persiapan sakramen krisma remaja tahun 2014 di … · persiapan sakramen krisma remaja tahun 2014...
TRANSCRIPT
PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI
SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN
UPAYA PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Wijiati Hadi Purwaningtias
NIM: 111124034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
ayahku (Ignatius Jumadi), ibuku (Christina Imroh Suharti),
dan penerima Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Gusti ngendika: Ana wong nyebar wiji mangkat arep nyebar wijiné. 4 Nalika
nyebar wiji mau, ana sing tiba ing pinggir dalan, lan manuk-manuk ing awang-
awang pada mudhun nycuki wiji mau. 5 liyané sing tiba ing enggon padhas, sing
ora okeh lemahé: iki gelis baé anggone thukul, marga lemahé ora jero. Nanging
bareng srengéngé panas, banjur dadi garing, awit ora ana oyodé. 7 Ana liya sing
tiba ana ing tengah erén, lan eriné tuwuh dhuwur mulet wiji. 8 Liya manéh tiba
ing lemah becik, iki ngetokaké woh: ana sing tikel satus, ana sing tikel sewidak,
ana sing tikel telung puluh. 9 Sing sapa duwe kuping bisa ngrungokaké,
ngrungokna.
(Matéus 13 : 4-9)
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah
burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-
batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena
tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering
karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin
besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah
yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
(Matius 13 : 4 -9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain, kecuali seperti yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmiah.
Yogyakarta, 1 Agustus 2016
Penulis,
Wijiati Hadi Purwaningtias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama : Wijiati Hadi Purwaningtias
NIM : 111124034
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang
bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
“PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI
SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN
PENDAMPINGANNYA” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 1 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Wijiati Hadi Purwaningtias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA
TAHUN 2014 DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN
UPAYA PENDAMPINGANNYA”. Judul ini dipilih bertitik tolak dari
keprihatinan penulis terhadap kaum muda yang telah menerima Sakramen Krisma
di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan yaitu para remaja dalam mengikuti
persiapan Sakramen Krisma hanyalah sebagai formalitas belaka, sehingga
kosekusensi setelah menerima Sakramen Krisma tidak disadari.
Sakramen Krisma merupakan salah satu dari Sakramen Inisiasi, seseorang
yang telah menerima Sakramen Krisma dianggap dewasa dalam iman dan siap
untuk dilibatkan dalam tugas perutusan baik dalam Gereja maupun ditengah
masyarakat. Supaya seseorang diijinkan menerima dan menyambut Sakramen
Krisma diperlukan suatu pendampingan dan masa persiapan khusus bagi mereka
yang akan menerimanya. Mulai dari program pendampingan, pendamping, calon
penerima dan evaluasi.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah melihat gambaran pelaksanaan
persiapan Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan,
mengetahui program, pendamping dan calon penerima Sakramen Krisma. Untuk
mengkaji masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu peneliti
melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada calon penerima
Sakramen Krisma tahun 2014 di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan. Hasil
penelitian menyatakan sebagian besar persiapan Sakramen Krisma tahun 2014
sudah berjalan baik dengan memenuhi kriteria.
Penulis mengusulkan susunan program pendampingan bagi kaum muda.
Di dalamnya terdapat materi-materi tentang pengertiaan Sakramen Krisma, makna
Sakramen Krisma dan tugas perutusan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is the PREPARATION OF THE
SACRAMENT OF CONFIRMATION FOR THE YOUTH IN 2014 IN SANTO
YOHANES RASUL SOMOHITAN PARISH AND ITS EFFORTS TO
DEVELOPE IT. This title was chosen based on the writer’s concern to the youth
who had received the Confirmation Sacrament at St. Yohanes Rasul Parish. They
were participating in the Confirmation Sacrament preparation only as formality so
that they were not conscious about the consequences after receiving it.
The Confirmation Sacrament is one of the Sacraments of Initiation. A person
who receives the sacrament of Confirmation is considered mature in faith and
prepared to be involved in the mission both in the Church and in the community.
A person, in order to be permitted to receive the Confirmation Sacrament is
required an advised to have special preparation which starts from the mentoring
program, a companion, and the evaluation for the recipients.
The main issue in this undergraduate thesis is to study the implementation of
the preparation of the Confirmation Sacrament at Santo Yohanes Rasul Somohitan
Parish and to understand the program, mentors and Confirmation recipients. To
examine this issue, the writer needs an accurate data. Therefore, the writer
conducted the study by distributing questionnaires to the Confirmation recipients
in 2014 at Santo Yohanes Rasul Somohitan Parish. The research showed that the
majority of the Confirmation 2014 preparation is went well based on the criteria.
The writer proposes a composition of mentoring program for the youth which
has materials about Confirmation understanding, its meaning and the Church’s
mission.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA
REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL
SOMOHITAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari
banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Romo Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen pembimbing utama, yang telah
memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran kepada penulis dan
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan kesabaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK,M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik dan
selaku dosen penguji II, yang telah membimbing penulis selama menempuh
studi di IPPAK dan berkenan menjadi dosen penguji skripsi.
3. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto SJ selaku dosen penguji III, yang berkenan
menguji penulis.
4. Romo Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ.,M.Ed selaku Kaprodi dan
Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku Wakaprodi, yang telah
bersedia memberikan dukungan, perhatian, motivasi kepada penulis selama
berproses di Prodi PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi PAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.
6. Romo Paroki Koko Pudjiwahyulistyono, Pr yang telah mengijinkan untuk
melaksanakan penelitian di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
7. Bapak Marjo yang telah membantu memberikan data-data yang penulis
butuhkan.
8. Penerima Sakramen Krisma tahun 2014 yang telah bersedia membantu
penulis dalam mengumpulkan data dengan mengisi kuesioner penelitian.
9. Bapak dan ibu yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis
selama mengerjakan skripsi ini.
10. Partnerku Wulan Nurvita dan Wulan Nuraini yang setia membantu dan
memberikan semangat.
11. Antonius Wahyu Pratomo Nugroho yang menemani, memberi semangat dan
dukungan selama mengerjakan skripsi.
12. Temanku Malvin Roy yang telah membantu dan memberi semangat dalam
mengerjakan skripsi.
13. Sahabatku Stefani yang membantu dan menemani dalam masa sulit saat
mengerjakan akhir skripsi.
14. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi khususnya angkatan 2011 yang telah
memotivasi dan menyemangati penulis selama menempuh studi di PAK.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini
dengan tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
penyusunan skripsi, sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 1 Agustus 2016
Penulis
Wijiati Hadi Purwaningtias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACK ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Skripsi ........................................................................ 1
B. Rumusan Permasalahan ....................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4
E. Metode Penulisan .................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5
BAB II. SAKRAMEN KRISMA ..................................................................... 7
A. Sakramen Pada Umumnya .................................................................. 7
B. Sakramen Inisiasi .................................................................................. 7
1. Perkembangan Sakramen Baptis dan Krisma ................................... 8
2. Sakramen Baptis ............................................................................... 10
3. Sakramen Ekaristi ............................................................................. 11
4. Sakramen Krisma .............................................................................. 12
C. Sakramen Krisma .................................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Arti Sakramen Krisma ...................................................................... 12
2. Kekhasan Sakramen Krisma ............................................................. 14
3. Materai Krisma ................................................................................. 14
4. Liturgi Sakramen Krisma .................................................................. 15
5. Makna Simbol Sakramen Krisma .................................................... 15
a. Minyak Krisma ............................................................................. 16
b. Penumpangan Tangan Uskup ....................................................... 16
c. Pengurapan Minyak Krisma ......................................................... 16
d. Tepuk pada Pipi Penerima Sakramen Krisma .............................. 16
e. Pemberian Nama Krisma .............................................................. 17
6. Pelayan Sakramen Krisma ................................................................ 17
7. Persyarataran Calon Penerima Sakramen Krisma ............................ 18
8. Penanggungjawab Sakramen Krisma ............................................... 18
a. Tanggung Jawab Penerima Sakramen Krisma ............................. 18
b. Tanggung Jawab Orang Tua ........................................................ 19
c. Tanggung Jawab Gereja ............................................................... 19
d. Tanggung Jawab Umat Setempat ................................................. 19
e. Tanggung Jawab Wali Krisma ..................................................... 19
f. Tanggung Jawab Katekis .............................................................. 20
9. Bidang Perutusan Sakramen Krisma ................................................ 20
a. Leiturgia ....................................................................................... 21
b. Koinonia ....................................................................................... 21
c. Diakonia ....................................................................................... 22
d. Kerygma ....................................................................................... 23
D. Gambaran Remaja Pada Umumnya ...................................................... 23
1. Perubahan Fisik ................................................................................. 24
2. Perubahan Sosial ............................................................................... 24
3. Perubahan Moral ............................................................................... 25
E. Persiapan Sakramen Krisma.................................................................. 26
F. Kriteria Persiapan Sakramen Krisma .................................................... 26
G.Katekese Persiapan Sakramen Krisma .................................................. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Pentingnya Katekese ......................................................................... 28
2. Katekese Inisiasi ............................................................................... 29
3. Katekese Persiapan Sakramen Krisma .............................................. 30
4. Tujuan Katekese Persiapan Sakramen Krisma ................................. 30
5. Subyek Katekese Persiapan Sakramen Krisma................................. 31
6. Pendamping Katekese Sakramen Krisma ......................................... 31
H. Fokus Penelitian .................................................................................... 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 33
B. Desain Penelitian................................................................................... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 34
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..................................................... 34
1. Variabel Penelitian ............................................................................ 34
a. Identifikasi Variabel ..................................................................... 34
b. Definisi Konseptual Variabel ....................................................... 35
c. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 35
2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 35
3. Kisi-Kisi Penelitian ........................................................................... 35
4. Pengembangan Instrumen ................................................................. 38
a. Uji Coba Terpakai ........................................................................ 38
b. Uji Validitas ................................................................................. 39
c. Uji Reliabilitas .............................................................................. 39
F. Teknik Analisa Data .............................................................................. 40
1. Uji Prasyarat Analisa ........................................................................ 40
a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 41
2. Analisa Deskriptif ............................................................................. 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 43
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 43
1. Uji Prasyarat Analisa ........................................................................ 43
a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Deskripsi Data ................................................................................... 44
a. Persiapan Sakramen Krisma ......................................................... 44
1) Deskripsi Statistik Aspek Program Persiapan
Sakraemen Krisma .................................................................. 46
2) Deskripsi Statistik Aspek Pendamping Persiapan
Sakramen Krisma .................................................................... 48
3) Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Persiapan
Sakramen Krisma .................................................................... 50
4) Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan
Sakramen Krisma .................................................................... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 55
1. Pembahasana Variabel Persiapan Sakramen Krisma
Berdasarkan Data Keseluruhan ............................................... 55
2. Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma .......................... 56
3. Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.................... 57
4. Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma .............................. 58
5. Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma .......................... 58
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 59
D. Refleksi Pastoral .......................................................................... 59
E. Usulan Program ........................................................................... 60
1. Latar Belakang......................................................................... 61
2. Tujuan Pelaksanaan Program .................................................. 61
3. Usulan Program Pendampingan Calon Penerima Sakramen
Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan ............... 62
F. Contoh Persiapan Pembekalan Bagi Calon Penerima
Sakramen Krisma ........................................................................ 63
1. Satuan Pertemuan I .................................................................. 63
a. Identitas Pertemuan ............................................................. 63
b. Pemikiran Dasar .................................................................. 63
c. Materi .................................................................................. 64
d. Sumber Bahan` ................................................................... 64
e. Sarana .................................................................................. 64
f. Metode ................................................................................. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
g. Proses Pengembangan Langkah ......................................... 65
1). Pembuka ....................................................................... 65
a) Doa Pembuka ............................................................ 65
b) Pengantar ................................................................... 65
2) Langkah 1 ..................................................................... 65
3) Langkah 2 ..................................................................... 65
4) Langkah 3 .................................................................... 66
5) Langkah 4 ..................................................................... 66
6) Langkah 5 ..................................................................... 66
7) Langkah 6 ..................................................................... 66
5) Penutup ......................................................................... 66
1) Tanya Jawab .............................................................. 67
2) Doa Penutup .............................................................. 66
2. Satuan Pertemuan II ................................................................ 67
a. Identitas Pertemuan ............................................................. 68
b. Pemikiran Dasar .................................................................. 68
c. Materi .................................................................................. 68
d. Sumber Bahan` ................................................................... 68
e. Sarana .................................................................................. 68
f. Metode ................................................................................. 69
g. Proses Pengembangan Langkah ......................................... 69
1). Langkah 1 ..................................................................... 69
2) Langkah 2 ..................................................................... 69
3) Langkah 3 ..................................................................... 69
4) Langkah 4 ..................................................................... 69
5) Langkah 5 ..................................................................... 69
6) Langkah 6 ..................................................................... 69
a) Bentuk Katerlibatan Hidup Menggereja
dan Bermasyarakat ................................................... 69
1) LEITURGIA .......................................................... 69
2) KOINONIA ........................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
3) DIAKONIA ........................................................... 71
4) KERYGMA ........................................................... 72
7). Penutup ......................................................................... 72
1) Tanya Jawab .............................................................. 72
2) Doa Penutup .............................................................. 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 73
B. SARAN ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ....................................................................... (1)
Lampiran 2 : Data Hasil Penelitian ..................................................................... (2)
Lampiran 3 : Hasil Analisa SPSS ...................................................................... (4)
Lampiran 4 : Instrumen Penelitian ...................................................................... (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen ................................................................................ 36
Tabel 2. Reliability Statistics .............................................................................. 40
Tabel 3. Interval Variabel Persiapan Sakramen Krisma ..................................... 42
Tabel 4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test................................................ 43
Tabel 5. Rangkuman Deskripsi Persiapan Sakramen Krisa ................................ 44
Tabel 6. Frekuensi Variabel Persiapan Sakramen Krisma .................................. 45
Tabel 7. Rangkuman Statistik Aspek Program
Persiapan Sakramen Krisma ................................................................. 46
Tabel 8. Frekuensi Program Persiapan Sakramen Krisma .................................. 47
Tabel 9. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Pendamping
Persiapan Sakramen Krisma ................................................................. 48
Tabel 10. Frekuensi Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.......................... 49
Tabel 11. Deskripsi Statistik
Aspek Calon Penerima Sakramen Krima ........................................... 50
Tabel 12. Frekuensi Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma ......................... 51
Tabel 13. Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma ....... 53
Tabel 14. Frekuensi Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma..................... 54
Tabel 15. Program Pendampingan Sakramen Krisma ........................................ 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama
Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.
