pertemuan 1

193
Pertemuan 1 TIK : Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat: 1. Memahami nomenclatur (pengertian dari judul) mata kuliah ini serta pokok-pokok bahasan yg akan dibahas dan didiskusikan selama beberapa kali pertemuan; 2. Memahami hakekat dan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan; 3. Memahami kompetensi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

Upload: gore

Post on 24-Feb-2016

126 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pertemuan 1. TIK : Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat: Memahami nomenclatur (pengertian dari judul) mata kuliah ini serta pokok-pokok bahasan yg akan dibahas dan didiskusikan selama beberapa kali pertemuan; Memahami hakekat dan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan; - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 1

Pertemuan 1

TIK : Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan

dapat:1. Memahami nomenclatur (pengertian dari

judul) mata kuliah ini serta pokok-pokok bahasan yg akan dibahas dan didiskusikan selama beberapa kali pertemuan;

2. Memahami hakekat dan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan;

3. Memahami kompetensi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 2: Pertemuan 1

KULIAH Pendidikan Kewarganegaraan (Kuliah 1)

Dosen : Dr. Mardenis, SH., M.Si Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan :A. Pengantar

1. Hakekat dan Pengertian Pendidikan Kewaraganegaraan.

2. PKn sebagai bagian dari Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK)

3. Kompetensi yang Diharapkan 4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan5. Hak dan Kewajiban Warga Negaras

Page 3: Pertemuan 1

B. FILSAFAT PANCASILA

1. Pengertian dan Pembidangan Filsafat 2. Manfaat Filsafat3. Pancasila sebagai satu sistem

Filsafat4. Makna nilai-nilai pada setiap sila

Pancasila5. Pancasila sebagai dasar negara,

ideologi negara dan bangsa

Page 4: Pertemuan 1

C. IDENTITAS DAN KEPRIBADIAN NAS.INDONESIA1. Pengertian2. Faktor-faktor pembentuk kpribadian

nasional3. Identitas Nasional Indonesia4. Identitas Nasional dan Integrasi

nasional D. WARGA NEGARA DAN

KEWARGANEAGARAAN RI 1. Pengertian Warga Negara2. Asas-asas kewarganegaraan3. Warga Negara Indonesia4. Cara memperoleh kewarganegaraan

RIE. DEMOKRASI

1. Konsepsi Demokrasi2. Norma-norma yang mendasari

demokrasi

Page 5: Pertemuan 1

3. Komponen-Komponen Penegak Demokrasi

4. Model-model Demokrasi5. Demokrasi di Indonesia

F. NEGARA HUKUM1. Pengwertian Negara Hukum2. Bentuk-bentuk Negara Hukum3. Neg. Hukum Eropa Kontinental dan

Anglo Saxon4. Negara Hukum Indonesia5. Penegakan Hukum

Page 6: Pertemuan 1

G. Hak-hak Asasi Manusia (HAM)1. Pengertian dan Konsep Dasar HAM2. Hubungan HAM dengan KAM3. Nilai-nilai Dasar HAM4. Sejarah Perkembangan HAM5. Bantuk-bentuk HAM6. Pelanggaran HAM7. Perkembangan Pemikiran HAM di

IndonesiaH. WAWASAN NUSANTARA(GEOPOLITIK)

1. Pengertian dan Konsepsi Wawasan Nusantara

2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara

Page 7: Pertemuan 1

3. Wawasan Nusantara dlm. Peraturan PerUU-ngan RI

4. Tujuan Wawasan Nusantara5. Implementasi Wawasan Nusantara6. Tatangan ke depan

I. KETAHANAN NASIONAL (GEOSTRATEGI )1. Pengertian dan Konsepsi Dasar

Ketahanan Nasional2. Perkembangan Teori Ketahanan Nasional3. Asas-asas Ketahanan Nasional4. Pembinaan/pengembangan Ketahanan

Nasional

Page 8: Pertemuan 1

Tujuan MK Pendidikan Kewarganegaraan 1. Sebagai upaya Pembentukan Kepribadian

Nasional (Nation and Character Building), yakni membentuk generasi yang berkepribadian Pancasilais, ciri-cirinya : a. Religius (Sila ke 1)b. Humanis (Sila ke 2)c. Nasionalis (Sila ke 3)d. Demokratis (SIla ke 4)e. Sosialis (Sila ke 5)

Kelima nilai diatas harus menyatu dalam pribadi-pribadi bangsa Indonesia dalam satu kesatuan yang utuh (Conprehensif Integral)2. Upaya pendidikan politik warga negara

(Democracy Education), yaknni menjadi warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik

Page 9: Pertemuan 1
Page 10: Pertemuan 1

Pertemuan 2TIK :

Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:1. Memahami pengertian warganegara,

asas-asas kewarganegaraan dan cara-cara memperoleh kewarganegaraan RI

2. Memahami apa saja kewajiban dan hak-hak WNI

3. Memahami apa saja kewajiban negara dibalik hak-hak WNI sebagaimana disebutkan dalam pasal 27 s/d 34 UUD-1945

Page 11: Pertemuan 1

(Kuliah I) PENGANTAR KULIAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN Dosen : Mardenis

A. HAKIKAT DAN PENGERTIAN KWN

• PENDIDIKAN :usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa datang (Pasal 1 ayat 1 UU No. 2/1989: ttg Pokok2 Pendidikan Nasional)

Page 12: Pertemuan 1

• Kewarganegaraan:pendidikan yang menjelaskan hubungan antara warga dengan negara secara timbal balik. Hubungan antara warga dengan negara melahirkan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak yang harus ditunaikan untuk tercapainya tujuan negara

Page 13: Pertemuan 1

B. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai bagian dari mkpk

Pengaruh globalisasi yang ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga - lembaga kemasyarakatan internasional, negara - negara maju yang ikut mengatur perca turan perpoliti kan,perekonomian, sosial budaya serta pertahanan,dan keamanan global.

Isu–isu global yang meliputi demokratisasi,hak asasi manusia, dan lingkungan hidup dan terorisme turut pula mempengaruhi keadaan nasional

Globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi

Page 14: Pertemuan 1

Khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara.

Kondisi ini menciptakan struktur baru,yaitu struktur global.

Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.

Page 15: Pertemuan 1

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiataaan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa datang (Pasal 1 ayat 1 UU No.2/1989 ttg: Pokok2 Pendidkan Nasional).

Page 16: Pertemuan 1

Berdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa pendidikan setidaknya terdiri atas:

a. Bimbingan=transfer of value (afektif)b. Pengajaran=transfer of knowledge (kognitif)c. Latihan=transfer of skill (psychomotorik

Daniel Goleman:Peran IQ bagi keberhasilan seseorang

dalam karir hanya 20%, sadangkan peran EQ adalah 80%.

Page 17: Pertemuan 1

Mengenai Kepribadian

• Kepribadian (personality) adalah ciri-ciri seseorang secara totalitas yang membedakannya dengan orang lain.

• Kepribadian nasional (national personality) adalah ciri-ciri suatu bangsa secara totalitas yang membedakannya dengan bangsa lain.

Page 18: Pertemuan 1

Pkn adalah bagian dari pendidikan dlm rangka pembentukan watak bangsa.

Watak(karakter) hanya bisa dibentuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan, tidak bisa dengan pengajaran. Karena itu, PKn perannya sangat penting dan strategis dalam upaya membangun watak bangsa yang saat ini tengah dilanda oleh krisis multi dimensi, termasuk krisis kepribadian.

Page 19: Pertemuan 1

Bagaimanakah kepribadian bangsa Indonesia?

Sesuai dengan sila-sila Pancasila, maka karakter bangsa Indonesia adalah sbb:1. Religius =taat beragama2. Humanis = menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan3. Nasionalis = mencintai tanah air4. Demokratis5. Sosialis

Page 20: Pertemuan 1

TIK : Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat:1. Memahami kompetensi yang

diharapkan dari mata kuliah Kewarganegaraan

2. Memahami tujuan dari mata kuliah Kewarganegaraan itu sesndiri

PERTEMUAN 3

Page 21: Pertemuan 1

C. Kompetensi dari Pendidikan KWN

Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan global yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan paradoks dan ketakterdugaan.

Pendidikan Kewarganegaraan ditujukan untuk supaya kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk membela negara dan memiliki pola pikir,pola sikap,dan perilaku yang cinta tanah air(nasionalisme), serta utuhnya NKRI.

Page 22: Pertemuan 1

Kompetensi yang diharapkan :Kompetensi diartikan sebagai

seperangkat tindakan cerdas penuh rasa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu melaksanakan tugas –tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Kompetensi lulusan pendidikan kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas,penuh rasa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh para mahasiswa dalam berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah bangsa,wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

Page 23: Pertemuan 1

Hubungan Warganegara dengan negara.

Pengertian warganegara:orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara,yang mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan tanah airnya,dengan UUd negaranya sekalipun ybs berada diluar negeri,selama ybs tidak memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum internasional.

Pengertian negara: Suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Page 24: Pertemuan 1

1. Pengertian NegaraNegara adalah satu perserikatan

yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa guna ketertib an sosial.

Negara menurut Beleefroid adalah; suatu masyarakat hukum yang menempati suatu wilayah tertentu dan yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk urusan kepentingan umum.

Page 25: Pertemuan 1

2. Pengertian Bangsa.

Bangsa adalah: orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.

Bangsa adalah: kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa, dan wilayah tertentu di muka bumi.

Bangsa adalah: sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah (kamus besar bahasa Indonesia)

Page 26: Pertemuan 1

Hak-hak dan Kewajiban Warga Negara

Apa itu Warga Negara ?

Pasal 26 (1) UUD 1945 menegaskan :“Warga negara Indonesia adalah bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.

Page 27: Pertemuan 1

Berdasarkan bunyi pasal diatas, maka yang menjadi warga negara Indonesia adalah bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain, mislanya peranakan Arab, Belanda dan TIonghoa yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, bersikap setia pada NKRI, dan disahkan okeh Undang-undang sebagai warga negara Indonesia

Page 28: Pertemuan 1

Kewajiban Warga negara

Mengenai kewajiban warga negara secara umum dapat ditegaskan, yakni mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara RI, baik peraturan tertulis, begitu peraturan tidak tertulis seperti adat kebiasaan, sopan santun, ajaran agama dan lain-lain.

Berdasarkan ketentuan pasal 7 UU No. 10 tahun 2004 (UU ttg. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) RI, maka tata urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia sekaligus menjadi sumber hukum yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. UUD 1945 2. UU/ PERPU

Page 29: Pertemuan 1

3. PP4. Peraturan Presiden5. Perda

Hak-hak Warga Negara :Mengenai hak-hak warga

negara Indonesia, pengaturannya dapat kita temukan dalam dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945

Page 30: Pertemuan 1

D. Tujuan MK Pendidikan Kewarganegaraan

1. Sebagai upaya Pembentukan Kepribadian Nasional (Nation and Character Building), yakni membentuk generasi yang berkepribadian Pancasilais, ciri-cirinya : a. Religius (Sila ke 1)b. Humanis (Sila ke 2)c. Nasionalis (Sila ke 3)d. Demokratis (SIla ke 4)e. Sosialis (Sila ke 5)

Kelima nilai diatas harus menyatu dalam pribadi-pribadi bangsa Indonesia dalam satu kesatuan yang utuh (Conprehensif Integral)

Page 31: Pertemuan 1

2. Upaya pendidikan politik warga negara (Democracy Education), yaknni menjadi warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik

Page 32: Pertemuan 1
Page 33: Pertemuan 1

FILSAFAT PANCASILA• TIK: Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan

dapat:1. Memahami pengertian dan pembidangan

filsafat2. Menjelaskan Pancasila sebagai suatu

sistem filsafat3. Mengetahui landasan ontologi,

epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila

4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia

PERTEMUAN 4

Page 34: Pertemuan 1

KULIAH IVFILSAFAT PANCASILA

A. PENGERTIAN DAN PEMBIDANGAN PANCASILA

Sering dikatakan bahwa filsafat merupakan bidang yang ribet dan sulit dipahami, atau kerjaan orang yang kurang kerjaan. Kesan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena dalam kehidupan sosial sehari-hari sebenarnya secara sadar setiap manusia tidak dapat terhindar dari kegiatan berfilsafat.

Page 35: Pertemuan 1

Kesadaran tersebut dapat kita amati dari cara pandang manusia di sekitar kita. Jika seseorang (terlalu) mengagungkan materi dalam kehidupannya, berarti ia menganut filsafat materialisme.

Begitu juga jika seseorang begitu memandang tinggi kenikmatan dan kesenangan duniawi, maka ybs berarti menganut filsafat hedonisme.

Page 36: Pertemuan 1

• Secara Etimologi :Filsafat merupakan terjemahan dari

kata “philosophia” (bahasa yunani), yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Philo = cinta , sophia = kebijaksanaan• Dalam bahasa lain, filsafat dikenal dengan istilah “philosophy” (Inggris), “philosophie” (Prancis dan Belanda), dan “falsafah” (Arab), sedangkan orangnya disebut filsuf/ filosof/ philosophus yang artinya pecinta kebijaksanaan .

Page 37: Pertemuan 1

Menurut sejarah , Socrates-lah yang pertama-tama menyebut diri sebagai philosophus, yakni sebagai protes terhadap kaum terpelajar yang menamakan diri mereka sophist (bijaksana).

Sebagai protes kesombongan mereka itu Socrates lebih menyebut diri sebagai philosophus (pecinta kebijaksanaan).

Page 38: Pertemuan 1

Bagaimana awal filsafat mencari kebijaksanaan ???

Bermula dari keheranan yang dimiliki manusia yang bersifat intelektual dan kerohanian. Keheranan tersebut baru bisa dikatakan sebagai filsafat sebelum ada upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan keheranan dan rahasianya.

Keheranan yang berbentuk rasa ingin tahu yang diikuti pertanyaan yang kemudian akan menghasilkan pengetahuan yang merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan kesadaran dalam menghadapi objek yang ingin di kenal.

Page 39: Pertemuan 1

• Kegiatan kefilsafatan merenung.

• Perenungan kefilsafatan percobaan untuk menyusun

suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang menandai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri.

Page 40: Pertemuan 1

Hubungan filsafat dan agama,(Al-kindi)bahwa yang paling luhur dan mulia di

antara segala seni manusia adalah filsafat yang bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan bertindak sebagai kebenaran itu sendiri.

agama dan falsafat memiliki semangat dan tujuan yang sama yaitu kebenaran. Yang membedakan hanyalah jalan untuk mencapai tujuan tersebut.

Agama : mutlak oleh pemeluknya lantaran berasal dari Tuhan, falsafah : lebih bersifat relatif

Page 41: Pertemuan 1

Cabang Utama Filsafat

Ontologi Epistemologi Aksiologi

Page 42: Pertemuan 1

ONTOLOGImempersoalkan adanya segala sesuatu

yang ada. Ontologi, terdapat dua bagian penting :Metafisika umum, yang mempersoalkan

hakikat yang ada secara umum.Metafisika khusus, yang mempersoalkan

hakikat yang ada pada tiga bagian penting berikut ;

a. Kosmologi, yang mempersoalkan hakikat alam semesta termasuk segala isinya, kecuali manusia.

Page 43: Pertemuan 1

b. Antropologi, yang mempersoalkan hakikat manusia

c. Teologi, yang mempersoalkan hakikat Tuhan, yang merupakan konsekuensi terakhir dari pandangan filsafat.

Page 44: Pertemuan 1
Page 45: Pertemuan 1

• TIK: Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan

dapat :1. Mengetahui landasan ontologi,

epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila

2. Memahami manfaat filsafat pancasila3. Memahami lima sila peradaban pancasila4. Memahami dan menjelaskan Pancasila

sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia

PERTEMUAN 5

Page 46: Pertemuan 1

Epistemologi Secara garis besar membahas

segenap proses dalam usaha memperoleh kebenaran pengetahuan. Secara umum kebenaran dibedakan ke

dalam 4 bagian sbb:a. Kebenaran religius: yakni kebenaran

yang dibanguan berdasarkan kaedah-kaedah agama atau keyakinan tertentu dan kebenarannya bersifat absolut.

Page 47: Pertemuan 1

b. Kebenaran filoasofis: merupakan kebenaran dari hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat.

c. Kebenaran estetis: adalah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta cita rasa estetis.

Page 48: Pertemuan 1

Kebenaran ilmiah: pada dasarnya merupakan kebenaran yang telah memenuhi syarat-syarat ilmiah (objektif, logis, sistematis, kritis, dll) yang sifat kebenarannya adalah relatif.

Yang termasuk dalam epistemologi antara lain logika, metode ilmiah, dan filsafat ilmu. Pada umumnya persoalan-persoalan yang senantiasa terkandung dalam epistemologi meliputi :apakah pengetahuan itu?, bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu? Darimana pengetahuan dapat diperoleh?bagaimana validitas pengetahuan dapat dinilai?,dll.

Page 49: Pertemuan 1

AksiologiMerupakan cabang filsafat yang

membicarakan tentang nilai. Persoalan utama pada nilai tersebut ada pada hakikat nilai itu sendiri, kriterianya dan keberadaan suatu nilai.

Bagian aksiologi yang membahas penilaian manusia dari sudut baik dan jahat dikaji dalam etika. Persoalan-persoalan dalam etika diantaranya adalah: apa yang dimaksud baik atau buruk secara moral?, apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral?,dll.

Sedangkan bagian aksaiologi yang mengkaji penilaian atas sesauatu dari sudut pandang indah dan jelek dibahas dalam estetika, seperti: apakah keoindahan itu?Keindahan bersifat objektif ataukah subjektif?, dll.

Page 50: Pertemuan 1

B. Manfaat filsafat

Kegiatan filsafat merupakan perenungan sedalam-dalamnhya untuk sampai kepada intinya. Dengan demikian kita dapat merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia. Dengan kesadaran itu kita dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan kita serta batas-batasnya.

Dengan berfilsafat tidak menjadikan kita tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang berpikir), karena pada hakekatnya jiwalah yang merupakan dasar atau inti dari segala kegiatan dan prinsip hidup.

Page 51: Pertemuan 1

Dengan berfilsafat menyebabkan kita lebih cerdas dan tangkas dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memahami letak kesukaran dan melihat apa apa yang menjadi pokok persoalan.

Yang paling penting dari kesemuanya adalah bahwa filsafat mengajarkan dan melatih kita untuk berpandangan luas dan tidak picik dalam memandang dunia.

Page 52: Pertemuan 1

C. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat

Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan hasil perenungan tentang isi dan jiwa peradaban bangsa Indonesia dan nilai-nilai asli yang hidup dalam masyarakat Indonesia sehari-hari jauh sebelum Indonesia merdeka dalam hubungannya dengan Tuhan YME, dengan kemanusiaan, dengan bangsa dan neagara, dengan rakyat Indonesia dan dengan keadilan hidup.

Page 53: Pertemuan 1

Dikaitkan dengan sistem, maka Pancasila mengandung lima sila (sub sistem) peradaban yang saling memberikan keseimbangan dalam suatu kesatuan yang utuh dan harmonis.

Page 54: Pertemuan 1

D. Lima sila peradaban pancasila

1. Sila pertama: Ketuhanan YME adalah ketuhanan yang adil beadab, yang....

2. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan YME yang berpersatuan Indonesia, yang......

3. Saila ketiga: Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan YME yang..

4. Sila keempat: Kerakyatan adalah kerakyatan yang berketuhanan YME yang...

5. Sila kelima: Keadilan sosial adalah keadilan sosial yang berketuhanan YME yang.......

Page 55: Pertemuan 1

E. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan negara IndonesiaPancasila telah lahir sebelum RI berdiri,

artinya Pancasilaa merupakan kontrak sosial antara neg.RI dengan rakyatnya. Pancasila sebagai dasar negara mwerupakan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dasar bagi kehidupan untuk berbangsa dan bernegara yang dikehendaki oleh Pancasila diambil dari nilai-nilai rohani dan budaya banagsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara juga mengandung arti Pancasila merupakan kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suaasana kebatinan serta watak bgs. Indonesia.

