perubahan orientasi perjuangan rakyat palestina...

156
PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA PADA TAHUN 1979-1993: PALESTINE LIBERATION ORGANIZATION (PLO) MASA KEPEMIMPINAN YASSER ARAFAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) oleh Muhammad Aqibun Najih NIM : 1112022000035 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/ 1438 H

Upload: vokien

Post on 09-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT

PALESTINA PADA TAHUN 1979-1993:

PALESTINE LIBERATION ORGANIZATION (PLO)

MASA KEPEMIMPINAN YASSER ARAFAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora (S.Hum.)

oleh

Muhammad Aqibun Najih

NIM : 1112022000035

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/ 1438 H

Page 2: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 31 Mei 2017

Muhammad Aqibun Najih

Page 3: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

ii

PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT

PALESTINA PADA TAHUN 1979-1993:

PALESTINE LIBERATION ORGANIZATION (PLO)

MASA KEPEMIMPINAN YASSER ARAFAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab Dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh

Muhammad Aqibun Najih

NIM. 1112022000035

Pembimbing

Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A

NIP. 19611025 199403 1 001

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/ 1438 H

Page 4: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Perubahan Orientasi Perjuangan Rakyat Palestina Pada

Tahun 1979-1993: Palestine Liberation Organization (PLO) Masa

Kepemimpinan Yasser Arafat” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 31 Mei 2017. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora

(S.Hum) pada program studi Sejarah dan Peradaban Islam.

Jakarta, 31 Mei 2017

Tim Penguji

Penguji I,

Prof. Dr. Budi Sulistiono, M.Hum

NIP: 19541010 198803 1 001

Penguji II,

Dr. Awalia Rahma, MA

NIP: 19710621 200112 2001

Pembimbing

Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A

NIP. 19611025 199403 1 001

Mengetahui

Ketua Prog. Studi,

H. Nurhasan, M.A

NIP: 19690724 199703 1 001

Sekretaris Prog. Studi,

Sholikatus Sa’diyah, M.Pd

NIP: 19750417 200501 2 007

Page 5: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

baginda Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Perubahan Orientasi Perjuangan Rakyat

Palestina Pada Tahun 1979-1993: Palestine Liberation Organization (PLO)

Masa Kepemimpinan Yasser Arafat” ini dapat diselesaikan oleh penulis berkat

dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan secara moril, spiritual, maupun

material. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah berjasa dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih yang tulus penulis

haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

3. Nurhasan, MA. selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

4. Solikatus Sa’diyah, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam yang telah dengan sabar mengurusi semua administrasi yang penulis

butuhkan.

5. Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak perhatian, nasihat, masukan dan arahan kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini.

6. Prof. Budi Sulistiono, M.Hum. selaku Penguji Skripsi I dan sekaligus menjadi

dosen PA (Pembimbing Akademik) yang telah mengajari dan membimbing

penulis selama duduk di bangku kuliah. Terima kasih banyak atas masukan,

saran dan kritik yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sesuai dengan standar skripsi-skripsi pada umumnya.

Page 6: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

v

7. Dr. Awalia Rahma, MA. selaku Penguji II, penulis sebelumnya meminta maaf

atas kekurangan-kekurangan yang ada pada skripsi ini dan terima kasih dengan

saran, kritikan, masukan dan nasihat yang ibu berikan akhirnya penulis dapat

memperbaiki kekurangan tersebut sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Bapak Aly Ikhwan dan Ibu Siti A’isyah selaku orang tua penulis. Terima kasih

telah memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi, serta doa yang selalu

bapak dan ibu panjatkan sangat membantu dan mempermudah segala urusan

dalam penyusunan skripsi ini.

9. Alvin Azkiya selaku adik kandung penulis yang selalu menginspirasi penulis

untuk lebih giat dalam menuntut ilmu, karena penulis merasa harus menjadi

kakak yang baik untuknya. Terima kasih telah menjadi penyemangat dan

penghibur dalam hari-hari yang sulit.

10. Seluruh Dosen Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah bersabar dalam mengajar dan memberikan ilmu yang bermanfaat

bagi penulisan skripsi ini.

11. Nur Silam, Fitri Masullah, Fathzry Ardillah, Restu Dinianti, Musviroh, Fitriana,

Titi Maria Ulfa, Aris Budiman, Hamdani Wahid, Dwi Septiani, Mustaqim,

Syauqi Hazami, Yusuf Achada, dan seluruh teman-teman Sejarah dan

Peradaban Islam angkatan 2012 yang tidak bisa penulis sebut satu persatu

namanya. Terima kasih telah membuat hari-hari di kampus menjadi

menyenangkan. Penulis pasti akan rindu sekali jika harus berpisah. Namun

penulis yakin, kita akan bertemu kembali di lain kesempatan.

12. Muclishon, Iqbal Fahmi, Wiwit Tri Gusnawan, Jazuli Wafa, Cecep Saefullah,

Ulil Albab, M. Ridwan, Tasya Nailul Fikria, Amimah Azmi, Ibrahim Hasan,

Lukmanul Hakim, Istika Merdeka, Taufiqul Hakim, Ana Hasanah, dan

beberapa nama lainnya yang belum tersebut. Terima kasih atas canda tawa dan

keramaian yang kalian buat di basecamp Keluarga Mathali’ul Falah Jakarta

yang hampir tiap hari menemani penulis.

13. Maftuhatin Ni’mah, Faqih Nur Sofyan, Puput Wijayanti, Abdul Kholiq, Ainut

Taufiq, Sulistiawati, Rina Safrianti, Nizar Fuadi dan teman-teman Pati lainnya

yang tergabung dalam organisisasi SIMPATI (Silaturrahmi Mahasiswa Pati) di

Page 7: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

vi

Jakarta. Terima kasih saat berkumpul dengan kalian penulis merasakan suasana

kampung halaman Pati ada di Jakarta.

14. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis tujukan kepada Laznas

BSM (Lembaga Amil Zakat Nasional Bank Syariah Mandiri) yang telah

memberikan bantuan dana beasiswa sampai akhir jenjang semester perkuliahan.

Atas bantuan dan kerjasamanya, penulis haturkan jazakumullah khoiron

katsiron. Dan semoga Allah melipatgandakan pahala kepada kalian semua. Amin.

Jakarta, 31 Mei 2017

Muhammad Aqibun Najih

NIM. 1112022000035

Page 8: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

vii

Nama : Muhammad Aqibun Najih

Prog. Studi : Sejarah dan Peradaban Islam

Judul : Perubahan Orientasi Perjuangan Rakyat Palestina Pada Tahun

979-1993: Palestine Liberation Organization (PLO) Masa

Kepemimpinan Yasser Arafat

ABSTRAK

Rakyat Palestina sampai saat ini masih berkonflik melawan kependudukan Israel,

berbagai perjuangan perlawanan fisik telah terjadi sejak Mandat Inggris 1920-1948.

Kemudian pada tahun 1979 dengan organisasi PLO, Palestina mengubah bentuk

perjuangannya yaitu ke diplomasi. Dengan begitu pada penelitian ini yang akan

menjadi fokus pembahasan adalah tentang perjuangan rakyat Palestina dengan aksi-

aksi perjuangan fisik yang kemudian berubah ke diplomasi di bawah kepemimpinan

Yasser Arafat di PLO. Penelitian ini juga membahas tentang penyebab perubahan

perjuangan serta dampak dan hasil dari diplomasi Palestina-Israel: Konferensi

Madrid 1991 dan Perjanjian Oslo 1993.

Kata kunci:

Yasser Arafat, PLO, Palestina.

Page 9: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................ x

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi

DAFTAR KRONOLOGI KONFLIK PALESTINA-ISRAEL ....................... xii

DAFTAR TOKOH PENTING KONFLIK PALESTINA-ISRAEL ............. xvii

DAFTAR PENINGKATAN STATUS PALESTINA .................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 19

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................... 19

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 20

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 21

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 21

G. Kerangka Teori ............................................................................................. 24

H. Metode Penelitian ......................................................................................... 28

I. Sistematika Penulisan .................................................................................... 32

BAB II PALESTINE LIBERATION ORGANIZATION (PLO) ....................... 33

A. Sejarah Berdirinya PLO................................................................................ 33

B. Faksi-Faksi di dalam PLO ............................................................................ 37

C. Kepemimpinan Yasser Arafat di PLO .......................................................... 39

BAB III PERUBAHAN PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA ................ 49

A. Perlawanan Fisik dan Penyebab Perubahan ................................................. 49

B. Kelompok Penentang Diplomasi .................................................................. 53

BAB IV DIPLOMASI PLO-ISRAEL ............................................................... 58

A. Konferensi Madrid 1991 ............................................................................... 58

B. Perjanjian Oslo 1993 ..................................................................................... 61

Page 10: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

ix

C. Dampak dari Perjuangan Diplomasi ............................................................. 66

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 77

A. Kesimpulan ................................................................................................... 77

B. Saran-Saran ................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 86

Teks Deklarasi Balfour ...................................................................................... 86

Resolution 181 (II) ............................................................................................. 87

Resolution 242 ................................................................................................... 89

Resolution 338 ................................................................................................... 91

Question of Palestine 43/177 ............................................................................ 92

Question of Palestine 3236 (XXIX) ................................................................. 94

Observer status for the Palestine Liberation Organization 3237 (XXIX) ....... 96

UN General Assembly Resolutions: Resolution 67/19 ...................................... 97

Declaration of Principles ................................................................................ 101

Pidato Pembukaan KTT LB OKI ke-5 ............................................................ 112

UN Partition Plan (1947) ................................................................................ 114

Territories Occupied By Israel Since June 1967 ............................................. 115

United Nations Special Committee on Palestine (UNSCOP) ......................... 116

Page 11: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data ditransliterasikan kedalam huruf latin.

Transliterasi ini berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” Panduan Akademik Program Strata 1 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012/2013.1

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padananya dalam aksara latin.

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts Te dan es ث

j Je ج

h h dengan garis bawah ح

kh Ka dan ha خ

d De د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy Es dan ye ش

s Es dengan garis di bawah ص

d de dengan garis di bawah ض

t Te dengan garis di bawah ط

z Zet dengan garis di bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

gh Ge dan ha غ

f ef ف

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ه

apostrof , ء

y ye ي

1 Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2012), h. 381-383.

Page 12: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xi

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Keterangan

ALF Arab Liberation Front / Jaysh al-Inqadh al-Arabi

جيش اإلنقاذ العربي

ANM Arab National Movement atau Harakat al-Quamiyyun

القوميين حركة

DOP Declaration of Principles المبادئ إعالن

Fatah Harakat Al-Tahrir Al-Filistini/ Palestine Nasional

Liberation Movement )حركة التحرير الوطني الفلسطيني )فتح

GUPS General Union of the Palestine Students

فلسطين ةلطلب العام اإلتحاد

Hamas Harakah Muqawamah Al-Islamiyyah

حركة المقاومة االسالمية

IM Ikhwanul Muslimin االخوان المسلمون

LBB Liga Bangsa-Bangsa األمم عصبة

OKI Organisasi Konferensi Islam/ Organisasi Kerjasama

Islam منظمة التعاون اإلسالمي

ONP Otoritas Nasional Palestina الفلسطينية الوطنية السلطة

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa علم األمم المتحدة

PDFLP Popular Democratic Front for the Liberation of

Palestine

PFL Palestinian Popular Struggle Front

PFLP Popular Front for the Liberation of Palestine

الجبهة الشعبية لتحرير فلسطين

PFLP-GC Popular Front for the Liberation of Palestine-General

Command

PLF Palestine Liberation Front

PLO Palestine Liberation Organization منظمة تحرير فلسطينية

PNC Palestine National Council الفلسطيني الوطني المجلس

UNRWA UN Relife and Works Agency

UNSCOP United Nation Special Comitee On Palestine

Page 13: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xii

DAFTAR KRONOLOGI KONFLIK PALESTINA-ISRAEL

Tahun Peristiwa Deskripsi

1916

Janji

MacMahon

Perjanjian rahasia antara Sir Henry MacMahon

(pejabat tinggi Inggris di Kairo) dengan Sharif Hussein

Ibn Ali (Amir Hijaz) yang menimbulkan revolusi Arab

10 Juni 1916.

Sykes-Picot

Agreement

Perjanjian Inggris dan Perancis yang dilakukan pada

bulan Mei 1916 unuk membagi wilayah Turki Usmani.

1917 Deklarasi

Balfour

2 November 1917 Negosiasi Inggris-Zionis

menghasilkan perjanjian untuk pendirian negara

Yahudi di Palestina.

1920 Mandat

Pada tanggal 24 April 1920 di San Remo,

ditetapkannya “Mandat” sesuai dengan pembagian

wilayah Sykes-Pycot, Inggris pun mendapatkan

wilayah Palestina oleh LBB.

1922 Pengangkatan

Mufti

Hajj Amin al-Hussayni, orang yang diangkat sebagai

Mufti Yerusalem oleh Inggris.

1929

Kerusuhan di

Tembok

Ratapan

Pada 15 Agustus 1929, sejumlah imigran Yahudi di

bawah kepemimpinan Jeremia Halpern memasuki kota

Yerusalem dan mengakibatkan konflik.

1936

Didirikannya

Komite Arab

Tertinggi

Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

mendirikan Komite Arab Tertinggi (Al Lajnah al

Arabiyah al-Uliya) di kota Nablus.

1936-

1939

Civil

Disobedience

Pemberontakan Arab Palestina tahun 1936-1939,

dilakukan oleh para petani dan pejuang revolusioner di

Palestina untuk menyerang mandat Inggris dan

Yahudi.

1947

(UNSCOP)

Panitia 11 orang yang melakukan penyelidikan

mengenai masalah Palestina di bawah naugan PBB

yang merekomendasikan pembagian wilayah Palestina

antara Arab dan Yahudi. Serta Mandat Inggris harus

segera diakhiri.

Resolusi 181

Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan

Resolusi no.181. Resolusi tersebut memutuskan

bahwa wilayah Mandat Inggris di Palestina dibagi

menjadi dua, satu bagian untuk bangsa Yahudi dan

satu bagian lainnya diberikan kepada bangsa Arab.

1948 Berdirinya

Negara Israel

Pada tanggal 14 Mei, Inggris meninggalkan Palestina,

David ben Gurion memanfaatkan peluang ini untuk

mendeklarasikan Kemerdekaan Israel. Presiden

Amerika saat itu, Harry Truman langsung memberikan

pengakuan de-facto kepada Negara Israel yang baru

berdiri

1949

Negara Israel

Menjadi

Anggota PBB

Diterimanya Israel sebagai anggota PBB pada 1949 di

latar belakangi dari kekalahan koalisi dari negara-

negara Arab (Syria, Yordania, Lebanon dan Irak)

menyerang Israel. Jamal al-Hussayni, sebagai

Page 14: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xiii

perwakilan komite Arab tertinggi di pengasingan

sebelumnya mengirimkan surat kepada perwakilan

PBB bahwa pasukan yang dikirimkan oleh para

anggota Liga Arab bertujuan untuk membela hak

rakyat Palestina sebagai mayoritas melawan kolonisasi

dari pihak Zionis-Yahudi. Namun, setelah perang

selama lebih dari satu tahun (Mei 1948-Juli 1949),

pihak Arab mengalami kekalahan.

1949-

1956

Munculnya

Perjuangan

yang Tidak

Teratur

o Dari Mesir - Yasser Arafat; orang Palestina yang

sedang menempuh pendidikan di Kairo, membentuk

Persatuan Mahasiswa Palestina (GUPS).

o Pergerakan Ikhwanul Muslimin dengan gerakan

jihad Islam nasional.

o Ketergantungan rakyat Palestina yang berada di

Mesir terhadap kepemimpinan Jamal Abdul Nasser.

o Yordania mengeklaim sebagian wilayah Palestina

sebagai wilayahnya.

1959

Gagasan

Penyatuan

Koordinasi

Akibat berbagai aktifitas bermunculan yang tidak

teratur, Liga Arab pada tahun 1959, Mufti Hajj Amin

al-Husseini mencoba membentuk Palestine National

Council (Dewan Nasional Palestina) untuk membuat

satu ketentuan yang mengajak penataan ulang tentang

koordinasi rakyat Palestina dalam satu wadah. Namun

pada saat itu gagal, karena tidak ada rancangan yang

baik yang dapat disepakati.

Fatah

Pada 1959, Arafat membentuk organisasi baru yang

disebut Fatah, yang nantinya akan menjadi faksi

terbesar di PLO. Organisasi ini memiliki sayap militer

yang diberi nama Ashifah.

1964 Berdirinya

PLO

Setelah wakil Palestina di Liga Arab dijabat oleh

Ahmad Syaqiri (September 1963), ia aktif

mengumumkan ke negara-negara Arab untuk adanya

satu wadah perjuangan Palestina. Kemudian

terselenggara sidang PNC pada 2 Juni 1964.

Keputusan sidang tersebut ditetapkan berdirinya

Palestine Liberation Organization (PLO). Ketua

Eksekutif PLO pertama diduduki oleh Ahmad Syaqiri

(1964-1967).

1967

Six-Day War

Israel menyerang Mesir, Yordania, dan Syiria selama

6 hari, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza

(Mesir), Dataran Tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan

Yerusalem (Yordania).

Ketua PLO

Ke-2

Ahmad Syaqiri, pada tahun 1967 setelah kekalahan

bangsa Arab pada Perang Enam Hari, ia

mengundurkan diri dan digantikan oleh Yahya

Hamuda yang menjabat ketua PLO dari 1967 s.d 1969.

Page 15: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xiv

1969

Fatah

begabung dgn

PLO

Pasca Perang Enam Hari, Fatah muncul sebagai

kekuatan yang dominan dalam dunia politik di

Palestina. Maka setelah Fatah resmi bergabung dengan

PLO pada akhir 1960-an, Fatah menjadi faksi terbesar

di antara faksi-faksi lain yang tidak kurang dari 15

faksi yang ada di dalam tubuh PLO.

Yasser Arafat

Menjadi

Ketua PLO

Ketika Fatah bergabung dengan PLO, Fatah yang

dipimpin oleh Yasser Arafat mampu menjadikan ia

sebagai ketua PLO (1969-2004).

Pengakuan

dari OKI

PLO mendapat pengakuan sebagai perwakilan resmi

bangsa Palestina dari Organisasi Konferensi Islam

(OKI) pada 21 Agustus 1969, bersamaan dengan

didirikanya OKI.

1970 Pembajakan

Pesawat

Pada bulan September 1970 Fatah membajak tiga

pesawat; satu pesawat Swiss dan dua pesawat

Amerika. Ketiga pesawat tersebut diledakkan; dua

diledakan di Yordania dan satu di Kairo. Tuntutan

yang diajukan para pembajak adalah agar teman-teman

mereka yang ada di penjara Israel dibebaskan.

Akibat dari kejadian tersebut, PLO diusir oleh raja

Yordania dengan suatu perang saudara selama 10 hari,

dan mengakibatkan jatuhnya banyak korban.

1972 Black

September

Setelah rakyat Palestina terusir dari Yordania, dan

berpindah ke Lebanon, aksi-aksi perlawanan fisik

belum berhenti. Justru mereka membentuk suatu nama

“Black September”. Dengan melanjutkan aksi-aksi

pembajakan pesawat, yang justru menimbulkan

kecaman dari “dunia internasional” sebagai serangan

teroris.

1973 Yom

Kippur War

Dalam perang ini, bangsa Arab berhasil membalas

kekalahannya dari Israel. Meski serbuan bangsa Arab

tidak membuat Israel kalah secara telak, namun perang

ini berhasil memaksa Israel untuk mengembalikan

wilayah Semenanjung Sinai dan Gaza kepada Mesir.

1974

PLO

Mendapat

Pengakuan

dari PBB

Pada 13 November, Yasser Arafat tampil dalam sidang

Majlis Umum PBB, dengan pidatonya pada sidang

tersebut yang menyerukan perjuangan Palestina

dengan jalan diplomasi, membuat PLO memperoleh

dukungan dan status sebagai entitas pengamat non-

anggota di PBB.

1977-

1979

Kunjungan

Anwar Sadat

ke Israel

Pada bulan November 1977, Mesir dibawah

kepemimpinan Anwar Sadat, ia mengunjungi entitas

Zionis. Selanjutnya pada tahun 1979, melalui sebuah

perjanjian perdamaian yang disepakati antara Presiden

Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel

Menachem Begin serta disaksikan Presiden AS Jimmy

Carter di Camp David berhasil memasukkan Mesir

dalam kondisi damai dengan Israel.

Page 16: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xv

1979 Sidang PNC

Pada tahun 1979 dalam sidang PNC diputuskan

kebijakan yang memberikan mandat kepada Arafat

untuk melakukan perjuangan melalui cara-cara

diplomasi dan Piagam Nasional Palestina resmi

dirubah dari perjuangan bersenjata menjadi

perjuangan diplomasi untuk membebaskan

kemerdekaan Palestina dari Israel.

1981

Terbunuhnya

Presiden

Anwar Sadat

Presiden Mesir Anwar Sadat terbunuh pada 6 Oktober

1981, perjanjian damai dengan Israel adalah alasan

bahwa sang presiden harus dihabisi. Pelakunya adalah

anggota organisasi Jihad Islam yang menolak

Perjanjian Camp David 1979 antara Israel dengan

Mesir.

1987-

1993 Intifadah

Intifadah adalah nama untuk perjuangan yang

dilakukan oleh sekelompok orang Palestina yang

bersenjatakan batu melawan tentara Israel yang

memiliki perlengkapan mutahir. menurut sensus yang

dihitung oleh PLO jumlah korban dari pihak Palestina

tidak kurang dari 1540 korban yang meninggal,

130.000 yang cedera, dan sekitar 116.000 yang

ditangkap oleh Israel. Sedangkan jumlah korban dari

pihak Israel 179 korbar yang meninggal.

1987

Berdirinya

Organisasi

Hamas

Hamas (Harakat Al-Muqawwamat Al-Islamiyyah atau

Gerakan Perlawanan Islam) didirikan pada 14

Desember 1987 oleh Syaikh Ahmad Yassin, dan

menjadi saingan PLO dalam memperjuangkan

kemerdekaan Palestina. Ideologi Hamas adadah

berhaluan keagamaan, sedangkan PLO lebih

mengedepankan nasionalisme dan semangat

kebangsaan.

1988

Didirikannya

Negara

Palestina

Setelah terbentuknya tatanan baru pada tubuh PLO

untuk berjuang secara diplomasi, beberapa pemimpin

Palestina memproklamasikan berdirinya negara

Palestina pada tanggal 15 November 1988, untuk

mempermudah segala urusan perjuangan. Berdirinya

negara Palestina diumumkan di Aljir, ibukota Aljazair,

dengan bentuk negara Republik Parlementer.

Ditetapkan bahwa Yerusalem Timur dijadikan sebagai

ibukota negara, dengan Presiden pertamanya Yasser

Arafat. Eksistensi negara ini rapuh karena selain tidak

diakui sebagian negara anggota Dewan Keamanan

PBB, juga akibat wilayah geografi yang belum jelas.

1991 Konferensi

Madrid

Konfrensi Madrid ini merupakan usaha pertama

masyarakat Internasional untuk memulai perundingan

yang melibatkan Israel dan Palestina serta negara-

negara Arab, termasuk Syria, Lebanon, dan Yordania.

Tujuan dari konferensi ini lebih untuk membuka

sebuah forum perundingan, baik lewat jalur bilateral

Page 17: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xvi

maupun multilateral yang juga melibatkan komunitas

internasional.

1993 Perjanjian

Oslo 1993

Perjanjian Oslo 1993; diselenggarakan di Norwegia

pada tanggal 20 Agustus, selanjutnya diresmikan

dalam sebuah upacara di Washington DC pada tanggal

13 September 1993, dengan disepakatinya Declaration

of Principles (DOP) yang mengatur perdamaian antar

kedua negara berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan

PBB 242 yang menjadi dasar pembentukan Otoritas

Nasional Palestina (ONP) 5 Juli 1994, yaitu Palestina

baru di wilayah Jalur Gaza dan Jericho (Tepi Barat)

dan dilaksanakannya pemilu tahun 1996, dengan

dilantiknya Yasser Arafat sebagai dewan legislatif

sekaligus menetapkannya sebagai ketua ONP atau

Presiden pertama Palestina.

2012

Meningkatnya

Status

Palestina

Dampak dari perjuangan diplomasi adalah dengan

meningkatnya status Palestina di PBB dari “entitas”

menjadi “negara” pengamat non anggota pada 29

November 2012. Namun kedaulatannya masih

menjadi permasalahan yang belum terselesaikan

karena ketidak jelasan wilayah yang diklaimnya.

Page 18: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xvii

DAFTAR TOKOH PENTING KONFLIK PALESTINA-ISRAEL

Nama Keterangan

Amin Al- Husayni Lahir : 1895

Meninggal : 4 Juli 1974

Mufti Yerusalem : 1921–1948

Ahmad Syaqiri Ketua PLO Pertama (1964 s.d 1967)

Yahya Hamuda Ketua PLO Kedua (1967 s.d 1969)

Yasser Arafat Lahir : 4 Agustus 1929

Meninggal : 11 November 2004

Ketua PLO : 4 Februari 1969 – Meninggal

Mahmoud Abbas Lahir : 26 Maret 1935

Meninggal :

Ketua PLO : 29 Oktober 2004 -

Ahmad Yassin Lahir : 1 Januari 1929

Meninggal : 22 Maret 2004

Pemimpin Hamas : 14 Desember 1987 – Meninggal

Abdul Nasser Lahir : 15 Januari 1918

Meninggal : 8 September 1970

Presiden Mesir : 23 Juni 1956 – Meninggal

Anwar Sadat Lahir : 25 Desember 1918

Meninggal : 6 Oktober 1981

Presiden Mesir : 20 Oktober 1970 – Meninggal

Hussein Lahir : 14 November 1935

Meninggal : 7 Februari 1999

Raja Yordania : 11 Agustus 1952 – Meninggal

David Ben-Gurion Lahir : 16 Oktober 1886

Meninggal : 1 Desember 1973

Perdana Menteri Israel : 17 Mei 1948 - 26 Juni 1963

Menachem Begin Lahir : 16 Agustus 1913

Meninggal : 9 Maret 1992

Perdana Menteri Israel : 21 Juni 1977 – 10 Oktober 1983

Yitzhak Rabin Lahir : 1 Maret 1922

Meninggal : 4 November 1995

Perdana Menteri Israel : 3 Juni 1974 - Meninggal

Ezer Weizman Lahir : 15 Juni 1924

Meninggal : 18 April 2005

Presiden Israel : 13 Mei 1993 – 13 Juli 2000

Shimon Perez Lahir : 2 Agustus 1923

Meninggal : 28 September 2016

Perdana Menteri Israel : 4 November 1995 - 18 Juni 1996

Presiden Israel : 15 Juli 2007 – 24 Juli 2014

Jimmy Carter Lahir : 1 Oktober 1924

Meninggal :

Presiden AS : 20 Januari 1977 – 20 Januari 1981

Bill Clinton Lahir : 19 Agustus 1946

Meninggal :

Presiden AS : 20 Januari 1993 – 20 Januari 2001

Page 19: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

xviii

DAFTAR PENINGKATAN STATUS PALESTINA

Tahun Status Keterangan

1969 Pengakuan OKI

PLO yang mewakili Palestina menjadi anggota

OKI (Organisasi Konferensi Islam atau Organisasi

Kerjasama Islam) pada 21 Agustus 1969.

1974 Pengakuan PBB

PLO mendapat pengakuan sebagai entitas

perwakilan rakyat Palestina pada 22 November

1974 oleh The United Nations General Assembly.

1988

Berdirinya

Negara

Palestina

di Aljir

“Bahwa pemerintahan di Palestina itu eksis”

(Resolusi Sidang Umum no. 43/177)

“Hak-hak dan privilege tambahan” (Resolusi

Sidang Umum no. 52/250).

2011 UNESCO

Palestina juga diterima sebagai anggota UNESCO

(United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization) pada November 2011

2012 Entitas menjadi

Negara

“entitas pengamat non-anggota” menjadi “negara

pengamat non-anggota” pada tanggal 29

November 2012.

Page 20: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pokok persoalan tentang konflik Palestina-Israel yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah adanya perubahan perjuangan rakyat Palestina pada masa

kepemimpinan Yasser Arafat di منظمة تحرير فلسطينية PLO (Palestine Liberation

Organization) tahun 1979. Pada tanggal 22 November 1974 keberadaan PLO diakui

The United Nations General Assembly (Majlis Umum PBB).2 PLO merupakan

representasi rakyak Palestina yang telah dibentuk oleh Liga Arab pada tahun 1964

untuk memperjuangkan hak tanah air rakyat Palestina yang telah dirampas oleh

Israel. Perlu diketahui sebelum berdirinya negara Israel di bumi Palestina (pada

masa Mandat Inggris) rakyat Palestina telah melakukan perjuangan dengan

menggunakan aksi-aksi perlawanan fisik untuk menghapus sepenuhnya

kependudukan bangsa Yahudi di Palestina.

Sebelum adanya negara Israel, sebutan Palestina adalah nama untuk wilayah

barat daya negeri Syam, yaitu wilayah yang terletak di bagian barat Asia dan bagian

timur Laut Tengah.3 Palestina dikuasai oleh Turki Usmani sejak tahun 1517 hingga

1917. Ketika perang dunia pertama dalam situasi kekuasaan yang lemah, Turki

Utsmani pada 22 Juli 1914 mengajukan tawaran aliansi kepada Jerman, Wilhelm II

menerima tawaran itu pada tanggal 2 Agustus 1914. Dengan begitu Turki resmi

bergabung dengan Jerman,4 namun aliansi mereka berakhir dengan kekalahan.

Kekalahan Turki Usmani bukan saja disebabkan oleh Inggris dan Prancis,

namun adanya pemberontakan bangsa Arab terhadap Imperium Ottoman yang di

latar belakangi dari sebuah perjanjian rahasia antara Sir Henry MacMahon (pejabat

2 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari Deklarasi Negara Israel Sampai

Terbentuknya Negara Palestina”, Laporan Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Univ.

Negeri Yogyakarta, (2008), h. 18.

3 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan dan Konspirasi, (Jakarta: Gema Insani,

2002), h. 13.

4 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan Palestina menjadi Negara

Merdeka (1920-1848),” Al-Turas Vol. 20, No. 2, (Juli 2014), h. 54.

Page 21: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

2

tinggi Inggris di Kairo) dengan Sharif Hussein Ibn Ali (Amir Hijaz) untuk

membentuk sebuah pemerintahan Arab yang independen.5 Palestina tidak

disebutkan secara eksplisit dalam perjanjian tersebut. Janji MacMahon bukanlah

perjanjian yang diratifikasi secara formal, tetapi punya kekuatan sebagai perjanjian,

khususnya ketika Hussein memutuskan untuk bertindak berdasarkan perjanjian itu

sehingga menyulut pergolakan bangsa Arab melawan kekuasaan Turki Usmani

1916.6 Meskipun orang-orang Arab sepakat untuk menentang kerjasama dengan

orang kafir, namun karena kekecewaan yang melemahkan kredibilitas Islam di

bawah Khalifah Ottoman, ditambah adanya tindakan Ottoman, Jamal Pasha al-

Sagheer yang melaksanakan hukuman mati kepada beberapa orang Arab Syria

membuat pemimpin Arab marah dan geram, sehingga pada 10 Juni 1916 Syarif

Hussein mengisyaratkan revolusi Arab untuk menentang kerajaan Ottoman.7

Namun pada bulan Mei 1916, Inggris juga melakukan perundingan rahasia

dengan Prancis dan Rusia yang menandatangani suatu perjanjian yang dikenal

sebagai Sykes-Picot Agreement, untuk membagi wilayah Turki Usmani. Dalam

perjanjian tersebut, Inggris mendapatkan sebagian besar wilayah-wilayah Irak

timur Jordan dan daerah Haifa di Palestina. Sementara Prancis mendapatkan

Lebanon dan Syria,8 dan untuk Rusia akan menduduki wilayah Istambul.9

Kemudian, Inggris juga melakukan negosiasi dengan Organisasi Zionis

Internasional tentang masa depan Palestina. Tawaran ini dikemukakan karena

Inggris membutuhkan lobi Zionis di Amerika, agar AS bersedia untuk terlibat

secara langsung bahu-membahu dengan Inggris dan Sekutunya. Kemudian

5 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak Berdarah Israel di Palestina dan Dunia

Arab, (Jakarta: Kinza Books, 2009), Cetak I, h. 93.

6 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman, (Surabaya: Risalah Gusti, 2009), h.

505.

7 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan Sejarah, (Selangor: Taawun Medi

Resources, 2004), h. 51.

8 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 42.

9 Rahmatullah, “Peran Amerika Serikat dalam Menciptakan Perdamaian dan Penyelesaian

Konflik Israel dan Palestina”, Jurnal Ilmiah WIDYA, Vol. 3, No. 1, (Januari–April 2015), h. 2.

