permenkeu pengolahan ini, terutama soal pendan-aan,” ungkap jajang. ia menegaskan untuk menjaga...

1
T OKOH perlman Indone- sia Misbach Yusa Biran, 76, meraih penghargaan status fel- lows dari Asosiasi Arsip Audiovisual Asia-Pasik (SEAPAVAA) di Thai- land, Selasa (3/8). Misbach adalah inspirasi bagi komunitas arsip lm di Asia dan Pasik. Meski merasa senang Misbach mendapatkan penghargaan tersebut, sineas Jajang C Noer merasa ada ironi di baliknya. “Misbach adalah salah satu pelopor berdirinya arsip perlman di kawasan Asia. Sayang- nya, Sinematek Indonesia (SI) yang merupakan lembaga arsip lm di Indonesia yang didirikan beliau sekarang kembang kempis,” ujarnya, kemarin. Keberadaan lembaga yang penting untuk mendokumentasikan perlm- an Indonesia agar bisa menjadi bukti sejarah itu mengalami kesulitan dana untuk biaya operasional sehari-hari. “Pemerintah kurang memperhatikan lembaga ini, terutama soal pendan- aan,” ungkap Jajang. Ia menegaskan untuk menjaga kualitas pita lm, tempat penyim- panan memang butuh biaya besar. “Pendinginnya kan harus terjaga. Kalau AC-nya sering mati karena tidak terawat, bisa-bisa lm yang ada rusak.’’ Sejak didirikan Januari 1971, Sl te- lah banyak memberikan sumbangan kepada masyarakat. Bukan hanya dinikmati orang-orang lm, melain- kan juga mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Lembaga nirlaba itu juga men- jadi tempat rujukan bagi mereka yang ingin mencari referensi dan menimba ilmu tentang perlman lindonesia. “Sinematek bermanfaat bagi pengembangan perlman na- sional dan menjadi rujukan bagi sumber penelitian berbagai disiplin ilmu,” ujar Misbach Yusa Biran, pendiri Sine- matek Indonesia, suatu ketika. Koleksi lm SI memungkinkan Indonesia bisa ikut serta dalam ber- bagai festival lm internasional. Di dalam negeri, koleksi SI kebanyakan digunakan klub-klub lm dan ajang apresiasi lm di kampus. Bukan hanya lm bermutu, lm kategori biasa juga diarsipkan. Prinsipnya, sejelek apa pun, lm bisa menjadi bahan studi untuk kepen- tingan perlman nasional, bahkan untuk ilmu pengetahuan. Menurut Misbach, semua meru- pakan cermin sejarah peradaban bangsa. Kalau yang disimpan hanya lm berkelas, akan mendistorsi sejarah itu sendiri. Penggunaan nama Sine- matek, lanjut Misbach, diilhami dari kata CinemathequeFran- caise dari Prancis. Di berbagai negara, terdapat ber- bagai macam istilah untuk menyebut lembaga pen- garsipan lm, seperti menjadi Filmoteca, Film Ar- chive, dan Film Museum. Sinematek kini berlokasi di Ge- dung Pusat Perlman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jaksel. Pada dind- ing lantai dasar gedung dipajang beberapa poster lm Indonesia. Di lantai satu terdapat gudang penyim- pan kopi lm, mulai lm Usmar Is- mail hingga Wim Umboh, dilengkapi penyejuk udara selama 24 jam. Dulu, ketika Ali Sadikin menjadi Gubernur Jakarta periode 1966-1977, Sinematek sungguh diperhitungkan. Maklum, Bang Ali amat memerha- tikan dunia kesenian. Dialah yang membangun Taman Ismail Marzuki lalu Pusat Perlman Usmar Ismail. Sinematek pun disumbang setiap bu- lan. Namun, setelah ia lengser pada 1978, bantuan pemerintah dihapus. Era berlalu, Departemen Penerangan mewajibkan importir lm asing menyisihkan Rp3 juta dari setiap lm asing untuk Badan Per- timbangan Perlman Nasional yang kemudian dibagi ke Sinamatek. Na- mun, setelah Departemen Peneran- gan dibubarkan Presiden Abdurrah- man Wahid pada 1999, para importir lm asing tak lagi membayar. Lantaran kekurangan dana, ope- rasional SI terseok. Aktivitas fungsi kearsipan juga tidak berjalan semes- tinya. Misbach menerangkan fungsi SI tak lagi optimal tidak lain karena kurangnya kepedulian pemerintah. “Perhatian ada, tetapi hanya seka- darnya dan insidental.’’ Selama ini Ketua Sinematek pun mesti aktif mencari dana ke beberapa pihak. Cara itu guna menambal dana operasional yang per bulannya hanya Rp1,5 juta-Rp2,5 juta. Tentu saja angka itu tidak ideal karena se- harusnya berada di angka 20 jutaan per bulan. Kini, penghargaan yang diterima Misbach harus menjadi pemicu agar semua pihak peduli terhadap keberadaan Sinematek Indonesia. “Agar sejarah lm Indonesia tetap ada,” tandas Jajang. (Eri/H-1) JUMAT, 6 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA J UMLAH limbah medis yang ber- sumber dari rumah sakit, puskes- mas maupun laborato- rium klinik diperkirakan meningkat. Pasalnya jumlah rumah sakit, puskes- mas, klinik, maupun labo- ratorium medis terus bertambah. WHO, badan PBB yang menangani masalah kesehatan pernah melansir ada sekitar 0,14 kg timbunan limbah medis per hari di rumah sakit Indonesia atau sekitar 400 ton per tahun. Pada saat itu, jumlah rumah sakit di Indonesia masih sekitar 107 unit, dan baru seki- tar 10 rumah sakit yang mempunyai insinerator. Jumlah rumah sakit terus mening- kat. Seperti dilaporkan pada Profil Kesehatan Indonesia 2008 yang dikelu- arkan Kementerian Kesehatan, jumlah rumah sakit di Indonesia pada waktu itu mencapai 1.372 unit. Sementara itu, jumlah puskesmas mencapai 8.548 unit. Namun, tidak dijelaskan berapa jumlah klinik dan laboratorium. Pengelolaan limbah medis rumah sakit di Indonesia masih di bawah stan- dar profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah medis secara sembarangan. Fakta semacam itu dibenarkan Deputi Pengelolaan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup Imam Hendargo. “Me- mang belum optimal pengawasannya. Pertumbuhan rumah sakit di Indone- sia semakin banyak. Sangat sulit untuk mengawasi dan memberikan kontrol terhadap mereka,” jelasnya di Jakarta, kemarin. Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan dari pembuangan alat-alat medis padat seperti jarum suntik, sa- rung tangan, kapas, botol, spesimen, dan kemasan reagen yang mengandung banyak virus. Selain itu, ada pula lim- bah cair medis seperti pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas cucian alat, dan sisa-sisa spesimen. Ada juga limbah medis gas yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida, dan uap air raksa dari termometer yang pecah. Semua limbah itu cukup membahaya- kan lingkungan, khususnya lingkungan sekitar rumah sakit. Bahkan sering dijumpai pembuangan limbah medis itu sering dicampur dengan limbah nonmedis. Dalam kesempatan sama, Kepala Bidang Industri Logam, Elektronika, dan Mesin KLH Anton Sardjanto menyebutkan, sepanjang Januari hingga Juli 2010, KLH telah memantau 16 rumah sakit kelas A di empat provinsi. Se- mua rumah sakit memi- liki instalasi pengola- han air limbah. Namun, kandung- an amonium, fosfat, dan chemical oxy- gen demand dalam air limbah di 16 rumah sakit itu melebihi baku mutu. Standar nasional Pengelolaan limbah medis memang tidak boleh sembarang. Terlebih semua produk limbah rumah sakit sangat berpotensi membawa virus atau bakteri penyakit. 20 | Humaniora Ironi di Balik Penghargaan buat Misbach Yusa Biran SETELAH lelah mengikuti perlombaan selama dua hari, para peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) IX di Medan mulai menenangkan pikiran sejenak dengan melakukan wisata edukasi di berbagai tempat di Medan, Sumatra Utara, kemarin. Mereka sejak pagi hari sudah sangat antusias. Mulai peserta jenjang SD hingga peserta SMA langsung semangat ketika bus yang membawa mereka ke tempat wisata melaju dari tempat penginapan masing- masing. Peserta SD, SD luar biasa, SMP, serta SMP luar biasa mengunjungi lokasi wisata Rahmat Wildlife & Gallery di Jl S Parman, Medan. Adapun peserta SMA ke Theme Park Pantai Cermin di Serdang Be- dagai. Rahmat Wildlife & Gallery merupakan museum binatang terlengkap yang ada di Indone- sia, bahkan di Asia Tenggara. Di museum itu terdapat berbagai macam binatang dari seluruh dunia, yang sebagian besar adalah koleksi buruan Rahmat Shah, pemilik galeri tersebut. Adapun Theme Park Pantai Cermin merupakan tempat wisata edukasi dengan berba- gai fasilitas seperti water sports, mini zoo, bird park, pet shop, dan slides and pools. Nadira, peserta OSN ting- kat SD dari Banten, mengaku kagum dengan Rahmat Wild- life & Gallery Medan karena sangat lengkap dan belum per- nah ditemukan di provinsi di Pulau Jawa. ‘’Saya sangat puas mengunjungi lokasi wisata ini lantaran banyak ilmu tentang keragaman fauna yang dida- patkan.’’ Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut Bahrum- syah mengungkapkan wisata edukasi itu dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan refreshing bagi peserta yang sudah lelah berlomba. ‘’Ini juga sebagai upaya mengenalkan Sumatra Utara kepada peserta OSN dari luar Sumut,’’ kilah Bahrumsyah. OSN IX 2010 di Medan itu rencananya akan ditutup se- cara resmi hari ini oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendiknas Suyanto yang disusul dengan pengumuman para pemenang OSN. (YN/H-3) BELUM cairnya tunjangan pro- fesi guru di berbagai daerah kini membuat Kementerian Pendi- dikan Nasional (Kemendiknas) mengeluh. Keluhan itu ditujukan kepada Kementerian Keuangan soal peraturan menteri keuangan (permenkeu) yang seharusnya bisa disederhanakan. Dirjen Peningkatan Mutu Pen- didik dan Tenaga Kependidikan Kemendiknas Baedhowi me- ngatakan permenkeu mengenai tata cara pencairan tunjangan, terutama dari tata cara dan per- syaratan, terlalu ketat sehingga memperlambat proses pencairan tunjangan. ‘’Kami ingin disederhanakan. Sudah ada surat Mendiknas ke Menkeu supaya pelaksanaan pencairan tunjangan profesi itu tidak terlalu ketat,’’ ujar Bae- dhowi di Kemendiknas, Jakarta, kemarin. Baedhowi mengatakan guru yang sudah lulus sertikasi akan mendapatkan tunjangan melalui pemerintah kabupaten/kota. Karena pencairan tunjangan itu lewat kabupaten/kota, diperlu- kan permenkeu. ‘’Sesuai aturan permenkeu itu, pemerintah kabupaten/ kota perlu banyak sekali berkas dari guru bersangkutan. Ini yang mempersulit, padahal kan sebenarnya berkas-berkas terse- but sudah dikumpulkan guru pada saat mereka disertikasi,’’ ungkapnya. Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistiyo juga mengeluhkan permenkeu yang dimaksud Baedhowi itu, yakni Permenkeu No 117 dan 119 Tahun 2010. ‘’Berkas-berkas seperti surat pernyataan melaksanaan tugas serta bukti sertikasi yang dile- galisasi perguruan tinggi itu kan sudah pasti ada. Kenapa harus dipersulit untuk mengumpul- kan lagi?’’ ujar Sulistiyo. Tunjangan cair Sementara itu, kabar gem- bira datang dari Temanggung, Jateng, kemarin. Sebanyak 6.000 guru akhirnya menerima rapelan tunjangan profesi selama enam bulan terakhir, sejak Januari hingga Juni 2010. Dana itu di- ambil lewat bank pembangunan daerah (BPD) setempat. Nurul, 47, guru SMP Negeri 5 Krikil, Temanggung, mengaku lega. Selama tujuh bulan, ia menunggu tunjangan profesi itu. Padahal, ia selama ini sudah didesak biaya pendidikan anak- anaknya. Tahun ini, pemerintah meng- anggarkan tunjangan profesi sebesar Rp10,99 triliun yang dibayarkan melalui pemerintah kabupaten/kota, untuk 380 ribu guru di tingkat kabupaten/kota. (Bay/TS/H-3) Peserta Olimpiade Sains Nasional Nikmati Wisata Edukasi Permenkeu Hambat Tunjangan Guru SINEMATEK: Petugas membersihkan film di Sinematek, lembaga yang selama ini menjadi pusat arsip perfilman Indonesia. DOK MI/TERESIA AAN MELIANA DOK C&R Pengolahan Limbah Medis belum Berstandar Pengolahan limbah medis di rumah sakit Indonesia belum sepenuhnya benar dan aman. Lingkungan di sekitar rumah sakit pun bisa tercemar. Siswantini Suryandari Bahrumsyah Kadisdik Sumut Ini juga upaya mengenalkan Sumatra Utara kepada peserta OSN.” Misbach Yusa Biran Wiwik Wahjoeni dari Bina Pe- layanan Penunjang Medik Kemen- terian Kesehatan menekankan agar penanganan limbah medis di setiap rumah sakit memiliki standar na- sional bahkan internasional, dan ditangani secara khusus. ‘’Kalau perlu, rumah sakit harus mempunyai orang-orang yang mengerti bagaimana mengolah lim- bah yang benar dengan teknologi memadai,’’ usulnya. Teknologi pengelo- laan lim- bah medis sebetulnya telah lama ada. Bahkan banyak rumah sakit yang sudah memiliki alat untuk memba- kar limbah medis seperti alat insi- nerator. Namun, alat tersebut masih memiliki banyak kekurangan. Se- perti dilaporkan Bagus Sudaryhana dari Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, limbah medis yang dibakar akan menyisakan limbah lain. ‘’Pembakaran itu akan menyi- sakan abu yang harus dibuang. Na- mun, abu itu tidak boleh dibuang sembarangan,’’ jelasnya. Pasalnya bila abu sisa pem- bakaran limbah medis dibuang sembarangan bisa menjadi media penyebaran virus penyakit pada masyarakat. Untuk mencegah pe- nyebaran virus lewat limbah yang dibuang sembarangan, peme- rintah harus memberikan sanksi kepada rumah sakit bila terbukti melakukan pelang- garan di sektor lingkungan rumah sakit. (*/H-1) ndari @media- indonesia.com ILLUSTRASI: FREDY

