pertemuan 1

25
06/06/12 PENGERTIAN DAN DASAR-DASAR KETENTUAN PAJAK P e rp ajakan I Meiriska Febrianti, S E.,Ak.,ME.,BKP Trisakti S chool of Managem ent S E M E S T E R G AN JIL 2 01 1 /201 2

Upload: pricillia-karina

Post on 03-Jul-2015

3.336 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 1

06/06/12

PENGERTIAN DAN DASAR-DASAR KETENTUAN PAJAK

Pe rpajakan I

Me iriska Fe brianti, S E .,Ak.,ME .,BKP

Trisakti S chool of Manage m e nt

S E ME S TE R G ANJIL 201 1 /201 2

Page 2: Pertemuan 1

Pengertian Pajak

06/06/12

2

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Pajak merupakan hak prerogatif pemerintah, iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung berdasarkan undang-undang.

Pengertian Pajak Menurut KUP Pasal 1 ayat 1:Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Page 3: Pertemuan 1

Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

06/06/12

3

• Definisi Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

• Definisi Prof. Dr. P.J.A. AdrianiPajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

• Definisi Dr. Soeparman SoemahamidjajaPajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Page 4: Pertemuan 1

Pengertian Pajak Menurut Para Ahli (Lanjutan)

06/06/12

4

Definisi FeldmanPajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum) tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

• Definisi SmeetsPajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hak individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah

Definisi Perancis dalam buku Leroy BeaulieuPajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutup belanja pemerintah.

Page 5: Pertemuan 1

Unsur-unsur dalam Pengertian Pajak

06/06/12

5

1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada negara2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang3. Pajak dapat dipaksakan4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi langsung5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

(pengeluaran umum pemerintah)

Page 6: Pertemuan 1

Ciri-Ciri Pajak

06/06/12

6

1. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak/administrator pajak).

3. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

4. Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak.

5. Berfungsi sebagai budgeter (anggaran) yaitu mengisi kas negara/anggaran negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, dan berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif)

Page 7: Pertemuan 1

Dasar Hukum Pemungutan Pajak

06/06/12

7

• Pasal 23 ayat 2 UUD 1945Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang.

• Pasal 16 ICW 1925 (Indonesische Comptabiliteitswet)Segala pemungutan pajak, kenaikan pajak, pengurangan pajak, penghapusan pajak, tidak dapat dijalankan sebelum jumlah uang yang menjadi akibatnya dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan Negara.

• Undang-Undang Perpajakan beserta aturan pelaksanaannyaUU KUP, UU PPh, UU PPN dan PPn-BM, UU PBB, UU BPHTB, UU Pengadilan Pajak, UU PPSP, UU Bea MeteraiPerpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, Peraturan Dirjen Pajak, Surat Edaran Dirjen Pajak.

Page 8: Pertemuan 1

Hukum Pajak

06/06/12

8• Pengertian :

Prof. Dr. Rochmat Soemitro : hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak.R. Santoso Brotodihardjo, SH : hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas Negara.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, Hukum Pajak mempunyai kedudukan di antara hukum-hukum sebagai berikut:Hukum Perdata, mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainya.Hukum Publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan dengan rakyatnya.

Dalam mempelajari bidang hukum, berlaku apa yang disebut Lex Specialis derogat Lex Generalis, yang artinya peraturan khusus lebih diutamakan dari pada peraturan umum atau jika sesuatu ketentuan belum atau tidak diatur dalam peraturan khusus, maka akan berlaku ketentuan yang diatur dalam peraturan umum. Dalam hal ini peraturan khusus adalah hukum pajak itu sendiri, sedangkan peraturan umum adalah hukum publik atau hukum lain yang sudah ada sebelumnya.Hukum pajak menganut paham imperatif, yakni pelaksanaannya tidak dapat ditunda

Page 9: Pertemuan 1

Kedudukan Hukum Pajak

06/06/12

9

Hukum

Hukum Perdata

Hukum Publik

Hukum Tata Negara

Hukum Administratif

Hukum Pidana

Hukum Pajak

Page 10: Pertemuan 1

Macam Hukum Pajak

06/06/12

10

Hukum Pajak MateriilMemuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak. Contoh: Undang-undang Pajak Penghasilan.

Hukum Pajak FormilMemuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materil). Hukum ini memuat antara lain:Tata cara penyelanggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.Hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya mengajukan keberatan atau banding. Contoh: Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Page 11: Pertemuan 1

Jenis - Jenis Pungutan

06/06/12

11

• Pengertian :Pungutan adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai pengeluaran negara baik yang rutin maupun untuk pembangunan.

