pertemuan 1
DESCRIPTION
112TRANSCRIPT
Tujuan MATA KULIAH
• MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENGHARGAI
KARYA ARSITEKTUR BAGI PENGEMBANGAN DESAIN
DAN KREATIFITAS
JADWAL
(MINGGU)
MATERI POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1 Pendahuluan
Latar Belakang, Definisi danTeori, Tata cara Pembelajaran, Tata Cara Penilaian
2 TEMPAT,/RUANG, DAN WAKTU Bagian 1
3 TEMPAT, RUANG DAN WAKTU Bagian 2
4 PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN KAJIAN TEKS VISUAL
5 KAJIAN TEKS VISUAL melalui IKON, INDEKS dan SIMBOL Bagian 1
6 KAJIAN TEKS VISUAL melalui IKON, INDEKS dan SIMBOL bagian 2
7 UJIAN TENGAH SEMESTER
8 MERANCANG ARSITEKTUR BERDASARKAN KAJIAN TEKS VISUAL : LATIHAN EKTERIOR
9 MERANCANG ARSITEKTUR BERDASARKAN KAJIAN TEKS VISUAL : LATIHAN INTERIOR
10 METAFORA DAN MIMESIS
11 SINGLE IDEA
12 IDENTITAS - SPIRIT OF PLACE
13 PRINSIP TEKTONIKA
14 MATERIAL DAN EKSPRESINYA
15 WARNA DAN EKSPRESINYA
16 UJIAN AKHIR SEMESTER
Presensi atau kehadiran MINIMAL 75% untuk
bisa mendapatkan NILAI dan MENGIKUTI UJIAN
PENILAIAN Credit Score
Penilaian didasarkan atas prosentase :
• Presensi/ Kehadiran = 5 %
• Keaktifan = 10 %
• UTS (Ujian Tengah Semester) = 20 %
• UAS (Ujian Akhir Semester) = 25 %
• Tugas = 40 %
---------------------------------------------------------------------
100 %
TOLERANSI KETERLAMBATAN 15 MENIT
RAMBU-RAMBU PERKULIAHAN
DILARANG MEMAKAI : KAOS OBLONG & SANDAL JEPIT
IJIN TIDAK MASUK KULIAH DIBERIKAN KEPADA MAHASISWA
YANG :
SAKIT dan TUGAS KAMPUS dengan melampirkan surat
keterangan
DefinisiMenurut Buku Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa karya Mikke Susanto :
• mengerti, dan menyadari sepenuhnya seluk beluk hasil karya seni(arsitektur) serta menjadi sensitif terhadap segi-segi didalamnya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya.
• Kemampuan mengamati dan menanggapi karya seni (arsitektur) atau bentuk visual atau tekstual yang ada dalam karya seni (arsitektur), disana bukan sekedar kemampuan mencatatkan ciri-ciri (atau data) yang ada pada obyek, namun lebih dari itu kesanggupan menemukan kandungan obyek itu menjadi penting.
• Beberapa hal yang penting dalam mengamati /mengapresiasi karya seni(arsitektur) adalah sering mengamati(perception constancy), latar belakang informasi,kondisi psikologi saat mengamati karya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Apresiasi adalah :
• kesadaran terhadap nilai nilai seni dan budaya
• penilaian (penghargaan) pada sesuatu
• kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik
atau permintaan akan barang itu bertambah.
• Menurut Longman Dictionary, Appreciate berarti :
• to understand and enjoy the good quality or value
of something
• to understand something
syarat mengapresiasi• adalah kepekaan batin terhadap nilai-nilai karya
arsitektur sehingga seseorang mampu :
• Mengenal
• Memahami
• Menafsirkan
• Menghayati
• Menikmati
4 tingkatan Apresiasi
Disick (dalam Herman J. Waluyo, 2002: 45)
• Tingkat Menggemari• Tingkat Menikmati• Tingkat Mereaksi• Tingkat Produktif
Tingkat Menggemari,
• berarti keterlibatan batinnya belum kuat. Ia baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan arsitektur.
Tingkat menikmati,• keterlibatan batin semakin mendalam.
Pengamat akan larut dalam suasana dan menikmati keindahan yang ada dalam arsitektur.
