persetujuan · web view2020/12/30 · program kegiatan tentang sosialisasi dna edukasi covid-19,...
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN REMAJA MELALUI PROGRAM EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DI RT 05 RW 03 DESA LORAM
WETAN, KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS
LAPORAN PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT” SKM PENGGERAK DESA
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Disusun oleh:
Mayditania Intan Bunga Pratiwi NIM 6411417052
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PEMBERDAYAAN REMAJA MELALUI PROGRAM EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DI RT 05 RW 03 DESA LORAM
WETAN, KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS
LAPORAN PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT” SKM PENGGERAK DESA
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Disusun oleh:
Mayditania Intan Bunga Pratiwi NIM 6411417052
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PERSETUJUAN
Laporan Program “Menggerakkan Masyarakat” SKM Penggerak Desa yang
berjudul “Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi Pencegahan Covid-
19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus”
telah disetujui untuk diujikan di hadapan Penguji pada Ujian Praktik Kerja
Lapangan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang Tahun 2020.
Pembimbing Akademik,
Dr. dr. Mahalul Azam, M. Kes. NIP 197511192001121001
Kudus,29 September 2020 Pembimbing Lapangan,
Rumisih
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang
Dr. Irwan Budiono, M.Kes.(Epid) NIP 197512172005011003
PENGESAHAN
Laporan Program “Menggerakkan Masyarakat” SKM Penggerak Desa yang
berjudul “Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi Pencegahan
Covid-19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten
Kudus” telah dipertahankan dihapadapan Penguji dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima sebagai Laporan Akhir Praktik Kerja
Lapangan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang Tahun 2020 yang dilaksanakan pada 14
Agustus 2020.
Pembimbing Akademik,
Dr. dr. Mahalul Azam, M. Kes. NIP 197511192001121001
Pembimbing Lapangan,
Rumisih
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang
Dr. Irwan Budiono, M.Kes.(Epid) NIP 197512172005011003
ABSTRAK
Pendahuluan: Pandemi Covid-19 terjadi di berbagai belahan dunia, hingga saat ini ada 216 negara yang terinfeksi Covid-19. Menurut data WHO per tanggal 20 Agustus 2020, di dunia terdapat 22,256,220 kasus terkonfirmasi, dengan angka kematian mencapai 782.456. Sedangkan data di Indonesia menurut Gugus Tugas Percepatan Covid-19 terdapat 144.945 kasus terkonfirmasi dengan angka kematian sebanyak 6.346. Kabupaten Kudus telah tercatat sebanyak 928 kasus terkonfirmasi dengan angka kematian sebanyak 112. Selama pandemi Covid-19 sedang berlangsung, begitu banyak individu yang terinfeksi dengan tingkat keparahan yang beragam. Akan tetapi, begitu banyak masyarakat yang mengabaikan himbauan pemerintah untuk memutus penularan Covid-19. Desa Loram Wetan sendiri telah terdapat 17 kasus positif Covid-19 per bulan Agustus, dan 1 kasus Covid-19 yang meninggal dunia. Di RT 05 RW 03 juga sering dijumpai penduduk yang menganggap remeh Covid-19 dan abai akan protokol kesehatan, serta minimnya fasilitas cuci tangan hand sanitizer di tempat ibadah.
Metode: Program edukasi dan sosialisasi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru menggunakan pretest dan posttest untuk mendapatkan data pengetahuan sikap dan perilaku. Program pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan penyediaan fasilitas hand sanitizer dilaksanakan dengan pendekatan observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat, kepala desa.
Hasil: Dalam melakukan pemberdayaan remaja guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku seputar Covid-19 dan Adaptasi kebiasaan baru. Pelaksanaaan edukasi secara daring di grup whatsapp menggunakan media leaflet, poster dan booklet. Sampel yang digunakan sebanyak 28 responden dengan rentang 12-24 tahun.
Simpulan: Remaja RT 05 RW 03 mengalami peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku tentang Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Untuk kegiatan edukasi Covid-19 pada pengetahuan saja yang nilainya berbeda sangat signifikan antara prettest dan post test. Sedangkan untuk edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru, pengetahuan dan perilaku memiliki nilai yang berbeda sangat signifikan antara prettest dan post test Kegiatan pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan penyediaan hand sanitizer mendapatkan respon positif dari penduduk setempat dan pihak terkait.
Kata kunci : Covid-19, Edukasi, Pemberdayaan, Remaja
ABSTRACT
Introduction: Pandemic Covid-19 has occurred in various parts of the world, to date there are 216 countries infected with Covid-19. According to data World Health Organization in August 20, 2020, in the world there were 22,256,220 confirmed cases, with the death rate reaching 782,456. Meanwhile, data in Indonesia, according to Gugus Tugas Covid-19 there are 144,945 confirmed cases with a death rate of 6,346. In Kudus has recorded 928 confirmed cases with 112 case died. During Covid-19 pandemic, many individuals have been infected with various severity. But, too much peoples ignore the government's regulation to use health protocols. Loram Wetan Village per August has 17 positive cases of Covid-19, and one case died. In RT 05 RW 03, residents often underestimate Covid-19 and ignore health protocols, as well as the lack of hand sanitizer facilities in mosque.Methods: Covid-19 education and socialization program and Adaptasi Kebiasaan Baru using a pretest and posttest to obtains data on knowledge of attitudes and behaviors. Program for organizing disinfectant spraying and providing hand sanitizer facilities was carried out by using the approach of observation and interviews with community leaders, village heads.Results: In empowering adolescents to increase knowledge, attitudes and behavior around Covid-19 and Adaptasi Kebiasaan Baru. Implementation of education is online in the WhatsApp group uses leaflets, posters and booklets. The sample used was 28 respondents ranging from 12-24 years.Conclusion: Youth in RT 05 RW 03 have increased knowledge of attitudes and behaviors about Covid-19 and Adaptasi Kebiasaan Baru. Result of education of Covid-19, knowledge has a very significant difference between pre-test and post-test. Meanwhile, education of Adaptasi kebiasaan Baru, knowledge and behavior has a very significant difference between pre-test and post-test. Organizing activities for spraying disinfectants and providing hand sanitizers have received positive responses from local residents and related parties.
Keywords: Covid-19, Education, Empowerment, Youth
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah menganugrahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan PKL Menggerakkan Masyarakat dengan Judul
“Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi Pencegahan Covid-19 di RT 05
RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus” sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian tugas mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Penulis menyadari bahwa laporan PKL Menggerakkan Masyarakat ini
masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan dan kelemahannya serta
hambatan. Namun berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,
Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat:
1. Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayat-Nya kami dapat
melaksanakan dan menyelesaikan program-program PKL dengan
baik.
2. Bapak Irwan Budiono, SKM., M.Kes (Epid) selaku Ketua Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat atas izin PKL yang diberikan.
3. Bapak Eko Apri Kusdianto selaku Kepala Desa Loram Wetan, telah
menyambut dan memberikan izin untuk pelaksanaan kegiatan PKL.
4. Bapak Jasri selaku Ketua RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, telah
memberikan izin untuk pelaksanaan kegiatan PKL..
5. Ibu Rumisih selaku pembimbing lapangan, yang telah memberikan
dukungan moral, saran, bimbingan serta pengarahan selama
pelaksanaan kegiatan PKL.
6. Bapak dr. Mahalul Azam, M.Kes. Selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
pelaksanaan kegiatan PKL.
7. Segenap Tim SKM Penggerak Desa Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Tahun 2020, atas dukungannya.
8. Bapak, ibu, dan kakakku atas perhatian, kasih sayang, semangat dan
doa yang tak pernah putus dalam pelaksanaan kegiatan hingga
penyelesaian penulisan laporan PKL ini.
9. Teman-teman remaja RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan dan Tim
KKN BMC yang telah membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan
PKL.
10. Sahabat seperjuanganku dan seluruh keluarga besar IKM 2017, yang
senantiasa mengingatkan tentang program kegiatan dan penyusunan
laporan program PKL.
11. Seluruh warga RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan yang secara
langsung ataupun tidak langsung membantu secara material dan moral
dalam pelaksanaan program PKL.
Segala kritik dan saran akan penulis nantikan untuk kesempurnaan dalam
penulisan selanjutnya. Akhirnya semoga bantuan yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amalan baik serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah
SWT. Penulis berharap semoga Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan ini dapat
bermanfaat dikemudian hari.
Kudus, 29 Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN.....................................................................................................iiiPENGESAHAN......................................................................................................ivABSTRAK...............................................................................................................vABSTRACT............................................................................................................viPRAKATA.............................................................................................................viiDAFTAR ISI...........................................................................................................ixDAFTAR TABEL...................................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiiBAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................11.2 Rumusan Masalah........................................................................................31.3 Tujuan...........................................................................................................41.4 Manfaat.........................................................................................................4
1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL.....................................................................41.4.2 Manfaat bagi Jurusan IKM UNNES............................................................51.4.3 Manfaat bagi Desa Loram Wetan................................................................51.4.4 Manfaat bagi Masyarakat RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan..................5
1.5 Ruang Lingkup.............................................................................................61.5.1 Ruang Lingkup Tempat................................................................................61.5.2 Ruang Lingkup Waktu..................................................................................61.5.3 Ruang Lingkup Materi..................................................................................6
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN.....................................................................72.1 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah.................................................72.2 Prioritas Masalah..........................................................................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................133.1 Perencanaan................................................................................................13
3.1.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19.....................133.1.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru..................................143.1.3 Pengorganiasian penyemprotan desinfektan dan penyediaan hand sanitizer..................................................................................................................15
3.2 Pelaksanaan................................................................................................163.2.1 Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi Mengenl Lebih Dekat Covid-19. 183.2.2 Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru............183.2.3 Pelaksanaan Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand Sanitizer...................................................................................18
3.3 Monitoring..................................................................................................193.4 Evaluasi......................................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................204.1 Hasil Pelaksanaan Program........................................................................20
4.1.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19.....................204.1.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru..................................304.1.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand Sanitizer..................................................................................................................40
4.2 Pembahasan................................................................................................424.2.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19.....................434.2.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru..................................474.2.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand Sanitizer..................................................................................................................51
BAB V PENUTUP.................................................................................................565.1 Simpulan.....................................................................................................565.2 Saran ..........................................................................................................58
5.2.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL...................................................................585.2.2 Bagi Warga RT 05 RW 03..........................................................................585.2.3 Bagi Desa Loram Wetan.............................................................................585.2.3.Bagi Jurusan IKM FIK UNNES................................................................58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Identifikasi alternatif pemecahan masalah.............................................7Tabel 2. 2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan............................10Tabel 3. 1 Planning of Action Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat
Covid-19..............................................................................................13Tabel 3. 2 Planning of Action Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.........................14Tabel 3. 3 Planning of Action pengorganisasian penyemprotan dan penyediaan
hand sanitizer......................................................................................15Tabel 3. 4 Jadwal pelaksanaan kegiatan................................................................17Tabel 4. 1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin...............................21Tabel 4. 2 Distribusi Responden berdasarkan Usia..............................................22Tabel 4. 3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan......................23Tabel 4. 4 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan........................23Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19..............................................................................................24
Tabel 4. 6 Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Covid-19.........................................25Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19.....26Tabel 4. 8 Hasil Uji Wilcoxon Sikap Covid-19....................................................27Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19.....28Tabel 4. 10 Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Terhadap Covid-19..............................29Tabel 4. 11 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin.............................31Tabel 4. 12 Distribusi Responden berdasarkan Usia............................................32Tabel 4. 13 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan....................32Tabel 4. 14 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan......................33Tabel 4. 15 ..... Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.....................................................................................................34
Tabel 4. 16 Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Adaptasi Kebiasaan Baru.............35Tabel 4. 17 ........ Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.................36Tabel 4. 18 Hasil Uji Wilcoxon Sikap Adaptasi Kebiasaan Baru........................37Tabel 4. 19 .... Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.................38Tabel 4. 20 Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Terhadap Adaptasi Kebiasaan Baru....39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Berita Acara.......................................................................................61
Lampiran 2. Dokumentasi......................................................................................62
Lampiran 3. Instrumen..........................................................................................65
Lampiran 4. Luaran................................................................................................69
Lampiran 5. Logbook Kegiatan.............................................................................78
Lampiran 6. Lembar Konsultasi.............................................................................84
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Corona Virus Disease (Covid-19) atau yang lebih dikenal dengan virus
corona merupakan penyakit menular dengan sindrom pernafasan akut disebabkan
oleh coronavirus 2 (SARS-CoV-2). World Health Organization (WHO) telah
menetapkan Covid-19 sebagai pandemi yang mempengaruhi ratusan ribu orang di
seluruh dunia. Hingga saat ini Covid-19 masih menjadi masalah utama kesehatan
masyarakat di seluruh dunia dan sedang dilakukan berbagai penelitian.
Selama pandemi Covid-19 sedang berlangsung maka akan memengaruhi
berbagai kelompok individu dengan berbagai tingkat keparahan. Saat ini ada 216
negara yang terinfeksi Covid-19. Menurut data WHO per tanggal 20 Agustus
2020, di dunia terdapat 22,256,220 kasus terkonfirmasi, dengan angka kematian
mencapai 782.456. Sedangkan data di Indonesia menurut Gugus Tugas
Percepatan Covid-19 terdapat 144.945 kasus terkonfirmasi dengan angka
kematian sebanyak 6.346. Untuk Kabupaten Kudus telah tercatat sebanyak 928
kasus terkonfirmasi dengan angka kematian sebanyak 112.
Angka kasus Covid-19 di Indonesia, masih terus meningkat sejak kasus
pertama yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya kasus Covid-19, maka
berbagai upaya upaya pencegahan dilakukan oleh pemerintah untuk memutus
penyebaran Covid-19. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti
lockdown, work from home/bekerja dari rumah, Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), hingga adanya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang akhir-akhir ini
semakin dipromosikan kepada masyarakat. Semua kebijakan tersebut diupayakan
untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, yang diimbangi dengan
menjalankan protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah. Perlunya kerjasama
dari berbagai pihak mulai dari pembuat kebijakan, pemerintah pusat, aparat
keamanan, tenaga medis, tenaga kesehatan, pemerintah daerah sampai dengan
masyarakat agar dapat menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia.
1
2
Desa Loram Wetan merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Jati, Kabupaten Kudus. Secara geografis desa ini berada di bagian selatan
Kabupaten Kudus dengan batas sebelah utara yaitu Desa Wergu Wetan, sebelah
timur yaitu Desa Jepang Pakis, sebelah selatan yaitu Desa Jetis Kapuan, dan
sebelah barat yaitu Desa Loram Kulon dan Getas Pejaten. Desa Loram Wetan
terdiri dari 3 dusun yang meliputi 6 RW dan 32 RT dengan luas wilayah 254 Ha.
Secara Demografis, desa ini memiliki jumlah Kepala Keluarga (KK) pada tahun
2020 sebanyak 3.359 KK, dengan jumlah penduduk sebanyak 10.930 jiwa yang
terdiri dari 5.502 penduduk Laki-laki dan 5.430 penduduk perempuan.
Pada tahun 2020 saat terjadi pandemi Covid-19, Desa Loram Wetan
mengadakan kegiatan Satgas Jogo Tonggo yang meliputi dalam berbagai bidang
yaitu bidang kesehatan (mendata setiap orang yang keluar masuk desa, dll),
bidang ekonomi (menyediakan kebutuhan dasar bagi warga yang tidak mampu),
dan bidang sosial keamanan (menghindarkan kerumunan) serta melakukan tindak
pencegahan Covid-19 seperti penyemprotan disinfektan dan pembagian logistik
bagi warga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Desa Loram Wetan sendiri
telah terdapat 1 kasus Covid-19 yang meninggal dunia, dan 17 kasus positif
Covid-19 per bulan Agustus.
Secara geografis, RT 05 / RW 03 memiliki batas wilayah sebelah barat
berbatasan langsung dengan desa loram kulon, sebelah timur berbatasan dengan
RT 04 RW 03, sebelah utara berbatasan dengan RT 04 RW 03, dan sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Loram Kulon. Secara demografis RT 05 RW 03
memiliki jumlah Kepala Keluarga yang berdomisili di wilayah tersebut sebanyak
80 KK. Dengan mayoritas pekerjaan sebagai karyawan swasata dan wiraswasta.
Meskipun belum ada kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di RT 05/ RW 03 tetap
diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat agar masyarakat tetap
siaga dan waspada terkait penularan Covid-19.
