pertumbuhan miselium bibit f2 jamur tiram pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/artikel...

14
PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA MEDIA BONGGOL DAN BATANG JAGUNG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: NURIANA A420130071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: vukhanh

Post on 06-Mar-2019

283 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA BONGGOL DAN BATANG JAGUNG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

NURIANA

A420130071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

i

i

PERSETUJUAN

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA BONGGOL DAN BATANG JAGUNG

PUBLIKASI ILMIAH

oleh :

NURIANA

A420130071

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, Agustus 2017

(Dra. Suparti, M. Si)

NIP. 19570611987032001

Page 3: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

ii

ii

PENGESAHAN

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA BONGGOL DAN BATANG JAGUNG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

NURIANA

A420130071

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dra. Suparti, M,Si. ( )

2. Dra. Aminah Asngad, M.Si ( )

3. Efri Roziaty, M.Si ( )

Surakarta, Agustus 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum)

NIP. 19650428 199303 1 001

Page 4: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

iii

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggidan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Agustus 2017

Penulis

Nuriana

A420130071

Page 5: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

1

PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA

MEDIA BONGGOL DAN BATANG JAGUNG

ABSTRAK

Bonggol jagung memiliki komposisi nutrient tongkol jagung terdiri dari bahan

kering 90,0%; protein kasar 2,8%; lemak kasar 0,7%; abu 1,5%; serat kasar

32,7%; selulosa 25,0%; lignin 6,0%; dan ADF 32,0%. Dan dalam 100 gram

batang jagung mengandung selulosa 45%, pentosa 35% dan lignin 15%. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram putih

dan jamur merang yang ditumbuhkan pada media bonggol jagung dan batang

jagung.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode eksperimen dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yang

dialakukan dalam 3 kali pengulangan.Faktor 1 jenis media.:batang jagung (BA)

dan bonggol jagung (BO). Faktor 2 jenis jamur: jamur tiram (JT) dan jamur

merang (JM). Parameter yang diukur adalah panjang, ketebalan, dan penyebaran.

Berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap pertumbuhan miselium bibit F2 jamur

tiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm,

ketebalan tumbuh rapat sangat tebal dan penyebaran tebal merata, sedangkan hasil

pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram dan jamur merang terendah pada

media batang jagung yaitu 8,1 cm, ketebalan tumbuh rapat sangat tebal, dan

penyebaran tebal merata.

Kata Kunci: Boggol jagung, batang jagung, jamur tiram ,jamur merang,

pertumbuhan miselium.

Corncob has a nutrient composition consisting of 90.0% dry ingredients; Crude

protein 2.8%; 0.7% crude fat; Ash 1.5%; Crude fiber 32.7%; Cellulose 25.0%;

Lignin 6.0%; And ADF 32.0%. And 100 grams of corn stalks contain cellulose

45%, 35% pentose and lignin 15%. The purpose of this research is to know the

growth of mycelium of F2 mushroom seeds of white oyster mushroom and straw

mushroom grown on corncobs and corn stalks. This research uses experimental

research method with Completely Randomized Design factorial pattern consisting

of 2 factors done in 3 Repetition times. Factor 1 type of media: corn stalk (BA)

and corncob (BO). Factor 2 types of mushrooms: oyster mushroom (JT) and

straw mushroom (JM). The parameters measured were length, thickness, and

dispersion. The results obtained on the growth of the mycelium of F2 straw

mushroom and oyster mushroom mycelium was highest on corncob medium 8,7

cm, thick the density is very thick and thick spread evenly, while the result of

growth of mycelium seeds F2 oyster mushroom and straw mushroom was lowest

on corn stalk media that is 8,1 cm, thickness grows thick evenly, and the dense

density is very thick.

Keywords: corncobs, corn stalks, oyster mushrooms, straw mushroom, mycelium

growth.

Page 6: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

2

1. PENDAHULUAN

Menurut Asegad (2011) Pembibitan merupakan tahapan terpenting

dalam budidaya jamur. Tahapan ini membutuhkan kondisi lingkungan yang

steril, sarana yang memadai, dan tenaga ahli yang secara khusus mengerti betul

dengan proses pembuatan bibit dan turunan jamur yaitu F0, F1, F2, dan baglog.

Sagala (2015), telah melakukan penelitian bahwa keberhasilan awal dalam

budidaya jamur tiram putih sangat bergantung pada bibit yang digunakan.

