perubahan rencana kerja 2017 - e-arsip.bontangkota.go.ide-arsip.bontangkota.go.id/images/perubahan...

Download PERUBAHAN RENCANA KERJA 2017 - e-arsip.bontangkota.go.ide-arsip.bontangkota.go.id/images/Perubahan Rencana Kerja 2017.pdf · Tujuan Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017 ..... 2 I.3

If you can't read please download the document

Upload: letuyen

Post on 04-Apr-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERUBAHAN

RENCANA KERJA 2017

PEMERINTAH KOTA BONTANG

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN, DAN

PENGEMBANGAN

Jalan Moh. Roem Gedung Graha Taman Praja Blok IV Lantai I

Website: bapelitbang.bontangkota.go.id

Bontang 75326

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................ i

DAFTAR TABEL ............................................................................................... .............. ii

BAB I Pendahuluan

I.1. Maksud Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017 ............................... 1

I.2. Tujuan Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017 ................................ 2

I.3. Dasar Pertimbangan Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017 .......... 2

I.4. Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah ........................... 3

BAB II Evaluasi Pelaksanaan Renja Bapelitbang sampai dengan Triwulan

II Tahun 2017

II.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Renja Bapelitbang sampai dengan

Triwulan II Tahun 2017.................................................................... 17

II.2. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Bapelitbang.. 24

BAB III Rencana Program dan Kegiatan dalam Perubahan Renja Bapelitbang

Tahun 2017

III.1. Prioritas Program dan Kegiatan dalam Perubahan Renja

Bapelitbang Tahun 2017..................................................................... 27

III.2. Perubahan Rencana Program dan Kegiatan Bapelitbang

Tahun 2017 ........................................................................................ 29

BAB VI Penutup ......................................................................................................... 37

ii

DAFTAR TABEL

Nomor J u d u l Halaman

Tabel II.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Bapelitbang Sampai Dengan

Triwulan II Tahun 2017 18

Tabel III.1 Perubahan Rencana Program dan Kegiatan Bapelitbang

Tahun 2017 30

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah (PD) pada adalah dokumen perencanaan

untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang

ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan Renja PD merupakan wujud implementasi dari Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004, juga memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah.

Sejalan dengan pelaksanaan program/kegiatan sampai dengan Triwulan II Tahun

Anggaran 2017, telah terjadi perubahan mendasar yang menyebabkan perlunya dilakukan

penyesuaian dan perubahan terhadap Renja Tahun 2017. Beberapa faktor, baik eksternal

maupun internal, menyebabkan terjadinya perubahan mendasar tersebut.

Menindaklanjuti beberapa regulasi baru dari pemerintah pusat terkait Pemerintah

Daerah, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dan

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/Sj Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, maka Pemerintah Daerah telah menyusun

regulasi daerah terkait organisasi perangkat daerah yang baru untuk diterapkan pada awal

tahun 2017.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kota Bontang yang baru, Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bappeda) berubah menjadi Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

(Bapelitbang). Renja Bappeda Tahun 2017 ditetapkan mendahului ditetapkannya Perda

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bontang tersebut. Selain itu,

penetapan Renja Bappeda Tahun 2017 juga dilakukan sebelum penyusunan Renstra

Bapelitbang Tahun 2016-2021.

Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/Sj Tahun 2016 poin kedua

yang menginstruksikan agar segera melakukan penyesuaian dokumen Rencana

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

2

Pembangunan Daerah sesuai dengan kelembagaan perangkat daerah yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, maka Pemerintah Kota

Bontang telah melakukan penyesuaian dengan melalukan perubahan pada Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017. Penyesuaian juga dilakukan karena adanya

perubahan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan. Perubahan RKPD

Tahun 2017 tersebut mengharuskan Perangkat Daerah juga melakukan perubahan pada

Rencana Kerja Tahun 2017.

Adapun faktor internal yang mendorong perlunya dilakukan perubahan terhadap

Renja Tahun 2017 terkait dengan hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun berjalan yang

menunjukkan perlunya penyesuaian terhadap perkembangan yang meliputi perubahan

kebutuhan, penambahan kegiatan baru, perubahan indikator, dan pagu anggaran.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, untuk menjamin konsistensi antara

perencanaan dan penganggaran, maka perlu disusun Perubahan Rencana Kerja Badan

Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang Tahun 2017,

dengan mendasarkan pada Peraturan Walikota Bontang Nomor 21 Tahun 2017 tentang

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017 yang menjadi

pedoman penyusunan Perubahan Renja Tahun 2017.

1.2 Tujuan Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017

Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan perubahan Renja Tahun 2017 adalah:

1. Melakukan penyesuaian berdasarkan perangkat daerah yang baru.

2. Menyediakan dokumen perencanaan tahunan sebagai acuan dalam pelaksanaan

program/kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bapelitbang dalam rangka

mencapai visi dan misi Pemerintah Kota Bontang.

3. Menjadi dasar penambahan kegiatan baru, penghapusan kegiatan, perubahan

indikator kinerja, perubahan target, dan perubahan pagu anggaran.

1.3 Dasar Pertimbangan Perubahan Rencana Kerja Tahun 2017

Dasar pertimbangan perubahan Rencana Kerja Bapelitbang Tahun 2017 mencakup

hal-hal pokok sebagai berikut:

1. Adanya perubahan dalam pembentukan dan susunan perangkat daerah;

2. Adanya penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan

dengan perkembangan kondisi terkini;

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

3

3. Adanya penambahan kegiatan baru, dan perubahan indikator kinerja, target, lokasi,

serta pagu anggaran.

1.4 Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah

Kota Bontang merupakan salah satu kota dengan karakteristik ekonomi

yang sangat dominan peran sektor industri pengolahannya. Hingga tahun 2016 dan

perkiraan tahun 2017 serta 2018, karakteristik tersebut diproyeksikan belum akan

mengalami perubahan yang signifikan. Kinerja perekonomian daerah Kota Bontang akan

digambarkan dalam rancangan kerangka ekonomi daerah disertai juga penjelasan atas

analisis statistik perkembangan perekonomian Kota Bontang.

Dalam rangka menggambarkan kerangka ekonomi daerah tersebut, pada tahun

2017 ini telah disusun sejumlah kerangka kebijakan pembangunan ekonomi dan

prioritasnya sebagai antisipasi atas sejumlah permasalahan pembangunan yang

dihadapi. Penetapan kebijakan dan prioritas pembangunan tersebut merupakan bagian

dari upaya untuk memastikan pencapaian sasaran program dan kegiatan pembangunan

yang ditetapkan.

Ditinjau dari sisi penerimaan pendapatan analisis kerangka ekonomi daerah

dimaksudkan juga untuk dapat membantu memperkirakan prospek penerimaan

pendapatan daerah berdasarkan sektor-sektor potensial yang dapat memberikan

kontribusi terhadap penerimaan pendapatan daerah. Sehingga kebijakan yang akan

dirumuskan pada sektor pendapatan dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.

1.4.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Kinerja perekonomian Kota Bontang secara umum dapat digambarkan oleh

beberapa indikator, antara lain yang umumnya digunakan adalah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Hingga tahun 2016, sektor paling dominan dalam struktur

perekonomian Kota Bontang adalah sektor industri pengolahan dengan share mencapai

83,96 persen. Namun dilihat dari tingkat pertumbuhannya, selama lima tahun takhir

(2012-2016), sektor ini mengalami pertumbuhan negatif, dan hanya pada tahun 2015

mengalami pertumbuhan positif mencapai 4,76 persen. Pada tahun 2016 pertumbuhan

sektor industri pengolahan kembali menunjukkan penurunan dengan tingkat

pertumbuhan mencapai -1,23 persen. Dengan dominasi yang besar terhadap struktur

ekonomi Kota Bontang, penurunan pertumbuhan sektor industri pengolahan berdampak

sangat luas terhadap kinerja perekonomian daerah secara aggregate. Adapun sektor jasa,

meskipun memiliki kontribusi yang relatif kecil, pada tahun 2016 masih menjadi sektor

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

4

yang menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan ditengah pertumbuhan negatif sektor-

sektor utama.

Dengan pertumbuhan negatif pada sektor industri pengolahan yang memiliki

kontribusi mencapai lebih dari 80 persen, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 kembali

mengalami pertumbuhan negatif mencapai -1,49 persen dari sebelumnya yakni tahun

2015 yang mencapai 4,35%. Penurunan tingkat pertumbuhan yang cukup signifikan ini

tidak terlepas dari pengaruh penurunan motor utama sektor industri pengolahan yakni PT

Badak NGL dan group industri PT Pupuk Kaltim.

Penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2016 juga terjadi pada tingkat

pertumbuhan ekonomi tanpa migas yang tercatat hanya mencapai 0.10 persen.

