perlindungan hukum bagi pemegang saham...

123
DISERTASI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS THE LEGAL PROTECTION FOR THE MINORITY SHAREHOLDERS OF THE COMPANY LIMITED (PT) AHMAD ASWAR ROWA NIM. P0400311455 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 28-Jul-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

DISERTASI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS

THE LEGAL PROTECTION FOR THE MINORITY SHAREHOLDERS OF THE COMPANY LIMITED (PT)

AHMAD ASWAR ROWA

NIM. P0400311455

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap
Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

ii

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

iii

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

iv

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur dipersembahkan kehadiran Allah SWT Yang Maha

Sempurna Ilmu-Nya, karena hanya atas izin dan Perkenaan-Nya, maka

penulisan Disertasi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Sungguh sangat disadari bahwa penulisan Disertasi ini tidak akan

dapat diselesaikan jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan sumbangan pikiran, tenaga, maupun dorongan moril kepada

penulis sehingga dapat sampai di akhir studi. Karena itu, di kesempatan

ini izikanlah penulis sampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan

yang setingi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. H. Anwar Borahima, SH. MH., selaku Promotor, sosok guru

yang bijaksana dan menjadi tauladan dalam proses pembimbingan

hingga penulis dapat menyelesaikan Disertasi ini;

2. Prof. Dr. H. Abdullah Marlang, SH. MH., selaku Ko-Promotor, sosok

guru yang penulis banggakan, yang telah mengajarkan tentang

kesabaran dalam proses pembimbingan hingga penulis dapat

menyelesaikan Disertasi ini.

3. Prof. Dr. Hj. Badriyah Rifai, SH. MH., selaku Ko-Promotor, sosok yang

bersahaja, yang selalu memberikan motivasi hingga penulis dapat

menyelesaikan Disertasi ini.

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

v

4. Prof. Dr. Ahmadi Miru, SH. MH., Prof. Dr. Sukarno Aburaera, SH.,

Prof. Dr. H. M. Arfin Hamid, SH., MH., Dr. Nurfaidah Said, S.H., M.H.,

M.Si., selaku Anggota Tim Penilai yang telah memberikan masukan

terhadap penyempurnaan Disertasi ini.

5. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Putubuhu, M.A., selaku Rektor Universitas

Hasanuddin Makassar.

6. Prof. Dr. Farida Patittingi, SH., M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Hasanuddin Makassar.

7. Prof. Dr. Muhammad Ali, MS., selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Hasanuddin Makassar.

8. Prof. Dr. Abdul Razak., selaku Ketua Program Studi S3 Doltor Ilmu

Hukum Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

9. Bapak/Ibu Guru Besar pada program Studi Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

10. Prof. Dr. Muhammad Basir, M.Si., selaku Rektor Universitas

Tadulaku Palu, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melanjutkan Studi S3 pada Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin Makassar.

11. Dr. Sulbadana, SH., MH., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Tadulako Palu yang telah memberikan dorongan dan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan studi S3.

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

vi

12. Karman Karim, SH., selaku Direktur Utama PT Palu Graha Sejartera

Palu, dan Ibu Ayu, selaku Sekretaris., yang telah turut membantu

dalam proses penelitian dengan memberikan data-data perusahaan,

sehingga dapat menyelesaikan penulisan Disertasi ini.

13. Kassa Anusirwan K. selaku Direktur PT Haycarb Palu Mitra., turut

berjasa dalam melakukan proses penelitan dengan menyiapkan

dengan memberikan data-data perusahaan dalam penulisan

Disertasi ini.

14. Kedua Orang Tua (Alm) Ayahanda Abdul Mutthalib Rowa, dan (Alm)

Ibunda Sari Bulan Romba sosok yang sangat penulis sayangi,

kagumi, dan teladani, yang telah mendidik dan mengajar penulis

dengan nilai-nilai kebaikan dan kekeluargaan, sehingga dapatlah

penulis sampai pada taraf pendidikan tertinggi ini.

15. Kakak, adik, ponakan serta seluruh Keluarga Besar AM. Rowa yang

telah memberikan dukungan moril kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Studi S3.

16. Akhirnya ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada isteri Dra.

Andi Kameriah, MAP., atas ketulusan cinta, pengertian, kesabaran

dan keikhlasan serta dorongan yang diberikan sehingga

melapangkan jalan penulis untuk meraih derajat orang-orang yang

berilmu. Kepada anakku Ahmad Faqih Ramadhan Rowa dan Ahmad

Faiz Samallangi Rowa, cahaya mata dan penyejuk jiwa, terima kasih

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

vii

atas do’a yang selalu dipanjatkan untuk mana, sehingga selalu ada

kemudahan meraih keberhasilan. Maafkan atas waktu yang banyak

terabaikan untuk kalian. Semoga Allah SWT seallu menjaga dan

menuntun kalian di jalan yang benar.

Kepada Allah SWT penulis serahkan segala ikhtiar yang telah

dilakukan semoga bernilai ibadah, dan untuk semua kebaikan yang telah

diberikan semoga mendapatkan ganjaran yang setimpal. Yakin Usaha

Sampai.

Makassar, 2017

Penulis

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ii

ABSTRAK…………………………………………………………… iii

ABSTRACT ………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR ................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................. ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………...... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................... 9

D. Kegunaan Penelitian.................................................. 10

E. Orisinalitas Penelitian………………………………… .. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………… 13

A. Pengertian Perlindungan Hukum ............................... 13

B. Teori Perlindungan Hukum ........................................ 15

1. Teori Keseimbangan……………………………… ... 15

2. Teori Agensi (Agency Theory)……………………… 16

3. Teori Pengawasan.................................................. …… 17

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

ix

C. Tinjauan Umum Tentang Perseroan……………………… 18

1. Klasifikasi Perseroan …………………………………… 18

2. Personalitas Perseroan ………………………………… 45

3. Perseroan adalah Badan Hukum Lahir dari

Proses Hukum ...................................................... …... 50

4. Ketentuan Hukum yang Berlaku Bagi Perseroan .. ….. 56

5. Eksistensi Hukum Perseroan …………………………... 59

D. Tinjauan Umum Tentang Saham…………………………... 68

1. Klasifikasi Saham ................................................. …… 68

2. Hak - Hak Para Pemegang Saham …………………….. 76

3. Perlindungan dan Hak Pemegang Saham Minoritas

dalam Perseroan ………………………………………… 82

E. Perlindungan dan Pertanggung Jawaban Terhadap -

Pihak Ketiga………………………………………………. 88

1. Pengelolaan Perseroan dalam Hukum Perseroan ….. 90 2. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corparate-

Governance) .......................................................... 94

3. PenegakanHukum…………………………………… 100

F. Kerangka Pikir ........................................................... 103

G. Skema (Bagan) Kerangka Pikir ................................. 106

H. Definisi Operasional Variabel………………………. .... . 107

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

x

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………... 109

A. LokasiPenelitian ........................................................ 109

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................... 110

C. Jenis dan Sumber Data ........................................... 111

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 112

E. Teknik Analisis Data ................................................ 112

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………. 114

A. Hak Pemegang Saham Minoritas ………………………..... 114

a. PT Haycarb Palu Mitra ................................................... 114

- Hak atas Jalannya Perseroan .................................... 114

- Hak atas Akses Informasi Perseroan ........................ 120

- Hak atas Perlakuan Wajar ........................................ 123

b. PT Palu Graha Sejahtera ............................................ 127

- Hak atas Jalannya Perseroan ................................ 127

- Hak atas Akses Informasi Perseroan ...................... 132

- Hak atas Perlakuan Wajar ...................................... 136

B. Kewajiban Perusahaan .............................................. 143

a. PT Haycarb Palu Mitra ............................................... 143

- Prinsip Keadilan (Fairness) ..................................... 143

- Prinsip Transparansi/Keterbukaan (Transparency) 147

- Prinsip Akuntabilitas (Accountability) ..................... 149

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

xi

b. PT Palu Graha Sejahtera ............................................... 152

- Prinsip Keadilan (Fairness) ....................................... 152

- Prinsip Transparansi atau Keterbukaan (Transparency) 158

- Prinsip Akuntabilitas (Accountability) ........................ 165

C. Faktor Berpengaruh ........................................................ 171

a. PT Haycab Palu Mitra ................................................ 171

- Faktor Kebijakan ........................................................ 171

- Faktor Pengawasan .................................................. 173

b. PT Palu Graha Sejahtera ............................................... 181

- Faktor Kebijakan ......................................................... 181

- Faktor Pengawasan ……………………………............ 185

BAB V PENUTUP ………………………………………………… 191

A. Kesimpulan .............................................................. 191

B. Saran ....................................................................... 193

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 194

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Hak atas Jalannya Perseroan terhadap Akta Pendirian Perseroan ......................................................... 116 Tabel 2 : Hak atas Jalannya Perseroan terhadap Kegiatan Usaha Perseroan ……………………………………………. 118 Tabel 3: Hak Pemegang Saham Minoritas atas Akses Informasi

Perseroan.......................…………………………………… 122 Tabel 4 : Hak Pemegang Saham Minoritas atas Perlakuan Wajar .. 125 Tabel 5 : Hak atas Jalannya Perseroan terhadap Akta Pendirian

Perseroan …………………………………………………….. 129 Tabel 6 : Hak atas Jalannya Perseroan terhadap Kegiatan Usaha

Perseroan …………………………………………………….. 131 Tabel 7 : Hak Pemegang Saham Minoritas atas Akses Informasi

Perseroan …………………………………………………….. 134 Tabel 8 : Hak Pemegang Saham Minoritas atas Perlakuan Wajar .. 137 Tabel 9 : Kewajiban Perusahan dalam Menjalankan Prinsip

Keadilan.......................................................................... 144

Tabel 10 : Kewajiban Perusahan dalam Menjalankan Prinsip

Transparansi..................................................................... 148

Tabel 11 : Kewajiban Perusahaan dalam Menjalankan Prinsip Akuntabilitas...................................................... 150

Tabel 12 : Kewajiban Perusahaan dalam Menjalankan Prinsip Keadilan ...................................................................... 155 Tabel 13 : Kewajiban Perusahaan dalam Menjalankan Prinsip Transparansi …………………………………… 163 Tabel 14: Kewajiban Perusahaan dalam Menjalankan Prinsip Akuntabilitas ........……………………………… 166 Tabel 15 : Faktor Pengaruh Kebijakan Perseroan terhadap Pemenuhan Hak-Hak Pemegang Saham dalam

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

xiii

Perlindungan Hukum...................................................... 171 Tabel 16 : Faktor Pengaruh Pengawasan Perseroan terhadap Pemenuhan Hak-Hak Pemegang Saham dalam Perlindungan Hukum....................................................... 173 Tabel 17 : Faktor Pengaruh Kebijakan Perseroan terhadap Pemenuhan Hak-Hak Pemegang Saham dalam Perlindungan Hukum ……………………………………….. 183 Tabel 18 : Faktor Pengaruh Pengawasan Perseroan terhadap

Pemenuhan Hak-Hak Pemegang Saham dalam Perlindungan Hukum ……………………………………….. 187

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

xiv

DAFTAR BAGAN Skema (Bagan) Kerangka Pikir ....................................................... 106

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam bidang ekonomi, sasaran umum pembangunan antara lain

diarahkan kepada peningkatan kemakmuran rakyat yang makin merata.

Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan berbagai sarana penunjang

antara lain tatanan hukum yang mendorong, menggerakkan, dan

mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi. Salah

satu materi hukum yang diperlukan dalam menunjang pembangunan

ekonomi adalah ketentuan-ketentuan di bidang Perseroan Terbatas (PT)

yang menggantikan ketentuan hukum yang lama. Dari ketentuan-ketentuan

yang baru, diharapkan PT dapat menjadi salah satu pilar pembangunan

ekonomi nasional yang berasaskan kekeluargaan menurut dasar-dasar

ekonomi sebagai pengejawantahan dari Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 19451.

Pesatnya perkembangan dunia usaha, dalam rangka memperkokoh

keberadaan PT, sebagai salah satu bentuk badan usaha yang menjadi

pilihan utama para pelaku usaha, pemerintah pun menerbitkan ketentuan

tentang PT yang lebih komprehensif, yakni Undang-Undang Nomor 1

1 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek

Hukum dalam Ekonomi), Pradnya Paramita, 2001 Jakarta.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

2

Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang digantikan dengan Undang-

Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas2.

Terbitnya Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) tersebut,

timbul secercah harapan bagi para pelaku bahwa eksistensi PT sebagai

badan usaha telah mempunyai landasan hukum yang cukup memadai3.

Sebagaimana diketahui, selama bertahun-tahun atau tepatnya pasca

kemerdekaan RI, berbagai ketentuan hukum yang ada sebelum

kemerdekaan RI dinyatakan masih tetap berlaku selama belum dibuat

ketentuan baru. Demikian juga halnya ketentuan yang berkaitan dengan

dunia usaha dalam hal ini PT masih mengacu kepada ketentuan Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Ketentuan tentang PT diatur

dalam Pasal 36-56. Ketentuan ini dianggap tidak memadai lagi. Untuk itu

pada tahun 1971 Pemerintah mencoba menyesuaikannya dengan

menerbitkan UU Nomor 4 Tahun 1971 tentang perubahan Pasal 54 KUHD.

Perubahan yang dimaksud yakni tentang hak suara para pemegang saham.

Semula ada pembatasan hak suara. Namun dengan diadakannya

perubahan, menjadi tidak dibatasi. Lebih tepatnya satu saham satu suara

(one share one vote)4.

2 Sentosa, sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, CV.

Nuansa Aulia, 2006, hal. 14, Bandung. 3 Sebagaimana layaknya suatu undang-undang, dalam perjalanannya ada saja

undang-untan dang yang pada awalnya dianggap sudah memadai ketika terjadi revisi terbitan. Demikian juga halnya dengan UUPT, setelah berjalan dalam beberapa tahun UU No. 1 tahun1995 dewasa ini dirasakan sudah saatnya untuk direvisi agar bisa menyesuaikan dengan tuntutan global. (dalam Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, 2006, hal. 15).

4 Op.cit, hal 15.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

3

Mengikuti uraian tentang PT tersebut di atas, undang-undang

perseroan terbatas harus tetap dapat melindungi kepentingan setiap

pemegang saham, kreditor, dan pihak lain yang terkait serta kepentingan

PT itu sendiri. Hal ini penting, sebab pada kenyataannya dalam suatu PT

dapat terjadi pertentangan kepentingan antara pemegang saham dengan

PT, atau kepentingan antara para pemegang saham minoritas dengan

pemegang saham mayoritas. Dalam benturan kepentingan tersebut kepada

pemegang saham minoritas diberikan kewenangan tertentu, antara lain hak

untuk meminta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mohon

diadakan pemeriksaan terhadap jalannya perseroan dengan penetapan

ketua Pengadilan Negeri.

Masih menurut I.G. Rai Widjaya, bahwa :

Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat akibat

menumpuknya kekuatan ekonomi pada sekelompok kecil pelaku ekonomi

serta sejauh mungkin mencegah monopoli dan monopsoni dalam segala

bentuknya yang merugikan masyarakat, maka dalam undang-undang ini

diatur pula persyaratan dan tata cara untuk melakukan penggabungan,

peleburan, dan pengambilalihan perseroan. Dan demikian pula dalam

rangka perlindungan kreditor dan pihak ketiga, ditetapkan persyaratan

mengenai pengurangan modal, pembelian kembali saham dan pembubaran

perseroan, serta tanpa mengurangi upaya untuk memberikan perlindungan

terhadap pemegang saham minoritas tersebut, diperhatikan juga

perlindungan kepentingan umum dan kepentingan perseroan itu sendiri,

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

4

antara lain dengan menegaskan tugas, wewenang, dan tanggung jawab

organ perseroan5.

Hak-hak para pemegang saham, khususnya pemegang saham

minoritas harus dilindungi dan pemegang saham harus dapat menjalankan

hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh

perusahaan, terhadap pemegang saham mayoritas dalam undang-undang

perseroan terbatas, pada prinsipnya memiliki jaminan perlindungan hukum,

terutama melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 6.

Ketentuan dalam undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas memberikan perlindungan terhadap hak-hak

pemegang saham minoritas, sebagaimana dalam Pasal 61 (1) (2),Pasal 62

(1) (2), Pasal 138 (1), (2), (3), (4), (5), (6), 97 (6), Pasal 146 (1), (2), (6), dan

terdapat ketentuan-ketentuan lain yang ditujukan untuk melindungi

kepentingan pemegang saham minoritas dari pemegang saham mayoritas

atau perseroan7,

Hak-hak dari pemegang saham minoritas pun, harus sejalan apa

yang dimaksudkan dalam penerapan prinsip-prinsip dasar pokok tata kelola

perusahaan yang baik (goodcorporate governance), prinsip dasar pokok

yang dimaksud adalah prinsip keadilan (fairness), transparansi atau

keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas

(responsibility). Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good

5 I.G. Rai, Widjaya, Hukum Perusahaan, Megapoin, Jakarta, 2002, hal. 189.

6 Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, CV. Utomo, Bandung,

2005, hal. 1. 7 UUPT No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

5

corporate governance) dalam dunia usaha saat ini merupakan suatu

tuntutan agar perusahaan-perusahaan dapat tetap eksis dalam persaingan

global. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance) dalam suatu perusahaan sendiri mempunyai tujuan-tujuan

strategis. Tujuan-tujuan tersebut adalah :

1. Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan.

2. Untuk dapat mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efektif dan

efisien.

3. Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dari organ

perusahaan demi menjaga kepentingan para shareholders dan

stakeholder perusahaan.

4. Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khususnya perusahaan-

perusahaan pemerintah) terhadap perekonomian nasional.

5. Meningkatkan investasi nasional.

6. Mensukseskan program privatisasi perusahaan-perusahaan

pemerintah8.

Tuntutan atas adanya penerapan tata kelola perusahaan yang baik

(good corporate governance) merupakan isu menarik masuknya pemodal

asing ke dalam pasar modal suatu negara, sehingga semakin baik suatu

8 Ridwan, Khairandy dan Camelia, Malik 2007, Good Corporate Governance

Perkembangan Pemikiran dan Implementasinya di Indoesia dalam Perspektif Hukum, Kreasi Total Media, Yogyakarta, hal. 2.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

6

negara menerapkan prinsip-prinsip yang ada dalam GCG menjadi indikasi

adanya perlakuan yang baik terhadap pemodal9.

Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),

secara definitf merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan

perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua

stakeholder. Konsep tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia dapat

diartikan sebagai konsep pengelolaan perusahaan yang baik. Ada dua hal

yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang

saham memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada

waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan

(disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua

informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder10.

Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),

secara umum, merupakan kemampuan suatu negara untuk menarik modal

asing sangat tergantung pada sistem corporate governance yang mereka

anut dan sampai tingkat mana manajemen suatu perusahaan menghormati

dan mematuhi hak-hak hukum para pemegang saham. Para investor pun

tidak bersedia menanamkan modalnya pada perusahaan suatu negara

yang tidak memiliki sistem corporate governance yang efektif11.

9 Balfas, Hamud, M, 2006, Hukum Pasar Modal Indonesia, PT Tatanusa, Jakarta,

hal. 231. 10

Op.cit, hal. 2. 11

Jeswald W. Salacuse,” Corporate Governance in the New Country”, Company Lawyer, Volume 25 (3), 2004, hlm 69.

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

7

Pengelolaan perusahan (corporate governance) yang efektif harus

mampu memberikan insentif yang memadai bagi komisaris dan direksi

untuk mencapai tujuan perusahaan demi kepentingan perusahaan dan para

pemegang sahamnya. Sistem ini juga harus mampu memfasilitasi adanya

pengawasan yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk

menggunakan sumber daya perusahaan yang ada dengan lebih efisien12.

Filosofi dasar yang dipegang oleh para pemegang saham pada saat

menanamkan sahamnya dalam suatu perusahaan, adalah untuk

mendapatkan keuntungan secara maksimal. Salah satu cara untuk

memperolehnya adalah dengan melalui manajemen perusahaan yang

efektif dan efisien. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi pemenuhan

kepentingan pemegang saham akan kelanjutan usaha dari perusahaan

atau corporate sustainability yang biasanya diharapkan oleh para investor

jangka panjang. Dalam hal ini, prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(GCG) memegang peranan penting, sebagai sarana untuk mengukur

kinerja suatu perusahaan yang baik13.

Perlindungan hukum pemegang saham minoritas diatas merupakan

terobosan baru dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia dengan

lahirnya Undang-Undang Perseroan Terbatas(UUPT) No. 40 Tahun 2007,

12

Jeremy Charles Vanderloo,”Encouranging Corporate Governance for the Closely Held Musiness” Mississippi College Law Review, Volume 24, Fall 2004, hlm. 40.