Page 56: Pertemuan 1

Pancasaila sebagai ideologi negara dan bangsa :

Ideologi berasal dari kata idea yang berarti “gagasan, konsep, cita-cita, pemikiran”, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian ideologi dapat diartikan dengan cita-cita yang hendak diwujudkan oleh suatu masyarakat/bangsa di masa depan yang bersifat permanen (tetap).

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berarti: masyarakat Pancasila(is) merupakan bentuk(model) masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara RI di masa depan, yakni masy. yang religius, humanis, nasionalis, demokratis dan sosialis.

Page 57: Pertemuan 1
Page 58: Pertemuan 1

• TIK:Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :1. Memahami pengertian dan konsep dasar

HAM2. Memahami dan mengetahui hubungan

HAM dan KAM3. Memahami dan menjelaskan nilai-nilai

dasar HAM4. Mengetahui sejarah perkembangan HAM5. Memahami dan menjelaskan bentuk dan

pelanggaran HAM

PERTEMUAN 6

Page 59: Pertemuan 1

KULIAH VIHAM

A. PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR HAM

HAM saat ini telah menjadi salah satu isu global (the contemporary global issu) yang sangat mempengaruhi hubungan Internasional, bahkan saat ini HAM telah menjadi semacam “agama baru” yang dijadikan ukuran baik-buruknya suatu perbuatan /tingkah laku manusia.

Page 60: Pertemuan 1

Apa itu HAM?Dalam pasal 1 (1) UU No. 39 Tahun 1999

(UU HAM) dirumuskan sbb:“HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerinth dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Apapun bunyi rumusan HAM baik yang dirumuskan dalam hukum positif atau dirumuskan oleh para sarjana.

Page 61: Pertemuan 1

HAM itu berkaitan dengan:

Hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejakLahir dan merupakan anugrah (pemberian) Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan rumusan-rumusan HAM yang pernah ada, maka dapat ditegaskan bahwa HAM setidaknya mengandung beberapa unsur penting sbb:1. Hak dasar (basic rights); berarti HAM

berkaiatan dengan hak pokok dan sangat penting bagi kesempurnaan eksistensi manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Dimiliki setiap manusia; berati nilai dasar HAM bersifat universal, kendatipun dalam implementasinya diakui adanya nilai partikular atau nilai relatif kultural.

Page 62: Pertemuan 1

3. Dibawa sejak lahir; berarti HAM bersifat kodrati yang mengandung konsekuensi bahwa perlindungannya merupakan kewajiban setiap pemerintah yang berkuasa dimana saja dan kapan saja.

4. Anugrah Tuhan; yang mengandung konsekuensinya bahwa penggunaannya harus disesuaikan dengan keinginan (aturan) Tuhan si pemberi HAM tsb.

Page 63: Pertemuan 1

B. Hubungan HAM dan KAM Penerapan HAM apa dasarnya tidak ada

yg absolut, karena dibalik HAM pasti ada kewajiban asasi (KAM) yg harus kita tunaikan terhadap pihak/orang lain. KAM adalah bentuk pasif dari tanggung jawab. Sesuatu yg dilakukan karena tanggung jawab asasi adalah kewajiban asasi. Kewajiban tidak memperhitungkan untung atau balasan. Ia dilakukan karena tuntutan suara hati (nurani), bukan karena pertimbangan pikiran. Ia adalah suruhan dari dalam. Misalnya orang tua bersusah payah mengasuh anaknya, karena kewajiban asasi.

Page 64: Pertemuan 1

C. Nilai Universalitas dan Partikularitas HAM

Nilai dasar HAM adalah bersifat universal, dlm arti berlaku sama di semua tempat dan di semua kondisi (keadaan).

Namun dalam implementasinya diakui bahwa penerapan HAM ada nilai parikularitas (realtif budaya) karena adanya perbedaan idelogi.

Karena itu, penerapan HAM pada masyarakat Barat sangat diwarnai oleh nilai-nilai ideologi masyarakatnya, yakni Liberal, sedangkan pada masyarakat Indonesia sesuai pula dengan nilai ideologi Pancasila yang pada intinya menganut paham keseimbangan dan keserasian dan keselaran (3S).

Page 65: Pertemuan 1

D. Sejarah Perkembangan HAMPada umumnya para sarjana menulis sejarah

perkembangan HAM sbb :1. Magna Charta (1215), yang antara lain berisi:

a. Raja tidak boleh memungut pajak tanpa seizin penasehat raja

b. Orang tidak boleh ditangkap, disiksa atau dihukum tanpa alasan yang sah

2. Habeas Corpus Act (1568); berisi antara lain:a. Jika seseorang ditangkap, maka hakim

harus dapat menunjukkan alasan penangkapan secara lengkap.

b. Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah penangkapan.

Page 66: Pertemuan 1

3. Bill of Rights (1689) isinya antara lain :a. Membuat Undang-undang harus

dengan persetujuan parmenb. Pemungtan pajak, juga harus

dengan persetujuan parlemen.

4. The Declaration of Independence of Amerika

(1776), isinya antara lain menegaskan :

“Semua orang diciptakan sama. Dikurnia Tuhan hak-hak yang tidak dapatdilepaskan darinya…dst.nya”.

Page 67: Pertemuan 1

5. The four Freedoms of F.D Roosevelt (1941) yang isinya antara lain :a. Freedom of Speech and Expressionb. Freedom of religionc. Freedom from wantd. Freedom from fear

6. The Universal Declaration of Human Rights (1o Desember 1948).

Page 68: Pertemuan 1

Manusia selalu memiliki hak-hak dasar (basic rights) antara lain:• Hak hidup• Hak untuk hidup tanpa ada perasaan takut

dilukai atau dibunuh oleh orang lain• Hak kebebasan• Hak untuk bebas• Hak untuk memiliki agama/kepercayaan• Hak untuk memperoleh informasi• Hak menyatakan pendapat• Hak berserikat• Hak pemilikan,hak untuk memilih sesuatu.

E. Macam-macam HAM :

Page 69: Pertemuan 1

Macam-macam HAM menurut Deklarasi HAM PBB :

• Hak-hak juridis: hak untuk hidup,tidak menjadi budak,tidak disiksa,dan tidak ditahan,dipersamakan di muka hukum (equality before the law), mendapatkan praduga tidak bersalah, dll nya.

• Hak-hak lain yang termuat dalam deklarasi adalah: hak - hak akan nasionalitas, pemilikan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan berbudaya.

Page 70: Pertemuan 1

Dimensi pemikiran HAM :

Menurut Frans Magnis-Suseno, konsep dasar HAM memiliki dua dimensi pemikiran sbb:1. Dimensi Universalitas, yakni substansi HAM

itu pada hakikatnya bersifat umum. HAM akan selalu dibutuhkan oleh siapa saja dlm aspek kebudayaan di manapun itu berada.

2. Dimensi Kontekstualitas, yakni menyangkut penerapan HAM bila ditinjau dari tempat berlakunya. Maksudnya adalah ide-ide HAM dapat diterapkan secara efektif, sepanjang tempat ide-ide HAM tsb memberikan suasana kondisif untuk itu.

Page 71: Pertemuan 1

F. Pelanggaran HAMMenurut UU No. 26/2000 (ttg.

Pengadilan HAM) : pelanggaran HAM adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik scr sengaja ataupun tidak sengaja atau kelalaian yang scr hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yg dijamin oleh UU ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesian hukum scr adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yg berlaku.

Page 72: Pertemuan 1

Klasifikasi Pelanggaran HAMAda dua pelanggaran HAM, yakni

pelanggaran HAM berat (genosida dan kejahatan kemanusiaan), dan pelanggaran HAM ringan(diuar genosida dan kejahatan kemanusiaan).

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yg dilakukan dgn maksud utk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kel. bangsa, ras, kel. etnis, kel. Agama. Kejahatan genosida dilakukan dgn cara membunuh anggota kel. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yg berat thd anggota kel. menciptakan kondisi kehidupan kel. yg akan mengakibatkan kemusnahan scr fisik, dst.nya.........

Page 73: Pertemuan 1

Kejahatan kemanusiaan:adalah setiap perbuatan yg dilakukan

sbg bagian dari serangan yg meluas atau sistematis, padahal diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan scr langsung thd pdd sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan pdd scr paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi paksa, perbudakan seksual, pelacuran paksa, penyiksaan, perkosaan, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yg setara, dst.nya... yg telah diakui scr universal sbg hal yg dilarang menurut hukum internasional.

Page 74: Pertemuan 1

Di mana ada hak, di situ ada kewajiban. Hak dan kewajiban adalah laksana pangkal dan ujung, yang tak terpisahkan. Hubungan kewajiban dengan hak terkait dgn aspek keadilan.

Apabila seseorang telah menjalankan kewajibannya dengan sendirinya memperoleh hak. Apabila hak itu tidak didapatnya, maka itu adalah ketidakadilan.

Sebaliknya orang yg menuntut hak tanpa menjalankan kewajibannya, ia telah bertindak tidak adil.

Hak dibatasi oleh kewajiban (dibalik hak pasti ada kewajiban). Hak saya akan berhenti, ketika saya harus menunaikan kewajiban saya terhapa orang/pihak lain.

Page 75: Pertemuan 1
Page 76: Pertemuan 1

Konsepsi Demokrasi dan Demokrasi di Indonesia

• TIK:Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:1. Memahami konsep dasar demokrasi2. Memahami norma-norma yg mendasari

demokrasi3. Menjelaskan komponen-komponen dan

model-model demokrasi4. Memahami kosnsep dan praktek demokrasi

di Indonesia

PERTEMUAN 7

Page 77: Pertemuan 1

A. Konsepsi Demokrasi• Bahasa yunani “democratos”

gabungan dari kata “demos = rakyat” , “cratos = kekuasaan atau kedaulatan”.