8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II kepada
para Uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa
kini, 16 Oktober 1979
SC : Sacrosanctum Concilium, dokumen Konsili Vatikan II tentang
Liturgi suci, yang diresmikan oleh Paus Paulus IV pada 4 Desember
1963
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
Bdk : Bandingkan
Bpk : Bapak
Dll : dan lain-lain
Dsb : dan sebagainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Hal : Halaman
Kan Kanon
KHK Kitab Hukum Kanonik
Kis Kisah Para Rasul
KK : Kepala Keluarga
KLMTD Kaum Lemah Miskin Tersingkir dan Difabel
Komkat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
No : Nomor
OMK : Orang Muda Katolik.
St : Santo
WIB : Waktu Indonesia bagian Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi dewasa
baik secara jasmani maupun rohani. Seorang anak yang sudah mulai tumbuh
menjadi seorang remaja akan mengalami banyak penyesuaian secara pribadi
maupun sosial. Di samping itu penyesuaian dalam hal rohani pun merupakan hal
yang penting dalam kehidupan.
Untuk hidup sebagai warga Gereja yang dewasa dalam iman maka Gereja
telah menyiapkan Sakramen Krisma sebagai pelengkap Sakramen Baptis.
Sakramen Krisma menjadikan orang yang telah menerimanya mau terlibat aktif
dalam kehidupan menggereja, seperti halnya yang terjadi di Paroki Santo Yohanes
Rasul Somohitan.
Umat yang berada di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan memiliki
keterikatan dengan Gereja yang ditampakkan dalam keikutsertaannya dalam
berbagai kegiatan dan banyak dari mereka adalah orang dewasa. Paroki Santo
Yohanes Rasul Somohitan adalah Paroki yang sangat luas dengan umat yang
lumayan banyak ditambah lagi keberadaannya tepat di bawah lereng Gunung
Merapi. Tradisi pedesaan yang sangat kental masih melekat dalam diri umat
sendiri yang membuat umat senang terlibat dan mengikuti berbagai kegiatan
Gereja sehingga persaudaraan dan kebersamaan terjalin erat didalamnya.
Kaum muda atau Orang Muda Katolik di Paroki Santo Yohanes Rasul
Somohitan juga memiliki berbagai kegiatan keagamaan maupun non keagamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang sering diadakan. Dalam perayaan ekaristi seperti koor maupun petugas
Ekaristi juga sering melibatkan kaum muda atau OMK namun yang menjadi
keprihatinan adalah banyak kaum muda yang sulit untuk bergabung menjadi
anggota OMK (Orang Muda Katolik) di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan
bisa dilihat dalam perayaan Ekaristi cukup banyak kaum muda yang mengikuti
namun dalam berbagai kegiatan sebagian dari mereka tidak hadir meskipun
banyak diantara mereka yang sudah menerima Sakramen Krisma
Sebagai salah satu sakramen yang menghantar umat pada gerbang menuju
kedewasaan, maka hanya diterimakan oleh mereka yang sudah berumur seusia
SMP. Di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan pemerimaan Sakramen Krisma
diadakan 2 tahun sekali bergantian dengan Sakramen Baptis, setiap akan
menerimakan Sakramen terutama Sakramen Inisiasi tentu saja harus ada persiapan
yang sungguh-sungguh sehingga calon penerima sakramen memiliki bekal yang
cukup. Persiapan atau pelajaran untuk calon penerima Sakramen Krisma
dilaksanakan setiap minggu selama enam bulan dengan minimal tiga kali absen.
Dalam persiapan Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul
Somohitan, biasanya guru agama yang ditunjuk sebagai pendamping dalam
persiapan Sakramen Krisma. Persiapan Sakramen Krisma dikemas mirip seperti
pelajaran di sekolah pada umumnya dengan materi yang telah dipersiapkan tanpa
menggunakan banyak media.
Dari persiapan Sakramen Krisma yang matang diharapkan setelah
menerima sakramen krisma mereka menjadi dewasa dalam iman dan dapat
mempertanggungjawabkan imannya terlebih menyangkut keterlibatannya dalam
hidup menggereja. Sakramen Krisma diharapkan menjadi bekal bagi remaja untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ikut ambil bagian dalam karya keselamatan dan menjadi saksi Kristus. Semakin
mencintai imannya sehingga mampu bertumbuh dalam iman dan menjadi benih
bagi Gerejanya yang suatu saat dapat berbuah dan dapat dipanen. Mengingat
Krisma bukanlah sekedar syarat untuk diterima menjadi bagian dalam Gereja
tetapi lebih dari itu yaitu mampu menjadi dewasa dalam iman.
Persiapan Sakramen Krisma harus dipersiapkan terlebih dahulu oleh para
pendamping mulai dari aspek program yang dialamnya terdapat tujuan, materi,
metode, proses dan evaluasi, pendamping dan calon penerima Sakramen Krisma.
Untuk keberhasilan suatu persiapan pendampingan maka aspek yang terdapat
dalam persiapan harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan permasalahan di atas terlebih di Paroki Santo
Yohanes Rasul Somohitan, saya ingin melihat gambaran bagaimana persiapan
Krisma terutama untuk kaum muda maka saya menyusun skripsi yang berjudul
PERSIAPAN SAKRAMEN KRISMA REMAJA TAHUN 2014 DI PAROKI
SANTO YOHANES RASUL SOMOHITAN DAN UPAYA
PENGEMBANGAN PENDAMPINGANNYA.
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang penulisan diatas, maka penulis merumuskan
tiga masalah yang akan diungkapkan dalam skripsi ini.
1. Bagaimana proses persiapan Pendampingan Sakramen Krisma di Paroki St.
Yohanes Rasul Somohitan?
2. Bagaimana kriteria untuk persiapan Pendampingan Sakramen Krisma di
Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan pendampingan sakramen
Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari skripsi
adalah:
1. Mengetahui proses persiapan persiapan Sakramen Krisma di Paroki St.
Yohanes Rasul Somohitan.
2. Mengetahui bagaimana kriteria dalam persiapan Sakramen Krisma di Paroki
St. Yohanes Rasul Somohitan
3. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan persiapan Sakramen
Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan atas Latar Belakang penulisan, Rumusan Masalah, dan
Tujuan Penulisan, maka diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat:
1. Mendapatkan gambaran bagaimana proses persiapan pendampingan
Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan.
2. Mengetahui bagaimana kriteria untuk persiapan pendampingan akramen
Krisma di Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan
3. Menemukan upaya agar dapat meningkatkan persiapan Sakramen Krisma di
Paroki St. Yohanes Rasul Somohitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif. Dengan metode ini
penulis menggambarkan mengenai masalah yang ada berdasarkan fakta yang
diperoleh melalui penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka dan dilengkapi
dengan penyebaran angket, kemudian dianalisis dan diuraikan pokok-pokok
bahasannya. Melalui metode ini penulis akan memaparkan, menguraikan, serta
menganalisis persiapan pendampingan Sakramen Krisma di Paroki St. Yohanes
Rasul Somohitan.
F. Sistematika Penullisan
Bab I merupakan pendahuluan. Dalam pendahuluan berisi: gambaran
umum latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, dan sistematika.
Bab II penulis memaparkan mengenai kajian pustaka. Bagian ini
menguraikan empat hal yaitu mengenai Sakramen Krisma, kaum muda, persiapan
Sakramen Krisma dan katekese persiapan Sakramen Krisma. Bagian pertama
berisi sakramen pada umumnya, sakramen inisiasi, dan Sakramen Krisma. Bagian
kedua berisi perubahan pada kaum muda. Bagian ketiga berisi kriteria persiapan
Sakramen Krisma dan bagian empat berisi pentingnya katekese, dan katekese
persiapan Sakramen Krisma.
Bab III beriskan metodologi penelitian persiapan pendampingan Sakramen
Krisma kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab IV berisikan analisa data dan usulan program pendampingan bagi
Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan. Analisa data terdari dari uji validitas, uji
normalitas, deskripsi data, refleksi pastoral usulan program berisi refleksi pastoral
dan bab V berisakan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
SAKRAMEN KRISMA
A. Sakramen Pada Umumnya
Sakramen biasanya diartikan sebagai tanda dan sarana rahmat atau
keselamatan, kata sakramen berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang berarti
hal-hal yang berhubungan dengan yang kudus yang Ilahi. Dalam Kitab Suci
muncul istilah lain dalam Bahasa Yunani mysterion yang menunjukkan sesuatu
yang bersembunyi. Kata “misteri” atau “rahasia” diartikan sebagai rencana Allah
mengenai akhir zaman, khususnya cara dan saat akhir zaman, yang tersembunyi
bagi manusia, tetapi diberitahukan oleh Allah kepada orang-orang tertentu.
(Banawiratma, 1989 : 12-13)
Sakramen sebagai peristiwa konkrit duniawi yang menandai,
menampakkan, dan melaksanakan atau menyampaikan keselamatan Allah. Gereja
merupakan suatu tanda karena di dalamnya rahasia keselamatan Allah menjadi
nyata. Gereja sebagai persekutuan persaudaraan yang konkret dan di dalamnya
terdapat ritus-ritus sakramen. Dalam sakramen, rahmat disampaikan secara
konkret melalui tanda-tanda badaniah. (Komkat KWI, 2000 : 400)
Keselamatan karya Allah bagi manusia terungkap dalam simbol-simbol
konkrit manusiawi, seperti sabda, peristiwa sejarah, pribadi utusan, barang atau
tempat.
B. Sakramen Inisiasi
Menjadi orang Kristen berarti menjadi anggota Gereja. Ungkapan kata
“Inisiasi Kristen” menunjukkan pengertian tentang “masuk ke dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bersama Allah secara sakramental melalui Gereja” Ungkapan kata “Inisiasi
Kristen” mau menunjukan tahap-tahap yang perlu dilewati oleh siapa saja yang
berniat untuk menjadi anggota Gereja. (Da Cunha, 1991 : 5)
Menjadi anggota kristen berarti menjadi anggota Gereja. Dalam hal ini
para calon anggota harus menjalani suatu inisiasi kristen, suatu masa perkenalan
dan percobaan dengan syarat-syarat dan latihan-latihan tertentu. Pada awalnya
Sakramen Baptis, Krisma dan Ekaristi menjadi satu kesatuan sehingga seluruh
proses itu disebut inisiasi kristen.
Tujuan yang mau dicapai dalam inisiasi kristen ialah memasukkan seorang
dalam Gereja. Menggabungkan dia pada Gereja, dan menjadikan dia anggota
Gereja. Ikatan yang mempersatukan para anggota Gereja ialah iman pada Kristus,
maka dari itu calon anggota harus diinisiasikan kepada iman akan Kristus.(PWI –
Liturgi, 1977:8)
1. Perkembangan Sakramen Baptis dan Krisma
Sakramen Baptis, Krisma dan Ekaristi adalah satu kesatuan. Baptisan
pertama-tama berarti bahwa orang dari kelompok kristen diterima masuk menjadi
anggotanya. Dalam KHK 96 disebutkan bahwa dengan dibaptis orang menjadi
anggota Gereja Kristus, umat Allah menjadi “persona” dengan segala hak dan
kewajiban, entah oleh siapa dan ke dalam kelompok mana orang diinisiasikan.
Dengan diinisiasikan jemaah Kristen dengan tegas menyatakan iman kepercayaan,
iman kepercayaan kepada Yesus sebagai Tuhan, Anak Allah dan Juru selamat.
Dengan baptisan manusia dibebaskan dari dosa asal dan dosa pribadi,
selain itu dengan baptisan manusia berdosa menjadi peserta dalam kekudusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Allah. Baptisan dengan air menyimbolkan segi penyelamatan, air yang mengalir
menyimbolkan hidup ilahi, yang di dalamnya orang beriman menjadi persertanya
dan kekudusan Ilahi yang dikaruniakan kepada mereka yang benar-benar percaya,
daya hidup dan kesuburan Ilahi adalah Roh Kudus yang disimbolkan dengan air
yang mengalir.
Seiring perkembangan upacara inisiasi Kristen, lama kelamaan menjadi
serangkaian upacara. Yang menjadi upacara inti adalah baptisan dengan air
kemudian upacara-upacara tambahan yang biasanya disebut “sakramentele”.
Dalam perkembangan historis upacara inisiasi Kristen muncul dua kelompok
upacara yaitu baptisan dengan air dan upacara lainnya yang secara khusus
dihubungkan dengan karunia berupa Roh Kudus, oleh Roh Kudus masing-masing
orang diserupakan dengan Yesus Kristus. Roh Kudus pemberiannya disimbolkan
dengan penumpangan tangan dan pengurapan dengan minyak suci.
Pada abad III, Sakramen Krisma menjadi terpisah dari Sakramen Baptis
dengan air karena upacara krisma dikhususkan untuk pemimpin jemaah partikular
(uskup). Sejak abad III uskuplah yang memimpin seluruh acara inisiasi, tetapi
ketika jumlah jemaah-jemaah semakin bertambah namun jumlah uskup tidak
seiring pertambahannya, maka uskup tidak lagi dapat mengetuai seluruh upacara
inisiasi. Baptisan dengan air sejak awal pada prinsipnya dapat dijalankan setiap
orang meskipun dianggap lebih baik bila dijalankan oleh ketua jemaah. Tetapi
Sakramen Krisma menjadi wewanang eksklusif pemimpin jemaah (uskup).
setelah itu mulai ada aturan-aturan bahwa Sakramen Krisma diterimakan setelah
anak-anak menerima Komuni Pertama dan setelah mereka dianggap pantas, dapat
menggunakan akal budinya serta mempertanggungjawabkan iman mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sakramen Krisma secara eksplisit mengikut-sertakan orang dalam publik
jemaah. Tetapi tugas publik dan kolektif diketuai oleh pemimpin jemaah, maka
wajar bagian inisiasi Sakramen Krisma dikhususkan bagi pemimpin jemaah yaitu
uskup. Dalam Gereja Yunani Timur secara praktis tidak semua kelompok jemaah
memiliki uskup maka pemimpin jemaah setempat (pastor) diberi wawenang untuk
menyelenggarakan upacara inisasi, tetapi pada bagian upacara Sakramen Krisma
hanya dapat dijalankan dengan minyak yang sudah diberkati oleh uskup. Konsili
Vatikan II kembali menekankan kesatuan inisiasi. Upacara Krisma hendaknya
ditinjau kembali juga supaya nampak lebih jelas hubungan erat Sakramen itu
dengan seluruh inisiasi kristen. Maka dari itu pembaharuan janji-janji Baptis
seyogyanya mendahului penerimaan Sakramen Krisma. (SC. 71)
Pada saat Konsili Vatikan II dan sesudahnya, anak menerima komuni
pertama dan dengan upacara tersendiri walaupun tetap merupakan bagian utuh
dari inisiasi kristen. Dalam Lumen Gentium art.11 disebutkan bahwa Sakramen
Penguatan menjadikan orang yang telah dibaptis dan menerima komuni, terikat
secara sempurna pada Gereja. (Banawiratma, 1989 : 92-97)
2. Sakramen Baptis
“Baptis” berasal dari kata Yunani “baptizein” yang berarti membenamkan,
mencelupkan, menenggelamkan ke dalam air. Pembaptisan adalah pintu masuk
menuju kehidupan Roh oleh karena itu sakramen baptis merupakan dasar seluruh
kehidupan kristiani dan merupakan pintu gerbang sakramen-sakramen lainnya
yang perlu untuk keselamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Yang boleh menerima sakramen Baptis adalah semua orang yang belum
dibaptis, mengakui iman kristiani, memerima ajaran-ajaran Gereja dan tidak
terkena halangan kanonik.
