perlindungan hukum terhadap investor atas pailitnya perusahaan pialang berjangka dalam perjanjian...

142
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG INVESTOR PROTECTION AGA INST THE LA W FIRM BA NKRUPTCY FUTURES BROK ERS IN COOPERATION A GREEMENT WITH RELA TED INVESTMENT LA W NUMB ER 32 YEAR 1997 CONCERNING THE COMMODITY FUTURES TRADING JUNCTO LA W NUMB ER 37 YEAR 2004 ON DELAY B ANKRUPTCY AND DEBT OB LIGATIONS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pada P rogam Strata-1 Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia Oleh : RIMEI SUMINAR 3.16.09.010 Dibawah Bimbingan : Arinita Sandria S.H.,M.Hum NIP. 4127 3300 006 JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITA S KOMPU TER INDONESIA 2013

Upload: dion-prayoga

Post on 03-Jun-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 1/142

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYAPERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

INVESTASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI JUNCTOUNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN

PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

INVESTOR PROTECTION AGA INST THE LAW FIRM BANKRUPTCY

FUTURES BROKERS IN COOPERATION AGREEMENT WITH

RELATED INVESTMENT LAW NUMBER 32 YEAR 1997 CONCERNING

THE COMMODITY FUTURES TRADING JUNCTO LAW NUMBER 37

YEAR 2004 ON DELAY BANKRUPTCY AND DEBT OBLIGATIONS

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pada Progam Strata-1 JurusanIlmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

RIMEI SUMINAR

3.16.09.010

Dibawah Bimbingan :

Arinita Sandria S.H.,M.HumNIP. 4127 3300 006

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 2/142

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ............................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................ iv

ABSTRAK …………………………………………

  vii

ABSTRACT ............................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang Masalah ………………………..  1

B. Identifikasi Masalah ………………………..  8

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ………………………..  9

D. Kegunaan Penelitian ………………………..  9

E. Kerangka Pemikiran ………………………..  10

F. Metode Penelitian ………………………..  18

BAB II RUANG LINGKUP PERDAGANGAN SERTA BERJANGKA KOMODITI

DAN TINJAUAN TETANG KEPAILITAN SERTA RUANG LINGKUP

PERJANJIAN

 A. Perdagangan Berjangka Komoditi ………………………..  23

B. Tinjauan Kepailitan ………………………..  45

C. Ruang Lingkup Perjanjian ………………………..  78

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 3/142

v

BAB III PERJANJIAN INVESTASI ANTARA INVESTOR DENGAN

PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

 A. Dasar Hukum Untuk Melaksanakan Investasi ……….  99

B. Kasus-Kasus Tentang Investasi di Perusahaan Pialang Berjangka 108

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA

PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

INVESTASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32

TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI JUNCTO  

UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN

PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

 A. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Investor Atas Pailitnya

Perusahaan Pialang Berjangka Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang ………………………..  113

B. Penyelesaian Sengketa dalam Perjanjian Kerjasama Investasi

Sehubungan dengan Pailitnya Perusahaan Pialang Berjangka

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto  Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang …………………………  119

BAB V PENUTUP

 A. Simpulan ……………………….. . 127

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 4/142

vi

B. Saran …………………………  128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 5/142

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat serta karunia-NYA, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan

penulisan ini dengan judul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR

ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM

PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN

BERJANGKA KOMODITI JUNCTO   UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUM

2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN

PEMBAYARAN UTANG

Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Komputer

Indonesia , Bandung.  Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan ini

masih jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode

penulisan, dari segi penggunaan tata bahasa maupun dalam pembahasan

materi. Semua ini dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis oleh karena itu,

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada

Penulis, yang dikemudian hari Penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

Selama penulisan ini, Penulis selalu mendapatkan dukungan, bimbingan,

dorongan, serta semangat dari semua pihak yang telah membantu Penulis. Oleh

karena itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pembimbing yang terhormat, yakni Yth. Ibu Arinita Sandria, S.H., M.Hum.

selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 6/142

ii

pikirannya untuk membimbing Penulis dalam penulisan ini. Selain itu Penulis

 juga ingin mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada:

1. Yth. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia;

2. Yth. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra. S.E. M. Si., selaku Wakil Rektor

Bidang Akademik Universitas Komputer Indonesia;

3. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, S.E., M.S, AK., selaku Wakil Rektor

Bidang Administrasi dan Keuangan Universitas Komputer Indonesia;

4. Yth. Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

Universitas Komputer Indonesia;

5. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Mien Rukmini, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Komputer Indonesia;

6. Yth. Hetty Hassanah, S.H., M.H., selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas

Komputer Indonesia;

7. Yth. Ibu Rahmani Puspitadewi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Fakultas Hukum

Universitas Komputer Indonesia;

8. Yth. Ibu Febilita Wulansari, S.H., selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas

Komputer Indonesia;

9. Yth. Bapak Dwi Iman Muthaqin, S.H., M.H., selaku Dosen Fakultas Hukum

Universitas Komputer Indonesia;

10. Yth ibu Yani Brilyani Tivipah, S.H., M.H.,  selaku Dosen Fakultas Hukum

Universitas Komputer Indonesia;

11. Yth ibu Muntadhiroh Alchujjah, S.H., LLM.,  selaku Dosen Fakultas Hukum

Universitas Komputer Indonesia;

12. Yth. Ibu Rika Rosilawati R, A.Md., selaku Staf Sekretariat Fakultas Hukum

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 7/142

iii

Universitas Komputer Indonesia;

13. Yth. Bapak Wahdi Suwardi (Pak Murai), selaku Pegawai di lingkungan

Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

14. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Komputer

Indonesia;

Kepada Orang Tuaku dan kaka-kaka ku yang telah memberikan

dorongan dan doa sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penulisan ini,

serta kepada Yth. Alm. Bapak Prof. Dr. H . R. Otje Salman Soemadiningrat,

S.H., selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia.

Buat temen-temen fakultas Hukum, Rani, Andi, Firdausi, Maychal, Gerry,

 Amal dan teman-teman dijurusan lain yang selalu memberikan masukan dan

spirit dalam penulisan ini serta pacarku Gilang Purwa Setia yang memberikan

wawancara dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dengan demikian Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua

pihak yang Penulis sebutkan, dan apabila ada yang tidak tersebutkan Penulis

mohon maaf, dengan besar harapan semoga Tulisan ini dapat bermanfaat

khususnya bagi Penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak

yang telah membantu dalam penulisan ini, semoga segala amal dan kebaikannya

mendapatkan berkat yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Bandung, Juli 2013

Penulis

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 8/142

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

 A. Qiram Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian BesertaPerkembangannya,  Liberty, Yogyakarta, 1985.

 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bhakti, Bandung,1990.

C. Asser’s, Pengajian Hukum Perdata Belanda, Dian Rakyat, Jakarta1991.

Christhophorus Barutu, Sejarah dan Peraturan, DepartemenPerindustrian dan Perdagangan, Badan Pengawasan danPerdagangan Berjangka Komoditi, Jakarta, 2000.

Fred Tumbuan, Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit , PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1997.

Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, 

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Jono, Hukum Kepailitan, Cetakan. Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2008;Mariam Darus Badruzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya

Bhakti, Jakarta, 2001.

Martiman Prodojhamidjojo, Proses Kepailitan Menurut PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan, CV. MandarMaju, Jakarta, 1999.

Marzuki Usman Singgih Riphat Syahrir Ika, Pengetahuan Dasar Modal ,Jurnal Keuangan dan Moneter, Jakarta, 1997.

Munir Fuady, Hukum Pailit 1998 (Dalam Teori Dan Praktek), Cetakan.Pertama, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999.

Otje Salman Soemadiningrat, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan,Membuka Kembali , Refika Aditama, Bandung, 2004.

Purwosutjipto, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 8:Perwasitan, Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, PT.Djambatan, Jakarta, 1992.

Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Kepailitan Di Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Rahayu Hartini, Edisi Revisi Hukum Kepailitan, UUM Pers, Malang, 2007.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 9/142

Retnowulan Sutantio, Kapita Selekta Hukum Ekonomi dan Perbankan,

Cetakan. Pertama, Varia Yustisia, 1996.

Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta,2001.

Siti Soemarti Hartono, Pengantar Hukum Kepailitan Dan PenundaanPembayaran, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas

Gajah Mada, Jogjakarta, 1983.

 __________________, Seri Hukum Dagang, Pengantar HukumKepailitan dan Penundaan Pembayaran, Seksi Hukum DagangFakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Jakarta, 1993.

Sri Rejeki Hartono,Hukum Kepailitan, UMM Pers, Malang, 2008.

Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1994.

Subekti, Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PradnyaParamitha, Jakarta, 2001.

Surajiman, Perjanjian Bernama, Posbakum, Jakarta, 2001.

Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan MemahamiFaillissementsverordening Juncto Undang-Undang Nomor 4Tahun 1998 , Pustaka Grafiti, Jakarta, 2002.

Widjarnako, Dampak Implementasi Undang-Undang Kepailitan TerhadapSektor Perbankan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 8, YayasanPengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 1999.

Wirjono Prodjodikoro,  Asas-Asas Hukum Perjanjian, Sumur Bandung,

Bandung, 1996.

Zainal Asiki, Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran di Indonesia ,PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2000.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 10/142

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka

Komoditi

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982 tentang Bursa Komodi

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Perdagangan Komoditi Berjangka

C. Makalah

Hetty Hassanah, Up-Grading Refreshing Course-Legal ResearchMethodolog, makalah disampaikan dalam Seminar FakultasHukum Unikom, pada tanggal 12 Februari 2011.

Parwoto Wignjosumarto, Tugas dan Wewenang Hakim Pengawas dalamPerkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban PembayaranUtang , Makalah disampaikan pada pelatihan Calon HakimPengadilan Niaga di Hotel Bumiraksa, Jakarta, 2006.

D. Situs

http://kasusinvestasi.bappebti.go.id 

http://bisniskeuangan.compas.com/read/waspadaiinvestasibodong. 

http://kasus-kasus.hukumonline.com

http://kerjasamainvestasi.detik.com

http://pialangberjangka.google.com

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 11/142

 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 12/142

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan

penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum

yang mempunyai uang melakukan investasi atau penanaman modal. 1 

Kegiatan penanaman modal bukanlah hal yang baru dalam peradaban

manusia, karena sudah sejak zaman dahulu masyarakat melakukan

berbagai bentuk investasi. Pada zaman dahulu masyarakat melakukan

investasi dalam bentuk investasi yang dilakukan secara langsung seperti,

investasi dalam bentuk ternak, pembelian tanah dalam pertanian, atau

investasi dalam pembuatan perkebunan dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu

teknologi, corak dan ragam investasi juga mulai mengalami

perkembangan, dari investasi yang bersifat kebendaan dan dilakukan

secara langsung menjadi investasi terhadap modal atau bentuk-bentuk

investasi yang baru seperti surat berharga, barang komoditi utama,

seperti saham, obligasi, komoditi pekerbunan, seperti kelapa sawit, karet,

minyak bumi dan lain-lain.

Dunia investasi mulai menjadi ramai pada waktu kegiatan

pembebasan tanah jajahan yang dilakukan oleh negara-negara Eropa.

Pada abad ke- 16 pada saat bank mulai dikenal, yaitu sebagai lembaga

tempat mempertemukan orang yang mempunyai kelebihan dana dengan

1

 Marzuki Usman Singgih Riphat Syahrir Ika, Pengetahuan Dasar Modal ,Jurnal Keuangan dan Moneter, Jakarta, 1997, Hlm. 45.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 13/142

2

orang yang membutuhkan dana dengan memberikan imbalan dari pihak

yang membutuhkan dana kepada yang memberikan dana pinjaman

sesuai ketentuan lembaga bank.

Berinvestasi tidak dapat lepas dari risiko, karena dalam setiap

investasi pasti terdapat risiko yang besarnya tergantung dari jenis

investasi tersebut dan pengetahuan para pihak yang terlibat dalam

investasi tersebut. Perkembangan investasi yang semakin cepat dimulai

dengan terbentuknya pasar modal yang disebabkan oleh pelaku usaha

yang kekurangan modal. Banyak investasi yang dialihkan dari investasi

secara langsung kepada investasi surat berharga, terutama oleh investor

mandiri atau kecil dan menengah maupun oleh investor besar yang

kurang menyukai risiko.

Investor adalah orang yang menanamkan uangnya dalam usaha

dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, namun dapat dikatakan

sebagai pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi. Investor pada

umumnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Investor individual (individual/retail investors)  adalah investor

yang terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas

investasi.

2. Investor Institusional (Institutional Investors)  biasanya terdiri

dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan

dana bank dan lembaga simpan pinjam, lembaga dana

pension, maupun perusahaan investasi.2 

2  Christhophorus Barutu, Sejarah dan Peraturan, Departemen

Perindustrian dan Perdagangan, Badan Pengawasan dan Perdagangan BerjangkaKomoditi, Jakarta, 2000, Hlm.1.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 14/142

3

Keberadaan Bursa Komoditi di Indonesia diawali terjadinya

berbagai kasus penipuan tahun 1970- an yang dilakukan beberapa

perusahaan komisioner yang menjalankan kegiatan penyaluran amanat

kontrak berjangka komoditi dari nasabah di dalam negeri ke bursa

berjangka luar negeri. Perusahaan komisioner pada praktiknya tidak

melakukan penyaluran amanat dari nasabah tersebut ke bursa komoditi

diluar negeri bahkan lebih parah lagi banyak nasabah yang dilarikan

perusahaan komisioner. Akibat keadaan tersebut pada tahun 1977,

Menteri Perdagangan pada waktu itu melarang kegiatan perdagangan

berjangka komoditi dengan penyerahan kemudian.3 

Peran perdagangan berjangka yang diharapkan mampu untuk

menunjang perekonomian pada umumnya. Pada tahun 1982 pemerintah

mengeluarkan aturan tentang perdagangan berjangka yaitu Peraturan

Pemerintah Nomor 35 Tahun 1982 tentang Bursa Komoditi, yang diikuti

dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 1982 tentang

Pendirian dan Pokok-Pokok Organisasi Bursa Komoditi. Pada saat ini

perdagangan komoditi diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

1997 tetang Perdagangan Berjangka Komoditi.4. Pada waktu itu

pengawasan perdagangan komoditi dilakukan oleh Badan Pelaksana

Bursa Komoditi (BAPPEBTI) yang berada dibawah kewenangan

Derpartemen Perdagangan kemudian terdapat aturan lain seperti

Perjanjian kerjasama antara investor dengan perusahaan pialang

merupakan dasar hukum utama dan acuan bagi para pihak untuk

3  Info Investasi , http://www.bappebti.go.id.   Diakses Pada Hari Kamis, 28

Februari 2012, pukul 20.02 WIB.4

 Christhophorus Barutu, Op.cit, Hlm 19.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 15/142

4

melaksanakan investasi dari investor di Bursa Berjangka. Beberapa hal

yang harus diketahui tentang kerjasama investasi antara investor dengan

perusahaan pialang berjangka diantaranya:5 

1. Kedudukan Investor Terhadap Pialang/ Wakil Pialang

Berjangka Investor adalah pemilik modal yang

mengamanatkan modalnya untuk diinvestasikan di bursa

berjangka melalui pialang/wakil pialang berjangka dengan

demikian terlihat bahwa pialang/wakil pialang berjangka hanya

sebagai pihak perantara terhadap keinginan investasi yang

akan dilakukan oleh investor.

2. Sistim Investasi di Bursa Berjangka

Pelaksanaan investasi yang sudah ditanamkan melalui

pialang/wakil pialang berjangka adalah dengan jalan membeli

kontrak-kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa

berjangka.

Seiring dengan perkembangannya banyak perusahaan yang

dinyatakan pailit, salah satu penyebabnya adalah lemahnya aturan

hukum yang dibuat oleh pemerintah sebagai regulator, sehingga

kelemahannya itu dimanfaatkan oleh para pialang untuk berbuat curang

terhadap investor. Perusahaan yang telah dinyatakan pailit dapat

berimbas kepada perusahaan lainnya. Lembaga kepailitan merupakan

salah satu kebutuhan pokok di dalam aktivitas bisnis karena adanya

status pailit merupakan salah satu sebab pelaku bisnis keluar dari pasar.

 Apabila pelaku bisnis sudah tidak mampu lagi untuk bermain diarena

5 Ibid. Hlm.20.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 16/142

5

pasar, maka dapat keluar dari pasar dalam hal seperti inilah kemudian

lembaga kepailitan itu berperan.6

 

Realisasi dan tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak

investor sebagai pihak yang berkaitan dengan masalah kepailitan adalah

merevisi Undang-Undang Kepailitan sebagaiman diatur dalam Staatsblad  

Nomor 217 Tahun 1905 tentang Peraturan Kepailitan  juncto Staatsblad  

Nomor 348 Tahun 1906 tentang Peraturan Kepailitan menjadi Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 1998

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan yang dikeluarkan

pada tanggal 22 April 1998. Pada tanggal 9 September 1998 Perpu

Nomor 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan

disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Kepalitian menjadi Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang. Salah satu produk hukum yang bertujuan untuk

menjamin kepastian,ketertiban, penegakan dan perlindungan hukum yang

berisi keadilan dan kebenaran yang diperlukan saat ini untuk mendukung

pembangunan perekonomian nasional adalah peraturan mengenai

kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang.7 

Tujuan utama dari perubahan peraturan perundang-undangan

yang dimaksud di atas untuk memberikan keseimbangan antara investor

dengan perusahaan pialang berjangka menghadapi masalah kepailitan,

memberikan kepasdatian proses, baik menyangkut waktu, tata cara,

6  Rahayu Hartini, Edisi Revisi Hukum Kepailitan, UUM Pers, Malang,2007, Hlm. 3.

7  Tujuan Menghadapi Keseimbangan Masalah Kepailitan, 

http://budisastra.info/home.  Diakses Pada Hari Senin, 18 Maret 2012, pukul,20.00 WIB.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 17/142

6

tanggung jawab pengelolaan harta pailit dan memudahkan penyelesaian

hutang piutang secara cepat, adil, terbuka, dan efektif.8

 

Pailit pada dasarnya merupakan suatu hal, di mana keadaan

debitor (pihak yang berutang) yang berhenti membayar atau tidak

membayar hutang-hutangnya pada kreditor (pihak yang memberi utang).

Berhenti membayar bukan berati sama sekali tidak membayar, tetapi

dikarenakan suatu hal pembayaran akan utang tersebut tidak berjalan

sebagaimana mestinya, jadi apabila debitor mengajukan permohonan

pailit, maka debitor tersebut tidak dapat membayar utang-utangnya atau

tidak mempunyai pemasukan lagi bagi perusahaannya untuk menunaikan

pembayaran utang.

Tindakan pailit adalah suatu sitaan umum atas semua kekayaan

debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh

Kurator dibawah pengawasan Hakim Pengawas. Harta Pailit akan

dibagikan sesuai dengan porsi besarnya tuntutan Kreditor. Prinsip

Kepailitan yang demikian ini merupakan realisasi dari ketentuan Pasal

1131 dan 1132 KUHPerdata yaitu kebendaan milik debitor menjadi

 jaminan bersama-sama bagi semua kreditor yang dibagi menurut prinsip

keseimbangan atau Pari Pasu Prorata Parte.

Fenomenanya dapat dilihat dari contoh kasus yang telah terjadi

pada perusahaan pialang PT. Delta Indotama Gold mereka mengadakan

perjanjian untuk melakukan investasi, di mana satu pihak sepakat untuk

berinvestasi dan pihak lain mengelola investasi sesuai keinginan pihak ke

satu. Perjanjian ini dibuat oleh PT. Delta Indotama Gold karena untuk

8  Widjarnako, Dampak Implementasi Undang-Undang Kepailitan

Terhadap Sektor Perbankan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 8, YayasanPengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 1999, Hlm. 73.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 18/142

7

meluruskan kekeliruan dan memberikan himbauan pada investor dari

permasalahan yang sering muncul, dalam kenyataannya biasanya

perjanjian dibuat secara sepihak oleh pialang atau pedagang berjangka

yang diajukan kepada investor untuk disetujui. Memerlukan ketelitian dan

kehati-hatian dari investor karena dalam pelaksanaanya banyak pialang

dan pedagang berjangka yang hanya menginformasikan keuntungan

yang besar tanpa disertai penjelasan tentang resiko yang memadai. Jika

suatu saat perusahaan mengalami kerugian dalam jangka panjang maka

perusahaan akan mengajukan pailit dan mengatur proses penyelesaian

pengembalian modal dan penundaan pembayaran utangnya.

Hal diatas jelas akan menimbulkan risiko yang lebih besar

terhadap investor karena akan menimbulkan kerugian yang besar

terhadap investasi mereka karena mereka tidak mampu memprediksikan

apa yang akan terjadi dengan investasi mereka, sehingga akan

menyebabkan investor akan menarik diri dalam melakukan investasi di

Bursa Berjangka.

