permenperind_no_13_2010 kelapa sawit.pdf
DESCRIPTION
REGULATIONTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Hilir Kelapa Sawit
Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian
Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis
dalam perekonomian nasional. Salah satu hasil olahan kelapa sawit adalah
Minyak Sawit Mentah, MSM (Crude Palm Oil, CPO dan Crude Palm Kernel
Oil, CPKO).
Pemanfaatan minyak sawit mentah sebagai bahan baku industri dapat
memberikan efek berganda meliputi: a) Pertumbuhan sub sektor ekonomi
lainnya, b) Pengembangan wilayah industri, c) Proses alih teknologi, d)
perluasan lapangan kerja, e) Perolehan devisa, f) Peningkatan penerimaan
pajak.
Hingga saat ini terdapat sekitar 23 jenis produk hilir kelapa sawit yang telah
diproduksi di Indonesia. Mengingat potensi minyak sawit Indonesia saat ini
dan ditambah dengan perkiraan produksi CPO tahun 2010 yang akan
mencapai 20 juta ton maka sudah selayaknya diversifikasi produk hilir kelapa
sawit ditingkatkan. Dengan pengolahan minyak sawit mentah ini menjadi
berbagai produk turunannya, maka akan memberikan nilai tambah lebih besar
lagi bagi negara karena harga relatif mahal dan stabil. Penggunaan minyak
sawit mentah untuk industri hilirnya di Indonesia saat ini masih relatif rendah
yaitu baru sekitar 55% dari total produksi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagaimana dituangkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional menetapkan bahwa industri berbasis minyak sawit mentah sebagai
prioritas untuk dikembangkan ke arah yang mempunyai nilai tambah lebih
tinggi dimana yang pengembangannya dapat dilakukan dengan pendekatan
klaster. Pengembangan turunan minyak sawit dimasa yang akan datang
mempunyai prospek yang sangat baik. Dalam rangka pengembangannya,
perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan mulai dari budidaya
2
tanaman, proses produksi dan pemasaran. Upaya ini perlu didukung pula oleh
lembaga terkait seperti Litbang, SDM, penyedia mesin dan peralatan serta
Perbankan/Permodalan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan upaya
peningkatan produksi minyak sawit mentah serta ekspor produk hilir kelapa
sawit baik dalam jenis, volume dan nilai ekspor melalui pengembangan
industri hilir kelapa sawit dan mengisi kekosongan kapasitas produksi industri
hilir yang telah ada (existing industry) maka perlu disusun roadmap
pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit.
B. Pengelompokan Industri Hilir Kelapa Sawit
1. Kelompok Industri Hulu
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional, dengan kontribusinya
yang cukup besar dalam menghasilkan devisa dan penyerapan tenaga
kerja. Perkembangan industri hilir kelapa sawit di Indonesia adalah selaras
dengan pertumbuhan areal perkebunan dan produksi kelapa sawit sebagai
sumber bahan baku. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan buah kelapa
sawit/tandan buah segar (hulu) kemudian diolah menjadi minyak sawit
mentah (hilir perkebunan sawit dan hulu bagi industri yang berbasiskan
minyak sawit mentah). Disamping menghasilkan produk CPO, pengolahan
tandan buah segar (TBS) juga menghasilkan produk Palm Kernel Oil
(PKO). Produksi PKO meningkat seiring dengan meningkatnya produk
CPO, yakni sekitar 10% dari CPO yang dihasilkan.
2. Kelompok Industri Antara
Dari minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat
diproduksi berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai
bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun non
pangan. Diantara kelompok industri antara sawit termasuk didalamnya
industri olein, stearin, oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty
amines, methyl esther, glycerol)
3
3. Kelompok Industri Hilir
Dari produk antara sawit dapat diproduksi berbagai jenis produk yang
sebagian besar adalah produk yang memiliki pangsa pasar potensial, baik
untuk pangsa pasar dalam negeri maupun pangsa pasar ekspor.
Pengembangan industri hilir kelapa sawit perlu dilakukan mengingat nilai
tambah produk hilir sawit yang tinggi. Jenis industri hilir kelapa sawit
spektrumnya sangat luas, hingga lebih dari 100 produk hilir yang telah
dapat dihasilkan pada skala industri. Namun baru sekitar 23 jenis produk
hilir (pangan dan non pangan) yang sudah diproduksi secara komersial di
Indonesia.