Dalam menghasilkan F0 yang baik dibutuhkan media kultur, yaitu PDA (

Potatoes Dextose Agar) yang bagus, bernutrisi, dan tidak terkontaminasi. PDA

yang baik untuk media tumbuh bibit jamur tiram adalah PDA pada tingkat

sterilisasi ketiga. Semua bibit sebar F1 yang dihasilkan baik dan tidak ada yang

terkontaminasi.

Kultur murni atau yang sering disebut dengan F0 merupakan hasil isolasi

tubuh buah jamur terbaik yang sudah dipilih dan kultur tersebut sudah

dimurnikan dari berbagai kontaminan. Isolasi dilakukan dengan cara

mengambil jaringan (miselium) dari tubuh buah jamur kemudian ditanam pada

media agar (PDA) untuk menghasilkan miselium. Kultur murni (F0) dapat

dibuat biakan menjadi bibit induk jamur atau turunan pertama (F1) pembibitan

jamur. Kualitas F1 sangat dipengaruhi oleh kultur murni jamur yang

digunakan. Bibit F1 biasanya menggunakan media dari biji-bijian atau serbuk

gergaji kayu (Achmad, 2012).

Menurut Irzaman (2015), setelah miselium yang ada pada media tanam

bibit sebar tumbuh sempurna, maka dilanjutkan dengan mengkultur ke media

bibit tanam (F2). Bibit tanam ini yang akan dipakai untuk budidaya jamur

tiram putih dan jamur merang. Keberhasilan bibit tanam ditandai dengan

tumbuhnya benang-benang halus putih sekitar 3 hingga 4 minggu.

Pada wilayah tertentu memiliki lahan pertanian yang luas dan ditanami

produk-produk pertanian yang beragam. Produk pertanian tersebut

meninggalkan limbah, limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber

energi dan digunakan sebagai media tanam miselium jamur diantaranya adalah

bonggol jagung. Untuk mengatasi penumpukan limbah tongkol jagung yang

Page 7: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

3

tidak dimanfaatkan oleh masyarakat saya gunakan sebagai media alternatif

pertumbuhan miselum jamur.

Tongkol jagung merupakan bagian dari buah jagung yang telah diambil

bijinya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ketersediaan tongkol jagung di

Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 3.482.839 ton, pada tahun 2007

sebesar 3.986.258 ton, dan pada tahun 2008 tongkol jagung ada sekitar

4.456.215 ton. Komposisi nutrient tongkol jagung terdiri dari bahan kering

90,0%; protein kasar 2,8%; lemak kasar 0,7%; abu 1,5%; serat kasar 32,7%;

selulosa 25,0%; lignin 6,0%; dan ADF 32,0% (Murni, 2008).

Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara

10 – 40 ruas. Tanaman jagung umumya tidak bercabang,kecuali padajagung

manis sering tumbuh beberapa cabang (beranak) yang muncul dari pangkal

batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60 cm - 300 cm tergantung pada

tipe jagung. Ruas–ruas batang bagian atas berbentuk silindris dan ruas ruas

batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah

berkembang akan menghasilkan tajuk bunga betina. Bagian tengah batang

terdiri atas sel sel parenkim (Rukmana,2004).

Menurut penelitian Wong (2013), kandungan jamur merang dalam 100

g terdiridari 19,35% lignin, 40,28% selulosa, 35,06% pentosa. Kandungan

tersebut dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan jamur, karena jamur

memperoleh makanan dalam bentuk komponen sederhana berupa selulosa,

glukosa, lignin, protein dan pati (Hartini,2012). Menurut penelitian Indriyani

(2014), Media tanam jamur dengan penambahan batang jagung 360 g dan 410

g berpengaruh terhadap parameter munculnya miselium. Dalam 100 gram

batang jagung mengandung selulosa 45%, pentosa 35% dan lignin 15%.

2. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari duafaktor

yaitu:

Faktor 1 : Media (B)

BA = Batang Jagung 100 g

Page 8: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

4

BO = Bonggol Jagung 100 g

Faktor 2 : Jenis Jamur (J)

JT = Jamur tiram putih

JM = Jamur Merang

Tabel 3.1 Rancangan penelitian

JT JM

BA BAJT BAJM

BO BOJT BOJM

Keterangan :

BA JT : Media batang jagung 100 g jamur tiram putih

BA JM : Media batang jagung 100 g jamur merang

BO JT : Media bonggol jagung 100 g jamur tiram putih

BOJM : Media bonggol jagung 100 g jamur merang

Subjek penelitian ini yaitu jamur tiram, jamur merang, Bonggol

jagung dan batang jagung. Objek penelitian ini yaitu pertumbuhan miselium

bibit F2.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang Pertumbuhan Miselium Bibit F2 Jamur Tiram

(Pleurotus ostreatus) dan Jamur Merang (Volvariella volvacea) pada Media

Bonggol Jagung dan Batang Jagung diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rerata miselium (cm) bibit F2 jamur tiram dan jamur merang pada

media bonggol jagung dan batang jagung dengan penambahan

bekatul dan kapur pertanian.