Tingkat pertumbuhan ini merupakan terendah yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun

takhir (2012-2016). Penurunan ini utamanya disebabkan oleh penurunan produksi

lapangan usaha industri kimia yang dimotori oleh PT Pupuk Kaltim. Pada saat yang sama

terjadi juga penurunan pada sektor pertanian, konstruksi dan perdagangan.

Pertumbuhan ekonomi tanpa migas ini harus menjadi perhatian mengingat

berdasarkan Sensus Ekonom Tahun 2016 sektor-sektor ekonomi non migas ini menjadi

tumpuan sebagian besar penduduk Kota Bontang. Tercatat 37.803 tenaga kerja atau

63,54 persen angkatan kerja Kota Bontang bekerja pada sektor-sektor tersebut. Oleh

karena itu hal tersebut telah menjadi bagian dari arah kebijakan pembangunan ekonomi

Kota Bontang sebagaimana telah dituangkan dalam RKPD tahun 2017 yakni:

a. Memperkuat pertumbuhan sektor industri non-migas dan sektor maritim, sebagai

bagian dari upaya untuk melakukan percepatan transformasi ekonomi dari ekonomi

berbasis SDA tak terbarukan menjadi ekonomi berbasis SDA terbarukan. Hal ini

sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

b. Menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui perbaikan tata kelola birokrasi dan

perijinan yang lebih efisien dan peningkatan daya dukung infrastruktur.

c. Menjaga stabilitas perekonomian Kota Bontang dengan mendorong pelaku sektor

industri migas untuk tetap mempertahankan kapasitas produksinya.

d. Meningkatkan peran industri strategis nasional yang beroperasi di Kota Bontang

dalam mengembangkan sektor-sektor ekonomi Kota Bontang bagi meningkatnya

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

1.4.2 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2016 dan Perkiraan Tahun 2017

Perkembangan ekonomi Kota Bontang sebagaimana secara ringkas telah

diuraikan pada sub bahasan di atas, dalam perspektif faktor keterkaitan dan pengaruh

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

5

tidak dapat terlepas dari faktor perkembangan perekonomian nasional dan global. Oleh

karena itu terjadinya penurunan dan pelambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bontang

secara eksternal sangat terpengaruh oleh terjadinya penurunan gairah perdagangan

internasional khususnya terkait dengan menurunnya harga komoditas seperti migas dan

batu bara.

Secara ringkas gambaran indikator makro ekonomi Kota Bontang dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

1) Nilai PDRB Kota Bontang yang dihitung berdasarkan harga berlaku, pada tahun

2015 sebesar Rp.58,5 triliun, pada tahun 2016 turun menjadi Rp.53,9 triliun.

Sedangkan untuk perhitungan PDRB tanpa migas pada tahun 2015 sebesar

Rp.23,9 triliun dan meningkat menjadi Rp.24,6 triliun pada tahun 2016.

2) Perhitungan PDRB Kota Bontang berdasarkan harga konstan tahun 2010

mencatat nilai PDRB tahun 2015 sebesar Rp.43,4 triliun dan pada tahun 2016

mengalami penurunan menjadi Rp.42,8 triliun. Sedangkan dengan perhitungan

tanpa migas PDRB Kota Bontang menjadi sebesar Rp.18,19 triliun pada tahun

2015 dan sedikit mengalami peningkatan menjadi Rp18,21 triliun pada tahun

2016.

3) Ditinjau berdasarkan struktur pembentuk PDRB, komposisi ekonomi Kota Bontang

relatif tidak mengalami perubahan selama lima tahun terakhir. Sektor industri

pengolahan meskipun menunjukkan tren penurunan masih memberikan share

yang sangat dominan dengan menguasai 83-88 persen perekonomian Kota

Bontang. Pada tahun 2016 empat besar sektor ekonomi setelah Industri

pengolahan yang menguasai 83,96 Kota Bontang berturut-turut yaitu: Sektor

Konstruksi (4,80%), sektor perdagangan (2,26%), sektor administrasi

pemerintahan (1,33%), sektor transportasi (1,21%), dan sektor pertanian,

kehutanan dan perikatan (0,89%).

4) Pertumbuhan Ekonomi Kota Bontang tahun 2016 mengalami penurunan yang

cukup signifikan dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan tahun 2015.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 dengan migas tercatat tumbuh negatif -1,49

persen turun cukup dalam dari capaian tahun 2015 yang mencapai 4,35 persen.

Demikian pula dengan pertumbuhan ekonomi tanpa migas, dimana meskipun

masih tumbuh positif namun tingkat pertumbuhan tahun 2016 mengalami reduksi

yang cukup signifikan yakni menjadi 0,10 persen dibandingkan dengan tingkat

pertumbuhan pada tahun 2015 yang tercatat mencapai 5,85 persen.

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

6

b. Inflasi

Inflasi Kota Bontang mengacu pada tingkat inflasi Provinsi Kalimantan Timur. Pada

tahun 2016 tingkat inflasi mencapai 3,39 persen yang merupakan capaian inflasi

terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Rendahnya pencapaian inflasi tahun

2016 salah satunya disebabkan oleh faktor perlambatan ekonomi yang berdampak

pada penurunan tingkat permintaan masyarakat.

Pada tahun 2017 tingkat inflasi Kalimantan Timur diperkirakan berada pada kisaran 5

persen masih dalam target nasional. Pada triwulan II diperkirakan tingkat inflasi akan

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I yang mencapai 4,78 persen.

c. Investasi

Dalam perspektif pembangunan daerah, investasi merupakan faktor penggerak utama

yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat. Oleh karena

itu seluruh pemerintah daerah akan mengupayakan agar pertumbuhan investasi

di daerahnya dapat terus meningkat. Kebehasilan dalam menumbuhkan

investasi akan sangat berkorelasi dengan kemampuan untuk meningkatkan

kemandirian daerah dalam pembiayaan pembangunan dan penyediaan pelayanan

publik.

Realisasi investasi Kota Bontang tahun 2015 yang bersumber dari Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) adalah sebesar Rp.13.987.311.520.392,-. Sedangkan untuk

Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai $146.462.339,96. Adapun Nilai investasi

pada tahun 2016 untuk PMDN sebesar Rp.4.326.742.342.990,-, dan PMA

sebesar $235.349.819,43. Dengan realisasi investasi tersebut, serapan tenaga kerja

mencapai 2.894 orang. Relatif terbatasnya jumlah serapan tenaga kerja jika

dibandingkan nilai investasi yang terjadi disebabkan sektor investasi tersebut

umumnya bersifat padat modal.

d. Ekspor

Komponen produk ekspor Kota Bontang secara umum dapat dikelompokkan menjadi

produk Migas dan Non Migas. Realisasi Ekspor pada tahun 2015 untuk produk

migas bernilai US$4,52 miliar atau 75,24% dari keseluruhan nilai ekspor Kota

Bontang dan produk non migas US$1,48 miliar atau 24,76%. Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya nilai ekspor Kota Bontang mengalami penurunan 37 persen, hal ini

tidak terlepas dari menurunnya permintaan dunia terhadap komoditas migas,

khususnya negara-negara yang selama ini menjadi mitra dagang indonesia.

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

7

Pelambatan pertumbuhan perekonomian Tiongkok merupakan salah satu pemicu

turunnya permintaan dan selanjutnya menyebabkan turunnya harga-harga komoditas.

No

Indikator

Satuan Realisasi Tahun

2016 Proyeksi

Tahun 2017 A Pertumbuhan Ekonomi %

1 Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas

% -1,49 -1 s.d -3

2 Pertumbuhan Ekonomi tanpa Migas

% 0,10 1 s.d 4

B Inflasi % 3,39 5 C Investasi

1 PMDN Rp 4.326.742.342.990,- N/A 2 PMA US$ 235.349.819,43 N/A 3 Serapan Tenaga Kerja Orang 2.894 N/A

D Tingkat Pengangguran Terbuka

% 12,18 11,98

1.4.3 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2018 dan Tahun 2019

Sejalan dengan perkembangan indikator makro daerah di atas, maka kebijakan

ekonomi daerah tetap diarahkan dan diupayakan melalui: (1) Menstimulasi

pertumbuhan sektor-sektor ekonomi non migas, (2) Mengupayakan pengendalian harga-

harga komoditas utama agar terjaga stabilitasnya, (3) Meningkatkan pemerataan

pembangunan antar wilayah dan pemerataan pendapatan antar penduduk, (4)

Memperbesar akses warga miskin untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.

Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kota Bontang serta

mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka tantangan dan

prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada Tahun 2018 dan 2019 adalah sebagai

berikut:

1.4.3.1 Tantangan

Memperhatikan tren pertumbuhan ekonomi Kota Bontang tahun 2012 2016 dan

perkiraan pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2017, serta dinamika perkembangan

ekonomi nasional, dapat dirumuskan tantangan dalam rangka pelaksanaan

pembangunan ekonomi Kota Bontang tahun 2018 dan 2019 sebagai berikut:

a. Tren penurunan sektor industri pengolahan masih akan sangat mempengaruhi tingkat

pertumbuhan ekonomi Kota Bontang. Pertumbuhan ekonomi tahun 2017

diproyeksikan akan kembali mengalami pertumbuhan negatif, hal ini tidak terlepas

dari belum membaiknya sejumlah harga komoditas utama seperti migas dan batu

bara. Disamping itu, yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa sektor- sektor

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

8

ekonomi non migas juga diperkirakan belum akan menunjukkan pertumbuhan yang

signifikan. Fakta ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi diluar migas ikut

terdampak dari terjadinya pertumbuhan negatif pada sektor migas.

b. Dengan perekonomian yang kembali mengalami pertumbuhan negatif, diperkirakan

akan berdampak pada masih akan relatif tingginya angka pengangguran dan ancaman

akan meningkatnya angka kemiskinan.

c. Masih dominannya peran sektor industri pengolahan migas dan kimia dalam

struktur ekonomi Kota Bontang menyebabkan stimulasi untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi melalui anggaran pembangunan daerah menjadi sangat lemah.

Tantangan utama bagi pemerintah Kota Bontang adalah mendorong tumbuhnya

investasi pada sektor-sektor diluar industri basis (industri migas dan kimia).

d. Perkiraan ekonomi nasional yang belum akan mengalami peningkatan yang

signifikan pada tahun 2018, khususnya terkait dengan pengaruh harga komoditas

yang belum akan menunjukkan peningkatan signifikan akan berdampak negatif

terhadap penerimaan daerah khususnya dari sektor Dana Perimbangan. Hal ini

selanjutnya akan menyebabkan kapasitas fiskal tahun 2018 dan tahun 2019 yang

relatif terbatas dalam menstimulasi sektor-sektor ekonomi masyarakat.

1.4.3.2 Prospek Perekonomian Daerah tahun 2018 dan 2019

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Kota Bontang tahun 2016 dan 2017

masih akan mengalami pelambatan, serta memperhatikan proyeksi perkembangan

ekonomi nasional yang masih akan sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi global,

arah dan kebijakan pembangunan nasional dan Provinsi Kaltim tahun 2018, maka

prospek perkembangan ekonomi Kota Bontang tahun 2018 adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi Kota Bontang tahun 2018 diperkirakan masih akan mengalami

pelambatan dan tumbuh negatif antara -3 s.d.-1 persen. Namun demikian

sektor-sektor non migas diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan antara 1

s.d. 4 persen, setelah tahun 2016 yang mengalami pertumbuhan, yang melambat

sebesar 0,10 persen. Prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi non migas

tersebut diharapkan dapat distimulasi baik dari sektor industri pengolahan yang

dimotori oleh PT Pupuk Kaltim, maupun sektor-sektor ekonomi masyarakat.

b. Ditetapkannya Kota Bontang sebagai lokasi rencana pembangunan kilang minyak

dengan nilai investasi yang cukup besar antara Rp.75-140 Triliun, diharapkan dapat

menstimulus tumbuhnya investasi pada sektor-sektor pendukung. Dengan rencana

konstruksi dimulai tahun 2018 diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga

dapat mengurangi angka pengangguran terbuka yang pada tahun 2016 mencapai

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

9

12,18 persen.

c. Dengan dimulainya konstruksi kilang minyak diharapkan juga dapat memicu

tumbuhnya kembali sektor-sektor ekonomi masyarakat khususnya sektor

perdagangan dan jasa sebagai dampak dari potensi peningkatan permintaan.

1.4.4 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan keuangan daerah harus dirumuskan secara tepat dan akurat

berdasarkan analisis perkembangan ekonomi daerah. Selain itu, agar dana

pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat digunakan secara

efektif dan efisien, maka diperlukan kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah.

Dengan arah kebijakan keuangan yang tepat, diharapkan kondisi keuangan daerah juga

akan semakin kondusif untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan. Kebijakan

keuangan daerah di Kota Bontang pada tahun 2017 secara umum diarahkan:

a. Menjamin ketersediaan dana untuk membiayai program dan kegiatan prioritas,

melalui kebijakan pendapatan tahun 2017 yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber pendapatan yang berkelanjutan (sustained), serta menumbuhkan iklim

usaha dan investasi yang kondusif.

b. Kebijakan belanja pada APBD Kota Bontang digunakan sepenuhnya untuk

mendukung kebijakan dan program prioritas, sesuai dengan sasaran dan prioritas

pembangunan tahun 2017.

c. Kebijakan pembiayaan tahun 2017 diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan keuangan daerah melalui penguatan investasi Pemerintah Daerah.

Sejalan dengan kebijakan umum keuangan daerah di atas, dalam rangka

mendukung kapasitas fiskal daerah yang merupakan penopang strategis pelaksanaan

program-program pembangunan daerah yang dirancang dalam RKPD tahun 2017,

kebijakan keuangan daerah juga harus mampu mengupayakan dan

mendorong agar sumber-sumber non APBD dapat semakin ditingkatkan. Adapun

sumber-sumber pendanaan dimaksud mencakup APBN, Hibah, dana kemitraan swasta,

swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Resposibility

(CSR).

1.4.5 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pendanaan penyelenggaraan

pemerintahan telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut

dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan

pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

10

menjadi tanggungjawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan Pusat yang

didekonsentrasikan kepada Gubernur atau dalam rangka tugas pembantuan.

Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah,

selanjutnya dirumuskan kebijakan di bidang keuangan daerah yang terdiri dari kebijakan

pendapatan, belanja dan pembiayaan. Kebijakan- kebijakan tersebut dimaksudkan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan APBD Perubahan Tahun Anggaran

2017.

1.4.5.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah merupakan unsur penting dalam struktur Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), karena besaran pendapatan akan menentukan kemampuan

Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan tugas- tugas pemerintahan dan

pembangunan. Kebijakan pendapatan daerah diarahkan pada optimalisasi sumber-

sumber pendapatan yang selama ini menjadi sumber pendapatan asli daerah, serta tetap

berupaya melakukan ektensifikasi sumber-sumber pendapatan baru dengan

memanfaatkan potensi lokal yang ada di wilayah Kota Bontang.

Kebijakan perencanaan anggaran pendapatan Kota Bontang dalam RKPD

tahun 2017 yang merupakan tahun kedua periode pembangunan 2016-2021 mengacu

kepada kebijakan keuangan daerah dalam RPJMD Tahun 2016-2021. Kebijakan

Pemerintah Daerah dalam penetapan target anggaran pendapatan dan belanja daerah

tahun 2017, juga disesuaikan dengan perkembangan kondisi internal dan ekternal pada

Pemerintah Daerah. Kondisi eksternal khususnya menyangkut perkembangan kondisi

perekonomian nasional pada tahun berjalan dan yang akan datang. Oleh karena itu,

berbagai langkah antisipatif dan solusi bagi peningkatan serta penetapan target

pendapatan daerah di tahun 2017 didukung dengan beberapa asumsi dalam penetapan

target pendapatan daerah sebagai berikut:

a. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum

daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam

1 (satu) tahun, anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

b. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai

makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan

belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut

dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi

hasil.

c. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

11

Pendapatan Daerah menurut Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan dikelompokkan atas: a) PAD, yaitu pendapatan yang diperoleh

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. PAD pada umumnya terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang Sah; b) Dana

Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada Daerah untuk

membiayai kebutuhan Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana

Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; c) Lain-lain pendapatan daerah yang sah

meliputi Hibah, Dana Darurat, DBH Pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, Dana

Penyesuaian dan Otsus, serta Bantuan Keuangan dari provinsi atau dari pemda

lainnya.

Dalam rangka optimalisasi pencapaian target perencanaan pendapatan daerah

tahun 2017, selanjutnya dirumuskan arah kebijakan perencanaan pendapatan daerah

yang mencakup:

a. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Asli Daerah terdiri atas:

1) Dalam merencanakan target pendapatan daerah dari kelompok Pendapatan Asli

Daerah ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi

penerimaan tahun lalu, tahun berjalan, potensi, dan asumsi pertumbuhan

ekonomi yang dapat mempengaruhi terhadap masing-masing jenis penerimaan,

obyek penerimaan serta rincian obyek penerimaan;

2) Dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, pemerintahan daerah

tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat.