Berkat Sakramen Baptis manusia dibebaskan dari dosa dan dilahirkan
kembali sebagai anak-anak Allah, menjadi anggota-anggota tubuh Kristus,
dimasukkan dalam Gereja dan ikut serta dalam tugas perutusannya, memperolah
hidup kekal, hidup baru dan menerima karunia Roh Kudus.(Banawiratma, 1989
:79-82)
3. Sakramen Ekaristi
Dikatakan bahwa Ekaristi merupakan sakramen utama. Dalam Lumen
Gentium 11 disebutkan bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh
hidup Kristiani. Ekaristi bukan hanya salah satu sakramen melainkan Ekaristi
adalah bagian dari sakramen itu sendiri yaitu tanda dan sarana persatuan mesra
dengan Allah dan kesatuan dengan umat manusia.
Sakramen Ekaristi ditetapkan oleh Yesus sendiri dalan hari Kamis Putih
saat Ia merayakan perjamuan malam terkahir. Saat itu Yesus memecah-mecah roti
dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Ambillah ini dan makankah,
inilah tubuh-Ku yang Ku serahkan bagimu.” Kemudian, Ia mengambil piala berisi
anggur dan berkata, “Ambillah ini dan minumlah. Inilah piala darah-Ku, darah
perjanjian baru dan kekal yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang
demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.” Karena
ini Ekaristi disebut pula kenangan akan korban Kristus. Kenangan bukan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sekedar menyangkut peringatan peristiwa masa lampau tetapi mengungkapkan
kehadiran dan aktualisasi apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada Bapa di
kayu salib. (Katekese Inisiasi, 2012 : 34-35)
4. Sakramen Krisma
Dalam Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan Allah
menganugerahkan karunia khusus yaitu penerimaan Roh Kudus, penerimaan Roh
Kudus dalam sakramen Krisma tidak berarti pemisahan dan pemutusan mutlak
antara Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan. Ada kesamaan dasar
antara kedua sakramen tersebut. Baik dalam Sakramen Pembaptisan maupun
Sakramen Penguatan, keduanya mengantar seseorang untuk masuk dalam
kesatuan jemaat sebagai anggota baru.
C. Sakramen Krisma
1. Arti Sakramen Krisma
Sakramen Krisma merupakan kelanjutan dari Sakramen Baptis dalam
keseluruhan proses Inisiasi Kristiani yang terdiri dari Sakramen Baptis, Sakramen
Ekaristi dan Sakramen Krisma. Baptis menempatkan orang ke dalam Geraja
menjadi warganya sedangkan Sakramen Krisma menempatkan warga baru yang
telah di Baptis ke dalam perutusan untuk bersaksi dan berwarta berdasarkan hidup
baru yang sudah diterimanya.
“Sakramen penguatan, yang memberikan materai dan dengan nama orang-
orang yang telah dibaptis melanjutkan perjalanan inisiasi kristiani,
diperkaya dengan anugerah Roh Kudus serta dipersatukan lebih sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan Gereja; sakramen penguatan itu juga menguatkan dan semakin
mewajibkan mereka untuk dengan kata dan perbuatan menjadi saksi-saksi
Kristus, menyebarkan dan membela iman” (KHK, kan. 879)
Sakramen Penguatan disebut juga sebagai Sakramen Krisma, disebut
Sakramen Krisma karena sakramen ini menggunakan minyak krisma, bahan yang
dipakai untuk pengurapan. Krisma sendiri berarti pengurapan. Pengurapan ini
menjelaskan nama Kristus yang berarti „yang terurapi‟ yang dapat kita lihat
kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh
Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi Krisma bagi kita adalah pengurapan yang
menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang
sama seperti yang diterima oleh Kristus. Orang yang menerimanya disiapkan
untuk turut ambil bagian dalam karya perutusan Gereja dengan semangat misioner
yang bersumber dari Allah Sendiri selain itu Sakramen Penguatan bertujuan untuk
menguatkan dan memperkokoh rahmat Sakramen Baptis.
Menurut buku liturgi, “ proses inisiasi Kristen dilanjutkan dalam sakramen
Krisma. Dalam Sakramen Krisma orang beriman menerima Roh Kudus yang pada
hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Berkat anugerah Roh Kudus ini,
orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan untuk memberi
kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuhNya dalam iman dan cinta
kasih”
Dalam Sakramen Krisma Roh Kudus sebagai kekuatan Gereja. Gereja itu
memberi wujud historis kelihatan kepada tugas dan karya publik Kristus, yang
tertuju kepada seluruh dunia. Roh Kudus menyanggupkan orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diinisiasikan untuk secara aktif turut serta dalam tugas misioner dan publik jemaat
Kristen.
2. Kekhasan Sakramen Krisma
Dalam Sakramen Baptis, orang sudah dihapus dosanya, diberi rahmat
pengkudusan dan keutamaan Ilahi serta moral. Dalam Sakramen Krisma anggota
jemaat oleh Roh Kristus disanggupkan untuk ikut serta dalam tugas penyelamatan
jemaat Kristus agar di dunia ini turut membangun jemaat Kristus demi
keselamatan umat manusia.
mengatakan bahwa “Dengan sakramen Krisma seorang anggota jemaat
dinyatakan dan dalam rangka “persona publica”, yang sepenuh-penuhnya terlibat
dalam penyelamatan jemaat. Dengan karunia Roh Kudus anggota jemaat
dikuatkan dan diperteguh sehingga anggota jemaat menjadi sadar bahwa dirinya
sudah terlibat dalam aktivitas penyelamatan jemaat. (Banawiratma, 1989 : 100-
10)
3. Materai Krisma
Tugas serta kesanggupan tersebut sekali untuk selama-lamanya dan secara
kelihatan diberikan dalam Sakramen Krisma. Sakramen Krisma memberi “materai
yang tak terhapuskan” yang disebut sebuah “tanda rohani”. Materai yang yang
disebutkan adalah seseorang dilantik dan ditugaskan dalam rangka jemaat Kristus
serta disanggupkan untuk turut serta dalam tugas penyelamatan jemaat.
(Banawiratma, 1989 : 100-101)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Liturgi Sakramen Krisma
Sakramen Krisma atau penguatan diberikan oleh uskup atau yang
mendapat delegasi dari uskup. Secara liturgis Sakramen Krisma diberikan dalam
perayaan Ekaristi, diberikan setelah Liturgi Sabda. Adapun urutan perayaan
penerimaan Sakramen Krisma adalah sebagai berikut (Katekese Inisiasi, 2012 :
42)
a. Pembaharuan janji Baptis yang memperlihatkan hubungan Sakramen Krisma
dengan Sakramen Penguatan
b. Penumpangan tangan dan doa oleh uskup. Dengan tangan terkatub, uskup
berdoa bagi turunnya Roh Kudus, lalu dengan mengulurkan tangan ke arah
calon, ia memohon tujuh karunia Roh Kudus.
c. Pengurapan dengan minyak Krisma. Uskup mengoleskan ibu jari kanan ke
dalam minyak Krisma lalu membuat tanda salib pada dahi calon sambil
berkata “Terimalah tanda karunia Roh Kudus”. Ini merupakan tanda turunnya
karunia Roh Kudus dan menerima materai yang tak terhapuskan, yaitu suatu
tanda dari Tuhan, setelah penerimaan Sakramen Krisma, dilanjutkan dengan
Liturgi Ekaristi.
5. Makna Simbol Sakramen Krisma
Dalam Penerimaan Sakramen Krisma ada beberapa simbol yang
digunakan, simbol yang merupakan materia dan tata gerak (Katekese Inisiasi,
2012: 43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Minyak Krisma
Penerimaan Sakramen Penguatan menggunakan minyak krisma sebagai
materianya. Minyak krisma terbuat dari minyak buah zaitun dan dicampur sedikit
balsam. Minyak krisma diberkati oleh uskup pada saat misa krisma, sehari
sebelum Hari Raya Kamis Putih. Minyak krisma merupakan simbol pengudusan
oleh Roh Kudus yang hadir dalam bentuk bau wangi.
b. Penumpangan Tangan Uskup
Penumpangan tangan menjadi simbol turunnya Roh Kudus bagi para
calon, Roh itu akan menjadi Roh yang mendewasakan iman para calon dan
mengguatkan mereka. Penumpangan tangan pada bahu para calon penerima
Sakramen Krisma menggambarkan bahwa penumpangan itu dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab baru yang harus dipikul yaitu tugas
perutusan sebagai saksi Kristus.
c. Pengurapan Minyak Krisma
Setelah penumpangan tangan oleh uskup, calon penerima Sakramen
Krisma menerima urapan minyak krisma pada dahi mereka. Pengurapan ini
menjadi simbol pemberian anugerah Allah yang menguatkan, melantik,
menguduskan dan menjadikan seseorang memiliki tugas baru dalam hidupnya.
Pengurapan juga menumbuhkan semangat serta ketetapan hati pada diri seseorang
yang menerima dengan bantuan Roh Kudus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Tepuk pada pipi penerima Sakramen Krisma
Uskup menepuk pipi penerima Sakramen Krisma sebagai tanda pemberian
restu dan semangat agar penerima Sakramen Krisma berjuang menjadi saksi
Kristus dengan mantap dan berani.
e. Pemberian Nama Krisma
Nama krisma menjadi simbol semangat baru yang dimiliki santo-santa
yang telah dipilih oleh para calon penerima Sakramen Krisma. Nama santo-santa
yang telah dipilih menjadi teladan dan menghayati perutusan sebagai saksi
Kristus.
6. Pelayan Sakramen Krisma
Sakramen Krisma memberikan penugasan dan pengangkatan resmi
menjadi persona publica dalam jemaat, maka penerimaan Sakramen Krisma
menjadi wewenang khusus pemimpin mandiri jemaat yaitu uskup. Dalam Kitab
Hukum Kanonik juga disebutkan bahwa yang menjadi pelayan Sakramen Krisma
adalah Uskup, namun sakramen itu juga dapat diberikan sah oleh imam yang
memiliki kewenangan (Kan.882). kewenangan itu memiliki syarat sebagai
berikut (Kan.883) :
a. Dalam batas-batas wilayah kekuasaaannya, mereka yang dalam hukum
disamakan dengan Uskup diosesan.
b. Uskup sudah memberi mandat kepada imam.
c. Orang yang akan menerima Sakramen Krisma sedang dalam bahaya maut.
Selain itu, dalam keadaan darurat Uskup diosesan bisa mengusahakan
penerimaan Sakramen Krisma diberikan oleh Uskup lain atau kewenangan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
beberapa imam tertentu dan untuk memberikan penguatan secara licit kepada
keuskupan lain, Uskup membutuhkan izin dari Uskup diosesan (Kan 884-886).
7. Persayaratan Calon Penerima Sakramen Krisma
Sesuai dengan yang teracantum dalam Kitab Hukum Kanonik Calon
penerima Sakramen Krisma harus memenuhi syarat yaitu yang menerima
Sakramen Penguatan adalah semua dan hanya yang telah dibaptis serta belum
pernah menerimanya (Kan. 889). Di luar bahaya maut Sakramen Penguatan
hendaknya diberikan kepada umat beriman pada sekitar usia dapat menggunakan
akal, dari segi usia, usia remaja setingkat SLTP merupakan usia minimal untuk
dapat menerima Sakramen Krisma dikarenakan usia remaja lebih sesuai dengan
maksud dan makna penguatan. Mereka dituntut untuk diajar secukupnya,
berdisposisi baik dan dapat memperbaharui janji-janji baptis. Disamping itu
Sakramen Krisma dapat diberikan dalam bahaya maut atau jika menurut penilaian
pelayan sakramen, ada alasan berat yang menganjurkan lain (Kan. 891).
8. Penanggungjawab Sakramen Krisma
a. Tanggung Jawab penerima Sakramen Krisma
Umat beriman wajib menerima Sakramen Krisma tepat pada waktunya.
Seorang yang telah menerima Sakramen Krisma maka ia memiliki tanggung
jawab menjadi warga Gereja sepenuhnya karena dengan sakramen Krisma ia telah
secara penuh menjadi anggota Gereja yang harus terlibat aktif memikul tanggung
jawab dan mempuyai hak dan peranan yang sama dengan semua anggota Gereja
yang lain yang sudah dewasa. Para calon penerima Sakramen Krisma diajak pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memahani bahwa Sakramen Krisma mengandung suatu panggilan untuk menjadi
saksi Kristus.
Dalam bidang liturgi, orang yang telah menerima Sakramen Krisma
diikutsertakan dalam aneka tugas liturgi seperti lektor, misdinar, pemazmur, koor
atau tugas lainnya.
b. Tanggung Jawab Orang Tua
Orang tua bertanggung jawab untuk mendampingi anaknya dengan
memberikan pendidikan iman terutana di rumah. Orang tua juga wajib
mendukung anaknya dalam dari persiapan Sakramen Krisma hingga sesudah
penerimaan Sakramen Krisma.
c. Tanggung Jawab Gereja
Gereja bertanggung jawab agar umatnya dapat menyambut Sakramen
Krisma tepat pada waktunya. Selain itu Gereja mengusahakan dan memperhatikan
agar umat beriman memiliki pemahaman dan penghayatan yang memadai
mengenai Sakaramen Krisma.
d. Tanggung Jawab Umat Setempat
Umat setempat hendaknya menerima dan mendukung mereka dalam
berbagai kegiatan, mengajak mereka untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan
maupun pertemuan-pertemuan lingkungan.
e. Tanggung Jawab Wali Krisma
Wali krisma adalah pihak yang mendampingi dan membimbing calon
penerima krisma. Wali krisma diharapkan mampu menunjukkan jalan kepada
calon penerima krisma untuk menerapkan Injil dalam hidupnya sendiri dan dalam
hubungannya dengan masyarakat. Wali krisma harus menolong dalam keragu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
raguannya dan kebimbangannya. Wali krisma bertugas mengusahakan agar yang
telah menerima penguatan bertindak sebagai saksi Kristus yang sejati dan dengan
setia memenuhi kewajiban-kewajiban yang melekat pada sakramen itu.
Syarat untuk menjadi seorang wali krisma tidak jauh berbeda dengan wali
baptis, yaitu (Kan.874) :
1) Ditunjuk oleh calon penerima Sakramen Krisma atau orangtuanya atau oleh
orang yang mewaliki mereka selain itu ia cakap dan mau melaksanakan tugas
itu.
2) Berumur genap enambelas tahun, kecuali umur lain ditentukan oleh Uskup
diosesan atau ada kekecualian.
