perubahan penggunaan lahan wilayah kampus jatinangor dan ... · fakultas teknik geologi,...

23
Seminar Nasional Ke III Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan1 Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan Koefisien Air Larian Sub-Das Cikeruh Kab. Sumedang-Jawa Barat Oleh : Edi Tri Haryanto, Yuyun Yuniardi, Iyan Haryanto, Pradnya Paramarta Raditya Rendra Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang Abstrak Kawasan Pendidikan Jatinangor dan sekitarnya merupakan wilayah yang mengalami tekanan pembangunan yang cukup berat. Berbagai aktifitas sosial ekonomi berkembang, dengan adanya kegiatan kampus : Unpad, ITB, IKOPIN. Kegiatan berbagai kampus tersebut berada di dalam Sub- Das (Sub-Daerah Aliran Sungai) Cikeruh. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan yang terjadi dan dampaknya terhadap koefisien air larian. Metoda penelitian adalah membandingkan keadaan Bentuk Penggunaan lahan Tahun 1993 dan tahun 2013 berdasarkan Peta RBI skala 1 : 25.000 dan Citra satellite (“open sources”) menggunakan GIS. Perubahan bentuk penggunaan lahan khususnya untuk perumahan dan bangunan lainnya. Data pengukuran sesaat debit aliran menggunakan metode “areal section method”dengan alat”current meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan khususnya untuk pembangunan perumahan dan bangunan yang bersifat menaikan koefisien air larian. Perubahan penggunaan lahan terjadi secara intensif di wilayah hilir wilayah penelitian Sub-Das Cikeruh. Wilayah hilir daerah penelitian Sub- Das Cikeruh memberikan sumbangan air permukaan paling besar pada musim penghujan, sedangkan sumbangan aliran bawah permukaan pada musim kemarau paling kecil. Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Koefisien Air Larian, Sub-DAS. Abstract Jatinangor Campus Center and the surrounding area is a region that developed very fast and the environment have been pressured quite heavy due to land use changes. Various social ecomomic activities develope due to the present of some campus, such as : Padjaran Univercity, Bandung Intitute of Technology (ITB), and IKOPIN. Activities of the campuses are located in Cikeruh Sub Watershed. This study aims to identify the land use changes that occured and their impact on runoff coefficient. The method of research is to compare land use of 1993 with land use of 2013 by mean of mapping based on RBI map scale of 1 : 25,000 and satellite imagery ( "open sources" ) using GIS . The changes is especially for housing and other buildings. Instantaneous measurement of river descharge was done using areal section method by means of current meter. The results show that the changes of land use , especially for the construction of housing and buildings caused the raising of runoff coefficient. The lower part of Cikeruh Sub-catchment contribute the highest surface runoff in wet season and the lowest sub-surface runoff in dry season. Keywords : Land Use Changes, Runoff Coefficient, Sub-Watershed.

Upload: hoangtruc

Post on 21-Jul-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

1

Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus JatinangorDan Koefisien Air Larian Sub-Das Cikeruh

Kab. Sumedang-Jawa Barat

Oleh : Edi Tri Haryanto, Yuyun Yuniardi, Iyan Haryanto, Pradnya Paramarta Raditya RendraFakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21.

Jatinangor, Kabupaten Sumedang

AbstrakKawasan Pendidikan Jatinangor dan sekitarnya merupakan wilayah yang mengalami tekanan

pembangunan yang cukup berat. Berbagai aktifitas sosial ekonomi berkembang, dengan adanyakegiatan kampus : Unpad, ITB, IKOPIN. Kegiatan berbagai kampus tersebut berada di dalam Sub-Das (Sub-Daerah Aliran Sungai) Cikeruh. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perubahanpenggunaan lahan yang terjadi dan dampaknya terhadap koefisien air larian. Metoda penelitianadalah membandingkan keadaan Bentuk Penggunaan lahan Tahun 1993 dan tahun 2013 berdasarkanPeta RBI skala 1 : 25.000 dan Citra satellite (“open sources”) menggunakan GIS. Perubahan bentukpenggunaan lahan khususnya untuk perumahan dan bangunan lainnya. Data pengukuran sesaat debitaliran menggunakan metode “areal section method”dengan alat”current meter. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan khususnya untuk pembangunan perumahandan bangunan yang bersifat menaikan koefisien air larian. Perubahan penggunaan lahan terjadi secaraintensif di wilayah hilir wilayah penelitian Sub-Das Cikeruh. Wilayah hilir daerah penelitian Sub-Das Cikeruh memberikan sumbangan air permukaan paling besar pada musim penghujan, sedangkansumbangan aliran bawah permukaan pada musim kemarau paling kecil.

Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Koefisien Air Larian, Sub-DAS.

AbstractJatinangor Campus Center and the surrounding area is a region that developed very

fast and the environment have been pressured quite heavy due to land use changes. Various socialecomomic activities develope due to the present of some campus, such as : Padjaran Univercity,Bandung Intitute of Technology (ITB), and IKOPIN. Activities of the campuses are located in CikeruhSub – Watershed. This study aims to identify the land use changes that occured and their impact onrunoff coefficient. The method of research is to compare land use of 1993 with land use of 2013 bymean of mapping based on RBI map scale of 1 : 25,000 and satellite imagery ( "open sources" )using GIS . The changes is especially for housing and other buildings. Instantaneous measurementof river descharge was done using areal section method by means of current meter. The results showthat the changes of land use , especially for the construction of housing and buildings caused theraising of runoff coefficient. The lower part of Cikeruh Sub-catchment contribute the highest surfacerunoff in wet season and the lowest sub-surface runoff in dry season.

Keywords : Land Use Changes, Runoff Coefficient, Sub-Watershed.

Page 2: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

2

1. Latar Belakang

Secara geomorfologi serta hidrologi, wilayah Jatinangor yang berada di dalam Sub-DAS Cikeruh

bagian hulu merupakan miniatur permasalahan Lingkungan Fisik, Daerah Aliran Sungai Citarum

Hulu, yang mengalami tekanan yang berat (Wimpi, 2004) akibat berbagai kegiatan sosial ekonomi

khususnya aktifiatas pembangunan pemukiman dan industri yang meningkat di dalamnya, sehingga

mengakibatkan keseimbangan tata air Sub-Das menjadi semakin terganggu. Masalah pencemaran

baik terhadap air permukaan ataupun terhadap air tanah adalah berkaitan dengan berbagai aktifitas

ekonomi penduduk yang berada di dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub-Das.

Sumberaya lahan yang pada mulanya dimanfaatkan sebagai areal pertanian dan penutupan vegetasi

lainnya yang juga berfungsi dalam keseimbangan air Sub-Das, yaitu menahan laju air larian,

kemudian berubah pemanfaatannya menjadi areal pemukiman perkotaan(perumahan) dan bangunan

gedung-gedung lainnya yang lebih mendorong terjadinya peningkatan laju air larian (Haryanto, dkk.,

2007). Untuk mengetahui sejauh mana perubahan penggunaan lahan yang terjadi, serta dampaknya

terhadap koefisien air larian yang ditandai dengan semakin seringnya terjadi banjir di bagian hilir

sungai/wilayah sub-das, maka penelitian ini dilakukan.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perubahan bentuk penggunaan

lahan yang terjadi selama kurun waktu kurang lebih dua puluh tahun serta dampaknya terhadap

koefisien air larian (“runoff”) Sub-Das Cikeruh yang di dalamnya terjadi pertumbuhan wilayah yang

pesat akibat perkembangan kegiatan sosial ekonomi seiring dengan adanya kegiatan Kampus dan

Industri.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah pemetaan bentuk penggunaan lahan pada periode waktu Tahun 1993

dan Tahun 2013 berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25000 (Bakosurtanal/ Badan

Informasi Geostatial) dan Citra Satelite (“open sources”) Google earth dan analisis menggunakan

perangkat SIG (Aronoff, 1993, Burrough, 1986). Menggunakan data sekunder Curah hujan, debit

aliran sugai, serta pengukuran sesaat debit aliran sungai dengan cara “areal section method”

menggunakan alat “current meter”.