Beberapa produk hilir turunan CPO dan PKO yang telah diproduksi
diantaranya untuk kategori pangan: minyak goreng, minyak salad,
shortening, margarine, Cocoa Butter Substitute (CBS), vanaspati,
vegetable ghee, food emulsifier, fat powder, dan es krim. Adapun untuk
kategori non pangan diantaranya adalah: surfaktan, biodiesel, dan
oleokimia turunan lainnya.
MINYAK KELAPA SAWIT
Minyak Sawit Kasar ( CPO )
Asam Amino OLEIN PFA
D Vit . A , E Karoten
MINYAK INTI SAWIT ( PKO )
Protein Sel Tunggal Stearin Trogliserida , Digliserida ,
Monogliserida Es
Krim
Minyak Goreng
Minyak Salad Shortening Metil
Ester
Surfaktan
Sabun Cuci
Metil Ester
Fat Powder
Cocoa Butter Substitute
( CBS )
Biodiesel
Margarin
Sabun Vegetable
Ghee
Ester Asam Lemak : Palmitat / Propand
Stearat Metil Ester Sulfonat
Oleat / Glycol Propylene Glycol
Metalic Salt :
Palmitat Stearat / Ca , Zn
Stearat / Ca , Mg
Stearat / Al
, Li Oleat / Zn , Pb
Oleat / Ba Polyethoxylated
Derivates : Palmitat / Ethylene Propylene Oxide Stearat / Ethylene Propylene Oxide Oleic Acid Dimer
Ethylene Propylene Oxide
Fatty Amines :
C 16 & C 18 / Ethoxylated
Secondary C 16 & C 18 / Ethoxylated
Betain
Oxygenated Fatty Acid / Ester :
Epoxy Stearic / Octanol Ester Epthio Stearin
Mono & Polyhydric Alcohol
Ester
Fatty Alkohol C 16 & C 18 Alcohol /
Sulphated C 16 & C 18 Alcohol /
Esterified with Higher Saturated
Fatty Acid C 16 & C 19 Alcohol /
Ethoxylation Monogliserida Ethoxylation
Fatty Acids Amides : Stearamide
Sulphated Alcanolamide of
Palmitat , Stearic & Oleic Acids Oleamide
Alkanolamides
Lipase Soap Chip Asam Lemak
Confectioneries
Kosmetika
Shortening
Vanaspati Cocoa Butter Substitute
( CBS )
Gliserol
Food Emulsifier
Keterangan
Warna : = suda diproduks di Indonesi
= belum
diproduksi
di Indonesia
Keterangan
Warna : = suda diproduks di Indonesi
= belum
diproduksi
di Indonesia Pohon Industri Minyak Sawit Mentah
hh ii aa
BAB II
SASARAN
A. Jangka Menengah (2010 -2014)
1. Berkembangnya klaster industri hilir kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau
dan Kalimantan Timur;
2. Iklim usaha dan investasi yang kondusif;
3. Infrastruktur yang berdaya saing.
B. Jangka Panjang (2015-2025)
1. Memperluas pengembangan produk akhir;
2. Terbentuknya centre of excellence industri hilir kelapa sawit;
3. Penguasaan pasar domestik dan internasional;
4. Pemantapan industri berwawasan lingkungan;
5. Terintegrasinya industri turunan kelapa sawit di Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Papua.
2
BAB III
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit
1. Visi Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit
Pengembangan industri hilir kelapa sawit melalui pendekatan klaster.
2. Arah Pengembangan
Pengembangan industri hilir kelapa sawit untuk peningkatan nilai tambah.
Adanya klaster industri berbasis minyak sawit mentah diharapkan
memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai (value chain)
dari industri hulunya, mampu meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai
nilai dengan membangun visi dan misi yang selaras sehingga mampu
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang
digunakan dalam industri, dan memfokuskan pada penggunaan sumber-
sumber daya terbarukan (renewable resources).
B. Indikator Pencapaian
1. Terintegrasinya industri hilir kelapa sawit.
2. Diversifikasi produk hilir kelapa sawit, yang ditandai dengan:
a. Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri berbasis
minyak sawit mentah.
b. Terpenuhinya pemenuhan kebutuhan dalam negeri akan produk hilir
kelapa sawit.
c. Meningkatnya kapasitas industri hilir kelapa sawit.
d. Penguasaan pasar internasional.