Masalah kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19 di RT 05 / RW 03
Desa Loram Wetan dapat diketahui melalui observasi di lapangan untuk
memperoleh informasi tentang keadaan masyarakat setempat. Observasi
dilakukan secara langsung dengan mengamati penduduk dan lingkungan di RT
3
setempat serta mengunjungi ketua RT dan kepala desa untuk melakukan dialog
guna penyusunan program kerja. Ditemukan beberapa potensi yang dapat
dikembangkan antara lain terkait dengan demografi, dan organisasi yang ada di
masyarakat. Berdasarkan data demografi, Desa Loram Wetan memiliki banyak
penduduk yang berusia produktif, terlebih anak remaja dengan rentang usia 10-24
tahun. Dari sisi organisasi yaitu terdapat remaja mushola, karena mayoritas
penduduk di RT 05 RW 03 beragama Islam dengan persentase 100%.
Beberapa masalah yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
terkait Covid-19 ialah stigma dan pandangan yang menganggap remeh penyakit
Covid-19, dan seringnya mengabaikan protokol kesehatan yang telah dianjurkan
oleh pemerintah, bahkan beberapa dari remaja RT ada yang menganggap bahwa
Covid-19 hanyalah sebuah konspirasi serta buatan oknum tak bertanggung jawab
untuk mendapatkan banyak keuntungan. Oleh karena pemikiran tersebut,
penduduk RT masih banyak yang tidak menjalankan protokol kesehatan, bebas
pergi keluar rumah tanpa menggunakan masker. Seringnya mengabaikan perilaku
hidup bersih dan sehat, khususnya menjaga kebersihan tangan.
Faktor-faktor yang berpengaruh memperburuk masalah Covid-19 di RT 05
RW 03 Desa Loram Wetan antara lain pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat yang acuh terhadap pandemi Covid-19. Dimasa pandemi ini pentignya
meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan pentingnya pola hidup
bersih dan sehat sehingga nantinya dapat mengubah masyarakat dalam bersikap
dan berperilaku. Tujuan akhirnya adalah supaya masyarakat terhindar dari
paparan Covid-19 dan angka kejadian Covid-19 semakin menurun.
Berdasarkan analisis situasi di atas, maka penulis melakukan Praktik Kerja
Lapangan dengan judul “Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi
Pencegahan Covid-19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati,
Kabupaten Kudus”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di latar belakang masalah,
maka dapat dirumuskan permasalahan khusus sebagai berikut:
4
1. Bagaimana gambaran perbedaan pengetahuan, sikap, perilaku dari remaja RT
05 RW 03 di Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus mengenai
Covid-19?
2. Bagaimana gambaran perbedaan pengetahuan, sikap, perilaku dari remaja RT
05 RW 03 di Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus mengenai
Adaptasi Kebiasaan Baru?
3. Bagaimana hasil pelaksanaan program penyemprotan disinfektan dan
penyediaan hand sanitizer di lingkungan RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dituliskan tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran perbedaan pengetahuan, sikap, perilaku dari
remaja RT 05 RW 03 di Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus mengenai Covid-19.
2. Untuk mengetahui gambaran perbedaan pengetahuan, sikap, perilaku dari
remaja RT 05 RW 03 di Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru.
3. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan program penyemprotan disinfektan dan
penyediaan hand sanitizer di lingkungan RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL
Manfaat yang diharapkan dengan adanya kegiatan PKL bagi mahasiswa
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menganalisis, memprioritaskan, serta memberikan solusi
untuk permasalahan terkait Covid-19 yang ada di RT 05 RW 03 Desa Loram
Wetan, Kecamatan Jati.
5
2. Mahasiswa mampu mendapat pengetahuan dan pengalaman yang tidak
terdapat di bangku perkuliahan sebagai bekal pengetahuan yang dapat
digunakan untuk persiapan masa studi selanjutnya.
1.4.2Manfaat bagi Jurusan IKM UNNESManfaat yang diharapkan dengan adanya kegiatan PKL bagi Jurusan IKM
UNNES adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan dan laporan PKL dapat menjadi salah satu sarana audit internal
kualitas pengajaran di Jurusan IKM UNNES.
2. Mampu menjadi referensi tambahan atau masukan bagi pengembangan
Jurusan IKM UNNES.
1.4.3Manfaat bagi Desa Loram WetanManfaat yang diharapkan dengan adanya kegiatan PKL bagi Desa Loram
Wetan adalah sebagai berikut:
1. Desa Loram Wetan dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian masalah di berbagai bidang khususnya kesehatan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan.
2. Mendapatkan informasi tambahan mengenai upaya pencegahan melalui
edukasi seputar Covid-19 yang ada di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan,
Kecamatan Jati.
1.4.4 Manfaat bagi Masyarakat RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan
Manfaat yang diharapkan dengan adanya kegiatan PKL bagi masyarakat
RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat mampu memiliki pengetahuan baru seputar Covid-19 dan
Adaptasi Kebiasaan Baru yang ada di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan.
2. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan dan memutus
rantai penularan Covid-19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan.
6
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Ruang Lingkup Tempat
Kegiatan PKL ini dilaksanakan di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan,
Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
1.5.2 Ruang Lingkup Waktu
Kegiatan PKL ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli – 30 Agustus 2020.
1.5.3 Ruang Lingkup Materi
Kegiatan intervensi PKL di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan ini terfokus
pada bidang kesehatan masyarakat terutama tentang Covid-19 dan Adaptasi
Kebiasaan Baru serta upaya pencegahannya.
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
2.1 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah melakukan observasi secara langsung dan temu tokoh masyarakat,
maka didapatkan beberapa masalah terkait Covid-19 yang ada di RT 05 RW 03
Desa Loram Wetan. Langkah selanjutnya adalah identifikasi alternatif pemecahan
masalah. Identifikasi pemecahan masalah yang dilakukan di RT 05 RW 03 Desa
Loram Wetan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, selain itu juga
dipertimbangkan berdasarkan beberapa aspek seperti: biaya, manfaat, efektifitas
alternatif pemecahan masalah, efisiensi, waktu pelaksanaan, serta dukungan
internal dari pihak-pihak yang terkait. Dari masalah - masalah yang didapatkan
kemudian diidentifikasi alternatif penyelesaian masalah, yang akan dijelaskan
menggunakan 5M (Man, Money, Method, Machine, Materials) melalui tabel 2.1.
Tabel 2. 1
Identifikasi alternatif pemecahan masalah
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Man : Masih banyaknya
masyarakat di lingkungan RT 05
RW 03 yang mengabaikan dan tidak
menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat sebagai upaya pencegahan
Covid-19.
Masyarakat tidak kooperatif untuk
mensukseskan upaya pencegahan
dan memutus rantai penularan
Covid-19.
- Melakukan sosialisasi dan
edukasi secara berkala tentang
informasi penting terkait Covid-
19, upaya pencegahan, serta
penanganannya
- Melakukan sosialisasi dan
edukasi secara berkala tentang
protokol kesehatan Adaptasi
Kebiasaan Baru di berbagai
sektor.
2. Money : Kurangnya anggaran dana
untuk mengkampanyekan tentang
Covid-19, upaya pencegahannya
- Membentuk relawan RT lawan
Covid-19
7
8
pada penduduk RT serta masih
belum meratanya sarana dan
prasarana terkait pencegahan Covid-
19 terutama di lingkungan sekitar
RT.
3. Material : Telah tersedianya alat-
alat dan bahan untuk penyemprotan
disinfektan di desa, dan masker
untuk dibagikan secara gratis
kepada masyarakat yang tidak
mematuhi protokol kesehatan, akan
tetapi pelaksanannya kurang,
dibutuhkan organisir untuk
menjalankan kegiatan tersebut,
hanya menunggu instruksi dari desa
atau ketika terdapat kasus positif
Covid-19 di lingkungan setempat.
- Melakukan pengorganisasian
masyarakat RT/Desa untuk
melakukan penyemprotan
disinfektan bersama.
4. Method : Tidak terdapatnya
petugas yang mendata penduduk
rentan Covid-19 di lingkungan RT,
sehingga tidak adanya arsip rekam
data di penduduk RT 05 RW 03
yang dapat digunakan untuk
mengambil suatu kebijakan.
Pendataan deteksi penyebaran hanya
berjalan di lingkup Desa, dengan
Satgas Covidnya.
- Melakukan pendataan penduduk
rentan Covid-19 beserta faktor
risikonya.
5. Machine :
Kurang meratanya penyediaan
sarana handisanitizer di tempat
tertentu seperti mushola dan masjid
- Melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk membuat
handsanitizer kemudian di
letakkan di tempat yang
9
terutama lingkungan RT. membutuhkan.
Dari analisis tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang alternatif
penyelesaian masalah dengan menerapkan beberapa solusi yaitu:
1. Melakukan pengorganisasian masyarakat RT/Desa untuk melakukan
penyemprotan disinfektan bersama, dan pemberdayaan masyarakat untuk
membuat handsanitizer kemudian di letakkan di tempat yang membutuhkan.
2. Melakukan pendataan penduduk rentan Covid-19 beserta faktor risikonya.
3. Membentuk relawan RT/Desa lawan Covid-19
4. Melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkala tentang informasi penting
terkait Covid-19, upaya pencegahan, serta penanganannya.
5. Melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkala tentang protokol kesehatan
Adaptasi Kebiasaan Baru di berbagai sektor.
Dari lima solusi yang didapatkan, maka langkah selanjutnya ialah mencari
prioritas masalah untuk menetapkan beberapa solusi dari lima solusi permasalahan
yang diidentifikasi untuk dijadikan program intervensi.
2.2 Prioritas Masalah
Karena terbatasnya sumber daya yang tersedia untuk pemecahan masalah
kesehatan terkait Covid-19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, maka penting
untuk ditetapkan prioritas dari beberapa identifikasi alternatif pemecahan masalah
kesehatan didapatkan. Maka langkah yang harus dilakukan adalah penyusunan
prioritas alternatif pemecahan masalah kesehatan. Hal ini menjadi salah satu
bagian penting dalam proses pemecahan masalah kesehatan terkait Covid-19 yang
ada di masyarakat. Dengan adanya prioritas, diharapkan masalah kesehatan dapat
terselesaikan dengan baik. Penentuan prioritas masalah tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode Hanlon Kuantitatif.
Kemudian dapat dilanjutkan dengan perencanaan dan penetapan program
intervensi yang mungkin dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Bentuk program kegiatan
2. Tujuan program kegiatan
3. Sasaran program kegiatan
10
4. Waktu dan tempat pelaksanaan program kegiatan
5. Penanggung jawab program kegiatan
6. Dukungan dari pihak-pihak terkait
Metode Hanlon Kuantitatif merupakan metode yang dapat digunakan
dalam penetapan alternative prioritas dengan menggunakan 4 kelompok kriteria,
yaitu:
1. Kelompok kriteria A, yaitu besarnya masalah (magnitude)
2. Kelompok kriteria B, yaitu tingkat kegawatan masalah (emergency atau
seriousness)
3. Kelompok kriteria C, yaitu kemudahan penanggulangan masalah (causability)
4. Kelompok kriteria D, yaitu dapat atau tidaknya sebuah program intervensi
dilaksanakan dengan menggunakan istilah PEARL faktor
Metode Hanlon ini pada proses awalnya juga menggunakan proses curah
pendapat (brain stroming) untuk menentukan nilai dan bobot. Dari masing-masing
kelompok kriteria yang ada diperoleh nilai dengan melakukan scoring atau
pemberian skor dengan skala tertentu. Selanjutnya keempat kelompok kriteria
tersebut dimasukkan ke dalam formula dan hasil yang didapat yang mana semakin
tinggi nilainya maka itulah prioritas program atau masalah yang didahulukan.
Penyusunan prioritas alternatif pemecahan masalah terkait Covid-19 yang
ada di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan dilakukan dengan cara scoring
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif yang tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 2
Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan
No
Daftar
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Kriteria dan
bobot
maksimumP E A R L NPD NPT
Prioritas
Masalah
A B C
1. Melakukan
sosialisasi dan
edukasi secara
8 7 7 1 1 1 1 1 90 105 I
11
berkala tentang
informasi
penting, upaya
pencegahan,
serta penanganan
Covid-19.
2.
Melakukan
pendataan
penduduk rentan
Covid-19 beserta
faktor risikonya.
4 4 3 1 1 1 1 1 24 24 IV
3.
Melakukan
sosialisasi dan
edukasi secara
berkala tentang
protokol
kesehatan
Adaptasi
Kebiasaan Baru
di berbagai
sektor
7 7 6 1 1 1 1 1 84 84 III
4. Program
pengorganisasian
masyarakat
RT/Desa untuk
melakukan
penyemprotan
disinfektan
bersama, dan
pemberdayaan
masyarakat untuk
5 7 8 1 1 1 1 1 96 96 II
12
membuat
handsanitizer,
yang akan di
letakkan pada
tempat yang
membutuhkan.
5.
Membentuk
relawan RT
lawan Covid-19
2 3 4 1 1 1 1 1 20 20 V
Berdasarkan tabel alternatif pemecahan masalah, diketahui bahwa prioritas
pemecahan masalah yang dapat dilakukan diRT 05 RW 03 Desa Loram Wetan
adalah:
1. Melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkala tentang informasi
penting terkait Covid-19, upaya pencegahan, serta penanganannya.
2. Melakukan pengorganisasian masyarakat RT/Desa untuk melakukan
penyemprotan disinfektan bersama, dan pemberdayaan masyarakat untuk
membuat handsanitizer kemudian di letakkan di tempat yang
membutuhkan.
3. Melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkala tentang protokol
kesehatan Adaptasi Kebiasaan Baru di berbagai sektor.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Perencanaan
Dalam pelaksanaan setiap program perlu dilakukan perencanaan yang
matang dan melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan dan tokoh
masyarakat. Berikut merupakan penjelasan tentang perencanaan program kegiatan
yang akan dilakukan dalam rangka pemecahan masalah terkait Covid-19 di RT
05 RW 03 Desa Loram Wetan.
3.1.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Dikarenakan pandemi Covid-19 telah diumumkan sebagai status darurat
bencana di Indonesia, maka pemerintah dengan sigap mengeluarkan langkah dan
aturan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Akan tetapi banyak
masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik, meskipun Indonesia sudah
dalam keadaan darurat masih saja banyak yang menggelar kegiatan yang
mengumpulkan banyak massa. Banyak yang menganggap enteng virus ini, dengan
tidak mengindahkan himbauan-himbauan pemerintah. Sehingga perlunya
melakukan edukasi dan penjelasan informasi kepada masyarakat tentang apa itu
Covid-19, bagaimana cara penularannya, berasal dari apa, siapa saja yang
memiliki risiko tinggi terinfeksi Covid-19, serta bagaimana cara pencegahan
untuk memutus rantai penularan.
Berikut merupakan Planning of Action untuk kegiatan Sosialisasi dan
Edukasi Mengenal lebih dekat Covid-19.
Tabel 3. 1
Planning of Action Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Nama Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Mengenal lebih dekat Covid-19
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
penduduk RT 05 RW 03 tentang informasi seputar
Covid-19, penularan, pencegahan, hingga informasi
nomor rumah sakit rujukan di Kudus
13
14
Sasaran 28 Remaja usia 12-22 tahun
Pelaksana kegiatan Mayditania Intan Bunga Pratiwi
Waktu28 Juli- 6 Agustus 2020
Pukul :16.00 WIB
Tempat Daring di Whatsapp Grup Remaja RT 05 RW 03
Indikator
Keberhasilan
Terjadi perubahan Pengetahuan Sikap dan perilaku
sebelum dan sesudah kegiatan edukasi.
Metode
Edukasi dilakukan secara daring dengan
menggunakan media poster leaflet dan booklet yang
di share di grup whatsapp
3.1.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Sejak bulan Juni, pemerintah Indonesia telah memberlakukan New
Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Sebagian masyarakat belum begitu
memahami tentang konsep Adaptasi Kebiasaan Baru sehingga pada awal
diberlakukannya New Normal, masih banyak yang mengabaikan protokol
kesehatan. Justru dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru ini masyarakat
seharusnya menjadi lebih disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Maka
dari itu, pemerintah tidak henti-hentinya mengkampanyekan untuk rajin cuci
tangan atau pake hand sanitizer, pakai masker, dan jaga jarak. Juga
menyarankan agar masyarakat menjaga kesehatan dan imunitas lingkungan.
Berikut merupakan Planning of Action untuk kegiatan Sosialisasi dan
Edukasi Mengenal lebih dekat Covid-19.
Tabel 3. 2
Planning of Action Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Nama KegiatanSosialisasi dan Edukasi seputar Adaptasi Kebiasaan
Baru
Tujuan Meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku tentang
Adaptasi Kebiasaan Baru serta penggunaan protokol
kesehatan pada penduduk RT 05 RW 03 tentang
15
AKB
Sasaran 28 Remaja usia 12-22 tahun
Pelaksana kegiatan Mayditania Intan Bunga Pratiwi
Waktu8-14 Agustus, 2020
Pukul :16.00 WIB
Tempat Online di Whatsapp Grup Remaja RT 05 RW 03
Indikator
Keberhasilan
Terjadi perubahan Pengetahuan Sikap dan perilaku
sebelum dan sesudah kegiatan edukasi.
