pertumbuhan dan perkembangan sistem digestif new

32
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Digestif dalam Kandungan 1.Mesentrium Suatu lapisan ganda peritoneum yang membungkus suatu organ dan menghubungkannya dengan dinding tubuh. Ligamentum peritoneum merupakan lapisan peritoneum (mesenterium) dua lapisan yang berjalan dari satu organ ke organ lain atau dari satu organ ke dinding tubuh. Mula-mula usus depan, usus tengah, dan usus belakang menempel secara luas pada mesenkim dinding abdomen posterior. Tetapi pada minggu ke-5 jembatan jaringan penghubung tersebut menjadi semakin sempit, dan bagian kaudal usus depan, usus tengah, dan sebagian besar usus belakang digantung dari dinding abdomen oleh mesenterium dorsal. Mesenterium dorsal berjalan dari ujung bawah esofagus ke daerah kloaka usus belakang. Mesenterium ventral hanya terdapat didaerah esofagus bagian terminal, lambung, dan bagian atas duodenum dan berasl dari septum transversum. Pertumbuhan hati kedalam mesenkim septum transversum membagi mesenterium vetral ini menjadi Omentum minus, yang berjalan dari bagian bawah

Upload: s-indah-nur-havivah

Post on 08-Jul-2016

236 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

EWE

TRANSCRIPT

Page 1: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Digestif dalam Kandungan

1. Mesentrium

Suatu lapisan ganda peritoneum yang membungkus suatu organ dan

menghubungkannya dengan dinding tubuh. Ligamentum peritoneum merupakan

lapisan peritoneum (mesenterium) dua lapisan yang berjalan dari satu organ ke organ

lain atau dari satu organ ke dinding tubuh.

Mula-mula usus depan, usus tengah, dan usus belakang menempel secara luas

pada mesenkim dinding abdomen posterior. Tetapi pada minggu ke-5 jembatan

jaringan penghubung tersebut menjadi semakin sempit, dan bagian kaudal usus depan,

usus tengah, dan sebagian besar usus belakang digantung dari dinding abdomen oleh

mesenterium dorsal. Mesenterium dorsal berjalan dari ujung bawah esofagus ke

daerah kloaka usus belakang.

Mesenterium ventral hanya terdapat didaerah esofagus bagian terminal,

lambung, dan bagian atas duodenum dan berasl dari septum transversum.

Pertumbuhan hati kedalam mesenkim septum transversum membagi mesenterium

vetral ini menjadi Omentum minus, yang berjalan dari bagian bawah esofagus,

lambung, dan bagian atas duodenum ke hati, dan ligamentum falsiformis, yang

berjalan dari hati ke dinding ventral tubuh.

2. Usus Depan

a. Esofagus

Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum

respiratorium (tunas paru) nampak di dinding ventral usus depan, diperbatasan

dengan faring. Divertikulum ini atau berangsur-agsur terpisah dari bagian dorsal

Page 2: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

usus depan melalui sebuah pembatas, yang dikenal sebagai septum

esofagotrakealis. Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi bagian ventral,

yaitu primordium pernapasan.

Pada mulanya esofagus tersebut berukuran pendek, tetapi karena jantung dan

paru=paru bergerak turun, bagian ini memanjang dengan cepat. Lapisan otot yang

dibentuk oleh mesenkim di sekitarnya, bercorak seran lintang pada dua pertiga

bagian atasnya dan dipersarafi oleh nervus vagus. Lapisan otot di bagian sepertiga

bawah adalah otot polos dan dipersarafi oleh pleksus splangnikus.

b. Lambung

Tampak sebagai suatu pelebaran usus depan berbentuk fusiformis pada

perkembangan minggu ke-4. Pada minggu berikutnya, bentuk dan kedudukannya

banyak berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai bagian

dindingnya, dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya. Pada sumbu

memanjangnya, lambung melakukan putaran 90 derajat dengan jarum jam,

sehingga sisi kirinya menghadap ke belakang. Oleh karena itu, nervus vagus kiri,

yang semula mempersarafi sisi kiri lambung, sekarang mempersarafi dinding

depan, demikian pula nervus vagus kanan mempersarafi dinding belakang.

Selama perputaran ini, bagian dinding lambung yang aslinya di belakang,

tumbuh lebih cepat daripada bagian depan, dan hal ini menghasilkan pembentukan

kurvatura mayor dan minor.

Ujung sefalik dan kaudal lambung pada mulanyaterletak di garis tengah, tetapi

pada pertumbuhan selanjutnya lambung berputar mengelilingi sumbu

anteroposterior, sehingga bagiankaudal atau bagian pilorus bergerak ke kanan dan

ke atas, dan bagian sefalik atau bagian kardia ke kiri dan sedikit ke bawah.

Dengan demikian, lambung mencapai kedudukannya yang terakhir, dan sumbu

panjangnya berjalan dari kiri atas ke kanan bawah.

Karena lambung menempel di dinding tubuh dorsal melalui mesogatrium

dorsal dan ke dinding ventral tubuh melalui mesogastrium ventral, rotasi serta

pertumbuhannya yang tidak proporsional mengubah kedudukan mesentrium-

mesentrium ini. Dengan demikian, rotasi mengelilingi sumbu longitudinal

menarik mesogastrum dorsal ke kiri, sehinggan menciptakan sebuah ruang yang

disebut dengan bursa omentalis (sakus peritonealis minor) di belakang lambung.