Upload: lamkhue

Post on 06-May-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TOKOH perfi lman Indone-sia Misbach Yusa Biran, 76, meraih penghargaan status fel-

lows dari Asosiasi Arsip Audiovisual Asia-Pasifi k (SEAPAVAA) di Thai-land, Selasa (3/8). Misbach adalah inspirasi bagi komunitas arsip fi lm di Asia dan Pasifi k.

Meski merasa senang Misbach mendapatkan penghargaan tersebut, sineas Jajang C Noer merasa ada ironi di baliknya. “Misbach adalah salah satu pelopor berdirinya arsip perfi lman di kawasan Asia. Sayang-nya, Sinematek Indonesia (SI) yang merupakan lembaga arsip fi lm di Indonesia yang didirikan beliau sekarang kembang kempis,” ujarnya, kemarin.

Keberadaan lembaga yang pen ting untuk mendokumentasikan perfi lm-an Indonesia agar bisa menjadi bukti sejarah itu mengalami kesulitan dana untuk biaya operasional sehari-hari. “Pemerintah kurang memperhatikan lembaga ini, terutama soal pendan-aan,” ungkap Jajang.

Ia menegaskan untuk menjaga kualitas pita fi lm, tempat penyim-panan memang butuh biaya besar. “Pendinginnya kan harus terjaga. Kalau AC-nya sering mati karena

tidak terawat, bisa-bisa fi lm yang ada rusak.’’

Sejak didirikan Januari 1971, Sl te-lah banyak memberikan sumbangan kepada masyarakat. Bukan hanya dinikmati orang-orang fi lm, melain-kan juga mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.

Lembaga nirlaba itu juga men-jadi tempat rujukan bagi mereka yang ingin mencari referensi dan menimba ilmu tentang perfi lman lindonesia. “Sinematek bermanfaat bagi pengembangan perfi lman na-sional dan menjadi rujukan bagi sumber penelitian berbagai disiplin ilmu,” ujar Misbach Yusa Biran,

pendiri Sine-matek

Indonesia, suatu ketika.Koleksi fi lm SI memungkinkan

Indonesia bisa ikut serta dalam ber-bagai festival fi lm internasional. Di dalam negeri, koleksi SI kebanyakan digunakan klub-klub fi lm dan ajang apresiasi fi lm di kampus.