13 Indra, Surya, dan Yustiavandana, Ivan, 2006, Penerapan Good Corporate

Governance, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 70.

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

8

akan tetapi dari perlindungan tersebut diatas belum merupakan cerminan

perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas yang sempurna

karena aturan mengenai perlindungan hukum pemegang saham minoritas

sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik masih sulit untuk

diterapkan di Indonesia. Kepentingan antara pemegang saham mayoritas

dengan pemegang saham minoritas dalam suatu perseroan terbatas

seringkali bertentangan satu sama lain14.

Dalam fakta menunjukkan, bahwa dalam pengelolaan perusahaan

terjadi sengketa (kasus perdata) yang melibatkan pemilik (pemegang)

saham minoritas dan pemegang saham mayoritas. Penggugat dalam hal ini

pemegang saham minoritas, dan sebagai tergugat pemegang saham

mayoritas adalah PT Sumalindo Lestari Jaya (SULI), Tbk. Penggugat

pemegang saham minoritas keberatan atas perbuatan dalam penjualan

saham dan tidak adanya keterbukaan informasi, melawan hukum yang

dilakukan oleh manajemen dan pemegang saham mayoritas, pemegang

saham minoritas merasa dirugikan atas kesalahan prosedur, pemegang

saham minoritas menganggap dalam perbuatan melawan hukum pihak

manajemen dan direksi dalam pengelolaan perseroan tanpa melalui tata

kelola perusahaan yang baik dan benar (good corporate governance), tidak

tercapai harapan sesuai apa yang diinginkan oleh pemegang saham akibat

14

Op.cit, hal. 89.

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

9

manajemen (pengelolaan) perusahaan pun yang dijalankan tidak efektif dan

efisien, dikarenakan adanya faktor berpengaruh15.

Mencermati uraian dari latar belakang tersebut di atas, sebagai isu,

bahwa peraturan hukum yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tata kelola perusahaan yang baik

(good corporate governance), cenderung belum terlaksana. Oleh karena

itu, penulis perlu menelusuri dengan melakukan penelitian, sehingga dapat

menemukan jawaban dalam penulisan ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan dalam permasalahan dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak-hak

yang dimiliki pemegang saham minoritas dalam suatu perseroan ?

2. Bagaimanakah perusahaan dalam menjalankan kewajiban agar

tercapai tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance) ?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan perlindungan hukum tidak

berjalan terhadap pemenuhan hak-hak pemegang saham minoritas ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan dalam Undang-

Undang Perseroan Terbatas (UUPT) dan gambaran secara empirik tentang

15 http://www.qresnews.com/berita/hukum/180512-hakim-tolak-gugatan-pemilik-

saham-minoritas-terhadap-pt-

Sumalindo/0/#sthash.mw6nx7i5.dpuf.(02august2016.pukul15.00).

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

10

perlindungan hukum bagi para pemegang saham, khususnya pemegang

saham minoritas pada perseroan terbatas, yang secara rinci dapat

dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui, memahami, hak-hak yang dimiliki pemegang

saham minoritas dalam suatu perusahaan.

2. Untuk mengetahui, memahami, perusahaan dalam menjalankan

kewajiban dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik.

3. Untuk mengetahui, memahami, faktor-faktor yang menyebabkan

berpengaruh tidak berjalan perlindungan hukum terhadap pemenuhan

hak-hak pemegang saham minoritas.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian sebagai berikut :

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan pada umumnya

dan perseroan terbataspada khususnya.

2. Bahan masukan sebagai konsep atau teori yang berhubungan dengan

perlindungan hukum pemegang saham minoritas perseroan terbatas.

3. Bahan acuan dan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin

lebih jauh mengkaji keberadaan pemegang saham, khususnya

pemegang saham minoritas dalam hal perlindungan hukum pada

perseroan terbatas.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

11

E. Orisinalitas Penelitian

Pada saat penulisan Disertasi ini, dalam penelitian penulis

menemukan karya ilmiah berupa tulisan pada level Disertasiyang

berkenaan dengan penelitian yang penulis telah lakukan, yaitu :

Budiman Ginting, menulis Disertasi (2005, Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara), dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Pemegang

Saham Minoritas dalam Perusahaan Joint Ventura : Studi Penanaman

Modal Asing di Sumatera Utara. Fokus kajian masalahnya adalah :

Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas

dalam perusahaan joint venture di Sumatera Utara.

Selanjutnya Repowijoyo menulis Disertasi (2010, Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya), dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi

Pemegang Saham Minoritas”. fokus kajian masalahnya adalah :

Bagaimanakah Kedudukan pemegang saham minoritas yang berada pada

posisi lemah.

Kedua penelitian tersebut, pada dasarnya lebih berkonsentrasi pada

masing-masing kajian dalam perlindungan hukum yang berbeda. Oleh

karena itu, penulis tidak menggunakan telaahan tersebut sebagai satu-

satunya alat pencarian kebenaran.

Fokus kajian penulis dalam permasalahan adalah penelaahan

terhadap perlindungan hukum hak-hak pemegang saham minoritas yang

dimiliki dalam pengelolaan perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

12

Singkatnya, orientasi kajian penulis adalah guna menemukan

(sumber) akar masalah di dalam mewujudkan perlindungan hukum bagi

pemegang saham minoritas.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perlindungan Hukum

Hukum bertujuan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan

berbagai kepentingan dalam masyarakat karena dalam suatu lalu lintas

kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu hanya dapat

dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak,

kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia,

sehingga hukum memiliki otoritas tertinggi untuk menentukan kepentingan

manusia yang perlu diatur dan dilindungi16.

Hukum dapat difungsikan untuk mewujudkan perlindungan yang

sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, melainkan juga prediktif dan

antisipatif17. Hukum dibutuhkan untuk mereka yang lemah dan belum kuat

secara sosial, ekonomi, dan politik untuk memperoleh keadilan sosial18.

Perlindungan adalah segala upaya yang dilakukan untuk melindungi

subjek tertentu, dapat juga diartikan sebagai tempat berlindung dari segala

sesuatu yang mengancam19. Perlindungan hukum identik dengan suatu

proses penegakan hukum dalam masyarakat dengan tujuan untuk

melindungi manusia, baik diri maupun kepentingannya dari tindakan

16

Satjipto Raharjo, “Ilmu Hukum”, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 53. 17

Lili Rasjidi dan I.B. Wysa Putra, “Hukum Sebagai Suatu Sistem”, Remaja Rusdakarya, Bandung, 1993, 118.

18 Sunaryati, Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Alumni,

Bandung, 1991, hal. 55. 19

W.J.S Poerwadarusminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 68.

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

14

manusia lain. Perlindungan hukum sangat diperlukan dalam masyarakat,

karena masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda, agar kepentingan

manusia dapat dijaga, maka dibuatlah peraturan. Diaturlah hak dan

kewajiban yang harus ditaati oleh masyarakat. Dalam merumuskan prinsip-

prinsip perlindungan hukum di Indonesia, landasannya adalah Pancasila

sebagai ideologi dan falsafah negara. Konsepsi perlindungan hukum bagi

rakyat di Barat bersumber pada konsep-konsep Rechtstaat dan Rule of the

Law. Dengan menggunakan konsepsi Barat sebagai kerangka berfikir

dengan landasan pada Pancasila, prinsip perlindungan hukum di Indonesia

adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat

manusia yang bersumber pada Pancasila20.

Perlindungan hukum merupakan perlindungan harkat dan martabat

dan pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimilki subyek hukum

dalam negara hukum dengan berdasarkan pada ketentuan hukum yang

berlaku di negara tersebut guna mencegah terjadinya kesewenang-

wenangan. Perlindungan hukum itu umumnya berbentuk suatu peraturan

tertulis, sehingga sifatnya lebih mengikat dan akan mengakibatkan adanya

sanksi yang harus dijatuhkan kepada pihak yang melanggarnya21.

Dua macam perlindungan hukum :

1. Perlindungan hukum yang preventif yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya permasalahan atau sengketa.

20

Philipus M. Hardjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hal. 38.

21 Ibid, 205.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

15

2. Perlindungan hukum yang represif yang bertujuan untuk menyelesaikan

permasalahan atau sengketa yang timbul22

Upaya untuk mendapatkan perlindungan hukum tentunya yang

diinginkan oleh manusia adalah ketertiban dan ketentraman antara nilai

dasar dari hukum yakni adanya kepastian hukum, kegunaan hukum serta

keadilan hukum. Meskipun pada umumnya dalam praktek ketiga nilai dasar

tersebut bersitegang, namun haruslah diusahakan untuk ketiga nilai dasar

tersebut bersamaan23.

B. Teori Perlindungan Hukum

1. Teori Keseimbangan

Teori keseimbangan (equity theory), teori ini dikenal sebagai teori

social reference group. Teori ini dipelopori oleh Zalemik (1958) dan

dikembangkan oleh Adams (1963). Teori ini sering disebut teori keadilan

dengan memfokuskan pada perbandingan relative antara input dan hasil

dari individu lainnya. Jika tingkat rasio perbandingan seseorang

menunjukkan keseimbanngan dengan rasio orang lain, maka ia akan

merasa puas. Sebaliknya jika terdapat adanya ketidakadilan, orang akan

merasa tidak puas, prinsip teori ini adalah seseorang akan merasa puas

atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity).

Perasaan adil atau tidak adil diperoleh dengan cara membandingkan apa

22

Ibid, hal. 117. 23

Maria, Alfons, “Implementasi Perlindungan Indikasi Geografis atas Produk-Produk Masyarakat Lokal dalam Perspektif Hak kekayaan Intelektual”, Ringkasan Disertasi Doktor, (Malang : Universitas Brawijaya, 2010), hal. 18.

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

16

yang diperoleh dirinya dengan orang lain yang memiliki situasi pekerjaan

yang setara.

2. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi merupakan teori korporasi yang lahir dari teori equity

(equity theory) yang lahir sejak timbulnya revolusi industri pada awal abad

ke-19. David Band seorang pakar teori agensi, teori ini menjelaskan tentang

hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan pengambilan

keputusan tertentu (principal/pemilik/pemegang saham) dengan pihak yang

menerima pendelegasian tersebut (agent/direksi/manajemen). Teori ini

memfokuskan pada penentuan kontrak (perjanjian) yang paling efisien yang

mempengaruhi hubungan prinsipal dan agen24.

Teori agensi memberikan pandangan yang terbaru terhadap tata

kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), yaitu para

pendiri perseroan dapat membuat perjanjian yang seimbang antara

prinsipal (pemegang saham) dengan agen (direksi). Teori agensi

menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham)

menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga profesional

(disebut agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari-

hari.Teori ini muncul setelah fenomena terpisahnya kepemilikan

perusahaan dengan pengelolaan, terutama pada perusahaan-perusahaan

24

Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini, Komisaris independen, Penggerak Praktik GCG di Perusahaan, PT Indeks Kelompok GRAMEDIA, Jakarta, 2004, hal. 6.

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

17

besar yang modern 25.

Teori ini pula menegaskan, merangkum keterkaitan antara agensi

teori dengan corporate governance di dalam perusahaan modern, dan

memberikan wawasan analisis untuk mengkaji dampak hubungan antara

agen dan prinsipal atau principal dengan prinsipal. Teori ini muncul karena

adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan PT berdasarkan

perjanjian yang berimbang.Dalam hal dimaksud ini, dimaksudkan pula

untuk menganalisis perusahaan nasional, multinasional atau perusahaan

asing yang telah menerapkan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate

Governance atau yang lazim dikenal Tata Kelola Perusahaan yang

baik).Dalam teori agensi ini, juga menyatakan bahwa agen harus

mempergunakan keahlian, kebijaksanaan, itikad baik dan tingkah laku yang

wajar dan adil dalam memimpin perusahaan26.

3. Teori Pengawasan

Teori pengawasan dikenal dan dikembangkan dalam ilmu

manajemen, karena memang pengawasan merupakan salah satu unsur

dalam kegiatan pengelolaan/manajemen. Wajarlah apabila pengertian

tentang istilah ini lebih banyak diberikan oleh ilmu manajemen dari pada

ilmu hukum27. Istilah pengawasan dalam bahasa Inggris disejajarkan

25

Misahardi Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas dalam Rangka Good Corporate Governance, Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 27-28.

26 Ibid, hal. 28

27 Muhsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan

Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2000, hal. 36.

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

18

dengan istilah control, istilah “control” dalam Blacks Law Dictionary diartikan

sebagai :

“To exercise power or influence over (the judge controlled the proceedings); To regulate or govern (by law, the budget office controls expenditures), To have a contolling interest in28. Konsep pengawasan menurut Henry Fayol yakni :

“Control consist in everything wether everythingaccur in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles esthablished. It has for object to point out weaknesses and errors in order to rectivy then and prevent recurrence” (Pengawasan hakikatnya suatu tindakan menilai (menguji), apakah sesuatu telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Dengan pengawasan tersebut akan dapat ditemukan kesalahan-kesalahan yang akhirnya kesalahan –kesalahan tersebut akan dapat diperbaiki dan yang terpenting jangan sampai kesalahan tersebut terulang kembali29.

C. Tinjauan Umum Tentang Perseroan

1. Klasifikasi Perseroan

Perseroan dalam pengertian umum adalah perusahaan atau

organisasi usaha, sedangkan “perseroan terbatas” adalah salah satu

bentuk organisasi usaha atau badan usaha yang ada dan dikenal dalam

sistem hukum dagang Indonesia.

Ciri-ciri suatu perseroan :

a. Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi

atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan.

28

Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, hal. 378. 29

Henry Fayol, sebagaimana dikutip Muhsan, hal. 37.

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

19

b. Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan

melebihi nilai saham yang telah diambilnya, dan tidak meliputi harta

kekayaan pribadinya.

Dengan kata lain bahwa suatu perseroan merupakan badan hukum

yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Sebagai asosiasi modal.

b. Kekayaan dan utang perseroan adalah terpisah dari kekayaan dan

utang pemegang saham.

c. Tanggung jawab pemegang saham adalah terbatas pada yang

disetorkan.

d. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan

pengurus/Direksi.

e. Mempunyai komisaris yang berfungsi sebagai pengawas.

f. Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham

atau yang biasa disingkat dengan RUPS30.

Perseroan sebagai badan hukum yang didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya31.

30 Widjaya, I.G. Rai, Hukum Perusahaan Khusus Pemahaman atas Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1995 Perseroan Terbatas Berlaku (efektif) sejak 7 Maret 1996, Megapoin, Jakarta, 2002, hal. 1.

31 Setia Hadi Tunggal, Hukum Perseroan Terbatas Di Indonesia, Harvarindo,

Jakarta, 2002, hal. 41.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

20

Mengenai organ-organ PT, terlebih dahulu dalam Penjelasan

Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) mendefinisikan PT

(Perseroan) sebagai :

“Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya32

.

Batasan yang diberikan tersebut diatas, ada lima unsur pokok yang

dapat dikemukakan :

1. PT merupakan suatu badan hukum;

2. Didirikan berdasarkan perjanjian;

3. Menjalankan hal tertentu;

4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham;

5. Memenuhi persyaratan undang-undang.

Sedangkan PT yang merupakan persekutuan yang berbentuk badan

hukum di mana badan tersebut dikenal dengan istilah “perseroan”. Istilah

perseroan pada perseroan terbatas menunjukkan pada cara penentuan

modal dalam badan hukum itu yang terdiri dari sero-sero atau saham-

saham dan istilah terbatas menunjuk pada batas tanggung jawab para

pesero atau pemegang saham, yaitu hanya terbatas pada jumlah nilai

nominal dari semua saham-saham yang dimiliki.

Bila ditinjau dari penghimpun modal, Perseroan Terbatas (PT) dapat

dibedakan menjadi :

32

Pasal 1 (1) UUPT.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

21

a. Perseroan Terbatas Tertutup (privat), dan sebagaimana diatur dalam

Pasal 1 (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT).

b. Perseroan Terbatas Terbuka, di dalam Perseroan Terbatas yang

modal dan pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu, atau

Perseroan Terbatas yang melakukan penawaran umum sesuai

dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,

selanjutnya Perseroan Terbatas Terbuka atau Perusahaan Publik

didasarkan atas Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal33.

Mengenai klasifikasi perseroan yang diatur dalam UUPT 2007,

tersurat dan tersirat pada Pasal 1 angka 6 dan Pasal 1 angka 7. Berdasar

ketentuan pasal dimaksud, klasifikasi perseroan, dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Perseroan Tertutup

Peseroan, pada dasarnya adalah badan hukum yang memenuhi

syarat ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPT 2007. Dia merupakan persekutuan

modal yang terbagi dalam saham. Didirikan berdasar perjanjian di antara

pendiri atau pemegang saham, serta melakukan kegiatan usaha, dan

kelahirannya juga melalui proses hukum yang dikukuhkan berdasar

keputusan pengesahan oleh MENHUK & HAM. Akan tetapi meskipun

demikian, terdapat beberapa ciri yang menjadi karakternya jika

33

I.G. Rai, Widjaya, Hukum Perusahaan, Megapoin, Jakarta, 2000, hal. 140.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

22

dibandingkan klasifikasi perseroan lain. Pada perseroan tertutup terdapat

cirri khusus, antara lain :

a. Biasanya pemegang sahamnya terbatas dan tertutup (besloten, close).

Hanya terbatas pada orang-orang yang masih kenal mengenal atau

pemegang sahamnya hanya terbatas di antara mereka yang masih

ada ikatan keluarga, dan tertutup bagi orang luar.

b. Saham perseroan yang ditetapkan dalam AD, hanya sedikit

jumlahnya, dan dalam AD, sudah ditentukan dengan tegas siapa yang

boleh menjadi pemegang saham.

c. Sahamnya juga hanya atas nama atas orang-orang tertentu secara

terbatas.

Berdasar karakter yang demikian, perseroan yang semacam ini

disebut dan diklasifikasi perseroan yang bersifat tertutup (close corporation)

atau disebut juga perseroan terbatas keluarga (famalie vennootschap,

corporate family).

Perseroan tertutup, pada dasarnya tidak berbeda dengan perseroan

perorangan.Bahkan mirip dengan perusahaan perserorangan yang dikenal

dalam kehidupan masyarakat dengan bentuk Perusahaan Dagang (PD)

atau Usaha Dagang (UD) yang benar-benar perusahaan perorangan.

Perusahaan yang dipimpin, diurus dan dioperasikan sendiri oleh pemilik.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

23

2. Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk).

Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk), sebagaimana yang dinyatakan

pada Pasal 1 angka 7 UUPT 2007 : Perseroan terbuka adalah perseroan

publik atau perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Jadi yang dimaksud dengan perseroan Tbk, menurut Pasal 1 angka

7 UUPT 2007, adalah :

a. Perseroan publik yang telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 22

UU No. 8 Tahun 1995 yakni memiliki pemegang saham sekurangnya

300 (tiga ratus) orang, dan modal disetor sekurang-kurangnya Rp.

3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

b. Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering) saham

di bursa efek. Maksudnya perseroan tersebut, menawarkan atau

menjual saham atau efeknya kepada masyarakat luas34.

Hanya Emiten yang boleh melakukan penawaran umum. Menurut

Pasal 1 angka 6 UUPM, Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran

umum, dan penawaran umum baru dapat dilakukan Emiten, setelah lebih

dahulu mendaftar ke Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM). Sesuai

dengan ketentuan Pasal 3 UUPM, BAPEPAM berfungsi melakukan

pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar

34

Marzuki Usman, Singgih Ripat, Syahrir, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Istibat Braker Indonesia, 1997, hlm. 127. (dalam R, Soeroso, 2009, Contoh-Contoh Perjanjian Banyak digunakan dalam Praktik, Sinar Grafika, Jakarta).

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

24

Modal. BAPEPAM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri Keuangan35.

3. Organ Perseroan Terbatas (PT)

Organ perseroan adalah RUPS, Direksi, dan Komisaris. Organ-organ

PT sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ-organ

spesifik, hal ini dijelaskan dalam UUPT (Ps. 1 butir 2)36

.

1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Setiap pemegang saham mempunyai hak menghadiri Rapat Umum

pemegang Saham (RUPS).Undang-undang perseroan pada masa modern

mengatur ketentuan yang menegaskan hak tersebut. Begitu juga AD

perseroan, mengatur ketentuan perseroan harus mengadakan RUPS paling

tidak satu kali satu tahun. Pada dasarnya, dalam RUPS pemegang saham

melakukan kontrol atas jalannya kepengurusan perseroan yang dilakukan

direksi37.