Page 22: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

3

perjanjian tersebut dikenal sebagai deklarasi Balfour 2 November 1917, dengan

komitmen Inggris, untuk mendirikan negara nasional Yahudi di Palestina.10

Kedua perjanjian rahasia Sykes Picot dan Deklarasi Balfour dibedah oleh

Rusia yang telah mengundurkan diri dari peperangan dunia pertama dengan

kejatuhan pemerintah Tsar (Kaisar) Nicholas II pada bulan Oktober 1917. Kabar

perjanjian tersebut kemudian disebar oleh para tokoh Mesir. Penghianatan Inggris

ini mengejutkan dunia Arab dan mereka enggan menyertai tentara sekutu sampai

Inggris memberi penjelasan. Pada bulan Januari 1918 Inggris pun segera

mengirimkan Hogarth, wakil Inggris untuk menemui Syarif Hussein dengan

jaminan bahwa pendatang Yahudi di Palestina tidak akan mempengaruhi atau

mendapatkan kepentingan politik dan ekonomi bagi rakyat Palestina. Dengan itu,

Inggris lagi-lagi berhasil memperdaya pemimpin Arab.11

Sebagai dampak langsung dari Perang Dunia I, pada tanggal 24 April 1920,

pihak sekutu sebagai pemenang mengadakan pertemuan di San Remo, Italia. Liga

Bangsa-Bangsa (LBB) memutuskan bahwa wilayah-wilayah pendudukan belum

siap untuk diberi kemerdekaan, maka harus diurus oleh administrasi sipil yang

disebut “Mandat”. Setiap mandat dikuasai oleh Inggris atau Perancis “sampai saat

mereka mampu berdiri sendiri”. Sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya

dalam Perjanjian Sykes-Pycot tahun 1916, Inggris mendapat mandat atas wilayah

Palestina.12

Komisaris tinggi sipil pertama yang ditunjuk untuk Palestina pada tahun

1920 adalah Sir Herbert Samuel, dia sendiri adalah seorang Yahudi. Penunjukan ini

tampaknya merupakan tanda yang menjanjikan harapan bagi Zionis dan ancaman

bagi bangsa Arab. Samuel punya komitmen pada Deklarasi Balfour, tetapi

sepanjang masa jabatannya selama lima tahun dia berusaha untuk meyakinkan

orang-orang Arab.13 Pada masa kepemimpinannya, Samuel jelas berusaha bersikap

kooperatif terhadap aspirasi masyarakat Arab Palestina. Dengan Samuel

10 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 42.

11 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 54.

12 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, 54.

13 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 509.

Page 23: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

4

memberikan amnesti kepada Amin Al- Husayni yang saat itu sedang mendekam di

penjara”. Setelah bebas, Al- Husayni dilantik oleh Herbert Samuel menjadi Mufti

Agung Palestina (Mufti Filastin al-Akbar). Selain itu, Herbert Samuel mendirikan

Dewan Tinggi Muslim (Supreme Moslem Council) yang bertugas mengatur dan

menjaga lembaga-lembaga dan komunitas Islam di Palestina. Dalam lembaga ini,

Amin al-Husayni diangkat menjadi pimpinan utama. Atas sikap Samuel tersebut, ia

mendapat kecaman dari penduduk Yahudi.14

Tugas yang diberikan LBB kepada Inggris untuk mengelola wilayah

Palestina sampai mereka bisa memerintah secara otonom, ternyata menimbulkan

banyak friksi di antara warga di wilayah Palestina, khususnya antara Arab dan

Yahudi. Kedua bangsa tersebut telah dijanjikan oleh Inggris untuk bisa membentuk

pemerintahan berdaulat yang berdiri sendiri, sehingga menimbulkan banyaknya

gesekan terutama klaim mengenai siapa yang paling berhak untuk berada di wilayah

Palestina. Dalam kurun waktu hampir 30 tahun selama pemerintahan Mandat

Inggris, telah terjadi beberapa bentrokan di antara bangsa Arab dan Yahudi.15

Pada 4 April 1920 bertepatan dengan perayaan Nabi Musa. Prosesi Nabi

Musa selalu dianggap sebagai simbolis untuk perebutan kepemilikan Kota Suci,

bahkan pada tahun ini massa Muslim berpencar dan menyerbu kompleks

pemukiman Yahudi. Peristiwa ini menjadi tanda perlawanan fisik yang pertama

bangsa Arab Palestina di bawah Mandat Inggris melawan bangsa Yahudi yang

dikenal dengan Palestine Riots 1920. Pada peristiwa ini Polisi Arab berpihak

kepada perusuh (Rakyat Palestina), pasukan Inggris tidak keluar untuk

menghentikan pertikaian, dan setelah itu orang-orang Yahudi dilarang untuk

mengorganisir pertahanan mereka sendiri. Sebagian korban adalah Yahudi

(sembilan orang terbunuh dan 244 orang cedera). Kerusuhan itu menciptakan

keretakan antara Yahudi dan Inggris yang sebelumnya bangsa Yahudi sangat

percaya kepada Mandat Inggris akan selalu memihak terhadap apa yang telah

disepakati dalam perjanjian Balfour yaitu untuk mendirikan negara nasional Yahudi

14 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 55.

15 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 94.

Page 24: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

5

di Palestina. Zionis menyalahkan administrasi Mandat Inggris atas penyerangan

berdasarkan prasangka rasial ini, mereka (Inggris) menunjukkan keberpihakan

kepada bangsa Arab. Sejak itu, bangsa Yahudi maupun Arab menuduh Inggris

mendukung “pihak lain”.

Sebenarnya, ada kontradiksi yang nyata dalam kebijakan Inggris atas

konflik tersebut, Inggris menjadi kekuatan pemegang Mandat di Palestina. Pasal 22

dari perjanjian Liga Bangsa-Bangsa berisi bahwa Inggris harus menerapkan

“prinsip kesejahteraan dan pembangunan (bagi rakyat Palestina) yang menjadi

amanat suci peradaban”. Tetapi Inggris juga terikat pengimplementasian Deklarasi

Balfour dan pelapangan jalan bagi pendirian National Home (tanah air) Yahudi di

Palestina. Itulah yang membuat Inggris tidak mampu melakukan apa-apa pada

kerusuhan tahun 1920 di Palestina.16

Kemudian pada tahun 1929, konflik antara bangsa Arab Palestina dengan

Yahudi terjadi di Yerusalem, sebuah kota yang menjadi simbol aspirasi terdalam

dari kedua pihak.17 Bagi umat Yahudi, Tembok Barat, atau yang lebih dikenal

dengan Tembok Ratapan, merupakan satu-satunya bagian yang tersisa dari Haikal

Solomon yang dihancurkan oleh Imperium Romawi pada tahun 70 Masehi.

Bangunan tersebut merupakan peninggalan Israel kuno yang sangat penting dan

religius bagi umat Yahudi.18 Bagi umat Islam tembok tersebut merupakan tempat

di mana peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi, perjalanan spiritual Nabi Muhammad dari

Makkah ke Yerusalem, lalu dari Yerusalem ke Sidratul Muntaha, serta terdapatnya

Masjid al-Aqsa, masjid tersuci ketiga bagi umat Islam.19

Pada tanggal 15 Agustus 1929, sejumlah imigran Yahudi di bawah

kepemimpinan Jeremia Halpern berbaris menuju Tembok Ratapan sambil

mengibarkan bendera Zionis dan menyanyikan Hatikvah (Hymne Yahudi).20

16 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 508-509.

17 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 515.

18 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 55.

19 Trias Kuncahyono, Yerusalem 33 Imperium Romanium, Kota Para Nabi, Dan Tragedi

di Tanah Suci, (Jakarta: Kompas, 2011), h. 314.

20 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 56.

Page 25: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

6

Mereka bersumpah akan mempertahankan tembok itu sampai mati. Dengan begitu

kedua belah pihak pun mencoba untuk saling mempertahankan tempat tersebut dan

ketegangan pun merebak. Pada hari berikutnya, ketika orang-orang Arab mulai

berkumpul di Haram untuk shalat Jum’at, sebagian dari mereka menyerbu tempat

ibadah Yahudi. Kali ini, polisi Inggris berhasil menghentikan kerusuhan tersebut.

Belakangan, pada tanggal 22 dan 23 Agustus, dari massa petani Palestina di

Yerusalem, mereka membawa pentungan dan pisau, bahkan sebagian ada yang

membawa senjata api. Pada khotbah jumat, Mufti pun tidak mengatakan apa yang

bisa ditafsirkan (secara implisit) sebagai dukungan dan penghasutan, tetapi setelah

itu massa berbondong-bondong dari Haram dan mulai menyerang setiap orang

Yahudi yang mereka jumpai. Lagi, Inggris menolak mengizinkan orang-orang

Yahudi untuk melakukan pembalasan, dan Polisi Inggris yang telah dikurangi

jumlahnya oleh Lord Plumer, tidak dapat menangani krisis ini secara memadai.

Kekerasan pun pecah di seluruh Palestina, mengakibatkan 133 orang Yahudi

terbunuh dan 339 orang cedera. Polisi Inggris telah menewaskan 110 orang Arab,

dan enam orang lagi mati dalam serangan Yahudi di dekat Tel Aviv.21

Kemudian Mufti Hajj Amin al-Husaini mengatakan kepada pemerintahan

Mandat Inggris; Tembok Ratapan adalah bagian dari Thalith al-Haramain dan harta

wakaf Islam. Orang-orang Yahudi tidak boleh memperlakukan tempat suci seolah-

olah itu adalah milik mereka, dengan membawa masuk perabotan dan meniupkan

shofar sedemikian rupa sehingga mengganggu shalat orang Islam di sana. Mereka

berada di sana semata-mata ditolelir oleh kami (meskipun dengan berat hati).

Inggris pun membenarkan dan mendukung hal tersebut, untuk pihak Yahudi agar

tidak berlebih-lebihan lagi dalam melaksanakan kegiatan keagamaannya.22

Meski dampak kerusakan yang dilakukan orang-orang Arab cukup parah,

tapi Pemerintah Mandat Inggris menuding bahwa perbuatan para Imigran Yahudi

pada tanggal 15 Agustus merupakan pemicu utama konflik. Setelah peristiwa

tersebut, Pemerintah Mandat Inggris mempublikasikan peraturan Order in Council

21 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 516-517.

22 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 56.

Page 26: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

7

1929 yang menetapkan bahwa umat Islam Palestina memiliki hak tunggal atas

kepemilikan Tembok Ratapan dan area sekitarnya dan kaum Yahudi dilarang

membunyikan Shofar di sana.23 Tetapi ini merupakan kemenangan yang semu,

ketika kelompok Zionisme yang mulai berdatangan dari Jerman dan Polandia ke

Palestina dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Mereka

mengungsi dan akhirnya menetap di Palestina karena adanya pemimpin radikal

Hitler yang berkuasa di wilayah mereka sebelumnya. Orang-orang Arab Palestina

sangat waspada terhadap meningkatnya Imigran Yahudi selama tahun 1930-an.

Mereka menuduh Zionis mengekploitasi bahaya Jerman untuk membela

kepentingan mereka.24

Bagi masyarakat Yahudi, kerusuhan tahun 1929 membuat mereka

memutuskan untuk memperkuat organisasi Paramiliter Yahudi yang disebut

Haganah, yang akan menjadi cikal bakal dari Israeli Defense Force (IDF). Haganah

juga akan terpecah menjadi organisasi paramiliter yang lebih radikal yaitu Irgun

Zvai Leumi. Dengan kata lain, rakyat Arab Palestina “sukses” menggali

kuburannya sendiri dengan memperkuat musuh yang akan mengancam masa

depannya kelak.25

Kesadaran Bangsa Arab akan bahaya meningkatnya Imigran Yahudi yang

datang ke Palestina dari Jerman sekitar tahun 1930-1935 beramai-ramai yang

berjumlah 152.000 orang. Ini menjadikan jumlah penduduk Yahudi meningkat dua

kali lipat yang awalnya jumlah mereka sebanyak 156.000 orang26 yang hanya

meliputi 18,9% dari jumlah penduduk. Menjelang tahun 1936, presentase tersebut

meningkat menjadi 27,7%.27 Melihat hal tersebut, bangsa Arab-Palestina

mengirimkan delegasinya bernama Musa Kazim al-Husaini ke London untuk

mendapatkan simpati dari kerajaan Inggris, memang dalam kesepakatan delegasi

tersebut berhasil. Namun pihak berkuasa setempat (pemerintahan Mandat Inggris)

23 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 56.

24 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 518.

25 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 56.

26 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 63.

27 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 519.

Page 27: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

8

yang ada di Palestina gagal untuk menghalang atau menghentikan pembangunan

rumah-rumah Yahudi. Meski telah diperingatkan oleh J. H. Simpson penasihat

kerajaan Inggris, yang dikirim ke Palestina untuk menyampaikan bahwa pemberian

tanah kepada Yahudi perlu dihentikan. Begitu juga imigran bangsa Yahudi ke

Palestina perlu dikurangi. Kegagalan Mandat Inggris atas masalah tersebut,

membuat bangsa Arab Palestina sentimen dan menimbulkan masalah anti-Inggris.28

Sehingga mengakibatkan faksi-faksi yang lebih radikal mulai bermunculan seperti

kamp-kamp Arab dan sebagian dari orang-orang Palestina mulai bergabung dengan

organisasi-organisasi gerilya untuk melawan Inggris dan Zionis.29

Faktor utama lainya, penyebab terjadinya revolusi ini adalah munculnya

seorang ulama karismatik asal Syria bernama Izzudin al-Qassam yang

menganjurkan bagi rakyat Palestina agar melakukan konfrontasi terhadap

kelompok Zionis dan Pemerintah Mandat Inggris. Motivasi Izzudin al-Qassam

menawarkan solusi alternatif yang radikal karena ia menilai Dewan Tinggi Muslim

yang dipimpin Amin al- Hussayni tak serius dalam memperjuangkan kemerdekaan

Palestina. Ia menyalahkan Dewan Tinggi Muslim yang kurang memperhatikan

pembelian senjata untuk perjuangan rakyat Palestina.

Pada tanggal 20 November 1935, Izzudin al Qassam menghimpun 800

anggota Brigade Tangan Hitam untuk menyerang pelabuhan Haifa yang

notabennya adalah pusat perekonomian Inggris karena adanya jaringan pipa minyak

di wilayah itu. Sayangnya Izzudin al-Qassam tewas dalam baku tembak bersama

dengan tiga anak buahnya, sedangkan beberapa anggota Tangan Hitam yang masih

hidup ditangkap oleh Polisi Inggris. Kematian Izzudin al-Qassam dianggap tragis,

membuat seluruh lapisan rakyat Palestina berkabung, sehingga penguburan

jenazahnya diselenggarakan layaknya upacara resmi kenegaraan.

Kemudian pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina mendirikan

Komite Arab Tertinggi (Al Lajnah al Arabiyah al-Uliya) di kota Nablus, yang

mendeklarasikan perlawanan rakyat Arab Palestina terhadap pemerintah Mandat

28 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 65.

29 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 519.

Page 28: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

9

Inggris. Pada tanggal 7 Mei 1936, Komite Arab tersebut, menghimbau agar semua

rakyat Arab Palestina yang bekerja di kantor-kantor pemerintah maupun

perusahaan-perusahaan di seluruh wilayah Palestina melakukan mogok kerja, serta

tidak perlu lagi membayar pajak kepada pemerintah Mandat Inggris. Dengan ini,

dimulailah “Pemogokan Umum di Palestina” (Palestine General Strike).

Pemerintah Mandat Inggris segera memberlakukan Hukum Darurat Militer.

Orang-orang yang dicurigai terlibat dalam pemogokan ditangkap, Pemerintah juga

mengenakan denda pada desa-desa yang warganya terlibat dalam aksi pemogokan

itu.30

Ketika permasalahan ini terjadi akibat tuntutan rakyat Arab Palestina yang

tidak dapat dipenuhi oleh pemerintahan Mandat, selanjutnya pemerintah Inggris

berusaha untuk menemukan solusi atas persoalan ini.31 Pada tahun 1937, Peel

Committee32 merekomendasikan agar sebaiknya wilayah Mandat Inggris di

Palestina dibagi menjadi dua. Satu bagian untuk bangsa Yahudi dan satu bagian

lainnya diberikan kepada bangsa Arab. Dalam pembagiannya wilayah untuk

Yahudi, meliputi kawasan pantai, Lembah Jezreel, Beit She’an, dan Galilea,

sementara Negara Arab akan meliputi Transjordan, Yudea, Samaria, Lembah

Sungai Jordan dan Gurun Negev.33 Setelah melalui perdebatan yang sengit, Zionis

menerima rencana Peel.34

Namun, Komite Arab Tertinggi yang dipimpin Amin al-Hussayni terang-

terangan menolak rekomendasi Komisi Peel dan menganggap Komisi Peel

melanggar janji. Mereka mengeluarkan memorandum yang menyatakan bahwa

Palestina adalah bagian integral dari dunia Arab. Sehingga usulan untuk

30 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 58.

31 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 521.

32 Sebuah Komisi Kerajaan yang dipimpin oleh William Peel. Tugas utama dari Komisi

Peel adalah menemukan penyebab pemberontakan ini. Komisi Peel kemudian menyimpulkan

bahwa pemberontakan tahun 1936 disebabkan karena bangkitnya nasionalisme Palestina, ketakutan

terhadap rencana pihak Yahudi mewujudkan “Jewish National Homeland”, dan ketidakpercayaan

masyarakat Arab Palestina terhadap niat baik Pemerintah Mandat Inggris (Lihat: Hanafi Wibowo,

“Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 58)

33 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 58.

34 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 521.

Page 29: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

10

memberikan sebagian wilayah Palestina kepada Imigran Yahudi bukanlah hal yang

dapat diterima.

Pada bulan Juni 1937, kerusuhan terulang kembali. Sejumlah milisi Arab

membunuh Kepala Distrik Galilea, Lewis Andrews dan Pejabat Inggris bernama P.

R. McEwen di luar gereja Anglikan di kota Nazareth. Pemerintah Mandat Inggris

menyalahkan Komite Arab yang dipimpin Amin al-Hussayni atas kerusuhan dan

pembunuhan sejumlah Pejabat Pemerintah. Komisaris Besar Mandat Inggris, Sir

Arthur Grenfell Wauchope mengambil tindakan tegas dengan mengklasifikasikan

Komite Arab tersebut sebagai organisasi terlarang. Amin al-Hussayni selaku

pemimpin organisasi, melarikan diri ke Lebanon, sedangkan para pemimpin militer

lainnya banyak yang ikut melarikan diri, atau terbunuh. Dengan hilangnya para

pemimpin, gerakan nasionalisme Palestina pun menjadi lemah karena absennya

figur pemimpin.

Pemberontakan Arab Palestina tahun 1936-1939 adalah sekumpulan

kerusuhan sporadis yang dilakukan para petani dan pejuang revolusioner di

Palestina. Pemberontakan ini awalnya menggunakan metode ‘ketidaktaatan sipil’

(Civil Disobedience) namun berevolusi menjadi perlawanan bersenjata yang terdiri

atas sekumpulan kecil pengerusakan tanpa mengincar satu target spesifik,

melainkan antara lain, orang Yahudi dan pemerintahan Mandat Inggris, namun

berakhir dengan kegagalan. Pemberontakan ini menghasilkan dampak yang sangat

krusial bagi masyarakat Arab Palestina secara keseluruhan. Pemberontakan ini

menghabiskan semua energi dan sumber daya yang sangat dibutuhkan, karena

bertempur melawan musuh yang masih kuat. Maka pihak Zionis mendapat

keuntungan karena mempertahankan sikap kooperatif dengan Pemerintah Inggris

dan akhirnya mereka dapat mengambil peluang dari momen melemahnya Inggris

pada tahun 1947-1948. Sementara bangsa Arab Palestina yang masih belum pulih

akibat kekalahan dalam pemberontakan ini, di kemudian hari kehilangan

momentum yang berharga tersebut.35

35 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 56-59.

Page 30: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

11

Kekuatan Inggris yang melemah akibat Perang Dunia II, tidak dapat

melanjutkan kendalinya atas Palestina.36 Eskalasi konflik dari pihak Arab maupun

Yahudi terus saja terjadi, Inggis berusaha menolak 100.000 pengungsi orang-orang

Yahudi yang selamat dari kamp Nazi untuk masuk ke Palestina. Sebagai respons

ditolaknya orang-orang Yahudi ke Palestina, Irgun (tentara Zionis) meledakkan

sayap Hotel King David, di mana satu lantainya digunakan sebagai markas

angkatan bersenjata Inggris. Sembilan puluh satu orang terbunuh dan empat puluh

lima lainnya luka-luka. Pada tahun terakhir ini, Inggris tampaknya kehilangan

kendali. Pejabat-pejabat Inggris di Palestina mulai kehilangan semangat, gusar, dan

frustrasi, dikarenakan pengimplementasian kebijakan-kebijakan untuk

mendamaikan kedua kelompok bangsa Arab Palestina dan Yahudi yang mereka

jalankan berakhir dengan hasil mustahil. Inggris pun berasumsi apabila mereka

masih tetap tinggal di wilayah tersebut maka yang mereka dapatkan hanyalah akan

membahayakan negeri itu dan mereka memutuskan untuk pergi dari wilayah

Mandatnya tersebut.37

Pada tanggal 7 Februari 1947, sekretaris luar negeri Inggris, Ernst Bevin,

mengumumkan di hadapan kabinetnya, bahwa kerajaan Inggris tidak dapat lagi

meneruskan Mandat yang pernah diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa atas wilayah

Palestina. Dengan demikian, masalah Palestina harus diserahkan kepada

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selaku penerus Liga Bangsa-Bangsa. Pada

tanggal 28 April 1947 dalam Sidang Umum PBB diputuskan untuk membentuk

sebuah Pantia Khusus yang disebut United Nation Special Comitee On Palestine

(UNSCOP) yang beranggotakan 11 orang untuk melakukan penyelidikan mengenai

masalah Palestina. Kemudian UNSCOP mengajukan rekomendasi yaitu:

Pembentukan Palestina merdeka untuk etnis Arab dan Yahudi, dan Mandat Inggris

atas Palestina harus segera diakhiri.

Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan Resolusi no.181.

Resolusi tersebut memutuskan bahwa wilayah Mandat Inggris di Palestina dibagi

36 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 59

37 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 522.

Page 31: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

12

menjadi dua, satu bagian untuk bangsa Yahudi dan satu bagian lainnya diberikan

pada bangsa Arab. Wilayah Yahudi meliputi Jaffa sampai Galilea, serta daerah

pelabuhan Haifa sampai selatan Jaffa dan Gurun Negev. Sementara untuk wilayah

Arab meliputi Lembah Esdraelon sampai Beersheba, wilayah barat Galilea serta

Jalur Gaza sampai ke perbatasan Mesir. Khusus untuk Yerusalem, tidak diberikan

pada Israel atau Arab karena Yerusalem merupakan kota suci untuk 3 agama

(Yahudi, Kristen, dan Islam) jadi diberikan status Corpus Separatum.38 Zionis

menerimanya dengan pragmatisme, mereka selalu menyetujui langkah-langkah

pembagian wilayah,39 terus-menerus menerima dan mengabaikannya (pemikiran

David Ben-Gurion pemimpin politik komunitas Yahudi).40

Namun, para anggota Komite Arab di pengasingan dan Liga Arab, sebagai

pihak yang mewakili Palestina sama-sama menolak Resolusi PBB no.181, mereka

menilai alokasi tanah tersebut tidak adil. Amin al-Hussayni yang ketika itu berada

di Mesir, mengeluarkan Deklarasi, menyerukan kepada seluruh masyarakat Arab di

Timur Tengah untuk bergerak ke wilayah Mandat Inggris dan melakukan intervensi

atas sikap organisasi paramiliter Yahudi yang bertekad mendukung resolusi PBB

no.181 demi mencegah implementasinya resolusi tersebut. Pada akhir Desember

1947, Pemerintah Mandat Inggris terkejut ketika Abdul Qadir al-Hussayni,

keponakan Amin al-Hussayni memimpin pasukan Jihad al-Muqaddas bersama

sejumlah sukarelawan dari Syria dan Lebanon berbaris memasuki batas wilayah

Mandat Inggris. Disusul pada bulan Januari–Februari 1948 oleh tentara Arab

Liberation Army (Jaysh al-Inqadh al-Arabi).41 Bangsa Arab berhasil mengepung

pinggiran kota Yahudi di Yerusalem Barat, tentara Israel Haganah berhasil

membuka jalan - pertempuran pun terjadi di Palestina, suatu kerumunan warga

Arab bergerak melewati Gerbang Yaffa dan menjarah pusat perdagangan Yahudi

di Jalan Ben Yehuda. Irgun membalas dengan cara menyerang pinggiran kota yang

38 Corpus Separatum adalah Bahasa Latin yang artinya ‘tubuh terpisah’. Maksudnya, kota

Yerusalem tak akan dikuasai oleh orang Arab maupun Yahudi, melainkan menjadi Kota

International. (Lihat: Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h.61)

39 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 523.

40 Ilan Pape, Pembersihan Etnis Palestina, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2009), h. 54.

41 Hanafi Wibowo, Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 61.

Page 32: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

13

ditempati warga Arab di Katamon dan wilayah Jarrah. Tercatat 70 orang Yahudi

dan 230 orang Arab terbunuh dalam pertempuran di sekitar Yerusalem pada bulan

Maret 1948 tersebut. Pada 10 April, perang memasuki fase baru ketika Irgun

menyerang perkampungan Arab di Deir Yassin, 250 laki-laki, perempuan, dan

anak-anak dibantai, untuk beberapa tubuh mereka ada yang di mutilasi. Pada 13

April, orang-orang Arab membalas dengan menyerang sebuah konvoi yang

membawa para teroris Irgun yang terluka dari Deir Yassin ke Klinik Pusat Scopus,

di sana orang-orang Arab membunuh 40 staf medis Yahudi.42 Namun peristiwa

mutilasi yang dilakukan oleh Irgun lebih menakutkan dibenak para warga Arab

Palestina.

Sebelum hengkangnya Inggris, Irgun membalas menyerang Yaffa, akibat

adanya kesan yang menghantui dari peristiwa di Deir Yassin menyebabkan tujuh

puluh ribu penduduk Arab Palestina di kota melarikan diri. Peristiwa ini menandai

permulaan dari eksodus orang-orang Palestina dari negeri mereka. Situasi ini

dimanfaatkan David ben Gurion untuk mempersiapkan kemerdekaan Israel, dengan

melihat fakta bahwa Mandat Inggris akan segera berakhir. Pemerintahan sementara

pun dibentuk melalui Dewan Nasional yang merupakan penghubung antara Jewish

Agency dan Komite Nasional (Ha’Vaad Ha’Leumi).

Sehari sebelum berakhirnya Mandat Inggris, tepatnya pada tanggal 14 Mei

1948, Sir Alan Cunningham dan para pejabat pemerintahan Mandat Inggris

meninggalkan Palestina dengan menaiki kapal dari pelabuhan Haifa jam 8 pagi.

David ben Gurion memanfaatkan peluang ini dengan mengundang Komite

Persiapan Urusan Kemerdekaan (Minhelet Ha’Am) untuk menandatangani naskah

Deklarasi Kemerdekaan Israel, yang akan ia bacakan pada jam 4 sore di Museum

Tel Aviv. Setelah pembacaan Deklarasi Kemerdekaan, Chaim Weizmann dilantik

sebagai Presiden Israel pertama dengan David ben Gurion sebagai Perdana Menteri.

Presiden Amerika saat itu, Harry Truman langsung memberikan pengakuan de-

facto kepada Negara Israel yang baru berdiri.43

42 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 523.

43 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 59-63.

Page 33: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

14

Pejuangan perlawanan fisik ataupun milter yang dilakukan bangsa Arab

Palestina semua berakhir dengan kegagalan dengan keberhasilan bangsa Yahudi

mendirikan Negara Israel tahun 1948. Namun pada tahun 1979 Yasser Arafat

mencoba merubah bentuk perjuangan rakyat Palestina tesebut dengan cara

diplomasi, dan berharap akan mendatangkan hasil yang lebih baik untuk

Palestina.44 Ia juga telah meyakinkan rekan-rekannya untuk secara implisit

mengakui eksistensi negara Israel.45 Maka perjuangan rakyat Palestina berubah

menjadi perjuangan diplomasi pada masa kepemimpinan Yasser Arafat di PLO.

(Selanjutnya nama “Yasser Arafat” penulis sebut atau disingkat dengan “Arafat”)

Arafat melakukan perjuangan untuk Palestina sudah cukup lama, yaitu sejak

ia menempuh pendidikan di Kairo, Mesir di Universitas Faud (Sekarang Universitas

Kairo). Ia salah satu dari pendiri organisasi Fatah, sebutan lain untuk Fatah adalah

Harakat at-Tahrir al-Wathani al-Filasthini )حركة التحرير الوطني الفلسطيني )فتح yang

didirikan pada tahun 1958. Organisasi ini pasca Perang Enam Hari 1967 muncul

sebagai kekuatan yang dominan dalam dunia politik di Palestina. Maka setelah

Fatah resmi bergabung dengan PLO pada akhir 1960-an, Fatah menjadi faksi

terbesar di antara faksi-faksi lain yang tidak kurang dari 15 faksi yang ada di dalam

tubuh PLO.46 Dengan begitu Fatah yang dipimpin oleh Arafat telah menjadikan ia

Ketua PLO dari 1969 sampai ia meninggal tahun 2004.47

PLO (Palestine Liberation Organization) merupakan badan organisasi

perjuangan rakyat Palestina yang berdiri pada tanggal 2 Juni 1964 dalam sidang

pertama Dewan Nasional Palestina الفلسطيني الوطني المجلس (Palestine National

Council / PNC) di Hotel Ambassador Yerusalem Timur.48 Dengan berdirinya PLO,

nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi

menjadi urusan umat Islam, yang artinya persoalan Palestina direduksi menjadi

44 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai?, Penerjemah: Hasan Basari (Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti 1989), h. 458.

45 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina Tahun 1988”,

Lontar, Vol. 8, No. 1, (Juni 2011), h. 41.

46 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 20.

47 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 292.

48 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 42.

Page 34: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

15

persoalan nasional bangsa Palestina sendiri.49 Dalam pembentukan PLO itu, terpilih

untuk pertama kalinya sebagai Ketua Komite Eksekutif PLO adalah Ahmad Syaqiri

yang menjabat dari tahun 1964 s.d 1967, digantikan oleh Yahya Hamuda sampai

tahun 1969, kemudian pada tahun 1969 Ketua PLO dijabat oleh Yasser Arafat

sampai ia meninggal pada tahun 2004.50

Piagam Nasional Palestina, dalam tubuh PLO yang diresmikan oleh PNC,

menegaskan perjuangan bersenjata untuk memerdekakan Palestina serta tidak akan

mundur sejengkal pun dari tanahnya membuat hubungan Israel-Arab memanas.

Pada tanggal 5 Juni 1967 pecahlah peperangan yang dikenal dengan Six-Days War,

pada pagi hari itu tentara angkatan udara Israel berhasil menghancurkan pesawat-

pesawat tempur Mesir, Yordania, dan Syria yang masih terparkir di bandara

masing-masing.51 Dalam rentang waktu enam hari saja, Israel berhasil merebut

Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), Dataran Tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan

Yerusalem (Yordania).52 Persenjataan angkatan udara Mesir, Syria, dan Yordania

hancur berantakan, lebih dari 80% persenjataan dan perlengkapan perang hancur.

Korban yang meninggal dari pihak Arab; sekitar 10 ribu tentara Mesir, 6.094 tentara

Yordania, 1.000 tentara Syria, dan belum lagi dengan mereka yang cedera.53

Akibat kejadian tersebut muncul tanggapan dari Mesir. Nasser berpendapat

bahwa perjuangan dengan cara-cara militerisme untuk pembebasan Palestina harus

ditinggalkan dan melanjutkan perjuangan dengan cara-cara politik. Persepsi yang

hampir sama juga datang dari Yordania, Raja Hussein meyakini bahwa dengan

diplomasi akan membawa hasil yang lebih baik dengan menerima Resolusi 242.54

Persamaan harapan Hussein dan Nasser untuk Palestina adalah bahwa ia dan

Nasser, entah dengan cara apa, akan dapat membujuk Amerika menggunakan

49 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h 80.

50 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43.

51 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 86-87.

52 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 80.

53 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 87.

54 Resolusi 242 adalah resolusi yang menuntut Israel untuk segera menarik mundur

pasukannya dari seluruh wilayah yang didudukinya dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan

penghentian semua klaim oleh negara-negara yang berperang serta menghormati, mengakui

kedaulatan, integritas tritorial, kemerdekaan politik dari setiap negara di wilayah itu. (Lihat: Abrar,

“Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 47).

Page 35: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

16

pengaruhnya guna memaksa Israel menarik diri dari wilayah Arab yang

didudukinya. Pandangan Hussein pada waktu itu, membujuk Amerika untuk

melakukan apa yang harus dilakukannya, mestinya bukan sesuatu yang mustahil

oleh Amerika bersama-sama dengan negara lainnya dalam komunitas internasional

yang sudah terikat oleh Resolusi 242 PBB tahun 1967.55

Kemudian pada bulan November 1977, Mesir di bawah kepemimpinan

Anwar Sadat mengunjungi entitas Zionis untuk melakukan perundingan bilateral.

Kemudian ia menandatangani Perjanjian Camp David pada bulan Desember 1978

di hadapan Presiden AS yang memasukkan Mesir dalam kondisi damai dengan

Israel. Konflik antara keduanya diberhentikan, Sinai dan Jalur Gaza dikembalikan.