Bukan hanya fi lm bermutu, fi lm kategori biasa juga diarsipkan. Prinsipnya, sejelek apa pun, fi lm bisa menjadi bahan studi untuk kepen-tingan perfi lman nasional, bahkan untuk ilmu pengetahuan.

Menurut Misbach, semua meru-pakan cermin sejarah peradaban

bangsa. Kalau yang disimpan hanya fi lm berkelas, akan mendistorsi sejarah itu sendiri.

Penggunaan nama Sine-matek, lanjut Misbach, diilhami dari kata CinemathequeFran-caise dari Prancis. Di berbagai

negara, terdapat ber-bagai macam istilah

untuk menyebut lembaga pen-

garsipan fi lm, seperti menjadi Filmoteca, Film Ar-chive, dan

Film Museum.Sinematek kini berlokasi di Ge-

dung Pusat Perfi lman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jaksel. Pada dind-ing lantai dasar gedung dipajang beberapa poster fi lm Indonesia. Di lantai satu terdapat gudang penyim-pan kopi fi lm, mulai fi lm Usmar Is-mail hingga Wim Umboh, dilengkapi penyejuk udara selama 24 jam.

Dulu, ketika Ali Sadikin menjadi Gubernur Jakarta periode 1966-1977, Sinematek sungguh diperhitungkan. Maklum, Bang Ali amat memerha-tikan dunia kesenian. Dialah yang membangun Taman Ismail Marzuki lalu Pusat Perfi lman Usmar Ismail. Sinematek pun disumbang setiap bu-lan. Namun, setelah ia lengser pada 1978, bantuan pemerintah dihapus.

Era berlalu, Departemen Penerang an mewajibkan importir fi lm asing menyisihkan Rp3 juta dari setiap fi lm asing untuk Badan Per-timbangan Perfi lman Nasional yang kemudian dibagi ke Sinamatek. Na-mun, setelah Departemen Peneran-gan dibubarkan Presiden Abdurrah-man Wahid pada 1999, para importir fi lm asing tak lagi membayar.

Lantaran kekurangan dana, ope-ra sional SI terseok. Aktivitas fungsi

kearsipan juga tidak berjalan semes-tinya. Misbach menerangkan fungsi SI tak lagi optimal tidak lain karena kurangnya kepedulian pemerintah. “Perhatian ada, tetapi hanya seka-darnya dan insidental.’’

Selama ini Ketua Sinematek pun mesti aktif mencari dana ke beberapa pihak. Cara itu guna menambal dana operasional yang per bulannya

hanya Rp1,5 juta-Rp2,5 juta. Tentu saja angka itu tidak ideal karena se-harusnya berada di angka 20 jutaan per bulan.

Kini, penghargaan yang diterima Misbach harus menjadi pemicu agar semua pihak peduli terhadap keberadaan Sinematek Indonesia. “Agar sejarah fi lm Indonesia tetap ada,” tandas Jajang. (Eri/H-1)

JUMAT, 6 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

JUMLAH l i m b a h m e d i s yang ber-sumber dari

rumah sakit, puskes-mas maupun laborato-rium klinik diperkirakan mening kat. Pasalnya jumlah rumah sakit, puskes-mas , k l in ik , maupun labo-ratorium medis terus bertambah.

WHO, badan PBB yang menangani masalah kesehatan pernah melansir ada sekitar 0,14 kg timbunan limbah medis per hari di rumah sakit Indonesia atau sekitar 400 ton per tahun. Pada saat itu, jumlah rumah sakit di Indonesia masih sekitar 107 unit, dan baru seki-tar 10 rumah sakit yang mempunyai insinerator.

Jumlah rumah sakit terus mening-kat. Seperti dilaporkan pada Profil Kesehatan Indonesia 2008 yang dikelu-arkan Kementerian Kesehatan, jumlah rumah sakit di Indonesia pada waktu itu mencapai 1.372 unit. Sementara itu, jumlah puskesmas mencapai 8.548 unit. Namun, tidak dijelaskan berapa jumlah klinik dan laboratorium.

Pengelolaan limbah medis rumah sakit di Indonesia masih di bawah stan-dar profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah medis secara sembarangan.

Fakta semacam itu dibenarkan Deputi Pengelolaan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup Imam Hendargo.

“ M e -mang be lum optimal pengawasannya. Pertumbuhan rumah sakit di Indone-sia semakin banyak. Sangat sulit untuk mengawasi dan memberikan kontrol terhadap mereka,” jelasnya di Jakarta, kemarin.

Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan dari pembuangan alat-alat medis padat seperti jarum suntik, sa-rung tangan, kapas, botol, spesimen, dan kemasan reagen yang mengandung banyak virus. Selain itu, ada pula lim-bah cair medis seperti pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas cucian alat, dan sisa-sisa spesimen.

Ada juga limbah medis gas yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida, dan uap air raksa dari termometer yang pecah. Semua limbah itu cukup membahaya-kan lingkungan, khususnya lingkungan sekitar rumah sakit. Bahkan sering

dijumpai pembuangan limbah medis itu sering dicampur dengan limbah nonmedis.

Dalam kesempatan sama, Kepala Bidang Industri Logam, Elektronika,

dan Mesin KLH Anton Sardjanto menyebutkan, sepanjang Januari

hingga Juli 2010, KLH telah memantau 16 rumah sakit

kelas A di empat provinsi. Se-

m u a

rumah sakit memi-liki instalasi pengola-han a i r l imbah. Namun, kandung-an amonium, fosfat, dan chemical oxy-gen demand dalam air limbah di 16 rumah sakit itu melebihi baku mutu.

Standar nasionalPengelolaan limbah medis

memang tidak boleh sembarang. Terlebih semua produk limbah rumah sakit sangat berpotensi membawa virus atau bakteri penyakit.

20 | Humaniora

Ironi di Balik Penghargaan buat Misbach Yusa Biran

SETELAH lelah mengikuti perlombaan selama dua hari, para peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) IX di Medan mulai menenangkan pikiran sejenak dengan melakukan wisata edukasi di berbagai tempat di Medan, Sumatra Utara, kemarin.

Mereka sejak pagi hari sudah sangat antusias. Mulai peserta jenjang SD hingga peserta SMA langsung semangat ketika bus yang membawa mereka ke

tempat wisata melaju dari tempat penginapan masing-masing.

Peserta SD, SD luar biasa, SMP, serta SMP luar biasa mengun jungi lokasi wisata Rahmat Wildlife & Gallery di Jl S Parman, Medan. Adapun peserta SMA ke Theme Park Pantai Cermin di Serdang Be-dagai.

Rahmat Wildlife & Gallery merupakan museum binatang terlengkap yang ada di Indone-

sia, bahkan di Asia Tenggara. Di museum itu terdapat berbagai macam binatang dari seluruh dunia, yang sebagian besar adalah koleksi buruan Rahmat Shah, pemilik galeri tersebut.

Adapun Theme Park Pantai Cermin merupakan tempat wisata edukasi dengan berba-gai fasilitas seperti water sports, mini zoo, bird park, pet shop, dan slides and pools.

Nadira, peserta OSN ting-kat SD dari Banten, mengaku

kagum dengan Rahmat Wild-life & Gallery Medan karena sangat lengkap dan belum per-nah ditemukan di provinsi di Pulau Jawa. ‘’Saya sangat puas mengunjungi lokasi wisata ini lantaran banyak ilmu tentang keragaman fauna yang dida-patkan.’’

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut Bahrum-syah mengungkapkan wisata edukasi itu dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan

refreshing bagi peserta yang sudah lelah berlomba. ‘’Ini juga sebagai upaya mengenalkan Sumatra Utara kepada peserta OSN dari luar Sumut,’’ kilah Bahrumsyah.

OSN IX 2010 di Medan itu rencananya akan ditutup se-cara resmi hari ini oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendiknas Suyanto yang disusul dengan pengumuman para pemenang OSN. (YN/H-3)

BELUM cairnya tunjangan pro-fesi guru di berbagai daerah kini membuat Kementerian Pendi-dikan Nasional (Kemendiknas) mengeluh. Keluhan itu ditujukan kepada Kementerian Keuangan soal peraturan menteri keuangan (permenkeu) yang seharusnya bisa disederhanakan.

Dirjen Peningkatan Mutu Pen-didik dan Tenaga Kependidikan Kemendiknas Bae dhowi me-ngatakan permenkeu mengenai tata cara pencairan tunjangan, terutama dari tata cara dan per-syaratan, terlalu ketat sehingga memperlambat proses pencairan tunjangan.

‘’Kami ingin disederhanakan. Sudah ada surat Mendiknas ke Menkeu supaya pelaksanaan pencairan tunjangan profesi itu tidak terlalu ketat,’’ ujar Bae-dhowi di Kemendiknas, Jakarta, kemarin.

Baedhowi mengatakan guru yang sudah lulus sertifi kasi akan mendapatkan tunjangan melalui pemerintah kabupaten/kota. Karena pencairan tunjangan itu lewat kabupaten/kota, diperlu-kan permenkeu.

‘’Sesuai aturan permenkeu itu, pemerintah kabupaten/kota perlu banyak sekali berkas dari guru bersangkutan. Ini yang mempersulit, padahal kan sebenarnya berkas-berkas terse-but sudah dikumpulkan guru pada saat mereka disertifi kasi,’’ ungkapnya.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistiyo juga mengeluhkan permenkeu yang dimaksud Baedhowi itu, yakni Permenkeu No 117 dan 119 Tahun 2010.

‘’Berkas-berkas seperti surat pernyataan melaksanaan tugas serta bukti sertifi kasi yang dile-galisasi perguruan tinggi itu kan sudah pasti ada. Kenapa harus dipersulit untuk mengumpul-kan lagi?’’ ujar Sulistiyo.

Tunjangan cairSementara itu, kabar gem-

bira datang dari Temanggung, Jateng, kemarin. Sebanyak 6.000 guru akhirnya menerima rapelan tunjangan profesi selama enam bulan terakhir, sejak Januari hingga Juni 2010. Dana itu di-ambil lewat bank pembangunan daerah (BPD) setempat.

Nurul, 47, guru SMP Negeri 5 Krikil, Temanggung, mengaku lega. Selama tujuh bulan, ia menunggu tunjangan profesi itu. Padahal, ia selama ini sudah didesak biaya pendidikan anak-anaknya.

Tahun ini, pemerintah meng-anggarkan tunjangan profesi sebesar Rp10,99 triliun yang dibayarkan melalui pemerintah kabupaten/kota, untuk 380 ribu guru di tingkat kabupaten/kota. (Bay/TS/H-3)

Peserta Olimpiade Sains Nasional Nikmati Wisata Edukasi

PermenkeuHambatTunjanganGuru

SINEMATEK: Petugas membersihkan film di Sinematek, lembaga yang selama ini menjadi pusat arsip perfilman Indonesia.

DOK MI/TERESIA AAN MELIANA

DOK C&R

PengolahanLimbah Medisbelum Berstandar Pengolahan limbah medis di rumah sakit Indonesia belum sepenuhnya benar dan aman. Lingkungan di sekitar rumah sakit pun bisa tercemar.

Siswantini Suryandari

BahrumsyahKadisdik Sumut

Ini juga upaya mengenalkan Sumatra Utara kepada peserta OSN.”

Misbach Yusa Biran

Wiwik Wahjoeni dari Bina Pe-layanan Penunjang Medik Kemen-terian Kesehatan menekankan agar penanganan limbah medis di setiap rumah sakit memiliki standar na-sional bahkan internasional, dan ditangani secara khusus.

‘’Kalau perlu, rumah sakit harus mempunyai orang-orang yang mengerti bagaimana mengolah lim-bah yang benar dengan teknologi memadai,’’ usulnya.

Teknologi pengelo-laan lim-

b a h

medis sebetulnya telah lama ada. Bahkan banyak rumah sakit yang sudah memiliki alat untuk memba-kar limbah medis seperti alat insi-nerator. Namun, alat tersebut masih memiliki banyak kekurangan. Se-perti dilaporkan Bagus Sudaryhana dari Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, limbah medis yang dibakar akan menyisakan limbah lain. ‘’Pembakaran itu akan menyi-sakan abu yang harus dibuang. Na-mun, abu itu tidak boleh dibuang sembarangan,’’ jelasnya.

Pasalnya bila abu sisa pem-bakaran limbah medis dibuang sembarangan bisa menjadi media penyebaran virus penyakit pada masyarakat. Untuk mencegah pe-

nyebaran virus lewat limbah yang dibuang sembarangan, peme-rintah harus memberikan sanksi

kepada rumah sakit bila terbukti melakukan pelang-garan di sektor lingkungan

rumah sakit. (*/H-1)

[email protected]

ILLUSTRASI: FREDY