Tingkat Mereaksi,
• sikap kritis terhadap aristektur semakin menonjol karena ia telah mampu menafsirkan dengan seksama dan mampu menilai baik-buruknya sebuah arsitektur, Penafsir arsitektur mampu menyatakan keindahan arsitektur dan menunjukkan dimana letak keindahan itu. Demikian juga jika ia menyatakan kekurangan suatu arsitektur, ia akan mampu menunjukkan dimana letak kekurangan tersebut.
Tingkat Produktif,• apresiator arsitektur mampu menghasilkan
(menulis), mengkritik atau membuat resensi terhadap sebuah arsitektur secara tertulis. Imelda akmal
KRITIK ARSITEKTUR
• Apakah kritik itu ?Menurut kamus besar bahasa indonesia , kritik adalah : kecaman atau tanggapan, kadang kadang disertai uraian dan pertimbangan baik dan buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb.
• Kritikus adalah orang yang memberikan pertimbangan (pembahasan) tentang baik buruknya sesuatu.
• Kritik berasal dari bahasa Yunani yaitu krinein yang berarti memisahkan, memilahkan , membedakan
• Secara harfiah kritik berarti memisahkan satu dengan yang lain berdasarkan suatu kriteria tertentu
Sumbangan kritik arsitektur
• Sebagai jembatan antara pemakai, masyarakat, penghuni, perancang dsb.
• Dimaksudkan agar masyarakat lebih memahami tentang hasil karya arsitektur
• Meningkatkan komunikasi antara masyarakat dengan arsitek atau dengan arsitektur
• Untuk perbaikan karya di masa mendatang• Meningkatkan perkembangan ilmu arsitektur
Tetapi ada arsitek - arsitek yang memiliki pendapat
berbeda dengan Rohe. Mereka mendesain bentuk
bangunan terlebih dahulu kemudian baru mengatur layout
dalamnya. Salah satu arsitek “function follows form” adalah
Tom Wright (arsitek Al-Burj, Dubai) iamengatakan bahwa;“
If you can draw a building with a few sweeps of thepen,
and everyone recognizes not only structure but also
associates it with a place on earth, you have gone along
way towards creating something iconic”.
Contoh lain dari arsitek “function follows form” adalah
Frank Gehry dengan contoh bangunan MIT StrataCenter.
Ia membuat
iconic building yang bergaya arsitektur dekonstruktif.
Namun pada akhirnya, Gehry mendapat klaim atas
bangunannya. Seperti dikutip dibawah ini ;“They said that
accumulations of snow and ice have fallen dangerously
from window boxes and other areasof its roof, blocking
emergency exits and causing damage. Totally disaster!
Dari hal diatas kita dapat melihat kebenaran dari kata -kata
Mies Van de Rohe bahwa bangunan sangat
mengesankan pada bagian luar, tapi kita tidak tahu
bagaimana dengan bagian dalamnya
Lingkup kerja :
• Kadang hanya kritik saja• Hanya sampai pemilahan saja dan tidak
sampai pada pemecahan masalah• Seharusnya disertai dengan pemecahannya
ALAT YANG DIPERGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN KRITIK / APRESIASI ARSITEKTUR[1]
Untuk dapat mengapresiasi sebuah karya Arsitektur seseorang harus mempunyai bekal :
1.Seorang kritikus harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang cukup mengenai arsitektur, sejarah arsitektur,sejarah seni rupa,sejarah kebudayaan.
[1] Dikembangkan dari buku Kritik Seni Rupa karya Sem C. Bangun
2. Seorang kritikus harus berpengalaman mengamati danmenghayati arsitektur secara nyata di lapangan. Pengalamanotentik sangat diperlukan dan sangat sukar hanya mengamatiarsitektur dalam bentuk foto atau gambar saja.
3. Seorang kritikus perlu mengetahui dan memahamiperistilahan, gaya arsitektur, fungsi arsitektur, opini-opinipenting dan memahami konteks sosial dan kebudayaan yangmelatar belakangi hadirnya sebuah arsitektur.