• Makna pemerintahan :dari rakyat (government of the people), pemerintahan oleh rakyat (government by people) dan pemerintahan untuk rakyat (government for people).

Page 78: Pertemuan 1

Hakikat makna :• Government of the people = dalam

negara demokrasi, legitimasi/keabsahan terhadap siapa yang memerintah (pemerintah) berasal dari kehendak rakyat .

• Government by the people = dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan pemerintah prosesnya diawasi oleh rakyat

• Government for people = dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan oleh pemerintah harus dilangsungkan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Page 79: Pertemuan 1

B. Norma-norma yang Mendasari Demokrasi

Henry B.Mayo, didasari oleh beberapa

norma :1. Menyelesaikan perselisihan

dengan damai dan secara melembaga

2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah

Page 80: Pertemuan 1

3. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum

4. Mengakui serta menganggap secara wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta tingkah laku

5. Menjamin tegaknya keadilan

Page 81: Pertemuan 1

Nurcholish Madjid , demokrasi didasari tujuh norma :1. Kesadaran atas pluralisme2. Musyawarah3. Pemufakatan yang jujur dan

sehat4. Kerjasama5. Pemenuhan segi-segi ekonomi6. Pertimbangan moral7. Sistem pendidikan yang

menunjang

Page 82: Pertemuan 1

Franz Magnis Suseno, ada lima prinsip negara demokrasi :1. Sistem negara hukum, mengandung

arti demokrasi tidak mengenal kata-kata absolut (kekuasaan mutlak). Kekuasaan di negara demokrasi berada di tangan rakyat dan diatur oleh hukum (UUD, UU, dll).

2. Social Control (pengawasan oleh rakyat), baik yg dilakukan secara langsung begitu juga melalui lembaga-lembaga sosial dan politik yg ada. Social control menghendaki adanya transparansi.

Page 83: Pertemuan 1

3. Pemilu yg bebas, antara lain tergambar dari diselenggarakannya Pemilu oleh lembaga independen serta pemberian hak dan kewajiban yg sama kpd semua parpol peserta pemilu.

4. Prinsip mayoritas, bahwa nilai-nilai dasar demokrasi merujuk kpd kepentingan rakyat banyak (mayoritas) dan bukan pd kepentingan segelintir orang.

5. Adanya jaminan terhadap HAM, antara lain ditandai dengan adanya lembaga khusus dan independen yg menangani setiap pelanggaran HAM yg terjadi (F.M. Suseno, dalam Heri Zulfan dan Dahnil Syah, 2000).

Page 84: Pertemuan 1

C. Komponen-komponen Penegak Demokrasi

Komponen-komponen tegaknya demokrasi :

1. Negara hukum2. Pemerintahan yang Good

Governance3. Badan pemegang kekuasaan

legislatif4. Peradilan yang bebas dan mandiri5. Masyarakat madani6. Pers yang bebas dan bertanggung

jawab7. Infrastruktur politik

Page 85: Pertemuan 1

D. Model-model DemokrasiDipandang dari orientasinya :1. Demokrasi Liberal = demokrasi yang

menjunjung tinggi kebebasan dan induavidualisme.

2. Demokrasi Terpimpin = demokrasi yang dipimpin oleh pemimpin negara, dimana rakyat mempercayakan kepadanya untuk memimpin demokrasi di negaranya.

3. Demokrasi Sosial = demokrasi yang menaruh kepedulian besar terhadap keadilan sosial dan egalitarian

Page 86: Pertemuan 1

Dipandang dari mekanisme pelaksanaannya :1. Demokrasi langsung, dicirikan

dengan penampakan kedaulatan rakyatnya yang dilakukan secara langsung.

2. Demokrasi tidak langsung, mekanisme kedaulatan rakyatnya diwakilkan kepada lembaga perwakilan negara tersebut.

Page 87: Pertemuan 1
Page 88: Pertemuan 1

E. Demokrasi di Indonesia

• TIK: Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep

demokrasi di Indonesia sesuai dengan Pancasila dan UUD-1945

2. Memahami dan menjelaskan beberapa perbedaan mendasar antara demokrasi modern (Barat) dengan sistem demokrasi Pancasila

PERTEMUAN 8

Page 89: Pertemuan 1

Demokrasi di IndonesiaSesuai dgn semangat UUD-1945,

sistem demokrasi yg dianut Indonesia disebut dengan Demokrasi Pancasila, yakni suatu sistem demokrasi yg dijiwai dan diintegrasikan dengan sila-sila yg terkandung pada Pancasila sebagai dasar negara.

Dengan demikian secara sederhana dapat ditegaskan bahwa demokrasi Pancasila adalah sistem demokrasi yg religius, humanis, nasionalis, menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah mupakat serta berkeadilan sosial.

Page 90: Pertemuan 1

Demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat sebagaimana yg ditegaskan pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Menurut Harjono (mantan hakim MK), dlm konteks kedaulatan rakyat ini, ada 2 hal yg harus dibedakan, yakni kedaulatan yg masih berada di tangan rakyat dan kedaulatan yg telah dilimpahkan kepada atau dilaksanakan dlm kerangka UUD.

Sebagai sebuah potensi, “kedaulatan ada di tangan rakyat” masih tetap eksis dlm genggaman rakyat.

Page 91: Pertemuan 1

Seraya kedaulatan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara, maka lembaga-lembaga negara tsb tidak boleh melaksanakannya secara tanpa batas (absolut). Batas-batasnya ditentukan oleh UUD.

Dengan demikian, demokrasi berjalan berdasarkan atas hukum. Dalam pelaksanannya , mengacu pada ketentuan Pasal 1 ayat (2) tsb, dikenal 2 macam kedaulatan. Pertama , kedaulatan langsung melalui Pemilu. Kedua, kedaulatan yg dilakukan oleh badan-badan perwakilan. Setelah dilaksanakan secara langsung melalui PEMILU, maka proses selanjutnya, menurut konstitusi, kedaulatan dilakukan melalui badan perwakilan.

Page 92: Pertemuan 1

Teori Prof. Hazairin ttg Demokrasi Pancasila :• Demokrasi Pancasila pada dasarnya

adalah demokrasi sebagaimana yg telah dipraktekkan oleh semua pihak bangsa Indonesia sejak dahulu kala dan masih nampak saat ini dalam praktek hidup masyarakat hukum adat, seperti: Nagari di Minangkabau, Desa di Jawa, Marga di Sumut, dll (Hazairin, sebagaimana dikutip Rozikin Daman, 1992:127).

Page 93: Pertemuan 1

Berdasarkan teori Hazairin di atas dapat ditegaskan bahwa Demokrasi Pancasila adalah demokrasi asli bangsa. Indonesia (masyarakat hukum adat/desa).

Sejalan dgn ini, dikaitkan dengan sejarah lahirnya rumusan (tgl. 29 dan 32 Mei serta 1 Juni 1945), maka ada pendapat yg menyatakan bahwa demokrasi Pancasila itu miniaturnya dapat dilihat pada sistem musyawarah mufakat sbgmn dipraktekkan masyarakat hukum adat Minangkabau.

Page 94: Pertemuan 1

Demokrasi Pancasila acuannya adalah suara (nilai) kebenaran dan bukan suara mayoritas sebagaimana yg dianut oleh sistem Demokrasi Liberal.

Pemahaman seperti ini diperoleh ketika kita memahami makna yg terkandung dalam sila ke IV Pancasila yg merupakan acuan normatif dan filosofis dari Demokrasi Pancasila yg rumusannya menegaskan: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

Page 95: Pertemuan 1

Kata “hikmah” dalam rangkaian teks sila ke IV tsb, mengandung arti: kearifan, kebijaksanaan, kebenaran. Kebenaran, tentu ada yg bersifat relatif (kebenaran ilmiah) dan ada kebenaran absolut, yakni atau kebenaran yg bersumber dari zat yg Maha Benar atau (Allah SWT).

Page 96: Pertemuan 1

Sehubungan dengan kebenaran ini, pepatah adat Minangkabau mengatakan: Kamanakan barajo ka Mamak Mamak barajo ka Panghulu Panghulu barajo ka mupakat Mupakat barajo ka nan bana Nan bana tagak sandiri Sasuai alua jo patuik

Page 97: Pertemuan 1
Page 98: Pertemuan 1

Pertemuan 9

TIK: Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan

dapat:1. Memahami dan menjelaskan tentang

konsep negara hukum2. Memahami dan menjelaaskan tentang

konsep negara hukum Eropa Kontinental dan negara hukum Anglo Saxon

Page 99: Pertemuan 1

KULIAH VNEGARA HUKUM

Ubi societas ibi ius, di mana ada masyarakat, di situ ada hukum. Setiap negara di dunia ini memiliki hukumnya mading-masing, yakni hukum yg dibuat oleh masyarakatnhya sendiri dan harus pula dipatuhi oleh masyarakat itu sendiri.

Persoalannya lagi adalah apakah hukum yg berlaku tsb responsif (otonom) ataukah hukum yg elitis (menindas) yg erat kaitannya dengan sistem pmerintahaan yg dilaksanakan di negara tsb.

Page 100: Pertemuan 1

A. Pengertian Negara HukumPlato dlm bukunya Nomoi

merumuskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan yg baik adalah yg diatur oleh hukum.

Aristoteles (murid Plato), dalam bukunya Politica, juga merumuskan bahwa suatu negara yg baik adalah negara yg diperintah dgn konstitusi dan berkedaulatan hukum.

Bagi Aristoteles, yg memerintah dlm negara bukanlah manusia melainkann pikiran yg adil, dan kesusilaanlah yg menentukan baik buruknya suatu hukum.

Page 101: Pertemuan 1

Pengertian (Sambungan...)Wirjono Prodjodikoro: negara hukum

adalah suatu negara yg di dlm wilayahnya adalah:a. Semua alat-alat perlengkapan negara,

khususnya alat-alat perlengkapan dari pemerintah dlm tindakannya baik thd para warga negara maupun dlm saling berhubungan nasing-masing, tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yg berlaku.

b. Semua orang (penduduk) dlm hubungan kemasyarakatan hrs tunduk pd peraturan-peraturan hukum yg berlaku.

Page 102: Pertemuan 1

B. Bentuk Negara HukumDilihat dr bentukn ya, negara hukum

dibedakan sbb:a. Negara hukum formal (Ngr. Hukum dlm

arti sempit), yakni suatu negara hukum di mana pemerintah dlm berhubungan dgn warga negaranya bertindak laksana penjaga malam.

b. Negara hukum material (dlm arti luas), yakni pemerin tah tidak saja berkewajiban melindungi wargaanya, tetapi juga hrs (aktif) memajukan kesejahteraan sosial rakyatnya.

Page 103: Pertemuan 1

C. Negara Hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon

Ciri-ciri Negara Hukum Eropa Kontinental (Rechtsstaat) menurut Immanuel Kant adalah:a. Adanya perlindungan terhadap HAMb. Adanya pemisahan kekuasaan dalam

negara tsbBerdasarkan rumusan Kant ini, lahirlah

negara yg disebut konsep “negara hukum penjaga malam” atau “negara polisi”, di mana kekuasaan negara baru bertibdak apabila terdapaat perselisihan (sengketa) antar individu dlm masyarakat.

Page 104: Pertemuan 1

Teori Frederich Julius Stahl

Dlm perkembangan berikutnya, pemikiran negara hukum Eropa Kontinental banyak dipengaruhi ole faham Liberal yg menjunjung faham negara kesejahteraan (welfare state), sehingga konsep negara hukum Eropa Kontinental bergeser ke arah bentuk negara hukum kesejahteraan. F. J. Stahl dlm teorinya merumuskan bentuk negara hukum kesejahteraan ini sbb:

Page 105: Pertemuan 1

Ciri-ciri welfare state(Stahl):

a. Adanya jaminan thd perlindungan HAMb. Adanya pemisahan kekuasaanc. Adaanya pemerintahan berdasarkan UUd. Adanya peradilan administrasi negara

Menurut Stahl, negara hukum bertujuan melindungi hak asasi warga negaranya dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara dengan UU.

Page 106: Pertemuan 1

Negara Hukum Anglo Saxon (rule of law)

Konsep negara hukum Asnglo Saxon ini berkembang di Inggris dan AS yg dikenal dgn sebutan rule of law.

Menurut A.V. Dicey. Ciri negara hukum adalah:a. Supremasi hukum/kekuasaan tertinggi

negara adalah hukumb. Kesamaan di hadapan hukumc. Perlindungan terhadap HAM

Page 107: Pertemuan 1

Persamaan dan perbedaan

Persamaan antara konsep rechtsstaat dgn rule of law, yakni terletak pada adanya keinginan untuk memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.

Perbedaannya, jika pada negara hukum Anglo Saxon lebih menekankan kepada prinsip persamaan di depan hukum, maka pada negara hukum rechtsstaat memasukkan unsur peradilan administrasi negara sebagai salah satu unsur negara hukum.

Page 108: Pertemuan 1

Perbedaan (Saambungan...)

Perbedaan lainnya adalah, jika dlm negara hukum Rechtsstaat sumber hukumnya lebih mengutamakan civil law (hukum tertulis) demi terwujudnya kepastian hukum, maka dalam negara hukum Anglo Saxon lebih mengutamakan common law (yurisprudensi) agar terwujudnya keadilan.

Page 109: Pertemuan 1
Page 110: Pertemuan 1

PERTEMUAN 10

TIK: Setelah pertemuan ini, mhs

diharapkan dapat:1. Memahami dan menjelaskan

tentang negara hukum di Indonesia2. Memahami dan menjelaaskan

tentang Penegakan Hukum

Page 111: Pertemuan 1

D. Negara Hukum Indonesia

Psl 1 ayat (3) UUD-1945: “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Berdasarkan penegasan ini dapat dipahami baahwa sgl tindakan yg dilakukan atau diputuskan oleh alat negara dan masyarakat haruslah berdasarkan kepada hukum.

Hal ini telah menunjukkan adanya supremasi hukum/kekuasaan tertinggi dalam negara adalah hukum.

Page 112: Pertemuan 1

Jika dikaitkaan dengan ciri-ciri negara hukum baik pada rechtsttaat begitu juga pada rule of law, maka negara hukum Indonesia tidak secara kaku (strict) mengacu pada salah satu dari kedua bentuk negara hukum tsb, tetapi adalag mengintegrasikan (konsep prismatik) nilai-nilai positif dari keduanya. Hal ini dapat dijelaskan sbb:Adanya supremasi hukum (Psl. 1 ayat

(3) UUD-1945

Page 113: Pertemuan 1

Negara Hukum Indonesia.....

Adanya pemisahan kekuasaan (Psl. 2 s/d Psl 24 C UUD-1945

Adanya pemerintahan berdasarkan UUD (Psl. 4 ayat (1) dan Psl 9 ayat (1) UUD-1945

Adanya kesamaan dihadapan hukum (Psl 24 ayat (2) UUD-1945

Adanya Peradilan administrasi (Psl 24 ayat (2) UUD-1945

Adanya jaminan perlindungan HAM (Psl 28 A s.d Psl 28 J UUD-1945

Page 114: Pertemuan 1

E. Penegakan HukumPenegakan hukum merupakan salah

satu aspek terpenting dlm suatu negara hukum, karena hanya dgn penegakan hukumlah maka tujuan hukum, yakni keadilan, kepatian hukum dan ketertiban akan dapat dirasakan masyarakat.

Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo, ada tiga hal penting yg harus diperhatikan dlm menegakkan hukum, yaitu: keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum .Sekaitan dgn ini, Satjipto Raharjo menyatakaan bahwa penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide tentang keadilan, kepastian hukum dan kemaanfaantan sosial menjadi kenyataan.

Page 115: Pertemuan 1

Penegakan Hukum (Sambungan...)Studi tentang penegakan hukum selalu

dikaitkan dgn paradigma sistem hukum sbgmn dikemukakan Lawrence M. Fiedman, yg membagi sistem hukum itu ke dalam 3 sub sistem sbb:a. Substansi hukum (legal substance) yg

diibaratkan sbg apa yag dikerjakan atau dihasilkan oleh sebuah mesin

b. Struktur Hukum (legal structur) yg diibaratkan sbg mesin

c. Kultur hukum (legal cultur), yakni aapa sajaa atau siapa saja yg memutuskan mesin itu digunakan.

Page 116: Pertemuan 1

Soerjono Soekanto:Faktor-faktor yg mempengaruhi

penegakan hukum adalah:a. Faktor hukumnya sendirib. Faktor penegak hukumnya, yakni pihak-

pihak yg membentuk maupun menerapkan hukum

c. Faktor sarana atau fasilitas yg mendukung penegakan hukum

d. Faktor masyarakatnya, yakni lingkungan di mana hukum tsb berlaku atau diterapkan

e. Faktor kebudayaan, hyakni hasil karya, cipta dan rasa yg didasarkan pada karsa manusia di dlm pergaulan hidup.

Page 117: Pertemuan 1
Page 118: Pertemuan 1

KULIAH VIWawasan Nusantara

TIK:Setelah pertemuan ini, mahasiswa

diharapkan dapat:1. Memahami dan menjelaskan

pengertian dan hakekat wawasan Nusantara sebagai konsep geo politik Indonesia

2. Memahami dan menjelaskan mengenai dasar pemikiran wawasan nusantara

PERTEMUAN 11

Page 119: Pertemuan 1

A. Konsepsi dan Pengertian WawasanNusantara

• Secara etimologi :

Perkataan wawasan Nusantara berasal dari dua suku kata, yakni “Wawasan” (berasal dari bahasa Jawa) dari akar kata “wawas”yang berarti : pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi (Inggris : vision).

Page 120: Pertemuan 1

Nusantara berasal dari kata :• “nusa” yang artinya kepulauan

(archipelago state), suatu kesatuan wilayah laut yang ditaburi oleh gugusan pulau-pulau

• “antara” yang artinya pembatas.Dengan demikian,

Nusantara dapat diartikan dengan suatu negara kepulauan yg terletak (dibatasi) antara/oleh dua benua besar, yakni benua Asia dan Australia.

Page 121: Pertemuan 1

Apa konsekuensi dari letak wilayah RI pada posisi silang dunia?

Konsekuensi logisnya adalah menyebabkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang heterogen (majemuk), baik secara agama, suku, bahasa, budaya daerah, dll.

Karena itu, kemajemukan (pluralisme) bangsa Indonesia haruslah dipandang sebagai suatu realita alamiah yang merupakan anugrah Allah SWT yang perlu disyukuri dan dihadapi dengan sikap yang bijak dan benar

Page 122: Pertemuan 1

Secara terminologi

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai ideologi nasionalnya yaitu pancasila dan UUD 1945, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermanfaat ditengah-tengah lingkungannya yang menjiwai tindak kebijaksanaandalam mencapai tujuan perjuangan bangsa (Modul UT, 1985:3)

Page 123: Pertemuan 1

Hakekat Wawasan Nusantara

Berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945

Cita-cita nasional Indonesia (alinea 2 pembukaan UUD 1945), yaitu mewujudkan negara Indonesia yang bersatu dan makmur.

Tujuan nasional (alinea ke 4 Pemb. UUD 1945), yakni Melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedailan sosial.

Page 124: Pertemuan 1

Faktor-faktor yang berpengaruh:

Setidaknya ada 3 faktor penting yang dapat mempengaruhi upaya bangsa Indonesia mewududkan cita-cita dan tujuan nasionalnya :a. faktor geografis negara :luas

wilayah RI 8,5 jt km2, terdiri atas ribuan pulau dan dikelilingi oleh lautan dan benua-benua (faktor ini berpotensi jadi modal tapi dapat pula menjadi ancaman),

Page 125: Pertemuan 1

b. faktor manusia : penduduknya 220 jt terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang adat istiadat/agamanya berbeda-beda,

c. faktor lingkungan : wilayah Indonesia dikelilingi oleh lautan (perairan yang luas) yang dapat menjadi titik rawan terutama ditinjau dari aspek sosial budaya dan hankam.