Upaya peningkatan pendapatan asli daerah dapat ditempuh dengan

meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah serta

peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli

daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan

kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;

3) Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah

serta lain-lain pendapatan yang sah terus ditingkatkan sesuai dengan potensi

pungutan;

4) Regulasi Peraturan daerah tentang Pendapatan Daerah yang tidak bertentangan

dengan kebijakan investasi (Pro Investasi);

5) Mengefektifkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah yakni PDAM; Perusda

Aneka Usaha Jasa; termasuk di dalamnya BPR/BKK untuk memberikan

konstribusi kepada pemerintah daerah;

6) Menyelenggarakan pelayanan prima melalui pengadaan sarana dan prasarana

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

12

yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan serta pelayanan yang

cepat dan sederhana dengan didukung oleh teknologi informasi yang memadai.

7) Kebijakan pendapatan daerah pada tahun 2017, diarahkan melalui upaya

peningkatan kapasitas fiskal daerah sebagai pencerminan kesungguhan

Pemerintah Daerah melakukan optimalisasi sumber- sumber pendapatan

potensial daerah dan dana perimbangan untuk mewujudkan otonomi dan

kemandirian daerah yang didasarkan pada optimalisasi potensi daerah. Ada

beberapa upaya yang telah dilakukan dalam mencapai ditetapkan target

pendapatan yang telah ditetapkan, antara lain melalui ekstensifikasi dengan

penetapan objek pajak baru.

b. Kebijakan Dana Perimbangan

Kebijakan perencanaan pendapatan sumber dana perimbangan dalam RKPD

2017 Perubahan ini berpedoman pada asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam

penyusunan APBN Perubahan tahun 2017. Sejalan hal tersebut, beberapa komponen

Dana Perimbangan khususnya dari sektor DBh Migas, diproyeksikan mengalami

penurunan alokasi sebagai konsekuensi logis dari menurunnya asumsi ekonomi

makro yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Beberapa asumsi yang

ditetapkan adalah sebagai berikut:

1) Penetapan pagu Dana Perimbangan pada tahun anggaran 2017 menggunakan

pagu definitif sesuai alokasi dari Pusat dan Provinsi.

2) Perubahan asumsi dasar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

yang telah menetapkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika

menjadi Rp13.400,00 per US $.

3) Asumsi Harga ICP ditetapkan pada level 48 US $/ barel.

4) Lifting minyak 815.000 barel per hari.

5) Lifting gas 1,15 juta barel setara minyak per hari.

c. Kebijakan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

1) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana penyesuaian

dan dana otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain pendapatan daerah yang

sah.

2) Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh Kota merupakanlain-lain

pendapatan daerah yang sah.

Terhadap kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek

perekonomian daerah, hasil analisis kinerja penerimaan pendapatan daerah tahun-

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

13

tahun sebelumnya maka ditetapkan proyeksi Pendapatan Daerah Kota Bontang

Tahun 2017 sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1. 2 Rancangan Pendapatan Kota Bontang Tahun 2017

No

URAIAN

RKPD Tahun 2017 RKPD Tahun 2017

Perubahan

Selisih

1 PENDAPATAN DAERAH 1.241.311.605.000,00 1.061.712.137.119,74 (179.599.467.880,26)

1.1 Pendapatan Asli Daerah 128.501.604.000,00 164.127.673.857,00 35.626.069.857,00

1.1.1 Hasil Pajak Daerah 61.105.000.000,00 78.505.000.000,00 17.400.000.000,00

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 3.940.100.000,00 5.766.700.000,00 1.826.600.000,00

1.1.3

Hasil Pengelolaan Kekayaaan

Daerah yang Dipisahkan/Bagian

Laba Usaha

5.000.000.000,00

5.512.793.695,44

512.793.695,44

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang Sah

58.456.504.000,00

74.343.180.162,00

15.886.676.162,00

1.2 Dana Perimbangan 964.901.051.000,00 736.828.098.104,67 (228.072.952.895,33)

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan

Pajak

762.095.322.000,00

425.115.103.488,67

(336.980.218.511,33)

1.2.2 Dana Alokasi Umum/Subsidi

Daerah Otonom

202.805.729.000,00

201.010.086.340,00

(1.795.642.660,00)

1.2.3 Dana Alokasi Khusus/Dana

Pembangunan Daerah

-

110.702.908.276,00

110.702.908.276,00

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah

147.908.950.000,00

160.756.365.157,63

12.847.415.157,63

1.3.1 Pendapatan Hibah - - -

1.3.2 Dana Darurat - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari

Propinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya

145.908.950.000,00

113.525.037.000,00

(32.383.913.000,00)

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus

7.500.000.000,00

7.500.000.000,00

1.3.5 Bantuan Keuangan dari

Pemerintah Daerah Lainnya

36.800.000.000,00

36.800.000.000,00

1.3.6 Penerimaan Lain-Lain 2.000.000.000,00 2.931.328.157,63 931.328.157,63

Jumlah Pendapatan 1.241.311.605.000,00 1.061.712.137.119,74 (179.599.467.880,26)

Dibandingkan dengan target pendapatan daerah dalam RKPD tahun 2017,

perkiraan pendapatan daerah dalam RKPD perubahan ini mengalami koreksi cukup

signifikan khususnya yang bersumber dari Penerimaan Dana Perimbangan. Penerimaan

dari sumber ini mengalami koreksi mencapai Rp.228.072.952.895,33 atau mengalami

penurunan dari Rp.964.901.051.000,00 menjadi Rp.736.828.098.104,67 dalam RKPD

Tahun 2017 Perubahan. Meskipun sumber penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah dan

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

14

Lain-lain Pendapatan yang Sah diproyeksikan meningkat namun peningkatannya tidak

sebanding dengan pekiraan penurunan pada penerimaan Dana Perimbangan.

Koreksi terhadap proyeksi penerimaan daerah dari Dana Perimbangan utamanya

bersumber dari perkiraan realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang hanya

akan terealisasi sebesar Rp. 425.115.103.488,67 dari target sebelumnya yang

ditetapkan Rp.762.095.322.000,-, atau diperkirakan mengalami pengurangan

Rp.336.980.218.511,33. Proyeksi penurunan ini menyesuaikan dengan Peraturan

Presiden tentang 97 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

Anggaran 2017.

1.4.5.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah

Mengacu pada gambaran kebijakan dan proyeksi pendapatan daerah hingga akhir

tahun 2017 sebagaimana dijelaskan di atas, maka belanja daerah dalam RKPD tahun

2017 perubahan dilakukan penyesuaian dengan acuan kebijakan sebagai berikut:

a. Belanja daerah yang bersifat tetap dan mengikat seperti belanja pegawai

menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada tahun berkenaan.

b. Belanja daerah berupa hibah dan bantuan sosial diberikan secara selektif, akuntabel,

transparan dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan

daerah serta berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

c. Belanja daerah berupa bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi diarahkan

untuk membantu operasional sekolah pendidikan menengah yang ada di Kota

Bontang.

d. Belanja tidak terduga diarahkan untuk menyediakan anggaran siaga (standby budget)

terutama disiapkan untuk antisipasi dan penanganan bencana alam maupun sosial.

e. Belanja daerah berupa belanja langsung setiap Perangkat Daerah diarahkan

untuk mendukung operasional dan peningkatan kinerja Perangkat Daerah sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat serta pencapaian sasaran program

pembangunan yang telah ditetapkan.

f. Belanja daerah berupa belanja langsung urusan wajib dan pilihan digunakan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan

dalam bentuk peningkatan dan pemulihan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan,

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Belanja langsung program diutamakan

untuk membiayai 16 (enam belas) prioritas pembangunan Tahun 2017.

g. Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan agenda provinsi

dan nasional, dengan tetap memprioritaskan pembangunan daerah dan turut

serta mendukung skala pelayanan regional maupun nasional.

