Asumsi masyarakat adalah bahwa dengan adanya Jembatan suramadu tidak sekedar

menghubungkan, melainkan telah menyatukan antara Surabaya dengan Madura. Sehingga

sesuatu yang satu itu adalah sama. Masyarakat Madura yang notabene secara kultural

maupun bahasa sangat berbeda dengan masyarakat Surabaya, nantinya akan menjalani proses

perubahan sosial untuk menyamakan diri dengan masyarakat Surabaya, sebagai suatu hal

yang satu. Mengapa bukan sebaliknya? Tentu kita menyadari, bahwa perubahan selalu terkait

dengan arah yang positif dan maju, sehingga yang berubah itu adalah dari yang tradisional

menuju modernisasi. 

ii

Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social

action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh

pelaku. Perubahan sosial yang diupayakan masyarakat Madura, diharapkan mengarah kepada

arah yang positif, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan sosial. Peningkatan kualitas

perekonomian, perbaikan mutu pendidikan, kelengkapan fasilitas kehidupan, serta kelayakan

berkehidupan menjadi harapan yang digantungkan pada pemanfaatan jembatan Suramadu.

Sudah barang tentu, perubahan sosial ini nantinya akan menyebabkan perubahan kultural,

bahasa, dan moralitas. 

Perubahan tersebut tidak selalu mengarah kepada hal yang positif sebagaimana yang

diharapkan, sekalipun telah direncanakan. Khususnya perubahan moralitas, mengikuti

modernisasi, dimana masyarakat modern Surabaya telah sangat dipengaruhi oleh modernisasi

Barat. Perilaku – perilaku Barat telah menjadi tolak ukur, sekalipun banyak yang

bertentangan dengan nilai ke-Timuran. Sehingga yang menjadi tantangan terberat bagi

masyarakat Madura adalah bagaimana nantinya mengambil sari – sari kehidupan masyarakat

Surabaya tanpa menghilangkan nilai moralitas dan kultural masyarakat Madura itu sendiri.

Masyarakat Madura sebagai masyarakat yang agamis harus tetap menjaga nilai – nilai yang

telah melekat, sekalipun nantinya perubahan telah benar – benar terjadi pada masyarakat

Madura Pasca tejadinya transfer kehidupan sosial dari Surabaya menuju Madura melalui

Jembatan Suramadu. Semoga Madura semakin maju dan modern.

ii

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial.Apakah perubahan

itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak

muda. Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban,

perubahan, budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan

perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi,

persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya.

Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan,

nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya.Sedangkan perubahan sosial terbatas

pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari

bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen

yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya. Berikut adalah teori

yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu perlu dicatat bagaimana

tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di masyarakat.Pada masyarakat yang

tergolong bersahaja relatif jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan.

Pada masyarakat semacam itu elemen-elemen dasarnya seperti trdisi, ritual dan hirarki sosial

yang berlangsung, biasanya dipegang kuat oleh para warganya secara bersama-sama.

Pergolakan revolusi dan gerakan emansipasi sertapenemuan-penemuan baru dibidang ilmu

pengetahuan dan tekhnologi Masyarakat yang telah berkembang (maju) banyak mengalami

perubahan –perubahan baik dalam bidang ekonomi, politik social dan lainnya, hal ini dialami

oleh masyarakat. Perubahan yang terjadi merupakan pengaruh dari kemajuan ilmu

pengetahuan, tekhnologi dan transformasi yang dijadikan landasan untuk mengembangkan

pembangunan dalam segala bidang. Perubahan yang riil terjadi akan mewujudkan kehidupan

modern bagi masyarakat. Din Samsuddin mengatakan bawa salah satu bentuk perubahan

social yang sering menjadi perbincangan di Negara yang sedang berkembang adalah

perubahan dihasilkan oleh pembangunan (modernisasi). Pembangunan adalah merupakan

sebuah proses peralihan dari kehidupan lama tradisional kepada kehidupan yang maju

(modern)

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu saran yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

ii

DAFTAR PUSTAKA

Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, TK.Bica Cipta, 1979

Burhanuddin Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus

Tekhnologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: fajarinterpratama Offset, 2006

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1995

Dahana O.P. dan Bhatnagar P.P. Education And Comunication For Defelopmen, New

Delhi: Oxford & IBH Publishing Co, 1980

Gazalba, Sidi, Islam dan Perubahan Sosial Budaya,: Kajian Islam tentang Perubahan

masyarakat, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983

Nasution, Zulkarimein, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan

Penerapannya (ed revisi), Jakarta: Logos, 2000

Ogburn William F., Social Chang, New York: Viking Press, 1

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Yayasan PenerbitUniversitas

Indonesia, 1974

Samsuddin, M.Din, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani,Jakarta:

Logos, 2000

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT 

yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan

sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga

selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,

kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku

umatnya.

Makalah ini penulis membahas mengenai “PERUBAHAN SOSIAL DAN

PEMBANGUNAN YANG TERJADI DI JAWA TIMUR”, dengan makalah ini penulis

mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Raha, Agustus 2013

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i   

Daftar Isi................................................................................................................. ii    

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 2

A. Pengertian Perubahan Sosial................................................................. 2

B. Teori-Teori Perubahan Sosial................................................................. 3

C. Perubahan dan Pembangunan................................................................. 5

D. perubahan sosial terencana dalam konteks komunikasi islam.................... 6

E. Perubahan Sosial Yang Terjadi Di Jawa Timur........................................ 7

BAB II PENUTUP................................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................................. 10

B. Saran............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 11

ii

MAKALAH

PERUBAHAN SOSIAL

DAN PEMBANGUNAN

YANG TERJADI DI JAWA TIMUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : SAMSIA

JURUSAN : GEOGRAFI

SEMESTER : II

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KELAS RAHA

2013

ii

ii