Page 126: Pertemuan 1

Sehubungan dengan kondisi sebagaimana digambarkan di atas, maka bangsa Indonesia harus memiliki suatu wawasan yang disebut dengan Wawasan Nusantara yang dapat dijadikan sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan masionalnya.

Berdasarkan uraian dapat ditegaskan bahwa pada dasarnya Wawasan Nusantara merupakan perwujudan dari Pancasila yang arti suatu kesatuan yang bulat dan utuh dan faham keseimbangan.

Page 127: Pertemuan 1

B. DASAR PEMIKIRAN WAWASAN NUSANTARA

Setidaknya ada 3 dasar pemikiran utama yang melatarbelakangi ditetapkannya Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional bangsa Indonesia sbb :I. Dasar pemikiran geografis dan

geostrategis.II. Dasar pemikiran historis dan yuridis

formalIII. Dasar Pemikiran Kepentingan

Nasional

Page 128: Pertemuan 1

I. Dasar pemikiran geografis dan geostrategis.

1. Dasar geografis Secara geografis (keadaan wilayah), Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara, bahkan secara demografis merupakan negara dengan junlah pendduk terbesar nomor 4 di dunia saat ini. Sedangkan hal-hal ini dari aspek geografis ini dapat dijelaskan sbb :a. panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwab. Jumlah penduduk saat ini mendekati angka 220 jt

jiwa.

Page 129: Pertemuan 1

c. Jumlah pulau 13.667 pulaud. Luas lautan merupakan 2/3 dari

seluruh wilayahe. Tanahnya mengandung sumber

kekayaan alam yang melimpah yang umumnya masih potensial, diantaranya merupakan bahan-bahan vital dan strategis

f. Penduduknya cukup padat (sekitar 220 jt jiwa) dengan distribusi yang belum merata.

Page 130: Pertemuan 1

2. Dasar geostrategis• Geo = wilayah. Strategis= strategi

hankam. Dengan demikian Geo Strategi dimaksudkan: strategi hankam suatu negara yang disesuaikan dengan kondisi wilayah negara ybs.

• Geostrategi(strategi hankam) Indoneia disesuaikan dengan kondisi wilayah RI yang terletak pada posisi silang dunia yang di satu pihak memberikan pengaruh menguntungkan, tetapi dapat pula mengundang ancaman. Namun dalam merancang strategi hankam negara, kita tentu lebih fokus pada sisi negatif dari letak wilayah tersebut.

Page 131: Pertemuan 1

Dilihat lebih jauh, ternyata letak wilayah RI pada posisi silang dunia tidak hanya mengenai aspek geografis saja, melainkan juga mengenai aspek-aspek sosial lainnya,yakni :a. Demografis (kependudukan): antara

negara dengan penduduk padat di utara (RRC) dan negara dengan penduduk lengang di selatan (Australia).

b. Ideologis : antara negara dengan ideologi Komunis di utara dan liberal di selatan.

c. Politik : antara demokrasi rakyat di utara dengan demokrasi liberal di selatan.

Page 132: Pertemuan 1

d. Budaya : dengan budaya timur di utara (Budha/Konghuchu) dan budaya barat di selatan.

e. Hankam : antara sistem pertahnan kontinental di utara dengan sistem pertahanan maritim di selatan.

Page 133: Pertemuan 1

Geostrategi lanjutan …..

Posisi Indonesia seperti digambarkan di atas, memaksa Indonesia untuk memilih salah satu dari dua pilihan :

Pertama: membiarkan dirinya terus menerus terombang ambing oleh pengaruh rivalitas dua kekuatan besar (utara-selatan)

Kedua: Turut serta mengatur lalu lintas pengaruh lingkungan dengan berperan sebagai subjek.

Page 134: Pertemuan 1

Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang mengharuskan Indonesia menganut sistem polugri bebas aktif, maka Indonesia harus mengambil pilihan kedua (berperan sebagai subjek).

Namun untuk dapat berperan sebagai subjek, Indonesia harus kuat dan hal itu menuntutnya untuk mampu mengubah pengaruh dan kekuatan dari luar menjadi kekuatan nasional yang dikendalikan sebagai kekuatan sentrifugal.

Page 135: Pertemuan 1

II. Dasar pemikiran historis dan yuridis formal

Historis dan yuridis formal: berarti dasar pemikiran dilihat dari sejarah (historis) dan peraturan perundang-undangan (yuridis formal) yang pernah berlaku di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka 17-8-1945, ternyata UUD-1945 tidak secara tegas mengatur tentang batas wilyayah RI sebagaimana yang diharuskan oleh Hukum Internasional (Konvensi Montevideo, 1933).

Karena itu, berdasarkan ketentuan pasal aturan peralihan, di Indonesia otomatis berlaku peraturan yang telah ada sebelumnya, yakni Ordonansi Belanda tahun 1939 yang menegaskan bahwa batas wilayah Hindia Belanda adalah 3 mil (laut) dari pantai diukur waktu pasang surut.

Page 136: Pertemuan 1

ZEE ……Selanjutnya tahun 1980, pemerintah

RI kembali mengeluarkan peraturan tentang batas wilayah RI yang dikenal dengan Peraturan tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia

ZEEI yang isinya menegaskan bahwa: wilayah laut selebar 200 mil dari garis garis dasar merupakan hak milik Indonesia ekslusif (khusus) secara ekonomi.

Berdasarkan aturan ZEE ini, maka luas wilayah laut Indonesia terutama ke arah laut bebas bertambah secara signifikan.I

Page 137: Pertemuan 1

III. Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional diartikan dengan: nilai-nilai (material dan inmaterial) yang dipandang berharga (terbaik) oleh suatu bangsa dan karena itu mereka ingin mempertahankannya.

Bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kondisi masyarakatnya yang sangat heterogen, maka kepentingan nasionalnya yang paling utama adalah mempertahankan kelangsungan hidup (survival) NKRI.

Kepentingan nasional lainnya yang sifatnya relatif dinamis adalah menjaga kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional dalam pengertian yang seluas-luasnya.

Page 138: Pertemuan 1
Page 139: Pertemuan 1

PERTEMUAN 12

TIK:Setelah pertemuan ini, mahasiswa

diharapkan dapat:1. Memahami dan menjelaskan wawasan

nusantara dalam per-undang-undangan RI

2. Memahami dan menjelaskan mengenai tujuan dan implementasi wawasan nusantara

Page 140: Pertemuan 1

C. Wawasan Nusantara dalam Peraturan Per-Undangundangan RI

Jiwa dan semangat (spirit) Wawasan Nusantara sesungguhnya telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala (Sumpah Palapa, “Bersatu teguh, Bercerai runtuh”).

Tentu saja saat itu belum dirumuskan dan belum dimuat dalam peraturan per-undang-undangan RI.

Page 141: Pertemuan 1

Sejak kapan konsep Wawasan Nusantara mulai dirumuskan?

Konsep Wawasan Nusantara mulai dirumuskan dan dimuat dalam peraturan perundang-undangan RI sejak tahun 1973, yakni dengan dimuatnya dalam GBHN saat itu.

Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP MPR No. II/MPR/1983, yo TAP MPR No, II/MPR 1988, yo TAP MPR No. No. II/MPR No. 1993, yo TAP MPR No. II/MPR 1998 ditegaskan bahwa Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.

Page 142: Pertemuan 1

D. Tujuan Wawasan Nusantara :Dapat dibedakan sbb:A. Ke dalam : untuk mewujudkan

kesatuan dan keutuhan dalam semua aspek kehidipan bangsa dan negara, baik itu dalam aspek alamiah begitu juga dalam Aspek sosial.

Aspek alamiah mencakup:1) Gatra (aspek) geografis (posisi

wilayah)2) gatra keadaan dan kekayaan alam3) gatra keadaan dan kemampuan

penduduk

Page 143: Pertemuan 1

Aspek sosial , yang mencakup :1) Gatra ideologi2) Gatra politik3) Gatra ekonomi4) Gatra sosial budaya, dan5) Gatra hankam.

B. Tujuan keluar : turut serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian bagi seluruh uamt manusia.

Page 144: Pertemuan 1

Tujuan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara, yang mencakup sbb :

1. Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti : menginginkan terwujudnya integrasi (kesatuan/keadilan) politik.

2. Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti : menginginkan terwujudnya integrasi (kesatuan/keadilan) ekonomi.

Page 145: Pertemuan 1

3. Perwujudan Kepulauan wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya, dalam arti :menginginkan terwujudnya kesatuan integrasi (kesatuan/keadilan) di bidang sosbud.

4. Perwujudan Kepuluan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan hankam, dalam arti : menginginkan terwujudnya integrasi di bidang hankan.

Dengan dimuatnya rumusan Wawasan

Nusantara dalam GBHN, maka berati sejak 1973 tersebut, konsep rumusan dan subtansi Wawasan Nusantara telah menjadi bagian dari hukum positif di Indonesia yang mengikat baik pemerintah begitu juga segenap rakyat Indonesia.

Page 146: Pertemuan 1

E. Implementasi Wawasan Nusantara

Sebagai cara pandang dan visi nasional bangsa Indonesia, maka Wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa dan pemerintah Indonesia terutama dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang serta dalam menjaga NKRI.

Secara ringkas, implementasi Wawasan Nusantara adalah bagaimana setiap gerak pembangunan di Indonesia harus selalu berorientasi pada kepentingan rakyat dan pada upaya integrasi wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh yang pelaksanaannya per bidang dapat dijelaskan sbb :

Page 147: Pertemuan 1

• Dalam bidang politik, berorientasi pada upaya menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis yang perwujdannya nampak dalam wujud pemerimtahan yang kuat dan legitimet sebagai penjelmaan dari kedaulatan rakyat

• Dalam bidang ekonomi, diorientasikan pada upaya menciptakan integrasi ekonomi nasional yang perwujudannya nampak pada terjaminnya pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata.

Page 148: Pertemuan 1

• Dalam bidang sosial budaya, diorientasikan pada upaya membangun sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaabn sebagai kenyataan hidup sekaligus kurnia Allah SWT yang pada gilirannya akan tercipta suasana kehidupan bangsa yang harmonis, rukun dan bersatu dalam keberagaman yang dinamis.

• Dalam bidang hankam, diorientasikan pada upaya menumbuhkembangkan kesaran cinta tanah air dan bangsa, yang pada gilirannya akan membentuk sikap bela negara pada setiap bangsa Indonesia dalam arti yang seluas-luasnya.

Page 149: Pertemuan 1
Page 150: Pertemuan 1

KETAHANAN NASIONAL

TIK: Setelah pertemuan ini mhs

diharapkan dapat:1. Memahami dan menjelaskan tentang

pengertian dan hakekat Ketahanan Nasional sebagai strategiis Indonesia

2. Memahami dan menjelaskan tentang perkembangan ketahanan nasional

PERTEMUAN 13

Page 151: Pertemuan 1

A. Pengertian dan Konsepsi Dasar Ketahanan NasionalKetahanan Nasional merupakan

istilah khas Indonesia dan baru dikenal sejak sekitar awal tahun 1960-an dan kemudian semakin populer sejak setelah tahun 1965, terutama pasca tragedi G-30S-PKI dan setelah berdirinya Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANNAS).

Selanjutnya Lemhannas pulalah yang semakin mempopulerkan istilah Ketahanan Nasional serta menyempurnakan baik rumusan begitu juga substansinya.

Page 152: Pertemuan 1

Lanjutan Istilah….

Dalam terminologi asing (barat), untuk terminologi yang kurang lebih semakna dengan Ketahanan Nasional dikenal istilah : National Power (Kekuatan Nasional).

Hal ini sebagaimana dipopulerkan oleh Hans Morgenthau dalam bukunya “Politics Among Nation”.

Page 153: Pertemuan 1

Dalam bukunya itu Morgenthau menjelaskan tentang apa yang disebutnya dengan istilah “The elements of National Powers” yang bermakna beberapa unsur yang harus dipenuhi suatu negara agar memiliki kekuatan nasional, antara lain: wilayah yang luas, sumber daya alam yang besar, kapasitas industri,penguasaan teknologi, kesiapsiagaan militer, kepemimpinan yang efektif, dan kualitas/kuantitas angkatan perang.

Page 154: Pertemuan 1

Kenapa bangsa Indonesia menggunakan istilah Ketahanan Nasional?

• Kenapa tidak mengadopsi istilah Kekuatan Nasional saja yang telah lebih duluan populer?

• Jawabannya adalah: karena istilah Ketahanan Nasional dipandang lebih sesuai dengan dinamika sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang selama berabad-abad lamanya berhasil mempertahankan kelangsungan hidup (survival)nya sebagai sebuah bangsa.

• Dimaksudkan dengan “dinamika perjuangan bangsa Indonesia” adalah dinamika (pasang surut) perjuangan bangsa Indonesia sejak masa pra kolonial, dalam era kiolonial, era Orde Lama, Orde Baru dan seterusnya hingga saat ini.

Page 155: Pertemuan 1

Lanjutan kenapa…..

Perjuangan bangsa Indonesia yang paling berat adalah pada masa Orde lama yang hampir saja membuat NKRI menjadi bubar sebagaimana diperkirakan sebagaian pengamat asing. Ternyata analisis para pengamat asing tersebut meleset, terbukti bangsa Indonesia berhasil melalui tantangan berat tersebut dengan selamat.

Pertanyaannya adalah, kenapa bangsa Indonesia sampai saat ini tetap eksis dan survive?

Page 156: Pertemuan 1

Jawabannya, jelas bukan dikarenakan bangsa Indonesia kuat, tapi karena memiliki ketahanan sebagai sebuah bangsa. Ketahanan berasal dari akar kata “tahan” yang berarti:• tahan penderitaan, tabah, kuat• dapat menguasai diri, dan• tidak mengenal menyerah.

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa istilah Ketahanan Nasional memiliki kandungan makna yang lebih luas dibandingkan istilah kekuatan nasional yang perbedaannya dapat dijelskan sbb:

Page 157: Pertemuan 1

Beberapa perbedaan :no National Power Ketahanan Nasional1 Totalitas: kekuatan fisik dan

abstrak, tetapi tidak termasuk(-)kekuatan spritual.

Totalitas: kekuatan fisik dan abstrak+spritual

2 Ditujukan secara langsung untuk memelihara keamanan.

Ditujukan secara langsung untuk memelihara keamanan dan kesejahteraan.

3 Penggunaannya secara langsung berupa kemampuan (power) terhadap pihak lawan.

Melalui gabungan anatara kekuatan, wibawa dan kemampuan terhadap pihak lawan

4 Lebih menonjolkan faktor kekuatan fisik dari abstrak

Pertama digunakan kekuatann abstrak, jika gagal baru kekeuatan fisik

5 Dalam upaya mewujudkan keamanan, pertama dengan penangkalan dan dengan menonjolkan pemberian hukuman terhadap pihak lawan

Lebih menonjolkan pendekatan persuasif

Page 158: Pertemuan 1

Pengertian Ketahanan Nasional

1. Pengertian secara konstitusional (dalam GBHN) :

“Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dan kondisi tiap-tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara”.

Page 159: Pertemuan 1

2. Pengertian secara politik hukum (Penjelasan UU No. 20 Tahun 1982,tentang: Hankamneg RI):“Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia pada hakekatnya adalah konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD-1945”.

Page 160: Pertemuan 1

3. Pengertian secara operasional (rumusan Lemhannas) :

“Ketahanan Nasional Indonesia merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung atau tidak langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup serta perjuangan mengejar tujuan nasional”.

Page 161: Pertemuan 1

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Ketahanan Nasional pada dasarnyanya merupakan resultante (hasil/akibat) dari interaksi dua himpunan faktor, yakni himpunan faktor ATHG (ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan) dan himpunan faktor K4 (keuletan, ketangguhan, kemampuan dan kekuatan).

Hubungan antara kedua himpunan faktor tersebut berbanding terbalik, artinya jika perkembangan ATHG lebih cepat dari perkembangan K4, berarti ketahanan nasional saat itu lemah. Sebaliknya jika perkembangan K4 yang lebih cepat dari ATHG, berarti Ketahanan Nasional kuat.

Page 162: Pertemuan 1

Strategi dasarnya adalah…Sehubungan dengan kesimpulan di atas,

maka strategi dasar yang harus dianut bangsa Indonesia agar ketahanan nasionalnya selalu kokoh dan kuat adalah dengan cara selalu mengupayakan agar perkembangan K4 selalu mengungguli perkembangan ATHG setiap saat dan hal itu itu harus dilakukan secara terencana dan terpadu.

Dan jalan ke arah tersebut hanya satu, yakni dengan pelaksanaan pembangunan nasional di semua bidang, karena untuk membangunan ketahanan nasional yang kuat dibutuhkan kesuksesan pelaksaaan pembangunan nasional dan sebaliknya suksesnya pelaksanaan pembangunan nasional juga sangat dipengaruhi oleh tingkat ketahanan nasional yang kokoh dan kuat.

Page 163: Pertemuan 1

B. PERKEMBANGAN TEORI KETAHANAN NASIONAL

Jika rumusan ketahanan nasional sejak awal diperkenalkan sampai saat ini kita telaah secara kritis, maka akan terlihat bahwa konsep atau teori ketahanan nasional telah mengalami berbagai perkembangan sebagai berikut :

Page 164: Pertemuan 1

1. Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis

Maka ketahanan nasional mengacu kepada pengalaman empirik, artinya pada keadaan nyata yang berkembang dalam masyarakat dan dapat di amati dengan panca indera manusia. Dalam hubungan ini, maka yang menjadi fokus perhatian adalah adanya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) di satu pihak, serta adanya keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan dan kemampuan di pihak lain.

Page 165: Pertemuan 1

Untuk dapat memahami perkembangan kedua hal tersebut, maka bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengadakan telaahan strategi nasional (TELSTRANAS) sehingga dapat diketahui ATHG yang di hadapi bangsa Indonesia di semua bidang untuk setiap 10 tahun ke depan serta kekuatan apa yang kita miliki buat mengatasinya.

Page 166: Pertemuan 1

2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan negara

Dalam kaitan ini, maka fokus perhatian diarahkan pada upaya menata hubungan antara aspek kesejahteraan dan keamanan dalam arti luas. Artinya suatu bangsa dan negara akan memiliki ketahanan nasional yang kuat dan kokoh jika bangsa tersebut mampu menata (mengharmonikan) kesejahteraan dan keamanan rakyatnya secara baik.

Page 167: Pertemuan 1

3. Ketahanan nasional sebagai metoda berfikir

Sebagai metoda berfikir, maka berarti suatu pendekatan khas ketahanan nasional yang membedakannya dengan metoda-metoda berfikir lainnya. Dalam dunia akademis dikenal dua metoda berfikir yakni metoda berfikir induktif dan deduktif.

Metoda yang sama juga digunakan dalam ketahanan nasional, tetapi dengan suatu tambahan bahwa dalam metoda berfikir ketahanan nasional seluruh bidang (gatra) di lihat secara utuh dan menyeluruh (komprehensif integral) karena itu metoda berfikir ketahanan nasional disebut juga dengan metoda berfikir secara sistemik.

Page 168: Pertemuan 1
Page 169: Pertemuan 1

PERTEMUAN 14

TIK:Setelah pertemuan ini mhs

diharapkan dapat:Memahami dan menjelaskan tentang pembinaan serta ancaman ketahanan nasional

Page 170: Pertemuan 1

C. PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan nasional suatu bangsa dan negara akan kuat dan kokoh, jika dilakukan upaya pembinaan/pengembangan terhadap setiap bidang (gatra) secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan.

