persepsi siswa terhadap kompetensi guru bk … · persepsi siswa terhadap kompetensi guru bk dalam...
TRANSCRIPT
i
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU BK
DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI dan XII IPA dan IPS
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Margaretha Devy Rian Anggraini
131114030
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU BK
DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI dan XII IPA dan IPS
SMA Stella Duce Bantul YogyakartaTahun Ajaran 2017/2018)
Oleh:
Margaretha Devy Rian Anggaini
131114030
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Juster Donal Sinaga M.Pd Tanggal, 11 Agustus 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU BK
DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI dan XII IPA dan IPS
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018)
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Margaretha Devy Rian Anggraini
131114030
Telah dipertahankan didepan panitia penguji
pada tanggal 16 Agustus 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : …………………………….
Sekretaris : ……………………………..
Anggota I : ……………………………..
Anggota II : ……………………………..
Anggota III : ……………………………..
Yogyakarta, 16 Agustus 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharama
Dekan
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Time is money, but money can't buy a time, so you have to give the best time to
your best one.”
-Devy-
“Be soft. Don’t let the world make you hard. Don’t let pain make you hate. Don’t
let the bitterness steal your sweetness.”
-Eros Parvin-
“Quotes don’t work unless you do.”
-Eros Parvin-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan bagi:
Tuhan Yesus kristus yang selalu membimbing saya dalam suka maupun duka
Keluarga saya, Ibuk dan ketiga kakak saya
Program Studi Bimbingan dan Konseling USD,
Teman-teman BK angkatan 2013.
Sahabat dan orang-orang terbaik saya, Kronology Coffee and Bites family dan
Coklat Squad
Serta seluruh teman-teman dan sahabat yang senantiasa memberikan doa, cinta
dan dukungan selama menjalani pendidikan di Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Agustus 2017
Penulis
Margaretha Devy Rian Anggarini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Margaretha Devy Rian Anggraini
Nomor Induk Mahasiswa : 131114030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PERSEPSI SISWA
TERHADAP KOMPETENSI GURU BK DALAM MEMBERIKAN
LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL (Studi Deskriptif Pada Siswa elas XI
dan XII IPA dan IPS SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran
2017/2018). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain,
mengelola di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal, 16 Agustus 2017
Yang menyatakan
Margaretha Devy Rian Anggraini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU BK
DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI dan XII IPA dan IPS SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta
Tahun Ajaran 2017/2018)
Margaretha Devy Rian Anggraini
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa di SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018 mengenai sosok profesionalitas
guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui kompetensi guru BK mana sajakah yang dipersepsi
kurang positif pada siswa SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Alat pengumpulan
data ialah Kuesioner Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal berjumlah 70 item yang disusun oleh
peneliti. Kuesioner disusun berdasarkan 3 kompetensi konselor menurut
Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi dan
kompetensi profesional yang berjumlah 66 item valid dengan nilai koefisien
reliabilitas 0,965.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 16 siswa (17,98%) yang
memiliki persepsi sangat positif; 37 siswa (41,57%) yang memiliki persepsi
positif; 35 siswa (39,33%) yang memiliki persepsi cukup positif; dan 1 siswa
(1,12%) yang memiliki persepsi kurang positif. Secara umum siswa memiliki
persepsi yan positif terhadap guru BK, namun masih ada siswa yang memiliki
persepsi yang kurang positif terhadap guru BK. untuk hasil item sendiri terdapat
dua item pertanyaan yang memiliki persepsi kurang positif, yaitu pada item nomor
3 dan 14.
Kata kunci : Persepsi, Kompetensi Guru BK, Layanan Bimbingan Klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
STUDENT PERCEPTION OF THE COMPETENCE OF GUIDANCE AND
COUNSELING TEACHER
IN PROVIDING CLASSICAL COUNSELING SERVICE
(DESCRIPTIVE STUDY ON STUDENT OF GRADE XI AND XII IPA AND
IPS STELLA DUCE SENIOR HIGH SCHOOL BANTUL, YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2017/2018)
Margaretha Devy Rian Anggraini
Sanata Dharma
2017
This study aims to determine the perception of high school students in
Yogyakarta, Bantul Stella Duce school year 2017/2018 regarding the counseling
teacher competence in providing classical counseling services . The study also
aimed to determine the competence of guidance and counseling teachers which
are perceived less positively by high school students of Stella Duce Bantul,
Yogyakarta.
This research is a quantitative descriptive type. Data collection tool is
questionnaire Teacher Student Perceptions Toward Professionalism in Classical
Guidance Service with the total of 70 items compiled by researchers. The
questionnaire is based on three competences of counselors according to Ministry
of Education Decree number 27 of 2008 on Standards of Academic Qualifications
and Competencies of Counselors which are pedagogical, personal competence,
and professional competence totaling 66 valid items with a value of reliability
coefficient of 0.965.
The results showed there were 16 students (17.98%), which has a very
positive perception; 37 students (41.57%) who have a positive perception; 35
students (39.33%), which has a fairly positive perceptions; and 1 student (1.12%)
who had a less positive perception. In general, students have a positive perception
of the Guidance and Counseling teacher, but there are still students who have a
less positive perception towards Guidance and Counseling teachers. Based on the
analysis, it was found two items of questions perceived less positively by students
that the item number 3 and 14.
Keywords: Perception, Guidance and Counseling Teacher Competence,
Classical Tutoring Service
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas pertolongan dan
penyertaanNya dalam persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini dengan
judul “Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan
Layanan Bimbingan Klasikal (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI dan XII IPA
dan IPS SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018)” dapat
terselesaikan tepat waktu.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Selama proses menulis skripsi ini, peneliti menyadari bahwa begitu
banyak pihak yang berperan dalam membimbing, mendampingi, mengingatkan
dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh sebab itu, peneliti
mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling serta dosen pembimbing yang sabar dan tulus memberikan waktu,
motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada peneliti
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Bapak dan Ibu Dosen atas dampingan, nasihat dan ilmu pengetahuan yang
berguna bagi peneliti selama kuliah di Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Kepala SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
6. Para guru, terkhusus guru BK, dan staff di SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta yang telah sabar mendampingi, memberikan waktu, dan
mengarahkan peneliti selama proses pengambilan data.
7. Mas Stefanus Priyatmoko selaku petugas sekretariat Program Studi
Bimbingan dan Konseling yang senantiasa ramah dan penuh kesabaran
melayani administrasi selama peneliti menempuh studi.
8. Sahabat dan orang-orang terbaik saya Angga, Manda, Cisca, sepuluh
pendekar (Lori, Retno, Titin, Niak, Indah, Sita, Amik, Fina, Larisa), coklat
squad dan kronology family (mas Hanok (owner terbaikku) Cisca, Fina, Mbak
yop, Imad, Amik) YOU’RE DA BEST FOR ME EVER AND EVER,
LUV!!!!!!
9. Seluruh teman-teman Angkatan 2013 BK yang selalu mendukung dan
mendoakan jalannya penelitian ini.
10. Siswa kelas XI dan XII IPA IPS SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun
ajaran 2017-2018.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dan membantu dalam proses penulisan skripsi hingga selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, masih sangat diperlukan masukan, saran. dan kritik terhadap
karya ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dipergunakan sebagai tambahan pengetahuan. Akhir kata, atas perhatian dan
kesempatan yang diberikan peneliti ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Agustus 2017
Peneliti,
Magaretha Devy Rian Anggraini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Batasan Masalah ........................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
G. Definisi Istilah .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Definisi persepsi ......................................................................... 9
2. Proses terjadinya persepsi .......................................................... 10
3. Faktor yang mempengaruhi persepsi ......................................... 10
B. Kompetensi Guru BK
1. Pengertian Kompetensi guru BK ............................................... 11
2. Kompetensi Konselor atau Guru BK ............................................12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal .................................................... 19
2. Ragam Bimbingan Klasikal .......................................................... 19
3. Fungsi Bimbingan Klasikal ........................................................... 20
4. Media Bimbingan Klasikal ............................................................ 20
5. Strategi Bimbingan Klasikal .......................................................... 21
6. Langkah atau Prosedur Bimbingan Klasikal ................................. 22
D. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 23
E. Kerangka Pikir .................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis atau Desain Penelitian ............................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 26
C. Subjek Penelitian ............................................................................... 26
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................................... 27
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.......................................... 27
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 29
1. Validitas ....................................................................................... 29
2. Reliabilitas .................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Data.......................................................................................... 37
B. Pembahasan ....................................................................................... 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 44
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 44
C. Saran ................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 47
LAMPIRAN ................................................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan atau fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat hasil penelitian dan batasan istilah.
A. Latar Belakang
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
(UU NO.22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan formal
biasanya diberikan di sekolah dengan didampingi oleh seorang atau beberapa guru
mata pelajaran, termasuk guru Bimbingan dan Konseling atau guru BK.
Seseorang bisa dikatakan sebagai guru BK yang berkompeten jika telah
menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S-1) program studi Bimbingan
dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor dari perguruan tinggi
penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
(Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor). Selain menempuh pendidikan akademik dan mengikuti
pendidikan profesi, guru BK yang profesional juga harus memiliki empat
kompetensi dasar, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi pedagodik , kompetensi
pribadi dan kompetensi sosial.
Kompetensi kepribadian bisa berupa pengembangan sikap empati,
bersahabat dan fleksibel bagi setiap siswa yang hendak guru BK bimbing. Karena
sebagai seorang guru BK, yang diutamakan adalah rasa mengayomi, membimbing
dan memberikan kenyamanan bagi setiap siswanya, bukan seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sekedar mendidik dan memberikan materi pembelajaran. Kompetensi pedadogik
bisa merupa pengetahuan guru BK mengenai teknik-teknik konseling dan
persiapan serta pelaksanaan layanan bimbingan, baik bimbingan pribadi,
kelompok, maupun klasikal. Kompetensi sosial sendiri menyangkut kerjasama
guru BK dengan stake-holder lainnya dalam rangka penyelenggaraan bimbingan
konseling di sekolah dan yang terakhir kompetensi profesional sendiri bisa berupa
kemampuan guru BK dalam mengaplikasikan kemampuannya kepada siswanya.
Dalam prakteknya, semua kompetensi harus dilaksanakan dengan
seimbang dan profesional, sehingga kebutuhan siswa-siswi di sekolah bisa
terpenuhi dan proses perkembangan mereka bisa berjalan dengan baik. Jika
seorang guru BK telah berhasil mengaktualisasikan profesionalitasnya kepada
siswanya, pandangan atau persepsi siswa terhadap guru BK juga akan positif,
dengan kata lain siswa tidak akan memandang guru BK sebagai seseorang yang
mengatur, tidak bersahabat, bahkan sebagai “polisi sekolah” yang tugasnya hanya
memberikan hukuman pada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah. Selain
itu dalam pemberian materi bimbingan pun, guru BK juga harus memberikan
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa-siswinya, agar mereka
mendapatkan manfaat dan dapat melaksanakan tugas perkembangannya dengan
optimal.
Namun pada kenyataannya, masih saja ada beberapa siswa yang kurang
mendapatkan manfaat dari diadakannya layanan bimbingan klasikal, sehingga
kehadiran guru BK di sekolah dirasa kurang membantu dalam pemenuhan
kebutuhan siswa melalui layanan bimbingan klasikal. Dengan keadaan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terciptalah persepsi yang kurang baik antara siswa dan guru BK di sekolah.
Contoh nyatanya adalah ketika peneliti sedang mengikuti kegiatan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Stece Bantul Yogyakarta, ,masih ada
beberapa siswa yang merasa kurang mendapatkan manfaat ketika diberikan
layanan bimbingan klasikal oleh guru BK mereka. Hal itu dibuktikan dengan
pernyataan seorang siswa kepada peneliti yang mengatakan:
“Selama beberapa kali diberikan bimbingan di kelas, saya kurang merasa
puas dengan materi yang diberikan, terkadang bermanfaat, terkadang
hanya membuang-mbuang waktu saja mbak. Ketika menyampaikan materi
pun, guru BK hanya menyampaikan seperlunya saja, sehingga untuk
mendengarkannya pun kami kurang semangat, lebih baik kita main-main
saja dari pada harus mendengarkan materi bimbingan”.
Pernyataan diatas membuat peneliti sadar bahwa dalam memberikan
layanan bimbingan klasikal tidaklah mudah. Butuh profesionalitas, pemahaman
serta assesment kebutuhan siswa agar materi bimbingan sesuai dengan kebutuhan
mereka. Dengan demikian terciptalah persepsi yang baik pula antara siswa dan
guru BK, sehingga pemberian materi bimbingan pun dapat memberikan manfaat
yang positif bagi kebutuhan dan perkembangan siswanya.Oleh sebab itu peneliti
ingin mengadakan penelitian mengenai persepsi siswa terhadap profesinalitas
guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.
B. Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang mengenai “Persepsi Siswa Terhadap
Profesionalitas Guru BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
didapati beberapa masalah yang teridentifikasi, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Siswa-siswi SMA Stella Duce Bantul kurang merasakan kehadiran sosok
guru BK selama memberikan layanan bimbingan klasikal.
2. Mereka berpendapat bahwa guru BK belum memberikan manfaat yang
nyata bagi kebutuhan siswa-siswi SMA Stella Duce Bantul.
3. Guru BK dinilai belum profesional dalam menjalankan tugasnya sesuai
dengan pendapat siswa.
C. Pembatasan Masalah Dan Fokus Penelitian
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah penerapan kompetensi
konselor sesuai dengan Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor pada guru BK dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal bagi siswa-siswi kelas XI dan XII IPA
dan IPS SMA Stella Duce Bantul. Fokus penelitian ini adalah persepsi siswa
terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal di
SMA Stella Duce Bantul.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa positif persepsi siswa terhadap kompetensi guru BK dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal di SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta?
2. Pada item mana sajakah siswa memiliki persepsi kurang positif terhadap
kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal
sebagai dasar usulan topik pengembangan guru BK?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan persepsi siswa di SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
tahun ajaran 2017/2018 mengenai sosok kompetensi guru BK dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal.
2. Menganalisis item yang dipersepsi kurang positif oleh siswa terhadap
kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal
sehingga bisa diusulkan topik pengembangan guru BK.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan baru
mengenai bagaimana menjadi sosok guru BK yang profesional dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal sesuai dengan persepsi siswa di
sekolah. Dengan demikian diharapkan kedepannya para calon guru BK
dapat menerapkan teori-teori tersebut dalam melaksanakan program
layanan bimbingan klasikal. Selain itu bisa menjadi bahan evaluasi dan
perkembangan bagi ilmu BK sehingga diharapkan bisa lebih sesuai dalam
memenuhi kebutuhan siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran kepada Kepala
Sekolah agar bisa memahami persepsi siswa mengenai profesionalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
guru BK dalam memberikan layananan bimbingan klasikal, selain itu
diharapkan bisa membantu meningkatkan mutu sekolah dengan
memberikan layanan bimbingan klasikal secara profesional oleh guru
BK yang profesional sesuai dengan persepsi siswa.
b. Bagi guru BK
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan bahan evaluasi bagi Guru
BK agar bisa menjadi guru BK yang profesional dalam memberikan
layanan bimbingan klasikal sesuai dengan persepsi siswa.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan pembelajaran
bagi peneliti supaya bisa menajdi guru Bk yang profesional dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal sesuai dengan persepsi siswa.
d. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi tambahan bagi
peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang persepsi siswa terhadap
profesionalitas guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal.
G. Batasan Istilah
1. Persepsi
Persepsi merupakan penilaian atau pandangan tentang obyek, peristiwa dan
hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman yang pernah atau sedang
dialami oleh seseorang disekitar lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Kompetensi Guru BK
Kompetensi Guru BK merupakan kemampuan pribadi, pengetahuan yang
direfleksikan dalam setiap tindakan dan kebiasaan sehari-hari sesuai dengan
tugas dan wewenang sebagai guru BK. Kompetensi konselor yang
digunakan ada tiga yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, dan
kompetensi profesional.
3. Layanan Bimbingan Klasikal
Layanan bimbingan klasikal merupakan proses membantu individu dalam
mengembangkan dirinya dan lingkungannya sesuai dengan tugas
perkembangan yang dilakukan oleh guru BK atau konselor sekolah yang
diikuti oleh sejumlah siswa dalam satu ruangan atau kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai persepsi, profesionalitas guru BK, layanan
bimbingan klasikal, penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.
A. Persepsi
1. Definisi Persepsi
Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda. Perbedaan
ini biasanya timbul dengan adanya beberap faktor seperti lingkungan fisik
dan sosialnya, kebutuhan dan pengalaman dimasa lalunya. Perbedaan
karakter ternyata juga bisa menghasilkan persepsi yang berbeda-beda
karena setiap individu memiliki cara tersendiri dalam menghayati atau
mengamati suatu obyek.
Persepsi merupakan suatu proses yang berlangsung dalam diri
setiap orang terhadap dirinya sendiri maupun terhadap kenyataan sosial
lainnya. Menurut Rakhmat (2007:51) persepsi merupakan pengalaman
tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungannya yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesannya.
