perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

31
PERLINDUNGAN AD HOC TERHADAP BURUH MIGRAN INDONESIA Anis Hidayah Executive Director of Migrant CARE

Upload: husna-arman

Post on 22-Jun-2015

277 views

Category:

Law


5 download

DESCRIPTION

Kembali muncul kasus TKI, membuka kembali lembaran tugas Muslimah KAMMI. This slide was given by Mbak Anis Hidayah, Executive Director of Migrant CARE, on November 30, 2012.

TRANSCRIPT

Page 1: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

PERLINDUNGAN AD HOC TERHADAP BURUH MIGRAN INDONESIA

Anis HidayahExecutive Director of Migrant CARE

Page 2: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Background: Migrasi Terpaksa BUKAN Sukarela

• Kemiskinan struktural di Indonesia: hak atas pendidikan rakyat belum terpenuhi, lapangan pekerjaan bagi rakyat miskin (perempuan) terbatas

• Upah buruh dalam negeri rendah yang tidak layak untuk memenuhi kebutuhan pokok

• Rakyat tidak memiliki tanah atau kalau yang memiliki tanah tidak mampu mengelola tanahnya karena politik harga produk pertanian yang tidak berpihak

• Migrasi terpaksa ke luar negeri dilakukan karena keterpaksaan

Page 3: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Landasan Perlindungan, Ratifikasi 8 Konvensi ILO

ILO Convention Indonesia

Freedom of Association and Protection of the Rights to Organize (C. 87)

06/09/1998

Rights to Organize and Collective Bargaining (C. 98) 15/07/1957

Forced Labor (C.29) 12/06/1950

Abolition of Forced Labor (C. 105) 07/06/1999

Equal Remuneration (C. 100) 11/08/1958

Discrimination (Employment and Occupation, C.111) 07/06/1999

Minimum Age (C.138) 07/06/1999

Elimination of the Worst Form of Child Labor (C. 182) 28/03/2000

Page 4: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Landasan Perlindungan, Ratifikasi Konvensi HAM

UN Treaty Indonesia

ICESCR 23/02/2006

ICCPR 23/02/2006

ICERD 25/06/1999

CEDAW 13/09/1984

CAT 28/10/1998

CRC 05/09/1990

MCW 12/04/2012

ICC

Page 5: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Grand Design Policy tentang Migrasi ~ Eksploitatif

• Payung hukum kebijakan migrasi tenaga kerja di Indonesia (UU No 39 tahun 2004) terbukti tidak efektif melindungi, namun sebaliknya eksploitatif

• UU TKI menghasilkan skema migrasi berbiaya tinggi dan monopoli oleh swasta

• Skema migrasi yang dihasilkan mendekati praktek trafficking dan perbudakan

Page 6: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Salah Kelola Migrasi

Adanya ketidakjelasan kebijakan dan lemahnya sistem penempatan dan perlindungan TKI

memberikan peluang terjadinya penyimpangan sejak proses rekrutmen, pelatihan dan pengujian

kesehatan, pengurusan dokumen, proses penempatan di negara tujuan sampai dengan

pemulangan TKI ke tanah air

(Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan RI tahun 2010)

Page 7: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Buruh migran Indonesia tidak mendapatkan kedaulatnnya karena kebijakan yang ada terbukti tidak efektif melindungi, tetapi sebaliknya eksploitatif (MoU, UU, Perda, Kepmen, dll) Melegitimasi industrialisasi buruh migran

Lemahnya koordinasi dan sibergi antar kelembagaanAdanya disintegrasi dan diskoneksi dalam kebijakan

perlindungan, antara di dalam dan di luar negeriParadigma perlindungan (pra, selama bekerja, dan

purna kerja) belum terinstitusionalisasi dalam lembaga-lembaga yang ada

PRT migran peluang besar dalam migrasi sekaligus peluang besar dalam masalah, tetapi tidak dijawab dengan proporsional

Status Quo Masalah Buruh Migran

Page 8: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Menuju MITOS : 80%-20%

Terjebak dalam tesis 80% masalah di dalam negeri dan 20% sebagai dampak di luar negeri

Tetapi upaya untuk membongkar 80%-20% selalu ad hoc

80%-20% masalah hanya terhenti pada pemahaman bersama, belum ada langkah maju untuk mengurai dan menuntaskan

Bahkan 80%-20% mendekati MITOS

Page 9: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Misleading tentang PERLINDUNGAN

• Perlindungan dimaknai secara parsial dan ad hoc, yakni PENANGANAN KASUS

• Pendekatan yang digunakan “case by case approach”

• Seringkali juga REAKTIF, bahkan terlambat. Misalnya memulnagkan overstayers dari Arab ketika didesak masyarakat dengan Aksi 1000 rupiah. Respon Ruyati dilakukan setelah Ruyati di eksekusi mati.

Page 10: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (1)

Rekrutmen TKI tidak dimulai dengan pemetaan kondisi dan dasarhukum ketenagakerjaan negara tujuan penempatan TKIsehingga tidak menjamin aspek perlindungan dan rasa aman bagi TKITKI harus menanggung biayapenempatan yang lebih tinggi dari seharusnya, mengalami pemotongan gaji lebih lama, dan memperoleh gaji lebih sedikitRekruitmen didominasi oleh calo dan masih ditemukan juga perekrutan TKI tanpa job order atau menggunakan job order yang telah kedaluwarsa

1. Rekrutmen TKI belum didukung proses yang valid dan transparan sehingga tidak ada jaminan kepastian, keadilan, dan perlindungan TKI

1. Rekrutmen TKI belum didukung proses yang valid dan transparan sehingga tidak ada jaminan kepastian, keadilan, dan perlindungan TKI

Page 11: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (2)

Peraturan tentang rekrutmen calon TKI belum tegas mengatur mekanisme pengendalian operasional sarana kesehatan dan infrastruktur penunjangnya secara efektifMasih adanya sarana kesehatan yang beroperasi tanpa izin operasional atau dengan izin operasional tetapi telah kedaluwarsaStandar pengujian kesehatan dan biaya pengujian kesehatanjuga tidak baku dan seragam bagi semua sarana kesehatanAkreditasi Balai Latihan Kerja Luar Negeri tidak dilakukan secara tidak terprogram, terencana, dan terukur

2. Penyiapan tenaga kerja yang sehat, mampu, dan teruji kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem pelatihan dan pemeriksaan kesehatan yang terintegrasi, serta pengawasan yang periodik dan konsisten

2. Penyiapan tenaga kerja yang sehat, mampu, dan teruji kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem pelatihan dan pemeriksaan kesehatan yang terintegrasi, serta pengawasan yang periodik dan konsisten

Page 12: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (3)

Dualisme kewenangan antara Kemenakertrans dengan BNP2TKI dalam penerbitan dokumen keberangkatan TKI yang belum dituntaskan Fungsi dan kegunaan KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri) yang wajib sifatnya menjadi mubadzirDualisme penyelenggaraan PAP (Pendidikan Akhir Pemberangkatan) oleh Kemenakertrans/Asosiasi PPTKIS dan BP3TKI menjadikan kegiatan PAP tidak terarah dan terprogram

3. Penyiapan tenaga kerja yang legal dan prosedural kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem yang terintegrasi, serta penegakan aturan yang tegas dan konsisten

3. Penyiapan tenaga kerja yang legal dan prosedural kurang didukung kebijakan yang tegas, sistem yang terintegrasi, serta penegakan aturan yang tegas dan konsisten

Page 13: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (4)

Asuransi belum dikelola dengan baik oleh Kemenakertrans.Penunjukan sembilan konsorsium asuransi melalui keputusan Menakertrans pada Tahun 2006 -2009 yang melibatkan 48 perusahaan asuransi dan 8 broker asuransi, menciptakan persaingan tidak sehatadanya unsur kesengajaan PPTKIS yang tidak mengikutkan TKI-nya dalam program asuransi, khususnya asuransi pra penempatankewajiban konsorsium asuransi dalam menangani kasus-kasusTKI di luar negeri sering kali tidak jelas statusnya

4. Penyelenggaraan asuransi TKI belum memberikan perlindungan secara adil, pasti, dan transparan

4. Penyelenggaraan asuransi TKI belum memberikan perlindungan secara adil, pasti, dan transparan

Page 14: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Pembiaran terhadap Kompleksitas Masalah Rekruitmen (5)

Masih banyak ditemukan calon TKI yang tidak di training sebelum berangkat ke luar negeriTraining pra pemberangkat selama ini masih bersifat formalitas dan mahalKurikulum training pra pemberangkatan masih terfokus pada skill, bukan penyadaran terhadap hak-hak TKIPenampungan TKI sudah memenuhi unsur-unsur rumah tahanan dengan membatasi akses calon TKI untuk keluar dan komunikasi. Tempat penampungan tertutup seperti penjara.Selama di penampungan, calon TKI juga ada yang dipekerjakan dengan dalih training

5. Pendidikan pra pemberangkatan bagi TKI belum didukung kurikulum dan metodologi pembejalaran yang komprehensif sehingga tidak ada jaminan kualitas TKI

5. Pendidikan pra pemberangkatan bagi TKI belum didukung kurikulum dan metodologi pembejalaran yang komprehensif sehingga tidak ada jaminan kualitas TKI

Page 15: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Biaya Penempatan Resmi Berdasarkan Negara Tujuan

Page 16: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Akibat Biaya Penempatan Selangit

terjebak dalam perbudakan hutang selama berbulan-bulan

dikenakan biaya agen setiap kali memperpanjang kontraknya

diteror agen/Bank ketika telat atau gagal membayar

tidak bisa kirim uang ke keluarganya

selama berbulan-bulan hidup dengan sisa potongan yang tidak memadai

tidak berani komplain meski menjadi korban penganiayaan, pemerkosaan dan perlakuan tidak manusiawi lainnya

tunduk kepada apapun instruksi agen sampai terjebak kriminalisasi (dijadikan overstay, dsb)

Page 17: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Masalah di Luar Negeri, TIDAK PERNAH TUNTAS

1. Data penempatan TKI tidak akurat, sehingga tidak membantu upaya perlindungan TKI di luar negeri

2. Masalah hukum dan Masalah ketenagakerjaan terjadi berulang dalam kasus yang sama

3. Penanganan dan Penyelesaian TKI bermasalah di luar negeri bersifat parsial

Page 18: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Kerentanan PRT migran

Page 19: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Masalah di Luar Negeri, Sebuah dampak

Sistem informasi TKI pada Perwakilan RI di luar negeri belum di support oleh mekanisme yang bakuData yang ada di imigrasi dan keHanya berbentuk data kisaran, belum data yang validData yang ada pada perjanjian kerja hanya berisi data tentang majikan

1. Data penempatan TKI tidak akurat, sehingga tidak membantu upaya perlindungan TKI di luar negeri

Page 20: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Masalah di Luar Negeri, Sebuah dampak

Berbagai usaha untuk menyelesaikan kasus TKI bermasalah telah dilakukanPerwakilan RI di luar negeri. Namun penanganan kasus TKI oleh Perwakilan RI selama ini hanya fokus pada masalah yang dihadapi TKI secara parsial, bukan pada penyelesaian kasus secara komprehensif pada akar permasalahanEvaluasi atas kondisi sebab akibat kasus TKI belum dilakukan Perwakilan RI untuk menemukan akar permasalahan secara jelas. Permasalahan gaji tidak dibayar, PHK sepihak, TKI overstayers, dan masalah ketenagakerjaanlainnya akan selalu timbul jika penanganan kasus dilakukan secara parsialmenghadapi kasus serupa berulang-ulang tanpa penyelesaian kasus secarakomprehensif

3. Penanganan dan Penyelesaian TKI bermasalah di luar negeri bersifat parsial

Page 21: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Data Kasus buruh migran tahun 2011

Kasus Jumlah

Menghadapi hukuman mati 417

Eksekusi mati di Arab Saudi 1

Over stayers in Saudi Arabia 27.348

Kekerasan 3.070

Sexual Violence 1.234

Meninggal dunia 1.203

Bekerja tidak layak 9.023

Unpaid 14.074

Menghadapi deportasi di Malaysia 150.000

Di berbagai shelter KBRI 21.823

Total 228.193

Page 22: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Grand Design Perlindungan? Belum nampak adanya grand design tentang

upaya meminimalisasi pelanggaran HAM terhadap buruh migran:Inisiatif untuk mengamandemen UU No 39/2004

tentang PPTKILN yang terbukti tidak melindungi buruh migran berjalan sangat lamban PAYUNG HUKUM YANG CACAT HUKUM

14 tahun institusionalisasi pemerasan dalam Terminal TKI tetap dilanggengkan

PRT migran yang menjadi sektor utama dalam penempatan buruh migran, belum masuk dalam skema kebijakan ketenagakerjaan

Belum ada reformasi dalam penegakan hukum bagi pelaku pelanggaran hak buruh migran

Pembiaran terhadap mekanisme penempatan yang eksploiatif, monopoli oleh PPTKIS

Page 23: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Celah praktek korupsi terbuka lebar dari kebijakan yang ada, bahkan dari pembuat kebijakan. Mis: pembentukan lembaga ad hoc, legislasi di DPR, penunjukan asuransi tanpa tender

Tidak ada transparansi dan akuntabilitas dalam keseluruhan proses migrasi baik menyangkut data penempatan, data kasus, biaya (penempatan, asuransi, dana perlindungan, asuransi, terminal TKI), penanganan kasus, dll

Presiden tidak pernah melakukan evaluasi kinerja berdasarkan indikator-indikator korupsi yang dilakukan oleh para menterinya

KPK lebih sibuk dengan penanganan korupsi-korupsi yang memiliki nilai politik besar

Birokrasi Yang Koruptif

Page 24: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Kolusi antara pemerintah dan swasta. Antara lain: membiarkan biaya penempatan yang tidak rasional, penunjukan asuransi tunggal tanpa tender, KTKLN

Beberapa indikator menunjukkan keterlibatan langsung dan tidak langsung para pejabat dengan swasta

Membuka ruang kekuasaan yang nyaris absolut bagi swasta menyangkut perlindungan warga negara

Pemborosan anggaran untuk hasil perlindungan yang tidak signifikan (Pembentukan satgas BMI bermasalah tahun 2004, Satgas untuk penanganan TKI terancam hukuman mati, dll)

Penujukan pejabat publik yang tidak memiliki kapasitas dalam hal perlindungan buruh migran. Bahkan kepala BNP2TKI hingga kini masa jabatannya tidak ada kejelasan yang mestinya berakhir pada 11 Januari 2012

Lanjutan

Page 25: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Kemana Dana Perlindungan $15?

Tahun Jumlah Penempatan

Dana Perlindungan

2006 680.000 orang Rp. 102 Milyar

2007 696.746 orang Rp. 104,5 Milyar

2008 644.731 orang Rp. 96,7 Milyar

2009 632.172 orang Rp. 94,8 Milyar

2010 575.804 orang Rp. 86,3 Milyar

2011 438.474 orang Rp. 65,7 Milyar

Total Rp. 550 Milyar

Page 26: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Kemana Dana Asuransi Mengalir?

Tahun Jumlah Penempatan

Asuransi(Rp 400.000/orang)

2006 680.000 orang Rp. 272 Milyar

2007 696.746 orang Rp. 278,6 Milyar

2008 644.731 orang Rp. 257,8 Milyar

2009 632.172 orang Rp. 252,8 Milyar

2010 575.804 orang Rp. 230,3 Milyar

2011 438.474 orang Rp. 438,4 MilyarTotal 3.667.927

orangRp. 1, 729,9 Trilyun

Page 27: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Kebijakan yang eksploitatifKekuasaan absolut PPTKIS yang membangun

industri buruh migranBirokrasi yang koruptif

Masalah Hukum & Ketenagakaerjaan di Luar Negeri

Masalah di Luar Negeri ~ Dampak Sistematis

Page 28: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

• Masalah Hukum Buruh migran yang terancam hukuman mati terus meningkat, penjara-penjara semakin dipadati oleh buruh migran, eskalasi kekerasan telah menjadi kisah harian, meninggal dunia, pemerkosaan, terlantar, trafficking, deportasi , dll

• Masalah Ketenagakerjaan : PHK sepihak tak mengenal musim, underpayment, gaji tidak dibayar& pelanggaran hak-hak normatif Mendekati, bahkan praktek perbudakan

Masalah Tak Bisa Dibendung

Page 29: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

Bantuan hukum yang tersistem (lawyer, monitoring proses hukum, penterjemah, konseling) ~ Standar Minimal Pelayanan

Distribusi informasi, dari perwakilan RI Kemenlu Kementrian terkait Keluarga korban

Transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus

Fasilitasi komunikasi korban dengan keluargaDatabase yang integratif dan accesable bagi

publikKerjasama internasional (konteks evakuasi di

negara konflik)

Aspek-Aspek Perlindungan

Page 30: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

• Pembentukan badan ad hoc ~ SATGAS-SATGAS

• Pengadaan HP• KUR TKI

Reaktif Tak SOLUTIF

Page 31: Perlindungan ad hoc terhadap buruh migran indonesia

• Reformasi kebijakan : eksploitatif protektif• Reformasi birokrasi : koruptif Pelayan• Minimalisir peran swasta : bisnis oriented Pelayanan

publik

Pemerintah Indonesia 12 April 2012 telah meratifikasi konvensi buruh migran. Ini

langkah awal untuk memperbaiki perlindungan buruh migran

Masalah Buruh Migran BAK BANJIR JAKARTA

Menyelesaikan dari AKARNYA