• Jenis-Jenis Pungutan 1. Pajak, pungutan yang bersifat tanpa jasa timbal (kontraprestasi) secara

langsung 2. Retribusi, pungutan dengan jasa timbal secara langsung kepada setiap

pembayar retribusiContoh : retribusi parkir, pasar

3. Sumbangan, pungutan dengan jasa timbal kepada sekelompok orang.Contoh : sumbangan bencana alam

Page 12: Pertemuan 1

Perbedaan Pajak, Retribusi, Sumbangan

06/06/12

12

Menurut PAJAK RETRIBUSI SUMBANGAN

Sifatnya Dapat dipaksakan

Tidak dapat dipaksakan

Dapat dipaksakan

Sanksi Pidana dan Administrasi

Ekonomis Yuridis

Kontraprestasi Tidak Langsung Langsung secara perorangan

Sekelompok Orang

Page 13: Pertemuan 1

Fungsi Pajak

06/06/12

13

• Fungsi Anggaran (Budgetair)Pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, untuk melaksanakan pembangunan, untuk pembiayaan rutin seperti belanja negara, belanja pegawai, pemeliharaan, dsb.

• Fungsi Mengatur (Regularend)Fungsi mengatur, pajak dapat dimanfaatkan sebagai alat pencapaian tujuan, Contohnya pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk non domestik dalam rangka melindungi produksi domestik, serta diberikan berbagai fasilitas keringanan pajak.

• Fungsi StabilitasDengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efesien.

• Fungsi Redistribusi Pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan

umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan.

Page 14: Pertemuan 1

Teori -Teori Pajak

06/06/12

14

• Teori AsuransiNegara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya. Hal ini disamakan dengan perjanjian asuransi, dimana untuk bisa mendapatkan perlindungan tersebut, maka diperlukan pembayaran premi, dalam hal ini berupa pajak.

• Teori KepentinganPembagian beban pajak yang dipungut dari masyarakat harus didasarkan atas kepentingan masyarakat tersebut, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada negara.

• Teori Gaya PikulNegara memberikan jasa kepada warga negaranya berupa perlindungan atas jiwa dan harta bendanya, karena itu diperlukan biaya-biaya yang harus dipikul oleh semua orang yang menikmati perlindungan tersebut yang disesuaikan dengan gaya pikul masing-masing.

• Teori Bakti (Kewajiban Pajak Mutlak)Negara sebagai penyelenggaran Negara dan untuk memenuhi kebutuhan Negara maka berhak memungut pajak dari warga negaranya, sebagai tanda bakti rakyat kepada Negara

• Teori asas daya beliFungsi pemungutan pajak dipandang sebagai mengambil daya beli dari masyarakat untuk rumah tangga negara dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat.

Page 15: Pertemuan 1

Asas Pengenaan Pajak

06/06/12

15

• Asas Domisili (Tempat Tinggal)Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan berasal dari dalam maupun luar negeri (world wide income concept). Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.

• Asas SumberNegara berhak mengenakan pajak dari seluruh penghasilan seseorang atau badan yang mendapatkan penghasilannya dari seluruh wilayah negara tersebut tanpa memperhatikan tempat tinggal si Wajib Pajak. Contoh pengenaan pajak terhadap Subjek Pajak Luar Negeri.

• Asas KebangsaanPengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara dimana menganut ketentuan setiap wajib pajak harus membayarkan pajaknya kepada Negara berasal, tak peduli dia hidup dimana pun..

Page 16: Pertemuan 1

Asas Pemungutan Pajak

06/06/12

16

The Four Maxims - Adam Smith :

Equality (asas Keadilan) : Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan pada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima.

n Certainty (Asas Kepastian) : adanya kepastian hukum mengenai subjek, objek, tarif dan ketentuan-ketentuan pajak lainnya (diatur UU). Penetapan pajak hendaknya tidak sewenang-wenang, jadi wajib pajak harus mengetahui kapan membayar dan batas waktu pembayaran, dan bagi yang melanggar dapat dikenakan sanksi hukum.

g Convenience of Payment (Asas Kesenangan / tepat waktu) : pajak harus dipungut pada saat kondisi yang tepat secara ekonomis. Kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak, misalnya pada saat memperoleh penghasilan atau pada saat memperoleh hadiah.

m Economic of Collections (Asas Economis/Efisiensi) : beban pajak dioptimalkan seekonomis / sehemat mungkin sehingga tidak menambah beban wajib pajak, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

Page 17: Pertemuan 1

Sistem Pemungutan Pajak

06/06/12

17

1. Official Assessment SystemAdalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak.Ciri-cirinya:1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.2) Wajib Pajak bersifat pasif.3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.Contoh : PBB

2. Self Assessment SystemAdalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya Pajak yang terutang.Ciri-cirinya :1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak itu sendiri.2) Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.Contoh : PPh Orang Pribadi / Badan

3. With Holding SystemAdalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan pula Wajib Pajak yang bersangkutan ) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh si Wajib Pajak.Ciri-cirinya : Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib Pajak.Contoh ; PPh Pasal 21, PPh Pasal 23

Page 18: Pertemuan 1

Tata Cara Pemungutan Pajak

06/06/12

18

• Stelsel Nyata ( Riel)

Pemungutan pajak dilakukan di akhir tahun

• Stelsel Anggapan (fictieve)

Pemungutan dilakukan di awal tahun dengan berdasar pada nilai pajak tahun sebelumnya.

