persentasi tinea korporis

20
LAPORAN KASUS DAN TINJAUAN PUSTAKA TINEA KORPORIS Disusun oleh: Mahasti Andrarini (23.26 885 2011) Pembimbing : dr. Sari Wahyuningrum KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS I PUSKESMAS BANJAR III PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

Upload: chandrikaismail

Post on 11-Jul-2016

35 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tinea korporis

TRANSCRIPT

Page 1: Persentasi Tinea Korporis

LAPORAN KASUS DAN TINJAUAN PUSTAKATINEA KORPORIS

Disusun oleh:Mahasti Andrarini (23.26 885 2011)

Pembimbing : dr. Sari Wahyuningrum

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS I

PUSKESMAS BANJAR III

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

Page 2: Persentasi Tinea Korporis

LAPORAN KASUS

1) Identitas Pasien• Nama : Ny. YK• Umur : 44 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan • Agama : Islam• Alamat : Sumanding Wetan• Status : Menikah• Pekerjaan : IRT• BPJS : 0001416723246

Page 3: Persentasi Tinea Korporis

2) Anamnesis Autoanamnesis pada Rabu, 25 Maret 2015

• Keluhan Utama : Gatal

• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke balai pengobatan Puskesmas Banjar III mengeluh gatal di bagian perut sejak 1 minggu sebelum masuk puskesmas. Gatal dirasakan muncul tiba-tiba, gatalnya bertambah berat saat pasien berkeringat, gatal juga disertai dengan rasa panas. Pasien mengaku sering menggaruknya karena tidak tahan gatal. Pada awalnya di sekitar perut muncul bercak-bercak merah kecil. Kemudian semakin lama bercak tersebut semakin meluas, terdapat juga bintik-bintik kecil di sekeliling area bercak-bercak tersebut.

• Riwayat Penyakit Dahulu :Penderita tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan atopik disangkal penderita.

Page 4: Persentasi Tinea Korporis

• Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien • Riwayat Pengobatan :Penderita sebelumnya pernah menggunakan bedak caladine dan obat racikan jamu namun tidak ada hasilnya pasien tidak menggunakannya lagi • Riwayat Alergi :Alergi obat-obatan dan makanan disangkal oleh penderita • Riwayat Pribadi dan Sosial :Kondisi lingkungan rumah cukup baik.Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang kesehariannya bekerja di dalam dan halaman rumah, ada kalanya pasien terpapar dengan sinar matahari dan pekerjaan rumah tangga rutin yang menyebabkan pasien berkeringat.

Page 5: Persentasi Tinea Korporis

3) Pemeriksaan Fisik

a. Status present• Keadaan umum : Sakit ringan• Kesadaran/GCS : Compos mentis/ E4V5M6

b. Pemeriksaan tanda vital• TD : 140/90 mmHg• Nadi : 86x/ menit• RR : tidak dilakukan • Suhu : Afebris

Page 6: Persentasi Tinea Korporis

c. Status Generalis

• Kepala-leherBentuk bulat, simetris, konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik(-), pembesaran KGB (-)• Thorax Pulmo : tidak dilakukanCor : tidak dilakukan• AbdomenBentuk : distensi (-), Nyeri (-/-), terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)• Ekstremitas Akral hangat, edema (-), tidak sianosis,

Page 7: Persentasi Tinea Korporis

d. Status Dermatologikus• Regio / Letak lesi:Abdomen kanan dan kiri

• Effloresensi: Primer : makula, eritema, papulSekunder : -• Sifat effloresensi: Ukuran : • Makula eritema pada regio abdomen kanan 6x3cm

dan abdomen kiri 5x2 cm• Papul miliar di bagian tepiSusunan :• Makula eritema dan papul polisiklik central healingBentuk :• Makula eritema tidak teratur • Papul teratur, di tepi makulaPenyebaran dan lokalisasi• Makula eritema sirkumskrip, regional, bilateral• Papul sirkumskrip, multiple

Page 8: Persentasi Tinea Korporis

4) Pemeriksaan Penunjang• Tidak dilakukan

5) Pemeriksaan Anjuran• Pemeriksaan Mikroskopis: KOH

10%• Pemeriksaan Lampu Wood

Page 9: Persentasi Tinea Korporis

6) ResumePerempuan 44 tahun datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Banjar III dengan keluhan gatal pada regio abdomen kiri dan kanan yang dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk puskesmas. Keluhan disertai dengan perubahan warna kemerahan yang berbatas tegas dan bintik-bintik kecil dengan rasa panas di daerah tersebut. Gatal semakin hebat ketika berkeringat. Pada awalnya hanya muncul bercak kecil tapi semakin lama bercak tersebut semakin meluas.Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan makula eritema berukuran 6x3 cm pada regio abdomen kanan dan 5x2 cm pada regio abdomen kiri, terdapat papul miliar yang polisiklik di tepi makula central healing, lesi makula eritema tidak teratur dan sirkumskrip, bersifat regional dan bilateral (mengenai kanan dan kiri abdomen).

Page 10: Persentasi Tinea Korporis

7) Diagnosis Banding

• Tinea Korporis • Pitiriasis rosea

• Psoriasis

8) Diagnosis Kerja

Tinea Korporis disertai hipertensi

Page 11: Persentasi Tinea Korporis

9) Penatalaksanaan

Non medikamentosa• Menjaga lingkungan sekitar agar

tetap bersih dan sehat. • Cuci handuk dan baju yang

terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah penyebaran jamur tersebut.• Bersihkan kulit setiap hari

menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran agar jamur tidak mudah tumbuh dan lebih menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Medikamentosa

Sistemik : • Griseofulvin sebagai fungistatik:

250 mg 2x1• Chloramphenamine maleat 4 mg

3x1• Captopril 12,5 mg 2x1

Topikal : Mikonazol 2%

Page 12: Persentasi Tinea Korporis

10) Prognosis

• Quo Ad vitam : ad bonam• Quo Ad functionam : ad bonam• Quo Ad cosmeticam : ad bonam• Quo Ad sanationam : ad bonam

Page 13: Persentasi Tinea Korporis

TINJAUAN PUSTAKATinea Korporis

1) DEFINISITinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin) kecuali di telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha.(Djuanda, 2013)

2) ETIOLOGIDermatofitosis adalah infeksi jamur yang menyerang pada jaringan yang mengandung zat tanduk yang disebabkan golongan jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Microsporum dan Trycophyton. (Djuanda, 2013)

Page 14: Persentasi Tinea Korporis

3)EPIDEMIOLOGI

Infeksi tinea corporis terdapat di seluruh dunia terutama daerah tropis yang mempunyai kelembapan tinggi seperti Negara Indonesia. Penyakit ini menyerang pria maupun wanita dan terjadi pada semua umur terutama dewasa. Penyebab tersering penyakit ini adalah Tricophyton rubrum dengan prevalensi 47% dari semua kasus tinea corporis.

4) KLASIFIKASI EKOLOGI

AntropofilikZoofilikGeofilik

Paling sering

Page 15: Persentasi Tinea Korporis

5) PATOFISIOLOGI

Perlekatan

Penetrasi

Perkembangan Respon Host

Page 16: Persentasi Tinea Korporis

6) GEJALA KLINIS

• Terdiri atas macam-macam efloresensi kulit (polimorf).

• Bagian tepi lesi lebih aktif (terlihat tanda-tanda peradangan) daripada bagian tengah, dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif dengan perkembangan ke arah luar, bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya memberi gambaran yang polisiklik, arsinar, dan sirsinar.

• Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang (sentral healing).

Gejala subjektif yaitu gatal, dan terutama jika berkeringat dan kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. (Djuanda, 2013)

Page 17: Persentasi Tinea Korporis

7) PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan mikroskopis : KOH10% memberikan hasil positif jika ditemukan hifa (benang-benang) yang bersepta atau bercabang, selain itu tampak juga spora berupa bola kecil sebesar 1-3µ.• Pemeriksaan Lampu Wood : Bila sinar

ini diarahkan ke kulit yang mengalami infeksi oleh jamur dermatofita, sinar ini akan berubah menjadi dapat dilihat dengan memberi warna (fluoresensi)

8) DIAGNOSIS BANDING

• Ptiriasis Rosea• Psoriasis

Page 18: Persentasi Tinea Korporis

9) TERAPI

• Non-medikamentosaa. Menjaga lingkungan sekitar agar

tetap bersih dan sehat. b. Cuci handuk dan baju yang

terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah penyebaran jamur tersebut.

c. Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran agar jamur tidak mudah tumbuh dan lebih menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

• MedikamentosaSistemik- Antifungi: 1. Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan

pertama yang bersifat fungistatik. Dosis untuk anak-anak 15-25 mg/kgBB/hari, sedangkan dewasa 500-1000 mg/hari.

2. Ketokonazol bersifat fungistatik digunakan untuk mengobati tinea korporis yang resisten terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200 mg/hari selama10 hari-2 minggu pada pagi hari setelah makan.

Topikal3. Topikal azol: Econazol 1%, ketoconazol 2%,

miconazol 2%4. Allilamin: naftifine 1%, butenafine 1%

Jika ada inflamasi dan rasa gatal hebat kortikosteroid: Prednison

Page 19: Persentasi Tinea Korporis

10) PROGNOSIS

Dengan terapi yang benar dan menjaga kebersihan kulit, pakaian dan lingkungan. Prognosis tinea korporis adalah baik. Penting juga untuk menghilangkan sumber penularan untuk mencegah reinfeksi dan penyebaran lebih lanjut.

Page 20: Persentasi Tinea Korporis

DAFTAR PUSTAKA

• Budimulja, U., 2013. Mikosis. Dalam: Djuanda, A. dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hlm 92-99.

• Hay, RJ dan Moore, MK. Mycology Dalam: Burns, T, dkk, penyunting. Rook’s Textbook Of Dermatology. Edisi ketujuh. Australia: Blackwell Publishing. 2004.

• Jack L Lesher Jr. 2012. Tinea corporis. US: Medical College of Georginia.• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia• New Zealand Dermatological Society Incorporated. 2012. Tinea corporis. Selandia Baru: The International

League of Dermatological Societies.• Rushing ME. 2009. Tinea corporis. US: Medical College of Georginia.• Verma,S., Heffernan, M.P., 2008. Superfisial Fungal Infection: Dermatophytosis, Onychomycosis, Tinea Nigra,

Piedra. Dalam: Wolff, K. dkk, penyunting.. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Vol.II. Edisi 7. United States: The Mcgraw-Hill Companies, Inc, 1807-1821