perkembangan vegetatif dan generati pada jeruk besar

52
PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG Oleh : Ulfah Alifia A34302001 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: habibie

Post on 11-Apr-2016

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bidang Biologi

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF

DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN

CIKONENG

Oleh :

Ulfah Alifia

A34302001

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF

DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN

CIKONENG

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Ulfah Alifia

A34302001

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 3: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

RINGKASAN

ULFAH ALIFIA. Pengaruh Interstock Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Generatif Jeruk Besar kultivar Nambangan dan Cikoneng. (Dibimbing oleh SLAMET SUSANTO).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif dan generatif jeruk besar Nambangan dan Cikoneng hasil penyambungan pada beberapa interstock yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2006 sampai Mei 2006 bertempat di Rumah Kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan dan merupakan penelitian lanjutan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah kultivar batang atas yang terdiri atas V1 : Nambangan dan V2: Cikoneng. Faktor yang kedua adalah pemakaian interstock, yang mana I1: Flying Dragon, 12: Troyer, I3: Citrumelo dan I4: Rangpur Lime. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali, sehingga akan terdapat 32 sampel tanaman. Namun dari awal penelitian, satu tanaman mati sehingga sampel tanaman yang tersisa berjumlah 31. Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali. Variabel atau peubah yang diamati selama penelitian adalah panjang tunas, jumlah tunas tidak berbunga (tunas vegetatif), total tunas berbunga (tunas generatif), diameter batang, waktu munculnya bunga, total bunga mekar per tanaman, dan total fruitset

Hasil sidik ragam tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata pada hampir semua peubah vegetatif dan generatif, kecuali pada panjang tunas dan diameter interstock. Selain itu, sidik ragam juga menunjukkan tidak terdapat interaksi antara batang atas dan interstock terhadap pertumbuhan generatif dan vegetatif tanaman.

Jumlah tunas yang cenderung lebih banyak dihasilkan oleh perlakuan dengan interstock Troyer dan cenderung lebih sedikit dihasilkan oleh tanaman dengan interstock Rangpur Lime. Sementara pada panjang tunas dipengaruhi secara nyata oleh batang atas tetapi tidak dipengaruhi oleh penggunaan interstock. Batang atas Cikoneng menghasilkan panjang tunas yang lebih panjang dari batang atas Nambangan. Interstock Citrumelo memiliki diameter interstock yang terbesar dan interstock Flying Dragon memiliki diameter interstock yang terkecil. Sementara diameter batang bawah dan batang atas tanaman tidak dipengaruhi oleh penggunaan interstock.

Meskipun pengaruh pada pertumbuhan generatif tanaman tidak terlihat signifikan, namun tanaman jeruk besar dengan interstock Citrumelo cenderung memiliki nilai yang lebih besar untuk semua peubah yang diamati yakni menghasilkan total bunga mekar yang lebih banyak dibanding yang lain meskipun nilainya tidak berbeda nyata dengan interstock Troyer. Interstock Troyer cenderung menghasilkan total fruitset yang lebih banyak. Sementara tanaman dengan interstock Rangpur Lime cenderung memiliki pertumbuhan generatif yang standar dan waktu berbunga yang cenderung lebih lama. Tanaman dengan interstock Flying Dragon cenderung memiliki pertumbuhan generatif yang lambat terutama pada jumlah tunas generatif, total bunga mekar dan total fruitset.

Page 4: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

Judul : PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN

VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR

KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG

Nama : Ulfah Alifia

NRP : A34302001

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc.

NIP. 131 578 794

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus:

Page 5: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 9 Februari 1985.

Penulis merupakan anak keempat dari pasangan Bapak Drh. Amir Hamid, M.Si

dan Ibu Nina Murniasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1996 di

SD Negeri Panaikang II, Makassar. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1999 di SMP Negeri 8 Makassar.

Selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) diselesaikan penulis

pada tahun 2002 di SMU Negeri 5 Makassar. Pada tahun 2002 penulis

melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama studi di Fakultas Pertanian IPB penulis pernah menjadi asisten

praktikum untuk Mata Kuliah Dasar Umum Pendidikan Agama Islam pada tahun

2005-2006. Pada tahun 2005 penulis mengikuti praktek Kuliah Kerja Profesi

(KKP) di Desa Banjaratma Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Selain itu, penulis juga pernah aktif di lembaga kemahasiswaan IPB

diantaranya sebagai Staf Departemen Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa

Tingkat Persiapan Bersama Keluarga Mahasiswa IPB (BEM TPB KM IPB)

periode 2002-2003, Staf Departemen Kebijakan Daerah Kabinet Perjuangan

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB periode 2003-

2004, Sekretaris Departemen Pertanian Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Fakultas Pertanian IPB periode 2004-2005, dan Menteri Kebijakan Nasional

Kabinet Pembaharu Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM

KM) IPB periode 2005-2006.

Page 6: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh

Interstock Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Jeruk Besar

Kultivar Nambangan dan Cikoneng. Ucapan terima kasih penulis haturkan

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc sebagai pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan-masukan berharga selama

kegiatan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Kedua orang tua serta ketiga kakak tercinta (Teh Fitri, Teh Opi dan Aa

Kiki) atas segenap kasih sayang, perhatian dan doa-doa panjang yang

senantiasa menyertai selama ini.

3. Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, MS dan Ir. Ketty Suketi, MSi sebagai

penguji atas berbagai kritik dan saran pada penulisan skripsi ini.

4. Teman-teman Hortikultura 39 (Iis, Ai, Urip, Nisa, Asep) dan pihak-pihak

yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

5. Sahabat-sahabat Tomodachi (Aji, Tyas, Dhilah, Eti, Aan, Shinta, Runie,

Ima, Liza), teman-teman di BEM TPB IPB 2002-2003, BEM KM IPB

2003-2004, BEM FAPERTA IPB 2004-2005 dan BEM KM IPB 2005-

2006, serta teman-teman di An Nahl Learning Centre.

Akhirnya semoga penelitian ini dapat berguna bagi yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2008

Penulis

Page 7: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

7

PENDAHULUAN..........................................................................................

Latar Belakang.......................................................................................

Tujuan....................................................................................................

Hipotesis.................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................

Bio-Ekologi jeruk Besar.........................................................................

Jenis Jeruk Besar....................................................................................

Batang Bawah........................................................................................

Jenis Batang Bawah Yang Digunakan...................................................

Jenis Interstock.......................................................................................

Penyambungan Dengan Interstock........................................................

BAHAN DAN METODE..............................................................................

Waktu dan Tempat.................................................................................

Bahan dan Alat.......................................................................................

Metode Penelitian..................................................................................

Pelaksanaan............................................................................................

Pengamatan............................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................

Kondisi Umum Penelitian......................................................................

Jumlah Tunas Vegetatif.........................................................................

Panjang Tunas Vegetatif........................................................................

Diameter Batang Bawah........................................................................

Diameter Interstock................................................................................

Diameter Batang Atas............................................................................

Total Tunas Generatif............................................................................

Waktu Berbunga....................................................................................

Total Bunga Mekar................................................................................

Total Buah dan Persentase Fruitset.......................................................

DAFTAR ISI

1

1

4

4

5

5

6

7

8

9

11

13

13

13

13

14

15

16

16

16

17

18

19

20

20

21

21

22

Page 8: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

8

Pembahasan............................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................

Kesimpulan............................................................................................

Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

LAMPIRAN..................................................................................................

23

28

28

28

29

33

Page 9: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

9

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

Lampiran

1. Evaluasi Terhadap Sifat-sifat Batang Utama.................................

2. Jumlah Tunas Vegetatif Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan....................................................

3. Panjang Tunas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan.............................................................................

4. Rata-rata Diameter Batang Bawah Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan....................................................

5. Rata-rata Diameter Interstock Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan....................................................

6. Rata-rata Diameter Batang Atas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan....................................................

7. Rata-rata Waktu Berbunga, Total Bunga Mekar, Total Buah dan Persentase Fruitset Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan.............................................................................

8

17

18

19

19

20

21

1. Hasil Analisis Ragam Jumlah Tunas Vegetatif Tanaman..............................................................................................

2. Hasil Analisis Ragam Panjang Tunas Vegetatif Tanaman..............................................................................................

3. Hasil Analisis Ragam Diameter Batang Bawah Tanaman..............................................................................................

4. Hasil Analisis Ragam Diameter Interstock Tanaman..............................................................................................

5. Hasil Analisis Ragam Diameter Batang Atas Tanaman..............................................................................................

6. Hasil Analisis Ragam Total Tunas Generatif Tanaman..............................................................................................

7. Hasil Analisis Ragam Waktu BerbungaTanaman, Total Bunga Mekar, Total Buah dan Persentase Fruitset Tanaman..............................................................................................

34

35

35

36

37

38

38

Page 10: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

10

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

Lampiran

Nomor Halaman

Teks

1. Panjang Tunas Vegetatif pada Batang Atas Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan Interstock................................................................................................

2. Bunga Mekar Tanaman Jeruk Besar pada Perlakuan Batang Atas Nambangan-Interstock Troyer (a)..........................................................

Fruitset Tanaman Jeruk Besar pada Perlakuan Batang Atas Nambangan-Interstock Troyer (b)..........................................................

17

22

22

1. Tanaman Flying Dragon (Pohon dan Buah).........................................

2. Tanaman Troyer (Buah dan Pohon).......................................................

3. Buah Citrumelo......................................................................................

4. Buah Rangpur Lime...............................................................................

5. Keragaan Bentuk Batang Interstock yang Digunakan...........................

39

39

40

41

41

Page 11: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jeruk merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang digemari oleh

masyarakat, karena rasanya yang segar dan kandungan vitamin C yang

dimilikinya cukup tinggi. Jeruk ini dikonsumsi oleh masyarakat baik dalam

bentuk segar maupun olahan. Jeruk memiliki beberapa jenis yang cukup dikenal

oleh masyarakat, salah satunya adalah jeruk besar (Citrus grandis) atau yang biasa

juga dikenal dengan nama jeruk pamelo.

Jeruk besar merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sudah dikenal

sejak lama di Indonesia. Beberapa ahli menyatakan bahwa tanaman jeruk besar ini

merupakan salah satu jenis tanaman asli Indonesia. Populasi tanaman jeruk besar

di Indonesia tersebar secara luas, khususnya di daerah Jawa Timur dan Bali.

(Purwanto, et al., 1999).

Jeruk ini memiliki banyak manfaat antara lain: daging buahnya dapat

dikonsumsi langsung atau dicampur dalam rujak, sari buahnya dapat diekstrak,

bagian dalam kulit buah yang berwarna putih dapat dijadikan manisan. Di

Vietnam bunganya yang harum digunakan sebagai usaha parfum. Selain itu daun,

bunga, buah, dan bijinya dapat digunakan untuk obat batuk, demam, dan

gangguan pencernaan (Niyondham, 1997). Jeruk besar juga sering dimanfaatkan

untuk kebutuhan sesajian pada saat hari raya Imlek atau upacara-upacara

keagamaan umat keturunan cina di Jakarta. Oleh karena itu, peluang ekspor jeruk

besar ke negara-negara beretnik China (RRC, Taiwan, Hongkong) sangat

menjanjikan (Waspada, 2002).

Jeruk besar semakin digemari oleh pasar domestik maupun internasional

sehingga kebutuhan akan jeruk ini meningkat dari tahun ke tahun. Volume ekspor

jeruk besar pada tahun 2005 adalah 174.300 kg dengan nilai ekspor sebesar US$

61.007. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya (2004) yang berjumlah

120.600 kg (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Departemen Pertanian , 2006). Akan tetapi permintaan jeruk besar yang cukup

besar baik dalam negeri maupun luar negeri ini, ternyata belum dapat terpenuhi.

Hal tersebut terjadi karena terdapat permasalahan bagaimana memenuhi kriteria

Page 12: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

12

mutu buah yang terjamin dan terbatasnya produksi (Waspada, 2002). Produksi

jeruk besar pada tahun 2006 di Indonesia yaitu 85.691 ton dan pada tahun 2007

mengalami penurunan yaitu 72.599 ton dengan produktivitas 17.43 ton/ha

(Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008). Terbatasnya produksi ini, menyebabkan

Indonesia masih tetap melakukan impor jeruk besar. Berdasarkan data dari

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen

Pertanian pada tahun 2004, jumlah impor jeruk besar Indonesia sekitar 14.963 kg

dengan nilai impor sebesar US$ 9.264 yang berasal dari China dan Malaysia.

Produksi jeruk besar yang rendah disebabkan kurangnya kemampuan

petani dalam teknik budidaya dan banyaknya bibit jeruk yang terinfeksi penyakit

(Supriyanto, et al., 1989). Ketersediaan bibit bermutu pada saat yang tepat

merupakan kunci dalam mengusahakan tanaman jeruk (Poerwanto, 2002).

Oleh sebab itu pengembangan bibit yang berkualitas perlu diusahakan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit yang

bermutu adalah dengan melakukan penyambungan. Penyambungan adalah upaya

menggabungkan sifat unggul yang terdapat pada batang atas dengan sifat

unggul yang terdapat pada batang bawah untuk memperoleh tanaman yang

memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan tanaman aslinya

(Rochiman dan Harjadi, 1973). Keuntungan penyambungan antara lain, tanaman

yang disambung akan sama dengan induknya, tidak berduri, ketahanan terhadap

hama dan penyakit dapat ditingkatkan pada kondisi-kondisi tanah yang kurang

menguntungkan, bentuk percabangan menyebar, masa juvenile dapat dipersingkat

(Samson, 1992).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggambungkan batang atas

dan batang bawah tanaman. Penggunaan batang bawah Calamandarin telah

umum dilakukan di Filipina pada budidaya jeruk skala luas, karena jenis batang

bawah ini memiliki sistem perakaran yang baik, sangat resisten terhadap serangan

busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phytophthora dan berbagai jenis

penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus (Niyomdham, 1997). Sementara di

Indonesia penggunaan batang bawah jenis Rough Lemon dan Javansche Citroen

sudah dilakukan sejak lama (Ashari, 2006). Berdasarkan penelitian Fallahi dan

Rodney (1992) penyambungan beberapa jenis batang bawah dengan jeruk

Page 13: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

13

Fairchild mempengaruhi konsentrasi hara daun, pertumbuhan tanaman (lingkar

batang dan volume kanopi), serta produksi (kuantitas dan kualitas buah).

Beberapa jenis tanaman yang kultivar batang bawahnya banyak

digunakan untuk penyambungan adalah Flying Dragon, Citrumelo,

Volkameriana, dan Rangpur Lime. Salah satu varietas jeruk yang menghasilkan

pertumbuhan yang baik adalah Flying Dragon (Susanto, 2000). Menurut Bitters et

al. dalam Yonemoto et al. (2004), semua kultivar jeruk yang disambung dengan

Flying Dragon sebagai batang bawah, dapat mereduksi ukuran tanaman sehingga

menjadi lebih kerdil.

Penggabungan antara batang atas dan batang bawah dapat

menyebabkan kecocokan atau ketidakcocokan yang akan mempengaruhi

perkembangan dan produktivitas tanaman. Untuk mengatasi ketidakcocokan

antara batang atas dan batang bawah dapat digunakan interstock. Interstock

adalah bagian batang yang dipakai sebagai batang perantara antara batang atas

dan batang bawah. Interstock digunakan untuk mengatasi ketidakcocokan

antar batang atas dan batang bawah, untuk menghasilkan bentukan khusus

yang tidak dapat dirangsang oleh batang atas maupun batang bawah atau

untuk mengambil manfaat dari kemampuannya mengendalikan pertumbuhan.

Interstock dapat menghambat pertumbuhan vegetatif dan mempercepat

pertumbuhan generatif batang atas (Hartmann et al., 1997). Pada beberapa

tanaman buah, seperti apel, penggunaan interstock dapat meningkatkan

produksi buah per pohon hingga 30 % dan mereduksi pertumbuhan vegetatif

hingga 20 % (Samad, McNeil dan Khan, 1999)

Penelitian tentang penggunaaan interstock di Indonesia belum banyak

dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian Susanto et al. (2004), jenis interstock

Rangpur lime bersifat paling menghambat pertumbuhan jeruk besar Cikoneng,

sebaliknya interstock Citromelo bersifat memacu pertumbuhannya. Sementara

Flying Dragon dan Troyer bersifat intermediate, berada diantara sifat Rangpur

lime dan Citrumelo.

Page 14: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

14

Tujuan

Penelitian ini bertujuan mengetahui respon pertumbuhan vegetatif dan

generatif jeruk besar Nambangan dan Cikoneng hasil penyambungan pada

beberapa interstock yang berbeda.

Hipotesis

1. Terdapat perbedaan pertumbuhan vegetatif dan generatif dari batang atas

Nambangan dan Cikoneng

2. Interstock yang berbeda mempunyai kemampuan berbeda dalam

mengendalikan pertumbuhan vegetatif dan generatif jeruk besar Nambangan

dan Cikoneng.

3. Terdapat pengaruh interaksi antara batang atas dan interstock terhadap

pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

Page 15: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

15

TINJAUAN PUSTAKA

Bio-Ekologi Jeruk Besar

Botani Jeruk Besar

Jeruk besar berasal dari Malaysia kemudian tersebar ke Indo-Cina, Cina

bagian selatan dan bagian selatan Jepang, dan ke arah barat India, wilayah

Mediteran dan Amerika Tropik (Niyomdham, 1997). Di Indonesia kultivar jeruk

besar tersebar di Aceh Timur, Gianyar, Banggai, Bone, Pangkajene dan Buton,

sedangkan daerah pengembangannya di Jawa terdapat di Garut, Pemalang,

Magetan dan Jember. Tanaman jeruk besar berbentuk pohon dan berkayu dengan

ketinggian rata-rata 5-15 m. Batang tanaman keras, kuat dan agak bengkok

dengan diameter sekitar 10-15 cm. Cabangnya rendah, ada yang bertulang

(tumbuh dari biji) dan ada yang tidak bertulang (tumbuh secara vegetatif). Batang

pohon jeruk besar ada yang berduri dan ada yang tidak berduri. Tajuk

pohonnya tidak terlalu tinggi dengan cabang yang banyak dan bentuk tidak

beraturan (Niyomdham, 1997).

Daun, bunga dan buah jeruk besar memiliki bentuk yang paling besar

diantara jenis jeruk lainnya. Daunnya berbentuk bundar telur (ovate) hingga

jorong (elliptical) dengan ukuran panjang 5 - 20 cm dan lebar 2 - 12 cm. Pada

daun terdapat bercak-bercak kelenjar minyak. Pangkal daun membundar sampai

agak menjantung dengan tepi rata sampai bergerigi, ujung runcing menumpul,

tangkai daun bersayap melebar dan sayap berbentuk jantung terbalik. Perbungaan

jeruk besar aksiler, dengan satu atau beberapa bunga yang mengelompok.

Bunganya besar, pentamerus (berbilangan lima), berbuluhalus dan daun mahkota

berwarna putih susu. Benang sari berjumlah 20 – 35 dan bakal buah beruang 11-

16 (Niyomdham, 1997).

Bakal buah berbentuk bulat berkerucut dan setelah tua berubah menjadi

bulat besar. Diameter buah berkisar antara 10-30 cm, tetapi dapat berukuran lebih

besar pada beberapa kultivar. Warna buah kuning kehijauan dengan bercak-

bercak kelenjar yang padat. Kulit buahnya tebal dengan ketebalan 1-4 cm,

namun cukup mudah untuk dikupas. Segmen kulit buah berisi daging buah

Page 16: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

16

yang besar-besar, berwarna kuning pucat sampai merah jambu, berisi cairan

yang rasanya agak manis. Biji berukuran besar, jumlahnya tidak banyak,

berpinggiran, berwama kekuning-kuningan, dan berembrio tunggal (Davies dan

Albrigo, 1994; Niyomdham, 1997). Buah menjadi matang setelah 7-10 bulan dari

munculnya bunga. Masa panen utama jeruk besar di Jawa berlangsung pada

bulan April-Juni setelah berbunga pada bulan September-Oktober tahun

sebelumnya. Di Thailand terutama dari bulan Agustus-Oktober dan di Malaysia

puncak panen pada bulan Juli-Oktober dan Januari-Februari (Niyomdham, 1997).

Syarat Tumbuh Jeruk Besar

Jeruk besar umumnya tidak terlalu sulit untuk ditanam di Indonesia karena

tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia (Setiawan, 1993). Di sentra

produksinya di Thailand, jeruk besar tumbuh dengan baik pada rata-rata suhu

bulanan sekitar 25-30°C dan musim kering berlangsung 3-5 bulan serta curah

hujan tahunan 1500-1800 mm (Niyondham, 1997). Hasil yang terbaik diperoleh

pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 400 meter diatas permukaan

laut (dpl). Jenis tanah yang cocok adalah yang ringan sampai sedang,

gembur, subur, dan banyak mengandung oksigen. Sebaiknya tanah

mengandung pasir dengan kedalaman air tanah pada musim hujan 50 cm dan

1,5 m pada musim kemarau. Kisaran pH yang baik untuk jeruk besar adalah

5-6. Contoh wilayah yang potensial untuk penanaman jeruk besar adalah

Bogor (dataran rendah dan sangat basah), Jakarta, Medan, Padang,

Palembang, Jambi, Bengkulu, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, dan Riau

(Setiawan, 1993).

Jenis Jeruk Besar

Jeruk Besar Nambangan

Jeruk ini merupakan jeruk besar yang paling populer. Asalnya dari

Nambangan, Madiun, Jawa Timur. Sekarang jeruk ini lebih banyak dijumpai di

daerah Sukomoro, Magetan, Jawa Timur. Di daerah ini masyarakat

menamakannya jeruk sukomoro (Sentra Informasi IPTEK, 2005).

Jeruk Nambangan berbentuk pohon dengan tajuk relatif bulat,

Page 17: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

17

percabangan banyak dan buah menyebar rata di seluruh tajuk Daunnya relatif datar.

Panen buah dilakukan 24-30 minggu setelah 50% bunga mekar. Produksi jeruk

besar adalah 200-230 buah/pohon pada umur 10 tahun. Buahnya berbentuk

bundar, sedikit pipih, kurang simetris dengan dasar agak tegak. Kulit buah tebal

dengan permukaan kulit tidak berbulu. Warna buah kuning kehijauan dengan

daging buah berwarna merah muda-merah, Rasa buahnya manis sedikit masam

dan segar. Jeruk ini memiliki daya simpan ± 3 bulan. Jeruk ini toleran terhadap

penyakit CVPD dan peka terhadap penyakit blendok, hama penggerek buah, serta

lalat buah (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, 2008).

Jeruk Besar Cikoneng

Jeruk besar Cikoneng berasal dari daerah Sumedang, Jawa Barat. Sekitar

tahun 80-an jeruk ini mengalami kepunahan yang disebabkan oleh serangan

penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) sehingga tanaman yang

terserang menjadi kering dan mati (Susanto, 2000). Jeruk Cikoneng memiliki

bentuk tanaman seperti payung dengan tinggi tanaman 5-10 m, bentuk daun

bulat panjang dengan ujung melebar, warna permukaan daun bagian atas

hijau tua dengan perabaan halus dan bagian bawah kekuningan, warna bunga

putih dengan posisi di percabangan, jumlah bunga ± 10 per tandan. Buahnya

dicirikan dengan kulit buah yang berwarna kuning. Daging buahnya besar

dengan warna kemerah-merahan, kulitnya tipis dan kasar. Rasa buah cukup

manis dengan sedikit rasa getir (Setiawan dan Sunarjono, 2003).

Batang Bawah

Batang bawah berperan penting dalam pengusahaan jeruk besar

karena biji jeruk besar bersifat monoembrionik dan heterosigous sehingga

lebih sering diperbanyak secara vegetatif dengan cara penyambungan.

Batang bawah harus dapat merangsang produksi buah yang tinggi dengan

kualitas yang baik pada batang atas (Samson, 1992). Oleh karena itu, pada

penyambungan diperlukan batang bawah yang berkualitas. Menurut Harjadi

(1989), batang bawah yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1.

mempunyai derajat poliembrioni yang tinggi; 2. kompatibel dengan batang

Page 18: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

18

atasnya; 3. mampu tumbuh di segala jenis tanah; 4. toleran terhadap virus; 5

toleran terhadap penyakit jamur; 6. toleran terhadap nematoda; 7. tumbuh

baik di pembibitan, dan tahan terhadap kekeringan dan angin. Namun pada

kenyataannya sulit untuk mendapatkan batang bawah yang memenuhi semua

persyaratan di atas, sehingga mencari batang bawah terbaik untuk setiap

varietas buah di setiap lokasi merupakan hal yang perlu dilakukan. Beberapa

penilaian mengenai batang bawah diberikan dalam tabel di bawah ini

(Harjadi, 1989).

Tabel 1. Evaluasi Terhadap Sifat-sifat Batang Utama

Batang Bawah Akar Busuk

Tris-teza

Exo-cortis

Nema-toda

Kekeringan dan garam

Pro-duksi

Mutu Buah

Sour orange 4 0 4 2 2 2 4Sweet orange 1 4 3 2 2 3 4Rough lemon 0 3 3 1 2 4 1Milam lemon 0 4 3 3 2 3 2Cleopatra mandarin 2 4 3 2 3 2 3Sweet lime 1 1 2 2 2 3 3Troyer citrange 3 4 1 3 1 3 3P. trifoliata 4 4 0 4 0 2 4

Keterangan : 0 = sangat buruk; 1 = buruk; 2 = sedang; 3 = baik; 4 = sangat baik

Jenis Batang Bawah Yang Digunakan

Javansche Citroen

Javansche Citroen berasal dari persilangan Citus nobilis dengan Citrus

limonia (Spiegel Roy dan Goldschmidt, 1996 dalam Susanto, 2000).

Javansche Citroen memiliki karasteristik yang mirip dengan Rough lemon, yaitu

tahan terhadap kekeringan sehingga dapat merangsang pembentukan buah pada

batang atas lebih awal dan menghasilkan produksi tinggi dengan kualitas yang baik.

Jenis ini peka terhadap Exocortis (Samson, 1992). Exocortis adalah sejenis virus

yang dapat menyebabkan terganggunya kulit tanaman dan menyebabkan tanaman

menjadi kerdil (Niyomdham, 1997).

Page 19: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

19

Jenis Interstock

Flying Dragon

Flying Dragon (Poncirus trifoliata var. monstrosa), berasal dari

persilangan antara Rangpur x Troyer (Gambar Lampiran 1). Batang bawah ini

sering dipakai untuk jenis jeruk Mandarin, Orange dan Kumquat. Produktivitasnya

tinggi, tahan terhadap penyakit busuk akar, toleran terhadap tristeza, Phythopthora,

dan Nematoda. (Ashkenazi et al., 1999). Flying Dragon mempunyai karakteristik

mampu mengurangi ukuran pohon apabila dipakai sebagai batang bawah pada

berbagai jenis jeruk (Roose et al., 1989). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

melihat pengaruh Flying Draon terhadap pertumbuhan dan produksi buah

(Ferguson and Chaparro, 2004)

Troyer

Troyer merupakan hasil persilangan dari Citrus reticulata (sweet orange)

dengan Poncirus trifoliata (trifoliate orange) (Gambar Lampiran 2). Batang

bawah ini banyak dipakai di California dan Spanyol dan sering digunakan sebagai

batang bawah Orange, Grapefruit (jeruk besar), Lemon dan jeruk Mandarin

(Davies dan Albrigo, 1994). Karakteristik dari batang bawah ini adalah mampu

mendorong tanaman tumbuh lebih vigor, produktivitasnya tinggi, tahan terhadap

exocortis dan Phytophtora tetapi rentan terhadap serangan xyloporosis (Saunt,

1990). Selain itu tanaman yang disambung dengan Troyer lebih cepat

berbuah, subur dan menghasilkan buah dengan ukuran yang lebih besar

dengan kualitas yang baik. Keunggulan terbesar dari batang bawah ini adalah

kemampuannya untuk tumbuh dengan sangat baik pada tanah yang tergenang

(Ikisan, 2000).

Citrumelo

Citrumelo merupakan kultivar yang dihasilkan dari persilangan Citrus

paradisi (grapefruit) dengan Poncirus trifoliata (trifoliate orange) (Gambar

Lampiran 3). Swingle Citrumelo merupakan salah satu batang bawah yang

paling potensial untuk grapefruit dan jeruk manis. Citrumelo sangat toleran

terhadap daerah yang kering dan dengan salinitas tinggi. Kultivar ini

Page 20: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

20

memproduksi sekitar 10-15% zygotic seedlings, mempunyai derajat

poliembrioni tinggi dan sangat vigor dalam pembibitan. Swingle Citrumelo

toleran terhadap CTV (Citrus Tristeza Virus), CEV (Citrus Exocortis Viroid) dan

xyloporosis. Selain itu juga sangat toleran terhadap phytoptora dan busuk akar,

dan resisten terhadapa Nematoda (Davies dan Albrigo, 1994). Ketahanan

terhadap penyakit yang dimiliki oleh kultivar ini akan sangat menguntungkan bagi

produksi dan pertanaman. Wutscher dan Dube (1977) mengemukakan bahwa

grapefruit Redblush yang disambung dengan batang bawah Swingle Citrumelo

menghasilkan produksi buah tertinggi dibandingkan dengan 17 batang bawah

lainnya. Sementara berdasarkan hasil penelitian Fallahi, Moon dan Rodney

(1989) penyambungan grapefruit dengan Swingle Citrumelo dapat

meningkatkan kualitas buah dan efisiensi hasil, sehingga dapat ditanam dengan

kerapatan tinggi. Penggunaan Citrumelo sebagai batang bawah pada jeruk

Valencia lebih tahan pada cuaca dingin (winter-hardiness) dibandingkan dengan

disambung pada Rough Lemon yang sensitif pada cuaca dingin (Ikisan, 2000)

Rangpur Lime

Rangpur Lime adalah batang bawah hasil persilangan Citrus reticulata

var. austera dengan Citrus limonia (Gambar 4 Lampiran). Jenis batang bawah

ini tidak banyak ditanam pada wilayah pertanaman jeruk kecuali di Brazil. Hal

ini disebabkan karena sifat Rangpur Lime yang toleran terhadap CTV (Citrus

Tristeza Virus) dan dapat beradaptasi dengan baik pada daerah kering. Rangpur

Lime dapat beradaptasi dengan baik pada daerah yang yang salinitasnya tinggi

dan pada tanah dengan kadar lempung tinggi. Akan tetapi, jenis batang bawah ini

rentan terhadap CEV (Citrus Exocortis Viroid), Nematoda, dan penyakit busuk

akar (Davies and Albrigo, 1994). Rangpur Lime yang bersifat toleran terhadap

virus tristeza dan Phythopthora dan banyak digunakan sebagai batang bawah

lemon (Sugiyarto, 1994).

Rangpurlime banyak digunakan sebagai batang bawah untuk sweet oranges,

jeruk mandarin dan grape fruit di Brazil dan Argentina Pohon yang disambung

dengan Rangpur lime menjadi vigor, cepat berbuah, subur dan produksi buahnya

berkualitas (Ikisan, 2000)

Page 21: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

21

Penyambungan dengan Interstock

Penyambungan adalah upaya menggabungkan dua jenis tanaman atau

lebih sehingga tanaman yang disambung akan tumbuh menjadi satu tanaman baru

(Hartmann et al., 1997). Pada penyambungan tersebut terjadi hubungan timbal

balik antara batang atas dan batang bawah. Mekanisme ini belum pasti diketahui,

namun beberapa hipotesis telah disusun untuk menjelaskan fenomena tersebut.

beberapa di antaranya adalah penyerapan dan penggunaan nutrisi, translokasi

nutrisi dan perubahan zat tumbuh endogen (Ashari, 2006). Pada penyambungan

tanaman, pemotongan bagian tanaman menyebabkan jaringan parenkim

membentuk kalus. Kalus-kalus tersebut sangat berpengaruh pada proses pertautan

sambungan. Pada proses pembentukan kalus ini yang lebih banyak berperan

adalah batang bawah (Hartmann et al., 1997).

Pada penyambungan, batang bawah memiliki sifat-sifat yang sangat

berpengaruh terhadap batang atas. Salah satu peran batang bawah adalah

pengaruhnya terhadap kecepatan tumbuh batang atas (Ashari, 2006). Wutscher

dan Dube (1977) menyatakan bahwa perbedaan jenis batang bawah menyebabkan

perbedaan volume kanopi, hasil buah per pohon, kandungan hara dan kualitas

buah pada grapefruit Redblush.

Permasalahan inkompatibilitas dapat terjadi pada penyambungan

tanaman. Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan interstock.

Interstock atau intermediate stock adalah bagian batang yang disisipkan

diantara batang bawah dan batang atas. Batang ini digunakan karena dinilai

lebih memiliki karakter yang diinginkan dibanding batang atas yakni dari segi

vigor tanaman, ketahanan terhadap penyakit, untuk mengerdilkan tanaman

(Childers, 1973) serta untuk mengatasi ketidakcocokan yang terjadi antara batang

atas dan batang bawah (Garner, 1976). Tanaman yang memakai interstock terdiri

dari tiga bagian tanaman yaitu batang bawah, bagian tengah (interstock) dan

batang atas yang berasal dari kultivar yang direkomendasikan. (Hartmann et al.,

1997).

Kriteria tanaman yang digunakan sebagai interstock yaitu tanaman yang

mempunyai daya kompatibilitas terhadap batang atas maupun batang bawah

yang akan disambungkan. Beberapa varietas dari buah pear tidak kompatibel

Page 22: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

22

ketika disambungkan dengan batang bawah tertentu, sehingga digunakan

interstock untuk mengatasi ketidakcocokan (inkompatibilitas) tersebut

(Krezdorn, 1978).

Pada penyambungan yang cocok (compatible) tanaman yang disambung

dapat tumbuh normal dan hal sebaliknya terjadi pada tanaman yang mengalami

penyambungan tidak cocok (incompatibel). Gejala tidak cocok (incompatible)

pada sambungan mulai terlihat pada beberapa tahapan dimulai sejak gagalnya

sambungan hingga matinya tanaman secara perlahan-lahan (Ashari, 2006).

Kriteria tidak cocok (incompatible) pada tanaman adalah sebagai berikut: (1)

tingkat keberhasilan sambungan rendah, (2) tanaman yang sudah berhasil

tumbuh daunnya menguning, rontok, dan mati tunas, (3) kematian tanaman lebih

awal dari keadaan normal, (4) pertumbuhan antara batang atas dan batang bawah

berbeda dan (5) terjadi keretakan pada bagian sambungan. Keberhasilan

penyambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain hubungan

kekerabaatan antara batang atas dan batang batang bawah, spesies tanaman, cara

penyambungan, faktor lingkungan dan serangan hama serta penyakit (Hartmann

et al., 1997)

Krezdorn (1978) menyatakan bahwa terdapat beberapa masalah yang

belum terpecahkan mengenai penggunaan interstock pada jeruk, yaitu

sensitivitasnya (rentan) terhadap dingin, status terhadap virus dan penyakit

lainnya yang sering ditemukan pada jeruk, serta berbagai informasi mengenai

pengaruh interstock terhadap produksi buah, ukuran tanaman/pohon, kualitas

buah dan umur reproduksi tanaman. Pohon yang disambung dengan interstock

membutuhkan biaya yang lebih mahal dan waktu yang lebih lama, namun hal ini

bukanlah faktor penghambat.

Page 23: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

23

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2006 sampai Mei 2006

bertempat di Rumah Kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan. Penelitian ini

merupakan penelitian lanjutan pada tahun sebelumnya dengan judul Pengaruh

Interstock terhadap Pertumbuhan Vegetatif Jeruk Besar (Citrus grandis (L.)

Osbeck) kultivar Nambangan dan Cikoneng (Sugianto, 2005).

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan telah berumur 3 tahun berupa tanaman

hasil okulasi dengan batang bawah (rootstock), batang antara (interstock) dan

batang atas ( s c i o n ). Batang bawah yang digunakan adalah Javansche Citroen

(JC). Interstock yang digunakan adalah Flying Dragon, Troyer, Citrumelo

(Citrus paradisi x Poncirus trifoliata), dan Rangpur Lime (Citrus reticulata x

Citrus limonia) (Gambar Lampiran 5). Sedangkan batang atas yang digunakan

adalah jeruk besar kultivar Nambangan dan Cikoneng.

Bahan media tanam berupa campuran tanah, arang sekam, pupuk kandang,

dengan perbandingan 2:1:1 satuan volume. Tanaman ditanam pada drum diameter

60 cm dan tinggi 40 cm. Untuk penanggulangan hama dan penyakit

digunakan insektisida Decis dengan bahan aktif Deltamethrin 25 g/l.

Alat yang digunakan adalah jangka sorong, penggaris, ember, label,

gembor, dan alat budidaya lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu kultivar batang atas yang terdiri

atas V1 : Nambangan dan V2: Cikoneng. Faktor yang kedua yaitu pemakaian

interstock, yang mana I1: Flying Dragon, 12: Troyer, I3: Citrumelo dan I4: Rangpur

Lime. Dengan demikian, percobaan ini terdiri atas 8 kombinasi perlakuan dan

setiap kombinasi dilakukan pengulangan sebanyak 4 ulangan.

Page 24: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

24

Kombinasi Perlakuan adalah sebagai berikut:

V1I1 : Batang atas Nambangan, interstock Flying Dragon

V1I2 : Batang atas Nambangan, interstock Troyer

V1I3 : Batang atas Nambangan, interstock Citrumelo

V1I4 : Batang atas Nambangan, interstock Rangpur Lime

V2I1 : Batang atas Cikoneng. interstock Flying Dragon

V2I2 : Batang atas Cikoneng, interstock Troyer

V2I3 : Batang atas Cikoneng, interstock Citrumelo

V214 : Batang atas Cikoneng, interstock Rangpur Lime

Model aditif untuk percobaan ini adalah :

Yijk = µ + Vi + Ii + (VI)ii + εijk

Keterangan:

Yijk : Nilai pengamatan peubah tertentu pada bibit jeruk pada ulangan ke-k, pada

kombinasi perlakuan ( ke-i dari kultivar batang atas dan taraf ke j-dari

pemakaian interstock terpilih).

µ : Nilai rataan umum.

Vi : Pengaruh aditif taraf ke-i dari kultivar batang atas.

Ij : Pengaruh aditif taraf ke j dari penggunaan interstock terpilih.

(VI)ij : Pengaruh interaksi pada taraf ke-i kultivar batang atas dan taraf

ke- j pemakaian interstock terpilih.

εijk : Pengaruh galat percobaan pada perlakuan kultivar batang atas ke-i,

interstock ke j dan pada ulangan ke-k.

i : 2

j : 1,2,3,4

k : 1,2,3,4

Jika hasil uji F menunjukkan pengaruh nyata secara statistik pada α =

5% dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range (DMRT).

Pelaksanaan

Penelitian ini menggunakan bibit yang telah berumur kurang lebih 3 tahun

terhitung sejak okulasi pertama saat dipindahkan ke dalam drum. Batang

bawah Javansche Citroen telah disambung dengan interstock terpilih antara lain

Page 25: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

25

Flying Dragon, Troyer, Citrumelo dan Rangpur Lime. Hasil okulasi ini juga telah

disambung dengan batang atas kultivar Nambangan dan Cikoneng dengan cara

okulasi (chip budding). Tanaman dipindahkan ke dalam drum berukuran 60 x 40

cm. Pemindahan bibit telah dilakukan pada penelitian sebelumnya yaitu pada

bulan Januari tahun 2005. Pada saat awal penelitian satu tanaman mati yaitu

tanaman dengan kombinasi perlakuan V2I1 ulangan ke-4 sehingga hanya ada 31

tanaman.

Penyiraman bibit dilakukan setiap hari sekali dengan 3 liter air untuk tiap

bibit dalam drum. Pemupukan dilakukan setiap minggu dengan menggunakan

pupuk NPK 15:15:15 sebanyak 50 g yang dilarutkan dalam 10 liter air.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual

dan penyemprotan dengan pestisida (insektisida ataupun fungisida) dengan

konsentrasi sesuai anjuran.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap minggu. Peubah yang diamati meliputi :

1. Panjang tunas, diukur dari pangkal tunas sampai dengan titik tumbuh.

2. Jumlah tunas tidak berbunga (tunas vegetatif).

3. Total tunas berbunga (tunas generatif), dihitung seluruh jumlah tunas generatif

yang muncul selama penelitian.

4. Diameter batang. Batang yang diukur meliputi batang bawah, interstock dan

batang atas. Pengukuran ini dilakukan setiap bulan.

5. Waktu munculnya bunga.

6. Total bunga mekar per tanaman, yaitu jumlah bunga yang mekar selama

penelitian.

7. Total buah, dihitung pula persentase fruitset dengan rumus : (total buah/ total

bunga mekar) x 100%.

Page 26: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

26

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Penelitian

Pada awal penelitian, beberapa tanaman terserang hama kutu perisai.

Serangan ini diatasi dengan cara manual yaitu membersihkan kutu dengan sikat.

Jenis hama lain yang menyerang tanaman selama penelitian berlangsung antara

lain hama belalang (Valanga nigricornis), ulat dari ordo Lepidoptera jenis Papilio

demodocus, ulat pengorok daun (Phyllocnictis citrella), dan Kutu dompolan

(Planococcus citri). Serangan hanya menyerang sebagian kecil dari seluruh

tanaman yang digunakan. Selain itu, pada awal penelitian, banyak daun tertutup

oleh lapisan debu yang tipis sehingga daun tampak kotor dan kusam. Hal ini

diatasi dengan cara membersihkan lapisan debu tersebut dengan menyemprotkan

air ke permukaan daun. Pada akhir penelitian, juga terdapat beberapa tanaman

yang terserang penyakit embun jelaga (Capnodium citri).

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman dikendalikan secara manual

dan secara kimia. Hama belalang dikendalilkan dengan mematikan hama yang

penyerang tanaman. Serangan hama tidak membahayakan karena pengendalian

segera dilakukan saat tingkat serangan masih rendah. Pengendalian secara kimia

dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis untuk hama ulat dan kutu.

Penelitian merupakan penelitian lanjutan dari tahun sebelumnya sehingga

pengamatan langsung dilakukan. Pada saat penelitian, terdapat satu tanaman yang

mati karena terserang virus.

Jumlah Tunas Vegetatif

Jumlah tunas vegetatif tidak dipengaruhi secara nyata baik oleh batang

atas maupun penggunaan interstock mulai dari awal hingga akhir penelitian

(Tabel Lampiran 2). Pada akhir penelitian batang atas Nambangan memiliki

jumlah tunas sebanyak 4.69 sedangkan batang atas Cikoneng memiliki jumlah

tunas sebanyak 3.93 (Tabel 2).

Perlakuan interstock Troyer menghasilkan jumlah tunas yang paling

banyak dan terus bertambah setiap minggunya. Pada 68 MSP tanaman yang

disambung, interstock Troyer mempunyai jumlah tunas sebanyak 5.13 kemudian

Page 27: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

27

tanaman dengan interstock Citrumelo menghasilkan tunas sebanyak 4.63 dan

tanaman dengan interstock Flying Dragon menghasilkan jumlah tunas sebanyak

4.14. Tanaman dengan interstock Rangpur Lime mempunyai jumlah tunas paling

sedikit yaitu sebanyak 3.38 (Tabel 2). Tidak terdapat interaksi antara kedua faktor

tersebut. Kombinasi batang atas dan interstock tidak berpengaruh nyata pada

jumlah tunas vegetatif yang dihasilkan (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Tunas Vegetatif Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Minggu Setelah Pemindahan (MSP) 55 57 59 62 65 68Batang Atas Nambangan (V1) 2.56 2.94 3.00 3.38 4.06 4.69Cikoneng (V2) 1.93 2.47 2.73 3.00 3.67 3.93Interstock Flying Dragon (I1) 0.86 1.43 1.57 1.86 3.29 4.14Troyer (I2) 3.50 3.75 3.88 4.25 4.50 5.13Citrumelo (I3) 2.88 3.50 3.50 3.88 4.75 4.63Rangpur Lime (I4) 1.63 2.00 2.38 2.63 2.88 3.38Interaksi tn tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT taraf 5%

Panjang Tunas Vegetatif Panjang tunas vegetatif dipengaruhi secara nyata oleh batang atas tetapi

tidak dipengaruhi oleh penggunaan interstock (Tabel Lampiran 3). Tanaman

dengan batang atas Cikoneng memiliki panjang tunas 12.16 cm yang lebih

panjang dibandingkan tanaman dengan batang atas Nambangan yang memiliki

panjang tunas 7.55 cm (Gambar 1).

Gambar 1. Panjang Tunas Vegetatif pada Batang Atas Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan Interstock

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

55 57 59 62 65 68

MSP

panj

ang

tuna

s

Nambangan (V1)

Cikoneng (V2)

Page 28: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

28

Panjang tunas tanaman yang disambung dengan interstock Flying Dragon

adalah 7.85 cm, sementara tanaman dengan interstock Troyer, Citrumelo, dan

Rangpur Lime berturut-turut memiliki panjang tunas 8.77 cm,12.08 cm, dan 10.16

cm. Interaksi diantara kedua faktor tersebut tidak terjadi (Tabel 3).

Tabel 3. Panjang Tunas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Minggu Setelah Perlakuan (MSP) 55 57 59 62 65 68

Batang Atas Nambangan (V1) 3.80 4.33 4.40b 5.29b 6.27b 7.55bCikoneng (V2) 5.47 6.99 8.18a 9.02a 10.79a 12.16aInterstock Flying Dragon (I1) 2.69 3.88 4.02 4.67 6.45 7.85Troyer (I2) 4.82 4.96 5.41 5.86 6.77 8.77Citrumelo (I3) 5.97 7.94 8.00 9.53 11.88 12.08Rangpur Lime (I4) 4.71 5.47 7.22 8.02 8.48 10.16Interaksi tn tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT taraf 5%

Diameter Batang Bawah

Diameter batang bawah pada tanaman jeruk besar berbatang atas

Nambangan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman yang berbatang

atas Cikoneng (Tabel Lampiran 4). Demikian pula dengan diameter batang bawah

pada keempat interstock yang digunakan tidak berbeda nyata (Tabel 4).

Pada 68 MSP rata-rata diameter batang bawah tanaman berbatang atas

Nambangan sebesar 1.51 cm sementara rata-rata diameter batang bawah tanaman

berbatang atas Cikoneng sebesar 1.42 cm. Sedangkan rata-rata diameter batang

bawah pada penggunaan interstock Flying Dragon adalah sebesar 1.50 cm dan

pada interstock Rangpur Lime adalah sebesar 1.42 cm. Pada perlakuan, tidak

terjadi interaksi antara batang atas dan interstock (Tabel 4).

Page 29: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

29

Tabel 4. Rata-rata Diameter Batang Bawah Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Minggu Setelah Pemindahan (MSP) 55 59 62 65 68 Batang Atas …cm… Nambangan (V1) 1.40 1.43 1.45 1.48 1.51 Cikoneng (V2) 1.33 1.36 1.37 1.40 1.42 Interstock Flying Dragon (I1) 1.40 1.43 1.45 1.48 1.50 Troyer (I2) 1.38 1.40 1.42 1.45 1.46 Citrumelo (I3) 1.39 1.41 1.44 1.46 1.47 Rangpur Lime (I4) 1.31 1.34 1.36 1.39 1.42 Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT taraf 5%

Diameter Interstock

Diameter interstock tanaman hanya dipengaruhi oleh jenis interstock yang

digunakan (Tabel Lampiran 5). Pengaruh interstock mulai terlihat sangat nyata

pada awal penelitian. Akan tetapi, diameter interstock tidak dipengaruhi oleh

batang atas tanaman. Pada akhir penelitian diameter interstock pada batang atas

Nambangan adalah 1.96 cm sedangkan pada batang atas Cikoneng sebesar 1.89

cm (Tabel 5).

Tabel 5. Rata-rata Diameter Interstock Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Minggu Setelah Pemindahan (MSP) 55 59 62 65 68 Batang Atas …cm… Nambangan (V1) 1.84 1.88 1.90 1.94 1.96 Cikoneng (V2) 1.76 1.80 1.83 1.86 1.89 Interstock Flying Dragon (I1) 1.88b 1.93b 1.95b 1.99b 2.02b Troyer (I2) 1.64bc 1.68bc 1.70bc 1.74bc 1.77bc Citrumelo (I3) 2.30a 2.34a 2.37a 2.41a 2.43a Rangpur Lime (I4) 1.39c 1.43c 1.45c 1.48c 1.50c Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkantidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT taraf 5%

Page 30: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

30

Selama penelitian berlangsung, tanaman dengan interstock Citrumelo

memiliki diameter yang terbesar yaitu 2.43 cm, kemudian diikuti oleh tanaman

dengan interstock Flying Dragon sebesar 2.02 cm. Sementara tanaman dengan

interstock Troyer dan Rangpur Lime, tidak berbeda nyata dengan ukuran diameter

berturut-turut adalah 1.77 cm dan 1.50 cm (Tabel 5). Pada perlakuan tidak terjadi

interaksi antara kedua faktor tersebut.

Diameter Batang Atas

Diameter batang atas tanaman jeruk besar Nambangan tidak berbeda nyata

dengan tanaman jeruk besar Cikoneng (Tabel Lampiran 6). Diameter batang atas

juga tidak dipengaruhi oleh interstock yang digunakan. Pada minggu terakhir

pengamatan tanaman dengan interstock Rangpur Lime memiliki ukuran diameter

batang atas sebesar 1.73 cm, tanaman dengan interstock Troyer sebesar 1.69 cm,

kemudian tanaman dengan interstock Citrumelo sebesar 1.66 cm dan tanaman

dengan interstock Flying Dragon sebesar 1.47 cm. Interaksi antara batang atas dan

interstock juga tidak terjadi (Tabel 6).

Tabel 6. Rata-rata Diameter Batang Atas Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Minggu Setelah Perlakuan (MSP) 55 59 62 65 68 Batang Atas …cm… Nambangan (V1) 1.63 1.66 1.67 1.70 1.72 Cikoneng (V2) 1.47 1.50 1.52 1.54 1.57 Interstock Flying Dragon (I1) 1.38 1.41 1.42 1.45 1.47 Troyer (I2) 1.58 1.62 1.64 1.67 1.69 Citrumelo (I3) 1.56 1.59 1.61 1.64 1.66 Rangpur Lime (I4) 1.66 1.69 1.70 1.72 1.73 Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT taraf 5%

Total Tunas Generatif

Total tunas generatif tidak dipengaruhi secara nyata oleh batang atas

maupun interstock (Tabel Lampiran 7). Total tunas generatif pada tanaman jeruk

besar berbatang atas tidak berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman yang

Page 31: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

31

berbatang atas Cikoneng. Demikian halnya dengan total tunas generatif tanaman

jeruk besar pada keempat interstock yang digunakan tidak berbeda nyata. Tidak

terdapat interaksi antara kedua factor tersebut (Tabel 7).

Waktu Berbunga

Perlakuan interstock tidak memberikan pengaruh yang nyata pada waktu

berbunga batang atas tanaman jeruk besar (Tabel Lampiran 8). Tanaman dengan

batang atas Cikoneng memiliki waktu berbunga satu minggu lebih cepat

dibanding tanaman dengan batang atas Nambangan (Tabel 7). Sementara urutan

waktu berbunga tanaman dengan interstock adalah sebagai berikut: tanaman

dengan interstock Citrumelo berbunga pada waktu 54 MSP, interstock Troyer

pada 55 MSP, interstock Flying Dragon pada 57 MSP dan paling lama adalah

tanaman dengan interstock Rangpur Lime yang berbunga pada 58-59 MSP. Pada

perlakuan tidak terjadi interaksi antara kedua faktor tersebut (Tabel 7).

Tabel 7. Rata-rata Waktu Berbunga, Total Bunga Mekar, Total Buah dan Persentase Fruitset Jeruk Besar Nambangan dan Cikoneng pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Total Tunas

Generatif

Waktu Berbunga

(Minggu ke-)

Total Bunga Mekar

(Kuntum)

Total Buah Fruitset(%)

Batang Atas Nambangan (V1) 2.63 56.00 21.94 5.69 16.66 Cikoneng (V2) 1.27 55.25 10.67 2.27 9.74 Interstock Flying Dragon (I1) 1.00 57.00 10.86 2.71 8.05 Troyer (I2) 2.25 55.25 19.63 4.75 19.91 Citrumelo (I3) 2.50 54.00 23.25 3.88 14.33 Rangpur Lime (I4) 2.00 58.67 11.50 4.63 10.29 Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT taraf 5%

Total Bunga Mekar

Peubah total bunga mekar tidak dipengaruhi secara nyata oleh batang atas,

interstock maupun interaksi keduanya (Tabel Lampiran 8). Tanaman dengan

batang atas Nambangan menghasilkan total bunga mekar sebanyak 21.94

Page 32: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

32

sementara tanaman dengan batang atas Cikoneng total bunga mekar sebanyak

10.97 (Tabel 7). Pada tanaman dengan interstock Citrumelo menghasilkan total

bunga mekar sebanyak 23.25. Sementara total bunga mekar yang dihasilkan oleh

tanaman dengan interstock Flying Dragon adalah 10.86 (Tabel 7). Pada perlakuan

tidak terjadi interaksi antara kedua faktor tersebut.

Pada penelitian, pengamatan peubah generatif dilakukan ketika telah

muncul tunas generatif. Tunas generatif akan berkembang menjadi bunga dan

kemudian mekar (Gambar 2a). Kelopak bunga akan gugur sehingga menyisakan

fruitset yang selanjutnya akan berkembang menjadi buah (Gambar 2b).

Gambar 2. Bunga Mekar Tanaman Jeruk Besar pada Perlakuan Batang Atas Nambangan-Interstock Troyer (a). Fruitset Tanaman Jeruk Besar

pada Perlakuan Batang Atas Nambangan-Interstock Troyer (b).

Total Buah dan Persentase Fruitset

Total buah dan persentase fruitset juga tidak memberikan pengaruh nyata

pada batang atas jeruk besar (Tabel Lampiran 8). Pada tanaman dengan batang

atas Nambangan rata-rata total buah adalah 5.69 buah dengan persentase fruitset

sebesar 16.66%, sementara pada batang atas Cikoneng total buah yaitu 2.27 buah

dengan persentase sebesar 9.74 %. Tanaman dengan interstock Flying Dragon

memiliki rata-rata total buah sebanyak 2.71 dengan persentase fruitset sebesar

8.05 %. Tanaman dengan interstock Troyer memiliki total buah sebanyak 4.75

dengan persentase sebesar 19.91%. Pengaruh interaksi batang atas dan interstock

tidak terjadi pada peubah total buah dan persentase fruitset (Tabel 7).

(a) (b)

Page 33: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

33

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan

antara batang atas Nambangan dan batang atas Cikoneng. Meskipun sebagian

besar hasil penelitian tidak berbeda nyata, namun secara umum hingga akhir

penelitian dapat dikatakan bahwa batang atas Nambangan cenderung

menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding batang atas Cikoneng.

Batang atas Nambangan memiliki jumlah tunas vegetatif, diameter batang (batang

bawah, interstock dan batang atas), total tunas generatif, total bunga mekar serta

total buah dan persentasenya, yang nilai-nilainya cenderung lebih besar dibanding

batang atas Cikoneng.

Pengaruh yang nyata pada penelitian ini ditunjukkan oleh peubah panjang

tunas vegetatif. Batang atas Cikoneng memiliki panjang tunas vegetatif yang lebih

panjang dibanding batang atas Nambangan meskipun jumlah tunas vegetatifnya

lebih sedikit. Hal ini diduga karena batang atas Cikoneng secara umum memiliki

pertumbuhan generatif yang lebih lambat daripada Nambangan sehingga

pertumbuhan batang atas Cikoneng lebih didominasi oleh fase vegetatif. Menurut

Harjadi (1989) jika fase vegetatif dari perkembangan tanaman dominan atas fase

reproduktifnya, maka karbohidrat yang digunakan akan lebih banyak daripada

yang disimpan sebagai cadangan untuk pembentukan bunga dan buah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari keempat jenis interstock

yang digunakan, tanaman dengan interstock Citrumelo mempunyai ukuran

diameter interstock yang lebih besar dibanding batang atas, batang bawah dan

interstock lainnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Sugianto (2005) yang menghasilkan diameter interstock Citrumelo yang

paling besar dibandingkan ketiga interstock lainnya. Sama halnya juga dengan

penelitian yang dilakukan oleh Girardi dan Mourão Filho (2006) yang

menghasilkan diameter batang ‘Swingle’ citrumelo yang lebih besar daripada

diameter batang Volkameriana. Hal ini disebabkan oleh sifat Citrumelo yang

vigor sehingga memiliki pertumbuhan yang lebih besar.

Selain itu interstock Flying Dragon juga memiliki kecenderungan untuk

membentuk tanaman dengan diameter interstock yang lebih besar daripada batang

Page 34: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

34

atas dan batang bawahnya. Adapun interstock Troyer dan Rangpur Lime

cenderung untuk membentuk pertumbuhan diameter batang bawah, diameter

interstock dan diameter batang atas yang hampir seragam.

Interstock ‘Sunki’ mandarin menyebabkan diameter batang bawah yang

lebih kecil pada ‘Swingle’ citrumelo dibandingkan pada interstock ‘Pêra’ dan

‘Valencia’ sweet orange. Hal ini membuktikan bahwa interstock berpengaruh

untuk menyebabkan perbedaan diameter batang (Girardi dan Mourão Filho,

2006). Gil-Izquierdo et al. dalam Girardi dan Mourão Filho (2006)

mengemukakan bahwa di Itali, interstock digunakan untuk mengecilkan diameter

batang yang akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan produksi buah.

Oleh karena itu, interstock yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan diameter

batang dan perbedaan pada pertumbuhan vegetatif tanaman.

Perbedaan ukuran diameter dari hasil penelitian ini diduga karena

dipengaruhi oleh faktor genetik masing-masing. Pada penyambungan terjadi

pembentukan sel-sel fungsional dengan kecepatan tumbuh yang berbeda sehingga

mengakibatkan perbedaan perkembangan yang berbeda antara sel-sel jaringan

batang atas dan batang bawah. Menurut Hartman et al. (1997) dan Ryugo (1988),

batang bawah dapat mempengaruhi batang atas kemungkinan karena

terganggunya aliran zat tumbuh di dalam tanaman dan terganggunya pola

distribusi hasil fotosintesis sehingga menimbulkan perbedaan diameter pada

batang. Menurut Ashari (2006), jenis batang bawah kerdil dapat memindahkan

karakternya melalui produksi zat tumbuh (hormon) yang rendah, sehingga

menghambat pertumbuhan tanaman di atasnya.

Adanya perbedaan laju pertumbuhan diameter antara batang bawah,

interstock, dan batang atas merupakan salah satu gejala awal ketidakcocokan. Hal

ini harus diperhatikan secara lebih lanjut karena dapat berakibat pada

terganggunya translokasi hara dan fotosintat. Akan tetapi, selama penelitian

berlangsung belum terlihat gejala yang dapat dikategorikan sebagai gejala

ketidakcocokan (inkompatibilitas). Menurut Hatmann et al. (1997)

ketidakcocokan pada sambungan ditandai dengan gejala menguningnya daun,

rontok, mati tunas, mati muda, terdapat perbedaan laju pertumbuhan antara batang

atas dan batang bawah serta terjadi retak pada bagian penyambungan.

Page 35: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

35

Pengaruh interstock yang dapat mengedalikan pertumbuhan batang atas

merupakan sifat interstock yang penting dalam hal pengembangan budidaya jeruk

besar. Hal ini disebabkan karena ukuran tanaman akan berhubungan langsung

dengan kerapatan dan jumlah populasi tanaman di lapangan, sehingga tanaman

yang pendek dan ramping lebih efisien dalam hal teknik budidaya seperti

penyemprotan, pemangkasan, pemanenan, dan sebagainya.

Menurut Garner et al. (1976), salah satu alasan penggunaan interstock

adalah untuk meningkatkan vigor tanaman dan memacu pertumbuhan generatif

tanaman. Pada penelitian, pengaruh dari perlakuan interstock terhadap

pertumbuhan generatif batang atas tanaman tidak menunjukkan hasil yang nyata.

Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik dari batang atas tersebut. Ragam

genetik terjadi sebagai akibat tanaman memiliki karakter genetik yang berbeda.

Hal ini umumnya dapat terlihat bila varietas-varietas yang berbeda ditanam pada

lingkungan yang sama (Makmur, 1992). Sementara Hartmann et al. (1997)

mengemukakan bahwa hubungan antar interstock, batang bawah dan batang atas

sangatlah kompleks dan berbeda secara genetik antara kombinasi yang satu

dengan yang lain. Selain itu juga, menurut Faust (1989) tanaman yang disambung

pada tahun kedua dan ketiga setelah penyambungan akan kembali kepada masa

yang tidak mengalami pembungaan. Tanaman ini akan memperlihatkan masa

vegetatif terlebih dahulu diantara fase juvenil dan dewasanya.

Secara umum meskipun tidak berbeda nyata, hasil penelitian

menunjukkan bahwa batang atas Nambangan memiliki total tunas generatif, total

bunga mekar serta total dan persentase fruitset yang cenderung lebih besar

daripada Cikoneng. Meskipun tidak banyak terbentuk buah, total buah yang

terbentuk dan persentase fruitset Nambangan cenderung lebih besar dibanding

Cikoneng.

Tanaman yang disambung dengan interstock Citrumelo dan Troyer

cenderung menghasilkan tunas generatif, waktu berbunga, bunga mekar, total

buah dan presentase buah yang lebih besar dibanding Rangpur Lime dan Flying

Dragon. Hal ini disebabkan karena sifat interstock tersebut yang vigor. Hasil

penelitian Susanto et al. (2004) menunjukkan bahwa interstock Citrumelo dan

Troyer mendorong pertumbuhan jeruk besar Cikoneng.

Page 36: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

36

Sifat interstock Troyer yang dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan

generatif tanaman adalah menghasilkan total buah yang lebih banyak dibanding

yang lain. Interstock Citrumelo menghasilkan total bunga mekar yang lebih

banyak dibanding yang lain meskipun nilainya tidak berbeda nyata dengan

interstock Troyer. Sementara tanaman dengan interstock Rangpur Lime

cenderung memiliki pertumbuhan generatif yang standar. Akan tetapi, interstock

Rangpur Lime memiliki waktu berbunga yang cenderung lebih lama. Tanaman

dengan interstock Flying Dragon cenderung memiliki pertumbuhan generatif yang

lambat terutama pada jumlah tunas generatif, total bunga mekar dan total buah.

Rendahnya buah yang dihasilkan tanaman dapat disebabkan oleh faktor

kompetisi yang terjadi pada tanaman. Kompetisi antara organ yang sedang

berkembang dapat menyebabkan gugurnya bunga yang secara langsung turut

berpengaruh pada jumlah buah yang akan dihasilkan (Poerwanto, 2003a).

Sementara gugur buah berhubungan dengan kompetisi antar buah yang sedang

berkembang dengan pertumbuhan vegetatif yang terjadi secara simultan (Ryugo,

1988 ; Poerwanto, 2003b).

Pertumbuhan tanaman dengan interstock Flying Dragon cenderung lebih

rendah untuk semua peubah yang diamati. Sementara pertumbuhan generatif

tanaman dengan interstock Troyer cenderung hampir sama dengan Citrumelo

karena interstock ini mempunyai sifat yang hampir sama dengan interstock

Citrumelo dalam mendukung pertumbuhan batang atas. Akan tetapi, interstock

Citrumelo cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi untuk semua peubah yang

diamati.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh batang bawah

terhadap produksi baik secara kualitas maupun kuantitas dari batang atas

(Wutscher dan Dube, 1977; Fallahi dan Roedney, 1992; Yonemoto et al., 2004;

Girardi dan Mourão Filho, 2006). Menurut Hartmann et al. (1997), batang atas

yang vigor bila disambungkan dengan batang bawah yang lambat

pertumbuhannya dapat merangsang pertumbuhan batang atas sehingga tumbuh

lebih cepat. Sementara untuk pengaruhnya terhadap pembungaan, dikemukakan

oleh Ashari (2006), bahwa kecepatan berbunga ditentukan oleh kekuatan tumbuh

batang bawah. Tanaman batang atas akan berbunga lebih cepat bila disambung

Page 37: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

37

dengan batang bawah yang lambat pertumbuhannya. Sebaliknya pembungannya

akan tertunda bila disambung pada batang bawah yang cepat pertumbuhannya.

Hartmann et al. (1997) menyatakan bahwa penyambungan dengan

interstock selain untuk mengatasi inkompatibilitas, juga dimaksudkan untuk

membentuk tanaman yang kerdil dan memiliki bearing pembungaan lebih awal.

Pengaruh interstock ini berhubungan dengan terhambatnya translokasi hara dan

asimilat sehingga dapat berpengaruh pada pembungaan tanaman. Selain itu, juga

terdapat pengaruh interaksi antar bagian tanaman sambungan (grafting) yang

mekanismenya dapat dijelaskan melalui tiga pendekatan yaitu penyerapan dan

penggunaan nutrisi, translokasi nutrisi dan air, dan perubahan zat tumbuh

endogen.

Page 38: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

38

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Secara umum batang atas Nambangan mempunyai pertumbuhan vegetatif

yang lebih besar dibandingkan batang atas Cikoneng. Meskipun panjang tunas

pada batang atas Cikoneng lebih panjang daripada batang atas Nambangan,

namun jumlah tunas dan ukuran diameter batang pada batang atas Nambangan

memiliki nilai yang cenderung lebih besar. Pada ukuran diameter interstock,

perbedaan jenis interstock yang digunakan berpengaruh terhadap ukuran diameter

interstock. Interstock Citrumelo menghasilkan ukuran diameter yang lebih besar

dibandingkan interstock lainnya. Namun jenis interstock tidak memberikan respon

yang signifikan pada ukuran diameter batang atas dan batang bawah tanaman.

Pemakaian interstock tidak menunjukkan respon yang signifikan terhadap

pertumbuhan generatif tanaman jeruk besar. Secara umum batang atas

Nambangan memiliki pertumbuhan generatif yang lebih besar dibandingkan

batang atas Cikoneng. Meskipun batang atas Cikoneng berbunga lebih cepat,

namun batang atas Nambangan memiliki total tunas generatif, total bunga mekar

serta total dan persentase fruitset yang cenderung lebih besar nilainya dibanding

batang atas Cikoneng.

Jenis interstock Citrumelo dan Troyer bersifat memacu pertumbuhan

vegetatif dan generatif batang atas sedang jenis interstock Flying Dragon memiliki

respon yang lebih lambat pada pertumbuhan vegetatif dan generatif batang atas

tanaman jeruk besar. Sedangkan jenis interstock Rangpur Lime bersifat

intermediate berada diantara sifat interstock Citrumelo dan Flying Dragon. Hasil

uji terhadap pengaruh interaksi antara batang atas dan interstock terhadap

pertumbuhan vegetatif generatif tanaman menunjukkan hasil yang tidak

signifikan.

Saran

Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk melihat konsistensi penggunaan

interstock serta produktivitas tanaman untuk aplikasi penanaman di lapang. Selain

itu perlu adanya penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh interstock pada

kultivar jeruk besar yang lain.

Page 39: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

39

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 490 hal. Childers, N. F. 1973. Modern Fruit Science. Somerset Press, Inc. New Jersey.

960p. Davies, F.S. and L. G. Albrigo. 1994. Citrus. CAB International. Wellingford,

UK. 254 p. Department of Horticulture and Landscape Architecture Purdue University. 2002.

Citrus.http://www.hort.purdue.edu [13 Agustus 2008]

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Produksi Tanaman Buah-buahan. http://www.hortikultura.deptan.go.id [30 April 2008].

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen

Pertanian. 2006. Informasi Pemasaran. Jakarta Fallahi, E., J. W. Moon and D. R. Rodney. 1989. Yield and quality of ‘Redblush’

grapefruit in twelve rootstocks. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 114(2):187-190. Fallahi, E. and D. R. Rodney. 1992. Tree size, yield, fruit quality and leaf mineral

nutrient concentration of ‘Fairchild’ Mandarin on six rootstocks. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 117(1) : 28-31.

Faust, M. 1989. Physiology of temperate zone fruit trees. John Wiley and Sons,

Inc. New York. Ferguson, J. J and Chaparro, J.2004. Dwarfing and Freeze Hardiness Potential of

Trifoliate Orange Rootstocks. http://edis.ifas.ufl.edu/HS221 [5 Agustus 2008]

Garner, R.J. 1976. The Propagation of Tropical Fruit Trees. Food and Agricultural

of United Nations. Commonwealth Agricultural Bureaux. 566 p. Girardi, E. A. and Mourão Filho, F. A. A. 2006. Production of interstocked ‘pera’

sweet orange nursery trees on ‘volkamer’ lemon and ‘swingle’ citrumelo rootstocks. Sci. Agric. (Piracicaba, Braz.). 63(1):5-10. http://www.scielo.br/pdf/sa/v63n1/27896.pdf [ 6 Juni 2008].

Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian.

Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 506 hal. Hartmann, H. T., D. F. Kester and F. T. Devies. 1997. Plant Propagation Principle

and Practices. 6th Edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey. 770p.

Page 40: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

40

Home Citrus Grower. 2005. Citrange. http://www.homecitrusgrowers.co.uk [5 Agustus 2008]

. 2006. Poncirus trifoliata - Flying Dragon.

http://www.homecitrusgrowers.co.uk/photos/flyingdragon.html. [13 Agustus 2008].

Ikisan. 2000. Citrus Rootstock. http://www.ikisan.com. [5 Agustus 2008] Krezdorn, A. H. 1978. Interstocks for tree size control in citrus. Proc. Fla. State

Hort. Soc. 91:50-52. http://www.fshs.org [5 Agustus 2008] Makmur, A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta.

Jakarta. 79 hal. Niyondham, C. 1997. Citrus maxima (Burm.) Merr. Hal 153-157. dalam E. W. M.

Verheij dan R. E. Coronel. Prosea Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Gramedia. Jakarta.

Poerwanto, R. 2002. Teknologi Budidaya Komoditas Unggulan (Buah-buahan).

Pusat Kajian Buah-buahan Tropika. IPB. Bogor. 148 hal. . 2003a. Bahan Ajar Budidaya Buah-buahan Modul III: Proses

Pembungaan dan Pembuahan. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 44 hal.

. 2003b. Bahan Ajar Budidaya Buah-buahan Modul IV: Pertumbuhan, Perkembangan dan Pematangan Buah. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 45 hal.

Purwanto, E., E. Yuniastuti dan D.Walujo. 1999. Keragaman plasma nutfah jeruk

besar (Citrus maxima Merr.) berdasarkan karakter morfologi. http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/kerg_plasmnut_jerk_edipurwanto.pdf [28 Februari 2008].

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2008. Jeruk Besar (Pamelo).

http://puslitbanghorti.litbang.deptan.go.id [5 Agustus 2008].

Rhuanito . 2001. Porta – Enxertos. http://www.rhuanito.com.br/citros/17.htm. [13 Agustus 2008]

Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi. IPB. Bogor. 72 hal.

Roose, M.L., D. A. Cole, D. Atkin and R. S. Kupper. 1989. Yield and tree side of

four citrus cultivar on 21 rootstock in California. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 114:678-684.

Page 41: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

41

Ryugo, K. 1988. Fruit Culture: Its Science and Art. John Wiley and Sons. New York. 344 p.

Samad, A., D.L. McNeil, and Z.U. Khan. 1999. Effect of interstock bridge

grafting (M9 dwarfing Rootstock and same cultivar cutting) on vegetative growth, reproductive growth and carbohydrate composition of mature apple trees. J.Sci.Hort.79:23-28. http://www.sciencedirect.com [6 Juni 2008].

Samson. 1992. Tropical Fruit. 2nd Edition. Longman Scientific and Technical. New York.

Saunt, J. 1990. Citrus Varieties of The World. Sinclair Int. ltd. Norwich. England. Sentra Informasi IPTEK. 2005. Jeruk Nambangan.

http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=190. [5 Agustus 2008]

Setiawan, A. I. 1993. Usaha Pembudidayaan Jeruk Besar. Penebar Swadaya.

Jakarta. Setiawan, A. I. dan H. Sunarjono. 2003. Jeruk Besar Pembudidayaan di Pot dan di

Kebun. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 111 hal. Sugianto, A. 2005. Pengaruh Interstock Terhadap Pertumbuhan Vegetatif (Citrus

Grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan Dan Cikoneng. Skripsi. Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sugiyarto, M. 1994. Deskripsi Beberapa Varietas Batang Bawah dan Varietas

Jeruk Komersial. Balit. Hort. Solok. 20 hal. Supriyanto, A., Soebijanto, P. Becu and A. M. Whittle. 1989. The Indonesian

Citrus Variety Improvement Programme. Proceedingss of Asian Citrus Rehabilitation Conference.

