permen esdm 08 tahun 2011

29
MENTERI ENERGI DAN.SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERA TURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 08TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LlSTRIK PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN. RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang a. bahwa pembangunan pembangkit tenaga listrik yang Mengingat menggunakan energi terbarukan telah didanai dari dana alokasi khusus. bidang listrik perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang PedomanUmumdan Atokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Listrik Perdesaan Tahun Anggaran 2011; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); . 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Nega·ra Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009; 4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010· tentang Organisasl dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552); 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Pedoman Umum· dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 590); MEMUTUSKAN ...

Upload: dangnhan

Post on 30-Dec-2016

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Permen ESDM 08 Tahun 2011

MENTERI ENERGI DAN.SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERA TURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL NOMOR: 08TAHUN 2011

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LlSTRIK PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2011

DENGAN. RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL,

Menimbang a. bahwa pembangunan pembangkit tenaga listrik yang

Mengingat

menggunakan energi terbarukan telah didanai dari dana alokasi khusus. bidang listrik perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang PedomanUmumdan Atokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Listrik Perdesaan Tahun Anggaran 2011;

1. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); .

2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Nega·ra Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009;

4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010· tentang Organisasl dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552);

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Pedoman Umum· dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 590);

MEMUTUSKAN ...

Page 2: Permen ESDM 08 Tahun 2011

Menetapkan

-2-

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER OAYA MINERAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LlSTRIK PEROESAAN TAHUN ANGGARAN 2011.

BABI KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Dana Alokasi Khusus Bidang Listrik Perdesaan, selanjutnya dlsebut DAK Bidang Listrik Perdesaan, adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan pembangunan Energi Terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat dalam mendorong percepatan pembangunan daerah.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, selanjutnya disebut PL TMH adalah suatu pembangklt listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air dl bawah kapasltas 1 MW yang dapat berasal dari saluran irigasi, sungai,atau air terjun alam, dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya dan jumlah debit air.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat, selanjutnya disebut PL TS Terpusat adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan tenaga matahari dengan cara memanfaatkan intensitas cahaya dimana energi yang dihasilkan, disalurkan kepada pemakai melalui jaringan listrik.

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani bidang energi, selanjutnya disingkat SKPD yang menangani bidang energi adalah organisasVlembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab dan menangani bidang energi yang akan menggunakan anggaran atau menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari OAK Bidang Listrik Perdesaan.

5. Menteri adalah Menteri Energi dan Sumber Oaya Mineral.

6. Kementerian adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pasal2

(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Kementerian dan Pemerintah Kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari segi teknis terhadap kegiatan yang dibiayai dari DAK Bidang Listrik Perdesaan.

(2) Petunjuk teknis ini bertujuan:

a. menjamin tertib perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan . evaluasi OAK Bidang Listrik Perdesaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten;

b. menjamin ...

Page 3: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-3-

b. menjamin terlaksananya koordinasi antara Kementerian dan Pemerintah Kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan yang dibiayai dengan OAK Bidang Listrik Perdesaan;

c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan OAK Bldang Listrik Perdesaan, serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai dengan OAK Bidang Listrik Perdesaan;

d. meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai upaya mewujudkan sasaran bauran energi nasional untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosiVkonvensional;

e. meningkatkan peran serta pemerintah daerah dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan.

(3) Ruang Iingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi arah kegiatan, sasaran dan perencanaan, koordinasi penyelenggaraan, tugas dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan dan anggaran, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, serta penilaian kine~a.

BAB II ARAH KEGIATAN, SASARAN DAN PERENCANAAN

Pasal3

(1) OAK Bidang Listrik Perdesaan diarahkan untuk membiayai kegiatan fisik bidang energi terbarukan yang meliputi:

a. pembangunan PL TMH baru;

b. rehabilitasi PL TMH yang rusak;

c. perluasan/peningkatan pelayanan tenaga listrik dari PLTMH;

d. pembangunan PLTS Terpusat.

(2) Kegiatan pembangunan PL TMH baru sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) huruf a merupakan kegiatan prioritas.

(3) Kegiatan pembangunan PL TS Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat dilakukan apabila daerah di Kabupaten tidak mempunyai potensi PL TMH yang layak secara teknis dapat dikembangkan.

(4) Ketentuan mengenai spesifikasi teknis kegiatan fisik bidang energi terbarukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bag ian tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri In/.

Pasal4

Sasaran penerima/pemanfaat OAK Bidang Listrik Perdesaan diprioritaskan untuk desa terpencillterisolir dari jangkauan listrik PT PLN (Persero).

PasaI5 ...

Page 4: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-4-

Pasal 5

(1) Berdasarkan penetapan aloka~i O~K Bidang ~istrik Perd~saan dari Menteri Keuangan, Bupatl/Waltkota penenma OAK Bldang Listrik Perdesaan membuat Rencana Kegiatan yang akan dibiayai dengan OAK Bidang Listrik Perdesaan secara partisipatif berdasarkan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

(2) Rencana Kegiatan dan us ulan perubahannya disampaikan kepada Menteri dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian dan Oirektur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi.

(3) Rencana kegiatan dan usulan perubahannya sebagaimana dimaksud pad a ayat (2), harus mendapatkan persetujuan dari Oirektur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi atas nama Menteri.

BAB III KOORDINASI PENYELENGGARAAN

Pasal6

(1) Oalam rangka penyelenggaraan kegiatan OAK Bidang Listrik Perdesaan, Kementerian melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten.

(2) Oalam rangka koordinasi sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), Kementerian melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi kepada Oaerah-daerah yang mendapat OAK Bidang lIstrik Perdesaan;

b. memfasiUtasi pelaksanaan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan OAK Bidang lIstrik Perdesaan oleh Oaerah;

c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan OAK Bidang Listrik Perdesaan oleh Oaerah.

BABIV TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN

Pasal 7

(1) SKPO yang menangani bidang energi melaksanakan kegiatan yang dananya bersumber dari OAK Bidang Listrik Perdesaan sebagaimana telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(2) Kepala SKPD yang menangani bidang energi bertanggung jawab secara fisik dan keuangan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari OAK Bidang Listrik Perdesaan.

PasaI8 ...

Page 5: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-5-

Pasal 8

(1) Bupati penerima OAK Bidang Listrik Perdesaan wajib mengalokasikan dana pendamping dari Anggaran Pen~~patan Belanja Oaerah paling kurang 10 % (sepuluh persen) dan Jumlah OAK Bidang Listrik Perdesaan yang diterimanya.

(2) Dana pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk kegiatan fisiko

(3) Selain dana pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati penerima OAK Bidang Listrik Perdesaan mengalokasikan dana penunjang untuk kegiatan operasional lainnya.

BABV PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal9

Kementerian melaksanakan pemantauan dan evaluasi dari segi teknis terhadap keglatan yang diblayai dengan OAK Bidang Listrik Perdesaan.

Pasal 10

Pelaksanaan OAK Bidang Listrik Perdesaan yang dipantau dan dievaluasi meliputi:

a. kesesuaian antara Rencana Kegiatan dengan arah kegiatan OAK Bidang Listrik Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;

b. kesesuaian antara pelaksanaan dengan Rencana Kegiatan.

Pasal11

Pengawasan fungsionaVpemeriksaan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan OAK Bidang Llstrik Perdesaan dilakukan oleh instansi-instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BABVI PELAPORAN

Pasal 12

Pelaporan pelaksanaan OAK Bidang Listrik Perdesaan dilakukan secara berjenjang, mulai dari Kepala SKPO yang menangani bidang energi, dan Bupati sebagai berikut:

a. Kepala SKPO yang menangani bidang energi sebagai pelaksana OAK Bidang' Listrik Perdesaan wajib menyampaikan laporan triwulan tentang realisasi pelaksanaan OAK Bidang Listrik Perdesaan dan laporan akhir tahun anggaran kepada Bupati;

b. Bupati ...

Page 6: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-6-

b. Bupati wajib menyampaikan laporan triwulan tentang realisa~i pelaksanaan OAK BI dang Listrik Perdesaan dan laporan akhlr tahun anggaran kepada Menteri, Menteri Keuangan, Menteri Oalam Neger! dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian, dan Oirektur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi.

c. Laporan triwulanan dan Laporan akhir tahun anggaran memuat gambaran umum rencana kegiatan OAK Bidang Listrik Perdesaan, sasaran yang ingin dicapai, uraian pelaksanaan, hasil yang telah dicapai dan realisasi anggaran, serta hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan.

d. Pelaporan menjadi salah satu dasar penilaian dalam kriteria alokasi anggaran OAK Bldang Listrik Perdesaan pada tahun berikutnya.

BAB VII PENILAIAN KINERJA

Pasal 13

(1) Pelaksanaan OAK Bidang Listrik Perdesaan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menterl Ini dapat berakibat pada penilaian kine~a yang negatif, yang akan dituangkan dalam laporan Menteri ke Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan NasionallKetua Bappenas, dan Menteri Oalam Negeri.

(2) Kine~a penyelenggaraan OAK Bidang Listrik Perdesaan akan dijadikan salah satu pertimbangan dalam usulan pengalokasian OAK Bidang Listrik Perdesaan oleh Kementerian pada tahun berikutnya.

(3) Penyimpangan dalam pelaksanaan OAK Bidang Listrik Perdesaan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang­undangan.

BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal14

(1) Oalam hal terjadi bencana alam, Oaerah dapat mengubah penggunaan OAK untuk kegiatan di luar yang telah diatur dalam Petunjuk Teknis ini, setelah sebelumnya mengajukan usulan perubahan yang telah mendapatkan pertimbangan Menteri Oalam Negeri dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri.

(2) Bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan bencana alam yang dinyatakan secara resmi oleh Kepala Oaerah terkait.

(3) Perubahan penggunaan OAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sepanjang dalam bidang yang sama dan tidak mengubah besaran alokasi OAK pad a bidang tersebut.

BABIX ...

Page 7: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-7-

BABIX KETENTUAN PENUTUP

Pasal15

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri inl dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal .13 Mei 2011

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 M ei ·2011

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL,

ttd.

DARWIN ZAHEDY SALEH

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR~291

Salinan sesuai de1l9an aslinya ~~~NsiE~NERGI DA MBER DAYA MINERAL

Page 8: Permen ESDM 08 Tahun 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL NOMOR 08:TAHUN 2011 TANGGAL : 13 MEl 2011

SPESIFIKASI TEKNIS KEGIATAN DAK BIDANG LISTRIK PERDESAAN

A. PEMBANGUNAN PEMBANGKIT USTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

1. Persyaratan Umum a. Kapasltas terpasang darl PLTMH sesual dengan kemampuan pabrlkan lokal b. Telah mempunyal dokumen FS seclerhana yang mengangkut gambaran lokasi, kapasitas,

layoutlokasl pembangunan, rencana anggaran blaya c. Kejelasan status lahan, Daerah menyedlakan lahan untuk keperluan rumah pembangkit,

saluran pembawa, plpa pesat dan jalan akses d. Rencana pengelolaan yang menggambarkan keterlibatan masyarakat mulai dari perencanaan,

pembangunan sampal dengan pengoperaslan/ pemellharaan. e. Kesiapan masyarakat selaku calon pengguna untuk mengoperaslkan unit pembangkit dan

membayar blaya pemakalan tenaga IlstrIk pada tlngkat harga yang dlsepakati bersama.

2. Spesifikasi Teknis

a. Spesifikasl PLTMH Umum - Pemllihan Peralatan Elektro Mekanik

Pemilihan peralatan elektro mekanik blsa mengacu pada tabel berlkut Inl.