Rotasi ini juga menarik mesogastrium ventral ke kanan. Ketika proses ini

berlanjut pada minggu ke-5 perkembangan, primodium limpa terbentuk sebagai

poliferasi mesoderm si antara dua lembaran mesogastrium dorsal. Dengan

Page 3: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

berlanjutnya rotasi lambung, mesogastrium dorsal memanjang, dan bagian yang

berada di antara limpa dan garis tenagha bagian dorsal membelok ke kiri dan

menyatu dengan peritoneum dindig abdomen posterior. Lembaran posterior

mesogastrium dorsal dan peritoneum di sepanjang garis penyatuan ini

berdegenerasi. Limpa yang selalu mempertahankan kedudukannya intraperitoneal,

kemudian dihubungkan dengan dinding tubuh di daerah ginjal kiri oleh

ligamentum lienorenalis dan ke lambung oleh ligamentum gastrolinealis.

Pemanjangan dan bersatunya mesogastrium dorsal ke dinding posterior tubuh juga

menentukan posisi akhir pankreas. Mula-mula, organ ini tumbuh ke dalam

mesoduodenum dorsal, tetapi akhirnya kaudanya memanjang ke mesogastrium

dorsal. Karena bagian mesogastrium dorsal ini menyatu dengan dinding tubuh

dorsal, kauda pankreas terletak di daerah ini. Begitu lembaran posterior

mesogastrium dorsal dan peritoneum dinding tubuh posterior berdegenerasi di

sepanjang garis penyatuan ini , kauda pankreas dibungkus oleh peritoneum hanya

pada permukaan anteriornya dan karena itu terletak di posisi retroperitoneal.

( Organ-organ, semacam pankreas, yang mula-mula dibungkus oleh peritoneum

tetapi kemudian menyatu dengan dinding tubuh posterior sehingga menjadi

retroperitoneal disebut sebagai retroperitoneal sekunder.)

Hasil dari rotasi lambung di sekeliling aksis anteroposteriornya, mesogastrium

dorsal menonjol ke arah bawah. Kemudian pertumbuhannya terus berlanjut ke

arah bawah dan membentuk sakus berlapis ganda, memanjang sampai kolon

transversum dan gelang usus kecil, seperti suatu celemek, Celemek berdaun dua

ini adalah momentum mayus, dan kemudian lapisan-lapisannya menyatu

membentuk lembaran tunggal yang tergantung dari kurvatura mayor lambung.

Lapisan posterior dari omentum mayus juga bersatu dengan mesenterium kolon

transversum.

Omentum minus dan ligamentum falsiformis terbentuk dari meseogastrium

ventral, dimana meseogastrium ini berasal dari mesoderm septum transversum.

Jika korda hepatik tumbih ke dalam septum, maka korda ini menjadi menipis

untuk membentuk peritoneum hati, ligamentum falsiformis, dan omentum

minus. Tepi bebas dari ligamentum falsiformis berisi vena umbilikalis, yang

setelah lahir, berobliterasi untuk membentuk ligamentum rotundumdari hati

(Iigamentum teres hepatis). Tepi bebas dari omentum minus yang

menghubungkan duodenum dengan hati (ligamentum hepatoduodenalis ) berisi

duktus biliaris, vena porta, dan arteri hepatika (triad porta). Tepi bebas ini juga

Page 4: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

membentuk atap dari foramen epiploika Winslowi, yang merupakan muara yang

menghubungkan bursa omentalis (sakus minor) dengan sisa kavum

peritonealis(sakus mayor).

c. Duodenum

Bagian saluran usus ini dibentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian

sefalik usus tengah. Titik pertemuan kedua bagian ini terletak tepat di sebelah

distal pangkal tunas hati. Ketika lambung berputar, duodenum mengambil bentuk

melengkung seperti huruf C dan memutar ke kanan. Perputaran ini, bersama-sama

dengan tumbuhnya kaput pankreas, menyebabkan duodeum membelok dari posisi

tengahnya yang semula ke arah sisi kiri rongga abdomen. Duodenum dan kaput

pankreas ditekan ke dinding dorsal badan, dan permukaan kanan mesoduodenum

dorsal menyatu dengan peritoneum yang ada di dekatnya. Kedua lapisan tersebut

selanjutnya menghilang, dan duodenum serta kaput pankreas menjadi terfiksasi di

posisi retroperitoneal. Dengan demikian seluruh pankreas menjadi terletak

retroperitoneal. Mesoduodenum dorsal menghilang sama sekali kecuali di daerah

pilorus lambung, dimana sebagian kecil duodenum (tutup duodenum) tetap

intraperitoneal.

Selama bulan kedua, lumen duodenum tersumbat oleh proliferasi sel di

dindingnya. Akan tetapi, lumen ini mengalami rekanalisasi segera sesudahnya.

Oleh karena usus depan diperdarahi oleh arteri seliaka dan usus tengah oleh

arteri mesenterika superior, duodenum diperdarahi oleh cabang-cabang dari

kedua arteri tersebut.

d. Hati Dan Kandungan Empedu

Primordium hati tampak pada pertengahan minggu ke-3 sebagai pertumbuhan

epitel endoderm pada ujung distal usus depan. Pertumbuhan ini, yang dikenal

sebagai divertikulum hepatis atau tunas hati, terbentuk dari sel-sel yang

berproliferasi dengan cepat dan menembus septum transversum, yaitu lempeng

mesoderm antara rongga perikardium dan tangkai kantung kuning telur.