Dengan demikian, Palestina telah kehilangan pihak yang paling dominan dalam

perjalanan konflik melawan bangsa Yahudi. Hal ini akan menjadi pertimbangan

tersendiri untuk perjuangan Palestina dengan perlawanan militer terhadap Israel.56

Piagam Nasional Palestina, yang terkandung dalam Pasal 9 berbunyi

sebagai berikut: “Perjuangan bersenjata merupakan satu-satunya cara untuk

membebaskan Palestina”. Pada Pasal 21 berisi: “Rakyat Arab Palestina, yang

menyatakan diri dengan revolusi bersenjata, menolak semua pemecahan yang

merupakan subtitut bagi pembebasan Palestina secara total”. Selain itu, Pasal 28

menjelaskan: “Rakyat Arab Palestina menyatakan kemurnian dan kemandirian

revolusi nasional mereka dan menolak semua bentuk intervensi, perwakilan, dan

subordinasi”57 Namun, pada akhirnya Fatah mampu mengamandemen Piagam

tersebut, karena Fatah merupakan organisasi paling besar, paling kuat, dan jauh

paling populer di antara berbagai organisasi dan front pembebasan. Maka tak ada

yang dapat menghentikan Arafat dan rekan-rekannya untuk menempuh kebijakan-

kebijakan yang lain dari apa yang ada di Piagam itu.58 Hal tersebut terbukti pada

tahun 1979 dalam sidang PNC diputuskan kebijakan yang memberikan mandat

55 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h.275.

56 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 96.

57 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h.282-283.

58 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 292.

Page 36: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

17

kepada Arafat untuk melakukan perjuangan melalui cara-cara diplomasi.59 Dengan

begitu perjuangan rakyat Palestina yang awalnya berjuang menggunakan

perlawanan fisik kini berubah ke cara-cara diplomasi di bawah kepemimpinan

Arafat di PLO.

Pada tahun 1969, PLO mendapat pengakuan sebagai perwakilan resmi

bangsa Palestina dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) منظمة التعاون اإلسالمي.

Kemudian pada bulan Oktober 1974, PLO telah diakui sebagai perwakilan resmi

dari Liga Arab. Selanjutnya pada 22 November 1974 keberadaan PLO diakui The

United Nations General Assembly (Majlis Umum PBB)60 setelah Arafat tampil

dalam sidang sebelumnya (13 November 1974). Ia berpidato yang menyuarakan

aspirasi rakyat Palestina dan memperoleh dukungan dari PBB untuk mendapatkan

kemerdekaan dengan jalan damai.61

Perjuangan Yasser Arafat dari tahun 1974 sampai dengan menjelang 1979

telah berhasil meyakinkan rekan-rekannya untuk mencapai sesuatu yang konkret

melalui cara-cara politik, guna membuktikan bahwa kompromi itu dapat

mendatangkan hasil. Dengan mau menerima kenyataan yakni eksistensi Israel, dan

berdamai dengan Yahudi yang telah menguasai tujuh puluh persen dari tanah air

mereka, kurang-lebih dalam wilayah dengan batasan-batasannya sebelum tahun

1967. Setelah dilakukan sidang PNC 1979, Arafat diberi mandat bebas untuk

berunding secara terang-terangan dengan Israel. Dengan begitu, kredibilitas Arafat

di kalangan rakyat Palestina bergantung kepada kemampuannya.62

Setelah terbentuknya tatanan baru dalam perjuangan politik perdamaian.

Beberapa pemimpin Palestina memproklamasikan berdirinya Negara Palestina

pada tanggal 15 November 1988, untuk mempermudah segala urusan perjuangan.

Berdirinya Negara Palestina diumumkan di Aljir, ibukota Aljazair. Dengan bentuk

negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerusalem Timur dijadikan

59 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 458.

60 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 18.

61 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 45.

62 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 458.

Page 37: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

18

sebagai ibukota negara, dengan Presiden pertamanya Yasser Arafat.63 Adapun

wilayah yang diklaim sebagai wilayah negara Palestina adalah Tepi Barat Sungai

Yordania dan Jalur Gaza dengan ibukota Yerusalem. Eksistensi negara ini rapuh

karena selain tidak diakui sebagian negara anggota Dewan Keamanan PBB, juga

akibat wilayah geografi yang belum begitu jelas.

Meski Negara Palestina telah dideklarasikan, PLO tetap menjadi

representasi Palestina untuk berjuang di forum internasional, karena status Palestina

sebagai negara belum diakui. Melihat PLO berjuang dengan menjunjung tinggi nilai

perdamaian, sejumlah konferensi perdamaian antara Palestina dan Israel mulai

marak dilakukan oleh negara-negara besar, seperti AS, Rusia dan Uni Soviet.

Konferensi perdamaian paling awal adalah Madrid Confrence yang dilaksanakan

pada tahun 1991 dan dilanjutkan dengan kesepakatan Perjanjian Oslo pada tahun

1993.64

Sebagai dampak dari perjuangan diplomasi, Presiden Palestina Mahmoud

Abbas, pengganti Yasser Arafat, berpidato di Majlis Umum PBB, ia menyatakan

kalau Israel terus melakukan pelanggaran, Palestina tidak lagi terikat dengan

Perjanjian Oslo tahun 1993 yang dibuat sebagai persyaratan inti dalam proses

perdamaian. Meskipun bernada dramatis, pidato itu secara efektif menjadi

kebijakan Palestina sejak 2011 ketika Abbas mengajukan banding yang pertama ke

PBB untuk mengubah status Palestina di luar kerangka bilateral Perjanjian Oslo.

Kebijakan Abbas sejak saat itu telah membuat Palestina mendapatkan

serangkaian kemenangan simbolis. Pada bulan November 2012, Majelis Umum

PBB memberikan Palestina status sebagai negara pengamat non-anggota, langkah

yang ditentang keras oleh Israel dan Amerika Serikat. Pada pertengahan September

2015, pemungutan suara di Majelis Umum PBB memutuskan agar bendera

Palestina dikibarkan di markas besar PBB walaupun statusnya masih pengamat.65

63 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 83.

64 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 100-101.

65 Simela Victor Muhamad, Konflik Israil-Palestina dan Prospek Perdamaiannya (Jakarta:

Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi, 2009), h. 7.

Page 38: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

19

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat

perubahan perjuangan rakyat Palestina pada masa kepemimpinan Yasser Arafat di

PLO, dari yang awalnya berjuang secara perlawanan fisik berubah ke perjuangan

diplomasi. Yasser Arafat juga telah diberi mandat bebas untuk berunding secara

terang-terangan dengan Israel pada Sidang PNC 1979. Penulis berhasil

mengidentifikasi masalah yang berpotensi untuk dijadikan kajian terkait perubahan

perjuangan rakyat Palestina pada masa kepemimpinan Yasser Arafat di PLO

sebagai berikut:

1. Perjuangan rakyat Palestina dengan perlawanan fisik di bawah Mandat

Inggris, untuk mencegah pengimplementasian Deklarasi Balfour dan

pelapangan jalan bagi pendirian National Home (tanah air) Yahudi di

Palestina, berakhir dengan kegagalan dengan berdirinya Negara Israel 1948.

2. Terdapat perubahan perjuangan rakyat Palestina dari perjuangan bersenjata

berubah menjadi perjuangan diplomasi di bawah kepemimpinan Yasser

Arafat di PLO yang diresmikan pada sidang PNC tahun 1979.

3. Perjuangan PLO dengan diplomasi menghasilkan sejumlah konferensi

perundingan yaitu Konferensi Madrid 1991 dan Perjanjian Oslo 1993.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari tiga permasalahan yang berhasil penulis identifikasi, akhirnya penulis

membatasi permasalahan dalam skripsi ini pada seputar perubahan orientasi

perjuangan rakyat Palestina dari perjuangan perlawanan fisik berubah menjadi

perjuangan diplomasi di bawah kepemimpinan Yasser Arafat di PLO. Batas tahun

yang penulis gunakan untuk melihat titik perubahan perjuangan adalah pada tahun

1979 sampai dengan 1993. Karena pada tahun 1979 pada sidang PNC Piagam

Nasional Palestina resmi dirubah dari perjuangan bersenjata menjadi perjuangan

diplomasi untuk membebaskan kemerdekaan Palestina. Sedangkan batasan waktu

yaitu sampai dengan tahun 1993 (Perjanjian Oslo), karena dalam isi perjanjian

Page 39: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

20

tersebut terdapat kesepakatan yang mengatur perdamaian antara Israel-Palestina

dan penarikan mundur tentara Israel dari wilayah yang ditetapakan oleh Resolusi

Dewan Keamanan PBB yaitu wilayah sebelum tahun 1976, dan juga menjadi dasar

pembentukan Otoritas Nasional Palestina (ONP), yaitu Palestina baru di wilayah

Jalur Gaza dan Jericho (Tepi Barat). Penulis juga akan menelusuri lebih jauh

mengenai penyebab dan dampak yang dihasilkan dari perubahan perjuangan rakyat

Palestina dengan organisasi PLO.

Ruang lingkup pembahasan yang akan penulis jelaskan ialah dengan

menggambarkan adanya perubahan perjuangan rakyat Palestina di bawah

kepemimpinan Yasser Arafat, kemudian adanya perundingan-perundingan damai

Israel-PLO; Konferensi Madrid 1991 dan Perjanjian Oslo 1993 serta hasilnya yang

dapat memberikan dampak terhadap kemajuan status Palestina di PBB.

Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, maka rumusan pertanyaan dalam

penelitian ini di antaranya:

1. Bagaimana perubahan perjuangan yang dilakukan rakyat Palestina dari

perjuangan perlawan fisik ke perjuangan diplomasi dan apa penyebab

perubahan perjuangan tersebut?

2. Apa yang dihasilkan dari diplomasi PLO-Israel dan bagaimana dampaknya

bagi Palestina?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran ide untuk para peneliti

lainnya dalam menganalisa lebih jauh mengenai fenomena perubahan perjuangan

rakyat Palestina dengan organisasi PLO pada masa kepemimpinan Yasser Arafat

dan diharapkan dapat memicu para sejarawan untuk meneliti lebih dalam mengenai

masalah yang diuraikan dalam penelitian ini yang belum tuntas.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Page 40: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

21

1. Menjelaskan sejarah berdirinya PLO sebagai representasi perjuangan

rakyak Palestina.

2. Menjelaskan masalah yang dihadapi rakyat Palestina pada masa

kepemimpinan Yasser Arafat di PLO.

3. Menjelaskan penyebab perubahan perjuangan dari perjuangan perlawanan

fisik menjadi perjuangan diplomasi.

4. Menjelaskan hasil dan dampak dari diplomasi Israel-PLO bagi Palestina.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan:

1. Memberikan gambaran mengenai perubahan perjuangan rakyat Palestina

dengan adanya organisasi PLO di bawah kepemimpinan Yasser Arafat.

2. Menjelaskan tentang adanya perbedaan perjuangan yang dilakukan oleh

kelompok masyarakat (Hamas) dengan PLO di Palestina.

3. Menjawab permasalahan sejarah perjuangan rakyat Palestina yang selama

ini telah mendapatkan perhatian dunia internasional akibat konflik

berkepanjangan antara Palestina dengan Israel yang belum mendapatkan

titik temu perdamaian.

4. Menambah khasanah keilmuan yang dapat diambil dari dinamika konflik

Israel-Palestina.

F. Tinjauan Pustaka

Penulis mencari beberapa literatur terkait perjuangan rakyat Palestina dalam

memperjuangkan hak-haknya atas kependudukan Israel di tanah Palestina dan

adanya organisasi pembebasan Palestina (PLO) di bawah kepemimpinan Yasser

Arafat, khususnya dalam perubahan perjuangan yang penulis konsentrasikan dari

arah perjuangan secara perlawanan fisik ke arah perjuangan diplomasi. Sepanjang

yang penulis ketahui tidak banyak sumber yang secara detail dapat menjelaskan

Page 41: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

22

permasalahan yang menjadi kajian ini. Sedangkan dalam skripsi-skripsi yang telah

ada baik di Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum penulis temukan judul yang sama.

Penulis juga mencoba untuk mencari judul buku, majalah, jurnal, tesis, dan artikel-

artikel di internet, dan belum penulis temukan judul yang benar-benar sama dengan

judul skrisi ini. Maka dari itu, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dari hal-

hal yang belum dibahas dari skripsi-skripsi sebelumnya, terutama di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Berikut beberapa literatur yang dijadikan tinjauan pustaka:

1. Arafat Teroris atau Pendamai?,66 Alan Hart; penerjemah Hasan Basari,

Buku ini mengkaji lebih jauh mengenai Yasser Arafat. Buku ini

menjelaskan secara rinci tentang adanya dialog langsung antara si penulis

buku dengan Yasser Arafat dan melibatkan orang-orang yang ada di sekitar

Yasser Arafat untuk ikut mengomentari serta memberikan pendapat tentang

apa yang diketahuinya. Dari isi pembahasannya, buku ini mengupas tuntas

permasalahan yang dihadapi Yasser Arafat dan cukup lengkap dalam

membahas PLO. Namun yang menjadi pembeda antara kajian skripsi ini

dengan buku tersebut adalah dari pendekatan ilmu, arah pemikiran, dan

fokusnya. Karena dalam skripsi ini yang akan peneliti sajikan adalah tentang

perubahan perjuangan rakyat Palestina pada masa kepemimpinan Yasser

Arafat di PLO yang penulis fokuskan pada tahun 1979 sampai tahun 1993,

dengan adanya perubahan perjuangan dari perjuangan perlawanan fisik

menjadi perjuangan diplomasi. Selanjutnya yang menjadi pembeda adalah

dari segi waktu. Buku ini di terbitkan pada tahun 1989, tentunya buku ini

belum membahas tuntas terhadap hasil dan dampak perubahan perjuangan

diplomasi yang dilakukan Yasser Arafat, sedangkan dalam skripsi ini akan

membahas masalah tersebut sampai pada tahun 1993.

66 Alan Hart, Dari judul asli ARAFAT: Terrorist or Peacemaker?, (London: Sidgwick &

Jackson, 1987).

Page 42: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

23

2. Palestine Liberation Organization (PLO) Masa Kepemimpinan Yasser

Arafat (1969-1976),67 karya Abdurrachman dari Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas

mengenai Yasser Arafat pada kepemimpinannya di PLO dalam menentukan

kebijakan dalam negeri, kebijakan luar negeri, keberhasilan kebijakan, dan

kegagalan kebijakan. Batasan waktu yang digunakan dari tahun 1969

sampai dengan tahun 1976.

Perbedaan skripsi tersebut dengan skripsi yang akan penulis kaji adalah dari

penekanan tahun, penulis mengambil tahun 1979 sampai dengan 1993.

Fokus penelitian yang akan penulis teliti adalah tentang perubahan

perjuangan rakyat Palestina dengan PLO di bawah kepemimpinan Yasser

Arafat dari perjuangan perlawanan fisik berubah ke perjuangan diplomasi.

Dengan permasalahan yang ingin penulis jawab adalah tentang penyebab

perubahan perjuangan tersebut serta dampak dan hasil dari diplomasi yang

telah dilakukan Yasser Arafat.

3. Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina Tahun 1988,68

karya Abrar, Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Jakarta, Jurnal LONTAR, yang diterbitkan pada bulan Juni 2011.

Jurnal ini membahas tentang penyebab perubahan perjuangan PLO pada

tahun 1988, serta menjelaskan perjuangan PLO dengan aksi-aksi teror yang

membuat kesan buruk terhadap perjuangan rakyat Palestina di dunia

internasional. Jurnal ini sangat membantu dalam skripsi yang penulis kaji,

karena mampu menjelaskan kronologi perubahan perjuangan PLO dengan

sangat baik.

Perbedaan dengan skripsi penulis adalah tentang penekanan dampak

keberhasilan dari perjuangan diplomasi, karena dalam jurnal karya Abrar

tidak disinggung sedikitpun tentang langkah-langkah diplomasi yang

67 Abdurrachman, “Palestine Liberation Organization (PLO) Masa Kepemimpinan Yasser

Arafat (1969-1976)”, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2014).

68 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina Tahun 1988”, Lontar

Vol. 8, No. 1, (Juni 2011).

Page 43: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

24

dilakukan oleh Yasser Arafat. Ia hanya menjelaskan aksi-aksi teror yang

dilakukan Yasser Arafat dalam kepemimpinannya di PLO yang

mengakibatkan citra buruk bagi Palestina di dunia internasional sehingga

Yasser Arafat mendapatkan banyak tekanan politik baik dari dalam maupun

luar negeri.

G. Kerangka Teori

Perjuangan rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya atas

kependudukan bangsa Yahudi di bumi Palestina telah banyak melakukan

perjuangan dengan aksi-aksi perlawanan fisik namun berakhir dengan kegagalan

terbukti dengan berdirinya negara Israel 1948. Kemudian pada tahun 1979

perjuangan rakyat Palestina yang diwakili oleh organisasi PLO merubah arah

perjuangan tersebut ke diplomasi dan menghasilkan Konferensi Madrid 1991 dan

Perjanjian Oslo 1993. Demikian terdapat persamaan tujuan dari kedua perjuangan

tersebut, yaitu sama-sama memperjuangkan hak rakyat Palestina untuk

mendapatkan kedaulatan negaranya, namun dengan cara yang berbeda; yang satu

menggunakan perjuangan perlawanan fisik dan yang satunya berjuang dengan

menggunakan diplomasi.

Menurut Dudung Abdurrahman, dalam bukunya Metode Penelitian

Sejarah, ia menyatakan tentang karya-karya sejarah konvensional bahwa: sejarah

adalah identik dengan politik. Alasannya karena melalui karya-karya seperti itu

lebih banyak diperoleh pengetahuan tentang jalannya sejarah yang ditentukan oleh

kejadian politik, perang, diplomasi, dan tindakan tokoh-tokoh politik.69 Begitupun

perjuangan rakyat Palestina dengan organisasi PLO yang merubah arah perjuang

dari perlawanan fisik berubah ke perjuangan diplomasi pada kepemimpinan Yasser

Arafat 1979.

69 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

cetak. II, h.17.

Page 44: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

25

Konsep sejarah dalam ilmu politik,70 konflik yang dimaksud dalam skripsi

ini merujuk pada Israel-Palestina yang merebutkan pembebasan tanah dan hak-hak

rakyatnya khususnya Palestina. Pada kepemimpinan yang dimaksud adalah pada

masa kepemimpinan Yasser Arafat di PLO. Sedangkan integrasi kekuasaan yang

menjadi permasalahan adalah adanya konsep dua negara antara Israel dan Palestina.

Hans, J. Morgenthau, dalam bukunya Politik Antar Bangsa menyatakan

bahwa: Politik luar negeri yang berhasil dan bersifat damai tidak mungkin ada tanpa

menaati peraturan ini. Tidak ada negara yang dapat melaksanakan politik kompromi

dengan militer yang menentukan tujuan-tujuan dan sarana-sarana politik luar

negeri. Angkatan bersenjata merupakan perlengkapan perang; politik luar negeri

adalah alat perdamaian. Memang benar bahwa tujuan-tujuan akhir dari pelaksanaan

perang dan politik luar negeri itu sama: kedua-duanya melayani kepentingan

nasional. Akan tetapi, kedua hal ini berbeda secara mendasar dalam tujuan langsung

mereka, dalam sarana-sarana yang dipakainya, dan dalam dasar-dasar pikiran yang

dikaitkan dengan masing-masing tugas kedua hal tersebut.

Tujuan perang atau militer: Untuk mematahkan keinginan musuh. Metode-

metodenya: Pimpinan militer harus berpikir dalam istilah-istilah yang pasti. Satu-

satunya persoalan baginya adalah bagaimana memperoleh kemenangan dan

bagaimana menghindari kekalahan.

Tujuan politik atau diplomasi: Untuk membelokkan, tidak untuk

mematahkan, keinginan pihak yang lain sejauh diperlukan, agar dapat

diselamatkannya kepentingan-kepentingan utamanya sendiri tanpa melukai

perasaan pihak-pihak lainnya. Metode-metodenya: Jangan melangkah maju dengan

menghancurkan hambatan-hambatan yang ada di hadapan kita, tetapi mundurlah

dan elakkan hambatan-hambatan, adakan gerakan-gerakan menghindar di

70 Konsep Sejarah secara definitif diartikan sebagai “suatu abstraksi mengenai suatu gejala

atau realitas” Konsep berarti pula kata benda umum, dalam ilmu politik umpamanya ada konsep-

konsep kekuasaan, kewibawaan, kepemimpinan, konflik, dan integrasi. (Lihat: Dudung

Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah…, h. 28).

Page 45: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

26

sekitarnya secara perlahan-lahan perlunak dan cairkan hambatan melalui persuasi,

negosiasi, dan tekanan. Karena itu, pikiran diplomat itu rumit dan halus.71

Kerangka teori ini sesuai dengan bentuk perubahan perjuangan rakyat

Palestina dari perjuangan secara militer berubah ke diplomasi di bawah

kepemimpinan Yasser Arafat di PLO 1979. Rakyat Palestina yang sebelumnya

berjuang dengan perjuangan militer, mereka mencoba untuk mengalahkan Israel

dan merebut tanah Palestina secara keseluruhan, Namun langkah tersebut berakhir

dengan kegagalan. Selanjutnya perjuangan Yasser Arafat dengan diplomasi

berusaha mengalah dan secara implisit mengakui eksistensi negara Israel. Namun

ia berusaha memenangkan perjuangan dengan jalan diplomasi yang rumit dan

halus.

Perbedaan persepsi kegagalan dan keberhasilan dalam diplomasi sangatlah

wajar, bagi yang melihat dari sisi yang mengalah pasti berdampak kerugian atau

kegagalan, tanpa mereka peduli dengan hasil yang selangkah lebih baik. Ini yang

dilakukan oleh kelompok ekstrim dari kedua negara. Dari Palestina, Hamas yang

menjadi saingan untuk PLO, Hamas merupakan gerakan anti-Israel yang memilih

untuk bergerak secara gerilya (bawah tanah), Hamas (Harakah Muqawamah Al-

Islamiyyah) حركة المقاومة االسالمية pimpinan Syaikh Ahmad Yassin adalah bentukan

dari sayap militer Ikhwanul Muslimin (IM) االخوان المسلمون pada tahun 1987. IM

pada mulanya, bergabung dengan PLO melalui Fatah. Sebab, Fatah sendiri

sebenarnya dibuat oleh kelompok IM di Jalur Gaza, namun IM kecewa karena pada

perjuangan Fatah yang dipimpin oleh Arafat pada akhirnya berideologi nasionalis,

yang tidak lagi mementingkan agama sebagai dasar gerakannya. Maka Hamas

bentukan IM tersebut menolak untuk bergabung dengan PLO.72 Sedangkan dari

pihak Israel, terbukti pada terbunuhnya Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin yang

menjadi pelaku sejarah kesepakatan Oslo. Ia dibunuh oleh Yigar Amir, seorang

Yahudi fanatik pada tahun 1995.73

71 Hans J. Morgenthau dkk, Politik antar Bangsa, Penerjemah S. Maimoen dkk, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2010), h. 649-650.

72 Tiar Anwar Bahtiar, Hamas Kenapa Dibenci Israel, (Jakarta: Mizan, 2008), h. 32. 73 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 85.

Page 46: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

27

Perbedaan perjuangan yang terjadi pada kelompok masyarakat di Palestina

(PLO dengan Hamas) diakibatkan dari tingginya eskalasi konfik (Palestina-Israel),

di mana masing-masing kelompok memiliki keyakinan bahwa perjuangan yang ia

lakukan adalah yang lebih baik jika dibandingkan dengan perjuangan dari

kelompok lainnya. Meski memiliki tujuan yang sama yaitu untuk kemerdekaan

Palestina namun efek spiral kerugian dan posisi delematis yang dialami masyarakat

juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pertentangan antar kelompok.

Selanjutnya hasil perubahan perjuangan dari perlawanan fisik ke diplomasi yang

dilakukan PLO di bawah kepemimpinan Yasser Arafat yang mengakui eksistensi

Negara Israel juga dapat menimbulkan kekecewaan; dari sebagian kelompok yang

kecewa (Hamas) - sebagiannya juga ada yang mendukung.74 Dukungan untuk PLO

setelah merubah perjuangannya ke politik diplomasi, PLO mendapat respons dari

Organisasi Konferensi/ Kerjasama Islam (OKI) منظمة التعاون اإلسالمي atau

Organization of Islamic Cooperation (OIC).

Perlu diketahui, PLO mendapat pengakuan sebagai perwakilan resmi

bangsa Palestina dari OKI sejak tahun 1969.75 Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

merupakan organisasi internasional yang menghimpun 57 negara-negara Islam dan

yang berpenduduk Islam di seluruh belahan dunia. Sejarah berdirinya OKI tidak

bisa dilepaskan dari isu konflik Israel-Palestina, khususnya menyangkut

permasalahan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Ketika kelompok radikal Israel

membakar Masjid al-Aqsa pada 21 Agustus 1969, membuat kesadaran umat Islam

bangkit. Lantas mereka mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di

Rabat Maroko. Saat itulah, pada tanggal 25 September 1969, Organisasi Konferensi

Islam (OKI) resmi berdiri.76 Sedangkan pada KTT OKI kedua di Lahore,

Pakistan, Februari 1974, menegaskan bahwa Yerusalem adalah simbol pertemuan

74 Hendra Kurniawan, “Stabilitas Kawasan Timur Tengah dan Peluang Kerjasama Dalam

Frame TPS-OIC” Makalah ini dipresentasikan pada Seminar “Upaya Meningkatkan Investasi dan

Kerjasama antara Indonesia dan Timur Tengah dan OKI”, yang diselenggarakan oleh Kantor

Utusan Presiden Republik Indonesia untuk Timur Tengah & OKI, 5 Desember 2016 di Hotel

Millenium Jakarta Pusat. h. 5-10.

75 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h.18

76 Qobidl ‘Ainul Arif, “Kemandulan Rezim Organisasi Kerjasama Islam Dalam

Perlindungan Terhadap Al-Aqsa”, Jurnal Review Politik, Vol. 05, No. 01, (2015), h. 47.

Page 47: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

28

Islam secara damai dengan agama samawi lainnya. Israel harus mundur dari Kota

Suci Yerusalem sebagai syarat terciptanya perdamaian yang abadi di Timur

Tengah, karena selama ini Israel telah membawa kerusakan tatanan antar umat

beragama. Ini menegaskan bahwa OKI sangat mendukung langkah-langkah

perdamaian dengan jalur diplomasi di mana OKI tidak serta merta menghapus

eksistensi Israel.77

Kemudian ketika Yasser Arafat merubah bentuk perjuangan rakyat

Palestina dengan organisasi PLO pada tahun 1979 ke perundingan damai atau

diplomasi, OKI merespons baik perubahan perjuangan tersebut. Karena OKI

melakukan peran sebagai sebuah organisasi agama Islam yang cinta perdamaian;

yang pertama, mengedepankan langkah-langkah perundingan atau diplomasi yaitu

pertemuan para Menteri Luar Negeri untuk membangun solidaritas antar negara.

Kedua, OKI juga melakukan pendekatan terhadap Negara-negara berpenduduk

mayoritas Muslim guna mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk

melakukan penindak lanjutan terhadap permasalahan kedaulatan Palestina. Yang

ketiga, OKI melakukan berbagai konferensi untuk permasalahan Palestina - dalam

setiap Konferensi yang berlangsung diharapkan menemukan titik terang bagi

Palestina, sehingga Palestina bisa diakui kemerdekaanya dalam dunia

internasional.78

H. Metode Penelitian

Karya sejarah dalam pengerjaannya dapat dikelompokkan menjadi

narrative history dan analitical history. Sedangkan penelitian skripsi ini

77 Qobidl ‘Ainul Arif, “Kemandulan Rezim Organisasi..., h. 48.

78 Ridho Fathoni, “Peran Organisasi Konferensi Islam Terhadap Upaya Kemerdekaan

Negara Palestina (2008-2014), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Prodi Ilmu Hubungan Internasional https://text-id.123dok.com/document/

9yno5e0q-peran-organisasi-konferensi-islam-terhadap-upaya-kemerdekaan-negara-palestina-

tahun-2008-2014.html akses: 13 Juni 2017.

Page 48: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

29

menggunakan analitical history.79 Sehingga secara teoretis langkah-langkah dalam

penelitian yang penulis ambil dari perkataan T. Ibrahim Alfian tersusun sebagai

berikut: Heuristik (pengumpulan bukti-bukti), Kritik (menguji, menilai bukti-

bukti), Auffasung (memahami makna), dan Desterllung (penulisan cerita sejarah).80

Peroses Heuristik dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode

penelitian sejarah melalui kajian kepustakaan (Library Reseach), yaitu penelitian

yang berdasarkan pada sumber tulisan, seperti buku, dokumen, jurnal dan sumber-

sumber lain yang memberi informasi mengenai objek yang diteliti. Penulis telah

menghimpun sumber-sumber yang bersifat sekunder yang nantinya akan penulis

lengkapi dengan sumber-sumber primer. Sebagai langkah awal, penulis mencari

data-data di beberapa tempat, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Nasional, dan kebeberapa perpustakaan Perguruan Tinggi

untuk mencari sumber-sumber yang terkait dengan yang penulis kaji.

Dalam pengumpulan data sumber, penulis telah mendapatkan sumber

primer yang penulis ambil dari website atau situs resmi di antaranya:

“Teks Deklarasi Balfour dan peta UN Partition Plan 1947” penulis ambil

dari website Jewish Virtual Library, www.jewishvirtuallibrary.org

“Resolusi 181, 242, 338, 67/19, UNSCOP, dan Question of Palestine

47/177, 3236, 3237 serta peta Territories Occupied By Israel Since June

1967” penulis ambil dari website United Nations, www.un.org

“Bukti Palestina telah bergabung dengan OKI dan bentuk dukungan OKI

terhadap Palestina” penulis ambil dari website Organisation of Islamic

Cooperation (OIC) atau Organisasi Kerjasama/ Konferensi Islam (OKI),

www.oic-oci.org

79 Analitical History adalah Pengerjaan karya sejarah yang memanfaatkan teori dan

metodologi. Lihat: Suhartono W. Pranoto, Teory dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010) Cetak. I, h. 9.

80 Basri MS., Metodologi Penelitian Sejarah, (Jakarta: Restu Agung, 2006) h. 46.

Page 49: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

30

“Pidato Pembukaan KTT LB OKI ke-5 Presiden Joko Widodo” penulis

ambil dari website Sekretariat Negara Republik Indonesia,

www.setneg.go.id

Sumber primer diatas penulis gunakan sebagai bukti untuk memperkuat sumber-

sumber data yang menjadi rujukan penulisan. Kemudian pada sumber sekunder

penulis dapatkan dari berberapa buku dan Jurnal yang mendekati dengan pokok

pembahasan penelitian yang akan penulis kaji dalam menyusun skripsi ini di

antaranya:

Arafat Teroris atau Pendamai? / Alan Hart; penerjemah Hasan Basari.

Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1989.

Rahasia Dendam Israel; Jejak Berdarah Israel di Palestina

dan Dunia Arab, / Aguk Irawan MN, cet. ke-1, Jakarta:

Kinza Books, 2009.

Palestina Sejarah Perkembangan dan Konspirasi, / Muhsin M.S, Jakarta:

Gema Insani, 2002.

Jerusalem Satu Kota Tiga Iman, / Karen Armstrong, Surabaya: Risalah

Gusti, 2009.

“PLO: Its Background and Activities”, / Gulshan Dhanani, Social Scientist,

Vol. 10, No. 9 (1982), pp. 52-59, Accessed: 31-12-2015 04:31 UTC.

“What is the PLO”, / Rashid Hamid, Journal of Palestine Studies, Vol. 4,

No. 4 (1975), pp. 90-109, Accessed: 31-12-2015 03:48 UTC.

“Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan Palestina menjadi Negara

Merdeka (1920-1848)”, / Hanafi Wibowo, Al-Turas, Vol. XX, No. 2,

(2014).

“Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina Tahun 1988”,

/ Abrar, Lontar, Vol. 8, No. 1, (2011).

“The PLO in Inter-Arab Politics”, / Alan R. Taylor, Journal of Palestine

Studies, Vol. 11, No. 2 (1982), pp. 70-81, Accessed: 31-12-2015 04:38

UTC.

Page 50: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

31

Tahap berikutnya ialah kritik sumber atau verifikasi. Setelah sumber yang

berhubungan dengan topik ini terkumpul, langkah peneliti selanjutnya melakukan

pemilah-milahan sumber dengan memperhatikan hal-hal terpenting yang dapat

penulis jadikan sumber atau tidak. Khusus sumber yang berasal dari internet hanya

akan penulis gunakan apabila berasal dari artikel yang menggunakan referensi yang

dapat dipertanggung jawabkan.

Tahap selanjutnya yakni penulis melakukan interpretasi atau penafsiran

terhadap sumber-sumber yang telah penulis himpun untuk memperoleh fakta-fakta

terkait permasalahan yang menjadi fokus kajian penulis. Dalam tahap ini penulis

menggunakan metode analisis dan sintesis. Dalam proses analisis atau penguraian,

penulis memperoleh beberapa fakta dari sumber-sumber yang telah penulis baca

tentang perjuangan rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya atas tanah

yang diduduki Israel yaitu; pada tahun 1968, faksi kedua terbesar di PLO bercorak

komunis The Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) membajak

pesawat Israel yang terbang dari Roma ke Tel Aviv dan memblokade penerbangan.