Page 3: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

3

4. Wilayah Penelitian

Letak geografis Sub-Das Cikeruh adalah antara Garis Bujur Timur 107° 44’13” BT - 107°

48’35” BT dan antara garis Lintang Selatan 6° 48’35” LS - 6° 57’36” LS. Secara administrasi berada

pada wilayah Kabupaten Sumedang di bagian hulu, meliputi wilayah Kecamatan Cikeruh, Jatinangor

dan Tanjungsari, dan Kabupaten Bandung di bagian hilir meliputi wilayah Kecamatan Rancaekek.

Luas Wilayah Penelitian Sub-Das Cikeruh bagian Hulu adalah sekitar 70,71 Km2. Berkaitan

dengan lokasi pengukuran debit aliran dan kualitas air sungai, maka wilayah kajian meliputi

: Sub-Das hulu di atas jembatan Cikuda, Sub-Das Cileles, Sub-Das Cisempur yang berhulu

di puncak Gunung Bukitjarian serta di bagian hilir yang wilayah tangkapan airnya adalah

seluruh sub daerah aliran sungai Cikeruh bagian hulu (Gambar 1).

Gambar 1. Wilayah Penelitian Sub-Das Cikeruh bagian Hulu

Page 4: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

4

5. Keadaan Fisik Wilayah Penelitian

- Geologi dan Geomorfologi

Berdasarkan Peta Geologi Regional, skala 1 : 250.000 lembar Bandung (Silitonga,

1975) maka keadaan geologi dan geomorfologi daerah penelitian meliputi dataran

endapan danau (“lacustrine Plain”) dan di bagian hilir (selatan) dan dibagian hulu

merupakan lereng puncak volkan dan lereng kaki volkan yang terdiri dari material

hasil volkanik muda dan tua tak teruraikan (Gambar 2). Berdasarkan Peta

Geomorfologi regional (Nosin, etc.,1996) maka Sub-Das Cikeruh dapat terdiri dari

lereng atas gunungapi tererosi lembah, lereng bawah gunungapi tererosi lembah, kipas

volkanik klastik, dan dataran endapan danau (Gambar 3).

Page 5: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

5

Gambar 2 . Geologi Regional Sub-Das Cikeruh

Page 6: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

6

Gambar 3. Geomorfologi Regional Sub-Das Cikeruh

- Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim secara umum di Indonesia dipengaruhi oleh angin monson tropis,

mempunyai dua musim, musim kemarau dan musim penghujan. Menurut Tjasyono (1987),

berdasarkan keadaan rata-rata curah hujan selama 20 tahun menurut pembagian iklim menurut

Schmidt dan Ferguson, wilayah Sumedang (475 m dpl.), termasuk dalam iklim B dengan nilai

perbandingan jumlah bulan kering dan bulan basah (Q) = 0,32. Di wilayah penelitian, Sub-

Das Cikeruh di Jatinangor dan Daerah Rancaekek berdasarkan data curah hujan rata-rata

selama 47 tahun di Stasiun Cipaku (no.33) antara Tahun 1950-1996 tipe iklim termasuk C

dengan nilai Q = 0,375 dan rata-rata curah hujan tahunan 1928 mm

Data curah hujan harian yang cukup lengkap dalam satu tahun atau beberapa seri tahun

(Th. 2007 sampai Th. 2013) pada daerah penelitian Sub-Das Cikeruh, adalah di stasiun

Page 7: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

7

Jatiroke Cikuda bersumber dari BPSDA, Balai Besar Wilayah(BBWS) Sungai Citarum,

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya air. Curah hujan tahunan di

stasiun Jatiroke dari tahun 2007 s/d 2013 berfluktuasi dengan kecenderungan naik (Tabel 1

Grafik 1). Curah hujan tahunan berkisar antara 2268 mm dan 3488 mm. Curah hujan harian

maksimum selama kurun waktu tujuh tahun sebesar 61 mm terjadi pada Bulan Oktober Tahun

2012 (Tabel 2).

