permendagri 37 2010 pedum apbd 2011

64
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MEI{TERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2O1O TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARANPENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 20{{ KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O1O

Upload: tiewie-imut

Post on 24-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MEI{TERI DALAM NEGERINOMOR 37 TAHUN 2O1O

    TENTANG

    PEDOMAN PENYUSUNANANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

    TAHUN ANGGARAN 20{{

    KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

    TAHUN 2O1O

  • MENTERI DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR 37 TAHUN 2OLO

    TENTANGPEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN

    DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI DALAM NEGERI.

    Menimbang :

    Mengingat :

    bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat(2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2OO5tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, perlumenetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentangPedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan danBefanja Daerah Tahun Anggaran 2OtL;

    t. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang!Keuangan Negara (Lembaran Negara Republ ikIndonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomora286);

    2. Undang-Undang Nomor 1, Tahun 2OO4 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran NegaraRepubl ik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3455);

    3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OO4 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara (Lembaran Negara Republ ikfndonesia Tahun 2OO4 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4400);

  • 4.

    5.

    6.

    7.

    - 2 -

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2OO4 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 442t)Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republikfndonesia Tahun 2OO4 Nomor t25. TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor44371 sebagaimana telah diubah beberapa kali,terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2OO8 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO8 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor484a\;Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor a26,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OO8 tentangKementerian Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OOB Nomor 166. TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4916);Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2OO5tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4578);Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2OO5tentang Pengelolaan Keuangan Badan LayananUmum (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO5 Nomor 48, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4544;Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPe merinta ha n Daera h Kabu pate n/ Kota (Lem bara nNegara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82,

    8.

    9.

    10.

  • tt.

    - 3 -

    Tambahan Lembaran Negara Republ ik IndonesiaNomor 4737);Peraturan Pemerintah Nomor 41, Tahun 2OO7tentang Organisasi Perangkat Daerah (LembaranNegara Republ ik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republ ik IndonesiaNomor 47 4t);Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah, sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menter i Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2OO7 tentang Perubahan Atas Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun2OO7 tentang Pedoman Teknis PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum Daerah;

    L2.

    13.

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANGPEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATANDAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011.

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menter i in i yang dimaksud dengan:1, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya

    dis ingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahandaerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintahdaerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

    2. Pedoman Penyusunan APBD adalah pokok-pokok kebijakan yangharus diperhat ikan dan dipedomani oleh pemerintah daerahdalam penyusunan dan penetapan APBD.

    3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi dan PemerintahKabupaten/Kota.

    4. Kepala Daerah adalah Gubernur dan Bupat i /Wal ikota.

  • (1)

    - 4 -

    Pasal 2

    Pedoman penyusunan APBD Tahun Anggaran 2Ot7., mel iput i :a.Tantangan dan kebi jakan pembangunan tahun 2OtL;b. Pokok-pokok kebijakan penyusunan APBD;c. Teknis penyusunan APBD;d. Hal-hal khusus;e.Sinkronisasi pr ior i tas nasional dengan belanja daerah dalam

    APBD Tahun 2011; danf. Daftar program kementerian dan lembaga berdasarkan

    pr ior i tas nasional tahun 2OLL.Uraian pedoman penyusunan APBD Tahun Anglgfaran 2OtLsebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalamLampiran Peraturan Menteri ini.

    Pasal 3

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanglglal ditetapkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Dalam Negeriini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepubl ik Indonesia.

    Diundangkan diJakartapada tang$al 24JUN| 2010MENTERI HUKUM DAN HAM

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    PATF'ALIS AKBAR

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O1O

    Sallnan sesual dengan aslinYa,

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal 22 JUN|2010MENTERI DALAM NEGERI.

    ttd

    GAMAWAN FAUZI

    (2)

    MADYA (lVld)L98103 1 001

    NOMOR 309

  • LAMPIRAN : PERATURAN MEi{TERIDALAM NEGERINOMOR : 37 TAHUN2O1OTANGGAL : 22 JUNI 2010

    PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATANDAN BEIANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

    I. TANTANGAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OL1.

    Sesuai amanat konsti tusi bahwa pembangunan nasionaldi laksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan dalammewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalampembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangkamewujudkan visi pembangunan nasional yaitu tercapainyaIndonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan makadiperlukan keterpaduan dan sinkronisasi program pemerintahpusat dan pemerintah daerah yang lebih efektif dan akuntabel.Oleh karena i tu, sinergi pusat dan daerah dalam mendorongpercepatan pertumbuhan ekonomi berkeadilan yang didukun$dengan pemantapan tata kelola penyelengglarcanpemerintahan menjadi tantan$an utama programpembangunan dan anggaran untuk tahun 2OLL.