Berdasar Pasal 1 angka 2 UUPT No. 40/2007, perseroan

mempunyai tiga organ yang terdiri atas :

1. RUPS

2. Direksi, dan

3. Dewan Komisaris

35

R, Soeroso, Contoh-Contoh Perjanjian Banyak Digunakan dalam Praktik, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 54.

36 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, CV.

Nuansa Aulia, Bandung, 2006, hal. 34. 37

James D Cox, Thomas Lee Hazen, Hedge O’ Neal, Corporation, Alpen Law & Business, 1977, hal. 305.

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

25

Selanjutnya keberadaan RUPS sebagai organ perseroan, ditegaskan

lagi pada Pasal 1 angka 4 yang mengatakan, RUPS adalah organ

perseroan. Dengan demikian menurut hukum, RUPS adalah organ

perseroan yang tidak dapat dipisahkan dari perseroan. Melalui RUPS

tersebutlah para pemegang saham sebagai pemilik (owner) perseroan

melakukan kontrol terhadap kepengurusan yang dilakukan direksi maupun

terhadap kekayaan serta kebijakan kepengurusan yang dijalankan

manajemen perseroan38.

Secara umum bertugas untuk menentukan segala kebijaksanaan

umum PT RUPS, segala wewenang yang tidak diberikan kepada direksi

atau komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan

anggaran dasar, RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang

berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi dan atau komisaris.

RUPS merupakan organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi

dalam perseroan, yang mempunyai wewenang eksklusif (exclusive

authorities) yang tidak dapat diserahkan kepada orang lain. Wewenang

eksklusif ini ditetapkan dalam UUPT, dan juga terdapat dalam anggaran

dasar, RUPS terdiri atas RUPS tahunan yang dilaksanakan oleh direksi

paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku, dan RUPS lainnya yang

dilaksanakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.RUPS dapat

dilaksanakan juga atas permintaan satu orang pemegang saham atau lebih

yang bersama-sama mewakili 1/10 (sepersepuluh) bagian dari jumlah

38

Ibid, hal. 306

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

26

seluruh saham.Dalam UUPT ditentukan adanya perlindungan hukum

terhadap pemegang saham minoritas melawan pemegang saham

mayoritas dan perlindungan hukum atas segala perbuatan direksi dan

komisaris.Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan ke

pengadilan bilamana dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap

tidak adil dan atau tanpa alasan yang wajar sebagai akibat dari keputusan

RUPS, direksi, komisaris.Selain itu pemegang saham yang merasa

dirugikan berhak meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan

harga yang wajar39.

Mengenai tanggung jawab pemegang saham, dikatakan bahwa

pertanggungjawaban terbatas pada harga atau nilai saham yang

dimilikinya. Pertanggungjawaban tersebut dapat diterobos berdasarkan

prinsip “pricing the corporate veil” yang diatur dalam Pasal 3 (2) UUPT40.

Sesungguhnya di dalam perseroan, pemegang saham tidak

mempunyai kekuasaan sama sekali. Para pemegang saham baru

mempunyai kekuasaan atas PT bila mereka sudah berada dalam suatu

aula atau ruangan pertemuan yang dinamakan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Kehendak bersama para pemegang saham yang

dijelmakan dalam bentuk keputusan yang diambil dalam forum RUPS

merupakan kehendak perseroan, karena perseroan adalah suatu badan

yang tidak mempunyai otak, sehingga tidak mempunayi kehendak sendiri,

39

Abdul Kadir Muhammad, Pengantar Perusahaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 85.

40 Bagir Manan, Strategi Dunia Usaha dalam Rangka Pelaksanaan UU No.1 Tahun

1995, Makalah FH UH-ELIPS, Ujung Pandang.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

27

maka kehendak RUPS yang terjelma dalam keputusan adalah kehendak

perseroan yang paling tinggi, tidak dapat ditentang oleh siapa pun, kecuali

oleh undang-undang atau karena keputusan tersebut bertentangan dengan

maksud dan tujuan perseroan sebagaimana telah digariskan dalam Akte

Pendirian/Anggaran Dasar. Kewenangan tersebut merupakan kewenangan

eksklusif yang tidak dapat diserahkan kepada orang lain yang telah

ditetapkan dalam UUPT dan Anggaran Dasar. Wewenang eksklusif yang

ditetapkan dalam UUPT akan ada selama UUPT belum diubah. Sedangkan

wewenang eksklusif dalam Anggaran Dasar yang disahkan atau disetujui

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat diubah melalui Anggaran

Dasar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan UUPT41.

Penyelenggaraan RUPS diatur pada Pasal 78. Pasal 79, Pasal 80,

dan Pasal 81 UUPT 2007 yang meliputi, (Bentuk RUPS, ditinjau dari segi

waktu penyelenggaraan RUPS) :

1. RUPS Tahunan

Menurut Pasal 78 ayat (2) sifat dan syarat RUPS tahunan :

a. sifatnya wajib diadakan setiap tahun.

b. syarat penyelenggaraanya, diadakan dalam jangka waktu paling lambat

6 (enam) bulan setelah tahun buku terakhir.

Selanjutnya menurut Pasal 78 ayat (3) dalam RUPS tahunan, direksi

harus mengajukan semua dokumen dari laporan tahunan perseroan sesuai

ketentuan Pasal 66 ayat (2) yang terdiri atas pokok-pokok berikut :

41

Anisitus Amanat, Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995 dan Penerapannya dalam Akta Notaris, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal. 104.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

28

a. Laporan keuangan

b. Laporan mengenai kegiatan perseroan.

c. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi

kegiatan perseroan.

d. Laporan tugas pengawasan yang dilaksanakan Dewan Komisaris.

e. Nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

f. Gaji dan tunjangan anggota Direksi dan Dewan Komisaris42.

Bertitik tolak dari ketentuan dimaksud, setiap perseroan, harus

mengadakan RUPS tahunan setiap tahun kalender. Ketentuan itu, tidak

hanya berlaku di Indonesia, tetapi diterapkan pada semua negara, seperti

yang dikatakan Walter Coon, Every Company must hold an annual general

meeting once every calendar year43.

Perlu diingat, ketentuan Pasal 78 ayat (2) adalah bersifat imperatif

(mandatory rule). Rumusannya dengan tegas mempergunakan kata wajib,

oleh karena itu, RUPS tahunan mesti dilaksanakan oleh direksi dalam batas

jangka waktu yang ditentukan undang-undang yakni paling lambat 6 (enam)

bulan setelah tahun buku terakhir.

2. RUPS Luar Biasa

Pada Pasal 78 ayat (1) maupun ayat (4), menyebut RUPS lainnya,

akan tetapi penjelasan Pasal 78 ayat (1) mengatakan, yang dimaksud

dengan RUPS lainnya dalam praktik, sering dikenal sebagai RUPS Luar

Biasa, dalam praktik disingkat RUPS LB, yang diadakan setiap waktu dan

42

Op.cit, 315. 43

Company Law, hal. 130 (dalam M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, 2011, hal. 315).

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

29

digantungkan berdasar kebutuhan untuk kepentingan perseroan. Kapan

saja kepentingan perseroan membutuhkan diadakan RUPS, direksi dapat

menyelenggarakan RUPSLB asal benar-benar secara objektif kpenetingan

perseroan membutuhkannya. Dapat dilihat, selain dari RUPS tahunan

(general annual meeting), undang-undang membolehkan diadakan

RUPSLB (extra ordinary meeting), baik hal itu atas ini setiap Direksi

maupun atas permintaan pemegang saham atau Dewan Komisaris44.

Pada dasarnya yang berfungsi dan berwenang menyelenggarakan

RUPS tahunan maupun RUPSLB adalah direksi. Hal itu ditegaskan oleh

Pasal 79 ayat (1), penyelenggaraan diadakan RUPS, sepenuhnya

merupakan inisiatif dari direksi. Akan tetapi ketentuan itu tidak menutup

kemungkinan penyelenggaraan RUPS tahunan atau RUPSLB dilakukan

atas permintaan, sebagaimana yang diatur Pasal 79 ayat (2) sesuai syarat-

syarat dan ketentuan (yang berhak meminta dilakukan RUPS) sebagai

berikut :

a. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama

mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih jumlah seluruh saham

dengan hak suara, kecuali AD menentukan suatu jumlah yang lebih

kecil, atau ;

b. Dewan Komisaris, jika berpatokan pada ketentuan Pasal 79 ayat (2)

huruf a, yang berhak meminta adalah pemegang saham yang

mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) jumlah seluruh saham

44

Walter Coon, Company Law, hal. 131. (dalam M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, 2011, hal. 316).

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

30

dengan hak suara. Namun, ketentuan itusendiri membolehkan AD

menentukan jumlah yang lebih kecil dari itu45.

Pengambilan keputusan di luar RUPS, Pasal 91 UUPT

membolehkan pemegang saham mengambil keputusan yang mengikat di

luar RUPS, penjelasan Pasal 91 mengatakan, bahwa yang dimaksud

dengan pengambilan keputusan di luar RUPS, dalam praktik dikenal

dengan usul keputusan yang diedarkan (circulation resolution). Berarti

keputusan diambil pemegang saham tidak dalam forum RUPS yang formil

yang didahului dengan penyampaian surat panggilan, jadi tidak dilakukan

dan tidak diadakan RUPS secara fisik.

Mekanisme atau cara pengambilan keputusan di luar RUPS secara

fisik, dilakukan dengan :

a. mengirimkan secara tertulis usul yang akan diputuskan kepada

semua pemegang saham, dan ;

b. usul tersebut, disetujui secara tertulis oleh seluruh pemegang

saham.

Persertujuan dari seluruh pemegang saham, merupakan syarat

mutlak keabsahan keputusan di luar RUPS. Tidak boleh satu pemegang

saham pun yang tidak setuju. Jika terjadi hal yang seperti itu,

mengakibatkan circulation resolution tersebut tidak sah (unlawful).

Keputusan di luar RUPS mengikat, keputusan di luar RUPS yang

disetujui oleh seluruh pemegang saham, merupakan keputusan yang

45

Op.cit, hal. 317.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

31

mengikat, maksudnya keputusan tersebut mempunyai kekuatan hukum

yang sama dengan keputusan RUPS yang dilakukan secara fisik dan

konvensional. Dalam UUPT 1995, keputusan di luar RUPS diatur pada

Pasal 78 ayat (1) yang diberi sebutan keputusan RUPS diambil dengan

cara lain dari rapat. Pada penjelasan pasal ini dikatakan, pengambilan

keputusan RUPS dengan cara lain adalah keputusan yang diambil dengan

cara mengirimkan secara tertulis usul yang akan diputuskan kepada semua

pemegang saham dan keputusan hanya sah apabila semua pemegang

saham menyetujui secara tertulis. Selanjutnya ditegaskan, cara lain ini tidak

berlaku bagi perseroan yang mengeluarkan saham atas unjuk.

Pada dasarnya ketentuan Pasal 78 ayat (1) UUPT 1995, tidak

berbeda dengan ketentuan Pasal 91 UUPT 2007. Adapun ketentuan cara

lain itu tidak berlaku bagi perseroan yang mengeluarkan saham atas unjuk,

tidak perlu diatur dalam Pasal 91 UUPT 2007. Sebab sesuai dengan

ketentuan Pasal 48 ayat (1) UUPT 2007, hanya membolehkan perseroan

mengeluarkan saham atas nama pemiliknya, dan tidak diperkenankan

mengeluarkan saham atas unjuk46.

2. Direksi

Salah satu organ yang cukup penting dalam menjalankan kegiatan

PT adalah direksi, disebut cukup penting karena direksilah yang

mengendalikan perusahaan dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu,

tidaklah berlebihan jika masyarakat awam berpandangan posisi direksi

46

Loc.cit, hal. 341-342.

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

32

dalam suatu perusahaan acapkali diidentikkan dengan pemilik perusahaan.

Pandangan yang demikian tidaklah sepenuhnya dapat disalahkan, terlebih

lagi dalam PT Tertutup dimana pemegang sahamnya didominasi oleh

kalangan keluarga, hampir dapat dipastikan yang duduk di posisi direksi

pun adalah dari kalangan pemilik perusahaan sendiri. Akan tetapi dalam

peta bisnis modern posisi direksi tidak selamanya dipegang oleh pemilik

perusahaan, melainkan dipegang oleh para profesional di bidangnya.

Dengan dikelolanya suatu badan usaha secara professional, kemungkinan

terjadi konflik kepentingan dalam mengelola perusahaan dapat dicegah

sedini mungkin47.

Secara teoritis, prinsip pengelolaan perusahaan dalam berbagai

kepustakaan hukum perusahaan dijelaskan ada beberapa prinsip yakni48:

Pertama, Prinsip kolegial, menurut prinsip ini, kedudukan para direktur

sama tingginya sehingga tidak ada yang menjadi Presiden Direktur

(Presdir)49.

Perbedaannya hanya terletak pada tugas, wewenang dan tanggung

jawab. Kedua, Prinsip Direktorial, menurut prinsip ini, seorang direktur

menjadi presiden direktur atau direktur utama, sedangkan direktur lainnya,

berada dibawahnya dan bertanggung jawab kepadanya. Sedangkan

Presdir bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Jika UUPT

47

Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas, Nuansa Aulia, Bandung, 2006, hal. 43.

48 Aspek-Aspek Hukum peusahaan, Rangkuman Kuliah, FE Eks UI, Jakarta, (tt),

(dalam Sentosa Sembiring2006, hal. 43). 49

Dalam praktik penyebutan nama Direksi ada berbagai variasi antara lain : Presiden Direktur (Presdir), Direktur Utama (Dirut), Chief Executive Officer (CEO).(dalam Sentosa Sembiring2006, hal. 43).

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

33

diperhatikan secara cermat tampaknya UUPT cenderung menganut prinsip

kolegial. Hal ini terlihat dari Pasal 1 angka 4 yang menunjukkan bahwa

direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas

pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta

mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai

dengan ketentuan AD PT. Dari ketentuan ini semakin jelas bahwa posisi

direksi secara internal, mempunyai tugas untuk mengatur secara teknis

dalam mencapai tujuan PT yang sudah digariskan dalam strategi AD PT

dan keputusan RUPS. Untuk itu, direksi harus membuat dan melaksanakan

rencana kerja. Capaian dari hasil kerja merupakan bahan evaluasi dalam

penilaian kinerja direksi yang dituangkan dalam laporan tahunan melalui

RUPS , artinya bila dalam RUPS laporan tahunan yang disampaikan oleh

direksi diterima, maka keputusan direksi menjadi tanggung jawab PT.

Biasanya dalam keputusan RUPS dirumuskan sebagai berikut :

1. Menyetujui dan menerima baik laporan direksi mengenai jalannya

perseroan dan hasil-hasil yang telah dicapai dalam tahun buku.

2. Menyetujui dan mengesahkan neraca dan perhitungan laba rugi

perusahaan untuk tahun buku, beserta penjelasan-penjelsannya.

3. Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada direksi dan komisaris

dari tanggung jawab atas tindakan-tindakan maupun pengawasan

mereka yang telah dijalankan selama tahun buku.

Sedangkan secara eksternal, direksi mewakili perusahaan di dalam

dan di luar pengadilan. Hal ini berarti direksi berhak membuat kontrak bisnis

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

34

dengan pihak lain. Dalam hal PT digugat oleh pihak lain dan ataupun PT

hendak menggugat pihak lain, direksilah yang mewakili PT50.

Terhadap PT diaplikasikan organ perseroan yang menyelesaikan

urusan perusahaan dengan mengelola segala macam persoalan strategi

bisnis guna meraih keuntungan finansial sebesar mungkin. Sebagaimana

yang diatur dalam Pasal UUPT bahwa :

“Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar51.

Tugas yang ditentukan UUPT terhadap Direksi melahirkan suatu

bentuk wewenang antara lain :

1. Direksi mengurus kegiatan sehari-hari dalam arti mengatur dan

mengelola kegiatan usaha perseroan sesuai dengan maksud dan

tujuan pendiriannya.

2. Mengurus kekayaan perseroan.

3. Untuk kepentingan dan tujuan perseroan dapat mewakili perseroan

baik di dalam maupun di luar pengadilan52.

Rumusan yang diberikan oleh penjelasan UUPT diatur bahwa :

Anggaran dasar harus memuat peraturan tentang pembagian tugas

dan wewenang anggota direksi, tetapi perlu dibedakan antara ketentuan

Anggaran dasar dan peraturan intern perseroan dengan perjanjian tentang

pekerjaan antara direksi dan perseroan, khususnya mengenai gaji (kontrak

50

Op.cit, hal 43-45. 51

Pasal 1 (4) UUPT. 52

Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan (Piercing TheCoorporate Veil) Kapita Selekta Hukum PerusahaanPT Citra Aditya, Bandung, 2000, hal. 41.

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

35

kerja). Perjanjian ini mengatur hubungan antara perseroan dengan direksi

yang tidak mempunyai aspek keperseroan dan tidak dapat berubah karena

suatu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan Anggaran

Dasar. Perjanjian ini harus dianggap sebagai suatu kontrak kerja, yang atas

kontrak tersebut berlaku perundang-undangan tentang tenaga kerja.Hal

yang terakhir ini terutama penting dalam rangka pemutusan hubungan

kerja53.

Perumusan penjelasan yang diberikan tersebut, tampak bahwa

UUPT mempertegas status dan kedudukan direksi dalam

perseroan.Sebagai organ PT, direksi bertanggung jawab penuh atas

kegiatan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan dalam mencapai

tujuan perseroan, serta mewakili perseroan dalam segala tindakannya, baik

di dalam maupun di luar pengadilan.Dalam melaksanakan kepengurusan

terhadap perseroan tersebut, direksi tidak hanya bertanggung jawab

terhadap perseroan dan para pemegang saham perseroan, melainkan juga

terhadap setiap pihak (ketiga) yang berhubungan hukum, baik langsung

maupun tidak langsung dengan perseroan54.

3. Dewan Komisaris

Landasan hukum eksistensi dan kedudukan dewan komisaris, diatur

dalam Pasal 1 angka 2 UUPT 2007, bahwa :

“Organ perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi

dan Dewan Komisaris”.

53

Pasal 18 UUPT. 54

Op.cit, hal. 41.

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

36

Mengenai dewan komisaris, lebih spesifik ditegaskan lagi pada Pasal

1 angka 6 yaitu :

“Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

Mengenai tugas/fungsi dewan komisaris diatur pada Pasal 108 ayat

(1) dan ayat (2), yaitu :

a. Melakukan pengawasan

Tugas utama dewan komisaris, melakukan pengawasan terhadap :

1. Kebijaksanaan pengurusan perseroan yang dilakiukan direksi.

2. Jalannya pengurusan pada umumnya.

Tugas/fungsi pengawasan dewan komisaris, sasarannya ditujukan

terhadap kebijaksanaan pengurusan dan jalannya pengurusan perseroan

maupun perusahaan perseroan yang dialkukan direksi. Tugas pengawasan

tersebut, dapat juga dilakukan dewan komisaris terhadap sasaran atau

objek tertentu, yaitu :

1. Melakukan audit keuangan

Pengawasan di bidang keuangan dianggap sangat relevan dan

urgen, karena masalah keuangan merupakan urat nadi yang sangat sentral

bagi perseroan. Keadaan keuangan perseroaan merupakan refleksi dari

gambaran kondisi perseroan. Oleh karena itu, pengawasan dengan cara

melakukan audit atas keluar masuknya (cash flow) keuangan perseroan,

harus dilakukan dengan cermat.

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

37

2. Pengawasan atas organisasi perseroan.

Pengawasan atas organisasi perseroan, dilakukan dengan cara

meng-audit strukturnya, apakah kebesaran itu kekecilan organisasinya,

hubungan dan jenjang pimpinan apakah ada benturan yang menghambat

kelancaran komunikasi atau informasi. Tujuan utama melakukan audit

organisasi, agar strukturnya selalu dapat di-up date, sesuai dengan

keadaan dan perkembangan perseroan.

3. Pengawasan terhadap personalia.

Mengaudit personalia agar dapat diketahui kekurangan atau

kelebihan personalia yang mungkin terjadi. Juga untuk menegakkan prinsip

the right man in the right place serta untuk mengetahui apakah cara rekruit

dan seleksi yang berjalan, sudah tepat atau tidak. Di samping pengawasan

berskala umum, dapat juga dilakukan dan difokuskan tugas pengawasan

terhadap sasaran tertentu sesuai dengan kondisi55.

b. Memberi Nasihat

Tugas umum yang kedua, memberi nasihat kepada direksi. Akan

tetapi undang-undang ini tidak menjelaskan rincian tugas tersebut. Tidak

dijelaskan nasihat apa saja yang dapat diberikan. Dalam Juridisch Lexicon

advies, bisa berarti opinion atau recommendation56. Dalam Kamus Bahasa

Indonesia, nasehat atau nasihat dapat berarti ajaran atau pelajaran yang

baik, bisa juga anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik57.