3) Seorang katolik yang telah menerima penguatan dan Sakramen Ekaristi.
4) Tidak terkena suatu hukum kanonik.
5) Bukan ayah atau ibu dari calon penerima Sakramen Krisma.
f. Tanggung Jawab Katekis
Katekis harus siap memberikan katekese kepada calon penerima Sakramen
Krisma. Katekis akan mengajar, melatih dan meneguhkan untuk menjadi katolik.
Dengan kesungguhkan hati katekis diharapkan mampu mendampingi para calon
penerima Sakramen Krisma dan bahka menjadi teladan bagi para calon.
9. Bidang Perutusan Sakramen Krisma
Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dianggap sudah dewasa baik
dalam cara berpikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam aneka tugas
perutusan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ada empat bidang tugas Gereja yang bisa menjadi medan perutusan orang-
orang yang telah menerima Sakramen Krisma (Katekese Inisiasi, 2012: 47-48) .
a. Leiturgia
Dalam bidang liturgi, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diutus
untuk terlibat dalam aneka tugas liturgi misalnya menjadi misdinar, lektor,
pemazmur, koor atau tugas-tugas lainnya. Partisipasi yang dimaksud bukan
karena diajak orang melainkan suatu dorangan dari dalam untuk turut serta
menggembangkan Gereja. Sebab yang telah menerimakan Sakramen Krisma, ia
turut bertanggung jawab atas mati dan hidupnya, tumbuh dan berkembangnya
Gereja dalam aneka kehidupan.
Sebagai wujud keterlibatan, partisipasi juga dapat dalam bentuk aneka
tugas liturgi sesuai dengan kemampuannya. Kehadirannya tentu akan turut
membawa kemajuan dalam bidang liturgi. Namun lebih dari itu, seseorang yang
telah menerima Sakramen Krisma juga dimungkinkan untuk menjadi pionir-pionir
dalam kehidupan liturgi. Tidak hanya berpartisipasi, tetapi justru menjadi pemikir
yang kreatif, inovatif dan motivator bagi majunya kegiatan-kegiatan liturgi.
b. Koinonia
Panggilan Tuhan bukan panggilan secara personal antara manusia dengan
Tuhan, tetapi panggilan Tuhan juga diarahkan untuk menggembangkan
persekutuan (koinonia) antar umat beriman dalam kesatuan iman akan Tuhan.
Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma didorong untuk
masuk dalam persekutuan dan terlibat didalamnya. Tidak hanya menjadi anggota
persekutuan, tetapi juga diharapkan turut memikirkan dan mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
persekutuan agar lebih hidup dan tumbuh menjadi persekutuan yang sehati sejiwa
dalam iman dan kasih.
Sebagai seseorang yang telah dewasa imannya, orang yang telah menerima
Sakramen Krisma diharapkan mengembangkan sikap-sikap yang perlu untuk
mendukung persekutuan dan sekaligus membuang sikap-sikap yang bisa merusak
persekutuan. Sikap-sikap yang mengembangkan persekutuan adalah kesediaan
diri untuk hadir dalam acara-acara bersama, terlibat dalam tugas-tugas bersama,
membangun sikap yang ramah, lemah lembut dan penuh dan penuh pengertian.
Sedangkan sikap yang merusak persekutuan antara lain mudah berpikir negatif
dan tertutup terhadap kehadiran orang lain. Sikap-sikap semacam ini perlu
dihindari agar persekutuan tetap terjaga dan tumbuh menjadi medan setiap pribadi
untuk mengambangkan iman dan kasih.
c. Diakonia
Kehadiran Gereja di tengah umatnya dan masyarakat adalah untuk
meneladan Yesus Kristus yaitu melayani, khususnya melayani mereka yang
termasuk dalam kelompok KLMTD. Pelayanan itu bisa terwujud dalam bentuk
pelayanan spontan, pelayanan karitatif dan pelayanan pemberdayaan. Pelayanan
spontan adalah pelayanan yang diberikan kepada orang lain secara spontan dan
dengan tulus. Misalnya menolong orang kecelakaan atau membantu orang
mengerjakan sesuatu. Pelayanan karitatif adalah pelayanan yang diberikan dalm
bentuk uang atau dana. Dana itu diberikan untuk kebutuhan mendesak misalnya
pengobatan, beasiswa atau bencana. Sedangkan pelayanan pemberdayaan adalah
bantuan yang diberikan untuk tujuan pemberdayaan orang dalam hidup dan usaha.
Misalnya, memberikan dana untuk modal usaha atau untuk suatu pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ketrampilan. Melalui pelayanan diakonia, diharapkan mereka yang telah
menerima Sakramen Krisma menyadari bahwa diriya dipanggil untuk menjadi
berkat bagi orang lain melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan. Sebagai
seorang yang telah menerima Sakarmen Krisma, bisa mendukung kegiatan
diakonia dengan hidup saling membantu dan berbagi kepada orang lain yang
membutuhkan.
d. Kerygma
Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dipanggil untuk
mengambil bagian dalam tugas pewartaan. Ia tidak hanya menerima pewartaan
tetapi juga turut menjadi pewarta bagi yang lain. Misalnya, ia ikut membahas
Kitab Suci, memimpin pendalam iman, dan memberikan renungan dalam suatu
kelompok tertentu. Pewartaan juga disampaikan secara personal, yakni pada
orang-orang yang ingin bertanya dan mendalami sesuatu.
Untuk mendukung tugas ini, seseorang perlu membekali diri terus
menerus. Pembekalan itu bisa dilakukan dengan membaca Kitab Suci, ajaran-
ajaran Gereja atau buku-buku yang berisi pendalaman iman.
D. Gambaran Remaja Pada Umumnya
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasan usianya maupun peranannya tidak terlalu jelas. Pubertas yang pada
dianggap sebagai tanda suatu awal dari keremajaan ternyata tidak valid lagi
dijadikan sebagai patokan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi di awal belasan bahkan
sebelum usia 11 tahun. Banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
keremajaan namun sering kali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda
fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal
yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan
perubahan pada berbagai aspek kehidupan dalam diri mereka. (Hurlock,
1990:207-215)
1. Perubahan Fisik
Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan
individual. Perbedaan seks sangat jelas. Perubahan ini berpengaruh dalam
perkembangan jiwa remaja. Perubahan-perubahan fisik menyebabkan seorang
remaja menjadi canggung karena harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang
ada pada dirinya. Banyak dari remaja mengalami ketidakpuasan dengan tubuhnya
ini merupakan salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan
kurang harga diri selama masa remaja.
Keperihatinan muncul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik fisik
berperan penting dalam hubungan sosial, mereka meyakini bahwa yang menarik
biasanya diperlakukan lebih baik.
2. Perubahan Sosial
Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang
berhubungan dengan penyesuaian sosial, penyesuaian diri dengan meningkatkan
pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-
nilai baru dalam seleksi kepemimpinan.
yang menyiapkan panggung di mana ia dapat menguji diri sendiri dan orang lain.
Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya,
kelompok sebaya memberikan dunia tempat kaum muda dapat melakukan
sosialisasi dalam suasana di mana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai
yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya.
Yang paling menonjol dari perubahan sikap dan perilaku adalah hubungan
heteroseksual. Perubahan hubungan heteroseksual ini sangat radikal, yaitu
perubahan dari remaja yang bersangkutan menyukai dan memperhatikan kawan
lawan jenis, yang sebelumnya merasa tidak mereka sukai ataupun perhatikan
sama sekali.
3. Perubahan Moral
Ketika memasuki masa remaja, mereka tidak lagi menerima kode moral
dari orang tua, guru, bahkan teman-teman sebaya. Mereka membentuk kode moral
sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah dan
diperbaikinya agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang.
Pada perkembangan kesadaran moral remaja, terjadi perubahan moral
yang terjadi pada mereka. Mereka lebih peka terhadap harapan dan pandangan
orang lain dalam masyarakat sekitarnya. Reputasi orang menjadi perhatian,
sedang aspek moral dari reputasi itu dipandang sebagai bagian utama reputasi.
Sehubungan dengan hal ini mereka mulai menyadari bahwa orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengharapkan adanya sikap tanggung jawab pada orang lain, khususnya kepada
mereka yang dekat hubungannya dengan dirinya. Mewujudkan tanggung jawab
bukanlah hanya hidup sesuai dengan harapan orang lain dalam hubungan sosial,
namun perlu pula untuk meraih reputasi dan memperkuat jati dirinya.
E. Persiapan Sakarmen Krisma
Untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu dipersiapkan dengan
sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis. Agar calon memahami
keutuhan Sakramen inisiasi perlu dilakukan rekatekisasi untuk Sakramen Baptis
dan Ekaristi. Setelah itu calon baru diajak untuk memahami Sakramen Krisma itu
sendiri. dalam meteri Sakramen Krisma peserta diajak untuk memahami
Sakramen Krisma sebagai bagian dari Sakramen inisiasi.
Dalam pendampingan ini diharapkan supaya calon semakin mensyukuri
Sakramen yang diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di dalamnya.
Kedua, berkat Roh Kudus mereka semakin dikuatkan sehingga sanggup untuk
mengemban tugas perutusan mereka di dalam Gereja maupun di tengah
masyarakat. Ketiga, mereka semakin berani menjadi saksi Kristus dalam
kehidupan sehari-hari dengan tantangan yang mereka hadapi. Atau dengan kata
lain, Sakramen Krisma diharapkan penerimanya beriman mendalam (dalam
penghayatan dan pemahamannya) dan tangguh dalam menghadapi pergulatan
hidup dan tantangan dari luar. (Katekese Inisiasi, 2015 : 38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Kriteria Persiapan Sakramen Krisma
Dalam suatu pendampingan program kerja mempunyai peranan penting
yang di dalamya terdapat tujuan, metode, sarana, materi dan proses kegiatan.
Selain itu didalam pendampingin tentu terdapat pendamping, calon penerima
Krisma dan pada akhir pendampingan dilaksanakan evaluasi. Dalam persiapan
pendampingan maka aspek di atas harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1. Tujuan - Diarahkan pada pemahaman siswa dan
kemampuan mereka untuk memaknai dan
menghayati sakramen
2. Materi - Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan,
akurat, rasional, praktis, relevan dengan
kebutuhan calon, mengandung segi-segi etik,
dan bersumber dari buku yang baku
3. Metode - Dirumuskan untuk mencapai tujuan, sesuai
dengan keadaan para calon, dan membantu
calon dalam berdinamika
4. Sarana - Menunjang tujuan yang telah dirumuskan,
tepat dan berguna bagi pemahaman bahan
yang dipelajari, ketersediaan, bermutu, dan
terdapat interaksi antara pendamping dan
calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5. Proses Kegiatan - Membantu siswa untuk memaknai sakramen
Krisma yang akan diterimanya dan terdapat
tahap-tahap yang jelas
6. Pendamping - Katekis yang memiliki sertifikat, siap untuk
memberikan katekese kepada para calon,
memiliki wawasan tentang sakramem Krisma,
memiliki ketrampilan untuk memimpin,
mampu membimbing siswa untuk menghayati
sakramen
7. Calon penerima Sakramen - Aktif dalam kegiatan rohani di Gereja ataupun
di lingkungan, aktif dalam kegiatan
bermasyarakat, rajin membaca Kitab Suci,
aktif dalam proses pendampingan, mengikuti
tridium
8. Evaluasi - Mengukur secara jelas hasil belajar yang sudah
dipelajari, mengukur sampel yang representatif
dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang
telah diajarkan dan dirancang sesuai dengan
kegunaannya untuk memperoleh hasil yang
diinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
G. Katekese Persiapan Sakramen Krisma
1. Pentingnya Katekese
Remaja merupakan aset yang sangat berharga bagi masa depan Gereja,
pada masa remaja seseorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa inilah seringkali muncul banyak
permasalahan yang pelik dalam kehidupan mereka, di antaranya dalam hidup
iman dan rohaninya. Dalam keadaan inilah katekis dan orang tua mempunyai
peran yang besar bagi perkembangan hidup remaja itu sendiri. Salah satu jalan
yang perlu ditempuh oleh katekis sebagai tenaga pastoral Gereja adalah
memberikan suatu pendampingan imam atau katekese, seperti yang tertera dalam
anjuran apostolik Bapa Paus Yohanes II mengenai penyelenggaraan Katekese
(Catechesi Tradendae) yang berbunyi :
Menyusul masa pancaroba (masa puber) dan masa remaja, dengan segala
keagungan dan bahaya yang ada padanya. Itulah masa anak menemukan
diri serta dunia batinnya sendiri, masa munculnya rencana-rencana yang
mencerminkan idealisme, masa perasaan mencintai, disertai naluri-naluri
biologis seksualituas, masa anak menginginkan kebersamaan, masa
kegembiraan yang intensif secara khas berkaitan dengan penemuan hidup
yang membawa kesegaran, akan tetapi masa pancaroba sering pula
merupakan tahap munculnya pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam,
masa mencari dalam kecemasan atau bahkan disertai frustasi, masa
kecurigaan tertentu terhadap sesama dan intropeksi yang berbahaya, dan
ada kalanya masa pengalaman-pengalaman kemunduran dan kekecewaan,
katekese tidak mengizinkan sikap acuh tak acuh terhadap aspek-aspek
yang berubah-ubah selama periode kehidupan yang rumit itu. katekese
yang mampu membimbing anak remaja untuk memeriksa hidupnya yang
menjalin dialog, katekese yang tidak mengacuhkan soal-soal besar kaum
remaja, pemberian diri, iman kepercayaan, cinta kasih dan sarana-sarana
untuk mengungkapkannya berupa seksualitas, katekese semacam ini
sangat menentukan. Perwahyuan Yesus Kristus sebagai sahabat,
pembimbing dan teladan yang dapat dikagumi tetapi juga dicontoh;
pewartaab amanat-Nya, yang memberikan jawaban terhadap soal-soal
yang mendasar, pengungkapan rencana Kristus Sang Penyelamat yang
penuh kasih sayang sebagai penjelmaan satu-satunya cinta kasih yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
otentikm dan sebagai kemungkinan untuk menyatukan umat manusia –
semua itu memberikan dasar pendidikan iman yang sejati. (CT. No. 38)
2. Katekese Inisiasi
Dengan katekese inisiasi, para calon merasa didampingi dan diteguhkan
dalam proses. Dalam prosesnya para calon mendapatkan pengetahuan yang cukup
tentang Allah dan karya keselamatan-Nya serta tentang ajaran Gereja, tentu saja
memerlukan waktu yang memadai hingga akhirnya terjadi pengendapan iman
dalam hidupnya sehingga apa yang sudah diajarkan dapat diinternalisasikan dan
dapat menjadi landasan dalam berpikir, berbicara, bersikap dan bertindak.
Katekese memberi jaminan bahwa orang yang akan menerima sakramen adalah
orang yang sudah dianggap mengetahui ajaran agama katolik, menghayatinya
dalam kehidupan sehari-hari dan mengungkapkannya dalam doa dan ibadat.
