pernikahan adat bali

18
PERNIKAHAN ADAT BALI Keragaman budaya yang dimiliki Pulau Bali sangatlah indah dan mempesona.Diantaranya adalah adat perkawinan dan upacara perkawinan Bali. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sini.Mulai dari cara untuk melangsungkan pernikahan, upacara yang dilakukan menjelang sampai sesudah penikahan,dan juga busana,kasesoris yang dipakai pada saat pernikahan.Semua yang dimiliki masyarakat Bali sangatlah indah dan mempesona.Setiap upacara,dan semua hal memiliki arti dan makna sendiri dari masyarakat Bali itu sendiri. Banyak yang dapat dipelajari dari kebudayaan yang dimiliki negara Indonesia,dari semua provinsi dan semua pulau khususnya pulau Bali,pulau yang selalu menjunjung adat dan istiadat serta masih menjunjung tinggi norma dan melakukan upacara adat sesuai dengan keyakinannya. Pernikahan Adat Bali Pernikahan adat bali sangat diwarnai dengan pengagungan kepada Tuhan sang pencipta, semua tahapan pernikahan dilakukan di rumah mempelai pria, karena masyarakat Bali memberlakukan sistem patriarki, sehingga dalam pelaksanan upacara perkawinan semua biaya yang dikeluarkan untuk hajatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak keluarga laki – laki. hal ini berbeda dengan adat pernikahan jawa yang semua proses pernikahannya dilakukan di rumah mempelai wanita. Pengantin wanita akan diantarkan kembali pulang ke rumahnya untuk meminta izin kepada orang tua agar bisa tinggal bersama suami beberapa hari setelah upacara pernikahan.

Upload: nolis-marliati

Post on 09-Aug-2015

178 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pernikahan adat bali

PERNIKAHAN ADAT BALI

Keragaman budaya yang dimiliki Pulau Bali sangatlah indah dan

mempesona.Diantaranya adalah adat perkawinan dan upacara

perkawinan Bali. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sini.Mulai dari cara

untuk melangsungkan pernikahan, upacara yang dilakukan menjelang

sampai sesudah penikahan,dan juga busana,kasesoris yang dipakai pada

saat pernikahan.Semua yang dimiliki masyarakat Bali sangatlah indah dan

mempesona.Setiap upacara,dan semua hal memiliki arti dan makna

sendiri dari masyarakat Bali itu sendiri.

Banyak yang dapat dipelajari dari kebudayaan yang dimiliki negara

Indonesia,dari semua provinsi dan semua pulau khususnya pulau Bali,pulau yang

selalu menjunjung adat dan istiadat serta masih menjunjung tinggi norma dan

melakukan upacara adat sesuai dengan keyakinannya.

Pernikahan Adat Bali

Pernikahan adat bali sangat diwarnai dengan pengagungan kepada

Tuhan sang pencipta, semua tahapan pernikahan dilakukan di rumah

mempelai pria, karena masyarakat Bali memberlakukan sistem

patriarki, sehingga dalam pelaksanan upacara perkawinan semua

biaya yang dikeluarkan untuk hajatan tersebut menjadi tanggung

jawab pihak keluarga laki – laki. hal ini berbeda dengan adat

pernikahan jawa yang semua proses pernikahannya dilakukan di

rumah mempelai wanita. Pengantin wanita akan diantarkan kembali

pulang ke rumahnya untuk meminta izin kepada orang tua agar bisa

tinggal bersama suami beberapa hari setelah upacara pernikahan.

Dalam agama Hindu di Bali istilah perkawinan biasa disebut

Pawiwahan. Pengertian Pawiwahan itu sendiri dari sudut pandang

etimologi atau asal katanya, kata pawiwahan berasal dari kata dasar “

wiwaha”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata

wiwaha berasal dari bahasa sansekerta yang berarti pesta pernikahan;

perkawinan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997:1130).

Pengertian pawiwahan secara semantik dapat dipandang dari sudut

yang berbeda beda sesuai dengan pedoman yang digunakan.

Pengertian pawiwahan tersebut antara lain: menurut Undang-Undang

Page 2: Pernikahan adat bali

Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dijelaskan pengertian

perkawinan yang berbunyi: “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat saya simpulkan

bahwa pawiwahan adalah ikatan lahir batin (skala dan niskala )

antara seorang pria dan wanita untuk membentuk keluarga bahagia

dan kekal yang diakui oleh hukum Negara, Agama dan Adat.

1.1.1Tujuan wiwaha menurut Agama Hindu

Pada dasarnya manusia selain sebagai mahluk individu

juga sebagai mahluk sosial, sehingga mereka harus hidup

bersama-sama  untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tuhan

telah menciptakan manusia dengan berlainan jenis kelamin,

yaitu pria dan wanita yang masing-masing telah menyadari

perannya masing-masing.