55

M. Yahya, Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal. 439-440.

56 The Legal Lexion, Nederlands-Engels, Gateway, 1995, hal. 38.

57 W.J.S Poerwadarminta, Balai Pustaka, 1976, hal. 672.

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

38

Bertitik tolak dari gambaran pengertian nasihat yang dikemumkakan

di atas dihubungkan dengan tugas dewan komisaris memberikan nasihat,

cakupan atas spekrtumnya sangat luas. Dewan komisaris bisa

menyampaikan pendapat atau memberi pertimbangan yang layak dan tepat

kepada direksi. Bahkan dapat menyampaikan ajaran yang baik maupun

petunjuk, peringatan, atau teguran yang baik. Akan tetapi semua bentuk-

bentuk nasihat yang dikemukakan di atas, dari segi yuridis bersifat

rekomendasi, oleh karena itu, tidak mengikat kepada direksi, dapat diterima

untuk dijadikan dasar pertimbangan. Sebaliknya, dapat diabaikan atau

dimasukkan dalam tong sampah.

Tugas pemberian nasihat yang berbentuk pendapat atau petunjuk,

dapat dilakukan dewan komisaris untuk hal yang spesifik, misalnya

pemberian pendapat atau petunjuk maupun masukan dalam :

1. pembuatan rencana kerja yang proporsional dalam rangka

upayamemajukan dan mengembangkan perseroan sesuai prinsip-

prinsip Good Corporate Governance (GCG).

2. dalam pelaksanaan program atau rencana kerja supaya

pelaksanaannya sesuai dengan prinsip-prinsip perusahaan dan GCG.

Tugas pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris

terhadap pelaksanaan jalannya pengurusan yang dilakukan direksi atas

perseroan menurut Pasal 108 ayat (2) adalah semata-mata untuk

kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

Tujuan inilah yang mesti disadari dan yang menjadi motivasi dewan

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

39

komisaris melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat.

Menyimpang dari tujuan ini, pengawasan yang dilakukan dewan komisaris

dilaksanakan dengan iktikad tidak baik serta tidak penuh tanggung jawab.

Apa yang dimaksud dengan kepentingan dan sesuai dengan maksud

tujuan perseroan menurut penjelasan Pasal 108 ayat (2) :

a. Pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan dewan komisaris,

tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu,

b. namun semata-mata untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh

dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

Dengan demikian pelaksanaan tugas pengawasan dan pemberian

nasihat tidak boleh menyimpang dari tujuan ini58. Eksistensi dan kedudukan

hukum komisaris independen dan komisaris utusan, di atur pada pada

Pasal 120, pasal ini memberi hak regulasi bagi perseroan untuk mengatur

ketentuan mengenai komisaris independen dan komisaris utusan.

Sehubungan dengan itu Pasal 120 memberi beberapa petunjuk landasan

pokok pengaturannya dalam AD perseroan.

1. Komisaris Independen

Betitik tolak dari kata dan pengertian yuridis independen, terkandung

beberapa kriteria umum yang dapat dijadikan pedoman mengenai

pengangkatan komisaris independen. Kriterianya antara lain, secara objektif

orang yang bersangkutan benar-benar independen, dan berasal dari luar

perseroan, sehingga tidak terafiliasi dengan siapa pun dalam perseroan.

58

Op,cit, hal. 440-441.

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

40

Kriteria selanjutnya, dia dipilih dan diangkat menjadi komisaris secara

independen berdasar integritas dan kredibilitas serta kompetensi yang

dimilikinya, bukan karena faktor perkawanan, kedekatan, ikatan bisnis, atau

kekeluargaan.

Pasal 120 ayat (1) mempergunakan istlah independen yang

dicantolkan di belakang kata komisaris. Berarti eksistensi dan kedudukan

hukumnya dalam lingkungan organ dewan komisaris benar-benar

diharapkan independen. Petunjuk yang diberikan Pasal 120 ayat (2) serta

penjelasannya, mangandung makna atau tujuan sentral pengertian maupun

keberadaan komisaris independen, dititik beratkan pada syarat, tidak

terafiliasi dengan pihak manapun, terutama :

1. tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama perseroan

2. tidak mempunyai afiliasi dengan anggota direksi perseroan

3. tidak mempunyai kaitan afiliasi dengan anggota dewan komisaris

lainnya.

Penjelasan Pasal 120 ayat (2) mengatakan, jika berpedoman kepada

tata kelola perusahaan yang baik (code of good corporate governance)

(GCG) komisaris independen adalah komisaris luar. Dari ketentuan tersebut

di atas, terdapat indikasi atau kecenderungan, keberadaan komisaris

independen dikaitkan dengan prinsip-prinsip GCG,yakni :

1. keterbukaan atau tranparansi (transparency, disclosure).

2. akuntabilitas (accountability).

3. keadilan (fairness), dan

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

41

4. pertanggungjawaban (responsibility).

Kehadiran komisaris independen, diharapkan jalannya pengurusan

dan kebijakan perseroan akan lebih bersifat tranparan, akuntabel, adil, dan

bertanggung jawab, baik terhadap pemegang saham maupun kepada

pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, yakni masyarakat dan

lingkungan.

Maksud utama adanya komisaris independen, bertujuan agar

perseroan melaksanakan sepenuhnya prinsip-prinsip GCG, supaya tercipta

dan perkembangan kondisi dan suasana kehidupan kegiatan perseroan

yang lebih bersifat transparan, akuntabel, adil, dan bertanggung jawab

pada satu segi dan pada segi lain mengembangkan keseimbangan

suasana yang harmonis antara kepentingan pemegang saham mayoritas

dengan perlindungan kepentingan saham minoritas serta stakeholder

lainnya.

Apakah eksistensi komisaris independen dalam perseroan menurut

UUPT 2007 bersifat imperatif ?, apakah AD perseroan mesti atau wajib

mengatur komisaris independen ?, yang berakibat kalau tidak di atur,

permintaan pengesahaannya ditolak oleh MENHUK dan HAM ! Tidak

bersifat imperatif, namun besifat fakultatif. Kalimat pertama Pasal 120 ayat

(1) mempergunakan kata dapat, bukan wajib, Pasal 120 ayat (1)

mengatakan :

“Anggaran dasar dapat mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih komisaris independen dan 1 (satu) orang komisaris utusan”.

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

42

Namun agar dapat dicapai dan dikembangkan penerapan dan

penegakan prinsip-prinsip GCG yang dikemukakan di atas, yang dapat

membina dan mengembangkan keseimbangan antara kepentingan

pemegang saham mayoritas dengan perlindungan kepntingan pemegang

saham minoritas dan stakeholder lainnya, sangat relevan dan urgen untuk

mengatur komisaris independen dalam, AD perseroan, terutama bagi

perseroan Tbk59.

Selanjutnya, perlu diperhatikan Penjelasan Umum angka 1 alinea

ketujuh, antara lain mengatakan :

a. UUPT 2007 memperjelaskan dan mempertegas tugas/fungsi dan

tanggung jawab dewan komisaris.

b. Mengatur keberadaan komisaris independen dan komisaris utusan.

c. Mewajibkan perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasar

prinsip syariah, selain mempunyai dewan komisaris, juga harus

mempunyai dewan pengawas syariah yang bertugas memberikan

nasihat dan saran kepada direksi dan mengawasi kegiatan perseroan

agar sesuai dengan prinsip syariah.

Maksud mewajibkan adanya dewan pengawas syariah, di samping

dewan komisaris, untuk mengakomodasi berkembangnya kegiatan usaha

berdasar prinsip syariah. Pasal 109 UUPT 2007, mengatur eksistensi dan

kedudukan hukum serta tugas dewan pengawas syariah.

59

Op. cit, hal. 474-476

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

43

Berdasar Pasal 109 ayat (1), setiap perseroan yang menjalankan

kegiatan usaha berdasar prinsip syariah :

a. selain mempunyai dewan komisaris, dan

b. wajib mempunyai dewan pengawas syariah.

Berarti eksistensi dewan pengawas syariah pada setiap perseroan

yang kriteria menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

bersifat imperatif bukan fakultif. Berdasarkan penjelasan umum angka 1

alinea ketujuh, eksistensi dewan pengawas syariah dalam perseroan yang

menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, didasarkan pada

alasan :

a. telah terjadi perkembangan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah.

b. sehubungan dengan itu, UUPT 2007 mewajibkan perseroan yang

menjalankan kegiatan usaha yang demikian, selain mempunyai

dewan komisaris, juga mempunyai dewan pengawas syariah.

Adapun tugas dewan pengawas syariah :

1. memberikan nasihat dan sasaran kepada direksi agar kegiatan

perseroan sesuai dengan prinsip syariah.

2. mengawasi kegiatan perseroan agar sesuai dengan prinsip

syariah.

Bilamana ketentuan yang mewajibkan dewan pengawas syariah

harus ada pada perseroan yang menjalankan kegitan usaha berdasar

prinsip syariah dikaitkan dengan ketentuan peralihan Pasal 157 ayat (1),

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

44

maka bagi perseroan yang belum mempunyai dewan pengawas syariah,

wajib menyesuaikannya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah UUPT

2007 berlaku.

Kedudukan hukum dewan pengawas syariah dalam perseroan,

berdampingan dan sejajar dengan dewan komsaris. Dewan pengawas

syariah bukan subordinasi dari dewan komisaris. Sama-sama

bertugas/berfungsi dan berwenang serta bertanggung jawab melakukan

pengawasan dan memberi nasihat kepada direksi dalam menjalankan

pengurusan perseroan. Hanya di bidang tugas pengawasan dan pemberian

nasihat yang berbeda.

Dalam UUPT perkataan komisaris meliputi dua pengertian, yang

pertama organ perseroan yang lazimnya dikenal dengan nama Dewan

Komisaris, dan anggota Dewan Komisaris. UUPT tidak mengatur mengenai

tugas, wewenang, maupun hak dan kewajiban dari Komisaris.UUPT

memberikan hak sepenuhnya kepada para pendiri maupun pemegang

saham perseroan untuk menentukan sendiri wewenang dan kewajiban

komisaris dalam perseroan. Sejalan dengan uraian UUPT tersebut

mengenai komisaris selaku organ yang melakukan pengawasan, UUPT

tidak mengatur mengenai tugas, wewenang maupun hak dan kewajiban

dari komisaris. Undang-undang Perseroan Terbatas memberikan hak

sepenuhnya kepada para pendiri maupun pemegang saham perseroan

untuk menentukan sendiri wewenang dan kewajiban komisaris dalam

perseroan. Perkataan komisaris yang mengandung pengertian baik sebagai

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

45

organ maupun sebagai orang-perorangan disebut anggota komisaris

termasuk juga badan-badan lain yang menjalankan tugas pengawasan

khusus di bidang-bidang tertentu60.

2. Personalitas Perseroan

Perorangan manusia baik laki-laki, perempuan maupun dewasa atau

anak-anak adalah subjek hukum yang memiliki personalitas atau

kepribadian (personality, or individuality), manusia sebagai person atau

perorangan dan subjek hukum, mempunyai hak hidup yang dilindungi

hukum. Berhak memiliki kekayaan di depan hukum. Bahkan pada dirinya

melekat berbagai hak asasi yang harus dihormati penguasa dan anggota

masyarakat lain.

Pada masa sekarang, secara universal semua manusia sebagai

perorangan tanpa membedakan jenis kelamin,golongan, kelompok, ras,

dan agama, dapat menegakkan hak-haknya di depan pengadilan.

Sebaliknya, kepadanya dapat diminta pertanggungjawaban atas

pelanggaran kewajiban hukum yang melekat pada hak tersebut di depan

pengadilan.

Semua manusia sebagai perorangan sebagai badan hukum (legal

person) dan hal itu melekat pada sejak lahir, serta keadaan itu berlangsung

selama hidupnya sejak lahir sampai meninggal dunia.Akan tetapi, bukan

manusia perorangan saja yang bisa menjadi subjek hukum dan badan

60

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Seri Hukum Bisnis, Perseroan Terbatas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 122.

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

46

hukum. Perseroan bisa juga menjadi badan hukum, oleh karena itu bisa

subjek hukum.

Apabila sesuatu mempunyai hak (recht, right) dan kewajiban

(duty)seperti layaknya manusia, maka menurut hukum setiap apa pun yang

mempunyai hak dan kewajiban adalah subjek hukum dalam kategori badan

hukum (rechtspersoon, legal person, legal entity).

Demikian, tidak selamanya badan hukum harus manusia (natural

person). Badan hukum yang bukan manusia itulah (the non human legal

person) yang disebut pada Pasal 1 angka 1 UUPT 2007. Namanya disebut

Perseroan Terbatas (Naamlozevetnootschap, corporation limited by

shares).

1. Perseroan Diperlakukan sebagai Wujud yang Terpisah dan berbeda dari Pemiliknya.

a. Perseroan merupakan wujud atau entitas (entity) yang terpisah

dan berbeda dari pemiliknya dalam hal ini dari pemegang saham.

b. Secara umum, eksistensi dan validitasnya, tidak terancam oleh

kematian, kepailitan, penggantian atau pengunduran individu

pemegang saham.

Wujud perseroan di atas merupakan ciri personalitas, ciri

personalitas yang demikian dalam UUPT 2007, di atur pada Pasal 3 ayat

(1) dalam bentuk pertanggung jawaban terbatas (limited liability) pemegang

saham atas utang perseroan. Menurut penjelasan Pasal 3 ayat (1) tersebut,

ketentuan tanggung jawab terbatas, merupakan penegasan ciri personalitas

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

47

perseroan bahwa pemegang saham terpisah tanggung jawabnya sebatas

apa yang disetornya kepada perseroan dengan harta pribadinya.

2. Dapat Menggugat dan Digugat atas Nama Perseroan Itu Sendiri.

Ciri personalitas lainnya di atur pada Pasal 98 ayat (1) UUPT 2007,

ciri tersebut adalah :

a. Perseroan dapat tampil di dalam maupun di luar Pengadilan,

b. Untuk itu, Perseroan diwakili oleh Direksi.

Perseroan dapat menggugat wanprestasi atau PMH yang dilakukan

pihak ketiga. Begitu juga sebaliknya, dia dapat digugat pihak ketiga

terhadap wanprestasi atau PMH yang dilakukan Perseroan.

3. Perseroan Dapat Memperoleh, Menguasai, dan Mengalihkan Miliknya atas Nama Sendiri.

Berdasar Pasal 32 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (1) UUPT 2007,

Perseroan memiliki kekayaan berupa modal dasar, modal ditempatkan, dan

modal disetor. Dapat memiliki aset dari hasil keuntungan perusahaan.

Menguasai dan dan memindahkan aset itu sesuai dengan cara yang

ditentukan undang-undang dan AD. Memiliki cadangan wajib dan cadangan

khusus sesuai dengan ketentuan Pasal 70 ayat (1) dan Pasal 73 ayat (1)

UUPT 2007.

4. Tanggung Jawab Pemegang Saham, Terbatas Sebesar Nilai Sahamnya.

Sejalan dengan cirri Perseroan terpisah dan berbeda dengan

pemilknya, maka tanggung jawab pemegang saham, hanya terbatas

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

48

sebesar nilai sahamnya) sebagaimana yang ditegaskan Pasal 3 ayat (1)

UUPT 2007 :

a. Perseroan tidak bertanggung jawab terhadap utang pemegang

saham, sebaliknya pemegang saham tidak bertanggung jawab atas

utang Perseroan.

b. Kerugian yang ditanggung pemegang saham hanya sebatas harga

saham yang mereka investasikan.

c. Pemegang saham tidak bertanggung jawab lebih lanjut kepada

kreditor Perseroan atas aset pribadinya.

Namun hal itu, tidak mengurangi kemungkinan pemegang saham

bertanggung jawab sampai meliputi harta pribadinya, apabila dia secara

iktikad buruk (bad faith) memperalat perseroan untuk kepentingan pribadi,

atau pemegang saham bertindak sebagai borgtoch terhadap kreditor atas

utang perseroan.

5. Pemegang Saham Tidak Mengurus Perseroan, Kecuali Dia Dipilih Sebagai Anggota Direksi.

Ciri lain yang berlaku umum di semua negara, pemegang saham

tidak mengurus Perseroan, akan tetapi diurus oleh Direksi yang ditunjuk

dan diangkat melalui RUPS. Pasal 92 ayat (1) UUPUT 2007 menegaskan,

Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan.

Selanjutnya, Pasal 94 ayat (1) mengatakan, anggota Direksi diangkat oleh

RUPS.

Memang harus ada yang mengurus Perseroan sebab seperti yang dikatakan Walter Woon … a company has no body to be kicked, and no soul to be damned, no hands with which to work and no mind with which

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

49

to think. It cannot act by itself. It must work through the medium of some human being61.

Jadi, karena Perseroan sebagai badan hukum, bukan makhluk yang

punya badan, tidak punyak jiwa untuk dimaki dan tidak tangan untuk

bekerja, maka dia bertindak melalui medium manusia yang ditunjuk untuk

itu, yang disebut Direksi. Direksi tidak identik dengan pemegang saham

maupun dengan Perseroan.

Personalitas yang demikian dianut oleh UUPT 2007 :

a. Pasal 1 angka 5 menegaskan, Direksi adalah organ Perseroan yang

diberi wewenang dan bertanggung jawab pengurusan Perseroan

untuk kepentingan Perseroan, dan

b. Direksi sekaligus juga mewakili Perseroan di dalam maupun di luar

Pengadilan sesuai dengan AD.

Ciri yang di atur pada Pasal 1 angka 5 tersebut, ditegaskan kembali

pada Pasal 92 ayat (1), dan penjelasan Pasal ini juga mengatakan,

pengurusan Perseroaan oleh Direksi meliputi pengurusan sehari-hari.

6. Melakukan Kegiatan Terus-Menerus sesuai Jangka Waktu yang Ditetapkan dalam AD.

Jangka waktu Perseroan umumnya ditetapkan dalam waktu yang

panjang atau bisa juga tanpa batas (unlimited period).

Ciri inipun di atur pada Pasal 6 UUPT 2007. Perseroan dapat

didirikan untuk jangka waktu terbatas (limited), atau tidak terbatas

(unlimited). Baik terbatas maupun tidak terbatas harus ditentukan dalam

61

Walter Woon, Company Law, Longman Singpore Publisher Ptc Ltd, 1998, hal. 47.(dalam M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, 2011, hal. 59.

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

50

AD. Selama masa berdirinya belum berakhir, Perseroan terus-menerus

melakukan kegiatan usaha sesuai dengan maksud dan tujuan yang

ditentukan dalam AD62.

3. Perseroan adalah Badan Hukum Lahir dari Proses Hukum

Bertitik tolak dari ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPT 2007, yang

menyatakan bahwa :

“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

Elemen pokok yang melahirkan suatu perseroan sebagai badan

hukum (rechtspersoon, legalperson, legal entity), harus terpenuhi syarat-

syarat berikut :

1. Merupakan Persekutuan Modal

Persektuan sebagai badan hukum memiliki modal dasar yang

disebut juga authorized capital, yakni jumlah modal yang disebutkan atau

dinyatakan dalam akta pendirian atau AD Perseroan63.

Modal dasar tersebut, terdiri dan terbagi dalam saham atau sero

(stock). Modal yang terdiri dan dibagi atas saham itu, dimasukkan para

pemegang saham dalam status mereka sebagai anggota perseroan dengan

jalan membayar saham tersebut kepada perseroan. Jadi, ada beberapa

62

A. James Barnes, Terry Morehead Dworkin, Eric R Richards, Law for Business, Forth Edition, Irwin, 1991, hal. 400. (dalam M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, 2011, hal 60.

63 Syahrul, Muhammad Afni Nazar, Ardiyas, Kamus Lengkap Ekonomi, Citra Harta Prima Jakarta, Cetakan Pertama, 2000, hal. 98.

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

51

orang pemegang saham yang bersekutu mengumpulkan modal untuk

melaksanakan perusahaan yang dikelola perseroan. Besarnya modal dasar

perseroan menurut Pasal 31 ayat (1) UUPT 2007, terdiri atas seluruh nilai

nominal saham. Selanjutnya, menurut Pasal 32 ayat (1) tersebut, modal

dasar perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Sebenarnya, persekutuan yang terjadi dalam perseroan sebagai

badan hukum, bukan hanya persekutuan modal, tetapi juga persekutuan

para anggota yang terdiri dari pemegang saham (shareholder). Namun

yang lebih menonjol adalah persekutuan modal, dibanding dengan

persekutuan orang atau anggotanya sebagaimana yang terdapat dalam

persekutuan yang di atur dalam Pasal 1618 KUH Perdata.

