pertemuan 3 ( bahasa assembly)

20
Pertemuan 3 (Bahasa Assembly) 2.6 BAHASA ASSEMBLY Set lengkap nama simbolik semacam dan aturan penggunaannya membentuk bahasa pemrograman, yang biasanya disebut sebagai bahasa assembly. Set aturan untuk menggunakan mnemonic dalam spesifikasi instruksi dan program lengkap disebut syntax bahasa. Program yang ditulis dalam bahasa assembly dapat secara otomatis ditranslasikan ke rangkaian instruksi mesin oleh suatu program yang disebut assembler. Program assembler adalah salah satu kumpulan program yang merupakan bagian dari software sistem. 1 Group 4 PTIK 09

Upload: nansen

Post on 22-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pertemuan 3 ( Bahasa Assembly). 2.6 BAHASA ASSEMBLY - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 1

Pertemuan 3(Bahasa Assembly)

2.6 BAHASA ASSEMBLY Set lengkap nama simbolik semacam dan aturan penggunaannya membentuk bahasa pemrograman, yang biasanya disebut sebagai bahasa assembly. Set aturan untuk menggunakan mnemonic dalam spesifikasi instruksi dan program lengkap disebut syntax bahasa. Program yang ditulis dalam bahasa assembly dapat secara otomatis ditranslasikan ke rangkaian instruksi mesin oleh suatu program yang disebut assembler. Program assembler adalah salah satu kumpulan program yang merupakan bagian dari software sistem.

Page 2: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 2

2.6.1 ASSEMBLER DIRECTIVE

Selain menyediakan mekanisme untuk menyatakan instruksi dalam suatu program, bahasa assembly memungkinkan programer untuk menetapkan informasi lain yang diperlukan untuk mentranslasikan source program ke dalam object program.

Page 3: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 3

2.6.2 ASSEMBLY DAN EKSEKUSI PROGRAM

Source program yang ditulis dalam bahasa assembly harus diassemblem menjadi object program bahasa mesin sebelum dapat dieksekusi. Hal ini dilakukan oleh program assembler, yang mengganti semua simbol untuk mode operasi dan penggalamatan dengan kode biner yang digunakaa dalam instruksi mesin, dan mengganti semua nama dan label dengan nilai sebenarnya.

Page 4: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 4

2.6.3 NOTAS1 BILANGAN

Pada saat berhadapan dengan nilai numerik, seringkali lebih mudah untuk menggunakan notasi desimal yang telah dikenal. Tentu saja, nilai tersebut disimpan dalam komputer sebagai bilangan biner. Pada beberapa situasi, lebih mudah untuk menetapkan pola biner secara langsung. Kebanyakan assembler memungkinkan bilangan numerik dinyatakan dengan berbagai cara yang berbeda, menggunakan konvensi yang ditetapkan oleh syntax bahasa assembly.

Page 5: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 5

2.7 OPERASI INPUT/OUTPUT DASAR

Bagian sebelumnya dalam bab ini mendeskripsikan instruksi mesin dan mode pengalamatan. Kita telah mengasumsikan bahwa data yang dikenai operasi instruksi ini telah disimpan dalam memori. Kita sekarang membahas sarana yang digunakan untuk mentransfer data antara memori komputer dan dunia luar. Operasi Input/Output (I/O) sangat penting, dan cara operasi tersebut dijalankan dapat memiliki efek yang signifikan pada performa komputer.

Page 6: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 6

Page 7: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 7

2.8 STACK DAN QUEU

Program komputer seringkali memerlukan subtask tertentu yang menggunakan struktur subroutine yang umum. Untuk mengatur hubungan kontrol dan infonnasi antara program utama dan subrotine, maka digunakan suatu struktur data yang disebut stack. Bagian ini akan mendeskripsikan stack, dan struktur data yang berhubungan erat dengannya yang disebut queu.

Page 8: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 8

2.9 SUBROUTINE

Pada suatu program, seringkali perlu untuk melakukan subtask tertentu berulangkali pada nilai data yang berbeda. Subtask semacam itu biasanya disebut subroutine. Misalnya, suatu subroutine dapat mengevaluasi fungsi sinus atau mensortir suatu list nilai menjadi urutan meningkat atau menurun.

Page 9: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 9

2.9.1 SUBROUTINE NESTING DAN STACK PROSESOR

Praktek pemrograman umum, yang disebut subroutine nesting, adalah menggunakan satu sub routine untuk memanggil subroutine lain. Dalam hat ini, return address call yang kedua juga disimpan dalam link register, menghancurkan isi sebelumnya. Karenanya, sangat penting untuk menyimpan isi link register dalam lokasi lain sebelum memanggil subroutine lain. lika tidak return address subroutine pertama akan hilang.