Tabel 1 : Curah Hujan Bulanan Stasiun Jatiroke Cikuda (mm)Tahun 2007 – 2013

Sumber : BPSDA, Citarum

Grafik 1. Curah Hujan Tahunan Stn Jatiroke Th 2007 – 2013.

Tabel 2 : Curah Hujan Maksimum Harian Maks. Stn.Jatiroke Cikuda (mm)Tahun 2007-2013

Page 8: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

8

Sumber : BPSDA, Citarum

6. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Perkembangan Penggunaan Lahan

Berkaitan dengan keeimbangan air di dalam Das atau Sub-Das, penggunaan lahan berupa hutan

mempunyai koefisien air larian kecil, antara 0,01 sampai 0,1 sehingga risiko terjadinya banjir di

sub-Das yang berhutan baik adalah kecil (Soemarwoto, 1991). Bentuk-bentuk penggunaan

lahan(“Land_Use”) yang mempertahankan penutupan vegetasi termasuk tumbuhan bagian bawah,

rumput serta seresah mempunyai fungsi mempertahankan keseimbangan tata air Das atau Sub-Das

dengan koefisien air larian yang kecil. Das terkait dengan pengelolaan sumber daya air, biasanya

secara biogeofisik dibagi menjadi daerah hulu, tengah hilir. Das hulu merupakan daerah konservasi

dengan kerapatan drainase lebih tinggi, kemiringan lereng besar (>15%), bukan merupakan daerah

banjir, jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Sub-Das bagian hilir merupakan daerah

pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, kemiringan lereng kecil sampai sangat kecil (<8%). Das

bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik Das yang berbeda di

atas (Asdak,2002).

Bentuk penggunaan lahan mencerminkan aktifitas sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat. Bentuk penggunaan lahan kebun/kebun talun, perkebunan, sawah baik sawah

irigasi sawah tadah hujan, serta tegalan atau pertanian lahan kering adalah merupakan

cerminan dari suatu aktifitas ekonomi masyarakat pedesaan. Sedangkan bentuk-bentuk

penggunaan lahan seperti bangunan pekantoran, bangunan pusat-pusat perdagangan, pusat-

pusat pendidikan(Kampus), dan perindustrian, serta perumahan merupakan ciri-ciri dari

kegiatan aktifitas perkotaan.

Page 9: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

9

Perkembangan penduduk yang pesat akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan di

suatu wilayah dikarenakan berkembangnya kebutuhan lahan untuk memenuhi kebutuhan

berbagai aktifitasnya. Di wilayah-wilayah pusat pengembangan aktifitas sosial ekonomi

masyarakat yang biasanya terjadi di bagian wilayah pinggiran kota besar, seperti yang terjadi

di wilayah Kecamatan Jatinangor sebagai pusat pengembangan pendidikan tinggi, dan di

Kecamaan Rancaekek sebagai pusat pengembangan wilayah perindustrian, juga mengalami

perubahan penggunaan lahan yang cukup pesat, juga ditandai dengan terjadi genangan banjir

setiap musim penghujan.

Perubahan penggunaan lahan yang terjadi adalah perubahan dari bentuk penggunaan

lahan pedesaan yang berkaitan dengan aktifitas pertanian yang mempunyai sifat menahan air

larian permukaan menjadi bentuk penggunaan lahan perkotaan berupa bangunan yang

bersifat kedap air dan menyebabkan bertambah pesatnya kenaikan air larian. Sub-Das

Cikeruh terutama di bagian hilir berdasarkan kenampakan lapangan telah banyak mengalami

perubahan penggunaan lahan karena adanya pengembangan kampus sehingga banyak timbul

perumahan baru, serta berbagai bangunan fasilitas lainnya. Pernyataan perubahan

penggunaan lahan tersebut perlu diverifikasi dengan pemetaan serial bentuk penggunaan

lahan, yaitu Tahun 1993 dan Th. 2013 sesuai dengan data yang tersedia.

- Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh

Berdasarkan Peta Topografi atau Peta Rupa Bumi Indonesia yang diterbitkan oleh Badan

Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang sekarang menjadi Badan

Informasi GeoSpatial (BIG), skala peta 1 : 25000, diterbitkan Tahun 1999 yang bersumber

pada foto udara Tahun 1993, maka bentuk penggunaan lahan Sub-Das Cikeruh bagian hulu

pada Th. 1993 di gambarkan pada peta sebaran penggunaan lahan(Gambar 4). Dibagian hulu

masih terdapat hutan sebesar 9.536 ha atau 13,49 % dari luas keseluruhan

Page 10: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

10

Gambar 4. Peta Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh Tahun 1993

wilayah tangkapan air sub-Das Cikeruh Bagian Hulu sesuai dengan titik pengukuran debit

aliran, yaitu di lokasi Dam Cirasana dengan luas daerah tangkapan air 70,71 Km2 atau 7071

ha. Penggunaan lahan kebun/perkebunan dan tegalan/ladang menempati luas berturut-turut

24,5% dan 22,77%. Pemukiman seluas 9,82% serta bangunan gedung 0,18% (Tabel 3).

Tabel 3. Sebaran luas penggunaan lahan Sub-Das Cikeruh Th. 1993

Page 11: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

11

Kemudian berdasarkan citra satelit sekitar Tahun 2013 dengan skala yang memadai untuk di

interpretasi dan deliniasi secara manual seperti yang disajikan pada Gambar 5, maka perkembangan

penggunaan lahan pemukiman serta bangunan-bangunan baru teridentifikasi. Komposit peta hasil

Gambar 5. Penafsiran penggunaan lahan Sub-Das Cikeruh Tahun 2013

Interpretasi citra Th. 2013 dengan Peta Penggunan Lahan Th. 1993 menghasilkan peta Tahun 2013

dan sebaran luas penggunaan lahannya disajikan pada tabel 4, dan sebaran masing-masing sub-Das

disajikan pada gambar 8.

Tabel 4. Sebaran luas penggunaan lahan Sub-Das Cikeruh Th.2013

Selama kurun waktu kurang lebih dua puluh tahun dari Tahun 1993 sampai Tahun 2013 perubahan

penggunaan lahan di wilayah Sub-Das Cikeruh bagian hulu, di wilayah Kecamatan Jatinangor dan

Kecamatan Cikeruh serta Kecamatan Rancaekek di bagian bawah/hilir mengalami perubahan

Page 12: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

12

penggunaan lahan khususnya pemukiman dan bangunan gedung. Perumahan berkembang seluas 118

ha dan bangunan-bangunan gedung, seperti gedung-gedung pengembangan kampus, mall,

apartemen, industri, dll., seluas 52 ha. Perubahan yang terjadi jika dibandingkan dengan luas wilayah

tangkapan air (Sub Das Cikeruh) ternyata hanya meliputi luas 0,17% untuk perumahan, dan 0,07%

untuk bangunan gedung, sehingga secara keseluruhan adalah 0,24 %. Bentuk penggunaan lahan yang

digunakan untuk pengembangan perumahan dan bangunan gedung tersebut berturut-turut adalah

sawah irigasi 0,08%, tegalan/ladang 0,07%, sawah tadah hujan 0,07% (Tabel 5).

Tabel 5. Perubahan luas penggunaan lahan Sub-Das Cikeruh Tahun 1993-2013

Menggunakan perkiraan koefisien air larian terkait dengan bentuk penggunaan/penutupan lahan

yang dikemukakan oleh Van Te Chow, 1988 koefisien air larian di Sub-Das Cikeruh bagian hulu

diperkirakan berdasarkan keadaan lapangan seperti ditunjukkan pada tabel 6, maka keadaan koefisien

air larian Sub-Das Cikeruh Bagian Hulu yang meupakan wilayah penelitian secara keseluruhan,

berdasarkan keadaan penggunaan lahan Tahun 1993 dan Tahun 2013 berturut-turut adalah 0,20 dan

0,21. (Tabel 7).