Komponen Dalaip" Kurang darl Leblh dari 10kW 10kW

Turbin Jenls Cross Flow Cross Flow Propeller Propeller PAT PAT

Generator Jenis Sinkron Sinkron kecuali T1ga Fasa Propeller Open Flume blsa Aslnkron Satumga Fasa

Dengan Brushless Brushless BruSh! Brushless Eftslensl Minimal 60% Minimal 80% Generator dlsarankan

80% Tegangan dan 220/240 V, 1 415 V, 3 Frekuensl fasa, 50 Hz fasa, 50 Hz

Rekomendasi atau 415 V, 3 fasa, 50Hz

Kontrol Jenis ELC ELC Ballast Pemanas Air atau Udara Roda gUa Perlu untuk operasl sendiri (stand

alone) Switch Gearelan MCB/MCCB untuk proteksi over Earth Fault current Protection ELCB perlu ada Monitoring dan Arus, Tegangan, Frekuensi Proteksl Meter Produksi Energi, kWh meter, Hour

Meter elan lain-lain Efislensl Paela debit elan Lebih besar lebih besar Skama head rancangan elarl400/0 darl4S0/0 PLTMH

Page 9: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-2-

b. Bangunari Sipil dan Peralatan Pendukung

Bangunan slpil adalah baglan pentlng dalam suatu skema PLTMH. Pada umumnya bangunan slpll terdtrl darl bangunan Inmke dan pengallh allran, saluran pembawa, bangunan forebay, bangunan rumah pembangklt (rumah pembangkif) dan bangunan tailrace. Aksesori bangunan slpll sepertl peralatan hidro mekanik juga merupakan baglan tak terlepaskan dari komponen slpll suatu PLTMH.

1. Spesifikasl

1.1 Umum • saluran pembawa air, kecuali plpa pesat dan tall race, harus mampu menampung

debit air 10% leblh tlnggl darl debit rancangan. Hal Inl dltujukan agar pada saat operasl maksimal muka air di forebay tldak turun dari ketlnggian biasanya dan untuk tlnggl jagaan agar terhindar darl pellmpasan apabila terjadi kelebihan debit.

• Survel topografi secara lengkap harus dllakukan dan hasilnya digambarkan pada peta situasl dengan skala 1:1.000 atau lebih keeil, termasuk potongan memanjang, potongan mellntang dan secara jelas menunjukkan informasi topografi daerah rencana pembangunan PLTMH.

• Survei geoteknlk dlperlukan untuk mengetahul kondisi batuan di daerah rencana bangunan slpll termasuk dl dalamnya kestabllan tanah dan lain-lain.

1.2 Intake dan Diversion Structure • Drop intake blsa dlpergunakan jlka gradient sungal leblh dari 5% jika kurang dari

Itu Intake lateral blsa dlpergunakan (mlsalnya sIde Intake). • Lokasl Intake harus dlplllh dl tempat yang mampu menyedot sebanyak mungkin air

dan tldak membawa sedlmen apung yang akan masuk ke dalam intake. Bendung dan Intake sebalknya mampu menahan banjlr tahunan minimum dengan periode 25 tahunan.

• Bukaan Intake (intake orifice) harus tenggelam dl bawah muka air setiap kondisi allran.

• Plntu menutup Intake dlperlukan dalam rangka mengosongkan bangunan pembawa air dan untuk perawatan atau berbalkan.

• Trash rack harus dlpasang dl Intake khususnya untuk sedimen apung berukuran besar.

• Bangunan Intake harus dlrancang sedemlklan rupa sehingga aliran banjir selalu melewatl bendung dan tldak engallr melalul bangunan Intake.

• Pedoman teknls bangunan air dapat mengacu kepada Standar Nasional Indonesia SNI 03-1731-1989 tentang Pedoman Perencaan Bendungan Bangunan Sipil.

1.3 Bak Pengendap • Bak pengendap harus mampu mengendapkan material sedimen seperti tanah,

paslr dan bebatuan • Allran air harus tldak menimbulkan olakan (turbulensi) di dalam bak pengendap

sehlngga material sedlmen blsa dengan mudah dlendapkan. • Bak pengendap harus dlbuat darl konstruksl beton bertulang. • Mekanlsme pembuangan endapan harus ada dan dapat berupa plntu air atau jenis

lain. • Jlka air yang dipakai adalah mata air yang tldak membawa material sedimen, maka

bak pengendaptldak dlperlukan • Jlka kualltas air yang blasanya buruk dan banyak membawa material sedimen,

maka setelah bangunan Intakeharus dllengkapl dengan bak pengendap. • Kemlrlngan lantal bak pengendap paling tldak 1:20 untuk intake lateral atau 1:10

untuk intaketlpe drop (river bed intake) • Bentuk bak harus sedemlklan rupa sehlngga endapan terkumpul diujung bak dan

mendekatl katup atau plntu penguras.

Page 10: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-3-

• Kapasitas plntu penguras harus eukup besar sehingga air dl bak pengendap tetap blsa terbuang sementara Inl:8ke tetap terbuka penuh untuk memasukkan air

penguras • Spill way untuk bak pengendap sebalknya ada di sepanjang bak di slsi sungai

sehlngga luapan air dapat langsung terbuang ke sungal.

1.4 Saluran Pembawa • Tldak dlsarankan menggunakan saluran alaml dart tanah. • Aelan dlndlng saluran pembawa menggunakan adukan semen dengan

perbandlngan minimum 1:3 (1 semen, 3 paslr). • Penguatan slope tanah perlu dllakukan dlsesualkan dengan kebutuhan lokasi. • Plpa plastlk blsa dlpergunakan untuk saluran pembawa. Jlka dipergunakan pipa

PVC atau HOPE maka plpa harus dlpendam dengan kedalaman minimum 60 em. • Jembatan plpa atau talang dapat dlpakal pada daerah yang rawan longsor. • Jlka saluran pembawa sangat panjang dan melalul teblng yang terjal, saluran

pembuang air harus dlarahkan ke saluran alaml sehlngga aman bagi kekuatan tanah.

• Jlka diperlukan, pada saluran pembawa yang menggunakan plpa dipasangkan pipa pelepas udara dl lokasl-lokasl belokan tajam.

• Untuk saluran pembawa tlnggl muka air minimal berjarak 25 em dari blbir saluran (freeboard) pada saat beban makslmal.

Hal yang berkaltan dengan konstruksl blsa dlllhat dalam baglan konstruksl bangunan slpll.

1.5 Forebay • Forebay dalam bentuk tankl blsa dlbuat dart pasangan batu, atau beton bertulang.

Ketebalan beton minimal mempunyal diameter 25 an. • Forebay harus dlbuat dart konstruksl kedap air dan tahan bocor • Forebay menghubungkan saJuran pembawa dan plpa pesat • Forebay harus dllengkapl dengan :

a. Trash rack yang leblh halus. b. Spill waydengan kapasltas 120% darl debit rancangan. e. Saluran pembuangan darl Flush gate untuk membuang endapan lebih baik

terplsah darl saluran spill way. d. Saluran pembuang air darf spill way dilengkapl dengan struktur pemeeah

energl air (mlsalnya kosntruksl tangga). • Lebar forebay paling tldak selebar trash rack, spill way sebaiknya sepanjang

forebayjuga. • Plpa pesat (p/pa pesat) harus terendam air dalam kedalaman minimum 2 kali

diameter plpa pesat, jarak plpa pesat dart dasar forebcrymlnlmum 30 em. • Endapan dlrencanakan sedemlklan rupa sehlngga tldak masuk ke plpa pesat. • Tangga harus dlsedlakan untuk pembersthan tangkl forebay. Masalah konstruksl bangunan slp/l blsa dilihat pada baglan konstruksi.

1.6 Plpa Pesat (Penstock) • Pipa pesat blsa terbuat dart mild steel, HOPE, .atau PVC harus dalam kondlsi baru

dan balk. • Ketebalan bahan plpa pesat dart bahan best harus disesuaikan dengan head,

minimal ketebalan adalah 3,2 mm. • Ptpa pesat harus dlcegah terjadlnya korosl, kearnanan menjadi faktor penting. • Plpa pesat dart bahan plastik (HOPE atau PVC) harus dl tanam di dalam tanah atau

dHlndungl dart slnar mataharl langsung dengan dlbungkus dengan bahan yang tahan terhadap cuaca mlsalnya karung gonl.

• Plpa pesat harus dlrancang sedemklan sehlngga kehllangan tekanan (head losses) dl dalam plpa pesat makslmal 10% dart head total.

• Plpa pesat yang amat panjang (5xhead) makslmal kehllangan tekanan 15% masih blsa ditoleransl.

• Tlngkat tekanan yang blsa dlterima plpa pesat harus mempertimbangkan tekanan tlba-t1ba (surge pressure),tekanan statlk dan tekanan yang dihasilkan karena

Page 11: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-4-

penutupan guide vane. Speslfikasi tekanan Ini harus blsa diapllkasikan di seluruh baglan plpa pesat.

• Plpa pesat harus mampu menahan tekanan aklbat water hammer. • Plpa pesat harus dllengkapl dengan plpa napas dl ujung atas pipa pesat. Ukuran

diameter plpa napas berklsar 1% sampal 2% diameter pipa pesat. • Jlka dlpertukan katup udara (aIr release valve) dlpasang pada tltlk-titik dimana ada

perubahan arah plpa pesat yang slgnlflkan sepertl pada belokan. • Speslflkasi katup udara dlsesualkan dengan t1ngkat tekanan yang kemungkinan

dltertma dl t1t1k tersebut. Masalah pabrtkasl dan konstruksi pipa pesat blsa dilihat pada bagian pabrikasi dan konstruksl. Pedoman teknls pekerjaan Inl mengacu kepada Standar Naslonal Indonesia SNI 7-6405-2000 dan SNI 13-3472-1994.

1.7 Rumah Pembangklt (Power House) • Rumah pembangklt harus mampu me\lndungl peralatan elektro mekanlkal dan

kontrol dart cuaca yang buruk serta akses dart orang yang tldak memlliki hak. • Rumah pembangklt harus berada pada poslsl yang leblh tlnggi dart ketinggian

banjlr tahunan (mlsalnya banjlr 25 tahunan atau 50 tahunan). • Layout peralatan dl dalam rumah pembangldt harus mengindahkan kemudahan

pergerakan operator dl dalamnya termasuk saat perbalkan turbin ataU kontrol. • Luas rumah pembangkJt harus dlsesualkan dengan besarnya turbln dan kubikel

kontrol. • Jika dimungklnkan, rumah pembangklt memlllld rei gantung (hoist) rsebagai alat

bantu kerja perbalkan. • Pondasl rumah turbln dibuat dari konstruksl beton bertulang yang mampu

menahan gaya dan tekanan dart turb'n maupun dart plpa pesat. • Anchor block harus dlpasang di rumah pembangkJt sehingga tekanan dari pipa

pesat tldak dlbebankan kepada turbine housing namun disalurkan ke tanah. • Saluran kabel dl dalam rumah pembangklt harus dlrancang agar tidak mudah

terendam air (misalnya jlka ada kebocoran). • T1nggl atap atau platon minimum adalah 2.5 meter atau tanpa plafon sama sekali. • Tailrace harus dlrancang sehlngga ketlngglan muka air saat turbin berada pada

operasl maksimal berjarak minimum 30 em dart outlet turbln. • Rumah pembangkJt yang terbuat dart dlndlng kayu hanya boleh dilakukan untuk

PLTMH berkapasltas dl bawah 5 kW. Olsarankan rumah pembangkit untuk semua kapasitas menggunakan dlndlng pasangan bata.