1.1.2Makna dan Lambang

UU Perkawinan No. 1 th 1974, sahnya suatu perkawinan

adalah sesuai hukum agama masing-masing. Jadi bagi umat

Hindu, melalui proses upacara agama yang disebut "Mekala-

kalaan" (natab banten), biasanya dipuput oleh seorang

pinandita. Upacara ini dilaksanakan di halaman rumah

(tengah natah) karena merupakan titik sentral kekuatan "Kala

Bhucari" sebagai penguasa wilayah madyaning mandala

perumahan. Makala-kalaan berasal dari kata "kala" yang

berarti energi. Kala merupakan manifestasi kekuatan kama

yang memiliki mutu keraksasaan (asuri sampad), sehingga

dapat memberi pengaruh kepada pasangan pengantin yang

biasa disebut dalam "sebel kandel". Dengan upacara mekala-

kalaan sebagai sarana penetralisir (nyomia) kekuatan kala

yang bersifat negatif agar menjadi kala hita atau untuk

merubah menjadi mutu kedewataan (Daiwi Sampad). Jadi

dengan mohon panugrahan dari Sang Hyang Kala Bhucari,

Page 3: Pernikahan adat bali

nyomia Sang Hyang Kala Nareswari menjadi Sang Hyang

Semara Jaya dan Sang Hyang Semara Ratih.

Jadi makna upacara mekala-kalaan sebagai pengesahan

perkawinan kedua mempelai melalui proses penyucian,

sekaligus menyucikan benih yang dikandung kedua mempelai,

berupa sukla (spermatozoa) dari pengantin laki dan wanita

(ovum) dari pengantin wanita.

1.1.3Peralatan Upacara Mekala-kalaan

1. Sanggah Surya

Di sebelah kanandigantungkan biyu lalung dan di

sebelah kiri sanggah digantungkan sebuah kulkul berisi

berem. Sanggah Surya merupakan niyasa (simbol) stana

Sang Hyang Widhi Wasa, dalam hal ini merupakan

stananya Dewa Surya dan Sang Hyang Semara Jaya dan

Sang Hyang Semara Ratih. Biyu lalung adalah simbol

kekuatan purusa dari Sang Hyang Widhi dan Sang Hyang

Purusa ini bermanifestasi sebagai Sang Hyang Semara

Jaya, sebagai dewa kebajikan, ketampanan, kebijaksanaan

simbol pengantin pria. Kulkul berisi berem simbol kekuatan

prakertinya Sang Hyang Widhi dan bermanifestasi sebagai

Sang Hyang Semara Ratih, dewa kecantikan serta

kebijaksanaan simbol pengantin wanita.

2. Kalabang Kala Nareswari / Kala Badeg

Simbol calon pengantin, yang diletakkan sebagai alas

upakara mekala-kalaan serta diduduki oleh kedua calon

pengantin.

i. Tikeh Dadakan (tikar kecil)

Tikeh dadakan diduduki oleh pengantin wanita

sebagai simbol selaput dara (hymen) dari wanita. Kalau

dipandang dari sudut spiritual, tikeh dadakan adalah

sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Prakerti (kekuatan

yoni).

ii. Keris

Page 4: Pernikahan adat bali

Keris sebagai kekuatan Sang Hyang Purusa

(kekuatan lingga) calon pengantin pria. Biasanya

nyungklit keris, dipandang dari sisi spritualnya sebagai

lambang kepurusan dari pengantin pria.

iii. Benang Putih

Dalam mekala-kalaan dibuatkan benang putih

sepanjang setengah meter, terdiri dari 12 bilahan

benang menjadi satu, serta pada kedua ujung benang

masing-masing dikaitkan pada cabang pohon dapdap

setinggi 30 cm. Angka 12 berarti simbol dari sebel 12

hari, yang diambil dari cerita dihukumnya Pandawa oleh

Kurawa selama 12 tahun. Dengan upacara mekala-

kalaan otomatis sebel pengantin yang disebut sebel

kandalan menjadi sirna dengan upacara penyucian

tersebut.Dari segi spiritual benang ini sebagai simbol

dari lapisan kehidupan, berarti sang pengantin telah

siap untuk meningkatkan alam kehidupannya dari

Brahmacari Asrama menuju alam Grhasta Asrama.

iv. Tegen-tegenan

Makna tegen-tegenan merupakan simbol dari

pengambil alihan tanggung jawab sekala dan niskala.

Perangkat tegen-tegenan :

batang tebu berarti hidup pengantin artinya

bisa hidup bertahap seperti hal tebu ruas demi

ruas, secara manis.

Cangkul sebagai simbol Ardha Candra. Cangkul

sebagai alat bekerja, berkarma berdasarkan

Dharma.

Periuk simbol windhu

Buah kelapa simbol brahman (Sang Hyang

Widhi)

Seekor yuyu simbol bahasa isyarat memohon

keturunan dan kerahayuan.

Page 5: Pernikahan adat bali

v. Suwun-suwunan

Berupa bakul yang dijinjing mempelai wanita,

yang berisi talas, kunir, beras dan bumbu-bumbuan

melambangkan tugas wanita atau istri mengmbangkan

benih yang diberikan suami, diharapkan seperti pohon

kunir dan talas berasal dari bibit yang kecil

berkembang menjadi besar

vi. Dagang-dagangan

Melambangkan kesepakatan dari suami istri untuk

membangun rumah tangga dan siap menanggung

segala Resiko yang timbul akibat perkawinan tersebut

seperti kesepakatan antar penjual dan pembeli dalam

transaksi dagang.

vii. Sapu Lidi ( 3 lebih)

Simbol Tri Kaya Parisudha. Pengantin pria dan

wanita saling mencermati satu sama lain, isyarat saling

memperingatkan serta saling memacu agar selalu ingat

dengan kewajiban melaksanakan Tri Rna, berdasarkan

ucapan baik, prilaku yang baik dan pikiran yang baik,

disamping itu memperingatkan agar tabah menghadapi

cobaan dan kehidupan rumah tangga.

viii. Sambuk Kupaan ( serabut kelapa)

Serabut kelapa dibelah tiga, di dalamnya diisi

sebutir telor bebek, kemudian dicakup kembali di

luarnya diikat dengan benang berwarna tiga (tri datu).

Serabut kelapa berbelah tiga simbol dari Triguna

(satwam, rajas, tamas). Benang Tridatu simbol dari Tri

Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) mengisyaratkan kesucian.

ix. Tetimpung

Bambu tiga batang yang dibakar dengan api

dayuh yang bertujuan memohon penyupatan dari Sang

Hyang Brahma.

Page 6: Pernikahan adat bali

1.1.4Rangkaian tahapan pernikahan adat Bali adalah

sebagai berikut:

Upacara Ngekeb

Acara ini untuk mempersiapkan calon pengantin wanita

dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah

tangga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa

agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini

serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan

yang baik.

Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin

wanita diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit,

bunga kenanga, dan beras yang telah dihaluskan.

Dipekarangan rumah juga disediakan wadah berisi air bunga

untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air merang

pun tersedia untuk keramas.

Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan

adat bali akan dilanjutkan dengan upacara di dalam kamar

pengantin. Sebelumnya dalam kamar itu telah disediakan

sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya calon

pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar

sampai calon suaminya datang menjemput. Pada saat acara

penjemputan dilakukan, pengantin wanita seluruh tubuhnya

mulai dari ujung kaki sampai kepalanya akan ditutupi dengan

selembar kain kuning tipis. Hal ini sebagai perlambang bahwa

pengantin wanita telah bersedia mengubur masa lalunya

sebagai remaja dan kini telah siap menjalani kehidupan baru

bersama pasangan hidupnya.

Mungkah Lawang

Seorang utusan Mungkah Lawang bertugas mengetuk

pintu kamar tempat pengantin wanita berada sebanyak tiga

kali sambil diiringi oleh seorang Malat yang menyanyikan

tembang Bali. Isi tembang tersebut adalah pesan yang

Page 7: Pernikahan adat bali

mengatakan jika pengantin pria telah datang menjemput

pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.

Upacara Masegehagung

Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah

pengantin pria, keduanya turun dari tandu untuk bersiap

melakukan upacara Mesegehagung yang tak lain bermakna

sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin wanita.

kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar pengantin.

Ibu dari pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan

mengatakan kepada pengantin wanita bahwa kain kuning

yang menutupi tubuhnya akan segera dibuka untuk

ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan

tali benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng.

Medengen-dengen

Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau

mensucikan kedua pengantin dari energi negatif dalam diri

keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat

(Balian).

Wewidhi widana

Dengan memakai baju kebesaran pengantin, mereka

melaksanakan upacara Mewidhi Widana yang dipimpin oleh

seorang Sulingguh atau Ida Peranda. Acara ini merupakan

penyempurnaan pernikahan adat bali untuk meningkatkan

pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara –

acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan

yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu

Yang Kuasa. Acara ini dipimpin oleh seorang pemangku

merajan.

Mejauman Ngabe Tipat Bantal

Beberapa hari setelah pengantin resmi menjadi

pasangan suami istri, maka pada hari yang telah disepakati

kedua belah keluarga akan ikut mengantarkan kedua

pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk

Page 8: Pernikahan adat bali

melakukan upacara Mejamuan. Acara ini dilakukan untuk

memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak

keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur,

bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi

bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara

pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah

barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas Bali

seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari,

kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buah–

buahan serta lauk pauk khas bali.

Gambar

1.2 Tata Rias dan Tata Busana adat Bali ( Karangasem)

1.2.1Tata Rias Pengantin Adat Asak Karangasem

Tata Busana sebagai salah satu aspek yang sangat

esensial dalam kehidupan manusia dan dapat memberikan

wahana prilaku manusia untuk dapat menunjukkan jati

dirinya. Dari busana tercermin suatu identitas diri sebagai

manusia individual, manusia dari suatu negara dan manusia

yang memiliki pranata sosial yang lebih tinggi.

Keanekaragaman dalam tata busana adat di Indonesia tetap

merupakan satu kesatuan budaya yang dikokohkan oleh

adanya kesatuan bahasa dan agama.Tata busana adat Bali

tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusianya karena dia

Page 9: Pernikahan adat bali

berkembang sejalan dengan dinamika manusia dan

kebudayaannya. Ini berarti perubahan aspek sosial budaya

yang sangat cepat akan mempengaruhi pula norma-norma

dan tata busana adat yang berlaku di masyarakat. Tetapi

meskipun sesuatu adat istiadat mengalami perubahan dan

perkembangan, di dalamnya akan tetap kita jumpai unsur-

unsur yang konstan. Unsur-unsur yang konstan, tetap

memelihara kesinambungan atau kontinuitas antara masa

lampau dan sekarang, antara sekarang dan yang akan

datang. Andaikata unsur-unsur yang konstan ini tidak ada,

maka sudah tentu generasi sekarang tidak perlu dan tidak

akan dapat mengerti generasi yang mendahuluinya.

Contoh Busana dan Tata Rias adat Bali

Page 10: Pernikahan adat bali

1.2.2Narasi Pengantin Bali Khususnya Pengantin Bali

Karangasem:

Wanita

Tata Rias Pengantin :BALI KARANGASEM

Dari Daerah :Kabupaten Karangasaem, Provinsi

Bali

Nama/Bentuk Sanggul :Sanggul Pusung

Perhiasan :

Kepala : bunga anggur, bunga mawar

tunggal, empak ampak, petitis.

Sanggul : Bunga anggur, bunga kompyong,

Telinga : Subang cerorot/ giwang.

Tangan : Gelang kanan,

Jari : Cincin sekar tandjoeng.

Pinggang : sabuk peras

Ronce Bunga : bunga anggur

Tata Busana Wanita : selendang prada, kemben/ wastra

songket penuh, sabuk peras, songket benang, tapih prada.

Pria

Kepala : Destar/ songket benang

Page 11: Pernikahan adat bali

Telinga : Cempaka/ kamboja di telinga kiri dan

kanan.

Aksesoris : Keris

Busana : Umpal , saput songket warna-warni,

kemben songket berpinggiran.

Gambar kain untuk pengantin Bali

Gambar aksesoris pengantin Bali

1.2.3Tata Rias Pengantin Bali Modifikasi

Page 12: Pernikahan adat bali

1.2.4Narasi Pengantin Bali Modifikasi

Wanita

1 Tata Rias Pengantin :BALI MODIFIKASI

2 Dari Daerah :Provinsi Bali

3 Nama/Bentuk Sanggul :Sanggul Pusung tagel

4 Perhiasan :

o Kepala : bunga kap, bunga sadhat emas, bunga

bancangan dan semanggi/ puspa lembo, cempaka putih 14

kuntum,cempaka kuning 20 kuntum.

o Dahi :cecek merah

o Telinga : Subang cerorot/ giwang.

o Leher : ganda (jumlahnya harus ganjil),

kalung/badong.

o Lengan : Gelang kane

o Tangan : Gelang nagasatru.

Page 13: Pernikahan adat bali

o Pinggang : sabuk prada/stagen.

5 Tata Busana Wanita : selendang /cerik harus warna kuning,

kemben songket, tapih prada.

Pria

1. Kepala : Destar/ udheng, bunga pucuk.

2. Telinga : mawar atau kamboja merah di telinga atas

kanan, cempaka kuning atas telinga kiri.

3. Aksesoris : Keris

4. Leher :kalung/ badong

5. Lengan : gelang kane

6. Busana : Umpal , kemben songket, tapih prada,

selop warna emas.

1.2.5Cara Pemakaian Aksesoris Serta Tata Rias Pengantin Bali

Berikut ini beberapa contoh gambar pengantin Bali yang

sedang dirias dan yang sedang dipakaikan aksesoris.

Page 14: Pernikahan adat bali