    Sejalan dengan upaya untuk mengatasi tantangan utamapembangunan nasional tahun 2OLL secara adi l dan merata,maka keterpaduan dan sinkronisasi kebijakanprogram/kegiatan yang pro poor, pro job dan pro (,rowth perluterus dit ingkatkan, dengan memperhatikan kebi jakanMillenium Development Goals (MDGs) dan justice for all.Keterpaduan dan sinkronisasi tersebut di lakukan melalui upayapenyatuan persepsi terhadap tantan$an, kebi jakan

  • - L -

    pembangunan, dan priori tas program yang menjadi perhatianbersama guna tercapainya tujuan pembangunan nasional.Untuk i tu, beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintahdaerah dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2OL1,, antarala in:

    1. Dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat melaluipertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, makatantangan utama pembangunan yang harus dihadapi dandiatasi pada tahun 2OtL, yaitu : (a) penciptaan pertumbuhanekonomi yang berkual i tas yang mampu menciptakanpekerjaan dan mengurangi kemiskinan; (b) pembangunantata kelola yang baik untuk dapat meningkatkan efektivitasdan efisiensi pengeluaran pemerintah; dan (c) peningkatansinergi antara pemerintah dan pemerintah daerah.

    2. Tantangan utama terkait dengan penciptaan pertumbuhanekonomi, penanggulangan kemiskinan dan ketenagakerjaandalam tahun 2OLl tercermin dari : (1) belumberkembangnya ikl im usaha yang kondusif di daerah,sehingga belum mampu menarik investasi dan belummeluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibatpada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untukpeningkatan pendapatan dan daya beli di daerah; (2) masihkurang efektifnya penyelenglglaraan bantuan dan jaminansosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumberdaya manusia; (3) rnasih kurangnya t ingkat pemenuhanbeberapa kebutuhan dasar; (4) belum optimalnyapemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dantermarjinalkan; (5) masih banyaknya rumah tanElga yang

  • - 3 -

    meskipun sudah menin$kat kesejahteraannya, namun masihberada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan

    terhadap gejolak ekonomi dan sosial; (6) permasalahankemiskinan dan t in$kat keparahan kemiskinan yang berbedaantara Jawa/Bali dengan daerah lainnya; dan (7) masihkurang optimalnya pel ibatan masyarakat terutama

    masyarakat miskin dalam pelaksanaan program-program

    penanggulangan kemiskinan. Selanjutnya, t in$katkemiskinan tahun 2009 masih mencapai 1'4,L5 persen, dan

    diharapkan turun menjadi t2 13,5 persen pada tahun2O1O dan menjadi 11,5 - L2,5 persen pada tahun 24fi,.

    Selain i tu, tantangan pada aspek ketenagakerjaan, padaAgustus 2OO9 jumlah angkatan kerja sebanyak 113,83 jutaorang dan jumlah orang yang bekerja sebanyak 104,87 jutaorang, sehing$a terdapat 8,96 juta penganggur yang sedangmencari pekerjaan. Tingkat pengangefuran terbukadiperkirakan menurun dari 7,87 persen menjadi 7,6 persenpada tahun 2OLO. Dengan pertumbuhan ekonomi yang

    diperkirakan sebesar 6,3 persen pada tahun 2OLL,

    diharapkan tercipta 2,2 - 2,5 juta kesempatan kerja baru,dengan angkatan kerja baru yang masuk pasar kerjadiperkirakan 2,0 juta orangf, sehingga tingkat pen$an$guranterbuka dapat diturunkan hinlf fa 7,3 persen dari jumlahangkatan kerja.

