pertemuan ke 3: pph pasal 15

31
1

Upload: hila

Post on 14-Jan-2016

100 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15. PPh Pasal 15. 1.Pelayaran Dalam Negeri 2.Penerbangan Dalam Negeri 3.Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 4.WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

11

Page 2: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

22

PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Page 3: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

PPh Pasal 15PPh Pasal 15

1.Pelayaran Dalam Negeri1.Pelayaran Dalam Negeri 2.Penerbangan Dalam Negeri2.Penerbangan Dalam Negeri 3.Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri3.Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 4.WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan 4.WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan

Dagang di IndonesiaDagang di Indonesia 5.Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam 5.Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam

bentuk Perjanjian Bangunan Guna Serah (Built bentuk Perjanjian Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer)Operate and Transfer)

33

Page 4: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Pelayaran Dalam NegeriPelayaran Dalam Negeri

Apa yang dimaksud dengan Wajib Pajak Apa yang dimaksud dengan Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri? perusahaan pelayaran dalam negeri?

Orang yang bertempat tinggal atau badan yang Orang yang bertempat tinggal atau badan yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan usaha berkedudukan di Indonesia yang melakukan usaha pelayaran dengan kapal yang didaftarkan baik di pelayaran dengan kapal yang didaftarkan baik di Indonesia maupun diluar negeri atau dengan kapal Indonesia maupun diluar negeri atau dengan kapal pihak lain pihak lain

44

Page 5: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Perhitungan NormaPerhitungan Norma

Berapa norma penghasilan neto yang diterima Berapa norma penghasilan neto yang diterima Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri?Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri?

Dengan menggunakan norma perhitungan khusus Dengan menggunakan norma perhitungan khusus penghasilan neto yaitu 4% x Peredaran Bruto; penghasilan neto yaitu 4% x Peredaran Bruto;

           

55

Page 6: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Kriteria Penghasilan Pelay DNKriteria Penghasilan Pelay DN

Apa yang termasuk penghasilan bagi perusahaan pelayaran Apa yang termasuk penghasilan bagi perusahaan pelayaran dalam negeri?dalam negeri?

Penghasilan yang diterima/diperoleh dari pengangkutan orang Penghasilan yang diterima/diperoleh dari pengangkutan orang dan atau barang termasuk persewaan kapal yang dilakukan dari : dan atau barang termasuk persewaan kapal yang dilakukan dari :

1. Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lainnya di Indonesia; 1. Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lainnya di Indonesia; 2.Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lainnya di luar Indonesia; 2.Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lainnya di luar Indonesia; 3.Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lainnya di Indonesia; 3.Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lainnya di Indonesia; 4. Antar Pelabuhan di luar Indonesia; 4. Antar Pelabuhan di luar Indonesia;

66

Page 7: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Siapa PemotongSiapa Pemotong

Siapa pemotong PPh atas penghasilan Siapa pemotong PPh atas penghasilan perusahaan pelayaran dalam negeri ?perusahaan pelayaran dalam negeri ?

Pemberi penghasilan/penyewa Pemberi penghasilan/penyewa   

77

Page 8: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Siapa PemotongSiapa Pemotong

Apa kewajiban pemotong (penyewa) atas pembayaran sewa Apa kewajiban pemotong (penyewa) atas pembayaran sewa kepada Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri?kepada Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri?

Memotong PPh terutang pada saat pembayaran atau terutangnya Memotong PPh terutang pada saat pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai pengganti, sebesar 1,2% dari biaya sewa imbalan atau nilai pengganti, sebesar 1,2% dari biaya sewa (charter); (charter);

Memberikan bukti potong PPh Penghasilan perusahaan pelayaran Memberikan bukti potong PPh Penghasilan perusahaan pelayaran dalam negeri (final) kepada pihak yang menerima atau dalam negeri (final) kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan; memperoleh penghasilan;

Menyetor PPh terutang kepada bank persepsi/kantor pos Menyetor PPh terutang kepada bank persepsi/kantor pos selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran dengan SSP; pembayaran dengan SSP;

88

Page 9: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Peredaran Bruto?Peredaran Bruto?

Apa yang dimaksud dengan peredaran bruto bagi Apa yang dimaksud dengan peredaran bruto bagi WP perusahaan pelayaran dalam negeri?WP perusahaan pelayaran dalam negeri?

Semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang Semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari pengangkutan orang dan atau barang Pajak dari pengangkutan orang dan atau barang termasuk persewaan kapal yang dilakukan dari : termasuk persewaan kapal yang dilakukan dari :

99

Page 10: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Pengertian WP Pelayaran/ Pengertian WP Pelayaran/ Penerbangan LNPenerbangan LN

Apa yang dimaksud dengan Wajib Pajak Apa yang dimaksud dengan Wajib Pajak perusahaan pelayaran/penerbangan luar perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri?negeri?

Wajib Pajak perusahaan pelayaran dan atau Wajib Pajak perusahaan pelayaran dan atau penerbangan yang bertempat kedudukan di penerbangan yang bertempat kedudukan di luar negeri yang melakukan usaha melalui luar negeri yang melakukan usaha melalui Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia

1010

Page 11: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

PemotongPemotong

Siapakah yang memotong PPh atas Siapakah yang memotong PPh atas penghasilan perusahaan penghasilan perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri?pelayaran/penerbangan luar negeri?

Penyewa atau pengguna jasa, kecuali Penyewa atau pengguna jasa, kecuali penyewanya WP Orang Pribadi atau penyewanya WP Orang Pribadi atau bukan subjek pajak bukan subjek pajak

1111

Page 12: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Bagaimana perlakuan perpajakan atas Bagaimana perlakuan perpajakan atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak penghasilan yang diterima Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri apabila penghasilan diterima Negeri apabila penghasilan diterima berdasarkan perjanjian persewaan berdasarkan perjanjian persewaan (charter)? (charter)?

Pihak yang membayar atau menPihak yang membayar atau menchartercharter wajib : wajib :

1212

Page 13: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

1. Memotong PPh terutang pada saat pembayaran atau 1. Memotong PPh terutang pada saat pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai pengganti, sebesar 2,64% dari terutangnya imbalan atau nilai pengganti, sebesar 2,64% dari biaya charter; biaya charter;

2. Memberikan bukti potong PPh Penghasilan 2. Memberikan bukti potong PPh Penghasilan Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri (final) kepada pihak yang Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri (final) kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan; menerima atau memperoleh penghasilan;

3. Menyetor PPh terutang kepada bank persepsi/kantor pos 3. Menyetor PPh terutang kepada bank persepsi/kantor pos selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran dengan SSP; pembayaran dengan SSP;

4. Melapor ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan 4. Melapor ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah pembayaran/terutangnya imbalan dengan berikutnya setelah pembayaran/terutangnya imbalan dengan lampiran: lembar ke-3 SSP dan lembar ke-2 bukti potong final. lampiran: lembar ke-3 SSP dan lembar ke-2 bukti potong final.

1313

Page 14: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Tarif Perush LNTarif Perush LN

Berapa tarif PPh atas penghasilan yang Berapa tarif PPh atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak Perusahaan diterima Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri?Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri?    

2,64% dari peredaran bruto dan bersifat final.  2,64% dari peredaran bruto dan bersifat final.  

1414

Page 15: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Pengertian pengolahan dataPengertian pengolahan data

Bagaimana cara penyetoran dan pelaporan PPh Bagaimana cara penyetoran dan pelaporan PPh atas penghasilan perusahaan atas penghasilan perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri apabila pelayaran/penerbangan luar negeri apabila penyewa atau pengguna jasa adalah WP Orang penyewa atau pengguna jasa adalah WP Orang Pribadi atau bukan subjek pajak?Pribadi atau bukan subjek pajak?

Menyetor sendiri PPh terutang selambat-lambatnya Menyetor sendiri PPh terutang selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya penghasilan dengan SSP Final; dan diterimanya penghasilan dengan SSP Final; dan

Melapor selambat-lambatnya tanggal 20 bulan Melapor selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya; berikutnya;

1515

Page 16: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Bagaimana cara penyetoran dan pelaporan PPh atas Bagaimana cara penyetoran dan pelaporan PPh atas penghasilan perusahaan pelayaran/penerbangan penghasilan perusahaan pelayaran/penerbangan luar negeri apabila penyewa atau pengguna jasa luar negeri apabila penyewa atau pengguna jasa adalah WP Orang Pribadi atau bukan subjek pajak?adalah WP Orang Pribadi atau bukan subjek pajak?

1. Menyetor sendiri PPh terutang selambat-lambatnya 1. Menyetor sendiri PPh terutang selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya penghasilan dengan SSP Final; dan penghasilan dengan SSP Final; dan

2. Melapor selambat-lambatnya tanggal 20 bulan 2. Melapor selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya; berikutnya;

    1616

Page 17: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Bagaimana tata cara penyetoran dan pelaporan PPh Bagaimana tata cara penyetoran dan pelaporan PPh atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri apabila penghasilan diterima selain dari perjanjian apabila penghasilan diterima selain dari perjanjian persewaan (charter)? persewaan (charter)?

1.Menyetor PPh terutang kepada bank persepsi/kantor 1.Menyetor PPh terutang kepada bank persepsi/kantor pos selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya pos selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya penghasilan dengan SSP setelah bulan diterimanya penghasilan dengan SSP Final; dan  Final; dan  

2.Melapor ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan 2.Melapor ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya;berikutnya;

1717

Page 18: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Bangun Guna Serah (Build, Operate, Bangun Guna Serah (Build, Operate, and Transfer) and Transfer)

Bangun Guna Serah ("Built Operate and Transfer") Bangun Guna Serah ("Built Operate and Transfer") adalah bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan adalah bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa guna serah berakhir.tanah setelah masa guna serah berakhir.

1818

Page 19: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Bangunan yang didirikan investor dapat berupa Bangunan yang didirikan investor dapat berupa gedung perkantoran, apartemen, pusat gedung perkantoran, apartemen, pusat

perbelanjaan, rumah toko, hotel, dan/atau perbelanjaan, rumah toko, hotel, dan/atau bangunan lainnyabangunan lainnya

1919

Page 20: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Penghasilan InvestorPenghasilan Investor

Penghasilan Investor Penghasilan Investor adalah penghasilan yang adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh investor dari diterima atau diperoleh investor dari pengusahaan bangunan yang didirikannya, pengusahaan bangunan yang didirikannya, antara lain :antara lain :1.      1.      Sewa / Penghasilan sehubungan dengan Sewa / Penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta penggunaan harta 2.       Penghasilan sehubungan dengan 2.       Penghasilan sehubungan dengan pengusahaan bangunan, seperti ; pengusahaan pengusahaan bangunan, seperti ; pengusahaan hotel, sport center, tempat hiburan, dsb. hotel, sport center, tempat hiburan, dsb.

2020

Page 21: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

3.      3.       Penggantian atau imbalan yang diterima atau Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dari pemegang hak atas tanah, dalam hal diperoleh dari pemegang hak atas tanah, dalam hal masa perjanjian bangun guna serah diperpendek masa perjanjian bangun guna serah diperpendek dari masa yang telah ditentukan. dari masa yang telah ditentukan.

   Apabila dalam pelaksanaan bangun guna serah Apabila dalam pelaksanaan bangun guna serah

diberikan penggantian atau imbalan kepada investor, diberikan penggantian atau imbalan kepada investor, maka penggantian atau imbalan tersebut adalah maka penggantian atau imbalan tersebut adalah penghasilan bagi investor dalam tahun diterimanya penghasilan bagi investor dalam tahun diterimanya hak penggantian atau imbalan tersebut hak penggantian atau imbalan tersebut

2121

Page 22: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Biaya yang boleh dikurangkan dari Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto bagi investorpenghasilan bruto bagi investor((SE-38/PJ.4/1995SE-38/PJ.4/1995))

Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto bagi investor adalah biaya yang sesuai bruto bagi investor adalah biaya yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berkenaan dengan ketentuan perpajakan yang berkenaan dengan pengusahaan bangunan yang didirikan dengan pengusahaan bangunan yang didirikan berdasarkan perjanjian bangun guna serah berdasarkan perjanjian bangun guna serah tersebuttersebut

2222

Page 23: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Ketentuan Amortisasi Biaya Pendirian Ketentuan Amortisasi Biaya Pendirian Bangunan oleh InvestorBangunan oleh Investor((SE-38/PJ.4/1995SE-38/PJ.4/1995))

Amortisasi biaya pendirian bangunan dengan Amortisasi biaya pendirian bangunan dengan menggunakan metode garis lurus menggunakan metode garis lurus (diamortisasi dalam jumlah sama besar ) (diamortisasi dalam jumlah sama besar ) selama masa perjanjian bangun guna serah.selama masa perjanjian bangun guna serah.

2323

Page 24: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Amortisasi biaya pendirian bangunan dimulai Amortisasi biaya pendirian bangunan dimulai pada tahun mulai digunakannya atau pada tahun mulai digunakannya atau diusahakannya bangunan tersebut. Biaya diusahakannya bangunan tersebut. Biaya pendirian bangunan dikapitalisir terlebih pendirian bangunan dikapitalisir terlebih dahulu sampai bangunan dapat digunakan dahulu sampai bangunan dapat digunakan atau diusahakanatau diusahakan

2424

Page 25: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Penghasilan Bagi Pemegang Hak atas Penghasilan Bagi Pemegang Hak atas TanahTanah

- Bangunan yang diserahkan oleh investor - Bangunan yang diserahkan oleh investor kepada pemegang hak atas tanah setelah kepada pemegang hak atas tanah setelah masa perjanjian bangun guna serah berakhir masa perjanjian bangun guna serah berakhir

- Penghasilan yang diterima atau diperoleh - Penghasilan yang diterima atau diperoleh pemegang hak atas tanah sehubungan pemegang hak atas tanah sehubungan dengan perjanjian bangun guna serah, seperti dengan perjanjian bangun guna serah, seperti ::

2525

Page 26: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Pembayaran berkala yang dilakukan oleh Pembayaran berkala yang dilakukan oleh investor kepada pemegang hak atas tanah investor kepada pemegang hak atas tanah selama masa perjanjian.selama masa perjanjian.Bagian dari uang sewa bangunanBagian dari uang sewa bangunan

  Bagian keuntungan dari pengusahaan Bagian keuntungan dari pengusahaan bangunan yang diberikan oleh invistorbangunan yang diberikan oleh invistor

  Penghasilan lainnya sehubungan dengan Penghasilan lainnya sehubungan dengan perjanjian bangun guna serahperjanjian bangun guna serah

2626

Page 27: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

PPh yang terutang sebesar = 5% x Nilai PPh yang terutang sebesar = 5% x Nilai tertinggi antara nilai pasar dengan NJOP tertinggi antara nilai pasar dengan NJOP bagian bangunan yang diserahkan tersebut. bagian bangunan yang diserahkan tersebut. PPh tersebut harus dilunasi selambat-PPh tersebut harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa bangun guna serah berakhirsetelah masa bangun guna serah berakhir

2727

Page 28: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Dikecualikan dari pengenaan Pajak Dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) Penghasilan sebesar 5% (lima persen) tersebut di atas apabila pemegang hak atas tersebut di atas apabila pemegang hak atas tanah adalah badan pemerintahtanah adalah badan pemerintah

2828

Page 29: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Dalam hal pemegang hak atas tanah Dalam hal pemegang hak atas tanah merupakan wajib pajak orang pribadi atau merupakan wajib pajak orang pribadi atau yayasan atau organisasi yang sejenis, yayasan atau organisasi yang sejenis, pembayaran PPh 5% tersebut di atas bersifat pembayaran PPh 5% tersebut di atas bersifat final.final.

2929

Page 30: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Dalam hal pemegang hak atas tanah Dalam hal pemegang hak atas tanah merupakan wajib pajak badan atau BUT, merupakan wajib pajak badan atau BUT, pembayaran PPh 5% tersebut merupakan pembayaran PPh 5% tersebut merupakan angsuran PPh dalam tahun berjalan (PPh angsuran PPh dalam tahun berjalan (PPh Pasal 25) yang dapat dikreditkan.Pasal 25) yang dapat dikreditkan.

3030

Page 31: PERTEMUAN KE 3: PPh Pasal 15

Daftar Maskapai Penerbangan DNDaftar Maskapai Penerbangan DN

NO NAMA ALAMAT NO TELPONNO NAMA ALAMAT NO TELPON1 Awair Graha Aktiva 1 Awair Graha Aktiva 2 Batavia Air 2 Batavia Air 3 Bayu Indonesia 3 Bayu Indonesia 4 Delta Airlines 4 Delta Airlines 5 Garuda Indonesia Airways 5 Garuda Indonesia Airways 6 Indonesia Airlines 6 Indonesia Airlines 7 Jatayu Airlines 7 Jatayu Airlines 8 Lion Air 8 Lion Air

9 Mandala Airlines 9 Mandala Airlines 10 Merpati Nusantara Airlines 10 Merpati Nusantara Airlines 11 Pelita Air Servis11 Pelita Air Servis

3131