Sementara sel hati terus menembus septum transversum, hubungan antara

divertikulum hepatis dan usus depan (duodenum) menyempit, sehingga

membentuk saluran empedu. Sebuah tonjolan kecil ke arah ventral terbentuk dari

saluran empedu ini, dan pertumbuhan ini menghasilkan kantung empedu dan

duktus sistikus, pada perkembangan selanjutnya, epitel korda hati saling berbelit

dengan vena vitellina dan vena umbilikalis, membentuk sinusoid-sinusoid hati.

Korda hati berdiferensiasi menjadi parenkim dan membentuk jaringan yang

Page 5: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

melapisi duktus biliaris. Sel-sel homopoetik , sel Kuppfer, dan sel-sel jaringan

penyambung berasal dari mesoderm septum transversum.

Ketika sel hati sudah menginvasi seluruh septum transversum sehingga organ

ini menonjol ke arah kaudal ke dalam rongga abdomen, mesoderm septum

transversum yang terletak di antara hati dan usus depan, serta hati dan dinding

ventral perut menjadimembran, sehingga masing-masing membentuk omentum

minus dan ligamentum falsiformis. Bersama-sama, mereka membentuk

hubungan peritoneal antara usus depan dan dinding abdomen ventral dan dikenal

sebagai mesogastrium vetral.

Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritoneum viseral

kecuali pada permukaan kranialnya. Di daerah ini, hati tetap berhubungan dengan

sisa septum transversum asli. Bagian sekat ini terdidri atas gumpalan mesoderm

yang padat dan akan membentuk pars tendinosa diafragma. Permukaan hati yang

berhubungan dengan diafragma definitif tidak pernah diliputi peritoneum dan

dikenal sebagai pars afiksa hepatis.

Pada perkembangn minggu ke-10bart hati kurang lebih 10% dari berat badan

seluruhnya. Sekalipun hal ini, sebagian mungkin disebabkan oleh adanya banyak

sinusoid, faktor penting lainnya adalah fungsi hemopoietik-nya. Sarang-sarang

besar sel yang sedang giat berproliferasi, yang menghasilkan sel darah merah dan

putih, ditemukan diantara sel-sel hati dan pada dinding pembuluh darah. Kegiatan

ini berangsur-angsur berkurang pada dua bulan terakhir kehidupan dalam rahim,

dan hanya tersisa pulau-pulau kecil pembentuk darah pada saat lahir. Berat hati

pada saat itu hanya 5% dari berat badan seluruhnya.

Fungsi hati lain yang penting, dimulai kurang lebih pada minggu ke-12. Pada saat

ini, empedu dibentuk oleh sel-sel hati. Sementara itu, oleh karena kandung

empedu dan duktus sistikus telah berkembang dan duktus sistikus telah bersatu

dengan duktus hepatikus membentuk duktus koledokus, empedu dapat

memasuki saluran pencernaan. Sebagai akibatnya, isinya menjadi berwarna hijau

gelap. Karena perubahan kedudukan duodenum, muara duktus koledokus

berangsur-angsur bergeser dari posisinya semula di depan menjadi di belakang,

dan sebagai akibatnya, duktus koledokus didapati berjalan menyilang di belakang

duodenum.

e. Pankreas

Pankreas dibentuk oleh dua tunas yang berasal dari lapusan endoderm

duodenum. Tunas pankreas dorsal terletak di dalam mesentrium dorsal, tunas

Page 6: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

pankreas ventral terletak di dekat duktus koledokus. Ketika duodenum berputar

ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pankreas ventral berimigrasi ke dorsal

dengan cara yang serupa dengan bergesernya muara duktus koledokus. Akhirnya,

tunas pankreas ventral berada tepat di bawah dan di belakang tunas pankreas

dorsal. Kemudian parenkim maupun susunan saluran dalam tunas pankreas

ventral dan dorsal bersatu. Tunas ventral membentuk prosesus unsinatus dan

bgian bawa kaput pankreas. Bagain kelenjar l;ainnya berasal dari tunas dorsal.

Duktus pankreatikus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran

pankreas dorsal dan seluruh saluran pankreas ventral. Bagian proksimal saluran

pankreas dorsal menutup atau tetap dipertahankan sebagai saluran kecil, yaitu

duktus pankreatikus asesorius(Santorini). Duktus pankreatikus mayor, bersama

dengan duktus koledokus, bermuara dalam duodenum di papilla mayor, muara

duktus asesorius (bila ada) terletak pada papilla minor. Pada sekitar 10% dari

semua kasus, susunan saluran gagal bersatu, dan susunan ganda yang asli tetap

dipertahankan.

Pulau-pulau pankreas atau pulau Langerhans berkembang dari jaringan

parenkrim pankreas pada bulan ke-3 kehidupan janin dan tersebar di seluruh

kelenjar tersebut. Sekresi insulin dimulai kurang lebih pada bulan ke-5. Sel-sel

yang mengeluarkan glukagon dan somatostatin juga berkembang dari sel

parenkim. Mesoderamsplangnik yang mengelilingi tunas pankreas membentuk

jaringan penyambung kelenjar tersebut.

3. Usus Tengah

Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding

dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan dengan kantung kuning

telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur. Pada orang dewasa, usus

tengah mulai tepat di sebelah distal muara saluran empedu ke duodenum dan berakhir

di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan sepertiga distal kolon transversum.

Seluruh usus panjang tengah diperdarahi oleh arteri mesenterika superior..

Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat dan

mesenteriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer.

Pada bagian puncaknya ,saluran usus itu tetap berhubungan langsung dengan

kantung kuning telur melalui duktus vitellinus yang sempit ( gambar 14.22 ) .

bangian cranial saluran usus ini berkembang menjadi bagian distal duodenum,

Page 7: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

jejunum, dan bagian ileum. Bangian kaudal menjadi bagian bawah ileum , sekum ,

apendiks, kolon asendens, dan pertiga bagian proksimal kolon transversum.

a. Herniasi Fisiologi

Perkembangan gelung usus primer ditandai oleh pertambahan panjang yang

cepat terutama di cranial. Sebagai akibat pertumbuhan yang cepat ini dan

membesarnya hati yang yang terjadi serentak , rongga perut untuk sementara

menjadi terlamapau kecil untuk menmpung semua usus, dan gelung-gelung ini

masuk ke rongga selom ekstraembrional di dalam tali pusat selama perkembangan

minggu ke-6 ( hernia umbilikalisfisiologis )

b. Rotasi Usus Tengah

Serentak dangan pertumbuhan panjangnya, gelung usus primer berputar

mengelilingi sebuah poros yang dibentuk oleh arteri mesenterikal superior

( gambar 14.23). Apabila dilihat dari depan,perputaran ini berlawanana arah

dengan arah jarum jam dan perputarannya kurang lebih 2700 bila sesudah selesai

seluruhnya ( gambar 14.22 dan 14.23 ). Bahkan selama rotasi , permanjangan

gelung usus halus terus berlangsung dan jejunum serta ileum membentuk

sejumlah gelung yang memutar ( gambar 14.24 ) . Demikian pula usus besar juga

sangat memeanjang , tetapi tidak ikut berputar, rotasi terjadi selama herniasi

( kira-kira 900) maupun pada waktu kembali gelung usus ke rongga perut (1800

sisinya).

c. Retraksi Gelung Yang Mengalami Herniasi

Pada minggu ke-10 gelung usus yang mengalami herniasi mulai kembali

kedalam rongga mulut. Sekalipun faktor-faktor yang bertanggung jawab atas

pengembalian ini tidak diketahui dengan pasti, diduga bahwa menghilangnya

mesonefros, berkurangnya pertumbuhan hati , dan bertambah luasnya rongga

perut memainkan peranan penting .

Page 8: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

Bagian proksimal jejunum merupakan bagian pertama yang masuk kembali ke

rongga perut dan mengambil tempat di sisi kiri . Letak gelung yang masuk

berikutnya makin kesisi kanan. Tunas sektum, yang tampak kira-kira pada

minggu ke-6 sebagai pelebaran kecil berbentuk kerucut dari bagian kaudal

gelung usus primer, adalah bagian usus terakhir yang masuk kembali ke dalam

rongga perut. Untuk sementara , sekum masih terletak di kuadran kanan atas tepat

dibawah lobus kanan hati. Dari sisi , usus ini bergerak turun menuju ke dalam

fossa iliaka kanan, sehingga kolon asendens dan fleksura hepatica menjadi

terletak disebelah kanan rongga abdomen. Selama proses ini, ujung distal tunas

sekum membentuk sebuah divertikulum yang sempit, yakni appendiks primitif

karena appendiks berkembang pada saat penurunan kolon , dapatlah dimengrti

bahwa kedudukan akhirnya kerapkali di belakang sekum atau kolon . kedudukan

appendiks ini masing-masing disebut retrosekalis atau retrokolika.

d. Mesenterium Usus

Mesenterium pada gelung usus primer. Mesenterium proprius, mengalami

perubahan yang banyak sekali bersama dengan peristiwa rotasi dan pemutarn

gelumng usus. Ketika bagian kaudal usus tersebutbergerak ke sisi kanan rongga

perut, mesenter dorsal melilit di sekitar pangkal arteri mesenterika superior

kemudian, ketika bagian asendens dan desendens kolom sudah mendapat

kedudukan yang sebenarnya, mesenteriumnya didesak menempel ke peritoneum

di dinding abdomen posterior. Setelah penyatuan lapisan-lapisan ini, kolom

asendens dan desendens tertambat permanen di posisi retroperitoneum.

Appendiks, ujung bawah sekum, dan kolom siagmoideum tetap mempertahankan

mesenterium bebasnya.

Nasib mesokolom transversum berbeda lagi. Selaput ini menyatu dengan

dinding poior omentum mayus tetapi tetap mempertahankan mobilitasnya.Garis

pelekatnya membentang dari fleksura hepatica kolom asendens sampai ke fleksura

lienalis kolom desendens. Meseterium gelung usus jejunoileal mula-mula

bersambungan dengan mesenterium kolom asendens. ketika mesenterium

mesokolon asendens menyatu dengan dinding abdom en posterior, Mesenterium

gelung jejunoileal mendapatkan garis perlekatan yang baru yang berjalan dari

daerah dimana duodenum terletak intraperitoneum sampai ke persambungan

ileosekalis.

Duplikasi gelung usus dan Kista dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran

usus.Paling sering kelainan ini terjadi di daerah ileum, yang dapat bervariasi

Page 9: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

mulai dari sebuah segmen usus yang panjang hingga suatu diverticulum kecil.

Gejala biasanya terjadi pada awal kehidupan , dan 33% berkaitan dengan cacat-

cacat lain, seperti atresia usus, anus impervorata, gastroskisis, dan omfalokel.