Metode
Edukasi dilakukan secara daring dengan
menggunakan media poster leaflet yang di share di
grup whatsapp
3.1.3 Pengorganiasian penyemprotan desinfektan dan penyediaan hand
sanitizer
Penyemprotan disinfeksi dan fasilitas untuk membersihkan tangan
sangat berguna untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang diakibatkan oleh
droplet yang mungkin menempel pada permukaan, maka perlu dilakukan
desinfeksi lingkungan secara berkala dan melakukan cuci tangan baik dengan
sabun ataupun hand sanitizer. Oleh karena itu, perlunya fasilitas
penyemprotan disinfektan serta hand sanitizer atau tempat cuci tangan yang
tersedia di tempat umum. Berikut merupakan Planning of Action untuk
kegiatan pengorganisasian penyemprotan dan penyediaan hand sanitizer.
Tabel 3. 3
Planning of Action pengorganisasian penyemprotan dan penyediaan hand
sanitizer
Nama KegiatanPengorganisasian dan
Penyemprotan Disinfektan
Pengorganisasian dan
penyedian hand sanitizer
Tujuan Sebagai upaya pencegahan
serta menjaga lingkungan,
meminimalisir penyebaran
Covid-19.
Menggerakkan remaja RT
05 RW 03 dalam
pembuatan hand sanitizer
sesuai dengan panduan
16
WHO. Menyediakan
fasilitas hand sanitizer di
tempat ibadah yang belum
terdapat fasilitas tesebut.
SasaranRemaja dan Bapak-Bapak
Desa Loram Wetan
Menggerakkan Remaja
RT 05 RW 03
Pelaksana
kegiatan
Mayditania Intan Bunga
Pratiwi
Mayditania Intan Bunga
Pratiwi
Waktu 19 Juli dan 16 Agustus 2020 26 dan 27 Juli 2020
Tempat
1. Seluruh Desa
2. Setiap Rumah penduduk
RT 05 RW 03
Diletakkan di
1. Mushola Nurul
Hidayah
2. Masjid Jami Alfalah
Indikator
Keberhasilan
Berhasil dilaksanakannya
penyemprotan disinfektan
yang dibantu oleh remaja dan
perwakilan bapak-bapak dari
RW di desa loram Wetan
Berhasil membuat hand
sanitizer, dan memberikan
hand sanitizer di Mushola
Nurul Hidayah dan Masjid
Jami Alfalah.
Metode
Melakukan diskusi dengan
tokoh masyarakat. Kemudian,
melakukan penyemprotan di
lokasi yang dituju.
Menggerakkan remaja
dengan mengajak dalam
kegiatan pembuatan hand
sanitizer sebagai upaya
penyediaan fasilitas dan
diserahkan pada tempat
ibadah.
3.2 Pelaksanaan
Berikut merupakan jadwal pelaksanaan program kegiatan yang dilakukan
dalam rangka pemecahan masalah terkait Covid-19 di RT 05 RW 03 Desa Loram
Wetan.
17
Tabel 3. 4
Jadwal pelaksanaan kegiatan
Waktu Kegiatan Kegiatan Lokasi14 Juli 2020 Koordinasi program kerja dengan
Pembimbing Lapangan dan RTRumah RT dan
Rumah PL15 Juli 2020 Koordinasi program kerja dengan Kepala
DesaBalai Desa
18-27 Juli 2020 Pembuatan Media untuk Program Sosialisasi dan Edukasi Covid-19
Rumah Pelaksana
19 Juli 2020 Pelaksanaan Program pengorganiasian penyemprotan disinfektan yang ke-1
RT 05 RW 03
22 Juli 2020 Pembuatan Grup Whatsapp remaja RT 05 RW 05
Whatsapp Grup
23 Juli 2020 Koordinasi persiapan sarana dan prasarana untuk program program kerja dengan Pembimbing Akademik
Whatsapp Grup
25 Juli 2020 Pengisian kuesioner Pre Test Covid-19 dan AKB
Whatsapp Grup
26 Juli 2020 Pelaksanaan pengorganisasian remaja RT untuk melakukan pembuatan hand sanitizer
Rumah salah satu remaja RT
05 RW 0327 Juli 2020 Pemberian fasilitas hand sanitizer kepada
pengurus masjid dan musholaMasjid Jami Alfalah dan
Mushola Nurul Hidayah
28-2 Agustus 2020
Pembuatan Media untuk Program Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Rumah Pelaksana
30 Juli - 6Agustus 2020
Pelaksanaan Program Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Whatsapp Grup
4 Agustus 2020 Koordinasi persiapan sarana dan prasarana untuk program penyemprotan disinfektan yang ke 2
Rumah Kepala Desa
8-14 Agustus 2020
Pelaksanaan Program Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaaan Baru
Whatsapp Grup
14 Agustus 2020 Pengisian kuesioner Post Test Covid-19 dan AKB
Whatsapp Grup
16 Agustus 2020 Evaluasi program Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Rumah pelaksana
18 Agustus 2020 Evaluasi program Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaaan Baru
Rumah pelaksana
19 Agustus 2020 Evaluasi program pengorganisasian penyemprotan dan penyediaan hand sanitizer
Rumah pelaksana
30 Agustus 2019 Penarikan PKL Komunitas + Diseminasi Kantor Kec.
18
hasil kegiatan PKL31-04 September
2020Ujian PKL dengan Dosen Pembimbing Akademik
UNNES
Berikut merupakan penjelasan pada setiap program yang dilakukan di RT
05 RW 03 Desa Loram Wetan.
3.2.1 Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi Mengenl Lebih Dekat Covid-19
Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19 yang
diikuti oleh 28 remaja RT 05 RW 03 dilaksanakan selama satu minggu secara
daring di whatsapp grup dengan waktu yang fleksibel. Sebelum pelaksanaan
edukasi, dilakukan pengisian kuesioner pretest menggunakan googleform, dan
pada pertemuan terakhir edukasi melakukan pengisian kuesioner posttest yang
diisi oleh responden dengan tujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku. Pemberian informasi meliputi materi asal usul, gejala, siapa
yang lebih berisiko tinggi terinfeksi, cara penularan, pencegahan, serta stigma dan
penanganan jenazah Covid-19.
3.2.2 Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru yang diikuti
oleh 28 remaja RT 05 RW 03 dilaksanakan selama satu minggu secara daring di
whatsapp grup dengan waktu yang fleksibel. Sebelum pelaksanaan edukasi,
dilakukan pengisian kuesioner pretest, dan pada pertemuan terakhir edukasi
melakukan pengisian kuesioner posttest yang diisi oleh responden dengan tujuan
untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Pemberian
informasi meliputi materi pengertian, apa dan dimana saja protokol kesehatan
digunakan, tips produktif, tips menjaga kesehatan mata dan meningkatkan
imunitas tubuh.
3.2.3 Pelaksanaan Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan
Penyediaan Hand Sanitizer
Pada kegiatan pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan penyediaan
fasilitas hand sanitizer, dilaksanakan bersama anak remaja desa Loram Wetan.
Sebelum pelaksanaan kegiatan, dilakukan musyawarah dengan kepala desa dan
19
Ketua RT terkait program penyemprotan disinfektan. Kegiatan ini termasuk
program dari desa yang sebelumnya sudah berjalan akan tetapi
pengorganisasiannya cenderung tidak berjalan dengan baik. Sedangkan untuk
penyediaan hand sanitizer hasil buatan remaja RT 05 RW 03 diberikan kepada
pengurus Mushola Nurul Hidayah dan Masjid Jami Alfalah.
3.3 Monitoring
Kegiatan monitoring sangat berkesinamnungan dengan evaluasi, sebab
setelah kita melakukan monitoring atau memantau suatu kegiatan, maka kita juga
mendapatkan poin penting yang dapat digunakan untuk evaluasi program.
Monitoring program kegiatan dilakukan ketika program telah berjalan. Untuk
program sosialisasi dan edukasi, monitoring dapat dilakukan melalui pemantauan
Whatsapp grup. Bisa dilihat dari dibacanya materi edukasi, respon balasan, serta
tanya jawab yang dilakukan responden.
Untuk program pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan
penyediaan hand sanitizer, monitoring dilakukan dengan melihat dan memantau
bagaimana hasil kerja ketika pelaksanaan dari kegiatan tersebut. Sudah berjalan
sesuai rencana dan waktu atau belum. Kemudian, apakah fasilitas hand sanitizer
yang disediakan sudah bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya atau
tidak.
3.4 Evaluasi
Evaluasi program kegiatan dilakukan setelah seluruh program terlaksana.
Bentuk evaluasi menggunakan wawancara dan curah pendapat (brain storming)
dari beberapa pihak terkait, dengan menyampaikan sebuah kritik, saran, pendapat
serta testimoni. Selain itu juga menggunakan hasil pretest dan posttest saat
pelaksanaan sosialisasi dan edukasi, dari hasil tersebut dapat dilakukan serta
analisis berdasarkan perubahan data pengetahuan, sikap dan perilaku dari
responden. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan dalam
pelaksanaan setiap program serta memberikan masukan atau saran yang
membangun untuk keberlanjutan program kegiatan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Program
Bab ini akan menguraikan hasil pelaksanaan program yang telah
dilakukan. Hasil yang ditampilkan dalam bab ini tersusun sesuai dengan tujuan
penulisan. Program kegiatan tentang sosialisasi dna edukasi Covid-19, Adaptasi
Kebiasaan Bau, dan Penyemprotan disinfektan serta penyediaan hand sanitizer di
RT 05 Rw 05 Desa Loram Wetan. Data dari program sosialiasi dan edukasi
Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru didapatkan dari pengisian kuesioner oleh
remaja RT 05 RW 03. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 28
kuesioner dari pengumpulan kuesioner yang disebar secara daring di grup
Whatsapp. Seluruh kuesioner diolah karena memenuhi syarat dan tidak ada yang
drop out. Hasil ini disajikan dengan menampilkan karakteristik responden dan
analisis univariat dan bivariat dalam bentuk tabel dan penjelasannya. Sedangkan
data hasil program pengorganisasian dan penyediaan handsanitizer didapatkan
berdasar hasil musyawarah, pelaksanaan.
4.1.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Program kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenal lebih dekat Covid-19,
mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan penduduk RT 05 RW 03
tentang informasi seputar Covid-19, penularan, pencegahan, hingga informasi
nomor rumah sakit rujukan di Kudus. Dengan membutuhkan sumber daya media
edukasi, grup whatsapp dan sumber daya manusia yaitu anak remaja RT 05 RW
03. Sebelum pelaksanaan kegiatan tentu membutuhkan persiapan sumber daya
yang diperlukan dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi, seperti
1. Persiapan untuk pembentukan grup whatsapp dengan mengumpulkan
nomor handphone, dengan cara menghubungi salah satu tokoh masyarakat
yang mengurus remaja mushola, kemudian dikompilasi dan terbentuklah
grup Remaja RT 05 RW 03.
2. Mempersiapkan instrument kuesioner melalui googleform dan media
edukasi yang dibutuhkan sekaligus digunakan sebagai luatan dari fokus
20
21
target sosialisasi dan edukasi Covid-19, seperti membuat poster virus
corona, leaflet serba-serbi Covid-19, serta booklet mengenal lebih dekat
Covid-19. Media tersebut dibagikan secara daring melalui grup Whatsapp.
Program tersebut berhasil dilaksanakan selama 4 kali mulai dari tanggal 30
Juli – 6 Agustus 2020. Pelaksanaan dilakukan secara daring melalui grup
Whatsapp yang sebelumnya baru dibuat pada 22 Juli 2020. Untuk waktu kegiatan
sosialisasi dan edukasi dalam pelaksanaannya sangat fleksibel, dikarenakan anak
remaja RT 05 RW 03 memiliki kegiatan yang berbeda, ada yang masih bersekolah
dan bekerja di siang harinya, sehingga pelaksanaan sosialisasi dan edukasi pada
rentang waktu 16.00-20.00 WIB. Responden yang dapat mengikuti sosialisasi ini
sebanyak 28 remaja.
Dalam pelaksanaan program sosialisasi dan edukasi terdapat hambatan dan
kendala, yaitu keaktifan dari responden di grup. Hanya sekitar 10 orang saja yang
kadang merespon dan kadang bertanya saat penyampaian materi, selebihnya
banyak sebagai pembaca di grup.
Hasil dari program ini disajikan dengan menampilkan karakteristik
responden yang terdiri atas jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja sebelum dan sesudah, dalam bentuk tabel
dan analisis penjelasannya.
4.1.1.1 Jenis Kelamin
Responden sosialisasi ini sebanyak 28 remaja dan terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Berikut adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
kelamin:
Tabel 4. 1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 12 42,9
Perempuan 16 57,1
Total 28 100
22
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki
sebanyak 12 orang (42,9%) dan jumlah responden perempuan adalah 16 orang
(57,1 %). Jumlah responden Perempuan pada survei ini jauh lebih besar dibanding
jumlah responden Laki-laki.
4.1.1.2 Usia
Rentang usia responden pada kegiatan ini adalah usia 12- 22 tahun. Usia
termuda responden adalah 12 tahun dan usia tertua adalah 22 tahun. Berikut
adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan usia:
Tabel 4. 2 Distribusi Responden berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
12 Tahun 3 10.7
13 Tahun 1 3.6
14 Tahun 2 7.1
15 Tahun 1 3.6
16 Tahun 1 3.6
17 Tahun 4 14.3
18 Tahun 5 17.9
19 Tahun 3 10.7
20 Tahun 7 25.0
22 Tahun 1 3.6Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak ialah
responden dengan usia 20 tahun yaitu sebanyak 7 orang (25,0% ) . Usia responden
dengan frekuensi terendah ialah usia 13, 15, 16 tahun yaitu sebanyak 1
orang(3,6%) pada setiap usia.
4.1.1.3 Tingkat Pendidikan
Responden dalam program sosialiasi dan edukasi ini dikelompokan
menjadi 4 kelompok besar berdasarkan tingkat pendidikan yaitu SD, SMP,
23
SMA/SMK, dan Sarjana(S1). Berikut adalah data distribusi frekuensi responden
berdasarkan tingkat pendidikan:
Tabel 4. 3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persantase
SD 2 7.1SMP 3 10.7
SMA/SMK 20 71.4
Sarjana 3 10.7
Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa frekuensi tingkat pendidikan
terbanyak ialah SMA/SMK yaitu sebanyak 20 orang (71,4 %). Frekuensi terendah
dimiliki oleh SD yaitu berjumlah 2 orang (7,1 %) dari total responden.
4.1.1.4 Pekerjaan
Responden dalam penelitian ini dikelompokan menjadi 4 kelompok besar
berdasarkan pekerjaan yaitu Pelajar, Mahasiswa, Karyawan dan Wiraswasta..
Berikut adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan:
Tabel 4. 4
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Pendidikan Frekuensi Persentase
Pelajar 20 71.4Mahasiswa 2 7.1
Karyawan 5 17.9
Wiraswasta 1 3.6
Total 28 100
24
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa frekuensi pekerjaan terbanyak
ialah sebagai seorang pelajar yaitu ssebnayak 20 orang (71,4 %). Frekuensi
terendah ialah wiraswasta sebanyak 1 orang (3,6 %) dari total responden.
4.1.1.5 Tingkat Pengetahuan
Responden dalam kegiatan ini memiliki pengetahuan seputar Covid-19
yang berbeda-beda. Pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan tentang Covid-19
yang terdiri dari 10 soal. Kemudian dari data tersebut dikelompokkan untuk
mengetahui kriteria baik dan buruk dari jawaban yang didapat oleh responden.
Kemudian dilakukan uji analisis, setelah itu digabungkan menjadi dua kelompok
yaitu : kelompok dengan kategori baik jika jawaban benar ≥ 76%-100% dan
kategori kurang jika jawaban benar < 76% (Arikunto,2010). Dari hasil uji analisis
tersebut didapatkan hasil tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
sosialisasi dan edukasi mengenal lebih dekat Covid-19 sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Sebelum
dan Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19
Tingkat pengetahuan
Sebelum SesudahFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 11 39.2 23 82.1Kurang 17 60.7 5 17.9Total 28 100 28 100
Dari tabel uji univariat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sebelum
sosialisasi dan edukasi yang diperoleh responden, kemudian dilakukan
pengelompokan jawaban benar berdasarkan kategori baik dan kurang. Lebih dari
60 % dengan kategori kurang, artinya remaja RT 05 RW 03 belum mendapatkan
cukup pengetahuan dan informasi tentang Covid-19.
Sedangkan tingkat pengetahuan sesudah sosialisasi dan edukasi yang
diperoleh responden, kemudian dilakukan pengelompokan jawaban benar
berdasarkan kategori baik dan kurang. Mencapai 82 % pengetahuan dengan
kategori baik, artinya remaja RT 05 RW 03 telah mendapatkan peningkatan nilai
25
pengetahuan dan informasi tentang Covid-19 setelah diberikannya materi melalui
sosialisasi dan edukasi.
Data yang didapatkan baik sebelum dan sesudah sosialisasi dan edukasi
tidak tersebar dengan normal (p<0,05) sehingga untuk uji bivariat menggunakan
wilcoxon. Uji statistik bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan Covid-19 sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang Covid-
19. Berikut ini merupakan hasil pengujian data pengetahuan sebelum dan sesudah
menggunakan wilcoxon dengan bantuan software SPSS yang tersaji pada tabel 4.6
Tabel 4. 6
Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Covid-19
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Pengetahuan_Sesudah - Pengetahuan_Sebelum
Negative Ranks 2a 8.50 17.00Positive Ranks 14b 8.50 119.00Ties 12c
Total 28a. Pengetahuan_Sesudah < Pengetahuan_Sebelumb. Pengetahuan_Sesudah > Pengetahuan_Sebelumc. Pengetahuan_Sesudah = Pengetahuan_Sebelum
Test Statisticsa
Pengetahuan_Sesudah - Pengetahuan_Sebelum
Z -3.000b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.003
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih kecil dari
pada α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan
pada remaja RT 05 RW 03 sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi dan edukasi
seputar covid menggunakan media digital. Terdapat 14 responden yang
mengalami perubahan pengetahuan yang lebih baik dari sebelum sosialisasi, dan 2
26
responden justru mengalami penurunan nilai pengetahuan dari sebelum
sosialisasi. Sedangkan 12 responden memiliki nilai yang sama baiknya dengan
sebelum sosalisasi.
4.1.1.6 Sikap
Responden yang berjumlah 28 orang memiliki sikap yang berbeda-beda
dalam menyikapi Covid-19. Pertanyaan mengenai sikap tentang Covid-19 yang
terdiri dari 5 soal. Kemudian dari data tersebut dikelompokkan untuk mengetahui
kriteria baik dan buruk dari jawaban yang didapat oleh responden. Kemudian
dilakukan uji analisis, setelah itu digabungkan menjadi dua kelompok yaitu :
kelompok dengan kategori baik jika jawaban benar ≥ 76%-100% dan kategori
kurang jika jawaban benar < 76% (Arikunto, 2010). Dari hasil uji analisis tersebut
didapatkan hasil sikap sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi dan edukasi
mengenal lebih dekat Covid-19 sebagai berikut:
Tabel 4. 7
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah
Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19
Sikap Sebelum SesudahFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 24 85.7 27 96.4Kurang 4 14.3 1 3.6Total 28 100 28 100
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai sikap terhadap Covid-19 sebelum
sosialisasi dan edukasi yang diperoleh dari 28 responden, dan dilakukan
pengelompokan jawaban benar berdasarkan kategori baik dan kurang. Mencapai
85 % dengan kategori baik, artinya remaja RT 05 RW 03 dapat menyikapi
pandemi Covid-19 dengan baik dan mengetahui apa yang harus diperhatikan.
Sedangkan nilai sikap sesudah sosialisasi dan edukasi yang diperoleh
responden, mencapai 96% dengan kategori baik, artinya secara keseluruhan nilai
sikap remaja RT 05 RW 03 mengalami peningkatan setelah diberikannya materi
melalui sosialisasi dan edukasi.
27
Data yang didapatkan baik sebelum dan sesudah sosialisasi dan edukasi
tidak tersebar dengan normal (p<0,05) sehingga untuk uji bivariat menggunakan
wilcoxon. Uji statistik bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai sikap
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang Covid-19. Berikut ini
merupakan hasil pengujian data pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan
wilcoxon dengan bantuan software SPSS yang tersaji pada tabel 4.8.
Tabel 4. 8
Hasil Uji Wilcoxon Sikap Covid-19
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Sikap_Sesudah - Sikap_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00Positive Ranks 3b 2.00 6.00Ties 25c
Total 28a. Sikap_Sesudah < Sikap_Sebelumb. Sikap_Sesudah > Sikap_Sebelumc. Sikap_Sesudah = Sikap_Sebelum
Test Statisticsa
Sikap_Sesudah - Sikap_Sebelum
Z -1.732b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.083
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih besar dari
pada α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada nilai sikap remaja RT 05 RW 03 antara sebelum dan sesudah
diberikan sosialisasi dan edukasi seputar Covid-19 menggunakan media digital.
Sebab, nilai sikap sebelum sosialiasi mencapai 85 % sudah dalam kategori baik.
Artinya remaja telah memiliki sikap positif terhadap pandemi Covid-19.
28
Terdapat 3 responden yang mengalami perubahan nilai sikap yang lebih
baik dari sebelum sosialisasi, dan 25 memiliki nilai yang sama baiknya dengan
sebelum sosalisasi.
4.1.1.7 Perilaku
Responden yang berjumlah 28 orang memiliki perilaku yang berbeda-beda
dalam menghadapi Covid-19. Pertanyaan mengenai perilaku tentang Covid-19
yang terdiri dari 5 soal. Kemudian dari data tersebut dikelompokkan untuk
mengetahui kriteria baik dan buruk dari jawaban yang didapat oleh responden.
Kemudian dilakukan uji analisis, setelah itu digabungkan menjadi dua kelompok
yaitu : kelompok dengan kategori baik jika jawaban benar ≥ 76%-100% dan
kategori kurang jika jawaban benar < 76% (Arikunto, 2010). Dari hasil uji analisis
tersebut didapatkan hasil nilai perilaku sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi
dan edukasi mengenal lebih dekat Covid-19 sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Sebelum dan Sesudah
Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19
Sikap Sebelum SesudahFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 25 89.3 27 96.4Kurang 3 10.7 1 3.6Total 28 100 28 100
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai perilaku terhadap Covid-19 sebelum
sosialisasi dan edukasi yang diperoleh dari 28 responden, dan dilakukan
pengelompokan jawaban benar berdasarkan kategori baik dan kurang. Mencapai
89 % dengan kategori baik, artinya remaja RT 05 RW 03 memiliki perilaku atau
tindakan yang positif dalam usaha pencegahan terhadap infeksi Covid-19.
Sedangkan nilai perilaku sesudah sosialisasi dan edukasi yang diperoleh
responden, mencapai 96% dengan kategori baik, artinya secara keseluruhan nilai
perilaku remaja RT 05 RW 03 mengalami peningkatan setelah diberikannya
materi melalui sosialisasi dan edukasi. Terdapat 2 responden dengan nilai perilaku
mengalami peningkatan setelah mengikuti sosialisasi dan edukasi Covid-19.
29
Data yang didapatkan baik sebelum dan sesudah sosialisasi dan edukasi
tidak tersebar dengan normal (p<0,05), maka untuk uji bivariat menggunakan
wilcoxon. Uji statistik bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai
perilaku sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang Covid-19. Berikut ini
merupakan hasil pengujian data pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan
wilcoxon dengan bantuan software SPSS yang tersaji pada tabel 4.10.
Tabel 4. 10
Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Terhadap Covid-19
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Perilaku_Sesudah - Perilaku_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00Positive Ranks 2b 1.50 3.00Ties 26c
Total 28a. Sikap_Sesudah < Sikap_Sebelumb. Sikap_Sesudah > Sikap_Sebelumc. Sikap_Sesudah = Sikap_Sebelum
Test Statisticsa
Perilaku_Sesudah - Perilaku_Sebelum
Z -1.414b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.157
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih besar dari
pada α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada nilai perilaku remaja RT 05 RW 03 antara sebelum dan sesudah
diberikan sosialisasi dan edukasi seputar Covid-19 menggunakan media digital.
Sebab, nilai perilaku sebelum sosialiasi mencapai 89 % sudah dalam kategori
baik. Artinya remaja telah memiliki perilaku positif terhadap pandemi Covid-19
sebelum adanya sosialisasi dan edukasi.
30
Terdapat 3 responden yang mengalami perubahan nilai perilaku yang lebih
baik dari sebelum sosialisasi, dan 25 memiliki nilai yang sama baiknya dengan
sebelum sosalisasi.
4.1.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Program kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenal Adaptasi Kebiasaan
Baru, mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
dalam menjalani Adaptasi Kebiasaan Baru serta penggunaan protokol
kesehatan pada penduduk RT 05 RW 03, materi meliputi langkah mencuci
tangan, meengaplikasikan etika bersin dan batuk yang benar, tips produktif , tips
menjaga kesehatan mata selama daring dan tips untuk meningkatkan imunitas
selama pandemi Covid-19. Dengan membutuhkan sumber daya media edukasi,
grup whatsapp dan sumber daya manusia yaitu anak remaja RT 05 RW 03.
Sebelum pelaksanaan kegiatan tentu membutuhkan persiapan sumber daya yang
diperlukan dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi, seperti:
1. Persiapan untuk pembentukan grup whatsapp dengan mengumpulkan
nomor handphone, dengan cara menghubungi salah satu tokoh
masyarakat yang mengurus remaja mushola, kemudian dikompilasi dan
terbentuklah grup Remaja RT 05 RW 03 di Whatsapp.
2. Mempersiapkan instrument kuesioner melalui googleform dan media
edukasi yang dibutuhkan sekaligus digunakan sebagai luaran dari fokus
target sosialisasi dan edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru, seperti membuat
poster 6 langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, leaflet
panduan protokol kesehatan. Media tersebut dibagikan secara daring
melalui grup Whatsapp.
Program tersebut berhasil dilaksanakan selama 3 kali mulai dari tanggal 8
– 14 Agustus 2020. Pelaksanaan dilakukan secara daring melalui grup Whatsapp
yang sebelumnya baru dibuat pada 22 Juli 2020. Untuk waktu kegiatan sosialisasi
dan edukasi dalam pelaksanaannya sangat fleksibel, dikarenakan anak remaja RT
05 RW 03 memiliki kegiatan yang berbeda, ada yang masih bersekolah dan
bekerja pada siang harinya, sehingga pelaksanaan sosialisasi dan edukasi pada
31
rentang waktu 16.00-20.00 WIB. Responden yang dapat mengikuti sosialisasi ini
sebanyak 28 remaja.
Dalam pelaksanaan program sosialisasi dan edukasi terdapat hambatan dan
kendala, yaitu keaktifan dari responden di grup. Hanya sekitar 10 orang saja yang
kadang merespon dan kadang bertanya saat penyampaian materi, selebihnya
banyak sebagai pembaca di grup.
Hasil dari program ini disajikan dengan menampilkan karakteristik
responden yang terdiri atas jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja sebelum dan sesudah, dalam bentuk tabel
dan analisis penjelasannya.
4.1.2.1 Jenis kelamin
Responden sosialisasi ini sebanyak 28 remaja dan terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Berikut adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
kelamin:
Tabel 4. 11 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 12 42,9
Perempuan 16 57,1
Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki
sebanyak 12 orang (42,9%) dan jumlah responden perempuan adalah 16 orang
(57,1 %). Jumlah responden Perempuan pada survei ini jauh lebih besar dibanding
jumlah responden Laki-laki.
4.1.2.2 Usia
Rentang usia responden pada kegiatan ini adalah usia 12- 22 tahun. Usia
termuda responden adalah 12 tahun dan usia tertua adalah 22 tahun. Berikut
adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan usia:
32
Tabel 4. 12 Distribusi Responden berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
12 Tahun 3 10.7
13 Tahun 1 3.6
14 Tahun 2 7.1
15 Tahun 1 3.6
16 Tahun 1 3.6
17 Tahun 4 14.3
18 Tahun 5 17.9
19 Tahun 3 10.7
20 Tahun 7 25.0
22 Tahun 1 3.6Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak ialah
responden dengan usia 20 tahun yaitu sebanyak 7 orang (25,0% ) . Usia responden
dengan frekuensi terendah ialah usia 13, 15, 16 tahun yaitu sebanyak 1
orang(3,6%) pada setiap usia.
4.1.2.3 Tingkat Pendidikan
Responden dalam penelitian ini dikelompokan menjadi 4 kelompok besar
berdasarkan tingkat pendidikan yaitu SD, SMP, SMA/SMK, dan Sarjana(S1).
Berikut adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
pendidikan:
Tabel 4. 13 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Presantase
SD 2 7.1SMP 3 10.7
SMA/SMK 20 71.4
33
Sarjana 3 10.7
Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa frekuensi tingkat pendidikan
terbanyak ialah SMA/SMK yaitu sebanyak 20 orang (71,4 %). Frekuensi terendah
dimiliki oleh SD yaitu berjumlah 2 orang (7,1 %) dari total responden.
4.1.2.4 Pekerjaan
Responden dalam penelitian ini dikelompokan menjadi 4 kelompok besar
berdasarkan pekerjaan yaitu Pelajar, Mahasiswa, Karyawan dan Wiraswasta.
Berikut adalah data distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan:
Tabel 4. 14
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Pendidikan Frekuensi Presentase
Pelajar 20 71.4Mahasiswa 2 7.1
Karyawan 5 17.9
Wiraswasta 1 3.6
Total 28 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa frekuensi pekerjaan terbanyak
ialah sebagai pelajar yaitu sebanyak 20 orang (71,4 %). Frekuensi terendah ialah
wiraswasta sebanyak 1 orang (3,6 %) dari total responden.
4.1.2.5 Tingkat Pengetahuan
Responden dalam kegiatan sosialisasi dan Adaptasi Kebiasaan Baru ini
memiliki pengetahuan seputar adaptasi kebiasaan baru dan panduan kesehatan
yang berbeda-beda. Pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan yang terdiri dari 10
soal. Dari data tersebut dikelompokkan untuk mengetahui kriteria baik dan buruk
dari jawaban yang didapat oleh responden. Kemudian dilakukan uji analisis,
setelah itu digabungkan menjadi dua kelompok yaitu : kelompok dengan kategori
34
baik jika jawaban benar ≥ 76%-100% dan kategori kurang jika jawaban benar <
76% (Arikunto,2010). Dari hasil uji analisis tersebut didapatkan hasil tingkat
pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi dan edukasi Adaptasi
Kebiasaan Baru sebagai berikut:
Tabel 4. 15
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Sebelum
dan Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Tingkat pengetahua
n
Sebelum SesudahFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 11 39.2 24 85.7Kurang 17 60.7 4 14.3Total 28 100 28 100
Dari tabel uji univariat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sebelum
sosialisasi dan edukasi yang diperoleh responden, kemudian dilakukan
pengelompokan jawaban benar berdasarkan kategori baik dan kurang. Lebih dari
60 % dengan kategori kurang, artinya remaja RT 05 RW 03 belum mendapatkan
cukup pengetahuan dan informasi tentang Adaptasi Kebiasaan Baru.
Sedangkan tingkat pengetahuan sesudah sosialisasi dan edukasi yang
diperoleh responden mencapai 85 % pengetahuan dengan kategori baik, artinya
remaja RT 05 RW 03 telah mendapatkan peningkatan nilai pengetahuan dan
informasi tentang adaptasi kebiasaan baru setelah diberikannya materi melalui
sosialisasi dan edukasi. Pada hasil sesudah diberikan sosialisai dan edukasi,
sebanyak 13 responden memiliki nilai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan
sebelum adanya sosialisasi dan edukasi.
Data yang didapatkan baik sebelum dan sesudah sosialisasi dan edukasi
tidak tersebar dengan normal (p<0,05) sehingga untuk uji bivariat menggunakan
wilcoxon. Uji statistik bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan adaptasi kebiasaan baru sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Berikut ini merupakan hasil pengujian data pengetahuan sebelum dan sesudah
menggunakan wilcoxon dengan bantuan software SPSS yang tersaji pada tabel
4.16.
35
Tabel 4. 16
Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Adaptasi Kebiasaan Baru
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Pengetahuan_Sesudah - Pengetahuan_Sebelum
Negative Ranks 2a 9.00 18.00Positive Ranks 15b 9.00 135.00Ties 11c
Total 28a. Pengetahuan_Sesudah < Pengetahuan_Sebelumb. Pengetahuan_Sesudah > Pengetahuan_Sebelumc. Pengetahuan_Sesudah = Pengetahuan_Sebelum
Test Statisticsa
Pengetahuan_Sesudah - Pengetahuan_Sebelum
Z -3.153b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.002
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih kecil dari
pada α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada nilai pengetahuan remaja RT 05 RW 03 sebelum dan sesudah
diberikan sosialisasi dan edukasi seputar adaptasi kebiasaan baru melalui media
digital. Terdapat 15 responden yang mengalami perubahan pengetahuan yang
lebih baik setelah diberikan sosialisasi, dan 2 responden justru mengalami
penurunan nilai pengetahuan setelah diberikan sosialisasi. Sedangkan 11
responden memiliki nilai yang sama baiknya dengan sebelum sosalisasi.
4.1.2.6 Sikap
Responden yang berjumlah 28 orang memiliki sikap yang berbeda-beda
dalam menyikapi peraturan dan panduan kesehatan selama Adaptasi Kebiasaan
36
Baru. Pertanyaan mengenai sikap terdiri dari 5 soal. Data tersebut dikelompokkan
untuk mengetahui kriteria baik dan buruk dari jawaban yang didapat oleh
responden. Kemudian dilakukan uji analisis, setelah itu digabungkan menjadi dua
kelompok yaitu : kelompok dengan kategori baik jika jawaban benar ≥ 76%-100%
dan kategori kurang jika jawaban benar < 76% (Arikunto, 2010). Dari hasil uji
analisis tersebut didapatkan hasil sikap sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi
dan edukasi sebagai berikut:
Tabel 4. 17
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah
Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Sikap Sebelum SesudahFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 26 92.9 28 100.0Kurang 2 7.1 0 0Total 28 100 28 100
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai sikap terhadap adaptasi kebiasaan
baru sebelum sosialisasi dan edukasi yang diperoleh dari 28 responden, dan
dilakukan pengelompokan jawaban benar berdasarkan kategori baik dan kurang.
Mencapai 92 % dengan kategori baik, artinya remaja RT 05 RW 03 dapat
menyikapi secara positif saat menjalani adaptasi kebiasaan baru atau hidup
berdampingan dengan Covid-19 namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Sedangkan nilai sikap sesudah sosialisasi dan edukasi yang diperoleh
responden, mencapai 100% dengan kategori baik, artinya secara keseluruhan nilai
sikap remaja RT 05 RW 03 mengalami peningkatan 2 responden setelah
diberikannya materi melalui sosialisasi dan edukasi.
Data yang didapatkan baik sebelum dan sesudah sosialisasi dan edukasi
tidak tersebar dengan normal (p<0,05) sehingga untuk uji bivariat menggunakan
wilcoxon. Uji statistik bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai sikap
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Berikut ini merupakan hasil
pengujian data pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan wilcoxon dengan
bantuan software SPSS yang tersaji pada tabel 4.18.
37
Tabel 4. 18
Hasil Uji Wilcoxon Sikap Adaptasi Kebiasaan Baru
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Sikap_Sesudah - Sikap_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00Positive Ranks 2b 1.50 3.00Ties 26c
Total 28a. Sikap_Sesudah < Sikap_Sebelumb. Sikap_Sesudah > Sikap_Sebelumc. Sikap_Sesudah = Sikap_Sebelum
Test Statisticsa
Sikap_Sesudah - Sikap_Sebelum
Z -1.414b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.157
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih besar dari
pada α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada nilai sikap remaja RT 05 RW 03 antara sebelum dan sesudah
diberikan sosialisasi dan edukasi seputar adaptasi kebiasaan baru melalui media
digital. Sebab, nilai sikap sebelum dilakukan sosialiasi sudah mencapai 92 % atau
dikatakan dalam kategori baik. Artinya remaja telah memiliki sikap positif
terhadap kebiasaan baru selama pandemi Covid-19.
Terdapat 2 responden yang mengalami perubahan nilai sikap yang lebih
baik dari sebelum sosialisasi, dan 26 memiliki nilai yang sama baiknya dengan
sebelum sosalisasi.
38
4.1.2.7 Perilaku
Responden yang berjumlah 28 orang memiliki perilaku yang berbeda-beda
dalam menghadapi kehidupan selama adaptasi kebiasaan baru. Pertanyaan
mengenai perilaku terdiri dari 5 soal. Dari data tersebut dikelompokkan untuk
mengetahui kriteria baik dan buruk dari jawaban yang didapat oleh responden.
Kemudian dilakukan uji analisis, setelah itu digabungkan menjadi dua kelompok
yaitu : kelompok dengan kategori baik jika jawaban benar ≥ 76%-100% dan
kategori kurang jika jawaban benar < 76% (Arikunto, 2010). Dari hasil uji analisis
tersebut didapatkan hasil nilai perilaku sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi
dan edukasi sebagai berikut:
Tabel 4. 19
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Sebelum dan Sesudah
Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Sikap Sebelum SesudahFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 18 64.3 28 100.0Kurang 10 35.7 0 0Total 28 100 28 100
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai perilaku terhadap adaptasi kebiasaan
baru sebelum sosialisasi dan edukasi yang diperoleh dari 28 responden, dan
dilakukan pengelompokan jawaban benar berdasarkan kategori baik dan kurang.
Mencapai 64 % dengan kategori baik, artinya remaja RT 05 RW 03 memiliki
perilaku atau tindakan yang positif untuk tetap beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Dan 35% memiliki sikap yang kurang dalam menjalani adaptasi kebiasaan baru.
Sedangkan nilai perilaku sesudah sosialisasi dan edukasi yang diperoleh
responden, mencapai 100% dengan kategori baik, artinya secara keseluruhan nilai
perilaku remaja RT 05 RW 03 mengalami peningkatan setelah diberikannya
materi melalui sosialisasi dan edukasi. Terdapat 10 responden dengan nilai
perilaku mengalami peningkatan setelah mengikuti sosialisasi dan edukasi Covid-
19.
39
Data yang didapatkan baik sebelum dan sesudah sosialisasi dan edukasi
tidak tersebar dengan normal (p<0,05), maka untuk uji bivariat menggunakan
wilcoxon. Uji statistik bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai
perilaku sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Berikut ini merupakan hasil
pengujian data pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan wilcoxon dengan
bantuan software SPSS yang tersaji pada tabel 4.20.
Tabel 4. 20
Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Terhadap Adaptasi Kebiasaan Baru
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Perilaku_Sesudah - Perilaku_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00Positive Ranks 10b 5.50 55.00Ties 18c
Total 28a. Perilaku_Sesudah < Perilaku _Sebelumb. Perilaku_Sesudah > Perilaku _Sebelumc. Perilaku_Sesudah = Perilaku _Sebelum
Test Statisticsa
Perilaku_Sesudah - Perilaku_Sebelum
Z -3.162b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.002
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih kecil dari
pada α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada nilai perilaku remaja RT 05 RW 03 antara sebelum dan sesudah diberikan
sosialisasi dan edukasi seputar Adaptasi Kebiasan Baru yang menggunakan media
digital. Artinya remaja menjadi memiliki perilaku yang positif padamasa adaptasi
kebiasaan baru setelah adanya sosialisasi dan edukasi.
40
Terdapat 10 responden yang mengalami perubahan nilai perilaku yang
lebih baik dari sebelum sosialisasi, dan 18 memiliki nilai yang sama baiknya
dengan sebelum sosalisasi.
4.1.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand
Sanitizer
Program kegiatan pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan
penyedian hand sanitizer memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan
dan mencegah penyebaran infeksi Covid-19. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
tentu membutuhkan sumber daya media sebagai panduan, grup whatsapp dan
sumber daya manusia yaitu remaja dan bapak-bapak desa Loram Wetan. Sebelum
pelaksanaan kegiatan tentu membutuhkan persiapan sumber daya yang diperlukan
dalam kegiatan disinfektan dan penyediaan hand sanitizer, seperti
1. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan tokoh masyarakat.
Membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan hand sanitizer.
2. Pembuatan cairan hand sanitizer menurut panduan WHO bersama remaja
RT 05 RW 03.
3. Mempersiapkan media yang dibutuhkan untuk panduan disinfektan dan
mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer, sekaligus
digunakan sebagai luaran dari fokus target.media cuci tangan ditempel di
lokasi yang akan dituju.
Sebelum melakukan penyemprotan saya dan tim KKN BMC Unnes
melakukan diskusi dengan Kepala Desa yang membahas kapan remaja dan bapak-
bapak dapat membantu pelaksanaannya serta dimana saja lokasi yang hendak
dilakukan penyemprotan disinfektan.
Program pengorganisasian penyemprotan disinfektan berhasil
dilaksanakan di 2 tempat, yang pertama kali dilaksanakan pada tanggal 19 Juli di
warung dan rumah warga RT 05 RW 03 pada pagi hari. Kemudian pelaksanaan
kedua di rumah penduduk satu Desa Loram Wetan, penyemprotan keliling
menggunakan mobil pada malam hari.
Kedua pelaksanaan penyemprotan dilakukan mahasiswa PKL dengan
bekerja sama mahasiswa KKN BMC Unnes, bapak RW serta remaja setempat
41
serta dibawah pengawasan Kepada desa Loram Wetan. Untuk fasilitas dan biaya
telah disediakan oleh pemerintah desa Loram Wetan.
Kemudian untuk program pembuatan dan penyediaan hand sanitizer
dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Juli 2020. Adapun kegiatan ini dilaksanakan di
rumah salah satu remaja RT 05 RW 03, Desa Loram Wetan. Waktu pelaksanaan
mulai pukul 14.00 WIB-selesai. Remaja yang dapat hadir mengikuti kegiatan
pembuatan hand sanitizer hanya 3 orang saja, mengingat masih dalam keadaan
Covid-19 sehingga meminimalisir untuk mengumpulkan massa banyak terlebih
remaja yang lain belom bisa hadir dikarenak memiliki agenda yang lain. Remaja
dengan antusias mengikuti pembuatan hand sanitizer sesuai dengan panduan
WHO.
Setelah hand sanitizer berhasil dibuat, maka pada tanggal 27 Juli 2020
diberikan di tempat ibadah yang belum memiliki fasilitas hand sanitizer.
Penyerahan fasilitas hand sanitizer dilakukan kepada pengurus Masjid Alfalah
dan Mushola Nurul Hidayah. Bapak Pengurus Masjid dan Mushola dengan
senang hati menerima bantuan tersebut, karena ditempat ibadah tersebut belum
terdapat hand sanitizer. Selain itu saya juga memberikan panduan mencuci tangan
dan langkah penggunaan hand sanitizer dan poster cuci tangan.
Dalam pelaksanaan program pengorganisasian penyemprotan disinfektan
terdapat beberapa kendala saat pelaksanaan, antara lain kegiatan yang tidak sesuai
dnegan jadwal yang telah ditentukan. Sebab beberapa dari pihak remaja dan
bapak-bapak memiliki kepentingan yang berbeda, sehingga waktu pelaksanaan
mundur. Kemudian saya dan remaja yang melakukan penyemprotan hanya
menggunakan baju biasa, selain APD yang terbatas. Menurut salah satu remaja
mengatakan jika menggunakan baju APD saat penyemprotan membuat
berkeringat dan relatif panas.
Sedangkan untuk penyediaan hand sanitizer saya hanya melakukan
kunjungan 1 kali untuk memantau apakah fasilitas tersebut berguna dan
digunakan sebagaimana mestinya. Menurut pengurus masjid dan mushola,
mengatakan bahwa fasilitas yang diberikan sangat bermanfaat untuk pengunjung.
42
Terlebih saat hari raya Idul Adha, karena pengunjung yang datang ke tempat
ibadah sangat banyak sehingga membutuhkan fasilitas hand sanitizer.
4.2 Pembahasan
Bab ini akan menjelaskan tentang interpretasi hasil program yang sudah
terlaksanana, hambatan dan keterbatasan program. Pembahasan interpretasi hasil
dilakukan dengan membandingkan hasil dari temuan peneltian dengan tinjauan
pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya..
Dalam program pemberdayaan remaja melalui edukasi pencegahan Covid-
19 di RT 05 RW 03 di desa Loram Wetan, sasaran utamanya ialah remaja.
Menurut World Health Organization (WHO) remaja yaitu penduduk yang masih
tergolong dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun Remaja menurut Depkes RI tahun 2009, remaja yaitu mereka yang berusia
12-25 tahun. Adapun remaja menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) remaja yaitu mereka yang digolongkan dalam usia
10-24 tahun dan berstatus belum menikah (Kemenkes, 2017).
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual,
dimana remaja mengalami masa kritis dan rentan dan jika pada usia remaja
mengalami kegagalan kemungkinan besar remaja mengalami kegagalan dalam
perjalanan hidup sebaliknya jika remaja mengalami keberhasilan maka sangat
baik dalam memasuki tahapan selanjutnya (Irianto, 2015).
Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan
yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam
perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung akibat jangka pendek dan
jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial.
Desa Loram Wetan memiliki jumlah penduduk yang berusia 12-24 tahun
relatif banyak atau sekitar 2500 penduduk. Sedangkan untuk penduduk remaja di
RT 05 RW 03 sekitar 42 penduduk yang berusia 12-24 tahun dan dan belum
43
menikah, dengan beragam latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Berikut
merupakan pembahasan menurut ketiga program kegiatan yang telah dilakukan
bersama remaja RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan.
4.2.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana yang
disebabkan oleh pandemi Covid-19. Bahkan pemerintah dengan sigap
mengeluarkan langkah dan aturan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
Salah satunya dengan mensosialisasikan gerakan Social dan Physical Distancing.
Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata
rantai infeksi Covid-19, maka seseorang harus menjaga jarak aman dengan
manusia lainnya minimal 2 meter, tidak melakukan kontak langsung dengan orang
lain, dan menghindari pertemuan secara massal.
Akan tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik,
contohnya ketika pemerintah telah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk
tidak berkuliah dan bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah,
justru kondisi ini dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk pergi berlibur
(Malik, 2020). Meski Indonesia dalam keadaan darurat, namun masih saja banyak
menggelar kegiatan yang mengumpulkan banyak massa. Kegiatan tersebut dapat
menjadi mediator terbaik bagi penyebaran virus corona dalam skala yang jauh
lebih besar (Hariyadi, 2020). Selain itu masih banyak masyarakat Indonesia yang
menganggap remeh virus ini, dengan tidak mengindahkan himbauan-himbauan
pemerintah.
Perilaku yang tidak normal yang ditunjukan oleh fenomena diatas
menegaskan bahwa masyarakat Indonesia belum mengenal tentang Covid-19,
sehingga memicu banyak pihak untuk melakukan edukasi dan penjelasan
informasi kepada masyarakat tentang apa itu Covid-19, bagaimana cara
penularannya, berasal dari apa, siapa saja yang memiliki risiko tinggi terinfeksi
Covid-19, serta bagaimana cara pencegahan untuk memutus rantai penularan.
Sehingga masyarakat, khususnya remaja menjadi lebih paham tentang Covid-19
serta dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang positif dalam menyikapinya
44
Perlu dilakukan upaya edukasi dan sosialisai agar dapat meningkatkan
pengetahuan remaja serta menjadikan sikap dan perilaku yang lebih positif.
Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan tentang Covid-19 bagi remaja sangat
penting dilakukan karena angka penularan Covid usia remaja mengalami
peningkatan dan seringnya tidak menunjukkan gejala. Masalah Covid-19
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian yang
serius, ini terlihat dari penyebaran penyakit yang sangat cepat tanpa mengenal
batas negara dan masyarakat di dunia. (Fitriani, 2011)
Edukasi yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan penjelasan
terkait COVID-19 dari mulai definisi, gejala, cara penularan, pencegahan, dan
lain-lain. Metode berbagi cerita dan tanya jawab di grup Whatsapp serta
dilengkapi dengan media digital berupa poster bergambar, leaflet serta booklet
yang berisi tentang informasi Covid-19. Tujuan akhir yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan diatas adalah mengurangi atau menghilangkan sumber infeksi
COVID-19, memutus rantai penularan COVID-19.
Dalam program ini dilaksanakan dengan sasaran remaja RT 05 RW 03.
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji diketahui bahwa 17 (60,7%) responden dari remaja
RT 05 RW 03 memiliki tingkat skor pengetahuan Covid-19 dengan kategori
kurang. Akan tetapi pada tabel 4.7 dan 4.9 untuk tingkat skor sikap dan perilaku
sebagian besar sudah dalam kategori baik, hanya terdapat 3-4 remaja yang
memiliki sikap dan perilaku kurang. Hal ini menunjukan informasi yang diterima
oleh siswa tentang asal usul dan bagaimana penularan Covid-19 sangat sedikit.
Setelah dilakukannya proses edukasi dan sosialisasi selama 4 kali
pertemuan dalam waktu 1 minggu dengan menggunakan media poster leaflet dan
booklet, didapatkan perbedaan hasil skor pengetahuan, sikap dan perilaku. Tabel
4.6 menunjukkan sebanyak 23 responden (82,1%) memiliki pengetahuan katergori
baik, dan tentang penyebab, penularan, dan pencegahan Covid-19. Pada tabel 4.8
dan tabel 4.9 menunjukkan terdapat sebanyak 25 responden (96.4%) memiliki
sikap dan perilaku yang baik, lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya
sosialisasi edukasi.
45
Perubahan nilai pengetahuan pada remaja pada saat pre-test dan post-test
cukup tinggi, dari hanya 11 responden (39,3%) yang memiliki kategori baik
menjadi 23 responden (82,1%) terjadi peningkatan (42,9%) dari pengetahuan
awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan nilai
pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan karena beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
Perubahan nilai sikap pada remaja pada saat pre-test dan post-test tidak
terlalu tinggi, dari 24 responden (85,7%) yang memiliki kategori baik menjadi 27
responden (96,4%) terjadi peningkatan (10,7%) dari sikap awal. Meski tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test namun tetap
memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya memiliki sikap dengan
kategori kurang.
Perubahan nilai perilaku pada remaja pada saat pre-test dan post-test tidak
terlalu tinggi, dari 25 responden (89,3%) yang memiliki kategori baik menjadi
27responden (96,4%) terjadi peningkatan (7,1%) dari perilaku awal. Meski tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test namun tetap
memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya memiliki perilaku dengan
kategori kurang.
Hal ini terbukti bahwa penyuluhan kesehatan tentang penyakit Covid-19
cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan
pengetahuan remaja dalam jangka waktu yang singkat dan sesuai teori yang sudah
ada, selain itu tampilan materi yang menarik, cara penyampaian materi dan bahasa
penyampaian yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan, umur berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan. Dimana semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir,
bertambahnya umur akan berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan
seseorang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahdini (2013), yang
meneliti pengaruh penyuluhan oleh tenaga pelaksana gizi dengan metode ceramah
disertai media poster dan leaflet terhadap perilaku ibu dan pertumbuhan balita gizi
46
kurang dikecamatan Tanjung Beringin, dengan kesimpulan bahwa penyuluhan
dengan metode ceramah disertai media poster dan penyuluhan dengan metode
ceramah disertai media lieflet dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
balita. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Utama, 2014) yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan media booklet terhadap
peningkatan pengetahuan.
Berdasarkan hasil, peningkatan kategori nilai pengetahuan, sikap, perilaku
setelah pemberian penyuluhan kesehatan tentang Covid-19 dikarenakan
pemberian edukasi dan sosialisasi dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah secara daring disertai media leaflet, booklet, dan poster sehingga segala
pesan atau informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas oleh
pendegar.
Notoatmojo, mengemukakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan
yang baik tentang penularan dan cara pencegahan Covid-19 akan mempengaruhi
perilaku masyarakat dalam mencegah penularan Covid-19. Dengan meningkatkan
pengetahuan responden Covid-19 diusahakan kasus-kasus penyakit malaria bisa
dikurangi bahkan dapat di cegah (Notoadmodjo, 2005).
Hal ini mendasari pengetahuan yang baik dapat dipengaruhi oleh
faktor,baik faktor internal (keluarga) maupun eksternal (kampus dan lingkungan
sekitar). Faktor internal misalnya faktor keluarga, guru, dan teman sebaya (peer
group), sangat mendukung dalam memberikan informasi pada remaja mengenai
Covid-19 dan secara khusus tentang cara penyebab Covid-19 baik berdiskusi
secara langsung maupun melalui seminarseminar kesehatan, meningkatkan
pengetahuan siswa tentang pencegahan Covid-19.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan di luar kampus/sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Sedangkan sikap ddipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya setempat, media
massa, lembaga pendidikan / lembaga agama, dan faktor emosional.
47
Menurut Notoatmodjo (2010), upaya intervensi terhadap faktor perilaku
dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendidikan atau paksaan/tekanan,
dan pendekatan pendidikan adalah yang paling tepat sebagai upaya untuk
memecahkan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor perilaku. Salah satu
upaya dalam bentuk pendidikan kesehatan yang memungkinkan untuk merubah
perilaku adalah dengan penyuluhan.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi
baik orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang Covid-19.
Hal ini sejalan dengan tujuan dari dilakukannya penyuluhan kesehatan
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), yakni peningkatan pengetahuan
masyarakat di bidang kesehatan, tercapainya perubahan perilaku, individu,
keluarga, dan masyarakat sebagai sasaran utama penyuluhan kesehatan dalam
membina perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan konsep sehat
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan kategori
nilai sikap meski sejak awal remaja telah memiliki nilai sikap yang baik. Namun
perubahan sikap remaja di RT 05 RW 03 karena adanya pemberian informasi,
dimana didalamnya terdapat proses belajar yang dapat merubah sikap dari yang
kurang baik menjadi lebih baik. Meski terdapat beberapa hambatan, namun secara
keseluruhan remaja mengalami peningkatan skor pada pengetahuan, sikap dan
perilaku.
4.2.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Sejak bulan Juni, pemerintah Indonesia telah memberlakukan New
Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Sebagian masyarakat ternyata belum
begitu memahami tentang konsep Adaptasi Kebiasaan Baru sehingga pada
awal diberlakukannya New Normal, masih banyak yang mengabaikan
protokol kesehatan. Justru dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru ini
48
masyarakat seharusnya menjadi lebih disiplin dalam mematuhi protokol
kesehatan. Maka dari itu, pemerintah tidak henti-hentinya
mengkampanyekan untuk rajin cuci tangan atau pake hand sanitizer, pakai
masker, dan jaga jarak. Juga menyarankan agar masyarakat menjaga
kesehatan dan imunitas lingkungan.
Sementara pelaksanaan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru memliki
tantangan yang tidak mudah. Diantaranya seperti, kepatuhan masyarakat untuk
melaksanakan protokol kesehatan, kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi
secara dekat, ketidakpahaman tentang bahaya virus yang tidak kasat mata, serta
munculnya berbagai pendapat melalui media sosial yang kurang mendukung
upaya pencegahan.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
mansyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisah
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Fitriani,
2011).
Media yang dapat digunakan antara lain adalah poster dan leaflet yang
berisi informasi terkait Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan protokol kesehatan.
Menurut Amisani (2009), leaflet dan poster sangat efektif dalam meningkatkan
efektifitas penyuluhan dengan metode ceramah, karena leaflet selain merangkum
dari keseluruhan materi penyuluhan, juga menyajikan gambar menarik yang
memudahkan seseorang memahami isi materi.
Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru yang diikuti
oleh 28 remaja RT 05 RW 03 dilaksanakan selama satu minggu secara daring di
whatsapp grup dengan waktu yang fleksibel. Sebelum pelaksanaan edukasi,
dilakukan pengisian kuesioner pretest, dan pada pertemuan terakhir edukasi
melakukan pengisian kuesioner posttest yang diisi oleh responden dengan tujuan
untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Pemberian
informasi meliputi materi pengertian, apa dan dimana saja protokol kesehatan
digunakan, tips produktif, tips menjaga kesehatan mata dan meningkatkan
imunitas tubuh.
49
Dalam program ini dilaksanakan dengan sasaran remaja RT 05 RW 03.
Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji diketahui bahwa 17 (60,7%) responden dari
remaja RT 05 RW 03 memiliki tingkat skor pengetahuan Adaptasi Kebiasaan
Baru dengan kategori kurang, menunjukan bahwa informasi yang diterima oleh
siswa tentang asal usul dan bagaimana penularan Covid-19 sangat sedikit. Pada
tabel 4.17 untuk skor sikap sebagian besar sudah dalam kategori baik, hanya
terdapat 2 remaja yang memiliki sikap dengan kategori kurang. Sedangkan pada
tabel 4.19 untuk skor perilaku sebanyak 10 responden (35,7%) memiliki kategori
kurang.
Setelah dilakukannya proses edukasi dan sosialisasi selama 3 kali
pertemuan dalam waktu 1 minggu dengan menggunakan media poster dan leaflet
didapatkan perbedaan hasil skor pengetahuan, sikap dan perilaku. Tabel 4.15
menunjukkan sebanyak 24 responden (85,7%) memiliki pengetahuan katergori
baik, dan tentang kebiasaan Baru dan Protokol kesehatap. Pada tabel 4.17 dan
menunjukkan terdapat sebanyak 28 responden (100%) memiliki sikap yang baik,.
Pada tabel 4.19 terdapat sebanyak 28 responden (100%) memiliki perilaku yang
kategori baik.
Perubahan nilai pengetahuan pada remaja pada saat pre-test dan post-test
cukup tinggi, dari hanya 11 responden (39,3%) yang memiliki kategori baik
menjadi 24 responden (85,7%) terjadi peningkatan (46,9%) dari pengetahuan
awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan nilai
pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan karena beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
Perubahan nilai sikap pada remaja pada saat pre-test dan post-test cukup
tinggi, dari 26 responden (92,9%) yang memiliki kategori baik menjadi 28
responden (100%) terjadi peningkatan (7,1%) dari sikap awal. Meski tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test namun tetap
memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya memiliki sikap dengan
kategori kurang.
50
Perubahan nilai perilaku pada remaja pada saat pre-test dan post-test
cukup tinggi, dari hanya 18 responden (64,3%) yang memiliki kategori baik
menjadi 28 responden (100%) terjadi peningkatan (35,7%) dari perilaku awal.
Hal ini terbukti bahwa penyuluhan kesehatan tentang Adaptasi Kebiasaan
Baru cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan
pengetahuan remaja dalam jangka waktu yang singkat dan sesuai teori yang sudah
ada, selain itu tampilan materi yang menarik, cara penyampaian materi dan bahasa
penyampaian yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan, umur berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan. Dimana semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir,
bertambahnya umur akan berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan
seseorang.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan di luar kampus/sekolh dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi
baik orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang Adaptasi kebiasaan Baru
di berbagai tempat.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan kategori
nilai sikap meski sejak awal remaja telah memiliki nilai sikap yang baik. Namun
perubahan sikap remaja di RT 05 RW 03 karena adanya pemberian informasi,
dimana didalamnya terdapat proses belajar yang dapat merubah sikap dari yang
kurang baik menjadi lebih baik. Meski terdapat beberapa hambatan, namun secara
keseluruhan remaja mengalami peningkatan skor pada pengetahuan, sikap dan
perilaku.
51
4.2.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand
Sanitizer
Masyarakat masih banyak berpikir bahwa penularan Covid-19 masih bisa
dihindari hanya dengan menjauhkan diri dari penderita saja, padahal penyakit ini
dapat menyebar melalui partikel-partikel yang menempel pada barang-barang
disekitarnya. Virus dapat ditularkan dari 1 hingga 2 meter melalui batuk atau
bersin. Cara transmisi virus yang lain adalah melaui kontak tangan, ataupun
lingkungan yang terkena virus seperti gagang pintu, meja dan kursi. Sanitasi yang
dapat dilakukan salah satunya adalah mencuci tangan serta muka dengan teratur
(Van Doremalen, et al., 2020) .
Apabila sanitasi tidak diperhatikan, maka penyebaran akan semakin luas.
Dapat dimisalkan seseorang yang terjangkit virus covid bersin dan tidak ditutup
baik dengan tisu ataupun diseka menggunakan lengan bagian dalam, dapat
menularkan ke orang-orang disekitarnya, atau jika seseorang yang terjangkit
bersin lalu tanggannya memegang suatu benda yang ada di tempat umum dan
orang lain memegangnya, dapat menimbulkan adanya transmisi penyakit (Larasati
& Haribowo, 2020).
Untuk mencegah penyebaran Covid-19 akibat droplet yang mungkin
menempel pada permukaan, maka perlu dilakukan desinfeksi lingkungan. Salah
satu cara untuk mencegah penularan dan penyebarannya adalah dengan senantiasa
menjaga kebersihan dari diri dan lingkungan. Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara menggunakan antiseptik dan desinfektan.
Antiseptik merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme tanpa harus membunuh mikroorganisme tersebut
di jaringan hidup. Antiseptik biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine, dan
anilides. Desinfektan merupakan zat yang dapat membunuh patogen di
lingkungan (Marie, 2020). Desinfektan biasanya mengandung glutaraldehid dan
formaldehid. Penggunaan zat-zat tersebut sebelumnya lebih menjadi
tanggungjawab tenaga medis, namun untuk sekarang penggunaan zat-zat tersebut
dapat digunakan tidak hanya di rumah sakit, namun di rumah pun akan sering
digunakan (Larasati & Haribowo, 2020).
52
Namun, saat ini di masyarakat muncul fenomena penyemprotan
disinfektan secara masif di berbagai tempat, bahkan dilakukan langsung ke tubuh
manusia. Peneliti Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer. nat., Endang Lukitaningsih,
S.Si., M.Si., Apt., menjelaskan disinfektan adalah bahan kimia yang dipakai untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur
kecuali spora bakteri pada permukaan benda mati seperti lantai, furniture, dan
ruangan. Disinfektan tidak digunakan pada kulit ataupun selaput lendir karena
berisiko mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan
antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan
membran mukosa (Ika, 2020).
Disinfektan juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda
dengan mengusap larutan disinfektan di bagian yang terkontaminasi. Misalnya,
pada lantai, dinding, tombol lift, permukaan meja, daun pintu, dan lainnya.
Pemakaian disinfektan dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk
mengendalikan jumlah antimikrobia dan virus di ruangan yang berisiko tinggi.
Sementara pada ruangan yang sulit dijangkau biasanya digunakan sinar UV
dengan panjang gelombang tertentu. Proses ini akan mencegah penularan
mikroorganisme patogen dari permukaan benda ke manusia.
Apabila menggunakan disinfektan, ada beberapa produk yang
direkomendasikan untuk disinfeksi. Contohnya, sodium hipoklorit, amonium
kuartener (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 persen dan hidrogen peroksida.
Kendati begitu dia mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan petunjuk
penggunaan pada label agar produk dapat digunakan dengan aman dan efektif.
Konsentrasi disinfektan yang dipakai perlu diperhatikan. Selain itu waktu kontak
antara objek dengan disinfektan antara 1-10 menit tergantung jenisnya, serta
gunakan sarung tangan dan pastikan ventilasi yang baik untuk mengurangi
paparan saat penggunaan.
Menurut beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya, pelaksanaan dari
hygene yang mampu untuk dilakukan yaitu mengaplikasikan mencuci tangan baik
menggunakan sabun antiseptik selama 20 detik, ataupun bila sulit menemukan air
dapat dilakukan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol (Israel, 2020).
53
Menurut Jordan dan vanessa rekomendasi untuk mencuci tangan baik itu dengan
sabun antiseptik ataupun yang berbasis alkohol, dari 7 case control memberikan
hasil efektif, 2 studi cohort menunjukkan tidak efektif, dan 2 studi cohort lainnya
menunjukkan efektif (Jordan & Vanessa, 2020).
Langkah cuci tangan yang baik menurut WHO terdapat 7 tahapan yaitu :
1. Tuang cairan antiseptik ataupun sabun antiseptik ke telapak tangan
kemudian usap dan gosokkan kedua telapak tangan secara perlahan-
lahan secara lembut dengan gerakan memutar.
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosokkan sela-sela jari hingga bersih.
4. Gosok kedua punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling
mengunci.
5. Gosok ibu jari dengan diputar dalam genggaman tangan kanan, lakukan
pada kedua tangan secara bergantian.
6. Usapkan ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan
kiri, lakukan pula pada tangan satunya.
7. Bilas dengan bersih jika menggunakan sabun antiseptik.
Selain itu, Data studi klinis tentang efektivitas secara khusus perlu
menunjukkan bahwa bahan aktif dalam produk cuci antiseptik konsumen lebih
unggul daripada sabun non antibakteri dalam mencegah penyakit atau mengurangi
infeksi. FDA telah mengeluarkan aturan final yang mensyaratkan penghapusan
bahan aktif tertentu dari sabun tangan antibakteri konsumen OTC dan pencucian
tubuh termasuk triclosan dan triclocarban yang paling umum digunakan.
Beberapa antiseptik adalah germisida sejati yang mampu menghancurkan
mikroba. Sedangkan yang lain bersifat bakteriostatik dan hanya mencegah atau
menghambat pertumbuhannya. Antiseptik sering digunakan untuk membersihkan
luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan
sterilitas, misalnya povidon iodin, kalium permanganat, hidrogen peroksida, dan
akohol. Hand sanitizer umumnya adalah mengandung antiseptik seperti alkohol
60-70 persen. Kadar bahan aktif pada antiseptik jauh lebih rendah daripada
disinfektan.
54
Tim peneliti Fakultas Farmasi lainnya, Dr. Ika Puspita Sari, S.Si., M.Si.,
Apt., memaparkan virus Covid-19 memiliki lapisan dinding virus yang tersusun
dari amplop glikoprotein yang membungkus RNA di bagian dalamnya. Supaya
virus ini bisa mati maka dibutuhkan bahan yang mampu merusak amplop dan
material di dalamnya. Amplop ini tidak akan hancur dengan air saja sehingga
perlu bahan lain yakni alkohol atau srufaktan (sabun) sesuai saran WHO.
Ika menjelaskan bahwa Enviromental Protection Agencies (EPA) telah
merilis 351 sediaan yang dapat digunakan sebagai disinfektan untuk membunuh
virus termasuk virus corona dengan waktu kontak yang efektif. Salah satu sediaan
yang dimaksud adalah etanol dengan konsentrasi minimal 60 persen. Dengan
konsentrasi tersebut diketahui dapat melarutkan bagian apolar dari dinding virus
sehingga virus akan rusak (Ika, 2020).
Selain itu, bahan golongan klorin (klorin dioksida, sodium hipoklorit, dan
asam hipoklorit) bisa membunuh virus dengan jalan masuk menembus dinding
virus dan akan merusak bagian dalam virus. Contoh sediaan lainnya adalah
benzalkonium klorida yang termasuk dalam golongan surfaktan kationik yang saat
ini banyak digunakan pada cairan disinfektan. Kendati begitu, kedua bahan ini
mudah menguap sehingga berisiko mengganggu pernafasan jika terhirup.
WHO pun telah mengeluarkan panduan pembuatan Hand-Sanitizer dengan
menggunakan bahanbahan yaitu etanol atau isopropil alkohol, hidrogen peroksida
3%, Gliserol 95%, dan air destilasi atau air yang sudah di rebus dan didinginkan
30 Selain itu pemakaian desinfektan perlu diperhatikan dari segi takaran
pembuatannya. Sebelum memulai mencampurkan bahan, pastikan menggunakan
sarung tangan dan pakaian lengkap untuk menghindari kesalahan saat proses
pencampuran. Jika keadaan pencampuran sudah aman, bisa dicampurkan pemutih
pakaian sebanyak 1 sendok teh dengan 1 liter air. Takaran atau perbandingan ini
dinilai aman digunakan untuk disemprotkan kepada benda mati yang akan
disterilkan, serta tidak berbahaya dari segi bahan yang digunakan.
Dari beberapa penelitian yang ada memang menunjukkan bahwa efektif
penggunaan antiseptik dan desinfektan untuk membunuh virus, namun jika tidak
diikuti dengan pembatasan jarak antara penderita maupun pembawa, maka tetap
55
saja penularan akan semakin banyak dan tidak bisa dihindari. Perilaku individu
dan aturan umum kebersihan pribadi sangat penting untuk mengendalikan
penyebaran dari Covid-19 ini, seperti solasi diri secara dini, serta menjaga jarak
sosial.
Program penyemprotan disinfektan merupakan salah satu kegiatan yang
sudah ada di Desa Loram Wetan namun berjalan secara berkala 1 bulan sekali.
Hal ini dikarenakan, sumber daya manusia yang melakukan kegiatan tersebut
sangat terbatas dan memiliki kesibukkan masing-masing serta dampak dari
penggunaan disinfektan pada lingkungan.
Mahasiswa PKL SKM Penggerak Desa dan KKN BMC Unnes diminta
untuk menjalankan program tersebut serta di bantu oleh bapak-bapak dan remaja
setempat. Pada awalnya jadwal kegiatan akan dilaksanakan pada sore hari, akan
tetapi dalam pelaksanaannya program ini tidak sesuai dengan rencana awal dan
melebihi perkiraan waktu yang ada.
Faktor pendukung dalam program pengorganisasian penyemprotan
disinfektan ini didanai oleh pemerintah desa, sehingga tidak memerlukan biaya
tambahan lagi. Selain itu program mendapat dukungan dan respon positif dari
warga dan perangkat Desa dan RW, karena sebelumnya program ini sudah lama
tidak dilakukan sejak awal muncul Covid-19 di Desa Loram Wetan. Kekurangan
dari proses penyemprotan ini yaitu pada tahap pelaksanaan yang hanya dilakukan
di pinggir jalan, dengan menyemprot jendela pagar dan pintu rumah sambil
kendaraan jalan. Hal tersebut sangat tidak efisien dan cukup berbahaya jika ada
pengguna jalan atau pemilik rumah ikut tersemprot disinfektan.
Sedangkan untuk program penyediaan Hand Sanitizer, pelaksanaannya
berjalan dengan lancar dibantu oleh Remaja RT 05 RW 03 dalam pembuatan
cairan hand sanitizer sesuai dengan panduan WHO dengan kandunga alkohol
70%. Setelah berhasil dibuat, Hand Sanitizer disertai sabun cuci tangan cair
langsung diberikan kepada pengurus Masji Jami Alfalah dan Mushola Nurul
Hidayah. Kedua pihak bersangkutan mengatakan jika barang tersebut sangat
bermanfaat dan digunakan saat acara Idul Adha, serta digunakan ketika jamaah
akan melakukan solat di mushola atau masjid tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil program kegiatan dan pembahasan mengenai
Pemberdayaan remaja melalui program edukasi pencegahan Covid-19 di
RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Dengan meliputi 3 program kegiatan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan ketiga program berjalan dengan baik dan lancar, akan tetapi
masih memiliki beberapa kekurangan
2. Perubahan nilai pengetahuan remaja pada saat pre-test dan post-test mengenal
lebih dekat Covid-19 cukup tinggi, dari 11 responden (39,3%) yang memiliki
kategori baik menjadi 23 responden (82,1%) terjadi peningkatan (42,9%) dari
pengetahuan awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan
nilai pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
3. Perubahan nilai sikap remaja pada saat pre-test dan post-test mengenal lebih
dekat Covid-19 tidak terlalu tinggi, dari 24 responden (85,7%) yang memiliki
kategori baik menjadi 27 responden (96,4%) terjadi peningkatan (10,7%) dari
sikap awal. Meski tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan
post-test namun tetap memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya
memiliki sikap dengan kategori kurang.
4. Perubahan nilai perilaku remaja pada saat pre-test dan post-test mengenal
lebih dekat Covid-19 tidak terlalu tinggi, dari 25 responden (89,3%) yang
memiliki kategori baik menjadi 27responden (96,4%) terjadi peningkatan
(7,1%) dari perilaku awal. Meski tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara pre-test dan post-test namun tetap memiliki dampak perubahan pada
remaja yang awalnya memiliki perilaku dengan kategori kurang.
56
57
5. Perubahan nilai pengetahuan remaja pada saat pre-test dan post-test Adaptasi
Kebiasaan Baru cukup tinggi, dari hanya 11 responden (39,3%) yang memiliki
kategori baik menjadi 24 responden (85,7%) terjadi peningkatan (46,9%) dari
pengetahuan awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan
nilai pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
6. Perubahan nilai sikap remaja pada saat pre-test dan post-test Adaptasi
Kebiasaan Baru tidak terlalu tinggi, dari 26 responden (92,9%) yang memiliki
kategori baik menjadi 28 responden (100%) terjadi peningkatan (7,1%) dari
sikap awal. Meski tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan
post-test namun tetap memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya
memiliki sikap dengan kategori kurang.
7. Perubahan nilai perilaku remaja pada saat pre-test dan post-test Adaptasi
Kebiasaan Baru cukup tinggi, dari hanya 18 responden (64,3%) yang memiliki
kategori baik menjadi 28 responden (100%) terjadi peningkatan (35,7%) dari
perilaku awal.
8. Evaluasi dari program Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-
19 dan program Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan baru adalah
kegiatan sosialisasi hanya diikuti oleh remaja saja dan dilakukan secara
fleksibel yang kadang berubah dari jadwal waktu yang direncanakan,
mengingat kesibukan yang berbeda dari remaja, kemudian respon dan
tanggapan di grup dari remaja tidak mencapai 50 % dari jumlah total
responden.
9. Evaluasi dari program Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan
Penyediaan Hand Sanitizer yaitu dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk
ikut serta dalam kegiatan penyemprotan disinfektan daan melakukan
pemantauan untuk tetap menyediakan fasilitas Hand Sanitizer dan cuci tangan
sebagai upaya pencegahan Covid-19 yang berkelanjutan.
58
5.2 Saran
5.2.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL
Diharapkan mahasiswa teliti ketika mengolah data perubahan dan
menganalisis hasil kegiatan yang diperoleh. Tetap menjaga jarak saat
melakukan kegiatan diluar dan di tempat ramai. Mahasiswa selalu
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang tidak terdapat di
bangku perkuliahan sebagai bekal pengetahuan yang dapat digunakan
untuk persiapan masa studi selanjutnya.
5.2.2 Bagi Warga RT 05 RW 03
Diharapkan warga mengaplikasikan ilmu dan informasi yang
didapatkan dari kegiatan sosialisasi dan edukasi. Selalu menggunakan
protokol kesehatan selama berkegiatan di luar, tetap menjaga kekebalan
tubuh, serta selalu berpikir positif.
5.2.3 Bagi Desa Loram Wetan
Diharapkan semakin fokus untuk menghadapi berbagai
permasalahan kesehatan terutama Covid-19. Lebih tegas lagi jika ada
penduduk yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Semakin aktif dalam
menjalankan satgas covid, diharapkan dapat memberikan sosialisasi
lanjutan yang lebih intensif pada warga RT, melakukan pendataan
penduduk rentan terinfeksi Covid-19 di seluruh Desa. Serta terus
mengembangkan berbagai macam inovasi dalam pelaksanaan programnya.
5.2.3. Bagi Jurusan IKM FIK UNNES
Diharapkan untuk terus memberikan kesempatan dan berbagai
inovasi bagi mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan PKL serta
diharapkan kegiatan PKL semakin terorganisir dengan baik untuk ke
depannya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Amisani, D. (2009). Pengaruh Leaflet Dan Penyuluhan Terhadap Perilaku Kader Kesehatan Di Kecamatan Jati Luhur. Skripsi.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. SALAM Jurnal Sosial dan Budaya Syar'i , 1-13.
Detiknews. (2020). Detikcom. Retrieved Agustus 2020, from Saat WHO Anggap Penyemprotan Disinfektan di Jalanan Sebuah Banyolan: https://news.detik.com/berita/d-4969071/saat-who-anggap-penyemprotan-disinfektan-di-jalanan-sebuah-banyolan?single=1
Fitriani. (2011). Promosi Kesehatan ( 1 ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020). Retrieved Agustus 2020, from Ketahui: Adaptasi Kebiasaan Baru: https://covid19.go.id/edukasi/apa-yang-harus-kamu-ketahui-tentang-covid19/adaptasi-kebiasaan-baru
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020). Retrieved Agustus 20, 2020, from Data Sebaran di Indonesia: https://covid19.go.id
Hariyadi, D. (2020). Tempo.co. Retrieved Agustus 2020, from Pandemi Corona, Ribuan Orang Ikut Tabligh Akbar se-Asia di Gowa: https://nasional.tempo.co/read/1321285/pandemi-corona-ribuan-orang-ikut-tabligh-akbar-se-asia-di-gowa
Ika. (2020). UGM. Retrieved Agustus 2020, from Pakar UGM Paparkan Penggunaan Disinfektan Yang Tepat Cegah Penyebaran Covid-19: https://ugm.ac.id/id/berita/19232-pakar-ugm-paparkan-penggunaan-disinfektan-yang-tepat-cegah-penyebaran-covid-19
Irianto, K. (2015). Seksologi Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Israel. (2020). Covid-19: An International Public Health Concern. Central Journal of GlobalHealth , 9 (1).
Jordan, & Vanessa. (2020). Coronavirus (Covid-19): infection control and prevention measures. J.Prime Helath Care , 12 (1).
Kemenkes. (2017). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Retrieved 2020, from Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja:
60
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin% 20reproduksi%20remaja-ed.pdf
Kudus, P. (2020, Agustus 20). Pemerintah Kabupaten Kudus. Retrieved Agustus 20, 2020, from Data Sebaran Covid: corona.kuduskab.go.id
Larasati, A. L., & Haribowo, C. (2020). Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik pada Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat. Majalah Farmasetika , 5 (3), 137-145.
Malik, D. (2020). Viva News. Retrieved August 2020, from Anies Tutup Lokasi Wisata di Jakarta, Wisatawan Pindah ke Puncak Bogor: https://www.vivanews.com/berita/nasional/40497-anies-tutup-lokasi-wisata-di-jakarta-wisatawan-pindah-ke-puncak-bogor?medium=autonext
Marie, J. (2020). Antiseptics and Disinfectans. Springer nature Switzerland Dermatology .
Notoadmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
RI, K. (2015). Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.
Utama, Y. A. (2014). Keputihan di SMA N 1 Pagaralam tahun 2014. Skripsi.
Van Doremalen, N., T, B., DH, M., MG, H., A, G., BN, W., et al. (2020). Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2 as compared with SARSCoV-1. New England Journal of Medicine .
Wahdini. (2013). Pengaruh Penyuluhan Oleh Tenaga Pelaksana Gizi dengan Metode Ceramah Disertai Media Poster dan Leaflet Terhadap Perilaku Ibu dan Pertumbuhan Balita Gizi Kurang di Kecamatan Tanjung Beringin. Skripsi.
WHO. (2020). Guide to Local Production. WHO.
WHO. (2020, Agustus). World Health Organization. Retrieved from Coronavirus disease (Covid-19) Pandemic: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Lampiran 1. Berita Acara
Lampiran 2. Dokumentasi
Peijinan kepada Kepala Desa dan RT 05 RW 03
Pengorganisasian Dan Musyawarah Dengan Tokoh Masyarakat Untuk Penyemprotan Disinfektan
Pelaksanaan Penyemprotan Disinfektan yang Pertama di Rumah Warga dan Warung bersama KKN BMC Unnes
Pelaksanaan Penyemprotan Disinfektan yang Pertama di Rumah Warga dan Warung bersama KKN BMC Unnes
Pelaksanaan Penyemprotan Disinfektan yang Kedua di Desa
Loram Wetan bersama KKN BMC Unnes
Pembuatan Hand Sanitizer bersama Remaja RT 05 RW 03 dan Penyerahan Hand Sanitizer kepada Pengurus Mushola Nurul Hidayah dan Masjid Jami Alfalah
Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi tentang Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru Melalui Grup Whatsapp Remaja RT 05 RW 03
Curah Pendapat, Evaluasi serta Testimoni dari Remaja RT 05 RW 03 dan Pembagian Masker
Curah Pendapat Bersama Kepala Desa Loram Wetan dan KKN BMC Unnes
Lampiran 3. Instrumen
Kuesioner Adaptasi Kebiasaan Baru Selama Pandemi Covid-19Identitas RespondenNama :Umur :Jenis Kelamin :Pendidikan/Pekerjaan :No.Hp (WA)* :*untuk informasi edukasi lanjutan di grup Whatsapp
Tingkat PengetahuanNo. Pertanyaan Benar Salah
1.
Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung dan kanker, sebaiknya dirumah saja karena memiliki risiko tinggi terinfeksi Covid-19.
2.Covid-19 ditularkan melalui droplet atau percikan air ludah yang dikeluarkan ketika berbicara, batuk, bersin
3.Menyentuh wajah (mata, hidung, dan mulut) dengan tangan kotor dapat mencegah dari paparan virus
4. Adaptasi Kebiasaan Baru / New Normal berarti bebas dan aman dari virus.
5.
Etika batuk dan bersin dapat dilakukan dengan menutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam, jika tidak terdapat tisu.
6. Menggunakan masker saja dapat membuat tubuh bebas dari infeksi Covid-19
7.
Covid-19 tidak dapat ditularkan melalui orang yang tidak memiliki gejala. Maka, tidak perlu menjaga jarak 1-2 meter ketika berada di tempat umum.
8.
Di era Adaptasi Kebiasaan Baru dianjurkan untuk membawa perlengkapan pribadi (alat ibadah, botol minum, dll) saat bepergian sebagai upaya cegah penularan Covid-19.
9.Adaptasi Kebiasaan Baru wajib untuk tingkatkan daya tahan tubuh, menjaga pola tidur dan pola konsumsi.
10.Cuci tangan hanya mengunakan air, sudah cukup untuk mencegah orang terinfeksi Covid-19.
Sikap RespondenNo. Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju1. Penting untuk selalu memakai
masker ketika di luar rumah baik keadaan sehat maupun sakit.
2. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Selalu menjaga jarak minimal 1-2 meter dengan orang lain dimanapun saya berada.
4. Selama Pandemi Covid-19, saya tidak memperhatikan pola tidur.
5. Saat batuk dan bersin, saya menutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam, jika tidak ada tisu
Perilaku RespondenNo. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda segera membersihkan
diri, pakaian perlengkapan lainnya jika pulang dari bepergian?
2. Apakah anda rutin berolahraga minimal 30 menit, mengonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup?
3. Apakah anda memiliki persediaan handsanitizer sebagai pengganti cuci tangan jika tidak terdapat sabun dan air?
4. Apakah anda selalu menggunakan masker dengan benar (menutup hidung, mulut dan dagu) ketika keluar rumah untuk mencegah penularan virus?