4. Seorang Kritikus perlu mengetahui teknik dan proses pembuatan sebuah karya arsitektur . Mengetahui bagaimana sebuah karya arsitektur secara teknis dibuat.
Wright, Frank Lloyd (1867–1959)
Annunciation Greek Orthodox Church,
Wauwatosa, Wisconsin, 1956, The Frank
Lloyd Wright
Foundation, FLLW 5611.001, 37 30 in.,
Graphite pencil and color pencil on white
tracing paper
COOP HIMMELB(L)AU
Prix, Wolf D. (1942) and Swiczinsky, Helmut (1944)
Untitled sketch, 2001, BMW Welt, Munich, Germany, 29.7 21cm, Black felt pen
Gehry, Frank (1929)
Process elevation sketches, October 1991,
Guggenheim Museum Bilbao, Spain, 12.3
9.2in.
Larsen, Henning (1925)
Sketch featuring many of the studio’s most
important buildings, Various projects,
21 29.7cm, Fountain pen on paper
Hadid, Zaha (1950)
Preliminary sketch, 1991, Vitra Fire
Station, Weil Am Rheim, Germany,
11.7 16.5in., Acrylic and ink on tracing
pape
5. Seorang Kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka untuk menghargai kreatifitas yang sangat beragam. Mampu mengapresiasi karya arsitektur dari berbagai arsitek dalam berbagai zaman dan waktu.
6. Seorang Kritikus harus paham betul antara apa yang menjadikonsep dan bagaimana implementasinya di lapangan
Tadao Ando sering menggunakan filosofi Zen saat berkonsep dengan struktur nya. Ruang kapel
didefinisikan oleh cahaya, kontras yang kuat antara cahaya dan solid. Cahaya dari kapel diperoleh
dari salib yang terbuat dari potongan vertikal beton lantai hingga langit – langit , sedang potongan
horizontal menyelaraskan sempurna dengan sendi dalam beton. Persimpangan cahaya atau salib
cahaya ini dimaksudkan agar penghuninya sadar akan pembagian yang mendalam antara spiritual
dan sekuler di dalam dirinya sendiri.
The light of God, sebuahruang berbentuk sumursilinder yang menyorotkancahaya keatas sebuah lubangdengan tulisan arab “Allah”dan dinding sumur silinderdipenuhi nama parakorban.sangat mengandungnilai-nilai religi merupakancerminan dariHablumminallah (konsephubungan manusia danAllah).
7. Seorang Kritikus harus mampumengapresiasi secara obyektif dan arif.Mampu melepasan diri dari perasaanmaupun kepentingan pribadinya. Mampuuntuk mengakui keunggulan seorangarsitek/karya arsitektur walaupun arsitekatau karya tersebut berbeda denganpeminatannya. Seorang Kritikus harus
memiliki sikap netral dandemokratis.
8. Seorang Kritikus harus memiliki sensitifitas yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan perasaan dan kemampuan bereaksi atas karya arsitektur yang berbeda-beda.
Arsitektur
LingkunganManusia
Alam biotik dan abiotikSosio-kultural
LINGKUNGAN BUATAN (built environment)
9. Seorang Kritikus harus mampu untuk menilaisebuah karya dengan tidak tergesa-gesa.Kegiatan melakuan penilaian memerlukan datayang akurat. Diperlukan waktu untuk untukmencerap berbagai konsep, kesan, asosiasi,sensasi.
10.Seorang Kritikus harus mengetahui latarbelakang kehidupan seorang arsitek yangkaryanya akan dinilai.
• Kesepuluh alat-alat tersebut diperlukan agar seorang kritikus dapat secara hati-hati dan cermat menganalisis dan menafsirkan sebuah
karya dengan bijaksana dan cerdas. Sebab hanya dengan jalan demikianlah penilaian yang logis dapat dihasilkan dan dipertanggung-jawabkan.
• Untuk kepentingan Apresiasi Arsitektur di bangku kuliah maka kesepuluh alat tersebut tidak dapat dilaksanakan semuanya mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada baik Waktu, Jarak dan Biaya serta kematangan/luasnya wawasan dan kedalaman kemampuan pengetahuan. Namun untuk Apresiasi di kampus paling tidak kita dapat mempergunakan beberapa aspek mendasar.