C. Tahapan Implementasi
Beberapa langkah yang telah dilakukan berkaitan dengan pengembangan
klaster industri turunan CPO :
1. Menyusun strategi pengembangan dan rencana aksi yang diarahkan pada
industri hilir kelapa sawit.
3
2. Pencanangan klaster industri hilir kelapa sawit di daerah yang telah
ditetapkan untuk dikembangkan menjadi lokasi pengembangan klaster
industri hilir kelapa sawit.
3. Kerjasama penelitian dan pengembangan antara Pemerintah, dunia usaha
dan lembaga penelitian /perguruan tinggi.
4. Melaksanakan rencana aksi pusat dan daerah klaster secara terkoordinasi.
5. Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi pusat dan daerah untuk
pelaksanaan rencana aksi.
4
Kerangka Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit
Industri Inti Industri Pendukung Industri Terkait
a. Olein, Stearin dan PFAD Industri minyak goreng kemasan, minyak salad, mayonaise, margarine, CBS, Shortening, vanaspati, vegetable ghee, es krim, industri makanan, industri pastry, Vit A, Vit E, sabun dan deterjen, pakan ternak
Industri asam fosfat, bahan pemucat, asam sitrat, NaOH, industri aditif, industri pewarna, lesitin, garam, emulsifier, potasium sorbat, asam sitrat, susu skim bubuk, industri mesin dan peralatan, industri kemasan
b. Industri fatty acid Industri soap chips, food emulsifier, metalic soap, surfaktan, pelumas, CBS, industri karet, personal care product, industri gliserol, farmasi
Industri katalis ZnO, industri mesin dan peralatan, industri kemasan
c. Industri fatty alcohol Industri surfaktan, industri kosmetika, personal care product Industri methanol, gas hidrogen, katalis Ni, katalis copper chromite, asam sulfat, industri mesin dan peralatan, industri kemasan
d. Industri Biodiesel Industri surfaktan, jasa transportasi, pembangkit listrik, industri gliserol Industri methanol, NaOH, KOH, H2SO4, Sodium Metilat, industri mesin dan peralatan.
Sasaran Jangka Menengah 2010 –2014 a. Berkembangnya klaster industri hilir kelapa sawit di Sumut, Riau dan Kaltim; b. Iklim usaha dan investasi yang kondusif; c. Infrastruktur yang berdaya saing
Sasaran Jangka Panjang 2015 –2025 a. Memperluas jenis produk hilir sampai dengan 70 jenis pada tahun 2020 b. Penguasaan pasar domestik dan internasional; c. Pemantapan industri berwawasan lingkungan; d. Pengembangan strategi global production network e. Terintegrasinya industri hilir kelapa sawit di, Kalbar, Kalteng dan Papua
Strategi Sektor : Diversifikasi produk industri hilir kelapa sawit untuk industri dalam negeri dan ekspansi ekspor. Ekspor minyak sawit mentah mencapai hanya 50 % pada tahun 2015 Peningkatan promosi dan kampanye minyak kelapa sawit berkelanjutan Teknologi : Pengembangan teknologi industri hilir kelapa sawit dengan lisensi dan atau mendorong kemampuan pengembangan R&D dalam negeri Infrastruktur : Pengembangan dan pembangunan infrasrtruktur di daerah klaster industri hilir kelapa sawit yang berdaya saing Insentif : Penciptaan insentif baik fiskal maupun non fiskal untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah ( 2010 – 2014) a. Menjalin kerjasama di antara industri hilir kelapa sawit dengan industri/institusi pendukung/terkait; b. Integrasi industri hilir kelapa sawit di Sumut, Riau , dan Kaltim; c. Meningkatkan kerjasama R&D antara lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri; d. Meningkatkan kualitas produk sesuai SNI; e. Mengembangkan industri mesin peralatan; f. Mengembangkan industri bahan penolong; g. Meningkatkan kualitas SDM melalui penyusunan dan penerapan SKKNI industri kimai berbasis kelapa sawit; h. Mendorong peran lembaga keuangan dalam penyediaan layanan kredit dan permodalan dengan suku bunga
rendah; i. Mendorong peran lembaga terkait dalam pemasaran. j. Promosi investasi; k. Pengembangan infrastruktur; l. Peningkatan koordinasi dan sinergi instansi terkait dalam penetapan kebijakan; m. Kebijakan insentif mendukung pengembangan industri; n. Penghapusan Perda yang menghambat pengembangan industri;
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2015 – 2025) a. Diversifikasi produk industri hilir kelapa sawit yang bernilai tambah
tinggi; b. Inovasi produk dan teknologi melalui peningkatan R & D; c. Pemberian insentif bagi pelaku R&D pengembangan produk industri hilir
kelapa sawit d. Pemenuhan pasar di dalam negeri dan perluasan pasar ekspor; e. Penyediaan fasilitas promosi dan pemasaran;; f. Pembangunan industri hilir kelapa sawit Indonesia di negara tujuan
ekspor (Global Production Network) g. Penerapan manajemen penanganan Dampak Keselamatan, Keamanan,
Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3L) di lingkungan industri kimia berbasis kelapa sawit.
5
Institusi Pendukung (pendidikan, keuangan, litbang)
Industri Inti (Industri olein, stearin, fatty
acid, fatty alcohol, & biodiesel)
Pembeli (pasar domestik,
internasional)
Industri Pemasok/ MSM
(CPO dan CPKO)
Industri Terkait (Industri Margarin, surfaktan, kosmetik,
sabun, dll)
Industri Pendukung (industri bahan kimia, kemasan, mesin &
peralatan)
Infrastruktur
(jalan, pelabuhan, listrik, tangki timbun, dll)
Fasilitas umum (air bersih, penanganan limbah, RS, Training Center, dll), settlement facility, lembaga promosi & pemasaran bersama
Regulasi dan Insentif (Pusat, Daerah)
Kerangka Keterkaitan Industri Pengolahan Kelapa Sawit
6
Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa Sawit
Rencana Aksi 2010 – 2014
Pemerintah Pusat Pemda Swasta Perguruan Tinggi
& Litbang Forum
Dep
.Perin
Dep
.Tan
.
Dep
.Dag
Dep
.Keu
Pro
p
Kab
Aso
siasi
Prs.In
d.
PT
KR
T/B
PP
T
BB
KK
/Balai
Kelap
a Saw
it
Daya S
aing
Wo
rking
Gro
up
Fasilitasi
Klaster
1. Mengendalikan ekspor bahan baku minyak sawit mentah; O O O O O O O
2. Mendorong peningkatan pasokan minyak sawit mentah ke Industri hilir kelapa sawit; O O O O O O
3. Memperbaiki mutu bahan baku minyak sawit mentah; O O O O O O
4. Membangun dan memperbaiki fasilitas infrastruktur pendukung IHKS (Sumut, Riau, dan Kaltim);
O O O O O O
5. Mendorong diversifikasi produk industri hilir kelapa sawit menjadi 30 jenis;
O O O O O O O O
6. Mempromosikan investasi industri hilir kelapa sawit; O O O O
7. Promosi dan kampanye internasional mengenai perkelapa sawitan Indonesia;
O O O O O O O O
8. Mendorong pengembangan pendidikan dan kegiatan litbang di sektor IHKS;
O O O O O
9. Mempermudah akses kredit untuk petani sawit;. O O O O O O O
8
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BERBASIS PERTANIAN, OLEOCHEMICAL
No Rencana Aksi Penanggung
Jawab
Instansi Terkait Kriteria Keberhasilan Ukuran
Keberhasilan
Target
Pelaksanaan
A. NASIONAL
1. Penyusunan dasar hukum
penetapan lokasi klaster
industri hilir sawit
Kemperin Kemtan, Kemdag,
Bappenas, BKPM,
Kemhukham, Pemda
Jaminan kepastian
hukum bagi
pembentukan klaster
industri hilir sawit Prop
Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Timur
Terbitnya
Permenperin
pengembangan
pembangunan klaster
industri hilir sawit ,
Prop Sumatera Utara,
Kalimantan Timur,
dan Riau
Selesai 100 %
2. Penyusunan studi
kelayakan pengembangan
klaster industri hilir sawit
di Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Timur
Kemperin Pemda, Kemkeu,
Kemtan, Kementrian
BUMN
Tersedianya data dan
informasi menyangkut
kelayakan
pembangunan klaster
industri hilir sawit di
Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Timur
sebagai bahan promosi
dan investasi
Dihasilkannya FS
menyangkut
kelayakan
pembangunan
klaster industri hilir
sawit di Sei Mangke,
Maloy, dan Dumai
sebagai bahan
promosi dan
investasi
3. Pengkajian
peraturan/kebijakan yang
kontra produktif terhadap
pengembangan industri
hilir sawit
Kemperin Kemdag, Kemtan,
KemBUMN,