5. Apakah anda membawa peralatan makan dan perlengkapan ibadah jika sedang bepergian ?
Kuesioner Edukasi Covid-19I. Identitas Responden
Nama :Umur :Jenis Kelamin :Pendidikan/Pekerjaan :No.Hp (WA)* :*untuk informasi edukasi lanjutan di grup Whatsapp
II. Tingkat PengetahuanNo. Pertanyaan Benar Salah
1. Covid-19 disebabkan oleh coronavirus jenis lama yang berasal dari kota Wuhan, China
2. Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit tidak menular
3.Covid-19 disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
4. Masa inkubasi Covid-19 rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
5. Virus corona bersifat zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia)
6. Antibiotik dapat membunuh Covid-19
7.Kelompok risiko tinggi terinfeksi Covid-19 adalah lansia saja
8.Demam tinggi (>38C) dan gangguan pernapasan merupakan salah satu gejala klinis Covid-19
9.Kontak Erat merupakan istilah baru untuk menggantikan istilah OTG(Orang Tanpa Gejala)
10. Covid-19 sama dengan SARS dan MERS
III. Sikap RespondenNo. Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju1. Saya akan memberitahu keluarga dan
masyarakat sekitar, apabila saya positif Covid-19 untuk upaya pencegahan penularan
2. Saya keluar rumah jika ada kepentingan yang sangat mendesak saja.
3. Saya tidak akan melakukan pemeriksaan diri ke tenaga kesehatan apabila saya
mengalami gejala-gejala Covid-194. Covid-19 merupakan penyakit
berbahaya, karena tingkat penyebarannya tinggi dan cepat sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan
5. Saya akan berusaha mencari sumber informasi tentang covid dan pencegahannya
IV. Perilaku RespondenNo. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda akan tinggal dirumah
jika merasa sakit dengan gejala seperti flu?
2. Apakah anda mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari menyentuh bagian wajah (mata, hidung, mulut)?
3. Apakah anda menerapkan jaga jarak fisik sejauh 1-2 meter di tempat umum?
4. Apakah anda selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan aktivitas?
5. Apakah anda melakukan isolasi mandiri di rumah setelah bepergian dari luar kota dan mendapati gejala demam dan batuk-batuk?
Lampiran 4. Luaran
1. Leaflet Panduan Kesehatan AKB (A3)
2. Leaflet Serba-Serbi Covid-19 (A2)
3. Poster 6 Langkah CTPS (A3)
4. Booklet Mengenal lebih dekat Covid-19 (A2)
5. Panduan Disinfektan (A12)
6. Poster Apa itu Virus Corona (A2)
7. Panduan Disinfektan (A12)
8. Poster 3 Langkah penggunaan Hand Sanitizer (A12)
9. Hasil Musyawarah (A12)
Lampiran 5. Logbook Kegiatan
Lampiran 6. Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI
PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT”
SKM PENGGERAK DESA
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Nama : Mayditania Intan Bunga PratiwiNIM : 6411417052Institusi : Dinas Kesehatan Kabupaten KudusPembimbing Akademik : Dr. dr. Mahalul Azam, M.KesPembimbing Lapangan : Rumisih
No Hari/ Tanggal Materi Konsultasi Paraf Pembimbing
1. Rabu, 15 Juli 2020 Konsultasi kepada PL tentang kondisi RT
2. Senin, 20 Juli2020 Konsultasi kepada PL tentang program yang bisa dilakukan di RT
3. Rabu, 22 Juli 2020 Membahas Program kepada PL dan mengkonsultasikan untuk mengumpulkan beberapa remaja dalam pembuatan hand sanitizer
4. Rabu, 15 Juli 2020 Konsultasi kepada PL tentang Progja Edukasi Co vid dan AKB dengan sasaran Remaja RT di WAG
5. 15 Agustus 2020 Konsultasi dengan PL terkait temu langsung anak remaja RT
6. Rabu, 15 Juli 2020
Konsultasi terkait program yangakan dilaksanakan
7. Rabu, 22 Juli 2020
Konsultasi terkait riset
8. Senin, 26 Juli 2020
Konsultasi terkait Kuesioner A3
Lampiran Hasil Uji Statistik
Lampiran data Perubahan
Uji Univariat
Statistics
Usia Pekerjaan Pendidikan
NValid 28 28 28
Missing 0 0 0
Mean 17.32 .54 1.86
Median 18.00 .00 2.00
Std. Deviation 2.829 .922 .705
Variance 8.004 .851 .497
Skewness -.649 1.413 -1.156
Std. Error of Skewness .441 .441 .441
Kurtosis -.552 .576 2.347
Std. Error of Kurtosis .858 .858 .858
Range 10 3 3
Maximum 22 3 3
Sum 485 15 52
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
12 3 10.7 10.7 10.7
13 1 3.6 3.6 14.3
14 2 7.1 7.1 21.4
15 1 3.6 3.6 25.0
16 1 3.6 3.6 28.6
17 4 14.3 14.3 42.9
18 5 17.9 17.9 60.7
19 3 10.7 10.7 71.4
20 7 25.0 25.0 96.4
22 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pelajar 20 71.4 71.4 71.4
Mahasiswa 2 7.1 7.1 78.6
Karyawan 5 17.9 17.9 96.4
Wiraswasta 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SD 2 7.1 7.1 7.1
SMP 3 10.7 10.7 17.9
SMA/SMK 20 71.4 71.4 89.3
Sarjana 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-Laki 12 42.9 42.9 42.9
Perempuan 16 57.1 57.1 100.0
Total 28 100.0 100.0
COVID-19
Pengetahuan_sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 11 39.2 39.2 39.2
Kurang 17 60.7 60.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Pengetahuan_sesudah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 23 82.1 82.1 82.1
Kurang 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
Perilaku_sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 25 89.3 89.3 89.3
Kurang 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Perilaku_sesudah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 27 96.4 96.4 96.4
Kurang 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
Sikap_sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 24 85.7 85.7 85.7
Kurang 4 14.3 14.3 100.0
Total 28 100.0 100.0
Sikap_sesudah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 27 96.4 96.4 96.4
Kurang 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
Adaptasi Kebiasaan Baru
Pengetahuan_sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 11 39.2 39.2 39.2
Kurang 17 60.7 60.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Pengetahuan_sesudah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 24 82.1 82.1 82.1
Kurang 4 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
Perilaku_sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 18 64.3 64.3 64.3
Kurang 10 35.7 35.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Perilaku_sesudah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 28 100.0 100.0 100.0
Kurang 0 0 0 100.0
Total 28 100.0 100.0
Sikap_sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 26 92.9 92.9 92.9
Kurang 2 7.1 7.1 100.0
Total 28 100.0 100.0
Sikap_sesudah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 28 100.0 100.0 100.0
Kurang 0 0 0 100.0
Total 28 100.0 100.0
Uji Pengetahuan Covid-19
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan_Sebelum 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Pengetahuan_Sesudah 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Pengetahuan_Sebelum
Mean .39 .094
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .20
Upper Bound .59
5% Trimmed Mean .38
Median .00
Variance .247
Std. Deviation .497
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .464 .441
Kurtosis -1.928 .858
Pengetahuan_Sesudah
Mean .82 .074
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .67
Upper Bound .97
5% Trimmed Mean .86
Median 1.00
Variance .152
Std. Deviation .390
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -1.775 .441
Kurtosis 1.234 .858
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Pengetahuan_Sebelum .392 28 .000 .622 28 .000
Pengetahuan_Sesudah .498 28 .000 .468 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan_Sesudah *
Pengetahuan_Sebelum28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Pengetahuan_Sesudah * Pengetahuan_Sebelum Crosstabulation
Pengetahuan_Sebelum Total
Kurang Baik
Pengetahuan_Sesudah
KurangCount 3 2 5
% of Total 10.7% 7.1% 17.9%
BaikCount 14 9 23
% of Total 50.0% 32.1% 82.1%
TotalCount 17 11 28
% of Total 60.7% 39.3% 100.0%
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Pengetahuan_Sesudah -
Pengetahuan_Sebelum
Negative Ranks 2a 8.50 17.00
Positive Ranks 14b 8.50 119.00
Ties 12c
Total 28
a. Pengetahuan_Sesudah < Pengetahuan_Sebelum
b. Pengetahuan_Sesudah > Pengetahuan_Sebelum
c. Pengetahuan_Sesudah = Pengetahuan_Sebelum
Test Statisticsa
Pengetahuan_Sesudah -
Pengetahuan_Sebelum
Z -3.000b
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
UJI SIKAP Covid-19
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap_Sebelum 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Sikap_Sesudah 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Sikap_Sebelum
Mean .86 .067
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .72
Upper Bound 1.00
5% Trimmed Mean .90
Median 1.00
Variance .127
Std. Deviation .356
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -2.159 .441
Kurtosis 2.859 .858
Sikap_Sesudah
Mean .96 .036
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .89
Upper Bound 1.04
5% Trimmed Mean 1.00
Median 1.00
Variance .036
Std. Deviation .189
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -5.292 .441
Kurtosis 28.000 .858
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap_Sebelum .513 28 .000 .419 28 .000
Sikap_Sesudah .539 28 .000 .188 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPAR test
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap_Sesudah *
Sikap_Sebelum28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Sikap_Sesudah * Sikap_Sebelum Crosstabulation
Sikap_Sebelum Total
Kurang Baik
Sikap_Sesudah
KurangCount 1 0 1
% of Total 3.6% 0.0% 3.6%
BaikCount 3 24 27
% of Total 10.7% 85.7% 96.4%
TotalCount 4 24 28
% of Total 14.3% 85.7% 100.0%
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Sikap_Sesudah -
Sikap_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 3b 2.00 6.00
Ties 25c
Total 28
a. Sikap_Sesudah < Sikap_Sebelum
b. Sikap_Sesudah > Sikap_Sebelum
c. Sikap_Sesudah = Sikap_Sebelum
Test Statisticsa
Sikap_Sesudah -
Sikap_Sebelum
Z -1.732b
Asymp. Sig. (2-tailed) .083
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Perilaku Covid-19
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku_Sebelum 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Perilaku_Sesudah 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Perilaku_Sebelum
Mean .89 .060
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .77
Upper Bound 1.01
5% Trimmed Mean .94
Median 1.00
Variance .099
Std. Deviation .315
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -2.686 .441
Kurtosis 5.614 .858
Perilaku_Sesudah
Mean .96 .036
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .89
Upper Bound 1.04
5% Trimmed Mean 1.00
Median 1.00
Variance .036
Std. Deviation .189
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -5.292 .441
Kurtosis 28.000 .858
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perilaku_Sebelum .526 28 .000 .361 28 .000
Perilaku_Sesudah .539 28 .000 .188 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku_Sesudah *
Perilaku_Sebelum28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Perilaku_Sesudah * Perilaku_Sebelum Crosstabulation
Perilaku_Sebelum Total
Kurang Baik
Perilaku_Sesudah
KurangCount 1 0 1
% of Total 3.6% 0.0% 3.6%
BaikCount 2 25 27
% of Total 7.1% 89.3% 96.4%
TotalCount 3 25 28
% of Total 10.7% 89.3% 100.0%NPAR TESTS /WILCOXON=Perilaku_Sebelum WITH Perilaku_Sesudah (PAIRED)/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Perilaku_Sesudah - Negative Ranks 0a .00 .00
Perilaku_Sebelum
Positive Ranks 2b 1.50 3.00
Ties 26c
Total 28
a. Perilaku_Sesudah < Perilaku_Sebelum
b. Perilaku_Sesudah > Perilaku_Sebelum
c. Perilaku_Sesudah = Perilaku_Sebelum
Test Statisticsa
Perilaku_Sesudah
-
Perilaku_Sebelum
Z -1.414b
Asymp. Sig. (2-tailed) .157
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
AKB
PENGETAHUAN
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan_Sebelum 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Pengetahuan_Sesudah 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Pengetahuan_Sebelum
Mean .39 .094
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .20
Upper Bound .59
5% Trimmed Mean .38
Median .00
Variance .247
Std. Deviation .497
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .464 .441
Kurtosis -1.928 .858
Pengetahuan_Sesudah
Mean .86 .067
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .72
Upper Bound 1.00
5% Trimmed Mean .90
Median 1.00
Variance .127
Std. Deviation .356
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -2.159 .441
Kurtosis 2.859 .858
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan_Sebelum .392 28 .000 .622 28 .000
Pengetahuan_Sesudah .513 28 .000 .419 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan_Sesudah *
Pengetahuan_Sebelum28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Pengetahuan_Sesudah * Pengetahuan_Sebelum Crosstabulation
Pengetahuan_Sebelum Total
Kurang Baik
Pengetahuan_Sesudah
KurangCount 2 2 4
% of Total 7.1% 7.1% 14.3%
BaikCount 15 9 24
% of Total 53.6% 32.1% 85.7%
TotalCount 17 11 28
% of Total 60.7% 39.3% 100.0%
NPAR TESTS /WILCOXON=Pengetahuan_Sebelum WITH Pengetahuan_Sesudah (PAIRED) /MISSING ANALYSIS.NPar TestsWilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Pengetahuan_Sesudah -
Pengetahuan_Sebelum
Negative Ranks 2a 9.00 18.00
Positive Ranks 15b 9.00 135.00
Ties 11c
Total 28
a. Pengetahuan_Sesudah < Pengetahuan_Sebelum
b. Pengetahuan_Sesudah > Pengetahuan_Sebelum
c. Pengetahuan_Sesudah = Pengetahuan_Sebelum
Test Statisticsa
Pengetahuan_Ses
udah -
Pengetahuan_Seb
elum
Z -3.153b
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
SIKAP AKB
Warnings
Sikap_Sesudah is constant. It will be included in any boxplots produced but
other output will be omitted.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap_Sebelum 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Sikap_Sesudah 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Descriptivesa
Statistic Std. Error
Sikap_Sebelum
Mean .93 .050
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .83
Upper Bound 1.03
5% Trimmed Mean .98
Median 1.00
Variance .069
Std. Deviation .262
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -3.520 .441
Kurtosis 11.183 .858
a. Sikap_Sesudah is constant. It has been omitted.
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap_Sebelum .536 28 .000 .287 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. Sikap_Sesudah is constant. It has been omitted.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap_Sesudah *
Sikap_Sebelum28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Sikap_Sesudah * Sikap_Sebelum Crosstabulation
Sikap_Sebelum Total
Kurang Baik
Sikap_Sesudah BaikCount 2 26 28
% of Total 7.1% 92.9% 100.0%
TotalCount 2 26 28
% of Total 7.1% 92.9% 100.0%
NPAR TESTS /WILCOXON=Sikap_Sebelum WITH Sikap_Sesudah (PAIRED) /MISSING ANALYSIS.
NPar TestsWilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Sikap_Sesudah -
Sikap_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 2b 1.50 3.00
Ties 26c
Total 28
a. Sikap_Sesudah < Sikap_Sebelum
b. Sikap_Sesudah > Sikap_Sebelum
c. Sikap_Sesudah = Sikap_Sebelum
Test Statisticsa
Sikap_Sesudah -
Sikap_Sebelum
Z -1.414b
Asymp. Sig. (2-tailed) .157
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PERILAKU AKB
Warnings
Perilaku_Sesudah is constant. It will be included in any boxplots produced
but other output will be omitted.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku_Sebelum 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Perilaku_Sesudah 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Descriptivesa
Statistic Std. Error
Perilaku_Sebelum
Mean .64 .092
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .45
Upper Bound .83
5% Trimmed Mean .66
Median 1.00
Variance .238
Std. Deviation .488
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.631 .441
Kurtosis -1.732 .858
a. Perilaku_Sesudah is constant. It has been omitted.
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perilaku_Sebelum .411 28 .000 .608 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. Perilaku_Sesudah is constant. It has been omitted.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku_Sesudah *
Perilaku_Sebelum28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Perilaku_Sesudah * Perilaku_Sebelum Crosstabulation
Perilaku_Sebelum Total
Kurang Baik
Perilaku_Sesudah Baik Count 10 18 28
% of Total 35.7% 64.3% 100.0%
TotalCount 10 18 28
% of Total 35.7% 64.3% 100.0%
NPAR TESTS /WILCOXON=Perilaku_Sebelum WITH Perilaku_Sesudah (PAIRED) /MISSING ANALYSIS.
NPar TestsWilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Perilaku_Sesudah -
Perilaku_Sebelum
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 10b 5.50 55.00
Ties 18c
Total 28
a. Perilaku_Sesudah < Perilaku_Sebelum
b. Perilaku_Sesudah > Perilaku_Sebelum
c. Perilaku_Sesudah = Perilaku_Sebelum
Test Statisticsa
Perilaku_Sesudah
-
Perilaku_Sebelum
Z -3.162b
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.