(Katekese Inisiasi, 2012: 11)
3. Katekese Persiapan Sakramen Krisma
Salah satu usaha persiapan adalah dengan katekese yang bertujuan supaya
calon krisma dapat menyadari peranan dari kehadiran Roh Kudus dalam hidup
mereka, tanggung jawab mereka sebagai anggota Gereja, perlunya pembinaan
iman yang terus menerus, kewajiban merasul dan menjadi saksi Kristus di tengah
dunia.
Model katekese yang digunakan adalah Katekese Umat. Katekese Umat
adalah sebuah model katekese yang memfokuskan perhatiannya terutama pada
umat baik dari segi pelaksanaan, sumber dan tujuan katekesenya (dari, oleh dan
untuk umat). dalam katekesenya ini katekis tidak bertindak sebagai pengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
agama, katekis adalah fasilitator komunikasi iman atau dialog pengalaman iman
di mana komunikasi yang berjalan adalah komunikasi dua arah. Harapannya
supaya dengan dialog keterlibatan aktif mereka akhirnya dapat menyadari,
menemukan nilai-nilai iman dalam keterlibatannya dalam hidup masyarakat.
4. Tujuan Katekese Persiapan Sakramen Krisma
Katekese Sakramen Krisma bertujuan untuk lebih menyadari kehadiran
dan peranan Roh Kudus dalam diri mereka, lebih menyadari tanggung jawab
sebagai warga Gereja, lebih menyadari pentingnya pembinaan terus-terusan di
bidang iman dan lebih menyadari kewajiban merasul/menjadi saksi Kristus.
Melalui proses katekisasi, seorang calon dibimbing untuk semakin mengenal jati
dirinya sebagai seorang beriman dan sekaligus tanggung jawab yang harus
dipikulnya. (Katekese Inisiasi, 2012: 12)
5. Subjek Katekese Persiapan Sakramen Krisma
Subjek Katekese adalah mereka yang sudah dibaptis, sudah menerima
komuni pertama dan telah mendaftarkan diri sebagai calon penerima Sakramen
Krisma.
6. Pendamping Katekese Sakramen Krisma
Pendamping atau katekis harus siap memberikan katekese kepada calon
penerima sakramen. Katekis diharapkan memiliki bekal yang cukup agar dapat
mendampingi para calon dengan kesungguhan hati. Dengan wawasan pengajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
metode, maupun isi diharapkan katekis mampu mengajar, meneguhkan, dan
bahkan menjadi saksi teladan bagi para calon.
H. Fokus Penelitian
Penelitian difokuskan mengenai persiapan yang dilaksanakan sebelum
penerimaan Sakramen Krisma, apakah persiapan pendampingan sudah memenuhi
kriteria mulai dari program pendampingan, pendamping, calon penerima dan
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini menguraikan metodologi penelitian yang digunakan dalam
penulisan, metodologi penelitian meliputi desain penelitian, variabel penelitian,
pengontrolan variabel yang meliputi materi dan evaluasi yang diberikan. Bab ini
membahas mengenai perlakuan, populasi dan sampel, tempat dan waktu
penelitian, teknik pengumpulan data, dan uji coba instrumen. Secara singkat hal-
hal di atas akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang menggunakan kuantifikasi angka mulai dari pengumpulan
data, pengolahan data yang diperoleh, hingga pada penyajian data, untuk
menjukkan gambaran variabel X (persiapan Sakramen Krisma).
B. Desain Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini,
penelitian bersifat deskriptif, desain penelitian deskriptif menjawab atas
pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana
keterkaitan dengan penelitian tertentu. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, yang sedang berlangsung
saat ini maupun yang lampau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Penelitian dilaksanakan di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan
yang berada di dusun Somohitan, Girikerto Turi Sleman Yogyakarta.
Waktu : Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kaum muda yang sudah pernah
mendapatkan persiapan Sakramen Krisma tahun 2014 sejumlah 60 orang. Table
for determining needed sizes of a randomly chosen sample from a given finite
population of N cases such that the sample proportion p will be within 0,05 of
the population proportion P with a 95 percent level of confidence Et. Jika populasi
sejumlah 60 maka sample 52.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik penggumpulan data dengan menggunakan kuisoner (angket)
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
1. Variabel Penelitian
a. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang akan diukur dalam
penelitian ini adalah “persiapan Sakramen Krisma”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Definisi Konseptual Variabel
Persiapan Krisma merupakan upaya Gereja dalam bentuk pendampingan
untuk mempersiapan calon penerima Sakramen Krisma supaya para calon
penerima Sakramen Krisma siap menerima Sakramen Krisma.
c. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Persiapan Sakramen Krisma merupakan interaksi antara pendamping
dengan calon penerima Sakramen Krisma, yang melalui suatu program yang
terdiri dari tujuan, materi, metode, sarana, pendamping, calon penerima dan
evaluasi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode angket dengan bentuk multiple choice
(pilihan ganda). Multiple choice menyediakan beberapa jawaban atau alternatif
dan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya.
Instrumen dalam bentuk multiple choice meliputi pertanyaan tertulis
mengenai persiapan Sakramen Krisma. Adapun rincian pertanyaan masing-
masing sebanyak 40 butir pertanyaan tertulis mengenai persiapan Sakramen
Krisma. Adapun rincian pertanyaan variabel sebanyak 40 butir pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Kisi-kisi Penelitian
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen.
Variabel Aspek Indikator No.
Butir
Variabel
Deskriptif (X)
Persiapan
Sakramen
Krisma
Program :
Tujuan
Materi
Metode
Program :
Diarahkan pada
pemahaman siswa dan
kemampuan mereka
untuk memaknai dan
menghayati sakramen
Sesuai dengan tujuan
yang dirumuskan
Akurat
Rasional
Praktis
Relevan dengan
kebutuhan calon
Mengandung segi-segi
etik
Bersumber dari buku
yang baku
Dirumuskan untuk
mencapai tujuan
Sesuai dengan keadaan
para calon
Membantu calon dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sarana
Proses
Kegiatan
berdinamika
Menunjang tujuan yang
telah dirumuskan
Tepat dan berguna bagi
pemahaman bahan yang
dipelajari
Ketersediaan
Bermutu
Terdapat interaksi
antara pendamping dan
calon
Membantu siswa untuk
memaknai sakramen
Krisma yang akan
diterimanya
Terdapat tahap-tahap
yang jelas
12
13
14
15
16,17
18
19,20,21,22
Pendamping Katekis yang memiliki
sertifikat
Siap untuk memberikan
katekese kepada para
calon
memiliki wawasan
tentang sakramem
Krisma
memiliki ketrampilan
untuk memimpin
mampu membimbing
23
24
25
26
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
siswa untuk menghayati
sakramen
Calon penerima
Sakramen
Aktif dalam kegiatan
rohani di Gereja
ataupun di lingkungan
Aktif dalam kegiatan
bermasyarakat
Rajin membaca Kitab
Suci
Aktif dalam proses
pendampingan
Mengikuti tridium
28
29
30
31,32,33,
34
Evaluasi Mengukur secara jelas
hasil belajar yang sudah
dipelajari
Mengukur sampel yang
representatif dari hasil
belajar dan bahan
pelajaran yang telah
diajarkan
Dirancang sesuai
dengan kegunaannya
untuk memperoleh hasil
yang diinginkan
35,36
37,38
39,40
4. Pengembangan Instrumen
a. Uji Coba Terpakai
Uji coba instrumen penelitian ini bersifat uji coba terpakai yang berarti
paneliti hanya satu kali menyebarkan instrumen dan data diperoleh digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
untuk penelitian. Butir instrumen yang telah diisi oleh responden diuji tingkat
validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang memiliki nilai validitas dan
reliabilitas rendah tidak layak dipakai dalam analisa data. Instrumen yang
memenuhi syarat dalam uji validitas dan reliabilitas akan digunakan dalam analisa
data dan uji hipotesis.
b. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendiskripsikan suatu variabel
(Sujarweni dan dan Poly Endrayanto, 2012:177). Alat ukur dapat dinyatakan
sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan
akurat apabila telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas dalam penelitian ini perhitungannya dibantu dengan program
SPSS 16.0 for windows. Melalui uji coba terpakai menggunakan validitas butir
dengan taraf signifikan 0.05 dengan N 52 orang, untuk menentukan kevalidan
item dapat diketahui. Bila signifikansi kurang dari 0.05 maka item valid, namun
bila signifikansi lebih dari 0.05 maka item tidak valid.
Hasil validitas pada variabel persiapan Sakramen Krisma dari 40 soal
terdapat 34 soal yang valid sedangkan 6 soal tidak valid. Adapun soal yang tidak
valid yaitu nomer 2, 5, 16, 23 dan 34 dengan rentang signifikansi 0.071-0.708.
Dengan demikian, ada 34 dari 40 soal yang layak dianalisa lebih lanjut.
c. Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dianggap baik. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur dapat digunakan akan tetap konsisten bila
pengukuran dilakukan kembali. Menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno,
2012:120) reliabilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat
diterima, dan diatas 0.8 adalah baik.
Tabel 2. Reliability Statistics.
Cronbach's Alpha N of Items
.882 40
Dalam penelitian ini, uji coba reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s
Alpha. Keterangan di atas menunjukan bahwa 40 item instrumen variabel
persiapan Sakramen Krisma telah memenuhi kriteria reliabilitas dan dapat disebut
reliabel. Reliabilitas instrumen ini ditunjukan dengan kolom Cronbach’s Alpha
sebesar 0.882 yang berarti baik.
F. Teknik Analisa Data
1. Uji Prasyarat Analisa
Setelah mendapatkan data dari responden lalu diuji validitas dan
reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah melakukan uji prasyarat analisis.
Adapun uji prasyarat analisis ini mencakup uji normalitas dengan menggunakan
aplikaso SPSS for windows versi 16.0. jenis data yang digunakan adalah skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ordinat, yakni data perihal persiapan Sakramen Krisma yang didasarkan pada
jenjang dari paling tinggi hingga paling rendah
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas distribusi menjadi syarat pokok yang harus dipenuhi dalam
analisis, bertujuan untuk mengetahui apakah data dapat berdistribusi dengan
normal. Normalitas data penting, karena data yang terdistribusi dengan normal
dianggap data yang mewakili suatu populasi.
Uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows
versi 16.0 yakni menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Jika
signifikansi kurang dari 0,05, maka kesimpulannya data tidak normal. Tetapi jika
nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal.
2. Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif digunakan untuk menggambarkan statistik data seperti
rata-rata (mean), skor total (sum), standar deviasi, variance, rentang skor (range),
serta mengukur distribusi data dengan skewness dan kurtosis (Duwi Priyanto,
2012:25).
a. Variabel Persiapan Sakramen Krisma
Deskripsi data untuk tiap butir pada aspek ditentukan dengan rumus
berikut :
Smak – Smin
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keterangan :
Smak : Skor Maksimal
Smin : Skor Minimal
N : Rentang skala tiap item
Berdasarkan 35 soal dengan skala 1 – 4, skor maksimum yang diperoleh
adalah 140, skor minimum 35, dengan rentang skala 4.
Tabel 3. Interval Variabel Persiapan Sakramen Krisma.
Kriteria Interval
Selalu 113.76-140
Sering 87.6-113.75
Jarang Sekali 61.26-87.5
Tidak Pernah 35-61.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Prasyarat Analisa
Uji prasyarat analisis mencakup uji normalitas dengan menggunakan SPSS
for windows versi 16.0. berikut uraian uji prasyarat analisis.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas menjadi syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis.
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dapat berdistribusi
dengan normal. Normalitas data penting, karena data yang terdistribusi dengan
normal dianggap data yang mewakili suatu populasi.
Tabel 4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Persiapan
Sakramen Krisma
N 52
Normal Parametersa Mean 132.23
Std. Deviation 10.089
Most Extreme
Differences
Absolute .058
Positive .058
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .416
Asymp. Sig. (2-tailed) .995
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berdasarkan hasil uji normalitas menurut teknik Kolmogorov-Smirnov
pada SPSS for windows 16.0 diketahui bahwa nilai signifikan variabel persiapan
Sakramen Krisma sebesar 0,995. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
2. Deskripsi Data
a. Persiapan Sakramen Krisma
Tabel 5. Rangkuman Deskripsi Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics
Persiapan
N Valid 52
Missing 0
Mean 115.692
Std. Error of Mean 1.34802
Median 116.502
Mode 122.00
Std. Deviation 9.72068
Variance 94.492
Skewness -.300
Std. Error of Skewness .330
Kurtosis .307
Std. Error of Kurtosis .650
Range 50.00
Minimum 88.00
Maximum 138.00
Sum 6016.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Melalui tabel statistik, dapat dilihat N valid 52 responden dengan jumlah
instrumen 35 butir, diketahui bahwa rata-rata persiapan Sakramen Krisma dengan
harga mean 132.232, standar deviasi 1.008901. Sedangkan range adalah 52
dengan skor minimum 104 dan skor maksimum 156. Nilai tengah (median) adalah
133.002, nilai yang sering muncul (mode) adalah 128.00 dan sum 6876.
Tabel 6. Frekuensi Varibel Persiapan Sakramen Krisma.
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 113.76-140 31 60%
Sering 87.6-113.75 21 40%
Jarang sekali 61.26-87.5 0 0%
Tidak pernah 35-61.25 0 0%
Jumlah 52 100%
60%
40%
0% 0%
Diagram 1. Frekuensi Variabel Persiapan Sakramen Krisma.
Selalu Sering Jarang Sekali Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan analisa frekuensi, berikut klasifikasi variabel persiapan
Sakramen Krisma, keterangan gambar diatas menunjukan bahwa 31 responden
(60%) penerima Sakramen Krisma setuju bahwa persiapan Sakramen Krisma
selalu dilaksanakan dengan baik dan 21 responden (40%) setuju menjawab bahwa
persiapan Sakramen Krisma sering dilaksanakan dengan baik.
1) Deskripsi Statistik Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma
Tabel 7. Rangkuman Statistik Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics
program persiapan
N Valid 52
Missing 0
Mean 63.8846
Std. Error of Mean .75640
Median 64.0000
Mode 64.00a
Std. Deviation 5.45446
Variance 29.751
Skewness -.189
Std. Error of Skewness .330
Kurtosis .354
Std. Error of Kurtosis .650
Range 26.00
Minimum 49.00
Maximum 75.00
Sum 3322.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Salah satu aspek dari variabel Persiapan Sakramen Krisma adalah program
persiapan Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52
orang dengan jumlah instrument 19 butir. Jumlah mean 63.8846, median 64.0000,
mode 64.00, standar deviasi 5.45446, varian 29.751, range 26.00, skor minimum
49, skor maksimum 75 dan sum 3322.