Penyebabnya tidak di ketahui, walaupun mungkin di sebabkanoleh prolierasi

abnormal parenkim usus.

4. Usus belakang

Usus belakang membentuk sepertiga distal kolon transversum, kolon

desendens,sigmoid, rectum, bagian atas kanalis ani. Endodernm usus belakang ini

juga membentuk lapisan alam kandung kemih dan uretra.

Bagian akhir usus belakang bermuara ke dalam kloaka, suatu rongga yang di

lapisi endoderm yang berhubungan langsung dengan ectoderm permukaan.

Daerah pertmuan antara endoderm dan ectoderm membentuk membran kloaka.

Pada perkembangan selanjutnya, timbu suatu rigi melintag, yaitu septum

urorektal, pada sudut antara allantois dan usus belakang. Sekat ini tumbuh kea

rah kaudal, karena itu membagi kloaka enjadi bagian depan, yaitu sinus

urogenitalis primitive, dan bagian posterior, yaitu kanalis anorektalis. Ketika

mudigah berumur 7 minggu, septum urorektal mencapai membrane kloaka, dan di

daerah ini terbentuklah korpus perinealis.Membrana kloakolis kemudian terbagi

menjadi membrane analis di belakang, dan membrane urogenitalis di depan.

Sementara itu membrane analis di kelilingi oleh tonjol-tonjol mesenkim, dan

minggu ke-8 selaput ini terletak di dasar cekungan ectoderm, yang di kenal

sebagai celah anus atau proktodeum. Pada minggu ke-9, membrane kanalis

koya, dn terbukalah jalan antara rectum dan dunia luar. Bagian atas kanalis analis

berasal dari endoder dan di perdarahi oleh pembuluh nadi usus belakang, yaitu

arteri mesenterika inferior.Akan tetapi sepertiga bagian bawah kanalis analis

berasal dari endoderm dn di pendarahi oleh aa. Raktales, yang merupakan cabang

dari arteri pudenda interna. Tempat persambungan antara bagian endoderm dan

ektodem d[ bentuk oleh lena pektinata, yang terdapat tepat di bawah kolumna

analis. Pada garis ini, epitel berubah dari epitel torak menjadi epitel berlapis

gepeng.

Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu.

Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Cairan empedu mulai diproduksi

sejak akhir trimester pertama, diikuti denga seluruh enzim-enzim pencernaan lainnya.

Page 10: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

Proses pencernaan belum terjadi secara aktif (inaktif). Kebutukan janin akan nutrisi tidak

dipenuhi dengan sistem pencernaannya tetapi diperoleh dari plasenta. Refleks makan

pada janin didalam kandungan sudah mulai terlihat dari kegiatan menelan amnion dan

menghisap. Mekonium, isi yang utama terutama pada saluran pencernaan janin, tampak

mulai usia 16 minngu, mekonium tidak dikeluarkan selama janin berada didalam uterus

(tidak terjadi proses defekasi) hanya urin mekonium karena peristaltik belum aktif kecuali

pada fetal distres. Pada janin yang mengalami fetal distres, terjadi penekanan pada

abdomen dan spingter anal mengalami relaksasi sehingga mekonium yang tersimpan

dalam usus keluar dan bercampur air ketuban. Enzim-enzim penting untuk mencerna

karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi sudah

mulai dibentuk untuk mempersiapkan kelahiran (kehidupan janin ekstrauterin).

Oksigenasi janin utama tetap berasal dari sirkulasi maternal-fetal melalui plasenta dan tali

pusat.

Selama periode intrauterine janin “diberimakan” melalui sirkulasi plasenta

memindahkan semua nutrient dari darah ibu langsung masuk kesirkulasi janin, berupa

bahan makanan yang siap untuk langsung digunakan. Sehinga janin tidak perlu mencerna

dan mengabsorbsinya, begitu pula dengan sytem pembuangan belum diperlukan kerena

bahan sisa yang terbentuk, semua akan kembali kedalam sirkulasi darah ibu.

Menjelang bayi dilahirkan, fungsi – funsi saluran cerna dan ginjal berkembang

sangat cepat. Pada masa akhir kehamilan janin menunjukan gerakan – gerekan menelan

dan meminum cairan amonion begitupula untuk kemampuan memproduksi dan

mengkekskresi urine, walaupun ginjal janin masih berkembang dan belum memainkan

peran vital.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Digestif Setelah Lahir

Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan,

mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir. Saat lahir kapasitas lambung BBL

sekitar 6 ml/kg BB,atau rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar

90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam

untuk pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. Spingter cardiac

antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur, mengalami relaksasi

sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan. Regurgitasi

juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada lambung belum sempurna. BBL

mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika

dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk

Page 11: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

absorbsi lebih luas. Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran

abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan

sistem saraf simpatis merangsang peristaltik. Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi

terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna.

Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan sehingga

meskipun saluran cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur

dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin

K. Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada

pada minggu ke 36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan,mencerna,

memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana sertamengemulsi

lemak. Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir.

Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang

terdapat pada sereal. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak

yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak

yang terdapat pada susu formula.

Sejak lahir, seorang bayi normal dapat menghisap dari puting payudara,

menyalurkan air susu ke bagian belakang mulut dan menelannya selama 5-10 menit

sambil bernafas normal. Terdapat program reflek dan perilaku bawaan, yang menjadi

semakin jelas dalam sekitar satu jam setelah persalinan, termasuk kemampuan bergerak

dari perut ibu ke payudara, aktifitas tangan terkoordinasi, gerakan mencari puting

payudara, melekat ke payudara, dan makan secara rakus sebelum bayi tidur.