Kemhukham, Pemda,
asosiasi dan dunia
usaha industri sawit
Revisi atau
penghapusan
peraturan/kebijakan
yang menghambat
pengembangan industri
hilir sawit
Peningkatan
investasi dan
perluasan usaha
Jatim
9
4. Pengkajian model yang
terkait dengan pemberian
insentif untuk
pengembangan IHKS
Kemperin Menkoperek,Kemkeu,
Kemdag
Adanya model
pemberian insentif
untuk pengembangan
IHKS
Adanya rekomendasi
mengenai model
pemberian fasiltas
insentif untuk
pengembangan IHKS
5. Pengembangan SDM di
bidang IHKS
Kemperin Kemdiknas,
Kemnaker, Perguruan
Tinggi, BLK
1. Tersusunnya model
kelembagaan,
program, dan
standar kompetensi
2. Meningkatnya
keahlian dan
keterampilan SDM
di bidang industri
kelapa sawit
Terbentuknya
lembaga pendidikan
dan pelatihan,
program, standar
kompetensi ,
tersedianya tenaga
terampil di bidang
industri kelapa sawit
6. Penguatan dan
Peningkatan Kapasitas
Litbang di bidang IHKS
Kemperin Perguruan tinggi,
Diknas, BBPT, LIPI,
Baristan, Kemristek,
Industri, Asosiasi
1. Tersusunnya
konsep
laboratorium
dengan dasar Good
Laboratory
Practices (GLP)
2. Tersusunnya
program dan
agenda Litbang
bidang IHKS
Terbentuknya
lembaga Litbang
IHKS di setiap lokasi
klaster
2. Terjalinnya
kerjasama penelitian
dan pengembangan
antar perguruan tinggi ,
balai riset di bidang
IHKS dan industri
10
No. Rencana Aksi Penanggung
Jawab
Instansi Terkait Kriteria Keberhasilan Ukuran Keberhasilan Target
Pelaksanaan
B. SUMATERA
UTARA
1. Penyediaan sarana dan
prasarana di Sumatera
Utara
Kemperin &
Pemda
KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk IHKS
1. Tersedia pelabuhan
umum di Kuala
Tanjung
2. Pembangunan jalur
baru kereta api dari
Gunung Bayu ke
Pelabuhan Kuala
Tanjung dan
menghubungkan jalur
kereta api dari
Pematang Siantar
Jaminan ketersediaan
pasokan listrik
Berdirinya pembangkit
listrik tenaga biomass
sawit (PLTBS)
kapasitas 2 x 3,5 MW
Jaminan kelancaran
proses produksi
Pembangunan instalasi
pengolahan limbah,
pengolahan air bersih
beserta jaringannya
2. Pengkajian
peraturan/kebijakan yang
kontra produktif terhadap
pengembangan industri
hilir sawit
Kemperin Kemdag,
Kemhukham, Pemda,
asosiasi dan dunia
usaha industri sawit
Revisi atau
penghapusan
peraturan/kebijakan
yang menghambat
pengembangan industri
hilir sawit
Terciptanya iklim
usaha yang kondusif
bagi pelaku usaha
industri hilir kelapa
sawit di Sumatera
Utara
11
No. Rencana Aksi Penanggung
Jawab
Instansi Terkait Kriteria Keberhasilan Ukuran Keberhasilan Target
Pelaksanaan
C. RIAU
1. Pembangunan jalan tol
Pekanbaru-Dumai,
Highway Pekanbaru-
Buton, Jalan Lingkar
Riau, Jalan Nasional,
Jalan provinsi dan jalan
kabupaten/kota
Kemperin &
Pemda
KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk hilir sawit
Pembangunan dan
peningkatan jaringan
jalan meliputi : jalan
tol Pekanbaru -
Dumai; jalan lingkar
propinsi Riau; jalan
negara lintas timur;
jalan negara lintas
timur - barat
2. Pembangunan dan
peningkatan pelabuhan
Dumai, Tg. Buton dan
Kuala Enok
Kemperin &