Page 10: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 10

2.9.2 PARAMETER PASSING

Pada saat calling suatu subroutine, suatu program harus menyediakan parameter ke subroutine, yaitu operand atau alamatnya, yang akan digunakan dalam komputasi. Selanjutnya, subroutine mengembalikan parameter lain, dalam hal ini, hasil komputasi tersebut. Pertukaran informasi antara calling program dan subroutine disebut sebagai parameter passing.

Page 11: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 11

2.9.3 STACK FRAME

Selama eksekusi subroutine, enam lokasi pada puncak stack berisi entri yang diperlukan oleh subroutine tersebut. Lokasi ini merupakan ruang kerja privat untuk subroutine, dibuat pada saat subroutine dimasuki dan dikosongkan pada saat subroutine mengembalikan kontrol ke calling program. Ruang semacam itu disebut stack frame.

Page 12: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 12

2.10 INSTRUKSI TAMBAHAN

Sejauh ini kita telah memperkenalkan instruksi berikut: Move, Load, Store, Clear, Add, Subtract, Increment, Decrement, Branch, Testbit, Compare, Call, dan Return. 13 Instruksi ini, bersama dengan mode pengalamatan dalam Tabel 2.1, telah memungkinkan kita untuk menuliskan routine untuk mengilustrasikan operasi memory-mapped I/O dasar.

Page 13: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 13

2.10.1 INSTRUKSI LOGIKA

Operasi logika,seperti AND, OR, dan NOT yang diterapkan pada bit individu, adalah blok bangunan dasar dari sirkuit digital, sebagaimana dideskripsikan dalam Apendiks A. Juga akan menggunakan instruksi yang menerapkan operasi ini ke semua bit word atau byte secara mandiri dan paralel.

Page 14: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 14

2.10.1 INSTRUKSI SHIF DAN ROTATE

Terdapat banyak aplikasi yang meminta bit suatu operand di-shift sejumlah posisi bit tertentu ke kanan atau kiri. Detil bagaimana shift tersebut dilakukan tergantung pada apakah operand tersebut adalah bilangan bertanda atau beberapa informasi binary-code yang lebih umum.

Page 15: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 15

2.10.3 PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

Dua integer bertanda dapat dikalikan dan dibagi oleh instruksi mesin dengan format yang sama denga yang telah kita lihat sebelumnya untuk instruksi Add. Instruksi Multiply Ri, RjMenjalankan operasi Rj [Ri] x [Rj]

Page 16: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 16

2.11 PROGRAM CONTOH

Pada bagian ini kita menampilkan tiga contoh yang mengilustrasikan lebih lanjut penggunaan instruksi mesin. Contoh tersebut adalah representatif aplikasi numerik (pengolahan vektor) dan non- numerik (sorting dan manipulasi linked-list).

Page 17: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 17

2.11.1 PROGRAM VECTOR DOT PRODUCT

Dalam perhitungan yang melibatkan vektor dan matrik, sering diperlukana perhitungan dot product dari dua vektor. Misalkan A dan B adalah dua vektor dengan panjang n. Dot product-nya didefinisikan sebagai berikutDot Product =

Page 18: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 18

2.11.2 PROGRAM BYTE-SORTING

Misalkan suatu program untuk mensortir suatu list byte yang disimpan dalam memorike urutan alfabetik meningkat. Asumsikan bahwa list tersebut berisi n byte, tidak perlu bereda, dan tiap byte berisi kode ASCII untuk karakter dari kumpulan huruf A hingga Z. Dalam kode ASCII, yang diberikan dalam Apendiks E huruf A,B,...Z, dinyatakan dalam pola 7-bit yang memiliki nilai meningkat pada saat diinterpretasikan sebagai bilangan biner.

Page 19: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 19

2.11.3 LINKED LIST

Banyak program aplikasi nonnumerik mensyaratkan bahwa list informasi yang berurutan direpresentasikan dan disimpan dengan suatu cara sehingga mudah untuk menambahkan item ke list tersebut atau untuk menghapus item dari list pada posisi apapun dengan tetap menjaga urutan item yang diinginkan.

Page 20: Pertemuan  3 ( Bahasa  Assembly)

Group 4 PTIK 09 20

2.12 ENCODING INSTRUKSI MESIN

Kita telah memperhatikan instruksi yang menjalankan operasi seperti penambahan, pengurangan, pemindahan, pergeseran, rotasi, dan branch. Instruksi ini dapat menggunkana operand dengan ukuran yang berbeda, seperti 32-bit dan 8-bit bilangan atau karakter 8-bit ASCII-encoded. Tipe operasi yang dilakukan dan tipe operand yang digunakan dapat ditentukan menggunakan pola biner ter-encode yang disebut sebagai OP code untuk instruksi tertentu.