Sehubungan dengan hal ini, pembinaan ketahanan nasional menggunakan pendekatan asta gatra (8 aspek) yang merupakan keseluruhan dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara. Pembinaan terhadap asta gatra tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 171: Pertemuan 1

1. Pembinaan Gatra Ideologi

Secara sederhana ideologi dapat diartikan dengan impian seseorang (sekelompok orang) tentang masa depan. Karena itu, suatu ideologi ada yang baik ada juga yang kurang/tidak baik.

Menurut Dr. Alfian (mantan ketua LIPI), suatu ideologi yang baik setidaknya harus memenuhi 3 aspek nilai, yakni :a. aspek idealisme : artinya ideologi tersebut

harus bertujuan baikb. aspek realita : artinya tujuan ideologi

tersebut harus bersifat realistis (mungkin diwujudkan)

Page 172: Pertemuan 1

c. aspek fleksibilitas : artinya nilai yang dimiliki ideologi tersebut harus fleksibel (terbuka), sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat penganutnya.

Jika suatu ideologi memenuhi ketiga aspek di atas berarti ideologi tersebut dikatan ideologi yang baik, maju dan modern.

Komunisme misalnya jelas bukan ideologi yang baik, karena tidak memenuhi ketiga aspek nilai di atas. Sebaliknya pancasila diyakini memiliki ketiga aspek nilai di atas.

Page 173: Pertemuan 1

• Ancaman yang dihadapi

Ancaman terhadap ketahanan bidang ideologi dapat dihadapkan baik pada nilai dasar (fundamental), pada nilai instrumental dan pada nilai fraksis (pengamalan).

Ancaman terhadap nilai dasar ancaman terhadap dalil-dalil pokok pancasila (sila ke 1-5). Kemudian ancaman terhadap nilai instrumental, berarti jika sarana dan lembaga-lembaga yang memungkinkan terlaksananya nilai dasar tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai dasar pancasila tersebut.

Misalnya masih digunakannya sebagian aturan hukum produk kolonial (Belanda) saat ini yang sebagian besar bertentangan dengan nilai dasar pancasila.

Page 174: Pertemuan 1

Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis adalah kendati pun nilai instrumentalnya telah disesuaikan dengan nilai dasar, akan tetapi tidak dilaksanakan dalam kenyataan. Misalnya antara lain dalam hal penanggulangan korupsi di Indonesia.

Page 175: Pertemuan 1

• Pembinaan yang harus dilakukan :

Terhadap ancaman pada nilai dasar, maka pembinaan yang harus dilakukan adalah semua nilai dasar pancasila harus di rumuskan kembali maknanya secara jernih dan sistematis, sehingga dapat menangkal setiap ancaman dari nilai-nilai ideologi lain yang saat ini sangat mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Kemudian terhadap ancaman pada nilai instrumental, maka pembinaan yang harus di lakukan adalah bahwa semua konsensus nasional sejak tahun 1945 sampai jatuhnya rezim orde baru tahun 1989 harus ditinjau kembali dan disesuaikan kembali dengan nilai dasar ideologi Pancasila.

Page 176: Pertemuan 1

Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis, maka semua nilai dasar yang telah disesuaikan dengan pancasila tersebut harus dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari terutama oleh pemimpin bangsa baik formal maupun informal di semua tingkatan masyarakat.

Page 177: Pertemuan 1

2. Pembinaan Gatra Politik

Politik adalah segala hal yang berhubungan dengan negara/kekuasaan (polis=kota, taia=urusan).

Namun dalam arti luas, politik di artikan dengan cara atau usaha untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan ideologi.

Dalam pembahasan ini karena politik dikaitkan dengan ketahanan nasional, maka yang dimaksudkan adalah ketahanan sistem politik yang diartikan dengan : kondisi dinamik kehidupan politik suatu bangsa yang berisi keuletan dalam menghadapi ATHG yang dapat membahayakan kelangsungan hidup politik bangsa dan negara tersebut.

Page 178: Pertemuan 1

• Ancaman gatra politik

Ancamannya terjadi jika sistem politik yang berlaku tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi pokoknya yakni fungsi integrasi dan fungsi adaptasi.

Fungsi integrasi diartikan mempersatukan di antara komponen-komponen politik yang ada, terutama antara pemerintah dengan masyarakat.

Sedangkan fungsi adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Indikasi adanya ancaman terhadap sistem politik, antara lain jika berbagai bentuk ketidakpercayaan/ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah semakin meluas.

Page 179: Pertemuan 1

• Pembinaan yang harus dilakukan:

Kelemahan utama perkembangan sistem politik di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia adalah terlalu dominan dan luasnya kekuasaan pemerintah (presiden) sehingga melahirkan berbagai bentuk penyelewengan kekuasaan dan keuangan negara (KKN). Hal ini sesuai dengan aksioma politik dari Lord Acton yang menyatakan : power tends to corupt and absolute power tends to corupt absolutely.

Karena itu upaya pembinaan yang utama terhadap gatra politik adalah bagaimanan memberikan pengaturan dan pembatasan yang tegas dan jelas terhadap wewenang dan kekuasaan presiden serta memberdayakan pengawasan masyarakat (pers, LSM, parpol, dsb).

Page 180: Pertemuan 1

3. Pembinaan Gatra Ekonomi

Gatra ekonomi merupakan mata rantai paling lemah dari mata rantai ketahanan nasional Indonesia secara keseluruhan saat ini.

Hal ini karena terjadinya miss managemen dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi nasional selama orde baru, yakni terlalu berorientasi pada pembangunan ekonomi makro dengan mengejar pertumbuhan dan mengenyampingkan pemerataan. Akibatnya muncullah kesenjangan sosial yang makin lama makin meluas di kalangan masyarakat.

Page 181: Pertemuan 1

• Pembinaan yang harus dilakukan :

Pembinaannya adalah dengan melakukan perubahan mendasar terhadap paradigma pembangunan ekonomi nasional dari pembangunan ekonomi makro dan mengejar pertumbuhan ke pembangunan ekonomi kerakyatan dengan lebih berorietasi pada sektor pertanian dan agro industri serta dengan lebih memacu aspek pemerataan hasil pembangunan dalam arti yang luas

Page 182: Pertemuan 1

4. Pembinaan Gatra Sosial dan Budaya

Sosial diartikan dengan suatu kesatuan masyarakat yang hidup bersama dan saling berinteraksi dalam waktu yang cukup lama, memiliki tujuan bersama serta di ikat oleh aturan-aturan khusus.

Sedangkan kebudayaan secara umum diartikan dengan hasil cipta, karya dan karsa manusia.

Namun dalam pembahasan ini kebudayaan diartikan dalam pengertian sempit yakni kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dan kebiasaan tersebut di anggap bernilai baik serta ingin dipertahankan.

Page 183: Pertemuan 1

• Ancaman yang dihadapi :

Seiring dengan era globalisasi, maka ancaman terhadap gatra sosial dan budaya Indonesia saat ini juga semakin besar. Apalagi sikap mental bangsa Indonesia yang umumnya cenderung menilai segala yang datang dari barat itu selalu lebih unggul dan patut ditiru (sikap mental replika).

Lebih parah lagi adalah proses peniruan umumnya ditujukan bukan pada inti budaya barat (seperti profesional, menghargai waktu, dsb), tetapi lebih pada ekses dari budaya barat yang sekuler, liberal, dan materilealistik.

Page 184: Pertemuan 1

• Pembinaan yang harus dilakukan :

Pembinaannya adalah terutama dengan meningkatkan pemahaman, kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri.

Yakni nilai luhur budaya pancasila yang selalu menjaga keseimbangan yang hrmonis antara hubungan manuisa dengan dirinya, dengan masyarakat, dengan Tuhan serta keseimbangan antara kemajuan fisik material dengan kesejahteraan mental spiritul dan keseimbangan antara kepentingan dunia dengan akhirat.

Page 185: Pertemuan 1

5. Pembinaan Gatra Hankam

Pertahanan adalah upaya untuk menggagalkan dan meniadakan setiap ancaman terhadap bangsa dan negara terutama yang datang dari luar negeri.

Strategi Indonesia dalam bidang pertahanan ini bersifat defensif aktif, artinya Indonesia tidak menunggu untuk diserang negara lain.

Tetapi secara aktif melakukan operasi (inteligen dan militer) untuk menghancurkan musuh ditempat mereka mempersiapkan diri sebelum serangan terjadi.

Page 186: Pertemuan 1

Sedangkan keamanan adalah upaya untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap keamanan bangsa dan negara terutama yang berasal dari dalam negeri.

Dalam kaitan ini Indonesia menganut strategi prefentif aktif, artinya polri dalam pelaksanaan tugasnya harus giat bertindak untuk mencegah sebelum gangguan keamanan terjadi.

Page 187: Pertemuan 1

• Ancaman yang dihadapi :

Ancaman utama gatra Hankam Indonesia saat ini adalah terutama datang dari dalam negeri, antara lain : KKN, ancaman disintegrasi, narkoba, dsb). Sedangkan ancaman dari luar negeri,

Terutama dalam bentuk rivalitas negara-negara besar dalam memperebutkan penguasaan ekonomi nasional Indonesia.

Page 188: Pertemuan 1
Page 189: Pertemuan 1
Page 190: Pertemuan 1
Page 191: Pertemuan 1

Pertemuan ke 14 :

• Presentasi Makalah 1 (Seminar Kelas)• Judul (topik) makalah bebas, tapi tidak boleh

keluar dari tema-tema pokok bahasan perkuliahan. Dalam diskusi, semua peserta wajib mengajukan satu pertanyaan, dan setiap pemakalah(kelompok) juga wajib menjawab minimal satu pertanyaan (one man one question, one man one answerd).

Page 192: Pertemuan 1

Pertemuan ke 15

• Presentasi Makalah 2

Page 193: Pertemuan 1

Pertemuan ke 16

• Presentasi Makalah 3