Sentuhan pada langit-langit memicu reflek menghisap. Neonatus

memperlihatkan kerja rahang ritmik, yang memicu tekanan negatif dan kerja peristaltik

lidah dan rahang memeras air susu dari payudara dan memindahkannya ke kerongkongan

yang kemudian memicu reflek menelan. Pada neonatus normal, refleks menyusu ini kuat

saat lahir dan sudah tampak pada bayi premature sejak usia sekitar 32 minggu (sekitar

1200g). Bayi yang sangat prematur dan mereka yang beresiko sakit atau berat lahirnya

sangat rendah memperlihatkan penurunan yang mencolok atau tidak adanya refleks. Bayi

lain yang mengalami masalah makan misalnya mereka mengidap gangguan fisik

misalnya bibir atau langit-langit sumbing dan mereka yang terkena sedasi atau analgesia

obstetrik atau stres berat saat persalinan.

Reflek menghisap dan menelan dibantu oleh konfigurasi morfologis mulut

neonatus yang khusus, langit-langit lunaknya secara proporsional lebih panjang.

Neonatus juga memiliki refleks ekstrusi sebagai respon terhadap adanya bahan padat atau

setengah padat didalam mulutnya. Refleks ini hilang pada usia 4-6 bulan dan diganti oleh

Page 12: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

suatu pola gerakan menggigit ritmik yang bersamaan dengan tumbuhnya gigi pertama

pada usia 7-9 bulan.

Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap,

hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket.

Pengeluaran mekonium, suatu campuran mukus, sel epitel, asam lemak, dan pigmen

empedu (yang menyebabkan warna khas hitam kehijauan).

Mekonium berasal dari:

1. Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok.

2. Cairan atau enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari saliva

sampai enzim-enzim pencernaan.

3. Cairan amnion yang diminum janin, yang kadang juga mengandung lanugo dan

sel-sel dari kulit janin atau membran amnion yang rontok.

4. Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir.

Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising

usus dan distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi.

Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional,

bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium.

Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya

sesuai tipe makanan yang didapat oleh bayi.

Kolon pada bayi baru lahir kurang efisien menyimpan cairan dari pada kolon

orang dewasa sehingga bayi baru lahir cenderung mengalami komplikasi kehilangan

cairan. Kondisi ini membuat penyakit diare kemungkinan besar menjadi serius pada bayi

muda.

Tabel berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum

dan setelah lahir.

Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran

Aspek Intrauteri Ekstrauteri

Sistem Gastrointestinal Relatif Inaktif (tidak

ada makanan yang

diterima melalui

organ

gastrointestinal)

Aktif (ada makanan yang

masuk melalui organ

gastrointestinal)

Reflek makan Sudah ada, bayi Ada dan semakin

Page 13: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

Menelan cairan

amnion dan

memperlihatkan

gerakan menghisap

baik, Bayi sudah

mampu mencerna dan

mengeliminasi ASI

atau susu formula

Refleks peristaltik

dan Defekasi

Pada bagian bawah

abdomen refleks

peristaltik tidak aktif

sehingga tidak terjadi

pengeluaran

mekonium. Kecuali

pada fetal distres (air

ketuban bercampur

mekonium)

Pada bagian bawah

abdomen peristaltik

sudak aktif, sehingga

bayi mengeluarkan

feses. Tidak adanya

feses dalam 48 jam

pertama

mengidikasikan

obstruksi isi usus

Setelah bayi lahir, bayi harus memasukan makanan dari mulut, mencerna dan

mengabsorbasinya, memfunsikan ginjal untuk mengeluarkan limbah metabolic,

mempertahankan air dan hemeostatis elektrolit. Namun karena alat pencernaan dan sytem

ekskresi belum berkembang sempurna, sehingga batas toleransi terhadap air, mineral

keseluruhan dan spesifik sangat sempit dibandingkan dengan bayi yang berusia lebih tua,

karena pada saat lahir sampai dengan beberapa bulan ginjal belum mampu

mengkonsentersikan urine untuk mengeluarkan mineral yang memadai.

Pada saat bayi yang normal sanggup menghisap ASI. Bayi dapat menempatkan

ASI di mulut bagian belakang dan kemudian menelannya. Fungsi menghisap dan

menelan merupakan kemampuan yang vital bagi neonatus dan bayi selama bulan – bulan

pertama kehidupannya. Jika makanan padat atau semi padat dimasukan kedalam mulut

bayi biasanya secara sepontan akan ditolak. Sampai usia 4 -6 bulan gerakan lidah yang

mendorong atau efleks menjulurkan lidah telah hilang dan bayi sudah dapat mengatur

makanan semi padat. Selanjutnya usia 7 -9 bulan, gerakan gigitan yang ritmis mulai

terlihat dan pada sat bersamaan dengan pertubuhan gigi pertama shehingga perkemangan

kemampuan mengunyah dimulai.

Jadi, usia 4 -6 bulan pertama dalam kehidupan bayi normal merupakan tingkat

perkembangan fungsional yang memberikan kesempatan pada bayi untuk dapat

menerima diet yang esensial yang berbentuk cair, yang merupakan priode transisi dari

diet janin dalam kandungan menuju makanan dewasa.