Tabel di bawah ini memaparkan aspek variabel persiapan Sakramen
Krisma berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dalam aspek, berikut
uraiannya:
Tabel 8. Frekuensi Program Persiapan Sakramen Krisma.
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 61.76-76 35 67%
Sering 47.6-61.75 17 33%
Jarang sekali 33.26-47.5 0 0%
Tidak pernah 19-33.25 0 0%
jumlah 52 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Diagram 2. Frekuensi Program Persiapan Sakramen Krisma.
Tabel diatas menunjukan bahwa calon penerima Sakramen Krisma tahun
2014 di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan sering melaksanakan persiapan
Sakramen Krisma dengan program yang telah di rancang. Dari 52 orang, terdapat
35 orang (67%) menjawab selalu dan 17 orang (33%) menjawab sering. Dengan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa program persiapan Sakramen Krisma
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan kriteria.
2) Deskripsi Statistik Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma
Tabel 9. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek
Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics
pendamping persiapan
N Valid 52
Missing 0
Mean 13.7692
Std. Error of Mean .22913
67%
33%
0%
0%
Program Persiapan Sakramen Krisma
Selalu Sering Jarang Sekali Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Median 14.0000
Mode 14.00
Std. Deviation 1.65228
Variance 2.730
Skewness -.402
Std. Error of Skewness .330
Kurtosis -.050
Std. Error of Kurtosis .650
Range 7.00
Minimum 9.00
Maximum 16.00
Sum 716.00
Salah satu aspek dari dari variabel persiapan Sakramen Krisma adalah
pendamping Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid
52 orang dengan jumlah instrumen 4. Jumlah mean 13.7692, median 14.0000,
varian 2.730, mode 14.00, standar deviasi 1.65228, range 7.00, skor minimum
9.00, skor maksimum 16.00 dan sum 716.
Tabel 10. Frekuensi Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.
Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase
Selalu 14-16 31 60%
Sering 11-13 20 38%
Jarang sekali 9-10 1 2%
Tidak pernah 4-7 0 0%
Jumlah 52 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Diagram 3. Frekuensi Pendamping Persiapan Sakramen Krisma.
Melalui tabel di atas, diketahui bahwa calon penerima Sakramen Krisma
Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan dengan jumlah 52 orang dengan jumlah
instrumen 4, menjawab dengan macam-macam jawaban tentang kriteria
pendamping persiapan Sakramen Krisma. Terdapat 30 orang (60%) yang
menjawab selalu, 20 orang (38%) menjawab sering, dan 1 orang (2%) menjawab
jarang sekali. Melalui keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para
pendamping persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan
tahun 2014 memenuhi kriteria sebagai pendamping persiapan Sakramen Krisma.
3) Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma
Tabel 11. Deskripsi Statistik Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma
Statistics
calon penerima
N Valid 52
60%
38%
2% 0%
Pendamping Persiapan Sakramen Krisma
Selalu
Sering
Jarang Sekali
Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Missing 0
Mean 17.5962
Std. Error of Mean .40197
Median 18.0000
Mode 18.00
Std. Deviation 2.89868
Variance 8.402
Skewness .018
Std. Error of Skewness .330
Kurtosis -.185
Std. Error of Kurtosis .650
Range 12.00
Minimum 12.00
Maximum 24.00
Sum 915.00
Salah satu aspek dalam persiapan Sakramen Krisma adalah calon
penerima Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52
orang dengan jumlah intrumen 6. Jumlah mean 17.5962, median 18.0000, varian
8.402, mode 18.00, standar deviasi 2.89868, range 12.00, skor minimum 12.00,
skor maksimum 24.00 sum 915.00.
Tabel di bawah ini merupakan aspek variabel persiapan Sakramen Krisma
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam aspek. Berikut uraiannya :
Tabel 12. Frekuensi Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma.
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 20.6 - 24 13 25 %
Sering 16- 19.5 26 50 %
Jarang sekali 10.6-15 13 25 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tidak pernah 6-10.5 0 0 %
jumlah 52 100%
Diagram 3. Diagram Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma.
Melalui tabel di atas, diketahui bahwa calon penerima Sakramen Krisma
Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan dengan jumlah 52 orang dan dengan
jumlah instrumen 6 menjawab tentang kriteria calon persiapan Sakramen
Krisma terdapat 13 orang (25 %) yang menjawab selalu, 26 orang (50 %)
menjawab sering, 13 orang (25%) menjawab jarang sekali. disimpulkan
bahwa para calon persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul
Somohitan tahun 2014 sudah memenuhi kriteria sebagai calon penerima
Sakramen Krisma dilihat dari 75% calon penerima Sakramen Krisma sudah
25%
50%
25%
0%
Calon Penerima Sakramen Krisma
Selalu Sering Jarang Sekali Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siap dalam melaksanakan proses persiapan sebelum menerima Sakramen
Krisma.
4) Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma
Tabel 13. Deskripsi Statistik Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma.
Statistics
evaluasi persiapan
N Valid 52
Missing 0
Mean 20.1538
Std. Error of Mean .32653
Median 20.0000
Mode 19.00
Std. Deviation 2.35468
Variance 5.544
Skewness -.220
Std. Error of Skewness .330
Kurtosis .436
Std. Error of Kurtosis .650
Range 11.00
Minimum 13.00
Maximum 24.00
Sum 1048.00
Salah satu aspek dalam persiapan Sakramen Krisma adalah calon
penerima Sakramen Krisma. Melalui tabel statistik, diketahui bahwa N valid 52
orang dengan jumlah instrumen 6. Jumlah mean 20.1538, median 20.0000, varian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5.544, mode 19.00, standar deviasi 2.35468, range 11.00, skor minimum 13.00,
skor maksimum 24.00 dan sum 1048.00.
Tabel di bawah ini merupakan aspek variabel persiapan Sakramen Krisma
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam aspek. Berikut uraiannya
Tabel 14. Frekuensi Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma.
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 20.6-24 29 56%
Sering 16-19.5 22 42%
Jarang sekali 11.6-15 1 2%
Tidak pernah 6-10.5 0 0%
Jumlah 52 100 %
Diagram 4. Diagram Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma.
Melalui tabel di atas, diketahui bahwa calon penerima Sakramen Krisma
Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan dengan jumlah 52 orang menjawab
dengan macam-macam jawaban tentang kriteria calon persiapan Sakramen
56%
42%
2% 0%
Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma
Selalu Sering Jarang Sekali Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Krisma terdapat 29 orang (56%) yang menjawab selalu, 22 orang (42%)
menjawab sering, 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui keterangan di
atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi persiapan Sakramen Krisma Paroki Santo
Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 sudah memenuhi kriteria.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Variabel Persiapan Sakramen Krisma Berdasarkan Data
Keseluruhan
Hasil deskripsi data yang diperoleh melalui responden menunjukan secara
keseluruhan sebagaian besar sering melaksanakan persiapan Sakramen Krisma
sesuai kriteria yang telah ditentukan. Hal tersebut dilihat dari nilai rata-rata pada
nilai keseluruhan dan tiap aspek yang diukur mendekati skor maksimal.
Variabel persiapan Sakramen Krisma memiliki empat aspek yakni
Program persiapan Sakramen Krisma, Pendamping persiapan Sakramen Krisma,
calon penerima Sakramen Krisma dan evaluasi persiapan Sakramen Krisma. Dari
data keseluruhan N 52 diperoleh nilai rata-rata 132.232 dengan menunjukan
bahwa 31 responden (60%) penerima Sakramen Krisma setuju bahwa persiapan
Sakramen Krisma selalu dilaksanakan dengan baik dan 21 responden (40%) setuju
menjawab bahwa persiapan Sakramen Krisma sering dilaksanakan dengan baik.
Data tersebut menunjukkan bahwa persiapan Sakramen Krisma yang dilaksanakan
di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan sudah hampir memenuhi kriteria.
Seperti Sakramen lainnya, untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu
dipersiapkan sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis
(Sugiyana, 2015:38). Didalam persiapan Sakramen Krisma terdapat unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
program yang harus disiapakan oleh pendamping sebalum dilaksanakannya
persiapan, program tersebut berisikan tujuan yang akan dicapai, materi, sarana,
metode dan proses kegiatan. Pendamping itu sendiri yang merupakan seorang
katekis, calon penerima Sakramen Krisma serta evaluasi yang dilaksankan setelah
persiapan berakhir. Di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan khususnya yang
menerimakan Sakramen Krisma tahun 2014, rata-rata para calon telah
melaksanakan persiapan Sakramen Krisma sesuai dengan kriteria.
2. Aspek Program Persiapan Sakramen Krisma
Dalam aspek program, indikator yang diukur adalah kriteria program,
materi, sarana, metode, dan proses kegiatan yang akan dilaksanakan seperti
penentuan tujuan yang diarahkan pada pada pemahaman siswa dan kemampuan
mereka untuk memaknai dan menghayati Sakramen Krisma.
Berdasarkan deskripsi statistik dengan N 52 diketahui nilai rata-rata
(mean) 63.8846 dengan responden sebanyak 35 orang (67%) menjawab selalu
dan 17 orang (33%) menjawab sering. Data ini menunjukkan bahwa program
yang telah direncanakan memenuhi indikator-indikator aspek persiapan Sakramen
Krisma.
Dalam suatu perancanaan program pengajaran terdapat unsur tujuan,
materi, sarana. metode dan proses kegiatan. Apa yang harus dipelajari (tujuan),
apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan dan sumber belajar). Dari ini
maka suatu persiapan program harus memenhi kriteria-kriteria yang telah
ditentukan. (Harjanto, 1997:223) menyatakan bahwa kriteria sebuah meteri adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, akurat, rasional, praktis, relevan dengan
kebutuhan calon, mengandung segi-segi etik dan bersumber dari buku yang baku,
kemudian (Harjanto, 1997:238-239) menyatakan bahwa kriteria sebuah sarana
adalah menunjang tujuan yang telah dirumuskan, tepat dan berguna bagi
pemahaman bahan yang dipelajari, ketersediaan, bermutu, terdapat interaksi
antara pendamping dan calon. Sedangkan untuk kriteria sebuah metode adalah
dirumuskan untuk mencapai tujuan, sesuai dengan keadaan para calon dan
membantu calon dalam berdinamika. Dan kriteria untuk proses pendampingan
adalah membantu siswa untuk memaknai sakramen Krisma yang akan
diterimanya dan terdapat tahap-tahap yang jelas.
3. Aspek Pendamping Persiapan Sakramen Krisma
Variabel persiapan Sakramen Krisma dengan aspek pendamping persiapan
Sakramen Krisma yang diukur yakni bagaimana kriteria yang ditentukan oleh
paroki sebagai pendamping persiapan Sakramen Krisma.
Melalui analisis data deskripsi statistik dengan N 52 ditemukan nilai rata-
rata (mean) 13.7692 dengan jumlah 30 orang (60%) yang menjawab selalu, 20
orang (38%) menjawab sering, dan 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui
keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pendamping persiapan
Sakramen Krisma Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 memenuhi
kriteria sebagai pendamping persiapan Sakramen Krisma..
Kriteria yang ditetapkan untuk pendamping persiapan Sakramen Krisma
Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan adalah katekis yang memiliki sertifikat,
siap untuk memberikan katekese kepada para calon, memiliki wawasan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sakramem Krisma, memiliki ketrampilan untuk memimpin, mampu membimbing
siswa untuk menghayati sakramen.
4. Aspek Calon Penerima Sakramen Krisma
Variabel persiapan Sakramen Krisma dengan aspek calon penerima
Sakramen Krisma yang diukur yakni bagaimana kriteria calon yang ditentukan
oleh paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan untuk mengikuti persiapan
Sakramen Krisma.
Melalui analisis data deskripsi statistik dengan N 52 ditemukan nilai rata-
rata (mean) 17.5962 dengan jumlah 13 orang (25 %) yang menjawab selalu, 26
orang (50 %) menjawab sering, 13 orang (25%) menjawab jarang sekali..
Kriteria yang ditetapkan untuk calon penerima Sakramen Krisma dalam
persiapannya adalah aktif dalam kegiatan rohani di Gereja ataupun di lingkungan,
aktif dalam kegiatan bermasyarakat, rajin membaca Kitab Suci, aktif dalam proses
pendampingan dan mengikuti tridium.
Melalui data di atas, terlihat bahwa banyak responden yang menjawab
jarang sekali yakni 13 orang (25%) menunjukkan bahwa calon penerima
Sakramen Krisma sudah memenuhi kriteria dalam persiapan Sakramen Krisma.
5. Aspek Evaluasi Persiapan Sakramen Krisma
Variabel persiapan Sakramen Krisma dengan aspek evaluasi persiapan
Sakramen Krisma yang diukur yakni kriteria evaluasi dalam suatu pengajaran
termasuk dalam persiapan Sakramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Melalui analisis data deskripsi statistik dengan N 52 ditemukan nilai rata-
rata (mean) 20.1538 dengan jumlah 29 orang (56%) yang menjawab selalu, 22
orang (42%) menjawab sering, 1 orang (2%) menjawab jarang sekali. Melalui
keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi persiapan Sakramen Krisma
Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 sudah memenuhi kriteria
Kriteria yang ditetapkan untuk evaluasi pengajaran adalah dapat mengukur
secara jelas hasil belajar yang sudah dipelajari, dapat mengukur sampel yang
representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan dan
dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengalami beberapa
keterbatasan, kekuragan dan hambatan sebagai berikut :
1. Penulis memiliki keterbatasan waktu dalam penyebaran angket karena tempat
tinggal responden yang belum diketahui dan letak paroki yang luas,
mengingat responden yang masih berusia sekolah dan hanya dapat ditemui
pada sore hari, sehingga pengisian angket yang harus ditunggu menambah
lamanya waktu dalam melakukan penelitian.
2. Peneliti menyadari bahwa terdapat instrumen yang tidak dapat
mengungkapkan secara jelas maksud dari variabel penelitian.
D. Refleksi Pastoral
Sakramen Krisma merupakan salah satu dari Sakramen inisiasi, dengan
menerima Sakramen Krisma orang dimasukkan menjadi bagian dari persekutuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
umat beriman. Tidak hanya itu dengan menerima Sakramen Krisma seseorang
telah dianggap dewasa dalam iman dan siap pula dilibatkan dalam tugas-tugas
perutusan baik dalam Gereja maupun di tengah masyarakat.
Dengan tanggung jawab yang harus diemban setelah seseorang menerima
Sakramen Krisma maka sebelum menerikan Sakramen krisma seseorang perlu
disiapkan dengan sungguh-sungguh melalui pengajaran oleh seorang katekis,
pengajaran dimaksudkan supaya calon penerima Sakramen Krisma dapat
memaknai dan menghayati Sakramen itu sendiri dan menjadi buah-buah didalam
dirinya. Di dalam persiapannya pun harus memenuhi kriteria-kriteria dalam
perencanaan pengajaran supaya persiapan yang akan dilaksanakan lebih terarah
dan membantu peserta penerima Sakramen Krisma untuk lebih menghayati tugas
dan perutusannya.
Dalam suatu kegiatan program kerja sangat penting untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Program yang baik tentunya dapat menjawab kebutuhan dan
keprihatinan dari subyek yang dituju oleh si pembuat program. Hal ini ditegaskan
dalam dokumen Gereja Directorium Catechisticum Generale atau Pedoman
Umum Katekese no 118 :
Program-program yang dibuat sesuai dengan usia, tempat-tempat dan
waktu, menentukan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai, kriteria
metodologi yang perlu dipergunakan dan bahan yang akan diolah di dalam
katekese. Adalah sangat perlu diperhatikan, supaya misteri-misteri iman
yang dipercaya oleh para orang beriman dewasa, sudah dicantumkan di
dalam program-program katekese bagi anak-anak dan para remaja namun
dengan cara yang sesuai dengan mereka
E. Usulan Program
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan usulan program untuk
pendamping persiapan Sakaramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Latar Belakang
Dalam suatu kegiatan pendampingan dan pembinaan iman, program kerja
memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu prosen untuk hasil yang
diinginkan. Program yang baik tentunya dapat menjawab kebutuhan dan
keprihatinan dari subjek yang dituju.
Dalam BAB III peneliti yang mengambil subjek calon penerima Sakramen
Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan tahun 2014 telah ditemukan
25% dari calon penerima Sakramen Krisma kurang aktif dalam proses persiapan
Sakramen Krisma meskipun sudah memenuhi kriteria, hal ini dikatakan oleh
responden melalui hasil kuisoner yang sebagaian besar menyatakan jarang sekali
aktif dalam proses persiapan.
Usulan Program ini sebagai pengembangan dari materi Sakramen Krisma
yang sudah ada. Karena Keuskupan Agung Semarang merumusan cita-citanya
sebagai umat yang cerdas, tangguh dan missioner, maka arah dasar Keuskupan
Agung Semarang 2016-2020 juga melatarbelakangi program ini. Para calon diajak
untuk semakin berani menjadi saksi Kristus dan semakin menjadi pribadi yang
bertanggung jawab dalam tugasnya.
2. Tujuan Pelaksanaan Usulan Program
Katekese adalah salah satu usaha salah satu usaha pendampingan iman
dalam mempersiapkan diri untuk menyambut Sakramen Krisma sabagai salah satu
Sakramen inisasi dalam Gereja katolik. Untuk sungguh menghayati Sakramen
Krisma dalam hidup menggereja para calon diharuskan mengikuti pendampingan
persiapan Sakramen Krisma, sehingga menghasilkan para penerima Sakramen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Krisma yang berani untuk menjadi saksi Kristus dan berani mengemban tanggung
jawab dalam kehidupan menggereja.
3. Usulan Program Pengembangan Pendampingan Calon Penerima
Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan
Tema : Menjadi Saksi Kristus dan Tanggung Jawab Terhadap Gereja
Tujuan : Membantu para calon supaya lebih yakin akan iman, akan
kebangkitan Kristus, berani memberi kesaksian dan menyadari
tanggung jawab terhadap kehidupan Gereja
Tabel 15. Program Pendampingan Sakramen Krisma.
No TEMA TUJUAN MATERI SARANA METODE SUMBER
BAHAN
1 Menjadi
Saksi
Kristus
Membantu
para calon
supaya lebih
yakin akan
iman, akan
kebangkitan
Kristus,
berani
memberi
kesaksian
- Menjadi
Saksi Kristus
LCD
laptop
hand out
kertas
Spidol
Sharing
Informasi
Tanya
jawab
Katekese
Inisiasi
Kitab Suci
Persiapan
Krisma
Suci
2 Tanggung
Jawab
Terhadap
Gereja
Calon
penerima
menyadari
dan memiliki
rasa berani
tugas
perutusan
Gereja
Handout Sharing
Diskusi
Tanya
jawab
Sakramen
Inisiasi
Kitab
Suci
Persiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tanggung
terhadap
Gereja
Krisma
Suci
F. Contoh Persiapan Pembekalan Bagi Calon Penerima Sakramen Krisma
Dibawah ini adalah contoh pembekalan bagi calon penerima Sakramen
Krisma yang diambil dari usulan program.
1. Satuan Pertemuan I
a. Identitas Pertemuan
1) Judul Pertemuan : Menjadi Saksi Kristus
2) Tujuan : Membantu para calon supaya lebih yakin akan
iman, akan kebangkitan Kristus, berani memberi
kesaksian
3) Waktu : 2 x 45
b. Pemikiran Dasar
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi apa yang
telah Yesus lakukan di dalam kita dan bagi kita. Menjadi saksi di pengadilan
hampir serupa dengan menjadi saksi Kristus, karena yang disampaikan adalah
suatu kebenaran. Sebagai seorang yang percaya, sejak menerima Yesus di
hari dan hidup kita, kita sudah punya kebenaran bahwa Yesus begitu
mengasihi kita sehingga Ia mati di kayu salib demi menebus kita dari dosa
dan hidup kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Para calon penerima Sakramen Krisma diajak memahami bahwa Sakramen
Krisma mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Kristus. Dalam
hidupnya, calon yang sudah menerima Sakramen Krisma tidak cukup hanya
menyadari kesatuannya dengan Kristus namun mereka hendaknya juga
menyadari panggilannya untuk menghadirkan Kristus dalam kehidupan nyata
sehari-hari.
Sehingga pada akhir pertemuan para calon semakin berani menjadi saksi
Kristus dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan.
c. Materi
Pengertian menjadi saksi Kristus
d. Sumber Bahan
1) Persiapan Krisma Suci
2) Katekese Inisasi
3) Cerita “Pak Loba”
4) Kitab Suci
e. Sarana
1) Laptop
2) hand out
3) kertas
4) Spidol
f. Metode
1) Sharing
2) Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3) Tanya jawab
g. Proses Pengembangan Langkah
1) Pembuka
a) Doa pembuka
b) Pengantar
2) Langkah 1 : Peserta diajak sharing tentang pengalaman menjadi saksi
3) Langkah 2 : Cerita “Pak Loba”
Pak Loba
Pada suatu hari, Pak Loba terlibat dalam sengketa/perkara pengadilan
lawan pak Ringkih. Masalahnya adalah siapa pemilik tanah sah atas tanah
seluas 1.000 metere persegi, Verp. No. 2001 di kampung Dukuh. Dalam
usahanya memenangkan perkara ini, Pak Loba tidak segan-segan menyuap
berbagai pihak yang berperan dalam penangganan masalah ini. “untuk
melicinkan jalan”. Pikirnya.
Melihat keadaan Pak Ringkih yang sudah terjepit sebelum proses
“pengadilan” dimulai, Pak Jujur mendatanginya dan menawarkan diri untuk
siap menjadi saksi. “Apa kamu benar-benar tahu seluk-beluk tanah ini?”
tanya Pak Ringkih. “Saya tahu persis,” sahut Pak Jujur. “Ingat, Pak Jujur,
yang kita hadapi adalah raksasa uang yang bisa membungkam setiap mulut
yang mau mengungkap kebenaran”. Tidakkah Pak Jujur takut menanggung
resiko ancaman Pak Loba? Beranikah Pak Jujur tetap mengatakan
kebenaran?” “Saya akan mengatakan apa yang saya ketahui dan saya yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
benar. Apa pun resikonya aku tidak peduli! Tegas Pak Jujur. “Beranikah Pak
Jujur disumpah”-“Berani,” jawab Pak Jujur mantap.
4) Langkah 3 : Tanya jawab antara pendamping dengan peserta
5) Langkah 4 : Kesaksian Kitab Suci (Lukas 24:13-35)
Perjalanan ke Emaus
Ada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah
kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari
Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah
terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah
Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak
dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu
percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan
muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya:
"Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa
yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka:
"Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret.
Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di
hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala
dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati
dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan,
bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi
sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi
buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu
mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-
malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah
pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan
perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata
kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga
kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-
Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia
dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-
nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-
olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-
Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah
menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk
tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan
mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya
dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan
mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata
mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika
Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab
Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem.
Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya
Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua
orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana
mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
6) Langkah 5 : Tanya jawab pedalaman Kitab Suci antara pendamping
dengan peserta
7) Langkah 6 : Informasi mengenai “Menjadi Saksi Kristus”
Menjadi Saksi Kristus
Sakramen Krisma mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi
Kristus. Berkat sakramen Baptis, mereka dipersatukan dengan Yesus Kristus.
Mereka dimasukkan dalam seluruh peristiwa Yesus Kristus.
Dalam Sakramen Krisma, kesatuan dengan Kristus tidak hanya diakui dan
diteguhkan lagi, tetapi juga diperluas. Dalam hidupnya orang yang menerima
Sakramen Krisma tidak cukup hanya menyadari kesatuannya dengan Kristus atau
tinggal di dalam-Nya. Namun mereka hendaknya juga menyadari panggilannya
untuk menghadirkan Kristus dalam kehidupannya. Inilah yang dimaksudkan
menjadi saksi Kristus. Panggilan menjadi saksi Kristus ini dipertegas oleh Paus
Paulus VI dalam surat apostolik Divinae Consortium Naturae, 15 Agustus 1971.
“Melalui karunia Roh Kudus dalam Sakramen Krisma, mereka menjadi serupa
dengan Kristus secara lebih sempurna, mereka dikuatkan untuk menjadi saksi
Kristus, demi membangun tubuhnya dalam iman dan kasih”.
Menjadi saksi Kristus adalah menampakkan dan menghadirkan Kristus
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kalau Yesus mudah tergerak kepada orang
yang sakit dan tak berdaya, kita juga hendaknya memperlihatkan hal yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dalam kehidupan kitasaat berhadapan dengan orang sakit dan tak berdaya. Kalau
Yesus memberi pengampunan kepada orang berdosa, kita hendaknya juga berani
memaafkan orang-orang yang berdosa dan bersalah. Kalau Yesus berani berbagai
hidup kepada umat manusia, kita hendaknya juga terpanggil untuk berbagi hidup
dengan sesama. Dengan demikian apabila orang dapat melihat apa yang kita
lakukan, mereka juga melihat Kristus yang hidup dan berkatya melalui diri kita.
Agar kesaksian akan Kristus semakin efektif dan berdaya guna, orang
perlu terus membangun relasi pribadi dengan Dia. Relasi tersenut dapat
diusahakan melalui doa, membaca firman dan mengambangkan kepekaan batin.
Relasi mendalam itu akan semakin membantu orang untuk mengenal Dia dan
perjuangan-Nya, menciantai Dia secara lebih tulus dan mengikuti-Nya lebih total
sehingga seluruh hidupnya bisa menjadi sebuah kesakian iman akan Kristus.
8) Penutup
1) Tanya jawab
2) Doa penutup
2. Satuan Pertemuan II
a. Identitas Pertemuan
1) Judul Pertemuan : Tanggung Jawab dalam Gereja
2) Tujuan : Calon penerima menyadari dan memiliki rasa
berani tanggung terhadap Gereja
3) Waktu : 2 x 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Pemikiran Dasar
Remaja merupakan kekuatan penting dalam masyarakat zaman sekarang.
Situasi hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-hubungan mereka dengan
keluarga mereka sendiri telah banyak berubah. Bertambah pentingnya peran
mereka dalam masyarakat itu menuntut dari mereka kegiatan merasul yang
sepadan. Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langsung bagi
para remaja, dengan menjalankan sendiri kerasulan dikalangan mereka,
sambil mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka
Sakramen Krisma memberikan kuasa kepada penerimanya untuk ambil
bagian dalam tanggung jawab Gereja, salah satu diantaranya adalah terlibat
aktif dalam kegiatan hidup menggereja.
c. Materi
Tanggung Jawab Terhadap Gereja
d. Sumber Bahan
1) Katekese Inisasi
2) Kitab Suci
3) Persiapan Krisma Suci
e. Sarana
1) LCD
2) Laptop
3) hand out
f. Metode
1) Sharing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Informasi
3) Tanya jawab
g. Proses Pengembangan Langkah
1) Langkah 1 : Sharing pengalaman tentang sejauh mana mereka terlibat
dalam kegiatan menggereja ataupun bermasyarakat
2) Langkah 2 : Cerita “Batu Bata Bina Sejahtera”
3) Langkah 3 : Tanya jawah mengenai cerita “Batu Bata Bina Sejahtera”
4) Langkah 4 : Kitab Suci ( 1 Tes 5:12-22)
Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka
yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan
yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka
dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang
dengan yang lain. Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah
mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati,
belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah,
supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi
usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan
terhadap semua orang. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap
rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5) Langkah 5 : Pendalaman bacaan Kitab Suci
6) Langkah 6 : Informasi tentang tanggung jawab terhadap Gereja dengan
cara ikut ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja dan masyarakat
a) Bentuk keterlibatan hidup menggereja dan bermasyarakat
Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dianggap sudah dewasa
baik dalam cara berpikir maupun bertindak. Ia bisa dilibatkan dalam aneka
tugas perutusan Gereja.
Ada empat bidang tugas Gereja yang bisa menjadi medan perutusan orang-
orang yang telah menerima Sakramen Krisma.
1) LEITURGIA
Dalam bidang liturgi, orang yang telah menerima Sakramen Krisma diutus
untuk terlibat dalam aneka tugas liturgi misalnya menjadi misdinar, lektor,
pemazmur, koor atau tugas-tugas lainnya. Partisipasi yang dimaksud bukan
karena diajak orang melainkan suatu dorangan dari dalam untuk turut serta
menggembangkan Gereja. Sebab yang telah menerimakan Sakramen Krisma, ia
turut bertanggung jawab atas mati dan hidupnya, tumbuh dan berkembangnya
Gereja dalam aneka kehidupan.
Sebagai wujud keterlibatan, partisipasi juga dapat dalam bentuk aneka
tugas liturgi sesuai dengan kemampuannya. Kehadirannya tentu akan turut
membawa kemajuan dalam bidang liturgi. Namun lebih dari itu, seseorang yanng
telah menerima Sakramen Krisma juga dimungkinkan untuk menjadi pionir-pionir
dalam kehidupan liturgi. Tidak hanya berpartisipasi, tetapi justru menjadi pemikir
yang kreatif, inovatif dan motivator bagi majunya kegiatan-kegiatan liturgi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2) KOINONIA
Panggilan Tuhan bukan panggilan secara personal antara manusia dengan
Tuhan, tetapi panggilan Tuhan juga diarahkan untuk menggembangkan
persekutuan (koinonia) antar umat beriman dalam kesatuan iman akan Tuhan.
Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma didorong untuk
masuk dalam persekutuan dan terlibat didalamnya. Tidak hanya menjadi anggota
persekutuan, tetapi juga diharapkan turut memikirkan dan mengembangkan
persekutuan agar lebih hidup dan tumbuh menjadi persekutuan yang sehati sejiwa
dalam iman dan kasih.