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

15

Tabel 1.3 Belanja Daerah Kota Bontang Tahun 2017

No

URAIAN

RKPD Tahun 2017 RKPD Tahun 2017

Perubahan

Selisih

2 BELANJA DAERAH 1.279.311.605.000,00 1.136.357.530.382,00 (142.954.074.618,08)

2.1 Belanja Tidak Langsung 410.477.145.000,00 345.027.759.258,00 (67.349.385.742,00)

2.1.1 Belanja Pegawai 396.002.145.000,00 315.004.984.496,00 396.002.145.000,00

2.1.2 Belanja Bunga - - -

2.1.3 Belanja Subsidi - - -

2.1.4 Belanja Hibah 10.000.000.000,00 14.947.674.762,00 (82.397.160.504,00)

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.500.000.000,00 1.000.000.000,00 (500.000.000,00)

2.1.6

Belanja Bagi Hasil Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

-

-

-

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan

Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota

dan Pemerintahan Desa dan

Partai Politik

475.000.000,00

3.920.100.000,00

(3.445.100.000,00)

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.500.000.000,00 10.155.000.000,00 7.655.000.000,00

2.2 Belanja Langsung 868.834.460.000,00 791.329.771.124,00 (75.604.688.876,08)

2.2.1 Belanja Pegawai 96.667.546.607,00

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 399.922.934.458,00

2.2.3 Belanja Modal 294.739.290.059,00

Jumlah Belanja 1.279.311.605.000,00 1.136.357.530.382,00 (142.954.074.618,08)

1.4.5.3 Arah dan Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua bagian yaitu

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan daerah merupakan

transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan

Belanja Daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan adalah kebijakan yang dilakukan

terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang

dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman,

penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Sedangkan

kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan dan

penyertaan modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Penerimaan Pembiayaan pada tahun 2017 seluruhnya bersumber dari Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun anggaran 2016 yang telah disesuaikan

dengan hasil pemeriksaan BPK. Adapun Pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan

pada tahun anggaran 2017 awalnya diarahkan penyediaan fasilitas kredit bagi pelaku

KUMKM.

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

16

Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi

kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah,

sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran, harus diantisipasi

kebijakan yang akan berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti

penyelesaian pembayaran pokok utang dan penyertaan modal.

Tabel 1. 4 Rencana Pembiayaan Daerah Tahun 2017

NO Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

RKPD Tahun 2017 RKPD Tahun 2017 Perubahan

Selisih

3.1 Penerimaan pembiayaan 60.000.000.000,00 74.645.393.262,18 14.645.393.262,18

3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA)

60.000.000.000,00

74.645.393.262,18

14.645.393.262,18

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - -

3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

-

-

-

3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah - - -

3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman

-

-

-

3.1.6 Penerimaan piutang daerah - - -

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN

60.000.000.000,00

74.645.393.262,18

14.645.393.262,18

3.2 Pengeluaran pembiayaan 10.271.339.000,00 - (10.271.339.000,00)

3.2.1 Pembentukan dana cadangan - - -

3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah 10.271.339.000,00 - (10.271.339.000,00)

3.2.3 Pembayaran pokok utang - - -

3.2.4 Pemberian pinjaman daerah - - -

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN

10.271.339.000,00

-

(10.271.339.000,00)

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 49.728.661.000,00 74.645.393.262,18 24.916.732.262,18

Perubahan alokasi Pembiayaan Daerah dalam RKPD tahun 2017 secara umum

terkait dengan penyesuaian penerimaan pembiayaan yang bersumber dari SiLPA tahun

anggaran 2016 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK. Terdapat kenaikan

penerimaan pembiayaan sebesar Rp.14.645.393.262,18 dibandingkan dengan proyeksi

SiLPA dalam RKPD tahun 2017 sebelum perubahan yang ditetapkan sebesar

Rp.60.000.000.000,-.

Pada sisi Pengeluaran Pembiayaan, kebijakan untuk mengalokasikan penyertaan

modal yang awalnya diarahkan untuk penyediaan fasilitas dana bergulir bagi pelaku

KUMKM, dalam RKPD tahun 2017 perubahan anggarannya tidak dapat direalisasikan

sehubungan dengan belum siapnya dukungan kelembagaan dan dasar hukum

terkait dengan penetapan pengeluaran pembiayaan tersebut.

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

17

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BAPELITBANG SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2017

2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BAPELITBANG SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN

2017

Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang

sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan, penelitian, dan

pengembangan yang menjadi kewenangan daerah mempunyai tugas membantu Wali Kota

melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bapelitbang menyelenggarakan fungsi penyusunan

kebijakan teknis sesuai dengan lingkup dan tugasnya, pelaksanaan tugas dan dukungan

teknis sesuai dengan lingkup dan tugasnya, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, pembinaan teknis

penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah sesuai dengan

lingkup dan tugasnya, dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Wali Kota terkait

dengan tugas dan fungsinya. Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Bapelitbang

Kota Bontang telah menyusun program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam Renja tahun 2017, Bapelitbang Kota Bontang merencanakan 14 program

yang terdiri dari 54 kegiatan dengan rencana anggaran sebesar Rp8.217.592.000,00.

Namun berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bapelitbang Kota Bontang

Tahun Anggaran 2017, alokasi anggaran Bapelitbang sebesar Rp5.467.406.848,00 yang

terdiri dari anggaraan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp3.264.421.473,00 dan

anggaran Belanja Langsung sebesar Rp2.202.985.375,00. Terdapat selisih sebesar

Rp6.014.606.625,00 (73%) antara anggaran Belanja Langsung dengan alokasi anggaran

dalam Renja karena menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

Anggaran Belanja Langsung tersebut terdiri dari 7 program dan 15 kegiatan. Satu

(1) kegiatan, yaitu kegiatan Publikasi Kegiatan Pembangunan, merupakan kewajiban

(hutang) dari tahun anggaran sebelumnya (2016).

Capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada Bapelitbang Kota Bontang

sampai dengan triwulan II Tahun Anggaran 2017 dapat disampaikan sebagai berikut :

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

18

Tabel 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Bapelitbang Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2017

11 12

K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

0 Non Urusan `

0.0 Urusan Non Bidang

0.0.1 PROGRAM PELAYANAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN

Tingkat pelayanan

administrasi perkantoran

100% 8.987.282.009 100% 2.915.231.738 100% 732.830.000 75% 521.262.924 75% 71% 75% 521.262.924 15% 6% Sekretariat

0.0.1.1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah paket pengiriman 232 paket 3.583.200 1 tahun 246.330 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.1.2 Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik

Tersedianya koneksi

internet

60 bulan 784.720.908 12 bulan 97.227.770 12 bulan 131.400.000 6 bulan 51.573.498 50% 39% 6 bulan 51.573.498 10% 7%

0.0.1.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor Jumlah jenis alat tulis

kantor; kelengkapan

printer

36

jenis;27

jenis

520.639.032 36

jenis;27

jenis

142.415.950 36

jenis;27

jenis

44.130.000 36

jenis;27

jenis

42.468.900 100% 96% 36 jenis;27

jenis

42.468.900 20% 8%

0.0.1.11 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan

Jumlah jenis barang

cetakan dan penggandaan

15 jenis 567.340.078 15 jenis 80.795.550 15 jenis 33.100.000 13 jenis 23.979.650 87% 72% 13 jenis 23.979.650 17% 4%

0.0.1.12 Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor

Jumlah jenis komponen

listrik

4 jenis 23.888.003 4 jenis 4.100.000 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.1.13 Penyediaan Peralatan dan

Perlengkapan Kantor

Jumlah jenis peralatan dan

perlengkapan kantor

7 jenis 491.137.348 7 jenis 56.417.242 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.1.15 Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-undangan

Jumlah media bahan

bacaan yang disediakan

5 jenis 143.328.020 5 jenis 34.109.300 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.1.17 Penyediaan Makanan dan Minuman Jumlah makanan dan

minuman yang disediakan

9.555

snack;4.77

8 makan

477.760.066 1 tahun 79.186.500 650 snack;

300

makan

25.000.000 480 snack;

220

makan

12.175.000 74% 49% 480 snack; 220

makan

12.175.000 5% 3%

0.0.1.18 Rapat-Rapat Koordinasi dan

Konsultasi Ke Luar Daerah

Tersedianya biaya

perjalanan dinas

60 bulan 4.479.000.618 1 tahun 966.046.368 12 bulan 369.000.000 6 bulan 317.187.876 50% 86% 6 bulan 317.187.876 10% 7%

0.0.1.19 Penyediaan Jasa Tenaga

Administrasi/Teknis Perkantoran

Jumlah tenaga administrasi

perkantoran

7 Non PNS 1.420.637.472 34 PNS;7

Non PNS

1.444.224.928 7 Non PNS 117.600.000 7 Non PNS 62.600.000 50% 53% 7 Non PNS 62.600.000 10% 4%

0.0.1.6 Penyediaan Jasa Pemeliharaan

Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional

Jumlah kendaraan dinas

yang memenuhi ketentuan

perijinan dan perpajakan

20 unit 75.247.210 20 unit 10.461.800 20 unit 12.600.000 11 unit 11.278.000 55% 90% 11 unit 11.278.000 11% 15%