Setelah selama sebulan dibajak, pembajak membebaskan penumpang dan kru

pesawat. Sebagai imbalannya Israel akhirnya membebaskan 16 gerilyawan

Palestina. Kemudian setelah dilakukan sidang PNC 1979, Yasser Arafat telah diberi

mandat bebas untuk berunding secara terang-terangan dengan Israel untuk

memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan diplomasi, dengan

terselenggaranya Konferensi Madrid 1991 dan Perjanjian Oslo 1993. Fakta-fakta

hasil analisis tersebut maka sintesisnya adalah telah terjadi perubahan perjuangan

rakyat Palestina dengan organisasi PLO pada kepemimpinan Yasser Arafat dari

perjuangan perlawanan fisik berubah ke perjuangan diplomasi.

Tahap terakhir yakni Desterllung atau Historiografi, dalam tahap ini penulis

menguraikan fakta-fakta yang sudah didapat ke dalam penulisan sejarah, dan

kemudian menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan pokok

yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini.

Page 51: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

32

I. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, adapun susunan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Memuat Pendahuluan yang terdiri atas penjelasan singkat permasalahan

yang menjadi fokus kajian, identifikasi masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

Bab II Membahas mengenai sejarah berdirinya PLO, faksi-faksi di dalam PLO,

dan kepemimpinan Yasser Arafat di PLO

Bab III Membahas tentang penyebab perubahan perjuangan rakyat Palestina dari

perjuangan perlawanan fisik berubah menjadi diplomasi dan munculnya

kelompok penentang diplomasi.

Bab IV Membahas mengenai diplomasi Israel-PLO yang menginisiasi

terselenggaranya Konferensi Madrid 1991 dan Perjanjian Oslo 1993 serta

dampak dan hasilnya bagi Palestina.

Bab V Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan yang merupakan jawaban dari

permasalahan yang menjadi motif awal kajian penelitian, dan saran-saran

yang menjadi masukan untuk perbaikan penelitian berikutnya.

Page 52: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

33

BAB II

PALESTINE LIBERATION ORGANIZATION (PLO)

A. Sejarah Berdirinya PLO

Kelahiran negara Israel pada 14 Mei 1948 telah menginisiasi konflik

berkepanjangan antara Arab dan Israel. Konflik bersenjata pertama antara Arab dan

Israel terjadi beberapa hari sesudah diproklamasikannya kemerdekaan Israel.81

Tentara koalisi dari negara-negara Arab (Syria, Yordania, Lebanon dan Irak)

menyerang Israel. Jamal al-Hussayni, sebagai perwakilan komite Arab tertinggi di

pengasingan mengirimkan surat kepada perwakilan PBB bahwa pasukan yang

dikirimkan oleh para anggota Liga Arab bertujuan untuk membela hak rakyat

Palestina sebagai mayoritas melawan kolonisasi dari pihak Zionis-Yahudi.82

Setelah perang selama lebih dari satu tahun (Mei 1948-Juli 1949), pihak Arab

mengalami kekalahan. Kemenangan Israel membuat mereka menguasai sebagian

besar tanah atau wilayah Mandat Inggris di Palestina. Kemudian eksistensi Israel

sebagai negara pun ditegaskan dengan diterimanya Israel sebagai anggota PBB

pada 1949.83 Dampak dari peperangan tersebut, yang terjadi di Palestina adalah

terusirnya bangsa Arab-Palestina dari tempat tinggal mereka. Dapat diperkirakan

sekitar 700.000 orang dari mereka; kisaran 80.000 pergi ke Lebanon, 100.000 ke

Yordania, 70.000 ke Syria, 120.000 ke Gaza, dan sisanya tersebar ke beberapa

wilayah Arab lainya, dan yang masih menetap di tanah Palestina pada kisaran

120.000.84

Namun beberapa bulan setelah kehancuran ini, yang paling penting adalah

semangat dan ide nasionalisme Palestina yang mereka miliki tidak ikut hancur dan

bahkan muncul lebih kuat dari sebelumnya. Orang-orang Arab-Palestina di

81 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 97.

82 Hanafi Wibowo, “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan…, h. 63.

83 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 97.

84 Gulshan Dhanani, “PLO: Its Background and Activities”, Social Scientist, Vol. 10, No.

9, (1982), pp. 52-59, Accessed: 31-12-2015 04:31 UTC, h. 53.

Page 53: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

34

pengungsian mulai membangun komunitas-komunitas mereka;85 Dari Mesir -

Yasser Arafat; orang Palestina yang sedang menempuh pendidikan di Kairo,

membentuk Persatuan Mahasiswa Palestina فلسطين لطلبة العام اإلتحاد General Union of

the Palestine Students (GUPS). Dalam semangatnya ia berkonsultasi dengan Hajj

Amin al-Hussayni dan mendapat dukungan pula dari Hasan al-Banna pimpinan

Ikhwanul Muslimin (IM). Sekitar waktu yang sama pada 1950-an, di Lebanon

George Habash dan Hawatmeh bersama orang-orang Palestina yang mengungsi di

sana, mendirikan Arab National Movement (ANM) atau القوميين حركة Harakat al-

Quamiyyun yang berkomitmen untuk membebaskan Palestina.86

Pada 1949-1956 adanya pergerakan IM dengan gerakan jihad Islam

nasional, di mana masyarakat Palestina dapat menikmati kebebasan yang relatif di

Mesir dan Yordania. Namun arus ini, dikhawatirkan oleh kaum nasionalis dan

kekirian Mesir akan membentuk aksi politis dan akan mendirikan kekhilafahan

Islam. Kekhawatiran itu terjawab dengan langkah Abdul Nasser yang memukul

gerakan IM dan membuat bangsa Palestina di sana beralih menggantungkan

aspirasinya kepada pemerintahan Mesir dengan kepemimpinan Jamal Abdul Nasser

1956.87

Pada periode ini, pemerintahan di Liga Arab merasakan adanya gelombang

bermunculannya berbagai aktivitas, pergerakan, dan organisasi rahasia, di tengah

kancah perjuangan Palestina yang tidak teratur.88 Seperti halnya di Yordania, para

pengungsi Palestina dibuat resah, ketika Israel dan Yordania menandatangani

sebuah perjanjian formal 16 Maret 1949, untuk sebuah perbatasan wilayah yang sah

antara kedua negara.89 Pemerintah Yordania secara konstitusional telah dapat

menguasai wilayah yang tersisa dari Palestina (5.878 KM2 atau 21,77% dari seluruh

wilayah Palestina).90 Pada 15 November, Raja Abdullah dari Yordania dilantik

85 Cheryl A. Rubenberg, “The Civilian Infrastructure of the Palestine Liberation

Organization: An Analysis of the PLO in, Lebanon Until June 1982”, Journal of Palestine Studies,

Vol. 12, No. 3, (1983), pp. 54-78 Accessed: 31-12-2015 03:49 UTC, h. 55.

86 Gulshan Dhanani, “PLO: Its Background and Activities…, h. 53.

87 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 76-85.

88 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 85.

89 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 526.

90 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 76-85

Page 54: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

35

menjadi Raja Yerusalem di Kota Lama oleh uskup Koptik; Yerusalem Timur dan

Tepi Barat, dinyatakan sebagai wilayah Yordania. Negara-negara Arab tetangga

memprotes keras atas pendudukan Yordania dari tanah Palestina tersebut. Di Mesir,

Mufti Hajj Amin al-Husseini membentuk Palestine National Council (Dewan

Nasional Palestina) untuk mengurus sebuah pemerintahan di pengasingan (salah

satunya tentang Yordania). Raja Abdullah berusaha untuk mencari dukungan

keluarga-keluarga Arab yang berpengaruh, yang secara tradisional menentang

Mufti. Hubungan Mufti dengan pemerintah Yordania tidak membaik sampai pada

April 1951 raja Abdullah dibunuh di pintu masuk Masjid al-Aqsa oleh agen-agen

Mufti. 91

Akibat berbagai aktifitas bermunculan yang tidak teratur, Liga Arab pada

tahun 1959, memutuskan untuk membuat satu ketentuan yang mengajak penataan

ulang tentang koordinasi rakyat Palestina dalam satu wadah.92 Namun pada saat itu

gagal, karena tidak ada rancangan yang baik yang dapat disepakati. Kemudian

setelah wakil Palestina di Liga Arab dijabat oleh Ahmad Syaqiri (September 1963)

yang menggantikan Hilmi Abd Al Baqi, gerakan Palestina semakin proaktif.93 Ia

melakukan tour ke negara-negara Arab, mengumumkan bahwa Dewan Nasional

Palestina atau PNC diundang di Yerusalem94 untuk mempersatukan federasi dari

berbagai organisasi perjuangan Palestina95 yang disatukan dengan wadah Palestine

Liberation Organization (PLO) منظمة تحرير فلسطينية dan nasib Palestina akan secara

resmi diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri dan tidak lagi menjadi

urusan umat Islam.96

Sidang pertama Dewan Nasional Palestina ( الفلسطيني الوطني المجلس /Palestine

Nasional Council) atau PNC di Hotel Ambassador Yerusalem Timur dilaksanakan

pada tanggal 2 Juni 1964 dan ditetapkan sebagai berdirinya organisasi PLO.97 Pada

91 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 524-528.

92 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 76-85

93 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 90.

94 Rashid Hamid, “What is the PLO”, Journal of Palestine Studies, Vol. 4, No. 4 (1975),

pp. 90-109 Accessed: 31-12-2015 03:48 UTC, h. 94.

95 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 42.

96 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 80.

97 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 42.

Page 55: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

36

sidang tersebut dengan bantuan dan dukungan Abdul Naser dari Mesir, Ahmad asy-

Syaqiri yang sebelumnya menjabat sebagai representasi Palestina di Liga Arab

terpilih sebagai Ketua Komite Eksekutif PLO yang pertama (1964-1967).98 Komite

Eksekutif PLO merupakan semacam kabinet yang anggotanya dipilih oleh PNC.

Komite Eksekutif bertanggungjawab pada PNC secara kolektif maupun individu.99

Kemudian akibat terjadinya perang enam hari 1967, Syaqiri mendapatkan

kesulitan untuk mengendalikan organisasi PLO yang membuat ia memutuskan

untuk mengundurkan diri sebagai ketua pada tanggal 24 Desember 1967.100 Pada

hari yang sama, ia digantikan oleh Yahya Hamuda. Sebagai ketua yang baru,

Hamuda mengeluarkan pernyataan akan membawa PLO lebih dekat dengan

organisasi aktivis dan gerilya. Ini menekankan perlunya eskalasi dalam penyatuan

perjuangan bersenjata melawan Israel dan untuk memobilisasi semua kekuatan

nasional Palestina. Ia juga membentuk suatu dewan nasional khusus untuk

mengembangkan kelembagaan PLO dengan lebih luas. Pada massa jabatannya

Yahya Hamuda (1967-1969) terlalu sibuk dengan persiapan dan pembentukan

bagan organisasinya.101 Kemudian pada sidang PNC ke lima, tanggal 4 Februari

1969, jabatannya dicopot dan digantikan oleh Yasser Arafat.102

Organisasi PLO yang didirikan sebagai entitas politik yang akan mewakili

kepentingan Palestina yang berfungsi secara independen dari pemerintah Arab,

awalnya sebuah organisasi yang bergerak dengan perjuangan fisik.103 Namun pada

masa kepemimpinan Yasser Arafat (1969-2004), PLO telah mengalami perubahan

perjuangan ke diplomasi. Tepatnya pada tahun 1979 dalam sidang PNC; Arafat

telah diberi mandat bebas untuk berunding secara terang-terangan dengan Israel.

Dengan begitu, muncul beberapa perundingan antara lain Konferensi Madrid 1991

98 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 86.

99 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43.

100 Alan R. Taylor, “The PLO in Inter-Arab Politics”, Journal of Palestine Studies, Vol. 11,

No. 2 (1982), pp. 70-81 Accessed: 31-12-2015 04:38 UTC, h. 73.

101 Rashid Hamid, “What is the PLO…, h. 100.

102 “The PNC: Historical Background”, Journal of Palestine Studies, Vol. 16, No. 4 (1987),

pp. 149-152 h. 150.

103 Cheryl A. Rubenberg, “The Civilian Infrastructure…, h. 56.

Page 56: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

37

dan Perjanjian Oslo 1993. Dan kredibilitas Arafat di kalangan rakyat Palestina

tergantung kepada kemampuannya.104

B. Faksi-Faksi di dalam PLO

PLO (Palestine Liberation Organization) adalah organisasi gabungan dari

beberapa faksi perjuangan rakyak Palestina. Organisasi ini didirikan tahun 1964

melalui Muktamar Umum Rakyat Palestina atau PNC pada 28 Mei – 2 Juni 1964

di Kota Al-Quds (Yerusalem) dengan dihadiri oleh 422 representasi Palestina. Pada

muktamar itu, Ahmad al-Syaqiri terpilih sebagai Ketua PLO yang pertama 1964 s.d

1967,105 digantikan oleh Yahya Hamuda sampai tahun 1969, kemudian pada tahun

1969 Ketua PLO dijabat oleh Yasser Arafat sampai ia meninggal pada tahun

2004.106 Rakyat Palestina menyambut baik dengan adanya PLO sebagai

representasi dari entitas Palestina dan identitas nasionalnya, itu terbukti dengan

bergabungnya beberapa faksi yang ada di dalam PLO, antara lain;

1. Fatah (Harakat Al-Tahrir Al-Filistini/ Palestine Nasional Liberation

Movement), berdiri pada 1957 dan merupakan faksi terbesar dalam PLO.

Fatah didirikan oleh Yasser Arafat ikut dalam tubuh PLO pada tahun 1969,

memiliki nama lain dalam aksi militer yaitu Assifa.107 Pada awal

perjuangannya berorientasi pada Islam yang banyak dipengaruhi dari

pemikiran Ikhwanul Muslimin. Namun, karena suasana politik dan

kekuasaan, garis perjuangannya berubah haluan yang secara ideologi

menjadi nasionalis-sekular.108

2. PFLP (Popular Front for the Liberation of Palestine), didirikan oleh George

Habash pada 1967 dan berhaluan komunis radikal. PFLP merupakan faksi

terbesar kedua di PLO setelah Fatah.

104 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 458.

105 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel,

(Bandung: Mizan, 2009), Cetak I, h. 66. 106 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43.

107 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., 67. 108 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari.., h. 19.

Page 57: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

38

3. PDFLP (Popular Democratic Front for the Liberation of Palestine) الجبهة

didirikan oleh Nayif Hawatmeh pada 1969. PDFLP ,الشعبية لتحرير فلسطين

merupakan pecahan dari PFLP.

4. ALF (Arab Liberation Front) جيش اإلنقاذ العربي, didirikan oleh Abdel Rahim

Ahmad pada 1969. AFL merupakan faksi kecil berhaluan sosialis yang

berada di bawah kontrol Partai Ba’ats Irak.

5. Palestine Communist Party, didirikan oleh Suleiman Najjab pada 1984.

Palestine Communist Party berhaluan komunis, tapi tidak militan dan

radikal.

6. PFL (Palestinian Popular Struggle Front), didirikan oleh Samir Ghosheh

pada 1976.

7. Al-Sa’iqa (Vanguards of the Popular Liberation War), didirikan pada 1968

oleh Issam Al-Qadi. Al-Sa’iqa merupakan faksi kecil yang dikontrol oleh

Partai Ba’ats Suriah.

8. PFLP-GC (Popular Front for the Liberation of Palestine-General

Command), didirikan oleh Ahmad Jibril pada 1968. Seperti halnya PDFLP,

PFLP-GC juga merupakan pecahan dari PFLP.109

9. PLF (Palestine Liberation Front), organisasi intel untuk Suriah, didirikan

1961. PLF kemudian bergabung dengan PFLP tahun 1967.110

10. Palestine Liberation Army, merupakan sayap militer resmi PLO.

Sebenarnya, masih ada beberapa faksi yang belum dipaparkan, karena

ketika PLO berdiri sebagai lembaga resmi yang berjuang mewujudkan negara

Palestina merdeka, mereka tidak bersedia untuk menjadi bagian dari PLO. Selain

karena ketidaksetujuan mereka pada kebijakan-kebijakan yang mengarah pada

sikap-sikap kooperatif terhadap Israel, keberadaan faksi-faksi nasionalis-sekular,

sosialis, dan komunis yang mendominasi PLO membuat mereka merasa tidak

nyaman. Di antara kelompok yang melakukan gerakan di luar kebijakan PLO

adalah Islamic jihad of Palestine (Jihad Islam) pimpinan Ibrahim Sibil111 dan Fatah

109 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., 66-68. 110 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 542. 111 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., 68-69.

Page 58: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

39

Uprising atau Faksi Abu Musa.112 Selain itu terdapat kelompok perjuangan rakyat

Palestina yang menjadi saingan dan penentang PLO yaitu Hamas pimpinan Syaikh

Ahmad Yassin.113

C. Kepemimpinan Yasser Arafat di PLO

Sejak tahun 1969 ketua PLO dijabat oleh Yasser Arafat sampai ia meninggal

dunia tahun 2004. Pada masa kepemimpinannya, PLO memiliki peran utama dalam

perjuangan rakyat Palestina. Munculnya beberapa organisasi perjuangan tidak

membuat Arafat dengan PLOnya kehilangan dukungan dari rakyat Palestina. PLO

bahkan menjadi payung bagi beragam kelompok perjuangan tersebut.114 Berikut

adalah biografi singkat pemimpin karismatik yang selalu mengenakan busana

tradisional khasnya keffiyeh. “Dia adalah seorang revolusioner dan orator yang

hebat. Dia dilahirkan untuk melakukan tindakan dan komunikasi”. Kata Karim

Bitar, analis politik dari Institute for International and strategic Relations.115

1. Biografi Singkat Yasser Arafat

Mohammed Abdel-Raouf Arafat bin Qudwa al-Hussaeini yang populer

dengan nama panggilan Yasser Arafat lahir 24 Agustus 1929 di Kairo, Mesir.116 Ia

merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari perkawinan pertama ayahnya

yang bernama Abder Rauf Arafat.117 Ibunya bernama Zahwa yang berasal dari

keluarga Abu Saud di Yerusalem. Keluarganya pun memiliki hubungan

kekerabatan dengan Hajj Amin al-Hussayni, yaitu orang yang diangkat sebagai

Mufti Yerusalem oleh Inggris tahun 1922. Ibunya meninggal saat Arafat berumur

112 Ita Mutiara Dewi dkk, Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 19. 113 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., 69. 114 Ita Mutiara Dewi dkk, Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 18.

115 Rana Setiawan, “Yasser Arafat Simbol Persatuan Palestina”, MINA-Mi’raj Islamic

News Agency, (November, 2014), http://mirajnews.com/2014/11/yasser-arafat-simbol-

persatuan-palestina.html akses: 7 Juni 2017.

116 Damar Saloka Anggoro, “Biografi Yasser Arafat Pemimpin Palestina”, Biografi (Juli,

2014) http://www.biografi.id/2014/07/biografi-yasser-arafat-pemimpin.html akses: 7 Juni 2017.

117 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 59.

Page 59: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

40

lima tahun, kemudian ia tinggal bersama paman dari pihak ibunya di Kota Al-Quds,

ibukota Mandat Inggris di Palestina.

Setelah empat tahun di Kota Al-Quds, Arafat dibawa kembali oleh ayahnya

ke Kairo. Ayahnya seorang warga Palestina keturunan Mesir, yang memiliki usaha

tekstil dan berdagang bahan pangan 118 Di Mesir usaha Ayahnya semakin

berkembang dengan pabrik keju yang hasilnya dapat didistribusikan ke penjuru

wilayah Arab. Namun, masa kecil Arafat tidaklah bahagia, sepeninggal ibunya pada

tahun 1933, ayahnya menikah lagi, dan ibu tiri Arafat memperlakukan dia dengan

kejam dan keras.

Kemudian, menanggapi perotes dari anak-anaknya, Raouf, ayah Arafat,

menceraikan istrinya yang kedua itu, hanya beberapa bulan setelah mereka

menikah. Tidak lama kemudian ayahnya menikah lagi, untuk membatasi

pertengkaran-pertengkaran antara istri dan anak-anaknya peraturan-peraturan

dalam rumah tangga pun diperketat. Dari sini, Arafat belajar tentang peratuaran-

peraturan dan tekanan dari orang tuanya.

Sejak usia sepuluh tahun Arafat memperlihatkan bakatnya sebagai seorang

pemimpin yang disiplin. Dalam bermain Arafat sering mengumpulkan teman-

temanya di halaman, ia kemudian membagi-baginya dalam kelompok-kelompok

dan berlatih baris berbaris, ia juga sering menirukan aksi-aksi demonstrasi yang

dilakukan oleh orang-orang Mesir. Kemudian ketika ia berusia 17 tahun tepatnya

pada tahun 1946 sudah menjadi seorang tokoh penting dalam suatu operasi

penyelundupan senjata api dan amunisi dari Mesir ke Palestina. Arafat berusaha

menyediakan senjata apabila para pejuang palestina membutuhkannya. Ketika

persediaan senjata mulai berkurang, pekerjaan mencari senjata itu menjadi

berbahaya, untuk sampai ke tempat pemasok senjata, ia harus menghindari bandit-

bandi dan pencuri bahkan saat tertangkap oleh tentara Israel dapat berakibat fatal.

Namun, Arafat sendiri yang bersedia untuk melakukan misi-misi yang berbahaya

tersebut. Dan keberhasilan Arafat sebagai penyelundup senjata api, menyebabkan

118 Rana Setiawan, “Yasser Arafat Simbol Persatuan…,

Page 60: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

41

calon pemimpin PLO itu, secara dini memperoleh reputasi sebagai pahlawan yang

berani.119

Setelah pasukan Arab kalah untuk memperjuangkan wilayah Palestina

tahun 1948 dan menjadi kemerdekaan Negara Israel, Arafat mencoba untuk lebih

aktif menjadi mahasiswa. Ia dan beberapa warga Palestina yang menempuh

pendidikan di Universitas Faud (Sekarang Universitas Kairo), pada tahun 1958 ia

membentuk organisasi General Union of the Palestine Students (GUPS) bersama

teman-temanya dan selanjutnya berhasil mendirikan sebuah organisasi yang disebut

Fatah, bermakna "penaklukan" disebut pula Harakat at-Tahrir al-Wathani al-

Filasthini, yang nantinya menjadi faksi terbesar di tubuh PLO.120

Selesai dengan studinya, pada 1964 Arafat meninggalkan Mesir menuju

Yordania, untuk menjadi seorang revolusioner dan mengorganisir serangan Fatah

ke Israel dari Yordania.121 Fatah pada awal rekrutmennya, terkonsentrasi pada IM

dan banyak orang-orang yang berposisi di IM ikut berpartisipasi seperti Said al-

Muzayyin, Ghalib al-Wazir, Salim az-Za’nun, Shalah Khalaf, As’ad ash-Shafthawi,

Muhammad Yusuf an-Najjar, Kamal Udwan, Rafi’ an-Nathasya, Abdul Fatah

Hamud, dan Yusuf Umairah. Namun pada tahun 1963, Fatah lebih terbuka bagi

aliran lain. Dari sini pergerakan Fatah mengidentifikasi diri dengan identitas

nasional yang sekuler dan mendirikan devisi militernya dengan sebutan “al-

Ashifah” yang melancarkan serangan militernya pada awal tahun 1965 sampai

dengan tahun 1967, sudah terjadi 200 operasi serangan ke kependudukan Israel di

Palestina.122 Gerakan serangan tersebut benar-benar gerakan bawah tanah.

Serangan-serangan sabotase yang dilakukan Fatah selama tiga bulan pada tahun

1965 saja, mereka telah melancarkan sepuluh serangan sabotase – tujuh dari

Yordania dan tiga dari Jalur Gaza. Serangan tersebut merupakan balasan dari

serangan Israel sebelumnya pada 14-15 Oktober 1953 dan 28 Februari 1955 yang

119 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 64.

120 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 28.

121 Rana Setiawan, “Yasser Arafat Simbol Persatuan…,

122 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 84.

Page 61: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

42

dikenal dengan pembunuhan Qibya, dua serangan Israel tersebut menewaskan 106

orang-orang Mesir dan Palestina yang terjadi di wilayah Semenanjung Gaza.123

Meski Fatah telah melakukan aksinya, mereka tidak memperoleh publisitas

dari para redaktur dan penulis majalah dan koran-koran Arab. Karena mereka

dilarang oleh rezim-rezim Arab untuk tidak memuat tulisan gerakan Ashifah

tersebut. Tanpa publisitas bagi organisasi Fatah mengalami kesulitan. Mereka tidak

dapat menarik perhatian masyarakat Arab untuk berpartisipasi dalam

perjuangannya.124 Namun keuntungannya adalah pihak lawan kesulitan untuk

mengidentifikasi serangan yang dilancarkan Ashifah.

Pasca perang Enam Hari 1967 yang dilakukan oleh Israel menyerang

negara-negara Arab tetangga, beberapa wilayah Arab jatuh ke tangan Israel; Sinai

dan Jalur Gaza (Mesir), Tepi Barat dan Yerusalem (Yordania), dan Dataran Tinggi

Golan (Syria). Ini membuat keresahan bagi Fatah sebagai organisasi perjuangan

Palestina. Kemudian pada bulan Februari 1969 Fatah bergabung dengan PLO. Atas

bantuan Nasser dalam sidang Dewan Nasional Palestina (PNC) yang kelima di

Kairo, dari semua kursi yang jumlahnya 105, untuk 57 kursinya diberikan kepada

organisasi-organisasi gerilya, dan 33 dari 57 kursi itu diberikan kepada Fatah.

Dengan begitu Fatah menjadikan Arafat sebagai ketua Komite Eksekutif PLO

mengantikan Yahya Hamuda.125 Dan ketua PLO dijabat oleh Arafat dari 1969

sampai ia meninggal pada tahun 2004.126

2. Kontribusi Arafat dalam kepemimpinannya di PLO

Pada masa kepemimpinan Yasser Arafat di PLO (4 Februari 1969 - 11

November 2004) terdapat beberapa kontribusi yang telah diberikan:

123 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan h. 88.

124 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 179-181.

125 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 292.

126 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43.

Page 62: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

43

Pertama, Yasser Arafat dan Raja Hussein dari Yordania menandatangani

perjanjian damai pada 27 September 1970. Perjanjian ditandatangani pada

pertemuan darurat di ibu kota Mesir, Kairo. Dalam perjanjian tersebut dituliskan,

gencatan senjata dan penarikan pasukan harus dilakukan di setiap kota di Yordania.

Selain pemimpin Yordania dan Palestina, Presiden Mesir Gamel Abdel Nasser juga

ikut terlibat dalam upaya perjanjian damai ini.127

Pemerintah Yordania dan gerilyawan PLO telah berselisih paham akibat

terjadinya peledakan dua pesawat Amerika di wilayahnya yang dilakukan oleh

Fatah pada 15 September 1970. Peledakan pesawat di Yordania tersebut membuat

Raja Hussein mengumumkan hukum darurat perang untuk meminta Yasser Arafat

dan teman-temannya keluar dari Yordania. Hal itu dilakukan Hussein karena

Yordania dikucilkan dunia internasional, termasuk dari Amerika Serikat yang

menjadi tulang punggung ekonomi Yordania.128

Pada pertemuan tersebut dijelaskan, penyebab perang saudara Palestina-

Yordania, bukanlah antara gerakan pembebasan Palestina yang monolitik dan

homogen, dengan rezim di Yordania. Dan Arafat mengakui telah kehilangan

kontrol atas peristiwa-peristiwa di pihaknya, karena dia belum lama menjadi Ketua

PLO 1969. Ditengah konflik Israel-Palestina Arafat dan Hussein sedang berusaha

sekuat tenaga untuk menghindarkan suatu konfrontasi habis-habisan, yang sedang

dipancing oleh ekstremis-ekstremis dari kelompok tertentu. Dan keduanya

menyadari pula, bahwa agen-agen Amerika dan Israel sedang memanaskan situasi,

dan berusaha keras agar suatu krisis dalam barisan gerakan pembebasan akan

menjadi suatu malapetaka bagi rakyat Palestina.129

Kedua, PLO mendapat pengakuan sebagai perwakilan resmi bangsa

Palestina dari Organisasi Konferensi Islam atau Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

127 Fira Nursya'bani, “Sejarah Hari Ini: Yordania-Palestina Sepakati Perjanjian Damai

Perang Saudara”,http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/selarung-waktu/16/09/26-

oe492p366-sejarah-hari-ini-yordaniapalestina-sepakati-perjanjian-damai-perang-saudara akses: 7

Juni 2017.

128 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43.

129 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 289-290.

Page 63: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

44

pada 21 Agustus 1969.130 Pada hari yang sama OKI juga baru didirikan, karena para

pemimpin negara Islam berkumpul untuk membahas masalah pembakaran satu

bagian dari Masjid al-Aqsa yang dilakukan oleh Israel. Pertemuan tersebut

diselenggarakan di Rabat, Maroko. Tujuan dibentuknya OKI adalah untuk

meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan

kerjasama, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi

tempat suci Islam dan membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang

merdeka dan berdaulat. Sebanyak 57 negara tergabung di dalam OKI, baik yang

merupakan negara Islam maupun negara dengan populasi Muslim besar. Ini

membuat OKI di masa awal menaruh perhatian besar pada masalah politik,

terutama masalah Palestina.131

Selanjutnya hasil perubahan perjuangan dari perlawanan fisik ke diplomasi

yang dilakukan PLO di bawah kepemimpinan Yasser Arafat yang mengakui

eksistensi Negara Israel juga dapat menimbulkan kekecewaan; dari sebagian

kelompok; yang kecewa (Hamas) - sebagiannya juga ada yang mendukung.132

Dukungan untuk PLO setelah merubah perjuangannya ke politik diplomasi, PLO

mendapat respons baik dari OKI. Karena OKI melakukan peran sebagai sebuah

organisasi agama Islam yang cinta perdamaian; yang pertama, mengedepankan

langkah-langkah perundingan atau diplomasi yaitu pertemuan para Menteri Luar

Negeri untuk membangun solidaritas antar negara. Kedua, OKI juga melakukan

pendekatan terhadap Negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim guna

mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan penindak lanjutan

terhadap permasalahan kedaulatan Palestina. Yang ketiga, OKI melakukan

berbagai konferensi untuk permasalahan Palestina - dalam setiap Konferensi yang

130 Saibatul Aslamiah, “Diplomasi Indonesia Dalam Mendukung Palestina Menjadi Negara

Peninjau di PBB Tahun 2012”, Jom FISIP, Vol. 2, No. 2, (Oktober 2015), h. 2.

131 Ike Agestu, “OKI dan Cita-cita Kemerdekaan Palestina”, CNN Indonesia, (6 Maret

2016),http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160303184215-106-115202/oki-dan-cita-

cita-kemerdekaan-palestina/ akses: 7 Juni 2017.

132 Hendra Kurniawan, “Stabilitas Kawasan Timur Tengah dan Peluang Kerjasama Dalam

Frame TPS-OIC” Makalah ini dipresentasikan pada Seminar “Upaya Meningkatkan Investasi dan

Kerjasama antara Indonesia dan Timur Tengah dan OKI”, yang diselenggarakan oleh Kantor

Utusan Presiden Republik Indonesia untuk Timur Tengah & OKI, 5 Desember 2016 di Hotel

Millenium Jakarta Pusat. h. 5-10.

Page 64: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

45

berlangsung diharapkan menemukan titik terang bagi Palestina, sehingga Palestina

bisa diakui kemerdekaanya dalam dunia internasional.133 Namun dalam

perjalanannya, organisasi ini (OKI) menjadi wadah kerjasama di berbagai bidang

baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara Muslim

di seluruh dunia.134

Ketiga, Palestine Liberation Organization (PLO) memang telah dibentuk

pada tahun 1964 oleh Liga Arab, tetapi statusnya sebagai representasi masyarakat

Palestina baru ditegaskan pada tahun 1974,135 ketika Arafat tampil pada sidang

Majlis Umum PBB tanggal 13 November 1974, berkat pidatonya yang

menyuarakan aspirasi rakyatnya untuk memerdekakan Palestina dengan jalan

damai.136 Maka selanjutnya pada 22 November 1974 keberadaan PLO diakui The

United Nations General Assembly (Majlis Umum PBB).137

Kecemerlangan pidato Arafat itu, terletak pada caranya menghubungkan

dua gagasan khusus: Pertama, ia berbicara mengenai impian rakyat Palestina

tentang lahirnya Negara Demokratik Palestina, sebagai ganti Negara Israel yang

bersifat eksklusif. Ia berkata: “Apabila kami berbicara tentang harapan kami,

bersama bagi Palestina esok hari, kami ingin memasukkan ke dalam perspektif

kami dan disebarkan pula ke semua orang Yahudi yang sekarang ada di Palestina,

yang bersedia untuk hidup bersama kami di sana dalam damai dan tanpa

diskriminasi”. Kedua, ia menyampaikan hasrat PLO untuk menegakkan suatu

“Otoritas Nasional di wilayah manapun di Tepi Barat dan Gaza yang darinya Israel

dapat dibujuk untuk mundur dari wilayah tersebut”. Gagasan pertama-kedua, Arafat

hubungkan dengan pernyataan: “Tidakkah saya berhak untuk bermimpi?- Ya, saya

berhak untuk bermimpi. Kita semua berhak untuk bermimpi… tetapi sebagai orang

133 Ridho Fathoni, “Peran Organisasi Konferensi Islam Terhadap Upaya Kemerdekaan

Negara Palestina (2008-2014), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Prodi Ilmu Hubungan Internasional https://text-id.123dok.com/document/

9yno5e0q-peran-organisasi-konferensi-islam-terhadap-upaya-kemerdekaan-negara-palestina-

tahun-2008-2014.html akses: 13 Juni 2017.