Kode Panjang Ketebalan Penyebaran

H

7

H

14

H

21

H

28

H

7

H

14

H

21

H

28

H

7

H

14

H

21

H

28 BOJT 2,3 5,3 6,4 8,7 Tu

mb

uh

Rapa

t

tidak

mera

ta

Rapat

tebal

tidak

merat

a

Rapat

sangat

tebal

Tipis

tidak

merat

a

Tipis

tidak

merta

Tebl

tidak

merata

Tebal

merata

BOJM 2 3,6 5,4 8,3 Tu Rapa Rapat Rapat Tipis Tipis Tebal Tebal

B

J

Page 9: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

5

mb

uh

t

tidak

mera

ta

tebal

tidak

merat

a

sangat

tebal

tidak

merat

a

tidak

merat

a

tidak

merata

merata

BAJT 1,5 4,3 6,6 8,3 Tu

mb

uh

Rapa

t

tidak

mera

ta

Rapat

tebal

tidak

merat

a

Rapat

sangat

tebal

Tipis

tidak

merat

a

Tipis

tidak

merat

a

Tebal

tidak

merata

Tebal

merata

BAJM 1,6 3,5 5,3 8,3 Tu

mb

uh

Rapa

t

tidak

mera

ta

Rapat

tebal

tidak

merat

a

Rapat

sangat

tebal

Tipis

tidak

merat

a

Tipis

tidak

merat

a

Tebal

tidak

merata

Tebal

merata

Keterangan :

BOJT : Bonggol jagung pada jamur tiram

BOJM : Bonggol jagung pada jamur merang

BAJT : Batang jagung pada jamur tiram

BAJM : Batang jagung pada jamur merang

1. Panjang Pertumbuhan Miselium

Pertumbuhan miselium ditandai dengan munculnya miselium

menyerupai kapas berwarna putih. Menurut Irzaman (2015),

keberhasilan bibit F2 jamur tiram putih dan jamur merang di tandai

dengan tubuhnya benang-benang halus putih sekitar 3-4 minggu.

Panjang pertumbuhan miselium diamati dengan munculnya

miselium sampai miselium memenuhi botol setelah inokulasi.

Masefa (2016), kecepatan pertumbuhan miselium jamur dapat

dipengaruhi oleh nutrisi yang dibutuhkan jamur untuk

pertumbuahannya. Nutrisi pada media bibit dibutuhkan oleh jamur

tiram untuk pertumbuhan miselium. Bila kandungan nutrisi cukup

miselium jamur akan tumbuh secara normal (Utama, 2013). Hasil

pertumbuhan miselium diambil dari rata-rata hari ke-7, sampai hari

ke-28 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Page 10: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

6

Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram putih dan jamur

merang pada bonggol jagung dan batang jagung dari hari ke-7

sampai hari ke-28.

Berdasarkan gambar 4.1 diperoleh hasil panjang

pertumbuhan miselium bahwa rerata tertinggi pada hari ke-7

sampai ke-28 pertumbuhannya sangat baik terdapat dilihat dari

data grafik diatas menunjukan bahwa kedua media tersebut baik

di gunakan, akan tetapi pertumbuhan miselium lebih cepat

menggunkan media bongol jagung. Pertumbuhan miselium yang

cepat menunjukan pertumbuhan yang baik, Semakin cepat

pertumbuhan miselium maka semakin cepat pula terdegradasi.

Berdasarkan penelitian pertumbuhan miselium pada hari

ke-7 sampai hari ke-28 yang paling panjang pada jamur tiram

putih yaitu pada media bonggol jagung dan yang paling pendek

pertumbuhannya yaitu pada media batang jagung pada jamur

merang. Hal ini disebabkan karena nutrisi pada bonggol jagung

dan batang jagung berbeda.