• Pembumlan proteksl dalam rumah pembangldt : a. Semua barang terbuat dart metal di dalam rumah pembangklt harus diberi

pembumlan sebagal proteksl. b; Pembumlan darl semua peralatan tersebut dljadikan satu. C. Batang untuk pembumlan minImal berukuran 10 mm2 dan terbuat dari

tembaga dan ditanam cukup dalam ke dalam tanah. d. Proteksi untuk peralatan lain dlsesualkan dengan spesifikasl dan metode dari

produsen. Konstruksi bangunan rumah pembangldt mengacu kepada bagian konstruksi sipil. Proteksl pertanahan jartng tegangan rendah dan Instalasl dapat mengacu kepada Standar PLN : SPLN 3-1978.

1.8 Trash rack • Trash rack tidak boleh terbuat dar! bambu atau kayu. Trash rack harus dibuat

dengan menggunakan besl peJal dengan diameter minimal 4 mm atau besi plat dengan ketebalan minimum 3 mm.

• Trash rack dipasang di Intake dan saluran pembawa awal dengan bukaan yang relatif lebar tergantung kepada karakter ukuran sampah dengan bukaan minimal 5 em dan makslmum 10 em.

Page 12: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-5-

• Inlet plpa pesat harus menggunakan trash rack yang lebih sempit bukaannya. Bukaan atau jarak antar besl dlsesualkan dengan ukuran nozzle turbin pada kasus turbln Impuls.

• Trash rack harus mampu menahan tekanan air karen a adanya penyumbatan pada kondlsl air penuh.

• Kemlrlngan trash rack paling tldak adalah 70 derajat dari data ran sehingga memudahkan untuk pemberslhan.

• Trash rack harus blsa dllepas dari struktur slpil untuk akses perbaikan dan pemberslhan.

• Untuk pabrikasl trash rack, bIsa mengacu kepada baglan pabrikasi peralatan hidro mekanlk.

1.9 Plntu Air dan Katup Pengaman • Tldak dlsarankan menggunakan plntu air dengan stop log keeuali untuk PLTMH

dengan kapasltas dlbawah 5 WI. • Ukuran plntu air disesualkan dengan ukuran saluran yang akan dilayanl. • Menggunakan alat bantu pemutar sehlngga memudahkan operasl. • Plntu air harus dlllndungi dart karat. • Plntu air harus mampu menahan tekanan pada kondisi air penuh. • Katup pengaman turbln harus mampu menahan tekanan statik maupun tekanan

surja serta water hammer.

• Katup pengaman sebalknya dlpasang pada slstem PL TMH dengan kapasitas lebih besar 15 kW yang menggunakan turbln Impuls.

Untuk pabrfkasl plntu air, mengacu kepada baglan pabrtkasl peralatan hidro mekanlk. Pabrlkasl katup tldak dlatur, namun speslflkasl katup yang dlpakai harus sesuai dengan pedoman teknls yang bertaku dan tekanan air yang dlterima.

2. Konstruksl Peralatan Hldro Mekanlk

Peralatan hldro mekanlk antara lain adalah peralatan mekanik yang menjadl pelengkap bangunan air seperti mlsalnya trash rack, plntu air, plpa pesat, dan katup pengaman turbln. Dalam hal Inl, katup-katup blasanya merupakan produksi masal sehlngga pedoman teknfs khusus sudah dlterapkan untuknya. Oleh karena ftu dalam baglan Inl hanya dlbahas mengenal pabrlkasl trash rack, plpa pesat serta plntu-plntu air.

2.:1. Trash rack • Trash rack harus dlbuat dengan menggunakan besi beton dengan diameter

minimal 4 mm atau besl plat dengan ketebalan minimal 3 mm. Pengelasan harus kuat dan rapl. Pengelasan menggunakan las IIstrik.

• Trash rack harus dlllndungi dart karasl dengan melakukan pengecatan atau gaivanlsasl. Pengecatan dflakukan dengan cat dasar besl kemudlan dlcat anti karat minimal dua kall pengecatan. Pengecatan dUakukan setelah dllakukan proses sand blasting untuk menghllangkan karat atau proses lain untuk menghilangkan karat. Pengecatan menggunakan cat khusus anti karat. Galvanlsasl direkomendaslkan untuk dllakukan jlka proses blsa dllakukan.

• Trash rack untuk Intake dan saluran pembawa paling tidak memillkl celah selebar 5 em atau leblh lebar.

• Trash rack untuk Inlet plpa pesat harus memillkl celah yang lebih keeil dari trash rack dl Intake. Ukuran celah tldak boJeh Jeblh besar darl 0.5 kall jarak antar runner blades (balk propeller maupun cross flow) atau 0.5 kall diameter nozzle untuk pelton. Untuk turbln tlpe lain dlsesualkan dengan ukuran sampah keeil yang sering terbawa dalam air.

2.2. Pintu Air • Plntu air adalah pintu air itu sendirl dan frame yang tertanam dalam konstruksi sipil • Pintu air harus dlbuat dart.besl dengan ketebalan plat minimal 3 mm. • Plntu air harus dlllndungi dart karat menggunakan cat atau galvanisasi. Pengecatan

dllakukan setelah dllakukan proses sand blasting untuk menghllangkan karat atau dengan prases lain. Pengecatan d1lakukan dengan cat dasar besi kemudlan dicat

Page 13: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-6-

anti karat minimal dua kall pengecatan. Perlakuan perlindungan dari karat dlkerjakan sebelum dlklrlm ke lokasl.

• Plntu air harus menggunakan alat bantu untuk memudahkan operasi buka dan tutup. Mekanlsme atau tlpe alat bantu tldak dlbatasl.

• Plntu air harus dJlengkapl dengan mekanlsme pengund pada pintu-pintu yang pentlng mlsalnya dl saluran pembawa setelah bak pengendap pertama ataU tepat sebelum plpa pesat agar operasl plntu air hanya dJlakukan oleh orang yang berwenang.

• Pengelasan harus rapl dan kuat dan tldak memberikan kesempatan kepada kebocoran. Pengelasan menggunakan las IIstrik.

Pedoman teknis plntu air dapat mengacu kepada Standar Naslonal SNI 03-2829-1992

2.3. Pipa pesat dan Talang Air Plpa pesat yang dlatur dalam hal pabrlkasl adalah plpa pesat darl bahan galvanized steelatau mild steel. Plpa pesat bahan HOPE atau PVC tldak dlatur pabrlkaslnya. Plpa pesat blasanya dlpabrlkasl atau dlrangkal dllokasl dalam artl pengelasannya dllakukan dl tokasl. Jembatan air atau talang yang terbuat darl mild steel juga harus mengalami perlakuan yang sarna dengan plpa pesat.

• Pengelasan yang dllakukan dl Iapangan harus dilakukan dengan baik dan rapi. Operator las harus berpengalaman mengerjakan pengelasan untuk struktur dengan tekanan tlnggl. Pengelasan menggunakan las IIstrik.

• Pengelasan sebaiknya menggunakan peralatan bantu, seperti rei gantung sehingga pembentukan dan konstruksl plpa pesat menjadl sempurna.

• sambungan las harus ter,lamln darl kebocoran akibat tekanan air yang tinggi. Baglan pengelasan yang buruk harus dlbuang dan jlka perlu dllakukan pemotongan baglan plpa pesat tersebut.

• Mis-alignment, atau ketldaktepatan biblr antar plpa, pada sambungan antar pipa yang dllas hanya dlber! toleransl sebesar makslmal 3 mm, kecuali jika pipa dtsambung dengan menggunakan flange.

• Pembuatan sambungan llange harus selalu sepasang sehingga tidak ada mis­alignment pada saat pemasangan

• Baglan dalam dan luar plpa pesat harus dillndungl darl korosi dengan pengecatan bahan cat khusus anti karat.

• Pengecatan baglan dalam plpa pesat dllakukan minimal dua kall, dengan pengecatan dasar terleblh dahulu, sebelum dllakukan penyambungan.

• Pengecatan baglan luar dlakukan minimal dua kall dengan pengecatan dasar terlebih dahulu. Jlka material besl maslh tampak, maka pengecatan harus diulang kemball.

• ExpansIon joInt atau flange harus dlperslapkan dl pabrlk dan tldak di lokasl. Komponen Inl harus dlllndungi darl karat sebelum dlpasang.

• Mur dan baut untuk sambungan flange harus dlsedlakan dan diperlakukan perllndungan karat padanya.

• SlidIng support plpa pesat harus dlperslapkan untuk setiap penyangga pipa pesat yang dlrencanakan.

• Seal dan packIng bagl sambungan flange harus diperslapkan di pabrik. • Sebalknya diperslapkan minimal 1 buah expansIon JoInt bagl sebuah plpa pesat. • Setlap anchor block harus dllengkapl 1 buah expansIon JoInt • Dlperslapkan sebuah release vent udara bagl sebuah plpa pesat. Diameter antara

1 % hlngga 2% darl diameter plpa pesat. • Diameter jembatan plpa atau talang air sebalknya dibuat sedemikian sehingga

memungklnkan orang untuk masuk dan memberslhkan baglan dalamnya. • Penyangga untuk jembatan plpa atau talang harus dlsedlakan dl bengkel dan harus

mengalaml perlakuan pertlndungan karat dengan galvanlsasl. • Penyangga plpa pesat dar! kayu hanya blsa dlpakal untuk kapasltas PLTMH kurang

dart 5 kW.

Page 14: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-7-

3. Konstruksl Bangunan Sipil

Ketentuan umum dalam konstruksl bangunan slpll pembangunan sistem PLTMH adalah:

Konstruksi slpiJ untuk bangunan seperti Intake, bendung, saluran pembawa, bak pengendap, dan fotebayharus selalu mempertlmbangkan kekuatan tanah pandasi. Penggallan tanah harus dllakukan secara hat/-hat/. Tanah gallan dltempatkan pada 5151 yang stabll atau dlberlkan penahan darl kayu. Kedalaman makslmal gallan tanpa penahan dlndlng adalah 1,3 meter. Pengurukan kemball harus dllakukan selapls deml selapls dan ketebalan tiap lapisan t/dak ~Ieh meleblhl 15 em. Pemampatan tanah pada 5151 dekat plpa harus dllakukan dengan hat/-hatl. Batuan dengan ukuran kecll hanya boleh dllakukan dl ujung urugan. Tldak boleh ada batuan dl dekat urugan plpa. Ketebalan pasangan batu tanpa pembebebanan mnimum darl 20 em, ketebalan pasangan batu untuk penahan amah minimum darl SO em, dlhitung berdasarkan kekuatan dlndlng ketebalan penahan tanah dan dllpillh ukuran yang paling besar. ~iameter besl beton blasa t/dak boleh kurang dart 15 em dan ketebalan beton bertulang tldak boleh kurang darl 10 em. Ketebalan dlndlng dlsesulkan dengan beban yang dltahan.

• Adukan semen untuk bag Ian yang terkena air dlsarankan 1 bag Ian semen dan 4 bag ian paslr. Jlka tldak bersentuhan dengan air maka satu baglan semen dan enam baglan paslr.

• Beton untuk bangunan struktur, mlsalnya beton bertulang, lebih balk menggunakan campuran 1 baglan semen, 2 baglan paslr, dan 3 baglan kerlkiJ. Beton lain dlpakal perbandlngan 1:3:5.

• Beton bertulang paling tldak menggunakan tulangan dengan ukuran minimal 8 mm dan jarak antar tulangan makslmal 200 mm.