Tabel 6. Perkiraan Koefisien Air Larian berdasarkan Bentuk Penggunaan lahan

Page 13: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

13

Tabel 7 : Perubahan koefisien air larian Sub-Das Cikeruh

Penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan berbagai bangunan gedung lebih

banyak terjadi di bagian hilir Sub-Das Cikeruh, yang tersebar pada Kecamatan Jatinngor, Kecamatan

Cikeruh dan Rancaekek, sehingga apabila Wilayah Sub-Das dibagi menjadi bagian hulu dan hilir

koefisien air lariannya adalah 0,18 di bagian hulu dan 0,24 di bagian hilir, bentuk-bentuk

penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu koefisen air larian sangat

tinggi seperti bangunan gedung dan perumahan, tinggi (pertanian lahan terbuka seperti ladang, kebun

dll.), serta bentuk penggunaan lahan yang koefisien air lariannya kecil (Gambar 6 dan Tabel 8, serta

Gambar 7 dan Tabel 9).

Page 14: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

14

Gambar 6 : Sebaran Penggunaan Lahan Wilayah Bagian Hulu Stn. Cikuda Tahun 1993

Tabel 8 : Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh Wilayah Hulu Stn.Cikuda Tahun 1993

Page 15: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

15

Gambar 7 : Sebaran Penggunaan Lahan Wilayah Bagian Hilir Stn. Cikuda Tahun 1993

Tabel 9 : Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh Wilayah Hilir Stn. Cikuda Tahun 1993

Jika perkiraan koefisien air larian bagian hilir dipisahkan atau dikurangi dengan Sub-Das Cileles

dan Sub-Das Cisempur yang diperhitungkan tersendiri, maka koefisien larian wilayah hilir tersebut

menjadi semakin besar yaitu 0,25. Gambar 8 menunjukkan pembagian wilayah analisis penggunaan

lahan berkaitan dengan pengukuran debit aliran sungai pada satuan wilayah sub-Das. Menggunakan

pembagian wilayah sub-Das, luas daerah tangkapannya, dan bentuk penggunaan lahan(“Land_Use”)

Page 16: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

16

Tahun 2013 berdasarkan Citra satelit “open sources” Google Earth, maka besarnya perubahan

bentuk penggunaan lahan dan perubahan koefisien air larian diuraikan.

Gambar 8. Pembagian wilayah Analisis dan Penggunaan Lahan Tahun 2013

Sub-Das Cikeruh Hulu merupakan daerah tangkapan air diatas Stn. 2 (Loksi Jembatan Cikuda)

seluas 51.184 Km2 koefisien air lariannya berdasarkan penggunaan lahan Tahun 1993 adalah 0,18

(Tabel 8); dan tidak terjadi peningkatan koefisien air larian yaitu tetap 0,18 pada Tahun 2013,

walaupun ada perubahan atau penambahan perumahan dan bangunan gedung tetapi relatif kecil

(Tabel 10). Sub Cileles (Stn.4 dengan luas 6,664 Km2) koefisien air larian Tahun 1993 adalah 0,21

(Tabel 11) dan pada Tahun 2013 meningkat sedikit menjadi 0,22 (Tabel 12). Sub-Das Cisempur

(Stn.3 dengan luas 2,144 Km2) koefisien air lariannya 0,21, sedikit meningkat pada Tahun 2013

menjadi 0,22 karena ada pembangunan perumahan di dalamnya.(Tabel 13 dan 14).

Sub-Das Bagian Hilir (secara lokal meliputi luas 12,499) koefisien air larian Tahun 1993 adalah

0,25. Pada Tahun 2013 meningkat cukup besar, yaitu 0,33 karena banyak terjadi perubahan

penggunaan lahan terutama untuk perumahan dan bangunan yang meningkatan koefisien air larian

(Tabel 15 dan 16).