Berdasarkan kasus yang terjadi di atas maka PT. Delta Indotama

Gold menginginkan agar investor mendapatkan perlindungan hukum dari

tindakan kekeliruan mereka yang akan merugikannya. Perlindungan

hukum yang diberikan bukanlah perlindungan yang diberikan ketika

komoditi atau kontrak berjangka yang dimiliknya turun, kerugiannya akan

dibayar atau diganti, akan tetapi perlindungan disini adalah sebuah

perlindungan hukum dimana investor dijamin oleh sebuah sistem hukum

atau aturan main yang akan memberikan jaminan terhadap pemenuhan

hak-hak dan pelaksanaan kewajiban dari investor tersebut.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 19/142

8

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan

dituangkan dalam bentuk Penulisan Skripsi yang berjudul :

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA

PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN

KERJASAMA INVESTASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN

BERJANGKA KOMODITI JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 37

TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN

PEMBAYARAN UTANG”. 

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, selanjutnya dapat

dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum bagi investor

atas pailitnya perusahaan pialang berjangka berdasarkan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Berjangka Komoditi Juncto Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang?

2. Bagaimana penyelesaian sengketa dalam perjanjian

kerjasama investasi sehubungan dengan pailitnya perusahaan

pialang berjangka berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 20/142

9

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan perlindungan hukum

bagi investor atas pailitnya perusahaan pialang berjangka

berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang.

2. Untuk mengetahui dan memahami penyelesaian sengketa dalam

perjanjian kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan

pialang berjangka sehubungan dengan pailitnya perusahaan pialang

berjangka berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto  Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang.

D. Kegunaan Penelitian

Penulisan hukum ini diharapkan dapat memperoleh kegunaan, baik

secara teoritis maupun praktis.

1. Segi Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rumusan pemikiran

umumnya di bidang ilmu hukum, khususnya di bidang Hukum

Kepailitan.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 21/142

10

2. Segi Praktis

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi investor untuk lebih

memahami perlindungan dan hak-hak bagi investor atas kepailitan

perusahaan pialang berjangka dan diharapkan dapat menerapkan

sistem penyelesaian sengketa kerjasama investasi yang sudah ada

sehubungan dengan pailitnya perusahaan pialang berjangka.

E. Kerangka Pemikiran

 Alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia 1945 yang berbunyi:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahannegara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia danseluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Republik negara Indonesia, yang terbentuk dalamsuatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatanrakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan atau perwakilan, serta dengan mewujudkankeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. 

 Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

menjelaskan tentang lima sila dari Pancasila. Pancasila secara

substansial merupakan konsep luhur dan murni. Luhur karena telah

mencerminkan nilai-nilai bangsa yang diwariskan turun temurun dan

abstrak. Murni karena kedalaman substansial yang mencangkup

beberapa pokok, baik agamis, ekonomis, ketuhanan, sosial, dan budaya

yang memiliki corak partikular sehingga Pancasila secara konsep dapat

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 22/142

11

disebut sebagai suatu sistem tentang segala hal, karena secara

konseptual seluruh hal yang tertuang dalam sila-sila berkaitan erat dan

tidak dapat dipisahkan.9 

Tujuan negara Indonesia dirumuskan dengan Pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan iktu melaksanakan

ketertiban dunia,yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk

mencapai tujuan itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu

dalam suatu susunan Negera Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat dan berdasarkan Pancasila. Rumusan dalam alinea keempat

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan

beberapa hal, yaitu:

1. Negara Indonesia mempunyai fungsi sekaligus menjadi

tujuannya, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan pada

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan

rakyat.

3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan

9

  Otje Salman Soemadiningrat, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan,Membuka Kembali , Refika Aditama, Bandung, 2004, Hlm. 158.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 23/142

12

beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang di pimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berkaitan dengan konsep Welfare State  di mana, tujuan negara

adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat seperti konsep

yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham yaitu konsep The Greatest

Happiness Of The Greatest Number , kesejahteraan menjadi dasar utama

bagi kaum masyarakat untuk berbahagia. Salah satu cara yang

digunakan untuk mencapai kesejahteraan tersebut dengan di bukanya

perusahaan investasi di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Investasi dapat disebut juga dengan penanaman modal, yang

dijelaskan pada bunyi Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal yaitu:

“Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun

penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Republik Indonesia.” 

Berdasarkan ketentuan dari Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal tersebut investasi

dapat disebut juga penanaman modal yang terdapat dua jenis modal

yaitu:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 24/142

13

1. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan

menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah

negara Republik Indonesiia yang dilakukan oleh penanam

modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam

negeri.

2. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing maupun yang berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri.

Pengertian investor yang disebut Penanam Modal dalam Pasal 1

ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal yang berbunyi:

“Penanam Modal adalah perseorangan atau badan usaha yang

dapat melakukan penanam modal dalam negeri dan penanam

modal asing.” 

Menurut penjelasan Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal diatas modal dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Investor asing atau penanam modal asing adalah

perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan

hukum asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan

penanaman modal di wilayah Republik Indonesia.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 25/142

14

2. Investor dalam negeri atau penanam modal dalam negeri

adalah perseorangan warga negara Indonesia, negara

Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman

modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Masyarakat dapat berinvestasi secara langsung di perusahaan

asing atau perusahaan negara lain dengan bentuk modal yang berwujud

maupun tidak berwujud maupun berinvestasi secara tidak langsung di

pasar modal atau pasar uang. Salah satu contoh investasi langsung yaitu

di perusahaan pialang berjangka.

Penanaman modal dalam kerjasama investasi antara investor

dan perusahaan pialang ini berupa saham yang akan di kelola di Bursa

Berjangka. Pengertian Bursa Berjangka terdapat dalam Pasal 1 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka

Komoditi yang berbunyi:

“Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan

dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli

Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak

berjangka.” 

Terdapat pula pengertian Pialang Berjangka yang di muat dalam

Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Pialang Perdagangan Berjangka yang selanjutnya disebutPialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan jual beliKomoditi berdasarkan Kontrak Berjangka atas amanat Nasabahdengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu

sebagai margin untuk menjamin transaksi tersebut.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 26/142

15

Berdasarkan Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 32 Tahun

1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi penjelasan Margin pada

bunyi pasal diatas adalah sejumlah uang atau surat berharga yang harus

ditempatkan oleh Nasabah pada Pialang Berjangka.

Kegiatan kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan

pialang berjangka berdasarkan pada ketentuan yang terdapat dalam

Pasal 1338 KUHPerdata yang berbunyi:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya.” 

Berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata kesepakatan dalam

perjanjian kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan

pialang berjangka berlaku sebagai undang-undang yang harus disepakati

oleh kedua belah pihak yang bersepakat dalam pelaksanaan investasi.

Suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit oleh Pengadilan.

Berkaitan dengan masalah kepailitan tersebut maka Pemerintah

mengeluarkan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang. Pengertian kepailitan termuat dalam Pasal 1 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang berbunyi:

“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit

yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 27/142

16

dibawah Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.” 

Menurut Siti Soemarti Hartono pailit adalah mogok melakukan

pembayaran.10  Pailit dalam ilmu khasanah ilmu pengetahuan hukum

diartikan sebagai keadaan debitor yang berutang berhenti membayar atau

tidak membayarnya utang-utangnya, hal ini tercermin dalam Pasal 2 ayat

(1) Undang-Udang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang menyatakan bahwa:

“ Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidakmembayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dandapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baikatas permohonanya sendiri maupun atas permohonan satu ataulebih kreditornya.” 

Menurut Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

tersebut permohonan pernyataan pailit terhadap seorang debitor dapat

diajukan oleh debitor sendiri. Istilah dalam Bahasa Inggris disebut

voluntary petition, kemungkinannya tersebut menurut Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang bukan saja untuk kepentingan kreditornya tetapi

dapat pula diajukan untuk kepentingan debitornya sendiri.

Debitor dapat mengajukan permohonan pailit terhadap dirinya

hanya apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Debitor mempunyai dua atau lebih kreditor

10 Siti Soemarti Hartono, Pengantar Hukum Kepailitan Dan Penundaan

Pembayaran, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada,Jogjakarta, 1983. Hlm.8.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 28/142

17

2. Debitor sedikitnya tidak membayar satu utang yang telah jatuh

waktu dan telah dapat ditagih

Maksudnya yaitu apabila debitor tersebut tidak sanggup atau tidak

mampu membayar utang-utangnya sehingga menimbulkan perebutan

harta debitor tersebut oleh pihak kreditur, maka perlu pengaturan hukum

agar utang-utang debitur dapat dibayar secara adil dan tertib.

Berkaitan dengan penjelasan di atas terdapat pula lembaga

kepailitan yang berfungsi sebagai berikut:

1. Sebagai lembaga pemberi jaminan kepada kreditornya bahwa

debitur tidak akan berbuat curang dan tetap bertanggung

 jawab atas semua utang-utangnya kepada semua kreditur

2. Memberikan jaminan kepada debitor terhadap kemungkinan

eksekusi masal oleh kreditur-krediturnya

 Asas-asas kepailitan yaitu:

1. Asas Keseimbangan

Fungsi kepailitan adalah dapat mencegah terjadinya

penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh debitor

yang tidak jujur dan di lail pihak mencegah kreditur yang tidak

baik.

2. Asas Kelangsungan Usaha

Terdapat ketentuan yang memungkinkan perusahaan debitor

yang prospektif tetap dilangsungkan.

3. Asas Keadilan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 29/142

18

Ketentuan mengenai kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan

bagi para pihak berkepentingan. Asas ini mencegah terjadinya

kesewenang-wenangan pihak penagih yang mengusahakan

pembayaran atas tagihan-tagihan masing-masing terhadap

debitor dengan tidak memperdulikan krediturnya.

4. Asas Integrasi

Sistem hukum formil dan materiilnya merupakan satu kesatuan

yang utuh dari sistem hukum perdata dan hukum acara

perdata nasional.

Para Pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit yang

tercantum dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu:

1. Debitur

2. Seorang kreditur atau lebih

3. Kejaksaan

4. Bank Indonesia

5. Badan Pengawasan Pasa Modal

6. Menteri Keuangan

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Spesifikasi Penelitian

Spesipikasi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif analisis, yaitu metode penelitian yang

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 30/142

19

digunakan dengan cara menggambarkan data dan fakta baik

berupa:

a. Data sekunder bahan hukum primer berupa peraturan

perundang-undangan antara lain:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata)

2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi

4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

5) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang

6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal

7) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas

8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982

tentang Bursa Komodi

9) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Perdagangan Komoditi

Berjangka

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 31/142

20

b. Data sekunder bahan hukum sekunder berupa doktrin atau

pendapat para ahli hukum terkemuka.

c. Data sekunder bahan hukum tersier berupa bahan-bahan

yang di dapat dari majalah, brosur, artikel-artikel, surat

kabar dan internet.

Berdasarkan data diatas maka penulis bertujuan untuk

menggambarkan secara lengkap ciri-ciri keadaan, perilaku

kepribadian, perilaku kelompok dengan memisahkan data

yang telah terkumpul untuk kemudian ditafsirkan, digambarkan

sejauh mana upaya penegak hukum dalam melaksanakan

itikad baik dalam melakukan perjanjian dan cara penyelesaian

sengketa perjajanjian perkara perdata tersebut.

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan hukum

yang digunakan dalam penulisan hukum ini yaitu secara

yuridis normatif, yaitu hukum dikonsepsikan sebagai norma,

asas atau dogma-dogma.11 Pada penulisan hukum ini, penulis

mencoba melakukan penafsiran hukum gramatikal yaitu

penafsiran yang dilakukan dengan cara melihat arti kata pasal

dalam undang-undang. Penafsiran yang dilakukan dengan

hukum sosiologis yaitu penafsiran yang dilakukan

mengahadapi kenyataan bahwa kehendak pembuatan

undang-undang yang tertuang dalam bentuk perjanjian

11  Hetty Hassanah, Up-Grading Refreshing Course-Legal Research

Methodolog, makalah disampaikan dalam Seminar Fakultas Hukum Unikom,pada tanggal 12 Februari 2011, Bandung, Hlm. 6.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 32/142

21

ternyata tidak sesuai lagi dengan tujuan sosial yang

seharusnya dijadikan contoh pada saat ini.

3. Tahap Penelitian

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh

bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang

berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian berjangka.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan untuk menunjang dan

melengkapi studi kepustakaan dengan wawancara.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik Pengumpulan Data yang dilakukan penulis adalah

sebagai berikut:

a. Studi Dokumen, yaitu tehnik pengumpulan data yang

berupa data primer, sekunder dan tersier yang

berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti.

b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan

pihak Riki sebagai Owner PT.Indotama Gold dengan

cara mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu untuk

memperlancar proses wawancara.

5. Metode Analisis Data

Hasil Penelitian dianalisis secara yuridis kualitatif untuk

mencapai kepastian hukum, dengan memperhatikan hirarki

peraturan perundang-undangan, sehingga ketentuan-

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 33/142

22

ketentuan yang satu telah bertentangan dengan ketentuan

lainnya serta menggali hukum yang tidak tertulis.

6. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:

a. Perpustakaan

1) Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.112

Bandung

2) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran

Jl. Imam Bonjol No. 21 Bandung

b. Intansi

1) PT. Indotama Gold Jl. Surapati Core Ruko 1H,

Bandung

c. Situs

1) www.hukumonline.com

2) www.suaramedia.com

3) www.detik.com

4) www.google.com

5) www.bappebti.com

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 34/142

23

BAB II

RUANG LINGKUP PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DAN

TINJAUAN TENTANG KEPAILITAN SERTA RUANG LINGKUP PERJANJIAN

A. Perdagangan Berjangka Komoditi

1. Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia

Kehadiran perdagangan berjangka komoditi di Indonesia

sebenarnya sudah lama ada, akan tetapi perdagangan dilakukan

melalui bursa berjangka yang ada di luar Indonesia. Pada waktu itu

banyak perusahaan asing yang bekerjasama dengan perusahaan

lokal menjalankan kegiatan penyaluran amanat nasabah ke bursa

berjangka luar negeri melalui beberapa perusahaan komisioner.12 

Seiring perkembangan jaman dengan maraknya kasus penipuan

yang terjadi, maka pada tahun 1977, Menteri Perdagangan saat itu

menerbitkan SK No. 03/m/INS/77 tentang Pelarangan Kegiatan

Perdagangan Berjangka Komoditi sehingga membuat perkembangan

perdagangan berjangka menjadi terhambat/mundur. Pemerintah

masih menganggap penting keberadaan perdagangan berjangka, hal

ini terlihat lima tahun kemudian tepatnya pada tahun 1982 Pemerintah

membentuk suatu badan untuk mempersiapkan pendirian bursa

komoditi di Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

1982 tentang Bursa Komoditi, serta membentuk badan pelaksanaan

perdagangan Berjangka Komoditi dibawah Departemen Perdagangan

(BAPPEBTI).

12 Christhophorus Barutu, Op.cit . Hlm.10

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 35/142

24

Bertahun-tahun Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka

Komoditi (BAPPEBTI) menyiapkan keperluan untuk lahirnya bursa

berjangka pertama di Indonesia, setelah keluarnya Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

persiapan untuk membentuk bursa komoditi juga semakin mantap.

Pada tanggal 21 November 2000, izin usaha bursa berjangka

pertama dikeluarkan oleh BAPPEBTI, melalui Surat Keputusan Nomor

02/BAPPEBTI/SI/XI/2000 tentang Pemberian Izin Usaha Untuk

Menyelenggarakan Bursa Berjangka Kepada PT Bursa Berjangka

Jakarta. Pada saat itu Bursa Berjangka pertama yang dinamakan

Bursa Berjangka Jakarta resmi berdiri dan pada tanggal 15 Desember

2000 untuk pertama kalinya Bursa Berjangka Jakarta melakukan

transaksi berjangka.

2. Pengertian Perdagangan Berjangka

Perdagangan Berjangka Komoditi yang selanjutnya disebut

Perdagangan Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan jual beli Komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan

Kontrak Berjangka dan Opsi Atas Kontrak Berjangka. Menurut Pasal 1

ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Kontrak Berjangka adalah suatu bentuk kontrak standar untukmembeli atau menjual komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempatdan waktu penyerahan di kemudian hari yang telah ditetapkan,dan termasuk dalam pengertian Kontrak Berjangka ini adalah Opsi Atas Kontrak Berjangka.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 36/142

25

Opsi Atas Kontrak Berjangka tedapat dalam Pasal 1 angka (5)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Opsi Atas Kontrak Berjangka, yang selanjutnya disebut Opsi,adalah suatu kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untukmembeli atau menjual Kontrak Berjangka Atas Komoditi tertentupada tingkat harga, jumlah, dan jangka waktu tertentu yang telahditetapkan terlebih dahulu dengan membayar sejumlah premi.” 

Berdasarkan definisi di atas, pengertian perdagangan berjangka

bukan hanya kegiatan transaksi jual beli yang terjadi di bursa

berjangka saja tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu

mencangkup proses penawaran kontrak berjangka oleh Wakil

Perusahaan Pialang Berjangka (wakil pialang) kepada nasabahnya,

penempatan amanat oleh nasabah, pelaksanaan transaksi sampai

penyelesaian keuangan dari transaksi yang bersangkutan atau

penyerahan barangnya. Prosesnya juga termasuk dalam kegiatan

perdagangan berjangka adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh

para pelaku perdagangan berjangka (perusahaan pialang

berjangka/perusahaan trading ).

3. Institusi dalam Perdagangan Berjangka

Perdagangan berjangka mencakup institusi yang berperan penting

dan secara langsung terlibat dalam kegiatan berjangka, yaitu:

a. Badan Pengawas

Badan Pengawas merupakan lembaga pemerintah yang

diberi tugas dan wewenang berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk mengawasi kegiatan perdagangan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 37/142

26

berjangka. Keberadaan badan pengawas diatur dalam Bab II

Pasal 4 sampai dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Berikut uraian isi

pasal-pasal di atas yaitu:

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-harikegiatan Perdagangan Berjangka dilakukan oleh

Badan Pengawasan Berjangka Komoditi, yangselanjutnya disebut Bappebti.

(2) Bappebti berada dibawah dan tanggung jawab kepadaMenteri.

(3) Susunan dan kedudukan organisasi ditetapkandengan Keputusan Presiden.” 

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari

sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1), dilakukandengan tujuan:a. Mewujudkan kegiatan Perdagangan Berjangka yang

teratur, wajar, efisien, dan efektif serta dalam suasanapersaingan yang sehat.

b. Melindungi kepentingan semua pihak dalamPerdagangan Berjangka; dan

c. Mewujudkan kegiatan Perdagangan Berjangka sebagaisarana pengelolaan risiko harga dan pembentukanharga yang transfaran.” 

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 dan Pasal 5, Beppebti berwenang:a. Membuat pelaksanaan lebih lanjut yang bersifat teknis

atas Undang-Undang ini dan/atau peraturanpelaksanaannya;

b. Memberikan:1) Izin usaha kepada Bursa Berjangka, Lembaga

Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 38/142

27

Berjangka, dan Pengelolaan Sentra DanaBerjangka;

2) Izin kepada orang peseorangan untuk menjadiWakil Pialang Berjangka, Wakil PenasihatBerjangka, dan Wakil Pengelolaan Sentra DanaBerjangka;

3) Sertifikat pendaftaran kepada PerdaganganBerjangka;

4) Persetujuan kepada Pialang Berjangka dalamnegeri untuk menyalurkan amanat Nasabah dalamNegeri ke Bursa Berjangka Luar Negeri;

5) Persetujuan kepada bank berdasarkanrekomendasi Bank Indonesia untuk menyiapakandana Nasabah, Dana Kompensasi, dan dana

 jaminan yang berkaitan dengan Transaksi KontrakBerjangka serta untuk Pembentukan Sentra DanaBerjangka;

c. Menetapkan daftar Bursa Berjangka luar negeri danKontrak Berjangkanya;

d. Melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang memilikiizin usaha, izin orang perorangan, persetujuan atausertifikat persetujuan;

e. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaantertentu dalam rangka pelaksanaan wewenangBappebti sebagaimana dimaksud huruf d;

f. Memerintahkan pemeriksaan dan penyidik kepada

setiap pihak yang diduga melakukan pelanggaranterhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/atauperaturan pelaksanaanya;

g. Menyetujui peraturan dan tata tertib Bursa Berjangkadan Lembaga Kliring Berjangka termasukperubahannya;

h. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangkayang akan digunakan sebagai dasar jual beli Komoditidi Bursa Berjangka sesuai dengan persyaratan yangtelah ditentukan;

i. Menetapkan persyaratan dengan tata cara pencalonandan memberhentikan untuk sementara waktu anggotadewan komisaris dan/atau direksi serta menunjukmanajemen sementara Bursa Berjangka dan LembagaKliring Berjangka sampai dengan terpilihnya anggotadewan komisaris dan/atau direksi yang baru oleh RapatUmum Pemegang Saham;

 j. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dankewajiban pelaporan bagi Pihak yang memiliki izinusaha berdasarkan ketentuan Undang-Undang inidan/atau peraturan pelaksanaannya;

k. Menetapkan batas jumlah maksimum dan batas jumlahwajib lapor posisi terbuka Kontrak Berjangka yang

dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap Pihak;

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 39/142

28

l. Mengarahkan Bursa Berjangka dan Lembaga KliringBerjangka untuk mengambil langkah-langkah yang

dianggap perlu apabila diyakini akan terjadi keadaanyang mengakibatkan perkembangan harga di BursaBerjangka menjadi tidak wajar dan/atau pelaksanaanKontrak Berjangka menjadi terhambat;

m. Mewajibkan setiap pihak untuk menghentikan ataumemperbaiki iklan atau kegiatan promosi yangmenyesatkan berkaitan dengan PerdaganganBerjangka dan Pihak tersebut mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yangtimbul dari iklan atau promosi dimaksud;

n. Menetapkan ketentuan tentang Dana Nasabah yanguberada pada Pialang yang mengalami pailit;

o. Memerika keberatan yang diajukan oleh suatu pihakterhadap keputusan Bursa Berjangka atau LembagaKliring Berjangka serta memutuskan untuk menguatkanatau membatalkannya;

p. Membentuk sarana penyelesaian permasalahan yangberkaitan dengan kegiatan Perdagangan Berjangka;

q. Mengumumkan hasil pemerikasaan, apabila dianggapperlu, untuk menjamin terlaksananya mekanisme pasardan ketaatan semua pihak terhadap ketentuanUndang-Undang ini dan/atau peraturanpelaksanaannya;

r. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah

kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaranterhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/atauperaturan pelaksanaannya;

s. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkanketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturanpelaksanaannya” 

Pasal 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1)  Bappebti mengenakan biaya kepada Pihak ataskegiatan pelayanannya dalam memberikan izin,persetujuan dan kegiatan lain;

(2) Ketentuan dan besar biaya sebagaimana dimaksudpada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.” 