• Stelsel campuran

Pemungutan dilakukan di awal tahun dan disesuaikan kembali di akhir tahun.

Page 19: Pertemuan 1

Pengelompokkan Pajak

06/06/12

19

1. Menurut Golongannya • Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan.• Pajak tidak langusng, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada

orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

2. Menurut Sifatnya• Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. • Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri

Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3. Menurut lembaga pemungutannya • Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai

rumah tangga negara.Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

• Pajak Daerah, yaitu pajak dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah

• Pajak daerah terdiri atas:- Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.- Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

Page 20: Pertemuan 1

Syarat Pemungutan pajak

06/06/12

20/ Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan).Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan undang-undang dan pelaksanaan pemungutan haruslah adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yaitu dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak.2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis).Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis).Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil).Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Page 21: Pertemuan 1

Tarif Pajak

06/06/12

21

• Tarif TetapTarif pajak yang besarnya tetap, tidak berubah, walaupun jumlah yang dijadikan dasar perhitungan berubah.Contoh : Bea Meterai

• Tarif Sebanding (proporsional) Dinyatakan dalam prosentase yang tetap, sehingga jumlah pajak yang dibayar selalu akan berubah sesuai dengan jumlah yang dikenakan pajak. Dengan demikian, semakin besar jumlah yang dikenakan pajak, semakin besar pula jumlah hutang pajaknya, tetapi kenaikan ini diperoleh dengan prosentase yang sama.

• Tarif Progresif Tarif semakin besar apabila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar. Contoh : Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

• Tarif DegresifTarif semakin kecil apabila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar.

Page 22: Pertemuan 1

Terjadinya Utang Pajak

06/06/12

22

Hutang pajak merupakan perikatan dimana perikatan tersebut dapat dilahirkan karena Undang-Undang dan perbuatan manusia.Ada 2 ajaran tentang terjadinya hutang pajak :

4.Ajaran MateriilHutang pajak timbul karena undang-undang, yaitu pada saat terjadinya suatu keadaan dan perbuatan yang harus dikenai pajak. Self Assesment system.

2. Ajaran FormilHutang pajak timbul karena undang-undang pada saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP). Official assesment system

Page 23: Pertemuan 1

Hapusnya Utang Pajak

06/06/12

23

1. PembayaranPembayaran dilakukan dengan mata uang dari negara yang memungut pajak. Di Indonesia, utang pajak dapat disetor ke kas negara melalui kantor pos dan giro dan bank persepsi atau tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

2. KompensasiKopensasi dapat dilakukan apabila Wajib Pajak memiliki kelebihan pembayaran pada salah satu jenis pajak, dan pada jenis pajak yang lain terdapat kekurangan pembayaran.

3. DaluwarsaTerjadi karena lampaunya suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Undang-Undang sehingga dibebaskan dari suatu kewajiban.

10.PembebasanHutang Pajak berakhir karena ditiadakan fiskus, peniadaan ini karena sebenarnya pembuat Undang-Undang Pajak tidak seharusnya mengenakan pajak terhadap hal tersebut.

Page 24: Pertemuan 1

Tax Reform

06/06/12

24

1. Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)UU Nomor 6 Tahun 1983UU Nomor 9 Tahun 1994UU Nomor 16 Tahun 2000UU Nomor 28 Tahun 2007, berlaku 1 Januari 2008.2. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan (PPh)•UU Nomor 7 Tahun 1983•UU Nomor 7 Tahun 1991•UU Nomor 10 Tahun 1994•UU Nomor 17 Tahun 2000•UU Nomor 36 Tahun 2008, berlaku 1 Januari 20093. Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM)UU Nomor 8 Tahun 1983UU Nomor 11 Tahun 1994UU Nomor 18 Tahun 2000UU Nomor 42 Tahun 2009, berlaku 1 April 2010

Page 25: Pertemuan 1

Tax Reform (Lanjutan)

06/06/12

254. Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)• UU Nomor 12 Tahun 1985• UU Nomor 12 Tahun 19945. Undang-Undang tentang Bea Meterai

UU Nomor 13 Tahun 19856. Undang-Undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)• UU Nomor 21 Tahun 1997• UU Nomor 20 Tahun 20007. Undang-Undang Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah• UU Nomor 18 Tahun 1997• UU Nomor 34 Tahun 2000• UU N0 28 Tahun 2009, berlaku 1 Januari 2010.8. Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa• UU Nomor 19 Tahun 1997• UU Nomor 19 Tahun 20009. Undang-Undang tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak• UU Nomor 17 Tahun 1997• UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak