permohonan orang tua sebagai wali terhadap...

98
PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK KANDUNG (Analisis Komparatif Putusan Pengadilan Agama Depok Perkara Nomor 22/Pdt.P/2010/PA. Dpk. Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP.) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: Muhammad Farid Wajdi 106044101427 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 2010 M/1431 H

Upload: nguyenngoc

Post on 07-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK KANDUNG

(Analisis Komparatif Putusan Pengadilan Agama Depok Perkara Nomor 22/Pdt.P/2010/PA. Dpk. Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat

Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP.)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Muhammad Farid Wajdi

106044101427

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2010 M/1431 H

Page 2: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK KANDUNG

(Analisis Komparatif Putusan Pengadilan Agama Depok Perkara Nomor 22/Pdt.P/2010/PA. Dpk. Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat

Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP.)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

MUHAMMAD FARID WAJDI

NIM : 106044101427

Dibawah Bimbingan

Pembimbing :

Dr. Euis Amalia M.Ag Dr.H.Muhammad Taufiki M.Ag

NIP : 197107011998032002 NIP : 196511191998031002

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2010 M / 1431 H

Page 3: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

ii  

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karena ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 01 Juni 2010

Muhammad Farid Wajdi

Page 4: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PERMOHONAN ORANG TUA KANDUNG SEBAGAI WALI TERHADAP ANAKNYA (Analisis Komparatif Putusan pengadilan Agama Depok Perkara Nomor 22/Pdt.P/2010/PA. Dpk. Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Program Studi Ahwal Syakhshiyyah Konsentrasi Peradilan Agama.

Jakarta, 23 September 2010

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM NIP 195505051982031012

PANITIA UJIAN 1. Ketua : Drs. H.A. Basiq Djalil, SH, MA (........................)

NIP. 195003061976031001 2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH (........................) NIP. 197202241998031003 3. Pembimbing I : Dr.Euis Amalia MA (........................) NIP. 197107011998032002 3. Pembimbing II : Dr. H. Muhammad Taufiki M.Ag (........................)

NIP. 196511191993031002 4. Penguji I : Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM (.......................)

NIP 195505051982031012

5. Penguji II : Drs. H.A. Basiq Djalil, SH, MA (......................) NIP. 195003061976031001

Page 5: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karena ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 24 September 2010

Muhammad Farid Wajdi

i  

Page 6: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR

اهللا الرحمن الرحيم بسم

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena rahmat-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai kelengkapan tugas dan

memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Hukum Islam

pada Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan,

terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa

adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Basiq Djalil, S

Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM,

H, MA, Ketua Program Studi Peradilan Agama Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Ne

i Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dr. Euis Amalia M.Ag dan Dr. H

an motivasi yang tak pernah henti-hentinya.

Dr. H.Yayan Sopyan M.Ag selaku

stafnya.

geri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kamarusdiana S.Ag, MH, Sekretaris Jurusan Peradilan Agama Fakuttas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Neger

4. . Muhammad Taufiki M.Ag, selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya dalam

membimbing, serta memberik

5. dosen Penasehat Akademik.

6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.

7. Kepala perpustakaan UIN Jakarta beserta

iv  

Page 7: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

  v 

Orang tua tercinta Bapak H.M.Noer Ah

yang selalu memotivasi dengan penuh keikhlasan

membantu penulis baik moril ma

Pengadilan Agama Jakarta Pusat

penulis, Silvi Luthfianti, Royhan IM, Azwar anas, Taqiyyuddin

Alqisthi, Mustafid CS dan segenap tem

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa da ini dapat

anfaat bagi penulis dan para pem rima

Allah SWT. Amin.

Penulis

 

8. imy dan ibu Soraya yang telah merawat

dan membesarkan penulis,

upun materi, adik dan kakak tercinta Ahamad

Haikal dan Miftahuddin Lc

9. Pengadilan Agama Depok

10.

11. Sahabat-sahabat

an-teman penulis yang selalu membantu

dan memberikan motivasi.

12. Teman-teman Peradilan Agama angkatan 2006 khususnya kelas B, dan juga

kelas Bilinggual penulis senang berteman dengan kalian.

n berharap semoga skripsi

berm baca dan semoga amal baik mereka dite

oleh

Jakarta, 24 September 2010

Page 8: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

vi 

 

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ..................................................... 9

D. Metode Penelitian.......................................................................... 10

E. Riview Studi Terdahulu ................................................................. 14

F. Sistematika Penulisan................................................................... 16

BAB II : PERWALIAN ANAK DALAM PANDANGAN ISLAM ............ 18

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perwalian...................................... 18

B. Macam-macam Perwalian............................................................. 23

C. Rukun dan Syarat Perwalian......................................................... 26

D. Penetapan Orang Tua Sebagai Wali Bagi Anak........................... 43

E. Berakhirnya Perwalian................................................................. 45

F. Hikmah dan Tujuan Perwalian..................................................... 46

BAB III : PERWALIAN ANAK DALAM PANDANGAN HUKUM

POSITIF DI INDONESIA ............................................................... 48

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perwalian...................................... 48

B. Hak dan Tanggung Jawab Perwalian Anak................................... 49

Page 9: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

vii 

 

C. Orang Yang Mendapat Perwalian................................................. 51

D. Ruang Lingkup dan Batasan Perwalian....................................... 51

E. Penetapan Orang Tua Sebagai Wali Terhadap Anak.................... 52

F. Berakhirnya Perwalian................................................................... 53

BAB IV : PERKARA PERMOHONAN ORANG TUA

SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK KANDUNG ..................... 56

A. Perkara Putusan Pengadilan Agama Depok Perkara No

22/Pdt.P/PA.Dpk

1. Duduk Perkara........................................................................... 56

2. Pemeriksaan Perkara dalam Persidangan................................... 57

3. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim...................................... 59

4. Penetapan Putusan Perkara....................................................... 62

B.Perkara Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara No

0046/Pdt.P/PA.JP

1. Duduk Perkara........................................................................ 63

2. Pemeriksaan Perkara dalam Persidangan................................. 67

3. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim..................................... 67

4. Penetapan Putusan Perkara..................................................... 69

C.Analisis Penulis

1. Analisis Pendekatan Ushuliyah............................................... 69

2. Analisis Pendekatan Perundang-undangan di Indonesia ...... 73

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 78

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran ………………….................................................................. 79

Page 10: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

viii 

 

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 82

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... 85

1. Putusan Pengadilan Agama Depok Perkara No

22/Pdt.P/PA.Dpk........................................................................... 86

2. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara No

0046/Pdt.P/PA.JP........................................................................... 94

3. Data wawancara hakim Pengadilan Agama Depok ................... 101

4. Surat Keterangan Wawancara .................................................... 104

5. Surat Mohon Data Dan Wawancara…………………………... 105

Page 11: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sebagai kelanjutan dari iman seseorang manusia kepada Allah SWT ialah ia

mesti berbuat sesuai dengan apa yang dikhendaki Allah SWT. Perbuatan lahir dari

manusia merupakan gambaran perbuatan batin yang disebut iman. Perbuatan lahir

selanjutnya menjadi ukuran bagi keimanan seseorang. Kualitas keimanan itu dapat

dilihat dari kualitas amal lahir itu. Oleh karena itu, manusia mesti mengerjakan apa-

apa yang disuruh oleh Allah SWT. Untuk melakukannya dan meninggalkan apa-apa

yang dilarang oleh Allah untuk diperbuatnya. Apa-apa yang disuruh Allah manusia

memperbuatnya menandakan perbuatan tersebut adalah baik dan bermanfaat bagi

kehidupannya dan apa-apa yang dilarang Allah manusia memperbuatnya

menunjukkan perbuatan tersebut adalah buruk dan merusak kehidupan manusia itu

sendiri1.

Apa-apa yang dihendaki Allah berkenaan dengan tindak perbuatan manusia

itu disebut hukum syara’. Kehendak Allah itu dapat ditemukan dalam kumpulan

wahyu yang disebut al-Qur’an dan penjelasan yang diberikan oleh Nabi Muhammad

SAW dalam hadis atau sunnah. Hukum syara’ yang merupakan kehendak Allah itu

pada umumnya merupakan pedoman pokok yang berbentuk petunjuk yang bersifat

umum dan garis-garis besar yang menurut apa adanya belum dapat dilaksanakan                                                             

1 Amir Syarifuddin . Garis-garis Besar Fiqih, (Jakarta : Gaung Prenada Media,2003), h.2  

1  

Page 12: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

2  

secara baik dan praktis, petunjuk Allah tersebut perlu dijabarkan dalam bentuk

petunjuk operasional secara rinci dan mudah diamalkan. Petunjuk praktis yang

bersifat amaliah terhadap kehendak Allah tersebut secara sederhana disebut fikih.

Dalam memahaminya Allah membekali hambanya dengan akal pikiran agar dapat

merealisasikan kehendaknya di muka bumi seiring dengan perubahan kondisi2.

Ajaran Islam mengatur hubungan manusia dan sang penciptanya dan ada pula

yang mengatur hubungan sesama manusia dan alam semesta. Ajaran Islam datang

dengan sangat memperhatikan kepada kedudukan sesama manusia, baik laki-laki

maupun perempuan. Manusia pada perjalanan hidupnya secara sifat nalurinya adalah

berpasang pasangan untuk meneruskan generasi berikutnya serta untuk menciptakan

kehidupan yang harmonis dalam membentuk dan membina rumah tangganya.

Pernikahan merupakan proses alamiah yang senantiasa dilalui oleh manusia,

karena pada saat mereka sampai tahap kedewasaan akan muncul perjalanan ikatan

lawan jenisnya sebagai tujuan dari keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqon gholiidhan untuk menaati

perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Dengan adanya dimensi ibadah dalam sebuah perkawinan, karena itu suatu

perkawinan harus dipelihara dengan baik sehingga bisa abadi dan tercapainya apa

yang menjadi tujuan perkawinan, yaitu terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah,

                                                            2 Ibid. h.2

Page 13: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

3  

warahmah serta melanjutkan keturunan generasi berikutnya yang menjadi

kebanggaan, tanggung jawab serta amanah Allah SWT kepada manusia sebagai

hambaNYA. Disamping untuk menghindarkan diri dari terjerumus kepada perbuatan

yang tidak terpuji dan untuk ketentraman jiwa, pernikahan disyariatkan juga untuk

melestarikan keturunan . Menurut Abu Ishak al Syatibi dalam kitabnya Almuwafaqat,

hal yang disebut terakhir ini adalah menjadi tujuan utama bagi suatu pernikahan,

sedangkan hal-hal lain hanyalah sebagai faktor-faktor pendukung bagi terwujudnya

tujuan utama tersebut.3

Al-Quran mengintrodusir hal diatas dengan Allah SWT menjadikan bagi

kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu

itu, anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rizki yang baik-baik.

Dapat dipahami bahwa untuk mewujudkan keturunan yang berkualitas dan

saleh, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Tugas ini memerlukan keseriusan dan

kesinambungan serta harus ada secara khusus orang yang menyediakan waktu untuk

itu. Begitu penting kesungguhan dan kesinambungan dalam memelihara dan

mendidik anak keturunan, sehingga hal tersebut mendapat perhatian besar dan

mendasar dalam kajian hukum Islam. Secara serius para ulama masa silam mengkaji

berbagai aspek yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan terhadap anak dari

waktu ia lahir, bahkan dari waktu dalam kandungan, sampai ia dapat mandiri dalam

                                                            3Satria Effendi. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer Analisis Yurisprudensi

Dengan Pendekatan Ushuliyah, cet ke-2, ( Jakarta, Kencana , 2005) h.121

Page 14: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

4  

kehidupan. Hak-hak seoarang anak, dibicarakan secara detail dalam buku-buku fikih

klasik.

Seorang anak yang lahir ke dunia ini, dan serta merta ia membutuhkan kepada

orang lain yang akan memeliharanya, baik dirinya ataupun harta bendanya, hak

miliknya, karena ia membutuhkan orang lain yang akan mengawasi penyusuan dan

pengasuhannya, dalam priode kehidupan yang pertama itu. Demikian juga ia

membutuhkan orang lain yang menjaga dan memeliharanya, serta mendidik dan

mengajarinya, dan melaksanakan bermacam-macam urusan yang berhubungan

dengan jasmaniyahnya dan pembentukan kepribadiannya, dan juga membutuhkan

orang yang akan mengawasi urusan hak miliknya, agar supaya dipelihara dan

diperkembangkan.4

Dalam hukum Islam, segala kemungkinan negatif itu secara teoritis telah

diantisipasi dengan menetapkan aturan-aturan, siapa yang seharusnya mengasuh dan

mendidik anak bila terjadi perceraian, baik cerai hidup maupun cerai mati, dan apa

persyaratan pada diri seseorang yang cakap untuk melakukan tugas ini5.

Dalam perundang-undangan di Indonesia, pada dasarnya yang berhak dan

mempunyai tanggung jawab menjadi wali , pengasuhan serta pemeliharaan anak

adalah kedua belah pihak, yaitu suami dan istri selama memiliki kecakapan untuk

                                                            4 Zakariya Ahmad al Barry, Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah Chadijah Nasution,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1977) h.106 5 Effendi. Problematika Hukum Keluarga Islam. h.122  

Page 15: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

5  

menjalankan tugasnya tersebut. Seperti yang tertera secara eksplisit dalam Kompilasi

Hukum Islam (KHI)6, dalam permasalahan perwalian, bahwa secara otomatis kedua

orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya dan

seorang anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah

melangsungkan pernikahan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka

tidak dicabut kekuasaannya serta orang tua tersebut mewakili anak tersebut mengenai

segala perbuatan hukum di dalam dan luar pengadilan. Dalam ketentuan umum

Kompilasi Hukum Islam, pasal 1 poin (h), dikatakan bahwa perwalian adalah

kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan

hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang tidak mempunyai

kedua orang tua, atau kedua orang tua atau orang tua yang masih hidup tidak cakap

melakukan perbuatan hukum.7

Berbeda dengan kekuasaan orang tua terhadap anak-anaknya yang secara

otomatis adalah sebagai wali dan pengasuh anaknya, maka dalam keadaan dimana

orang tua tersebut tidak cakap dalam menjalankan kewajibannya atau karena

meninggalnya kedua orang tuanya, seseorang yang ditunjuk oleh hakim dapat

menjadi wali bagi anak-anak tersebut. Dalam hal ini pencabutan dan permohonan

penunjukan wali adalah dilakukan oleh Pengadilan Agama.

                                                            6 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum

Islam, (Bandung : Citra Umbara, 2007) h.33 7 Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : Citra Umbara, 2007) h.2

Page 16: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

6  

Perkara perwalian di lingkungan Pengadilan Agama terhitung sebagai perkara

pertengahan jika dilihat dari kuota perkara yang diterima oleh Pengadilan. Perkara

perwalian tingkat pertama dalam lingkup Pengadilan Agama dari data yang diambil

pada tahun 2007, secara persentase peringkat kuota perkara yang masuk di

pengadilan, menduduki peringkat ke-16 dari 35 perkara yang lain, yaitu sebanyak 349

perkara atau 0,174%, sedangkan perkara penunjukkan orang lain sebagai wali

menduduki peringkat ke-15, satu peringkat diatas perkara perwalian, yaitu sebanyak

499 perkara atau 0,249%8.

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa orang tua, terutama ayah menurut

jumhur ulama dalam khazanah fikih9 maupun kedua belah pihak (ayah dan ibu)

dalam perundang-undangan di Indonesia yang memiliki kecakapan hukum terhadap

anak-anak mereka yang belum cakap hukum, secara otomatis adalah orang yang

bertanggung jawab dalam merawat dan memelihara serta mewakili anak tersebut

dalam perbuatan hukum baik di dalam maupun diluar pengadilan. Namun dalam

kehidupan masyarakat hal tersebut terkadang tidak dapat terealisasi secara langsung,

dengan berbagai alasan serta kebutuhan seperti persyaratan untuk berbuat hukum

terhadap anak, persyaratan administrasi seperti passport serta untu kepentingan

pendidikan dan lain-lain, orang tua mengajukan permohonan penetapan untuk

                                                            8 Asep Nursobah, “Data Perkara Peradilan Agama Tingkat Pertama Yang Diterima Tahun

2007”, artikel diakses pada 6 Juni 2010 dari http://www.badilag.net/index.php?option=com_content&task=view&id=4073

9 Jawad Mughniyya, Fikih Lima Madzhab, Penerjemah Oleh Masykur A.B dkk (Jakarta:

Lentera Basritama, 2000), h.693

Page 17: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

7  

menjadi wali bagi anak-anak mereka sendiri, padahal dalam peraturan yang ada,

mereka secara otomatis adalah wali bagi anak-anak mereka. Bagaimana pengadilan

dan majelis hakim secara spesifik menyelesaikan perkara tersebut, serta apa

pertimbangan dalam mengabulkan atau menolak penetapan wali walaupun bagi anak

mereka sendiri . Inilah yang menjadi ketertarikan penulis unuk membahasnya secara

analisis dengan komparatif antara putusan Pengadilan Agama yang mengabulkan

permohonan tersebut dan putusan Pengadilan Agama yang menolaknya, karya tulis

ini penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul Permohonan Orang Tua Kandung

Sebagai Wali Terhadap Anaknya (Studi Analisis Komparatif Putusan Pengadilan

Agama Depok Perkara Nomor 22/Pdt.P/2010/PA.Dpk. dan Putusan Pengadilan

Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP.)

B. Batasan dan Rumusan masalah

1. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis terfokus

pada pertimbangan majlis hakim terhadap ditetapkan atau ditolaknya permohonan

orang tua untuk menjadi wali terhadap anak kandungnya. Dalam hal ini, objek

penulis batasi pada Putusan Pengadilan Depok Perkara Nomor 22/Pdt.P/2010/PA.

Dpk. Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor

0046/Pdt.P/2009/PA .JP.

Page 18: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

8  

2. Rumusan Masalah

Menurut khazanah fikih, jumhur ulama menyatakan bahwa orang tua,

terutama dari pihak laki-laki adalah wali bagi anak kandung mereka secara

otomatis10, sedangkan menurut Perundang-undangan di Indonesia, berdasarkan pasal

330 ayat 3 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 50 ayat 2 Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 107 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam,

menerangkan bahwa konsep perwalian adalah terhadap anak yang belum cakap

hukum dan tidak dibawah kekuasan orang tuanya. Adapun anak yang dibawah

kekuasaan orang tuanya adalah bukan dalam ranah perwalian, tetapi masuk dalam

ranah hak dan tanggung jawab orang tua berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun

1974 tentang Perkawinan, pasal 47 menyatakan bahwa anak yang belum mencapai

umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan pernikahan ada dibawah kekuasaan

orang tua selama kekuasaannya tidak dicabut, begitu juga dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI), pasal 98 ayat 2 menyatakan bahwa orang tua mewakili anak mengenai

segala perbuatan hukum11, namun pada kenyataannya, penulis temukan Putusan

Pengadialan Agama yang mengabulkan permohonan perwalian anak yang dibawah

kekuasaan orang tuanya. Inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk membahas

                                                            10  Wahbah, Zuhaili, Alfiqhu Al-Islamy Wa Adillatuhu, IX, (Damsyiq : Dar El Fikr,1989)

h.7328, bandingkan dengan Jawad Mughniyyah, Fikih Lima Madzhab, (Jakarta, Lentera Basritama 2000) h.693

11 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam,( Citra Umbara, Bandung 2007) h.31

Page 19: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

9  

dalam sebuah skripsi. Dan untuk memperjelas pemasalahan, penulis merincinya

dengan mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menurut hukum atas permohonan orang tua sebagai wali terhadap

anak kandung mereka ?

2. Apakah yang menyebabkan penetapan perwalian bagi orang tua terhadap anak

kandung mereka sendiri ?

3. Bagaimana pertimbangan majlis hakim dalam memberikan atau menolak

penetapan orang tua terhadap perwalian terhadapa anak kandung mereka ?

C. Tujuan dan Manfaat hasil penelitian

1. Tujuan Penelitian ini bertujuan unuk menelaah lebih lanjut tentang perwalian anak

dalam Islam, khususnya putusan penetapan orang tua terhadap perwalian anak di

Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Pusat, serta secara khusus penelitian ini

bertujuan untuk :

a. Menggambarkan hukum permohonan orang tua untuk menjadi wali bagi anak

kandung sendiri.

b. Menggambarkan hal-hal yang menyebabkan penetapan orang tua sebagai wali

bagi anak kandung mereka sendiri.

c. Menggambarkan tentang pertimbangan hakim yang memberikan atau

menolak penetapan orang tua sebagai wali bagi anak kandung mereka.

Page 20: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

10  

2. Manfaat Penelitian ini diharapkan berguna dan memeberi sumbangsih pemikiran

bagi pemerintah indonesia selaku regulator serta para insan hukum, baik hakim,

advokat, pengamat dan pakar hukum, pun praktisi hukum islam.

Penelitian ini ditujukan untuk memberikan stimulus yang berakibat pada

pembaharuan perundang-undangan di bidang hukum keluarga islam di indonesia agar

senantiasa mengikuti dan bergerak secara dinamis sesuai dengan pergerakan dan

perkembangan jaman modern. Penelitian ini juga mengharapkan bangkitnya kembali

budaya analisa yurisprudensi kritis di bidang hukum islam di indonesia, sehingga

memacu perkembangan dan khazanah keilmuan islam secara umum dan

perkembangan dunia hukum keluarga Islam di indonesia secara khusus.

D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, mengolah serta mendeskripsikannya dalam sebuah

kata-kata, maka penulis menggunakan beberapa metode antara lain :

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah dengan memakai

pendekatan penelitian hukum normatif yakni penelitian hukum yang dilakukan

dengan meneliti bahan data pustaka atau data sekunder sebagai suatu proses

penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum

Page 21: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

11  

dari sisi normatifnya12. Data yang bersifat kualitatif tersebut di deskripsikan apa

adanya atau yang sering kita sebut dengan “Kualitatif Naturalistik”13, yaitu yang

menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa

adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya,

menekankan pada deskripsi secara alami.

Untuk mempertajam kajian, penuis memakai beberapa pendekatan dalam

penelitian hukum Normatif yang sesuai dengan objek kajian penulis diantaranya:14

a. Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), yaitu pendekatan yang

dilakukan untuk meneliti aturan-aturan yang penormaannya kondusif.

b. Pendekatan Konsep (Conceptual Approach), yaitu pendekatan untuk

memahami konsep perwalian dalam islam.

c. Pendekatan kasus (Case Approach), yaitu untuk mempelajari penerapan

norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum,

terutama mengenai kasus-kasus yang telah diputus oleh pengadilan. Dalam

hal ini penerapan norma dan kaidah hukum perwalian.

2. Data yang dikumpulkan

                                                            12 Johny Ibrahim, Penelitian Hukum Normatif, (Jawa Timur: Bayumedia, 2008) h.57  13 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h.12  14 Ibrahim, Penelitian Hukum., h.57 

Page 22: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

12  

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan penulis di bagian sebelumnya,

maka data yang hendak dikumpulkan adalah data-data yang berkenaan dengan

Perwalian anak, serta data-data yang berkenaan dengan Putusan pengadilan Depok

Nomor 22/Pdt.P/2010/PA. Dpk. dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor

0046/Pdt.P/2009/PA .JP.

3.Sumber data

Untuk memenuhi data seperti yang disinggung di atas, maka diperlukan

sumber primer dan skunder.

Sumber primer sebagai pokok dalam studi analisis ini adalah Putusan

pengadilan Depok Nomor 22/Pdt.P/2010/PA. Dpk. dan Putusan Pengadilan Agama

Jakarta Pusat Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP

Sedangkan sumber skunder sebagai sumber pendukung adalah dengan jalan studi

kepustakaan dengan meneliti beberapa dokumen yang berhubungan dengan judul

yang penulis ajukan yang terdiri dari Al Qur’an, Hadis, kitab-kitab fikih, buku-buku

ilmiah, jurnal-jurnal, dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama (PA), Kompilasi Hukum Islam (KHI), serta Peraturan

lainnya yang dapat mendukung skripsi ini.

Page 23: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

13  

4. Teknik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis membaca dan menelaah

literatur yang berkenaan dengan perwalian anak, kemudian menganalisanya secara

komparatif, yaitu dengan membandingkan persamaan atau perbedaan sesuatu,

pandangan, benda, orang dll15. Putusan pengadilan Depok Nomor 22/Pdt.P/2010/PA.

Dpk. Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor 0046/Pdt.P/2009/PA .JP.

5. Teknik Analisis Data

Studi yang merupakan penelitian kepustakaan ini lebih bersifat deskriptif

analisis. Penulis sudah mempunyai atau mendapatkan gambaran yang berupa data-

data awal tentang permasalahan perwalian.16 Metode data dilakukan dengan cara

mendeskripsikan data-data tersebut secara jelas dan mengambil isinya dengan

menggunakan content analysis. Data kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan bahasa penulis sendiri, dengan demikian akan nampak rincian jawaban

atas pokok permasalahan yang akan penulis teliti.

Adapun untuk teknis penulisan ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007.”

                                                            15 Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 267  16 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktik, (Jakarta :Sinar Grafika, 2008) h.9 

Page 24: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

14  

E. Review studi terdahulu

Setelah penulis mencari dan menelaah skripsi yang pernah ditulis oleh

mahasiswa fakultas syariah dan hukum terlebih khusus prodi Al ahwal Asyakhsiyyah

yang erat kaitannya dengan pembahasan yang akan diteliti penulis, ternyata bahasan

yang telah ditulis oleh mahasiswa sebelumnya ditemukan pembahasan yang berbeda

dengan pembahasan skripsi yang akan penulis ajukan, sehingga kecurigaan plagiasi

dalam penulisan ilmiah dapat penulis pertanggung jawabkan. Untuk itu paling tidak

penulis mengemukakan beberapa skripsi yang pernah ditulis dan masuk dalam daftar

skripsi perpustakaan Syariah dan Hukum, diantaranya sebagai berikut :

Tabel Rievew Studi Terdahulu

JUDUL METODE KESIMPULAN PERBEDAAN

1. Hak Pemeliharaan Anak Oleh Bapak Akibat Perceraian (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Bogor Perkara No 492/Pdt.G/2005/PA.Bgr Penulis: Ibnu Abdullah/SAS/2009

Penelitian Kualitatif Normatif, Objek kajiannya dengan menganalisis putusan Pengadilan Agama secara normatif dan hukum Islam.

Skripsi ini membahas tentang pemeliharaan anak(hadhanah), Perceraian dalam Islam,pertimnangan Hakim dalam memberikan hak asuh anak kepada bapak

Skripsi ini menekankan pembahasannya kepada hak asuh anak yang jatuh kepada ayah, sedang skripsi penulis membahas tentang permohonan orang tua untuk menjadi wali terhadap anak kandungnya

2.Kewenangan Pengadilan Agama Dalam Menetapkan Perwalian Anak Akibat

Penelitian Kualitatif Normatif.

Skripsi ini membahas tenang kompetensi absolut Pengadilan Agama

Sjripsi ini membahas kajiannya terhadap

Page 25: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

15  

Perceraian Penulis: Abdul Azis/SJAS/2000

dalam perkara menetapkan perwalian anak akibat perceraian

kewenangan Pengadilan Agama, sedangkan skripsi penulis membahas tentang orang tua yang mengajukan permohonan untuk menjadi wali bagi anak kandungnya.

3. Perwalian Harta Kekayaan Bagi Anak Yang Belum Dewasa Menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata Salimah/SJPA/2009

Penelitian Komparatif Kualitatif Normatif

Skripsi ini membahas tentang perceraian, perwalian anak menurut hukum Islam dan hukum perdata

Perbedaannya, skripsi ini objek kajiannya membahas tentang perwalian harta anak yang belum dewasa menurut hukum Islam dan hukum perdata, sedang objek kajian penulis adalah permohonan orang tua sebagai wali terhadap anak kandung mereka.

Melihat karya-karya ilmiah yang disebutkan diatas, yang mebahas tentang

perwalian, menurut pengamatan penulis, bahwa belum dijumpai karya ilmiah yang

membahas mengenai permohonan orang tua sebagai wali terhadap anak kandung

mereka sendiri,. Skripsi ini akan memperdalam permasalahan permohonan orang tua

terhadap anak kandung mereka sendiri, yang mana menurut fikih dan perundang-

Page 26: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

16  

undangan di Indonesia adalah hak yang mereka proleh secara otomatis. Sehingga

inilah yang membuat penelitian ini mempunyai karakteristik dan nuansa tersendiri

yang pada akhirnya membedakan penelitian ini dengan karya sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai materi yang menjadi pokok

penulisan skripsi ini dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata

urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini sebagai

berikut :

BAB PERTAMA

Memuat Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Rumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Review Studi

Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

BAB KEDUA

Memuat Pengertian tentang Perwalian anak Dalam Pandangan Islam dan dasar

Hukumnya, macam-macam perwalian, syarat-syarat menjadi wali, Orang yang berhak

menjadi wali, penetapan orang tua sebagai wali serta hikmah dan tujuan perwalian.

Page 27: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

17  

BAB KETIGA

Memuat Pengertian Tentang Perwalian Anak dalam hukum positif di Indonesia dan

dasar hukumnya, Macam-macam perwalian anak, orang yang berhak menjadi wali,

penetapan orang tua menjadi wali bagi anaknya, serta berakhirnya perwalian.

BAB KEEMPAT

Perkara Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Pusat, duduk perkara, pemeriksaan

perkara dalam sidang, pertimbangan hukum majlis hakim, serta penetapan putusan

perkara serta Analisa penulis, yang memuat analisa ushuliyyah dan analisa

perundang-undangan di Indonesia.

BAB KELIMA

Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran serta akan dilengkapi dengan

daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap penting.

Page 28: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

BAB II

PERWALIAN ANAK DALAM PANDANGAN ISLAM

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perwalian

Istilah perwalian berasal dari bahasa Arab dari kata dasar, waliya, wilayah

atau walayah, dari ungkapan wala asyay’a wa wala alayhi wilayatan/walayatan. Kata

alwalayatu ditafsirkan dengan pertolongan, dikatakan لنصرة ا هم علي والية اي مجتمعون في

, yaitu mereka dalam pertolongan, artinya bersama-sama dalam pertolongan,

sedangkan kata alwilayatu ditsfsirkan dengan al-qudrah wa al-sultah, yaitu

kekuasaan dan kekuatan. Sibaweih berkata, bahwa kata al-walayah dengan fathah

adalah masdar, sedangkan al-wilayah dengan kasrah adalah isim seperti al-imarah.

Ibnu Bary berpendapat kata al-walayah dalam firman Allah SWT surat al-Anfal ayat

72, dibaca dengan fathah atau kasrah, keduanya berarti pertolongan, sedangkan al-

Kisai membacanya dengan fathah.1 Terjemahan al-Qur’an secara lafziyah ke dalam

bahasa indonesia yang ditashih oleh Departemen Agama, juga mengartikan kata

tersebut dengan pertolongan,2 karena kata tersebut adalah nama bagi sesuatu yang

yang dikuasai. Nama al-wali adalah nama untuk Allah SWT, yang berarti pemilik

segala sesuatu seluruhnya.

Dari pemahaman diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa kata wilayah dan

walayah mempunyai makna etimologis lebih dari satu, diantaranya dengan makna,

                                                            1 Ibnu Manzur. Lisan al-Arab, (Mesir: Daar al-Hadist,2003), h.405.

 2 Lajnah Pentashih Mushaf al-Quran Departemen Agama, Tarjamatu Alfadzi al-Quran,

Inayatan Li al-Mubtadiin, jilid IV (Jakarta: Tri Burnama Utama Jakarta,1980), h.34.

18  

Page 29: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

19  

pertolongan, cinta (mahabbah), kekuasaan atau kemampuan (al-sultah), yang artinya

kepemimpinan seseorang atas sesuatu. Ensiklopedi Hukum Islam, editor Abdul Aziz

Dahlan, mengartikan wilayah secara etimologis dengan dekat, mencintai, menolong,

mengurus, menguasai, daerah dan pemerintahan.3 Kata waal/waliyy/waliyyan paling

tidak diulang-uang dalam al-Quran sebanyak 31 kali, sedangkan kata alwalayah dan

wilayah sebanyak 2 kali.4 Berdasarkan pengertian etimologis tersebut, maka dapat

dipahami bahwa perwalian adalah suatu bentuk perlindungan dengan otoritas penuh

atas dasar tanggung jawab dan cinta kasih, untuk memberikan pertolongan atas

ketidakmampuan seseorang dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum, baik yang

berhubungan dengan harta maupun dengan dirinya.5

Dalam literatur-literatur fikih klasik dan kontemporer, kata al-wilayah

digunakan sebagai wewenang seseorang untuk mengelola harta dan mengayomi

seseorang yang belum cakap bertindak hukum. Dari kata inilah muncul istilah wali

bagi anak yatim, dan belum cakap bertindak hukum. Istilah al-wilayah juga dapat

berarti hak untuk menikahkan seorang wanita dimana hak itu dipegang oleh wali

nikah.6

                                                            3 “Wilayah”, dalam Abdul Aziz Dahlan, dkk, ed.,Ensiklopedi Hukum Islam, vol.6 (Jakarta:

PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), h.1934. 4 Faydullah al-Hasani al-Maqdisi, Fathu ar-Raahman Li a-Thalib Ayat al-Quran, (Bandung:

Maktabah Dahlan, t,th), h.482. 5 Andi Syamsu dan Muhammad Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam

(Jakarta: Prenada Media Group,2008), h.151. 6 Ibid., h.152, lihat juga “Wilayah”, dalam Abdul Aziz Dahlan, dkk, ed.,Ensiklopedi Hukum

Islam, vol.6 (Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), h.1934.

Page 30: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

20  

Sedangkan menurut ulama fikih, al-walayah adalah kekuasaan syara’ yang

dimiliki seseorang terhadap urusan orang lain tanpa tergantung pada izinnya.7

Wahbah al-Zuhaili mendefinikan wilayah dengan pengurusan orang dewasa yang

cakap hukum terhadap diri atau harta seseorang yang belum cakap hukum, adapun

yang dimaksud belum cakap hukum adalah seseorang yang belum sempurna

ahliyyah al-ada,8 baik kerena hilangnya seperti belum mumayyiz atau naqisnya

(kurangnya), seperti mumayyiz.9

Ulama fikih lain mendefinisikan wilayah dengan: “Wewenang seseorang

untuk bertindak hukum atas orang yang tidak cakap bertindak hukum, baik untuk

kepentingan peribadinya maupun untuk kepentingan hartanya, yang diizinkan oleh

syara. Orang yang masih dalam status ahliyyah al-wujub (hanya cakap menerima

hak), belum dan tidak cakap bertindak hukum sendiri perlu dibantu oleh seseorang

yang telah dewasa yang cerdas dalam mengayomi pribadi dan hartanya. Orang

membantu mengelola harta dan mengayomi orang yang belum atau tidak cakap

berbuat hukum dalam fikih Islam disebut wali. Apabila anak kecil atau orang gila

bertindak hukum sendiri , maka tindakan hukumnya tidak sah dan tidak menimbulkan

akibat hukum apa pun. Anak kecil, orang gila, dan orang-orang yang berada dibawah

pengampuan memerlukan orang yang dapat membantu mereka dalam melakukan

                                                            7 Ibid., h.152 8 Ahliyatul Ada adalah kelayakan mukallaf untuk dapat dianggap ucapan dan perbuatannya

meburut syara, lihat dalam Saifudin Shidik, Ushul Fikih (Jakarta: Intimedia. T.th), h.162. 9 Wahbah Zuhaily, al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuh, Juz IX (Damsyiq : Dar El Fikr,1989),

h.7327.

Page 31: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

21  

tindakan hukum, baik yang menyangkut diri mereka sendiri, maupun terhadap harta

bendanya serta segala sesuatu yang bermanfaat untuk diri mereka. Dalam kaitan

inilah Islam mengemukakan konsep al-wilayah, sebagai pembantu orang-orang yang

masih dalam status ahliyyah al-wujub. Dari sudut ini wilayah sama dengan pengganti

atau wakil dalam bertindak hukum.10

Ulama madzhab Hanafi mendefinisikan wilayah dengan merealisasikan atau

menjalankan perkataan/perbuatan orang lain, baik yang diinginkan atau tidak.11

Adapun yang menjadi dasar hukum diadakannya perwalian yaitu Firman

Allah SWT Surat al-Baqarah ayat 282 :12

☺ ☺ ☺

⌧ ⌧

☺ ☺

                                                            10 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.153. lihat juga “Wilayah”, dalam

Abdul Aziz Dahlan, dkk, ed.,Ensiklopedi Hukum Islam, h.1944  11 Zuhaily, al-Fiqhu al-Islami, h.7327  12 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h.69.

Page 32: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

22  

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya....Q.S. al-Baqarah: 282)”

Hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA tentang perwalian dalam masalah

nikah:

نب انميلس نع جيرج نن ابع ةنييع نب انيفا سنثدح رمي عبأ نا ابنثدح و هيلع ى اهللالص اهللا لوسر نأ: ةشائع نع ةورع ني عرهالز نى عسوم لاطا بهاحكنف لاطا بهاحكنا فهيلو نذإ ريغب تحكن ةأرا امميأ الق ملسا ورجتاش إنا فهجرف نم لحتا اسمب رها المهلا فهب لخد إنف لاطا بهاحكنف

Page 33: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

23  

Artinya: Dari Aisyah RA berkata: Rasululah SAW bersabda: Wanita mana

saja yang dinikahi tanpa izin dari walinya, maka nikahnya itu batal, dan jika lelaki telah mempergaulinya, maka ia wajib membayar mahar untuk kehormatan yang telah dihalalkan darinya, maka apabila mereka bersengketa, Penguasa atau hakim dapat menjadi wali bagi orang-orang yang tidak mempunyai wali (HR.Imam empat kecuali Nasai dan dianggap sahih oleh Abu Awanah, Ibnu Hibban dan hakim).

B. Macam-macam Wilayah (Perwalian)

Wilayah ( Perwalian) itu terbagi atas beberapa bagian dengan istilah yang

berbeda-beda.14

1. Dari sisi keumumannya, wilayah terbagi atas wilayah aam (umum) dan wilayah

khas khusus:

a. Wilayah aam (kekuasaan umum) yaitu kekuasaan imam/pemimpin, sultan

(penguasa) dan qadhi/hakim

b. Wilayah khas (kewalian/kekuasaan) yaitu perwalian ayah atau washi

(penerima wasiat) terhadap anak kecil. Atau wilayah kurator penanggung jawab atas

orang yang lemah akal dan gila.

                                                            13 Abu Daud hadis no 1880 Jilid 1 h.605, Sunan al-Bayhaqi al-Kubra, hadis no 13377, jilid

VII h.105, Sunan al-Tirmidzi hadis no 1102, Jilid III h.407, Musnad Asyafi’i Hadis no 1074 Jilid I h.220, Musnad Ahmad hadis no 24372 Juz 40 h.435, Fath al-Bary Syarh Shohih Bukhary hadis no 1102 Jilid III h.407, lihat juga Ashanani, Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram Min Jam’i Adillah al-Ahkam, Juz III (Mesir: Daar Fikr, 1991), h.228

14 Huzemah Tahido Yanggo, Fikih Anak, Metode Islam Dalam Mengasuh Dan Mendidik

Anak Serta Hukum-Hukum Yang Berkaitan Dengan Aktifitas Anak, (Jakarta: Almawardi Prima, 2004), h.307

Page 34: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

24  

2. Dari sisi orangnya sendiri atau wali, terbagi atas wilayah qashirah dan

mutaaddiyah,15 atau disebut juga wilayah asliyyah dan niyabah.16

a. Wilayah qashirah (terbatas), yaitu kekuasaan seseorang atas dirinya sendiri.

b. Wilayah mutaaddiyah, (melintasi orang lain), Wilayah mutaaddiyah dari sisi

pelaku akad terbagi menjadi:

1). Kekuasaan pelaku akad (al-aaqid) untuk melakukan akad khusus oleh

dirinya sendiri dan melaksanakan hukum-hukumnya

2). Kekuasaan pelaku akad untuk melakukan akad khusus dengan yang

lainnya dengan menggunakan mandat dari syar’i (penetap syariat)

c. Wilayah muta’addiyah dari sisi mawla ‘alayh (yang diayomi/diwilayahi),

terbagi atas:

1). Wilayah ala al-nafs (kekuasaan mengurus jiwa), yaitu kekuasaan wali

dalam untuk melakukan akad pernikahan, dimana ia melaksanakan tanpa

izin oleh siapapun setelahnya.

2). Wilayah ala al-mal (kekuasaan mengurus harta), yaitu seperti

kekuasaannya untuk melakukan akad-akad khusus dengan harta benda,

dimana ia melaksanakan tanpa perkenan dari siapa pun juga.

3). Wilayah ala al-nafs wa al-mal (kekuasaan mengurus jiwa dan harta),

yaitu kekuasaan untuk melakukan apa yang mencakup jiwa dan harta

                                                            15 Ibid., h.307. lihat juga Mustafa al-Ba’i Dan Abdurrahman as-Shabuni, al-Ahwal as-

Syakhsiyyah Fi al-Ahliyyah Wa al-Washiyyah Wa at-Tirkaah, (Damaskus: Daaf Fikr, 1965), h.42. 16 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.153 

Page 35: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

25  

secara bersamaan, serta hukum-hukum apa yang berhubungan dengan

keduanya.

d. Wilayah mutaaddiyah dari sisi sifat penerimaannya terbagi menjadi:17

1). Wilayah Ikhtiyariyyah (sukarela), yaitu terbentuk melalui

pendelegasian wewenang dari orang yang digantikan atau orang yang

diwakili, seperti wali anak yatim yang bukan dari keluarganya, atau

seseorang yang diberi wasiat oleh seorang ayah untuk menjadi wali bagi

anaknya.

2). Wilayah Ijbariyyah (paksaan), yaitu perwalian yang harus diterima

sesorang melalui pendelegasian syara ataupun hakim, seperti ayah atau

kakek. Dalam pengertian lain wilayah ijbariyah adalah perwalian yang

berlaku kepada yang berhak diwakilkan dengan cara paksa tanpa

mempertimbangkan keridhaannya.18

Wahbah Zuhaili dalam bab wilayah memulai bahasannya tentang perwalian

dengan dua bagian, yaitu wilayah al-nafs dan wilayah al-mal. Adapun wilayah al-

nafs menurut beliau adalah, naungan atas orang yang belum cakap hukum pada

dirinya, dari memelihara dan menjaganya, mengajarkan dan mendidiknya serta

mengobati dan menikahkannya, dan lain sebagainya. Adapun wilayah al-mal ialah,

naungan atas seseorang yang belum cukup umur akan harta bendanya, dari

                                                            17 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.154.  18 Huzemah Tahido Yanggo, Fikih Anak, h.313.  

Page 36: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

26  

mengembangkannya, dan berbuat hukum darinya seperti jual beli, pinjam meminjam,

gadai dan lain sebagainya.19

Abu Zahra, pengarang kitab al-Ahwal al-Syaksiyyah, membagi pembahasan

perwalian pada wilayah pendidikan dan pengasuhan (hadhanah), wilayah atas diri

dan penjagaannya serta wilayah al-mal.20 Perwalian dalam pendidikan dan

pengasuhan anak yang masih kecil masuk dalam permasalahan hadhanah

(pengasuhan anak), adapun setelah anak tersebut baligh dan mampu mengurus

dirinya sendiri, maka diberlakukan perwalian terhadap dirinyadan hartanya terhadap

segala perbuatan hukum.

C. Rukun dan Syarat Perwalian

1. Hak Dan Tanggung Jawab Perwalian Anak (mawla lah)

Pada prinsipnya, seorang wali dengan wewenangnya harus senantiasa

berorientasi kepada pemeliharaan dan kemaslahatan orang yang ada dibawah

pengampuannya. Namun, karena persoalan pribadi dan harta merupakan persoalan

yang cukup rumit, maka hukum syara’ menganjurkan agar yang menjadi wali adalah

berasal dari kalangan keluarga terdekat, seperti ayah atau pamannya, karena kedua

orang ini diperkirakan dapat memikul tanggung jawabnya secara penuh. Dalam

menetapkan siapa yang berhak menjadi wali, ulama fikih membagi sesuai dengan

                                                            19 Zuhaili, al-Fiqhu al-Islamy, h.7327. 

 20 Abu Zahra, al-Ahwal al-Syakhsiyyah, (Mesir: Daar al-Fikr, 2005), h.453.

Page 37: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

27  

objek pewalian, seperti perwalian dalam masalah jiwa (pribadi yang di bawah

pengampuan).

Madzhab Syafi’iyyah menegaskan bahwa urutan orang-orang yang berhak

menjadi wali adalah sama dengan hierarkis orang-orang yang berhak menerima

kewarisan. Apabila ayah tidak ada, maka kakek pun dapat diberi tugas perwalian.

Dengan demikian, maka yang menjadi wali sebaiknya orang yang terdekat dengan

yang diwakili, persis seperti kerabat dekat yang dibahas dalam persoalan ahli waris.

Jika orang terdekat yang laki-laki tidak ada, maka hak perwalian urusan pribadi

biasanya ditangani pihak ibu.21Dalam permasalahan wilayah al-mal, ulama

Syafi’iyyah berpendapat bahwa yang berhak terhadap perwalian harta adalah ayah,

kakek, seseorang yang diberi wasiat oleh ayah atau kakek, qadhi atau pihak yang

berwenang dan tidak berlaku kepada selain orang tersebut kecuali ada wasiat adri

ayah atau qadhi. Ulama Syafi’iyyah ini berbeda dengan ulama lain, yaitu dengan

mengedepankan kakek terhadap seseorang yang diberi wasiat oleh ayah, karena

kakek seperti ayah dan ia lebih beser penjagaannya, oleh karena itu kakek ditetapkan

juga sebagi wali nikah manakala tidak ada ayah.22

Dalam perwalian al-nafs, menurut Abu Hanifah yang berhak menjadi wali

bagi seseorang yang cakap hukum adalah anak, ayah, kakek, saudara laki-laki,

paman, artinya perwalian tersebut berdasarkan kepada ashobah dalam masalah waris,

                                                            21 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.158.  22 Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami, h.7331., Mustafa al-Ba’i Dan Abdurrahman as-Shabuni, al-

Ahwal as-Syakhsiyyah, h.43.  

Page 38: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

28  

yaitu anak, ayah, saudara dan paman. Dan jika tidak ada salah satu dari ahli ashabah

tersebut, maka perwalian berpindah kepada ibu, kemudian dzawil arham yang lain.

Adapun dalam perwalian al-mal yang berhak, yaitu ayah, seorang yang diberi wasiat

oleh ayah, kakek, qadhi yang mewasiatkan sesorang.23

Adapun dalam madzhab Makikiyyah, hak perwalian jatuh kepada anak, ayah,

wishaya (seseorang yg diberi wasiat), saudara, kakek, paman. Adapun hal dalam

wilayah al-nafs, yaitu anak, bapak, wishaya, saudara kandung dan anaknya, saudara

seayah dan anaknya, kakek, paman dan anaknya, dan diutamakan terhadap yang

sekandung, kemudian qadhi pada zamannya. Dalam wilayah al-mal, ulama Malikiyah

berpendapat, bahwa yang berhak menerima perwalian dalam masalah harta, yaitu

ayah, seseorang yang diberi wasiat oleh ayah, qadhi atau orang yang berhak, ummat

Islam apabila tidak ditemukan qadhi. Dalam wilayah al-mal ini ulama Malikiyah

sependapat dengan Hanabilah.24

Madzhab Imamiyah, Imam Ja’far berpendapat dengan ayah dan kakek dalam

satu derajat yang sama, jika ayah dan kakek berbeda pendapat, maka yang di

dahulukan adalah kakek, karena ia lebih tua umurnya, kemudian seseorang yang

diwasiatkan oleh keduanya atau salah satunya, kemudian qadhi (hakim).25

                                                            23 Ibid., h.7328. lihat juga Mustafa al-Ba’i Dan Abdurrahman as-Shabuni, al-Ahwal as-

Syakhsiyyah, h.43.  

24 Ibid., h.1331. lihat juga Sayyid Sabiq, Fiqhu al-Sunnah, Jilid III (Daar al-Saqafah al-Islamiyah, t.t, t.th. h.283.

25 Mustafa al-Ba’i Dan Abdurrahman as-Shabuni, al-Ahwal al-Syakhsiyyah, h.43.  

Page 39: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

29  

Qanun (undang-undang) mesir, maadah (pasal) 1 menegaskan hak perwalian

terhadap harta anak dengan ayah, kakek jika tidak ada yang diberi wasiat oleh bapak

atas hartanya dan tidak boleh berbuat hukum atas harta tersebut kecuali dengan izin

pengadilan, qanun mesir ini sejalan dengan pendapat Abu Hanifah yang

mengedapankan wasiat ayah daripada kakek. Qanun Suriah menetapakan dengan

ayah, kakek ketika tidak ada bapak, selain keduanya tidak ada perwalian dalam harta

penjagaan, penggunaan maupun pengembangannya.26 Nampaknya qanun suriah ini

menengahkan pendapat Abu Hanifah dan Asyafi’i, karena pasalnya jelas hanya untuk

ayah dan kakek saja, di pasal pasal 176 qanun Suriah menyatakan bahwa boleh bagi

ayah dan kakek dalam keadaan tidak ada keduanya, ayah mewasiatkan seseorang

yang dipilih. Qanun Maghrirbi, dalam undang-undang tentang ahwal asyakhsiyyah,

maadah (pasal) 149, menyatakan bahwa yang berhak dalam perwalian yang

ditetapkan syariat adalah ayah dan qadhi disebut wali, seseorang yang ditunjuk atau

wasiat oleh ayah, seseorang yang ditunjuk qadhi yang dinamakan dengan muqaddam,

dalam pasal 149, dinyatakan bahwa ayah adalah wali bagi diri dan harta orang yang

tidak cakap hukum sampai sempurnanya anak tersebut, qanun maghribi ini diambil

dari pendapat Maliki yang tidak memberikan wilayah kepada kakek.27

Konsep perwalian dikalangan fikih empat madzhab kecuali Abu Hanifah

tampaknya ada persamaan, mereka sepakat bahwa hak perwalian hanya

                                                            26 Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami, h.7329.  27 Ibid., h.46

Page 40: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

30  

☺ ⌧

⌧ ⌧

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.(QS al Nisa 34)

Namun menurut Montgomery Watt, konsep perwalian dari garis keturunan

laki-laki merupakan tradisi Arab-Mekkah yang diadopsi ke dalam sistem legalisme

                                                            28 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.158. 

Page 41: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

31  

Islam. berdasarkan pernyataan itu, bisa saja konsep perwalian dari garis laki-laki

tersebut merupakan pelanggengan fikih Islam terhadap konsep perwalian yang

diadopsi dari budaya masyarakat Arab-Mekkah yang patriarkhis sebab dalam al-

Quran dan Hadis, konsep perwalian seperti itu tidak pernah diungkapkan secara

eksplisit.29

Adapun mengenai persyaratan wali, Uama fikih mengemukakan beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang agar ia dapat menjadi wali bagi orang

yang tidak atau belum cakap bertindak hukum. Syarat-syarat dimaksud adalah:30

1. Baligh, yaitu orang yang telah dewasa dan berakal, serta cakap bertindak

hukum.

2. Agama wali sama dengan agama dengan orang yang diampunya, karena

perwalian nonmuslim tidak sah bagi muslim.

3. Adil, dalam artian istikqamah dalam agamanya, akhlaknya baik, dan

senantiasa memelihara kepribadiannya.

4. Wali mempunyai kemampuan untuk bertindak dan memelihara, amanah,

karena perwalian itu bertujuan untuk mencapai kemaslahatan orang yang

diampunya.

5. Wali senantiasa bertindak untuk kemaslahatan orang yang diampunya.

                                                            29 Ibid. h.159 30 Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami, h.7329. lihat juga “Wilayah”, dalam Abdul Aziz Dahlan, dkk,

ed.,Ensiklopedi, h.7329. 

Page 42: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

32  

Dalam wilayah al-mal, Wahbah Zuhaili selain mensyaratkan seperti

disebutkan diatas, lebih jauh lagi mensyaratkan seseorang yang akan menjadi wali

atau pengampu bagi orang lain dalam masalah hartanya ialah harus seorang yang

kecakapan hukumnya sempurna dengan baligh, berakal, mempunyai kebebasan,

karena ketiadaan hal tersebut menyebabkan ketiadaan wewenang terhadap hartanya

sendiri, terlebih terhadap harta yang diampunya, tidak seorang yang safih, mubadzir

dan mahjur (orang yang terhalang menggunakan harta), dan juga seagama dengan

yang diampu.31

2. Orang-orang Yang Harus Mendapatkan Perwalian (Mawla ‘Alayh)

Ulama fikih menyatakan bahwa orang-orang yang harus berada di bawah

perwalian itu adalah orang-orang yang belum atau tidak cakap bertindak hukum.

Mereka itu adalah anak kecil, orang gila serta orang bodoh.

Anak kecil, sifat kecil jika dihubungkan dengan perwalian hak milik dan

larangan bertindak sendiri, sebenarnya ada dua tingkatan, pertama kecil dan belum

mumayyiz. Dalam hal ini anak itu sama sekali tidak memiliki kemampua untuk

bertindak, jadi tidak sah kalau misalnya ia membeli apa-apa, atau memberikan apa-

apa kepada orang lain, kata-katanya sama sekali tidak dapat dijadikan pegangan , jadi

segala-galanya berada di tangan wali. Kedua, kecil dan sudah mumayyiz, dalam hal

ini si kecil itu kurang kemampuannya untuk bertindak, namun sudah punya

kemampuan, oleh sebab itu kata-katanya sudah dapat dijadikan pegangan dan sudah

sah kalau ia membeli atau menjual atau memberikan apa-apa kepada orang lain.                                                             

31 Ibid., h.7333.

Page 43: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

33  

Maka dalam soal menerima pemberian orang, menerima harta yang diwasiatkan, dan

juga menerima harta wakaf, anak itu sudah sah bertindak tanpa perlu minta izin

kepada wali, tetapi dalam soal membeli, menjual atau memberikan apa-apa kepada

orang lain, masih diperlukan adanya izin wali bahkan, jika tindakannya itu

membahayakan hartanya, maka dihukumkan batal, misalnya memberikan sumbangan

yang banyak dengan segala macam bentuknya.

Anak yang mumayyiz ialah anak yang sudah mencapai usia mengerti tentang

akad, transaksi secara keseluruhan, ia mengerti maksud kata-kata yang diucapkannya,

mengerti jual beli, rugi dan untung. Biasanya usia anak itu sudah genap 7 (tujuh)

tahun, jadi jika anak tersebut belum genap tujuh tahun dihukumkan belum mumayyiz,

walaupun ia mengerti tentang istilah-istilah menjual dan membeli. Sebaliknya

terkadang anak sudah mencapai umur tujuh tahun , tetapi masih belum mengerti

tentang jual beli dan sebagainya.

Hukum anak kecil tersebut tetap berlaku hingga ia dewasa. Inilah yang

dimaksud dengan Firman Allah SWT:

⌧ ⌧

Page 44: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

34  

⌧ ⌧

Artinya: Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka Telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).(Q.S.al-Nisa : 6)

Jadi untuk mengadakan transaksi yang sempurna, haruslah ditunggu sampai

anak itu dewasa. Dan dewasa disini maksudnya cukup umur untuk berketurunan, dan

muncul tanda laki-laki dewasa pada anak. Inilah dewasa yang wajar, yang biasanya

belum ada sebelum anak putera berumur 12 (dua belas) tahun, dan anak puteri

berumur 9 (sembilan) tahun.

Kemudian anak yang sudah melewati umur seperti yang disebutkan diatas

tetapi belum tampak gejala-gejala yang menunjukkan bahwa ia sudah dewasa, maka

baik putera ataupun puteri, kedua-duanya sama, ditunggu hingga mereka berumur 15

(lima belas) tahun menurut pendapat Abu Yusuf dan Muhammad ibnu Hasan,

menurut Abu Hanifah ditunggu hingga 18 tahun untuk putera dan 17 tahun untuk

puteri. Ketentuan ini di ambil dari hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bnu Umar:

Page 45: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

35  

يبى النلع تضرع الق رمع نن ابع عافن نع رمع نب اهللا ديبن ععي نزجي ملف ةنس ةرشع عبرأ نا ابنأو دحأ موي} ملسو هيلع اهللاى لص{ 32 )متفق عليه( ينازأجف ةرشع سمخ نا ابأنو قدنالخ امع هيلع تضرعو

Artinya: “Saya dihadapkan kepada Rasulullah SAW untuk mendaftar perang Uhud, dan pada saat itu saya berumur 14 (empat belas) tahun, lalu beliau tidak memperbolehkan saya ikut, kemudian saya dihadapkan kepada beliau untuk ikut perang Khandaq, sedang saya waktu itu berumur 15 (lima belas) tahun, maka beliau membolehkan saya ikut berperang” (Hadis Muttafaq alayh)

Peristiwa Abdullah ibnu Umar ini merupakan alasan bahwa lima belas tahun

adalah ukuran umur untuk dewasa, dan ukuran ini sama bagi laki-laki dan wanita,

laki-laki dianggap cukup kuat untuk berperang. Abu Hanifah mengambil alasan dari

Firman Allah SWT :

⌧ ⌧

Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil,                                                             

32Futuh al-Humaydi, al-Jam’u Bayna al-Shahihayn al-Bukhari Wa Muslim, Jilid II (Beirut: Dar Ibnu Hibban, 2002) h.158 lihat juga Ashanani, Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram Min Jam’i Adillah al-Ahkam, Juz III (Mesir: Daar Fikr, 1991), h.228.

Page 46: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

36  

Beliau mengatakan, bahwa kata أشده yang diterjemahkan dewasa, itu

maksudnya dewasa dan matang, yaitu pada umur 18 tahun. hanya saja dikurangi satu

tahun untuk anak puteri, karena biasanya puteri lebih cepat dewasa, usia dewasanya

lebih rendah dari putera.

Sedang dewasa dengan istilah رشد , maksudnya sanggup bertindak dengan

baik dalam mengurus harta dan menafkahkan harta tersebut sesuai dengan pikiran

yang waras, tindakan yang bijaksana, dan peraturan agama. Dan hal ini berbeda-beda

menurut keadaan anak dan perkembangan masa. Apa yang ditetapkan fikih hanyalah

standard yang relatif dan pelaksanaannya diserahkan kepada kebijaksanaan hakim di

suatu daerah seperti Mesir menetapkan batas usia anak dianggap dewasa untuk

mengurus harta bendanya adalah 21 tahun, jika belum mencapai itu, anak dianggap

belum mampu.33

Kalau misalnya gejala-gejala kedewasaan jasmaniyah sudah nampak, tetapi

gejala kedewasaan pikiran belum, maka anak tersebut berada dalam pengawasan

walinya, walaupun usianya sudah lanjut.34

Orang gila atau dungu, apabila seseorang mulanya tidak gila atau dungu

kemudian ia gila atau dungu, maka yang berhak menjadi walinya , menurut ulama

                                                            33 Zakariya Ahmad al-Bary, Hukum Anak-Anak Dalam Islam. Penerjemah Chadijah Nasution

(Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h.117. 34 Ibid., h.117.

Page 47: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

37  

Mazhab Hanafi dan Syafi’i adalah walinya sebelum ia baligh, yaitu ayah, kakek atau

washi mereka. Akan tetapi ulama Mazhab Maliki dan Mazhab Hanbali mengatakan

bahwa wali yang telah baligh, cerdas, lalu tiba-tiba menjadi gila atau dungu adalah

hakim, tidak kembali kepada ayah, kakek atau washi karena hak perwalian mereka

telah gugur setelah baligh, berakal dan cerdasnya anak itu.

Adapun orang bodoh (al-Safih) yang dalam bahsa arab berarti tidak berilmu,

bodoh, atau berakhlak buruk, ringan dan bergerak. Yaitu suatu kondisi dmana

seseorang kemampuan berfikirnya rendah atau lemah, membawa seseorang

melakukan hal-hala yang tidak sesuai dengan akal dan syara.35Dalam kata lain safih

adalah orang yang tidak cakap mengelola harta dan membelanjakannya secara baik.36

Para ulama madzhab, kecuali Abu Hanifah, sepakat bahwa orang safih harus

dicegah dari membelanjakan hartanya. Keadaannya adalah seperti anak kecil dan

orang gila, kecuali bila memang dalam membelanjakan hartanya itu dia memperoleh

izin dari walinya. Akan tetapi ia memiliki kebebasan mutlak dalam bertindak yang

sedikit atau banyak, tidak berhubungan dengan masalah harta. Orang safih tidak akan

lepas dari penahanan haknya itu hingga ia menjadi dewasa dan mengerti. Ini

berdasarkan Firman Allah SWT :

                                                            35 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.160.  36 Jawad Mughniyyah, Fikih Lima Madzhab, Penerjemah Masykur, dkk (Jakarta: Lentera

Baristama, 2000), h.688.

Page 48: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

38  

⌧ ⌧ ⌧

⌧ ⌧ Artinya:

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka Telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).(QS al Nisa 5-6)

Pendapat tersebut diatas dikemukakan oleh Syafi’i, Maliki, Hambali, Abu

Yusuf, Muhammad dan Imamiyah.37

                                                            37 Ibid., h.688-689. Lihat juga Sayyid Sabiq, Fikih al Sunnah, h.278

Page 49: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

39  

Sementara itu Abu Hanifah mengatakan bahwa kedewasaan bukanlah

merupakan persyaratan bagi penyerahan harta kepada pemiliknya, dan tidak pula bagi

sahnya tindakan-tindakan hukum yang berkaitan dengan harta benda. Kalau

seseorang mencapai usia baligh dan dia mengerti lalu mengalami ke-safih-an, maka

tindakan-tindakannya dinyatakan sah dan tidak dibenarkan menghalang-halanginya,

bahkan seandainya usianya belum menginjak dua puluh lima tahun. Demikian pula

halnya bila seseorang mencapai usia baligh tetapi dia belum mengerti (safih), dimana

kesafihannya itu merupakan kelanjutan dari masa kecilnya dalam keadaan seperti ini,

ketika dia berumur dua puluh lima tahun, dia tidak boleh lagi.38Dan sebagai bukti

bahwa orang yang dungu itu tidak ditahan hartanya, bahwa ia juga dituntut untuk

mengerjakan perintah-perintah agama, sebagai seorang mukallaf, termasuk misalnya

menyempurnakan janji, yang disebutkan dalam al-Quran.39

3. Ruang Lingkup Dan Batasan Perwalian (Mawla Bih)

Seperti penulis jelaskan bahwa pembagian wilayah menurut mawla alayh atau

objek yang menjadi hal perwalian adalah terbagi menjadi wilayah al-nafs dan wilayah

al-mal, serta wilayah al-nafs dan al-mal secara bersamaan. Menurut Zakariya Ahmad

al-Bary, paling tidak anak sete;ah dilahirkan berlaku terhadapnya 3 (tiga) macam

                                                            38 Ibid., h.689.  39 Zakariya Ahmad al-Bary, Hukum Anak-Anak Dalam Islam. Penerjemah Chadijah Nasution

(Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h.118.  

Page 50: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

40  

perwalian yaitu, perwalian terhadap urusan mengasuh dan menyusukannya, perwalian

terhadap dirinya perwalian terhadap hak miliknya.40

Dalam masalah perwalian al-nafs termasuk segala urusan yang berhubungan

dengan usaha memelihara anak, menjaga anak dan merawatnya. Jadi wali

menggabungkan anak itu ke dalam keluarganya setelah masa mengasuh, yang

dilaksanakan oleh kaum wanita, keluarga anak itu. Anak tidak boleh tinggal

sendirian, atau tinggal bersama orang yang bukan walinya, kecuali jikaia sudah

dewasa, sudah dapat memelihara kesejahteraan dirinya sendiri, kalau anak itu laki-

laki dan pada usia yang diperkirakan ia sudah dapat menjaga keselamatan dirinya,

dan ia sudah memiliki kecakapan untuk mencari nafkah juga kebijaksanaan dan

kemampuan untuk menjaga kehormatan dirinya.41

Maka dalam tugas perwalian ini termasuk urusan mendidik anak,

mencerdaskan pikirannya dan mengarahkan bakatnya untuk mempelajari

keterampilan, atau melanjutkan sekolahnya ke sekolah-sekolah kejuruan, atau ke

fakultas yang sesuai bakatnya. Pengawasan terhadap diri anak itu juga mencakup hak

untuk menikahkan anak kecil, putera putri, atau menghalanginya.

                                                            40 Ibid., h.106. 41 Ibid., h.107.

Page 51: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

41  

Adapun dalam perwalian harta atau hak milik anak, mencakup transaksi dan

akad yang berhubungan dengan hak milik anak yang diwalini, diantaranya menjual,

membeli, mempersewakan, meminjamkan dan sebagainya.42

Kekuasaan wali terhadap harta dan diri anak yaitu disesuaikan dengan

kebutuhan pada setiap waktu dankeadaan yang berbeda-beda, dan hal tersebut

dilandaskan kepada kasih sayang dan kemaslahatan anak. Oleh sebab itu batas-batas

kekuasaan mereka adalah disesuaikan dengan keadaan.43

Ruang lingkup perwalian, dilihat dari segi tingkatan kewenangannya, ulama

fikih membaginya kepada 4 (empat) bentuk.44

1. Wewenang wali yang bersifat kuat dan kokoh dalam urusan pribadi,

(syakhsiyyah, personal affair), seperti wali dapat memaksa orang yang

dibawah ampuannya untuk kawin, mengajar, atau melakukan pengobatan

berat seperti operasi. Wewenang seperti ini hanya ada pada wali yang

bertalian keturunan erat dengan orang yang berstatus ahliyyah al-wujub

seperti ayah atau kakek.

2. Wewenang wali yang bersifat lemah terhadap urusan pribadi seseorang yang

ada dibawah pengampuannya, yaitu hanya mengawasi dan mendidiknya.

Dalam status seperti ini seorang wali tidak dapat melakukan tindakan

spekulatif yang banyak mengandung resiko terhadap orang yang dibawah

                                                            42 Ibid., h.113. 43 Ibid., h.123.  44 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.168. 

Page 52: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

42  

pengampuannya. Wali seperti ini adalah kerabat dekat orang yang berada di

bawah pengampuan tersebut, tetapi bukan ayah, kakek, saudara laki-laki, dan

paman.

3. Wewenang wali yang lemah dalam masalah pribadi dan bersifat kuat dalam

masalah harta kekayaan orang yang dibawah pengampuannya asal dengan

tujuan untuk keuntungan pemilik harta itu, bukan untuk si pengampu (wali).

Wali seperti ini adalah orang-orang yang diberi wasiat oleh ayah, kakek,

saudara laki-laki, atau paman.

4. Wewenang wali bersifat lemah terhadap pribadi dan harta. Orang yang berada

dalam pengampuannya tetapi kuat dalam masalah pribadi, yaitu sekedar

memlihara hartanya tanpa boleh dibolehkan memperdagangkannya, serta

membelanjakan harta tersebut sekedar biaya yang diperlukan orang yang

diampunya. Wali seperti ini adalah para kerabat jauh dari orang-orang yang

berada di bawah ampuan itu.

Apabila keluarga terdekat tidak ada lagi yang dapat dijadikan wali, atau ayah

yang belum cakap hukum tidak meninggalkan wasiat untuk menunjuk siapa yang

bertindak sebagai penggantinya, maka hak perwaliannya berpindah tangan kepada

penguasa atau hakim. Perpindahan hak perwalian dalam kasus seperti ini didasarkan

pada hadis Rasulullah SAW:

نب انميلس نع جيرج نن ابع ةنييع نب انيفا سنثدح رمي عبأ نا ابنثدح ى اهللالص اهللا لوسر نأ: ةشائع نع ةورع ني عرهالز نى عسوم

Page 53: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

43  

Artinya: Dari Aisyah RA berkata: Rasululah SAW bersabda: Wanita mana

saja yang dinikahi tanpa izin dari walinya, maka nikahnya itu batal, dan jika lelaki

telah mempergaulinya, maka ia wajib membayar mahar untuk kehormatan yang telah

dihalalkan darinya, maka apabila mereka bersengketa, Penguasa atau hakim dapat

menjadi wali bagi orang-orang yang tidak mempunyai wali (HR.Imam empat kecuali

Nasai dan dianggap sahih oleh Abu Awanah, Ibnu Hibban dan al-Hakim).

Akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa kekuasaan penguasa atau hakim

sebagai wali bagi orang yang belum cakap hukum merupakan kekuasaan yang

bersifat umum yang sifatnya tidak begitu kuat. Dalam kaitan ini ulama mengatakan

bahwa perwalian yang bersifat khusus (seperti ayah, paman, kakek, atau orang yang

diberi wasiat oleh ayahnya jika menunggal dunia) lebih kuat daripada perwalian

umum (penguasa atau hakim).46

D. Penetapan Orang Tua Sebagai Wali Bagi Anak

Pada dasarnya ayah adalah penjaga bagi anaknya yang belum cakap hukum,

hal ini dapat terjadi apabila dalam keadaan seorang ayah yang dapat dipercaya dan                                                             

45 Sunan Abi Daud hadis no 1880 Jilid 1 h.605, Sunan al-Bayhaqi al-Kubra, hadis no 13377, jilid VII h.105, Sunan al-Tirmidzi hadis no 1102, Jilid III h.407, Musnad Asyafi’i Hadis no 1074 Jilid I h.220, Musnad Ahmad hadis no 24372 Juz 40 h.435, Fath al-Bary Syarh Shohih Bukhary hadis no 1102 Jilid III h.407, lihat juga Ashan’ani, Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram Min Jam’i Adillah al-Ahkam, Juz III (Mesir: Daar Fikr, 1991), h.228

46 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.169.  

Page 54: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

44  

baik dalam perbuatan hukum dalam menjaga anak dan segala yang berkaitan dengan

muamalah-nya. Adapun mengenai seorang ayah yang dikenal dengan keadilannya

dan baik akhlaknya, namun terkadang hal tersebut tidak diketahui secara nampak,

maka ayah tersebut dianggap sebagai seorang yang adil dan hak perwalian baginya

adalah tetap atas harta anaknya. Para ulama membagi hak dan kewajiban ayah

terhadap perwalian harta anak yang belum cukup umur sebagi berikut:47

a. Menjaga harta anaknya yang belum cakap hukum

b. Mengembangkan dan berbuat hukum darinya, seperti jual beli

c. Tidak dibolehkan tabarru atau mengambil kontribusi untuk dirinya

dari harta yang diampu.

d. Memanfaatkan harta tersebut serta mengembalikannya atas apa yang

telah dijadikan nafkah bagi mereka secara khusus.

e. Menggadai atau menahan harta tersebut.

Orang tua secara langsung mendapatkan hak dan berkewajiban sebagai wali,

apabila mereka mampu dan cakap hukum. Adapun permohonan penetapan orang tua

sebagai wali bagi anak-anak mereka, Atharablusi menjelaskan dengan membagi

perkara pengadilan kepada sesuatu yang harus dengan hukum hakim dan sesuatu

yang tidak termasuk ke dalam hukum hakim. Sesuatu yang membutuhkan kepada

hukum hakim seperti seorang yang muflis dari hutang yang mana hijr terhadap

dirinya membutuhkan ketetapan hakim. Adapun perkara yang telah jelas dari syariat,                                                             

47 Mustafa al-Ba’i Dan Abdurrahman as-Shabuni, al-Ahwal as-Syakhsiyyah, h.60. 

Page 55: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

45  

seperti keharaman mahram dalam nikah yang disepakati, permasalahan ibadah,

thaharah adalah tidak diperlukan adanya penetapan hakim.48orang tua yang cakap

hukum sebagai wali bagi anaknya adalah permasalahan yang telah jelas dari syariat

dan telah disepakati oleh ulama seperti penulis terangkan pada bab orang yang berhak

menjadi wali, bahwa beberapa ulama sepakat akan orang tua, terutama pihak laki-laki

secara otomatis adalah wali terhadap anaknya yang belum dewasa.

Disamping itu, apabila penetapannya dalam ranah kepentingan yang lain,

seperti izin membelanjakan harta anak, atau seorang orang tua yang diri atau harta

anaknya dalam kekuasaan orang lain, dan ia meminta penetapan bahwa anak dan

harta tersebut dibawah perwaliannya, maka hal tersebut termasuk perkara yang

membutuhkan penetapan perwalian, dalam hal ini, menurut Atharablusi termasuk

permohonan atau perkara yang mengandung hukum dan tujuan yang jelas, yang mana

hal tersebut adalah salah satu syarat adanya permohonan.49 Dari aspek subjek

hukumnya, permohonan tersebut termasuk permohonan untuk orang yang dalam hijr

atau perwaliannya.50hal tersebut juga termasuk perkara yang mengandung hukum

dengan tujuan yang jelas.

E. Berakhirnya Perwalian

                                                            48Ala’uddin abu al-Hasan Ali bin Khalil Atharablusi, Muayyanul Hukkam Fi Ma Yataraddadu

Bayna al-Khasmayni Min al-Ahkam , Jilid I(Beirut: Dar Kutub Ilmiyah, 1995). h. 109-109. 49 Ibid., h. 148-149  50 Ibid., h.240.

Page 56: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

46  

Wewenang perwalian akan, baik yang menyangkut masalah pribadi maupun

masalah harta yang diampu, akan berakhir apabila penyebab seseorang ditetapkan di

bawah pengampuan walinya hilang.51

Berakhirnya perwalian terhadap diri seseorang menurut ulama Hanafiyah

dengan sampai umurnya 15 (lima belas) tahun atau dengan nampaknya tanda-tanda

balighnya secara alami serta orang tersebut cerdas dan dapat dipercaya terhadap

dirinya, jika tidak, maka ia tetap dalam penguasaan seorang pengampu. Adapun

untuk anak kecil perempuan, maka hak wilayahnya akan berakhir apabila ia nikah,

dan apabila ia nikah, maka hak tanggungannya menjadi kepada suami dan jika ia

tidak menikah, maka wilayahnya akan berakhir pada umur yang dapat dipercaya, dan

ia boleh tinggal sendirian atau tetap bersama orang tuanya. Ulama Hanafyah tidak

menetapkan batasan umur dalam hal ini.52

Adapun Ulama Malikiyah berpendapat berakhirnya perwalian seseorang

terhadap dirinya dengan hilang sebabnya. Adapun sebabnya yaitu belum dewasa

(masih kecil) dan yang semakna dengan itu, yaitu gila dan sakit. Adapu untuk wanita,

maka berakhirnya dengan pernikahannya.53

                                                            51 Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak, h.170.  52 Zuhaili, al-Fiqhu al-Islamy, h.7330.  53 Ibid., h.7331

Page 57: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

47  

Pengadilan mesir dan suriah membolehkan seorang wanita berdiri sndiri pada

umur rusyd (21 tahun di mesir, dan 18 tahun di suriah) untuk tinggal sendirian jika

telah dipercaya dan tidak menimbulkan fitnah.54

F. Hikmah Dan Tujuan Perwalian Anak

Allah SWT sebagai penetap syariat bagi umat manusia memberikan suatu

hukum bagi seorang yang tidak cakap hukum, seperti gila atau lemah akalnya dengan

menahan hartanya atau hijr, sehingga hartanya terjaga dari tangan yang membawa

kepada negatif, tipu daya, kebatilan dan curang, serta untuk menjaga dari perbuatan

hukum yang jelek dari dirinya.55

Mengenai hal tersebut diatas, Allah SWT memberikan amanah kepada

seseorang sebagai wakil dalam menjalankan tugas untuk menjaga, mengelola dan

sebagainya yang membawa kepada kemaslahatan bagi seorang yang diampu, hal ini

sejalan dengan diantara tujuan hukum syariat, yaitu hifz al-nafs (menjaga diri) serta

hifz al-mal (menjaga harta) yang mana kedua hal tersebut merupakan hal yang pokok

dalam kehidupan seseorang untuk menjaga dari memakan harta orang lain dengan

tidak benar, melarang orang bodoh dan pelupa bermuamalah, menolak bahaya dan

mengharamkan riba.56

Selain hal diatas, menurut penulis perwalian juga sebagai ukhuwah islamiyah

(persaudaraan muslim) bagi seseorang tidak memiliki kedua orang tua atau kerabat                                                             

54 Ibid., h.7331 55 Ali al-Jurjani, Hikmah al-Tasyri Wa Falsafatihi, Jilid II (Mesir: Daar al-Fikr), h.170. 56 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fikih, Penerjemah Ma’ruf Asrori (Jakarta: Pustaka

Amani, 2003), h.296.

Page 58: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

48  

dekat, memupuk rasa kasih sayang terhadap seseorang yang membutuhkan, terlebih

terhadap ayat yatim sesuai dengan hadis keutamaan memelihara dan menjaganya.

Page 59: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

BAB III

PERWALIAN ANAK DALAM PANDANGAN HUKUM POSITIF DI

INDONESIA

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perwalian

Dalam perundang-undangan di Indonesia pengertian perwalian terdapat dalam

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 1 poin (h), yang menjelaskan bahwa perwalian

adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang tidak

mempunyai kedua orang tua yang masih hidup, tidak cakap melakukan perbuatan

hukum.1Nampaknya perwalian yang dimaksud peraturan ini adalah perwalian secara

khusus, yaitu apabila seorang anak tidak mempunyai kedua orang tua, atau

mempunyai kedua orang tua yang tidak cakap bertindak hukum. Dalam Undang-

undang Perlindungan Anak, Pasal 1 poin lima (5), wali adalah orang atau badan yang

dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak.2

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata ada juga disebutkan pengertian dari

Perwalian itu, yaitu pada pasal 330 ayat (3) menyatakan perwalian dengan:

“Mereka yang belum dewasa dan tidak berada dibawah kekuasaan orang tua, berada dibawah perwalian atas dasar dan cara sebagaimana teratur dalam bagian ketiga,keempat, kelima dan keenam bab ini”.

                                                            1 Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.2 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 Poin (5)

48  

Page 60: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

49  

Perwalian diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata bab XV

tentang kebelum dewasaan dan perwalian pasal 330-432, Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan pasal 50-54, Kompilasi Hukum Islam pasal 1 poin

(h), pasal 107-112, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Perlindungan

Anak, pasal 30-36.

Pembagian perwalian nampaknya dibedakan menjadi dua bagian, pertama

wali nikah secara khusus dan kedua perwalian terhadap anak, baik terhadap dirinya

maupun hartanya.3

B. . Hak dan Tanggung Jawab Perwalian Anak

Kompilasi Hukum Islam pasal 98, poin (3), menerangkan bahwa

pemeliharaan anak yang mana kedua orang tuanya tidak mampu, pengadilan dapat

menunjuk salah seorang dari kerabat terdekat yang mampu menunaikan kewajiban

tersebut, namun di pasal yang lain, yaitu pasal 108 menerangkan bahwa orang tua

dapat mewasiatkan kepada seseorang atau badan hukum untuk melakukan perwalian

atas diri dan kekayaan anak atau anak-anaknya sesudah ia meninggal dunia. Namun

hal tersebut tampaknya untuk perwalian masalah diri dan harta, adapun untuk wali

nikah, berdasarkan pada pasal 21, yaitu kelompok kerabat laki-laki garis lurus ke atas

(ayah, kakek dari pihak ayah dan seterusnya), kelompok kerabat saudara laki-laki

kandung atau saudara laki-laki seayah dan keturunan laki-laki mereka, kelompok

kerabat paman, kelompok saudara laki-laki kandung kakek, saudara laki-laki seayah

                                                            3 Kompilasi Hukum Islam, pasal 19 dan 107

Page 61: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

50  

dan keturunan laki-laki mereka.4 Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 1 tahun

1974 tentang Perkawinan, pada pasal 51 ayat (1) dinyatakan bahwa wali dapat

ditunjuk oleh salah satu orang tua yang menjalankan kekusaan orang tua sebelum ia

meninggal dengan surat wasiat atau dengan lisan di hadapan 2 (dua) orang saksi. Dan

pada pasal yang sama ayat (2) dinyatakan, bahwa wali sedapat-dapatnya diambil dari

keluarga anak tersebut atau orang lain yang sudah dewasa berpikiran sehat, adil, jujur,

dan berkelakuan baik.5

Peraturan di Indonesia ini mengatur, bahwa yang berhak menjadi wali adalah

kedua belah pihak orang tua, kemudian seseorang yang ditunjuk atau diwasiatkan

oleh orang tua, kerabat dekat kemudian seseorang atau badan hukum yang ditunjuk

pengadilan.6

Adapun persyaratan seorang wali dalam masalah diri secara umum serta masalah

harta adalah, dewasa, berpikiran sehat, adil, jujur, dan berkelakuan baik.7Peraturan

tersebut tidak mensyaratkan seorang wali harus seagama dengan orang yang

diampunya, hanya saja dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, pasal 51 ayat 3, mengharuskan seorang wali untuk menghormati agama

dan kepercayaan seorang anak yang diampunya. Namun dalam perwalian nikah

                                                            4  Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: Nuansa Aulia,2009) 5 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, (Bandung: Nuansa Aulia,2009) 6 Ibid. h.32 7 Islam pasal Kompilasi Hukum Pasal 107 (4),Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan, Pasal 51 (2), (Bandung: Nuansa Aulia,2009)

Page 62: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

51  

secara khusus, berdasarkan pada pasal 20 Kompilasi Hukum Islam, bahwa seorang

wali nikah harus memenuhi syarat seorang laki-laki, muslim, aqil dan baligh.8

C. Orang Yang Berhak Mendapat Perwalian

Mengenai seseorang yang harus mendapat perwalian adalah terbagi menjadi

dua, perwalian nikah serta perwalian diri secara umum dan harta. Dalam perwalian

nikah (diri secara khusus), berdasar pada pasal 19 Kompilasi Hukum Islam, yaitu

sebagian rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak

menikahinya. Adapun perwalian terhadap masalah diri secara umum dan dalam

masalah harta yaitu terhadap anak yang belum mencapai umur 21 tahun dan atau

belum pernah melangsungkan perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam, dan

anak yang belum mencapai 18 tahun atau belum pernah melangsungkan pernikahan,

yang tidak dibawah kekuasaan orang tua menurut Undang-undang Nomor 1 tahun

1974 tentang Perkawinan, pasal 50 ayat (1).9

D. Ruang Lingkup Dan Batasan Perwalian.

Objek perwalian meliputi perwalian nikah, perwalian terhadap diri dan harta

terhadap anak yang belum cakap umur.

Dalam perwalian terhadap diri dan harta terhadap anak yang belum atau tidak

cakap hukum yaitu seorang wali berkewajiban utuk mengurus diri dan harta,

memberikan bimbingan agama, pendidikan dan keterampilan lainnya untu masa

                                                            8 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 20. (Bandung: Nuansa Aulia,2009) h.7 9 Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

(Bandung: Nuansa Aulia,2009) h.7, 95

Page 63: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

52  

depannya, dilarang mengikatkan, membebani dan mengasingkan harta orang yang

ada di bawah perwaliannya kecuali perbuatan tersebut menguntungkan bagi orang

yang berada dibawah perwaliannya, mengganti harta tersebut akibat kesalahan atau

kelalaiannya serta wali dapat menggunakan harta tersebut sepanjang diperlukan

untuk kepentingannya menurut kepatutan atau bil ma’ruf kalau wali fakir.10

E. Penetapan Orang Tua Sebagai Wali Terahadap Anak

Peraturan di Indonesia menetapakan bahwa pada dasarnya orang tua adalah

yang berhak dan secara otomatis menjadi wali bagi anaknya, orang tua mewakili anak

mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan luar pengadilan, orang tua

berkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknya yang belum dewasa atau

dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan memindahkan atau menggadaikannya

kecuali karena keperluan yang mendesak jika kepentingan dan keselamatan anak itu

menghendaki atau suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan lagi, serta orang tua

bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan kelalaian

dari kewajiban tersebut.

Perwalian itu ada, begitu juga dengan penetapannya berdasarkan pada Pasal

50 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yaitu apabila:

1. Anak laki-laki dan perempuan yang belum berusia 18 tahun.

2. Anak-anak yang belum kawin.

3. Anak tersebut tidak berada dibawah kekuasaan orang tua.

                                                            10 Kompilasi Hukum Islam, pasal 110. (Bandung: Nuansa Aulia,2009) h.34

Page 64: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

53  

4. Anak tersebut tidak berada dibawah kekuasaan wali.

5. Perwalian menyangkut pemeliharaan anak tersebut dan harta bendanya.

Menurut Undang-undang Nomor.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 51,

perwalian terjadi karena :

1. Wali dapat ditunjuk oleh salah seorang orang tua yang menjalankan

kekuasaan orang tua sebelum ia meninggal dengan surat wasiat atau dengan

lisan dengan dua orang saksi.

2. Wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut atau orang lain

yang sudah dewasa, berpikiran sehat, adil, jujur dan berkelakuan baik.

Dengan demikian, bahwa penetapan seseorang untuk menjadi wali untuk

seorang anak yang belum atau tidak cakap hukum, salah satu syaratnya adalah anak

tersebut tidak dibawah kekuasaan orang tua, maka penetapan orang tua untuk menjadi

wali bagi anaknya adalah bertentangan dengan konsep perwalian yang ada dalam

perundang-undangan di Indonesia. Disamping itu subjek wali yang dimaksud

undang-undang dalam perwalian, yaitu kepada selain orang tua, baik itu kerabat,

orang lain maupun lembaga.

F. Berakhirnya Perwalian

Berakhirnya perwalian dapat ditinjau dari dua keadaan,yaitu :

Page 65: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

54  

1. Dalam hubungan dengan keadaan anak, dalam hal ini perwalian berakhir karena :

a. Anak telah menjadi dewasa (meerderjarig), 18 tahun menurut KUHPerdata

dan 21 tahun menurut Kompilasi Hukum Islam.

b. Anak melangsungkan perkawinan.

c. Matinya si anak.

d. Timbulnya kembali kekuasaan orang tuanya.

e. Pengesahan seorang anak di luar kawin yang diakui.

2. Dalam hubungan dan tugas wali, dalam hal ini perwalian dapat berakhir karena :

a. Ada pemecatan atau pembebasan atas diri si wali.

b. Ada alasan pembebasan dan pemecatan dari perwalian (pasal 380 KUHP

Perdata).

Syarat utama untuk pemecatan adalah .karena lebih mementingkan

kepentingan anak minderjarig itu sendiri.

Alasan lain yang dapat memintakan pemecatan atas wali didalam pasal 382

Kitab Undang-undang Hukum Perdata, menyatakan :

a. Jika wali berkelakuan buruk.

b. Jika dalam melaksanakan tugasnya wali tidak cakap atau menyalahgunakan

kecakapannya.

Page 66: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

55  

                                                           

c. Jika wali dalam keadaan pailit.

d. Jika wali untuk dirinya sendiri atau keluarganya melakukan perlawanan

terhadap si anak tersebut.

e. Jika wali dijatuhi hukuman pidana yang telah berkekuatan hukum tetap.

f. Jika wali alpa memberitahukan terjadinya perwalian kepada Balai Hart

Peninggalan (pasal 368 KUHPerdata).

g. Jika wali tidak memberikan pertanggung jawaban kepada Balai Harta

Peninggalan (pasal 372 KUHPerdata).

Dalam Kompilasi Hukum Islam, wali dapat dimintakan pemecatan oleh

permohonan kerabatnya bila wali tersebut pemabuk, penjudi, pemboros, gila dan atau

melalaikan atau menyalahgunakan hak dan wewenangnya sebagai wali demi

kepentingan orang yang berada di bawah perwaliannya.

Kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang anak atau lebih

untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga anak dalam

garis lurus ke atas dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang

berwenang, dengan keputusan pengadilan dalam hal-hal ia sangat melalaikan

kewajibannya terhadap anaknya, berkelakuan buruk, tetapi meskipun orang tua

dicabut kekuasannya mereka masih tetap berkewajiban untuk memberi biaya

pemeliharaan kepada anak tersebut.11

 11 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, pasal 49. (Bandung: Nuansa

Aulia,2009) h.94

Page 67: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

  

BAB IV

PERKARA PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI

TERHADAP ANAK KANDUNG

A. Perkara Putusan Pengadilan Agama Depok No 22/pdt.P/2010/PA.Dpk

1. Duduk Perkara

Pemohon telah mengajukan permohonan pada tanggal 03 Maret 2010 terdapat

di kepaniteraan Pengadilan Agama Depok No.22/Pdt.P/2010. PA.Dpk. telah

mengajukan hal-hal dengan perubahan serta tambahan olehnya sendiri di muka

sidang.

Pemohon I dengan Pemohon II telah menikah pada tanggal 04 Maret 1990

yang dicatat di Kantor Urusan Agama. Setelah pernikahan tersebut Pemohon I dan

Pemohon II bertempat tinggal di rumah tempat kediaman rumah bersama Pemohon I

dan Pemohon II dan telah dikaruniai 2 orang anak, dua orang anak laki-laki, masing-

masing 17 dan 10 tahun.

Bahwa terdapat kepemilikan atas sebidang tanah seluas 279 M2 yang terletak

di kota Depok, Provinsi Jawa Barat berdasarkan Sertifikat Hak Milik, tercatat atas

nama Pemohon II dan kedua anak Pemohon I dan Pemohon II

Pemohon I dan Pemohon II bermaksud akan mengajukan permohonan kredit

ke Bank demi keperluan rumah tangga Pemohon I dan Pemohon II. Namun terdapat

56  

Page 68: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

57  

permasalahan atau kendala karena kedua anak Pemohon I dan Pemohon II masih

dibawah umur.

Selama dalam pemeliharaan atau pengasuhan pemohon I dan Pemohon II,

anak tersebut hidup sejahtera lahir dan batin dan tidak ada pihak lain, baik para

keluarga dari kedua belah pihak serta pihak ketiga yang mengganggu gugat

pemeliharaan dan pengasuhan anak tersebut.

Berdasarkan pada alasan dan dalil di atas, Pemohon I dan Pemohon II

memohon agar ketua Pengadilan Agama Depok segera memeriksa dan mengadili

perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang amarnya adalah mengabulkan

permohonan Pemohon I dan Pemohon II, menetapkan Pemohon I dan Pemohon II

adalah Wali dari kedua anaknya, mengizinkan para pemohon untuk mengagunkan

sebidang tanah seluas 279 M2 yang terdapat di Kota Depok berdasarkan Sertifikat

Hak Milik, tercatat atas nama Pemohon II dan kedua anak Pemohon I dan Pemohon

II, membebankan seluruh biaya menurut hukum atau menjatuhkan penetapan lain

yang seadil-adilnya.

2. Pemeriksaan Dalam Persidangan

Pada hari persidangan, Pemohon telah hadir dan menghadap sendiri di muka

Pengadilan, serta untuk meneguhkan dalil-dalilnya, para Pemohon di muka sidang

telah mengajukan bukti surat-surat, diantaranya fotokopi KTP kedua Pemohon dan

bermaterai cukup, fotokopi dari Buku Kutipan Akta Kelahiran atas nama kedua anak

Page 69: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

58  

Pemohon, fotokopi dari Kartu Keluarga Pemohon, fotokopi dari Sertifikat (Tanda

Bukti Hak) atas nama Pemohon II dan kedua anak Pemohon I dan Pemohon II yang

dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, bermaterai cukup.

Selain bukti surat-surat di atas, Pemohon juga telah mengajukan bukti saksi-

saksi, yaitu dua orang saksi, pertama adalah keponakan Pemohon I dan dalam

kesaksiaannya saksi mengakui pernikahan para Pemohon, Pemohon dikaruniai 2

orang anak, para Pemohon hidup rukun, dan mengetahui bahwa para Pemohon

mengajukan perwalian anak ini tujuannya adalah untuk memenuhi persyaratn agunan

ke Bank, dengan agunannya berupa tanah yang mana tanah tersebut atas nama

Pemohon II dan anak-anaknya, bahwa kehendak para Pemohon mangagunkan tanah

tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan bagi anak-anaknya,

saksi tahu posisi tanah tersebut berada di wilayah Kota Depok dan saksi tidak tahu

mengenai asal-usul tanah tersebut. Adapun saksi kedua adalah teman dari Pemohon I

dan dalam kesaksiaanya saksi mengenal Pemohon I sejak 1 tahun 6 bulan yang lalu,

bahwa saksi tahu para Pemohon adalah suami istri yang sah dan telah dikaruniai 2

orang anak , masing masing 17 dan 10 tahun, bahwa saksi tahu para Pemohon hidup

berumah tangga dan himgga kini masih rukun, bahwa setahu saksi para Pemohon

mengajukan perwalian anak ini tujuannya adalah untuk memenuhi persyaratan

agunan ke Bank dengan agunannya berupa tanah yang mana tanah tersebut atas nama

Pemohon II dan anak-anaknya, bahwa saksi tahu posisi tanah tersebut berada di

daerah Depok, dan saksi tidak tahu mengenai asal-usuk tanah tersebut.

Page 70: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

59  

Para Pemohon membenarkan seluruh keterangan saksi-saksi tersebut di atas,

dan para Pemohon menyampaikan kesimpulan di muka sidang, telah merasa cukup

dangan bukti-bukti yang disampaikan dan mohon penetapan pengadilan.

Majlis hakim menimbang bahwa pemeriksaan perkara ini dipandang cukup

dan dapat diputuskan serta mengenai lengkapnya pemeriksaan di muka sidang,

semuanya telah dicatat dalam Berita Acara Persidangan Perkara yang tidak

terpisahkan dari putusan ini.

3. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Majelis hakim menimbang, bahwa maksud dan tujuan para pemohon adalah

sebagaimana terurai di atas dan untuk menegukan dalil-dalinya para pemohon di

muka sidang telah mengajukan bukti-bukti sebagaimana terurai diatas serta

menimbang bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh para Pemohon di muka sidang

telah memberikan keterangan di bawah sumpah, kesemuanya mendukung dalil-dalil

Pemohon yang disimpulakan majelis terbukti sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon I telah menikah dengan Pemohon II (bukti P.2), dan dari

hasil perkawinannya itu telah dikaruiai 2 (dua) orang anak (bukti P3.a, P.3b

dan P.4)

2. Bahwa anak-anak para Pemohon si fulan, laki-laki sekarang berumur 17 tahun

dan fulan, laki-laki, sekarang berumur 10 tahun (bukti P.3.a dan P.3.b).

Page 71: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

60  

3. Bahwa Pemohon II dan anak-anak Pemohon mempunyai sebidang tanah

seluas 279 M2 terletak di daerah Depok (bukti P.5)

4. Bahwa para Pemohon berkehendak mengajukan kredit ke Bank demi

keperluan rumah tangga para Pemohon yang juga demi kepentingan anak-

anak mereka, dengan mengagunkan sebidang tanah tersebut.

Menimbang , bahwa karena terbukti bahwa para Pemohon adalah suami istri

yang sah dan telah dikaruniai 2 oranh anak yang tetap dipelihara oleh para Pemohon

sebagai orang tuanya, dengan demikian secara hukum barada di bawah kekuasaan

orang tuanya.

Menimbang bahwa ketentuan Pasal 47 ayat (1) dan Pasal (2) Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974, menentukan bahwa anak yang belum mencapai umur delapan

belas tahun (18) atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah

kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya, dan orang

tua mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan diluar

pengadilan.

Menimbang, bahwa karena kedua anak-anak tersebut bersama dengan

Pemohon II disebutkan turut serta memiliki harta berupa sebidang tanah seluas 279

M2 (dua ratus sembilan meter persegi) yang terletak di Depok, sedangkan

berdasarkan ketentuan Pasal 48 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 “Orang tua

tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap yang

Page 72: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

61  

dimiliki anaknya yang berumur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu menghendakinya”.

Pasal 106 Kompilasi Hukum Islam ayat (1) “Orang tua berkewajiban merwaat dan

mengembangkan harta anaknya yang belum dewasa atau dibawah pengampuan, dan

tidak diperbolehkan memindahkan atau menggadaikannya kecuali karena keperluan

yang mendesak jika kepentingan dan kemaslahatan anak itu menghendaki atau suatu

kenyataan yang tidak dapat dihindarkan lagi” dan dalam ayat (2) “Orang tua

bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan kelalaian

dari kewajiban tersebut pada ayat (1)’. Demikian pula ketentuan Pasal 309 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata.

Berdasarkan pernyataan para Pemohon dan keterangan saksi-saksi di muka

sidang, majelis meyakini bahwa para Pemohon berkehendak mengajukan kredit ke

Bank dengan mengagunkan tanah milik Pemohon II dan anaknya tersebut di atas

demi kepentingan rumah tangga dan pendidikan anak-anak itu sendiri yang tidak

dapat dihindari lagi.

Menimbang, bahwa disamping itu, sebagai orang tua yang berkewajiban

untuk mengurus dan memelihara serta membiayai kehidupan anak-anak yang belum

dewasa. Mempunyai hak untuk bertindak terhadap harta benda anak tersebut dan

menikmatinya sesuai ketentuan Pasal 312 Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan

Pasal 47 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan, terkecuali

kekuasaannya sebagai orang tua dicabut.

Page 73: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

62  

Menimbang, bahwa terbukti bahwa para Pemohon adalah ayah dan ibu

kandung dari kedua orang anak tersebut yang berfiiran sehat, berkelakuan baik dan

bertanggung jawab.

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal terurai di atas, Majelis tidak dapat

mengabulkan permohonan para Pemohon pada petitum angka 2 (dua) agar mereka

ditunjuk wali dari anak-anak hasil perkawinan mereka tersebut mengingat anak-anak

tersebut berada dibawah kekuasaan mereka sendiri sehingga bertentangan dengan

ketentuan Pasal 50 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 107 Kompilasi

Hukum Islam serta Pasal 330 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Menimbang, bahwa akan tetapi Majelis akan lebih menegaskan mereka

sebagai orang tua yang berhak untuk melakukan tindakan hukum mewakili anak-

anaknya yang belum dewasa terhadap diri dan harta bendanya baik di dalam maupun

diluar pengadilan karena itu Majelis akan mengabulkan permohonan para Pemohon

dengan menjatuhkan penetapan sebagaimana termuat dalam poin 3 (tiga) amar

penetapan perkara ini.

4. Penetapan Putusan Perkara

Dalam putusannya, Majelis hakim menetapkakan beberapa perkara:

1. Mengabulkan permohonan para Pemohon sebagian

Page 74: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

63  

2. Menyatakan, para Pemohon sebagai orang tua dari kedua anaknya yang

berwenang untuk melakukan tindakan hukum terhadap diri anak-anak tersebut

dan harta bendanya.

3. Mengizinkan para Pemohon untuk mengagunkan sebidang tanah seluas 279

M2 yang terletak di Depok, berdasarkan Sertifikat Hak Milik yang tercatat

atas nama Pemohon II dan kedua anak Pemohon I dan Pemohon II.

4. Menolak permohonan para Pemohon selebihnya.

5. Membebankan kepada Pemohon I dan Pemohon II untuk membayar perkara

ini.

B. Perkara Putusan Perkara Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor

0046/Pdt.P/2009/PA.JP.

1. Duduk Perkara

Pemohon telah mengajukan perkaranya sebagaimana diuraikan dalam surat

permohonannya tertanggal 06 Oktober 2009 yang telah terdaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tanggal yang sama dengan register Perkara

Nomor : 0046/Pdt.P/2009/PA.JP. mengemukakan dalil-dalilnya sebagai berikut:

1. Bahwa pada tanggal 06 Juli 1993, Pemohon dengan saudara fulan telah

melangsungkan perkawinan menurut agama Islam di San Francisco California

(USA), selanjutnya dari perkawinan tersebut telah didaftarkan sesuai dengan

Page 75: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

64  

Merriege Certificate dari Masjid Altwaheed tertanggal 01 September 1999

Nomor: 02

2. Bahwa dari perkawinan tersebut telah dukaruniai 2 (dua) orang anak yang

masih dibawah umur atau belum dewasa, yaitu satu anak laki-laki lahir 21

Agustus 1994 dan satu anak perempuan lahir pada tanggal 06 November

1998.

3. Bahwa dalam perjalanan membina rumah tangga, Pemohon dan suaminya

tidak dapat mempertahankan perkawinannya dan akhirnya pada tanggal 27

November 2001 telah resmi bercerai sesuai dengan Penetapan Pengadilan

Agama bekasi.

4. Bahwa perceraian antara Pemohon dengan suaminya telah dicatatkan dalam

daftar perceraian.

5. Setelah bercerai, kedua anak yang masih di bawah umur ikut tinggal bersama

dengan Pemohon sebagai Ibu, karena kedua anak tersebut mempunyai ikatan

batin yang lebih kuat kepada Pemohon dibanding kepada suaminya selaku

ayah kandung.

6. Bahwa sebelum diajukan permohonan perceraian di Pengadilan Agama

Bekasi, Pemohon dengan suaminya telah membuat kesepakatan di hadapan

Notaris di Jakarta yang dituangkan ke dalam dua akta, yaitu:

a. Akta Pengakuan tanggal 12 Januari 2001

b. Akta Pengakuan dan Persetujuan tanggal 12 Januari 2001

Page 76: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

65  

Isi dari kedua akta tersebut pada pokoknya mengatur kesepakatan bilamana

terjadi perceraian, maka pihak suami akan memberikan hak asuh kepada anak

kepada Pemohon sebagai ibu kandung sebagai wali dari kedua anak tersebut.

7. Berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam akta vide, maka pada saat

pemeriksaan perkara perceraian di Pengadilan Agama Bekasi, dengan alasan

untuk mempercepat proses perceraian, Pemohon sengaja hadir dalam

persidangan dan tidak mengajukan permohonan Perwalian dan Hak Asuh

terhadap kedua anak, karena pada saat itu Pemohon beranggapan kedua akta

tersebut sudah cukup untuk memberikan legalitas hukum bagi pemohon

sebagai wali dari anak-anak, sehingga dalam putusan/penetapan Pengadilan

Agama Bekasi, perceraian diputus dengan verstek dan tidak ada amar putusan

yang menyebutkan mengenai penetapan perwalian anak.

8. Bahwa, seiring dengan jalannya waktu dan makin banyaknya kegiatan yang

dilakukan oleh kedua anak tersebut, ternyata penetapan perwalian dan hak

asuh kedua anak dari Pengadilan sangat dibutuhkan, sebab bukti kesepakatan

antara Pemohon dengan mantan suaminya secara yuridis belumlah cukup.

Pengakatan wali dan hak asuh anak baru mempunyai lagalitas hukum yang

kuat, bilaman ada penetapan dari pengadilan.

9. Bahwa, berdasarkan Pasal 98 ayat (2) Jo. Pasal 107 ayat (1) dan ayat (2) Jo

Pasal 156 huruf a Kompilasi Hukuk Islam (KHI), orang tua akan menjadi

Page 77: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

66  

wali bagi kepentingan anak yang belum dewasa (21 tahun) yaitu mengenai

segala perbuatan hukum di dalam maupun luar pengadilan, dalam hal karena

hubungan perkawinan orang tua si anak sudah putus karena perceraian, maka

secara yuridis hak perwalian dan asuh anak akan diberikan kepada ibu

kandung si anak.

10. Berdasarkan alasan dan pertimbangan tersebut diatas, maka Pemohon selaku

ibu kandung dari kedua anakyang belum dewasa, mengajukan permohonan

penetapan perwalian dan hak asuh terhadap kedua anak tersebut kepada

Pengadilan Agama Jakarta Pusat, dengan tujuan agar Pemohon memiliki

Legalitas hukum yang kuat sebagai wali dan hak asuh (pemeliharaan) kedua

anak tersebut. Wali adalah untuk mewakili segala perbuatan hukum atau

kepentingan hukum kedua anak tersebut sampai anak tersebut dewasa secara

hukum, antara lain untuk pengurusan paspor, untuk perjalanan ke luar negeri,

untuk mengurus pendidikan dan perbuatan hukum anak lainnya yang

memerlukan peranan seorang wali sampai kedua anak tersebut dapat

melakukan perbuatan hukum sendiri atau dewasa hukum. Sedangkan hak asuh

anak adalah hak untuk mengasuh, memelihara dan mendidik dengan nilai-

nilai yang benar samapai kedua anak tersebut dewasa.

11. Dalam petitum, Pemohon mengajukan mengabulkan permohonan Pemohon

seluruhnya, menetapkan Pemohon menjadi wali bagi kedua anak kandungnya

Page 78: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

67  

yang belum dewasa, menetapkan hak asuh terhadap kedua anak kandungnya,

menetapkan biaya permohonan ini dibebankan kepada Pemohon.

2. Pemeriksaan Dalam Persidangan

Pada hari persidangan, Pemohon datang dengan kuasa hukumnya, kemudin

ketua Majelis memberikan nasehat sehubungan dengan permohonannya tersebut, lalu

dibacakanlah permohonan Pemohon, yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon.

Pemohon telah mengajukan bukti-bukti berupa Certificate Of Live California

and Country Of San Francisco, Surat Kenal Lahir, Salinan Putusan Pengadilan

Agama Bekasi, Akta Cerai, 2 buah Akta Pengakuan dan Persetujuan.

Pemohon mengajukan 2 (dua) orang saksi, keduanya adalah keponakan

Pemohon yang inti dalam kesaksiannya adalah, kenal kepada Pemohon, mengetahui

pernikahan dan perceraian Pemohon, kedua anak tersebut di asuh ibunya, dan

mengetahui permohonan tersebut untuk keperluan sekolah anaknya di luar negeri

(USA)

3. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Majelis hakim menimbang bahwa oleh karena permohonan terdiri dari dua

pokok parkara yakni tentang perwalian dan pengasuhan anak (hadlanoah), maka

Majelis harus terlebih dahulu mempertimbangkan tentang Komulasi antara kedua

perkara tersebut yang ternyata setelah diteliti mempunyai hubungan yang erat dan

terdapat hubungan hukum, baik subjek maupun objeknya, maka pada dasarnya kedua

Page 79: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

68  

jenis perkara ini dapat digabungkan, namun oleh karena perkara hadlonah harus

diajukan secara Volunter, maka menurut Majelis kedua perkara tersebut tidak dapat

dikomulasikan dan oleh karena itu Majelis hanya akan mempertimbangkan perkara

perwalian saja, sedangkan untuk perkara hadlonah harus dinyatakan tidak dapat

diterima

Majelis hakim menimbang bahwa berdasarkan Pasal 45 ayat (2) Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sesungguhnya orang tua dengan

sendirinya atau secara otomatis menurut hukum berkedudukan dan berkapasitas

sebagai wali anak-anak sampai mereka dewasa. Jadi orang tua adalah kuasa yang

mewakili kepentingan anak yang belum dewasa kepada pihak ketiga. Namun ternyata

berdasarkan kebiasaan yang berlaku di dunia Internasional mencukupkan dengan

otomatisasi di atas tidak cukup. Sehingga untuk pengurusan kepentingan anak, baik

dalam pendidikan, pengurusan paspor dan administrasi kewarnegaraan lainnya,

kepada Pemohon selalu dituntut untuk menunjukkan perwalian tersebut dengan

Putusan Pengadilan. Oleh karena itu Majelis berpendapat, bahwa dalam rangka

memberi kepastian hukum demi kepentingan kehidupan kedua anak-anak tersebut di

San Francisco, maka Permohonan Pemohon dapat dipertimbangkan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, permohonan Pemohon dalam hal hadlonah

dinyatakan tidak dapat diterima dan oleh karena permohonan ini diajukan oleh

pemohon secara volunteir, maka kepada Pemohon dibebani biaya perkara. Mengingat

Page 80: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

69  

dan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Syariat Islam yang

berlaku yang berkaitan dengan perkara ini.

4. Penetapan Putusan Perkara

Majelis hakim dalam amar putusannya menetapkan mengabulkan permohonan

Pemohon sebagian, menetapkan Pemohon sebagai wali bagi kedua anaknya,

menyatakan permohonan Pemohon yang selebihnya tidak dapat diterima.

B. Analisis Penulis

Melihat permasalahan dalam perkara Pengadilan Agama Depok dan perkara

Pengadilan Agama di atas, ada beberapa hal yang menarik perhatian untuk penulis

pelajari yaitu subjek atau orang yang berperkara, alasan permohonan serta

pertimbangan majelis hakim. Hal tersebut penulis pelajari dengan menggunakan

pendekatan ushuliyah dan perundang-undangan di Indonesia.

1. Analisis dengan pendekatan Ushuliyah

Subjek atau orang yang berperkara, yaitu pemohon atau termohon dalam

perkara Pengadilan Agama Depok adalah dua orang, yaitu suami istri atau ayah dan

ibu terhadap anak yang dimohonkan perwaliaannya. Sedangkan dalam perkara

Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah satu orang, yaitu istri atau ibu dari anak yang

dimohonkan perwaliannya. Dalam khazanah fikih pihak yang berhak dan wajib

secara langsung (Wilayah Ijbariyah) untuk mewakilkan anak yang belum cakap

Page 81: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

70  

hukum adalah seseorang atau lembaga yang di delegasikan oleh syara’ atau hakim,

yaitu ayah atau kake sebagai orang tua mereka, dalam kata lain ayah atau keke adalah

pihak yang diwakilkan oleh syara’ secara paksa tanpa mempertimbangkan

keridhaannya dengan catatan ayah tersebut cakap secara hukum. Adapun mengenai

gender (jenis kelamin), menurut fikih empat madzhab kecuali Abu Hanifah, mereka

sepakat bahwa hak perwalian hanya diperuntukkan bagi laki-laki kecuali jika ada

wasiat dari ayah atau qadhi. Jadi menurut penulis pemohon dalam perkara Pengadilan

Agama Depok adalah orang yang berhak dan berkewajiaban untuk mewakilkan

anaknya. Sedangkan pemohon dalam perkara Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah

orang yang berhak menjadi wali (Wilayah Ikhtiyariyah), dikarenakan ibu tersebut

diberi wasiat melalui notaris serta diangkat oleh qadhi atau hakim untuk menjadi

wali.

Adapun alasan permohonan perkara tersebut dalam perkara Pengadilan

Agama Depok mengajukan permohonan mereka untuk ditetapkan menjadi wali bagi

bagi kedua anaknya yang belum cakap hukum untuk mengurus persyaratan agun

sebidang tanah dalam mengajukan kredit Bank untuk keperluan pendidikan anak,

yang mana sebidang tanah tersebut atas nama Pemohon II (ibu dari anak-anak) dan

kedua anak mereka yang belum dewasa menurut hukum. Sedangkan dalam perkara

Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah untuk mengurus persyaratan pendidikan.

Dalam kajian fikih permohonan penetapan orang tua sebagai wali bagi anak mereka

pada dasarnya adalah perkara yang tidak membutuhkan hukum hakim (pengadilan),

Page 82: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

71  

karena hal tersebut menurut Atharablusi, adalah perkara yang sudah jelas dan

disepakati oleh ulama, seperti akan halnya kewajiban shalat, thaharah dan lain

sebagainya, namun jika dicermati perkara di atas bukanlah murni untuk menjadi wali

si anak, tetapi mereka mengajukan perkara tersebut untuk mengagunkan tanah atas

nama kedua anak mereka serta untuk kepentingan pendidikan anak, maka hal tersebut

adalah dalam ranah kepentingan hukum yang lain dan membutuhkan kepada

penetapan perwalian, sebagaiman dalam kaidah fikhiyyah :

1ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب

“Sesuatu yang tidak sempurna kecuali dengannya, maka hal tersebut adalah wajib”

Dari kaidah diatas, dapat dipahami bahwa permohonan dalam perwalian

adalah sesuatu yang harus ada dalam menyempurnakan kewajiaban persyaratan

pengagunan tanah, dan dengan tidak adanya, maka tidak dapat terpenuhi kewajiban

tersebut, dengan demikian perkara Pengadilan Agama Depok yang menolak

penetapan di atas adalah kurang tepat, akan tetapi tidak berarti putusan tersebut

menyalahi fikih, karena seperti diketahui, bahwa undang-undang yang berlaku

merupakan unifikasi fikih yang mempunyai kekuatan legalitas. Adapun perkara

Pengadilan Jakarta Pusat, yaitu permohonan ibu untuk menjadi wali bagi kedua anak

mereka yang belum dewasa hukum dimana pemohon menikah di USA kemudian

cerai dengan suaminya dengan mengadakan perjanjian di depan notaris bahwa setelah

                                                            1 Badruddin Muhammad Bin Abdullah al-Zarkasyi, al-Bahru al-Muhith Fi Ushul al-Fikh, Juz

I (Beirut: Dar Kutub al-Islamiyah, 2000), h.192.

Page 83: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

72  

perceraian, hak hadhanah dan perwalian disepakati jatuh ke pemohon. Dalam

perjalanannya, untuk berbagai keperluan, akta perjanjian tersebut tidak cukup

berkekuatan hukum hingga pemohon meminta penetapan pengadilan. Hal tersebut

juga merupakan dalam ranah kepentingan hukum yang lain dan membutuhkan kepada

penetapan perwalian. Jadi dikabulkannya permohonan tersebut dalam perkara

Pengadilan Agama Jakarta pusat menurut khazanah fikih adalah tepat.

Adapun mengenai pertimbangan majelis hakim. Majelis hakim Pengadilan

Agama Depok menolak permohonan tersebut berdasarkan kepada Pasal 50 Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 107 Kompilasi Hukuk Islam serta Pasal 330

Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa konsep perwalian

adalah bagi anak yang belum dewasa atau belum pernah melangsungkan perkawinan

serta tidak dibawah kekuasaan orang tua. Majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta

Pusat mengabulkan permohonan pemohon dengan berlandaskan pada Pasal 45 ayat

(2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, yang menyatakan bahwa orang tua secara

otomatis menjadi wali bagi anaknya, namun Majelis mempertimbangkan kebiasaan

yang berlaku di dunia internasional, bahwa otomatisasi tersebut tidaklah cukup,

dengan alasan tersebut, Majelis mengabulkan permohonan pemohon. Dalam

kahazanah fikih dikenal dengan adanya unifikasi dan kodifikasi fikih, yaitu

mengambil beberapa pendapat untuk dijadikan sebagai peraturan suatu penguasa atau

negara. Adanya konsep perwalian dalam peraturan di Indonesia merupakan pijakan

bagi qadhi atau hakim untuk menetapkan suatu perkara. Pertimbangan majelis hakim

Page 84: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

73  

yang berdasar pada peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu pertimbanagan majelis

hakim Pengadilan Agama Depok adalah tepat, disamping itu penulis ketika meminta

pendapat hakim Pengadilan Agama Depok akan hal tersebut, beliau mengatakan

bahwa kami (Majelis Hakim), memutuskan suatu perkara dengan peraturan yang

berlaku, dalam hal ini adalah sesuai dengan beberapa pasal seperti diterangkan diatas

selama pasal tersebut sesuai dengan permasalahan yang diajukan, kemudian beliau

melanjutkan dengan menjelaskan bahwa konsep perwalian dalam peraturan di

Indonesia adalah terhadap anak yang tidak dibawah kekuasaan orang tuanya.2

sedangkan pertimbangan Majelis diluar peraturan yang berlaku adalah kurang tepat

menurut penulis.

2. Analisis dengan pendekatan perundang-undangan di Indonesia

Dilahat dari subjek atau pihak yang berperkara dimana dalam perkara

Pengadilan Agama Depok adalah dua pemohon sebagai ayah dan ibu bagi anaknya

dan dalam perkara Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah satu pemohon, yaitu ibu.

Dalam perundang-undangan di Indonesia, pasal 106 Kompilasi Hukum Islam dan

pasal 45 da pasal 47 (2) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan,

bahwa orang tua, yaitu kedua belah pihak berhak dan wajib dalam mmemelihara serta

mengembangkan harta anak yang belum cakap hukum seta mwakili anak tersebut

mengenai segala perbuatan hukum baik di dalam maupun diluar pengadilan. Jadi

                                                            2 Wawancara Hakim Pengadilan Agama Depok Drs. H. Toha Mansyur, SH, MH Tanggal 18

Agustus 2010 Di Pengadilan Agama Depok

Page 85: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

74  

secara langsung kedua orang tua adalah yang menjadi wakil bagi anak tersebut dan

mereka bukan dalam ranah perwalian menurt undang-undang, karena perwalian

adalah dimana anak tersebut tidak dalam kekuasaan orang tua. Dalam permohonan

perkara Pengadilan Agama Depok dan Jakarta pusat pemohon adalah orang tua yang

sah dan cakap hukum sehingga mereka adalah pihak yang berkewajiban dan berhak

untuk memelihara, mengembangkan serta mewakili anak dalam perbuatan hukum

baik di dalam maupun luar pengadilan.

Dari aspek alasan permohonan perkara Pengadilan Agama Depok mengajukan

permohonan mereka untuk ditetapkan menjadi wali bagi bagi kedua anaknya yang

belum cakap hukum untuk mengurus persyaratan agun sebidang tanah dalam

mengajukan kredit Bank untuk keperluan pendidikan anak, yang mana sebidang tanah

tersebut atas nama Pemohon II (ibu dari anak-anak) dan kedua anak mereka yang

belum dewasa menurut hukum. Sedangkan dalam perkara Pengadilan Agama Jakarta

Pusat adalah untuk mengurus persyaratan pendidikan. Dalam perundang-undangan di

Indonesia, pasal 47 dan 48 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, menyatakan

bahwa orang tua dapat mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di dalam

dan diluar pengadilan serta tidak boleh memindahkan hak atau menggadaikan barang-

barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18 tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan, kecuali kepentingan anak itu menghendakinya.

Mengagunkan tanah atas nama ibu dan kedua anak mereka dalam perkara Pengadilan

Agama Depok serta persyaratan pendidikan bagi anak dalam perkara Pengadilan

Page 86: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

75  

Agama Jakarta Pusat adalah terbukti demi rumah tangga dan kepentingan anak-anak

mereka, yaitu untuk kepentingan pendidikan anak, maka hal tersebut dibolehkan.

Adapun dalam pertimbangan majelis hakim. Majelis hakim Pengadilan

Agama Depok menolak permohonan tersebut berdasarkan kepada Pasal 50 Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 107 Kompilasi Hukuk Islam serta Pasal 330

Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa konsep perwalian

adalah bagi anak yang belum dewasa atau belum pernah melangsungkan perkawinan

serta tidak dibawah kekuasaan orang tua. Majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta

Pusat mengabulkan permohonan pemohon dengan berlandaskan pada Pasal 45 ayat

(2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, yang menyatakan bahwa orang tua secara

otomatis menjadi wali bagi anaknya, namun Majelis mempertimbangkan kebiasaan

yang berlaku di dunia internasional, bahwa otomatisasi tersebut tidaklah cukup,

dengan alasan tersebut. Dalam perundang-undangan di Indonesia, Kitab Undang-

undang Hukum Perdata Pasal 330, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 50,

Kompilasi Hukum Islam Pasal 107 menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan

perwalian adalah apabila seseorang yang belum dewasa dan tidak dalam kekuasaan

orang tuannya, berada dalam kekuasaan wali, maka penetapan orang tua untuk

menjadi wali bagi anaknya dalam perkara diatas adalah bertentangan dengan dengan

ketentuan perwalian yang dimaksud dalam peraturan di Indonesia. Begitu juga

Page 87: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

76  

dengan azas hukum perdata yang menyatakan bahwa perwalian merupakan hak yang

di dapat secara langsung akibat adanya suatu perbuatan hukum, yaitu perkawinan. 3

Anak yang dibawah kekuasaan orang tua adalah pemelihara bagi anaknya.

Disamping itu, orang tua secara hukum, menurut Pasal 47 dan 48 Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974, dapat mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di

dalam dan diluar pengadilan serta tidak boleh memindahkan hak atau menggadaikan

barang-barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18 tahun atau belum

pernah melangsungkan perkawinan, kecuali kepentingan anak itu menghendakinya.

Permohonan untuk mengagunkan tanah atas nama ibu dan kedua anak mereka adalah

terbukti demi rumah tangga dan kepentingan anak-anak mereka, yaitu untuk

kepentingan pendidikan anak, maka hal tersebut dibolehkan.

Dari uraian diatas, penulis simpulkan bahwa penolakan permohonan

perwalian oleh Majelis dalam Perkara Pengadilan Agama Depok adalah tepat, hal

tersebut sesuai dengan konsep perwalian yang ada dalam perundang-undangan di

Indonesia yang mengatur bahwa perwalian adalah terhadap anak yang tidak di bawah

kekuasaan orang tua. Adapun Majelis mengganti dengan penetapan orang tua sebagai

anak mereka kurang tepat, dikarenakan mereka adalah anak yang sah secara hukum

yang tidak memerlukan penetapan, dan orang tua berhak untuk berbuat hukum atas

                                                            3 Arief Masduki dan Tirtaatmaja, Azas Dan Dasar Hukum Perdata (Jakarta: Djambatan,

1963), h.17.

Page 88: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

77  

nama anaknya baik di dalam maupun diluar pengadilan, hal tersebut sesuai dengan

pasal 47 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

Adapun perkara Pengadilan Agama Jakarta Pusat di atas, menrut penulis,

dikabulkannya permohonan tersebut kurang tepat, karena orang tua bersama-sama

(keduanya, baik suami dan istri) menjadi wali bagi anak-anak mereka yang belum

cakap hukum, termasuk ibu dan ayah, hal tersebut sesuai dengan pasal 47 ayat (1)

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang menyatakan bahwa

anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tua selama mereka tidak

dicabut dari kekuasaannya. Anak yang belum cakap hukum tersebut adalah anak yang

sah dari orang tuanya, belum pernah melangsungkan perkawinan serta orang tuanya

tidak dicabut kekuasaannya, maka anak tersebut secara langsung dibawah kekuasaan

orang tuanya. Adapun permohonannya yang dikabulkan untuk menjadi wali bagi

anaknya adalah bertentangan dengan pasal 330 ayat (3) Kitab Undang-undang

Hukum Perdata (KUHPer) dan pasal 50 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang

perkawinan, yang menyatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau

belum pernah melangsungkan perkawinan, yang tidak dibawah kekuasaan orang tua,

berada dibawah kekuasaan wali. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan pasal 108

Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyatakan bahwa wali yang dimaksud pada

undang-undang ini bukanlah orang tua, yaitu dari keluarga anak tersebut atau orang

lain yang sudah dewasa, berpikiran sehat, adil, jujur dan berkelakuan baik, atau badan

Page 89: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

78  

hukum. Adapun perjanjian yang menyatakan hak perwalian kepada ibu adalah tidak

berkekuatan hukum, karena yang berhak mencabut kekuasaan seseorang yang

menjadi wali adalah pengadilan.

Page 90: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

  

BAB V

PENUTUP

Dari uraian pembahasan yang bertitik tolak pada permasalahan yang diangkat

dalam skripsi ini, maka sampailah pada tahap akhir pembahasan, yaitu kesimpulan

dan rekomendasi

A. Kesimpulan

Setelah penulis analisis dari pokok permasalahan ini, maka kesimpulan yang

dapat penulis ambil adalah :

1. Permohonan penetapan orang tua sebagai wali terhadap anak kandung

adalah bertentangan dengan peraturan di Indonesia dimana orang tua

secara otomatis menjadi wali bagi anak-anak mereka, yaitu hak yang di

dapat akibat hukum dari perkawinan dan mereka berhak secar langsung

untuk mewakili anak baik di dalam maupun luar pengadilan. Konsep

perwalian dalam perundang-undangan di Indonesia dkhususkan kepada

anak yang belum cakap hukum dan belum melangsungkan perkawinan

yang tidak dibawah kekuasaan orang tua atau dibawah kekuasaan orang

tua yang tidak cakap hukum, dalam kata lain perwalian ditetapkan hanya

bagi orang lain selain orang tua anak tersebut, maka permohonan

perwalian bagi orang tua yang cakap hukum bagi anak mereka yang belum

dewasa dan belum pernah melangsungkan perkawinan adalah tidak tepat.

79  

Page 91: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

80  

2. Hal yang menyebabkan permohonan orang tua sebagai wali bagi anaknya

pada dasarnya adalah kepentingan anak itu sendiri, yaitu untuk mewakili

anak dalam berbuat hukum yang mana hukum tersebut adalah untuk

kepentingan diri anak tersebut, seperti menggadaikan sebidang tanah

untuk pendidikan anak, persyaratan pendidikan yang mengaharuskan

adanya penetapan wali dari pengadilan, paspor dan hal-hal lain yang

berkaitan dengan kepentingan anak.

3. Pertimbangan Majelis hakim menolak permohonan orang tua untuk

menjadi wali berlandaskan pada konsep perwalian yang berlaku di

Indonesia, yaitu bahwa perwalian dikhususkan terhadap selain orang tua.

Adapun pertimbangan Majelis Hakim yang menerima permohonan orang

tua tersebut sebagai wali terhadap anak kandungnya dengan berlandaskan

kepada hukum internasional, persyaratan tertentu seperti pengurusan

paspor, pendidikan diluar negeri dan lain sebagainya yang tidak

mencukupkan dengan otomatisasi hak wali kepada orang tua.

B. Rekomendasi

1. Perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama pihak atau

lembaga keuangan (Bank), lembaga pendidikan,lembaga sosial dan

sebagainya, bahwa orang tua berhak untuk mewakili anak dalam

segala perbuatan hukum baik di dalam maupun diluar pengadilan

selama hal tersebut utuk kepentingan anak.

Page 92: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

81  

2. Bagi para hakim diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada

permohonan orang tua sebagai wali bagi anak, bahwa mereka adalah

wali secara otomatis dan berhak mewakili anaknya di dalam dan luar

pengadilan. dan kepada lembaga peradilan untuk mengeluarkan surat

edaran akan hal tersebut kepada lembaga-lembaga yang lain sperti

lembaga pendidikan, keuangan, dan lain sebagainya.

3. Bagi akademisi disarankan agar memformulasikan konsep perwalian

agar dapat diatur dalam perundang-undangan yang dapat dipahami

oleh berbagai pihak.

Page 93: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Dahlan, dkk, ed., Ensiklopedi Hukum Islam. Jilid IV, Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003

Abdurahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. cet, ke-2, Jakarta: Akademi Pressindo, 1995.

Ali, Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Ind onesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. jakarta : Rineka Cipta, 2006

Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah ChadijahNasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977

Ba’i, Mustafa Dan Abdurrahman as-Shabuni, al-Ahwal as-Syakhsiyyah Fi al- Ahliyyah Wa al-Washiyyah Wa at-Tirkaah, Damaskus: Daar Fikr, 1965

Effendi Satria, problematika hukum keluarga islam kontemporer analisis yurisprudensi dengan pendekatan ushuliyah, cet ke-2, jakarta: Kencana Prenada Group, 2005 Hafiz, Ibn Rusyd., Bidayatu al Mujtahid wa nihayatu al-muqtasid. Beirut : Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, t.t

Hasani al-Maqdisi, Faydullah, Fathu ar-Raahman Li a-Thalib Ayat al-Quran, Bandung: Maktabah Dahlan, t,th Ibrahim, Johny, Penelitian Hukum Normatif. Jawa Timur : Bayumedia, 2008

Jaziri, Abdurrahman., AlFiqh ‘Ala Mazahib Al-Arba’ah. Beirut : Dar Al-Fikr, 1990 cet Ke 1

Jones, Jamilah dan Abu Aminah Bilal Philip, Monogami dan Poligami Dalam Islam, Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2001

Jurjani, Ali, Hikmah al-Tasyri Wa Falsafatihi, Jilid II Mesir: Daar al-Fikr, 1997 Katjasung kana, nug, Wacana Keadilan Dalam Islam. jakarta : Elsam, 1998

Khalaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fikih, Penerjemah Ma’ruf Asrori,Jakarta: Pustaka Amani, 2003

82  

Page 94: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

83  

Lajnah Pentashih Mushaf al-Quran Departemen Agama, Tarjamatu Alfadzi al Quran, Inayatan Li al-Mubtadiin, jilid IV , Jakarta: Tri Burnama Utama Jakarta,1980 Manzur, Ibnu. Lisan al-Arab, Mesir: Daar al-Hadist,2003 Mughniyah, Muhammad Jawad, Fikih Lima Madzhab, Penerjemah Masykur A.B, dkk. Jakarta : Lentera Basritama, 2000, Cet Ke-5

Nawawi, Syaikh Muhammad Nawawi, Uqud al-Lujayn Fi Bayan huquq Zawjayn, Surabaya : Dar al-Abidin, t.t

Nursobah, Asep “Data Perkara Peradilan Agama Tingkat Pertama Yang Diterima Tahun 2007”. artikel diakses pada 6 Juni 2010 dari http://www.badilag.net/index.php?option=com_content&task=view&id=4 073 Rif’at Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh Kajian Masalah Akidah dan Ibadah, jakarta : Paramadina, 2002

Sabiq, Sayyid., Fiqh al Sunnnah juz II, Beirut : Dar Assaqafah Al-Islamiyah, t.t

Shabuni, Muhammad Ali. Tafsir Ayat Ahkam. Penerjemah Saleh Mahfud, Bandung : Al-Ma’arif, 1994 cet Ke 1

Shan’ani, Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram Min Jam’i Adillah al-Ahkam, Juz III , Mesir: Daar Fikr, 1991 Syamsu, Andi dan Muhammad Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media Group,2008 Syarifuddin, Amir, Garis-gais Besar Fiqih. jakarta : Prenada media, 2003 cet.ke-1

Suyuti, jalaluddin, Lubab Annuqul Fi Asbab Annuzul (Terjemahan Oleh Abdul Mujib. Surabaya : Mutiara Ilmu, 1986

Tahido Yanggo, Huzemah, Fikih Anak, Metode Islam Dalam Mengasuh Dan Mendidik Anak Serta Hukum-Hukum Yang Berkaitan Dengan Aktifitas Anak, Jakarta: Almawardi Prima, 2004

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Bandung: Nuansa Aulia, 2009 Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktik. jakarta : Sinar Grafika, 2008

  

Page 95: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

84  

  

Zahra, Abu, al-Ahwal al-Syakshiyyah, Mesir: Daar al-Fikr, 2005

Zarkasyi, Badruddin Muhammad Bin Abdullah, al-Bahru al-Muhith Fi Ushul al-Fikh, Juz I. Beirut: Dar Kutub al-Islamiyah, 2000 Zuhaily, Wahbah., Al Fiqh al-Islami wa Adillatuhu juz IX. Damsyiq : Dar El Fikr,1989

Page 96: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

DATA HASIL WAWANCARA

(Wawancara diajukan sebagai data penelitian skripsi yang berjudul “Permohonan Orang tua Sebagai Wali Bagi Anak Kandung”)

Oleh:Muhammad Farid Wajdi

Nama : Drs. H. Toha Mansyur, SH, MH

Jabatan : Hakim Pengadilan Agama Depok, Wakil Ketua Pengadilan Agama depok

Tanggal wawancara : 18 Agustus 2010

Tempat Wawancara : Pengadilan Agama depok

1. Apakah definisi perwalian dalam khazanah fikih?

2. Adakah perbedaan konsep perwalian dalam fikih dan perundang-undangan di Indonesia?Apakah perbedaan tersebut?

3.Bagaimana menurut peraturan yang berlaku di Indonesia mengenai permohonan orang tua untuk menjadi wali bagi anak kandungnya sendiri?

4. Faktor apa saja yang menyebabkan orang tua mengajukan permohonan untuk menjadi wali bagi anak kandung mereka?

5. Apakah peraturan tentang perwalian di Indonesia sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dapat menampung permasalahan perwalian yang selama ini ada?

1. Perwalian menurut fikih adalah suatu bentuk perlindungan dengan otoritas penuh

atas dasar tanggung jawab dan cinta kasih, untuk memberikan pertolongan atas

ketidakmampuan seseorang dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum, baik yang

berhubungan dengan harta maupun dengan dirinya

Page 97: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

2. Pada dasarnya sama, yaitu perlindungan terhadap seseorang yang belum mampu

dalam melakukan perbuatan hukum, hanya saja dalam perundang-undangan di

Indonesia, sesuai dengan pasal 1 (h) Kompilasi Hukum Islam, Pasal 5o Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan pasal 330 ayat 3 Kitab Undang-

undang Hukum Perdata, bahwa konsep perwalian mempunyai makna yang khusus,

yaitu terhadap anak yang tidak dibawah kekuasaan orang tuanya, dengan kata lain

perwalian adalah hak dan tanggung jawab yang diberikan kepada selain orang tua,

baik dari keluarga dekat, orang lain, atau lembaga yang memenuhi syarat. Orang tua

secara langsung mendapatkan hak dan kewajiaban mengenai penjagaan dan untuk

mewakili diri dan harta anak yang mana dalam kepentingan anak tersebut, serta dapat

berbuat hukum dengannya baik di dalam maupun diluar pengadilan.

3.Permohonan orang tua untuk menjadi wali bagi anak kandungnya adalah tidak

sesuai dengan konsep perwalian dalam perundang-undangan di Indonesia yang

menyatakan bahwa perwalian adalah terhadap anak yang belum dewasa atau belum

pernah melangsungkan perkawinan dan anak tersebut tidak dibawah kekuasaan orang

tuanya sebagaimana penjelasan sebelumnya.

4.Meskipun dalm perundang-undangan dikatakan bahwa orang tua dapat mewakili

anak, baik dalam diri maupun hartanya dalam berbuat hukum baik di dalam maupun

luar pengadilan, tetapi banyak orang tua terutama lembaga yang tidak memahaminya,

karena mayoritas permohonan orang tua adalah karena adanya tuntutan dari suatu

lembaga seperti keharusan menghadirkan penetapan pengadilan untuk

menyekolahkan anak di sekolah internasional atau sekolah di luar negeri, adanya

tuntutan keharusan adanya penetapan pengadilan dari bank ketika berbuat hukum atas

nama anak, ataupun alasan lainnya yang sifatnya datang dari luar orang tua tersebut

meskipun ada beberapa yang mengajukan permohonan untuk dapat mewakili anaknya

dalam berbuat hukum karena adanya perceraian.

Page 98: PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3805/1/MUHAMMAD... · PERMOHONAN ORANG TUA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ... LEMBAR PERNYATAAN

5.ya, hanya saja perlu lebih disosialisasikan dalam memberikan pemahaman akan

konsep konsep perwalian di Indonesia, terutama terhadap lembaga-lembaga yang

menyangkut akan hal tersebut.