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Sebagai pegawai Bappebti dan/atau pihak lain yang

ditugasi oleh Bappebti melakukan pemeriksaan atau

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 40/142

29

penyidikan dilarang memanfaatkan setiap informasi yangdiperoleh untuk kepentingan pribadi atau mengungkapkan

kepada pihak lain, kecuali pengungkapan informasitersebut diatur dalam peraturan perundang-undangan yangberlaku.” 

Pasal 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Apabila diperlukan Bappebti dapat meminta pendapat dariahli atau membentuk komite untuk memberikanpertimbangan dan/atau memberikan nasihat kepadaBappebti sehubungan dengan kegiatan dan

pengembangan Perdagangan Berjangka.” 

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi tersebut, badan pengawasan

merupakan salah satu unit yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Menteri dalam bidang Perdagangan

dan badan pengawasan tersebut dinamakan Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

(BAPPEBTI) mempunyai wewenang yang cukup luas yang pada

dasarnya diarahkan untuk memudahkan terselenggarakannya

perdagangan berjangka yang tertib dan teratur. Kewenangan

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)

diantaranya adalah:13 

1) Mencakup memberikan penafsiran dan pembuatan

peraturan teknis pelaksanaan perdagangan berjangka

2) Sebagai lembaga perizinan bagi pengelola pasar dan

para profesional dalam perdagangan berjangka

13 Ibid , Hlm.40.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 41/142

30

3) Sebagai lembaga yang memberi persetujuan berbagai

bentuk peraturan dan tata tertib bursa berjangka serta

lembaga kliring berjangka (termasuk persyaratan

kontrak)

4) Melakukan pemantauan harian, pemeriksaan dan

penyidikan terhadap kegiatan perdagangan berjangka

apabila tidak sesuai dengan aturan hukum yang

berlaku dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

b. Bursa Berjangka

Bursa Berjangka merupakan institusi yang berperan

sebagai penyelenggara kegiatan perdagangan berjangka. Hal ini

sesuai dengan pengertian Bursa Berjangka itu sendiri sebagai

mana diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yaitu:

“Bursa Berjangka adalah badan usaha yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau

sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan

Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka.” 

Bursa berjangka merupakan lembaga yang menyediakan

fasilitas serta menyelenggarakan dan mengawasi kegiatan

transaksi di pasar berjangka agar sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Pelaksanaan bursa berjangka mendapatkan wewenang

untuk membuat aturan sendiri dalam organisasinya (Self

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 42/142

31

Regulatory Organization/SRO) yaitu peraturan dan tata tertib yang

harus dipatuhi anggotanya dan para pelaku transaksi.

Keberadaan bursa berjangka diatur dalam Bab II Pasal 10

sampai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, beikut rumusan-

rumusan isi pasalnya:

Pasal 10 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan

menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang

teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.” 

Pasal 11 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Izin usaha untuk menyelenggarakan Bursa Berjangka

hanya dapat diberikan oleh Bappebti kepada badan usaha

berbentuk perseroan terbatas.” 

Pasal 12 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Bursa Berjangka didirikan oleh sejumlah badan usahayang satu dengan yang lainnya tidak berafiliasi.

(2) Pendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan anggota pertama Bursa Berjangka.

(3) Yang dapat menjadi pemegang saham BursaBerjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yangbersangkutan.

(4) Pedagang Berjangka wajib memperoleh sertifikatpendaftaran dari Bappebti sebelum diperkenankanmelakukan kegiatan perdagangan di BursaBerjangka.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 43/142

32

Pasal 13 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar

negeri hanya dapat dilakukan ke Bursa Berjangka dan

Kontrak Berjangka yang daftarnya ditetapkan oleh

Bappebti.” 

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Kegiatan transaksi Kontrak Berjangka hanya dapatdilakukan di Bursa Berjangka yang telah memperolehizin usaha dari Bappebti dan berdasarkan ketentuanUndang-Undang ini dan/atau peraturan lainnya.

(2) Kontrak Berjangka lainnya hanya dapat ditransaksikandi Bursa Berjangka setelah ketentuan danpersyaratannya mendapat persetujuan dari Bappebti.

(3) Penerbitan Opsi hanya dapat dilakukan oleh Pihakyang telah memperoleh persetujuan dari Bappebti.” 

Pasal 15 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Bursa Berjangka dapat menyelenggarakan transaksi fisik

komoditi yang jenisnya sebagimana diatur dalam Pasal 3.” 

Pasal 16 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Bursa Berjangka Bertugas: a. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk dapat

terselenggaranya transaksi Kontrak Berjangka yangteratur, wajar, efisien, dan efektif;

b. Menyusun rencana anggaran tahunan danpenggunaan laba Bursa Berjangka sesuai denganketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepadaBappebti; dan

c. Menyusun peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka.” 

Pasal 17 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 44/142

33

“(1) Bursa Berjangka wajib:

a. Memiliki modal yang cukup untukmenyelenggarakan kegiatan Bursa Berjangkadengan baik;

b. Menyiapkan catatan dan laporan secara rinciseluruh kegiatan dengan Anggota BursaBerjangka yang berkaitan dengan transaksi KotrakBerjangka dan penguasaan komoditi yangmenjadi subjek Kontrak Berjangka tersebut;

c. Menjamin kerahasiaan informasi posisi keuanganserta kegiatan Usaha Bursa Berjangka, kecualiinformasi tersebut diberikan dalam rangkapelaksanaan ketentuan Undang-Undang ini

dan/atau peraturan pelaksanaannya;d. Membentuk Dana Kompensasi;e. Mempunyai satuan pemeriksa;f. Medokumentasikan dan menyimpan data dengan

baik semua data yang berkaitan dengan kegiatanBursa Berjangka;

g. Menyebarluaskan informasi harga KontrakBerjangka yang diperdagangkan;

h. Memantau kegiatan dan kondisi keuangan Anggota Bursa Berjangka yang tidak memenuhipersyaratan keuangan dan pelaporan, sesuaidengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau

peraturan pelaksanaannya.

(2) Pimpinan satuan pemerikasa sebagaimanadimaksudpada ayat (1) huruf e, wajib melaporkansecara langsung kepada direksi, dewan komisarisBursa Berjangka, dan Bappebti tentang masalahmateriil yang ditemukan, yang dapat mempengaruhi Anggota Bursa Berjangka dan/atau Bursa Berjangkayang bersangkutan.

(3) Bursa Berjangka wajib menyediakan semua laporansatuan pemeriksa setiap saat apabila diperlukan oleh

Bappebti.

(4) Sebelum diberlakukan peraturan, peraturan dan tatatertib Bursa Berjangka sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 huruf c termasuk perubahannya, wajibmemperoleh persetujua dari Bappebti.” 

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Bursa Berjangka berwenang: 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 45/142

34

a. Mengevaluasi dan menguji kualifikasi calon sertamenerima atau menolak calon tersebut menjadi Aggota

Bursa Berjangka;b. Mengatur dan menetapkan sistem penentuan hargapenyelesaian, bersama dengan Lembaga KliringBerjangka;

c. Menetapkan persyaratan keuangan minimum danpelaporan bagi Anggota Bursa Berjangka;

d. Melakukan pengawasan dan kegiatan sertapemeriksaan terhadap pembukuan dan catatan Anggota Bursa Berjangka secara berkala dan sewaktu-waktu diperlukan;

e. Menetapkan biaya keanggotaan dan biaya lain;f. Melakukan tinggapan yang dianggap perlu untuk

mengamankan transaksi Kontrak Berjangka, temasukmencegah kemungkinan terjadinya manipulasi harga;

g. Menetapkan mekanisme penyelesaian pengaduan danperselisihan sehubungan dengan Transaksi KontrakBerjangka;

h. Mengambil langkah-langkah untuk menjaminterlaksananya mekanisme transaksi Kontrak Berjangkadengan baik serta melaporkannya kepada Bappebti;dan

i. memperoleh informasi yang diperlukan dari LembagaKliring Berjangka yang berkaitan dengan transaksi yangdilakukan oleh Anggota Lembaga KliringnBerjangka.” 

Pasl 19 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Kegiatan transaksi di Bursa Berjangka dapatdiberhentikan sementara waktu, baik untuk sebagianmampu seluruh Kontrak Berjangka, apabila terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan masyarakat atau keadaanyang tidak memungkinkan diselenggarakannya kegiatantransaksi Kontrak berjangka secara wajar.” 

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Penghentian sementara waktu, sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19:

a. untuk jangka waktu tidak lebih dari satu hari kerja dapatdilakukan oleh Bursa Berjangka dengan kewajibansegera melaporkannya kepada Bappebti dan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 46/142

35

b. untuk jangka waktu lebih dari satu hari kerja, hanyadapat dilakukan ole Bappebti.” 

Pasal 21 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Apabila penyebab penghentian sementara waktutransaksi seluruh Kontrak Berjangka sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 tidak dapat diatasi dalam jangka waktu tertentu, Bappeti menghentikankegiatan Bursa Berjangka secara tetap danmencabut izin usahanya.

(2) Sebelum menetapkan penghentian Bursa Berjangkasecara tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Bappebti wajib mempertimbangkan kepentinganmasyarakat umum, Nasabah, Anggota BursaBerjangka yang bersangkutan, dan lembaga lainyang berkaitan dengan kegiatan perizinan BursaBerjangka.

(3) Tindakan sebagamana dimaksud ayat (1) wajibdilaporkan oleh Bappebti kepada Menteri dan diumumkan secara luas.” 

Pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Apabila izin usaha Bursa Berjangka dicabut, badanhukum Bursa Berjangka yang bersangkutandiumbarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Apabila terdapat kekuasaan hasil likuidasi BursaBerjangka yang menjadi hak pialang Berjangka

sebagai pemegang saham, sisa kekayaan tersebutwajib digunakan terlebih dahulu untuk membayarkankewajiban Pialang Berjangka yang bersangkutankepada Nasabah.” 

Pasal 23 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pendirian,perizinan, penghentian, dan pembubaran Bursa Berjangka

sebagaimana dimaksud dalam Pasal, 12, Pasal 13, Pasal

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 47/142

36

14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19,Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22 diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.” 

Bursa berjangka disyaratkan harus berbentuk perseroan

terbatas (PT) dengan minimal 11 pendiri sebagai badan usaha

yang tidak berafiliasi satu dengan yang lainnya untuk menghindari

kepemilikan bursa berjangka dikuasai oleh satu orang atau

kelompok tertentu, maka setiap pemegang saham hanya boleh

memiliki satu saham saja.

c. Lembaga Kliring Berjangka

Lembaga Kliring Berjangka merupakan lembaga

penunjang atau pelengkap bursa berjangka. Semua transaksi

yang dilakukan di bursa berjangka dijamin dan diselesaikan oleh

lembaga kliring berjangka. Hal ini lembaga kliring berjangka

bertindak sebagai wakil penjual terhadap pembeli dan sebagai

pembeli terhadap penjual.14 

Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Lembaga Kliring dan Penjamin Berjangka, yangselanjutnya disebut Lembaga Kliring Berjangka, adalah

badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakansistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring danpenjamin transaksi di Bursa Berjangka.” 

Lembaga Kliring Berjangka diatur dalam Bab II Pasal 24

sampai dengan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

14

 Ibid . Hlm.62.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 48/142

37

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Berikut rumusan isi

pasalnya:

Pasal 24 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Lembaga Kliring Berjangka didirikan dengan tujuan

mendukung terciptanya transaksi Kontrak Berjangka yang

tertaur, wajar, efisien, dan efektif di Bursa Berjangka.” 

Pasal 25 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Penyelenggaraan Bursa Berjangka dilengkapi denganLembaga Kliring Berjangka.

(2) Lembaga Kliring Berjangka, sebagaimana dimaksudpada ayat (1), adalah badan usaha berbentukperseroan terbatas yang telah memperoleh izin usahasebagai Lembaga Kliring Berjangka dari Bappebti.

(3) Izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2),hanya diberikan kepada badan usaha yang terpisah

dari Bursa Berjangka dan bersifat mandiri.” 

Pasal 26 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Lembaga Kliring Berjangka, bertugas antara lain: a. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk terlaksananya

penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka; danb. Menyusun peraturan dan tata tertib Lembaga Kliring

Berjangka.” 

Pasal 27 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Lembaga Kliring Berjangka wajib: 

a. Memiliki modal yang cukup untuk menyelenggarakankegiatan Lembaga Kliring Berjangka dengan baik;

b. Menyimpan dana yang diterima dari Anggota KliringBerjangka pada Bank yang disetujui oleh Bappebti;

c. Menjamin kerahasiaan informasi posisi keuangan serta

kegiatan usaha Anggota Kliring Berjangka, kecuali

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 49/142

38

informasi tersebut diberikan dalam rangka pelaksanaanketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan

pelaksanaannya;d. Mendokumentasikan dan menyimpan semua data yangberkaitan dengan kegiatan Lembaga Kliring Berjangka;dan

e. Memantau kegiatan dan kondisi keuangan AnggotaKliring Berjangka serta mengambil tindakanpembekuan atau pemberhentian Anggota KliringBerjangka yang tidak memenuhi persyaratan keuanganminimum dan pelaporan sesuai dengan ketentuanUndang-Undang ini dan/atau peraturanpelaksanaannya;

f. Sebelum diberilakukan, peraturan dan tata tertib

Lembaga Kliring Berjangka sebagaimana dimaksuddalam Pasal 26 huruf b termasuk perubahannya, wajibmemperoleh persetujuan dari Bappebti.” 

Pasal 28 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Lembaga Kliring Berjangka berwenang: 

a. Mengevaluasi dan menguji kualifikasi calon serta

menerima atau menolak calon tersebut menjadi Anggota Kliring Berjangka;b. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan

pelaporan bagi Anggota Kliring Berjangka;c. Melakukan pengawasan kegiatan serta pemeriksaan

terhadap pembukuan dan catatan Anggota KliringBerjangka secara berkala dan sewaktu-waktudiperlukan;

d. Menetapkan biaya keanggotaan dan biaya lain;e. Memperoleh informasi yang diperlukan dari Bursa

Berjangka yang berhubungan dengan transaksi yangdilakukan oleh Anggota Kliring Bejangka; dan

f. Mengambil langkah-langkah untuk menjaminterlaksananya mekanisme kliring dan penjamintransaksi Kliring Berjangka dengan baik sertamelaporkan kepada Bappebti.” 

Pasal 29 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1)  Kegiatan Lembaga Kliring Berjangka dihentikanapabila terjadi penghentian kegiatan transaksi di

Bursa Berjangka secara tetap.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 50/142

39

(2) Apabila kegiatan Lembaga Kliring Berjangkadihentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bappebti mencabut izin usaha Lembaga KliringBerjangka dan selanjutnya badan hukum KliringBerjangka yang bersangkutan dibubarkan, sesuaidengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.” 

Pasal 30 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara perizinan,

penghentian, dan pembubaran Lembaga Kliring Berjangka

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal 29,

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.” 

Berdasarkan rumusan pasal di atas tugas Lembaga Kliring

Berjangka harus menyelesaikan semua transaksi yang terjadi di

bursa berjangka, maka setiap anggota kliring disyaratkan memiliki

kemampuan keuangan yang kuat, untuk menjamin terlaksananya

kegiatan penjaminan dan penyelesaian transaksi dengan lancar

dan baik.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi pelaksanaan tugasnya tersebut

Lembaga Kliring Berjangka diberikan wewenang untuk membuat

peraturan dan tata tertib organisasinya sendiri termasuk sistim

pelaporan dan pemantauan transaksi termasuk pemeriksaan

terhadap anggotanya.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 51/142

40

d. Perusahaan Pialang Berjangka (Perusahaan Trading )

Pialang berjangka merupakan pelaku utama dan transaksi

yang terjadi di bursa berjangka. Pialang Berjangka adalah pelaku

yang mengelola amanat (order ) dari nasabah dan meneruskannya

untuk ditransaksikannya di bursa berjangka.

Pengertian Pialang Berjangka terdapat dalam Pasal 1

angka 12 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Pialang Perdagangan Berjangka yang selanjutnya disebutPialang Berjangka, adalah badan usaha yang melakukankegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangkaatas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uangdan/atau surat berharga tertentu sebagai margin untukmenjamin transaksi tersebut.” 

Pialang Berjangka diatur dalam Bab IV Pasal 31 sampai

dengan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi. Berikut rumusan isi pasalnya:

Pasal 31 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“(1) Kegiatan usaha sebagai Pialang Berjangka hanya

dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Berjangka yang

berbentuk perseroan terbatas yang memperoleh izin

usaha Pialang Berjangka dari Bappebti.

(2) Izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

hanya diberikan kepada Anggota Bursa Berjangka

yang memiliki integritas keuangan, reputasi bisnis

yang baik, dan kecakapan profesi.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 52/142

41

(3) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh orang perseorangan yang

telah memperoleh izin Wakil Pialang Berjangka dari

Bappebti.” 

Pasal 32 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Penyaluran amanat Nasabah ke Bursa luar negeri hanya

dapat dilakukan oleh Pialang Berjangka yang memenuhi

persyaratan tertentu berdasarkan ketetapan Bappebti.” 

Pasal 33 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara perizinanPilang Berjangka yang menyalurkan Amanat Nasabah keBursa Berjangka luar negeri sebagaimana dimaksud dalamPasal 31 dan Pasal 32, diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.” 

Perusahaan Pialang Berjangka disyaratkan berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan Pasal 1 ayat 1 Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa:

“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroanadalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatanusaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalamsaham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalamundang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.” 

Pembagian wewenang dalam Perseroan Terbatas

kekayaan perusahaan dan pemilik modal harus terpisah. Struktur

organisasi peseroan terbatas terdiri dari Pemegang Saham,

Direksi, dan Komisaris dan menjadi anggota di bursa berjangka

serta mendapat izin usaha dari Badan Pengawasan Perdagangan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 53/142

42

Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Perusahaan pialang berjangka

ini yang selanjutya disebut sebagai perusahaan trading dalam

penulisan skripsi ini.

Bentuk tanggung jawab Perseroan Terbatas dapat

dijelaskan dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang

Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

menyatakan bahwa:

“(1) Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab

secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama

Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian

Perseroan melebihi saham yang dimiliki.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak

berlaku apabila:

a. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum

belum atau tidak terpenuhi;

b. pemegang saham yang bersangkutan baik

langsung maupun tidak langsung dengan itikad

buruk memanfaatkan Perseroan untuk

kepentingan pribadi;

c. pemegang saham yang bersangkutan terlibat

dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan

oleh Perseroan atau

d. pemegang saham baik langsung ataupun tidak

langsung secara melawan hukum menggunakan

kekayaan Perseroan yang mengakibatkan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 54/142

43

Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi

utang Perseroan.” 

Pelaksanaan Kegiatannya pialang berjangka harus

memenuhi pedoman berperilaku yang ditetapkan dalam

menyalurkan amanat dari nasabahnya. Selain itu sebelum dapat

menjadi pialang berjangka setiap orang harus mengikuti tes dan

mendapakan sertifikasi dari Badan Pengawasan Perdagangan

Berjangka Komoditi (BAPEBBTI) sebagai bentuk izin dari pialang

berjangka.

e. Sentra Dana Berjangka

Sentra Dana Berjangka dikelola oleh Pengelola Sentra

Dana Berjangka (PSDB) yang merupakan badan usaha berbadan

hukum perseroan terbatas (PT) yang diberi izin usaha oleh Badan

Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) untuk

menyelenggarakan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat

yang dipergunakan dalam transaksi kontrak berjangka di bursa

berjangka.

Dana yang dihimpun tersebut dikelola dalam Sentra Dana

Berjangka yang dibentuk atas kesepakatan dengan peserta

Sentra Dana Berjangka mendapatkan sertifikat penyertaan yang

telah ditetapkan nominalnya. Dana Setra Berjangka disimpan dan

diadministrasikan di bank penitipan yang disetujui oleh Badan

Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 55/142

44

Pengertian Sentra Dana Berjangka diatur dalam Pasal 1

angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Sentra Dana Berjangka yang selanjutnya disebut Sentra

Dana Berjangka adalah wadah yang digunakan untuk

menghimpun dana secara kolektif dari masyarakat untuk

diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka.” 

