persepsi masyarakat desa waloindi terhadap › upload › 10997-full_text.pdfpersepsi masyarakat...

89
PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Study Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH LIRIANA NIM. 10538314915 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JANUARI, 2020

Upload: others

Post on 10-Jun-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAPMUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO

KAB. WAKATOBI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Program Study Sosiologi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

LIRIANA

NIM. 10538314915

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JANUARI, 2020

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan
Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan
Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Sekecil apapun itu tetalah berbuat baik meskipun mungkin kebaikan mu tidak

begitu dihargai oleh orang lain, namun jangan berkecil hati dan juga bersedih

karena Allah selalu bersama dengan setiap hambanya yang menebarkan

kebaikan.

Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan

terletak pada wajah dan pakainnya.

Buya Hamka

Kupersembahkan karya ini kepada Ayahanda La Baka dan Ibunda tercinta Jamulia,

serta saudara-saudara ku karena berkat kasih sayang , doa dan dukungan yang tulus

sehingga ananda sampai ditahap ini. Aku datang untuk keluarga, merekalah cintah

kasih ku, terima kasih ku takan pernah henti

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

1

ABSTRAK

Liriana, 2020. “Persepsi Masyarakat Desa Waloindi terhadap Muhammadiyahdi Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi”. Skripsi Jurusan Pendidikan Sosiologi FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing olehKaharuddin dan Sam’un Mukramin.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. AdapunPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana persepsi masyarakat Desa Waloinditerhadap Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko, Kab. Wakatobi 2) Mengapa masyarakatDesa Waloindi berpresepsi negative terhadap Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko, Kab.Wakatobi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dandokumen dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambilkesimpulan bahwa Persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec.Togo Binongko Kab. Wakatobi beragam ada yang negatif dan ada pula yangpositif.perbedaan terjadi antara masyarakat yang tidak berpendidikan dan Masyarakat yangberdidikan. Penyebab masyarakat berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah di Kec. TogoBinongko Kab. Wakatobi yaitu karena kepercayaan masyarakat masih kental sehinggahmereka menolak pemahaman baru dan penyebab lainnya ialah pendidikan.

Kata Kunci : Persepsi, masyarakat, Muhammadiyah

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha ESA yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan kepada makhluk-Nya. Hanya dengan

kehendak dan kuasa-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi yang

berjudul “Persepsi masyarakat Desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec. Togo

Binongko Kab. Wakatobi.” dimaksudkan untuk menempuh ujian program sarjana

strata 1 dalam Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makkassar.

Proses penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang penulis alami, baik

dalam proses pencarian dan pengumpulan data di lapangan, wawancara dengan

narasumber, maupun penulisan dari awal hingga akhir. Hal ini karena keterbatasan

dan kemampuan yang penulis miliki. Melalui kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak terkait, atas bantuan

bimbingan, petunjuk, dan semangat yang diberikan baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Dengan penuh rasa hormat, penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-

tulusnya beserta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing Dr.

Kaharuddin S.Pd.,Ph.D selaku pembimbing I dan Sam’un Mukramin, S,Pd., M,Pd.

selaku pembimbing II, yang dengan ikhlas meluangkan waktu, pikiran dan tenaga

untuk memberikan nasehat serta bimbingan yang teramat berarti ditengah kesibukan

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

yang sangat padat, yang telah menuntun penulis dengan penuh kesabaran dan

keterbukaan, sejak dari persiapan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan pula kepada Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Drs. H.

Nurdin, M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Kaharuddin, S.Pd.,

M.Pd., Ph.D. Serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Ucapan terimakasih dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda

La Baka dan Ibunda Jamulia tercinta yang tidak hentinya mendo’akan, memberikan

perhatian, nasehat, dorongan moril, dan materi selama penulis menempuh pendidikan

hingga selesai. Kepada saudara-saudar tercinta yang telah memberi semangat selama

ini, terima kasih atas semuanya. Kepada keluarga penulis, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu, terima kasih atas dorongan dan do’anya. Untuk itu

Teerima kasih juga penulis mengucapkan kepada kakanda, adinda sahabat dan

saudara tercinta Pondok Makassar yang selalu setia menemani dan memberikan

masukan selama penulis berada dalam bangku perkuliahan hingga penulisan skripsi

ini. Rekan seperjuangan Sosiologi angkatan 2015 selalu mendampingi penulis dan

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi, semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis

serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi kita semua.

Makassar, Desember 2019

Liriana

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA .......................................................... vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS……………………………………… viii

KATA PENGANTAR................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

E. Definisi Operasional ................................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka....................................................................... 10

1. Persepsi masyarakat............................................................ 10

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

2. Muhamadiyah....................................................................14

B. Landasan Teori……………………………………………. 16

C. Kerangka Pikir ………………………………………….... 18

D. Penelitia yang Relevan…………………………………… 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................. 22

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................. 22

C. Fokus Penelitian....................................................................... 22

D. Informan Penelitian ................................................................. 22

E. Jenis dan Sumber Data............................................................. 23

F. Instrumen Penelitian ................................................................ 24

G. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 24

H. Teknik Analisi Data ................................................................. 24

I. Teknik Keabsahan Data ........................................................... 27

BAB IV GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Waktobi ................................................................ 31

B. Profil Kecamatan Togo Binongko .................................................... 35

C. Profil Desa Waloindi......................................................................... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 43

B. Pembahasan....................................................................................... 53

BAB VI KESIMPUAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 61

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

B. Saran.................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Wakatobi menurut Kecamatan ................. 32

Tabel 4.2 Rincian Jumlah Penduduk.................................................................. 37

Tabel 4.3 Rincian tingkat kesejahtraan………………………………………… 37

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan………………………………………………….. 39

Tabel 4.5 Mata Pencaharian…………………………………………………... 40

Tabel 4.6 Rincian Ternak……………………………………………………... 41

Tabel Rincian Sarana Prasarana………………………………………………. 41

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ………………………………………………… 18

Bagan 3.1Teknik Analisis Data ………………………………………………. 27

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DAFTAR-LAMPIRAN

1. Pedoman wawancara

2. Data instrument dalam wawancara

3. Dokumentasi

4. Persuratan

5. Riwayat Hidup

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak pihak yang sering menyalahpahami pandangan ke Islaman

Muhammadiyah, bahkan sering mengatasnamakan Muhammadiyah untuk

mempropagandakan pandangan keagamaan yang sebenarnya berbeda dengan

pandangan Muhammadiyah. Masyarakat desa Waloindi sendiri memahami

muhammadiyah bukan sebagai sebuah organisasi melainkan sebagai sebuah

agama baru yang hadir dengan segalah aturannya Sementara masyarakat desa

Waloindi masih banyak yang tidak bisa meninggalkan kebudayaan yang terbawa

dari nenek moyang mereka, karena kebudayaan itu sangat erat kaitannya dengan

tingkat kepercayaan mereka tentang suatu hal yang dianggapnya keramat dan

wajib untuk dilakukan.

Muhammadiyah merupakan sebuah Organisasi Islam yang terbesar di

Indonesia, yang berdiri pada tahun 1912. Pendiri Persyarikatan Muhammadiyah

ialah Kiyai Haji Ahmad Dahlan, seorang pribumi Jawa yang menjadi abdi dalam

agama di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Nama Organisasi ini diambil

dari nama Nabi Muhammad saw. Sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal

sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Organisasi

ini bergerak dalam tiga bidang, antara lain bidang pendidikan, kesehatan dan

keagamaan. Dan organisasi ini dikategorikan sebagai salah satu organisasi

modern di Indonesia yang berpengaruh di awal abad XX menurut Prof. Merle

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

2

Calvin Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern (2005). Alasanya, kelahiran

Muhammadiyah berada di posisi in the right place and time dalam menjawab

permasalahan masyarakat Hindia-Belanda khususnya di Yogyakarta.Akibat

penjajahan dan pembedaan kelas sosial yang dibedakan kepada bangsawan dan

orang biasa, masyarakat membutuhkan akses pendidikan dan kesehatan yang

lebih.

Tujuan dari berdirinya organisasi ini yaitu untuk membebaskan umat

Islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupan yaitu dengan menerapkan

pengajaran Nabi Muhamad saw, dan membebaskan dari praktek-praktek Agama

yang meyimpang dari kemurnian Islam yang tidak terdapat dalam Al-Quran dan

Sunnah Nabi. Saat itu Islam dipengaruhi sifat fatalalisme, bid’ah, khurafat dan

konservatisme yang berpengaruh kuat pada kehidupan keagamaan social dan

ekonomi masyarakat muslim di Indonesia. Muhammadiyah tampil untuk

memperjuangkan nasib umat islam dan memajukan kehidupan keagamaan umat

islam. Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah mengadakn rapat-rapat,

tabligh, mendirikan masjid, menerbitkan buku, brosur, surat kabar dan majalah.

Melihat pendidikan Islam yang sangat tradisional, akhirnya

Muhammadiyah memutuskan untuk memperbaharui system pendidikan islam

secara modern sesuai dengan kondisi zaman. Muhammadiyah mendirikan

lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sekolah-

sekolah umum yang di dalamnya diberi pengetahuan agama (Samsul Nizar 2007).

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

3

KH. Ahmad Dahlan berusaha untuk memurnikan ajaran Islam dari

takhayul, bid’ah dan khurafat. Muhammadiyah kemudian menetapkan beberapa

hal dalam pengajarannya, seperti penentuan arah kiblat secara pasti, penggunaan

metode hisab untuk menentukan awal dan akhir bulan puasa Ramadhan,

penyelenggaraan shalat hari raya di lapangan, pengumpulan dan pembagian zakat

fitrah dan daging kurban, penyampaian khutbah dalam bahasa yang di mengerti

jama’ah, pelaksanaan shalat jum’at dan tarawih berdasarkan sunnah Nabi

Muhammad saw, penghilangan beduk dari masjid, peniadaan ziarah kubur kepada

tokoh yang dianggap keramat dan lain sebagainya.

Muhammadiyah memiliki pandangan Islam yang berkemajuan, dalam

Muktamar Satu Abad tahun 2010 di Yogyakarta mendeklarasikan pandangan

islam yang berkemajuan, Pandangan Islam yang berkemajuan atau lebih ringkas

disebut islam berkemajuan sebagaimana dideklarasikan Muhammadiyah

merupakan ikhtiar untuk menggali kembali api pemikiran islam yang digagas dan

diwujudkan oleh pendiri muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan seratus tahun

yang silam. Selain itu, pandangan tersebut, sekaligus menjadi bingkai pemikiran

bagi Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua dalam gerakan

muhammadiyah dalam memasuki abad kedua dalam perjalanannya kedepan,

sehingga semangat pembaharuan tetap berkesinambungan dalam gerakan

muhammadiyah dan seluruh komponen organisasinya Haedar Nashir ( 2015 ).

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

4

Lahirnya Muhammadiyah disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal

dan eksternal. Faktor internal yaitu kondisi kehidupan masyarakat Indonesia

antara lain: ketidak murnian pengamalan akibat tidak dijadikan AL-quran dan

Hadist sebagai pedoman hidup sebagian umat islam di Indonesia. Kemudian

lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyuplai generasi

yang siap mengemban misi selaku Khalifah Allah di atas Bumi. Sedangkan faktor

eksternalnya`yaitu semakin meningkatnya gerakan Kristenisasi ditengah–tengah

masyarakat indonesia, dan penerobosan bangsa- bangsa Eropa terutama bangsa

Belanda ke indonesia. Disamping itu, politik kolonialis Belanda mempunyai

kepentingan terhadap penyebaran agama Kristen di Indonesia.

Muhammadiyah telah berusia 100 tahun lebih, akan tetapi persepsi

masyarakat terhadap Muhammadiyah beragam ada yang pro dan ada yang kontra.

Persepsi adalah kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan,

kemampuan tersebut antara lain: kemampuan untuk membedakan, kemampuan

untuk mengelompokan, dan kemampuan untuk memfokuskan. Sarlito Wirawan

Sarwono (1983:89).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Eidirno (2014) dengan judul

Persepsi Masyarakat Terhadap Muhammadiyah Di Kecamatan Tubbi Taramanu

Kabupaten Polewali Mandar. Menunjukkan bahwa persepsi masyarakat

Kecamatan Tubbi Taramanu terhadap Muhammadiyah sangat beragam ada

sebagian masyarakat yang mendukung, ada sebagian merasa biasa saja dan

bahkan ada sebagian masyarakat yang menolak secara tegas Muhamadiyah.

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

5

Alasan mereka menolak dengan tegas, karena mereka menilai Muhammadiyah

sebagai organisasi yang sangat ekstrim, tidak gaul, dan keras terhadap hal-hal

yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka.

Persepsi yang kontra masyarakat tentang Muhammadiyah juga di temukan

dalam penelitian Sri Ana Melda (2017) dengan judul Analisis Persepsi

Masyarakat Tentang Peran Muhammadiyah Dalam Memberikan Pelayanan

Pendidikan Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedaga. Hasil

penelitian menunjukan bahwa Pimpinan Cabang Muhammadiyah mempunyai

peranan penting dalam memberikan pelayanan pendidikan, selain sebagai

pemberi pedoman, penjaga, tapi juga sebagai pengontrol. Adapun

penghambatnya yaitu selain pelayanan dalam pendanaan juga persepsi

masyarakat tentang muhammadiyah masih kebanyakan negatif sehingga kurang

kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka kesekolah

Muhammadiyah, karena kurangnya pemahaman mereka tentang organisasi

Muhammadiyah.

Organisasi Muhammadiyah mulai aktif di daerah Buton Sulawesi

Tenggara pada awal tahun 1950, merintis kegiatannya dibidang pendidikan,

da’wa serta amal sosial. Akan tetapi untuk memastikan sejak kapan

Muhammadiyah ada di Buton sangatlah sulit. Walaupun pengaruhnya sudah

nampak dalam masyarakat, namun secara riil aktivitas Muhammadiyah baru

dirasakan sejak awal tahun 1950-an dipelopori oleh sepuluh orang, salah satunya

H. La Ode Hamiru Subair (2008). Kegiatan da’wa pada awalnya diselenggarakan

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

6

melalui pengajian keliling dari rumah ke rumah. Setelah warga persyarikatan

semakin meluas, da’wa baru dilaksanakan di Mesjid Raya Bau-Bau.

Pengaruh Muhammadiyah juga sudah terasa di Wakatobi sejak tahun

1950-an namun akibat pergolakan politik yang pernah terjadi di Buton pada tahun

1960 sampai dengan tahun 1970, menyebabkan aktifitas Muhammadiyah di

Buton mulai redup dan dilupakan masyarakat. Nanti pada periode muktamar

Muhammadiyah tahun 1985 terbentuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Kabupaten Buton yang meliputi PCM Wolio, PCM Bungi dan PCM Betoambari.

Walaupun kepulauan Wakatobi yang terdiri dari 4 kecamatan saat itu masuk

dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Buton tetapi padaa saat itu belum juga

terbentuk PCM di kecamatan-kecamatan di wilayah itu.

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah maka kabupaten Buton mekar

menjadi 6 daerah otonom yaitu Kab. Buton, Kota Bau-Bau, Kab. Bombana, Kab.

Buton Tengah, Kab. Buton Selatan dan Kab. Wakatobi. Seiring dengan itu

Muhammadiyah mengembangkan sayapnya mengikuti perkembangan wilayah

pemerintahan. Pada tahun 2010 terbentuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah

(PDM) Wakatobi yang terdiri dari 4 pimpinan Cabang yaitu Cabang Wangi-

Wangi Selatan, Cabang Wangi-Wangi Induk, Cabang Kaledupa dan Cabang

Tomia Subair (2017).

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

7

Amal usaha Muhammadiyah di Kabupaten Wakatobi makin berkembang

yang ditandai dengan berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Wakatobi di Mola

Wangi-Wangi Selatan, SMA Muhammadiyah 2 di perkampungan Bajo Kaledupa,

dan sementara dalam proses pendirian Universitas Muhammadiyah Wakatobi dan

SMP 1 di Tomia.

Sementara untuk Kecamatan Togo Binongko sendiri belum ada satupun

instansi-instansi yang berkaitan dengan Muhammadiyah. Hal ini membuktikan

bahwa Muhammadiyah belum eksis di Kecamatan Togo Binongko, namun seiring

berkembangnya zaman pendididikan di Kecamatan Togo Binongko mulai lahir

kader-kader dari muhammadiyah, akan tetapi karena jumlahnya sangat minim

sehingga yang memberi pemahaman kepada masyarakat tentang muhammadiyah

itu sendiri masih sedikit bahkan bisa dibilang tidak ada. Sehingga tidak bisa di

pungkiri bahwa sampai sekarang pemahaman masyarakat khususnya Desa

Waloindi sebagian besar negative.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di rumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec.

Togo Binongko, Kab. Wakatobi?

2. Mengapa masyarakat Waloindi berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah di

Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi?

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko, Kab. Wakatobi

2. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan mengapa masyarakat Waloindi

berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko Kab.

Wakatobi.

D. Manfaat

1.Manfaat Teoritis

Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya sehubungan

dengan masalah yang di bahas penelitian serta untuk pengembangan ilmu-

ilmu sosial khususnya ilmu sosiologi dan menambah khasanah pengetahuan

khususnya mengenai Persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiyah di Kecamatan Togo Binongko, Kabupaten Wakatobi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Memberikan gambaran kepada peneliti yang lainnya tentang

bagaimana persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di

Kec. Togo Binongko, Kab. Wakatobi dan mengapa masyarakat Desa

Waloindi berpresepsi negatif terhadapa Muhammadiyah di Kec. Togo

Binongko Kab. Wakatobi

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

9

b. Untuk referensi, yakni dapat menjadi bahan rujukan bagi para peneliti

selanjutnya.

C. Definisi Operasional

1. Persepsi

Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses

pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra

yang dimiliki sehingga ia sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya

2. Masyarakat

Secara umum Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup

bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah

memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam

lingkungannya.

3. Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia Nama

organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad saw. sehingga

Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi

pengikut Nabi Muhammad saw. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih

nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat

umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada

celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang

agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah saw.

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Persepsi Masyarakat

a. Pengertian persepsi masyarakat

Persepsi dari kamus psikologi adalah berasal dari bahasa Inggris,

perception yang artinya: persepsi, penglihatan, tanggapan; adalah proses

seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui

indera-indera yang dimilikinya; atau pengetahuan lingkungan yang diperoleh

melalui interpretasi data indera.

Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan

(Kartono dan Gulo, 1987 dalam Adrianto, 2006). Penginderaan adalah suatu

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat

indera. Pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh saraf ke otak melalui

pusat susunan saraf dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.

Stimulus diterima oleh alat indera, kemudian melalui proses persepsi sesuatu

yang di indera tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah di organisasaikan

dan diinterpretasikan (Davidoff, 1980 dalam Adrianto, 2006). Melalui

persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan diri

individu yang bersangkutan.

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

11

Menurut (Walgito, 2000 dalam Adrianto, 2006) Persepsi merupakan

aktivitas yang menyeluruh, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu

seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan

aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu masyarakat akan ikut berperan

dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan

bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena

pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan

tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu dengan

individu yang lain tidak sama.

Mengenai pengertian masyarakat dalam kamus bahasa Inggris,

masyarakat disebut society asal katanya socius yang berarti kawan.Arti yang

lebih khusus,bahwa masyarakat adalah kesatuan sosial yang mempunyai

kehidupan jiwa sepertiadanya ungkapan-ungkapan jiwa rakyat, kehendak

rakyat, kesadaran masyarakatdan sebagainya.

Sedangkan jiwa masyarakat ini merupakan potensi yang berasal dari

unsur-unsur masyarakat meliputi peraturan, status dan peranan sosial.

Sehinggapara pakar sosiologi seperti Mac Iver, J.L Gillin memberikan

pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang saling

berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan

prosedur yang merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat

istiadat tertentu yang bersifat berkesinambungan dan terikat oleh suatu

identitas bersama (Musadun, 2000 dalam Adrianto, 2006).

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

12

Pengertian persepsi masyarakat dapat disimpulkan adalah tanggapan

atau pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu yang saling

berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan

prosedu rmerupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat-istiadat

yang bersifat sinambung dan terikat oleh suatu identitas bersama yang

diperoleh melalui lisan dan data indera.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan stimulus dapat masuk dalam

rentang perhatian seseorang.Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi dua

bagian besar yaitu faktor dari luar (eksternal) dan faktor dari dalam (internal).

Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor

internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan

stimulus tersebut.

Menurut Miftah Toha (2003:154), faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang adalah sebagai berikut:

a) Faktor Internal: Perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian, proses belajar, keadaan fisik, gangguan

kejiwaan, nilai dan kebudayaan juga minat, dan motivasi

b) Faktor-faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang di

peroleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, kekuatan, ukuran,

keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan atau ketidak asingan

suatu objek.

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

13

Menurut Bimo Walgito (2004:70) faktor-faktor yang berperan dalam

persepsi dapat dikemukakan beberapa factor yaitu:

a) objek yang di persepsi

objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor, Stimulus

dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari

dalam diri individu yang bersangkutan yang lansung mengenail syaraf penerima

yang bekerja sebagai reseptor.

b) Alat indra, syaraf dan susunan syaraf

alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu

juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat

membentuk persepsi seseorang.

c) Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi.Perhatiam merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain

dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,

meskipun objek tersebut benar-benar sama. persepsi seseorang atau kelompok

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

14

dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya

sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan

individu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau

perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi

dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses

belajar, dan pengetahuannya.

2. Muhammadiyah

a. Pengertian Muhammadiyah

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi

Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapat ya

nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti gerakann Islam, dakwah

amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada alquran dan

assunnah. Berkaitan dengan latarbelakang berdirinya Muhammadiyah

secara garis besar faktor penyebabnya adalah Pertama, faktor subyektif

adalah hasil pendalaman K.H. ahmad dahlan alquran dalam menelaah,

membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif dimana

dapat dilihat secara internal dan ekternal. Secara internal ketidak murnian

amalan islam akibat tidak dijadikannya alquran dan sunnah sebagai satu-

satunya rujukan oleh sebagian besar umat islam Indonesia. Secara

eksternal adalah semakin meningkatnya gerakan kristenisasi ditengah-

tengah masyarakat Indonesia.

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

15

b. Sejarah perkembangan muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal

8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama

Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan Kiyai Haji Ahmad Dahlan.

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang

Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu

itu dalam keadaan jumudt, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang

bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali

kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh

karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah

kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Perkembangan Muhammadiyah Secara garis dapat dibedakan

menjadi 2, antara lain:

1. Perkembangan secara vertikal : yaitu perkembangan dan perluasan

gerakan Muhammadiyah ke seluruh penjuru tanah air, berupa

berdirinya wilayah-wilayah di tiap-tiap propinsi, daerah-daerah di tiap-

tiap kabupaten/kotamadya, cabang-cabang dan ranting-ranting serta

jumlah anggota yang bertebaran di mana-mana

2. Perkembangan secara horizontal : yaitu perkembangan dan perluasan

amal usaha Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang

kehidupan. Hal ini dengan pertimbangan karenabertambah luas serta

banyaknya hal-hal yang harus diusahakan oleh Muhammadiyah, sesuai

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

16

dengan maksud dantujuannya. Maka dibentuklah kesatuan-kesatuan

kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu pimpinan

persyarikatan. Kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majelis-majelis

dan badan-badan.

B. Landasan Teori

1. Teori Fakta Sosial

Dalam bukunya yang berjudul The Rulers of Sociological Method

(1965) Durkheim menawarkan definisinya mengenai sosiologi. Durkhem

menilai bahwa bidang yang mesti dipelajari sosiologi adalah fakta sosial.

Fakta social yang dimaksud ialah cara bertindak, berperasaan yang berada di

luar individu mempunyai kekuatan memaksa, dan mengendalikan individu

Ambo Upe (2010:92).

Durkheim menyatakan bahwa fakta sosial sebagai barang sesuatu yang

berbeda dengan ide. Barang sesuatu menjadi objek penyelidikan dari seluruh

ilmu pengetahuan. Sesuatu itu tidak dapat dipaham melalui kegiatan mental

murni semata, tetapi untuk memahminya diperlukan penyusunan data riil di

luar pemikiran manusia melalui kegiatan penelitian empiris, dan tidak dapat

dipelajari melalui introspeksi.

Fakta sosial menurut Durkheim ekistensinya bersfat independen pada

tingkat sosial, karena independen, maka fakta sosial tidak direduksi dalam

fakta individu. Dalam artian, untuk menjelaskan fakta sosial, maka kit harus

mengamati fakta sosial itu sendiri, buannya fakta individu sebagaimaa

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

17

dipahami oleh Homans, bahwa setiap usaha untuk menjelaskan gejala sosial

harus didasarkan pada proporsinya mengenai perilaku hidup.

Durkheim dalam buku Tradisi Aliran Dalam Sosiologi dari Filosofi

Positivistik Ke Post Positivistik membagi fakta sosial atas 2 macam, yakni

dalam bentuk materiil, yaitu barang sesuatu yag dapat ditangkap oleh indra

manusia. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata

contohnya norma hukum; dan dalam bentuk non materiil yaitu sesuatu yang

dinyatakan atau dianggap sebagai barang sesuatu yang nyata. Fakta ini

bersifa inter-subjektif yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia,

sebagai contoh egoisme, altruisme.

2. Teori Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis,

yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antarkelompok manusia,

serta antara orang perorang dan kelompok manusia Soerjono Soekanto

(2013-55). Proses sosial pada hakikatnya adalah pengaruh timbal balik antara

berbagai bidang kehidupan bersama. Lebih lanjut menurut Soerjono Soekanto

hakikat hidup bermasyarakat itu sebenarnya adalah terdiri dari relasi-relasi

yang mempertemukan mereka dalam usaha-usaha bersama dalam aksi dan

tindakan mereka.

Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa masyarakat merupakan

jaringa relasi-relasi hidup yang timbal balik. Yang satu berbicara, yang lan

mendengarkannya; yang satu bertanya, yang lainnya menjawab, yang satu

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

18

member perintah, yang lainnya menaati; yang satu berbuat jahat, yang lain

membalas dendam; dan yang satu mengundang, yang lainnya dating. Jad

selalu tampak bahwa orang salig mempengaruhi. Dan hasil interaksi inilah

sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interprestasi yang diberikan oleh

pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini Dewi Wulansari ( 2009:35 ).

C. Kerangka Pikir

Pada setiap penelitian pasti di perlukan adanya kerangka berpikir sebagai

pijakan atau pedoman dalam menentukan arah dari penelitian, hal ini diperlukan agar

penelitian tetap terfokus pada kajiannya akan diteliti. Kerangka pikir tersebut

digunakan untuk memberikan konsep dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, alur

kerangka yang dibuat oleh penelitian ini akan dideskripsikan sebagai berikut:

Bagan 2.1 Bagan Skema Kerangka pikir

Masyarakat

Muhammadiyah

Persepsi MasyarakatPenyebab masyarakatberpikir negatif

Hasil Temuan

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

19

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan merupakan suatu penelitian yang sebelumnya dianggap

cukup relevan/mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti

yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok

permasalahan yang sama.

1. Eidirno (2014) dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Muhammadiyah

Di Kecamatan Tubbi Taramanu Kabupaten Polewali Mandar. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan Muhammadiyah di

Kecamatan Tubbi Taramanu mengalami pasang surut, pada awalnya belum

dapat diterima oleh masyarakat namun lambat laun telah mencapai titik

terangnya dan mulai diminati oleh masyarakat. Persepsi masyarakat

Kecamatan Tubbi Taramanu terhadap Muhammadiyah sangat beragam ada

sebagian masyarakat yang mendukung, ada sebagian merasa biasa saja dan

bahkan ada sebagian masyarakat yang menolak secara tegas Muhamadiyah.

Perbedaan persepsi ini terjadi karena dipengaruhi oleh perasaan, sikap dan

kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus),

proses belajar, keadaan fisik, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi,

latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan

kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-

hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Perbedaan persepsi

dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-

perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

20

motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri

seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar,

dan pengetahuannya.

2. Sri Ana Melda (2017) Analisis Persepsi Masyarakat Tentang Peran

Muhammadiyah Dalam Memberikan Pelayanan Pendidikan Di Kecamatan

Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedaga. Hasil penelitian menunjukan

Pimpinan Cabang Muhammadiyah mempunyai peranan penting dalam

memberikan pelayanan pendidikan, yaitu sebagai pemberi pedoman,

penjaga, dan sebagai pengontrol. Peranan tersebut dilaksanakan bukan

hanya pada jalur formal saja tetapi juga non formal. Adapun penghambatnya

yaitu banyaknya kendala yang dihadapi Muhammadiyah dalam

memberikan pelayanan pendidikan yang terutama dalam pendanaan dan

persepsi masyarakat tentang muhammadiyah masih kebanyakan negatif

sehingga kurang kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak

mereka kesekolah Muhammadiyah, karena kurangnya pemahaman

mereka tentang organisasi muhammadiyah.

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian

untuk mendapat deskriptif yaitu sebuah penelitian yang berusaha memberikan

gambaran umum mengenai objek yang diamati atau diteliti, atau bahkan suatu

penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis dan actual mengenai

fakta-fakta yang ada di lapangan tentang persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif

dengan pendekatan Studi Kasus. Studi kasus dimaksud adalah strategi riset, penelitian

empiris yang menyelidiki suatu gejala yang nyata. Studi kasus adalah penelitian yang

sangat waktu tertentu. Tujuanya untuk memperoleh gambaran yang utuh dalam dan

mendalam dari sebuah budaya. Studi kasus dalam penelitian ini merupakan penelaan

empiris yang menyelidiki kasus persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiya di Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi.

Sugiono dalam Herwina Bahar (2016:15) metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat potpositisisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambil;an sampel, sumber dan

data dilakukan secara purposive dan snowbal data yang bersifat induktif/kualitatif,

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

22

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.

Metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitian

dilakukan dalam kondisi alamiah.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan. Dan

lokasinya bertempat di Desa Waloindi, Kecamatan Togo Binongko, Kabupaten

Wakatobi. Penentuan lokasi dimaksud untuk mempermudah dan memperjelas obyek

yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas dengan

alasan lokasi ini sangat sesuai dengan target penelitian tetang persepsi masyarakat

desa waloindi terhadap Muhammadiyah.

C. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penelitian ini adalah persepsi masyarakat desa

Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi.

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument utama adalah peneliti.

Selanjutnya perlu dikemukakan siapa yang menjadi informan atau partisipan atau

narasumber sebagai sumber datanya. Emori (2012), Informan penelitian adalah orang

yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi di lokasi.

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

23

Jumlah informan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu sepuluh orang.

Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik Purposive

Sampling yaitu teknik dimana peneliti memilih sampel dari populasi sesuai dengan

kriteria yang telah di buat peneliti. Kriteria informan yang akan dipilih peneliti yaitu:

1) Mengambil informan dari dari masyarakat desa Waloindi

2) Informan yang bersedia menjadi informan, serta mempunyai kemampuan

berkomunikasi yang baik.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer

Merupakan data yang didapatkan dari informan utama yaitu data yang

diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan secara lansung dengan

narasumber yang akan diwawancarai berisi pertanyaan tentang Persepsi

Masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kecamatan Togo

Binongko Kabupaten Wakatobi.

2. Data Sekunder

Merupakan data pelengkap yang didapat dari laporan-laporan intansi yang

terkait dengan penelitian ini, sumber bisa berupa buku, majalah data statistik

dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

24

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan di dalam

pengumpulan data. Adapun alat yang digunakan berdasarkan tehnik pengumpulan

data antara lain:

1. Daftar pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman dalam mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada informan.

2. Buku catatan dan pena digunakan untuk mencatat seluruh keterangan yang

diberikan oleh informan.

3. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan seluruh peristiwa yang terjadi

selama proses penelitian.

4. Dokumentasi digunakan untuk melihat seluruh peristiwa yang terjadi selama

proses penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara-cara untuk melakukan

penelitian seperti:

1. Observasi

Observasi adalah peneliti mengamati lansung ke lokasi penelitian dan

mencatat dengan sistematis fenomena-fenomena di lokasi penelitian

(koentjraningrat1990).Yang berkaitan dengan Persepsi Masyarakat Desa

Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kecamatan Togo Binongko Kabupaten

Wakatobi.

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

25

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih konkrit

dan pendirian seseorang yang tidak didapat melalui pengamatan. Wawancara

bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang

semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi.Dalam hal ini, peneliti

dapat bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di

samping opini mereka mengenai peristiwa yang ada. Dalam berbagai situasi,

peneliti dapat meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri

terhadap peritiwa tertentu dan dapat menggunakan posisi tersebut sebagai dasar

penelitian selanjutnya.

Kelebihan mencari data dengan cara wawancara, dapat diperoleh

keterangan yang tidak dapat diperoleh dengan metode yang tidak menggunakan

hubungan yang berifat personal. Semakin bagus pengertian pewawancara dan

semakin halus perasaan dalam pengamatanya itu, semakin besar pulalah

kemampuannya untuk memberikan dorongan kepada subjeknya. Lagi pula,

semakin besar kemampuan orang yang diwawancarai untuk menyatakan

responnya, semakin besar proses intersimulasi itu. Tiap-tiap respons atau

tanggapan yang verbal dan reaksinya dinyatakan dengan kata-kata dapat

memberikan banyak pikiran-pikiran yang baru. Suatu jawaban bukanlah jawaban

atau suatu pertanyaan saja, melainkan merupakan pendorong timbulnya

keterangan lain yang penting mengenai peristiwa atau objek penelitian. Semakin

besar bantuan responden dalam wawancara, maka semakin besar perananya

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

26

keberhasilan studi kasus. Mereka tidak hanya memberi keterangan tentang

sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bia memberi saran tentang sumber-sumber

bukti lain yang mendukung serta menciptakan akses terhadap sumber yang

bersangkutan. Dengan demikian wawancara mendalam harus memberikan

keleluasan informan dalam memberikan penjelasan secara aman, tidak merasa

ditekan, maka perlu diciptakan suasana “kekeluargaan”. Kelonggaran ini akan

mengorek kejujuran informasi, terutama yang berhubungan dengan sikap,

pandangan, dan perasaan informan sehingga pencari data tidak meraa asing dan

di curigai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwayang sudah berlalu, dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.Dokumen yang berbetuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, cerita peraturan, kebijakan.Sedangkan dokumen yang berbentuk

gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya berupa gambar, patung dan lain-lain. Studi

dokumentasi merupakan pelengkap dan penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitas. Metode ini digunakan untuk memperoleh

tentang Persepsi Masyarakat Desa Waloindi terhadap Muhammadiyah.

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

27

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang terkumpul guna memperoleh kesimpulan

yang valid, maka digunakan teknik analisis data dengan metode kualitatif, adapun

model analisis data yang digunakan yaitu:

Teknik Analisis Data

Bagan 3.1 Teknik analisis data

I. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data adalah teknik yang digunakan untuk meyakinkan

public, masyarakat, audens mengenai data yang didaptkan dapat dipercaya atau

dipertanggung jawaban. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian

ini ialah sebagai berikut:

Pengumpulan Data Membacaberulang-ulang

Transkrip Data

Tema-tema Data Kategori Data Organisasi Data

Tahap KejenuhanData

Demonstrasi Tingkat Kepercayaan danKeabsahan Data

Laporan Hasil Reduksi Data

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

28

a. Teknik Meningkatkan Ketekunan

Menurut Sugiyono (2016:370-371) meningkatkan ketekunan berarti

melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan

cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam

secara pati dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti

dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang

diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan

cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian ataupun

dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan

membaca ini, wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga dapat

digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau

tidak.

b. Teknik Triangulasi

Sugiyono (2016 :372) berpendapat tentang triangulasi dalam pengujian

keabsahan data ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi

sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Misalnya peneliti

menggunakan observasi partiipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak disebut triangulasi sumber

yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang

sama.

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

29

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data diakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data

yang diperoleh dari sumber yang berbeda, tidak bia dirata-ratakan seperti

dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan mana

pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari sumber data

tersebut. Data yang tekah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan

suatu kesimpulan selanjutnya diminta keepakatan dari sumber tersebut.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi, atau kuesioner.Bila dengan tiga teknik keabsahan

data tersebut, mengahasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan

diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,

untuk memastikan data mana yang dianggap benar.Atau mungkin

semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi keabahan data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid sehinggah lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

30

keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi

yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda.Maka

dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian

adanya.

c. Menggunakan Bahan Referensi

Sugiyono (2016:375) mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat bantu

perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti kamera, handycame,alat

rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung keabsahan data yang

telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-

data yang dikemukakan perlu dilengkapi foto-foto atau dokumen autentik,

sehingga lebih dapat dipercaya.

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

31

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Wakatobi

Kabupaten Wakatobi merupakan kabupaten baru yang terbentuk berdasarkan

Undang-undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2003, yang merupakan hasil

pemekaran dari Kabupaten Buton.

Kabupaten Wakatobi terletak dikepulauan Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi

Tenggara, secara geografis terletak dibagian Selatan garis khatulistiwa, memanjang

dari Utara ke Selatan diantara 5.000-6.250 Lintang Selatan (sepanjang ± 160 km) dan

membentang dari Barat ke Timur diantara 123.340-124,640 Bujur Timur (sepanjang ±

120 km).

Secara administratif batas wilayah kawasan kabupaten Wakatobi adalah

sebagai berikut :

1. Batas sebelah Utara : Kabupaten Buton dan Muna

2. Batas sebelah Selatan : Laut Flores

3. Batas sebelah Barat : Kabupaten Buton

4. Batas sebelah Timur : Laut Banda

Posisi Geostrategis

Kabupaten Wakatobi terletak pada posisi sangat strategis karena: (1)

Perairan laut Kabupaten Wakatobi dilalui oleh jalur pelayaran kawasan Timur dan

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

32

Barat Indonesia; (2) Ditinjau dari sisi bioregion, letak geografis Kabupaten

Wakatobi sangat penting karena berada pada kawasan yang sangat potensial yakni

diapit oleh Laut Banda dan Laut Flores yang memiliki potensi sumberdaya

keragamanhayati kelautan dan perikanan yang cukup besar; dan (3) Kabupaten

Wakatobi berada pada Pusat Kawasan Segi Tiga Karang Dunia (Coral Tri-angle

Center) yang meliputi 6 (enam) negara, yakni Indonesia, Malaysia, Philipines,

Papua New Guine, Solomon Island, dan Timor Leste. Posisi Kabupaten Wakatobi

pada Pusat Segi Tiga Karang Dunia.

Kabupaten Wakatobi merupakan gugusan kepulauan yang berjumlah 39

pulau, terdiri atas 4 (empat) pulau besar, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia,

dan Binongko (WAKATOBI). Keempat pulau tersebut mudah terjangkau baik

dalam region Provinsi Sulawesi Tenggara, regional Kawasan Timur Indonesia,

nasional maupun internasional. Di Pulau Wangi-Wangi terdapat Bandara Udara

Matahora, Pelabuhan Laut Nasional Panggulu Belo, dan jalur angkutan ferry

ASDP Kamaru-Wanci, dan di Pulau Tomia tersedia Bandara Udara Maranggo

moda transportasi khusus untuk wisatawan dari Bali Indonesia dan Singapura.

Transportasi laut antar pulau Kabupaten Wakatobi cukup lancar. Akses dari

ibukota kabupaten (Wangi-Wangi) ke Pulau Kaledupa dan Binongko tersedia

setiap hari dengan armada kapal cepat (speed boat). Satu-satunya wilayah pulau

kecil yang relatif sulit dijangkau namun telah berpenghuni ialah Pulau Runduma,

termasuk ke dalam administratif Kecamatan Tomia, terletak di bagian timur Pulau

Tomia tepat di tengah Laut Banda

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

33

Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar 19.200 km², terdiri dari

daratan seluas ± 823 km² atau hanya sebesar 3,00 persen dan luas perairan

(laut) ± 18.377 km2 atau sebesar 97,00 persen dari luas Kabupaten Wakatobi. Atas

dasar kondisi tersebut, maka potensi sektor perikanan dan kelautan serta sektor

pariwisata berbasis wisata laut/bahari menjadi sektor andalan daerah Kabupaten

Wakatobi.

Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, yaitu Kecamatan

Wangi-Wangi, Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia, Tomia

Timur, Binongko dan Kecamatan Togo Binongko. Wilayah kecamatan terluas

adalah kecamatan Wangi-Wangi dengan luas 241 km² atau 29,40 persen yang

sekaligus merupakan wilayah ibu kota kabupaten. Sedangkan kecamatan yang

wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Kaledupa, yaitu seluas 45,50 km² atau

5,53 persen dari total luas wilayah daratan Kabupaten Wakatobi. Luas Wilayah

Kebupaten Wakatobi menurut kecamatan disajikan pada Tabel

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Wakatobi Menurut Kecamatan

No. KecamatanJumlah

Kelurahan /Desa

Luas Daratan

(km²)Persentase (%)

1. Wangi-Wangi 20 241,98 29,402. Wangi-Wangi Selatan 21 206,02 25,033. Kaledupa 16 45,50 5,534. Kaledupa Selatan 10 58,50 7,11

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

34

5. Tomia 10 47.10 5,726. Tomia Timur 9 67,90 8,257. Binongko 9 93,10 11,318. Togo Binongko 5 62,90 7,64

Luas Total Darat 823,00 3,00Luas Laut 18.377,00 97,00Total 100 19.200,00 100,00

Topografi

Topografi wilayah daratan Kabupaten Wakatobi sebagian besar atau

sekitar 40 persen adalah landai dengan ketinggian sekitar 3-20 m di atas

permukaan air laut. Topografi landai terutama terdapat dibagian selatan Pulau

Wangi-Wangi, bagian utara dan selatan Pulau Kaledupa, bagian barat dan timur

Pulau Tomia, serta wilayah bagian selatan Pulau Binongko. Sedangkan bentuk

topografi perbukitan, berada di tengah-tengah pulau dengan ketinggian berkisar

antara 20-350 m dpl.

Selain bentangan pulau-pulau kecil, relief dan topografi, di Wakatobi juga

membentang Gunung Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Gunung Pangilia di Pulau

Kaledupa, Gunung Patua di Pulau Tomia dan Gunung Watiu’a di Pulau Binongko.

Pada puncak gunung di empat pulau besar tersebut, terdapat situs peninggalan

sejarah berupa benteng dan makam yang sangat erat kaitannya dengan penyebaran

agama Islam di Wakatobi maupun sejarah perkembangan kejayaan Kesultanan

Buton, Tidore, dan Ternate. Situs sejarah dimaksud ialah Benteng Liya, Benteng

Tindoi, Benteng Patu’a, dan Benteng Suosuo serta peninggalan benda-benda

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

35

purbakala lainnya. Kesemuanya merupakan aset daerah yang sangat berharga,

terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai obyek wisata

budaya, baik nasional maupun internasional.

B. Profil Kecamatan Togo Binongko

Kecamatan Togo Binongko merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di

pulau Binongko yang terletak dalam wilayah administrasi Kabupaten Wakatobi dan

merupakan wilayah perbukitan/dataran tinggi dan sebagian dataran rendah, dengan

luas wilayah 9.310 yang terbagi atas 5 deesa, yaitu kelurahan. Sowa, kelurahan baru,

desa Oihu, desa Waloindi dan desa Haka. Kecamatan Togo Binongko memiliki

jumlah penduduk sebanyak 8.543 jiwa.

C. Profil Desa Waloindi

Desa Waloindi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Togo

Binongko Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis desa

Waloindi terletak di sebelah Timur Ibukota Kecamatan Togo Binongko dengan batas

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Oihu

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

3. Sebelah Barat berbatasn dengan Laut Flores

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Wali.

a. Luas Wilayah

Luas Wilayah desa Waloindi adalah : 12 km², terdiri dari

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

36

Tanah Perkebunan :… Ha

Tanah Pertanian :…. Ha

Tanah Pemukiman : 15 Ha

Lahan Peternakan : Ha

b. Keadaan Topografi Desa

Secara umum keadaan topografi desa Waloindi adalah merupakan

daerah perbukitan / dataran tinggi dan sebagian dataran rendah dan daerah

pesisir pantaii

c. Keadaan Iklim

Iklim Desa Waloindi adalah sebagaimana iklim desa-desa lain di wilayah

Indonesia memiliki iklim kemarau dan iklim penghujan. Iklim penghujan biasanya

mulai pada bulan Desember sampai dengan bulan April tahun berikutnya,

sedangkan iklim kemarau dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulan November.

Iklim tersebut secara lansung mempengaruhi pola tanam serta mata pencaharian

masyarakat.

d. Keadaan Sosial

Keadaan social desa adalah sebagai berikut:

1) Jumlah penduduk 323 KK, dengan jumlah jiwa 1.246 dengan rincian sebagai

berikut:

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

37

Tabel. 4.2 Rincian Jumlah penduduk

No

Nama Dusun

Jumlah Jiwa Jumlah

Kepala

Keluarga

Laki-Laki Perempuan Total

1 Mole 189 174 363 95

2 Sampua Taepa 263 264 527 136

3 Lantuleku 201 155 356 92

Jumlah 653 594 1.246 323

Sumber :Dokumen Rencana Pembangunan jangka menengah Desa Waloindi.

2) Tingkat Kesejahtraan Masyarakat: (dalam KK/Jiwa)

Tabel 4.3 Rincian Tingkat Kesejahtraan Masyarakat

No Nama Dusun

Kategori RTM

Kaya Miskin Sangat Miskin

1 Mole 4 KK/33 Jiwa 80 KK/ 250 Jiwa 11 KK/ 80 Jiwa

2 Sampua

Taepa

10 KK/40 Jiwa 106 KK/387 Jiwa 20 KK / 100 Jiwa

3 Antuleku 7 KK/28 Jiwa 75 KK/278 Jiwa 10 KK / 50 Jiwa

Jumlah 21 KK/101 Jiwa 261 KK/915 Jiwa 41 KK/ 230 Jiwa

Sumber :Dokumen Rencana Pembangunan jangka menengah Desa Waloindi.

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

38

Menurut undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang kesejahtraan

Masyarakat, kesejahtraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material

spiritual, dan social warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Dari undang-undang di atas dapat dicermati bahwa ukuran tingkat

kesejahtraan dapat dinilai dari kemampuan seseorang individu atau kelompok dalam

usahanya memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya. Adapun tingkat

kesejahtraan masyarakat desa Waloindi tergolong cukup rendah.

3). Tingkat Pendidikan (Orang)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis,

intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kcerdasan,

pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di Masyarakat.

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

betanggung jawab. Adapun rincian tingkat pendidikan masayarakat desa Waloindi

dapat dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut:

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

39

Tabel 4.4 Rincian Tingkat Pendidikan

No Nama

Dusun

Tingkat Pendidikan

Tdk

Tamat

SD

Tamat

SD

Tamat

SMP

Tamat

SLTA

Sarjana/Diplo

ma

Sarj

ana

S1

1 Mole 97 134 42 71 2 13

2 Sampua

Taepa

191 199 64 63 4 9

3 Antuleku 108 150 47 38 4 10

Jumlah 396 483 153 172 10 32

Sumber :Dokumen Rencana Pembangunan jangka menengah Desa Waloindi.

Berdasarkan rincian tingkat pendidikan diatas, kita bisa melihat bahwa

masyararakat desa Waloindi merupakan masyarakat yang status pendidikannya

tergolong masih sangat rendah, hal ini dipengaruhi oleh tidak tersedianya sekolah

sebagai wadah untuk mencari ilmu pengetahuan. Nanti pada tahun 2000-an sekolah-

sekolah mulai berdiri di desa Waloindi oleh sebab itulah sehinggah di desa Waloindi

banyak ditemui masyarakat yang tidak berpendidikan dan cuman tamat SD.

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

40

4). Keadaan Ekonomi

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Waloindi sebagian besar bergerak dibidang

perikanan dan kelautan baik nelayan tangkap maupun sebagai pembudidaya rumput

laut dan selebihnya adalah sebagai petani, pertukangan, pedagang, pegawai negeri

sipil dan lain-lainnya sebagaimana rincian berikut:

Tabel 4.5 Rincian Mata Pencaharian

No Nama

Dusun

Mata Pencaharian

Petani Nelayan Pedagang Pertukangan PNS Lainnya

1 Mole 164 21 18 3 1 242

2 Sampu

Taepa

134 16 17 4 2 242

3 Lantuleku 160 15 10 3 1 196

Jumlah 454 52 45 11 4 680

Sumber :Dokumen Rencana Pembangunan jangka menengah Desa Waloindi.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

41

Pemilikan Ternak

Tabel 4.6 Rincian Ternak

No Nama Dusun Jenis Ternak

Ayam Sapi Kambing Itik Lainnya

1 Mole 100 0 7 8 300

2 Sampua Taepa 100 0 4 15 361

3 Lantuleku 50 0 4 7 300

Jumlah 250 0 15 30 961

Sumber :Dokumen Rencana Pembangunan jangka menengah Desa Waloindi.

Sarana dan Prasarana

Tabel 4.7 Rincian Kondisi sarana dan prasarana umum desa Waloindi

Balai

Desa

SD/TK SMP Pos

Kedes

Jalan

Kab.

Jalan

Kec.

Jalan

Desa

Jalan

Lingk.

Irigasi Lap.

Bola

Masjid/

Musholla

1 2 1 1 0 1 1 km 2600

M

0 1 1

Sumber :Dokumen Rencana Pembangunan jangka menengah Desa Waloindi.

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

42

Agama yang dianut masyarakat

Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan

peribadatan kepada Tuhan yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan

dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Untuk masyarakat desa

Waloindi sendiri secara keseluruhan beragama Islam.

Corak kehidupan masyarakat desa Waloindi Kecamatan Togo Binongko

Kabupaten Wakatobi masih tergolong sangat tradisional. Hal ini disebabkan oleh

letaknya yang terpencil atau jauh dari ibu kota kabupaten.. namun masyarakatnya

cenderung memiliki ciri yang didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Mereka

menganggap bahwa masyarakat merupakan suatu ”gemeinschaft” yang memiliki

unsur gotong royong yang kental. Hal ini dapat dimengerti karena masyarakat desa

waloindi sebagian besar adalah masyarakat yang merupakan “face to face group”

dimana mereka saling mengenal satu sama lain seperti mereka mengenal dirinya

sendiri. Dari segi kepercayaan seperti yang disebutkan diatas bahwa masyarakat desa

waloindi secara kesuluruhan beragama Islam akan tetapi kepercayaan masyarakat

masih kental terhadap kepercayaan yang dibawah dari nenek moyang.

Kondisi Pemerintahan Desa

Desa Waloindi terbagi atas 3 (tiga ) dusun dengan potensi perangkatnya terdiri

dari seorang Kepala Desa (Kepdes) Satu orang Sekretaris Desa (Sekdes), 3 orang

Kepala Urusan , 3 orang kepala Seksi dan 3 orang kepala dusun yaitu Dusun Mole,

Dusun Sampu Taepa dan Dusun Lantuleku.

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

43

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persepsi Masyarakat Desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec. Togo

Binongko Kab. Wakatobi

a. Persepsi Masyarakat Tidak Berpendidikan terhadap Muhammadiyah

Banyak pihak yang sering menyalahpahami pandangan ke Islaman

Muhammadiyah, bahkan sering mengatasnamakan Muhammadiyah untuk

mempengaruhi pendapat atau pandangan keagamaan yang sebenarnya berbeda

dengan pandangan Muhammadiyah.

“Masyarakat desa Waloindi menganggap Muhammadiyah sebagai sebuahAliran atau Agama baru yang hadir dengan segalah larangan-larangannya serta dengan sikap yang tidak mempercayai kepercayaandari nenek moyang” (Observasi 10 Oktober 2019).

Berdasarkan hasil Observasi bahwa Masyarakat desa Waloindi memahami

Muhammadiyah bukan sebagai sebuah organisasi melainkan sebagai sebuah

agama atau aliran yang hadir di masyarakat dengan segalah aturannya. Sementara

masyarakat desa Waloindi masih banyak yang tidak bisa meninggalkan

kebudayaan yang terbawa dari nenek moyang mereka, karena kebudayaan itu

sangat erat kaitannya dengan tingkat kepercayaan mereka tentang suatu hal yang

dianggapnya keramat dan wajib untuk dilakukan.

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

44

Masyarakat desa Waloindi sebagian besar masyarakatnya belum paham

tentang Muhammadiyah itu sendiri

Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Bapak La LP (65 Tahun)

selaku Tokoh Agama desa Waloindi mengatakan bahwa:

“yang saya pahami Muhammadiyah itu adalah aliran atau Agama barudan untukPandangan saya terhadap Muhammadiyah itu tidak baik,karena dalam Muhammadiyah begitu banyak larangan-larangan danperbedaan misalnya cara berwudhunya lain, tidak mewajibkan niat sholatdi baca, dilarang mengeraskan bacaan basmalah, dan tidak mewajibkanQunut pada saat melaksanakan sholah subuh”. (wawancara 15 Oktober2019).

Dari hasil wawancara diatas, penulis mendeskipsikan bahwa pandangan

masyarakat desa Waloindi tidak baik atau negatif terhadap Muhammadiyah karena

mereka memahami Muhammadiyah sebagai sebuah aliran atau agama baru yang

hadir dalam masyarakat yang dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam

peribadatan. Sebagai organisasi pembaharuan Islam Muhammadiyah tentu memiliki

pemahaman tersendiri mengenai ajaran-ajaran Islam. Hal inilah yang sering menjadi

perhatian bagi masyarakat desa Waloindi dimana masyarakat menganggap bahwa

dalam pemahaman Muhammadiyah dilarang untuk melakukan ritual-ritual tertentu

dalam agama dimana ritual itu sudah sering dilakukan oleh masayarakat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wa ML (29 Tahun) saat di Wawancarai

mengungkapakan:

Dalam Muhammadiyah di larang baca-baca, juga tidak mempercayaiperamal, Kuburannya rata, tidak mewajibkan melaksanakan alo atau pestaperayaan bagi orang meninggal sehingga orang yang mati terkesan sepertiBinatang yang ketika mati lansung di buang. (wawancara, 20 Oktober 2019).

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

45

Dari hasil wawancara diatas, penulis mendeskipsikan bahwa hal yang sering

terjadi dalam masyarakat ialah masyarakat sering beranggapan bahwa

Muhammadiyah merupakan paham yang sangat ekstrim dan menyimpang karena

memiliki perbedaan dengan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan dalam

masyarakat.

Senada dengan hal tersebut di atas, dalam wawancara dengan penulis DN (31

Tahun ) selaku masyarakat desa Waloindi mengatakan:

Muhammadiyah merupakan pemahaman yang keras, yang tidak mempercayaikepercayaan nenek moyang, seperti dilarang Baca-baca, dilarang membawasesajen di tempat-tempat tertentu sementara kami disini masih sangatpercaya dengan hal-hal begituan. (wawancara, 20 Oktober 2019).

Dari hasil wawancara diatas, penulis mendeskipsikan bahwa kepercayaan

atau kebiasaan seseorang yang sudah melekat terhadap sesuatu sangat mempengaruhi

orang lain untuk enggan menerima hal baru yang berebeda dengan pemahaman

mereka, masyarakat desa Waloindi berpresepsi negative terhadap Muhammadiyah hal

ini dikarenakan perbedaan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dengan masayarakat.

Sebagaimana di masa awal berkembangnya organisasi ini sangat mendapatkan

perlawanan dari masyarakat setempat, terutama kalangan pedesaan. Semangat tajdid

yang dihirup dalam-dalam oleh KH Ahmad Dahlan semasa belajar di Mekkah, telah

membawanya pada pemikiran baru untuk mengahapus penyakit tahayyul, bid’ah dan

khurafat atau biasa disebut TBC yang lazim ditemui dikalangan pedesaan dan

dianggap sebagai penyebab kemunduran Islam.

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

46

Aksess masyarakat sehinggah berpresepsi negative terhadap yang berpaham

Muhammadiyah ialah melalui perilaku, hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh Bapak

La BK (65 Tahun) dalam wawacara dengan penulis mengungkapkan:

Adapaun Media yang saya lihat dari yang berpaham Muhammadiyah ituialah perilakunya, dimana saya melihat perilaku yang berpahamMuhammadiyah itu berbeda dengan kami, dan bagi kami apa yang berbedadengan kebiasaan kami itu menyimpang. (Wawancara, 20 November 2019).

Dari hasil Wawancara tersebut dapat di uraikan bahwa media yang yang di

jadikan acuan sehinggah masyarakat desa Waloindi berpersepsi Negatif ialah melalui

perilaku yang ditampilkan oleh yang berpaham Muhammadiyah.

Interaksi dalam suatu masyarakat juga berpengaruh, karena dari interaksilah

komunikasih akan timbul sehinggah tidak ada ke salah pahaman, namun yang terjadi

dalam masyarakat desa Waloindi dengan yang berpaham Muhammadiyah yaitu

mengalami disfungsi. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapan oleh Bapak Adm (45

Tahun) beliau mengungkapkan:

Saya melihat Interaksi antara masyarakat dengan yang berpahamMuhammadiyah itu kurang baik, masyarakat disini bersikap tertutupterhadap mereka yang dianggapnya berbeda kebiasaan yang dilakukan olehmasyarakat, bahkan mereka cenderung di musuhi. (Wawancara 20 Nomber2019).

Dari hasil Wawancara tersebut, dapat di uraikan bahwa interaksi masyarakat

tidak berpendidikan dengan yang berpaham Muhammadiyah mengalami disfungsi

(interaksi social) hal ini dapat dilihat dengan sikap masyarakat yang tertutup atau

cenderung memusuhi mereka yang berpaham Muhammadiyah.

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

47

Dari hasil dokumentasi skripsi Eidirno wawancara dengan salah satu

masyarakat yaitu saudara Sahril (2015) mengungkapkan bahwa:

”Muhammadiyah itu Organisasi yang tidak menerima kebudayaan , adat-istiadat yang diturunkan dari nenek moyang, dilaramg baca barasanji,dilarang tahlilaln dan laim sebagainya. (Dokumen/Skripsi/persepsi).

Berdasarkan hasil dari data dokumen yang didapat bahwa pada umumnya

masyarakat yang berpresepsi negative terhadap Muhammadiyah karena mereka

menganggap bahwa organisasi Muhammadiyah adalah organisasi yang tidak

menerima kebudayaan yang di bawah oleh nenek moyang, yang dimana kebudayaan

tersebut sudah membudaya dikalangan masyarakat karena kebudayaan itu sangat erat

kaitannya dengan tingkat kepercayaan mereka tentang suatu hal yang dianggapnya

keramat dan wajib untuk dilakukan.

b. Persepsi Masyarakat Berpendidikan terhadap Muhammadiyah

Di sadari atau tidak, pendidikan benar-benar menempati ruang terpenting

dalam kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan, manusia diarahkan agar

mencapai derajat tertinggi sesuai dengan fitrahnya sebagai khaliffah di muka

bumi. Secara umum pendidikan mampu menjadikan seseorang dapat berpikir

kritis terhadap sesuatu, dalam hal ini ialah terkait Muhammadiyah.

Dari hasil observasi yang saya lihat masyarakat terdidik desa Waloindiberbeda dengan masyarakat yang non pendidikan, hal ini salah satiunyabisa dilihat dari cara berpikirnya terhadap Muhammadiyah . (Observasi,9 Oktober 2019).

Dari hasil Observasi diatas dapat diuraikan bahwa pola pikir masyarakat desa

Waloindi antara tidak berpendidikan dan yang berpendidikan berbeda dalam

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

48

memahami Muhammadiyah dimana seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa

masyarakat desa Waloindi sebagian masyarakatnya memahami Muhammadiyah

bukan sebagai sebuah organisasi melainkan sebagai sebuah aliran atau agama baru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan WK (24 Tahun) selaku Mahasiswi,

ketika di Wawancarai oleh penulis mengungkapkan bahwa:

Menurut saya Muhammadiyah adalah sebuah Organsasi yang baik danbenar karena Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yangberdasarkan Alquran dan Hadist, Jadi apa yang dilarangnya itu jugakarena dilarang dalam Alquran dan Hadist. (wawancara, 01 November2019).

Dari hasil wawancara penulis tersebut menunjukan bahwa sebagian masyarakat

desa Waloindi menganggap Muhammadiyah itu baik. Muhammadiyah adalah sebuah

organisasi Islam yang berdasarkan Al-quran dan Hadist yang memiliki tujuan utama

ialah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah yang

menyebabkan ajaran Islam bercampur baur dengan kebiasaan di daerah tertentu.

Hal senada juga di ungkapkan oleh AN (25 Tahun) selaku Mahasiswa saat

diwawancarai mengungkapkan bahwa:

Muhammadiyah adalah gerakan mengembalikan ajaran Islam sebagaimanamestinya yaitu sesuai dengan Alquran dan Hadist. dan saya melihat tidak adahal apapun yang di lakukan oleh yang berpaham Muhmmadihayah yangmelanggar syariat Islam. Muhammadiyah memang keras tapi mereka kerasterhadap sesuatu yang benar dan baik. (wawancara, 02 November 2019).

Dari hasil wawancara diatas, menujukan bahwa Muhammadiyah keras

terhadap sesuatu yang menurut mereka tidak baik akan tetapi hal itu karena mereka

berdasarkan Al-quran dan Hadits. Dari Uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa

masyarakat desa Waloindi memiliki persepsi yang berbeda-beda terkait

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

49

Muhammadiyah. perbedaan persepsi terjadi antara masyarakat yang tidak

berpendidikan dan berpendidikan.

”persepsi masyarakat terhadap Muhammadiyah sangat beragam adasebagian masyarakat yang mendukung, ada sebagian merasa biasa saja danbahkan ada sebagian masyarakat yang menolak secara tegas Muhamadiyah.Alasan mereka menolak dengan tegas, karena mereka menilaiMuhammadiyah sebagai organisasi yang sangat ekstrim, tidak gaul, dankeras terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka.”(Dokumen/ Eidirno/Skripsi/persepsi Masyarakat terhadap Muhammadiyah).

Berdasarkan hasil dari data dokumen yang didapat bahwa pada umumnya

persepsi masyarakat terhadap Muhammadiyah sangat beragam, ada yang

mendudukung dan adapula yang tidak mendukung bahkan ada sebagian masyarakat

yang menolak Muhammadiyah secara tegas, hal itu dikarenakan mereka menilai

Muhammadiyah sebagai organisasi yang sangat ekstrim, tidak gaul, dan keras

terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka.

2. Mengapa Masyarakat desa Waloindi berpresepsi Negatif terhadap

Muhammadiyah

Desa Waloindi merupakan desa yang masih tradisional, yang dimana

kepercayaan masyarakatnya masih kental terhadap sesuatu. Sehinggah ketika ada

pemahaman yang bertolak belakang dengan pemahaman mereka, mereka tidak

menerima sehingga berpresepsi Negatif.

Masyarakat desa Waloindi berpresepsi negative terhadap Muhammadiyahkarena mereka melihat yang berpaham Muhammadiyah berbeda dengankebiasaan mereka baik dalam hal berpakayan, kepercayaan maupun dalamhal peribadatan. (Observasi 20 November 2019).

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

50

Dari hasil observasi diatas, penulis mendeskipsikan bahwa hal yang sering

membuat masyarakat berpresepsi negative terhadap Muhammadiyah ialah mereka

melihat yang berpaham Muhammadiyah berbeda dengan kebiasaan-kebiasan yang

mereka lakukan misalnya dalam hal berpakayan, kepercayaan serta dalam hal

peribadatan.

Berdasarkan Wawancara penulis dengan HRN (30 Tahun) selaku Masyarakat

desa Waloindi mengungkapkan:

Desa kami merupakan desa yang masih kental akan kebudayaannya, salahsatu contohnya misalkan ketika kami meninggal kami mengadakan pestamulai dari 3 hari, 7 hari dan 100 hari dan untuk masyarakat kami wajibsekali sementara Muhammadiyah melarang hal begituan. (wawancara,10November 2019).

Makna dari hasil wawancara dengan salah satu informan diatas adalah bahwa

dalam masyarakat desa Waloindi masyarakat masih melaksanakan dan mewajibkan

perayaan-perayaan pesta bagi yang telah meninggal sementara Muhammadiyah tidak

mewajibkan hal tersebut bahkan sangat melarang hal tersebut karena Muhammadiyah

menganggap hal tersebut adalah sisa-sisa pengaruh budaya animisme, dinamisme

serta peninggalan ajaran Hindu yang sudah begitu berakar dalama masyarakat,

menurut Muhammadiyah karena hal itu berhubungan dengan ibadah, maka kita harus

kembali kepada tuntuntan Islam.

Dalam wawancara dengan wa SM (29 Tahun) selaku masyarakat desa

Waloindi mengungkapkan:

Kepercayaan kami masih kental kami enggan menerima pemahaman yanglain karena dari kecil kami sudah terbiasa dengan kepercayaan tersebut

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

51

kemudian kami sangat meyakini hal tersebut. Sementara Muhammadiyahmereka tidak mempercayai hal-hal tersebut. (wawancara, 20 November2019).

Dari hasil wawancara diatas, penulis mendeskipsikan bahwa kebiasaan

yang di dapat atau dipercayai sedari kecil mampu membuat orang lain tidak mudah

menerima kepercayaan-kepercayaan lain karena mereka sudah terbiasa dengan hal

tersebut. Demikian halnya dengan masyarakat desa Waloindi, mereka enggan

menerima pemahaman yang lain karena dari kecil mereka sudah terbiasa dengan

kepercayaan yang dianutnya, karena mereka sangat mempercayai hal itu. Penyebab

lainnya masyarakat berpresepsi negative ialah karena masyarakat desa Waloindi

tidak berpendidikan sehingga mempengaruhi pola pikir mereka.

Hal ini sesuai di ungkapkan oleh SMR (19 Tahun) selaku Mahasiswa

mengatakan bahwa:

Disini kepercayaan Masyarakat masih Kental masyarakat masih sangatmempercayai kepercayaan nenek moyangnya, namun saya berpikir itu halwajar karena desa kami merupakan desa pedalaman yang tidak tersentuh olehpendidikan jaman dulu, disini rata-rata masyarakatnya tidak sekolah.Sementara kita ketahui bahwa pendidikan mampu membuat orang lainberwawasan luas dan berpikir kritis terhadap sesuatu.Kemudian jarangpenceramah yang membahas lebih detail terkait Muhammadiyah. Karena halitulah masyarakat berpikir Negatif terhadap Muhammadiyah karena kurangmemahami Muhammadiyah (wawancara, 29 November 2019).

Dari hasil wawancara diatas, penulis mendeskipsikan bahwa kebudayaan yang

masih sangat kental serta tidak adanya pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

berpresepsi negative terhadap sesuatu. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran untuk

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

52

mengembangkan potensi diri serta keterampilan. Pendidikan juga bisa diartikan

sebagai proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mengerti dan bisa membuat

manusia berpikir kritis. Sementara masyarakat desa Waloindi sebagian besar

masyarakatnya tidak berpendidikan, masyarakat hanya menempuh pendidikan SD

sederajat Hal itulah yang mempengaruhi pemikiran masyarakat terkait

Muhammadiyah karena keterbatasan pengetahuannya kemudian karena melekatnya

kepercayaan nenek moyang dan kurangnya yang memberikan pemahaman terkait dari

Muhammadiyah itu sendiri.

Sejak awal kemunculannya pada tahun 1912, sasaran utama dakwahMuhammadiyah adalah masyarakat kota. Dakwah Muhammadiyah lebihmemungkinkan diterima oleh masyarakat kota karena tingkat Rasionalitasnya.Kemudian diperkuat dengan keyakinan pada TBC yang mulai berkurangbahkan hampir punah di perkotaan. (Dokumen/Richatullaili/Faksi-faksi Islam).

Muhammadiyah sejak awal kemunculannya, sasaran utama dakwahnya

ialah masyarakat yang ada perkotaan yang dimana masyarakatnya lebih

memungkinkan dakwahnya diterima karena tingkat rasionalitas masyarakat dikota

lebih tinggi dari pada masyarakat pedesaan. Kemudian diperkuat dengan keyakinan

pada penyakit TBC yang mulai berkurang bahkan hampir punah di perkotaan.

A. Pembahasan

1. Persepsi Masyarakat Desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec.

Togo Binongko Kab. Wakatobi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan .

pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

53

penerima yaitu alat indra. Kemudian ransangan terhadap alat Indra diatur untuk

dilakukan pengorganisasian dan penafsiran pada setiap individu tidak sama

terhadap informasi yang diterima. Sebagaimana pendapat David Krech yang

dikutip dari Miftah Thoha (2019), bahwa persepsi merupakan bagian dari peta

kognitif individu yang bukanlah penyajian potografik dari suatu kenyataan fisik,

melainkan bersifat konstruksi pribadi yang kurang sempurna mengenai subyek

tertentu. Seleksi sesuai dengan kepentingan utamanya dan dipahami menurut

kebiasaannya.

a. Persepsi Masyarakat Tidak Berpendidikan terhadap Muhammadiyah

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad,

karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapatlkan ya nisbiyah,

sedangkan secara terminology berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi

mungkar dan tajdid, bersumber pada Al-Quran dan as-Sunnah.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan masyarakat desa Waloindi

memahami Muhammadiyah sebagai aliran atau agama baru yang hadir di tengah-

tengah masyarakat, dengan segalah larangan-larangannya bukan sebagai sebuah

Organisasi Islam yang sebagaimana mestinya. Menurut Benjamin S. Bloom

sebagaimana di kutip dalam L Khasanah (2016) mengatakan bahwa

comprehension (pemahaman) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan di ingat. Dengan kata lain

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

54

memahami dapat diartikan mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari

berbagai segi.

Adapun penulis melihat bahwa masyarakat desa Waloindi tidak memahami

apa Muhammadiyah itu sendiri, hal ini bisa dilihat dari pemahaman masyarakat

terkait Muhammadiyah, dimana masyarakat menganggap Muhammadiyah

sebagai sebuah aliran atau Agama baru.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa masyarakat desa Waloindi

memahami Muhammadiyah sebagai sebuah aliran atau Agama baru. Berawal dari

pemahaman masyarakat yang salah terhadap Muhammadiyah sehinggah juga

mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Muhammadiyah.

Persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah beragam ada

yang negative dan adapula yang positif. salah satu informan yang berpresepsi

negative ialah bapak La Pele selaku Tokoh Agama dalam desa Waloindi, beliau

mengungkapkan bahwa menurutnya Muhammadiyah itu tidak baik, karena dalam

Muhammadiyah begitu banyak larangan-larangan misalnya, di larang baca-baca,

berdoa bersama setelah sholat, tidak mewajibkan Qunut (sholat Subuh), dan di

larang mengeraskan bacaan basmallah saat sholat.

1) Masalah Aksesbilitas

Aksesbilitas yang dijangakau masyarakat desa Waloindi antara lain

melalui sekolah, organisasi, perilaku seseorang dan lain sebagainya. Adapun

media yang dijangkau oleh masyarakat desa Waloindi yang tidak

berpendidikan ialah melalui perilaku dari yang berpaham Muhammadiyah,

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

55

dimana masyarakat desa waloindi menganggap yang berpaham

Muhammadiyah memiliki perilaku menyimpang hal ini karena mereka

melihat yang berpaham Muhammadiyah berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan

yang dilakukan oleh mereka.

Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh bapak La Bk beliau

mengatakan bahwa media yang saya lihat dari yang berpaham

Muhammadiyah itu ialah perilakunya, dimana ia melihat perilaku yang

berpaham Muhammadiyah itu berbeda dengan yang berpaham

Muhammadiyah, dan bagi mereka apa yang berbeda dengan kebiasaan mereka

itu menyimpang.

Berdasarkan hasil Wawancara tersebut, penulis melihat bahwa

Masyarakat desa waloindi merupakan masyarakat yang sulit dijangkau dalam

melakukan suatu perubahan, hal ini di karenakan masyarakatnya yang bersifat

tertutup terhadap sesuatu. Mereka menganggap bahwa perubahan akan

menyebabkan hilangnya keaslian budayanya, mereka menutup diri akan

perubahan tapi adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya

terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama sekali, hal ini ditandai

dengan mereka menutup diri atau tidak mau bergaul dengan masyarakat luar.

2) Disfungsi Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah salah hal utama dalam kehidupan social, karena

melalui interaksi sosial masyarakat dapat mengetahui dan mempelajari elemen-

elemen budaya masyarakat lain, termasuk teknologi, seni, ilmu pengetahuan dan

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

56

lainnya. Adapun penulis melihat masyarakat desa Waloindi mengalami

disfungsi interaksi social terhadap masyarakat yang berpaham Muhammadiyah.

hal ini di karenakan tidak efektifnya proses interaksi social antara masyarakat

yang tidak berpendidikan dengan masyarakat yang berpaham Muhammadiyah.

Ke tidak efektifnya interaksi ini di sebabkan oleh masyarakat yang bersifat

tertutup atau karena masyarakat tidak mau melakukan komunikasi dengan baik

dengan yang berpaham Muhammadiyah.

hal yang biasa ditemukan dalam masyarakat yaitu ketika masyarakat

melihat mereka memiliki perilaku yang berbeda dengan mereka secara otomatis

mereka akan menganggap bahwa itu adalah orang yang berpaham

Muhammadiyah dan menyimpang dan cenderung menutup diri dari mereka.

Keterkaitan teori interaksi sosial Soerjono Soekanto dengan ini ialah,

bahwa timbulnya persepsi negatif atau positif masyarakat terhadap sesuatu di

pengaruhi oleh interaksi social. Karena interaksi yang terjadi tidak efektif

sehinggah mengakibatkan persepsi negatif. Komunikasi yang baik akan

menghasilkan interaksi yang baik dan akan melahirkan persepsi yang baik

begitupun sebaliknya, komunikasi yang tidak baik akan melahirkan disfungsi

interaksi.

b. Persepsi Masyarakat Berpendidikan terhadap Muhammadiyah

Di sadari atau tidak, pendidikan benar-benar menempati ruang terpenting

dalam kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan, manusia diarahkan agar

mencapai derajat tertinggi sesuai dengan fitrahnya sebagai khaliffah di muka

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

57

bumi. Adapun presepsi Masyarakat (desa Waloindi) yang berpendidikan

terhadap Muhammadiyah ialah positif. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan salah satu informan berinisial AN selaku Mahasiswa, mengungkapkan

bahwa Muhammadiyah adalah gerakan mengembalikan ajaran Islam

sebagaimana mestinya yaitu sesuai dengan Alquran dan Hadist. dan saya melihat

tidak ada hal apapun yang di lakukan oleh yang berpaham Muhmmadihayah

yang melanggar syariat Islam. Muhammadiyah memang keras tapi mereka keras

terhadap sesuatu yang benar dan baik.

Dan penulis membenarkan hal tersebut bahwa Muhammadiyah adalah

organsisasi yang memang keras terhadap segala sesuatu tetapi itu karena apa

yang dilarangnya berdasarkan al-quran dan hadist.

Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hubungan antara teori

yang dikemukan oleh Emile Durkheim yaitu Fakta social, menurut peneliti

sangat relevan dengan topik penelitian. Teori fakta Sosial dari Emile Durkheim

Dalam bukunya yang berjudul The Rulers of Sociological Method (1965)

Durkheim menawarkan definisinya mengenai sosiologi. Durkhem menilai bahwa

bidang yang mesti dipelajari sosiologi adalah fakta sosial. Fakta social yang

dimaksud ialah cara bertindak, berperasaan yang berada di luar individu

mempunyai kekuatan memaksa, dan mengendalikan individu. Durkheim

membagi Teori fakta sosial atas 2 macam, yakni dalam bentuk materiil, yaitu

barang sesuatu yag dapat ditangkap oleh indra manusia. Fakta sosial inilah yang

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

58

merupakan bagian dari dunia nyata contohnya norma hukum; dan dalam bentuk

non materiil yaitu sesuatu yang dinyatakan atau dianggap sebagai barang sesuatu

yang nyata. Fakta ini bersifat inter-subjektif yang hanya muncul dari dalam

kesadaran manusia, sebagai contoh egoism, altruism. Namun peneliti lebih di

antara 2 macam tersebut, teori Fakta Sosial lebih tepat digunakan untuk

membahas topik penelitian ialah non materiil yaitu sesuatu yang dinyatakan atau

dianggap sebagai barang sesuatu yang nyata. Fakta ini bersifat inter-subjektif

yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, sebagai contoh egoism,

altruism.

Seperti halnya persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiyah, yang dimana masyarakat berpresepsi negatif terhadap

Muhammadiyah karena mereka hanya menilai berdasarkan apa yang muncul

dalam pikirannya tanpa mengetetahui lebih dalam terlebih dahulu apa

Muhammadiyah itu sendiri.

Selain dari teori diatas teori lain juga mendukung hal ini seperti teori

interaksi social Soerjono Soekanto (2013). Yang dimana keterkaitannya bahwa

timbulnya persepsi negatif atau positif masyarakat terhadap Muhammadiyah di

pengaruhi oleh interaksi sosial, dimana dari interaksi seseorang menemukan

berbagai informasi tentang suatu hal. Karena interaksi yang positif hasilnya juga

menghasilkan sesuatu yang positif begitupun sebaliknya.

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

59

2. Persepsi Negatif Masyarakat Desa Waloindi terhadap Muhammadiyah

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan persepsi masyarakat desa Waloindi

Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi terhadap Muhammadiyah bahwa adanya

persepsi negative masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di latar

belakangi oleh kepercayaan masyarakat yang masih kental terhadap sesuatu yang

bersifat turun temurun, misalnya kebiasaan saat orang meninggal diadakan pesta hari

ketiga, ketujuh dan kedelapan.

Hal lain yang mempengaruhi persepsi masyarakat negatif ialah karena

kurangnya pendidikan, dimana kita ketahui bahwa pendidikan mampu membuat

wawasan orang menjadi luas serta dapat membuat orang jadi berpikir kritis terhadap

sesuatu. Sementara Masyarakat desa waloindi adalah masyarakat yang sebagian besar

masyarakatnya tidak menempuh pendidikan, hal inilah yang menjadi penyebab lain

sehinggah masyarakat berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah.

Dari beberapa informan yang penulis pilih, yang dimana terbagi atas

masyarakat yang tiidak berpendidikan dengan masyarakat yang berpendidikan,

peneliti menemukan perbedaan persepsi masyarakat terhadap Muhammadiyah.

dimana masyarakat yang tidak menempuh pendidikan atau hanya tamat SD, rata-rata

berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah, sedangkan masyarakat yang

menempuh pendidikan mereka berprsepsi positif terhadap Muhammadiyah.

Menurut peneliti penyebab utama masyarakat berpikir negativ terhadap

Muhammadiyah ialah kurangnya pemberian pemahaman atau dakwah-dakwah yang

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

60

berkaitan dengan Muhammadiyah, seperti menjelaskan apa itu Muhammadiyah, serta

visi misi dan juga tujuan dari berdirinya Muhammadiyah., sehinggah masyarakat

tidak begitu asing lagi dengan Muhammadiyah, serta mempunyai sedikit pengetahuan

terhadap Muhammadiyah, kemudian hal lainnya ialah kurangnya ilmu pengetahuan

(pendidikan) pada masyarakat dimana kita ketahui bahwa pendidikan mampu

menjadikan seseorang dapat berpikir kritis terhadap sesuatu.

Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa keterkaitan antara rumusan

masalah dengan teori fakta social yaitu bahwa adanya persepsi negatif terhadap

Muhammadiyah di pengaruhi oleh non materiil yaitu sesuatu yang dinyatakan atau

dianggap sebagai barang sesuatu yang nyata. Fakta ini bersifat inter-subjektif yang

hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, sebagai contoh egoism, altruism.

Seperti halnya persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah, yang

dimana masyarakat berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah hal ini dikarenakan

egoism,opini dan altruism.

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

61

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarakan hasil Observasi dan Wawancara tentang peersepsi masyarakat

desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi

dapat disimpulkan bahwa

Masyarakat desa Waloindi Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi memahami

Muhammadiyah sebagai sebuah agama atau aliran bukan sebagai sebuah organisasi

Islam sebagaimana mestinya. Persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiyah yaitu beragam ada yang positif dan adapula yang negatif. Perbedaan

persepsi terjadi antara masyarakat tidak berpendidikan dan masyarakat

berpendidikan.

Penyebab masyarakat berpresepsi negatif terhadap Muhammadiyah ialah

karena masyarakat desa Waloindi masih kental dengan kepercayaan yang terbawa

dari nenek moyangnya sehinggah mereka enggan menerima pemahaman baru, serta

hal lain yang menjadi penyebabnya ialah pendidikan. Karena masyarakat desa

Waloindi merupakan masyarakat yang tergolong banyak yang tidak menempuh

pendidikan yang dimana kita ketahui bahwa pendidikan mampu membuat seseorang

berwawasan luas serta dapat berpikir kritis terhadap sesuatu.

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

62

B. Saran

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantara lain

adalah:

1. Bagi masyarakat desa Waloindi sebaiknya memahami terlebih dahulu apa

itu Muhammadiyah sehinggah tidak berpsrespsi negative lagi terhadap

Muhammadiyah.

2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan terkait persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap

Muhammadiyah di Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi serta juga dapat

memberikan kritikan dan masukan yang membangun bagi peneliti.

3. Kepada peneliti selanjutnya, yang akan mengkaji rumusan serupa

diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dan mengkaji lebih dalam

lagi tentang persepsi masyarakat desa Waloindi terhadap Muhammadiyah di

Kec. Togo Binongko Kab. Wakatobi.

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto. (2006). Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap PembangunanPrasarana Dasar Permukiman Yang Bertumpu Pada Swadaya Masyarakat DiKota Magelang. Jurnal Eprints Undip.

Ating, Soemantri dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistia dalamPenelitian. Yogyakarta: Pustaka Setia.

Ana Melda, Sri. (2017) Analisis Persepsi Masyarakat Tentang Peran MuhammadiyahDalam Memberikan Pelayanan Pendidikan Di Kecamatan Sei RampahKabupaten Serdang Bedaga.. Jurnal Repository Umsu.

Astina, (2018). Gambar peta Binongko, Astinaholidays.wordpress.com. di Aksespada tanggal 2 Desember 2019.

Bimo Walgito. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Andi

Eidirno. (2014). Persepsi Masyarakat terhadap Muhammadiyah di Kecamatan TubbiTaramanu Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Repositori UIN Alauddin.

Https: id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah.Di akses 20 Juni 2019.

Koentjraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kaharuddin. Dkk. (2019). Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. FKIP UnismuhMakassar.

Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam Subair. (2008). PerkembanganMuhammadiyah di Buton.https://www.google.com//amp/s/laere.wordpress.com//2009/07/30/perkembangan-muhammadiyah-di-buton/amp. Di akses padatanggal 25 September 2019.

Subair.(2008).Perkembangan Muhammadiyah di Buton. https://www.google.com//amp/s/laere.wordpress.com//2009/07/30/ perkembangan-muhammadiyah-di-buton/amp. Di akses pada tanggal 25 September 2019.

Nizar, Samsul, (2007). Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana

Nashir, Haedar 2015. Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah, Yogyakarta: SuaraMuhammadiyah.

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

Ricklefs, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern. Gadjah Mada UniversiyPress.Yogyakarta.

Rifchatullaili, 2017 Faksi-faksi Islam murni. Blog.iain-tulungagung.ac.id. diaksespada tanggal 2 Desember 2019.

Sarwono. Sarlito Wirawan. (1983). Pengantar umum psikologi. Jakarta: BulanBintang..

Soekanto Soerjono,(2012). Sosiologi Suatu Pengantar. PT Rajawali Pers: Jakarta,Hlm 55.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung Alfabeta. Hlm 8-9.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian kuantitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sippa, 2016, Rencana pengembangan Investasi jangka menengah (RPJM) Wakatobi

sippa.ciptakarya.pu.go.id. di Aksespada tanggal 2 Desember 2019

Subair. (2017). Keberadaan Muhammadiyah di Wakatobi. https://www.google.com/amp/s/laere/.wordpress.com/2017/04/14/keberadaan-muhammadiyah-di wakatobi/amp/. Di akses pada tanggal 25 September 2019

Tamrin, (2017). ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

Upe Ambo. (2010). Tradisi Aliran Dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik Ke PostPositivistik. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, Hlm 92-94.

Wulansari Dewi. (2009). Konsep dan Teori, PT Refika Aditama: Bandung, Hlm 35.

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DATA INFORMAN DALAM WAWANCARA

1. Nama : La Pele

Umur : 60 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Tokoh Agama

Pendidikan : SD

2. Nama : La BAKA

Umur : 65 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Tokoh Adat

Pendidikan : SD

3. Nama : Jamulia

Umur : 56 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

4. Nama : Wa Dina

Umur : 31 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

5. Nama : Wa Muli

Umur : 29 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

6. Nama : La Haruna

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pendidikan : SD

7. Nama : Wa Samu

Umur : 29 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Tidak Tamat SD

8. Nama : Arman

Umur : 25 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pendidikan : Mahasiswa

9. Nama : Wa Wika

Umur : 23 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswi

10. Nama : Sumira

Umur : 19 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswi

11. Nama : Maliana

Umur : 30 Tahun

Pendidikan : SD

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan
Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

PEDOMAN WAWANCARA

Berikut ini adalah pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian:

1. Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap Muhammadiyah?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap Muhammadiyah?

3. Bagaimana aksesbilitas sehinggah masyarakat berpresepsi negatif?

4. Bagaimana interaksi masyarakat dengan yang berpaham Muhammadiyah?

5. Mengapa masyarakat berpresepsi negatif?

6. Apa penyebab sehinggah masyarakat berpresepsi negatif

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

DOKUMENTASI WAWANCARA

Kegiatan mengantar surat izin penelitian di kantor desa Waloindi 9 Oktober 2019

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan Bapak La Pele selaku Tokoh

Imam Desa Waloindi 10 Oktober 2019

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan ibu Jamulia (wawancara, 20Oktober 2019).

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan Bapak La Baka (Wawancara, 20

November 2019).

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan ibu wa Muli (Wawancara 20Nomber 2019).

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan ibu Wa Dina (wawancara, 20

Oktober 2019).

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan Wa Wika (wawancara, 01November 2019).

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan La Arman selaku Mahasiswa(wawancara, 02 November 2019).

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan Bapak La Haruna (wawancara,10November 2019).

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan dengan Ibu Wa Samu(wawancara, 20 November 2019).

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

Kegiatan wawancara Peneliti dan informan Sumira, (wawancara, 29November 2019).

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP › upload › 10997-Full_Text.pdfPERSEPSI MASYARAKAT DESA WALOINDI TERHADAP MUHAMMADIYAH DI KEC. TOGO BINONGKO KAB. WAKATOBI SKRIPSI Diajukan

RIWAYAT HIDUP

Liriana, dilahirkan di Kabupaten Wakatobi tepatnya di desa

Waloindi Kecamatan Togo Binongko pada tanggal 25 April

1996. Anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan

La Baka dengan Jamulia. Peneliti menyelesaikan pendidikan

di Sekolah Dasar di SD Negri Mole di Kecamatan Togo

Binongko Kabupaten Wakatobi pada tahun 2009. Pada

tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di MTS Swasta Waloindi Kecamatan

Togo Binongko dan tamat pada tahun 2012 kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di Madrasah Aliyah Swasta Waloindi pada tahun 2012 dan selesai

pada tahun 2015. Pada tahun 2015 peneliti melanjutkan Pendidikan di perguruan

tinggi swasta, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi. Peneliti

menyelesaikan strata satu (S1) pada tahun 2020.