Maulana dan Gumelar (2013:44) berpendapat bahwa persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Koher
(Maulana dan Gumelar 2013) juga mengatakan bahwa persepsi sebagai
proses bagaimana individu menyeleksi, mengatur, danmenginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan
yang berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Mangkunegaran (Maulana dan Gumelar 2013) berpendapat bahwa
persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap
lingkungan. Dalam hal ini persepsi mencakup \penafsiran objek,
penerimaan, stimulus (input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi
perilaku dan pembentukan sikap. Robbins (Maulana dan Gumelar 2013)
bahwa persepsi merupakan proses dimana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra mereka agar memberi
makna kepada lingkungan mereka.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu yang ada di
lingkungan sekitarnya. Kemudian dari hasil pandangan tersebut
menghasilkan respon dengan apa seseorang akan bertindak dan bagaimana
cara ia menyikapinya.
2. Proses terjadinya persepsi
Persepsi bisa terjadi karena dua arah, yaitu sebagai hasil aksi dan
reaksi. Menurut Wargito (2002:54) proses terjadinya persepsi dimulai dari:
Suatu obyek sasaran menimbulkan stimulus, lalu stimulus ditangkap oleh
alat indera. Proses ini terjadi secara alami dan berkaitan dengan segi fisik.
Lalu stimulus obyek yang diterima oleh alat indera disalurkan ke otak
melalui saraf sensoris yang disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya
alat indera secara normal. Kemudian otak memproses stimulus sehingga
individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Disinilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
persepsi terjadi yaitu proses dimana individu mengetahui atau menyadari
suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.
3. Faktor yang mempengaruhi
Persepsi terjadi karena danya beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut David Krech dan Richard S. Dalam Rakhmat
(2007:51) faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua, yaitu:
a. Faktor fungsional
Faktor fungsional merupakan faktor yang berasal dari
kebutuhan, pengalaman dimasa lalu dan hal-hal lain secara
profesional. Faktor ini menentukan persepsi melalui obyek-
obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi.
b. Faktor struktural
Faktor struktural merupakan faktor yang semata-mata dari sifat
stimulus fisik terhadap efek-efek syarat yang menimbulkan
pada sistem saraf individu.
Dalam menentukan stimulus sebenarnya individu memiliki dua
faktor pendukung, yaitu faktor internal dan eksternal. Biasanya faktor
internal berasal dari dalam diri yang berupa emosi, kebiasaan, dan minat.
Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari gerakan, intensitas stimuli,
kebaruan dan perulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Kompetensi Guru BK
1. Pengertian Kompetensi Guru BK
Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung
jawab yang harus dimiliki seeorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu (Muhaimin,
2011). Sifat intelegen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketetapan,
dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan
sebagai kebenaran baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi,
maupun etika.
Kompetensi Guru BK dapat dipahami sebagai kecakapan atau
kemampuan. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Arti lain dari kompetensi spesifikasi dan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di
dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan di
lapangan (Mohammad, 2013). Menurut Rusman (Mohammad, 2013)
kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan.
2. Kompetensi Konselor atau Guru Bimbingan Konseling
Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa
kompetensi yang harus dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mencakup 4 (empat) ranah kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
a. Kompetisi Pedagogik
1) Menguasai teori dan praksis pendidikan, mendeskripsikan
ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya, prinsip-prinsip
pendidikan dan proses pembelajaran, dan menguasai
landasan budaya dalam praksis pendidikan.
2) Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis
serta perilaku konseli melaksanakan kaidah-kaidah perilaku
manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam
upaya pendidikan; kaidah-kaidah kepribadian,
individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
pendidikan; kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
pendidikan; kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
pendidikan; kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya
pendidikan.
3) Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling
dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan
jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
b. Kompetensi Kepribadian
1) Bertakwa kepada Tuhan yan maha Esa
Menampilkankepribadian yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, konsisten dalam
menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap
pemeluk agama lain, berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur.
2) Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan memilih. Mengaplikasikan
pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai
makhluk (spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi), menghargai dan mengembangkan potensi
positif individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya, peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya,
toleran terhadap permasalahan konseli serta mampu
bersikap demokratis
3) Menunjukkan integritasdan stabilitas kepribadian yang
kuat. Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji
(seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menampilkan emosi yang stabil; peka, bersikap empati,
serta menghormati keragaman dan perubahan;
menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang
meenghadapi stres dan frustasi.
4) Menampilkan kinerja berkualitas tinggi. Melakukan
tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif;
bersemangat, berdisiplin, dan mandiri; berpenampilan
menarik dan menyenangkan; berkomunikasi secara efek.
c. Kompetensi Sosial
1) Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja.
Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak
lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite
sekolah/madrasah) di tempat bekerja; mengkomunikasikan
dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja;
bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat
bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi).
2) Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan
dan konseling. Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART
organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi; menaati Kode Etik profesi
bimbingan dan konseling; aktif dalam organisasi profesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan
profesi.
3) Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi.
Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan
dan konseling kepada organisasi profesi lain, memahami
peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk
suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, dapat
bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan
profesional profesi lain, Melaksanakan referal kepada ahli
profesi lain sesuai dengan keperluan.
d. Kompetensi Profesional
1) Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk
memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli..
Mendeskripsikan hakikat asesmen untuk keperluan
pelayanan konseling, memilih teknik penilaian sesuai
dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling,
menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian untuk
keperluan bimbingan dan konseling, mengadministrasikan
asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah peserta
didik, memilih dan mengadministrasikan teknik penilaian
pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan
pribadi peserta didik, memilih dan mengadministrasikan
instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
didik berkaitan dengan lingkungan, mengakses data
dokumentasi tentang peserta didik dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, menggunakan hasil penilaian
dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat,
menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik
penilaian
2) Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan
Konseling. Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan
dan konseling,mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan
konseling, mengaplikasikan dasar‐dasar pelayanan
bimbingan dan konseling, mengaplikasikan pelayanan
bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan
wilayah kerja, mengaplikasikan pendekatan/model/jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling, mengaplikasikan dalam praktik format
pelayanan bimbingan dan konseling.
3) Merancang Program Bimbingan dan Konseling.
Menganalisis kebutuhan konseli, menyusun program
bimbingan dankonseling yang berkelanjutan berdasar
kebutuhan konseli secara komprehensif dengan pendekatan
perkembangan, menyusun rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling, merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Mengimplementasikan Program Bimbingan dan Konseling
yang komprehensif. Melaksanakan program bimbingan dan
konseling, melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, memfasilitasi
perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial
konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan
dan konseling.
5) Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan
Konseling. Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program
bimbingan dan konseling, melakukan penyesuaian proses
pelayanan bimbingan dan konseling, menginformasikan
hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan
konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil
pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan
program bimbingan dan konseling.
6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika
profesional. Memberdayakan kekuatan pribadi, dan
keprofesionalan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor,
meminimalkan dampak lingkungan dan keterbatasan
pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor,
menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan
dan kode etik profesional Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor, mempertahankan obyektivitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta didik,
melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, peduli
terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi,
mendahulukan kepentingan peserta didik daripada
kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan
konseling/konselor.
7) Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan
dan Konseling. Mendeskripsikan berbagai jenis dan metode
penelitian, mampu merancang penelitian bimbingan dan
konseling, melaksanakan penelitian bimbingan dan
konseling, memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan
dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan
bimbingan dan konseling.
C. Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Bimbingan adalah suatu proses membantu orang perorang untuk
memahami dirinya dan lingkungan hidupnya (the process of helping
individuals to understand themselves and their world) (Shertzer dan
Stone (Winkel dan Hastuti, 2004). Prayitno dan Amti (2004) juga
berpendapat bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa agar orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang ada.
Sementara Walgito (2004) mendefinisikan bahwa bimbingan
adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam mengindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan
kepada sejumlah siswa yang tergabung dalam suatu satuan kegiatan
pengajaran (Winkel dan Hastuti, 2006:561).
2. Ragam bimbingan klasikal
a. Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan dalam
menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai
pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri
dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang,
penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya, serta bimbingan dalam
membina hubungan kemanusiaan dengan sesama diberbagai
lingkungan (pergaulan sosial) (Winkel dan Hastuti, 2006:118).
b. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan bimbingan dalam menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan
dalam mengatasi kesukaranyang timbul berkaitan berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan (Winkel dan
Hastuti, 2006:115).
c. Bimbingan Karier
Bimbingan karier merupakan bimbingan dalam mempersiapkan
diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan
pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya
siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan
berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
3. Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut Winkel dan Hastuti (2010 : 136 ) “fungsi bimbingan
klasikal lebih bersifat prefentive dan berorientasi pada pengembangan
pribadi siswa yang meliputi bidang pelajaran, bidang sosial, dan
bidang karir”. Yusuf dan Nurihsan (2006: 8) “fungsi preventif atau
pencegahan adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari
pencegahan adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan atau membahayakan diri
dari orang lain”.