Pengertian Pengelola Sentra Dana Berjangka, diatur

dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Pengelola Sentra Dana Berjangka  yang selanjutnyadisebut Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah pihakyang melakukan usaha yang berkaitan denganpenghimpunan dan pengelolaan dana Berjangka untukdiinvestasikan dalam Kontrak Berjangka.” 

f. Pedagang Berjangka

Pedagangan Berjangka adalah anggota bursa berjangka

yang berhak melakukan transaksi untuk rekeningnya sendiri

dan/atau kelompok usahanya. Pedagang berjangka dapat

berbentuk perusahaan atau perorangan. Pedagang berjangka

wajib memperoleh sertifikasi pendaftaran dari BAPPEBTI sebelum

transaksi.

4. Peraturan dalam Perdagangan Berjangka

Peraturan Perdagangan Berjangka diatur dalam berbagai

ketentuan sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Berjangka Komoditi

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 56/142

45

b. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi

c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Tatacara

Pemeriksaan Dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi

d. Keputusan Presiden Tahun 1999 tentang Komoditi yang dapat

dijadikan Subjek Kontrak Berjangka Komoditi

e. Peraturan Teknis dalam bentuk Surat Keputusan Kepala

Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi

(BAPPEBTI)

f. Peraturan dan Tata Tertib di Bursa Berjangka

g. Peraturan dan Tata Tertib di Lembaga Kliring Berjangka

B. Tinjauan Tentang Kepailitan

1. Pengertian Kepailitan 

Pailit jika ditinjau dari segi istilah dapat dilihat dalam

pembendaharaan bahasa Belanda, Perancis, Latin,dan Inggris.

Bahasa Perancis istilah failite  artinya pemogokan atau kemacetan

dalam melakukan pembayaran sehingga orang yang mogok atau

macet atau berhenti membayar disebut le failli, dalam bahasa

Belanda untuk arti yang sama dengan bahasa Perancis juga

digunakan istilah faiilete, sedangkan di dalam bahasa Inggris dikenal

 juga dengan istilah to fail   dan dalam bahasa Latin digunakan istilah

failure, yang memiliki arti rangkap yaitu, sebagai kata benda dan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 57/142

46

sebagai kata sifat. Istilah failite artinya kemogokan atau kemacetan

dalam melakukan pembayaran sedangkan didalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah to fail   dan di dalam bahasa Latin digunakan

istilah fallire.15 

Kepailitan berarti segala hal yang berkaitan dengan pailit. Seluruh

ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, tidak akan menemui satu rumusan atau ketentuan yang

menjelaskan pengertian maupun definisi kepailitan atau pailit.

Pengertian Pailit di Black’s Law Dictionary   pailit atau Bankrupt

adalah:

“The State or condition of a person (individual, parthnership, orcorporation, municipality) who is unable to pay its debt as they are,or become due”. Them term includes a person agains who aninvoluntary petition has been filed, or who as filed a voluntary

 petition, or who has been adjudged a bankrupt.” 16  

Pengertian yang diberikan Black’s Laws Dictionary tersebut dapat

dilihat bahwa pengertian pailit dihubungkan dengan ketidakmampuan

untuk membayar dari seorang (debitor) atas utang-utangnya yang

telah jatuh tempo. Ketidakmampuan tersebut harus disertai dengan

suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang dilakukan secara

sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ke tiga

(diluar debitor), suatu pernyataan pailit pengadilan.17 

15  Zainal Asiki, Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran diIndonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hlm.27.

16  Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan

Perseroan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hlm.83.17 Ibid . hlm.48.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 58/142

47

Menurut Siti Soemarti Hatono pailit adalah mogok melakukan

pembayaran.18

  Pailit dalam khasanah ilmu pengetahuan hukum

diartikan sebagai keadaan debitor yang berutang yang berhenti

membayar atau tidak membayar utang-utangnya, hal ini tercemin

dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

menentukan:

“Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidakmembayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dandapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baikatas permohonannya sendiri maupun atas permohonan salah satuatau lebih kreditornya.” 

Istilah berhenti membayar ini tidak mutlak diartikan debitor sama

sekali berhenti membayar utang-utangnya ketika diajukan

permohonan pailit ke Pengadilan. Berhubung pernyataan pailit harus

melalui proses pengadilan, maka segala sesuatu yang menyangkut

peristiwa pailit itu disebut dengan istilah “kepailitan” . Keadaan debitor

yang perusahaannya dalam keadaan berhenti membayar utangnya

disebut dengan insolvable. Negara-negara yang berbahasa Inggris

untuk pengertian pailit dan kepailitan dipergunakan istilah

bankruptcy .19 

Kepailitan adalah eksekusi yang ditetapkan dengan keputusan

hakim, yang berlaku serta merta dengan melakukan penyitaan umum

atas semua harta yang dinyatakan pailit, baik yang ada pada waktu

pernyataan pailit maupun yang diperoleh selama kepailitan

berlangsung, untuk kepentingan kreditor dan dibawah pengawasan

18

 Siti Soemarti Hartono, Op.cit. 19 Zainal Asikin. Op.cit . Hlm.27.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 59/142

48

pihak yang berwajib. Kesimpulannya bahwa kepailitan dimaksudkan

untuk mencegah penyitaan dan eksekusi yang dimintakan oleh

kreditor secara perseorangan.20 

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

menyatakan bahwa:

“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit

yang pengurusannya dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator

di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.” 

2. Pengaturan Kepailitan

Sejak tahun 1905, Indonesia sudah mengenal Hukum Kepailitan

dengan diberlakukannya Staatsblaad Nomor 217 tahun 1905 tenntang

Peraturan Kepailitan  juncto Staatsblaad Nomor 348  tahun 1906

tentang Peraturan Kepailitan. Tuntutan dari pelaku bisnis dan pakar

hukum yang menginginkan agar hukum kepailitan bersifat universal

yang berarti dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman

sehingga tidak menutup adanya penambahan dan penyempurnaan

perturan-peraturan dalam hukum kepailitan.

Pemerintah melakukan penyempurnaan terhadap peraturan

hukum kepailitan dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintan

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan

 Atas Undang-Undang tentang Kepailitan, yang diundangkan pada

20

 Retnowulan Sutantio, Kapita Selekta Hukum Ekonomi dan Perbankan,Cetakan. Pertama, Varia Yustisia, 1996, Hlm.85.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 60/142

49

tanggal 22 April 1998 melalui Lembaran Negara Indonesia Nomor 87

Tahun 1998 berlaku efektif 120 hari sejak tanggal diundangkannya

yaitu pada tanggal 20 Agustus 1998, setelah diterima Dewan

Perwakilan Rakyat kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Kepailitan ini berarti pemerintah telah memenuhi

salah satu persyaratan yang diminta oleh kreditor-kreditor luar negeri,

agar kreditor luar negeri memperoleh jaminan kepastian hukum.21 

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan banyak

kekurangan dan perlu adanya penambahan materi, maka pada

tanggal 18 Oktober 2004 Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan

Undang-Undang baru yang mengatur tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004.

Muatan materi yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang terdiri dari tujuh bab yaitu, Bab I Ketentuan

Umum, Bab II Kepailitan, Bab III Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, Bab IV Permohonan Penundaan Kembali, Bab V Ketentuan

Lain-Lain, Bab VI Ketentuan Peralihan, Bab VII Ketentuan Penutup.

21  Martiman Prodojhamidjojo, Proses Kepailitan Menurut PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan, CV. Mandar Maju, Jakarta,1999, Hlm.1.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 61/142

50

Semua hal yang berkaitan dengan masalah kepailitan oleh

Pemerintah diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

yang berisi tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 mengenai Perubahan Atas

Undang-Undang Kepailitan menjadi Undang-Undang. Secara garis

besar tidak ada perubahan yang besar hanya saja ada salah satu hal

yang baru dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yaitu

diperkenalkannya asas hukum yang disebut Verplichte Procueur

Stelling yang artinya setiap permohonan kepailitan harus diajukan

oleh penasihat hukum yang mempunyai ijin praktek.22 

3. Sejarah Hukum Kepailitan

Kepailitan bukanlah merupakan salah satu hal baru karena

sesungguhnya masalah kepailitan di Indonesia sudah banyak terjadi

sejak zaman penjajahan Belanda. Hal itu terbukti dengan adanya

Undang-Undang Kepailitan yang lebih dikenal dengan Staatsblaad

Nomor 217 Tahun 1905 tentang Peraturan Kepailitan  juncto

Staatsblaad   Nomor 384 Tahun 1906 tentang Peraturan Kepailitan

(verodening op het failissement en de surseance van betaling ).

Penelusuran sejarah hukum tentang kepailitan, diketahui bahwa

hukum tentang kepailitan itu sendiri sudah ada sejak zaman Romawi.

Kata bangkrut yang dalam bahasa Inggris disebut bankrupt   berasal

22

 Munir Fuady, Hukum Pailit 1998 (Dalam Teori Dan Praktek), Cetakan.Pertama, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, Hlm.6.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 62/142

51

dari Undang-Undang Italia yang disebut dengan Banca Rupta. Pada

abad pertengahan d Eropa, terjadi praktek kebangkrutan yang

dilakukan dengan menghancurkan bangku-bangku dari para bankir

atau pedagang yang melarikan diri secara diam-diam dengan

membawa harta para kreditornya. Negara Venetia (Italia) pada waktu

itu, di mana para pembeli pinjaman (bankir) saat itu yang banco 

(bangku) orang-orang tidak mampu lagi membayar utang atau gagal

dalam usahanya, bangku tersebut benar-benar patah atau hancur.23 

Bagi negara-negara yang menganut tradisi Common Law ,

tepatnya pada tahun 1952 merupakan tonggak sejarah, karena pada

tahun tersebut Hukum Pailit dari tradisi hukum Romawi di adopsi ke

negara Inggris. Hal tersebut ditandai dengan diundangkannya sebuah

Undang-Undang yang disebut Act Against Such Person as Do Make

Bankrupt , yang menempatkan kebangkrutan sebagai hukuman bagi

debitor nakal yang tidak mau membayar utangnya sekaligus berusaha

menyembunyikan asset-assetnya. Undang-Undang ini memberikan

hak-hak bagi kelompok secara individual.24 

Peraturan mengenai kepailitan diatur dalam peraturan tersendiri,

yaitu dalam Faillissementsverordening   (Staatsblaad Nomor 217

Tahun 1905  juncto Staatsblaad   Nomor 384 Tahun 1906) yang juga

berlaku bagi golongan Cina dan Timur Asing.25 

23  Jono, Hukum Kepailitan, Cetakan. Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,2008, Hlm.1.

24 Munir Fuady, Loc.Cit . Hlm.4.25 Purwosutjipto, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid

8: Perwasitan, Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Djambatan, Jakarta,1992, Hlm.28.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 63/142

52

Kedua peraturan yang diberlakukan di Indonesia ini merupakan

akibat dari perbedaan antara pedagang dan bukan pedagang. Adanya

dua macam pengaturan tersebut, selain tidak perlu juga menimbulkan

banyak kesulitan diantaranya ialah formalitasnya yang ditentukan

terlalu banyak sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam

pelaksanaannya seperti biaya tinggi, pengaruh kreditor terhadap

 jalannya kepailitan terlalu sedikit, serta pelaksanaan kepailitannya

memakan waktu lama. Adanya kesulitan-kesulitan tersebut

menimbulkan keinginan untuk membuat peraturan kepailitan yang

sederhana dengan biaya rendah sehingga pelaksanaannya lebih

mudah.26 

Pada tahun 1934 pemerintah Belanda melakukan perubahan

terhadap Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yaitu

penghapusan Buku Ketiga dan perubahan Buku Pertama Pasal 2

sampai dengan Pasal 5, yang diganti dengan Faillisementwet . Hal

tersebut juga dipengaruhi dengan sistem hukum di Hindia Belanda,

pengaruh ini dapat dilihat dengan diberlakukannya penyatuan

peraturan kepailitan yang ada yang dilakukan dengan

Faillisementsverordening   (Staatsblaad Nomor 217 Tahun 1905

 juncto Staatsblaad   Nomor 384 Tahun 1906) yang berlaku sejak 1

November 1906.

Pada saat ini terjadi banyaknya masalah dengan kredit macet

yang dinilai oleh para ahli ekonomi tidak hanya menimbulkan krisis

perbankan maupun krisis ekonomi, tetapi juga menimbulkan masalah

26

 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Kepailitan Di Indonesia, GramediaPustaka Utama, Jakarta, 2004,Hlm.3.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 64/142

53

sosial yang luas di dalam masyarakat seperti masalah tenaga kerja

dan aspek-aspek sosial lainnya yang menyangkut kepentingan

Korporasi baik sebagai kreditor maupun debitor. Penyelesaian

masalah utang tersebut harus dilakukan dengan cepat dan efektif.

Maksudnya pengaturan kepailitan termasuk masalah penundaan

kewajiban pembayaran utang merupakan salah satu masalah penting

yang harus diselesaikan.

Masalah kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang,

tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan penyelesaian masalah

kepailitan termasuk masalah penundaan kewajiban pembayaran

utang secara adil, cepat dan efektif. Sehubungan dengan adanya

kebutuhan yang mendesak dari dunia usaha terhadap penyelesaian

masalah utang pitang tersebut, maka pemerintah Indonesia segera

melakukan reformasi hukum yaitu melakukan revisi terhadap

peraturan tentang kepailitan yang termuat dalam Staatsblaad Nomor

217 Tahun 1905 tentang Peraturan Kepailitan  juncto Staatsblaad  

Nomor 384 Tahun 1906 tentang Peraturan Kepailitan.

Kelahiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1998 tentang Kepailitan dan Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, mempunyai tujuan dan misi untuk meyakinkan

para investor baik dari dalam maupun luar negeri terhadap kepastian

hukum di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kembali gairah

investor untuk kembali menanamkan investasinya di Indonesia.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 65/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 66/142

55

lunas dengan jaminan dari kekayaan debitor baik yang sudah ada

maupun yang masih akan ada di kemudian hari. Pasal 1131 dan 1132

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ini merupakan perwujudan

adanya asas jaminan kepastian pembayaran atas transaksi-transaksi

yang telah diadakan.

Hubungan kedua pasal tersebut adalah kekayaan debitor

merupakan jaminan bersama bagi semua kreditornya secara

proposional, kecuali bagi kreditor dengan hak mendahului (hak

preferensi). Jadi pada dasarnya, asas yang terkandung didalam Pasal

1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ini adalah

bahwa undang-undang mengatur tentang hak menagih bagi kreditor

atau kreditor-kreditornya terhadap terhadap transaksinya dengan

debitor.

Bertolak dari asas tersebut di atas sebagai Lex Generalis, maka

ketetuan kepailitan mengaturanya dalam urutan yang lebih rinci dan

operasional. Menurut Sri Rejeki Hartono, lembaga kepailitan pada

dasarnya mempunyai dua fungsi sekaligus yaitu:27 

a. Kepailitan sebagai lembaga pemberi jaminan kepada

kreditornya bahwa debitor tidak akan berbuat curang, dan

tetap bertanggung jawab atas semua utang-utangnya kepada

semua kreditor-kreditornya.

b. Juga memberi perlindungan kepada debitor terhadap

kemungkinan eksekusi massal oleh kreditor-kreditornya.

27 Sri Rejeki Hartono,Hukum Kepailitan, UMM Pers, Malang, 2008.Hlm.9.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 67/142

56

Berdasarkan pemaparan di atas maka didirikannya Lembaga

Kepailitan, yang berusahan untuk mengadakan tata yang adil

mengenai pembayaran utang terhadap semua kreditor dengan cara

seperti yang diperintahkan oleh Pasal 1132 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. Jadi Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata merupakan dasar hukum dari kepailitan.

Peraturan perundang-undangan yang lama yakni dalam

Verordening Faillisements  maupun Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1998 tentang Kepailitan tidak diatur secara khusus, namun pada

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam penjelasaanya

menyebutkan bahwa keberadaan Undang-Undang ini mendasar pada

sejumlah asas-asas kepailitan yakni:

a. Asas Keseimbangan

Undang-Undang ini mengatur kepada beberapa ketentuan

yang merupakan perwujudan dari asas keseimbangan, yaitu di

satu pihak, terdapat ketentuan yang dapat mencegah

terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan

oleh debitor yang tidak jujur, di lain pihak terdapat ketentuan

yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan

lembaga kepailitan oleh kreditor yang tidak beritikad baik.

b. Asas Kelangsungan Usaha

Memungkinkan dalam Undang-Undang ini terdapat ketentuan

perusahaan debitor yang prospektif dapat dilangsungkan.

c. Asas Keadilan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 68/142

57

 Asas keadilan mengandung pengertian, bahwa ketentuan

mengenai kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan bagi para

pihak yang berkepentingan. Asas keadilan ini untuk mencegah

terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih yang

mengusahakan pembayaran atas tagihan masing-masing

terhadap debitor dengan tidak memperdulikan kreditor lainnya.

d. Asas Integrasi

 Asas Integrasi dalam Undang-Undang ini mengandung

pengertian bahwa sistem hukum formil dam materiilnya

merupakan satu kesatuan yang utuh dari sistem hukum

perdata dan hukum acara perdata internasional.

5. Tujuan dan Fungsi Kepailitan

Ketentuan Kepailitan bertujuan untuk melakukan pembagian

kekayaan milik debitor kepada kreditornya dengan melakukan sitaan

bersama dan kekayaan debitor dapat dibagikan kepada kreditor

sesuai dengan haknya. Berkaitan dengan ini berlaku ketentuan Pasal

1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang mengatur

dan memberikan kedudukan para kreditor sebagai konkuren sehingga

boedel pailit akan dibagikan kepada para kreditor secara seimbang,

kecuali apabila diberikan perkecualian oleh Undang-Udang, yaitu

sebagaimana tertera dalam Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata.28 

28  Siti Soemarti Hartono, Seri Hukum Dagang, Pengantar Hukum

Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Seksi Hukum Dagang FakultasHukum Universitas Gajah Mada, Jakarta, 1993, Hlm.3.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 69/142

58

Menurut Pendapat Siti Soemarti Harono, kepailitan adalah suatu

lembaga hukum perdata Eropa sebagai asas realisasi dari dua asas

pokok dalam hukum perdata Eropa yang tercantum dalam Pasal 1131

dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.29 

Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan

bahwa:

“Segala kebendaan si berhutang, baik bergerak maupun tidak

bergerak, baik yang sudah ada, maupun yang baru ada

dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan

perseorangan.”

Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan

bahwa:

“Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama bagi semua orangyang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-

benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangannya, yaitu menurutbesar kecilnya piutang masing-masing, kecuali di antara paraberpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan.” 

Menurut Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

yang berbunyi:

“Debitor yang mempunyai dua atau lebih kr editor dan tidak

membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan

dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan Putusan Pengadilan, baik

atas permohonannya sendiri, maupun atas permohonan satu atau

lebih kreditornya.” 

29 Ibid. 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 70/142

59

Syarat-syarat yuridis agar suatu perusahaan dapat dinyatakan

pailit adalah perusahaan tersebut mempunyai utang yang telah jatuh

tempo, adanya debitor dan kreditor dan pernyataan pailit dari

pengadilan khusus yaitu Pengadilan Niaga, syarat-syarat tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Adanya pihak-pihakyang berkaitan dengan proses penjualan

pailit tersebut, yaitu pihak debitor dan pihak kreditor

b. Adanya wanprestasi tentang suatu hal, yaitu utang

c. Adanya suatu badan peradilan yang berkompeten dengan

kasus kepailitan yaitu Pengadilan Niaga.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui tujuan kepailitan

sebenarnya adalah suatu usaha bersama baik oleh kreditor maupun

oleh debitor untuk mendapatkan pembayaran bagi semua kreditor

secara adil dan proposional.