    3. Tantangan utama terkait dengan pembangunan tata kelola

    yang baik tercermin dari : (a) masih di jumpai kelemba$aanyang belum mencerminkan kebutuhan dan tuntutan kinerjayang optimal; (b) belum sepenuhnya terwujud sDM aparatur

  • - - i -

    yang profesional, netral dan sejahtera; (c) belum sepenuhnyapelayanan publik dapat diselenggarakan secara berkual i tassesuai harapan masyarakat; (d) banyaknya usulanpembentukan daerah otonom baru merupakanpermasalahan yang masih dihadapi. Pembentukan daerahotonom baru tersebut belum sepenuhnya berdampak padapeningkatan kualitas penyelenglglaraan pemerintahan danpelayanan kepada masyarakat. Selain i tu, belum efekti f danrendahnya akuntabi l i tas pemanfaatan dana perimbangan;(e) masih terdapat kelemahan dalam pendataan penduduksecara akurat dan valid, serta masih terbatasnya penerapanSfAK on-l ine untuk pelayanan publik dan belumtersambungnya jaringan komunikasi data (on-line system)dari kabupaten,/kota, provinsi dan pusat; (f) masih banyakperaturan perundang-undangan yang bermasalah dandiindikasikan t idak harmonis, tumpang t indih, inkonsisten,mult i tafsir, sul i t di terapkan, menimbulkan biaya t inggi danmenciptakan hambatan kegiatan pembangunan(bottleneck), terutama peraturan daerah yang mengaturpajak daerah dan retr ibusi daerah; (g) masih adanya tuntutanmasyarakat agar penegakan hukum di lal

  • - ) -

    daerah serta antar daerah; (b) inkonsistensi danketidakjelasan serta adanya perbedaan persepsi ataspembagian kewenangfan dalam implementasi otonomidaerah; (c) masih rendahnya efektivi tas pelaksanaankebijakan desentral isasi f iskal yang berimplikasi padakecenderungan daerah untuk selalu berorientasimeningkatkan sumber pendapatannya.

    5. Selanjutnya dengan memperhatikan real isasi pembangunantahun 2OO9 dan perkiraan capaian tahun 2OLO, sertatantangan yang d ihadapi tahun 20LL, maka pr ior i taskebi jakan pembangunan nasional tahun 2OLL adalah dalamrangka : (a) pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelolapemerintahan, dengan sasaran meningkatnya tata kelolapemerintahan yang lebih baik, produktivi tas birokrasi, danmeningkatnya kual i tas pelayanan publik; (b) menin$katkanakses dan kual i tas pendidikan, dengan sasaranmeningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk,menurunnya angka buta aksara, dan menurunnya disparitaspart isipasi dan kual i tas pelayanan pendidikan antar satuanpendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat;(c) perbaikan akses dan mutu kesehatan, den$an sasaranmeningkatnya pelaksanaan upaya kesehatan masyarakatpreventi f , meningkatnya jumlah kota yang memil iki rumahsakit standar kelas dunia, meningkatnya jumlah puskesmasyang melayani penduduk miskin, dan menurunnya angkakesakitan akibat penyakit menular; (d) penanggulangankemiskinan, dengan sasaran t in$kat kemiskinan sebesarLL,s persen - L2,5 persen dari jumlah penduduk pada tahun2OLL; (e) peningkatan ketahanan pangan, dengan sasaran

  • - 6 -

    meningkatnya tingkat pencapaian swasembada pangan danmenurunnya jumlah penduduk yang rentan rawan pangan;(f) peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, denllansasaran pembangunan untuk tata ruang, pembangunan jalandan perhubungan, pembangunan perumahan danpermukiman, serta pembangunan komunikasi daninformatika; (B) perbaikan ikl im investasi dan ikl im usaha,dengan sasaran pertumbuhan investasi dalam bentukpembentukan modal tetap bruto adalah 10,9 persen danpertumbuhan ekspor nonmigas dapat mencapai LL-L2persen; (h) peningkatan sumber daya energi, dengan sasaranpembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan;(i) peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pengelolaanbencana, dengan sasaran mengurangi lahan kri t is, danpeningkatan pengelolaan kual i tas ekosistem lahan gambut;

    0) penanganan daerah tertinggal, terdepan, terluar, danpasca-konflik, dengan sasaran terpeliharanya lingkunganhidup di kawasan perbatasan, meningkatnya kesejahteraanmasyarakat perbatasan, dan meningkatnya kondisiperekonomian kawasan perbatasan; dan (k) pengembanglankebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi, dengansasaran meningkatnya penyediaan sarana yang memadaibagi pengembangan, pendalaman dan pergelaran senibudaya.

    6. Prioritas kebijakan pembangunan nasional lainnya meliputi :(a) bidang pol i t ik, hukum dan keamanan, dengan sasamnterpantaunya dan terdeteksinya potensi t indak terorisme danmeningkatnya kemampuan dan keterpaduan dalampencegahan dan penanggulangan t indak terorisme;

  • il.