Page 14: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

Pencernaan Hidrat Arang. Proses pencernaan makanan dimulai dari mulut ;

selama mengunyah makanan bercampur dengan saliva yang memberikan kesempatan

Amilase untuk mencerna pati. Meskipun amilase ditemukan pada saliva bayi. Tetapi tidak

ada proses pencernaan hidrat arang dalam mulut atau esophagus selama bulan –bulan

kehidupan.

Diperkirakan bayi yang lahir cukup bulan mempuyai aktivitas amilase 10%

amilase orang dewasa, dan agaknya ini adalah aktivitas utama glukoamilase. Informasi

sampai saat ini mengatakan bahwa amilase dari pangkereas tidak disekresi selama 3

bulan pertama usia bayi ; juga ditemukan hanya dalam kadar sangat rendah atau tidak ada

sama sekali, sampai bayi berusia enam bulan.

Namun terdap bukti bahwa bayi dapat mencerna pati sebelum usia 3 bulan, ini

mungkin disebabkan oleh glukomilase, yang pada saat itu tidak aktif, namu dapat

diaktifasikan oleh keberadaan dan sifat bahan makanan atau cairan enzim yang bekerja

padanya. Walaupun belum terdapat bukti pencernaan pati dimungkinkan oleh amilase

dari pancreas dari diproduksi karena adanya pati dalam usus halus.

Bayi muda membutuhkan suatu proses adaptasi untuk dapat mencerna pati, dan

ini dapat berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu dan proses tersebut mungin

dapat menjelaskan mengapa terjadi gangguan pencernaan yang sering timbul terutama

diare yang sering diderita oleh bayi muda yang diberimakan yang mengandung pati.

Diid pati dalam proporsi besar menyebabkan adanya pati yang tidak dapat

dicerna, yang dapat mengakibatkan gangguan nutrient – nutrient lainya dan kemudain

menghasilkan bayi mengalami gangguan pertumbuhan.

Pada saat bayi lahir aktivitas disakaridase telah berkembang penuh. Ada 2

disakaridase, yaitu Delta Glukosidase yang menghidrolisis sukrosa dan maltosa dan Beta

Glukosidase yang menghidrolisis laktosa yang pada saat lahir mempunyai kadar aktvitas

yang sama dengan kadar pada bayi yang berusia lebih tua. Dengan demikian, pada usia

itu tidak ada masalah bagi bayi dalam pencernaan dan pemanfaatan gula yang terkandung

dalam susu.

Protein. Sekresi asam hidroklorat dan pepsin lambung berkembang baik pada

neonatus cukup bulan, tetapi konsenterasi masih rendah dan akan cepat meningkat pada

bulan - bulan pertama kehidupannya.

Pencernaan utama protein adalah berlangsung di usus halus, tetapi karena bayi

muda mempunyai beberapa kesulitan dalam mencerna protein, seperti kasien, aktivitas

lambung bisa menjadi sangat penting sebagai sarana untuk memulai pencernaan karena

kapasitas bayi untuk mencerna protein, sebenarnya telah berkembang sempurna sejak

Page 15: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

lahir. Sekalipun demikian masukan protein tinggi harus dihindari terutama bayi

premature dan yang masih sangat muda, karena beban ginjal terhadap kepekatan cairan

(Renal Solute Lood) yang sangat berlebihan akan menyebabkan gangguan keseimbangan

asam – basa dan menyebabkan Asidoses Metabolic.

Lemak. Selama priode intrauterine, glukosa merupakan sumber utama untuk

perkembanggan janin. Tetapi setelah lahir lemak menjadi sumber energy utama yang

sangat penting, dekitar 40 – 50 % energy yang terkandung dalam ASI terbentuk sebagai

lemak.

Pada bayi baru lahir yang cukup bulan fungsi pangkreas dan fungsi hati belum

berkembang dengan sempurna. Oleh kerena itu konsenterasi lipase pancreas dan garam

empedu masih sangat rendah. Namun bayi muda sanggup mengasorbsi lemak cukup

adekwat, terutama dari ASI. Pencernaan dan penyerapan lemak pada bayi muda ini

dipacu oleh adanya aktivitas lipase lingual dan aktivitas lipase yang terdapat dalam ASI.

Lipase lingual disekresi oleh papil – papil pada bagian posterior lidah yang mulai bekerja

jika sudah dilambung dan produk lipopisisnya (asam lemak dan monogliserida) akan

berperan dalam emulsifikasi campuran lemak tersebut sehingga bayi dapat mengimbangi

keadaan garam empedu yang tersedian masih rendah. Lipopisis praduodenal pada bayi

muda akan dilengkapi oleh lipase yang terdapat dalam ASI. Lipsse dalam ASI juga

mempunyai aktivitas esterase, hal ini sangat vital untuk memanfaatkan viatamin A yang

berupa ester – ester retinol, yang terdapat dalam ASI.

Jadi meskipun fungsi hati dan pangkereas belum matang, bayi muda telah

dilengkapi dengan kemampuan untuk dapat memanfaatkan, baik lemak dalam ASI,

maupun komponen – komponen ASI yang larut dalam lemak, tetapi pemanfaatan lemak

akan kurang efisien jika susu sapi dan lemak lainnya yang diperkenalkan pada diet bayi

muda.

Vitamin dan Mineral. Dalam kehidupan awal bayi tampaknya tidak ada

masalah yang besar dalam pemanfaatan vitamin dan mineral. Absorbsi vitamin yang larut

dalam lemak berhubungan erat dengan absorbsi lemak.