2. Didirikan Berdasar Perjanjian

Perseroan sebagai badan hukum, didirikan berdasar perjanjian.

Demikian penegasan Pasal 1 angka 1 UUPT 2007. Pendirian perseroan

sebagai persekutuan modal di antara pendiri dan/atau pemegang saham,

harus memenuhi ketentuan hukum perjanjian yang di atur dalam Buku

Ketiga KUHPerdata, khususnya Bab kedua, bagian kesatu tentang

ketentuan umum perjanjian (Pasal 1313-1319) dan Bagian Kedua tentang

syarat-syarat sahnya perjanjian (Pasal 1320-1337), serta bagian Ketiga

tentang akibat perjanjian (Pasal 1338-1341).

Berarti, ditinjau dari segi hukum perjanjian, pendirian perseroan

sebagai badan hukum, bersifat kontraktual, yakni berdirinya perseroan

merupakan akibat yang lahir dari perjanjian. Selain bersifat kontraktual, juga

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

52

bersifat konsensual, berupa adanya kesepakatan untuk mengikat perjanjian

mendirikan peseroan.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 27 ayat (1) UUPT 2007, supaya

perjanjian untuk mendirikan perseroan sah menurut undang-undang,

pendirinya paling sedikit 2 (dua) orang atau lebih. Hal itu ditegaskan pada

penjelasan Pasal 27 ayat (1) alinea kedua, bahwa prinsip yang berlaku

berdasar undang-undang ini, perseroan sebagai badan hukum didirikan

berdasar perjanjian, oleh karena itu mempunyai lebih dari 1 (satu) orang

pemegang saham.

Adapun yang dimaksud dengan orang menurut penjelasan

dimaksud, adalah :

1. orang perseorangan, baik warga negara maupun orang asing.

2. badan hukum Indonesia atau badan hukum asing.

Ketentuan yang digariskan Pasal 7 ayat (1) maupun penjelasan

pasalnya, sesuai dengan yang ditentukan Pasal 1313 KUH Perdata. Suatu

perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana seseorang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

Selanjutnya menurut Pasal 1320 KUH Perdata, agar perjanjian

pendirian perseroan itu sah, harus memenuhi syarat adanya kesepakatan,

kecakapan, untuk membuat suatu perikatan, mengenai suatu hal tertentu,

dan suatu sebab yang halal. Apabila perjanjian itu sah, maka berdasar

Pasal 1338 KUH Perdata, perjanjian pendirian perseroan itu, mengikat

sebagai undang-undang kepada mereka.

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

53

3. Melakukan Kegiatan Usaha

Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 UUPT 2007, suatu perseroan

harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha. Seterusnya

pada Pasal 18 UUPT 2007 ditegaskan, maksud dan tujuan serta kegiatan

usah itu, harus dicantumkan dalam AD perseroan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Berdasar penjelasan Pasal 18, maksud

dan tujuan merupakan usaha pokok perseroan sedang kegiatan usaha

merupakan kegiatan yang dijalankan oleh perseroan dalam rangka

mencapai maksud dan tujuan :

a. kegiatan harus dirinci secara jelas dalam AD,

b. dan rincian tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang

undang.

Suatu perseroan yang tidak mempunyai kegiatan usaha, dianggap

tidak eksis lagi. Meskipun dalam AD ada dicantumkan secara rinci kegiatan,

namun apabila kegiatan yang disebut dalam AD tidak ada aktivitasnya,

pada dasarnya perseroan itu dianggap tidak eksis lagi sebagai badan

hukum. Dalam keadaan yang seperti itu, lebih baik perseroan itu

dibubarkan berdasar keputusan RUPS oleh para pemegang saham

berdasar Pasal 142 ayat (1) huruf a jo Pasal 142 (3) UUPT 2007, maupun

berdasar putusan pengadilan sesuai ketentuan Pasal 142 ayat (1) huruf c jo

Pasal 146 UUPT.

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

54

4. Lahirnya Perseroan Melalui Proses Hukum dalam Bentuk PengesahanPemerintah.

Kelahiran perseroan sebagai badan hukum (rechtsperson, legal

entity), karena dicipta atau diwujudkan melalui proses hukum (created by

legal process) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengertian badan hukum berasal dari Latin yang disebut Corpus atau Body.

Berbeda dengan manusia perorangan, kelahiran manusia sebagai badan

hukum, melalui proses alamiah (natural birth process). Sebaliknya,

perseroan lahir sebagai badan hukum, tercipta melalui proses hukum. Itulah

sebabnya perseroan disebut makhluk badan hukum yang berwujud artifisial

(artificial) yang dicipta negara melalui proses hukum :

a. untuk proses kelahirannya, harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan peraturan perundang-undangan.

b. apabila persyaratan tidak terpenuhi, kepada perseroan yang

bersangkutan tidak diberikan keputusan pengesahan untuk berstatus

sebagai badan hukum oleh pemerintah, dalam hal ini MENHUK &

HAM.

Proses kelahirannya sebagai badan hukum, mutlak didasarkan pada

keputusan pengesahan oleh Menteri. Hal itu ditegaskan pada Pasal 7 ayat

(2) UUPT yang menyatakan :

“Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan”.

Keberadaannya sebagai badan hukum dibuktikan berdasar Akta

Pendirian yang di dalamnya tercantum AD perseroan. Apabila AD telah

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

55

mendapat pengesahan Menteri, perseroan menjadi subjek hukum korporasi

(subject to corporation law). Pada dasarnya, sifat eksistensinya sebagai

subjek hukum perseroan, adalah terus menerus atau abadi, terutama

apabila jangka waktunya dalam AD tidak ditentukan batasnya (indefinitive),

boleh dikatakan keberadaannya abadi. Bahkan sekiranya pun dalam AD

ditentukan jangka waktu berdirinya hal itu tidak mengurangi keabadiannya

untuk jangka waktu tersebut. Kematian, pengalihan dan berhentinya

pemegang saham dan diberhentikan atau diganti anggota direksi maupun

karyawan perseroan, semua peristiwa itu tidak mempengaruhi dan tidak

menimbulkan akibat terhadap kelanjutan hidup dan eksistensi perseroan64.

Perseroan sebagai mahkluk atau subjek hukum artifisial disahkan

oleh negara menjadi badan hukum memang tetap tidak bisa dilihat dan

tidak dapat diraba (invicible and intangible). Akan tetapi, eksistensinya riil

ada sebagai subjek hukum yang terpisah (separate) dan bebas

(independent) dari pemiliknya atau pemegang sahamnya maupun dari

pengurus dalam hal ini direksi perseroan. Secara terpisah independen

perseroan melalui pengurus dapat melakukan perbuatan hukum

(rechtshandeling,legal act), seperti melakukan kegiatan untuk dan atas

nama perseroan membuat perjanjian, transaksi, menjual aset dan

menggugat atau digugat serta dapat hidup dan bernafas sebagaimana

layaknya manusia selama jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam

AD belum berakhir. Membayar pajak atas namanya sendiri, namun tidak

64

Rutzel MSJD cs, Conteraporary Business Law, Fourth Edition, Mc Graw Hill, Publishing Company, 1990, hal. 821.

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

56

bisa dipenjarakan, akan tetapi dapat menjadi subjek perdata maupun

tuntutan pidana dalam bentuk hukuman denda. Utang perseroan menjadi

tanggung jawab dan kewajiban perseroan, dalam kedudukan dan

kapasitasnya sebagai badan hukum atau entitas yang terpisah (separate

entity)dan independen dari tanggung jawab pemegang saham65.

4. Ketentuan Hukum yang Berlaku Bagi Perseroan

Mengenai ketentuan hukum yang berlaku bagi perseroan, di atur

pada Pasal 4 UUPT 2007,yaitu :

“Terhadap perseroan berlaku undang-undang ini, anggaran dasar perseroan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan” Selain dari UUPT 2007, AD dan ketentuan perundang-undangan lain

tidak mengurangi kewajiban setiap perseroan untuk menaati asas iktikad

baik, asas kepatutan, dan prinsip tata kelola perseroan yan baik (good

corporate governance) dalam menjalankan perseroan. Sedangkan yang

dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya,

meliputi semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

keberadaan dan jalannya perseroan, termasuk peraturan pelaksanaannya,

antara lain peraturan perbankan, peraturan perasuransian, peraturan

lembaga keuangan.

Bertitik dari ketentuan Pasal 4 UUPT 2007 dan penjelasan pasal

tersebut, dapat dikemukakan hal-hal berikut :

65

Ibid, hal. 825. (dalam M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, 2011, hal. 37-38.

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

57

1. Ketentuan hukum yang mengikat terhadap perseroan

Apabila ketentuan Pasal 4 UUPT dihubungkan dengan penjelasan

pasal tersebut dapat dideskripsi urutan hukum yang berlaku dan mengikat

kepada perseroan, yang terdiri atas :

1. UUPT 2007 (UU No. 40 Tahun 2007) sebagai ketentuan dan sekaligus

aturan pokok perseroan.

2. Anggaran Dasar Perseroan (AD).

3. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan jalannya

perseroan, meliputi :

a. Peraturan Pelaksanaan UUPT 2007

Jika diteliti UUPT 2007, peraturan pelaksanaan yang mesti

diterbitkan terdiri dari :

1. PP tentang tata cara pengajuan dan pemakaian nama perseroan (Pasal

9 ayat (4)).

2. PERMEN tentang tata cara pengajuan permohonan keputusan

pengesahan perseroan memperoleh status badan hukum (Pasal 11).

3. PERMEN tentang ketentuan daftar perseroan (Pasal 29 ayat (5)).

4. PP tentang perubahan besarnya modal perseroan (Pasal 32 ayat (3).

5. PP tentang besarnya jumlah nilai keuangan perseroan yang wajib

diserahkan laporan oleh direksi kepada akuntan publik (Pasal 68 ayat

(1)).

6. PP tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat (4)).

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

58

7. PP tentang penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan (Pasal

134).

8. PP tentang pemisahan perseroan (Pasal 136).

9. PP tentang memperoleh salinan (Pasal 156 ayat (2)).

10.PERMEN tentang kewenangan susunan organisasi dan tata cara kerja

tim ahli Pasal 156 ayat (4).

b. Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan jalannya

Perseroan di luar Peraturan Pelaksanaan.

1. Peraturan perundang-undangan perbankan.

2. Peraturan perundang-undangan perasuransian.

3. Peraturan perundang-undangan lembaga keuangan.

C. Asas-Asas Hukum

Menurut penjelasan Pasal 4 selain dari pada peraturan perundang

undangan yang disebut di atas, setiap perseroan harus menaati asas-asas

hukum yang terdiri atas :

1. asas iktikad baik

2. asas kepantasan.

3. Prinsip tata kelola perseroan yang baik (good corporate governance).

Gambaran ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan mengikat kepada perseroan. Akan tetapi, tidak hanya meliputi

ketentuan hukum positif yang diuraikan di atas, tetapi juga diberlakukan dan

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

59

diterapkan asas-asas hukum iktikad baik, kepantasan kepatutan, dan tata

kelola yang baik.

Perlu diketahui, tidak semua ketentuan UUPT 2007 bersifat

memaksa. Meskipun UUPT 2007 digolongkan sebagai bagian hukum

ekonomi yang khusus mengatur bidang hukum perseroan (corporate law),

tidak semua ketentuan yang terdapat di dalamnya bersifat hukum

memaksa. Banyak di antara substansinya yang bersifat hukum mengatur66.

5. Eksistensi Hukum Perseroan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

yang menggantikan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

Terbatas. Hal itu sesuai dengan ketentuan Pasal 160 yang berbunyi :

“Pada saat undang-undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”.

a. Alasan Penggantian

Dasar alasan penggantian UUPT 1995 dengan UUPT 2007 yang

dikemukakan dalam konsideran maupun dalam Penjelasan Umum, antara

lain :

1. Perekonomian nasional harus diselenggarakan berdasar asas

demokrasi ekonomi sesuai dengan prinsip kebersamaan, efisiensi,

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,

dan kesatuan ekonomi nasional.

66

Op.cit, 83-86

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

60

2. Semua prinsip itu, perlu didukung oleh kelembagaan perekonomian

yang kokoh dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat

dalam rangka lebih meningkatkan perkembangan perekonomian

nasional sekaligus member landasan yang kokoh bagi dunia dan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi pada

masa mendatang.

3. Perlu diadakan undang-undang yang mengatur tentang Perseroan

terbatas yang dapat mendukung terselenggaranya iklim dunia usaha

yang kondusif.

4. Perseroan Terbatas sebagai salah satu pilar pembangunan

perekonomian nasional, perlu diberi landasan hukum untuk lebih

memacu pembangunan nasional yang disusun sebagai usaha

bersama atas dasar kekeluargaan.

UUPT 1995 dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, perlu

diganti dengan undang-undang yang baru. Dasar alasan yang disebut pada

konsideran dimaksud, diperjelas lagi dalam Penjelasan Umum, yaitu :

1. Selama ini hukum perseroan telah diatur dalam UUPT 1995 sebagai

pengganti peraturan perundang-undangan yang berasal dari zaman

kolonial Belanda.

2. Namun dalam perkembangannya, ketentuan dalam UUPT 1995,

tidak lagi memenuhi perkembangan hukum dan kebutuhan

masyarakat, karena keadaan ekonomi serta kemajuan ilmu

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

61

pengetahuan, teknologi dan informasi sudah berkembang begitu

pesat, khususnya pada era globalisasi.

Selain dari pada itu, perlu diakomodasi tuntutan masyarakat akan

layanan yang cepat, kepastian hukum dan tuntutan pengembangan dunia

usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik

(good corporate governance). Semua hal itu menuntut perlunya dilakukan

penyempurnaan UUPT 1995. .

b. Pembaruan yang diakomodasi dalam UUPT 2007

Demikian keadaan objektif yang akan dihadapi UUPT 2007, yang

akan berhadapan dengan berbagai masalah dalam penerapan, baik

disebabkan adanya kekosongan atau celah hukum yang terbuka, rumusan

yang terlampau luas (broad term), kekeliruan perumusan atau pendefinisian

(ill defined) maupun kata atau rumusan yang mengandung ambiguitas

(ambiguity). Bila dihubungkan dengan realitas perubahan masyarakat yang

sangat cepat (speedy social change) pada saat sekarang, semakin

membuat UUPT 2007 menjadi rumusan kalimat mati yang ditinggalkan oleh

perubahan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, umur UUPT 2007 ini

kemungkinan besar tidak mampu bertahan lama seperti yang dialami UUPT

1995, hanya bertahan 12 (dua belas) tahun saja.

Pada saat teknologi dan informatika sekarang, secara objektif dan

universal, tidak mungkin mneciptakan undang-undang yang bisa bertahan

hidup selama ratusan tahun. Bahkan sukit untuk mempertahankan undang-

undang yang mampu bertahan puluhan tahun, jika tidak diikuti dengan

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

62

perubahan atau revisi yang terus menerus tanpa henti. Apabila dikehendaki

UUPT 2007 bisa bertahan lama, harus tetap diikuti dengan langkah-langkah

yang siap dan waspada melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan

perkembangan dan perubahan nilai-nilai social (the development and social

change values). Terlepas dari ungkapan dan adagium yang dikemukakan di

atas, secara objektif ada beberapa perubahan substansi yang terkandung

dalam UUPT 2007 :

1. Permohonan melalui jasa teknologi secara elektronik untuk

memperoleh Keputusan Menteri atas pengesahan akta pendirian

Perseroan sebagai badan hukum (Pasal 9 ayat (1).

2. Secara elektronikn Menteri dapat langsung menyatakan tidak

keberatan atas permohonan pengesahan akta pendirian (Pasal 10

ayat (3).

3. Memperkenalkan dan membolehkan pembagian dividen interim

(Pasal 72).

4. Penyusunan rencana kerja tahunan (Pasal 63-65).

5. Tanggung jawab social dan lingkungan (Pasal 74).

6. RUPS melalui media elektronik dalam bentuk telekonferensi, video

konferensi atau sarana media elektronik lain (Pasal 77 ayat (1).

7. Pengambilan keputusan di luar RUPS dalam bentuk

circularresolution (Pasal 91).

8. Pengangkatan direksi yang tidak memenuhi syarat (Pasal 95).

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

63

9. Anggota direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas

kesalahan yang dilakukan direksi lain apabila anggota direksi lebih

satu orang (Pasal 97 ayat (4).

10. Adanya Dewan Pengawasan Syariah (DPS) di samping Dewan

Komisaris bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah (Pasal 109 ayat (1).

11. Memperkenalkan Komisaris Independen dan Komisaris Utusan

(Pasal 120).

12. Pembentukan Komisi oleh Dewan Komisaris (Pasal 121).

13. Pengambilalihan saham dalam portepel (Pasal 125 ayat (1).

14. Pengaturan tentang pemisahan perseroan (Spin Off) (Pasal 135).

15. Pengaturan tentang biaya (Pasal 153).

16. Tanggung jawab anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas

kesalahan perdata, tidak mengurangi tanggung jawab pidana (Pasal

155).

17. Pembentukan Tim Ahli Pemantauan Hukum Perseroan (Pasal 156).

c. Perluasan atau Perbaikan yang Signifikan

UUPT 2007 memperkenalkan hal-hal yang bersifat baru, terdapat

juga beberapa perluasan atau perbaikan ketentuan yang telah diatur

sebelumnya dalam UUPT 1995, yang penting dicatat antara lain sebagai

berikut :

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

64

1. Klasifikasi Perseroan yang terdiri atas :

a. Perseroan Terbatas (Pasal 1 angka 1)

b. Perseroan Publik (Pasal 1 angka 8)

c. Perseroan Terbuks (Pasal 1 angka 7).

2. Memperluas kebolehan mendirikan perseroan kurang dari 2 (dua)

orang hal ini diatur pada Pasal 7 ayat (7), meliputi :

a. Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.

b. Perseroan yang mengellola bursa efek, lembaga kliring dan

penjaminan, lembaga penyimpanan, dan lembaga lain

sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pasar

Modal.

3. Pengesahan Menteri, menjadi Keputusan Pengesahan Menteri

(Pasal 9 ayat (1).

4. Penentuan batas waktu permohonan Keputusan Pengesahan

kepada Menteri :

a. paling lambat 60 (enam puluh) hari dari Akta Pendirian

ditandatangani (Pasal 10 ayat (1).

b. apabila tidak diajukan dalam jangka waktu tersebut akta

Pendirian menjadi batal (Pasal 10 ayat (9).

5. Memperjelas secara sistematik tanggung jawab pendiri atas

perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri untuk kepentingan

perseroan yang belum memperoleh status badan hukum (Pasal 13).

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

65

6. Menambah jumlah nama perseroan yang tidak boleh dipakai dari 2

(dua) pada UUPT 1995, menjadi a s.d f pada UUPT (Pasal16).

7. Membolehkan tempat kedudukan Kantor Pusat di Desa, sepanjang

AD mencantumkan nama kota atau Kabupaten dari Desa tersebut

(Penjelasan Pasal 17 ayat (1).

8 Memperbaiki dan memperjelas system dan jangka waktu pengajuan

permohonan persertujuan perubahan AD (Pasal 21).

9. Kewajiban mengubah AD apabila Perseroan telah memenuhi modal

dan jumlah pemegang sahamnya telah memenuhi kriteria sebagai

Perseroan Publik (Pasal 24 ayat (1).

10. Daftar Perseroan diselenggarakan MENHUK & HAM (Pasal 29).

11. Ketentuan mengenai pengumuman dalam Tambahan Berita Negara

oleh Menteri (Pasal 30).

12. Perubahan jumlah modal dasar dari Rp. 20.000.000,- (UUPT 1995),

menjadi Rp. 50.000.000,- (Pasal 32 ayat (1).

13. Memperbaiki system kewajiban penyetoran modal yang ditempatkan

(Pasal 34 ayat (1) :

a. modal ditempatkan paling sedikit 25 % dari modal dasar.

b. keseluruhan modal ditempatkan wajib disetor seluruhnya,

sebelum Perseroan disahkan menjadi badan hukum.

14. Memperjelas aturan tata cara dan syarat pembelian kembali saham

yang telah dikeluarkan (Pasal37).

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

66

15. Memperjelas ketentuan dan syarat penguranga modal (Pasal 44).

16. Memperjelas dan memperluas ketentuan mengenai saham (Pasal

48-Pasal 62).

17. Menambah ketentuan tentang Rencana Kerja di samping Laporan

Tahunan dan Penggunaan Laba (Pasal 63-Pasal 65).

18. Mengatur lebih sistematik syarat kuorum dan tata cara pelaksanaan

RUPS pertama, dan kedua apabila rapat pertama tidak mencapai

kuorum (Pasal 79-Pasal 82).

19. Memperluas dan memperjelas fungsi, pembagian fungsi dan

tanggung jawab Direksi (Pasa 72-Pasal75).

20. Penegasan mengenai sistem kologial Direksi (Pasal 98).

21. Mengatur lebih jelas apa saja kewajiban Direksi (Pasal 100-Pasal

102).

22. Mengatur pelepasan tanggung jawab Direksi apabila dapat

membuktikan hal-hal yang disebut (Pasal 104).

23. Mengatur lebih luas klasifikasi tata cara pemberhentian anggota

Direksi (Pasal105).

24. Penegasan bahwa Dewan Komisaris, tidak bersifat kolegial, tetap

majelis (Pasal 108).

25. Mengatur tata cata pembatalan pengangkatan anggota Dewan

Komisaris yang tidak memenuhi sayarat (Pasal 112).

26. Mengatur lebih jelas mekanisme pemberian persertujuan dan

bantuan Dewan Komisaris kepada Direksi (Pasal 117).

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

67

27. Mengatur lebih jelas dan pasti tata cara Penggabungan,

Pengambilalihan, Peleburan dan Pemisahan (Pasal 122-Pasal 137).

28. Penambahan dasar alasan pembubaran Perseroan (Pasal 142).

29. Mengatur lebih sempurna tata cara pembubaran Perseroan untuk

setiap alasan (Pasal 143-Pasal 150).

d. Peraturan pelaksanaan Pendukung UUPT 2007

Kesempurnaan pelaksanaan UUPT 2007, dalam operasional, masih

membutuhkan beberapa peraturan pemerintah (selanjutnya PP)

maupun Peraturan Menteri (selanjutnya PERMEN). Hal itu

disebutkan dalam pasal-pasal tertentu seperti :

1. PP tentang tata cara pengajuan dan pemakaian nama Perseroan

(Pasal 9 ayat (14).

2. PERMEN tentang tata cara pengajuan Permohonan Keputusan

Pengesahan Perseroan memperoleh status badan hukum (Pasal 5

ayat (1).

3. PERMEN tentang aturan Daftar Perseroan (Pasal 29 ayat (5).

4. PP tentang perubahan Besarnya Modal Dasar (Pasal 32 ayat (3).

5. PP tentang besarnya jumlah nilai keuangan Perseroan yang wajib

diserahkan laporannya oleh Direksi kepada akuntan Publik (Pasal 68

ayat (6).

6. PP tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Pasal 74 ayat (4).

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

68

7. PP tentang Penggabungan, Peleburan, atau Pengambilalihan (Pasal

134).67.

D. Tinjauan Umum tentang Saham

1. Klasifikasi Saham

Dalam praktik, terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan

menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pamegang

saham. Ditinjau cara peralihannya, saham dibedakan menjadi saham atas

unjuk dan saham atas nama :

a. Saham Atas Unjuk (bearer stocks)

Di atas sertifikat saham atas unjuk adalah saham yang tidak ditulis

namapenulisnya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke

investor lain tidak dituliskan nama pemilikinya. Jadi wujudnya mirip dengan

uang. Dengan memiliki saham atas unjuk, seseorang pemilik sangat mudah

mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain. Untuk itu, siapa

saja yang memegang sertifikat saham atas unjuk, maka dialah secara

hukum dianggap sebagai pemiliki dan berhak untuk ikut hadir dan

mengeluarkan suara dalam rapat umum para pemegang saham

(RUPS).Oleh karena sifatnya mirip dengan uang, maka sertifikat saham ini

tentunya dibuat dengan kertas berkualitas tinggi sebagaimana pada uang

kertas untuk menghindari terjadinya pemalsuan.Pemilik saham atas unjuk

harus hati-hati membawa dan menyimpannya, karena kalau kecurian atau

kehilangan, maka pemilik yang bersangkutan tidak dapat

67

Loc.cit, hal. 26-32. (M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, 2011).

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

69

memintakanduplikat/penggantinya (PT Zebra Taxi yang berkedudukan di

Surabaya adalah salah satu contoh perusahaan yang menerbitkan saham

atas unjuk dengan nilai nominal yang didaftarkan di Bursa Paralel (kini telah

bergabung dengan BES).

b. Saham Atas Nama (registered stocks)

Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa

nama pemiliknya, yang cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

Cara peralihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan

dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku

perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham, Apabila

sertifikat saham ini hilang, maka pemilik dapat memintakan penggantian

karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.

Di Indonesia, di luar PT Zebra Taxi, semua perusahaan yang

menerbitkan saham adala saham atas nama. Apabila ditinjau dari segi

manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi

saham biasa dan saham preferensi :

a. Saham Biasa

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling

yunior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan

perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling

banyak dikenal masyarakat. Saham biasa ini mempunyai harga nominal,

yang nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan

saham).Harga saham ini sering disebut dengan nilai par (par value).

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

70

Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginaan emiten.Harga

nominal yang ditentukan oleh Emiten ini berbeda dengan harga perdana

(primary price) dari suatu saham. Harga perdana adalah harga sebelum

suatu saham dicatatkan (listed) di bursa efek. Jika suatu saham terjual

dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominalmya, maka

selisih itu disebut agiosaham.

b. Saham Preferensi (preferred stocks)

Saham preferensi adalah saham yang berbentuk gabungan antara

obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

(seperti bunga obllgasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti

yang dikehendaki investor. Saham preferensi serupa dengan saham biasa

karena dua faktor, yakni : mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan

tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut

dan membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferensi

dengan obligasi terletak pada tiga faktor meliputi : a. ada klaim atas laba

dan aktiva sebelumnya. b. dividennya tetap selama masa berlaku (hidup)

dari saham. c. memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible)

dengan saham biasa.

Oleh karena saham preferensi diperdagangkan berdasarkan hasil

yang ditawarkan kepada investor, maka secara prkatis saham preferensi

dipandang sebagai surat berharga pendapatan tetap dan karena itu akan

bersaing dengan obligasi di dalam pasar. Walaupun demikian, obligasi

perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

71

preferensi memilki tiga keunggulan di mata investor karena tiga alasan

berikut :

(i) Pendapatan lancar yang tinggi dan dapat diprediksi.

(ii) Memiliki keamanan.

(iii) Biaya per unit yang rendah.

Tetapi saham preferensi juga memilki dua jenis kerugian, yakni

rentan terhadap inflasi dan tingkat bunga yang tinggi, dan sangat kurang

berpotensi untuk peralihan modal68. Mengenai status modal saham, dalam

anggaran dasar perseroan dijumpai tiga tingkat status modal saham, yakni

modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.

1. Modal Dasar

Dalam ketentuan perundang-undangan, modal dasar harus

dicantumkan dalam setiap anggaran dasar perusahaan yang

mencerminkan perkiraan modal yang diperlukan oleh perusahaan. Pada

saat pendirian perseroan, paling sedikit 25 persen dari modal dasar harus

telah ditempatkan.Undang-Undang PT (Pasal 32) mensyaratkan besarnya

modal dasar tersebut adalah minimal Rp. 50 juta. Setiap penempatan

modal harus telah disetor paling sedikit 50 persen dari nilai nominal setiap

saham yang dikeluarkan. Modal dasar ini dibagi dalam sejumlah saham

dengan nilai nominal tertentu misalnya PT X mempunyai modal dasar Rp.

10.000.000.000,- terbagi menjadi 10 juta saham dengan nilai nominal

masing-masing Rp. 1000,-. Penggunaan nilai nominal ini tidak selalu sama

68

Budi Untung, Hukum Bisnis Pasar Modal, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2011, hal. 139.

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

72

antara satu Negara dengan Negara lainnya, ada yang menggunakan nilai

nominal (seperti Indonesia), ada yang dimungkinkan untuk tidak

menggunakan nilai nominal. Dalam praktik di Amerika, dimungkinkan bagi

perusahaan untuk menerbitkan saham biasa dengan tanpa nilai

nominal.Namun akuntan harus mencantumlan nilai dari saham itu dalam

rangka mempersiapkan Laporan Keuangan.Nilai tersebut dapat dikaitkan

dengan jumlah uang yang diterima perusahaan pada waktu dididrikan atau

dikaitkan dengan harga pasar (market price).Walaupun demikian, pada

dasarnya berbedanya saham biasa dengan nilai nominal atau tanpa nilai

nominal tidak berpengaruh besar bagi para pemegangnya, karena mereka

hanya mempunyai hak yang paling yunior terhadap dividen atau kekayaan

perusahaan pada waktu perusahaan dilikuidasi. Berbeda dengan saham

biasa, nilai nominal sangat penting artinya bagi saham preferensi karena 2

(dua) pertimbangan berikut :

a. Dividen tetap bagi saham preferensi sering dinyatakan dalam

persentase tertentu dari nilai nominal, misalnya 10 persen dividen dari

nilai nominal saham preferen Rp. 1000,- atau dividen Rp. 100,- untuk

setiap saham preferensi dengan nilai nominal Rp. 1000,- .

b. Tuntutan terhadap sisa hasil pelelangan harta kekayaan perusahaan

setelah dikurangi dengan hutang dan kewajiban-kewajiban lainnya

pada waktu perusahaan dilikuidasi sering dikaitkan dengan nilai

nominal, ditambah dengan kekurangan pembayaran dividen

perusahaan, atau dividen yang dihitung untuk tahun terakhir. Di

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

73

Indonesia, berbeda dengan di Amerika, semua saham perseroan

terbatas (PT) mempunyai nilai nominal. Kewajiban untuk

mencantumkan nilai nominal ini dimaksudkan agar pemegang saham

bertanggung jawab terhadap pemenuhan saham yang dimiliki.

Jumlah yang harus dipenuhi adalah sejumlah nilai nominalnya. Hal ini

nampak jelas pada waktu pendirian suatu perusahaan, dimana

harganya lebih besar dari nilai nominalnya apabila para investor

melihat prospek perusahaan tersebut akan cerah di masa

mendatang.

2. Modal ditempatkan

Walaupun para pendiri perusahaan (PT) diizinkan untuk mengambil

sebagian saja dari modal dasar PT dengan ketentuan tidak lebih kecil dari

25 persen, tetapi apabila pendiri mempunyai modal dasar sebesar 10 juta

saham, maka pendirian tersebut diperkenankan hanya boleh mengambil

paling sedikit 25 persen x 10 juta atau sebanyak 2,5 juta saham.

Dengan demikian, maka modal ditempatkan adalah 2,5 juta x Rp.

1.000,- = Rp. 2,5 miliar. Sedangkan 7,5 juta saham yang tidak diambil

tersebut merupakan saham yang masih dalam simpanan di perusahaan

yang bersangkutan. Kontrol pemerintah adalah pada nilai nominal 25

persen tersebut. Apabila modal ditempatkan ternyata kurang dari 25

persen, maka konsekuensinya Anggaran Dasar PT tidak akan dapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman (Hukum dan HAM). Ini berarti PT

tersebut tidak bisa berstatus sebagai perusahaan yang berbadan

Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

74

hukum.Kalau suatu PT berstatus tidak berbadan hukum, maka PT tersebut

tidak mempunyai kekayaan sendiri dan para pendiri bertanggung jawab

penuh terhadap kondidi PT tersebut.

3. Modal Disetor

Dalam hal penyetoran saham dilakukan dalam bentuk lain maka

penilaian harga ditetapkan oleh ahli yang terikat pada perseroan. Dengan

mengambil contoh PT X di atas, para pendiri paling sedikit harus menyetor

50 persen dari setiap saham yang ditempatkan. Ini berarti kalau saham

yang ditemaptkan adalah 2 juta saham, maka jumlah seluruh saham yang

harus disetor pertama kali agar PT tersebut bisa berjalan adalah 50 persen

x 2 juta saham x Rp. 1000 = Rp. 1 miliar. Kekurangannya harus disetor

menurut batas waktu yang ditentukan masing-masing anggaran dasar PT.

Namun sebelum sisa modal ini disetor, pemegang saham berhutang

kepada PT yang bersangkutan.

Batas waktu penyetoran penuh tidak seragam antara PT yang satu

dengan PT yang lain. Ada yang mengaitkannya dengan tanggal

pengesahan dan ada pula PT yang mengaitkannya dengan tanggal

pengumuman dalam Berita Negara RI. Untuk PT yang Go public, seluruh

modal yang ditempatkan harus sudah disetor penuh. Kebijakan ini

merupakan tindakan preventive dan pemerintah supaya tidak menimbulkan

kesulitan dalam pelaksanaan perdagangannya, karena dalam perdagangan

saham, kemungkinan sekali suatu saham akan berpindah dengan cepat

dari satu investor ke investor yang lain. Sehingga kalau sebagian saja yang

Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

75

disetor di suatu perusahaan yang go public maka akan sulit untuk menuntut

siapa yang seharusnya menyetor kekurangannya. Di dalam praktik,

dimungkinkan pula bagi suatu PT untuk membeli kembali saham yang

sudah dikeluarkan.Saham yang dibeli kembali tersebut disebut dengan

Treasury Stocks.Peraturan pasar modal memberi kesempatan ini apabila

kurs saham PT yang bersangkutan mengalami penurunan sedemikian rupa

hingga mencapai 60 persen selama 10 hari bursa atau lebih secara

berturut-turut.Saham yang telah dibeli kembali oleh PT tidak memberikan

dividen atau hak untuk mengeluarkan suara. Menjadi tidak rasional dan

tidak efisien bagi PT tersebut untuk membayar dividen bagi saham ini,

karena sebenarnya dividen ini akan masuk kembali ke kas PT. Selain itu,

apabila suatu PT dimungkinkan maka akan mendorong Direksi PT untuk

menggunakan uang PT untuk membeli sahamnya dalam jumlah yang besar

sehingga dapat mendominasi hak suara dalam rangka menguatkan

kedudukan sebagai Direksi baik pada saat tahun berjalan maupun pada

masa-masa mendatang.

Pembelian kembali saham-saham yang terlalu rendah juga dapat

dimanfaatkan untuk beberapa tujuan seperti : (i) saham ini dapat ditukar

dengan saham perusahaan lain untuk keperluan penggabungan

usaha/perusahaan (merger), (ii) saham ini dapat digunakan dalam rangka

perencanaan pensiun (pensiun plain) atau kontrak kerja dengan pegawai

yang mempunyai kedudukan kunci69.

69

Ibid, hal. 134.

Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

76

2. Hak - Hak Para Pemegang Saham

Hak-hak para pemegang saham pada dasarnya adalah :

1. Hak untuk menghadiri dan memberikan suara pada RUPS berdasarkan

prinsip satu saham satu suara. RUPS tahunan harus diadakan pada

waktunya setiap tahun serta sesuai dengan ketentuan dalam UUPT.

Adapun RUPS Luar Biasa juga harus diadakan secara sah setiap kali

diperlukan. Segala persyaratan untuk memanggil RUPS Tahunan dan

membahas hal-hal yang tertera dalam Laporan tahunan perseroan

harus dipenuhi. Standar anggaran dasar telah memuat ketentuan-

ketentuan mengenai hal ini. Namun, pelaksanaan ketentuan –ketentuan

tersebut harus lebih transparan, seperti pengungkapan gaji komisaris

dan para anggota direksi dalam lapran tahunan, serta transaksi dengan

pihak terkait. Dalam suatu RUPS, para pemegang saham harus

menetapkan sistem mengenai (a) pengangkatan komisaris dan anggota

direksi perseroan, (b) penetapan gaji komisaris dan anggota direksi

perseroan, dan (c) penilaiankinerja mereka. Komisaris harus

menyiapkan sistem tersebut untuk disetujui oleh para pemegang saham

dalam RUPS.

2. Hak untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan secara tepat

waktu dan teratur yang memungkinkan seorang pemegang saham

membuat keputusan yang baik mengenai investasi yang berkaitan

dengan sahamnya dalam perusahaan.

3. Hak untuk ikut serta dalam pembagian keuntungan.

Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

77

Para pemegang saham harus diperlakukan secara adil berdasarkan

prinsip kesetaraan. Dengan demikian, para pemegang saham harus

mempunyai hak penuh yang tidak dilanggar untuk memberikan satu suara

setiap saham. Pelaksanaan perseroan harus memberikan kepada para

pemegang saham informasi yang diperlukan mengenai perseroan sehingga

memungkinkan pemberian suara yang bermanfaat, perseroan tidak boleh

berpihak.

Investor-investor pemegang hak berbentuk ekuitas memiliki

beberapa hak kebendaan. Contohnya sebuah ekuitas berbentuk saham

dapat diperjualbelikan atau dialihkan. Sebuah ekuitas berbentuk saham

juga memberikan hak kepada investor yang memilikinya atas profit dari

perusahaan, dengan tanggung jawab yang terbatas sejumlah nilai

investasinya. Sebagai tambahan, kepemilikan atas ekuitas berbentuk

saham memberikan hak atas informasi tentang perusahaan dan hak untuk

mengarahkan perusahaan, yang pada umumnya melalui keikutsertaan

pada rapat-rapat para pemegang saham dan melalui voting.

Sebagai sebuah alasan praktis, perusahaan tidak dapat dikelola

hanya dengan persetujuan pemegang saham. Lembaga pemegang saham

terbentuk dan terdiri atas individu-individu serta badan-badan yang

mempunyai kepentingan, tujuan, pandangan investasi, dan kemampuan

yang berbeda-beda. Lebih jauh, manajemen perusahaan harus mampu

untuk mengambil keputusan bisnis secara cepat. Berdasarkan kenyataan

tersebut dan kompleksitas permasalahan dalam pengelolaan perusahaan di

Page 93: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

78

dalam pasar yang bergerak dan berubah dengan cepat, pemegang saham

tidaklah dimaksudkan sebagai lembaga yang bertanggung jawab mengelola

aktivitas usaha perseroan. Tanggung jawab atas operasional dan strategi

perusahaan secara khusus diserahkan di tangan Dewan Direksi dengan tim

pengelola dipilih yang memiliki motivasi dan jika perlu diganti oleh Dewan

Direksi.

Hak-hak pemegang saham untuk memengaruhi operasional

perusahaan terpusat pada beberapa isu-isu dasar yang penting, seperti

misalnya pemilihan anggota Dewan Direksi dan Komisaris. Atau, hal lain

yang dimaksudkan untuk mengubah komposisi Dewan Komisaris dan

Direksi, perubahan-perubahan atas dokumen-dokumen penting

perusahaan, persertujuan atas transaksi-transaksi yang tidak lazim, dan

isu-isu dasar lainnya sebagaimana disebutkan di dalam hukum perusahaan

dan anggaran dasar perusahaaan. Bagian ini dapat dipandang sebagai

hak-hak pemegang saham yang paling mendasar, sebagaimana telah

diakui melalui kekuatan hukum di seluruh negara-negara anggota

OECD(Organization for Economic Cooperation and Development). Hak-hak

tambahan seperti memberikan persetujuan untuk memilih auditor,

pencalonan langsung anggota-anggota Dewan Komisaris dan Direksi, hak

untuk menggadaikan saham, persetujuan tentang penggunaaan dan

pembagian laba, dan lain-lain dapat ditemukan pada banyak negara.

Hak-hak dasar pemegang saham meliputi hak atas 1) metode dan

cara yang aman dalam pendaftaran kepemilikan saham, 2) membawa dan

Page 94: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

79

atau mengalihkan saham, 3) mendapatkan informasi yang relevan tentang

perusahaan secara berkala dan tepat waktu, 4) berpartisipasi dan

memberikan suara di dalam Rapat Umum Pemegang Saham, 5) memilih

dam mengangkat anggota-anggota dewan komisaris dan direksi, dan 6)

bagian dari laba perusahaan.

Pemegang saham memiiki hak untuk berpartisipasi di dalam

menentukan, dan secara layak telah mendapatkan informasi yang cukup

terhadap keputusan-keputusan yang berkaitan denagan perubahan-

perubahan mendasar pada perseroan, 1) perubahan-perubahan anggaran

dasar/akta pendirian atau dokumen-dokumen perusahaan sejenis, 2)

memberikan persetujuan atas penambahan jumlahsaham perseroan, 3)

transaksi-transaksi di luar kebiasaan yang dapat memengaruhi hasil

penjualan perusahaan.

Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk secara efektif

berpartisipasi dan memberikan suaranya dalam Rapat Umum pemegang

Saham dan harus telah mendapatkan informasi tentang aturan RUPS,

termasuk aturan tentang pengambilan suara yang akan digunakan dalam

RUPS, yaitu dengan :

a. Pemegang saham harus diberikan informasi yang cukup dan tepat

waktu berkaitan dengan tanggal, tempat, dan agenda acara RUPS,

termasuk juga informasi yang utuh dan tepat waktu berkaitan dengan

permasalahan-permasalahan yang akan diputuskan dalam RUPS.

Page 95: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

80

b. Kesempatan harus diberikan kepada pemegang saham untuk

mengajukan pertanyaaan-pertanyaan kepada dewan direksi dan

untuk mengajukan hal-hal yang dianggap penting ke dalam agenda

acara RUPS dengan tetap tunduk pada batasan-batasan yang

rasional70.

Dalam PT, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan

kedaulatan tertinggi. Pemegang saham mempunyai kekuatan untuk

memengaruhi kebijakan perseroan melalui mekanisme rapat umum antara

pemegang saham. Konsekuensinya, keputusan tersebut mengikat para

pihak yang berkepentingan dan tidak dapat ditentang oleh siapa pun,

kecuali olen undang-undang atau bertentangan dengan maksud dan tujuan

perseroan sebagaimana yang diatur dalam AD/ART71.

Kesakralan RUPS juga terlihat dari proses penyelenggaraan RUPS

yang wajib didahului dengan adanya pemanggilan kepada seluruh

pemegang saham. Ketentuan ini bersifat memaksa. Oleh karena itu,

apabila hal ini tidak terpenuhi dalam konteks tidak dilakukan pemanggilan

sebelum RUPS diselenggaraka atau tidak memenuhi syarat-syarat yang

telah ditentukan dalam akta pendirian/Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

yang bersangkutan, akan berakibat hukum pada dapat dibatalkannya

RUPS oleh Pengadilan72.

70

Op.cit, hal. 151- 154. 71

Absori, Hukum Ekonomi Indonesia, Surakarta, Muhammadiyah University Press, 2006, hal. 43.

72 Putusan Mahkamah Agung RI No. 878/K/SIP/174 dalam C, Ali, “Yurisprudensi

Hukum Dagang”, (dalam Anisitus Amanat, Pembahasan Undang-Undang Perseroan

Page 96: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

81

Dalam usaha untuk memberikan kesempatan yang lebih besar

kepada investor berpartisipasi di dalam RUPS, beberapa perusahaan telah

memberikan kesempatan yang lebih kepada pemegang saham untuk

mengajukan hal-hal tertentu ke dalam agenda RUPS. Salah satunya,

menyederhanakan proses pengajuan rencana perubahan-perubahan

anggaran dasar dan proses pengambilan keputusan.

Kemudahan bagi pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan

sebelum RUPS dan mendapatkan jawabannya saat RUPS dari direksi dan

komisaris telah pula semakin banyak dipergunakan. Perusahaan

selanjutnya akan menilai dan memastikan bahwa percobaan yang gegabah

atau keinginan mengacaukan dengan memasukkan hal-hal tertentu ke

dalam agenda acara RUPS tidak timbul. Hal tersebut adalah sangat

beralasan. Sebagai contoh, dengan memberikan syarat apabila pemegang

saham mengajukan hal-hal tertentu kedalam agenda acara RUPS untuk

diputuskan, pemegang saham tersebut harus didukung oleh pemegang

saham lainnya yang memegang saham dalam jumlah tertentu.

Pemegang saham harus dapat memberikan suaranya secara hadir

langsung ataupun secara in absentia. Perlakuan ayang sama harus

diberikan terhadap suara yang diberikan secara langsung ataupun secara

in absentia. Prinsip-prinsip OECD merekomendasikan bahwa pemberian

suara melalui perwakilan (proxy) secara umum dapat diterima. Lebih lanjut,

keinginan untuk memperluas partisipasi pemegang saham mengusulkan

Terbatas 1995 dan Penerapannya dalam Akta Notaris, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996).

Page 97: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

82

bahwa perusahaan selayaknya mempertimbangkan penggunaan yang lebih

luas atas teknologi pada proses pengambilan suara, termasuk penggunaan

telepon dan pengambilan suara secara elektronik. Dengan semakin

meningkatnya nilai penting dari pemegang saham asing, diusulkan secara

seimbang perusahaan seharusnya melakukan usaha-usaha untuk

mempermudah pemegang saham berpartisipasi melalui penggunaan

teknologi modern. Partisipasi secara efektif dari pemegang saham pada

RUPS dapat ditingkatkan dengan merancang peraltan komunikasi yang

aman dan mempermudah pemegang saham untuk berkomunikasi dengan

pemegang saham lainnya tanpa harus memenuhi persyaratan-persyaratan

dan formalitas pada pemebrian suara melalui pengumpulan perwakilan

(proxy). Terhadap permasalahan transparansi, harus dipastikan bahwa

dalam prosedur RUPS jumlah suara secara layak telah dihitung dan dicatat,

dan harus dibuatkan pengumuman hasil pengambilan suara tersebut

secara tepat waktu73.

3. Perlindungan dan Hak Pemegang Saham Minoritas dalam Perseroan

Kepentingan pemegang saham minoritas mendapatkan perhatian

dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas. Pasal 62 menyebutkan bahwa

setiap pemegang saham berhak meminta perseroan untuk membeli

sahamnya dengan harga wajar jika tidak menyetujui tindakan direksi

perseroan yang dinilianya merugikan pemegang saham atau perseroan.

Jika tindakan direksi tersebut berdasarkan arahan atau kebijakan yang

73

Loc.cit, 155-156.

Page 98: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

83

diputuskan dalam RUPS yang didukung oleh pemegang saham mayoritas,

Pasal 97 (6) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mencantumkan adanya

hak pemegang saham atas 10% atau lebih dari total keseluruhan saham

untuk menggugat atas nama perseroan dengan biaya perseroan (derivative

action) kepada dan dari perseroan untuk menggugat anggota direksi.

Sebagai salah satu bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh

undang-undang kepada para pemegang saham, para pemegang saham

perseroan tersebut, baik pemegang saham publik dari suatu perseroan

yang telah mendaftrakan sahamnya di bursa efek maupun pemegang

saham dari perseroan yang tidak terdaftar sahamnya di bursa efek, yang

mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak

suara yang dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri terhadap

anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan

kerugian kepada perseroan. Ketentuan yang serupa berlaku juga terhadap

komisaris sebagai ditentukan dalam dari undang-undang tersebut. Pihak

lain yang dapat mengajukan gugatan adalah kreditor, karyawan, atau pihak-

pihak lain yang dirugikan sebagai akibat kesalahan anggota direksi atau

komisaris.

Mengacu pada sistem hukum di Indonesia, perseroan di Indonesia

menganut sistem dual board, yaitu perseroan yang memakai dua dewan

yang termasuk dan merupakan organ dalam perseroan untuk menjalankan

kegiatan operasionalnya. Direksi sebagai pengurus yang mengelola

Page 99: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

84

perusahaan sehari-hari, sedangkan dewan komisaris yang melakukan

pengawasan dan memberikan nasehat kepada direksi.

Mengenai sistem penggajian (remunerasi) bagi direksi dan dewan

komisaris, haruslah berdasarkan jenis pekerjaan, tanggung jawab,

kompetensi, dan komitmen waktu yang diberikan oleh masing-masing

direktur dan komisaris dalam perseroan tersebut. Selain itu, tujuan dari

pemisahan kepengurusan perusahaan dalam dual board tersebut adalah

untuk menciptakan mekanisme check and balance agar dapat dilaksanakan

secara efektif. Dengan demikian, perlu dihindari pemilihan sistem yang

tidak dapat menciptakan mekanisme check and balance.

Sistem renumerasi bagi direktur dan komisaris harus tetap

didasarkan pada profesionalisme dan target prestasi yang dicapai oleh

mereka. Target prestasi dari direktur dan komisaris akan jelas berbeda.

Target prestasi dari direksi dinilai dari pencapaian prestasi dalam

mengahsilkan keuntungan dan berlanjutnya kelangsungaan usaha

perseroan, sedangkan target prestasi dari dewan komisaris adalah prestasi

mengawasi dan mengantisipasi resiko dalam perseroan, membuat

rekomendasi untuk pembenahan, dan koreksi atas pengurusan perseroan

oleh direksi, sehubungan dengan komitmen akan waktu yang diberikan

bagi perseroan, semu anggota direksi harus memberikan komitmen waktu

penuh untuk bisa mengurus perseroaan dengan baik sesuai dengan yang

diamanatkan oleh anggaran dasar perseroan, serta undang-undang.

Sementara itu, dewan komisaris dalam perseroan pada umumnya

Page 100: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

85

memberikan komitmen untuk bekerja paruh waktu. Keduanya dalam

menjalankan fungsinya merupakan satu keastuan yang tidak terpisahkan

sebagai satu tim yang harus selalu membina komunikasi dengan baik. Jika

direksi melaukan perbuatan yang tidak layak, tetapi lolos dari pengawasan

dewan komisaris, keduanya bertanggung jawab secara renteng.

Sistem renumersi bagi direksi dan komisaris harus dibangun dengan

penuh pertimbangan untuk tujuan dan fungsi check and balance dalam

perseroan. Faktor pertama adalah imbalan jasa untuk menutupi biaya-biaya

yang diperlukan dalam menjalankan tugas. Faktor kedua adalah yang

terkait dengan komitmen penuh waktu atau paruh waktu. Faktor ketiga

adalah yang terkait dengan pencapaian target sesuai dengan tolok ukur

pencapaian dari masing-masing direksi dan komisaris. Faktor keempat

adalah imbal jasa yang terkait dengan tanggung jawab renteng, yaitu

adanya kemingkinan resiko yang ditimbulkan bisa mengurangi atau

menghilangkan harta kekayaan pribadi direksi dan komisaris. Faktor kelima

adalah imbal jasa yang dipengaruhi faktor kompetensi dan pengalaman

yang dibutuhkan oleh perusahaan. Imbal jasa yang dipengaruhi oleh faktor

pertama sampai dengan faktor ketiga bersifat variabel, sedangkan imbal

jasa yang dipengaruhi faktor keempat dan kelima besifat biaya tetap, yang

besarnya sesuai dengan kesepakatan. Jika resiko yang disebabkan karena

Page 101: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

86

tanggung jawab renteng sudah ditutup dengan asuransi, dalam hal ini bisa

dikeluarkan dari perhitungan sistem renumerasi74.

Pada dasarnya pemegang saham berhak mempertahankan haknya

sehubungan dengan saham yang dimilikinya dengan cara menggugat

segala tindakan perseroan yang merugikan kepentingannya dalam

perseroan yang bersangkutan. Tindakan perseroan tersebut dapat berupa

tindakan RUPS, Komisaris, dan atau Direksi (Pasal 60 (1) UU No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas).

Perlu diperhatikan bahwa perseroan didirikan dan dijalankan atas

dasar anggaran dasar yang dibuat di antara para pemegang

saham.Dengan begitu, segala hak dan kewajibannya pun harus dituangkan

sejelas mungkin di dalam anggaran dasar tersebut, yang dapat dikatakan

sebagai “perjanjian” di antara mereka. Oleh karena dianggap sebagai

“perjanjian”, anggaran dasar harus tunduk pada UUPT, undang-undang,

dan peraturan lain yang terkait dengan hak dan kewajiban pemegang

saham.

Salah satu efek dari struktur kepemilikan melalui saham adalah

terciptanya struktur pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pada

dasarnya masing-masing mempunyai hak yang sama. Terutama terhadap

74

Franssatrio, Wicaksono,Tanggung Jawab Pemegang Saham Direksi, dan Kominsaris Perseroan Terbatas( PT), Transmedia Pustaka, Jakarta,2009, hal.116-118.

Page 102: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

87

hak suara, yaitu 1 saham 1 suara.Ketentuan tambahan terhadap hak suara

dapat diatur secara tegas-tegas sehubungan dengan klasifikasi saham.

Dengan mekanisme pemilikan yang demikian, pemegang saham

mayoritas menjadi pihak yang “diuntungkan” dengan sendirinya. Semakin

banyak saham yang dimilikinya, semakin dapat berkuasa ia dalam

menentukan keputusan mengenai keberadaan dan jalannya suatu persroan

terbatas. persoalannya adalah bagaimana melindungi kepentingan

pemegang saham minoritas yang berisiko “dirugikan” oleh kekuasaan

pemegang saham mayoritas.

Perlindungan atas hak-hak pemegang saham minoritas dalam

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 di bidang Pasar Modal mengatur

tentang pelaporan dan keterbukaan informasi (Ps. 85, 86 (1), 87 (1) (2) (3).

Dalam peraturan Bapepam menegaskan kewajiban pengungkapan

laporan (laporan tahunan emiten atau perusahaan publik) mengenai

kewajiban pengungkapan identitas pemegang saham utama atau

pengendali hingga lapis individu tertentu dalam laporan keuangan tahunan,

pengungkapan tersebut disajikan dalam bentuk skema atau diagram.

Meskipun peraturan ini tidak mewajibkan pengungkapan hingga beneficial

ultimate owner, namun setidaknya dengan ketentuan ini para pengguna

laporan keuangan dapat mengetahui transaksi afiliasidan melakukan

penelusuran ultimate owner secara mandiri.Regulasi seperti hal ini sangat

vital untuk kondisi perusahaan seperti di Indonesia dimana struktur

kepemilikan berbentuk piramida dan terdapat cross-shareholding.

Page 103: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

88

Peraturan Bapepam-LK lainnya adalah terkait keterbukaan informasi

yang harus segera diumumkan kepada publik. Informasi yang dimaksud

berupa fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham dan

keputusan investor seperti : penggabungan usaha, pembelian saham,

peleburan usaha, pemecahan saham, pembagian dividen, dan lain-lain.

E. Perlindungan dan Pertanggung Jawaban Terhadap Pihak Ketiga

Guna melindungi kepentingan seluruh pemegang saham (termasuk

pemegang saham minoritas), setiap laporan tahunan dan perhitungan

tahunan harus disampaikan kepada tiap pemegang saham perseroan untuk

disahkan dalam RUPS.

Dalam hal yang demikian, para pemegang saham berhak dengan

berbagai alasan dan argumentasi tertentu, untuk tidak mengesahkan

laporan tahunan dan atau perhitungan tahunan. Bagi perseroan yang

dikelola secara kekeluargaan, pengesahan laporan tahunan dan

perhitungan tahunan tidak akan menjadi masalah berarti, dan pada

umumnya hal tersebut hanya dilakukan untuk memenuhi formalitas hukum

saja.

Untuk itulah, guna melindungi kepentingan pihak ketiga yang

beritikad baik, yang (ingin) melakukan hubungan dengan perseroan, maka

undang-undang mewajibkan pengumuman atas perhitungan tahunan

tersebut segera setelah memperoleh pengesahan RUPS dalam dua surat

kabar harian. Selanjutnya dalam hal dokumen perhitungan tahunan yang

disediakan ternyata tidak benar dan atau menyesatkan, maka anggota

Page 104: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

89

direksi dan komisaris dinyatakan secara tanggung renteng bertanggung

jawab terhadap pihak yang dirugikan, dengan kewajiban untuk melakukan

pembuktian terbalik, jika memang keadaan tersebut terjadi bukan karena

kesalahannya.

Pada uraian di atas telah disebutkan bahwa meskipun penilaian dan

pemeriksaan akuntan publik dilakukan berdasarkan kontrak dengan

perusahaan yang diperiksa olehnya, seringkali laporan hasil penilaian

tersebut dipergunakan oleh pihak ketiga yang berkepentingan sebagai

salah satu dasar dalam memutuskan untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu hubungan hukum atau transaksi usaha dengan

perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak menutup mata dalam hal-hal

tertentu, adakalanya apa yang disampaikan dalam laporan tersebut kurang

mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari perusahaan yang

bersangkutan, hal ini tentunya dapat menerbitkan kerugian bagi pihak yang

mempergunakan hasil atau laporan pemeriksaan akuntan publik. Dari

penilaian tersebut, dalambenak kita semua mempertanyakan satu

pertanyaan besar; hingga seberapa jauhkah akuntan publik dapat

dipertanggungjawabkan oleh pihak ketiga akan kebenaran dan keakuratan

hasil yang disampaikan dalam laporan pemeriksaan dengan keadaan

(finansial) sebenarnya dari perusahaan yang dinilai75.

75

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.2000, hal. 90.

Page 105: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

90

1. Pengelolaan Perseroan dalam Hukum Perseroan

Pengelolaan perusahaan (corporate governance) pada suatu

korpoasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk teori korporasi

yang dianut, budaya, dan sistem hukum yang berlaku.Tarik menarik di

antara faktor-faktor ini menghasilkan struktur corporate governance yang

berbeda-beda pada perusahaan di berbagai negara76. Sistem corporate

governance juga tergantung pada latar belakang budaya masyarakat yang

ada dan juga sejarah ekonomi dan politik pada suatu negara77.

Dengan demikian, istilah corporate governance yang dipakai dalam

pengelolaan perusahaan antar suatu negara dengan negara lain berbeda-

beda. Walaupun berbeda, tetapi dari ke semua istilah yang dipakai di dalam

pengelolaan perusahaan tersebut memiliki inti pengertian yang sama.

Struktur pengelolaan perusahaan di Indonesia dipengaruhi oleh Belanda

yang menganut teo-tier board system yang merupakan salah satu negara

civil law. Indonesia mengadopsi istilah dalam pengelolaan perusahaan ini

(corporate governance) dari Belanda, dan Belanda sendiri dikenal dua jenis

perseroan, yaitu Naamloze Vennotschap (NV) dan Besloten Vennotschap

met Beperkte Aanspraklijkheid (BV). NV maupun BV di Belanda,

merupakan badan hukum yang terpisah dari pemegang sahamnya, dapat

memiliki dan mengalihkan kekayaannya, dapat menjalankan bisnis yang

sama, dapat meminjam uang, membeli dan menjual efek-efeknya,

mempunyai buruh, dan dapat menuntut ataupun dituntut. Dalam

76

Loc.cit, hal 2. 77

Antonelia Schiavon, “Debt as a Device for Corporate Control the Case of Countries in Translation”, Journal of Interntional Banking Law, 2001, hal. 48.

Page 106: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

91

mengalihkan aset-asetnya, BV merupakan perseroan tertutup mempunyai

batasan untuk melakukan pengalihan sampai pada batas-batas yang diatur

dalam anggaran dasar perseroan. Wakaupun hukum perseroan Indonesia

mengadopsi organ atau struktur pengelolaan perseroan Belanda, namun

terdapat beberapa perbedaan yang signifikan menyangkut struktur tersebut,

perbedaannya adalah antara lain berkenaan fungsi dan kewenangan

RUPS. Keberadaan dewan komisaris dalam perseroan juga memiliki

perbedaan yang signifikan.Dalam sistem hukum perseroan Belanda, RUPS

bukan merupakan forum untuk mengangkat dan mengusulkan penggantian

anggota direksi atau dewan komisaris, tetapi lebih banyak untuk

menentukan pembagian deviden dan pembagian laba. Apabila pemegang

saham tidak puas dengan kebijakan perseroan yang dilakukan oleh dewan

komisaris, maka mereka dapat melakukan gugatan atau memilih jalan

keluar terakhir dengan menjual saham perusahaan yang

dimilikinya.Selanjutnya, RUPS di Belanda, komisaris ataupun direksi

memiliki kedudukan yang sejajar. Di Indonesia, RUPS merupakan badan

tertinggi di dalam suatu perseroan. RUPS memiliki wewenang untuk

menyetujui atau menolak antara lain konsolidasi, merger, akuisisi,

kepailitan, dan pembubaran perseroan, serta pengangkatan dan

pemberhentian komisaris dan direksi. Sebagian besar kewenangan RUPS

didelegasikan kepada organ perseroan yang lain. Dalam perusahaan yang

Page 107: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

92

besar, RUPS hanya mempunyai hak untuk menyetujui laporan keuangan

tahunan yang telah disetujui oleh dewan komisaris78.

RUPS berhak mengubah anggaran dasar, menetukan susunan

modal, menentukan hak dan kewajiban perseroan, mempunyai hak untuk

meminta penjelasan pengurus dan dewan komisaris.Para pihak yang

memanggil RUPS ditentukan dalam akta pendirian.Pada umumnya direksi

dan komisaris berhak memanggil RUPS.Setipa pemegang saham berhak

menghadiri RUPS, dan mengeluarklan suaranya.