    - 7 -

    (b) bidang perekonomian, dengan sasaran difokuskan padaupaya penumbuhan populasi usaha industr i sertamefanjutkan upaya perbaikan penyelen gglaraan danpenempatan tenaga kerja Indonesia; dan (c) bidangkesejahteraan rakyat, dengan sasaran pembangunanpariwisata dan pembangunan kesejahteraan rakyat lainnya.

    7. Selain i tu, dalam rangka penyusunan APBD Tahun Anggaran2OL1,, pemerintah daerah juga perlu mempert imbangkanprakiraan asumsi ekonomi makro untuk APBN 2OL1,, antaralain : pertumbuhan ekonomi berkelanjutan diperkirakansekitar 6,3 persen, laju inflasi diperkirakan sekitar 5,7persen, dan defisit sekitar L,7 persen dari PDB yangdiselaraskan dengan kebi jakan pertumbuhan ekonomi ditingkat daerah.

    8. Guna mencapai tujuan nasional secara optimal, terpadu danberkesinambungan, maka dalam penyusunan APBD 2OtLpemerintah daerah perlu melakukan sinkronisasi kebi jakanpembangunan daerah dengan 11 (sebelas) priori tas nasionaldan 3 (t iga) priori tas lainnya yang disesuaikan dengandinamika kebutuhan dan karakterist ik masing-masingdaerah.

    POKOK.POKOK KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD

    Pokok-pokok kebi jakan yang perlu mendapat perhatianpemerintah daerah dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran201-1- terkait dengan pendapatan daerah, belanja daerah danpembiayaan daerah, adalah sebagai berikut:

  • - 8 -

    1. Pendapatan Daerah

    Rencana pendapatan daerah yang akan dituangkan dalamAPBD merupakan perkiraan yang terukur, rasional, sertamemil iki kepastian dasar hukum penerimaannya.

    a. Pendapatan Asl i Daerah (PAD)1) Dalam merencanakan target PAD agar

    mempert imbangkan kondisi perekonomian yang terjadipada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhanekonomi pada tahun 2O11 dan real isasi penerimaanPAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturanperundang-u ndanga n terkait.

    2) Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD,Pemerintah Daerah dapat memberikan insenti f dankemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dan t idakmembuat kebi jakan yang memberatkan dunia usahadan masyarakat. Upaya tersebut dapat ditempuhmelalui penyederhanaan sistem dan proseduradministrasi pemungutan pajak dan retr ibusi daerah,rasional isasi pajak daerah dan retr ibusi daerah, sertameningkatkan pengendalian dan pengawasan ataspemungutan PAD.

    3) Dalam hal jenis pajak daerah dan retr ibusi daerah yangsudah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retr ibusiDaerah, penetapan target pendapatannya pada tahunangaran 20tl sesuai ketentuan pada Pasal 180Undang-Undang dimaksud, masih mengacu padaPeraturan Daerah yang ada.

  • - 9 -

    4) Pemerintah Daerah di larang melakukan pemungutanpajak daerah dan retr ibusi daerah apabila peraturandaerahnya telah dibatalkan dan/atau jenis pajakdaerah dan retr ibusi daerah tersebut t idak diamanatkandalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

    5) Untuk daerah yang telah membentuk Badan LayananUmum Daerah (BLUD) sepert i rumah sakit daerah,maka penerimaannya dianggarkan dalam jenispendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, obyek pendapatanBLUD, r incian obyek pendapatan BLUD Rumah SakitDaerah.

    6) Penerimaan bunga pinjaman dari dana bergul ir ,dianglgarkan dalam APBD pada akun pendapatan,kelompok pendapatan asl i daerah, jenis lain-lainpendapatan asl i daerah yang sah, sesuai dengan obyekdan r incian obyek berkenaan.

    b. Dana Perimbangan

    Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber daridana per imbangan dalam APBD Tahun Anggaran 2OLl ,agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) Mengingat proses penyusunan APBD sudah dimulai

    sejak bulan Juni 2OLO sedangkan penetapan alokasidana perimbangan Tahun Anggaran 2OLt direncanakansekitar bulan Oktober 2OLO, maka pencantumanalokasi dana perimbangan yang berasal dari Dana BagiHasi l (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dalampenyusunan APBD Tahun Anggaran 20tt didasarkanpada a lokasi dana per imbangan Tahun Anggaran 2010

  • _ l 0 _

    dengan tetap memperhatikan realisasi penerimaanTahun Anggaran 2009.

    2) Terhadap perencanaan alokasi dana bagi hasi l ,pemerintah daerah dapat memperkirakan besaranalokasi dana bagi hasi l lebih rendah dari PeraturanMenteri Keuangan Tahun Anggaran ZOLO, untukmengantisipasi kemungkinan t idak stabi lnya hargaminyak dan gas atau hasi l pertambangan lainnya ditahun 2OLL dan memperhatikan real isasi penerimaantahun aneglaran 2009. Selanjutnya apabila alokasi danabagi hasi l tersebut t idak sesuai dari yang diperkirakan,dapat di lakukan penyesuaian dalam Perubahan APBDTahun Anggaran 2OLL.

    3) Dana Bagi Hasi l Cukai Hasi l Tembakau yangdialokasikan ke kabupaten/kota dan provinsi sesuaidengan Keputusan Gubernur, supaya diarahkan untukmelaksanakan peningkatan kual i tas bahan baku,pembinaan industr i , pembinaan l ingkungan sosial,sosial isasi ketentuan di bidang cukai dan/ataupemberantasan barang kena cukai palsu (cukai i l legal).

    c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    1) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menetapkanpendapatan bagi hasi l yang diterima dari provinsi padaTahun Anggaran 2OLL agar mengllunakan pagu TahunAnggaran 2OLO. Sedangkan bagian pemerintahkabupaten/kota yang belum direalisasikan olehpemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun

  • - i l -

    Anggaran 2OLO agar ditampung dalam perubahanAPBD Tahun Anggaran 2OLL.

    2) Penerimaan hibah yang bersumber dari APBN atausumbangan pihak ketiga yang t idak mengikat dantelah diarahkan penEgunaannya untuk dana bergul ir ,dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan,kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah, jenispendapatan hibah sesuai dengan obyek dan r incianobyek berkenaan.

    2. Belanja DaerahBelanja daerah disusun berdasarkan perkiraan bebanpengeluaran daerah yang dialokasikan secara adit danmerata, agar relatif dapat dinikmati oleh masyarakat,khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Olehkarena itu dalam penyusunan APBD Tahun AngSaran 2OL!,Pemerintah Daerah agar menetapkan target capaian baikdalam kontek daerah, satuan kerja, dan kegiatan sejElandengan urusan yang menjadi kewenangfannya.a. Belanja Tidak Langsung

    1) Belanja Pegawaia) Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaj i

    berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga danmutasi pegawai agar diperhitungkan acress yangbesarnya dibatasi maksimum 2,5 persen darijumlah belanja pegawai (gaj i pokok dan tunjangan).

    b) Besarnya penganglgaran gaj i pokok dan tunjanganPegawai Negeri Sipi l Daerah (PNSD) a(ar

  • - t 2 -

    disesuaikan dengan hasi l rekonsi l iasi jumlahpegawai dan belanja pegawai yang sudah di lakukandi masing-masing daerah dalam rangkaperhitungan DAU Tahun AngSaran 20tt danmemperhitungkan rencana kenaikan gaji pokokdan tunjangan PNSD yang ditetapkan Pemerintah.

    c) Untuk mengantisipasi pengangkatan CPNSD,Pemerintah Daerah menganggarkan belanjapegawai dalam APBD sesuai dengan kebutuhanpengangkatan CPNSD dan formasi pegawai tahun20l,1,.

    2) Belanja BungaBagi daerah yang belum memenuhi kewajibanpembayaran bunga pinjaman jangka pendek, jangkamenengah, dan jangka panjang supaya se$eradianggarkan pembayarannya dalam APBD TahunAnggaran 20tl.

    3) Belanja SubsidiBelanja Subsidi hanya diberikan kepadaperusaha an/lembaga tertentu agar harga produksinyaterjangkau oleh masyarakat yang daya belinyaterbatas. Produk yang diberi subsidi merupakankebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orangbanyak serta terlebih dahulu di lakukan pengkajianagar tepat sasaran dan t idak bertentan$an denganperaturan perundang-undangan.

  • _ l i _

    4) Belanja Hibah dan Bantuan Sosiala) Dalam menentukan or l fanisasi atau lembaga yang

    akan d iber ikan h ibah a{ar d i lakukan secaraselekt i f , akuntabel , t ransparan dan berkeadi landengan mempert imbangkan kemampuankeuangan daerah;

    b) Belanja hibah dar i Pemerintah Daerah kepadaf nstansi Vert ikal , mekanisme penganggaran danpemberiannya mengacu pada ketentuanpengelolaan keuangan daerah, dan bagi instansipener ima dalam pelaksanaan danpertanggun$awabannya memperhat ikan PeraturanMenteri Keuangan terkait hibah daerah.

    c) Dalam menjalankan fungsi Pemerintah Daerahdibidang kemasyarakatan dan guna memeliharakesejahteraan masyarakat dalam skala tertentu,Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuansosial kepada kelompok/anggota masyarakat, yangdilakukan secara selekti f , t idak mengikat dandiupayakan dalam penetapan besaran bantuannyasejalan dengan j iwa Keputusan Presiden Nomor 80Tahun 2003 tentang Pedoman PelaksanaanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah besertaperubahannya dalam ar t i jumlahnya d ibatas i t idakmelebihi batas toleransi untuk penunjukanlangsung. Pemberian bantuan sosial harusdidasarkan kri teria yang jelas dengan

  • - t + -

    memperhatikan asas keadilan, transparan dan

    mempriori taskan kepentingan masyarakat luas.

    d) Dalam rangka meningkatkan akuntabi l i taspengelolaan anggaran daerah diupayakan agarjumlah alokasi angllaran belanja hibah dan bantuansosial agar dibatasi dan diperjelas formatpertang$un$awabannya yang tata cara danmekanisme pemberian hibah dan bantuan sosial

    diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.

    5) Belanja Bagi HasilUntuk menganggarkan dana bagi tr#it yang

    bersumber dari pendapatan provinsi kepada

    kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kotakepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah

    daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya

    disesuaikan dengan rencana pendapatan pada Tahun

    Anggaran 2OLL, sedangkan pelampauan target Tahun

    Anggaran 2OtO yang belum direalisasikan kepadapemerintah daerah yang menjadi hak kabupaten/kotaatau pemerintah desa ditampung dalam Perubahan

    APBD Tahun Anggaran 2Ot1".

    6) Belanja Bantuan Keuangana) Pemerintah provinsi dapat menganggarkan bantuan

    keuangan kepada pemerintah kabupaten/Rotayang didasarkan pada pert imbangan untuk

    mengatasi kesenjangan fiskal, membantupelaksanaan urusan pemerintah kabupaten/kotayang t idak tersedia alokasi dananya, dan

  • - t 5 -

    mempertimbangkan karakteristik masin$-masingdaerah. Pemberian bantuan keuan$an dapatbersifat umum dan bersifat khusus.

    b) Dalam penetapan bantuan keuangan yang bersifatumum untuk mengatasi kesenjangan f iskal dapatmenggunakan formula dengan variabel antara laindengan : pendapatan daerah, jumlah penduduk,jumlah penduduk misk in dan luas wi layah yangditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

    c) Dalam penetapan bantuan keuangan yang bersifatkhusus digunakan untuk membantu capaianprogram prioritas pemerintah provinsi yangdilaksanakan sesuai urusan yang menjadikewenangan pemerintah kabupaten/Rota sepertipembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.

    d) Pemerintah Kabupaten/Kota menganggarkanbagian dari dana perimbangan keuangan Pusat danDaerah yang diterima oleh Kabupatenr/Kota untukDesa pal ing sedikit LAo/o (sepuluh persen), yangpembagiannya untuk setiap Desa secaraproporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa(ADD) sesuai dengan maksud Pasal 68 PeraturanPemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.Selain i tu Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kotadapat memberikan bantuan keuangan lainnyakepada pemerintah desa dalam rangka percepatanpembangunan desa sesuai dengan kemampuankeuangan daerah.

  • - l b -

    7) Belanja Tidak TerdugaDalam penetapan angglaran belanja tidak terdugaagat di lakukan secara rasional denganmempert imbangkan real isasi Tahun Anggaran 2OOgdan estimasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidakdapat diprediksi, di luar kendali dan pengaruhpemerintah daerah, serta tidak biasar/tanggap darurat,yang mendesak, dan t idak tertampung dalam bentukprogram dan kegiatan pada Tahun Anggaran 21j,t.

    b. Belanja LangsungPenSantsaran belanja langsung dalam rangkamelaksanakan program dan kegiatan PemerintahDaerah Tahun Anggaran 201"L, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    1) Untuk merencanakan alokasi belanja dalam APBDagar lebih mengutamakan keberpihakan untuJ