Apa yang diamati sebagai Apresiator ?
1. Obyek secara Visual –untuk arsitektur obyek tersebut terutama adalah ruang, bentuk, guna dan citranya2. Konsep/ Latar Belakang munculnya ide
• Untuk Obyek sendiri sebagai sebuah bentuk karya seni terpakai (applied art yang berbeda dengan pure art) tentunya harus diperhatikan aspek Guna dan Citra.
• Aspek Guna , adalah berkaitan tingkat manfaat yang diperoleh pengguna dalam ruang yang digubah sang arsitek.
• Aspek Citra, adalah berkaitan dengan pesan, makna, suasana ruang yang dibentuk yang meningkatkan rasa menyenangkan bagi penggunanya.
PROSES APRESIASI
• Dalam mengapresiasi arsitektur kita memerlukan bahan yang cukup. Untuk melihat dan merasakan secara langsung ke lokasi tempat obyek arsitektur berada memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu pengumpulan bahan dapat melalui penelusuran pustaka baik di perpustakaan maupun melalui internet. Semakin lengkap data yang diperoleh semakin memudahkan kita melakukan apresiasi.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam apresiasi adalah :
• Biodata Sang Arsitek• Paham yang dianut Sang Arsitek• Konsep Obyek Arsitektur yang dibuat• Data lingkungan seputar Obyek Arsitektur• Data Fisik Obyek Arsitektur• Detailed Design dari penekanan desainnya
TUGAS UTS APRESIASI ARSITEKTURDosen : Nicolaus Nino Ardhiansyah
STUDI TIPOLOGI BANGUNAN KOMERSIAL :
1. CAFÉ di Yogyakarta
2. Restaurant di Yogyakarta
IDENTIFIKASI STUDI KASUS YANG ANDA AMBIL, IDENTIFIKASI MELIPUTI :
1. ELEMENT DEFINING SPACE (ELEMEN PEMBENTUK RUANG)
2. PROPORTION AND SCALE (PROPORSI DAN SKALA)
3. ORDERING PRINCIPLES (PRINSIP PENATAAN)
4. PENDEKATAN SOSIOLOGIS (HUMAN BEHAVIOR/PERILAKU MANUSIA)
Identifikasi Pelaku, Aktivitas
5. ANALISIS
6.KESIMPULAN
TUGAS UTS APRESIASI ARSITEKTURSTUDI KOMPARASI TIPOLOGI BANGUNAN KOMERSIAL
Studi Kasus : “CAFÉ di Yogyakarta”
Anggota Kelompok/ NPM : ………………………
Kelas :Dosen : Nicolaus Nino Ardhiansyah
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2014
37 butir rekomendasi Union Internationale des Architectes (UIA) bersama-sama
dengan American Institutes of Architects (AIA) dan Architect’s Society of China
(ASA) untuk pendidikan Arsitektur antara lain perlu mencakup pengetahuan dan
keahlian:
1.Verbal
2. Grafis
3. Riset
4. Berfikir kritis
5. Dasar-dasar perancangan
6. Kolaborasi
7. Perilaku manusia
8. Keragaman manusia
9. Sejarah dan preseden
10. Tradisi nasional dan regional
11. Tradisi barat
12. Tradisi non-barat
13. Pelestarian lingkungan
14. Aksesibilitas
15. Kondisi tapak
16. Sistem keteraturan formal
17. Sistem struktur
18. Sistem penyelamatan dari bangunan
19. Sistem sampul bangunan
20. Sistem lingkungan bangunan
21. Sistem pelayanan bangunan
22. Integrasi sistem bangunan
23. Tanggung jawab hukum
24. Kepatuhan terhadap peraturan bangunan
25. Bahan bangunan dan penerapannya
26. Ekonomi bangunan dan pengendalian biaya
27. Pengembangan detail rancangan
28. Dokumentasi grafik
29. Perancangan komprehensif
30. Persiapan program
31. Konteks hukum praktek arsitektur
32. Organisasi dan manajemen praktek
33. Kontrak dan dokumentasi
34. Pemagangan
35. Wawasan peran arsitek
36. Kondisi masa silam dan kini
37. Etika dan penilaian professional