• Jika terdapat jembatan air dengan plpa yang terbuat darl mild steel maka harus diJengkapl dengan expansIon joint dan plpa harus dllakukan pengecatan serta perllndungan terhadap karat.

• Trash rack harus bisa dllepas dari bangunan sipll untuk akses perbalkan. • Plpa pesat darl bahan besl tldak boleh dlpendam dl dalam tanah. Harus terdapat jarak

minimal 30 em antara tanah dengan plpa pipa pesat. • Pipa pesat darl bahan PVC atau HOPE sebaiknya dipendam dl dalam tanah dengan

kedalaman minimal 60 em darl 5151 atas pipa pesat. • Jlka tldak memungklnkan dlpendam maka plpa darl bahan PVC atau HOPE harus

dltutup atau dlbungkus dengan balk sehlngga tldak terekspas oleh slnar matahari. • Jika dlpergunakan pipa PVC untuk plpa pesat maka minimal memllikl spesifikasi

tekanan kerja sebesar 12 kg/em2 untuk kapasltas PlTMH maksimal 5 kW. Untuk kapasltas leblh besar maka harus dlsesualkan dengan debit dan head.

Sambungan plpa pesat darl bahan selaln mild steel menggunakan metoda yang biasa dllakukan untuk bahan tersebut. Penyambungan plpa untuk HOPE atau PVC dlsarankan menggunakan sambungan f!8nge atau bell spigot Penyangga pipa pesat atau anchor block harus dlbangun sehlngga tldak tergelinelr. Anchor block harus mampu menyalurkan gaya lateral dan longitudinal plpa pesat ke tanah. Kedalaman pandasl minimal adalah SO em dl bawah permukaan tanah. Penyangga plpa pesat blsa dlbuat darl pasangan batu atau beton bertulang. Anchor blockdlbuat dar! beton bertulang. Penyangga plpa pesat harus dllengkapl dengan saddle yang memberikan kebebasan bagl plpa pesat untuk memual atau seballknya. Setlap anchor block dllengkapl dengan expansion Joint pada bagian plpa pesat dl bawahnya. Rumah pembangklt harus memlllkl : a. Plntu yang cukup lebar untuk memasukkan peralatan termasuk turbln dan kubikel

kontrol. Plntu tersebut harus blsa dlkund. Pfntu btsa terbuat darl kayu atau besi. b. Jendela yang memberlkan cahaya alaml dan ventllasl udara yang eukup ke dalam

ruangan. Rangka jendela blsa terbuat dar! kayu atau aluminum. c. Saluran pembuangan air balk dl dalam maupun dl sekitar rumah pembangkit.

Saluran harus dlarahkan ke saluran air alaml.

Page 15: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-8-

d. Ventilasi yang cukup sehingga panas dart mesin bisa dlkeluarkan dari ruangan. Ventllasl harus mampu menjaga supaya serangga tldak masuk ke ruangan.

e. Atap yang tldak mudah bocor dan tidak menggunakan atap yang terbuat dari bahan alaml sepertllJuk amu rumbla.

f. Almart penylmpanan alat kerja dan catatan (log booK) operator. Almari bisa terbuat dart kayu maupun besln.

• Konstruksl rumah pembangkJt sebalknya menglndahkan ruang istlrahat bagi operator. • Lantal rumah pembangkJt, khususnya pada baglan base frame turbln dan generator

harus terbuat dart beton bertulang. Ketebalan lantal pada bagian tersebut disesuaikan dengan besar turbln. Minimal keteba!an adalah 200 mm.

• Ballast pemanas udara dltempatkan pada Iokasl yang terlindung dari akses tak bertanggung jawab dan mendapat ventilasl balk.

• Pen~rangan harus dibertkan dl lokasl Intake, sepanJang saluran dengan jarak 30 meter tlap !ampu, dl forebay, sepanjang plpa pesat dengan jarak 30 meter tlap lampu, teras rumah pembangkit, dan ruangan kerja rumah pembangkit.

• Penerangan luar harus terllndung darl perubahan cuaca. Penerangan tidak boleh menggunakan lampu pijar atau lampu n (neon) blasa.

4. Pengujlan Setelah Konstruksl

• Dlpastikan semua struktur bebas dart batuan atau sampah konstruksi saat selesal dlbangun dan sebelum dllakukan pengetesan.

• Sebelum dllakukan pengetesan minimal semua struktur sudah berumur 1 minggu sejak selesal finishing.

• Saluran pembawa dan forebay harus dlujl kebocoran dengan cara mengislnya dengan air hlngga pada batas freeboard dan dlamati selama paling tldak 2 mlnggu.

• Pengetesan dllakukan per baglan saluran pembawa dlmana setlap bagian maksimal sepanjang 50 meter.

• llka saluran pembawa tldak begltu panjang, total kurang dari 50 meter, maka pengetesan dllakukan bersamaan dengan pengetesan forebay.

• llka terdapat baglan saluran pembawa yang menggunakan jembatan plpa, maka jembatan plpa harus juga dlJakukan tes kebocoran secara tersendirl.

• Tes kebocoran bak pengendap dan forebay dllakukan dengan merendam bak tersebut sampal batas maksimal dan mengamatlnya selama paling tldak 3 mlnggu.

• Plpa pesat harus dluji kebocoran dengan melakukan ujl tekanan statik dengan cara menglsl plpa pesat secara penuh dan dldlamkan selama paling tldak 24 jam.

• Pengecatan dan juga kualitas pengelasan harus dllnspeksl setelah konstruksi selesai dan sebelum pengetesan dlJakukan, khususnya bagl komponen hldro mekanikal sepertl plpa pesat dan plntu-plntu air.

c. Peralatan Elektro Mekanik

Turbin lenis turbin yang bisa dipakai untuk kapasitas PL TMH sampai 30 kW antara lain adalah turbin aUran silang (cross flow), turbln propeller, atau pelton (untuk head tlnggi).

1. Turbin AUran Silang

1.1 Kalkulasi Turbin yang dibuat harus dlsertai dengan kalkulasi minimum:

• Perhltungan daya desaln • Perhitungan kecepatan putar runner • Perhitungan elemen pembawa putaran (Jlka menggunakan elemen pembawa)

sepertl belt dan pull dan plummer block.

Page 16: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-9-

1.2 Material • Casing turbin dari mild steel dengan ketebalan paling tidak 10-16 mm. Semakin

tlnggl tekanan air (head) semakln tebal casing turbln. Jenls mild steel yang dlpakai adalah MS-41/SS-41/ST-37.

• Baglan yang terkena air langsung pada bagian casing harus dilapisi lembaran besi mIld steel dengan ketebalan paling tldak 8 mm. Semakln tlnggi tekanan air (head) semakln tebal laplsan pelapls Inl. Jenls mild steel yang dipakai adalah MS-41/SS-41/ST-37.

• Runner shaft (as), runner dIsc (plringan), dan runner blade (sudu-sudu) disarankan dlbuat menggunakan bahan stainless steel. Jlka tidak, maka dipergunakan: - Runner shalt dlbuat menggunakan mIld steel dengan jenis paling tldak ST-50

atau leblh tinggl (ST-60). - Runner disc dan blade dlbuat dengan menggunakan mild steel jenis MS-41/SS-

41/ST-37. • Guide vane (katup pengatur) dibuat darl besl pejal dengan bahan mild steel jenis

MS-41/SS-41/ST-37. Best pejal harus dlpakal. • Bearing yang dlpakal harus memlllkl spesiflkasl umur operasi selama 40.000 jam

operasl nonnal. .' • Seal harus dlbu,at darl bahan non meta Ilk.

1.3 Proses Produksi Pada dasamya proses produksl harus menglkutl desain yang dljadikan acuan. Pemlllhan bahan, proses pengerjaan, pemllihan komponen standar, ukuran baut penglkat, dan lain-lain harus menglkutl desaln acuan.

• Material turbin harus baru dan bebas dari korosl dan berkualitas sesuai dengan peruntukannya.

• Pengelasan casing turbin harus rapi balk yang berada di luar casing maupun di dalam casIng sehlngga kuat menahan tekanan statik maupun dlnamlk.

• Runner disc untuk ukuran dl bawah 20 mm lebih balk dlbuat menggunakan laser cutting.

• CasIng turbin harus memlllkl pintu inspeksl untuk pembersihan runner atau perbalkan.

• casIng turbin sebaiknya memllikl webs dan ribs penguat untuk mengurangi getaran dan keblslngan.

• Runnerharus dUas dengan rapl agar efislensl turbin tlnggl. • Seluruh komponen turbln harus bebas dari karat. Harus dllakukan pengecatan anti

karat. Proses sand blasting sebalknya dflakukan untuk menghllangkan karat. Pengecatan minimal dilakukan 3 lapis.

• Turbin harus dliakukan static bal8nc1ng. • CasIng turbln harus dilengkapl clnclng pengangkat. • Baglan dalam yang bersentuhan dengan air harus dl cat dua lapis (Iebih baik

dengan cat khusus epoxy atau untuk kapaliaut). • Baglan luar harus dlcat dua lapis dengan cat primer lalu dicat dua lapis dengan cat

blasa (cat wama). • Baglan yang bergesekan harus diberi lubrikasl. Bearing harus diberi lubrikasi

awalan dengan jumlah cukup sesual dengan ketentuan produk. • Semua bagian ulir pada baut harus diberl sediklt grease agar tidak mudah

berkarat.

1.4 Efisiensi Turbin • Turbin grade 1 adalah yang memillkl efisiensi pada poros turbin paling tidak

sebesar 70% pada debit dan head rancangan. • Turbin grade 2adalah yang memlllkl eflslensi pada poros turbin paling tidak

sebesar 55% pada debit dan head rancangan.

Page 17: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 10-

2. Turbin Propeller

2.1 Material • Casing turbin dart mild steel dengan ketebalan paling tldak 10-16 mm. Semakin

tlnggl tekanan air (head) semakln tebal casing turbln. Jenls mild steel yang dipakai

adalah MS-41/SS-41/ST-37.

• Shatlterbuat dart: a. Besl anti karat ataui b. Besl dengan speslflkasl ST-50 atau leblh tlnggl.

• Runner untuk kapasltas dl bawah 5 kW blsa menggunakan aluminium, untuk kapasltas leblh besar dlsarankan menggunakan besl anti karat

• Untuk komponen yang dlcor, dlpergunakan besl cor dengan spesiflkasi FCD. Penggunaan besl anti karat leblh dlsarankan.

• Guide vane (katup pengatur) dlbuat darl besl pejal dengan bahan mild steel jenis MS-41/SS-41/ST-37. Besl pejal sebalknya dlpakal.

• Bearing yang dlpakal harus memlllkJ speslflkasl umur operasi selama 40.000 jam operasl normal.

• Semua sealharus dlbuatdarl bahan non metallk. • Bahan untuk komponen metal pendukung lain sebaiknya adalah yang tahan

karat/terllndungl darl karat.

2.2 Proses Produksl • Material turbln harus baru dan bebas darl koresl dan berkualitas sesual dengan

peruntukannya. .

• Pengelasan casing turbln harus rapi balk yang berada di luar casing maupun di dalam casing sehlngga kuat menahan tekanan static maupun dinamlk.

• Pengecoran harus dllaksanakan dengan balk dan menjaga homogenitas material dan menghllangkan pengotor.

• Seluruh komponen turbln harus bebas darl karat Harus dllakukan pengecatan anti karat. Proses sand blasting sebalknya dllakukan untuk menghilangkan karat. Pengecatan minimal dllakukan 3 lapis.

• casing turbln sebalknya dllengkapl clndn pengangkat. • Baglan dalam yang bersentuhan dengan air harus dl cat dualapis (Ieblh baik

dengan cat khusus epoxyatau untuk kapallaut). • Baglan luar harus dlcat dua lapis dengan cat primer lalu dlcat dua lapis dengan cat

blasa (cat wama). • Baglan yang bergesekan harus diberl lubrlkasl. Bearing harus diberl lubrikasi

awalan dengan jumlah cukup sesual dengan ketentuan produk. • Semua baglan ullr pada baut harus dlbert sedlkJt grease agar tidak mudah

berkarat.

2.3 Efisiensl Turbin Eflslensi turbln propeller paling tldak 75% pada poros turbln pada debit dan head rancangan.

3. Turbin Pelton

3.1 Material • CasIng bJsa menggunakan plat mild steel dengan spesifikasi MS-41/SS-41/ST-37

dengan ketebalan minimal 16 mm. • Casing yang dlcor blsa menggunakan baja dengan spesiflkasi feD ketebalan caSing

dlsesualkan dengan tlnggl head. • Mangkuk blsa menggunakan besl anti karat atau baja spesifikasi FCD. • Nozzle dlsarankan dlbuat menggunakan besl anti karat. • Bearing yang dlpakal harus memlllkJ speslflkasl umur operasi selama 40.000 jam

operasl normal. • Semua sea/harus dibuat dari bahan non metallk. • Bahan untuk komponen metal pendukung lain sebalknya adalah yang tahan

karat/terllndungl dart karat.

Page 18: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 11 -

3.2 Proses Produksl • Material turbln harus baru dan bebas darl korosl dan berkualitas sesual dengan

peruntukannya. • Pengelasan casing turbln harus rapl balk yang berada dl luar casing maupun di

dalam casing sehlngga kuat menahan tekanan static maupun dlnamlk. • Pengecoran harus dllaksanakan dengan balk dan menjaga homogenitas material

dan menghllangkan pengotor. • Seluruh komponen turbln harus bebas darl karat. Harus dllakukan pengecatan anti

karat. Proses sand blasting sebalknya dllakukan untuk menghilangkan karat. Pengecatan minimal dllakukan 3 lapis.

• Casing turbln sebalknya dllengkapl dndn pengangkat. • Baglan dalam yang bersentuhan dengan air harus dl cat dua lapis (Iebih baik

dengan cat khusus epoxyatau untuk kapallaut). • Baglan luar harus dlcat dua lapis dengan cat primer lalu dicat dua lapis dengan cat

blasa (cat wama). • Baglan yang bergesekan harus dlberl lubrlkasl. Bearing harus dlberl lubrlkasi

awalan dengan jumlah cukup sesual dengan ketentuan produk. • Semua baglan ullr pada baut harus dlberl sedlklt grease agar tidak mudah

berkarat.

3.3 Eflslensl Turbin Efislensl turbln pelton paling tldak 80% pacta poros turbln pada debit dan head rancangan.

4. lain-lain

4.1 Ketentuan lain • Sebalknya proses allgnmentdan Instalasl dllakukan Ieblh dulu dl bengkel produksl.

Proses alignment (dl bengkel produksl dan dl rumah pembangklt) harus dllakukan dengan menggunakan alat-alat pendukung yang memadal dan dilakukan oleh operator yang telah terlatlh.

• Setelah proses alignment selesal, seluruh baglan-bagian yang berpasangan harus dlberl tanda atau dlberl pin penepat agar memudahkan dalam proses bongkar pasang (mlsalnya untuk keperluan transport).

• Turbin Inletharus memlllkf pressure gauge (alat pengukur tekanan air). • Turbin harus dlrangkal sebelum dlklrlm ke Iokasl. • Base frame harus dlsedlakan oleh produsen turbln dan dlsesuaikan dengan jenis

generator yang dlpakaf dan layout rumah turbln. Base frame harus kuat dan flekslbel untuk melakukan pengaturan dan penyejajaran.

• Ketebalan besl baseframe minimal adalam 3 mm. • . Mur dan baut harus tertlndung dart karat dan dlpak secara khusus sebelum dikirim. • Penglrlman turbln dllakukan dengan kotak kayu tertutup sehlngga terllndung dari

perubahan cuaca selama penglrlman. • Setlap turbln yang dlklrtm harus dllengkapl :

a. Panduan Pengoperaslan dan Perbalkan b. Perkakas untuk pemellharaan c. Suku Cadang

4.2 Perllndungan Karat • Semua komponen turbln harus tertlndung dart karat. • Pengecatan casing turbln minimal dllakukan tIga lapis dengan cat anti karat. • Sand blasting untuk menghilangkan pengotor dan karat dalam proses produksi

sangat dlsarankan. • Penggunaan mur/baut dengan bahan tahan karat dlsarankan. • Dalam transportasl ke lokasl, semua peralatan turbln harus terlindung dari

perubahan cuaca sehlngga terjaga dart kemungklnan karat.

Page 19: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-12 -

4.3 NamePlate Pada turbln harus dllengkapl dengan name plate. Name plate harus paling tidak berisi

Informasl sebagal berlkut: • Produsen - nama, alamat, nomer teleponi • Debit dan head rancangani • Kecepatan putaran turbln pada debit dan head rancangan; • Output rancangan pada as turbln; • Tahun pembuatani • Jumlah mangkuk atau jet pada turbln pelton; • Lebar dan diameter runnerpada turbln allran silang.

4.4 Pengetesan Turbin Turbin harus mengalaml test kebocoran sebelum dlklrlm. Hal Inl harus dlbuktikan oleh pembuat dengan adanya ·surat buktl tes.

4.5 Base Frame Base frame untuk dudukan turbln harus dlsedlakan oleh pembuat turbin dengan spesfflkasl minimal sebagal berlkut : • Kuat menopang turbJn; • Memberl keleluasaan pengaturan keseJaJaran; • Ketebalan minimal besl base frame adalah 3 mm.; • Mur dan baut base frame harus terllndung darl karat.

4.6 Pull (Pulley) Jlka turbln memerlukan pull maka : • Ukuran pull harus dlsesualkan dengan kapasltas dan kecepatan putaran turbin dan

generator; • Pull harus dl-balance sehingga beroperasl dengan balk; • Pull dan belt harus dlllndungi oleh sangkari • Dlsarankan menggunakan nat belt, sedangkan haln belttldak disarankan.

4.7 Suku Cadang dan Perkakas Untuk Pemellharaan Pabrlkan harus menyedlakan suku cadang utama dan peralatan kerja utama dari turbln dan transmlsl mekanlk sepertl mlsalnya :

• Bearing; • Belt; • Kuncl pas; • Mur dan Baut; • V-beltatau Flat Belt, • Gasket, O-Ring; • Mlnyak seal, packing kareti • Alat pengisl pelumas (gemuk); • Pelumas; • Crane- jlka diperlukan; • Spanner, • Obeng plus dan minus; • Penarlk bearing; • dU.

4.8 Panduan Pengoperaslan dan Perawatan Harus dlsedlakan buku manual pengoperaslan dan perawatan turbin. lsi manual ini paling tldak adalah : • Oaftar komponen turbln dengan fotojgambamya; • Cara pengoperaslan; • Cara pemellharaani • Cara perbalkan di lapangani • Cara pelepasan komponeni • Gambar sk.ema turbln.

Page 20: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-13 -

4.9 Garansi Turbin Garansl terbatas turbln harus dlberikan paling tldak selama 1 tahun.

d. Kontroler

1 Kublkel a. Terbuat darl bahan metal dan dilapisi cat tahan karat, dan khusus untuk peralatan

IIstrik. b. Memlllkl mekanlsme penguncl sehlngga tldak blsa diakses oleh sembarang orang. c. Memlllkl klsl pendlngln yang cukup, terutama dl bag Ian samplng kanan kiri dan atas. d. Kisl penelingln blsa menghalangl blnatang liar untuk masuk ke bagian dalam kubikel. e. Memlllkl k1pas penyecJot atau pembuang udara panas minimal 2 buah dan atau

dlsesualkan dengan kapasltas pembangklt. f. Blsa dlgantung pada dlndlng atau dldlrlkan dl atas lantal.

2 Informasl Pada Panel a. Memlllkl panellnformasl tegangan tlap fasa dan netral pada jalur beban dan ballast b. Memlllkl panellnformasl arus tlap fasa dan netral pada Jalur beban dan ballast c. Memlllkl panellnformasl frekuensl keluaran IIstrfk. d. Memlllkl panellnformasl jam operasl pembangklt. e. MemJllkl panel kilowatt hour meter (kWh). f. Memlllkl tombol staltdan stoptanpa perlu membuka plntu kublkel. g. Memllfkllampu penanda pembangkit offline atau online. h. Dlsarankan memillkl slrlne penanda overload. I. Dlsarankan meml/lkl fungsl yang menyimpan data digital yang bisa dilihat melalui

panel: • Jumlah energl yang terproduksl; • Jumlah energl yang terkonsumsl; • Beban makslmal; • Beban minimal.

3 Proteksi Kontroler harus memillkl sistem proteksl yaitu pembatas air dan pengaman hubungan singkat dengan Jenls MCCB (Molded CMe CIrcuit Breakel) dengan nllal breaking Cilpaclty minimal 10 kA.

4 Pengkabelan a. Pengkabelan harus mengedepankan keselamatan operaslonal. b. Terminal sambungan kabel harus dJberllabel sesual dengan peruntukan untuk

memudahkan Instalasl dan ldentlflkasl.

5 Peletakan dan Instalasi a. Kontroler yang berbobot kurang darl 25 kg blsa dltempelkan pada dindlng bata setinggi

paling tldak 1.5 meter. b. Kontroler yang berbobot lebih clart 25 kg leblh balk diletakkan dl atas lantal. c. Dudukan dl atas lantal paling tlclak setlnggl 1.5 meter terbuat darl bahan yang kuat

dan tldak lapuk. Disarankan dudukan dart beton atau pasangan batao d. Jlka kublkel berbentuk almarl perslapkan dudukan paling tldak setlnggi 25 em dari

lantal terbuat dart beton atau pasangan bata. e. Harus ada mal atau pola pemasangan kubikel pada dinding yang disediakan oleh

produsen kontrol . .t. Harus ada dralnase di sekitar dudukan almari kontrol. g. Sambungan kabel harus kuat dan tepat dan dillndungi dari benturan mekanik dengan

plpa khusus untuk proteksl. Kabel dart kontrol tidak boleh mellntang bebas di lantai. h. Penggantungan kublkel kontrol dI dlndlng rnenggunakan dyna bolt atau visser yang

dlsesualkan dengan bobot. i. Ballast balk pemanas udara maupun air harus dlluar rumah pembangklt. j. Ballast pemanas udara harus dlllndungi dalam kerangkeng 2 lapis agar tldak tersentuh

oleh orang awam.

Page 21: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-14 -

k. Ballastpemanas udara harus mendapatkan aUran udara secara bebas. d I. Ballilst pemanas air harus mendapatkan air secara bebas dan berslh agar tldak terja i

penyumbatan. m. Kublkel kontrol harus dlbumlkan secara benar dan kuat.

6 Ketentuan Lain a. Harus dlsedlakan wiring dlilgrllm (diagram pengkabelan) dari kontrol. b. Harus dlsedlakan panduan pengoperaslan. c. Nilme plilte harus dlpasang pada plntu kublkel dan berlsl Informasi :

• nama pembuatj,

• tlpej • kapasltasj • alamat kontaki • telepon pembuatj • nama PLTMHj • tahun pembuatan.

d. Garansl kontrol minimal 1 tahun. e. Kontrol leblh balk telah lulus uJI darl produsen. f. Hasll ujl dltunjukkan dalam Informasl produsen. g. Suku cadang yang harus dlsedlakan antara lain fuse (sekering), lampu indikator dan

saklar elektronlk ELC (SCR/TRIAC).

e. Transmisi dan Distrlbusl

1. Speslflkasl Umum Untuk masatah transmlsl dan dlstribusl (JTR), spesJflkasf dan perancangan harus mengacu kepada Standar PLN mengenal Transmtsl dan Olstrfbusl untuk Listrik Perdesaan. Ketentuan umum lalnnya adalah : a. Transmlsl tegangan menengah dan dlstribusl tegangan rendah harus sesuai dengan

Standar PLN mengacu SPLN 72-1987. b. Tegangan IIstrik dan frekuensl dl tlngkat konsumen memilikl toleransi lebih kurang

10% sesual dengan SNI 04-0227-1987 dan SNI ()4-1922-1990. c. Tegangan dl rumah pembangklt harus blsa dlatur melalui AVR atau potenslometer di

kontrol (untuk generator Induksl). d. Peta jarlngan dlstrlbusl harus ada untuk semua kapasitas PL TMH yang berisl :

• tegangan dl rumah pembangkit; • panjang kabel jarlngani • beban makslmal dl pusat-:pusat bebanj • tegangan minimal yang dltoleransl dl tltIk pusat beban; • jumlah tersambung tlap fase dl tiap tltIkj • poslsl penangkap petlrj • poslsl switch pemutus.

e. Pada jarlngan dlstribusl 3 fasa maka beban sebaiknya selalu seimbang setiap saat di tlap fasa.

f. Power filctor untuk generator slnkran tldak boleh kurang dari 0,8 dan tidak boleh kurang dari 0,95 untuk generator Induksl.

g. Pembumlan dan penangkap petlr harus dllakukan sesual SNI 04-3855-1995 atau SPLN 27-1980.

h. Kabel transmlsl atau dlstribusJ harus dlsesualkan dengan perkiraan beban dan kehllangan daya (penurunan tegangan yang dlperbolehkan).

i. Kabel dl atas tanah sebalknya berada minimal S meter dl atas tanah. j. Tlang IIstrik harus inenggunakan tlang besl atau tlang beton pratekan sesuai dengan

SPLN 93-1991. k. Jarak antar tlang untuk kabel berukuran 16 mm2 dual core disarankan adalah 30

meter, sedangkan untuk kabel berukuran sampat 35 mm2 disarankan adatah 2S meter sesuai dengan SPLN 87-1991 Standar konstruksi Ustrik perdesaan. Maksimal rentangan adalah 50 meter.

Page 22: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 15-

I. Semua kabel yang dipakai harus sesual dengan SNI 04-1926-1990 jaringan listrik

perdesaan SPLN.

2. Spesltikasl Tlang Ustrik Speslflkasl tlang IIstrik dan pondaslnya balk untuk saluran tegangan rendah maupun menengah dlsesualkan dengan standar yang ada. Jlka pada kondisl yang ekstrim dan standar tldak blsa dlpenuhl maka speslflkasl berlkut dapat dlpakai : a. Tlnggl tlang minimal untuk jarlngan tegangan rendah adalah 6 meter. b. liang listrlk dan pondaslnya harus mampu menahan tekanan angin dengan

menggunakan tlang besl blasa lain. Ketebalan minimal untuk tlang besl adalah 2 mm dan memperklrakan untuk korosl sebesar 1 mm.

c. Jlka ada perubahan arah kabel maka tlang harus dlberlkan penahan balk berupa kabel (guy wire) atau bahan lain sepertl tlang penyangga.

d. Keclalaman pondasl minimal 15% darl panjang tlang. e. Jlka dlpergunakan tfang besl berlubang, maka ujung atas harus tertutup sehingga air

tldak masuk. f. Pondasl yang dipergunakan adalah beton dengan campuran minimal 1:3:5 (semen,

paslr, kerlkll).

3. Instalasllaringan Transmlsl dan Disbibusl Instalasl peralatan jarlngan transmlsl dan dlstrlbusl harus dlsesuaikan dengan standar terkait. Instalasi peralatan jarlngan dan transmlsl harus menggunakan peralatan yang sesual. Prlnslp utama : a. Kabel transmlsl atau distrlbusi tldak boleh terlalu dekat dengan tanah. Jarak minimal

dengan tanah adalah 6 meter. b. Cabang-cabang pepohonan di sekltar jarlngan harus dfpotong sehingga terhindar dari

kemungkinan cabang jatuh ke kabel. c. Pemasangan harus aman dan d/lengkapi dengan pengaman, terutama pengamanan

terhadap petlr.

d. Instalasi jarlngan dllakukan oleh tenaga Instalatur bersertifikat. Pada kondisl tertentu jlka tldak terdapat tenaga ahfl dapat menggunakan tenaga yang terlatih.

Pedoman teknis Instalasi jaringan dapat mengacu kepada SNI 04-3855-1995

4. Instalasllaringan Sambungan Rumah a. Proses Instalasl harus dllakukan oleh tenaga bersertifikat dan terlatih dengan

menggunakan peralatan kerja yang tepat guna. b. Instalatur harus meJakukan pelatlhan dan pengarahan Instalasi kepada operator

sehingga operator blsa melakukan dl kemudlan harl. c. Kabel untuk dalam rumah tldak dipergunakan untuk kabel luar rumah. d. Koneksl klaster antar rumah menggunakan kabel sesual dengan SPLN 87-1991. e. Instalasl dl dalam bangunan/rumah perdesaan harus menggunakan kabel yang tepat

sesualSNI 04.-1925-1990. f. Jlka dlpergunakan kabel NYM dengan pellndung tunggal, maka kabel harus dilindungi

dengan plpa PVC sesual dengan SPLN 42-2-1992. g. Setlap tltIk koneksl dlsambung dengan menggunakan terminal dan terlindung dengan

adanya T-Dos. h. Setlap paket Instalasi rumah harus mempunyal pembumian yang cukup sesual dengan

SPLN 27-1980. i. Lampu yang dlpergunakan adalah lampu CFL (compact fluorescent lamps) atau lampu

hemat energl. Tldak dlanjurkan menggunakan lampu pijar atau lampu TL efisiensi rendah.

j. Setlap alat pembatas daya atau alat pengukur konsumsi daya (kWh meter) harus sesuai dengan SNI04-3862-1995.

k. Saat listrlk telah menyala maka setlap sambungan rumah harus diujl beban sehingga nllal pembatas yang dlpakal benar sepertl yang tertera pada alat pembatas tersebut. Ujl dilakukan secara populasl terhadap seluruh pelanggan. Uji tidak boleh dilakukan secara sampeJ.

Page 23: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-16 -

Jika lebih dar! 10% dari semua pembatas yang terpasang gaga I lulus uji maka semua pembatas harus dlgantl dengan menggunaken komponen yang yang leblh balk.

f. Daftar SPLN dan SNI Terkait PLTMH

SPLN (Standar PLN) 1. SPLN 3-1978 : Pentanahan Jarlngan Tegangan Rendah dan Instalaslnya 2. SPLN 2-1978 : Pentanahan Netral Sistem Transmlsl 3. SPLN 7-1978 : Pedoman Pemlllhan Tlngkat Isoiasl Transfonnator dan Penangkap Petir 4. SPLN 20-1980 : Pedoman Penerapan untuk Komlslonlng Pengusahaan dan Pemeliharaan

Turbin Air 5. SPLN 54-1983 : Standar Tlang Baja 6. SPLN 56-1984: Sambungan Ustrlk 7. SPLN 72-1987 : Speslfikasl Desaln Jarlngan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan

Tegangan Rendah (JTR) -8. SPLN 74-1987 : Standar Ustrlk Perdesaan 9. SPLN 76-1987 : Transfonnatur Arus 10. SPLN 27-1990 : Pentanahan Jarlngan Ustrlk Perdesaan 11. SPLN 55-1990 : Alat Pengukur Pembatas dan Perlengkapannya 12. SPLN 90-1990 : Komlslonlng PLTA 13. SPLN 3-1991 : Tlang Beton Pratekan untuk Jarlngan Dlstribusl 14. SPLN 83-1991 : Kelengkapan Sambungan Rumah dengan Saluran Udara Berlsolasl 15. SPLN 87-1991 : Standar Konstruksl Ustrlk Perdesaan 16. SPLN 88-1991 : Pembumfan Netral 51 17. SPLN 42-2-1992: Kabel Berlsolasl dan Berselubung PVC Tegangan Pengena1300/500 Volt 18. SPLN 91-1-1992 : Speslflkasl Plpa Untuk Instalasl Ustrlk - Baglan 1 Persyaratan Umum 19. SPLN 56-1-1993: Sambungan UstrlkTegangan Rendah (SLTR) 20. SPLN 56-2-1993 : Sambungan Ustrlk Tegangan Menengah (SLTM) 21. SPLN 57-1-1993 : kWh meter Arus BoIak Balik Kelas 0.5, 1 dan 2 - Bagian 1 Pasangan

Dalam 22. SPLN 57-2-1993: Ketentuan Tambahan untuk kWh meter Pasangan Luar 23. SPLN 102-1993 : Elektroda Buml Jenls Batang Bulat Berfapls Tembaga 24. SPLN 108-1993 : Pemutus Tegangan Mini untuk Pembatas dan Pengaman Arus Lebih untuk

Instalasl Gedung dan Rumah 25. SPLN 1-1995 : Tegangan-Tegangan Standar· 26. SPLN 115-1995 : Tlang Kayu untuk Jarlngan Dlstrlbusl 27. SPLN 50-1997 : Speslflkasl Transfonner Dlstrlbusl 28. SPLN 72-1997 : Speslfikasl Design Jarlngan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan

Tegangan Rendah (JTR)

SNI (standar Naslonallndonesia) Khusus PL TMH

1. SNI 0+3849.2-1995 : Instalasl Pembangklt UstrIk Perdesaan, Baglan 2 - Pusat Listrik Tenaga Mlkro Hldro Berkapasltas Sampal 50 kW (PL TM-P50). Sub Baglan 2: Pembuatan, Pernasangan dan Pengujlan

2. SNI 0+3849.2.1-1996 : Instalasl Pembangklt Llstrik Perdesaan, Baglan 2 - Pusat Listrlk Tenaga Mlkro Hldro Berkapasltas Sampal 50 kW (Pll.M-P50)

3. SNI 0+6953-2003 : Pembangkit Ustrlk Hldro Skala Keell Gambar Konstruksi PL TMH Tipikal

Sipil 1. SNI 03-1731-1989 : Tatacara Perencanaan Keamanan Bandungan (Design, Konstruksi,

Operasl dan Pemellharaan) 2. .SNI 03-1724-1989 : Pedoman Perencanaan Hidrologl dan Hldraulik Untuk Bangunan di

Sungal 3. SNI 03-1734-1989 : Tatacara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang

untuk Rumah dan Gedung 4. SNI 03-2414-1991: Metode Pengukuran Debit pacla Sungai dan Saluran Terbuka

Page 24: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 17-

S. SNI 03-2400-1991: Tatacara Perencanaan Umum Krib Sungal 6. SNI 03-2401-1991: Pedoman Keamanan Desaln Bendung 7. SNI 03-2415-1991 : Metocle Pengukuran Debit Banjlr 8. SNI 03-2819-1992 : Metocle Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat

Ukur Arus Tlpe Baling-Baling 9. SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungal dan Saluran Terbuka dengan