Page 17: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

17

Dari analisis bentuk penggunaan lahan dan perubahannya pada wilayah-wilayah sub-das, maka

dapat dikemukakan bahwa, Sub-Das Cikeruh hulu tidak mengalami tekanan perubahan penggunaan

lahan, Sedangkan Sub-Das Cileles dan Cisempur mengalami tekanan yang ringan dengan kenaikan

koefisien air larian dari 0,20 menjadi 0,21 dalam kurun waktu sekitaar 20 tahun.

Tabel 10 : Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh Wilayah Hulu Stn.Cikuda Tahun 2013

Tabel 11. Penggunaan Lahan Sub-Das Cileles Tahun 1993

Tabel 12. Penggunaan Lahan Sub-Das Cileles Tahun 2013

Tabel 13 . Penggunaan Lahan Sub-Das Cisempur Tahun 1993

Page 18: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

18

Tabel 14 . Penggunaan Lahan Sub-Das Cisempur Tahun 2013

Tabel 15 : Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh Wilayah Hilir Stn. Cikuda Tahun 1993(di luar/dikurangi Sub-Das Cileles dan Cisempur dan Cikeruh Hulu)

Tabel 16 : Penggunaan Lahan Sub-Das Cikeruh Wilayah Hilir Stn. Cikuda Tahun 2013(di luar/dikurangi Sub-Das Cileles dan Cisempur dan Cikeruh Hulu)

Daerah tangkap air yang mengalami tekanan berat adalah wilayah tangkapan air di bagian hilir

Sub-Das Cikeruh di daerah penelitian, di wilayah yang relatif datar dan merupakan pusat kegiatan

sosial ekonomi dan budaya, yaitu di wilayah Kecamatan Cikeruh, Jatinangor dan Rancaekek. ( Tabel

17 ).

- Debit Aliran Sungai Sub-Das Cikeruh

Page 19: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

19

Pembagian wilayah analisis penggunaan lahan berdasarkan sub-das berkaitan dengan titik lokasi

pengukuran debit aliran sungai Hasil dua kali pengukuran sesaat yang dilakukan pada musim hujan

(lampiran), maka debit aliran Cikeruh Hulu adalah 3,266 m2/detik dan 3,713 m3/detik (Tabel 18).

Rata-rata dari kedua pengukuran tersebut adalah 3,490 m3/detik, atau apabila dihitung perharinya

dikalikan 86400 dan dibagi luas wilayah tangkapan air (51,184 km2) hasilnya adalah 6 liter per

hari per m2. Cikeruh Hilir secara keseluruhan luasnya adalah 63,68Km2, dengan debit rata2 5,310

m3/detik, maka air lariannya adalah 7 liter per hari per m2.

Tabel 17. Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan danKoefisien Air Larian (C) Tahun 1993-2013

Sedangkan Wilayah lokal Sub-Das Cikeruh bagian hilir dengan luas 12,496 km2 memberikan

aliran permukaan sebesar 1,505 m3/detik dan 2,137m3/detik atau rata-rata adalah 1,821 m3/detik

atau 13 liter per hari per m2. Dari hasil pengukuran pada musim penghujan tersebut menunjukkan

bahwa sesuai dengan bentuk penggunaan lahannya, maka pasokan air larian permukan dari wilayah

Sub-Das hilir paling besar.

Sebaliknya berdasarkan pengukuran sesaat pada musim kemarau, menunjukkan bahwa debit

aliran di bagian hulu lebih besar dibanding dengan debit aliran bagian hilir, dan dikarenakan tidak

ada limpasan permukaan maka debit aliran sungai merupakan debit aliran bawah permukaan.

Page 20: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

20

Dengan demikian debit aliran sungai di bagian hilir pada musim kemarau adalah merupakan

pasokan debit aliran bawah permukaan dari wilayah hulu (Tabel 19). Menggunakan perbandingan

debit aliran per m2 per hari, maka debit aliran Sub-Das Cikeruh Hulu 3,4 liter per m2 per hari, debit

aliran bagian hilir 2,5 liter per m2 per hari, Sub-Das Cileles Hulu 1,8 liter per m2 per hari, Sub-Das

Cileles Hilir 1,2 liter per m2 per hari, dan Sub-Das Cisempur 0,8 liter per m2 per hari.