Zat besi absorbsinya jauh lebih tinngi pada bayi dari pada anak dan orang

dewasa. Ini berhubungan erat dengan kebutuhan mineral yang lebih banyak pada awal

kehidupan. Nilai biologis zat besi pada ASI jauh lebih dari pada susu sapi atau zat besi

yang ditambahkan dalam makanan. Nilai biologis zat besi dalam ASI akan menurun

dengan drastis apabila makanan pelengkap yang padat dan yang berasal dari sayur –

sayuran diberikan pada bayi yang mendapat ASI.

Page 16: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai

kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan tampak oleh

adanya perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak. Esofagus merupakan

saluran yang menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung.

Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat lintang yang berhubungan dengan otot-otot

faring, sedangkan 2/3 bagian bawah adalah otot polos. Esofagus menyempit pada 3

tempat, yaitu setinggi tulang rawan krikoid yang merupakan sfingter, rongga dada bagian

tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus utama kiri (tidak bersifat sfingter),

dan pada hiatus esofagus diafragma (otot polos bagian ini bersifat sfingter). Pembuluh

vena esofagus bagian bawah berhubungan langsung dengan sirkulasi vena porta. Di

sebelah dorsal kanan esofagus terdapat duktus torasikus, lambung merupakan bagian

sistem gastrointestinal yang terletak antara esofagus dan duodenum. Lambung terbagi

menjadi 2 bagian, ¾ proksimal terdiri dari fundus dan korpus, sedangkan bagian distalnya

adalah antrum. Ciri yang menonjol pada anatomi lambung adalah peredaran darahnya

yang sangat kaya dengan pembuluh nadi besar di depan kurvatura mayor dan minor serta

dalam dinding lambung.

Pada bagian distal lambung terdapat selaput lingkar yang disebut pilorus

yang berfungsi sebagai sfingter untuk mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus ini

diperkuat oleh serabut otot lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan saraf.

Duodenum mulai pada pilorus dan berakhir pada batas duodenoyeyunal, pada cekungan

duodenum setinggi vertebra l2 terdapat kepala pankreas. Sekum pada anak

berbentuk kerucut dan apendik berasal dari bagian apek kiri. Selama masa anak-anak

dinding lateral sekum membesar, sehingga apendiks terletak pada bagian posterior

dinding medial. Mukosa apendiks kaya akan jaringan limfoid pada masa anak-anak dan

akan berkurang setelah dewasa.

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki

dua permukaan yaitu permukaan diafragma da viseral. Pada waktu lahir ukuran hati

relatif dua kali lebih besar dibandingkan hati pada dewasa dan batas inferiornya dapat

dipalpasi dibawah iga. Waktu lahir berat hati sekitar 120– 160 g. Kemudian berat

ini bertambah sesuai pertumbuhan anak. Pada umur 2 tahun berat hati bertambah 2

kalilipat, pada usia 3 tahun beratnya menjadi 3 kali lipat, sedangkan pada umur 9 tahun

danmasa pubertas mencapai masing-masing 6 dan 10 kali berat hati waktu lahir.

Hati berada di rongga dada bawah dengan bagian atas memotong garis mid klavikula

kanan pada sela iga 5-6 dan memotong garis aksilaris kanan pada sela iga ke-7. Batas

bawah berada 1 cm di bawah garis lengkung iga bawah. Pankreas terletak melintang

Page 17: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

dibagianatas abdomen, di belakang gaster, di dalam ruang retroperitoneal. Pankreas

terbagi menjadi bagian kepala atau kaput, korpus, dan ekor. Di sebelah ekor kiri ekor

pankreas terdapat hilus limpa di arah kraniodorsal. Saluran pankreas wirsung dimulai dari

ekor  pankreas sampai kaput pankreas, bergabung dengan saluran empedu di ampulah

epatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila vater. Saluran pankreas

minor santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di papila minor yang

terletak proksimal dari papila mayor.

Page 18: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

MAKALAH IDK 107

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DIGESTIF DOSEN PEMBIMBING :

SUPRILIYAH P, S.Kep, Ns

DISUSUN OLEH KELOMPOK VI:

1. ASTRI PUTRI PRATIWI

2. AYU WIDY LESTARI

3. DINA ROICHATUL

4. GIGIK AGUSTIAN

5. RIZKI EMIL LINDA

6. RIZKY MULYAWATI

7. SELLA ENIZAR

8. SITI INDAH NUR HAVIVAH

Page 19: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

STIKES PEMKAB JOMBANGJalan Dr. Soetomo 75-77 Jombang

TAHUN 2013/2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami

dapat menyelesaiakan tugas penyusunan makalah ilmu dasar keperawatan 1.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami

berhasil menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan

terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik

langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, 26 Oktober 2013

Penyusun

Page 20: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2.  Rumusan Masalah.............................................................................................. 1

1.3.  Tujuan ............................................................................................................... 1

1.4.  Manfaat.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pertumbu

han dan Perkembangan Digestif dalam Kandungan............................ 2

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Digestif Setelah Lahir.................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 21

3.2. Saran  ................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Pertumbuhan Dan Perkembangan Sistem Digestif New

DAFTAR PUSTAKA

Coad & Dunstall. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC.

Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006.

Penulis : Dosen Keperawatan Maternitas PSIK FK USU.

T.W.Sadler Ph.D. Embriologi Kedokteran Langman.