4. Media Layanan Bimbingan Klasikal
Media layanan bimbingan klasikal menurut Belawati ( 2003 :12 )
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Media Cetak
Media cetak adalah sejumlah media yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penyampaian informasi, contoh media cetak anatara lain : buku
teks, majalah, leaflet, modul, handout, dan lembar kerja siswa.
b. Media Non Cetak
Media non cetak adalah sejumlah media yang disiapkan tidak
pada kertas, yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan
penyampaian informasi, contoh media non cetak antara lain :
oht ( overhead transparancies ), audio ( bersifat suara atau
bunyi, minsalnya : radio, tape ), video ( gambar dan bunyi ,
minsalnya : film ), slide dan komputer.
c. Media Display
Media display adalah jenis media pembelajaran yang berisi
materi tulisan atau gambaran yang dapat ditampilkan di dalam
kelas ataupun di luar kelas, di kelompok kecil atau besar,
perorangan tempa menggunakan alat proyeksi, contoh media
display antara lain : flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto
dan relia berupa gambar yang nyata secara anatomi.
5. Strategi Layanan Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti
bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut guru
BK untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas.
Secara terjadwal, guru BK memberikan layanan bimbingan kepada
para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan
orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan
pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga
memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya
Farozim (2012).
Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait
dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru,
dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium,
tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler,
dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan
proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai
aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak
maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan
internet).
6. Langkah atau Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Langkah atau Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Klasikal menurut
Farozim (2012) sebagai berikut:
a. Menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap
tercapainya perkembangan yang optimal seluruh aspek
perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik.
b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain
bimbingan dan konseling yaitu bimbingan pribadi, sosial,
belajar dan karier serta aspekaspek perkembangan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Tugas guru bimbingan dan konseling menyelenggarakan untuk
memandirikan peserta didik atau konseli.
D. Penelitian yang relevan
Menurut hasil penelitian Retno (2010) menunjukkan bahwa adanya
persepsi negatif siswa terhadap Guru Bimbingan dan Konseling. Hal ini
disebabkan karena seringkali pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya
masalah pelanggaran kedisiplinan dan peraturan sekolah lainnya kepada
guru BK. Penelitian Foenay (2011) menunjukkan bahwa terdapat 102
siswa yang berpersepsi bahwa sosok profesionalitas guru BK di sekolah
masih belum masih belum muncul secara utuh. Terdapat beberapa
kualitas-kualitas sosok profesionalitas guru BK yang aktualisasinya masih
langka/jarang mengenai ciri kepribadian (mencakup mengenal diri sendiri,
memahami orang lain, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain),
tugas guru BK (mencakup melaksanakan bimbingan dan konseling), peran
dan fungsi guru BK (mencakup pengembangan kemampuan pribadi,
pengembangan kemampuan belajar, pengembangan kemampuan karier).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
E. Kerangka Pikir
Berikut adalah kerangka pikir:
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan
Layanan Bimbingan Klasikal
Guru BK yang
berkompetensi
Pemberian layanan
bimbingan klasikal
berkompetensi
Pemberian layanan
bimbingan klasikal
berkompetensi
Tidak Sesuai dengan
Permendiknas No. 27 tahun
2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor
Persepsi
siswa positif
Persepsi
siswa
negatif
Sesuai dengan Permendiknas
No. 27 tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi
Konselor
Kompetensi
profesional,
kompetensi
pedagogik dan
kompetensi
pribadi
Dari gambar diatas guru BK yang berkompetensi merupakan guru BK yang menerapkan
ketiga kompetensi sesuai dengan permendiknas no.27 tahun 2008 tentang strandar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor dalam memberikan layanan bimbingan klasikal sehingga
persepsi siswa positif. Jika guru BK tidak menerapkan kompetensi konselor dalam memberikan
layanan bimbingan klasikal, persepsi siswa negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis atau desain penelitian, waktu dan tempat
penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, teknik
dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
A. Jenis atau Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2013:14) penelitian kuantitatif adalah
salah satu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini
disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Deskriptif sendiri merupakan suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri. Penelitian deskriptif
tidak membuat perbandingan variabel pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel satu dengan yang lainnya (Sugiyono, 2013:56).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai bulan Juli
2017 dengan proses pengambilan data pada tanggal 21 Juli 2017 di SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta yang beralamatkan Ganjuran, Sumbermulyo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Bambanglipuro, Sumbermulyo, Kecamatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,
55764.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan XII SMA Stella Duce
Bantul Yogyakarta berjumlah 89 siswa. Alasan peneliti mengambil seluruh siswa-
siswi kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta sebagai subyek
penelitiannya karena jam pelajaran BK hanya diisi di kelas XI dan XII.
Keseluruhan siswa siswi kelas XI dan XII merupakan populasi dari kelas-kelas
yang mendapatkan bimbingan klasikal. Menurut Sugiyono (2013:117) penelitian
populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berikut adalah
jumlah siswa SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta.
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Siswa Kelas XI dan XII SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
NO Kelas Jumlah
1 XI IPA 25
2 XI IPS 27
3 XII IPA 16
4 XII IPS 21
Total 89
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tertentu, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memiliki satu variabel, yaitu persepsi siswa terhadap kompetensi guru BK dalam
memberikan layanan bimbingan klasikal.
Persepsi merupakan suatu pengamatan terhadap objek dan peristiwa dari suatu
perbuatan sosial yang diterima oleh panca indera melalui rangsangan benda,
peristiwa dan kenyataan sosial lainnya. Persepsi merupakan suatu proses yang
berlangsung dalam diri setiap orang terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
kenyataan sosial lainnya. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2007:51) persepsi
merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungannya
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesannya.
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seeorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu (Muhaimin 2011).
Kompetensi guru BK sendiri ada 4 macam, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional
(Permendiknas No.27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor). Peneliti hanya menggunakan 3 dari 4 kompetensi, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Layanan bimbingan klasikal merupakan proses membantu individu dalam
mengembangkan dirinya dan lingkungannya sesuai dengan tugas perkembangan
yang dilakukan oleh guru BK atau konselor sekolah yang diikuti oleh sejumlah
siswa dalam satu ruangan atau kelas. Layanan Bimbingan Klasikal merupakan
bimbingan yang diberikan kepada sejumlah siswa yang tergabung dalam suatu
satuan kegiatan pengajaran (Winkel dan Hastuti 2006:561).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen kuesioner dengan judul
“Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan Layanan
Bimbingan Klasikal”. Kuesioner ini disusun dengan mengacu pada Permendiknas
No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor. Aspeknya penelitian ini disusun berdasarkan kompetensi guru BK
dalam peraturan menteri pendidikan nasional tersebut. Dari keempat kompetensi
yang ada, peneliti hanya menggunakan tiga kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Alasan peneliti
tidak menggunakan kompetensi sosial sebagai acuan penelitian dikarenakan
peneliti menduga bahwa kompetensi sosial tidak langsung dirasakan atau dialami
oleh siswa, ditakutkan jika tetap mengikutsertakan kompetensi sosial, hasil
penelitian tidak valid. Fokus penelitian ini pada layanan bimbingan klasikal.
Pada penelitian ini, skala pengukuran kuesioner yang digunakan ialah skala
Likert. Skala Likert terdiri dari pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
Tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Peneliti meniadakan pilihan
jawaban Netral (N) untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban ditengah
(central tendency effect). Berikut adalah tabel skor pengukuran skala Likert
berdasarkan pernyataan favorable dan unfavorable.
Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
NO Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
1 Sangat Setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
3 Tidak Setuju (TS) 2 3
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kuesioner pada penelitian ini terdiri atas 70 item pernyataan, yaitu 35 item
favorable dan 35 item unfavorable. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pada
penelitian ini:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
N
O Aspek Indikator
Nomor Item ∑
Favorable Unfavorable
1 Kompetensi
Pedagogik
Menguasai teori dan praksis
pendidikan. 1,25 13,37 4
Mengaplikasikan
perkembangan fisiologis dan
psikologis serta perilaku
konseli.
2,26,49 14,38,57 6
2
Kompetensi
Pribadi
Bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa. 3,27 15,39 4
Menghargai dan menjunjung
tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, individualitas
dan kebebasan memilih.
4,28 16,40
4
Menampilkan kepribadian
dan perilaku yang terpuji
(seperti berwibawa, jujur,
sabar, ramah, dan konsisten)
5,29,50 17,41,58 6
Menampilkan emosi yang
stabil; peka, bersikap empati,
serta menghormati
keragaman dan perubahan.