134 Ike Agestu, “OKI dan Cita-cita Kemerdekaan...,

135 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 99.

136 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 45.

137 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 18.

Page 65: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

46

yang praktis yang bersedia menghadapi realitas eksistensi Israel, saya mengakui

dan menerima bahwa mimpi tidak selamanya terwujud… dan itulah sebabnya kami

berbicara tentang otoritas nasional kami – itulah yang kami – bersedia menerimanya

sebagai penyelesaian, sebuah tanah air yang kecil bagi kami sendiri, agar kami bisa

berdamai dengan Israel, sampai tiba saatnya nanti di mana orang-orang Israel

memutuskan, dengan kemauan sendiri, untuk bersama-sama kami mendirikan

Negara Demokratik yang kami impikan.”

Akhir pidatonya, ia menyampaikan “Saya datang ke sini dengan membawa

ranting pohon zaitun dan senapan pejuang kemerdekaan. Jangan biarkan ranting itu

lepas dari tanganku.” Pada tanggal 22 November 1974, komunitas internasional,

kecuali Israel dan Amerika, mengakui bahwa “rakyat Palestina mempunyai hak-

hak untuk menentukan nasib, kemerdekaan nasional dan kedaulatannya sendiri,”138

dijelaskan pada Resolusi PBB 3236 dengan judul resolusi hak-hak bangsa

Palestina.139 Dan “Status Pengamat” dijelaskan pada Resolusi 3237.

Tanggapan Israel di PBB, atas pidato Arafat itu, disampaikan oleh Duta

Besar- Tekoah, ia mengecam negara-negara Arab sebagai “pelopor serangan

fanatik terhadap bangsa Yahudi”. Dan ia mengecam PBB karena telah mengundang

Arafat untuk berpidato di hadapan badan dunia itu. PLO, katanya, hanyalah sebuah

“organisasi pembunuh”, dan PBB telah “menyerah” kepadanya. Israel, katanya,

“tidak akan membiarkan pembentukan otoritas PLO di bagian Palestina yang mana

pun dan kami tidak akan menerima perdamaian dengannya”.140 Namun hal tersebut

hanyalah emosi sesaat yang disampaikan Tekoah, karena pada kenyataannya pada

tahun 1993 ditandatanganinya Declaration of Principles (DOP) oleh Menteri Luar

Negeri Israel Shimon Peres dan disaksikan PM Israel Yitzhak Rabin yang

membahas dan menetapkan Otoritas Nasional Palestina (ONP) di Gaza - Jericho.141

138 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h.423-424

139 Misri A. Muchsin, “Palestina Dan Israel: Sejarah, Konflik dan Masa Depan”, MIQOT,

Vol. XXXIX, No. 2, (2015), h. 404.

140 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 423-424.

141 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji…, h. 169.

Page 66: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

47

Keempat, Perjuangan Yasser Arafat dari tahun 1974 sampai dengan 1979

telah berhasil meyakinkan rekan-rekannya untuk mencapai sesuatu yang konkret

melalui cara-cara diplomasi, guna membuktikan bahwa kompromi itu dapat

mendatangkan hasil yang lebih baik. Dengan mau menerima kenyataan yakni

eksistensi Israel, dan berdamai dengan Yahudi yang telah menguasai tujuh puluh

persen dari tanah air mereka, agar ia bersedia mundur kurang-lebih dalam wilayah

dengan batasan-batasannya sebelum tahun 1967.142

Arafat dengan organisasi Fatahnya juga mampu mengamandemen Piagam

Nasional Palestina, yang menegaskan perjuangan bersenjata untuk kemerdekakan

Palestina serta tidak akan mundur sejengkal pun dari tanahnya.143 Karena Fatah

merupakan organisasi paling besar, paling kuat, dan jauh paling populer di antara

berbagai organisasi dan front pembebasan yang ada di dalam tubuh PLO.144 Maka

terbukti pada tahun 1979 dalam sidang PNC diputuskan kebijakan yang

memberikan mandat kepada Arafat untuk melakukan perjuangan melalui cara-cara

diplomasi dengan mengakui eksistensi Negara Israel.145

Kelima, Terpilihnya Yasser Arafat sebagai Presiden pertama di Palestina, ia

membentuk tatanan baru dalam perjuangan diplomasi, dengan diproklamasikannya

Negara Palestina pada tanggal 15 November 1988, yang bertujuan untuk

mempermudah segala urusan perundingan antara PLO-Israel. Berdirinya Negara

Palestina ini diumumkan di Aljir, ibukota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik

Parlementer.146 Adapun wilayah yang diklaim sebagai wilayah negara Palestina

adalah Tepi Barat Sungai Yordania dan Jalur Gaza dengan ibukota Yerusalem.

Meski Negara Palestina telah dideklarasikan, PLO tetap menjadi

representasi Palestina untuk berjuang di forum internasional, karena status Palestina

sebagai negara belum diakui sebagian negara anggota Dewan Keamanan PBB,

eksistensi negara ini rapuh akibat wilayah geografi yang belum begitu jelas. Melihat

142 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 458.

143 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 86-87

144 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 292.

145 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 458.

146 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 83.

Page 67: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

48

PLO berjuang dengan menjunjung tinggi nilai perdamaian, sejumlah konferensi

perdamaian antara Palestina dan Israel mulai marak dilakukan oleh negara-negara

besar, seperti AS, Rusia dan Uni Soviet. Konferensi perdamaian paling awal adalah

Madrid Confrence yang dilaksanakan pada tahun 1991 dan dilanjutkan dengan

kesepakatan Perjanjian Oslo pada tahun 1993.147

147 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 100-101.

Page 68: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

49

BAB III

PERUBAHAN PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA

A. Perlawanan Fisik dan Penyebab Perubahan

Perjuangan rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya atas

kependudukan Israel, melalui perlawanan fisik yang selama ini dilakukan PLO

dengan basisnya di Yordania, dari akibat kekalahan bangsa Arab pada perang Six-

Day War tahun 1967, serangan-serangan bersenjata yang selama ini dilakukan

menghadapi tentara Israel mengalami perubahan. Sasaran serangan-serangan

bersenjata beralih dan ditujukan terhadap warga sipil Israel.148 Pada tahun 1968,

faksi kedua terbesar di PLO bercorak komunis The Popular Front for the Liberation

of Palestine (PFLP)149 membajak pesawat Israel yang terbang dari Roma ke Tel

Aviv dan memblokade penerbangan. Setelah selama sebulan dibajak, pembajak

membebaskan penumpang dan kru pesawat. Sebagai imbalannya Israel akhirnya

membebaskan 16 gerilyawan Palestina.

Kemudian pada bulan September 1970 Fatah membajak tiga pesawat; satu

pesawat Swiss dan dua pesawat Amerika. Ketiga pesawat tersebut diledakkan; dua

diledakan di Yordania dan satu di Kairo. Tuntutan yang diajukan para pembajak

adalah agar teman-teman mereka yang ada di penjara Israel dibebaskan. Tapi

sampai pesawat tersebut diledakkan tuntutan tersebut tidak dipenuhi Israel.

Peledakan pesawat di Yordania tersebut membuat Raja Hussein mengumumkan

hukum darurat perang untuk meminta Yasser Arafat dan teman-temannya keluar

dari Yordania. Hal itu dilakukan Hussein karena Yordania dikucilkan dunia

internasional, termasuk dari Amerika Serikat yang menjadi tulang punggung

ekonomi Yordania.

Ditambah dengan pernyataan Yasser Arafat kepada Hussein, yang menuntut

suatu pemerintahan nasional. Hussein akhirnya mengirimkan pasukan sebanyak

55.000 orang dan 300 tank untuk mengusir Arafat dan pengungsi-pengungsi

148 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43.

149 Ita Mutiara Dewi dkk, “Gerakan Rakyat Palestina Dari…, h. 19.

Page 69: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

50

Palestina yang selama ini ditampung di Yordania. Sekitar 3.500 orang gerilyawan

dan warga sipil Palestina tewas dalam kejadian tersebut. Kejadian ini dikenal

dengan nama Black September. Akibat dari kejadian tersebut PLO dan warga

Palestina yang selama ini berada di Yordania akhirnya mengungsi ke wilayah

Lebanon. Di Lebanon PLO membangun basis baru untuk berjuang melawan

kependudukan Israel di Palestina.

Di Lebanon para pejuang Palestina melanjutkan aksinya untuk melawan

Israel. Aksi tersebut dilakukan tidak saja ke wilayah Israel, tetapi juga terhadap

kepentingan Israel di Eropa maupun Timur Tengah. Pada bulan Mei 1972 aksi

pejuang Palestina yang menamakan dirinya Black September membajak sebuah

pesawat Sabana yang sedang terbang dari Brussel ke Israel dan mendarat di dekat

Tel Aviv. Para pembajak menuntut pembebasan seratus tahanan Palestina di penjara

Israel. Namun Israel menolak tuntutan tersebut. Moshe Dayan, Mentri Pertahanan

Israel, memerintahkan untuk mengepung dan menyerang para pembajak. Dalam

penyerangan itu dua orang gerilyawan tewas dan dua orang ditangkap.

Serangan selanjutnya terjadi ketika berlangsungnya Olimpiade Munchen di

Jerman tahun 1972. Kelompok Black September menyandera 11 orang atlet Israel.

Mereka menuntut pembebasan 234 tawanan Palestina dari penjara Israel dan dua

pemimpin kelompoknya yaitu Baader dan Meinhoff dari penjara Jerman. Tuntutan

tersebut tidak dipenuhi oleh Perdana Menteri Israel Golda Meir, sementara Kanselir

Jerman Willy Brant bersedia membebaskan kedua pemimpin kelompok tersebut.

Namun dalam upaya pembebasan sandera pada waktu itu, terjadi kericuhan

sehingga para atlet Israel dan penyandera pun tewas. Kemudian dari kejadian

tersebut Israel menyerang dan menghancurkan basis PLO di Lebanon Selatan dan

Beirut Utara.

Aksi-Aksi sepeti itu telah terjadi sebanyak 1.252, yang dilancarkan ke

bangsa Israel. Serangan terus berlangsung secara tetap terhadap warga sipil,

termasuk ke sebuah sekolah menengah di Ma’alot pada bulan Mei 1974 yang

mengakibatkan tewasnya 21 Murid. Aksi penyerangan seperti itu, jika dikaitkan

dengan perjuangan rakyat Palestiana, maka dapat menimbulkan kecaman dari

Page 70: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

51

“dunia internasional” sebagai serangan teroris. Perlu dipahami, aksi-aksi teror tetap

saja tidak memecahkan masalah yang dihadapi rakyat Palestina. Tanah Palestina

tetap saja dikuasai Israel. Oleh karena aksi teror dianggap tidak bisa memecahkan

problem utama masalah Palestina, maka atas desakan sekutunya, Uni Soviet, Mesir,

dan Arab Saudi, membuat Yasser Arafat pimpinan PLO harus bekerja keras untuk

meyakinkan rekan-rekannya bahwa aksi-aksi yang pernah diperjuangkan dalam

pembebasan Palestina harus dirubah dengan menempuh jalur diplomasi.150

Dukungan dari Arab Saudi untuk merubah arah perjuangan PLO. Mereka

berjanji akan mendukung PLO; apabila dalam menempuh kebijakan-kebijakannya

dapat dan tanpa merusak hubungan istimewa Saudi dengan Amerika, Arab Saudi

akan melakukan apa saja dalam batas-batas kemampuannya untuk memajukan

perjuangan Palestina dengan cara-cara diplomasi, dan akan terus berdiri di pihak

PLO, tak peduli siapa yang berusaha menghancurkannya. Kata Khalad Hasan

(Anggota Fatah).151 Dan Arafat tahu, “Kami tidak akan mampu bertahan tanpa

dukungan diplomatik Arab Saudi”.152 Dukungan juga datang dari Uni Soviet yang

menegaskan untuk mendukung dan mengusahakan suatu jalan perdamaian bagi

Palestina. Jika tidak, ia akan menggagalkan segala bentuk inisiatif dengan

sebaliknya. Karena Uni Soviet ingin mempertahankan pengaruhnya di kawasan

Timur Tengah tanpa adanya ganguan masalah dari negara-negara eropa.153

Tanggapan dari Mesir, Nasser berpendapat bahwa perjuangan dengan cara-

cara militerisme untuk pembebasan Palestina harus ditinggalkan dan melanjutkan

perjuangan dengan cara-cara politik. Persepsi yang hampir sama juga datang dari

Yordania, Raja Hussein meyakini bahwa perdamaian akan membawa hasil yang

lebih baik dengan menerima Resolusi 242. Persamaan harapan Hussein dan Nasser

untuk Palestina adalah bahwa ia dan Nasser, entah dengan cara apa, akan dapat

membujuk Amerika menggunakan pengaruhnya guna memaksa Israel menarik diri

dari wilayah Arab yang didudukinya. Dalam pandangan Hussein pada waktu itu,

150 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 43-45

151 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 301.

152 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 464.

153 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 465.

Page 71: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

52

membujuk Amerika untuk melakukan apa yang harus dilakukannya mestinya bukan

sesuatu yang mustahil oleh Amerika bersama-sama dengan negara lainnya dalam

komunitas internasional yang sudah terikat oleh Resolusi 242 PBB tahun 1967.154

Resolusi 242 adalah resolusi yang menuntut Israel untuk segera menarik mundur

pasukannya dari seluruh wilayah yang didudukinya dalam Perang Enam Hari

1967155 dan penghentian semua klaim oleh negara-negara yang berperang serta

menghormati, mengakui kedaulatan, integritas tritorial, kemerdekaan politik dari

setiap negara di wilayah itu.156

Kemudian Pada tahun 1973 terjadi peperangan yang dikenal dengan Yom

Kippur War, tepat sebelum peringatan hari Yom Kippur oleh Yahudi. Dalam perang

ini, bangsa Arab berhasil membalas kekalahanya dari Israel. Meski serbuan bangsa

Arab tidak membuat Israel kalah secara telak, namun perang ini berhasil memaksa

Israel untuk mengembalikan wilayah Semenanjung Sinai dan Gaza kepada Mesir.

Pada bulan November 1977, Mesir dibawah kepemimpinan Anwar Sadat, ia

mengunjungi entitas Zionis. Selanjutnya pada tahun 1979, melalui sebuah

perjanjian perdamaian157 yang disepakati antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan

Perdana Menteri Israel Menachem Begin serta disaksikan Presiden AS Jimmy

Carter di Camp David158 berhasil memasukkan Mesir dalam kondisi damai dengan

Israel. Konflik antara keduanya diberhentikan, Sinai dan Jalur Gaza dikembalikan.

Dengan demikian, persoalan Palestina telah kehilangan pihak yang paling dominan

dalam perjalanan konflik melawan Zionis. Hal ini akan menjadi pertimbangan

tersendiri untuk perjuangan Palestina dengan perlawanan militer terhadap Israel.159

Pada tahun 1964, PLO memang telah dibentuk oleh Liga Arab, tetapi

statusnya sebagai representasi masyarakat Palestina baru ditegaskan pada tahun

154 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h.275.

155 Simela Victor Muhamad, Konflik Israil-Palestina dan Prospek…, h. 8.

156 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 47.

157 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 98-99.

158 Irwan Ariefyanto, “Hari ini di 1978 Israel dan Mesir Sepakati Perjanjian Camp

David”, Republika.co.id, (2017). http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah-

13/09/17/mt8wvo-hari-ini-di-1978-israel-dan-mesir-sepakati-perjanjian-camp-david akses: 8 Juni

2017.

159 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 96.

Page 72: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

53

1974160 dengan keberadaan PLO yang diakui The United Nations General

Assembly. PLO dibawah kepemimpinan Yasser Arafat tampil dalam sidang Majlis

Umum PBB pada tanggal 13 November 1974. Dalam pidatonya pada sidang

tersebut yang menyerukan perjuangan Palestina dengan jalan diplomasi, membuat

PLO memperoleh dukungan dari PBB untuk mendapatkan kemerdekaan dengan

jalan damai. Dukungan juga diberikan RRC (Republik Rakyat Cina) kepada PLO

dengan diperbolehkannya membuka kantor kedutaan dan bendera PLO berkibar di

Beijing. Pengakuan terhadap eksistensi PLO sebagai perwakilan resmi Palestina

disetujui oleh 86 negara dibandingkan Israel yang hanya memperoleh dukungan

dari 72 negara atas wilayah yang didudukinya.161

Perjuangan Yasser Arafat dari tahun 1974 sampai dengan 1979 telah

berhasil meyakinkan rekan-rekannya untuk mencapai sesuatu yang konkret melalui

cara-cara diplomasi, guna membuktikan bahwa kompromi itu dapat mendatangkan

hasil. Dengan mau menerima kenyataan yakni eksistensi Israel, dan berdamai

dengan Yahudi yang telah menguasai tujuh puluh persen dari tanah air mereka, agar

ia bersedia mundur kurang-lebih dalam wilayah dengan batasan-batasannya

sebelum tahun 1967. Setelah dilakukannya sidang PNC tahun 1979, Yasser Arafat

diberi mandat bebas untuk berunding secara terang-terangan dengan Israel. Dan

kredibilitas Arafat di kalangan rakyat Palestina tergantung pada kemampuannya.162

B. Kelompok Penentang Diplomasi

Ketika PLO resmi berjuang dengan diplomatik damai untuk mewujudkan

negara Palestina dan terdapat kebijakan yang mengarah pada sikap kooperatif

terhadap Israel, beberapa organisasi penentang PLO mulai bermunculan seperti

Islamic Jihad of Palestine (Jihad Islam). Jihad Islam didirikan pada 1980 oleh anak-

anak muda Palestina yang menimba ilmu di berbagai universitas di Mesir.

160 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 99.

161 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 45.

162 Alan Hart, Arafat Teroris atau Pendamai…, h. 458.

Page 73: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

54

Kelompok anak muda ini dipimpin oleh Fathi Asy-Syaqaqi. Kemudian dalam

perjalanannya, Jihad Islam pecah menjadi tiga kelompok, yaitu Jihad Islam

pimpinan Fathi Asy-Syaqaqi sendiri, Jihad Islam Baitulmaqdis pimpinan Syaikh

As’ad, dan Jihad Islam Batalion al-Aqsa pimpinan Ibrahim Sibril. Di antara

ketiganya, Jihad Islam pimpinan Asy-Syaqaqi tetap menjadi kelompok yang

memiliki pengikut paling banyak. Selain Jihad Islam, gerakan perlawanan lainnya

yang juga muncul mengusung jalan perjuangan nonkooperatif adalah Hamas

pimpinan Syaikh Ahmad Yassin.163

Hamas (Harakat Al-Muqawwamat Al-Islamiyyah حركة المقاومة االسالمية atau

Gerakan Perlawanan Islam) didirikan pada 14 Desember 1987 oleh Syaikh Ahmad

Yassin, Dr. Abdel Aziz al-Rantissi, Muhammad Taaha, Dr. Ibrahim al-Bazuri,

Muhammad Syamah, Abdul Fatah Dakhon, Isa an-Nasyar, dan Shalah Syahadah.

Hamas merupakan sayap atau bagian dari kelompok Ikhwanul Muslimin (IM).164

Pada akhir tahun 1970-an IM tidak lagi mempercayai Fatah karena gesekan

ideologi. Fatah yang mendominasi PLO, lebih mengedepankan nasionalisme dan

semangat kebangsaan, sedangkan IM, yang berideologi keagamaan memiliki cita-

cita akan tegaknya pemerintahan Islam di tanah Palestina dan membebaskan

Palestina dari cengkraman Israel. IM kemudian mendirikan sayap militer di Jalur

Gaza yang bernama Mujahidun Palestina (Mujahidun Filisthiniyyun) dengan

Syaikh Ahmad Yassin sebagai pemimpinnya tahun 1978.

Setelah Mujahidun dibentuk, sayap militer ini mulai melakukan

perlawanan-perlawanan terhadap sewenang-wenangan Israel, terutama sejak

perang Lebanon tahun 1982 yang menewaskan 328 lebih warga Palestina. Namun

belum sempat untuk membalas kekalahan dari Israel, Syaikh Ahmad Yassin ditahan

di penjara Israel pada 1983,165 karena perjuangan Mujahidun dianggap terlalu keras

dengan seringkali melakukan bom bunuh diri di tempat umum wilayah Israel.166

163 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 68-69.

164 Nando Baskara, Gerilyawan-gerilyawan Militan Islam, (Yogyakarta: Narasi, 2009),

Cetak I, h. 135.

165 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h.69-75.

166 Ulya Fuhaidah, “Analisis Peluang Kedaulatan Negara Palestina”, Jurnal Review Politik,

Volume 02, No 01, (Jambi: Juni 2012), h. 124.

Page 74: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

55

Pada 1985, Syaikh Ahmad Yassin dibebaskan dari penjara melalui sebuah program

pertukaran tawanan antara Israel dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina.167

Kebebasan Syaikh Yassin dari penjara Israel berhasil membangitkan semangat para

pengikutnya, pada 17 November 1987 gerakan Islam di bawah kepemimpinannya

mengeluarkan keputusan untuk menggerakkan masyarakat berjuang melawan

entitas Israel melalui berbagai demonstrasi dan penyebaran pamflet kepada rakyat

Palestina di daerah Gaza, maka pada 9 Desember 1987 meletus aksi Intifadah.168

Intifadah adalah nama untuk perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok

orang Palestina yang bersenjatakan batu melawan tentara Israel yang memiliki

perlengkapan mutahir.169 Kemunculan Intifadah dipaparkan dalam berbagai macam

dugaan: Pertama, ketidakpuasan masyarakat Palestina terhadap peran Negara-

Negara Arab atas konflik Israel-Palestina. Kedua, berasal dari masalah internal,

tewasnya empat orang Palestina oleh truk militer Israel pada tanggal 8 Desember

1987. Ketiga, Intifadah adalah strategi aktivis grassroots di Gaza, yang dengan

cepat menggerakkan massa melakukan perlawanan setelah PLO terusir dari

Lebanon pada tahun 1982, yang menunjukkan PLO sudah susah untuk diharapkan.

Keempat, adalah strategi adari aktivis lokal Palestina yang menggunakan Intifadah

untuk menangkap perhatian dunia internasional.170 Para pelaku Intifadah

kebanyakan adalah pemuda yang dididik dan dibina oleh Syaihk Ahmad Yassin.171

Palestina pada tahun 1980-an dapat dikatakan sebagai kondisi bangkitnya

kecenderungan agama (Islam) sebagai arah perjuangan terutama di kalangan kaum

muda. Berikut adalah beberapa faktor yang mendorong kemunculannya:

Petama, inisiatif-inisiatif Arab, Palestina, dan dunia internasional untuk

mengakhiri kependudukan Israel di Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza

Strip) tidak membuahkan hasil. Perpecahan ideologi di dunia Arab dan PLO juga

167 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 76.

168 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 102.

169 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 76.

170 Dikry Feisal Rachman dkk, “Gerakan Intifadah Pertama Rakyat Palestina”,

http://www.academia.edu/28584224 akses: Sabtu, 3 Juni 2017, h. 5.

171 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 78.

Page 75: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

56

menjadi salah satu faktor. Dalam pandangan kaum muda, hanya kekuatan Islam

yang mampu menawarkan jalan keluar bagi persoalan Palestina.

Kedua, pembunuhan Presiden Anwar Sadat 6 Oktober 1981,172 perjanjian

damai dengan Israel adalah alasan bahwa sang presiden harus dihabisi. Pelakunya

adalah anggota organisasi Jihad Islam yang menolak Perjanjian Camp David antara

Israel dengan Mesir pada 1979.173 Ketiga, gerakan Islam di Tepi Barat dan Jalur

Gaza juga merupakan respon atas kebangkitan Partai Likud di Israel. Perdana

Menteri Begin dan para pemimpin Likud lainnya mengangggap wilayah ini sebagai

tanah Yahudi sehingga kaum Yahudi bebas menempati daerah tersebut.

Keempat, perang Israel melawan PLO dan pembunuhan besar-besaran di

kamp pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila174 pada 1982 menewaskan 328-

3.500 orang,175memunculkan perasaan perjuangan yang lebih untuk Islam. Kelima,

perkembangan politik di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza telah memberikan

kontribusi lebih jauh bagi pertumbuhan kecenderungan politik Islam. Gerakan

Islam muncul sebagai reaksi tandingan terhadap meningkatnya aliran komunis di

Tepi Barat dan Kelompok Marxis lainnya.176

Ada beberapa faktor yang membuat gerakan Intifadah begitu fenomenal, di

antaranya adalah:

Keberanian mereka menentang pasukan Israel yang dilengkapi senjata-

senjata mutahir, sementara senjata yang mereka gunakan hanya berupa

batu dan ban-ban bekas.

Para pejuang Intifadah sebenarnya mencerminkan perlawanan agama

(Islam) untuk melawan kaum Zionis sebagai bagian dari Jihad fi

sabilillah.

172 Ulya Fuhaidah, Analisis Peluang Kedaulatan Negara…, h. 124.

173 Elin Yunita K. “Presiden Mesir Anwar Sadat Diberondong Peluru 6-10-1981”,

http://global.liputan6.com/read/2114381/6-10-1981-presiden-mesir-anwar-sadat-diberondong-

peluru akses: Sabtu, 3 Juni 2017.

174 Ulya Fuhaidah, Analisis Peluang Kedaulatan Negara…, h. 124.

175 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 64.

176 Ulya Fuhaidah, Analisis Peluang Kedaulatan Negara… h. 125.

Page 76: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

57

Para pejuang Intifadah berhasil menempatkan rezim Israel pada posisi

dilematis. Semakin keras tindakan Israel untuk menumpas mereka,

semakin keras pula perlawanan yang mereka hadapi dari kecaman para

pembela hak-hak asasi (HAM). Sebaliknya, jika Israel melunakkan

sikapnya, dengan sendirinya gerakan Intifadah akan semakin luas.

Pada umumnya, para pejuang Intifadah adalah para remaja yang baru

berusia 15 sampai 20 tahun. Ini menggambarkan keberanian yang

mereka tunjukan sebagai penderitaan dari kekejaman yang dilakukan

rezim Zionis. Ini juga berdampak pada keredibilitas PLO yang dapat

dianggap kurang berani menghadapi lawan karena berjuang dari luar.

Intifadah mampu membuat dunia internasional lebih bersimpati

terhadap konflik Israel-Palestina dari yang sebelumnya.177

Kemauan bangsa Palestina untuk berkorban dengan perjuangan Intifadah

mengekpresikan keaslian bangsa yang tertindas, menuntut tanah air Palestina secara

keseluruhan yang berdaulat. Sebesar perlawanan yang timbul dari Intifadah sebesar

itupula kemauannya untuk menggagalkan kesepakatan damai Israel dengan PLO.178

Melalui Hamas, gerakan militer makin menampakkan jati dirinya. Hamas menolak

bergabung dengan PLO, ia lebih memilih berjuang secara gerilya.179 Selama

perjuangan Intifadah berlangsung dari bulan Desember 1987 sampai Desember

1993, menurut sensus yang dihitung oleh PLO jumlah korban dari pihak Palestina

tidak kurang dari 1540 korban yang meninggal, 130.000 yang cedera, dan sekitar

116.000 yang ditangkap oleh Israel. Sedangkan jumlah korban dari pihak Israel 179

korbar yang meninggal.180

177 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 78.

178 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 101.

179 Bawono Kumoro, Hamas Ikon Perlawanan Islam..., h. 79.

180 Muhsin M.S, Palestina Sejarah Perkembangan…, h. 104.

Page 77: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

58

BAB IV

DIPLOMASI PLO-ISRAEL

Setelah terbentuknya tatanan baru pada tubuh PLO untuk berjuang secara

diplomasi, beberapa pemimpin Palestina memproklamasikan berdirinya negara

Palestina pada tanggal 15 November 1988, untuk mempermudah segala urusan

perjuangan. Berdirinya negara Palestina diumumkan di Aljir, ibukota Aljazair,

dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerusalem Timur

dijadikan sebagai ibukota negara, dengan Presiden pertamanya Yasser Arafat.181

Adapun wilayah yang diklaim sebagai wilayah negara Palestina adalah Tepi Barat

Sungai Yordania dan Jalur Gaza dengan ibukota Yerusalem. Eksistensi negara ini

rapuh karena selain tidak diakui sebagian negara anggota Dewan Keamanan PBB,

juga akibat wilayah geografi yang belum begitu jelas.

Meski Negara Palestina telah dideklarasikan, PLO tetap menjadi

representasi Palestina untuk berjuang di forum internasional, karena status Palestina

sebagai negara belum diakui. Melihat PLO berjuang dengan menjunjung tinggi nilai

perdamaian, sejumlah konferensi perdamaian antara Palestina dan Israel mulai

marak dilakukan oleh negara-negara besar, seperti AS, Rusia dan Uni Soviet.

Konferensi perdamaian paling awal adalah Madrid Conference yang dilaksanakan

pada tahun 1991 dan dilanjutkan dengan kesepakatan Perjanjian Oslo tahun

1993.182

A. Konferensi Madrid 1991

Konferensi Madrid مؤتمر مدريد ini merupakan usaha pertama masyarakat

Internasional untuk memulai perundingan yang melibatkan Israel dan Palestina

serta negara-negara Arab, termasuk Syria, Lebanon, dan Yordania. Tujuan dari

konferensi ini lebih untuk membuka sebuah forum dialog dari semua yang hadir

181 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 83.

182 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 100-101.

Page 78: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

59

dalam konferensi. Namun sangat disayangkan pada akhirnya, tidak mendapatkan

solusi-solusi dan kesepakatan. Dengan kata lain konferensi ini hanya menjadi

semacam peresmian perundingan, baik lewat jalur bilateral maupun multilateral

yang juga melibatkan komunitas internasional.183

Jalan diplomasi seperti ini yang sebelumnya (Perjanjian Camp David 1978)

dapat dilihat telah sukses mendamaikan Mesir dan Israel. Presiden Mesir Anwar

Sadat melakukan diplomasi dengan alasan pertimbangan ekonomi (perang telah

menghabiskan kas Negara). Ia pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab.

Mesir mengakui eksistensi Israel, melalui sebuah perjanjian yang diprakarsai AS di

Camp David tahun 1978.184 Sebagai imbalannya PM Israel Menachem Begin

mengembalikan semenanjung Sinai dan Gaza kepada Mesir.185 Maka langkah

selanjutnya adalah mengajak negara-negara Arab lainnya untuk mengikuti jejak

Mesir, yaitu berdamai dengan Israel.

Untuk tujuan damai di antara negara-negara Arab dengan Israel, maka AS

dan Uni Soviet menjadi sponsor Konferensi Madrid 1991.186 Tuan rumah

konferensi internasional tentang Timur Tengah ini adalah Spanyol. Konferensi

dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 1991 dan berlangsung selama tiga hari.187

Pada konferensi ini, AS berjanji untuk bersikap adil dan mempromosikan

penyelesaian yang akan memberikan keamanan bagi Israel dan keadilan untuk

rakyat Palestina. Negosiasi itu seharusnya membahas hal-hal yang berdasarkan

resolusi PBB 242 November 1967 dan prinsip tanah Palestina untuk perdamaian.

Namun dalam kenyataannya tidak.188

183 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji, Intifada, dan Pembersihan Etnis,

(Jakarta: Kompas, 2009), h. 169.

184 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 82.

185 Karen Armstrong, Jerusalem Satu Kota Tiga Iman…, h. 560.

186 Erfan Hardoko, Konferensi Madrid dan Perdamaian Israel-Jordania, Kompas.com,

Selasa, 15 Juli 2014 akses: Rabu, 1 Februari 2017.

187 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji…, h. 169.

188 Avi Shlaim, “The Rise and Fall of the Oslo Peace Process”,

http://users.ox.ac.uk/~ssfc0005/The_Rise_and_Fall_of_the_Oslo_Peace_Process.html akses:

Kamis, 2 Februari 2017, h. 242.

Page 79: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

60

Pada pertemuan ini Palestina juga terlibat namun hanya dalam

pembicaraan,189 karena delegasi Palestina di wakili oleh Yordania (terdiri dari

warga Tepi Barat dan Jalur Gaza) bukan sebagai delegasi independen dari

pemimpin Palestina Yasser Arafat,190 karena Israel menolak kehadiran organisasi

(PLO). Konferensi ini kemudian diikuti dengan negosiasi bilateral antara Israel dan

delegasi gabungan Yordania-Palestina. Pertemuan ini kemudian dilanjutkan dengan

pertemuan-pertemuan bilateral di Washington DC pada Desember 1991. Lalu pada

Januari 1992 pertemuan dilanjutkan lagi di Moskwa, tetapi tanpa kehadiran

delegasi Syria dan Lebanon, karena mereka menolak dan tak setuju berdamai

dengan Israel.

Salah satu hasil dari rangkaian perundingan dari hubungan bilateral adalah

perjanjian damai Israel-Yordania yang ditandatangani pada 26 Oktober 1994 di

Lembah Areva, Israel, dekat perbatasan Israel-Yordania. Perjanjian itu

ditandatangani PM Israel Yitzak Rabin dan PM Yordania Abdelsalam al-Majali.