Pelampung Permukaan 10. SNI 03-2830-1992 : Metode Perhltungan T1nggl Muka Air Sungal dengan Cara Pias

Berdasarkan Rumus Manning 11. SNI 03-2925-1992: Plntu Air Pengatur dan Pengukur untuk Irlgasl 12. SNI 03-2828-1992: Plntu Air Pengatur Sorong 13. SNI 03-3412-1994 : Metocle Perhltungan Debit Harian Sungai 14. SNI 03-3441-1994 : Sungal, Tatacara Perencanaan Teknlk PeUndung Tebing darl Pasangan

Batu 15. SNI 03-3432-1994 : Bendungan, Tatacara Penetapan Banjlr Design dan Kapasltas Pelimpah 16. SNI 03-0090-1999: Speslflkasl Bronjong Kawat (Dfmensl, Bahan Baku, Mutu) 17. SNI 03-1726-2002: Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 18. SNI 7-1769-1990: Penyambungan Plpa Air Mlnum Bertekanan darl Besl Tuang Kelabu 19. SNI 7-6405-2000 : Tatacara Pengelasan Plpa Baja untuk Air di Lapangan 20. SNI 13-3472-1994: Pengelasan Saluran Plpa dan Fasilitas Terkait 21. SNI 13-6220-2000 : Praktek Pengelasan Pemellharaan Saluran Pipa

Turbin Air 1. SNI 04-1905-1990: Turbin Air, Pedoman Ujl Slap Guna, Operasl dan Pemeliharaan 2. SNI 05-3030-1992: Turbin Air Skala Keell, Istllah dan Penamaan 3. SNI 4-6915-2002 : Petunjuk Speslflkasl Sistem Kendall Turbin Air 4. SNI 4-1706.2-2002 : Evaluasl Lubang Kavltasl Pada Turbin Air, Pompa Tando dan Pompa

Turbin - Baglan 2 Evaluasl pada Turbin Pelton S. SNI 4-7023.2-2004 : Evaluasl Lubang Kavltasl Pada Turbin Air, Pompa Tando dan Pompa

Turbin - Baglan 2 Evaluasl pada Turbin Pelton 6. PNPS-2007: Pedoman Penerapan Ujl Penerimaan Model/Prototlpe Turbin Air

Elektro Mekanik PL TMH 1. SNI 04-10n-1989 : Generator Sinkron, Cara Ujl 2. SNI 4-1930-1995 : Pedoman bagl Peralatan Elektromekanlk untuk Pusat Tenaga Listrik Mini

Hldro - Baglan 1 Uralan Rencana dan Kond/sl Operasl Instalasl dari Pusat Pembangklt 3. SNI 4-1930.3-1995 : Pedoman bag/ Peralatan Elektromekanlk untuk Pusat Tenaga Llstrlk

Mini Hldro - Baglan 3 Pemeriksaan, Penyerahan dan Pemellharaan 4. SNI 4-1930.4-1995 : Pedoman bagl Peralatan Elektromekanlk untuk Pusat Tenaga Listrik

Mini Hldro - Bag/an 4 Deflnlsl, Istllah dan Lambang

Instalasl dan laringan Listrlk 1. SNI 04-0225-2000 : Peraturan Umum Instalasl Ustrik 2000 (PUlL 2000) 2. SNI 04-0227-1987: Tegangan Standar 3. SNI 04-1630-1989: Pengamanan Tegangan Kurang, Pesyaratan Umum 4. SNI 04-1707-1989: Ustrik Perdesaan 5. SNI 04-1690-1989 : Tlang Kayu, Syarat-Syarat Teknls 6. SNIO+0533-1989: Sakelar Arus Bolak-Ballk 7. SNI04-017-1989 : RttlngLampu Arus Bolak-Ballk 8. SNI 0+1705-1989: Sistem Dlstrlbus/, Keandalan 9. SNI 0+0532-1989: Kotak Hubung Bagl Arus BoIak-Salik 10. SNI 04-1471-1989: InstalaslUstrik pada Mesln Peralatan Pabrlk, Persyaratan Umum 11. SNI 04-1922-1990: Frekuensl Standar 12. SNI 04-1923-1990 : Arus Pengenal Standar 13. SNI 04-1925-1990: Instalasl Rumah/Bangunan Ustrik Perdesaan 14. SNI 0+1926-1990 : Jaringan Distribusl Ustrik Perdesaan 15. SNI 04-2702-1992 : Kilowatt Hour Meter Arus Solak-Balik Kelas 0.5, 1,2 16. SNI 04-3593-1994 : Instalasl Ustrlk untuk Bangunan, Baglan 2 - Prinsip Dasar

Page 25: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 18-

17. SNI 04-3559-1994: Lampu Fluorescentuntuk Penggunaan Umum, Muti dan Cara Uji 18. SNI 04-3846-1995: Papan Meter Konsumen 19. SNI 04-3862-1995 : Meter kWh Statls, Speslflkasl Metrologl untuk Meter Kelas 2.0 dan O.5S 20. SNIO+3874-1995 : Perlengkapan Ujl Meter Energl Ustrlk 21. SNI 04-3853-1995 : Speslflkasl Design untuk Jarlngan Tegangan Menengah dan Jaringan

Tegangan Rendah 22. SNI 04-3855-1995 : Pembumlan Jarlngan Tegangan Rendah dan Instalasl Tegangan

Rendah 23. SNI 04-3879-1995 : Gangguan pada Sistem Suplal yang Dlaklbatkan oleh Plranti Listrik dan

Perlengkapannya 24. SNI 04-3879-1995 : Gangguan pada Sistem Suplal yang Diaklbatkan oleh Plrantl Listrlk dan

Perlengkapannya

B. REHABIUTASI PLTMH

Rehabllltasl PL TMH dldeflnlslkan sebagal keglatan untuk memperbalkl sebuah PL TMH yang rusak dan sudah tidak beroperasl lagl. Kerusakan PL TMH yang dapat dlclanal melalul proposal rehabllltasl adalah kerusakan yang dlsebabkan oleh : 1. Bencana alam. Bencana alam sepertJ banjlr, tanah longsor, gunung meletus atau gempa bumi yang

beraklbat kerusakan balk pada bangunan slpll PL TMH, peralatan elektro mekanlk, maupun jaringan dlstrlbusl. Dlbuktlkan dengan foto-foto seluruh skema PLTMH dari bangunan penyadap hingga rumah pembangkJt yang menunjukkan kondlsl secara umum maupun speslflk daerah kerusakan. Kejadlan Bencana harus dljelaskan kapan waktunya secara Jelas dan dlbuktlkan dengan konfirmasi darl kepala desa setempat serta konflrmasl dart staslum BMKG yang terdekat.

2. Kesalahan operaslonal. Kesalahan operaslonal yang beraklbat terbakarnya generator, terbakarnya rumah pembangkJt, rusaknya sudu-sudu turbin, rusaknya peralatan kontrol atau pecahnya pipa pesat. Dlbuktlkan dengan foto-foto kerusakan serta foto-foto kondlsl skema PLTMH secara umum.

OAK Bidang Listrik Perdesaan tidak dapat dlalokaslkan untuk PL TMH yang mengalami kerusakan yang dlsebabkan oleh : 1. Kesalahan rancangan, sehingga terjadi tanah longsor dan mengaklbatkan bangunan slpll dan atau

peralatan elektro mekanlk rusak. 2. Kesalahan rancangan, sehlngga bangunan PL TMH tersapu banjlr. 3. Kesalahan rancangan, sehlngga air yang tersedla tldak mencukupl untuk operaslonal PLTMH. 4. Kesalahan rancangan, sehlngga terjadl overload kepada pembangklt (harus dlbuktlkan dengan FS

terdahulu).

PLTMH yang dapat dlajukan dan layak'dldanal melalul proposal rehabilitasi selain harus sesuai dengan persyaratan dl atas, Juga harus memenuhl syarat tambahan berlkut : 1. Mengalaml kerusakan dan sudah tidak beroperasl minimal 3 tahun yang lalu. PL TMH yang

mengalaml kerusakan dan sudah tldak beroperasl kurang darl 3 tahun hanya dapat dldanal jlka kerusakannya dlsebabkan oleh bencana alam.

2. Mampu menunjukkan slstem pengelolaan PLTMH· sebagai dokumen penunjang seperti buku anggota, buku luran, struktur pengelola dan lain-lain sebagal dokumen asH dan bukan foto kopi.

Ookumen-dokumen yang dlbutuhkan sebagal syarat untuk pengajuan proposal rehabilitasi PLTMH melalul OAK Bidang Ustrik Perdesaan antara lain : 1. Dokumen FS asH PLTMH yang terbangun. 2. Dokumen FS Baru untuk rehabllitasl PL TMH. 3. Dokumen penunjang sepertl :

a. Surat konflrmasl adanya bencana oleh kepala desa dan kepala staslun BMKG yang terdekat b. Data jumlah penduduk per tahun sejak PLTMH tldak beroperasl; c. Data-data asll pengelolaan PLTMH sepertl (bukan data baru): daftar anggota, daftar iuran,

struktur organlsasl pengelola terakhlr; d. Peta penunjang dan data GPS penunjang.

4. Foto-foto darllokasl dengan ketentuan: a. Foto darl seberang sungal terhadap skema PL TMH darl bendung dan intake, bak pengendap

pertama, saluran pembawa (sepanjang saluran), forebay, plpa pesat, rumah pembangklt. Komponen yang tertutup tanaman liar harus dlberslhkan terleblh dahulu.

Page 26: Permen ESDM 08 Tahun 2011

-19 -

b. Foto detll dar! bendung, intake, bak pengendap pertama, saluran pembawa (terutama jika ada yang rl,lsak), forebay, plpa pesat dl setlap seksl, rumah pembangklt balk tampak luar maupun tampak dalam, peralatan elektro mekanlk, peralatan hldro mekanlk (plntu-plntu air, katup­katup, sartngan-sartngan, dU.) dan jartngan dlstrlbusl.

C. PERLUASAN/PENINGKATAN PELAYANAN TENAGA USTRIK DARI PLTMH

Perluasan/penlngkatan pelayanan tenaga IIstrlk dar! PLTMH dldefinlslkan sebagal keglatan untuk menlngkatkan kualltas atau kuantltas pelayanan PL TMH yang saat Inl masih beroperasl dengan tidak optimal. Keglatan perluasan/penlngkatan pelayanan tenaga Iistrik darl PLTMH yang dapat didanal melalul OAK Bidang Ustrlk Perdesaan adalah untuk Pl TMH yang :

1. Masih beroperasi dengan peralatan yang baik, memfllkl kapasitas lebih, dan memerlukan penambahan Janngan dlstrlbusl karena adanya pertambahan pelanggan.

2. Maslh beroperasl dengan balk, namun sebaglan peralatan elektro mekanlk tldak beroperasi dengan optimal sepertl mlsalnya: control rusak, AVR generator rusak, turbln bocor, dan lain-lain, sehingga mengganggu operasl PL TMH secara jangka panjang.

3. Masih beroperasl dengan balk, namun sebaglan bangunan slpll mengalaml kerusakan minor seperti saluran bocor, dlndlng rumah pembangklt retak, penyangga plpa pesat rusak, bendung sebaglan rusak, atau kerusakan-kerusakan minor lalnnya ,yang tldak mengganggu operaslonal PL TMH secara jangka panJang.

4. Maslh beroperasl dengan balk, namun maslh ada potensl air yang blsa dimanfaatkan sehingga dapat menambah kapasltas pel'llbangklt, mlsalnya dengan merubah dlmensi saluran, dlmensi forebay, dlmensl plpa pesat, dimensl Intake, peralatan elektro mekanik, dan atau jaringan dlstrlbusl.