Tabel 18. Pengukuran Debit aliran Sungai Pada Musim Penghujan

Tabel 19. Pengukuran Debit Aliran Pada Aliran minimum pada musim kemarau

7. Kesimpulan

- Wilayah penelitian Sub-Das Cikeruh Bagian Hulu Dalam kurun waktu duapuluh tahun terjadi

perubahan penggunaan lahan, khusunya meningkatnya penggunaan lahan

pemukiman/perumahan dan bangunan gedung, yang berdampak meningkatnya koefisien air

larian (“runoff’) secara keseluruhan dari 0,20 menjadi 0,21.

- Berdasarkan pembagian wilayah analisis perubahan penggunaan lahan pada satuan wilayah

Sub-Das, maka perubahan yang terjadi terkonsentrasi pada wilayah bagian hilir Sub-Das

Cikeruh, yang meningkatkan koefisien air larian dari 0,25 menjadi 0,33. Di wilayah bagian

hulu relatif stabil, yaitu 0,18, sedangkan di Sub-Das Cileles dan Cisempur meningkat kecil

dari 0,20 menjadi 0,21.

- Berdasarkan pengukuran debit aliran pada musim penghujan, perbandingan pasokan aliran

larian pada masing-masing wilayah, maka wilayah hulu memasok aliran permukaan sebesar

6 liter per m2 per hari, sedangkan wilayah hilir 13 liter per m2 per hari.

Page 21: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

21

- Berdasarkan pengukuran debit aliran sesaat pada musim kemarau yang adalah merupakan

aliran bawah permukaan, maka wilayah hulu memberikan pasokan aliran sungai lebih besar,

yaitu 3,4 liter per m2 per hari, wilayah hilir 2,5 liter per m2 per hari, Sub-Das Cileles Hulu

dan Cileles Hilr berturut turut 1,8 dan 1,2 liter per m2 per hari, sedangkan Sub-Das Cisempur

0,8 liter per m2 per hari.

Ucapan Terimakasih : Kepada Dekan Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr.Ir Hendarmawan M.Sc., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukanpenelitian ini dengan dana penelitan Hibah Bidang Unggulan Perguruan Tinggi Bidang PengelolaanSumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Daftar Pustaka

Aronoff, S., 1993. Geographic Information System A Management Perspective.WDL Publication,Ottawa, Canada.

Asdak,C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press,P.O Box 14, Bulaksumur, Yogyakarta.

Burrough, P.A., 1986. Principles of Geographic Information System for Land Resources Assessment.Claderon Press, Oxford.

Haryanto Edi Tri., Totok Herwanto, Dwi Rustam, 2007. Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan dan

Implikasinya terhadap Koefisien Air Larian Das Citarum Hulu, Jawa-Barat.

Journal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik ‘Bionatura’, Vol. 9, No.1 Maret 2007. Lembaga

Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung.

Nosin, J.J., Voskuil, R.P.G.A., Dam, R.M.C., 1996. Geomorphologic Developments of the

Sunda Volcanic Complex, West Java, Indonesia. ITC Journal 1996-2. P.O

Box 6, Enschede The Netherlands. p. 157 – 165.

Soemarwoto, O., 1991., Indonesia Dalam Kancah Lingkungan Global. Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Ven Te Chow, 1964. Handbook of Applied Hydrology. McGraw-Hill. New York, N.Y.

Wimpi, 2004. Cekungan Bandung: Geodinamika, Permasalahan Dan Pemgembangannya. BukuPanduan Lokakarya. Puslitbang Geologi, Departemen Pertambangan danEnergi,Bandung.

Page 22: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

22

Lampiran Hasil Pengukuran Debit Aliran:

Page 23: Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Kampus Jatinangor Dan ... · Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jln.Raya Bandung-Sumedag Km.21. Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Seminar Nasional Ke – IIIFakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

23

Perhitungan Debit per m2 per hari pengkuran pada musim penghujan

Perhitungan Debit per m2 per hari pengkuran pada musim kemarau