Lembaga kepailitan memungkinkan debitor membayar utang-

utangnya secara tenang, tertib dan adil, yaitu:

a. Dengan dilakukannnya penjualan atas harta pailit yang ada,

yakni seluruh harta kekayaan yang tersisa dari debitor

b. Membagi hasil penjualan harta pailit tersebut kepada sekalian

kreditor yang telah diperiksa sebagai kreditor yang sah,

masing-masing sesuai dengan:

1) Hak preferensinya

2) Proposional dengan hak tagihannya di bandingkan

besarnya hak tagihan kreditor konkuren lainnya.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 71/142

60

6. Syarat Pengajuan Pailit

Seorang debitor agar dinyatakan pailit harus memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

a. Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor

b. Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh

waktu dan dapat ditagih

c. Atas permohonan sendiri atau permohonan satu atau lebih

kreditornya

Pasal 2 ayat (1) sampai ayat (5) Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang mengatur syarat kepailitan yang lebih jelas, hal ini

untuk menghindari adanya:

a. Perebutan harta debitor apabila dalam waktu yang sama ada

beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari kreditor

b. Kreditor memegang hak jaminan kebendaan yang menuntut

haknya dengan cara menjual barang milik debitor tanpa

memperhatikan kepentingan debitor atau para kreditor lainnya

c. Kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh salah seorang

kreditor atau debitor sendiri. Misalnya debitor berusaha

memberikan keuntungan kepada seseorang atau beberapa

orang kreditor tertentu sehingga kreditor lainnya dirugikan,

atau adanya perbuatan curang dari debitor untuk melarikan

semua harta kekayaannya dengan maksud untuk melepas

tanggung jawabnya terhadap para kreditor

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 72/142

61

7. Permohonan Pailit

Salah satu pihak yang terlibat dalam perkara kepailitan adalah

pihak pemohon pailit, yakni pihak yang mengambil inisiatif untuk

mengajukan permohonan pailit ke pengadilan, yang dalam perkara

biasa disebut pihak penggugat.30 

Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan

bahwa yang dapat menjadi permohonan dalam suatu perkara pailit

adalah suatu pihak sebagai berikut:

a. Pihak debitor itu sendiri

b. Salah satu atau lebih dari pihak kreditor

c. Pihak Kejaksaan jika menyangkut dengan kepentingan umum

d. Pihak Bank Indonesia jika debitornya adalah suatu bank

e. Pihak Badan Pengawas Pasar Modal jika debitornya adalah

suatu perusahaan efek, lembaga kliring dan penjamin,

lembaga penyimpanan dan penyelesaian

f. Pihak Menteri Keuangan jika pihak debitornya adalah

perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pension,

Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang

kepentingan public.

8. Pernyataan Pailit

Pihak-pihak yang berhak dinyatakan pailit menurut ketentuan

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

30 Munir Fuady, Op.cit.Hlm.35.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 73/142

62

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang adalah debitor, debitor

yang dimaksud adalah:

a. Orang perorangan, baik laki-laki maupun perempuan yang

telah menikah maupun belum menikah. Jika orang perorangan

yang belum menikah maka permohonan tersebut hanya dapat

diajukan dengan ijin suami atau istri yang bersangkutan,

kecuali diantara mereka tidak ada percampuran harta.

b. Debitor yang menikah harus ada persetujuan dari suami atau

istrinya, apabila diantara mereka ada percampuran harta.

 Apabila seorang menikah dengan percampuran harta, maka

kepailitan tersebut akan meliputi seluruh harta bersama.

c. Harta peninggalan dari seorang yang meninggal dunia itu

semasa hidupnya berada dalam keadaan berhenti membayar

utangnya, atau harta warisannya pada saat meninggal dunia si

pewaris tidak mencukupi untuk membayar utangnya.

d. Perkumpulan Perseroan (Holding Company ) dan anak-anak

perusahaannya dapat diajukan dalam satu permohonan, tetapi

dapat juga diajukan terpisah sebagai dua permohonan.

e. Penjamin (Guarantor)  kewajiban untuk membayar utang

debitor pada kreditor ketika si debitor lalai atau cidera janji.

Penjamin baru menjadi debitor atau kewajiban untuk

membayar setelah debitor utama yang utangnya cidera janji

dan harta benda milik debitor yang ditanggung telah disita dan

dilelang terlebih dahulu, tetapi hasilnya tidak mencukupi untuk

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 74/142

63

membayar utangya, atau debitor utama lalai atau cidera janji

sudah tidak mempunyai harta apapun.

f. Badan hukum diwakili oleh organ yang hanya dapat

mengikatkan badan hukum jika tindakan-tindakannya dalam

batas wewenangnya yang ditentukan dalam anggaran dasar,

ketentuan-ketetuan lain dan hakikat dari tujuannya

g. Perkumpulan bukan badan hukum harus memuat nama dan

tempat kediaman masing-masing persero yang secara

tanggung renteng terikat untuk seluruh uatng firma.

h. Bank permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh

Bank Indonesia.

i. Perusahaan Efek permohonan pernyataan pailit hanya dapat

diajukan oleh Badan Pengawas Pasa Modal.

 j. Perusahaan Asuransi, Reasuransi, Dana Pensiun, dan Badan

Usaha Milik Negara permohonan pailit hanya dapat dilakukan

oleh Menteri Keuangan.

9. Mekanisme Permohonan Kepailitan

Permulaan dari pemeriksaan kepailitan didahului dengan

pengajuan kepailitan oleh pihak-pihak yang berwenang. Permohonan

itu diajukan kepada Pengadilan Niaga yang di daerah hukumnya

meliputi tempat kedudukan hukum terakhir debitor. Permohonan

kepailitan harus diajukan secara tertulis, di mana harus diajukan oleh

seorang penasihat hukum yang telah memiliki ijin praktek dan

berpengalaman dalam masalah hukum, sehingga diharapkan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 75/142

64

persidangan dapat berjalan dengan cepat dan fair . Panitera

pengadilan setelah menerima permohonan tersebut segera

melakukan pendaftaran terhadap si pemohon dan di masukan ke

dalam daftar register sekaligus memberikan nomor pendaftaran

kepada si pemohon yang disertai bukti-bukti tertulis yang telah di

tandatangani oleh panitera, di mana tanggal bukti penerimaan

tersebut harus sesuai dengan tanggal pada si pemohon mendaftarkan

ke pengadilan. Panitera wajib menolak pendaftaran permohonan

pernyataan pailit bagi institusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

 jika dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan dalam ayat-ayat

tersebut.

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

menyatakan bahwa:

“Pengadilan:a. Wajib memanggil Debitor, dalam hal permohonan pernyataan

pailit, diajukan oleh Kreditor, Kejaksaan, Bank Indonesia,Badan Pengawasan Pasar Modal, atau Menteri Keuangan.

b. Dapat memanggil kreditor, dalam hal permohonan pernyataanpailit diajukan oleh Debitor dan terdapat keraguan bahwapersyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) terpenuhi.” 

Panitera pengadilan dalam waktu 1x24 jam harus menyerahkan

kepada ketua pengadilan, sedangkan ketua pengadilan memperlajari

permohonan pailit tersebut dalam jangka waktu 2x24 jam, sekaligus

menetapkan hari persidangan. Ketua pengadilan memanggil para

pihak untuk menghadiri pemeriksaan kepailitan tersebut, dimana

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 76/142

65

pemeriksaan tersebut sudah harus dilakukan paling lambat 20 hari

setelah permohonan tersebut didaftarkan. Pemeriksaan perkara yang

diajukan oleh debitor, maka pengadilan tidak wajib untuk memanggil

debitor, sedangkan untuk perkara kepailitan yang diajukan oleh

kejaksaan, debitor wajib di panggil paling lambat 7 hari sebelum

persidangan untuk mempelajari permohonan dan member waktu yang

cukup pada para pihak yang tempatnya jauh agar hadir tepat waktu.

Persidangan terhadap perkara kepailitan dapat ditunda selama 20

hari apabila terdapat alasan-alasan pembenar yang cukup mendasar

dari para pihak, dimana dalam persidangan itu hakim akan

mendengar keterangan dari pemohon, termohon, saksi-saksi dengan

disertai bukti-bukti konkrit. Selama masa pemeriksaan hakim dapat

memerintahkan penitera atau wakil panitera untuk melakukan

penyegelan atau sita jaminan terhadap sebagian maupun seluruh

harta kekayaan debitur atau permohonan kreditor. Kreditor juga

mempunyai hak untuk mengajukan permohonan kepada pengadilan

agar kurator yang sementara tugasnya mengawasi pengelolaan

usaha debitor dan mengawasi pembayaran pada debitor baik

pengalihan maupun pengagunan kekayaan debitor yang memerlukan

persetujuan dari kurator. Hal tersebut akan dikabulkan oleh

pengadilan dengan syarat penyitaan tersebut sangat diperlukan untuk

melindungi kepentingan kreditor.

Poses setelah suatu permohonan pailit diterima dan kemudian

diperiksa dan diadili oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga maka

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 77/142

66

pemeriksaan terhadap permohonan tersebut selesai dengan

dijatuhkannya putusan.

Jangka waktu pengaturannya paling lambat lima hari setelah

tanggal putusan pernyataan pailit diterima oleh kurator dan hakim

pengawas, kurator akan mengumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia dan paling sedikit dua surat kabar harian yang

ditapkan oleh hakim pengawas, mengenai ikhtisar putusan

pernyataan pailit yang memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Nama, alamat dan pekerjaan debitor

b. Nama Hakim Pengawas

c. Nama, alamat dan pekerjaan Kurator; anggota panitia kreditor

sementara, apabila teah di tunjuk, dan

d. Tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama kreditor

Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

menyatakan bahwa:

“Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau

pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit

diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi

atau peninjauan kembali.” 

Pasal 16 ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

menyatakan bahwa:

“Dalam Hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibatadanya kasasi atau peninjauan kembali, segala perbuatan yangtelah dilakukan oleh Kurator sebelum atau pada tanggal Kurator

menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 78/142

67

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 tetap sah dan mengikatDebitor.” 

Maksud dari Pasal diatas yaitu Kurator yang berwenang

melakukan pengurusan terhadap harta pailit meskipun diminta kasasi

atau peninjauan kembali ke Mahkamah Agung dan apabila kasasi dan

peninjauan kembali tersebut dikabulkan, maka semua tindakan

hukum yang dilakukan oleh kurator tetap sah dan mengikat bagi

debitor. Kurator juga bertugas untuk mengurus segala hubungan surat

menyurat antara pihak lain dengan debitor. Segala pembiayaan yang

menyangkut pengakhiran kepailitan dibebankan kepada debitor dan

harus ditetapkan oleh hakim dengan mengeluarkan Fiat Eksekusi

yang kekuatan hukumnya mutlak sehingga tidak dapat diminta

keberatan atau upaya hukum dalam bentuk apapun.

10. Akibat Hukum Pernyataan Pailit

Putusan pailit oleh pengadilan, pailit masih diperkenankan untuk

melakukan perbuatan-perbuatan hukum di bidang harta kekayaan

apabila dengan perbuatan hukum itu akan memberikan keuntungan

bagi harta kekayaan pailit, sebaliknya apabila dengan perbuatan

hukum itu justru akan merugikan harta kekayaan pailit maka kerugian-

kerugian itu tidak mengikat harta kekayaan tersebut.31 

Menurut Fred Tumbuan, pernyataan pailit berakibat bagi kreditor

dan debitor yaitu:32 

31  Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan MemahamiFaillissementsverordening Juncto Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 ,Pustaka Grafiti, Jakarta, 2002, Hlm.256-257.

32

  Fred Tumbuan, Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit , RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1997. Hlm.3-9.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 79/142

68

a. Akibat hukum bagi Debitor Pailit dan Hartanya

Pasal 21 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

yang menyatakan bahwa:

“Kepailitan meliputi seluruh kekayaan debitor pada saat

putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala sesuatu

yang diperoleh selama kepailitan.” 

Pasal 22 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

menyatakan bahwa:

“Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 tetapberlaku terhadap:a. Benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan

oleh debitor sehubungan dengan pekerjaannya,perlengkapannya, alat-alat medis yang dilakukan untukkesehatan, tempat tidur dan perlengkapannya yang

dgunakan oleh debitor dan keluarganya, dan bahanmakanan untuk tiga puluh hari bagi debitor dankeluarganya, yang terdapat ditempat itu.

b. Segala sesuatu yang diperoleh debitor daripekerjaannya sendiri sebagai penggajian dari suatu jabatan atau jasa sebagai upah, pension, uang tunggu,atau uang tunjangan sejauh yang ditentukan olehHakim Pengawas.

c. Uang yang diberikan debitor untuk memenuhi suatukewajiban memberi nafkah menurut undang-undang.

Pasal 23 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

yang menyatakan bahwa:

“Debitor pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan

Pasal 22 meliputi istri atau suami dari debitor pailit yang

menikah dalam persatuan harta.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 80/142

69

Pasal 24 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

yang menyebutkan bahwa:

“(1)  Debitor demi hukum kehilangan haknya untukmenguasai dan mengurus kekayaan yang temasukdalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernyataanpailit diucapkan.

(2) Tanggal Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dihitung sejak pukul 00.00 waktu setempat.

(3) Dalam hal sebelum putusan pernyataan pailitdiucapkan telah dilaksanakan transfer dana melaluibank atau lembaga selain bank pada tanggal putusansebagaimana dimaksud transfer tersebut wajibditeruskan.

(4) Dalam hal sebelum putusan pernyataan pailitdiucapkan telah dilaksanakan transaksi di Bursa Efekaka transaksi tersebut wajib diselesaikan.” 

Hasil putusan pernyataan pailit maka semua perikatan

debitor yang terbit sesudahnya tidak dapat lagi dibayar dari

harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta

pailit. Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang

menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap

Kurator, dalam hal tuntutan tersebut diajukan atau diteruskan

oleh atau terhadap debitor pailit maka apabila tuntutan

tersebut mengakibatkan suatu penghukuman terhadap debitor

pailit, peghukuman tersebut tidak mempunyai akibat hukum

terhadap harta pailit.

b. Akibat Hukum bagi Kreditor Pailit

 Akibat pernyataan paili bagi kreditor dalah kedudukan para

kreditor sama ( paritas creditorium) dan karenanya kreditor

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 81/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 82/142

71

putusan pernyataan pailit tersebut. Pengurusan harta pailit tersebut

oleh kurator bersifat seketika, dan berlaku saat itu sejak tanggal

putusan ditetapkan, meskipun terhadap putusan kemudian diajukan

kasasi atau peninjauan kembali.

Sewaktu-waktu apabila putusan pailit tersebut dibatalkan oleh

putusan kasasi atau peninjauan kembali, maka segala perbuatan

yang telah dilakukan oleh kurator menerima pemberitahuan tentang

putusan pembatalan, tetap sah dan mengikat bagi debitor pailit.

12. Hakim Pengadilan Niaga

Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,

kewenangan absolut untuk menerima, memeriksa dan mengadili

berpindah menjadi kewenangan Pengadilan Niaga yang berada di

lingkungan peradilan umum, sebagaimana diatur dalam penjelasan

Pasal 280 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang

Kepailitan. Ketentuan ini permohonan pernyataan pailit dan

penundaan kewajiban pembayaran utang yang diajukan setelah

berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan

sebagaiman diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang ini, hanya dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga,

namun ternyata Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang

Kepailitan juga ada kelemahan sehingga perlu dibentuk undang-

undang baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

hukum masyarakat maka diundangkanlah Undang-Undang Nomor 37

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 83/142

72

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang yang pada tanggal 18 Oktober 2004 dengan di

dasarkan pada Pasal 307 tersebut maka Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1998 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Perkara kepailitan diperiksa oleh Hakim Majelis, baik untuk tingkat

pertama, tingkat kasasi maupun tingkat peninjauan kembali. Hakim

Majelis tersebut merupakan hakim-hakim pada Pengadilan Niaga,

yaitu hakim-hakim Pengadilan Negeri yang diangkat menjadi Hakim

Pengadilan Niaga berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung.33 

Pengaturan tentang Pengadilan Niaga tercantum dalam Pasal 302

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pasal 1 ayat (7) Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang menyebutkan bahwa:

“Pengadilan Niaga dalam lingkungan perdilan umum.” 

Pengadilan Niaga yang merupakan bagian dari peradilan umum,

mempunyai kompetensi untuk memeriksa perkara-perkara sebagai

berikut:

a. Perkara kepailitan dan penundaan pembayaran

b. Perkara-perkara lainnya di bidang perniagaan yang ditetapkan

dengan aturan pemerintah

Hakim-hakim yang bertugas di Pengadilan Niaga terdiri diri dari

dua macam, yaitu sebagai berikut:

33 Munir Fuady, Op.cit. Hlm.36.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 84/142

73

a. Hakim Tetap, yaitu para hakim yang diangkat berdasarkan

surat Keputusan Mahkamah Agung untuk menjadi Hakim

Pengadilan Niaga, dan

b. Hakim  Ad Hoc , yaitu merupakan hakim ahli yang diangkat

khusus dengan suatu Keputusan Presiden untuk Pengadilan

Niaga di tingkat Pertama

Hukum acara yang berlaku bagi Pengadilan Niaga adalah Hukum

 Acara Pedata, tetapi dalam Undang-Undang ditetapkan adanya

pengecualian.

13. Hakim Pengawas

Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan

dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran

utang dan betugas mengawasi pengurusan dan pemberesan harta

pailit, kemudian salinan putusan pailit Pengadilan yang juga berisi

penunjukan tersebut wajib disampikan oleh juru sita dengan surat kilat

tercatat kepada Debitor, pihak yang mengajukan permohonan pailit,

kurator dan Hakim Pengawas paling lambat tiga hari setelah tanggal

putusan atas permohonan pernyataan pailit tersebut diucapkan.

Berdasarkan salinan tersebut Hakim Pengawas kemudian

menentukan hari, tanggal dan waktu tempat rapat kreditor pertama,

yang harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat tiga

puluh hari setelah putusan pailit diucapkan, setelah itu Hakim

Pengawas wajib menyampaikan rencana rapat kreditor tersebut

kepada kurator dalam jangka waktu tiga hari setelah putusan pailit.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 85/142

74

Kurator dalam jangka waktu paling lambat lima hari setelah tanggal

putusan pernyataan pailit diterima oleh kurator dan hakim pengawas,

harus mengumkan dalam berita Negara Republik Indonesia,

mengenai ikhtisar putusan pernyataan pailit yang memuat hal-hal

sebagai berikut:

a. Nama, alamat dan pekerjaan debitor

b. Nama Hakim Pengawas

c. Nama, alamat dan pekerjaan Kurator; anggota panitia kreditor

sementara, apabila teah di tunjuk, dan

d. Tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama kreditor

Hakim Pengawas berwenang untuk meminta kepada kurator agar

menyerahkan bukti pengumuman berupa berita RI dan surat kabar

harian yang memuat pengumuman tersebut. Hakim Pengawas

berwenang untuk mendengar keterangan saksi atau memerintahkan

penyelidikan oleh para ahli untuk memperoleh kejelasain mengenai

kepailitan dimana para saksi tersebut di panggil atas nama hakim

pengawas.

14. Panitia Kreditor

Panitia kreditor dibuat untuk mengatasi kesulitan untuk dapat

berhubungan dengan masing-masing kreditor dengan jumlah banyak.

Pengadilan Niaga dapat membentuk suatu Panitia Kreditor. Menurut

Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

menyatakan bahwa:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 86/142

75

“Dalam putusan pailit atau dengan penetapan kemudian,

Pengadilan dapat membentuk panitia kreditor sementara terdiri

atas 3 (tiga) orang yang diplih dari Kreditor yang dikenal dengan

maksud memberikan nasihat kepada Kurator.” 

Pasal 80 ayat Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

menyebutkan bahwa:

“(1) Setelah pencocokan utang selesai dilakukan, HakimPengawas wajib menawarkan kepada para kreditor untukmembentuk Panitia Kreditor secara tetap.

(2) Atas permintaan kreditor konkuren dengan suara terbanyakbiasa dalam rapat kreditor, Hakim Pengawas:a. Mengganti panitia kreditor sementara apabila dalam

putusan pernyataan pailit telah ditunjuk panitia kreditorsementara, atau

b. Membentuk panitia kreditor tetap apabila dalam suatuputusan pernyataan pailit belum diangkat menjadi panitiakreditor .” 

15. Kurator

Kurator adalah perwakilan pengadilan dan dipercayai dengan

mempertaruhkan reputasi pengadilan untuk melaksanakan

kewajibannya dengan tidak memihak. Menurut Pasal 69 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan bahwa:

“Tugas kurator adalam melakukan pengurusan dan atau

pemberesan harta pailit.” 

Pelaksanaan tugasnya diatur dalam Pasal 69 ayat (2) Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang yaitu:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 87/142

76

“Dalam melaksanakan tugasnya, Kurator: a. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau

menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitoratau salah satu organ debitor, meskipun dalam keadaan di luarkepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikiandipersyaratkan.

b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, semata-matadalam rangka meningkatkan nilai dalam harta pailit.

Tugas, wewenang, dan tanggungjawab kurator adalah sebagai

berikut:

a. Tugas kurator

Sehubungan dengan adanya pernyataan pailit yang telah

ditetapkan di Pegadilan yaitu dalam jangka waktu paling

lambat lima hari sejak tanggal putusan pailit ditetapkan,

kurator mengumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia dan dalam sekurang-kurangnya dua surat kabar

harian yang ditetapkan Pengadilan oleh Hakim Pengawas

mengenai hal-hal berikut:34 

(1) Ikhtisar putusan pernyataan pailit

(2) Identitas, alamat dan pekerjaan debitor

(3) Identitas, alamat dan pekerjaan anggota panitia sementara

kreditor apabila telah ditunjuk

(4) Tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama

kreditor

(5) Identitas Hakim Pengawas

b. Wewenang

34  Parwoto Wignjosumarto, Tugas dan Wewenang Hakim Pengawasdalam Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ,

Makalah disampaikan pada pelatihan Calon Hakim Pengadilan Niaga diHotel Bumiraksa, Jakarta, 2006.Hlm.7.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 88/142

77

Secara umum dikatakan bahwa tugas utama kurator adalah

untuk melakukan pengurusan dan/atau pemberesan harta

pailit. Seorang kurator dapat melaksanakan tugas yang

diberikan tersebut kurator diberikan kewenangan sebagai

berikut:

(1) Dibebaskan dari kewajiban untuk memperoleh persetujuan

dan atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu

kepada kreditor atau salah satu organ debitor, meskipun

dalam keadaan diluar kepailitan, pesetujuan atau

pemberitahuan demikian persyaratannya.

(2) Melakukan pinjaman dari pihak ketiga, semata-mata dalam

rangka meningkatkan nilai-nilai harta pailit. Pinjaman dari

pihak ketiga kurator perlu membebani harta pailit dengan

hak tanggungan, gadai atau hak agunan atas kebendaan

lainya, maka pinjaman tersebut terlebih dahulu

memperoleh persetujuan Hakim Pengawas, dan

pembebanan tersebut hanya dapat dilakukan terhadap

bagian harta pailit yang belum dijadikan jaminan utang.

Khusus untuk mengahadap dimuka Pengadilan kurator

diwajibkan untuk mendapatkan ijin terlebih dahulu dari

Hakim Pengawas, kecuali jika urusan yang dihadapinya di

Pengadilan adalah semata-mata yang berhubungan

dengan sengketa pencocokan piutang atau hal-hal yang

diatur dalam Pasal 37-39 dan Pasal 53 ayat (3) Undang

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 89/142

78

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

c. Tanggung Jawab Kurator

Berdasarkan Pasal 72 Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

menyebutkan bahwa:

“kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atas

kekeliruannya dalam melaksanakan pengurusan atau

pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta

pailit.” 

Hal ini sejalan dengan besarnya tanggung jawab dan juga

imbalan jasa yang diberikan kepada kurator.

C. RUANG LINGKUP PERJANJIAN

Perjanjian secara umum diatur dalam dalam Buku III Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata tentang perikatan. Perjanjian bersifat

terbuka dalam arti perjanjian boleh dibuat tanpa mengikuti semua

ketentuan dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata asal

tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan, dan ketertiban umum.

1. Pengertian Perjanjian

Pengertian Perjanjian diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata yaitu:

“Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana 1 (satu)

orang atau lebih mengikatkan diri terhadap 1 (satu) orang lain atau

lebih.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 90/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 91/142

80

a. Ada pihak yang saling berjanji

b. Ada persetujuan

c. Ada tujuan yang hendak di capai

d. Ada prestasi yang akan dilaksanakn atau kewajibn untuk

melaksanakan objek perjanjian

e. Ada bentuk tertentu

f. Ada syarat tertentu yaitu syarat pokok dari perjanjian yang

menjadi objek perjanjian serta syarat tambahan atau

pelengkap.

Perjanjian kerjasama investasi merupakan dasar hukum utama

dan acuan bagi para pihak untuk melaksanakan investasi dari investor

di Bursa Berjangka, dengan demikian kesepakatan dalam perjanjian

kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan pialang

berjangka berlaku sebagai aturan yang harus disepakati oleh kedua

belah pihak yang bersepakat dalam pelaksanaan investasi.

2. Syarat Sahnya Perjanjian

Syarat sahnya suatu perjanjian terdapat dalam Pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi:38 

“Untuk sahnya suatu perikatan diperlukan empat syarat:a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinyab. Kecakapan untuk membuat suatu perikatanc. Suatu hal tertentud. Suatu sebab yang halal” 

Maksud dari bunyi pasal diatas ialah:

a. Sepakat Mereka yang Mengikatkan Diri

38

 Subekti, Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PradnyaParamitha, Jakarta, 2001, Hlm. 339.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 92/142

81

Maksudnya bahwa kedua pihak yang mengadakan perjanjian

itu harus bersepakat, setuju mengenai hal-hal yang menjadi

pokok dari perjanjian yang dilakukan/diadakan itu.

b. Kecakapan untuk Membuat Suatu Perikatan

Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, maksudnya

bahwa pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut

merupakan orang yang sudah memenuhi syarat sebagai pihak

yang dianggap cakap menurut hukum.

c. Suatu Hal Tertentu

Suatu hal tertentu yang dimaksudkan dalam persyaratan

ketiga syarat sahnya suatu perjanjian ini adalah obyek dari

pada perjanjian. Obyek perjanjian haruslah merupakan

barang-barang yang dapat diperdagangkan.

d. Suatu Sebab yang Halal

Pengertian dari suatu sebab yang halal, yaitu isi dari perjanjian

tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan,

norma-norma agama, kesusilaan, dan ketertiban umum.

3. Lahirnya Suatu Perjanjian

Lahirnya perjanjian dalam Hukum Perdata dikenal dengan asas

konsensualisme, yaitu bahwa untuk melahirkan suatu perjanjian

cukup dengan sepakat saja dan bahwa perjanjian itu sudah dilahirkan

atau detik tersebut perjanjian sudah jadi dan mengikat, bukannya

pada detik-detik lain yang kemudian atau sebelumnya.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 93/142

82

Menurut para pakar hukum, asas tersebut harus disempurnakan

dari Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu pasal

yang mengatur tentang syarat-syarat sahnya suatu perjanjian dan

tidak dari Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yang berbunyi:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya.” 

Berdasarkan bunyi pasal di atas terdapat penjelasan Teori

Pernyataan antara lain:

a. Perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendak

secara lisan

b. Perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendak

secara lisan dan tertulis. Sepakat yang diperlukan untuk

melahirkan perjanjian dianggap telah tercapai, apabila

pernyataan yang dikeluarkan oleh suatu pihak diterima oleh

pihak lain.

Teori Penawaran menjelaskan bahwa perjanjian lahir pada detik

diterimanya suatu penawaran. Seseorang yang melakukan

penawaran dan penawaran tersebut diterima oleh orang lain secara

tertulis maka perjanjian harus dianggap lahir pada saat pihak yang

melakukan penawaran menerima jawaban secara tertulis dari pihak

lawannya.

Kesimpulannya bahwa semua ketentuan ketentuan dalam

perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak mengikat dan wajib

dilaksanakan oleh para pihak yang membuatnya dan hal-hal yang

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 94/142

83

telah disepakati berlaku sebagai undang-undang jika tidak

bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan

kesusilaan, apabila perjanjian itu bertentangan dengan ketentuan di

atas makan akan batal demi hukum.

4. Macam-Macam Perjanjian

Macam-macam perjanjian dibedakan menjadi:

a. Perjanjian Formal

Perjanjian formal adalah perjanjian yang harus dilakukan dengan

suatu bentuk tertentu yaitu dengan cara tertulis. Perjanjian formal

contohnya adalah perjanjian perdamaian yang menurut Pasal

1851 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

berbunyi:

“Perjanjian ini tidaklah sah, melainkan jika dibuat secara tertulis.”  

b. Perjanjian Rill

Perjanjian rill adalah suatu perjanjian dimana selain diperlukan

adanya kata sepakat harus diserahkan. Perjanjian rill contohnya

perjanjian pinjam pakai yang terdapat dalam Pasal 1740 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi:

“Pinjam pakai adalah suatu per  janjian dengan mana pihak yangsatu memberikan suatu barang kepada pihak yang lainnya untukdipakai dengan cuma-cuma, dengan syarat bahwa yangmenerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnyasuatu waktu tertentu, akan mengembalikannya.” 

Terciptanya perjanjian tersebut dengan diserahkan barang yang

menjadi obyeknya atau perjanjian penitipan yang menurut Pasal

1694 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 95/142

84

“Penitipan adalah terjadi, apabila seseorang menerima sesuatu

barang dari orang lain, dengan syarat bahwa ia akan

menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya.” 

c. Perjanjian dengan Cuma-Cuma

Perjanjian dengan cuma-cuma dalam Pasal 1314 ayat (2) Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa:

“Suatu pejanjian dengan cuma-cuma adalah suatu perjanjian

dengan mana pihak yang satu memberikan suatu keuntungan

kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi

dirinya sendiri.” 

d. Perjanjian dengan Beban

Perjanjian dengan beban dalam Pasal 1314 ayat (3) Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa:

“Suatu perjanjian atas beban adalah suatu perjanjian yang

mewajibkan masing-masing pihak memberikan sesuatu atau tidak

berbuat sesuatu.” 

e. Perjanjian Bernama

Perjanjian bernama adalah perjanjian khusus adalah perjanjian

yang memiliki nama sendiri. Dasar hukum perjanjian bernama

terdapat dalam Bab V sampai dengan Bab XVIII Buku ke Tiga

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu:

1) Perjanjian Jual-Beli

Perjanjian jual beli terdapat dalam Pasal 1457 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 96/142

85

“Jual Beli adalah suatu perjanjian dengan nama pihak yang

satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu

kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang

telah dijanjikan.” 

2) Perjanjian Tukar-Menukar

Perjanjian tukar-menukar terdapat dalam Pasal 1541 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Tukar -menukar ialah suatu perjanjian dengan mana kedua

belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan

suatu barang secara bertimbal balik, sebagai gantinya suatu

barang lain.” 

3) Perjanjian Sewa-Menyewa

Perjanjian sewa-menyewa terdapat dalam Pasal 1548 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Sewa-menyewa ialah suatu perjanjian dengan mana pihakyang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepadapihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selamasuatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga,yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupipembayarannya.” 

4) Perjanjian untuk Melakukan Pekerjaan

Perjanjian untuk melakukan pekerjaan terdapat dalam Pasal

1601 huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

menyebutkan bahwa:

“Perjanjian perburuhan adalah perjanjian dengan nama pihak

yang satu, si buruh mengikatkan dirinya di bawah perintah

pihak yang lain si majikan, untuk suatu waktu tertentu,

melakukan perkerjaan dengan menerima upah.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 97/142

86

Pasal 1601 huruf b Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyebutkan bahwa:

“Pemborongan pekerjaan adalah perjanjian dengan mana

pihak yang satu, si pemborong mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, yang

memborongkan, dengan menerima suatu harga yang

ditentukan.” 

5) Perjanjian Persekutuan

Perjanjian persekutuan terdapat dalam Pasal 1618 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Persekutuan adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang

atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu dalam

persekutuan, dengan maksud untuk memberikan keuntungan

yang terjadi karenanya.” 

6) Perjanjian Perkumpulan

Perjanjian perkumpulan terdapat dalam Pasal 1653 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Selainnya perseroan yang sejati oleh undang-undang diakuipula perhimpunan-perhimpunan orang sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-perkumpulan itu diadakanatau diakui sebagai demikian oleh kekuasaan umum, maupunperkumpulan-perkumpulan itu diterima sebagai diperbolehkan,atau telah didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidakbertetangan dengan undang-undang atau kesusilaan baik.” 

7) Perjanjian Hibah

Perjanjian hibah terdapat dalam Pasal 1666 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 98/142

87

“Hibah adalah suatu perjanjian dengan mana si penghibah, di

waktu hidupnya, dan dengan tidak dapat ditarik kembali,

menyerahkan suatu benda dengan guna keperluan si

penerima hibah yang menerima penyerahan itu.” 

8) Perjanjian Penitipan Barang

Perjanjian penitipan barang terdapat dalam Pasal 1694 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Penitipan adalah terjadi, apabila seseornag menerima suatu

barang dari seorang lain, dengan syarat bahwa ia akan

menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya.” 

9) Perjanjian Pinjam Pakai

Perjanjian pinjam pakai terdapat dalam Pasal 1740 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihakyang satu memberikan suatu barang kepada pihak yanglainnya untuk dipakai dengan cuma-cuma dengan syaratbahwa yang menerima barang ini, setelah memakainya atausetelah lewatnya suatu waktu tertentu, akanmengembalikannya.”  

10) Perjanjian Pinjam-Meminjam

Perjanjian pinjam-meminjam terdapat dalam Pasal 1754 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Pinjam-meminjam ialah perjanjian dengan mana pihak yangsatu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentubarang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengansyarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikansejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang samapula.” 

11) Perjanjian Bunga Tetap dan Bunga Abadi

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 99/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 100/142

89

“Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana

seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang,

mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang

manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya.” 

15) Perjanjian Perdamaian

Perjanjian perdamaian terdapat dalam Pasal 1851 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan

bahwa:

“Perdamaian adalah suatu perjanjian dengan mana kedua

belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan

suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang

bergantung atau pun mencegah timbulnya suatu perkara.” 

f. Perjanjian Tidak Bernama

Perjanjian tidak bernama diatur dalam Pasal 1319 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Semua perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama khusus,

maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk

pada peraturan-peraturan umum, yang termuat dalam bab ini dan

bab yang lalu.” 

g. Perjanjian Campuran

Perjanjian campuran adalah perjanjian yang mengandung

berbagai perjanjian yang sulit dikualifikasikan.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 101/142

90

h. Perjanjian Konsensuil

Perjanjian konsensuil adalah perjanjian dianggap sah apabila ada

kata sepakat antara kedua belah pihak yang mengadakan

perjanjian tersebut.

i. Perjanjian Sepihak

Perjanjian sepihak adalah perjanjian di mana hanya terdapat

kewajiban pada salah satu pihak saja.

 j. Perjanjian Timbal Balik

Perjanjian timbal balik adalah suatu perjanjian yang memberi hak

kewajiban kepada kedua belah pihak.

5. Berakhirnya Perjanjian

Suatu perjanjian dapat lahir dan juga hapus atau berakhir .

Ketentuan mengenai hapusnya atau berakhirnya perjajian diatur

dalam Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

menyebutkan sebagai berikut:

“perikatan-perikatan hapus:Karena pembayaran;Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti denganpenyimpanan atau penitipan;Karena pembaharuan utang;Karena penjumpaan utang atau kompensasi;Karena percampuran utang;Karena pembebasan utangnya;Karena musnahnya barang yang terutang;Karena kebatalan atau pembatalan;Karena berlakunya syarat batal, yang diatur dalam bab ke satubuku ini;Karena lewatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu babtersendiri.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 102/142

91

Berdasarkan bunyi Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata terdapat penjelasan dari pasal tersebut yaitu:

a. Pembayaran

Pembayaran adalah merupakan pelunasan dan suatu

perjanjian atau berakhirnya perjanjian dengan pembayaran

sejumlah uang, atau penyerahan benda. Pembayaran dalam

hal ini harus dilakukan oleh si berpiutang (kreditur) atau

kepada seseorang yang dikuasakan olehnya atau juga kepada

orang yang dikuasakan oleh Hakim atau undang-undang untuk

menerima pembayaran bagi si berpiutang.

b. Penawaran Pembayaran Tunai Diikuti oleh Penyimpanan atau

Penitipan Barang.

Cara ini merupakan cara untuk menolong orang yang

berutang dalam hal berpiutang tidak suka menerima

pembayaran. Barang yang hendak dibayarkan diantarkan

kepada orang yang berpiutang.

Maksudnya adalah agar orang yang berpiutang dianggap

telah dibayar secara sah atau orang yang berutang telah

membayar sah dan maka supaya pembayaran itu sah maka

diperlukan untuk memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:39 

1) Dilakukan kepada kreditur atau kuasanya

2) Dilakukan oleh debitur yang berwenang membayar

3) Mengenai semua uang pokok, bunga, biaya yang telah

ditetapkan

39 Surajiman, Perjanjian Bernama, Posbakum, Jakarta, 2001, Hlm. 22.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 103/142

92

4) Waktu yang telah ditetapkan telah tiba

5) Syarat yang mana utang dibuat telah dipenuhi

6) Penawaran pembayaran dilakukan ditempat yang telah

ditetapkan atau ditempat yang telah disetujui

7) Penawaran pembayaran dilakukan oleh Notaris atau Juru

sita, disertai oleh dua orang saksi

c. Pembaharuan Utang (Inovatie)

Pembaharuan utang adalah suatu persetujuan yang

menyebabkan hapusnya suatu perikatan dan pada saat yang

bersamaan timbul perikatan lainnya yang ditempatkan sebagai

penggatian perikatan semula, maksudnya bahwa

pembaharuan utang ini terjadi dengan jalan mengganti utang

lama dengan utang baru, debitur lama dengan debitur baru

atau kreditur baru dengan kreditur lama.pembaruan utang ada

tiga macam yaitu:40 

1) Pembaharuan utang yang obyektif, yaitu mengganti dan

merubah isi dari pada perikatan. Penggantian perikatan ini

terjadi jika kewajiban debitur atas suatu prestasi tertentu

diganti oleh prestasi lain.

2) Pembaharuan utang yang subyektif pasif, yaitu mengubah

sebab dari pada perikatan. Misalnya ganti rugi atas dasar

perbuatan melawan hukum

40

 C. Asser’s, Pengajian Hukum Perdata Belanda, Dian Rakyat, Jakarta1991, Hlm. 558.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 104/142

93

3) Pembaharuan utang yang subyektif aktif, yaitu selalu

melakukan persetujuan segitiga, karena debitur perlu

mengikatkan dirinya dengan kreditur baru.

d. Perjumpaan Utang

Istilah perjumpaan utang apabila utang piutang debitur dan

kreditur secara timbal balik dilakukan perhitungan, dengan

perhitungan ini utang piutang akan berakhir. Adapun syarat

suatu utang supaya dapat dijumpakan:41 

1) Bahwa dua orang timbal balik saling berutang satu

terhadap lainnya.

2) Bahwa persetujuan-persetujuan mempunyai sejumlah

uang sebagai obyek, atau barang-barang yang dapat

diganti dengan yang sejenis

3) Bahwa tuntutan-tuntutan sudah dapat di tuntut

4) Bahwa tuntutan-tuntutan dapat dikenakan untuk pelunasan

secara segera

Pasal 1425 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyebutkan bahwa:

“Jika kedua orang saling berutang satu pada yang lain, maka

terjadilah diantara mereka suatu perjumpaan, dengan mana

utang-utang antara kedua orang tersebut dihapuskan.” 

e. Pencampur Utang

Menurut Pasal 1346 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yang berbunyi:

41 Ibid, Hlm. 589.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 105/142

94

“Apa yang meragu-ragukan harus ditafsirkan menurut apa

yang menjadi kebiasaan dalam negeri atau di tempat, dimana

perjanjian telah dibuat.” 

Pencampuran utang terjadi apabila kedudukan seorang yang

berpiutang dan orang yang berhutang itu menjadi satu, maka

menurut hukum terjadilah pencampuran utang. Adanya

pencampuran itu, maka segala utang piutang tersebut

dihapuskan.

f. Pembebasan Utang

Pembebasan utang adalah perbuatan hukum di mana seorang

kreditur melepaskan haknya untuk menangih piutang dari

seorang debitur. Pembebasan utang ini dapat terjadi apabila

kreditur dengan tegas menyatakan tidak menghendaki lagi

prestasi dari debitur dan melepaskan haknya atas pembayaran

atau pemenuhan perjanjian, dengan pembebasan ini

perjanjian menjadi berkahir.

Pasal 1439 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyebutkan bahwa:

“Pengembalian sepucuk tanda piutang asli secara sukarela,

oleh si berpiutang kepada si berutang, merupakan suatu bukti

tentang pembebasan utangnya, bahkan terhadap orang-orang

lain yang turut berutang secara tanggung-menanggung.” 

Seseorang yang berpiutang dengan sukarela membebaskan

segala utang-utangnya orang yang berutang, dengan adanya

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 106/142

95

suatu pembelaan maka hal ini tidak dapat dipindah alihkan

kepada hak milik.

g. Musnahnya Barang yang Terutang

Obyek yang diperjanjikan adalah merupakan barang tertentu

dan barang tersebut musnah, maka tidak lagi dapat

diperdagangkan atau hilang sama sekali, maka apa yang telah

diperjanjikan adalah hapus/berakhir.

h. Kebatalan dan Pembatalan Perjanjian

Menurut Subekti meskipun disebutkan batal dan pembatalan,

tetapi yang benar adalah pembatalan.42 Ketentuan Pasal 1446

ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

menyebutkan bahwa:

“Semua perikatan yang dibuat oleh orang-ornag yang belumdewasa atu orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan,

adalah batal demi hukum, dan atas penuntutan yangdimajukan oleh atau dari pihak mereka harus dinyatakan batal,semata-mata atas dasar kebelumdewasaan danpengampuannya.” 

Ketentuan dalam pasal tersebut semuanya mengenai

pembatalan meminta pembatalan perjanjian karena

kekurangan syarat subyektif dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu:

1) Secara aktif menurut pembatalan perjanjian yang demikian

di depan hakim

2) Secara pembelaan yaitu menunggu sampai digugat di

depan hakim untuk memenuhi perjanjian disitulah baru

mengajukan kekurangannya perjanjian itu.

42 Subekti. Op.cit . Hlm. 49.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 107/142

96

i. Berlakunya Syarat Batal

Maksud dari syarat batal dalam Pasal 1265 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa:

“Suatu syarat yang apabila dipenuhi menghentikan perjanjian

dan membawa segala sesuatu, kembali kepada keadaan

semula seolah-olah tidak per nah terjadi suatu perikatan.”

Peristiwa demikian apabila peristiwa itu benar-benar terjadi

maka orang yang berutang wajib mengembalikan apa yang

diterimanya.

 j. Lewat Waktu atau Kadaluarsa

Lewat waktu atau kadaluarsa dalam Pasal 1946 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata yang berbunyi:

“Daluwarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu

untuk dibebaskan dari suatu perikatan dari lewatnya suatu

waktu tertentu atas syarat-syarat yang ditentukan oleh

undang-undang.”

Lewatnya waktu untuk dapat dikatakan kadaluarsa dapat

dilihat pada Pasal 1967 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yang menerangkan bahwa:

“Segala tuntutan hukum baik yang bersifat kebendaan,maupun yang bersifat perseorangan, hapus karena daluwarsadengan lewatnya tiga puluh tahun, sedangkan siapa yang,menunjukan akan adanya daluwarsa tidak usahmempertunjukan suatu alas hak, lagi pula tak dapatlahdimajukan terhadapnya suatu tangkisan yang didasakan padaitikad yang buruk.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 108/142

97

6. Asas Perjanjian

Berdasarkan teori di dalam suatu hukum perjanjian terdapat lima

asas yang dikenal menurut ilmu Hukum Perdata. Kelima asas itu

antara lain:

a. Asas Kebebasan Berkontrak.

Maksudnya setiap orang bebas mengadakan suatu perjanjian

berupa apa saja, baik bentuknya, isinya, dan pada siapa

perjanjian itu ditujukan. Kebebasan ini merupakan perwujudan

kehendak bebas, pancaran hak asasi manusia.43 

b. Asas Konsensualisme

Suatu perjanjian cukup ada kata sepakat dari mereka yang

membuat perjanjian itu tanpa diikuti dengan perbuatan hukum lain

kecuali perjanjian yang bersifat formal.44 

c. Asas Itikad Baik

Bahwa orang yang akan membuat perjajian harus dilakukan

dengan itikad baik. Itikad baik dalam pengertian yang subyektif

dapat diartikan sebagai kejujuran seseorang yaitu apa yang

terletak pada seseorang pada waktu diadakan pembuatan hukum.

d.  Asas Pacta Sun Servanda

Merupakan asas yang berhubungan dengan mengikatnya suatu

perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak

43 Mariam Darus Badruzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra AdityaBhakti, Jakarta, 2001, Hlm.1.

44

  A. Qiram Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian BesertaPerkembangannya, Liberty, Yogyakarta, 1985, Hlm. 20.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 109/142

98

mengikat bagi para pihak yang membuatnya, dan perjanjian

tersebut berlaku seperti undang-undang.45

 

e. Asas Berlakunya Suatu Perjanjian

Pada dasarnya semua perjanjian berlaku bagi mereka yang

membuatnya dan tidak ada pengaruhnya bagi pihak ketiga kecuali

undang-undang mengaturnya, misalnya perjanjian untuk pihak

ketiga.

45

 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta,2001, Hlm.157.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 110/142

98

BAB III

PERJANJIAN INVESTASI ANTARA INVESTOR DENGAN PERUSAHAAN

PIALANG BERJANGKA

A. Dasar Hukum Untuk Melaksanakan Perjanjian Kerjasama Investasi

Perjanjian secara umum diatur dalam dalam Buku III Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata tentang perikatan. Perjanjian bersifat

terbuka dalam arti perjanjian boleh dibuat tanpa mengikuti semua

ketentuan dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata asal

tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Perjanjian investasi antara investor dengan perusahaan Pialang

Berjangka merupakan dasar hukum utama dan acuan bagi para pihak

untuk pelaksanaan kerjasama investasi dari investor di Bursa Berjangka,

hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1338 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya.” 

Kesepakatan dalam perjanjian kerjasama investasi antara investor

dengan perusahaan Pialang Berjangka berlaku sebagai aturan yang

harus disepakati oleh kedua belah pihak yang bersepakat dalam

pelaksanaan investasi. Perjanjian kerjasama investasi sebelum disepakati

dan ditandatangani terdapat beberapa tahapan yang akan dilalui oleh

investor dan Pialang Berjangka yaitu:

1. Pemberitahuan tentang Bursa Berjangka oleh Pialang

Berjangka

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 111/142

99

Pemberitahuan merupakan tanggung jawab dari Pialang

Berjangka, di mana Pialang Berjangka harus

menginformasikan atau memberitahukan kepada calon

investor mengenai perusahaan Pialang Berjangka yang

berdasarkan, misalnya tentang izin perusahaan Pialang

Berjangka, keadaan perusahaan Pialang Berjangka tersebut

dan sebagainya, serta yang terpenting harus diberitahukan

oleh Pialang Berjangka adalah tentang pemberitahuan adanya

risiko dalam melakukan investasi di Bursa Berjangka.

Pemberitahuan kepada calon investor tentang hal tersebut

diatur dalam Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang

menyatakan bahwa:

“Pialang Berjangka wajib menyampaikan DokumenKeterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko serta membuat perjanjian dengan Nasabahsebelum Pialang Berjangka yang bersangkutan dapatmenerima hak milik Nasabah untuk perdagangan KontrakBerjangka.” 

Hal tersebut kemudian dijelaskan lagi dalam penjelasan

Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyatakan

bahwa:

“Dalam rangka perlindungan Nasabah, Pialang Berjangkawajib terlebih dahulu menyampaikan Dokumen KeteranganPerusahaan kepada Nasabahnya, yang antara lainmemuat keterangan mengenai organisasi dankepengurusan perusahaan tersebut, Pialang Berjangka juga wajib menjelasakan segala risiko yang mungkindihadapi Nasabahnya, sebagaimana tercantum dalamDokumen Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila

Nasabahnya mengerti dan dapat menerima risiko tersebut.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 112/142

100

Nasabah tersebut harus menandatangani dan membertanggal pada dokumen tersebut, yang menunjukan bahwa

yang bersangkutan telah mengerti risiko yang akandihadapi dan menyetujuinya.” 

Pemberitahuan terhadap keadaan Bursa Berjangka ini juga

ditegaskan dalam Pasal 106 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyatakan bahwa:

“Sebelum membuka rekening  Nasabah untuk transaksi

Kontrak Berjangka, Pialang Berjangka wajib:a. Memberitahukan dan menjelaskan tentang keterangan

perusahaan yang dimuat dalam Dokumen KeteranganPerusahaan, resiko yang dihadapi dalam PerdaganganBerjangka Komoditi yang dimuat dalam DokumenPemberitahuan Adanya Resiko, dan isi PerjanjianPemberi Amanat yang isi dan bentuknya ditetapkanoleh Bappebti.

b. Memberikan informasi yang jelas dan tidakmenyesatkan tentang prosedur PerdaganganBerjangka Komoditi;

c. Menjelaskan isi Kontrak Berjangka yang akan

ditransaksikan oleh Nasabah;d. Menerima dokumen sebagaimana dimaksud huruf a,

yang telah ditandatangani dan diberi tanggal olehNasabah sebagai tanda bukti telah mengerti danmenyutujui isi dokumen dan prosedur transaksi KontrakBerjangka;

e. Segera memberitahukan kepada seluruh Nasabahnya,apabila ada perubahan dalam peraturan yang berlaku;dan

f. Meneliti semua informasi yang telah diberikan olehNasabah dalam permohonan pembukuan rekeninguntuk meyakinkan tidak adanya kesalahan ataukekurangan dalam pengisian.” 

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa

Pialang Berjangka berkewajiban untuk menjelaskan semua hal

dengan sejelas-jelasnya kepada investor tentang status Pialang

Berjangka dan Perusahaan Pialang Berjangka tersebut maupun

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 113/142

101

adanya penjelasan tentang risiko yang mungkin akan dialami oleh

investor dalam pelaksanaan investasinya di Bursa Berjangka.

Hal ini perlu dilakukan agar investor benar-benar

mengetahui dan memahami tentang apa yang akan dilakukannya,

walaupun ada sanksi jika keterangan yang diberikan tidak

sebagaimana mestinya diberikan, sebenarnya pembuktiannya

akan sulit karena pemberitahuan tersebut biasanya dilakukan

secara tertutup, khusus untuk nasabah saja.

2. Pemprosesan Data Nasabah

Data yang dikumpulkan adalah data tentang nasabah atau

calon investor yang akan melakukan investasi di Bursa

Berjangka. Pengumpulan data nasabah ini harus dilakukan

oleh investor untuk mengetahui tentang keadaan dan latar

belakang calon investor.

Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam

Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyatakan

bahwa:

“Pialang Berjangka wajib mengetahui latar belakang,

keadaan keuangan, dan pengetahuan mengenai

Perdagangan Berjangka dari Nasabahnya.” 

Hal ini diperlukan oleh Pialang Berjangka untuk

memberikan alternatif investasi yang baik bagi nasabah. Perlu

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 114/142

102

diketahui pergerakan harga di Bursa Berjangka sama dengan

pergerakan harga saham di Bursa Efek, sehingga diperlukan

kesiapan dana dari nasabah apabila ternyata investasi yang

dilakukan mengalami kerugian. Dana tersebut biasanya telah

ada di rekening nasabahnya, apabila kerugian terlalu besar

maka dapat diminta kepadakan kepada nasabah jika kondisi

keuangannya memungkinkan untuk melakukan penambahan

dana untuk menutup kerugian yang terjadi.

Berdasarkan ketentuan di atas, alasan Pialang wajib

mengetahui nasabahnya karena Pialang Berjangka dilarang

menarik atau menerima uang dan/atau surat berharga tertentu

dari kliennya, kecuali untuk pembayaran jasa atas nasihat

yang diberikan kepada klien yang bersangkutan sesuai yang

terdapat dalam ketentuan Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka

Komoditi yang menyatakan bahwa:

“Pialang Berjangka dilarang menerima amanat Nasabahapabila mengetahui Nasabah yang bersangkutan:a. Telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan;b. Telah dinyatakan melanggar ketentuan Undang-

Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya olehBadan peradilan atau Bappebti;

c. Pejabat atau pegawai:1) Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring, atau2) Bendaharawan lembaga yang melayani

kepentingan umum, kecuali yang bersangkutanmendapat kuasa dari lembag tersebut.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 115/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 116/142

104

Berdasarkan tahapan Perjanjian Kerjasama Investasi diatas

terdapat juga tahapan Pelaksanaan Investasinya. Tahap ini merupakan

tahap utama dalam melaksanakan investasi karena pada tahap ini

menentukan untung ruginya investasi yang dilakukan. Tahapan

Pelaksanaan Investasi terbagi menjadi:

1. Tahap Pemberian Amanat dari Nasabah Kepada Pialang

Berjangka

Dasar bagi Pialang Berjangka untuk melakukan transaksi

tersebut adalah amanat yang diberikan oleh nasabah kepada

pialang berjangka, maka Pialang Berjangka akan memasukan

amanat tersebut dalam bentuk transaksi atas Kontrak

Berjangka atau Produk Deveratif yang sesuai dengan

kesepakatan dalam Perjanjian Kerjasama Investasi antara

investor dengan perusahaan Pialang Berjangka atau sesuai

dengan amanat yang diberikan oleh nasabah kepada Pialang

Berjangka.

Sikap Pialang Berjangka apabila menerima amanat dari

nasabah yaitu sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 108 ayat

(1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan

Berjangka Komoditi yang menyatakan bahwa:

“(1)  Setiap kali menerima amanat Nasabah untukmelakukan transaksi atas beban rekening Nasabahyang bersangkutan. Pialang Berjangka wajibmencatat dalam kartu amanat sebagaimanaditetapkan oleh Bappebti.

(2) Apabila amanat Nasabah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disampaikan melalui telepon, makaperintah dan pembicaraan tersebut wajib direkam.” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 117/142

105

Berdasarkan ketentuan Pasal 108 ayat (1) dan ayat (2)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka

Komoditi bahwa Pialang Berjangka juga harus melakukan

pencatatan atau perekaman terhadap perintah yang diberikan

kepadanya, hal ini akan membantu dalam melakukan

pembuktian apabila ternyata apa yang diperintahkan nasabah

tidak dilakukan sebagaimana mestinya oleh Pialang

Berjangka, di lain pihak pencatatan atau perekaman ini juga

dapat menjadi bukti bahwa apa yang telah dilakukan oleh

Pialang Berjangka sudah sesuai dengan apa yang

diamanatkan nasabahnya.

2. Penempatan Dana Nasabah Pada Rekening Terpisah

Rekening terpisah adalah tempat penyimpanan atau

penitipan dana nasabah oleh perusahaan Pialang Berjangka.

Perkembangan dan keberadaan rekening tersebut akan selalu

diaudit dan dimonitor oleh suatu Lembaga Kliring yang dikenal

sebagai Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Kliring Berjangka

Indonesia berfungsi sebagai lembaga penjamin dana nasabah,

artinya dana nasabah akan diberikan jaminan apabila

perusahaan Pialang Berjangka telah pailit. Ketentuan

sebagaimana diatur dalam Pasal 109 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 118/142

106

Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi yang

menyatakan bahwa:

“Pialang Berjangka wajib menempatkan dana Nasabahpada rekening terpisah di Bank yang telah disetujui olehBappebti dan membuat pembukuan sesuai dengan sistemakuntansi yang berlaku umum, sehingga mudah diketahui jumlah dana milik masing-masing nasabah.” 

Berkaitan dengan kewajiban pialang berjangka untuk

menempakan dana nasabah pada rekening terpisah, maka terdapat

kasus-kasus investasi dalam perusahaan pialang berjangka, berikut salah

satu contoh kasus Perjanjian Kerjasama Investasi:46 

Nelly Asmiwarti akan melakukan investasi di perusahaan Pialang

Berjangka PT. Millennium Future yang berlokasi di Jakarta, perwakilan

dari perusahaan Pialang Berjangka tersebut bernama Muhammad Riki.

Riki dan Nelly sepakat untuk melakukan kontrak perjanjian kerjasama

seperti yang terdapat dalam Pasal 1320 angka 1 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata sebagai salah satu syarat sah nya suatu perjanjian dan

terikat oleh ketentuan pasal-pasal dalam Surat Perjanjian Kerjasama

Investasi sebagai undang-undang yang akan mengatur perjanjian yang

telah disepakati.

Nelly telah menginvestasikan dana sebesar Rp. 50.000.000,00

(Lima Puluh Juta Rupiah) kepada PT. Millennium Future dengan memilih

 jenis PRODUK 1 (3 months investment ) dengan persentase keuntungan

46 http://kasusinvestasi.bapebbti.com. Diakses pada hari Selasa, 17 Juni

2013, pukul 21.03 WIB.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 119/142

107

40% (empat puluh persen) pada bulan ke 1 dan ke 2 terhitung sejak

perjanjian kerjasama itu dibuat.

Pialang wajib memberitahukan semua informasi mengenai

perkembangan perusahaan dengan transparan dan memberikan

pembagian keuntungan tiap bulan selama masa perjanjian dengan

persentase sebesar 40% (empat puluh persen) dari nominal investasi

Kerjasama investasi ini akan menimbulkan keuntungan dan

kerugian pada perusahan dan nasabahnya. Pada saat itu PT. Millennium

Future telah mengalami Loss Trading   dan tidak menginformasikan

kepada Nelly sebagai salah satu nasabahnya, sehingga Nelly dalam

 jangka waktu yang cukup lama tidak menerima lagi sharing profit setiap

bulannya.

Isi perjanjiannya mengatur apabila PT. Millennium Future

mengalami Loss Trading , maka dengan dokumentasi data yang valid

akan membicarakan perihal pengembalian dana pokok investasi Nelly

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan dan apabila perusahaan dalam

keadaan pailit maka aset yang dimiliki perusahaan digunakan sebagai

backup dana pokok investasi nasabah.

Nelly tidak mendapatkan keuntungan seperti yang sering disebut-

sebutkan atau dijanjikan oleh Pialang Berjangka tetapi Nelly telah

mendapatkan kerugian sebesar Rp. 40.000.000.00 (Empat Puluh Juta

Rupiah) dan mengajukan penuntutan kepada PT. Millennium Future untuk

menuntut kerugian, akan tetapi pihak PT. Millennium Future tidak

bersedia mengganti kerugian tersebut. 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 120/142

108

Penyelesaian perselisihan hukum akibat dari perjanjian seperti

adanya pertentangan, perbedaan pendapat yang timbul dari perjanjian ini,

sepanjang memungkinkan diselesaikannya terlebih dahulu secara

musyawarah dan mufakat oleh para pihak yang bersangkutan dan dapat

 juga menempuh jalur hukum di pengadilan, apabila tidak tercapainya

musyawarah dan mufakat oleh para pihak.

B. Kasus-Kasus Tentang Investasi Di Perusahaan Pialang Berjangka

1. Kasus PT. Millennium Future

Nelly Asmiwarti melakukan investasi di salah satu Perusahaan

Pialang Berjangka di Jakarta yang bernama PT. Millennium Future.

Nelly sepakat menandatangani surat perjanjian kerjasama investasi

dengan Perusahaan Pialang Berjangka PT. Millennium Future. Nelly

menyatakan dalam kasusnya mengalami kerugian sebesar US$4000

(Empat Ribu Dolar Amerika) atau setara dengan Rp.40.000.000 dari

nilai investasinya sebesar US$5000 (Lima Ribu Dolar Amerika).

Kerugian tersebut menurut Nelly ditimbulkan oleh ulah dari Wakil

Pialang Berjangka yang pada awalnya diberikan kekuasaan oleh Nelly

untuk melakukan transaksi dengan kewajiban untuk memberikan

laporan apabila setiap kali akan melakukan transaksi di Bursa

Berjangka.

Pada awalnya semua berjalan sesuai dengan yang disepakati,

namun kendala laporan yang diminta jarang diberikan oleh Wakil

Pialang Berjangka yang memegang amanat Nelly untuk melakukan

penyaluran amanat. Laporan baru diberikan ketika telah terjadi

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 121/142

109

kerugian yang sangat besar sebagaimana yang dicantumkan di atas,

pada halnya waktu akan melakukan transaksi tidak pernah

diberitahukan kepada pihak Nelly.

Keadaan tersebut membuat Nelly terkejut, karena keuntungan

yang semula sering disebut-sebutkan atau dijanjikan oleh Pialang

Berjangka dan Wakil Pialang Berjangka yang akan didapat ternyata

kerugian yang sangat besar yang diterima oleh Nelly. Penyebab

akibat dari kerugian tersebut Perusahaan Pialang Berjangka PT.

Millennium Future  telah mengalami pailit karena seluruh aset yang

dimiliki oleh perusahaan telah habis karena investasi saham yang

dimainkan oleh mereka mengalami kekalahan terus menerus

sehingga tidak ada pemasukan sedikit pun untuk membayar amanat

dari para investornya.

Nelly melakukan pengaduan kepada perusahaan dengan

menuntut agar semua kerugian yang terjadi tanpa sepengetahuan

Nelly dikembalikan oleh Pialang Berjangka sebagai ganti rugi. Proses

penyelesaian yang dilakukan melalui Perusahaan Pialang Berjangka

PT. Millennium Future tersebut, pihak perusahaan tidak bersedia

untuk mengembalikan kerugian yang terjadi secara utuh.

2. Investasi Bodong Raihan Jewellery

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menegaskan

pihaknya telah mengidentifikasi kasus investasi bodong yang terjadi di

Surabaya, Jawa Timur. Bayu sudah meminta Badan Pengawasan

Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) untuk menangani

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 122/142

110

kasus tersebut. Berkaitan dengan pemberitaan di media massa yang

menyebutkan sejumlah investor berencana melaporkan manajemen

Raihan Jewellery kepada Kepolisian Daerah Jawa Timur karena

perusahaan investasi emas ini tidak sesuai dengan janji investasi

semula.47 

Raihan Jewellery menawarkan imbalan hasil 3-5 persen perbulan

bagi investor yang menanamkan dana untuk investasi emas. Imbalan

hasil rutin dibayarkan sejak tahun 2010, tetapi berhenti pada Januari

2013. Dana nasabah yag dihimpun diperkirakan mencapai Rp. 13,2

Triliiun untuk total emas 2,2 Ton emas.

Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi

Syahrul R Sempurnajaya mengatakan pihkanya telah memiliki satuan

tugas pengawasan terhadap semua perusahaan pialang yang ada di

Indonesia dan luar negeri. Satgas tersebut tidak hanya dari Badan

Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi tetapi melibatkan dari

Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Pusat

Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Kementrian Keuangan

dan Bank Indonesia, dan Kepolisisan Satuan Tugas (Satgas) dibentuk

karena maraknya pengaduan investasi bodong dari masyarakat.

3. Investasi Emas Bodong Golden Traders Indonesia Syariah

Golden Traders Indonesia Syariah (selanjutnya disebut GTIS)

perusahaan investasi emas berbasis syariah pertama di Indonesia.

Kaburnya Taufiq Michael Ong pemilik GTIS yang diduga membawa

47  http://bisniskeuangan.compas.com/read/waspadai.inevstasi.bodong. 

Diakses pada hari Jumat, 03 Mei 2013, pukul 14.28 WIB.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 123/142

111

semua uang nasabah dan menyebutkan nama petinggi Demokrat

sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie.

Seorang wanita yang mengaku ibu rumah tangga biasa ini

mengalami kerugian investasi mencapai Rp. 70 juta. Nasabah yang

dipanggil Tuti ini mengaku sangat percaya dengan investasi ini karena

tergiur akan hasil investasi yang tinggi. GTIS selalu membawa Majelis

Ulama Indonesia (MUI).

Tuti mengaku atas kejadian ini belum tahu akan berbuat apa.