Sebagai seseorang yang telah dewasa imannya, orang yang telah menerima
Sakramen Krisma diharapkan mengembangkan sikap-sikap yang perlu untuk
mendukung persekutuan dan sekaligus membuang sikap-sikap yang bisa merusak
persekutuan. Sikap-sikap yang mengembangkan persekutuan persekutuan adalah
kesediaan diri untuk hadir dalam acara-acara bersama, terlibat dalam tugas-tugas
bersama, membangun sikap yang ramah, lemah lembut dan penuh dan penuh
penegertian. Sedangkan sikap yang merusak persekutuan antara lain mudah
berpikir negatif dan tertutup terhadap kehadiran orang lain. Sikap-sikap semacam
ini perlu dihindari agar persekutuan tetap terjaga dan tumbuh menjadi medan
setiap pribadi untuk mengambangkan iman dan kasih.
3) DIAKONIA
Kehadiran Greja di tengah umatnya dan masyarat adakah untuk meneladan
Yesus Kristus yaitu melayani, khususnya melayani mereka yang termasuk dalam
kelompok KLMTD. Pelayanan itu bisa terwujud dalam bentuk pelayanan spontan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pelayanan kartatif dan pelayanan pemberdayaan. Pelayanan spontan adalah
pelayanan yang diberikan kepada orang lain secara spontan dan dengan tulus.
Misalnya menolong orang kecelakaan atau membantu orang mengerjakan sesuatu.
Pelayanan karitatif adalah pelayanan yang diberikan dalm bentuk uang atau dana.
Dana itu diberikan untuk kebutuhan mendesak misalnya pengobatan, beasiswa
atau bencana. Sedangkan pelayanan pemberdayaan adalah bantuan yang diberikan
untuk tujuan pemberdayaan orang dalam hidup dan usaha. Misalnya, memberikan
dana untuk modal usaha atau untuk suatu pelatihan ketrampilan. Melalui
pelayanan diakonia, diharapkan mereka yang telah menerima Sakramen Krisma
menyadari bahwa diriya dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain melalui
pelayanan-pelayanan yang diberikan. Sebagai seorang yang telah menerima
Sakarmen Krisma, bisa mendukung kegiatan diakonia dengan hidup saling
membantu dan berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.
4) KERYGMA
Setiap orang yang menerima Sakramen Krisma dipanggil untuk
mengambil bagian dalam tugas pewartaan. Ia tidak hanya menerima pewartaan
tetapi juga turut menjadi pewarta bagi yang lain. Misalnya, ia ikut membahas
Kitab Suci, memimpin pendalam iman, dan memberikan renungan dalam suatu
kelompok tertentu. Pewartaan juga disampaikan secara personal, yakni pada
orang-orang yang ingin bertanya dan mendalami sesuatu.
Untuk mendukung tugas ini, seseorang perlu membekali diri terus
menerus. Pembekalan itu bisa dilakukan dengan membaca Kitab Suci, ajaran-
ajaran Gereja atau buku-buku yang berisi pendalaman iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
7) Penutup
a) Tanya jawab
b) Doa penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan
is skrispi ini, disamping itu juga akan disampaikan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pendampingan bagi calon
penerima Sakramen Krisma, terutama dalam hal ini adalah kaum muda di Paroki
Santo Yohanes Rasul Somohitan.
A. Kesimpulan
Sakramen Krisma merupakan bagian dalam Sakramen inisiasi dalam
Gereja yang merupakan skaramen yang harus diterima oleh setiap warga Gereja
yang sudah memenuhi syarat untuk menerimanya, dalam Sakramen Krisma ini
secara penuh sudah menjadi anggota Gereja, sehingga mereka mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk menjadi saksi Kristus dalam hidup jemaat maupun
masyarakat dengan dijiwai Roh Kudus.
Supaya seseorang diijikan menerima dan menyambut Sakramen Krisma
diperlukanlah suatu pendampingan dan masa persiapan khusus bagi mereka yang
akan menerimannya. Dalam melaksanakan pendampingan juga diperlukan suatu
persiapan terlebih dahulu mulai dari program perencanaan pendampingan yang,
pendamping itu sendiri dan juga calon penerima yang tentnya harus memenuhi
kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian, persiapan Sakramen Krisma bagi kaum muda
tidak hanya kesiapan dari program pendampingan dan pendamping saja namun
juga kesiapan dari para calon sendiri perlu diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Bertitik tolak dari adanya permasalahan dalam kegiatan persiapan
Sakramen Krisma di Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan khususnya bagi
remaja, maka perlu adanya pengembangan program yang melibatkan keaktifan
antar pendamping dan peserta.
B. Saran
Saran dalam penulisan skripsi ini ditunjukan bagi para pembaca ataupun
pemakai skripsi ini.
1. Bagi Pendamping Sakramen Krisma
Katekese yang digunakan sebaiknya katekese yang konteksual, apapun
model yang digunakan dalam kegiatan katekese hendaknya sesuai dengan keadaan
aktual peserta katekese itu sendiri dengan segala keprihatinan dan kebutuhan yang
ada sehingga kegiatana katekese ini diharapkan dapat membantu iman umat itu
sendiri dan supaya dalam persiapan Sakramen Krisma juga melibatkan peserta
untuk aktif dalam proses persiapan misalnya dengan menggunakan metode
sharing.
2. Bagi Calon Penerima Sakramen Krisma
Calon perlu menyadari pentingnya persiapan dalam menyambut Sakramen
Krisma sehingga mereka tahu dan siap akan tanggung jawab yang akan mereka
laksanakan setelah menjadi warga Gereja yang dewasa. Untuk ini mereka harus
aktif dalam persiapan dengan kesediaan untuk berbagi pengalaman dengan peserta
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Bagi Orangtua dari Calon Penerima Sakramen Krisma
Hendaknya orang tua dihimbau bahkan dilibatkan untuk turut
memperhatikan kelanjutan pendidikan iman danketerlibatan dalam kegiatan
menggereja dan bermasyarakat dari putera dan puterinya setelah mereka
menerima Sakramen Krisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Banawiratma, J.B. SJ. Ed. (1989). Baptis, Krisma, Ekaristi, Yogyakarta:
Kanisius
Da Cunha, Bosco. (1991). Tiga Sakramen Inisiasi, Malang: Dioma
Duwi, Priyatno. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS,
Yogyakarta. Andi
Gagne, Robert M dan Leslie J. (1983). Prisip Perencanaan Pengajaran, Pusat
Penelitian Universitas Katolik Indonesia Atm Jaya: Jakarta
Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta
Herman, Wasito. (1997). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia
Hurlock, Elizabeth, B. (1991). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga
Komkat Dioses Ruteng. (1984). Sakramen Krisma: Pegangan Pembina,
Yogyakarta:Kanisius
Komkat KWI. (2000). Iman Katolik; Buku Informai dan Referensi, Jakarta:
Obor
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. terj. R. Hardawiryana SJ,
Jakarta: Obor
Mariyanto, Ernest. (1987). Persiapan Krisma Suci: Buku Pembina, Yogyakarta:
Kanisius
Panitia Waligereja Indonesia. (1977). Inisiasi Kristen. Flores: Arnoldus
Soenarto SW, Aloysius. (2002). Katekese bagi Calon Krisma. Jakarta: Kanisius
Tangdilitin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan, Jakarta:
Obor
Yohanes Paulus II, Paus. (1992). Kitab Hukum Kanonik. Bogor: Grafika Mardi
Yuana
Yohanes Paulus II, Paus. (2005). Catechesi Tradendae ( Penyelenggaraan
Katekese). terj. R. Hardawiryana, SJ. Jakarta: Dokpen KWI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TOT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 Cornelius Guntur 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 137
2 Yuliana Mitha 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 141
3 Angelin Ella 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 135
4 Bintang Sandi Aji 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 147
5 Marcelius Avan Fajar 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 133
6 Ignatius Ervano 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 4 4 3 2 4 124
7 bernadia Siwi 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 135
8 Yohanes Budi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 4 115
9 Lucia Pipit Damayanti 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 138
10 Daniel Prastyo 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 133
11 Mertinus Ifan Setiawan 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 1 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 117
12 Cicilia Erika Citra Dewi 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 130
13 Eling Kris Prakoso 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 132
14 Intan Ghaniswari 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 136
15 Wisnu Kuncoro 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 135
16 Antonius Riko 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 124
17 Elsa Norma Chistanti 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 132
18 David Natalino Barros 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 126
19 Albertus Marantika 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 2 4 128
20 Albertus Galih 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 133
21 Alodia Marsa Artamevia 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 122
22 Paskalis Difa 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 140
23 Jonathan Wahyu Dhanar 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 125
24 Helene Olivia 3 4 2 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 114
25 Henrikus Yuli 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 120
26 Fransisca Andrianita 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 147
27 Krispina Vania Sekar 3 4 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 104
28 Maria Meisa Diansari 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 128
29 Margareta Sustiwi 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 148
30 Maria Aurel Elsania 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 129
31 Yukius Febrian Erik 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 1 2 2 1 3 3 4 3 3 3 3 122
32 Maria Ivana Diah Kusuna 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 4 128
33 Tri Ratna Kumala Dewi 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 124
34 Aloysius Oktoviano Paska 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 126
35 Alodia Astrid Cindi 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 156
36 Antomius Agung Kuncoro 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145
37 Maria Heppy Liani 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 140
38 Maria Lavida Widya 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 136
39 Margareta Rulita 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 140
40 Maria Delarosa Sukam 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 4 4 137
41 Ignatius Fatur 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 150
42 Julius David 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 4 3 3 2 4 4 3 128
43 Fransiska Avenda 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 139
44 Gabriel Aditya 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 130
45 Eknasius Rusmantoko 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 127
Aspek III Aspek IV
VALIDITASAspek I Aspek II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46 Christina Kusumawati 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 4 119
47 Florentina Alista 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 141
48 Oktavianus Tegar 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 139
49 Angelina Kinsha 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 147
50 Timetius Pandu 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 126
51 Yohanes Yunianto 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 134
52 Rafael Anggita Seta 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran 3. Hasil SPSS
Tabel 2. Reliability Statistics.
Cronbach's Alpha N of Items
.882 40
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Persiapan
Sakramen
Krisma
N 52
Normal Parametersa Mean 132.23
Std. Deviation 10.089
Most Extreme
Differences
Absolute .058
Positive .058
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .416
Asymp. Sig. (2-tailed) .995
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran 4. Instrumen Penelitian
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk Pengerjaan Angket:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama!
2. Isilah setiap jawaban dengan tanda centang ( x ) pada salah satu jawaban yang ada
di bawahnya!
Identitas Responden
A. Nama : ......................................
B. Jenis Kelamin : ......................................
C. Umur : .....................................
D. Lingkungan : .....................................
1. Apakah pendampingan Sakramen Krisma diarahkan pada pemahaman anda dan
kemampuan anda untuk memaknai dan menghayati Sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
2. Apakah materi yang dibahas diarahkan untuk memaknai dan menghayati Sakramen
Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
3. Apakah materi yang dibahas dalam persiapan Sakramen Krisma cocok untuk anda?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
4. Apakah materi yang dibahas dalam persiapan Sakramen Krisma adalah hal-hal yang
menyangkut kehidupan menggereja?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
5. Apakah materi yang dibahas dalam persiapan Sakramen Krisma mudah untuk anda
mengerti?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
6. Apakah materi yang dibahas menyangkut dengan kehidupan konkret yang sedang anda
alami?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah materi yang diberikan oleh pendamping berguna bagi perkembangan moral
anda?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
8. Apakah dalam pembahasan materi menggunakan Kitab Suci sebagai pegangan?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
9. Apakah metode yang dipakai dalam persiapan Sakrmen Krisma membantu anda untuk
memaknai dan menghayati sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
10. Apakah metode yang digunakan dalam persiapan Sakramen Krisma mampu untuk anda
laksanakan?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
11. Apakah metode yang digunakan membantu anda dalam proses persiapan Sakramen
Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
12. Apakah sarana yang digunakan menunjang anda dalam memaknai dan menghayati
Sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
13. Apakah sarana yang digunakan dalam proses persiapan Sakramen Krisma berguna dan
dapat membantu ada memahami bahan yang dipelajari?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
14. Apakah sarana yang digunakan dalam persiapan Sakramen Krisma tersedia di Gereja
atau mudah untuk anda temukan?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
15. Apakah pendamping menggunakan sarana dengan keadaan yang baik?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
16. Apakah sarana yang digunakan membuat anda berkomunikasi dengan teman yang lain?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
17. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma terdapat komunikasi antara
pendamping dengan anda?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
18. Apakah proses persiapan membantu anda dalam menghayati Sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
19. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma dibuka dan ditutup dengan doa?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
20. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma ada pengantar dari pendamping?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
21. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma terdapat pendamping menjelaskan
materi persiapan dengan jelas dan waktu yang cukup?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
22. Apakah dalam proses persiapan Sakramen Krisma anda dapat mengerti inti dari materi
yang telah dibahas?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
23. Apakah anda didampingi oleh seorang katekis?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
24. Apakah pendamping mempersiapkan sebelum memulai pendampingan persiapan
Sakramen Krisma ?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
25. Apakah pendamping terlihat memiliki wawasan yang luas mengenai Sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
d. Selalu
26. Apakah pendamping terampil dalam mengkomunikasikan bahan persiapan Sakramen
Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
27. Apakah pendamping membimbing anda untuk menghayati Sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
28. Apakah selama masa persiapan Sakramen Krisma anda menghayati kehidupan
menggereja?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
29. Apakah selama masa persiapan Sakramen Krisma anda aktif dalam kegiatan
masyarakat?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
30. Apakah anda membaca kitab suci di rumah sebelum mengikuti pertemuan persiapan
Sakramen Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
31. Apakah dalam proses pendampingan diarahkan untuk kegiatan diskusi, anda aktif
mengutarakan pendapat?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
32. Apakah dalam proses pendampingan diarahkan untuk bersharing pengalaman, apakah
anda juga ikut serta dalam bersharing?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
33. Apakah dalam proses pendampingan persiapan Sakramen Krisma saat ada materi yang
belum ada pahami anda akan bertanya kepada pendamping?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
34. Apakah tridium yang anda ikuti bermanfaat untuk anda?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
35. Apakah setelah persiapan Sakaramen Krisma berakhir ada penilaian kembali untuk
materi yang telah dipelajari?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
36. Apakah penilaian diberikan menyangkut bahan yang telah dibahas?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
37. Apakah anda dapat menjawab pertanyaan dengan baik dari penilaian yang diberikan ?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
38. Apakah penilaian yang diberikan membantu anda mengingat materi yang dibahas saat
persiapan Sakrmane Krisma?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
39. Apakah anda mendapatkan hasil yang baik dari penilaian yang diberikan?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
40. Apakah anda puas dengan hasil yang anda terima?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI