persepsi masyarakat terhadap wakil wali nikah di kua...

144
PERSEPSI M NIKAH DI (Tinjauan Diajukan INSTIT i MASYARAKAT TERHADAP WAK KUA KABUPATEN LAMPUNG TE Hukum Islam dan Hukum Positif di Indo Tesis n Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Magi Dalam Bidang Hukum Keluarga Islam Program Studi Hukum Keluarga Oleh : AHMAD YATIM NPM 1606252 PROGRAM PASCASARJANA TUT AGAMA ISLAM NEGERI (IA METRO 1439 H/2018 M KIL WALI ENGAH onesia) ister AIN)

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DI KUA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Tinjauan

Diajukan Sebagai Syarat

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (I

i

MASYARAKAT TERHADAP WAKILDI KUA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia)

Tesis

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar MagisterDalam Bidang Hukum Keluarga Islam

Program Studi Hukum Keluarga

Oleh :

AHMAD YATIM NPM 1606252

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO 1439 H/2018 M

WAKIL WALI DI KUA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia)

Gelar Magister

AIN)

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKILNIKAH DI KUA

(Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia)

Diajukan Sebagai Syarat

Pembimbing IPembimbing II

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (I

ii

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKILDI KUA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia)

Tesis

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar MagisterDalam Bidang Hukum Keluarga Islam

Program Studi Hukum Keluarga

Oleh :

AHMAD YATIM NPM 1606252

Pembimbing I : Dr. Hj. Tobibatussa’adah, M.Ag Pembimbing II : Dr. Mat Jalil, M.Hum

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO 1439 H/2018 M

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia)

Mencapai Gelar Magister

AIN)

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

iii

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

iv

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

v

ABSTRAK

AHMAD YATIM NPM 1606252. “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia)”. Tesis Hukum Keluarga pada Program Pascasarjana IAIN Metro Tahun 2018.

Wali merupakan salah satu rukun yang harus ada dalam pernikahan. Posisinya menentukan sah dan tidaknya pernikahan. Hal ini dijelaskan di dalam al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. sebab walilah yang nantinya akan mengikrarkan ijab dengan mempelai laki-laki.

Realitas yang terjadi di suatu daerah masyarakat Muslim memperlihatkan fenomena yang berbeda. Kedudukan wali yang cukup signifikan tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat prosesi akad nikah. Wali yang berhak menikahkan perempuan yang berada di bawah perwaliannya justru meninggalkan majelis akad nikah setelah mewakilkan haknya kepada tokoh Agama atau petugas dari KUA yang dianggap mampu untuk menggantikan dirinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses perwakilan wali nikah dan persepsi masyarakat terhadap perwakilan wali nikah serta analisis hukum Islam dan hukum Positif di Indonesia tentang wakil wali nikah yang terjadi di KUA Kabupaten Lampung Tengah.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), dimana data yang penulis peroleh melalui wawancara dan dokumentasi dari wali nikah sebagai pihak yang telah berwakil, selanjutnya kepada tokoh agama dan Kepala KUA serta Penghulu pihak yang mengetahui secara langsung prosesi akad nikah yang walinya berwakil di KUA Kabupaten Lampung Tengah, kemudian data dianalisis secara kualitatif, setelah mendapatkan data yang diperlukan, penulis juga melakukan pendekatan normatif-yuridis, yaitu mencari data dari buku-buku, karya ilmiah, perundang-undangan dan sumber-sumber lainnya yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian tesis ini.

Hasil penelitian ini adalah peristiwa Wakil Wali Nikah yang terjadi di KUA Kabupaten Lampung Tengah hukumnya adalah boleh, meskipun ada pergeseran norma hukum di sebagian masyarakat yang disebabkan perbedaan pemahaman dalam Kitab Kifayatul Ahyar, namun yang dilakukan oleh masyarakat telah memberikan manfaat terhadap sesama manusia karena dengan adanya taukil wali nikah tersebut telah membantu memudahkan urusan sesama manusia, selain itu, taukil wali nikah merupakan suatu bentuk tolong menolong dalam hal kebaikan.

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

vi

ABSTRACT AHMAD YATIM NPM 1606252. “SOCIETY PERCEPTION TO REPERESENTATIVE WALI NIKAH AT KUA CENTRAL LAMPUNG (Review Islamic Law and Positive Law at Indonesian)”. Thesis Postgraduate Studies Program Family Law IAIN Metro of 2018.

Wali constitutes one of on good terms that has there is in nuptials. Its position determine validity and don't it nuptials. It is worded in al Qur ’ an and hadis is Mohammad SAW . because wali that its following that plaged will affirmation with male bride.

Happening reality a Moslem society region show phenomenon that variably. Guardian position that adequately signifikan is unexploited maximal by guardian especially at while marriage settlement procession. Deserved Wali married female that lies under its trusteeship just leave afters marriage settlement ceremony depute its rights to Religion or officer figure from KUA which is looked on is able to replace her.

This research intent to describe how guardian delegation process marries and society perception to guardian delegation marry and analisis is islamic law and Positive law at Indonesian about guardian representative marry that happening at KUA Central Lampung.

This research included field research type( field research ), where what do data writer get to pass through interview and documentation of sponsor marries as party already get representative, hereafter to KUA'S religion and head figure and party Chieftain that knows straightforward procession wali one marriage settlements it get representative at KUA Central Lampung, then analysed's data kualitatif, after get needful data, writer also do normatif's approaching judicial formality, which is look for data of books, scientific opus, legislation and supportive another sources and gets bearings with observational this thesis.

This observational result is incident Representative Guardian Get Married that happening KUA Central Lampung its law be may, even available norm shift sentences at plays favorites reverential society distinctive deep grasp kitab Kifayatul Ahyar, but one did by society has given benefit to fellow being because by marks sense taukil wali that have helped make easy fellow being business, besides, taukil wali to constitute a form helps to help in term goodness.

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

vii

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ṭ ط Tidak dilambangkan ا

ẓ ظ B ب

` ع t ت

g غ ś ث

f ف j ج

q ق ḥ ح

k ك Kh خ

l ل D د

m م Ż ذ

n ن R ر

w و Z ز

h ه S س

‘ ء Sy ش

y ي ș ص

ḍ ض

Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda

â ى -ا - î ي - û و -

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

ix

MOTTO

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Hasyr:18)

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

x

PERSEMBAHAN

Terukir doa dan terucap syukur dari lubuk hati yang teramat dalam serta

keta’dhziman senantiasa mengarungi buah karya ini saya persembahkan kepada:

Ibu dan Istriku tersayang, yang senantiasa mencurahkan doa restunya yang

melegakan kedahagaan ilmu anak dan suaminya yang penuh tetesan kasih sayang

sebagai penyejuk jiwa;

Anak-anakku yang ku banggakan:

Fatkhul Umaro al Ahmadi, Lu’lu’atunnisa’ al Ahmad dan Jalaluddin Ahmad Az

Ziddane, sebagai penyemangat dalam kehidupanku, semoga menjadi anak yang

qorrota a’yun.

Almamater tercinta.

RIWAYAT

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Rengas Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal 09 April 1973, anak

kelima dari ayah Jasmani (almarhum) dan ibu Hj. Markinatun.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

2 Rengas tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama pada SMP Negeri Bumiratu

tahun 1989, dan Sekolah Menengah Atas pada SMA Muhammadiyah Wates tahun

1992, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Tarbiyah Metro IAIN Raden

Intan Bandar Lampung Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang beralih status

menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro tahun

1999, dan menempuh studi pada Program Pascasarjana IAIN Metro jurusan

Hukum Keluarga tahun 2016-2018.

Pada saat ini penulis tercatat sebagai Penghulu Madya di KUA kecamatan

Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xii

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xiii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

PERSETUJUAN AKHIR TESIS .................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................ iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN ......................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... viii

MOTTO ......................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN ........................................................................................... x

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... xi

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 18

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 18

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 18

E. Penelitian yang Relevan ……………………………………………...… 19

BAB II KAJIAN TEORI

A. Persepsi................................................................. .................................. 24

1. Pengertian Persepsi............................................................................ 24

2. Unsur-Unsur Persepsi.... ................................................................. 26

3. Indikator ............................................................................................ 26

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xiv

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi ..................................... 27

B. Wali Nikah ............................................ .............................................. .. 29

1. Definisi Wali Nikah........................................................................... 29

2. Dasar Hukum Wali Nikah .......................................... .................... 33

3. Jenis-Jenis Wali Nikah ..................................................................... 38

4. Syarat-Syarat Wali Nikah ................................................................ 44

5. Tertib Wali Nikah ............................................................................ 47

C. Perwakilan Wali Nikah........................ ..................................................... 50

1. Pengertian Perwakilan................................................................... . . 50

2. Dasar Hukum Wali Nikah ................................................................ 52

3. Wali yang Boleh Berwakil................................. .............................. 55

4. Hadirnya Wali yang sdah berwakil ................................................. 59

5. Alasan Berwakil ............................................................................... 61

6. Hak dan Kewajiban Wakil Wali ...................................................... 62

D. Sigat Wakil...................................................... ........................................ 63

1. Sigat Wali kepada Wakil ................................................................... 63

2. Sigat Wakil ketika Menikahkan ...................................................... 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis dan sifat Penelitian ....................................................... 65

2. Sumber Data ......................................................................... 66

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 68

4. Teknik Analisa Data .............................................................. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ........................................................................ 75

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xv

1. Profil Lokasi Penelitian ...................................................... 75

a. Profil KUA Gunung Sugih ............. .............................. 75

b. Profil KUA Terbanggi Besar ................... .................... 78

c. Profil KUA Trimurjo ........................................... ....... . 80

d. Profil KUA Bangunrejo................... ............................ 85

e. Profil KUA Seputih Raman ......................................... 87

2. Wali yang Berwakil di KUA ....... ...................................... 88

a. KUA Kecamatan Gunung Sugih ............................ ........ 91

b. KUA Kecamatan Terbanggi Besar .............................. .. 93

c. KUA Kecamatan Trimurjo .......................................... ... 94

d. KUA Kecamatan Bangunrejo ...................................... .. 95

e. KUA Kecamatan Seputih Raman ................................... 96

B. Temuan Khusus ....................................................................... 99

1. Proses Mewakilkan Wali Nikah .................................. ..... 99

2. Persepsi Masyarakat trhadap Perwakilan Wali Nikah KUA

Kabupaten Lampung Tengah ............................. ................. 108

3. Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif tentang

persepsi masyarakat terhadap wakil Wali Nikah di KUA

Kabupaten Lampung Tengah ............................................. . 116

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 122

B. Saran ............................................................................................ 123

DAFTAR PUSTKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1 : Data Jumlah Penduduk Kecamatan Gunung Sugih .................. 76

TABEL 2 : Data Jumlah rumah ibadah Kecamatan Gunung Sugih ............ 76

TABEL 3 : Data Pegawai KUA Kecamatan Gunung Sugih ....................... 77

TABEL 4 : Nama-nama Kepala KUA Kecamatan Gunung Sugih .............. 78

TABEL 5 : Data Jumlah Penduduk Kecamatan Terbanggi Besar ............... 79

TABEL 6 : Data Jumlahpemeluk Agama Kecamatan Terbanggi Besar ..... 79

TABEL 7 : Data Pegawai KUA Kecamatan Terbanggi Besar .................... 80

TABEL 8 : Data Jumlah Penduduk Kecamatan Trimurjo ........................... 81

TABEL 9 : Data Jumlah Pemeluk Agam Kecamatan Trimurjo .................. 82

TABEL 10 : Data Keadaan Rumah Ibadah Kecamatan Trimurjo ................. 82

TABEL 12 : Data Pegawai Kecamatan Trimurjo .......................................... 84

TABEL 13 : Data Nama-nama Kepala KUA Kecamatan Trimurjo ............. 85

TABEL 14 : Data Jumlah Penduduk Kecamatan Bangunrejo ....................... 86

TABEL 15 : Data Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Bangunrejo .............. 86

TABEL 16 : Data Pegawai Kecamatan Trimurjo .......................................... 87

TABEL 17 : Data Jumlah Penduduk menurut Agama Kecamatan Seputih

Raman ....................................................................................... 87

TABEL 18 : Data Pegawai KUA Kecamatan Seputih Raman ...................... 88

TABEL 19 : Data peristiwa nikah Kabupaten Lampung Tengah tahun

2015-2017 ................................................................................ 90

TABEL 20 : Data peristiwa nikah KUA Kecamatan Gunung Sugih

berdasarkan wali ...................................................................... 92

TABEL 21 : Data peristiwa nikah KUA Kecamatan Terbanggi Besar

berdasarkan wali tahun 2015-2017 .......................................... 93

TABEL 22 : Data peristiwa nikah dan rujuk KUA Kecamatan Trimurjo

tahun 2015-2017 ...................................................................... 94

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xvii

TABEL 23 : Data peristiwa nikah KUA Kecamatan Bangunrejo

berdasarkan wali tahun 2015-2017 .......................................... 95

TABEL 24 : Data peristiwa nikah KUA Kecamatan Seputih Raman

berdasarkan wali tahun 2015-2017 .......................................... 97

TABEL 25 : Rekapitulasi data peristiwa nikah KUA lima kecamatan

berdasarkan wali tahun 2015-2017 .......................................... 99

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin Research

Surat Tugas

Surat Keterangan Research

Alat Pengumpul Data (APD)

Daftar Kode Narasumber Wawancara

Keterangan Hasil Wawancara

Kartu Bimbingan Tesis

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makna perwalian menurut bahasa adalah rasa cinta dan pertolongan,

atau bisa juga bermakna kekuasaan dan kemampuan. Dikatakan “al-waali”

yang berarti pemilik kekuasaan1. Menurut istilah fukoha memiliki makna

kemampuan untuk langsung bertindak dengan tanpa bergantung kepada izin

seseorang, orang yang melaksanakan akad ini disebut dengan wali.2 Wali

secara umum adalah seseorang yang dikarenakan kedudukannya mempunyai

wewenang untuk bertindak terhadap dan atas nama orang lain.

Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan, untuk

melaksanakan perkawinan harus ada: calon suami, calon isteri, wali nikah,

dua orang saksi yang adil, dan ijab qabul. Perkawinan tidak sah jika salah

satu dari lima hal di atas tidak terpenuhi.3

Para fuqoha telah bersepakat syarat-syarat bagi sahnya perkawinan

adalah dilaksanakan oleh yang memegang hak memeliharanya, baik dia

lakukan sendiri maupun dilakukan oleh orang lain.4 Wali ada yang umum ada

yang khusus, yang khusus ialah wali terhadap manusia, yaitu masalah

1Wahbah Az Zuhaili, Fiqih Islam wa Adilatuhu, (Jakarta: Gema Insani, Darul Fikir,2016)h. 178. 2 Wahbah, Fiqih ..., h. 178

3 Anonim, UU No,1 Tahun 1974, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, Depag RI, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, 2004), h. 132. 4 Wahbah, Fiqh..., h. 177

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

2

perwalian dalam pernikahan.5 Sedangkan menurut Muhammad Jawad

Maghniyah, wali nikah adalah suatu kekuasaan atau wewenang syar’i atas

segolongan manusia yang dilimpahkan kepada orang yang sempurna, karena

kekurangan tertentu pada orang yang dikuasai itu, demi kemaslahatannya

sendiri.6 Wali dalam nikah adalah orang yang mejadi acuan sahnya akad

nikah, dengan demikian akad nikah dinyatakan tidak sah tanpa adanya wali.7

Peranan wali disinggung dalam Al-Qur’an antara lain pada dua ayat

pada Surah An Nur (24) ayat: 32

٨

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui”.

Surat Al Baqorah (2) ayat: 232

٩

5 Sayyid Sabiq, “Fiqhusunnah”, di terjemahkan Mohammad Thalib, Fikih Sunnah 7,

(Bandung: Al-Maarif, 1981), h. 7. 6 Muhammad Jawad Maghniyah, “Al-Fiqhu Ala Madzahib al-Khamsah” diterjemahkan

Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaf, Fiqih Lima Madzhab, (Jakarta: Lentera Basritama, 2001), h. 345. 7 Abdul Rahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh ‘ala Mazahib al-Arba‘ah Jilid 5,(Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2015) h. 54

8 QS. An-Nur (24), ayat: 32. 9 QS. Al-Baqarah (2), ayat: 232.

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

3

“Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, Maka

janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal

suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang

ma'ruf”.

Dua ayat ini memang diarahkan (dikhitabkan) untuk para wali dan

para wanita yang hendak dinikahkan. Menurut Al –Juzairi Indikasi dalil

dalam ayat ini bahwa Allah menyampaikan kepada para wali mempelai

wanita, bahwa Allah melarang mereka menghalangi wanita-wanita yang

hendak melaksanakan pernikahan dengan orang yang mereka ridhoi sebagai

suami bagi diri mereka. Seandainya wali tidak memiliki hak untuk melarang

niscaya penyampaian pernyataan seperti ini kepada mereka menjadi tidak

relevan, karena bisa saja cukup dengan mengatakan kepada para wanita itu;

jika kalian dilarang menikah maka nikahkanlah diri kalian sendiri.10

Sebab masalah wali juga dipertegas oleh Rasulullah SAW melalui

salah satu hadistnya yang terdapat dalam kitab Sunan Ibnu Majah sebagai

berikut:

رسول االله علیھ وسلم لا نكاح الا بولى : عن ابى بردة عن ابى موسى قال

)اخرجھ ابن ماجھ(

10 Al Juzairi, Kitab... , h.99

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

4

“Dari Abi Burdah dari Abi Musa Berkata telah bersabda Rasulullah SAW:

Tidak ada nikah (tidak sah) nikah kecuali dengan adanya wali”.11

Hadis tersebut mensyaratkan bahwa setiap pernikahan harus ada wali

nikahnya, tidak sah nikah tanpa adanya wali nikah karena wali nikah adalah

salah satu rukun dalam akad nikah.

Tujuan ditetapkan wali nikah sebagai rukun perkawinan adalah untuk

melindungi kepentingan wanita itu sendiri, melindungi integritas moralnya

serta memungkinkan terciptanya perkawinan yang sah.

Berdasarkan penjelasan di atas wali dalam pernikahan merupakan satu

bagian yang tak mungkin untuk dipisahkan, namun untuk bisa menjadi wali,

seseorang harus memenuhi syarat standar minimal berdasarkan pada ayat Al-

Qur’an dan sunnah nabawiyah. Tidak ada hak perwalian bagi orang yang

murtad terhadap salah seorang yang muslim atau orang kafir.12 Berdasarkan

firman Allah SWT, surat At Taubah: 71

١٣

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang

lain,... .”

11 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, hadits 1881, (Riyad: Al-Ma’arif li An-Nasr, tth), h. 327.

12 Wahbah, Fiqih.... ., h. 185 13 QS. At-Taubah (9), ayat: 71

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

5

Kesamaan agama antara orang yang mewalikan dan diwalikan. Oleh

karena itu, tidak ada perwalian bagi orang nonmuslim terhadap orang muslim,

juga bagi orang muslim terhadap orang nonmuslim, Maksudnya menurut

mazhab Hambali dan Hanafi, seorang kafir tidak mengawinkan perempuan

muslimah, dan begitu juga sebaliknya.14

Kemampuan yang sempurna: baligh, berakal, dan merdeka. Tidak ada

hak wali bagi anak kecil, orang gila, orang idiot (yang memiliki kelemahan

akal), mabuk, juga orang yang memiliki pendapat terganggu akibat kerentaan,

atau gangguan pada akal. Sedangkan budak, karena dia sibuk untuk melayani

tuannya, maka dia tidak memiliki waktu untuk memperhatikan persoalan

orang lain.15

Seorang muslim, maka ia tidak mempunyai hak perwalian atas wanita

kafir kecuali jika ia seorang penguasa (hakim) atau majikan dari budak wanita

kafir, berdasarkan firman Allah SWT: 16

١٧

Artinya: “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka

menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin)

14 Wahbah , Fiqih ...., h. 185 15 Wahbah , Fiqih ...., h. 185 16 Syaikh Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah”, di terjamah M.

Abdul Ghofur, Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 85 17 QS. Al-Anfal (8), ayat: 73

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

6

tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan

terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”.

Dua orang yang mempunyai keyakinan agama yang berbeda tidak

dapat saling memberi warisan, sehingga dengan demikian, mereka juga

tidak dapat diserahi hak perwalian, sebagaimana jika salah satu dari

keduanya sebagai budak. Tetapi majikan budak wanita kafir, ia tetap

mempunyai hak untuk menikahkannya dengan laki-laki kafir, karena

wanita kafir itu tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki muslim. Adapun

Hakim, maka ia mempunyai hak perwalian atas ahlu dzimmah (wanita

kafir yang tinggal di negeri Islam) yang tidak mempunyai wali, karena

perwaliannya itu bersifat umum bagi penduduk Darul Islam, dan ahlu

dzimmah itu termasuk dari penduduk Darul Islam, sehingga ditetapkan

bagi hak perwalian atasnya, sebagaimana wanita muslimah.18

Syarat-syarat di atas yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk

menjadi wali, seandainya seseorang telah memenuhi syarat-syarat di atas dan

termasuk dari orang yang berhak menjadi wali, maka diperbolehkan untuk

menjadi wali bagi seorang yang berada dalam perwalianya yang hendak

melangsungkan pernikahan. Madzhab Hanafi berpendapat bahwasanya yang

berhak menjadi wali adalah orang-orang yang berstatus asobah.19 Hak

perwalian adalah untuk orang yang memiliki hubungan yang paling dekat.

18Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah... ., h. 85-86

19 Wahbah , Fiqih ...., h. 188

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

7

Mengenai urutan wali nikah yang disepakati jumhur ulama termasuk

Imam Syafi’i adalah sebagai berikut:

a. Bapak

b. Kakek

c. Saudara laki-laki sekandung

d. Saudara laki-laki seayah

e. Anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki sekandung (keponakan)

f. Anak saudara laki-laki seayah

g. Paman Sekandung (maksudnya paman dari ayah yang seibu dan

seayah)

h. Paman seayah

i. Anak laki-laki dari paman sekandung

j. Anak laki-laki dari paman seayah.

k. bila semua itu tidak ada, barulah menikah menggunakan wali

hakim.20

Daftar urutan wali di atas tidak boleh dilangkahi, sehingga jika

ayah kandung masih hidup, maka tidak boleh hak kewaliannya itu diambil

alih oleh wali pada nomor urut berikutnya, kecuali bila pihak yang

bersangkutan memberi izin kepada urutan yang setelahnya. Jika wali jauh

yang beluma tiba pada gilirannya melakukan akad nikah padahal ada wali

yang lebih berhak, maka akad nikahnya tidak sah.21

20 Fatihuddin Abul Yasin, Risalah Hukum Nikah, (Surabaya: Terbit Terang, 2006), h. 27. 21 Abdul Rahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh... h. 79

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

8

Mazhab Maliki mengatakan, jika ada wali dekat dan wali jauh,

maka akad nikahnya dinyatakan sah apabila dilakukan oleh wali jauh

dengan adanya wali dekat tersebut.22 Hal ini terkait wali ghoiru mujbir,

adapun wali mujbir, maka akad nikah dinyatakan tidak sah bila yang

melangsungkannya adalah wali yang lain padahal dia sebagai wali mujbir

ada, baik wali mujbir itu bapak, orang yang mendapat wasiat bapak,

maupun pemilik (bagi hamba sahaya).23

Menurut Imam Syafi’i apabila perempuan yang diakadkan oleh

wali yang lebih jauh, sedang wali dekatnya hadir, maka nikahnya batal,

jika wali yang terdekat gaib, wali berikutnya tidak berhak

mengakadkannya dan yang mengakadkannya adalah hakim.24

Madzhab Asy-Syafi’i mengatakan bahwa urutan wali adalah syarat

syarat yang harus dipenuhi, dan perwalian tidak beralih dari wali dekat

kepada wali jauh kecuali dalam kondisi-kondisi yang khusus,25 di

antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama: wali dekat yang memiliki hak melangsungkan akad nikah

masih kecil. Jika anak tersebut sudah baligh dan tidak melakukan tindakan

pelanggaran syari’at berupa kefasikan setelah dia baligh, maka hak

perwalian ditetapkan baginya.

22 Wahbah, Fiqh... h.193 23Abdul Rahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh... h. 79 24 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah,(Bandung: Al Ma’arif,1981), h.24 25 Abdul Rahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh... h. 83

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

9

Kedua: Wali dekat gila meskipun kegilaannya tidak permanen.

Akan tetapi, dalam keadaan ini wali jauh hanya dibolehkan menikahkan

pada masa gila wali dekat bukan pada masa sadarnya.

Ketiga: wali dekat dinyatakan sebagai orang yang fasik. Jika dia

bertaubat, maka haknya kembali kepadanya pada saat itu juga dan tidak

perlu menunggu masa untuk menetapkan integritasnya.

Keempat: wali dekat dibatasi kewenangannya.

Kelima: wali dekat mengalami gangguan pada wawasan dan

pandangannya terhadap berbagai perkara lantaran sebab-sebab tertentu

Keenam: agamanya berbeda dengan agama wanita yang hendak

dinikahkan.

Menurut madzhab Hanafi urutan di antara wali-wali sangat

penting, namun akad nikah dapat dinyatakan sah jika dilangsungkan oleh

wali jauh dengan adanya wali dekat bergantung pada persetujuannya. Jika

wali dekat memperkenankannya, maka akad dinyatakan sah, jika tidak,

maka tidak sah.26

Menurut madzhab Hambali urutan di antara para wali merupakan

keharusan, akan tetapi hak wali dapat gugur dalam kasus-kasus tertentu.27

Seorang wali berhak mewakilkan hak perwaliannya itu kepada

orang lain, meski orang tersebut tidak termasuk dalam daftar para wali, hal

26Sayyid Sabiq, Fiqh... h. 23 27Abdul Rahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh... h. 87

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

10

itu biasa dilakukan di tengah masyarakat dengan meminta penghulu atau

tokoh ulama setempat untuk menjadi wakil dari wali yang sah, dan untuk

itu harus ada akad antara wali dengan orang yang diberi hak untuk

mewakilinya.

Menurut madzhab Hanafi sah perwakilan dalam akad perkawinan

dari seorang laki-laki dan perempuan, jika masing-masing dari keduanya

memiliki kemampuan yang sempurna, maksudnya telah akil baligh dan

merdeka.28

Jumhur fukoha, selain madzhab Hanafi berpendapat bahwa seorang

perempuan tidak boleh mewakilkan orang yang selain walinya untuk

mengawinkannya. Karena dia tidak memiliki pelaksanaan akad untuk

dirinya sendiri maka dia tidak memiliki hak untuk mewakilkan orang lain

dalam perkara ini. Akan tetapi wali mujbir si perempuan boleh

mewakilkan orang lain untuk mengawinkannya tanpa seizinnya,

sebagaimana ia berhak mengawinkannya tanpa seizinnya. Karena tidak

disyaratkan menentukan suami, maka boleh dilakukan perwakilan secara

mutlak dan terikat.29

Madzhab Maliki mengatakan, wali boleh mewakilkan dirinya

kepada wali lain seperti dia dengan syarat:

1. Laki-laki, maka tidak sah jika diwakilkan pada perempuan.

2. Baligh, maka tidak sah jika diwakilkan kepada anak-anak.

28Wahbah, Fiqih..., h, 206 29Wahbah, Fiqih..., h, 206

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

11

3. Merdeka, maka tidak sah jika diwakilkan dengan budak.

4. Islam, maka tidak sah diwakilkan kepada orang kafir terkait

pernikahan muslimah

5. Tidak sedang ihrom, maka tidak sah bila diwakilkan kepada orang

yang sedang ihrom dalam ibadah haji dan umroh.30

Menurut madzhab Syafi’i wali dapat mewakilkan dirinya kepada

orang lain baik itu wali mujbir maupun bukan wali mujbir. Adapun untuk

wali mujbir maka dia dapat mewakilkan dirinya kepada orang lain untuk

menikahkan wanita yang berada dalam perwaliannya tanpa izin dan

ridhonya.31 Sedangkan wali selain mujbir, tidak boleh baginya untuk

mewakilkan kepada orang lain kecuali dengan izin perempuaan yang di

bawah perwaliannya.32

Seseorang yang mewakilkan hak perwaliannya juga diatur dalam

Kompilasi Hukum Islam pasal 28 yang mengatur tentang kebolehan wali

nikah untuk mewakilkan hak walinya kepada orang lain. 33

Pasal 21 KMA Nomor 477 Tahun 2004 pada ayat (2) dinyatakan

“Dalam hal calon suami atau wali tidak hadir pada waktu akad nikah,

maka ia dapat mewakilkan kepada orang lain”. Ayat selanjutnya

menyatakan “Wakil sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat

sebelumnya dikuatkan dengan surat kuasa yang disahkan oleh Penghulu

30Abdurrahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh..., h. 90 31 Abdurahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh..., h. 92 32 Wahbah, Fiqih...,h.207 33 Anonim, UU..., h. 137.

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

12

atau Pembantu Penghulu….”.34 Ditindaklanjuti dengan peraturan Menteri

Agama RI Nomor 11 Tahun 2007 pada pasal 20 ayat 3: “persyaratan wakil

adalah: a. memenuhi syarat: laki-laki, beragama Islam, baligh; berumur

sekurang-kurangnya 19 tahun, berakal, merdeka, dapat berlaku adil. b.

surat kuasa yang disahkan oleh P2N. 35

Surat kuasa dalam hal perwakilan sangat diperlukan, agar

kepastian hukum dalam hal ini tidak perlu diragukan lagi. Sebab antara

pihak yang mewakilkan dan wakil sama-sama bertemu dan sepakat untuk

saling serah terima kekuasaan dalam hal menjalankan tugas sebagai wali

yang mengakadkan.

Berdasarkan pendapat dari berbagai mazhab dan aturan hukum

positif yang ada di negera kita di atas, perwakilan wali dalam akad nikah

diperbolehkan, dengan berbagai alasan:

1. Seseorang tidak dapat melaksanakan sekaligus menyelesaikan

urusannya dikarenakan sibuk.

2. Urusannya berada di tempat yang jauh dan sulit untuk dijangkau.

3. Sesesorang tidak mengetahui prosedur atau tata cara

melaksanakan urusan yang diwakilkan tersebut.

4. Seseorang yang mempunyai urusan sedang ada ‘uzur syar’i, misalnya

sakit.

Keempat alasan di atas sesuai dengan kaidah fiqih:

“Suatu perbuatan yang mudah dijalankan tidak dapat

34 KMA No.477 tahun 2004 35 PMA No. 11 tahun 2007

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

13

digugurkan dengan perbuatan yang sukar dijalankan.”36

Kaidah tersebut, dimaksudkan agar dalam setiap pelaksanaan

perbuatan syara’ hendaklah dikerjakan menurut daya kemampuan orang

mukallaf. Tidaklah apa yang mudah dicapai akan menjadi gugur dengan

sesuatu yang benar-benar sukar untuk mencapinya, dengan kata lain, apa

yang dicapai menurut batas maksimal kemampuannya dipandang sebagai

perbuatan hukum yang sah.37 Seperti halnya dalam pelaksanaan akad

nikah, bagi wali nikah yang tidak dapat menghadiri majelis akad untuk

menjadi wali dan kemudian menikahkan. Maka, wali tersebut boleh

mewakilkan kepada orang lain yang memenuhi syarat. Dalam hal wali

nikah tidak dapat menghadiri majelis akad dikarenakan salah satu atau

beberapa alasan yang telah disebutkan di atas. Maka, ia tidak boleh

menggugurkan kewajibannya sebagai wali nikah. Sebagai solusinya wali

tersebut harus tetap menjadi wali nikah dengan cara taukil wali

nikah yaitu mewakilkan kepada orang lain yang memenuhi syarat

untuk menjadi wakilnya dalam akad nikah. Semakna dengan ini adalah

kaidah fiqih berikut:

“Sesuatu yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan, tidak

dapat ditinggalkan secara keseluruhan.”38

Fenomena taukil wali atau wali yang mewakilkan ijabnya

kepada orang lain lazim terjadi di masyarakat terutama kepada Penghulu

atau Kepala KUA dan tokoh Agama di KUA Kabupaten Lampung

36 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Usuliyyah dan Fiqhiyyah, h. 175 37 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah..., h. 175 38 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah..., h. 175

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

14

Tengah, walaupun sebenarnya wali pada saat itu ada dan tidak ada

halangan secara syar’i untuk dapat melaksanakan akad nikah anak atau

saudara yang berada di bawah perwaliannya.

Berdasarkan data pernikahan tiga tahun terakhhir di lima KUA

Kabupaten Lampung Tengah terdapat 8.128 peristiwa nikah, 4.916

peristiwa diantaranya dinikahkan langsung oleh wali nasabnya,

sementara 2.853 dinikahkan oleh wali nasab dengan cara berwakil, dan

359 peristiwa diwakilkan tanpa dihadiri oleh wali nasabnya.

Vitalitas jabatan wali yang cukup signifikan tersebut tidak

dimanfaatkan secara maksimal terutama di saat prosesi akad nikah,

banyak praktek yang memperlihatkan hal ini. Wali lebih mempercayai

orang lain untuk mewakili dirinya dalam prosesi akad tersebut, walaupun

pada dasarnya tidak ada kendala apapun baik dalam konteks syar’i

maupun sosial yang menghalangi meraka untuk melakukan ijab dalam

prosesi akad nikah tersebut. Mereka beranggapan bahwa ketika sudah

membayar biaya pernikahan sudah seluruhnya prosesi akad nikah di urus

oleh petugas pencatat pernikahan termasuk di dalamnya mengakadkan

pernikahnnya,39 demikian juga yang terjadi di kampung Cimarias yang

ada di Kecamatan Bangun Rejo, banyak wali yang ketika menikahkan

anaknya berwakil kepada tokoh agama, dan berdasarkan keterangan dari

Juanda salah seorang tokoh agama yang sering menjadi wakil mengatakan

“ di sini memang dari dulu ketika terjadi akad nikah wali selalu berwakil

39 Iswoyo, tokoh agama, Wawancara, tanggal 28 Nopember 2017

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

15

kepada penghulu sebelum saya, dan dari keseluruhan wali yang pernah

berwakil kepada saya yang paling banyak adalah mereka yang baru

menikahkan pertama kali, meskipun ada juga yang sudah berkali-kali

menikahkan masih saja berwakil”.40

Wali nikah ketika sudah melaksanakan taukil kepada muwakil

mereka tidak mau berada dalam satu majelis akad nikah dengan alasan

sudah mewakilkan kepada penghulu, ada pergeseran norma hukum dalam

masyarakat, hal ini diungkapkan oleh Khozin penghulu yang bertugas di

KUA Terbanggi Besar, wali yang ketika berwakil meninggalkan lokasi

sering terjadi di sini, terutama di lingkungan yang ada pesantrennya,41

salah satu alasan yang digunakan adalah sebuah kitab Imam Taqiyuddin

Abi Bakar Ibn Muhammad Al-Husaini Al-Hishni Al-Dimasyqy Al-Syafi’i

yang berjudul Kifayah Al-Akhyar fi Halli Ghayah al-Ihtishar menyatakan

bahwa akad tersebut tidak sah. Sebagaimana diungkapkan sebagai

berikut:42

حضر الولى ووكیلھ وعقد الوكیل لم یصح النكاح لان الوكیل نانب الولى�ۆ او

“atau hadirnya wali beserta wakilnya lalu sang wakil mengakadkan

maka tidak sah akad tersebut karena sesungguhnya wakil itu adalah

sebagai ganti dari wali”.

40Juanda, Tokoh Agama, Wawancara, tanggal 4 Juli 2018. 41Kozin, Penghulu KUA Terbanggi Besar, Wawancara, tanggal 10 April 2018 42 Imam Taqiyuddin Kifayah Al-Akhyar, h. 426

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

16

Menurut keterangan dari H, Yunizar selaku penghulu madya di

KUA Kecamatan Trimurjo, proses akad yang walinya mewakilkan

kepada penghulu terjadi pada pernikahan Edi Purwanto dengan

Endang Mawartini binti Ngaripin pada tanggal 07 September 2017. Pada

saat akad nikah wali datang menghadiri akan tetapi ia tidak mau menjadi

wali sehingga penghulu yang melaksanakannya43.

Prosesi pernikahan yang walinya mewakilkan ijab kepada orang

lain terjadi juga di masyarakat di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah terutama kepada petugas dari KUA Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah.44

Menurut keterangan dari Suhardiman, selaku petugas pencatat

nikah di kelurahan Trimurjo proses akad nikah yang walinya mewakilkan

kepada penghulu seperti pada kasus pernikahan saudara Andrean Saputra

dengan Donika Anggreas binti Sutar . Orang tua dari Donika Anggreas

sebenarnya hadir dalam pernikahan anaknya akan tetapi karena kurangnya

pengetahuan terhadap agama sehingga dia mewakilkan kepada penghulu,

setelah dia berwakil kemudian pergi meninggalkan ruangan akad nikah

dengan alasan sudah mewakilkan kepada penghulu.45

Paparan di atas memberikan inspirasi untuk dilakukan serangkaian

penelitian yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

43Interview dengan Bapak H. Yunizar, Kepala KUA Kecamatan Trimurjo, tanggal 28

Nopember 2017 44 Wawan Purnawan, Kepala KUA Kecamatan Gunung Sugih, Wawancara tanggal 30

Desember 2017 45 Interview, dengan Bapak Suhardiman, Petugas Pencatat Nikah Kelurahan Trimurjo, tanggal 22 April 2018

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

17

Tema taukil wali nikah dalam perspektik sosiologisnya masih cukup

menarik untuk diteliti, mengingat, perkawinan tidak hanya terbatas pada

wilayah agama semata, pertimbangan sosial masyarakat juga cukup

memiliki pengaruh pada sebuah pernikahan. Hal ini terejawantahkan

dalam pensyari’atan walimah al urs bagi sebuah pernikahan. Atas

pertimbangan sosial tersebut, maka persepsi atau tanggapan masyarakat

terkait fenomena perwakilan wali nikah yang terjadi di KUA

Kabupaten Lampung Tengah juga menjadi perhatian dalam penelitian ini.

Melihat luasnya wilayah Kabupaten Lampung Tengah dalam

penelitian ini akan menggunakan metode sampling, yaitu jenis Purposive

Sampling dimana peniliti menentukan sendiri responden mana saja yang

dianggap mewakili populasi.46

Berdasarkan teori tersebut maka dipilih KUA yang akan diteliti

untuk mewakili KUA yang berada di Kabupaten Lampung Tengah.

Pertama, KUA Kecamatan Gunung Sugih, karena Gunung Sugih

merupakan Ibu kota Kabupaten Lampung tengah. Kedua, KUA Kecamatan

Terbanggi Besar, karena KUA Terbanggi Besar merupakan KUA yang

peristiwa nikahnya paling banyak tiap tahun di Kabupaten Lampung

Tengah. Ketiga, KUA Kecamatan Bangunrejo, karena KUA Kecamatan

Bangunrejo mewakili KUA bagian Barat di Kabupaten Lampung Tengah.

Keempat, KUA Kecamatan Trimurjo mewakili KUA yang berada di

bagian Tengah Kabupaten Lampung Tengah. Kelima, KUA Kecamatan

46 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Rineka Cipta, 2013), h,91

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

18

Seputih Raman yang mewakili KUA bagian Timur di Kabupaten

Lampung Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka secara

singkat masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Proses Perwakilan Wali Nikah di KUA Lampung Tengah ?

2. Bagaimana Persepsi Masyarakat tentang Perwakilan Wali Nikah dalam

pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah :

1. Untuk mendeskripsikan proses Perwakilan Wali Nikah di KUA

Kabupaten Lampung Tengah.

2. Untuk menjelaskan persepsi masyarakat tentang Perwakilan Wali Nikah

di KUA Kabupaten Lampung Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

referensi khususnya dalam bidang perkawinan.

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

19

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dan masukan bagi penghulu yang mengalami

masalah yang serupa sehingga pemecahanya dapat dituntaskan sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini sangat penting guna menemukan titik

perbedaan maupun persamaan dengan penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya. Selain itu penelitian yang relevan juga berguna sekali sebagai

sebuah perbandingan sekaligus landasan dalam penelitian ini.

Perwakilan Wali dalam perkawinan merupakan hal penting untuk

dikaji, karena menyangkut sah dan tidaknya perkawinan. Tidak sedikit dari

kalangan akademisi yang telah meneliti hal yang berkaitan dengan perwakilan

wali dalam perkawinan. Oleh karena itu tidak ada sebuah penelitian yang

benar-benar baru, setiap penelitian selalu ada keterkaitan dengan penelitian

sebelumnya, diantara penelitian tersebut adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Fauzi Ramadhon Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul

“ PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP WAKALAH WALI

DALAM AKAD NIKAH” (Studi di Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya).

Hasil penelitian itu memaparkan:

Pertama, wakalah wali terjadi di mayoritas pernikahan di Kelurahan

Ngagel Rejo. Sebelum dilakukannya pernikahan oleh wakil wali,

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

20

wakalah wali di awali dengan prosesi ijab qabul dari wali asli kepada

wakilnya.

Kedua, mayoritas pernikahan di Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya selalu

diwakilkan haknya kepada penghulu atau tokoh agama setempat. Adapun

alasan mereka di dalam mewakilkan hak perwalian mereka adalah 1)

karena budaya. 2) Banyak masyarakat yang merasa tidak mampu untuk

menikahkan anaknya sendiri. Dan ketiga, menurut tokoh agama di

kelurahan Ngagel Rejo Surabaya, wakalah wali atau taukil wali merupakan

hal yang sah. Artinya mereka tidak melihat fenomena ini sebagai sebuah

bentuk pelanggaran.tentunya banyak faktor yang bisa dibenarkan dalam

peristiwa taukil wali tersebut. Namun, tokoh agama setempat sepakat jika

wali nikah yang asli menikahkan puterinya sendiri itu lebih baik daripada

diwakilkan kepada orang lain.47

2. Penelitian yang dilakukan oleh Iftidah mahasiswa Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga yang berjudul “ TINJAUAN HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PANDANGAN MASYARAKAT

TENTANG TAUKIL WALI DALAM AKAD NIKAH (Studi di Desa

Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun 2014).

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa di Desa Dempet Kecamatan

Dempet Kabupaten Demak tentang taukil wali dalam akad nikah, semua

masyarakat di Desa Dempet setuju bahwa wali merupakan salah satu

rukun yang harus ada dalam perkawinan, tetapi mereka tidak terbiasa

47 http://etheses.uin-malang.ac.id/368/6/10210079, di akses pada hari Selasa jam 13.10

WIB.

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

21

menikahkan putrinya sendiri. Akibatnya hampir setiap pernikahan di Desa

Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak wali mewakilkan hak

perwaliannya kepada penghulu atau tokoh agama setempat. Perbuatan

yang dilakukan wali nasab tersebut dianggap hal yang sah-sah saja.

Artinya masyarakat Desa Dempet tidak melihat bahwa perbuatan yang

dilakukannya itu sebagai sebuah bentuk pelanggaran, tetapi sebagai solusi

terbaik bagi para wali yang tidak ada kemampuan untuk berani mencoba

menikahkan anaknya sendiri, meskipun ada sebagian wali yang tidak ada

kendala apapun, baik dari segi syar’i maupun sosial. Ketidakmampuan

wali dalam mengucapkan lafal akad nikah dengan mempelai laki-laki dan

karena ta’ẓim kepada kiai yang menjadikan wali mewakilkan akad nikah

kepada orang yang dianggap ilmunya lebih tinggi dari dirinya.48

3. Jurnal Inklusif Vol. 2 No. 4 Desember 2017 Oleh saudara Abdul Badri,

yang berjudu “ LARANGAN TAUKIL WAKIL WALI NIKAH DI

KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN PENGENAN

KABUPATEN CIREBON “, dari hasil penelitian didapat kesimpulan

sebagai berikut

a. Masyarakat Kecamatan Pangenan dalam melaksanakan kewajibannya

sebagai wali yaitu menikahkan anak atau perempuan yang berada di

bawah perwaliannya mayoritas dengan mewakilkan kepada orang

yang di kehendakinya terutama Pegawai Pencatat Nikah (PPN) atau

Penghulu. Dampak taukil itu masyarakat melakukan taukil wakil wali

48 http://digilib.uin-suka.ac.id/20039/1/12350028, di akses hari pada selasa jam. 13.30

WIB.

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

22

dalam pernikahan. Alasan dominan melakukan taukil wakil wali

nikah yaitu: Ketidak mampuan masyarakat melakukan ijab dalam

pernikahan, Kebiasaan masyarakat Kecamatan Pangenan selalu

mewakilkan ijab qobul dalam pernikahan.

b. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pangenan menolak dan

melarang masyarakat yang berada di wilayah kerjanya untuk

melakukan taukil wakil wali dalam pernikahan di karenakan: Taukil

wakil wali nikah tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang berlaku di KUA; Taukil wakil wali nikah merupakan

masalah fiqih yang tidak lepas dari perbedaan pendapat (khilafiyah),

dan KUA sebagai unit pelaksana teknis pada Kementerian Agama

harus mampu mengambil kebijakan terhadap perbedaan pendapat

yang terjadi supaya tidak terjadi perdebatan yang menimbulkan

perselisishan, dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), Keputusan

Menteri Agama (KMA) dan Peraturan Menteri Agama (PMA) tidak

tercantum secara eksplisit aturan mengenai taukil wakil wali nikah.49

Ketiga penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian

yang penulis lakukan yaitu sama-sama membahas tentang taukil wali

nikah, namun dengan penelitian terdahulu juga memiliki perbedaan,

penelitian yang dilakukan oleh saudara Fauzi Ramadhon yang berjudul

“PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP WAKALAH WALI

49www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/inklusif/article/download/1552/

1291, di akses pada hari selasa jam 14.00 WIB.

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

23

DALAM AKAD NIKAH (Studi di Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya)

memaparkan bahwa pernikahan yang dilangsungkan selalu diwakilkan hak

walinya kepada tokoh agama dengan alasan bahwa hal tersebut adalah

budaya dan masyarakat merasa tidak mampu untuk menikahkan anaknya

sendiri. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini

membahas tentang keberadaan wali dalam satu majelis ketika sudah

mewakilkan kepada orang lain, serta bagaimana proses taukil itu

dilaksanakan. Adapun penelitian yang dilaksanakan oleh Iftidah yang

berjudul “ TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

TERHADAP PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG TAUKIL

WALI DALAM AKAD NIKAH (Studi di Desa Dempet Kecamatan

Dempet Kabupaten Demak Tahun 2014) memaparkan tentang faktor-

faktor penyebab terjadinya Taukil Wali Nikah dan tinjauan hukum Islam

dan Hukum Positifnya, penelitian yang penulis lakukan ini tidak

membahas tentang faktor penyebab terjadinya taukil wali tetapi membahas

tentang keberadaan wali nikah di dalam majelis setelah bertaukil kepada

orang lain, serta proses bagaimana taukil wali itu dilakukan. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Abdul Badri dalam jurnal Inklusif Vol, 2

No. 4 Desember 2014 yang berjudul “ LARANGAN TAUKIL WAKIL

WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

PENGENAN KABUPATEN CIREBON “, penelitian ini jelas berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, karena membahas tentang

wakil nikah yang berwakil kembali kepada orang lain.

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

24

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah kemampuan seseorang untuk

mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut antara

lain: kemampuan untuk membedakan, kemampuan untuk

mengelompokan, dan kemampuan untuk memfokuskan. Oleh

karena itu seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda,

walaupun objeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan karena

adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian

individu yang bersangkutan. 50

Menurut Asrori pengertian persepsi adalah proses

individu dalam menginterprestasikan, mengorganisasikan dan

memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan

di mana individu itu berada yang merupakan hasil dari proses

belajar dan pengalaman.51

Menurut Robbins persepsi merupakan kesan yang

diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian dianalisa

(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga

50 Sarlito Wirawawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,

1976), h.89. 51 Muhammad Asror, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h.214

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

25

individu tersebut memperoleh makna.52 Sedangkan menurut

Thoha, persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang

dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi

tentang lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan, dan penciuman. 53

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa persepsi adalah proses pengamatan yang

sifatnya kompleks dalam menerima dan menginterpretasikan

informasi-informasi yang berada di lingkungan dengan

menggunakan panca indera. Persepsi lebih kompleks jika

dibandingkan dengan proses penginderaan. Proses penginderaan

hanya merupakan langkah awal proses persepsi, penginderaan

memberikan gambaran nyata mengenai suatu objek, sedangkan

persepsi mampu memahami lebih dari gambaran nyata objek

tersebut. Jadi, apabila seseorang memiliki persepsi tentang suatu

obyek dengan menggunakan panca indera berarti ia mengetahui,

memahami dan menyadari tentang obyek tersebut, dalam proses

persepsi individu akan mengadakan penyeleksian apakah stimulus

itu berguna atau tidak baginya, serta menentukan apa yang terbaik

untuk dilakukan (tingkah laku), dengan demikian, persepsi

masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat

52 Robbins, Stephen P., Perilaku Organisai : Konsep, Kontroversi, aplikasi, edisi Bahasa

Indonesia, (Jakarta : PT. Prenhalindo: 1999), h. 124. 53 Toha Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: Grafindo

Persada, 2003), h.123-124.

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

26

menginterpretasi serta memberikan respon / tanggapan dan kesan

terhadap rangsangan atau stimulus, termasuk respon dan kesan

terhadap perwakilan wali nikah yang ada di KUA Kabupaten

Lampung Tengah. Respon ini dapat berupa pendapat, tindakan, atau

bahkan dalam bentuk penolakan terhadap suatu stimulus. Persepsi

masyarakat terhadap perwakilan wali nikah akan mempengaruhi

sikap dan perilaku masyarakat tersebut.

2. Unsur-unsur Persepsi

Menurut Asrori terdapat dua unsur penting dalam

persepsi yakni interprestasi dan pengorganisasian. Interprestasi

merupakan upaya pemahaman dari individu terhadap informasi

yang diperolehnya. Sedangkan perorganisasian adalah proses

mengelola informasi tertentu agar memiliki makna.54

3. Indikator

Menurut Bimo Walgito,55 persepsi meiliki indicator-indikator

sebagai berikut :

a. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu

Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh

panca indera, baik penglihatan, pendengaranm peraba, pencium,

dan pengecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari

hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera tersebut

akan mendapat gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak.

54 Muhammad Asror, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h.214 55 Bimo Walgito, Psikologi... , h.103

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

27

Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek

persepsi yang diamati. Di dalam otak terkumpul gambaranganbaran

atau kesan-kesan, baik yang lama maupun yang baru saja

terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut tergantung dari jelas

atau tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktum baru

saja atau sudah lama.

b. Pengertian atau pemahaman

Gambaran atau kesan-kesan yang sudah terjadi di dalam

otak maka gambaran tersebut diorganisir, digolong-golongkan

(diklasifikasi), sangat unik dan cepat. Pengertian yang terbentuk

tergantung juga pada gambaran dibandingkan, diinterpretasim

sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya

pengertian atau pemahaman tersebut -gambaran lama yang telah

dimiliki individu sebelumnya (disebut apersepsi).

c. Penilaian atau evaluasi

Pengertian atau pemahaman yang telah terbentuk, maka

terjadilah penilaian dari individu terhadap benda atau sesuatu yang

dipersepsikan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Miftah Toha menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

28

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu,

prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses

belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan

kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang

diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas,

ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan

familiar atau ketidak asingan suatu objek.56

Menurut Bimo Walgito faktor-faktor yang berperan dalam

persepsi dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari

luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari

dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai

syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor

merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu juga

harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus

yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai

pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon

diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

56 Toha Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: Grafindo

Persada, 2003), h.154

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

29

c. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi

diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama

sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan

objek.57

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu

berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam

mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-

benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda

dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-

perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam kepribadian,

perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya

proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun

persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan

pengetahuannya

B. Wali Nikah

1. Definisi Wali Nikah

Kata wali secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang

diambil dari kata ولي di mana dalam kamus Al Munawwir, kata

57 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1989), h.101

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

30

tersebut diartikan sama dengan قرب yang berarti dekat.58 Sejalan

dengan pemaknaan di atas, apa yang diungkapkan oleh Mahmud

Yunus dalam kamus Arab-Indonesia bahwa kata wali berasal dari ولي ,

فھو والي, ومولي, ولایة, یلي yang diartikan melindungi, amat dekat kepada si

pulan, mengikutinya, mengiringinya tanpa batas.59 Imam Syafi’i

berpendapat bahwa wali yang paling berhak menikahkan adalah wali

yang paling dekat hubungannya dengan mempelai perempuan (wali

aqrob), sehingga muncul tartibul wali di mana runtutan para wali juga

dimulai dari ayah, kakek dan seterusnya, sehingga ayah lebih berhak

menikahkan dibanding dengan kakek.60

Menurut Syari’ah (Fiqih) wali nikah adalah suatu kekuasaan

atau wewenang syar’i atas segolongan manusia yang dilimpahkan

kepada orang yang sempurna, karena kekurangan tertentu pada orang

yang dikuasai itu, demi kemaslahatannya sendiri.61 Sedangkan wali

nikah menurut Sayyid Sabiq adalah suatu ketentuan hukum yang dapat

dipaksakan kepada orang lain sesuai dengan bidang hukumnya.62

Para ulama’ mengatakan dalam kitab-kitab fiqih klasik, bahwa

wali merupakan salah satu rukun dari nikah, pernikahan tidak sah

tanpa adanya atau izin dari wali. Pernyataan ulama’ tersebut sesuai

58 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), h.1582. 59 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1989), h. 506-

507. 60 Fatihuddin Abul Yasin, Risalah Hukum Nikah, (Surabaya: Terbit Terang, 2006), h. 27. 61 Muhammad Jawad Maghniyah, “Al-Fiqhu Ala Madzahib al-Khamsah” diterjemahkan

Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaf, Fiqih Lima Madzhab, (Jakarta: Lentera Basritama, 2001), h. 345.

62 Sayyid Sabiq, “Fiqhusunnah”, Juz 2, (Al-Fathu Lili’lamil ‘Arabi, tt), h. 82-83.

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

31

dengan Hadis nabi بولى وشاھدي عدل لا نكاح الا yang artinya: “pernikahan

tidak akan sah kecuali adanya wali dan dua orang saksi yang adil”.

Seperti yang di tulis Djaman Nur dalam bukunya “fiqih Munakahat”,

ia menuliskan: wali nikah adalah orang yang mengakadkan nikah itu

menjadi sah, dan tanpa dia nikah tidak sah.63

Perwalian dalam istilah fikih disebut wilayah, yang berarti

penguasaan dan perlindungan. Perwalian ialah penguasaan penuh

yang diberikan oleh agama kepada seseorang untuk menguasai orang

atau barang. Orang yang diberi kekuasaan perwalian disebut dengan

wali. Wali secara umum adalah seseorang yang dikarenakan

kedudukannya mempunyai wewenang untuk bertindak terhadap dan

atas nama orang lain.

Topik pembahasan ini adalah yang berhubungan dengan

perwalian atas orang dalam pernikahan. Orang yang diberi kekuasaan

perwalian atas orang dalam pernikahan dikenal dengan sebutan “wali

Nikah”. Secara etimologi wali berasal dari Bahasa Arab yang berarti

wali, orang yang mengurus perkara seseorang.

Secara terminologi, wali nikah adalah orang yang mempunyai

wewenang untuk mengawinkan perempuan yang berada dibawah

perwaliannya dimana tanpa izinnya perkawinan perempuan itu

dianggap tidak sah.

63 Djaman Nur, Fiqih Munakahat, (Semarang: Dina Utama, 2003), h. 65.

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

32

Menurut Sudarsono wali nikah adalah pihak yang memberikan

izin berlangsungnya akad nikah antara laki-laki dan perempuan. Wali

hanya ditetapkan bagi pihak pengantin perempuan.64 Dalam Instruksi

Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam di

Indonesia Pasal 19 disebutkan bahwa wali nikah dalam perkawinan

merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita

yang bertindak untuk menikahkannya.

Wali nikah dalam perkawinan merupakan rukun nikah yang

harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak untuk

menikahkannya, apabila dilangsungkan tidak dengan wali atau yang

menjadi wali bukan yang berhak maka pernikahan tersebut tidak sah.65

Wali adalah orang yang bertindak mengizinkan atau mengakadkan

nikah itu sendiri sehingga akadnya menjadi sah.

Berdasarkan pengertian-pengertian wali menurut syariah,

pandangan berbagai mazhab dan hukum positif di atas, wali dalam

pernikahan adalah salah satu rukun yang harus ada dalam pernikahan.

Wali diwajibkan kepada calon mempelai perempuan dan wali adalah

orang berhak memberikan izin kepada perempuan untuk menikah atau

tidaknya, karena itu, wali dalam pernikahan sangat menentukan sah

atau tidaknya pernikahan itu.

64 Sudarsono, Hukum Kekeluargaan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 70. 65 Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pegawai Pencatatan Nikah (PPN),

(Jakarta: Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), h. 32.

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

33

2. Dasar Hukum Wali Nikah

a. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 221:

٦٦

“... Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.

Penggalan ayat ini memang diarahkan (dikhitabkan) untuk

para wali dan para wanita yang hendak dinikahkan. Menurut Sayid

Sabbiq ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyerahkan perkara

perkawinan kepada pihak pria dan bukan kepada kaum wanita. Jadi

seolah-olah Allah berfirman: “Wahai para wali! Janganlah kamu

kawinkan wanita-wanita yang kamu urus dengan pria-pria yang masih

musyrik.67

Menurut Ibnu Katsir penggalan ayat ini adalah bentuk larangan

menikahkan laki-laki musyrik dengan perempuan mukmin, karena

sesungguhnya laki-laki muslim negro, adalah lebih baik daripada

66 QS. Al-Baqarah (2), ayat: 221. 60 Sayyid Sabiq , Fiqih Sunnah 7, h. 8.

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

34

orang musyrik walaupun dia pemimpin. “Mereka menyeret ke

neraka.” Yakni bercampur dan bergaul dengan mereka akan

membangkitkan cinta kepada dunia yang pada akhirnya akan

membawa kepada kebinasaan.68

Tujuan ditetapkan wali nikah sebagai rukun perkawinan adalah

untuk melindungi kepentingan wanita itu sendiri, melindungi integritas

moralnya serta memungkinkan terciptanya perkawinan yang berhasil,

sehingga keberadaan wali nikah merupakan unsur yang penting bagi

mempelai wanita yang akan bertindak untuk menikahkannya.

b. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 232:

٦٩

“Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari

68 Muhammad Nasib Rifa’i. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Jakarta, Gema Insani,

2017), h. 294. 69 QS. Al-Baqarah (2), ayat: 232

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

35

kemudian. itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Ayat ini menjelaskan tentang wanita yang diceraikan oleh

suaminya dan kemungkinan akan kawin lagi, baik dia akan kawin dengan

bekas suaminya maupun dengan laki-laki lain. Menanggapi ayat ini, para

ulama fikih berselisih tentang siapa yang dimaksud oleh ayat tersebut,

khususnya dalam kalimat "janganlah kamu menghalang-halangi".

Pendapat pertama mengatakan bahwa ayat ini turun pada peristiwa

Mu’qil bin Yasar, yakni saat ia mencegah saudara perempuannya untuk

kembali rujuk kepada suami pertamanya al-Barrah Abdillah bin Asim.

Mantan suami saudara perempuannya tersebut melamar setelah habis masa

iddahnya, dan saudara perempuan Mu’qil tersebut juga menginginkan

ruju’, namun Mu’qil menolaknya. Mu’qil berkata, ‘Hai Laka’ bin Laka’,

saya sudah menghargaimu denganya dan mengawinkanmu kepadanya ,

lalu kamu menalaknya. Demi Allah, kamu tidak akan pernah dapat

merujuknya kembali hingga akhir ajalmu.70 Maka turunlah ayat di atas

mengandung petunjuk atau perintah para wali untuk tidak adhal

(menolak/menghalang-halangi) menikahkan perempuan demi

menghilangkan bahaya dan perempuan perempuan tidak boleh

menikahkan dirinya sendiri. Dengan kalimat singkat dapat dikatakan

bahwa latar belakang turunnya ayat ini adalah memperkuat pendapat

adanya perwalian dalam sebuah pernikahan.

70 Muhammad Nasib Rifa’i. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Jakarta, Gema Insani, 2017), h. 295.

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

36

Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, latar belakang turunnya ayat ini

merupakan dalil yang paling jelas dan eksplisit tetang hukum perwalian

dalam perkawinan, hal ini karena jika perwalian tidak ada, maka buat apa

kata “menghalang-halangi” disebutkan secara eksplisit, kalau perempuan

itu boleh menikahkan diri sendiri, tentu perempuan itu tidak perlu kepada

saudara laki-lakinya tersebut. Bukankah barang siapa yang urusannya

menjadi kuasaannya sendiri, tentulah tidak akan dikatakan kepada orang

lain untuk menghalang-halanginya bila orang lain tidak setuju dengan

tindakannya, yakni menikah.71

M. Quraissh Shihab dalam tafsirnya al-Misbah menerangkan, ayat

di atas memberi isyarat bahwa kerelaan perempuan yang telah dicerai itu

adalah hak mutlak dan bahwa orang lain dapat dikatakan nyaris tidak

memiliki hak sedikitpun, ini berbeda dengan gadis.72 Paparan M. Quraish

Shihab ini masih menyiratkan pengakuan eksistensi wali dalam sebuah

pernikahan, namun hak sepenuhnya untuk menikahkan adalah prerogative

perempuan itu sendiri, khususnya bagi janda. Firman Allah surat an-Nur

ayat 32:

٧٣

71 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Juz 9, (Riyadh: Daru Tayyibah, 2005), h. 686. 72 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2000), jilid 1, h.468-469.

73 QS. An-Nur (24), ayat: 32.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

37

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui”.

Ayat ini, jika dilihat dari sifatnya, maka ayat ini bersifat umum,

maksudnya hai orang mukmin nikahkanlah orang yang belum berpasangan

dari laki-laki dan perempuan yang merdeka. Ada pendapat lain bahwa ini

ditujukan kepada wali merdeka saja, seperti orang tuanya, pendapat ini

diikuti oleh Al-Qurtubi. Bahkan ada yang berpendapat bahwa ini ditujukan

kepada para suami dengan alasan merekalah yang diperintah untuk

menikah.

c. Juga diriwayatkan dalam kitab Sunan Ibnu Majah Hadis berikut:

اخرجھ (رسول االله علیھ وسلم لا نكاح الا بولى : العن ابى بردة عن ابى موسى ق

74) ابن ماجھ

“Dari Abi Burdah dari Abi Musa Berkata telah bersabda

Rasulullah SAW: Tidak ada nikah (tidak sah) nikah kecuali dengan

adanya wali”.

Hadis ini menunjukkan, bahwa pernikahan tidak sah tanpa

adanya wali. Karena peniadaan (penafian) dalam hadits tersebut

adalah peniadaan ketidaksahan suatu perbuatan, bukan berarti

peniadaan kesempurnaan. Wali adalah orang terdekat dengan si

74 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, hadits

1881, (Riyad: Al-Ma’arif li An-Nasr, tth), h. 327.

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

38

wanita dari golongan kerabat ashobahnya, bukan dari kerabat

dzawil arham.75

Hadis tersebut mensyaratkan bahwa setiap pernikahan

harus ada wali nikahnya, tidak sah nikah tanpa adanya wali nikah

karena wali nikah adalah salah satu rukun dalam akad nikah.

Wali nikah juga telah diatur dalam hukum positif di

Indonesia yang terdapat dalam Pasal 19 Kompilasi Hukum Islam

yang berbunyi: “Wali nikah dalam perkawinan merupakan rukun

yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak

untuk menikahkannya”,76 karena merupakan sebuah rukun dalam

perikahan, maka pernikahan yang tidak ada walinya tidak sah.

3. Jenis-Jenis Wali Nikah

Ada beberapa pendapat mengenai perwalian dalam berbagai

madzhab di antaranya: menurut madzhab Hanafi membagi perwalian

kepada tiga bagian: perwalian terhadap diri, perwalian terhadap harta

dan perwalian terhadap diri dan harta secara bersama-sama. 77

Wahbah az-Zuhaili membagi perwalian terhadap diri menjadi

dua bagian, yaitu perwalian ijbar (yang bersifat harus) dan perwalian

ikhtiar (sukarela).78

75Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani, Subulus Salam Syarah bulughul Maram,

Jilid 2, (Jakarta: Darus Sunnah, 2016), h. 627 76 Anonim, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, PP. No. 9 tahun 1975 serta Kompilasi

Hukum Islam diIndonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), h. 134. 77 Wahbah, Fiqih...,h.178 78 Wahbah, Fiqih...,h.178

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

39

Perwalian ijbar berdasarkan maknanya yang khusus adalah

hak wali untuk mengawinkan orang lain dengan orang yang dia

kehendaki. Perwalian ijbar dengan pengertian ini menurut madzhab

Hanafi ditetapkan kepada anak kecil perempuan meskipun dia adalah

seorang janda, serta kepada perempuan idiot, perempuan gila, dan

budak perempuan yang dimerdekakan, orang yang memiliki perwalian

ini disebut wali mujbir.

Perwalian ikhtiar adalah hak wali untuk mengawinkan orang

yang dia walikan berdasarkan pilihan dan kerelaannya. Orang yang

memiliki perwalian ini disebut sebagai wali mukhayyir.

Golongan Hanafi berpendapat: “Wali mujbir berlaku bagi

ashabah seketurunan terhadap anak yang masih kecil, orang gila dan

orang yang kurang akalnya.79

Menurut madzhab Hanafi tidak ada perwalian selain perwalian

mujbir, oleh karena itu, menurut pendapat mereka tidak ada perwalian

yang selain wali mujbir yang membuat akad pernikahan bergantung

kepadanya. Semuanya adalah wali mujbir.80

Madzhab Maliki membagi perwalian menjadi dua bagian yakni

khusus dan umum.81

Perwalian khusus adalah yang dimiliki oleh orang-orang

tertentu, mereka itu ada enam orang, yaitu: bapak, orang yang

diwasiatkan oleh bapak, kerabat ashobah, orang yang memerdekakan

79Sayyid Sabiq, Fiqih... ,h.19 80 Wahbah, Fiqih...,h.179 81 Wahbah, Fiqih...,h.180

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

40

dan penguasa. Perwalian umum adalah yang dimiliki dengan satu

sebab, yaitu Islam. Perwalian ini untuk semua orang Islam, yang

melaksanakannya adalah salah satu dari mereka dengan cara seorang

perempuan meminta diwakilkan kepada salah seorang Islam untuk

melaksanakan akad perkawinannya. Syaratnya, dia tidak memiliki

bapak atau orang yang diwasiatkan oleh bapaknya, dan dia adalah

rakyat jelata bukan seorang perempuan bangsawan.

Perwalian terhadap seorang perempuan merupakan sebuah

syarat mutlak bagi sahnya salah satu akad perkawinan menurut

madzhab Syafi’i. Seorang perempuan tidak mengawini dirinya dengan

izin waliya, atau perempuan yang lain dengan perwakilan, dan dia juga

tidak bisa menerima perkawinan dari seseorang. Ada dua jenis

perwalian yakni perwalian ijbar dan perwalian ikhtiar.82

Perwalian ijbar adalah yang dimiliki oleh bapak, dan kakek

ketika tidak ada bapak. Maka seorang bapak boleh mengawinkan anak

perawan yang masih kecil atau besar tanpa seizinnya, dan disunahkan

untuk meminta izinnya. Sedangkan perwalian ikhtiar dimiliki bagi

semua wali ‘ashobah dalam mengawinkan seorang perempuan

janda. Seorang wali tidak boleh mengawinkan seorang janda kecuali

dengan izinnya.83

82 Wahbah, Fiqih...,h.181 83Wahbah, Fiqih...,h.181

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

41

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1991

tentang Kompilasi Hukum Islam Pasal 20 ayat (2) menerangkan bahwa

wali nikah terdiri dari Wali Nasab dan Wali Hakim.84

Wali nasab adalah orang-orang yang memiliki hubungan

keluarga dengan calon pengantin perempuan.85 Orang-orang tersebut

adalah keluarga mempelai wanita yang berhak menjadi wali menurut

urutan kelompoknya. Adapun urutan kelompok yang dimaksud adalah:

a. Kelompok pertama, kerabat laki-laki garis lurus ke atas, yaitu ayah,

kakek, buyut dan seterusnya ke atas.

b. Kelompok kedua, kerabat saudara laki-laki kandung atau saudara

laki-laki seayah dan keturunan laki-laki mereka.

c. Kelompok ketiga, kerabat paman, yaitu saudara laki-laki kandung

ayah atau saudara laki-laki seayah, serta keturunan laki-laki

mereka.

d. Kelompok keempat adalah kerabat saudara laki-laki kakek, saudara

laki-laki seayah kakek serta keturunan laki-laki mereka.86

Urutan kelompok wali tersebut di atas, apabila terdapat beberapa

orang yang mempunyai hak yang sama untuk menjadi wali nikah, maka

yang paling berhak menjadi wali adalah yang lebih dekat derajat

kekerabatannya dengan calon mempelai wanita, dan apabila derajat

kekerabatannya sama untuk menjadi wali nikah maka yang paling berhak

84 Anonim, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Kompilasi Hukum Islam,

(Bandung: Fokus Media, 2010), h. 11. 85 Sudarsono, Hukum Kekeluargaan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 70. 86 Djaman Nur, Fiqih Munakahat, (Semarang: Dina Utama, 1993), h. 65.

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

42

untuk menjadi wali nikah adalah kerabat kandung dari kerabat yang hanya

seayah, dan apabila dalam sau kelompok juga terdapat sama-sama derajat

kandung atau sama-sama kerabat seayah maka mereka sama-sama berhak

untuk menjadi wali nikah dengan mengutamakann yang lebih tua dan juga

memenuhi syarat-syarat untuk menjadi wali nikah, dan jika wali nikah

yang paling berhak tidak memnuhi syarat-syarat untuk menjadi wali nikah

atau tuna wicara atau sudah udzur maka hak untuk menjadi wali bergeser

kepada wali nikah yang lain menurut derajat berikutnya.

Wali nasab jika ditinjau dari dekat dan jauhnya dengan si anak,

maka dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Wali aqrab, ialah wali yang lebih dekat kepada perempuan yang akan

dikawinkan, misalnya ayah lebih dekat kepada mempelai permpuan

daripada kakek.

b. Wali ab’ad, ialah wali yang lebih jauh kepada perempuan yang akan

dikawinkan, misalnya saudara laki-laki sekandung lebih jauh daripada

ayah.

Ditinjau dari segi kekuasaannya dalam menikahkan, wali nasab

dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Wali mujbir, yaitu ayah dan kakek, disebut wali mujbir karena mereka

mempunyai hak (wewenang) penuh untuk menikahkan puteri atau

cucunya yang masih gadis, baik yang baligh maupun belum tanpa izin

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

43

darinya. Adapun anak yang sudah janda, maka tidak punya hak ijbar,

melainkan harus ditunggu sampai dewasa dan diajak bermusyawarah.87

b. Wali ghairu mujbir, ialah wali yang tidak mempunyai hak (wewenang)

penuh untuk menikahkan anak/cucu perempuan yang ada hubungan

perwalian dengan mereka itu, yaitu sebagaimana jumlah wali nasab

kecualu bapak dan kakek.88

Wali hakim menurut Islam adalah orang-orang yang memiliki

kekuasaan di negara tersebut dalam membawahi rakyat dan mengatur

kebutuhan rakyatnya. Untuk perkara wali hakim ini, di Indonesia tidak

hanya sekedar orang yang memiliki otoritas kekuasaan tertentu, misal

hakim di pengadilan, Camat, Bupati, atau pejabat lainnya, melainkan

sudah ada birokrasi tertentu yang bertugas sebagai pencatat pernikahan,

yakni KUA, mereka memiliki kekuasaan di bidangnya, yakni para

Penghulu atau Naib.89

Pernyataan mengenai wali hakim di atas sesuai dengan Peraturan

Menteri Agama Nomor 2 Tahun 1987 pasal 1 poin b yang berbunyi: “Wali

Hakim adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agama atau pejabat

yang ditunjuk olehnya untuk bertindak sebagai Wali Nikah bagi calon

mempelai wanita yang tidak mempunyai Wali”.90 Jadi yang ditunjuk oleh

Menteri Agama sebagai wali hakim adalah Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan.

87 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1999), h. 43. 88 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 57 89 Fatihuddin Abul Yasin, Risalah Hukum Nikah, (Surabaya: Terbit Terang, 2006), h. 33. 90 Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pegawai Pencatatan Nikah (PPN),

(Jakarta: Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), h.258.

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

44

Said bin Abdullah bin Thalib Al Hamdani dalam bukunya yang

berjudul Risalah Nikah mengemukakan, hal-hal yang menyebabkan hak

menjadi wali dapat berpindah kepada hakim yaitu:

a. Apabila ada sengketa antar wali

b. Apabila tidak ada wali. Hal ini dibenarkan apabila telah jelas tidak

adanya wali atau wali tidak ada di tempat.91

4. Syarat-syarat Wali Nikah

Wali dan saksi bertanggung jawab atas sahnya suatu akad

pernikahan, karena perwalian itu ditetapkan untuk membantu

ketidakmampuan orang yang menjadi objek perwalian dalam

mengekspresikan dirinya. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat

diterima menjadi wali atau saksi, tetapi hendaklah orang-orang yang

memenuhi persyaratan.

a. Islam.

Wali bagi perempuan muslimah tidak boleh dari orang kafir. Orang

kafir tidaklah merupakan orang yang boleh membantu (dalam

pernikahan) bagi wanita muslimah, karena perbedaan agama, maka ia

tidak boleh menjadi wali.92 Jadi tidak ada hak perwalian bagi orang

kafir atas wanita muslimah. Demikianlah yang dikemukakan ulama

secara keseluruhan.

91 Said Bin Abdullah bin Thalib Al Hamdani, “Risalah Nikah”, diterjemahkan Agus

Salim, Risalah Nikah (Hukum Perkawinan Islam), (Jakarta: Pustaka Imani, 2002), h. 123. 92 Imam Taqiyuddin Abubakar bin Muhammad Alhusaini, Kifayah Al-Ahyar, (Beirut:

Darul Kutub, 2001), h. 475.

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

45

Menurut Mazhab Hambali dan Hanafi, seorang kafir tidak

mengawinkan perempuan muslimah, dan begitu juga sebaliknya.

Mazhab Syafi’i dan yang lainnya berpendapat, orang kafir laki-laki

dapat mengawinkan orang kafir perempuan.93

b. Baligh. Orang tersebut sudah pernah bermimpi junub/ihtilam (keluar

air mani), atau ia sudah berumur sekurang-kurangnya 15 tahun. Syaikh

Hasan Ayyub dalam bukunya Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah, ia mengutip

pendapat dari Imam Ahmad, ada riwayat lain: jika seorang anak telah

menginjak usia sepuluh tahun, maka ia boleh menikahkan dan menikah

serta menceraikan. Pendapat Imam Ahmad ini yang menjadi dasar

orang bisa menjadi wali adalah mumayyiz, yaitu bahwa anak tersebut

dibenarkan untuk melakukan transaksi jual beli, berwasiat dan

menceraikan.94

c. Berakal. Perwalian itu ditetapkan untuk membantu ketidakmampuan

orang yang menjadi obyek perwalian dalam mengekspresikan dirinya.

Sedangkan orang yang tidak berakal pasti tidak mampu melakukannya

dan tidak dapat mewakili orang lain, sehingga orang lain lebih berhak

menerima perwalian tersebut.95 Ketetapan tersebut apabila orang gila

tersebut terus menerus. Kalau kegilaan tersebut terputus-putus (kadang

gila kadang waras), ada perbedaan pendapat. Sebagian pendapat

93 Wahbah, Fiqih Islam... , h.185. 94 Syaikh Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah”, di terjamah M. Abdul Ghofur,

Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 59. 95 Syaikh Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah”, di terjamah M. Abdul Ghofur,

Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 59.

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

46

mengatakan orang tersebut boleh menikahkan di saat sembuh dari gila,

dan pendapat yang sahih tidak boleh menjadi wali sama seperti yang

gila terus menerus.96

d. Merdeka. Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan perwalian

budak. Sekelompok ulama mengatakan bahwa seorang budak tidak

mempunyai hak perwalian, baik atas dirinya sendiri atau orang lain.

Sedangkan ulama Hanafiah mengemukakan bahwa seorang wanita

boleh dinikahkan oleh seorang budak atas izinnya, dengan alasan

bahwa wanita itu dapat menikahkan dirinya sendiri.97

e. Laki-laki. Laki-laki merupakan syarat perwalian, jadi perempuan dan

banci tidak boleh menjadi wali nikah. Demikian merupakan pendapat

seluruh ulama. Berdasarkan hadis nabi yang berbunyi:

ج ج ولا المر��ة المر��ة لا�زو ٩٨ثقات ور�ا� وا�ارقطني ما�ة ا�ن رواه. نفسها المر��ة �زو

“Janganlah perempuan menikahkan perempuan yang lain, dan jangan pula seorang perempuan menikahkan dirinya sendiri (H.R. Ibnu Majah dan Daruquthni dan para perawinya adalah orang-orang yang terpercaya)”

f. Adil. Mengenai kedudukannya sebagai syarat terdapat dua pendapat.

Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa wali harus adil.

Sesuai dengan Hadis : لا نكاح الا بولى وشاھدي عدل (Pernikahan tidak sah

kecuali ada wali dan dua saksi yang adil).

96 Imam Taqiyuddin Abubakar bin Muhammad Alhusaini, Kifayah Al-Ahyar, (Beirut:

Darul Kutub, 2001), h. 475. 97 Syaikh Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah”, di terjamah M. Abdul Ghofur,

Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 59. 98 Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, (Semarang: Karya

Putra, tt), h. 205.

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

47

Mengenai adilnya wali dalam perkawinan, tidak disyaratkan

menurut pendapat Imam Malik, dan Abu Hanifah serta salah satu pendapat

Imam Syafi’i.99 Sejalan dengan pendapat kedua di atas, apa yang di

kemukakan oleh Ibrahim Al-Baijury, bahwa yang disyaratkan adil adalah

kedua saksi, bukan persyaratan bagi wali, karena menurutnya lafadz ‘adlin

adalah naat dari lafad syahidain.100

Fatihuddin Abul Yasin dalam bukunya Risalah Hukum Nikah,

menambahkan dari ke enam syarat wali nikah tersebut diatas, wali nikah

yang menikahkan harus atas kemauannya sendiri (tidak dipaksa), dan tidak

sedang menjalankan ihram.101

Kompilasi Hukum Islam menyebutkan, syarat menjadi wali

diringkas hanya menjadi empat persyaratan, sebagaimana tercantum dalam

pasal 20 ayat 1 yang berbunyi “yang bertindak sebagai wali nikah ialah

seorang laki-laki yang memenuhi syarat hukum Islam yakni Muslim, aqil

dan baligh”.102

5. Tertib Wali Nikah

Mengenai urutan wali nikah yang disepakati jumhur ulama

termasuk Imam Syafi’i adalah sebagai berikut:

a. Bapak

99 Syaikh Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah”, di terjamah M. Abdul Ghofur,

Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 60. 100 Ibrahim al-Baijury, Al-Bajury, Juz 2, tt, 129. 101 Fatihuddin Abul Yasin, Risalah Hukum Nikah, (Surabaya: Terbit Terang, 2006), h. 26. 102 Departemen Agama Republik Indonesia, Instruksi Presiden R.I Nomor 1 Tahun 1991,

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000), h. 20.

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

48

b. Kakek

c. Saudara laki-laki sekandung

d. Saudara laki-laki seayah

e. Anak saudara laki-laki dari saudara laki-laki sekandung (keponakan)

f. Anak saudara laki-laki seayah

g. Paman Sekandung (maksudnya paman dari ayah yang seibu dan

seayah)

h. Paman seayah

i. Anak laki-laki dari paman sekandung

j. Anak laki-laki dari paman seayah.

k. bila semua itu tidak ada, barulah menikah menggunakan wali

hakim.103

Daftar urutan wali di atas tidak boleh dilangkahi atau diacak-acak.

Sehingga bila ayah kandung masih hidup, maka tidak boleh hak

kewaliannya itu diambil alih oleh wali pada nomor urut berikutnya.

Kecuali bila pihak yang bersangkutan memberi izin dan haknya itu kepada

mereka. Apabila wali nikah yang paling berhak urutannya tidak

memenuhi syarat sebagai wali nikah atau oleh karena wali nikah itu

menderita tunawicara, tunarungu, atau sudah uzur, maka hak wali bergeser

kepada wali nikah yang lain menurut derajat berikutnya.

Menurut Imam Syafi’i, bahwa perempuan tidak sah menikah

kecuali dinikahkan oleh wali aqrob (wali yang dekat), bila tidak ada wali

103 Fatihuddin Abul Yasin, Risalah Hukum Nikah, (Surabaya: Terbit Terang, 2006), h. 27.

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

49

aqrob boleh dinikahkan oleh wali ab’ad (wali yang jauh, dan jika tidak

ada wali yang jauh, boleh dinikahkan oleh wali hakim.104

Mazhab Hanafi berpendapat bahwa hak untuk menjadi wali tidak

hanya kepada keturunan yang seayah (ashobah). Tetapi juga diberikan

kepada selain ashobah, misalnya paman dari pihak ibu serta anak dari

paman tersebut.105

Menurut Mazhab Maliki bahwa urutan wali dalam pernikahan

adalah sebagai berikut:

Wali Mujbir yaitu bapak dan orang yang mendapatkan wasiatnya

serta pemilik (tuan atas hamba sahaya yang dimilikinya).106 Setelah itu

wali yang bukan mujbir atau perwalian ikhtiar yaitu anak, kemudian bapak

secara langsung, kemudian saudara, kemudian kakek, kemudian paman,

kemudian paman dari pihak bapak, kemudian anak laki-laki paman dari

pihak bapak, kemudian bapaknya kakek, kemudian paman sebapak, anak

laki-lakinya, paman kakek, kemudian anak laki-lakinya, kemudian

maula(tuan), kemudian orang yang menjadi kafil, kemudian hakim,

kemudian semua orang muslim.107

Penting untuk diketahui bahwa seorang wali berhak mewakilkan

hak perwaliannya itu kepada orang lain, meski tidak termasuk dalam

daftar para wali. Hal itu biasa sering dilakukan di tengah masyarakat

dengan meminta kepada tokoh ulama setempat untuk menjadi wakil dari

104Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqih Empat Madzhab,

(Bandung:Hasyimi, cet. 17, 2016), h. 320. 105 Al Juzairy, Fiqih... , h.56 106 Al Juzairy, Fiqih... , h.57 107 Az Zuhaili, Fiqih... ,h.192

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

50

wali yang sah, untuk itu harus ada akad antara wali dan orang yang

mewakilkan, jika ayah kandung tidak bisa hadir dalam sebuah akad

nikah, maka dia bisa saja mewakilkan hak perwaliannya itu kepada

orang lain yang dipercayainya, meskipun orang itu bukan termasuk

urutan dalam daftar orang yang berhak menjadi wali, sehingga bila akad

nikah akan dilangsungkan di luar negeri dan semua pihak sudah ada

kecuali wali, karena dia tinggal di Indonesia dan kondisinya tidak

memungkinkannya untuk ke luar negeri, maka dia boleh mewakilkan hak

perwaliannya kepada orang yang sama-sama tinggal di luar negeri itu

untuk menikahkan anak gadisnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Menteri Agama Nomor 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah.108

Hak perwalian itu tidak boleh dirampas atau diambil begitu saja

tanpa izin terlebih dahulu dari wali yang sesungguhnya. Bila hal itu

dilakukan, maka pernikahan itu tidak sah dan harus dipisahkan saat itu

juga.

C. Perwakilan Wali Nikah

1. Pengertian Perwakilan

Perwakilan dalam berbagai bentuk transaksi pada dasarnya adalah

boleh karena hal tersebut dibutuhkan manusia dalam berhubungan diantara

mereka. Oleh karena itu ulama fikih sepakat menyatakan bahwa segala

bentuk akad yang dapat dilakukan manusia untuk dirinya sendiri juga

108 Departemen Agama, Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 tentang

Pencatatan Nikah, Pasal 18 ayat 4.

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

51

dapat diwakilkan oleh orang lain, seperti jual beli, sewa menyewa, kawin

dan talak dan shuluh (perdamaian).109

Kata taukil berbentuk masdar, berasal dari kata wakkala-

yuwakkilu- taukilan yang berarti penyerahan atau pelimpahan.110 Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia taukil atau pelimpahan kekuasaan adalah

bermakna proses, cara, perbuatan melimpahkan (memindahkan) hak

wewenang.111

Dari segi makna secara etimologi, baik taukil maupun wakalah

tidak terdapat perbedaan karena keduanya berasal dari satu kata yang

sama, yaitu wakala.

Wali mempelai putri mewakilkan kepada orang lain untuk

menikahkan perempuan yang di bawah perwaliannya, dikenal dengan

istilah taukil wali nikah, yang berarti penyerahan wewenang wali nikah

kepada orang lain yang memenuhi syarat untuk menempati posisi wali

tersebut sebagai pihak yang mewakili (wakil) mempelai perempuan dalam

akad nikah. Wakil dalam akad nikah hanya berkedudukan sebagai duta

yang menyatakan sesuatu atas nama yang mewakilkan, yaitu yang diberi

wewenang oleh wali nikah (muwakkil) untuk menikahkan calon mempelai

putri, kemudian setelah akad nikah selesai maka berakhir pula tugas wakil.

Wali nikah ketika mewakilkan ijab pada saat prosesi akad jelas

merupakan suatu permasalahan tersendiri, memang selama ini dianggap

109 Ibn Rusyd al-Qurthubi, Bidayah al Mujtahid wa Nihayah al Muqtashid, Juz 2, (Beirut

: Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyah, t.t), h. 226 110 Ahmad Warson Munawwir, Kamus, h. 1579 111 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 594

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

52

wajar jika ada seorang bapak (wali kandung mempelai wanita)

mewakilkan ijabnya kepada penghulu dengan beragam alasan. Padahal

konteks Islam wali justru harus ada karena dialah yang mengijabkan

pernikahan putrinya.

2. Dasar Hukum Perwakilan Wali Nikah

Dasar hukum perwakilaan wali nikah terdapat dalam hukum Islam

maupun dalam hukum positif di Indonesia yaitu:

a. As Sunnah

إلى أرض وكان فیمن ھاجر –عند ابن جحش فھلك عنھا عن أم حبیبة أنھا كانت الحبش ( وھى -صلى االله علیھ وسلم-فزوجھا النجاشى رسول اللھ

رواه أبو داود(عندھم

Dari Ummu Habibah, awalnya dia adalah isteri (Abdullah) bin

Jahsy, lalu dia wafat meninggalkannya. Dia termasuk yang hijrah ke

negeri Habasyah. Maka raja Najasyi menikahkannya dengan Rasulullah

shallallahu alaihi wa sallam, ketika dia tinggal bersama mereka (di negeri

Habasyah).112

بن یسار حدثني یحیى عن مالك عن ربیعة بن أبي عبد الرحمن عن سلیمان

أن رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم بعث أبا رافع ورجلا من الأنصار فزوجاه

میمونة بنت الحارث ورسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم بالمدینة قبل أن یخرج

112 Abi Dawud Sulaiman bin ‘As’ad, Sunan Abi Dawud juz II, h. 101

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

53

“telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari

Robi’ah bin Abu Abdurrahman dari Sulaiman bin Yasar, bahwa

Rosulullah SAW, mengutus Abu Rofi’ dan seorang laki-laki dari

kalangan anshor. Mereka berdua menikahkan beliau dengan

Maimunah binti al Harits, sedangkan beliau masih beraa di

Madinah dan belum berangkat.113

b. Ijma’

Hukum asal wakalah atau taukil adalah jaiz (boleh). taukil

terkadang hukumnya sunah jika menolong terhadap perkara yang

disunahkan, terkadang makruh jika menolong terhadap perkara

yang dimakruhkan, terkadang haram jika menolong terhadap

perbuatan haram dan terkadang wajib jika menolak bahaya dari

orang yang diwakili.114

Taukil wali nikah adalah jaiz (boleh) seperti halnya hukum

asal wakalah .

كل عقد یجوز للإنسان أن یعقده بنفسھ یجوز لھ أن یوكل فیھ غیره كالبیع،

والإجارة، التزویج ونحو ذلك

“Setiap akad yang boleh dilakukan sendiri oleh seseorang,

maka ia juga boleh mewakilkannya kepada orang lain, seperti akad

jual-beli, akad sewa-menyewa, akad nikah, dan lainnya”

113 Imam Malik, Al Muwatha’, (Libanon, Daar Al-Ma’rifat, tt), hadits no. 678.

114 Wahbah az-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islam wa ‘Adillatuhu juz V, h. 4061

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

54

Sebagian ulama membawakan kaidah dengan redaksi,

كل عقد جاز للموكل أن یعقده بنفسھ جاز أن یوكل بھ غیره

“Setiap akad yang boleh dilakukan sendiri oleh muwakkil

(orang yang berhak mewakilkan), maka ia juga boleh

mewakilkannya kepada orang lain”

c. Kompilasi Hukum Islam BAB IV pasal 28 juga mengisyaratkan

adanya perwakilan wali dalam akad nikah Akad nikah

dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah yang

bersangkutan. Wali nikah mewakilkan kepada orang lain.115

d. KMA Nomor 477 Tahun 2004 pasal 21 pada ayat (2) dinyatakan

“Dalam hal calon suami atau wali tidak hadir pada waktu akad

nikah, maka ia dapat mewakilkan kepada orang lain”. Ayat

selanjutnya menyatakan “Wakil sebagaimana yang dimaksudkan

pada ayat sebelumnya dikuatkan dengan surat kuasa yang

disahkan oleh Penghulu atau Pembantu Penghulu….”.116

PMA No. 11 tahun 2007 pasal 18 ayat 3 menyebutkan bahwa

untuk melaksanakan akad pernikahan wali nasab dapat

mewakilkan kepada PPN, Penghulu, Pembantu PPN atau

oranglain yang memenuhi syarat.117

f. Kemudian dalam hal pelimpahan kuasa, juga terdapat ketentuan

dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dalam pasal 1792

115 Anonim, Undang-Undang No. 1 Tahun...,h. 137 116 KMA No.477 tahun 2004 117 PMA No. 11 tahun 2007

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

55

BW, bahwa pemberian kuasa diartikan sebagai suatu perjanjian

dengan nama seseorang memberikan kekuasaan kepada orang

lain yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan

suatu urusan.118

Berdasarkan aturan-aturan hukum tentang perwakilan di atas

maka, wali nikah dapat mewakilkan hak perwaliannya kepada orang lain

yang dikehendakinya baik secara lisan ataupun tertulis, namun untuk

menghindari segala hal yang tidak diinginkan dalam perwakilan hendaklah

dilakukan dengan secara tertulis, sesuai dengan pasal 21 KMA 477 tahun

2004, yang kemudian di ubah dengan PMA 11 tahun 2007.

3. Wali yang boleh berwakil

Seseorang yang berhak melakukan tindakan terhadap sesuatu

hal, maka dia boleh mewakilkan kepada orang lain terkait hal itu selama

perkaranya dapat diwakilkan, akad nikah termasuk perkara yang dapat

diwakilkan terkait pelaksanaannya. Menurut al Juzairy, setiap orang

yang memilik hak perwalian dalam akad nikah, maka dia dapat

mewakilkan kepada orang lain terkait pelaksanaan akad nikah

tersebut.119

Abu Hanifah berpendapat, wakil dalam perwakilan secara mutlak,

wakil tidak dibatasi dengan apapun, dalam hal muwakkil menunjuk wakil

sebagai calon mempelai pria, si wakil saja memilih wanita yang cacat atau

118 Anonim, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Buana Press, h. 510

119 Al Juzairy, Fiqih..., h.88

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

56

tidak sekufu, atau dengan mahar yang melebihi mahar sewajarnya. Akad

yang dilakukannya tetap sah dan mengikat karena itulah bentuk kemutlakan

perwakilannya.120

Mazhab Hanafi mengatakan bahwa laki-laki baligh yang dewasa

boleh mewakilkan kepada orang lain. Wakil harus menisbatkan

pernikahan kepada orang yang diwakilinya. Adapun syarat yang

ditetapkan terkait wakil, dia harus layak untuk melakukan tindakan, baik

itu laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian perwakilan yang

dilakukan oleh anak kecil yang belum mengerti dinyatakan idak sah,

demikian juga perwakilan yang dilakukan oleh orang gila maka tidak

sah.121

Jumhur fuqoha selain mazhab Hanafi berpendapat bahwa wali

mujbir boleh mewakilkan orang lain untuk mengawinkannya tanpa

seizinnya. Sebagaimana dia berhak untuk mengawinkannya tanpa

seizinnya, karena tidak disyaratkan menentukan suami, maka boleh

dilakukan perwakilan secara mutlak dan terikat.122

Madzhab Maliki mengatakan wali boleh mewakilkan dirinya

kepada wali lain seperti dia dengan beberapa syarat. 123 Adapun syarat-

syaratnya yaitu, laki-laki, maka tidak sah bila dia mewakilkan kepada

perempuan. Baligh, maka tidak sah bila dia mewakilkan kepada anak yang

belum baligh, Merdeka, maka tidak sah bila dia mewakilkan kepada

120 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 34

121Al Juzairy, Kitab Fiqih..., h.88 122Az Zuhaili, Fiqih... , h. 206 123 Al Juzairy, Fikih... .h. 90

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

57

budak. Islam, maka tidak sah bila dia mewakilkan kepada orang kafir

terkait perkawinan wanita muslim, dan tidak sedang Ihram.

Menurut madzhab Syafi’i wali dapat mewakilkan dirinya kepada

orang lain, baik orang itu wali mujbir maupun bukan wali mujbir.124

Adapun wali mujbir maka dia bisa mewakilkan dirinya kepada orang lain

untuk menikahkan wanita yang berada di bawah perwaliannya tanpa izin

dan ridhanya, baik dia sudah menentukan kepada wakilnya itu calon

suami yang dikehendakinya maupun belum menentukan calon suaminya.

Dalam kondisi ini wakil harus memilihkan calon yang sepadan dan mahar

yang setara. Seandainya wakil menikahkannya dengan dengan orang yang

tidak sepadan dan tanpa mahar yang setara maka pernikamengatakan

bahwa hannya tidak sah.

Wali selain mujbir menurut madzhab Syafi’i tidak boleh baginya

untuk mewakilkan kepada orang lain kecuali dengan izinnya.125 Jika

perempuan itu berkata kepadanya “wakilkanlah”; maka dia dapat

mewakilkan, jika dia menolaknya, maka dia tidak boleh mewakilkan. Jika

dia berkata kepadanya “kawinkanlah aku”, maka dia berhak untuk

mewakilkan menurut pendapat yang paling sahih karena dengan izin ini dia

bertindak terhadap hak perwalian, jadi dia menyerupai orang yang

diberikan wasiat dan orang yang diberikan tanggung jawab.

Menurut madzhab Hambali wali mujbir dan lainnya boleh

mewakilkan dirinya kepada orang lain dalam menikahkan wanita yang

124 Al Juzairy, Fikih... .h. 92 125 Az Zuhaily, Fikih... . h. 207

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

58

berada di bawah perwaliannya tanpa izin dari wanita tersebut, karena wali

berhak untuk melangsungkan akad nikah, maka dia pun berhak mewakilkan

dirinya kepada orang lain terkait hak ini.126

Wakil wali pun memiliki kewenangan sebagaimana yang dimiliki

wali berupa pemaksaan untuk memilihkan calon suami yang

dikehendakinya, hanya saja jika pihak wanita tidak termasuk yang boleh

dipaksa lantaran sebagi janda baligh, atau berusia sembilan tahun, terkait

wali bapak dan orang yang mendapat wasiat bapak, maka wakil wali tidak

boleh menikahkannya tanpa izin dan ridhanya.

Begitu juga ketika Nabi SAW mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan

seorang Anshar untuk mewakilkannya mengawini Maimunah binti Al

Harits, yang disebutkan dalam Al Muwato’ karangan Imam Malik.

حدثني یحیى عن مالك عن ربیعة بن أبي عبد الرحمن عن سلیمان بن یسار

أن رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم بعث أبا رافع ورجلا من الأنصار فزوجاه

ورسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم بالمدینة قبل أن یخرج میمونة بنت الحارث

“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari

Robi’ah bin Abu Abdurrahman dari Sulaiman bin Yasar, bahwa Rosulullah

SAW, mengutus Abu Rofi’ dan seorang laki-laki dari kalangan anshor.

Mereka berdua menikahkan beliau dengan Maimunah binti al Harits,

sedangkan beliau masih beraa di Madinah dan belum berangkat.127

126Al Juzairy, Fikih... . h.94

127 Imam Malik, Al Muwatha’, (Libanon, Daar Al-Ma’rifat, tt), hadits no. 678.

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

59

Rosulullah, SAW dalam kehidupan sehari-harinya telah

mewakilkan kepada orang lain untuk berbagai urusan. Diantaranya adalah

membayar hutang, mewakilkan penetapan had dan membayarnya,

mewakilkan pengurusan unta, membagi kandang hewan, dan lain-lain.128

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa perwakilan diperbolehkan

dalam hukum Islam dalam berbagi urusan kehidupan sehari-hari bahkan

sampai urusan menikah Rosulullah, SAW juga pernah mewakilkan kepada

sahabtnya sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

4. Hadirnya Wali yang Sudah Berwakil

Berdasarkan pendapat dari berbagai mazhab yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa perwakilan dalam pernikahan diperbolehkan, namun

ada ulama yang berbeda pandangan dengan beberapa mazhab tersebut, di

antaranya adalah, Imam Taqiyuddin Abi Bakar Ibn Muhammad Al-

Husaini Al-Hishni Al-Dimasyqy Al-Syafi’i yang berjudul Kifayah Al-

Akhyar fi Halli Ghayah al-Ihtishar menyatakan bahwa akad tersebut tidak

sah. Sebagaimana diungkapkan sebagai berikut:129

حضر ۆا ویحوزأن یوكل ا لولى والزوج فلو وكل ا لولى والزوج او ا حد ھما

الولى ووكیلھ وعقد الوكیل لم یصح النكاح لان الوكیل نانب الولى

“Dan boleh saja wali dan suami mewakilkan orang lain. Maka

kalau wali dan suami atau salah seorang dari keduanya sudah mewakilkan,

128 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 290 129 Imam Taqiyuddin Kifayah Al-Akhyar, h. 51

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

60

atau wali dan wakilnya turut sama-sama hadir , dan wakil melaksanakan

akad, nikah tidak sah, karena wakil itu sebenarnya adalah pengganti

wali”.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Sayid al-Bakri dalam

kitabnya Ianah al-Thalibin juga mengungkapkan bahwa kehadiran wali

dalam prosesi akad itu adalah untuk mengakadkan bukan untuk

menyaksikan suatu akad yang sedang terjadi.

Secara lengkap pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:130

یصح لانھ ولى عاقد فلا فلووكل الاب او الاخ المنفرد فى النكاح وحضر مع اخر لم

یكون شاھدا

“maka apabila seorang ayah atau seorang saudara mewakilkan dalam

pernikahan dan ia hadir beserta yang lainnya maka (akad ) itu tidak sah

karena wali itu adalah orang yang mengakadkan bukan orang yang

menyaksikan”.

Pernyataan di atas menjelaskan jika wali sudah mewakilkan

kepada orang lain dan hadir bersamanya menjadi saksi dalam pernikahan

itu dan hanya ada satu orang saksi dalam akad itu, maka nikahnya tidak

sah, karena wali adalah wali bukan saksi.

Begitu pula dalam kitab al-Bajuri131 yaitu :

130 Al-Bakri ibn Muhammad Syatho al-Dimyathi, Hasyiyah ‘Ianasakh al Thalibin’ala

halli Alfadh Fath al Mu’in bi Syarh Qurroh al ‘Ain bi Muhimmat al Din, Juz 3, (Singapura : Sulaiman Marie, t.t), h. 299

131 Ali ibn Qosim al Ghazi, Hasyiyah al Bajuri ala Fath al Qorib, Juz 2, (Kudus : Menara, t.t), h. 102

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

61

فلووكل الاب او الاخ المنفرد فى النكاح وحضر مع اخر لیكونا شاھدین لم یصح

“Kalau seorang ayah atau saudara laki-laki mewakilkan

perwaliannya dalam akad dan datang bersama dengan orang lain keduanya

sebagai saksi, maka akad tersebut tidak sah”.

5. Alasan yang Berwakil

Wali nikah boleh berwakil kepada orang lain dengan beberapa alasan:

a. Seseorang tidak dapat melaksanakan sekaligus menyelesaikan

urusannya dikarenakan sibuk.

b. Urusannya berada di tempat yang jauh dan sulit untuk dijangkau.

c. Sesesorang tidak mengetahui prosedur atau tata cara melaksanakan

urusan yang diwakilkan tersebut.

d. Seseorang yang mempunyai urusan sedang ada ‘uzur syar’i, misalnya

sakit.132

Keempat alasan di atas sesuai dengan kaidah fiqih:

“Suatu perbuatan yang mudah dijalankan tidak dapat

digugurkan dengan perbuatan yang sukar dijalankan.”133

Kaidah tersebut, dimaksudkan agar dalam setiap pelaksanaan perbuatan

syara’ hendaklah dikerjakan menurut daya kemampuan orang mukallaf.

Tidaklah apa yang mudah dicapai akan menjadi gugur dengan sesuatu yang

benar-benar sukar untuk mencapinya, dengan kata lain, apa yang dicapai menurut

132 . http://etheses.uin-malang.ac.id/368/6/10210079, di akses pada hari Selasa jam 13.10

WIB. 133 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Usuliyyah dan Fiqhiyyah, h. 175

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

62

batas maksimal kemampuannya dipandang sebagai perbuatan hukum yang sah.134

Seperti halnya dalam pelaksanaan akad nikah, bagi wali nikah yang tidak dapat

menghadiri majelis akad untuk menjadi wali dan kemudian menikahkan. Maka,

wali tersebut boleh mewakilkan kepada orang lain yang memenuhi syarat. Dalam

hal wali nikah tidak dapat menghadiri majelis akad dikarenakan salah satu atau

beberapa alasan yang telah disebutkan di atas. Maka, ia tidak boleh

menggugurkan kewajibannya sebagai wali nikah. Sebagai solusinya wali

tersebut harus tetap menjadi wali nikah dengan cara taukil wali nikah yaitu

mewakilkan kepada orang lain yang memenuhi syarat untuk menjadi wakilnya

dalam akad nikah. Semakna dengan ini adalah kaidah fiqih berikut:

“Sesuatu yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan, tidak

dapat ditinggalkan secara keseluruhan.”135

6. Hak dan Kewajiban Wakil Wali

Hak-hak akad dalam perkawinan adalah pekerjaan yang harus

dipenuhi demi terlaksana tujuan akad perkawinan, seperti menyerahkan,

menerima, memenuhi dan minta di penuhi.

Hak-hak akad di dalam perkawinan kembali kepada orang yang

asli, sedangkan wakil hanyalah sekedar utusan dan menyampaikan apa

yang diinginkan oleh orang yang mewakilkan.136

Menurut jumhur yang selain mazhab hambali hak-hak akad

kembali kepada wakil bukanya kepada orang yang dia wakili, hukum

134 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah..., h. 175 135 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah..., h. 175 136 Az Zuhaili, Fiqih ... h.210

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

63

utusan dalam akad perkawinan seperti hukum wakil. Berdasarkan hal ini,

dia berhak menuntut agar istri segera diboyong oleh suaminya. Dia juga

berhak menuntut suami agar segera memenuhi kewajiban mahar kepada

istrinya.137

Berdasarkan pendapat di atas ada dua versi dalam menentukan hak

dan kewajiban wakil, pendapat pertama mengatakan bahwa wakil tidak

mempunyai hak selain apa yang diinginkan oleh pemberi wakil, seorang

yang diberi hak untuk menikahkan anaknya maka haknya hanya terbatas

pada menikahkan saja, seteleh akad nikah dilaksanakan maka berakhirlah

tugasnya. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa hak wakil

tidak hanya terbatas pada menikahkan saja tetapi juga akibat dari

pernikahan tersebut, seperti menuntut suami agar segera memenuhi mahar

yang telah dijanjikannya, dan memboyong istrinya dari rumah orang

tuanya.

7. Sighat Wakil

1. Sighat Wali kepada Wakil

Sigat (lafaz mewakilkan) disyaratkan, bahwa sigat itu merupakan

ucapan dari muwakkil yang menyatakan kerelaannya, seperti contoh:

”Aku wakilkan perbuatan ini kepada engkau, atau kepada si fulan”.

Tidak disyaratkan qabul bagi wakil, tetapi disyaratkan untuk tidak

menolak. 138

137 Az Zuhaili, Fiqih ... h.211 138 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqh Mazhab Syafi’I, h. 115

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

64

Berdasarkan podoman akad nikah yang dikeluarkan oleh

Kementerian Agama sigat akad ketika berwakl adalah sebagai berikut:

“Bapak penghulu/naib (istilah yang lazim dipakai setempat), saya

mewakilkan kepada bapak untuk mewalikan dan menikahkan ... anak

perempuan saya/saudara perempuan saya dengan ... dengan mas kawin

berupa ... .

Penghulu/ naib (istilah yang dipakai setempat), “saya terima untuk

mewalikan dan menikahkan ... dengan ... .139

2. Sighat Wakil ketika Menikahkan

Sigat wakil ketika menikahkan adalah sebagai berikut:

“Saudara ... saya nikahkan ... binti ... yang walinya mewakilkan kepada

saya dengan saudara dengan mas kawin berupa ... .140

Sighat inilah yang digunakan oleh wakil wali ketika menikahkan

berdasarkan buku Pedoman Akad Nikah yang di keluarkan oleh Dirjen

Bimas Islam Kementerian Agama.

139 Anonim, Pedoman Akad Nikah, (Dirjen Bimas Islam Departemen Agama, 2006), h.14 140 Anonim, Pedoman... ,h,15.

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data penelitiannya dan dibandingkan dengan standar

ukuran yang telah ditentukan.141 Metode penelitian adalah suatu cara

yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang

digunakan untuk memecahkan masalah dengan peraturan dan standar

yang telah dirumuskan.

Jenis penelitian dalam penelitian ini, adalah field research

(penelitian lapangan), langsung di lapangan yang mengambil lokasi di

KUA Kabupaten Lampung Tengah, dengan objek kajian adalah

Persepsi Masyarakat terhadap Perwakilan Wali Nikah ditinjau dari

Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia.

Penelitian kualitatif mempunyai tujuan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

141 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1997), h. 114.

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

66

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.142

Berdasarkan teori di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui persepsi masyarakat tentang fenomena wali nikah yang

berwakil ketika melangsungkan akad nikah.

b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif merupakan “prosedur penelitian yang

menghasilkan data yang deskriftif, yang bersumber dari tulisan atau

ungkapan dan tingkah laku yang dapat diobservasi dari manusia.143

Penelitian deskriptif kwalitatif ini digunakan untuk

menggambarkan persepsi masyarakat tentang fenomena yang terjadi

ketika wali nikah mengakadkan anaknya, saudaranya yang berada di

bawah perwalianya berwakil kepada orang lain.

2. Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian sering didefinisikan sebagai

subyek dari mana data-data penelitian itu diperoleh.144 Data penelitian ini

merupakan fenomena sosial baik yang tertulis, tidak tertulis atau hasil

observasi dan interview di lokasi penelitian.

142 Lexy J Moleong, MetodePenelitian Kualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya,

2003), h. 7 143 Burhan Ashshofa, Metode..., h. 16 144 Suharsini, Prosedur , h. 114.

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

67

Sumber data dalam penelitian ini, dibagi menjadi tiga jenis yaitu

sumber data primer, sumber data sekunder dan sumber data tersier.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama.145 Sumber data

primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan riset

atau penelitian. Sumber data primer dapat berupa pendapat subjek

riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil observasi

terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil

pengujian. Adapun sebagai sumber data primer adalah wali nikah

yang berwakil, penghulu dan Kepala KUA yang bertindak sebagai

muwakil dan wakil dalam perkawinan di Kabuaten Lampung tengah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder, yaitu penjelasan dari sumber data

primer. Yaitu sumber data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak

langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya.146 Peneliti

menggunakan sumber data ini sebagai data pendukung yang

berhubungan dengan Persepsi Masyarakat terhadap Perwakilan Wali

Nikah dalam prespektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia.

145 Lexy J Moleong, Metode ..., h. 86 146 Lexy, Metode..., h. 86

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

68

Sebagai sumber data sekunder di antaranya adalah buku-buku

hukum tentang Perkawinan, kitab-kitab ulama fiqih, peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan perkawinan, serta sumber

lain yang di anggap relevan dengan penelitian ini dan dokumen yang

ada.

c. Sumber Data Tersier

Berupa kamus bahasa Arab, kamus bahasa Inggris, kamus

bahasa Indonesia, ensiklopedia hukum Islam, majalah, surat kabar,

makalah-makalah, artikel yang berhubungan dengan topik penelitian

dan lain sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian dipahami sebagai cara melakukan penelitian

ilmiah yang terstandar, sistematik, dan logis. Penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif. Berdasarkan pendekatan yang digunakan itu, maka

metode pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara:

a. Menghimpun data tertulis berdasar hasil studi kepustakaan, jurnal

penelitian, dan berita-berita dan media massa;

b. Wawancara mendalam dan terstruktur ditetapkan dengan

menggunakan pedoman wawancara. Sebagai studi kasus

penerapannya menggunakan wawancara mendalam terhadap informan

yang dipilih secara sengaja;

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

69

Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini akan dilakukan

dengan menggunakan teknik wawancara (interview) dan metode

dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.147

Menurut Burhan Bungin wawancara dalam suatu penelitian

bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam

suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu metode

pembantu dari metode utama kuesioner.148 Adapun teknik wawancara

yang dipilih adalah wawancara mendalam yaitu “temu muka berulang

antara peneliti dan tineliti dalam rangka memahami pandangan tineliti

mengenai hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial sebagaimana

ungkapan dalam bahasanya sendiri”.149

Ditinjau dari pelaksanaannya wawancara dibedakan menjadi tiga

bagian di antaranya:

1) Interview bebas, di mana pewawancara bebas menanyakan apapun

saja, tetapi juga mengingat data yang akan dikumpulkan.

147 Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, h. 148 148 Burhan Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke

Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2001), h. 62 149 MT. Felix Sitorus, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor : Fakultas Pertanian

IPB, 1998), h. 25

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

70

2) Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh

pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan

terinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur.

3) Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas

dan interview terpimpin. Pewawancara membawa pedoman yang

hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang dapat

ditanyakan.150

Beberapa macam jenis interview di atas, digunakan interview yang

terakhir yaitu interview bebas terpimpin, karena metode interview yang

terakhir adalah metode yang paling tepat pada penelitian ini, agar

mendapatkan data yang valid dan terfokus pada pokok permasalahan yang

sedang diteliti.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hal

yang tidak dapat diperoleh dari data-data di dalam dokumen yang

berhubungan dengan perwakilan wali nikah yang ada di KUA yang

menjadi sampel dalam penelitian ini. Wawancara antara lain dilakukan

dengan Kepala KUA Kecamatan, Penghulu KUA Kecamatan dan wali

nikah yang memberikan perwakilannya.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-

150 Suharsini , Prosedur ...,h. 145-146.

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

71

buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan sebagainya,

yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”.151

Penelitian dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data yang

sudah tersedia dalam catatan atau dokumen. Fungsinya sebagai pendukung

dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui wawancara

mendalam. Dokumentasi yaitu suatu kegiatan penelitian dengan cara

mempelajari dan mencermati suatu dokumen yang ada pada suatu lembaga

tertentu sebagai salah satu langkah untuk menjawab suatu permasalahan

penelitian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh dokumen-dokumen yang

terkait dengan proses perwakilan wali nikah, data wali nikah yang

berwakil di KUA Kabupaten Lampung Tengah, melalui dokumen-

dokumen yang ada pada Kantor Urusan Agama di Kabupaten Lampung

Tengah.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah kegiatan analisis mengategorikan data untuk

mendapatkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta

menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat.152

Menganalisa data merupakan kegiatan inti yang terpenting dan

paling menentukan dalam penelitian. Analisa data ini dilakukan dalam

151 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada,

University Press, 1988), h.133 152 Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi

Aksara,2017), h.130

Page 90: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

72

suatu proses yang pelaksanaannya mulai dilakukan sejak pengumpulan

data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan

lapangan.

Analisis data dilakukan dengan proses pengurain data, pelacakan

dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan

lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuanya.

Dalam analisis ini penulis akan mendeskripsikan tentang Persepsi

Masyarakat terhadap Perwakilan Wali Nikah di KUA kabupaten

Lampung Tengah .

Penelitian dengan menggunakan data kualitatif sebenarnya

merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu

apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan prilaku

nyata, yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang utuh,

sepanjang hal itu mengenai manusia.153

Tekhnik dengan menggunakan data kualitatif merupakan tekhnik

yang tidak menggunakan perhitungan statistika, namun dengan

mendeskripsikan dalam bentuk penjelasan yang merupakan hasil analisa

setelah memperoleh data serta bahan-bahan dari lapangan. Kemudian

barulah dapat dipaparkan secara seksama perbedaan pemikiran serta

titik temu agar pemikiran keduanya dapat difahami keseluruhan.

153Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif , (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002), h.

32.

Page 91: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

73

Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan

menganalisa data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur,

terstruktur dan mempunyai makna.

Langkah-langkah analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

versi Miles dan Huberman yang menggunakan tiga alur kegiatan yang

secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi.154

a. Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi

dari beberapa literatur yang terkait dengan pembahasan

b. Penyajian Data

Data yang tercatat di catatan lapangan selanjutnya diorganisasikan dan

disjikan dalam bentuk teks naratif.

c. Simpulan/Verifikasi.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir

penelitian kualitatif.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan ini memusatkan perhatianya pada prinsip-prinsip umum yang

mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan

manusia, atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial budaya dengan

menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, untuk

154 Husaini ... , Metode..., h.132

Page 92: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

74

memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku,155 dengan

demikian gejala-gejala yang ditemukan tidak memungkinkan untuk diukur

oleh angka-angka, melainkan melalui penafsiran yang logis teoritis yang

berlaku atau terbentuk begitu saja. karena realitas yang baru, yang

menjadikan indikasi signifikan untuk terciptanya konsep baru.

155Burhan Ashofa, Metodologi ...h. 20-21

Page 93: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Profil Lokasi Penelitian

1) Profil KUA Kecamatan Gunung Sugih

Kecamatan Gunung Sugih secara geografis terletak pada

posisi yang sangat strategis yakni pada jalur lintas Sumatera yan

Kecamatan Gunung Sugih juga berada di pusat Lampung Tengah

dan sekaligus sebagai ibukota Kabupaten Lampung Tengah.

Kecamatan Gunung Sugih memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan

Terbanggi Besar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Bumi Ratu Nuban, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Kota Gajah, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan anak

Tuha. Secara keseluruhan luas Wilayah Kecamatan Gunung Sugih

adalah 15.413.40 KM2 atau 1541.340 hektar.156

Wilayah Kecamatan Gunung Sugih terbagi ke dalam lima

belas Kampung dan menurut data kependudukan memiliki jumlah

penduduk sebagai berikut:

No Nama Kampung Jumlah

KK Lk Pr Jumlah

1 Gunung Sugih 858 2.386 2.345 4.731

2 Gunung Sugih Raya 1.427 2.588 2.548 5.136

156 Profil KUA Kecamatan Gunung Sugih, h. 4.

Page 94: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

76

3 Buyut Udik 818 1.750 1.699 3.457

4 Buyut Ilir 690 1.272 1.260 2.532

5 Bangunrejo 1.305 2.719 2.702 5.421

6 Komering Agung 572 1.360 1.370 2.730

7 Komering Putih 1.361 2.718 2.678 5.396

8 Fajar Bulan 740 1.500 1.486 2.986

9 Terbanggi Agung 986 1.751 1.697 3.691

10 Terbanggi Subing 146 805 785 1.590

11 Seputih Jaya 822 1.714 1.674 3.380

12 Wonosari 1168 2.855 2.825 5.680

13 Putra Buyut 949 2.346 2.307 4.653

14 Buyut Utara 983 1.942 1.930 3.872

15 Gunung Sari 1.153 2.650 2.600 5.250

JUMLAH 13.744 30.364 29.906 60.413

Tabel 1: Data Jumlah Penduduk Kecamatan Gunung Sugih.157

Jumlah rumah ibadah dari masing-masing pemeluk agama

di Kecamatan Gunung Sugih :

No Nama Rumah Ibadah Jumlah

1 Masjid 79 bangunan

2 Langgar 110 bangunan

3 Musholla 18 bangunan

4 Gereja Katolik 3 bagunan

5 Gereja Protestan 4 bangunan

Tabel 2: Data Jumlah Rumah Ibadah Kecamatan Gunung Sugih.158

KUA Kecamatan Gunung Sugih mempunyai pegawai, yaitu

Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama RI maupun pegawai

honorer yang ditugaskan di lingkungan Kantor Kementerian

157 Profil KUA Kecamatan Gunung Sugih, h. 5. 158 Profil KUA Kecamatan Gunung Sugih, h. 6.

Page 95: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

77

Agama Kabupaten Lampung Tengah untuk membantu sebagian

tugas pokok dan fungsi Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Lampung Tengah.

Kepala KUA Kecamatan Gunung Sugih memberikan uraian

tugas kepada para pegawainya sebagai acuan dalam melaksanakan

pekerjaan sehari-hari (frame works) untuk menciptakan kinerja

yang terarah semasa dinas di dalamnya. Hal ini diharapkan dapat

memberikan daya dukung terhadap potensi SDM yang bertugas di

KUA Kecamatan Gunung Sugih. Adapun pegawai-pegawai

tersebut adalah:

No Nama Pegawai & NIP Gol/Ruang Jabatan

1 H. Wawan Purnawan, S.Ag, M.H.I IV/a Kepala

NIP. 196909251996031001 2. Ahmad Muanam, S.H.I

NIP. 197304092006041017 IV/a Penghulu Madya

3. Nurzati II/c Staf

NIP. 196607052005012004 4. Nurhasanah

II/c Staf NIP. 19740107200602001

5. Bahrunsyah Honorer Staf

6. Dedi Kurniawan Honorer Staf

Tabel 3: Data Pegawai KUA Kecamatan Gunung Sugih.159

Nama-nama yang menjabat sebagai Kepala KUA

Kecamatan Gunung Sugih sejak awal berdirinya sampai dengan

sekarang adalah:

159 Profil KUA Kecamatan Gunung Sugih, h. 9.

Page 96: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

78

No Nama Pejabat Periode Tahun

1 Hi. Ahmad - 2 Hi. Husin - 3 Hi. M. Siraj - 4 A. Kadir - 5 Mas Abdurrahman (Glr. PN. Junjungan) - 6 Ah. Permata Mega - 7 A. Muis RI - 8 M. Kusyairi - 9 Idam Ishak - 10 Ismet Efendi (Pjs) - 11 Munhijar, BA 1984-1987 12 Drs. Muzakki Sy. 1987-1993 13 Ibrahim Rp. 1993-1999 14 Hi. Tom Tomi 1999-2004 15 Hi. Ramdan, S.Ag. 2004-2007 16 Drs. Hi. Darmansyah 2007-2010 17 Drs. Hi. Haryanto 2010-2013 18 Hi. Ramdan, S.Ag. 2013-2017 19 Hi. Wawan Purnawan, S.Ag., M.H.I 2017-sekarang

Tabel 4: Nama-Nama Kepala KUA Kecamatan Gunung Sugih dari Awal sampai Sekarang.160

2) Profil KUA Kecamatan Terbanggi Besar

Wilayah kerja Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Terbanggi Besar terletak di wilayah Kabupaten Lampung Tengah,

Provinsi Lampung dengan luas wilayah 208,65 km2.

Wilayah Kecamatan Terbanggi Besar terbagi ke dalam

sepuluh Kampung dan menurut data kependudukan memiliki

kondisi demografis sebagai berikut:

No. Kampung Jumlah

Penduduk Jumlah Kep.

Keluarga Ket

1 Adi Jaya 6.013 1.436 2 Bandar jaya Barat 13.136 3.388 3 Bandar Jaya Timur 15.144 2.966

160 Profil KUA Gunung Sugih, h. 7.

Page 97: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

79

4 Yukum Jaya 15.318 3.724 5 Terbanggi Besar 6.253 1.567 6 Poncowati 24.450 6.711 7 Indra Putra Subing 4.765 1.208 8 Karang Endah 8.027 1.771 9 Nambah Dadi 8.215 1.992 10 Onoharjo 3.827 1.001 Jumlah 105.148 25.824 Tabel 5: Data jumlah penduduk Kecamatan Terbanggi Besar

beerdasarkan keluarga.161

Keadaan penduduk menurut Agama yang dianut adalah

sebagai berikut:

No

Kampung Jumlah Penduduk Menurut agama

Islam Katholik Protestan Hindu Budha 1 Adi Jaya 5.706 59 61 9 5 2 Bandar jaya Barat 11.422 746 1.413 621 651 3 Bandar Jaya Timur 9.998 642 2.034 584 584 4 Yukum Jaya 13.369 769 368 481 443 5 Terbanggi Besar 20.731 1.083 1.403 0 633 6 Poncowati 5.891 1.149 376 15 0 7 Indra Putra Subing 4.806 0 30 15 0 8 Karang Endah 6.969 43 581 364 7 9 Nambah Dadi 8.465 0 164 21 0

10 Onoharjo 3.955 206 141 139 0 JUMLAH 91.312 4.706 6.571 2.249 2.323

Tabel 6: Data jumlah pemeluk agama dan statusnya Kecamatan Terbanggi Besar.162

KUA Kecamatan Terbanggi Besar mempunyai beberapa

pegawai, yaitu Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama RI yang

ditugaskan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Lampung Tengah untuk membantu sebagian tugas pokok dan

161 Profil KUA Kecamatan Terbanggi Besar, Data jumlah penduduk tahun 2017. 162 Profil KUA Kecamatan Terbanggi Besar, Data Jumlah Pemeluk Agama tahun 2017.

Page 98: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

80

fungsi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung

Tengah. Adapun pegawai-pegawai tersebut adalah:

No NAMA Jabatan

1 Drs. Hi. Haryanto Kepala KUA/PPN

2 Kozim, S.H.I. Penghulu/PPN

3 Asmara Jaya, S.Ag. Staff TU Kemasjidan & Wakaf

4 Ishak Staff TU Nikah Rujuk

5 Siti Zainab Staff TU & Rumah Tangga

6 Nur Imtihani, S.Ag. Penyuluh Agama Islam

7 Nanik Susiani, S.Ag. Pengawas

8 Usdiana, S.Ag. Pengawas

9 Septina Liana, A.Md. Staff honorer

10 Agus Farurrozi Staff honorer 11 Ernida, S.Ag. Staff honorer

Tabel 7: Data pegawai KUA Kecamatan Terbanggi Besar.163

3) Profil KUA Kecamatan Trimurjo

Kecamatan Trimurjo merupakan bagian dari Wilayah

Kabupaten Lampung Tengah yang sejajar dengan dua puluh tujuh

Kecamatan lainnya yang dibuka pada awal tahun 1935. oleh para

kolonisasi yang didatangkan dari pulau Jawa, dan berasal dari

daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat itu status

pemerintahan hanya merupakan daerah dari Onder Afdeling

Sukadana. Pada tahun 1937 sampai dengan tahun 1938 sudah

merupakan kecamatan tersendiri di bawah kewedanaan Metro.

Kecamatan Trimurjo memiliki wilayah yang sangat

setrategis karna berbatasan langsungdengan Kabupaten Pesawaran,

Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro, dan dilalui jalur lintas

163 Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Terbanggi Besar Tahun 2017.

Page 99: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

81

Propinsi Lampung. Pusat pemerintahan (Ibukota Kecamatan)

berada di Kelurahan Simbarwaringin.

Secara administrative wilayah Kecamatan Trimurjo terdiri

dari 14 (lima belas) desa dengan jumlah kepala keluarga (KK)

13.892 dan jumlah penduduk 50.198 jiwa dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 8. Data jumlah penduduk kecamatan Trimurjo.164

Keadaan penduduk menurut Agama yang dianut adalah

sebagai berikut:

No

Kampung

Jumlah Jumlah Penduduk Menurut agama

Islam Katholik

Protestan Hindu Budha

1 Adipuro 6.330 6.320 10 - - -

164 Laporan Tahuhan KUA Kecamatan Trimurjo, Data Jumlah Penduduk.

No Kampung/ Kelurahan

KK Laki-laki

Perempuan Jumlah

1 Simbarwaringin 1.663 2,785 2,712 5.493

2 Trimurjo 1.354 2,302 2,340 4.642 3 Adipuro 1.517 3,106 3,226 6.342 4 Liman Benawi 975 1,802 2,265 4.071 5 Depok Rejo 955 1,857 1,731 3.588 6 Tempuran 1.478 2,746 2,499 5.364 7 Purwodadi 1.554 2,657 2,769 5.361 8 Purwoadi 695 1,184 1,122 2.406 9 Notoharjo 882 1,563 1,533 3.103 10 Untoro 802 1,391 1,295 2.699 11 Pujo Asri 355 676 665 1.350 12 Pujo Basuki 372 635 614 1.249 13 Pujo Kerto 623 1,165 1,104 2.269 14 Pujo Dadi 630 1,063 980 2.043 Jumlah 13.855 25.023 24.780 48.763

Page 100: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

82

2 Trimurjo 4.837 3.890 18 32 882 15

3 Liman Benawi

4.072 4.059 - 9 4 -

4 Depokrejo 3.702 3.697 4 1 - - 5 Simbarwari

ngin 5.497 5.414 28 41 11 3

6 Tempuran 5.353 5.149 145 58 - - 7 Purwodadi 5.414 5.273 37 100 - 4 8 Purwoadi 2.194 2.098 15 81 - - 9 Notoharjo 3.073 3.023 50 - - -

10 Untoro 2.508 2.504 4 - - - 11 Pujokerto 1.337 1.064 47 11 215 - 12 Pujobasuki 1.307 1.293 14 - - -

13 Pujoasri 2.391 2.387 4 - - - 14 Pujodadi 2.061 2.049 1 11 - -

JUMLAH 50.076 48.220 377 344 1112 22

Tabel 9: Data jumlah pemeluk agama Kecamatan Trimurjo.165

Keadaan rumah ibadah di wilayah kerja KUA Trimurjo

adalah sebagai berikut :

No Kampung Banyaknya Sarana / Tempat Ibadah

Masjid Langgar Gereja Pura Vihara 1 Adipuro 19 9 0 0 0 2 Trimurjo 12 5 1 3 0 3 Liman

Benawi 14 5

0 0 0

4 Depokrejo 13 5 2 0 0 5 Simbarwaringin 17 11 1 0 0 6 Tempuran 15 6 1 0 0 7 Purwodadi 18 12 0 0 0 8 Purwoadi 10 7 1 0 0 9 Notoharjo 13 9 0 0 0

10 Untoro 10 7 0 0 0 11 Pujokerto 5 3 0 0 0 12 Pujobasuki 7 4 0 0 0

13 Pujoasri 10 5 0 1 0 14 Pujodadi 8 7 0 0 0 JUMLAH 171 95 6 4 0

165 Laporan Tahuhan KUA Kecamatan Trimurjo, Data Jumlah Penduduk, Pemeluk Agama

dan Tempat Ibadah Tahun 2017 (Model F.16).

Page 101: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

83

Khusus untuk pemeluk Agama Islam, selain memiliki

sarana ibadah di atas (masjid dan langgar) juga memilki fasilitas

pembelajaran agama seperti Majlis Ta’lim (MT), Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) dan Madrasah Diniyah/Pondok-

Pesantren (Pon-Pes).

Kegiatan-kegiatan syiar Islam harian dari jamaah majlis

ta’lim maupun syiar yang dilaksanakan berkaitan dengan tibanya

hari-hari besar Islam telah menjadi bagian intergral dari kehidupan

masyarakat Trimurjo.

Kendati demikian, sebagaimana penduduk Lampung

Tengah, di wilayah kecamatan lainnya, heterogenitas tetap nampak

dalam nadi kehidupan masyarakat wilayah Kecamatan Trimurjo,

baik dalam bentuk keragaman agama, suku, maupun budaya.

praktis tidak nampak sekat-sekat agama maupun budaya dalam

pergaulan antar individu dari komponen masyarakat di wilayah ini,

kecuali sekat primordial yang secara psikologis memang akan

selalu melekat dalam benak masing-masing pemeluk agama, anak

suku maupun anak budaya.

Masyarakat dengan background cultural yang demikian itu,

menjadikan suasana harmonis dalam kehidupan masyarakat

Kecamatan Trimurjo dapat senantiasa terpelihara. Di samping

bahwa terdapat upaya-upaya yang dilakukan pemerintah (umara)

Page 102: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

84

bekerjasama dengan ulama dan komponen masyarakat untuk

memelihara stabilitas kerukunan umat beragama baik dengan

pendekatan struktural maupun kultural.

KUA Kecamatan Trimurjo mempunyai pegawai, yaitu

Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama RI maupun pegawai

honorer yang ditugaskan di lingkungan Kantor Kementerian

Agama Kabupaten Lampung Tengah untuk membantu sebagian

tugas pokok dan fungsi Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Lampung Tengah. Pegawai-pegawai tersebut adalah:

No

Nama

Nip

Gol /

Ruang Jab

1 Drs. H. Yunizar, M.Kom.I Nip. 196606082005011002

IV/A Kepala

2 H.Ahmad Yatim, S.Ag. Nip. 197304092006041017

IV/A Penghulu Madya

3 Yusro, BA Nip. 19610104 198503 2 001

III/C Bendahara Pembantu

Pengeluaran 5 Dwi Fatmawati

Nip. 197010061991032002 III/B Staf

6 Khoirul Bariyah, S.H.I Nip.197912152005012002

IV/A Penyuluh

Agama Islam 7 Edi Triono

Nip. 196211022014111002 II/A Penyuluh

9 Suhardiman

Nip. 196810102014111004 II/A Staf

10 Iswoyo

Nip. 19620921201411102 II/A Staf

11 Oktinaliya, S.Ei - Honorer

Tabel 12: Data Pegawai KUA Kecamatan Trimurjo.166

166 Laporan Tahunan KUA Kecamatan Trimurjo tahun 2017, Data Pegawai/Petugas KUA

Kecamatan Trimurjo, h. 4.

Page 103: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

85

Kepala KUA Kecamatan Trimurjo sejak tahun 1980 sampai

sekarang adalah:

No Nama Pejabat Periode Tahun

1 Salim, SK 1980-1981 2 Badri, BA 1981-1986 3 Faisal Yusuf 1986-1990 4 Drs. Zaidun 1990-1993 5 Drs. Muzakky, Sy. 1993-1995 6 Mutoiqin, BA. 1995-1999 7 Muzni AS. BA. 1999-2003 8 Drs. Darmansyah 2003-2007 9 Muslim Ibrahim, S.Ag. 2007-2011 10 Drs. H. Razikin 2011-2017 11 H. Tugiyanto, S.Ag 2017-2016 12 Drs. H. Yunizar, M.Kom.I 2016-sekarang Tabel 16: Nama-Nama Kepala KUA Kecamatan Trimurjo dari

tahun 1980 sampai Sekarang.167

4) KUA Kecamatan Bangunrejo

Kecamatan Bangunrejo merupakan salah satu Kecamatan di

Kabupaten Lampung Tengah, memiliki luas wilayah sebesar

96,05km2² dengan jumlah penduduk 56,367 jiwa dengan

kepadatan 251 jiwa/km2. Wilayah kecamatan bangunrejo terdiri

dari tujuh belas kampung/kelurahan yaitu: Bangunrejo, Cimarias,

Sinar Seputih, Sinar Luas, Sidorejo, Sidodadi, Sidoluhur,

Sripendowo, Sidomulyo, Sukanegara, Sukawaringin, Tanjungjaya,

Tanjung Pandan, Timbulrejo, Purwodadi, Mekarjaya, Sukanegeri

167 Profil KUA Kecamatan Trimurjo tahun 2011, Daftar Nama-Nama Pejabat Kepala KUA

Kecamatan Trimurjo, h. 7.

Page 104: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

86

Jumlah penduduknya menurut agama yang dianut sebagai

berikut:

No Agama Jumlah Jiwa Keterangan

1 Islam 55.202

2 Kristen Protestan 465

3 Katolik 700

Jumlah 56.367

Tabel 14: Data jumlah penduduk Kecamatan Bangunrejo menurut agama.168

Jumlah Rumah Ibadah di Kecamatan Bangunrejo sebagai

berikut:

No Nama Tempat Ibadah Jumlah Keterangan

1 Masjid 95

2 Langgar 124

3 Musholla 9

4 Gereja 1

Tabel 15: Data jumlah tempat ibadah Kecamatan Bangunrejo.169

Jumlah Petugas Pelaksana dan Pelayanan dalam lingkungan

Kantor Urusan Agama Kecamatan Bangunrejo Secara rinci dapat

dilihat pada tabel berikut:

No NAMA Jabatan

1 Drs. H. Darmansyah Kepala KUA/PPN

2 H. Sugito, S.Ag Penghulu/PPN

3 Sri Yuliati, S.Pd. Staff Kepegawaian

4 M Yusuf Staff

5 Nur Khamid, S.Ag. Pengawas PAI

168 Laporan Tahunan KUA Kecamatan Bangunrejo Tahun 2017. 169 Laporan Tahunan KUA Kecamatan Bangunrejo Tahun 2017, h. 2

Page 105: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

87

6 Siti Imroatun, S.Ag. Penyuluh Agama Islam

7 Suhari Ali. Staff Honorer

Tabel 16: Data Pegawai KUA Kecamatan Bangunrejo170

5) KUA Kecamatan Seputih Raman

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Seputih Raman

Kabupaten Lampung Tengah membawahi satu Kecamatan yaitu

Kecamatan Seputih Raman, dengan jumlah Kampung: 14 (empat

belas).

Wilayah Kecamatan Seputih Raman terdiri dari 14 (empat

belas) Kampung Yaitu: Kampung Rejo Asri, Kampung Rejo

Basuki, Kampung Ratna Chaton, Kampung Rama Dewa, Kampung

Rukti Endah, Kampung Rama Gunawan, Kampung Rukti Harjo,

Kampung Rama Indra, Kampung Rama, Kampung Rama Murti,

Kampung Rama Nirwana, Kampung Rama Utama, Kampung

Rama Yana dan Kampung Buyut Baru,

Keadaan penduduknya adalah sebagai berikut:

Jumlah Penduduk Seluruhnya 51.312 Jiwa, Jumlah Penduduk Laki-

laki 25.623 Jiwa, Jumlah Penduduk Perempuan 25.689 Jiwa

Jumlah Penduduk Menurut Agama dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

No Agama Jumlah Jiwa Keterangan

1 Islam 40.605

2 Kristen Protestan 840

3 Katolik 894

4 Hindu 8.538

5 Budha 435

Jumlah 51.312

Tabel 17: Jumlah penduduk menurut Agama Kecamatan Seputih

Raman

170 Profil KUA Kecamatan Bangunrejo tahun 2017. h.3

Page 106: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

88

Jumlah pegawai di KUA Kecamatan Seputih Raman adalah

7 orang terdiri dari 5 orang PNS, 1 orang honorer. dan 1 orang

penjaga malam.

NO Nama Pegawai &

NIP Gol./Ruang Jabatan

1 H. Kasimun, S.Ag IV / a Kepala

2 J. Wahid Hasyim, S.H.I, M.H.I

III / c Penghulu

Muda

3 Kuryani III / c Bendahara

4 A. Hamdani, S.Pd.I

III / d Pengawas

PAI

5 Imam Rohani, S.Ag

III / a PAI

6 Burhanuddin Honorer Staf

7 Damiri - Penjaga

Tabel 18: Data pegawai KUA Kecamatan Seputih Raman.171

2. Wali yang berwakil di KUA Kabupaten Lampung Tengah

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia

(Dirjen Bimas Islam Kemenag RI) Nomor DJ.II/748 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) atas Biaya Nikah atau Rujuk di Luar Kantor

Urusan Agama Kecamatan, pada BAB IV tentang Tipologi KUA

171 Laporan Tahunan KUA Kecamatan Seputih Raman, 2017.

Page 107: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

89

Kecamatan, dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah peristiwa

nikah sebagai berikut:172

1) Tipologi A adalah KUA yang jumlah peristiwa nikahnya di

atas 100 peristiwa dihitung rata-rata per bulan.

2) Tipologi B adalah KUA yang jumlah peristiwa nikahnya antara

50 s.d. 100 peristiwa dihitung rata-rata per bulan.

3) Tipologi C adalah KUA yang jumlah peristiwa nikahnya di

bawah 50 peristiwa dihitung rata-rata per bulan.

4) Tipologi D1 adalah KUA yang secara geografis berada pada

daerah terdalam, terluar, dan daerah perbatasan di daratan.

5) Tipologi D2 adalah KUA yang secara geografis berada pada

daerah terdalam, terluar, dan daerah perbatasan di kepulauan.

Peristiwa nikah di KUA Kabupaten Lampung tengah

selama tiga tahun terakhir untuk dapat mengklasifikasikan tipe-

tipe tersebut, sebagai berikut:

No

Kecamatan Peristiwa Nikah

2015 Rata2 /bulan

2016 Rata2 /bulan

2017 Rata2 /bulan

Jan-Mar 2018

Rata2 /bulan

1 Padang Ratu 619 52 624 52 455 38 82 27

2 Kalirejo 650 54 595 50 567 47 132 44

3 Bangun Rejo 577 48 501 42 465 39 62 21

4 Gunung Sugih

605 50 548 46 489 40 120 40

5 Trimurjo 447 37 415 35 388 32 80 27

6 Punggur 298 25 270 23 255 21 73 24

7 Seputih Raman

309 26 301 25 281 23 69 23

8 Terbanggi Besar 1007 84 806 67 865 72 191 64

9 Seputih Mataram 348 29 309 26 329 27 43 14

172 Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama

Republik Indonesia (Dirjen Bimas Islam Kemenag RI), Nomor DJ.II/748 Tahun 2014, h. 10.

Page 108: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

90

10 Seputih Raman

466 39 318 27 261 22 50 17

11 Rumbia 439 37 298 25 261 22 48 15

12 Seputih Surabaya 488 41 384 32 336 28 78 26

13 Terusan Nunyai

557 46 362 30 363 30 95 32

14 Bumi RatuNuban 301 25 259 22 221 18 41 17

15 Bangunrejo 301 25 245 20 234 19 32 11

16 Seputih Agung

452 38 387 32 313 26 57 19

17 Way Pengubuan 336 28 300 25 264 22 73 24

18 Bandar Mataram 585 49 472 39 435 36 121 40

19 Pubian 403 34 341 28 333 27 60 2

20 Selagai Lingga

333 28 298 25 255 21 48 18

21 Anak Tuha 350 29 319 27 320 27 63 27

22 Sendang Agung

371 31 343 29 322 27 52 20

23 Kota Gajah 265 22 228 19 268 22 74 25

24 Bumi Nabung

367 31 261 22 224 19 62 27

25 Bandar Surabaya 383 32 269 22 253 21 62 21

26 Way Seputih 107 9 118 10 27 9

27 Putra Rumbia

117 10 136 11 20 7

28 Anak Ratu Aji

118 10 27 9

Jumlah 11257 938 9677 806 9129 761 3958 1319

Tabel 19: Data peristiwa Nikah Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015-2017.173

Tabel tersebut di atas dapat memberi tahukan bahwa

berdasarkan peristiwa nikah yang dilaksanakan di KUA se-

Kabupaten Lampung Tengah terdapat dua tipologi KUA, yaitu

tipe B yang peristiwa nikahnya diantara 50 s.d. 100 dihitung rata-

rata per bulan (Kecamatan Padang Ratu tahun 2015 dan 2017

Kecamatan Kalirejo tahun 2015, 2016 dan 2017, Kecamatan

Gunung Sugih tahun 2015, kecamatan Terbanggi Besar tahun

173 Data Peristiwa Nikah dan Rujuk Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015-2017.

Page 109: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

91

2015, 2016 dan 2017 dan Kecamatan Bandar Mataram pada tahun

2015), dan tipe C yang peristiwa nikahnya dibawah 50 dihitung

rata-rata per bulannya.

Telah dijelaskan di awal, bahwa dari 28 KUA Kecamatan

se-Lampung Tengah tersebut, diambil 5 (lima) KUA yang

dijadikan sampel yang mewakili dari 27 KUA tersebut

berdasarkan letak geografis di Kabupaten Lampung Tengah,

yaitu: KUA Kecamatan Gunung Sugih, KUA Kecamatan

Terbanggi Besar, KUA Kecamatan Trimurjo, KUA Kecamatan

Bangunrejo, dan KUA Kecamatan Seputih Raman.

a. KUA Kecamatan Gunung Sugih

KUA Kecamatan Gunung Sugih mempunyai 1 (satu)

Penghulu dan satu Kepala KUA sebagai Pegawai Pencatat

Nikah (PPN), sedangkan untuk Pembantu PPN sejak tahun

2017 sudah tidak diberdayakan lagi karena masa SK sudah

habis/tidak berlaku lagi.

Data peristiwa nikah berdasarkan wali (wali nasab dan

Taukil Wali) yang terjadi di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Gunung Sugih selama tiga tahun terakhir (2015

s.d. 2017, dan Januari-Maret 2018 ) adalah sebagai berikut:

Page 110: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

92

Wali

Tahun

Jumlah 2015 2016 2017

Jan-Maret 2018

Nasab 548 529 489 120 1197

Taukil Wali

(Tidak hadir) 12 17 11 3 43

Taukil Wali

(Hadir) 328 264 196 48 836

Jumlah Peristiwa

548 529 548 120 1197

Tabel 20: Peristiwa nikah KUA Kecamatan Gunung Sugih berdasarkan wali tahun 2015-2017.174

Peristiwa nikah selama empat tahun terakhir

berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa, peristiwa

nikah yang dilaksanakan di Kecamatan Gunung Sugih

terdapat 1197 peristiwa nikah, 318 peristiwa dilaksankan oleh

wali nasab langsung, 836 dilaksanakaan dengan wali berwakil

sedangkan 43 diantaranya dilaksanakan dengan wali berwakil

dan meninggalkan lokasi. Dari 43 peristiwa perkawinan yang

dilaksanakan dengan wali yang meninggalkan lokasi tersebut

pada tahun 2015 terdapat 12 peristiwa, tahun 2016 terdapat 17

peristiwa, tahun 2017 terdapat 11 peristiwa, dan 2018 bulan

Januari sampai dengan bulan Maret terdapat 3 peristiwa.

174 Data Laporan Perincian NTCR KUA Kecamatan Gunung Sugih (Model F1).

Page 111: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

93

b. KUA Kecamatan Terbanggi Besar

Data peristiwa nikah berdasarkan wali (wali nasab dan

taukil wali) yang terjadi di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Terbanggi Besar selama tiga tahun terakhir (2015 s.d. 2017

dan Januari-Mei 2018) adalah sebagai berikut:

Wali

Tahun

Jumlah 2015 2016 2017

Jan-Maret 2018

Nasab 806 818 865 191 2.680

Taukil Wali

(Tidak Hadir) 29 30 17 4 80

Taukil Wali

(Hadir) 322 324 259 38 918

Jumlah Peristiwa

806 818 865 191 2.680

Tabel 21: Data peristiwa nikah KUA Kecamatan Terbanggi Besar berdasarkan wali tahun 2015-2017.175

Peristiwa nikah selama tiga tahun terakhir berdasarkan

tabel, dapat diketahui bahwa peristiwa nikah yang

dilaksanakan di Kecamatan Terbanggi Besar terdapat 2.680

peristiwa nikah, 1.682 peristiwa dilaksankan oleh wali nasab

langsung, 918 dilaksanakan dengan wali berwakil, sedangkan

80 diantaranya dilaksanakan dengan wali meninggalkan

lokasi setelah bertaukil.

Dari 80 peristiwa perkawinan yang dilaksanakan

dengan wali berwakil yang meninggalkan lokasi tersebut

175 Data Sistem Informasi dan Manajemen Nikah (SIMKAH) KUA Kecamatan Terbanggi

Besar.

Page 112: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

94

pada tahun 2015 terdapat 29 peristiwa, tahun 2016 terdapat 30

peristiwa, tahun 2017 terdapat 17 peistiwa dan 2018 bulan

Januari samapai dengan bulan Maret terdapat 4 peristiwa.

c. KUA Kecamatan Trimurjo

Data peristiwa nikah dan rujuk yang terjadi di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Trimurjo selama tiga tahun

terakhir (2017 s.d. 2017 dan Januari-Maret 2018) adalah

sebagai berikut:

Wali

Tahun

Jumlah 2015 2016 2017

Jan-Maret 2018

Nasab 415 454 388 80 1257

Taukil Wali

(Tidak Hadir) 25 30 17 5 77

Taukil Wali

(Hadir) 249 295 155 24 723

Jumlah Peristiwa

415 454 388 80 1257

Tabel 22: Peristiwa nikah KUA Kecamatan Trimurjo

tahun 2015-2017.176

Tabel tersebut di atas dapat memberitahukan bahwa

peristiwa nikah di Kecamatan Trimurjo pada kurun waktu 3

tahun terakhir (2015 s.d. 2017 dan Januari-Maret 2018)

berjumlah 1257 peristiwa.

176 Laporan Tahunan Model F1. KUA Kecamatan Trimurjo Tahun 2015-2017.

Page 113: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

95

Tabel tersebut di atas dapat memberi tahukan bahwa

peristiwa nikah di Kecamatan Trimurjo pada kurun waktu 3

tahun terakhir (2015 s.d. 2017 dan Januari-Maret 2018) maka

terdapat 1.038 Peristiwa. Pernikahan yang dilaksanakan oleh

wali nasab sebanyak 457 peristiwa dan yang dilaksanakan

dengan wali berwakil 723, dengan wali meninggalkan lokasi

adalah 77 peristiwa.

d. KUA Kecamatan Bangunrejo

Data peristiwa nikah dan rujuk yang terjadi di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Bangunrejo selama tiga tahun

terakhir (2015 s.d. 2017 dan Januari-Maret 2018) adalah

sebagai berikut:

Wali

Tahun

Jumlah 2015 2016 2017

Jan-Maret 2018

Nasab 501 481 465 62 1.509

Taukil Wali

(Tidak Hadir) 40 30 35 11 116

Taukil Wali

(Hadir) 351 240 279 19 889

Jumlah Peristiwa

501 481 465 62 1.509

Tabel 23: Peristiwa nikah KUA Kecamatan Bangunrejo tahun 2015-2017.177

177 Laporan Tahunan Model F1. KUA Kecamatan Bangunrejo Tahun 2015-2017.

Page 114: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

96

Tabel tersebut di atas dapat memberi tahukan bahwa

peristiwa nikah di Kecamatan Bangunrejo pada kurun waktu 3

tahun terakhir (2015 s.d. 2017 dan Januari-Maret 2017)

berjumlah 1.509 pristiwa.

Tabel tersebut di atas dapat memberi tahukan bahwa

peristiwa nikah di Kecamatan Bangunrejo pada kurun waktu 3

tahun terakhir (2015 s.d. 2017 dan Januari-Maret 2018) maka

terdapat 1509 Peristiwa. Pernikahan yang dilaksanakan oleh

wali nasab sebanya 504 peristiwa dan yang dilaksanakan

dengan wali berwakil 889 peristiwa, dengan wali

meninggalkan lokasi adalah 116 peristiwa.

e. KUA Kecamatan Seputih Raman

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Seputih

Raman Kabupaten Lampung Tengah membawahi satu

Kecamatan yaitu Kecamatan Seputih Raman, dengan jumlah

Kampung: 14 (empat belas)

Data peristiwa nikah berdasarkan wali (wali nasab dan

wali Taukil) yang terjadi di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Seputih Raman selama empat tahun terakhir (2015 s.d. 2017

dan Januari-Maret 2016) adalah sebagai berikut:

Page 115: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

97

Wali

Tahun

Jumlah 2015 2016 2017

Jan-Maret 2018

Nasab 301 265 281 69 916

Taukil Wali

(Tidak Hadir) 16 8 12 7 43

Taukil Wali

(Hadir) 150 79 112 21 362

Jumlah Peristiwa

301 265 281 69 916

Tabel 24: Peristiwa nikah KUA Kecamatan Seputih Raman berdasarkan wali tahun 2015-2017.178

Peristiwa nikah selama tiga tahun terakhir berdasarkan

tabel tersebut dapat diketahui bahwa peristiwa nikah yang

dilaksanakan di Kecamatan Seputih Raman terdapat 916

peristiwa nikah, 511 peristiwa dilaksankan oleh wali nasab,

362 dilaksanakan dengan wakil wali, sedangkan 43

diantaranya dilaksanakan dengan wali berwakil kemudian

meninggalkan lokasi.

Dari 43 peristiwa perkawinan yang dilaksanakan oleh

wali Taukil tersebut pada tahun 2015 terdapat 16 peristiwa,

tahun 2016 terdapat 8 peristiwa, tahun 2017 terdapat 12

peristiwa, dan 2018 bulan Januari samapai dengan bulan

Maret 7 peristiwa Taukil.

178 Laporan Tahunan Model F1. KUA Kecamatan Seputih Raman Tahun 2015-2017.

Page 116: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

98

Keseluruhan peristiwa nikah Taukil dari kelima

kecamatan, dapat dihasilkan rekapitulasi dalam tabel sebagai

berikut:

Kecamatan Wali

Tahun

Jumlah 2015 2016 2017

Jan-Maret 2018

Gunung Sugih

Nasab 548 529 489 120 1197 Taukil Wali (meninggalkan lokasi)

12 17 11 3 43

Taukil Wali

(Hadir) 328 264 196 48 836

Jumlah 548 529 489 120 1197

Terbanggi Besar

Nasab 806 818 865 191 2.680 Taukil Wali

(meninggalkan lokasi)

29 30 17 4 80

Taukil Wali

(Hadir) 322 324 259 38 918

Jumlah 806 818 865 191 2.680

Trimurjo

Nasab 415 454 388 80 1257 Taukil Wali

(meninggalkan lokasi)

25 30 17 5 77

Taukil Wali

(Hadir) 249 295 155 24 723

Jumlah 415 454 388 80 1.257

Bangunrejo

Nasab 501 481 465 62 1.509 Taukil Wali

(meninggalkan lokasi)

40 30 35 11 116

Taukil Wali

(Hadir) 351 240 279 19 889

Jumlah 501 481 465 62 1.509

Seputih Raman

Nasab 301 265 281 69 916 Taukil Wali

(meninggalkan lokasi)

16 8 12 7 43

Taukil Wali

(Hadir) 150 79 112 21 362

Jumlah 301 265 281 69 916

Page 117: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

99

Jumlah Peristiwa Nikah 2.571 2.547 2.488 522 8.128 Jumlah Wali Nasab 1,049 1.230 1.395 342 4.916

Jumlah Wakil Meninggalkan Lokasi

Wali 122 115 92 30 359 Jumlah Wakil Wali

Hadir 1.400 1.202 1.001 150 2.853 Tabel 25: Rekapitulasi data peristiwa nikah KUA lima kecamatan

berdasarkan wali tahun 2015-2017.

Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa peristiwa nikah

di lima KUA Kabupaten Lampung Tengah selama tiga tahun tarakhir

terdapat 8.128 peristiwa nikah, dari jumlah tersebut yang dinikahkan

oleh wali nasabnya langsung 4.916 peristiwa, yang dinikahkan

dengan wali nasab yang hadir namun mewakilkan akad nikahnya

2.853 peristiwa, sedangkan wali nasab yang berwakil (bertaukil)

kepada orang lain dan meninggalkan lokasi akad nikah sejumlah 359

peristiwa, dan dari 359 peristiwa nikah yang walinya bertaukil

tersebut ada yang menggunakan taukil wali bil kitabah dan ada yang

langsung mengakadkan perwaliaanya kepada orang yang dipercaya

pada hari akad nikahnya.179

B. Temuan Khusus

1. Proses mewakilkan Wali Nikah di KUA Kabupaten Lampung

Tengah

Akad nikah adalah proses yang dilakukan oleh wali secara

langsung untuk melakukan ijab qabul dengan calon suami namun

sebelum dilakukan proses tersebut, pihak petugas pencatat nikah

179 Haryanto, Wawancara, tanggal 22 April 2018.

Page 118: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

100

KUA kecamatan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan

administrasi pada para pihak mempelai pengantin serta wali dan dua

orang saksi untuk dicatat dalam blangko Daftar Pemeriksaan

Perkawinan.

Wali nikah adalah yang harus diteliti karena dalam undang-

undang perkawinan wali nikah adalah rukun yang harus ada dalam

perkawinan. Jika wali nasabnya masih ada, sebaiknya derajat yang

lebih aqrab yang didahulukan, jika wali nasab berhalangan hadir

maka harus ada surat perwakilan wali (taukil wali bilkitabah) kepada

seseorang yang dipercaya, bisa kepada PPN atau kepada siapa saja

yang memenuhi persyaratan sebagai wali. Jika wali nikahnya ada

dan hadir dalam pelaksanaan pernikahan dan tidak sanggup

melaksanakan dan meminta untuk diwakilkan, maka harus ada ikrar

dalam majelis tersebut bahwa ia mewakilkan kewaliannya kepada

orang yang dia percaya.180

Proses pernikahan yang dilakukan dengan taukil wali nikah

di KUA Kabupaten Lampung Tengah, menurut keterangan dari

Suhardiman, selaku pegawai pencatat nikah di KUA Kecamatan

Trimurjo adalah proses akad nikah yang walinya mewakilkan

kepada penghulu seperti pada kasus pernikahan saudara Yusuf

Jamaludin bin Sunarto dengan Maya Yulianti binti Wagino

terjadinya pada tanggal 15 April 2017. Orang tua dari Maya

180 Kozin, Penghulu Kecamatan Terbanggi Besar, Wawancara, tanggal 10 April 2018

Page 119: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

101

sebenarnya hadir dalam pernikahan anaknya akan tetapi karena

kurangnya pengetahuan terhadap agama dia mewakilkan kepada

penghulu dengan alasan tidak mampu dan grogi.181

Wawan Purnawan selaku Kepala KUA Kecamatan Gunung

Sugih dan sekaligus sebagai penghulu madya menjelaskan bahwa

proses pernikahan dengan taukil wali nikah memang sering terjadi

di wilayah kerjanya.182

Kepala KUA Kecamatan Trimurjo, H. Yunizar menjelaskan

bahwa pelaksanaan akad nikah yang walinya berwakil kepada orang

lain memang sering terjadi di wilayahnya,183 seperti proses

pernikahan saudara Agus Sutopo dengan saudari Nindi Meilana binti

Mulyono dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember 2017 bertempat

di kediaman mempelai wanita di kampung Purwodadi Kecamatan

Trimurjo, sebagai pelaksananya adalah Nawawi selaku tokoh agama

diwilayah kampung Purwodadi Kecamatan Trimurjo yang telah

mendapatkan mandat dari Mulyono selaku wali nikah untuk

melaksanakan akad nikahnya.

Pegawai PPN melakukan pemeriksaan, setelah selesaia

dilanjutkan dengan proses akad nikah dengan diawali pembukaan

dan pembacaan ayat suci al Quran, lalu Khutbah Nikah yang ditutup

dengan syahadat dan istighfar, dilanjutkan dengan acara akad nikah

181 Suhardiman, Pencatat Nikah KUA Kecamatan Trimurjo, Wawancara, tanggal 30 Desember 2017

182 Wawan Purnawan, Wawancara, tanggal 30 Desember 2017. 183 H. Yunizar, Wawancara, tanggal 21 Maret 2018.

Page 120: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

102

oleh wali calon istri untuk melakukan ijab dan calon suami untuk

menerima ijab, (Qabul) wali calon istri tersebut.

Lafad yang digunakan dalam ijab kabul tersebut adalah

sebagai berikut : ”Wahai Agus Sutopo aku nikahkan engkau dengan

Nindi Meliana binti Mulyono yang walinya telah berwakil kepadaku

dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat tunai.” Lalu

calon suami menjawabnya dengan lafat :” Saya terima Nikahnya

Nindi Melianan binti Mulyono dengan mahar sebagaimana tersebut

secara tunai.”

Selesai prosesi akad nikah tersebut, lalu ditanyakan kepada

para saksi apakah pada akad nikah tersebut sudah syah apa belum.

Kalau masih dianggap belum cukup maka harus diulang kembali dan

apabila sudah syah maka prossi dilanjutkan dengan membaca doa. 184

Menurut keterangan Mulyono selaku wali nikah dalam

proses akad nikah tersebut ia mewakilkan kepada ustad Nawawi

selaku tokoh agama di wilayah tersebut, setelah berwakil wali

langsung meninggalkan lokasi akad nikah dengan alasan sudah

mewakilkan kepada pak ustadz.185

Proses pelaksanaan perwakilan wali nikah di Kecamatan

Trimurjo selanjutnya adalah pada pasangan pengantin Fajar Abdul

Malik dengan Nindi Elistiya Ningrum binti Wayan Sudane. Akad

nikah dilaksanakan di Tegal Rejo Adipuro Kecamatan Trimurjo

184 Wawancara, dengan Ustd Nawawi tokoh agama kampung Purwodadi, tanggal 23 Maret 2018 185 Wawancara dengan Mulyono, tanggal 23 Maret 2018

Page 121: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

103

Lampung Tengah, sebelum melakukan prosesi akad nikah pengulu

perkawinan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap

identitas para pihak mempelai mulai dan identitas calon suami, calon

istri serta walinya lalu para saksi. Pemeriksaan ini dimaksutkan agar

tidak terjadi kekeliruan baik personal maupun data pada formulir-

formulir yang harus dilengkapi, setelah pemeriksaan itu selesai maka

dilanjutkan dengan prosesi akad nikah.

Wali mewakilkan kepada penghulu dalam pelaksanaan akad

nikah tersebut dengan lafat : “saya mewakilkan kepada bapak untuk

menikahkan putri saya yang bernama Nindi Elisti Ningrum binti

Wayan Sudane dengan Fajar Abdul Malik dengan mahar berupa

emas lima gram secara tunai.”

Jawaban dari penghulu adalah :” saya terima perwakilan mu

padaku untuk menikahkan putrimu Nindi Elisti Ningrum dengan

Fajar Abdul Malik dengan mahar berupa emas lima gram secaa

tunai.” Setelah prosesi akad perwakilan tersebut, dilanjutkan prosesi

akad nikah antara wakil wali dengan calon suami.

Lafadh atau shighat yang digunakan adalah sebagai

berikut:”Saya terima nikahnya Rahmayati Binti Mustaqiem yang

walinya telah mewakilkan kepada anda dengan mahar sebagaimana

tersebut secara tunai.” Pada saat proses aqad wali nikah (wali

nasab) ada di majelis akad duduk bersebelahan dengan saksi, setelah

selesai prosesi aqad nikah tersebut, lalu ditanyakan kepada para

Page 122: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

104

saksi apakah dalam aqad nikah tersebut sudah sah atau belum, kalau

masih dianggap belum cukup, maka harus diulang kembali dan

apabila dianggap sudah sah, maka prosesi dilanjutkan dengan

do’a.186

Menurut penjelasan dari Wayan Sudane selaku wali yang

mewakilkan kepada penghulu, alasan utama disebabkan karena

minder dan grogi serta merasa tidak terbiasa untuk melakukan aqad

nikah sendiri, sehingga mereka lebih mantap apabila mereka

mewakilkan pada orang lain yang dianggap lebih mampu seperti

kepada petugas dari KUA Kecamatan Trimurjo.187

Mewakilkan hak perwaliannya juga sering terjadi di wilayah

kerja KUA Kecamatan Seputih Raman sebagaimana diungkapkan

oleh Wahid Hasyim selaku Penghulu Muda, menurutnya wali nikah

sering mewakilkan untuk menikahkan anaknya pada hari

pelaksanaan akad nikah, setelah wali berikrar wali langsung

meninggalkan ruangan/majelis akad, ini sering terjadi di beberapa

kampung yang ada di Kecamatan Seputih Raman.188

Diketahui bahwasanya proses pelaksanaan perkawinan

dengan Taukil Wali pada lima sampel KUA tersebut sebagian sudah

berjalan sesuai dengan KMA 477 2004 pasal 21 ayat 3, yang

186Wayan Sudane, Wawancara, tanggal 20 April 2018 187Wayan Sudane, Wali Pernikahan Fajar Abdul Malik dengan Putu Megawati binti Wayan

Sudane, Wawancara, tanggal 20 April 2018 188 Haryanto, Wawancara, tanggal 10 April 2018.

Page 123: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

105

kemudian diubah dengan PMA 11 tahun 2007 dan sebagian belum

sesuai.

Perkawinan yang dilaksanakan dengan Taukil yang sudah

sesuai dengan PMA karena pelaksanaan taukil tersebut memang

benar-benar dilaksanakan dan sesuai dengan prosedur Taukil Wali

tersebut. Sementara masih ada pelaksanaan taukil wali yang belum

sesuai dengan PMA 11 tahun 2007.

Kepala KUA Kecamatan Terbanggi Besar saat kami

wawancarai, beliau selalu melaksanakan pencatatan perkawinan dan

sering bertindak sebagai wali untuk mempelai wanita yang wali

nikahnya tidak mampu untuk melaksanakan sendiri akad nikahnya

atau tidak mempunyai pengetahuan tentang perkawinan sehingga

wali nasabnya berwakil supaya pernikahan putrinya lebih afdhol.

Bahkan mulai tahun 2017 semua pelaksanaan perkawinan telah

dilaksanakan langsung oleh pegawai KUA Kecamatan, baik oleh

Kepala KUA atau Penghulu yang ada.189 Hal tersebut juga

disampaikan oleh semua kepala KUA yang kami wawancarai, bahwa

masih ada sebagian wali nikah yang masih enggan untuk

menikahkan anaknya sehingga dia memilih untuk bertaukil kepada

penghulu sebagai petugas pencatat nikah atau tokoh agama yang

dianggap mempunyai kemampuan dalam hukum Islam terutama

hukum perkawinan.

189 Haryanto, Wawancara, tanggal 22 April 2018

Page 124: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

106

Perkawinan yang dilaksanakan dengan Taukil yang belum

sesuai dengan KMA 477 2004 pasal 21 ayat 3 disebabkan karena

proses terjadinya taukil itu dilaksanakan hari pelaksanaan akad

nikah tersebut, sehingga taukil yang seharusnya dengan taukil wali

bil kitabah sesuai dengan KMA 477 2004 pasal 21 ayat 3, supaya

tidak terjadi permasalahan di kemudian hari, tapi dilaksanakan

secara langsung. Hal tersebut yang dikatakan tidak sesuai dengan

KMA nomor 477 tahun 2004, karena dalam KMA tersebut dikatakan

jika wali tidak dapat hadir pada waktu akad nikah maka ia dapat

mewakilkan kepada orang lain yang dikuatkan dengan surat kuasa

yang disahkan oleh penghulu.

Tekhnis pelaksanaan Wali yang mewakilkan kepada

penghulu, ada dua yaitu:

1. Wali melalui handphone melaporkan kepada penghulu,

bahwasanya pada pelaksanaan perkawinan tersebut tidak bisa

hadir dikarenakan ada sesuatu urusan yang harus diselesaikan

ditempat yang jauh.190

2. Wali langsung memberikan mandat kepada penghulu

kecamatan/PPN atau tokoh agama setempat untuk menikahkan

anaknya pada hari pelaksanaan akad nikah.

190 J. Wahid Hasimy, Wawancara, tanggal 19 April 2018.

Page 125: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

107

Beberapa alasan dan sebab wali mewakilkan atau bertaukil

kepada PPN secara langsung tanpa melalui surat kuasa, diantaranya

yaitu:

1) Agar lebih praktis

Menggunakan surat kuasa atau taukil bi kitabah maka

prosedurnya adalah membuat surat kuasa, kemudian di bawa ke

Kantor Urusan Agama Kecamatan untuk mendapatkan

persetujuan atau mengetahui Kepala KUA atau PPN, seperti

yang telah disampaikan oleh DS Kepala KUA Kecamatan

Bangunrejo, bahwasanya jika ditempuh prosedur harus melalui

Kantor Urusan Agama Kecamatan, akan memakan waktu dan

biaya lebih lagi jika posisi kampung tersebut jauh dari KUA

Kecamatan, karena minimal paling sedikit harus dua kali bolak

balik ke Kantor KUA untuk menyampaikan surat permohonan,

apabila saat ke Kantor KUA semua pegawainya sedang sibuk

atau dinas luar, maka harus menunggu pada hari-hari

berikutnya.191

Menurut JWH penghulu KUA Kecamatan Seputih

Raman ada sebagian yang menyiasati dengan menyampaikan

perihal Taukil tersebut melalui Hp, apabila wali berhalangan

untuk melaksanakan pernikahan tersebut.192

191 Darmansyah, Wawancara, tanggal 22 Maret 2018. 192 J, Wahid Hasyim, Wawancara, tanggal 19 April 2018.

Page 126: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

108

2) Kendala waktu dan kesempatan

Saat berkas-berkas persyaratan nikah disampaikan ke

KUA dengan pelaksanaan yang direncanakan waktunya

sangat mendesak, sehingga tidak sempat melakukan

pelaporan sesuai dengan prosedur yang ada, seperti contoh

yang terjadi pada pernikahan di KUA Kecamatan

Bangunrejo, saat Pembantu PPN menyampaikan perihal

pernikahan yang menggunakan taukil ke KUA selisih satu

hari, sedangkan shohibul hajat sudah menyiapkan persiapan-

persiapan pesta, sehingga dengan terpaksa wali mewakilkan

langsung kepada PPN.193

3) Tidak mengetahui peraturan yang berlaku.

Wali nikah di KUA Kebupaten Lampung Tengah ini, ada

sebagian yang tidak mengetahui tentang persyaratan untuk

bertaukil yang harus mengunakan surat kuasa atau Taukil Wali bil

Kitabah, karena ketidak tahuan akan peraturan yang mengatur

tentang hal tersebut maka mereka menggunakan tradisi yang sudah

ada di masyarakat setempat, tanpa mengetahui adanya KMA yang

mengatur tentang prosedur taukil wali.194

193 Darmansyah, Wawancara, tanggal 22 Maret 2018. 194 Yunizar, Wawancara, tanggal 19 April 2018.

Page 127: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

109

2. Persepsi Masyarakat terhadap Perwakilan Wali Nikah di KUA Kabupaten

Lampung Tengah

Banyak persepsi masyarakat terhadap praktik Perwakilan Wali

Nikah di KUA Kabupaten Lampung Tengah yang diperoleh ketika penulis

mengadakan penelitian baik itu Taukil secara lisan maupun tertulis.

Secara hukum syara’ berwakil (taukil) secara lisan diperbolehkan

(jaiz), namun demi untuk menjaga kepastian hukum, maka pengangkatan

seorang wakil oleh wali dalam akad nikah dengan jalan taukil sepatutnya

disertai dengan surat keterangan pelimpahan kuasa atau yang dikenal

dengan taukil wali bi al-kitabah, yang dapat dijadikan bukti apabila

nantinya terdapat suatu kesalahan dalam pernikahan, sehingga pernikahan

yang telah dilangsungkan dapat dimintakan pembatalannya.

Perwakilan wali nikah, termasuk bukan hal yang baru karena hal

ini sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, demikian juga praktik

tersebut sudah menjadi tradisi di sebagian wilayah di KUA Kabupaten

Lampung Tengah.

Ada beberapa faktor yang melatar belakangi persepsi masyarakat

tentang wali nikah ketika sudah mewakilkan kepada orang lain diantaranya

adalah:

a. Sudah membayar biaya nikah

Wali nikah menganggap bahwa dengan membayar biaya

kepada negara sejumlah Rp. 600,- itu sudah berikut menikahkan

Page 128: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

110

anaknya, sebagaimana diungkapkan oleh Iswoyo “saya sudah

membayar biaya nikah untuk apa saya yang menikahkan”.195

Permasalahan lain apabila wali nasabnya mewakilkan kepada

penghulu, dan setalah mewakilkan kemudian pergi meninggalkan

majelis akad nikah tersebut, sebagaimana diungkapkan oleh Iswoyo

tokoh agama di kampung Adipuro, “masyarakat di sini menganggap

bahwa setelah membayar administrasi pernikahan juga termasuk

mengakadkan pernikahan anaknya.196

Menurut penjelasan dari Sugito dalam praktek yang terjadi di

Kantor Urusan Agama Bangunrejo, apabila wali telah mewakilkan

perwaliannya, maka wali tersebut diperintahkannya untuk tetap

berada di majelis pada saat prosesi akad nikah, namun ada sebagian

yang menolak dengan alasan sudah mewakilkan kepada penghulu.197

b. Ta’zim kepada guru.

Wawancara dengan Nurrohim selaku tokoh agama dan

sekaligus wali nikah yang mewakilkan pernikahanya kepada tokoh

agama dan sekaligus gurunya adalah dikarenakan rasa takzimnya

kepada guru dan sekaligus merasa bangga kalau anaknya dinikahkan

oleh gurunya.198

Ngatiman salah seorang tokoh agama dan juga wali nikah yang

195 Iswoyo, Tokoh Agama Kelurahan Adipuro, Wawancara, tanggal 20 April 2018 196 Iswoyo. Tokoh...., Wawancara, tanggal 20 April 2018 197H. Sugito, Penghulu KUA Kecamatan Bangunrejo, wawancara, tanggal 22 Maret 2017 198 Nurrohim, Wali Nikah, Wawancara, tanggal 10 April 2018

Page 129: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

111

ada di kampung Buyut Utara kecamatan Gunung Sugih pernah

mewakilkan akad nikah anaknya kepada kepala KUA yang kebetulan

hadir saat itu, ketika ditanya mengapa bapak mewakilkan, alasan

untuk menghormati pak kepala KUA.199

Ustad Salaman mengatakan, “sebelum penghulu dari kantor

terjun langsung ke masyarakat untuk melaksanakan pencatatan nikah,

saya selalu diminta untuk mewakili wali nikah oleh masyarakat yang

ada di sini”.200

Menurut keterangan Mulyono selaku wali nikah dalam proses

akad nikah anaknya ia mewakilkan kepada ustad Nawawi selaku

tokoh agama di wilayah tersebut, setelah berwakil wali langsung

meninggalkan lokasi akad nikah dengan alasan sudah mewakilkan

kepada pak ustadz.201

Abdullah salah seorang wali nikah di kampung panggungan

yang mewakilkan untuk menikahkan anaknya kepada gurunya

mengatakan, “saya mewakilkan kepada pak kiayi karena saya

menghormati (ta’zim) kepada pak kiayi yang sekaligus guru saya dan

ingin mendapat barokah dari pak kiayi”.202

199Ngatiman, Wali Nikah, Wawancara, tanggal 10 April 2018 200Salman, Tokoh Agama , Wawancara, tanggal 03 Juli 2018 201Mulyono, Wali nikah, Wawancara, tanggal 23 Maret 2018 202Abdullah, Wali Nikah, Wawancara, tanggal 10 april 2018

Page 130: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

112

c. Tidak mengetahui hukum perwalian dalam pernikahan

Menurut keterangan Edi Triono selaku tokoh agama di

kampung Tempuran, perwakilan wali biasa di lakukan di daerahnya,

hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang wali

nikah.203

Menurut tokoh agama kelurahan Adipuro Kecamatan

Trimurjo, praktek aqad nikah dengan berwakil dan meninggalkan

majelis aqad nikah sering terjadi di wilayahnya walaupun tidak secara

keseluruhan dan prosentasenya sangat sedikit, biasanya alasan yang

mendorong adalah ketidak mampuan wali dalam mengucapkan ijab

qabul, akan tetapi ada juga yang disebabkan faktor ketidak setujuan

wali terhadap calon mempelai pria. 204

Menanggapi fenomena ini menurut Penghulu KUA Kecamatan

Trimurjo bahwa masyarakat yang melaksanakan praktik tersebut lebih

didorong oleh standar kemampuan dan pemahamannya terhadap

praktik akad nikah, sehingga ketika ditanya tentang dasar hukum apa

yang digunakan landasan dalam melaksanakan praktik tersebut,

mereka hanya mengatakan bahwa “saya tidak mampu untuk

mengadakan sendiri sedangkan dari dulu disini kalau walinya sudah

berwakil harus bergeser dari majelis akad nikah. 205

203Edy Triono, Tokoh Agama Kecamatan Trimurjo, wawancara, tanggal 20 April 2018 204Iswoyo, Tokoh Agama Kelurahan Adipuro Kecamatan Trimurjo, Wawancara, 20

April 2018 205H.Yunizar, M.Kom.I, Penghulu KUA Kecamatan Trimurjo, Wawancara, tanggal 21

Maret 2018

Page 131: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

113

Juanda mengatakan bahwa: “apa yang dilakukan masyarakat di

sini adalah karena kurangnya pengetahuan tentang agama, sehingga

mereka hanya mengikuti orang-orang terdahulu. Terkait dengan alasan

wali yang meninggalkan lokasi setelah berwakil Juanda mengatakan

bahwa ini sudah dilakukan sejak dirinya belum menjadi petugas

pencatat pernikahan dan sudah berlangsung turun temurun”.206

Suwanto mengatakan bahwa dirinya sering diminta oleh wali

nikah untuk menikahkan anaknya, “saya sering diminta untuk

mewakili wali nikah yang kurang memahami tentang ilmu agama,

meskipun kadang-kadang orang yang paham tentang agama juga ada

yang mewakilkan karena merasa grogi ketika dikerumuni orang

banyak”.207

Hal senada juga dikatakan oleh Herman Al Basyid salah

seorang tokoh agama di kampung Buyut Ilir Kecamatan Gunung

Sugih, bahwa wali nasab sering memintanya untuk mewakili

menikahkan anaknya ketika hadir dalam acara akad nikah di kampung

Buyut Ilir, “di sini terutama di dusun 3-6 mayoritas wali mewakilkan

kepada saya unuk menikahkan anaknya, tetapi kalau di dusun induk 1

dan 2 walinya langsung menikahkan sendiri, saya hanya mendampingi

saja”.208

Wagino wali nikah yang mewakilkan akad nikah anaknya

. 206 Juanda, Tokoh Agama, Wawancara, tanggal 22 Maret 2018

207 Suwanto, Tokoh Agama Kampung Gunung Sari, Gunung Sugih, Wawancara, tanggal 03 Juli 2018

208 Herman Al Basyid, Tokoh Agama Kampung Buyut Ilir, Gunung Sugih, Wawancara, tanggal 10 April 2018

Page 132: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

114

kepada petugas dari KUA mengatakan bahwa: “saya tidak mampu

untuk melaksanakan sendiri akad nikah anak saya, disamping saya

juga merasa grogi dan minder”.209

d. Pernikahan yang pertama

Menurut Juanda salah seorang tokoh agama yang ada di

kampung Cimarias Kecamatan Bangunrejo seringkali diminta untuk

mewakili wali nasab untuk menikahkan anak kandungnya, dan rata-

rata mereka yang berwakil adalah wali yang baru pertama kali

menikahkan, meskipun banyak juga dari mereka yang sudah pernah

menikahkan dengan alasan dari sejak dulu disini memang sudah biasa

seperti ini.210

Hal senada juga disampaikan oleh J. Wahid Hasyim “rata-rata

wali nikah yang baru pertama kali menikahkan mewakilkan kepada

penghulu dari KUA”.211

Mewakilkan hak perwalian kepada orang lain juga

diperbolehkan, baik wali tersebut hadir maupun tidak hadir di dalam

majelis akad pernikahan. Apabila wali telah mewakilkan hak

perwaliannya kepada orang lain dan masih berada di dalam majelis

akad pernikahan, maka kedudukan wali akan berubah menjadi hadirin

atau tamu biasa tidak bertindak sebagai saksi maupun wali lagi.

209 Wagino, Wali nikah Maya Septiana Kelurahan Trimurjo, Wawancara, tanggal, 03 Juli

2018 210 Juanda, Tokoh Agama Kecamatan Bangunrejo, Wawancara, tanggal 22 Maret 2018 211 Wahid, Penghulu..., Wawancara, tanggal 4 Juli 2018

Page 133: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

115

Menurut ustad Masturi tokoh agama kampung Sidodadi

Bangunrejo, wali yang telah mewakilkan hak perwaliannya kepada

orang lain diperbolehkan berada di dalam majelis asalkan

kedudukannya tidak sebagai saksi tetapi sebagai hadirin atau tamu

biasa. Biasanya setelah wali mewakilkan kepada orang lain, wali tetap

duduk disamping penghulu atau tetap berada di dalam majelis nikah

sebagai hadirin biasa.212

Khozin salah seorang penghulu Kantor Urusan Agama

Kecamatan Terbanggi Besar menjelaskan bahwa wali yang bertaukil

kemudian setelah bertaukil meninggalkan lokasi akad nikah juga

sering terjadi di wilayah Kecamatan Terbanggi Besar, terutama bagi

mereka yang berada dilingkungan pondok-pondok pesantren.213

Berbagai cara sudah dilakukan oleh kepala KUA dan Penghulu

agar wali bersedia menikahkan sendiri putrinya, misalnya dengan

memberinya catatan kecil tentang ikrar ijab dengan mempelai laki-

laki, agar dalam pelaksanaanya tidak merasa grogi, selain itu petugas

KUA masih memberikan bimbingan kepada para wali dengan

membisikkan pelan-pelan ikrar ijabnya. Kenyataanya para wali tetap

saja mewakilkan kepada petugas dari KUA atau kepada Tokoh

Agama.214

Petugas KUA sering menghimbau kepada para wali agar dapat

menikahkan anaknya maupun saudara yang berada di bawah

212 Masturi, Tokoh Agama Kecamatan Bangunrejo, Wawancara, tanggal 22 Maret 2018 213 Kozin, Penghulu KUA Terbanggi Besar, Wawancara, tanggal 10 April 2018 214 Haryanto, Kepala KUA Terbanggi Besar, Wawancara, tanggal 10 April 2018

Page 134: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

116

perwaliannya, namun kenyataannya di lapangan masih sering terjadi

wali yang berwakil kepada petugas atau tokoh agama yang ada ketika

prosesi perkawinan tersebut.215

Berdasarkan serangkaian wawancara yang dilakukan di atas

banyak persepsi/anggapan masyarakat terhadap perwakilan wali nikah di

KUA Kabupaten Lampung Tengah, mereka beranggapan bahwa dengan

membayar biaya pernikahan sudah termasuk menyerahkan perwaliannya

kepada petugas, menikahkan adalah urusan penghulu, hal ini diakibatkan

karena kurangnya pengetahuan tentang hukum pernikahan (hukum

perwalian di dalam perkawinan).

Fenomena yang lain juga terjadi di masyarakat di KUA Kabupaten

Lampung Tengah dalam penelitian ini, ada pergeseran hukum Perwakilan

Wali, seharusnya bapak mendampingi putrinya yang akan menikah untuk

menjadi wali, karena ketidak mampuanya sehingga mewakilkan kepada

orang lain atau karena takzimnya kepada guru, dan dari wawancara yang

telah dilakukan ada sebagian dari masyarakat yang beranggapan bahwa

setelah wali nasab bertaukil kepada yang lain harus meningalkan majelis

akad nikah, mereka beranggapan bahwa kehadirannya dalam majelis ketika

berwakil mengakibatkan pernikahannya tidak sah, terutama yang berpegang

pada kitab Kifayatul akhyar.216

Kitab tersebut menjelaskan bahwa “hadirnya wali beserta wakilnya

lalu sang wakil mengakadkan maka tidak sah akad tersebut karena

215 Darmansyah, Kepala KUA Bangunrejo, Wawancara, tanggal 22 Maret 2018 216 Faturrahman, Tokoh Agama di Kecamatan Terbanggi Besar, Wawancara, tanggal 10

April 2018.

Page 135: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

117

sesungguhnya wakil itu adalah sebagai ganti dari wali”, inilah yang

dijadikan dasar bagi meraka yang beranggapan bahwa ketika wali sudah

berwakil maka mereka tidak boleh hadir dalam akad nikah itu.

3. Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif tentang Persepsi Masyarakat

terhadap Wakil Wali Nikah

a. Tinjauan Hukum Islam tentang persepsi masyarakat terhadap wakil

wali nikah

Wali merupakan salah satu rukun yang harus ada dalam

pernikahan, Oleh sebab itu pernikahan tanpa adanya seorang wali

diang-gap tidak sah (batal). Sebagaimana dalam hadis Nabi SAW.:

لا نكاح الا بولى217

“Tidak sah nikah melainkan dengan adanya wali.”

Seorang wali yang tidak mampu untuk melakukan apa yang

sudah menjadi kewajibannya untuk menjadi wali bagi anak

perempuannya disebabkan oleh kondisi tertentu, dengan demikian

wali diperbolehkan untuk mewakilkan akad nikahnya kepada orang

lain. Meskipun pada dasarnya wali tersebut tidak ada kendala baik

secara syar’i atau sosial yang menghalangi wali untuk menikahkan

sendiri. Apa hubungannya dengan pandangan masyarakat tentang

taukil wali dalam akad nikah? Di sinilah akan terlihat bagaimana

persepsi masyarakat terkait sikap wali yang tidak mau manikahkan

217 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, hadits

1881, (Riyad: Al-Ma’arif li An-Nasr, tth), h. 327.

Page 136: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

118

anaknya sendiri atau saudara yang berada di bawah perwaliannya,

meskipun secara hukum syar’i sebenarnya tidak ada halangan bagi

wali untuk menikahkan sendiri, dan bahkan ada sebagian wali yang

beranggapan bahwa berada di dalam majelis ketika sudah bertaukil

tidak diperbolehkan, hal ini disebabkan karena sejak dari dulu

memang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat setempat dan juga

pemahaman terhadap wali nikah yang berwakil di dalam kitab

Kifayatul Akhyar, sehingga ketika wali sudah berwakil maka

keberadaan wali di mejelis akad nikah itu dianggap tidak sah

pernikahnnya. Ada pergeseran hukum perwakilan (taukil) wali nikah

di sebagian masyarakat di KUA Kabupaten Lampung Tengah yang

pada dasarnya perwakilan (taukil) wali nikah itu diperbolehkan dalam

hukum Islam berdasarkan penjelasan pada bab-bab terdahulu tanpa

ada persyaratan harus meninggalkan lokasi ijab dan qobul.

Ijab merupakan ikrar yang diucapkan oleh pihak wali

mempelai perempuan atau wakilnya, sedangkan qabul adalah jawaban

dari mempelai laki-laki atau wakil-nya.218 Seperti halnya apabila

seorang wali tidak mampu untuk melaksanakan kewajibannya sebagai

wali nasab, yakni sebagai pihak yang diberi kewajiban untuk

mengikrarkan ijab untuk anak perempuannya dengan calon mempelai

laki-laki, maka wali tersebut diperbolehkan mewakilkan akad nikah

kepada orang lain yang dianggap pantas dan memenuhi syarat.

218

Djamaan Nur, Fiqh Munakahat, (Semarang: Toha Putra, 1993), hlm. 22.

Page 137: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

119

Sebagaimana yang terjadi di masyarakat terutama di lima

KUA Kabupaten Lampung Tengah yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini, yang memperlihatkan banyaknya masyarakat yang

mewakilkan akad nikah kepada orang lain. Hal tersebut biasa dikenal

oleh masyarakat dengan istilah taukil wali. Dimana taukil wali

merupakan perwakilan wali atau kebiasaan wali mewakilkan akad

nikah kepada naib atau penghulu sebagai petugas KUA, dengan cara

seorang ayah dari pihak perempuan memberikan wewenang kepada

orang lain, untuk melakukan akad nikah dengan laki-laki calon suami

putrinya.

Ketidakmampuan wali untuk mengucapkan ikrar ijab dengan

mempelai laki-laki merupakan salah satu faktor penyebab wali me-

wakilkan haknya kepada orang lain yang dianggap pantas, dengan

tujuan untuk menggugurkan kewajibannya sebagai wali nasab yakni

kewajiban untuk menikahkan anaknya dengan laki-laki calon

suaminya.

b. Tinjauan Hukum Positif tentang Persepsi Masyarakat terhadap wakil

Wali Nikah

Pada dasarnya wali nikah dalam Perundang-undangan

Perkawinan Indonesia adalah wali nasab, dalam kondisi-kondisi

tertentu posisi wali nikah dapat mewakilkan kepada orang lain,

meskipun di dalam hukum positif tidak ada persyaratan khusus terkait

Page 138: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

120

dengan wali yang bisa berwakil kepada orang lain.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terkait persepsi

masyarakat terhadap wakil wali nikah ada beberapa alasan mengapa

wali berwakil kepada orang lain ketika menikahkan anaknya atau anak

yang berada di bawah perwaliannya diantaranya adalah:

a. Sudah membayar biaya nikah.

b. Ta’zim kepada guru.

c. Seseorang tidak mengetahui tentang hukum pernikahan

d. Pernikahan anak yang pertama.

Keempat faktor yang dijadikan alasan wali mewakilkan

kepada orang lain tersebut di atas tidak semua bisa dibenarkan

terutama bagi mereka yang beralasan sudah membayar biaya nikah

dan pernikahn anak yang pertama, namun apabila dalam kondisi

tertentu misalnya ketidakmampuan wali dalam mengucapkan shigat

akad nikah atau disebabkan karena faktor ta’zim kepada kiai, maka

dalam posisi tersebut wali nasab dapat mewakilkan haknya kepada

orang lain untuk bertindak sebagai wali, dengan demikian orang

yang mendapatkan amanat sebagai wakil wali berhak menjadi wali

dalam pernikahan.

Wali nasab yang telah mewakilkan kepada orang lain yang

dipercaya mampu untuk menggantikan posisinya, terlebih dahulu

petugas KUA menyarankan agar wali sendiri yang menikahkan

putrinya, dengan dibantu petugas KUA dari samping dalam meng-

Page 139: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

121

ikrarkan ijab nikahnya, namun kenyataannya wali tetap enggan atau

tidak mau menikahkan sendiri dengan berbagai alasan yang telah

penulis paparkan pada bahasan persepsi masyarakat terhadap wakil

wali nikah.

Sementara itu dalam KMA 477 tahun 2014 dan diubah PMA

11 2007 tentang Pencatatan Nikah dijelaskan bahwa untuk

melaksanakan pernikahan wali nasab dapat mewakilkan kepada

Pegawai Pencatat Nikah (PPN), Penghulu, Pembantu Pegawai

Pencatat Nikah (PPPN/P3N) atau orang lain yang memenuhi

syarat,219 dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa apa yang dilakukan

oleh wali nasab di KUA Kabupaten Lampung Tengah sudah sesuai

dengan peraturan yang ada, yakni wali nasab mewakilkan akad

nikahnya kepada tokoh agama atau petugas KUA, namun ada

pergeseran norma hukum yang terjadi di sebagian masyarakat

dengan meninggalkan majelis akad nikah ketika sudah bertaukil.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang

dilakukan oleh masyarakat di KUA Kabupaten Lampung Tengah

sudah sesuai dengan perundang-undangan yang ada di Indonesia,

sehingga menjadikan perbuatan tersebut diperbolehkan untuk

dilaksanakan oleh masyarakat meskipun ada pergeseran norma

hukum, dengan tujuan untuk menutupi kekurangan atau kekosongan

orang lain dan kemudian memudahkan urusannya serta tidak terjebak

dalam kesulitan.

219 Pasal 18 ayat (3) Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan

Nikah.

Page 140: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

122

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan.

Memperhatikan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab

sebelumnya, maka simpulan terkait dengan hal-hal yang diangkat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dilihat dari proses terjadinya Perwakilan wali di KUA Kabupaten

Lampung Tengah terlihat bahwa sebagian besar masyarakat melakukan

Perwakilan wali dengan cara lisan pada saat pelaksanaan akad nikah,

tanpa membuat surat kuasa (taukil wali bil kitabah), sehingga

dikhawatirkan jika terjadi masalah dikemuadian hari tidak ada sesuatu

yang dapat dijadikan bukti terkait pernikahannya.

2. Terkait dengan persepsi masyarakat terhadap perwakilan wali nikah di

KUA Kabupaten Lampung Tengah, masih banyak wali nikah yang

berwakil, mereka beranggapan bahwa menikahkan adalah tugas

penghulu, dan bahkan ada pergeseran norma hukum di masyarakat pada

sebagian wali nikah, ketika sudah bertaukil kepada orang lain yang

dianggap mampu untuk melakukan tindakan hukum (menikahkan

anaknya) maka mereka menganggap tidak sah jika berada di majelis

(duduk bersama) dalam akad nikah itu, hal ini diakibatkan dari

pemahaman terhadap perwakilan wali nikah dalam kitab Kifayatul Akhyar

yang menjadi rujukan tokoh agama yang menjadi wakil.

Page 141: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

123

B. Saran.

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, maka penulis

memberikan saran kepada beberapa pihak sebagai berikut :

1. Bagi wali nikah yang akan mendaftarka pernikahan, hendaklah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, dan melaksanakan

pemeriksaan nikah sehingga dapat diketahui lengkap atau tidaknya

persyaratan tersebut.

2. Bagi wali nikah, sudah menjadi kepatutan untuk hadir dalam pemeriksaan

nikah, supaya terdapat kepastian atas kesediaannya untuk menjadi wali

dalam akad nikah, sehingga tidak perlu dilakukan taukil karena yang

berhak adalah walinya.

Page 142: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

124

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman al-Juzayriy, Kitab al-Fiqh ‘ala Mazahib al-Arba‘ah juz III, tt Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini Al-Hisni Al-dimasyqy As-Syafi’i,

Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar fi Hilli Ghayah al-Ikhtisar, Damaskus : Dar al-Khair, 1994

Abi Dawud Sulaiman bin ‘As’ad, Sunan Abi Dawud juz II, tt Ahmad Husnan, Hukum Keadilan Antara Wanita dan Laki-Laki, Solo : Al-Husna,

1998 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:

Pustaka Progressif, 1997 Ali ibn Qosim al Ghazi, Hasyiyah al Bajuri ala Fath al Qorib, Juz 2, Menara

Kudus , t.t Anonim, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Buana Press, 2014 Anonim, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, PP. No. 9 tahun 1975 serta

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2004.

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008

Burhan, Ashofa, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Burhan Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis

Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2001

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Syaamil Media

Cipta, 2005 Djaman Nur, Fiqih Munakahat, Semarang: Dina Utama, 2003 Dokumentasi KUA Tahun 2017 Faisal, Sanapiah, Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasinya, Malang :

YA3, 1990

Page 143: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

125

Fuad Hassan dan Koentjaraningrat, Beberapa Azas Penelitian Ilmiah, dalam : Koentjraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cetakan IV, Jakarta : Gramedia, 1981

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada,

University Press, 1988 Hajar Al-Asqalani, Ibnu, Bulughul Maram, Terjemahan MOh. Machfudin Aladif,

Semarang : Toha Putra, 1996 .............., Fath al-Bari, Juz 9, Riyadh: Daru Tayyibah, 2005 Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

Bumi Aksara, 2017 Ibn Muhammad Syatho al-Dimyathi, Al-Bakri, Hasyiyah ‘Ianah al Thalibin’ala

halli Alfadh Fath al Mu’inbi Syarh Qurroh al ‘Ain bi Muhimmat al Din, Juz 3, (Singapura : Sulaiman Marie, t.t

Ida Bagus Mantra, Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial, Edisi II, Cet.

I, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, hadits

1881, Riyad: Al-Ma’arif li An-Nasr, tth Imam Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhaddzab, Juz. 17, Beirut : Dar Al-Fikr,

1425 H/2005 M Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta : Paradigma,

2005 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung : Mandar Maju,

1996 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya,

1989 Muhammad Jawad Maghniyah, “Al-Fiqhu Ala Madzahib al-Khamsah”

diterjemahkan Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaf, Fiqih Lima Madzhab, Jakarta: Lentera Basritama, 2001

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al- Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2000, jilid 1. MT. Felix Sitorus, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, Bogor : Fakultas

Pertanian IPB, 1998

Page 144: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WAKIL WALI NIKAH DI KUA ...repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2470/1/Tesis Ahmad Yatim.pdf · dimanfaatkan secara maksimal oleh wali terutama di saat

126

Nasution Khoirudin, Hukum Perkawinan 1 Dilengkapi Perbandingan Uu Negara Muslim Kontemporer, Yogyakarta: ACAdeMIA & TAZZAFA,2005

Qudamah, Ibnu, Al-Mughni, Juz 9, Kairo : Dar al-Hadits, 1425 H/2004 M Ramulya Idris M., Beberapa Masalah Tentang Hukumacara Perdata Peradilan

Agama, Jakarta: Ind-Hill.Co, 1991 Rusyd al-Qurthubi, Ibn, Bidayah al Mujtahid wa Nihayah al Muqtashid, Juz 2,

Beirut : Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyah, t.t Sayyid Sabiq, “Fiqihussunnah”, Terjemah Muhammad Thalih, Fiqih Suah 7,

Bandung: Al Ma.arif, 1981 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan,

Yogyakarta : Liberty, 1982 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif , Bandung : CV. Pustaka Setia,

2002 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, 1998 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004 Syaikh Hasan Ayyub, “Fiqhul ‘Usrah al-Muslimah”, di terjamah M. Abdul

Ghofur, Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori Akad dalam

Fikih Muamalat, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 Taqiyuddin Abi Bakar Ibn Muhammad Al-Husaini Al-Hishni Al-Dimasyqy Al- Syafi’i, Imam, Kifayah al-Akhyar fi Halli Ghayah al-Ikhtishar, Juz 2, Semarang : Thoha Putrat, t.t

Wahbah az-Zuhayliy, Fiqih Islam wa Adilatuhu, Jakarta: Gema Insani, Darul Fikir,2016