0.0.2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA

DAN PRASARANA APARATUR

Persentase sarana

prasarana dalam kondisi

baik

100% 2.532.366.000 100% 331.000.620 - - - - - - - - - 0% Sekretariat

0.0.2.23 Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas/Operasional

Jumlah kendaraan dinas

yang dipelihara

8 mobil;12

motor

2.351.414.463 8 mobil;12

motor

299.474.500 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.2.27 Pemeliharaan Rutin/Berkala

Peralatan Gedung Kantor

Jenis peralatan gedung

yang dipelihara

4 jenis 180.951.537 5 jenis 31.526.120 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.3 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN

APARATUR

Tingkat kedisiplinan

aparatur

100% 9.601.214.000 - - 100% 924.430.375 50% 386.056.985 50% 42% 50% 386.056.985 10% 4% Sekretariat

0.0.3.8 Peningkatan Kinerja Aparatur Tunjangan kinerja untuk

pegawai

40 PNS 9.551.214.000 - - 37 PNS 924.430.375 37 PNS 386.056.985 50% 42% 37 PNS 386.056.985 10% 4%

7 8 9 10

1 2 3

4 5 6

Realisasi Capaian

Kinerja dan Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Tingkat Capaian

Kinerja dan

Realisasi Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Realisasi Kinerja dan

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun 2017

Tingkat Capaian

Kinerja dan Realisasi

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun

2017

Unit

Penanggung

Jawab

KETERANGANKODE PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Program

(outcome)/Kegiatan

(output)

Target Renstra pada Tahun

2021 (Akhir Periode

Renstra)

Realisasi Capaian Kinerja

Renstra s/d Tahun 2016

Target Kinerja dan

Anggaran Renja Tahun

2017

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

19

11 12

K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

0.0.5 PROGRAM PENINGKATAN

KAPASITAS SUMBER DAYA

APARATUR

Persentase pegawai yang

mengikuti diklat

50% 1.531.717.600 91% 296.104.477 - - - - - - - - - 0% Sekretariat

0.0.5.1 Pendidikan dan Pelatihan Formal Jumlah pendidikan dan

pelatihan yang diikuti

pegawai

101 diklat 1.001.100.105 37 diklat 296.104.477 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.5.21 Pendidikan dan Pelatihan Character

Building

Persentase aparatur yang

mengikuti pelatihan

Character Building

40 PNS 331.635.934 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.5.58 Pendidikan dan Parenting Skill Persentase aparatur yang

mengikuti pelatihan

Parenting Skill

40 PNS 198.981.560 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

0.0.10 PROGRAM PENYEBARLUASAN

INFORMASI PEMBANGUNAN

DAERAH

Persentase

informasi/produk

perencanaan yang

dipublikasikan

100% 238.880.000 100% 85.410.000 100% 55.000.000 100% 55.000.000 100% 100% 100% 55.000.000 100% 23% Sekretariat

0.0.10.2 Publikasi Kegiatan Pembangunan Publikasi kegiatan

pembangunan melalui

media cetak dan elektronik

138

publikasi

139.440.000 1 tahun 85.410.000 55

publikasi

55.000.000 55

publikasi

55.000.000 100% 100% 55 publikasi

55.000.000 0% 39% Pembayaran hutang belanja pada

kegiatan Publikasi Kegiatan

Pembangunan dari Tahun Anggaran

2016

0.0.11 PROGRAM OPTIMALISASI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI

INFORMASI

Tersedianya website

dengan data yang terkini

1 website 295.554.000 1 paket 19.000.000 - - - - - - - - - 0% Bidang P3EP

0.0.11.45 Pengoperasian dan Pemeliharaan

Website Bappeda

Informasi kegiatan

perencanaan dan hasil

pembangunan melalui

website Bappeda

1 paket

website

295.554.000 1 paket 19.000.000 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1 Urusan Wajib

1.20 Urusan Statistik

1.20.15 PROGRAM PENGEMBANGAN

DATA/INFORMASI DAN STATISTIK

Jenis data informasi

statistik yang dihasilkan

6 jenis 5.274.824.022 4 jenis 304.766.913 - - - - - - - - - 0% Bidang P3EP

1.20.15.7 Rapat Sinkronisasi Pembangunan

Data Se-Kaltim

Terlaksananya Rapat

Sinkronisasi Pembangunan

Data Se-Kaltim; Laporan

hasil Rapat Sinkronisasi

Pembangunan Data Se-

Kaltim

1 kegiatan;

1

Dokumen

377.500.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.20.15.2 Penyusunan dan Pengumpulan

Data/Informasi Kebutuhan

Penyusunan Dokumen Perencanaan

Buku Inkesra; Buku IPM (2

dokumen)

10

dokumen

1.062.430.000 2 dokumen 103.240.128 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.20.15.8 Penyusunan Analisis PDRB Dokumen Analisis PDRB 5 dokumen 832.685.000 1 dokumen 95.000.240 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.20.15.9 Penyusunan dan Pengumpulan Data

Pembangunan

Dokumen Data Statistik

Daerah

5 dokumen 798.380.000 1 dokumen 106.526.545 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.20.15.10 Penyusunan Data Analisis Input

Output

Data Analisis Input Output 1 dokumen 140.000.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

8 9 10

KETERANGAN

1 2 3

4 5 6 7

Realisasi Capaian

Kinerja dan Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Tingkat Capaian

Kinerja dan

Realisasi Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Realisasi Kinerja dan

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun 2017

Tingkat Capaian

Kinerja dan Realisasi

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun

2017

Unit

Penanggung

Jawab

KODE PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Program

(outcome)/Kegiatan

(output)

Target Renstra pada Tahun

2021 (Akhir Periode

Renstra)

Realisasi Capaian Kinerja

Renstra s/d Tahun 2016

Target Kinerja dan

Anggaran Renja Tahun

2017

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

20

11 12

K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

1.25 Urusan Umum dan Pemerintahan

1.25.15 PROGRAM PENGEMBANGAN

DATA/INFORMASI

Tingkat keterisian SIPD 90% 187.760.000 80% 33.008.800 - - - - - - - - - 0% Bidang P3EP

1.25.15.29 Penyusunan Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD)

Buku database 8 kelompok

data daerah

1 dokumen 187.760.000 1 dokumen 33.008.800 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.21 PROGRAM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH

Persentase program yang

sinergis dalam dokumen

perencanaan

100% 12.632.000.065 100% 1.679.718.610 159.825.000 63.500.000 100% 40% 63.500.000 20% 1% Bidang P3EP

1.25.21.23 Koordinasi Forum Multi Stake

Holder CSR Perusahaan

Laporan pelaksanaan

Koordinasi Forum Multi

Stakeholder CSR

Perusahaan

5 dokumen 2.950.000.000 1 dokumen 36.170.000 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.21.21 Fasilitasi Unit Layanan Pengadaan

Kota Bontang

Fasilitasi Unit Layanan

Pengadaan Kota Bontang

0 - 1 tahun 1.278.759.851 - - - - - - - - - - Sesuai struktur organisasi yang baru,

ULP dipindahkan ke Sekretariat Daerah

mulai tahun 2017

1.25.21.9 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Dokumen hasil

Musrenbang

5 dokumen 1.250.000.000 1 dokumen 173.249.937 1 dokumen 65.800.000 1 dokumen 58.000.000 100% 88% 1 dokumen 58.000.000 5%

1.25.21.29 Informasi Laporan Penyelenggaraan

Program Unggulan Pembangunan

Daerah

Dokumen Program

Unggulan Pembangunan

Daerah

5 dokumen 269.000.000 1 dokumen 8.663.800 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.21.40 Feasibility Study Pembangunan

Pelabuhan Sekendis Kota Bontang

Dokumen FS Pelabuhan

Sekendis Kota Bontang

1 dokumen 800.000.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.21.42 Pengembangan Sistem Informasi

Perencanaan Pembangunan

Sistem Informasi

Perencanaan

Pembangunan (e-planning)

1 aplikasi 1.000.000.000 1 aplikasi 180.375.022 1 aplikasi 56.875.000 1 aplikasi 0 100% 0% 1 aplikasi 0 100% 0%

1.25.21.10 Penetapan RKPD Dokumen Rancangan Awal

RKPD, dokumen Rancangan

RKPD, Perwali RKPD

15

dokumen

1.000.000.000 3 dokumen 2.500.000 3 dokumen 37.150.000 3 dokumen 5.500.000 100% 15% 3 dokumen 5.500.000 20% 1%

1.25.22 PROGRAM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

Persentase program yang

sinergis dalam bidang

Ekonomi

100% 1.953.640.045 100% 39.700.500 - - - - - - - - - 0% Bidang

EPSPA

1.25.22.4 Koordinasi Perencanaan

Pembangunan Bidang Ekonomi

Laporan koordinasi

perencanaan

pembangunan bidang

ekonomi

5 dokumen 420.000.000 1 dokumen 22.206.400 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.22.12 Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah

Laporan Koordinasi

Penanggulangan

Kemiskinan

5 dokumen 119.439.998 1 dokumen 17.494.100 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.22.23 Koordinasi Percepatan dan

Perluasan Perlindungan Sosial (P4S)

Laporan pelaksanaan P4S 5 dokumen 119.439.998 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.22.28 Evaluasi Kinerja Penanggulangan

Kemiskinan

Dokumen Evaluasi Kinerja

Penanggulangan

Kemiskinan

5 dokumen 119.439.998 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.22.34 Monitoring Pembangunan Ekonomi Dokumen monitoring

pembangunan ekonomi

5 dokumen 355.940.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.22.35 Perencanaan Pembangunan

Ekonomi Sektor Maritim

Dokumen perencanaan

pembangunan ekonomi

sektor maritim

1 dokumen 200.000.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

7 8 9 10

1 2 3

4 5 6

Realisasi Capaian

Kinerja dan Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Tingkat Capaian

Kinerja dan

Realisasi Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Realisasi Kinerja dan

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun 2017

Tingkat Capaian

Kinerja dan Realisasi

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun

2017

Unit

Penanggung

Jawab

KETERANGANKODE PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Program

(outcome)/Kegiatan

(output)

Target Renstra pada Tahun

2021 (Akhir Periode

Renstra)

Realisasi Capaian Kinerja

Renstra s/d Tahun 2016

Target Kinerja dan

Anggaran Renja Tahun

2017

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

21

11 12

K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

1.25.23 PROGRAM PERENCANAAN SOSIAL

DAN BUDAYA

Persentase program yang

sinergis dalam bidang SDM,

Pemerintahan, dan

Aparatur

100% 2.538.100.009 100% 207.091.565 100% 150.000.000 50% 72.393.000 50% 48% 50% 72.393.000 50% 3% Bidang

EPSPA

1.25.23.10 Koordinasi dan Evaluasi

Perencanaan Bidang Pendidikan

Laporan pelaksanaan

koordinasi dan evaluasi

perencanaan bidang

pendidikan

5 dokumen 119.439.998 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.23.11 Koordinasi dan Evaluasi

Perencanaan Bidang Kesehatan

Laporan pelaksanaan

koordinasi dan evaluasi

perecanaan bidang

kesehatan

5 dokumen 119.439.998 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.23.12 Koordinasi Perencanaan

Pembangunan Pendidikan Mental

dan Spiritual

Laporan pelaksanaan

koordinasi dan evaluasi

perencanaan

pembangunan pendidikan

mental dan spiritual

5 dokumen 119.439.998 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.23.2 Koordinasi Perencanaan

Pembangunan Bidang Sosial dan

Budaya

Laporan pelaksanaan

koordinasi perencanaan

pembangunan bidang

sosial dan budaya

5 dokumen 477.759.992 1 dokumen 32.292.200 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.23.4 Koordinasi Pelaksanaan Forum Kota

Sehat

Dokumen capaian tatanan

kota sehat

5 dokumen 1.194.399.979 1 dokumen 174.799.365 1 dokumen 150.000.000 0 72.393.000 0 48% 0 72.393.000 - 6% Dokumen sedang dalam proses

penyusunan sampai penilaian Kota

Sehat pada bulan September, dengan

persentase 70%

1.25.26 PROGRAM EVALUASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Persentase jumlah program

yang sesuai dengan

perencanaan

100% 1.945.185.037 100% 69.395.062 100% 30.900.000 100% 30.900.000 100% 100% 100% 30.900.000 100% 2% Bidang P3EP

1.25.26.8 Koordinasi TEPPA Kota Bontang

(Pada tahun 2016 nama kegiatan ini

adalah: Koordinasi Laporan

Penyerapan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah)

Informasi penyerapan

APBD dalam sistem

monitoring TEPRA Provinsi

dan TEPRA Pusat

5 dokumen 375.185.000 1 dokumen 13.288.800 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.26.9 Rapat Koordinasi (Rakorda) Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah

Se-Kaltim

Laporan pelaksanaan Rakor

Bappeda Se-Kaltim

1 dokumen 325.000.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.26.3 Koordinasi Penyusunan Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban

(LKPJ)

Dokumen LKPJ Walikota 5 dokumen 660.000.000 1 dokumen 30.900.000 1 dokumen 30.900.000 1 dokumen 30.900.000 100% 100% 1 dokumen 30.900.000 20% 5%

1.25.26.4 Monitoring, Evaluasi, Pengendalian

dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah

Dokumen laporan

monitoring evaluasi hasil

RKPD dan hasil RPJMD

10

dokumen

330.000.000 1 dokumen 25.206.262 - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

8 9 10

KETERANGAN

1 2 3

4 5 6 7

Realisasi Capaian

Kinerja dan Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Tingkat Capaian

Kinerja dan

Realisasi Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Realisasi Kinerja dan

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun 2017

Tingkat Capaian

Kinerja dan Realisasi

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun

2017

Unit

Penanggung

Jawab

KODE PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Program

(outcome)/Kegiatan

(output)

Target Renstra pada Tahun

2021 (Akhir Periode

Renstra)

Realisasi Capaian Kinerja

Renstra s/d Tahun 2016

Target Kinerja dan

Anggaran Renja Tahun

2017

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

22

11 12

K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

1.25.28 PROGRAM PERENCANAAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

Persentase program yang

sinergis dalam bidang

pengembangan wilayah

100% 1.678.902.500 100% 513.974.000 100% 150.000.000 0 0 0% 0% 0 0 0% 0% Bidang PPW

Pengadaan sarana dan

prasarana pemetaan

2 paket - - - - - -

Naskah akademis Perda

Penyelenggaraan Informasi

Geospasial Daerah

2 dokumen - - - - - -

Laporan peninjauan

kembali RTRW, KLHS RTRW,

dan Perda RTRW

2 dokumen 1 dokumen - - - - - Review RTRW berlanjut dari tahun

2016 ke tahun 2017

KLHS RTRW 2 dokumen 1 dokumen - - - - -

Perda RTRW 2 dokumen - 1 dokumen 0 0% 0 0% Perda sedang dalam proses

pembahasan dengan persentase 40%

Laporan BKPRD Kota

Bontang

10

dokumen

1 dokumen - - - - -

Sosialisasi RTRW 6 kali - - - - - -

Bahan Kampanye Penataan

Ruang

6 paket - - - - - -

1.25.29 PROGRAM PERENCANAAN

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

PRASARANA WILAYAH DAN

SUMBER DAYA ALAM

Persentase program yang

sinergis dalam bidang

pengembangan

infrastruktur prasarana

wilayah dan sumber daya

alam

100% 2.478.380.000 0 16.800.000 - - - - - - - - - 0% Bidang PPW

1.25.29.2 Koordinasi Perencanaan

Pembangunan Bidang Perhubungan,

Komunikasi, dan Pariwisata

Laporan pelaksanaan

perencanaan

pembangunan bidang

perhubungan, komunikasi,

dan pariwisata

5 dokumen 458.380.000 - - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

Memorandum Program

Perumahan dan

Permukiman

5 dokumen - - - - - -

Pendampingan Program

Kotaku

6 paket - - - - - -

Laporan Pokja PKP Kota

Bontang

5 dokumen - - - - - -

1.25.29.5 Kajian Akademik Smart City Kota

Bontang

Dokumen hasil kajian

Smart City Kota Bontang

1 dokumen 200.000.000 - - - - - - - - - - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

Memorandum Program

Sanitasi dan Air Minum

5 dokumen 1 dokumen - - - - -

Laporan Pokja AMPL Kota

Bontang

5 dokumen 1 dokumen - - - - -

Bahan Kampanye Peduli

Sanitasi

10 paket 2 paket - - - - -

7 8 9 10

1 2 3

4 5 6

Realisasi Capaian

Kinerja dan Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Tingkat Capaian

Kinerja dan

Realisasi Anggaran

Renja Tahun 2017

sampai Triwulan II

Realisasi Kinerja dan

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun 2017

Tingkat Capaian

Kinerja dan Realisasi

Anggaran Renstra s/d

Triwulan II Tahun

2017

Unit

Penanggung

Jawab

KETERANGANKODE PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Program

(outcome)/Kegiatan

(output)

Target Renstra pada Tahun

2021 (Akhir Periode

Renstra)

Realisasi Capaian Kinerja

Renstra s/d Tahun 2016

Target Kinerja dan

Anggaran Renja Tahun

2017

- 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

- 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.29.6 Koordinasi Pembangunan Sanitasi

dan Air Minum (Pada tahun 2016

nama kegiatan ini adalah Koordinasi

Pembangunan Sanitasi Perkotaan)

310.000.000 16.800.000 - - -

- 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.29.3 Koordinasi Pembangunan

Perumahan dan Kawasan

Permukiman

335.000.000 - - - -

0% 0 0%

1.25.28.3 Koordinasi Penataan Ruang 305.000.000 14.200.000 - - -

- - 0% Ada dalam Renja 2017 tetapi tidak

diakomodir di dalam APBD 2017

1.25.28.2 Review Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW)

302.627.500 499.774.000 150.000.000 0

1.25.28.1 Koordinasi Penyelenggaraan

Jaringan Informasi Geospasial

300.000.000 - - -

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

23

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Bapelitbang Kota

Bontang Tahun 2017 sampai dengan Triwulan II, secara umum capaian realisasi kinerja

maupun keuangan telah sesuai target. Terhadap capaian tersebut, terdapat beberapa hal

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dari 15 kegiatan, sebanyak 5 kegiatan telah selesai dilaksanakan, yaitu: Publikasi

Kegiatan Pembangunan (kewajiban), Penyediaan Alat Tulis Kantor, Penyelenggaraan

Musrenbang RKPD, Penetapan RKPD, dan Koordinasi Laporan Keterangan

Pertanggung Jawaban (LKPJ).

b. Kegiatan yang sifatnya rutin (6 kegiatan), yaitu: Penyediaan Makanan dan Minuman,

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, Peningkatan Kinerja Aparatur,

Penyediaan Jasa Tenaga Administrasi Teknis Perkantoran, dan Penyediaan Jasa

Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik telah berjalan sesuai dengan target

periodiknya.

c. Terdapat 3 kegiatan yang sedang berjalan dan ditargetkan selesai pada Triwulan III

atau IV, yaitu: Koordinasi Pelaksanaan Forum Kota Sehat (penilaian Kota Sehat

dilaksanakan pada bulan September), Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan

Pembangunan (ditargetkan selesai pada akhir tahun), dan Review Rencana Tata Ruang

Wilayah (Perda RTRW ditargetkan selesai pada bulan Desember).

d. Capaian kinerja Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional baru mencapai 55% namun capaian keuangannya telah mencapai

90% karena adanya kenaikan biaya administrasi perpanjangan STNK menyesuaikan

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 yang berlaku mulai 6 Januari

2017.

e. Penyerapan anggaran kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

telah mencapai 86%. Frekuensi koordinasi yang cukup tinggi ini sejalan dengan fungsi

Bapelitbang sebagai lembaga koordinatif. Selain itu, dengan tidak adanya pos anggaran

untuk kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal, biaya pendidikan dan pelatihan

diambilkan dari kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Koordinasi dan Konsultasi ke

Luar Daerah. Sebanyak 6 pegawai Bapelitbang telah mengikuti Diklat Penjenjangan

Fungsional Perencana (DFPP) Pertama Angkatan XXVI yang diselenggarakan oleh

Pusbindiklatren Bappenas di Universitas Hasanuddin, Makassar, dari tanggal 10 April

s/d 27 Mei 2017. Pusbindiklatren Bappenas juga menyelenggarakan diklat substantif

yang diikuti oleh 4 pegawai Bapelitbang. Biaya akomodasi dan konsumsi selama diklat,

bahan-bahan pelatihan, dan transportasi dari hotel ke tempat pelatihan pulang pergi

ditanggung oleh Pusbindiklatren Bappenas. Sedangkan Bapelitbang menanggung uang

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

24

saku dan biaya transportasi dari daerah ke tempat pelatihan. Selain bahwa DFPP dan

Ujian Kompetensi Perencana merupakan persyaratan untuk pengangkatan ASN dalam

Jabatan Fungsional Perencana, diklat tersebut dan diklat perencanaan lain yang

diselenggarakan oleh Bappenas sangat penting untuk peningkatan kualitas aparatur

perencana dan penguatan kapasitas kelembagaan Bapelitbang.

Namun apabila dilihat dari target Renstra, realisasi capaian kinerja dan keuangan

masih banyak yang belum sesuai target. Menyesuaikan dengan kemampuan keuangan

daerah, program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah program dan

kegiatan kunci (wajib dilaksanakan). Pengurangan kegiatan dari yang direncanakan di

dalam Renja 2017, sebanyak 54 kegiatan, menjadi hanya 15 kegiatan dalam DPA

Bapelitbang Tahun Anggaran 2017 menyebabkan beberapa target tidak bisa terpenuhi.

2.2 ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BAPELITBANG

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan

dalam proses penyusunan rencana kerja untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan

akseptabilitas prioritas program/kegiatan, dapat dioperasionalkan, dan secara moral

serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab persolan nyata

yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Isu-isu strategis

berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah adalah kondisi yang menjadi perhatian

dalam perencanaan karena dampaknya yang signifikan bagi Perangkat Daerah di masa

yang akan datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang

apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,

dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan

kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Isu-isu strategis terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi Bapelitbang

pada tahun 2017 adalah:

a. Kemampuan keuangan daerah

Kondisi kemampuan keuangan daerah saat ini menuntut Perangkat Daerah untuk

cermat dalam merencanakan dan menentukan prioritas sehingga tujuan dan sasaran

tetap dapat tercapai meskipun dalam kondisi sumber daya yang terbatas.

b. Perubahan Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi Perangkat Daerah

Renja tahun 2017 disusun sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah No. 2 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bontang dan

Peraturan Walikota Nomor 40 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan, Penelitian, dan

Pengembangan Kota Bontang. Berdasarkan hal tersebut terdapat perubahan pada

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

25

tugas dan fungsi Bapelitbang yang mengakibatkan perubahan pada beberapa kegiatan

yang telah direncanakan. Kegiatan Fasilitasi Unit Layanan Pengadaan tidak lagi

dilaksanakan oleh Bapelitbang karena Unit Layanan Pengadaan (ULP) dipindahkan ke

Sekretariat Daerah. Selain itu, data-data statistik pembangunan (Program

Pengembangan Data/Informasi dan Statistik) tidak lagi menjadi tanggung jawab

Bapelitbang dan selanjutnya diambil alih oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan

Statistik.

c. Penguatan kapasitas kelembagaan Bapelitbang

Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan selaku koordinator perencanaan

pembangunan daerah perlu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas

kelembagaan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas perencanaan

pembangunan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi Kota Bontang

sesuai amanat RPJMD Kota Bontang Tahun 2016-2021. Penguatan kapasitas

kelembagaan Bapelitbang diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan

mendorong terwujudnya aparatur perencana yang berkualitas, profesional, dan

bertanggungjawab.

d. Ketersediaan data dan informasi pembangunan daerah yang berkualitas

Ketersediaan data yang aktual dan akurat amat dibutuhkan dan dapat digunakan

sebagai acuan dalam rangka menentukan perencanaan dan evaluasi program-program

pembangunan. Tanpa data yang akurat dan terkini, hasil evaluasi dan perencanaan

akan menghasilkan data ataupun informasi yang keliru. Hal ini akan mengakibatkan

salahnya perencanaan maupun pengalokasian anggaran pembangunan untuk tahun

berikutnya.

e. Peningkatan kinerja perencanaan pembangunan daerah

Isu penting yang perlu diperhatikan adalah keterpaduan, konsistensi, dan sinkronisasi

antar dokumen perencanaan. Selain itu juga antara aspek perencanaan dengan

penganggaran, dan antar satuan unit kerja. Hal ini sangat penting karena target

capaian suatu program dan kegiatan dapat dicapai melalui sinergi program dan

kegiatan antar perangkat daerah. Idealnya, perencanaan dan penganggaran harus

terpadu, konsisten, dan sinkron antara tahap satu dengan yang lain, karena

penganggaran merupakan modal awal untuk mewujudkan target-target kinerja yang

direncanakan.

f. Efektivitas pengendalian dan evaluasi

Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan dimaksudkan untuk menjamin

tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam dokumen

perencanaan melalui kegiatan-kegiatan koreksi, evaluasi, dan penyesuaian selama

PERUBAHAN RENCANA KERJA BAPELITBANG KOTA BONTANG 2017

26

pelaksanaan program/kerja oleh Perangkat Daerah. Ketidakefektivan sistem

pengendalian dan evaluasi, baik secara metodologi, pelaksanaan, maupun

penggunaannya merupakan salah satu ciri dari penyusunan perencanaan yang tidak

tepat. Pengendalian dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi

merupakan tahapan membandingkan serangkaian kegiatan antara realisasi masukan

(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar yang

telah ditetapkan. Jadi, sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan capaian perencanaan dalam pelaksanaan

setiap periode pembangunan daerah.