Susanto, S. 2000. Studi tentang Penyediaan dan Perbaikan Penampilan

Pertumbuhan Bibit Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Kultivar ‘Cikoneng’ dan ‘Nambangan’. Laporan Penelitian. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 120 hal.

Susanto, S., K. Suketi, Mukhlas dan L. Rachmawati. 2004. Penampilan

pertumbuhan jeruk besar (Citrus grandis (L.) cv. Cikoneng pada beberapa Interstock. Bul. Agron. 32(2):7-11.

Trade Winds Fruit. 2008. Trifoliate Orange, Poncirus trifoliata.

http://www.tradewindsfruit.com/trifoliate_orange.htm. [13 Agustus 2008]

Page 42: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

42

Texas Citrus and Sub Tropical Fruit. 2002. Texas Citrus Fiesta Youth Show

Varieties. http://aggie-horticulture.tamu.edu/Citrus/. [5 Agustus 2008]

Waspada, I. M. D. 2002. Prospek Pemasaran Jeruk Besar. http://www.citrus-indonesia.com [13 Februari 2007].

Wutscher, H.K. and Dube. 1977. Perfomance of young nucellar grapefruit on 20

rootstock. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 102(3):267-270. Yonemoto, Y., Matsumoto, K., Furukawa, T., Asakawa, M., Okuda, H., Takahara,

T. 2004. Effects of rootstock and crop load on sap flow rate in branches of ‘Shirakawa Satsuma’ mandarin (Citrus unshiu Marc.). Sci. Hort. 102:.295-300. http://www.sciencedirect.com. [6 Juni 2008]

Page 43: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

43

LAMPIRAN

Page 44: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

44

Tabel Lampiran 2. Hasil Analisis Ragam Jumlah Tunas Vegetatif Tanaman

MSP Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%) 55 Kultivar 1 0.10 0.10 0.29 0.5947 28.467 Interstock 3 1.18 0.39 1.09 0.3716 Interaksi 3 0.48 0.16 0.45 0.7225 Galat 23 8.26 0.36 Total 30

57 Kultivar 1 0.02 0.02 0.05 0.8245 27.76 Interstock 3 0.90 0.30 0.80 0.5057 Interaksi 3 0.97 0.32 0.86 0.4757 Galat 23 8.63 0.38 Total 30

59 Kultivar 1 0.00 0.00005 0.00 0.9908 26.52 Interstock 3 0.74 0.25 0.69 0.5656 Interaksi 3 0.95 0.32 0.89 0.4590 Galat 23 8.17 0.36 Total 30

62 Kultivar 1 0.00 0.0001 0.00 0.9853 23.90 Interstock 3 1.02 0.34 1.09 0.3734 Interaksi 3 0.90 0.30 0.97 0.4255 Galat 23 7.18 0.31 Total 30

65 Kultivar 1 0.00 0.0004 0.00 0.9696 20.43 Interstock 3 0.73 0.24 0.93 0.4406 Interaksi 3 0.53 0.18 0.68 0.5734 Galat 23 5.96 0.26 Total 30

68 Kultivar 1 0.32 0.32 1.09 0.3070 20.35 Interstock 3 0.60 0.20 0.68 0.5723 Interaksi 3 0.90 0.30 1.02 0.4024 Galat 23 6.76 0.29 Total 30

Keterangan: jumlah tunas vegetatif hasil transformasi √x + 2.5

Page 45: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

45

Tabel Lampiran 3. Hasil Analisis Ragam Panjang Tunas Vegetatif Tanaman

MSP Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%)68 Kultivar 1 4.62 4.62 14.64 0.0009 18.40 Interstock 3 1.42 0.47 1.50 0.2419 Interaksi 3 1.27 0.42 1.34 0.2845 Galat 23 7.26 0.32 Total 30

Keterangan: panjang tunas vegetatif hasil transformasi √x Tabel Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam Diameter Batang Bawah Tanaman

MSP Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%) 55 Varietas 1 0.04 0.04 2.51 0.2660 9.75 Interstock 3 0.04 0.01 0.68 0.5707 Interaksi 3 0.06 0.02 1.18 0.3392 Galat 23 0.41 0.02 Total 30

59 Kultivar 1 0.05 0.05 2.53 0.1254 9.65 Interstock 3 0.03 0.01 0.54 0.6583 Interaksi 3 0.05 0.02 0.97 0.4246 Galat 23 0.42 0.02 Total 30

62 Kultivar 1 0.05 0.05 2.83 0.1059 9.65 Interstock 3 0.04 0.01 0.63 0.6007 Interaksi 3 0.05 0.02 0.94 0.4392 Galat 23 0.43 0.02 Total 30

65 Kultivar 1 0.05 0.05 2.70 0.1138 9.79 Interstock 3 0.03 0.01 0.46 0.7101 Interaksi 3 0.05 0.02 0.78 0.5170 Galat 23 0.46 0.02 Total 30

68 Kultivar 1 0.06 0.06 2.65 0.1170 9.99 Interstock 3 0.03 0.01 0.39 0.7588 Interaksi 3 0.05 0.02 0.70 0.5596 Galat 23 0.49 0.02 Total 30

Page 46: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

46

Tabel Lampiran 5. Hasil Analisis Ragam Diameter Interstock Tanaman

MSP Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%) 55 Kultivar 1 0.05 0.05 0.72 0.4045 15.24 Interstock 3 3.60 1.20 15.89 0.0001 Interaksi 3 0.28 0.09 1.24 0.3191 Galat 23 1.73 0.08 Total 30

59 Kultivar 1 0.04 0.04 0.55 0.4664 15.27 Interstock 3 3.64 1.21 15.33 0.0001 Interaksi 3 0.25 0.08 1.05 0.3892 Galat 23 1.82 0.08 Total 30

62 Kultivar 1 0.04 0.04 0.48 0.4959 15.16 Interstock 3 3.70 1.23 15.43 0.0001 Interaksi 3 0.24 0.08 1.02 0.4036 Galat 23 1.84 0.08 Total 30

65 Kultivar 1 0.04 0.04 0.53 0.4747 14.92 Interstock 3 3.67 1.22 15.21 0.0001 Interaksi 3 0.23 0.08 0.97 0.4244 Galat 23 1.85 0.08 Total 30

68 Kultivar 1 0.04 0.04 0.50 0.4847 14.89 Interstock 3 3.72 1.24 15.05 0.0001 Interaksi 3 0.22 0.07 0.88 0.4636 Galat 23 0.08 Total 30

Page 47: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

47

Tabel Lampiran 6. Hasil Analisis Ragam Diameter Batang Atas Tanaman

MSP Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%) 55 Kultivar 1 0.23 0.23 1.75 0.1984 23.09 Interstock 3 0.31 0.10 0.79 0.5111 Interaksi 3 0.18 0.06 0.48 0.7025 Galat 23 2.96 0.13 Total 30

59 Kultivar 1 0.22 0.22 1.65 0.2117 23.18 Interstock 3 0.32 0.11 0.80 0.5075 Interaksi 3 0.18 0.06 0.44 0.7248 Galat 23 3.07 0.13 Total 30

62 Kultivar 1 0.22 0.22 1.73 0.2015 22.53 Interstock 3 0.34 0.11 0.88 0.4646 Interaksi 3 0.18 0.06 0.47 0.7054 Galat 23 2.98 0.13 Total 30

65 Kultivar 1 0.23 0.23 1.77 0.1964 22.19 Interstock 3 0.36 0.12 0.91 0.4502 Interaksi 3 0.18 0.06 0,47 0.7087 Galat 23 2.99 0.13 Total 30

68 Kultivar 1 0.24 0.24 1.81 0.1919 21.88 Interstock 3 0.38 0.13 0.96 0.4263 Interaksi 3 0.18 0.06 0.46 0.7119 Galat 23 2.99 0.13 Total 30

Tabel Lampiran 7. Hasil Analisis Ragam Total Tunas Generatif Tanaman

MSP Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%) 68 Kultivar 1 0.84 0.84 3.02 0.0958 27.84 Interstock 3 0.90 0.30 1.08 0.3755 Interaksi 3 1.99 0.66 2.39 0.0946 Galat 23 6.38 0.28 Total 30

Keterangan: total tunas generatif hasil transformasi √x + 2

Page 48: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

48

Tabel Lampiran 8. Hasil Analisis Ragam Waktu BerbungaTanaman, Total Bunga Mekar, Total Buah dan Persentase Fruitset Tanaman

Parameter Sumber db JK KT Fhit Pr > F KK(%)

Waktu Berbunga Kultivar 1 3.41 3.41 0.15 0.7097 8.58

Interstock 3 48.57 16.19 0.71 0.5742 Interaksi 3 3.41 3.41 0.15 0.7097 Galat 23 22.90 Total 30

Total Bunga Mekar Kultivar 1 0.81 0.81 2.18 0.1534 30.38

Interstock 3 1.03 0.34 0.92 0.4462 Interaksi 3 1.00 0.33 0.90 0.4586 Galat 23 8.59 0.37 Total 30

Total Buah Kultivar 1 0.15 0.15 2.04 0.1663 16.42 Interstock 3 0.03 0.01 0.14 0.9353 Interaksi 3 0.16 0.05 0.73 0.5447 Galat 23 1.73 0.07 Total 30

Persentase Fruitset Kultivar 1 0.40 0.40 1.89 0.1822 25.50

Interstock 3 0.27 0.09 0.42 0.7376 Interaksi 3 0.67 0.22 1.07 0.3819 Galat 23 4.84 0.21 Total 30

Keterangan: Total Bunga Mekar, Total Buah dan Persentase Buah adalah hasil transformasi √(√x + 5)

Page 49: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

49

Gambar Lampiran 1. Tanaman Flying Dragon (Pohon dan Buah)

(2)

(1)

Sumber: (1) Home Citrus Grower (2006), (2) Trade Winds Fruit (2008)

Gambar Lampiran 2. Tanaman Troyer (Buah dan Pohon)

(1) (2)

Page 50: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

50

(3)

Sumber: (1), (2) Home Citrus Grower, (2005), (3) Rhuanito (2001)

Gambar Lampiran 3. Buah Citrumelo

Sumber: Texas Citrus and Sub Tropical Fruit (2002)

Page 51: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

51

Gambar Lampiran 4. Buah Rangpur Lime

Sumber: Department of Horticulture and Landscape Architecture Purdue

University (2002)

Gambar Lampiran 5. Keragaan Bentuk Batang Interstock yang Digunakan

Flying Dragon Troyer

Citrumelo Rangpur Lime

Page 52: Perkembangan Vegetatif Dan Generati Pada Jeruk Besar

52