Dalam KUHPerdata Belanda ditentukan bahwa jumlah suara adalah

sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.Sistem ini dikenal dengan

istilah “one share one vote”. Bila dalam RUPS tidak dapat dicapai

kesepakatan, maka yang memutus adalah suara terbanyak atau menurut

cara yang telah ditentukan dalam akta pendirian. Untuk perseroan yang

tidak termasuk perseroan besar, RUPS memiliki kekuasaan yang penting,

seperti memilih, menangguhkan dan memberhentikan direksi dan

komisaris, serta menyetujui laporan keuangan tahunan perseroan.Hak

untuk menyetujui laporan ini, terkait dengan kemungkinan diubahnya

laporan tersebut.Jika perseroan kecil tersebut dalam anggaran dasarnya

menyatakan bahwa perseroan tersebut memiliki dewan komisaris

(walaupun tidak diwajibkan oleh undang-undang), maka RUPS tidak

memberikan kewenangannya kepada dewan komisaris. Dalam perseroan

besar, dereksi wajib dipilih, ditangguhkan dan diberhentikan oleh dewan

78

H.C.S. Warendrof dan R.L. Thomas, Companies and Other Legal Persons under Netherland and Netherlands Antilles Law and Taxation Publisher, Deventer, Boston, 1994, hal. 16.

Page 108: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

93

direksi, ditangguhkan berarti direksi tetap berada di kantor, tetapi dia tidak

memiliki kekuasaan apapun untuk menjalankan perusahaan. Dewan

komisaris memiliki hak untuk menangguhkan direksi kecuali jika telah diatur

sebelumnya dalam anggaran dasar.Dewan komisaris merupakan organ

perseroan yang bertugas untuk mengawasi kebijakan yang dibuat oleh

direksi dan juga mengawasi urusan perseroan secara umum.Komisaris juga

membantu direksi dengan memberikan saran atau nasehat pada direksi

dalam mengelola perseroan.Fungsi pengawasan komisaris termasuk juga

di dalamnya kewenangan dan tugas untuk melakukan intervensi dalam

pengelolaan perusahaan ketika dipandang perlu dan mengambil tindakan-

tindakan perbaikan yang dibutuhkan demi kepentingan perseroan semata

sesuai dengan aturan yang ada dalam anggaran dasar dan undang-

undang, serta mengawasi pembukuan perseroan dan memiliki akses yang

tidak terbatas dalam perseroan.

Perseroan terbatas sebagai badan hukum yang didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang

ditentukan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.Atau

dengan formulasi kalimat yang lain, didefinisikan PT adalah badan hukum

yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian79.

79

Pasal 1 Angka 1 UUPT.

Page 109: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

94

2. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan esensi yang

mendasar.melalui pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip dasar

pengelolaan perusahaan yang baik diharapkan dapat tercapai, baik oleh

pemerintah selaku pembuat kebijakan maupun oleh para pelaku usaha

sebagai pihak yang melaksanakan kebijakan tersebut.

Tata kelola perusahaan yang baik yang dimaksud tersebut di atas

mengacu pada suatu prosedur yang dibuat dalam perusahaan yang

memberikan kewenangan pada Direksi untuk memberitahukan tentang

fakta-fakta material keadaan investor dan stakeholders lain dan membuat

keputusan yang efisien dan akurat dalam perusahaan. Dengan kata lain,

pengelolaan perusahaan yang baik disini menggambarkan tentang

serangkaian aturan hukum yang mengatur tentang kewenangan dan

kewajiban direksi, officer, dan pemegang saham. Prinsip-prinsip dalam

pengelolaan perusahaan (corporate governance) yang perlu diperhatikan

untuk terselenggaranya praktik tata kelola perusahaan yang baik (good

corporate governance) adanya keadilan (fairness) transparansi

(transparency), akuntabilitas (accountability), reponsibilitas (responsibility).

Prinsip dasar tersebut sifatnya tidak mengikat dan memberikan pedoman

kepada negara-negara untuk memperbaiki pengelolaan perusahaan di

negara mereka.Prinsip-prinsip tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

Page 110: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

95

1. Keadilan (Fairness)

Kerangka pengelolaan perusahaan harus melindungi hak-hak

pemegang saham, secara umum, dalam prinsip mengakui adanya hak

kepemilikan dari pemegang saham.Para pemegang saham tersebut

memiliki hak untuk mengikutsertakan kepentingan mereka dalam

perusahaan tersebut. Dan juga mengakui hak pemegang saham untuk ikut

serta dalam pengambilan keputusan penting yang dibuat perusahaan,

seperti pemilihan direksi dan persetujuan atas proses merger ataupun

akuisisi.

Pengelolaan perusahaan pemegang saham dalam perusahaan juga

berkaitan dengan hak untuk turut serta dalam prosedur voting dalam

pemilihan direksi, penggunaan perwakilan dalam proses voting, dan

kemampuan pemegang saham untuk memberikan gagasan-gagasan dalam

rapat pemegang saham dan untuk mengadakan RUPS luar biasa.

Kerangka pengelolaan perusahaan lainnya, yaitu harus dapat

memastikan perlakuan yang setara bagi para pemegang saham, termasuk

pemegang saham minoritas dan asing. Semua pemegang saham memiliki

kesempatan untuk memperoleh ganti rugi atas pelanggaran hak-hak

mereka.Prinsip pengelolaan perusahaan ini, mengandung makna bahwa

hukum harus melindungi hak pemegang saham minoritas dari penggunaan

aset yang tidak sesuai dan transaksi yang dilakukan oleh pemegang saham

mayoritas.

Page 111: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

96

2. Transparansi atau Keterbukaan (Transparency)

Prinsip keterbukaan merupakan prinsip yang penting untuk

mencegah terjadinya tindakan penipuan (fraud). Dengan pemberian

informasi berdasarkan prinsip keterbukaan ini, maka dapat diantisipasi

terjadinya kemungkinan pemegang saham, investor, atau stakeholder tidak

memperoleh informasi atau fakta material yang ada. Prinsip transparansi

atau keterbukaan merupakan salah satu unsur pokok dalam penerapannya

dalam suatu perusahaan, dan penerapan prinsip tersebut dalam suatu

perusahaan sudah merupakan kebutuhan mutlak dalam suatu praktik

korporasi yang modern. Keterbukaan bukan saja merupakan kewajiban

bagi perusahaan publik yang akan dan telah melakukan penawaran umum,

tetapi juga merupakan hak investor. Hanya dengan keterbukaan

perlindungan terhadap investor dapat dilakukan. Keterbukaan merupakan

kewajiban yang mutlak harus dilaksanakan oleh perusahaan publik.

Dengan adanya keterbukaan, maka investor dapat mengambil keputusan

untuk melakukan investasi atas efek perusahaan, baik untuk membeli,

menjual, atau menahan efek tersebut. Oleh karena itu, sebelum emiten

melakukan penawaran umum. Maka emiten harus melakukan keterbukaan

kepada publik menyangkut segala sesuatu mengenai dirinya.

Standar yang dipakai dalam keterbukaan informasi dalam perseroan

terbatas adalah bagaimana menerjemahkan dan mengakselerasi mitos

informed laymen ke dalam prinsip keterbukaan dalam perseroan. Doktrin

informed laymen yang berasal dari dunia pasar modal mengajarkan bahwa

Page 112: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

97

standar utama tentang keterbukaan informasi adalah informasi yang

tersedia harus jelas dan dapat dibaca serta dimengeti oleh orang biasa

(laymen). Prinsip ini bahwa pemegang saham mempunyai untuk

mendapatkan informasi yang benar, akurat dan tepat pada waktunya

mengenai perusahaan, mengenai kerja suatu perusahaan, hasil keuangan

dan opersionalnya, dan informasi mengenai tujuan perusahaan, pemegang

saham juga dapat ikut berperan serta dalam pengambil keputusan

mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan

turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan80.

3. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip akuntabilitas menyatakan bahwa kerangka pengelolaan

perusahaan harus memastikan pedoman strategis suatu perusahaan,

pengawasan seefektif atas pengelolaan dewan pertanggungjawaban

kepada perusahaan dan pemegang saham. Prinsip ini berimplikasi pada

kewajiban hukum para direksi, yakni diisyaratkan untuk menjalin hubungan

yang berbasiskan kepercayaan dengan pemegang saham dan perusahaan.

Direksi tidak boleh memiliki kepntingan pribadi dalam mengambil keputusan

dan bertindak secara aktif, baik dan berdasarkan pada informasi yang

diperoleh secara menyeluruh. Prinsip akuntabilitas juga terdiri dari aspek

yang menegaskan bahwa ada jaminan dihormatinyasegala hak para

stakeholder, adanya kesempatan para stakeholder untuk mendapatkan

ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka, dibukanya

80

Bismar Nasution, Prinsip keterbukaan dalam Good Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22 Nomor 6, 2003, hal. 6.

Page 113: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

98

pengembangan mekanisme pengembangan prestasi bagi pihak stakeholder

yang berkepentingan, dan adanya akses bagi semua pihak untuk informasi

yang relevan.

Prinsip akuntabilitas diwujudkan antara lain dengan menyiapkan

laporan keuangan (financial statement) dengan akurat, tepat pada

waktuntya, dan dengan cara yang tepat pula, mengembangkan komite audit

dan risiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris,

mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit

sebagai mitra bisnis strategis berdasarkan best price (dan bukan hanya

sekedar audit), menangani segala bentuk perselisihan, penegakan hukum

dalam perusahaan (melalui sistem penghargaan dan sanksi), penggunaan

eksternal auditor yang memenuhi syarat (berbasis profesionalisme).

Dalam prinsip akuntabilitas, terkandung kewajiban untuk menyajikan

dan melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatan perusahaan di bidang

administrasi keuangan bukan hanya kepada pemegang saham saja, tetapi

kepada semua pihak yang berkepentingan.Akuntabilitas juga menyangkut

perlindungan dan jaminan kepada setiap pemegang saham, agar dapat

menyampaikan hak suaranya untuk berpartisipasi dalam RUPS Tahunan

maupun RUPS lainnya.

Berkaitan dengan hal itu, maka kehadiran anggota direksi dan

anggota komisaris independen diperlukan agar dapat menghasilkan

pengelolaan perusahaan yang lebih obyektif dan bertanggung jawab.

Melalui prinsip akuntabilitas dalam tata kelola perusahaan yang baik, maka

Page 114: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

99

pemisahan antara pemilik atau pemegang saham dan pengurus dalam

rangka pengelolaan perusahaan menjadi jelas dan tegas81.

4. Responsibilitas (Responsibility)

Prinsip ini menyangkut hal-hal yang terkait dengan pemenuhan

kewajiban sosial perusahaan sebagai bagian dari masyarakat. Perusahaan

dalam memenuhi pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dan

stakeholders harus sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang

berlaku. Dalam prinsip responsibilitas, seorang direksi perusahaan tidak

hanya bertugas semata-mata untuk menjalankan bisnis perusahaan sehari-

hari, membuat laporan keuangan, mengikuti seluruh aturan hukum yang

berlaku, tetapi juga mengharapkan direksi dapat memenuhi kehendak

masyarakat di lingkungannya, dan memenuhi kepentingan seluruh

stakeholder.

Banyak negara, perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya

diwajibkan untuk menyediakan jasa kesehatan dan pensiun, mendorong

keberagaman ras dan gender dalam penggunaan tenaga kerja dan praktik

promosi jabatan, memberi dukungan finansial untuk pendidikan untuk

memformulasi serta mengadopsi teknologi yang ramah terhadap

lingkungan. Harus dipahami bahwa prinsip responsibilitas merupakan istilah

yang berbeda dengan prinsip akuntabilitas.Prinsip responsibilitas lebih

dikaitkan dengan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

81

Loc.cit, hal. 82-84.

Page 115: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

100

responsibility) dimana perusahaan sebagai suatu institusi sosial yang

berada di tengah-tengah masyarakat.

Dalam prinsip responsibilitas yang ditekankan adalah perusahaan

harus berpegang kepada hukum yang berlaku dan melakukan kegiatan

dengan bertanggung Jawab kepada seluruh stakeholder dan juga kepada

masyarakat, dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan

para stakeholder maupun masyarakat.Selain itu, perusahaan dalam

memenuhi pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham dan

stakeholder harus sesuai hukum dan perundang-undangan yang berrlaku.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan harus menyediakan

jasa kesehatan, pendidikan, tunjangan kesejahteraan, dan pensiun bagi

para karyawan.Peusahaan juga dituntut untuk tidak hanya tunduk kepada

UUPT saja, tetapi juga tunduk pada undang-undang yang lain, seperti

undang-undang ketenagakerjaan, undang-undang lingkungan hidup, dan

undang-undang anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat82.

3. Penegakan Hukum

Inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan

hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap

dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai

tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan

kedamaian pergaulan hidup. Di dalam penegakan hukum, pasangan nilai-

82

Op.cit, hal. 84.

Page 116: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

101

nilai tersebut masih perlu diserasikan, perlu penyerasian antara nilai

ketrtiban dengan nilai ketentraman83.

Masih Soejono Soekanto mengemukakan bahwa :

Oleh sebab itu, nilai ketertiban bertitik tolak pada keterikatan,

sedangkan nilai ketentraman titik tolaknya adalah kebebasan. Dalam

kehidupan manusia memerlukan keterikatan maupun kebebasan di dalam

wujud yang serasi. Pasangan nilai-nilaiyang telah diserasikan, memerlukan

penjabaran secara lebih konkrit, oleh karena nilai-nilai lazimnya bersifat

abstrak. Penjabaran secara lebih konkrit terjadi di dalam bentuk kaidah-

kaidah, dalam hal ini kaidah-kaidah hukum, yang mungkin berisikan

suruhan, larangan, atau kebolehan. Kaidah-kaidah tersebut kemudian

menjadi pedoman atau patokan bagi perilaku atau sikap tindak yang

dianggap pantas, atau yang seharusnya.Perilaku atau sikap tindak tersebut

bertujuan untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan

kedamaian. Penegakan hukum sebagai suatu proses, pada hakikatnya

merupakan penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan

yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai

unsur penilaian pribadi (LaFavre dalam Soekanto 2002 :4), dengan

mengutip pendapat Roscoe Pound, LaFavre dalam Soekanto 2002 : 4)

menyatakan bahwa pada hakikatnya diskresi berada di antara hukum dan

moral84.

83

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 3.

84 Ibid, hal. 3.

Page 117: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

102

Masalah pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-

faktor yang mungkin mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut mempunyai

arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi

faktor-faktor tersebut, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini undang-undang.

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum. 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku

atau diterapkan.

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Lima faktor ini saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum, serta juga merupakan tolok ukur

efektivitas penegakan hukum. Sehubungan dengan halpenegakan hukum

tersebut di atas yang tidak terlepas dari penerapan hukum itu sendiri85.

Hukum yang hidup adalah hukum yang masih hidup dalam sistem

hukum dan membagi sistem hukum ke dalam 3 (tiga) unsur/komponen :

1. Struktur hukum, pertama-tama siatem hukum mempunyai struktur.

Sistem hukum terus berubah, namun bagian-bagian sistem itu berubah

dalam kecepatan yang berbeda, dan setiap bagian berubah tidak

secepat bagian tertentu lainnya.Inilah struktur sistem hukum, kerangka

85

Ibid, hal. 5.

Page 118: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

103

atau kerangkanya, bagian yang tetap bertahan, bagian yang semacam

bentuk dan batasan terhadap keseluruhan.

2. Substansi Hukum, substansi adalah aturan, norma, dan pola prilaku

nyata manusia yang berada dalam sistem itu.

3. Budaya Hukum, budaya hukum adalah sikap manusia terhadap hukum

dan sistem hukum, kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya.

Dengan kata lain, bagian dari budaya umum itulah yang menyangkut

sistem hukum86.

F. Kerangka Pikir

UUD NRI Tahun 1945 Pasal 33 ayat (1) Perekonomian disusun

sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.Ayat (4)

Perekonomian nasional diselengagarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan ini diatur

dalam undang-undang Implementasi Pasal 33 ayat (1), (4), dan (5) UUD 45

tersebut antara lain dengan diberlakukannya UU No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas.

Hakikat perlindungan hukum pada suatu PT dalam implementasinya

adalah merupakan pengejawantahan UUPT. Dalam filosofinya

mengembangkan dan menghidupkan sektor perekonomian nasional, yang

86 Lawrence M. Friedman, Hukum Amerika Sebuah Pengantar (Terjemahan Wisnu

Basuki), PT Tatanusa, Jakarta, 200, hal. 6.

Page 119: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

104

tidak terlepas dari pada tata kelola perusahaan yang baik dan benar, dan

fokus pada efektivitas jalannya pengelolaan perusahaan secara

berkeadilan, transparan dan akuntabilitas, serta memiliki tanggung jawab

sosial terhadap lingkungan sekitar (responsibilitas) yang berlandaskan atas

dukungan teori-teori yang relevan.

Alat-alat perlengkapan suatu PT yang lazim dikenal dengan sebutan

organ-organ perseroan yang terdiri atas RUPS, Direksi, dan Komisaris, dan

para pemegang saham (shareholder atau stockholder), menjalankan

perusahaan dengan bekerja mengikuti sistematika yang tertuang sesuai

Anggaran Dasar (AD) perseroan yang seharusnya sejalan dengan apa

yang telah diamanatkan oleh UUPT No. 40 Tahun 2007.

Tujuan atau visi yang ingin dicapai pada PT adalah selain dari misi

mengembangkan usaha untuk menjadi perusahaan yang lebih maju,perlu

memperhatikan dan menjalankan hal-hal yang telah digariskan oleh UUPT

dengan memberikanhak-hak atas perlindungan kepada pemegang saham,

khususnya pemegang saham minoritas yang terkadang di dalam

kedudukannya terabaikan.

Hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan jalannya PT

keharmonisan hubungan dan kebijakan-kebijakan dalam mengambil

keputusan yang merupakan kunci di dalam menjalankan perseroan atas

prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance) dalam terwujudnya perlindungan hukum sesuai harapan.

Page 120: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

105

Untuk lebih jelasnya kerangka pikir tersebut di atas, dapat diihat

pada skema (bagan) berikut :

Page 121: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

106

G. Skema (Bagan) Kerangka Pikir

Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Saham Minoritas Perseroan Terbatas

UUD 1945 UUPT No.40/2007

Anggaran Dasar (AD) Prinsip-Prinsip (Good Corporate

Governance (GCG)

1.Teori keseimbangan

2.Teori Agensi

3.Teori Pengawasan

Hak-Hak Pemegang

Saham Minoritas

Kewajiban Perusahaan

Faktor-Faktor

Berpengaruh

-Hak atas Jalannya - Perseroan

-Hak atas Akses - Informasi Perseroan

-Hak atas Perlakuan - Wajar

-Prinsip Keadilan (Fairness) -Prinsip Transparansi (Transparency)

-Prinsip Akuntabilitas (Accountability)

-Faktor Kebijakan -Faktor Pengawasan

Terwujudnya Perlindungan Hukum Bagi Pemegang SahamMinoritas

Page 122: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

107

H. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang perlu didefinisikan dalam penelitian ini, antara

lain :

1. Hak-hak pemegang saham minoritas adalah hak-hak yang diberikan

oleh undang-undang dan mempertahankan haknya atas saham yang

dimilikinya.

2. Hak atas jalannya perseroan adalah hak untuk dapat mengajukan

permohonan kepada Pengadilan Negeri untuk membubarkan perseroan.

3. Hak atas akses informasi perseroan adalah hak memperoleh segala

keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi

dan komisaris.

4. Hak atas perlakuan wajar adalah hak mendapatkan perlakuan wajar

dalam jalannya perseroan.

5. Kewajiban perusahaan merupakan kewajiban dalam menerapkan

prinsip –prinsip tata kelola perusahaan yang baik sejalan dengan hak-

hak pemegang saham minoritas.

6. Keadilan (Fairness) adalah hak memperoleh perlindungan dalam

bekerjanya fungsi hukum.

7. Transparansi (Transparency) adalah prinsip keterbukaan perseroan

dalam memberikan informasi yang benar, akurat dan tepat pada

waktunya mengenai perusahaan.

8. Akuntabilitas (Accountability) adalah prinsip yang dikandung dalam

perseroan sebagai kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala

Page 123: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan oleh perusahaan, terhadap

108

tindak tanduk dan kegiatan perusahaan di bidang administrasi

keuangan.

9. Faktor berpengaruh adalah faktor yang berimplikasi terhadap hak-hak

pemegang saham minoritas dalam hal perlindungan hukum.

10. Kebijakan adalah tindakan atas keputusan yang diambil perseroan.

11. Pengawasan adalah tugas dan wewenang melakukan kontrol kinerja

perusahaan yang diemban perseroan dalam mewujudkan perlindungan

hukum terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.