pertanggungjawaban pidana anak yang melakukan … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan...

26

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

i

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN

KEJAHATAN KESUSILAAN

(Studi putusan Pengadilan Negeri Mataram No. 27/Pid.Sus-anak/2016/Pn.Mtr)

JURNAL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Untuk mencapai derajat S-1 pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

ANA RAHMATYAR

D1A015020

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

ii

Page 3: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

iii

Pertanggungjawaban Pidana anak yang melakukan kejahatan kesusilaan

(Studi putusan Nmor 27/pid.sus.anak/2016/Pn.Mtr)

Oleh :

ANA RAHMATYAR

D1A015020

Fakultas Hukum Universitas Mataram

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana

pertangungjawaban pidana anak yang melakukan kejahatan kesusilaan, penerapan

pidananya, serta solusi dalam menghadapi kasus anak yang berhadapan dengan

hukum, penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan

perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan kasus, bahan hukum

yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari kepustakaan berupa bahan

dari literatur-literatur, buku-buku, perundang-undangan, serta bahan-bahan hukum

lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan study

document. Dan analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode penafsiran. hasil penelitian menunjukan bahwa

pertanggungjawaban pidana anak yang melakukan kejahatan kesusilaan yang

ancaman pidanannya di dalam Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan adalah 12

(dua belas) tahun, maka terdakwa anak di dalam Putusan No. 27/Pid.sus-anak-

2016/Pn.Mtr di hukum selama 6 (enam) tahun pemidanaan, hal ini sesusi dengan

ketentuan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem

peradilan pidana anak bahwa bagi anak yang telah berumur 14 (empat belas)

tahun melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya diatas 7 (tujuh) tahun,

naka dikenakan hukuman setengah dari pidana orang dewasa.

Kata kunci : pertanggungjawaban pidana, restoratif justice, tindak pidana.

CRIMINAL RESPONBILITY FOR CHILDREN WHO COMMIT CRIMES OF

DECENCY

(Study of Verdiet Number. 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr)

Abstarct

This research aims to find out criminal responbility for children who commit crimes of

decency, the criminal application, as well as the solution to dealing with cases of children

facing the law. This research is normative legal research with statute, conceptual, and

case approach. The result of this research shows that criminal responbility for chilidren

threat 12 (twelve) years in Article 285 of the criminal Code rape, then the child defendant

in verdict Number 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr was punished for6 (six) years. This

punishment is in accordance with article 82 Law Number 11 of 2012 concerning juvenile

justice system stipulated that for the children aged 14 (four teen) yeras committing a

criminal offense whose threat is more 7 (seven) years, so the punishment is half of adult

punishment.

Key Words : Criminal Responbility, Children, retorative Justive, Criminla Act.

Page 4: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

i

I. PEDAHULUAN

Indoensia saat ini berada pada setuasi dan kondisi sebagai masyarakat

transisi, dimana terjadinya peralihan dari sistem pemerintahan yang otoriter

menuju pemerintahan yang demokrasi melalui proses yang disebut dengan

reformasi, perubahan tersebut brdampak pada nilai sosiokultural masyarakat yang

juga berdampak pada masalah delikuensi anak/prilaku anak.

Dahulu, jika anak hanya menjadi korban dari perbuatan pidana, namun

akhir-akhir ini anak dapat melakukan suatu tindak pidana yang bahkan tindak

pidannya setara dengan pidana orang dewasa atau dikategorikan sebagai tindak

pidana berat.1 Seperti penjelasan bapak Joko Jumadi SH,.MH bahwa di NTB pada

tahun 2016 hingga 2017 kasus anak didominasi oleh kasus kejahatan kesusilaan

baik anak yang menajdi korban maupun anak yang menjadi pelaku. Dan kasus

kejahatan kesusilaan tidak saja terjadi di NTB, namun juga terjadi di Daerah-

Daerah lain seperti yang masih hangat ditelinga kita adalah kejahatan kesusilaan

yang menimpa seorang gadis berumur 14 Tahun bernama Yuyun, yang diperkosa

secara bergilir oleh 14 ABG di Desa Kasie, Kasuban, Bengkulu. 2Maka perlu

menjadi perhatian dan tanggungjawab kita bersama baik oleh masyarakat secara

umum maupun oleh aparat penegak hukum secara khusus, salah satu upaya yang

bisa kita lakukan adalah dengan memaksimalkan perangkat hukum yang mengatur

kasus kesusilaan yang dilakukan oleh anak, jangan sampai lemahnya

implementasi hukum yang menjerat anak yang melakukan tindak pidana kategori

berat, membuat anak tidak akan berpikir dua kali ketika ingin melakukan

perbuatan yang menyimpang, dan hal tersebut tidak tutup kemungkinan akan

menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik

untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya ilmiah berbentuk skiripsi:

Pertanggungjawaban Pidana anak yang melakukan kejahatan kesusilaan

(Studi Putusan Nomor 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr)

1 Nashriana. Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia. Jakarta: PT

RajaGrafindo, 2014 hal. 11

Page 5: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

ii

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: 1: Bagaimana pertanggungjawaban pidana anak

yang melakukan kejahatan kesusilaan berdasarkan Putusan Nomor 27/Pid.sus-

anak/2016/Pn.Mr ? 2. Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan

putusan terhadap anak yang melakukan kejahatan kesusilaan?

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana anak

yang melakukan kejahatan kesusilaan, untuk mengetahui dasar pertimbangan

hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap anak yang melakukan kejahatan

kesusilaan berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Mataram No.27/Pid.Sus-

anak/2016/Pn.Mtr.

Metode penelitian yang digunakan oleh penyusun adalah metode

penelitian hukum normatif agar menghasilkan sebuah jawaban yang sesuai

dengan uraian permasalahan diatas, metode pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan Undang-Undang, pendekatan konseptual dan pendekatana kasus.

Bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari kepustakaan

berupa bahan dari literatur-literatur, buku-buku, perundang-undangan, serta

bahan-bahan hukum lainnya. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan

adalah dengan study document.Analisis bahan hukum yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penafsiran.

Page 6: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

iii

II. PEMBAHASAN

Pertanggungjawaban Pidana Anak Yang Melakukan Kejahatan

Kesusilaan di dalam putusan Nomor 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr

Pertanggungjawaban pidana merupakan suatu mekanisme untuk

menentukan apakah seorang terdakwa atau tersangka dapat

dipertanggungjawabkan atas suatu tindakan pidana yang terjadi atau tidak.

Dalam penanganan dan pertanggungjawaban pidana orang dewasa dan

anak tentu berbeda, dalam menangani kasus anak yang berhadapan dengan

hukum, hakim harus berkiblat pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2012 tentang Sistem Peradilan Pidana anak.

Kronologis

Terdakwa anak Burhanuddin (16 Tahun) melakukan tindak pidana

pemerkosaan terhadap Farida (14 Tahun) hingga si korban mengalami

trauma dan cidera di bagian kelamin dan kepala korban.

Dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Adapun dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum pada Putusan Nomor

27/Pid.sus-anak/2016 yaitu :

Bahwa di dalam dakwaan penuntut umum, menutut terdakwa anak

Burhanuddin dengan Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan Jo. Pasal 55

ayat 1 ke (1) KUHP tentang penyertaan.

Di dalam tuntutannya Nomor : REG.PERK.PDM-2/MATAR/11.2016,

tertanggal 1 Desember 2016, yang pada pokoknya adalah menjatuhkan

pemidanaan terhadap terdakwa yaitu selama 3 (tiga) tahun.

Menurut analisa penyusun, dakwaan dan tuntutan pidana terhadap

anak Burhanuddin selama 3 Tahun belum tepat,karena perbuatan

terdakwa anak Burhanuddin dikategorikan sebagai tindak pidana berat

dengan ancaman pidana selama 12 Tahun, jika kita mengacu pada

Page 7: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

iv

penjelasan Pasal 82 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

dimana dijelaskan, bahwa perbuatan pidana anak yang pidananya di atas 7

(tujuh) tahun maka bagi anak diberlakukan setengahnya, dalam tindak

pidana pemerkosaan yang diatur didalam Pasal 285 KUHP hukuman

penjaranya adalah maksimal 12 (dua belas) Tahun, maka anak

burhanuddin seharusnya dikenakan hukuman setengahnya, yaitu 6 (enam)

tahun pemidanaan. Namun dalam hal ini, penuntut umum hanya

menuntut selama 3 (tiga) tahun pemidanaan, bertentangan dengan

ketentuan yang diatur oleh Undang-Undang tentang sistem peradilan

pidana anak itu sendiri.

Putusan Majelis Hakim

Adapun putusan Majelis Hakim Nomr 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr

sebagai berikut :

Hakim menjatuhkan putusan terhadap terdakwa selama 1 tahun 6 bulan

pemidanaan. Sebelum penyusun mengalisis apakah penjatuhan hukuman

selama 1 (satu) Tahun 6 (bulan) pada putusan Nomor 27/Pid.sus-

anak/2016/Pn.Mtr sudah memenuhi rasa keadilan atau tidak, penyusun

terlebih dahulu akan mengkaji apakah terdakwa anak Burhanuddin

dikategorikan sebagai orang yang sudah dapat mempetanggungjawabkan

perbuatannya atau tidak.

Untuk mengkaji apakah terdakwa anak Burhanuddin yang masih

berusia 16 Tahun dapat dikenakan pemidaan atau tidak, dapat kita

simpulkan dari pendapat Soedarto yaitu :3

Syarat pemidanaan meliputi syarat-syarat yang melekat pada

perbuatan (obyektif) dan yang melekat pada orang (subyektif), yaitu:

3 Mahsur Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta Timur,2012, Hlm.156

Page 8: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

v

Syarat obyektif :

Memenuhi rumusan Undang-Undang

Dalam perkara yang penyusun bahas, dalam hal ini perbuatan kesusilaan

yaitu kasus pemerkosaan yang dilakukan anak terhadap anak lainnya,

sudah dapat dipastikan telah bertentangan dengan undang-undang yaitu

Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan, maka syarat obyektif terpenuhi.

Bersifat melawan hukum

Tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh terdakwa anak

merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dan melawan hukum.

Maka syarat obyektif terpenuhi.

Syarat Subyektif :

Mampu bertanggungjawab

Dalam kasus anak, dimana terdakwa anak Burhanuddin dikategorikan

sebagai anak yang telah mampu mempertanggungjawabkan

perbuatannya,hal tersebut sesuai dengan penjelasan Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yaitu :

Di dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

berbunyi :

“anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut

anak, adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi

belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan

tindak pidana”

Selanjutnya, syarat penahanan terhadap anak diatur dalam Pasal 32

UUSPPA yaitu :

Penahanan terdapat anak hanya dapat dilakukan dengan syarat

sebagai berikut : 1) Anak telah berumur 14 (empat belas) tahun

Page 9: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

vi

atau lebih. 2) Diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman

pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih.

Berdasarkan penjelasan pada undang-undang tersebut, maka

terdakwa anak Burhanuddin dapat dikategorikan sebagai anak yang

mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya, dimana terdakwa

anak ini menyadari bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan yang

bertentangan dengan hukum, dan ia melakukan perbuatan tersebut

sesuai kesadaran dan khendaknya.

Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap

anak yang melakukan kejahatan kesusilaan (Studi Putusan Nomor

27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr)

Pertimbangan hakim adalah pertimbangan hukum yang menjadi dasar

bagi hakim dalam menjatuhkan suatu putusan. Setelah proses pemeriksaan

selama di persidangan telah sesuai, maka hakim dapat mengambil

keputusan sesuai dengan perbuatan diri terdakwa. Namun, sebelum hakim

menjatuhkan sanksi pidana, hakim haruslah melakukan tindakan berupa

melihat terlebih dahulu kebenaran perbuatan yang diajukan kepadanya,

dengan cara melihat bukti-bukti yang ada setelah itu hakim harus

mempertimbangkan dan memberikan penilaian terhadap peristiwa yang

terjadi dan menghubungkan dengan hukum yang berlaku yaitu dengan

melihat dari aspek yuridis dan Non-Yuridis nya, dan selanjutnya

menetapkan suatu sanksi pidana terhadap perbuatan yang dilakukan,

putusan apapun yang menjadi pertimbangan dijatuhkan suatu putusan.

Tentang Pertimbangan Yuridis dan analisis penyusun :

Dari Putusan Nomor 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr dapat dikumpulkan

fakta-fakta mengenai terdakwa anak Burhanuddin yang melakukan tindak

pidana pemerkosaan terhadapa korban Farida, dari barang bukti,

keterangan saksi, dan keterangan terdakwa sudah sangat membuktikan

bahwa terdakwa Burhanuddin memang bersalah. Menurut penyusun dari

Page 10: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

vii

semua alat bukti dan fakta-fakta yang terungkap itu akan menjadi

pertimbangan hakim untuk menjatuhkan sanksi pidana terhadap terdakwa

anak Burhanuddin. Penyusun melihat terdakwa dinyatakan sah dan

meyakinkan melanggar Pasal 285 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP, dan

unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan

tersebut terpenuhi.

Tentang pertimbangan Non-Yuridis dan analisis penyusun:

Selain pertimbangan yuridis, majelis hakim juga perlu melihat

hal-hal yang bersifat non-yuridis sehingga dalam putusan dapat

memberatkan maupun meringankan pidana terhadap seorang terdakwa.

Pertimbangan yuridis tidaklah cukup untuk menentukan nilai keadilan

dalam suatu pemidanaan terhadap terdakwa Adapun pertimbangan Non

yuridis oleh Majelis Hakim dalam penjatuhan sanksi pidana pada

Putusan Nomor 27/Pid.sus-anak/2016/Pn.Mtr sebagai berikut :

Hal-hal yang memberatkan :a) Perbuatan anak meresahkan masyarakat

serta berpotensi merusak mental psikologis perempuan. b) Perbuatan

anak telah merusak masa depan korba Farida.c) Perbuatan anak

membuat korban Farida mengalami trauma dan depresi.

Hal-hal yang meringankan : a) Anak masih berusia 16 Tahun

sehingga masih bisa di bina untuk memperbaiki kehidupannya di masa

yang akan datang. b)Anak mengakui dan menyesali perbuatannya. c)

Anak belum pernah dihukum sebelumnya.

Analisis Penyusun tentang pertimbangan non yuridis

berdasarkan putusan tersebut, dalam Putusan Nomor 27/Pid.sus-

anak/2016/Pn.Mtr dapat dilihat pertimbangan non yuridis oleh hakim di

dalam putusan ini bahwa tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh

terdakwa terhadap korban Farida, yaitu anak masih berusia 16 Tahun dan

masih memiliki masa depan yang panjang, namun perlu di sadari bersama

bahwa korban yang diakibatkan dari perbuatan pelaku adalah juga seorang

anak yang perlu diperhatikan hak-haknya.

Page 11: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

viii

III PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di tarik kesimpulan yaitu, 1.

Pertanggungjawaban pidana merupakan suatu mekanisme untuk

menentukan apakah terdakwa anak di dalam putusan Nomor 27/Pid.sus-

anak/2016/Pn.Mtr sudah dapat dikategorikan sebagai anak yang dapat

mempertanggungjawabkan perbuatan pidannya. 2. Pertimbangan hukum

merupakan dasar bagi hakim untuk menentukan apakah terdakwa atau

tersangka dinyatakan bersalah atau tidak bersalah, di dalam

mempertimbangkan suatu perkara, hakim harus menilai dari aspek yuridis

yaitu berdasarkan dakwaan dan tuntutan Jaksa penuntut umum, keterangan

saksi, keterangan terdakwa, dan barang bukti. kemudian dari aspek Non-

Yuridis yaitu dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan

hal-hal yang memberatkan, sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut,

hakim memutuskan untuk menjatuhkan pemidanaan terhadap terdakwa

selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan, hal ini tidak sesuai degan ketetuan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak.

Saran

Berdasarkan uraian tersebut, maka penyusun memberikan saran sebagai

berikut, Seharusnya majelis hakim di dalam Putusan Nomor 27/Pid.sus-

anak/2016/Pn.Mtr menjatuhkan pemidanaan terhadap terdakwa selama 6

(enam) tahun pemidanaan, karena perbuatan terdakwa merupakan tindak

pidana pemerkosaan yang berdasarkan Pasal 285 KUHP menyatakan bagi

pelaku pemerkosaan ancaman pidanannya adalah 12 (dua belas) tahun

Page 12: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN … · menyebabkan terjadinya residivis. berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam karya

ix

IV. DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Efendi, Erdianto .Hukum Pidana Indonesia, Bandung : PT Refika Aditama,

2011.

Hamzah, andi 1984, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Lamintang, P.A.F, Theo Lamintang S.H. 20122. Delik-Delik Khusus

Kejahatan Melanggar Norma Kesusilaan dan Norma kepatutan,

Jakarta: Sinar Grafika

Muladi, dan Arief, Bardan Nawawi. 2005. Teori-Teori dan Kebijakan

Pidana. Bandung: PT Alumni.

Peraturan-Peraturan

Indonesia, Undang-Undang Dasar Negeri Republik Indonesia Tahun 1945

Indonesia,Undang-Undang Nomer 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan

Anak

Indoensia, KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)

Indonesia, KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)

Website

Aritonang, Sugi. “Hukum dan Undang-Undang”

http://Rajawaligaruda pancasila.blogspot.co.id/2011/05/memaham—konsep-

pnegakan-hukum-sebuah.html?m=1