Komponen tanaman jagung tua dan siap panen terdiri

atas 38% biji, 7% tongkol, 12% kulit, 13% daun dan 30%

batang (Perry et al., 2003). Komposisi nutrient tongkol jagung

terdiri dari bahan kering 90,0%; protein kasar 2,8%; lemak kasar

0,7%; abu 1,5%; serat kasar 32,7%; selulosa 25,0%; lignin

0

2

4

6

8

10

BOJT BOJM BAJT BAJM

pan

jan

g m

ise

lium

Perlakuan

pertumbuhan miselium

Hari ke-7

Hari ke-14

Hari ke-21

Hari ke-28

Page 11: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

7

6,0%; dan ADF 32,0% (Murni, 2008). Sedangkan menurut

penelitian Indriyani (2014), dalam 100 gram batang jagung

mengandung selulosa 45%, pentosa 35% dan lignin 15%.

2. Ketebalan Pertumbuhan Miselium

Gambar 4.3 Hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram putih dan

jamur merang pada hari ke-28 (A) BOJT (media bonggol

jagung pada jamur tiram putih) (B) BOJM (media batang

jagung pada jamur merang) (C) BAJT (media batang jagung

pada jamur tiram putih) (D) BAJM (media batang jagung pada

jamur merang).

Ketebalan miselium pada hari ke-28 dari kedua media

menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu tumbuh tebal sangat

merata. Hal ini disebabkan karena nutrisi yang dibutuhkan

D C

B A

Page 12: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

8

untuk pertubuhan miselium dapat tercukupi. Pertumbuhan

miselium selain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, suhu

udara, dan kelembapan juga di pengaruhi oleh ketersediaan

sumber nutrisi apabila pertumbuhan miselium jamur kekurangan

nutrisi untuk tumbuh dapat menyebabkan miselium akan sulit

tumbuh dan berkembang. Hal ini di perkuat oleh lifia (2008),

kekurangan unsur-unsur hara pada media tanam jamur tiram

merah dapat menyebabkan miselium sulit tumbuh dan

berkembang.

3. Penyebaran Miselium

D C

B A

Page 13: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

9

Gambar 4.5 Hasil pertumbuhan miselium bibit F2 jamur tiram putih dan

jamur merang pada hari ke-28 (A) BOJT (media bonggol

jagung pada jamur tiram putih) (B) BOJM (media batang

jagung pada jamur merang) (C) BAJT (media batang jagung

pada jamur tiram putih) (D) BAJM (media batang jagung

pada jamur merang).

Penyebaran miselium haei ke-28 mendapatkan hasil tebal merata.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa semakin tinggi selulosa pada

media yang digunakan maka semakin banyak nutrisi yang diserap oleh

jamur tersebut sehingga semakin rapat miselium yang dihasilkan dan

semakin tebal.

4. PENUTUP

Pertumbuhan miselium tertinggi pada media bonggol jagung pada

hari ke-28 yaitu 8,7 cm, dan untuk ketebalannya yaitu tebal merata

sedangkan untuk penyebarannya yaitu rapat sangat tebal. Sedangkan

untuk hasil terendah yaitu 8,1, ketebalan tebal merata dan penyebaran

rapat sangat tebal.

PERSANTUNAN

Dengan rasa syukur, kupersembahkan publikasi ini untuk:

1. Bapak dan Ibu yang sangat aku sayangi dan selalu memberikan do’a terbaik,

semangat disetiap langkahku.

2. Dra. Suparti, M. Si. selaku pembimbing yang senantiasa memberikan saran

dan masukannya selama penelitian dan penulisan artikel ini.

3. Segenap dosen dan staff program studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, dkk. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Bogor: Penebar Swadaya.

Asegad, Maad. 2011. Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Merang, dan Jamur

Kuping. Jakarta. Agro Media Pustaka.

Page 14: PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F2 JAMUR TIRAM Pleurotus ...eprints.ums.ac.id/56143/1/ARTIKEL PUBLIKASI.pdftiram dan jamur merang tertinggi pada media bonggol jagung yaitu 8,7 cm, ketebalan

10

Lifia, N. 2008. Pengaruh Jenis Media Tanam dan Konsentrasi terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih. Skripsi.

Malang: UIN Malang

Masefa, Lia. 2016. “Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan

Miselium dan Produksi Jamur Tiram Coklat (Pleurotus

cystidiosus O.K Miller)”. Online Jurnal of Natural Science.

Vol 5. No 1. Hal: 11-20.

Rukmana. 2007. Budidaya Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Utama, Putra. 2013. “Penggunaan Berbagai Macam Media Tumbuh dalam

Pembibitan Bibit Induk Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”.

Jurnal Agroteknologi. Vol 5. No 1. Hal: 45-53.