Pemda
KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk hilir sawit
Pembangunan dan
peningkatan pelabuhan
laut utama meliputi :
Dumai; Kuala Enok,
dan Buton
3. Pembangunan jaringan
rel Dumai-Pekanbaru-
Muaro; Dumai-Duri-
Rantau Prapat,
Pekanbaru-Rengat-Kuala
Enok, Pekanbaru-Siak-
Tg. Buton, Pekanbaru-
Bangkinang-Ujung Batu-
Duri, Siak-Sei.Pakning-
Dumai
Kemperin &
Pemda
KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk hilir sawit
Pembangunan jaringan
KA meliputi jalur :
ruas Dumai -
Pekanbaru - Muaro;
ruas Rantau Prapat -
Duri - Dumai; ruas
Pekanbaru - Rengat -
Kuala Enok, ruas
Pekanbaru - Siak -
Tanjung Buton; Ruas
Pekanbaru -
Bangkinang - Ujung
Batu - Duri; Ruas Siak
- Sungai P
12
4. Pembangunan air bersih
di Dumai, Tg. Buton dan
Kuala Enok
Kemperin &
Pemda
KemPU, KemBUMN,
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
Jaminan kelancaran
supply air bersih
Pembangunan jalur
distribusi air bersih
5. Pembangunan
Pembangkit Listrik
(PLTA Lubuk
Ambacang, PLTU
Peranap/Cerenti, PLTG
Pekanbaru dan jaringan
transmisi menuju
kawasan industri Dumai,
Tg. Buton dan Kuala
Enok
Kemperin &
Pemda
KemPU, KemBUMN,
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
Jaminan tersedianya
energi yang cukup
Adanya Pembangkit
listrik
6 Pembangunan instalasi
pengolahan limbah pada
kawasan industri Dumai,
Tg. Buton dan Kuala
Enok
Kemperin &
Pemda
KemPU, Kemkeu,
Bappenas
Jaminan kelancaran
proses produksi
Tersedianya instalasi
pengolahan limbah
7. Pengembangan Sumber
Daya Manusia di bidang
Industri Hilir Kelapa
Sawit
Kemperin &
Pemda
Pemda (Dinas Diknas,
Dinas Tenaga Kerja,
Balitbang, Badan
kominfo), Kemdiknas,
Kemkominfo
Diferensiasi dan
sustainable industri
hilir kelapa sawit
Pembangunan
pendidikan(SMK,
Politeknik, Perguruan
tinggi), pelatihan
untuk tenaga kerja,
R&D
13
No. Rencana Aksi Penanggung
Jawab
Instansi
Terkait
Kriteria Keberhasilan Ukuran Keberhasilan Target
Pelaksanaan
D. KALIMANTAN
TIMUR
1. Mempertahankan dan
meningkatkan kapasitas
jalan
a. Balikpapan-Samarinda
–Maloy (420 km)
b. Muara Wahau - Sp.
Perdau – Maloy (197
km)
Pembangunan freeway
Balikpapan-Samarinda-
Bontang-Sangata-Maloy
(342 km)
Kemperin &
Pemda
KemPU Jaminan kelancaran distribusi
dan bongkar muat bahan baku
dan produk hilir sawit
Panjang dan jangkauan
jaringan jalan sesuai dengan
fungsi layanan
2. Pembangunan bendungan
dan instalasi pengolahan
air bersih 200 L/detik
Kemperin &
Pemda
KemPU Jaminan kelancaran supply air
bersih
Pembangunan jalur
distribusi air bersih
3. Mengembangkan
pelabuhan Maloy
Kemperin &
Pemda
KemPU Jaminan kelancaran distribusi
dan bongkar muat bahan baku
dan produk hilir sawit
Pembangunan dan
peningkatan pelabuhan laut
utama meliputi : Dumai;
Kuala Enok, dan Buton
4 Studi dan promosi
investasi pengembangan
industri hilir kelapa sawit
Kemperin &
Pemda
Tersedianya data dan informasi
menyangkut kelayakan
pembangunan klaster industri
hilir sawit di Kalimantan Timu
yang mendorong investasi dan
pengembangan IHKS