Sebab, saat berhubungan dengan agen GTIS, Tuti juga belum

mendapatkan solusi. Tuti mengaku sudah mengetahui resiko dari

investasi ini. Agen GTIS pernah mengiming-imingi bonus untuk

berjalan-jalan di Malaysia. Tuti berfikir Michael Ong mempunyai aset

yang cukup besar, sehingga Tuti yakin mendapatkan keuntungan.

Melihat kejadian ini Tuti mengaku pasrah dan belum bisa menentukan

langkah selanjutnya.

Marzuki Alie mengatakan mengenal pemilik GTIS sebagai

seornag kebangsaan Malaysia dan Marzuki mengaku tidak

mempunyai keterkaitan bisnis secara formal dengan GTIS. Ketua

Majelis Ulama Indonesia, Maarud Amin yang juga menjadi

Pengawasn dan Penasihat GTIS membenarkan ucapan Marzuki yang

tidak ikut membeli emas dan memposisikan diri Marzuki sebagai

penasihat GTIS.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 124/142

113

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA

PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

INVESTASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32

TAHUN 1997 TENTANG PEDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI JUNCTO

UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN

PENUNDAAN ATAS KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

A. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Investor Atas Pailitnya

Perusahaan Pialang Berjangka Berdasarkan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Junc to

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepeilitan Dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Perjanjian kerjasama investasi merupakan dasar hukum utama

dan acuan bagi para pihak untuk melaksanakan investasi dari investor di

Bursa Berjangka, dengan demikian kesepakatan dalam perjanjian

kerjasama investasi antara investor dengan perusahaan Pialang

Berjangka berlaku sebagai aturan yang harus disepakati oleh kedua

belah pihak yang bersepakat dalam pelaksanaan investasi. Berikut kasus

yang terdapat dalam perjanjian investasi ini:

Nelly Asmiwarti melakukan investasi di perusahaan Pialang

Berjangka PT. Millennium Future  yang berlokasi di Jakarta, perwakilan

dari perusahaan Pialang Berjangka tersebut bernama Riki. Nelly dan Riki

membuat sebuah perjanjian sebagai syarat sahnya perjanjian sesuai

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 125/142

114

dengan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

menyatakan bahwa:

“Untuk sahnya suatu perikatan diperlukan empat syarat:a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinyab. Kecakapan untuk membuat suatu perikatanc. Suatu Hal tertentud. Suatu sebab yang halal” 

Kesepakatan kerjasama tersebut di buat ke dalam bentuk Surat

Perjanjian Kerjasama Investasi sebagaimana yang terdapat dalam Pasal

1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan

bahwa:

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya.” 

Berkaitan dengan bunyi pasal di atas terdapat pengaturan untuk

kepengurusan Direksi PT. Millennium Future sebagaimana diatur dalam

Pasal 92 Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

menyatakan bahwa:

“(1) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untukkepentingan Perseroan dengan maksud dan tujuanPerseroan.

(2) Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebijakan yangdipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalamundang-undang ini dan/atau anggaran dasar.

(3) Direksi Perseroan terdiri atas 1 orang anggota direksi ataulebih.

(4) Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan denganmenghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat,Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utangkepada masyarakat, atau Perseroan Terbuka wajibmempunyai paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 126/142

115

(5) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi ataulebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan

diantara anggota Direksi ditetapkan berdasarkankeputusan RUPS.

(6) Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (5)tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenanganggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusanDireksi.” 

Nelly telah menginvestasikan dana sebesar Rp. 50.000.000.00

(Lima Puluh Juta Rupiah) kepada PT. Millennium Future  untuk

ditempatkan sebagai Margin  seperti yang terdapat dalam Pasal 1 ayat

(19) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Berjangka Komoditi yang menyatakan bahwa:

“Margin adalah sejumlah uang atau surat berharga yang harusditempatkan oleh Nasabah pada Pialang Berjangka, PialangBerjangka pada Anggota Kliring Berjangka, atau Anggota KliringBerjangka pada Lembaga Kliring Berjangka untuk menjaminpelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka.” 

Nelly memilih jenis PRODUK 1 (3 months investment ) dengan

persentase keuntungan 40% (Empat Puluh Persen) pada bulan ke 1 dan

ke 2 terhitung sejak perjanjian kerjasama itu dibuat. Pialang Wajib

memberitahukan semua informasi dengan transparan dan memberikan

pembagian keuntungan tiap bulan selama masa perjanjian dengan

persentase sebesar 40% (Empat Puluh Persen) dari nominal investasi.

Kerjasama investasi ini akan menimbulkan keuntungan dan

kerugian pada perusahaan dan nasabahnya. Pada saat itu PT.

Millennium Future telah mengalami Loss Trading   dan tidak

menginformasikan kepada Nelly, sehingga menyebabkan Nelly

mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak menerima

keuntungan dalam jangka waktu yang cukup lama. Nelly mengajukan

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 127/142

116

penuntutan kepada PT. Millennium Fuure  untuk menuntut kerugiannya

tersebut, tetapi PT. Millennium Future  tidak bersedia mengganti kerugian

tersebut karena perusahaan telah pailit yang artinya kemogokan atau

kemacetan dalam melakukan pembayaran.

Berdasarkan kasus diatas maka terdapat perlindungan hukum

yang dapat diberikan kepada pihak Nelly sebagai investor dalam

perjanjian kerjasama investasi atas pailitnya perusahaan pialang

berjangka PT. Millennium Future, diantaranya melalui Pasal 97 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas yang

menyatakan bahwa:

“Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh atas kerugian

Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai

menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan dimaksud pada

ayat (2).” 

Berdasarkan pasal di atas yaitu apabila terjadinya kerugian yang

dialami oleh investor karena kelalaian salah satu pihak direksi, maka

pihak perseroan wajib bertanggung jawab atas kelalai tersebut. Tanggung

 jawab tersebut dapat berupa ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 97 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa:

“Dalam hal direksi terdiri dari atas 2 (dua) anggota Direksi atau

lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.”  

Berdasarkan bunyi pasal di atas kerugian investor yang wajib di

bayar oleh perusahaan apabila terbukti sebagaimana dalam Pasal 97

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 128/142

117

ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, setiap direksi akan tanggung renteng untuk mengganti kerugian

tersebut.

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi perlindungan hukum terhadap investor

diatur dalam beberapa pasal:

1. Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Pialang berjangka wajib menyampaikan DokumenKeterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko serta membuat perjanjian dengan Nasabahsebelum Pialang Berjangka yang bersangkutan dapatmenerima dana milik Nasabah untuk perdagangan KontrakBerjangka, Kontrak Deveratif Syariah, dan/atau KontrakDeveratif lainnya.” 

Berdasarkan bunyi pasal diatas maka pihak PT. Millennium

Future wajib memberikan informasi setiap adanya

perkembangan pada perusahaan dan adanya risiko dalam

melakukan suatu perjanjian investasi kepada Nelly sesuai

dengan Surat Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati.

2. Pasal 51 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Dana Milik Nasabah, wajib di simpan dalam rekening yang

terpisah dari Rekening Pialang Berjangka pada bank yang

disetujui pihak Bappebti.” 

Berdasarkan bunyi pasal diatas PT. Millennium Future

diharuskan membuatkan rekening untuk Nelly sebagai

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 129/142

118

margin yang akan ditarik oleh Perusahaan dan sebagai

 Account Nelly.

3. Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Pialang Berjangka dilarang melakukan transaksi KontrakBerjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau KontrakDeveratif lainnya untuk rekening Nasabah, kecuali telahmenerima perintah untuk setiap kali transaksi dari

Nasabah atau kuasanya yang ditunjuk secara tertulis untukmewakili kepentingan Nasabah yang bersangkutan.” 

Berdasarkan bunyi pasal di atas, PT. Millennium Future

tidak boleh melakukan transaksi yang hanya untuk

menguntungkan salah satu nasabahnya atau salah satu

pihak di luar perjanjian yang telah disepakati.

4. Pasal 73 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Setiap pihak yang menjamin kerahasiaan data daninformasi mengenai, Nasabah, Klien, atau Peserta SentraDana Berjangka, dan mengungkapkan data dan informasi,di pidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan denda palingsedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) danpaling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah).

Berdasarkan bunyi pasal di atas, PT. Millenium Future

dilarang untuk membuka rahasia tentang informasi

perkembangan perusahaan dan identitas nasabah kepada

pihak lain diluar perjanjian yang telah disepakati.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 130/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 131/142

120

digunakan untuk memenuhi kewajiban Pialang Berjangka kepada

pihak ketiga atau kreditornya.” 

Berdasarkan bunyi pasal di atas PT. Millennium Future apabila

telah mengalami pailit maka seluruh aset perusahaan tidak dapat

digunakan sebagai ganti rugi kepada nasabah.

Pengaturan yang terdapat dalam Pasal 55 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang sebagai jaminan atas utang-utang yang

diberikan kepada pialang berjangka yaitu:

“Dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 56, Pasal 57, dan Pasal 58, setiap kreditorpemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atauhak agunan atas kebendaan lainnya dapat mengeksekusi seolah-olah tidak terjadi kepailitan.” 

Ketentuan hak eksekusi di atas terdapat dalam Pasal 56 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang berbunyi:

“Hak eksekusi kreditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55

ayat (1) dan pihak ketiga untuk menuntut hartanya yang berada

dalam penguasaan Debitor Pailit atau Kurator ” 

Berdasarkan bunyi pasal diatas, maka seluruh aset perusahaan

PT. Millenium Future hanya dapat digunakan sebagai jaminan atas utang-

utangnya oleh para nasabah selama perusahaan Pialang Berjangka

tersebut telah pailit dan sebelum mengganti semua kerugian para

nasabahnya.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 132/142

121

B. Penyelesaian Sengketa dalam Perjanjian Kerjasama Investasi

Sehubungan dengan Pailitnya Perusahaan Pialang Berjangka

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto  Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang.

Setiap Perjanjian pasti mempunyai akibat hukum, perjanjian hanya

mengikat para pihak yang membuatnya. Hal yang sama juga berlaku

terhadap perjanjian tentang kerjasama investasi yang dilakukan oleh

investor dengan perusahaan pialang berjangka. Akibat hukum dan

perjanjian biasanya baru akan terlihat apabila salah satu pihak melakukan

pelanggaran (wanprestasi) terhadap kesepakatan yang dibuat dan

disepakati dalam perjanjian. Pihak yang dirugikan umumnya meminta

pihak yang melakukan wanprestasi untuk memenuhi sejumlah prestasi.

Biasanya apabila pihak yang melakukan wanprestasi tidak memenuhi

maka, sanksi yang dapat dikenakan berupa:

1. Membayar kerugikan yang di derita oleh kreditur atau biasanya

dinamakan ganti rugi;

2. Pembatalan perjanjian atau dinamakan dengan pemecahan

perjanjian;

3. Peralihan resiko;

4. Membayar biaya perkara, apabila diperkarakan di Pengadilan

Bedasarkan penjelasan diatas maka dapat dilakukan

penyelesaian perkara dengan cara tertentu sesuai yang disepakati dalam

perjanjian, seperti yang terjadi pada kasus Nelly dengan PT. Millennium

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 133/142

122

Future yang tidak bersedia mengganti kerugian yang dialami Nelly

sebagai nasabahnya.

Pengaturan mengenai penuntutan dari investor terhadap

perusahaan diatur dalam Pasal 97 ayat (6) Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa:

“Atas nama Perseroan,pemegang saham yang mewakili palingsedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh sahamdengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui PengadilanNegeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau

kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan.” 

Berkaitan dengan kasus Nelly sebagai salah satu korban yang

banyak mengalami kerugian terus-menerus dan mengajukan penuntutan

karena tidak mendapatkan ganti rugi dari PT. Millennium Future, sesuai

dengan Surat Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak maka dapat menyelesaikan sengketa dengan cara:

1. Penyelesaian Secara Perdata

Nelly dapat melakukan penuntututan pada PT. Millennium

Future untuk meminta penyelesaian kasus secara perdata

sesuai dengan kesepakatan Surat Perjanjian Kerjasama yang

merupakan sebuah alternatif penyelesaian sengketa yang di

anjurkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi. Hal ini dapat dilihat pada

Pasal 61 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang berbunyi:

“Tanpa mengurangi hak para pihak untuk menyelesaikanperselisihan perdata yang berkaitan dengan PerdaganganBerjangka di Pengadilan atau melalui Arbitrase, setiapperselisihan wajib diupayakan terlebih dahulupenyelesaian melalui:

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 134/142

123

a. Musyawarah untuk mencapai mufakat diantara pihakyang berselisih; atau

b. Pemanfaatan sarana yang di sediakan oleh Bappebtidan/atau Bursa Berjangka apabila musyawarah untukmencapai mufakat, sebagaimana dimaksud pada hurufa, tidak tercapai.” 

Setiap pengaduan yang dilakukan oleh nasabah atau

investor maka penyelesaiannya sebagai berikut:

a. Penyelesaian melalui Perusahaan Pialang

Berjangka

Pertama-tama akan dilakukan melalui badan

penyelesaian yang ada di setiap perusahaan

pialang berjangka dimana setiap perusahaan

pialang berjangka diwajibkan untuk menyediakan

suatu divisi kepatuhan (compliance) yang wajib

melakukan penanganan pegaduan nasabah untuk

pertama kalinya.

b. Penyelesaian melalui Bursa Berjangka

Sebenarnya, apabila pengaduan melalui

penyelesaian yang pertama yaitu, melalui internal

perusahaan pialang berjangka tidak menghasilkan

penyelesaian yang memuaskan bagi nasabah atau

investor maka dapat memakai penyelesaian yang

disediakan oleh pihak Bursa Berjangka, jika

nasabah atau investor masih tidak puas dengan

penyelesaian yang dilakukan oleh pihak Bursa

Berjangka maka dapat meminta penyelesaian

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 135/142

124

kepada Badan Pengawasan Perdagangan

Berjangka Komoditi (selanjutnya di sebut Bappebti).

c. Penyelesaian melalui Badan Pengawasan

Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)

Penyelesaian sengketa melalui Bappebti biasanya

akan dilakukan melalui sistem mediasi. Mediasi

tersebut dilakukan guna menampung aspirasi

nasabah yang mengadukan kasusnya yang

biasanya menginginkan pengembailan dana melaui

cara penyelesaian sengketa secara cepat.

Penyelesaian di Bappebti merupakan penyelesaian

pada tingkat terakhir secara perdata melalui badan-

badan yang ada di internal Bursa Berjangka dan

Perdagangan Berjangka Komoditi, karena jika pada

tahap ini nasabah atau investor masih belum

menemukan kepuasan juga terhadap penyelesaian

yang ada, maka penyelesaian berikutnya dapat

dilakukan melalui Badan Arbitrase atau Lembaga

Peradilan.

2. Penyelesaian Secara Pidana

Pada kasus yang telah terjadi pada Nelly sebagai nasabah

PT. Millennium Future, karena penuntutan yang diajukan oleh

Nelly tidak mendapatkan ganti rugi atau itikad baik dari pihak

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 136/142

125

PT. Millennium Future, maka dapat dikaitkan dengan unsur-

unsur perbuatan melawan hukum sebagai berikut:

1. Harus ada perbuatan

2. Perbuatan itu harus melawan hukum, dapat berupa:

a) Bertentangan melanggar hak orang lain,

b) Bertentangan dengan kewajiban,

c) Bertentangan dengan kesusilaan,

d) Bertentangan dengan kepentingan umum,

3. Ada kerugian

4. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan

melawan hukum itu dengan kerugian yang timbul

Berdasarkan penjelasan diatas maka kasus wanprestasi

tersebut dapat di pidana jika terbukti terdapat kata-kata

bohong atau tidak ada itikad baik sebagaimana diatur dalam

Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang

mengatakan bahwa:

“Barang siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiri,atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakainama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan orang lainuntuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atausupaya member hutang maupun menghapuskan piutang,diancam karena penipuan dengan pidana penjara empattahun.” Berkaitan dengan penjelasan diatas maka dapat diuraikan

lebih lanjut untuk menyelesaikan kasus wanprestasi tersebut

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Misalnya

pelanggaran dalam Pasal 71 sampai dengan Pasal 76

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 137/142

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 138/142

127

ayat (3), Pasal 51 ayat (4), Pasal 54 ayat (3), Pasal54 ayat (4), Pasal 55, Pasal 59, Pasal 63 ayat (2),

atau melakukan kegiatan yang dlarang sebagaimanadimaksu dalam Pasal 37, Pasal 43, Pasal 49 ayat (2),Pasal 51 ayat (5), Pasal Pasal 52 ayat (1), atau Pasal58 ayat (1) diancam dengan pidana penjara palinglama tiga tahun dan pidana denda paling banyak Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(2) Setiap pihak yang melakukan kegiatan yang dilarangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diancamdengan pidana penjara paling lama dua tahun danpidana denda paling banyak Rp. 1.500.000.000,00(satu miliar lima ratus juta rupiah.

(3) Setiap pihak yang tidak memenuhi kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2),Pasal 50 ayat (4), Pasal 53 ayat (2), Pasal 53 ayat (4),Pasal 54 ayat (2) atau melakukan kegiatan yangdilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat(3), atau Pasal 53 ayat (3), diancam dengan pidanakurungan paling lama satu tahun dan pidana dendapaling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliarrupiah).” 

Pasal 74 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyebutkan bahwa:

“Ancaman pidana penjara atau pidana kurungan danpidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71,Pasal 71,Pasal 73, berlaku pula bagi setiap pihak, baiklangsung maupun tidak langsung, turut serta, menyuruh,atau memperngaruhi pihak lain untuk melakukan kegiatanyang dilarang sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasaltersebut.” 

Pasal 75 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyebutkan bahwa:

“Setiap pihak yang tidak mematuhi atau menghambatpelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 66 atau Pasal 68 diancam dengan pidana kurunganpaling lama satu tahun dan pidana denda paling banyakRp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).” 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 139/142

128

Pasal 76 ayat (1), ayat (2) Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang

menyebutkan bahwa:

“(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71ayat (3), Pasal 73 ayat (3), dan Pasal 75 adalahpelanggaran.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 72, Pasal 73 ayat (1)dan Pasal 73 ayat (2) adalah kejahatan.” 

Cara penyelesaian kasus yang telah dialami oleh Nelly

setelah proses penyelesaian secara perdata selanjutnya yaitu

penyelesaian secara pidana sesuai asas ultimum remedium

sebagai sarana pemulihan atau perbaikan dalam

menyelesaikan suatu kasus dalam pelaksanaan perjanjian

kerjasama investasi ini, maka setiap penyelesaian terhadap

kasus pidana di Bursa Berjangka akan dilakukan oleh pihak

yang berwenang yaitu penyidik pegawai negeri sipil yang ada

di Bappebti atau melalui Lembaga Kepolisisan dan Peradilan

Pidana.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 140/142

129

BAB V

PENUTUPAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian-uraian diatas pada bab sebelumnya maka dapat

diambil simpulan sebagai berikut:

1. Perlindungan Hukum Bagi Investor Atas Pailitnya Perusahaan

Pialang Berjangka Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Juncto   

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang 

Perlindungan hukum yang dapat diberikan diantaranya melalui Pasal

51 ayat (6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasal 17 Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan

Komoditi Berjangka, serta apabila perusahaan Pialang Berjangka

tersebut telah pailit maka pelaksanaan perlindungan hukum bagi

investornya melalui Pasal 516 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Atas Kewajiban

Pembayaran Utang.

2. Penyelesaian Sengketa dalam Perjanjian Kerjasama Investasi

Sehubungan dengan Pailitnya Perusahaan Pialang Berjangka

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi Junc to   Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang 

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 141/142

130

Penyelesaian sengketanya dapat dilakukan diantaranya melalui,

Pasal 61 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yaitu penyelesaian sengketa

secara Perdata yang mencakup penyelesaian di internal perusahaan

Pialang Berjangka atau penyelesaian melalui lembaga Bursa

Berjangka dengan pemanfaatan dana kompensasi dan yang terakhir

di Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)

yang biasanya dilakukan dengan mediasi, serta menurut Pasal 71

ayat (1), (2), (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yaitu penyelesaian sengketa secara

pidana yang biasanya dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil

yang ada di Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi

(BAPPEBTI) atau melalui Lembaga Kepolisian dan Lembaga

Peradilan Pidana.

B. Saran

1. Seharusnya perlindungan hukum yang diberikan sesuai dengan

ketentuan Pasal 51 ayat (6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997

tentang Perdagangan Berjangka Komoditi mengenai pemenuhan

kewajiban Pialang Berjangka kepada pihak investor tentang asset

perusahaan yang hanya dapat dijadikan sebagai jaminan utang oleh

investor sebaiknya dapat dijadikan sebagai dana untuk pembayaran

utang-utang perusahaan kepada pihak investor atas pailitnya

perusahaan tersebut.

8/12/2019 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIA…

http://slidepdf.com/reader/full/perlindungan-hukum-terhadap-investor-atas-pailitnya-perusahaan-pialang-berjangka 142/142

131

2. Penyelesaian sengketa sebaiknya dilakukan secara musyawarah

untuk mufakat dan kedua belah pihak harus mempunyai itikad baik

untuk mencari jalan penyelesaiannya karena apabila penyelesaian

sengketa tersebut secara perdata atau pidana dapat merugikan kedua

belah pihak, salah satunya yaitu tidak dapat memenuhi prestasi dan

tuntutannya.