6,30,51 18,42,59 6
Berpenampilan menarik dan
menyenangkan. 7,31,52 19,43,60 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berkomunikasi secara efektif. 8,32,53 20,44,61 6
3
Kompetensi
Profesional
Menguasai konsep dan
praksis penilaian
(assessment) untuk
memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah
konseli..
9,33,54 21,45,62 6
Melaksanakan program
bimbingan.
10,34,55,5
6,67
22,46,63,64,
68 10
Melakukan evaluasi hasil,
proses, dan program
bimbingan.
11,35 23,47 4
Melakukan tindakan yang
cerdas, kreatif, inovatif, dan
produktif; bersemangat,
berdisiplin, dan mandiri.
12,36,65,6
9 24,48,66,70 8
Total 35 35 70
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Pada
penelitian ini, pengujian validitas skala instrumen dilakukan dengan
pengujian validitas isi (content validity) dari pendapat ahli (expert
judgement). Dalam penelitian ini, expert judgement dilakukan oleh dosen
pembimbing skripsi, yaitu Juster Donal Sinaga, M.Pd. Peneliti meminta
pendapat kepada dosen pembimbing tentang kesesuaian aspek-aspek yang
diukur dengan Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, sehingga dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pembimbing dapat memutuskan kelayakan item instrumen untuk
digunakan dalam melaksanakan penelitian.
Setelah itu, dilakukan uji coba terpakai dengan menyebar
kuesioner yang berjumlah 70 item pernyataan. Prihantono (Livianita,
2015) menyebutkan uji coba terpakai dapat digunakan dengan alasan
metodologis, yaitu keterbatasan subjek penelitian maupun alasan praktis,
yaitu kesibukan subjek penelitian. Dalam penelitian ini digunakan uji coba
terpakai karena alasan praktis, yaitu instrumen yang disusun sudah
dipersiapkan untuk keperluan uji coba terpakai dengan jumlah item yang
disusun dua kali lipat dari jumlah item yang diharapkan. Selain itu, uji
coba terpakai digunakan dengan mempertimbangkan waktu yang terbatas
dengan alasan banyak agenda sekolah dalam rangka persiapan taun ajaran
baru.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis butir item dengan
menguji daya beda atau daya diskriminasi item. Hal ini dimaksudkan
untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang
diukur (Azwar, 2012). Teknik statistik yang digunakan untuk menguji
daya beda item adalah teknik korelasi product moment dari Pearson
menggunakan aplikasi komputer SPSS for Windows 22. Rumus korelasi
Pearson adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Keterangan:
N = jumlah responden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
Hasil perhitungan daya beda item oleh SPSS for Windows 22
menunjukkan dari 70 item yang ada, 66 item memiliki daya beda tinggi
dan 4 item memiliki daya beda rendah dan disisihkan. Item dikatakan
memiliki daya beda tinggi jika koefisien korelasi product moment ≥ 0,3
(Azwar, 2012). Berikut hasil uji daya beda item instrumen Persepsi Siswa
Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan
Klasikal.
Tabel 3.4
Hasil Rekapitulasi Uji Daya Beda Item
Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
No Aspek Nomor Item Terpakai
Nomor Item
Tersisihkan
Fav Unfav Fav Unfav
1 Kompetensi
Pedagogi 1, 2, 25, 26, 49 13, 14, 37, 38, 57
2 Kompetensi
Pribadi
3, 4, 5, 6, 7, 8, 27, 28, 29,
30, 32, 50, 51, 52, 53
15, 16, 17, 18, 19,
20, 39, 40, 41, 42,
43, 44, 58, 59, 60
31
3 Kompetensi
Profesional
10, 12, 33, 34, 35, 36, 54,
55, 56, 65, 67, 69
21, 22, 45, 46, 62,
63, 64, 68 9,11 48
Jumlah 4
2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono. 2013). Pada penelitian ini, metode yang digunakan
untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah metode Alpha Cronbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
karena kuesioner yang digunakan memiliki pernyataan mengenai perilaku
(Siregar, 2013). Pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach memiliki rumus sebagai berikut.
Keterangan:
σ2t = Varians total
Σ σ2i = Jumlah varians butir
K = Jumlah butir pertanyaan
r11 = Koefisien reliabilitas instrument
Pada umumnya, reliabilitas dianggap memuaskan apabila
koefisiennya mencapai minimal 0,900 (Azwar, 2012). Hasil perhitungan
indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford.
Tabel 3.5
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat Positif
2 0,71 – 0,90 Positif
3 0,41 – 0,70 Cukup Positif
4 0,21 – 0,40 Negatif
5 Negatif – 0,20 Sangat Negatif
Berdasarkan hasil dari perhitungan Alpha Cronbach dengan menggunakan
program SPSS for Windows 22, diperoleh perhitungan reliabilitas instrumen
Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan Layanan
Bimbingan Klasikal yang ada pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen
Cronbach's Alpha
N of Items
,965 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan nilai koefisien reliabilitas yang
diperoleh adalah 0,965. Hal ini berarti reliabilitas instrumen penelitian ini
sangat tinggi jika dikonsultasikan dengan kriteria Guilford.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai
maksimum, nilai minimum, mean teoretis, dan standar deviasi serta perhitungan
persentase. Penentuan kategori persepsi didasarkan pada kategori jenjang. Tujuan
dari kategori jenjang ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinuum berdasar
atribut yang diukur. Menurut Azwar (2012) penentuan kategori jenjang adalah
berdasar standar deviasi dan mean teoretis sebagai berikut:
Tabel 3.7
Norma Kategorisasi Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
No Norma Kategori
1 Sangat Positif
2 Positif
3 Cukup Positif
4 Negatif
5 Sangat negatif
Keterangan :
X = Skor total subjek
µ = Mean teoretis, yaitu rata-rata teoretis dari skor maksimum dan skor
minimum
σ = Standard deviation, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan
standar deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi
rendah Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan
Layanan Bimbingan Klasikal dengan jumlah item sebanyak 66 item. Berdasarkan
hal tersebut, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
1. Perhitungan capaian skor subjek variabel Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Guru BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
Skor Maksimum Teoritik : 66 x 4 = 264
Skor Minimum Teoritik : 66 x 1 = 66
Rata-rata teoritik ( ) : = 165
: = 33
Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma
kategorisasi Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal dalam tabel berikut:
Tabel 3.8
Kategorisasi Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
No Norma Rentang Skor Kategori
1 214,5 < X Sangat Positif
2 181,5 < X ≤ 214,5 Positif
3 148,5 < X ≤ 181,5 Cukup Positif
4 115,5 < X ≤ 148,5 Negatif
5 X ≤ 115,5 Sangat Negatif
2. Perhitungan untuk mendeteksi skor item yang capaiannya rendah.
Skor Maksimum Teoritik : 89 x 4 =356
Skor Minimum Teoritik : 89 x 1 = 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Rata-rata teoritik ( ) : = 222,5
: = 44,5
Hasil perhitungan data skor item instrumen daya juang mengikuti
sistem pendisiplinan di sekolah tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 3.9
Kategorisasi Skor Item Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK
dalam Memberikan layanan Bimbingan Klasikal
No Norma Rentang Skor Kategori
1 289,25 < X Sangat Positif
2 244,75 < X ≤ 289,25 Positif
3 200,25 < X ≤ 244,75 Cukup Positif
4 155,75 < X ≤ 200,25 Negatif
5 X ≤ 155,75 Sangat Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab ini berisi hasil data, pembahasan, dan implikasi hasil penelitian.
A. Hasil Data
Hasil pengolahan data penelitian mengenai Persepsi Siswa Terhadap
Profesionalitas Guru BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan
Layanan Bimbingan Klasikal
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 214,5 – 240 16 17,98%
Tinggi 181,5 - 214,5 37 41,57%
Sedang 148,5 - 181,5 35 39,33%
Rendah 155,75 - 200,25 0 0
Sangat Rendah 60 - 155,75 1 1,12%
Jumlah 89 100%
Jika dilihat dalam grafik persepsi siswa terhadap profesionalitas guru Bk dalam
meberikan layanan bimbingan klasikal yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4.1
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam Memberikan
layanan Bimbingan Klasikal
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Terdapat 16 siswa (17,98%) yang memiliki persepsi positif yang sangat
tinggi terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan layanan
bimbingan klasikal. Artinya bagi 16 siswa berpersepsi bahwa guru BK
sudah sangat berkompeten dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal.
2. Terdapat 37 siswa (41,57%) yang memiliki persepsi positif yang tinggi
terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal. Artinya bagi 37 siswa berpersepsi bahwa guru BK sudah
berkompeten dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.
3. Terdapat 35 siswa (39,33%) yang memiliki persepsi positif yang sedang
dalam artian tidak tinggi dan tidak rendah terhadap kompetensi guru BK
dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Artinya bagi 35 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berpersepsi bahwa guru BK cukup berkompeten dalam memberikan
layanan bimbingan klasikal.
4. Sama sekali tidak ada siswa yang memiliki persepsi positif yang rendah
terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal. Artinya tidak ada siswa yang berpersepsi negatif pada guru BK
dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.
5. Terdapat 1 siswa (1,12%) yang memiliki persepsi yang sangat rendah
terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal Artinya ada 1 siswa yang berpersepsi bahwa guru BK sangat
tidak kompeten dalam memberikan layanan bimbingan klasikal.
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, diketahui bahwa persepsi
siswa terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal cenderung tinggi. Peneliti juga melakukan pengolahan data terhadap item
instrumen. Pengolahan ini bertujuan untuk menunjukkan item instrumen mana
saja yang capaian skornya rendah, yaitu item yang rentang skornya berada pada
kategori sedang hingga sangat rendah, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan
refleksi bagi guru BK kedepannya agar bisa menjadi tenaga yang profesional
dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Hasil pengolahan data item
instrumen yang capaian skornya rendah tersaji dalam tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4.2
Kategorisasi Score Kuesioner Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru
BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
Kategori Interval Frekuensi Persentase Nomor Item
Sangat Tinggi 289,25-356 34 51, 52 %
19, 26, 28, 29, 30, 32, 34,
35, 36, 39, 41, 43, 44, 46,
47, 50, 51, 52, 53, 55, 56,
57, 58, 59, 60, 61, 62, 63,
64, 65, 66, 67, 68, 70
Tinggi 244,75 - 289,25 30 45, 45 %
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
13, 15, 16, 17, 18, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 27,33, 36,
37,38, 40,42, 45, 49, 54
Sedang 200,25 - 244,75 2 3, 03 % 3, 14,
Rendah 155,75 - 200,25 0 0
Sangat Rendah 89 – 155,75 0 0
Jumlah 66 100%
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Terdapat 34 item (51,52%) yang capaian skornya sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan persepsi siswa pada item-item tersebut positif.
2. Terdapat 30 item (45, 45%) instrumen yang capaian skornya tinggi.
Hal ini menunjukkan persepsi siswa pada item-item tersebut positif.
3. Terdapat 2 item (3, 03%) instrumen yang capaian skornya sedang. Hal
ini menunjukkan persepsi siswa pada item-item tersebut cencerung
tidak positif dan tidak negatif.
4. Tidak ada item yang capaian instrumennya rendah dan sangat rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap profesionalitas
guru Bk dalam memberikana layanan bimbingan klasikal negatif.
B. Pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Gambaran Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru BK dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan semula. Semula
peneliti menduga bahwa persepsi siswa terhadap guru BK cenderung
negatif. Dugaan ini didukung oleh beberapa hasil penelitian dari
peneliti sebelumnya yang membuktikan bahwa sebagian siswa
memiliki persepsi yang negatif pada guru BK. Seperti hasil penelitian
dari Retno (2010) menunjukkan bahwa adanya persepsi negatif siswa
terhadap Guru Bimbingan dan Konseling. Selain itu penelitian Foenay
(2011) menunjukkan bahwa terdapat 102 siswa yang berpersepsi
bahwa sosok profesionalitas guru BK di sekolah masih belum masih
belum muncul secara utuh. Terdapat beberapa kualitas-kualitas sosok
profesionalitas guru BK yang aktualisasinya masih langka/jarang
mengenai ciri kepribadian (mencakup mengenal diri sendiri,
memahami orang lain, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain), tugas guru BK (mencakup melaksanakan bimbingan dan
konseling), peran dan fungsi guru BK (mencakup pengembangan
kemampuan pribadi, pengembangan kemampuan belajar,
pengembangan kemampuan karier).
Pada kenyataannya siswa memiliki persepsi yang positif terhadap
profesionalitas guru BK, hanya ada satu (1,12 %) siswa saja yang
memiliki persepsi yang negatif pada guru BK. Untuk membatasi
pembahasan maka pembahasan difokuskan kepada kemungkinan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kemungkinan siswa yang cenderung memiliki persepsi yang positif
pada guru BK. Hal ini dimungkinkan bahwa pengalaman yang dialami
oleh siswa terhadap guru BK baik. Proses persepsi yang terjadi
berawal dari pengalaman dari obyek yaitu guru BK dalam memberikan
layanan bimbingan klasikal. Kemudian pengalaman obyek ditangkap
oleh alat indra siswa dan diproses ke otak lalu memunculkan persepsi
yang positif karena pengalam dari obyek tersebut dinilai baik oleh
siswa.
Persepsi yang merupakan proses pemberian arti atau makna
terhadap lingkungan yang mencakup penafsiran objek, penerimaan,
stimulus (input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap
stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi
perilaku dan pembentukan sikap menurut Mangkunegaran (Maulana
dan Gumelar 2013) ini membuat siswa memiliki penilaian dan
penerimaan khusus terhadap guru BK. Dengan adanya persepsi yang
positif, dimungkinkan siswa bisa menerima dan sangat terbuka dengan
guru BK. Dengan adanya keterbukaan ini, guru BK dapat dengan
mudah menjalin komunikasi dengan siswa, sehingga dalam proses
layanan bimbingan klasikal pun dapat dilakukan dengan profesional.
Kemungkinan lain yang terjadi adalah guru BK yang sudah profesional
yang membuat siswa memilik persepsi yang positif.
Kompetensi guru BK ini bisa dibuktikan dengan tiga kompetensi
dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kompetensi profesional (Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor). Ketiga
kompetensi ini dapat menentukan guru BK bekerja secara profesional
maupun tidak. Hasil dari penelitian ini bisa dikatakan bahwa guru BK
sudah cukup profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi
layanan bimbingan klasikal. Dengan begitu guru BK nampaknya sudah
cukup bisa memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan tugas
perkembangannya.
2. Ususlan Topik Program Pengembangan Guru BK Terhadap
Kompetensinya Dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
Sesuai dengan Persepsi Siswa.
Selain membahas persepsi siswa terhadap profesionalitas guru BK
dalam memberikan layanan bimbingan, penelitian ini juga membahas
capaian yang rendah. Capaian skor terendah merupakan item-item
yang berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi siswa terhadap kompetensi guru BK dalam memberikan
layanan bimbingan klasikal masih cukup negatif.
Tabel 4.3
Usulan Topik Program Pengembangan Guru BK Terhadap Kompetensi
Dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal Sesuai dengan Persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No
Item Pernyataan Usulan Evaluasi
14 Guru BK mengerti sedikit tentang
perkembangan psikologis siswanya.
Guru BK lebih menaruh
perhatian lagi terhadap
perkembangan psikologis
siswanya dengan melakukan
pendekatan angket atau
pemberian bimbingan sesuai
dengan kebutuhan.
Pengusulan topik pengembangan ini didasarkan pada hasil item terendah
dari item lainnya. Item nomor 14 sendiri didasarkan pada kompetensi pedaogik
yang berindikatorkan mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis
serta perilaku konseli sesuai dengan Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Ketika guru BK tidak
dapat mengaplikasikan perkembangan fisiologis atau psikologi siswa, terutama
perkembangan psikologis, guru BK sulit melakukan pendekatan kepada siswa dan
sebaliknya. Jika pendekatan sulit didapatkan, kemungkinan bisa menimbulkan
persepsi-persepsi yang negatif dan mengganggu jalannya komunikasi antara siswa
dan guru BK. Padahal guru BK merupakan ujung tombak penghubung antara
siswa, kepala sekolah, orang tua dan stake holder lainnya. Jika guru BK saja sulit
menjadi penghubung siswa dan stake holder lainnya, siswa merasa tugas
perkembangannya tidak terpenuhi. Jika tugas perkembangan tidak terpenuhi,
kebutuhan siswa tidak terpenuhi dan perkembangannya tidak optimal. Jika sudah
begini kemungkinan besar topik layanan bimbingan manapun akan sulit untuk
diterapkan bagi siswa, karena komunikasi dan kurang pahamnya guru BK
terhadap kebutuhan siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran untuk berbagai pihak. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil
penelitian, bagian keterbatasan memuat kelemahan dari penelitian ini, dan bagian
saran memuat usulan yang diberikan sesuai denga hasil penelitian yang ditujukan
pada berbagai pihak terkait.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap kompetensi guru
BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi siswa terhadap guru BK
cenderung positif. Hasil ini sesuai dengan hasil akhir penelitian yang
menunjukkan bahwa
2. Untuk membantu guru BK dalam mengevaluasi pemberian layanan
bimbingan klasikal agar lebih profesional, guru BK dapat mengawali
kegiatan layanan bimbingan dengan berdoa terlebih dahulu. Dengan
tujuan agar proses kegiatan layanan bisa berjalan dengan lancar serta
memberikan ketenangan rohani dalam proses belajar. Yang kedua guru
BK diharapakan lebih memahami lagi perubahan psikologis siswa
sehingga pemberian materi layanan bimbingan bisa tepat sasaran dan
sesuai dengan kebutuhannya.
B. Keterbatasan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, terdapat keterbatasan
penelitian yang ditemukan selama proses pengumpulan data, yaitu:
1. Dalam pengisian kuesioner, siswa belum mengerjakannya secara sungguh-
sungguh. Beberapa subjek mengisi kuesioner tanpa membaca dengan
seksama item pernyataannya dikarenakan sedang terburu-buru mengikuti
kegiatan lain dari sekolah.
2. Item pernyataan dalam instrumen yang dibuat oleh peneliti masih bersifat
umum karena belum begitu menggambarkan keadaan siswa secara spesifik
dalam mengikuti sistem pendisiplinan di sekolah.
3. Indikator instrumen masih belum mencerminkan secara utuh kompetensi
guru BK sesuai dengan permendiknas nomor 27 tahun 2008 tentang
standart kualifikasi akademik da kompetensi konselor.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka ada
beberapa saran yang diajukan, yaitu:
1. Bagi Guru BK
Melihat hasil penelitian yang cenderung persepsi positif antar
siswa dan kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
klasikal, diharapkan guru Bk dapat mempertahankannya. Akan tetapi ada
dua hal yang harus dievaluasi ulang agar persepsi siswa semakin positif,
komunikasi siswa dan guru BK lancar, sehingga dalam proses pemberian
layanan bimbingan klasikal dapat tepat sasaran dan sesuai dengan
kebutuhan tugas perkembengan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Bagi Peneliti Lain
Melihat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini,
maka disarankan bagi peneliti lain memberikan instruksi yang lebih jelas
kepada subjek agar subjek lebih paham dan tertarik untuk benar-benar
berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Peneliti lain juga diharapkan
memperhatikan waktu pengambilan data yang sesuai, misalkan pada
tengah semester, sehingga siswa bisa membandingkan konsistensi guru
BK dalam keprofesionaitasnnya. Selain itu, peneliti lain juga disarankan
menyusun item instrumen yang lebih spesifik dalam menggambarkan
keadaan subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Eds.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Farozim, (2012). Pengembangan Model Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatan
Motivasi Belajar Siswa SMP. Yogyakarta : Jurnal Mahasiswa FIP
Universitas Negeri Yogyakarta.
Maulana, Gumerlar. (2013). Psikologi Komunikasi dan persuasi. Jakarta Barat:
Akademia Permata.
Kunandar, (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Rismawati, (2015). Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Dan Konseling
Di SMP Negeri 3 Kandangan. Banjarmasin : Jurnal Mahasiswa BK
An-Nur.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surya, Mohammad, (2013). Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Winkel, W.S dan Sri Hastuti. (2005). Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Widhia, (2008). Kegiatan bimbingan dan konseling klasikal yang efektif melalui
media vcd/dvd siswa SMP Negeri 1 Patikraja tahun pelajaran 2007/2008,
Tesis , tidak diterbitkan, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.
http://digilib.uinsby.ac.id/8609/ diunduh pada tanggal 11.11.2016. pukul 08.34
WIB
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20130729141436.Permendiknas_No_27_
Th_2008.PDF diunduh pada tanggal 12.12.2016 pukul 12.02 WIB
http://atalewobunga.blogspot.co.id/2013/08/layanan-bimbingan-klasikal.html
diunduh pada tanggal 5.8.2017 pukul 18.08
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/strategi-pelaksanaan-layanan-
bimbingan-dan-konseling/ diunduh pada tanggal 5.82017 pukul 18.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru Bk dalam
Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal Sebelum Uji Coba Terpakai
No Aspek Indikator No Item
Favorable Unfavorable
1. Kompetensi
Pedagogik
1. Menguasai teori dan praksis
pendidikan.
1,25, 13,37
2. Mengaplikasikan perkembangan
fisiologis dan psikologis serta
perilaku konseli.
2,26,49 14,38,57
2. Kompetensi
Pribadi
1. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa.
3,27 15,39
2. Menghargai dan menjunjung tinggi 4,28 16,40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan
memilih.
3. Menampilkan kepribadian dan
perilaku yang terpuji (seperti
berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan
konsisten)
5,29,50 17,41,58
4. Menampilkan emosi yang stabil;
peka, bersikap empati, serta
menghormati keragaman dan
perubahan.
6,30,51 18,42,59
5. Berpenampilan menarik dan
menyenangkan.
7,31,52 19,43,60
6. Berkomunikasi secara efektif. 8,32,53 20,44,61
3. Kompetensi
Profesional
1. Menguasai konsep dan praksis
penilaian (assessment) untuk
memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli..
9,33,54 21,45,62
2. Melaksanakan program bimbingan. 10,34,55,56,67 22,46,63,64,68
3. Melakukan evaluasi hasil, proses,
dan program bimbingan.
11,35 23,47
4. Melakukan tindakan yang cerdas,
kreatif, inovatif, dan produktif;
bersemangat, berdisiplin, dan
mandiri.
12,36,65,69 24,48,66,70
Total 35 35
LAMPIRAN II
KUESIONER
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU BK
DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Oleh
Margaretha Devy Rian Anggraini
131114030
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
JULI 2017
A. IDENTITAS:
Kelas :
Jenis kelamin :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Isilah kuesioner di bawah ini dengan sejujur-jujurnya. Berilah tanda (√)
pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda benar dan tepat.
Seluruh pilihan jawaban yang dipilih tidak ada yang salah, karena hasil
dari angket ini tidak berpengaruh pada nilai raport anda. Sekian dan
terimakasih.
Keterangan
SS : Sangat Setuju. Jika pernyataan yang anda pilij sangat sesuai
dengan pendapat
anda.
S : Setuju. Jika pernyataan yang anda pilih cukup mewakili pendapat
anda.
TS : Tidak setuju. Jika pernyataan yang anda pilih bertentangan
dengan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
anda.
STS : Sangat Tidak Setuju. Jika pernyataan yang anda pilih sangat
bertentangan
dengan pendapat anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
NO Pernyataan SS S TS STS
1 Guru BK paham akan kebutuhan siswa-siswinya.
2 Guru BK memahami perkembangan fisiologis
dan psikologis serta perilaku siswa.
3 Guru BK selalu memimpin doa sebelum
memberikan bimbingan.
4 Guru BK menghargai setiap siswa sebagai
pribadi yang berharga.
5 Guru BK bersikap tegas saat ada siswa-siswi
yang membuat onar di kelas.
6 Guru BK cepat tanggap dengan permasalahan
yang dihadapi siswa.
7 Guru BK berpakain rapi ketika memberikan
bimbingan.
8 Guru BK mampu menyampaikan pesan secara
lisan maupun tulisan dalam layanan bimbingan.
9 Guru BK melalukan observasi sebelum
melakukan bimbingan.
10 Guru BK menjelaskan tujuan bimbingan sebelum
masuk pada materi bimbingan.
11 Guru BK meminta siswa memberikan evaluasi
tentang hasil dan proses dari layanan bimbingan.
12
Guru BK melakukan ice breaking atau
energizing sebelum memberikan materi
bimbingan.
13 Guru BK acuh terhadap kebutuhan siswa-
siswinya saat bimbingan.
14 Guru BK mengerti sedikit tentang perkembangan
psikologis siswanya.
15 Guru BK malas memimpin berdoa sebelum
memberikan bimbingan.
16 Guru BK lebih perhatian kepada siswa yang
berprestasi tinggi saat memberikan bimbingan.
17 Guru BK acuh tak acuh siswa-siswi berbuat onar
sesuka hati di kelas.
18 Guru BK acuh tak acuh dengan permasalahan
siswa.
19 Guru BK berpakaian lusuh saat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
NO Pernyataan SS S TS STS
bimbingan.
20 Guru BK sulit menyampaikan pesan secara lisan
maupun tulisan saat memberikan bimbingan.
21 Guru BK tidak pernah melakukan observasi
sebelum melakukan bimbingan.
22 Guru BK langsung masuk ke inti materi tanpa
menjelaskan tujuan diberikannya materi tersebut.
23 Guru BK membuat evaluasi hasil dan proses dari
layanan bimbingan tanpa melibatkan siswa.
24 Guru BK langsung memberikan materi
bimbingan tanpa ice breaking atau energizing.
25 Guru BK paham dengan perubahan kurikulum
nasional.
26 Guru BK bisa memposisikan diri menjadi orang
tua kedua bagi siswanya.