Sementara itu, Presiden Israel Ezer Weizman dan Raja Yordania Hussein

bersalaman dengan hangat. Perjanjian damai kedua negara itu disaksikan Presiden

AS Bill Clinton dan Menlu Warren Christopher. Dan Mesir pun menyambut baik

perjanjian tersebut.

Berikut perjanjian yang dibahas oleh Yordania-Israel; (1) Membangun

hubungan diplomatik dan bekerjasama dalam bidang ekonomi. (2) Bersepakat

untuk menghormati kedaulatan dan batas wilayah masing-masing negara serta tidak

akan melintasi perbatasan tanpa izin. (3) Israel juga sepakat untuk memberi 50 juta

meter kubik air tiap tahun dan memberikan 75% kepemilikan air Sungai Yarmuk.

Kedua negara juga sepakat membangun bendungan dan saling membantu pada saat

kemarau. (4) Soal pengungsi Palesina, Yordania dan Israel sepakat untuk bekerja

sama membantu para pengungsi, termasuk membentuk komite empat negara

189 Erfan Hardoko, “Konferensi Madrid dan Perdamaian Israel-Jordania”, Kompas.com,

(2014), akses pada Rabu, 1 Februari 2017.

190 Avi Shlaim, “The Rise and Fall of the Oslo Peace…, h. 243.

Page 80: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

61

(Israel, Yordania, Mesir, dan Palestina) agar para pengungsi mendapatkan

kelayakan sebagai rakyat pada umumnya di negara-negara tersebut.191

Konferensi Madrid ini dapat dikatakan sebagai pintu terbukanya hubungan

bilateral dan multirateral perdamaian antara negara-negara Arab dengan Israel.

Meski sangat disayangkan tidak ada keputusan bersama pada Konferensi Madrid di

Spanyol itu. Namun tidak bisa dipungkiri, ini sedikit banyak telah membuahkan

hasil yang menguntungkan bagi pihak Palestina atas terjalinnya hubungan bilateral

dan telah disepakatinya perjanjian yang dibuat oleh Yordania-Israel tersebut.

B. Perjanjian Oslo 1993

Kesepakatan Oslo أوسلو اتفاقية atau yang sering disebut sebagai Declaration

of Principles (DOP) المبادئ إعالن diselenggarakan di Oslo, Norwegia pada tanggal

20 Agustus 1993. Dan menjadi peristiwa penting dalam sejarah Timur Tengah.192

Yang merupakan susulan dari perundingan sebelumnya, dan kali ini melibatkan

Palestina secara langsung.193 Perjanjian ini diresmikan dalam sebuah upacara di

Washington DC pada tanggal 13 September 1993 yang ditandatangani oleh

Mahmoud Abbas yang mewakili Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dengan

Menteri Luar Negeri Israel - Shimon Peres, serta Menteri Luar Negeri AS - Warren

Chistopher, dan Menteri Luar Negeri Rusia – Andrei Kozyrev. Penandatanganan

DOP itu disaksikan langsung oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat, PM Israel Yitzhak

Rabin, dan Presiden AS Bill Clinton.194

Berikut isi dari kesepakatan yang telah ditandatangani pada perjanjian

Declaration of Principles (DOP):

191 Erfan Hardoko, “Konferensi Madrid dan Perdamaian Israel-Jordania”, Kompas.com…,

192 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji…, h. 169.

193 Mohd Roslan, dkk, “Perjanjian Oslo: Kajian terhadap Proses Damai Konflik Arab-

Israel”, al-Tamaddun Bil, Vol. 10, No. 1, (2015). h. 1.

194 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji…, h. 169.

Page 81: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

62

Menegaskan keinginan mereka untuk mencapai penyelesaian yang adil,

komprehensif, serta melakukan rekonsiliasi hubungan dalam proses politik

yang damai.

Mengakui bahwa proses perdamaian yang baru telah dibuat, hubungan yang

baru juga telah dibentuk dan tidak dapat dibatalkan, untuk saling

mempertahankan dan melanjutkan proses perdamaian.

Mengakui bahwa tujuan negosiasi proses perdamaian Timur Tengah adalah

untuk membangun Palestina Interim Self-Government Authority

(Pemerintahan sementara yang mandiri) di Jalur Gaza dan Jericho,

berdasarkan wilayah yang ditetapkan oleh Resolusi Dewan Keamanan 242

dan 338.195

Menegaskan pengaturan rakyat agar tidak bertindak anarkis menentang

kesepakatan yang telah diatur pemerintah.196

Inti dari perjanjian itu adalah; mereka bertekat untuk mengakhiri

konfrontasi serta konsisten dalam mendukung langkah perdamaian, saling

menghargai dan menjaga keamanan, untuk mengakui hak hukum dan politik

bersama. Kesepakatan itu juga menjadi dasar pembentukan Otoritas Nasional

Palestina (ONP) yang bertanggung jawab atas pemerintahan di wilayahnya, karena

disebutkan adanya penarikan pasukan Israel dari wilayah Jalur Gaza dan Tepi

Barat. PLO secara resmi mengakui eksistensi Negara Israel, sementara Israel secara

resmi mengakui PLO sebagai wakil Palestina, dengan mengakuinya sebagai negara

tanpa kedaulatannya. Selanjutnya atas perjanjian ini, Israel mendapatkan

pengakuan dan diterima oleh dunia Arab;197 Mesir, Saudi Arabia, Emirat, dan

Yordania, mereka menyambut baik perjanjian itu. Dengan adanya “fatwa” dari

Mufti Mesir dan Saudi untuk mendukung perdamaian kedua negara tersebut.

195 Resolusi 242 tahun 1967 adalah resolusi yang menuntut Israel untuk segera menarik

mundur pasukannya dari seluruh wilayah yang didudukinya dalam Perang Enam Hari tahun 1967.

Dan Resolusi 338 tahun 1973 yang menegaskan kepada para pihak yang bersengketa untuk

menghentikan perang dan mematuhi Resolusi 242. (Lihat: Simela Victor Muhamad, Konflik Israil-

Palestina dan Prospek…, h. 8)

196 Baruch Kimmerling, The Palestinian People, (London: Harvard University Press,

2003), h.331-332.

197 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji…, h. 170.

Page 82: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

63

Setelah kekuasaan di wilayah pendudukan (Israel) dialihkan ke PLO, maka

sesuai perjanjian, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel.198 Akibatnya

keamanan pun diperketat, orang-orang Palestina yang ingin bepergian

meninggalkan Gaza untuk menuju ke wilayah Israel di mana tempat mereka bekerja

sebelumnya, mereka harus terlebih dahulu meminta izin kepada petugas keamanan

Israel. Mereka juga tidak di izinkan untuk bekerja di tempat kerja pada malam hari.

Karena begitu ketatnya peraturan, menjadikan jumlah pengangguran di Gaza

meningkat, dan juga turunnya penghasilan serta semakin banyaknya orang yang

hidup bergantung pada jatah makanan yang diberikan oleh lembaga-lembaga

bantuan internasional. Sebagai contoh UNRWA (UN Relife and Works Agency),

yang pada tahun 1980-an hanya memberikan bantuan pangan tak lebih dari 8.000

keluarga, namun pada pertengahan 1990-an harus memberikan bantuan pangan

sebanyak 120.000 keluarga Palestina di Gaza ketika proses kesepakatan Oslo

mencapai puncaknya.199

Perjanjian Oslo ini, memang menjadi tahapan penting dalam kronik

perdamaian Palestina-Israel, karena memuat rencana-rencana pembentukan negara

Palestina.200 Pasti ada pro dan kontra untuk penerimaannya dari rakyat (kedua belah

pihak). Akibat dari kesepakatan Oslo ini, nampak bahwa rakyat Israel juga belum

sepenuhnya mau berdamai dengan Palestina. Hal itu di buktikan dengan tragedi

terbunuhnya Yitzhak Rabin yang menjadi pelaku sejarah kesepakatan Oslo,201 ia

dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik pada tahun 1995.202

Dari pihak PLO, juga terdapat kelompok yang kontra atau menentang

terhadap Perjanjian Oslo ini. Mereka datang dari kelompok nasionalis radikal yang

menuduh Arafat telah meninggalkan prinsip-prinsip kemerdekaan Palestina,

mereka termasuk PFLP (The Popular Front for the Liberation of Palestine) yang

dipimpin oleh George Habash dan PDF (Popular Democratic Front) yang dipimpin

198 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 85.

199 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza, Tanah Terjanji…, h. 174.

200 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 100.

201 Agus Trilaksana, “Aspek Historis Peranan PBB dalam Penyelesaian Konflik Palestina-

Israel 1967-1995”, AVATARA, Vol. 4, No. 3, (2016), h. 909.

202 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 85.

Page 83: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

64

oleh Nayef Hawatmeh. Namun pada akhirnya, Arafat berhasil mengatasi

permasalahan internalnya di tubuh PLO tersebut, dengan mengerahkan anggota

kelompok lainnya untuk mendukung kesepakatan dan keputusan Komite Eksekutif

yang dipimpinnya.203 Kemudian tantangan eksternal PLO datang dari militan

Hamas. Mereka menolak penyelesaian diplomasi dari Perjanjian Madrid dan Oslo.

Hamas berpandangan bahwa proyek normalisasi yang paling berbahaya adalah

proyek kesepakatan “Gaza–Jericho” atau perjanjian Oslo yang ditandatangani di

Washington 13 September 1993 antara Israel dengan pimpinan PLO.

Tanggapan Hamas terkait kesepakatan perjanjian Oslo adalah; (1)

Kesepakatan perjanjian tersebut akan mengakibatkan terhalangnya rakyat Palestina

untuk hidup di atas bumi dan tanah airnya sendiri. (2) Menuntut pimpinan pelaksana

di PLO agar mundur dari perundingan dengan Israel, mengundurkan diri dari

Perjanjian “Gaza – Jericho”, karena perjanjian tersebut mengancam eksistensi

bangsa kami di Palestina dan di luar Palestina. (3) Kami akan menghubungi negara-

negara Arab dan Islam yang terkait, dan menuntut mereka agar menarik diri dari

perundingan dan tidak menuruti konspirasi normalisasi hubungan dengan Israel,

dan berdiri bersama kami (rakyat Palestina), dalam menghadapi musuh dan proyek

Zionisme Israel.204

Pertentangan dari rakyat atau kelompok masyarakat kepada Palestina

ataupun Israel membuat peluang solusi damai dua negara semakin sulit terwujud.

Seruan PBB kepada kedua belah pihak terhadap rakyatnya untuk dapat meredakan

ketegangan dan menghindari aksi kekerasan serta tidak melakukan provokasi,

ditanggapi oleh banyak pihak sebagai imbauan yang bijak tetapi amat sulit

diwujudkan.205 Namun petentangan kelompok Hamas terhadap kebijakan PLO

merupakan hal yang wajar. Karena yang selama ini mendominasi politik Palestina

adalah PLO. Mereka bersaing untuk merebutkan hati rakyat Palestina. Hamas

203 Avi Shlaim, “The Rise and Fall of the Oslo Peace…, h. 249.

204 Aguk Irawan MN, Rahasia Dendam Israel; Jejak…, h. 116.

205 Simela Victor Muhamad, Konflik Israil-Palestina dan Prospek…, h. 7.

Page 84: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

65

merupakan kelompok yang mendukung perjuangan dengan perlawanan fisik seperti

dalam Intifadhah.206 Sedangkan organisasi PLO berjuangan dengan diplomasi.

Tujuan perang fisik atau militer (Hamas): Untuk mematahkan keinginan

musuh. Metode-metodenya: Pimpinan militer harus berpikir dalam istilah-istilah

yang pasti. Satu-satunya persoalan baginya adalah bagaimana memperoleh

kemenangan dan bagaimana menghindari kekalahan. Sedangkan tujuan politik atau

diplomasi (PLO): Untuk membelokkan, tidak untuk mematahkan keinginan pihak

yang lain sejauh diperlukan, agar dapat diselamatkannya kepentingan-kepentingan

utamanya sendiri tanpa melukai perasaan pihak-pihak lainnya. Metode-metodenya:

Jangan melangkah maju dengan menghancurkan hambatan-hambatan yang ada di

hadapan kita, tetapi mundurlah elakkan hambatan-hambatan dan adakan gerakan-

gerakan menghindar di sekitarnya, secara perlahan-lahan perlunak dan cairkan

melalui persuasi, negosiasi, dan sedikit tekanan.207

Maka dapat dipahami, kesulitan yang dihadapi rakyat Palestina dan

permasalahan kelompok Hamas di atas merupakan akibat dari langkah teori politik

PLO yaitu sedikit mengalah seperti kalah dan merugi dengan mengakui eksistensi

negara Israel.208 Tetapi akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan tujuan

politik yang telah direncanakan. Hasilnya adalah pada 5 Juli 1994 ONP (Otoritas

Nasional Palestina) الفلسطينية الوطنية السلطة diresmikan, yaitu Palestina baru di

wilayah Jalur Gaza dan Jericho (Tepi Barat) dan dilaksanakannya pemilu tahun

1996, dengan dilantiknya Yasser Arafat sebagai dewan legislatif sekaligus

menetapkannya sebagai ketua ONP atau presiden pertama Palestina.209Namun

sangat disayangkan Israel belakangan merubah sikap dan tidak menghargai apa

yang tersirat di perjanjian Oslo dan tidak mempedulikan resolusi-resolusi yang

dikeluarkan oleh Majlis Umum maupun Dewan Keamanan PBB. Sikap Israel itu

206 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 50.

207 Hans J. Morgenthau dkk, Politik antar Bangsa…, h.649-650.

208 Zainur Rashid, dkk, Palestin Meniti Rentetan…, h. 114.

209 Faisal Assegaf, “Tumbal demokrasi Palestina”, AlBALAD.co- ,

http://albalad.co/buku/2015A2904/tumbal-demokrasi-palestina/ akses: Senin, 6 Maret 2017.

Page 85: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

66

mendapat dukungan dari Amerika Serikat sebagai negara super power yang

mempunyai hak veto di PBB.210

C. Dampak dari Perjuangan Diplomasi

Perlu diketahui pada tanggal 22 November 1974 PLO secara resmi diakui

PBB sebagai satu-satunya wakil rakyat Palestina. Beberapa bulan yang lalu yaitu

pada bulan September 1974, Majlis Umum PBB menyetujui tanpa pemungutan

suara untuk memasukkan permasalahan Palestina – (untuk pertama kali sejak

terbentuknya Negara Israel) – sebagai tema tersendiri dalam agendanya, dan

kemudian mengundang Yasser Arafat Ketua PLO untuk ikut ambil bagian dalam

diskusi. Pada tanggal 13 November 1974, Yasser Arafat datang dan berpidato yang

menyerukan jalan diplomasi atau politik perdamaian sebagai agenda penyelesaian

masalah Israel-Palestina211 yang membuat PLO memperoleh dukungan dari PBB

sebagai entitas perjuangan rakyat Palestina dan diakuinya Palestina sebagai entitas

pengamat non-anggota yang diresmikan PBB pada 22 November 1974 (Resolusi

Sidang Umum no. 3237).

Tambahan peningkatan status Palestina di PBB setelah tahun 1974, terjadi

pada tahun 1988 setelah PLO memproklamasikan berdirinya Negara Palestina di

Aljir, ibukota Aljazair dengan bentuk negara Republik Parlementer, pengakuan de

facto yang diberikan berdasarkan fakta “bahwa pemerintahan di Palestina itu eksis”,

diyatakan oleh PBB melalui (Resolusi Sidang Umum no. 43/177).212 Kemudian

status Palestina ditingkatkan lagi dengan (Resolusi Sidang Umum no. 52/250)

diberikannya Palestina hak-hak dan privilege tambahan, termasuk hak untuk ikut

serta dalam perdebatan umum yang diadakan pada permulaan setiap sesi Sidang

Umum, hak untuk menjawab, hak untuk ikut mensponsori resolusi dan hak untuk

210 Abrar, “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi..., h. 50.

211 Riza Sihbudi, “Palestina dalam Pandangan Imam Khomeini”, cetak. I, (Jakarta: Pustaka

Zahra, 2004), h. 21.

212 Anna Yulia Hartati, “Makna Pengakuan Palestina”, Suara Merdeka.com,

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/12/06/207751/10/Makna-Pengakuan

-Palestina akses: 8 Juni 2017

Page 86: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

67

mengajukan keberatan atau pertanyaan yang berkaitan dengan pembicaraan dalam

rapat (points of order) khususnya menyangkut masalah-masalah Palestina dan

Timur Tengah.213

Kemudian sebagai dampak dari perjuangan diplomasi PLO yang

diperjuangkan oleh Mahmoud Abbas (pengganti Yasser Arafat sejak 2004) di PBB

tentang status Palestina:

1. Status Palestina di PBB

Meningkatnya status Palestina di PBB yang semula berstatus “entitas

pengamat non-anggota” kini menjadi “negara pengamat non-anggota” pada

kepemimpinan Mahmoud Abbas di PLO yaitu pada tanggal 29 November 2012

melalui Sidang Majelis Umum PBB di New York AS.214 Dalam pidato resminya ia

mengajukkan permohonan tentang "negara pengamat non-anggota" untuk

Palestina.215 Dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut

sebanyak 138 negara memberikan dukungan untuk Palestina, 9 menolak, dan 41

abstain. Para pionir pendukung rancangan resolusi itu ada 70 negara. Mereka antara

lain; Cina, Aljazair, Angola, Brasil, Kuba, Yordania, Kenya, Nigeria, Pakistan,

Peru, Qatar, Senegal, Afrika Selatan, Tajikistan, Vene zuela, dan Zimbabwe. Peta

kekuatan itu setidaknya menggambarkan keberhasilan diplomasi yang dipimpin

oleh pimpinan PLO Mahmoud Abbas.216 Dengan demikian, Palestina memiliki

status pengamat di PBB seperti Vatikan. Status ini menunjukkan bahwa masyarakat

internasional mengakui dan menyetujui PLO sebagai wakil keeksistensian negara

Palestina di PBB. Namun kedaulatan Palestina masih menjadi permasalahan yang

belum terselesaikan karena ketidak jelasan wilayah yang diklaimnya.217

213 Mawla Robbi, “Secercah Harapan di Negeri Palestina”, http://news.okezone.com/amp/

2012/12/08/367/729275/secercah-harapan-di-negeri-palestina akses: 10 Juni 2017.

214 Anna Yulia Hartati, “Makna Pengakuan Palestina…,

215 Hafidz Muftisany, “Abbas Surati Obama Minta Solusi Dua Negara”,

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/12/10/18/mc2iec-abbas-

surati-obama-minta-solusi-dua-negara akses: 9 Juni 2017.

216 Dadan Kristanto, “Diplomasi Palestina Menjadi Negara Pengamat non-Anggota di

Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 2012” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, h. 11-12.

217 Anna Yulia Hartati, “Makna Pengakuan Palestina…,

Page 87: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

68

Keberhasilan Presiden Mahmoud Abbas dalam meningkatkan status

Palestina ini tak terlepas dari keseriusannya membangun lobi (diplomasi). Abbas

melakukan diplomasi ke negara-negara Eropa, di negara Eropa ia berpidato di

markas Uni Eropa di Strasbourg 2011 dan berkunjung ke negara-negara Eropa

lainnya untuk memperoleh dukungan. Dan hasil dari diplomasi yang dilakukan

Abas (Palestina pada Sidang Majlis Umum PBB 2012) berhasil didukung oleh 138

negara, perjuangan belum berakhir sampai Palestina diakui sebagai anggota penuh

PBB dan berdirinya sebuah negara yang berdaulat. Namun ini adalah langkah maju:

untuk Palestina yang meliputi Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur, sebuah

wilayah yang dikooptasi Israel dalam Perang 1967.218

2. Pengakuan negara-negara internasional terhadap Palestina

Upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB adalah sebuah perjuangan

untuk kemerdekaan Palestina sebagai negara yang berdaulat. Berbagai perundingan

telah digelar baik antara Palestina dan Israel maupun melalui mediasi pihak ketiga.

Namun tampaknya belum memberikan hasil yang signifikan. Sehingga, pada tahun

2011 Palestina mengajukan proposal untuk diterima menjadi anggota penuh PBB

dengan tujuan meningkatkan posisi tawarnya dalam perundingan dengan Israel

sekaligus pengakuan de jure atas Palestina sebagai negara yang merdeka sesuai

batas teritorial yang di usung PBB 242. Namun pada 11 November 2011 diplomasi

palestina gagal untuk mendapatkan 9 (sembilan) suara anggota Dewan Keamanan

PBB sebagai syarat dukungan minimal diterimanya Palestina sebagai anggota

penuh PBB.219

Kegagalan karena kurangnya mendapat dukungan dari negara-negara

internasional di PBB pada proposal pengajuan anggota tetap 2011, membuat Abbas

mengintensifkan perjuangan diplomasi ke negara-negara Eropa, karena terdapat 5

218 Dadan Kristanto, “Diplomasi Palestina Menjadi Negara…, h. 9.

219 Demeiati Nur Kusumaningrum, “Diplomasi Palestina Untuk Merdeka dan Menjadi

Anggota Penuh PBB Tahun 2011”. https://www.slideshare.net/demeiati_n_kusumaningrum/

diplomasi-palestina-untuk-merdeka-dan-menjadi-anggota-penuh-pbb-tahun-2011 akses: 8 Juni

2017.

Page 88: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

69

negara Eropa yang pada 2011 menyatakan “abstain” kelima negara itu adalah Italia,

Denmark, Swiss, Portugal, dan Georgia. Setelah dilakukan diplomasi, pada tahun

2012 dalam sidang Majlis Umum PBB kelima negara tersebut menyatakan

dukungan terhadap Palestina sebagai negara pengamat non anggota. Sementara itu,

ada tiga negara yang semula menyatakan “tidak” menjadi abstain, ketiga negara itu

adalah Jerman, Belanda, dan Lithuania. Satu negara Eropa yang bergeser secara

drastis adalah Swedia. Swedia pada 2011 tidak mendukung pengakuan terhadap

Palestina sebagai anggota PBB tapi pada tahun 2012 Swedia berubah total dengan

menyatakan “ya” saat Palestina mengajukan sebagai negara pengamat non anggota.

Peta itu menandakan keberhasilan diplomasi yang dilakukan Abbas di negara-

negara Eropa yang memberikan dukungan yang lebih besar pada upayanya untuk

Palestina diakui sebagai negara pengamat non-anggota di PBB.

Diplomasi juga dilakukan ke negara Timur Tengah di mana terjadi

perubahan peta politik di timur tengah yang semula menjadi sekutu Israel. Sikap

Turki yang mendukung penuh perjuangan Palestina menuju Negara berdaulat juga

menjadi point penting dan sangat menentukan. Mengingat Turki bersama Mesir dan

Yordania sebelumnya merupakan sekutu utama Israel di Timur Tengah. Namun

belakangan, ketiga negara tersebut mulai tidak suka dengan watak arogan Israel.

Namun Turki (yang baru) secara serius membangun dukungan untuk kemerdekaan

Palestina. Kemenangan Mursi menjadi presiden Mesir juga membawa perubahan

positif dalam perjuangan Palestina dengan dibukanya pintu perbatasan Raffah.

Diplomasi terhadap negara-negara tersebut dan membangun konsensus serta

melakukan konsolidasi dengan negara-negara di Timur Tengah terutama dengan

tiga negara tersebut diatas yang notabene memiliki peran strategis dalam percaturan

politik di Timur Tengah. Langkah ini sangat penting, karena ketika negara-negara

di Timur Tengah sudah terkonsolidasi secara baik dalam mendukung kemerdekaan

Palestina, maka akan mempermudah jalur diplomasi di level internasional.

Karena perkembangan konflik Palestina-Israel di dunia internasional sudah

mengalami pergeseran. Di mana banyak negara yang sebelumnya tak mendukung,

sekarang sudah mengubah persepsinya dan mendukung perjuangan Palestina

Page 89: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

70

menuju negara berdaulat. Bahkan negara-negara raksasa di Eropa yang sebelumnya

banyak mendukung invasi Israel, sekarang mulai simpatik dan mendukung

perjuangan Palestina. Semua ini terjadi berkat gencarnya Palestina (PLO-Abbas)

dalam mendukung langkah diplomasi atau perundingan.

Sementara peta dukungan internasional untuk Israel kian menipis, bahkan

hanya sekutu abadinya saja (AS) yang masih setia mendukung Isreal saat ini. Ini

merupakan penanda bahwa perjuangan Palestina menuju merdeka direstui oleh

mayoritas negara anggota PBB. Tinggal bagaimana Palestina memanfaatkan

momentum ini untuk mengintensifkan diplomasi di tingkat internasional guna

menekan Israel dan Amerika menyetujui batas wilyah Palestina yang diajukan oleh

PLO.220

3. Dukungan Organisasi Internasional bagi Palestina

Pengakuan negara-negara tersebut terhadap Palestina, menjadikan Palestina

dapat melakukan hubungan kerjasama dalam berbagai aspek kehidupan demi

memenuhi kebutuhan dalam bernegara. Palestina telah bergabung dengan

Organisasi Kerjasama/ Konferensi Islam (OKI) atau اإلسالمي التعاون منظمة

/Organization of Islamic Cooperation (OIC) sejak 1969 setelah terjadi serangan

pembakaran di Masjidilharam al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. OKI ini

didirikan, untuk mewujudkan suatu kelembagaan yang menegaskan visi dan misi

dunia Islam mengenai apa yang dapat ditawarkan - di Negara-negara Islam - dengan

tujuan untuk menjaga kepentingan Palestina dan Al-Quds Al-Sharif الشريف القدس

yang berfokus pada tujuan berikut:

Mengerahkan segala upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas

wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967, dan memperluas dukungan

aktif untuk hak rakyat Palestina atas penentuan nasib sendiri dan untuk

berdirinya negara merdeka dengan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibukotanya.

220 Dadan Kristanto, “Diplomasi Palestina Menjadi Negara…, h. 9-10.

Page 90: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

71

Menjaga kesatuan Islam, mendukung solusi yang adil dan komprehensif

untuk masalah Palestina sesuai dengan resolusi OKI dan keputusan

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan legitimasi internasional.

Menegaskan bahwa Al-Quds merupakan karakter dari umat Islam, untuk

menegakkan hak-hak Islam di Palestina, memberikan perlindungan bagi

warisan dan kesucian Al-Quds, dan mempertahankan identitas Arab-

Islamnya.

Memberdayakan rakyat Palestina, mengkonsolidasikan perlawanan mereka

dan membela semua hak fundamental mereka: politik, sosial, sipil, ekonomi

dan budaya.

Bekerja dengan masyarakat internasional untuk memaksa Israel mengakhiri

usaha permukimannya dan membongkar permukiman di dalam wilayah

Palestina.

OKI untuk mencapai hal-hal yang sudah dijelas di atas, menggunakan

beberapa strategi sebagai berikut:

I. Pelestarian kota Al-Quds Al-Sharif / Yerusalem sebagai isu penting bagi

OKI dan Umat Islam di forum internasional, melalui:

Koordinasi terhadap negara-negara Anggota untuk terus mendukung

kebijakan-kebijakan terhadap Al-Quds sebagai isu sentral, dan

mengaktifkan resolusi konferensi yang berkaitan dengannya;

Menegakkan legitimasi internasional, keputusan dan perannya dalam

kerangka politik, hak asasi manusia, dan hukum dalam setiap proses

tindakan di tingkat internasional mengenai Yerusalem.

II. Memberikan dukungan terhadap perkara Palestina dan Al-Quds Al Sharif,

dan membela mereka melalui:

Mengutuk, mengekspos dan mempublikasikan perbuatan buruk Israel.

Mempertahankan perkara Palestina dan Al-Quds, melakukan tekanan pada

forum internasional dan regional untuk mendukung perkara Al-Quds dan

mempertahankannya agar tetap menjadi perhatian utama.

Page 91: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

72

Bekerjasama dan berkoordinasi dengan institusi internasional terkait

dengan perkara Palestina.

Dukungan politik untuk kepentingan Palestina melalui pengesahan dan

implementasi resolusi Konferensi Islam.

Berkontribusi pada pelestarian karakter historis dan religius dari bangunan

dan lokasi yang ditargetkan, di Al-Quds.

III. Memberdayakan warga Palestina di Kota Al-Quds dan

mengkonsolidasikan perlawanan mereka melalui:

Mendukung rencana pembangunan multi-sektoral Palestina di Al-Quds Al-

Sharif.

Mempromosikan pembangunan dan terbentuknya organisasi-organisasi

perjuangan yang (bersifat tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan)

berkelanjutan di Al-Quds Al-Sharif.

Meningkatkan peluang ekonomi dan sosial bagi warga Palestina.

Mengembangkan dan mendukung layanan kesehatan yang diberikan kepada

orang-orang Yerusalem dan menanggapi kebutuhan mereka.

Mempromosikan untuk mendapatkan kesempatan akses pendidikan

berkualitas bagi orang-orang Palestina di Al-Quds.

Memperluas sarana dan prasarana perumahan di Al-Quds.

Meningkatkan kesadaran, lokal dan internasional, tentang pelanggaran

Israel di Palestina dan Al-Quds.

Mempublikasikan karakter budaya Al-Qauds Al-Sharif dengan dimensi

historis, religius dan peradabannya.

IV. Tugas dan Tanggung Jawab: Departemen “Palestine and Al-Quds

Affairs” di dalam OKI ini memiliki tanggung jawab harian yang dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Tindak lanjut pengaturan dan persiapan resolusi, laporan dan dokumen

lainnya untuk pertemuan dan konferensi OKI di tingkat menteri dan

perwakilan, agar tetap mengenai Palestina dan memantau pelaksanaannya.

Page 92: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

73

Koordinasi antar lembaga negara-negara anggota OKI mengenai kegiatan

yang berkaitan dengan Palestina.

Memfasilitasi dan mendukung pembangunan berkelanjutan di semua sektor

politik, ekonomi, sosial, pendidikan, budaya dan perawatan kesehatan di

wilayah Palestina.

Menjaga kontak diplomatik antar lembaga, pemimpin dunia dan tokoh-

tokoh yang berpengaruh secara internasional mengenai perkara Palestina.

Bekerjasama dengan organisasi regional dan internasional untuk menggelar

acara bersama di Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.

Mengintensifkan upaya politik yang mendukung tribun nasional Palestina

dengan hak yang tidak dapat dicabut.

Meningkatkan kesadaran melalui media tentang perkara Palestina dan

mengekspos pelanggaran Israel di dalam wilayah Palestina, khususnya di

Al-Quds.

Mewakili Organisasi Kerjasama Islam dalam semua pertemuan dan forum

regional dan internasional.221

Dukungan OKI terhadap Palestina ditegaskan pada KTT LB (Konferensi

Tingkat Tinggi Luar Biasa) OKI ke-5 di Jakarta, 6-7 Maret 2016. Presiden

Indonesia Joko Widodo menjelaskan bahwa negara-negara Islam harus bersatu

untuk melawan aktivitas dan kebijakan ilegal Israel di wilayah pendudukan,

"Indonesia dan dunia Islam siap melakukan langkah-langkah konkret untuk terus

mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina, dan menghentikan

kesewenang-wenangan di Al-Quds Al-Sharif.

Jokowi mengajak seluruh negara peserta OKI untuk menjadi bagian dari

solusi, bukan bagian dari masalah. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri

Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, menurutnya Israel telah merusak perdamaian

yang ada di Palestina, “Mesir mengutuk segala kegiatan yang dilakukan oleh Israel

di teritorialnya dan juga di West Bank”. Ia juga menambahkan agar negara-negara

221 Organisation of Islamic Cooperation (OIC), http://www.oic-oci.org/home/?lan=en

akses: 13 Juni 2017.

Page 93: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

74

Timur Tengah, “Meskipun ada kompleksitas terkait dengan isu Palestina, tetapi isu

ini harus menjadi isu yang terdepan bagi negara-negara Arab untuk mendapatkan

solusi yang adil bagi Palestina”. Data terbaru yang diperlihatkan pada KTT LB OKI

ke-5 di Jakarta tentang keadaan rakyat Palestina yaitu empat juta pengungsi

Palestina ada di luar wilayahnya. Jumlah penduduk Palestina di Yerusalem terus

berkurang. Saat ini, hanya sekitar 36,8% penduduk Yerusalem yang merupakan

warga Palestina. Keadaan mereka pun tidak bias dibilang baik, 75% penduduk

Palestina hidup di bawah garis kemiskinan, hanya 41% anak-anak Palestina

bersekolah, dan 36% yang kesulitan memperoleh akses air bersih. Kemudian pada

akhir Konferensi ini disampaikan “Resolusi untuk mendukung Palestina adalah

tugas yang harus diselesaikan, maka perlu melakukan upaya untuk terus bekerja

bagi Palestina dan saudara-saudara Islam yang ada di sana”.

Presiden Mahmoud Abbas mengungkapkan penghargaan yang tinggi atas

upaya OKI menyeleggarakan KTT ini. Rakyat Palestina selama tujuh dekade

berada di bawah pendudukan Israel, dan ini merupakan pendudukan paling lama

dari manusia modern di dunia. Masyarakat Palestina membutuhkan dukungan dari

seluruh dunia, karena warga Palestina berhak menjalankan kehidupan yang damai

seperti warga dunia lainnya.222

Selain itu, Palestina juga diterima sebagai anggota UNESCO (United

Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada November 2011.

Tujuan Abbas bagi Palestina untuk ikut dalam organisasi ini adalah untuk

mendapatkan pengakuan dan dukungan dunia internasional terhadap status

Palestina di PBB. Palestina didukung oleh 107 negara dari 173 negara yang ikut

pemungutan suara, Prancis masuk dalam daftar negara yang setuju (Palestina masuk

jadi anggota UNESCO), berdampingan dengan negara-negara Arab, Afrika,

Amerika Latin, dan Asia. Israel, Amerika Serikat, Jerman, dan Kanada masuk

dalam daftar 14 negara yang menentang. Adapun Jepang dan Inggris masuk dalam

222 Humas Kemensetneg, “Negara Islam Perlu Bersatu Kedepankan Isu Palestina”,

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, akses: Selasa, 6 Juni 2017

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10984&Itemid=55

Page 94: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

75

54 negara yang tidak memberi suara alias abstain. Diakuinya Palestina menjadi

anggota UNESCO merupakan keberhasilan langkah taktis yang dijalankan Otoritas

Palestina untuk mendapat pengakuan dunia internasional. Langkah diplomasi

selanjutnya adalah Palestina berusaha meningkatkan statusnya dari “entitas

pengamat” di PBB menjadi “negara pengamat" non anggota. Hal itu (diplomasi)

terbukti, efektif dengan diterimanya status negara pengamat non anggota bagi

palestina pada tahun 2012. Kemudian, Abbas mengeluarkan instruksi kepada

Kedutaan, Administrasi, dan negara-negara di luar Palestina di seluruh dunia untuk

menggunakan nama “Negara” dalam pergaulan diplomatik bukan lagi “Otoritas”

seperti yang biasa digunakan selama ini sejak perjanjian Oslo tahun 1993.223

Peningkatan status Palestina lainya yaitu dengan dikibarkannya bendera

Palestina di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi dunia itu

mengizinkan, melalui voting di Sidang Majelis PBB, di mana mayoritas negara-

negara anggotanya mendukung Palestina. "Dari resolusi yang diajukan Palestina

pada 9 September 2015 waktu setempat, didapati perolehan 119 negara anggota

PBB yang setuju, 8 lainnya menolak - termasuk Israel dan Amerika Serikat.

Kemudian 45 negara tak menentukan pilihan alias abstain - termasuk Inggris,

Jerman, Austria, Finlandia, Belanda, dan seterusnya" Pengibaran bendera Palestina

tidak hanya di satu tempat di markas besar PBB di New York saja melainkan

markas PBB di negara lain termasuk di Jenewa, Swiss, Wina, dan Austria.224

Sekali lagi, diplomasi akan kurang memiliki daya dorong psikologisnya,

ketika Hamas masih berjalan sendiri tanpa mendukung langkah PLO. Untuk itu,

rekonsiliasi merupakan langkah mutlak dan rasional untuk dilakukan. Ditengah

polarisasi yang tajam atara Hamas dan PLO, Mahmoud Abbas dengan PLO telah

sukses melakukan diplomasi di level internasional, apalagi kalau kedua kubu utama

ini bersinergi. Keberhasilan Palestina menjadi negara pengamat non-anggota di

PBB adalah babak baru yang malapangkan jalan Palestina menuju negara berdaulat.

223 Dadan Kristanto, “Diplomasi Palestina Menjadi Negara…, h. 16.

224 Tanti Yulianingsih, “Bendera Palestina Kini Berkibar di Markas PBB” Liputan 6, (2015)

http://global.liputan6.com/read/2315015/bendera-palestina-kini-berkibar-di-markas-pbb akses: 10

Juni 2017.

Page 95: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

76

Untuk itu, kerja mendesak dari semua faksi perjuangan di Palestina saat ini adalah

berjuang untuk membangun rekonsiliasi dan konsolidasi dikalangan internal

Palestina sendiri yang harus segera diperbaiki.225

225 Dadan Kristanto, “Diplomasi Palestina Menjadi Negara…, h. 10.

Page 96: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap konflik Israel-Palestina dan

perubahan perjuangan rakyatnya dengan organisasi PLO, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, perjuangan Palestina dengan diplomasi telah mendatangkan hasil

yang lebih baik dibandingkan dengan perlawanan fisik. Proses perubahan

perjuangan tersebut dilakukan pada masa kepemimpinan Yasser Arafat di PLO,

yang telah berhasil mengamandemen Piagam Nasional Palestina pada sidang PNC

tahun 1979, di mana ia diberi mandat untuk melakukan perjuangan dengan cara-

cara diplomasi dan berunding secara terang-terangan dengan Israel. Sedangkan

penyebab perubahan perjuangan di latar belakangi oleh gagalnya aksi-aksi

perlawanan fisik yang pernah diperjuangkan dan mengakibatkan jatuhnya banyak

korban dengan balasan yang lebih ofensif dari Israel. Serta adanya kecaman dunia

internasional, karena sasaran serangan bersenjata beralih dan ditujukan kepada

masyarakat sipil. Selain itu juga disebabkan adanya desakan dari beberapa negara;

Uni Soviet, Mesir, Yordania dan Arab Saudi yang mendukung langkah-langkah

diplomasi Palestina-Israel.

Ke dua, hasil dari kebijakan Arafat melakukan perjuangan diplomasi yaitu

terselenggaranya;

Konferensi Madrid 1991; konferensi ini merupakan usaha pertama

masyarakat Internasional untuk memulai perundingan yang melibatkan

Israel dan Palestina serta negara-negara Arab, termasuk Syria, Lebanon, dan

Yordania. Tujuan dari konferensi ini lebih untuk membuka sebuah forum

dialog dari semua yang hadir dalam konferensi untuk menciptakan suatu

hubungan diplomatik. Kemudian salah satu dari hasil rangkaian

perundingan adalah terjadinya hubungan bilateral antara Israel dengan

Yordania, yang ditandatangani pada 26 Oktober 1994 di Lembah Areva oleh

Page 97: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

78

PM Israel Yitzak Rabin dan PM Yordania Abdelsalam al-Majali. Isi dalam

perjanjian itu antara lain adalah Yordania dan Israel sepakat untuk

bekerjasama membantu para pengungsi, termasuk membentuk komite

empat negara (Israel, Yordania, Mesir, dan Palestina) agar para pengungsi

mendapatkan kelayakan sebagai rakyat pada umumnya di negara-negara

tersebut.

Perjanjian Oslo 1993; diselenggarakan di Norwegia pada tanggal 20

Agustus, selanjutnya diresmikan dalam sebuah upacara di Washington DC

pada tanggal 13 September 1993. Dengan disepakatinya Declaration of

Principles (DOP) yang mengatur perdamaian antar kedua negara

berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 242, yaitu resolusi yang

menuntut Israel untuk segera menarik mundur pasukannya dari seluruh

wilayah yang didudukinya dalam Perang Enam Hari 1967. Dan Resolusi

338 yang menegaskan kepada para pihak yang bersengketa untuk

menghentikan peperangan serta akan segera dimulainya negosiasi-negosiasi

untuk menegakkan perdamaian. Perjanjian ini ditandatangani oleh

Mahmoud Abbas yang mewakili Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)

dengan Menteri Luar Negeri Israel - Shimon Peres, serta Menteri Luar

Negeri AS - Warren Chistopher, dan Menteri Luar Negeri Rusia – Andrei

Kozyrev. Dan disaksikan langsung oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat,

Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin, dan Presiden AS Bill Clinton.

Kesepakatan itu juga menjadi dasar pembentukan Otoritas Nasional

Palestina (ONP) 5 Juli 1994, yaitu Palestina baru di wilayah Jalur Gaza dan

Jericho (Tepi Barat) dan dilaksanakannya pemilu tahun 1996, dengan

dilantiknya Yasser Arafat sebagai dewan legislatif sekaligus

menetapkannya sebagai ketua ONP atau Presiden pertama Palestina.

Kemudian dampak dari perjuangan diplomasi adalah yang utama,

meningkatnya status Palestina di PBB dari “entitas” menjadi “negara” pengamat

non anggota dengan diakuinya Palestina sebagai negara oleh 138 negara anggota

Majlis Umum PBB pada 29 November 2012, Namun kedaulatannya masih menjadi

Page 98: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

79

permasalahan yang belum terselesaikan karena ketidak jelasan wilayah yang

diklaimnya. Dan juga mendapatkan dukungan dari organissasi internasional seperti

OKI dan UNESCO, serta dikibarkannya bendera Palestina di marka besar PBB

pada September 2015.

B. Saran-Saran

Perjuangan PLO yang menjunjung tinggi nilai perdamaian membuat

sejumlah masyarakat internasional, khususnya Indonesia harus terus mendorong

proses perdamaian tersebut, baik melalui jalur diplomasi pemerintah atau dengan

kekuatan organisasi internasional. Usaha yang dilakukan Presiden Joko Widodo

pada Konferensi Tingkat Tinggi LB OKI ke-5 di Jakarta untuk membahas masalah-

masalah yang di hadapi rakyat Palestina perlu dilanjutkan. Selanjutnya Saran-saran

yang perlu penulis paparkan terkait dengan kajian yang telah penulis selesaikan ini,

besar harapan dapat menambah khasanah keilmuan, khususnya tentang politik

Timur Tengah (Palestina-Israel). Catatan yang lain yaitu:

1. Penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan, bagi penulis selanjutnya,

yang berkenaan dengan perkembangan Timur-Tengah, khususnya masalah

Israel-Palestina.

2. Penelitian berikutnya disarankan untuk lebih spesifik dengan mengambil

bidang tertentu sehingga fokus kajian dapat lebih mendalam.

3. Literatur untuk kajian Timur-Tengah yang tersedia di Perpustakaan Utama

dan Perpustakaan Fakultas masih sangat terbatas, khususnya yang

membahas Palestine Liberation Organization (PLO). Ada baiknya jika

dapat ditambahkan beberapa literatur, sehingga memudahkan Mahasiswa/

Mahasiswinya untuk mengkaji dengan lebih baik lagi.

Page 99: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

80

DAFTAR PUSTAKA

Abrar. “Dibalik Perubahan Sikap Organisasi Pembebasan Palestina Tahun

1988”, Lontar, Vol. 8, No. 1, (2011).

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah, cet. ke-II, Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999.

Agestu, Ike. “OKI dan Cita-cita Kemerdekaan Palestina”, CNN Indonesia, (6

Maret 016),http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160303184215-

106-115202/oki-dan-cita-cita-kemerdekaan-palestina/ akses: 7 Juni 2017.

Ainul Arif, Qobidl. “Kemandulan Rezim Organisasi Kerjasama Islam Dalam

Perlindungan Terhadap Al-Aqsa”, Jurnal Review Politik, Vol. 05, No. 01,

(2015).

Anggoro, S. Damar. “Biografi Yasser Arafat Pemimpin Palestina”, Biografi

(Juli, 2014) http://www.biografi.id/2014/07/biografi-yasser-arafat-

pemimpin.html akses: 7 Juni 2017.

Anna, Yulia Hartati, “Makna Pengakuan Palestina”, Suara Merdeka.com,

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/12/06/20775

1/10/Makna-Pengakuan-Palestina akses: 8 Juni 2017.

Armstrong, Karen. Jerusalem Satu Kota Tiga Iman, Surabaya: Risalah Gusti,

2009.

Assegaf, Faisal. “Tumbal demokrasi Palestina”, ALBALAD.co-,

http://albalad.co/buku/2015A2904/tumbal-demokrasi-palestina/ akses:

Senin, 6 Maret 2017,

Bahtiar, A. Tiar. Hamas Kenapa Dibenci Israel, Jakarta: Mizan, 2008.

Baskara, Nando. Gerilyawan-gerilyawan Militan Islam, cet. ke-I, Yogyakarta:

Narasi, 2009.

Basri, MS. Metodologi Penelitian Sejarah, Jakarta: Restu Agung, 2006.

Cassese, Antonio. “The Israel-PLO Agreement and Self-Determination”,

Department of Law, European University Institute, Florence,

www.ejil.org/pdfs/4/1/1219.pdf akses: 8 Juni 2017.

Dhanani, Gulshan. “PLO: Its Background and Activities”, Social Scientist, Vol.

10, No. 9, (1982), pp. 52-59, Accessed: 31-12-2015 04:31 UTC.

Page 100: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

81

Fathoni, Ridho. “Peran Organisasi Konferensi Islam Terhadap Upaya

Kemerdekaan Negara Palestina (2008-2014), Skripsi, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi Ilmu

Hubungan Internasional https://text-id.123dok.com/document/9yno5e0q-

peran-organisasi-konferensi-islam-terhadap-upaya-kemerdekaan-negara-

palestina-tahun-2008-2014.html akses: 13 Juni 2017.

Fuhaidah, Ulya. “Analisis Peluang Kedaulatan Negara Palestina”, Jurnal

Review Politik, Vol. 02, No. 01, (2012).

Hamid, Rashid. “What is the PLO”, Journal of Palestine Studies, Vol. 4, No. 4,

(1975), pp. 90-109 Accessed: 31-12-2015 03:48 UTC.

Hardoko, Erfan. “Konferensi Madrid dan Perdamaian Israel-Jordania”,

Kompas.com, Selasa, 15 Juli 2014 akses: Rabu, 1 Februari 2017.

Hart, Alan. Arafat Teroris atau Pendamai, Penerjemah: Hasan Basari Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti, 1989.

Husein, Machnun. Prospek Perdamaian di Timur Tengah, cet. ke-I,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Mei 1995, Diterjemah dari: Prospects for

Peace in the Middle East: An Israeli-Palestinian Dialogue, New York:

United Nations, 1991.

Irwan Ariefyanto. “Hari ini di 1978 Israel dan Mesir Sepakati Perjanjian Camp

David”, Republika.co.id, (2017). http://www.republika.co.id/berita/

internasional/timur-tengah-13/09/17/mt8wvo-hari-ini-di-1978-israel-dan-

mesir-sepakati-perjanjian-camp-david akses: 8 Juni 2017.

Irawan MN, Aguk. Rahasia Dendam Israel; Jejak Berdarah Israel di Palestina

dan Dunia Arab, cet. ke-I Jakarta: Kinza Books, 2009.

Jewish Virtual Library http://www.jewishvirtuallibrary.org/text-of-the-balfour

-declaration akses: 8 Juni 2017.

Jewish Virtual Library, http://www.jewishvirtuallibrary.org/un-general-

assembly-resolution-67-19-november-2012 akses: 13 Juni 2017.

Jewish Virtual Library http://www.mfa.gov.il/mfa/aboutisrael/maps/pages

/1947%20un %20partition%20plan.aspx akses: 13 Juni 2017.

Jmcc (Jerusalem Media & Communication Center), http://www.jmcc.org/

Documentsandmaps.aspx?id=392 akses: 13 Juni 2017.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia “Negara Islam Perlu

Bersatu Kedepankan Isu Palestina”, http://www.setneg.go.id/index.php?

Page 101: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

82

option=com_content&task=view&id=10984&Itemid=55 akses: Selasa, 6

Juni 2017.

Kimmerling, Baruch. The Palestinian People, London: Harvard University

Press, 2003.

Kristanto, Dadan. “Diplomasi Palestina Menjadi Negara Pengamat non-

Anggota di Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 2012” Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Kumoro, Bawono. Hamas Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel,

cet. ke-I, Bandung: Mizan, 2009.

Kuncahyono, Trias. Jalur Gaza, Tanah Terjanji, Intifada, dan Pembersihan

Etnis, Jakarta: Kompas, 2009.

Kuncahyono, Trias. Yerusalem 33 Imperium Romanium, Kota Para Nabi, Dan

Tragedi di Tanah Suci, Jakarta: Kompas, 2011.

Kurniawan, Hendra. “Stabilitas Kawasan Timur Tengah dan Peluang

Kerjasama Dalam Frame TPS-OIC” Makalah ini dipresentasikan pada

Seminar “Upaya Meningkatkan Investasi dan Kerjasama antara Indonesia

dan Timur Tengah dan OKI”, yang diselenggarakan oleh Kantor Utusan

Presiden Republik Indonesia untuk Timur Tengah & OKI, 5 Desember 2016

di Hotel Millenium Jakarta Pusat.

Kusumaningrum, N. Demeiati. “Diplomasi Palestina Untuk Merdeka dan

Menjadi Anggota Penuh PBB Tahun 2011”.

https://www.slideshare.net/demeiati_n_kusumaningrum/diplomasi-

palestina-untuk-merdeka-dan-menjadi-anggota-penuh-pbb-tahun-2011

akses: 8 Juni 2017.

M.S, Muhsin. Palestina Sejarah Perkembangan dan Konspirasi, Jakarta: Gema

Insani, 2002.

Morgenthau, J. Hans. Morgenthau dkk, Politik antar Bangsa, Penerjemah S.

Maimoen dkk, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2010.

Muchsin, A. Misri. “Palestina Dan Israel: Sejarah, Konflik dan Masa Depan”,

MIQOT, Vol. XXXIX, No. 2, (2015).

Muftisany, Hafidz. “Abbas Surati Obama Minta Solusi Dua Negara”,

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-

israel/12/10/18/mc2iec-abbas-surati-obama-minta-solusi-dua-negara akses:

9 Juni 2017.

Page 102: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

83

Mutiara Dewi Ita, dkk. “Gerakan Rakyat Palestina Dari Deklarasi Negara

Israel Sampai Terbentuknya Negara Palestina”, Laporan Penelitian

Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Univ. Negeri Yogyakarta 2008.

Nursya'bani, Fira. “Sejarah Hari Ini: Yordania-Palestina Sepakati Perjanjian

Damai Perang Saudara”, http://internasional.republika.co.id/berita/

internasional/selarung-waktu/16/09/26-oe492p366-sejarah-hari-ini-

yordaniapalestina-sepakati-perjanjian-damai-perang-saudara akses: 7 Juni

2017.

Organisation of Islamic Cooperation (OIC), http://www.oic-oci.org

/home/?lan=en akses: 13 Juni 2017.

Pape, Ilan. Pembersihan Etnis Palestina, Jakarta: Kompas Gramedia, 2009.

Pranoto, W. Suhartono. Teory dan Metodologi Sejarah, cet. ke-I

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Rachman, F. Dikry, dkk. Gerakan Intifadah Pertama Rakyat Palestina,

http://www.academia.edu/28584224 akses: Sabtu, 3 Juni 2017.

Rahmatullah, “Peran Amerika Serikat dalam Menciptakan Perdamaian dan

Penyelesaian Konflik Israel dan Palestina”, WIDYA, Vol. 3, No. 1, (2015).

Rashid, Zainur, dkk. Palestin Meniti Rentetan Sejarah, Selangor: Taawun

Medi Resources, 2004.

Robbi, Mawla. “Secercah Harapan di Negeri Palestina”,

http://news.okezone.com/amp/2012/12/08/367/729275/secercah-harapan-

di-negeri-palestina akses: 10 Juni 2017.

Rodriguez, Fernando. “The 1991 Madrid Peace Conference: U.S. Efforts

Towards Lasting Peace in the Middle East Between Israel and its

Neighbors”, University of New Orleans, (2011),

http://scholarworks.uno.edu/td h. 36-44.

Roslan, Mohd, dkk. “Perjanjian Oslo: Kajian terhadap Proses Damai Konflik

Arab-Israel”, al-Tamaddun Bil, Vol. 10 No.1, (2015).

Rubenberg, A. Cheryl, “The Civilian Infrastructure of the Palestine Liberation

Organization: An Analysis of the PLO in, Lebanon Until June 1982”,

Journal of Palestine Studies, Vol. 12, No. 3 (1983), pp. 54-78 Accessed: 31-

12-2015 03:49 UTC.

Sekretariat Negara Republik Indonesia, “Negara Islam Perlu Bersatu

Kedepankan Isu Palestina” http://www.setneg.go.id akses: 7 Juni 2017.

Page 103: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

84

Setiawan, Rana. “Yasser Arafat Simbol Persatuan Palestina”, MINA-Mi’raj

Islamic News Agency, (November, 2014), http://mirajnews.com/

2014/11/yasser-arafat-simbol-persatuan-palestina.html akses: 7 Juni 2017.

Shlaim, Avi. The Rise and Fall of the Oslo Peace Process,

http://users.ox.ac.uk/~ssfc0005/The_Rise_and_Fall_of_the_Oslo_Peace_h

tml akses: Kamis, 2 Februari 2017.

Sihbudi, Riza. “Palestina dalam Pandangan Imam Khomeini”, cetak. I, Jakarta:

Pustaka Zahra, 2004.

Taylor, R. Alan. “The PLO in Inter-Arab Politics”, Journal of Palestine Studies,

Vol. 11, No. 2 (1982), pp. 70-81 Accessed: 31-12-2015 04:38 UTC.

“The PNC: Historical Background”, Journal of Palestine Studies, Vol. 16, No.

4, (1987), pp. 149-152, Accessed: 31-12-2015 04:38 UTC.

Trilaksana, “Aspek Historis Peranan PBB dalam Penyelesaian Konflik

Palestina-Israel 1967-1995”, AVATARA, Vol. 4, No. 3, (2016).

Victor, Simela Muhamad. “Konflik Israil-Palestina dan Prospek

Perdamaiannya”, Jakarta: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan

Informasi, 2009.

Wibowo, Hanafi. “Mandat Liga Bangsa-Bangsa: Kegagalan Palestina menjadi

Negara Merdeka (1920-1848),” Al-Turas, Vol. 20, No. 2, (2014).

Yulianingsih, Tanti. “Bendera Palestina Kini Berkibar di Markas PBB” Liputan

6, (2015) http://global.liputan6.com/read/2315015/bendera-palestina-kini-

berkibar-di-markas-pbb akses: 10 Juni 2017.

Yunita, K. Elin. “Presiden Mesir Anwar Sadat Diberondong Peluru 6-10-1981”,

http://global.liputan6.com/read/2114381/6-10-1981-presiden-mesir-anwar-

sadat-diberondong-peluru akses: Sabtu, 3 Juni 2017.

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7F0AF2BD8

97689B7852 56C330061D253 akses: 13 Juni 2017.

________, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7D35E1F729DF49

1C85256EE700686136 akses: 13 Juni 2017.

________, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7FB7C26FCBE80

A31852560C50065F878 akses: 13 Juni 2017.

Page 104: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

85

________, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/146E6838D505833

F852560D600471E25 akses: 13 Juni 2017.

________, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/025974039ACFB17

1852560DE00548BBE akses: 13 Juni 2017.

________, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/512BAA69B5A327

94852560DE0054B9B2 akses: 13 Juni 2017.

________, https://unispal.un.org/DPA/DPR/UNISPAL.NSF/cf02d057b04d35

6385256ddb006dc02f/b08a2e4d1fde5cec85256b98006e752f?OpenDocum

ent akses: 13 Juni 2017.

________, https://archives.un.org/sites/archives.un.org/files/files/Finding%20

Aids/2015Finding_Aids/AG-057.pdf akses: 13 Juni 2017.

Page 105: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

86

DAFTAR LAMPIRAN

Teks Deklarasi Balfour226

*

Jewish Virtual Library http://www.jewishvirtuallibrary.org/text-of-the-balfour-

declaration akses: 8 Juni 2017.

Foreign Office

November 2nd, 1917

Dear Lord Rothschild,

I have much pleasure in conveying to you. on behalf of His

Majesty's Government, the following declaration of sympathy with

Jewish Zionist aspirations which has been submitted to, and approved

by, the Cabinet

His Majesty's Government view with favour the establishment

in Palestine of a national home for the Jewish people, and will use their

best endeavors to facilitate the achievement of this object, it being

clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the

civil and religious rights of existing non-Jewish communities in

Palestine or the rights and political status enjoyed by Jews in any other

country.

I should be grateful if you would bring this declaration to the

knowledge of the Zionist Federation.

Yours,

Arthur James Balfour

Page 106: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

87

Resolution 181 (II) 227

* A/RES/181(II)

29 November 1947

A The General Assembly,

Having met in special session at the request of the mandatory Power to constitute

and instruct a special committee to prepare for the consideration of the question of

the future government of Palestine at the second regular session;

Having constituted a Special Committee and instructed it to investigate all questions

and issues relevant to the problem of Palestine, and to prepare proposals for the

solution of the problem, and

Having received and examined the report of the Special Committee (document

A/364) including a number of unanimous recommendations and a plan of partition

with economic union approved by the majority of the Special Committee,

Considers that the present situation in Palestine is one which is likely to impair the

general welfare and friendly relations among nations;

Takes note of the declaration by the mandatory Power that it plans to complete its

evacuation of Palestine by 1 August 1948;

Recommends to the United Kingdom, as the mandatory Power for Palestine, and to

all other Members of the United Nations the adoption and implementation, with

regard to the future government of Palestine, of the Plan of Partition with Economic

Union set out below;

Requests that

(a) The Security Council take the necessary measures as provided for in the plan

for its implementation;

(b) The Security Council consider, if circumstances during the transitional period

require such consideration, whether the situation in Palestine constitutes a threat to

United Nation https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7F0AF2BD897689B7852

56C330061D253 akses: 13 Juni 2017.

Page 107: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

88

the peace. If it decides that such a threat exists, and in order to maintain international

peace and security, the Security Council should supplement the authorization of the

General Assembly by taking measures, under Articles 39 and 41 of the Charter, to

empower the United Nations Commission, as provided in this resolution, to exercise

in Palestine the functions which are assigned to it by this resolution;

(c) The Security Council determine as a threat to the peace, breach of the peace or

act of aggression, in accordance with Article 39 of the Charter, any attempt to alter

by force the settlement envisaged by this resolution;

(d) The Trusteeship Council be informed of the responsibilities envisaged for it in

this plan;

Calls upon the inhabitants of Palestine to take such steps as may be necessary on

their part to put this plan into effect;

Appeals to all Governments and all peoples to refrain from taking action which

might hamper or delay the carrying out of these recommendations, and

Authorizes the Secretary-General to reimburse travel and subsistence expenses of

the members of the Commission referred to in Part I, Section B, paragraph 1 below,

on such basis and in such form as he may determine most appropriate in the

circumstances, and to provide the Commission with the necessary staff to assist in

carrying out the functions assigned to the Commission by the General Assembly.

B

The General Assembly

Authorizes the Secretary-General to draw from the Working Capital Fund a sum

not to exceed $2,000,000 for the purposes set forth in the last paragraph of the

resolution on the future government of Palestine.

Hundred and twenty-eighth plenary meeting

29 November 1947

[At its hundred and twenty-eighth plenary meeting on 29 November 1947 the

General Assembly, in accordance with the terms of the above resolution [181 A],

elected the following members of the United Nations Commission on

Palestine: Bolivia, Czechoslovakia, Denmark, Panama and Philippines.

Page 108: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

89

Resolution 242228

* of 22 November 1967

S/RES/242 (1967)

The Security Council,

Expressing its continuing concern with the grave situation in the Middle East,

Emphasizing the inadmissibility of the acquisition of territory by war and the need

to work for a just and lasting peace in which every State in the area can live in

security,

Emphasizing further that all Member States in their acceptance of the Charter of the

United Nations have undertaken a commitment to act in accordance with Article 2

of the Charter,

1. Affirms that the fulfilment of Charter principles requires the establishment of a

just and lasting peace in the Middle East which should include the application of

both the following principles:

i. Withdrawal of Israel armed forces from territories occupied in the recent

conflict;

ii. Termination of all claims or states of belligerency and respect for and

acknowledgment of the sovereignty, territorial integrity and political

independence of every State in the area and their right to live in peace within

secure and recognized boundaries free from threats or acts of force;

2. Affirms further the necessity

a) For guaranteeing freedom of navigation through international waterways in

the area;

b) For achieving a just settlement of the refugee problem;

c) For guaranteeing the territorial inviolability and political independence of

every State in the area, through measures including the establishment of

demilitarized zones;

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7D35E1F729DF4

91C85256EE700686136 akses: 13 Juni 2017

Page 109: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

90

3. Requests the Secretary-General to designate a Special Representative to proceed

to the Middle East to establish and maintain contacts with the States concerned in

order to promote agreement and assist efforts to achieve a peaceful and accepted

settlement in accordance with the provisions and principles in this resolution;

4. Requests the Secretary-General to report to the Security Council on the progress

of the efforts of the Special Representative as soon as possible.

Adopted unanimously at the 1382nd meeting.

Page 110: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

91

Resolution 338* of 22 October 1973

The Security Council

1. Calls upon all parties to the present fighting to cease all firing and terminate all

military activity immediately, no later than 12 hours after the moment of the

adoption of this decision, in the positions they now occupy;

2. Calls upon the parties concerned to start immediately after the cease-fire the

implementation of Security Council resolution 242 (1967) in all of its parts;

3. Decides that, immediately and concurrently with the cease-fire, negotiations shall

start between the parties concerned under appropriate auspices aimed at

establishing a just and durable peace in the Middle East.

Adopted at the 1747th meeting

by 14 votes to none.

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7FB7C26FCBE80A3

1852560C50065F878 akses: 13 Juni 2017.

Page 111: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

92

Question of Palestine 43/177*

The General Assembly,

Having considered the item entitled "Question of Palestine",

Recalling its resolution 181 (II) of 29 November 1947, in which, inter alia, it called

for the establishment of an Arab State and a Jewish State in Palestine,

Mindful of the special responsibility of the United Nations to achieve a just solution

to the question of Palestine,

Aware of the proclamation of the State of Palestine by the Palestine National

Council in line with General Assembly resolution 181 (II) and in exercise of the

inalienable rights of the Palestinian people,

Affirming the urgent need to achieve a just and comprehensive settlement in the

Middle East which, inter alia, provides for peaceful coexistence for all States in the

region,

Recalling its resolution 3237 (XXIX) of 22 November 1974 on the observer status

for the Palestine Liberation Organization and subsequent relevant resolutions,

1. Acknowledges the proclamation of the State of Palestine by the Palestine National

Council on 15 November 1988;

2. Affirms the need to enable the Palestinian people to exercise their sovereignty

over their territory occupied since 1967;

3. Decides that, effective as of 15 December 1988, the designation "Palestine"

should be used in place of the designation "Palestine Liberation Organization" in

the United Nations system, without prejudice to the observer status and functions

of the Palestine Liberation Organization within the United Nations system, in

conformity with relevant United Nations resolutions and practice;

4. Requests the Secretary-General to take the necessary action to implement the

present resolution.

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/146E6838D505833F8

52560D600471E25 akses: 13 Juni 2017.

Page 112: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

93

* * *

RECORDED VOTE ON RESOLUTION 43/177: 104-2-36

In favour: Afghanistan, Albania, Algeria, Angola, Argentina, Bahrain, Bangladesh,

Benin, Bolivia, Botswana, Brazil, Brunei Darussalam, Bulgaria, Burkina Faso,

Burma, Burundi, Byelorussia, Cape Verde, Chad, China, Colombia, Comoros,

Cuba, Cyprus, Czechoslovakia, Democratic Kampuchea, Democratic Yemen,

Djibouti, Ecuador, Egypt, Equatorial Guinea, Ethiopia, Gabon, Gambia, German

Democratic Republic, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Haiti, Hungary,

India, Indonesia, Iran, Iraq, Jordan, Kenya, Kuwait, Lao People's Democratic

Republic, Lebanon, Libya, Madagascar, Malaysia, Maldives, Mali, Malta,

Mauritania, Mauritius, Mexico, Mongolia, Morocco, Mozambique, Nicaragua,

Niger, Nigeria, Oman, Pakistan, Panama, Papua New Guinea, Peru, Philippines,

Poland, Qatar, Romania, Rwanda, Saint Lucia, Saint Vincent and the Grenadines,

Samoa, Sao Tome and Principe, Saudi Arabia, Senegal, Seychelles, Sierra Leone,

Singapore, Somalia, Sri Lanka, Sudan, Suriname, Swaziland, Syria, Thailand,

Togo, Tunisia, Turkey, Uganda, Ukraine, USSR, United Arab Emirates, United

Republic of Tanzania, Vanuatu, Viet Nam, Yemen, Yugoslavia, Zambia,

Zimbabwe.

Against: Israel, United States.

Abstentions: Antigua and Barbuda, Australia, Austria, Bahamas, Barbados,

Belgium, Bhutan, Canada, Central African Republic, Costa Rica, Côte d'Ivoire,

Denmark, Finland, France, Federal Republic of Germany, Greece, Iceland, Ireland,

Italy, Japan, Lesotho, Liberia, Luxembourg, Malawi, Nepal, Netherlands, New

Zealand, Norway, Portugal, Spain, Sweden, Trinidad and Tobago, United

Kingdom, Uruguay, Venezuela, Zaire.

Absent: Belize, Cameroon, Chile, Congo, Dominica, Dominican Republic, El

Salvador, Fiji, Grenada, Guatemala, Honduras, Jamaica, Paraguay, Saint Kitts and

Nevis, Solomon Islands.

IRAN ANNOUNCED THAT IT WAS NOT PARTICIPATING IN THE VOTE.

Page 113: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

94

Question of Palestine 3236 (XXIX) *

The General Assembly,

Having considered the question of Palestine,

Having heard the statement of the Palestine Liberation Organization, the

representative of the Palestinian people,

Having also heard other statements made during the debate,

Deeply concerned that no just solution to the problem of Palestine has yet been

achieved and recognizing that the problem of Palestine continues to endanger

international peace and security,

Recognizing that the Palestinian people is entitled to self-determination in

accordance with the Charter of the United Nations,

Expressing its grave concern that the Palestinian people has been prevented from

enjoying its inalienable rights, in particular its right to self-determination,

Guided by the purposes and principles of the Charter,

Recalling its relevant resolutions which affirm the right of the Palestinian people to

self-determination,

1. Reaffirms the inalienable rights of the Palestinian people in Palestine, including:

(a) The right to self-determination without external interference;

(b) The right to national independence and sovereignty;

2. Reaffirms also the inalienable right of the Palestinians to return to their homes

and property from which they have been displaced and uprooted, and calls for their

return;

3. Emphasizes that full respect for and the realization of these inalienable rights of

the Palestinian people are indispensable for the solution of the question of Palestine;

4. Recognizes that the Palestinian people is a principal party in the establishment of

a just and lasting peace in the Middle East;

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/025974039ACFB17

1852560DE00548BBE akses: 13 Juni 2017.

Page 114: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

95

5. Further recognizes the right of the Palestinian people to regain its rights by all

means in accordance with the purposes and principles of the Charter of the United

Nations;

6. Appeals to all States and international organizations to extend their support to the

Palestinian people in its struggle to restore its rights, in accordance with the Charter;

7. Requests the Secretary-General to establish contacts with the Palestine Liberation

Organization on all matters concerning the question of Palestine;

8. Requests the Secretary-General to report to the General Assembly at its thirtieth

session on the implementation of the present resolution;

9. Decides to include the item entitled "Question of Palestine" in the provisional

agenda of its thirtieth session.

Page 115: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

96

Observer status for the Palestine Liberation Organization 3237 (XXIX)*

The General Assembly,

Having considered the question of Palestine,

Taking into consideration the universality of the United Nations prescribed in the

Charter,

Recalling its resolution 3102 (XXVIII) of 12 December 1973,

Taking into account Economic and Social Council resolutions 1835 (LVI) of 14

May 1974 and 1840 (LVI) of 15 May 1974,

Noting that the Diplomatic Conference on the Reaffirmation and Development of

International Humanitarian Law Applicable in Armed Conflicts, the World

Population Conference and the World Food Conference have in effect invited the

Palestine Liberation Organization to participate in their respective deliberations,

Noting also that the Third United Nations Conference on the Law of the Sea has

invited the Palestine Liberation Organization to participate in its deliberations as an

observer,

1. Invites the Palestine Liberation Organization to participate in the sessions and the

work of the General Assembly in the capacity of observer;

2. Invites the Palestine Liberation Organization to participate in the sessions and the

work of all international conferences convened under the auspices of the General

Assembly in the capacity of observer;

3. Considers that the Palestine Liberation Organization is entitled to participate as

an observer in the sessions and the work of all international conferences convened

under the auspices of other organs of the United Nations;

4. Requests the Secretary-General to take the necessary steps for the

implementation of the present resolution.

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/512BAA69B5A327948

52560DE0054B9B2 akses: 13 Juni 2017.

Page 116: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

97

UN General Assembly Resolutions: Resolution 67/19*

(29 November 2012)

The General Assembly,

Guided by the purposes and principles of the United Nations Charter, and stressing

in this regard the principle of equal rights and self-determination of peoples,

Recalling its resolution 2625 (XXV) of 24 October 1970, affirming, inter alia, the

duty of every State to promote through joint and separate action realization of the

principle of equal rights and self-determination of peoples;

Stressing the importance of maintaining and strengthening international peace

founded upon freedom, equality, justice and respect for fundamental human rights;

Recalling its resolution 181 (II) of 29 November 1947;

Reaffirming the Charter principle of the inadmissibility of the acquisition of

territory by force;

Reaffirming relevant Security Council resolutions, including, inter alia, resolutions

242 (1967), 338 (1973), 446 (1979), 478 (1980), 1397 (2002), 1515 (2003) and

1850 (2008);

Reaffirming the applicability of the Geneva Convention relative to the Protection

of Civilian Persons in Time of War, of 12 August 1949, to the Occupied Palestinian

Jewish Virtual Library, http://www.jewishvirtuallibrary.org/un-general-assembly-

resolution-67-19-november-2012 akses: 13 Juni 2017.

Page 117: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

98

Territory, including East Jerusalem, including, inter alia, with regard to the

matter of prisoners;

Reaffirming its resolution 3236 (XXIX) of 22 November 1974, and all relevant

resolutions, including resolution 66/146 of 19 December 2011, reaffirming the right

of the Palestinian people to self-determination, including the right to their

independent State of Palestine;

Reaffirming its resolution 43/176 of 15 December 1988, resolution 66/17 of 30

November 2011, and all relevant resolutions regarding the “Peaceful Settlement of

the Question of Palestine”, which, inter alia, stress the need for (a) the withdrawal

of Israel from the Palestinian territory occupied since 1967, including East

Jerusalem; (b) the realization of the inalienable rights of the Palestinian people,

primarily the right to self-determination and the right to their independent State; (c)

a just resolution of the problem of the Palestine refugees in conformity with

resolution 194 (III) of 11 December 1948; and (d) the complete cessation of all

Israeli settlement activities in the Occupied Palestinian Territory, including East

Jerusalem;

Reaffirming also its resolution 66/18 of 30 November 2011 and all relevant

resolutions regarding the status of Jerusalem, bearing in mind that the annexation

of East Jerusalem is not recognized by the international community, and

emphasizing the need for a way to be found through negotiations to resolve the

status of Jerusalem as the capital of two States;

Recalling the advisory opinion of the International Court of Justice of 9 July 2004;

Reaffirming its resolution 58/292 of 6 May 2004, affirming, inter alia, that the status

of the Palestinian territory occupied since 1967, including East Jerusalem, remains

one of military occupation, and that in accordance with international law and

relevant United Nations resolutions, the Palestinian people have the right to self-

determination and to sovereignty over their territory;

Recalling its resolutions 3210 (XXIX) of 14 October 1974 and 3237 (XXIX) of 22

November 1974, by which, respectively, the Palestine Liberation Organization was

invited to participate in the deliberations of the General Assembly as the

representative of the Palestinian people and was granted observer status;

Recalling also its resolution 43/177 of 15 December 1988, by which it, inter alia,

acknowledged the proclamation of the State of Palestine by the Palestine National

Council on 15 November 1988, and decided that the designation “Palestine” should

be used in place of the designation “Palestine Liberation Organization” in the

United Nations system, without prejudice to the observer status and functions of the

Palestine Liberation Organization within the United Nations system;

Page 118: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

99

Taking into consideration that the Executive Committee of the Palestine Liberation

Organization, in accordance with a decision by the Palestine National Council, is

entrusted with the powers and responsibilities of the Provisional Government of the

State of Palestine;

Recalling its resolution 52/250 of 7 July 1998, by which additional rights and

privileges were accorded toPalestine in its capacity as observer;

Recalling the Arab Peace Initiative adopted in March 2002 by the League of Arab

States;

Reaffirming its commitment, in accordance with international law, to the two-State

solution of an independent, sovereign, democratic, viable and contiguous State of

Palestine living side by side with Israel in peace and security on the basis of the pre-

1967 borders;

Bearing in mind the mutual recognition of 9 September 1993 between the

Government of the State of Israel and the Palestine Liberation Organization, the

representative of the Palestinian people;

Affirming the right of all States in the region to live in peace within secure and

internationally recognized borders;

Commending the Palestinian National Authority’s 2009 plan for constructing the

institutions of an independent Palestinian State within a two-year period,

and welcoming the positive assessments in this regard about readiness for Statehood

by the World Bank, the United Nations and the International Monetary Fund and as

reflected in the Ad Hoc Liaison Committee Chair Conclusions of April 2011 and

subsequent Chair Conclusions, which determined that the Palestinian Authority is

above the threshold for a functioning State in key sectors studied;

Recognizing that full membership is enjoyed by Palestine in the United Nations

Educational, Scientific and Cultural Organization, the Economic and Social

Commission for Western Asia, and the Group of Asian States and is also a full

member as in the League of Arab States, the Non-Aligned Movement, the

Organization of Islamic Cooperation and the Group of 77 and China;

Recognizing that, to date, 132 States Members of the United Nations have

accorded recognition to the State of Palestine;

Taking note of the 11 November 2011 report of the Security Council Committee on

the Admission of New Members;

Stressing the permanent responsibility of the United Nations towards the question

of Palestine until it is satisfactorily resolved in all its aspects;

Page 119: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

100

Reaffirming the principle of universality of membership of the United Nations;

Reaffirms the right of the Palestinian people to self-determination and to

independence in their State of Palestine on the Palestinian Territoryoccupied

since 1967;

Decides to accord to Palestine Non-member Observer State status in the United

Nations, without prejudice to the acquired rights, privileges and role of the

Palestine Liberation Organization in the United Nationsas the representative of the

Palestinian people, in accordance with the relevant resolutions and practice;

Expresses the hope that the Security Council will consider favorably the application

submitted on 23 September 2011 by the State of Palestine for admission to full

membership in the United Nations;

Affirms its determination to contribute to the achievement of the inalienable rights

of the Palestinian people and the attainment of a peaceful settlement in the Middle

East that ends the occupation that began in 1967 and fulfills the vision of two States,

an independent, sovereign, democratic, contiguous and viable State of Palestine,

living side by side in peace and security with Israel, on the basis of the pre-1967

borders;

Expresses the urgent need for the resumption and acceleration of negotiations

within the Middle East peace process, based on the relevant United Nations

resolutions, the Madrid terms of reference, including the principle of land for peace,

the Arab Peace Initiative and the Quartet Roadmap, for the achievement of a just,

lasting and comprehensive peace settlement between the Palestinian and Israeli

sides that resolves all outstanding core issues, namely the Palestine refugees,

Jerusalem, settlements, borders, security and water;

Urges all States and the specialized agencies and organizations of the United

Nations system to continue to support and assist the Palestinian people in the early

realization of their right to self-determination, independence and freedom;

Requests the Secretary-General to take the necessary measures to implement the

present resolution and to report to the Assembly within three months on progress

made in this regard.

Page 120: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

101

Declaration of Principles* on Interim Self-Government Arrangements

Washington DC, 13 September 1993

Contents

* Declaration of Principles on Interim Self-Government Arrangements

* Annex I: Protocol on the Mode and Conditions of Elections

* Annex II: Protocol on Withdrawal of Israeli Forces from the Gaza Strip and

Jericho Area

* Annex III: Protocol on Israeli-Palestinian Cooperation in Economic and

Development Programs

* Annex IV: Protocol on Israeli-Palestinian Cooperation Concerning Regional

Development Programs

* Agreed Minutes to the Declaration of Principles on Interim Self-

Government Arrangements

* Exchanged Letters

Declaration of Principles

The Government of the State of Israel and the P.L.O. team (in the Jordanian-

Palestinian delegation to the Middle East Peace Conference) (the "Palestinian

Delegation"), representing the Palestinian people, agree that it is time to put an

end to decades of confrontation and conflict, recognize their mutual legitimate

and political rights, and strive to live in peaceful coexistence and mutual dignity

and security and achieve a just, lasting and comprehensive peace settlement and

historic reconciliation through the agreed political process.

Accordingly, the two sides agree to the following principles:

Article I: AIM OF THE NEGOTIATIONS

The aim of the Israeli-Palestinian negotiations within the current Middle East

peace process is, among other things, to establish a Palestinian Interim Self-

Government Authority, the elected Council (the "Council"), for the Palestinian

people in the West Bank and the Gaza Strip, for a transitional period not

exceeding five years, leading to a permanent settlement based on Security

Council Resolution 242 and 338.

It is understood that the interim arrangements are an integral part of the whole

peace process and that the negotiations on the permanent status will lead to the

implementation of Security Council Resolutions 242 and 338.

Jmcc (Jerusalem Media & Communication Center), http://www.jmcc.org/

Documentsandmaps.aspx?id=392 akses: 13 Juni 2017.

Page 121: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

102

Article II: Framework for the Interim Period

The agreed framework for the interim period is set forth in this Declaration of

Principles.

Article III: ELECTIONS

1. In order that the Palestinian people in the West Bank and Gaza Strip may

govern themselves according to democratic principles, direct, free and general

political elections will be held for the Council under agreed supervision and

international observation, while the Palestinian police will ensure public order.

2. An agreement will be concluded on the exact mode and conditions of the

elections in accordance with the protocol attached as Annex I, with the goal of

holding the elections not later than nine months after the entry into force of this

Declarations of Principles.

3. These elections will constitute a significant interim preparatory step toward

the realization of the legitimate rights of the Palestinian people and their just

requirements.

Article IV: Jurisdiction

Jurisdiction of the Council will cover West Bank and Gaza Strip territory, except

for issues that will be negotiated in the permanent status negotiations. The two

sides view the West Bank and the Gaza Strip as a single territorial unit, whose

integrity will be preserved during the interim period.

Article V: Transitional period and permanent status negotiations

The five-year transitional period will begin upon the withdrawal from the Gaza

Strip and Jericho area.

1. Permanent status negotiations will commence as soon as possible, but not

later than the beginning of the third year of the interim period, between the

Government of Israel and the Palestinian people representatives.

2. It is understood that these negotiations shall cover remaining issues,

including: Jerusalem, refugees, settlements, security arrangements, borders,

relations and cooperation with other neighbors, and other issues of common

interest.

3. The two parties agree that the outcome of the permanent status negotiations

should not be prejudiced or preempted by agreements reached for the interim

period.

Article VI: Preparatory transfer of powers and responsibilities

Page 122: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

103

Upon the entry into force of this Declaration of Principles and the withdrawal

from the Gaza Strip and the Jericho area, a transfer of authority from the Israeli

military government and its Civil Administration to the authorized Palestinians

for this task, as detailed herein, will commence. This transfer of authority will

be of a preparatory nature until the inauguration of the Council.

1. Immediately after the entry into force of this Declaration of Principles and

the withdrawal from the Gaza Strip and Jericho area, with the view to promoting

economic development in the West Bank and Gaza Strip, authority will be

transferred to the Palestinians on the following spheres: education and culture,

health, Social welfare, direct taxation, and tourism. The Palestinian side will

commence in building the Palestinian police force, as agreed upon. Pending the

inauguration of the Council, the two parties may negotiate the transfer of

additional powers and responsibilities, as agreed upon.

Article VII: Interim Agreement

The Israeli and Palestinian delegations will negotiate an agreement on the

interim period (the "Interim Agreement").

1. The Interim Agreement shall specify, among other things, the structure of

the Council, the number of its members, and the transfer of powers and

responsibilities from the Israeli military government and its Civil Administration

to the Council. The Interim Agreement shall also specify the Council‘s executive

authority, legislative authority in accordance with Article IX below, and the

independent Palestinian judicial organs.

2. The Interim Agreement shall include arrangements, to be implemented upon

the inauguration of the Council, for the assumption by the Council of all of the

powers and responsibilities transferred previously in accordance with Article VI

above.

3. In order to enable the Council to promote economic growth, upon its

inauguration, the Council will establish, among other things, a Palestinian

Electricity Authority, a Gaza Sea Port Authority, a Palestinian Development

Bank, a Palestinian

Export Promotion Board, a Palestinian Environmental Authority, a Palestinian

Land Authority and a Palestinian Water Administration Authority, and any other

Authorities agreed upon, in accordance with the Interim Agreement that will

specify their powers and responsibilities.

5. After the inauguration of the Council, the Civil Administration will be

dissolved, and the Israeli military government will be withdrawn.

Article VIII: Public order and security

Page 123: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

104

In order to guarantee public order and internal security for the Palestinians of

the West Bank and the Gaza Strip, the Council will establish a strong police

force, while Israel will continue to carry the responsibility for overall security of

Israelis for the purpose of safeguarding their internal security and public order.

Article IX: Laws and military orders

The Council will be empowered to legislate, in accordance with the Interim

Agreement, within all authorities transferred to it.

1. Both parties will review jointly laws and military orders presently in force

in remaining spheres.

Article X: Joint Israeli-Palestinian liaison committee

In order to provide for a smooth implementation of this Declaration of Principles

and any subsequent agreements pertaining to the interim period, upon the entry

into force of this Declaration of Principles, a Joint Israeli-Palestinian Liaison

Committee will be established in order to deal with issues requiring

coordination, other issues of common interest, and disputes.

Article XI: Israeli-Palestinian cooperation in economic fields

Recognizing the mutual benefit of cooperation in promoting the development of

the West Bank, the Gaza Strip and Israel, upon the entry into force of this

Declaration of Principles, an Israeli-Palestinian Economic Cooperation

Committee will be established in order to develop and implement in a

cooperative manner the programs identified in the protocols attached as Annex

III and Annex IV.

Article XII: Liaison and cooperation with Jordan and Egypt

The two parties will invite the Governments of Jordan and Egypt to participate

in establishing further liaison and cooperation arrangements between the

Government of Israel and the Palestinian representatives, on the one hand, and

the Government of Jordan and Egypt, on the other hand, to promote cooperation

between them. These arrangements will include the constitution of a Continuing

Committee that will decide by agreement on the modalities of admission of

persons displaced from the West Bank and Gaza Strip in 1967, together with

necessary measures to prevent disruption and disorder. Other matters of

common concern will be dealt with by this Committee.

Article XIII: Redeployment of Israeli forces

Page 124: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

105

1. After the entry into force of this Declaration of Principles, and not later than

the eve of elections for the Council, a redeployment of Israeli military forces in

the West Bank and the Gaza Strip will take place, in addition to withdrawal of

Israeli forces carried out in accordance with Article XIV.

2. In redeploying its military forces, Israel will be guided by the principle that

its military forces should be redeployed outside populated areas.

3. Further redeployments to specified locations will be gradually implemented

commensurate with the assumption of responsibility for public order and internal

security by the Palestinian police force pursuant to Article VIII above.

Article XIV: Israeli withdrawal from the Gaza Strip and Jericho Area

Israel will withdraw from the Gaza Strip and Jericho area, as detailed in the

protocol attached as Annex II.

Article XV: Resolution of disputes

1. Disputes arising out of the application or interpretation of this Declaration

of Principles, or any subsequent agreement pertaining to the interim period, shall

be resolved by negotiations through the Joint Liaison Committee to be

established pursuant to Article X above.

2. Disputes which cannot be settled by negotiations may be resolved by a

mechanism of conciliation to be agreed upon by the parties.

3. The parties may agree to submit to arbitration disputes relating to the interim

period, which cannot be settled through conciliation. To this end, upon the

agreement of both parties, the parties will establish an Arbitration Committee.

Article XVI: Israeli-Palestinian cooperation concerning regional programs

Both parties view the multilateral working groups as an appropriate instrument

for promoting a "Marshal Plan," the regional programs and other programs,

including special programs for the West Bank and Gaza Strip, as indicated in the

protocol attached as Annex IV.

Article XVII: Miscellaneous provisions

1. This Declaration of Principles will enter into force one month after its

signing.

2. All protocols annexed to this Declaration of Principles and Agreed Minutes

pertaining thereto shall be regarded as an integral part hereof.

Done at Washington, D.C., this thirteenth day of September, 1993.

For the Government of Israel: [Shimon Perez]

For the P.L.O.: [Mahmoud Abbas]

Witnessed by:

Page 125: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

106

The United States of America: [Warren Christopher]

The Russian Federation: [Andrei Kozyrev]

Annex I

Protocol on the mode and conditions of elections

1. Palestinians of Jerusalem who live there will have the right to participate in

the election process, according to an agreement between the two sides.

2. In addition, the election agreement should cover, among other things, the

following issues:

* The system of elections;

* the mode of the agreed supervision and international observation and

their personal composition; and

* rules and regulations regarding election campaign, including agreed

arrangements for the organizing of mass media, and the possibility of licensing

a broadcasting and TV station.

3. The future status of displaced Palestinians who were registered on 4th June

1967 will not be prejudiced because they are unable to participate in the election

process due to practical reasons.

Annex II

Protocol on withdrawal of Israeli forces from the Gaza Strip and Jericho Area

1. The two sides will conclude and sign within two months from the date of

entry into force of this Declaration of Principles, an agreement on the withdrawal

of Israeli military forces form the Gaza Strip and Jericho area. This agreement

will include comprehensive arrangements to apply in the Gaza Strip and the

Jericho area subsequent to the Israeli withdrawal.

2. Israel will implement an accelerated and scheduled withdrawal of Israeli

military forces from the Gaza Strip and Jericho area, beginning immediately

with the signing of the agreement on the Gaza Strip and Jericho area and to be

completed within period not exceeding four months after the signing of this

agreement.

3. The above agreement will include, among other things:

* Arrangements for a smooth and peaceful transfer of authority from the

Israeli military government and its Civil Administration to the Palestinian

representatives.

* Structure, powers and responsibilities of the Palestinian authority in

these areas, except: external security, settlements, Israelis, foreign relations, and

other mutually agreed matters.

* Arrangements for the assumption of internal security and public order

by the Palestinian police force consisting of police officers recruited locally and

Page 126: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

107

from abroad (holding Jordanian passports and Palestinian documents issued by

Egypt). Those who will participate in the Palestinian police force coming from

abroad should be trained as police and police officers.

* A temporary international or foreign presence, as agreed upon.

* Establishment of a joint Palestinian-Israeli Coordination and

Cooperation Committee for mutual security purposes.

* An economic development and stabilization program, including the

establishment of an Emergency Fund, to encourage foreign investment, and

financial and economic support. Both sides will coordinate and cooperate jointly

and unilaterally with regional and international parties to support these aims.

* Arrangements for a safe passage for persons and transportation between

Gaza Strip and Jericho area.

1. The above agreement will include arrangements for coordination between

both parties regarding passages:

a. Gaza--Egypt; and

b. Jericho--Jordan.

2. The offices responsible for carrying out the powers and responsibilities of

the Palestinian authority under this Annex II and Article VI of the Declaration

of Principles will be located in the Gaza Strip and in the Jericho area pending

the inauguration of the Council.

3. Other than these agreed arrangements, the status of the Gaza Strip and

Jericho area will continue to be an integral part of the West Bank and Gaza Strip,

and will not be changed in the interim period.

Annex III

Protocol on Israeli-Palestinian Cooperation in economic and development

programs

The two sides agree to establish an Israeli-Palestinian Continuing Committee for

Economic Cooperation, focusing, among other things, on the following:

1. Cooperation in the field of water, including a Water Development Program

prepared by experts from both sides, which will also specify the mode of

cooperation in the management of water resources in the West Bank and Gaza

Strip, and will include proposals for studies and plans on water rights of each

party, as well as on the equitable utilization of joint water resources for

implementation in and beyond the interim period.

2. Cooperation in the field of electricity, including an Electricity Development

Program, which will also specify the mode of cooperation for the production,

maintenance, purchase and sale of electricity resources.

3. Cooperation in the field of energy, including an Energy Development

Program, which will provide for the exploitation of oil and gas for industrial

purposes, particularly in the Gaza Strip and in the Negev, and will encourage

Page 127: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

108

further joint exploitation of other energy resources. This Program may also

provide for the construction of a Petrochemical industrial complex in the Gaza

Strip and the construction of oil and gas pipelines.

4. Cooperation in the field of finance, including a Financial Development and

Action Program for the encouragement of international investment in the West

Bank and the Gaza Strip, and in Israel, as well as the establishment of a

Palestinian Development Bank.

5. Cooperation in the field of transport and communications, including a

Program, which will define guidelines for the establishment of a Gaza Sea Port

Area, and will provide for the establishing of transport and communications lines

to and from the West Bank and the Gaza Strip to Israel and to other countries.

In addition, this Program will provide for carrying out the necessary construction

of roads, railways, communications lines, etc.

6. Cooperation in the field of trade, including studies, and Trade Promotion

Programs,which will encourage local, regional and inter-regional trade, as well

as a feasibility study of creating free trade zones in the Gaza Strip and in Israel,

mutual access to these zones, and cooperation in other areas related to trade and

commerce.

7. Cooperation in the field of industry, including Industrial Development

Programs, which will provide for the establishment of joint Israeli-Palestinian

Industrial Research and Development Centers, will promote Palestinian-Israeli

joint ventures, and provide guidelines for cooperation in the textile, food,

pharmaceutical, electronics, diamonds, computer and science-based industries.

8. A program for cooperation in, and regulation of, labor relations and

cooperation in social welfare issues.

9. A Human Resources Development and Cooperation Plan, providing for

joint Israeli-Palestinian workshops and seminars, and for the establishment of

joint vocational training centers, research institutes and data banks.

10. An Environmental Protection Plan, providing for joint and/or coordinated

measures in this sphere.

11. A program for developing coordination and cooperation in the field of

communication and media.

12. Any other programs of mutual interest.

Annex IV

Protocol on Israeli-Palestinian cooperation concerning regional development

programs

1. The two sides will cooperate in the context of the multilateral peace efforts

in promoting a Development Program for the region, including the West Bank

and the Gaza Strip, to be initiated by the G-7. The parties will request the G-7 to

seek the participation in this program of other interested states, such as members

of the Organization for Economic Cooperation and Development, regional Arab

states and institutions, as well as members of the private sector.

Page 128: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

109

2. The Development Program will consist of two elements:

* An Economic Development Program for the West Bank and the Gaza

Strip.

* A Regional Economic Development Program.

A. The Economic Development Program for the West Bank and the Gaza

Strip will consist of the following elements:

1. A Social Rehabilitation Program, including a Housing and Construction

Program.

2. A Small and Medium Business Development Plan.

3. An Infrastructure Development Program (water, electricity,

transportation and communications, etc.).

4. A Human Resources Plan.

5. Other programs.

B. The Regional Economic Development Program may consist of the

following elements:

1. The establishment of a Middle East Development Fund, as a first step,

and a Middle East Development Bank, as a second step.

2. The development of a joint Israeli-Palestinian-Jordanian Plan for

coordinated exploitation of the Dead Sea area.

3. The Mediterranean Sea (Gaza) - Dead Sea Canal.

4. Regional Desalinization and other water development projects.

5. A regional plan for agriculture development, including a coordinated

regional effort for the prevention of desertification.

6. Interconnection of electricity grids.

7. Regional cooperation for the transfer, distribution and industrial

exploitation of gas, oil and other energy resources.

8. A regional Tourism, Transportation and Telecommunications

Development Plan.

9. Regional cooperation in other spheres.

1. The two sides encourage the multilateral working groups, and will

coordinate towards their success. The two parties will encourage intersession

activities, as well as pre-feasibility and feasibility studies, within the various

multilateral working groups.

Agreed minutes to the declaration of principles on interim self-government

arrangements

A. General understandings and agreements

Any powers and responsibilities transferred to the Palestinians pursuant to the

Declaration of Principles prior to the inauguration of the Council will be subject

Page 129: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

110

to the same principles pertaining to Article IV, as set out in these Agreed Minutes

below.

B. Specific understandings and agreements

Article IV

It is understood that:

1. Jurisdiction of the Council will cover West Bank and Gaza Strip territory,

except for issues that will be negotiated in the permanent status negotiations:

Jerusalem, settlements, military locations, and Israelis.

2. The Council‘s jurisdiction will apply with regard to the agreed powers,

responsibilities, spheres and authorities transferred to it.

Article VI(2)

It is agreed that the transfer of authority will be as follows:

1. The Palestinian side will inform the Israeli side of the names of the

authorized Palestinians who will assume the powers, authorities and

responsibilities that will be transferred to the Palestinians according to the

Declaration of Principles in the following fields: education and culture, health,

social welfare, direct taxation, tourism, and any other authorities agreed upon.

2. It is understood that the rights and obligations of these offices will not be

affected.

3. Each of the spheres described above will continue to enjoy existing

budgetary allocations in accordance with arrangements to be mutually agreed

upon. These arrangements also will provide for the necessary adjustments

required in order to take into account the taxes collected by the direct taxation

office.

4. Upon the execution of the Declaration of Principles, the Israeli and

Palestinian delegations will immediately commence negotiations on a detailed

plan for the transfer of authority on the above offices in accordance with the

above understandings.

Article VII(2)

The Interim Agreement will also include arrangements for coordination and

cooperation.

Article VII(5)

The withdrawal of the military government will not prevent Israel from

exercising the powers and responsibilities not transferred to the Council.

Page 130: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

111

Article VIII

It is understood that the Interim Agreement will include arrangements for

cooperation and coordination between the two parties in this regard. It is also

agreed that the transfer of powers and responsibilities to the Palestinian police

will be accomplished in a phased manner, as agreed in the Interim Agreement.

Article X

It is agreed that, upon the entry into force of the Declaration of Principles, the

Israeli and Palestinian delegations will exchange the names of the individuals

designated by them s members of the Joint Israeli-Palestinian Liaison

Committee. It is further agreed that each side will have an equal number of

members in the Joint Committee. The Joint Committee will reach decisions by

agreements. The Joint Committee may add other technicians and experts, as

necessary. The Joint Committee will decide on the frequency and place or places

of its meetings.

ANNEX II

It is understood that, subsequent to the Israel withdrawal, Israel will continue to

be responsible for external security, and for internal security and public order of

settlements and Israelis. Israeli military forces and civilians may continue to use

roads freely within the Gaza Strip and the Jericho area.

Done at Washington, D.C., this thirteenth day of September, 1993.

For the Government of Israel: [Shimon Perez]

For the P.L.O: [Mahmoud Abbas]

Witnessed by:

The United States of America: [Warren Christopher]

The Russian Federation: [Andrei Kozyrev]

Page 131: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

112

Pidato Pembukaan KTT LB OKI ke-5

Presiden Joko Widodo*

Negara Islam Perlu Bersatu Kedepankan Isu Palestina

Senin, 07 Maret 2016

Pada pidato pembukaan KTT LB OKI ke-5

Presiden Joko Widodo kembali menyerukan, bahwa negara-negara Islam harus

bersatu untuk melawan aktivitas dan kebijakan ilegal Israel di wilayah pendudukan,

"Indonesia dan dunia Islam siap melakukan langkah-langkah konkret untuk terus

mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina, dan menghentikan

kesewenang-wenangan di Al-Quds Al-Sharif". Jokowi mengajak seluruh negara

peserta OKI untuk menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah (7/3).

A.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry,

menurutnya Israel telah merusak perdamaian yang ada di Palestina, Mesir

mengutuk segala kegiatan yang dilakukan oleh Israel di teritori tersebut dan juga di

West Bank. Ia juga menambahkan agar Negara-negara Timur Tengah, meskipun

ada kompleksitas terkait dengan isu Palestina, tetapi isu ini harus menjadi isu yang

terdepan bagi Negara-negara Arab untuk mendapatkan solusi yang adil bagi

Palestina.

A.

Saat ini empat juta pengungsi Palestina ada di luar wilayahnya. Jumlah penduduk

Palestina di Yerusalem terus berkurang. Saat ini, terdata hanya sekitar 36,8%

penduduk Yerusalem yang merupakan warga Palestina. Keadaan mereka pun tidak

bias dibilang baik, 75% penduduk Palestina hidup dibawah garis kemiskinan, hanya

41% anak-anak Palestina bersekolah, dan 36% yang kesulitan memperoleh akses

air bersih.

A.

Palestina Kini

A.

Presiden Palestina mengungkapkan penghargaan yang tinggi atas upaya OKI yang

ingin menyeleggarakan KTT ini. Rakyat Palestina selama tujuh dekade berada di

bawah pendudukan Israel, dan ini merupakan pendudukan paling lama dari manusia

Sekretariat Negara Republik Indonesia, “Negara Islam Perlu Bersatu Kedepankan Isu

Palestina” http://www.setneg.go.id akses: 7 Juni 2017

Page 132: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

113

modern di dunia. Masyarakat Palestina membutuhkan dukungan dari seluruh dunia,

karena warga Palestina berhak menjalankan kehidupan yang damai seperti warga

dunia lainnya.

A.

Situs suci baik situs Islam dan Kristen mengalami kerusakan yang parah, ada

kebijakan destruktrif dan isolasi yang dilakukan Israel. Selain itu, Israel semakin

memperburuk keadaan warga Palestina dengan memberlakukan pajak yang tinggi,

tidak memperbolehkan kepemilikan gedung, dan menghancurkan rumah-rumah,

dan Israel berusaha mengubah konflik ini menjadi konflik agama.

A.

Resolusi mendukung Al-Quds adalah tugas yang harus diselesaikan, maka perlu

melakukan upaya untuk terus bekerja bagi Palestina dan saudara-saudara Islam

yang ada di sana.

(Humas Kemensetneg)

Page 133: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

114

UN Partition Plan (1947)*

Jewish Virtual Library http://www.mfa.gov.il/mfa/aboutisrael/maps/pages/1947%20un

%20partition%20plan.aspx akses: 13 Juni 2017

Page 134: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

115

Territories Occupied By Israel Since June 1967*

United Nation, https://unispal.un.org/DPA/DPR/UNISPAL.NSF/cf02d057b04d35638525

6ddb006dc02f/b08a2e4d1fde5cec85256b98006e752f?OpenDocument akses: 13 Juni 2017

Page 135: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

116

United Nations Special Committee on Palestine (UNSCOP)*

United Nations, https://archives.un.org/sites/archives.un.org/files/files/Finding%20

Aids/2015_Finding_Aids/AG-057.pdf akses: 13 Juni 2017.

Page 136: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

117

Page 137: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

118

Page 138: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

119

Page 139: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

120

Page 140: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

121

Page 141: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

122

Page 142: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

123

Page 143: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

124

Page 144: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

125

Page 145: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

126

Page 146: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

127

Page 147: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

128

Page 148: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

129

Page 149: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

130

Page 150: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

131

Page 151: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

132

Page 152: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

133

Page 153: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

134

Page 154: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

135

Page 155: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

136

Page 156: PERUBAHAN ORIENTASI PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35167/2/MUHAMMAD... · Tertinggi Pada tanggal 20 April 1936, sejumlah elit Palestina

137