5. Maslh beroperasl dengan balk namun terbentur masalah untuk keglatan produktlf, misalnya dengan tldak adanya janngan 3 fasa ke pusat beban.

6. Maslh beroperasl namun pada kondlsl sangat minimal karena ada kerusakan pada komponen pentlng PL TMH balk Itu di bangunan slpil maupun dl peratatan elektro mekanik seperti bendung yang rusak, bendung yang maslh menggunakan bronjong, saluran yang maslh berupa saluran tanah, turbin yang tldak efislen, generator yang tldak efislen, tidak adanya kontrol, dimensl jaringan dlstrlbusl yang minim dan lain-lain.

7. Maslh beroperasl dengan balk namun kelayakan lain belum tercapal seperti misalnya rumah pembangklt dart kayu, tiang IIstrik dan kayu, faktor keamanan pembangklt tldak balk (penta nahan tldak balk), plpa pesat seadanya dan lain-lain yang memerlukan penlngkatan.

Selain sudah sesual dengan salah satu persyaratan dl atas, PL TMH yang layak didanai dengan dana perluasan/penlngkatan PL TMH OAK Bldang Ustrlk Perdesaan harus : 1. memlliki dokumen FS lama untuk PL TMH Terbangun. 2. memiliki dokumen FS baru untuk perluasan dan atau penlngkatan layanan PLTMH. 3. memillkl dokumen pendukung, antara lain:

a. Bukti keberadaan pengelolaan PLTMH yaitu adanya buku luran, buku anggota, susunan pengurus yang dlsahkan.

b. Foto-foto peralatan atau kondisi yang Ingin dltlngkatkan. 4. sudah beroperasl minimal selama 3,tahun.

D. PEMBAN GUNAN PEMBANGKIT USTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TERPUSAT

1. Persyaratan Umum a. Desa/dusun tersebut tidak mempunyai altematlf sumber mlkrohidro yang secara teknls

layak untuk dlkembangkan. b. PLTS Terpusat (slstem komunal) menggunakan modul surya photovoltaik dan cahaya

mataharl sebagal pembangkit tenaga IIstrik. Modul surya photovoltatk menghasilkan energi IIstrtk tegangan DC (searah) apablla terkena cahaya matahari dan energi listrik tersebut dtsimpan dalam bateral untuk dlgunakan sesual kebutuhan.

c. Pengaturan energl yang masuk dan keluar dart bateral dilakukan oleh Solar Charge ControllerjInverter. Apablla bateral telah penuh terlsl, maka secara otomatis Solar Charge Controller/Inverter akan memutus penglslan ke bateral. Demlkian juga sebaliknya, apab/Ja

Page 27: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 20-

energl yang tersedia di dalam bateral telah mencapal batas minimum pemakaian, Solar Charge ControllerjInvertersecara otomatls akan memutus energl ke beban/pemakaian.

d. Secara umum PLTS Terpusat terdlrl darl: • Modul surya; • Solar Charge Controller; • Inverter; • Baterali • Rumah Pembangkiti • Struktur pendukung dan instalasl.

2. Spesifikasl Teknls

Spesifikasl Teknls PL TS Terpusat yang akan dlpasang adalah sebagal berikut : a. Modul Surya

• Jenls : po/ycrystal/Monocrystal • Kapasltas : minimum 100 Wp • Jumlah sel per modul : minimum 36 sel • Power Tolerance per Modul : ± 5% • Vpm : minimum 17,5 V • Ipm : minimum 5,6 A • Isc : minimum 6.4 A • Voc : minimum 22,4 V • J-Box : d/lengkapl dengan cable gland atau DC-MultI

Connector • Sertlfikasi : SNI • Garansl : minimum 10 tahun untuk degradasi output < 10% • Efislensl : minimum 14% • Menggunakan produk dalam negerl yang dlbuktlkan dengan melampirkan sertifikat

TKDN. • Diproduksi di pabrlk yang memiliki sertlflkat ISO 9001 dan melamplrkan sertifikatnya. • Label data petformance modul dl tempel dl baglan belakang modul.

b. Penyangga Modul Surya (NoduleAn-aySupport) • Bahan dan treatment : plat besl, besl slku dan atau plpa dengan hot dip .

galvanized treatment • Tinggi penyangga : minimum 1 meter darl permukaan tanah • Module array support dapat berupa modul support untuk pemasangan pada

permukaan tanah ataupun dl atap bangunan. • Untuk pemasangan dl atas permukaan tanah, perlu dllengkapi dengan sistem

anchol/manzet

c. Solar Charge Controller • Umum

• Tegangan Input • Eflslensl • Tegangan baterai • Charge control • Sistem proteksl

: kontroler berfungsl mengatur charging ke baterai, discharge darl bateral harus dapat dlkontrol agar tldak merusak bateral.

: minimum 48 Vdc : >90% : minimum 48 Vdc : PWM (Pulse WIdth Modulation), kapasitas disesualkan : High Voltage DIsconnect (HVD), Low Voltage

Dlsconnect(LVD), Short Grcuit Protection.

• DUengkapl dengan display, data logger, sensor temperatur bateral.

• Garansl minimum 1 tahun.

d. Inverter

• Umum • Wave Form • Rated AC Voltage

: inverter berfungsi merubah arus DC ke AC : pure sIne wave : 220/230 Vac (1 fasa) atau 380/400 Vac (3 fasa)

Page 28: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 21 -

• Frekwensi : 50Hz :<3% • output Voltage HD Factor

• Eflslensi : >90%

• Tegangan bateral : minimum 48 Vdc : PWM (Pulse Width Modulation) kapasitas disesuaikan : High Voltage Dlsamnect(HVD), Low Voltage

• Charge Control • Sistem Proteksl

• • •

Disconnect (LVD), Short Circuit Protection Dllengkapi dengan display, data logger, sensor temperature baterai Menyedlakan fasllltas remote monitoring Garansl minimum 1 tahun

e. Baterai

• l1pe : VRlA ( Valve Regulated Lead Acid) • Kemampuan cycling : minimal 1.200 cyclepada 80% DOD (Depth

of Discharge) • Sertlfikasi : Lembaga Naslonal atau Internasional • Garansl : minimum 1 tahun • Harus dllengkapl dengan slstem koneksl yang dapat mencegah korosl dan arus hubung

sing kat (termasuk pada waktu pemasangan)

f. laringan Distrlbusl • Umum : jarlngan dlstrlbusl terdiri darl tiang listrik dan

kabel. • l1ang Llstrik : pole minimum 4 Inch, tinggi minimum 6

meter, hot dip galvanized. Dilengkapi dengan anchotl manzet untuk pondasi tiang dan slstem Idem untuk memegang kabel.

• l1pe kabel : twisted Secara umum spesfflkasi teknls jarlngan transmlsl dan distrlbusi PLTS Terpusat dapat mengacu kepada speslflkasl teknls jarlngan transmlsl dan dlstrlbusl PL TMH yang sudah dluralkan dl atas.

g. Instalasl Rumah

Umum: Instalasl Rumah mencakup Instalasl kabel dart jarlngan ke rumah dan instalasi listrik di dalam rumah. Instalasl dl dalam rumah terdlrl darllnstalasl jarlngan kabel, 3 buah titik lampu, 1 buah stop kontak, alat proteksl short circuit, dan alat pembatas pemakaian energl IIstrik. Kabel Instalasl

• Lampu Penerangan : NYM 2 xl,S mm2 (memlllkl SNI), makslmal 25 meter : Lampu Hemat Energy (Tl.JPl/CFL) max 8 watt, 220 V

• Alat pembatas : Berfungsl membatasl pemakaian energl (VAh) dengan spesifikasi sebagai berikut : - Makslmum arus output sampal dengan 10 A, 220 V - Batas pemakalan energl dan reset time dapat dlatur - Setting batas pemakalan per harl adaJah tetap. - MemlJlkl slstem untuk memutus (dan menyambung kemball) hubungan listrik pada

pelanggan tertentu yang bermasalah . - Memlllki fungsl proteksl apablla terjadi arus hubung singkat (Short-circuit). Fungsi

Inl tidak menggunakan peralatan yang memertukan stok penggantl (contoh stok mechanical fUsdsekerlng)

- Memlllkl slstem pengaman/segel sehingga pelanggan tldak dapat melakukan bypass (pencurlan energl).

h. Sistem Pengaman Sistem pengaman jaringan listrlk jika tetjadl gangguan, balk untuk alasan keselamatan, gangguan soslal, maupun untuk memudahkan perbaikan harus menjadi bagian dari desain slstem.

Page 29: Permen ESDM 08 Tahun 2011

- 22-

I. Shelter • Umum

1. Sistem Modular (knock-down system), sehlngga menghemat waktu instalasi Menggunakan slstem knock down, dlmana modul shelterslap dlpasang dalam waktu makslmum 2 hart sesudah pekerjaan pondasl/perkuatan dlselesaikan.

2. T1pe Tahan cuaca panas/dingin dan anti karat.

3. Flekslbel Shelterharus mudah dllepas/dlpasang apablla akan diplndahkan ke lokasllain.

4. Perawatan yang sederhana. Perawatan shelterharus dapat mengurangi blaya yang dibutuhkan.

5. Efts/ensl Energl Modul atau panel untuk shelter terbuat dart bahan polyurethane dengan ketebalan modul atau panel minimum 75 mm. Modul tersebut dapat mengurangi hingga 10 dBA kebisingan yang berasal dart bagian dalam ruangan dan memantulkan hingga 90% energl panas atau cahaya pada bag ian luamya.

• Pondas! Shelter Perkuatan shelter terbuat dart bahan yang mampu menahan beban diatasnya. Shelter dipasang dengan sJstem bolttlng (menggunakan mur dan baut) pada frame-nya sehlngga tldak dlperlukan pekerjaan pengelasan, pemotongan atau pekerjaan berat lalnnya ketika akan dlpasang. Blla pandasl sheJtetl.nya berada dlatas tanah, maka pondasl harus dlbuat daH beton bertulang/batu kall yang mampu menahan beban.

• Modul Oinding shelter berupa modul yang dldalamnya bertsl frame;f'angka yang cukup mampu menahan angln dengan kecepatan 120 km/jam, huJan dan panas atau gangguan lalnnya. Modul tersebut dlhubungkan dengan lalnnya pada suatu jointing bonierdengan slstem pengund anti karat.

• Atap Atap terbuat dart bahan yang sama dengan panel dinding/modul shelter.

• Plntu Pintu terbuat dari bahan yang memillki kemampuan yang sama dengan dinding/modul shelter, dan engsel plntu harus tidak blsa dlbongkar dartluar.

3. Daftar SNI Tekait PL TS Terpusat

SNI (Standar Nasionallndonesla) khusus penguJlan komponen PLTS 1. SNI 04-3850.2-1995: Karaktertstlk Mociul Surya Fotovoltalk 2. SNI04-6391-2000 : Karaktertstik dan Kapasltas Battery Charge Regulator 3. SNI 04-6392-2000 : Kapasltas dan S/k/us Bateral Sekunder 4. SNI 04-6393-2000 : Karaktertstik dan Slklus Sistem lampu F1uoresen

E. PENUTUP Olrektorat Jenderal Energl Baru, Terbarukan dan Konservasl Energl melaksanakan pembinaan dan supervisi atas pelaksanaan keglatan OAK Bldang Ustrik Perdesaaan.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL,

ttd.

DARWIN ZAHEDY SALEH