27
Guru BK selalu memberikan ucapan selamat hari
raya kepada siswa-siswi yang sedang merayakan
hari raya sesuai dengan kepercayannya masing-
masing.
28 Guru BK menghargai keunikan diri disetiap
siswa-siswinya.
29
Guru BK bersikap sabar dalam mengatur kelas
yang sedang tidak kondusif menjadi lebih
kondusif saat melakukan bimbingan klasikal.
30 Guru BK bisa menyesuaikan diri dengan setiap
permasalahan siswa saat bimbingan klasikal.
31 Guru BK beraroma wangi ketika berada di kelas.
32
Guru BK menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami ketika menyampaikan
materi bimbingan.
33 Guru BK melakukan wawancara pribadi maupun
kelompok sebelum memberikan bimbingan.
34 Guru BK memberikan materi sesuai dengan
kebutuhan siswa.
35
Guru BK menerima saran dan masukan tentang
hasil dan proses dari terlaksananya program BK
kepada siswa.
36 Guru BK memberikan power point saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
NO Pernyataan SS S TS STS
memberikan materi di kelas.
37 Guru BK kurang peka dengan perubahan
kurikulum nasional.
38 Guru BK selalu memposisikan diri sebagai guru
yang tugasnya hanya bisa mengajar.
39 Guru BK tidak peduli kepada siswa-siswi yang
sedang merayakan hari rayannya.
40 Guru BK membanding-bandingkan satu siswa
dengan siswa lainnya.
41
Guru BK menunjukkan emosi yang berlebihan
ketika menghadapi kelas yang sedang tidak
kondusif.
42 Guru BK tidak bisa menyesuaikan diri dengan
permasalahan siswa.
43 Guru BK bau badan.
44 Guru BK menggunakan bahasa yang sulit
dipahami siswa.
45
Guru BK tidak melakukan wawancara pribadi
maupun kelompok sebelum memberikan
bimbingan.
46 Guru BK memberikan materi diluar kebutuhan
siswa.
47
Guru BK menolak saran dan masukan tentang
hasil dan proses dari terlaksananya program BK
kepada siswa.
48 Guru BK bisa menanamkan sikap dan nilai pada
diri siswa yang sedang belajar.
49 Guru BK menyampaikan materi dengan metode
ceramah sampai jam BK habis.
50 Guru BK mengucapkan salam dengan ramah dan
penuh senyuman sebelum memulai bimbingan.
51 Guru BK menghormati keragaman setiap siswa
52 Guru BK berpenampilan energik.
53 Guru BK terbuka dalam menerima saran dan
masukan dari siswa.
54 Guru BK meminta siswa mengisi angket sebelum
memberikan bimbingan.
55 Guru BK menyimpulkan keseluruhan materi usai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
NO Pernyataan SS S TS STS
memberikan materi bimbingan.
56 Guru BK memberikan layanan bimbingan
dengan metode permainan.
57
Guru BK hanya berfokus pada materi belajar,
tanpa menanamkan sikap dan nilai pada diri
siswanya.
58 Guru BK mengucapkan salam dengan cuek
sebelum memulai bimbingan.
59 Guru BK mencela keragaman setiap siswa.
60 Guru BK terlihat loyo saat di kelas.
61 Guru BK tertutup dalam menerima saran dan
masukan dari siswa
62
Guru BK langsung memberikan materi
bimbingan tanpa ada usaha mengetahui
kebutuhan siswanya.
63
Guru BK langsung menutup kegiatan bimbingan
tanpa memberikan kesimpulan dari materi yang
telah disampaikan.
64 Guru BK tidak pernah memberikan permainan
selama memberikan materi.
65 Guru BK memutarkan video saat memberikan
materi.
66 Guru BK hanya memberikan materi tanpa
memutarkan video.
67 Guru BK mengadakan bimbingan di luar kelas
atau outbond.
68 Guru BK hanya memberikan materi di dalam
kelas
69 Guru BK meminta saya membuat hasil karya,
seperti mading, poster, dll.
70 Guru BK hanya memberikan tugas yang
monoton, seperti diskusi kelompok dan kelas.
..
Pertanyaan terbuka :
1. Profil guru BK yang seperti apa yang anda harapkan? (Berilah 5 contoh)
1)
2)
3)
4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
5)
2. Hal-hal apa saja yang sekiranya kurang anda sukai dari seorang guru BK? (Berilah
5 contoh)
1)
2)
3)
4)
5)
LAMPIRAN III
Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Instrumen Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Guru BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
1
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.457**
,
.000
89
9
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.414**
.000
89
2
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
,5717**
.
.000
89
10
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.539**
.000
89
3
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.496**
.000
89
11
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.618**
.000
89
4
Pearson
Correlation
Sig. (2-
.491**
.000
12
Pearson
Correlation
Sig. (2-
.696**
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
tailed)
N
89
tailed)
N
89
5
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.524**
.000
89
13
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.667**
.000
89
6
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.588**
.000
89
14
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.631**
.000
89
7
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.510**
.000
89
15
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.747**
.000
89
8
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.422**
.000
89
16
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.578**
.000
89
17
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.538**
.000
89
26
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.662**
.000
89
18
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.610**
.000
89
27
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.620**
.000
89
19
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.265**
.000
89
28
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.324**
.000
89
20
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.491**
.000
89
29
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.574**
.000
89
21 Pearson
Correlation
.593**
30
Pearson
Correlation
.259*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
Sig. (2-
tailed)
N
.000
89
Sig. (2-
tailed)
N
.000
89
22
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.349**
.000
89
31
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.381**
.000
89
23
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.603**
.000
89
32
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.636**
.000
89
24
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.649**
.000
89
33
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.651**
.000
89
25
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.580**
.000
89
34
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.423**
.000
89
35
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.661**
.000
89
44
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.717**
.000
89
36
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.549**
.000
89
45
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.580**
.000
89
37
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.478**
.000
89
46
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.654**
.000
89
38
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.605**
.000
89
47
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.600**
.000
89
39 Pearson .484** 48 Pearson .544**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvi
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.000
89
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.000
89
40
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.567**
.000
89
49
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.634**
.000
89
41
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.333**
.000
89
50
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.603**
.000
89
42
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.422**
.000
89
51
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.501**
.000
89
43
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.591**
.000
89
52
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.530**
.000
89
53
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.609**
.000
89
63
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.617**
.000
89
54
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.704**
.000
89
64
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.447**
.000
89
55
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.575**
.000
89
65
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.498**
.000
89
56
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.671**
.000
89
66
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.550**
.000
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
No.
Item Keterangan Validitas Keputusan
57
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.194**
.000
89
67
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.441**
.000
89
59
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.584**
.000
89
68
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.585**
.000
89
60
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.478**
.000
89
69
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
-133**
.000
89
Tidak
Valid
61
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.547**
.000
89
70
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.409**
.000
89
62
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
.568**
.000
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
LAMPIRAN IV
Item-item yang Memiliki Capaian Skor Rendah
Instrumen Daya Juang Siswa Mengikuti Sistem Pendisiplinan di Sekolah
No.
Item
Skor
Total Keterangan
No.
Item
Skor
Total Keterangan
No.
Item
Skor
Total Keterangan
1 310 ST 24 264 T 48 224 S
2 309 ST 25 285 T 49 206 S
4 306 ST 26 241 S 50 240 S
5 333 ST 27 227 S 51 262 T
6 311 ST 28 299 ST 52 298 ST
7 292 ST 29 299 ST 54 223 S
8 258 T 30 259 T 55 311 ST
9 230 S 32 302 ST 57 246 T
10 256 T 33 259 T 58 263 T
11 298 ST 35 235 S 59 293 ST
12 247 T 36 259 T 60 306 ST
13 295 ST 37 291 ST 61 223 S
15 285 T 38 244 S 62 239 S
16 246 T 39 277 T 63 270 T
18 303 ST 41 291 ST 64 259 T
19 254 T 43 280 T 65 292 ST
20 307 ST 44 238 S 66 258 T
21 171 R 45 263 T 67 291 ST
22 291 ST 46 266 T 68 317 ST
23 268 T 47 238 S 70 242 S
Keterangan:
ST = Sangat Tinggi
T = Tinggi
S = Sedang
R =Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
LAMPIRAN V
Usulan Topik Pengembangan Kompetensi Guru Bk dalam Memberikan
Layanan Bimbingan Klasikal Sesuai Dengan Perepsi Siswa
No
Item Pernyataan Usulan Evaluasi
14 Guru BK mengerti sedikit tentang
perkembangan psikologis siswanya.
Guru BK lebih menaruh
perhatian lagi terhadap
perkembangan psikologis
siswanya dengan melakukan
pendekatan angket atau
pemberian bimbingan sesuai
dengan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI