pertemuan 3

10
Pertemuan 3 PROFESIONALISME KERJA

Upload: zai-nudin

Post on 26-Jun-2015

55 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 3

Pertemuan 3

PROFESIONALISME KERJA

Page 2: Pertemuan 3

Pengertian PROFESI

Profesi adalah pekerjaan tetap di bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggungjawab dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan.

Nilai moral profesi:1. Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi2. Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama

menjalankan profesi3. Idealisme sebagai perwujudan makna misi

organisasi profesi

Page 3: Pertemuan 3

Pengertian PROFESIONAL

Profesional adalah pekerja yang menjalankan profesi.

Setiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif dalam arti bebas dari rasa malu, sentimen, benci, malas dan enggan bertindak.

Page 4: Pertemuan 3

Watak kerja profesional:1. Beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi

tegaknya kehormatan profesi yang digeluti dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan upah materil.

2. Dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan atau pelatihan yang panjang, eksklusif dan berat

3. Diukur dengan kualitas teknis dan moral-harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi

Page 5: Pertemuan 3

Sifat-sifat seorang profesional:1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan3. Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi

Sikap seorang profesional:1. Komitmen tinggi2. Tanggung jawab3. Berpikir sistematis4. Penguasaan materi5. Menjadi bagian dari masyarakat profesional

Page 6: Pertemuan 3

Pengertian Profesionalisme

Suatu paham yang menciptakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999)

Page 7: Pertemuan 3

Mengukur Profesionalisme

Pendekatan Orientasi Filosofi1. Pendekatan lambang profesional

dibuktikan dengan adanya sertifikat, lisensi, akreditasi

2. Pendekatan sikap individu Individu yang profesional adalah individu yang memberikan layanan yang memuaskan dan bermanfaat bagi pengguna jasa profesi tersebut

3. Pendekatan elactic pendekatan yang menggunakan prosedur, teknik, metode dan konsep dari berbagai sumber, sistem dan pemikiran akademis

Page 8: Pertemuan 3

Pendekatan Orientasi Perkembangan1. Berkumpulnya individu yang memiliki minat yang

sama terhadap suatu profesi2. Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu

pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya

3. Terorganisir secara formal pada suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai organisasi profesi

4. Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu

5. Menentukan kode etik profesi

Page 9: Pertemuan 3

Pendekatan Orientasi Karakteristik

1. Kode etik profesi

2. Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi

3. Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus

4. Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi

5. Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional

6. Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik

7. Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara para anggota

8. Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktek dan pelanggaran kode etik profesi

Page 10: Pertemuan 3

Pendekatan Orientasi Non-Tradisional

Seseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi.